·PEMANTAUAN WILAYAH SETEMPAT --GIZI (PWS -...
Transcript of ·PEMANTAUAN WILAYAH SETEMPAT --GIZI (PWS -...
1 3 . 3 Ind p ~
PEDOMAN ·PEMANTAUAN WILAYAH SETEMPAT --GIZI
(PWS - GIZI)
'·11111
DEPARTEMEN KESEHATAN RI )rat Jenderal Bina Kesehatan Mcsyarakat
Direktorat Bina Gizi Masyarakat 2007
milik perpustaicaanDBF: KESBHATAN
&KADARZIkstuarga sadst gtzi
613.3
PEDOMANPEMANTAUAN WILAYAH SETEMPAT - GIZI
(PWS - GIZI)
' 'KM''' ''4'.'
:'T^:
DEPARTEMEN KESEHATAN Rl
Direktorat Jenderal Bina Kesehatan MasyarakatDirektorat Bina Gizi Masyarakat
2007
I 1
LOj.uat Dc,- :r
Katalog Dalam Terbitan. Departemen Kesehatan Rl
613.3
Ind
Indonesia. Departemen Kesehatan. Direktorat Jen-deral BIna Kesehatan Masyarakat.
Pedoman pemantauan wilayah setempat-gizi (PWS-GIZI). - Jakarta : Departemen Kesehatan Rl.
I. Judul 1. NUTRITION
IQUa (Pengantar
Gizi merupakan salah satu penentu kualitas sumberdaya manusia.Kurang gizi akan menyebabkan kegagaian pertumbuhan fisik danperkembangan kecerdasan, menurunkan produktifitas, menurunkandaya tahan tubuh, meningkatkan kesakitan dan kematian. Untukpeiaporan dan informasi dalam rangka meningkatkan programperbaikan gizi diperlukan Buku Pedoman Pemantauan WilayahSetempat-Gizi (PWS-Gizi).
PWS-Gizi adalah instrumen untuk menunjang keiangsungan programserta meningkatkan kemampuan pengeloia program gizi di kabupaten/kota dan puskesmas dalam memantau cakupan program gizi danmenentukan intervensi yang akan dilakukan berdasarkan data.
Berdasarkan data/informasi PWS-Gizi, maka pemerintah daerah dapatmengetahui besaran masalah gizi yang ada di wilayahnya danmenentukan tindakan yang tepat serta prioritas dalam menanggulangimasalah gizi tersebut.
Pedoman ini disusun sebagai panduan bagi petugas gizi di kabupaten/kota, puskesmas dan desa dalam melakukan PWS-Gizi. Buku Pedomanini diharapkan dapat menjadi acuan yang memberikan manfaat bag!pengeloia program gizi, khususnya bagi mereka yang berada di unitpelayanan terdepan. Juga pedoman ini terkait dengan buku pedomanlain yang pernah diterbitkan, seperti pedoman SKD-KLB Gizi Buruk.
Terima kasih dan penghargaan disampaikan kepada semua pihak yangtelah membantu tersusunnya buku pedoman ini. Kritikdan saran positifsangat kami harapkan untuk penyempumaan buku ini.
Jakarta, Nopember2007Direktur Bina Gizi Masyarakat
Dr. Ina Hemawati, MPHNIP. 140 095 507
Pedoman Pemantauan Wilayah Setempat - Gid (PWS-Gid)
(Dafiar Sing^tan dan IstUafi
BBLR Bayi Berat Lahir RendahBDD Bidan di Desa
BGM Bawah Garis Merah
KB Keiuarga BerencanaKeadaan Darurat Gizi Kondisi status gizi daiam situasi daruratKEK Kurang Energi KronisKIA Kesehatan Ibu dan Anak
KMS Kartu Menijju SehatLB3 Laporan Bulanan KIA dan GiziULA Ungkar Lengan AtasMP-ASI Makanan Pendamping Air Susu IbuPAUD Pendidikan Anak Usia Dini
Puskesmas Pusat Kesehatan MasyarakatPustu Puskesmas Pembantu
PWS Pemantauan Wilayah SetempatP4K Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan
KomplikasiRB Rumah Bersaiin
SDM Sumber Daya Manusia51 Satuan Intemasional
SIP Sistem Informasi PosyanduSIRS Sistim Informasi Rumah Sakit
SPM Standar Pelayanan MinimalTPG Tenaga Pelaksana GiziPMT Pemberian Makanan Tambahan
TTD Tablet Tambah Darah
Pedoman Pemantauan Wilayah Setempat - Gizi (PWS-Gizi, I
(Dd^rlsi
Halaman
Kata Pengantar iDaftar Singkatan iiDaftar Isi ■■■
Daftar Tabel ivDaftar Grafik v
Daftar Gambar vi
I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG 1B. LANDASAN HUKUM 3C. PRINSIP-PRINSIP DASAR PWS-GIZI 3D. TUJUAN 4E. MANFAAT 4
II LINGKUP PENGELOLAAN PWS-GIZIA. IBU HAMIL KEK 6B. CAKUPAN IBU HAMIL YANG MENDAPAT 90 TTD 12C. BERAT BAYI LAHIR RENDAH 15D. ASI EKSKLUSIF 20E. PEMANTAUAN PERTUMBUHAN 25F. CAKUPAN KAPSUL VITAMIN A DOSIS TINGGI 33G. DESA DENGAN GARAM BERYODIUM BAIK 43
III. PELEMBAGAAN PWS-GIZI
A. LANGKAH-LANGKAH PELEMBAGAAN PWS-GIZI 47B. PELAKSANAAN DAN PENDAMPINGAN PWS-GIZI 48
B.1 Pusat dan Proplnsi 48B.2 Kabupaten/Kota 48B.3 Puskesmas 49B.4 Desa 49
IV PEMANTAUAN DAN EVALUASI
A. PEMANTAUAN 51B. EVALUASI 51
V PENUTUP 53
LAMPIRAN
Pedoman Pemantauan WUayah Setempat - Gizi (PWS-Gi^) iii
(Dafiar
Tabel 1. Jumlah Bumil KEK di Puskesmas Kota Baru BulaSeptember 2006.
Tabel 2. PrevalensI Bumil KEK Per Puskesmas di KabupateBanjar Baru Tahun 2006.
Tabel 3. PrevalensI Bumil KEK Per Puskesmas Per Tahildi Kabupaten Banjar Baru Tahun 2006.
Tabel 4. Cakupan Tablet Tambah Darah (FeS) Ibu Hartjidi Puskesmas Mekar Sari Bulan Mei - Juni 200()
Tabel 5. Jumlah Kasus BBLR dl Puskesmas Sukajaya, buU nJull 2006.
Tabel 6. PrevalensI BBLR dl Kabupaten Bogor, Tahun 200(>
Tabel 7. Pencapaian Cakupan ASI Eksklusif di Puskesm^Banjaran bulan Maret 2006.
Tbbel 8. Pencapaian Cakupan ASI Eksklusif di KabupateBandung Tahun 2006.
Tabel 9. Persentasi D/S, T/D', BGM/D, N/D', K/S diPuskesmas Sukajaya bulan Februari dan Agusti2006.
Ibbel 10. Cakupan Kapsul Vitamin A pada Bay! dan Balit|di Puskesmas Sukajaya Tahun 2006.
Tabel 11. Cakupan Kapsul Vitamin A Ibu Nifas di PuskesmeMekar Sari bulan Agustus Tahun 2006.
l^bel 12. Cakupan Desa dengan Kategori Garam Beryodiur|nBalk di Kabupaten Bogor Tahun 2006.
Iv Pedoman Pemantauan Witayah Setempat - GIzi (PWS-Gk 1)
<D(^r ̂ raf^
Grafik 1. PrevalensI Bumil KEK di Kabupaten Banjar BaruTahun 2006.
Grafik 2. Pencapalan Cakupan Tablet Tambah Darah (Fe3)Bum!! di Puskesmas Mekar Sari Bulan Juni Tahun2006.
Grafik 3. Prevalensi BBLR di Kabupaten Bogor Tahun2006.
Grafik 4. Pencapaian Cakupan ASI Ekskiusif di KabupatenBandung Tahun 2006.
Grafik 5. Pencapaian D/S di Puskesmas Sukajaya BulanAgustus 2006.
Grafik 6. Persentasi T/D' di Puskesmas Sukajaya BuianAgustus 2006.
Grafik 7. Persentasi BGM/D di Puskesmas Sukajaya BuianAgustus Tahun 2006.
Grafik 8. Pencapaian Cakupan Kapsul Vitamin A pada Bayidi Puskesmas Sukajaya Tahun 2006.
Grafik 9. Pencapaian Cakupan Kapsui Vitamin A pada Balitadi Puskesmas Sukajaya Bulan Agustus Tahun2006.
Grafik 10. Pencapaian Cakupan Kapsui Vitamin A Ibu Nifasdi Puskesmas Mekar Sari Bulan Agustus Tahun2006.
Grafik 11. Pencapaian Jumlah Desa dengan Kategori GaramBeryodium Baikdi Kabupaten Bogor Tahun 2006.
Pedoman Pemantauan WHayah Setempat - Gizi (PWS-Gizi)
0afiar QamSar
Gambar 1. Peta Prevalensi Bumii KEK di Kabupaten Banj^Bam.
Gambar 2. Peta Cakupan Kapsul Vitamin A Ibu Nifas diPuskesmas Mekar sari Bulan Agustus 2006.
Gambar 3. Alur Informasi dan Mekanisme Kerja PWS-Gizli
vj Pedoman Pemantauan Wilayah Sdsmpat - GiU (PWS-i lizi)
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Program perbaikan gizi merupakan bagian integral darl programkesehatan yang mempunyai peranan panting dalam menciptakanderajat kesehatan masyarakat yang setinggl-tingglnya. Untukmencapal tujuan tersebut, program perbaikan gizi harusdiiaksanakan secara sistematis dan berkesinambungan. Hai inidiiakukan melalui suatu rangkaian upaya terus menerus muiaidari perumusan masalah, penetapan tujuan yang jelas, penentuanstrategi intervensi yang tepat sasaran, identifikasi kegiatan yangtepat serta adanya kejelasan tugas pokok dan flingsi institusiyang berperan di berbagai tingkat administrasi.
Kurang gizi masih merupakan masalah kesehatan di Indonesia.Hal ini ditandai dengan masih tingginya prevalensi balita gizi kurangyaitu sebesar 28% (Susenas, 2005). Angka bayi dengan beratbadan lahir rendah (BBLR) juga diduga masih tinggi. Sedangkanpenelitian/pengumpulan data nasional untuk mendapatkan angkaBBLR belum pernah diiakukan. Di banyak negara 15-20% darijumlah bayi secara keseluruhan merupakan BBLR, sedangkan diIndonesia diperkirakan sekitar 14-17% (Depkes, 2007). Bayidengan BBLR akan berpotensi mengaiami gizi buruk. Setiap anakdengan status gizi buruk mempunyai risiko kehilangan IQ point10 -13 point. Potensi kehilangan IQ sebesar 50 point per orangjuga terdapat pada penduduk yang tinggal di daerah rawangangguan akibat kurang yodium (GAKY). Masalah GAKYdiidentifikasi berdasarkan angka Total Goiter Rate (TGR).Berdasarkan Survey Nasional tahun 2003 angka TGR pada anaksekolah dasar sebesar 11.1%, dan persentase konsumsi garamdengan kandungan yodium cukup di tingkat rumah tangga hanyasebesar 72.81%. Masalah Kurang Vitamin A juga periu diwaspadai.Meskipun Indonesia dinyatakan bebas masaiah xeropthalmia padasurvey vitamin A tahun 1992, namun 50% balita masihmenunjukkan kadar vitamin dalam serum < 20 mcg/dl. Masalahkurang vitamin A selain berdampak pada risiko kebutaan jugaberdampak pada risiko kematian irarena infeksi (Gizi Dalam Angka,2006).
Pedoman Pemantauan WHayah Setempat - Gizi (PWS-Gizi)
Beberapa dekade hingga saat ini telah dilakukan upaya perbaikangizi melalui intervensi yang mencakup penyuluhan gizi di Posyandu,pemantauan pertumbuhan, pemberlan suplemen gizi (melaluipemberlan kapsul vitamin A dosis tinggi dan tablet besi), fortiflkaslgaram beryodlum, pemberlan makanan tambahan termasukMakanan Pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI), pemantauan danpenanganan gizl buruk. Namun demlklan hasll Intervenslnya beliimmakslmal.
Intervensi terhadap masalah gizl dapat dilakukan dengan tepatoleh para pengelola/pelaksana program, blla tersedia data/InformasI yang akurat dan berkeslnambungan. Data tersebutdipantau secara terus menerus melalui Instrumen PemantauanWllayah Setempat-Glzl (PWS-Glzl).PWS-Glzl adalah Instrumen manajemen program gizl untjkmendapatkan InformasI dinl masalah dalam program gizl dl suatuwllayah secara terus menerus. Berdasarkan InformasI data hasllPWS-Glzl, para pengelola program dan penentu kebljakan dl setl 3ptingkat admlnlstrasi pemerlntahan khususnya dl kabupaten/kctadapat mengetahul besaran masalah gizl dan menentukan tlndakmyang tepat untuk memecahkan masalah tersebut dl wllayahnva.DIsampIng Itu data hasll PWS-Glzl merupakan salah satu sumbjerdata rutin untuk kajlan epidemlologi SKD-KLB Gizl buruk.
PWS-Glzl mencakup beberapa Indlkator, yaltu : prevalensi Ii}uhamll Kurang EnergI Kronis (Bumll KEK), prevalensi Bayl BeratLahir Rendah (BBLR), cakupan AS! Eksklusif, cakupan desa deng<)ngaram beryodlum tialk, pemantauan pertumbuhan, cakupan 90TTD Ibu hamll dan cakupan kapsul vitamin A dosIs tInggI untukballta dan Ibu nifas. PWS-Glzl telah dllaksanakan dl daerah, namunIndlkator yang dikumpulkan belum seragam dan pengolahannyabelum akurat. Data yang berhasll dihlmpun antara lain cakupiinkapsul vitamin A dosIs tInggI pada bayl sebesar 75.59 %, ballta85.51% dan Ibu nIfas 58.59% (laporan DInkes proplnsi tahun2006). Data cakupan AST Eksklusif sebesar 18.1% pada tahun2005 dan 21.2% pada tahun 2006 (Susenas 2005,2006). Cakupuni=e Bumll menurut laporan DInkes proplnsi tahun 2006 sebesar54.17%. Data PWS-Glzl sangat dibutuhkan sebagal deteksl dinl
Pedoman Pemantauan Wllayah Setempat - Gizi (PWS-Gi d)
masalah gizi dan perencanaan program di masing-masing wilayahmaupun secara nasional.
B. LANDASAN HUKUM
Landasan hukum yang dlgunakan untuk pelaksanaan PWS-Giziantara lain :
1. Undang-undang Nomor: 33 tahun 2004 tentang PerimbanganKeuangan antara Pusat dan Pemerintah Daerah.
2. Undang-undang Nomor: 32 tahun 2004 tentang PemerintahanDaerah.
3. Undang-undang Nomor: 25 tahun 2000 tentang KewenanganPemerintah dan Kewenangan Proplnsi Sebagai DaerahOtonom.
4. Undang-undang Nomor: 23 tahun 1992 tentang Kesehatan5. Keputusan Menterl Kesehatan RI Nomor : 564/Menkes/SK/
vn/2006 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengembangan DesaSiaga.
6. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor: 128 Menkes/SK/U/2004 tentang Kebijakarr Dasar PusatKeseR^iTWasyarakat(Puskesmas).
7. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor: 1457/Menkes/SK/X/2003 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Kes6hatandi Kabupaten/Kota. v
8. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor: 1116/Menkes/SK/VIII/2003 tentang Pedoman Penyelenggaraan Sistim Surv^nsEpidemiologi Kesehatan.
9. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor : 920/Menkes/SK/VIII/2002 tentang Klasifikasi Status Gizi Anak Bawah LimaTahun (Balita).
10. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor: 574/Menkes/SK/V/2000 tentang Pembangunan Kesehatan Menuju IndonesiaSehat 2010.
C. PRINSIP-PRINSIP DASAR PWS-GIZI
Prinsip dasar PWS-Gizi adalah mengumpulkan data/ mengolahdan menghasilkan Informasi secara cepat, tepat, akurai: dan ferns
Pedoman Pemantauan Wilayah Setempat - Gizi (PWS-Gizi)
menerus untuk mengetahui gambaran kondisi masalah gizi di siatuwilayah, serta menentukan tindakan yang perlu dilakukan untukpencegahan dan penanggulangan masalah gizi tersebut balkjangka pendek maupun jangka panjang.
D. TUJUAN
D.l Umum:
Tersedianya Informasi secara terus menerus, cepat, tebatdan akurat sebagai dasar penentuan tindakan dalam up^yauntuk pencegahan dan penanggulangan masalah gizi.
D.2 Khusus:
1. DIperolehnya data prevalensi Ibu hamil Kurang EnejrglKronls (Bumll KEK)
2. DIperolehnya data cakupan 90 Tablet Tambah Daijah(TTD) pada Ibu hamll
3. DIperolehnya data prevaensi Bayl Berat Lahir Renc(ah(BBLR)
4. DIperolehnya data cakupan ASI-EksklusIf5. DIperolehnya data cakupan Pemantauan Pertumbuhbn6. DIperolehnya data cakupan distrlbusi kapsul vltamir
dosis tinggi pada bayl, ballta dan Ibu nifas7. DIperolehnya data cakupan konsumsl garam beryodlijim
dl tingkat masyarakat.8. Terolahnya data Indlkator PWS-Glzl.9. DIperolehnya hasll anallsis dan InterpretasI data PV\|S-
Glzl.
10. Dllakukannya disemlnasi Informasi PWS-Glzl.11. DIrumuskannya rekomendasi dan rencana tindak lanlut
PWS-Glzl.
E. MANFAAT
PWS-Glzl menyedlakan Informasi untuk melakukan tindakan secajracepat tepat dan akurat dalam upaya pencegahan dunpenanggulangan masalah gizl. PWS-Glzl menyedlakan Informasimasalah gizi yang akan dlmanfaatkan dalam :
Pedoman Pemantauan WUayah Setempat - Gizi(PWS-Gizi)
1. Merumuskan perencanaan, pelaksanaan, pengendalian,pemantauan dan evaluasi program perbaikan gizi masyarakatsecara terpadu.
2. Melaksanakan sistem kewaspadaan dini terjadinya masalah-masalah gizi.
3. Merencanakan stud! epidemlologi gizi, penelitlan, danpengembangan program perbaikan gizi masyarakat.
4. Menilal keberhasllan program gizi.5. Semua hasil analisa data dapat dijadikan advokasi bagi
penentu kebijakan di daerah.
Pedoman Pemantauan WHayah Setempat - Gizi (PWS-Gizi)
BAB II
UNGKUP PENGELOLAAN PWS-GIZI
LIngkup pengelolaan PWS-Gizi meliputi data prevalensi Ibu hamKurang Energi Kronis (KEK), cakupan Tablet Tambah Darah (TTD)prevalensi Bayl Berat Lahir Rendah (BBLR), cakupan ASI-Eksklusii;cakupan Pemantauan Pertumbuhan, cakupan kapsul Vitamin A dosli;tinggi, dan cakupan konsumsl garam beryodlum di tingkat masyarakatj.
A. IBU HAMIL KURANG ENERGI KRONIS (BUMIL KEK)
A.1 Indikator
Bumll KEK adalah Ibu hamll yang mempunyal ukuran llngkarlengan atas (LILA) < 23.5 cm (Depkes, 1982). Bumll KEKmerupakan faktor risiko terjadlnya BBLR. Pengukuran llngkaiflengan atas dilakukan dengan menggunakan Pita LILAParameter yang digunakan adalah jumlah bumll KEK darprevalensi bumll KEK. Jumlah Bumll KEKdIhItung setlap bularuntuk IntervensI, sedangkan pevalensi dihltung setlap tahun
Cara menghltung:
Z Bumll dengan ULA < 23.5 cmPrevalensi Bumll KEK = x 100%
Z Bumll yang ada dl wllayah kerja
Bum!/KEK dianggap sebagai masatah kesehatan masyarakavbHa prevalensi 10%.
A.2 Pengumpulan Data
Pengumpulan data bumll KEK pada dap tingkatan admlnlstrasi, dapatdlllhat pada tabel berlkut:
Pedoman Pemantauan WHayah Setempat - Gizi (PWS-Gizi)
IncQkator Tingkat Sumber Data Lokasi Pengumptd data Waktu
BunDIKEK Desat/ • Bukutantu, Posyandu, Bdai Setiap
kelurahw SIP^Kbhott PoGndesy tx^
Ibu, Poskesdes
• SUkerPtK
Kecamatan • LB3gtzI/KIA, Puskesmas, Bidan, IPG Pusk SetiapPWSKIAPUsk Pustu, RB, tx^
bidan swasta
- PWSKIA
Kabupaten K£d)upaten Dinkes Bidan koorcfnator SetiapKabupaten TPGj, Petugas Gzi/ bidan
KIAkab/kota
A.3 Pencatatan, Pengolahan dan Pelaporan Data
Data Bumil KEK dari hasil kegiatan PWS-Gizi di Posyandu/desa, Poskesdes, Puskesmas Pembantu (Pustu) danPuskesmas Indukdicatat dikumpulkan, dan diolah. Pencatatandilakukan setiap bulan sebagai berikut:1. Data bumil KEK di desa dan Puskesmas dicatat setiap bulan
oleh bidan di desa atau bidan di Puskesmas pada kohortibu dan buku KIA.
2. Setiap kasus bumil KEK yang ditemukan, dilaporkan olehbidan di desa ke Puskesmas.
3. Bidan di desa dan di Puskesmas menjumlah kasus bumilKEK setiap bulan pada fbrmulir Fin-Gizl/LB-3 Gizi/LB-3KIA
4. IPG dan bidan Puskesmas membuat distribufi kasus bumilKEK berdasarkan wilayah keija untuk mengetahui sebarankasus.
5. Menghitung prevalensi bumil KEK berdasarkan wilayahkerja.
6. TPG Puskesmas dan bidan petugas KIA membuat grafikPWS-GIZI bumil KEK, melakukan interpretasi datakemudian ditetapkan prioritas wilayah binaan.
7. Data direkap setiap bulan oleh TPG Puskesmas dan bidanpetugas KIA untuk dilaporkan ke tingkat kabupaten denganmenggunakan formulir PWS, selanjutnya kabupaten/kotamerekap kemudian membuat grafik PWS- GIZI Bumil KEKdan menginterpretasikannya, serta memberikan umpanbalik ke Puskesmas untuk setiap laporan yang disampaiten.
Pedoman Pemantauan Wilayah Setempat - Gin (PWS-Gin)
8. Selanjutnya laporan disampaikan ke tingkat propinsi danpusat.
9. Laporan direkap ulang dan dianalisa untuk melihat kondisisetiap wilayah (kabupaten/propinsi) kemudian ditetapkanupaya tindak lanjut baik berupa intervensi langsung,bimbingan teknis maupun pendampingan.
Contoh Pengolahan DataData bumil yang diukur dikelompokkan menjadi bumil KEKdan bumil tidak KEK kemudian prevalensi Bumii KEK dihitungberdasarkan rumus di atas.
Contoh:
Jumlah ibu hamU yang ada di wiiayah Kabupaten Banjar Barupada tahun 2006sebanyak 635orang, jumiah ibu hamii KEK75 orangPrevaiensi bumii KEK: 75/635X100% = 11,8%
A.4 Analisis dan Penyajian
Data tersebut di analisis secara sederhana dan disajikan dalambentuk tabei, grafik dan peta menurut wiiayah dan waktuatau berdasarkan faktor risiko tertentu dsb, sesuai kebutuhanprogram. Anaiisis sederhana sudah mulai dilakukan di tingkatkecamatan.
Contx>h:
Tabel 1. Jumiah Bumii KEK di Puskesmas Kota Baru Bulan
September Tahun 2006
NamaDesa Jumiah bumil Jumiah bumil KEK
Brantas 10 1
Murai Raya 13 2
AtorGunq 12 1
GununoKayu 16 3
AIuanV\^ 14 2
Jumiah 65 9
Pedoman Pemantauan Wiiayah Setempat - Gizi (PWS-Gin)
Tabel 2. Prevalensi Bumil KEK Per Puskesmas di KabupatenBanjar Baru Tahun 2006
Puskesmas Bumil KEK Prevalensi (%)
Kota Baru 100 15 15.0
Simpanq Lima 85 12 14.1
Taniunq Pura 97 13 13.4
Kapuas 140 12 8.6
Hulu Timur 80 11 13.8
Pualam Satu 133 12 9.0
Jumlah 635 75 11.8
Grafik 1. Prevalensi Bumil KEK di Kabupaten Banjar Barutahun 2006
Ambangbatas
masalah
Berdasarkan grafik di atas prevalensi Bumil KEK di kabupatentersebut sebesar 11.8%. Prevalensi Bumil KEK di tiap wilayahkecamatan berkisar antara 8.6-15.0 %. Bumil KEK merupakanmasalah kesehatan masyarakat di 4 kecamatan di KabupatenBanjar Baru, karena prevalensi Bumil KEK di atas ambang batasmasalah kesehatan (10%). Prevalensi tertinggi ada di wilayahKecamatan Kota Baru. Penanganan masalah bumil KEKdiprioritaskan di 4 kecamatan tersebut, antara lain melaluipenyuluhan maupun pemberian PMT serta dilakukan pemantauansecara Intensif.
Contoh Analisis dalam Bentuk Peta
Analisis dalam bentuk peta juga dapat digunakan untuk mengetahuiwilayah sasaran program, seperti contoh berikut:
Pedoman Pemantauan Wilayah Setempat - Gizi (PWS-Gizi)
label 3. Prevalensi Bumll KEK Per Puskesmas PerTahun di Kabupat^nBanjar Bam
PuskesmasPrevalensi
tahun 2005
Prevalensi
tahun 2006
Kota Baru 15.7 15.0
Simpanq Lima 13.8 14.1
Taniunq Pura 14.0 13.4
Kapuas 9.0 8.6
Hulu Timur 14.0 13.8
Pualam Satu 8.0 9
Gambar 1. Peta Prevalensi Bumll KEK di Kabupaten Banjar Baru
Kabupaten Banjar Baru
Pualam Satu
Berdasarkan peta prevalensi Bumil KEK Kabupaten Banjar Baru, diketahpibahwa di Kecamatan Simpang Lima prevalensi Bumil KEK meningkatdari tahun lalu menjadi 14.1% dengan status prevalensi buruk (petiwilayah berwarna hitam), oleh karena itu Kecamatan Simpang LimJdijadikan prioritas dalam penanganan masalah Bumil KEK di kabupatentersebut.
PENENTUAN STATUS PREVALENSI
Analisis dalam bentuk peta dapat dilakukan setiap bulan maupun setiaptahun untuk mengetahui wilayah prioritas, analisis dapat menggunakarjiwarna dengan ketentuan sebagal berikut:
10 Pedoman Pemantauan Wilayah Setempat - Gizi (PWS-Gizt)
MILIfC PERPUSTAKAANj PEP: KBSBHATAN
1. Status Baik (hijau)
Desa dengan prevalensi di bawah ambang batas dan mempunyai
kecenderungan prevalensi tahunan menurun atau tetap jlkadibandingkan dengan prevalensi tahun lalu.
2. Status Cukup (kuning)
Desa dengan prevalensi di bawah ambang batas, namun
mempunyai kecenderungan prevalensi yang meningkat jikadibandingkan dengan prevalensi tahun lalu.
3. Status Kurang (merah)
Desa dengan perevalensi d! atas ambang batas, namun
mempunyai kecenderungan prevalensi yang menurun jikadibandingkan dengan prevalensi tahun lalu.
4. Status Buruk (hitam)
Desa dengan prevalensi di atas ambang batas dan mempunyaikecenderungan prevalensi yang meningkat jika dibandingkandengan prevalensi tahun lalu.
Catatan : penentuan prevalensi di atas merupakan salah satu contoh.Setiap daerah dapat menentukan kategori berbeda sesuai dengan situasidi daerah maslng-masing.
A.5 Manfaat:
1. Penapisan bumil KEK
2. Intervensi bumil KEK
3. Perencanaan program penanggulangan Bumil KEK
4. Monitoring dan evaluasi
A.6 Tindak Lanjut
Kegiatan Tindak lanjut hendaknya tertulis agar jelaspelaksanaannya di lapangan dengan mengacu pada besarandan penyebab masalah yang terjadi untuk perencanaanprogram perbaikan gizi bumil KEK pada wilayah teisebut.
Pedoman Pemantauan Wilayah Setempat - Gizi (PWS-Gizi) 11
B. IBU HAMIL YANG MENDAPAT 90 TABLET TAMBAH DARAH(TTD)
B.1 Indikator
Ibu hamll yang mendapat 90 TTD adalah ibu hamll yang telihmendapat minimal 90 TTD (Fe3) selama perlode kehamllann^^dl suatu wllayah ken'a. Parameter yang dlgunakan adakihcakupan Ibu hamll yang mendapat 90 TTD dalam kurun wak ;utertentu (cakupan dapat dihltung per bulan atau per tahurf)
Cara menghltung :
Cakupan Ibu hamll yang mendapat 90 TTD (Fe3):
2 Ibu hamll yang mendapat 90 TTD (Fe3)
I Ibu hamll yang ada dl suatu wllayahX 100%
Target cakupan TTD untuk bumll tahun 2010 = 90% (SPh|lPenyelenggaraan Perbalkan GIzI Masyarakat, 2005).
B.2 Pengumpulan Data
Pengumpulan data bumll mendapat 90 tablet TTD padatingkatan admlnlstrasi, dapat dlllhat pada tabel berlkut:
tlap
Indiktor Tingkat SumberData lokasi Pengumpul data Wakti
Ibu hamll yangmendapat 90tabl^Fe.
Desa/kelurahan • Buku bantu,kohottibu
Posyandu,Pollndes,Poskesdes
BIdan Sedapbulan
Kecamatan • FinGlzi,LB3Gizi,PWSKIAPuskesmas
Puskesmas,Pustu, RB,Bidan Swasta,dan Yankes
lalnnya yangada dl wllayahPuskesmas
Bldan,TPGPuskesmas
Setiapbulan
Kabupaten • PWSKIA
kabupatenPetugasGlzlkabupaten/kota
S^pbulan
12 PedomanPemantauan WllayahSetempat- GIzI(PWSrGh)
B.3 Pencatatan, Pengolahan dan Pelaporan Data
Data cakupan 90 TTD Bumil dari hasil keglatan PWS-Gizi dlPosyandu/desa, Poskesdes, Puskesmas Pembantu (Pustu) danPuskesmas Induk dicatat, dikumpulkan, dan diolah. Pencatatandilakukan setiap bulan sebagai berikut:
1. Bidan dl desa atau bidan dl Puskesmas mencatat Ibuhamil pada register kohort Ibu, kemudlan direkap.
2. Bidan dl desa atau dl Puskesmas mencatat ibu hamllyang diberl TTD, dengan memberi tanda pada kolomsesual usia trimester kehamllan (Pel, Fe2 dan Fe3).
3. Dl tingkat desa, bidan desa/ koordinator wllayahmerekapltulasi seluruh Ibu hamll yang telah diberi tabletFe3 darl seluruh Posyandu/kllnlk/Pollndes/RB,menggunakan format bantu yang ada, kemudlanmelaporkannya ke Puskesmas.
4. Dl wllayah Puskesmas TPG dan bidan Puskesmasmenjumlah seluruh Ibu hamll yang telah diberl tabletFe3 darl seluruh desa yang ada menggunakan formullrbantu untuk tingkat Puskesmas, Dan selanjutnyamembuat PWS wllayah Puskesmas serta melaporkan ketingkat kabupaten menggunakan formullr PWS-Glzl.
5. Petugas kabupaten/kota merekap laporan darl semuaPuskesmas kemudlan membuat PWS dl tingkatkabupaten/kota, serta memberikan umpan balik berupapenglrlman hasll rekapan seluruh Puskesmas maupunbimblngan teknis.
6. Selanjutnya laporan disampaikan ke tingkat propinsi danpusat dengan menggunakan formullr PWS-Gizi.
7. Laporan direkap ulang dan dianallsa untuk mellhatkondlsl setiap wllayah (kabupaten/proplnsi) kemudlanditetapkan upaya tindak lanjut berupa bimblngan teknismaupun pendamplngan.
Contoh Pengolahan Data
Data cakupan Ibu hamll yang mendapatkan 90 TTD dihltungberdasarkan rumus dl atas.
Pedoman Pemantauan Vidtayah Setempat - Gin (PWS-Gin) 13
Contoh :
Jumlah bumH di wHayah Puskesmas Mekar Sari pada taha2006 sebanyak 600 bumii^ dan yang mendapat 90 TTD padabuian Juni sebanyak 60 bumll. Bu/an ialu sebanyak 50 bumi.Cakupan tablet Fe bumll bulan ml: 60/600 X100% = 10%Cakupan tablet Fe bumll bulan laiu: 50/600 X100 % =
B.4 Analisis dan Penyajian
Analisis dilakukan secara sederhana yaitu dengarnmembandingkan antar wilayah, antar waktu dan target ataudikaitkan dengan faktor risiko seperti kejadian anemiaPenyajian dapat berupa tabel, grafik dan peta menurut wilayaidan waktu.
Tabel 4. Cakupan Tablet Tambah Darah (Fe3) Ibu Hamil dPuskesmas Mekar Sari Bulan Mei-Juni 2006
Desa Jumlah Bumi!
tahun 2006
Cakupan
Mel Juni (Jan-Juni)
Jumlah % Jumlah % Jumlah %
Musra Batu 100 9 9.0 10 10.0 49 49.0
Cadasari 120 10 8.3 11 9.2 57 47.5
Cimelati 125 11 8.8 13 10.4 62 49.6Babakan Raya 130 12 9.2 14 10.8 65 50.0Babakan Lebak 125 8 6.4 12 9.6 58 46.4Jumlah 600 50 8.3 60 10.0 291 48.5
Grafik 2. Pencapalan Cakupan Tablet Tambah Darah (Fe3)Ibu Hamil di Puskesmas Mekar Sari Bulan Juni 2006
mi Kumuladf (Jan - Junt)
Bulan Ialu
Bulan inl
Tran
Babakan
Raya
SO
9.2
10.8
tr
Target BularJuni 45 %
ClmelaO Miara Batu Cadaaari
49.6
8.8
10.4
u .tr
478
8.3
9.2
...It..
Babakan PuakMakar;Lebak San i
46.4
84
9.6
u
488
88
10
XT...
14 Pedoman Pemantauan WHayah Setempat - Gizi (PWS-Gizi)
Berdasarkan grafik di atas pencapaian cakupan TTD ibu hamilsampai dengan buian Juni di wllayah puskesmas Mekar Sariseb^r 48.5 %. Pencapaian cakupan kumulatif di setiap desaberkisar antara 46.4-50 %. Program distribusi cakupan TTDdi Wilayah Puskesmas Mekar Sari sudah melebihi targetperbulan pada bulan Juni yaitu sebesar 45%. Peningkatancakupan teijadi di semua wilayah bila dibandingkan denganbulan sebelumnya. Hal ini disetobkan oleh upaya penyuluhandan promosi yang semakin ditingkatkan di wilayah tersebut.Upaya peningkatan cakupan pada bulan-bulan berikutnyamasih i^u ditingkatkan, agar dapat mencapai target sesuaiSPM pada akhir tahun yaitu sebe^r 90%.
B.5 Manfaat
• Evaluasi distribusi tablet Fe
• Penentuan prioritas wilayah sasaran program• Melihat kemungkinan kejadian anemia gizi pada bumil.• Membuat rencana tindak lanjut untuk peningkatan
pencapaian target
B.6 Tindak Lai^ut
Tindak lanjut dilakukan mengacu pada cakupan yang terjadidi wilayah tersebut Apabila cakupan distribusi tablet Fe3 (90)di bawah target maka petugas gizi (sesuai tingkatanadministrasi) harus melakukan pengecekan terhadapketersediaan tablet, target sasaran, akses distribusi, dansumberdaya manusia. Upaya peningkatan cakupan dapatdilakukan melalui kegiatan sweeping Fe.
C BAYl BERAT LAHIR RENDAH (BBLR)
Cl. Indikator
Bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah keadaan bayi lahirdengan berat badan < 2500 gram yang ditimbang pada saatlahir atau hari ke 7 setelah lahir (WHO,1987). Param eter yang
Pedoman Psmantauan Wilayah Sdsmpat - Gzi (PWS-Gzi) 15
digunakan adalah jumlah kasus BBLR yahg ditimbang padasaat lahir dan hari ke 7 setelah lahir.Indikator adalah prevalensiBBLR. Jumlah kasus BBLR dihltung setlap bulan untukintervensi, sedangkan prevalensi dihltung setiap tahun.
Cara menghitung:
Z bayi dengan berat lahir.< 2500 gramPrevalensi BBLR = '"'"V" x 100%
seluruh bayi iahir hidup
BBLR sebagai masalah kesehatan masyarakat apabUaprevalensi > 5% ,
C.2 Pengumpulan Data
Pengumpulan data BBLRdi setiap tingkatadministrasi dapatdilihatpada tabel berikut:
Indikator TIngkat Sumber Data LokasI Pengumpul data Waktu
BBLR Desa/keiurahan
" Buku bantu,Kohort bayi
Posyandu, ' *■Polindes,Pqsk^es .
■ JCeKler tertatih,"BIdan
Setiapkasus
Kecamatan - LB3 6lzi/LB3KIA
PUskesfhas,-PUStU} RB,bidan sy^ta.
Bidan & tPG -Puskesmas
Setiapbulan
Kabupaten - LBSGizi,FIHGizi
■ SIRS/RB
'Peti^as Gizikabupaten/kota
Setiapbulan
C.3 Pencatatan, Pengolahan dan Pelaporan Data
Pencatatan, pengolahan dan pelaporan data kegiatan PWS-Gizi setiap bulan sebagai berikut: i ; -1. Data berat badan lahir bayi di desa dan puskesmas
dicatat pada buku KIA dan kohort bayi oleh bidan didesa dan di Puskesmas.
2. Data BBLR di rumah sakit dicatat oleh petugas di ruangbersalin.
16 Pedoman Pemantsuaa Wiayah l^empat - Qid (PWS-Gizi)
3. Setiap kasus BBLR dilaporkan oieh bidan di desa kepetugas KIA di Puskesmas.
4. Bidan Puskesmas menjumiah semua kasus BBLRtermasuk data dari rumah sakit, rumah bersalin danbidan praktek swasta setiap bulan ke daiam LBS KEA.
5. Petugas TPG mengambil data bayi lahir dari petugasKIA di Puskesmas, kemudian menjumiah seluruh bayiBBLR dan menghitung prevaiensi BBLR dengan rumusdi atas.
6. TPG Puskesmas membuat grafik PWS-Gizi untuk indlkatorBBLR dan melakukan interpretasi data.
7. TPG dan bidan Puskesmas membuat sebaran kasus BBLRsetiap buian berdasarkan wilayah kerja Puskesmas danmelaporkannya ke kabupaten dengan menggunakanformuiir PWS-Gizi.
8. Petugas Penanggung Jawab program Gizi dan KIA dikabupaten merekap ulang seluruh laporan Puskesmasdan membuat PWS-Gizi untuk indikator BBLR,menginterpretasikan, memberikan umpan baiik, sertamelakukan bimbingan teknis maupun pendampinganpada wilayah yang prevalensinya tinggi.
9. Selanjutnya laporan disampaikan ke propinsi dan pusat.Direkap ulang dan dianalisa untuk melihat kondisi setiapwilayah (kabupaten/propinsi), kemudian ditetapkanupaya tindak lanjut baik berupa intervensi langsung,bimbingan teknis maupun pendampingan.
Contoh Pengolahan Data
Data bayi lahir yang ditimbang dikelompokkan menjadi BBLRdan tidak BBLR. Kemudian dihitung jumlahnya setiap bulanuntuk intervensi dan prevaiensi per tahun berdasarkan rumusdi atas.
Contoh:
Jumlah bayi iahir hidup di Puskesmas Dermaga Jaya padaTahun 2006sebanyak 150 bayi, Jumiah BBLR 30 bayiPrevaiensi BBLR: 30/150X100% = 20%
Pedoman Pemantauan WHayah Setempat - Gin (PWS-Gizi) 17
C.4 Analisis dan Penyajian
Data BBLR dianalisis secara sederhana dan disajikan dalanrbentuk tabel, grafik dan peta menurut tempat dan waktu ataiberdasarkan faktor risiko tertentu dan sebagainya, sesuakebutuhan program.
Contoh :
Tabel 5. Jumlah Kasus BBLR di Puskesmas Sukajaya,bulan Juli 2006
No. Desa/KeiurahanJumlah bay!lahir hidup
Jumlah Kasus
BBLR
1. Qleuksa Indah 6 1
2. Suka Muiya 4 0
3. Babakan Tan! 3 0
4. Bina Muiya 0 0
5. Pasir Raya 7 1
6. Labuan Batu 8 2
Jumlah 24 4
Tabel 6. Prevaiensi BBLR di Kabupaten X, tahun 2006
No. KecamatanJumlah bayilahIr hIduD
Jumlah BBLRPrevaiensi
(%)1. DennaQa Java 150 30 20.0
2. Sukajaya SO 9 10.0
3. Losari 80 8 10.0
4. Qmandala 100 17 17.0
5. Qbulak 120 18 15.0
Jumlah 540 82 15.2
18 Pedoman Pemantauan Wilayah Setempat - Gizi (PWS-Gizi)
Grafik 3. Prevalensi BBLR di Kabupaten X Tahun 2006
Ambangbatas 5%
Dermaga
Jaya
Cimandala Clbulak Losarl Sukajaya Kab.X
Dari grafik dl atas diketahui bahwa pada tahun 2006 Kabupaten Xmasih mengalami masalah kesehatan masyarakat. Hal ini dilihatdari prevalensi BBLR yang masih cukup tinggi sebesar 15.2%.Prevalensi di setiap kecamatan berkisar antara 10-20 %. Meskipunprevalensi tertinggi terdapat di Kecamatan Dermaga Jaya, namunseluruh wilayah di Kabupaten X memiliki prevalensi BBLR yang sudahdi atas ambang batas masalah kesehatan. Sehingga perlu dilakukantindakan segera dan evaluasi program untuk tahun anggaranselanjutnya yang lebih dititikberatkan untuk menurunkan angkaprevalensi tersebut.
C.5 Manfaat
1. Penapisan BBLR.2. Penentuan prioritas wilayah sasaran program3. Intervensi gizi untuk kasus BBLR.4. Monitoring dan evaluasi
C.6 Tindak Lanjut
Tindak lanjut dilakukan mengacu pada besaran masalah yangterjadi di wilayah tersebut, misalnya dengan melakukanpemantauan oleh bidan pada kasus BBLR minimal sebanyak3 kali dalam seminggu maupun dengan merancang program
Pedoman Pemantauan Wilayah Setempat - Gizi (PWS-Gizi) 19
penanggulangan BBLR. Secara garis besar upaya tindak lanjutmengacu pada 3 kegiatan berikut:1. Menganalisa faktor penyebab2. Bimbingan teknis dan pendampingan3. Mengutamakan penanganan di wilayah yang prevalensiny i
tinggi
D. ASI-EKSKLUSIF
D.l Indikator
ASI eksklusif adalah pemberian hanya Air Susu Ibu (ASl) sajiikepada bay! sejak lahir sampal berumur 6 bulan tanpadiberlkan makanan dan minuman lain, kecuaii obat, vitamindan mineral. Bayi dikatakan mendapatkan ASI eksklusif, jiknpada saat survey dilakukan masih diberi ASI secara eksklusif.
Cakupan ASI eksklusif di suatu wilayah dapat diketahui denganrumus berikut:
Cakupan ASI Eksklusif 6 bulan
Cakupan ASI Eksklusif 0-6 bulan
Target cakupan ASI eksklusif 0-6 bulan tahun 2010 = 809^)(SPM-Penyelenggaraan Perbalkan Gizi Masyarakat, 2005)
Pedoman Pemantauan Wilayah Setempat - Gizi (PWS-Gizi)
Z bayi umur 0-6 bulan yang diberi ASI saja
I seluruh bayi umur 0-6 bulan di suatu wilayahX 100
I bayi umur 6 bulan di suatu wilayah
I bayi umur 6 bulan yang diberi ASI EksklusifX 100
Catatan: Pengumpulan data ASI eksklusif 0-6 bulan perlu dilakukanuntuk mengetahui jumlah bayi 0-6 bulan yang masih diberikanASI pada saat survey sehlngga dapat dilakukan monitoringhingga bayl lulus ASI eksklusif 6 bulan.
D.2 Pengumpulan Data
Pengumpulan data ASI eksklusif dl setiap tingkat admlnlstrasi dapatdlllhat pada tabel berikut:
Indikator Tingkat Sumt3er Data Ljokasl Pengumpul data Waktu
CakupanASI
Desa/kelurahan
• Buku bantu,Kohort bayl,KMS
Posyandu,Polindes,Poskesdes
Bidan
Kader
Setiapbulan
Kecamatan • LB3 GIzI/LB3KIA,kohort ASI
Puskesmas Bidan, TPGPuskesmas
Setiapbulan
Kabupaten • LB3Glzi,LB3KIA
kabupaten/kota
Petugas Gizikabupaterykota
Setiapbulan
D.3 Pencatatan, Pengoiahan dan Pelaporan Data
Pencatatan, pengoiahan dan pelaporan data ASI eksklusif padaPWS GIzI sebagal berikut:
1. Data seluruh bayl 0-6 bulan pada bulan yang bersangkutandicatat oleh kader, bidan dan IPG dl kohort bayl dan KMS.
2. Jumlah bayl yang mendapatkan ASI eksklusif dllaporkanoleh bIdan dl desa ke petugas KIA dl Puskesmas.
3. BIdan dan TPG dl Puskesmas menjumlah seluruh bayl 0-6bulan yang mendapatkan ASI eksklusif, kemudlanmenghltung cakupan ASI eksklusif dengan menggunakanrumus dl atas.
4. BIdan dan TPG Puskesmas mencatat cakupan ASI eksklusifsetiap bulan ke dalam LB3-KIA dan L£3-glzl serta membuatdistribusi cakupan ASI eksklusif berdasarkan wllayah ketja.
5. TPG dan bIdan Puskesmas membuat grafik PWS-GIzi untukIndlkator cakupan ASI eksklusif dan melakukan InterpretasI
Pedoman Pemantauan WHayah Setempat - Gin (PWS-6in) 21
data serta meiaporkan ke Dinas Kesehatan kabupatenfkota dengan menggunakan formulir PWS-Gizi.
6. Petugas gizi kabupaten/kota merekap uiang datamembuat grafik PWS-Gizi untuk indikator cakupan ASIIeksklusif dan melakukan interpretasi. Kemudian dilakukanfollow up dari laporan yang disampaikan denganmemberikan umpan balik maupun bimbingan teknis dai|)pendamplngan bag! daerah dengan cakupan rendah.
7. Selanjutnya laporan disampaikan ke tingkat propinsi darjipusat dengan menggunakan formulir PWS.
8. Laporan direkap ulang dan dianalisa untuk melihat kondi^setiap wilayah (kabupaten/propinsi) kemudian ditetapkariupaya tindak lanjut berupa konseling, bimbingan teknifmaupun pendampingan.
Contoh Pengolahan Data
Data bayi berumur 0-6 bulan dikelompokkan bayi yangmendapat ASI-eksklusif 6 bulan, ASI-eksklusif 0-6 bulan danbayi yang tidak diberi ASI-eksklusif. Kemudian dihitungpresentasi cakupan ASI-eksklusif berdasarkan rumus di atas
Contoh ASI-eksklusif 6 butan :
Jumiah bayi yang berumur 6 buian di desa Sukamaju padabuian Maret sebanyak 20 bayi. Jumiah bayi yang mendapalASI-ekskiusifsampai usia 6 buian di desa Sukamaju pada buiai tMaret sebanyak 10 bayi,Persentasicakupan ASIekskiusifObuian : 10/20X100% -■50%
Contoh ASI-ekskiusif 0-6 buian:Jumiah bayi usia 0-6 buian di desa Banjar San pada buiakMaret sebanyak 28 bayi. Jumiah bayi yang mendapat hanyi)ASI saja 24 jam yang iaiu ada 20 orang. Maka persentas icakupan ASI-ekskiusif0-6:20/28x 100% = 71.4 %
22 Pedoman Pemantauan Wilayah Setempat - Gizi (PWS-Gid, I
D.4 Analisis dan Penyajian
Data tersebut dianalisis secara sederhana dan disajikan daiambentuk tabel, graflk dan peta menurut tempat dan waktu atauberdasarkan faktor risiko tertentu dan sebagainya, sesuaikebutuhan program.
Tabel 7. Pencapalan Cakupan ASI Ekskiusif 0-6 bulandi Puskesmas Banjaran Bulan Maret 2006
DesaJumlah Bay!usia 0-6 bulan
Jumlah bay!yang mendapatASI saja 24 jam
vanq lalu
Cakupan ASI-eksklusif (%)
Banjar Sari 28 20 71.4
Sukamaju 30 24 80.0
Sukamulya 32 22 68.8
Suka Makmur 34 24 70.6
Clherang 26 20 76.9
Jumlah 150 110 73.3
Tabel 8. Pencapalan Cakupan ASI Ekskiusif 0-6 bulandi Kabupaten Y Tahun 2006
KecamatanJumlah Bay!usia 0-6 bulan
Jumlah bayiyang mendapatASI saja 24 jam
vana lalu
Cakupan ASI-ekskluslf (%)
Banjaran 300 220 73.3
Gwlndu 130 97 74.6
Qbatu 170 125 73.5
Qkoneng 150 118 78.6
Panglaju 100 70 70.0
Jumlah 850 625 73.6
Pedoman Pemantauan WHayah Setempat - Gizi (PWS-Gizi) 23
Cyan Magenta Yellow Black
Grafik 4. Pencapaian Cakupan ASI Eksklusif 0-6 bulandi Kabupaten Y Tahun 2006
Target th2010 80%
OKoneng Owlndu Banjaran F^ngtaju Kab. Y
Berdasarkan grafik di atas, pencapaian cakupan pemberianASI eksklusif 0-6 bulan tahun 2006 di Kabupaten Y sebesa73.9 %. Pencapaian cakupan pemberian ASI di tiap kecamatanberkisar antara 70-78.9 %. Upaya untuk meningkatkanpemberian ASI melalui sosialisasi maupun konseling masihperlu dilakukan di semua kecamatan, sehingga diharapkandapat mencapai target nasional pada tahun 2010 yaitu sebesa80%.
D.5 Manfaat
1. Penapisan ASI eksklusif2. Mengetahui sebaran cakupan di setiap wilayah3. Dasar Perencanaan program4. Monitoring dan evaluasi
D.6 Tindak Lanjut
Tindak lanjut dilakukan mengacu pada besaran masalah yangterjadi di wilayah tersebut melalui : analisa faktor penyebai)dan membuat prioritas penanganan pada wilayah dengarjicakupan ASI eksklusif rendah.
24 Pedoman Pemantauan Wilayah Setempat - Gizi (PWS-Gizi)
E. PEMANTAUAN PERTUMBUHAN
E.1 Indikator
Pemantauan pertumbuhan baiitB biasa dilakukan di Posyandumaupun di iuar posyandu secara teratur setiap bulan untukmengetahui adanya gangguan pertumbuhan.Selama in! pemantauan pertumbuhan baiita dilakukan denganmenggunakan data SKDN dan BGM sebagal berlkut:S adalah Seluruh ballta yang ada dl wllayah kerja.K adalah jumiah ballta yang terdaftar dan memlliki Kartu
Menuju Sehat (KMS) atau buku KIA.D adalah jumiah seluruh baiita yang ditimbang.D' yaltu D yang sudah dikurangi dengan jumiah ballta yang
tidak ditimbang pada bulan lalu (O) dan yang baru pertamakail ditimbang (B).
N adalah ballta yang nalk berat badannya sesual dengangaris pertumbuhan.
BGM (Bawah Garis Merah) adalah ballta dengan berat badanmenurut umur berada pada dan dl bawah garis merahpada KMS.
Persentase D/S yaltu Indikator untuk mengetahui parb'slpaslmasyarakat terhadap keglatan posyandu.Persentase K/S yaltu Indikator yang dlgunakan untukmengetahui cakupan program penlmbangan.Persentase N/D' yaltu Indikator yang digunakan untukmengetahui keberhasllan program.
Saat Inl perhatian mulal diutamakan pada ballta yang tidaknalk berat badannya, sehlngga Indikator pemantauanpertumbuhan ballta akan ditambah dengan ballta yang tidaknalk berat badannya (T).T adalah baiita yang tidak nalk berat badannya, tetap ataukenalkan berat badannya tidak dapat menglkuti garispertumbuhannya.
Pedoman Pemantauan Wilayah Setempat - Gin (PWS-Gin) 25
Catatan : Balita yang tidak tetap atau < 6 bulan bertempattingga! dalam suatu wHayah tidak dicatat daiam registersedangkan jika bertempat tinggai > 6 buian dicatat daiaipregister.
Cara menghitung:
Persentasi D/S
Persentasi K/S
Persentasi N/D'
Persentasi T/D' =
I balita yang datang ditimbang
I sasafanbaritayangadadiwilayahkeijaX 100 %
X 100 %
I sasaran bafita yang ada di wilayah keija
I balita yang nalk berat badannya
I balita yang ditimbang (D")X 100 %
Ibaiita yangditiinbang (D*)X 100 %
Atau :
Persentasi Tdapat dihitung dengan cara = 100% - % N/D'
1 balita BGM
Persentase Balita BGM =
Z balita yang ditimbang (D)xlOO%
Perhatian!!
Selama D/S belum mencapai 100%,maka kasus gizi buruk masih mungkin teijadi
Target 2010 N/D' = 80%, BGM = 5% (SPM-PenyelenggaraanPerbalkan GIzI Masyarakat, 2005)
26 Pedoman Pemantauan WHayah Setempat - Gizi (PWS-Gizi,
E.2 Pengumpulan Data
Pengumpulan data pemantauan pertumbuhan di setiap tingkatadministrasi dapat dilihat pada tabel berikut:
Indikator SumberData LokasI Pengumpul data WBktu
D/S • Register bayi dan anakbalita, KMS, buku KIA
Posyandu,pustu
Kader, Sedapbuian
• Flgizl/SIP/buku bantu
• F2 gfcd/SIP/buku bantu
Posyandu,pustuPosyandu,pustu
Pemblna desa/Bldan dl desa
Pemblna desa/Bldan dl desa
Setiap bulan
Setiap bulan
• F3gi4/LBHIzl Puskesmas TP6 Puskesmas Setiap bulan
T • Register bayl dan anakbalita, KMS, buku KIA
Posyandu,pustu
Kader, Setiap bulan
• F1 gizi/SIP/buku bantu
• R gIzl/SIP/buku bantu
Posyandu,Pustu
Posyandu,Pustu
Pemblna desa/Bldan dl desa
Pemblna desa/Bldan dl desa
Setiap bulan
S^ap bulan
• SIP/buku bantu Puskesmas IPG Puskesmas Setiap bulan
BGM/D • Register bayl dan anakbalita, KMS, Buku KIA
Posyandu Kader, Setiap bulan
• F1 gizl/ buku bantu
• F2 gIzi/ buku bantu
Posyandu,Pustu
Posyandu,Pustu
Pemblna desa/Bldan dl desa
Pemblna desa/Bldan dl desa
Setiap bulan
Setiap bulan
• F3glzi/LB3-glzi Puskesmas TPG Puskesmas S^p bulan
E.3 Pencatatan, Pengolahan dan Pelaporan Data
Pencatatan, pengolahan dan pelaporan data pemantauanpertumbuhan pada PWS - GIzi adalah sebagai berikut:
1. Data pemantauan pertumbuhan di Posyandu darl KMS danbuku KIA dicatat oleh kader Posyandu pada buku registerbay! dan anak balita (Rl- glzl)/SIP.
2. Data pemantauan pertumbuhan dicatat dan diolah dalambentuk persentase D/S, K/S, N/D', T/D' dan BGM/D olehPemblna desa/Bldan dl desa sebagai bahan laporan kePuskesmas dan bahan PWS tingkat desa.
Pedoman Pemantauan Wllayah Setempat - Giz! (PWS-Gizi) 27
3.
4.
5.
Data pemantauan pertumbuhan dicatat dan diolah dalambentuk persentase D/S, K/S, N/D', T/D' dan BGM/D olehTPG Puskesmas sebagai bahan laporan ke tingkatkabupaten/kota dan bahan PWS tingkat Puskesmas/kecamatan.
Data pemantauan pertumbuhan dicatat dan diolah dalambentuk persentase D/S, K/S, N/D', T/D', BGM/D olehPengelola Gizi kabupaten/kota sebagai bahan laporan ketingkat Propinsi dan bahan PWS tingkat kabupaten/kota.PWS di masing-masing tingkat administrasi pemerintahandianaiisis dan disampaikan pada penentu kebijakan dimasing-masing tingkat administrasi yang bersangkutan.
Contoh Pengolahan Data
Data S, K, D, N, T, 0, B, BGM dihitung berdasarkan rumus diatas.
Contoh:
Data dari Posyandu Melati desa Cileuksa Indah pada bulan Juni2006
s 100 balita
K 90 balita
D 74 baiita
N 56 baiita
B 2 baiita
O 2 baiita
T 14 baiita
BGM 4 baiita
74
Persentasi D/S =100
90
Persentasi K/S =100
X 100 % = 74%
X 100% =90%
56
Persentasi N/D' =74 -( 2+ 2)
X 100% = 80%
28 Pedoman Pemantauan Wilayah Setempat - Gizi (PWS-Gizi)
14
PersentasI balita T = X 100% =20%
74 - (2+2)
Atau 100% - N/D'= 100% - 80% = 20%
4
Persentasi Balita BGM =
74
X 100% = 5,4%
E.4 Analisis dan Penyajian
Data tersebut dianallsis secara sederhana dan disajikan dalambentuk tabel, grafik dan peta menurut tempat dan waktu atauberdasarkan faktor risiko tertentu dsb, sesuai kebutuhanprogram.
Contoh :
Tabel 9. PersentasI D/S, T/D', BGM/D, N/D', K/S di PuskesmasSukajaya Bulan Agustus 2006
Desa D/S (%) T/D'(%) BGM/D (%) N/D' K/S
Qleuksa Indah 95.0 28.0 15.0 72.0 97.0
Suka Mulya 90.0 35.0 20.0 65.0 95.0
Babakan Tani 85.0 25.0 13.0 75.0 92.0
Bina Mulya 82.0 22.0 11.0 80.0 93.0
PaslrRaya 80.0 30.0 17.0 70.0 90.0
Labuan Batu 80.0 20.0 10.0 80.0 93.0
Jumlah 85.0 25.0 13.0 73.7 93.4
Pedoman Pemantauan WUayah Setempat - Gizi (PWS-Gizi) 29
Grafik 5. Pencapaian D/S di Puskesmas SukajayaBulan Agustus 2006
Target80%
Cileuksa Suka Babakan Bina
Indah Mulya Tani Mulya
Pasir Labuan Rusk
Raya Batu Sukajaya!
Bulan lalu 80
■ Agustus 95
□ Trend
75
90
tr
74
65
tr
73
82
tr
68
80
tr
65
80
tr
72
85
tr
Dari grafik pencapaian D/S Puskesmas Sukajaya, dapat diketahui bahwaseluruh desa mengalami peningkatan bila dibandingkan bulan lalu denganpencapaian berkisarantara 80-95 %. Pencapaian pada bulan ini mampumelebihi target karena bertepatan dengan bulan kapsul vitamin A,sehingga partisipasi masyarakat meningkat. Namun, selama D/S belummencapai 100%, masih ada kemungkinan balita gizi kurang yang belumterdata. Oleh karena itu perlu dilakukan upaya peningkatan partisipasimasyarakat pada bulan-bulan berikutnya untuk mengantisipasi terjadinyapenurunan pencapaian.
30 Pedoman Pemantauan WHayah Setempat - Gizi (PWS-Gizi)
Grafik 6. Persentasi T/D' di Puskesmas SukajayaBulan Agustus 2006
Suka Mulya Ftek f^yaCBeuksa
hdah
Babakan
TanIBkia Mulya
Labuan
Batu
n«k
StAajaya
Bulan lalu 25 27 25 23 18 17 20
■ Agustus 35 30 26 25 22 20 25
D Trend tr U U tr tr tr tr
Dari grafik dl atas dapat diketahul bahwa pada bulan Agustusdi Puskesmas Sukajaya telah terjadi peningkatan jumlahbalita T yaitu dari 20% pada bulan Juli menjadi 25% padabulan Agustus. Persentasi T/D tiap desa di PuskesmasSukajaya berkisarantara 20-35% dengan persentasi tertinggidi Desa Suka Mulya. Meskipun demikian, terlihat bahwapeningkatan presentasi T/D terjadi di seluruh desa sehinggaperlu ditingkatkan kegiatan konseling dan pemantauan yanglebih intensif bagi balita yang BB nya tidak naik.
Grafik 7. Persentasi BGM/D di Puskesmas SukajayaBulan Agustus 2006
Bulan lalu
■ Agustus
D Trend
Suka
MJlyaF^sir Raya
CSeuksa
ktdatt
Babakan
TaniBina lAjlye
Labuan
Batu
Rjsk
Sukajaya
21 15 14 14 10 10 12
20 17 15 13 11 10 13
41 tr tr 41 tr U
Pedoman Pemantauan WHayah Setempat - Gizi (PWS-Gizi) 31
Berdasarkan grafik PersentasI BGM/D di Puskesmas Sukajaya
periode buian Agustus 2006 di atas, terllhat bahwa di Puskesmas
tersebut terjadi peningkatan persentasi balita BGM yaitu dari 12 %
pada buian Juli menjadi 13 % pada buian Agustus. Jika dilihat per desamaka presentasi tertinggi balita BGM/D pada buian Agustus terdapat
di Desa Suka Mulya yaitu sebesar 20%. Hal ini terjadi karena beberapa
desa di wilayah Puskesmas tersebut terserang wabah diare beberapa
waktu yang lalu. Seiain itu peningkatan BGM/D mungkin terjadi karena
bertepatan dengan buian kapsul vitamin A, sehingga banyak balita
yang teijaring. Semakin banyak balita yang ditimbang, akan semakinterlihat gambaran status gizi balita di wilayah tersebut.
E.5 Manfaat
1. Deteksi dini balita gizi buruk
2. Menentukan prioritas wilayah sasaran/ Intervensi
3. Perencanaan pencegahan dan penanggulangan balita
gizi buruk
4. Monitoring dan evaluasi
E.6 Tindak Lanjut
Jika balita diketahui 2 x berturut-turut tidak naik berat
badannya atau di Bawah Garis Merah (BGM) segera dirujukke Puskesmas. Untuk diperhatikan oleh petugas Puskesmas
apabila anak tersebut gizi buruk (berdasarkan BB/TB <-3SD) dan atau disertai dengan tanda-tanda klinis marasmus,
kwashiorkor dan marasmus-kwashiorkor, segera lakukan tata
laksana gizi buruk.
Seiain itu, tindak lanjut dilakukan dengan mengacu padabesaran masalah yang terjadi untuk perencanaan programperbaikan gizi balita pada wilayah tersebut melalui analisis
penyebab masalah serta menentukan prioritas wilayah sasaran
dan peningkatan pembinaan.
32 Pedoman Pemantauan Wilayah Setempat - Gizi (PWS-Gizi)
F. PEMBERIAN KAPSUL VITAMIN A DOSIS TINGGI
Pemberian kapsul vitamin A dosis tinggi yang digunakan pada PWS-Gizi adaiah pemberian kapsui vitamin A dosis tinggi pada Baiita danIbu Nifas.
F.l Indikator
F.1.1. Cakupan Baiita Yang Mendapat KapsulVitamin A Dosis Tinggi
Cakupan Baiita yang mendapat kapsui vitamin A dosis tinggiadaiah bayi yang berumur 6-11 buian mendapat kapsuivitamin A satu kaii dengan dosis 100.000 SI (kapsui warnabiru), dan anak umur 12 - 59 buian yang mendapat kapsuivitamin A dosis tinggi 200.000 SI (kapsui warna merah)sebanyak 2 kaii yaitu pada setiap buian Februari dan Agustusdi suatu wiiayah kerja pada kurun waktu tertentu.
Cakupan bayi umur 6-11 buian yang mendapat KapsulVitamin A Dosis Tinggi
I bayi umur 6 -11 buian yang mendapatkapsui vitamin A dosis tinggi (kapsul warna biru)
I bayi 6 -11 buian yang ada di suatu wiiayahX 100%
Cakupan anak umur 12-59 buian yang mendapat Kapsul Vitamin ADosis Tinggi
I anak umur 12 - 59 buian yang mendapatkapsul vitamin A dosis tinggi (kapsul warna merah)
™ X 100%
I anak 12 - 59 buian yang ada dl suatu wiiayah
Target cakupan kapsui vitamin A dosis tinggi untuk bayi dananak baiita pada tahun 2010 = 90% (SPM-PenyeienggaraanPerbaikan Gizi Masyarakat, 2005)
Pedoman Pemantauan Wiiayah Setempat - Gizi (PWS-Gizi) 33
F.1.2. Cakupan Ibu Nifas Yang Mendapat 2 (Dua)Kapsul Vitamin A Dosis Tinggi
Cakupan ibu nifas (0-42 hari) yang mendapat kapsul vitaminA dosis tinggi adalah cakupan ibu nifas yang mendapat kapsulvitamin A sebanyak 2x1 kapsul vitamin A 200.000 SI yangmasing-masing sebaiknya diberikan sesaat setelah melahirkandan setelah 24 jam berikutnya di suatu wilayah ketja padakurun waktu tertentu.
Cakupan ibu nifas yang mendapat 2 (dua) kapsul vitamin ADosis Tinggi
I ibu nifas yang mendapat 2 kapsui vitamin A dosis tinggi
I ibu nifas yang ada di suatu wilayahX100%
Target cakupan kapsul vitamin A Ibu nifas pada tahun 2010= 100%
F.2 Pengumpulan Data
Pengumpulan data cakupan kapsul vitamin A dosis tinggi di setiaptingkat administrasi dapat dilihat pada tabel berikut:
Indikator Sumber Data Lokasi Pengumpul data Waktu
Cakupan • Buku bantu. Posyandu, Bidan, kader - Setiap 6Kapsul Vit.A kohort bayi, Polindes, bulanBayi dan Ballta Register Poskesdes (Februari
pemberian Vit A, danHI Agustus)
- Padasaat• LB3, RII Puskesmas TPG Puskesmas sweeping
• LB3Gizi/RII kabupaten/kota. Petugas Gizi• Data RS layanan kes. kabupaten/kota• Hasil swasta
sweeping/validasidata Vit A.
34 Pedoman Pemantauan WHayah Setempat - Gizi (PWS-Gizi)
Cakupan • Register Posyandu, Bidan, kader Setiap bulan
Kapsul Vit.A pemberian Vit A Polindes,
Bufas • Kohort Ibu
• LB3Gi2i/KIA Puskesmas TPG Puskesmas, Setiap bulan
• LB3 Gizi Bidan praktek Petugas gizi Setiap bulan
• Data RS swasta/Rumah kabupaten/kota• Laporan sakit bersalin di
persalinan kabupaten/kota
F.3 Pencatatan, Pengolahan dan Pelaporan Data
F.3.1 Bayi (6- 11 bulan)
1. Kader atau bidan di desa mencatat bayi 6-11 bulanyang diberi kapsul vitamin A dosis tinggi (kapsul warnabiru) pada buku bantu atau kohort bayi.
2. Di tingkat desa bidan desa menjumiah seiuruh bayi 6 -11 buian yang diberi kapsui vitamin A dosis tinggi dariseiuruh Posyandu yang ada, dengan mengacu padaformulir distribusi kapsui vitamin A tingkat Posyandu,kemudian meiaporkannya ke Puskesmas.
3. Di tingkat Puskesmas TPG Puskesmas menjumiahseiuruh bayi 6 -11 buian yang diberi kapsui vitamin Adosis tinggi di seiuruh desa yang ada, menggunakanformuiir distribusi kapsul vitamin A tingkat Puskesmasdengan mengacu pada laporan desa dan dilakukan anaiisissederhana. Kemudian iaporan disampaikan ke kabupaten
4. TPG kabupaten/kota menghitung cakupan kapsui vitaminA dosis tinggi bayi usia 6-11 bulan untuk membuat PWS,meiakukan anaiisis data PWS dan memberikan umpanbaiik iaporan ke Puskesmas.
5. Seianjutnya laporan disampaikan ke tingkat propinsi danpusat dengan menggunakan formulir PWS.
6. Laporan direkap uiang dan dianaiisa untuk meiihat kondisisetiap wiiayah (kabupaten/propinsi), kemudian ditetapkanupaya tindak ianjut balk berupa bimbingan teknis maupunpendampingan
Pedoman Pemantauan WHayah Setempat - Gizi (PWS-Gizi) 35
F.3.2 Anak Balita (12-59 bulan)
1. Kader atau bidan di desa mencatat anak 12-59 bulaliyang diberl kapsul vitamin A dosis tinggi (kapsul warnumerah) pada buku bantu atau kohort bayi.
2. Di tingkat desa bidan desa menjumlah seluruh anak 12-59 bulan yang diberi kapsul vitamin A dosis tinggi daiiseluruh Posyandu yang ada, dengan mengacu paduformulir distribusi kapsul vitamin A tingkat posyandu,kemudian melaporkannya ke Puskesmas.
3. Di tingkat puskesmas TPG puskesmas menjumlahseluruh anak 12-59 bulan yang diberi kapsul vitamin hdosis tinggi di seluruh desa yang ada, menggunakatiformulir distribusi kapsul vitamin A tingkat Puskesmasdengan mengacu pada iaporan desa dan dilakukarianaiisis sederhana. Kemudian iaporan disampaikan kukabupaten
4. TPG kabupaten/kota menghitung cakupan kapsul vitamir iA dosis tinggi bayi usia 12-59 buian untuk membua:PWS, meiakukan anaiisis data PWS dan memberikanumpan balik Iaporan ke Puskesmas.
5. Seianjutnya Iaporan disampaikan ke tingkat propinsi danpusat dengan menggunakan formulir PWS.
6. Laporan direkap ulang dan dianalisa untuk meliha :kondisi seb'ap wilayah (kabupaten/propinsi), kemudianditetapkan upaya tindak lanjut balk berupa bimbinganteknis maupun pendampingan
F.3.3 Ibu Nifas (0 - 42 hari)
1. Kader/Bidan di desa mendata sasaran ibu nifas (0-42hari) diambil dari register kohort ibu, buku KIA atau bukibantu, kemudian mencatat ibu nifas yang di beri kapsuvitamin A dosis tinggi dengan memberi tanda A1 untukpemberian 1 kapsul yang pertama dan A2 untuk tandcpemberian kapsul yang ke dua di dalam kohort ibu.
2. Di tingkat desa, bidan desa menjumlah seluruh ibu nifajyang teiah diberi 2 kapsul vitamin A dosis tinggi darseluruh Posyandu/klinik/Poiindes/RB menggunakar
36 Pedoman Pemantauan Wilayah Setempat - Gizi (PWS-Gizl i
format bantu yang ada, kemudian menyampaikaniaporan ke Puskesmas
3. Cakupan kapsul Vitamin A dosis tinggi bufas dihitungsecara kumuiatif sampai akhir tahun.
4. Di tingkat Puskesmas TPG Puskesmas mengambil datadari petugas KIA. Selanjutnya menjumlah seiuruh ibunifas yang telah diberi 2 kapsul vitamin A dosis tinggidari seiuruh desa yang ada dengan menggunakanformulir bantu untuk tingkat Puskesmas dan dilakukananaiisis sederhana, kemudian Iaporan disampaikan kekabupaten.
5. TPG kabupaten/kota menghitung cakupan vitamin A ibunifas untuk membuat PWS, melakukan anaiisis data PWSdan memberikan umpan balik Iaporan ke Puskesmas.
6. Selanjutnya Iaporan disampaikan ke tingkat propinsi danpusat dengan menggunakan formulir PWS.
7. Laporan direkap ulang dan dianalisa untuk melihatkondisi setiap wilayah (kabupaten/propinsi), kemudianditetapkan upaya tindak lanjut balk berupa bimbinganteknis maupun pendampingan.
F.3.4 Pengolahan Data
Data cakupan distribusi kapsul Vitamin A dosis tinggidikelompokkan menjadi 3 kelompok sasaran yaitu : 1) Bayi 6-11 buian 2) Anak Balita 12-59 bulan, 3) Ibu Nifas 0 - 42 hariseteiah melahirkan. Cakupan masing-masing sasaran dapatdihitung berdasarkan rumus di atas.
ContDh:
Untuk bavi dan balita
Jumiah bayi usia 6-11 buian tahun 2006 di wiiayah Puskesmas Sukajayasebanyak 100 bayi, dan bayi 6-11 buian yang mendapat kapsui Vitamin Adosis tinggi pada buian Februari2006 sebanyak 75 bayi.Jumiah anak usia 12-59 buian sebanyak 500 anak, dan yang mendapatkapsui Vitamin A dosis tinggi pada buian Agustus sebanyak 400 anak.Cakupan Kapsui Vitamin A pada bayi: 75/100X100% = 75%Cakupan Kapsui Vitamin A pada anak baiita : 400/500X100% = 80%
Pedoman Pemantauan WHayah Setempat - Gizi (PWS-Gizi) 37
Untuk Bufas
Jumlah bufas di wilayah Puskesmas Mekar Sari pada tahun 2006sebanyak 300 orang, dan yang mendapat kapsul vitamin A dosistinggi 2 kaii sebanyak 270 orang.Cakupan Kapsul vitamin A pada bufas : 270/300 X 100% = 90%
F.4 Analisis dan Penyajian
Penyajian dalam bentuk tabel, grafik dan peta menuruttempat dan waktu. Analisis dilakukan secara sederhana yaitudengan membandingkan antar wilayah, antar waktu dantarget.
Contoh :
Tabel 10. Cakupan Kapsul Vitamin A Dosis Tinggi pada Bayidan Balita di Puskesmas Sukajaya Bulan Februari dan Agustuslahun zuub.
uesaBayi (%) Anak Balita (%)
Februari Aqustus Februari Aqustus
Cileuksa Indah 77 80 82 85
Suka Mulya 73 70 78 80
Babakan Tani 81 80 80 79
Bina Mulya 75 73 81 83
Pasir Raya 79 78 80 84
Labuan Batu 77 75 79 85
Jumlah 75 74 78 80
Grafik 8. Pencapaian Cakupan Kapsul Vitamin A Dosis Tinggi pada Baydi Puskesmas Sukajaya Tahun 2006
Target th2010 90%
uBabaksrt Cleuksa - nair Labuan Bma Suka njak
Tani hdah Batu Uriya nxilya Suka|aya
Februari 81 77 79 77 75 73 75
Agustut 60 SO 78 75 73 70 74
■ Tahun 2006 80.S 78.5 78.5 76 74 71.5 74.5
□ Trend Feb-Aguat O tr O O O O
38 Pedoman Pemantauan Wilayah Setempat - Gizi (PWS-Giz
Berdasarkan grafik tersebut diketahui bahwa rata-rata cakupan kapsulvitamin A dosis tinggi bayi pada tahun 2006 di Puskesmas Sukajayamencapai 74.5%. Bila dibandingkan antara pencapaian bulan Februaridengan Agustus, pada umumnya setiap desa mengalami penurunan.Hanya Desa Cileuksa Indah yang mengalami peningkatan. Hal inidikarenakan pada bulan tersebut bertepatan dengan musim hujan,sehingga partisipasi masyarakat menurun. Selain itu terbatasnya sumberdaya di iapangan menghambat proses distribusi langsung ke rumah-rumah. Perlu upaya peningkatan distribusi dan pemantauan pemberiankapsul yang lebih intensif langsung ke sasaran, sehingga diharapkandapat mencapai target 90% per tahun.
Grafik 9. Pencapaian Cakupan Kapsul Vitamin A Dosis Tinggipada Balita di Puskesmas Sukajaya Bulan Agustus 2006
CM.
Pa6kLabuan Batu P&^ir Milya
MMang
Aoualus
Tran
Target til2010 90%
Berdasarkan grafik tersebut diketahui bahwa pencapaian kapsul vitaminA dosis tinggi balita di Puskesmas Sukajaya mencapai 80 % padabulan Agustus. Jika dilihat per desa, pencapaian cakupan berkisar antara79-85%. Meskipun secara keseluruhan di Puskesmas Sukajaya terjadipeningkatan persentase cakupan, namun upaya-upaya peningkatandistribusi melalui promosi maupun penyuluhan perlu terus dilakukanagar dapat mencapai target cakupan sebesar 90%.
Pedoman Pemantauan WHayah Setempat ■ Gizi (PWS-Gizi) 39
Tabel 11. Cakupan Kapsul Vitamin A Dosis Tinggi Ibu Nifas
di Puskesmas Mekar Sari Bulan Agustus Tahun 2006.
Desa
Jumlah
Bufas
Tahun
2006
Cakupan Kapsul Vitamin A Dosis Tinggi Bufas
Jull Agustus (Jan-Agustus)
Bufas dptVit A
% Bufas dptVit A
% Bufas dptVit A
%
Muara Batu 80 10 12.5 12 15.0 50 62.5
Cadasari 110 15 13.6 16 14.5 70 63.6
Cimelati 105 13 12.4 15 14.3 65 61.9
Babakan
Rava
110 20 18.2 15 13.4 73 66.4
Babakan
Lebak
105 12 11.4 10 9.5 59 56.0
Jumlah 500 70 14.0 68 13.6 317 63.4
Grafik 10. Pencapaian Cakupan Kapsul Vitamin A DosIs Tinggi IbuNifas di Puskesmas Mekar Sari Bulan Agustus 2006
e
t)7S
99£
913
83
74.7
664
58.1
498
415
335
248
«8
88
66463.6
62.6 6t9
56
Targetbulan
AgustLjs66.4%
Babakan
RayaCadasari MuaraBatu Cimetati
Babakan
Lebak
: PuskMekar '
San
Jull fi.2 08 12.5 0.4 114 4 1
Agustus 0.4 48 O 48 98 0.6 1Kumulalif (Jan-Agsl)
Iren
664
a
63.6
.. IT
628
tr
618 56
sx
634 1^ 1
40 Pedoman Pemantauan WHayah Setempat - Gizi (PWS-Gi.'0
Dari grafik tersebut dapat diketahui bahwa cakupan kapsul vitaminA dosis tinggi ibu nifas dl Puskesmas Mekar Sari secara kumulatifsampai dengan bulan Agustus 2006 sebesar 62.4 %. Jika dilihatper desa, cakupan kapsul vitamin A dosis tinggi ibu nifas berkisarantara 56-66.4 %. Hanya Desa Babakan Raya yang mampumencapai target pada bulan Agustus yaitu sebesar 66.4 %. Upayapeningkatan distribusi dalam rangka pencapaian terget cakupan,perlu terus dilakukan untuk mencapai target per tahun cakupanvitamin A ibu nifas sesuai SPM-Gizi yaitu sebesar 100%.
Contoh Penyajian Anallsis dalam Bentuk Peta.
Gambar 2. Peta Cakupan Kapsul Vitamin A Ibu Dosis Tinggi Nifas diPuskesmas Mekar sari Bulan April 2006.
Kecamatan Mekar Sari
Bubukun
Lcbak
Babakan Raya
• '^"Miiara Ratu
Berdasarkan peta cakupan kapsul vitamin A dosis tinggi ibu nifas diatas diketahui bahwa desa Babakan Lebak memillkl cakupan terendahdiantara wilayah lainnya yaitu hanya sebesar 56% dengan statuspencapaian cakupan buruk (peta wilayah berwarna hitam), sehinggawilayah tersebut dijadlkan prioritas sasaran program. Sedangkan wilayahlainnya seperti desa Cimelati, Cadasari dan Muara Batu memiliki petawilayah berwarna merah (status pencapaian cakupan cukup) dan desaBabakan Raya memiliki peta wilayah berwarna kuning dengan statuspencapaian kurang.
Pedoman Pemantauan Wilayah Setempat ■ Cizi (PWS-Gizi) 41
PENENTUAN STATUS CAKUPAN
Analisis dalam bentuk peta dapat dilakukan setiap bulan maupun seticptahun untuk masing-masing indlkator, dengan kriteria status sebagaiberikut:
1. Status Baik (hijau)Desa dengan cakupan di atas target yang ditetapkan dcmempunyai kecenderungan cakupan bulanan yang meningk^tatau tetap jika dibandingkan dengan cakupan buian lalu.
2. Status Cukup (kuning)Desa dengan cakupan di atas target, namun mempunybikecenderungan cakupan bulanan yang menurun jll|adibandingkan dengan cakupan bulan lalu.
3. Status Kurang (merah)Desa dengan cakupan di bawah target, namun mempunylalkecenderungan cakupan bulanan yang menlngkat jllj:adibandingkan dengan cakupan bulan lalu.
4. Status Buruk (hltam)Desa dengan cakupan dl bawah target dan mempunylalkecenderungan cakupan bulanan yang menurun dibandingkandengan bulan lalu.
Catatan : penentuan cakupan dl atas merupakan salah satu contoh.Setiap daerah dapat menentukan kategorl berbeda sesual denganprevalensi dl daerah maslng-maslng.
F.5 Manfaat
• Penllalan/evaluasI distrlbusi kapsul vitamin A dosis tlngjgl• Penentuan priorltas wllayah sasaran• Menlngkatkan IntegrasI dengan program terkalt sepe^tl
program ImunlsasI dan KIA.• Sebagal dasar pengadaan kapsul vitamin A dosis tlng^l
F.6 Tindak lanjutTIndak lanjut dilakukan mengacu pada besarnya cakupanyang terjadl dl wllayah tersebut. Apablla cakupan distrlbusikapsul vitamin A dosis tinggi dl bawah target maka petugas
42 Pedoman Pemantauan Witayah Setempat - Gizi (PWS-G'zi)
harus melakukan sweeping, pengecekan terhadapketersediaan kapsul, target sasaran, akses distribusi, dan SDM.
G. DESA DENGAN GARAM BERYODIUM BAIK
G.l Indikator
Desa dengan garam beryodium baik adalah desa/kelurahandengan 21 sampel garam konsumsi yang diperiksa (merujukpada buku pemantauan garam yodium tingkat masyarakat),hanya ditemukan tidak lebih darl 1 (satu) sampel garamkonsumsi dengan kandungan yodium kurang dari 30 ppm(tidak berwarna ungu tua setelah ditest dengan iodina test)pada kurun waktu tertentu.
Cakupan Desa dengan Garam Beryodium Balk
S desa dengan garam beryodium baikX 100 %
S seluruh desa yang diperiksa
Target cakupan desa dengan garam beryodium baik tahun2010 = 90% (SPM-Penyelenggaraan Perbaikan GiziMasyarakat, 2005)
G.2 Pengumpulan Data
Pengumpulan data desa dengan garam beryodium baik disetiap tingkat administrasi dapat dilihat pada tabel berikut:
Indikator Sumber Lokasi Pengumpul Waktu
Data data
Desa Hasil Sekolah Guru Sekolah Setiap 6dengan pemantauan Dasar, Dasar dan TPG bulan
garam garam Madrasah Puskesmas (Februariberyodium beryodium di Ibtidaiyah dan
baik tingkat (MI) Agustus)masyarakat.
Pedoman Pemantauan WHayah Setempat - Gizi (PWS-Gizi) 43
G.3 Pencatatan, Pengolahan dan Pelaporan DataData tersebut diperoleh melalui anak sekolah dasar deng^ncara sebagai berikut:1. Setiap desa dipiiih 1 SD/MI secara acak dengan juml^h
sampel setiap SD/MI 21 anak kelas IV sampal deng mkelas VI yang diplllh secara acak sistlmatik dandilaksanakan setiap 6 bulan sekali. Murid yang menjc disampel diminta membawa garam yang ada di rumah,kemudian dites dengan iodina Aes^oleh guru SekolahDasar yang didampingi Tenaga Pelaksana GiziPuskesmas.
2. Desa dengan kategori balk dan tidak balk:■ Kategori desa balk jika dari 21 sampel garam ya(ig
ditest, minimal 20 sampel memenuhi syarat.■ Kategori desa tidak baik jika dari 21 sampel gaicjm
yang ditest, kurang dari 20 sampel memenuhi syanit.
Catatan :
Garam beryodium yang memenuhi syarat adalah Jl^aditest dengan iodina tes berwarna ungu tua
G.3.1 Pengoiahan Data
Data hasil pemantauan desa dengan garam beryodiujmbaik dihitung berdasarkan rumus di atas.Contoh:
Jumlah desa di wifayah Puskesmas Sukajaya pada tahun 2d06sebanyak 20 desa, dan yang masuk kategori desa denggngaram beryodium baik sebanyak 15 desa.Desa dengan garam beryodium baik: 15/20X100% = /if!
G.4 Analisis dan PenyajianAnalisis dilakukan secara sederhana yaitu denganmembandingkan antar wilayah, antar waktu dan target atsudikaitkan dengan faktor ketersediaan garam beryodiumtingkat masyarakat.Penyajian dalam bentuktabel, grafikdan peta menuruttempjatdan waktu. Untuk memperoleh peta pemantauan gareberyodium harus dilaksanakan di semua wilayah desa.
m
44 Pedoman Pemantauan Wilayah Setempat - Gizi (PWS-G ̂zi)
Contoh :
label 12. Cakupan Desa dengan kategori garam beryodlumbalk di Kabupaten Bogor Tahun 2006.
KecamatanCakupan Desa (%)
Februari Agustus
Losari 65 75
Cimandala 60 70
Sukajaya 75 80
Dermaqa Jaya 77 82
Cibulak 70 75
Jumlah 68 75
Grafik 11. Pencapaian Jumiah Desa dengan Kategori GaramBeryodium Balk dl Kabupaten X Tahun 2006
1
Targettahun 2010
Sukajaya Losari
Februari
■ Agustus
□ Trend
77
82
75
80
ir
65
75
tr
Cbulak Omandala Kab.X
70 60 68
75 70 75
tr tr tr
Dari Grafik tersebut di atas dapat diketahui bahwa di seluruhPuskesmas mengalami peningkatan jumlah desa dengan kategorigaram beryodium baik, meskipun jumlah desa di wilayah kerjaPuskesmas belum mencapai target pada tahun tersebut.Peningkatan jumlah ini disebabkan oleh adanya penyuluhan untukmenggunakan garam beryodium di masyarakat yang dllakukandengan intensif.
Pedoman Pemantauan Wifayah Setempat • Gizi (PWS-Gizi) 45
G.5 Manfaat
• Untuk menilai/evaluasi cakupan konsumsi garam beryodiiiimyang memenuhl syarat (SNI) di tingkat rumah tangga danmasyarakat.
• Untuk melihat kemungklnan terjadinya kekurangan yodiijimpada masyarakat.
• Sebagai dasar untuk melakukan pemetaan sasarjanintervensi
• Sebagai dasar untuk mengambll kebljakan
G.6 Tindaklanjut
Apablla terdapat desa dengan kategorl ''Desa dengiingaram beryodium tidak baik", maka diperlukan keglatcin:
■ Memperiancar pasokan garam beryodium» Penentuan prioritas wilayah sasaran■ Menlngkatkan keglatan promosi/penyuluhan tenta|ig
pentingnya mengkonsumsi garam beryodium.■ Melakukan advokasi dan sosialisasi kepada penertu
kebljakan, pengusaha garam, distributor, tokoh masyaralatsetempat, LSM dan iintas sektor terkait.
46 Pedoman Pemantauan WHayah Setempat - Gizi (PWS-C izi)
BAB III
PELEMBAGAAN PWS-GIZI
Pelembagaan PWS-GIZI adalah proses pelaksanaan dan pemanfaatanPWS-GIZI secara teratur dan terus menerus oleh semua pengambllkeputusan terkait di semua tingkat administrasi pemerintah, baik lintasprogram maupun lintas sektor. Pemanfaatan PWS-GIZI harusmerupakan bagian integral dari manajemen operasional programPerbaikan GizI Masyarakat.
A. LANGKAH-LANGKAH PELEMBAGAAN PWS-GIZI
1. RevitalisasI PWS-GIZI.
2. Pelaksanaan dan Pendamplngan.3. Penggalangan Dukungan4. Pertemuan berkala PWS-GIZI.
5. Pemantauan dan evaluasi.
6. Pengembangan PWS-GIZI.
A.1 Revitalisasi PWS-Gizi
■ Advokasi kepada pengambllan kebijakan" SosiallsasI dl berbagai tingkatan kepada pelaksana
program
■ Persiapan penyedlaan bahan-bahan dan aiat PWS-GIZI(formulir, buku pedoman, modul pelatihan, dll)
■ Persiapan petugas (TOT dl tingkat proplnsi, kabupaten/kota, kecamatan dan desa.
■ Persiapan lapangan (soslallsasi dengan PKK, bidan desa,Toma, lintas program, kader dll).
A.2 Pelaksanaan dan PendamplnganPelaksanaan PWS-GIZI menggunakan wadah yang sudah adadalam pengelolaan informasi kesehatan yang mellputi;■ Pengumpulan, pengolahan dan anallsa data■ Pemanfaatan PWS-GIZI pada forum pertemuan program
gizl, lintas program dan lintas sektor.■ TIndak lanjut hasll forum pertemuan dl atas.■ Pendamplngan dan pemblnaan teknis
Pedoman Pemantauan Witayah Setempat - Gizi (PWS-Gizi) 47
A.3 Pengggalangan Dukungan■ Dukungan kebijakan yang ditxiangkan dalam bentuk Suijat
Keputusan/Instruksi dari Bupati/Walikota, Gubernijjr,Menteri untuk melaksanakan PWS-GIZI
■ Dukungan dana, materi dan bahan, teknis, sist^mpenghargaan dll.
A.4 Peitemuan Berkala PWS-Gizi
Dibahas pada peitemuan teknisTingkat Desa/Puskesmas (mjinilokakarya) dan rapat bulanan Dinas Kesehatan Kabupatejn/Kota maupun pada peitemuan Koordinasi lintas sektor.
A.5 Pemantauan dan Evaluasi
Pelaksanaan PWS-GIZI hams dipantau melalui daftar tillikpeiaksanaan PWS-GIZI di setiap tingkatan administr^sipemerintBh.
A.6 Pengembangan PWS-GiziPengembangan PWS-GIZI dilakukan bersama dengbnLembaga Penelitian dan Perguman Tinggi yang ada di wilayahsetempat, dan Pusat Penelitian dan Pengembangan Kesehatjan(Litbangkes).
Pelembagaan dan alur pengambll keputusan dalam PVlGIZI seperti terilhat pada lamplran dl bawah Inl.
B. PELAKSANAAN DAN PENDAMPINGAN PWS-GIZI
B.1 Pusat dan Propinsi
Pusat dan propinsi bertugas memblna dan memantlauperkembangan dan pelaksanaan PWS-GIZI. Pemblnaanmellputi penyusunan pedoman, pelatihan, pemantauan danevaluasi serta penyedlaan dana, sarana dan prasarana yajngdibutuhkan.
B.2 Kabupaten/Kota
Penanggung jawab adalah kepala dInas kesehatan kabupaten/kota. pelaksana PWS-GIZI dl kabupaten/kota adalah kepula
48 Pedoman Pemantauan Wilayah Setempat - Gizi (PWS< izi)
seksi gizi/pengelola program gizi. Data PWS-GIZI yangdikumpulkan dari puskesmas direkap dan diolah serta dianalisismenurut jenis data, lokasi, periode waktu, interpretasi dantindak lanjut. Selanjutnya dilakukan analisis hubungankeadaan gizi dengan kejadian penyakit (berasal darisurveilan) dan faktor penyebab lain (sosek, dll). Hal inidiperlukan untuk perencanaan program dan intervensi.
B.3 Puskesmas
Penanggung jawab adalah kepaia puskesmas. Pelaksana PWS-Gizi di Puskesmas adalah TPG Puskesmas. Puskesmas
melakukan kajian data yang berasal dari desa dan saranapeiayanan kesehatan yang berada di wilayah kerja puskesmas(Pustu, Poiindes). Hal ini digunakan untuk pengambilantindakan (intervensi) segera.
B.4 Desa
Penanggung jawab adalah kepaia puskesmas. PelaksanaanPWS-Gizi di tingkat desa adaiah tenaga pelaksana gizipuskesmas, yang dibantu kader atau pembina wilayah desa.Data yang diolah dan dianalisis pada tingkat desa berdasarkanjenis data, iokasi, dan periode waktu. Hal ini digunakan untukpengambilan tindakan (intervensi) segera.
Pedoman Pemantauan Wilayah Setempat - Gizi (PWS-Gizi) 49
ALUR INFORMASI DAN MEKANISME KERJA PWS-GIZI
KABUPATEN/KOTA
Kompilasi semua data PWS-Gizi bulanansajikan dalam tientuk tabel, grafik dan petaLakukan analisis hubungan keadaan gizidengan penyaklt dari survellans penyakltsajikan dalam bentuk grafik
Laporkan situasi dan has!! analisi!kepada pengambll keputusan darbertkan saran
Susun rencana perbaikan giziUmpan ballk ke Puskesmas bentuk grafik
iJtPUSKESMAS
Kompilasi semua data K/S, D/S, N/D', T, B6M,cakupan kapsul vitamin A, best, bumil KEK,dalam bentuk persen dan angka mutlakmenurutdesa, total kecamatan, susun dalambentuk tabel dan grafik.KonfirmasI BGM
Laporkan hasil olahan ke KabupatenHasil KonfirmasI BGM:
Gizi buruk ditanggulangi di Puskesmasperawatan atau dirujuk ke panbpemuiihan gizi jika tidak ada penyakitpenyerta dan dirujuk ke RS jika adapenyakit penyerta.Gizi kurang dengan Infeksi, obati, beriMP-ASI
Nonnal
Hasil konfirmasi dan tindak lanjut umparbalik ke desa dan Posyandu
UtPOSKESDES (Sarana Kesehatan dl Tingkat Desa)
Susun K/S, D/S, N/D', T/D', BGM/S, Jumlah kasusT, Kasus BGM menurut Posyandu dan total desa.Buat cakupan vitamin A untuk batita dan bufas.Ukur ULA bumil, kelompokan KEK non KEK.Kitung bumil terlma pil besi menurut trimester.Httung bayl BBLR dan bayl yang dltlmbang < 24jam dan pada umur 7 fiarl.
Laporkan ke PuskesmasDukung penyuiuhan untuk T dl Posyandji
POSYANDU
♦ Catat hadi penimbangan S, K, D, N, T, BGM.♦ Catat cakupan Vitamin A.♦ Catat bayl 0-6 bulan yang masih hanya diberi
ASI.
♦ Laporkan ke Desa♦ T penyuiuhan
Keterangan:LaporUmpan Baiik
50 Pedoman Pemantauan WHa^h Setempat - Gbi (PWS-C W)
BAB IV
PEMANTAUAN DAN EVALUASI
A. PEMAmrAUAN
Pemantauan adalah kegiatan yang dimaksudkan untuk mengetahuipelaksanaan PWS-GizI di lapangan. Pemantauan dilakukan secaraberjenjang dl semua tingkatan wilayah dengan tujuan untuk:♦ Mengetahui masalah dalam pelaksanaan PWS-GizI♦ Memberikan pembinaan teknis dan memberikan alternatif cara
pemecahan masalah yang ada terkalt dengan pengeloiaandata program gizl.
Pemantauan dilakukan dengan mempelajari laporan dan ataudengan kunjungan/penlnjauan langsung ke lapangan. Kunjungandapat dilakukan dengan rangkalan kegiatan valldasi data danpertemuan dengan pengelola program gizl dl kabupaten atau dlPuskesmas.
Laporan yang dipelajari terdiri darl laporan rutin bulanan, tiiwulan,semester atau tahunan yang berlslkan tentang realisasipelaksanaan dan pencapalan program.
B. EVALUASI
EvaluasI dilakukan untuk menllal kemajuan kegiatan dan hasllyang dicapal dalam upaya penlngkatan gizl masyarakat yangdilakukan oleh maslng-masing wllayah/daerah.
EvaluasI dilakukan pada setlap pertengahan dan akhir tahunprogram gizl melalul suatu pertemuan dl semua tingkatan wilayahdan akan digunakan untuk bahan perencanaan para pengelolaprogram pemerlntah kabupaten/kota.
Untuk memperbalkl pengeloiaan program perbalkan gizl dlPuskesmas adakalanya perlu merevlsl daftar tillkyang dllanjutkandengan suatu tindak lanjut, yang mellputi:
Pedoman Pemantauan Wilayah Setempat - Gin (PWS-Gizi) 61
1. Tindak lanjut langsung dan tidak langsung:
a. Tindak lanjut langsung yang berupa saran/tindakan ya|ngdapat diselesalkan pada saat supervisi dl Puskesmas
b. Tindak lanjut tIdak langsung untuk menyelesaikan masa ahyang tidak bisa diatasi pada saat supervisi. Masalah inihams dicatat oleh pelaksana supervisi untuk diselesalkandl b'ngkat kabupaten/kota.
2. Pada kolom rencana tindak lanjut daftar tilik dllsl dene anmasalah utama yang diambll dari jawaban ''tIdak"
3. Pada kolom kedua dllsl dengan saran/tindakan yang harusdapat segera diselesalkan oleh Puskesmas, setelah dlblcaral|anbersama dengan supervisor.
Pemantauan dan evaluasi dllaksanakan oleh semua tingkatanadmlnlstrasi dl setlap daerah (pusat, proplnsi, kabupaten danPuskesmas) yang dilakukan pada setlap triwulan. Sebagal penanggingjawab adalah Kepala Puskesmas dl tingkat Puskesmas, dl tinglcatKabupaten adalah Kepala DInas Kesehatan Kabupaten, dl tingkat proplisladalah Kepala DInas Kesehatan Proplnsi, dan dl tingkat pusat adalahDirektorat BIna GIzI Masyarakat.
52 Pedoman Pemantauan WUayah Setempat - Gizi (PWS< izi)
BABV
PENUTUP
Buku pedoman PWS-GIZI inl diharapkan akan menjadi panduan parapengeloia program dan pelaksana program di lapangan dan instansi
terkait dl tingkat Puskesmas, kabupaten/kota, propinsi dan pusat. DIsamping Itu keberadaan PWS-GIZI dalam rangka mewujudkan surveilansgizi yang merupakan baglan dari sistim kewaspadaan gizi. Dengan PWS-GIZI akan diperoleh data/informasi yang hasil analisanya sebagai bahanperencanaan dalam mengambll keputxjsan untuk melakukan intervensiprogram gizi dl wilayah yang akan menjadi priorltas.
Pedoman Pemantauan Wilayah Setempat - Gizi (PWS-Gizi) 53
LAMPIRAN
Formulir yang dilampirkan berikut merupakan contoh format pelaporayang sudah berlangsung di beberapa daerah yang dapat dijadikasebagai sumber data. Masing-masing wilayah boleh memanfaatkanformulir lain yang sudah ada di daerah masing-masing untuk kemudia|ndirekap ke dalam formulir PWS-Gizi.
Formulir terlampir1. Contoh menghitung ASI eksklusif2. Formulir PWS
3. Contoh Format Data Posyandu4. Contoh Format Data Hasil Kegiatan Posyandu5. Contoh Laporan Kegiatan Posyandu6. Kohort Bayi7. LBSGizi
8. Contoh Format Rekapitulasi Program Perbaikan Gizi9. Laporan KIA KB Bulanan10. Contoh Format Laporan KIA/KB Bulanan11. Formulir BBLR
12. Cakupan Kapsul Vitamin A Dosis Tinggi13. Cakupan Fe Bumil14. Kohort Pemantauan Asi Eksklusif
15. Rekapitulasi Hasil Pemantauan Asi Eksklusif16. Laporan Pemantauan Asi Eksklusif17. Alur Pengambilan Keputusan PWS18. Daftar Tilik Pemantauan PWS-Gizi Tingkat Puskesmas19. Daftar Tilik Pemantauan PWS-Gizi Tingkat Kabupaten
Pedoman Pemantauan Wilayah Setempat - Gizi (PWS-Gizi)
Lampiran 1.
Contoh Menghitung Cakupan ASI eksklusif 3 Bulan
• Di suatu Kabupaten pada buian Januari iahir 10 bayi
• Bulan Febmari dari 10 bayi tersebut, 9 bayi diberi ASI eksklusif,sementara Iahir lagi 10 bayi
• Bulan Maret dari 10 bayi yang Iahir bulan Januari, 7 bayi diberiASI eksklusif dan bayi yang Iahir bulan Februari, 8 bayi diberi ASIeksklusif, sementara Iahir lagi 10 bayi.
• Pada tanggal 1 April (ketika pencatatan terakhir dilakukan) dari10 bayi yang Iahir bulan Januari, 6 bayi diberi ASI eksklusif danbayi yang baru Iahir bulan Februari, 6 bayi diberi ASI eksklusif.Serta dari bayi yang Iahir bulan Maret, 9 bayi diberi ASI eksklusif.
• Hitunglah cakupan ASI eksklusif umur 0-3 bulan, dan cakupanASI eksklusif umur 3 bulan
Gambaran SItuasi
Januarf Februari Maret 1 April
10 9(1) 7(3) 6(4)
10 8(2) 6(4)
10 9(1)
Jawaban
ASI eks 0-3 bulan = jumlah bayi berumur di bawah 3 bulan(1bln,2bln,3bln) yang diberi ASI eksklusif, dibagi jumlah bayi yangberumur di bawah 3 bulan dikalikan 100% 70%.
ASI eksklusif 3 bulan = Jumlah bayi berumur 3 bulan yang diberi ASIeksklusif, dibagi Jumlah bayi berumur 3 bulan, dikalikan 100% 60%
Begitu seterusnya, dalam menghitung ASI eksklusif 4 bulan, 5bulan, enam bulan menggunakan cara yang sama.
Pedoman Pemantauan Wiiayah Setempat - Gizi (PWS-Gizi)
Lampiran 2.
5a.
Iw5a.
FormuIirPWSOizI
Pustesmas
Bulan
Tahun
No Dssa
Sasaran IndikatorGizi
Btim3
KEKBBLR
AS!
EksMusif
VitantinA Fo3
Hasii Penimbangan
State Kortsumsi
GanmBefyDOfln(bdUbdAbak)Anak tbu
Bute
Bay! Anak BateBhtei BlnM
KunulaafBin
bki
Bh
ini
Kumuladf
0-11 bl 12-59 bl 0-59 bl Bum3 Bufas abs % abs % abs % abs % abs % abs % ASS % S K D N T 0 B BQM
TOTAL
IIII§
IIII91
Mangelahid. TP6 Puskesmas.
Nama
NIP
I I I I I I I ai. I oS!.
Lamplran 3.
POSYANDU
DESA/ KELURAHAN
KECAMATAN
KAB/ KODYA
CONTOH FORMAT
DATA POSYANDU TAHUN
NO
BULAN
BAYI
0-11
BULAN
JUMLAH PENGUNJUNG
BALITA
1-5
TAHUN
WUS
"~5~
PUS
~6~
IBU
HAMIL
7
MENYUSUI
B
JUMLAH BAYI
LAHIR
9
MENINGGAL
10
JML
KEMATIAN
IBU HAMIL
MELAHIRKAN
NIFAS
11
JUMLAH PETUGAS HADIR
KADER
PKK
POSYANDU
PLKB
~i3~
MEDIS DAN
PARAMEDIS
KETERANGAN
JUMLAH
Lampiran 4.
CONTOH FORMAT
DATA HASIL KEGIATAN POSYANDU
POSYANDU
DESA/ KELURAHAN
KECAMATAN
KAB/ KODYA
I I I I I I
IBU HAMIL
JUMUH
PESERTA
KB YANQ
MENDAPAT
PELAYANAN
ULANG
PENIMBANGAN
BALITA (JUMLAH)JUMLAH BALITA
JUMLAH BALITA YANG DMMUNISASI
(Koordinasi dengan Program Imu
nisa
si)
OPT
POLIO
HEPATITIS
TT
BALITA
YANO
MENOERITA
OIARE
KETERANOAN
Lamplran 5.
Contoh Format
LAPORAN KEGIATAN POSYANDU
Bulan
Posyandu
Tgl. Timbang
Desa
Pembina Desa
Jml Kader / yg Aktif
Pelapor
F/I/GIZI/TH
KELOMPOK
UMUR
HASIL PENIMBANGAN
S K D N T O B S36 L BGMGIZI
BRK
ASI
Eks
Vit
A
0 - 11 bin
12-59 bin
0 - 59 bin
Jumlah
HASIL KEGIATAN
KELOMPOKFe Periksa Hb Fe Vit
Jml K1 K41 2 3
KEK <11 >11 Bfs A
Bfs
BUMIL
BUFAS
F/l/KLWTH
KELOMPOKHASIL
PENIMBANGAN
Jml Bayi Lahir Hidup
Jml Bayi Lahir Mali
Pertolongan Dukun
KNI
KN2
B2
B4
B8
B12
Pedoman Pemantauan WHayah Setempat - Gizi (PWS-Gizi)
ss
***
a S1iaf
ss®
u§
> [IX
SS
iX
Pedoman Pemantauan WHayah Setempat - Gizi (PWS-G ̂i)
Lwnplnn?.
KOOePUSKESKMS
PUaSSKMS PBffiANTU YANG:
JUMLAK PC6YAN0U YANG
MELAKSANAKAN KEQATANGtZI:
Lembarl : UnbA KooninBtar SP3 Kabi^alen PuUh
Lainbar2 : llnlii(Sii>BldPemb. Ke$oa(tenit»iun) Hijeu
LmijarS : UnbAKocrdnatarSP3F\iskesma8 Kuning
(Afsip)
LAPORAN BULANAN GtZI
0-1 tahui) Dilimba
0-1 tahun) Nai( Berat Bsdan (N
Beyi dengan I^S (K
Anak umur 12-35 bulan
Anak umur 12-35 bulan Naik Berat Badan (N
Anak urnLT12-35 bulan
Anak umur 3&59 Ixjian
Naik Berat Badai N
Anak umur 36-59 bulan
Ikan Tablet Tarn bah Oarah (Felt oertama kak
Tablet Tambah Oarah (Fe3) k
kan Tablet Tambah Oarah (Fa
Ikan Kaosul Yodun
Ibu hamll KEK (LILA < 23,5 cm
Anak 6-11 bulan vuminAdosa
Ikan Vitamin A dosia tl
Pedoman Pemantauan WHayah Setempat - Gizi (PWS-Gizi)
Lampiran 7B.
KODE PUSKESMAS
ncj.
Wtak hadn-bulan
8avi 0- < 1 di baru
Jumtab Anak 1 • < 3 th
Anak 1> < 3 Ih varn tidak naik
bdak hadir buan alu
Anak 1-<3thbanj
Jumlah Anak 3 - 5 th
Anak 3 - 5 th yanq tidak naik
Anak 3 - 5 th vanq tidak hadir bulan lalu
Art^ 3 - 5 Ih t>anj
Anak (1 - < 3 th) Gizi Bin*
Anak 1 - < 3 th) Gizi Ku
An^O - 5th)GizlBuruk
AnakO - S(h)Gizi
Vltamm A 100.000 lU
SIsa Kaosut lAtamhi A 200.000 lU
Anak Gizi Bun* yana dapat PMT
Anak Gizi Bin* yang dirawat di Puskesmas I Rumah SaMt
t^sla Usia Subur
Pemberian AS! EksUusif
Balila vanq dipenksa Oeteksi Dm Tumbuh
MENGETAHUI PELAPC»{
PELAKSANA PROGRAM
Pedoman Pemantauan WHayah Setempat • Gizi (PWS^izi)
Lampiran 8.
iIII§
IfOS-
IStiI§
Conloh Format
REKAPITULASIKEGIATAN PROGRAM PERBAIKAN GIZIMASYARAKAT
PUSKESMAS....
BULAN
NO DESA
BAYI(0-11 bulan) ANAKBAUTAd-Stahun)IBU HAMIL
LAHIR BBLR
GIZI BURUK GIZI BURUK
□lacak
<24 jamDirawat PMT-P
□lacak
<24 jamCXrawat PI^-P 15-45 th
LILA
<23,5 cmPMT-P
JUMLAH
MengetahuiKepala Puskesmas TPG Puskesmas
Lampiran 9.
LBS
Halaman 1
Lembar 1 : Uniuk koordinator SP3 Kabupaten
LembarS : Untjk koordinator SPSPuskssmas
Arsip
KODE PUSKESMAS
PUSKESMAS
KECAMATAN
PUSKESMAS PEMBANTU YANG
- ADA : I I I I Bulan
Tahun-LAPOR
KABUPATEN
PROPINSI
LAPORAN BULANAN K A / KB
Kuniunaan Baru Ibu Hamil (K1) Murnl
Kuniunaan Ibu Hamil (K4
Ibu Hamil yanq mengalami Komplikasi
Ibu Hamil denaan Komptkasi vang lertangani
Ibu Hamil vano ditujuk
Ibu Bersalln vang mengalami Komplikasi
Ibu Bersalln dengan Komplikasi yarrg tertangani
Ibu Bersalln vang dlruluk
Persallnan vang ditolong deh Tenaga Kesehatan
Persallnan yang ditolong oleh Dukun Teitafih dengandidampin# Tenaga Kes
Persallnan vang ditolong oleh Dukun Terlatih
Kematlan Ibu Maternal
Kematlan Ibu Maternal karena Pendarahan
Kematlan Ibu Maternal karena Infeksi
Kematlan Ibu Maternal karena Ekslamsla
Kematlan Ibu Materrtal karena Abortus
Kematlan Ibu Maternal karerta lalrt-lain
Kemalian Neonatal (0-28 hr
Kematlan Neonatal karena 66LR
Kamatian Neonatal karena Asphyxia
Kematlan Neonatal km Tetanus Neonatarum
Kematlan Neonatal karena Infeksi lalnnya
Kematlan Bay! (29 hr -11 Un)
Bavi L^hlr Mall
Bav> Lahir HIdu
Bay! BBLR < 2.SOO gram
Bavi Sehal (B4
Bayl Sehat (B12)
29 iBayi yang diruiuk
EliamIBi
iaEl
mmE9mElramEilaElElIBl
ElElmm
Kunjungan Neonatal (N1) 0 • 7 hart
Kuniungan Neonatal (N2) 6 • 28 hari
Kuniur^gar) Neonatal IN3) 8 ■ 26 hari vang diruiuk
Pesetta KB Akaeptor Baru dengan lUO
Peseria KB Akseptor Baru dengan Suntik
Peserta KB Akseptor Baru dertgan PIL
Peserta KB Akseptor Bam dengan Implant
Peserta KB Akseptor Baru dengan MOW / MOP
Peserta KB Akseptor Aktif dengan lUD
Peserta KB Akseptor AktIf dengan Suntik
Peserta KB Akseotor AktH dengan PIL
Peseria KB Akseotor Aktil dengan Implant
Peseria KB Akseotor Aktll dengan MOW I MOP
Peserta KB dengan Efek Samping KB lUD
Peserta KB dengan Efek Samping KB Suntik
Peserta KB dengan Efek Samping KB PIL
Peserta KB dengan Efek Samping KB Implant
Peserta KB dengan Efek Samping KB MOW / MOP
Peserta KB dengan Komplikasi KB karena lUO
Peserta KB dengan Komplikasi KB karena Suntik
Peseria KB dengan Komplikasi KB karena PIL
Peseria KB dengan Komplikasi KB km ImplantPeseria KB dengan Komplikasi KB karena MOW /MOP
Akseptor vang mengalami keoagalan KB lUO
Akseptor yang mengalami kegagalan KB Suntik
Akseptor yang mengalami kegagalan KB PIL
Akseptor yang mengalami kegagalan KB Implant
Akseptor yang mengalami kegagalan KB MOW / MOP
MENGETAHUI
KERALA PUSKESMAS
20 ....
PELAPOR
PELAKSANA PROGRAM
Pedoman Pemantauan WHayah Setempat - Gizi (PWS-dizi)
i f
■
iI
iP
i
jii
1
33
s
I
R
1
1■£
£
S
iss
1
1.
£
Pedoman Pemantauan WHayah Setempat - Gizi (PWS-Gizi)
Lac^
utan
Lam
plra
n 10b.
I I I I § t I I § is.
1 fci
No
NamaDesa
BUUNDANBUFAS
Lahir
Pettoloaoan
Buli
iiFE
VITA
Kematian
Ketsranoan
Hdup
Man
B8LR
NdCM
Pendwip
Di*i
Rasa
Rifu
kBute
Bute
Bidn
Bute
PanyabebKwTBtlan Buin
Penyabab KamaHan Bute
PanyababKalaWiaiMefl
JUMLAH;
No
NamaOesa
NEONATUSDANBAYI
N1
N2B2
B4
B8
B12
DN
Imunlsasi
VitA
GUBuruk
Szi Kumng
Kematian
Penyabab KamaOan
0-1 th1-60)0-101-50)
HB
OPT
Rotio
Campak
e-12Un1240 bin
0-12 bbi
1240 bin
0-121*1240bh
Nao
Bayl
Bdta
Nao
Bayl
BdBa
12
31
23
12
34
JUMAH:
Lampiran 11.
CONTOH FORMAT LAPORAN BERAT BAOAN BAY!TIN6KAT DESA
BULAN TAHUN
NO POSYANDUBERAT BADAN
Keterangan<2500 a 2500 - 3000 a 3000 - 3500 a > 3500 a
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
JUMLAH
Mengetahui
Kepala Desa/ Kepala Puskesmas Pembina Posyandu Desa/ Pelaksana Gizi
Pedoman Pemantauan Wilayah Setempat - Gid (PWS-Gi^)
p ? 5
5 9 1
I
Pedoman Pemantauan WHayah Setempat - Gizi (PWS^izi)
Lampiran 13.
CAKUPAN PEMBERIAN TABLET FE IBU HAMILMENURUT KAB/KOTA
PROPINSI TAHUN
Pedoman Pemantauan WHayah Setempat - Gizi (PWS-Gizi)
Lampiran 14.KOHORT PEMANTAUAN AS! EKSKLUSIF
CONTOH
PUSKESMAS
KABUPATEN
TAHUN
JUMLAHBAYI
LULUS (AE)%BAYI
LULUS (AE)PEMANTAUAN
AO A1 A2 A3 A4 A5 A6
I'jMigijgjgraMgMraMgn
November
DesemberIEIBH1013HBJ u m 1 a h
Keierangan:AO : Jumlah bayi 0 bulanA1: Jumlah bayi umur I bulanA2 : Jumlah bayi umur 2 bulanA3 : Jumlah bayi umur 3 bulanA4; Jumlah bayi umur 4 bulanA5 : Jumlah bayi umur 5 bulanA6: Jumlah bayi umur 6 bulan - Jumlah bayi yang lulus (AE)
Cara Perhitungan Bayi yang lulus ASI Eksklusif:• Bayi dikatakan lulus (AS! Ekslusif 6 bulan) apabila telah dipantau selama 6 bulan berturut-tunit• Dari contoh di atas, bayi yang lahir bulan Januari 2005 telah lulus (AE 6 bulan) pada Bulan Juli 2005- Dengan perhitungan:
AE (6 bulan) bulan Juli = A6 (bulan Juli) / AO (bulan Januari) x 100 %= 10/25x 100%
= 40,0 %
' Jika ingin menghitung prosentase ASI Ekslusif (6 bulan) selama 1 tahun pada tahun 2005, maka caraperbitungannya:
dengan menjumlahkan Proesntase AE selama 1 tahun kemudian dibagi 12
AEtahun2005 = % AEjan + % AEPeb+ %AE + %AEDes/l2
Pedoman Pemanlsuan WHayah Setempat • Gizi (PWS-Gizi)
Lampiran 15.
REKAPITULASIHASIL PEMANTAUAN ASi EKSKLUSIF
DESA/PUSKESMAS/KAB/PROV
TAHUN
NO BULAN
n Januari
m Pebruari
m Maret
m Mei
aiJuni
m Juli
lEll Oktober
IIIIIKBWmTOW
laiDesember 1JUMLAH 1
PEMANTAUAN
Keterangan;AO: Jumlah bayi 0 bulanA1; Jumlah bayi umur 1 bulanA2: Jumlah bayi umur 2 bulanA3 : Jumlah bayi umur 3 bulanA4; Jumlah bayi umur 4 bulanA5 : Jumlah bayi umur 5 bulanA6: Jumlah bayi umur 6 bulan - jumlah bayi yang lulus (AE)Dipantau = Jumlah AO pada 6 (enam) bulan sebelumnya (Bayi dipantau bulan Juli adalah sama denganjumlah
bulan Januari).
Pedoman Pemantauan WHayah Setempat • Gizi (PWS-Gizi)
Lampiran 16.
LAPORAN PEMANTAUAN ASI EKSKLUSIF
POSYANDU
DESA
BULAN
NO
NAMAIBU
NAMABAYI
TGL LAHIR
ALAMAT
PEMANTAUAN
AO
A1
A2
A3
A4
A5
A6
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
JUMLAH
i I I I I 5)
Lamplran 17.ALUR PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMANTAUAN WiLAYAH SETEMPAT
Desa terhadap target cakupan bulan ini
Mencapai target Di bawah target
Ada kemajuanCakupan bulan
ini
Tidak ada
kemajuan cakupanbulan ini
Ada kemajuanCakupan bulan
Tidak ada
kemajuan cakupanbulan ini
MENGAPA ? MENGAPA ?
Menentukan raktor
penyebabMenentukan faktor penyebab
Peningkatan koordmasilintas sektor
Penggerakanmasyarakat melaluitokoh
Pola yang samateruskan
- Evaluasi upaya yang telahdilakukan
- Peningkatan upaya promosidan penyuluhan melaluiPKK/Desa Wisma, kaderKPKIA, Pengajian.
- Penggerakkan massa olehCamat/Lurah
- Pengumuman jadwalPosyandu
Pola yang sama teruskanPenggerakan masyarakatKesiapan PetugasKoordinasi lintas sektor
Pola yang samaditerapkan di desa lain
- Analisa sebab akibat
- Tingkatkan upayapromosi danpenyuluhan
Lamplran 18.
DAFTAR TILIK PEMANTAUAN PWS-GIZl
TINGKATPUKESMAS
Tanggal Wawancara ; Kabupaten/Kbta ;Nama Responden : Proplnsi :Puskesmas :
No. Uraian Ya Tldak
1. Apakah saudara mengetahui buku Pedoman PWS-GIZI ini ?
2. Apakah saudara pemah membaca buku Pedoman PWS-GIZI ini ?
3. Apakah saudara memahami buku Pedoman PWS-GIZI Ini ?
4. Apakah saudara pemah menglkuti pelatihan PWS-GIZI ?
5. Apakah pelatihan Itu bermanfaatdalam pelaksanaan Program PWS-GIZIdl wllavah saudara ?
6. Apakah has!! pelatihan Itu sudah dllmplementaslkan dalam pelaksanaanProgram PWS-GIZI?
7. Apakah mudah dalam menglmplementasikan PWS-GIZI dl wilayahsaudara ?
8. Indlkator mana vang bisa dllmplementaslkan dl wilavah saudara ?
a. Bumll KEK
b. BBLR
c. Pemantauan Pertumbuhan
d. ASI-Esklusif
e. Cakupan kapsul vitamin A dosis tinggi pada bavi dan ballta
f. Cakupan kapsul vitamin A dosis tingqi pada bu^s
g. Cakupan TTD190 tablet! padalbuhamil
h. Desa dengan garam bervodium balk
9. Indlkator mana yang mudah dalam pengumpulan data dl wilayahsaudara?
a. Bumll KEK
b. BBLR
c. Pemantauan Pertumbuhan
d. ASI-Esklusif
e. Cakupan kapsul vitamin A dosis tinggi pada bavi dan balitaf. Cakupan kapsul vitamin A dosis tinggi pada bufas
g. CakupanTTD(90tablet! padalbuhamil
h. Desa dengan garam bervodium balk
10. Indlkator mana yang mudah dalam pengolahan data dl wilayahsaudara ?
a. Bumil KEK
b. BBLR
c. Pemantauan Pertumbuhan
d. ASI-Esklusif
e. Cakupan kapsul vitamin A dosis tinggi pada bavi dan baiita
Pedoman Pemantauan Wilayah Setempat- Gizi (PWS-Gh i)
Lampiran 18a.
No. Uraian Ya Tidak
f. Cakupan kapsul vitamin A dosis tinqqi pada bu^s
q. Cakupan TTD (90 tablet) pada Ibu hamllh. Desa denqan qaram beryodium balk
11. Indlkator mana yang mudah dianallsis dan penyajlan data dl wllayahsaudara?
a. Bumll KEK
b. BBLR
c. Pemantauan Pertumbuhan
d. ASI-EsklusIf
e. Cakupan kapsul vitamin A dosIs tinqqi pada bavl dan ballta
f. Cakupan kapsul vitamin A dosIs tinqqi pada bu^sq. Cakupan TTO (90 tablet) pada Ibu hamll
h. Desa denqan qaram beryodium balk
12. Apakah saudara mengirlmkan laporan PWS-GIZI ke kabupaten/kotasecara teratur ?
13. Jlka saudara menqirlmkan laporan apakah ada buktl penqirlman ?14. Apakah data dan InformasI hasll PWS-GIZI dipresentasikan dl
llnqkunqan InstltusI saudara ?
15. Apakah data dan InformasI hasll PWS-GIZI dipresentasikan dl llntassektor?
16. Apakah keqiatan presentasi tersebut dllakukan setiap bulan ?
17. Apakah keqiatan presentasi tersebut dllakukan setiap 3 bulan ?18. Apakah keqiatan presentasi tersebut dllakukan setiap 6 bulan ?
19. Apakah keqiatan presentasi tersebut dllakukan setiap tahun ?
20. Apakah saudara memlllkl catatan hasll pertemuan PWS-GIZI ?
21. Apakah hasll presentasi tersebut ditlndaklanjuti oleh penentu kebijakan(dukunqan kebllakan, dana. tenaqa dlD?
22. Apakah ada SK Bupatl/Wallkota yang mendukung pelaksanaan PWS-GIZI?
23. Apakah saudara melaksanakan pemblnaan teknis ke tingkat yang palingbawah?
24. Apakah saudara pemah mendapat pemblnaan teknis daii petugaskabupaten/kota ?
25. Apakah saudara pemah mendapat pemblnaan teknis dari petugasproplnsl ?
26. Apakah saudara pemah mendapat pemblnaan teknis darl petugas pusat?
27. Apakah bentuk pemblnaan dllaksanakan melalul kuniunqan lapanqan ?
29. Apakah bentuk pemblnaan dllaksanaan hanya dengan mempelajari datalaporan ?
30. Apakah bentuk pemblnaan dllaksanakan dengan mempelajari datalaporan dan kunjunganLapanqan ?
Jumlah
Saran
TIndak Lanlut:
Beri tanda Vpada Jawaban andaBoat pers&itaseJumlah yang menjawab ya dibagldenganjurrdahpertanyaanx 100%
Pedoman Pemantauan WHayah Setempat - Glzi (PWS-Gizi)
Lamplran 19.
DAFTAR nUK PEMANTAUAN PWS-GIZX
TINGKAT KABUPATEN/KOTA
Tanggal Wawancara Kabupaten/KotaNama Responden : Proplnsi :
No. Uralan Ya TIdak
1. Apakah saudara menqetahui buku Pedoman PWS-GIZI Ini ?2. Apakah saudara pemah membaca buku Pedoman PWS-GIZI ini ?
3. Apakah saudara memahami buku Pedoman PWS-GIZI ini ?
4. Apakah saudara pemah menqikuti pelabhan PWS-GIZI ?
5. Apakah pelabhan Itu bermanfaat dalam pelaksanaan ProgramPWS-GIZI di wilavah saudara ?
6. Apakah hasil pelabhan itu sudah diimplementasikan dalampelaksanaan Proqram PWS-Gizi di wilavah saudara ?
7. Apakah berjalan lancar dalam mengimplementasikan PWS-GIZI diwilavah saudara ?
8. Indikator mana yang mudah untuk diimplementasikan di wilayahsaudara ?
a. Bumil KEK
b. BBLR
c. Pemantauan Pertumbuhan
d. ASI-Esklusif
e. Cakupan kapsul vitamin A dosls bnqqi pada bavi dan balita
f. Cakupan kapsul vitamin A dosis bnool oada bufas
q. Cakupan TTD (SO tablet) padaibuhamilh. Desa denqan qaram bervodium balk
9. Indikator mana yang mudah dalam pengumpulan data di wilayahsaudara ?
a. Bumil KEK
b. BBLR
c. Pemantauan Pertumbuhan
d. ASI-EsklusIf
e. Cakupan kapsul vitamin A dosis bnqqi pada bavi dan balitaf. Cakupan kapsul vitamin A dosis bnqqi pada bu^s
a. CakupanTTD(90tablet) padaibuhamilh. Desa denqan qaram bervodium baiki. Bumil KEK
10. Indikator mana yang mudah dalam pengolahan data di wilayahsaudara ?
a. Bumil KEK
b. BBLR
c. Pemantauan Pertumbuhan
d. ASI-Esklusif
e. Cakupan kapsul vitamin A dosis bnqqi pada bavi dan balitaf. Cakupan kapsul vitamin A dosis bnqqi pada bufasa. CakupanTTD(90tablet) padaibuhamil'
h. Desa denoan oaram bervodium baiki. Bum!! KEK
Pedoman Pemantauan WHayah Setempat - Gizi (PWS-Gi d)
Lampiran 19a.
No. Uraian Ya Tidak
11. Indikator mana yang mudah dalam analisis dan penyalian data ?
a. Bumil KEK
b. BBLR
c. Pemantauan Pertumbuhan
d. ASI-Esklusif
e. Cakupan kapsul vitamin A dosis tinqqi pada bayi dan baiita
f. Cakupan kapsul vitamin A dosis tinqqi pada bu^s
q. Cakupan TTD (90 tablet) padaibuhamil
h. Desa denqan qaram betvodium baik
i. Bumil KEK
12. Apakah saudara mengirimkan laporan PWS-GIZI ke propinsi secarateratur?
13. Jika saudara mengirimkan laporan, apakah ada buktlpenqiriman ?
14. Apakah data dan informasi hasii PWS-GIZI dipresentasikan dilinqkunqan institusi saudara ?
15. Apakah data dan informasi hasii PWS-GIZI dipresentasikan dilintas sektor ?
16. Apakah keqiatan presentasi tersebut dilakukan seb'ap bulan ?17. Apakah keqiatan presentasi tersebut dilakukan setiap 3 bulan ?18. Apakah keqiatan presentasi tersebut dilakukan setiap 6 bulan ?
19. Apakah keqiatan presentasi tersebut dilakukan setiap tahun ?20. Apakah saudara memiliki catatan hasii pertemuan PWS-GIZI ?21. Apakah hasll presentasasi tersebut ditindaklanjuti oleh penentu
kebilakan (dukunqan kebilakan, politis. dana. tenaqa dlD?22. Apakah ada SK Bupati/Walikota yang mendukung pelaksanaan
PWS-Glzi ?
23. Apakah saudara melaksanakan pemblnaan teknis ke tingkat yangpaling bawah ?
24. Apakah saudara pemah mendapat pemblnaan teknis daripropinsi ?
25. Apakah saudara pemah mendapat pemblnaan teknis dari petugasousat?
26. Apakah bentuk pembinaan dilaksanakan melalui kunjunganlapanqan ?
27. Apakah bentuk pembinaan dilaksanakan hanya denganmempeiajari data laporan?
28. Apakah bentuk pembinaan dilaksanakan dengan mempeiajaridata laporan dan kuntunqan lapanqan ?
Jumlah
Saran :
Tindak Laniut :
Keterangan:B&i tanda y^pada jawatxm andaBuatpefsentase jumlah yang menjawab ya dibag! denganjumlah pertanyaan x 100%
Pedoman Pemantauan WHayah Setempat - Gizi (PWS-Glzi)
MILIK PERPUSTAKAAN
DEP; KESEHATAN
Tim Penyusun
Sc
Sc
Ir. Tatang S. Faiah, M:5cDR. Minarto
DR. Iman Sumarno
Nils Aria Zulfianto, MIr. Titln Martini, M
Nyimasyulia, MAlip Syaiful, Ml^s
Asriyanti, SKMDr. Imran Pambudi
Ir. Dian AnggorowatiAbdurrahman, SKM, Mkes
Lismartina, Slj^MH.A Bernardus, MA
Ir. Mursailm
Lina Marlina
Siti Masruroh
L
6~~OOO~OO
1111111111 il!llllllllllllil "IS3NOONI )t1l9nd3}1
N"1"H3S3)1 N3W3UI\fd:Ja N"'/)I\flSnd}l3d