Pemantauan Perkembangan OPT

3
Pemantauan Perkembangan OPT Pengamatan terhadap kemunculan suatu OPT di suatu wilayah perlu di monitor dari waktu ke waktu dengan interval tertentu tergantung : tingkat tumbuh, jenis tanaman, daur hidup OPT yang diamati, tujuan pengambilan sampel, faktor cuaca, dll. Pengamatan dilakukan pada sampel tanaman yang dipilih mengikuti ketentuan secara acak atau secara sistematik Pengukuran Kerusakan karena OPT Tingkat kerusakan tanaman akibat hama dikenal dengan intensitas serangan atau intensitas kerusakan. Besarnya intensitas serangan dinyatakan dengan persen.• Untuk tanaman yang bernilai ekonomi tinggi dan kerusakan yang terjadi bersifat fatal atau sistemik menghancurkan produknya maka perhitungan kerusakan dilakukan dengan rumus (Jumar, 2000). • I = n/N x 100 I : intensitas serangan OPT n : Jumlah tanaman yang terserang N : jumlah total sampel tanaman yang diamati Tanaman dengan kerusakan yang dapat diperkiraan dengan skor atau nilai numerik, contoh: Skor % Kerusakan Keterangan (misalnya utk bercak daun) 0 0 Tidak ada yg rusak 1 < (=) 10 Luas bercak daun selebar ± 10% dari helaian daun 2 10 - 20 Luas bercak daun selebar 10-20 % dari helaian daun

description

AE dan perhitungannya

Transcript of Pemantauan Perkembangan OPT

Pemantauan Perkembangan OPT Pengamatan terhadap kemunculan suatu OPT di suatu wilayah perlu di monitor dari waktu ke waktu dengan interval tertentu tergantung : tingkat tumbuh, jenis tanaman, daur hidup OPT yang diamati, tujuan pengambilan sampel, faktor cuaca, dll. Pengamatan dilakukan pada sampel tanaman yang dipilih mengikuti ketentuan secara acak atau secara sistematikPengukuran Kerusakan karena OPTTingkat kerusakan tanaman akibat hama dikenal dengan intensitas serangan atau intensitas kerusakan. Besarnya intensitas serangan dinyatakan dengan persen. Untuk tanaman yang bernilai ekonomi tinggi dan kerusakan yang terjadi bersifat fatal atau sistemik menghancurkan produknya maka perhitungan kerusakan dilakukan dengan rumus (Jumar, 2000). I = n/N x 100I : intensitas serangan OPTn : Jumlah tanaman yang terserangN : jumlah total sampel tanaman yang diamatiTanaman dengan kerusakan yang dapat diperkiraan dengan skor atau nilai numerik, contoh:Skor % Kerusakan Keterangan (misalnya utk bercak daun)0 0 Tidak ada yg rusak1 < (=) 10 Luas bercak daun selebar 10% dari helaian daun2 10 - 20 Luas bercak daun selebar 10-20 % dari helaian daun3 20 - 40 Luas bercak daun selebar 20 - 40 % dari helaian daun4 40 - 70 Luas bercak daun selebar 40-70 % dari helaian daun5 > 70 Luas bercak daun selebar > 70 % dari helaian daun atau tanaman matiPengamatan sampel dengan skoring pada suatu hamparan lahan* I = nixvi / N Zni : jumlah sampel pada katagori kerusakanVi : skor pada sampelN : Jumlah total sampelZ : skor tertinggi dari katagori seranganRumus Perhitungan Intensitas Serangan :pengamatan terhadap misalnya 10 sampelI = 1x1 + 3x2 + 3x3 + 3x5 / 10 x 5 x 100%I = 31/50 x 100% (Mau. F, 2000)Ekonomi pengendalian hama Contoh, biaya aplikasi pestisida untuk mempertahankan populasi aphid 50 ekor/tan pada cabai Rp 450.000 per ha, harga biji cabai Rp 15.000/kg; ambang pendapatan Rp 450.000/Rp 15.000 = 30 per kg. Ini artinya peningkatan hasil atau pendapatan 30 kg per ha untuk aplikasi pestisida dianggap ekonomis. ALE = ambang pendapatan/kehilangan hasil setiap serangga; Contoh, jika AP = 30 kg per ha dan kerusakan per aphid 1,5 kg per ha, maka ALE =30/1,5 = 20 +50 (aras dasar) = 70 aphid per tan. Dengan demikian, jika dalam pengambilan sampel ditemukan aphid >70 ekor/tan., maka perlu dilakukan aplikasi pestisida.Ekonomi pengendalian hama ALE dapat dirumuskan sbb: ALE = C/VIDK C= biaya pengendalian (Rp/ha); V= harga produk (Rp/ton); I = Kerusakan tanaman (persen defoliasi /serangga); D= kehilangan hasil (ton); K=proporsi pengurangan populasi karena aplikasi pestisida Jika C= Rp 300.000; V=Rp 150.000/ton; I= 0,01 (1 persen); D= 0,05 ton/100 serangga; K= 0,8 (80 persen); maka : ALE = C/VIDK = 300.000/(150.000 x 0,01 x 0,05 x 0,8) = 7500 serangga/ha atau 0,75 serangga/m2 Berikut ini contoh nilai ambang ekonomi (Prajnata, 2003)DAFTAR ISIJumar. 2000. Etomology Pertanian. Jakarta. Rineka Cipta.Mau. F. L. Ronald and Jaima L. Martin Kessing: Myzus persicae Sulzer http://www. Extento. Hawai. Edu/ Kbase/Crop/Type/ myzus. Htm 3 juni 2015Mangoendiharjo, S. dan Edi Mahrub. 1983. Pengendalian Hama Hayati Jurusan Ilmu Hama Tumbuhan. Yoyakarta. Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada.Pracaya. 2003. Hama Penyakit Tanaman.Jakarta. Penebar Swadaya, Prajnata, F 2003. Mengatasi Permasalahan Bertanam Cabai. Jakarta. Penebar Swadaya,Setiadi. 2002. Bertanam Cabei. Penebar Swadaya, Jakarta.Tjahjadi, N. 1992. Hama dan Penyakit tanaman. Yogyakarta. Kanisius.