Pemanfaatan Tepung Tempe Kedelai Sebagai Pencegah Osteoporosis, Kajian Histologi Femur Mencit...
-
Upload
nindyta-primasari -
Category
Documents
-
view
250 -
download
0
Transcript of Pemanfaatan Tepung Tempe Kedelai Sebagai Pencegah Osteoporosis, Kajian Histologi Femur Mencit...
-
7/25/2019 Pemanfaatan Tepung Tempe Kedelai Sebagai Pencegah Osteoporosis, Kajian Histologi Femur Mencit Ovariektomi
1/26
PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA
JUDUL PROGRAM
PEMANFAATAN TEPUNG TEMPE KEDELAI SEBAGAI PENCEGAHOSTEOPOROSIS, KAJIAN HISTOLOGI FEMUR MENCIT
OVARIEKTOMI
BIDANG KEGIATAN:
PKM PENELITIAN
Diusulkan oleh:
Nurul Aini Afifatus Solehah NIM 121810401033 Angkatan 2012
Arlina Mustika Sari NIM 111810401051 Angkatan 2011
Nindita Fitria Primasari NIM 121810401001 Angkatan 2012
UNIVERSITAS JEMBER
JEMBER
2015
-
7/25/2019 Pemanfaatan Tepung Tempe Kedelai Sebagai Pencegah Osteoporosis, Kajian Histologi Femur Mencit Ovariektomi
2/26
i
-
7/25/2019 Pemanfaatan Tepung Tempe Kedelai Sebagai Pencegah Osteoporosis, Kajian Histologi Femur Mencit Ovariektomi
3/26
ii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN PENGESAHAN PROPOSAL PKM-PENELITIAN ............ i
DAFTAR ISI................................................................................................... ii
RINGKASAN ................................................................................................. iii
BAB 1. PENDAHULUAN ............................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ..................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................ 2
1.3 Tujuan dan Manfaat.............................................................................. 2
1.4 Luaran yang Diharapkan ...................................................................... 2
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA.................................................................... 2
BAB 3. METODOLOGI PENELITIAN ...................................................... 4
BAB 4. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN............................................. 84.1 Anggaran Biaya..................................................................................... 8
4.2 Jadwal Kegiatan .................................................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 9
LAMPIRAN-LAMPIRAN ............................................................................ 11
Lampiran 1. Biodata Ketua, Anggota dan Dosen Pembimbing ....................... 11
Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Kegiatan..................................................... 18
Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Kegiatan Pembagian Tugas ................. 21
-
7/25/2019 Pemanfaatan Tepung Tempe Kedelai Sebagai Pencegah Osteoporosis, Kajian Histologi Femur Mencit Ovariektomi
4/26
iii
RINGKASAN
Osteoporosis terjadi akibat adanya gangguan metabolisme pada tulang yang
ditandai dengan pengurangan densitas, perubahan mikroarsitektur dan
peningkatan fragilitas tulang sehingga resiko fraktur tulang tersebut lebih besar(Sennang et al., 2006). Sebagian besar kasus osteoporosis melibatkan perempuan
pasca menopause yang salah satu penyebabnya adalah defisiensi estrogen (Djoko,
1997; Ang-sy, 1994).Berdasarkan analisis data resiko osteoporosis yang dilakukan
oleh Departemen Kesehatan RI bersama PT. Fonterra Brands Indonesia tahun
2006, menyatakan bahwa prevalensi osteoporosis di Indonesia mencapai 41,75%.
Artinya, setiap 2 dari 5 penduduk Indonesia beresiko terkena osteoporosis. Angka
ini lebih tinggi dari prevalensi dunia yang hanya 1 dari 3beresiko terkena
osteoporosis (Era Baru News, 2008).
Tempe merupakan makanan yang dikenal sebagai sumber gizi dan
dikonsumsi oleh mayoritas masyarakat Indonesia. Tempe terbuat dari biji kedelai
dan memiliki kandungan yang berhubungan dengan osteoporosis yaitufitoestrogen. Fitoestrogen dalam tempe kedelai adalah deidzein dan genistein,
struktur kimia keduanya mirip dengan -estradiol atau estrogen yang berperan
dalam peningkatan reabsorbsi kalsium pada proses osteoblastik tulang (Guyton
dan Hall, 2008).
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh fitoestrogen yang
terkandung dalam tepung tempe kedelai sebagai agen antiosteoporosis pasca
menopause. Pengamatan yang dilakukan untuk hasil uji meliputi jumlah sel
osteoblas yang merupakan sel berbentuk kubus atau kolumnar atau pipih pada
bagian tulang yang sedang mengalami aktifitas remodeling, serta sel osteoklas
yang merupakan sel berukuran besar, bentuknya tidak beraturan, dan berinti
banyak pada bagian yang sedang mengalami aktifitas remodeling. Luaran yangdiharapkan dari penelitian ini yaitu terciptanya suatu artikel ilmiah yang dapat
memberikan informasi mengenai manfaat tempe sebagai alternatif terapi sulih
hormon estrogen eksogen pada wanita pasca menopause untuk mengurangi resiko
osteoporosis secara alami, murah dan dapat terjangkau oleh berbagai kalangan.
-
7/25/2019 Pemanfaatan Tepung Tempe Kedelai Sebagai Pencegah Osteoporosis, Kajian Histologi Femur Mencit Ovariektomi
5/26
1
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tulang adalah jaringan aktif yang secara metabolik mengalami remodelingberkelanjutan oleh dua proses, yaitu pembentukan (formasi) dan penyerapan
(resorpsi) tulang (Seibel, 2005). Apabila proses resorpsi tulang melebihi aktivitas
formasi tulang maka dapat menyebabkan terjadinya osteoporosis (Speroff, 2005).
Osteoporosis terjadi akibat adanya gangguan metabolisme pada tulang yang
ditandai dengan pengurangan densitas, perubahan mikroarsitektur dan
peningkatan fragilitas tulang sehingga resiko fraktur tulang lebih besar (Sennang
et al., 2006).
Sebagian besar kasus osteoporosis melibatkan perempuan pasca menopause
yang salah satu penyebabnya adalah defisiensi estrogen (Djoko, 1997; Ang-sy,1994). Berdasarkan analisis data resiko osteoporosis yang dilakukan oleh
Departemen Kesehatan RI bersama PT. Fonterra Brands Indonesia tahun 2006,
menyatakan bahwa prevalensi osteoporosis di Indonesia mencapai 41,75%.
Artinya, setiap 2 dari 5 penduduk Indonesia beresiko terkena osteoporosis. Angka
ini lebih tinggi dari prevalensi dunia yang hanya 1 dari 3 beresiko terkena
osteoporosis (Era Baru News, 03 Nov 2008).
Resiko osteoporosis pasca menopause akibat menurunnya produksi
hormon estrogen endogen dapat menyebabkan hilangnya mineral tulang dengan
sangat cepat (Dawson-Hughes, 1996). Beberapa sumber penelitian klinis
menyebutkan bahwa Terapi Sulih Hormon (TSH) dengan dosis yang disesuaikan,
secara efektif dapat mengurangi resiko terjadinya osteoporosis. Namun, selain
harganya mahal, dalam jangka panjang TSH dapat menimbulkan efek penyakit
berbahaya di antaranya kanker rahim dan kanker payudara (Nurrochmad et al.,
2010). Oleh karena itu, perlu diupayakan penanganan osteoporosis melalui
pemberian bahan serupa estrogen alami, cukup aman pemakaiannya, terjangkau
oleh masyarakat banyak dan relatif dapat dikomsumsi dalam jangka waktu lama.
Salah satu jenis hormon estrogen alami yang dapat digunakan adalah
fitoestrogen yang merupakan substansi pada tanaman yang secara struktural
maupun fungsional mirip dengan -estradiol atau estrogen pada wanita (Cassidy,2003; Duffy, 2007). Beberapa penelitian mengkaji kandungan fitoestrogen pada
tanaman yang dapat digunakan sebagai alternatif terapi estrogen eksogen yaitu
Silvia (2012), menyatakan bahwa ekstrak etanol 70 % buah kacang panjang
(Vigna unguiculata L.) dengan kandungan flavonoid cukup tinggi menunjukkan
efek antiosteoporosis optimum pada dosis 100 mg/200 gram BB tikus. Penelitian
lain yang dilakukan oleh Nurdiana (2011), menyatakan bahwa ekstrak kacang
tunggak yang memiliki kandungan fitoestrogen dengan dosis 0,5 ml/kg BB dapat
menurunkan jumlah osteoklas pada tikus ovariektomi kondisi 1 dan 2 bulan.
-
7/25/2019 Pemanfaatan Tepung Tempe Kedelai Sebagai Pencegah Osteoporosis, Kajian Histologi Femur Mencit Ovariektomi
6/26
2
Tempe merupakan makanan yang dikenal sebagai sumber gizi dan
dikonsumsi oleh mayoritas masyarakat Indonesia. Tempe terbuat dari biji kedelai
dan memiliki kandungan fitoestrogen. Fitoestrogen dalam Tempe kedelai adalah
deidzein dan genistein yang berperan dalam peningkatan resorpsi kalsium pada
proses osteoblastik tulang (Guyton dan Hall, 2008). Berdasarkan uraian diatas,
perlu dilakukan penelitian menggunakan ekstrak tepung tempe kedelai sebagai
sumber fitoestrogen yang potensialsebagai agen antiosteoporosis pada wanita
pasca menopause.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, diperoleh rumusan masalah sebagai
berikut:
1. Apakah ekstrak tepung tempe kedelai memiliki pengaruh terhadap jumlah
osteoblas dan osteoklas pada femur mencit betina ovariektomi?2. Berapakah dosis dan lama pemberian ekstrak tepung tempe kedelai yang paling
berpengaruh terhadap jumlah osteoblas dan osteoklas femur mencit betina
ovariektomi?
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian
Tujuan dan manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui pengaruh ekstrak tepung tempe kedelai terhadap jumlah osteoblas
dan osteoklas femur mencit betina ovariektomi.
2. Mengetahui dosis dan lama pemberian ekstrak tepung tempe kedelai yangpaling berpengaruh terhadap jumlah osteoblas dan osteoklas pada femur mencit
betina ovariektomi.
1.4 Luaran yang Diharapkan
Luaran yang diharapkan dari penelitian ini yaitu terciptanya artikel ilmiah
yang dapat memberikan informasi mengenai manfaat tepung tempe kedelai
sebagai salah satu alternatif terapi sulih hormon estrogen eksogen pada wanita
pasca menopause untuk mengurangi resiko osteoporosis secara alami, murah dan
dapat terjangkau oleh berbagai kalangan.
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
Sebagai unsur utama sistem rangka dewasa, jaringan tulang berguna untuk
menunjang struktur berdaging, melindungi organ vital seperti yang terdapat pada
tengkorak, dan rongga dada. Secara fisiologi, tulang juga berfungsi sebagai
tempat penimbunan atau pembebasan kalsium, fosfat dan ion-ion lain (Junqueira
dan Carneiro, 2007). Menurut Djojosoebagio (1996), tulang terdiri atas sel-sel
(osteoblas, osteosit, osteoklas), matriks organik yang disusun oleh kolagen dan
bahan dasar yang mengandung mukopolisakarida, serta mineral (Geneser, 1994).
-
7/25/2019 Pemanfaatan Tepung Tempe Kedelai Sebagai Pencegah Osteoporosis, Kajian Histologi Femur Mencit Ovariektomi
7/26
3
Berdasarkan klasifikasi bentuknya, tulang femur termasuk dalam tulang
panjang. Tulang ini memiliki corpus berbentuk tubular, diafisis, dan juga
dijumpai epifisis pada bagian ujungnya. Corpus mempunyai civitas medullaris di
bagian tengah yang berisi sumsum tulang, bagian luarnya terdiri dari tulang
kompak yang dilingkupi oleh selubung jaringan ikat yang disebut periosteum.
Secara dinamis, tulang terus-menerus melakukan proses penyusunan jaringan
tulang baru dan perombakan jaringan tulang lama yang disebut sebagai
remodeling tulang. Proses remodeling yang berhubungan langsung dengan fungsi
homeostasis mineral tulang dipengaruhi oleh hormon dalam tubuh seperti
parathormon, kalsitonin, dan estrogen (Junqueira dan Carneiro,2007).
Bertambahnya usia, secara fisiologi menyebabkan hilangnya sebagian
massa tulang yang disebut ostopenia. Jika dibiarkan, keadaan ini akan semakin
buruk karena ostopenia yang melewati ambang batas untuk terjadinya fraktur
(Fracture threshiod) disebut sebagai osteoporosis. Keadaan ini memiliki ciri-ciriyaitu jumlah komponen tulang yang mengisi jaringan berkurang, namun secara
struktural masih dalam keadaan normal (Isbagio, 1995). Sebagian besar kasus
osteoporosis melibatkan perempuan pascamenopause yang disebut sebagai
osteoporosis Tipe 1 (Post Menopausal Osteoporosis) (Djoko, 1997). Pada tipe ini,
akan terjadi osteoporosis spinal (trabekular) yang mengakibatkan terjadinya
fraktur tulang belakang. Seiring dengan bertambahnya usia, resiko osteoporosis
tipe ini juga terjadi pada tulang panjang (kortikal) yang menyebabkan terjadinya
fraktur femur (Silvia, 2012).
Secara alamiah, pada usia klimakterium (40 tahun) seorang wanita akanmengalami masa menopause. Menopause adalah suatu masa yang dialami wanita
dan ditandai oleh menurunnya fungsi ovarium yaitu tidak adanya pertumbuhan
folikel. Folikel dalam ovarium khususnya pada sel teka dan sel granulosa berperan
dalam sintesis hormon estrogen (Hafez, 2000). Akibatnya, setelah terjadi
menopause seorang wanita akan mengalami penurunan kadar estrogen. Meskipun
estrogen masih dapat dihasilkan dari jaringan tubuh lainnya terutama lemak dan
otot, namun estrogen dari lemak dan otot adalah dalam bentuk estron, yaitu jenis
estrogen yang memiliki aktivitas estrogenik lebih rendah dibandingkan dengan
jenis estrogen dari hasil pertumbuhan folikel dalam ovarium yaitu estradiol
(DeGroot, 1995).
Estrogen merupakan hormon seks steroid yang memegang peran penting
dalam metabolisme tulang, mempengaruhi aktivitas osteoblas maupun osteoklas,
dan menjaga keseimbangan kerja dari kedua sel tersebut melalui pengaturan
produksi faktor parakrin utamanya oleh sel osteblas. Osteoblas memiliki reseptor
alpha dan betha (ER dan ER) didalam sitosol. Dalam proses diferensiasinya ,
osteoblas mengekspresikan reseptor betha (ER) 10 kali lipat dari reseptor
estrogen alpha (ER) (Monroe et al., 2003). Sub tipe reseptor inilah yang
melakukan pengaturan homeostasis tulang dan dalam terjadinya osteoporosis
(Quaedackers et al., 2001). Disisi lain, estrogen dapat merangsang ekspresi
-
7/25/2019 Pemanfaatan Tepung Tempe Kedelai Sebagai Pencegah Osteoporosis, Kajian Histologi Femur Mencit Ovariektomi
8/26
4
osteoprotegerin (OPG) dan TGF- (Transforming Growth Factor-) pada sel
osteoblas dan sel stroma yang lebih lanjut dapat menghambat penyerapan tulang
dan meningkatkan apoptosis sel osteoklas (Norman, 2003). Selain fungsi tersebut,
estrogen berperan penting dalam mengatur efek hormon paratiroid (PTH) pada
tulang yang pada kadar tertentu dapat menurunkan kadar kalsium dalam serum,
urin, dan hydroxyprolive pada wanita pasca menopause. Hormon estrogen juga
berpengaruh pada metabolisme vitamin D mengakibatkan penurunan absorbsi
kalsium di usus yang disebabkan karena menurunnya kadar 1,25-OH-D3. Selain
itu estrogen dapat merangsang sekresi kalsitonin yang mempunyai efek
menghambat kerja osteoklas dalam meresorpsi tulang (Singer, 1997).
Tempe kedelai merupakan makanan tradisional Indonesia terbuat dari biji
kedelai yang melalui proses fermentasi menggunakan jamurRhizopus sp.. Tepung
tempe kedelai memiliki 2 komponen utama yang berhubungan dengan
osteoporosis yaitu fitoestrogen dan kalsium. Fitoestrogen dalam kacang kedelaiadalah deidzein dan genistein yang komposisi kimiawinya mirip dengan -
estradiol atau etrogen pada wanita yang berperan dalam peningkatan resorpsi
kalsium pada proses osteoblastik (Guyton dan Hall, 2008). Fungsi estrogenik
dapat terjadi karena fitoestrogen memiliki 2 gugus OH (hidroksil) yang berjarak
1,0-11,5 A pada intinya, sama dengan inti dari hormon estrogen. Dengan struktur
pokok yang sama tersebut maka substrat ini akan memiliki afinitas tertentu untuk
dapat menduduki estrogen reseptors.
BAB 3. METODE PENELITIAN
3.1 Waktu dan Tempat Penelitian
Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Januari sampai Mei 2016.
Tempat penelitian di Laboratorium Zoologi, Jurusan Biologi, Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Jember, Laboratorium
Patologi Anatomi Fakultas Kedokteran Umum Universitas Gadjah Mada,
Yogyakarta, dan Laboratorium Patologi Anatomi Fakultas Kedokteran Hewan
Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta .
3.2 Alat dan Bahan
3.2.1 Alat
Alat yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari : kandang hewan
percobaan 34 cm x 25 cm x 12 cm (bak plastik dan penutup dari ram kawat besi),
botol minum mencit, dan jarum sonde lambung berujung tumpul (20 gauge, 5
cm), papan bedah, timbangan analitik 200 gram, spuit injection (Terumo Syringe 1
cc/ml) 0,45 x 13 mm, hecting set(One Med), silet (Gold), dan jarum sutura no.2
(One Med), beaker glass, gelas ukur 100 ml, Botol schott, corong plastik kecil,
pipet tetes, spatula, cawan porselen 75 cc, grinder, saringan tepung 60 mesh
(Retsch), lab stirrer electricity, rotary evaporator, water bath, baki stainless steel,
-
7/25/2019 Pemanfaatan Tepung Tempe Kedelai Sebagai Pencegah Osteoporosis, Kajian Histologi Femur Mencit Ovariektomi
9/26
5
oven, pisau, baki plastik, talenan, sendok, dan cup, timbangan analitik, sendok
reagen, gelas ukur atau labu takar 1000 ml, botol reagen 1000 ml (Durant) atau
tabung erlenmeyer 1000 ml, magnetic stirer, corong kaca, object glass, cover
glass, rotary microtom, staining jar, botol flakon, holder, skalpel, oven, hot plate,
mikroskop binokuler (Olympus) dengan aplikasi optik lab.
3.2.2 Bahan
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari:
Mencit betina galur Swiss Webster usia 90 hari berat rata-rata 28 gram,
pakan pellet(CP 511), aquades, sekam padi, serbuk gergaji kayu. Paracetamol,
ketamil 10%, xyla, benang silkno.3 (One Med), benang cat gutno.3 (One Med),
betadin 10% (Povidone Iodine), alkohol 70% (Mediss), antibiotik (Levofloxacin),
cairan infus 0,9% sodium cloride (Cotsu-NS), kasa steril (One Med), benang silk
(One Med), benang cat gut (One Med), povidone iodine, gloves, masker, tisu,tempe kedelai, alkohol 70%, kain saring, kertas saring, tisu, kloroform, sodium
chlorida (Na Cl), asam chlorida (HCl), aquadest pH 7-7,5 (H2O), ammonium
oxalat (NH4)2 C2O4.H2O (Merck), kain kassa steril, alkohol bertingkat, alkohol
absolut, parafin, gliserin, albumin, HE (Hematoxylin - eosin), xylol, entelan.
3.3 Pelaksanaan penelitian
1. Persiapan Hewan Uji
Subjek penelitian ini terdiri dari 120 ekor mencit betina strain Swiss
Webster ovariektomi umur 90 hari yang dipelihara dan diadaptasikan padakandang plastik dan penutup ram kawat berukuran 34 cm x 25 cm x 12 cm beralas
sekam padi dan serbuk gergaji kayu. Kandang pemeliharaan ini diletakkan pada
ruangan dengan suhu 27C dan kelembaban relatif 77 % RH sebagai kondisi
umumnya. Mencit diberi pakan standart berupa pellet (CP 511), dengan
pemberian per hari 1/10 berat badan mencit (gram) dan minum aquades secara ad
libitum.
2. Pembuatan Mencit Ovariektomi (OVX)
Ovariektomi dilakukan dengan mengambil kedua ovarium mencit. Mencit
usia 90hari dengan berat rata-rata 28 gram dianastesi dengan ketamin 10% dan
xyla dengan perbandingan 1:1 sebanyak 0,05 ml per mencit secara intramuskular.
Kemudian mencit diletakkan terlentang diatas papan operasi, diolesi air sabun anti
bakteri dan dicukur rambut bagian medial perut. Dioleskan povidone iodinedan
diinsisi untuk membuka lapisan muskulus daerah abdomen (M. obliquus
abdominis eksternus 1,5 cm danM. oblikus abdominis internus 1 cm. Dikeluarkan
ovarium dan dipotong pada daerah antara oviductdan ovarium dengan cara dijepit
pada daerah ujung oviductdengan klem arteri, kemudian diikat benang silkbagian
pangkal batas klem arteri dan dipotong dengan gunting matzenbaum. Setelah
ovarium diangkat, selanjutnya arteri clamp dilepas, organ direposisi, dan diberi
-
7/25/2019 Pemanfaatan Tepung Tempe Kedelai Sebagai Pencegah Osteoporosis, Kajian Histologi Femur Mencit Ovariektomi
10/26
6
cairan infus 0,5 ml. Selanjutnya bagian muskulus oblikus abdominis internus
dijahit dengan benang cat gut chromic no.3, sedangkan pada bagian muskulus
oblikus abdominis eksternus dijahit dengan benang silkno. 3, dilakukan desinfeksi
menggunakan povidone iodine pada daerah insisi, dan diinjeksi antibiotik
Levofloxacin 0,05 ml. Perawatan luka pada masa penyembuhan dilakukan dengan
paracetamol (1 sendok teh / 200 ml aquades) selama 1 minggu secara ad libitum.
3. Pembuatan Ekstrak Tepung Tempe Kedelai
Tempe murni umur fermentasi 2 hari dicacah, ditimbang berat basah,
kemudian dioven dalam suhu 40-45 C selama 2 hari, selanjutnya di grinderdan
diayak dengan ayakan 60 mesh. Setelah di timbang berat kering, selanjutnya
tepung tempe dimaserasi dalam alkohol 70% dengan perbandingan 1:4, distirer
elektrik 500 rpm selama 15 menit dan didiamkan selama 2 x 24 jam. Langkah
berikutnya disaring untuk mendapatkan filtrat, dimasukkan ke dalam rotaryevaporator selama 4-5 jam dengan suhu 80C hingga didapatkan filtrat alami
tanpa etanol lalu diletakkan dalam cawan porselen dan dimasukkan pada water
bath suhu 70C selama 8 jam untuk menghasilkan ekstrak tepung tempe dengan
hasil konstan dan tidak mengandung air.
4. Perlakuan Hewan Percobaan
Perlakuan dalam penelitian ini adalah pemberian ektrak tepung tempe
kedelai secara oral (metode gavage) menggunakan jarum sonde lambung. Dosis
perlakuan ditentukan berdasarkan penelitian Safrida (2008), yaitu dosis hariantikus ovariektomi diberi tepung tempe kedelai 10 gram berat kering/100 gram
berat badan yang dikonversi menurut kebutuhan harian mencit dalam bentuk
ekstrak (pasta) disesuaikan dengan masing-masing berat badan yang dirata-rata/
kelompok uji. Berdasarkan sumber diatas, didapatkan dosis perlakuan untuk
penelitian ini adalah D0 sebagai kontrol tanpa pemberian ekstrak tepung tempe
kedelai, D1 menggunakan dosis 0,21 gram/hari, D2 menggunakan dosis 0,42
gram/hari, dan D3 menggunakan dosis 0,63 gram/hari. Selain kelompok perlakuan
diatas, penelitian ini juga menggunakan kontrol negatif yaitu mencit normal tanpa
ovariektomi dan tanpa pemberian ekstrak tepung tempe, serta kontrol positif yaitu
mencit yang diovariektomi tanpa pemberian ekstrak tepung tempe yang berfungsi
untuk mengetahui terjadinya menopause pasca ovariektomi. Pengambilan hasil
berupa sampel organ dilakukan pada kelompok pertama yaitu kelompok masa
recovery 1 bulan pasca ovariektomi dilakukan pada hari ke-0 (30 hari pasca
ovariektomi) dan hari ke-20 (20 hari masa perlakuan pemberian bahan uji dimulai
pada hari ke 30 ovariektomi), dan kelompok ke-2 yaitu kelompok masa recovery
2 bulan pasca ovariektomi dilakukan pada hari ke-0 (60 hari pasca ovariektomi)
dan hari ke-20 (20 hari masa perlakuan pemberian bahan uji dimulai pada hari ke-
60 ovariektomi)
-
7/25/2019 Pemanfaatan Tepung Tempe Kedelai Sebagai Pencegah Osteoporosis, Kajian Histologi Femur Mencit Ovariektomi
11/26
7
5. Pembuatan Sediaan Preparat Histologi Tulang Femur
Pada setiap l0 hari perlakuan, tiga mencit dari masing-masing kelompok
perlakuan dieuthanasiamenggunakan cairan kloroform, kemudian dilakukan
pembedahan dan diambil femur sebelah kanan. Membuat preparat tulang harus
dilakukan dekalsifikasi untuk menghilangkan Ca2+ yang ada di dalam jaringan
tulang, sehingga jaringan menjadi lunak dan dapat diproses dengan metode
parafin (Handari, 1983). Pembuatan preparat histologi tulang dapat dilakukan
dengan prosedur sebagai berikut:
5.1 Fiksasi danDekalsifikasi
Femur mencit yang telah diambil dicuci dengan Nacl 0,9%, direndam dalam
botol flakon berisi larutan fiksatif PBS formalin pH 7,4 selama 3 jam kemudian
dicuci alkohol 70 %. Setelahitu, dimasukkan dalam wadah yang berisi 200 ml
larutan Von Ebners, kemudian didiamkan dalam suhu kamar selama 24 jam. Padahari berikutnya dilakukan uji proses dekalsifikasi dengan cara mengambil 5 ml
larutan perendam, ditambah 1 ml larutan ammonium oksalat 5%, dan diamati ada
atau tidak adanya endapan putih. Jika masih terlihat adanya endapan putih, maka
proses dekalsifikasi belum sempurna dan harus diulangi sampai dekalsifikasi
sempurna.Setelah dekalsifikasi berhasil sempuna, jaringan tulang dipindahkan
dalam larutan Von Ebners baru yang ditambah dengan HCl sama seperti volume
penambahan terakhir dan didiamkan selama 24 jam. Jaringan tulang yang selesai
didekalsifikasi dibungkus dengan kain kassa, dicuci pada air mengalir minimal
selama 2 jam, dibilas jaringan tulang dengan aquades dan selanjutnya difiksasiulang menggunakan PBS formalin pH 7,4 selama 2 jam (Sumaryati, 2012).
5.2Dehidrasi, Clearing, Embedding, Sectioning
Proses dehidrasi dilakukan dengan merendam jaringan tulang pada alkohol
bertingkat konsentrasi 70% hingga 95% masing-masing 1-2 jam. Selanjutnya
digunakan alkohol absolut dan xylol dengan perbandingan 3:1, 1:1 dan 1:3 selama
30 menit lalu dilakukan penjernihan dengan larutan xilol selama 3 jam.Sampel
diinfiltrasi dengan hard parafin pada suhu 48-550C secara bertingkat
menggunakan xylol:parafin selama 30 menit dan parafin I, II, III selama 1 jam.
Berikutnya, sampel direkatkan pada holder menggunakan skalpel dan bunsen
yang kemudian dipotong menggunakan mikrotom dengan ketebalan 8-10 m.
Selanjutnya, sayatan direkatan pada gelas objek yang telah dilapisi gliserin dan
albumin, disimpan dalam inkubator 40C selama 24 jam, lalu dilakukan pewarnaan
menggunakanHarris Hematoxylin-Eosin (HE).
5.3 Pewarnaan (Staining), Penutupan (Mounting), dan Pengamatan
Pewarnaan dilakukan setelah sediaan preparat dideparafinisasi dengan cara
direndam dalam larutan xylol I dan xylol II selama 30 menit, selanjutnya
dicelupkan dalam alkohol bertingkat yang dimulai dari alkohol absolut, 95%,
-
7/25/2019 Pemanfaatan Tepung Tempe Kedelai Sebagai Pencegah Osteoporosis, Kajian Histologi Femur Mencit Ovariektomi
12/26
8
80%, 70%, 60%, 50%, 40%, 30%, 20% masing-masing 2 menit, lalu dicuci pada
air mengalir. Sediaan preparat dimasukkan dalam pewarna hematoxilin selama 15
detik, dicuci kembali dengan air mengalir, dibilas dengan alkohol bertingkat
hingga konsentrasi 70%, dimasukkan dalam eosin selama 10 menit, lalu
dicelupkan dalam alkohol bertingkat. Selanjutnya preparat dimasukkan dalam
xylol. Preparat histologi ditetesi entellan kemudian ditutup dengan cover glass,
dikeringkan dalam hot plate, dilabeli, dan dilanjutkan dengan pengamatan jumlah
osteoblas dan osteoklas pada preparat menggunakan mikroskop binokuler
(Olympus) perbesaran 400x dan aplikasi optik lab v2.1.
3.4 Parameter Uji
Parameter yang diamati meliputi jumlah sel osteoblas dan osteoklas dalam
sediaan preparat femur mencit yang dihitung manual menggunakan mikroskop
binokuler (Olympus) dengan ciriciri :a. Osteoblas : sel berbentuk kubus atau kolumnar atau pipih pada bagian tulang
yang sedang mengalami aktifitas remodeling.
b. Osteoklas : sel berukuran besar, bentuknya tidak beraturan, dan berinti
banyak pada bagian yang sedang mengalami aktifitas remodeling.
3.5 Analisi Data
Data hasil penelitian akan ditabulasi dan dilakuakan analisis statistik secara
kuantitatif menggunakan uji two way ANOVA dengan taraf kepercayaan 99%
atau nilai sig. = 0,01. Selanjutnya, dilakukan uji F dan untuk mengetahui bedanyata antar kelompok uji dilakukan analisis Duncan (Steel and Torrie, 1993).
BAB 4. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN
4.1 Anggaran Biaya
Anggaran biaya dan Perincian:
No Jenis Pengeluaran Biaya Biaya (Rp)
1. Peralatan Penunjang Rp. 3.055.000,-
2. Bahan Habis Pakai Rp. 4.277.000,-
3. Perjalanan Rp. 3.055.000,-
4. Lain-lain Rp. 1.833.000,-
Jumlah Rp. 12.220.000,-
4.2 Jadwal Kegiatan
Penelitian akan dilaksanakan mulai bulan Januari-Mei 2016 di
Laboratorium Zoologi, Jurusan Biologi, FMIPA, Universitas Jember,
Laboratorium Patologi Anatomi, Fakultas Kedokteran Umum, Universitas Gadjah
Mada, Yogyakarta, dan Laboratorium Patologi Anatomi, Fakultas Kedokteran
Hewan, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
-
7/25/2019 Pemanfaatan Tepung Tempe Kedelai Sebagai Pencegah Osteoporosis, Kajian Histologi Femur Mencit Ovariektomi
13/26
9
No Macam KegiatanBulan Ke
1 2 3 4 5
1.Persiapan ekstrak tepung tempe
kedelai dan pemeliharaan hewan uji
2. Perlakuan hewan uji
3. Analisis Data
4. Penulisan Laporan
5. Publikasi Ilmiah
DAFTAR PUSTAKA
Ang-sy, S. 1994. Menopausal Hormone Replacement Therapy: Current
Developments. Medicine Digest, January Special Issue: 2-7
Cassidy, A. 2003. Potensial Risk and Benefit Phytoestrogens. Rich Diets.
International Journal for Vitamin and Nutrition Research; Vol. 73 (2): 120-
126.
Dawson-Hughes, B. 1996. Calcium and Vitamin D Nutritional Needs of Elderly
Woman.J. Nutr. Vol. 126, 165S-1167S.
DeeGroot, L. J. 1995.Endokrinology Third edition. Philadelphia: W.B. Saunders
Company, Vol. 3 2128-2136.
Djojosoebagio, S. 1996. Fisiologi Kelenjar Endokrin.Jakarta: UI Press.
Djoko, R. H. 1997. Diagnosis dini osteoporosis pada wanita menopause. Tidak
Diterbitkan. Disertasi. Surabaya: Universitas Airlangga.
Duffy, C., Perez, K., and Partridge, A. 2007. Implications of Phytoestrogen Intake
for Breast Cancer.A CancerJournal for Clinicians; Vol. 57 (5): 260-277.
Erabaru News. Senin 3 November 2008 www.erabaru.or.id [9 Sep 2015].
Genneser, F. 1994.Buku teks Histologi.Jilid I. Jakarta: Binapura Aksara.
Guyton dan Hall, 2008. Fisiologi Kedokteran Edisi 11. Buku Kedokteran. Jakarta:
EGC.
Hafez, B. dan Hafez, E. S. E. 2000. Reproduction in Farm Animal 7thEdition.
USA: Lippincott William & Wilkins.
Isbagio, H. 1995. Cermin Dunia Kedokteran Nomor 101, Jakarta : 54.
Junqueira, L. C., and Carneiro, J. 2007. Histologi Dasar:Teks & Atlas.
(Tambayong, J., and Pentj) Ed 10. Jakarta: EGC.
-
7/25/2019 Pemanfaatan Tepung Tempe Kedelai Sebagai Pencegah Osteoporosis, Kajian Histologi Femur Mencit Ovariektomi
14/26
10
Messina, M. J. 1999. Legumes and Soybeans: Overview of Their Nutritional
Profiles and Health Effects.Am J Clin Nutr; Vol. 60 : 439S.
Monroe, D. G., Getz, B. J., Johnsen, S. A., Riggs, B. L., Khosla, S., and
Spelsberg, T. C. 2003. Estrogen Receptor Isoform-specific Regulation ofEndogenous Gene Expression in Human Osteoblastic Cell Lines Expressing
Either ERalpha or ERbeta.Journal of Cellular Biochemistry. Vol. 90 :315
26.
Naim, M., Gestetner, B., Zilkah, S., Birk, Y., and Bondi, A. 1974. Soybean
isoflavones. Characterization, determination, and antifungal activity. J. Agr.
F. Chem.. Vol. 22 : 806-810.
Norman, H. B. 2003. RANK ligand and the regulation of skeletal remodeling.
J Clin Invest. Apr 15; Vol. 111 (8): 11201122.
Nurdiana. 2011. Efek Ekstrak Kacang tunggak Terhadap Osteoblas dan Osteoklas
pada Tikus dengan Ovariektomi.Jurnal Kedokteran Brawijaya, Vol. 26 (3).
Februari 2001.
Nurrochmad, A., Levianan, F. Wulancarsari, C. G., and Lukitaningsih, E. 2010.
Phytoestrogens of Pachyrhyzuz erosus prevent Bone Loss in an
Ovariectomized Rat Model of Osteoporosis. International Journal Of
Phytomedicine. Vol. 2 : 363-372.
Quaedackers, M. E., Van Den Brink, C. E., Wissink, S., Schreurs, R. H.,
Gustafsson, J. A.
, Van Der Saag, P. T.
, and Van Der Burg, B. B. 2001. 4-
hydroxytamoxifen trans-represses nuclear factor-kappa B activity in human
osteoblastic U2-OS cells through estrogen receptor (ER) alpha, and not
through ER beta.Endocrinology. Vol. 142 (3) : 1156-66.
Sennang, A.N., Mutmainnah, R.D.N., Pakasi, dan Hardjoeno. 2006. Analisis
Kadar Osteokalsin Serum Osteopenia dan Osteoporosis. Indonesian Journal
Of Clinical Pathology and Medical Laboratory, Vol. 12 (2) : 49 dan 52.
Silvia, M. 2012. Uji Aktivitas Antiosteoporosis Ektrak Ethanol 70% Buah Kacang
Panjang (Vigna unguiculata L.) Walp.) Berdasarkan Penurunan JumlahOsteoklas pada Growth Plate Tulang Tikus yang Diovariektomi. Tidak
Diterbitkan. [Skripsi]. Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam. Universitas Indonesia.
Singer F. R. 1997. Metabolic Bone Disease in : Endocrinology and Metabolism.
Eds : Felig, P., Baxter, J. D., Broadus, A. E., and Frohman, L. A., 2nd
edition. New York: Mc Graw-Hill Book Co.
Steel, R., Torrie J. 1993. Prinsip dan Prosedur Statistik. Terjemahan dari
Principles and Procedures of Statistic. Jakarta: Gramedia Pustaka.
-
7/25/2019 Pemanfaatan Tepung Tempe Kedelai Sebagai Pencegah Osteoporosis, Kajian Histologi Femur Mencit Ovariektomi
15/26
11
-
7/25/2019 Pemanfaatan Tepung Tempe Kedelai Sebagai Pencegah Osteoporosis, Kajian Histologi Femur Mencit Ovariektomi
16/26
12
-
7/25/2019 Pemanfaatan Tepung Tempe Kedelai Sebagai Pencegah Osteoporosis, Kajian Histologi Femur Mencit Ovariektomi
17/26
13
-
7/25/2019 Pemanfaatan Tepung Tempe Kedelai Sebagai Pencegah Osteoporosis, Kajian Histologi Femur Mencit Ovariektomi
18/26
14
Biodata Dosen Pendamping
1. Nama Lengkap (dengan gelar) Dra. Mahriani, M.Si
2. Jenis Kelamin P
3. Jabatan Fungsional Lektor Kepala
4. NIP 195703151987022001
5. NIDN 0015035702
6. Tempat dan Tanggal Lahir Banjarmasin, 15 Maret 1957
7. E-mail [email protected]
8. Nomor Telepon/HP 081249294539
9. Alamat Kantor FMIPA Jl.Kalimantan III/25
10. Nomor Telepon/fax 0331330225
11. Lulusan yang Telah Dihasilkan S1 = 28 orang
12. Mata Kuliah yang Diampu
1. Biologi Umum
2. Biologi Sel3. Fisiologi Hewan
4. Endokrin
5. Reproduksi Hewan
A. Riwayat Pendidikan
S-1 S-2
Nama Perguruan Tinggi Universitas Gadjah Mada Universitas Brawijaya
Bidang Ilmu Biologi Biologi Reproduksi
Tahun Masuk-Lulus 1977-1983 1999-2002
Judul Skripsi/Tesis Pengaruh Ukuran BenihJagung (Zea Mays,L)Terhadap Perkecambahan
dan Pertumbuhannya.
Respon ImunisasiDengan Protein ZonaPellusida Sapi (bZP),
Studi Terhadap
Histologi Ovarium
Kelinci
Nama Pembimbing Ir. Margono Partodidjoyo Prof. Drs. Sutiman
Bambang Sumitro,
PhD
B. Pengalaman Penelitian dalam 5 Tahun Terakhir
No Tahun Judul PenelitianPendanaan
SumberJumlah
(Juta RP)
1. 2009
Kajian Pemanfaatan Genestein
untuk Mencegah Gangguan
Reproduksi Akibat Paparan
Dioksin pada Mencit (Mus
musculus L)
DIPA-
UNIV
(Anggota)
45.000.000
2. 2009
Kajian Pemanfaatan Likopen
untuk pemulihan gangguan
reproduksi akibat paparan
DIPA-
UNIV
(Anggota)
45.000.000
-
7/25/2019 Pemanfaatan Tepung Tempe Kedelai Sebagai Pencegah Osteoporosis, Kajian Histologi Femur Mencit Ovariektomi
19/26
15
Methoxychlor pada mencit
(Mus musculus L)
3. 2013
Uji Sitotoksik Ekstrak Biji
Kakao (Theobroma cacao L.)
terhadap Sel Kanker PayudaraMCF-7 (Michigan Cancer
Foundation-7)
Mandiri
(Anggota) 20.000.000
4. 2014
Kajian Pemanfaatan
Phytoestrogen dari Biji Kedelai
untuk Pencegahan Kanker
Payudara pada Mencit Strain
C3H (Hiber Tahun Pertama)
DIPA-Univ.
Jember
(Ketua)
32.500.000
5. 2014
Pengembangan Senyawa
Antosianin dari Buah Duwet
sebagai Pangan Fungsional dan
Nutraseutikal yang MemilikiKemampuan Antioksidatif,
Hipokolesterolemik dan
Hipoglikemik (Hikom Tahun
Pertama)
DIPA-Univ.Jember
(Anggota)
100.000.000
6. 2015
Kajian Pemanfaatan
Phytoestrogen dari Biji Kedelai
untuk Pencegahan Kanker
Payudara pada Mencit Strain
C3H (Hiber Tahun Kedua)
DIPA-Univ.
Jember
(Ketua)
52.500.000
7. 2015
Pengembangan SenyawaAntosianin dari Buah Duwet
sebagai Pangan Fungsional dan
Nutraseutikal yang Memiliki
Kemampuan Antioksidatif,
Hipokolesterolemik dan
Hipoglikemik (Hikom Tahun
Kedua)
DIPA-Univ.
Jember
(Anggota)
110.000.000
C. Pengalaman Pengabdian Kepada Masyarakat dalam 5 Tahun Terakhir
No Tahun Judul Penelitian
Pendanaan
SumberJumlah
(Juta RP)
1. 2010
Pembelajaran Pertumbuhan dan
Perkembangan Hewan
dengan Preparat Awetan pada
Siswas Kelas III SMPN I
Jember
Mandiri 5.000.000
2. 2011
Keanekaragaman Jenis
Tumbuhan Berkhasit Obat di
Kawasan Bandalit, Taman
Nasional Meru Betiri,
Mandiri 5.000.000
-
7/25/2019 Pemanfaatan Tepung Tempe Kedelai Sebagai Pencegah Osteoporosis, Kajian Histologi Femur Mencit Ovariektomi
20/26
16
Kab. Jember
D. Publikasi Artikel Ilmiah dalam Jurnal dalam 5 Tahun Terakhir
No Judul Artikel Ilmiah Nama Jurnal
Volume/Nomor/
Tahun
1.
Pengaruh Paparan Senyawa
Dioksin terhadap Implantasi
Blastosis Mencit (Mus
musculus L) Strain BalbC
Jurnal Ilmu-ilmu
Biologi/BIOMA
Vol. 3 No.1
April 2008
2.
Efek Kondisi Hiperglikemik
terhadap Struktur Ovarium
dan Siklus Estrus Mencit
(Musmusculus L.)
Jurnal Ilmu Dasar
(Terakreditasi B)
Vol. 10. No.
2 Juli 2009
3.
Kajian Ekspresi Protein Bax
pada gangguanSpermatogenesis Pasca
Pemaparan 2,5 Hexanedion,
pada Tikus putih (Rattus
norvegicus)
Jurnal Biologi(Journal of
Biology)
Vol. XII No.1
Juni 2008
4.
Efek Pemberian Estrogen
Sintetis (Diethylstilbestrol)
terhadap Struktur Hepar serta
Kadar SGOT dan SGPT pada
Mencit (Mus musculus)
Betina Strain BalbC
Jurnal Ilmu Dasar
(Terakreditasi B)
Vol. 11 No. 1
Januari 2010
E. Pemakalah Seminar Ilmiah dalam 5 Tahun Terakhir
NoNama Pertemuan
Ilmiah/SeminarJudul Artikel Ilmiah
Waktu dan
Tempat
1.
Seminar nasional dan
kongres Indonesian Protein
Society
Identifikasi protein
spermatozoa dan cairan
lumen pada epididimis
sapi kaitannya dengan
maturasi spermatozoa
6-7 Juli 2012
F. Karya Buku dalam 5 Tahun Terakhir
No Judul Buku TahunJumlah
HalamanPenerbit
- - - -
G. Perolehan HKI dalam 5-10 Tahun Terakhir
No Judul/Tema HKI Tahun Jenis Nomor P/ID
- - - -
-
7/25/2019 Pemanfaatan Tepung Tempe Kedelai Sebagai Pencegah Osteoporosis, Kajian Histologi Femur Mencit Ovariektomi
21/26
17
-
7/25/2019 Pemanfaatan Tepung Tempe Kedelai Sebagai Pencegah Osteoporosis, Kajian Histologi Femur Mencit Ovariektomi
22/26
18
Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Kegiatan
1. Peralatan Penunjang
Material JustifikasiPemakaian Kuantitas HargaSatuan (Rp) Jumlah (Rp)
Bak plastik,
ram kawat,
botol minum
(sewa)
Pemeliharaan
hewan uji@12 buah
30 hari
Pisau Pembuatan
ekstrak tepung
tempe
3 buah 10.000 30.000
Telenan Pembuatan
ekstrak tepung
tempe
3 buah 9.000 27.000
Ayakan Pembuatan
ekstrak tepung
tempe
3 buah 5.000 15.000
Grinder dan
oven (sewa)
Pembuatan
ekstrak tepung
tempe
1 set7 hari
Peralatan
ektraksi
(sewa)
Pembuatan
ekstrak tepung
tempe
1 set14 hari
Alat Bedah Proses OVX
dan
pengambilan
organ
3 Set 200.000 600.000
Sonde
lambung
20gauge 5cm
Perlakuan
hewan uji 4 biji 31.250 125.000
Jarum jahit
no.2
Proses OVX 20 pack 12.500 250.000
Spuit injection
1 ml (One
med)
Proses OVX
dan gavage
hewan uji
2 pack 200.000 400.000
Cup sampel Wadah
sampel60 biji 300 18.000
Gloves Ekstraksi,
perlakuan, dan
pengambilan
sampel
3 box 50.000 150.000
Masker Ekstraksi,
perlakuan, dan
pengambilan
sampel
3 box 50.000 150.000
SUB TOTAL (Rp) 3.055.000
-
7/25/2019 Pemanfaatan Tepung Tempe Kedelai Sebagai Pencegah Osteoporosis, Kajian Histologi Femur Mencit Ovariektomi
23/26
19
2. Bahan Habis Pakai
MaterialJustifikasi
PemakaianKuantitas
Harga
Satuan (Rp)Jumlah (Rp)
Mencit Hewan uji 60 ekor 20.000 1.200.000Pellet CP511 Pemeliharaan
hewan uji
5 kg 10.000 50.000
Aquades Pemeliharaan
hewan uji
10 liter 5.000 50.000
Tempe
kedelai
Bahan uji 100 bungkus 2.000 200.000
Sekam dan
serbuk gergaji
kayu
Pemeliharaan
hewan uji
@1 karung 25.000 50.000
Phosphate
Buffer Saline(PBS)
Pencuci organ 1 sachet 290.000 290.000
Paracetamol Pemeliharaanhewan uji
pasca OVX
2 lembartablet
8.500 17.000
Chloroform Nekropsi
hewan uji
25 ml 350.000 350.000
Kapas Nekropsi
hewan uji
2 pak 10.000 20.000
Tisu Pembersih 1 pak 1kg 25.000 25.000
Alkohol 70 % Sterilisasi,ekstraksi
tepung tempe,
penyimpanan
organ
20 liter 30.000 600.000
Povidone
iodine
Antibakteri 120 ml 80.000 80.000
Levofloxacin Antibiotik
oral
5 mg/ml 150.000 150.000
Ketamine
10%
Anastesi 10 ml 325.000 325.000
Xylazine 20 Anastesi 25 ml 350.000 350.000Formalin Pengawet
organ
2 liter 45.000 90.000
Alumunium
foil
Pembungkus
ekstrak
2 gulung 30.000 60.000
Kasa steril
(One med)
Ovariektomi
dan
pembuatan
preparat
10 pack 5.000 50.000
Benang silk
no.3 (One
med)
Proses
ovariektomi
20 biji 8.000 160.000
-
7/25/2019 Pemanfaatan Tepung Tempe Kedelai Sebagai Pencegah Osteoporosis, Kajian Histologi Femur Mencit Ovariektomi
24/26
20
Benang cat
gut no.3 (One
med)
Proses
ovariektomi
20 biji 8.000 160.000
SUB TOTAL (Rp) 4.277.000
3. Transportasi
MaterialJustifikasi
PemakaianKuantitas
Harga
Satuan (Rp)Jumlah (Rp)
Transport
Jember-
Yogyakarta
Pembuatan
preparat dan
pembacaan
hasil
3 orang 540.000 1.620.000
Penginapan di
Yogyakarta
Pembuatan
preparat danpembacaan
hasil
3 orang (8
hari)
105.000/hari 840.000
Pengiriman
Mencit
Yogyakarta-
Jember
Pembelian
hewan uji
40 ekor 595.000 595.000
SUB TOTAL (Rp) 3.055.000
4. Lain-lain
MaterialJustifikasi
PemakaianKuantitas
Harga
Satuan (Rp)Jumlah (Rp)
Dokumentasi Cetak foto
preparat
30 lembar 1.000 30.000
Alat tulis Penulisan
laporan dan
tahapan
Penelitian
3 orang 25.000 75.000
Pembuatan
laporan
Pengetikan,
fotocopy, danbendel
5 eksemplar 45.600 228.000
Sewa
laboratorium
PA FKU
UGM
Pembuatan
preparat
6 hari 150.000 900.000
Sewa
laboratorium
resident PA
FKH UGM
Pembacaan
preparat
2 hari 300.000 600.000
SUB TOTAL (Rp) 1.833.000
TOTAL (Keseluruhan) 12.220.000
-
7/25/2019 Pemanfaatan Tepung Tempe Kedelai Sebagai Pencegah Osteoporosis, Kajian Histologi Femur Mencit Ovariektomi
25/26
21
Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Peneliti dan Pembagian Tugas
1. Susunan Organisasi Tim Peneliti
2. Pembagian Tugas
No. Nama/NIM
Program
Studi
Bidang
Ilmu
Alokasi
Waktu
(jam/
minggu)
Uraian Tugas
1. Nurul Aini
Afifatus Solehah
Biologi Biologi 8 jam /
minggu
-Koordinasi
anggota,
perencanaan
kegiatan
penelitian, dan
administrasi
2. Arlina Mustika
Sari
Biologi Biologi 5 jam /
minggu
-Pencatatan hasil
dan pengolahan
data hasil
penelitian
3. Nindita Fitria
Primasari
Biologi Biologi 5 jam /
minggu
-Pencatatan
penggunaan
dana dan alokasi
pendanaan
-Dokumentasi
kegiatan dan
pelaporan hasil
dokumentasi
Dosen Pembimbing
(Dra.Mahriani, M. Si)
Ketua Pelaksana
(Nurul Aini Afifatus Solehah)
Anggota Pelaksana(Arlina Mustika Sari; Nindita Fitria Primasari)
-
7/25/2019 Pemanfaatan Tepung Tempe Kedelai Sebagai Pencegah Osteoporosis, Kajian Histologi Femur Mencit Ovariektomi
26/26