Pemanfaatan Tepung Tempe Kedelai Sebagai Pencegah Osteoporosis, Kajian Histologi Femur Mencit...

download Pemanfaatan Tepung Tempe Kedelai Sebagai Pencegah Osteoporosis, Kajian Histologi Femur Mencit Ovariektomi

of 26

Transcript of Pemanfaatan Tepung Tempe Kedelai Sebagai Pencegah Osteoporosis, Kajian Histologi Femur Mencit...

  • 7/25/2019 Pemanfaatan Tepung Tempe Kedelai Sebagai Pencegah Osteoporosis, Kajian Histologi Femur Mencit Ovariektomi

    1/26

    PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

    JUDUL PROGRAM

    PEMANFAATAN TEPUNG TEMPE KEDELAI SEBAGAI PENCEGAHOSTEOPOROSIS, KAJIAN HISTOLOGI FEMUR MENCIT

    OVARIEKTOMI

    BIDANG KEGIATAN:

    PKM PENELITIAN

    Diusulkan oleh:

    Nurul Aini Afifatus Solehah NIM 121810401033 Angkatan 2012

    Arlina Mustika Sari NIM 111810401051 Angkatan 2011

    Nindita Fitria Primasari NIM 121810401001 Angkatan 2012

    UNIVERSITAS JEMBER

    JEMBER

    2015

  • 7/25/2019 Pemanfaatan Tepung Tempe Kedelai Sebagai Pencegah Osteoporosis, Kajian Histologi Femur Mencit Ovariektomi

    2/26

    i

  • 7/25/2019 Pemanfaatan Tepung Tempe Kedelai Sebagai Pencegah Osteoporosis, Kajian Histologi Femur Mencit Ovariektomi

    3/26

    ii

    DAFTAR ISI

    Halaman

    HALAMAN PENGESAHAN PROPOSAL PKM-PENELITIAN ............ i

    DAFTAR ISI................................................................................................... ii

    RINGKASAN ................................................................................................. iii

    BAB 1. PENDAHULUAN ............................................................................. 1

    1.1 Latar Belakang ..................................................................................... 1

    1.2 Rumusan Masalah ................................................................................ 2

    1.3 Tujuan dan Manfaat.............................................................................. 2

    1.4 Luaran yang Diharapkan ...................................................................... 2

    BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA.................................................................... 2

    BAB 3. METODOLOGI PENELITIAN ...................................................... 4

    BAB 4. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN............................................. 84.1 Anggaran Biaya..................................................................................... 8

    4.2 Jadwal Kegiatan .................................................................................... 8

    DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 9

    LAMPIRAN-LAMPIRAN ............................................................................ 11

    Lampiran 1. Biodata Ketua, Anggota dan Dosen Pembimbing ....................... 11

    Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Kegiatan..................................................... 18

    Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Kegiatan Pembagian Tugas ................. 21

  • 7/25/2019 Pemanfaatan Tepung Tempe Kedelai Sebagai Pencegah Osteoporosis, Kajian Histologi Femur Mencit Ovariektomi

    4/26

    iii

    RINGKASAN

    Osteoporosis terjadi akibat adanya gangguan metabolisme pada tulang yang

    ditandai dengan pengurangan densitas, perubahan mikroarsitektur dan

    peningkatan fragilitas tulang sehingga resiko fraktur tulang tersebut lebih besar(Sennang et al., 2006). Sebagian besar kasus osteoporosis melibatkan perempuan

    pasca menopause yang salah satu penyebabnya adalah defisiensi estrogen (Djoko,

    1997; Ang-sy, 1994).Berdasarkan analisis data resiko osteoporosis yang dilakukan

    oleh Departemen Kesehatan RI bersama PT. Fonterra Brands Indonesia tahun

    2006, menyatakan bahwa prevalensi osteoporosis di Indonesia mencapai 41,75%.

    Artinya, setiap 2 dari 5 penduduk Indonesia beresiko terkena osteoporosis. Angka

    ini lebih tinggi dari prevalensi dunia yang hanya 1 dari 3beresiko terkena

    osteoporosis (Era Baru News, 2008).

    Tempe merupakan makanan yang dikenal sebagai sumber gizi dan

    dikonsumsi oleh mayoritas masyarakat Indonesia. Tempe terbuat dari biji kedelai

    dan memiliki kandungan yang berhubungan dengan osteoporosis yaitufitoestrogen. Fitoestrogen dalam tempe kedelai adalah deidzein dan genistein,

    struktur kimia keduanya mirip dengan -estradiol atau estrogen yang berperan

    dalam peningkatan reabsorbsi kalsium pada proses osteoblastik tulang (Guyton

    dan Hall, 2008).

    Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh fitoestrogen yang

    terkandung dalam tepung tempe kedelai sebagai agen antiosteoporosis pasca

    menopause. Pengamatan yang dilakukan untuk hasil uji meliputi jumlah sel

    osteoblas yang merupakan sel berbentuk kubus atau kolumnar atau pipih pada

    bagian tulang yang sedang mengalami aktifitas remodeling, serta sel osteoklas

    yang merupakan sel berukuran besar, bentuknya tidak beraturan, dan berinti

    banyak pada bagian yang sedang mengalami aktifitas remodeling. Luaran yangdiharapkan dari penelitian ini yaitu terciptanya suatu artikel ilmiah yang dapat

    memberikan informasi mengenai manfaat tempe sebagai alternatif terapi sulih

    hormon estrogen eksogen pada wanita pasca menopause untuk mengurangi resiko

    osteoporosis secara alami, murah dan dapat terjangkau oleh berbagai kalangan.

  • 7/25/2019 Pemanfaatan Tepung Tempe Kedelai Sebagai Pencegah Osteoporosis, Kajian Histologi Femur Mencit Ovariektomi

    5/26

    1

    BAB 1. PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Tulang adalah jaringan aktif yang secara metabolik mengalami remodelingberkelanjutan oleh dua proses, yaitu pembentukan (formasi) dan penyerapan

    (resorpsi) tulang (Seibel, 2005). Apabila proses resorpsi tulang melebihi aktivitas

    formasi tulang maka dapat menyebabkan terjadinya osteoporosis (Speroff, 2005).

    Osteoporosis terjadi akibat adanya gangguan metabolisme pada tulang yang

    ditandai dengan pengurangan densitas, perubahan mikroarsitektur dan

    peningkatan fragilitas tulang sehingga resiko fraktur tulang lebih besar (Sennang

    et al., 2006).

    Sebagian besar kasus osteoporosis melibatkan perempuan pasca menopause

    yang salah satu penyebabnya adalah defisiensi estrogen (Djoko, 1997; Ang-sy,1994). Berdasarkan analisis data resiko osteoporosis yang dilakukan oleh

    Departemen Kesehatan RI bersama PT. Fonterra Brands Indonesia tahun 2006,

    menyatakan bahwa prevalensi osteoporosis di Indonesia mencapai 41,75%.

    Artinya, setiap 2 dari 5 penduduk Indonesia beresiko terkena osteoporosis. Angka

    ini lebih tinggi dari prevalensi dunia yang hanya 1 dari 3 beresiko terkena

    osteoporosis (Era Baru News, 03 Nov 2008).

    Resiko osteoporosis pasca menopause akibat menurunnya produksi

    hormon estrogen endogen dapat menyebabkan hilangnya mineral tulang dengan

    sangat cepat (Dawson-Hughes, 1996). Beberapa sumber penelitian klinis

    menyebutkan bahwa Terapi Sulih Hormon (TSH) dengan dosis yang disesuaikan,

    secara efektif dapat mengurangi resiko terjadinya osteoporosis. Namun, selain

    harganya mahal, dalam jangka panjang TSH dapat menimbulkan efek penyakit

    berbahaya di antaranya kanker rahim dan kanker payudara (Nurrochmad et al.,

    2010). Oleh karena itu, perlu diupayakan penanganan osteoporosis melalui

    pemberian bahan serupa estrogen alami, cukup aman pemakaiannya, terjangkau

    oleh masyarakat banyak dan relatif dapat dikomsumsi dalam jangka waktu lama.

    Salah satu jenis hormon estrogen alami yang dapat digunakan adalah

    fitoestrogen yang merupakan substansi pada tanaman yang secara struktural

    maupun fungsional mirip dengan -estradiol atau estrogen pada wanita (Cassidy,2003; Duffy, 2007). Beberapa penelitian mengkaji kandungan fitoestrogen pada

    tanaman yang dapat digunakan sebagai alternatif terapi estrogen eksogen yaitu

    Silvia (2012), menyatakan bahwa ekstrak etanol 70 % buah kacang panjang

    (Vigna unguiculata L.) dengan kandungan flavonoid cukup tinggi menunjukkan

    efek antiosteoporosis optimum pada dosis 100 mg/200 gram BB tikus. Penelitian

    lain yang dilakukan oleh Nurdiana (2011), menyatakan bahwa ekstrak kacang

    tunggak yang memiliki kandungan fitoestrogen dengan dosis 0,5 ml/kg BB dapat

    menurunkan jumlah osteoklas pada tikus ovariektomi kondisi 1 dan 2 bulan.

  • 7/25/2019 Pemanfaatan Tepung Tempe Kedelai Sebagai Pencegah Osteoporosis, Kajian Histologi Femur Mencit Ovariektomi

    6/26

    2

    Tempe merupakan makanan yang dikenal sebagai sumber gizi dan

    dikonsumsi oleh mayoritas masyarakat Indonesia. Tempe terbuat dari biji kedelai

    dan memiliki kandungan fitoestrogen. Fitoestrogen dalam Tempe kedelai adalah

    deidzein dan genistein yang berperan dalam peningkatan resorpsi kalsium pada

    proses osteoblastik tulang (Guyton dan Hall, 2008). Berdasarkan uraian diatas,

    perlu dilakukan penelitian menggunakan ekstrak tepung tempe kedelai sebagai

    sumber fitoestrogen yang potensialsebagai agen antiosteoporosis pada wanita

    pasca menopause.

    1.2 Rumusan Masalah

    Berdasarkan latar belakang diatas, diperoleh rumusan masalah sebagai

    berikut:

    1. Apakah ekstrak tepung tempe kedelai memiliki pengaruh terhadap jumlah

    osteoblas dan osteoklas pada femur mencit betina ovariektomi?2. Berapakah dosis dan lama pemberian ekstrak tepung tempe kedelai yang paling

    berpengaruh terhadap jumlah osteoblas dan osteoklas femur mencit betina

    ovariektomi?

    1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian

    Tujuan dan manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

    1. Mengetahui pengaruh ekstrak tepung tempe kedelai terhadap jumlah osteoblas

    dan osteoklas femur mencit betina ovariektomi.

    2. Mengetahui dosis dan lama pemberian ekstrak tepung tempe kedelai yangpaling berpengaruh terhadap jumlah osteoblas dan osteoklas pada femur mencit

    betina ovariektomi.

    1.4 Luaran yang Diharapkan

    Luaran yang diharapkan dari penelitian ini yaitu terciptanya artikel ilmiah

    yang dapat memberikan informasi mengenai manfaat tepung tempe kedelai

    sebagai salah satu alternatif terapi sulih hormon estrogen eksogen pada wanita

    pasca menopause untuk mengurangi resiko osteoporosis secara alami, murah dan

    dapat terjangkau oleh berbagai kalangan.

    BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

    Sebagai unsur utama sistem rangka dewasa, jaringan tulang berguna untuk

    menunjang struktur berdaging, melindungi organ vital seperti yang terdapat pada

    tengkorak, dan rongga dada. Secara fisiologi, tulang juga berfungsi sebagai

    tempat penimbunan atau pembebasan kalsium, fosfat dan ion-ion lain (Junqueira

    dan Carneiro, 2007). Menurut Djojosoebagio (1996), tulang terdiri atas sel-sel

    (osteoblas, osteosit, osteoklas), matriks organik yang disusun oleh kolagen dan

    bahan dasar yang mengandung mukopolisakarida, serta mineral (Geneser, 1994).

  • 7/25/2019 Pemanfaatan Tepung Tempe Kedelai Sebagai Pencegah Osteoporosis, Kajian Histologi Femur Mencit Ovariektomi

    7/26

    3

    Berdasarkan klasifikasi bentuknya, tulang femur termasuk dalam tulang

    panjang. Tulang ini memiliki corpus berbentuk tubular, diafisis, dan juga

    dijumpai epifisis pada bagian ujungnya. Corpus mempunyai civitas medullaris di

    bagian tengah yang berisi sumsum tulang, bagian luarnya terdiri dari tulang

    kompak yang dilingkupi oleh selubung jaringan ikat yang disebut periosteum.

    Secara dinamis, tulang terus-menerus melakukan proses penyusunan jaringan

    tulang baru dan perombakan jaringan tulang lama yang disebut sebagai

    remodeling tulang. Proses remodeling yang berhubungan langsung dengan fungsi

    homeostasis mineral tulang dipengaruhi oleh hormon dalam tubuh seperti

    parathormon, kalsitonin, dan estrogen (Junqueira dan Carneiro,2007).

    Bertambahnya usia, secara fisiologi menyebabkan hilangnya sebagian

    massa tulang yang disebut ostopenia. Jika dibiarkan, keadaan ini akan semakin

    buruk karena ostopenia yang melewati ambang batas untuk terjadinya fraktur

    (Fracture threshiod) disebut sebagai osteoporosis. Keadaan ini memiliki ciri-ciriyaitu jumlah komponen tulang yang mengisi jaringan berkurang, namun secara

    struktural masih dalam keadaan normal (Isbagio, 1995). Sebagian besar kasus

    osteoporosis melibatkan perempuan pascamenopause yang disebut sebagai

    osteoporosis Tipe 1 (Post Menopausal Osteoporosis) (Djoko, 1997). Pada tipe ini,

    akan terjadi osteoporosis spinal (trabekular) yang mengakibatkan terjadinya

    fraktur tulang belakang. Seiring dengan bertambahnya usia, resiko osteoporosis

    tipe ini juga terjadi pada tulang panjang (kortikal) yang menyebabkan terjadinya

    fraktur femur (Silvia, 2012).

    Secara alamiah, pada usia klimakterium (40 tahun) seorang wanita akanmengalami masa menopause. Menopause adalah suatu masa yang dialami wanita

    dan ditandai oleh menurunnya fungsi ovarium yaitu tidak adanya pertumbuhan

    folikel. Folikel dalam ovarium khususnya pada sel teka dan sel granulosa berperan

    dalam sintesis hormon estrogen (Hafez, 2000). Akibatnya, setelah terjadi

    menopause seorang wanita akan mengalami penurunan kadar estrogen. Meskipun

    estrogen masih dapat dihasilkan dari jaringan tubuh lainnya terutama lemak dan

    otot, namun estrogen dari lemak dan otot adalah dalam bentuk estron, yaitu jenis

    estrogen yang memiliki aktivitas estrogenik lebih rendah dibandingkan dengan

    jenis estrogen dari hasil pertumbuhan folikel dalam ovarium yaitu estradiol

    (DeGroot, 1995).

    Estrogen merupakan hormon seks steroid yang memegang peran penting

    dalam metabolisme tulang, mempengaruhi aktivitas osteoblas maupun osteoklas,

    dan menjaga keseimbangan kerja dari kedua sel tersebut melalui pengaturan

    produksi faktor parakrin utamanya oleh sel osteblas. Osteoblas memiliki reseptor

    alpha dan betha (ER dan ER) didalam sitosol. Dalam proses diferensiasinya ,

    osteoblas mengekspresikan reseptor betha (ER) 10 kali lipat dari reseptor

    estrogen alpha (ER) (Monroe et al., 2003). Sub tipe reseptor inilah yang

    melakukan pengaturan homeostasis tulang dan dalam terjadinya osteoporosis

    (Quaedackers et al., 2001). Disisi lain, estrogen dapat merangsang ekspresi

  • 7/25/2019 Pemanfaatan Tepung Tempe Kedelai Sebagai Pencegah Osteoporosis, Kajian Histologi Femur Mencit Ovariektomi

    8/26

    4

    osteoprotegerin (OPG) dan TGF- (Transforming Growth Factor-) pada sel

    osteoblas dan sel stroma yang lebih lanjut dapat menghambat penyerapan tulang

    dan meningkatkan apoptosis sel osteoklas (Norman, 2003). Selain fungsi tersebut,

    estrogen berperan penting dalam mengatur efek hormon paratiroid (PTH) pada

    tulang yang pada kadar tertentu dapat menurunkan kadar kalsium dalam serum,

    urin, dan hydroxyprolive pada wanita pasca menopause. Hormon estrogen juga

    berpengaruh pada metabolisme vitamin D mengakibatkan penurunan absorbsi

    kalsium di usus yang disebabkan karena menurunnya kadar 1,25-OH-D3. Selain

    itu estrogen dapat merangsang sekresi kalsitonin yang mempunyai efek

    menghambat kerja osteoklas dalam meresorpsi tulang (Singer, 1997).

    Tempe kedelai merupakan makanan tradisional Indonesia terbuat dari biji

    kedelai yang melalui proses fermentasi menggunakan jamurRhizopus sp.. Tepung

    tempe kedelai memiliki 2 komponen utama yang berhubungan dengan

    osteoporosis yaitu fitoestrogen dan kalsium. Fitoestrogen dalam kacang kedelaiadalah deidzein dan genistein yang komposisi kimiawinya mirip dengan -

    estradiol atau etrogen pada wanita yang berperan dalam peningkatan resorpsi

    kalsium pada proses osteoblastik (Guyton dan Hall, 2008). Fungsi estrogenik

    dapat terjadi karena fitoestrogen memiliki 2 gugus OH (hidroksil) yang berjarak

    1,0-11,5 A pada intinya, sama dengan inti dari hormon estrogen. Dengan struktur

    pokok yang sama tersebut maka substrat ini akan memiliki afinitas tertentu untuk

    dapat menduduki estrogen reseptors.

    BAB 3. METODE PENELITIAN

    3.1 Waktu dan Tempat Penelitian

    Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Januari sampai Mei 2016.

    Tempat penelitian di Laboratorium Zoologi, Jurusan Biologi, Fakultas

    Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Jember, Laboratorium

    Patologi Anatomi Fakultas Kedokteran Umum Universitas Gadjah Mada,

    Yogyakarta, dan Laboratorium Patologi Anatomi Fakultas Kedokteran Hewan

    Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta .

    3.2 Alat dan Bahan

    3.2.1 Alat

    Alat yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari : kandang hewan

    percobaan 34 cm x 25 cm x 12 cm (bak plastik dan penutup dari ram kawat besi),

    botol minum mencit, dan jarum sonde lambung berujung tumpul (20 gauge, 5

    cm), papan bedah, timbangan analitik 200 gram, spuit injection (Terumo Syringe 1

    cc/ml) 0,45 x 13 mm, hecting set(One Med), silet (Gold), dan jarum sutura no.2

    (One Med), beaker glass, gelas ukur 100 ml, Botol schott, corong plastik kecil,

    pipet tetes, spatula, cawan porselen 75 cc, grinder, saringan tepung 60 mesh

    (Retsch), lab stirrer electricity, rotary evaporator, water bath, baki stainless steel,

  • 7/25/2019 Pemanfaatan Tepung Tempe Kedelai Sebagai Pencegah Osteoporosis, Kajian Histologi Femur Mencit Ovariektomi

    9/26

    5

    oven, pisau, baki plastik, talenan, sendok, dan cup, timbangan analitik, sendok

    reagen, gelas ukur atau labu takar 1000 ml, botol reagen 1000 ml (Durant) atau

    tabung erlenmeyer 1000 ml, magnetic stirer, corong kaca, object glass, cover

    glass, rotary microtom, staining jar, botol flakon, holder, skalpel, oven, hot plate,

    mikroskop binokuler (Olympus) dengan aplikasi optik lab.

    3.2.2 Bahan

    Bahan yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari:

    Mencit betina galur Swiss Webster usia 90 hari berat rata-rata 28 gram,

    pakan pellet(CP 511), aquades, sekam padi, serbuk gergaji kayu. Paracetamol,

    ketamil 10%, xyla, benang silkno.3 (One Med), benang cat gutno.3 (One Med),

    betadin 10% (Povidone Iodine), alkohol 70% (Mediss), antibiotik (Levofloxacin),

    cairan infus 0,9% sodium cloride (Cotsu-NS), kasa steril (One Med), benang silk

    (One Med), benang cat gut (One Med), povidone iodine, gloves, masker, tisu,tempe kedelai, alkohol 70%, kain saring, kertas saring, tisu, kloroform, sodium

    chlorida (Na Cl), asam chlorida (HCl), aquadest pH 7-7,5 (H2O), ammonium

    oxalat (NH4)2 C2O4.H2O (Merck), kain kassa steril, alkohol bertingkat, alkohol

    absolut, parafin, gliserin, albumin, HE (Hematoxylin - eosin), xylol, entelan.

    3.3 Pelaksanaan penelitian

    1. Persiapan Hewan Uji

    Subjek penelitian ini terdiri dari 120 ekor mencit betina strain Swiss

    Webster ovariektomi umur 90 hari yang dipelihara dan diadaptasikan padakandang plastik dan penutup ram kawat berukuran 34 cm x 25 cm x 12 cm beralas

    sekam padi dan serbuk gergaji kayu. Kandang pemeliharaan ini diletakkan pada

    ruangan dengan suhu 27C dan kelembaban relatif 77 % RH sebagai kondisi

    umumnya. Mencit diberi pakan standart berupa pellet (CP 511), dengan

    pemberian per hari 1/10 berat badan mencit (gram) dan minum aquades secara ad

    libitum.

    2. Pembuatan Mencit Ovariektomi (OVX)

    Ovariektomi dilakukan dengan mengambil kedua ovarium mencit. Mencit

    usia 90hari dengan berat rata-rata 28 gram dianastesi dengan ketamin 10% dan

    xyla dengan perbandingan 1:1 sebanyak 0,05 ml per mencit secara intramuskular.

    Kemudian mencit diletakkan terlentang diatas papan operasi, diolesi air sabun anti

    bakteri dan dicukur rambut bagian medial perut. Dioleskan povidone iodinedan

    diinsisi untuk membuka lapisan muskulus daerah abdomen (M. obliquus

    abdominis eksternus 1,5 cm danM. oblikus abdominis internus 1 cm. Dikeluarkan

    ovarium dan dipotong pada daerah antara oviductdan ovarium dengan cara dijepit

    pada daerah ujung oviductdengan klem arteri, kemudian diikat benang silkbagian

    pangkal batas klem arteri dan dipotong dengan gunting matzenbaum. Setelah

    ovarium diangkat, selanjutnya arteri clamp dilepas, organ direposisi, dan diberi

  • 7/25/2019 Pemanfaatan Tepung Tempe Kedelai Sebagai Pencegah Osteoporosis, Kajian Histologi Femur Mencit Ovariektomi

    10/26

    6

    cairan infus 0,5 ml. Selanjutnya bagian muskulus oblikus abdominis internus

    dijahit dengan benang cat gut chromic no.3, sedangkan pada bagian muskulus

    oblikus abdominis eksternus dijahit dengan benang silkno. 3, dilakukan desinfeksi

    menggunakan povidone iodine pada daerah insisi, dan diinjeksi antibiotik

    Levofloxacin 0,05 ml. Perawatan luka pada masa penyembuhan dilakukan dengan

    paracetamol (1 sendok teh / 200 ml aquades) selama 1 minggu secara ad libitum.

    3. Pembuatan Ekstrak Tepung Tempe Kedelai

    Tempe murni umur fermentasi 2 hari dicacah, ditimbang berat basah,

    kemudian dioven dalam suhu 40-45 C selama 2 hari, selanjutnya di grinderdan

    diayak dengan ayakan 60 mesh. Setelah di timbang berat kering, selanjutnya

    tepung tempe dimaserasi dalam alkohol 70% dengan perbandingan 1:4, distirer

    elektrik 500 rpm selama 15 menit dan didiamkan selama 2 x 24 jam. Langkah

    berikutnya disaring untuk mendapatkan filtrat, dimasukkan ke dalam rotaryevaporator selama 4-5 jam dengan suhu 80C hingga didapatkan filtrat alami

    tanpa etanol lalu diletakkan dalam cawan porselen dan dimasukkan pada water

    bath suhu 70C selama 8 jam untuk menghasilkan ekstrak tepung tempe dengan

    hasil konstan dan tidak mengandung air.

    4. Perlakuan Hewan Percobaan

    Perlakuan dalam penelitian ini adalah pemberian ektrak tepung tempe

    kedelai secara oral (metode gavage) menggunakan jarum sonde lambung. Dosis

    perlakuan ditentukan berdasarkan penelitian Safrida (2008), yaitu dosis hariantikus ovariektomi diberi tepung tempe kedelai 10 gram berat kering/100 gram

    berat badan yang dikonversi menurut kebutuhan harian mencit dalam bentuk

    ekstrak (pasta) disesuaikan dengan masing-masing berat badan yang dirata-rata/

    kelompok uji. Berdasarkan sumber diatas, didapatkan dosis perlakuan untuk

    penelitian ini adalah D0 sebagai kontrol tanpa pemberian ekstrak tepung tempe

    kedelai, D1 menggunakan dosis 0,21 gram/hari, D2 menggunakan dosis 0,42

    gram/hari, dan D3 menggunakan dosis 0,63 gram/hari. Selain kelompok perlakuan

    diatas, penelitian ini juga menggunakan kontrol negatif yaitu mencit normal tanpa

    ovariektomi dan tanpa pemberian ekstrak tepung tempe, serta kontrol positif yaitu

    mencit yang diovariektomi tanpa pemberian ekstrak tepung tempe yang berfungsi

    untuk mengetahui terjadinya menopause pasca ovariektomi. Pengambilan hasil

    berupa sampel organ dilakukan pada kelompok pertama yaitu kelompok masa

    recovery 1 bulan pasca ovariektomi dilakukan pada hari ke-0 (30 hari pasca

    ovariektomi) dan hari ke-20 (20 hari masa perlakuan pemberian bahan uji dimulai

    pada hari ke 30 ovariektomi), dan kelompok ke-2 yaitu kelompok masa recovery

    2 bulan pasca ovariektomi dilakukan pada hari ke-0 (60 hari pasca ovariektomi)

    dan hari ke-20 (20 hari masa perlakuan pemberian bahan uji dimulai pada hari ke-

    60 ovariektomi)

  • 7/25/2019 Pemanfaatan Tepung Tempe Kedelai Sebagai Pencegah Osteoporosis, Kajian Histologi Femur Mencit Ovariektomi

    11/26

    7

    5. Pembuatan Sediaan Preparat Histologi Tulang Femur

    Pada setiap l0 hari perlakuan, tiga mencit dari masing-masing kelompok

    perlakuan dieuthanasiamenggunakan cairan kloroform, kemudian dilakukan

    pembedahan dan diambil femur sebelah kanan. Membuat preparat tulang harus

    dilakukan dekalsifikasi untuk menghilangkan Ca2+ yang ada di dalam jaringan

    tulang, sehingga jaringan menjadi lunak dan dapat diproses dengan metode

    parafin (Handari, 1983). Pembuatan preparat histologi tulang dapat dilakukan

    dengan prosedur sebagai berikut:

    5.1 Fiksasi danDekalsifikasi

    Femur mencit yang telah diambil dicuci dengan Nacl 0,9%, direndam dalam

    botol flakon berisi larutan fiksatif PBS formalin pH 7,4 selama 3 jam kemudian

    dicuci alkohol 70 %. Setelahitu, dimasukkan dalam wadah yang berisi 200 ml

    larutan Von Ebners, kemudian didiamkan dalam suhu kamar selama 24 jam. Padahari berikutnya dilakukan uji proses dekalsifikasi dengan cara mengambil 5 ml

    larutan perendam, ditambah 1 ml larutan ammonium oksalat 5%, dan diamati ada

    atau tidak adanya endapan putih. Jika masih terlihat adanya endapan putih, maka

    proses dekalsifikasi belum sempurna dan harus diulangi sampai dekalsifikasi

    sempurna.Setelah dekalsifikasi berhasil sempuna, jaringan tulang dipindahkan

    dalam larutan Von Ebners baru yang ditambah dengan HCl sama seperti volume

    penambahan terakhir dan didiamkan selama 24 jam. Jaringan tulang yang selesai

    didekalsifikasi dibungkus dengan kain kassa, dicuci pada air mengalir minimal

    selama 2 jam, dibilas jaringan tulang dengan aquades dan selanjutnya difiksasiulang menggunakan PBS formalin pH 7,4 selama 2 jam (Sumaryati, 2012).

    5.2Dehidrasi, Clearing, Embedding, Sectioning

    Proses dehidrasi dilakukan dengan merendam jaringan tulang pada alkohol

    bertingkat konsentrasi 70% hingga 95% masing-masing 1-2 jam. Selanjutnya

    digunakan alkohol absolut dan xylol dengan perbandingan 3:1, 1:1 dan 1:3 selama

    30 menit lalu dilakukan penjernihan dengan larutan xilol selama 3 jam.Sampel

    diinfiltrasi dengan hard parafin pada suhu 48-550C secara bertingkat

    menggunakan xylol:parafin selama 30 menit dan parafin I, II, III selama 1 jam.

    Berikutnya, sampel direkatkan pada holder menggunakan skalpel dan bunsen

    yang kemudian dipotong menggunakan mikrotom dengan ketebalan 8-10 m.

    Selanjutnya, sayatan direkatan pada gelas objek yang telah dilapisi gliserin dan

    albumin, disimpan dalam inkubator 40C selama 24 jam, lalu dilakukan pewarnaan

    menggunakanHarris Hematoxylin-Eosin (HE).

    5.3 Pewarnaan (Staining), Penutupan (Mounting), dan Pengamatan

    Pewarnaan dilakukan setelah sediaan preparat dideparafinisasi dengan cara

    direndam dalam larutan xylol I dan xylol II selama 30 menit, selanjutnya

    dicelupkan dalam alkohol bertingkat yang dimulai dari alkohol absolut, 95%,

  • 7/25/2019 Pemanfaatan Tepung Tempe Kedelai Sebagai Pencegah Osteoporosis, Kajian Histologi Femur Mencit Ovariektomi

    12/26

    8

    80%, 70%, 60%, 50%, 40%, 30%, 20% masing-masing 2 menit, lalu dicuci pada

    air mengalir. Sediaan preparat dimasukkan dalam pewarna hematoxilin selama 15

    detik, dicuci kembali dengan air mengalir, dibilas dengan alkohol bertingkat

    hingga konsentrasi 70%, dimasukkan dalam eosin selama 10 menit, lalu

    dicelupkan dalam alkohol bertingkat. Selanjutnya preparat dimasukkan dalam

    xylol. Preparat histologi ditetesi entellan kemudian ditutup dengan cover glass,

    dikeringkan dalam hot plate, dilabeli, dan dilanjutkan dengan pengamatan jumlah

    osteoblas dan osteoklas pada preparat menggunakan mikroskop binokuler

    (Olympus) perbesaran 400x dan aplikasi optik lab v2.1.

    3.4 Parameter Uji

    Parameter yang diamati meliputi jumlah sel osteoblas dan osteoklas dalam

    sediaan preparat femur mencit yang dihitung manual menggunakan mikroskop

    binokuler (Olympus) dengan ciriciri :a. Osteoblas : sel berbentuk kubus atau kolumnar atau pipih pada bagian tulang

    yang sedang mengalami aktifitas remodeling.

    b. Osteoklas : sel berukuran besar, bentuknya tidak beraturan, dan berinti

    banyak pada bagian yang sedang mengalami aktifitas remodeling.

    3.5 Analisi Data

    Data hasil penelitian akan ditabulasi dan dilakuakan analisis statistik secara

    kuantitatif menggunakan uji two way ANOVA dengan taraf kepercayaan 99%

    atau nilai sig. = 0,01. Selanjutnya, dilakukan uji F dan untuk mengetahui bedanyata antar kelompok uji dilakukan analisis Duncan (Steel and Torrie, 1993).

    BAB 4. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN

    4.1 Anggaran Biaya

    Anggaran biaya dan Perincian:

    No Jenis Pengeluaran Biaya Biaya (Rp)

    1. Peralatan Penunjang Rp. 3.055.000,-

    2. Bahan Habis Pakai Rp. 4.277.000,-

    3. Perjalanan Rp. 3.055.000,-

    4. Lain-lain Rp. 1.833.000,-

    Jumlah Rp. 12.220.000,-

    4.2 Jadwal Kegiatan

    Penelitian akan dilaksanakan mulai bulan Januari-Mei 2016 di

    Laboratorium Zoologi, Jurusan Biologi, FMIPA, Universitas Jember,

    Laboratorium Patologi Anatomi, Fakultas Kedokteran Umum, Universitas Gadjah

    Mada, Yogyakarta, dan Laboratorium Patologi Anatomi, Fakultas Kedokteran

    Hewan, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

  • 7/25/2019 Pemanfaatan Tepung Tempe Kedelai Sebagai Pencegah Osteoporosis, Kajian Histologi Femur Mencit Ovariektomi

    13/26

    9

    No Macam KegiatanBulan Ke

    1 2 3 4 5

    1.Persiapan ekstrak tepung tempe

    kedelai dan pemeliharaan hewan uji

    2. Perlakuan hewan uji

    3. Analisis Data

    4. Penulisan Laporan

    5. Publikasi Ilmiah

    DAFTAR PUSTAKA

    Ang-sy, S. 1994. Menopausal Hormone Replacement Therapy: Current

    Developments. Medicine Digest, January Special Issue: 2-7

    Cassidy, A. 2003. Potensial Risk and Benefit Phytoestrogens. Rich Diets.

    International Journal for Vitamin and Nutrition Research; Vol. 73 (2): 120-

    126.

    Dawson-Hughes, B. 1996. Calcium and Vitamin D Nutritional Needs of Elderly

    Woman.J. Nutr. Vol. 126, 165S-1167S.

    DeeGroot, L. J. 1995.Endokrinology Third edition. Philadelphia: W.B. Saunders

    Company, Vol. 3 2128-2136.

    Djojosoebagio, S. 1996. Fisiologi Kelenjar Endokrin.Jakarta: UI Press.

    Djoko, R. H. 1997. Diagnosis dini osteoporosis pada wanita menopause. Tidak

    Diterbitkan. Disertasi. Surabaya: Universitas Airlangga.

    Duffy, C., Perez, K., and Partridge, A. 2007. Implications of Phytoestrogen Intake

    for Breast Cancer.A CancerJournal for Clinicians; Vol. 57 (5): 260-277.

    Erabaru News. Senin 3 November 2008 www.erabaru.or.id [9 Sep 2015].

    Genneser, F. 1994.Buku teks Histologi.Jilid I. Jakarta: Binapura Aksara.

    Guyton dan Hall, 2008. Fisiologi Kedokteran Edisi 11. Buku Kedokteran. Jakarta:

    EGC.

    Hafez, B. dan Hafez, E. S. E. 2000. Reproduction in Farm Animal 7thEdition.

    USA: Lippincott William & Wilkins.

    Isbagio, H. 1995. Cermin Dunia Kedokteran Nomor 101, Jakarta : 54.

    Junqueira, L. C., and Carneiro, J. 2007. Histologi Dasar:Teks & Atlas.

    (Tambayong, J., and Pentj) Ed 10. Jakarta: EGC.

  • 7/25/2019 Pemanfaatan Tepung Tempe Kedelai Sebagai Pencegah Osteoporosis, Kajian Histologi Femur Mencit Ovariektomi

    14/26

    10

    Messina, M. J. 1999. Legumes and Soybeans: Overview of Their Nutritional

    Profiles and Health Effects.Am J Clin Nutr; Vol. 60 : 439S.

    Monroe, D. G., Getz, B. J., Johnsen, S. A., Riggs, B. L., Khosla, S., and

    Spelsberg, T. C. 2003. Estrogen Receptor Isoform-specific Regulation ofEndogenous Gene Expression in Human Osteoblastic Cell Lines Expressing

    Either ERalpha or ERbeta.Journal of Cellular Biochemistry. Vol. 90 :315

    26.

    Naim, M., Gestetner, B., Zilkah, S., Birk, Y., and Bondi, A. 1974. Soybean

    isoflavones. Characterization, determination, and antifungal activity. J. Agr.

    F. Chem.. Vol. 22 : 806-810.

    Norman, H. B. 2003. RANK ligand and the regulation of skeletal remodeling.

    J Clin Invest. Apr 15; Vol. 111 (8): 11201122.

    Nurdiana. 2011. Efek Ekstrak Kacang tunggak Terhadap Osteoblas dan Osteoklas

    pada Tikus dengan Ovariektomi.Jurnal Kedokteran Brawijaya, Vol. 26 (3).

    Februari 2001.

    Nurrochmad, A., Levianan, F. Wulancarsari, C. G., and Lukitaningsih, E. 2010.

    Phytoestrogens of Pachyrhyzuz erosus prevent Bone Loss in an

    Ovariectomized Rat Model of Osteoporosis. International Journal Of

    Phytomedicine. Vol. 2 : 363-372.

    Quaedackers, M. E., Van Den Brink, C. E., Wissink, S., Schreurs, R. H.,

    Gustafsson, J. A.

    , Van Der Saag, P. T.

    , and Van Der Burg, B. B. 2001. 4-

    hydroxytamoxifen trans-represses nuclear factor-kappa B activity in human

    osteoblastic U2-OS cells through estrogen receptor (ER) alpha, and not

    through ER beta.Endocrinology. Vol. 142 (3) : 1156-66.

    Sennang, A.N., Mutmainnah, R.D.N., Pakasi, dan Hardjoeno. 2006. Analisis

    Kadar Osteokalsin Serum Osteopenia dan Osteoporosis. Indonesian Journal

    Of Clinical Pathology and Medical Laboratory, Vol. 12 (2) : 49 dan 52.

    Silvia, M. 2012. Uji Aktivitas Antiosteoporosis Ektrak Ethanol 70% Buah Kacang

    Panjang (Vigna unguiculata L.) Walp.) Berdasarkan Penurunan JumlahOsteoklas pada Growth Plate Tulang Tikus yang Diovariektomi. Tidak

    Diterbitkan. [Skripsi]. Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan

    Alam. Universitas Indonesia.

    Singer F. R. 1997. Metabolic Bone Disease in : Endocrinology and Metabolism.

    Eds : Felig, P., Baxter, J. D., Broadus, A. E., and Frohman, L. A., 2nd

    edition. New York: Mc Graw-Hill Book Co.

    Steel, R., Torrie J. 1993. Prinsip dan Prosedur Statistik. Terjemahan dari

    Principles and Procedures of Statistic. Jakarta: Gramedia Pustaka.

  • 7/25/2019 Pemanfaatan Tepung Tempe Kedelai Sebagai Pencegah Osteoporosis, Kajian Histologi Femur Mencit Ovariektomi

    15/26

    11

  • 7/25/2019 Pemanfaatan Tepung Tempe Kedelai Sebagai Pencegah Osteoporosis, Kajian Histologi Femur Mencit Ovariektomi

    16/26

    12

  • 7/25/2019 Pemanfaatan Tepung Tempe Kedelai Sebagai Pencegah Osteoporosis, Kajian Histologi Femur Mencit Ovariektomi

    17/26

    13

  • 7/25/2019 Pemanfaatan Tepung Tempe Kedelai Sebagai Pencegah Osteoporosis, Kajian Histologi Femur Mencit Ovariektomi

    18/26

    14

    Biodata Dosen Pendamping

    1. Nama Lengkap (dengan gelar) Dra. Mahriani, M.Si

    2. Jenis Kelamin P

    3. Jabatan Fungsional Lektor Kepala

    4. NIP 195703151987022001

    5. NIDN 0015035702

    6. Tempat dan Tanggal Lahir Banjarmasin, 15 Maret 1957

    7. E-mail [email protected]

    8. Nomor Telepon/HP 081249294539

    9. Alamat Kantor FMIPA Jl.Kalimantan III/25

    10. Nomor Telepon/fax 0331330225

    11. Lulusan yang Telah Dihasilkan S1 = 28 orang

    12. Mata Kuliah yang Diampu

    1. Biologi Umum

    2. Biologi Sel3. Fisiologi Hewan

    4. Endokrin

    5. Reproduksi Hewan

    A. Riwayat Pendidikan

    S-1 S-2

    Nama Perguruan Tinggi Universitas Gadjah Mada Universitas Brawijaya

    Bidang Ilmu Biologi Biologi Reproduksi

    Tahun Masuk-Lulus 1977-1983 1999-2002

    Judul Skripsi/Tesis Pengaruh Ukuran BenihJagung (Zea Mays,L)Terhadap Perkecambahan

    dan Pertumbuhannya.

    Respon ImunisasiDengan Protein ZonaPellusida Sapi (bZP),

    Studi Terhadap

    Histologi Ovarium

    Kelinci

    Nama Pembimbing Ir. Margono Partodidjoyo Prof. Drs. Sutiman

    Bambang Sumitro,

    PhD

    B. Pengalaman Penelitian dalam 5 Tahun Terakhir

    No Tahun Judul PenelitianPendanaan

    SumberJumlah

    (Juta RP)

    1. 2009

    Kajian Pemanfaatan Genestein

    untuk Mencegah Gangguan

    Reproduksi Akibat Paparan

    Dioksin pada Mencit (Mus

    musculus L)

    DIPA-

    UNIV

    (Anggota)

    45.000.000

    2. 2009

    Kajian Pemanfaatan Likopen

    untuk pemulihan gangguan

    reproduksi akibat paparan

    DIPA-

    UNIV

    (Anggota)

    45.000.000

  • 7/25/2019 Pemanfaatan Tepung Tempe Kedelai Sebagai Pencegah Osteoporosis, Kajian Histologi Femur Mencit Ovariektomi

    19/26

    15

    Methoxychlor pada mencit

    (Mus musculus L)

    3. 2013

    Uji Sitotoksik Ekstrak Biji

    Kakao (Theobroma cacao L.)

    terhadap Sel Kanker PayudaraMCF-7 (Michigan Cancer

    Foundation-7)

    Mandiri

    (Anggota) 20.000.000

    4. 2014

    Kajian Pemanfaatan

    Phytoestrogen dari Biji Kedelai

    untuk Pencegahan Kanker

    Payudara pada Mencit Strain

    C3H (Hiber Tahun Pertama)

    DIPA-Univ.

    Jember

    (Ketua)

    32.500.000

    5. 2014

    Pengembangan Senyawa

    Antosianin dari Buah Duwet

    sebagai Pangan Fungsional dan

    Nutraseutikal yang MemilikiKemampuan Antioksidatif,

    Hipokolesterolemik dan

    Hipoglikemik (Hikom Tahun

    Pertama)

    DIPA-Univ.Jember

    (Anggota)

    100.000.000

    6. 2015

    Kajian Pemanfaatan

    Phytoestrogen dari Biji Kedelai

    untuk Pencegahan Kanker

    Payudara pada Mencit Strain

    C3H (Hiber Tahun Kedua)

    DIPA-Univ.

    Jember

    (Ketua)

    52.500.000

    7. 2015

    Pengembangan SenyawaAntosianin dari Buah Duwet

    sebagai Pangan Fungsional dan

    Nutraseutikal yang Memiliki

    Kemampuan Antioksidatif,

    Hipokolesterolemik dan

    Hipoglikemik (Hikom Tahun

    Kedua)

    DIPA-Univ.

    Jember

    (Anggota)

    110.000.000

    C. Pengalaman Pengabdian Kepada Masyarakat dalam 5 Tahun Terakhir

    No Tahun Judul Penelitian

    Pendanaan

    SumberJumlah

    (Juta RP)

    1. 2010

    Pembelajaran Pertumbuhan dan

    Perkembangan Hewan

    dengan Preparat Awetan pada

    Siswas Kelas III SMPN I

    Jember

    Mandiri 5.000.000

    2. 2011

    Keanekaragaman Jenis

    Tumbuhan Berkhasit Obat di

    Kawasan Bandalit, Taman

    Nasional Meru Betiri,

    Mandiri 5.000.000

  • 7/25/2019 Pemanfaatan Tepung Tempe Kedelai Sebagai Pencegah Osteoporosis, Kajian Histologi Femur Mencit Ovariektomi

    20/26

    16

    Kab. Jember

    D. Publikasi Artikel Ilmiah dalam Jurnal dalam 5 Tahun Terakhir

    No Judul Artikel Ilmiah Nama Jurnal

    Volume/Nomor/

    Tahun

    1.

    Pengaruh Paparan Senyawa

    Dioksin terhadap Implantasi

    Blastosis Mencit (Mus

    musculus L) Strain BalbC

    Jurnal Ilmu-ilmu

    Biologi/BIOMA

    Vol. 3 No.1

    April 2008

    2.

    Efek Kondisi Hiperglikemik

    terhadap Struktur Ovarium

    dan Siklus Estrus Mencit

    (Musmusculus L.)

    Jurnal Ilmu Dasar

    (Terakreditasi B)

    Vol. 10. No.

    2 Juli 2009

    3.

    Kajian Ekspresi Protein Bax

    pada gangguanSpermatogenesis Pasca

    Pemaparan 2,5 Hexanedion,

    pada Tikus putih (Rattus

    norvegicus)

    Jurnal Biologi(Journal of

    Biology)

    Vol. XII No.1

    Juni 2008

    4.

    Efek Pemberian Estrogen

    Sintetis (Diethylstilbestrol)

    terhadap Struktur Hepar serta

    Kadar SGOT dan SGPT pada

    Mencit (Mus musculus)

    Betina Strain BalbC

    Jurnal Ilmu Dasar

    (Terakreditasi B)

    Vol. 11 No. 1

    Januari 2010

    E. Pemakalah Seminar Ilmiah dalam 5 Tahun Terakhir

    NoNama Pertemuan

    Ilmiah/SeminarJudul Artikel Ilmiah

    Waktu dan

    Tempat

    1.

    Seminar nasional dan

    kongres Indonesian Protein

    Society

    Identifikasi protein

    spermatozoa dan cairan

    lumen pada epididimis

    sapi kaitannya dengan

    maturasi spermatozoa

    6-7 Juli 2012

    F. Karya Buku dalam 5 Tahun Terakhir

    No Judul Buku TahunJumlah

    HalamanPenerbit

    - - - -

    G. Perolehan HKI dalam 5-10 Tahun Terakhir

    No Judul/Tema HKI Tahun Jenis Nomor P/ID

    - - - -

  • 7/25/2019 Pemanfaatan Tepung Tempe Kedelai Sebagai Pencegah Osteoporosis, Kajian Histologi Femur Mencit Ovariektomi

    21/26

    17

  • 7/25/2019 Pemanfaatan Tepung Tempe Kedelai Sebagai Pencegah Osteoporosis, Kajian Histologi Femur Mencit Ovariektomi

    22/26

    18

    Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Kegiatan

    1. Peralatan Penunjang

    Material JustifikasiPemakaian Kuantitas HargaSatuan (Rp) Jumlah (Rp)

    Bak plastik,

    ram kawat,

    botol minum

    (sewa)

    Pemeliharaan

    hewan uji@12 buah

    30 hari

    [email protected]

    Pisau Pembuatan

    ekstrak tepung

    tempe

    3 buah 10.000 30.000

    Telenan Pembuatan

    ekstrak tepung

    tempe

    3 buah 9.000 27.000

    Ayakan Pembuatan

    ekstrak tepung

    tempe

    3 buah 5.000 15.000

    Grinder dan

    oven (sewa)

    Pembuatan

    ekstrak tepung

    tempe

    1 set7 hari

    [email protected]

    Peralatan

    ektraksi

    (sewa)

    Pembuatan

    ekstrak tepung

    tempe

    1 set14 hari

    [email protected]

    Alat Bedah Proses OVX

    dan

    pengambilan

    organ

    3 Set 200.000 600.000

    Sonde

    lambung

    20gauge 5cm

    Perlakuan

    hewan uji 4 biji 31.250 125.000

    Jarum jahit

    no.2

    Proses OVX 20 pack 12.500 250.000

    Spuit injection

    1 ml (One

    med)

    Proses OVX

    dan gavage

    hewan uji

    2 pack 200.000 400.000

    Cup sampel Wadah

    sampel60 biji 300 18.000

    Gloves Ekstraksi,

    perlakuan, dan

    pengambilan

    sampel

    3 box 50.000 150.000

    Masker Ekstraksi,

    perlakuan, dan

    pengambilan

    sampel

    3 box 50.000 150.000

    SUB TOTAL (Rp) 3.055.000

  • 7/25/2019 Pemanfaatan Tepung Tempe Kedelai Sebagai Pencegah Osteoporosis, Kajian Histologi Femur Mencit Ovariektomi

    23/26

    19

    2. Bahan Habis Pakai

    MaterialJustifikasi

    PemakaianKuantitas

    Harga

    Satuan (Rp)Jumlah (Rp)

    Mencit Hewan uji 60 ekor 20.000 1.200.000Pellet CP511 Pemeliharaan

    hewan uji

    5 kg 10.000 50.000

    Aquades Pemeliharaan

    hewan uji

    10 liter 5.000 50.000

    Tempe

    kedelai

    Bahan uji 100 bungkus 2.000 200.000

    Sekam dan

    serbuk gergaji

    kayu

    Pemeliharaan

    hewan uji

    @1 karung 25.000 50.000

    Phosphate

    Buffer Saline(PBS)

    Pencuci organ 1 sachet 290.000 290.000

    Paracetamol Pemeliharaanhewan uji

    pasca OVX

    2 lembartablet

    8.500 17.000

    Chloroform Nekropsi

    hewan uji

    25 ml 350.000 350.000

    Kapas Nekropsi

    hewan uji

    2 pak 10.000 20.000

    Tisu Pembersih 1 pak 1kg 25.000 25.000

    Alkohol 70 % Sterilisasi,ekstraksi

    tepung tempe,

    penyimpanan

    organ

    20 liter 30.000 600.000

    Povidone

    iodine

    Antibakteri 120 ml 80.000 80.000

    Levofloxacin Antibiotik

    oral

    5 mg/ml 150.000 150.000

    Ketamine

    10%

    Anastesi 10 ml 325.000 325.000

    Xylazine 20 Anastesi 25 ml 350.000 350.000Formalin Pengawet

    organ

    2 liter 45.000 90.000

    Alumunium

    foil

    Pembungkus

    ekstrak

    2 gulung 30.000 60.000

    Kasa steril

    (One med)

    Ovariektomi

    dan

    pembuatan

    preparat

    10 pack 5.000 50.000

    Benang silk

    no.3 (One

    med)

    Proses

    ovariektomi

    20 biji 8.000 160.000

  • 7/25/2019 Pemanfaatan Tepung Tempe Kedelai Sebagai Pencegah Osteoporosis, Kajian Histologi Femur Mencit Ovariektomi

    24/26

    20

    Benang cat

    gut no.3 (One

    med)

    Proses

    ovariektomi

    20 biji 8.000 160.000

    SUB TOTAL (Rp) 4.277.000

    3. Transportasi

    MaterialJustifikasi

    PemakaianKuantitas

    Harga

    Satuan (Rp)Jumlah (Rp)

    Transport

    Jember-

    Yogyakarta

    Pembuatan

    preparat dan

    pembacaan

    hasil

    3 orang 540.000 1.620.000

    Penginapan di

    Yogyakarta

    Pembuatan

    preparat danpembacaan

    hasil

    3 orang (8

    hari)

    105.000/hari 840.000

    Pengiriman

    Mencit

    Yogyakarta-

    Jember

    Pembelian

    hewan uji

    40 ekor 595.000 595.000

    SUB TOTAL (Rp) 3.055.000

    4. Lain-lain

    MaterialJustifikasi

    PemakaianKuantitas

    Harga

    Satuan (Rp)Jumlah (Rp)

    Dokumentasi Cetak foto

    preparat

    30 lembar 1.000 30.000

    Alat tulis Penulisan

    laporan dan

    tahapan

    Penelitian

    3 orang 25.000 75.000

    Pembuatan

    laporan

    Pengetikan,

    fotocopy, danbendel

    5 eksemplar 45.600 228.000

    Sewa

    laboratorium

    PA FKU

    UGM

    Pembuatan

    preparat

    6 hari 150.000 900.000

    Sewa

    laboratorium

    resident PA

    FKH UGM

    Pembacaan

    preparat

    2 hari 300.000 600.000

    SUB TOTAL (Rp) 1.833.000

    TOTAL (Keseluruhan) 12.220.000

  • 7/25/2019 Pemanfaatan Tepung Tempe Kedelai Sebagai Pencegah Osteoporosis, Kajian Histologi Femur Mencit Ovariektomi

    25/26

    21

    Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Peneliti dan Pembagian Tugas

    1. Susunan Organisasi Tim Peneliti

    2. Pembagian Tugas

    No. Nama/NIM

    Program

    Studi

    Bidang

    Ilmu

    Alokasi

    Waktu

    (jam/

    minggu)

    Uraian Tugas

    1. Nurul Aini

    Afifatus Solehah

    Biologi Biologi 8 jam /

    minggu

    -Koordinasi

    anggota,

    perencanaan

    kegiatan

    penelitian, dan

    administrasi

    2. Arlina Mustika

    Sari

    Biologi Biologi 5 jam /

    minggu

    -Pencatatan hasil

    dan pengolahan

    data hasil

    penelitian

    3. Nindita Fitria

    Primasari

    Biologi Biologi 5 jam /

    minggu

    -Pencatatan

    penggunaan

    dana dan alokasi

    pendanaan

    -Dokumentasi

    kegiatan dan

    pelaporan hasil

    dokumentasi

    Dosen Pembimbing

    (Dra.Mahriani, M. Si)

    Ketua Pelaksana

    (Nurul Aini Afifatus Solehah)

    Anggota Pelaksana(Arlina Mustika Sari; Nindita Fitria Primasari)

  • 7/25/2019 Pemanfaatan Tepung Tempe Kedelai Sebagai Pencegah Osteoporosis, Kajian Histologi Femur Mencit Ovariektomi

    26/26