Pemanfaatan Teknologi Semen Di Kehidupan (Pembuatan Beton Dan Aplikasinya), Ridzki Ramadhan...
-
Upload
kevin-esmunaldo -
Category
Documents
-
view
74 -
download
4
Transcript of Pemanfaatan Teknologi Semen Di Kehidupan (Pembuatan Beton Dan Aplikasinya), Ridzki Ramadhan...
TUGAS MAKALAH
MATA KULIAH TKNOLOGI SEMEN
PEMANFAATAN
TEKNOLOGI SEMEN DI KEHIDUPAN
(Pembuatan Beton dan Aplikasinya)
Oleh:
Ridzki Ramadhan (2311100070)
Jurusan Teknik Kimia
Fakultas Teknologi Industri
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Surabaya
2014
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan atas kehadiran Allah SWT. Yang telah membimbing dan
mengarahkan saya sehingga dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Pemanfaatan
Teknologi Semen di Kehidupan (Pembuatan Beton dan Aplikasinya)”.
Makalah yang berjudul “Pemanfaatan Teknologi Semen di Kehidupan (Pembuatan Beton
dan Aplikasinya)”,saya susun demi memenuhi tugas 2 mata kuliah teknologi semen yang
diberikan oleh Bapak Suharjoso Basuki selaku dosen mata kuliah teknologi semen.
Tak ada gading yang tak retak. Begitu pula mkalah ini yang masih jauh dari kesempurnaan,
karenanya saya mohon maaf apabila terdapat kesalahan. Selain itu kritik dan saran sangat
diharapkan.
Surabaya, Mei 2014
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang
Pada era modern ini, industri semen adalah salah satu sektor industri yang penting dan
besar di dunia. Semen adalah bahan perekat yang merekatkan material-material yang tidak
sejenis yang bisa mengeras, di mana pengerasan terjadi jika semen bereaksi dengan air. Unsur
utama penyusun semen adalah kalsium silikat. Unsur kalsium pada semen banyak diperoleh
dari batu kapur, sedangkan unsur silikat diperoleh dari tanah liat.
Saat ini semen menjadi bahan pokok untuk pembangunan fasilitas-fasilitas penting dalam
kehidupan manusia. Misalnya saja rumah, gedung bertingkat, jalan, jembatan, dan lain
sebagainya. Sebenarnya pemanfaatan teknologi semen telah banyak dilakukan oleh manusia
pada zaman dahulu. Misalnya saja bangsa mesir kuno yang memanfaatkan kalsium sulfat
(Calcined Gypsum) sebagai perekat bahan konstruksi piramida, bangsa yunani dan romawi
kuno menggunakan campuran batu kapur, pasir, gipsum, dan pozolan yang dipanaskan untuk
konstruksi bangunan pada masa itu. Semakin cepatnya dinamika kehidupan manusia, hal ini
membuat kebutuhan akan semen semakin meningkat dari tahun ke tahun. Hingga pada tahun
1800 an, banyak orang yang meneliti unsur-unsur apa saja yang terkandung dalam bahan
perekat tersebut, bagaimana prosesnya sehingga unsur-unsur tersebut bisa menjadi perekat
material-material yang tidak sejenis, dan bagaimana proses pengolahannya sehingga bisa
menghasilkan semen yang berkualitas tinggi. Hingga pada akhirnya bermunculan banyak
industri semen pada tahun 1900 an dan terus berkembang hingga saat ini.
Pemanfaatan teknologi semen pada era modern ini mencakup banyak hal terutama untuk
pembangunan fasilitas-fasilitas yang dibutuhkan manusia modern saat ini, misalnya saja
rumah, gedung bertingkat, jalan raya, landasan pesawat terbang, jembatan, dan bendungan.
Semen yang dibutuhkan untuk membangun fasilitas-fasilitas tersebut terkadang sama atau
berbeda satu sama lainnya tergantung kebutuhan. Selain itu dalam memanfaatkan semennya
membutuhkan teknik yang berbeda-beda satu sama lain karena tiap fasilitas-fasilitas tersebut
memiliki pemanfaatan dan karakteristik yang berbeda-beda pula. Maka dari itu dalam makalah
ini dijelaskan pemanfaatan teknologi semen pada era modern ini pada fasilitas-fasilitas pokok
dalam kehidupan manusia modern saat ini.
I.2. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah pemanfaatan teknologi semen pada era modern ini ?
2. Bagaimanakah cara dan teknik memanfaatkan teknologi semen untuk fasilitas-fasilitas
pada era modern saat ini ?
I.3. Tujuan
1. Untuk mengetahui pemanfaatan teknologi semen pada era modern ini.
2. Untuk mengetahui cara memanfaatkan semen untuk fasilitas-fasilitas modern saat ini
dan menjelaskan teknik pembangunan fasilitas-fasilitas tersebut.
BAB II
PEMBAHASAN
Di era modern saat ini pemanfaatan teknologi semen tidak terbatas pada lingkup kecil saja
seperti halnya zaman dahulu. Seiring kemajuan teknologi, pemanfaatan teknologi semen
semakin luas dan kualitasnya bisa diatur sedemikian rupa sesuai kebutuhan. Hal ini tidak
seperti zaman dahulu dimana untuk membuat semen, orang-orang langsung memanfaatkan
bahan alam yang ada seperti tanah liat, batu kapur, dan abu gunung berapi sehingga kualitasnya
berbeda jauh dengan kualitas semen yang telah dipabrikasi di era modern ini.
Aplikasi pemanfaatan teknologi semen pada zaman ini sangat banyak sekali, mulai dari
membangun rumah, gedung bertingkat, jembatan, bendungan, jalan raya, dan sebagainya,
dimana untuk membangun fasilitas-fasilitas tersebut dibutuhkan kualitas semen yang berbeda-
beda sesuai kebutuhan dan memerlukan teknik pengolahan semen yang berbeda-beda untuk
tiap-tiap fasilitas tersebut. Pada kenyataannya, pemanfaatan utama teknologi semen pada
fasilitas-fasilitas tersebut adalah pada pembuatan betonnya. Karena tiap fasilitas tersebut pasti
membutuhkan beton sebagai pondasi utamanya. Perbedaan hanya pada jenis semen untuk
campuran beton sebagai pondasinya. Hal ini karena tiap fasilitas tersebut membutuhkan beton
yang berbeda tergantung kebutuhannya.
Beton adalah material buatan atau artifisial (berbeda dengan kayu dan baja), yang terdiri
dari beberapa campuran:
1. Semen
Jika kadar semen dinaikkan, maka kekuatan dan durabilitas beton juga akan meningkat.
Semen (bersama dengan air) akan membentuk pasta yang akan mengika tagregat mulai dari
yang paling besar (kasar) sampai yang paling halus.
2. Air
Sebaliknya, penambahan air justru akan mengurangi kekuatan beton. Air cukup digunakan
untuk melarutkan semen. Air juga yang membuat adukan menjadi kohesif,dan mudah
dikerjakan (workable).
3. Agregat (kerikil) kasar dan halus.
4. Zat aditif jika diperlukan
Rasio Air-Semen
Biasa disebut dengan w/c ratio alias water to cement ratio. Jika w/c ratio semakin besar,
kekuatan dan daya tahan beton menjadi berkurang. Pada lingkungan tertentu,rasio air-semen
ini dibatasi maksimal 0.40-0.50 tergantung sifat korosif atau kadar sulfat yang ada di
lingkungan tersebut.
Material-material ini dicampur dan diaduk dengan jumlah dan rasio tertentu sehingga
mudah dipindahkan, ditempatkan (dituang), dipadatkan (compact), dan dibentuk (finish), dan
campuran material tersebut akan mengeras dan menghasilkan produk yang kuat dan tahan
lama.
Tabel Mutu Betonper 1m3 Beton
Kelebihan beton
Kekuatanya tinggi dan dapat disesuaikan dengan kebutuhan struktur seperti beton mutu
K-225,K-250,K-350 dan seterusnya.
Mudah dibentuk menggunakan bekisting sesuai dengan kebutuhan struktur bangunan.
Tahan terhadap temperatur tinggi jadi aman jika terjadi kebakaran gedung, atau
setidaknya masih memberikan kesempatan kepada penghuni pada saat bencana terjadi.
Biaya pemeliharaan rendah karena setelah mengeras menjadi batu, asalkan besi
tulangan berada pada posisi yang baik didalam beton maka kemungkinan terjadinya
karat dapat dikurangi.
Lebih murah jika dibandingkan dengan baja
Mempunyai kuat tekan yang tinggi.
Mudah didapat bahan bakunya, karena Indonesia merupakan negara yang kaya akan
sumber daya alam misalnya pasir beton dapat ditemukan di pegunungan maupun
didasar lautan
Mempunyai tekstur yang terlihat alami sebagai batuan sehingga dapat difungsikan
sebagai bagian dari seni arsitektur
Umurnya tahan lama
Kekurangan beton
Beton termasuk material yang mempunyai Berat jenis 2400 kh/cm2.
Kuat tarik kecil (9%-15%) dari kuat tekan
Menuntut ketelitian yang tinggi dalam pelaksanaanya
Agar struktur beton bertulang dapat berfungsi dengan baik maka perlu dilakukan
perhitungan struktur dengan benar sehingga tercipta bangunan yang kuat dan ekonomis, secara
garis besar perhitungan struktur beton dapat dibedakan menjadi:
Perhitungan pondasi
Perhitungan kolom beton
Perhitungan balok beton
Perhitungan plat lantai beton
Dan bagian struktur lainya menyesuaikan kebutuhan struktur
Nilai kuat tekan beton relatif tinggi dibanding kuat tariknya, dan beton merupakan bahan
berifat getas, nilai kuat tariknya hanya berkisar 9% - 15% saja dari kuat tekannya. Pada struktur
bangunan, umumnya beton diperkuat dengan batang tulangan baja sebagai bahan yang dapat
bekerja sama dan mampu membantu kelemahannya, terutama pada bagian yang menahan tarik.
Umumnya, campuran beton memenuhi rasio sebagai berikut:
11% Semen Portland
41% Agregat kasar
26% Agregat halus
16% Air
Berikut adalah penjelasan menegenai pemanfaatan teknologi semen pada era modern ini:
1. Jalan Raya
Jalan raya terdiri dari berbagai macam jenis, misalnya saja jalan tol dan jalan dalam
kota. Jenis jalan yang berbeda memiliki susunan yang berbeda pula, akan tetapi keduanya
memiliki kesamaan, yaitu memiliki komponen utama beton. Jenis lain pula adalah jalan
beton dan jalan aspal. Jalan aspal, meskipun dinamakan jalan aspal, pondasi jalan ini pun
tetap memakai beton. Beton yang digunakan untuk pondasi jalan raya menggunakan
campuran semen portland jenis I, II atau III sesuai dengan AASHTO M 85, dimana semen
yang memiliki ciri kuat tekan awal tinggi. Berikut adalah perbandingan jalan beton dan
jalan aspal:
Jalan Beton
Kelebihan jalan beton
Dapat menahan beban kendaraan yang berat.
Tahan terhadap genangan air dan banjir.
Biaya perawatan lebih murah dibanding jalan aspal.
Dapat digunakan pada struktur tanah lemah tanpa perbaikan struktur tanahnya terlebih
dahulu.
Pengadaan material lebih mudah didapat.
Kekurangan jalan beton
Kualitas jalan beton sangat tergantung pada proses pelaksanaanya, misalnya
pengeringan yang terlalu cepat dapat menimbulkan keretakan jalan, untuk mengetasi
hal ini dapat menambahkan zat kimia pada campuran beton atau dengan menutup
beton pasca pengecoran dengan kain basah untuk memperlambat proses pengeringan.
Untuk penggunaan pada jalan raya dengan kapasitas berat kendaraan yang tinggi,
maka biaya konstruksi jalan beton lebih mahal dibanding jalan aspal, namun lebih
murah pada masa perawatan.
Kehalusan dan gelombang jalan sangat ditentukan pada saat proses pengecoran
sehingga diperlukan pengawasan yang ketat.
Proses perbaikan jalan dengan cara menumpang pada konstruksi jalan beton yang
lama, sehingga menaikan ketinggian elevasi jalan, sehingga terkadang elevasi jalan
lebih tinggi dibanding rumah disampingnya.
Warna beton membuat suasana jalan menjadi keras dan gersang sehingga
menimbulkan efek kehati-hatian bagi pengendara diatasnya.
Jalan aspal
Kelebihan jalan aspal
Jalan lebih halus, mulus dan tidak bergelombang sehingga enak dalam berkendara.
Warna hitam aspal memepengaruhi psikologi pengendara menjadi lebih teduh dan
nyaman.
Untuk penggunaan pada jalan dengan lalu lintas kendaraan ringan, jalan aspal lebih
murah dibanding konstruksi jalan beton.
Proses perawatan lebih mudah karena tinggal mengganti pada area jalan aspal yang
rusak saja, dengan cari menggali dan mengganti dengan yang baru pada area jalan
yang rusak.
Kekurangan jalan aspal
Tidak tahan terhadap genangan air, sehingga memerlukan saluran drainase yang baik
untuk proses pengeringan jalan aspal pasca hujan atau banjir.
Pada struktur tanah yang buruk harus dilakukan perbaikan tanah terlebih dahulu
sebelum ditumpangi oleh konstruksi jalan aspal.
Jalan beton ternyata makin diminati dan banyak dibangun di berbagai daerah, hal ini
menggantikan posisi jalan asphalt yang sebelumnya menduduki peringkat nomor satu
sebagai konstruksi jalan terbaik yang banyak dipakai. Metode cara membuat jalan beton
adalah sebagai berikut:
Pembersihan lokasi jalan yang akan di betonisasi.
Pembuatan rangkaian tulangan beton dapat dipabrikasi di lokasi proyek atau
didatangkan dalam bentuk jadi.
Pekerjaan pengukuran dilakukan selama pekerjaan berlangsung untuk menentukan
elevasi ketinggian konstruksi, kontrol kedataran jalan, kebenaran posisi jalan dan yang
lainya.
Urugan dan timbunan tanah untuk meratakan elevasi jalan dengan tinggi sesuai
perencanaan.
Penghamparan jalan dapat menggunakan batu kali.
Pemadatan pondasi jalan beton agar tidak terjadi penurunan saat konstruksi sudah
selesai dibangun sehingga menyebabkan kerusakan atau retak-retak.
Pemasangan besi tulangan diatas pondasi yang sudah mengalami pemadatan.
Pemasangan papan bekisting pada tepi cor.
Pengecoran beton dilakukan setelah pembesian dan bekisting terpasang sempurna.
Perataan permukaan jalan beton dilakukan saat cor masih basah menjelang kering.
Penundaan proses pengeringan beton agar tidak mengalami keterakan dapat
menambahkan bahan kimia pada adukan, atau dengan menutup permukaan beton
dengan kain karung basah.
Jalan beton sebaiknya digunakan minimal 28 hari setelah pengecoran, karena pada
saat itu jalan sudah mengeras dengan bagus.
Jalan beton sudah jadi, selamat menggunakan jalan baru.
Pembuatan jalan beton dapat dilaksanakan dengan sistem separo jalan sehingga sisa
jalan sebelahnya dapat dipakai untuk lalu lintas kendaraan, setelah separuh pengecoran
beton selesai dan dapat digunakan untuk menahan beban kendaraan maka proses
pembuatan jalan dapat dilanjutkan pada bagian sebelahnya sehingga bisa 100% selesai.
metode kerja jalan beton ini hanyalah uraian sederhana yang tentunya selalu ada inovasi
dan kreatifitas terbaru untuk menghasilkan pekerjaan terbaik. selamat merencanakan atau
membangun jalan beton yang murah, kuat dan awet.
Konstruksi beton untuk jalan raya merupakan konstruksi dengan bahan dari beton yang
terdiri dari semen (umum Portland semen ) dan bahan semen lain seperti fly ash dan semen
terak ,agregat (agregat kasar umumnya terbuat dari batu kerikil atau dihancurkan seperti
kapur ,atau batu granit ,ditambah agregat halus seperti pasir ), air, dan kimia pencampuran.
Agregat untuk pekerjaan beton harus terdiri dari partikel yang bersih dan keras yang
diperoleh dari pemecahan batu, atau dengan menyaring dan mencuci (bila perlu) kerikil
dan pasir sungai. Agregat harus bebas dari bahan-bahan organik seperti yang dirinci dalam
AASHTO T21 bila diambil contoh dan diuji sesuai dengan ketentuan BS CP 114 dan
prosedur AASHTO yang relevan. Agregat yang berupa bahan-bahan yang berukuran sama
yang berasal dari berbagai sumber harus ditimbun dalam timbunan terpisah dan hanya
boleh digunakan dalam struktur yang terpisah.
2. Jembatan
Jembatan merupakan satu struktur yang dibuat untuk menyeberangi jurang atau
rintangan seperti sungai, rel kereta api ataupun jalan raya. Salah satu bagian utama pada
jembatan adalah tiang pancang. Tiang pancang adalah salah satu jenis pondasi yang
digunakan untuk jembatan, bentuk tiang pancang bisa berupa silinder atau segitiga
denggan panjang tiang 10 m sampai dengan 30 m, apabila kedalaman tiang pancang
melebihi satu buah maka dapat dilakukan penyambungan. berbagai metode kerja dapat
digunakan sebagai cara pemancangan pondasi tiang pancang ini seperti menggunakan alat
berat diesel hammer dengan urutan langkah kerja sebagai berikut.
Melakukan pengetesan terhadap tanah dilokasi rencana pondasi untuk mengetahui jenis
tanah dan kedalaman lapisan keras. Kemudian menghitung struktur pondasi tiang pancang
sehingga dapat ditentukan kebutuhan ukuran tiang pancang, spesifikasi material dan
kedalaman tiang pancang sehingga kuat untuk menahan beban bangunan yang disalurkan
ke titik perhitungan. Produksi tiang pancang dapat dilakukan dipabrik dengan spesifikasi
sesuai perhitungan kemudian dkirim ke lokasi proyek menggunakan kendaraan truck
besar.
Pengangkatan tiang pancang dapat menggunakan alat tower crane atau mobil crane
dengan posisi titik angkat sesuai perhitungan sehiingga tidak terjadi patah dalam
pengangkatan. Surveyor melakukan pengukuran dilapangan untuk menentukan titik-titik
sesuai gambar kemudian mendirikan alat teodolit untuk mengecek ketegakan
pemancangan, tiang pancang diangkat tegak lurus kemudian posisi ujung diesel hammer
dinaikan dan topi paal dimasukan pada kepala tiang pancang. Ketegakan posisi
pemancangan dikontrol menggunakan 2 buah teodilit yang dipasang dari dua arah untuk
memastikan posisi tiang pancang tegak dan melakukan control setiap 2 m, pemancangan
dilakukan sampai dengan elevasi kedalaman yang direncanakan.
Tiang pancang yang tersisa diatas elevasi rencana dikelupas betonya sehingga tersisa
besi tulangan yang akan dipakai sebagai stek untuk dihubungkan dengan pile cap pada
bangunan gedung atau abutmen pada konstruksi jembatan.
3. Bendungan
Bendungan atau dam adalah konstruksi yang dibangun untuk menahan laju air menjadi
waduk, danau, atau tempat rekreasi. Seringkali bendungan juga digunakan untuk
mengalirkan air ke sebuah Pembangkit Listrik Tenaga Air. Kebanyakan dam juga
memiliki bagian yang disebut pintu air untuk membuang air yang tidak diinginkan secara
bertahap atau berkelanjutan. Kementerian Pekerjaan Umum Indonesia mendefinisikan
bendungan sebagai bangunan yang berupa tanah, batu, beton, atau pasangan batu yang
dibangun selain untuk menahan dan menampung air, dapat juga dibangun untuk
menampung limbah tambang atau lumpur. Dam dapat diklasifikasikan menurut struktur,
tujuan atau ketinggian. Berdasarkan struktur dan bahan yang digunakan, bendungan dapat
diklasifikasikan sebagai dam kayu, "embankment dam" atau "masonry dam", dengan
berbagai subtipenya.
Tujuan dibuatnya termasuk menyediakan air untuk irigasi atau penyediaan air di
perkotaan, meningkatkan navigasi, menghasilkan tenaga hidroelektrik, menciptakan
tempat rekreasi atau habitat untuk ikan dan hewan lainnya, pencegahan banjir dan
menahan pembuangan dari tempat industri seperti pertambangan atau pabrik. Hanya
beberapa dam yang dibangun untuk semua tujuan di atas. Menurut ketinggian, dam besar
lebih tinggi dari 15 meter dan dam utama lebih dari 150 m. Sedangkan, dam rendah kurang
dari 30 m, dam sedang antara 30 - 100 m, dan dam tinggi lebih dari 100 m. Kadang-kadang
ada yang namanya Bendungan Sadel sebenarnya adalah sebuah dike, yaitu tembok yang
dibangun sepanjang sisi danau untuk melindungi tanah di sekelilingnya dari banjir. Ini
mirip dengan tanggul, yaitu tembok yang dibuat sepanjang sisi sungai atau air terjun untuk
melindungi tanah di sekitarnya dari kebanjiran. Bendungan Pengecek check dam adalah
bendungan kecil yang didisain untuk mengurangi dan mengontrol arus erosi tanah.
Bendungan kering dry dam adalah bendungan yang didisain untuk mengontrol banjir. Ia
biasanya kering, dan akan menahan air yang bila dibiarkan akan membanjiri daerah
dibawahnya.
Pembuatan bendungan dimulai dengan pembuatan diversion channel (saluran
pengalihan) yang dibangun di sebelah kanan sungai. Pekerjaan dimulai dengan dengan
mengerjakan diversion work dengan menggali tanah dan pembuatan tanggul untuk
mengalihkan aliran sungai. Setelah sungai dialihkan lokasi bendung dapat dikeringkan
melalui proses dewatering. Selanjutnya pekerjaan bendung dilanjutkan dengan pekerjaan
galian tanah dengan excavator dan hasil galian diangkut dengan dump truck untuk dibuang
ke disposal area atau disimpan sebagai stock untuk material timbunan sesuai dengan jenis
dan spesifikasi tanah. Bila galian menemui lapisan tanah keras, dilakukan pekerjaan galian
batu. Dipilih metode drilling and blasting, yaitu pada permukaan batuan dibuat pola
blasting. Kemudian dibuat lubang dengan rock drill (cradler rock driller) atau canal drilling
untuk diisi sejumlah bahan peledak (dynamit) dan detonator sebagai pemicunya.
Setelah peledakan, hasil galian dikumpulkan dengan excavator dan diangkut dump truck
ke disposal area. Galian batuan dengan blasting (peledakan)biasanya sulit untuk
membentuk dasar galian yang rapi sesuai rock line excavation yang ada dalam shop
drawing. Selanjutnya digunakan giant breaker yang dipasangkan pada excavator untuk
membentuk dan merapikan galian batuan. Sebelum pekerjaan beton fondasi bendung
dimulai, pekerjaan yang harus dilakukan adalah finising permukaan batuan dengan
membersihkan semua loose material dan menutup permukaan dengan splash grouting.
Splash grouting adalah campuran semen pasir dan air yang disiramkan ke permukaan
batuan.
Tahap selanjutnya adalah pekerjaan beton (concrete) untuk fondasi, tubuh bendung,
kolam olakan (stilling basin) dan piers serta column. Di permukaan bendung yang terjadi
pergesekan dengan air sungai dimana diasumsikan terdapat batuan lepas, ranting dan
pohon, oleh karena itu perlu dilapisi dengan steel fibre concrete. Pada bendung gerak
dibuat bangunan hoist room yaitu tempat mesin penggerak pintu, dipasang berupa katrol
(hoist) elektrik untuk menaikkan dan menurunkan pintu.
Setelah bagian utama terlaksana, diikuti bangunan lantai apron dan lantai stilling basin
yang diikuti pekerjaan backfill dengan material terseleksi (selected embankment).
Jembatan pelayanan dibuat terpisah di fabrikasi karena menggunakan precast prestressed
concrete, yang dilaunching dengan metode launching trus. Pekerjaan sipil utama yang
paling berat adalah pembuatan pier dan hoist deck, karena perlu ketelitian dan akurasi yang
tinggi agar interfacing dengan pekerjaan pintu (hydro mechanical) tidak banyak menemui
kesulitan.
Dalam penentuan penggunaan perancah bekisting di lantai hoist room perlu
penanganan khusus karena pada ketinggian 28 m, harus melakukan pekerjaan beton
dengan beban ratusan ton dan lendutan yang cukup besar. Pelaksanaan bendung gerak dan
bendung tetap merupakan lintasan kritis. Sedangkan pekerjaan apron, stilling basin dan
fishway merupakan pekerjaan tidak kritis tetapi dapat dilaksanakan paralel dengan
pekerjaan bendung sesuai kapasitas penyediaan beton per hari. Untuk pembuatan pier dan
kolom beton digunakan climbing formwork dengan dua tipe, yaitu untuk lengkung dipakai
bekisting baja dan untuk yang lurus digunakan bekisting kayu dan plywood.
Gambar Pemasangan Pilar Movable Weir Dan Masangan King Shore Hoist Deck
Pada tahap pelaksanaan pengecoran beton untuk pier terdapat dua jenis beton yang
harus dilaksanaan bersama untuk menghindari sambungan dingin (cold joint) yaitu antara
beton biasa dan beton campuran berton campuran steel fibre. Agar kedua jenis beton tidak
tercampur, digunakan kawat ayam yang ditahan dengan besi beton atau wire mesh.
Pengecorannya dilakukan secara bergantian dalam waktu yang relatif bersamaan antara
steel fibre concrete dan beton biasa. Dilanjutkan dengan pengecoran bagian-bagian pada
dan elevasi di atasnya sesuai dengan ketinggian climbing formwork. Untuk dinding
bangunan hoist room yang awalnya adalah beton biasa, dilakukan inovasi menjadi kolom
dan balok rangka baja dengan dinding precast prestressed panel (hollow core wall) untuk
dinding maupun plat atap.
4. Bangunan Bertingkat
Cara membuat gedung bertingkat tinggi dari awal sampai akhir secara umum akan
dijelasakan pada bagian ini. Terdapat berbagai macam instansi yang terlibat dalam proses
pembangunan gedung bertingkat tinggi. Sebagai pemilik gedung atau disebut juga sebagai
owner, tidak harus terlibat langsung dalam pelaksanaanya tapi bisa mewakilkan kepada
beberapa instansi sebagai berikut:
A. Manajemen konstruksi : Untuk mengelola jalanya pembangunan gedung dari mulai
perencanaan sampai pembangunan.
B. Konsultan perencana : bertugas membuat perencanaan gedung dengan produk berupa
gambar gedung, bill of quantity / rab ( Rencana anggaran biaya bangunan, RKS (
rencana kerja dan syarat-syarat ) serta ikut memantau jalanya pelaksanaan
pembangunan gedung agar desainya bisa benar-benar diterapkan di proyek.
C. Konsultan pengawas : bertugas mengawasi jalanya pelaksanaan pembangunan.
D. General kontraktor : bertugas melaksanakan pembangunan gedung secara total
keseluruhan. dan melakukan perawatan gedung sesuai masa kontrak kerja konstruksi
yang telah disepakati.
E. Sub kontraktor : general kontraktor kemudian memborongkan kembali pekerjaanya
kepada kontraktor spesialis yang bertugas melaksanakan pembangunan gedung pada
bagian tertentu saja, misalnya sub kontraktor listrik, arsitektur, struktur, mekanikal dll.
F. Manajemen marketing gedung : ini diperuntukan pada bangunan komersial seperti
apartemen dan hotel. fungsinya agar gedung yang sudah dibangun bisa cepat habis
terjual kepada konsumen.
G. Manajemen pemeliharaan gedung : bertugas mengelola gedung agar dapat berfungsi
sebagai mana mestinya.
Owner biasanya melakukan rangkaian kegiatan sebagai berikut:
A. Masa persiapan
Terdiri dari proses penyiapan bermacam hal yang berkaitan dengan kegiatan
pembangunan, seperti penyiapan lokasi tanah yang akan dibangun, pembentukan tim
yang akan melakukan manajemen pembangunan, pemikiran prospek kemanfaatan
gedung dan sejenisnya.
B. Masa perencanaan gedung
Ini adalah saat-saat pembuatan desain gedung, perhitungan rencana anggaran biaya
pembangunan ( RAB) pembuatan rencana kerja dan syarat-syarat ( RKS ), Pengurusan
izin mendirikan bangunan (IMB), Pembentukan kegiatan tender / lelang untuk
menentuka kontraktor terbaik dan termurah yang akan dipercaya untuk melaksanakan
pembangunan.
C. Masa pembangunan gedung
Kontraktor yang telah memenangkan tender kemudian melakukan pembangunan
gedung dengan pantauan owner secara langsung atau bisa diwakilkan kepada
manajamen konstruksi atau kepada konsultan pengawas. General kontraktor bisa
dibantu sub kontraktor spesialis atau mandor untuk melaksanakan pekerjaanya.
D. Masa perawatan gedung
Setelah kontraktor berhasil melakukan pembangunan maka dilakukan serah terima
gedung kepada pemilik proyek namun masih dilanjutkan dengan kegiatan
pemeliharaan dalam jangka waktu yang telah disepakati dalam perjanjian kontrak kerja
konstruksi.
E. Manajemen pengelolaan gedung
Ini adalah bagian dimana suatu tim bekerja agar gedung bisa berfungsi sebagaimana
mestinya, contohnya sistem parkir gedung, pembagian tugas pengelolaan seperti lift,
kelistrikan, kebersihan, keamanan, ketertiban, pengairan, pertamanan dll. semua
komponen tersebut harus berfungsi dengan baik dan saling mendukung agar bangunan
yang dibangun dengan susah payah tidak terbengkalai begitu saja.
F. Pembongkaran gedung
Ini dilakukan pada konstruksi bangunan yang memang mau diganti dengan yang baru
atau sudah tidak layak untuk digunakan, misalnya umurnya sudah tua, jika umurnya
diluar batas waktu perencanaan maka ada resiko roboh sehingga membahayakan jika
dipertahankan, oleh karena itu bisa dilakukan pekerjaan bongkar gedung untuk
dibangun baru kembali.
Secara teknis, bagian-bagian dari bangunan bertingkat adalah sebagai berikut:
A. Pondasi ( tiang pancang , bor pile atau pondasi dalam lainya )
Pembuatan pondasi tiang pancang dikerjakan setelah sebelumnya diadakan pekerjaan
penyelidikan tanah, perencanaan kedalaman dimensi sampai dengan pekerjaan
pembuatan tiang pancang dilapangan dengan bantuan alat berat.
B. Galian basement / lantai bawah tanah
Pekerjaan galian besement dapat dikerjakan setelah atau sebelum pekerjaan tiang
pancang berlangsung menyesuaikan kondisi lapangan dimana gedung dibangun, yang
termasuk pekerjaan basement yaitu pekerjaan pile cap, tie beam, plat dinding dan lantai
beton bertulang area basement.
C. Kolom beton bertulang
Setelah lantai dan dinding basement selesai dikerjakan maka langkah selanjutnya
dilakukan pekerjaan pengukuran posisi kolom sesuai dengan gambar rencana
dilanjutkan pemasangan besi tulangan lalu pekerjaan bekisting kolom dengan diakhiri
pekerjaan pengecoran beton dengan mutu beton sesuai rencana kekuatan yang
diharapkan.
D. Balok dan plat lantai beton bertulang
Pekerjaan balok dan plat lantai pada proyek gedung bertingkat dapat dikerjakan
bersamaan dimulai dari pemasangan bekisting kepalaan kolom, pemasangan bekisting
balok dan plat lantai lalu pekerjaan pemasangan besi tulangan diakhiri dengan
pekerjaan pengecoran plat lantai beton.
Pekerjaan diatas adalah inti dari rangkaian proses pekerjaan yang untuk membangun
lantai diatasnya (lantai 2,3,4,…,52,53) dan seterusnya merupakan pengulangan dari
pekerjaan diatas yaitu pengukuran – kolom – balok – plat lantai, untuk pengangukat
material ke lantai gedung tinggi pada saat pembangunan berlangsung dapat menggunakan
tower crane atau mobile crane sedangkan pengangkutan pekerja proyek dapat
menggunakan pasangger hoist sebagai lift naik turun sementara.
Untuk pekerjaan struktur lainya seperti tangga dan sejenisnya dapat dilakukan setelah
pengecoran plat lantai selesai atau langsung bersamaan dengan proses pekerjaan struktur
gedung utama sehingga dapat menghemat waktu pelaksanaan namun dengan penambahan
tenaga kerja tentunya, demikian uraian tentang proyek gedung bertingkat tinggi dengan
struktur beton bertulang berbagai cara lain tentu terus bermunculan sebagai hasil inovasi
dan kreatifitas untuk menghasilkan gedung bertingkat sebaik mungkin, dengan biaya
hemat serta waktu pembangunan yang cepat.
BAB III
KESIMPULAN
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa:
1. Salah satu pemanfaatan teknologi semen yang utama dan terbesar adalah pembuatan beton,
dimana beton adalah adalah campuran dari semen, agregat kasar, agregat halus, dan air.
2. Pemanfaatan teknologi semen dan aplikasi beton banyak digunakan pada masa kini,
misalnya saja untuk pembangunan jalan raya ataupun jalan tol, jembatan, bendungan, dan
bangunan.
DAFTAR PUSTAKA
Austin T, George. 1990. Shreve’s Chemical Process Industries Fifth Ed. New York: Mc. Graw
Hill.
http://www.ilmusipil.com/proses-pembuatan-jalan-raya
http://www.ilmusipil.com/perbandingan-campuran-beton-k
http://www.teknologibetonringan.com/
http://www.ilmutekniksipil.com/bangunan-air/metode-pembuatan-bendung
http://putusukmakurniawan.blogspot.com/2010/09/perencanaan-bendung.html
Nawi G, Edward. 1993. Concrete Construction Engineering Handbook Second Ed. New York:
CRC Press.