PEMANFAATAN RAGAM HIAS BATIK PADA PERANCANGAN PRODUK SEPATU

12
1 PEMANFAATAN RAGAM HIAS BATIK PADA PERANCANGAN PRODUK SEPATU DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK APLIKASI BORDIR DI IKM ALAS KAKI Mohamad Arif W ABSTRAK Pengembangan desain produk sepatu telah banyak dilakukan baik dalam hal pengembangan bahan, bentuk, hingga elemen estetis yang melekat padanya. Hal ini tidak lepas dari kedudukan produk tersebut yang tidak hanya menjadi produk fungsional, tapi juga berkembang menjadi produk konsumer yang sering kali terikat dengan pengaruh kultur, gaya hidup, mode dan tren. Keragaman desain yang diaplikasikan pada produk alas kaki telah banyak dilakukan sebagi usaha mengeksplorasi gagasan-gagasan baru yang bertujuan untuk mendapatkan nilai inovasi fungsi, bentuk, dan material yang dirasakan semakin progresif. Dukungan teknologi yang berkaitan dengan material dan teknik produksi sangat berpengaruh pada percepatan lahirnya desain-desain baru sesuai dengan tuntutan konsumen sehingga sepatu tidak lagi dinilai sebagai produk alas kaki saja, namun telah menjadi komoditi ekonomi yang cukup strategis. Penelitian ini merupakan usaha eksperimentasi pemanfaatan teknologi yang sedang berkembang pada saat ini yaitu tenik bordir komputer (Embroidery Computerized) dengan memanfaatkan ragam-ragam hias tradisional khususnya motif batik sebagai inspirasi dasar pengembangan motif/ corak pada produk sepatu yang dihasilkan oleh pengrajin/ IKM alas kaki. Pada pelaksanaannya penentuan motif batik yang digunakan akan dieksplorasi melalui pendekatan learning by drawing dan dikembangkan dengan menggunakan perangkat lunak 2 dimensi untuk dianalisis kemungkinan aplikasinya dalam mesin bordir multi kepala (Multi- Head Embroidery Computerized Machine). Permasalahan tingkat kerumitan gambar, jumlah tusukan jarum jahit, ukuran dan jumlah warna yang memungkinkan untuk diaplikasikan pada potongan pola sepatu menjadi hal-hal yang sangat berpengaruh terhadap hasil pembuatan ragam hias dengan teknik border tersebut. Kata kunci : Ragam hias, batik, alas kaki, bordir komputer, IKM I. PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Perubahan-perubahan yang terjadi pada dunia fesyen sering kali bersinggungan dengan beragam aspek kehidupan seperti halnya adanya perubahan struktur sosial, jenis industri dan teknologi (manual, masinal, masalisasi), struktur politik (peperangan, kekuasaan, kolonialisme, imperialisme, demokrasi), kebudayaan (gaya hidup, nilai, simbol, faham,

description

Eksperimentasi pengembangan desain melalui pemanfaatan motif hias batik Mega mendung dan Parang rusak sebagai bahan inspirasi ragam hias pada sepatu boot dengan menggunakan teknik bordir komputer.Studi ini dilakukan sebagai usaha meningkatkan kemampuan pengembangan desain para pelaku usaha (IKM) produk alas kaki di Cibaduyut

Transcript of PEMANFAATAN RAGAM HIAS BATIK PADA PERANCANGAN PRODUK SEPATU

Page 1: PEMANFAATAN RAGAM HIAS BATIK  PADA PERANCANGAN PRODUK SEPATU

1

PEMANFAATAN RAGAM HIAS BATIK

PADA PERANCANGAN PRODUK SEPATU

DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK APLIKASI BORDIR

DI IKM ALAS KAKI

Mohamad Arif W

ABSTRAK

Pengembangan desain produk sepatu telah banyak dilakukan baik dalam hal pengembangan

bahan, bentuk, hingga elemen estetis yang melekat padanya. Hal ini tidak lepas dari

kedudukan produk tersebut yang tidak hanya menjadi produk fungsional, tapi juga

berkembang menjadi produk konsumer yang sering kali terikat dengan pengaruh kultur, gaya

hidup, mode dan tren. Keragaman desain yang diaplikasikan pada produk alas kaki telah

banyak dilakukan sebagi usaha mengeksplorasi gagasan-gagasan baru yang bertujuan untuk

mendapatkan nilai inovasi fungsi, bentuk, dan material yang dirasakan semakin progresif.

Dukungan teknologi yang berkaitan dengan material dan teknik produksi sangat berpengaruh

pada percepatan lahirnya desain-desain baru sesuai dengan tuntutan konsumen sehingga

sepatu tidak lagi dinilai sebagai produk alas kaki saja, namun telah menjadi komoditi

ekonomi yang cukup strategis.

Penelitian ini merupakan usaha eksperimentasi pemanfaatan teknologi yang sedang

berkembang pada saat ini yaitu tenik bordir komputer (Embroidery Computerized) dengan

memanfaatkan ragam-ragam hias tradisional khususnya motif batik sebagai inspirasi dasar

pengembangan motif/ corak pada produk sepatu yang dihasilkan oleh pengrajin/ IKM alas

kaki. Pada pelaksanaannya penentuan motif batik yang digunakan akan dieksplorasi melalui

pendekatan learning by drawing dan dikembangkan dengan menggunakan perangkat lunak 2

dimensi untuk dianalisis kemungkinan aplikasinya dalam mesin bordir multi kepala (Multi-

Head Embroidery Computerized Machine). Permasalahan tingkat kerumitan gambar, jumlah

tusukan jarum jahit, ukuran dan jumlah warna yang memungkinkan untuk diaplikasikan pada

potongan pola sepatu menjadi hal-hal yang sangat berpengaruh terhadap hasil pembuatan

ragam hias dengan teknik border tersebut.

Kata kunci : Ragam hias, batik, alas kaki, bordir komputer, IKM

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Perubahan-perubahan yang terjadi pada dunia fesyen sering kali bersinggungan dengan

beragam aspek kehidupan seperti halnya adanya perubahan struktur sosial, jenis industri dan

teknologi (manual, masinal, masalisasi), struktur politik (peperangan, kekuasaan,

kolonialisme, imperialisme, demokrasi), kebudayaan (gaya hidup, nilai, simbol, faham,

Page 2: PEMANFAATAN RAGAM HIAS BATIK  PADA PERANCANGAN PRODUK SEPATU

2

norma), serta agama dan kepercayaan. Hal-hal tersebut kemudian secara langsung maupun

tidak langsung turut mempengaruhi keragaman model dalam dunia fesyen itu sendiri

termasuk pada produk sepatu yang menjadi bagian daripadanya. Khususnya dalam bidang

desain, perubahan dan perkembangan juga dialami selaras dengan kemajuan tatanan sosial

terutama adanya pengaruh ilmu pengatahuan dan teknologi. Beberapa teknologi yang

mempengaruhi produksi produk-produk fesyen telah menciptakan peluang percepatan

inovasi-inovasi dalam desain.

Pada hakikatnya produk sepatu atau alas kaki dibuat sebagai produk yang berfungsi sebagai

pelindung kaki. Namun pada perkembangannya sepatu telah bergeser dari produk dengan

aspek fungsional dan teknis menjadi produk pelengkap yang lebih dekat dengan faktor

emosional sepertu model, corak, bentuk, warna dan karakter.

Pemberian ornamen atau motif yang digunakan untuk menghias sepatu sangat

memungkinkan dilakukan mengingat fungsi sepatu selalu dikaitkan dengan faktor teknis dan

non teknis seperti material, harga, waktu pakai, status dan latar belakang pemakai dan

lainnya sehingga desain sepatu menjadi sangat beragam dasar konsep pengembangannya.

Yang menjadi dasar pengembangan desain sepatu pada penelitian ini adalah perkembangan

teknologi produksi yang dinilai memiliki peluang untuk diaplikasikan pada IKM sektor

industri alas kaki. Teknologi yang menjadi gagasan pengembangan adalah teknologi bordir

komputer (Embroidery Computerized) yang pada keyataannya merupakan teknologi yang

semakin populer tidak hanya di lingkungan industri pakaian/ garmen tapi sudah

dimanfaatkan pula oleh industri alas kaki.

Dalam indutri alas kaki, teknik bordir yang menggunakan komputer sudah lama pula

diperkenalkan dan digunakan pada produk alas kaki, namun selama ini hanya diterapkan

sebagai teknik pembuatan logo yang nota bene dalam ukuran kecil, dengan gambar

sederhana dan dalam jumlah warna yang terbatas. Namun saat ini setelah proses pembuatan

bordir telah melibatkan komputer, hal tersebut membuat teknik bordir memiliki peluang

menjadi salah satu ragam hias yang dapat diaplikasikan pada sepatu, yang juga dapat dengan

mudah dipelajari dan dikembangkan oleh IKM-IKM alas kaki.

Page 3: PEMANFAATAN RAGAM HIAS BATIK  PADA PERANCANGAN PRODUK SEPATU

3

1.2 Tujuan

Tujuan dari dilakukannya penelitian ini antara lain :

1.2.1 Menemukan masalah-masalah teknis jika bordir komputer digunakan sebagai ragam

hias pada material kulit yang dijadikan bagian upper produk sepatu.

1.2.2 Mengkaji tingkat kesulitan penggunaan teknik bordir komputer sebagai ragam hias

jika nantinya disosialisasikan dan digunakan oleh pengrajin IKM alas kaki.

1.2.3 Mencari peluang inovasi desain ragam hias untuk diterapkan pada produk alas kaki

melalui pemanfaatan motif batik tradisional sebagai salah satu inspirasinya.

1.3 Pentingnya Penelitian

Penelitian ini dianggap penting dilakukan sebagai upaya untuk mencari peluang-peluang

pengembangan desain sehingga dapat turut mendorong pertumbuhan industri alas kaki,

khususnya yang berada pada sentra-sentra industri kecil. Hal-hal yang mendorong usaha-

usaha pengembangan desain tersebut antara lain :

a. Keberadaan mesin-mesin bordir yang berbasis komputer tidak lagi hanya dimiliki oleh

industri-indutri manufaktur saja, tapi sekarang sudah banyak usaha-usaha kecil yang

bergerak dibidang layanan jasa pembuatan benda bordir yang umumnya dapat

mengakomodasi permintan dalam ragam dan jumlah yang tidak dibatasi. Hal ini yang

membuka peluang industri kecil alas kaki menggunakan teknik aplikasi motif tersebut

untuk digunakan pada bahan kulit.

b. Teknik aplikasi bordir memiliki peluang varian desain yang sangat luas sehingga

keragaman desain motif yang ingin dibuat dapat realisasikan dengan mudah.

c. Motif batik sebagai ragam hias tradisional asli Indonesia memberikan peluang nilai

inovasi desain yang cukup baik sehingga diharapkan dapat meningkatkan nilai jual

produk alas kaki yang dihasilkan para pengrajin sepatu.

d. Pengembangan desain yang menggunakan teknik bordir komputer ini mudah untuk

dipelajari khususnya oleh para pelaku usaha kecil di sektor alas kaki.

II. METODOLOGI

Proses penelitian ini dilakukan melalui pengamatan-pengamatan (observasi) terhadap teknik

aplikasi bordir secara langsung dan studi literatur sebagai bahan pengayaan pengetahuan dan

Page 4: PEMANFAATAN RAGAM HIAS BATIK  PADA PERANCANGAN PRODUK SEPATU

4

gagasan. Observasi lapangan khususnya pengamatan terhadap langkah-langkah produksi

aplikasi ragam hias yang menggunakan mesin bordir tersebut bertujuan untuk mengamati dan

menganalisis lebih detail cara kerja mesin dan batasan-batasan teknis yang dimiliki oleh

mesin bordir tersebut sehingga mampu menciptakan peluang gagasan desain (inspirasi) yang

memungkinkan untuk dikembangkan dari proses tersebut. Pengembangan idea atau gagasan

yang didapat akan mengalami percepatan iluminasi jika aktivitas observasi didukung pula

oleh pengetahuan dan wawasan yang luas melalui studi literatur disamping pengalaman-

pengalaman empiris yang didapat melalui studi eksperimentatif.

Selain pemahaman dan pengamatan terhadap proses pembuatan ragam hias bordir, studi

pengembangan desain motif-motif ragam hias batik yang akan diaplikasikan pada sepatu

dilakukan juga melalui proses studi ‘learning by drawing’, yaitu usaha pengembangan desain

melalui pencurahan gagasan-gagasan awal dalam bentuk sketsa 2 dimensi untuk kemudian

dianalisis aspek visualnya hingga mendapatkan wujud rupa yang paling optimal. Pada proses

analisis visual yang dilakukan pada pengembangan desain motif bordir ini, pengalaman dan

pengetahuan yang berkaitan dengan teknis pembuatan bordir dan pembuatan sepatu

khususnya pembentukan pola upper menjadi hal yang penting untuk dipertimbangkan. Hal

ini berkaitan dengan karakter desain dan area potongan kulit yang sudah dipolakan

mengingat bentuk pola sepatu yang akan dibuat akan memiliki bentuk dan ukuran yang

beragam. Dengan demikian proses pengembangan desain ini nantinya akan mengalami

proses analisis lanjutan ketika produk sudah dalam bentuk benda 3 dimensi atau dalam

bentuk purwarupa (prototype).

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

Proses desain adalah usaha kreatif untuk menghasilkan sebuah karya yang memiliki nilai

lebih dari yang didapat sebelumnya. Untuk memenuhi kriteria tersebut sering kali desainer

atau produsen sepatu selalu melibatkan beberapa pertimbangan-pertimbangan desain, yaitu :

1. Dapat dipakai atau digunakan yang berkaitan dengan fungsi, teknis, dan fisik; nyaman,

andal, aman, praktis.

2. Dapat dinilai estetis, menyangkut aspek teknologi, bahan baku, ketrampilan, keahlian,

manajemen. Daya tarik estetis berkaitan dengan tampilan visual.

Page 5: PEMANFAATAN RAGAM HIAS BATIK  PADA PERANCANGAN PRODUK SEPATU

5

3. Dapat dipasarkan, hal ini berhubungan dengan permintaan dan selera pasar, ekonomi,

daya beli, persaingan, kondisi produk, dll.

Dengan demikian proses pengembangan sepatu yang dilakukan melalui penelitian terhadap

teknik bordir yang berbasis pada peluang gagasan yang didapat dari pengembangan ragam

hias tradisional batik ini kemudian dilakukan dalam beberapa tahap desain, yaitu :

3.1 Proses pengembangan desain

3.1.1 Brainstorming

Proses brainstorming dilakukan untuk membangun pemikiran bersama dalam menganalisis

pengembangan desain dilihat dari faktor desain sepatu sebagai media, teknik pembuatan

elemen visual yang akan dilakukan (dalam hal ini teknik bordir), dan desain elemen visual itu

sendiri. Proses analisis terhadap masalah dan data yang telah dikumpulkan kemudian

dianalisis melalui pembentukan FGD (Focus Group Discussion) yang terdiri dari desainer,

operator mesin bordir dan desainer fasyen. Pada proses analisis ini diputuskan ragam hias

bordir akan menggunakan motif batik Mega mendung dan Parang rusak sebagai inspirasi

bentuknya mengingat kedua motif tersebut dinilai memiliki karakter bentuk dan warna yang

khas, populer dimasyarakat dan secara teknis memungkinkan untuk diaplikasikan dengan

menggunakan mesin bordir komputer.

Produk alas kaki yang digunakan sebagai studi kasus pada penelitian ini adalah sepatu wanita

jenis boot mid-cab dengan model hak ’high heel’. Pemilihan jenis ini didasari karena wanita

memiliki kecenderungan selera yang lebih kuat terhadap adanya ornamen hias pada produk

http://www.murnis.com/onlineshop/textiles5/ http://www.picstopin.com

Desain elemen hias dengan inspirasi grafik tradisional batik

Page 6: PEMANFAATAN RAGAM HIAS BATIK  PADA PERANCANGAN PRODUK SEPATU

6

sepatunya dan pada jenis boot memiliki bidang upper yang lebih lebar dibandingkan jenis

alas kaki lainnya sehingga sangat dimungkinkan untuk mengaplikasikan ragam hias batik

tersebut.

3.1.2 Proses perancangan elemen hias

Penggunaan ragam hias batik pada alas kaki dengan menggunakan teknik bordir harus

memperhatikan beberapa hal yang menjadi batasan dalam proses perancangannya. Hal yang

harus diperhatikan tersebut adalah :

a. Desain elemen hias yang akan digunakan akan tergantung pada pola sepatu tempat desain

elemen hias tersebut diterapkan. Oleh karena itu sebelum menentukan desain dan ukuran

elemen hias bordir tersebut, pola-pola yang digunakan pada sepatu harus sudah pasti

karena pada pelaksanaan pembordiran nanti bentuk dan ukuran pola tersebut akan menjadi

patokan pada ring penjepit material kulitnya.

b. Batas ukuran lebar bidang yang dapat dibordir minimal 1 mm2, hal ini menjadi batasan

yang harus diperhatikan ketika proses perancangan elemen hias tersebut dilakukan.

Keterbatasan mesin bordir akan menjadi pertimbangan sehingga desain-desain yang rumit,

detail dengan bidang sempit akan lebih mudah dibuat jika disederhanakan lagi.

c. Material yang akan menjadi media bordir harus dipilih, karena tidak semua material yang

biasa digunakan pada pembuatan alas kaki dapat dibordir dengan sempurna. Kulit yang

dapat digunakan sebagai media pembordiran adalah kulit dengan jenis leather/ hide (kulit

utuh hewan besar), skin (kulit utuh hewan kecil), nubuck (kulit yang permukaannya telah

dihaluskan), kain (fabrik), dan kulit semi-imitasi (PU split leather). Sedangkan jenis kulit

suede tidak dapat langsung dibordir, tapi untuk pembordirannya permukaan belakang kulit

tersebut harus diberi pelapis kain kerah agar benang-benang yang ditanam dapat terjerat

dilapisan tersebut.

d. Bahan media bordir harus memiliki kelenturan dan ketebalan yang memadai untuk dapat

dijepit oleh ring bordir. Kulit yang ketebalannya lebih dari 0,5 mm, bahan yang kaku,

terlampau lentur dan licin akan menimbul kesulitan ketika dijepit. Untuk itu sebelum

proses pembordiran ini dilakukan, sebaiknya dilakukan pengetesan bordir terhadap bahan

yang nantinya menjadi bahan dasar pembordiran tersebut.

Page 7: PEMANFAATAN RAGAM HIAS BATIK  PADA PERANCANGAN PRODUK SEPATU

7

3.1.3 Penetapan desain sepatu

Desain elemen hias yang akan diterapkan pada produk alas kaki akan bergantung pada desain

desain sepatu yang akan dibuat, terutama bentuk dari potongan pola yang terdapat padanya.

Oleh karena itu desain alas kaki tersebut akan menjadi patokan ukuran dan desain elemen

visual yang akan menghiasinya. Di bawah adalah tahap-tahap pembuatan ragam hias bordir

yang akan diimplementasikan pada produk sepatu :

Flow chart proses perancangan ragam hias dengan teknik bordir

Proses penggalian gagasan bentuk dan fungsi produk sepatu melalui proses design by

drawing yang pada proses pembuatannya, gagasan yang dihasilkan tidak hanya mewujudkan

imajinasi menjadi bentuk semata, tapi pada saat yang bersamaan akan didapat pula

pemikiran-pemikiran dan pertimbangan-pertimbangan yang berkaitan dengan faktor fungsi,

faktor kombinasi material dan asesoris, faktor teknik pembuatan hingga faktor peluang-

peluang siapa saja yang akan menjadi target market ketika produk alas kaki tersebut selesai

dibuat.

Penentuan bagian pola

Yang akan dibordir

Perancangan manual

Desain elemen hias Media bordir

Penentuan desain sepatu

Evaluasi

Pola terbordir

Perancangan digital/ Tracing

Converting

Prototyping

Page 8: PEMANFAATAN RAGAM HIAS BATIK  PADA PERANCANGAN PRODUK SEPATU

8

3.1.4 Proses perancangan digital & tracing desain elemen hias

Motif Mega mendung dan motif Parang rusak yang dijadikan inspirasi desain ragam hias

pada sepatu boot ini pada proses aplikasinya di-stilasi dan disesuaikan dengan batasan-

batasan teknis yang dapat dilakukan pada teknik bordir. Kemudian proses selanjutnya adalah

merubah gambar-gambar sketsa yang masih belum rapi menjadi gambar-gambar digital yang

lebih sempurna dengan pemberian warna dan ukuran dalam skala 1 : 1 sesuai dengan bentuk

dan ukuran pola upper.

Sumber : Dok pribadi

Quick sketch produk sepatu

Sumber : Dok pribadi

Desain ragam hias digital dan aplikasinya pada pola sepatu

Page 9: PEMANFAATAN RAGAM HIAS BATIK  PADA PERANCANGAN PRODUK SEPATU

9

Penyempurnaan ini dilakukan untuk mendukung proses pembuatan file bordir dan untuk

membuat beberapa varian warna pada desain elemen hias tersebut sebagai variannya.

3.1.5 Pembuatan ilustrasi implementasi desain secara digital

Setelah pembuatan quick sketch, maka sketsa-sketsa yang telah dibuat dapat dikembangkan

menjadi gambar ilustrasi digital (redering) untuk mendapatkan visualisasi varian desain yang

lebih realistis. Pembuatan gambar-gambar rendering tersebut bertujuan untuk memberikan

informasi-informasi yang berkaitan dengan alternatif warna, jenis material, bentuk pola dan

informasi lainnya yang dianggap perlu diketahui oleh para pengrajin alas kaki.

3.1.6 Proses Converting

Proses converting bertujuan untuk mengubah gambar-gambar yang telah disempurnakan

melalui gambar berbasis ‘vector file’ menjadi file bordir untuk digunakan pada mesin bordir

komputer. Proses ini mirip proses tracing pada program Corel Draw®, namun pada

aplikasinya pada program ini dapat memvisualkan/ mensimulasikan proses bordir secara

digital sehingga seorang operator mesin bordir tersebut dapat mendeteksi kesempurnaan hasil

yang akan dicapainya nanti

Sumber : Dok. pribadi

Ilustrasi desain secara digital

Page 10: PEMANFAATAN RAGAM HIAS BATIK  PADA PERANCANGAN PRODUK SEPATU

10

3.1.7 Proses bordir pada pola

Proses bordir diawali dengan uji coba dengan tujuan untuk mengecek kualitas pengerjaan

desain yang telah dibuat, Pada proses uji coba pembordiran tersebut, material kulit terlebih

dahulu diberi penandaan berbentuk potongan-potongan pola dengan tujuan memberikan

patokan area-area yang menjadi bagian pola yang dibordir dan yang tidak. Setelah uji coba

pembordiran selesai, maka proses produksi dapat dilakukan sesuai dengan jumlah yang telah

ditentukan.

Dari proses pembuatan prototype ini dihasilkan dua buah sepatu yang bentuknya sesuai

dengan desain yang telah dibuat sebelumnya. Kemudian setelah itu sepatu-sepatu tersebut

masuk dalam proses evaluasi yang dilakukan oleh tim desainer dan didampingi oleh

konsultan untuk dikaji bersama hingga didapat produk yang sesuai dengan konsep

pengembangan desain yang telah dirumuskan sebelumnya.

Sumber : Dok. pribadi

Proses pengubah gambar 2 dimensi ke file bordir

Sumber : Dok. Pribadi

Proses pembordiran dengan menggunakan mesin bordir komputer

Page 11: PEMANFAATAN RAGAM HIAS BATIK  PADA PERANCANGAN PRODUK SEPATU

11

Produk-produk alas kaki di atas adalah contoh aplikasi teknik bordir dengan inspirasi grafis

tradisional batik pada desain-desain yang telah dikembangkan.

IV. KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

a. Batik tradisional dapat diaplikasikan pada material kulit dan sangat memungkinkan untuk

menjadi salah satu teknik pembuatan ragam hias pada produk alas kaki, khususnya pada

jenis boot atau jenis lain yang berbidang lebar seperti sandal pria.

b. Pemanfaatan bentuk-bentuk batik sebagai ragam hias melalui teknik bordir komputer

sangat mungkin dilakukan namun karena umumnya modul gambar pada batik berukuran

kecil, maka harus memperhatikan proporsi bentuk dan jumlah tusukan jarum. Hal

tersebut dapat diantisipasi pada tahap perancangan digital, yaitu pada pengolahan gambar

dalam program vector file.

c. Proses perancangan ragam hias batik dan proses pembuatan pola sepatu harus dilakukan

secara berkaitan karena masing-masing akan mempengaruhi kualitas desain akhir dari

produk sepatu yang sedang dibuat.

d. Proses analisis visual secara digital sangat membantu dalam mempertimbangkan

pengambilan keputusan hal yang berkaitan dengan komposisi warna, proporsi bentuk

ragam hias, ukuran dan penempatannya pada sepatu. Hal tersebut dapat mempercepat

pengambilan keputusan desain disamping tidak memerlukan usaha untuk membuat

prototype sebagai usaha untuk memverifikasi desain akhir dari produk sepatu yang akan

dibuat.

Sumber : Dok. pribadi

Prototype dengan elemen hias stilasi batik Mega mendung & Parang rusak

Page 12: PEMANFAATAN RAGAM HIAS BATIK  PADA PERANCANGAN PRODUK SEPATU

12

e. Proses pembuatan ragam hias dengan menggunakan teknik bordir sangat dimungknkan

untuk digunakan oleh IKM alas kaki pada saat ini karena industri layanan pembuatan

bordir komputer telah populer dan dapat dengan mudah ditemukan.

4.2 Saran

a. Pemanfaatan batik sebagai salah satu ragam hias tradisional dinilai sangat kaya dengan

inspirasi-inspirasi visual sehingga perlu terus dikembangkan agar mendapatkan nilai-nilai

inovasi pada produk yang menjadi komoditas industri nasional.

b. Ekspoitasi ragam hias batik dengan menggunakan teknologi bordir komputer perlu

disosialisasikan pada IKM sektor alas kaki sebagai usaha untuk meningkatkan nilai

orisinalitas produk mereka.

c. Perlu pelatihan-pelatihan teknis untuk IKM alas kaki agar pengembangan desain melalui

eksploitasi desain ragam hias batik yang menggunakan teknologi komputer dapat

dilakukan oleh IKM.

V. DAFTAR PUSTAKA

1. Basuki, asdono., 1984, Teknologi Sepatu, Akademi Teknologi Kulit, Yogyakarta

2. Hamidin A.S., 2010, Batik : Warisan Budaya Asli Indonesia. Narasi, Yogyakarta.

3. Judomidjojo, Muljono., 1984, Teknik Penyamakan Kulit untuk Pedesaan, Angkasa

Bandung.

4. Kelley, Tom & Jonathan Littman., 2002, The Art of Innovation, PT Gramedia Pustaka

Utama, Jakarta

5. Papanek, Victor., 1995, The Green Imperative, C.S. Graphics, Singapore

6. Thorstensen , Thomas C., 1993, Practical Leather Tecnology, Kreiger Publishing

Company, Florida

7. Vass, Laszlo & Magda Molnar., 1999, Hand made Shoe for Men, New Stalling,

Oldenburg

8. Wijaya, Krisna., 2002, Analisis Pemberdayaan Usaha Kecil, Pustaka Wirausaha Muda,

Bogor.