Pemanfaatan PNPM Mandiri Pariwisata di TN Kayan Mentarang

24
UNIVERSITAS INDONESIA DEPOK 2013 PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA PEMANFAATAN PNPM MANDIRI PARISIWATA UNTUK MEMPERKUAT KEGIATAN EKOWISATA DI KAWASAN TAMAN NASIONAL KAYAN MENTARANG, KABUPATEN MALINAU, KALIMANTAN TIMUR BIDANG KEGIATAN: PKM-GT Diusulkan oleh: Ade Amanulah/1006661992/2010 Fungkie Diharja/1006662862/2010 Galih Santoso//1006763426/2010 Gandung Aryopratomo/1006696106/2010 Riyan Hidayat/1006690185/2010

description

Karya tulis mengenai usulan pemanfaatan PNPM Mandiri Pariwisata untuk mendorong kegiatan ekowisata di Taman Nasional Kayan Mentarang, Kalimantan Utara

Transcript of Pemanfaatan PNPM Mandiri Pariwisata di TN Kayan Mentarang

Page 1: Pemanfaatan PNPM Mandiri Pariwisata di TN Kayan Mentarang

UNIVERSITAS INDONESIA DEPOK

2013

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA PEMANFAATAN PNPM MANDIRI PARISIWATA UNTUK

MEMPERKUAT KEGIATAN EKOWISATA DI KAWASAN TAMAN NASIONAL KAYAN MENTARANG, KABUPATEN MALINAU,

KALIMANTAN TIMUR

BIDANG KEGIATAN: PKM-GT

Diusulkan oleh: Ade Amanulah/1006661992/2010 Fungkie Diharja/1006662862/2010 Galih Santoso//1006763426/2010

Gandung Aryopratomo/1006696106/2010 Riyan Hidayat/1006690185/2010

Page 2: Pemanfaatan PNPM Mandiri Pariwisata di TN Kayan Mentarang

ii

LEMBAR PENGESAHAN

1. Judul Kegiatan : Pemanfaatan PNPM Mandiri Pariwisata untuk Memperkuat Kegiatan Ekowisata di Kawasan Taman Nasional Kayan Mentarang, Kabupaten Malinau, Kalimantan Timur

2. Bidang Kegiatan : (X) PKM-AI () PKM-GT 3. Ketua Pelaksana Kegiatan :

a. Nama Lengkap : Ade Amanulah b. NIM : 1006661992 c. Jurusan : Ilmu Ekonomi d. Universitas/Institusi/Politeknik : Universitas Indonesia e. Alamat Rumah dan No. Tel./HP : Jalan Cempaka Sari III No. 3, Jakarta

Pusat / 021-4261625

f. Alamat email : [email protected] 4. Anggota Pelaksana Kegiatan/Penulis : 4 (empat) Orang 5. Dosen Pendamping :

a. Nama Lengkap dan Gelar : Pribadi Setyanto, S.E., M.A. b. NIP : 1957032211987031000 c. Alamat Rumah dan No. Tel/.HP : Kampung Bule, Ciputat, Tangerang

Selatan / 08121061072

Depok, 13 Maret 2013 Menyetujui Manajer Kemahasiswaan Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia

Ketua Pelaksana Kegiatan

Banu Muhammad, S.E., MSE. NIP 060603057

Ade Amanulah NPM 1006661992

Direktur Kemahasiswaan Universitas Indonesia

Dosen Pendamping

Dr. Kamaruddin NIP 132205398

Pribadi Setyanto, S.E., M.A. NIP 1957032211987031000

Page 3: Pemanfaatan PNPM Mandiri Pariwisata di TN Kayan Mentarang

iii

iii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan hidayah-Nya karya tulis ini dapat terselesaikan.

Karya tulis disusun dalam rangka mengikuti Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional tahun 2013. Tujuan utama penulis adalah menawarkan gagasan penggunaan dana PNPM Mandiri Pariwisata untuk memperkuat kegiatan ekowisata berbasis masyarakat. Tujuan ini akan memberikan manfaat berupa terciptanya alternatif kegiatan ekonomi bagi masyarakat sehingga masyarakat menjadi lebih sejahtera sekaligus kelestarian alam dapat terjaga dengan baik..

Judul karya tulis ini adalah Pemanfaatan PNPM Mandiri Pariwisata untuk Memperkuat Kegiatan Ekowisata di Kawasan Taman Nasional Kayan Mentarang, Kabupaten Malinau, Kalimantan Timur. Dalam karya tulis ini penulis ingin menggambarkan bentuk pengelolaan hutan berdasarkan konsep ekowisata berbasis masyarakat dengan memanfaatkan PNPM Mandiri Pariwisata di tiga desa usulan, yaitu Desa Long Pujungan yang terletak di Kecamatan Pujungan, Desa Long Alango yang terletak di Kecamatan Bahau Hulu, dan Desa Apau Ping yang terletak di Kecamatan Bahau Hulu. Ketiga desa ini terletak di sekitar kawasan Taman Nasional Kayan Mentarang

Tidak ada gading yang tak retak, begitu pula dengan karya tulis ini. Oleh karena itu, kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu penulis harapkan demi kesempurnaan karya tulis ini.

Akhir kata, ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada semua pihak yang telah mempermudah proses pembuatan karya tulis ini. Semoga karya tulis ini dapat bermanfaat.

Depok, Maret 2013

Penulis

Page 4: Pemanfaatan PNPM Mandiri Pariwisata di TN Kayan Mentarang

iv

iv

DAFTAR ISI

Halaman Judul ...................................................................................................... i Lembar Pengesahan ............................................................................................. ii Kata Pengantar .................................................................................................... iii Daftar Isi ............................................................................................................. iv Daftar Gambar ..................................................................................................... v Daftar Tabel ........................................................................................................ vi Ringkasan .......................................................................................................... vii Pendahuluan ........................................................................................................ 1

Latar Belakang Masalah ................................................................................... 1 Tujuan dan Manfaat Penulisan .......................................................................... 3

Gagasan ............................................................................................................... 3 Kondisi Kekinian Pencetusan Gagasan ............................................................. 3 Solusi Terdahulu .............................................................................................. 5 Seberapa Jauh Kondisi Kekinian Dapat Diperbaiki oleh Gagasan ..................... 6

Landasan Teori ............................................................................................. 6 Usulan Pemanfaatan PNPM Mandiri Pariwisata untuk Menguatkan Kegiatan Ekowisata di Kawasan Taman Nasional Kayan Mentarang, Kabupaten Malinau, Kalimantan Timur .......................................................................... 6 Model Pengembangan Desa Wisata .............................................................. 7

Pihak-Pihak Terkait ........................................................................................ 10 Langkah Strategis ........................................................................................... 11

Kesimpulan ........................................................................................................ 12 Sumber Pustaka ................................................................................................. 14 Curriculum Vitae ............................................................................................... 15 Lampiran ........................................................................................................... 17

Page 5: Pemanfaatan PNPM Mandiri Pariwisata di TN Kayan Mentarang

v

v

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Negara dengan Area Hutan Terluas di Dunia 2005 .............................. 1 Gambar 2. Model Pengembangan dan Peta Desa Wisata Long Pujungan .............. 9 Gambar 3. Model Pengembangan dan Peta Desa Wisata Long Alango ................. 9 Gambar 4. Peta Desa Wisata Apau Ping ............................................................. 10

Page 6: Pemanfaatan PNPM Mandiri Pariwisata di TN Kayan Mentarang

vi

vi

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Tabel Persentase Tutupan Lahan Hutan dan Non-Hutan 2008............ 2 Tabel 2. Profil Sosial Ekonomi Tiga Desa Wisata dan Desa Pendukungnya di Kawasan TNKM................................................................................................ 7

Page 7: Pemanfaatan PNPM Mandiri Pariwisata di TN Kayan Mentarang

vii

vii

RINGKASAN Deforestasi mengancam kelestarian hutan Indonesia yang menyimpan

keanekaragaman hayati yang tinggi. Untuk mencegah deforestisasi itu, pemerintah Indonesia telah melakukan upaya konservasi hutan, salah satunya di Taman Nasional Kayan Mentarang. Namun, upaya ini kurang melibatkan masyarakat yang tinggal di dalam atau sekitar hutan sehingga kesejahteraan masyarakat tidak meningkat. Masyarakat dengan tingkat kesejahteraan rendah berpotensi untuk melakukan perusakan hutan di masa depan. Oleh karena itu, karya tulis ini menawarkan konsep pengelolaan kawasan konservasi dengan melibatkan partsipasi aktif masyarakat melalui kegiatan ekowisata dan menawarkan gagasan penggunaan dana PNPM Mandiri Pariwisata untuk mendukung pemberdayaan masyarakat melalui kegiatan ekowisata.

Berdasarkan metode studi literatur dan berlandaskan pada teori Coase, penulis mengusulkan agar masyarakat yang hidup di hutan tersebut diberikan hak pengelolaan hutan. Bentuk pengelolaan hutan yang ditawarkan penulis adalah konsep ekowisata berbasis masyarakat. Ekowisata yang berbasis masyarakat menitikberatkan pada peran aktif penduduk setempat secara penuh dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pengelolaan usaha ekowisata, tentunya juga keuntungan yang dapat diperoleh secara langsung. Pengembangan kegiatan ekowisata tersebut akan didukung oleh PNPM Mandiri Pariwisata. PNPM Mandiri Pariwisata memberdayakan masyarakat dengan mengembangkan desa wisata. Dengan mempertimbangkan kondisi ekonomi dan sosial, desa wisata yang diusulkan dalam karya tulis ini adalah Desa Long Pujungan di Kecamatan Pujungan, Desa Long Alango di Kecamatan Bahau Hulu, dan Desa Apau Ping di Kecamatan Bahau Hulu. Ketiga desa ini terletak di sekitar kawasan Taman Nasional Kayan Mentarang. Dana yang diperoleh dari pemanfaatan PNPM Mandiri Pariwisata utamanya akan digunakan untuk menyediakan dan memperbaiki tiga jaringan pariwisata, yaitu transportasi, restorasi, dan akomodasi. Selanjutnya, dana tersebut juga akan dipergunakan untuk pelatihan-pelatihan manajemen pariwisata, kuliner, kerajinan, bahasa, serta sertifikasi pemandu bagi penduduk setempat.

Pelaksanaan ekowisata di ketiga desa tersebut dengan memanfaatkan PNPM Mandiri Pariwisata diharapkan akan membentuk suatu gugusan pariwisata dengan desa-desa yang berada di sekitarnya sehingga mendukung dan meningkatkan daya saing serta distribusi manfaat pengembangan suatu daya tarik wisata terhadap wilayah penyangganya. Ada lima prediksi hasil utama yang akan diperoleh melalui kegiatan ekowisata berbasis masyarakat di kawasan Taman Nasional Kayan Mentarang ini. Pertama, peningkatan kesejahteraan masyarakat. Kedua, penguatan kapasitas kelembagaan, pelatihan, dan meningkatnya kualitas hidup manusia (pendidikan, kesehatan, dan lingkungan). Ketiga, meningkatnya partisipasi masyarakat dan kemitraan dengan lembaga lain. Keempat, meningkatnya kesadaran masyarakat untuk menjaga kelestarian lingkungan sehingga di masa depan diharapkan masyarakat setempat tidak terlibat dalam illegal logging dan perambahan hutan. Terakhir, prediksi hasil yang akan terjadi adalah upaya pelestarian tradisi, seni, dan budaya asli masyarakat setempat serta konservasi bangunan rumah tradisional dan tempat peninggalan arkeologi.

Page 8: Pemanfaatan PNPM Mandiri Pariwisata di TN Kayan Mentarang

1

PEMANFAATAN PNPM MANDIRI PARISIWATA UNTUK MEMPERKUAT KEGIATAN EKOWISATA DI KAWASAN TAMAN

NASIONAL KAYAN MENTARANG, KABUPATEN MALINAU, KALIMANTAN TIMUR

Ade Amanulah, Fungkie Diharja, Galih Santoso,

Gandung Aryopratomo, Riyan Hidayat Universitas Indonesia, Kampus UI Depok

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah Indonesia adalah negara dengan luas hutan nomor delapan di dunia berdasarkan data Food and Agriculture Organization (FAO) tahun 20061. Total hutan di Indonesia seluas 98.560.000 ha atau 51,75% dari luas daratan Indonesia2. Selain itu, Conservation International juga memasukkan Indonesia ke dalam daftar megadiverse countries bersama 16 negara lain di dunia. Menurut Sekretariat Association of South East Asia Nation (ASEAN) pada tahun 2009, dari 17.157 spesies flora dan fauna yang dimiliki Indonesia, sebanyak 8.537 di antaranya hanya dapat ditemukan di Indonesia. Data ini membuktikan bahwa hutan Indonesia menyimpan keanekaragaman hayati yang tinggi.

Gambar 1. Negara dengan Area Hutan Terluas di Dunia 20053

Hutan memiliki peran yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Hutan menghasilkan oksigen yang sangat dibutuhkan manusia. Melalui proses fotosintesis, hutan memproses energi matahari menjadi oksigen. Beraneka ragam spesies tumbuhan dan hewan menjadikan hutan juga sebagai tempat tinggal. Hutan tropis yang hanya menutupi 7% daratan bumi menjadi tempat tinggal untuk 50% lebih dari 10-50 juta spesies tumbuhan dan hewan. Selain itu, hutan juga menjadi penyedia berbagai jenis obat-obatan untuk manusia. Telah berabad-abad juga manusia mengambil kayu dari hutan untuk menciptakan kenyamanan hidup.

1FAO. 2006. Global Forest Resources Assessment 2005. Roma: FAO 2Kementerian Kehutanan Republik Indonesia.2011. Statistik Kehutanan Indonesia Tahun 2010. Jakarta: Kementerian Kehutanan Republik Indonesia. 3FAO. 2006. Global Forest Resources Assessment 2005. http://www.fao.org/forestry/fra/41256/en/ (13 Mei 2012)

Page 9: Pemanfaatan PNPM Mandiri Pariwisata di TN Kayan Mentarang

2

2

Hutan juga memberikan kenyamanan bagi manusia karena mampu menyeimbangkan iklim. Lainnya, hutan juga memberikan keindahannya untuk dimanfaatkan manusia sebagai sarana wisata. Dalam hal ini, hutan mampu menyediakan pekerjaan bagi manusia sehingga berkontribusi bagi ekonomi sebuah negara. Dari total luas hutan di Indonesia, sekitar 38,74% (38.185.617 ha) terletak di Pulau Kalimantan. Menurut laporan Kementerian Kehutanan dalam Statistik Kehutanan 2010, luas daratan kawasan hutan pada tahun 2010 di Kalimantan Barat adalah sebesar 9.101.760 ha, Kalimantan Tengah 12.652.822 ha, Kalimantan Timur 14.651.053 ha, dan Kalimantan Selatan 1.779.982 ha. Data ini menunjukkan bahwa hutan di Pulau Kalimantan berperan penting dalam keberlangsungan hidup masyarakat juga flora dan fauna di Indonesia, bahkan dunia. Ironisnya, hutan di Kalimantan yang sangat bermanfaat bagi kehidupan kini kondisinya semakin kritis.Dalam peta vegetasi tahun 1950, Pulau Kalimantan memiliki areal hutan seluas 51.400.000 ha atau 87% luas Kalimantan. Pada 1985 luas hutan menutupi lebih dari 70% luas Kalimantan. Namun, pada tahun 2008 hutan di Kalimantan tinggal 50,4%4. Data lain dari Kementerian Negara Lingkungan Hidup menunjukkan persentase tutupan lahan hutan dan non-hutan pada tahun 2008 adalah seperti yang ditunjukkan oleh data dibawah ini:

Tabel 1. Tabel Persentase Tutupan Lahan Hutan dan Non-Hutan 2008

Dari data ini dapat dilihat bahwa persentase tutupan lahan non-hutan di Kalimantan pada 2008 sudah melebihi tutupan lahan hutan. Hal ini membuktikan bahwa hutan di Kalimantan telah mengalami deforestasi. Penyebab deforestasi ini antara lain pembukaan hutan sebagai lahan pertanian, perkebunan, pertambangan, tempat tinggal, dan fasilitas masyarakat lainnya; kebakaran hutan; serta penebangan kayu secara ilegal. Deforestasi ini akan membawa beberapa dampak, seperti hilangnya keanekaragaman hayati, mempercepat proses penggurunan, banjir, dan pada akhirnya akan meningkatkan tingkat kemiskinan masyarakat lokal yang secara tradisional tergantung kepada hasil hutan. Melihat kondisi deforestasi di Indonesia, pemerintah telah menetapkan area-area khusus sebagai kawasan konservasi untuk menghambat laju deforestasi. Penetapan area-area khusus tersebut dibagi menjadi beberapa tipe, seperti cagar alam, suaka margasatwa, dan taman nasional. Kalimantan memiliki kawasan

4 Ludhy Cahyana, dan Tri Mariyani Parlan. 2004. Potret Buram Hutan Indonesia. http://www.isai.or.id/?q=node/10 (13 Mei 2012)

Page 10: Pemanfaatan PNPM Mandiri Pariwisata di TN Kayan Mentarang

3

3

konservasi seluas 4.900.390 ha5 dan salah satu yang terpenting adalah Taman Nasional Kayan Mentarang (TNKM) di Kalimantan Timur6. TNKM merupakan taman nasional dengan kawasan hutan primer dan sekunder tua terbesar yang masih tersisa di Kalimantan.

Namun, penetapan kawasan-kawasan konservasi oleh pemerintah memunculkan masalah baru. Masyarakat yang telah tinggal jauh sebelum ditetapkannya kawasan konservasi kurang dilibatkan dalam pengelolaannya. Contohnya adalah kasus penjarahan kayu di Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS) dan penambangan emas di Taman Nasional Bogani Nani Wartabone (TNBNW). Pada TNKS, sering kali terjadi pembalakan liar yang masih berlangsung sampai sekarang yang dilakukan oleh warga di sekitar wilayah tersebut. Bukan hanya itu, beberapa pihak lain pun sedang berusaha mendapatkan izin HPH (Hak Pengusahaan Hutan) dari Pemerintah terhadap TNKS yang tentunya dapat merugikan kelestarian alam7. Sedangkan di TNBNW, kondisi yang tak kalah memprihatinkan juga terjadi di hulu Sungai Tonom, Kabupaten Bolaang Mongondow, Sulawesi Utara. Sedikitnya terdapat 20 lubang galian emas. Realita ini merupakan wajah kondisi hutan di Indonesia yang sangat memprihatinkan, sekalipun di kawasan taman nasional8.

Tujuan dan Manfaat Penulisan Karya tulis ini memiliki tujuan utama, yaitu menawarkan gagasan penggunaan dana PNPM Mandiri Pariwisata untuk memperkuat kegiatan ekowisata berbasis masyarakat. Tujuan ini akan memberikan manfaat berupa terciptanya alternatif kegiatan ekonomi bagi masyarakat sehingga masyarakat menjadi lebih sejahtera sekaligus kelestarian alam dapat terjaga dengan baik.

GAGASAN

Kondisi Kekinian Pencetus Gagasan Taman Nasional Kayan Mentarang (TNKM) yang terletak di Kabupaten Malinau dan Kabupaten Nunukan, Kalimantan Timur memiliki luas 1.360.500 hektar. Menurut publikasi World Wide Fund for Nature (WWF) tahun 1994, TNKM merupakan pusat terbesar keanekaragaman hayati dan endemiK tumbuhan untuk Pulau Kalimantan9. Jenis flora yang dilaporkan hidup di dalam TNKM adalah 500 jenis anggrek dan 25 jenis rotan. Dari 228 jenis mamalia di Kalimantan, lebih dari 150 jenis diduga terdapat di sini. Tercatat juga hidup 10.000 jenis serangga, dan bahkan 6 dari 7 jenis lebah di Indonesia serta 9 jenis di

5Kementerian Kehutanan Republik Indonesia.2011. Statistik Kehutanan Indonesia Tahun 2010. Jakarta: Kementerian Kehutanan Republik Indonesia. 6 Sekarang telah menjadi Provinsi Kalimantan Utara, tetapi karena mempertimbangkan bahwa instansi pemerintahan di Provinsi Kalimantan Utara masih belum terbentuk, maka dalam karya tulis ini kami menggunakan nama Kalimantan Timur (wilayah induk sebelum pemekaran) 7Kompas, “Taman Nasional Dijarah”, 5 September 2012, hal 22. 8 Amir Sodikin, “Demam Emas di Tengah Taman Nasional”, Kompas, diakses dari 30 Agustus 2012, http://nasional.kompas.com/read/2012/08/30/06231811/Demam.Emas.di.Tengah.Taman.Nasional, pada tanggal 06 September 2012 pukul 09.00 9Budi Putra. 2003. Lab Hidup di Kayan Mentarang. http://majalah.tempointeraktif.com/id/arsip/2003/05/05/LIN/mbm.20030505.LIN87298.id.html (6 Mei 2012)

Page 11: Pemanfaatan PNPM Mandiri Pariwisata di TN Kayan Mentarang

4

4

dunia ditemukan di TNKM. Keanekaragaman hayati di kawasan ini juga diamini oleh Kementerian Kehutanan10. Menurut Kementerian Kehutanan, TNKM memiliki sejumlah fauna seperti 8 jenis primata dan lebih dari 310 jenis burung dengan 28 jenis di antaranya endemik Kalimantan. TNKM juga memiliki budaya yang beragam. Kawasan ini terbagi ke dalam 10 wilayah adat etnis Dayak. Di dalamnya hidup sekitar 34.500 orang dari berbagai kelompok etnis Dayak, yaitu Suku Dayak Sesayap, Kenyah, Abai, Putuk, Punan, dan Tidung (Kaskija 2002). Selain itu, banyak juga terdapat peninggalan arkeologi berupa kuburan dan alat-alat dari batu yang diperkirakan umurnya lebih dari 350 tahun11.

Kekayaan alam dan budaya di TNKM tentu berpotensi menjadi tujuan wisata. Namun, jika dilihat dari kunjungan wisatawan, potensi wisata di TNKM belum dikelola secara optimal. Data statistik Kementerian Kehutanan menunjukan bahwa pada tahun 2007 terdapat 901 wisatawan lokal dan 4 wisatawan asing yang berkunjung ke TNKM. Jumlah ini kemudian turun pada tahun 2010 menjadi 10 orang wisatawan lokal dan 3 orang wisatawan asing. Rendahnya kunjungan wisatawan ini dipicu oleh sulitnya akses ke lokasi TNKM. Sulitnya akses ini juga berdampak pada tingginya biaya untuk berwisata. Selain itu, kurangnya program, pelayanan, dan promosi membuat kunjungan wisatawan ke TNKM rendah.

Di lain sisi, dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 50 Tahun 2011 tentang Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Nasional Tahun 2012-2025, TNKM merupakan salah satu dari 50 Destinasi Pariwisata Nasional (DPN). DPN merupakan destinasi pariwisata berskala nasional berupa kawasan geografis yang berada dalam satu atau lebih wilayah administratif yang di dalamnya terdapat daya tarik wisata, fasilitas umum, fasilitas pariwisata, aksesibilitas, serta masyarakat yang saling terkait dan melengkapi terwujudnya kepariwisataan. Dukungan pemerintah untuk mewujudkan TNKM sebagai daerah wisata juga terlihat dari penunjukkan Kabupaten Malinau sebagai daerah wisata melalui Peraturan Presiden No. 3 Pasal 18 Ayat 7 huruf a Tahun 2012. Dalam Rencana Pengelolaan Taman Nasional Kayan Mentarang 2001-2025 oleh Departemen Kehutanan disebutkan adanya kegiatan pengenalan kembali orangutan dan badak di kawasan TNKM. Hal ini tentu bisa menjadi daya tarik wisata lainnya.

Keberadaan TNKM ternyata tidak lepas dari berbagai ancaman. Ancaman itu muncul dari aktivitas penambangan dan illegal logging. Hasil pemantauan citra landsat ALOS (Advanced Land Observing Satelite) 2009 dan hasil pemantau langsung yang dilansir oleh Balai Besar TNKM memperlihatkan bahwa di sepanjang batas bagian utara, barat, dan selatan ditemukan adanya bekas jalan dan kamp dari aktivitas pengusahaan hutan12. Hasil tersebut membuktikan bahwa TNKM sangat terancam bahaya perusakan hutan. Jika dilihat dari kondisi sosial ekonomi masyarakat Malinau, kabupaten di mana sebagian besar kawasan TNKM berada, dikhawatirkan juga dapat menambah potensi ancaman perusakan hutan tersebut. Pada tahun 2010 menurut data Badan Pusat Statistik Provinsi Kalimantan Timur tercatat sebanyak 9.600 jiwa (15,31%) penduduk Malinau berada di bawah garis kemiskinan. Pada tahun yang sama sekitar 3,88% penduduk 10 http://www.dephut.go.id/INFORMASI/TN%20INDO-ENGLISH/tn_kayanmentarang.htm (6 Mei 2012) 11Lukas Adi Prasetyo. 2011. Paru-paru Dunia yang Tersisa. http://travel.kompas.com/read/2011/07/13/03130056/Paru-paru.Dunia.yang.Tersisa (6 Mei 2012) 12Balai Taman Nasional Kayan Mentarang. Pemeriksaan Batas RI – Malaysia di TNKM. http://btnkm.dephut.go.id/index.php?option=com_content&view=article&id=95%3Apemeriksaan-batas-ri--malaysia-di-tnkm&catid=38%3Aartikel&Itemid=2&lang=en(20 Mei 2012)

Page 12: Pemanfaatan PNPM Mandiri Pariwisata di TN Kayan Mentarang

5

5

Malinau menganggur. Memang masyarakat sekitar TNKM mempunyai kearifan lokal, tetapi seiring dengan perkembangan zaman dan melihat kondisi sosial masyarakat Malinau saat ini dikhawatirkan akan memperbesar peluang masyarakat ikut terlibat dalam aktivitas perusakan hutan di masa depan.

Solusi Terdahulu WWF (World Wide Fund for Nature) Indonesia melakukak kerjasama dengan Kementerian Kehutanan melalui Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam dalam membangun model pengelolaan kolaboratif bagi TNKM13. Pengelolaan kolaboratif tersebut ditetapkan oleh melalui Keputusan Menteri Kehutanan RI Nomor: 1213, 1214, 1215/Kpts-II/2002. Pengelolaan kolaboratif sendiri memiliki enam aspek, yaitu berbasiskan masyarakat, mengikutsertakan para pihak terkait, berbagi tanggung jawab, berbagi peran, berbagi manfaat, dan berdasarkan Rencana Pengelolaan Taman Nasional yang sah. WWF Indonesia memfasilitasi penyiapan Rencana Pengelolaan TNKM jangka waktu 25 tahun, membangun sistem pengelolaan kolaboratif dengan pihak terkait, merintis inisiatif kerjasama konservasi lintas batas dengan Taman Nasional Pulong Tau di Serawak, Malaysia, melakukan penelitian keanekaragaman hayati, melakukan pemetaan partisipatif, melakukan pemberdayaan masyarakat, pendidikan dan penyuluhan, melakukan pengawasan keamanan kawasan, dan memfasilitasi terbentuknya program Heart of Borneo. Fokus utama pengelolaan kolaboratif ini adalah memfasilitasi proses manajerial dan institusional guna menciptakan pengelolaan taman nasional secara efektif dan meningkatkan manfaat sosial ekonomi masyarakat setempat dengan menjamin hak atas sumber daya alam melalui pengidentifikasian dan pengembangan sumber pendapatan alternatif dari sumber daya alam yang dimiliki. Selain pengelolaan kolaboratif, dalam rangka mewujudkan pembangunan berkelanjutan di Kabupaten Malinau, pemerintah Kabupaten Malinau dan WWF Indonesia melakukan penandatanganan nota kesepahaman dengan tujuan untuk merealisasikan komitmen pemerintah Kabupaten Malinau mengembangkan kabupaten konservasi dan menyejahterakan masyarakatnya14. Pencanangan Malinau sebagai kabupaten konservasi ini merupakan upaya pengelolaan, pemanfaatan, dan pelestarian sumber daya alam yang lebih bijaksana dan berkesinambungan serta sebagai upaya untuk mewujudkan pembangunan berkelanjutan15. Pengelolaan kolaboratif di TNKM dan pencanangan Kabupaten Malinau sebagai kabupaten konservasi akan mempermudah penerapan konsep ekowisata. Hal ini telah direalisasikanpada tahun 200216. Masyarakat di Hulu Pujungan dan Bahau Hulu, Kabupaten Malinau serta dataran tinggi Krayan Kabupaten Nunukan 13 WWF Indonesia. Pengelolaan Kolaboratif. http://www.wwf.or.id/tentang_wwf/wilayah_kerja_kami/kayanmentarang/pengelolaan_kolaboratif.cfm(6 Mei 2012) 14Fitra Iskandar. 2008. WWF dan Pemkab Malinau Teken MoU Kembangkan Kabupaten Konservasi. http://news.okezone.com/read/2008/05/12/1/108327/wwf-dan-pemkab-malinau-teken-mou-kembangkan-kabupaten-konservasi (19 Mei 2012) 15 Anggi, Eddy Mangopo, dkk. 2009. Kebijakan Kabupaten Konservasi dari Perspektif Daerah dan Masyarakat Studi Kasus Kabupaten Malinau, Kalimantan Timur. Balikpapan: Tropenbos International Indonesia Programme 16Borneo Ecotourism.Lingking Culture Nature and Communities thriugh Econotourism in Interior Of East Kalimantan. http://www.borneo-ecotourism.com/ 6 september 2009

Page 13: Pemanfaatan PNPM Mandiri Pariwisata di TN Kayan Mentarang

6

6

yang merupakan bagian dari TNKM memulai proyek percontohan ekowisata berbasis masyarakat. Proyek percontohan ini mendapatkan dukungan dari WWF dan pemerintah daerah. Tujuan utama proyek tersebut adalah mengembangkan cara-cara alternatif untuk menghasilkan pendapatan sekaligus melindungi hutan dan keindahan alam di kawasan tersebut.

Seberapa Jauh Kondisi Kekinian dapat Diperbaiki oleh Gagasan Landasan Teori

Pemerintah telah menetapkan hutan di kawasan Kayan Mentarang, menjadi taman nasional. Hal ini bertujuan melindungi keanekaragaman hayati di hutan tersebut. Namun, ancaman terhadap keanekaragaman hayati berupa aktivitas illegal logging dan perambahan hutan mengancam kelestarian hutan di Kayan Mentarang. Ancaman terhadap keanekaragaman hayati di Kayan Mentarang merupakan bentuk ekternalitas. Masalah eksternalitas ini salah satunya bisa diatasi dengan memberi hak pengelolaan hutan kepada masyarakat di sana. Hal ini sesuai dengan teori yang diajukan oleh Ronald Coase. Menurut teori Coase, solusi yang efisien untuk mengatasi masalah eksternalitas adalah dengan memberikan hak milik. Dalam kasus ini, pemerintah pusat melalui Kementerian Kehutanan memberikan hak pengelolaan hutan kepada masyarakat di kawasan Taman Nasional Kayan Mentarang untuk dikelola berdasarkan prinsip ekowisata sehingga dapat memperbaiki tingkat kesejahteraan mereka. Teori Coase ini juga telah dipraktikkan oleh Pemerintah Zimbabwe. Pemerintah Zimbabwe memberikan hak milik atas binatang kepada para pemilik tanah pada tahun 1982. Hal ini berdampak pada tumbuhnya populasi gajah di sana menjadi 68.000 di tahun 1995. Sebaliknya, pemerintah Kenya yang menerbitkan aturan larangan perburuan gajah di tahun 1977, populasi gajah di sana tetap turun setelah aturan tersebut dikeluarkan. Populasi gajah di Kenya tahun 1977 sebanyak 167.000 turun menjadi 16.000 di tahun 1989. Aturan pelarangan perburuan ini ternyata kurang efektif dibandingkan dengan pemberian hak pengelolaan dalam melindungi binatang. Cara untuk mengatasi ekternalitas negatif seperti di Zimbabwe juga bisa dilakukan dalam melindungi keanekaragaman hayati di Kayan Mentarang. Dengan memberi hak pengelolaan kepada masyarakat atas hutan, masyarakat akan berusaha melindungi keanekaragaman hayati di kawasan hutan tersebut. Usulan Pemanfaatan PNPM Mandiri Pariwisata untuk Menguatkan Kegiatan Ekowisata di Kawasan Taman Nasional Kayan Mentarang, Malinau, Kalimantan Timur

Langkah preventif agar masyarakat Malinau yang tinggal di dalam atau sekitar kawasan TNKM tidak terlibat aktivitas illegal logging dan perambahan hutan serta tetap melestarikan hutan di masa depan adalah dengan lebih mendorong mereka lebih aktif dalam kegiatan ekowisata. Kegiatan ekowisata dipilih karena memadukan warisan alam atau kearifan manusia (natural or indigenous heritage) dan kegiatan alam atau kegiatan budaya hidup manusia (natural or cultural living) sehingga terbentuk ekologi yang memesona dan dapat

Page 14: Pemanfaatan PNPM Mandiri Pariwisata di TN Kayan Mentarang

7

7

dimanfaatkan untuk pariwisata17. Keterlibatan aktif masyarakat menjadi penting karena masyarakat memiliki pengetahuan tentang lingkungan alam serta budaya tempat mereka berada yang menjadi potensi dan nilai jual sebagai daya tarik wisata. Selain itu, keterlibatan masyarakat yang terhimpun dalam suatu kepanitiaan sangat berperan penting dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pengelolaan usaha ekowisata. Penulis berharap dengan didorongnnya kegiatan ekowisata berbasis masyarakat dapat menyediakan alternatif ekonomi secara berkelanjutan bagi masyarakat, berbagi manfaat dari upaya konservasi secara layak, dan berkontribusi pada konservasi dengan meningkatkan kepedulian serta dukungan terhadap bentang lahan yang memiliki nilai biologis, ekologis, dan nilai sejarah yang tinggi di kawasan TNKM.

Untuk mendukung dan menguatkan pelaksanaan kegiatan ekowisata di kawasan TNKM, penulis mengusulkan pemanfaatan dana PNPM (Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat) Mandiri Pariwisata. Tujuan utama PNPM Mandiri Pariwisata antara lain meningkatkan kemandirian masyarakat dalam menanggulangi kemiskinan melalui usaha kepariwisatan, meningkatkan kemampuan kreativitas masyarakat seperti potensi sosial, budaya serta kearifan lokal, meningkatkan kemampuan pemerintah daerah dalam hal pelayanan masyarakat dan juga untuk mengakselerasi pembangunan pariwisata. Dana yang diperoleh dari pemanfaatan PNPM Mandiri Pariwisata utamanya akan digunakan untuk menyediakan dan memperbaiki memperbaiki tiga jaringan pariwisata, yaitu transportasi, restorasi, dan akomodasi18. Selanjutnya, dana tersebut juga akan dipergunakan untuk pelatihan-pelatihan manajemen pariwisata, kuliner, kerajinan, bahasa, serta sertifikasi pemandu bagi penduduk setempat.

Dengan mempertimbangkan potensi ekowisata yang sudah ada dan kondisi sosial ekonomi masyarakat, maka penulis mengusulkan tiga desa untuk menjadi desa wisata tempat penerapan PNPM Mandiri Pariwisata. Ketiga desa tersebut adalah Desa Long Pujungan yang terletak di Kecamatan Pujungan, Desa Long Alango dan Apau Ping yang terletak di Kecamatan Bahau Hulu. Selain itu, penulis juga mengusulkan Desa Long Masahan, Long Ketaman, dan Long Pua menjadi desa pendukung bagi Desa Long Pujungan serta Desa Long Berini dan Long Kemuat menjadi desa pendukung bagi Desa Long Alango. Berikut ini adalah sekilas profil sosial ekonomi desa-desa usulan tersebut19.

Tabel 2. Profil Sosial Ekonomi Tiga Desa dan Desa Pendukungnya di Kawasan

TNKM Desa

Long Pujungan

Desa Long Masahan

Long Ketaman

Desa Lung Pua

Desa Long

Alango

Desa Long

Berini

Desa Long

Kemuat

Desa Apau Ping

Jumlah keluarga miskin

58 kk* 14 kk 27 kk 14 kk 76 kk 23 kk 47 kk 23 kk

17Darsoprajitno, Soewarno. 2001. Ekologi Pariwisata Tata Laksana Pengelolaan Objek dan Daya Tarik Wisata. Bandung: Angkasa 18Whelan, Tensie. 2009. Nature Tourism Managing For Environment. Washington DC: Island Press.

19Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Malinau. 2009. Laporan Pemutakhiran Data Penduduk Miskin Kabupaten Malinau 2009. Malinau: Pemerintah Kabupaten Malinau.

Page 15: Pemanfaatan PNPM Mandiri Pariwisata di TN Kayan Mentarang

8

8

Sumber penerangan utama

PLTS**, 51 kk

PLTS, 11 kk

PLTS,27 kk

PLTS, 13 kk

PLMH***, 75 kk

PLTS,23 kk

PLTS. 12 kk

PLTS, 21 kk

Kepemilikan Askes

50 kk 13 kk 27 kk 13 kk 53 kk 23 kk 12 kk 23 kk

Alat transportasi utama

Alat transportas

i sungai, 35 kk

Alat transport

asi sungai, 7

kk

Alat transport

asi sungai, 7

kk

Alat transportasi sungai, 7

kk

Tidak ada

Alat transport

asi sungai, 14 kk

Alat transport

asi sungai, 6

kk

Tidak ada

Rumah tidak layak huni

31 rumah 13 rumah 23 rumah 14 rumah 66 rumah 0 12 rumah 22 rumah

Status Kepemilikan Rumah

4 menumpang, 0 sewa, 10 milik sendiri

4 menump

ang, 0 sewa, 10

milik sendiri

6 menump

ang, 0 sewa, 4

milik sendiri

1 menumpang, 0 sewa, 13 milik sendiri

15 menump

ang, 0 sewa, 61

milik sendiri

4 menump

ang, 0 sewa, 19

milik sendiri

1 menump

ang, 0 sewa,11

milik sendiri

4 menumpang, 0 sewa,

19 milik

sendiri Keterangan : *Kepala Keluarga, **Pembangkit Listrik Tenaga Surya,

***Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro

Secara umum, terdapat tiga daya tarik utama kegiatan utama dalam kegiatan ekowisata di ketiga desa wisata tersebut. Pertama, petualangan rimba dan petualangan sungai. Kedua, atraksi seni dan budaya masyarakat Dayak setempat. Ketiga, kegiatan keseharian masyarakat Dayak setempat, meliputi kegiatan menanam, memanen, berburu secara tradisional, dan menangkap ikan. Selain itu, akomodasi yang digunakan adalah rumah masyarakat setempat (homestay). Sistem homestay dimaksudkan agar wisatawan mendapatkan kesempatan untuk belajar mengenai alam, budaya masyarakat, dan kehidupan sehari-hari di lokasi tersebut dari tuan rumah. Selama kegiatan ekowisata wisatawan akan dipandu oleh pemandu yang berasal dari masyarakat setempat sebab mereka memiliki pengetahuan dan pengalaman tentang lingkungan serta alam setempat.

Model Pengembangan Desa Wisata Penulis merekomendasikan Desa Long Pujungan, Desa Long Masahan, Desa Long Pua, dan Desa Long Ketaman menjadi satu model pengembangan desa wisata dengan interaksi desa wisata-desa terkait. Pada model ini, Desa Long Pujungan sebagai desa wisata memiliki fungsi sebagai pusat pengembangan dan menerima manfaat PNPM Mandiri Pariwisata dan desa-desa di sekitarnya menjadi pendukung sekaligus penerima manfaat PNPM Mandiri Pariwisata. 1. Usul Desa Wisata Long Pujungan

Desa Long Pujungan memiliki posisi strategis karena dapat diakses dari Tanjung Selor (ibukota Kalimantan Timur) atau Tarakan (kota terbesar di Kalimantan Timur) melalui transportasi sungai dengan menelusuri Sungai Bahau atau transportasi udara dengan penerbangan perintis. Desa Long Pujungan sebagai desa wisata memiliki wisata andalan berupa arung jeram di Sungai Bahau. Sedangkan Desa Long Masahan, Long Pua, dan Long Ketaman sebagai desa pendukung memiliki fungsi utama sebagai tempat akomodasi dan restorasi antara Desa Long Pujungan menuju beberapa objek wisata, seperti Batu Mayoh, Air Terjun Sungai Bum, Batu Ului, dan Air Terjun Uung Meluung.

Page 16: Pemanfaatan PNPM Mandiri Pariwisata di TN Kayan Mentarang

9

9

Gambar 2. Model Pengembangan Peta Desa Wisata Long Pujungan

Penulis mengestimasi bahwa dana yang diperoleh dari PNPM Mandiri Pariwisata pada tahap pertama mencapai 60-70 juta rupiah, sedangkan pada tahap kedua akan diperoleh dana sebesar 100 juta rupiah. Pada kluster ini dana tersebut diprioritaskan untuk peningkatan kualitas dan pembangunan dermaga, renovasi rumah yang akan digunakan untuk homestay, dan perbaikan jalan setapak beserta papan petunjuk. 2. Usul Desa Wisata Long Alango

Penulis merekomendasikan Desa Long Alango, Desa Long Berini, dan Desa Long Kemuat menjadi satu model pengembangan desa wisata dengan interaksi desa wisata-desa terkait. Pada model ini, Desa Long Alango sebagai desa wisata memiliki fungsi sebagai pusat pengembangan dan menerima manfaat PNPM Mandiri Pariwisata dan desa-desa di sekitarnya menjadi pendukung sekaligus penerima manfaat PNPM Mandiri Pariwisata.

Gambar 3. Model Pengembangan dan Peta Desa Wisata Long Alango

Desa Long Alango memiliki akses lapangan terbang perintis dan dapat ditempuh dengan transportasi sungai dari Long Pujungan. Selain itu, Long Alango memiliki sarana akomodasi yang cukup baik. Desa Long Alango sebagai calon desa wisata memiliki wisata andalan berupa Stasiun Penelitian Lalut Birai yang merupakan pusat penelitian dan ekologi hutan tropis di kawasan TNKM. Wisatawan dapat melihat kehidupan hewan liar dengan menjelajahi area stasiun penelitian. Desa Long Kemuat berfungsi sebagai tempat restorasi di tengah perjalanan dari Long Alango menuju Long Berini. Sedangkan Desa Long Berini sebagai tempat atraksi dan budaya masyarakat Dayak berupa tarian tradisional, ritual-ritual kuno, pengukiran kayu khas Dayak, dan permainan musik Sape. Selain itu di Long Berini terdapat situs kuburan batu kuno Dayak Ngorek.

LONG ALANGO

LONG BERINI

LONG KEMUAT

LONG PUJUNGAN

LONG PUA

LONG MASAHAN

LONG KETAMAN

Page 17: Pemanfaatan PNPM Mandiri Pariwisata di TN Kayan Mentarang

10

10

Penulis mengestimasi bahwa dana yang diperoleh dari PNPM Mandiri Pariwisata pada tahap pertama mencapai 60-70 juta rupiah, sedangkan pada tahap kedua akan diperoleh dana sebesar 100 juta rupiah. Pada kluster ini dana tersebut diprioritaskan untuk peningkatan fasilitas penunjang di Stasiun Penelitian Lalut Birai, seperti dapur umum serta perbaikan sarana toilet dan air bersih, pembangunan foodcourt di Long Kemuat, dan perbaikan jalan setapak beserta papan petunjuk.

3. Usul Desa Wisata Apau Ping Desa Apau Ping merupakan pintu gerbang menuju Dataran Tinggi Krayan di Kabupaten Nunukan. Desa Apau Ping sendiri terdiri dari empat buah desa kecil, yaitu Long Lat, Long Tua, Long Pengayan, dan Desa Apau Ping itu sendiri. Atraksi wisata andalan Desa Apau Ping adalah padang rumput di Long Tua yang merupakan ekosistem unik dari banteng liar yang tersisa di Taman Nasional Kayan Mentarang. Selain itu juga dapat ditemukan rusa dan babi hutan serta peninggalan arkeologi.

Gambar 5.Peta Desa Wisata Apau Ping

Penulis mengestimasi bahwa dana yang diperoleh dari PNPM Mandiri Pariwisata pada tahap pertama mencapai 60-70 juta rupiah, sedangkan pada tahap kedua akan diperoleh dana sebesar 100 juta rupiah. Pada kluster ini dana tersebut diprioritaskan untuk pembangunan dan peningkatan kualitas homestay, menara pandang, dan perbaikan jalan setapak beserta papan petunjuk. Target utama pengunjung ketiga desa wisata ini adalah wisatawan asing, terutama yang berasal dari Amerika Utara, Eropa, dan Jepang20. Hal ini dikarenakan wisatawan yang berasal dari kawasan tersebut memiliki kelebihan waktu, uang, dan kebebasan untuk berpergian daripada kawasan lain. Faktor demografi, seperti umur juga akan menjadi pertimbangan utama. Wisatawan asing yang berusia 45 sampai 65 tahunakan menjadi target utama. Sebab mereka mempunyai waktu untuk berpergian lebih banyak.Selain itu, mereka berprofesi sebagai pekerja profesional yang mempunyai pendapatan dan daya beli yang tinggi.

Pihak-Pihak Terkait

Ada delapan pihak yang dipertimbangkan dapat membantu mengimplementasikan gagasan ekosiwasta berbasis masyarakat dengan memanfaatkan PNPM Mandiri Pariwisata. Pertama, mahasiswa berperan sebagai inisiator pencetus dan fasilitator yang melakukan pendampingan kegiatan ekowisata berbasis masyarakat dengan memanfaatkan PNPM Mandiri Pariwisata. Peran mahasiswa tidak lepas dari prinsip tridharma perguruan tinggi, terutama

20 Whelan, Tensie. 2009. Nature Tourism Managing For Environment. Washington DC: Island Press.

Page 18: Pemanfaatan PNPM Mandiri Pariwisata di TN Kayan Mentarang

11

11

pengabdian masyarakat. Kedua, masyarakat setempat yang tinggal di tiga desa yang diusulkan dan panitia ekowisata lokal, seperti Panitia Ekowisata Hulu Pujungan di Long Pujungan, Badan Pengurus Tana Ulen di Long Alango, dan Bio Sahe Panitia Ekowisata di Apau Ping. Mereka berperan sebagai subjek aktif yang terlibat penuh dalam proses perencanaan, pelaksanaan, pengelolaan, dan pengawasan kegiatan ekowisata. Ketiga, WWF Indonesia berperan memberikan pertimbangan terhadap konsep ekowisata yang diusung. Keempat, Missionary Aviation Fellowship (MAF) berperan sebagai mitra ketiga desa wisata untuk membawa calon wisatawan menuju lokasi desa wisata dengan menggunakan pesawat perintis. Kelima, perusahaan-perusahaan agen perjalanan di luar negeri yang khusus menyelenggarakan wisata ke alam bebas, studi, dan budaya ke seluruh dunia. Mereka berperan dalam menyusun dan menjual paket wisata di ketiga desa wisata tersebut ke calon wisatawan di luar negeri. Keenam, pemerintah Kabupaten Malinau berperan menjamin ketersediaan fasilitas angkutan dan pelayanan bagi wisatawan, seperti jaringan jalur dan jadwal kapal-kapal yang ada, pos polisi, pemadam kebakaran, pelayanan kesehatan, pengelolaan sampah, sumber air bersih, kapasitas dan jaringan listrik, dan jaringan telekomunikasi ke daerah tujuan ekowisata tanpa merusak alam. Selain itu, pemerintah Kabupaten Malinau melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata berperan sebagai otoritas yang memberikan penilaian atas usul kegiatan ekowisata untuk nantinya disampaikan kepada Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Ketujuh, pemerintah Provinsi Kalimantan Timur berperan sebagai koordinator pelaksana dalam pembangunan sarana prasarana lintas kabupaten dan kota yang mendukung kegiatan ekowisata. Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur juga berperan dalam kerjasama aktif dengan pemerintah Kabupaten Malinau dan pemerintah pusat melalui Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif untuk kegiatan promosi dan pemasaran berskala nasional dan internasional, membantu melakukan survei berkala untuk mengetahui dinamika pasar, dan melaksanakan promosi secara khusus. Kedelapan, pemerintah pusat melalui Kementerian Kehutanan berperan sebagai otoritas pemberi izin pemanfaatan kawasan Taman Nasional Kayan Mentarang sebagai lokasi utama kegiatan ekowisata. Pemerintah pusat melalui Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif berperan sebagai otoritas penanggung jawab PNPM Mandiri Pariwisata. Terakhir, Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia, Kementerian Keuangan, dan Kepolisian Republik Indonesia berperan menjamin kelancaran pemeriksaan imigrasi dan bea cukai, serta jaminan keselamatan dan keamanan pribadi dan barang wisatawan, terutama wisatawan mancanegara.

Langkah Strategis Terdapat tiga langkah strategis yang harus dilakukan untuk mengimplementasikan gagasan sehingga tujuan yang diharapkan dapat tercapai. Langkah strategis pertama bertumpu kepada proses pengajuan ketiga desa tersebut untuk menjadi desa wisata dengan memanfaatkan dana PNPM Mandiri Pariwisata. 1) Membuat perencanaan tentang konsep kegiatan ekowisata berbasis masyarakat

dengan pertimbangan dari WWF Indonesia.

Page 19: Pemanfaatan PNPM Mandiri Pariwisata di TN Kayan Mentarang

12

12

2) Mengonsultasikan dan menyosialisasikan konsep tersebut kepada Dewan Penentu Kebijakan Taman Nasional Kayan Mentarang dan masyarakat yang tinggal di tiga desa yang diusulkan.

3) Membentuk panitia untuk menyusun Rancangan Pembangunan Jangka Menengah masing-masing desa. Panitia yang dibentuk ini juga merupakan cikal bakal Lembaga Keswadayaan Masyarakat untuk mengelola kegiatan ekowisata.

4) Meminta rekomendasi dari Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif dan Gubernur Kalimantan Timur untuk syarat pemanfaatan kawasan Taman Nasional Kayan Mentarang sebagai tempat wisata dari Menteri Kehutanan.

5) Mengusulkan program kegiatan ekowisata berbasis masyarakat di tiga desa yang terletak di kawasan Taman Nasional Kayan Mentarang secara tertulis kepada Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Malinau sebagai syarat penerima PNPM Mandiri Pariwisata.

6) Melaksanakan tahapan persiapan PNPM Mandiri Pariwisata sesuai dengan Peraturan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Nomor KM.18/HM.001/MKP/2011 tentang Pedoman PNPM Mandiri Pariwisata.

Langkah strategis kedua bertumpu kepada proses untuk mengatasi hambatan dalam pengembangan pariwisata di ketiga desa wisata tersebut. 1) Pengembangan infrastruktur fisik dan transportasi pendukung pariwisata di

ketiga desa wisata tersebut, seperti perbaikan dan pembangunan landasan udara yang mampu menampung pesawat berbadan sedang.

2) Pembangunan pusat informasi pariwisata TNKM wilayah Kabupaten Malinau. 3) Kegiatan promosi dan pemasaran berskala nasional dan internasional,

membantu melakukan survei berkala untuk mengetahui dinamika pasar, dan melaksanakan promosi secara khusus.

Langkah strategis ketiga bertumpu kepada kegiatan peningkatan jumlah kunjungan wisatawan, yaitu memadukan pariwisata di tiga desa wisata tersebut dengan kegiatan wisata regional di Kalimantan Timur, objek wisata Kepulauan Derawan, Kabupaten Berau dengan membangun bandara internasional dan dermaga kapal pesiar di Berau sehingga akses menuju ketiga desa wisata tersebut menjadi mudah

KESIMPULAN

Gagasan yang Diajukan Gagasan yang diusulkan dalam karya tulis ini adalah penguatan kegiatan ekowisata dengan menggunakan PNPM Mandiri Pariwisata di tiga desa wisata di kawasan Taman Nasional Kayan Mentarang. Terdapat tiga desa yang diusulkan untuk dilibatkan dalam kegiatan ekowisata, yaitu Desa Long Pujungan yang terletak di Kecamatan Pujungan, Desa Long Alango yang terletak di Kecamatan Bahau Hulu, dan Desa Apau Ping yang terletak di Kecamatan Bahau Hulu. Dana yang diperoleh dari pemanfaatan PNPM Mandiri Pariwisata utamanya akan digunakan untuk menyediakan dan memperbaiki memperbaiki tiga jaringan pariwisata, yaitu transportasi, restorasi, dan akomodasi. Selanjutnya, dana tersebut juga akan dipergunakan untuk pelatihan-pelatihan manajemen pariwisata, kuliner, kerajinan, bahasa, serta sertifikasi pemandu bagi penduduk setempat.

Page 20: Pemanfaatan PNPM Mandiri Pariwisata di TN Kayan Mentarang

13

13

Teknik Implementasi Teknik implementasi untuk merealisasikan gagasan ini terbagi ke dalam tiga langkah strategis. Langkah strategis pertama bertumpu kepada proses pengajuan ketiga desa tersebut untuk menjadi desa wisata dengan memanfaatkan dana PNPM Mandiri Pariwisata. Langkah strategis kedua bertumpu kepada proses untuk mengatasi hambatan dalam pengembangan pariwisata di ketiga desa wisata tersebut. Langkah strategis ketiga bertumpu kepada kegiatan peningkatan jumlah kunjungan wisatawan.

Prediksi Hasil Pelaksanaan ekowisata di ketiga desa tersebut dengan memanfaatkan PNPM Mandiri Pariwisata diharapkan akan membentuk suatu gugusan pariwisata dengan desa-desa yang berada di sekitarnya. Hal ini bertujuan untuk mendukung dan meningkatkan daya saing serta distribusi manfaat pengembangan suatu daya tarik wisata terhadap wilayah penyangganya. Ada lima prediksi hasil utama yang akan diperoleh melalui kegiatan ekowisata berbasis masyarakat di kawasan Taman Nasional Kayan Mentarang ini. Pertama, peningkatan kesejahteraan masyarakat. Kesejahteraan masyarakat akan meningkat melalui perbaikan kondisi rumah yang akan digunakan sebagai tempat homestay, perbaikan sarana dan prasarana di ketiga desa tersebut, pengurangan pengangguran karena terbukanya lapangan pekerjaan baru, peningkatan pendapatan masyarakat melalui fee yang didapat dari jasa homestay, pemandu, penjualan hasil kerajinan, dan jasa pariwisata lainnya. Kedua, penguatan kapasitas kelembagaan, pelatihan, dan meningkatnya kualitas hidup manusia (pendidikan, kesehatan, dan lingkungan). Ketiga, meningkatnya partisipasi masyarakat dan kemitraan dengan lembaga lain. Keempat, meningkatnya kesadaran masyarakat untuk menjaga kelestarian lingkungan sehingga di masa depan diharapkan masyarakat setempat tidak terlibat dalam illegal logging dan perambahan hutan. Terakhir, prediksi hasil yang akan terjadi adalah upaya pelestarian tradisi, seni, dan budaya asli masyarakat setempat serta konservasi bangunan rumah tradisional dan tempat peninggalan arkeologi.

Page 21: Pemanfaatan PNPM Mandiri Pariwisata di TN Kayan Mentarang

14

14

SUMBER PUSTAKA Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Malinau. 2009. Laporan Pemutakhiran Data Penduduk Miskin Kabupaten Malinau 2009. Malinau: Pemerintah Kabupaten Malinau.

Darsoprajitno, Soewarno. 2001. Ekologi Pariwisata Tata Laksana Pengelolaan Objek dan Daya Tarik Wisata. Bandung : Angkasa.

Direktorat Jenderal Pengembangan Destinasi Pariwisata Departemen Kebudayaan dan Pariwisata dan WWF-Indonesia. 2009. Prinsip dan Kriteria Ekowisata Berbasis Masyarakat. Jakarta: Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata. Direktorat Jenderal Pengembangan Destinasi Pariwisata. 2011. Strategi Pengembangan Daya Tarik Wisata dan Pemberdayaan Masyarakat disekitar 15 Danau Prioritas. Semarang: Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata.

Departemen KehutananDirektorat Jenderal Perlindungan Hutan Dan Konservasi Alam Taman Nasional Kayan Mentarang.2002. Rencana Pengelolaan Taman Nasional Kayan Mentarang 2001-2025 : Buku II Data, Proyeksi Dan Analisis. Tarakan: Departemen Kehutanan

Departemen KehutananDirektorat Jenderal Perlindungan Hutan Dan Konservasi Alam Taman Nasional Kayan Mentarang.2002. Rencana Pengelolaan Taman Nasional Kayan Mentarang 2001-2025 : Buku I Data, Proyeksi Dan Analisis. Tarakan: Departemen Kehutanan

Dinas Pariwisata Dan Kebudayaan Kabupaten Malinau.2007. Buku Panduan Tujuan Wisata Di Taman Nasional Kayan Mentarang. Malinau: Dinas Pariwisata Dan Kebudayaan Kabupaten Malinau Henky Hermanto, dkk. 2010. Pariwisata Mengikis Kemiskinan.Jakarta: Pusat Penelitian dan Pengembangan Kepariwisataan Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata.2011. Peraturan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Nomor KM.18/HM.001/MKP/2011 tentang Pedoman Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Pariwisata. Jakarta: Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 50 Tahun 2011 Tentang Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Nasional Tahun 2010 - 2025 Peraturan Presiden Nomor 3 Tahun 2012 Tentang Rencana Tata Ruang Pulau Kalimantan Rosen, Harvey. 2000. Public Finance. Singapore : McGraw-Hill.

Spillane, James Joseph. 1987. Ekonomi Pariwisata Sejarah dan Prospeknya. Yogyakarta : Kanisius.

Whelan, Tensie. 2009. Nature Tourism Managing For Environment. Washington DC: Island Press.

Page 22: Pemanfaatan PNPM Mandiri Pariwisata di TN Kayan Mentarang

15

15

CURRICULUM VITAE

Nama : Ade Amanulah NPM : 1006661992 Jurusan/Angkatan : Ilmu Ekonomi/2010 Tempat dan Tanggal Lahir : Jakarta, 10 Oktober 1992 Jenis Kelamin : Laki-laki Karya Ilmiah yang Pernah Dibuat:

1. Analisa Prioritas Jenis Infrastruktur yang Perlu Dibangun Untuk Meningkatkan Kontribusi Sektor Pariwisata dalam Perekonomian Indonesia

2. Ironi dan Solusi Penghargaan Ilmiah : 1. Finalis SRD Quiz FEUI 2011

2. Medali Emas OIM UI (Kontingen FEUI) 2011 3. Juara I SRD Quiz FEUI 2012 4. Medali Perak OIM UI (Kontingen FEUI) 2012

Nama : Fungkie Diharja NPM : 1006662862 Jurusan/Angkatan : Akuntansi/2010 Tempat dan Tanggal Lahir : Painan, 11 Februari 1993 Karya Ilmiah yang Pernah Dibuat:

1. Analisa Prioritas Jenis Infrastruktur yang Perlu Dibangun Untuk Meningkatkan Kontribusi Sektor Pariwisata dalam Perekonomian Indonesia

Penghargaan Ilmiah : 1. Temu Ilmiah Nasional 2012 2. Medali Perak OIM UI (Kontingen FEUI) 2012

Nama : Galih Santoso NPM : 1006763426 Jurusan/Angkatan : Ilmu Ekonomi/2010 Tempat dan Tanggal Lahir : Jakarta, 9 Oktober 1992 Jenis Kelamin : Laki-laki Karya Ilmiah yang Pernah Dibuat:

1. Makalah Ekonomi Moneter berjudul “Kaitan BI Rate dengan Tingkat Kredit Konsumsi di Indonesia”

2. Makalah Koperasi bertema “Profil dan Sistem Kerja dari Koperasi RSKO (Rumah Sakit Ketergantungan Obat) Cibubur”.

Page 23: Pemanfaatan PNPM Mandiri Pariwisata di TN Kayan Mentarang

16

16

Nama : Gandung Aryopratomo NPM : 1006696106 Jurusan/Angkatan : Akuntansi/2010 Tempat dan Tanggal Lahir : Semarang, 9 Juli 1992 Jenis Kelamin : Laki-laki Karya Ilmiah yang Pernah Dibuat:

1. Penggunaan Tata Bahasa Indonesia yang Baik dan Benar dalam Penamaan Objek Geografi 2. Hubungan Antara Penjualan dan Teknik Pemasaran Produk Olahan Nanas Subang di Desa Tambak Mekar, Subang, Jawa Barat

Penghargaan Ilmiah : 1. Finalis SRD Quiz FEUI 2011 2. Medali Emas OIM UI (Kontingen FEUI) 2011 3. Juara II SRD Quiz FEUI 2012 4. Medali Perak OIM UI (Kontingen FEUI) 2012

Nama : Riyan Hidayat NPM : 1006690185 Jurusan/Angkatan : Ilmu Ekonomi/2010 Tempat dan Tanggal Lahir : Kalampayan, 19 Juni 1991 Jenis Kelamin : Laki-laki Karya Ilmiah yang Pernah Dibuat:

1. Analisa Prioritas Jenis Infrastruktur yang Perlu Dibangun Untuk Meningkatkan Kontribusi Sektor Pariwisata dalam Perekonomian Indonesia

Page 24: Pemanfaatan PNPM Mandiri Pariwisata di TN Kayan Mentarang

17

17

LAMPIRAN

Peta Lokasi Ketiga Desa yang Diusulkan di Kawasan Taman Nasional Kayan Mentarang

Sumber: Balai Besar Taman Nasional Kayan Mentarang