PEMANFAATAN LIMBAH ANORGANIK DALAM MEMBUAT KARYA …

of 98 /98
PEMANFAATAN LIMBAH ANORGANIK DALAM MEMBUAT KARYA KERAJINAN LAMPU HIAS PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 BARAKA KECAMATAN BUNTU BATU KABUPATEN ENREKANG SKRIPSI DiajukanUntukMemenuhi Salah SatuSyaratGuna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Jurusan Pendidikan Seni Rupa FakultasKeguruandanIlmuPendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar Oleh KURNIA NIM 105410 480 11 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SENI RUPA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYA 2016

Embed Size (px)

Transcript of PEMANFAATAN LIMBAH ANORGANIK DALAM MEMBUAT KARYA …

PEMANFAATAN LIMBAH ANORGANIK DALAM MEMBUAT KARYA KERAJINAN LAMPU HIAS
PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 BARAKA KECAMATAN BUNTU BATU KABUPATEN ENREKANG
SKRIPSI
FakultasKeguruandanIlmuPendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SENI RUPA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYA 2016
Dalamhidup,ada yang datangdengansendirinya, danadahal yang harusdiperjuangkandahuluuntukmendapatkannya
Tidakadasatupundidunia
Berusaha tanpa berdoa adalah kesombongan.
Berdoa tanpa berusaha adalah mustahil.
Karya yang sederhanainikupersembahkankepada:
Semoga Allah SWT berkenanmemberikantaufiq, merahmatinya, mengampunidosa-dosanyadanmembalassemuajasa-
jasanyadenganbalasanYang terbaik di sisi-Nya
DankepadasemuaSaudara-saudara yang penulissangatsayangi yang senantiasamemberikandukungandanmotivasikepadapenulis.
Masalahutamadalampenelitianiniyaitu bagaimana proses pemanfaatan limbah anorganik dalam pembuatan karya kerajinan lampu hias pada siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Baraka Kecamatan Buntu Batu Kabupaten Enrekang dan bagaimana kualitas karya kerajinan lampu hias dengan menggunakan limbah anorganik pada siswa kelas V III SMP Negeri 2 Baraka Kecamatan Buntu Batu Kabupaten Enrekang. Penelitianinibertujuanuntuk mengetahui proses pemanfaatan limbah anorganik dalam pembuatan karya kerajinan lampu hias dan untuk mengetahui kualitas lampu hias dengan menggunakan limbah anorganik. Sasarandalampenelitianiniadalahsiswakelas VIII SMP Negeri 2 Baraka Kecamatan Buntu Batu Kabupaten Enrekang.Teknikpengumpulan data adalahobservasi (pengamatan), wawancara, dokumentasi, dantespraktik.Teknikanalisis data menggunakananalisisdeskriptifkualitatif.Hasilpenelitianinidilihatdari pemanfaatan limbaha anorganik dalam membuat karya kerajinan lampu hias padasiswakelas VIII SMP Negeri 2 Baraka Kecamatan Buntu Batu Kabupaten Enrekangterdiriatasbeberapatahapanpentingyaitusiswamemulaimenyiapkanbahandanal at, membuatpola/sketsa, memotongsendok plastik dan botol aqua sesuaidenganobjek yang dibuat, danselanjutnyaadalahmenempelsatupersatu sendok plastik pada permukaan botol aqua, serta yang terakhiradalahmenutup seluruh permukaan botol aqua dengan sendok plastik sertapengeringan. Selainitu kualitas siswadalammembuat karya kerajinan lampu hias dengan pemanfaatan limbah anorganik yang dihasilkanolehsiswakelas VIII SMP Negeri 2 Baraka Kecamatan Buntu Batu Kabupaten Enrekang dapatdiukurataudiklasifikasikanberdasarkanaspekpenilaian kualitasyaitukesatuan, kerumitan dan kesungguhan.
Kata kunci :senikriyadengan pemanfaatan limbah anorganik
viii
berkatrahmatdanhidayah-Nya, sehinggaskripsi yang berjudul” Pemanfaatan limbah
anorganik dalam membuat karya kerajinan lampu hias padaSiswaKelas VIII SMP
Negeri 2 Baraka Kecamatan Buntu Batu Kabupaten Enrekang” dapatdiselesaikan.
Skripsiinidiajukanuntukmemenuhisalahsatu persyaratan untuk memperoleh
dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar.
Sejakawalhinggaakhirpenyususanskripsiini,
danpikiranuntukmembimbingpenulisdalammenyelesaikanskripsiini.
1. Bapak Dr. H.Abd,Rahman Rahim,SE.,MM Rektor Universitas Muhammadiyah
Makassar.
2. Bapak Dr. Andi Sukri Syamsuri, M.Hum, Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar.
Rupa Universitas Muhammadiyah Makassar.
4. Bapak-bapak dan Ibu-ibu dosen Program Studi Pendidikan Seni Rupa Universitas
Muhammadiyah Makassar yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, atas
segala bimbingan dan ilmu yang diberikan kepada penulis selama di bangku
kuliah.
S.Pd,selaku guru mata pelajaran Seni Budaya yang senantiasa membimbing dan
membantu selama melakukan penelitian, serta siswa kelas VIII atas segala
pengertian dan kerjasamanya.
Mashuda dan Najama Inna A S.Pd dan segenap sepupu-sepupuq tersayang.
7. Sahabat sekaligus saudara saya Rudi Sahrir S.Hut yang selalu memberikan
motivasi dan semangat yang selalu ada di saat suka dan duka yang penulis alami.
8. Teman-temanseperjuangankukelasB 2011, terkhususuntukDamayanti, Asnunigsi,
Isningsi, Chairunnisa, Nurasiah, Hamrianti dansemua 011
atasperhatiandanbantuannyaselamaini.
Terlalu banyak orang yang berjasa dan mempunyai andil kepada penulis
selama menempuh pendidikan di Universitas Muhammadiyah Makassar, sehingga
tidak akan muat bila dicantumkan dan dituturkan semuanya dalam ruang yang terbatas
ini, kepada mereka semua tanpa terkecuali penulis ucapkan terima kasih yang teramat
dalam dan penghargaan yang setinggi-tingginya.
Penulismenyadaribahwadalampenyusunanskripsiinimasihjauhdarisempurna.Ta
k ada ilmu yang memiliki kebenaran mutlak, tak ada kekuatan dan kesempurnaan,
semuanya hanya milik Allah SWT.Olehkarenaitu, penulisberlapang dada
untukmenerimakritikdan saran darisemuapihak demi kesempurnaanskripsiini.
Akhirnya,
penulisberharapsemogaskripsiinidapatbermanfaatkhususnyabagidiripribadidanpembac
apadaumumnya.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR
A. Tinjauan Pustaka ............................................................................. 6
B. VariabeldanDesainPenelitian........................................................... 22
D. SubjekPenelitian.............................................................................. 24
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian................................................................................ 28
Menggunakan Limbah Anorganik .............................................. 29
Anorganik ................................................................................... 39
2 Baraka ...................................................................................... 48
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ..................................................................................... 56
B. Saran ................................................................................................ 57
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 58
4.2. Kriteria Penilaian .................................................................................... 47
2. Kerajina limbah sedok plastik ................................................................... 13
3.Kerajina limbah sendok plastik .................................................................. 14
4.Pemafaatan limbah anorganik .................................................................... 30
8. Proses pengeringan.................................................................................. 33
A. Latar Belakang
Limbah anorganik adalah jenis limbah yang berwujud padat, sangat sulit atau
bahkan tidak bisa untuk diuraikan atau tidak bisa membusuk, limbah anorganik
tidak bisa mengandung unsur karbon, contoh limbah anorganik adalah plastik,
beling, dan baja. Sampah anorganik berasal dari sumber daya alam dan kimia
yang tidak terbaharui. Akumulasi limbah yang merupakan sisa hasil buangan
mempunyai potensi sebagai penyebab polusi. Oleh karena itu, dengan proses daur
ulang limbah anorganik mendapat perhatian khusus dan penanganan yang
maksimal (Notoatmodjo dalam Hasan, 2012 :13 ).
Perubahan perilaku terhadap pengolahan limbah seharusnya sudah mulai
dapat dikondisikan melalui proses pemilahan organik dan anorganik. Hal ini
merupakan perilaku cerdas sebagai peningkatan kualitas hidup manusia.
Partisipasi untuk menerapkan pengetahuan dan keterampilan serta kreativitas
kita sangat dibutuhkan. Kekayaan alam dan budaya Indonesia merupakan modal
munculnya keberagaman produk kerajinan Indonesia.
Limbah anorganik berasal dari sumber daya alam yang tidak dapat di
uraikan dan tidak dapat diperbaharui. Jenis limbah anorganik adalah kaleng, bekas
minuman botol plastik, kaca, tas plastic dan aluminium. Air limbah industri dapat
mengandung berbagai jenis bahan anorganik, zat-zat tersebut adalah:
2
berasal dari kegiatan pertambangan dan industri.
Asam anorganik seperti asam sulfat yang berasal dari industri pengolahan
biji logam dan bahan bakar fosil.
Adapula limbah anorganik yang berasal dari kegiatan rumah tangga seperti
botol plastik, botol kaca, tas plastik, kaleng dan aluminium (Said, 2001)
Inonesia kaya akan dengan sumber alamnya.Sebagai yang kita ketahui
bahwa negara Indonesia merupakan negara yang terdiri dari beribu-ribu pulau
yang ada di dalammya dan mempunyai jumlah penduduk yang sangat
banyak.Banyaknya jumlah penduduk Indonesia maka sampah yang dihasilkanpun
otomatis sangat banyak,kita sebagai warga indonesia yang berpendidikan
memiliki tugas bagaimana cara kita sehingga sampah yang dihasilkan oleh
masyarakat yang ada bisa kita daur ulang,sebagaimana sampah yang bisa didaur
ulang itu sendiri,karena seperti yang kita ketahui sampah sangat bisa saja
membahayakan hidup manusia itu sendiri,apa bila sampah tidak di buang pada
tempatnya dan sampah yang bisa didaur ulang untuk mengurangi jumlah sampah
yang ada di Indonesia.Maka dari itu alasan kenapa saya mengambil judul ini
selain bisa mengurangi jumlah sampah yang ada di Indonesia,karya pun yang
dihasilkan dari pemanfaatan barang bekas yang sedikit lagi menjadi sampah
memiliki nilai jual yang tinggi bagi kehidupan masyarakat,juga dapat memenuhi
kebutuhan hidup sehari-hari sekaligus melestarikan tradisi kesenirupaan suatu
daerah.
3
Limbah adalah bahan / barang sisa atau bekas dari suatu kegiatan atau
proses produksi yang fungsinya sudah berubah dari aslinya, kecuali yang dapat
dimakan oleh manusia atau hewan(KEPTUSAN MENPERINDAG RI NO.
231/MPP/KEP/7/1997 PASAL 1). Limbah atau sampah juga merupakan suatu
bahan yang tidak berarti dan tidak berharga, tetapi kita tidak mengetahui bahwa
limbah juga bisa menjadi sesuatu yang berguna dan bermanfaat jika diproses
secara baik dan benar.Limbah atau sampah juga bisa berarti sesuatu yang tidak
berguna dan dibuang oleh kebanyakan orang ,mereka menganggapnya sebagai
sesuatu yang tidak berguna dan jika dibiarkan terlalu lama maka akan
menyebapkan penyakit padahal dengan pengolahan sampah secara benar maka
bisa menjadikan sampah ini menjadi benda ekonomis.
Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan, maka penulis berkeinginan
untuk meneliti bagaimana“Pemanfaatan Limbah Anorganik Dalam Membuat
Karya Kerajinan Lampu Hias Pada Siswa Kelas VII1 SMPNegeri 2Baraka”
Penelitian ini dilaksanakan dengan maksud memperkenalkan kepada tenaga
pengajar mata pelajaran seni budaya agar cermat dalam memanfaatkan limbah
alam sebagai media berkarya bagi peserta didik.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka yang
menjadi pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
4
menggunakan limbah anorganik pada siswa kelas VIII SMP Negeri 2
Baraka?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan yang ingin dicapai dalam
penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui proses pemanfaatan limbah anorganik dalam
pembuatan karya seni kerajinan lampu hias pada siswa kelas VIII SMP
Negeri 2 Baraka.
limbah anorganik pada siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Baraka.
D. Manfaat Penelitian
Melalui penelitian ini diharapkan adanya manfaat yang dapat dipetik
utamanya bagi pihak yang terkait dengan penelitian ini, diantaranya:
1. Dapat mengetahui proses pemanfaatan limbah sendok plastik dalam
pembuatan karya seni kerajinan lampu hias pada siswa kelas VIII SMP
Negeri 2 Baraka.
2. Dapat mengetahui alat dan bahan dalam pemanfaatan limbah sendok
plastik dalam membuat karya kerajinan lampu hias pada siswa kelas VIII
SMP Negeri 2 Baraka.
Unismuh Makassar.
A. Tinjauan Pustaka
Pada dasarnya tinjauan pustaka dilakukan untuk mengetahui sasaran
penelitian secara teoretis, dan pada bagian ini akan diuraikan landasan teoritis
yang dapat menjadi kerangka acuan dalam melakukan penilitian. Landasan yang
dimaksud ialah teori yang merupakan kajian kepustakaan dari berbagai literatur
yang relevan dengan masalah yang akan diteliti oleh penulis.
1. Pengertian proses
mengapresiasi sebauh karyaseni ilustrasi fashion sehingga menghasilkan sebuah
karya seni . (dalam Mirnawati, 2013:18).
Proses adalah serangkaian langkah sistematis, atau tahapan yang jelas dan
dapat ditempuh berulang kali, untuk mencapai hasil yang diinginkan. Jika
ditempuh, setiap tahapan itu secara konsisten akan mengarah pada hasil yang
diinginkan (Kakilima Subang's Weblog.htm).
produk. Jadi dapat dikatakan proses merupakan sesuatu rangkaian yang dilakukan
oleh manusia untuk membuat sesuatu di mana kegiatan yang satu dengan yang
lainnya saling bersusulan dari awal hingga akhir atau selesai.
6
7
Pemanfaatan berasal dari kata dasar manfaat yang berarti guna, faedah,
laba, untung. Sedangkan pemanfaatan mempunyai arti proses, cara, perbuatan,
memanfaatkan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi ketiga (2003: 992).
Pengertian dari pemanfaatan dalam kamus umum bahasa Indonesia yaitu: hal,
cara, hasil kerja memanfaatkan, membuat sesuatu menjadi berguna, memakai
sesuatu agar bermanfaat. (Bedudu Zain, 1994: 858).
Dijelaskan bahwa pemanfaatan terambil dari kata dasar manfaat yang
artinya guna, faedah. Kemudian mendapatkan imbuhan pe-an yang berarti proses,
cara, perbuatan pemanfaatan. Pemanfaatan dapat pula diartikan suatu cara atau
proses dalam memanfaatkan suatu benda atau objek. Kamus Besar Bahasa
Indonesia Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (Depdikbud), (Balai Pustaka,
2000:711). Oleh sebab itu dari pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa
pemanfaatan adalah sebuah kegiatan atau proses yang dilakukan oleh manusia
yang memiliki nilai guna dan nilai fungsi bagi manusia itu dan linkungannya.
3. Limbah anorganik
Limbah atau sampah yaitu limbah atau kotoran yang dihasilkan karena
pembuangan sampah atau zat kimia dari pabrik-pabrik. Limbah atau sampah juga
merupakan suatu bahan yang tidak berarti dan tidak berharga, namun kita tidak
mengetahui bahwa limbah juga bisa menjadi sesuatu yang berguna dan
bermanfaat jika diproses secara baik dan benar. Limbah atau sampah juga bisa
berarti sesuatu yang tidak berguna dan dibuang oleh kebanyakan orang, mereka
8
menganggapnya sebagai sesuatu yang tidak berguna dan jika dibiarkan terlalu
lama maka akan menyebabkan penyakit padahal dengan pengolahan sampah
secara benar maka bisa menjadikan sampah ini menjadi benda ekonomis. Limbah
adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi, baik industri maupun
domestik (rumah tangga), yang kehadirannya pada saat tertentu tidak dikehendaki
lingkungan karena menurunkan kualitas lingkungan (Deden Abdurrahman)
Sampah anorganik berasal dari sumber daya alam dan kimia yang tidak
terbaharui. Akumulasi limbah yang merupakan sisa hasil buangan mempunyai
potensi sebagai penyebab polusi. Oleh karena itu, dengan proses daur ulang
limbah anorganik mendapat perhatian khusus dan penanganan yang maksimal.
Limbah anorganik yang digunakan sebagai bahan dasar kerajinan dapat dibedakan
menjadi 2 bagian yaitu:
1. Limbah Anorganik Lunak
Limbah terdiri atas kandungan bahan kandungan bahan yang lentur dan
mudah dibentuk dan diolah secara sederhana.Contohnyagelas plastik,sendok
plastik, botol plastik, plastik kemasan, Styrofoam, dan karet ban.Hampir
semua limbah anorganik lunak dapat dimanfaatkan kembali ssebagai produk
kerajinan karena dapat alat yang sederhana.
2. Limbah Anorganik Keras
Limbah terdiri atas kandungan bahan yang kuat dan tidak mudah dihancurkan
dengan alat biasa, melainkan harus menggunakan teknologi tertentu seperti
pemanasan, pembakaran, dan penghancuran.Contohnya pelat-pelat dari
9
.wikipedia.com.pengertian anorganik-jenis-jenis)
Seni kriya adalah karya seni yang dibuat dengan keterampilan tangan
(handskill) dengan meperhatikan aspek fungsional dan nilai seni.Penciptaan karya
seni kriya tidak hanya didasarkan pada aspek fungsional (kebutuhan fisik) saja,
tetapi juga untuk pemenuhan kebutuhan terhadap keindahan (kebutuhan
emosional), (Margono, 2010:33).
Istilah “seni kriya berasal dari bahasa Sansekerta “krya yang berarti
“mengerjakan. Dari kata dasar tersebut kemudian berkembang menjadi kata yang
beragam, mulai dari senikriya serta kerja. Dalam arti khusus kriya adalah
mengerjakan suatu hal untuk menghasilkan sebuah benda atau objek. Namun,
seiring dengan perkembangannya semua hasil suatu pekerjaan termasuk juga
berbagai ragam teknik pembuatannya yang kemudian menghasilkan sebuah benda
seni yang memiliki fungsi tertentu disebut juga dengan “seni kriya.
(Haryono,2002)
Kata “kriya sendiri jika dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia memiliki
arti pekerjaan (kerajinan tangan). Jika dalam bahasa Inggris disebut dengan craft
yang berarti energi atau kekuatan, arti lainnya adalah suatu keterampilan dalam
mengerjakan atau membuat sesuatu. Istilah tersebut diartikan juga sebagai
keterampilan yang sering dikaitkan dengan suatu profesi seperti pengrajin
(craftsworker).
10
Pada kenyataannya seni kriya sering diartikan sebagai seni yang dihasilkan
dengan skill atau keterampilan seseorang yang mana diketahui bahwasanya semua
ekspresi dan kerja seni membutuhkan sebuah keterampilan (skill). Jika merujuk
pada persepsi kesenian yang berawal dari tradisi Jawa, dikenal dengan sebutan
perananya.
Seni kriya adalah cabang seni yang menekankan pada keterampilan tangan
yang tinggi dalam proses pengerjaannya. Seni kriya berasal dari kata “Kr” (bhs.
Sansckerta) yang berarti ‘mengerjakan’, dari akar kata tersebut kemudian menjadi
seni, kriya dan kerja. Dalam arti khusus adalah mengerjakan sesuatu untuk
menghasilkan benda atau objek yang bernilai seni” (Parta: 2009).
Seperti uraian di atas menyiratkan bahwa kriya merupakan cabang seni
yang memiliki muatan estetik, simbolik dan filosofis sehingga menghadirkan seni-
seni yang munomental sepanjang zaman. Praktik kriya pada masa lalu dibedakan
dari kerajinan, kriya berada dalam lingkup istana (kerajaan) pembuatnya diberi
gelar Empu. Sedangkan kerajinan yang berakar dari kata “rajin” berada di luar
lingkungan istana, dilakukan oleh rakyat jelata dan pembuatnya disebut
pengerajin atau pandhe.
Seni kriya adalah cabang seni yang menekankan pada keterampilan tangan
yang tinggi dalam proses pengerjaannya. Seni kriya berasal dari kata “Kr” (bahasa
Sanskerta) yang berarti ‘mengerjakan’, dari akar kata tersebut kemudian menjadi
karya, kriya dan kerja. Dalam arti khusus adalah mengerjakan sesuatu untuk
menghasilkan benda atau objek yang bernilai seni”. (Timbul Haryono: 2002
dalam I Wayan Seriyoga Parta).
11
Sementara menurut I Made Bandem kata “kriya” dalam bahasa indonesia
berarti pekerjaan (ketrampilan tangan). Di dalam bahasa Inggris disebut craft
berarti energi atau kekuatan. Pada kenyataannya bahwa seni kriya sering
dimaksudkan sebagai karya yang dihasilkan karena skill atau ketrampilan
seseorang”. (I Made Bandem, 2002 dalam I Wayan Seriyoga Parta)
Dari uraian ini dapat ditarik satu kata kunci yakni kriya adalah; kerja,
pekerjaan, perbuatan, yang dalam hal ini bisa diartikan sebagai penciptaan karya
seni yang didukung oleh keterampilan (skill) yang tinggi.
Seperti uraian di atas menyiratkan bahwa kriya merupakan cabang seni
yang memiliki muatan estetik, simbolik dan filosofis sehingga menghadirkan
karya-karya yang munomental sepanjang zaman. Praktik kriya pada masa lalu
dibedakan dari kerajinan, kriya berada dalam lingkup istana (kerajaan)
pembuatnya diberi gelar Empu. Sedangkan kerajinan yang berakar dari kata
“rajin” berada di luar lingkungan istana, diperankan oleh rakyat jelata dan
pembuatnya disebut pengrajin atau pandhe.
Dari beberapa pendapat yang telah dibahas sebelumnya menjelaskan
bahwa wujud awal seni kriya lebih ditujukan sebagai seni pakai (terapan). Praktek
seni kriya pada awalnya bertujuan untuk membuat barang-barang fungsional, baik
untuk kepentingan keagamaan dan kebutuhan praktis dalam kehidupan manusia
seperti;perkakas rumah tangga. Contohnya dapat kita saksikan pada artefak-
artefak berupa kapak dan perkakas pada zaman batu serta peninggalan-
peninggalan dari bahan perunggu pada zaman logam berupa; nekara, moko,
candrasa, kapak, bejana, hingga perhiasan seperti; gelang, kalung, dan
12
(suku) serta kegiatan ritual yang bersifat kepercayaan seperti; penghormatan
terhadap arwah nenek moyang.
Adapu alat dan bahan yang digunakan dalam pembuatan karya kerajinan
lampu hias yaitu: sendok plastik, lampu, botol plastik, lem tembak, piloks, kain
planel, kawat dan selang kecil.
Adapun Proses pembuatankarya kerajinan lampu hias yaitu:
a. Penyediaan alat dan bahan
b. Membuat desain pada botol bekas
c. Mnempelkansendok plastik pada media sesuai gambar desain.
Berdasarkan bahan dan media yang digunakan pada pemanfaatan sendok
plastik, ada beberapa contoh bentuk karya seni kriya diantaranya:
Gambar 1 Limbah Sendokl plastik
Sumber: Https://www.google.com
Sumber:Https://www.google.com
14
Sumber:Https://www.google.com
a. seni kriya 2 dimensi
Seni rupa 2 dimensi adalah seni rupa yang hanya memiliki panjang
dan lebar saja. Seni rupa 2 dimensi ini juga hanya bisa dilihat dari satu sudut
pandang saja. Contohnya: Sulaman, bordir, mozaik, kolase, batik, tenun,
relief, dan hiasan dinding.
b. seni kriya 3 dimensi
Seni rupa 3 dimensi adalah seni rupa yang memiliki panjang, lebar,
dan tinggi. Seni rupa 3 dimensi ini juga memiliki volume dan menempati
ruang. Contohnya: keramik, logam, kulit, kayu dan
anyaman.(http://idenide.blogspot.com/2013/09/prinsip-dasar-
berkarya.html).
15
6. Lampu hias
Lampu hias terdiri atas dua kata yaitu lampu dan hias. Menurut Kamus
Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Ys Bichu (2013: 356)lampu adalah alat untuk
menerangi dan pelita . Menurut (Harapan, 2012) Tipe lampu yang umumnya
digunakan dapat dibedakan berdasarkan fungsinya yaitu:
1. Lampu sebagai penerangan utama
Lampu ini merupakan sumber utama penerangan ruangan (selain cahaya
matahari) atau general lighting. Biasanya lampu ini diletakkan langit-langit
ditengah ruang dan memiliki daya cahaya yang cukup besar. Agar penyebaran
cahayanya merata, sumber titik lampu bisa dibagi menjadi beberapa titik terutama
jika ruangannya cukup besar.
2. Lampu sebagai pendukung aktivitas dalam ruang.
Lampu ini contohnya seperti lampu baca atau lampu kerja yang biasanya
diletakkan di atas meja, digantung dilangit-langit, diletakkan di atas lantai
(standing lamp/wood lamps) atau menempel pada dinding. Untuk lampu kerja,
sebaiknya pilih yang memiliki cahaya cukup terang dan sebaiknya arah pancar
cahaya dapat diatur sesuai kebutuhan kerja.
3. Lampu sebagai penghias ruang atau lampu hiasan
Lampu ini fungsinya untuk menghiasi ruangan dan memberikan aksen
sesuai tema rumah yang ingin ditampilkan. Saat ini model-model lampu kerajinan
sudah sangat variatif dengan berbagai ukuran. Untuk lampu hias, pemasangan
16
biasa diletakkan disudut-sudut ruangan menggunakan standing lamp atau di atas
meja sudut sehingga menghasilkan efek cahaya yang menambah kesan warna
pada ruang. Sedangkan untuk kamar tidur, lampu tidur bias diletakkan menempel
pada dinding walaupun kondisi ruangan yang tidak besar namun kebutuhan
terhadap lampu tidur tetap bias terpenuhi.
Hias memiliki arti memperelok diri dengan pakaian atau perhiasan yang
indah-indah, berdandan, bersolek dan berhias.Kamus Besar Bahasa Indonesia
(KBBI) Ys Bichu (2013:219). Selain itu menurut kodratnya manusia adalah
mahluk yang mengenal keindahan manusia dalam usahanya menuju arah
hidupnya yang memiliki dorongan dan keinginan untuk memperindah diri,
memperindah benda-benda yang dimilikinya serta alam sekitarnya. Pertimbangan
estetika atau keindahan inilah yang mendorong manusia untuk menambahkan
sedemikian rupa hiasan-hiasan pada benda-benda yang dibuatnya, misalnya
gambar atau ukiran pada tiang-tiang banguanan, pakaian, perabot rumah tangga,
senjata tradisional dan lain sebagainya. (Bastomi, 2014 : 29)
Dari beberapa pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa lampu hias
adalah sebuah penerangan yang memiliki nilai estetis yang tidak hanya dapat
digunakan sebagai penerangan tetapi juga memiliki unsur keindahan di dalamnya
yang dapat dijadikan sebagai pelengkap di dalam sebuah dekorasi atau hiasan.
7. Kualitas
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia kualitas memiliki arti tingkat
baik buruknya sesuatu, kadar, derajat atau taraf (2015: 351). Sedangkan dalam
ISO 8402 dan SNI (Standar Nasional Indonesia) (2004).Pengertiankualitasadalah
17
keseluruhan ciri dan karakteristik produk atau jasa yang kemampuannya dapat
memuaskan kebutuhan, baik yang dinyatakan secara tegas maupun tersamar.
Istilah kebutuhan diartikan sebagai spesifikasi yang tercantum dalam kontrak
maupun kriteria-kriteria yang harus didefinisikan terlebih dahulu. Oleh sebab itu
pengertian kualitas dapat disimpulkan sebagai, suatu standar yang harus dicapai
oleh seseorang atau kelompok atau lembaga atau organisasi mengenai kualitas
sumber daya manusia,kualitas, cara kerja, proses dan hasil kerja atau produk yang
berupa barang dan jasa.
Menurut Meisar Ashari (1915-1985) dalam Monroe Beardsley. Bentuk
dari sebuah objek estetis adalah jumlah dan seluruh jaringan hubungan diantara
bagian-bagiannya. Jika pengalaman estetis atau perhatian percettual terhadap
seluruh jaringan, maka terdapat seni yang berhasil. Berikut ini beberapa aspek
yang bisa dijadikan ukuran untuk dapat menilai kualitas dan sebuah karya seni
rupa terapan. Aspek-aspek atau ukuran penilaian itu adalah :
1. Kesatuan (unity)
Yang menyatakan bahwa benda estetis ini tersusun secara baik atau
bentuknya sempurnah.
Benda estetis atau karya seni yang bersangkutan tidak sederhana sekali,
melainkan kaya akan isi maupun unsur-unsur yang saling berlawanan ataupun
mengandung perbedaan-perbedaan yang halus.
Suatu benda yang estetis yang baik yang harus mempunyai suatu
kualitas tertentu yang menonjol dan bukan sekedar sesuatu yang
kosong.
berlokasi di Desa Pasui Kecamatan Buntu Batu Kabupaten Enrekang . Kepala
sekolah SMP Negeri 2 Baraka ini yaitu, Drs Syukur, dengan jumlah siswa
saat ini sebanyak 700 siswa.SMP Negeri 2 Baraka ini dibangun pada tahun
1980. Selain dari pernyataan tersebut SMP Negeri 2 Baraka ini dilandasi
dengan ilmu keagamaan dimana sekolah ini berupaya mementingkan
pengamalan Islam berdasarkan Al-Qur’an dan sunnah rasul. Proses
pembelajaran di SMP Negeri 2 Baraka ini terus berupaya agar dapat
mengembangkan dan meningkatkan kualitas sesuai dengan kebutuhan zaman
namun tidak terlepas dari kaida-kaidah islam. Berikut adalah data SMP
Negeri 2 Baraka :
NPSN : 40305797
Tipe : Negeri
Kab : Enrekang
Misi :
b. Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan secara efektif.
c. Mewujudkan keunggulan dalam prestasi akademik dan nonakademik.
d. Membimbing siswa dalam melaksanakan aktivitas keagamaan.
e. Menciptakan lingkungan sekolah yang bersih, sehat dan asri.
f. Menerapkan manajemen berbasis sekolah.
20
B. KeraKerangka Pikir
Dengan melihat beberapa konsep atau teori yang telah diuraikan pada kajian
pustaka, maka dapat dibuat kerangka atau skema yang dapat dijadikan sebagai
acuan konsep berfikir tentangpemanfaatan limbah sendok plastik dalam
pembuatan seni kerajinan lampu hias pada siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Baraka.
Berdasarkan skema yang telah digambarkan di bawah maka dapat diuraikan
hubungan masing-masing bagian antara satu dengan yang lain.Dengan melihat
konsep yang telah disebutkan di atasmaka skema kerangka berpikir dalam
penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:
Siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Baraka
Hasil
Lampu Hias
21
1. Jenis Penelitian
biasanya digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, dimana
peneliti berperan sebagai instrumen kunci. (Sugiyono, 2008 : 15).
Penelitian deskriptif kualitatif ( annehara ,2005 : 5) merupakan bagian dari
penelitian kualitati. Dengan kata lain, penelitian deskriptif kualitatif merupakan
salah satu pendekatan yang digunakan untuk membedah fenomena yang diamati
di lapangan oleh peneliti.Penelitian deskriptif kualitatif yang merupakan metode
penelitian yang menggambarkan teman variabel dilapangan yang tidak
memerlukan skala hipotesis.Jadi, sipatnya hanya mengambarkan dan menjabarkan
temuan dilapangan dalam pembuatan seni kerajinan lampu hias pada siswa kelas
VIII SMP Negri 2 Baraka Kecamatan Buntu Batu Kabupaten Enrekang.
2. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan secara langsung di Kelas VIIISMP Negeri 2
Baraka jalan pendidikan Kecamatan Buntu Batu Kabupaten Enrekang.
21
22
1. Variabel Penelitian
Variabel (Setyosari, 2010 : 108) adalah segala sesuatu yang menjadi objek
pengamatan dalam penelitian. Melihat judul tersebut maka variabel penelitian ini
adalah “Pemanfaatan Limbah Anorganik Dalam Karya Seni Kerajinan lampu hias
Siswa Kelas VIII SMP Negeri 2 Baraka Kecamatan Buntu Batu Kabupaten
Enrekang”. Adapun keadaan variabel - variabel sebagai berikut:
1. Proses pembuatan karyakerajinan lampu hias dengan menggunakan
limbah anorganik.
anorganik.
23
yang disusun sedemikian rupa sehingga peneliti dapat memperoleh jawaban atas
permasalahan-permasalahan penelitian.
dibawah ini:
operasional variabel penelitian adalah sebagai berikut:
Pengumpulan data tentang proses
Pengumpulan data tentang kemampuan membuat seni kerajinan
lampu hias Kesimpulan
1. Proses pembuatan karya kerajinan lampu hias. Yang dimaksud disini
adalah tahapan yang dinilaiberupacarakerja,
baiksehinggaterciptakesan keindahan dalamkaryatersebut.
anorganik. Yang dimaksud disini adalah tahapan yang dinilai adalah
kesatuan, kerumitan, dan kesungguhan.
D. Objek / Subjek Penelitian
Objek penelitian adalah sasaran atau permasalahan yang akan diteliti, adapun
objek dari penelitian ini adalah proses pemanfaatan limbahsendok plastik,
sedangkan subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Baraka
Kecamatan Buntu Batu Kabupaten Enrekang,dengan jumlah siswa 20 orang, 8
orang laki-laki dan 12 orang perempuan.
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini ada dua yaitu teknik pustaka
(Library Research) dan teknik penelitian lapangan (Field Research).
1. Teknik kepustakaan
berupa asumsi atau teori yang ada hubungannya dengan judul.
2. Teknik lapangan
terhadap objek. Dalam penelitian ini, peneliti berharap mendapatkan data
mengenai kemampuan siswa dalam membuat karya kerajinan lampu hias.
2. Tes Praktik
Tes dilakukan dengan maksud untuk memperoleh data tentang kemampuan
peserta didik dalam berkarya seni kriya yaitu membuat lampu hias. Dengan tes,
kemampuan peserta didik dapat diukur. Tes praktik dilakukan dengan mengamati
kegiatan peserta didik dalam membuat karya kerajinan lampu hias. Penilaian
digunakan untuk menilai ketercapaian kompetensi yang menuntut peserta didik
melakukan proses pengolahan alat dan bahan yang digunakan dalam membuat
karya kerajinan lampu hias, hingga menghasilkan karya seni kriya. Adapun
bentuk instrumen yang diberikan adalah peserta didik diminta membuat suatu
karya seni yaitu membuat karya kerajinan lampu hias.
3. Wawancara
tentang pemanfaatan limbah sendok plastik dalam pembuatan seni kerajina lampu
hiaspada siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Baraka Kecamatan Buntu Batu
Kabupaten EnrekangHal-hal yang ditanyakan dalam wawancara tersebut terutama
menyangkut proses pemanfaatan limbah sendok plastik, alat dan bahan
pemanfaatan sendok plastik, faktor penunjang dan penghambat dalam proses
pemanfaatan limbah tutup botol plastik dalam pembuatan seni kerajinan lampu
26
hias pada siswa kelas VIII SMP Negeri Baraka Kecamatan Buntu Batu Kabupaten
Enrekang.
Teknik dokumentasi dapat pula dikatakan sebagai “pemberian atau
pengumpulan bukti-bukti dan keterangan seperti gambar-gambar dan sebagainya”.
(Tim penyusun Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1990 : 211). Teknik ini dilakukan
untuk memperkuat data sebelumnya. Teknik ini digunakan untuk memperoleh
data dan dokumen atau catatan dengan menggunakan kamera foto untuk
pengambilan gambar yang dapat dilakukan sewaktu pembuatan desain yang
sedang berlangsung.
mengolah data secara terpisah dengan teknik sebagai berikut:
1. Proses analisa ini dimulai dengan membaca, mempelajari, dan menelaah
seluruh data dari hasil observasi, wawancara dan dokumentasi kemudian
diperiksa kembali sehingga lengkap dan benar.
2. Kategorisasi data dan membuat rangkuman dari data yang dianggap
penting yang diperoleh melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi.
3. Data tersebut di atas disusun menjadi bagian serta menyusun uraian-
uraian dengan struktur data yang diperoleh.
4. Pemeriksaan kebenaran data, kemudian diadakan penghalusan data dari
responden untuk kemudian diadakan penafsiran.( Setyosari 2010).
27
Tabel 3.2 Kriteria penilaian
Kriteria Indicator Pencapaian Kompetensi
Nilai Kualitatif Nilai Kuantitatif
90-100 Sangat Baik 4 80-89 Baik 3 70-79 Cukup 2 50-69 Kurang 1
No. Indikator Kemampuan
Kurang
Pada bagian ini dimaksudkan untuk menguraikan secara objektif tentang
proses pembuatan karya kerajinan lampu hias dengan menggunakan limbah
anorganik pada peserta didik atau penelitian yang diperoleh di lapangan melalui
prosedur yang digunakan dalam penelitian ini.Penelitian ini menggunakan data
kualitatif yaitu data yang telah diolah dan disajikan dalam bentuk deskriptif,
sesuai dengan indikator dalam fokus penelitian.Dalam Bab II pada sub
“TinjauanPustaka” sudah di sebutkanbeberapapengertianproses, danaspek yang
dinilaidalamberkaryaseni kriya
Sebagaibahanpedomanuntukmengukurkualitassiswayang menjadiobjekpenelitian.
kerajinandengan menggunakan limbah anorganik pada siswa kelas VIII SMP
Negeri 2 Baraka Kecamatan Buntu Batu Kabupaten Enrekang, dalam penelitian
ini penulis mencoba menguraikan tentang kegiatan pembelajaran seni budaya di
kelas VIII SMP Negeri 2 Baraka Kecamatan Buntu Batu Kabupaten Enrekang.
Proses pembelajaran seni kriyadengan menggunakan limbah anorganik
ini bertujuan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk memberikan
dan mengekspresikan diri sesuai kebutuhan bakat dan minat peserta didik..
Limbah anorganik bisa didapat dengan mudah, karena limbah anorganik
itu sendiri berada disekeliling kita, misalnya didapat dari sampah rumah tangga,
28
29
bekas acara pengantin dan lain-lain. Selain mudah didapat menggunakan limbah
anorganik dalam membuat karya kerajinan cukup efektif dan efisien.
1. ProsesPembuatanKaryaKerajinan Lampu Hias denganMenggunakanLimbah Anorganik
Hasil karya seni merupakan kebutuhan manusia yang sangat penting, di
samping memiliki nilai estetis karya seni juga sangat bermanfaat. Kata pembuatan
sendiri dapat diartikan sebagai suatu cara, perbuatan atau proses yang dilakukan
untuk menghasilkan sesuatu yang berguna. Dalam pembelajaran seni budaya
terkhusus pada penciptaan karya seni rupa terapan begitu banyak cara yang dapat
dilakukan oleh siswa untuk meyalurkan ide dan gagasannya baik dalam
penggunaan bahan atau teknik yang digunakan, salah satunya adalah
memanfaatkan limbah anorganik menjadi lampu hias yang unik dan menarik.
Pemanfaatan limbah anorganik dalam membuat karya kerajinan lampu hias
adalah salah satu cara untuk menghasilkan karya seni terapan yang memiliki nilai
seni tersendiri seperti yang dihasilkan oleh siswa kelas VIII Negeri 2Baraka
Kecamatan Buntu Batu Kabupaten Enrekang.Limbah anorganik dalam hal ini
limbah sendok plastikmerupakan limbah anorganik yang bias di daur ulang yang
akan diolah menjadi sesuatu yang berbeda. Selain pemanfaatan limbah sendok
plastik yang menjadi media utama dalam pembuatan lampu hias,
terdapatbeberapabahan dan alat lain yang dimanfaatkan untuk melengkapi proses
pembuatan lampu hias dari pemanfaatan limbah anorganik. Seperti penggunaan
kain flanel,botol aqua, lem, lampu dan beberapa alat pendukung lainya.
30
Dalam memanfaatkan limbah anorganik untuk menghasilkan suatu lampu
hias yang menarik dan artistik ada beberapa proses serta tahapan penting yang
harus dilaksanakan yaitu:
Menyiapkan bahan dan peralatan merupakan tahap awal sebelum memulai
membuat lampu hias dari limbah anorganik yaitu suatu proses menyediakan bahan
dan alat yang sesuai, dengan benang obras sebagai media utama serta bahan dan
alat pendukung lainnya yang terdiri atas botol aqua,sendok plastic,lem lilin,kabel
set,fitting lampu, bohlam lampu 5 watt, kain flanel,piloks,kabel,botol aqua
digunakan sebagai tempat melengketnya sendok plastik,fitting lampu digunakan
sebagai tempat duduk lampu, dan kuntin digunakan sebagai alat memotong dan
membentuk bahan.
1. Tempat dan colokan lampu
Tempat lampu digunakan untuk menempatkan lampu pada lampu hias dan colokan lampu digunakan untuk mendapatkan aliran listrik.
2. Kabel, gunting, pisau dan tembakan lem lilin
Kabel sebagai penghubung antara lampu dan colokan, gunting digunakan untuk menggunting sendok plastik dan bahan lainnya, pisau digunakan untuk
melubangi bagian bawa botol agua, tembakan lilin sebagai tempat lem lilin yang digunakan sebagai alat untuk melengketkan sendok plastik ke botol aqua.
3. Lem lilin
Lem lilin digunakan untuk merekatkan bahan satu dengan bahan lainnya
32
4. Lampu dan botol aqua
Botol aqua sebagai tempat untuk membuat pola atau bentuk dalam membuat lampu hias, dan lampu sebagai alat penerang pada lampu hias.
5. Sendok plastik
Sendok plastik digunakan sebagai bahan utama dalam membuat karya kerajinan lampu hias.
6. Kain flanel
Kain flanel digunakan sebagai bahan pendukung dalam membuas hiasan pada lampu hias.
Gambar 7. Bahan dan Alat pembuatan lampu hias limbah anorganik Sumber: (Foto Kurnia: November 2016)
33
Tahapan ini merupakan proses yang telah memasuki tahap pengerjaan,
setelah semua bahan dan alat telah tersedia maka selanjutnya siswa mengawali
dengan memberikan lem pada permukaan sendok plastik yang sudah dipotong
bagian bawanya, seluruh permukaan sendok plastik dilumuri lem dan kemudian
sendok plastik yang sudah dikasi lem tersebut ditempelkan pada botol aqua,
begitu setelusnya sampai botol aqua tersebut sudah tidak terlihat lagi karena
dibalut oleh sendok plastik yang sudah ditempel pada botol aqua tersebut, serta
yang terakhir adalah tahap pengeringan. Sendok plastik yang sudah melengket
dengan baik di botol aqua di keringkan sampai benar-benar kering
1.Proses pemberian lem
2. Proses pengeringan
34
Proses ini dilaksanakan setelah semua sendok plastik di tempelkan pada
botol aquayang telah berbentuk seperti pola yang diinginkan, ditandai dengan
tidak adanya permukaan botol aqua yang terlihat karena semua bangian
permukaan botol aqua tersebut di tutupi oleh sendok plastik yang ditempelkan
pada permukaan botol aqua itu. Pemberian warna pada karya ini dengan cara
sendok plastik yang sudah di tempelkan pada botol aqua dengan menggunakan
piloks dengan cara piloks tersebut disemprotkan pada permukaan semua sendok
plastik yang sudah ditempelkan pada botol aqua secara menyeluruh dan rata,
hanya bagian sendok plastik yang terlihat saja yang diberikan warna.
Setelahitubaru masuk ke tahap pemberian warna sesuai yang diinginkan sehingga
menampah nilai estetis pada lampu hias dari bahan limbah anorganik tersebut
selain itu juga pemberian warna pada lampu hias ini selain menampah nilai estetis
juga supaya orang melihatnya memiliki rasa ketertarikan dengan lampu hias dari
pemanfaatan limbah anorganik ini sehingga mereka termotivasi dalam membuat
karya kerajinan dari limbah anorganik ini.
Gambar 9. Proses pewarnaan. Sumber: (Foto Kurnia: November 2016)
35
Lampu hias dari limbah anorganik, akan terlihat kurangmenarik tanpa
tambahan aksen yang dapat meningkatkan nilai estetis atau keindahan dari lampu
hias itu sendiri,oleh sebab itu dibutuhkan suatu bahan yang dapat memperindah
tampilan lampu hias tersebut. Salah satu bahan yang dapat digunakan adalah kain
flanel.dimana kain flanel dapat digunakan untuk menciptkan desain atau pola
daun yang unik sesuai dengan ketertarikan siswa misalnya bentuk-bentuk daun
apa saja yang disukai oleh siswa tersebut.dimana desain daun akan dibentuk dan
digambar di atas kain flanel, setelah pola daun sudah selesai digambar pada kain
flanel, daun terebut digunting mengikuti pola yang ada. Kemudian apabila daun
yang dari kain flanel tersebut slesai digunting ,baru masuk ke tahap pemasangan
hiasan daun pada lampu hias yang sudah jadi dengan cara daun tersebut
ditempelkan pada bagian bawa botol aqua yang sudah ditempelkn sendok plastik
dalam hal ini karya lampu hias.
1.Pembuantan daun
36
Gambar 10. Membuatan sekaligus pemasangan daun Sumber: (Foto Kurnia: Februari 2016)
e) Proses pemasangan lampu dan kabel
Pada tahap ini siswa mulai merancang dan meraigkai kabel yang akan
digunakan pada lampu hias dari pemanfaatan limbahanorganik.Pada tahap ini
siswa diharapkan berhati-hati dalammerangkai kabel yag akan digunakan pada
lampu hias tersebut, harus dilakukan oleh siswa yang sudah berpengalaman dalam
proses merangkai kabel supaya tidak terjadi kesalahan yang dapat berakibat patal
bagi siswa yang merangkai kabel tersebut. Tempat lampu yang sudah tersedia
disambungkan kekabel yang sudah ada, setelah itu tempat lampu tersebut
dimasukkan ke dalam lampu hias dengan cara dimasukkan dengan cara lewat
bagian atas lampu hias trus, kemudian kabelx ditarik dari bagian bawa lampu hias,
setalah itu kabel baru dipasangkan colokan lampu.
37
Gambar11.Proses pemasangan lampu dan kabel. Sumber: (Foto Kurnia: November 2016)
f) Pemasangan tempat duduk serta finishing
Lampu hias dari pemanfaatan limbah anorganik dalam hal ini
menggunakan sendok plastik yang telah dibuat sesuai dengan bentuk yang
diinginkan sehingga terlihat cantik dan unik akan hanya menjadi hiasan atau
pajangan yang tidak memiliki fungsi pakai jika tidak dilengkapi dengan dudukan
lampu. Dalam mengembalikan fungsi atau tujuan awal pembuatannya yaitu
sebagai lampu hias yang dapat digunakan maka harus dibuat sebuah tempat
38
pemasangan lampu pada bagian bawa botol aqua, selain itu dudukan lampu juga
dapat memberikan kesan proporsional pada bagian bawa botol aqua yang
berbentuk bulat dikarenakan botol aqua akan susah mendapatkan keseimbangan
jika ditempatkan pada tempat tertentu, oleh sebab itu dibuat dudukan lampu
sebagai dasar untuk memudahkan penempatan lampu hias jika ingin di tempatkan
dimana saja. Pemasangan tempat lampu pada karya lampu ini terdiri atas dua cara
yaitu memasang tempat lampu asli yang memang sudah ada dibeli dengan cara
ngan melubangi bagian bawa botol aqua atau lampu hias dengan menggunakan
pisau atau kunting, setelah itu tempat duduk lampu dipasang pada lampu hias
dengan cara dilem bagian pinggir tempat lampu itu. Yang kedua dengan
menggunakan tutup toples dengan cara melubangi bagian atas tutup toples
tersebut dengan menggunakan pisau, setelah itu kabel yang sudah ada dibagian
bawa botol aqua dimasukkan kedalam lubang tutup toples tersebut, setelah itu
tutup toples tersebut dilem bagian atasnya supaya bisa melengket pada bagian
bawa botol aqua atau lampu hias. Setelah semuanya selesai dipasang maka jadilah
karya lampu hias dari pemanfaatan limbah anorganik.
1. Pemasangan tempat duduk
39
2.Finishing
2. Kualitas Lampu Hias dengan Menggunakan Limbah Anorganik
Manusia telah diciptakan dengan kelengkapan lima panca indera yang
membuat manusia mampu menelaah dan menerjemahkan nilai-nilai yangada.
Salah satu nilai dan bahasa yang mampu diterjemahkan oleh lima panca indera
kita adalah keindahan (estetika), jadi secara tidak lansung ketika kita ingin
menciptakan suatu karya seni, nilai keindahan (estetika) menjadi salah satu
patokan dan pertimbangan utama. Berdasarkan hal tersebut lahirlah kata
apresiasi.Apresiasi sendiri dapat disimpulkan sebagai sebuah penilaian terhadap
kualitas karya seni dengan sisi keindahan sebagai unsur penilaian utamanya.
Namun sebuah penilaian tidak hanya dapat diukur dari sisi kualitas keindahanya
40
saja tapi juga dapat dinilai dari beberapa aspek penunjang lainnya. Kualitas
sendiri merupakan sebuah ukuran akan tingkat baik buruknya sesuatu atau dengan
kata lain dapat diartikan sebagai taraf atau kadar dalam sebuah penilaian.
Di dalam pembuatan lampu hias ini, limbah anorganik dalam hal ini
sendok plastikmemiliki tingkat kualitas yang lebih baik dibandingkan dengan
limbah anorganik lainnya pada umumnya,Pemanfaatan limbah anorganik dalam
hal ini sendok plastik bukan hanya bisa dibuat lampu hias tetapi berbagai macam
bentuk karya kerajinan lainnya. Peneliti sendiri tertarik untuk mengaplikasikan
proses pembuatan lampu hias dengan menggunakan limbah anorganikpada siswa
di kelas VIIINegeri 2Baraka Kecamatan Buntu Batu Kabupaten Enrekang, dengan
bahan sendok plastiksebagai bahan dasar, dikarenakan memiliki tekstur halus dan
tipis sehingga cahaya yang dhasilkan bisa terpantul dan cerah. Penilaian akan
kualitas lampu hias limbah anorganik ini pun akan dipaparkan dalam bentuk
penjabaran angka-angka yang berpatokan pada penilaian yang telah mereka
dapatkan berdasarkan indikator pencapaian kompetensi yang terdiri atas kesatuan,
kerumitan dan kesungguhan. Untuk mengetahui proses pembuatan lampu hias
dengan menggunakan limbah anorganik yang terjadi di kelas VIIISMP Negeri2
Baraka Kecamtan Buntu Batu Kabupaten Enrekang berdasakan aspek-aspek
penilaian kualitas penjelasannya dapat dipaparkan sebagai berikut:
a. Kesatuan (Unity)
Berdasarkan hasil dari proses pembelajaran yang dilaksanakan pada
siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Baraka Kecamatan Buntu Batu Kabupaten
41
Enrekang dapat dinyatakan tingkat kesatuan yang dimiliki siswa dalam berkarya
sudah dapat dinyatakan berhasil, hal ini dapat terlihat dari apa yang dituangkan ke
dalam karya. Dimana siswa mampu membuat karya yang unik berdasarkan ide
dan gagasan yang dikembangkan dari beberapa objek yang dipilih berdasarkan
referensi yang diperoleh begitu pun warna-warna yang dituangkan berdasarkan
imajnasi tersendiri, kemudian dipadukan untuk menghasilkan objek baru
sehingga masing-masing kelompok siswa memiliki karya yang berbeda dengan
kelompok siswa lainnya. Dilihat dari karya seni terapan yang dihasilkan oleh
siswa secara keseluruhan berdasarkan kesatuan sekitar 86% siswa kelas VIII
SMPNegeri 2 Baraka Kecamatan Buntu Batu Kabupaten Enrekang sudah
memiliki tingkat kesatuan yang baik dalam berkarya dan 14% diantaranya tingkat
kesatuan yang dimiliki berada pada kisaran nilai-nilai standar.
(a) (b) Gambar 14. Hasil karya kerajian siswa SMP Negeri 2 Baraka dengan tingkat
kesatuandengan nilai: (a) baik (b) cukup baik
Sumber: (Foto Kurnia: November 2016)
42
Dengan melihatdan mengamati hasil karya dari siswa kelas VIII SMP
Negeri 2 Baraka Kecamatan Buntu Batu Kabupaten Enrekangsecara keseluruhan
dapat disimpulkan bahawa sudah memiliki kemampuan untuk menghasilkan karya
dengan kerumitan yang dengan cukup baik, dimana 76% siswa kelas VIII SMP
Negeri 2 Baraka Kecamatan Buntu Batu Kabupaten Enrekang sudah mampu
menghasilkan karya yang selaras dan proporsional baik itu dari segi keselarasan
bentuk dan warna dan proporsional karya yang dihasilkan. Dan 24% diantaranya
masih mengalami sedikit kesulitan untuk menentukan bentuk yang proporsional
dan keselarasan baik itu dari segi keselarasan warna yang dituangkan pada objek
maupun pada keselarasan bentuk sehingga penilaian kwalitas karya dari aspek
kerumitan masih dikategorikan cukup atau berada pada kisaran nilai standar.
(a) (b)
Gambar 14. karya siswa yang memiliki tingkat kerumitan dengan nilai: (a) baik (b) cukup baik
Sumber: (Foto Kurnia: November 2016
43
keberhasilan aspek kesungguhan, karya yang dihasilkan oleh siswa kelas VIII
SMP Negeri 2 Baraka Kecamatan Buntu Batu Kabupaten Enrekang menghasilkan
persentase yang sangat baik yaitu 95% siswa sudah memiliki tingkat kualitas
yang baik dari aspek ini, dan 5% diantaranya masih berada pada kisaran nilai
dibawah rata-rata indikator pencapaian nilai pada aspek kecemerlangan suatu
karya.
(a) (b)
Gambar 15. karya siswa yang memiliki tingkat kesungguhan dengan nilai: (a) baik (b) cukup baik
Sumber: (Foto Kurnia : November 2016)
Selain hasil aspek penilaian kualitas yang telah dilaksanakan oleh siswa
kelas VIII SMP Negeri 2 Baraka Kecamatan Buntu Batu Kabupaten Enrekang,
hasil penilaian akan kualitas karya seni rupa terapan dengan memanfaatkanlimbah
44
sebagai berikut:
Tabel 1.3 Penilaian kualitas pembuatan lampu hias pada siswa kelas VIII SMP Negeri 2Baraka Kecamatan Buntu Batu Kabupaten
Enrekang oleh peneliti.
No Nama Siswa/Hasil
Rata-
rata
1 Kelompok 1
1. Adam zaldi 2. Ade Gustiono 3. Fatmawati 4. Indra Ramadhan
95 95 95 95 Sangat Baik
2 Kelompok 2
89 89 90 89 Baik
45
3 Kelompok 3
1. Muh. Akbar 2. Kamelia 3. Lilis Anriani 4. Sulfi Safitri
80 80 80 80 Baik
4 Kelompok 4
Oktavia 3. Surisna 4. Yulfa
75 75 80 76 Cukup
5 Kelompok 5
1. Muh. Faisal 2. Nur Hafsa 3. Subran 4. Silfa Nour
90 90 95 91 Sangat Baik
46
6 Kelompok 6
1.Laila Nurun Nisa 2. Putr Atika Nur 3. Sulitiawati 4.Juharman 5.Nur Atiqa Amelia
80 80 80 80 Baik
Berdasarkan penilaian kualitas diatas maka persentasi kualitas yang dihasilkan
adalah sebagai berikut:
1.Pada aspek kesatuan menunjukkan pada kategori sangat baik ada 8 orang siswa
(32%), pada kategori baik ada 13 orang siswa (52%), pada kategori cukup ada 4
orang siswa (16%).
2.Pada kategori sangat baik ada 8 orang siswa (32%), pada kategori baik ada 13
orang siswa (52%), pada kategori cukup ada 4 orang siswa (16%)
3.Pada aspek kesungguhan kategori sangat baik ada 12 orang siswa, pada kategori
baik ada 13 orang siswa (52%).
Rata-rata siswa dengan jumlah 25 orang hanya sebagian saja yang
memiliki kemampuan membuat karya seni rupa tiga dimensi (kriya) dan kualitas
siswa dalam membuat karya kerajinan lampu hias dengan menggunakan limbah
anorganik sudah terbilang baik, dan terdapat pula yang terbilang cukup, dalam hal
47
ini kendalanya adalah kurangnya kreativitas siswa, dan tidak terlalu memahami
teori tentang membuat karya seni rupa tiga dimensi, siswa juga belum pernah
belajar membuat seni kriya seni rupa tiga dimensi . Hal ini menunjukkan adanya
siswa yang tidak tahu dalam membuat karya seni rupa tiga dimensi, penggunaan
alat dan bahan dan sebagainya, disebabkan karena kurangnya minat dan
kreativitas siswa dalam berkarya tiga dimensi serta kurangnya pengetahuan siswa
tentang dasar-dasar seni yang benar.
Tabel 1.4 Keterangan Gambar:
Kriteria Indicator Pencapaian Kompetensi
Nilai Kualitatif Nilai Kuantitatif
90-100 Sangat Baik 4 80-89 Baik 3 70-79 Cukup 2 50-69 Kurang 1
B. Pembahasan
Pada bagian ini peneliti menguraikan hasil penelitian yang telah dilakukan di
lapangan dengan mengaitkan teori-teori yang telah dikemukakan terlebih
dahulu berdasarkan kenyataan yang dihadapi atau ditemukan peneliti. Ada tiga
hal pokok yang akan dibahas yaitu proses pembuatan karya kerajinan lampu
hias dengan menggunakan limbah anorganik, kualitas lampu hias.
48
1. ProsesPembuatan Karya Kerajinan Lampu HiasdenganMenggunakan Limbah Anorganik Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 2 Baraka Kecamatan Buntu Batu Kabupaten Enrekang
Proses pembuatan lampu hias pada siswa di kelas VIII SMA Negeri
2Baraka, siswa diarahkan untuk lebih memahami alat dan bahan yang perlu
digunakan terutama penggunaan limbah anorganik dalam hal ini sendok plastik
sebagai media utama. Untuk mendapatkan hasil yang maksimal dan mengurangi
tingkat kesalahan yang terjadi, proses pembuatan lampu hias harus sesuai dengan
ketentuan dan tahapan yang tepat. Ada beberapa hal yang telah di jalankan oleh
siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Baraka Kecamatan Buntu Batu Kabupaten
Enrekanguntuk menghasilkan lampu hias dari limbah anorganik yang menarik dan
unik antara lain sebagai berikut:
a) Menyiapkan alat dan bahan
Siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Baraka Kecamatan Buntu Batu Kabupaten
Enrekang di dalam proses pembuatan lampu hias dengan memanfaatkan limbah
anorganik dalam hal ini sendok plastik sebagai media utama, telah menyiapkan
bahan dan alat yang diperlukan untuk memudahkan dalam proses penciptaan
karya seni dari limbah anorganik. Bahan dan alat yang digunakan tidak hanya
terdiri dari sendok plastik tapi juga memerlukan bahan dan alat pendukung
lainnya. Seperti ketersediaan botol aqua, kain flannel, lem tembak, kabel set,
Fitting Lampu, bohlam lampu 5 watt, tutup toples fitting sebagai tempat duduk ,
gunting, pisau, obeng, serta piloks yangdigunakan untuk pewarna pada sendok
plastik tersebut.
49
Selain itupemilihan warna pada sendok plastik oleh siswa di kelas VIII
SMP Negeri 2Baraka Kecamatan Buntu Batu Kabupaten Enrekang disesuaikan
dengan warna bentuk bunga yang akan mereka buat, dan pemilihan kain flannel
yang dijadikan sebagai bagian pelengkap untuk memperindah tempelan sendok
plastik , juga disesuaikan dengan warna bentuk bunga yang ciptakan, walaupun
terkadang ada siswa yang mencoba membentuk karakter yang kurang jelas tanpa
berpatokan pada karakter bunga yang telah ada atau berusaha menciptakan kreasi
sesuai dengan imajinasi mereka, tapi tetap memiliki nilai keindahannya sendiri.
b) Proseslem dan pengeringan
Di tahap ini siswa kelas VIII SMP Negeri 2Baraka Kecamatan Buntu Batu
Kabupaten Enrekang telah memasuki tahap pengerjaan dimana tahapan ini
merupakan tahapan utama untuk menentukan kualitas atau hasil dari pembuatan
lampu hias dari limbah anorganik. Proses awal adalah tahap pemberian lem dan
permukaan sendok plastik, tahapan ini dimulai dengan siswa kelas VIII membuat
cetakan lampu hias dengan menggunakan media botol Aqua.
Setelah sendok plastik telah terlumuri oleh lem secara sempurna fase
selanjutnya adalah proses penempelan tetapi tahapan ini tidak dapat dikerjakan
secara sendiri melainkan harus memerlukan bantuan orang lain oleh sebab itu
proses ini dikerjakan oleh 2 orang siswa secara bergantian, karena memerlukan
waktu lama dan cukup menguras tenaga sampai permukaan botol aqua benar-
benar tertutupi secara menyeluruh dengan sendok plastik.
50
adalah pengeringan. Proses ini dapat dilakukan dengan mendiamkan botol aqua
yang telah tertutupi dengan potongan sendok plastik disaat proses
pengeringan,botol aqua yang tertutupi potongan sendok plastik dikeringkan secara
manual dengan diletakkan di dalam ruang kelas. Walaupun memerlukan waktu
yang cukup lama dalam proses pengeringan seperti ini dikarenakan sendok plastik
yang ditempelkan pada botol aqua tidak mendapatkan cahaya matahari secara
lansung dan hanya dikeringkan yang dara manual dengan udara di dalam kelas,
tapi hal ini lebih efektif untuk menghindari resiko, hal inilah yang dilakukan
siswa kelas VIII SMP Negeri 2Baraka dengan memperhatikan beberapa kali
proses pengeringan yang telah gagal maka proses pengeringan seperti ini diangap
lebih efektif oleh siswa.
Sesuai dengan namanya ‘lampu hias limbah anorganik’ sudah pasti akan
diberikan warna supaya tampilannya lebih indah dan menarik,Setelah semua
permukaan botol aqua tertutupi oleh potongan sendok plastik dan sudah berbentuk
sesuai dengan pola yang diinginkan maka sudah bisa diberikan warna.Pemberian
warna pada lampu hias yang dilakukan oleh siswa kelas VIII SMP Negeri 2
Baraka Kecamatan Buntu Batu Kabupaten Enrekang sesuai yang diinginkan.
TahapanPemberian warna ini merupakan tahapan yang dikerjakan oleh
siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Baraka Kecamatan Buntu Batu Kabupaten
Enrekangpada lampu hias tersebut harus benar-benar rata dan semua permukaan
sendok plastik tersebut dipastikan sudah diberi warna secarah menyeluruh dan
51
tidak ada lagi bagian sendok plastik tersebut yang tidak memiliki warna atau
berwarna.
Setelah proses pewarnaan selesai dilakukan. Siswa kelas VIII SMP Negeri
2 Baraka Kecamatan Buntu Batu Kabupaten Enrekang mengunting kain flannel
yang telah memiliki pola dengan mengikuti ukuran pola yang telah ada dimana
pola yang sebelumnya telah diggambar tidak boleh lebih besar dibandingkan
dengan lampu hias tersebut. Setelah tahapan penguntingan pola daun pada kain
flanel dan jumlah daun tersebut sudah cukup, siswa mulai memasang dain tersebut
dengan cara menempelkan daun tersebut pada bagian bawa lampu hias atau botol
aqua yang sudah ada sesuai dengan urutan penempelan yang tepat dan sesuai
dengan pola lampu hias yang ada.
e) Pemasangan tempat duduk serta finisthing
Siswa kelas VIII SMP Negeri 2Baraka Kecamatan Buntu Batu Kabupaten
Enrekangdi dalam membuat dudukan lampu lebih memilih hal praktis yaitu
dengan membeli kabel set yang sudah tersedia bersama tempat pemasangan lampu
yang dapat segera digunakan. Siswa berangapan hal ini lebih praktis dan tidak
telalu lama dibandingkan harus membuat sendiri dudukan lampu baik dari kayu
atau bahan yang lain tetapi ada juga sebagian siswa yang memilih tutup toples
sebagai tempat duduk dikarenakan bahanya mudah ditemukan, setelah semua
proses yang telah dilewati oleh siswa kelas VIII SMP Negeri 2Baraka Kecamatan
Buntu Batu Kabupaten Enrekang maka proses yang terakhir adalah finishing dan
52
lampu hias dari limbah anorganik dalam hal ini sendok plastik sudah siap
digunakan.
2. Kualitas Lampu Hias dengan Mengguanakan Limbah Anorganik pada Siswa KelasVIII SMP Negeri 2 Baraka Kecamatan Buntu Batu Kabupaten Enrekang
Kualitas lampu hias benang obras pada siswa kelas VIII SMP Negeri
2Baraka Kecamatan Buntu Batu Kabupaten Enrekang dapat di ukur dan
diklasifikasikan dalam beberapa aspek penilaian kualitas,yaitu terdiri atas
penilaian aspek kesatuan, kerumitan dan kesungguhan. Berdasarkan kriteria
penilaian kualitas tersebut dapat diuraikan ketercapaian kompetensi selama
kesungguhan dalam proses pembelajaran yang telah berlansung serta akan
didapatkan kesimpulan tentang tingkat baik buruknya hasil dari pemanfaatan
limbah anorganik dalam membuat karya kerajina lampu hias yang dihasilkan oleh
siswa di kelas VIIISMP Negeri 2Baraka Kecamatan Buntu Batu Kabupaten
Enrekang dengan hasil pemaparan sebagai berikut:
a. Kesatuan (unity)
siswa memiliki tingkat pencapaian yang berbeda-beda, dimana kelompok siswa
yang memiliki tingkatan nilai sangat baik dipengaruhi karena aspek penguasaan
bahan dan penggunaan teknik yang baik. Dimana, dalam proses menerapkan atau
pemilihan warna dapat disesuaikan berdasarkan objek yang telah dibuat serta
mampu memadukan beberapa objek serta warna-warna tertentu sehingga terlihat
53
lebih sesuai baik itu dalam memadukan warna dan objek-objek yang telah
ditentukan berdasarkan ide dan gagasannya masing-masing. Hal ini dapat dilihat
dari hasil karya yang telah diciptakan. Dimana dari 25 siswa, yang di bagi menjadi
6 kelompok, dimana 2 kelompok mampu mencapai hasil yang memuaskan
bahkan memliki nilai dari 90-100% dansiswa mampu mencapai nilai mendekati
sempurna yaitu Adam Zaldi, Ade guestiono, Fatmawati dan Indra ramadhani yang
rata-rata nilainya dari indikator pencapaian tertinggi 100% mampu menghasilkan
95% dari nilai sempurna.
Selain itu 1 kelompok yang terdiri dari 4 siswa dari keseluruhan jumlah
siswa mendapatkan persentese tingkat pencapaian kompetensi antara 70-79% dari
pencapaian nilai tertinggi dengan nilai kualitatif relatif standar berdasarkan nilai
rata-rata aspek kesatuan yang dicapai, diperoleh Muh Rafli, Nuraminah Oktavia,
Surisna dan Yulfa. Hal tersebut didasari karena penguasaan bahan dan teknik
belum dapat diaplikasikan sepenuhnya dengan benar atau tidak sesuai dengan
langkah-langkah yang tepat.
b. Kerumitan (Complexity)
Pada indikator pencapaian tingkat kerumitan suatu karya, selain dari
aspek penguasaan bahan dan penggunaan teknik, yang juga menjadi hal utama
yang perlu diperhatikan yaitu pada aspek penentuan gagasan. Dalam proses
menciptakan suatu karya aspek penentuan gagasan akan mempengaruhi tingkat
kerumitan suatu karya, karena baik buruknya suatu gagasan yang telah ditentukan
akan bepengaruh besar pada objek yang dituangkan ke dalam karya. Sama halnya
dalam penerapan bahan, ketika dalam proses berkarya seoang pekerja seni
54
menerapkan bahan dengan perhitungan yang baik dan matang maka akan
menghasilkan karya yang lebih berkualitas, baik itu dari segi kerapian maupun
dari segi lainnya sehingga dapat menghasilkan karya yang lebih bagus.
Berdasarkan penilaian dari segi tingkat kerumitan suatu karya, hasil
karya yang dihasilkan oleh siswa kelas VIII SMP 2 Baraka Kecamatan Buntu
Batu Kabupaten Enrekang tergolong sangat baik, dari 25 siswa ada 21 yang dibagi
menjadi 6 kelompok, 2 kelompok yang mendapat nilai 90-100, 3 kelompok yang
mendapat nilai dari 80-89 dan 1 kelompok yang mendapat nilai dari 70-79. Hal ini
membuktikan bahwa untuk menghasilkan seni terapan yang baik dan berkualitas,
terutama dari segi kesulitannya suatu karya terutama karya seni rupa terapan ,
tidak harus menggunakan bahan-bahan yang pada umumnya sering digunakan.
Namun juga dapat menggunakan bahan-bahan lain seperti toples dan cat.
c. Kesungguhan (intensity)
kesungguhan, yang paling ditekankan yaitu pada proses penguasaan bahan,
terutama dalam proses pemilihan dan penerapan warna pada objek yang telah
dibuat dalam bentuk sketsa. Selain dalam penggunaan warna, penggunaan teknik
juga sangat berpengaruh untuk memperoleh tingkat kesungguhan suatu karya,
dengan menggunakan teknik yang baik juga akan menghasilkan karya yang baik
ssmempengaruhi dua aspek penilaian kualitas sebelumnya karena ketika tingkat
kesungguhan suatu karya berhasil, tingkat kesatuandan kerumitan karya juga akan
berpengaruh.
55
Dengan melihat serta mengamati hasil karya yang diciptakan oleh siswa
kelas VIII SMP Negeri 2 Baraka Kecamatan Buntu Batu Kabupaten Enrekang,
secara keseluruhan sudah dapat dinyatakan memiliki tingkat kualitas yang baik
berhasil karena sebagian besar sudah cukup tau dan pintar dalam membuat karya
kerajinan lampu hias dari limbah karena dari 6 kelompok yang terdiri dari 25
siswa 3 kelompok yang mendapat nilai 90-100 dan 2 kelompok mendapat nilai
80-89, walaupun ada sebagian kecil siswa yang belum cukup tau dalam membuat
karya kerajinan lampu hias dari limbah anorganik tersebut.Hal ini disebapkan
karena kurangnya minat dan kreativitas siswa tentang dasar-dasar seni terapan
yang ada.
beberapa kesimpulan penelitian, yaitu sebagai berikut:
1. Proses pemanfaatan limbah anorganik yang berlansung di kelas VIISMP
Negeri 2 Baraka Kecamatan Buntu Batu Kabupaten Enrekang terdiri dari
beberapa tahapan penting yaitu menyiapkan bahan dan peralatan,lem dan
pengeringan, proses pewarnaan, proses pembuatan dan pemasangan daun,
proses pemasangan lampu dan kabel dan pembuatan tempat lampu serta
finishing. Dimana proses pengerjaan lampu hias limbah anorganik ini
memerlukan kecakapan, kreatifitas serta kerja sama yang baik diantara siswa
sehingga menghasilkan karya seni rupa terapan.
2. Kualitas lampu hias dengan menggunakan limbah anorganik yang dihasilkan
oleh siswa kelas VIII SMP Negeri 2Baraka Kecamatan Buntu Batu
Kabupaten Enrekang dapat dinyatakan memiliki tingkat kualitas yang baik,
ini dapat dilihat dari hasil karya yang mereka hasilkanilkan tergolong unik.
Penilaiannya dapat diukur berdasarkan indikator penilain kualitas yang
meliputi penilaian kesatuan, kerumitan dan kesungguhan. berdasarkana
indikator penilaian kualitas tersebut dapat disimpulkan dan diuraikan bahwa
hasil karya lampu hias kelas VIII SMP Negeri 2BarakaKecamatan Buntu
Batu Kabupaten Enrekangmemiliki tingkat kualitas yang baik.
56
57
pembuatan lampu hias sebagai materi seni rupa terapan maka penulis
menyarankan beberapa hal:
1. Agar siswa lebih meningkatkan minat dan kreatifitasnya untuk menghasilkan
karya-karya yang lebih baik terutama dalam penciptaan karya yang berbentuk
rupa dalam pembelajaran seni budaya di sekolah.
2. Guru seyogyanya dapat menjadi fasilitator dan menjadi sumber pemecahan
masalahan yang baik di dalam proses pembelajan. Oleh sebab itu guru harus
lebih kreatif dan lebih membuka serta menerima ide serta gagasan-gagasan
baru yang dapat diterapkan dalam proses pembelajaran terutama dalam
pembelajaran seni budaya.
3. Diharapkan kepada pihak sekolah untuk menyediakan lab seni untuk
meningkatkan kenyamanan siswa dalam berkaya seni rupa, Dengan adanya
lab siswa mempunyai tempat menuangkan kreativitas yang mereka punya.
4. Diharapkan kepada pemerintah maupun pihak sekolah untuk lebih
memberikan perhatian terkhusus pada mata pelajaran seni budaya dimana
mata pelajaran seni budaya memadukan antara teori dan praktek yang
memerlukanbeberapa fasilitas pendukung di dalam proses pembelajarannya
agar siswa dapat merasa aman dan lebih nyaman dalam mengespresikan
kreatifitas-kreatifitas mereka.
Badudu, Zain 1994. “Kamus Umum Bahasa Indonesia”.Semarang: Gramedia Pustaka Utama.
Departemen Pendidikan dan kebudayaan (Depdikbud). 2000. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Depdikbud, 1990. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta : PT Panataran Jaya permai
Djamarah (1995:136) dalamhttp://wawan-junaidi.blogspot.com/2012/01/ pengertian-media html diakses tanggal 15 Juli 2013
Haryono. 2002. Pengertian Seni Kriya. http://www mif19.tea’s Blog. Comdiakses pada 21 juni 2015
Hasan. 2012. Pengertian sampah. Universitas Sumatera Utara repository.usu.ac.id/bitstream/.../4/Chapter%20II.pdf diakses pada tanggal 20 juli 2016.
I Wayan Seriyoga Partahttp://yogaparta.wordpress.com/2009/06/14/pengertian- seni-kriya/diakses tanggal 17 Juli 2013
KEPTUSAN MENPERINDAG RI NO. 231/MPP/KEP/7/1997 PASAL 1, https://carapedia.com/pengertian_definisi_limbah_menurut_para_ahli_info 3680.html diakses pada 20 juli 2016.
59
Meisar Ashari. 2016. Kritik Seni (sarana apresiasi dalam wahana kontempelasi seni). Makassar: Media Qita Foundation
Mirnawati, 2013. “Proses Pembuatan Kerajinan Batu Nisan di Desa Lolloe Kecamatan Lalabata Kabupaten Soppeng”. Skripsi. Makassar: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.
Muliono., 2013.Kamus besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka.
Notoatmodjo, Hasan, 2012, Jenis-Jenis Limbah Anorganik,Jakarta :Gramedia.
Pengertian Analisis Kualitatif, Di http://www mif19.tea’s Blog. Comdiakses pada 16 Juli 2013
Prima Pena. Tim. 2006. Kamus Ilmiah Populer. Surabaya: Gitamedia Pres.
Said. 2001. Pengertian limbah dan jenis- jenisnya.blogspot.co.id/2016/03/pengertian-limbah-dan-jenis- jenisnya.html.
Setyosari, Punaji, 2010. Metode Penelitian Pendidikan dan Pengembangan. Jakarta
Sugiyono, 2013. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif dan R &D. Bandung: Sinar Baru
Syamsuri. Sukri. A, dkk., 2012. Pedoman Penulisan Skripsi. Makassar: FKIP UNISMUH Makassar
Tim Penyusun. 2003. Kamus Bahasa Indoneseia. Jakarta: Balai Pustaka.
http://yogaparta.wordpress.com/2009/06/14/pengertian-seni-kriya/
http://www.google.com/searh
k.Padapenelitianiniobjek yang akandiamatiadalahpemanfaatan limbah
anorganik dalam membuat karya kerajina lampu hias pada siswa kelas VIII
SMPN 2 Baraka, hal-hal yang harusdiamatiterdiriatas:
No
Deskripsi
1 Menyiapkanalat danbahan
Ketersedia sendok plastik, botol aqua, lem lilin, piloks, kain flael, kabel dan cucukan, fitting, lampu, gunting, pisau, dan tembakan lem,
2 Proses lem dan pengeringan
Setelahtahappersiapanbahandanalatmakaselanjutn yayaitu proses lem da pengeringan, siswa megawali dengan memberikan lem pada permukaan sendok plastik yang sudah dipotong bagian bawanya, seluruh permukaan sendok plastik dilumuri lem kemudian ditempelkan pada botol aqua.
3 Proses pewarnaa
Setelah semua sendok plastik ditempelkan pada botol aqua dan sudah tidak ada lagi permukaan botol aqua yang terlihat, kemudian dilakukan pewarnaan menggunakan piloks dengan cara sisemprotkann keseluruh permukaan sendok plastik.
4
Prose
pembuatansekaligus pemasangan daun
Untuk memperindah tampilan lampu hias kita tambahkan dengan hiasan daun dengan menggunakan kain flanel dengan cara mengambar pola daun pada kain flanel kemudian digunting, setelah daun terbentuk sesuai pola barulah dilakukan pemasangan daun pada lampu hias tersebaut.
5 Proses pemasangan lampu dan kabel
Setelahselesaipembuatan sekaligus pemasangan daun barulah pemasangan lampu dan kabel dilakukan.
5555 6 Pemasangan tempat
FORMAT WAWANCARA
pembuatansenikriyadenganmenggunakanteknikmozaikpadasiswakelas VIII SMP
Negeri 2 Baraka Kecamatan Buntu Batu Kabupaten Enrekang. Karena data ini sangat
penting dan kami butuhkan, maka kami mohon kesediaan anda untuk menjawab
pertanyaan secara obyektif, jujur dan sadar. Adapun isi deskripsiwawancara dan hasil
wawancara dari pertanyaan dasaryang diajukan oleh peneliti, adalah :
Nama Responden :Hartati, S. Pd (Guru Mata Pelajaran)
Tanggal Wawancara :29 Oktober 2016
Pertanyaan:
1. Menurut ibu bagaimana pelaksanaan mengajar Seni Budaya di KelasVIII
SMP Negeri 2 Baraka Kecamatan Buntu Batu Kabupaten Enrekang?
Jawaban:
karenasebagianbesardarimerekamatapelajaransenibudaya
menjadisalahsatumatapelajaranfavoritmereka.
2. Apa saja hasil karya Kerajinan dengna Pemanfaatan Limbah Anorganik yang
sudah dibuat oleh peserta didik kelasVIII SMP Negeri 2 Baraka Kecamatan
Buntu Batu Kabupaten Enrekang dalam pembelajaran Seni Budaya?
Jawaban:
Untukkelas VIIIpernah membuat lukisan bunga dari cangkang telur
3. Apakah ada pengaruh antara metode pembelajaran yang digunakan oleh guru
dengan kemampuan siswa dalam pembelajaran menciptakan karya Kerajinan
dengan Pemanfaatan Limbah Anorganik?
Ya, ada
4. Kendala apa saja yang sering dihadapi dalam proses belajar mengajar?
Jawaban:
Jawaban:
awalpertemuan, bisadilakukandenganbernyanyiataubercerita dan memberikan
6. Apa sajakah yang mempermudah Ibu dalam proses belajar mengajar?
Jawaban:
7. Bagaimana kualitas hasil kerajinan limbah anorganik yang dihasilkan oleh
siswa?
Jawaban:
Hasilnya cukup baik di lihat dari karya yang dihasilkan oleh siswa.
Wawancara dengan :
1. Menurut bapak bagaimana pelaksanaan mengajar Seni Budaya di KelasVIII
SMP Negeri 2 Baraka Kecamatan Buntu Batu Kabupaten Enrekang?
Jawaban:
Berjalansebagaimanamestinya, dansesuaidengankurikulum.
2. Apa saja hasil karya Seni kerajinan dengan pemanfaatan limbah anorganik
yang sudah dibuat oleh peserta didik kelasVIII SMP Negeri 2 Baraka
Kecamatan Buntu Batu Kabupaten Enrekang dalam pembelajaran Seni
Budaya?
Jawaban:
Soal itu bisa ditanya langsung kepada guru mata pelajaran Seni Budaya
karena guru tersebut yang mengajarkan kepada mereka.
3. Apakah ada pengaruh antara metode pembelajaran yang digunakan oleh guru
dengan kemampuan siswa dalam pembelajaran menciptakan karya kerajinan
dengan pemanfaatan limbah anorganik?
Ya, pastiada
4. Hambatan apa saja yang dialami guru maupun peserta didik dalam
pembelajaran seni budaya khususnya dalam membuat karya kerajianan tangan
Jawaban:
Terbatasnya alat dan bahan yang dapat digunakan untuk mengajarkan karya
Seni kriya dengan pemanfaatan limbah anorganik, tetapi guru bidang studi
cukup kreatif dengan memanfaatkan alat dan bahan yang Seadanya, namun
alokasi waktu yang kurang, dan juga faktor internal dari siswa itu sendiri.
ANGKET PENELITIAN
Proses pembuatan karya kerajinan lampu hias dengan pemanfaatan limbah anorganik
pada siswa kelas VII SMP Negeri 2 Baraka Kecamatan Buntu Batu Kabupaten
Enrekang
I. Keterangan Angket
1. Angket ini di maksudkan untuk memperoleh data objektif dari siswa dalam
penyusunan skripsi
2. Dengan mengisi angket ini, berarti telah ikut serta membantu kami dalam
penyelesaian studi
1. Sebelum anda menjawab daftar pertanyaan yang telah disiapkan, terlebih
dahulu isi daftar identitas yang telah di sediakan.
2. Berilah tanda cek () pada kolom jawaban yang sesuai dan berikan
penjelasan/alasan Anda terhadap jawaban yang diberikan pada tempat yang
disediakan.
3. Isilah angket ini dengan jujur serta penuh ketelitian sehingga semua soal dapat
dijawab. Dan sebelumnya tak lupa kami ucapkan banyak terima kasih atas
segala bantuannya.
seni kriya
√ Baikdanserukarenalangsungme
ngajaksiswauntukpraktek,sekal
igusmenjelaskantentangseni
yang digunakan guru dalam
proses pembuatan seni kriya
√ Botol aqua, sendok plastik,
belajar mengajar?
kemajuan setelah belajar seni
FOTO PROSES PEMBELAJARAN
Foto Hasil karya kerajianan lampu hias pada siswa kelas VIII SMPN 2 Baraka
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
MATA PELAJARAN : Seni Budaya
KOMPOTENSI DASAR : 1.1 Mengapresiasi Karya Kerajinan Tangan
1.2 Menampilkan sikap apresiatif bagaimana
caraberkaryalampu hiasdengan pemanfaatan
Siswa Mampu: 1.Mengetahui proses pembuatan lampu hias dengan media pemanfaatan limbah
anorganik 2. Mengetahui alat dan bahan yang digunakan siswa dalam berkarya lampu hias
dengan media pemanfaatan limbah anorganik
Karakter siswa yang diharapkan : Disiplin (Discipline)
Tekun (Diligence)
Menampilkan sikap apresiatif berkarya lampu hias dengan media pemanfaatan limbah anorganik
C. METODE PEMBAYARAN
D. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN
Pertemuan pertama dan kedua
pemanfaatan limbah anorganik
limbah anorganik
siswamengenai mareri yang akan diajarkan
2. Kegiatan inti
pemanfaatan limbah anorganik
dalam tentang topic/tema materi materi yang akan
dipelajari dengan menerapakn prinsip alam takambang jadi
guru dan belajar dari aneka sumber
Menggunakan berbagai pendekatan pembelajaran, media
pembelajaran dan sumber belajar lain
Menfasilitasi terjaninya interaksi antara peserta didik
dengan guru, lingkungan dan sumber belajar lainnya.
Melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan
pembelajaran
Elaborasi
beragam melalui tugas-tugas tertentu yang bermakna
Menfasilitasi peserta didikmelalui pemberian tugas, diskusi
dan lain-lain untuk memunculkan gagasan baru baik secara
lisan maupun tertulis
menyelesaikan masalah dan bertindak tanpa rasa takut
Menfasilitasi peserta didik berkompeteb]nsi secara sehat
untuk meningkatkan prestasi belajar
limbah anorganik
Menfasilitasi peserta didik membuat laporan ekplorasi yang
dilakukan baik melalui lisan maupun tulisan secara
individual maupun kelompok
keberhasilan peserta didik
Memfasilitasi peserta merefleksi untuk memperoleh
pengalaman belajar yang telah dilakukan
Menfasilitasi peserta didik untuk memperoleh pengalaman
yang bermakna dalam mencapai kompetensi dasar:
Berfunsi sebagai narasumber dan fasilator dalam
memjawab pertanyaan peserta didik yang
menghadapi kesulitan, dengan menggunakan bahasa
yang baku dan benar.
melakukan pengecekan hasil eksplorasi
jauh
3. Kegiatan penutup
Dalam kegiatan penutup:
Menyimpulkan materi pembelajaran
E. Sumber Belajar
Buku seni budaya
Media elektronik laptop
Indikator pencapaian Kompotensi
Penguasaan individu/ kelompok
Pasui, Oktober 2016
..................................... ...................................
MATA PELAJARAN : Seni Budaya
KOMPOTENSI DASAR : 1.1 Mengapresiasi Karya Kerajinan Tangan
1.2 Menampilkan sikap apresiatif bagaimana cara
berkarya lampu hias dengan pemanfaatan
limbah anorganik
3. Menyebutkan tata cara berkarya lampu hias
4. Membuat atau menggambar lampu hias
Karakter siswa yang diharapkan :Disiplin (Discipline)
Tekun (Diligence)
D. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN
Pertemuan pertama dan kedua
mengenai materi yang akan diajarkan
2. Kegiatan inti
diterapkan oleh gurunya
teknik pembuatannya
antara peserta didik dengan guru, lingkungan dan sumber
belajar lainnya
pembelajaran.
Elaborasi
beragam melalui tugas-tugas tertentu yang bermakna
Menfasilitasi peserta didikmelalui pemberian tugas, diskusi
dan lain-lain untuk memunculkan gagasan baru baik secara
lisan maupun tertulis
menyelesaikan masalah dan bertindak tanpa rasa takut
Menfasilitasi peserta didik berkompeteb]nsi secara sehat
untuk meningkatkan prestasi belajar
limbah anorganik
Menfasilitasi peserta didik membuat laporan ekplorasi yang
dilakukan baik melalui lisan maupun tulisan secara
individual maupun kelompok
keberhasilan peserta didik
Memfasilitasi peserta merefleksi untuk memperoleh
pengalaman belajar yang telah dilakukan
Menfasilitasi peserta didik untuk memperoleh pengalaman
yang bermakna dalam mencapai kompetensi dasar:
Berfunsi sebagai narasumber dan fasilator dalam
memjawab pertanyaan peserta didik yang
menghadapi kesulitan, dengan menggunakan bahasa
yang baku dan benar.
melakukan pengecekan hasil eksplorasi
jauh
3. Kegiatan penutup
Menyimpulkan materi pembelajaran
E. Sumber Belajar
Buku seni budaya
Media elektronik laptop
Indikator pencapaian kompotensi
Mendeskripsikan karya lampu hias berdasarkan teknik pembuatannya
Penguasaan individu/ kelompok
................................... ...................................
RIWAYAT HIDUP
KURNIA, lahir tanggal 18Mei 1991 di Gura, Kabupaten Enrekang. Anak keenam
dari enam bersaudara dari pasangan Rusli Ali. R dan Pidana. Penulis mulai
memasuki jenjang Pendidikan Dasar pada tahun 1998SDN 79 GuraKabupaten
Enrekang dan tamat tahun 2004. Pada tahun yang sama penulis melanjutkan
pendidikan di SMP Negeri 2 Baraka Kabupaten Enrekang dan tamat tahun 2007.
Pada tahun yang sama penulis melanjutkan pendidikan di MAN 1 Baraka
Kabupaten Enrekang dan tamat pada tahun 2010.
Kemudian pada tahun 2011penulis berhasil lulus dan terdaftar sebagai mahasiswa
Jurusan Pendidikan Seni Rupa, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Makassar, Program Stara 1 (S1) . Karya tulis yang
telah dibuat adalah “Pemanfaatan Limbah Anorganik Dalam Membuat Karya
Kerajinan Lampu Hias Pada Siswa Kelas V111 SMP Negri 2 Baraka Kecamatan
Buntu Batu Kabupaten Erekang ”.yang disajikan dalam mata kuliah seminar
pendidikan Seni Rupa.
BAB 1-5(1).pdf (p.15-74)
LAMPIRAN piks.pdf (p.75-89)