PEMANFAATAN CIS UNTUK PELESTARIAN SITUS-SITUS …

4
PEMANFAATAN CIS UNTUK PELESTARIAN SITUS-SITUS SEKITAR BOROBUDUR (^leh : Yudi Suhariono, SS Koordinator Pokja Dokumentasi Balai Konscrvasi Pcninggalan Borobudur Geographic Information System (GIS) adalah suatii sistem berbasis komputer y a n g me m p ii n y a i k e m a m p u a n d a I a m pamasiikkan, pengambilan^ analisis data dan tampilan data geografis yang sangat penting bagi pengambilan kepiitusan. GIS' adalah sistem komputer yang terdiri dari perangkat keras, perangkat lunak dan personal (manusia) yang dirancang secara cfisien memasukkan, men\-impan, memperbaharui, manipulasi, menganalisa dan menvajikan untuk semua informasi yang berorientasi geografis (Aronoff, 1989). G (' rapbic info rm a ti on sj stem menyajikan informasi spasial memakai lokasi, dalam suatu sistem koordinat tertentu, scbagai dasar referensinya. Karenan\-a GIS mempun}-ai kemampuan untuk mcnghubungkan berbagai data pada suatu titik tertentu d i b u m i, m c n g g a b u n g k a n n y a, menganalisa dan akhirnva mcmetakan hasilnva. Aplikasi GIS mampu menjawab bcberapa pertanyaan seperti; lokasi, kondisi, trend, pola, dan pemodelan. Kemampuan inilah yang mcmbcdakan CHS dari sistem intormasi lainnx'a. (Puntadewa, dkk, 21)(KS : 9) C j I S ma m p u m e m 1:) ti a r fmenggambarkan) pcta dengan lei:)ih fleksibel, balTkan tlibanding dengan mcnggamhar peta secara manual, arau dengan pendekaian kartografi \'ang serlva otomalis, Dimulai tlengan memlHiat database, gamiiar pcta \'ang ^utlah aila iiisa digvuniiar dengan digitixp' dan informasi tertentu, kemudian bisa diterjemahkan ke dalam GTS. Database kartografi berbasis GIS dapat bersambungan dan bebas skala. Peta-peta kemudian bisa diciptakan terpusat di berbagai lokasi, dengan sembarang skala, dan menunjukkan informasi terpi lih, \'ang mencerminkan secara cfektif untuk menjelaskan suatu karakteristik khusus. Kemampuan tersebut membuat sistem informasi GIS berbeda dengan sistem informasi pada umumnya. Informasi dari GIS mampu untuk membcrikan penjelasan tentang suatu peristiwa, membuat peramalan kejadian, dan perencanaan strategis lainnva. Oleh kemampuannya tersebut, aplikasi GIS telah banyak digunakan pada sektor-sektor yang bersetuhan langsung dengan dinamika dan problematika kehidupan seperti masalah pengelotaan lingkungan, kependudukan, perencanaan wilayah, pertanahan, pariwisata, ekonomi, bisnis, marketing, telokomunikasi, transpf)rtasi, navigasi, militcr dan lain sebagainya termasuk untuk pelcstarian Sumbcrdayaarkeologi. Pembangunan dan pelestarian sumberdaya arkeologi Pembangunan dapat diartikan sebagai suatu usaha perubahan dari suatu keadaan dan kondisi kc masyarakat tertentu kepada suatu keadaan dan kondisi kc masyarakat yang dianggap lebih baik atau yang diinginkan. Pembangunan di Indonesia, dilakukan di segala bidang meliputi pembangunan berbagai sektor seperti, ilmu pengetahuan dan teknologi, ideologi, sosial, budaya, politik, dan hankam. Khusus pembangunan di bidang kebudavaan adalah termasuk pengelolaan sumbcr daya arkeologi atau dalam Undang- undang RI No, 5 tahun 1992 disebut benda cagar budaya dan situsnva. Untuk menunjang keberhasilan pembangunan itu segala sumberdaya yang ada harus dimanfaatkan dan dikelola dengan serasi, seimbang dan selaras untuk kemanfaatan masyarakat dalam arti luas. Sumberdaya itu meliputi sumber daya manusia, sumber dava alam, sumber daya buatan dan sumbcr daya budaya (arkeologi) (Kusumohartono, 1995 : .5). Scmuanva itu bertujuan untuk mcningkatkan kesejahteraan rakvat dan mengejar ketinggalan dengan negara-negara lain \ang sLidah maju. A

Transcript of PEMANFAATAN CIS UNTUK PELESTARIAN SITUS-SITUS …

Page 1: PEMANFAATAN CIS UNTUK PELESTARIAN SITUS-SITUS …

PEMANFAATAN CIS

UNTUK PELESTARIAN SITUS-SITUS SEKITAR BOROBUDUR

(^leh : Yudi Suhariono, SS

Koordinator Pokja DokumentasiBalai Konscrvasi Pcninggalan Borobudur

Geographic InformationSystem (GIS) adalah suatiisistem berbasis komputery a n g me m p ii n y a ik e m a m p u a n d a I a mpamasiikkan, pengambilan^analisis data dan tampilandata geografis yang sangatpenting bagi pengambilankepiitusan.

GIS' adalah sistem komputer yangterdiri dari perangkat keras, perangkatlunak dan personal (manusia) yangdirancang secara cfisien memasukkan,men\-impan, memperbaharui,manipulasi, menganalisa danmenvajikan untuk semua informasiyang berorientasi geografis (Aronoff,1989).

G (' rapbic info rm a ti on sj stemmenyajikan informasi spasial memakailokasi, dalam suatu sistem koordinat

tertentu, scbagai dasar referensinya.Karenan\-a GIS mempun}-aikemampuan untuk mcnghubungkanberbagai data pada suatu titik tertentud i b u m i, m c n g g a b u n g k a n n y a,menganalisa dan akhirnva mcmetakan

hasilnva. Aplikasi GIS mampumenjawab bcberapa pertanyaanseperti; lokasi, kondisi, trend, pola, danpemodelan. Kemampuan inilah yangmcmbcdakan CHS dari sistem

intormasi lainnx'a. (Puntadewa, dkk,21)(KS : 9)

C j I S ma m p u m e m 1:) ti a rfmenggambarkan) pcta dengan lei:)ihfleksibel, balTkan tlibanding denganmcnggamhar peta secara manual, araudengan pendekaian kartografi \'angserlva otomalis, Dimulai tlenganmemlHiat database, gamiiar pcta \'ang^utlah aila iiisa digvuniiar dengan

digitixp' dan informasi tertentu,kemudian bisa diterjemahkan ke dalamGTS. Database kartografi berbasis GISdapat bersambungan dan bebas skala.Peta-peta kemudian bisa diciptakanterpusat di berbagai lokasi, dengansembarang skala, dan menunjukkaninformasi terpilih, \'angmencerminkan secara cfektif untuk

menjelaskan suatu karakteristik

khusus.

Kemampuan tersebut membuatsistem informasi GIS berbeda dengansistem informasi pada umumnya.Informasi dari GIS mampu untukmembcrikan penjelasan tentang suatuperistiwa, membuat peramalankejadian, dan perencanaan strategislainnva. Oleh kemampuannya

tersebut, aplikasi GIS telah banyakdigunakan pada sektor-sektor yangbersetuhan langsung dengan dinamikadan problematika kehidupan sepertimasalah pengelotaan lingkungan,kependudukan, perencanaan wilayah,pertanahan, pariwisata, ekonomi,bisnis, marketing, telokomunikasi,transpf)rtasi, navigasi, militcr dan lainsebagainya termasuk untuk pelcstarianSumbcrdayaarkeologi.

Pembangunan dan pelestariansumberdaya arkeologi

Pembangunan dapat diartikansebagai suatu usaha perubahan darisuatu keadaan dan kondisi kc

masyarakat tertentu kepada suatukeadaan dan kondisi kc masyarakatyang dianggap lebih baik atau yangdiinginkan. Pembangunan diIndonesia, dilakukan di segala bidangmeliputi pembangunan berbagaisektor seperti, ilmu pengetahuan danteknologi, ideologi, sosial, budaya,politik, dan hankam. Khusus

pembangunan di bidang kebudavaanadalah termasuk pengelolaan sumbcrdaya arkeologi atau dalam Undang-undang RI No, 5 tahun 1992 disebutbenda cagar budaya dan situsnva.Untuk menunjang keberhasilanpembangunan itu segala sumberdayayang ada harus dimanfaatkan dandikelola dengan serasi, seimbang danselaras untuk kemanfaatan masyarakatdalam arti luas. Sumberdaya itumeliputi sumber daya manusia, sumberdava alam, sumber daya buatan dansumbcr daya budaya (arkeologi)(Kusumohartono, 1995 : .5). Scmuanvaitu bertujuan untuk mcningkatkankesejahteraan rakvat dan mengejarketinggalan dengan negara-negara lain\ang sLidah maju.

A

Page 2: PEMANFAATAN CIS UNTUK PELESTARIAN SITUS-SITUS …

Pada kenyataaannya dari berbagaibidang pembangunan tersebut, terlihatbahwa pembangunan yang dilakukanmasih menprioritaskan padapembangunan bidang sarana fisik yangmenekankan pada peningkatanekonomi.

Pelestarian sumber daya arkeologisering berbenturan denganpembangunan di bidang prasaranafisik tersebut. Pembangunan bidangsarana fisik sering berdampak negadfbagi upaya pelestarian sumberdayaarkeologi. Rencana pengembangankota atau wilayah masih seringmengabaikan keberadaan sumberdayaarkeologi, pendirian pabrik-pabrik,pembangunan waduk, pembangunanjalan tol seringkali terpaksamenghancurkan, memusnahkan ataumenenggelamkan sumberdayaarkeologi yang ada. Dengan demikianpembangunan sering dianggap negadfbagi pelestarian sumber daya arkeologi,apakah selalu demikian dan ddak adajalan pemecahan yang bisamempertemukan kedua belah pihakuntuk mengurangi dampak negadfyang didmbulkan oleh pembangunanpada pelestarian sumber daya arkeologi(Tjahjono, 1996:40).

Pembangunan dan pelestariansitus-situs di sekitar Borobudur

Keberhasilan pemugaran CandiBorobudur telah mengangkatIndonesia sebagai salah satu bangsayang dianggap cukup berhasil dalampelestarian warisan budaya. Sejakdiresmikannya purna pugar tahun1983, Candi Borobudur semakin ramaidikunjungi oleh wisatavvan, baikwisatawan Nusantara maupunwisatawan manca negara yang inginsecara langsung melihat keindahanCandi Borobudur

Banyaknva wisatawan yangmengunjungi candi Borobudurmenyebabkan Borobudur menjadipusat perhatian dari pemerintah dankemudian menjadikan candiBorobudur sebagai Taman \Xisatadengan mendirikan perusahaanperseroan Taman Wisata CandiBorobudur dan Prambanan sebagaipengelola lingkungan khususnya zone2 kawasan Borobudur pada tahun

1980. Dengan dibentuknya FT. TamanWisata Candi Borobudur dan

Prambanan, dimulailah pembangunandi kawasan Borobudur.

Dengan dibangunnya TamanWisata Candi Borobudur otomatds

membutuhkan lahan yang luas sekitar82,4 Ha. Hal ini membuat masyarakatyang tinggal di sekitar candiBorobudur harus rela meninggalkanrumahnya dan pindah agak jauh dariCandi Borobudur yang selama inimereka tempati. Dari data yang ada,diketahui bahwa di lokasi taman wisata

ini terdapat beberapa dusun j^angberada dalam wilayah DesaBorobudur. Dusun-dusun antara lain

Ngaran dan Kenayan. Dusun-dusuntersebut kemudian dipindahkan keluar kompleks Taman Wisata candiBorobudur. Pemindahan penduduktersebut dengan dua cara, yangpertama berpindah penduduk kedusun-dusun sekitar yang tidaktergusur dan kedua, membentukkapling/dusun baru ke lokasi yangsebelumnya berupa hutan/lahankosong, yang sekarang masuk zona 3Borobudur. Dusun-dusun baru

tersebut adalah Kenayan, KaplingJayan, Kapling Janan dan KaplingJligudan. Selain perpindahanpenduduk, pembuatan Taman wisatajuga berdampak pada pemindahansarana dan fasilitas umum sepertipasar, kantor camat dan lainsebagainya, yang sebelumnya berada dilokasi tersebut. Perpindahan dusun-dusun dan fasilitas umum tersebut

tentunya membutuhkan areal baru3^ang cukup luas dan hal demikiansebenarnya sangat riskan mengingatlingkungan candi Borobudur jugamerupakan situs dan diduga banvakmengandung temuan arkeologi dantelah dicatatkan dalam laporan yangdibuat pada masa pemerintahanHindia Belanda.

Dalam laporan tersebut dapatdiketahui bahwa di sekitar Candi

Borobudur yang bersifat Buddhaterdapat candi-candi vang bersifatHindu (N.J. Krom, 1914 : 211-2'7'^).Laporan Belanda yang disusun dalambuku Knpporten van den OnheidknndigenDiens/ in Seder/andsc/j Indie (Ri^D) 1914menyebutkan adanya beberapa candi

Hindu di sekitar Candi Borobudur. Di

dalam buku tersebut dilaporkanadanya temuan-temuan arkeologis didaerah Magelang, seperti candiBorobudur, candi Pawon, candiMendut, candi Banon serta arca-arca

dewa Hindu dan Buddha baik dari batu

maupun perunggu.

Namun sayang sekali, dalampemindahan dusun-dusun dan fasilitasumum ke lokasi yang baru tidakdisertai dengan penelitian arkeologi,dibuktikan dengan tidak adanyalaporan arkeologi mengenai haltersebut. Jika dilihat dari sejarahkawasan Borobudur yang merupakandaerah kekuasan Mataram kuna padasekitar abad \T1 — X M memungkinkankawasan ini mengandung sumberdayaarkeologi yang cukup padat. Hal initelah dibuktikan pada penelitian yangdilakukan oleh beberapa penelitian diantaranya Wiwit Kasiati, dkk (1992)dan Yudi Suhartono, dkk (2003). Hasilpenelitian tersebut menunjukkanbahwa di sekitar kawasan Borobudurterdapat banyak situs-situs yangmengelihngi candi Borobudur baik itusitus bercirikan agama Buddhamaupun agama Hindu.

Perkembangan pembangunan disekitar candi Borobudur, juga diikutidengan perpindahan ibu kotakabupaten Magelang pada tahun 1982dari Muntilan ke Mungkid vang h^nvaberjarak sekitar 2,5 km dari candiBorobudur dan termasuk dalamkawasan Borobudur (XX'inarni, 2006 •93). Pemindahan ibukota kabupatenMagelang berarti juga membutuhkanlahan baru untuk pembangunanperkantoran, pemukiman, tempatusaha dan berbagai jenis aktivitasekonomi lainnya. Sama halnva denganpemindahan lokasi pemukiman saatpembangunan PT. Taman WisataCandi Borobudur yang tanpa disertaidengan penlitian arkeok^gi, hal ini jugaterjadi pada pembangunan fasiltas ibukota Magelang di Mungkid vang tidakdisertai dengan penelitian arkeoloy;!.yang dibuktikan dengan ruiakditemukanya laporan arkeologimengenai hal tersebut.

A

Page 3: PEMANFAATAN CIS UNTUK PELESTARIAN SITUS-SITUS …

Dengan berkembangnya KawasanBorobudur menjadi daerah pariwisatayang potensial menyebabkankebutuhan lahan sangat besar untukpembangunan fasilitas pendukungpariwisata seperti bangunan hotel,restoran, pertokoan dan lainsebagainya di kawasan tersebut.Pembangunan berbagai fasilitaspariwisata tentunya jugamembutuhkan lahan baru, yang jikatidak di kontrol akan mengganggukeberadaan situs-situs arkeologi yangada. Tulisan di atas bukan bermaksuduntuk menyudutkan para pengambilkeputusan pada masa lalu, tetapi haltersebut dapat dijadikan masukanbetapa pentingnya informasi mengenaikeberadaan situs-situs arkeologi dikawasan Bojobudur. Informasi-informasi mengenai situs-situstersebut sangat dibutuhkan sebagaipertimbangan untuk pengembangankawasan Borobudur di masa yang akandatang.

Pemanfaatan GIS untukpelestarian situs-situs di sekitarBorobudur

Pemanfaatan GIS di Indonesiatelah banyak dipergunakan untukniembantu pelestarian sumberdayaarkeologi, antara lain penggunaan GISuntuk pelestarian situs-situs di propinsiJambi, Yogakarta dan lain sebagainya.Alat bantu GIS dipilih karena memilikikemampuan untuk mengolah dataspasial yang lengkap dan terperinci.Selain itu GIS juga mampu"^^"^gg^bungkan semua kemampuan,balk yang hanya berupa sekedartampilan saja, sistem informasi yangtersaji secara thematis, dan sistempemetaan yang berdasarkanpersebaran situs yang ada, bersamaandengan kemampuan untukuienganalisa lokasi geografis daninformasi tertentu yang terkaitterhadap lokasi yangbersangkutan.

Dengan menggunakan aplikasiGIS, kita dapat memetakan situs-situsdi kawasan Borobudur lengkapdengan keletakan koordinat UTM daninformasi lainnya. GIS adaiah sebuahaplikasi dinamis, dan akan terusberkemlDang.

Peta yang dibuat pada aplikasi initidak hanya akan berhenti dan terbatasuntuk keperluan saat dibuatnya saja.Dengan mudahnya kita bisamelakukan peremajaan terhadapinformasi yang terkait pada petatersebut, dan secara otomatis petatersebut akan segera menunjukkanakan adanya perubahan informasi tadi.Dengan demikian data-data tentangsitus-situs di sekitar Borobudur akandiperbaharui setiap waktu sehinggakondisi situs-situs akan diketahui jikaterjadi perubahan tata guna lahannya.

Selain inforamsi situs dengan datayang lengkap, dalam kaitannya denganpemanfaatan lahan di kawasanBorobudur, GIS juga bisamenampdkan tata guna lahan yang adadi kawasan tersebut. Dengan informasitata guna lahan ini, dapat diketahuiarah perkembangan suatu pemukimanpenduduk sehingga dapat diantisipasikemungkinan-kemungkinan yangterjadi yang akan mengancamkelestarian situs. Tata guna lahan inikemudian akan digabungkan denganpersebaran situs yang ada di kawasanBorobudur uptuk melihat keletakansitus-situs dalam peta tata guna lahan,kemudian akan dianalisis untukmelihat sejauh mana perkembanganlahan di kawasan Borobudur yangdapat mengacam keberadaan situs-situs yang ada.

Hasil penggabungan petapersebaran situs dengan peta tata gunalahan bisa digunakan sebagai bahanuntuk negosiasi dengan pihak-pihakyang berkepentingan dalampembangunan kawasan Borobudurseperti pemerintah daerah kabupatenMagelang dan instansi terkait lainnya.Perlu diketahui, perencanaanpembangunan di kabupaten Magelangkhususnya di kawasan Borobudurtelah dituangkan dalam dalamRencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)kabupaten Magelang dan RencanaUmum Tata Ruang (RUTR) kotaMungkid.

Untuk mengantisipasi dampakpembangunan yang ditimbulkanseperti yang direncanakan dalamRencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)kabupaten Magelang dan Rencana

Umum Tata Ruang (RUTR) kotaMungkid terhadap situs-situs yang adadi kawasan Borobudur, perlu diberikaninformasi mengenai keberadaan situs-situs kepada para pengambil kebijakandi kabupaten Magelang. Informasi initidak hanya sekedar peta persebaransitus, tetapi juga diberikan informasi-informasi lainnya yang mendukungseperti informasi tata guna lahan,demografi, potensi pariwisata daninformasi geografis lainnya. Untuk ituhasil dari aplikasi GIS di kawasanBorobudur yang telah lengkapinformasinya, dapat digunakansebagai alat bantu untuk 'melobi" parapengambil kebijakan supaya dalammelaksanakan pembangunan, tetapmemperhatikan keberadaan situs-situsarkeologi yang cukup banyak diwilayah tersebut, sehingga kasus-kasus"penggusuran" situs-situs arkeologiakibat pembangunan dapat dicegahdan tidak terulang lagi seperti yangterjadi di masa lalu. Namun perluditekankan dalam hal ini, bahwa hasilaplikasi GIS ini hanya sebuah alat,kepandaian "melobi" dari pimpinaninstansi yang bertanggung jawabterhadap kelestarian sumberdayaarkeologi sangat diperlukan danmenjadi faktor yang cukupmenentukan. Dalam "melobi" dan

negosiasi tersebut, perlu jugadipersiapkan perangkat-perangkathukum yang dapat melindungikeberadaan sumberdaya arkeologiyang ada.

Hal-hal yang telah disebutkan diatas hanya merupakan sedikit daripemanfaatan GIS untuk pelestariansitus-situs. Namun demikian, uraian diatas diharapkan bisa membantu"menjembati" permasalahan yangterjadi antara pembangunan saranafisik dan pelestarian sumberdayaarkeologi di kawasan Borobudur. a

A

Page 4: PEMANFAATAN CIS UNTUK PELESTARIAN SITUS-SITUS …

DAFTARPUSTAICA.

Aronaff, 1989. GeographicInformation System : AManagement Perspective.Ottawa Kanada : W'DL

Publication.

Drajat, Hari Untoro, 1995."Manajemen Sumber DayaBudaya Mati" dalam .Veminai*Nasional Metodologi RisetArkeologi. Depok JurusanArkeologi, Fakultas SastraUniversitas Indonesia.

Karyawan, Budi, 2000. "PemetaanDigital" dalam Buletin CagarBudaya, Vol. 1 No. 2 JullJakarta: DirektoratPurbakala

Kasiati, Wiwit, dkk, 2002. Candi-candi Hindu Di Sekitar

Borobudur. Borobudur ;

BSICB.

Kusumohartono, Bugie, 1993."Penelitian Arkeologidalam Konteks

Pengembangan SumberDaya Arkeologi", Berkala

Arkeologi, Nomor 2 Maret.Jogyakarta: Balai Arkeologi.

l<rom, N.J, 1914. Repporter VanDen Gudheidkundige inNeder Landsch Indie.

Inventaris der Hindoe-

oudheden. Batavia,

Gravenhage: M. Nijhotf.Puntadewo, Atie, dkk, 2002. Sistem

Informasi Geografis UntukPengelolaan Sumber DayaAlam. Jakarta : Center ForInternational Forestrt*

Research.

SA, Nugroho, 2000. "PemlotanSitus" dalam Buledn CagarBudaya, Vol. 1 No. 2 Juli.Jakarta: Direktorat Purbakala

Sutopo, Marsis, 1998. "SistemInformasi Geografis UntukPembuatan Peta Distribusi

Situs" dalam Bulletin

Arkeologi A m o g h a p a s a6/III/Maret. Batusangkar :SPSP Sumbar dan Riau.

Suhartono, Yudi, dkk, 2003.Studi Arkeologi Yoni-yonidi Sekitar Candi

Borobudur.Borobudur :

BSKB.

Taufik, Muhammad 2004.

Minimalisasi Dampak

Negatif PemanfaaatanCandi Borobudur SebagaiObjek wisata. Tesis Program

Studi -Arkeologi, Bidang IlmuHumaniora, Program PascaSarjana, Universitas Gajah

Mada.Jogt^akarta.Tjahjono, Baskoro Daru, 1996.

"Pemikiran Inklusif Atas

Dampak PembangunanTerhadap KelestarianSumberdaya Arkeologi"Berkala Arkeologi No. 1Tahun XA^I. Jogyakarta : BalaiArkelogi.

VvAnarni 2006. Kajian Perubahan

Ruang Kawasan WorldCultural Heritage CandiBorobudur. Tesis MagisterPerencanaan Kora dan

Daerah. Aogyakarta : SekolahPasca Sarjana UGM.

le

Setelah melalui berbagai rintangan

akhirnya Pangeran Sidharta mencapai pengetahuan tertinggi dan menjadi Biidha.

Stsi Utara, Dinding Tingkat I relief rangkaian atas bidang h