PEMANFAATAN BLOG (JURNAL ONLINE) DALAM PEMBELAJARAN … · Terdapat banyak hal yang mempengaruhi...

34
PEMANFAATAN BLOG (JURNAL ONLINE) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS Made Hery Santosa Universitas Pendidikan Ganesha [email protected] ABSTRAK Pada saat ini, perkembangan Teknologi dan Informasi Komunikasi (TIK) di berbagai bidang sangatlah pesat dan dilihat sebagai suatu keperluan dan juga kesempatan. Pada bidang pendidikan bahasa Inggris, misalnya, perkembangan TIK dapat memberikan dimensi baru kemampuan literasi bagi pembelajar; TIK mampu memberikan kesempatan berkreasi bagi penulis-penulis muda. Kemampuan menulis yang baik sangatlah penting bagi pembelajar kelak. Untuk mulai menulis, pembelajar bisa mulai dari sesuatu yang sederhana dan informal, misalnya jurnal/diari kegiatan sehari-hari. Namun, pembelajaran menulis saat ini masih dirasakan konvensional dimana pengajar masih sering menyuruh pembelajarnya membuat suatu tulisan langsung tanpa proses menulis. Seringkali topik yang diberikan terbatas sehingga kurang menarik, tidak menantang eksplorasi, kehilangan unsur inovasi dan kreasi. Bahkan, pengajarlah yang sering, selama ini, menjadi satu-satunya pemeriksa dari tulisan pembelajar sehingga kurangnya umpan balik dan interaksi dalam proses menulis tersebut. Salah satu cara yang bisa digunakan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dan kemampuan menulis pembelajar dengan memanfaatkan TIK adalah dengan blog (jurnal online). Blog adalah sebuah jurnal online dimana pembelajar bisa menulis apapun yang menurut mereka menarik, mengeditnya, mempublikasikannya, dan bahkan membuatnya menjadi media agihan (sharing) bagi semua yang terlibat didalamnya. Dipercaya bahwa menulis dengan memanfaatkan blog dapat memberikan audiens yang nyata dan potensial untuk perbaikan tulisan pembelajar, inovasi, eksplorasi, dan kreasi yang lebih baik, memberikan interaksi yang lebih dinamis, kemampuan literasi yang lebih baik, bahkan perkembangan bekerja dalam tim. Kata kunci: Blog, Pembelajaran Menulis PENDAHULUAN Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah begitu pesat pada jaman ini. Perkembangan ilmu yang terjadi selama ini tidaklah berlangsung secara tiba-tiba, melainkan terjadi secara bertahap. Perkembangan ilmu terjadi karena manusia selalu dihadapkan pada tantangan alam, situasi dan kondisi yang memacu daya kreativitasnya. Selalu terdapat dorongan untuk membuat manusia melangkah ke arah kemajuan dan dorongan tersebut adalah rasa ingin tahu (curiousity) (Mutansyir, 2002: 63). Semua hal yang terjadi sampai sekarang ini merupakan rangkaian panjang sejarah peradaban manusia. 1

Transcript of PEMANFAATAN BLOG (JURNAL ONLINE) DALAM PEMBELAJARAN … · Terdapat banyak hal yang mempengaruhi...

PEMANFAATAN BLOG (JURNAL ONLINE) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS

Made Hery Santosa

Universitas Pendidikan Ganesha [email protected]

ABSTRAK

Pada saat ini, perkembangan Teknologi dan Informasi Komunikasi (TIK) di berbagai bidang sangatlah pesat dan dilihat sebagai suatu keperluan dan juga kesempatan. Pada bidang pendidikan bahasa Inggris, misalnya, perkembangan TIK dapat memberikan dimensi baru kemampuan literasi bagi pembelajar; TIK mampu memberikan kesempatan berkreasi bagi penulis-penulis muda. Kemampuan menulis yang baik sangatlah penting bagi pembelajar kelak. Untuk mulai menulis, pembelajar bisa mulai dari sesuatu yang sederhana dan informal, misalnya jurnal/diari kegiatan sehari-hari. Namun, pembelajaran menulis saat ini masih dirasakan konvensional dimana pengajar masih sering menyuruh pembelajarnya membuat suatu tulisan langsung tanpa proses menulis. Seringkali topik yang diberikan terbatas sehingga kurang menarik, tidak menantang eksplorasi, kehilangan unsur inovasi dan kreasi. Bahkan, pengajarlah yang sering, selama ini, menjadi satu-satunya pemeriksa dari tulisan pembelajar sehingga kurangnya umpan balik dan interaksi dalam proses menulis tersebut. Salah satu cara yang bisa digunakan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dan kemampuan menulis pembelajar dengan memanfaatkan TIK adalah dengan blog (jurnal online). Blog adalah sebuah jurnal online dimana pembelajar bisa menulis apapun yang menurut mereka menarik, mengeditnya, mempublikasikannya, dan bahkan membuatnya menjadi media agihan (sharing) bagi semua yang terlibat didalamnya. Dipercaya bahwa menulis dengan memanfaatkan blog dapat memberikan audiens yang nyata dan potensial untuk perbaikan tulisan pembelajar, inovasi, eksplorasi, dan kreasi yang lebih baik, memberikan interaksi yang lebih dinamis, kemampuan literasi yang lebih baik, bahkan perkembangan bekerja dalam tim.

Kata kunci: Blog, Pembelajaran Menulis

PENDAHULUAN

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah begitu pesat pada jaman ini.

Perkembangan ilmu yang terjadi selama ini tidaklah berlangsung secara tiba-tiba,

melainkan terjadi secara bertahap. Perkembangan ilmu terjadi karena manusia selalu

dihadapkan pada tantangan alam, situasi dan kondisi yang memacu daya kreativitasnya.

Selalu terdapat dorongan untuk membuat manusia melangkah ke arah kemajuan dan

dorongan tersebut adalah rasa ingin tahu (curiousity) (Mutansyir, 2002: 63). Semua hal

yang terjadi sampai sekarang ini merupakan rangkaian panjang sejarah peradaban

manusia.

1

Pesatnya kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan tersebut telah menghadirkan

tantangan (dan kesempatan) bagi seluruh aspek kehidupan manusia, termasuk dunia

pendidikan. Pendidikan saat ini dihadapkan pada berbagai tantangan yang sangat

kompleks, salah satunya adalah peningkatan sumber daya manusia yang mampu bersaing

dan berkiprah di era globalisasi ini. Untuk itu, lembaga pendidikan sebagai suatu institusi

yang bertujuan untuk meningkatkan sumber daya manusia diharapkan mampu

memberikan yang terbaik dengan melakukan terobosan berikut upaya perbaikan dengan

tujuan untuk peningkatan kualitas proses dan produk pendidikan.

Untuk membangun sistem pendidikan Indonesia yang berkualitas diperlukan

adanya dukungan seluruh komponen secara menyeluruh dan berkesinambungan.

Perkembangan global saat ini menuntut adanya perkembangan dari segi kualitas sumber

daya manusia (Nurkolis, 2002: 1). Dunia pendidikan Indonesia telah mengalami banyak

transformasi, mulai dari metode, fokus, kurikulum, dan lainnya. Pembelajaran bahasa,

khususnya pembelajaran bahasa asing, juga mengalami hal yang serupa. Telah banyak

strategi, teknik, metode, dan pemikiran-pemikiran yang telah dihasilkan untuk kualitas

pembelajaran bahasa asing yang lebih baik. Akan tetapi, sampai sekarang, sepanjang

yang peneliti tahu, pembelajaran bahasa asing, khususnya bahasa Inggris masih belum

menunjukkan hasil yang optimal. Kemampuan anak-anak yang belajar bahasa Inggris,

bahkan telah dimulai sejak sekolah dasar dan ditambah dengan jam tambahan diluar

kelas, masih tetap belum optimal.

Pembelajaran bahasa Inggris juga saat ini dihadapkan pada tantangan untuk

mampu meningkatkan kualitas proses dan hasil pembelajarannya sehingga diharapkan

sumber daya manusia dapat ditingkatkan. Terdapat banyak orang, terutama anak-anak

yang belajar bahasa Inggris sekarang tidak mampu berbicara dan menulis dalam bahasa

Inggris meski mereka paham dengan aturan-aturan yang ada dalam bahasa tersebut.

Mereka cenderung hanya memahami konsep-konsep yang ada secara mekanis, dimana

ketika mereka dihadapkan pada situasi yang harus berbicara atau menulis, mereka tidak

mampu melakukannya.

Terdapat banyak hal yang mempengaruhi keberhasilan pembelajaran bahasa

Inggris di dalam kelas. Beberapa diantaranya adalah faktor-faktor berikut yang satu sama

lain saling berhubungan. Pertama, dari faktor pengajar. Banyak pengajar yang belum

paham dengan pembelajaran bahasa Inggris yang menekankan pada aspek penguasaan

kompetensi akan keterampilan berbahasa dan komponen kebahasaan lainnya serta

kreativitas dan kearifan lokal (www.hariannasib.com, 2006). Kurangnya kesempatan

2

untuk berkreasi, kurangnya pemahaman dan kegiatan pelatihan yang menunjang

mungkin menjadi penyebab rendahnya mutu pembelajaran yang disebabkan oleh mutu

guru sehingga mempengaruhi kualitas pembelajaran bahasa Inggris. Kedua, dari faktor

kemampuan mahasiswa. Kualitas kemampuan bahasa Inggris mahasiswa semakin tahun

semakin menurun, khususnya yang terlihat di lingkungan penulis. Dalam pembelajaran

di kelas, mereka lebih sering cenderung untuk bersikap santai dan tidak tekun dalam

belajar sehingga kualitas pembelajaran menjadi kurang optimal. Faktor ketiga adalah dari

hal-hal di luar yang tadi disebutkan, misalnya lingkungan, sumber belajar, staf

pendukung pembelajaran, fasilitas dan lainnya. Hal-hal ini tidak dapat dipungkiri dapat

memberikan pengaruh terhadap kesuksesan proses belajar mengajar. Sudah seharusnya

hal-hal tersebut mendukung secara positif kualitas pembelajaran sehingga kemampuan

mahasiswa dapat meningkat. Akan tetapi, sering, hal-hal tersebut tidak optimal dalam

mendukung kesuksesan pembelajaran bahasa Inggris. Hal-hal tersebut di atas telah

mempengaruhi kualitas pembelajaran bahasa Inggris sehingga perlu dicarikan solusinya.

Seluruh komponen pembelajaran diharapkan harus dapat bekerja sama untuk

mencapai hasil efektif untuk peningkatan pembelajaran. Misalnya, seorang dosen harus

memiliki kompetensi dasar dalam hal pengelolaan dan pengaturan untuk menciptakan

iklim belajar dan mengajar yang kondusif sehingga memungkinkan dilaksanakannya

kegiatan proses belajar mengajar yang sesuai dengan kompetensi siswa masing-masing.

Kompetensi dasar profesional ini tentunya harus ditunjang dengan strategi khusus

mengingat kondisi setiap kelas berbeda-beda. Ada kalanya, suatu strategi tertentu di

kelas A mungkin tidak bisa berlaku efektif sama jika strategi tersebut diaplikasikan di

kelas B. Itu berarti untuk memiliki kompetensi ini seorang dosen harus memiliki

pengetahuan awal tentang hal-hal yang berkaitan dengan pembelajaran seperti hakekat

belajar, faktor-faktor yang mempengaruhi aktivitas belajar, ciri-ciri belajar dalam suatu

bidang tertentu, minat dan sikap pembelajar, serta latar belakang pebelajar.

Keterampilan menulis merupakan salah satu dari empat keterampilan bahasa.

Kemampuan menulis yang baik sangatlah penting bagi mahasiswa di kemudian hari

karena akan mampu memberikan kesempatan dan juga tentunya tantangan yang lebih

bagi mereka. Untuk menghasilkan suatu tulisan yang baik, seseorang harus memiliki

skemata yang memadai untuk dapat diekspresikan secara efektif melalui media tulis.

Suatu tulisan yang baik tidaklah bisa sekali jadi, namun semestinya melewati berbagai

proses mulai dari proses outline, membuat draft, sampai bisa menjadi tulisan, dan

sepanjang proses tersebut, revisi secara berkesinambungan terus dilakukan. Namun

3

dalam kenyataannya, banyak mahasiswa yang tidak menghasilkan suatu tulisan dengan

melalui proses menulis tersebut. Khususnya dalam pembelajaran menulis, hal-hal berikut

berpotensi besar mempengaruhi keberhasilan pembelajaran menulis.

• Proses Belajar Mengajar.

Sering kali, proses belajar mengajar keterampilan menulis di kelas masih

sangat sederhana. Dosen menerangkan materi perkuliahan, mahasiswa

menulis, kemudian dikoreksi oleh dosen dan diberi komentar. Tidak ada

proses yang mampu memberikan pematangan untuk perbaikan tulisan

mahasiswa. Jika ada, hal tersebut tampaknya kurang banyak membantu

mahasiswa.

• Umpan Balik (Feedback).

Feedback adalah hal yang sangat penting dalam kegiatan menulis. Namun,

sering kali, tidak adanya proses feedback yang bersifat ragam antara

mahasiswa, dan dosen. Dosen biasanya yang memberi lebih banyak komentar

sehingga terkesan satu arah. Mahasiswa tidak tahu apa yang terjadi dengan

tulisan mereka karena setelah selesai dikerjakan, langsung dikumpulkan ke

dosen untuk dikoreksi.

• Standar Penilaian.

Standar penilaian yang digunakan harus jelas agar tidak mengundang

pertanyaan akan kesahihan nilai yang diperoleh mahasiswa.

• Kreativitas dan Inovasi.

Nuansa ini juga bisa berfungsi sangat oenting dalam proses pembelajaran

menulis. Namun, kurang adanya nuansa kreatif dan inovatif dalam

pembelajaran di kelas sering terjasi dimana semua proses menulis dikerjakan

di kelas sehingga tampak monoton, kurang ‘menantang’ eksplorasi

pengetahuan mahasiswa.

• Motivasi.

Motivasi adalah faktor internal yang oenting untuk membantu seseorang

memperoleh hasil yang lebih baik. Mahasiswa yang memiliki motivasi yang

rendah dalam mengikuti perkuliahan tentu akan mempengaruhi

keberhasilannya dalam pembelajaran menulis sehingga pada akhirnya,

mahasiswa tidak mampu menghasilkan suatu tulisan yang baik dan sesuai

dengan tuntutan kurikulum setelah menyelesaikan perkuliahan tersebut.

4

Sehubungan dengan hal tersebut diatas, beberapa inovasi baru dalam dunia

pendidikan utamanya untuk meningkatkan kualitas pembelajaran bahasa Inggris,

muncul. Seiring dengan perkembangan Teknologi, Informasi dan Komunikasi

(selanjutnya TIK), dalam dunia pendidikan, khususnya pembelajaran bahasa Inggris,

perkembangan pesat TIK ini memberikan tantangan sekaligus kesempatan bagi pengajar

dan mahasiswa agar dapat digunakan secara efektif di dalam pembelajaran di kelas.

Menurut Sei-Hwa, 2006), TIK mampu menjadi salah satu media pembelajaran

bahasa Inggris yang memberikan nuansa kreativitas, inovasi, dan tentu saja unsur

senang. Merchant (2003) menambahkan bahwa pemanfaatan TIK bagi mereka yang,

khususnya, tidak berada di dalam kelas dapat memberi suatu dimensi baru pembelajaran

bahasa Inggris. Mahasiswa dapat berkomunikasi dengan berbagai cara inovatif yang ada,

misalnya secara synchronous ataupun asynchronous, melalui media online. Lebih lanjut

ia menambahkan bahwa khususnya untuk pembelajaran menulis, TIK dapat membuka

berbagai kesempatan bagi penulis-penulis pemula karena mereka dihadapkan pada media

online yang interaktif sehingga terbuka kesempatan untuk kemampuan untuk

memperluas wawasan, audiens pembaca yang lebih luas daripada sebelumnya, dan

kesempatan untuk menunjukkan kemampuan yang lebih baik.

Seiring dengan perkembangan TIK dewasa ini, terdapat banyak media online

yang gratis yang bisa dimanfaatkan sebagai media pembelajaran. Tools seperti blog,

webpage, social networking system (friendster, facebook, tagged, dan lainnya), dan

Content Management System (CMS) bisa digunakan untuk membantu meningkatkan

kemampuan berbahasa Inggris mahasiswa. Sehubungan dengan keterampilan menulis,

salah satu media efektif yang dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuan

mahasiswa dalam keterampilan menulis karena memiliki karakteristiknya yang relevan

adalah media blog.

Blog (bentuk sederhana dari weblog) adalah sebuah laman (situs) seseorang yang

sering di update yang sering disebut dengan jurnal (diari) online (Rouf dan Sopyan,

2007). Dewasa ini, blog berkembang sangat pesat seiring perkembangan TIK di

Indonesia. Hampir semua orang memiliki blog, mulai dari artis, politikus, guru, dosen

sampai mahasiswa karena proses membuatnya sangatlah mudah. Dengan memiliki blog

yang juga berarti memiliki jurnal online, mahasiswa dapat menulis apapun yang mereka

senangi, dimana mereka bisa edit dan publikasikan sesering mereka mau, yang juga bisa

menjadi media agihan (sharing) bagi semua audiens, baik di dalam kelas maupun di luar

5

kelas, bahkan ke luar negeri yang tidak bisa dibayangkan mengingat jurnal tersebut

bersifat online.

Sehubungan dengan peningkatan kemampuan menulis, pemanfaatan media blog

sangatlah sesuai dengan karakteristik pembelajaran menulis. Dengan blog, mahasiswa

bisa menulis apapun pada bagian blog yang telah ada, termasuk memberi tambahan

penekanan atau informasi dengan media lain yang juga telah tersedia, seperti audio,

video, atau link ke alamat laman (situs) relevan lainnya. Secara teknis, membuat blog

tidaklah sulit, karena tidak memerlukan pengetahuan pemrograman dan sintaks yang

rumit. Mahasiswa hanya tinggal mengisi slot-slot yang sudah ada, seperti halnya

mengetik, kemudian tinggal dipublikasikan dan blog mereka sudah bisa dilihat oleh

seluruh orang didunia. Jika ada kesalahan, hal tersebut bisa langsung diperbaiki. Jadi,

membuat blog sangatlah mudah, sepanjang ada koneksi.

Blog sebagai wadah curahan ide dan tulisan mahasiswa akan sangat bermanfaat

bagi mereka karena blog sebagai media online mampu memberikan audiens riil bagi

tulisan mahasiswa. Jika selama ini, dosen adalah satu-satunya orang yang membaca

tulisan mahasiswa, dengan media blog, tulisan mereka dapat dibaca oleh teman-teman

mereka, baik yang sekelas maupun di luar kelas, bahkan di tempat-tempat lain, orang tua

mereka, dan mereka yang memiliki akses ke internet. Tanpa disadari, potensi audiens riil

ini memberikan ‘tuntutan’ sekaligus kesempatan bagi mahasiswa untuk menunjukkan

hasil karya mereka yang terbaik. Diharapkan hal ini juga akan memberikan motivasi

yang lebih baik bagi peningkatan kompetensi menulis mahasiswa.

Lebih lanjut, sesuai dengan beberapa faktor yang telah disebutkan sebelumnya,

blog dipercaya akan sangat membantu peningkatan prestasi mahasiswa dalam

pembelajaran menulis. Rasional tindakan tersebut adalah sebagai berikut:

• Mahasiswa akan dibiasakan untuk berkerja melewati proses kegiatan menulis,

mulai dari outline, membuat draft, sampai tulisan final dimana di setiap

proses tersebut, revisi tetap dilakukan secara terus menerus. Hasil tulisan

mahasiswa dari outiline, draft sampai tulisan final yang telah disetujui atau

dikoreksi ditaruh di blog mereka sehingga memberi kebanggaan dan

dorongan untuk berbuat yang terbaik untuk ditunjukkan ke semua orang yang

memiliki akses ke blog mereka.

• Mahasiswa diberikan kesempatan untuk melakukan peer correction, dimana

mereka bisa saling melihat dan memberi komentar pekerjaan temannya untuk

6

hasil yang lebih baik sebelum dikoreksi oleh dosen. Hal ini sudah barang

tentu akan membantu dosen juga mengingat mengoreksi tulisan mahasiswa

tidaklah mudah mengingat jumlah kelas dan mahasiswa yang diajar.

• Dari awal, standar penilaian yang akan digunakan untuk mengoreksi

pekerjaan mahasiswa diberikan dan dijelaskan sehingga masing-masing pihak

paham akan apa yang semestinya ditekankan atau diperbaiki.

• Untuk memberi kreativitas dan inovasi, media blog akan digunakan.

Mahasiswa akan dijelaskan terlebih dahulu bagaimana membuat blog,

kemudian mengisi tulisan di dalamnya, dan bagaimana memberi komentar

atas tulisan teman-temannya melalui media tersebut. Kemudian, seluruh blog

mahasiswa didaftarkan oleh dosen dalam suatu wadah blog baru. Hal ini

bertujuan mirip seperti mailing list (hal yang sama bisa dilakukan dengan

media RSS/Rich Summary Site Feed/Really Simple Syndicate) dimana ketika

seseorang yang meng-upload tulisan, sistem blog itu akan secara otomatis

‘memberi tahu’ pemilik blog lainnya yang sudah tergabung dalam suatu

wadah tadi. Ini akan jauh memudahkan mahasiswa dan dosen. Jika tidak,

agak sulit tampaknya untuk mengetahui apakah seseorang sudah menulis

sesuatu atau belum kecuali yang bersangkutan memang sengaja masuk ke

blog temannya. Peneliti yakin, dengan adanya nuansa inovasi dan kreativitas

yang lebih diberikan, mahasiswa akan termotivasi untuk lebih mau lagi

menulis dan menghasilkan tulisan yang lebih baik dan efektif.

Dalam pembelajaran menulis, mahasiswa juga harus memahami pengetahuan

akan elemen-elemen dasar tulisan, pengetahuan akan komponen-komponen yang

membentuk suatu tulisan yang padu (unity) dan koheren (coherence), serta kompetensi

menulis berdasarkan jenis-jenis tulisan. Dalam hal ini, mahasiswa dapat menuangkan

ide-idenya dan mengekspresikan perasaannya dalam bentuk tulisan yang baik dan

efektif. Baik artinya paragraf tersebut merupakan suatu kesatuan yang padu dan koheren.

Efektif dimaksudkan bahwa tulisan mereka nantinya mampu menarik perhatian pembaca

sekaligus mampu menyampaikan pesan yang ingin dituangkan secara tepat dan baik.

Dengan memanfaatkan blog sebagai media jurnal online dalam pembejaran

menulis, kompetensi menulis mahasiswa dapat ditingkatkan. Peningkatan kompetensi ini

diharapkan berimbas pada peningkatan kompetensi berbahasa Inggris mahasiswa yang

meliputi aspek-aspek keterampilan bahasa lainnya, yaitu menyimak, membaca, dan

7

berbicara serta komponen-komponen bahasa, seperti pelafalan, struktur, pilihan kata,

kosakata, dan lainnya. Dengan meningkatnya kemampuan berbahasa Inggris mahasiswa,

diharapkan kualitas pembelajaran dapat meningkat.

KAJIAN TEORI

Kompetensi Menulis

Finch dan Crunkilton (dalam Mulyasa, 2003: 37) menyatakan bahwa kompetensi

berarti penguasaan terhadap tugas, keterampilan, tingkah laku, dan penghargaan-

penghargaan yang diperlukan untuk menunjang keberhasilan atau suatu prestasi.

Padmadewi (2004) menambahkan bahwa kompetensi adalah kemampuan dalam mata

kuliah dan mata praktikum yang harus dimiliki oleh lulusan; kemampuan yang harus

dapat dilakukan oleh mahasiswa. Pada dasarnya, kedua pendapat tersebut memiliki ide

yang sama tentang pengertian kompetensi yang pada intinya mengacu pada kemampuan

mahasiswa untuk melakukan sesuatu berdasarkan suatu standar tertentu.

Definisi-definisi tersebut dapat dirangkum dua hal, yaitu, sebagai kemampuan

mahasiswa menguasai aspek-aspek keterampilan dan komponen bahasa, dan kemampuan

mahasiswa menghasilkan tulisan yang baik dan efektif berdasarkan prinsip kepaduan dan

koherensi. Baik artinya paragraf tersebut merupakan suatu kesatuan yang padu dan

koheren. Efektif dimaksudkan bahwa tulisan mereka nantinya mampu menarik perhatian

pembaca sekaligus mampu menyampaikan pesan yang ingin dituangkan secara tepat dan

baik. Kedua kemampuan di atas, tidaklah bisa dipisahkan mengingat keduanya

merupakan satu kesatuan yang saling mendukung. Dengan kata lain dapat disimpulkan

bahwa, mahasiswa akan bisa dikategorikan belum memiliki kompetensi yang cukup

apabila mereka tidak menguasai kedua kemampuan tersebut dengan baik.

Pembelajaran menulis pada hakekatnya adalah suatu pembelajaran tentang

bagaimana seseorang mengekspresikan ide dan perasaannya lewat media tulisan (Rainey,

2003: 2). Melalui kegiatan menulis, seseorang juga bisa mengemukakan keperluannya,

bisa merekam pikiran-pikirannya mengenai hal-hal yang penting atau kegiatan-kegiatan

yang sifatnya pribadi dalam hidup mereka. Bahkan, menulis juga bisa dijadikan hiburan,

dimana seseorang bisa mengkomunikasikan perasaan dan idenya kepada orang lain

melalui media dan bentuk yang beragam, seperti surat, otobiografi, cerita, dan esai.

Reinking, dkk. (2002: 3) menyatakan bahwa terdapat empat tujuan umum dari

kegiatan menulis, yaitu untuk menginformasikan, mempengaruhi, mengungkapkan, dan

menghibur. Dalam suatu tulisan, hampir semua yang ditulis oleh penulis merupakan

8

cerminan dari kemampuannya akan pengolahan kata-kata sehingga bahkan hal-hal yang

abstrak bisa ditampilkan dengan lebih jelas karena kemampuan tersebut.

Terdapat banyak jenis karangan atau tulisan, seperti tulisan naratif, deskriptif,

argumentatif, persuasif, dengan berbagai kelasnya, seperti klasifikasi, perbandingan,

sebab akibat, dan lain-lain. Seluruh jenis tulisan tersebut harus dikuasai oleh mahasiswa

dimana mereka diharapkan mampu menunjukkan penguasaan akan jenis-jenis tulisan

termasuk komponen kebahasaan lainnya. Dengan demikian, kemampuan mahasiswa

untuk mengungkapkan ide dan perasaan mereka akan bisa tersampaikan secara efektif

kepada pembacanya.

Dalam menulis, mahasiswa harus mampu menguasai beberapa hal. Pertama,

mahasiswa harus mampu menguasai elemen-elemen tulisan, seperti topic sentence/thesis

statement, introduction, body, dan conclusion. Masing-masing elemen tersebut memiliki

karakteristik yang harus diikuti agar tulisan mahasiswa nantinya menjadi lebih baik.

Kedua, mahasiswa harus mampu menguasai pengetahuan akan komponen-komponen

yang membentuk suatu tulisan yang padu dan koheren. Ketiga, mahasiswa mampu

memiliki kompetensi menulis suatu tulisan berdasarkan jenis-jenis komposisinya.

Motivasi dalam Belajar Bahasa

Gardner dan Tremblay (1994) menyatakan bahwa motivasi berhubungan dengan

bagaimana seseorang bertingkah laku. Disebutkan bahwa terdapat 4 aspek dalam

motivasi, antara lain 1) tujuan, 2) usaha, 3) keinginan mencapai tujuan, dan 4) tingkah

laku yang mendukung pencapaian suatu pemecahan masalah. Selain itu, motivasi juga

didefinisikan sebagai suatu awal untuk menciptakan dan menjaga tingkah laku seseorang

menuju pencapaian tujuan (Ames & Ames, 1989). Aspek motivasi ini sangat penting

karena berperan dalam menentukan keaktifan dan tingkah laku siswa dalam belajar

(Ngeow, 1998).

Oxford & Shearin (1994) lebih lanjut menyatakan bahwa motivasi adalah hasrat

untuk mencapai tujuan, dikombinasikan dengan usaha untuk mencapai tujuan tersebut.

Banyak peneliti mempertimbangkan motivasi sebagai sebuah elemen utama yang

menentukan kesuksesan dalam meningkatkan kemampuan dalam mempelajari bahasa

kedua maupun bahasa asing. Hal ini menentukan rentang keaktifan,dan keterlibatan

personal dalam mempelajari bahasa kedua. Motivasi dapat dibagi menjadi dua yaitu

motivasi positif dan motivasi negatif. Motivasi positif timbul sebagai respons yang

melibatkan kenyamanan dan optimisme tentang tugas-tugas yang diemban. Sedangkan

9

motivasi negatif mengacu pada pengambilan tugas-tugas yang selalu dihantui rasa tidak

nyaman yang pada akhirnya menghasilkan sesuatu yang tidak diinginkan pula. Sebagai

contoh, ketidaklulusan, yang disebabkan motivasi yang rendah sehingga tugas-tugas

perkuliahan tidak dapat diselesaikan dengan baik. Sehubungan dengan hal tersebut,

Gardner dan Lambert (1972) mengemukakan sebuah model yang disebut dengan Socio-

Educational Model. Model ini tersusun setelah melakukan penelitian selama lebih dari

sepuluh tahun dan disimpulkan bahwa tingkah laku pembelajar terhadap bahasa dan

budaya target memiliki peranan penting dalam motivasi pembelajaran bahasa. Dari

model ini terdapat dua macam motivasi, yaitu motivasi instrumental dan integratif.

Motivasi instrumental mengacu pada keinginan pembelajar untuk mempelajari bahasa

dengan tujuan untuk tujuan-tujuan riil dan praktis, misalnya persyaratan masuk

perguruan tinggi, mencari pekerjaan, atau berkunjung ke suatu tempat. Sedangkan

motivasi integratif mengacu pada keinginan untuk mempelajari bahasa dengan tujuan

mampu berinteraksi dengan masyarakat bahasa target. McDonough (1981)

menambahkan bahwa terdapat dua jenis motivasi integratif, yaitu motivasi asimilatif dan

motivasi afiliatif. Motivasi asimilatif merupakan motivasi ‘kuat’ dari seseorang untuk

berasimilasi dengan budaya dan bahasa masyarakat target secara penuh. Sedangkan

motivasi afiliatif merupakan motivasi ‘lemah’ dari seseorang untuk berinteraksi secara

penuh dengan budaya dan bahasa masyarakat target tanpa melupakan budaya yang

dimilikinya.

Teknologi, Informasi, dan Komunikasi (TIK)

Sebagai imbas dari globalisasi dewasa ini, penyebaran bahasa Inggris dan

perkembangan teknologi telah merubah pembelajaran bahasa Inggris sebagai suatu

lingua franca (Warschauer and Healey, 1988). Hasilnya, baik bahasa Inggris dan TIK

telah menjadi keterampilan literasi yang sangat penting bagi sebagian besar bukan

penutur bahasa Inggris asli untuk lebih mendalami bahasa Inggris (Papert, 1980). Tidak

dapat dipungkiri, penyebaran sekaligus pemanfaatan TIK dalam dunia pendidikan telah

berkembang dengan sangat pesat di banyak negara.

Karena perkembangannya yang pesat, TIK dipandang sebagai suatu hal yang

mampu memberikan tantangan sekaligus kesempatan. Bahkan UNESCO, dalam

pertemuannya di Dakkar, April 2000, telah menyatakan pemanfaatan TIK sebagai salah

satu strategi utama untuk mencapai misi “Pendidikan Bagi Semua” (EFA/Education for

All) (UNESCO-CI.htm, 2005). Pelgrum (1996) lebih lanjut menyatakan bahwa TIK:

10

• mampu memotivasi mahasiswa untuk berkolaborasi satu sama lainnya dan

bertanggung jawab terhadap proses pembelajarannya masing-masing,

• membantu bakat individu, memberi kemandirian, dan rasa percaya diri yang

sepantasnya,

• membantu mahasiswa menggunakan imaginasi mereka dan mempromosikan

kreativitas, dan

• membangun inkuiri dan keterampilan berkomunikasi serta membentuk

kemampuan mahasiswa akan konteks-konteks yang membutuhkan pemikiran

kritis, pengambilan keputusan, dan kegiatan-kegiatan pemecahan masalah.

Sehubungan dengan pemanfaatan TIK dalam pembelajaran, Zhu dan Kapaln

(2001) mengajukan suatu model pengajaran berbasis teknologi yang dapat disampaikan

sebagai berikut.

Figur 1: Model Pengajaran Berbasis Teknologi

Dari figur diatas, dapat dilihat bahwa dari pendekatan sistem, pengajaran berbasis

teknologi meliputi empat komponen, yaitu mahasiswa, dosen, bahan ajar dan perangkat

teknologi. Penjelasan mengenai figur ini dapat disampaikan melalui kutipan berikut.

(Zhu and Kaplan, 2001: 6):

“An examination of each component raises a set of issues that the teachers need to consider in order to make technology integration as successful as

11

possible. For example, content can be examined in terms of learning outcomes and the discipline being taught. Teachers can think of their own experience with technology, the amount of time they have for planning and teaching, and their view of their role in the teaching and learning process. They need to think carefully about their students, their exposure and access to technology as well as their preferred learning styles. Finally, they can turn to the technology itself and analyze it according to its functions. This approach to teaching and learning with technology assumes that the four component parts are integrated and that changes in one part will require adjustments to the other three in order to achieve the same goals.”

Sesuai dengan karakteristiknya yang bersifat terapan, TIK, dalam pembelajaran

bahasa Inggris dapat diintegrasikan pada keempat keterampilan bahasa dan komponen

bahasa lainnya. Dipercaya bahwa TIK mampu memberikan suatu model pembelajaran

yang interaktif, inovatif, dan kreatif. Dengan memanfaatkan TIK, kemampuan

mahasiswa dapat ditingkatkan karena kegiatan yang dilakukan sangat beragam, bisa

diperluas, dan bersifat riil tadi. Pelgrum (1996) menyatakan bahwa TIK dapat membantu

mahasiswa untuk:

• menggunakan berbagai strategi untuk mengeksplorasi perbedaan, persamaan,

dan koneksi/hubungan secara dinamis,

• menjelaskan teks secara inovatif,

• memperkaya atau memperluas konteks pembelajaran literasi,

• melihat teks dari sudut pandang alternatif/yang berbeda,

• menggunakan teknik-teknik analitis dan kritis,

• menyusun dan memproses teks dan data dengan lebih cepat dan efisien,

• menyusun dan mengatur teks dan data dengan menggunakan kombinasi kata,

gambar, suara, dan hiperteks (multimedia),

• menyimpan, merekam, mengedit, dan mengadaptasi pekerjaan dengan lebih

cepat dan efisien,

• menyimpan bukti-bukti proses editing sehingga dapat diteliti atau uji kembali

jika diperlukan,

• merubah struktur dan kualitas teks agar sesuai dengan audiens dan tujuan

yang beragam,

• menyusun teks yang multi pengarang,

• memilih audiens yang lebih riil, lebih luas di seluruh belahan dunia, dan

12

• melatih kemampuan untuk menggunakan media dan desain yang sesuai ketika

menyusun suatu tulisan atau kegiatan lainnya agar sesuai dengan tujuan yang

diharapkan.

Mengingat perkembangan dan manfaatnya, saat ini, banyak sekolah-sekolah dan

lembaga lainnya telah memanfaatkan TIK sebagai alat untuk mempromosikan

pembelajaran, baik untuk meningkatkan kompetensi, merespon perkembangan

kemampuan seseorang, dan hal-hal lainnya untuk pembelajaran yang lebih efektif. Jager

and Lokman (1999) menambahkan bahwa proses pembelajaran, standar asesmen, dan

kompetensi dapat ditingkatkan melalui pemanfaatan TIK dalam proses belajar mengajar.

Sehubungan dengan pembelajaran menulis, Goldberg, dkk. (2003) menyatakan bahwa

menulis dengan menggunakan komputer and memanfaatkan media TIK dapat

meningkatkan jumlah tulisan mahasiswa, sekaligus kompetensi menulis mereka

mengingat mereka diberikan kesempatan untuk menulis dan mengekspresikan ide,

perasaan, dan pengalaman mereka secara kreatif dan inovatif.

Media Blog (Jurnal Online) sebagai Media Pembelajaran Menulis

Menurut Rouf dan Sopyan (2007), blog adalah suatu laman (situs) online yang

berfungsi sebagai media jurnal/diari bagi seseorang. Jovan (2007) menambahkan bahwa

blog adalah “a personal diary, a daily pulpit, a collaborative space, a political soapbox, a

breaking-news outlet, a collection of links, one’s own private thoughts, and memos to the

world.” Graham (2005) menyatakan bahwa membuat blog tidaklah sulit karena hanya

memerlukan pemahaman sederhana mengakses internet, sama mudahnya untuk membuat

dan mengirim e-mail. Membuat blog tidaklah memerlukan pemahaman akan bahasa

pemrograman atau sintaks-sintaks pemerograman yang rumit karena semua sudah

dikerjakan oleh sistem. Yang harus dilakukan hanya menulis dan mempublikasikannya

langsung.

Blog dengan berbagai jenis dan variasi fiturnya telah banyak menarik minat

orang untuk memnfaatkannya dalam pembelajaran di kelas. Terdapat beberapa peneliti

dan penulis yang telah mengkaji pemanfaatan media blog (jurnal online) untuk

pembelajaran bahasa Inggris. Jati (2006) meneliti penggunaan blog kelas dan blog

mahasiswa untuk kelas menulis. Ia menemukan bahwa meskipun pada awalnya, blog

tidak ditujukan untuk pembelajaran bahasa Inggris, blog mampu menjadi media yang

sangat berguna untuk pembelajaran menulis. Jati (2006: 2) mengatakan bahwa:

13

“By utilizing free blogging services on the Internet, teachers are capable of creating and storing online supplemental materials for students, post class notes for student review, and give general feedback to the class as whole and individually. Additionally, students are able to submit assignments online.”

Educational Blogger Network dalam “use weblog technology for the teaching of

writing and reading across the disciplines” (eBn, 2003) menambahkan bahwa blog telah

mampu merambah segala bidang, mulai jurnalisme, politik, hiburan, dan pendidikan, dari

pendidikan awal sampai lanjutan. Meskipun masih berupa embrio, namun ide tersebut

menyimpan potensi untuk berkembang lagi.

Campbell (2003) lebih lanjut menyarankan kalau blog bisa digunakan sebagai

media bagi mahasiswa untuk mengungkapkan pendapat, ide, dan informasi menarik

lainnya dalam lingkup pembelajaran bahasa Inggris. Duber (2002) bahkan telah

menyediakan link ke beberapa blog tutor yang ada di dunia maya sana.

Sehubungan dengan penggunaan bantuan teknologi Pederson dan Bonnstetter

(1990) menyatakan bahwa pemanfaatan teknologi mampu meningkatkan motivasi

belajar sehingga membuat pembelajaran menjadi lebih bermakna. Untuk penggunaan

media yang disampaikan melalui multimedia, Santosa (2005) menemukan bahwa

penggunaan media yang disampaikan melalui multimedia sebagai bentuk pemanfaatan

inovasi teknologi, seperti audio, slide bergerak, dan video, mampu meningkatkan

kemampuan dictation mahasiswa jurusan pendidikan bahasa Inggris.

Dengan demikian, pemanfaatan blog sebagai wadah atau media jurnal online

dalam pembelajaran, khususnya keterampilan menulis sangatlah dimungkinkan

mengingat. Banyak hal yang bisa ditaruh dalam blog. Menariknya, blog juga

memberikan kesempatan bagi penggunanya untuk menaruh suara, video, gambar, dan

lainnya. Semua hal tersebut mudah untuk dilakukan (www.blogger.com, 2007). Melalui

media blog, seseorang dapat mengumpulkan dan membagi hal-hal yang menarik, entah

itu komentar politik, diari, atau link ke laman (situs) lain yang relevan. Ide dari

pembuatan blog sebenarnya tidak hanya untuk mengungkapkan ide, perasaan, dan

pengalaman, namun juga untuk mendapatkan respon dari pengguna blog yang memiliki

tujuan sama. Hal inilah yang sangat menarik juga dari blog, karena orang-orang di

seluruh dunia bisa melihat, memberi komentar, mengambil (jika dibuat seperti itu) hal-

hal yang mereka anggap perlu. Hal inilah yang membuat “dunia blog” sangat dinamis

dan atraktif (Wang dan Fang, 2006).

Rouf dan Sopyan (2007) menyatakan bahwa terdapat tiga jenis blog, yaitu:

14

• Blog Tutor.

Blog ini dijalankan oleh dosen di kelas. Isi dari blog ini biasanya terbatas

pada silabus, informasi mata kuliah, pekerjaann rumah, dan lainnya. Atau,

dosen bisa menulis mengenai ide, perasaan, dan pengalaman dirinya untuk

kemudian bisa dibagi dilihat dari berbagai perspektif, seperti budaya,

pemberian informasi, dan hal lainnya. Tipe blog ini membatasi ruang gerak

mahasiswa untuk lebih berkreasi.

• Blog Kelas.

Blog ini memiliki karakteristik ‘agihan’ (share) dimana dosen dan mahasiswa

bisa menyumbangkan ide dan pengalamannya. Blog jenis ini sangat baik

digunakan sebagai ruang diskusi kolaboratif bagi dosen dan mahasiswa.

Mahasiswa diberikan kebebasan yang lebih untuk menulis dan berinteraksi

dalam blog jenis ini.

• Blog Mahasiswa.

Blog jenis ini sebenarnya memerlukan lebih banyak waktu dan usaha dari

dosen untuk mengatur dan menyusun segala hal yang diperlukan, namun

mungkin merupakan yang paling baik bagi mahasiswa dilihat dari

kesempatan yang diberikan untuk menulis, mengekspresikan ide, perasaan,

dan pengalaman mereka. Mahasiswa akan memiliki blog mereka sendiri dan

biasanya mereka akan memerikan yang terbaik bagi milik mereka sendiri.

Terdapat beberapa alasan mengapa blog dimanfaatkan sebagai media

pembelajaran menulis. Wang dan Fang (2006) menyatakan bahwa blog mampu

memberikan audiens riil bagi tulisan mahasiswa. Biasanya, hanya dosen yang

mengoreksi dan memberi komentar atas tulisan mahasiswa dan fokus yang diperhatikan

adalah biasanya pada bentuk, bukan isi. Dengan blog, mahasiswa diberikan kesempatan

untuk mendapat audiens riil, baik teman sekelas, diluar kelas, orang tua, atau orang lain

di belahan dunia lain yang memiliki akses ke internet.

Graham (2005) menambahkan beberapa alasan lain bagi dosen untuk

memanfaatkan blog untuk pembelajaran menulis, yaitu:

• Blog memberikan latihan membaca ekstra bagi mahasiswa.

Bacaan ini bisa diberikan oleh dosen, mahasiswa lain dari kelas yang sama,

atau luar kelas, dan jika melalui blog, bisa dari orang-orang di seluruh dunia.

15

• Blog bisa sebagai jurnal online mahasiswa yang bisa dibaca oleh teman

sekelasnya.

Keuntungan dan jurnal online ini adalah arsip yang secara otomatis dibuatkan

oleh sistem blog yang diikuti. Karena sifatnya yang terbuka, pemanfaatan

blog mampu meningkatkan minat dan jumlah audiens.

• Blog bisa menuntun mahasiswa ke sumber-sumber belajar lainnya yang

tersebar dalam jumlah yang melimpah di situs-situs lainnya.

Untuk lebih menuntun mahasiswa pada sumber belajar yang tepat dan sesuai

dengan levelnya, dosen bisa memberi arahan atau menggunakan blog

tutornya sebagai portal sumber-sumber belajar bagi mahasiswanya.

• Blog mampu meningkatkan rasa saling percaya, mandiri, dan kerjasama

antara mahasiswa karena adanya aktivitas saling memberi komentar, saling

mengisi informasi, dan hal-hal lainnya yang menarik.

• Blog mampu memotivasi mahasiswa yang pemalu dan kurang percaya diri

untuk berpartisipasi.

Hal ini sering terjadi dimana mahasiswa pendiam biasanya bisa ‘berani’

untuk mengungkapkan ide dan perasaannya ketika diberikan kesempatan

melalui blog.

• Blog mampu menstimulasi diskusi di luar kelas.

Blog bisa menjadi media diskusi sebelum dan sesudah pembelajaran di kelas.

Apa yang mahasiswa tulis juga bisa sebagai bahan diskusi selanjutnya.

• Blog bisa memotivasi mahasiswa untuk menulis melalui sebuah proses.

Karena mereka menulis untuk dipublikasikan ke dunia luar, mereka akan

secara otomatis lebih memikirkan segala aspek tulisannya sehingga secara

tidak langsung akan memberikan latihan menulis bagi mahasiswa ke arah

yang lebih baik.

• Blog bisa menjadi portofolio online bagi tulisan mahasiswa.

Hal ini dimungkinkan karena adanya arsip yang secara otomatis dibuat oleh

blog itu sendiri sehingga kapanpun mahasiswa memerlukan, mereka bisa

kembali membuka tulisan mereka, berikut nilai serta komentar yang

diberikan.

Untuk terus menerus mempertahankan minat mahasiswa untuk menulis di blog,

dosen harus mampu membuatnya menjadi suatu kebiasaan. Jika tidak, blog-blog tersebut

16

akan ditinggalkan oleh penggunanya. Dosen,sebagai fasilitator utama dalam hal ini harus

mampu memotivasi mahasiswa secara berkesinambungan. Terdapat beberapa hal yang

dosen harus lakukan untuk tetap memotivasi mahasiswa menunjukkan tulisan mereka

yang terbaik, yaitu:

• merespon posting tulisan mahasiswa secepatnya, menulis komentar pendek,

dan memberikan hal-hal lain yang mampu memberikan stimulus bagi tulisan

mereka,

• memotivasi mahasiswa terus menerus dengan mengajak teman sekelas untuk

saling memberi komentar dan berbagi infoemasi, dan

• menyuruh mahasiswa untuk menulis dan mengumpulkan tulisan mereka di

blog sebagai media online selain ke teman sekelas dan dosen (Graham, 2005).

Telah disebutkan sebelumnya bahwa blog bisa digunakan secara efektif untuk

meningkatkan kompetensi menulis mahasiswa. Sebelum memanfaatkan blog ini, dosen

harus memutuskan dulu blog jenis apa yang akan digunakan, apakah blog tutor, blog

kelas, atau blog mahasiswa, disesuaikan dengan tujuan pembelajaran. Setelah itu, baru

memanfaatkan media blog tersebut secara efektif di dalam kelas untuk pembelajaran

menulis.

Untuk membuat blog, terdapat beberapa hal yang perlu dimiliki/dilakukan, yaitu:

• Sebuah e-mail.

Hal ini wajib dimiliki bagi seseorang yang ingin membuat blog.

• Memilih tipe blog.

Tipe blog tersebut bisa blog tutor, blog kelas, atau blog mahasiswa yang

disesuaikan dengan tujuan pembelajaran.

• Memilih penyedia blog yang ada secara online.

Terdapat banyak penyedia, seperti blogger, multiply, blogsome, wordpress,

dan lainnya.

• Ikuti langkah mudahnya.

Tiap-tiap penyedia blog memiliki langkah yang berbeda, namun semuanya

mudah. Dalam tulisan ini, penyedia dari multiply yang akan digunakan

sebagai penyedia blog karena blog ini tidak begitu rumit dibanding blog

lainnya. Misalnya pada pemahaman kode-kode HTML, adanya fasilitas

Guesbook yang memungkinkan orang lain berkomentar satu sama lain,

tampilan template yang beragam (dengan fasilitas CSS), dan lainnya.

17

Memang ada kelemahan, namun tidak terlalu mempengaruhi proses

pembelajaran nantinya.

Untuk membuat blog melalui multiply, terdapat lima langkah yang harus diikuti

yang bisa dijabarkan sebagai berikut:

1. Ketik http://www.multiply.com dan klik ‘Join for Free’. Tampilannya bisa

dilihat dibawah ini.

Figur 2: Tampilan Multiply

 

2. Isi Identitas Diri. Tampilannya adalah seperti dibawah ini.

Figur 3: Tampilan isi ID

18

3. Isi kontak teman (jika diperlukan, untuk mengundang mereka membuat blog

atau memberitahu jika seseorang memiliki blog untuk dikunjungi).

Tampilannya dapat dilihat sebagai beikut.

Figur 4: Tampilan isi kontak

4. Blog sudah jadi. Mudah sekali! Tinggal diisikan sesuai dengan keperluan.

Tampilannya bisa dilihat seperti dibawah ini.

Figur 5: Tampilan Blog yang baru jadi

19

Setelah blog dibuat, semua slot yang diberikan tinggal diisikan sesuai dengan

keperluan dan bisa di-update setiap hari. Slot-slot yang ada di blog multiply adalah

sebagai berikut.

• Blog Title.

Ini adalah tempat untuk memberi judul dari blog pemiliknya.

• Welcome Box.

Slot ini adalah tempat untuk menuliskan pesan atau tulisan awal atau

pembuka yang biasanya berisi identitas diri sederhana dan ‘sambutan’

terhadap pengunjung blog tersebut.

• Photos.

Slot ini adalah tempat untuk menaruh foto-foto terkait, bisa pemilik atau

orang lain, tentang diri pemilik, suatu kegiatan, atau foto dari sumber lain

yang relevan dengan isi dari blog tersebut.

• Blog.

Slot ini adalah tempat menaruh tulisan pemilik. Dalam pembelajaran menulis,

slot ini yang paling penting dan utama, karena semua tulisan mahasiswa

ditaruh di slot ini.

• Video.

Slot ini adalah tempat untuk menaruh video terkait dengan isi dari blog atau

yang pemilik inginkan.

• Music.

Slot ini adalah tempat untuk menaruh file-file musik yang pemilik blog sukai

atau ingin bagi atau sebarkan.

• Calendar.

Slot ini merupakan kalendar dimana pemiliknya bisa menaruh tanggal-

tanggal penting di dalamnya sesuai dengan situasi pemiliknya.

• Reviews.

Slot ini adalah tempat untuk menuliskan ulasan mengenai suatu hal, buku,

film, musik dan sebagainya yang sesuai dengan minat pemilik blog.

• Links.

Slot ini juga sangat penting. Slot ini adalah tempat untuk menaruh link

penting atau yang berhubungan dengan pemilik agar lebih mudah dan cepat

untuk mengaksesnya. Hal ini juga berlaku bagi pengunjung.

20

• Contacts.

Slot ini adalah wadah bagi teman-teman pemilik blog. Di slot ini akan terlihat

jumlah dan siapa saja teman-teman pemilik blog yang bisa dihubungi juga

oleh pengunjung lainnya.

• Comments.

Slot ini juga sangat penting karena memberikan wadah berekspresi bagi

pemilik dan utamanya pengunjung. Di sini, pengunjung bisa memberi

komentar tentang blog secara umum, atau suatu bagian dari blo, misalnya

tulisan, foto, musik, video, atau kalendar pemilik blog.

• Groups.

Slot ini adalah wadah bagi orang-orang yang memiliki ketertarikan terhadap

suatu hal yang sama sehingba mereka bisa bergabung dalam satu wadah dan

berinteraksi satu sam lain. Hal ini juga sangat penting bagi pembelajaran

menulis, dimana mahasiswa bisa ikut dalam suatu grup untuk memudahkan

interaksi dan komunikasi sesamanya.

Dalam proses kustomisasi, terdapat berbagai hal lain yang mungkin diperlukan

seperti CSS (Custom Style Sheet), RSS (Rich Summary Site/Really Simple Syndicate),

pemahaman HTML Script dan lain-lain agar bisa memperluas akses seseorang terhadap

‘dunia blog’. Setelah seluruh mahasiswa memiliki blog mereka sendiri, dosen menuntun

mahasiswa untuk menulis lewat blog, kemudian menunjukkan beragam aktivitas yang

bisa dilakukan dengan memanfaatkaan media blog, seperti memberi komentar,

menambah file audio, video, link ke sumber belajar lainnya yang relevan. Contoh

tampilan tulisan dalam blog adalah sebagai berikut.

21

Figur 6: Tampilan tulisan dalam blog

Antara dosen dan mahasiswa bisa saling memberikan komentar satu sama lain

mengenai tulisan yang telah dibuat, baik pada proses outline, draft, sampai tulisan final.

Komentar bisa mengenai berbagai hal, seperti komponen kebahasaan, isi, dan pesan

tulisan mahasiswa yang didasarkan pada sistem penilaian yang sudah baku sehingga

tidak mengurangi kesahihan skor.

Pemanfaatan media ini mampu memberikan aktivitas kolaboratif bagi

penggunanya. Sebuah blog di penyedia multiply memiliki slot grup yang memberikan

kesempatan bagi pemiliknya untuk membuat suatu wadah untuk menampung blog-blog

individu lainnya yang memiliki kesamaan minat atau tujuan. Hal ini akan sangat

bermanfaat bagi mahasiswa dalam pembelajaran menulis karena untuk memberi

komentar, satu sama lain harus tahu apakah temannya sudah menulis dan

mempublikasikan tulisannya. Dengan tergabung dalam suatu wadah grup, mereka akan

secara otomatis ‘diberi tahu’ oleh sistem kalau seseorang dalam grup yang sama telah

mempublikasikan tulisan mereka.

 

22

KERANGKA PIKIR DAN PEMBAHASAN

Mengingat pesatnya perkembangan TIK dewasa ini, tidak ada salahnya jika jika

fitur atau tools TIK yang relevan diterapkan pada pembelajaran bahasa Inggris. Salah

satunya tools online yang gratis yang dapat dimanfaatkan dalam kemampuan menulis

adalah blog (jurnal online). Seperti telah disampaikan sebelumnya, blog dapat berfungsi

sebagai jurnal seseorang dimana pemilik blog bisa mengekspresikan ide dan perasaannya

melalui media tersebut dan dipublikasikan online. Sesuai dengan karakteristiknya, blog

juga bisa dimanfaatkan dalam pembelajaran, khususnya menulis.

Dalam pembelajaran menulis di kelas, mahasiswa diberikan suatu wadah untuk

berekspresi dan berinteraksi dengan dosen, teman-temannya, dan orang-orang lainnya

yang memiliki ketertarikan dan akses yang sama. Mereka akan memiliki blog mereka

sendiri untuk kemudian digunakan sebagai media menulis esai mereka. Melalui proses

pembelajaran menulis yang sangat menekankan pada PROSES menulis (outline, revisi,

draft, revisi, final writing) di kelas dan online yang secara simultan dilakukan, media

blog (jurnal online) sebagai media pembelajaran diharapkan dapat meningkatkan

kemampuan menulis mahasiswa dalam pembelajaran menulis.

Telah disampaikan sebelumnya bahwa terdapat langkah-langkah membuat blog

degan penyedia dari multiply. Setelah blog dibuat, hal selanjutnya yang perlu

disampaikan adalah bagaimana memanfaatkan media blog dalam pembelajaran menulis.

Dengan menekankan pada PROSES menulis, pembelajaran menulis berbantuan blog

haruslah memperhatikan 5 hal, yaitu 1) pembuatan blog, 2) proses membuat outline, 3)

proses membuat draft, 4) proses revision, dan 5) proses publikasi ke media blog (jurnal

online). Secara lebih rinci, kelima tindakan tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut.

1. Pembuatan Blog (Jurnal Online)

Dalam hal ini, dosen akan menunjukkan langkah-langkah membuat blog

kepada mahasiswa dengan menggunakan penyedia dari multiply dengan langkah-

langkah yang telah dijelaskan sebelumnya, yaitu:

a. Ketik http://multiply.com

b. Klik ‘Join for Free’

c. Isi ID

d. Undang contacts (jika diperlukan)

e. Blog sudah selesai, tinggal diisi sesuai dengan keperluan.

 

23

2. Membuat Outline

Setelah suatu pokok bahasan mengenai jenis komposisi tertentu dalam

tulisan selesai dijelaskan, mahasiswa akan membuat outline (semacam kerangka

pikir tulisan yang berisi pokok-pokok pikir dengan penjabaran singkat dan padat).

Perlu diperhatikan bahwa proses ini adalah proses yang tidak mudah dan sangat

menentukan keberhasilan dan arah tulisan mahasiswa. Diyakini bahwa 75%

tulisan akan baik dan efektif jika outline sudah baik pula. Outline terdiri dari tiga

elemen penting, yaitu Topic Sentence/Thesis Statement, Developmental

Paragraphs, dan Conclusion.

Dosen kemudian bisa menyuruh mahasiswa melakukan koreksi dengan

teman sekelas dengan menggunakan cara instrumen penilaian tulisan, misalnya

dalam hal ini dengan menggunakan formative scoring feedback yang memiliki

tiga cara memeriksa yang bisa dipilih salah satunya: correction, atau controlled

correction, atau guided correction. Setelah itu, bersama-sama dibahas outline

mahasiswa dengan menampilkannya di depan kelas (lewat media LCD), dan

direvisi jika ada. Outline yang mereka telah hasilkan kemudian harus diupload ke

blog mereka. Masing-masing dari mereka dapat memberi komentar mengenai

outline temannya.

Proses koreksi ini juga sangat penting dilakukan dari awal proses menulis

sampai akhir. Mahasiswa diberi penjelasan tentang apa dan bagaimana cara

mengoreksi pekerjaan temannya sebelum dikumpulkan kepada dosen untuk

dikoreksi kembali. Telah dijelaskan sebelumnya bahwa proses koreksi

menggunakan formative scoring feedback. Dalam menggunakan formative

scoring feedback ini, terdapat dua hal pokok yang harus dilakukan. Hal pokok

pertama adalah mengenai bagaimana mahasiswa dan dosen mengkoreksi tulisan

yang dibuat, apakah dengan cara correction (memberikan masukan yang eksplisit

tentang ide atau kata tertentu, langsung dengan yang benar), controlled

correction (memberi masukan dengan hanya memberikan poin-poin ide atau kata

yang lebih baik), atau guided correction (memberi masukan secara implisit

dengan hanya memberi kode/penanda tertentu yang telah disepakati sebelumnya,

berdasar atas konvensi, pada ide atau kata yang mesti direvisi). Semua hal ini

sudah ada dalam bentuk instrumen baku dan valid sehingga bisa digunakan.

Hal pokok kedua adalah formative scoring feedback, yaitu memberi

penilaian atas tulisan mahasiswa sesuai dengan sistem penskoran yang telah

24

standar. Sistem penskoran yang akan digunakan adalah adaptasi dari J.B. Heaton

(1991) mengenai “Writing English Tests.” Penilaian akan diberikan oleh teman

sekelas mahasiswa sebagai bentuk dari peer correction activity dan dari dosen

setiap akhir proses menulis suatu jenis komposisi. Penilaian ini menekankan pada

lima hal penting dalam sebuah tulisan, yaitu content, organization, vocabulary,

language use, dan mechanics. Untuk lebih jelasnya, formative scoring feedback

dapat dilihat sebagai berikut.

Tabel 1: Formative Scoring Feedback CONTENT 30, 29, 28, 27 EXCELLENT

– VERY GOOD

knowledgeable – substantive – etc.

26, 25, 24, 23, 22

GOOD – AVERAGE

some knowledge of subject – adequate range – etc.

21, 20, 19, 18, 17

FAIR – POOR

limited knowledge of subject – little substance – etc.

16, 15, 14, 13 VERY POOR does not show knowledge of subject – non substantive – etc.

ORGANIZATION 20, 19, 18 EXCELLENT

– VERY GOOD

fluent expression – ideas clearly stated – etc.

17, 16, 15, 14 GOOD – AVERAGE

somewhat choppy – loosely organized but main ideas stand out – etc.

13, 12, 11, 10 FAIR – POOR

non-fluent – ideas confused or disconnected – etc.

9, 8, 7 VERY POOR does not communicate – no organization – etc.

VOCABULARY 20, 19, 18 EXCELLENT

– VERY GOOD

sophisticated range – effective word/idiom choice and usage – etc.

17, 16, 15, 14 GOOD – AVERAGE

adequate range – occasional errors of word/idiom form, choice, usage, but meaning not obscured.

13, 12, 11, 10 FAIR – POOR

limited range – frequent errors of word/idiom form, choice, usage – etc.

9, 8, 7 VERY POOR essentially translation – little knowledge of English vocabulary.

LANGUAGE USE 25, 24, 23, 22 EXCELLENT

– VERY GOOD

effective complex construction – etc.

21, 20, 19 GOOD – AVERAGE

effective but simple constructions – etc.

17, 16, 15, 14, FAIR – major problems in simple/complex

25

13, 12, 11 POOR constructions – etc. 10, 9, 8, 7, 6, 5 VERY POOR virtually no mastery of sentence

construction rules – etc. MECHANICS 5 EXCELLENT

– VERY GOOD

demonstrative mastery of conventions – etc.

4 GOOD – AVERAGE

occasional errors of spelling, punctuation – etc.

3 FAIR – POOR

frequent errors of spelling, punctuation, capitalization – etc.

2 VERY POOR no mastery of conventions – dominated by errors of spelling, punctuation, capitalization, paragraphing – etc.

(Heaton, J. B., 1991)

Hasil pada kelima aspek tersebut akan dijumlahkan dan dimaknai dengan

menggunakan pedoman penilaian, misalnya pedoman studi Universitas

Pendidikan Ganesha (2006) yang dapat dilihat pada tabel 2 sebagai berikut.

Tabel 2: Pedoman Penilaian Nilai Huruf Keterangan

85 – 100 A Sangat Baik

70 – 84 B Baik

55 – 69 C Cukup

20 – 54 D Rendah

0 – 19 E Sangat Rendah

3. Membuat Draft

Proses ini dilakukan jika outline tulisan mahasiswa dianggap sudah

memadai, dalam arti jelas akan apa yang akan dikembangkan dalam esai mereka.

Mahasiswa sudah mulai membuat tulisan dengan mengembangkan pokok-pokok

pikiran pada elemen-elemen outline dengan menambahkan frase atau kalimat,

juga penanda transisi yang relevan. Draft yang mereka telah buat kemudian harus

diupload ke blog mereka. Masing-masing dari mereka dapat memberi komentar

mengenai draft temannya.

 

4. Merevisi

Dalam proses ini, tulisan mahasiswa diberikan kembali kepada teman

sekelasnya untuk bersama-sama mengkoreksi draft tulisan yang telah dibuat

26

dengan cara cara correction, atau controlled correction, atau guided correction

dan memberi nilai dengan menggunakan formative scoring feedback yang telah

diberikan sebelumnya. Pada proses ini, mahasiswa masih boleh merevisi tulisan

mereka.

 

5. Mempublikasikan Tulisan

Setelah tulisan mahasiswa direvisi, tiba saatnya mereka mempublikasikan

tulisan final mereka. Inilah saat dimana tulisan final mereka diupload ke blog

mereka masing-masing. Dosen akan mengecek tulisan mereka dan memberi

komentar. Tulisan final mereka ini juga di cetak dan dikoreksi oleh temannya

sebelum dikoreksi oleh dosen. Jadi tulisan mahasiswa melewati berbagai tahapan

proses menulis dengan harapan apa yang mereka hasilkan bisa lebih baik dan

efektif. Dengan blog, tulisan mereka akan dilihat oleh orang-orang selain teman

dan dosen mereka, dan karena ditampilkan ke publik, mahasiswa akan berusaha

menampilkan usaha mereka yang paling baik.

Sebagai aktivitas tambahan, motivasi mahasiswa juga bisa dicari tahu

sehubungan dengan pemanfaatan blog pada pembelajaran menulis. Hal ini bisa dilakukan

dengan menyebarkan kuisioner online melalui penyedia survey online seperti

www.surveymonkey.com. Tampilan halaman muka situs tersebut dapat dilihat sebagai

berikut.

Figur 7: Tampilan halaman awal www.surveymonkey.com

27

Hal ini bisa bersifat sekaligus bagi mahasiswa karena ketika mereka online untuk

menaruh tulisan di blog, mereka juga bisa memberikan komentar mereka secara online di

media survey online yang telah disebutkan sebelumnya. Kuisioner ini sifatnya

melengkapi namun bisa sangat bermanfaat untuk mengetahui pendapat mahasiswa

tentang pemanfaatan blog dalam pembelajaran menulis. Dalam hal ini, bisa dilihat pada

aspek motivasi mahasiswa. Aspek motivasi yang ingin diketahui diformulasikan dengan

mengacu pada empat aspek motivasi, yaitu 1) tujuan, 2) usaha, 3) keinginan mencapai

tujuan, dan 4) tingkah laku yang mendukung pencapaian suatu pemecahan masalah

(Honey, 2007). Lembar kuisioner motivasi dapat dilihat dihalaman selanjutnya.

Tabel 3: Lembar Kuisioner Motivasi  

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

TERIMA KASIH

LEMBAR KUESIONER MOTIVASI Isilah tanda rumput ( ) pada tabel berikut sesuai dengan pendapat pribadi anda. Pendapat yang anda berikan tidak berpengaruh pada kelulusan ataupun nilai perkuliahan. Keterangan: ST : SANGAT TINGGI T : TINGGI R : RENDAH SR : SANGAT RENDAH

No Aspek Motivasi ST T R SR Tujuan pembelajaran Writing III adalah untuk meningkatkan kompetensi mahasiswa dalam menulis esai sesuai dengan elemen-elemen esai dan jenis komposisinya. Bagaimanakah motivasi anda untuk mencapai tujuan tersebut?

Tujuan pembelajaran Writing III untuk meningkatkan kompetensi menulis mahasiswa. Bagaimanakah motivasi anda untuk mencapai tujuan tersebut?

Tujuan pembelajaran Writing III untuk memberikan pemahaman akan elemen-elemen esai. Bagaimanakah motivasi anda untuk mencapai tujuan tersebut?

Tujuan pembelajaran Writing III untuk membantu mahasiswa menghasilkan suatu tulisan yang padu dan koheren. Bagaimanakah motivasi anda untuk mencapai tujuan tersebut?

1

Tujuan pembelajaran Writing III untuk membantu mahasiswa menghasilkan suatu tulisan yang baik dan efektif. Bagaimanakah motivasi anda untuk mencapai tujuan tersebut?

2 Bagaimanakah motivasi anda dalam hubungannya dengan usaha anda dalam mengikuti perkuliahan ini?

3 Bagaimanakah motivasi anda dalam hubungannya dengan keinginan anda untuk mencapai tujuan perkuliahan ini?

4 Bagaimanakah motivasi anda dalam hubungannya dengan tingkah laku anda dalam mencari solusi segala permasalahan belajar anda dalam perkuliahan ini?

28

Setelah kuesioner diisi oleh seluruh mahasiswa, data kuisioner bisa ditabulasi

untuk kemudian dianalisa dengan menggunakan presentase respons (Masidjo, 1995)

seperti disampaikan dalam tabel sebagai berikut.

Tabel 4: Kriteria Motivasi Mahasiswa

Prosentase Kriteria

85% - 100% Sangat Tinggi

70% - 84% Tinggi

55% - 69% Cukup

20% - 54% Rendah

0% - 19% Sangat Rendah

Adapun langkah sederhana untuk mendapatkan prosentase tersebut adalah sebagai

berikut:

Skor individu mahasiswa

Skor maksimum

X 100%

Keseluruhan proses tersebut tidak dapat dipungkiri adalah suatu proses yang

lumayan berat untuk dilakukan. Proses menulis sendiri merupakan rangkaian panjang

seseorang untuk mencurahkan atau mengekspresikan ide dan pikirannya dalam suatu

wadah tuangan tulisan. Dalam hal ini, selain menekankan bahwa kegiatan menulis harus

melalui suatu PROSES menulis, yaitu mulai dari membuat outline, merevisi, membuat

draft, merevisi, sampai suatu tulisan final dihasilkan, penggunaan media blog sebagai

media jurnal online tentunya akan sangat membantu mahasiswa dalam menuangkan ide

dan pikirannya karena karakteristik blog yang telah disampaikan sebelumnya.

Tentunya, persiapan yang matang, kemampuan pengajar akan pembelajaran

menulis dan teknis pengelolaan blog sangat diperlukan sehingga apa yang diinginkan,

yaitu kualita pembelajaran menulis yang lebih baik dan peningkatan prestasi belajar

mahasiswa dalam pembelajar menulis, bisa tercapai.

SIMPULAN DAN SARAN

Dalam era globalisasi dewasa ini, TIK berkembang dengan pesat di berbagai

bidang, salah satunya pada bidang pendidikan. Seiring dengan perkembangan dan

tuntutan jaman, seseorang dituntut untuk mampu dan memiliki kualitas serta kemampuan

29

kompetitif dalam hidupnya. Dalam bidang pendidikan, tuntutan semacam ini membuat

berbagai hal, tantangan sekaligus kesempatan untuk berkembang dan berkreasi.

Pembelajaran bahasa Inggris adalah salah satu dalam bidang pendidikan yang menuntut

hal seperti ini. Keterampilan menulis adalah salah satu keterampilan penting yang harus

dikuasai dengan baik oleh seseorang yang belajar bahasa Inggris. Dengan memiliki

kemampuan menulis; menuangkan ide dan pikiran dalam tulisan dengan baik dan efektif,

seseorang dapat dikatakan telah mampu memanfaatkan peluang sekaligus mengatasi

tantangan. Namun, kegiatan menulis tidaklah semudah yang dibayangkan jika dilakukan

tidak dengan suatu proses dan jika memungkinkan, pemanfaatan suatu media inovatif.

Salah satu media yang bisa dimanfaatkan dalam pembelajaran menulis adalah media

blog atau jurnal online.

Sederhananya, blog adalah sebuah halaman web seseorang yang sering di update

yang sering disebut dengan jurnal online. Blog atau jurnal online diyakini dapat

membantu mahasiswa menulis apapun yang mereka senangi, dimana mereka bisa edit

dan publikasikan sesering mereka mau, yang juga bisa menjadi media agihan (sharing)

bagi semua audiens, baik di dalam kelas maupun di luar kelas, bahkan ke luar negeri

yang tidak bisa dibayangkan mengingat jurnal tersebut bersifat online. Sehubungan

dengan peningkatan kemampuan menulis, pemanfaatan media blog sangatlah sesuai

dengan karakteristik pembelajaran menulis. Mahasiswa bisa menulis apapun pada bagian

blog yang telah ada dan informasi lainnya di slot lainnya yang tersedia.

Dalam penerapannya, satu hal yang paling penting diingat untuk dilaksanakan

adalah adanya PROSES menulis, mulai dari pembuatan outline, revisi, pembuatan draft

tulisan, revisi, sampai suatu tulisan final bisa dihasilkan. Sehubungan dengan

pemanfaatan blog sebagai media jurnal online dalam pembelajaran menulis adalah 1)

pembuatan blog, 2) proses membuat outline, 3) proses membuat draft, 4) proses

revision, dan 5) proses publikasi ke media blog (jurnal online).

Beberapa keuntungan dari pemanfaatan blog dalam pembelajaran menulis adalah

bahwa blog mampu memberikan audiens riil bagi tulisan mahasiswa. Dosen, bersama-

sama dengan teman-teman mereka, baik yang sekelas maupun di luar kelas, bahkan di

tempat-tempat lain, orang tua mereka, dan mereka yang memiliki akses ke internet bisa

melakukannya. Tanpa disadari, potensi audiens riil ini memberikan ‘tuntutan’ sekaligus

kesempatan bagi mahasiswa untuk menunjukkan hasil karya mereka yang terbaik.

Diharapkan hal ini juga akan memberikan motivasi yang lebih baik bagi peningkatan

kompetensi menulis mahasiswa. Selain mampu memberikan audiens yang nyata dan

30

potensial untuk perbaikan tulisan pembelajar, blog juga diyakini dapat memberikan

nuansa inovasi, eksplorasi, dan kreasi yang lebih baik bagi tulisan mahasiswa. Juga, blog

mampu memberikan interaksi yang lebih dinamis, kemampuan literasi yang lebih baik,

bahkan perkembangan bekerja dalam tim.

Mengingat keuntungannya, disarankan bahwa pengajar pembelajaran menulis,

baik tataran paragraph sampai pembuatan esai atau report, bisa memanfaatkan media

blog atau jurnal online dalam kegiatan menulisnya. Kegiatan menulis dengan

memanfaatkan blog mesti memperhatikan tahapan-tahapan aktivitas menulis sehingga

hasil yang lebih optimal bisa tercapai. Jika memungkinkan atau diharuskan, modifikasi

sesuai dengan situasi dan kondisi tertentu bisa dilakukan.

Namun, perlu juga diperhatikan bahwa proses atau kegiatan menghasilkan suatu

tulisan yang baik tidaklah mudah, bahkan dengan menggunakan media apapun. Dengan

demikian, diusahakan agar pemanfaatan media ini dalam pembelajaran menulis tidak

sampai memberatkan, misalnya dari segi teknis aplikasi TIK, segi situasi kelas, jumlah

kelas, jumlah mahasiswa yang diajar, akses dan fasilitas, dan sebagainya. Pengajar mesti

memahami betul teknis pengelolaan dan pemanfaatan aplikasi TIK agar tidak

menyulitkan. Hal ini mungkin terjadi karena keterbatasan sebagai manusia. Dari segi

situasi kelas dan mahasiswa, diharapkan agar proporsional sehingga tidak memberatkan,

utamanya dalam proses umpan balik dan koreksi karena gabungan kegiatan face to face

(FTF) dan online bisa membantu atau memberatkan. Hal-hal tersebut, jika diantispasi

dari awal, tentu akan sangat membantu pencapaian kualitas pembelajaran menulis yag

lebih baik. Demikian juga, prestasi dan motivasi mahasiswa diyakini akan dapat

ditingkatkan.

 

DAFTAR PUSTAKA …………... 2005. Education and ICT. Tersedia di UNESCO-CI.htm. Diakses pada 12

Agusutus 2007. ………….… 2006. BSNP Tegaskan Dinas Pendidikan Tidak Campuri Penyusunan

Kurikulum. www.hariannasib.com. Diakses pada 17 September 2006. Ames, C., & Ames, R. 1989. Research in Motivation in Education. San Diego:

Academic Press. Campbell, A. P. (2003, February). “Weblogs for use with ESL classes.” The Internet

TESL Journal, Vol. IX, No. 2. Dari http://iteslj.org/Techniques/Campbell-Weblogs.html.

31

Duber, J. (2002, September). “Mad blogs and Englishmen.” TESL-EJ, Vol. 6. No. 2. Dari http://www.kyoto-su.ac.jp/information/tesl-ej/ej22/int.html

eBn – the Educational Blogger Network. (2003, February 5). Bay Area Writing Project

News. From http://www.bayareawritingproject.org/bawpNews/2003/02/05 Gardner, R. C., and Tremblay, P. F. 1994. “On Motivation, Research Agendas, and

Theoretical Perspectives.” Modern Language Journal, 79, 359-368. Goldberg, A., M. Russel, A. Cook. 2003. “The Effects of Computers on Student Writing:

A Meta-Analysis of Studies from 1992 – 2002.” The Journal of Technology, Learning and Assessment Vol. 2 No. 1 February 2003. Tersedia di www.jlta.org Diakses pada 4 September 2007.

Graham, S. 2005. Blogging For ELT. BRITISH COUNCIL. Hamp-Lyons, L. and Heasley, B. 1987. Study Writing. Cambridge: Cambridge

University Press. Heaton, J.B. 1991. Writing English Language Tests. USA: Longman Group UK Limited. Honey, P. 2007. The Learning Motivation Questionnaire. Tersedia di

http://www.peterhoney.com/content/Learning Motivation.htm. Diakses pada 10 April 2008.

http://multiply.com Jager, A. K and A.H. Lokman. 1999. Impacts of ICT in Education. EDUCATION-LINE Jati, A. G. 2006. Creating a Writing Course Utilizing Class and Student Blogs. ITB

Language Centre. Jovan, F. N. 2007. Panduan Praktis Membuat Web dengan PHP. Jakarta: Media Kita. Kemmis, S., & McTaggart, R. 1990. The Action Research Planner. Geelong, Australia:

Deakin University Press. Larsen-Freeman, D.1986. Techniques and Principles in Language Teaching. United

States of America: Oxford University Press. Masidjo. 1995. Pencapaian Hasil belajar Siswa di Sekolah. Yogyakarta: Kanisius. McDonough, S.H. 1981. Psychology in Foreign Language Teaching. London: Allen &

Unwin. McNiff, J. 1995. Action Research for Professional Development. Bournemouth: Hyde

Publications. Merchant, G. 2003. “E-Mail Me Your Thoughts: Digital Communication and Narrative

Writing.” Literacy. Volume 37 Page 104 - November 2003.

32

Mulyasa, E. 2003. Kurikulum Berbasis Kompetensi. Cetakan Ketiga. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Mutansyir, R. 2002. Sejarah Perkembangan Ilmu. Yogyakarta: Liberty Yogyakarta. Ngeow, K. Y. H. 1998. ”Motivation and Transfer in Language Learning”. ERIC Digest.

http://www.ed.gov/databases/ERIC_Digests/ed427318.html. Diakses pada tanggal 12 April 2005.

Nurkolis. 2002. Sekolah Unggulan yang Tidak Unggul. Tersedia di

www.pendidikannetwork.com. Diakses pada 31 Oktober 2003. Oxford, R. L. and Shearin, J. 1994. Language Learning Motivation: Expanding the

Theoretical Framework. The Modern Language Journal, 78, 12-28. Padmadewi, I.N. 2004. Authentic Assessment (Pengukuran Otentik). Singaraja: IKIP

Negeri Singaraja. Papert, S. 1980. Mindstorms: Children, Computers, And Powerful Ideas. New York:

Basic Book. Pederson J. E. dan Bonnstetter, R. J. 1990. The Jurisprudential Inquiry Model for STS.

Tersedia di www.google.com. Diakses pada tanggal 11 April 2004. Pedoman Studi Universitas Pendidikan Ganesha. 2006. Pelgrum, W. J. 1996. “The Educational Potential of New Information Technologies:

Where are We Now?, in Collis, B.A. (ed.), Children and Computers in School, Mahwah, NJ: Lawrence Erlbaum.

Rainey, M.C. 2003. Expression: An Introduction to Writing, Reading, and Critical

Thinking. USA: Longman, Inc. Reinking, D., Bridwell, B., and Hart, A. W. 2002. Strategies for Successful Writing.

USA: Prentice Hall. Rouf, I and Y. Sopyan. 2007. Panduan Praktis Mengelola Blog. Jakarta: Media Kita. Santosa, M. H. 2005. Pengembangan Model Pembelajaran Diktatori Berbasis

Multimedia (Multimedia-Based Dictatory Learning) untuk Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Dictation pada Jurusan Pendidikan Bahasa Inggris IKIP Negeri Singaraja. Singaraja: IKIP Negeri Singaraja.

Sei-Hwa, J. 2006. The Use of ICT in Learning English as an International Language.

Tersedia di http://hdl.handle.net/1903/3885. Diakses pada October 15th 2007. Wang, J. and Fang, W. 2006. Benefits of Cooperative Learning in Weblogs Networks.

Tersedia di www.google.com. Assessed on August 30th 2007.

33

Warschauer, M., & Healey, D. 1998. “Computers and Language Learning: An Overview.” Language Teaching, 31, 57-71.

www.blogger.com Zhu & Kaplan. 2001. McKeachie’s Teaching Tips. Tersedia di

http://crlt.umich.edu/index.html. Diakses pada September 24th 2007.  

 

 

34