PEMANFAATAN BEDA ENERGI liter/detik pada musim kemarau...

48
PEMANFAATAN BEDA ENERGI PADA BANGUNAN TERJUN UNTUK PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKROHIDRO, STUDI KASUS SALURAN SEKUNDER GONDANG, DERAH IRIGASI PADI POMAHAN, DESA PADI, KECAMATAN GONDANG, KABUPATEN MOJOKERTO Nama Mahasiswa : Alfi Fadhli NRP : 3107 100 108 Jurusan : Teknik Sipil, FTSP- ITS Dosen Pembimbing : Ir. Abdullah Hidayat,SA.MT Abstrak Pembangkit listrik mikrohidro adalah pembangkit listrik tenaga air skala kecil. Daya listrik yang dihasilkan oleh pembangkit listrik tenaga mikrohidro kurang dari 100 kW. Jika dibandingkan dengan pembangkit listrik tenaga air skala besar, mikrohidro memerlukan biaya yang relatif tidak terlalu besar. Oleh karena itu penggunaan pembangkit listrik tenaga mikrohidro sangat cocok diterapkan pada daerah pelosok desa dan menghasilkan listrik untuk menerangi satu desa/wilayah skala kecil. Daerah irigasi (DI) Padi Pomahan terdiri dari saluran primer Padi dengan saluan sekunder Gondang dan saluran sekunder Jemanik. Saluran sekunder Gondang memiliki debit minimum sebesar 53 liter/detik pada musim kemarau dan debit maksimum sebesar 795 liter/detik pada musim hujan. Pada saluran sekunder Gondang terdapat 6 bangunan terjun yang terletak berdekatan, dengan beda elevasi 15 meter untuk saluran sepanjang 180 meter. Dengan beda elevasi saluran dan debit sebesar itu, maka saluran sekunder Gondang berpotensi untuk digunakan sebagai pambangkit listrik tenaga mikrohidro (PLTMH). Dari data operasional saluran irigasi selama 10 tahun terakhir dan daftar elevasi bangunan terjun didapat debit andalan sebesar 175 liter/detik dan tinggi efektif 13,741 meter. Untuk menyalurkan debit air yang tersedia dari saluran ke turbin digunakan pipa pesat dengan diameter 14” dan ketebalan 8mm. Turbin yang digunakan adalah turbin jenis cross flow T15 300, sehingga dihasilkan daya maksimum 16,378 kW dengan energi per tahun sebesar 136.794,99 kWh. Dengan adanya PLTMH diharapkan mampu memberikan manfaat dan nilai tambah terhadap lingkungan sekitar saluran. Lebih jauh lagi diharapkan daerah sekitar saluran mampu mandiri dalam hal kebutuhan listrik. Kata kunci: Saluran irigasi, potensi, debit, elevasi, mikrohidro

Transcript of PEMANFAATAN BEDA ENERGI liter/detik pada musim kemarau...

Page 1: PEMANFAATAN BEDA ENERGI liter/detik pada musim kemarau …digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-16773-3107100108-Paper.pdfpemanfaatan beda energi pada bangunan terjun untuk pembangkit

PEMANFAATAN BEDA ENERGI PADA BANGUNAN TERJUN

UNTUK PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKROHIDRO, STUDI KASUS SALURAN SEKUNDER

GONDANG, DERAH IRIGASI PADI POMAHAN, DESA PADI,

KECAMATAN GONDANG, KABUPATEN MOJOKERTO

Nama Mahasiswa : Alfi Fadhli NRP : 3107 100 108 Jurusan : Teknik Sipil, FTSP-ITS Dosen Pembimbing : Ir. Abdullah Hidayat,SA.MT Abstrak

Pembangkit listrik mikrohidro adalah pembangkit listrik tenaga air skala kecil. Daya listrik yang dihasilkan oleh pembangkit listrik tenaga mikrohidro kurang dari 100 kW. Jika dibandingkan dengan pembangkit listrik tenaga air skala besar, mikrohidro memerlukan biaya yang relatif tidak terlalu besar. Oleh karena itu penggunaan pembangkit listrik tenaga mikrohidro sangat cocok diterapkan pada daerah pelosok desa dan menghasilkan listrik untuk menerangi satu desa/wilayah skala kecil.

Daerah irigasi (DI) Padi Pomahan terdiri dari saluran primer Padi dengan saluan sekunder Gondang dan saluran sekunder Jemanik. Saluran sekunder Gondang memiliki debit minimum sebesar 53

liter/detik pada musim kemarau dan debit maksimum sebesar 795 liter/detik pada musim hujan. Pada saluran sekunder Gondang terdapat 6 bangunan terjun yang terletak berdekatan, dengan beda elevasi 15 meter untuk saluran sepanjang 180 meter. Dengan beda elevasi saluran dan debit sebesar itu, maka saluran sekunder Gondang berpotensi untuk digunakan sebagai pambangkit listrik tenaga mikrohidro (PLTMH).

Dari data operasional saluran irigasi selama 10 tahun terakhir dan daftar elevasi bangunan terjun didapat debit andalan sebesar 175 liter/detik dan tinggi efektif 13,741 meter. Untuk menyalurkan debit air yang tersedia dari saluran ke turbin digunakan pipa pesat dengan diameter 14” dan ketebalan 8mm. Turbin yang digunakan adalah turbin jenis cross flow T15 300, sehingga dihasilkan daya maksimum 16,378 kW dengan energi per tahun sebesar 136.794,99 kWh. Dengan adanya PLTMH diharapkan mampu memberikan manfaat dan nilai tambah terhadap lingkungan sekitar saluran. Lebih jauh lagi diharapkan daerah sekitar saluran mampu mandiri dalam hal kebutuhan listrik.

Kata kunci: Saluran irigasi, potensi, debit, elevasi, mikrohidro

Page 2: PEMANFAATAN BEDA ENERGI liter/detik pada musim kemarau …digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-16773-3107100108-Paper.pdfpemanfaatan beda energi pada bangunan terjun untuk pembangkit

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bendung Padi Pomahan terletak di Desa Padi, Kecamatan Gondang, Kabupaten Mojokerto. Bendung Padi Pomahan terletak di aliran sungai Pikatan dan memiliki fungsi utama untuk memenuhi kebutuhan irigasi daerah sekitar sungai. Pada bendung Padi Pomahan terdapat satu intake pengambilan debit sungai untuk mengaliri kebutuhan irigasi pada daerah irigasi(DI) Padi Pomahan. DI Padi Pomahan terdiri dari saluran primer Padi dengan saluran sekunder Gondang dan sekunder Jemanik.

Gambar 1.1 Peta lokasi Sungai Pikatan

Saluran sekunder Gondang memiliki debit minimum sebesar 53 liter/detik pada musim kemarau dan debit maksimum sebesar 795 liter/detik pada musim hujan dengan luas daerah pengairan sebesar 472 ha.

Gambar 1.2 Skema jaringan irigasi DI Padi Pomahan

Pada saluran sekunder Gondang terdapat 6 bangunan terjun yang terletak berdekatan dengan beda elevasi sekitar 15 meter untuk saluran sepanjang 180 meter. Dengan beda elevasi saluran dan debit saluran primer sebesar itu, maka saluran sekunder Gondang berpotensi untuk digunakan sebagai pambangkit listrik tenaga mikrohidro (PLTMH). Bila PLTMH dapat terealisasi maka listrik yang dihasilkan dapat digunakan untuk menerangi desa sekitar saluran

Page 3: PEMANFAATAN BEDA ENERGI liter/detik pada musim kemarau …digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-16773-3107100108-Paper.pdfpemanfaatan beda energi pada bangunan terjun untuk pembangkit

serta digunakan untuk hal yang bermanfaat. Maka judul tugas akhir yang akan saya angkat adalah “Pemanfaatan Beda Energi Pada Bangunan Terjun untuk Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro, Studi Kasus Saluran Sekunder Gondang, Daerah Irigasi Padi Pomahan, Desa Padi, Kecamatan Gondang, Kabupaten Mojokerto”.

1.2 Perumusan Masalah Bagaimana mencari debit

andalan untuk memenuhi syarat mikrohidro?

Berapa beda tinggi jatuh efektif yang tersedia?

Bagaimana menghitung angkutan sedimen yang diperbolehkan terkandung dalam aliran?

Bagaimana menentukan dimensi pipa pesat?

Bagaimana menentukan desain turbin dan generator agar menghasilkan listrik yang efektif?

Berapa tenaga listrik yang mampu dihasilkan?

Berapa manfaat ekonomi yang dihasilkan dari pembangunan pembangkit listrik tenaga mikrohidro ini?

1.3 Batasan Masalah Tidak merencanakan

penyaluran listrik yang dihasilkan

Tidak menyertakan bangunan sekitar saluran

Air yang mengalir diasumsikan terbebas dari benda hanyutan

Perencanaan bangunan sipil hanya sebatas dimensi bangunan

Tidak menghitung struktur konstruksi sipil bangunan

1.4 Tujuan Perencanaan Mendapatkan debit andalan Mendapatkan tinggi jatuh

efektif Mendapatkan jumlah

angkutan sedimen yang terkandung dalam aliran

Mendapatkan dimensi pipa pesat

Mendapatkan desain turbin dan generator agar dapat menghasilkan daya listrik yang efektif

Mengetahui besar tenaga listrik yang mampu dihasilkan

Mengetahui manfaat ekonomi yang didapat dari pembangkit listrik tenaga mikrohidro

1.5 Manfaat Perencanaan - Dapat memanfaatkan

kehilangan energi pada bangunan terjun sebagai pembangkit listrik.

Page 4: PEMANFAATAN BEDA ENERGI liter/detik pada musim kemarau …digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-16773-3107100108-Paper.pdfpemanfaatan beda energi pada bangunan terjun untuk pembangkit

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Analisa Debit Dalam perencanaan

PLTMH, hal yang mutlak dilakukan pertama kali adalah mencari debit andalan. Debit andalan adalah jumlah debit yang mampu tersedia pada saluran tersebut sepanjang tahun. Hal ini dilakukan agar pembangkit mampu beroperasi sepanjang tahun tanpa terganggu dengan perubahan debit yang masuk pada saluran.Untuk menghitung andalan, data debit yang digunakan adalah data debit operasional harian selama 10 tahun.

Langkah-langkah untuk menghitung debit andalan adalah: Merangking data debit dari

yang terkecil sampai yang terbesar

Mencari selisih antara debit terbesar dan debit terkecil (R)

Mencari jumlah data Mencari jumlahkelas

K = 1 + 3,333 log n Mencari interval kelas

i = R/K Membagi kelas dengan jarak

interval i dari data yang terbesar sampai yang terkecil

Memasukkan data debit yang tersedia berdasarkan kelas-kelas yang telah dibagi

Menghitung banyaknya data tiap kelas

Menghitung probability tiap kelas

Menampilkan dalam bentuk kurva (duration curve)

Menghitung debit andalan Karena direncanakan

PLTMH berada pada saluran irigasi, maka debit yang digunakan adalah debit andalan 80%.

2.2 Perencanaan Kemampuan

Tenaga Air Setelah didapat debit andalan

yang tersedia, langkah berikutnya adalah menghitung kemampuan tenaga air. Hal yang paling menentukan dalam perhitungan kemampuan tenaga air adalah debit air dan tinggi jatuh air. Debit air didapat dari perhitungan debit andalan yang telah dianalisa. Sedangkan tinggi jatuh air didapat dari data elevasi saluran dan peta topografi serta analisa-analisa sehingga didapat tinggi jatuh yang maksimal

2.2.1 Tinggi jatuh efektif Tinggi jatuh bruto

adalah perbedaan elevasi muka air di hulu saluran dengan elevasi muka air pada hilir saluran yang ditinjau. Tinggi jatuh bruto didapat dari data elevasi saluran. Sedangkan tinggi jatuh efektif diperoleh dari tinggi jatuh bruto dikurangi dengan kehilangan energi saluran yang dikonversikan menjadi

Page 5: PEMANFAATAN BEDA ENERGI liter/detik pada musim kemarau …digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-16773-3107100108-Paper.pdfpemanfaatan beda energi pada bangunan terjun untuk pembangkit

kehilangan tinggi pada saluran air. Sehingga perumusannya dapat ditulis:

Heff = Hbruto – Hlosses. (2-1) dimana: Heff = Tinggi jatuh efektif Hbruto = Tinggi jatuh bruto Hlosses = Kehilangan tinggi

akibat tekanan air yang hilang

2.2.2 Daya yang dihasilkan

Setelah mendapatkan debit andalan dan tinggi jatuh efektif, maka dapat dihitung daya yang dapat dihasilkan. Perhitungan ini menjadi estimasi awal dalam perencanaan daya yang mampu dihasilkan, karena faktor yang digunakan dalam perhitungan awal ini hanya debit andalan, tinggi jatuh efektif, berat jenis air, dan efisiensi beberapa alat. Rumusan perhitungan daya adalah: P = Qandalan . . g . Heff (watt) = 9,8 . Qandalan . Heff (kW) (2-2) (O.F.Patty.”TenagaAir”,Erlan

gga,Jakarta,1995)

dimana: P= daya yang dihasilkan (kW) Qandalan = debit andalan (m3/detik) = massa jenis air (1000 kg/m3)

g = percepatan gravitasi

Heff = tinggi jatuh efektif (m)

2.3 Perencanaan Bangunan Pengambilan Air 2.3.1 Perhitungan muka

air Perhitungan muka

air adalah menentukan tinggi muka air saluran pada debit tertentu. Hal ini berguna untuk menentukan posisi pengambilan air untuk PLTMH dan penentuan batas terendah muka air. Perhitungan muka air bisa didapat dari rating curve, yaitu grafik perbandingan debit dengan ketinggian muka air.

A = (b+zh)h (2-3) P = b + 2.h (2-4)

(2-5) dimana: A = luas penampang basah saluran (m2) P = keliling basah saluran (m) b = lebar dasar saluran (m) z = kemiringan tebing saluran h = ketinggian muka air (m) v= kecepatan aliran air (m/detik)

Page 6: PEMANFAATAN BEDA ENERGI liter/detik pada musim kemarau …digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-16773-3107100108-Paper.pdfpemanfaatan beda energi pada bangunan terjun untuk pembangkit

2.3.2 Perencanaan bangunan pengatur tinggi muka air

Bangunan pengatur tinggi muka air terletak melintang pada saluran dan berada di depan pintu pengambilan debit/ intake. Bangunan ini berfungsi untuk mengatur tinggi muka air di saluran depan intake sehingga debit yang masuk intake sesuai dengan debit yang direncanakan, yakni debit andalan. Bangunan pengatur tinggi muka air direncanakan dengan skot balok. Skot balok diletakkan melintang saluran setinggi debit rencana dan debit yang berlebih akan melimpah melalui atas balok ke saluran. 2.3.3 Perencanaan pintu

pengambilan (intake)

Pintu pengambilan (intake) berfungsi untuk memasukkan debit rencana dari saluran. Pintu intake direncanakan dengan tipe pintu pengambilan aliran tidak tenggelam, sehingga menggunakan rumusan:

(2-6)

dimana: Q= debit aliran (m3/detik) µ= koefisien debit = 0,8 h= tinggi bukaan pintu (m)

b= lebar bukaan pintu (m) z= selisih tinggi muka air di hulu dan hilir pintu akibat kehilangan energi

Pada perencanaan, pintu intake akan dibuka setinggi muka air pada saatdebit andalan, sehingga debit maksimal yang melalui pintu intake sebesar debit andalan. Sedangkan debit yang berlebih secara otomatis akan melimpah melalui skot balok. 2.3.4 Perencanaan saluran

pengarah Saluran pengarah

adalah saluran yang menghubungkan antara intake dan bak pengendap. Perencanaan dimensi saluran pengarah menggunakan rumusan:

A = (b+zh)h (2-7) P = b + 2.h (2-8)

(2-9) dimana: A= luas penampang basah saluran (m2) P = keliling basah saluran (m) b = lebar dasar saluran (m) z = kemiringan tebing saluran h = ketinggian muka air (m) v = kecepatan aliran air (m/detik)

Page 7: PEMANFAATAN BEDA ENERGI liter/detik pada musim kemarau …digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-16773-3107100108-Paper.pdfpemanfaatan beda energi pada bangunan terjun untuk pembangkit

2.3.5 Perencanaan pelimpah samping

Pelimpah samping berfungsi untuk melimpahkan debit berlebih sehingga debit yang masuk pada saluran pengarah tidak melebihi dbit rencana. Debit yang dilimpahkan ke pelimpah samping nantinya akan dikembalikan ke saluran eksisiting. Dimensi pelimpah samping akan direncanakan sebatas dimensi mulut pelimpah. Debit yang akan dilimpahkan yaitu sebesar:

Qpelimpah= 50% x Qandalan (2-10)

Debit yang berada pada hilir pelimpah samping adalah debit yang diijinkan masuk ke pipa pesat, yaitu sebesar Qandalan . Dengan kecepatan aliran pada saluran pengarah akan didapatkan tinggi energi:

Ho= ho +

(2-11) Nilai debit yang

melimpah didapat dengan mengetahui debit tiap segmen sejarak Δx yang dihitung dari hilir ke hulu bangunan pelimpah. Korfisien debit (µ) untuk mercu pelimpah harus diambil 5% lebih kecil daripada koefisien mercu

tegak. Rumusan yang digunakan adalah: qx= (2-12) Qx = Qo + qx

(2-13) Ax = ho.b

(2-14) hx = Ho -

(2-15) 2.3.6 Perencanaan alat

ukur Alat ukur terletak

pada saluran pengarah. Alat ukur ini digunakan untuk mengukur debit air pada saluran dan memastikan bahwa debit yang masuk tidak melebihi debit andalan. Rumusan yang digunakan: Q = 1,71 B.H3/2 (2-16) H1 = h1+

(2-17) r = 0,2 . H1 (2-18)

L = r + 1,75 H1 (2-19)

dimana: Q= debit (m3/detik) B= lebar alat ukur (m) h= tinggi air di atas ambang (m) H1= tinggi energi r= jari-jari lengkung drempel L= panjang drempel (m)

Page 8: PEMANFAATAN BEDA ENERGI liter/detik pada musim kemarau …digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-16773-3107100108-Paper.pdfpemanfaatan beda energi pada bangunan terjun untuk pembangkit

2.3.7 Perhitungan angkutan sedimen

Perhitungan angkutan sedimen diperlukan untuk menghitung jumlah sedimen yang terangkut oleh aliran. Hal ini perlu diperhatikan untuk melindungi turbin dari kerusakan akibat sedimen. Beberapa turbin memiliki batasan jumlah angkutan sedimen yang diperbolehkan masuk turbin. Apabila jumlah angkutan sedimen yang terkandung dalam aliran melebihi jumlah angkutan sedimen yang diijinkan maka diperlukan bangunan pengendap sedimen. Diameter maksimum sedimen yang diijinkan masuk ke dalam turbin bergantung pada jenis PLTA yang direncanakan, yaitu:

0,2 – 0,5 mm untuk PLTA tekanan rendah

0,1 – 0,2 mm untuk PLTA tekanan sedang

0,01 – 0,05 mm untuk PLTA tekanan tinggi.

(O.F. Patty.“Tenaga Air”,Erlangga,Jakarta, 1995)

2.3.8. Perencanaan bak pengendap sedimen

Setelah didapat diameter maksimal yang diijinkan masuk ke dalam turbin, maka langkah berikutnya adalah menghitung

kecepatan kritis diameter sedimen tersebut. Besar kecepatan kritis menurut Camp adalah:

(2-20)

(O.F. Patty.“Tenaga Air”,Erlangga,Jakarta, 1995) dimana: d = diameter butiran (mm) a = 36 bila d > 1 mm a = 44 bila 1 mm > d > 0,1 mm a = 51 bila d < 0,1 mm

Apabila kecepatan pada saluran lebih besar daripada kecepatan kritis sedimen, maka diameter sedimen yang terkandung dalam aliran lebih besar daripada batasan diameter sedimen yang diijinkan masuk turbin. Oleh sebab karena itu dibutuhkan bak pengendap sedimen untuk mengendapkan sedimen agar sedimen tidak masuk ke turbin dan merusak turbin.

Untuk menghitung dimensi bak pengendap menggunakan rumus Welikanow:

(2-21) Q=B.h.v (2-22)

Page 9: PEMANFAATAN BEDA ENERGI liter/detik pada musim kemarau …digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-16773-3107100108-Paper.pdfpemanfaatan beda energi pada bangunan terjun untuk pembangkit

(O.F. Patty.“Tenaga Air”,Erlangga,Jakarta, 1995)

dimana: Q = debit yang akan diambil dari sungai (m3/detik) B = lebar bak penyaring (m) L = panjang bak penyaring (m) = kecepatan turun butir v = kecepatan aliran air dalam bak (m/detik) kecepatan air tidak boleh melebihi kecepatan kritis, yaitu kecepatan yang akan menyeret butir sedimen yang telah mengendap pada dasar bak h = tinggi muka air dalam bak (m) 2.3.9. Perencanaan kantong pasir

Kantong penangkap pasir merupakan bagian dari bak pengendap sedimen yang berfungsi untuk menampung endapan sedimen yang mengendap dalam bak pengendap sedimen. Rumusan yang digunakan dalam perencanaan dimensi kantong pasir adalah:

A = b.h (2-23)

(2-24) dimana: A = luas penampang basah saluran (m2) b = lebar dasar saluran (m)

h = ketinggian muka air (m) v = kecepatan aliran air (m/detik)

Agar pembilasan dapat dilakukan dengan baik maka kecepatan harus tetap dijaga dalam kondisi sub kritis.

(2-25) Dari diagram Camp

efisiensi kantong lumpur untuk berbagai diameter sedimen dapat ditentukan, dengan panjang (L) dan kedalaman air rencana (h), serta kecepatan bak pengendap (v) , maka kecepatan endap rencana dapat disesuaikan:

(2-26)

Untuk menghitung efisiensi pembilasan dapat digunakan grafik efisiensi pembilasan.

Gambar 2.1. Grafik efisiensi pembilasan

Page 10: PEMANFAATAN BEDA ENERGI liter/detik pada musim kemarau …digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-16773-3107100108-Paper.pdfpemanfaatan beda energi pada bangunan terjun untuk pembangkit

2.3.10. Perencanaan periode pengurasan

Secara periodik bak penyaring harus dibersihkan dari bahan endapan dan pekerjaan ini tidak boleh menghalangi kegiatan PLTMH. Hal ini dapat dilakukan dengan cara:

Menggunakan lebih dari satu bak

Bak dibersihkan tetapi air tetap jalan

Memakai saluran samping

Untuk menghitung volume sedimen yang tekandung dalam aliran, maka diambil sampel dari saluran. Dari hasil uji laboratorium didapat kandungan sedimen per liter dan Gs, sehingga diketahui volume sedimen per hari.

Untuk mengetahui volume tampungan kantong pasir digunakan rumus: V =

(2-27)

dimana: V = volume kantong pasir (m3) b = lebar dasar kantong pasir (m) L = panjang kantong pasir (m) is = kemiringan dasar kantong pasir

is = kemiringan dasar bak pengendap

Dengan demikian periode pengurasan didapat dengan rumusan:

(2-28) 2.3.11. Perencanaan saringan kasar

Saringan kasar berfungsi untuk menahan benda-benda hanyutan agar tidak masuk ke dalam pipa pesat. Kehilangan energi akibat saringan kasar dapat dirumusakan:

(2-29) (O.F. Patty.“Tenaga Air”,Erlangga,Jakarta, 1995) dimana: hr= kehilangan energi (m) = koefisien profil s= lebar profil dari arah aliran (m) b= jarak antar profil saringan (m) v= kecepatan aliran (m/detik) g= percepatan grafitasi (9,8 m/detik2) = sudut kemiringan saluran Besarnya menurut profilnya adalah sebagai berikut:

Page 11: PEMANFAATAN BEDA ENERGI liter/detik pada musim kemarau …digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-16773-3107100108-Paper.pdfpemanfaatan beda energi pada bangunan terjun untuk pembangkit

Tabel 2.1 Nilai koefisien profil saringan

Profil a b c d e f g

Φ 2,42 1,83 1,67 1,03 0,92 0,76 1,79

Gambar 2.2 Posisi dan bentuk profil saringan

2.4 Perencanaan Bangunan Pembangkit 2.4.1 Perencanaan pipa

pesat Pipa pesat adalah

sebuah pipa yang menghubungkan antara saluran dengan turbin. Pipa pesat berfungsi untuk mengalirkan debit air menuju turbin sehingga turbin bisa berputar dan menghasilkan tenaga listrik. Selain itu pipa pesat juga berfungsi untuk mempertahankan tekanan jatuh air sehingga energi di dalam gerakan air tidak terbuang.

Langkah-langkah dalam perencanaan pipa pesat yaitu:

a. Perencanaan diameter

pipa pesat Dalam perencanaan pipa pesat digunakan perumusan USBR.

Dalam perhitungan kecepatan aliran digunakan rumusan : (2-30) dimana :

v = kecepatan aliran (m/detik) g = percepatan gravitasi (9,8 m/detik2) Heff = tinggi jatuh efektif (m)

Setelah kecepatan aliran diperoleh, maka didapat diameter pipa pesat menggunakan rumusan :

(2-31)

(2-32) dimana : Qandalan= debit andalan (m3/detik) D= diameter pipa pesat (m) v= kecepatan aliran (m/detik) A= luaspenampangpipa (m2)

b. Perencanan posisi pengambilan Jarak muka air dengan posisi

pipa pesat disebut Minimum Operational Level (MOL). Menurut O.F.Patty, untuk menghitung MOL, maka jarak MOL diukur dari sisi atas pipa dengan rumusan:

(2-33)

Karena bentuk mulut pengambilan pipa tidak didesain stream line, maka dibutuhkan tambahan 0

, sehingga

rumusan yang digunakan menjadi:

Page 12: PEMANFAATAN BEDA ENERGI liter/detik pada musim kemarau …digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-16773-3107100108-Paper.pdfpemanfaatan beda energi pada bangunan terjun untuk pembangkit

(2-34) dimana : MOL= Minimum Operational Level (m) D= diameter pipa pesat (m) v= kecepatan aliran di pipa pesat (m/detik2)

c. Perencanaan tebal pipa Kekuatan pipa

umumnya dapat ditetapkan berdasarkan pipa tipis, yaitu bahwa tegangan tangensial terbagi rata pada tebal pipa. Pipa dinamakan tipis bila :

(2-35)

(O.F.Patty.”TenagaAir”,Erlangga,Jakarta,1995) dimana : d = diameter pipa = tebal pipa

Tebal pipa dapat direncanakan menggunakan rumusan :

(2-36) dengan Po = x Heff (2-37) (O.F.Patty.”TenagaAir”,Erlangga,Jakarta,1995) dimana : = tebal pipa pesat (m) Po= tekanan yang terjadi pada pipa (kg/m2) = beratjenis air (kg/m3)

d = diameter pipa (m)

baja = tegangan ijin baja (kg/m2) Heff = tinggi jatuh efektif air (m) = koefisien kekuatan sambungan untuk las = 0.85-0.95 untuk paku keling

( = diameter paku ; e = jarak paku)

Karena pipa terbuat dari baja, maka tebal pipa harus ditambah 1-3 mm sebagai cadangan apabila pipa mengalami korosi. Syarat tebal minimum pipaadalah:

sampai dengan diameter hingga 0,8 m ……………5mm

sampai dengan diameter hingga 1,5m …………….6mm

sampai dengan diameter hingga 2m ……………….7mm

(O.F.Patty.”TenagaAir”,Erlangga,Jakarta,1995)

d. Tegangan yang terjadi pada pipa pesat

d.1. Momen akibat perletakan pipa

Momen maksimum pada perletakan pipa dapat diambil sebesar :

(2-38) dengan Gs = 0.25.π.[(D+2 )2-D2]. baja.b (2-39) Gw = 0.25.π.D2. air.b (2-40)

Page 13: PEMANFAATAN BEDA ENERGI liter/detik pada musim kemarau …digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-16773-3107100108-Paper.pdfpemanfaatan beda energi pada bangunan terjun untuk pembangkit

(O.F.Patty.”TenagaAir”,Erlangga, Jakarta,1995) dimana: M = momen maksimum (kgm) b = jarak perletakan (m) Gs = berat pipa sepanjang b (kg) Gw = berat air sepanjang b (kg) D = diameter pipa (m) = tebal pipa (m) = sudut kemiringan pipa baja = berat jenis baja (kg/m3) air = berat jenis air (kg/m3) Momen perlawanan potongan pipa adalah:

(2-41)

(O.F.Patty.”TenagaAir”,Erlangga,Jakarta,1995) dimana : S = Momen perlawanan pipa (m3) = tebal pipa (m) D = diameter pipa (m) Tegangan yang terjadi pada pipa harus memenuhi persyaratan:

(2-42)

d.2. Perubahan temperatur Tegangan akibat perubahan temperatur timbul bila pipa terikat pada 2 blok angker dan tidak memiliki sambungan muai. Hal ini dirumuskan dengan:

= E . . t < baa (2-43) (O.F.Patty.”TenagaAir”,Erlangga Jakarta,1995) dimana : E = modulus elastisitas baja( 2,1 x 105 MPa) = 1,2 x 10-5/o C t = perubahan temperatur (C) maka didapat rumusan: = 2,52 t Mpa d.3. Berat pipa kosong Tegangan akibat berat sendiri pipa kosong terjadi akibat posisi pipa yang miring sehingga penampang pipa mendapat gaya tekan. Tegangan yang terjadi dihitung dengan perumusan:

(2-44)

(O.F.Patty.”TenagaAir”,Erlangga,Jakarta,1995) dimana: = sudut kemiringan pipa Gs= berat pipa sepanjang b (kg) = tebal pipa (m) d = diameter pipa (m) d.4.Pergeseran antara pipa dan perletakan Karena perubahan temperatur, maka pipa mengalami perubahan panjang. Akibatnya pada perletakan pipa terjadi pergeseran yang mengakibatkan gaya geser yang besar. Gaya geser maksimum terjadi bila benda berada pada kondisi hendak bergerak dan selama bergerak. Perhitungan gaya geser pipa menggunakan perumusan:

Page 14: PEMANFAATAN BEDA ENERGI liter/detik pada musim kemarau …digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-16773-3107100108-Paper.pdfpemanfaatan beda energi pada bangunan terjun untuk pembangkit

(2-45) dengan (2-46)

(2-

47) a r . sin

(2-48) Ѳ = 0,5 sudut perletakan (O.F.Patty.”TenagaAir”,Erlangga, Jakarta,1995) dimana: F = gaya geser pada seluruh perletakan (N) = tebal pipa (m) d = diameter pipa (m) f1 = koefisien gesek pipa Gs = berat pipa sepanjang b (kg) Gw= berat air sepanjang b (kg) = 0.5 sudut busur perletakan = sudut kemiringan pipa A = luas tebal pipa (m2) a = titik tangkap gaya geser (m) S = momen perlawanan (kgm) r = jari – jari pipa (m) Besarnya koefisien gesek f antara pipa dan perletakan dapat dilihat dari tabel di bawah ini:

Tabel 2.2.Nilai koefisien gesek

(O.F.Patty((O.F.Patty.”TenagaAir”,Erlangga, Jakarta,1995)

d.5. Expantion joint

Expantion joint adalah pergeseran pada alat sambungan akibat gaya tekan air. Perumusan yang digunakan yakni:

(2-49)

dengan (2-50) Po = x Heff (2-51) (O.F.Patty.”TenagaAir”,Erlangga,Jakarta,1995) dimana: f2 = faktor koefisien, diambil sebesar 0,25 F2= Gaya geser pipa (N) Po= tekanan air (kg/m2) = tebalpipa (m) e= lebar packing

Pipa Perletakan Koefisien Gesek

Baja Beton/pasangan batu 0,45 - 0,5 Besi Cor Beton 0,5 - 0,75 Baja Baja (tanpa pelicin) 0,3 - 0,5 Baja

Baja (dilicin dengan grafit) 0,2 - 0,22

Baja Baja (dilicin dengan gemuk)

0,12- 0,15

Memakai roda (rol) diatas baja 0,05 - 0,1

Page 15: PEMANFAATAN BEDA ENERGI liter/detik pada musim kemarau …digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-16773-3107100108-Paper.pdfpemanfaatan beda energi pada bangunan terjun untuk pembangkit

d.6. Gaya tekan pada pipa sambungan Perumusan tegangan yang diakibatkan gaya ini adalah:

(2-52) (O.F.Patty.“TenagaAir”,Erlangga,Jakarta, 1995) dimana : Pa = tekanan air = γw .Heff (kg/m2) δ(bruto)= 2.δ(netto) (m) δ(netto) = tebal pipa (m)

2.4.2. Pemilihan Turbin Turbin merupakan alat

yang mengubah energi potensial air yang melalui turbin menjadi energi kinetik, yang selanjutnya akan menggerakan generator dan mengubahnya menjadi energi listrik. Klasifikasi turbin dapat digolongkan berdasarkan beberapa kriteria:

1. Berdasarkan model aliran air masuk runner Berdasarkan model aliran masuk runner, turbin dapat dibagi menjadi tiga tipe, yaitu: Turbin aliran tangensial

Pada kelompok turbin ini, posisi air masuk runner dengan arah tangensial atau tegak lurus dengan poros runner mengakibatkan runner berputar. Contohnya turbin Pelton dan turbin Cross Flow.

Turbin aliran aksial Pada turbin ini air masuk runner dan keluar runner sejajar dengan poros runner. Turbin yang masuk dalam kriteria ini diantaranya adalah turbin Kaplan atau Propeller.

Turbin aliran aksial-radial Pada turbin ini air masuk ke dalam runner secara radial dan keluar runner secara aksial sejajar dengan poros. Turbin Francis adalah termasuk dalam turbin jenis ini.

Gambar 2.3 Turbin aliran tangensial

(Sumber: Haimerl, L.A.,1960)

Gambar 2.4 Turbin aliran aksial (Sumber:

Haimerl, L.A.,1960)

Gambar 2.5.Turbin aliran aksial-radial

(Sumber: Haimerl, L.A.,1960)

Page 16: PEMANFAATAN BEDA ENERGI liter/detik pada musim kemarau …digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-16773-3107100108-Paper.pdfpemanfaatan beda energi pada bangunan terjun untuk pembangkit

2. Berdasarkan perubahan

momentum fluida kerjanya Berdasarkan perubahan momentum fluida kerjanya, turbin dibagi atas dua tipe, yaitu: Turbin impuls

Semua energi potensial air pada turbin ini diubah menjadi energi kinetis sebelum air masuk/ menyentuh sudu-sudu runner oleh alat pengubah yang disebut nozel. Yang termasuk turbin jenis ini antara lain: turbin Pelton dan turbin Cross Flow.

Turbin reaksi Pada turbin reaksi, seluruh energi potensial dari air diubah menjadi energi kinetis pada saat air melewati lengkungan sudu-sudu pengarah. Dengan demikian putaran runer disebabkan oleh perubahan momentum oleh air. Yang termasuk jenis turbin reaksi diantaranya: turbin Francis, turbin Kaplan, dan turbin Propeller.

a. Pemilihan jenis turbin Dalam penentuan

jenis turbin, hal yang diperhatikan adalah besarnya tinggi jatuh efektif dan debit yang tersedia.Selain itu pemilihan jenis turbin harus

diperhatikan kapasitas tubin. Turbin yang akan digunakan harus memiliki kapasitas yang sesuai dengan kebutuhan debit dan beda tinggi yang tersedia agar daya yang dihasilkan optimal.

b. Putaran spesifik dan putaran jenis turbin

Yang dimaksud dengan kecepatan spesifik dari suatu turbin ialah kecepatan putaran runner yang dapat dihasilkan daya efektif 1 HP untuk setiap tinggi jatuh 1 meter.Kecepatan turbin dan generator dapat dirumuskan dengan:

(2-53)

(2-54) dimana: Ns= putaran spesifik turbin (rpm) N = putaran jenis turbin (rpm) P = daya listrik (HP) Heff= tinggi jatuh efektif (m) f = frekuensi p= nomor dari pasangan katup generator

Kecepatan turbin ditentukan oleh kecepatan

Page 17: PEMANFAATAN BEDA ENERGI liter/detik pada musim kemarau …digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-16773-3107100108-Paper.pdfpemanfaatan beda energi pada bangunan terjun untuk pembangkit

generator yang digunakan. Daftar standard kecepatan putaran sinkron generator seperti tabel di bawah ini:

Tabel 2.3. Standar kecepatan sinkron Jmlh. Katup 50 (Hz) 60 (Hz)

6 1000 1200 8 750 900

10 600 720 12 500 600 14 429 514 16 375 450 18 333 400 20 300 360 24 250 300 28 214 257 32 188 225 36 167 200 40 150 180 48 125 150 56 107 129 64 94 113 72 83 100 80 75 90 88 68 82

2.5 Estimasi Kehilangan Energi

Estimasi kehilangan energi / head losses adalah kehilangan energi yang terjadi selama air melalui bangunan pembangkit yang telah direncanakan. Kehilangan energi dapat terjadi pada entrance, gesekan sepanjang pipa, maupun belokan pada piap pesat.

2.5.1. Kehilangan energi pada entrance

Kehilangan energi pada entrance bergantung kepada bentuk mulut pemasukkan pipa. Nilai dari

koefisien masukan dari bentuk mulut entrance dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 2.4. Nilai koefisien bentuk mulut entrance

Entrance Condition

Loss Condition Ke

Max. Min. Average

Gate in thin wall- contraction

1,80 1,00 1,50

Gate in thin wall-bottom and side suppressed

1,20 0,50 1,00

Gate in thin wall- corners rounded

1,00 0,10 0,50

Square cornered entrances 0,70 0,40 0,50

Stighly rounded entrances 0,60 0,18 0,25

Fully rounded entrance r/D ≥ 0.15

0,27 0,08 0,10

Circular bellmouth entrances

0,10 0,04 0,05

Square bellmouth entrances

0,20 0,07 0,16

Inward projecting entrances

0,93 0,56 0,80

Untuk menghitung kehilangan energi pada entrance digunakan rumusan:

(2-

55) dimana : He = Kehilangan energi pada entrance ( m ) Ke= Koefisien bentuk mulut Δv= Selisih kecepatan sebelum dan sesudah entrance ( m/dt ) g= Gravitasi bumi, diambil 9,81 m/dt²

Page 18: PEMANFAATAN BEDA ENERGI liter/detik pada musim kemarau …digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-16773-3107100108-Paper.pdfpemanfaatan beda energi pada bangunan terjun untuk pembangkit

2.5.2. Kehilangan energi karena gesekan sepanjang pipa

Pada dinding-dinding pipa terdapat gesekan yang dapat memperkecil energi. Besarnya kehilangan energi selain dari panjang pipa juga tergantung dari nilai lainnya. Sehingga diambil rumusan:

(2-56) (Ir. Angrahini M.Sc, “Hidrolika”)

dimana : Hf = Kehilangan energi sepanjang pipa ( m ) f = Koefisien gesek pipa v = Kecepatan pada pipa ( m/dt g = Gravitasi bumi, diambil 9,81 m/dt² D = Diameter pipa ( m )

Untuk menentukan nilai f ( koefisien gesek ) dapat digunakan diagram moddy. Sebelum menetukan harga f terlebih dahulu harus dicari angka Reynold ( Re ) dari aliran tersebut yang dapat dirumuskan;

dan koefisien

kekasaran bahan ( ε ).

Gambar 2.6. Diagram koefisien gesek

Dalam hal ini angka kekasaran

bahan diambil 0,46. 10-6.v adalah viskositas yang harganya tergantung dari suhu air yang ada. Dalam perhitungan ini dianggap bahwa suhu air adalah 20° C sehingga harga viskositas kinematisnya 1,007.10-6 m²/dt.

2.5.3 Kehilangan energi karena belokan pipa

Pada bagian-bagian tertentu terdapat belokan pipa yang bertujuan untuk menyesuaikan dengan kontur maupun geometri dari tempat pemasangan pipa pesat. Kehilangan energi pada bagian ini dapat dirumuskan :

(2-57)

( Ir. Angrahini M.Sc, “Hidrolika”)

dimana : Hl = Kehilangan energi karena belokan pipa ( m ) v = Kecepatan aliran pada pipa ( m/dt ) g = Gravitasi bumi ( 9,81 m/dt² ) Kb =Koefisien kehilangan energi

Tabel 2.5. Nilai koefisien pada

belokan

Bentuk belokan

Harga koefisien kehilangan tinggi energi

r/D 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Kb 0,30 0,16 0,12 0,11 0,09 0,09 0,08 0,08 0,08

D

(b)

R

Page 19: PEMANFAATAN BEDA ENERGI liter/detik pada musim kemarau …digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-16773-3107100108-Paper.pdfpemanfaatan beda energi pada bangunan terjun untuk pembangkit

2.6. Perhitungan Energi Listrik

Setelah mendapatkan kehilangan energi total, maka langkah selanjutnya adalah menghitung energi listrik yang dihasilkan. Perhitungan energi listrik didapatkan dari perhitungan daya dikalikan waktu dalam satu tahun. Perhitungan energi dapat dirumuskan: E = P .t = η . 9,8 . Qandalan .Heff .t (kWH) (2-58) (O.F. Patty.”Tenaga Air”,Erlangga,Jakarta,1995)

η= η t . ηg .ηtr (2-59) dimana: E= energi listrik (kWH) P= daya yang dihasilkan (kW) η= efisiensi total ηt= efisiensi turbin ηg= efisiensi generator ηtr= efisiensi transformator Qandalan=debit andalan (m3/detik) =massa jenis air (1000

kg/m3) g = percepatan gravitasi (9,8

m/detik2) Heff= tinggi jatuh efektif (m) t = waktu (1 jam = 3600 detik)

Untuk mendapatkan efisiensi turbin digunakan grafik perbandingan antara debit dan efisiensi turbin di bawah ini.

Gambar 2.7. Grafik

perbandingan debit dan efisiensi turbin

(Sumber : Haimerl, L.A., 1960)

2.7 Analisa Perhitungan Ekonomi

Analisa ekonomi dihitung dari harga satuan listrik per kWh dan nilai kelayakan investasi sebuah pembangkit bila sudah dioperasikan secara kontinyu.

2.7.1 Harga satuan listrik Harga satuan listrik

bergantung pada besar biaya dan besar daya yang mempu dihasilkan selama satu tahun. Besarnya investasi berasal dari modal sendiri dan peminjaman dari bank yang nantinya akan dikembalikan dalam jangka waktu tertentu dengan nilai suku bunga tertentu. Biaya per tahun berasal dari biaya operasional dan biaya perawatan selama satu tahun.

Dalam perhitungan harga satuan listrik, hal yang perlu diperhatikan adalah efisiensi penyerapan listrik oleh konsumen. Efisiensi penyerapan listrik oleh konsumen adalah

Page 20: PEMANFAATAN BEDA ENERGI liter/detik pada musim kemarau …digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-16773-3107100108-Paper.pdfpemanfaatan beda energi pada bangunan terjun untuk pembangkit

besarnya listrik yang mampu dinikmati oleh konsumen dibagi dengan besarnya energi listrik yang dihasilkan dari pembangkit. Besarnya nilai efisiensi penyerapan didapat dari pola pemakaian listrik pada suatu daerah tertentu.

Biaya per kWh didapatkan dari rumusan: Biaya pengembalian pinjaman per tahun : = (Capital Recovery Factor)x(Biaya Pembangunan) (2-60) Biaya pengeluaran per tahun: =(biaya pengembalian pinjaman)+(biaya operasional dan perawatan) (2-61) Energi per tahun: =(efisiensi jaringan)x(energi kom)x(total hari) (2-62) Biaya per kWh:

(2-63) 2.7.2 Metode NPV (Nett Present

Value) Metode NPV adalah salah

satu metode untuk menghitung kelayakan suatu proyek pembangunan untuk direalisasikan. Prinsip metode NPV adalah menghitung selisih antar nilai sekarang investasi dengan nilai sekarang penerimaan kas bersih dan nilai sisa di masa yang akan datang. Untuk menghitung nilai sekarang dari penerimaan kas

bersih dan nilai sisa bergantung pada besarnya tingkat bunga yang ditetapkan. Apabila nilai dari selisih tersebut positif, maka proyek layak untuk direalisasi. Namun bila nilai dari selisih di atas negatif, maka proyek tersebut tidak layak untuk direalisasikan.

BAB III

METODOLOGI

Langkah-langkah yang dilakukan dalam penyelesaian tugas akhir ini adalah:

3.1 Survei Lokasi Melakukan survei pendahuluan ke

daerah studi Survei pendahuluan dilakukan untuk mengetahui secara langsung kondisi lapangan yang akan dijadikan objek tugas akhir.

Melakukan wawancara kepada petugas atau dinas terkait Wawancara kepada petugas atau dinas terkait perlu dilakukan untuk mendapatkan informasi lebih banyak mengenai kondisi lapangan dan masalah-masalah yang dihadapi terkait pengerjaan tugas akhir.

Mengumpulkan informasi terhadap bangunan yang akan ditinjau Pengumpulan informasi bisa didapat dari sumber-sumber yang terkait dengan objek tugas akhir, seperti internet, dinas terkait, dan lain-lain.

Page 21: PEMANFAATAN BEDA ENERGI liter/detik pada musim kemarau …digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-16773-3107100108-Paper.pdfpemanfaatan beda energi pada bangunan terjun untuk pembangkit

Melakukan studi literatur Studi literatur dilakukan unuk mengetahui metode dan tahapan-tahapan yang tepat dalam pengerjaan tugas akhir ini.

3.2 Pengumpulan Data Data-data yang dibutuhkan untuk pengerjaan tugas akhir : Data debit operasional harian

saluran selama 10 tahun Data debit operasional harian saluran selama 10 tahun terakhir dapat didapat dari unit pelaksana teknis (UPT) setempat. Data ini digunakan untuk mencari debit andalan yang bisa selalu tersedia sepanjang tahun.

Skema saluran irigasi Skema saluran irigasi digunakan untuk melakukan analisa mengenai saluran yang akan ditinjau.

Data elevasi saluran Data elevasi saluran digunakan untuk menganalisa dan menentukan tinggi jatuh efektif yang dibutuhkan untuk perhitungan mikrohidro. Denah dan potongan

penampang saluran Denah dan potongan saluran berguna untuk mengetahui detail saluran yang akan ditinjau

3.3 Analisa Data dan Proses Perhitungan Langkah-langkah yang dikerjakan :

Menghitung debit andalan dan beda ketinggian elevasi air Untuk menghitung debit andalan digunakan rumus pada bab 2.1 dan 2.2.1. Perhitungan debit andalan dan beda ketinggian elevasi air digunakan untuk mengetahui jumlah debit yang tersedia sepanjang tahun dan tinggi jatuh efektif air.

Menghitung kemampuan air untuk menghasilkan daya dan energi listrik Untuk menghitung kemampuan air digunakan rumus pada bab 2.2.2.

Menghitung bangunan pengambilan air Perhitungan bangunan pengambilan air meliputi: Perhitungan muka air

Untuk menghitung tinggi muka air digunakan rumusan pada bab 2.3.1

Perencanaan bangunan pengatur tinggi muka air Bangunan pengatur tinggi muka air berguna untuk mengatur tinggi muka air agar sesuai dengan tinggi yang diharapkan. Perhitungan ini menggunakan rumus pada bab 2.3.2

Page 22: PEMANFAATAN BEDA ENERGI liter/detik pada musim kemarau …digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-16773-3107100108-Paper.pdfpemanfaatan beda energi pada bangunan terjun untuk pembangkit

Perencanaan pintu pengambilan(intake) Untuk menghitung intake digunakan rumusan pada bab 2.3.3

Perencanaan saluran pengarah Berfungsi untuk menghubungkan intake dan bak pengendap. Rumusan yang digunakan terdapat pada bab 2.3.4

Perencanaan pelimpah samping Berfungsi untuk melimpahkan debit yang berlebih pada saluran pengarah. Perhitungan pelimpah samping menggunakan rumusan pada bab 2.3.5

Perencanaan alat ukur Berguna untuk mengetahui debit yang lewat pada saluran. Rumus yang digunakan terdapat pada bab 2.3.6

Perhitungan angkutan sedimen Rumus yang digunakan terdapat pada bab 2.3.7

Perencanaan bak pengendap Berfungsi untuk mengendapkan sedimen yang terkandung pada aliran. Perhitungan bak pengendap menggunakan rumus pada bab 2.3.8

Perencanaan kantong pasir Kantong pasir berfungsi untuk menampung endapan sedimen pada bak pengendap. Perhitungan kantong pasir menggunakan rumusan pada bab 2.3.9

Perencanaan periode pengurasan Bertujuan untuk merencanakan periode pengurasan kantong pasir. Perhitungan periode pengurasan menggunakan rumusan pada bab 2.3.10

Perencanaan saringan kasar Bertujuan untuk melindungi turbin dari benda hanyutan dan diameter sedimen yang berukuran besar. perhitungan saringan kasar menggunakan rumus pada bab 2.3.11

Menentukan desain bangunan pembangkit listrik Langkah-langkah untuk mendesain bangunan pembangkit meliputi: Perencanaan pipa pesat

Perencanaan pipa pesat meliputi perencanaan diameter pipa, tebal pipa, perencanaan posisi pengambilan, serta kontrol terhadap gaya

Page 23: PEMANFAATAN BEDA ENERGI liter/detik pada musim kemarau …digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-16773-3107100108-Paper.pdfpemanfaatan beda energi pada bangunan terjun untuk pembangkit

yang terjadi pada pipa. Pada perhitungan perencanaan pipa pesat digunakan rumusan pada bab 2.4.1

Pemilihan turbin Pemilihan turbin ditentukan berdasarkan pada jumlah debit yang tersedia dan tinggi jatuh efektif air. Rumus yang digunakan terdapat pada bab 2.4.2

Menghitung besarnya kehilangan energi Estimasi kehilangan energi meliputi kehilangan energi pada entrance, gesekan sepanjang pipa, dan karena belokan pipa. Untuk menghitung besarnya kehilangan energi digunakan rumusan pada bab 2.5

Menghitung tenaga listrik yang mampu dihasilkan Perhitungan tenaga listrik yang dihasilkan mengguanakan rumus pada bab 2.6

Analisa perhitungan ekonomi Analisa perhitungan ekonomi meliputi harga satuan listrik, kelayakan nilai jual listrik, dan analisa kelayakan proyek menggunakan metode NPV. Perhitungan analisa perhitungan ekonomi

menggunakan rumus pada bab 2.7

3.4 Kesimpulan dan Saran

Kesimpulan yang dihasilkan adalah hasil perhitungan dan perencanaan bangunan.

STAR

T

SURVEI

PENDAHULUAN

DAN STUDI

LITERATUR INPUT

DATA

ANALISA DEBIT

DAN BEDA

KETINGGIAN

MENGHITUNG

KEMAMPUAN

TENAGA AIR MENENTUKAN

DESAIN

PEMBANGKIT

LISTRIK

MENGHITUNG TENAGA

LISTRIK YANG MAMPU

DIHASILKAN

Meliputi:

Data debit harian saluran selama 10 tahun

Skema saluran irigasi

Data elevasi saluran

MENGHITUN

G

KEHILANGA

N ENERGI

10%

NOT

OK

O

K

Meliputi:

Perhitungan tinggi muka air saluran

Perencanaan pipa pesat

Perencanaan bak penyaring

Perencanaan turbin

ANALISA

ANGKUTAN

SEDIMEN

MENGANALISIS

KELAYAKAN

FINANSIAL

FINIS

H

Page 24: PEMANFAATAN BEDA ENERGI liter/detik pada musim kemarau …digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-16773-3107100108-Paper.pdfpemanfaatan beda energi pada bangunan terjun untuk pembangkit

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Analisa Debit

Untuk menghitung debit andalan, data yang digunakan adalah data debit harian selama 10 tahun. Langkah-langkah untuk menghitung debit andalan adalah sebagai berikut: Merangking data debit dari yang

terkecil sampai yang terbesar Mencari selisih antara debit

terbesar dan debit terkecil (R). R= 795-53= 742 liter/detik

Mencari jumlah data, yaitu n= 360

Mencari jumlah kelas

K= 1+3,33 log n= 1+3,33 log 360= 9,52 ≈ 10 kelas

Mencari interval kelas

i= R/K= 742/9,52= 77,9≈ 78 Membagi kelas dengan jarak

interval dari data yang terbesar sampai yang terkecil.

Memasukan data debit berdasarkan kelas-kelas yang telah dibagi, yaitu dalam10 kelas dengan interval kelas 78.

Menghitung banyaknya data dalam tiap kelas.

Menghitung probability tiap kelas dengan perumusan California

dimana :P= probabilitas m=frekuensi komulatif data kelas n = jumlah data total

Tabel 4.1. Rekapitulasi data debit 10 tahun

kelas nilai

tengah frek

frekuensi

kumulatif

probability

(%)

717-795 756 6 6 1.7 639-717 678 0 6 1.7 561-639 600 16 22 6.1 483-561 522 32 54 15.0 405-483 444 35 89 24.7 327-405 366 24 113 31.4 249-327 288 74 187 51.9 171-249 210 44 231 64.2 93-171 132 114 345 95.8 53-93 73 15 360 100.0

Dari data rekapitulasi debit akan diplot antara probability dan nilai tengah.

Gambar 4.1. Grafik duration curve

Untuk mendapatkan debit andalan maka diambil probability sebesar 80% dengan nilai debit sebesar 175 liter/detik. Dari brosur turbin Cross Flow T 15 didapat

0

200

400

600

800

0.0 50.0 100.0 150.0

Duration curveQ(liter/detik)

Probability

(%)

Page 25: PEMANFAATAN BEDA ENERGI liter/detik pada musim kemarau …digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-16773-3107100108-Paper.pdfpemanfaatan beda energi pada bangunan terjun untuk pembangkit

bahwa debit minimal yang dibutuhkan untuk memutar turbin adalah sebesar 20% dari debit andalan. Debit minimal yang dibutuhkan untuk memutar turbin adalah:

Q = 20% x 175 = 35 liter/detik < Qmin

saluran = 53 liter/detik Sehingga debit mampu digunakan

untuk pembangkit listrik mikrohidro sepanjang tahun dengan menggunakan turbin Cross Flow T 15.

4.2. Perencanaan Kemampuan Tenaga

Air

4.2.1. Tinggi jatuh efektif

Tinggi jatuh efektif adalah tinggi jatuh yang digunakan untuk menghitung kemampuan tenaga air. Tinggi jatuh efektif didapat dari tinggi jatuh bruto dikurangi kehilangan energi. Untuk perkiraan awal kehilangan energi diambil sebesar 10%.

Hbruto = elevasi upstream BT10-elevasi downstream

BT15 = (+255.6) - (+240,54) = 15,06 meter

Hlosses = 10% x Hbruto = 10% x 15,06 = 1,506 meter

Sehingga didapat perkiraan awal tinggi jatuh efektif sebesar Heff = Hbruto - Hlosses = 15,06 – 1,506 = 13,554 meter

4.2.2. Daya yang dihasilkan

Setelah mendapatkan debit andalan dan tinggi jatuh efektif, maka dapat dihitung daya yang dihasilkan. Perhitungan ini menjadi estimasi awal dalam perencanaan daya yang mampu dihasilkan, sehingga faktor efesiensi tidak diperhitungkan.

P= 9,8 x Qandalan x Heff = 9,8 x 0,175 x 13,554 = 23,245 kW

dimana : P= daya yang dihasilkan (kW) Qandalan = debit andalan (m3/detik) Heff = tinggi jatuh efektif (m)

4.3. Perencanaan Bangunan

Pengambilan air

4.3.1. Perhitungan muka air

Dari data saluran sekunder didapat data saluran sebagai berikut:

Lebar dasar saluran (B) = 2,5 meter Kemiringan dasar saluran= 0,00038 Koefisian manning = 0,02

Untuk menghitung kecepatan aliran dan debit saluran digunakan rumusan A = b.h P = b+2.h

R = A/P v = 1/n. R2/3.i1/2 Q = v.A

Sehingga didapat perbandingan kedalaman muka air dan debit sebagai berikut:

Page 26: PEMANFAATAN BEDA ENERGI liter/detik pada musim kemarau …digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-16773-3107100108-Paper.pdfpemanfaatan beda energi pada bangunan terjun untuk pembangkit

Tabel 4.2.Perbandingan h dan Q

h(m) A(m2) P(m) R(m) v(m/dtk) Q(m3)

0 0 2.50 0.000 0.000 0.000

0.1 0.25 2.70 0.093 0.199 0.050

0.2 0.5 2.90 0.172 0.302 0.151

0.3 0.75 3.10 0.242 0.378 0.284

0.4 1 3.30 0.303 0.440 0.440

0.5 1.25 3.50 0.357 0.491 0.613

0.6 1.5 3.70 0.405 0.534 0.801

0.7 1.75 3.90 0.449 0.571 1.000

Dari tabel di atas hasilnya diplot

pada grafik rating curve,yaitu antara h dan Q.

Gambar 4.2. Grafik rating curve

Dari grafik rating curve didapat kedalaman muka air pada saat Qandalan sebesar 0,22 meter.

4.3.2.Perhitungan bangunan

pengatur tinggi muka air

Bangunan pengatur tinggi muka air dipasang melintang saluran, yang bertujuan untuk mengatur tinggi muka air agar debit yang masuk pada intake sesuai dengan debit yang diharapkan. Bangunan pengatur tinggi muka air yang digunakan pada tugas akhir ini adalah menggunakan skot kayu. Dari grafik rating curve didapat tinggi muka air pada saat Qandalan sebesar 0,22 meter, sehingga skot balok dipasang setinggi 0,22 meter dari dasar saluran. Sehingga elevasi muka air di depan pintu intake adalah +255,6 + 0,22 = +255,82 4.3.3.Perencanaan pintu

pengambilan (intake)

Pintu pengambilan (intake) berfungsi untuk memasukkan debit rencana dari saluran. Pintu intake direncanakan dibuka setinggi tinggi muka air pada saat Qandalan, yaitu setinggi 0,22 meter . Karena pintu selalu dibuka setinggi 0,22 meter, maka debit air maksimum yang masuk pada pintu sebesar Qandalan, yaitu sebesar 0,175 m3/detik dan debit yang melebihi Qandalan secara otomatis melimpah melalui skot balok. 4.3.4.Perencanaan saluran pengarah

Saluran pengarah adalah saluran yang menghubungkan intake dengan bak pengendap. Debit yang mengalir pada saluran adalah sebesar debit andalan. Adapun perencanaan saluran pengarah direncanakan sebagai berikut:

Page 27: PEMANFAATAN BEDA ENERGI liter/detik pada musim kemarau …digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-16773-3107100108-Paper.pdfpemanfaatan beda energi pada bangunan terjun untuk pembangkit

Bentuk penampang saluran = segi empat b= h Q=0,175m3/detik n= 0,02 i= 0,0004 Dari data-data di atas maka saluran pengarah direncanakan:

A = b.h = b2 P = b+2.h = 3b R = A/P =

Q = .R2/3.i1/2.A

0,175 =

.(

)2/3.(0,0004)1/2.b2

0,175 = b2/3.0,4807.b2

b8/3 = 0,3641

b = 0,685 m

Karena b = 0,685 m sulit dalam pelaksanaan, maka ambil b= 1 m A = b.h = h P = b+2h= 1+2h R = A/P =

Q = .R2/3.i1/2.A

0,175 =

.(

)2/3.(0,0004)1/2.h

)3/2 =

=

0,0732(1+2.h) = h5/2

0,0732+0,1464h= h5/2

Dari hasil coba-coba didapat h= 0,455 m. Jadi hasil perencanaan

saluran pengarah adalah sebagai berikut:

Tabel 4.3. Hasil perencanaan saluran pengarah

Debit saluran Q 0,175

m3/detik Kecepatan aliran v 0,385 m/detik Lebar dasar saluran b 1 m

Kedalaman saluran h 0,455 m Kemiringan saluran i 0,0004 Koefisien manning n 0,02

4.3.5. Perencanaan pelimpah samping

Pelimpah samping berfungsi untuk melimpahkan debit berlebih sehingga debit yang masuk pada saluran pengarah tidak melebihi debit rencana. Debit yang dilimpahkan ke pelimpah samping nantinya akan dikembalikan ke saluran eksisiting. Dimensi pelimpah samping akan direncanakan sebatas dimensi mulut pelimpah. Debit yang akan dilimpahkan yaitu sebesar:

Qpelimpah = 50% x Qandalan = 0,5 x 0,175 = 0,0875 m3/detik

Debit yang berada pada hilir pelimpah samping adalah debit yang diijinkan masuk ke pipa pesat, yaitu sebesar Qandalan = 0,175 m3/detik dan kedalaman air 0,22 m. Dengan kecepatan aliran 0,325 m/detik akan didapatkan tinggi energi:

Ho = ho +

= 0,22 +

= 0,225 m

Page 28: PEMANFAATAN BEDA ENERGI liter/detik pada musim kemarau …digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-16773-3107100108-Paper.pdfpemanfaatan beda energi pada bangunan terjun untuk pembangkit

Nilai debit yang melimpah didapat dengan mengetahui debit tiap segmen sejarak Δx yang dihitung dari hilir ke hulu bangunan pelimpah. Korfisien debit (µ) untuk mercu pelimpah harus diambil 5% lebih kecil daripada koefisien mercu tegak. Koefisien debit (µ) untuk pelimpah yang dipilih adalah 0,4. Nilai tinggi mercu (c) diambil 0,2 m. Maka didapat perhitungan: qx =

= = 0,0033 m3/detik

Qx = Qo + qx = 0,175 + 0,0033 = 0,1783 m

Ax = ho.b

= 0,455. 2,5

= 0,5625 m2

hx = Ho -

= 0,2304 -

= 0,2253 m Dengan cara yang sama dapat

disusun dalam tabel dengan nilai Qo dan ho diganti dengan nilai Qx dan hx perhitungan sebelumnya.

Tabel 4.4. Hasil perhitungan bangunan pelimpah

Δx

Qo

Ho

ho

ho

-cq

xQ

x= Q

o+q

xA

xvx

hx

ΣΔx

mm

3/d

etik

mm

mm

3/d

etik

m3

/det

ikm

2m

/det

ikm

m

0.5

0.1

75

00

.23

04

0.2

25

00

.02

50

0.0

03

30

.17

83

0.5

62

50

.31

70

0.2

25

30

.50

0.5

0.2

00

00

.24

54

0.2

40

00

.04

00

0.0

06

70

.20

67

0.6

00

00

.34

45

0.2

39

31

.00

0.5

0.3

00

00

.31

54

0.3

10

00

.11

00

0.0

30

70

.33

07

0.7

75

00

.42

67

0.3

06

11

.50

0.5

0.3

75

00

.35

04

0.3

45

00

.14

50

0.0

46

40

.42

14

0.8

62

50

.48

86

0.3

38

22

.00

Σqx

0.0

87

2

Page 29: PEMANFAATAN BEDA ENERGI liter/detik pada musim kemarau …digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-16773-3107100108-Paper.pdfpemanfaatan beda energi pada bangunan terjun untuk pembangkit

Sehingga dimensi bangunan pelimpah samping yang digunakan dengan tinggi mercu 0,2 m dan panjang 2 m dengan kapasitas melimpah 0,0872 m3/detik. 4.3.6. Perencanaan alat ukur

Alat ukur terletak pada saluran pengarah. Alat ukur berfungsi untuk mengukur debit pada saluran pengarah. Dalam pengerjaan tugas akhir ini, alat ukur yang digunakan adalah drempel. Adapun data yang digunakan untuk merencanakan alat ukur drempel adalah sebagai berikut:

b = 1 m v = 0,385 m/detik Qandalan= 0,175 m3/detik p = 0,3 m Dari data-data tersebut diolah untuk mendapatkan desain alat ukur drempel. Q = 1,71 .b.h3/2 0,175= 1,71.1.h3/2 h3/2 = 0,102 h = 0,218 m > 5 cm (OK) vo =

=

=

= 0,338 m/detik H1 = h1+

= 0,218 +

= 0,224 m r = 0,2 . H1 = 0,2.0,224 = 0,045 m L = r + 1,75 H1

= 0,045 + 1,75.0,224 = 0,437 m ≈ 0,45 m

Setelah didapat desain drempel, maka dicek dengan menggunakan debit minimum saluran yang masuk, yaitu Qmin = 53 liter/detik

Q = 1,71 .b.h3/2 0,053 = 1,71.1.h3/2 h3/2 = 0,031 h = 0,099 m = 9,9 cm > 5 cm (OK) Jadi kesimpulannya drempel yang

didesain mampu membaca hingga debit minimum yang masuk ke saluran. Hasil perencanaan alat ukur drempel adalah sebagai berikut:

Tabel 4.5. Hasil perencanaan drempel

Debit saluran Q 0,175 m3/detik

Kecepatan aliran saluran v 0,385 m/detik

Kecepetan aliran pada di atas drempel

vo 0,338 m/detik

Lebar drempel b 1 m

Tinggi drempel p 0,3 m

Panjang drempel L 0,45 m

Jari-jari kelengkungan drempel

r 0,045 m

Tinggi muka air di atas drempel

h1 0,218 m

4.3.7.Perhitungan angkutan sedimen

Perhitungan angkutan sedimen diperlukan untuk menghitung jumlah sedimen yang terangkut pada aliran. Beberapa turbin memiliki batasan diameter sedimen yang diijinkan masuk. Adapun diameter sedimen yang diijinkan

Page 30: PEMANFAATAN BEDA ENERGI liter/detik pada musim kemarau …digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-16773-3107100108-Paper.pdfpemanfaatan beda energi pada bangunan terjun untuk pembangkit

masuk ke turbin bergantung pada jenis PLTA yang direncanakan, yaitu:

0,2-0,5 mm untuk PLTA tekanan rendah

0,1-0,2 mm untuk PLTA tekanan sedang

0,01-0,05 mm untuk PLTA tekanan tinggi

Untuk pembangkit listrik tenaga mikrohidro maka diambil diameter maksimum yang diijinkan masuk ke dalam turbin sebesar 0,2 mm.

4.3.8. Perencanaan bak pengendap

sedimen

Untuk perhitungan jumlah angkutan sedimen digunakan data sebagai berikut:

diameter sedimen d = 0,2 mm Q = 0,175 m3/detik vsaluran = 0,31 m/detik h = 1 m

Besar kecepatan kritis menurut Camp adalah:

dimana: a= 44 bila 1 mm > d > 0,1 mm

= 19,68 cm/detik = 0,197 m/detik < vsaluran = 0,31 m/detik

Karena kecepatan saluran lebih besar daripada kecepatan kritis, maka diameter butiran sedimen yang terangkut pada saluran lebih besar daripada

diameter sedimen yang diijinkan masuk ke turbin, sehingga diperlukan bak pengendap.

Setelah didapat kecepatan kritis butiran maka direncanakan kecepatan air dalam bak tidak boleh melebihi kecepatan kritis, yaitu sebesar 0,18 m/detik

Dari grafik perbandingan diameter butiran didapat besar = 2,1 cm/detik = 0,021 m/detik

Gambar 4.3.Grafik perbandingan

diameter butiran dan kecepatan jatuh butiran

Setelah didapat kecepatan turun butiran, maka langkah berikutnya adalah menghitung dimensi bak pengendap. Menurut Welikanow, dengan menetapkan

W = 0,95 maka λ = 1,2, sehingga:

Q = b.h.v b =

Page 31: PEMANFAATAN BEDA ENERGI liter/detik pada musim kemarau …digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-16773-3107100108-Paper.pdfpemanfaatan beda energi pada bangunan terjun untuk pembangkit

=

= 0,97 m ≈ 1 m sehingga didapat b = 1m dan h = 0,97 m L

= 8,69 m ≈ 9 m

V = L . b . h = 9 . 1 . 0,97

= 8,73 m3 Kontrol: t =

=

= 46,19 m/detik

V = = 0,175 . 46,19 = 8,08 m3 < 8,73 m3

OK...

Perencanaan kemiringan bak: A = b.h

= 1.0,97 = 0,97 m2

P = b+2h = 1+ 2.0,97 = 2,94 m

R = A/P = 0,97/2,94 = 0,33

n = 0,02 (beton)

i =

=

= 0,00006

Dari hasil perhitungan bak pengendap didapat hasil sebagai berikut:

Tabel 4.6. Hasil perhitungan bak pengendap

Diameter sedimen d 0,2 mm Debit aliran Q 0,175 m3/detik Kedalaman air h 0,97 m Kecepatan kritis vcr 0,197 m/detik Kecepatan air v 0,18 m/detik Kecepatan jatuh butiran

0,021 m/detik

Kemiringan bak i 0,00006 Panjang bak pengendap

L 9 m

Lebar dasar bak pengendap

b 1 m

4.3.9. Perencanaan kantong pasir

Asumsi awal untuk menghitung kemiringan dasar kantong pasir digunakan kecepatan aliran untuk pembilasan vs= 1 m/detik. Adapun data yang digunakan dalam perhitungan kantong pasir adalah:

Q = 50% Qandalan = 0,0875 m3/detik

As =

=

= 0,0875 m2

bs = 0,6 m

Maka kemiringan dasar kantong pasir

adalah:

As = bs . hs

hs =

=

= 0,145 m

Rs =

=

= 0,098

Page 32: PEMANFAATAN BEDA ENERGI liter/detik pada musim kemarau …digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-16773-3107100108-Paper.pdfpemanfaatan beda energi pada bangunan terjun untuk pembangkit

n = 0,02

i =

=

= 0,00885

Agar pembilasan dapat berjalan maksimal, maka kecepatan aliran dijaga agar tetap pada kondisi sub kritis, yaitu:

Fr=

=

= 0,84 < 1

......OK Dari diagram Shields dapat

diperoleh diameter partikel yang akan terbilas.

η = ρ x g x hs x is = 1000 x 9,81 x 0,145 x 0,0085 = 12,09 N/m2

Dengan menghitung η dari diagram Shields dapat diketahui bahwa partikel-partikel yang lebih kecil dari 15 mm akan terbilas saat pembilasan.

Dari hasil perhitungan kantong pasir didapat hasil sebagai berikut:

Tabel 4.7. Hasil perhitungan kantong pasir

Debit aliran Q 0,0875 m3/detik Kemiringan bak i 0,00885 Panjang kantong pasir

L 9 m

Lebar dasar kantong pasir

b 0,6 m

Kecepatan aliran

vs 1 m/detik

Gambar 4.4. Potongan

memanjang kantong pasir

4.3.10. Perencanaan periode pengurasan

Kantong pasir memiliki kapasitas tertentu dan harus dilakukan pengurasan secara periodik. Kapasitas sebuah kantong pasir bergantung kepada volume kantong pasir dan volume sedimen yang terkandung dalam aliran. Dari hasil analisa laboratorium terhadap sampel, didapat hasil sebagai berikut

Konsentrasi sedimen 161 ppm = 161 mg/l Berat sedimen = konst.sedimen x Qandalan

= 161 mg/l x 175 l/dt = 28175 mg/dt

Diketahui Gs = 2,672 γs = Gs x γw

= 2,672 x 1000 kg/m3 = 2672 kg/m3

Vol =

=

= 1,055 x 10-5 m3/dt Volume sedimen dalam satu hari:

= Vol x 1 hari = 1,055 x 10-5 m3/dt x 24

x 3600 = 0,912 m3/hari

Tabel 4.8. Hasil analisa Suspended Load Tanggal

Pengambilan Debit Posisi Konsentr

asi sedimen

Volume sedimen

(m3/dt) (mg/l) (m3/hari) 11/4/2011 175 Tengah 161 0,912

Page 33: PEMANFAATAN BEDA ENERGI liter/detik pada musim kemarau …digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-16773-3107100108-Paper.pdfpemanfaatan beda energi pada bangunan terjun untuk pembangkit

Dari Standart Perencanaan

Irigasi KP – 02 diketahui kedalaman kantong pasir di bawah saluran pengendap pasir bervariasi antara 1-10 m untuk jaringan kecil (sampai 10 m3/dt), sedangkan lebar bagian bawah kantong bervariasi berdasarkan rencana. Dengan kedalaman kantong pasir direncanakan 1m, didapat volume kantong pasir dihitung dengan persamaan sebagai berikut :

V =

V =

V = 5,605m3

Dengan demikian periode pengurasan adalah:

t =

=

= 6,15 hari ≈ 6 hari sekali Dari diagram Camp efisiensi

kantong lumpur untuk berbagai diameter sedimen dapat ditentukan, dengan panjang (L) 9 meter dan kedalaman air rencana (h) 1 meter, serta kecepatan 0,18 m/dt, maka kecepatan endap rencana dapat disesuaikan:

dengan ω0 = 0,02 dari gambar 4.3 diameter yang sesuai adalah 0,2 mm.

Fraksi rencana 0,2 mm dengan kecepatan endap (ω) 0,021 m/dt.Efisiensi pengendapan fraksi 0,2 mm dapat dihitung sebagai berikut :

ω = 0,021 m/dt ω0 = 0,02 m/dt vn = 0,18 m/dt

=

= 1,05

=

= 0,12

Dari gambar 2.1. diperoleh efisiensi 0,92

4.3.11. Perencanaan saringan kasar

Saringan kasar berfungsi untuk mencegah kotoran yang terangkut aliran air masuk ke dalam pipa pesat dan dapat merusak turbin. Posisi saringan kasar berada sebelum pengambilan pipa pesat. Dengan digunakan profil bulat dengan diameter 1 cm dan jarak 10 cm, kehilangan energi yang terjadi akibat saringan kasar adalah:

= 0,00012 m dimana : z= Kehilangan energi akibat saringan ( m ) θ= Koefisien profil s= Lebar profil dari arah aliran (m) b= Jarak antar profil saringan ( m ) v= Kecepatan aliran ( m/dt ) g= Gravitasi bumi, diambil 9,81 m/dt² α= Sudut kemiringan saringan

Page 34: PEMANFAATAN BEDA ENERGI liter/detik pada musim kemarau …digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-16773-3107100108-Paper.pdfpemanfaatan beda energi pada bangunan terjun untuk pembangkit

Gambar 4.5. Posisi dan bentuk profil saringan

Tabel 4.9. Nilai koefisien profil saringan Profil

a b c d e f g

θ 2,42 1,83 1,67 1,03 0,92 0,76 1,79

4.4. Perencanaan Bangunan

Pembangkit

4.4.1. Perencanaan pipa pesat

Pipa pesat adalah sebuah pipa pesat yang menghubungkan antara saluran dengan turbin. Pipa pesat berfungsi untuk mengalirkan debit menuju tubin sehingga turbin bisa berputar dan menghasilkan tenaga listrik. Selain itu pipa pesat juga berfungsi untuk mempertahankan tekanan jatuh air sehingga energi di dalam gerakan air tidak terbuang.

Langkah-langkah dalam perencanaan pipa pesat yaitu: a. Perencanaan dimeter pipa pesat

Dalam perhitungan kecepatan aliran dalam pipa digunakan rumusan:

= 2.04 m/detik Setelah kecepatan aliran

diperoleh, maka langkah berikutnya adalah menghitung diameter pipa pesat dengan rumusan:

= 0,33 m Diameter pipa hasil

perhitungan disesuaikan dengan diameter pipa yang ada di pasaran, sehingga didapat diameter pipa pesat sebesar 0,356 meter. b. Perencanaan posisi

pengambilan pipa pesat

Jarak muka air dengan posisi pengambilan pipa pesat disebut Minimum Operational Level (MOL). Menurut Patty, untuk menghitung MOL maka jarak MOL diukur dari sisi bawah pipa dengan rumusan:

MOL = D + 1,5

Karena bentuk mulut pengambilan pipa pesat tidak direncanakan stream line, maka

Page 35: PEMANFAATAN BEDA ENERGI liter/detik pada musim kemarau …digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-16773-3107100108-Paper.pdfpemanfaatan beda energi pada bangunan terjun untuk pembangkit

jarak MOL harus ditambahkan 0,5

, sehingga menjadi:

MOL = D + (1,5+0,5)

MOL = 0,356 + (1,5+0,5)

= 0,781 m Nilai MOL yang dipakai

diukur dari muka air saat debit minimum Qmin = 0,053 m3/detik yaitu 0,39 meter. Sehingga perlu dicari nilai selisih dari ketinggian muka air minimum dan muka air saat debit andalan, yaitu:

Δh = handalan - hmin

= 0,97 – 0,39 = 0,58 meter

Sehingga jika diukur dari muka air debit andalan, dibutuhkan ketinggian:

hMOL= Δh + MOL = 0,58 + 0,781 = 1,361meter Elevasi muka air pada posisi

pengambilan pipa pesat adalah: z1 (akibat pintu) Qandalan =0,175 m3/detik µ = 0,8 b = 1 m a = 0,22 m Q = µ.b.a.

0,175 = 0,8.1.0,22. z = 0,051 meter

z2 (akibat alat ukur drempel)

Qandalan = 0,175 m3/detik

Q = 1,71.b.H3/2 0,175 = 1,71.1.H3/2

H = 0,22 z = 1/3 H = 1/3 . 0,22 = 0,073 meter

z3 (kemiringan saluran pengarah)

z = L . i = 8 . 0,0004 = 0,0032 meter

z4 (kemiringan bak pengendap)

z = L . i = 9 . 0,00006 = 0,00054 meter

z5 (akibat saringan kasar) z = 0,00012

= 0,00012 m Maka elevasi muka air pada posisi

pengambilan pipa pesat adalah: MA = MA pada intake - z1 - z2 -

z3 - z4 - z5 = +255,82 - 0,051 - 0,073 - 0,0032

- 0,00054 - 0,00012 = +255,69

Sehingga elevasi sisi bawah pipa pengambilan adalah:

= +255,69 - 1,361 = + 254,33 Berdasarkan muka air pada posisi

pengambilan pipa maka didapat beda tinggi bruto sebesar:

Hbruto = elevasi upstream -elevasi downstream = (+255,69) - (+240,54) = 15.15 meter

Page 36: PEMANFAATAN BEDA ENERGI liter/detik pada musim kemarau …digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-16773-3107100108-Paper.pdfpemanfaatan beda energi pada bangunan terjun untuk pembangkit

Hlosses = 10% x Hbruto = 10% x 15.15 = 1,515 meter

Sehingga didapat tinggi jatuh efektif sebesar

Heff = Hbruto - Hlosses = 15,15 – 1,515 = 13,635 meter

c. Perencanaan tebal pipa

Dalam perencanaan tebal pipa data yang digunakan sebagai berikut:

Heff = 13,635 m ζ baja = 16.106 kg/m2 (Fe =

360) d = 0,356 m θ= 0,9 (pipa las) Po= Heff

= 1000 kg/m3 . 13,635 m = 13635 kg/m2

Tebal pipa direncanakan menggunakan rumusan:

= 0,00017 m Syarat tebal minimum pipa adalah: sampai dengan diameter hingga

0,8 m ……………5mm

sampai dengan diameter hingga 1,5m …………….6mm

sampai dengan diameter hingga 2m ……………….7mm

(O.F.Patty.”TenagaAir”,Erlangga,Jakarta,1995)

Karena pipa terbuat dari baja, maka tebal pipa harus ditambah 1-3 mm sebagai cadangan apabila pipa mengalami korosi. Sehingga didapat tebal pipa sebesar:

δ = 5 mm + 3 mm = 8 mm

Sehingga memenuhi syarat pipa tipis, yaitu

: ≥20

≥20

44,5 ≥20 OK....

d. Tegangan yang terjadi pada pipa

pesat

d.1. Momen akibat perletakan

pipa

Momen maksimum pada perletakan pipa diambil sebesar:

dengan

Page 37: PEMANFAATAN BEDA ENERGI liter/detik pada musim kemarau …digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-16773-3107100108-Paper.pdfpemanfaatan beda energi pada bangunan terjun untuk pembangkit

dimana: b = jarak perletakan = 6 m D = diameter pipa = 0,356 m δ = tebal pipa = 0,008 m β = sudut kemiringan pipa = 4,33o baja = berat jenis baja = 7600

kg/m3 air = berat jenis air = 1000 kg/m3

Gs= 0,25. .[(D+2δ)2 -D2]. baja.b =0,25.3,14.[(0,356+2.0,008)2- 0,3562].7600.6

= 416,96 kg

Gw= 0,25. .D2. air.b = 0,25.3,14.0,3562.1000.6

= 596,93 kg M =

=

= 505,42 kgm

Momen perlawanan potongan pipa adalah:

=

=

= 0,00081m3

Tegangan yang terjadi pada pipa harus memenuhi persyaratan:

< ζ baja

< 16.106 kg/m2

0,624.106 kg/m2 < 16.106 kg/m2

OK...... d.2. Perubahan temperatur

Tegangan akibat perubahan temperatur timbul bila pipa terikat pada 2 blok angker dan tidak memiliki sambungan muai. Hal ini dapat dirumuskan dengan:

ζ = E . λ . t < ζ baja dimana: E= modulus elastisitas baja (2,1 x 106 kg/m2) λ= 1,2 x 10-5/oC t= 30o C (dianggap suhu ruangan) sehingga didapat rumusan 2,1.106.1,2.10-5.30 < ζ baja 756 < 16.106 kg/m2

OK..... d.3. Berat pipa kosong

Tegangan akibat berat sendiri pipa kosong terjadi akibat posisi pipa yang mirng sehingga penampang pipa mendapat gaya tekan. Tegangan yang terjadi dihitung dengan rumusan:

Page 38: PEMANFAATAN BEDA ENERGI liter/detik pada musim kemarau …digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-16773-3107100108-Paper.pdfpemanfaatan beda energi pada bangunan terjun untuk pembangkit

dimana: d = diameter pipa = 0,356 m δ = tebal pipa = 0,008 m β = sudut kemiringan pipa= 4,33o Gs= berat pipa sepanjang b = 416,96 kg

Sehingga didapat tegangan akibat berat pipa kosong sebesar:

= 3711,401 kg/m2 < 16.106 kg/m2

OK..... d.4. Pergeseran antara pipa dan

perletakan

Karena perubahan temperatur, maka panjang pipa mengalami perubahan panjang. Akibatnya pada perletakan pipa terjadi pergeseran yang mengakibatkan gaya geser yang besar. Gaya geser maksimum terjadi bila benda berada pada kondisi hendak bergerak dan selama bergerak.

Perhitungan tegangan geser pipa menggunakan perumusan:

dengan

=

D

a = r . 2R sin R

Ѳ = 0,5 sudut perletakan

dimana: D = diameter pipa = 0,356 m δ = tebal pipa = 0,008 m Gs= berat pipa sepanjang b= 416,96 kg Gw= berat air sepanjang b = 596,93 kg Ѳ= sudut busur perletakan= 90o β = sudut kemiringan pipa= 4,33o f1 = koefisien gesek pipa dengan perletakan.Direncanakan perletakan terbuat dari beton sehingga diambil

nilai f1 sebesar 0,45 Gaya geser pada perletakan:

= 454,88 kg

Luas tebal pipa:

=

D

=

3,14

D = 0,0045 m2

Titik tangkap gaya geser:

a = r . 2R sin R

=

= 0,0028 m Sehingga tegangan yang terjadi adalah:

Page 39: PEMANFAATAN BEDA ENERGI liter/detik pada musim kemarau …digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-16773-3107100108-Paper.pdfpemanfaatan beda energi pada bangunan terjun untuk pembangkit

=

= 0,103.106 kg/m2 < 16.106 kg/m2

OK..... d.5. Expantion joint

Expantion joint adalah pergeseran pada alat sambungan akibat gaya tekan air. Perumusan yang digunakan adalah:

= 0,0852.106kg/m2 < 16.106 kg/m2

OK..... dimana: f = faktor koefisien, diambil sebesar 0,25 F= Gaya geser pipa (N) Po= tekanan air (kg/m2) = tebalpipa (m) e= lebar packing

d.6. Gaya tekan pada pipa

sambungan

Perumusan tegangan yang diakibatkan gaya ini adalah:

= 27270 kg/m2< 16.106 kg/m2 OK.....

4.4.2. Pemilihan turbin

a. Pemilihan jenis turbin

Pada saat memilih jenis turbin, faktor yang paling menentukan adalah besar debit dan beda tinggi yang tersedia. Debit andalan yang tersedia sebesar 175 liter/detik dan tinggi jatuh efektif 12,933 meter. Dengan nilai debit dan tinggi jatuh efektif tersebut,, maka dipilih turbin yang digunakan adalah turbin jenis Cross Flow T 15 300. Turbin jenis ini mampu mengakomodasi debit 50-800 liter/detik dan tinggi jatuh efektif sampai 60 meter.

Page 40: PEMANFAATAN BEDA ENERGI liter/detik pada musim kemarau …digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-16773-3107100108-Paper.pdfpemanfaatan beda energi pada bangunan terjun untuk pembangkit

Gambar 4.6 Grafik turbin T15-300 b. Putaran spesifik dan putaran

jenis turbin

Berdasarkan brosur Entec Consulting & Engineering, penggunaan turbin jenis Cross Flow T15 menghasilkan efisiensi yang tinggi bila putaran spesifik turbin sebesar 120 rpm.

Gambar 4.7. Grafik putaran spesifik

dan efisiensi turbin Dari putaran spesifik (Ns)

didapat putaran jenis turbin (N) dengan rumusan:

= 652,06 rpm dimana: Ns= putaran spesifik turbin (rpm) N= putaran jenis turbin (rpm) P = daya listrik (HP) Heff= tinggi jatuh efektif (m)

Setelah diketahui putaran jenis turbin maka dapat diperoleh jumlah katup dan nilai frekuensi turbin dengan rumusan:

dimana: f = frekuensi p= nomor dari pasangan katup generator

Dengan cara coba-coba dari tabel 2.2 maka didapat nilai frekuensi (f) 60 Hz dan jumlah katup (p) 12

4.5. Estimasi Kehilangan Energi

4.5.1. Kehilangan energi pada

entrance

Kehilangan energi pada entrance ini tergantung dari bentuk mulut. Direncanakan bentuk mulut adalah gate in thin wall-corners rounded dengan koefisien rata-rata

Page 41: PEMANFAATAN BEDA ENERGI liter/detik pada musim kemarau …digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-16773-3107100108-Paper.pdfpemanfaatan beda energi pada bangunan terjun untuk pembangkit

sebesar 0,5 Sehingga nilai kehilangan energi adalah:

= 0,106 m dimana : He = Kehilangan energi pada entrance ( m ) Ke= Koefisien bentuk mulut Δv= Selisih kecepatan sebelum dan sesudah entrance ( m/dt ) g= Gravitasi bumi, diambil 9,81 m/dt²

4.5.2. Kehilangan energi karena

gesekan sepanjang pipa

Untuk menentukan nilai f ( koefisien gesek ) dapat digunakan diagram moddy. Sebelum menentukan harga f terlebih dahulu harus dicari angka Reynold ( Re ) dari aliran tersebut yang dapat dirumuskan;

, dan koefisien

kekasaran bahan ( ε ). Dalam hal ini angka kekasaran bahan diambil 46. 10-6m, sedangkan v adalah viskositas yang harganya tergantung dari suhu air yang ada. Dalam perhitungan ini dianggap bahwa suhu air adalah 20° C sehingga harga viskositas kinematisnya 1,6054.106 m²/dt.

Gambar 4.8. Grafik diagram moddy

= 1,346 m dimana : Hf = Kehilangan energi sepanjang pipa ( m ) f = Koefisien gesek pipa v = Kecepatan pada pipa ( m/dt ) g = Gravitasi bumi, diambil 9,81 m/dt² D = Diameter pipa ( m )

4.5.3. Kehilangan energi karena

belokan pipa

Pada bagian-bagian tertentu terdapat belokan pipa yang bertujuan untuk menyesuaikan dengan kontur maupun geometri dari tempat pemasangan pipa pesat. Kehilangan energi pada bagian ini dapat dirumuskan :

Page 42: PEMANFAATAN BEDA ENERGI liter/detik pada musim kemarau …digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-16773-3107100108-Paper.pdfpemanfaatan beda energi pada bangunan terjun untuk pembangkit

dimana : Hl= Kehilangan energi karena belokan pipa ( m ) v= Kecepatan aliran pada pipa ( m/dt ) g= Gravitasi bumi ( 9,81 m/dt² ) Kb=Koefisien kehilangan energi

Pada perencanaan terdapat dua belokan vertikal, yaitu pada posisi pengambilan pipa pesat dan pada posisi dekat turbin. Direncanakan jari-jari kelengkungan pipa sebesar 1 m, sehingga r/D = 1/0,356 = 2,81

Tabel 4.10. Nilai koefisien pada belokan

Dari tabel 4.9. didapat nilai

koefisien pada belokan sebesar 0,12. Sehingga kehilangan energi akibat belokan pipa sebesar:

= 0,051 meter Setelah menghitung masing-

masing kehilangan energi, maka didapat kehilangan energi total sebesar:

Δhtotal = Δh1+ Δh2 + Δh3

= 0,106 + 1,346 + 0,051 = 1,503meter

Nilai ini lebih kecil daripada asumsi awal 10% dari tinggi bruto, yakni sebesar 1,515 meter, sehingga desain dapat digunakan.

4.6. Perhitungan Energi Listrik

Energi listrik total yang didapat dalam satu tahun dibagi dalam tiga perhitungan. Perhitungan pertama berdasarkan pada Q80 selama 80% dari satu tahun. Sedangkan 10% selanjutnya direncanakan diantara Q80 dan Q90, 10% sisanya diantara Q90 dan Q100. Sehingga pembagian tersebut pada duration curve adalah:

Gambar 4.9. Duration Curve

Dari grafik diketahui nilai Q yaitu : Q80 = 175 liter/detik = 0,175 m3/detik Q90 = 150 liter/detik = 0,15 m3/detik Q100 =53 liter/detik = 0,053 m3/detik

Untuk mendapatkan besaran efisiensi turbin digunakan grafik perbandingan debit dan efisiensi turbin

Bentuk belokan

Harga koefisien kehilangan tinggi energi

r/D 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Kb 0,30 0,16 0,12 0,11 0,09 0,09 0,08 0,08 0,08

D

(b)

R

Page 43: PEMANFAATAN BEDA ENERGI liter/detik pada musim kemarau …digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-16773-3107100108-Paper.pdfpemanfaatan beda energi pada bangunan terjun untuk pembangkit

Gambar 4.10. Grafik perbandingan debit

dan efisiensi turbin

Berdasarkan grafik perbandingan debit dan efisiensi turbin, untuk Q/Qmax = 175/795 = 0,22 didapat besar efisiensi sebesar 0,77.

Efisiensi yang digunakan untuk menghitung daya listrik yang dihasilkan adalah: efisiensi turbin (ηt) = 0,77 efisiensi generator (ηg)= 0,95 efisiensi transformator (ηtr) = 0,95

Sehingga efisiensi total yang digunakan adalah:

ηtot = ηt x ηg x ηtr = 0,77 x 0,95 x 0,95

= 0,695 Heff yang digunakan adalah : Heff = Hbruto - Hloses = 15,15 - 1,503 = 13,647 meter Sehingga daya yang didapat adalah: D80 =9,8 x ηtot x Q80 x Heff

= 9,8 x 0,695 x 0,175 x 13,647

= 16,266 kW

D90 =9,8 x ηtot x Q90 x Heff = 9,8 x 0,695 x 0,15 x 13,647

= 13,942 kW D100 =9,8 x ηtot x Q100 x Heff

= 9,8 x 0,695 x 0,053 x 13,647

= 4,926 kW Energi yang dihasilkan adalah:

E1 = D80 x 80% x 366 x 24 = 16,266 x 80% x 366 x 24

= 114.304,435 kWh E2 = (D80+D90)/2 x 10% x

365 x 24 = (16,266 + 13,942)/2 x 10% x 366 x 24

= 13.267,354 kWh E3 = (D90+D100)/2 x 10% x

365 x 24 = (13,942+4,926)/2 x 10% x 366 x 24

= 8.286,826 kWh Sehingga didapat energi total per tahun: E = E1 + E2 + E3

= 114.304,435 + 13.267,354 + 8.286,826

= 135.858,615 kWh 4.7. Analisa Perhitungan Ekonomi

Analisa ekonomi dihitung dari harga satuan listrik per kWh dan nilai kelayakan investasi sebuah pembangkit bila sudah dioperasikan secara kontinyu.

Page 44: PEMANFAATAN BEDA ENERGI liter/detik pada musim kemarau …digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-16773-3107100108-Paper.pdfpemanfaatan beda energi pada bangunan terjun untuk pembangkit

Rencana anggaran biaya sebagai investasi awal untuk pembangunan PLTMH ini diperkirakan sebagai berikut: Tabel 4.11. Rencana anggaran biaya pembangunan

Investasi awal akan digunakan dari pinjaman di bank dengan nilai suku bunga 5% dengan masa pengembalian selama 20 tahun. Sehingga nilai Capital Recovery Factor (CRF) yang digunakan yaitu

CRF =

=

= 0,0802

Faktor ini akan menjadi faktor pengembalian investasi di bank tiap tahunnya. Sehingga besarnya biaya pengembalian di bank tiap tahun adalah:

= = = Rp. 25.915.145,96 Biaya pengembalian

investasi bank dengan ditambahkan biaya pengeluaran operasional dan perawatan, akan didapat biaya yang dikeluarkan per tahun. Selanjutnya akan disusun, sebagai berikut:

Tabel 4.12. Biaya pengeluran

per tahun

Listrik yang dihasilkan

PLTMH direncanakan digunakan sendiri oleh penduduk sekitar PLTMH dan tidak dijual kepada PLN. Oleh karena itu listrik yang dihasilkan PLTMH dijual kepada masyarakat sekitar PLTMH. Berdasarkan Peraturan ESDM tahun 2010 tentang tarif dasar listrik yang disediakan oleh

Deskripsi Vol Unit Harga satuan Jumlah

Peralatan pembangkit

Turbin,dismanting joint,adaptor,

1 set 100,000,000.00 100,000,000.00 extra flange and base frame

Speed increaser 1 set 8,000,000.00 8,000,000.00

Brushless increaser generator 20kV 1 set 15,000,000.00 15,000,000.00

Ballast load: air heater 1 set 15,000,000.00 15,000,000.00

Power house wiring 1 set 4,000,000.00 4,000,000.00

Mekanikal dan electrical toolkit 1 set 2,500,000.00 2,500,000.00

Suku cadang mekanik dan elektrik 1 set 5,000,000.00 5,000,000.00

Packing, trucking, shipping 1 Ls 6,000,000.00 6,000,000.00

sub total : 155,500,000.00

Pekerjaan sipil dan persiapan

Persiapan kerja dan mobilisasi 1 Ls 20,000,000.00 20,000,000.00

Intake 5 Ls 5,000,000.00 25,000,000.00

Penstock baja 14"-6m 32 Ls 1,000,000.00 32,000,000.00

Bak penenang dan kantong pasir 2 Ls 5,000,000.00 10,000,000.00

Pondasi dan angker penstock 32 Ls 3 00,000.00 9,600,000.00

Pondasi turbin dan generator 1 Ls 5,000,000.00 5,000,000.00

Rumah turbin 1 Ls 30,000,000.00 30,000,000.00

Tailrace 1 Ls 3,000,000.00 3,000,000.00

Finishing 1 Ls 3,500,000.00 3,500,000.00

sub total : 138,100,000.00

Total 293,600,000.00

Overhead pelaksanaan 10% 29,360,000.00

Total pekerjaan 322,960,000.00

Deskripsi Vol Unit Harga satuan Jumlah

Biaya Operational dan perawatan

Operator dan pengelola 2 org 12,000,000.00 24,000,000.00

Perawatan elektrikal - mekanikal 1 unit 4,000,000.00 4,000,000.00

Perawatan bangunan sipil 1 unit 3,000,000.00 3,000,000.00

Administrasi dan umum 1 unit 2,000,000.00 2,000,000.00

33,000,000.00

Pengembalian pinjaman 1 unit 25.915.145,96 25.915.145,96

Total biaya per tahun 58.915.145,96

Page 45: PEMANFAATAN BEDA ENERGI liter/detik pada musim kemarau …digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-16773-3107100108-Paper.pdfpemanfaatan beda energi pada bangunan terjun untuk pembangkit

PLN, didapat besarnya tarif dasar listrik untuk rumah tangga dengan batas daya 900 VA sebesar RP 605,00/kWH. Maka besarnya nominal yang dapat dihemat adalah:

= harga per kWH x energi yang dihasilkan PLTMH

= 605 x 135.858,615 = Rp. 82.194.462,00/tahun

Sehingga neraca Cash Flow untuk mencari NPV adalah sebagai berikut:

Tabel 4.13. Neraca Cash Flow

Tah

un

ke

01

23

45

67

89

10

Inve

stas

i-3

22

,96

0,0

00

.00

Pen

gem

bal

ian

-31

,11

4,7

05

.21

-31

,11

4,7

05

.21

-31

,11

4,7

05

.21

-31

,11

4,7

05

.21

-31

,11

4,7

05

.21

-31

,11

4,7

05

.21

-31

,11

4,7

05

.21

-31

,11

4,7

05

.21

-31

,11

4,7

05

.21

-31

,11

4,7

05

.21

Pen

gelu

aran

OP

-33

,00

0,0

00

.00

-33

,00

0,0

00

.00

-33

,00

0,0

00

.00

-33

,00

0,0

00

.00

-33

,00

0,0

00

.00

-33

,00

0,0

00

.00

-33

,00

0,0

00

.00

-33

,00

0,0

00

.00

-33

,00

0,0

00

.00

-33

,00

0,0

00

.00

Pen

dap

atan

82

,19

4,4

62

.00

82

,19

4,4

62

.00

82

,19

4,4

62

.00

82

,19

4,4

62

.00

82

,19

4,4

62

.00

82

,19

4,4

62

.00

82

,19

4,4

62

.00

82

,19

4,4

62

.00

82

,19

4,4

62

.00

82

,19

4,4

62

.00

Tota

l-3

22

,96

0,0

00

.00

18

,07

9,7

56

.79

18

,07

9,7

56

.79

18

,07

9,7

56

.79

18

,07

9,7

56

.79

18

,07

9,7

56

.79

18

,07

9,7

56

.79

18

,07

9,7

56

.79

18

,07

9,7

56

.79

18

,07

9,7

56

.79

18

,07

9,7

56

.79

NP

V-3

22

,96

0,0

00

.00

-30

4,8

80

,24

3.2

1-2

86

,80

0,4

86

.41

-26

8,7

20

,72

9.6

2-2

50

,64

0,9

72

.83

-23

2,5

61

,21

6.0

3-2

14

,48

1,4

59

.24

-19

6,4

01

,70

2.4

4-1

78

,32

1,9

45

.65

-16

0,2

42

,18

8.8

6-1

42

,16

2,4

32

.06

Tah

un

ke

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

21

Inve

stas

i

Pen

gem

bal

ian

-31

,11

4,7

05

.21

-31

,11

4,7

05

.21

-31

,11

4,7

05

.21

-31

,11

4,7

05

.21

-31

,11

4,7

05

.21

-31

,11

4,7

05

.21

-31

,11

4,7

05

.21

-31

,11

4,7

05

.21

-31

,11

4,7

05

.21

-31

,11

4,7

05

.21

Pen

gelu

aran

OP

-33

,00

0,0

00

.00

-33

,00

0,0

00

.00

-33

,00

0,0

00

.00

-33

,00

0,0

00

.00

-33

,00

0,0

00

.00

-33

,00

0,0

00

.00

-33

,00

0,0

00

.00

-33

,00

0,0

00

.00

-33

,00

0,0

00

.00

-33

,00

0,0

00

.00

-35

,00

0,0

00

.00

Pen

dap

atan

82

,19

4,4

62

.00

82

,19

4,4

62

.00

82

,19

4,4

62

.00

82

,19

4,4

62

.00

82

,19

4,4

62

.00

82

,19

4,4

62

.00

82

,19

4,4

62

.00

82

,19

4,4

62

.00

82

,19

4,4

62

.00

82

,19

4,4

62

.00

10

7,3

28

,30

5.9

0

Tota

l1

8,0

79

,75

6.7

91

8,0

79

,75

6.7

91

8,0

79

,75

6.7

91

8,0

79

,75

6.7

91

8,0

79

,75

6.7

91

8,0

79

,75

6.7

91

8,0

79

,75

6.7

91

8,0

79

,75

6.7

91

8,0

79

,75

6.7

91

8,0

79

,75

6.7

97

2,3

28

,30

5.9

0

NP

V-1

24

,08

2,6

75

.27

-10

6,0

02

,91

8.4

8-8

7,9

23

,16

1.6

8-6

9,8

43

,40

4.8

9-5

1,7

63

,64

8.0

9-3

3,6

83

,89

1.3

0-1

5,6

04

,13

4.5

12

,47

5,6

22

.29

20

,55

5,3

79

.08

38

,63

5,1

35

.87

11

0,9

63

,44

1.7

7

Page 46: PEMANFAATAN BEDA ENERGI liter/detik pada musim kemarau …digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-16773-3107100108-Paper.pdfpemanfaatan beda energi pada bangunan terjun untuk pembangkit

Dari tabel Cash Flow didapat bahwa setelah tahun ke 18 NPV bernilai positif, yang berarti break event point tercapai setelah tahun ke 18. Setelah tahun ke 18 maka biaya yang harus dikeluarkan masyarakat hanya biaya perawatan PTMH, sehingga didapat biaya per kWH sebesar:

= biaya perawatan / energi yang dihasilkan PLTMH

= Rp. 33.000.000,00 / 135.858,615

= Rp. 242,90 / kWH Perkiraan jumlah rumah

penduduk yang mampu diterangi oleh PLTMH dengan daya 900 VA/rumah adalah:

= daya maksimum yang dihasilkan PLTMH / daya per rumah

= 16.266 watt/ 900 watt = 18,07 ≈ 18 rumah

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Pembangunan pembangkit listrik tenaga mikrohidro (PLTMH) merupakan salah satu alternatif untuk memanfaatkan kehilangan energi pada bangunan terjun. Adapun hasil perencanaan PLTMH pada

bangunan terjun di saluran sekunder Gondang, Pacet, Mojokerto adalah sebagai berikut:

1. Analisa debit Dari data debit operasional

irigasi saluran sekunder Gondang selama 10 tahun terakhir didapat debit andalan yang bisa digunakan sebagai PLTMH adalah sebesar 175 liter/detik.

2. Tinggi jatuh efektif Perhitungan kehilangan energi

yang terjadi adalah sebagai berikut: Akibat entrance =

0,106 m Akibat gesekan =

1,346 m sepanjang pipa

Akibat belokan pipa = 0,051 m

Setelah dikurangi kehilangan energi, maka didapat tinggi jatuh efektif sebesar 13,647 meter.

3. Angkutan sedimen Berdasarkan ketentuan maka

diameter sedimen yang diijinkan terkandung dalam aliran dan masuk ke dalam turbin adalah sebesar 0,2 mm. Diameter yang berukuran lebih besar dari 0,2 mm harus diendapkan di bak pengendap.

4. Perencanaan bangunan pembangkit Saluran pengarah

Page 47: PEMANFAATAN BEDA ENERGI liter/detik pada musim kemarau …digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-16773-3107100108-Paper.pdfpemanfaatan beda energi pada bangunan terjun untuk pembangkit

Lebar = 1 m Kedalaman air = 0,455 m Panjang saluran = 8 m Kemiringan saluran = 0,0004

Pelimpah samping Tinggi mercu = 0,3 m Panjang mercu = 0,8 m

Alat ukur drempel Lebar = 1 m Tinggi drempel = 0,3 m Panjang drempel = 0,45 m Jari-jari kelengkungan = 0,045 m drempel

Bak pengendap Kedalaman air = 0,97 m Lebar bak = 1 m Panjang bak = 9 m Kemiringan dasar bak = 0,00006

Kantong pasir Panjang kantong = 9 m Lebar kantong = 0,6 m Kemiringan dasar = 0,00885

Pipa pesat Diameter = 14” atau 0,356 m Kecepatan aliran = 2,04 m/detik Tebal pipa = 8 mm

5. Pemilihan jenis turbin Jenis turbin = Cross Flow T 15 300 Putaran spesifik = 120 rpm Putaran jenis turbin = 652,06 rpm Frekuensi = 60 Hz Jumlah katup = 12

6. Perhitungan energi listrik Tinggi jatuh efektif = 13,647 m Daya maksimum = 16,266 kW Energi listrik per = 135.858,615

tahun kWh 7. Perhitungan ekonomi Biaya pembangunan = Rp 322.960.000,00 Biaya pengembalian = pinjaman per tahun Rp 25.915.145,96 Biaya perawatan per = Rp 33.000.000,00 tahun Harga satuan listrik: Sampai tahun ke 18 = Rp

605,00/kWh Setelah tahun ke 18 = Rp

242,90/kWh

Page 48: PEMANFAATAN BEDA ENERGI liter/detik pada musim kemarau …digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-16773-3107100108-Paper.pdfpemanfaatan beda energi pada bangunan terjun untuk pembangkit

8. Jumlah rumah yang mampu diterangi PLTMH dengan daya 900 VA/ rumah: = daya maksimum / daya per rumah = 16.266 watt / 900 watt = 18,07 ≈ 18 rumah

5.2. Saran

Beberapa batasan sengaja diambil agar tugas akhir perencanaan ini dapat diselesaikan dengan waktu yang terbatas sehingga ada beberapa pengerjaan yang masih dapat dikerjakan untuk mendapatkan hasil yang lebih baik. Beberapa hal diantaranya:

1. Penggunaan literatur yang tebaru untuk menunjang pengerjaan

2. Perhitungan terperinci terhadap bangunan sipil yang lain dan strukturnya untuk melengkapi pengerjaan.

3. Perhitungan ekonomi secara terperinci agar bisa diketahui hasil yang lebih mendekati kenyataan.