Pemanfaatan Ampas Teh (Camellia Sinensis) Sebagai pakan ternak ruminansia

20
BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Tanaman teh (Camellia sinensis) sebagai salah satu komoditi perkebunan memiliki arti penting dalam perekonomian Indonesia. Pada umumnya teh merupakan jenis tanaman yang dapat digunakan sebagai antioksidan pada manusia dan memberikan banyak manfaat bagi kesehatan tubuh. Berdasarkan hasil dan proses pengolahannya, teh dikelompokkan dalam tiga jenis, yaitu teh hijau (tidak difermentasi), teh oolong(semifermentasi), dan teh hitam (fermentasi penuh). Ampas teh merupakan limbah industri minuman teh, baik yang dikemas dalam botol maupun kotak. Ampas teh untuk pakan ternak diperoleh setelah teh tersebut diseduh dengan air, kemudian ampas teh dikeringkan, dihaluskan dan dicampur dengan bahan pakan lain (Rohayati, 1994). 1

description

Makalah ini sebagai tugas salah satu mata kuliah..

Transcript of Pemanfaatan Ampas Teh (Camellia Sinensis) Sebagai pakan ternak ruminansia

Page 1: Pemanfaatan Ampas Teh (Camellia Sinensis) Sebagai pakan ternak ruminansia

BAB I PENDAHULUAN

Latar Belakang

Tanaman teh (Camellia sinensis) sebagai salah satu komoditi perkebunan

memiliki arti penting dalam perekonomian Indonesia. Pada umumnya teh

merupakan jenis tanaman yang dapat digunakan sebagai antioksidan pada manusia

dan memberikan banyak manfaat bagi kesehatan tubuh. Berdasarkan hasil dan

proses pengolahannya, teh dikelompokkan dalam tiga jenis, yaitu teh hijau (tidak

difermentasi), teh oolong(semifermentasi), dan teh hitam (fermentasi penuh).

Ampas teh merupakan limbah industri minuman teh, baik yang dikemas

dalam botol maupun kotak. Ampas teh untuk pakan ternak diperoleh setelah teh

tersebut diseduh dengan air, kemudian ampas teh dikeringkan, dihaluskan dan

dicampur dengan bahan pakan lain (Rohayati, 1994).

Hasil analisis di Laboratorium Biokimia FMIPA Undip diperoleh hasil

ampas teh mempunyai kandungan protein kasar (PK) 17,34%; lemak kasar (LK)

1,19%; serat kasar (SK) 40,34%; abu 6,47%; dan bahan ekstrak tanpa nitrogen

(BETN) 16,43%,  sedangkan dedak padi mempunyai kandungan PK 8,19%; LK

1,25%; SK 35,51%; abu 28,96%; BETN 17,56%. Melihat komposisi kimia kedua

bahan tersebut, diduga ampas teh dapat menggantikan dedak padi untuk pakan

sapi.

Ampas teh merupakan limbah industri minuman teh dan sejauh ini belum

banyak dimanfaatkan. Selain itu ampas teh juga dapat menurunkan jumlah

protozoa diikuti penurunan produksi gas metan namun tidak berpengaruh pada

1

Page 2: Pemanfaatan Ampas Teh (Camellia Sinensis) Sebagai pakan ternak ruminansia

pada kadar protein mikrobia. Hal inilah yang melatarbelakangi judul dari makalah

ini.

Perumusan Masalah

a. Apa kandungan ampas teh ?

b. Cara pengelolaan ampas teh menjadi pakan ?

c. Pengaruh ampas teh terhadap ternak ruminansia ?

d. Kecernaan ampas teh terhadap produksi gas methana ?

Tujuan Penulisan

a. Memberikan informasi tentang pemanfaatan ampas teh sebagai pakan

ternak ruminansia

b. Memberikan solusi terhadap pemanasan global dengan menggunakan

ampas teh agar menurunkan produksi gas metan pada ternak ruminansia

2

Page 3: Pemanfaatan Ampas Teh (Camellia Sinensis) Sebagai pakan ternak ruminansia

BAB IIPEMBAHASAN

A. Sejarah Tanaman Teh (Camellia sinensis)

Pada tahun 1826 teh dikenal di seluruh dunia dan merupakan komoditi

perdagangan yang memberikan keuntungan besar, maka pemerintah Belanda

mencoba menanam teh di Indonesia tepatnya pada tahun 1826, biji teh

didatangkan dari Jepang dan ditanam di Kebun Raya Bogor dan tahun 1827

ditanam di Kebun Percobaan Cisurupan, Garut (Setyamidjaja, 2000).

Teh berasal dari kawasan India bagian Utara dan Cina Selatan. Terdapat

dua kelompok varietas teh yang terkenal, yaitu Camellia sinensis var. assamica

yang berasal dari Assam dan Camellia sinensis var. sinensis yang berasal dari

Cina. Camellia sinensis var. assamica memiliki daun yang lebih besar dengan

ujung runcing, sedangkan C. sinensis var. sinensis daunnya lebih kecil dan

ujungnya sedikit tumpul. Teh hijau pada umumnya diolah dari Camellia sinensis

var. sinensis. Pada jenis Assam (Camellia sinensis var. Assamica) mempunyai

tingkat polifenol tinggi, sehingga rasa yang dihasilkan akan lebih sepat dan pahit

(Cabrera, dkk, 2006).

3

Page 4: Pemanfaatan Ampas Teh (Camellia Sinensis) Sebagai pakan ternak ruminansia

Menurut Tuminah (2004), tanaman teh Camellia sinensis dapat

diklasifikasikan sebagai berikut:

Divisi        : Spermatophyta (Tumbuhan biji)

 Sub divisi    : Angiospermae (Tumbuhan biji terbuka)

 Kelas        : Dicotyledoneae (Tumbuhan biji belah)

 Sub kelas    : Dialypetalae

 Ordo        : Guttiferales

 Familia    : Camelliaceae

 Genus        : Camellia

 Spesies    : Camellia sinensis

B. Kandungan Tanaman Teh (Camellia sinensis)

Dalam hal ini teh merupakan minuman penyegar yang memiliki banyak

manfaat karena mengandung vitamin (B1, B2, B6, C, K, Asam folat, Karoten),

mineral (Mn, K, Zn, F) serta polifenol (zat antioksidan). Penelitian pada orang

dewasa menunjukkan bahwa minum 3-4 cangkir teh sehari dalam jangka panjang

dapat menurunkan resiko terhadap penyakit jantung koroner. Selain itu penelitian

di Taiwan memperlihatkan bahwa kelompok yang biasa minum 120-600 ml

teh/hari lebih rendah resiko terserang hipertensi dibandingkan dengan kelompok

4

Page 5: Pemanfaatan Ampas Teh (Camellia Sinensis) Sebagai pakan ternak ruminansia

yang tidak biasa minum teh. Oleh karena itu dengan meningkatnya kesadaran

masyarakat akan manfaat minum teh, diperkirakan konsumsi teh dunia khusunya

di Indonesia akan meningkat dari 288g/kapita/tahun menjadi sekitar 600

g/kapita/tahun (Hendro, dkk, 2008).

Hasil analisis di Laboratorium Biokimia FMIPA Undip diperoleh hasil

ampas teh mempunyai kandungan protein kasar (PK) 17,34%; lemak kasar (LK)

1,19%; serat kasar (SK) 40,34%; abu 6,47%; dan bahan ekstrak tanpa nitrogen

(BETN) 16,43%,  sedangkan dedak padi mempunyai kandungan PK 8,19%; LK

1,25%; SK 35,51%; abu 28,96%; BETN 17,56%. Melihat komposisi kimia kedua

bahan tersebut, diduga ampas teh dapat menggantikan dedak padi untuk pakan

sapi (Saqifah, dkk, 2010).

C. Khasiat dan Manfaat Teh (Camellia sinensis)

Menurut Dede (2005), senyawa-senyawa teh dan manfaatnya bagi

kesehatan yaitu :

Katekin : Mengurangi munculnya tumor dan kanker. Menurunkan kadar

kolesterol darah, tekanan darah tinggi dan kadar gula dalam darah.

Membunuh bakteri dan virus influenza. Melawan bakteri penyebab

flaques. Mengobati penyakit ginjal.

Kafein : Memiliki aktivitas antioksida dan mengurangi kelelahan. Efek deuratic-

nya sedang.

Vitamin C : Membantu mengurangi efek stres. Melawan influenza, memiliki zat

anti oksidan.

Vitamin B Kompleks : Membantu metabolisme karbohidrat.

5

Page 6: Pemanfaatan Ampas Teh (Camellia Sinensis) Sebagai pakan ternak ruminansia

Flavonoid : Menguatkan pembuluh darah, mencegah halitosis, memiliki aktivitas

antioksidan.

Polifenol : Memiliki efek astringen, membunuh bakteri disentri, difeteri dan

kolera.

Flouride : Mencegah kerusakan gigi dan gigi keropos.

Vitamin E : Memiliki zat antioksidan.

D. Pengelolaan Ampas Teh menjadi Pakan

Ampas teh untuk pakan ternak diperoleh setelah dari tahap pengeringan,

penggilingan untuk dicampur dengan bahan makanan lain. Ampas teh harus

tampak segar dengan warna tembaga yang merata, tidak hitam kecoklatan,

suram/coklat tua (Kuntadi, 1992). Menurut Sartika (1986) pengolahan ampas teh

akan meningkatkan palatabilitas, melindungi zat-zat makanan yang terdapat dalam

ampas teh, membunuh mikroorganisme dan menghilangkan bau. Pengolahan

ampas teh ini sebaiknya dilakukan dengan cara pengeringan.

1. Pengeringan

Tujuan pengeringan adalah menghilangkan atau mengurangi kadar air

bahan agar mikroba penyebab penyakit tidak bisa hidup, sehingga bahan pakan

menjadi awet dan tahan lama (Kuntadi, 1992). Sedangkan menurut pendapat

Sartika (1986) pengeringan dengan sinar matahari merupakan cara alternatif

terbaik, disamping biaya pengeringan murah, energi dan nitrogen yang hilang

akibat pengeringan lebih kecil dibanding dengan oven. selain itu pengeringan juga

akan membunuh bakteri-bakteri yang terdapat dalam ampas teh, seperti

Salmonella sp.

2. Penggilingan atau penumbukkan

6

Page 7: Pemanfaatan Ampas Teh (Camellia Sinensis) Sebagai pakan ternak ruminansia

Proses pengolahan selanjutnya adalah penggilingan atau penumbukkan,

dimana bahan pakan dikurangi ukurannya dengan menggunakan alat penggiling

atau penumbuk yang bervariasi dari yang halus seperti tepung hingga yang kasar

seperti butiran pasir, disesuaikan dengan ukuran mesh atau lubang dari saringan

yang digunakan (Widayati dan Widalestari, 1996). Sartika (1986) menyatakan

bahwa tujuan dari penggilingan adalah untuk mempermudah metabolik pakan,

serta kesukaan ternak terhadap pakan tersebut.

E. Pencernaan Ruminansia

Ternak ruminansia memiliki perut majemuk yang terdiri dari rumen,

retikulum, omasum dan abomasum. Rumen merupakan struktur terbesar yang

tersusun dari 1/7 sampai 1/10 massa ternak. Pada bagian ini merupakan tempat

berlangsungnya proses fermentasi terbesar. Kondisi dalam rumen adalah

anaerobik dengan suhu 38-42 oC. Tekanan osmosis pada rumen mirip dengan

tekanan aliran darah, pH dipertahankan oleh buffer karbonat dari saliva karena

adanya VFA dan amonia. Saliva yang masuk ke dalam rumen berfungsi sebagai

buffer dan membantu mempertahankan pH tetap pada 6,8. Selain itu saliva juga

berfungsi sebagai zat pelumas dan surfaktan yang membantu dalam proses

mastikasi dan ruminasi (Arora, 1995).

Sutardi (1979) menyatakan bahwa adanya bakteri dan protozoa yang hidup

dalam rumen menyebabkan ruminansia dapat mencerna ransum yang

mengandung serat kasar tinggi. Pernyataan ini didukung pula oleh Arora (1995)

yang menyatakan bahwa protozoa berperan dalam pola fermentasi rumen dengan

cara mencerna partikel-partikel pati sehingga dapat mempertahankan pH dan

menghasilkan konsentrasi VFA rendah, selain itu protozoa juga memangsa bakteri

7

Page 8: Pemanfaatan Ampas Teh (Camellia Sinensis) Sebagai pakan ternak ruminansia

untuk memenuhi kebutuhannya karena kemampuan protozoa untuk mensintesis

vitamin B kompleks dan asam amino sangat rendah.

F. Pengaruh Ampas Teh terhadap Ternak Ruminansia

Dalam penelitian yang dilakukan Saqifah, dkk (2010) dengan

menggunakan perbandingan ampas teh-dedak padi dalam konsentrat adalah ampas

teh 10% dan dedak padi 90% (T1), ampas teh 20% dan dedak padi 80% (T2), dan

ampas teh 30% dan dedak padi70% (T3) didapatkan hasil semua parameter yang

diamati tersebut tidak berbeda nyata (P >0,05), kecuali NH3 jam ke 6 dan

propionat jam ke 0 setelah makan, berbeda nyata (P < 0,05). NH3, dan VFA

cairan rumen antara jam ke-0 ke jam ke-3 dan jam ke-3 ke jam ke-6.

Tabel 2. Kandungan Nutrisi Bahan Pakan

Tabel 3. Perubahan NH3 dan VFA cairan rumen

8

Page 9: Pemanfaatan Ampas Teh (Camellia Sinensis) Sebagai pakan ternak ruminansia

Berdasarkan hasil penelitian itu dapat disimpulkan bahwa pemberian

ampas teh dengan level 10 sampai 30% dalam konsentrat menghasilkan NH3 dan

VFA cairan rumen yang relatif sama. Apabila dilihat dari konsentrasi NH3 pada

jam ke-6 setelah makan dan konsentrasi asam propionat sebelum makan,

disarankan penggunaan ampas teh dengan level 10% saja dari konsentrat (Saqifah,

dkk, 2010).

Dalam penelitian lain, Ampas teh dapat digunakan baik sebagai pakan

dasar pengganti rumput (20%) maupun sebagai suplemen, terutama sebagai

sumber protein pada kambing (Kondo, dkk, 2004). Pemberian ampas teh

meningkatkan konsumsi dan retensi nitrogen (N) dan meningkatkan NH3 rumen.

Peningkatan NH3 rumen ini dapat berperan positif dalam mendorong fermentasi

serat, bila ampas teh diberikan dengan bahan pakan lain yang kandungan seratnya

tinggi (pakan dasar). Walaupun kandungan tannin pada ampas teh relatif tinggi,

namun protein dalam ampas teh masih dapat dicerna pasca rumen oleh enzim

yang disekresikan kelenjar pankreas (Simon, 2010).

Tabel 4. Komposisi Ransum dan Kandungan Zat Makanan dengan Berbagai Perlakuan

Sumber : Kartika (2012)

9

Page 10: Pemanfaatan Ampas Teh (Camellia Sinensis) Sebagai pakan ternak ruminansia

Pada penelitian Kartika, dkk (2012) didapatkan hasil Penggunaan tepung

ampas teh dalam ransum sapi potong berpengaruh nyata terhadap KcBK dan

KcBO ransum. Diantara perlakuan yang menggunakan tepung ampas teh,

penggunaan tepung ampas teh dalam ransum sapi potong pada tingkat 45%

menghasilkan KcBK dan KcBO yang paling tinggi.

Hasil penelitian Daning (2010) menunjukkan bahwa penambahan teh

hitam dalam pakan ternak dapat menurunkan jumlah protozoa diikuti penurunan

produksi gas metan namun tidak berpengaruh pada pada kadar protein mikrobia.

Secara sederhana ini dapat meningkatkan produktivitas peternakan. Tanin

membuat jumlah protozoa menurun sebesar 34,9 persen. Dampaknya, konsentrasi

metana dalam kotoran berkurang hingga 62,4 persen. Bau tak sedap kotoran yang

menyengat juga akan hilang. Hal ini menunjukkan pemanfaatan ampas teh sebagai

pakan ternak ruminansia memberikan hasil yang positif bagi peternak.

10

Page 11: Pemanfaatan Ampas Teh (Camellia Sinensis) Sebagai pakan ternak ruminansia

BAB IIIPENUTUP

Kesimpulan

Ampas teh dapat dimanfaatkan sebagai pakan dasar pengganti rumput

(20%) maupun sebagai suplemen, terutama sebagai sumber protein pada

kambing denga cara pengelolaan pengeringan dan penggilingan atau

penumbukkan

Penambahan teh hitam dalam pakan ternak dapat menurunkan jumlah

protozoa diikuti penurunan produksi gas metan namun tidak berpengaruh

pada pada kadar protein mikrobia. Secara sederhana ini dapat

meningkatkan produktivitas peternakan

Saran

Pemanfaatan ampas teh sebagai pakan ternak ruminansia perlu

diperhatikan karena memiliki nilai positif bagi ternak dan lingkungan.

11

Page 12: Pemanfaatan Ampas Teh (Camellia Sinensis) Sebagai pakan ternak ruminansia

DAFTAR PUSTAKA

Anonymous. 2010. Les Differents Types de Teas. http://www.limousin-chine. org/pages/ The/tprint.gif (Diakses 6 April 2013).

Arora, S. P. 1995. Pencernaan Mikroba pada Hewan Ruminansia. Penerjemah : R. Muwarni. Gajah Mada University Press. Yogyakarta.

Badan Pusat Statistik Indonesia. 2009. Statistik Teh Indonesia.

Buku Statistik Perkebunan Tahun 2009 – 2011. Direktorat Jenderal Perkebunan.

Cabrera, C. R. Artacho, and R. Gimenéz. 2006. Beneficial Effect of Green Tea – A Review. J. American College of  Nutrition.

Daning, D. R. A. 2010. Penggunaan Limbah Teh Hitam untuk Mengurangi Produksi Gas Metana Peternakan Ruminansia. Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.

Dirjenbun. 2006. Statistik Perkebunan Indonesia 2003-2005 Teh. Direktorat Jenderal Perkebunan. Jakarta.

Dede, Z. M. 2005. Manfaat Teh Hijau Partea. SST. Promo Partea.

Hendro, P dan E. Sulistyono. 2008. Pengaruh Hujan terhadap Produktivitas dan Pengelolaan Air Tanaman Teh (Camellia sinensis (L.) O. Kuntze) di PT. Pagilaran, Batang, Jawa Tengah. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Kartika, N. D, U. Hidayat Tanuwiria dan Rahmat Hidayat. 2012. Pengaruh Tingkat Pemberian Tepung Ampas Teh (Camellia Sinensis) terhadap Kecernaan Bahan Kering (KCBK) dan Kecernaan Bahan Organik (KCBO) Ransum Sapi Potong (In Vitro). Universitas Padjadjaran. Bandung.

Kondo, M, Kita, K and Yokota, H. 2004. Feeding Value to Goats of Whole-crop Oat Ensiled with Green Tea Waste. Anim. Feed sci. Technol.

Kuntadi, Y. A. 1992. Pemanfaatan Ampas Teh dari Industri Teh Botol Sebagai Bahan Baku Pembuatan Papan Partikel. Karya Ilmiah. Fakultas Teknologi Pertanian. Institusi Pertanian Bogor. Bogor.

Rohayati, R. T. 1994. Evaluasi Nutrisi Ampas Daun Teh (Camellia sinensis) sebagai Pakan Tunggal dan Substitusinya terhadap Lamtoro dalam Ransum secara in vitro. Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor, Bogor. (Skripsi Sarjana Peternakan).

12

Page 13: Pemanfaatan Ampas Teh (Camellia Sinensis) Sebagai pakan ternak ruminansia

Sartika, T. 1986. Pedoman Beternak Kambing dan Domba. PT. Penebar Swadaya. Jakarta.

PPTK Gambung. 2005. Rekomendasi Pemupukan Tanaman Teh Tahun 2005. PPTK Gambung. Bandung.

Saqifah, N. E. Purbowati dan E. Rianto. 2010. Pengaruh Ampas Teh dalam Pakan Konsentrat terhadap Konsentrasi VFA Dan NH3 Cairan Rumen untuk Mendukung Pertumbuhan Sapi Peranakan Ongole. Fakultas Peternakan Universitas Diponegoro. Semarang.

Setyamidjaja, D. 2000. Budidaya dan Pengolahan Pasca Panen Tanaman Teh. Kanisius. Yogyakarta.

Simon, P. M. 2010. Pengaruh Pemberian Ampas Teh (Camellia sinensis) dalam Pakan terhadap Analisis Usaha Domba Lokal Jantan Lepas Sapih Selama 3 Bulan Penggemukan. Universitas Sumatera Utara. Medan.

Sutardi, T. 1979. Ketahanan protein bahan makanan terhadap degradasi oleh mikroba rumen dan manfaatnya bagi peningkatan produktivitas Ternak. Proceeding seminar dan penunjang peternakan. Lembaga Penelitian Peternakan. Bogor.

Thomson, L. 2008. Tea and its Place in Jamaican Society. http://www.culinary delightsblog.com/wp-content/uploads/2007/08/tea-plant3.jpg (Diakses 6 April 2013).

Tuminah, S. 2004. Teh [Camellia sinensis O.K var. Assamica (Mast)] sebagai Salah Satu Sumber Antioksidan. Tinjauan kepustakaan. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan  RI.

13

Page 14: Pemanfaatan Ampas Teh (Camellia Sinensis) Sebagai pakan ternak ruminansia

MAKALAH PENYULUHAN

PEMANFAATAN AMPAS TEH (Camellia sinensis) SEBAGAI PAKAN TERNAK RUMINANSIA

OLEH

YUNUS DARTO SUSILOI211 10 276

FAKULTAS PETERNAKANUNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR2015

14