PEMANFAATAN AMPAS TAHU DALAM PEMBUATAN …eprints.ums.ac.id/19788/9/11._NASKAH_PUBLIKASI.pdf ·...

14
PEMANFAATAN AMPAS TAHU DALAM PEMBUATAN YOGHURT DENGAN PENAMBAHAN GULA DAN KAYU SECANG (Caesalpinia sappan L) NASKAH PUBLIKASI SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Biologi Disusun oleh : ESTIANA PUJI ASTUTI A 420 080 149 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2012

Transcript of PEMANFAATAN AMPAS TAHU DALAM PEMBUATAN …eprints.ums.ac.id/19788/9/11._NASKAH_PUBLIKASI.pdf ·...

Page 1: PEMANFAATAN AMPAS TAHU DALAM PEMBUATAN …eprints.ums.ac.id/19788/9/11._NASKAH_PUBLIKASI.pdf · bahan tersebut dapat dijadikan inovasi bahan dalam pembuatan yoghurt yang dapat diolah

Pemanfaatan Ampas Tahu Dalam Pembuatan Yoghurt Dengan Penambahan Gula ….1

PEMANFAATAN AMPAS TAHU DALAM PEMBUATAN YOGHURT DENGAN PENAMBAHAN GULA DAN

KAYU SECANG (Caesalpinia sappan L)

NASKAH PUBLIKASI

SKRIPSI

Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Biologi

Disusun oleh :

ESTIANA PUJI ASTUTI A 420 080 149

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2012

Page 2: PEMANFAATAN AMPAS TAHU DALAM PEMBUATAN …eprints.ums.ac.id/19788/9/11._NASKAH_PUBLIKASI.pdf · bahan tersebut dapat dijadikan inovasi bahan dalam pembuatan yoghurt yang dapat diolah

Pemanfaatan Ampas Tahu Dalam Pembuatan Yoghurt Dengan Penambahan Gula ….2

PENGESAHAN

PEMANFAATAN AMPAS TAHU DALAM PEMBUATAN

YOGHURT DENGAN PENAMBAHAN GULA DAN

KAYU SECANG (Caesalpinia sappan L)

Dipersiapkan dan Disusun oleh :

ESTIANA PUJI ASTUTI A 420 080 149

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji

Pada tanggal, 23 Juli 2012

Dan Telah Dinyatakan Memenuhi Syarat

Susunan Dewan Penguji :

1. Dra. Hj. Aminah Asngad, M.Si ( )

2. Dra. Titik Suryani, M.Sc ( )

3. Dra. Hj. Suparti, M.Si ( )

Surakarta, 23 Juli 2012

Universitas Muhammadiyah Surakarta Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dekan,

Drs. H. Sofyan Anif, M.Si

NIK. 547

ii

Page 3: PEMANFAATAN AMPAS TAHU DALAM PEMBUATAN …eprints.ums.ac.id/19788/9/11._NASKAH_PUBLIKASI.pdf · bahan tersebut dapat dijadikan inovasi bahan dalam pembuatan yoghurt yang dapat diolah

Pemanfaatan Ampas Tahu Dalam Pembuatan Yoghurt Dengan Penambahan Gula ….1

PEMANFAATAN AMPAS TAHU DALAM PEMBUATAN YOGHURT DENGAN PENAMBAHAN GULA DAN

KAYU SECANG (Caesalpinia sappan L)

Estiana Puji Astuti Jurusan Pendidikan Biologi FKIP UMS

Dra. Hj. Aminah Asngad, M. Si

Dosen Pendidikan Biologi FKIP UMS

Dra. Titik Suryani, M.Sc Dosen Pendidikan Biologi FKIP UMS

Abstrak : Yoghurt merupakan salah satu makanan hasil fermentasi bakteri asam laktat (BAL) yang melalui tahap inkubasi selama 5 – 6 jam atau selama 24 jam tanpa oven. Bakteri asam laktat yang biasa digunakan dalam fermentasi yoghurt adalah Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus thermobillus. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penambahan gula dan kayu secang (Caesalpinia sappan L.) terhadap uji organoleptik yoghurt dan kadar protein yoghurt. Penelitian dilakukan dengan metode eksperimen, dengan jumlah 12 perlakuan kombinasi antara konsentrasi kayu secang 0 (kontrol),5,10, dan 10,05 % sedangkan konsentasi gula 10,15 dan 0,2 %. Hasil analisis uji organoleptik menunjukkan bahwa penambahan kayu secang 0,05 % dan gula 0,2 % dan penambahan kayu secang 0,1 % dan gula 0,2 % paling efektif terhadap hasil yoghurt. Hasil uji kadar protein tertinggi pada penambahan kayu secang 0,05 % dan gula 0,1 % kadar proteinnya sebesar 16,99 gram dan kadar protein terendah 3,91gram pada penambahan kayu secang (Caesalpinia sappan L.) 10,05 % dan gula 0,1 %. Penambahan gula dan kayu secang (Caesalpinia sappan) tidak berpengaruh secara nyata terhadap uji organolptik yoghurt. Kata kunci : Ampas tahu, Kayu secang, Kadar protein, BAL

PENDAHULUAN

Pemanfaatan limbah di era global

isasi seperti sekarang ini kurang mend

apat perhatian yang khusus dari masya

rakat dilingkungan sekitar. Kurangnya

kesadaran masyarakat dalam memanfa

atkan limbah dikarenakan kurangnya

pengetahuan masyarakat akan kandung

an dalam limbah. Kebanyakan masyar

akat hanya berfikir bahwa limbah

hanya mendatangkan dampak negatif.

Sebenarnya banyak limbah industri

rumah tangga yang dapat dimanfaatka

n salah satunya limbah ampas tahu.

Page 4: PEMANFAATAN AMPAS TAHU DALAM PEMBUATAN …eprints.ums.ac.id/19788/9/11._NASKAH_PUBLIKASI.pdf · bahan tersebut dapat dijadikan inovasi bahan dalam pembuatan yoghurt yang dapat diolah

Pemanfaatan Ampas Tahu Dalam Pembuatan Yoghurt Dengan Penambahan Gula ….2

Menurut direktorat gizi departem

en kesehatan, ampas tahu adalah salah

satu altenatif sumber serat yang

merupakan hasil sampingan dalam

pembuatan tahu. Ampas tahu mengand

ung 84,1 % air, 5,0 % protein, 2,1 %

lemak, 8,1 % karbohidrat dan 4,1 %

serat pangan. Ampas tahu dapat diolah

menjadi makanan, seperti oncom dan

tempe gembus. Oncom ampas tahu

mempunyai nilai gizi yang cukup

tinggi karena banyak mengandung

protein yang mudah dicerna tubuh

(Sudibyo, 2008).

Ampas tahu merupakan limbah

dalam bentuk padatan dari bubur

kedelai yang diperas dan tidak berguna

lagi dalam pembuatan tahu dan cukup

potensial dipakai sebagai bahan

makanan karena ampas tahu masih

mengandung gizi yang baik. Pengguna

an ampas tahu masih sangat terbatas

bahkan sering sekali menjadi limbah

yang tidak termanfaatkan sama sekali

(Winarno, F.G.2003).

Menurut Obtra (2009) kayu

secang (Caesalpinia sappan L) apabila

direbus akan memberikan warna

merah gading muda. Warna yang

dihasilkan dari kayu secang ini juga

dimanfaatkan oleh masyarakat karena

kayu secang (Caesalpinia sappan L)

mempunyai berbagai macam khasiat

antara lain sebagai pewarna pada

bahan anyaman, kue, minuman atau

sebagai tinta dan yang pasti, tanaman

obat ini sudah lama digunakan oleh

bangsa Indonesia sebagai obat alami

yang berguna untuk menghentikan

perdarahan, antiseptik, pembersih

darah, pengelat dan penawar racun.

Menurut Dewantoro (2004) kayu

secang (Caesalpinia sappan L) memp

unyai berbagai manfaat, kandungan zat

brazilin dari kayu secang (Caesalpinia

sappan L) mampu memberikan warna

alami ketika diseduh. Selain itu kayu

secang (Caesalpinia sappan L) juga

mempunyai kandungan asam galat,

resin, brasilein dan minyak atsiri.

Pembuatan yoghurt perlu ada

inovasi, yaitu perlu adanya penambaha

n zat warna. Adanya penambahan zat

warna ini dimaksudkan agar tampilan

dari yoghurt menarik. Penambahan zat

warna yang digunakan tidak sembaran

gan dimana zat warna yang digunakan

didapat dari penambahan kayu secang

(Caesalpinia sappan L) yang telah

diketahui dapat dijadikan pewarna

alami.

Page 5: PEMANFAATAN AMPAS TAHU DALAM PEMBUATAN …eprints.ums.ac.id/19788/9/11._NASKAH_PUBLIKASI.pdf · bahan tersebut dapat dijadikan inovasi bahan dalam pembuatan yoghurt yang dapat diolah

Pemanfaatan Ampas Tahu Dalam Pembuatan Yoghurt Dengan Penambahan Gula ….3

Gula juga merupakan bagian

terpenting dalam pembuatan yoghurt,

gula berperan dalam pemberi rasa,

pemberi stabilitas pada mikroorganism

e dan sebagai zat pengawet alami yang

mampu mengawetkan yoghurt agar

tidak cepat basi. Penambahan gula

juga harus dengan komposisi yoghurt

yang dibuat.

Yoghurt merupakan minuman ya

ng terbuat dari susu, dalam proses pem

buatannya susu dipanaskan terlebih da

hulu agar tidak terkontaminasi oleh ba

kteri lain, kemudian ditambahkan deng

an starter bakteri Lactobacillus bulgari

cus dan Streptococcus thermophillus.

Setelah itu susu di inkubasikan selama

4 – 6 jam pada suhu 38 – 44 oC atau

selama 12 jam pada suhu 32 oC. Pada

masa inkubasi dihasilkan asam laktat

yang membuat yoghurt berasa asam.

Berdasarkan komposisinya yoghurt da

pat dibedakan menjadi 3 macam dianta

ranya yoghurt berkadar lemak tinggi,

sedang dan rendah. Yoghurt berkadar

lemak tinggi kandungan lemak lebih

dari 3 %, yoghurt berkadar lemak

sedang kandungan lemak 0,5 % dan

yoghurt berkadar lemak rendah kandu

ngan lemak kurang dari 0,5% (Saputra,

Irwan. 2005).

Berdasarkan diatas peneliti meng

ambil inisiatif untuk membuat yoghurt

dengan menggunakan sari ampas tahu

dengan penambahan kayu secang

(Caesalpinia sappan L) dan gula

karena dengan melihat kandungan

protein dan karbohidrat yang tinggi

dari ampas tahu maupun kandungan

dari kayu secang yang dapat

menghasilkan warna alami, peneliti

ingin mengetahui apakah dari kedua

bahan tersebut dapat dijadikan inovasi

bahan dalam pembuatan yoghurt yang

dapat diolah menjadi suatu produk

yang mempunyai nilai jual tinggi atau

tidak.

Fermentasi merupakan proses ada

nyaperubahan karbohidrat menjadi alk

ohol. Zat – zat yang bekerja pada

proses fermentasi adalah enzim yang

dibuat oleh sel – sel bakteri. Makanan

fermentasi adalah sesuatu produk yang

dibuat dengan bantuan mikroorganism

e (Effendi, Supli.2009).

Hasil penelitian Ningrum (2005)

menunjukkan bahwa pemanfaatan

ampas tahu yang difermentasikan

sebagai pakan, menunjukkan adanya

pertambahan berat pada tubuh ikan

yang diberi pakan ampas tahu hasil

fermentasi selama satu minggu.

Page 6: PEMANFAATAN AMPAS TAHU DALAM PEMBUATAN …eprints.ums.ac.id/19788/9/11._NASKAH_PUBLIKASI.pdf · bahan tersebut dapat dijadikan inovasi bahan dalam pembuatan yoghurt yang dapat diolah

Pemanfaatan Ampas Tahu Dalam Pembuatan Yoghurt Dengan Penambahan Gula ….4

Hasil penelitian Lestari (2007)

bahwa pemanfaatan ampas tahu yang

ditambahkan dalam pembuatan biskuit

dapat menambah nilai gizi pada

biskuit, karena ampas tahu yang

mempunyai sifat kimiawi yang

didominasi oleh protein sehingga

dapat diolah sebagai produk biskuit

yang berfungsi sebagai sumber

protein. Adanya penambahan ampas

tahu juga mempengaruhi naiknya

kadar protein kasar pada biskuit

walaupun hanya sedikit, kenaikan

kadar protein kasar berkisar 8 – 11%

dari kadar protein biskuit sebelumnya.

Hasil penelitian Mufrod (1997)

bahwa granul maupun tablet dengan

bahan penghancur ampas tahu dan

amilum mempunyai sifat fisika granul

dan tablet yang baik. Tablet dengan

bahan penghancur ampas tahu pada

umumnya mempunyai disolusi efisiens

i (DE60) yang lebih besar dibandingka

n dengan amilum, baik sebagai fase

ekstern maupun intern.

Hasil penelitian Rusmiati (2004)

bahwa struktur histologis organ hepar

dan ren mencit (Mus musculus L)

jantan setelah perlakuan dengan ekstra

k kayu secang (Caesalpinia sappan L)

menandakan adanya perubahan dari

perlakuan kontrol sudah merupakan

petunjuk adanya gangguan metabolisme

dalam sel, tetapi gangguan ini tidak

begitu parah. Dari penelitian ditemuka

n bahwa meskipun individu sel hepato

sit dan sel tubuli ada yang mengalami

degenerasi, tetapi secara umum sel –

sel tersebut boleh dikatakan baik,

karena tidak ada kerusakan yang lebih

parah seperti pembentukkan vakuola,

penimbunan lemak dan nekrosis. Ini

mungkin disebabkan waktu penelitian

yang hanya 10 hari atau memang tidak

berefek.

Dengan dilatarbelakangi persoala

n diatas maka peneliti akan melakukan

penelitian dengan judul “PEMANFAA

TAN AMPAS TAHU DALAM PEMB

UATAN YOGHURT DENGAN PENA

MBAHAN GULA DAN KAYU SEC

ANG (Caesalpinia sappan L)”.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian

yang dilakukan dengan metode

eksperimen, dengan jumlah 12 perlakuan

kombinasi antara konsentrasi kayu secang

0% (kontrol),0,05%, 0,1%, dan 0,15%

sedangkan konsentasi gula 0,1%, 0,15%

dan 0,2 %. Teknik pengumpulan data 1.

Eksperimen, 2.Observasi, 3.Kepustaaa

n, 4.Dokumentasi. Teknik Analisis

Page 7: PEMANFAATAN AMPAS TAHU DALAM PEMBUATAN …eprints.ums.ac.id/19788/9/11._NASKAH_PUBLIKASI.pdf · bahan tersebut dapat dijadikan inovasi bahan dalam pembuatan yoghurt yang dapat diolah

Pemanfaatan Ampas Tahu Dalam Pembuatan Yoghurt Dengan Penambahan Gula ….5

Data ntuk mengetahui hasil penelitian

pemanfaatan ampas tahu dalam

pembuatan yoghurt dengan

penambahan gula dan kayu secang

(Caesalpinia sappan L) ini maka

analisis yang digunakan adalah deskrip

si kualitatif dan kuantitatif. Deskripsi

kualitatif digunakan untuk menguji

mutu organoleptik dari penambahan

gula dan penambahan kayu secang

(Caesalpinia sappan L) pada yoghurt

sedangkan uji kuantitatif digunakan

untuk pengujian kadar protein pada

yoghurt.

Analisis pengujian sifat organoleptik

pada yoghurt ampas tahu dengan

menggunakan uji analisis deskriptif.

Setelah dilakukan uji normalitas pada

perlakuan menunjukkan nilai signifika

si lebih kecil dari 0,05 menandakan

bahwa data berdistriusi tidak normal.

Kemudian dilakukan uji homogenitas

untuk mengetahui varian dan uji yang

nantinya digunakan, dari hasil uji

homogenitas didapat nilai signifikansi

kurang dari 0,05 menunjukkan bahwa

dari data yang telah diujikan heterogen

maka varian dari dua atau lebih dari

kelompok tidak sama. Dari hasil adany

a pengujian normalitas dan homogenit

as, analisis data atau metode yang

digunakan menggunakan statistik non

parametrik.

HASIL PENELITIAN

Berdasarkan uji organoleptik yang

dilakukan oleh 20 panelis yang terdiri

dari mahasiswa UMS, hasilnya dapat

disajikan pada

Tabel 4.1 sebagai berikut :

Tabel 4.1 Hasil Uji Organoleptik yoghurt

Perlakuan

Penilaian kualitas yoghurt ampas tahu dengan organoleptik

Warna Aroma Rasa Tekstur Daya Terima

S0 G1 Putih pucat Enak Asam Lembut Tidak suka S0 G2 Putih pucat Kurang enak Kurang manis Lembut Kurang suka S0 G3 Putih pucat Kurang enak Asam Lembut Kurang suka S1 G1 Putih pucat Kurang enak Kurang manis Lembut Tidak suka S1 G2 Putih pucat Enak Kurang manis Lembut Kurang suka S1 G3 Putih kekuningan Enak Agak asam Lembut Suka S2 G1 Putih kekuningan Kurang enak Kurang manis Lembut Tidak suka S2 G2 Putih kekuningan Kurang enak Asam Lembut Suka S2 G3 Putih kekuningan Enak Agak asam Lembut Suka S3 G1 Putih kekuningan Tidak enak Kurang manis Lembut Tidak suka S3 G2 Putih kekuningan Enak Asam Lembut Tidak suka S3 G3 Putih kekuningan Tidak enak Agak asam Lembut Suka

Page 8: PEMANFAATAN AMPAS TAHU DALAM PEMBUATAN …eprints.ums.ac.id/19788/9/11._NASKAH_PUBLIKASI.pdf · bahan tersebut dapat dijadikan inovasi bahan dalam pembuatan yoghurt yang dapat diolah

Pemanfaatan Ampas Tahu Dalam Pembuatan Yoghurt Dengan Penambahan Gula ….6

Berdasarkan hasil penelitian uji kadar

protein yoghurt dapat dilihat bahwa

hasil uji kadar protein terhadap sampel

yoghurt yang dibuat bervariasi, dapat

dilihat berdasarkan hasil uji kadar

protein yoghurt pada tabel 4.2 sebagai

berikut:

Table. 4.2 Hasil Uji Kadar Protein No Perlakuan Kadar Protein (gr) Rata – Rata

Perlakuan 1

S0G1 S1G1 S2G1 S3G1

8,68 16,99 5,15 3,92

8,68

Perlakuan 2

S0G2 S1G2 S2G2 S3G2

13,49 7,45 4,31 4,60

7,46

Perlakuan 3

S0G3 S1G3 S2G3 S3G3

10,53 14,46 6,31 4,34

8,91

PEMBAHASAN

Dalam penelitian ini dilakukan

uji organoleptik dan uji kadar protein

terhadap sampel yang dibuat. Uji

organoleptik terhadap sampel yang

dibuat dengan melibatkan 20 panelis.

Uji organoletik yoghurt meliputi:

warna, aroma, rasa, tekstur dan daya

terima masyarakat. 1. Warna : bahwa

warna yoghurt berbeda – beda tiap

sampel. Yoghurt yang memiliki warna

putih pucat dapat ditemukan pada

sampel penambahan gula 0,1 % tanpa

kayu secang (S0G1), penambahan gula

0,15 % tanpa kayu secang (S0G2),

penambahan gula 0,2 % tanpa kayu

secang (S0G3), penambahan gula 0,1 %

dan kayu secang 0,05 % (S1G1),

penambahan gula 0,15 % dan kayu

secang 0,05 % (S1G2) sedangkan

yoghurt yang memiliki warna putih

kekuningan dapat ditemukan pada

sampel penambahan gula 0,2 % dan

kayu secang 0,05 % (S1G3), penambahan gula 0,1 % dan kayu

secang 0,1 % (S2G1), penambahan gula

0,15 % dan kayu secang 0,1 % (S2G2),

Page 9: PEMANFAATAN AMPAS TAHU DALAM PEMBUATAN …eprints.ums.ac.id/19788/9/11._NASKAH_PUBLIKASI.pdf · bahan tersebut dapat dijadikan inovasi bahan dalam pembuatan yoghurt yang dapat diolah

Pemanfaatan Ampas Tahu Dalam Pembuatan Yoghurt Dengan Penambahan Gula ….7

penambahan gula 0,2 % dan kayu

secang 0,1 % (S2G3), penambahan gula

0,1 % dan kayu secang 0,15 % (S3G1),

penambahan gula 0,15 % dan kayu

secang 0,15 % (S3G2), penambahan

gula 0,2 % dan kayu secang 0,15 %

(S3G3). Awalnya semua sampel

yoghurt yang belum diinkubasikan

berwarna putih sampai putih

kemerahan tetapi setelah diinkubasikan

selama 6 jam dengan suhu 400C

warnanya berubah menjadi putih pucat

sampai putih kekuningan, adanya

perubahan warna pada yoghurt

kemungkinan oleh adanya perubahan

secara biokimiawi dari oksidasi

senyawa tanin yang terkandung

didalam kayu secang (Caesalpinia

sappan L) yang ditambahkan pada saat

pembuatan yoghurt. Winarno dalam

Mukhlisoh (2010) bahwa oksidasi

tanin akan menghasilkan senyawa

berwarna kuning kecokelatan yang

tidak mampu mengendapkan protein.

2. Aroma : Yoghurt yang memiliki aro

ma enak pada perlakuan penambahan

gula 0,1 % tanpa kayu secang (S0G1),

penambahan gula 0,15 % dan kayu

secang 0,05 % (S1G2), penambahan

gula 0,2 % dan kayu secang 0,05 %

(S1G3), penambahan gula 0,2 % dan

kayu secang 0,1% (S2G3), penambahan

gula 0,15 % dan kayu secang 0,15 %

(S3G2), Yoghurt yang memiliki aroma

kurang enak pada perlakuan penambah

an gula 0,15 % tanpa kayu secang

(S0G2), penambahan gula 0,2 % tanpa

kayu secang (S0G3), penambahan gula

0,1 % dan kayu secang 0,05 % (S1G1),

penambahan gula 0,1 % dan kayu

secang 0,1 % (S2G1), penambahan gula

0,15 % dan kayu secang 0,1 %

(S2G2). Sedangkan yoghurt yang memi

liki aroma tidak enak adalah pada

perlakuan penambahan gula 0,1 % dan

kayu secang 0,15 % (S3G1), penambah

an gula 0,2 % dan kayu secang 0,15 %

(S3G3).

Adanya perbedaan aroma pada

tiap sampel yoghurt mungkin karena

oleh adanya proses fermentasi yang

dilakukan oleh bakteri yang sedang

bekerja untuk memecah dan mengubah

senyawa laktosa menjadi asam laktat.

Selain membentuk asam laktat, hidroli

sis laktosa oleh kedua spesies bakteri

tersebut dan juga metabolisme nitrogen

dari hidrolisis protein terutama oleh La

ctobacillus bulgaricus menghasilkan

senyawa acetaldehyde yang memberik

an aroma khas pada yoghurt (Tamime

dan Marshall, 1997; Ono et al, 1992;

Page 10: PEMANFAATAN AMPAS TAHU DALAM PEMBUATAN …eprints.ums.ac.id/19788/9/11._NASKAH_PUBLIKASI.pdf · bahan tersebut dapat dijadikan inovasi bahan dalam pembuatan yoghurt yang dapat diolah

Pemanfaatan Ampas Tahu Dalam Pembuatan Yoghurt Dengan Penambahan Gula ….8

Marshall, 1987). Adanya pemecahan

senyawa laktosa oleh bakteri Lactobaci

llus bulgaricus dan Streptococcus ther

mophillus menghasilkan gas yang men

guap. Gas yang menguap ini yang dise

but aroma. Setelah adanya pemasakan,

aroma dari sari ampas tahu menghilang

3. Rasa : Yoghurt yang memiliki rasa

asam pada perlakuan penambahan gula

0,1% tanpa kayu secang (S0G1), penam

bahan gula 0,2 % tanpa kayu secang

(S0G3), penambahan gula 0,15 % dan

kayu secang 0,1 % (S2G2), penambaha

n gula 0,15 % dan kayu secang 0,15 %

(S3G2).

Yoghurt yang memiliki rasa agak

asam pada perlakuan penambahan gula

0,2 % dan kayu secang 0,05 % (S1G3),

penambahan gula 0,2 % dan kayu

secang 0,1 % (S2G3), penambahan gula

0,2 % dan kayu secang 0,15 % (S3G3).

Sedangkan yoghurt yang memiliki rasa

kurang manis pada perlakuan penamba

han gula 0,15 % tanpa kayu secang

(S0G2), penambahan gula 0,1 % dan

kayu secang 0,05 % (S1G1), penambah

an gula 0,15 % dan kayu secang 0,05

% (S1G2), penambahan gula 0,1 % dan

kayu secang 0,1 % (S2G1), penambaha

n gula 0,1 % dan kayu secang 0,15 %

(S3G1).

Yoghurt yang memiliki rasa asam

dapat dikarenakan pada saat pemanasa

n bahan terlalu lama sehingga terjadi

degradasi laktosa. Adanya degradasi

dapat terbentuk asam sehingga dengan

cepat dapat menurunkan pH. Adanya

perbedaan rasa pada sampel yoghurt

juga dapat dikarenakan karena adanya

aktivitas penurunan pH pada saat

inkubasi. Penurunan pH ini akibat dari

aktivitas bakteri Lactobacillus bulgaric

us dan Streptococcus thermophillus.

Kedua bakteri tersebut bersimbiosis

dalam merombak laktosa atau gula

susu. 4. Tekstur : Tekstur yoghurt yang

dihasilkan dari tiap sampel sama yaitu

bertekstur lembut. Berdasarkan hasil

uji organoleptik tekstur yoghurt. 5.

Daya terima : Respon panelis terhadap

produk yoghurt ini setelah penambaha

n dengan gula dan kayu secang (Caesa

lpinia sappan L) ternyata sebagian bes

ar panelis tidak menyukainya. Berdasa

rkan hasil yang diperoleh ternyata pem

anfaatan ampas tahu dalam pembuatan

yoghurt ini belum dapat menjawab

hipotesis.

Berdasarkan hasil penelitian uji

kadar protein yoghurt dapat dilihat

bahwa hasil uji kadar protein terhadap

sampel yoghurt yang dibuat bervariasi,

Page 11: PEMANFAATAN AMPAS TAHU DALAM PEMBUATAN …eprints.ums.ac.id/19788/9/11._NASKAH_PUBLIKASI.pdf · bahan tersebut dapat dijadikan inovasi bahan dalam pembuatan yoghurt yang dapat diolah

Pemanfaatan Ampas Tahu Dalam Pembuatan Yoghurt Dengan Penambahan Gula ….9

8,68

13,49

10,53

16,99

7,45

14,46

5,154,31

6,31

3,92 4,6 4,34

0

2

4

6

8

10

12

14

16

18Kadar Protein

Kadar Protein

dapat dilihat berdasarkan hasil uji

kadar protein yoghurt dapat dilihat

pada grafik 4.1 sebagai berikut:

Grafik 4.1 Hasil Uji Kadar Protein yoghurt

Berdasarkan grafik 4.1 dapat

dijelaskan bahwa kadar protein untuk

sampel perlakuan pertama sebesar

8,86 gram, 16,99 gram, 5,15 gram dan

3,92 gram. Kadar protein pada

perlakuan kedua sebesar 13,49 gram,

7,45 gram, 4,31 gram dan 4,60 gram.

Kadar protein pada perlakuan ketiga

sebesar 10,53 gram, 14,46 gram, 6,31

gram dan 4,34 gram.

Berdasarkan data yang didapat

dari dua belas sampel yang diuji

kadar protein, menunjukkan bahwa

kadar protein tertinggi dapat dilihat

pada perlakuan penambahan kayu

secang 0,05 % dan gula 0,1 % (S1G1)

dengan kadar protein sebesar 16,99

gram dan kadar protein terendah

sebesar 3,91 pada perlakuan penamba

han kayu secang 0,15 % dan gula 0,1

%. Kadar protein yoghurt ditentukan

oleh kualitas susu segar sebagai bahan

dasarnya. Semakin tinggi kadar protei

n susu semakin baik kualitas yoghurt

yang dihasilkan.

Adanya perbedaan kadar protein

pada tiap sampel juga bisa dikarenakan

adanya perombakan protein oleh

bakteri Lactobacillus bulgaricus dan

Streptococcus thermobilus dalam mem

Page 12: PEMANFAATAN AMPAS TAHU DALAM PEMBUATAN …eprints.ums.ac.id/19788/9/11._NASKAH_PUBLIKASI.pdf · bahan tersebut dapat dijadikan inovasi bahan dalam pembuatan yoghurt yang dapat diolah

Pemanfaatan Ampas Tahu Dalam Pembuatan Yoghurt Dengan Penambahan Gula ….10

fermentasikan susu menjadi yoghurt.

Hal ini sesuai dengan penelitian

Hastorini (2002) yang menunjukkan

bahwa pada konsentrasi 3% starter

bakteri Lactobacillus bulgaricus dan

Streptococcus thermophilus telah mam

pu meningkatkan kadar protein yoghur

t susu dari konsentrasi 2% dengan nilai

rata-rata 3,23% menjadi 3,57%. Hal ini

juga didukung oleh Shodiq dan Zainal

(2008) yang mengatakan bahwa

semakin banyak bakteri yang

digunakan dalam pembuatan yoghurt,

semakin tinggi kandungan proteinnya,

karena sebagian besar komponen

penyusun mikrobia adalah protein.

Protein yang terdapat pada yoghurt

merupakan jumlah total dari protein

bahan yang digunakan (susu) dan

protein bakteri asam laktat yang

terdapat didalamnya. Kandungan

protein bakteri berkisar antara 60 -

70%. Selama fermentasi protein akan

dihidrolisis menjadi komponen-

komponen terlarut guna keperluan

pembentukan protein sel mikrobia dan

selanjutnya dilaporkan bahwa hanya

20% dari komponen nitrogen terlarut

yang dipakai untuk pertumbuhannya.

Adapun pengaruh lain yang dapat

mempengaruhi tinggi atau rendahnya

kadar protein pada yoghurt yang dibuat

dapat dikarenakan oleh proses

pemanasan yang terlalu lama, proses

pemanasan yang terlalu lama juga

dapat mengakibatkan denaturasi

protein yang terkandung didalam susu.

Menurut SNI, yoghurt yang baik

memiliki kadar protein minimal 3,5%,

sehingga yoghurt yang dihasilkan

belum memenuhi standar yang

ditetapkan.

KESIMPULAN

Berdasarkan analisis data dan

pembahasan dapat diambil kesimpulan

sebagai berikut : 1. Penambahan gula

dan kayu secang (Caesalpinia sappan)

tidak berpengaruh secara nyata

terhadap uji organolptik yoghurt. 2.

Pada penambahan kayu secang 0,05 %

dan gula 0,2 % dan penambahan kayu

secang 0,1 % dan gula 0,2 % paling

efektif terhadap hasil yoghurt.

Perlakuan yang lain kurang baik terha

dap warna dan aroma. 3. Kadar protein

tertinggi 16,99 gram pada penambahan

kayu secang 0,05 % dan gula 0,1 %.

Kadar protein terendah 3,91 gram pada

penambahan kayu secang 0,05 % dan

gula 0,1 %.

Page 13: PEMANFAATAN AMPAS TAHU DALAM PEMBUATAN …eprints.ums.ac.id/19788/9/11._NASKAH_PUBLIKASI.pdf · bahan tersebut dapat dijadikan inovasi bahan dalam pembuatan yoghurt yang dapat diolah

Pemanfaatan Ampas Tahu Dalam Pembuatan Yoghurt Dengan Penambahan Gula ….11

SARAN

1.Untuk penelitian selanjutnya diperlu

kan perlakuan penambahan konsentras

i pewarna alami yang lebih tinggi agar

dapat membuat yoghurt tampak

menarik. 2. Peneliti selanjutnya dihara

pkan mampu menjawab ketidaksempu

rnaan penggunaan ampas tahu dan

penggunaan pewarna alami dalam

pembuatan yoghurt dalam hal warna d

an aroma. 3. Peneliti diharapkan lebih

kreatif dalam mencari bahan alternativ

e yang tepat untuk dapat meningkatka

n kadar protein yoghurt selanjutnya.

DAFTAR PUSTAKA

Astawan, Made.2008.Sehat dengan hidangan hewani.Jakarta: Penebar Swadaya. Auliana, Rizqie.2001.Gizi Dan Pengolahan Pangan.Yogyakarta: Adicita Karya

Nusa . Almatsier, Sunita. 2001.”Pengaruh Perendaman Ekstrak Buah Pepaya Muda

Terhadap Kadar Protein Tempe” (Skripsi S-1 Progdi Biologi). Surakarta: FKIP Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Anonim.2004.http://www.infogue.com/viewstore/manfaat_kayu_secang.(Diakses

pada tanggal 27 Desember 2011, pukul 13.16).

.2010.http://BinaUKM.com.(Diakses pada tanggal 22 Desember 2011, pukul 14.25).

Anggrodi.2011.Kemajuan Mutakhir dalam Ilmu Makanan Ternak Unggas.Surabaya: Dinas Peternakan Provinsi jawa Timur.

Bahar, Burhan.2008.Kefir Minuman Susu Fermentasi Dengan Segudang Khasiat Untuk Kesehatan.Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Buckle, K.A, R.A. Edward, G.H Fleet dan M. Wootan. Ilmu Pangan. Purnomo dan adiono, penerjemah; Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikian Tinggi, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan; 1987. Terjemahan dari : Food Science.

Bayuputra.2011.http://Perbandingan-kandungan-gizi-pada-tahu-dan-ampas-tahu-com.(Diakses pada tanggal 23 Desember 2011, pukul 14.50).

Dewantoro.2004. Manfaat Tanaman Herbal.Jakarta: Gramedia Pusataka Utama.

Effendi, Supli.2009.Teknologi Pengolahan dan Pengawetan Pangan.Bandung: Alfabeta.

Page 14: PEMANFAATAN AMPAS TAHU DALAM PEMBUATAN …eprints.ums.ac.id/19788/9/11._NASKAH_PUBLIKASI.pdf · bahan tersebut dapat dijadikan inovasi bahan dalam pembuatan yoghurt yang dapat diolah

Pemanfaatan Ampas Tahu Dalam Pembuatan Yoghurt Dengan Penambahan Gula ….12

Edhisambada.2011.http://edhisambada.wordpress.com/2011/02/22/pewarna/alami-dari-%E2%80%9Croro%E2%80%9D-kayu-secang.(Diakses pada tanggal 15 Desember 2011, pukul 10.06).

Hariana.2006. “Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Kayu Secang (Caesalpinia sappan L) Terhadap Staphylococcus Aureus dan Shigella dysentriae serta BIOAUTOGRAFITNYA” (Skripsi S-1 Farmasi). Surakarta: Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Mufrod, dan Siti Sundari.1997.”Waste of Soya Tofu As Paracetamol Tablet Desintegrant.1.17.Pharmaceutical Journal.

Ningrum, Etis Rilana.2005.”Pengaruh Penambahan Ampas Tahu Berfermentasi pada Pakan Buatan Terhadap Pertambahan Berat Badan Ikan Lele (Clarias batrachus)”(Skripsi S-1 Progdi Teknologi Pangan dan Gizi).Bogor: IPB.

Nanda,Deddy.2008.“Yogurt”.http://id.shvoong.com/medicine-andhealth/1761437-yogurt/.(Diakses pada tanggal 28 Desember 2011, pukul 11.40).

Obtra.2009.“Manfaat Ampas Tahu”.http://id.shvoong.com/lifestyle/food-and-drink/2127933-manfaat-ampas-tahu.(Diakses pada tanggal 15 Desember 2011, pukul 11.10).

Pratiwi, Rarastoeti. dkk. 2007.Asiatensi Dan Petunjuk Praktikum Biokimia. Yogyakarta.UGM.

Rusmiati.2004.”Struktur Histologis Organ Hepar dan Ren Mencit (Mus musculus L) Jantan Setelah Perlakuan Dengan Ekstrak Kayu Secang (Caesalpinia sappan L)” (Skripsi S-1 Progdi Biologi). Kalimantan Selatan: FMIPA Universitas Lambung Mangkurat.

Sudarmadji, S., Haryono, B., dan Suhardi.1982.Prosedur Analisa Untuk Bahan Makanan Dan Pertanian.Angkasa: Bandung.

Saputra, Irwan.2005.Biologi Umum 2.Jakarta: Widya Utama. Sudibyo.2008.”Efektifitas Penambahan NaOH3 Pada Pembuatan Tortilia Subtitusi

Ampas Tahu” (Skripsi S-1 Progdi Teknologi Pangan). Surabaya: Fakultas Teknologi Pangan Universitas Pembangunan Veteran Nasional.

Winarno, F.G.2003.Pangan, Gizi, Teknologi Dan Konsumen.Jakarta:PT.

Gramedia Pustaka Utama.