Pemanfaatan Abu Boiler

16
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Beton Beton didapat dari pencampuran bahan-bahan agregat halus dan kasar yaitu pasir, batu atau bahan lainnya, dengan menambah secukupnya bahan perekat/pengikat semen, dan air sebagai bahan pembantu guna keperluan reaksi kimia selama proses pengerasan dan perawatan beton berlangsung. Beton merupakan suatu material yang menyerupai batu yang diperoleh dengan membuat suatu campuran yang mempunyai proporsi tertentu dari semen, pasir dan koral atau agregat lainnya, dan air untuk membuat campuran tersebut menjadi keras dalam cetakan sesuai dengan bentuk dan dimensi struktur yang diinginkan. Kumpulan meterial tersebut terdiri dari agregat halus dan agregat kasar. Semen dan air berinteraksi secara kimiawi untuk mengikat partikel – partikel agregat tersebut menjadi suatu massa yang padat. Nilai kuat beton relatif tinggi dibanding dengan kuat tariknya, dan beton merupakan bahan bersifat getas. Nilai kuat tariknya hanya berkisar 9%-15% saja dari kuat tekannya. Pada penggunaan sebagai komponen struktural bangunan, umumnya beton diperkuat dengan batang tulangan baja/besi sebagai bahan yang dapat bekerja sama dan mampu membantu kelemahannya, terutama pada bagian yang menahan gaya tarik. Dengan demikian tersusun pembagian tugas, dimana batang tulangan baja/besi bertugas memperkuat dan menahan gaya tarik, sedangkan beton hanya diperhitungkan untuk menahan gaya tekan. Komponen struktur beton dengan kerjasama seperti itu disebut sebagai beton bertulangan baja/besi atau lazim disebut beton bertulang saja. Universitas Sumatera Utara

description

teknik sipil

Transcript of Pemanfaatan Abu Boiler

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Beton

Beton didapat dari pencampuran bahan-bahan agregat halus dan kasar yaitu

pasir, batu atau bahan lainnya, dengan menambah secukupnya bahan perekat/pengikat

semen, dan air sebagai bahan pembantu guna keperluan reaksi kimia selama proses

pengerasan dan perawatan beton berlangsung.

Beton merupakan suatu material yang menyerupai batu yang diperoleh dengan

membuat suatu campuran yang mempunyai proporsi tertentu dari semen, pasir dan

koral atau agregat lainnya, dan air untuk membuat campuran tersebut menjadi keras

dalam cetakan sesuai dengan bentuk dan dimensi struktur yang diinginkan. Kumpulan

meterial tersebut terdiri dari agregat halus dan agregat kasar. Semen dan air

berinteraksi secara kimiawi untuk mengikat partikel – partikel agregat tersebut

menjadi suatu massa yang padat.

Nilai kuat beton relatif tinggi dibanding dengan kuat tariknya, dan beton

merupakan bahan bersifat getas. Nilai kuat tariknya hanya berkisar 9%-15% saja dari

kuat tekannya. Pada penggunaan sebagai komponen struktural bangunan, umumnya

beton diperkuat dengan batang tulangan baja/besi sebagai bahan yang dapat bekerja

sama dan mampu membantu kelemahannya, terutama pada bagian yang menahan

gaya tarik. Dengan demikian tersusun pembagian tugas, dimana batang tulangan

baja/besi bertugas memperkuat dan menahan gaya tarik, sedangkan beton hanya

diperhitungkan untuk menahan gaya tekan. Komponen struktur beton dengan

kerjasama seperti itu disebut sebagai beton bertulangan baja/besi atau lazim disebut

beton bertulang saja.

Universitas Sumatera Utara

Faktor – faktor yang membuat beton banyak digunakan karena memiliki

keunggulan – keunggulannya antara lain :

1. Kemudahan pengolahannya

yaitu dalam keadaan plastis, beton dapat diendapkan dan diisi dalam

cetakan.

2. Material yang mudah didapat

Sebagian besar dari material – material pembentuknya, biasanya tersedia

dilokasi dengan harga murah atau pada tempat yang tidak terlalu jauh dari

lokasi konstruksi.

3. Kekuatan tekan tinggi

Seperti juga kekuatan tekan pada batu alam, yang membuat beton cocok

untuk dipakai sebagai elemen yang terutama memikul gaya tekan, seperti

kolom dan konstruksi busur.

4. Daya tahan yang tinggi terhadap api dan cuaca merupakan bukti dari

kelebihannya.

Perancangan beton perlu dilakukan untuk menentukan perbandingan campuran

bahan guna mendapatkan beton dengan sifat yang diperlukan. Sifat yang diminta

tergantung pada penggunaan beton. Sifat yang dapat diatur oleh perbandingan

campuran adalah kekuatan, ketahanan kedap air dan kemampuan pengerjaan. Sifat

yang paling penting dari beton yang telah diset adalah sifat mekanik. Kekuatan tekan

beton dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti perbandingan air, semen, jenis agregat

dan sebagainya.

2.1.1 Beton Normal

Menurut pedoman beton 1989, Draft Konsensus (SKBI.1.4.53, 1989 : 4-5)

beton normal didefinisikan sebagai campuran semen portland atau sembarang semen

hirolik yang lain, agregat halus, agregat kasar dan air tanpa bahan tambahan.

Universitas Sumatera Utara

Proses awal terjadinya beton adalah pasta semen yaitu proses hidrasi antara air

dengan semen, selanjutnya jika ditambah dengan agregat halus dan kasar akan

menjadi beton.

2.1.2 Kinerja dan Mutu Beton

Sampai saat ini beton masih menjadi pilihan utama dalam pembuatan struktur.

Sifat-sifat dan karakteristik material penyusun beton akan mempengaruhi kinerja

beton yang dibuat. Kinerja beton ini harus disesuaikan dengan kelas dan mutu beton

yang dibuat. Sehingga dalam penggunaannya dapat disesuaikan dengan bangunan

ataupun konstruksi yang akan dibangun untuk mendapatkan hasil yang memuaskan

dan sesuai dengan dibutuhkan. Menurut PBI’ 71 beton dibagi dalam kelas dan mutu

sebagai berikut:

Tabel 2.1 Kelas dan Mutu Beton

Kelas Beton Mutu Beton Kekuatan

Tekan

Minimum

kgf/cm

Tujuan

Pemakaian Beton

2

I Bo 50-80 Non-Struktual

II B 100

125

175

225

1

K125

K175

K225

Rumah Tinggal

Perumahan

Perumahan

Perumahan dan

Bendungan

III K>225 >225 Jembatan,Bangunan

tinggi, Terowongan kereta

api (sumber : Gunawan, 2000)

Untuk kepentingan pengendalian mutu disamping pertimbangan ekonomis,

beton dengan mutu Bo (beton dengan 'cf 50-80 MPa), perbandingan jumlah agregat

(pasir, kerikil atau batu pecah) terhadap jumlah semen tidak boleh melampaui 8:1.

Untuk Beton dengan mutu B1'

cf (beton dengan 100 MPa), dan K125 (beton dengan

Universitas Sumatera Utara

'cf minimum 125 MPa), dapat memakai perbandingan campuran unsur bahan beton

dalam takaran volume 1 pc : 2 Ps : 3 kr atau 3/2 ps : 5/2 kr (pc = semen portland, ps =

pasir, kr = kerikil). Apabila hendak menentukan perbandingan antar-fraksi bahan

beton mutu K175 dan mutu lainnya yang lebih tinggi harus dilakukan percobaan

campuran rencana guna dapat menjamin tercapainya suatu karakteristik yang

diinginkan dengan menggunakan bahan-bahan susunan yang ditentukan.

2.1.3 Perawatan Beton (Curing)

Prosedur curing mengacu pada standar ASTM C-192-81, tujuan dari perwatan

(curing) adalah mencegah penguapan air secara berlebihan dari lapisan beton yang

belum mengeras, dan mencegah pengurangan kebutuhan air selama proses hidrasi

semen. Peralatan yang dipakai adalah bak curing dengan air tawar. Perawatan ini

dilakukan setelah beton mengalami final setting, artinya beton telah mengeras.

Perawatan ini tidak hanya dimaksudkan untuk mendapatkan kekuatan tekan beton

yang tinggi tapi juga dimaksudkan untuk memperbaiki mutu dari keawetan beton,

ketahanan terhadap aus dan dimensi struktur. Proses perawatan dilakukan berlangsung

sampai satu hari sebelum melakukan pengujian kuat tekan beton.

2.2. Kelapa Sawit

Kelapa sawit bukanlah tanaman asli Indonesia, kelapa sawit adalah tanaman

yang berasal dari daerah hutan tropis di Afrika Barat. Tanaman kelapa sawit itu

sendiri berada di Indonesia pada tahun 1848 didatangkan oleh pemerintahan Hindia-

Belanda dan untuk pertama kalinya tanaman ini ditanam di perkebunan raya bogor

dan mulai di tanam di Sumatera Utara pada tahun 1870-an di daerah Deli. Pada

awalnya jenis kelapa sawit yang ditanam adalah jenis dura yang induknya ada di

Bogor dan di kembangkan di Deli. Saat ini kelapa sawit berkembang pesat yang

akhirnya menjadi salah satu komoditi perkebunan yang diandalkan oleh Sumatera

Utara khususnya Indonesia.

Kelapa sawit adalah tumbuhan industri penting penghasil minyak masak,

minyak industri, maupun bahan bakar (biodiesel). Bagian yang paling populer dari

Universitas Sumatera Utara

kelapa sawit ini adalah buah. Bagian dari buah kelapa sawit ini, adalah sebagai

berikut:

1. Eksoskrap, bagian kulit buah kemerahan dan licin

2. Mesoskrap, ini adalah serabut buah

3. Endoskrap, ini merupakan cangkang pelindung inti

4. Inti sawit (biji)

Dari hasil proses pembuatan Crude Palm Oil (CPO) maka akan dihasilkan limbah

padat diantaranya serabut buah dan cangkang kelapa sawit itu sendiri, namun ini tidak

menjadi masalah bagi Pabrik Kelapa sawit (PKS) karena limbah ini akan menjadi

bahan bakar daripada boiler.

Gambar 2.1 : Kelapa Sawit dan Hasilnya

Kelapa sawit memiliki banyak jenis, berdasarkan ketebalan cangkangnya kelapa sawit

dibagi menjadi:

1. Dura

2. Psifera

3. Tenera

Dura merupakan sawit yang buahnya memiliki cangkang tebal sehingga

dianggap memperpendek umur mesin pengolah namun biasanya tandan buahnya

besar-besar dan kandungan minyak pertandannya berkisar 18%. Pisifera buahnya

tidak memiliki cangkang namun bunga betinanya steril sehingga sangat jarang

menghasilkan buah. Tenera adalah persilangan antara induk Dura dan Pisifera. Jenis

Universitas Sumatera Utara

ini dianggap bibit unggul sebab melengkapi kekurangan masing-masing induk dengan

sifat cangkang buah tipis namun bunga betinanya tetap fertil. Beberapa tenera unggul

persentase daging perbuahnya dapat mencapai 90% dan kandungan minyak

pertandannya dapat mencapai 28%, dan pada penelitian ini berdasarkan keterangan

Pabrik Kelapa Sawit Padang Brahrang PTPN NUSANTARA II , jenis kelapa sawit

yang ditanam adalah jenis tenera.

2.3 Boiler

Boiler atau dikenal sebagai ketel uap adalah sebuah bejana yang dipergunakan

sebagai tempat memproduksi uap (steam), dimana bejana ini berisi bahan bakar dari

limbah agrikultur ataupun pertambangan, dalam hal ini pada Pabrik Kelapa Sawit

(PKS) menggunakan bahan bakar boiler adalah cangkang dan serat buah kelapa sawit.

Boiler atau ketel uap adalah pembangkit uap yang terdiri atas dua bagian utama yaitu:

1. Furnance atau Tungku Pembakaran

Dimana berfungsi sebagai tempat bahan bakar yang akan menjadi

penyedia panas.

2. Tabung Air Boiler

Yakni suatu alat dimana panas mengubah air menjadi uap. Uap atau

cairan panas itu nantinya akan di sirkulasikan keluar dari boiler untuk

digunakan dalam bermacam-macam proses yang memerlukan panas.

Adapun gambar daripada boiler tersebut adalah sebagai berikut :

Universitas Sumatera Utara

Gambar 2.2 : Skema Boiler

Boiler atau ketel uap merupakan salah satu penentu kualitas minyak kelapa

sawit dan menjadi sentral dalam berbagai tingkatan proses ekstraksi buah kelapa sawit

( Tandan Buah Segar, TBS kelapa sawit ) menjadi Crude Palm Oil (CPO) dan produk

turunannya. Sehingga boiler merupakan peralatan utama pada industri pengolahan

minyak kelapa sawit atau turunannya.

Cangkang dan serat buah kelapa sawit yang akan dibakar dimasukan melalui

hopper ke chain grate stoker, semacam conveyor yang kemudian masuk ke furnance

(tungku pembakaran) dengan kecepatan tertentu. Emisi panas yang dihasilkan

kemudian dimanfaatkan untuk mengkonversi air umpan didalam pipa menjadi uap,

dan uap inilah yang dipakai untuk memanaskan/merebus Tandan Buah Segar (TBS) di

Pabrik Kelapa Sawit (PKS) ataupun ekstraksi minyak sawit.

Cangkang dan serat buah sawit yang sudah terbakar akan menghasilkan sisa-

sisa pembakaran yang nantinya akan menjadi limbah daripada boiler atau furnance

(tungku pembakaran) berupa:

1. Abu, yakni abu yang berada dibawah tungku tepatnya ditempat

pengumpulan abu dan abu ini relatif berat.

2. Kerak Cangkang Boiler Kelapa Sawit, yakni kerak yang melekat pada

dinding boiler.

2.3.1 Cangkang Kelapa Sawit

Universitas Sumatera Utara

Cangkang (tempurung atau Endoskrap) kelapa sawit merupakan limbah padat

sawit hasil pemisahan daripada inti sawit dengan menggunakan alat Hydrocyclone

separator yang dapat dimanfaatkan sebagai pengeras jalan atau dibuat arang atau

briket untuk keperluan industri. Pemanfaatan cangkang sebagai bahan bakar karena

mengandung karbon aktif maka dapat langsung dipakai, oleh karena itu pada Pabrik

Kelapa Sawit limbah padat ini digunakan sebagai sumber penghasil panas pada

tungku boiler.

2.3.2 Abu Kerak Boiler Cangkang Kelapa Sawit

Abu kerak boiler ini berasal daripada kerak boiler yang mengalami proses

penggilingan atau yang telah dihaluskan. Salah satu limbah boiler ini pada dasarnya

adalah abu yang mengeras pada setiap dinding-dinding boiler akibat endapan-endapan

abu yang terperangkap pada mesin siklon saat terjadinya pembakaran cangkang dan

serat buah kelapa sawit pada tungku pembakaran boiler.

Kerak/slag boiler yang disebabkan adanya endapan-endapan deposit mineral

yang mengeras. Fenomena ini sangat merugikan bagi pembakaran pada boiler, karena

akan mengurangi efisiensi pertukaran panas. Penyebab fenomena ini adalah tekanan

gas yang berbeda pada setiap bahan bakar yang mengakibatkan percikan pijar api dan

partikel yang relatif ringan, namun tidak mampu keluar daripada mesin pengendap

siklon dan akan melekat pada dinding-dinding boiler. Sedangkan partikel yang ringan

akan dikeluarkan melalui cerobong asap dan partikel yang relatif berat dan habis

terbakar akan tertampung pada tempat abu yang berada dibawah tungku.

Slag/kerak boiler kelapa sawit ini adalah memiliki massa yang lebih berat

daripada fly ash (abu terbang) yang keluar daripada cerobong asap, dan kerak boiler

ini relatif memiliki pori-pori yang banyak. Pada Umumnya kerak ini digunakan oleh

Pabrik Kelapa Sawit sebagai pengeras jalan di sekitar pabrik, adapun komposisi kimia

yang telah di teliti di Lembaga Pusat Penelitian Laboratorium Uji Mutu Sumatera

Utara adalah sebagai berikut:

Tabel 2.2 Komposisi Kimia abu Kerak Boiler Cangkang Kelapa sawit

NO PARAMETER SATUAN HASIL METODE

Universitas Sumatera Utara

ANALISIS 1 SiO % 2 89,9105 Termogavimetri 2 CaCO % 3 2,4751 Titrimetri 3 MgCO % 3 0,7301 Titrimetri 4 Fe2O % 3 0,1958 Spektrofotometri 5 Al2O % 3 0,0012 Gravimetri

2.4. Semen

Material semen adalah material yang memilik sifat adhesif (adhesive) dan

kohesif (cohesive) yang memungkinkan untuk mengikat fragmen-fragmen

mineral/agregat-agregat menjadi suatu massa yang padat mempunyai kekuatan.

Semen yang mengeras dengan adanya air yang dinamakan dengan semen hidraulis

(hidraulic cement). Semen jenis ini terdiri dari silikat dan lime yang terbuat dari batu

kapur dan tanah liat yang digerinda, dicampur, dibakar dalam pembakaran kapur

(klin), kemudian dihancurkan menjadi tepung. Semen hidrolik biasa yang dipakai

untuk beton dinamakan semen portland (portland cement).

2.4.1 Semen Portland (Portland Cement)

Semen Portland adalah semen hidrolis yang dihasilkan dengan cara

menggiling halus didalam klinker yang bersifat hidrolis dan gips sebagai bahan

pembantu. Bahan mentah utama untuk membuat semen Portland adalah:

- kapur ( CaO ) : dari batu kapur

- silica ( SiO2 ) : dari lempung

- alumina ( Al2O3 ) : dari lempung

Semen portland biasa ini diidentifikasikan oleh ASTM (American Society for Testing

Materials) C150 yang mana digunakan sesuai dengan tujuan pemakaiannya, semen

portland dibagi menjadi beberapa jenis, sebagai berikut:

Tabel 2.3 Jenis-jenis Semen Portland

Universitas Sumatera Utara

Jenis Penggunaan

I Untuk konstruksi pada umumnya, dimana tidak diminta

persyaratan khusus

II Untuk konstruksi umumnya terutama sekali bila diisyaratkan

agak tahan terhadap sulfat dan panas hidrasi yang sedang.

III Untuk konstruksi-konstruksi yang menuntut persyaratan

kekuatan awal yang tinggi.

IV Untuk konstruksi-konstruksi yang menuntut persyaratan panas

hidrasi yang rendah.

V Untuk konstruksi-konstruksi yang menuntut persyaratan sangat

tahan terhadap sulfat.

Beton yang dibuat dari semen Portland biasanya memerlukan waktu sekitar 14

hari untuk mencapai kekuatan yang cukup pada saat cetakan – cetakan dari gelagar

dan plat dapat dibuka dan dapat memikul beban yang sesuai struktur beton tersebut

yang akan mencapai kekuatan rencana setelah 28 hari dan setelah massa tersebut

kekuatannya akan terus bertambah sedikit demi sedikit.

Kekuatan semen merupakan hasil dari proses hidrasi. Proses kimiawi ini

berupa rekristalisasi dalam bentuk interlocking-crystals (ikatan kristal) sehingga

membentuk gel semen yang akan mempunyai kekuatan tekan yang tinggi apabila

mengeras. Jika semen portland dicampur dengan air, maka komponen kapur

dilepaskan dari senyawa. Banyaknya kapur dilepaskan ini sekitar 20% dari berat

semen.

2.4.2 Kadar Semen dan Faktor Air Semen (FAS)

Beton harus menggunakan cukup semen untuk mencapai kekuatan tekan yang

disyaratkan, disamping harus cukup pula untuk mencegah tulangnya terhadap

serangan karat. Hasilnya harus diperiksa dengan menggunakan daftar semen minimum

yang telah ditentukan, bilamana hasilnya jauh dibawah suatu harga minimum yang

terdapat dalam daftar tersebut, maka harga minimum itu yang harus diambil dan

Universitas Sumatera Utara

faktor air semen yang digunakan pada umumnya adalah 50% dari berat semen

minimum dalam 1m3 beton. Adapun pemakaian jumlah semen minimum dalam 1m3

Deskripsi

beton (kg) dan Faktor Air Semen (FAS) pada suatu lingkungan atau kondisi tertentu

sebagai berikut :

Tabel 2.4 Persyaratan Jumlah Semen Minimum dan Faktor Air Semen Maksimum Untuk Berbagai Macam Pembetonan dalam Lingkungan Khusus

Jumlah Semen

Minimum

dalam 1m3 FAS

beton

(kg)

Beton didalam ruangan bangunan :

a. Keadaan keliling non korosif

b. Keadaan keliling korosif, disebabkan oleh kondensasi

atau uap korosif

275

325

0,60

0,52

Beton diluar ruang bangunan

a. Tidak terlindung dari hujan dan terik matahari langsung

b. Terlindung dari hujan dan terik matahari langsung

325

275

0,60

0,60

Beton yang masuk kedalam tanah

a. Mengalami keadaan basah dan kering berganti-ganti

b. Mendapat pengaruh sulfat alkali dari tanah atau air

tanah

325

375

0,55

0,52

Beton yang terus-menerus berhubungan dengan air

a. Air laut

b. Air laut

275

375

0,57

0,52

Sumber : Pedoman Praktek beton

2.4.3 Pozzolan

Pozzolan adalah bahan alam atau buatan yang sebagian besar terdiri dari

unsur-unsur silikat dan aluminat yang reaktif. Pozzolan adalah bahan tambah mineral

Universitas Sumatera Utara

yang dimaksud untuk memperbaiki kinerja beton. Pada saat ini, bahan pozzolan ini

lebih banyak memperbaiki kinerja beton, sehingga bahan tambah mineral atau

pozzolan itu cenderung bersifat penyemenan, namun tidak mempunyai sifat-sifat

layaknya seperti semen tetapi dalam keadaan halus, jika dicampur dengan kapur

padam dan air setelah beberapa waktu dapat mengeras pada suhu kamar sehingga

membentuk suatu massa yang padat dan sukar larut dalam air. Pozzolan terbagi dua

yaitu :

1. Pozzolan alam

Yaitu bahan alam yang merupakan sedimentasi dari abu atau lava gunung yang

mengandung silika aktif, yang bila dicampur dengan kapur padam akan

mengadakan proses sedimentasi, contohnya : tras alam, semen merah hasil

gilingan tanah liat yang dibakar (pecahan batu merah).

2. Pozzolan buatan

Jenis ini banyak macamnya baik merupakan sisa pembakaran dari tungku,

maupun pemanfaatan limbah yang diolah menjadi abu yang mengandung

silika reaktif dengan proses pembakaran dan pada pertambangan misalnya :

abu terbang (fly ash), kerak nikel, gilingan kerak dapur tinggi, dan banyak

jenis lainnya.

Tabel 2.5 Persyaratan Kimia Pozzolan

No SENYAWA KADAR ( % )

1 Jumlah senyawa oksida SiO2 + Al2O3 + Fe2O3

minimum 70 2 SO3 maksimum 5 3 Hilang pijar maksimum 6 4 Kadar air maksimum 3 5 Total alkali dihitung sebagai Na2O maksimum 1.5

Sumber : Kuat Tekan Beton Menggunakan Tambahan Abu Sekam Padi, Fx.Nurwadji Wibowo.

Abu kerak boiler cangkang kelapa sawit yang merupakan salah satu pozzolan

buatan yang memiliki silika yang cukup tinggi maka pozzolan ini dapat dipakai

sebagai bahan tambahan atau sebagai pengganti semen portland. Bila di pakai sebagai

pengganti sebagian semen portland umumnya berkisar antara 5% sampai 20% berat

semen. Bila pozzolan dipakai sebagai bahan tambah maka pozzolan dapat

Universitas Sumatera Utara

mengurangi pemuaian beton yang terjadi akibat proses reaksi alkali agregat dengan

demikian mengurangi retak – retak beton akibat reaksi tersebut.

2.5 Agregat

Kandungan agregat dalam campuran beton biasanya sangat tinggi biasanya

komposisi agregat tersebut berkisar 60%-70% dari berat campuran beton. Walaupun

fungsinya hanya sebagai pengisi,tetapi karena komposisinya yang cukup besar,agregat

inipun menjadi penting. Karena itu perlu dipelajari karakteristik agregat yang akan

menentukan sifat beton yang akan dihasilkan.

Agregat yang digunakan dalam campuran beton dapat berupa agregat alam

atau buatan. Secara umum, agregat dapat dibedakan berdasarkan ukurannya, agregat

kasar dan agregat halus.

Agregat Halus

Agregat halus adalah pengisi yang berupa pasir, agregat yang terdiri dari butir-

butir yang tajam dan keras. Butir-butir agregat halus harus bersifat kekal, artinya tidak

pecah atau hancur oleh pengaruh-pengaruh cuaca, seperti terik matahari dan hujan.

Ukurannya bervariasi antara ukuran No. 4 – No. 100 atau dengan kata lain agregat

halus adalah batuan yang ukuran butirnya lebih kecil dari 4.75 mm (Standar ASTM).

Universitas Sumatera Utara

Tabel 2.6. Persyaratan Gradasi Untuk Agregat Pada Beton Berbobot Normal ( ASTM C-33 )

Ukuran

Saringan

Standar

Amerika

Persen Lewat

Agregat

Halus

Agregat Kasar

No.4

sampai 2 in

No.4 sampai

1 ½ in

No.4

sampai 1 in

No.4

sampai ¾ in

2 in (50 mm)

95-100 100 - - -

1½ in (37,5 mm)

- 95-100 100 - -

1 in (25 mm)

25-70 - 95-100 100 -

¾ in (19 mm)

- 35-75 - 90-100 -

½ in

(12,5 mm)

10-30 - 25-60 - -

3/8 in (9,5 mm)

- 10-30 - 20-55 100

No.4 (4,75 mm)

0-5 0-5 0-10 0-10 95-100

No.8

(2,36 mm)

0 0 0-5 1-5 80-100

No.16 (1,18 mm)

0 0 0 0 50-85

No.30 (600 µm)

0 0 0 0 25-60

No.50 (300 µm)

0 0 0 0 10-30

No.100 (150 µm)

0 0 0 0 2-10

Sumber : Edward G.Nawi, Beton Betulang, 1998

Universitas Sumatera Utara

2.5.2. Agregat Kasar

Agregat kasar adalah agregat yang terdiri dari butir-butir yang keras dan tidak

berpori . Agregat kasar yang mengandung butir-butir pipih hanya dapat dipakai,

apabila jumlah butir-butir pipih tersebut tidak lebih dari 20% dari berat agregat

seluruhnya, agregat kasar adalah batuan yang ukuran butirnya lebih besar dari 4.75

mm (Standar ASTM). Sifat agregat kasar mempengaruhi kekuatan akhir beton keras

dan daya tahannya terhadap disentegrasi beton, cuaca, dan efek – efek perusak

lainnya. Agregat kasar ini harus bersih dari bahan – bahan organic, dan harus

mempunyai ikatan yang baik dengan gel semen.

Jenis agregat kasar yang umum adalah :

1. Batu pecah alami : Bahan ini didapat dari cadas atau batu pecah alami yang

digali, yang berasal dari gunung api.

2. Kerikil alami : Kerikil didapat dari proses alami, yaitu dari pengikisan tepi

maupun dasar sungai oleh air sungai yang mengalir.

3. Agregat kasar buatan : terutama berupa slag atau shale yang biasa digunakan

untuk beton berbobot ringan . Biasanya merupakan hasil dari proses lain

seperti dari blast-furnance dan lain – lain.

4. Agregat untuk pelindung nuklir dan berbobot berat : Dengan adanya tuntutan

yang spesifik pada zaman atom yang sekarang ini, juga untuk pelindung dari

radiasi nuklir sebagai akibat dari banyaknya pembangkit atom dan stasiun

tenaga nuklir, maka perlu ada beton yang dapat melindungi dari sinar X, sinar

Gamma, dan neutron. Pada beton demikian syarat ekonomis maupun syarat

kemudahan pengerjaan tidak begitu menentukan. Agregat yang

diklasifikasikan disini misalnya baja pecah, barit, magnatit, dan limonit.

Universitas Sumatera Utara

2.6 Air

Air yang dimaksud disini adalah air sebagai bahan pembantu dalam konstruksi

bangunan meliputi kegunaannya dalam pembuatan dan perawatan beton. Air

diperlukan pada pembuatan beton untuk memicu proses kimiawi semen, membasahi

agregat dan memberikan kemudahan dalam pengerjaan beton. Kekuatan dari pasta

pengerasan semen ditentukan oleh perbandingan berat antara semen dan faktor air.

Persyaratan Mutu Air menurut PUBI 1982, adalah sebagai berikut:

1. Air harus bersih

2. Tidak mengandung lumpur, minyak dan benda terapung lainnya yang dapat

dilihat secara visual dan tidak mengandung benda-benda tersuspensi lebih dari

2gr/l.

3. Tidak mengandung garam yang dapat larut dan dapat merusak beton (asam-

asam,zat organik dan sebagainya).

.

Universitas Sumatera Utara