PEMAHAMAN TERHADAP BALAI PELATIHAN KETERAMPILAN SENI ... fileBalai Pelatihan Keterampilan Seni...

31
Seminar Tugas Akhir Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Udayana Balai Pelatihan Keterampilan Seni Patung Kayu Di Kabupaten Gianyar 8 BAB II PEMAHAMAN TERHADAP BALAI PELATIHAN KETERAMPILAN SENI PATUNG KAYU Bab ini akan membahas mengenai pengertian umum Balai Pelatihan Keterampilan, fungsi, tujuan, kajian terhadap objek sejenis, dan spesifikasi umum proyek. 2.1. Balai Pelatihan Keterampilan 2.1.1. Pengertian Balai Gedung/kantor/tempat yang digunakan oleh aparat pemerintah untuk mengadakan rapat atau kegiatan kemasyarakatan lain (http://kbbi.web.id/balai) diakses pada tanggal 26 Oktober 2016 pukul 18.48 WITA. 2.1.2. Pengertian Pelatihan Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 17 Tahun 2010, pengertian pelatihan adalah bagian dari pendidikan nonformal yang dilaksanakan untuk memberikan keterampilan kerja kepada pencari kerja atau pekerja. Menurut Gary Dessler (2009), pelatihan adalah proses mengajarkan karyawan baru atau yang ada sekarang, keterampilan dasar yang mereka butuhkan untuk menjalankan pekerjaan mereka. Sedangkan menurut Kaswan (2013),

Transcript of PEMAHAMAN TERHADAP BALAI PELATIHAN KETERAMPILAN SENI ... fileBalai Pelatihan Keterampilan Seni...

Seminar Tugas Akhir Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Udayana

Balai Pelatihan Keterampilan Seni Patung Kayu Di Kabupaten Gianyar 8

BAB II PEMAHAMAN TERHADAP BALAI PELATIHAN

KETERAMPILAN SENI PATUNG KAYU

Bab ini akan membahas mengenai pengertian umum Balai Pelatihan

Keterampilan, fungsi, tujuan, kajian terhadap objek sejenis, dan spesifikasi umum

proyek.

2.1. Balai Pelatihan Keterampilan

2.1.1. Pengertian Balai

Gedung/kantor/tempat yang digunakan oleh aparat pemerintah untuk

mengadakan rapat atau kegiatan kemasyarakatan lain (http://kbbi.web.id/balai)

diakses pada tanggal 26 Oktober 2016 pukul 18.48 WITA.

2.1.2. Pengertian Pelatihan

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 17 Tahun 2010,

pengertian pelatihan adalah bagian dari pendidikan nonformal yang dilaksanakan

untuk memberikan keterampilan kerja kepada pencari kerja atau pekerja.

Menurut Gary Dessler (2009), pelatihan adalah proses mengajarkan

karyawan baru atau yang ada sekarang, keterampilan dasar yang mereka butuhkan

untuk menjalankan pekerjaan mereka. Sedangkan menurut Kaswan (2013),

Seminar Tugas Akhir Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Udayana

Balai Pelatihan Keterampilan Seni Patung Kayu Di Kabupaten Gianyar 9

pelatihan merupakan proses meningkatkan keterampilan dan pengetahuan

karyawan. Pelatihan juga meliputi pengubahan sikap sehingga karyawan dapat

melakukan pekerjaannya dengan lebih efektif.

2.1.3. Pengertian Keterampilan

Pengertian keterampilan menurut beberapa ahli, antara lain sebagai berikut:

1) Keterampilan adalah kemampuan untuk mengoperasikan pekerjaan

secara mudah dan cermat (Gordon B. Davis, 1994).

2) Keterampilan merupakan perilaku yang diperoleh melelui tahap-tahap

belajar tertentu. Keterampilan berasal dari gerakan-gerakan yang kasar

atau tidak terkoordinasi melalui pelatihan bertahap, gerakan tidak

teratur itu berangsur-angsur berubah menjadi gerakan-gerakan yang

lebih halus, melalui proses koordinasi diskriminasi (perbedaan), dan

integrasi (perpaduan) sehingga diperoleh suatu keterampilan yang

diperlukan untuk tujuan tertentu (Soemarjadi dkk, 1992).

Berdasarkan pendapat dari beberapa para ahli peneliti di atas, dapat

disimpulkan bahwa balai pelatihan keterampilan adalah gedung yang digunakan

pemerintah dalam usaha untuk memperbaiki kinerja karyawan (peserta pelatihan)

dengan memberikan pembekalan untuk melakukan suatu pekerjaan yang

membutuhkan kemampuan dasar dengan cepat dan tepat.

2.1.4. Komponen Pelatihan

Komponen-komponen pelatihan sebagaimana dijelaskan oleh Anwar Prabu

Mangkunegara (2005) terdiri dari:

1) Tujuan dan sasaran pelatihan dan pengembangan harus jelas dan

terukur.

2) Pelatih (trainer) yang sudah ahli di bidangnya dan memiliki kualitas

memadai.

3) Materi pelatihan dan pengembangan harus sesuai dengan tujuan yang

ingin dicapai.

4) Peserta pelatihan dan pengembangan harus memenuhi persyaratan

yang ditentukan.

Seminar Tugas Akhir Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Udayana

Balai Pelatihan Keterampilan Seni Patung Kayu Di Kabupaten Gianyar 10

2.1.5. Tujuan Pelatihan

Menurut Peraturan Pemerintah RI No. 17 Tahun 2010 pasal 102, fungsi dan

tujuan dari pelatihan sebagai bentuk pendidikan nonformal antara lain:

1) Pendidikan nonformal berfungsi sebagai pengganti, penambah, dan

pelengkap pendidikan formal atau sebagai alternatif pendidikan.

2) Pendidikan nonformal berfungsi untuk mengembangkan potensi

peserta didik dengan penekanan pada penguasaan pengetahuan dan

keterampilan fungsional, serta pengembangan sikap dan kepribadian

profesional dalam rangka mendukung pendidikan sepanjang hayat.

3) Pendidikan nonformal bertujuan membentuk manusia yang memiliki

kecakapan hidup, keterampilan fungsional, sikap dan kepribadian

profesional, dan mengembangkan jiwa wirausaha yang mandiri, serta

kompetensi untuk bekerja dalam bidang tertentu, dan/atau

melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi dalam rangka

mewujudkan tujuan pendidikan nasional.

2.1.6. Pembimbing atau Instruktur Pelatihan

Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 41 Tahun 2009,

yang mengatur pembimbing pada kursus dan pelatihan wajib memenuhi standar

pembimbing pada kursus dan pelatihan yang berlaku secara nasional.

Adapun standar yang dimaksud adalah sebagai berikut:

1) Standar kualifikasi pembimbing pada kursus dan pelatihan yang

berfungsi untuk meningkatkan penguasaan keilmuan (akademik).

a) Kualifikasi akademik minimal S1 atau D4 yang diperoleh dari

perguruan tinggi terakreditasi dan sesuai dengan kebutuhan kursus

dan pelatihan.

b) Sertifikat kompetensi pembimbing pada kursus dan pelatihan.

c) Pengalaman kerja sebagai instruktur di bidang keahlian pada kursus

dan pelatihan yang relevan.

2) Kursus dan pelatihan yang berfungsi untuk meningkatkan

keterampilan praktis.

a) Kualifikasi akademik minimal lulusan SMA/SMK/MA/Paket C.

Seminar Tugas Akhir Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Udayana

Balai Pelatihan Keterampilan Seni Patung Kayu Di Kabupaten Gianyar 11

b) Sertifikat kompetensi sebagai pembimbing pada kursus dan

pelatihan.

c) Pengalaman kerja pada bidangnya minimal tiga tahun.

2.1.7. Metode Pelatihan

Menurut Marihot Tua Efendi Hariandja (2002: 176), terdapat beberapa

metode pelatihan antara lain sebagai berikut:

1) Job Instruction Training, atau latihan instruksi jabatan adalah

penelitian dimana ditentukan seseorang (biasanya manajer/supervisor)

bertindak sebagai pelatih untuk mengintruksikan bagaimana

melakukan pekerjaan tertentu dalam proses kerja. Metode ini bila

mana dikaitkan secara khusus dengan prinsip-prinsip belajar di atas

terlihat dengan jelas memiliki partisipasi yang tinggi, relevance,

repetition, transference, dan juga feedback.

2) Coaching (pelatihan) adalah bentuk pelatihan dan pengembangan

yang dilakukan di tempat kerja oleh atasan dengan membimbing

petugas untuk melakukan pekerjaan secara informal dan biasanya

tidak terencana, misal bagaimana melakukan pekerjaan dan

bagaimana memecahkan masalah. Dilihat dari prinsip-prinsip belajar,

metode ini mengaplikasikan prinsip belajar partisipasi yang tinggi,

relevance, repetition, transference, dan juga feedback.

3) Job rotation (rotasi pekerjaan) adalah program yang direncanakan

secara formal dengan cara menugaskan pegawai pada beberapa

pekerjaan yang berbeda untuk menambah pengetahuan mengenai

pekerjaan dalam organisasi. Hal ini biasanya dilakukan untuk

pengembangan pegawai untuk memahami aktivitas organisasi yang

lebih luas, bila mana dilihat dari prinsip-prinsip mengaplikasikan

hampir semua prinsip dapat diterapkan kecuali feedback.

4) Apprenticeship (masa magang) adalah pelatih yang

mengkombinasikan antara pelajaran di kelas dengan praktik di

lapangan, yaitu setelah sejumlah teori diberikan kepada peserta,

peserta dibawa praktik ke lapangan. Teknik ini juga mengaplikasikan

seluruh prinsip seperti tersebut di atas.

Seminar Tugas Akhir Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Udayana

Balai Pelatihan Keterampilan Seni Patung Kayu Di Kabupaten Gianyar 12

2.1.8. Evaluasi Pelatihan

Evaluasi terhadap pelaksanaan pelatihan sangat penting dilaksanakan karena

pada dasarnya penerapan teori pelatihan perlu diuji agar sesuai dengan

kompetensi yang diinginkan

Evaluasi pelatihan merupakan suatu proses kegiatan yang dilakukan oleh

seorang pimpinan terhadap pelaksanan suatu program latihan dengan maksud

untuk mengetahui sampai seberapa jauh manfaat latihan tersebut dalam upaya

meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja untuk menilai keberhasilan

pelatihan tersebut, perlu diadakan evaluasi atau penilaian yang sistematis dan

tepat.

Menurut Barry Chusway (2002: 137), evaluasi pelatihan dapat dilaksanakan

di beberapa cara yaitu:

1) Kuesioner sebelum dan sesudah pelatihan untuk mengetahui

peningkatan pengetahuan peserta.

2) Melakukan observasi terhadap peserta pelatihan dalam memberikan

reaksi terhadap pelatihan.

3) Menguji segala sesuatu termasuk kemungkinan penggunaan pusat

pengembangan.

4) Mewawancarai peserta pelatihan.

5) Mengukur perubahan dalam kinerja, terutama pada aplikasinya pada

pekerjaannya dibandingkan dengan target yang sudah ditetapkan

sebagai bagian dari proses menjamin kinerja.

2.2. Seni Patung Kayu

2.2.1 Pengertian Seni Patung

1) Seni patung adalah sebuah tipe karya tiga dimensi yang bentuknya

dibuat dengan metode subraktif (mengurangi bahan seperti memotong

dan menatah) atau aditif (membuat model lebih dulu seperti mengecor

dan mencetak) (Mikke Susanto, 2011).

2) Seni patung adalah sebuah karya seni rupa yang lahir dari seorang

pribadi dan diungkapkan di atas media tiga dimensional dengan unsur-

unsur bentuk, garis, ruang, dan tekstur (Dewa Putu Merta, 2004).

Seminar Tugas Akhir Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Udayana

Balai Pelatihan Keterampilan Seni Patung Kayu Di Kabupaten Gianyar 13

3) Seni patung adalah ungkapan estetis yang diwujudkan dalam bentuk 3

dimensional (Dharsono Sony Kartika, 2004).

Berdasarkan pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa seni patung

adalah cabang dari seni rupa yang merupakan wujud ekspresi dan kreasi manusia

dalam bentuk tiga dimensi yang dibuat dengan teknik subraktif dan aditif. Karya

seni memiliki media yang sangat luas. Khusus untuk media kayu, karya seni

patung kayu merupakan ungkapan ekspresi dari imajinasi pematung yang

dituangkan dalam bentuk bidang, tekstur, garis, dan warna sehingga memberikan

rasa estetis pada penikmatnya.

2.2.2 Fungsi Seni Patung

Menurut S.P. Soedarsono dalam buku Seni Patung Indonesia, terdapat

beberapa fungsi dari seni patung antara lain:

1) Patung religi, untuk sarana peribadahan yang bermakna religius.

2) Patung monumen, untuk peringatan peristiwa bersejarah atau jasa

pahlawan.

3) Patung arsitektur, yaitu patung yang terdapat dalam konstruksi

bangunan.

4) Patung dekorasi, yaitu patung yang menghias bangunan atau taman.

5) Patung kerajinan, yaitu hasil karya pengrajin yang berfungsi

mendukung faktor perekonomian.

2.2.3 Jenis Patung

Berdasarkan hasil wawancara dengan bapak Wayan Durma, selaku seniman

patung di Desa Mas, secara umum karya patung di Kabupaten Gianyar khususnya

di Desa Mas mengambil gaya naturalis dengan bentuk-bentuk alami yang dibuat

semirip mungkin dengan kenyataan dan dipadukan dengan unsur ukiran ornamen

tradisional Bali dan wujud dewa-dewi. Patung-patung ini dibuat dalam beberapa

bentuk, antara lain sebagai berikut:

1) Patung Dada

Patung yang dibuat dengan menampilkan bagian dada ke atas

atau bagian kepala saja. Patung ini sering disebut patung baste.

Seminar Tugas Akhir Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Udayana

Balai Pelatihan Keterampilan Seni Patung Kayu Di Kabupaten Gianyar 14

2) Patung Torso

Patung berupa bentuk badan manusia tanpa alat gerak baik

tangan maupun kaki dan juga tanpa kepala.

3) Patung Lengkap

Patung yang menampilkan keseluruhan bagian tubuh mulai dari

kaki sampai kepala.

2.2.4 Peralatan untuk Membuat Patung Kayu

Menurut Saiman Rais dan Suhirman dikutip dari buku Penuntun Belajar

Mengukir Kayu Bagi Pemula, terdapat beberapa peralatan standar yang digunakan

dalam proses pembuatan patung kayu, antara lain sebagai berikut:

1) Palu (Ganden)

Alat yang berfungsi sebagai pemukul pahat agar bisa memberi bentuk

pada kayu yang akan dibentuk menjadi patung.

2) Pahat

Alat yang terbuat dari besi dengan berbagai bentuk mata pahat yang

berfungsi untuk membentuk bahan baku kayu menjadi patung yang

sesuai dengan keinginan pematung.

3) Bor

Alat yang digunakan untuk melubangi kayu terutama saat pembuatan

patung kayu dengan metode aditif, yaitu metode penambahan bahan

kayu atau penempelan bahan kayu.

4) Gergaji Kayu dan Gergaji Mesin

Alat yang berfungsi sebagai pemotong kayu untuk memberi bentuk

kasar pada kayu sesuai ide dari pematung.

Gambar 2.1 Jenis-jenis Patung (a. Patung Dada, b. Patung Torso, c. Patung Lengkap)

Sumber: Survey lapangan tanggal 20 Oktober 2016

Seminar Tugas Akhir Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Udayana

Balai Pelatihan Keterampilan Seni Patung Kayu Di Kabupaten Gianyar 15

5) Pemutik

Digunakan dalam proses pengerotan untuk jenis patung berukuran

menengah dan kecil.

6) Amplas

Alat yang digunakan untuk memperhalus permukaan kayu hasil

pahatan sebelum dilakukan penyemiran atau finishing.

7) Batu Asah

Batu asah berfungsi mempertajam pahat, pemutik dan pisau

pematung. Terdapat dua jenis batu asah berdasarkan permukaannya

yaitu batu asah halus dan kasar.

8) Kuas

Alat yang digunakan untuk membersihkan patung setelah diukir. Alat

ini juga berfungsi saat proses finishing dengan menggunakan vernis

dan teknik finishing lainnya.

2.2.5 Bahan Baku Patung Kayu

1) Kayu Suar/Kayu Trembesi

Beberapa ciri-ciri kayu trembesi antara lain:

a) Bagian teras dari permukaan kayunya berwarna gelap (biasanya

cokelat tua ada garis-garis hitamnya) sedangkan bagian gubalnya

berwarna putih, antara bagian teras dan bagian gubalnya benar-

benar tampak jelas batasnya.

b) Kayu trembesi termasuk jenis kayu yang berat, sama halnya dengan

kayu akasia atau kayu jati. Menurut indonesianforest.com, berat

jenis rata-rata kayu trembesi ini adalah 0,60 itu artinya tergolong

cukup berat.

c) Kayu trembesi termasuk jenis kayu dengan tingkat awet kelas IV.

d) Untuk tingkat kekuatan kayunya, kayu trembesi termasuk jenis

kayu dengan tingkat kuat kelas III.

Seminar Tugas Akhir Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Udayana

Balai Pelatihan Keterampilan Seni Patung Kayu Di Kabupaten Gianyar 16

2) Kayu Panggal Buaya

Pohon dapat mencapai tinggi 35 cm, diameter 60 cm, selalu

hijau, tapi kadang kala menggugurkan daun. Kulit luar berwarna abu-

abu sampai kecokelatan, terdapat duri, kulit bagian dalam mempunyai

aroma khas. Daun majemuk, anak daun 10-17, berbentuk elips, bagian

terlebar pada pangkal daun dan asimetris melancip pada ujungnya,

lebar mencapai 2,5 cm, tepi daun rata atau agak bergelombang, urat

daun 10-15 pasang, bunga berwarna putih, terdapat dalam kedudukan

tandan pada bagian ujung ranting, panjang tandan 15 cm. Bunga

betina biasanya ramping dan kecil, bunga jantan sangat kecil, bakal

buah mempunyai satu karpel.

Gambar 2.2 Permukaan Kayu Suar

Sumber: https://www.google.co.id/

Gambar 2.3 Kulit Kayu Panggal Buaya

Sumber: https://www.google.co.id/

Seminar Tugas Akhir Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Udayana

Balai Pelatihan Keterampilan Seni Patung Kayu Di Kabupaten Gianyar 17

3) Kayu Albasia

Beberapa ciri kayu albasia antara lain :

a) Kayu Albasia adalah jenis kayu yang lunak. Artinya kayu ini jika

dipegang terasa empuk hampir mirip dengan kayu randu atau

kayu kapuk.

b) Teras kayu atau bagian tengah kayu berwarna agak putih dan ada

juga sebagian dari kayu albasia yang teras kayunya berwarna

coklat muda, akan tetapi secara umum kayu albasia memiliki

warna yang hampir sama dengan warna bagian tengah yaitu

warna putih.

c) Umumnya kayu albasia bertekstur kasar.

d) Kayu albasia memiliki permukaan sedikit licin dan mengkilap.

4) Kayu Waru

Sebagai sebuah pohon, tanaman waru pastilah memiliki kayu.

Kayu terasnya agak ringan, cukup padat, berstruktur cukup halus, dan

tak begitu keras, berwarna kelabu kebiruan, semu ungu atau cokelat

keunguan, atau kehijau-hijauan. Liat dan awet bertahan dalam tanah,

kayu waru ini biasa digunakan sebagai bahan bangunan atau perahu,

roda pedati, gagang perkakas, ukiran, serta kayu bakar. Dari kulit

batangnya, setelah direndam dan dipukul-pukul, dapat diperoleh serat

yang disebut lulup waru. Serat ini sangat baik untuk dijadikan tali.

Serat ini juga merupakan bahan yang penting, dan berasal dari

pepagan waru dan dipakai untuk membuat tali yang selanjutnya dapat

dipergunakan sebagai bahan dasar membuat jaring dan tas-tas kasar.

Gambar 2.4 Kayu Albasia/Sengon

Sumber: https://www.google.co.id/

Seminar Tugas Akhir Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Udayana

Balai Pelatihan Keterampilan Seni Patung Kayu Di Kabupaten Gianyar 18

5) Kayu Eben

Batang lurus dan tegak dengan tinggi sampai dengan 40 m.

Diameter batang bagian bawah dapat mencapai 1 m, sering

dengan banir (akar papan) besar. Kulit batangnya beralur, mengelupas

kecil-kecil dan berwarna cokelat hitam. Pepagannya berwarna cokelat

muda dan di bagian dalamnya berwarna putih kekuning-kuningan.

Pohon ini menghasilkan kayu yang berkualitas sangat baik.

Warna kayu cokelat gelap, kehitaman, atau hitam berbelang-belang

kemerahan. Dalam perdagangan internasional kayu hitam sulawesi ini

dikenal sebagai Macassar ebony, Coromandel ebony, streaked ebony

atau juga black ebony. Nama-nama lainnya di Indonesia di antaranya

kayu itam, toetandu, sora, kayu lotong, dan kayu maitong. Kayu hitam

berat dengan berat jenis melebihi air, sehingga tidak dapat

mengapung.

Gambar 2.6 Kayu Eben

Sumber: https://www.google.co.id/

Gambar 2.5 Kayu Waru

Sumber: https://www.google.co.id/

Seminar Tugas Akhir Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Udayana

Balai Pelatihan Keterampilan Seni Patung Kayu Di Kabupaten Gianyar 19

2.2.6 Tahapan Membuat Patung Kayu

1) Proses Pembuatan Patung

a) Tahap Pemilihan Bahan

Tahap pemilihan bahan ini, yang terpenting adalah bahan

baku kayu yang dipilih sudah sesuai dengan kriteria dan kelas kayu

dan juga kayu tidak rusak berlubang. Tujuan dari pemilihan kayu

ini untuk mempermudah dalam proses pengerjaan selanjutnya. Hal

ini dikarenakan semakin keras kayu maka akan semakin sulit untuk

dikerjakan.

b) Tahap Makalin

Tahapan ini dimana pematung mulai menggunakan idenya

dalam mencari bentuk yang diinginkan. Tahapan ini berupa

pembuatan sketsa kasar baik di kertas ataupun langsung pada kayu

tergantung pada kemampuan imajinasi pematung. Lalu proses

pemotongan dengan gergaji mesin untuk mencari bentuk global

yang paling ideal

c) Tahapan Ngerot

Setelah tahapan global baru dilakukan proses ngerot atau

pemahatan lebih halus untuk memperjelas bentuk patung. Setelah

terbentuk maka tahapan selanjutnya adalah pengukiran dimana

patung yang sudah jelas bentuknya diberikan detail-detail berupa

pepayasan terutama untuk patung yang bertemakan pewayangan.

d) Pengamplasan

Patung yang sudah di-detail akan diamplas hingga halus

sebelum dimulai proses finishing. Tidak semua jenis patung bisa

diamplas setelah proses pendetailan, ini dikarenakan kekuatan kayu

yang berbeda-beda sehingga apabila setelah didetail akan lebih

mudah patah.

e) Finishing

Teknik finishing yang digunakan pada umumnya adalah

finishing semir tanpa menghilangkan serat kayu dan juga finishing

warna yang menghilangkan ciri khas alami pada kayu.

Seminar Tugas Akhir Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Udayana

Balai Pelatihan Keterampilan Seni Patung Kayu Di Kabupaten Gianyar 20

Gambar 2.7 yaitu proses pembentukan patung secara global dan proses

pemahatan untuk memperjelas bentuk patung. Gambar 2.8 adalah proses

pendetailan dengan dengan teknik ukir dan Gambar 2.9 adalah patung yang

diamplas agar halus sebelum di finishing dengan vernis.

2.2.7 Teknik Finishing Patung Kayu

1) Finishing Melamin

Finishing berbahan dasar melamin adalah finishing yang

tergolong baru dan sedikit lebih mahal. Saat ini banyak konsumen

lebih memilih patung yang finishing nya menggunakan melamin,

tuntutan pasar inilah yang membawa pengaruh pada para pengrajin

Gambar 2.7 Tahapan Makalin dan Ngerot

Sumber: Survei Lapangan 20 Oktober 2016

Gambar 2.8 Tahapan Mengukir

Sumber: Survei Lapangan 20 Oktober 2016

Gambar 2.9 Tahapan finishing

Sumber: Survei Lapangan 20 Oktober 2016

Seminar Tugas Akhir Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Udayana

Balai Pelatihan Keterampilan Seni Patung Kayu Di Kabupaten Gianyar 21

patung untuk menggunakan melamin sebagai bahan dasar finishing

patungnya.

Finishing dengan melamin ini mampu memberi kepuasan

tersediri yaitu dapat menjadikan patung terkesan mewah dan elegan.

2) Finishing Teak Oil (Semir)

Teak oil adalah bahan dasar finishing kayu yang sangat

sederhana dan mudah cara aplikasinya. Penggunaan teak oil cukup

dengan membasahi kain dengan campuran semir dan bensin.

Kemudian dioleskan pada permukaan patung atau dengan cara diolesi

dengan kuas sehingga teak oil masuk ke dalam pori-pori kayu. Setelah

itu didiamkan beberapa menit untuk kemudian dibersihkan dengan lap

kain yang kering.

Finishing dengan bahan teak oil ini sangat sederhana dalam

penggunaan dan hasilnya tidak tahan lama, tidak tahan terhadap air,

dan cepat pudar sehingga memerlukan pengulangan olesan teak oil

kembali.

3) Finishing Vernis

Vernis adalah salah satu bahan finishing yang sudah sejak lama

digunakan untuk melapisi kayu atau perabotan rumah tangga karena

harganya yang cukup murah dan pengaplikasiannya sangat mudah

baik untuk para pekerja pemula. Pengaplikasiannya secara manual

cukup meratakan cairan vernis pada permukaan patung yang akan kita

finishing dengan menggunakan kuas, dengan catatan kayu atau patung

yang akan di-finishing harus dipastikan terlebih dahulu sudah benar

benar rata dan halus.

Finishing dengan vernis bertujuan untuk melindungi patung atau

permukaan kayu dari panas matahari, goresan, noda, dan air.

Sayangnya pemakaian bahan ini tidak mampu memberikan tampilan

keawetan, dengan berjalannya waktu permukaan kayu atau patung

mudah terlihat memudar dan kusam, sehingga menuntut kita untuk

selalu memberi lapisan vernis ulang lagi.

Seminar Tugas Akhir Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Udayana

Balai Pelatihan Keterampilan Seni Patung Kayu Di Kabupaten Gianyar 22

2.3. Kajian terhadap Objek Sejenis

Kajian terhadap objek sejenis adalah kajian terhadap objek yang memiliki

fungsi yang sama dengan proyek yang akan dibangun. Kajian terhadap fasilitas ini

dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh data sebagai perbandingan dan

gambaran secara umum tentang fasilitas yang akan dibangun. Objek yang ditinjau

adalah objek yang mewadahi kegiatan pelatihan seperti Balai Diklat Industri

Denpasar, Balai Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Bali, Balai Pelatihan Kerja

Agrobisnis dan Industri Kabupaten Gianyar, dan Galeri Ida Bagus Marka.

Objek yang ditinjau antara lain, sebagai berikut:

2.3.1 Balai Diklat Industri Denpasar

Balai Diklat Industri Denpasar merupakan fasilitas balai pendidikan dan

latihan di bawah naungan Kementerian Perindustrian yang mewadahi SDM

(Sumber Daya Manusia) untuk menghasilkan produk-produk industri kreatif yang

nantinya dapat membantu dalam persaingan memasuki dunia kerja.

Balai Diklat Industri Denpasar beralamat di Jalan W. R. Supratman No. 302,

Tohpati, Denpasar. Balai Diklat Industri ini memiliki beberapa program pelatihan

industri dengan spesialisasi animasi, kerajinan, dan barang seni. Fasilitas yang

tersedia untuk menunjang proses pelatihan di antaranya animation incubation

centre, showroom, workshop, ruang kelas, laboratorium komputer, mini teater,

dan asrama.

Tampilan Balai Diklat Industri Denpasar dan Layout dapat dilihat pada

Gambar 2.10 dan gambar 2.11 di bawah ini.

Gambar 2.10. Tampak Depan Balai Diklat Industri Denpasar

Sumber: Survei lapangan

Seminar Tugas Akhir Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Udayana

Balai Pelatihan Keterampilan Seni Patung Kayu Di Kabupaten Gianyar 23

Berikut deskripsi mengenai ruang dan fasilitas, serta civitas pengguna pada

Balai Diklat Industri Denpasar:

1) Kantor

Kantor Pengelola BDI yang terdiri dari ruang resepsionis, ruang

pengelola, ruang rapat. Kantor ini berada dekat dengan ruang kelas

untuk mempermudah sirkulasi dan efektifitas kegiatan pelatihan.

2) Ruang Kelas Diklat

Ruang kelas pada balai diklat ini berukuran 18m x 9m yang

mampu menampung 100 orang peserta. Ruangan didesain fleksibel

dengan penerapan dinding partisi yang memungkinkan pembagian

ruang menjadi dua ruang kelas dengan kapasitas 50 orang, hanya

terdapat 1 ruang kelas pada balai diklat ini.

A. Pos Satpam

B. Showroom Keramik

C. Kantor Pusat

D. Showroom Jewellery

E. Showroom Fashion

F. Showroom Craft

G. Office

H. Ruang Kelas

I. Ruang Instruktur

J. Asrama

K. Ruang Makan

L. Workshop

M. Ruang Serbaguna

Gambar 2.11. Layout Balai Diklat Industri Denpasar

Sumber: Survei lapangan

Seminar Tugas Akhir Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Udayana

Balai Pelatihan Keterampilan Seni Patung Kayu Di Kabupaten Gianyar 24

Civitas pengguna dari ruang ini biasanya terbagi menjadi 4

kelas dengan masing-masing kelas terdiri dari 20 orang peserta. Ruang

ini berada di lantai 1 gedung office agar mudah dicapai. Fasilitas yang

terdapat pada ruang ini berupa 2 buah proyektor, 2 buah papan tulis, 1

mimbar, sound system, 8 buah AC, meja dan kursi untuk peserta dan

instruktur. Terdapat 3 buah pintu pada ruangan ini untuk

memperlancar sirkulasi peserta pelatihan. Ruangan ini juga bisa

disewakan kepada masyarakat umum untuk keperluan seminar, rapat

pelatihan, dan lain-lain.

3) Laboratorium Komputer

Ruang laboratorium komputer pada balai diklat ini ditempatkan

di lantai 2 dengan pertimbangan faktor keamanan. Terdapat 4

laboratorium komputer pada balai diklat ini hanya saja saat ini hanya

3 laboratorium yang sudah berfungsi, sedangkan 1 laboratorium masih

dalam tahap pengadaan komputer. Kapasitas laboratorium komputer

mampu menampung 20 peserta pelatihan dengan luas sekitar 60 m2.

Fasilitas yang tersedia pada laboratorium ini berupa 21

perangkat computer, 1 papan tulis, 1 proyektor, sound system, 2 AC,

dan juga CCTV sebagai sistem keamanan pada ruang.

Gambar 2.12 Ruang Kelas Balai Diklat Industri

Sumber: http://bdidenpasar.kemenperin.go.id/

Seminar Tugas Akhir Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Udayana

Balai Pelatihan Keterampilan Seni Patung Kayu Di Kabupaten Gianyar 25

4) Learning Site Competency

Learning site competency merupakan ruangan yang berfungsi

sebagai tempat sertifikasi bagi peserta pelatihan. Ruangan ini mampu

menampung 20 orang dengan ukuran ruang 8m x 4m. Fasilitas pada

ruang ini terdiri dari sofa, rak buku, meja kerja dan meja rapat serta

AC sebagai penghawaan buatan pada ruang.

5) Asrama

Asrama pada balai diklat ini didesain terhubung langsung

dengan bangunan ruang kelas dan office, hal ini bertujuan untuk

efektifitas proses pelatihan dan pengawasan. Tersedia 51 kamar untuk

peserta pelatihan dengan 47 kamar berkapasitas 2 orang dan 4 kamar

berkapasitas 3 orang. Kamar tidur berukuran 5m x 3,5m dengan

kondisi ruang tidur pada asrama sangat baik. Terdapat fasilitas TV,

AC, lampu belajar, sofa, lemari, handuk, dan juga kamar mandi.

Gambar 2.13 Lab Komputer Balai Diklat Industri

Sumber: http://bdidenpasar.kemenperin.go.id/

Gambar 2.14 Asrama Balai Diklat Industri

Sumber: http://bdidenpasar.kemenperin.go.id/

Seminar Tugas Akhir Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Udayana

Balai Pelatihan Keterampilan Seni Patung Kayu Di Kabupaten Gianyar 26

6) Ruang Makan dan Cafe

Ruang makan pada balai diklat juga terhubung langsung dengan

bangunan asrama dengan tujuan efektifitas kegiatan. Ruang makan

diatur dengan kapasitas 100 orang. Terdapat ruang dapur, ruang

tunggu, resepsionis, toilet, dan musholla pada ruang ini. Ruang makan

didesain terbuka dengan banyak bukaan yang memberi kesan segar,

luas dan bersih. Di sebelah ruang makan terdapat cafe untuk peserta

yang ingin sekedar beristirahat santai dan mengobrol. Suasana pada

ruang ini dibuat santai dan cozy dengan pemilihan patung yang

didominasi warna cokelat.

Saat ini fungsi cafe ini mulai bergeser sebagai tempat bekerja

bagi komunitas industri kecil menengah (IKM) yang bekerja sama

dengan balai diklat. Ini dikarenakan kantor IKM yang berada di lantai

2 ruang café ini dan juga faktor kenyamanan dari komunitas IKM

untuk bekerja di café ini.

7) Showroom

Balai Diklat Industri Denpasar menjalin kerjasama dengan

beberapa IKM di Pulau Bali untuk mempromosikan produknya.

Produk ini akan dipajang di showroom yang disediakan. Showroom

yang disediakan berukuran 9m x 9m. Terdapat 4 showroom pada balai

diklat ini yaitu showroom craft, showroom jewellery, showroom

fashion, dan showroom keramik. Produk yang dipajang pada

Gambar 2.15 Ruang Makan Balai Diklat Industri

Sumber: http://bdidenpasar.kemenperin.go.id/

Seminar Tugas Akhir Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Udayana

Balai Pelatihan Keterampilan Seni Patung Kayu Di Kabupaten Gianyar 27

showroom akan diberi tanda dan juga terdapat kartu nama IKM yang

bersangkutan.

8) Workshop/Pameran

Workshop pada balai diklat berfungsi sebagai tempat bekerja

peserta pelatihan craft. Ruang ini berukuran 18m x 12m dan berlantai

2. Pada lantai 1 berfungsi sebagai tempat mesin-mesin produksi, toilet

dan ruang diskusi. Untuk lantai 2 terdiri dari ruang musholla dan

gudang alat.

2.3.2 Balai Latihan Kerja Industri dan Agrobisnis Kabupaten Gianyar

Balai Latihan Kerja Agrobisnis dan Industri di Kabupaten Gianyar

merupakan wadah yang disediakan pemerintah Kabupaten Gianyar untuk

memberikan pelatihan kepada masyarakat dalam mengolah hasil pertanian di

daerahnya. BLK ini baru diresmikan pada pertengahan tahun 2016 beralamat di

Jalan Legong Keraton No. 99x Gianyar, dengan luas bangunan mencapai 584 m2.

Gambar 2.16 Showroom Craft

Sumber: Survei lapangan

Gambar 2.17 Workshop Craft

Sumber: Survei lapangan

Seminar Tugas Akhir Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Udayana

Balai Pelatihan Keterampilan Seni Patung Kayu Di Kabupaten Gianyar 28

Berikut deskripsi mengenai ruang dan fasilitas, serta civitas pengguna pada

Balai Latihan Kerja Kabupaten Gianyar:

1) Fasilitas dan Ruang

Ruang dan fasilitas yang ada pada Latihan Kerja Kabupaten

Gianyar yaitu sebagai berikut:

2) Ruang Kantor

Kantor pada Balai Latihan kerja ini merupakan tempat bagi

pegawai BLK yang bertugas untuk mengurus administrasi dan

keperluan lain yang terkait dengan kegiatan pelatihan yang akan

dilaksanakan. Ruang ini berkapasitas 8 orang dengan luas 32 m2.

2) Ruang Kelas

Ruang kelas pada balai latihan ini berfungsi sebagai ruang untuk

pemberian materi atau teori mengenai pelatihan yang akan

dilaksanakan. Balai ini menyediakan 3 ruang kelas bagi peserta

pelatihan dengan kapasitas total mencapi 80 orang dan luasan total

mencapai 144 m2. Ruangan ini bersifat fleksibel karena bisa

Gambar 2.19 Ruang Kantor Balai Latihan Kerja Kabupaten Gianyar

Sumber: http://www.lemsar.net/

Gambar 2.18 Perspektif Eksterior Balai Latihan Kerja Kabupaten Gianyar

Sumber: http://www.lemsar.net/

Seminar Tugas Akhir Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Udayana

Balai Pelatihan Keterampilan Seni Patung Kayu Di Kabupaten Gianyar 29

difungsikan juga sebagai ruang ujian apabila diperlukan mengingat

adanya keterbatasan ruang pada balai latihan kerja ini.

3) Ruang Tes Uji Kompetensi (TUK)

Ruang ini merupakan ruangan yang disediakan untuk mewadahi

kegiatan tes uji kompetensi, dimana semua peserta pelatihan

diwajibkan mengikuti ujian sebagai persyaratan kelulusan dan

memperoleh sertifikat pelatihan. Ruang ini mampu menampung 80

peserta dengan luas 144 m2.

2.3.3 Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Bali

Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Bali merupakan lembaga yang

berfungsi sebagai tempat pendidikan dan pelatihan aparatur pemerintah di

Provinsi Bali yang bertujuan untuk meningkatkan kinerja dan membentuk

aparatur yang berkompeten di bidangnya. Badan ini berada di wilayah pinggir

Kota Denpasar tepatnya di Jalan Hayam Wuruk No. 152 Denpasar.

Gambar 2.21 Ruang TUK Balai Latihan Kerja Kabupaten Gianyar

Sumber: http://www.lemsar.net/

Gambar 2.20 Ruang Kelas Balai Latihan Kerja Kabupaten Gianyar

Sumber: http://www.lemsar.net/

Seminar Tugas Akhir Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Udayana

Balai Pelatihan Keterampilan Seni Patung Kayu Di Kabupaten Gianyar 30

a. Tempat suci

b. Gedung VIP

c. Gedung Padma

d. Gedung Jempiring

e. Gedung Melati

f. Gedung Ratna

g. Gedung Kepala Badan Diklat

h. Gedung seckretariat

i. Gedung kamboja

j. Kantin

k. Garase

l. Pos satpam

m. Parkir

Gambar 2.23 Gedung Padma dan Gedung Jempiring Badan Diklat Provinsi Bali

Sumber: Survei lapangan tanggal 21 Oktober 2016

Gambar 2.24 Gedung Melati dan Gedung Ratna Badan Diklat Provinsi Bali

Sumber: Survei lapangan tanggal 21 Oktober 2016

Gambar 2.22 Layout Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Bali

Sumber: Badan Diklat Provinsi Bali

Seminar Tugas Akhir Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Udayana

Balai Pelatihan Keterampilan Seni Patung Kayu Di Kabupaten Gianyar 31

Berikut deskripsi mengenai ruang dan fasilitas, serta kapasitas ruang pada

Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Bali:

Tabel 2.1 Fasilitas Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Bali

No Fasilitas Jumlah/luas Kapasitas

1 Gedung Sekretariat 1 unit -

2 Gedung Ratna

a. Lantai 1

- Ruang rapat

b. Lantai 2

- Ruang belajar

1 ruang

1 ruang

30 orang

30 orang

3 Gedung Jempiring

a. Lantai 1

- Lobby

- Kamar tidur AC

b. Lantai 2

- Lobby

- Kamar tidur

c. Lantai 3

- Ruang kelas

- Ruang transit

1 ruang

12 ruang

1 ruang

12 ruang

2 ruang

1 ruang

-

24 orang

-

24 orang

40 orang

-

4 Gedung Melati

a. Lantai 1

- Ruang makan

- Ruang tidur

- Ruang transit

- Dapur

1 ruang

12 ruang

1 ruang

1 ruang

100 orang

24 orang

5 orang

-

Gambar 2.25 Gedung Sekretariat dan Gedung Kaban Diklat Provinsi Bali

Sumber: Survey lapangan tanggal 21 Oktober 2016

Gambar 2.26 Gedung Olahraga dan Ruang Makan Badan Diklat Provinsi Bali

Sumber: Survei lapangan tanggal 21 Oktober 2016

Seminar Tugas Akhir Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Udayana

Balai Pelatihan Keterampilan Seni Patung Kayu Di Kabupaten Gianyar 32

b. Lantai 2

- Ruang tidur

d. Lantai 3

- Ruang aula

- Ruang kelas

24 ruang

1 ruang

2 ruang

48 orang

150 orang

80 orang

5 Gedung Padma

a. Lantai 1

- Lobby

- Ruang makan

- Ruang perpustakaan

- Ruang widyaiswara

- Ruang fotocopi

- Ruang bidang KK

- Ruang klinik

- Ruang tidur AC

- Ruang tidur kipas

- Ruang sekretariat PIM

- Ruang komite

penjamin mutu

b. Lantai 2

- Kamar tidur AC

- Kamar tidur kipas

- Musholla

c. Lantai 3

- Ruang aula Padma

- Ruang kelas Cempaka

- Ruang transit

- Lobby

1 ruang

1 ruang

1 ruang

1 ruang

1 ruang

1 ruang

1 ruang

3 ruang

1 ruang

1 ruang

1 ruang

10 ruang

20 ruang

1 ruang

1 ruang

3 ruang

1 ruang

1 ruang

100 orang

-

-

-

-

-

-

4 orang

-

-

-

20 orang

40 orang

-

100 orang

120 orang

-

-

6 Mess VIP

Ruang tidur

Ruang tamu

2 kamar

1 ruang

4 orang

-

7 Kantin 1 unit -

8 Dapur 1 ruang -

9 Sarana Prasarana Olahraga

Bulu tangkis

Bilyard

Fitness

Tenis meja

1 lapangan

1 unit

1 ruang

1 unit

-

-

-

-

10 Tempat suci/pura 1 -

11 Pos satpam 1 ruang -

12 LCD 9 buah -

13 Wifi 1 unit -

14 Clipchart 27 buah -

15 Whiteboard 6 buah -

16 CCTV 1 unit -

17 Peralatan outbond 16 set -

2.3.4 Galeri Ida Bagus Marka

Galeri Ida Bagus Marka adalah saah satu galeri patung terbesar di

Kabupaten Gianyar. Galeri ini beralamat di Jalan Ir. Sutami Sumampan, Desa

Kemenuh, Kabupaten Gianyar. Galeri yang dibangun di atas tanah seluas 1,6 ha

ini memiliki beberapa fasilitas di antaranya ruang workshop, ruang penyimpanan,

Sumber: Survei lapangan tanggal 21 Oktober 2016

Seminar Tugas Akhir Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Udayana

Balai Pelatihan Keterampilan Seni Patung Kayu Di Kabupaten Gianyar 33

ruang pameran, restoran, galeri batik, dan lain-lain. Berikut adalah siteplan dari

Galeri Ida Bagus Marka.

Proses pembuatan patung di Galeri Ida Bagus Marka ini berawal dari

pengadaan bahan baku kayu dari Pulau Jawa yang datang dengan truk kontainer.

Bahan baku ini nantinya disimpan di ruang penyimpanan seperti yang terlihat

pada gambar 2.28.

Tahapan selanjutnya adalah tahapan pembuatan patung mulai dari makalin

sampai finishing di ruang pahat atau bengkel kerja yang bertempat di depan ruang

Gambar 2.28. Ruang Penyimpanan

Sumber: Survei lapangan

A. Rumah owner

B. Galeri batik

C. Kantor

D. Ruang pameran

E. Ruang penyimpanan

F. Ruang serbaguna(stage)

G. Gedung Pengelola

H. Restoran

I. Area prasmanan

J. Dapur

K. Parkir

L. Dapur owner

M. Parkir

Gambar 2.27 Siteplan Galeri Ida Bagus Marka

Sumber: Survei lapangan

Seminar Tugas Akhir Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Udayana

Balai Pelatihan Keterampilan Seni Patung Kayu Di Kabupaten Gianyar 34

penyimpanan. Aktivitas pada ruang pahat dan proses pembuatan patung dapat

dilihat pada gambar 2.29 dan gambar 2.30.

Patung yang sudah jadi nantinya akan dipajang di showroom yang berada di

samping ruang pahat. Dalam showroom ini terdapat ribuan patung berbagai jenis,

baik dari segi bahan, ukuran, dan warna yang akan dijual kepada wisatawan.

Nantinya apabila ada patung yang terjual pengiriman dilakukan dengan mobil bak

terbuka ataupun truk, tergantung pada ukuran patung itu sendiri. Terkadang untuk

patung berukuran besar diperlukan mesin pengangkut untuk memindakan patung

ke truk kontainer.

Tampilan ruang showroom dan juga proses pengiriman patung pada Galeri

Ida Bagus Marka dapat dilihat pada gambar 2.31. dan gambar 2.32. berikut ini:

2.4 Spesifikasi Umum Proyek

Spesifikasi umum ini akan membahas mengenai balai pelatihan

keterampilan secara umum melalui deskripsi proyek pada pengertian, kriteria

Gambar 2.29. Proses Pemahatan

Sumber: Survei lapangan

Gambar 2.31 Ruang Showroom

Sumber: Survei lapangan

Gambar 2.30. Contoh Tahapan Membuat Patung

Sumber: Survei lapangan

Gambar 2.32 Proses Pengiriman Patung

Sumber: Survei lapangan

Seminar Tugas Akhir Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Udayana

Balai Pelatihan Keterampilan Seni Patung Kayu Di Kabupaten Gianyar 35

lokasi, fungsi, kegiatan utama, civitas yang terlibat, dan juga fasilitas yang

diperlukan.

2.4.1 Pemahaman Balai Pelatihan Keterampilan Seni Patung Kayu

Balai pelatihan keterampilan seni patung adalah wadah yang digunakan

pemerintah dalam usaha untuk memperbaiki kinerja karyawan (peserta pelatihan)

dengan memberikan pembekalan berupa keterampilan seni patung.

Balai pelatihan keterampilan merupakan wadah bagi masyarakat umum di

Kabupaten Gianyar khususnya angkatan kerja yang belum memiliki pekerjaan dan

juga anak usia kerja yang tidak bersekolah untuk memperoleh pelatihan

keterampilan seni ukir patung kayu. Nantinya hasil dari pelatihan itu sendiri

peserta akan memperoleh sertifikat dan keterampilan kerja yang menjadi modal

untuk memulai usaha sebagai seniman patung ataupun mengikuti magang dan

bekerja di galeri seni patung yang ada di Kabupaten Gianyar. Balai pelatihan ini

nantinya akan dikelola pemerintah di bawah naungan dinas tenaga kerja dan

transmigrasi Kabupaten Gianyar dan akan berjalan beriringan dengan Balai

Latihan Kerja Agrobisnis dan Industri yang sudah ada sebelumnya.

2.4.2 Fungsi Balai Pelatihan Keterampilan Seni Patung Kayu

Balai pelatihan keterampilan memiliki beberapa fungsi, yaitu sebagai

berikut:

1) Sebagai wadah masyarakat khususnya anak putus sekolah dan

pengangguran untuk memperoleh keterampilan mematung khususnya

seni patung kayu.

2) Sebagai wadah dalam rangka melestarikan seni patung kayu dan juga

mencetak seniman-seniman muda.

3) Sebagai wadah untuk mengurangi angka anak putus sekolah yang

nantinya diharapakan mampu berdampak pada menurunnya angka

pengangguran di Kabupaten Gianyar.

2.4.3 Kegiatan Utama pada Balai Pelatihan Keterampilan Seni Patung Kayu

Kegiatan utama yang berlangsung pada balai pelatihan keterampilan seni

patung kayu di antaranya:

1) Pelatihan tata cara memilih kayu yang baik untuk digunakan sebagai

bahan baku patung kayu dan juga pemberian teori mengenai proses

Seminar Tugas Akhir Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Udayana

Balai Pelatihan Keterampilan Seni Patung Kayu Di Kabupaten Gianyar 36

pembuatan patung. Tahapan ini akan berlangsung selama 2 bulan

pertama masa pelatihan.

2) Pelatihan tata cara dan proses pemahatan kayu untuk dibentuk

menjadi patung, pelatihan seni ukir pada proses pen-detail-an bentuk

awal patung kayu, pelatihan cara finishing patung kayu dan juga cara

pengawetan patung kayu. Tahapan ini akan berlangsung 4 bulan.

2.4.4 Civitas Pengguna Balai Pelatihan Keterampilan Seni Patung Kayu

Civitas yang terlibat dalam kegiatan balai pelatihan antara lain:

1) Pengelola (pemerintah)

2) Instruktur (seniman di Kabupaten Gianyar)

3) Peserta pelatihan (angkatan kerja)

4) Pengunjung (wisatawan domestik dan mancanegara)

2.4.5 Sasaran Pelatihan Keterampilan

Sasaran balai pelatihan keterampilan ini terbuka untuk masyarakat umum di

Kabupaten Gianyar terutama bagi anak usia kerja yang putus sekolah dan

angkatan kerja yang belum memiliki pekerjaan. Nantinya masyarakat yang

mengajukan diri akan diseleksi terlebih dahulu untuk memprioritaskan pada

sasaran awal yaitu angkatan kerja usia muda (anak putus sekolah) yang belum

memiliki pekerjaan agar tujuan untuk mengurangi pengangguran di Kabupaten

Gianyar bisa tercapai.

2.4.6 Fasilitas pada Balai Pelatihan Keterampilan Seni Patung Kayu

Berdasarkan analisis teori dan kajian objek sejenis yang dilakukan, maka

dapat disimpulkan fasilitas yang diperlukan antara lain sebagai berikut:

Tabel 2.2 Fasilitas Balai Pelatihan Keterampilan Seni Patung Kayu

Fasilitas Utama Fasilitas sekunder Fasilitas Penunjang

Ruang kelas

Ruang bahan

Ruang workshop

Ruang penyimpanan

Ruang pameran

Asrama

Ruang makan

Perpustakaan

Ruang rapat

Ruang kantor

Gudang

Parkir

Toilet

Tempat suci

Ruang parkir

Seminar Tugas Akhir Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Udayana

Balai Pelatihan Keterampilan Seni Patung Kayu Di Kabupaten Gianyar 37

2.4.7 Kriteria Lokasi

Berdasarkan studi banding pada objek sejenis dan juga berdasarkan teori

yang telah diuraikan (standar BLK) maka lokasi yang baik untuk dibangun balai

pelatihan keterampilan memiliki kriteria sebagai berikut:

1) Berlokasi di pinggir kota/kabupaten jauh dari pusat kota.

2) Sesuai dengan peruntukan lahan pada RTRW kabupaten/kota.

3) Berada di jalur jalan raya kabupaten/kota yang mudah diakses, terlihat

jelas dan lancar.

4) Dekat dengan pusat pemasaran kerajinan seni patung.

5) Dekat dengan pusat bahan baku kerajinan seni patung kayu.

6) Berada di wilayah yang memiliki tingkat pengangguran tinggi.

Seminar Tugas Akhir Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Udayana

Balai Pelatihan Keterampilan Seni Patung Kayu Di Kabupaten Gianyar 38