PEMAHAMAN PENGAJAR MAJLIS TA’LIM DESA...

118
PEMAHAMAN PENGAJAR MAJLIS TA’LIM DESA SETIA ASIH KABUPATEN BEKASI TERHADAP AYAT TENTANG GHÎBAH DALAM AL-QUR’AN Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjan Agama Islam (S.Ag) Oleh Ibnu Kholdun NIM: 1113034000069 PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR FAKULTAS USHULUDDIN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1439 H/2018

Transcript of PEMAHAMAN PENGAJAR MAJLIS TA’LIM DESA...

Page 1: PEMAHAMAN PENGAJAR MAJLIS TA’LIM DESA SETIArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39733/2/IBNU KHOLDUN-FU.pdf · Dalam Surat al-Hujurât Ayat 12 Allah Swt., ... ketika

PEMAHAMAN PENGAJAR MAJLIS TA’LIM DESA SETIA

ASIH KABUPATEN BEKASI TERHADAP AYAT

TENTANG GHÎBAH DALAM AL-QUR’AN

Skripsi

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjan Agama Islam (S.Ag)

Oleh

Ibnu Kholdun

NIM: 1113034000069

PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR

FAKULTAS USHULUDDIN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1439 H/2018

Page 2: PEMAHAMAN PENGAJAR MAJLIS TA’LIM DESA SETIArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39733/2/IBNU KHOLDUN-FU.pdf · Dalam Surat al-Hujurât Ayat 12 Allah Swt., ... ketika
Page 3: PEMAHAMAN PENGAJAR MAJLIS TA’LIM DESA SETIArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39733/2/IBNU KHOLDUN-FU.pdf · Dalam Surat al-Hujurât Ayat 12 Allah Swt., ... ketika
Page 4: PEMAHAMAN PENGAJAR MAJLIS TA’LIM DESA SETIArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39733/2/IBNU KHOLDUN-FU.pdf · Dalam Surat al-Hujurât Ayat 12 Allah Swt., ... ketika
Page 5: PEMAHAMAN PENGAJAR MAJLIS TA’LIM DESA SETIArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39733/2/IBNU KHOLDUN-FU.pdf · Dalam Surat al-Hujurât Ayat 12 Allah Swt., ... ketika

i

ABSTRAK

IBNU KHOLDUN

PEMAHAMAN PENGAJAR MAJLIS TA’LIM DESA SETIA ASIH

KABUPATEN BEKASI TERHADAP AYAT TENTANG GHÎBAH DALAM

AL-QUR’AN.

Lisan merupakan salah satu anggota tubuh yang mempunyai beberapa

fungsi, diantaranya adalah untuk berbicara. Dalam kehidupan sehari-hari, kita

tidak pernah luput dari peran lisan karena lisan adalah sarana untuk

berkomunikasi dengan yang lainnya. Lisan ibarat dua mata pedang yang pada sisi

lain bisa membawa fatal dan membawa madharat.

Membuat lingkungan mereka menjadi rusak secara moral, saling

membenci satu-sama lainnya dan menyebabkan orang lain benci terhadapnya itu

disebabkan karena perkataan mereka yang tidak dijaga dari lisannya dengan suka

menggunjing. Dalam Surat al-Hujurât Ayat 12 Allah Swt., menyerupakan

perbuatan menggunjing dengan memakan daging bangkai saudaranya sendiri

bertujuan agar para hambanya menjauhi perilaku tersebut. Ghîbah terjadi karena

beberapa faktor salah-satunya yaitu mempunyai rasa benci, syirik dengan yang

orang lain miliki, lingkungan.

Ghîbah banyak sekali terjadi di lingkungan masyarakat bahkan sekarang,

ghîbah sudah menjadi salah satu bisnis di media sosil mulai dari televisi, radio,

koran, majalah dan lain-lain. Seperti ghîbah adalah hal yang biasa-biasa saja. Oleh

sebab itu seorang pengajar Majlis Ta’lim khususnya pengajar Majlis Ta’lim Desa

Setia Asih, dan juga wilayah tersebut yang sangat berdekatan dengan Ibu Kota

Negara yang memiliki pola pikir seperti masyarakat kota bagaimana memahami

perkara fenomena tersebut. Penelitian ditunjukan terhadap Pengajar Majlis Ta’lim

yang merupakan seorang ahli dalam bidang agama dalam kehidupan masyarakat

sekitar.

Penelitian yang diajukan oleh peneliti adalah bentuk penelitian kualitatif

dengan tehnik wawancara dan pemilihan sample menggunakan tehnik random

sampling. Dari penelitian ini penulis mendapatkan bahwa Pengajar Majlis Ta’lim

mayoritas dapat menyebutkan dengan baik tentang ayat ghîbah yaitu Surat al-

Hujurât Ayat 12. Kemudian ghîbah sebagai perangai yang buruk yang merupakan

perbuatan yang dzalim yang akan membuat madharat bagi diri sendiri dan orang

lain. Karena dengan perbuatan tersebut akan ada orang yang dirugikan secara

moral bahkan agamanya. Dampak bagi lingkungan sosial juga sangat buruk yang

berupa kebencian dari masyarakat sekitar dan bagi dirinya secara otomatis

mempunyai akhlak madzmummah. Oleh Allah juga akan mendapatkan sebuah

siksaan yang diumpamakan seperti pada perjalanan Isra’ Mi’Raj Rasullah Saw.

Page 6: PEMAHAMAN PENGAJAR MAJLIS TA’LIM DESA SETIArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39733/2/IBNU KHOLDUN-FU.pdf · Dalam Surat al-Hujurât Ayat 12 Allah Swt., ... ketika

ii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah Swt., atas

segala rahmat dan karunia yang diberikan-Nya. Serta ketulusan, keikhlasan dan

motivasi dari berbagai pihak sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan

skripsi dengan judul “Pemahaman Pengajar Majlis Ta’lim Desa Setia Asih

Terhadap Ayat Tentang Ghîbah dalam al-Qur’an.”

Shalawat dan salam semoga selalu tercurahkan kepada baginda besar Nabi

Muhammad Saw, keluarga, Sahabat, dan umatnya hingga akhir zaman. Penulis

menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini tidak akan selesai tanpa ada

bantuan, bimbingan, arahan dan dukungan serta motivasi dari berbagai pihak.

Untuk itu penulis mengucapkan sangat banyak trimakasih kepada orang tua, yakni

Syukron al-Katsir dan Komariah, atas restu dan cintanya serta doa yang selalu

diberikan tanpa henti kepada penulis.

Begitu juga saya ucapkan trimakasih banyak dan penghargaan setinggi-

tingginya kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Dede Rosyada, M.A., selaku rektor Universitas Islam

Negri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Bapak Prof. Dr. Masri Mansoer, M.A., selaku Dekan Fakultas

Ushuluddin Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullah Jakarta,

Beserta wakil Dekan.

3. Ibu Dr. Lilik Ummi Kaltsum M.A., selaku Ketua Program Studi Ilmu

al-Qur’an Fakultas Ushuluddin dan juga kepada Ibu Dra. Banun

Page 7: PEMAHAMAN PENGAJAR MAJLIS TA’LIM DESA SETIArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39733/2/IBNU KHOLDUN-FU.pdf · Dalam Surat al-Hujurât Ayat 12 Allah Swt., ... ketika

iii

Binaningrum M.Pd., selaku sekretaris Program Ilmu al-Qur’an dan

Tafsir Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Bapak Moh. Anwar Syarifuddin, M.A., selaku dosen pembimbing

skripsi yang telah berkenan memberikan waktu, tenaga, pemikiran, dan

arahan serta motivasi dan solusi untuk penulis dalam penyusunan

skripsi ini. Semoga semua kebaikan bapak dibalas oleh Allah Swt.

5. Bapak Prof. Dr. Hamdani Anwar M.A., selaku dosen pembimbing

penasehat akademik penulis dan sekaligus dosen penguji skripsi I.

Kemudian juga bapak Muslih M.A selaku dosen penguji II.

6. Seluruh Dosen dan civitas akademik Fakultas Ushuluddin, trimakasih

atas ilmu dan bimbingannya. Seluruh staf akademik Jurusan, Kasubag,

Perpustakaan Fakultas Ushuluddin dan Perpustakaan Utama,

trimakasih atas bantuannya dalam upaya membantu memperlancar

penyelesaiain skripsi ini.

7. Ibu Siti Komariah S.IP, selaku Kepala Desa Setia Asih dan bapak

Zaenal Abidin S.pdi, selaku Sekretaris Desa Setia Asih yang

memberikan bantuannya kepada penulis. Dan juga para setaf, pegawai-

pegawai Desa Setia Asih.

8. Seluruh keluarga besar tercintaku, kakak-kakakku, sepupu-sepupu,

saudara-saudaraku, dan semua para tetangga, yang telah memberikan

bantuan motivasi, baik moril maupul materil.

9. Teman-teman seperjuangan Tafsir Hadis angkatan 2013, yang selalu

memberikan nasihat kepada penulis.

Page 8: PEMAHAMAN PENGAJAR MAJLIS TA’LIM DESA SETIArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39733/2/IBNU KHOLDUN-FU.pdf · Dalam Surat al-Hujurât Ayat 12 Allah Swt., ... ketika

iv

10. Teman-teman seperjuangan Organisasi Pramuka Uin Jakarta, yang

memberikan motivasi, waktu dan lain-lainnya.

11. Dan para sahabat-sahabati yang selalu membantu dalam mengingatkan

untuk segera menyelesaikan skripsi dan mendoakan juga.

Jakarta, 13 Maret 2017.

Penulis

Ibnu Kholdun

Page 9: PEMAHAMAN PENGAJAR MAJLIS TA’LIM DESA SETIArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39733/2/IBNU KHOLDUN-FU.pdf · Dalam Surat al-Hujurât Ayat 12 Allah Swt., ... ketika

v

PEDOMAN TRANSLITRASI

Translitrasi dipakai dalam penyusunan skripsi ini berpedoman pada

Romanisasi Standar Bahasa Arab (Romanization of Arabic) yang pertama kali

diterbitkan tahun 1991 dari American Library Asosiation (ALA) dan Library

Congress (LC).

A. Aksara

Arab Indonesia Keterangan

tidak dilambangkan ا

B be ب

T te ت

Ts te dan es ث

J je ج

ẖ h dengan garis bawah ح

Kh ka dan ha خ

D de د

Dz de dan zet ذ

R er ر

Z zet ز

S es س

Sy es dan ye ش

ṣ es dengan titik bawah ص

ḏ d dengan garis bawah ض

ṯ te dengan garis bawah ط

ẕ zet dengan garis bawah ظ

kom terbalik di atas hadap kanan ‘ ع

Gh ge dan ha غ

F ef ف

Q ki ق

K ke ك

L el ل

M em م

N en ن

W we و

H ha ه

epostrof ´ ء

Y ye ي

B. Vokal Tunggal

TANDA VOKAL ARAB TANDA VOKAL LATIN KETERANGAN

a fatẖah

i kasrah

u ḏammah

Page 10: PEMAHAMAN PENGAJAR MAJLIS TA’LIM DESA SETIArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39733/2/IBNU KHOLDUN-FU.pdf · Dalam Surat al-Hujurât Ayat 12 Allah Swt., ... ketika

vi

C. Vokal Panjang

Tanda Vokal Arab Tanda Vokal Latin Keterangan

â a dengan topi atas آ

î i dengan topi atas اي

û u dengan topi atas او

D. Singkatan

Swt : Subḥᾱnahu wa-ta’ala

Saw : Ṣalla Allᾱh ‘alayhi wa-sallam

ra : Raḍiya Allᾱh ‘anhu

M : Masehi

H : Hijriyah

QS : al-Qur’an: Surat

HR : Hadis Riwayat

h. : Halaman

Page 11: PEMAHAMAN PENGAJAR MAJLIS TA’LIM DESA SETIArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39733/2/IBNU KHOLDUN-FU.pdf · Dalam Surat al-Hujurât Ayat 12 Allah Swt., ... ketika

vii

DAFTAR ISI

ABTRAK ............................................................................................................... i

KATA PENGANTAR ......................................................................................... ii

PEDOMAN TRANSLITERASI ........................................................................ v

DAFTAR ISI ...................................................................................................... vii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ............................................................................ 1

B. Indentifikasi Masalah ................................................................................ 6

C. Batasan Masalah ........................................................................................ 7

D. Rumusan Masalah ..................................................................................... 7

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................................. 8

F. Kajian Pustaka ........................................................................................... 8

G. Metode Penelitian .................................................................................... 11

H. Sistematika Penelitian ............................................................................. 13

BAB II KAJIAN TEORITIS TENTANG GHÎBAH

A. Pengertian Ghîbah ............................................................................. 15

B. Lingkup Perbuatan Ghîbah ............................................................... 18

C. Faktor-faktor Terjadinya Ghîbah ...................................................... 21

D. Dampak Yang Ditimbulkan Oleh Perbuatan Ghîbah........................ 23

E. Ayat al-Qur’an Tentang Ghîbah dan Tafsirnya ................................ 28

Page 12: PEMAHAMAN PENGAJAR MAJLIS TA’LIM DESA SETIArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39733/2/IBNU KHOLDUN-FU.pdf · Dalam Surat al-Hujurât Ayat 12 Allah Swt., ... ketika

viii

BAB III DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

A. Profil Desa Setia Asih ............................................................................. 33

a. Sejarah Singkat Desa Setia Asih ...................................................... 33

b. Letak Geografis Desa Setia Asih ...................................................... 35

B. Tingkat Kesejahteraan dan Sumber Ekonomi Penduduk Desa ............... 38

C. Bidang Pendidikan .................................................................................. 44

D. Bidang Keagamaan ................................................................................. 49

BAB IV ANALISIS PEMAHAMAN PENGAJAR MAJ’LIS TA’LIM DESA

SETIA ASIH KABUPATEN BEKASI TERHADAP AYAT GHÎBAH.

A. Analisis Data ........................................................................................... 52

PENUTUP

A. Kesimpulan.............................................................................................. 84

B. Saran ........................................................................................................ 85

Page 13: PEMAHAMAN PENGAJAR MAJLIS TA’LIM DESA SETIArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39733/2/IBNU KHOLDUN-FU.pdf · Dalam Surat al-Hujurât Ayat 12 Allah Swt., ... ketika

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Al-Qur’an diturunkan Allah Swt kepada Nabi Saw bertujuan agar dapat

dijadikan oleh hamba-hambanya sebagai bentuk pengabdian (ibadah), dengan cara

membaca dan menelaahnya, walau hanya mengulang lafadz-lafadz-Nya tanpa

paham makna dan artinya, tetapi akan dihargai oleh Allah Swt berfirman yang

artinya: “Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca kitab Allah, dan

mendirikan salat, dan menafkahkan sebagian rizki yang kami anugrahkan kepada

mereka dengan diam-diam dan terang-terangan, mereka itu mengharapkan

perniagaan yang tidak akan merugi”

Selain itu juga al-Qur’an sebagai kitab petunjuk untuk kebahagiaan para

hambanya di dunia dan akhirat, tidak heran jika didalam Ayat-ayat-Nya terdapat

berbagai petunjuk yang tersirat dan tersurat tentang ilmu pengetahuan, guna

mendukung fungsinya sebagai kitab petunjuk.1

Didalam Ayat al-Qur’an juga mengatakan bahwa Manusia diciptakan oleh

Allah Swt dalam bentuk yang sebaik-baiknya, sebagaimana yang terkandung

Surat at-Tîn [95] ayat 4:

Artinya: “Sesungguhnya kami telah menciptakan manusia dalam bentuk sebaik-

baiknya. (QS. At-Tîn: 4)”

1M. Quraish Shihab, Mukjijat Al-Qur’an: Ditinjau Dari Aspek Kebahasaan Isyarat Ilmiah

Dan Pemberitaan Gaib (Bandung: PT Mizan Pustaka, 2013), h 170

Page 14: PEMAHAMAN PENGAJAR MAJLIS TA’LIM DESA SETIArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39733/2/IBNU KHOLDUN-FU.pdf · Dalam Surat al-Hujurât Ayat 12 Allah Swt., ... ketika

2

Tidak hanya itu saja manusia juga dianugrahkan oleh Allah Swt dengan

anggota tubuh yang beragam bentuk dan fungsinya. Didalam al-Qur’an

disebutkan dalam Surat al-Balȃd [90] ayat 8-9.

Atinya: “Bukankah kami memberikan kepadanya dua buah mata, lidah, dan dua

buah bibir.(QS. Al-Balȃd: 8-9)”

Semua organ tubuh sangat diperlukan manusia, seperti lidah yang

berfungsi untuk menjelaskan sesutau secara verbal. Lidah merupakan nikmat

Allah Swt agar dapat menjelaskan apa yang dikandung oleh benak dan hatinya,2

ketika hatinya selamat dari sikap-sikap yang kotor maka perbuatan tersebut

mencerminkan prilaku yang Islami dan jauh dari maksiat kepada Allah Swt.3

Sebuah perkataan seseorang sangat berperan dalam kehidupannya sehingga

mencerminkan ketaqwaan seseorang kepada Allah Swt. Seperti dalam Surat al-

aẖzȃb [33] ayat 70.

artinya: ”Wahai orang-orang yang beriman bertaqwalah kamu kepada Allah dan

ucapkanlah perkataan yang benar. (QS. Al-Aẖzȃb: 70)”

Ayat ini menunjukan bahwa ada hubungan antara ketaqwaan seseorang

dengan perkataan yang dikeluarkannya, yaitu bagaimana ia menggunakan dan

mengelola lidahnya dengan baik yang dapat mencerminkan ketaqwaannya karena

sepatah kata yang terucap dapat menjadi penyebab si pengucapnya mendapat

celaka ataupun selamat, baik ketika di dunia maupun di akhirat kelak.

2Alpiyanto, Rahasia Mudah Mendidik Dengan Hati (Jakrta; PT Tujuh Samudra Alfah,

2013), h. 10 3M. Quraish Shihab, Tafsîr al-Misbâẖ: Pesan, Kesandaran Keserasian al-Qur’an

(JAKARTA: Lentera Hati, 2002), vol 7, h.319

Page 15: PEMAHAMAN PENGAJAR MAJLIS TA’LIM DESA SETIArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39733/2/IBNU KHOLDUN-FU.pdf · Dalam Surat al-Hujurât Ayat 12 Allah Swt., ... ketika

3

Lisan merupakan salah satu faktor keselamatan bagi kehidupan seseorang,

sebagaimana dijelaskan dalam hadis shahih sunan at-Tirmîdzî:

حدثنا صلح بن عبد هللا حدثنا ابن املربك وحدثنا سويد اخربان ابن املبارك عن حيي بن ايوب

عن القاسم عن ايب امامة عن عقبة بن عامر قال: قلت عن عبيد هللا بن زحر عن على بن يزيد

: اي رسول هللا ما النخاة؟ قال :امسك عليك لسانك وليسعك بينك وبك على خطبتك

Artinya: “Salih bin Abdillah menceritakan kepada kami, Ibnu al-Mubarrak

menceritakan kepada kami, Suwaid menceritakan kepada kami, dari Yahya

bin Ayyub, dari Ubaidillah bin Zahr, dari Ali bin Yazid, dari Qosim, dari

Abi umamah, dari Uqbah bin Amir, ia berkata, “Aku berkata, “Wahai

Rasulullah apa faktor-faktor keselamatan itu?” Beliau menjawab, “jagalah

lisanmu dari bahaya yang menimpa dirimu, jadikanlah dirimu lapang buat

dirimu, dan menangislah atas kesalahanmu.”4

Seseorang yang menjaga lisannya agar tidak mengatakan yang menyakiti

orang lain adalah merupakan bagian dari perbuatan memuliakan orang lain dan

juga bagian dari ibadah serta menjaga hak dasar manusia. Karena lisan selalu

menjadi faktor utama yang dapat menyebabkan pihak lain terdzalimi dan tersakiti,

juga dapat menjadi perhiasan dan mutiara yang berharga. Apabila seseorang

mampu menjaganya dengan baik dan memakainya tidak semaunya akan dapat

meningkatkan harkat dan martabatnya.5 Untuk itu lisan harus dijaga agar terhindar

dari bahaya lisan, yaitu dengan cara menjaga kata-kata yang kita ucapkan jangan

sampai membicarakan orang lain, salah satu diantaranya menceritakan

kekurangan orang lain di belakangnya (ghîbah).6

4Muhammad Nashiruddin al-Albani, Saẖih Sunan at-Tirmîdzi, Ter Fachrurazi, (Jakarta:

Pustaka Azam, 2006), h. 874 5NurulMubin, Misteri Lidah Manusia Kehidupan Beragama Islam (Jogjakrta: Jogjakarta

Stabil, 2012), h.65 6M. Yatimin Abdullah, Study Akhlak Dalam Perspektif al-Qur’an (Jakarta: Amzah, 2007),

h. 71

Page 16: PEMAHAMAN PENGAJAR MAJLIS TA’LIM DESA SETIArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39733/2/IBNU KHOLDUN-FU.pdf · Dalam Surat al-Hujurât Ayat 12 Allah Swt., ... ketika

4

Ghîbah adalah perbuatan yang sangat diharamkan Allah Swt kecuali jika

ada kemaslahatan yang pasti untuk sebuah kemaslahatan yang sangat dibutuhkan,

misalnya untuk untuk kepentingan al-Jarẖ wa at-Ta’dîl7 maka hal ini

diperbolehkan sesuai kesepakatan para ulama hadis walaupun ada beberapa

kelompok yang tidak menyutujuinya.

Menggunjing merupakan perbuatan yang disamakan memakan daging

bangkai saudaranya. Orang yang digunjing pasti tidak akan berkata apa-apa

karena kejelekan dia telah terbuka. Oleh karena itu orang yang digunjing itu

laksana mayat yang tidak mampu berbuat apa-apa. Ia disakiti, dijelek-jelekan

disingkap segala rahasianya, dicaci maki dan dikuliti, tetapi karena tidak berada

ditempat itu, ia pasti tidak akan bisa membela dirinya dan juga tidak bisa

menjelaskan tentang alasan perbuatannya. Allah Swt menyerupakan orang yang

bergunjing sebagaimana orang yang memakan daging jenazah, tujuannya adalah

supaya manusia berhati-hati terhadap lidahnya dan mencegah dari perbuatan

ghîbah.

Bahaya ghîbah dapat dilihat dari dua sisi yaitu, sebagai penyakit sosial dan

sebagai perbuatan dosa, Rasulallah Saw mengisyaratkan siksaan bagi orang yang

suka ghîbah di akhirat kelak yaitu bagi siapa saja yang suka memakan daging

saudaranya sewaktu di dunia, maka di hari kiamat bakal dihadapkan daging

saudaranya (dalam keadaan mayat), maka dikatakan kepadanya, “makanlah

bangkai ini sebagaimana kamu memakannya sewaktu hidup.” Lalu para

7Al-Jarẖ wa at-Ta’dîl ialah salah satu kajian di dalam ilmu hadis. al-Jarh wa at-Ta’dil

merupakan semacam seleksi terhadap para perawi hadis yang jujur atau tidak, lalu keshahihan

hadis yang diriwayatkan dinilai setelah ada kejelasan jujur tidaknya si perawi tersebut.

Page 17: PEMAHAMAN PENGAJAR MAJLIS TA’LIM DESA SETIArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39733/2/IBNU KHOLDUN-FU.pdf · Dalam Surat al-Hujurât Ayat 12 Allah Swt., ... ketika

5

penggunjing itu memakan daging tersebut sampai wajah mereka berkerut dan

menjerit.8

Biasanya ghîbah terjadi saat seseorang mempunyai rasa benci terhadap

orang lain sehingga untuk melampiaskan kebenciannya itu melakukan ghîbah

terhadap orang yang dibencinya untuk melegakan dadanya. Seseorang yang

menggunjing tidak bisa dikatakan sebagai manusia yang bisa mengendalikan

amarahnya.9

Kecemburuanpun akan dapat menjadi alasan ghîbah. Misalnya, ada

seseorang yang mendapat pujian karena pertemuan sebab ia disukai oleh banyak

orang dan si pecemburu bisa jadi mendengar hal ini. Maka si pecemburu

menghasut rekan-rekan yang lain dengan menjelek-jelekan orang tersebut

sehingga nama baik yang bersangkutan tercemar.10

Perilaku ghîbah banyak terjadi dikalangan masyarakat. Bahkan

diinfotaiment-infotaiment, berita-berita ditelevisi juga terjadi ghîbah dan juga bisa

dikatakan itu adalah perkara bisnis di dunia maya.

Ghîbah merupakan perbuatan yang sangat sangat dilarang oleh Allah Swt,

penjelasan tentang pelarangan ghîbah tersebut terdapat didalam al-Qur’an di

dalam surat al-Hujurât [49] ayat 12, Allah Swt berfirman:

8Uwes al-Qorni, 60 Bahaya Lisan, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2004), cet. Ke-3, h.

27-28 9Shakil Ahmad Khan & Wasil Ahmad, Ghîbah: Sumber Segala Keburukan (Jakrta: PT

MIZAN, 2004) h. 15 10

Shakil Ahmad Khan & Wasil Ahmad, Ghîbah: Sumber Segala Keburukan, h. 19

Page 18: PEMAHAMAN PENGAJAR MAJLIS TA’LIM DESA SETIArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39733/2/IBNU KHOLDUN-FU.pdf · Dalam Surat al-Hujurât Ayat 12 Allah Swt., ... ketika

6

Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman, jauhilah banyak dari prasangka,

sesungguhnya sebagian dari prasangka itu dosa dan janganlah kamu

mencari-cari kesalahan orang lain, dan jangalah sebagian kamu

menggunjing sebagian yang lain. Sukakah salah seorang diantara kamu

memakan daging saudaranya yang sudah mati. Maka tentulah kamu

merasa jijik kepadanya. Dan bertaqwalah kepada Allah. Sesungguhnya

Allah maha menerima taubat lagi maha penyayang.“(Q.S. al-Hujurȃt: 12)

Didalam al-Qur’an, Allah Swt melarang melakukan ghîbah yang

diumpamakan seperti memakan daging saudaranya yang sudah mati.11

Karna

ghîbah merupakan perusak bagian dari masyarakat satu demi satu sehingga

dampak positif yang diharapkan dari wujudnya masyarakat jadi berantakan dan

gagal. Yang diharapkan dari wujudnya masyarakat adalah hubungan harmonis

antar anggota-anggotanya, dimana setiap orang atau setiap individu ingin bergaul

dengan penuh rasa nyaman dan damai.12

Dimasyarakat ghîbah biasa terjadi ketika terjadinya perkumpulan, baik itu

dari laki-laki maupun perempuan, begitu juga di Desa Setia Asih. Dan juga

penulis bertempat tinggal di lokasi tersebut sehingga penulis ingin mengetahui

wawasan yang lebih jauh dari para Pengajar Majlis Ta’limnya tentang fenomena

penyakit masyarakat yang sulit untuk dihindarkan. Dengan ini penulis mengambil

11

Abu Ja’far Muhammad bin Jarir Ath-Thabari, Tafsîr ath-Thabârî, Ter Ahsan Askan

(Jakarta, PUSTAKA AZZAM, 2009) cet 1, vol 23, h. 764 12

M. Quraish Shihab, Tafsîr al-Misbâẖ: Pesan:...cet V, vol 12, h. 612

Page 19: PEMAHAMAN PENGAJAR MAJLIS TA’LIM DESA SETIArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39733/2/IBNU KHOLDUN-FU.pdf · Dalam Surat al-Hujurât Ayat 12 Allah Swt., ... ketika

7

judul skripsi dengan nama judul: “Pemahaman Pengajar Majlis Ta’lim Desa

Setia Asih Kabupaten Bekasi Terhadap Ayat Al-Qur’an Tentang Ghîbah”

B. Identifikasi Masalah

Dalam latar belakang yang dipaparkan sebelumnya, dapat diambil dan

ditarik beberapa permasalahan dari implementasi masalah masyarakat yang suka

berkumpul kemudian cerita-cerita tentang aib orang lain (ghîbah).

1. Desa Setia Asih mempunyai 98 Majlis Ta’lim. Jumlah ini bisa

dikatakan sangat banyak diwilayah berdekatan dengan Ibu Kota

Negara yang masyarakatnya mayoritas mempunyai pola pikir

individualis. Sebagai pengajar agama dimasyakat bagaimana pengajar

Agama memahami fenomena masyarakat yang sering terjadi (ghîbah).

Padahal dalam surat al-Hujurât tentang ghîbah sudah jelas.

2. Banyak ditemukannya ghîbah ketika berkumpul tetapi dianggap

bukanlah ghîbah, banyak juga yang mengatakan jika menceritakan

sesuai kebenaran bukanlah ghîbah baik itu perkara buruk atau baik.

Mereka juga tidak bisa membedakan ghîbah dan al- Ifk (desas-desus)

serta hampir mirip dengan ghîbah lainnya.

C. Batasan Masalah

Penelitian ini membatasi tentang tingkat pemahaman terhadap Ayat tentang

ghîbah pada Pengajar Majlis Ta’lim Desa Setia Asih, yang meliputi pengetahuan

terhadap Ayat tentang ghîbah terdiri dari Ayat al-Qur’an yang berkaitan dengan

Page 20: PEMAHAMAN PENGAJAR MAJLIS TA’LIM DESA SETIArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39733/2/IBNU KHOLDUN-FU.pdf · Dalam Surat al-Hujurât Ayat 12 Allah Swt., ... ketika

8

ghîbah, pengetahuan tentang ghîbah, Lingkup atau Cakupan Perbuatan ghîbah,

dan hadis yang berhubungan dengan ghîbah.

D. Rumusan Masalah

Dari pemaparan latar belakang tersebut dapat dipahami bahwa pemahaman

Ayat-ayat al-Qur’an Oleh masyarakat Muslim khususnya terhadap Ayat tentang

ghîbah harus dikaji karena tidak menutup kemungkinan kerusakan akan terjadi

terhadap sesama Muslim akibat perilaku ghîbah. Oleh karena itu penulis dapat

merumuskan permasalahan yang dibahas:

Bagaimana Pemahaman Pengajar Majlis Ta’lim Desa Setia Asih Terhadap

Ayat al-Qur’an Tentang Ghîbah?

E. Manfaat Penelitian Dan Tujuan

A. Manfaat Penelitian

1. Secara Teoritis

Memberikan masukan dan pengetahuan tambahan terhadap masyarakat

akan bahayanya menggunjing terhadap sesama makhluk sosial.

2. Secara Praktis

Dari hasil penelitian diharapkan dapat dijadikan dasar atau acuan pada

penelitian-penelitian selanjutnya yang sejenis dan dapat dikaji secara

mendalam pada waktu dan lokasi tertentu, serta menjadi pengetahuan

tambahan bagi penelitian-penelitan selanjutnya.

B. Tujuan Penelitian

Page 21: PEMAHAMAN PENGAJAR MAJLIS TA’LIM DESA SETIArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39733/2/IBNU KHOLDUN-FU.pdf · Dalam Surat al-Hujurât Ayat 12 Allah Swt., ... ketika

9

Tujuan yang mendasari penulis mengangkat masalah dan judul

yang diatas sebagai karya tulis ilmiah adalah:

Ingin mencari sebuah pengetauan baru dari para Pengajar Majlis

Ta’lim Desa Setia Asih tentang pemahaman mereka terhadap Ayat al-

Qur’an yang membahas tentang fenomena penyakit masyarakat yang

sering terjadi (ghîbah).

F. Kajian Pustaka

1. Skripsi di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dengan judul “Ghibah Dalam

Perspektif Hadis.” Ditulis oleh Keni Roheni Tahun 2005 Jurusan Tafsir

Hadis. Skripsi ini merupakan kajian tematik (Maudhu’i), dalam skripsi ini

penulis menganalisis tentang hadis-hadis ghîbah yang kemudian

diklasifikan sesuai dengan bobot perkataan yang dilontarkan seseorang

dalam pandangan Hadis.

2. Skripsi di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dengan judul “Infotaiment dan

Ghîbah (Studi Atas Sanad dan Matan Hadis Larangan Ghîbah ).” Ditulis

oleh Suryadinata Tahun 2009 Jurusan Tafsir Hadis. Skripsi ini

menggunakan pendekatan kepustakaan. Skripsi ini membahas tentang

persoalan hadis-hadis ghîbah kemudian dihubungkan dengan infotaiment

keadaan sekarang.

3. Skripsi karya Marwiyah dengan judul “Pengaruh Ghîbah (Menggunjing)

Terhadap Kehidupan Sosial (Kajian Tafsir Surat al-Hujurât Ayat 12).

Hanya saja, kajian tersebut adalah kajian Ayat al-Qur’an tentang ghîbah

(Tematik).

Page 22: PEMAHAMAN PENGAJAR MAJLIS TA’LIM DESA SETIArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39733/2/IBNU KHOLDUN-FU.pdf · Dalam Surat al-Hujurât Ayat 12 Allah Swt., ... ketika

10

4. Skripsi di UIN Sunan Gunung Djati Bandung, dengan judul “Bahaya

Lisan Menurut Hadis (Studi Ghîbah dan Namimah).” Ditulis oleh Ajat

2007 Jurusan Tafsir Hadits. Skripsi ini juga membahas tentang ghîbah

sangat jelas dalam al-Qur’an tetapi skripsi ini menggunakan pendekatan

tematik atau pustaka bukan menggunakan pendekatan lapangan.

5. Skripsi di Uin Syarif Hidayatullah Jakata, dengan judul “Bahaya Lisan

dan Pencegahnya dalam al-Qur’an (sebuah kajian tematik).” Ditulis oleh

Dikalustian Rizki Putra, Tahun 2011 Jurusan Tafsir Hadis. Skripsi ini

membahas tentang lisan dan solusi untuk mencegahnya dengan

menggunakan kajian tematik.

6. Skripsi Jurusan PAI IAIN SALATIGA, yang ditulis Jumico Randi Wirana,

NIM: 11111005, Tahun 2015 yang berjudul “Nilai Pendidikan Akhlak

dalam al-Qur’an (Kajian Surat al-Hujurât ayat 11,12,13).” Dalam skripsi

ini menggunakan kajian tematik yaitu sebuah kajian mengumpulkan Ayat-

ayat al-Qur’an tentang akhlak kemudian dianalisis menggunakan analisis

kepustakaan.

7. Skripsi IAIN SALATIGA SEMARANG Jurusan Pendidikan Agama Islam

yang ditulis oleh Siti Khoerunnisa, NIM :111-12-028, Tahun 2016 dengan

Judul “Nilai-nilai Pendidikan Akhlak Dalam Perspektif Pendidikan Islam”

(Kajian Tafsir Surat Al-Hujurât Ayat 11-13), dalam skripsi ini membahas

tentang akhlak menurut Ayat al-Qur’an dan salah satunya pada Surat al-

Hujurât Ayat 12.

8. Buku yang ditulis oleh Hushain bin Audah Al-Awaisah, Penerbit An-

Naiyah, Tahun 2004 dengan judul “Ghîbah Yang Diperbolehkan Dalam

Page 23: PEMAHAMAN PENGAJAR MAJLIS TA’LIM DESA SETIArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39733/2/IBNU KHOLDUN-FU.pdf · Dalam Surat al-Hujurât Ayat 12 Allah Swt., ... ketika

11

Islam”. buku ini menjelaskan tentang bagaimana perbuatan-perbuatan

ghîbah yang diperbolehkan dengan dalil-dalil hadis atau pendapat ulama

yang menjadi penguatnya.

9. Jurnal ilmiah yang ditulis oleh Dr. Muh. Rusli, M.Fil.I dengan judul

“Bahaya Ghîbah Dalam Konteks Hidup Bermasyarakat”. Di tulis Tahun

2010. Jurnal ini membahas perbuatan ghîbah haruslah dihidarkan oleh

masyarakat karena dampak yang akan ditimbulkan oleh perbuatan tersebut

sangat buruk bagi kehidupan sosial.

10. Jurnal ilmiah yang dirulis oleh Munawwir dengn judul “Ghîbah” pada

Tahun 2009. Jurnal ini membahas tentang motivasi yang mendorong

seseorang melakukan perbuatan ghîbah pada kehidupan sosial dan cara

untuk menghindarkan perbuatan tersebut.

11. Jurnal penelitian badan litbang dan diklat kemenag Ri dengan judul

“Respon Masyarakat Terhadap Tayangan Infotainment di Televisi Kota

Tangerang Provnini banten”. Di tulis oleh Muchtar bulan Desember 2011.

Jurnal tersebut berisi tentang bagaimana respon masyarakat tentang gosip-

gosip yang ada diinfotainment.

Perbedaan dengan penelitian ini adalah penelitian ini akan mengkaji

bagaimana pemahaman Pengajar Majlis Ta’lim terhadap Ayat tentang ghîbah

yang merupakan hal yang terbiasa dilakukan oleh masyarakat tanpa melihat

dampak dari ghîbah dalam kehidupan dunia dan akhiratnya.

G. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian

Page 24: PEMAHAMAN PENGAJAR MAJLIS TA’LIM DESA SETIArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39733/2/IBNU KHOLDUN-FU.pdf · Dalam Surat al-Hujurât Ayat 12 Allah Swt., ... ketika

12

Jenis penelitian ini adalah penelitian Kualitatif yaitu suatu metode yang

digunakan untuk menemukan pengetahuan terhadap subyek penelitian pada suatu

saat tertentu atau mencakup penelaahan dan pengungkapan berdasarkan persepsi

untuk memperoleh pemahaman fenomena sosial dan kemanusiaan. Adapun

sebenernya yaitu dari kitab-kitab mufassir yang ada hubungannya dengan yang

akan dibahas oleh penulis.

2. Metode Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini penulis menggunakan tehnik random sampling.

Random sampling adalah suatu tehnik pemilihan responden secara acak, cara ini

digunakan dalam penelitian yang cenderung bersifat deskriptif atau umum. untuk

merealisasikan tehnik tersebut maka penulis menggunakan metode pengumpulan

data sebagai brikut:

a. Wawancara

Wawancara adalah perkacapan dua orang atau lebih dan

berlangsung antara narasumber (responden) dan pewawancara.13

Tehnik

ini akan memperoleh informasi secara langsung dari pihak yang akan

diwawancarai (responden). Datanya berupa pertanyaan atau pernyataan

yang diajukan untuk memperoleh informasi. 14

Wawancara yang akan ditunjukan dalam penelitian ini hanya

berjumlah 10 orang saja dari jumlah 98 Majlis Ta’lim15

yang ada dilokasi

penelitian dengan kriteria seorang Pengajar Majlis Ta’lim yang ada di

Desa Setia Asih dengan jumlah pertanyaan 7 pertanyaan.

b. Observasi

13

Riduwan, Belajar Mudah Penelitian (Bandung : Alfabeta, 2013), h. 71 14

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif (Bandung: Alfabeta, 2009), h. 101 15

Ekspose Atau Dokumen Desa Setia Asih Tahun 2017, h. 7

Page 25: PEMAHAMAN PENGAJAR MAJLIS TA’LIM DESA SETIArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39733/2/IBNU KHOLDUN-FU.pdf · Dalam Surat al-Hujurât Ayat 12 Allah Swt., ... ketika

13

Artinya adalah suatu tehnik pengumpulan terhadap obyek. Sutrisno

Hadi (1986) mengemukakan bahwa, observasi merupakan sesuatu yang

komplek, sesutau peroses yang tersusun dari beberapa proses yang

tersusun dari beberapa proses biologis dan psikologis. 16

Metode ini penulis pergunakan untuk melihat beberapa bentuk

kegiatan-kegiatan kegamaan masyarakat Desa Setia Asih dan mengikuti

beberapa dari kegiatan tersebut.

3. Lokasi dan WaktuPenelitian

Dalam penelitian ini penulis mengambil lokasi penelitian di Desa Setia

asih Kecamatan Tarumajaya Kabupaten Bekasi, dengan Subyek yang diteliti

Pengajar Majlis Ta’lim baik perempuan maupun laki-laki dengan jumlah 10 orang

dari 98 Majlis Ta’lim yang ada di lokasi tersebut.17

Sedangkan waktu yang

ditempuh untuk meneliti pada tanggal 17 - 4 januari 2018.

4. Tehnik Penulisan

Adapun tehnik penulisan yang digunakan oleh penulis dalam melakukan

penelitian ini yaitu mengacu pada “Pedoman Penulisan Skripsi” yang diterbitkan

oleh Fakultas Ushuluddin UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2013.

H. Sistematika Pembahasan

Skripsi ini terdiri dari lima bab dan masing-masing bab terdiri dari sub-sub

bab, adapun sistematika bab-bab tersebut adalah:

BAB I Pendahuluan yaitu mengenai Latar Belakang Masalah, Identifikasi

Masalah, Batasan Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian,

16

Sugiyono, Metode Penelitian Kuntitatif dan Kualitatif (Bandung: ALVABETA, 2004) h.

145 17

Ekspose Atau Dokumen Desa Setia Asih Tahun 2017, h. 7

Page 26: PEMAHAMAN PENGAJAR MAJLIS TA’LIM DESA SETIArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39733/2/IBNU KHOLDUN-FU.pdf · Dalam Surat al-Hujurât Ayat 12 Allah Swt., ... ketika

14

Tinjauan Pustaka, Kerangka Pemikiran, Metode Penelitian yang terdiri dari: Jenis

Penelitian, Metode Pengumpulan Data yang terdiri dari: Wawancara, Observasi.

Kemudian Waktu dan Lokasi Penelitian, Tehnik Penulisan Dan Sistematika

Penulisan.

BAB II kajian teori tentang ghîbah, yang membahas sekilas tentang

Pengertian Ghîbah, Lingkup Perbuatan Ghîbah, Faktor-faktor Terjadinya Ghîbah,

Dampak yang Ditimbulkan Oleh Perbuatan Ghîbah, Ayat al-Qur’an Tentang

Ghîbah dan Tafsirannya.

BAB III Deskripsi Lokasi Desa Setia Asih, yang terdiri dari: Profil Desa

Setia Asih, Tingkat Kesejahteraan, dan Sumber Ekonomi Penduduk Desa, Bidang

Keagamaan, Bidang Pendidikan.

BAB IV Analisis Pemahaman Pengajar Majlis Ta’lim Desa Setia Asih

Terhadap Ayat al-Qur’an Tentang Ghîbah, Mengenai Analisis Data yang terdiri

dari: Pengetahuan Terhadap Ayat al-Qur’an Tentang Ghîbah, Pemahaman

Tentang Definisi Ghîbah, Pemahaman Tentang Lingkup Atau Cakupan Perbuatan

Ghîbah, Pemahaman Tentang Contoh Perbuatan Ghîbah, Pemahaman Tentang

Balasan Bagi Pelaku Ghîbah, Pemahaman Tentang Dampak Dari Perbuatan

Ghîbah Bagi Diri Sendiri dan Sosial, Pengetahuan Tentang Hadis Larangan

Melakukan Perbuatan Ghîbah.

BAB V Penutup yang berisi tentang Kesimpulan dan Saran-saran.

Page 27: PEMAHAMAN PENGAJAR MAJLIS TA’LIM DESA SETIArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39733/2/IBNU KHOLDUN-FU.pdf · Dalam Surat al-Hujurât Ayat 12 Allah Swt., ... ketika

15

BAB II

KAJIAN TEORITIS TENTANG GHÎBAH

Ghîbah dalam banyak hal merupakan akhlak tercela yang tidak patut kita

sebagai Muslim menjadikan budaya dilingkungan masyarakat ataupun keluarga.

Pembicaraan tentang ghîbah tentunya akan mengiring pada pembicaraan tentang

maksiat-maksiat lain yang terkait dengan ghîbah. Para ulama‟ sering

membandingkan ghîbah dengan maksiat-maksiat lain. Diantaranya seperti

mengadu domba, mencela dan mengejek orang lain. Ini semua telah tersinggung

dalam Firman Allah Surat al-Hujurât Ayat 12.

Oleh karna itu menjaga lisan dari ucapan-ucapan yang tidak penting

adalah perkara yang dianjurkan oleh Allah dan Rusal-Nya kecuali sesuatu yang

menguntungkan dan tidak merugikan, dan melakukan hal-hal yang baik menjadi

sebab senantiasa menjadi pelindung bagi dirinya dari perkara-perkara yang

menimbulkan madharat yaitu salah satu diantaranya adalah ghîbah.1

A. Pengertian Ghîbah

Menurut bahasa ghîbah berasal dari bahasa arab ,ة, غيةيغيغاب yang

artinya ghaib, tiada hadir.2 Kata الغيبة akar kata غ ,ي ,ب yang dalam Kitab

Maqâyis al-Lughah yang diartikan sebagai “sesuatu yang tertutup dari

pandangan”.3 Asal kata ini memberi pemahaman adanya unsur “ketidak hadiran

1Mustafa Sa‟id dan Dkk, Nuzhatul al-Muttaqîn (Syaraẖ Riyâdhush Ṣhaliẖîn) (Madinah al-

Munawaroh: Muasasah ar-Risalah, 1991), v 1, c 2, h. 554 2Mahmud Yunus, Kamus Arab Indonesia, h. 304

3Abu al-Husain Ahmad bin Faris bin Zakaria al-Qazwini, Mu‟jam Maqâyis al-Lughah

(Bairut Lebanon: Dar al-Fikr, 2008), Vol 4, h. 304

Page 28: PEMAHAMAN PENGAJAR MAJLIS TA’LIM DESA SETIArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39733/2/IBNU KHOLDUN-FU.pdf · Dalam Surat al-Hujurât Ayat 12 Allah Swt., ... ketika

16

seseorang obyek pembicaraan”. Kata ghîbah dalam bahasa Indonesia

mengandung arti umpatan yang diartikan sebagai kata memburuk-burukan orang

lain.4

Adapun secara istilah ghîbah yaitu menceritakan seseorang yang tidak

berada di tempat dengan sesuatu yang tidak disukainya baik itu berupa

menyebutkan aib badannya, akhlaknya, keturunannya, agamanya, dan urusan

duniawinya.5

Menurut pendapat Imam an-Nawawi r.a dalam Kitab Syaraẖ Ṣhaẖih

Muslim bahwa ghîbah adalah menceritakan tentang seseorang saat ia tidak ada

dalam obyek pembicaraan. Dan hal yang dibicarakan merupakan perkara yang

dibencinya6

Dalam buku jerat-jerat lisan yang ditulis oleh Hasan Saudi dan Ahmad

Hasan Irabi ia mengutip pendapat Ibnu at-Tin r.a berkata: ghîbah adalah

menceritakan keadaan seseorang mengenai sesuatu yang dibencinya, dan

diceritakannya tanpa sepengetahuannya.7

Menurut Imam Khoemaini dalam bukunya yang berjudul 40 Hadis Telaah

Atas Hadis-hadis Mistis dan Akhlak ia mengutip pendapat Syaikh Zainudi „Ali,

yang dikenal sebagai al-Syâhid al-Tsani dalam Kitab Kâsyf al-Rîbah „an Ahkâm

al-Ghîbah. Ghîbah adalah Menyebut-nyebut keburukan seseorang yang tidak

4W.J.S. Poerwadaminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 2003),

h. 1336 5Hasan Saudi & Ahmad Hasan Irabi, Jerat-jerat Lisan (Solo: Pustaka Arafah, 2004), h.

14 6Imam an-Nawaawi, Syaraẖ Ṣhaẖih Muslim, Ter Fathoni Muhammad dan Fatuhal

Arifin (Jakarta: Darus Sunnah Press, 2014), vol 11, h. 585. 7Sa‟id Hilmi Tazkiyatul Fikri, Bencana Lisan, (Jakarta: Penerbit Islam Tadabur, 2002),

h. 10

Page 29: PEMAHAMAN PENGAJAR MAJLIS TA’LIM DESA SETIArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39733/2/IBNU KHOLDUN-FU.pdf · Dalam Surat al-Hujurât Ayat 12 Allah Swt., ... ketika

17

disukainya pada saat dia tidak hadir, keburukan yang pada umumnya merupakan

suatu aib bagi yang bersangkutan.8

Pengertian ghîbah tidak hanya sebatas membicarakan kejelekan,

kesalahan, atau aib orang lain tetapi membicarakan tentang kebaikannyapun

termasuk perkara ghîbah, apabila yang dibicarakan kebaikannya itu tidak

menyukainya maka hal itu termasuk ghîbah. Dalam hadis Nabi Saw bersabda:

ابيو عن ايب ىريراة رضي وقتيبة وبن حجر قالوا حدثنا امياعيل عن العالء عنحدثنا حيي بن ايوب

قال ذكرك اخاك هللا عنو ان رسول هللا ملسو هيلع هللا ىلص قال : اتدرون ماالغيبة ؟ قالو : هللا ورسولو اعلم قال :

و مبايكره قيل افرايت ان كان ىف اخي مااقول انكان فيو ماتقول فقد اغتبتو وان مل يكن فيو فقد هبت

Artinya: “Telah menceritakan kepada kami Yahya ibn Ayub dan Qutaibah dan Ibn

Hujair berkata telah menceritakan kepada kami Isma‟il dari A‟la dari

bapaknya dari Abu Hurairah bahwasanya Rasulallah Saw., telah bersabda:

“Tahukah kalian apakah ghîbah itu?” para shahabat menjawab Allah dan

Rasul-Nya yang lebih tahu! ”Lalu beliau melanjutkan:“ yaitu kamu

menceritakan saudaramu tentang hal yang tidak disukainya.” Sesorang

bertanya: “Bagaimana pendapat tuan jika memang itu benar ada pada diri

saudaramu, maka kamu telah melakukan ghîbah terhadapnya. Dan apabila

yang kamu ceritakan itu tidak ada pada diri saudaramu, berarti kamu

mengada-ngada tentangnya”.9

Dapat disimpulkan dari beberapa keterangan diatas bahwasanya ghîbah

adalah menyatakan tentang sesuatu yang terdapat pada diri seseorang muslim

disaat ia tidak berada di tempat, dan apa yang dibicarakan memang ada pada

orang tersebut, dinyatakan maupun yang dibicarakan itu perkara yang baik atau

buruk dalam bentuk yang ia benci terhadap dengan perkara yang dibicarakan.

8Imam Khomeini, 40 Hadis Telaah atas Hadis-hadis Mistis dan Akhlak (Jakarta: PT

Mizan Pustaka, 2009), cet 2, h. 361 9Keni Roheni, Ghîbah dalam Perspektif Hadis (Perpustakaan Utama UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta, 2005), h. 14

Page 30: PEMAHAMAN PENGAJAR MAJLIS TA’LIM DESA SETIArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39733/2/IBNU KHOLDUN-FU.pdf · Dalam Surat al-Hujurât Ayat 12 Allah Swt., ... ketika

18

Apabila jika yang disebutkan tidak ada pada dirinya, berarti telah menfitnahnya.

Tetapi jika ada orang yang menyukai perkara yang dibicarakan (kejelekannya)

maka hal itu bukanlah ghîbah Seperti contoh “Tolong dong teman-teman jelek-

jelekan aku dihadapan mereka semua ketika aku berada dihadapan mereka

ataupun tidak ”.

B. Lingkup Perbuatan Ghîbah

Ghîbah diharamkan oleh Allah Swt karena didalamnya terkandungan

unsur kedzaliman yang tidak ada manfaatnya, hanya dengan tujuan menghina atau

memuaskan hawa nafsunya saja sehingga orang yang dighîbahi merasa sangat

dirugikan. Sifat seorang Muslim adalah mereka yang berpaling dari segala sesuatu

yang tidak berguna bagi mereka baik dari perkataan atau perbuatan dan membela

kehormatan saudara seimannya yaitu dengan mencegah orang yang mendzalimi

orang-orang muslim.

عن ايب الدردء هنع هللا يضر عن النيب ملسو هيلع هللا ىلص قال: من رد عن عرض أخيو, رد هللا عن وجهو النار يوم القيامة.

Artinya: dari Abu Darda‟ dari Nabi Swa bersabda: “Barangsiapa yang membela

kehormatan saudara (Muslm atau Mukmin), maka Allah swt

Menghindarkan diri orang orang itu dari api neraka pada Hari Kiamat.”

(HR. At-Tirmdzi dan ia mengatakan bahwa ini adalah hadis hasan).

Adapun ghîbah yang diperbolehkan karena adanya tujuan yang dibenarkan

oleh pandangan syari‟at, yang tidak mungkin tujuan tadi tercapai kecuali dengan

cara ghîbah, hal ini ada enam sebab:

Pertama: Dalam mengadukan penganiayaan (kedzaliman), maka

dibolehkan atas dirinya yang dianiaya untuk mengajukan pengaduan atas aniaya

Page 31: PEMAHAMAN PENGAJAR MAJLIS TA’LIM DESA SETIArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39733/2/IBNU KHOLDUN-FU.pdf · Dalam Surat al-Hujurât Ayat 12 Allah Swt., ... ketika

19

tersebut (sultan), hakim atau siapa saja dari golongan orang yang mempunyai

jabatan atau kekuasaan untuk menolong orang yang dianiaya itu dari orang yang

menganiayanya seperti contoh “Si Fulan telah menganiaya aku dengan cara begini

dan begitu”.

Kedua: Dalam meminta pertolongan untuk menghilangkan suatu

kemunkaran dan mengembalikan seseorang yang melakukan kemaksiatan ke jalan

yang benar. Orang itu boleh mengucapkan kepada orang yang ia harapkan

menggunakan kekuasaannya untuk menghilangkan kemunkaran seperti contoh “Si

Fulan telah mengajarkan ini itu, maka cegahlah ia dari perbuatan itu”.

Ketiga: Dalam meminta fatwa. Orang yang hendak meminta fatwa boleh

mengatakan kepada orang yang dapat memberi fatwa seperti contoh “Aku telah

dianiaya oleh oleh si Fulan dengan perbuatan begini dan begitu, apakah ia berhak

berbuat demikian kepadaku? Dan bagaimana untuk menyelamatkan diri dari

penganiayaan? bagaimana untuk memperoleh hakku dan bagaimana menolak

kedzalimannya?. Ghîbah semacam ini boleh sekedar kebutuhan.

Keempat: Dalam hal memperingatkan kaum Muslimin dari suatu

kejelekan serta menasehati mereka. Hal ini dapat diambil dari beberapa sisi

diantaranya aib dan kekurangan dari para perawi hadis yang memang buruk. Hal

ini boleh dilakukan dengan berdasarkan ijma‟nya seluruh kaum Muslimin, bahkan

wajib karena adanya kepentingan.

Kelima: Orang yang sengaja melakukan kefasikan atau kedzaliman secara

terang-terangan seperti meminum khamar, orang yang hobi menggunjing, atau

menarik pajak liar, merampas secara paksa, mengurusi perkara-perkara bathil.

Page 32: PEMAHAMAN PENGAJAR MAJLIS TA’LIM DESA SETIArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39733/2/IBNU KHOLDUN-FU.pdf · Dalam Surat al-Hujurât Ayat 12 Allah Swt., ... ketika

20

Maka boleh apa yang dilakukannya secara terang-terangan tetapi haram

menyebutkan aib yang lain kecuali ada sebab yang lainnya seperti yang telah

disebutkan.

Keenam: Ta‟arif (mengenalkan nama atau julukan), jika ada orang yang

terkenal dengan julukan seperti: Si Rabun, Si Pincang, Si Tuli, Si Buta, Si Juling

dan lainnya. Maka boleh menyebutkan hal-hal tadi. Akan tetapi haram hukumnya

menyebutkan hal-hal tadi dengan niat menghina atau melecehkan pada orang

tersebut.10

Ketujuh: Adanya suatu keluhan atau ketidak puasan terhadap pemimpin

atau hakim seperti contoh seorang presiden yang memimpin negara dengan tidak

bijaksana, adanya unsur diskriminasi, dan hal-hal lainnya. Maka dalam hal ini

diperbolehkan dalam Islam sesuai dengan dalil dalam hadis Abu Hurairah ra, ia

berkata, “Wahai Rasulullah! Aku punya tetangga yang menggangguku.

“Rasulallah Berkata, “Pergi dan tarulah barang-barang milikmu dijalan.”

Kemudian orang itu pergi dan menaruh barang-barang miliknya dijalanan. Orang-

orang berkumpul dan bertanya, “ada apa dengamu?” Ia berkata, “Aku punya

tetangga yang menggangguku, aku menceritakannya kepada Nabi Saw dan beliau

menyuruhku untuk pergi dan menaruh barang-barang milikku dijalanan.” Mereka

mulai berkata, “Ya Allah kutuklah dia! Ya Allah hinakanlah dia!” (Tetangga itu)

mendengar tentang ini, maka ia datang kembali kerumahmu, demi Allah, aku

tidak akan mengganggumu lagi.”

10

Syaikh Muhammad bin Shalih al-„Utsaimin, Syarah Ringkas Riyadus Shalihin (Jakarta:

Pustaka As-Sunnah Pres, 2014), vol 2, h. 661

Page 33: PEMAHAMAN PENGAJAR MAJLIS TA’LIM DESA SETIArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39733/2/IBNU KHOLDUN-FU.pdf · Dalam Surat al-Hujurât Ayat 12 Allah Swt., ... ketika

21

Dan dalil lainnya yang diriwayatkan dari Aisyah ra, dimana ia berkata:

Hindun, istri dari Abu Sofyan, mengatakan kepada Rasulallah Saw, “Abu Sofyan

adalah orang yang kikir dan tidak memberi cukup nafkah untuk diriku dan

anakku.” Rasulallah Saw berkata: “Ambillah secukupnya untuk dirimu dan

anakmu, dan juga tidak lebih.11

C. Faktor-faktor Terjadinya Ghîbah

Perkataan yang keluar dari lisan sebaiknya kita berhati-hati agar terhindar

dari kemadharatan, kecuali perkataan yang didalamnya tampak nyata adanya

maslahat. Apabila sama nilai antara berbicara dan tidak berbicara dari sisi

maslahat, maka sunnahnya adalah menahan lisan (diam), sebab kadang-kadang

perkataan yang mubah dapat menyeret kepada sesuatu yang haram hal ini banyak

dalam adat keseharian, sedangkan keselamatan itu tidak dapat ternilai harganya.12

Ghibah adalah perkataan yang akan membawa kerusakan bahkan perilaku ghîbah

itu sendiri diharamkan oleh Allah Saw. Adapun faktor-faktor terjadinya ghîbah

adalah:

1. Kosongnya Waktu.

Seseorang yang tidak melakukan perkerjaan, kebiasaannya ada tiga hal:

yaitu tidur, melamun dan mengobrol. Dan waktu mengobrol yang banyak bersama

teman dan ditambah teman yang tidak mempunyai wawasan, pastinya mengobrol

mengarah kepada kejelekan orang lain (menggunjing). Waktunya tidak akan

11

Husein al-„Awayisyah dan dkk, Gosip Fitnah dan Taubat an-Nasuha (Jakarta: Cendikia

Sentra Muslim, 2002), h. 59 12

Mustafa Sa‟id dan Dkk, Nuzhatul al-Muttaqîn (Syaraẖ Riyâdhush Ṣhaliẖîn) (Madinah

al-Munawaroh: Muasasah ar-Risalah, 1991), v 1, c 2, h. 552

Page 34: PEMAHAMAN PENGAJAR MAJLIS TA’LIM DESA SETIArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39733/2/IBNU KHOLDUN-FU.pdf · Dalam Surat al-Hujurât Ayat 12 Allah Swt., ... ketika

22

digunakan untuk beribadah ataupun berpikir, karna waktunya hanya dihabiskan

untuk melakukan perbuatan dosa. Hari demi hari tidak akan berubah bahkan akan

semakin lebih parah. Kebiasaan ini banyaknya dilakukan oleh ibu-ibu rumah

tangga.13

2. Melampiaskan Emosi

Hal ini terjadi apabila ada seseorang yang menyebabkan orang marah

kepada orang lain. Bila emosinya sudah ditumpahkan, ia merasa puas dengan

menyebutkan kejelekan-kejelekan orang itu. Dengan tanpa disadari, lisannya

dengan mudah mengeluarkan ucapan gunjingan, jika ia tida memiliki filter agama

yang mencegahnya dari gunjingan.

Bisa jadi orang tidak melampiaskan kemarahannya, sehingga kemarahannya

itu tertahan didalam batin. Kemudian kemarahan itu berubah menjadi kedengkian

yang kuat dalam hati dan akan menjadi potensi untuk senantiasa menyebutkan

kejelekan-kejelekan. Dengan demikian, maka kedengkian dan kemarahan

termasuk pembangkit yang besar untuk menggunjing.14

3. Kedengkian

Kedengkian terkadang hadir dalam diri seseorang ketika ia merasa orang

lain mendapat pujian atau penghargaan dari sekitarnya. Apabila manusia

mempunyai sifat dengki (pendengki) ia akan berusaha menghilangkan atau

melenyapkan apa yang dimiliki orang yang ia tidak sukai karena kehormatannya

tadi. Banyak cara yang akan dilakukan oleh orang yang memilik sifat dengki

untuk menjatuhkan lawannya, bahkan ia bisa memburuk-burukan orang tersebut

13

Thobib al-Asyhar, SUFI FUNGKY Menjadi Remaja yang Gaul dan Shalih (Jakarta:

Anggota IKAPI) Cet, 3 , h.47 14

Imam Ghazali, Bahaya Lisan, Ter Fuad Kauma (Jakarta Qishi Pres, 2005 ), h. 133

Page 35: PEMAHAMAN PENGAJAR MAJLIS TA’LIM DESA SETIArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39733/2/IBNU KHOLDUN-FU.pdf · Dalam Surat al-Hujurât Ayat 12 Allah Swt., ... ketika

23

hingga memfitnahnya. Supaya orang-orang tidak menyukainya, memujinya, dan

memuliakannya lagi. Dengan kata lain hanya ia saja yang ingin dipuji,

dimuliakan, disukai orang-orang.15

4. Untuk menaikan martabatnya

Dalam beberapa kesempatan, ada seseorang yang ingin menaikan

martabatnya sekaligus membandingkan harga diri orang lain. Dalam kasus ini

yaitu seseorang memuji-muji diri sendiri dan menghina orang lain. Seharusnya

kita merenung barangkali orang itu lebih baik dari kita menurut pandangan Allah

Swt. Kadang kita hanya menilai sebagai manusia biasa, tetapi dia mungkin yang

paling mulia dipandangan Allah Swt sebab orang yang paling mulia adalah orang

yang paling bertaqwa dihadapan Allah Swt.16

D. Dampak Yang Ditimbulkan Oleh Perbuatan Ghîbah

Manusia adalah makhluk sosial, ketika melakukan interaksi terhadap orang

lain terkadang disadari atau tidak disadari pada saat ia berkumpul sering terjadi

yang ia ucapkan adalah sebuah penyakit lisan, yang dapat dikategorikan sebuah

ghîbah.17

Kata-kata yang diungkapkan dari lisan bagaimanapun itu sungguh sangat

mudahnya. Akan tetapi bagaimana dan apa dampak yang diucapkan dari lisan, hal

itu biasa sering tidak terpikirkan oleh manusia. Satu kata yang sudah terucap

tubuh seseorang sama sekali tidak membuatnya terluka, namun siapa sangka

15

Syaikh hasan al-„Aways Syah, Ghibah dan Pengaruhnya Dalam Kehidupan (Jakarta:

Pustaka at-Tauhid, 2003), cet, 1, h. 70-72 16

Shakil Ahmad Khan & Wasil Ahmad, Ghibah: Sumber Segala Keburukan, h .15 17

Maulan Muhammad Yusuf, Muntakhab Ahadits, Dalil-dalil Enam Sifat Utama,

(Yogyakarta: Ash-Shaff, 2007), h. 672.

Page 36: PEMAHAMAN PENGAJAR MAJLIS TA’LIM DESA SETIArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39733/2/IBNU KHOLDUN-FU.pdf · Dalam Surat al-Hujurât Ayat 12 Allah Swt., ... ketika

24

hatinyalah yang malah justru sangat terluka. Atau sebaliknya, sepatah kata ucapan

yang keluar dari lisan membuat si penyebab mendapatkan celaka ataupun selamat,

baik itu di dunia maupun di akhirat. Dalam Kitab Ḫadis Arbâ‟în an-Nawâwiyah

dituliskan bahwa ucapan terbagi tiga bagian: Kebaikan yaitu tuntunan, keburukan

yaitu yang diharamkan, dan laghun yaitu ucapan yang tidak berisikan kebaikan

ataupun keburukan.18

Rasulallah Saw bersabda: “yang disebut muslim adalah bila saudara muslim

lain merasa aman dari gangguan lisan dan tangannya, dan disebut muhazir

adalah bila ia meninggalkan apa yang dilarang oleh Allah Swt.” ( H.R.

Bukhori)19

Ghîbah yang ditulis oleh Thabatthabai‟ didalam Tafsir al-Misbah

menurutnya ialah bahwa ghîbah merupakan sesuatu yang merusakan masyarakat

satu demi satu sehingga dampak positif yang diinginkan oleh wujudnya satu

masyarakat menjadi gagal dan berantakan. Masyarakat mengaharapkan hubungan

yang harmonis antar anggota-anggotanya, yang mana dari setiap anggota ataupun

seseorang dapat bergaul dengan penuh rasa aman dan damai. Masing-masing

mengenal anggota masyarakat lainnya sebagai seorang manusia yang disenangi,

tidak dibenci atau dihindari. Adapun jika ada masyarakat yang dikenal dengan

sifatnya yang mengundang kebencian atau memperkenalkan aibnya, akan terputus

dengannya suatu hubungan sebesar kebencian dan aibnya itu. Sehingga gunjingan

yang ia sebarkan bagaikan rayap yang menggrogoti anggota tubuh seseorang yang

ia gunjing, sedikit demi sedikit hingga sampai ajal menjemputnya. Manusia

membentuk masyarakat bertujuan agar masing-masing tumbuh hidup didalamnya

18

Syiekh an-Nawawi, Hadis Arba‟în Nawâwiah (Jakarta: Darul Haq, 20013), h. 123 19

Wahid Abdus Sallam Bali, 40 Dosa Lisan Perusak Iman (Solo: al-Qowam, 2005), h. 65

Page 37: PEMAHAMAN PENGAJAR MAJLIS TA’LIM DESA SETIArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39733/2/IBNU KHOLDUN-FU.pdf · Dalam Surat al-Hujurât Ayat 12 Allah Swt., ... ketika

25

dengan satu identitas yang baik sehingga dalam interaksi sesamanya menarik dan

memberi manfaat. Menggunjingnya mengantar yang bersangkutan kehilangan

identitas itu bahkan merusak identitasnya serta menjadikan salah seorang dari

anggota masyarakat tidak dapat berfungsi sebagaimana yang sangat diharapkan.

Dan apabila pergunjingan meluas, pada akhirnya beralih kebaikan menjadi

keburukan dan sirna ketenangan, keamanan, kedamaian bahkan obat pada

akhirnya bisa menjadi penyakit.20

Ghîbah merupakan perilaku yang tercela yang hanya akan membawa

kerugian terhadap perilakunya maupun orang lain. Jika memang telah menyadari

kerugian-kerugian yang diproleh dengan berbuat ghîbah. Dan dampak negatif

yang ditimbulkan dari perbuatan ghîbah adalah:

1. Timbulnya Permusuhan Antar Masyarakat.

Jika seseorang yang dighibahi mengetahui dirinya menjadi obyek ghîbah, ia

tidak akan merasa senang dengan orang yang telah menggunjingnya. Dengan

adanya rasa ketidak senangan tersebut akan menimbulkan permusuhan yang dapat

memutuskan tali silaturahmi antar keduanya.21

Biasa saat bertemu satu

samalainnya dengan bersapa atau bertegur, dengan terjadinya permusuhan

tersebut ketika bertemu merasa benci dengannya.

Manusia dalam kehidupan sehari-harinya, khususnya dalam pergaulan

sesamannya, dihadapkan pada sebuah karakter manusia yang berbeda-beda satu

sama lainnya.22

Tidak sedikit dari karakter yang berada dalam lingkungan kita,

20

M. Quraish Shibah, Tasir al-Misbah Pesan...Vol 12, h.612-613 21

Rofa‟ah, Akhlak Keagamaan Kelas (Yogyakarta: Deepubhliser ,2013), h. 207 22

M. Quraish Shihab, Menabur Pesan Ilahi: Al- Qur‟an dan Dinamika Kehidupan

Masyarakat (Jakarta: Lentera Hati, 2006), h. 348

Page 38: PEMAHAMAN PENGAJAR MAJLIS TA’LIM DESA SETIArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39733/2/IBNU KHOLDUN-FU.pdf · Dalam Surat al-Hujurât Ayat 12 Allah Swt., ... ketika

26

sama sekali tidak sesuai yang kita inginkan. Maupun itu dari tingkah laku atau

perkataan seseorang yang dapat menimbulkan pemikiran yang berbeda dalam hati

kita, yang akan menimbulkan prasangkan dari prasangka dan bisa menjadi ghîbah.

Setelah ghîbah akan menjadi permusuhan antar keduanya

2. Memecah Ukhwah Islamiah (rusaknya kasih sayang)23

.

Dalam bermasyarakat diperlukan akhlakul karimah yang merupakan prilaku

manusia yang mulia, sesuai fitrah seperti yang dicontohkan Nabi Muhammad Saw

yang berpedoman pada kitab suci al-Qur‟an yang diturunkan melalui Wahyu

Allah Swt.24

yang menjadi landasan dan sumber ajaran Islam secara keseluruhan

sebagai pola hidup dan menetapkan mana yang baik dan mana yang buruk.

Ghîbah akan menimbulkan perpecahan dimasyarakat yang akan merusak

Ukhwah Islamiah. Dalam al-Qur‟an dijelaskan agar persatuan dan Ukhwah

Islamiah dijaga dengan baik. Allah berfirman Qs. Al-Imrȃn [3] ayat 103.

Artinya:“Dan berpeganglah kamu semuanya pada tali (Agama) Allah, dan

janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah nikmat Allah kepadamu ketika

kamu dahulu (masa jahiliah) bermusuhan, lalu Allah mempersatukan

hatimu, sehingga dengan karunia-Nya kamu menjadi bersaudara,

sedangkan (ketika itu) kamu berada ditepi jurang neraka, lalu Allah

23

Abdullah bin Jaarullah, Awas Bahaya Lidah (Jakarta: Gema Insani, 1993, h.23 24

Maulana muhammad Yusuf, Muntakhab Ahadits, Dalil-Dalil Enam Sifat Utaman

(Yogyakarta: Ash Shaff, 2007), h. 672

Page 39: PEMAHAMAN PENGAJAR MAJLIS TA’LIM DESA SETIArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39733/2/IBNU KHOLDUN-FU.pdf · Dalam Surat al-Hujurât Ayat 12 Allah Swt., ... ketika

27

menyelamatkan kamu dari sana. Demikianlah Allah menerangkan Ayat-

ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk. (Q.S. al-Imrȃn: 103)”25

3. Terdzalimi.

orang yang dighîbah jika mengetahui akan merasa terdzalimi, ia akan

merasakan sakit tetapi bukan tubuhnya yang merasa sakit melainkan hatinya dan

perasaannya. Dan yang membuatnya sakit dikarenakan ucapan tentang dirinya

yang tidak disukainya, yang diucapkannya ketika ia tidak berasa ditempat

tersebut. Agar tidak menjadi seorang yang mendzalimi orang lain, sudah

seharusnya menjaga ucapan yang akan dikeluarkan, jangan sampai terjebak dalam

perbuatan ghîbah. Adapun hak orang yang terdzalimi adalah mendapatkan

pengganti kezdaliman yang diterimanya. Jika tidak di dunia pasti akan

mendapatkan penggati di akhirat.26

Kesempurnaan iman seseorang, diantaranya memiliki rasa kasih sayang

terhadap makhluk Allah Swt dengan mengucapkan kalimat yang baik, diam dari

keburukan, melakukan hal yang bermanfaat atau meninggalkan sesuatu yang

membahayakan.27

Ghîbah merupakan suatu perbuatan yang tidak bermanfaat dan

menyakiti orang lain bahkan merusak kehormatan orang lain

Seseorang yang berbuat ghîbah (menggunjing) akan dibukakan aibnya

oleh Allah Swt sebagaimana dalam hadis Nabi Saw:

25

Departemen Agama RI, Al-Qur‟an dan Terjemahnya, Qs. Al-Imran ayat 103 (Jakarta:

CV Darus Sunnah , 2002) 26

Wahid Abdu Salam Bali, 40 Dosa Lisan Perusak Iman (Solo: al-Qowun, 2005), h. 64 27

Mustafa Sa‟id dan Dkk, Nuzhatul al-Muttaqîn (Syaraẖ Riyâdhush Ṣhaliẖîn), v 1, c 2, h.

554

Page 40: PEMAHAMAN PENGAJAR MAJLIS TA’LIM DESA SETIArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39733/2/IBNU KHOLDUN-FU.pdf · Dalam Surat al-Hujurât Ayat 12 Allah Swt., ... ketika

28

حدثنا عثمان بن ايب شيبة حدثنا األسواد بن عامر حدثنا ابو بكر بن عياش عن األعمش عن

هللا ملسو هيلع هللا ىلص اي معشر من امن بلسانو سعيد بن عبد هللا بن جريج عن ايب برزة األسلمي قال قال رسول

ومل يدخل األميان قلبو التغتابوا املسلمني وال تتعوا عورا هتم فانو من اتبع عوراهتم يتبع هللا عورتو ومن

(و يف بيتو. )رواه آبو داود وآمحديتبع هللا عوراتو يفضح

Artinya: “Menceritakan kepada kami Utsman ibn Abi Syaibah, menceritakan

kepada kami al-Aswad ibn „Amir, menceritakan kepada kami Abu bakar

ibn Iyasy, dari al-A‟masy, dari Said bin Abdillah bin Juraij, dari Abi

Barzakh al-Aslami Berkata bahwa Rasulallah Saw., bersabda: “Wahai

golongan yang menjaga lidahnya dan iman belum masuk kedalam hatinya”

janganlah kalian mengghîbah (menggujing) orang-orang Islam dan

mencari aib dan kesalahannya karena barang siapa mencari kesalahan

mereka, Allah akan mencari kesalahannya pula dan barang siapa yang

dicari-cari kesalahannya oleh Allah, maka Allah akan membuka Aibnya

dirumahnya.”28

E. Ayat al-Qur’an Tentang Ghîbah dan Tafsirannya

Baik Ayat al-Qur‟an ataupun Hadis Nabi Saw sangat melarang perilaku

ghîbah karna perilaku tersebut akan membawa kemadharatan bagi yang dighîbah

ataupun yang mengghîbah bahkan beberapa ulama sepakat bahwa ghîbah adalah

perkara yang diharamkan. Adapun Ayat al-Qur‟an yang menyatakan tentang

ghîbah Surat al-Hujurȃt ayat 12. Dan urainnya sebagai berikut:

28

Al-Iman al-Hafidz Abi Daud Sulaiman bin As‟as Sajsatani, Sunan Abî Daud (Bairut:

Dar al-Fikr,1974), vol 5, h. 270

Page 41: PEMAHAMAN PENGAJAR MAJLIS TA’LIM DESA SETIArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39733/2/IBNU KHOLDUN-FU.pdf · Dalam Surat al-Hujurât Ayat 12 Allah Swt., ... ketika

29

Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman, jauhilah banyak dari prasangka,

sesungguhnya sebagian dari prasangka itu dosa dan janganlah kamu

mencari-cari kesalahan orang lain, dan jangalah sebagian kamu

menggunjing sebagian yang lain. Sukakah salah seorang diantara kamu

memakan daging saudaranya yang sudah mati. Maka tentulah kamu merasa

jijik kepadanya. Dan bertaqwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah maha

menerima taubat lagi maha penyayang.” ( Q.S. al-Hujurȃt:12 )”29

Maksudnya ialah, hai orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-

Nya, janganlah kamu mendekati banyak sangka terhadap orang-orang yang

membenarkan Allah dan Rasul-Nya, karena apabila kamu menyangka mereka

dengan Sangkaan yang buruk, sesungguhnya orang yang menyangka kamu itu

ialah orang yang tidak benar.

Allah Ta‟ala berfirman, اجتنبوا كثيرا من الظن “Jauhilah kebanyakan Purba-

sangka (kecurigaan).“ dan Dia tidak berfirman, اجتنبوا الظن كله ”Jauhilah Purba-

sangka (kecurigaan keseluruhan.” Karna kadang-kadang orang yang beriman

kepada Allah dan Rasul-Nya dibenarkan menyangka orang beriman lainnya

dengan sangkaan yang baik.30

29

Departemen Agama RI, Al-Qur‟an dan Terjemahnya, Qs. Al-Hujurat ayat 12, h.518 30

Abu Ja‟far Muhammad bin Jarir Ath-Thabari, Tafsîr ath-Thabâri (Libanon: Bairut,

1984), Vol 14, h. 221

Page 42: PEMAHAMAN PENGAJAR MAJLIS TA’LIM DESA SETIArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39733/2/IBNU KHOLDUN-FU.pdf · Dalam Surat al-Hujurât Ayat 12 Allah Swt., ... ketika

30

Hamba-hamba Allah yang Mukmin telah Allah larang dari banyak

prasangka, yaitu menuduh, berkhianat kepada keluarga, kerabat, dan orang lain

yang tidak pada tempatnya; karena sebagian dari itu menjadi murni dosa, sehingga

waspadalah darinya sebagai kehati-hatian untukmu. Malik meriwayatkan dari Abu

Hurairah, ia berkata, Rasulallah Saw, bersabda, “Jauhilah oleh kalian banyak

berprasangka, karena banyak berprasangka adalah perkataan yang paling dusta.

Dan janganlah kalian memata-matai (urusan orang lain), janganlah bertajasus

(berusaha memproleh informasi), janganlah saling bersaing, jangalah saling

hasad, janganlah saling membenci, dan janganlah saling bermusuhan. Dan

jadilah kalian hamba-hamba Allah yang bersaudara.” Diriwayatkan Oleh al-

Bukhori, Muslim, dan Abu Daud.31

Dalam Kitab Tafsir al-Qûrtubhi, Ayat ini diturunkan tentang dua orang

sahabat Nabi Saw yang menggunjing temannya. Perisitiwa itu bermula saat Nabi

Saw melakukan perjalanan yang dimana beliau selalu menggabungkan seorang

lelaki miskin dengan dua orang lelaki kaya, dimana ia bertugas untuk melayani

mereka.

Dalam kasus ini, serupa dengan Sahabat Nabi Saw yaitu Salman kepada dua

orang laki-laki kaya. Suatu ketika, salman lebih dulu pulang kerumah, kemudian

karena mengantuk maka ia tertidur tanpa mempersiapkan sesuatu untuk mereka.

Kemudian mereka pulang dan tidak menemukan makanan atau lauk. Dan mereka

berkata, ”Pergilah, mintalah makanan dan lauk kepada Nabi Saw untuk kami.”

Salman kemudian pergi (ke tempat Nabi). Nabi berkata kepadanya, “Pergilah

31

Syiekh Ahmad Syakir, Mukhtashar Tafsîr Ibnu Katsir, Ter Agus Ma‟mun, Suharhan

dan Suratman (Jakarta: Darus Sunnah Pres, 2012 ),vol 6, Cet 1,h.83

Page 43: PEMAHAMAN PENGAJAR MAJLIS TA’LIM DESA SETIArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39733/2/IBNU KHOLDUN-FU.pdf · Dalam Surat al-Hujurât Ayat 12 Allah Swt., ... ketika

31

engkau kepada Usamah bin Zaid, katakanlah padanya, jika dia mempunyai rasa

sisa makanan, maka hendaklah dia memberikannya padamu.”

Saat itu Usamah adalah bendahara Rasulallah Saw. Salman kemudian pergi

menemui Usamah. Usamah Berkata, “Aku tidak mempunyai apapun.” Akhirnya,

Salman kembali kepada kedua orang itu dan memberitahukan hal tersebut.

Mereka berkata, “Sesungguhnya Usamah itu mempunyai sesuatu, tapi dia itu

kikir.” Selanjutnya, mereka mengutus Salman ke tempat sekelompok Sahabat,

namun Salman tidak menenemukan apapun ditempat mereka. Mereka berkata,

“Seandainya kita mengutus Salman ke sumur Samilah, niscaya airnya akan

memanas.”

Setelah itu, karena mereka tidak mempecayai bahwa Usamah tidak

mempunyai apa-apa, mereka memata-matai Usamah apakah ia mempunyai

sesuatu (ataukah tidak). Mereka kemudian terlihat oleh Nabi Saw., “Beliau

bersabda, “Mengapa aku melihat daging segar dimulut kalian berdua.” Mereka

berkata, “Wahai Nabi Allah, Demi Allah, hari ini kami tidak makan daging atau

yang lainnya. „Beliau bersabda, “Tapi, kalian sudah memakan daging Salman dan

Usamah. “Setelah itu Turunlah Surat al-Hujurât Ayat 12.”32

Kata (اجتنبوا) diambil dari sebuah kata (جنة) yang artinya samping.

Mengesampingkan sesuatu berarti menjauhkan diri jangkauan tangan. Dari sini,

dapat dipahami kata tersebut mempunyai arti jauhi. Adapun penambahan Huruf

pada kata tersebut berfungsi sebagai penekatan pada kata ijtânibu yang )ت)

32

Syaikh Imam Al-Qurthubi, Tafsîr al-Qurthubî (Jakarta: Pustaka Azzam, 2008), vol 8, c

1, h.331

Page 44: PEMAHAMAN PENGAJAR MAJLIS TA’LIM DESA SETIArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39733/2/IBNU KHOLDUN-FU.pdf · Dalam Surat al-Hujurât Ayat 12 Allah Swt., ... ketika

32

artinya bersungguh-sungguhlah. Yaitu sebuah usaha untuk bersungguh-sungguh

menjauhi berprasangka buruk.

Kata ( artinya bukanlah kebanyakan, sebagaiman yang dipahami atau (كثيرا

diterjemahkan oleh penerjemah. Tiga dari sepuluh adalah banyak, dan enam dari

sepuluh adalah kebanyakan. Apabila demikian, banyak dari berprasangka adalah

dosa dan banyak pula bukan dosa. Adapun dikategorikan bukan dosa adalah yang

indikatornya sudah jelas, sedang yang dosa adalah dugaan yang tidak memiliki

indikator yang cukup dan yang mengantar seseorang melangkah menuju yang

diharamkan, baik dalam bentuk perbuatan maupun perkataan. Juga yang bukan

dosa dari sebuah dugaan adalah princian hukum-hukum keagamaan. Dengan kata

lain kebanyakan dari hukum-hukum tersebut berdasarkan kepada argumentasi

yang interpretasinya bersifat Zhânniy/dugaan, dan sudah pasti apabila

intrepretasinya bersifat Zhânniy maka hasilnyapun dugaan.33

Penjelasan diatas bisa kita simpulkan bahwa tidak hanya orang beriman saja

tetapi seluruh umat manusia tidak diperbolehkan untuk mencari/menceritakan

kesalahan orang lain dan juga tidak boleh menduga-duga walau dalam hati.

Mempunyai prasangka yang buruk tidak boleh dilakukan tanpa didasari dengan

alasan yang jelas karena perkara tersebut akan menimbulkan ghîbah

(menggunjing), bahkan fitnah. Ghîbah adalah perbuatan yang sangat keji, yang

diidentikan sebagai memakan daging saudaranya sendiri, bahkan daging yang

sudah menjadi bangkai. Memikirkan saja sekalipun, tak ada orang yang mau

dengan hal-hal menjijikan, seperti memakan daging saudaranya sendiri dan

33

M. Quraish Shihab, Tafsîr al-Misbâẖ Pesan... Vol 12, h. 610

Page 45: PEMAHAMAN PENGAJAR MAJLIS TA’LIM DESA SETIArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39733/2/IBNU KHOLDUN-FU.pdf · Dalam Surat al-Hujurât Ayat 12 Allah Swt., ... ketika

33

daging itu bangkai pula, jijik yang lebih menjijikan. Dengan cara yang sama kita

diminta untuk tidak melukai perasaan orang lain yang hadir bersama kita, apalagi

untuk mengatakan sesutu dibelakangnya, benar atau tidaknya. Tidak hanya disitu

saja ghîbah juga dikategorikan sebagai dosa yang lebih berat dari pada zina

seperti keterangan hadis Nabi Saw.

عن دمحم بن احلسن ىف اجملالس واالخبار ابسناده عن اىب ذر عن النيب صلى هللا عليو والو يف وصية لو

ومل ذاك ايرسول هللا؟ قال: ألن الرجل قال: اي ااب ذر اايك والغيبة فان الغيبة اشد من الزان, قلت:

التغفر حىت يغفرىا صاحبهايزين فيتوب اىل هللا فيتوب هللا عليو هللا والغيبة

Artinya: Diriwayatkan dalam buku al-Majâlis wa al-Akhbâr dengan isnad-nya

dari Muhammad ibn al-Hasan dari Abus Dzarr dari Nabi Saw yang ketika

menasihatinya berkata, “Wahai Abu Dzarr, waspadalah dari perbuatan

ghîbah sebab ghîbah lebih berar dari pada zina.” Abu Dzarr berkata,

“Mengapa demikian, Ya Rasulallah?” Rasul menjawab, “Itu karena Apabila

seseorang melakukan zina dan lalu bertobat karena Allah Swt, maka Allah

akan menerima tobanya. Namun, ghîbah tidak hanya diampuni kecuali

setelah dimaafkan oleh korbannya.”

Page 46: PEMAHAMAN PENGAJAR MAJLIS TA’LIM DESA SETIArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39733/2/IBNU KHOLDUN-FU.pdf · Dalam Surat al-Hujurât Ayat 12 Allah Swt., ... ketika

33

BAB III

DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

Lokasi penelitian adalah tempat dimana penelitian akan dilakukan.

Penetapan lokasi merupakan bagian yang sangat penting dalam kegiatan

penelitian. Karena dengan ditetapkannya lokasi penelitian berarti obyek dan

tujuan sudah ditetapkan oleh penulis.1 Lokasi Penelitian biasanya dideskripsikan

dalam penelitian lapangan sebelum memasuki tahap lanjut, oleh karena itu, untuk

keperluan ini sehingga diharuskan adanya keterangan mengenai keadaan atau

kondisi, atau sifat dari populasi yang akan dikaji.2 Dengan dasar alasan penelitian

dilakukan ditempat tersebut karna letak geografis lokasi penelitian berdekatan

dengan Ibu Kota Negara yang pastinya pola pikir masyarakatnya berbeda dengan

masyarakat yang berada di pedesaan.

A. Profil Desa Setia Asih

a. Sejarah Singkat Desa Setia Asih.

Desa Setia Asih merupakan salah satu desa di Kecamtan Taruma Jaya.

Desa Setia Asih terbentuk dari hasil pemekaran dari Desa Pahlawan Setia

Kecamatan Taruma Jaya Kabupaten Bekasi Utara yang pada waktu itu desa

tersebut sangat luas wilayahnya sehingga Masyarakat Desa Pahlawan Setia

meminta kepada pemerintah Desa Pahlawan Setia untuk membuat sebuah desa

baru.3 Pada tahun 1975 Desa Pahlawan Setia masuk dalam wilayah Kecamatan

1Moh. Nazir, Metodologi Penelitian (Bogor: Ghalia Indonesia, 2013), h. 57

2Hj. Sedarmayanti dan Syarifuddin Hidayat, Metodologi Penelitian (Bandung: CV

Mandar Maju, 2002) h. 121

Page 47: PEMAHAMAN PENGAJAR MAJLIS TA’LIM DESA SETIArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39733/2/IBNU KHOLDUN-FU.pdf · Dalam Surat al-Hujurât Ayat 12 Allah Swt., ... ketika

34

Babelan Kabupaten Bekasi Utara. Tetapi pada tahun 1976 Desa Pahlawan Setia

mengalami perpindahan yang tadinya termasuk Kecamatan Babelan menjadi

Kecamatan Taruma Jaya Kabupaten Bekasi Utara. Pada tahun 1976, atas dasar

permintaan rakyat, Desa Pahlawan Setia melakukan pemekaran yaitu membentuk

sebuah desa yang bernama Desa Setia Asih.

Sejak terbentuknya Desa Setia Asih telah dipimpin 7 kepala desa, yaitu:

1. Tahun 1976-1978 dipimpin oleh Bpk. Muhidin

Adapun pendidikannya adalah SD Kp Wates Bekasi dan SMP Kp

Babelan Bekasi.

2. Tahun 1978-1981 dipimpin oleh Bpk. Sujana.

Adapun pendidikannya adalah SD Purwakarta dan SMP Purwakarta.

3. Tahun 1981-1985 dipimpin oleh Bpk. Jamaludin

Adapun pendidikannya adalah SD Ciketing Bekasi dan SMP Bekasi.

4. Tahun 1985-1993 dipimpin oleh Bpk. H. Syamsuri Hadi.

Adapun pendidikannya adalah SD Tanah Tinggi Bekasi, MTS Pondok

Pesantren al-Mas’uriyah Sukabumi, MA Pondok Pesantren al-Mas’uriyah

Sukabumi, Perguruan Tinggi STAI Al-Fallah Jurusan Hukum Ekonomi

Mu’amalah.

5. Tahun 1993-2001 dipimpin oleh Bpk. Abu Ibrahim. Adapun

pendidikannya adalah SD Kp Pisang Batu Bekasi dan PGA Bekasi.

6. Tahun 2001-2007 dipimpin oleh Bpk. H Syamsuri Hadi.

Adapun pendidikannya adalah SD Tanah Tinggi Bekasi, MTS Pondok

Pesantren al-Mas’uriyah Sukabumi, MA Pondok Pesantren al-Mas’uriyah

Page 48: PEMAHAMAN PENGAJAR MAJLIS TA’LIM DESA SETIArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39733/2/IBNU KHOLDUN-FU.pdf · Dalam Surat al-Hujurât Ayat 12 Allah Swt., ... ketika

35

Sukabumi, Perguruan Tinggi STAI Al-Falah Jurusan Hukum Ekonomi

Mu’amalah.

7. Tahun 2007- sampai sekarang dipimpin oleh Ibu H. Qomariah.

Adapun pendidikannya adalah SD Kampung Penggarutan, MTS

Kampung Penggarutan, SMK Al-Akhyar Jaktim, UNISMA Bekasi Jurusan

Ilmu Politik.

Dari keterangan latar belakang pendidikan yang dicantumkan di atas

dapat dipahami bahwa para pemimpin Masyarakat Desa Setia Asih mengalami

kemajuan dalam bidang pendidikan, maka dari itu secara otomatis bila para

pemimpin mempunyai bidang pendidikan yang tinggi maka masyarakat yang akan

dipimpinnya dibimbing dengan baik.

b. Letak Geografis Desa Setia Asih

Dari segi geografis Desa Setia Asih mempunyai letak ketinggian di 15-2

Mdpl. Mempunyai luas wilayah cukup besar yaitu : 692.905 Hektar. Dengan luas

area persawahan sekitar 276 hektar dan sisanya merupakan tanah daratan,

perumahan penduduk dan jalan.

Jarak dengan ibu kota kecamatan :7 km.

Jarak dengan ibu kota kabupaten :42 km.

Jarak dengan ibu kota provinsi :182 km.

Jarak dengan ibu kota Negara :38 km.

Adapun dengan batas-batas brikut:

Sebelah utara : Desa Setia Mulya dan Pahlawan Setia.

Page 49: PEMAHAMAN PENGAJAR MAJLIS TA’LIM DESA SETIArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39733/2/IBNU KHOLDUN-FU.pdf · Dalam Surat al-Hujurât Ayat 12 Allah Swt., ... ketika

36

Sebelah timur : Desa Pahlawan Setia dan Babelan Kota.

Sebelah Selatan : Kelurahan Kali Abang Tengah.

Sebelah Barat : Desa Pusaka Rakyat.4

Dari keterangan di atas dapat diketahui bahawa Masyarakat Desa Setia

Asih berlokasi berdekatan dengan ibu kota negara hanya berjarak 38 Km, oleh

karena itu tentunya Mayarakat Desa Setia Asih mempunyai perubahan sosial

dengan cepat. Perubahan ini terjadi karena adanya perubahan kondisi geografi,

kebudayaan material, komposisi penduduk, ideologi, maupun adanya difusi atau

penemuan baru dalam masyarakat.5

Menurut Bagja Waluya dalam bukunya Sosiologi ia mengutip Emile

Durkheim mengatakan bahwa perubahan sosial terjadi sebagai hasil dari faktor-

faktor eksologis dan demografis, yang mengubah kehidupan masyarakat dari

kondisi tradisional yang diikat solidaritas mekanistik ke dalam kondisi masyarakat

modern yang diikat oleh solidaritas organik.6

Menurut Iwan Nugroho dan Rokhmin Dahuri dalam buku Pembangunan

Wilayah ia mengutip pendapat William F. Ogburn mengatakan bahwa perubahan

sosial adalah perubahan yang mencangkup unsur-unsur kebudayaan baik material

4Ekspose atau Dokumen Desa Setia Asih Tahun 2017, h. 4

5Gumilar R dan Dkk, Sosiologi Perkotaan (Jakarta: Universitas Terbuka, 2004), h.419

6Bagja Waluya, Sosiologi: Fenomena di Masyarakat (Jakarta: PT Setia Purna Inves, 2006

), h. 2

Page 50: PEMAHAMAN PENGAJAR MAJLIS TA’LIM DESA SETIArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39733/2/IBNU KHOLDUN-FU.pdf · Dalam Surat al-Hujurât Ayat 12 Allah Swt., ... ketika

37

maupun immaterial yang menekankan adanya pengaruh besar dari unsur-unsur

kebudayaan material terhadap unsur-unsur immaterial.7

Perubahan sosial pada masyarakat muncul adanya kebutuhan setiap

individu sebagai anggota masyarakat dengan menanggapi lingkungannya. Hal itu

mengakibatkan terjadinya adanya interaksi sosial antar individu baik itu antar

warga setempat atau masyarakat lain yang mempengaruhi, hal itu juga sama

terjadi pada masyarakat yang tinggal berdekatan dengan Ibu Kota, biasanya

masyarakatnya cenderung mempunyai pola pikir masyarakat kota.8 Adapun

beberapa bentuk perubahan sosial masyarakat yang tinggal berdekatan dengan ibu

kota antara lain:

Pola pikir masyarakat yang dulunya irasional menjadi rasional (ilmiah),

dulu seringkali masyarakat menyangkutpautkan suatu kejadian dengan

hal-hal yang bersifat misitis, tetapi perkembangan pola pikir

menyimpulkan suatu kejadian merupakan proses sebab akibat, dan hal ini

dapat dibuktikan dengan sesuatu yang ada pada realitas.

Perekonimian masyarakat semakin maju, karena biasanya pembagian kerja

diantara warga-warga masyarakat yang tinggal sebelah ibu kota lebih tegas

dan mempunyai batas-batas yang nyata. Dan kemungkinan untuk

mendapatkan perkerjaan juga lebih banyak diperoleh dari pada di desa.

Sehingga minimnya tingkat pengangguran ditempat tersebut.

7Iwan Nugroho dan Rokhmin Dahuri, Pembangunan Wilayah: Perspektif Ekonomi Sosial

dan lingkungan (Jakarta: LP3ES, 2004), h. 56 8Bagja Waluya, Sosiologi: Fenomena di Masyarakat, h. 3

Page 51: PEMAHAMAN PENGAJAR MAJLIS TA’LIM DESA SETIArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39733/2/IBNU KHOLDUN-FU.pdf · Dalam Surat al-Hujurât Ayat 12 Allah Swt., ... ketika

38

Budaya keagamaan berkurang dibandingkan dengan di Desa yang

jaraknya jauh dari Ibu Kota.

Tingkat pendidikan lebih merata, fasilitas pendidikan masyarakat di

pinggir ibu kota tentu sangat memadai karena pusat perhatian pemerintah

terhadap pendidikan untuk masyarakatnya sangat dipioritaskan.9

Jadi bisa disimpulkan bahwa Masyarakat Desa Setia Asih yang

merupakan masyakat yang berlokasi di Ibu Kota adalah masyarakat yang

mempunyai pola pikir yang rasional, perekonomian masyarakat yang maju,

budaya keagamaannya berkurang, dan tingkat pendidikan masyarakat yang tinggi.

B. Tingkat Kesejahtraan dan Sumber Ekonomi Penduduk Desa

Kesejahtraan sosial memiliki arti yang sangat luas pada keadaan yang baik

yaitu kebahagiaan dan kemakmuran, banyak yang menyamakannya dengan

kegiatan amal atau di Amerika Serikat, kesejahtraan sosial diartikan sebagai

bantuan publik yang dilakukan pemerintah bagi keluarga miskin dan anak-anak

mereka.10

Sedangkan menurut Midgley menjelaskan bahwa kesejahteraan sosial

adalah suatu keadaan sejahtera secara sosial tersusun dari tiga unsur sebagai

berikut: Pertama, setinggi apa masalah-masalah sosial dikendalikan. Kedua,

seluas apa kebutuhan-kebutuhan dipenuhi. Dan ketiga, setinggi apa kesempatan-

9Gumilar R, Dkk, Sosiologi Perkotaan. h. 108

10James Midgley, Pembangunan Sosial Perspektif pembangunan dalam Kesejahtraan

Sosia, Ter Dorita Setiawan dan Sirojuddin Abbas (Jakrata: Direktorat Perguruan Tinggi Agama

Islam, 2005), h.19

Page 52: PEMAHAMAN PENGAJAR MAJLIS TA’LIM DESA SETIArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39733/2/IBNU KHOLDUN-FU.pdf · Dalam Surat al-Hujurât Ayat 12 Allah Swt., ... ketika

39

kesempatan untuk maju tersedia. Tiga unsur ini berlaku bagi individu-individu,

keluarga-keluarga, komunitas-komunitas, dan bahkan seluruh masyarakat.11

Kesejahtraan tidak dapat didefinisikan hanya berdasarkan konsep

materialis dan hedonis, tetapi juga memasukkan tujuan-tujuan kemanusiaan dan

kerohanian. Tujuan-tujuan tersebut tidak hanya mencakup masalah kesejahteraan

ekonomi, melainkan juga mencakup permasalahan persaudaraan manusia dan

keadilan sosial ekonomi, kesucian kehidupan, kehormatan individu, kehormatan

harta, serta keharmonisan kehidupan keluarga dan masyarakat.12

Tingkat kesejahteraan masyarakat dapat digambarkan oleh jumlah

pendapatan atau penghasilan dari masyarakat tersebut. Semakin besar tingkat

pendapatan suatu masyarakat berarti tingkat kesejahteraan masyarakat tersebut

juga akan semakin tinggi. Begitu pula sebaliknya, semakin rendah tingkat

pendapatan suatu masyarakat maka tingkat kesejahteraannya pun akan semakin

rendah. Berlandaskan Kerangka Dinamika Sosial Ekonomi, suatu pemerintahan

harus dapat menjamin kesejahteraan masyarakat dengan menyediakan lingkungan

yang sesuai untuk aktualisasi pembangunan dan keadilan. Hal itu terwujud dalam

pembangunan dan pemerataan distribusi kekayaan yang dilakukan untuk

kepentingan bersama dalam jangka panjang. Sebuah masyarakat bisa saja

mencapai puncak kemakmuran dari segi materi, tetapi kejayaan tersebut tidak

akan mampu bertahan lama apabila lapisan moral individu dan sosial sangat

11

James Midgley, Pembangunan Sosial Perspektif pembangunan dalam Kesejahtraan

Sosia, Ter Dorita Setiawan dan Sirojuddin Abbas, h. 20 12

Anggota Ikapi, Pertumbuhan Penduduk dan Kesejahtraan (Jakarata: Lipi Press, 2011),

h.11

Page 53: PEMAHAMAN PENGAJAR MAJLIS TA’LIM DESA SETIArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39733/2/IBNU KHOLDUN-FU.pdf · Dalam Surat al-Hujurât Ayat 12 Allah Swt., ... ketika

40

lemah, terjadi disintegrasi keluarga, ketegangan sosial dan anomie masyarakat

meningkat, serta pemerintah tidak dapat berperan sesuai dengan porsi dan

sebagaimana mestinya. Salah satu cara yang paling konstruktif dalam

merealisasikan visi kesejahteraan lahir dan bathin bagi masyarakat yang sebagian

masih berada digaris kemiskinan, adalah dengan menggunakan sumber daya

manusia secara efisien dan produktif dengan suatu cara yang membuat setiap

individu mampu mempergunakan kemampuan artistik dan kreatif yang dimiliki

oleh setiap individu tersebut dalam merealisasikan kesejahteraan mereka masing-

masing. Menurut Mirza Gamal, seorang pengkaji Sosial Ekonomi Islami Hal ini

tidak akan dapat dicapai jika tingkat pengangguran dan semi pengangguran yang

tinggi tetap berlangsung. 13

Ada tiga pendekatan untuk mengindentifikasi dalam mengangkat

kesejahtraan sosial sebagai berikut, pertama adalah kegiatan pilantropi sosial

yang bergantung pada donasi-donasi pribadi, relawan, dan organisasi non-profit

untuk memenuhi kebutuhan, mencari solusi terhadap maslah-masalah yang ada,

dan menciptakan kesempatan baru. Kedua adalah perkerjaan sosial, yang

bergantung pada tenaga-tenaga profesional dalam mendukung tujuan-tujuan

kesejahtraan dalam bekerja dengan individu, kelompok ndan komunitas.

Pendekatan trakhir bergantung pada pemerintah melalui layanan-layanan sosial

resmi.14

13

Isbandi Rukminto Adi, Kesejahtraan Sosial, Pembangunan Sosial, dan Kajian

pemabngunan (Jakarta: Raja Grafindo Jakarta, 2013), h. 12 14

James Midgley, Pembangunan Sosial Perspektif pembangunan dalam Kesejahtraan

Sosia, Ter Dorita Setiawan dan Sirojuddin Abbas, h.24

Page 54: PEMAHAMAN PENGAJAR MAJLIS TA’LIM DESA SETIArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39733/2/IBNU KHOLDUN-FU.pdf · Dalam Surat al-Hujurât Ayat 12 Allah Swt., ... ketika

41

Adapun program yang dilakukan oleh pemerintah untuk kesejahtraan

Masyarakat Desa Setia Asih sebagai berikut:

a. Program Kesejahtraan

Dalam data ekspose 2017 Desa Setia Asih mempunyai program

kesejahtraan pemberdayaan keluarga pada tahun 2017 antara lain:

1. Pokja I

Pengajian

Pembinaan Lansia (BKL)

Pembinaan Remaja (BKR)

Gotong Royong

2. Pokja II

Pendidikan dan Keterampilan

UP2K

Koperasi

PAUD

BKB

3. Pokja III

Penghijauan

Pengelolaan Makanan Sehat

Toga

Rumah Sehat

HATINYA PKK

4. Pokja IV

Page 55: PEMAHAMAN PENGAJAR MAJLIS TA’LIM DESA SETIArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39733/2/IBNU KHOLDUN-FU.pdf · Dalam Surat al-Hujurât Ayat 12 Allah Swt., ... ketika

42

Penangulangan Diare

Pengobatan

Posyandu

KIA15

Selain itu, Desa Setia Asih juga mempunyai Warung Bumdes (Badan

Usaha Milik Desa) yaitu suatu tempat sarana perekonomian untuk kebutuhan

Masyarakat Desa Setia Asih. Warung Bumdes ini memiliki berupas makanan

ringan dan sembako. Letak Warung Bumdes ini berada di depan kantor Desa Setia

Asih Kecamatan Taruma Jaya Kabupaten Bekasi Utara. Berdasarkas buku

dukumen Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa Setia Asih, Warung Bumdes

ini sudah aktip sejak bulan Februari Tahun 2017.16

Tujuan warung bumdes ini

untuk meningkatkan kesejahtraan Masyarakat Desa Setia Asih.

b. Sumber Ekonomi Penduduk Desa

Dalam data Ekspose Tahun 2017 Desa Setia Asih sumber ekonomi

berdasarkan tabel brikut:

Tabel 1

Jumlah Jiwa Berdasarkan Jenis Pekerjaan Tahun 2017

No Jiwa Berdasarkan Pekerjaan Banyaknya (Jiwa) Pronsentase

15

Ekspose atau Dokumen Desa Setia Asih Tahun 2017, h. 8 16

LPM atau Dokumen Kantor Desa Setia Asih Tahun 2017.

Page 56: PEMAHAMAN PENGAJAR MAJLIS TA’LIM DESA SETIArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39733/2/IBNU KHOLDUN-FU.pdf · Dalam Surat al-Hujurât Ayat 12 Allah Swt., ... ketika

43

1

2

3

4

5

6

7

8

Petani

Nelayan

Pedagang

Polri/PNS/TNI

Pegawai Swasta

Wiraswasta

Pensiunan

Pekerja Lepas

231

8

908

6.387

2.558

138

1.921

2.486

00,47%

00,05%

06,05%

42,25%

16,86%

00,73%

11,64%

16,76%

Jumlah 14.637 100%

Dari tabel di atas dapat di ketahui bahwa jumlah jiwa berdasarkan jenis

perkerjaan Masyarakat Desa Setia Asih adalah sebagai petani 231 (00,47),

Nelayan 8 (00,05), Pedagang 908 (06,05%). Sedangkan Polri/PNS/TNI 6.387

(42,25%), Pegawai Swasta 2.558 (16,86%), Wiraswasta 138 (00,73%), Pensiunan

1.921 (11,64%), dan Pekerja Lepas 2.486 (16,76%).17

Jika dilihat dari tabel diatas Masyarakat Desa Setia Asih hanya memiliki

tingkat pengangguran yang sedikit. Masyarakat yang miliki tingkat pengangguran

yang sidikit dikategorikan masyarakat yang memiliki ekonomi yang baik.18

Sebab

jika suatu masyarakat memiliki tingkat pengangguran yang tinggi maka

pengaruhnya terhadap tingkat kemakmuran yang dicapai masyarakat masyarakat

berkurang. Semakin turunnya kesejahtraan masyarakat karena adanya

17

Ekspose atau Dokumen Desa Setia Asih Tahun 2017, h. 9 18

Three Kian Wie, Pembangunan Ekonomi dan Pemerataan (Jakarta: LP3ES, 1981),

h.100

Page 57: PEMAHAMAN PENGAJAR MAJLIS TA’LIM DESA SETIArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39733/2/IBNU KHOLDUN-FU.pdf · Dalam Surat al-Hujurât Ayat 12 Allah Swt., ... ketika

44

pengangguran yang tinggi tentunya akan meningkatkan mereka terjebak dalam

kemiskinan karena tidak memiliki penghasilan yang mencukupi kebutuhannya.

Apabila pengangguran di suatu wilayah sangat tinggi tentunya kekacauan sosial

selalu berlaku dan menimbulkan efek yang buruk bagi kesejahtraan masyarakat

dan prospek pembangunan ekonomi yang panjang.19

C. Bidang Pendidikan

Dalam buku ekspose/dokumen desa setia asih tahun 2017 data tingkat

pendidikan penduduk desa berdasarkan tabel berikut:

Tabel 2

Data Sarana Pendidikan Desa Setia Asih Tahun 2017

No Sarana Pendidikan Jumlah Keterangan

1

2

3

4

5

6

7

8

9

RA

Tk

TKA/TPA

PAUD

SD

SLTP

SLTA

Madarasah Diniah

PKBM

7

14

19

13

7

4

2

4

1

Unit

Unit

Unit

Unit

Unit

Unit

Unit

Unit

Unit

19

Soetomo, Masalah Sosial dan Pembangunan (Jakarta, Dunia Pustaka Jaya,1995), h. 120

Page 58: PEMAHAMAN PENGAJAR MAJLIS TA’LIM DESA SETIArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39733/2/IBNU KHOLDUN-FU.pdf · Dalam Surat al-Hujurât Ayat 12 Allah Swt., ... ketika

45

10 Pondok Pesantren 0 Unit

Jumlah 71 Unit

Dari tabel di atas diketahui bahwa Sarana Pendidikan yang terdaftar untuk

masyarakat Desa Setia Asih sebanyak 71 unit, yaitu RA 7 unit, TK 14, PAUD 13

unit ,dan TKA/TPA 19. Adapun SD sebanyak 7 unit, SLTP 4 unit, SLTA 2 unit,

Madrasah Diniah 4 unit, dan PKBM 1 unit. Sedangkan untuk Pondok Pesantren 0

Unit.20

Tabel 3

Data Penduduk Dan Tingkat Pendidikan Tahun 2016

No Tingkat Pendidikan Banyak (jiwa) Prosentase

1

2

3

4

5

6

7

8

9

Tidak SD/MI

Masih SD/MI

Tamat SD/MI

Masih SLTP

958

4.224

3.371

2.180

01,08%

13,09%

12,11%

07,59%

Tamat SLTP

Masih SLTA

Tamat SLTA

Masih Perguruan Tinggi

Tamat Perguruan Tinggi

4.206

1.485

10.016

625

2.402

13,35%

05,63%

22,01%

00,84%

07,93%

Jumlah 29.467 100%

20

Ekspose atau Dokumen Desa Setia Asih Tahun 2017, h. 11

Page 59: PEMAHAMAN PENGAJAR MAJLIS TA’LIM DESA SETIArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39733/2/IBNU KHOLDUN-FU.pdf · Dalam Surat al-Hujurât Ayat 12 Allah Swt., ... ketika

46

Adapun untuk tingkat pendidikan Masyarakat Desa Setia Asih pada Tahun

2016 adalah tingkat SMA/SLTA Sederajat yaitu 10.154 (30,02%) , dan yang

masih SMA/SLTA 1.485 (05,63%). Kemudian sarjana sebanyak 2.402 (07,93).

Sedangkan SMP /SLTP 4.206 (13,35%), dan yang masih SMP/SLTA 2.180 (

07,59% ). Adapun tingkat SD/MI 3.371 ( 12,11% ), dan yang masih SD/MI 4,224

(13.09%), dan yang tidak SD/MI 958 (01,08%).21

Tabel 4

Data Penduduk Dan Tingkat Pendidikan Tahun 2017

No Tingkat Pendidikan Banyak (jiwa) Prosentase

1

2

3

4

5

6

7

8

9

Tidak SD/MI

Masih SD/MI

Tamat SD/MI

Masih SLTP

Tamat SLTP

Masih SLTA

Tamat SLTA

Masih Perguruan Tinggi

Tamat Perguruan Tinggi

1096

4.362

3.509

2.318

4.341

1.623

10.154

763

2.542

03,92%

10, 86%

19,04%

06,28%

12, 27%

03,705%

30.02%

08,86%

06,21%

Jumlah 30.708 100%

Pada tahun 2017 jumlah angka penduduk mengalami kenaikan pesat yaitu

yang terbanyak adalah tingkat SMA/SLTA 10.154 (30,02%), dan masih

21

Ekspose atau Dokumen Desa Setia Asih Tahun 2017.

Page 60: PEMAHAMAN PENGAJAR MAJLIS TA’LIM DESA SETIArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39733/2/IBNU KHOLDUN-FU.pdf · Dalam Surat al-Hujurât Ayat 12 Allah Swt., ... ketika

47

SMA/SLTA 1.623 (03,07%). Kemudian tingkat Sarjana/Akademi 2,542 (06,21%)

dan masih Akademi 763 (08,86%) tingkat SMP 4.341( 13,35%),dan yang masih

SLTP/SMP 2.318 (12,27%)). Adapun tingkat SD/MI (3509), dan yang masih

SD/MI 4.362 (10,86%). Kemudian yang tidak SD/MI 1096 (03,92%).22

Dari tabel di atas dapat dipahami bahwa tingkat pendidikan Masyarakat

Desa Setia merupakan penduduk Desa yang mempunyai tingkat pendidikan yang

tinggi.

Pendidikan terhadap masyarakat merupakan perkara yang sangatlah

penting tidak hanya untuk memahami dan menyadari diri sendiri. Namun

pendidikan juga sangat penting untuk melangkah menuju prospek ke depannya,

seperti misalnya dalam masalah mata pencaharian, terutama dalam pencarian

pekerjaan bagi masyarakat. Pendidikan yang tinggi akan mempengaruhi mata

pencahariannya, semakin tinggi pendidikan maka pekerjaan yang akan diperoleh

akan semakin tinggi pula tingkatannya.23

Jika penduduk disuatu daerah tidak terpenuhi fasilitas pendidikannya maka

akan menyebabkan penurunan tingkat pendidikan wilayah tersebut. Tingkat

pendidikan yang rendah dapat menyebabkan pengangguran sehingga dampak

pada tingkat perekonomian juga memburuk. Tingkat pendidikan yang buruk dapat

menyebabkan anak-anak mengalami depresi. Hal ini memicu terjadinya

pekerjaan-pekerjaan yang tidak layak dilakukan oleh anak-anak di bawah umur.

Bahkan dampak lain dari masalah ini bisa menyebabkan tingkat tindakan kriminal

yang dilakukan anak-anak meningkat. Generasi muda dan anak-anak yang cerdas

22

Ekspose atau Dokumen Desa Setia Asih Tahun 2017, h. 12 23

Stephen K. Sanderson, Sosiologi Makro, Ter Farid Wajidi dan S. Menno (Jakarta: Raja

Grafindo Persada, 1993), h.494

Page 61: PEMAHAMAN PENGAJAR MAJLIS TA’LIM DESA SETIArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39733/2/IBNU KHOLDUN-FU.pdf · Dalam Surat al-Hujurât Ayat 12 Allah Swt., ... ketika

48

adalah kunci kemajuan suatu negara. Jika masa kanak-kanak mereka diisi dengan

hal-hal negatif maka jalan menuju kesuksesan bangsa akan semakin jauh. Jika

mereka diisi dengan hal positif (pendidikan) maka tak menutup kemungkinan

jalan menuju kesuksesan akan semakin dekat. Karena hampir semua aspek

dipengaruhi oleh pendidikan. 24

Berikut ini adalah sebagian aspek yang dipengaruhi pendidikan:

Pertama, pendidikan mempengaruhi dunia kerja sehingga manusia dituntut

untuk memiliki keterampilan dimasing-masing bidang yang diminati. Umumnya,

hampir seluruh perusahaan melakukan wawancara sebelum menerima seorang

karyawan. Didalam proses wawancara inilah hampir semua ada pertanyaan yang

berhubungan dengan latar belakang pendidikan.

Kedua, pendidikan sangatlah penting dalam hal komukasi agar mudah

untuk beradaptasi dan berinteraksi dengan orang lain. Sebagai seorang manusia

yang baik sangatlah penting untuk memiliki kemampuan komunikasi yang baik

dengan manusia yang lainnya. Pada umumnya, seorang manusia sudah diajarkan

oleh orangtua untuk mengenal pendidikan apalagi untuk berbicara kepada

manusia lain agak tidak menyinggungnya. Maka dari itu, seorang manusia yang

pendidikan sudah mengetahui bagaimana cara untuk berinterakasi yang baik

dengan orang lain.

Ketiga, pendidikan membantu kita untuk menghasilkan uang. Yang

dimaksud dengan menghasilkan uang adalah manusia yang mempunyai

pendidikan sangat berguna bagi orang lain karena adanya keterampilan. Seseorang

24

Nurani Soyomukti, Pengantar Sosiologi: Dasar Analisis, Teori, Pendekatan Menuju

Analisis Sosial, Perubahan Sosial, dan Kejian-kajian Strategis (Jogjakarta: Arruz Media, 2010), h.

461

Page 62: PEMAHAMAN PENGAJAR MAJLIS TA’LIM DESA SETIArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39733/2/IBNU KHOLDUN-FU.pdf · Dalam Surat al-Hujurât Ayat 12 Allah Swt., ... ketika

49

yang meimiliki pendidikan tidak harus berkerja keras dengan menggunakan otot

tetapi menggunakan otak, sangatlah berbeda dengan seseorang yang tidak

berpendidikan, mereka berkerja keras dengan menggunakan otot.25

Jadi kesimpulannya adalah sebagai masyarakat yang berpendidikan tinggi

tentunya Masyarakat Desa Setia Asih memiliki keterampilan berbeda dengan

masyarakat yang tingkat pendidikan rendah.

D. Bidang Keagamaan

Dalam buku ekspose/dokumen desa setia asih tahun 2017 data sarana

Ibadah masyarakat sebagai berikut:

Tabel 5

Jumlah Sarana Ibadah Desa Setia Asih 2017

No Sarana Ibadah Jumlah Keterangan

1

2

3

4

5

6

Masjid

Mushalla

Majlis Ta’lim

Gereja

Wihara

Pura

11

21

98

0

0

0

Unit

Unit

Unit

Unit

Unit

Unit

Jumlah 130 Unit

25

Setyabudi, Peran pendidikan Dalam Kehidupan Masyarakat (Jakarta; Rineka Cipta,

2013), h. 20

Page 63: PEMAHAMAN PENGAJAR MAJLIS TA’LIM DESA SETIArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39733/2/IBNU KHOLDUN-FU.pdf · Dalam Surat al-Hujurât Ayat 12 Allah Swt., ... ketika

50

Dari keterangan tabel di atas Sarana Ibadah untuk Masyarakat Desa Setia

yaitu Masjid 11 unit, Mushalla 21 unit, Majlis Ta’lim 98 unit Gereja 0, Wihara 0

Unit, Pura 0 unit.26

Tabel 6

Jumlah Jiwa Berdasarkan Agama yang Dianut Tahun 2017

No Kategori Banyak (jiwa) Prosentase

1

2

3

4

5

6

Islam

Katolik

Protestan

Budha

Hindu

Kongucu

32.121

203

1.767

116

0

0

94,04%

00,63%

05,00%

00,40%

00,00%

00,00%

Jumlah 34.207 100%

Tabel di atas menayakan jumlah penganut agama terbesar pada masyarakat

adalah Agama Islam 32.121 (94,04%), dan Katolik 203 (00,63%), Protestan

(05,00%), Budha 116 (00,40%). Adapun Hindu 0 (00,00%), dan Kongucu 0

(00,00%).27

Sebagai masyarakat yang berdekatan dengan Ibu Kota Negara Masyarakat

Desa Setia Asih meliki kebudayaan atau tradisi keagamaan yang mulai berkurang

walaupun banyak banyak bangunan-banugan tempat Ibadah tetapi tidak menjamin

26

Ekspose atau Dokumen Desa Setia Asih Tahun 2017, h. 16 27

Ekspose atau Dokumen Desa Setia Asih Tahun 2017, h. 16

Page 64: PEMAHAMAN PENGAJAR MAJLIS TA’LIM DESA SETIArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39733/2/IBNU KHOLDUN-FU.pdf · Dalam Surat al-Hujurât Ayat 12 Allah Swt., ... ketika

51

kental dengan budaya keagamaan hal ini disebabkan dengan banyak perpindahan

penduduk dari Ibu Kota Negara atau desa-desa yang memiliki berbagai macam

budaya keagamaan. Khusunya masyarakat kota mempunyai gaya hidup

masyarakat yang cenderung bersifat individualis.28

Dalam kehidupan masyarakat

kota lebih berorientasi terhadap hal-hal yang bersifat materil dan rasional

sehingga hubungan menjadi impersonal dan sekunder bukan lagi relation

oriented, seperti yang terdapat dalam komunitas pedesaan yang mengandalkan

hubungan-hubungan yang emosional dan primer, dimana orang saling mengenal

secara pribadi dan dalam hampir semua aspek kehidupan. Dampak ini

menyebabkan berkurangnya nilai-nilai kebudayaan keagamaan dan gotong royong

dalam masyarakat, dengan kehidupannya masing-masing masyarakat mempunyai

jalannya sendiri untuk tetap hidup di daerahnya.29

Tetapi, dibalik yang

dikemukakan di atas terdapat pandangan yang melihat bahwa wilayah yang

berdekatan dengan Ibu Kota Negara mempunyai peranan yang sangat penting bagi

masyarakat untuk meningkatkan kemakmuran dalam hal ekonomi bagi

masyarakat pedesaan.30

28

Herlianto, Urbanisasi, Pembangunan, dan Kerusuhan Kota (Bandung: Alumni, 1997),

h. 18 29

S. Menno dan Mustamin Alwi, Antropologi Perkotaan (Jakarta: Raja Grafindo, 1994),

h. 44 30

S. Menno dan Mustamin Alwi, Antropologi Perkotaan, h. 45

Page 65: PEMAHAMAN PENGAJAR MAJLIS TA’LIM DESA SETIArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39733/2/IBNU KHOLDUN-FU.pdf · Dalam Surat al-Hujurât Ayat 12 Allah Swt., ... ketika

52

BAB IV

PEMAHAMAN PENGAJAR MAJLIS TA’LIM DESA SETIA ASIH

TERHADAP AYAT AL’QUR’AN TENTANG GHÎBAH

A. Analisis Data.

Al-Qur‟an dan Hadis yang diturunkan Allah Swt untuk mengatur

kehidupan manusia ditujukan untuk menyelamatkan manusia baik di dunia

maupun akhirat kelak. Untuk itu, aturan yang tertuang didalam al-Qur‟an dan

hadis perlu diterapkan agar manusia dapat mengatur hidupnya. Dengan kata lain,

manusia yang beriman harus menjadikan al-Qur‟an dan hadis sekehendaknya

sendiri maka perlu ada dua peraturan tersebut untuk menjadikan sebagai pedoman

hidup agar selamat di dunia dan akhirat.1

Bab ini membahas pemahaman Pengajar Majlis Ta‟lim Desa Setia Asih

terhadap Ayat al-Qur‟an tentang ghîbah. Ada beberapa hal yang akan dijelaskan

didalamnya, yaitu tentang pemahaman mereka seputar dalil al-Qur‟an terkait

larangan melaukan perbuatan ghîbah, pengertian ghîbah, lingkup dan cakupan

perbuatan ghîbah, kemampuan memberi contoh perbuatan yang termasuk ghîbah,

pemahaman mereka tentang pengaruh ghîbah bagi pembentukan akhlak dan

hubungan social, pemahaman mereka tentang balasan/siksa bagi pelaku ghîbah,

serta kemampuan mereka dalam memahami larangan ghîbah dalam al-Qur‟an

dan mengaitkannya dengan hadits-hadit Nabi SAW.

1Nurdin Itr‟, Ulumul al-Hadis, (Bandung: PT Rosda Karya, 2012) h. 7

Page 66: PEMAHAMAN PENGAJAR MAJLIS TA’LIM DESA SETIArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39733/2/IBNU KHOLDUN-FU.pdf · Dalam Surat al-Hujurât Ayat 12 Allah Swt., ... ketika

53

a. Pengetahuan Responden Terhadap Ayat al-Qur’an yang Melarang

Perbuatan Ghibah.

Dalam sub bab ini penulis mengajukan sebuah pertanyaan kepada

responden dengan bentuk pertanyaan pengetahuan responden tentang ayat-ayat

yang menyinggung perbuatan ghîbah dalam al-Qur‟an. Sejauh pengamatan

penulis, Ayat yang menjelaskan larangan ghîbah di dalam al-Qur‟an, yaitu Surat

al-Hujurȃt Ayat 12. Ayat tersebut dapat dituliskan di bawah ini:

Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman, jauhilah banyak dari prasangka,

sesungguhnya sebagian dari prasangka itu dosa dan janganlah kamu

mencari-cari kesalahan orang lain, dan jangalah sebagian kamu

menggunjing sebagian yang lain. Sukakah salah seorang diantara kamu

memakan daging saudaranya yang sudah mati. Maka tentulah kamu

merasa jijik kepadanya. Dan bertaqwalah kepada Allah. Sesungguhnya

Allah maha menerima taubat lagi maha penyayang.“(Q.S. al-Hujurȃt: 12).

Pertanyaan yang diajukan terhadap responden dalam wawancara

penelitian yang penulis lakukan adalah dengan menanyakan apakah mereka

mengetahui dan mampu menyebutkan Ayat al-Qur‟an yang terkait dengan

perbuatan ghîbah? Dari 10 responden yang penulis wawancarai, semua responden

dengan spontan mampu menyebut QS Surat al-Hujurȃt Ayat 12 sebagai dalil

terkait larangan berghîbah jawaban-jawaban responden terkait pengetahuan

tentang Ayat ghîbah dapat dirincikan dalam sebuah tabel berikut ini:

Page 67: PEMAHAMAN PENGAJAR MAJLIS TA’LIM DESA SETIArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39733/2/IBNU KHOLDUN-FU.pdf · Dalam Surat al-Hujurât Ayat 12 Allah Swt., ... ketika

54

b. Pemahaman Responden Tentang Definisi Ghibah

Dalam poin ini digambarkan bagaimana pemahaman responden terhadap

definisi atau makna dasar ghîbah melalui pertanyaan yang diajukan kepada

mereka,“Menurut pemahaman anda, apa yang dimaksud dengan ghîbah ?”

Sebagian besar responden memahami makna ghîbah dari akar kata bahasa

Arab gh-y-b yang mengandung arti tidak hadir atau ghaib. Menurut pemahaman

RH kata ghîbah berasal dari bahasa arab ,غيثةغيةيغاب ,, yang artinya omongan

tanpa kehadiran orang ketiga (yang diperbincangkan), tidak hadir, atau ghaib.

Jadi, menurutnya ghîbah adalah membicarakan keburukan seseorang sedangkan

orang yang dibicarakan tersebut tidak hadir dihadapannya. Itulah yang disebut

sebagai ghîbah, menurutnya. Jika pembicaraan itu [berisi seputar faktayang] benar

[terjadinya], maka hal itu disebut ghîbah tetapi jika pembicaraan tersebut tentang

sesuatu yang salah [atau mengada-ada], maka hal tersebut dikategorikan sebagai

No. Nama Responden Menyebut QS

al-Hujurȃt: 12

Secara

Lengkap

1. RH Ya Ya

2. AL Ya Tidak

3. RA Ya Ya

4. MF Ya Ya

5 AB Ya Ya

6 NK Ya Ya

7 SF Ya Ya

8 AR Ya Ya

9 DS Ya Ya

10 WR Ya Ya

Page 68: PEMAHAMAN PENGAJAR MAJLIS TA’LIM DESA SETIArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39733/2/IBNU KHOLDUN-FU.pdf · Dalam Surat al-Hujurât Ayat 12 Allah Swt., ... ketika

55

buhtan.3 Meski tentang fakta yang sebenarnya terjadi, menurutnya dalam agama

pembicaraan tentang hal yang buruk terbagi menjadi menjadi dua [kategori],yaitu

ghîbah dan buhtan.4

Adapun menurut pemahaman AL ghîbah ditekankan sebagai suatu

perbuatan dalam bentuk menceritakan aib orang lain, sementara orang yang

diceritakannya tadi tidak menyukai orang lain mengetahui mengenai aib buruk

yang menimpanya tersebut. Ia memberi contoh seperti misalnya seseorang

menceritakan kepada orang lain bahwa si A adalah seorang yang sangat kikir dan

kenyataannya memang dia adalah seorang yang orang sangat kikir dan juga orang

tersebut tidak menyukai jika dirinya diceritakan bahwa dia adalah orang yang

sangat kikir maka hal tersebut adalah ghîbah .5

Sementara itu, menurut pemahaman AB, ghîbah dipahami bukan saja

tentang kelakuan menceritakan kejelekan orang lain, tetapi juga menekankan

bahwa orang yang diceritakan tersebut tidak berada dalam forum atau didekatnya,

ditambahkan lagi bahwa hal buruk yang diceritakan memang ada pada diri

seseorang itu kemudian perkara yang diceritakan merupakan aib yang tidak

disukai atau ia benci apabila diketahui oleh orang lain. Dalam hal ini, ia juga

menegaskan bahwajika perkara yang diceritakan itu tidak didasarkan pada fakta

yang ada, maka hal tersebut dikategorikan bukan sebagai ghîbah, tetapi fitnah.6

Pemahaman yang mirip juga dilontarkan oleh RA juga terkait masalah ini.

Ia mengatakan bahwa ghîbah berasal dari lafadz غاب artinya ghaib. Jadi

3Buhtan adalah membicarakan kekurangan/keburukan orang lain yang tidak benar atau

mengada-ngada tetapi bukan kategori fitnah. Karna fitnah adalah suatu perbuatan menceritakan

keburukan orang lain dengan mengada-ngada dan disengaja dengan bertujuan untuk

menghancurkan kehidupan seseorang. 4Wawancara Pribadi dengan Rakib Hajibi, (26 Tahun) pada 17 Desember 2017.

5Wawancara Pribadi dengan Abdul Latif, (40 Tahun) pada 17 Desember 2017.

6Wawancara pribadi dengan Ahmad Budi, (50 Tahun) pada 18 Desember 2017.

Page 69: PEMAHAMAN PENGAJAR MAJLIS TA’LIM DESA SETIArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39733/2/IBNU KHOLDUN-FU.pdf · Dalam Surat al-Hujurât Ayat 12 Allah Swt., ... ketika

56

perbuatan ghîbah adalah perbuatan menceritakan kejelekan orang lain tanpa

kehadiran orang yang bersangkutan dan juga orang yang dibicarakan tidak

menyukai apa yang dibicarakan tetapi perkara buruk tersebut memang benar ada

pada dirinya, bukan mengada-ngada maka itulah disebut ghîbah. Namun, RA

tidak terlalu merinci apa batasan kategori-kategori lain di luar ghîbah ini. Ia hanya

menyebut ghîbah sebagai tahapan prilaku seseorang yang akan mengantarkan

orang untuk melakukan perbuatan namimah dan fitnah.7

Pemahaman MF juga terkait tentang definisi ghîbah ia mengatakan bahwa

ghîbah berasal dari kata 8 , غيةيغوبغاب, yang artinya ghaib, dan merupakan

suatu akhlak yang madzmummah yang sangat dilarang oleh Allah Swt karena

ghîbah merupakan perbuatan menceritakan kejelekan orang lain tanpa kehadiran

orang yang dibicarakan, dan keburukan yang dibicarakan merupakan suatu

keburukan yang ia tidak sukai jika diketahui oleh orang lain. Dan menurutnya

juga jika perkara tersebut diceritakan benar maka hal tersebut dikaterigan ghîbah,

jika perkara tersebut tidak benar maka menjadi buhtan, bahkan fitnah.9

Pemahaman NK juga tentang definisi ghîbah adalah bahwa ghîbah

merupakan suatu perbuatan yang sangat buruk yang dimana dalam perbuatan

tersebut adanya unsur menceritakan keburukan orang lain dengan ketidakhadiran

orang yang dibicarakan, dan kejelekan tersebut merupakan hal ia tidak sukai jika

orang lain mengatahuinya. Jika yang dikatakannya itu sesuai fakta sebenarnya,

7Wawancara Pribadi dengan Rahmatullah, (59 Tahun) pada 19 Desember 2017.

8Mungkin responden salah dalam pengucapan lafadz dan lafadz yang sebenrnya yaitu غاب تغية, ,

.yang artinya ghoib (tidak hadir)غية9Wawancara Pribadi dengan Muhammad Fahmi, (28 Tahun) pada 19 Desember 2017.

Page 70: PEMAHAMAN PENGAJAR MAJLIS TA’LIM DESA SETIArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39733/2/IBNU KHOLDUN-FU.pdf · Dalam Surat al-Hujurât Ayat 12 Allah Swt., ... ketika

57

maka hal tersebut dikategorikan ghîbah tetapi jika hal tersebut merupakan hal

yang tidak benar [dan mengada-ada], maka itu adalah fitnah.10

Adapun pemahaman SF mengenai tentang definisi ghîbah adalah ia

mengatakan bahwa ghibah yaitu menceritakan orang lain dibelakangnya, bukan

didepannya, baik itu menceritakan perkataan yang baik maupun perkataan yang

tidak baik, dengan pengecualian bahwa orang yang diceritakan tersebut memang

tidak menyukainya. Jika hal yang diceritakannya merupakan perkara yang benar

ada padanya, maka itu adalah ghîbah dan jika sebaliknya yaitu perkataannya tidak

didasarkan pada fakta yang benar maka itu merupakan fitnah, bukan ghîbah.11

Kemudian pemahaman AR mengenai difinisi ghîbah ini tidak jauh

berbeda dengan pendapat MF. Menurutnya ghîbah berasal dari kata , غوبي, غاب

غية12

yang artinya tiada hadir atau ghaib. Jadi ghîbah adalah ketidakhadirannya

seseorang yang diceritakan dalam situasi tesebut. Perkara yang diceritakan

merupakan aib yang tidak disukai obyek pembicara jika aib itu diketahui oleh

orang lain, baik itu dari Agama, kehidupannya, duninya, dirinya, hartanya,

anaknya istrinya, pakainnya dan yang lainnya. Jika itu benar maka namanya

ghîbah jika itu salah maka buhtan bahkan menjadi fitnah.13

Adapun pemahaman DS mengenai definisi ghîbah adalah berasal dari kata

14غية, تغوب, غاب yang artinya ghaib atau tiada hadir. Jadi ghîbah suatu

perbuatan yang sangat tercela karena didalamnya adanya unsur mendzalimi orang

10

Wawancara Pribadi dengan Neneng Khoirunnisa, (28 Tahun) Pada 22 Desember 2017. 11

Wawancara Pribadi dengan Siti Safuroh, (42 Tahun) Pada 23 Desember 2017. 12

Mungkin responden ( AR ) juga salah dalam pengucapan lafadz dan lafadz yang

sebenrnya yaitu .yang artinya ghoib (tidak hadir) غية, غيةي ,غاب 13

Wawancara Pribadi dengan Abdul Rahman, (52 Tahun) Pada 25 Desember 2017. 14

Responden ( DS ) juga juga salah dalam pengucapan lafadz dan lafadz yang sebenrnya

yaitu , غية غيةي ,غاب yang artinya ghoib (tidak hadir).

Page 71: PEMAHAMAN PENGAJAR MAJLIS TA’LIM DESA SETIArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39733/2/IBNU KHOLDUN-FU.pdf · Dalam Surat al-Hujurât Ayat 12 Allah Swt., ... ketika

58

lain dengan mengatakan aibnya kepada orang lain dibelakangnya dan aib tersebut

tidak disukainya jika diketahui oleh orang lain. Jika itu benar maka ghîbah dan

jika itu salah maka disebut berburuk sangka bisa jadi buhtan, fitnah bahkan

namimah15

karna ghîbah bisa mengantarkan ke perbuatan tersebut.16

WR menerangkan tentang definisi ghîbah sebagai sesuatu yang terkait

dengan kata غاب artinya ghaib, atau tidak adanya orang ketiga.17

Hal yang

menjadi landasan utama WR dalam ghîbah dinyatakan sebagai sebuah

kedzaliman. Jadi, menurutnya ghîbah itu bisa dikatakan suatu perbuatan yang

buruk yang dimana perbuatan tersebut adanya unsur “mendzalimi” orang lain

dengan menceritakan kejelekan atau aib yang tidak disukai oleh orang yang di

ghîbah tersebut jika orang lain mengetahuinya tentang aib atau kejelekan itu. Jika

hal itu benar berarti itu ghîbah dan jika salah bisa jadi buhtan, fitnah, bahkan

namimah.18

Di sini, sebenarnya belum begitu jelas apa saja unsur kezaliman yang

melekat di dalam kata ghîbah ini, aspek yang tidak dibicarakan para responden

lain dalam mendefinisikan ghîbah. Begitupun ia tidak merinci kaitan ghîbah

secara jelas dengan tindakan lain seperti buhtan, fitnah dan namimah. Namun,

agaknya unsur kedzaliman yang dikaitkan dengan ghîbah ini hanyalah sekedar

bahwa perbuatan buruk menceritakan aib orang lain di luar kehadiran orang yang

15

Namimah adalah suatu prilaku mengadu domba atau menyebar finah antara seorang

dengan orang lain dengan tujuan agar saling bermusuhan/tidak suka. 16

Wawancara Pribadi dengan Darussalam, (52 Tahun) Pada 29 Desember 2017. 17

Saya kira ungkapan ini juga salah kaprah, karena orang ketiga selalu menjadi obyek

pembicaraan sementara ia memang tidak hadir di tempat itu. Ungkapan “Tidak ada orang ketiga”

menjadi ambigu di sini, tetapi saya bisa mengerti bahwa maksudnya adalah “tanpa kehadiran

orang yang dibicarakan itu”. Mungkin itu ungkapan yang paling tepat. 18

Wawancara Pribabadi dengan Wifa Khairani Ramadhan, (27 Tahun) Pada 4 Januari 2018.

Page 72: PEMAHAMAN PENGAJAR MAJLIS TA’LIM DESA SETIArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39733/2/IBNU KHOLDUN-FU.pdf · Dalam Surat al-Hujurât Ayat 12 Allah Swt., ... ketika

59

diceritakan tersebut tentunya, menurut hemat penulis, merupakan tindakan yang

merugikan diri orang yang diceritakan. Agaknya ini yang dimaksud dzalim itu.

c. Pemahaman tentang Lingkup/Cakupan Perbuatan Ghîbah

Dalam poin ini membahas tentang pemahaman responden terntang

pengklasifikasikan suatu perbuatan dan pertanyaan yang diajukan adalah apa saja

kategori dari perbutan ghîbah menurut anda?

Menurut pemahaman RH ada hal pembicaraan yang dibolehkan dan ada

juga pembicaraan yang tidak dibolehkan bahkan diharamkan. Membicarakan

seseorang dalam bentuk kebaikan dengan tujuan untuk memotivasi seseorang

untuk mengikuti langkah seseorang yang dibicarakan merupakan perkara yang

dibolehkan, karena itu adalah tahaddus binni’mah19

, beda lagi dengan

membicarakan seseorang namun akhir-akhirnya dia menjelekan dan bahkan dia

mengagungkan dirinya sendiri saja, dan dengan membandingkan dirinya dengan

orang lain. Karna dalam agama sedikit apapun takabur itu tidak diperbolehkan

bahkan Rasulullah menegaskan

اليدخل اجلنة من كان يف قلبو مثقال ذرة من كب

artinya: “seseorang tidak akan masuk surga apabila didalam dirinya terdapat

rasa sombong.”

Di sini, ia menggarisbawahi bahwa membicarakan kejelekan orang lain itu

tidak boleh dilakukan, kecuali membicarakan dengan tujuan untuk

mengintrospeksi diri sendiri, seperti misalnya membicarakan fakta bahwa orang-

19

Tahaddus Binni’mah merupakan istilah sudah lazim untuk menggambarkan kebahagiaan

seseorang atas kenikmatan yang diraihnya. Atas anugrah itu ia perlu menceritakan atau menyebut-

nyebut dan memberitahukannya kepada orang lain sebagai implementasi rasa syukur yang

mendalam.

Page 73: PEMAHAMAN PENGAJAR MAJLIS TA’LIM DESA SETIArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39733/2/IBNU KHOLDUN-FU.pdf · Dalam Surat al-Hujurât Ayat 12 Allah Swt., ... ketika

60

orang yahudi adalah orang-orang pengecut karena orang-orang yahudi tidak

berani membicarakan kejelekan orang lain didepannya, dan bahkan Nabi

Musapun pernah dijelek-jelekan oleh orang-orang yahudi tersebut.20

Berbeda dengan RH, pemahaman yang diberikan oleh AL ditegaskan

bahwa menurutnya ghîbah merupakan perbuatan yang buruk, sehingga otomatis

tidak ada perbuatan ghîbah yang dikateorikan baik, ataupun boleh, karena

bagaimanapun ghîbah adalah perbuatan yang tercela yaitu perbuatan yang

menceritakan aib orang lain. Kecuali seseorang mencirtakan orang lain yang

diceritakannya tersebut menyukainya. Oleh karena dia menyukai perkara tersebut,

maka itu bukanlah termasuk ghîbah.21

Sejalan dengan AL, menurut pemahaman AB juga ghîbah adalah

perbuatan yang tercela, sehingga tidak ada kategori perbuatan ghîbah yang

diperbolehkan, kecuali memceritakan perbuatan tersebut dengan tujuan yang baik

agar orang lain tidak mendapat musibah, atau kerugian seperti misalnya

menceritakan si A adalah suka mencuri, sehingga sesorang diharuskan untuk

berhati-hati, jika dia didapati bermain kerumahnya. Dan menurutnya, Rasulullah

Saw menganjurkan agar kita saling membantu dari terjadinya sebuah

kemadharatan, sehingga madharat tersebut tidak kembali terjadi terhadap diri

kita.22

Sementara itu, ada pula responden yang menjelaskan lingkup perbuatan

ghîbah dalam kaitan dengan perbuatan buruk lainnya. Menurut pemahaman yang

diungkapkan oleh RA dinyatakan bahwa ghîbah merupakan suatu perbuatan yang

berada satu tingkat di bawah namimah, sehingga menurutnya perbuatan tersebut

20

Wawancara Pribadi dengan Rakib Hajibi, (26 Tahun) pada 17 Desember 2017. 21

Wawancara Pribadi dengan Abdul Latif, (40 Tahun) pada 17 Desember 2017. 22

Wawancara pribadi dengan Ahmad Budi, (50 Tahun) pada 18 Desember 2017.

Page 74: PEMAHAMAN PENGAJAR MAJLIS TA’LIM DESA SETIArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39733/2/IBNU KHOLDUN-FU.pdf · Dalam Surat al-Hujurât Ayat 12 Allah Swt., ... ketika

61

merupakan perbuatan yang sangat tercela tidak ada perbuatan ghîbah yang

diperbolehkan oleh Agama karna dalam Ayat al-Qur‟an sudah jelas ول يغتة

yang artinya “janganlah kamu menggunjing satu samalainnya تعضكم تعضا

sehingga tidak ada permusuhan diantara kamu.”23

Di antara para responden ada yang memberikan pemahaman yang lebih

yang lebih komprehensif dengan memberikan rujukan bagi pendapat dan

pemahaman yang diutarakannya, seperti MF. Ia mengatakan bahwa ia mengutip

pendapat Ibnu Ḥajar al-Ḥaitami, bahwa perilaku ghîbah dikategorikan ke dalam

tiga macam hukum, yaitu haram, wajib, dan mubah. Haram melakukan ghîbah

apabila seseorang yang jika menceritakan keburukan orang lain akan Nampak

unsur kedzaliman dalam pembicaraan tersebut. Hukumnya bisa wajib jika

melakukan perbuatan ghîbah bertujuan ingin menyelematkan orang lain dari

kerugian baik moral, agama, harta dan yang lainnya, misalnya tentang

kemungkinan adanya unsur penipuan, seperti diungkapkan dalam hadis Nabi Saw

berkata: “Tolong menolonglah dalam hal kebaikan”. Sedangkan ghîbah dianggap

sebagai mubah apabila seseorang ingin membela dirinya dari gunjingan atau

fitnah orang lain, misalkan jika seseorang telah digunjingkan orang, kemudian

orang tersebut menceritakan hal itu kepada orang lain agar tidak mempercayai

berita tersebut begitu saja tentang semua yang diomongkan orang lain

terhadapnya bahwa ia seorang zhalim, pembohong, atau pendusta. Menurutnya,

persoalan ini juga ditegaskan dalam kitab karya Imam Nawawi yang berjudul

Riyaḍus Ṣāliḥīn.24

23

Wawancara Pribadi dengan Rahmatullah, (59 Tahun) pada 19 Desember 2017. 24

Wawancara Pribadi dengan Muhammad Fahmi, (28 Tahun) pada 19 Desember 2017.

Page 75: PEMAHAMAN PENGAJAR MAJLIS TA’LIM DESA SETIArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39733/2/IBNU KHOLDUN-FU.pdf · Dalam Surat al-Hujurât Ayat 12 Allah Swt., ... ketika

62

Berbeda dengan MF, NK pemahaman yang diberikan oleh responden lain

seperti NK lebih generative. Ia mengatakan bahwa perbuatan ghîbah adalah

perbuatan yang sangat dilarang oleh Agama, bahkan Ayat al-Qur‟an juga sangat

jelas menyatakan bahwa perbuatan ghîbah adalah perbuatan yang dilarang, oleh

karena itu perbuatan ghîbah tidak ada yang dikategorikan boleh ataupun halal.

Berarti semua perbuatan ghîbah adalah haram dalam agama.25

Selain sebagai hal buruk yang dilarang, seorang responden yang bernama

SF menambahkan bahwa ghîbah merupakan perbuatan yang buruk yang dapat

merugikan orang lain, sehingga Allah mengumpamakannya dengan memakan

bangkai saudaranya sendiri yang mati bukan yang masih hidup karena bangkai

yang sudah mati pasti tidak diketahui jika diceritakan keburukannya, berbeda

dengan yang masih hidup jika diceritakan pasti mengetahui. Dan menurutnya

hukum dari perbuatan ghîbah adalah haram. Namun begitu, ghîbah masih

diperbolehkan apabila jika ada seseorang yang memfitnah, sehingga orang yang

difitnah tersebut boleh menceritakan bahwa pihak yang melontarkan fitnah

adalah orang yang durhaka, dan ia telah menyebar fitnah terhadapnya. Dalam

menjelaskan pandangannya, ia mengutip dalil al-Qur‟an dijelaskan pada Surah an-

Nissa Ayat 148 yaitu :

Artinya: Allah tidak menyukai perkataan buruk yang diucapkan secara terus

terang dari siapa pun juga, artinya Dia pastilah akan memberinya

hukuman (kecuali dari orang yang dianiaya) sehingga apabila dia

mengucapkannya secara terus terang misalnya tentang keaniayaan yang

dideritanya sehingga ia mendoakan si pelakunya, maka tidaklah dia akan

menerima hukuman dari Allah. (Dan Allah Maha Mendengar) apa-apa

25

Wawancara Pribadi dengan Neneng Khoirunnisa, (28 Tahun) Pada 22 Desember 2017.

Page 76: PEMAHAMAN PENGAJAR MAJLIS TA’LIM DESA SETIArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39733/2/IBNU KHOLDUN-FU.pdf · Dalam Surat al-Hujurât Ayat 12 Allah Swt., ... ketika

63

yang diucapkan (lagi Maha Mengetahui) apa-apa yang diperbuat. (Q.S

an-Nissa:148).26

Pemahaman para responden bahwa ghîbah dapat diklasifikasikan ke dalam

beberapa macam hukum juga ditegaskan oleh AR. Sama halnya sama halnya

dengan pemahaman MF, AR mengatakan bahwa seperti dijelaskan dalam kitab al-

Adzkâr karangan Imam an-Nawawi, ia mengatakan ghîbah terbagi menjadi tiga

kategori hukum yaitu haram, wajib, mubah. Ghîbah haram jika dalam

perbuatannya tersebut adanya unsur kedzaliman terhadap orang lain.

Dikategotikan wajib apabila melakukan perbuatan tersebut adanya unsur

menolong orang lain terhadap kerugian atau penipuan. Dan boleh jika didalamnya

terdapat adanya unsur berupa pembelaan terhadap dirinya yang dizhalimi oleh

orang lain atau meminta hujjah dalam masalah agama seperti menceritakan

kecacatan perawi hadis.27

Pemahaman AR diamini oleh DS, yang dalam menjelaskan hukum ghîbah

menjelaskan kategori ghîbah menurut kitab al-Adzkār karangan Imam an-

Nawawi. Ia menyebut bahwa ghîbah sebenarnya diharamkan oleh agama bagi

umat muslim, tetapi bisa dibolehkan jika didalamnya terdapat unsur membela

orang diri dari fitnah yang sudah dibuat oleh orang lain terhadap kita bahkan

ghîbah ini dapat dikategorikan wajib apabila adanya unsur menyelamatkan orang

lain dari musibah atau kerugian yang dihadapinya. Menurutnya,membantu

seseorang yang akan mendapat kerugian jika melakukannya adalah wajib

hukumnya walaupun perbuatan tersebut dilarang oleh Agama.28

26

Wawancara Pribadi dengan Siti Safuroh, (42 Tahun) Pada 23 Desember 2017. 27

Wawancara Pribadi dengan Abdul Rahman, (52 Tahun) Pada 25 Desember 2017. 28

Wawancara Pribadi dengan Darussalam, (52 Tahun) Pada 29 Desember 2017.

Page 77: PEMAHAMAN PENGAJAR MAJLIS TA’LIM DESA SETIArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39733/2/IBNU KHOLDUN-FU.pdf · Dalam Surat al-Hujurât Ayat 12 Allah Swt., ... ketika

64

Ghîbah sebagai perangai yang buruk memang diamini oleh semua

responden, namun sebuah pendapat yang unik dituturkan pula oleh WR, ketika ia

mengatakan bahwa sebenernya ghîbah seluruhnya merupakan perbuatan yang

sangat tercela dan sangat buruk, bahkan ia menambahkan ada sebuah hadis yang

menjelaskan ghîbah adalah perbuatan yang dosanya lebih berat dari pada zina29

.

Namun di sini, WR tidak menyebut bunyi hadis itu. Jadi semua perbuatan ghîbah

adalah haram tetapi jika dalam hal menyelelamatkan orang lain dari kerugian atau

musibah yang sangat berbahaya, sehingga hal ini diperbolehkan karena adanya

unsur menyelematkan orang lain sehingga penting untuk memberitahukannya.

Dan hadis Nabi saw juga memerintahkan untuk membantu sesama makhluk. 30

Dari semua pemahaman responden yang telah tertuturkan ghîbah

merupakan perbuatan yang buruk akan tetapi perbuatan ghîbah tersebut tidak

selamanya menjadi buruk dengan alasan beberapa faktor, pertama: faktor ghîbah

menjadi mubah karena didalamnya adanya unsur membela diri kita dari finah atau

kedzaliman-kedzaliman orang lain, kedua: faktor ghîbah menjadi wajib jika

didalamnya adanya unsur menyelamatkan orang lain dari kemadharatan yang akan

sangat merugikan dirinya, ketiga: faktor ghîbah menjadi haram karena

didalamnya adanya unsur mendzalimi/merugikan orang lain tanpa adanya alasan

29Menurut keterangannya juga hadis tersebut memang kategori lemah bukan shahih. Dan

responden juga tidak dapat menyebutkannya. Berdasarkan keterangan yang didapat penulis bunyi

hadisnya adalah:

بة أشد من الز بة ، فإن الغي كم والغي ي رسول الل ، كيف الغي بة أشد من الزن : ن " . قيل قال رسول الل صلى الل عليو وسلم : " إيبة ال ي غفر لو حت ي غفر لو صاحبو الرجل ي زن ف ي توب ، ف ي توب " : ؟ قال عليو ، وإن صاحب الغي . " الل

Artinya: Rasululloh Saw bersabda: “Takutlah kamu semua terhadap ghîbah karena

sesungguhnya ghîbah itu lebih berat dosanya daripada berzina "Rasulullah ditanya :

"bagaimana bisa ghîbah lebih berat dosanya daripada zina?" Beliau menjawab:

"sesungguhnya seorang laki-laki kadang-kadang berzina kemudian bertaubat maka Allah

menerima taubatnya, sedangkan orang yang menggunjing tidak diampuni dosanya sampai

orang yang digunjing mau mengampuninya”. 30

Wawancara Pribabadi dengan Wifa Khairani Ramadhan, (27 Tahun) Pada 4 Januari 2018.

Menurut keterangan responden, bahwa ia lupa bunyi teks hadis tersebut sehingga penulis tidak

dapat mencantumkan hadis tersebut.

Page 78: PEMAHAMAN PENGAJAR MAJLIS TA’LIM DESA SETIArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39733/2/IBNU KHOLDUN-FU.pdf · Dalam Surat al-Hujurât Ayat 12 Allah Swt., ... ketika

65

yang kuat untuk dilakukan. Ketiga faktor ini menurut beberapa respoden

dijelaskan dalam kitab al-Adzkâr.

d. Pemahaman Responden Tentang Larangan Berbuat Ghibah

Sub-bab ini membahas tentang bagaimana pemahaman responden dalam

mendeskripsikan dan merinci penjelasan tentang larangan terhadap perbuatan

ghîbah. Ada beragam pendapat dan pemikiran tentang hal ini yang menandai

keragaman pemahaman diantara para responden. Berikut adalah rincian

pemahaman mereka.

Menurut pemahaman RH, larangan berbuat ghîbah terjadi ketika

seseorang membicarakan kejelekan orang lain dan orang yang dibicarakan

tersebut tidak menyukainya, ditambah lagi orang yang dibicarakan tersebut tidak

berada dalam forum pembicaraan tersebut. Dalam kasus itu ghîbah menurutnya

tidak diperbolehkan, baik itu membicarakan aib keluarga, saudara, orang tua,

tetangga, ataupun sesama umat muslim. Alasannya adalah karena menurutnya,

jika seseorang diperintahkan untuk memakan daging bangkai saudaranya sendiri,

maka pasti dia tidak akan mau untuk memakannya. Jangankan bangkai saudara

kita sendiri, yang mungkin orangnya masih hidup juga, menurutnya kita tidak

akan mau memakan daging saudara kita, apalagi untuk memakan bangkainya.

Masih menurutnya, Rasulallah Saw hanya membolehkan memakai bangkai dua

jenis binatang bangkai belalang dan bangkai ikan, di samping dua macam darah

yang dibolehkan untuk dimakan, yaitu hati dan jantung. Masih menurut

penjelasannya Rasulullahpun ketika berada di suatu Majelis dan diketahui ada

orang yang beraib, maka Rasululullah menggunakan bahasa yang halus dan

Page 79: PEMAHAMAN PENGAJAR MAJLIS TA’LIM DESA SETIArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39733/2/IBNU KHOLDUN-FU.pdf · Dalam Surat al-Hujurât Ayat 12 Allah Swt., ... ketika

66

menggunakan perkataan yang bersifat umum dengan tujuan untuk tidak menunjuk

ke salah seorang yang ada, seperti dicontohkan dengan perkataan ya qoum, bukan

ya fulan.31

Sementara itu, menurut pemahaman AL juga terkait masalah larangan

ghîbah, ia mengatakan bahwa perilaku ini akan menimbulkan permusuhan antara

orang yang berghîbah dengan orang yang di ghîbah, karena orang yang di ghîbah

tentu akan merasa tidak suka jika „aibnya dibicarakan oleh orang lain, apalagi

kemudian secara umum di ketahui orang-orang. Di sini, menurut AL orang yang

di ghîbah pastinya akan memunculkan perasaan benci terhadap orang yang

mengghibahinya. Wal hasil, ghîbah menurutnya tidak mampu memunculkan

adanya keserasian antara sesama makhluk sosial.32

Penjelasan tentang larangan berghîbah cukup jelas terbaca dari

pemahaman AB. Menurutnya ghîbah merupakan perbuatan yang sangat dilarang

oleh Agama Islam. karena perbuatan tersebut adalah perbuatan yang sangat

tercela. Ia memberikan contoh, ada seorang perempuan yang digunjingkan tentang

pertengkaran atau perceraiannya kepada orang lain, padahal perempuan tersebut

sejatinya tidak menginginkan jika masalah pribadinya itu diketahui oleh orang

lain. Masih menurutnya juga, contoh-contoh perbuatan ghîbah sudah dilakukan

dalam banyak acara infotainment di televisi.33

Larangan melakukan perbuatan ghîbah lantaran dianggap perbuatan buruk

juga diungkapkan lewat pemahaman RA. Ia memberi contoh bahwa ghîbah itu

perbuatan yang buruk, seperti seseorang menceritkan kejelekan orang lain tentang

ihwal pribadinya, misalnyaia menceritakan bahwa orang tersebut tukang judi,

31

Wawancara Pribadi dengan Rakib Hajibi, (26 Tahun) pada 17 Desember 2017. 32

Wawancara Pribadi dengan Abdul Latif, (40 Tahun) pada 17 Desember 2017. 33

Wawancara pribadi dengan Ahmad Budi, (50 Tahun) pada 18 Desember 2017.

Page 80: PEMAHAMAN PENGAJAR MAJLIS TA’LIM DESA SETIArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39733/2/IBNU KHOLDUN-FU.pdf · Dalam Surat al-Hujurât Ayat 12 Allah Swt., ... ketika

67

tetapi dia tidak suka jika perbuatannya itu diketahui orang lain, hal tersebut

adalah perbuatan ghîbah. Ia menyebutkan pula bahwa ada banyak contoh-contoh

perbuatan ghîbah yang bisa kita lihat di televisi., Disitu ada banyak gosip-gosip

yang dikategorikan sebagai ghîbah.34

Apa yang diceritakan oleh MF cukup menarik mengenai penjelasan atas

larangan ghîbah. Menurutnya, perbuatan ghîbah dilarang karena didalamnya ada

unsur-unsur mendzalimi/merugikan orang lain, baik itu keluarga, tetangga,

saudara-saudara, apalagi orang tua. Menceritakan perbuatan buruk mereka tanpa

adanya alasan yang jelas, seperti misalnya menceritakan tentang pertengkaran

keluarga kepada orang lain, begitu juga acara-acara infotaiment yang

menbicarakan beragam kasus perceraian, kasus-kasus perselingkuhan, dan lain-

lain merupakan ghîbah. Hanya saja, menurut MF, akan berbeda halnya jika kita

menceritakan orang-orang Yahudi. Hal tersebut menurutnya dibolehkan karena

ayat-ayat al-Qur‟an35

juga mengatakan bahwa mereka adalah orang-orang yang

dzalim dan pengecut. Pandangan MF senada dengan pemahaman WR36

dan AR.37

WR juga berpendapat bahwa ghibah dilarang karena didalamnya adanya unsur

kedzaliman, seperti contohnya ketika menceritakan tentang kekikiran tetangga.

Hal yang diceritakan kepada orang lain tersebut sangat tidak disukai oleh tetangga

jika orang lain mengetahui kekikirannya tersebut, sehingga tetangga itu merasa

terdzalimi oleh perbuatan yang dilakukan atas dasar ghîbah tersebut. Jika memang

34

Wawancara Pribadi dengan Rahmatullah, (59 Tahun) pada 19 Desember 2017. 35

Berdasarkan keterangan dari responden ( MF ) ayat-ayat al-Qur‟an-Nya adalah al-Maidah

ayat 42 dan an-Nissa ayat 160. 36

Wawancara Pribabadi dengan Wifa Khairani Ramadhan, (27 Tahun) Pada 4 Januari 2018. 37

Wawancara Pribadi dengan Abdul Rahman, (52 Tahun) Pada 25 Desember 2017.

Page 81: PEMAHAMAN PENGAJAR MAJLIS TA’LIM DESA SETIArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39733/2/IBNU KHOLDUN-FU.pdf · Dalam Surat al-Hujurât Ayat 12 Allah Swt., ... ketika

68

hal itu benar bahwa tetangga kita sangat kikir, maka disebut ghîbah, tetapi jika

tidak demikian halnya, maka hal tersebut dikategorikan sebagai buhtan.38

Sementara menurut AR mengatakan bahwa ghîbah dilarang karena

didalamnya ada unsur mendzalimi orang lain, seperti misalnya ketika seseorang

menceritakan dibelakangnya bahwa seseorang bertubuh pendek dan orang yang

diceritakan memanglah pendek, kemudian dia sangat marah ketika mendengar

ada orang yang menceritakan bahwa dia pendek. Hal tersebut merupakan

perbuatan sangat dibencinya, maka itu adalah ghîbah. Menurutnya, ada sangat

banyak contoh-contoh ghîbah di sekitar lingkungan kita, bila kita sering melihat

pada tayangan televisi dan postingan media sosial.39

Contoh perbuatan ghîbah yang banyak terjadi di dalam tayangan-tayangan

di televisi atau media sosial juga dinyatakan dalam pemahaman NK. Menurutnya,

dewasa ini banyak program-program televisi yang menceritakan tentang aib

rumah tangga orang lain, kasus-kasus perceraian dan banyak hal dan keburukan

lainnya yang dapat dikategorikan ghîbah. Misalnya ada berita tentang berita

kematian seseorang yang tak wajar, kemudian banyak yang membicarakan hal itu

karena pada waktu hidupnya dia kikir dan hal tersebut memanglah benar, maka

perbuatan seperti itulah yang merupakan perkara ghîbah.40

Dalam pemahamannya, SF juga menyebut perbuatan ghîbah sudah sangat

banyak terjadi pada kalangan masyarakat, baik itu merupakan pada unsur sirik

(dengki), kikir, atau sombong dan lain sebagainya. Misalnya menceritakan

kekikiran orang lain tanpa sepengetahuan orang yang bersangkutan, dan juga

menceritakan seseorang yang menyumbangkan dana yang besar sementara orang

38

Wawancara Pribadi dengan Muhammad Fahmi, (28 Tahun) pada 19 Desember 2017 39

Wawancara Pribadi dengan Abdul Rahman, (52 Tahun) Pada 25 Desember 2017. 40

Wawancara Pribadi dengan Neneng Khoirunnisa, (28 Tahun) Pada 22 Desember 2017.

Page 82: PEMAHAMAN PENGAJAR MAJLIS TA’LIM DESA SETIArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39733/2/IBNU KHOLDUN-FU.pdf · Dalam Surat al-Hujurât Ayat 12 Allah Swt., ... ketika

69

yang bersangkutan tidak ingin diketahui apa yang telah dia lakukan itu, sehingga

bisa saja membuatnya marah, maka hal itu juga termasuk ghîbah.41

Senada dengan pemahaman responden lain, DS juga berpendapat bahwa

dalam melakukan perbuatan ghîbah pastinya sangat dilarang oleh Allah SWT,

bahkan Allah SWT menyerupakan perbuatan ghîbah seperti memakan daging

saudaranya sendiri. Menurutnya, salah satu contoh perbuatan ini adalah ketika

seorang menceritakan kekikiran orang lain kepada teman-temannya tanpa

sepengetahuan orang yang bersangkutan. Menurutnya, jika hal itu benar adanya

pada diri dia maka hal tersebut dikategorikan ghîbah, namun jika itu merupakan

hal yang salah, maka bisa dikatakan buhtan,atau bahkan fitnah.44

Dapat disimpukan dari pemahaman-pemahaman responden ghîbah sebagai

perbuatan yang sangat tercela contoh ghîbah sudah banyak terjadi dikalangan

masyarakat. Seperti menceritakan tentang aib rumah tangga orang lain, sifat kikir,

dan bentuk tubuh. Dapat disaksikan perbuatan ghîbah ini secara nyata dan terang-

terang yaitu di media sosial, televisi dan berita-berita bahkan ghîbah sendiri

dijadikan sebagai perangkai untuk mensuseskan bisnisnya tanpa menyadari

adanya pihak yang tidak menyukai atau dirugikan akibat informasi-informasi

yang disebarkan tersebut.

e. Pemahaman Responden Balasan Bagi Pelaku Ghibah

Dalam sub-bab ini masalah yang akan dibahas adalah bagaimana

pemahaman responden tentang balasan bagi seseorang yang melakukan ghîbah.

Secara umum responden menyatakan bahwa pelaku ghîbah akan mendapatkan

41

Wawancara Pribadi dengan Siti Safuroh, (42 Tahun) Pada 23 Desember 2017. 44

Wawancara Pribadi dengan Darussalam, (52 Tahun) Pada 29 Desember 2017.

Page 83: PEMAHAMAN PENGAJAR MAJLIS TA’LIM DESA SETIArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39733/2/IBNU KHOLDUN-FU.pdf · Dalam Surat al-Hujurât Ayat 12 Allah Swt., ... ketika

70

siksa di akhirat. Ada banyak pandangan tentang bentuk-bentuk siksa apa saja

yang akan mereka dapatkan di akhirat nanti. Berikut adalah uraian yang diberikan

oleh para responden ketika ditanya apa saja hukuman yang akan diterima oleh

seseorang yang melakukan perbuatan ghîbah?

Menurut RH balasan bagi pelaku ghîbah adalah akan mendapatkan siksaan

di neraka, karena menurutnya perbuatan tersebut merupakan perbuatan yang

madzmumah, yaitu perbuatan tercela, dan ghibah dilarang oleh Allah Swt. Ia

menyebut sebuah hadits seraya mengatakan bahwa Rasulullah bersabda:

.من ست ر مسلما ست ره للا

“Barangsiapa menutupi aib seorang muslim, maka Allah akan menutupi aibnya.”

.”Berdasarkan pada hadits tersebut, RH memahami orang yang menutupi

aib saudaranya, maka Allah akan menutupi aibnya diakhirat nanti. Masih

menurutnya juga, Rasulullahpun pernah berpesan yang artinya adalah “Wahai

kaumku jika kalian melihat ada orang berzina, lalu kamu sendirian, maka lebih

baiknya kamu diam dari pada kamu umbar.” Dengan demikian, itu berarti bahwa

ditakutkan seseorang akan mendapatkan keburukan karena kesaksiannya kurang,

sementara saksi perbuatan zina haruslah 2 orang laki-laki.47

47

Pribadi dengan Rakib Hajibi, (26 Tahun) pada 17 Desember 2017. Kalimat ini adalah

kalimat penjelasan yang penulis dengar dari narasmber RH, meski penulis ragu bahwa dua saksi

untuk zina adalah seperti disyaratkan dalam ketentuan syara‟ yaitu empat orang saksi dari laki-laki

sesuai dengan keterangan ayat al-Qur‟an :

Artinya: Dan (terhadap) para wanita yang mengerjakan perbuatan keji, hendaklah ada empat

orang saksi diantara kamu (yang menyaksikannya). Kemudian apabila mereka telah

memberi persaksian, maka kurunglah mereka (wanita-wanita itu) dalam rumah sampai

mereka menemui ajalnya, atau sampai Allah memberi jalan lain kepadanya. (Q.S an-Nisâ

[4]:15)

Page 84: PEMAHAMAN PENGAJAR MAJLIS TA’LIM DESA SETIArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39733/2/IBNU KHOLDUN-FU.pdf · Dalam Surat al-Hujurât Ayat 12 Allah Swt., ... ketika

71

Sementara itu menurut pemahaman AL, seseorang yang melakukan

perbuatan ghîbah akan mendapatkan balasan berupa akan dipotong lidahnya di

akhirat nanti, itu adalah bentuk balasan untuk seseorang yang suka melakukan

perbuatan ghîbah. Karena dia suka mendzalimi orang lain yang tidak bersalah

terhadapnya. Allah Swt, akan menyiksanya sesuai dengan perbuatannya.48

Adapun menurut pemahaman AB bagi seseorang yang suka melakukan

perbuatan ghibah dia akan mendapatkan balasan dan juga dia akan mendapatkan

siksaan yang pedih seperti dikisahkan dalam perjalanan Isra‟ Nabi Muhammad

Saw. Ketika itu Rasullah tiba-tiba dia melihat kaum yang kukunya panjang,

kemudian orang itu mencakar wajah dan dadanya. Nabi bertanya kepada Jibril,

dan Jibril menjawab bawa itu adalah orang-orang yang waktu di dunianya suka

melakukan perbuatan ghîbah.49

Beberapa pemahaman responden nampak senada dengan apa yang

dikatakan oleh AB terkait hukuman bagi pelaku ghîbah juga dijelaskan oleh RA,

bahwa balasan bagi seseorang yang melakukan perbuatan ghîbah akan

mendapatkan siksaan yang sangat pedih. Menurutnya, hal itu dapat dilihat pada

perjalanan Isra‟ Mi‟rajnya Nabi Muhammad Saw ketika dalam perjalan bersama

Jibril beliau melihat suatu kaum yang kukunya panjang-panjang kemudian

mecakari seluruh wajahnya dan dadanya. Kemudian Nabi bertanya kepada Jibril

siapakah kaum tersebut dan Jibril menjawab bahwa mereka adalah orang-orang

yang sewaktu hidup di dunia suka menggunjing.50

Pendapat yang obyektif dilontarkan oleh MF. Ia berpendapat bahwa

balasan orang yang suka melakukan ghîbah dalam al-Qur‟an disamakan dengan

48

Wawancara Pribadi dengan Abdul Latif, (40 Tahun) pada 17 Desember 2017. 49

Wawancara pribadi dengan Ahmad Budi, (50 Tahun) pada 18 Desember 2017. 50

Wawancara Pribadi dengan Rahmatullah, (59 Tahun) pada 19 Desember 2017.

Page 85: PEMAHAMAN PENGAJAR MAJLIS TA’LIM DESA SETIArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39733/2/IBNU KHOLDUN-FU.pdf · Dalam Surat al-Hujurât Ayat 12 Allah Swt., ... ketika

72

memakan daging bangkai saudaranya sendiri. Ini bertujuan agar umat Muslim

tidak melakukan perbuatan tercela tersebut, karena saat dalam perjalanan Isra‟

Mi‟raj Nabi Muhammad Saw menceritakan bahwa pada dalam perjalanan

bersama Jibril beliau melihat kaum yang kukunya panjang kemudian dia

mencakar-cakar seluruh wajahnya dan dadanya. Nabi Bertanya kepada Jibril

siapakah kaum tersebut? Kemudian Jibril menjawab bahwa kaum tersebut adalah

seseorang yang di dunianya suka melakukan perbuatan ghîbah.51

Masih dengan penjelasan yang senada, pemahaman NK terkait masalah ini

juga disebutkan bagi orang yang suka melakukan perbuatan ghîbah maka orang

tersebut akan mendapatkan balasan diakhirat dengan siksaan yang sangat pedih.

Seperti salah satunya yaitu yang digambarkan pada perjalan Isra‟ Mi‟raj Nabi

Muhammad Saw. Dalam perjalannya Nabi melihat kaum yang kukunya panjang

dan mencakar-cakar seluruh wajahnya dan dadanya. Itulah salah-satu balasan bagi

perbuatan ghîbah.52

Tanpa merinci balasan buruk apa yang akan diterima pelaku ghîbah, SF

menuturkan bahwa ghîbah adalah perbuatan yang haram dan seseuatu yang

diharamkan oleh Agama akan mendapatkan siksaan yang pedih di akhirat nanti.

Sesuai janji Allah Swt. Semua perbuatan baik itu perbuatan yang baik atau buruk

akan mendapatkan balasannya di akhirat nanti.53

Pemahaman AR mengenai balasan bagi pelaku ghîbah juga masih senada

dengan AB. Ia mengatakan bahwa balasan yang akan didapatnya nanti seperti

yang dikisahkan pada malam Isra‟ Mi‟rajnya Nabi Muhammad Saw yang pada

waktu diperjalanan menuju langit beliau melihat kaum yang kukunya panjang dan

51

Wawancara Pribadi dengan Muhammad Fahmi, (28 Tahun) pada 19 Desember 2017. 52

Wawancara Pribadi dengan Neneng Khoirunnisa, (28 Tahun) Pada 22 Desember 2017. 53

Wawancara Pribadi dengan Siti Safuroh, (42 Tahun) Pada 23 Desember 2017.

Page 86: PEMAHAMAN PENGAJAR MAJLIS TA’LIM DESA SETIArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39733/2/IBNU KHOLDUN-FU.pdf · Dalam Surat al-Hujurât Ayat 12 Allah Swt., ... ketika

73

mencakar-cakar seluruh wajahnya dan dadanya kemudian Nabi bertanya kepada

Malaikat Jibril siapakah mereka dan dijawab oleh Jibril dia adalah manusia yang

pada masa hidupnya suka menggunjing.54

Pemahaman yang meski senada dengan AB, namun lebih

representatifditunjukkan oleh DS yang merujuk kitab Dardir. Mnurutnya, kitab

tersebut menceritakan perjalanan Isra Mi‟raj Rasulullah saw bersama Malaikat

Jibril dan pada waktu diperjalanan beliau melihat suatu kaum yang kukunya

panjang dan mencakar-cakar wajahnya serta dadanya kemudian Nabi Saw.,

bertanya kepada Jibril dan Jibril Menjawab bahwa mereka adalah kaum yang

waktu hidupnya suka menggunjing saudaranya. Kemudian bagi dirinya perbuatan

tersebut akan membuatnya mejadikannya seorang yang mempunyai akhlak

madzmummah sebuah akhlak yang tercela.55

Terakhir, WR juga berpendapat mengenai hal ini sudah disebutkan dalam

perjalanan Nabi Muhammad pada malam Isra Mi‟raj. Waktu dalam perjalan nabi

Muhammad Saw melihat ada suatu kaum yang kukunya sangat panjang kemudian

mencakar-cakar wajahnya dan dadanya. Lalu Nabi Muhammad Saw bertanya

kepada Malaikat Jibril siapakah kaum tersebut? Kemudian Malaikat Jibril

menjawab bahwa kaum itu adalah orang-orang yang pada waktu hidupnya suka

menggunjingkan orang lain.56

Semua perbuatan tentu akan mendapat balasan atau ganjaran oleh Allah

Swt, baik itu perbuatan yang terpuji ataupun perbuatan yang buruk, tergantung

perbuatan yang dilakukannya. Ghîbah sebagai perbuatan yang buruk dan tercela

54

Wawancara Pribadi dengan Abdul Rahman, (52 Tahun) Pada 25 Desember 2017. 55

Wawancara Pribadi dengan Darussalam, (52 Tahun) Pada 29 Desember 2017. 56

Wawancara Pribabadi dengan Wifa Khairani Ramadhan, (27 Tahun) Pada 4 Januari

2018.

Page 87: PEMAHAMAN PENGAJAR MAJLIS TA’LIM DESA SETIArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39733/2/IBNU KHOLDUN-FU.pdf · Dalam Surat al-Hujurât Ayat 12 Allah Swt., ... ketika

74

akan mendapatkan sebuah balasan yang sangat buruk. Menurut semua responden

perbuatan ghîbah akan mendapatkan balasan minimalnya akan disiksa diakhirat

nanti dan lebih komprehenship lagi adalah berupa yang sudah dikisahkan oleh

perjalanan Isra‟ Mi‟rajnya Nabi Muhammad Saw yaitu seseorang yang melakukan

ghîbah akan mempunyai kuku yang panjang kemudian mencakar-cakar wajahnya

dan dadanya. Keterangan ini tidak hanya menurut pembicaraan belaka tetapi

menurut responden keterangan ini dari sebuah kitab yang membahas secara

lengkap tentang perjalan Isra‟ Mi‟raj Nabi Muhammad Saw yaitu kitab Dardir.

f. Pemahaman Responden Dampak Perbuatan Ghîbah Bagi Diri Sendiri

dan Sosial

Poin ini menggali pemahaman responden terkait dampak yang akan

ditimbulkan dari perbuatan ghîbah dan pertanyaan yang diajukan adalah apakah

anda melihat kaitan atau hubungan antara kebiasaan melakukan ghîbah dengan

pembentukan akhlak pribadi dalam membentuk kualitas diri dan hubungan sosial

dengan sesama manusia?

Pemahaman RH ini tidak disebutkan tentang dampak terhadap pribadinya,

ia hanya menyebutkan dampak atau pengaruh terhadap sosialnya saja. Menurut

RH terkait tentang ini ia berpendapat apabila seseorang melakukan perbuatan

ghîbah pertama dia diagungkan oleh orang lain karena orang beranggapan dia

adalah seorang yang vokal tetapi keadaannya akan terbalik, tidak seperti demikian

justru dia akan dijauhi oleh masyarakat sekitar. Karena siapapun yang dekat

dengannya baik itu saudaranya sendiri, sahabatnya, tetangganya, keluarganya

bahkan orangtuanyapun dia akan jelek-jelekan sehingga orang terdekatnya

Page 88: PEMAHAMAN PENGAJAR MAJLIS TA’LIM DESA SETIArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39733/2/IBNU KHOLDUN-FU.pdf · Dalam Surat al-Hujurât Ayat 12 Allah Swt., ... ketika

75

merasakan ketidaknyamanan dalam bergaul bersamanya. Menurutnya juga tanda-

tanda seseorang yang suka berghîbah adalah ketika sedang berbicara dia langsung

membicarakan kejelekan orang lain tanpa sebab yang pasti.57

Adapun menurut pemahaman AL, pengaruh negatif seseorang melakukan

perbuatan ghîbah pasti akan terjadi ketidakharmonisan antara makhluk sosial

karena akibat perbuatan tersebut dapat menimbulkan perasaan dendam bagi orang

yang di ghîbah terhadap diir orang yang menghibahinya.Sehingga orang yang

dighibahi selalu merasa tidak suka dengan pribadi orang yang mengghibahinya.

Dan juga menurutnya, akibat dari perbuatan ghîbah akan menjadikan seseorang

berpribadi akhlak madzmummah.58

Bahkan menurutnya orang yang berghîbah

akan menjadi sampah masyarakat karena dengan banyaknya dia berghîbah secara

otomatis dia akan dibenci oleh orang-orang yang tinggal di lingkungan

sekitarnya.59

Pemahaman yang senada dengan AL juga dilontarkan oleh AB,

mengatakan bahwa perbuatan ghîbah akan menjadikan seseorang berkepribadian

dengan akhlakmadzmummah, yaitu akhlak yang tercela. Islam mengajarkan

manusia untuk hidup sebagai makhluk sosial, yang harus rukun dengan sesama.

Jika seseorang melakukan perbuaan ghîbah, maka secara otomatis kerukunan

yang diidamkan tersebut akan hilang dan masyarakat sekitarnya bisa sajaakan

membenci pengghîbah tersebut karena dengan seringnya dia melakukan perbuatan

ghîbah. Masyarakat tentu tidak akan merasakan kenyamanan bergaul dengan

57

Wawancara Pribadi dengan Rakib Hajibi, (26 Tahun) pada 17 Desember 2017. 58

Akhlak Madzmumah adalah perangkai atau tingkah laku tercemin pada diri manusia

yang cenderung melekat dalam bentuk yang tidak menyenangkan orang lain. 59

Wawancara Pribadi dengan Abdul Latif, (40 Tahun) pada 17 Desember 2017.

Page 89: PEMAHAMAN PENGAJAR MAJLIS TA’LIM DESA SETIArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39733/2/IBNU KHOLDUN-FU.pdf · Dalam Surat al-Hujurât Ayat 12 Allah Swt., ... ketika

76

pengghîbah, karena mereka akan merasa takut diri merek dibicarakan

kejelekannya dibelakangnya.60

Masih dalam pemahaman yang senada dengan AL, tetapi sedikit lebih

rinci, RA berbendapat bahwa seseorang yang melakukan perbuatan ghîbah akan

menjadikan orang tersebut mempunyai akhlak madzmummah yaitu akhlak yang

tercela, yang sangat dilarang oleh Agama Allah Swt. Dan perbuatan ghîbah juga

dikategorikan perbuatan pengecut seperti orang-orang Bani Israil sebagai contoh

yang beraninya hanya dari belakang saja, tidak berani didepan langsung.

Kemudian juga masyarakat sekitarnya akan membencinya karena orang-orang

yang berada didekatnya tidak menyukainya disebabkan perbuatannya yaitu ketika

bergaul dengan orang yang suka ghîbah pasti akan dibicarakan keburukannya juga

dibelakangnya. Tidak hanya itu saja, menurut RAdampak perbuatan ghîbah juga

akan menimbulkan perbuatan namimah.61

Pemahaman MF juga tidak jauh berbeda dengan AL ia berpendapat bahwa

dampak yang akan ditimbulkan oleh perbuatan tersebut adalah bagi pribadinya dia

mempunyai akhlak madzmummah yaitu akhlak yang tercela. Orang-orang yang

berada disekitarnya akan tidak menyukainya, bahkan cenderung membencinya.

Kemudian juga pengaruh negatif bagi kehidupan sosial yang ditimbulkan

perbuatan ghibah adalah tidak ada kerukunan dalam kehidupan bersosial. Jika dua

orang saling bertemu, maka keduanya pasti akan saling diam tidak ada sapaan

antara satu dengan yang lainnya, bahkan mereka akan saling membicarakan

60

Wawancara pribadi dengan Ahmad Budi, (50 Tahun) pada 18 Desember 2017. 61

Wawancara Pribadi dengan Rahmatullah, (59 Tahun) pada 19 Desember 2017.

Page 90: PEMAHAMAN PENGAJAR MAJLIS TA’LIM DESA SETIArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39733/2/IBNU KHOLDUN-FU.pdf · Dalam Surat al-Hujurât Ayat 12 Allah Swt., ... ketika

77

keburukan orang lain dibelakangnya, disebabkanoleh tumbuhnya rasa benci di

antara mereka.62

Meski demikian tidak luput juga NK juga berbendapat apabila seseorang

suka melakukan perbuatan ghîbah maka sudah pasti orang tersebut akan

mendapatkan kebencian dari lingkungan sekitarnya, karena orang-orang yang

didekatnya merasa tidak senang dengan prilaku tersebut dan menyebabkan rasa

kekhawatiran ketika berada dekatnya akan dibicarakan kejelakannya juga.

Sehingga jika bertemu tidak ada keharmonisan dalam hubungan sosial dan ia juga

mempunya akhlak yang madzmummah atau akhlak tercela yang sangat dilarang

oleh Agama.63

Pemahaman SF juga terkait poin ini, ia mengatakan bahwa jika seorang

melakukan perbuatan ghîbah otomatis dia kan mendapatkan kebencian dari

lingkungan sekitarnya sehingga tidak ada keharmonisan dalam kehidupan

bersosial dan seorang tersebut akan mempunyai akhlak yang buruk yaitu suatu

akhlak yang madzmummah yaitu suatu akhlak yang tidak disukai oleh orang-

orang.64

Pemahaman AR juga tidak jauh berbeda dengan yang lainnya tentang

pengaruh yang akan ditimbulkan oleh pembuatan ghibah pemahamannya sama

halnya dengan SF ia mengatakan bahwa yang akan didapatkan oleh pelaku ghibah

berupa kebencian dari masyarakat yang di sekitarnya, karena orang-orang yang

bergaul dengannya merasa di dzalimi sehingga munculnya rasa benci bahkan

dengan rasa benci itu bisa mengakibatkan fitnah sesamanya. Dan pengaruh bagi

62

Wawancara Pribadi dengan Muhammad Fahmi, (28 Tahun) pada 19 Desember 2017. 63

Wawancara Pribadi dengan Neneng Khoirunnisa, (28 Tahun) Pada 22 Desember 2017. 64

Wawancara Pribadi dengan Siti Safuroh, (42 Tahun) Pada 23 Desember 2017.

Page 91: PEMAHAMAN PENGAJAR MAJLIS TA’LIM DESA SETIArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39733/2/IBNU KHOLDUN-FU.pdf · Dalam Surat al-Hujurât Ayat 12 Allah Swt., ... ketika

78

pribadinya, ghîbah merupakan perbuatan yang tercela sehingga secara otomatis

dia mempunyai akhlak madzmummah.65

Adapun menurut pemahaman DS tentang keterkaitan perbuatan ghîbah

dengan kehidupan sosialnya adalah secara tidak langsung dia meyakini seluruh

masyarakat disekitarnya pasti membencinya dan menjauhinya bahkan dia

dianggap sebagai penyakit masyarakat akibat perbuatannya yang selalu menebar

sebuah kedzaliman sehingga akibat perbuatannya tersebut dia merasa diasingkan

dari kehidupan sosialnya. Adapun bagi pribadinya dia sudah termasuk berpribadi

akhlak yang madzmummah yaitu sebuah akhlak yang tercela.66

Terakhir, WR juga berpendapat bahwa jika seseorang melakukan

perbuatan ghîbah akan mendapatkan kebencian dan dijauhi oleh lingkungan

sekitarnya bahkan masyarakat sekitarnya akan mengasingkan orang-orang yang

suka berbuat ghîbah karena seorang yang didekatnya tidak merasa nyaman ketika

bergaul bersamanya, ditakutkan akan menjelek-jelekannya. Kemudian perbuatan

ghîbah akan membentuk dirinya mempunyi akhlak yang tercela atau akhlak

madzmummah.67

Dari pemaparan pemahaman para responden sudah jelas bahwa ghîbah

akan menjadikan seseorang mempunyai akhlak madzmummah atau akhlak tercela.

Dan juga penggibah membentuk dirinya sebagai sampah masyarakat. Orang-

orang disekitarnya tentu akan membenci pengghîbah sehingga hubungan sosial

baik itu sesama tentangga, saudara, dan keluarga tidak akan rukun, dan saling

membenci sesamanya. Tidak menutup kemungkan antara keduanya juga akan

65

Wawancara Pribadi dengan Abdul Rahman, (52 Tahun) Pada 25 Desember 2017. 66

Wawancara Pribadi dengan Darussalam, (52 Tahun) Pada 29 Desember 2017. 67

Wawancara Pribabadi dengan Wifa Khairani Ramadhan, (27 Tahun) Pada 4 Januari

2018.

Page 92: PEMAHAMAN PENGAJAR MAJLIS TA’LIM DESA SETIArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39733/2/IBNU KHOLDUN-FU.pdf · Dalam Surat al-Hujurât Ayat 12 Allah Swt., ... ketika

79

terusmem bicarakan kejelekan satu samalain. Jadi, pengghîbah jelas akan

membuat kerusakan bagi dirinya ataupun orang lain.

g. Pengetahuan Reponden Tentang Hadis Larangan Berghîbah

Sub-bab ini akan membahas pemahaman responden terkait hadis-hadis

yang melarang melakukan perbuatan ghîbah dan pertanyaan yang diajukan adalah

Apakah anda mengetahui hadis yang terkait larangan berghîbah?

Menurut RH hadis yang terkait larangan berghîbah adalah:

.من ست ر مسلما ست ره للا

“Barangsiapa menutupi aib seorang muslim, maka Allah akan menutupi aibnya.”

Menurutnya juga ayat ini dengan hadis berkaitan satu sama lainya, dari

makna keduanya adalah bahwa kita bersosialisasi terhadap masyarakat haruslah

baik dan jangan sampai menjelek-jelekan satu samalain, seseorang harus menjaga

diri dan juga menjaga saudaranya al-Muslim lirattu muslim69

artinya “muslim dan

sesama muslim adalah cermin”. Jika saudara muslim kita jelek maka jelek pula

diri kita apalagi sampai menjelek-jelekannya didepan orang lain.70

Beberapa responden seperti AL,71

AB,72

, NK73

,dan AR74

melontarkan

hadits yang samaterkait larangan berghîbah. Hadisnya berbunyi sebagai berikut:

69

Agaknya responden salah menyebut redaksi adagium di atas, seharusnya al-Muslimu

Mir’atul Muslimi. 70

Wawancara Pribadi dengan Rakib Hajibi, (26 Tahun) pada 17 Desember 2017. 71

Wawancara Pribadi dengan Abdul Latif, (40 Tahun) pada 17 Desember 2017. 72

Wawancara pribadi dengan Ahmad Budi, (50 Tahun) pada 18 Desember 2017. 73

Wawancara Pribadi dengan Neneng Khoirunnisa, (28 Tahun) Pada 22 Desember 2017. 74

Wawancara Pribadi dengan Abdul Rahman, (52 Tahun) Pada 25 Desember 2017.

Page 93: PEMAHAMAN PENGAJAR MAJLIS TA’LIM DESA SETIArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39733/2/IBNU KHOLDUN-FU.pdf · Dalam Surat al-Hujurât Ayat 12 Allah Swt., ... ketika

80

قال ذكرك اخاك ان رسول للا ملسو هيلع هللا ىلص قال : اتدرون ماالغيبة ؟ قالو : للا ورسولو اعلم قال :

مبايكره قيل افرايت ان كان ىف اخي مااقول انكان فيو ماتقول فقد اغتبتو وان مل يكن فيو

وفقد هبت

Artinya: Rasulallah Saw telah bersabda: “Tahukah kalian apakah ghîbah itu?” para

shahabat menjawab Allah dan Rasul-Nya yang lebih tahu! ”Lalu beliau

melanjutkan: “yaitu kamu menceritakan saudaramu tentang hal yang tidak

disukainya”. Sesorang bertanya: “Bagamana pendapat tuan jika memang

itu benar ada pada diri saudaramu, maka kamu telah melakukan ghîbah

terhadapnya. Dan apabila yang kamu ceritakan itu tidak ada pada diri

saudaramu, berarti kamu mengada-ngada tentangnya”.

Pemahaman yang sama dengan beberapa responden di atas juga

dilontarkan oleh MF. Namun, selain menyebutkan hadis di atas MF sedikit

merinci penjelasannya dengan menyebutkan hadis yang lain. Menurutnya, al-

Qur‟an melarang Umat Islam untuk melakukan perbuatan ghîbah dan hadis di atas

menjelaskan apa arti ghîbah itu. Jadi, menurutnya hadis di atas dengan Ayat al-

Qur‟an sangat berhubungan. Ia menjelaskan alasan lain mengapa al-Qur‟an

melarang perbuatan ghîbah, menurutnya karena hadis Nabi juga menjelaskan:

ب لن فسوعن النب صلى للا عليو و سلم قال: ب ل خيو ماي ال ي ؤ من أحدكم حت ي

Artinya: Nabi Saw bersabda, “ Tidaklah termasuk beriman seseorang di antara

kamu sehingga mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya

sendiri.”77

Adapun pendapat RA berbeda dengan pendapat sebelumnya, menurutnya

hadis yang terkait tentang ghîbah adalah lantaran Rasulullah menyebut sesama

muslim bersaudara, yaitu:

والخيذلو وال يسلمو لمو ظ قال رسول للا صلى للا عليو وسلم: المسلم أخو المسلم ال ي

77

Wawancara Pribadi dengan Muhammad Fahmi, (28 Tahun) pada 17 Desember 2017.

Page 94: PEMAHAMAN PENGAJAR MAJLIS TA’LIM DESA SETIArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39733/2/IBNU KHOLDUN-FU.pdf · Dalam Surat al-Hujurât Ayat 12 Allah Swt., ... ketika

81

Artinya:"Rasulullah SAW bersabda: Seorang muslim itu adalah saudara muslim

yang lain. Oleh sebab itu, jangan menzdalimi dan meremehkannya dan

jangan pula menykitinya." (HR. Ahmad, Bukhori dan Muslim).

Jadi seorang Muslim adalah saudara dan jangan saling menyakiti satu

sama lainnya apalagi mengghîbahinya karna itu merupakan perbuatan yang sangat

tidak dianjurkan. Dalam Surat al-Hujurât melarang kita melakukan perbuatan

ghîbah karna hadis-hadis tentang persaudaraan ini. Makanya antara Ayat al-

Qur‟an dan hadis ini sangat berhubungan.78

Adapun menurut pendapat SF mengenai hadis yang terkait larangan

ghîbah, menurutnya hadis yang terkait dengan ghîbah adalah:

يف شهركم ىذا، يف ب لدكم ن الل حرم عليكم دماءكم وأموالكم وأعراضكم كحرمة ي ومكم ىذا ، فإ

ىذ

Artinya: sesungguhnya Allah telah mengharamkan atas sesama kalian darah

kalian (untuk ditumpakan) dan harta kalian (untuk dirampais) dan

kehormatan (untuk dirusak). Sebagaimana haramnya hari ini, haramnya

bulan ini dan haramnya negeri ini” (HR. Bukhari).

Menurutnya juga hadis ini mengaharamkan kita melakukan seuatu

kedzaliman terhadap sesesama umat Muslim karena semua umat Muslim adalah

saudara satu-sama lainnya sehingga tidak boleh adanya percekcokan antara

keduanya.81

Pendapat yang masih umum dapat kita lihat dari pendapat DR, menurutnya

salah satu hadis kategori ghibah yaitu:

78

Wawancara Pribadi dengan Rahmatullah, (59 Tahun) pada 19 Desember 2017. 81

Wawancara Pribadi dengan Siti Safuroh , (42 Tahun) Pada 23 Desember 2017.

Page 95: PEMAHAMAN PENGAJAR MAJLIS TA’LIM DESA SETIArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39733/2/IBNU KHOLDUN-FU.pdf · Dalam Surat al-Hujurât Ayat 12 Allah Swt., ... ketika

82

بة ، فإن كم والغي عليو وسلم : " إي بة أشد من الزن " . قيل : ي : قال رسول الل صلى الل الغي علي بة أشد من الزن ؟ قال : " الرجل ي زن ف ي توب ، ف ي توب الل و ، وإن رسول الل ، كيف الغي

بة ال ي غفر لو حت ي غفر لو صاحبو " .صاحب الغي رواه الطبان يف الوسط وفيو عباد بن كثري الثقفي وىو مرتوك

Artinya: Rasulullah Saw bersabda: “Takutlah kamu semua terhadap ghîbah

karena sesungguhnya ghîbah itu lebih berat dosanya dari pada berzina

"Rasulullah ditanya: "bagaimana bisa ghîbah lebih berat dosanya daripada

zina? "Beliau menjawab:" sesungguhnya seorang laki-laki kadang-kadang

berzina kemudian bertaubat maka Allah Set menerima taubatnya, sedangkan

orang yang menggunjing tidak diampuni dosanya sampai orang yang

digunjing mau mengampuninya.”83

Pendapat WR juga tidak berbeda dari pendapat AL, ia mengatakan hadis

yang melarang melakukan perbutan ghîbah adalah:

عليو وسلم : " بة أشد من الزن " . قيل قال رسول الل صلى الل بة ، فإن الغي كم والغي ي رسول : إي

بة أشد من الزن ؟ قال الرجل ي زن ف ي توب ، ف ي توب الل عليو ، وإن صاحب ": الل ، كيف الغي

بة ال ي غفر . " لو حت ي غفر لو صاحبو الغي

Artinya: Rasulullah saw bersabda: “Takutlah kamu semua terhadap ghîbah

karena sesungguhnya ghîbah itu lebih berat dosanya daripada berzina

"Rosululloh ditanya: "bagaimana bisa ghîbah lebih berat dosanya daripada

zina?"Beliau menjawab: "sesungguhnya seorang laki-laki kadang-kadang

berzina kemudian bertaubat maka Allah Swt menerima taubatnya,

sedangkan orang yang menggunjing tidak diampuni dosanya sampai orang

yang digunjing mau mengampuninya”84

Sudah terlihat dari pendapat-pendapat responden yang mengaitkan antara

Ayat al-Qur‟an tentang ghîbah dengan penjelasan berbagai hadis yang juga

melarang seseorang melakukan perbuatan ghîbah. Dari jawaban di atas nampak

83

Wawancara Pribadi dengan Darussalam, (52 Tahun) Pada 29 Desember 2017. 84

Wawancara Pribabadi dengan Wifa Khairani Ramadhan, (27 Tahun) Pada 4 Januari

2018.

Page 96: PEMAHAMAN PENGAJAR MAJLIS TA’LIM DESA SETIArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39733/2/IBNU KHOLDUN-FU.pdf · Dalam Surat al-Hujurât Ayat 12 Allah Swt., ... ketika

83

bahwa responden lebih banyak memakai hadis tentang definisi ghîbah. Hanya

beberapa yang berbeda yaitu dengan memakai hadis persaudaraan, peringatan atau

perintah. Dalam hal ini hanya ada satu pemikiran yang lebih mendekati yaitu

pendapat DS yang mengaitkan hadis tentang ghîbah dengan hadis menjelaskan

dosa yang lebih berat dari zina.

Page 97: PEMAHAMAN PENGAJAR MAJLIS TA’LIM DESA SETIArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39733/2/IBNU KHOLDUN-FU.pdf · Dalam Surat al-Hujurât Ayat 12 Allah Swt., ... ketika

84

BAB V

KESIMPULAN

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian ini bahwasanya penulis menyimpulkan ghîbah dalam

banyak hal merupakan perbuatan yang sangat buruk dan keji. Dan agama

Islampun melarang keras untuk melakukan perbuatan ghîbah karena dampak yang

ditimbulkan oleh perbuatan tersebut bukan hanya pada diri sendiri tetapi juga

merugikan orang lain.

Berdasarkan temuan data pada Surat al-Hujurât [49]: 12 yang penulis

ujikan kepada reponden, mayoritas responden mengetahui Surat al-Hujurât [49]:

12 dan dapat menyebutkannya dengan baik, yang mengartikan berarti Ayat al-

Qur’an tersebut sudah tidak asing lagi bagi mereka.

Sejalan dengan responden mengetahui dan membaca dengan baik beserta

artinya berarti responden sudah memahami bahwa ghîbah adalah perbuatan yang

buruk dan bahkan sangat buruk. Dan ghîbah sebagai perbuatan yang

diumpamakan seperti memakan daging bangkai saudaranya sendiri.

Mengenai pandangan responden tetang perbuatan ghîbah adalah perbuatan

menceritakan seseorang di belakangnya baik itu perbuatan buruk ataupun

perbuatan baik, yang jelas perkara tersebut tidak disukai oleh obyek yang

dibicarakan jika orang lain mengetahuinya.

Pemahaman tentang responden lingkup ghîbah adalah mayoritas

mengatakan bahwa ghîbah terbagi 3 macam yaitu: haram, boleh, bahkan wajib.

Keterangan ini mereka sebutkan dalam kitab al-Adzkar karangan Imam an-

Page 98: PEMAHAMAN PENGAJAR MAJLIS TA’LIM DESA SETIArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39733/2/IBNU KHOLDUN-FU.pdf · Dalam Surat al-Hujurât Ayat 12 Allah Swt., ... ketika

85

Nawawi. Salah satu contoh wajib ketika ada saudara kita hendak tertipu oleh

seseorang dalam usaha bisnis bahkan sampai merugikan sekali maka wajib bagi

kita memberitahu kepada saudara kita untuk membatalkan rencananya karena

orang yang diajak bisnis olehnya adalah orang dzalim, pembohong. Karena jika

kita tidak memberitahu terlebih dahulu maka dampak yang akan didapatkan

olehnya kemadharatan yang sangat merugikan dirinya sehingga bagi kita berdosa

jika kita mengetahui dan hanya berdiam saja. Kemudian responden juga

memahami bahwa jika seseorang melakukan perbuatan ghîbah sudah pasti akan

mendapatkan suatu balasan dari Allah Swt berupa siksaan yang pedih yang sudah

digambarkan pada malam Isra Mi’rajnya Nabi Muhammad Saw yaitu ia akan

mempunyai kuku yang panjang dan mencakar-cakar wajahnya dan dadanya.

B. Saran

1. Perlunya kepada tokoh agama yakni kyai, ustad, ustadzah hendaklah

menekankan pengajiannya yang berada di Majlis Ta’lim, Masjid, dan

Pondok Pesantren tentang prilaku ghîbah. Agak masyarakat sadar akan

hal buruknya perbuatan ghîbah.

2. Bagi para pembaca, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh

dari kesempurnaan, maka dari itu saran dan kritik yang membangun

sangat penulis nantikan demi perbaikan dilain waktu agar penelitian ini

bisa menjadi lebih bermanfaat.

Page 99: PEMAHAMAN PENGAJAR MAJLIS TA’LIM DESA SETIArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39733/2/IBNU KHOLDUN-FU.pdf · Dalam Surat al-Hujurât Ayat 12 Allah Swt., ... ketika

86

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, M. Yatimin, Study Akhlak Dalam Perspektif al-Qur’an, Jakarta:

Amzah, 2007

Adi, Isbandi Rukminto, Kesejahtraan Sosial, Pembangunan Sosial, dan Kajian

pemabngunan. Jakarta: Raja Grafindo Jakarta, 2013

Agama RI, Departemen. Al-Qur’an dan Terjemahnya. Qs. Al-Imran ayat 103.

Jakarta: CV Darus Sunnah , 2002

Ahmad Syakir, Syiekh. Mukhtashar Tafsîr Ibnu Katsir, Ter Agus Ma’mun,

Suharhan dan Suratman,Vol 6. Jakarta: Darus Sunnah Pres, 2012

al-Qazwini, Abu al-Husain Ahmad bin Faris bin Zakaria. Mu’jam Maqâyis al-

Lughah. Vol 4 Bairut Lebanon: Dar al-Fikr, 2008

Alpiyanto. Rahasia Mudah Mendidik Dengan Hati. Jakrta: PT Tujuh Samudra

Alfah, 2013

al-Asyhar, Thobib. SUFI FUNGKY Menjadi Remaja yang Gaul dan Shalih.

Jakarta: Anggota IKAPI

Arikunto, Suharsini. Prosedur Penelitian. Jakarta, Reneka Cipta Jakarta, 1997

Bali, Wahid Abdul Salam. 40 Dosa Lisan Perusak Iman. Solo: al-Qowun, 2005

Ekspose/Dokumen Desa Setia Asih Tahun 2017.

Page 100: PEMAHAMAN PENGAJAR MAJLIS TA’LIM DESA SETIArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39733/2/IBNU KHOLDUN-FU.pdf · Dalam Surat al-Hujurât Ayat 12 Allah Swt., ... ketika

87

Fikri, Sa’id Hilmi Tazkiyatul. Bencana Lisan. Jakarta: Penerbit Islam Tadabur,

2002

Ghazali, Imam. Bahaya Lisan, Ter Fuad Kauma. Jakarta Qishi Pres, 2005

Hadi, Sutrisno. Statistik II. Yogyakarta, Andi Offist 1987

al-‘Aways Syah, Syaikh Hasan. Ghibah dan Pengaruhnya Dalam Kehidupan.

Jakarta: Pustaka at-Tauhid, 2003

Herlianto. Urbanisasi, Pembangunan, dan Kerusuhan Kota. Bandung: Alumni,

1997

al-‘Awaisyah, Husein dan dkk, Gosip Fitnah dan Taubat an-Nasuha. Jakarta:

Cendikia Sentra Muslim, 2002

Ikapi, Anggota. Pertumbuhan Penduduk dan Kesejahtraan. Jakarata: Lipi Press,

2011

Itr’, Nurdin. Ulumul al-Hadis. Bandung: PT RosdaKarya, 2012

Jaarullah, Abdullah. Awas Bahaya Lidah Jakarta: Gema Insani, 1993

Khan, Shakil Ahmad & Ahmad, Wasil. Ghibah: Sumber Segala Keburukan.

Jakrta: PT MIZAN, 2004

Khomeini, Imam. 40 Hadis Telaah atas Hadis-hadis Mistis dan Akhlak, Jakrta:

PT Mizan Pustaka, 2009

LPM/Dokumen Kantor Desa Setia Asih Tahun 2017.

Page 101: PEMAHAMAN PENGAJAR MAJLIS TA’LIM DESA SETIArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39733/2/IBNU KHOLDUN-FU.pdf · Dalam Surat al-Hujurât Ayat 12 Allah Swt., ... ketika

88

Midgley, James. Pembangunan Sosial Perspektif pembangunan dalam

Kesejahtraan Sosia, Ter Dorita Setiawan dan Sirojuddin Abbas. Jakrata:

Direktorat Perguruan Tinggi Agama Islam, 2005

Menno, S. dan Alwi, Mustamin. Antropologi Perkotaan. Jakarta: Raja Grafindo,

1994

Mubin, Nurul. Misteri Lidah Manusia Kehidupan Beragama Islam. Jogjakrta:

Jogjakarta Stabil, 2012

Ath-Thabari, Abu Ja’far Muhammad bin Jarir. Tafsîr ath-Thabâri. Vol 14.

Libanon: Bairut, 1984

al-Albani, Muhammad Nasiruddin. Saẖih Sunan at-Tirmîdzi, Ter Fachrurazi. Vol

17. Jakarta:PustakaAzam, 2006

an-Nawawi, Imam, Syaraẖ Ṣhaẖih Muslim Ter Fathoni Muhammad dan Fatuhal

Arifin, vol 11. Jakarta: Darus Sunnah Press, 2014

an-Nawawi, Syiekh. Hadis Arba’în Nawâwiah. Jakarta: Darul Haq, 20013

Nazir, Moh. Metodologi Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia, 2013

Nugroho, Iwan dan Dahuri, Rokhmin, Pembangunan Wilayah: Perspektif

Ekonomi Sosial dan lingkungan. Jakarta: LP3ES, 2004

Poerwadaminta, W.J.S. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka,

2003

al-Qorni, Uwes. 60 Bahaya Lisan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2004

Page 102: PEMAHAMAN PENGAJAR MAJLIS TA’LIM DESA SETIArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39733/2/IBNU KHOLDUN-FU.pdf · Dalam Surat al-Hujurât Ayat 12 Allah Swt., ... ketika

89

Al-Qurthubi, Imam. Tafsîr al-Qurthubî, Vol 8. Jakarta: Pustaka Azzam, 2008

R, Gumilar dan Dkk, Sosiologi Perkotaan. Jakarta: Universitas Terbuka, 2004

Riduwan, Belajar Mudah Penelitian. Bandung : Alfabeta, 2013

Roheni, Keni. Ghibah dalam Perspektif Hadis (Perpustakaan Utama UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta, 2005

Rofa’ah. Akhlak Keagamaan Kelas. Yogyakarta: Deepubhliser ,2013

Sa’id, Mustafa dan Dkk, Nuzhatul al-Muttaqîn. Syaraẖ Riyâdhush Ṣhaliẖîn. V 1,

C 2, Madinah al-Munawaroh: Muasasah ar-Risalah, 1991

Saudi, Hasan & Irabi, Hasan. Ahmad, Jerat-jerat Lisan. Solo: Pustaka Arafah,

2004

Sedarmayanti & Hidayat, Syarifudin. Metodologi Penelitian. Bandung: Cv

Mandar Maju, 2011

Setyabudi. Peran Pendidikan Dalam Kehidupan Masyarakat. Jakarta: Rineka

Cipta, 2013

Shihab, M. Quraish. Mukjijat Al-Qur’an: Ditinjau Dari Aspek Kebahsaan Isyarat

Ilmiah Dan Pemberitaan Gaib. Bandung: PT Mizan Pustaka, 2013

, M. Quraish. Tafsîr al-Misbâẖ: Pesan, Kesandan Keserasian al-Qur’an.

JAKARTA: Lentera Hati, 2002

, M. Quraish, Menabur Pesan Ilahi: Al- Qur’an dan Dinamika Kehidupan

Masyarakat. Jakarta: Lentera Hati, 2006

Page 103: PEMAHAMAN PENGAJAR MAJLIS TA’LIM DESA SETIArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39733/2/IBNU KHOLDUN-FU.pdf · Dalam Surat al-Hujurât Ayat 12 Allah Swt., ... ketika

90

Soyomukti, Nurani Pengantar Sosiologi: Dasar Analisis, Teori, Pendekatan

Menuju Analisis Sosial, Perubahan Sosial, dan Kejian-kajian Strategis.

Jogjakarta: Arruz Media, 2010

Soetomo, Masalah Sosial dan Pembangunan. Jakarta, Dunia Pustaka Jaya,1995

Stephen K. Sanderson, Sosiologi Makro, Ter Farid Wajidi dan S. Menno. Jakarta:

Raja Grafindo Persada, 1993

Sugiyono, Metode Penelitian Kuntitatif dan Kualitatif. Bandung: ALVABETA,

2004

Al-Sajsatani, Al-Iman al-Hafidz Abi Daud Sulaiman bin al-As’as. Sunan Abî

Daud, Vol 5. Bairut: Dar al-Fikr,1974

Waluya, Bagja Sosiologi: Fenomena di Masyarakat. Jakarta: PT Setia Purna

Inves, 2006

Wawancara Pribadi dengan Rakib Hajibi, (26 Tahun) pada 17 Desember 2017.

Wawancara Pribadi dengan Abdul Latif, (40 Tahun) pada 17 Desember 2017.

Wawancara pribadi dengan Ahmad Budi, (50 Tahun) pada 18 Desember 2017.

Wawancara Pribadi dengan Rahmatullah, (59 Tahun) pada 19 Desember 2017.

Wawancara Pribadi dengan Muhammad Fahmi, (28 Tahun) pada 19 Desember

2017.

Wawancara Pribadi dengan Neneng Khoirunnisa, (28 Tahun) Pada 22 Desember

Page 104: PEMAHAMAN PENGAJAR MAJLIS TA’LIM DESA SETIArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39733/2/IBNU KHOLDUN-FU.pdf · Dalam Surat al-Hujurât Ayat 12 Allah Swt., ... ketika

91

Wawancara Pribadi dengan Siti Safuroh, (42 Tahun) Pada 23 Desember 2017.1

Wawancara Pribadi dengan Abdul Rahman, (52 Tahun) Pada 25 Desember 2017.

Wawancara Pribadi dengan Darussalam, (52 Tahun) Pada 29 Desember 2017.

Wawancara Pribabadi dengan Wifa Khairani Ramadhan, (27 Tahun) Pada 4

Januari 2018.

Wie, Three Kian. Pembangunan Ekonomi dan Pemerataan. Jakarta: LP3ES, 1981

Yusuf, Maulana muhammad Muntakhab Ahadits, Dalil-Dalil Enam Sifat Utaman.

Yogyakarta: Ash Shaff, 2007

Page 105: PEMAHAMAN PENGAJAR MAJLIS TA’LIM DESA SETIArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39733/2/IBNU KHOLDUN-FU.pdf · Dalam Surat al-Hujurât Ayat 12 Allah Swt., ... ketika

LAMPIRAN

1. Data diri responden.

2. Lembar Wawancara

3. Surat perijinan penelitian

Page 106: PEMAHAMAN PENGAJAR MAJLIS TA’LIM DESA SETIArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39733/2/IBNU KHOLDUN-FU.pdf · Dalam Surat al-Hujurât Ayat 12 Allah Swt., ... ketika

DATA DIRI

Nama : Rakib Hajibi Lc ( RH )

Jenis Kelamin : Laki-laik/Perempuan

Usia : 26

Pekerjaan : Mengajar

Alamat : Kp. Bogor, Desa Setia Asih

Pendidikan :

Formal : a. SD/MI b. SMP/MTS c. SMA/MA/SMK d. Sarjana e. Magister f. Doktor.

Non Formal : Sebutkan jenjang waktu pendidikannya..: Pondok Pesantren Dar al-

‘Ulum selama 4 Tahun

Mengajar di MT : Masjid Jami’ al-Hudayah

Selama : 2 Tahun

Materi yang diajarkan : al-Qur’an, Fiqih, ‘Ubudiyah, Tahfidz.

Pernah membaca kitab tafsir : Tafsir Ibn Katsir, Tafsir al-Qurtubi dan lain-lainnya.

Page 107: PEMAHAMAN PENGAJAR MAJLIS TA’LIM DESA SETIArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39733/2/IBNU KHOLDUN-FU.pdf · Dalam Surat al-Hujurât Ayat 12 Allah Swt., ... ketika

DATA DIRI

Nama : Abdul Latif ( AL )

Jenis Kelamin : Laki-laik/Perempuan

Usia : 45 Tahun

Pekerjaan : Mengajar

Alamat : Kp. Tanah Tinggi, Desa Setia Asih.

Pendidikan :

Formal : a. SD/MI b. SMP/MTS c. SMA/MA/SMK d. Sarjana e. Magister f. Doktor.

Non Formal : Sebutkan jenjang waktu pendidikannya : Pesantren at-Taqwa Pusat

Selama 6 Tahun.

Mengajar di MT : Masjid Jami Nurul Huda

Selama : 20 Tahun

Materi yang diajarkan : ‘Ubudiyah, dan Hadis.

Pernah membaca kitab tafsir : Tafsir Jalalain.

Page 108: PEMAHAMAN PENGAJAR MAJLIS TA’LIM DESA SETIArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39733/2/IBNU KHOLDUN-FU.pdf · Dalam Surat al-Hujurât Ayat 12 Allah Swt., ... ketika

DATA DIRI

Nama : A. Budi ( AB)

Jenis Kelamin : Laki-laik/Perempuan

Usia : 50 Tahun

Pekerjaan : Mengajar

Alamat : Villa Mutiara Gading.

Pendidikan :

Formal : a. SD/MI b. SMP/MTS c. SMA/MA/SMK d. Sarjana e. Magister f. Doktor.

Non Formal : Sebutkan jenjang waktu pendidikannya : Pesantren As-salam selama 6

Tahun.

Mengajar di MT : al-Muhajirin

Selama : 10 Tahun

Materi yang diajarkan : Fiqih, al-Qur’an.

Pernah membaca kitab tafsir : Tafsir Jalalain.

Page 109: PEMAHAMAN PENGAJAR MAJLIS TA’LIM DESA SETIArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39733/2/IBNU KHOLDUN-FU.pdf · Dalam Surat al-Hujurât Ayat 12 Allah Swt., ... ketika

DATA DIRI

Nama : Rahmatullah (RA)

Jenis Kelamin : Laki-laik/Perempuan

Usia : 59

Pekerjaan : Mengajar

Alamat : Kp. Penggarutan. Desa Setia Asih

Pendidikan :

Formal : a. SD/MI b. SMP/MTS c. SMA/MA/SMK d. Sarjana e. Magister f. Doktor.

Non Formal : Sebutkan jenjang waktu pendidikannya : Salapiah selama 8 Tahun.

Mengajar di MT : Darussa’adah

Selama : 35 Tahun

Materi yang diajarkan : Fiqih, Tafisr Munir, Tafsir Jalalain.

Pernah membaca kitab tafsir : Tafisr Munir, Tafsir Jalalain.

Page 110: PEMAHAMAN PENGAJAR MAJLIS TA’LIM DESA SETIArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39733/2/IBNU KHOLDUN-FU.pdf · Dalam Surat al-Hujurât Ayat 12 Allah Swt., ... ketika

DATA DIRI

Nama : M. Fahmi (MF)

Jenis Kelamin : Laki-laik/Perempuan

Usia : 28 Tahun

Pekerjaan : Mengajar

Alamat : Perumahan Wahana Harapan blok B no 23

Pendidikan :

Formal : a. SD/MI b. SMP/MTS c. SMA/MA/SMK d. Sarjana e. Magister f. Doktor.

Non Formal : Sebutkan jenjang waktu pendidikannya : Pesantren al-Mubarokah

Pandeglang Banten

Mengajar di MT : Masjid Jami’ Babussalam.

Selama : 5 Tahun

Materi yang diajarkan : ‘Ubudiyah, al-Qur’an.

Pernah membaca kitab tafsir : Tafsir Jalalain.

Page 111: PEMAHAMAN PENGAJAR MAJLIS TA’LIM DESA SETIArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39733/2/IBNU KHOLDUN-FU.pdf · Dalam Surat al-Hujurât Ayat 12 Allah Swt., ... ketika

DATA DIRI

Nama : Neneng Khaoirun Nissa (NK)

Jenis Kelamin : Laki-laik/Perempuan

Usia : 28 Tahun

Pekerjaan : Guru/mengajar

Alamat : Kp. Bogor. Desa Setia Asih

Pendidikan :

Formal : a. SD/MI b. SMP/MTS c. SMA/MA/SMK d. Sarjana e. Magister f. Doktor.

Non Formal : Sebutkan jenjang waktu pendidikannya : At-Taqwa Pusat Selama 3

Tahun.

Mengajar di MT : al-Hudayah

Selama : 5 tahun

Materi yang diajarkan (Bulughul Maram/Hadis

Pernah membaca kitab tafsir : Tafsir Jalalain.

Page 112: PEMAHAMAN PENGAJAR MAJLIS TA’LIM DESA SETIArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39733/2/IBNU KHOLDUN-FU.pdf · Dalam Surat al-Hujurât Ayat 12 Allah Swt., ... ketika

DATA DIRI

Nama : Siti Safuroh (SF)

Jenis Kelamin : Laki-laik/Perempuan

Usia : 42 Tahun

Pekerjaan : Mengajar

Alamat : Kp. Penggarutan

Pendidikan :

Formal : a. SD/MI b. SMP/MTS c. SMA/MA/SMK d. Sarjana e. Magister f. Doktor.

Non Formal : Sebutkan jenjang waktu pendidikannya : al-Taqwa Pusat Selama 3

Tahun

Mengajar di MT : I’anatul Muta’alimah

Selama : 20 Tahun

Materi yang diajarkan : Fiqih, Akidah, Tauhid.

Pernah membaca kitab tafsir : Tafsir Ibn Katsir.

Page 113: PEMAHAMAN PENGAJAR MAJLIS TA’LIM DESA SETIArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39733/2/IBNU KHOLDUN-FU.pdf · Dalam Surat al-Hujurât Ayat 12 Allah Swt., ... ketika

DATA DIRI

Nama : Abdurrahman M.Pd

Jenis Kelamin : Laki-laik/Perempuan

Usia : 52

Pekerjaan : Mengajar

Alamat : Villa Mutiara Gading.

Pendidikan :

Formal : a. SD/MI b. SMP/MTS c. SMA/MA/SMK d. Sarjana e. Magister f. Doktor.

Non Formal : Sebutkan jenjang waktu pendidikannya : Pesantren Darussalam selama

7 tahun

Mengajar di MT: al-Muttaqiin

Selama : 10 Tahun

Materi yang diajarkan : Tafsir, Fiqih, Akhlak, Tauhid, Sejarah dan lain-lainnya.

Pernah membaca kitab tafsir : Tafsir Munir, Tafsir Jalalain, Tafsir Ibn Abbas.

Page 114: PEMAHAMAN PENGAJAR MAJLIS TA’LIM DESA SETIArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39733/2/IBNU KHOLDUN-FU.pdf · Dalam Surat al-Hujurât Ayat 12 Allah Swt., ... ketika

DATA DIRI

Nama : Darussalam (DS)

Jenis Kelamin : Laki-laik/Perempuan

Usia : 52 Tahun

Pekerjaan : Mengajar

Alamat : Perumahan Wahana Harapan

Pendidikan :

Formal : a. SD/MI b. SMP/MTS c. SMA/MA/SMK d. Sarjana e. Magister f. Doktor.

Non Formal : Sebutkan jenjang waktu pendidikannya : Pondok Pesantren al-

Mas’uriyah Sukabumi

Mengajar di MT : Masjid Jami’ Babussalam

Selama : 8 Tahun

Materi yang diajarkan : Fiqih, Akhlak, ‘Ubudiah.

Pernah membaca kitab tafsir : Tafsir Munir, Tafsir Jalalain, Tafsir Sayyid Qutub.

Page 115: PEMAHAMAN PENGAJAR MAJLIS TA’LIM DESA SETIArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39733/2/IBNU KHOLDUN-FU.pdf · Dalam Surat al-Hujurât Ayat 12 Allah Swt., ... ketika

DATA DIRI

Nama : Wifa Khairani Ramadhan

Jenis Kelamin : Laki-laik/Perempuan

Usia : 26 Tahun.

Pekerjaan : Mengajar

Alamat : Kp. Tanah Tinggi, Ds Setia Asih

Pendidikan :

Formal : a. SD/MI b. SMP/MTS c. SMA/MA/SMK d. Sarjana e. Magister f. Doktor.

Non Formal : Sebutkan jenjang waktu pendidikannya : Pesantren al-Muhtar Bekasi

Ummul Quro 3 Tahun

Mengajar di MT : Mesjid Jami Nurul Huda.

Selama : 4 Tahun

Materi yang diajarkan : Fiqih, Ubudiyah, al-Qur’an.

Pernah membaca kitab tafsir : Tafsir jalalain, Tafsir Ibnu Katsir.

Page 116: PEMAHAMAN PENGAJAR MAJLIS TA’LIM DESA SETIArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39733/2/IBNU KHOLDUN-FU.pdf · Dalam Surat al-Hujurât Ayat 12 Allah Swt., ... ketika

Pedoman Wawancara

1. Apakah anda mengetahui Ayat al-Qur’an tentang ghibah dalam al-

Qur’an, jika mengetahui tolong bisa sebutkan Ayat-Nya?

2. Menurut pemahaman anda, apakah yang dimaksud dengan ghibah?

3. Apa saja perbuatan yang termasuk kategori ghibah menurut anda?

4. Ada larangan berghibah, anda bisa jelaskan maksudnya?

5. Apa hukuman yang akan diterima pelaku ghibah di akhirat?

6. Apakah anda melihat kaitan atau hubungan antara kebiasaan berghibah

dengan pembentukan akhlak pribadi dalam membentuk kualitas diri dan

hubungan sosial dengan sesama manusia?

7. Apakah anda mengetahui hadis yang terkait larangan berghibah?

Page 117: PEMAHAMAN PENGAJAR MAJLIS TA’LIM DESA SETIArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39733/2/IBNU KHOLDUN-FU.pdf · Dalam Surat al-Hujurât Ayat 12 Allah Swt., ... ketika
Page 118: PEMAHAMAN PENGAJAR MAJLIS TA’LIM DESA SETIArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39733/2/IBNU KHOLDUN-FU.pdf · Dalam Surat al-Hujurât Ayat 12 Allah Swt., ... ketika