Pemahaman Pengajar Majelis Taklim tentang Amar Ma’rûf Nahî...

154
Pemahaman Pengajar Majelis Taklim tentang Amar Ma’rûf Nahî Munkar di Desa Tamansari Kecamatan Rumpin Kabupaten Bogor Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Serjana Agama (S.Ag) Oleh: Indah Fauziah Nim: 11140340000153 PROGRAM STUDI AL-QURAN DAN TAFISR FAKULTAS USHULUDDIN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2019

Transcript of Pemahaman Pengajar Majelis Taklim tentang Amar Ma’rûf Nahî...

Page 1: Pemahaman Pengajar Majelis Taklim tentang Amar Ma’rûf Nahî ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 6. Para pengajar majelis taklim di Desa Tamansari, yang

Pemahaman Pengajar Majelis Taklim tentang

Amar Ma’rûf Nahî Munkar di Desa Tamansari Kecamatan

Rumpin Kabupaten Bogor

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Serjana Agama (S.Ag)

Oleh:

Indah Fauziah

Nim: 11140340000153

PROGRAM STUDI AL-QURAN DAN TAFISR

FAKULTAS USHULUDDIN UNIVERSITAS

ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

2019

Page 2: Pemahaman Pengajar Majelis Taklim tentang Amar Ma’rûf Nahî ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 6. Para pengajar majelis taklim di Desa Tamansari, yang

Pemahaman Pengajar Majelis Taklim Tentang Amar Ma’rûf Nahî

Munkar di Desa Tamansari Kec. Rumpin Kab. Bogor

Diajukan Kepada Fakultas Ushuluddin

Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Memperoleh

Gelar Sarjana Agama (S.Ag)

Oleh :

Indah fauziah

NIM. 11140340000153

Di bawah bimbingan

Kusmana, Ph.D

NIP. 196504241995031001

PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR

FAKULTAS USHULUDDIN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1440H/2019 M

i

Page 3: Pemahaman Pengajar Majelis Taklim tentang Amar Ma’rûf Nahî ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 6. Para pengajar majelis taklim di Desa Tamansari, yang
PC-SERVER
Typewritten text
ii
Page 4: Pemahaman Pengajar Majelis Taklim tentang Amar Ma’rûf Nahî ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 6. Para pengajar majelis taklim di Desa Tamansari, yang
PC-SERVER
Typewritten text
iii
Page 5: Pemahaman Pengajar Majelis Taklim tentang Amar Ma’rûf Nahî ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 6. Para pengajar majelis taklim di Desa Tamansari, yang

ABSTRAK

Indah Fauziah, (NIM: 11140340000153)

“Pemahaman Pengajar Majelis Taklim Tentang Amar Ma’rûf Nahî Munkar

di Desa Tamansari Kec. Rumpin Kab. Bogor.”

Kajian skripsi ini membahas tentang pemahaman pengajar majelis taklim di

Desa Tamansari Kecamatan Rumpin Kabupaten Bogor. Tujuan penelitian ini

adalah untuk mencapai tiga hal yaitu Pertama, pemahaman pengajar Majelis

Taklim Desa Tamanasari terhadap pengertian umum mengenai amar ma’rûf nahî

munkar, Kedua, pandangan pengajar majelis taklim dalam memahami ayat-ayat

al-Qur’an dan hadis mengenai amar ma’rûf nahî munkar, ketiga, ialah penerapan

ruang lingkup amar ma’rûf nahî munkar pada masyarakat Desa Tamanasari.

Penelitian dalam tulisan ini menggunakan metode kualitatif yang

dideskriptifkan dengan menggunakan tehnik pertanyaan, wawancara data-data

tersebut dikumpulkan dalam bentuk observasi wawancara dan dokumentasi serta

rangkuman hasil penelitian secara sistematis sekaligus menarik kesimpulan.

Hasil penelitian Skripsi ini menunjukan bahwa pemahaman pengajar

majelis taklim di Desa Tamansari mengenai amar ma’rûf nahî munkar

menunjukan 3 temuan Pertama, dari 15 pengajar, yang memasuki kategori masih

lemah dalam mengetahui ayat-ayat al-Qur’an, bedasarkan hasil penelitian yang

penulis temukan hanya 3 pengajar dan 12 pengajar lainnya tidak tahu sama sekali.

Kedua, tidak semua pengajar memahami secara global mengenai isi kandungan

ayat mengenai makna dari ayat-ayat amar ma’rûf, karena dilatar belakangi oleh

kurangnya pendidikan yang kurang luas baik dari agama dan umumnya. Ketiga,

adapun mengenai penerapan ruang lingkup amar ma’rûf nahî munkar pada

masyarakat Desa Tamansari bedasarkan hasil observasi yang penulis temukan

ialah respon masyarakat kurang baik, dalam menerapkan amar ma’rûf nahî

munkar khususnya dalam pengajian di Majelis Taklim Desa Tamansari.

Kata Kunci: Pemahaman, Amar Ma’rûf Nahî Munkar, Pengajar, Majelis Taklim.

iv

Page 6: Pemahaman Pengajar Majelis Taklim tentang Amar Ma’rûf Nahî ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 6. Para pengajar majelis taklim di Desa Tamansari, yang

v

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Alhamdulillah segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah

Swt, yang telah memberikan berbagai nikmat, kesempatan serta kekuatan,

sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam

semoga tercurah limpahkan kepada baginda kita Nabi Muhammad Saw.

Penelitian skripsi yang penulis yaitu “Pemahaman Pengajar Majelis

Taklim Tentang Amar Ma’rûf Nahî Munkar di Desa Tamansari Kec.

Rumpin Kab. Bogor. Penulisan ini merupakan salah satu tugas akhir yang

menjadi syarat kelulusan memperoleh gelar sarjana Strata Satu (S-1) pada

fakultas Ushuluddin dan Filsafat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Dalam

penyusunan skripsi ini, peneliti telah mengarahkan segala kemampuan

sehingga selesailah penulisan skripsi ini.

Penulis menyadari, dalam skripsi ini masih jauh sempurna baik dalam

segi tulisanya bentuk dan isinya. Namun berkat bantuan dan dukungan dari

berbagai pihak, alhamdulilah skripsi ini dapat terselesaikan. Oleh karena itu,

penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah

membantu dan mendukung penulis untuk menyelesaikan tugas skiripsi ini,

maka pengghargaan yang setingi-tingginya dan ucapan terimakasih yang

sebesar- besarnya kepada:

1. Kepada Ibu Prof. Dr. Hj. Amany Burhanuddin Umar Lubis, Lc.,

M.A., selaku rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Kepada Dr. Yusuf Rahman M.A selaku Dekan Fakultas Ushuluddin

yang membawa Fakultas Ushuluddin menjadi fakultas yang terbaik.

3. Kepada Dr. Eva Nugraha M.A selaku ketua Program Studi Ilmu al-

Qur’an dan Tafsir. Dan selaku sekretaris Program Studi Ilmu al-

Qur’an dan Tafsir, Fahrizal Mahdi. Lc. MIRKH.

4. Kepada Dr. M Isa H.A Salam, M.Ag. selaku dosen penasihat

Akademik yang selalu memberikan masukan dan arahan dari awal

Page 7: Pemahaman Pengajar Majelis Taklim tentang Amar Ma’rûf Nahî ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 6. Para pengajar majelis taklim di Desa Tamansari, yang

vi

perkuliahan hingga proses pemilihan akhir judul skripsi ini

berlangsung.

5. Kusmana, Ph.D selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang selalu

memberikan masukan dan arahan dan memacu semangat penulis,

sehingga dapat terselesaikan penulisan skripsi ini.

6. Para pengajar majelis taklim di Desa Tamansari, yang telah

meluangkan waktu dan memberikan informasi, dan kajian yang di

arahkan sehingga penulis dapat mewawancarai mengenai penelitian

penulisan skripsi.

7. Terima kasih kepada kepala Desa Tamansari yang telah memberikan

data untuk penelitian dan mengizinkan penelitian,

dan terima kasih, kepada para masyarakat Desa Tamansari yang

telah memberikan keterangan dan meluangkan waktu untuk penulis

dalam pencarian data-data yang diperlukan, serta kepada para jamaah

majelis taklim di Desa Tamansari Kec. Rumpin Kab. Bogor, yang

telah memberikan informasi-informasi kepada penulis dalam proses

wawancara dan observasi.

8. Segenap dosen Program Studi Ilmu al-Qur’an dan Tafsir, penulis

mengucapkan terima kasih karena telah sabar dan ikhlas mendidik

serta banyak memberikan berbagai macam ilmu kepada penulis.

9. Pustakawan Fakultas Ushuluddin dan Filsafat dan pustakawan

perpustakaan utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah

memberikan pinjaman buku-buku dan refernsi-referensi yang di

arahkan sebagai acuan peneliti dalam menyusun skripsi.

10. Kepada kedua orang tua dan keluarga penulis, yaitu ayah tercinta,

Bapak Abdul Halim (A.lm) yang telah memberikan dukungan dan

doa dan kepada ibu tersayang Ibu Subaikah, yang telah memberikan

dukungan yang penuh dan semangat serta kerja keras yang tak pernah

henti untuk menyelesaikan tugasnya sebagai seorang ibu sekaligus

ayah sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas skripsi ini berkat

dukungan dan doanya. kepada kaka penulis Wardatul Aulia, Nur

Aisyah, Hasan Faqihuddin, berkat dukungan dan semangat yang

Page 8: Pemahaman Pengajar Majelis Taklim tentang Amar Ma’rûf Nahî ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 6. Para pengajar majelis taklim di Desa Tamansari, yang

vii

penuh baik berupa moral, material, dan doa terutama untuk orang tua

yang telah membesarkan dan mendidik, sehingga penulis dapat

melanjutkan pendidikan kejenjang perkuliahan sampai lulus.

11. Terima kasih kepada kawan-kawan yang senantiasa memotivasi dan

memberi dukungan dan menemani dalam pengerjaan skripsi penulis,

Siti Maymunah, Mulqi Yagiasa, Tantri Setyo Ningrum, widad Ali,

Ratna Farihat, Dwi Nurul, yang telah memberikan motivasi dan

meluagkan waktu dan memberikan semangat kepada penulis.

12. Terima kasih kepada teman-teman mengajar di SD An-Najah Tatu,

Leli, Intan, Feni dan lain-lain. yang telah memberikan dukungan dan

motivasi dan semangat kepada penulis.

13. Seluruh kawan-kawan di Jurusan Ilmu al-Qur’an dan Tafsir angkatan

2014, yang telah memberikan dorongan dan saran, serta semua pihak

yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini, yang

tidak bisa disebutkan satu persatu.

Harapan penulis apa yang telah teliti dan penulis tulis dapat bermanfaat

bagi semua kalangan. Semoga segala kebaikan-kebaikan yang telah di berikan

kepada penulis mendapat balasan dan limpahan rahmat dari Allah Swt. Aamiin.

Page 9: Pemahaman Pengajar Majelis Taklim tentang Amar Ma’rûf Nahî ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 6. Para pengajar majelis taklim di Desa Tamansari, yang

ix

PEDOMAN TRANSLITERASI

Penulisan skripsi ini berpedoman pada transliterasi dari Keputusan SK

Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Nomor: 507 Tahun 2017.

1. Padanan Aksara

Berikut adalah daftar aksara Arab dan padanannya dalam aksara latin:

Huruf Arab Huruf Latin Keterangan

Tidak Dilambangkan ا

B Be ب

T Te ت

ts te dan es ث

J Je ج

ẖ h dengan garis di bawah ح

Kh ka dan ha خ

D De د

Dz de dan zet ذ

R Er ر

Z Zet ز

s Es س

sy es dan ye ش

s es dengan garis di bawah ص

Page 10: Pemahaman Pengajar Majelis Taklim tentang Amar Ma’rûf Nahî ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 6. Para pengajar majelis taklim di Desa Tamansari, yang

x

ḏ de dengan garis di bawah ض

ṯ te dengan garis di bawah ط

ẕ zet dengan garis di bawah ظ

ʻ koma terbalik di atas hadap ع

kanan

gh ge dan ha غ

f Ef ف

q Ki ق

k Ka ك

l El ل

m Em م

n En ن

w We و

h Ha ه

Apostrof ˋ ء

y Ye ي

2. Vokal

Vokal dalam bahasa Arab seperti vokal dalam bahasa Indonesia, terdiri

dari vokal tunggal atau monoftong dan vokal rangkap atau diftong. Untuk vocal

tunggal bahasa Arab yang lambangnya berupa tanda atau harakat, transliterasinya

sebagai berikut:

Page 11: Pemahaman Pengajar Majelis Taklim tentang Amar Ma’rûf Nahî ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 6. Para pengajar majelis taklim di Desa Tamansari, yang

xi

Tanda Vokal Arab Tanda Vokal Latin Keterangan

ـ A Fatẖah

ـ I Kasrah

ـ U Ḏammah

Adapun untuk vokal rangkap, ketentuan alih aksaranya adalah sebagai

berikut:

Tanda Vokal Arab Tanda Vokal Latin Keterangan

ai a dan i ـ ي

وـ au a dan u

3. Vokal Panjang

Ketentuan alih aksara vokal panjang (mad), yang dalam bahasa Arab

dilambangkan harakat dan huruf, yaitu:

Tanda Vokal Arab Tanda Vokal

Latin

Keterangan

â a dengan topi di ىا

atas

î i dengan topi di ىي

atas

Page 12: Pemahaman Pengajar Majelis Taklim tentang Amar Ma’rûf Nahî ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 6. Para pengajar majelis taklim di Desa Tamansari, yang

xii

ىوû u dengan topi di

atas

4. Kata Sandang

Kata sandang yang dalam system aksara Arab dilambangkan dengan

huruf, yaitu dialihaksarakan menjadi huruf /l/, baik diikuti huruf syamsiyah

maupun huruf qomariyah. Contoh: al-rijâl bukan ar-rijâl, al-diwân, bukan ad-

diwân.

5. Syaddah (Tasydīd)

Syaddah atau tasydīd yang dalam sistem tulisan Arab dilambangkan

dengan sebuah tanda ( ), dalam alih aksara ini dilambangkan dengan huruf,

yaitu dengan menggandakan huruf yang diberi tanda syaddah itu. Akan tetapi, hal

ini tidak berlaku jika huruf yang menerima tanda syaddah itu terletak setalah kata

sandang yang diikuti oleh hurf-huruf syamsiyah. Misalnya, kata رورة tidak الض

ditulis “ad-darûrah” melainkan “al-ḏarūrah”, demikian seterusnya.

6. Ta Marbûṯah

Berkaitan dengan alih aksara ini, jika huruf ta marbûtah terdapat pada kata

yang berdiri sendiri, maka huruf tersebut dialihaksarakan menjadi huruf /h/ (lihat

contoh 1 di bawah). Hal yang sama juga berlaku jika ta marbûtah tersebut diikuti

oleh kata sifat (na’t) (lihat contoh 2). Namun, jika huruf ta matbûtah tersebut

diikuti kata benda (ism), maka huruf tersebut dialihaksarakan menjadi huruf /t/

(lihat contoh 3).

No Kata Arab Alih Aksara

Page 13: Pemahaman Pengajar Majelis Taklim tentang Amar Ma’rûf Nahî ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 6. Para pengajar majelis taklim di Desa Tamansari, yang

xiii

Ṯarîqah طريقة 1

Al-jâmi’ah al-islâmiyah الجامعة اإلسالمية 2

Waẖdat al-wujûd وحدة الوجود 3

7. Huruf Kapital

Meskipun dalam sistem tulisan Arab huruf kapital tidak dikenal, dalam

aksara ini huruf kapital tersebut juga digunakan, dengan mengikuti ketentuan yang

berlaku dalam Ejaan Bahasa Indonesia (EBI), antara lain untuk menuliskan

permulaan kalimt, huruf awal nama tempat, nama bulan, nama diri, dan lain-lain.

Penting diperhatikan, jika nama diri didahului oleh kata sandang, maka yang

ditulis dengan huruf kapital tetap huruf awal nama diri tersebut, bukan huruf awal

atau kata sandangnya (Contoh: Abû Hâmid al-Ghazâlî bukan Abû Hamîd Al-

Ghazâlî, al-Kindi bukan Al-Kindi).

Beberapa ketentuan lain dalam EBI sebetulnya juga dapat diterapkan

dalam alih aksara ini, misalnya ketentuan mengenai huruf cetak miring (Italic)

atau cetak tebal (bold). Jika menurut EYD, judul buku itu ditulis dengan cetak

miring, maka demikian halnya dalam alihaksaranya. Demikian seterusnya.

Berkaitan dengan penulisana nama, untuk nama-nama tokoh yang berasal

dari dunia Nusantara sendiri, disarankan tidak dialihaksarakan meskipun akar

katanya berasal dari bahasa Arab. Misalnya, ditulis Abdussamad al-Palimbani,

tidak ‘Abd al-Samad al-Palimbânî; Nuruddin al-Raniri, tidak Nûr al-Dîn al-Rânîrî.

8. Cara Penulisan Kata

Setiap kata, baik kata kerja (fi’il), kata benda (ism), maupun huruf (harf)

Page 14: Pemahaman Pengajar Majelis Taklim tentang Amar Ma’rûf Nahî ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 6. Para pengajar majelis taklim di Desa Tamansari, yang

xiv

ditulis secara terpisah. Berikut adalah beberapa contoh alih aksara atas kalimat-

kalimat dalam bahasa Arab, dengan berpedoman pada ketentuan-ketentuan di

atas:

Kata Arab Alih Aksara

dzahaba al-ustâdzu ذهب األستاذ

tsabata al-ajru ثبت ألجر

العصريةالحركة al-ẖarakah al-‘asriyyah

asyhadu an lâ ilâha illâ Allâh شهد أن ال إله إال هللا

الح Maulânâ Malik al-Sâlih موالنا ملك الص

Penulisan nama orang harus sesuai dengan tulisan nama diri mereka.

Nama orang berbahasa Arab tetapi bukan asli orang Arab tidak pelru

dialihaksarakan. Contoh: Nurcholish Madjid, bukan Nûr Khâlis Majîd, Mohamad

Roem, bukan Muẖammad Rûm, Fazlur Rahman, bukan Fadl al-Raẖmân.

Page 15: Pemahaman Pengajar Majelis Taklim tentang Amar Ma’rûf Nahî ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 6. Para pengajar majelis taklim di Desa Tamansari, yang

xvii

DAFTAR ISI

LEMBAR PERNYATAAN .............................................................................. i

PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................... ii

PENGESAHAN PANITIA PENGUJI ............................................................ iii

ABSTRAK ......................................................................................................... iv

KATA PENGANTAR ....................................................................................... v

PEDOMAN TRANLITASI ............................................................................. xi

DAFTAR ISI ..................................................................................................... xii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... xvii

A. Latar Belakang Masalah .............................................................. 1

B. Identifikasi Masalah .................................................................... 4

C. Rumusan dan Pembatasan Masala .............................................. 4

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian .................................................... 5

E. Tinjauan Pustaka ........................................................................... 6

F. Metodologi Penelitan .................................................................... 7

G. Sistematika Penulisan ................................................................... 10

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG DOKTRIN AMAR MA’RÛF

NAHÎ MUNKAR DALAM LITERATUR TAFSIR

A. Pengertian Amar Ma’rûf Nahî Munkar....................................... 12

B. Ayat-ayat Amar Ma’rûf Nahî Munkar Dalam

Al-Qur’an.................................................................................... 15

C. Penafsiran Ulama Tentang Ayat-ayat Amar Ma’rûf

Nahî Munkar................................................................................ 20

BAB III PROFIL KP. SUKAMANAH DESA TAMANSARI

KECAMATAN. RUMPIN KAB. BOGOR

A. Sejarah Singkat Desa Tamansari Kec Rumpin, Kab

Bogor .......................................................................................... 45

B. Letak Georafis Desa Tamansari Kec, Rumpin

Kab. Bogor .................................................................................. 46

C. Pendidikan Masyarakat dan Pengajar Majelis Taklim

Page 16: Pemahaman Pengajar Majelis Taklim tentang Amar Ma’rûf Nahî ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 6. Para pengajar majelis taklim di Desa Tamansari, yang

xviii

di Desa Tamansari Kec Rumpin, Kab.Bogor ............................... 51

D. Data Majelis Taklim Desa Tamansari Kec. Rumpin

Kab. Bogor ................................................................................... 55

E. Kebergamaan Masyarakat Desa Tamansari Kecamatan Rumpin

Kab.Bogor..................................................................................... 57

F. Deskripsi pengajar dan Nama Majelis Taklim Desa Tamansari

Kecamatan Rumpin Kabupaten bogor ......................................... 58

BAB IV HASIL PENELITIAN

A. Pengetahuan Pengajar Desa Tamansari Mengenai Dalil Al-Qur’an

Mengenai Ayat-ayat Amar Ma’rûf Nahî Munkar ........................... 67

B. Pemahaman Pengajar Seputar Landasan Amar Ma’rûf Nahî Munkar

di Desa Tamansari ........................................................................... 69

C. Pemahaman Pengajar di Desa Tamansari Mengenai Ayat-ayat yang

Menganjurkan Amar Ma’rûf Nahî Munkar .................................. 75

D. Pentingnya Amar Ma’rûf Nahî Munkar Dalam

Masyarakat...................................................................................... 82

E. Ruang Lingkup Penerapan Amar Ma’rûf Nahî Munkar Pada

Masyarakat Desa Tamansari ......................................................... 84

BAB V PENUTUP DAN SARAN

A. Kesimpulan ................................................................................... 88

B. Saran .............................................................................................. 89

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 17: Pemahaman Pengajar Majelis Taklim tentang Amar Ma’rûf Nahî ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 6. Para pengajar majelis taklim di Desa Tamansari, yang

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sebagian besar masyarakat di muka Bumi ini beragama Islam, dengan

beragam Suku dan Budaya perbedaan dan persamaan pendapat terkadang menjadi

suatu masalah yang besar di kalangan masyarakat terutama agama Islam. Islam

ialah agama Rahmatal Lil‘Âlamîn persoalan-persoalan yang terjadi di tengah-

tengah masyarakat yang awam sering terjadi akibat perbedaan pendapat hal ini

akan menjadi suatu problematika bagi kemajuan umat Islam dan generasi-genersi

tokoh Islami yang terus mensyi’arkan penegakan hukum syari’at yang telah di

tentukan al-Qur’an dan hadîs. Al-Qur’an merupakan kitab suci, bagi kaum

muslimin yang lengkap dan komprenshif, kitab yang dijamin oleh Allah dan

senantiasa dipelihara sampai akhir nanti.1

Fungsi al-Qur’an ialah memberikan petunjuk, dan memberikan jalan keluar

terhadap berbagai permasalahan yang dihadapi oleh setiap kaum muslimin yang

hidup di muka bumi ini, namun hal tersebut tidak dapat terlaksana tanpa membaca

dan memahaminya, bahkan setiap pribadi muslim wajib meyakini bahwa al-

Qur’an akan membawa kepada kebahagian, baik di dunia maupun di akhirat kelak.

Keharusan itu dapat dipahami, karena memegang teguh ajaran al-Qur’an

merupakan sumber keberhasilan dan kemenangan. Manusia dituntut untuk

mengetahui dan mendalami serta mengaplikasikan segala isi kandungan yang

terdapat di dalam al-Qur’an. 2

Di antara ajaran yang dipesankan dalam al-Qur’an yaitu amar ma’rûf nahî

munkar agama Islam merupakan agama yang sangat memperhatikan penegakan

ma’rûf nahî munkar, kewajiban menegakan amar ma’rûf nahî munkar hal yang

sangat penting dan tidak bisa ditawar bagi siapa saja yang mempunyai kekuatan

dan kemampuan melakukannya, karena merupakan pilar dari ahlak yang mulia

dan agung. 3

1 M.Quraish Shihab, Lentera Al-Qur’an Kisah dan Hikmah Kehidupan (Bandung: Mizan

Pustaka, 2008), h.23. 2 Murtdha Muthahhari, Membangun Genrasi Qur’ani (Pejaten Jakarta: Citra 1 Juni, 20012),

h.6. 3 Ibn Taimiyyah, Etika Beramar Ma’rûf Nahî Munkar (Jakarta: Gema Insani, 2001), h.15.

Page 18: Pemahaman Pengajar Majelis Taklim tentang Amar Ma’rûf Nahî ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 6. Para pengajar majelis taklim di Desa Tamansari, yang

2

Pada zaman yang sangat moderen ini jumlah populasi masyarakat awam

semakin meningkat dan banyak, masyarakat mayoritas Islam memerlukan kajian-

kajian Islami mengenai hukum syari’at yang baik dan benar, atau sering dikenal

yaitu amar ma’rûf nahî munkar yaitu menyeru kepada kebaikan dan mencegah

kepada kemungkaran, seseorang yang memahami ilmu agama Islam dikalangan

masyarakat, dijuluki oleh masyarakat sebagai pengajar atau ustadz dan ustadzah,

kyai dan lain-lain. Masyarakat mengenal tokoh tersebut sebagai seseorang yang

memahami mengenai ajaran-ajaran dan ahli dalam agama Islam apabila sebagai

seorang pengajar belum memahami atau mendalami betul tentang penegakan

hukum syari’at yang telah di tentukan oleh al-Qur’an, hadîs Nabi serta ijma’ulama

yang telah ditentukan, akan mengakibatkan suatu problematika bagi masyarakat

khususnya bagi masyarakat awam karena semakin banyaknya tokoh Islam akan

semakin banyak pula problematika yang terjadi di tengah-tengah masyarakat,

dikarenakan terdapat perbedaan pendapat yang tidak sesuai dengan ketentuan dan

tuntunan syari’at Islam yang telah di tentukan.

Desa Tamansari Kecamatan Rumpin, Kabupaten Bogor tempat yang akan

penulis teliti, setelah penulis observasi dalam melaksanakan pengajiannya di

majelis taklim jumlah majelis taklimnnya banyak dan jarak yang dekat,

pengajarnya menggunakan waktu dan hari yang sama serta pembahasan pengajian

yang sama yang berbeda hanya pengajar saja, sehingga penulis tertarik untuk

mengambil penelitian di desa tersebut, dengan menganalisa seputar pemahaman

pengajar majelis taklim Desa Tamansari mengenai amar ma’rûf nahî munkar jika

difahami lebih mendalam amar ma’rûf nahî munkar tidak hanya berkaitan dengan

al-Qur’an, hadîs, tafsîr, dan ijma’ulama tetapi berkaitan dengan kehidupan sehari-

sehari terutama dalam masyarakat muslim, selain shalat, zakat, tidak hanya yang

menyangkut dengan hal-hal yang berkaitan dengan pokok-pokok agama saja

ataupun ideologi, amar ma’rûf nahî munkar berkaitan dengan kehidupan sosial,

politik, budaya, dan penegkan hukum syariat, dan dakwah, peran seorang pengajar

sangat dibutuhkan bagi seluruh masyarakat terutama masyarakat muslim 4 . Ia

adalah seorang al-mua’lim atau sering disebut dengan ustadzah yang mempunyai

4 Hamûd Bin Ahmad Ar-Ruhaili, Rambu-Rambu Dakwah 7 Kaidah Emas Amar Ma’rûf Nahî

Munkar, cet ke-2 (Solo: At-Tibyan, 2015), h.25.

Page 19: Pemahaman Pengajar Majelis Taklim tentang Amar Ma’rûf Nahî ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 6. Para pengajar majelis taklim di Desa Tamansari, yang

3

tugas sebagai seorang sosok yang membangun aspek spiritualitas manusia sosok

ustadzah dianggap sebagai pengajar agama yang memiliki tugas sebagai fasilitator

umat atau masyarakat dengan pengembangan potensi dasar dan kemampuannya

secara optimal melalui, pengajian majelis taklim, dan kegitan-kegiatan privat

mengaji dan lain sebagainya.5

Dalam al-Qur’an, terdapat beberapa ayat-ayat yang memerintahkan dan

kewajiban menegakan amar ma’rûf nahî munkar , terdapat perbedaan pendapat

terwujudnya sekelompok orang yang berkewajiban menegakan di kalangan kaum

muslimin tentang perintah Allah ini. Kalaupun terjadi saling perbedaan pendapat,

hanya dalam bentuk penerapan dan pelaksanaannya saja. Hal tersebut terjadi

dikarenakan banyak orang yang dianugerahi ilmu walaupun sedikit, atau banyak

yang masih menduga, namun belum bisa menegakan, mengamalkan dan

memberikan ajaran yang belum tentu benar hanya sekedar mengenal dan

mengetahui suatu urusan yang harus diubah, dan tidak memikirkan akibatnya. 6

Maka penulis tertarik mengkaji penelitian tentang pemahaman pengajar

majelis taklim di Desa Tamansari mengenai ayat-ayat dan hadis yang

menganjurkan dan menegakan amar ma’rûf nahî munkar . Penulis beralasan

bahwa kajian amar ma’rûf nahî munkar tidak hanya dikaji dalam study library

saja melainkan masalah yang terjadi pada kehidupan sehari-hari contohnya desa

yang penulis teliti dari banyaknya jumlah majelis taklim dan waktu

pelaksanaannya sama dan pendapat yang berbeda mengenai pembahsan yang

dikaji oelh pengajarnya, maka disini sama-sama menegakan kebaikan tetapi ketika

sama-sama menegakan kebaikan para pengajarnya berantusias menginginkan

jumalah jama’ah yang banyak dan mempunyai rasa yang kurang harmonis

terhadap pengajian yang lainnya sehingga menimbulkan masalah bagaimana

pengajar majelis taklim dalam memahami ayat-ayat yang mengajurkan

menegakan hukum syari’at, oleh karena itu penelitian ini menekankan pada

pemahaman pengajarnya dalam memahami ayat-ayat yang menganjurkan dan

menegakan amar ma’rûf nahî munkar.

5 Hamud, Rambu-Rambu Dakwah 7 Kaidah Emas Amar Ma’ruf Nahi Mûnkar, h.16. 6 Ahmad Amin, “Etika Ilmu Ahlak” (Universitas Jakarta: PT Karya, 1995 ) h.25.

Page 20: Pemahaman Pengajar Majelis Taklim tentang Amar Ma’rûf Nahî ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 6. Para pengajar majelis taklim di Desa Tamansari, yang

4

B. Identifikasi Masalah

Dari beberapa uraian yang dikemukakan pada latar belakang masalah dapat

diidentifikasi masalah jika diidentifikasi maka masalah yang muncul diatas

bahwa telah ada sejumlah skripsi yang membahas tentang amar ma’rûf nahî

munkar dalam beberapa kitab literatur tafsîr maupun hadîs, kesimpulan dari

beberapa skripsi yang lain berkesimpulan mengenai amar ma’rûf nahî munkar

ayat dengan satu dengan yang lainnya dan penafsiran mengenai ama ma’rûf nahî

munkar pada pendapat para ulama maka masalah yang muncul ialah:

1. bagaimana pemahaman pengajar majelis taklim Desa Tamansari

seputar landasan umum tentang ma’rûf nahî munkar ?

2. bagaimana pengetahuan pengajar majelis taklim Desa Tamansari

mengenai ayat-ayat al-Qur’an dan hadis tentang ma’rûf nahî munkar

3. Bagaimana pemahaman pengajar mengenai ayat-ayat yang

menganjurkan ma’rûf nahî munkar ?

4. Bagaimana penerapan ruang lingkup ma’rûf nahî munkar kepada

majelis taklim Desa Tamansari ?

C. Rumusan Masalah dan Pembatasan Masalah

Bedasarkan latar belakang permasalahan yang telah diuraikan diatas, maka

penulis membatasinya agar pembahasan dalam skiripsi ini terarah adapun

pembatasan masalah dalam skripsi ini penulis hanya meneiliti pengajar majelis

taklim, jama’ah majelis taklim, masyarakat Desa Tamansari dan penulis hanya

menguraikan beberapa ayat yang berkaitan dengan amar ma’rûf nahî munkar

seperti yang terdapat dalam Âli ‘Imrân 104 dan 110 dan al-Naḥl 90 dan 125.

dan penulis hanya memfokuskan kepada Pengetahuan dan pemahaman para

pengajar majelis taklim pengetahuan dapat diartikan secara luas sebagai segala

seseatu yang dapat diketahui, hasil dari tahu, yang terjadi setelah orang

melakukan pengindraan terhadap objek tertentu, 7 sedangkan pemahaman

merupakan kemampuan seseorang dalam mengartikan, menafsirkan,

7 Suriasumantri, Filsafat Ilmu. Sebuah Pengantar Populer ( Jakarta : Pustaka Sinar

Harapan), h.

Page 21: Pemahaman Pengajar Majelis Taklim tentang Amar Ma’rûf Nahî ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 6. Para pengajar majelis taklim di Desa Tamansari, yang

5

menerjemahkan atau menyatakan seseatu dengan caranya sendiri tentang

pengetahuan yang pernah diterima.8

Adapun perumusan masalah dalam skiripsi ini penulis mengambil poin

ke-3 yaitu bagaimana pemahaman pengajar majelis taklim di Desa Tamansari

mengenai ayat-ayat yang menganjurkan ma’rûf nahî munkar ?

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan

a) Mengetahui sejauh mana pengetahuan pengajar majelis taklim

mengenai ayat-ayat yang berkaitan dengan amar ma’rûf nahî

munkar di Desa Tamasari Kecamatan Rumpin, Kabupaten Bogor.

b) Mengetahui sejauh mana pemahaman pengajar majelis taklim

mengenai urgensi pemahaman pegajar tentang amar ma’rûf nahî

munkar di Desa Tamasari Kecamatan Rumpin, Kabupaten Bogor.

c) Mengetahui bagaimana pengaruh pemahaman pengajar tentang

amar ma’rûf nahî munkar diaplikasikan kepada kajian surat Âli

‘Imrân 104 dan 110 dalam praktik terhadap diri sendiri maupun

berdakwah kepada para jamaah Majelis Taklim di Desa

Tamansari.

2. Manfaat

a) Melatih berfikir dalam meniliti dan menganalisa persoalan-

persoalan di dalam al-Qur’an, dengan memulai penelitian

langsung pada objek yang dikaji, sehingga ilmu yang selama ini

dipelajari dapat diaplikasikan.

b) Sebagai salah satu referensi bagi umat Islam dan para mubaglih

dalam mengembangkan dan meningkatkan pengetahuan agama

khususnya dalam bidang agama. Timbulnya kesadaran para

pengajar dalam mensyi’arkan dan menegakan dakwah kepada

masyarakat Desa Tamansari Kecamatan Rumpin Kabupaten

` 8 http://belajarpendidikanpkn.blogspot.com/2017/07/pengertian-

pemahaman.html diakses pada tanggal 25 Oktober 2019.

Page 22: Pemahaman Pengajar Majelis Taklim tentang Amar Ma’rûf Nahî ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 6. Para pengajar majelis taklim di Desa Tamansari, yang

6

Bogor agar lebih menegakan kebaikan dan mencegah keburukan

dalam kehidupan sehari-hari.

E. Tinjauan Pustaka

Bedasarkan penulusuran yang penulis lakukan, penulis tidak menemukan

skripsi mengenai pemahaman pengajar majelis taklim tentang amar ma’rûf

nahî munkar di Desa Tamansari Kecamatan Rumpin Kabupaten Bogor,

mengenai refernsi dan buku-buku yang penulis telusuri pembahasan yang

berkaitan dengan tema tersebut terdapat beberapa buku yang penulis

cantumkan dalam penelitian ini diantaranya yaitu dalam sebuah penelitian yang

berkaitan dengan al-Qur’an terhadap masyarakat muslim, buku pertama yang

penulis sebagai referensi dan telaah pustaka adalah buku yang di tulis oleh DR.

H. Abdul Mustaqîm dengan judul buku metode penelitian al-Qur’an dan

Hadîs.9 Buku ini berkaitan dengan kajian Living Qur’an dan hadis Buku ini

terbagi dalam beberapa Bab penulis hanya fokus pada metode Living Qur’an,

penelitian Living Qur’an dan beberapa contoh riset Living Qur’an serta

pentingnya kajian Living Qur’an tawaran dan metodologi yang dapat

diaplikasikan untuk penelitian. Melalui penelusuran kepustakaan di beberapa

tempat, penulis mendapati beberapa karya tulis lainnya yang membahas

tentang amar ma’rûf nahî munkar prespektif ulama tafsîr tapi dalam tulisan

skripsi yang penulis sajikan penulis ingin menelusuri pemahaman amar ma’rûf

nahî munkar di kalangan ustadzah namun sebagai tinjauan pustaka maka dapat

dijadikan sebagai kajian pustaka seperti:

1. Konsep ma’rûf nahî munkar telaah atas tafsir sosial Front Pembela

Islam (FPI) (kajian atas Q.S Ali Imran 104 dan 110). Skripsi S1 Fakultas

Ushuluddin Jurusan Tafsir Hadis Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta, 2007. Skripsi tersebut menjelaskan tafsir sosial

Front Pembela Islam (FPI) tentang ma’rûf nahî munkar yang diaplikasi

pada Q.S. Al-Imran:104 dan 110.

9 Abdul Mustaqîm, Metode Penelitian Al-Qur’an dan Hadis (Yogyakarta:

Penerbit Idea Pres, 2017), h.103.

Page 23: Pemahaman Pengajar Majelis Taklim tentang Amar Ma’rûf Nahî ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 6. Para pengajar majelis taklim di Desa Tamansari, yang

7

2. Ma’rûf nahî munkar dalam presfektif jam’ah tabligh dan Sayyid Quthb.

Skripsi S1 Fakultas Ushuluddin Jurusan Tafsir Hadis Universitas Islam

Negri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2009. Skripsi tersebut menjelaskan

tentang penafsiran Sayyid Quthb tentang dakwah kepada jama’ah.

3. Konsep amar ma'ruf nahi mûnkar dalam perspektif Hadis, Skripsi S1

Fakultas Ushuluddin Jurusan Tafsir Hadis, Universitas Islam Negri

Hidaytullah Jakarta, 2012. Skripsi tersebut menjelaskan tentang hadis-

hadis ma’rûf nahî munkar.

Dengan demikian, penulusuran penulisan skripsi diatas, penulis

berkesimpulan bahwa tema yang diangkat dalam skripsi ini berbeda dengan yang

lain. Adapun yang membedakan skripsi ini dengan skripsi yang telah penulis

cantumkan diatas, yaitu dalam skripsi ini penulis menguraikan pemahaman

pengajar majelis taklim di Desa Tamansari tentang amar ma’rûf nahî munkar

baik dalam al-Qur’an dan hadis serta penasfsiran ulama tafsîr dan penerapan

ruang lingkup amar ma’rûf nahî munkar pada masyarakat Desa Tamansari

Kecamatan Rumpin Kabupaten Bogor.

F. Metodologi Penelitan

1. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian skripsi ini yaitu metode kualitatif

yang bersifat deskriptif, sehingga menghasilkan data deskriptif berupa tertulis

maupun lisan dari responden yang dipandang sebagai pendekatan yang tepat.

Dengan kata lain penelitian deskriptif peniliti berusaha mendeskripsikan peristiwa

atau kejadian yang menjadi pusat perhatian dengan memusatkan perhatian kepada

masalah-masalah sebagaimana adanya saat penelitian dilaksanakan, hasil

penelitian yang kemudian hasil penelitian yang kemudian diolah dan dianalisis

untuk diambil kesimpulannya.10

2. Jenis Penelitian

Jenis penelitan skripsi ini adalah peneliatan kualitatif adalah penelitian

lapangan (Field reseach) pendekatan atau penulusuran untuk mengeskplorasi dan

10 Juliansyah Noor, Metodologi Penelitian Skripsi, Tesis, Disertasi dan Karya Ilmiah

(Jakarta, Kecana, 2011), h. 34-35

Page 24: Pemahaman Pengajar Majelis Taklim tentang Amar Ma’rûf Nahî ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 6. Para pengajar majelis taklim di Desa Tamansari, yang

8

memahami suatu gejala yang sentral. 11 Adapun sumbernya yaitu buku-buku,

ensiklopedia, kamus yang berkaitan dengan penulis bahas.

3. Analisis Data

Menurut Sugiyono (2013) analis data merupakan suatu proses mencari dan

menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan

lapangan dan dokumentasi dengan cara mengorganisasikan data ke dalam

kategori, menjabarkan data dengan memilih mana yang paling penting dan

membuat kesimpulan agar dapat difahami oleh diri sendiri maupun orang lain.12

Adapun proses langkahnya seperti bagan di bawah ini:

Terdapat 4 tahap yang dilakukan dalam penelitian ini data. Tahap 1 proses

pengumpulan data yaitu mengumpulkan seluruh catatan lapangan bedasarkan

pertanyaan yang dilakukan, mengenai informasi pembahasan yang akan dibahas

dengan cara yag sistematis dan mengevaluasi hasil dari data yang ditemukan.

Tahap 2 reduksi data proses pemilihan, pemusatan, perhatian pada penyerderhaan,

pengabstrakan dan tranformasi data kasar yang muncul dari data lapangan. Tahap

3 penyajian data kegiatan dalam pembuatan hasil laporan penilitan yang telah

dilakukan agar dapat dipahami dan dianalisis sesuai dengan tujuan agar dapat

mudah memahami data yang disajikan untuk melakukan penilaian dan

perbandingan dan lain-lain yang ketiga reduksi data proses pemilihan, pemusatan,

penyerderhaan dan tranformasi data kasar yang muncul dari data lapangan. Tahap

11 Mustaqîm, Metode Penelitian Al-Qur’an dan Tafsîr, h.111 12 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D (Bandung: Alfabeta,

2009), h. 103-106

pengumpulan Data

penyajian Data

kesimpulan

gambaran

atau

verivikasi

Reduksi Data

Page 25: Pemahaman Pengajar Majelis Taklim tentang Amar Ma’rûf Nahî ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 6. Para pengajar majelis taklim di Desa Tamansari, yang

9

4 penarikan hasil kesimpulan setelah melakukan tahap pengolahan data

selanjutnya menarik kesimpulan yang dituliskan mencakup informasi penting

dalam penelitian secara garis besar.

Dalam penelitian ini penulis menganaisa data yang diperoleh dengan cara

deskriftif kualitatif, yaitu analisi yang menggambarkan keadaan atau fenomena

dan memperoleh kesimpulan.13 Dengan demikian, maka dalam peneltian ini data

yang diperoleh di lapangan baik melalui wawancara dan dokumentasi yang

digambarkan atau disajikan dalam bentuk kata-kata atau kalimat, bukan dalam

bentuk angka-angka sebagaimana dalam penelitan statistik.

4. subjek dan Objek Peneltain

Subjek penelitian merupakan sumber data utama sebagai informan untuk

mendeskripsiskan peran dalam penelitian, maka subjek dalam penelitian kajian ini

adalah pengajar Majelis Taklim Desa Tamansari Kecamatan Rumpin, Kabupaten

Bogor. Sebagai responden yang di wawancarai dalam penelitian untuk

mendapatkan informasi yang lebih mendalam di Desa Tamansari Kecamatan

Rumpin, Kabupaten Bogor.

5. Tehnik Pengumpulan data

Untuk mendapatkan data yang berkaitan dengan penelitina ini penulis

menggunkaan beberapa tehnik yaitu:

a) Observasi

Observasi merupakan pengamatan yang meliputi kegiatan pemusatan

perhatian terhadap suatu objek dengan menggunakan seluruh indera. Dalam

penelitian ini, peneliti menggunakan observasi terstruktur yaitu observasi yang

dipersiapkan tentang apa yang akan diobservasi berupa rambu-rambu pengamatan

meskipun sederhana dan berkembang di lapangan. Observasi dalam penelitian

mengamati secara langsung mengenai kondisi umum di Desa Tamansari. Tehnik

ini penulis gunakan sebagai bentuk gambaran umum dan bentuk konkrit.14

b) Wawancara

Wawanacara adalah tehnik dalam memporoleh data atau informasi secara

langsung kepada informan atau responden mengenai keterangan-keterangan

13 Mustaqîm, Metode Penelitian Al-Qur’an dan Tafsir, h.137.

14 Mustaqîm, Metode Penelitian Al-Qur’an dan Tafsir, h.112.

Page 26: Pemahaman Pengajar Majelis Taklim tentang Amar Ma’rûf Nahî ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 6. Para pengajar majelis taklim di Desa Tamansari, yang

10

kepada suatu objek pertama yang menjadi pertanyaan yang di ajukan15dan yang

di wawancarai dalam skripsi ini ialah pengajar majelis taklim, Kepala Desa

Tamansari, masyarakat Desa Tamansari dan jamaah majelis taklim untuk

memperkuat argumentasi dan jawaban responden maka dalam wawancara ini

penulis mengajukan beberapa pertanyaan yang sesuai dengan yang penulis akan

teliti.

c) dokumentasi

dokumentasi merupakan tehnik pengumpulan data yang menghimpun

dan menganalisis dokumen-dokumen baik dalam tertulis maupun

gambar, dan hal-hal yang berupa catatan, buku, nilai, agenda dan lain-

lain. Data yang bersumber pada penulisan penelitian ini mengenai

sejarah dan perkembangan Desa Tamansari, adapun sumber data lainnya

yang diperoleh dari para petugas Desa Tamansari Kecamatan Rumpin

Kabupaten Bogor.

d) Tehnik Penulisa

Adapaun teknik penulisan yang digunakan dalam skripsi ini mengacu

kepada “Pedoman Penulisan Skripsi” yang di terbitkan oleh Ushuluddin

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2017.

G. Sistematika Penulisan

Skripsi ini terdiri dari lima bab dan masing-masing bab terdiri dari sub-sub

bab, adapun sistematika bab-bab tersebut adalah sebagai berikut:

Bab pertama, berisi tentang pendahuluan, yaitu terdiri dari latar belakang

masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian,

tinjauan pustaka, metodologi penelitian, yang terdiri dari lokasi dan waktu

Penelitian, populasi, sampel, metode pengumpulan data, tekhnik analisis data, dan

Sistematika penulisan.

Bab kedua, membahas tinjauan umum, tentang doktrin amar ma’rûf nahî

munkar dalam literatur tafsîr. bagaimana para mufasir tafsîr ulama terhadap ayat-

ayat amar ma’rûf nahî munkar.

15 Artikel https://tepenr06.wordpress.com/2011/10/30/teknik-pengumpulan-data/ di akses

7 agustus 2019.

Page 27: Pemahaman Pengajar Majelis Taklim tentang Amar Ma’rûf Nahî ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 6. Para pengajar majelis taklim di Desa Tamansari, yang

11

Bab ketiga, menyajikan gambaran umum lokasi penelitian, profil Desa

Tamansari kecamatan Rumpin, Kab. Bogor yang terdiri dari: sejarah berdirinya,

lokasi, data mata pencharian, data nama Majelis Taklim dan deskrifis data

pengajar Majelis Taklim Desa Tamansari

Bab keempat, membahas pemahaman pengajar majelis taklim tentang amar

ma’rûf nahî munkar dan tentang pengetahuan pengajar mengenai ayat-ayat amar

ma’rûf nahî munkar serta pemahaman pengajar mengenai ayat-ayat yang

menganjurkan amar ma’rûf nahî munkar. Pemahaman pengajar terkait hadis dan

penerapan amar ma’rûf nahî munkar di Desa Tamansari kecamatan umpin Kab.

Bogor.

Bab kelima, membahas mengenai kesimpulan penelitian skripsi mengenai

pemahaman pengajar majelis taklim tentang amar ma’rûf nahî munkar di Desa

Tamansari pada Bab terakhir ini penulis menjawab hasil dari penelitan yang telah

di telusuri dan di teliti serta saran-saran.

Page 28: Pemahaman Pengajar Majelis Taklim tentang Amar Ma’rûf Nahî ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 6. Para pengajar majelis taklim di Desa Tamansari, yang

12

BAB II

AMAR MA’RÛF NAHÎ MUNKAR

A. Pengertian Amar Ma’rûf Nahî Munkar

Kata amar ma’rûf nahî munkar berasal dari bahasa Arab yaitu al-amr bi-

l-ma’rûf wa-n-nahy’ani-l-munkar yang artinya, menyuruh (orang lain) atau

kalimat perintah untuk menunjukan kepada perbuatan kebaikan dan larangan.1

Dengan demikian, ialah perintah dalam melaksanaankan perbuatan yang baik

dan larangan mengerjakan perbuatan yang keji.2

Pada hakikatnya amar ma’rûf nahî munkar terdapat empat panggalan kata

yang apabila dipisahkan satu sama lain mengandung pengertian sebagai

berikut: امر: (amr), apabila apabila (mûnkar) :منكر dan (nahî) :هنى ( ma'rûf) معروف

ke-empat kata tersebut digabungkan, artinya menyuruh yang baik dan

melarang yang buruk dari pengertian tersebut, amar ma’rûf nahî munkar

merupakan rangkaian kalimat, yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain,

karena kalimat tersebut istilah yang dipakai dalam al-Qur’an, sesuai dari sudut

mana para ilmuan memahaminya.3 dengan demikian kalimat yang seringkali

didengar oleh masyarakat indonesia sesuai dengan kalimat asalnya. Karena

berasal dari bahasa arab maka untuk mengetahui maknanya maka ditelaah

secara perkatanya sebagai berikut:

1. Al-ma’rûf

Menurut bahasa, pengertian al-ma’rûf segala hal yang dianggap baik oleh

manusia baik dalam melaksanakan maupun dalam pengamalanya dan tidak

diingkari, adapun secara istilah bermakna memerintahkan atau menyuruh

kepada kebaikan, semua perkara yang diketahui, diperintahkan, dan dipuji oleh

pelakunya sesaui dengan syari’at. 4 Sedangkan menurut Ibn Taimiyyah al-

1 Ahmad Warson Munawwir, Kamus Al-munawwir (Surabaya: Pustaka

Progresif,1984), h.998. 2 Yazid Bin Abdul Qadir Jawas, Amar Ma’rûf Nahî Munkar Menurut Sunnah

Wal-Jamaah (Jawa Barat: Pustaka Khazanah Waid, 2017), h.5. 3 Khairul Umam, A.Ahyar Aminuddin, Ushûl Fikih II (Bandung: Pustaka

Setia, 1998), h.97.

4 Yazid, Amar Ma’rûf Nahî Munkar Menurut Sunnah Wal Jama’ah, h.17.

Page 29: Pemahaman Pengajar Majelis Taklim tentang Amar Ma’rûf Nahî ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 6. Para pengajar majelis taklim di Desa Tamansari, yang

13

ma’rûf nama setiap perbuatan yang dipandang baik menurut syara’ dan ada

sebagaian yang berpendapat bahwa al-ma’rûf nama yang mencakup setiap

perbuatan yang dikenal sebagai suatu keta’atan dan pendekatan diri kepada

Allah dan berbuat baik kepada manusia. 5 Oleh karena itu seseorang yang

melakukan amar ma’rûf nahî munkar harus mengerti betul terhadap perkara

yang akan Ia tindaki, agar tidak salah dan keliru dalam bertindak. Maka hemat

penulis disini ingin menguraikan definisi dan makna al-ma’rûf dan al-munkar

dalam al-Qur’an, hadîs dan kitab tafsîr. Seperti ketika menafsirkan kata al-

ma’rûf pada surah Âli -Imrân Ayat 104:

هون عن المنكر وأولئك ي ويمرون بلمعروف وي ن ولتكن منكم أمة يدعون إل ال

هم المفلحون

"Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan ummat yang

mengajak kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf, dan

mencegah dari yang munkar merekalah orang-orang yang beruntung."6

Maksud dari ayat tersebut ialah hendaknya ada segolongan manusia yang

bangkit dalam menjalankan perintah Allah yaitu, berjuang dijalan dakwah

kepada kebaikan dan menyuruh mengerjakan perbuatan yang ma’rûf dan

mencegah perbuatan yang munkar.7 Hal demikian didasarkan pada pandangan

bahwa pada setiap orang terdapat kehendak dalam melaksanakan tugas

tersebut, dan mendekatkan caranya dengan penuh ketaatan, sehingga jika

mereka melihat kesalahan segera mereka kembali kejalan yang benar setiap

orang yang melaksanakan tugas berdakwah tersebut memiliki syarat-syarat

diantaranya yaitu beriman, berdakwah dengan kebenaran, menselaraskan

antara ucapan lisan dengan amal nyata, meningkatkan nilai-nilai keIslaman,

dan bersungguh-sungguh dalam melaksanakan tugas berdakwah. Sehingga

5 Ibn Taimiyyah, Etika Beramar Ma’ruf Nahi Munkar, Penerj. Abû Fahmi

(Jakarta: Gema Insani Press, 1995), 3-4. 6 Depertermen Agama RI, Al-Qur’an, Tajwid dan Terjemah (Jakarta: PT Pena

Pundi Aksara, 2002), h.130. 7 Āli imrân, artikel Jurnal Hikmah Dakwah Dan Perubahan Soial, Vol VI, No

1 Januari 2012, h.271.

Page 30: Pemahaman Pengajar Majelis Taklim tentang Amar Ma’rûf Nahî ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 6. Para pengajar majelis taklim di Desa Tamansari, yang

14

seorang pendakwah tersebut dapat melaksanakan tugasnya dengan baik dan

menjadi contoh suri tauladan bagi para jamaahnya.8

2. Definisi Al-Munkar

Menurut bahasa, pengertian al-munkar yaitu suatu perkara yang dianggap

jelek oleh manusia, sedangkan nahî munkar artinya mencegah atau menahan

kemungkaran, makna nahî secara etimologis yaitu larangan. Sedangkan nahî

munkar secara terminologis ialah segala hal yang dianggap buruk dan

bertentangan dengan syariat, jika pengertian keduanya digabungkan menurut

etimologis maka makna tersebut yaitu suatu perbuatan larangan yang di benci

atau perbuatan melanggar peraturan.9

Menurut Ibn Taimiyyah amar ma’rûf nahî munkar merupakan tuntunan

yang diturunkan Allah, dan disamapikan Rasul-rasulnya, dan bagian dari

syariat Islam. sedangkan pengertian dari nahî munkar menurut Ibn

Taimiyyahyaitu mengharamkan segala bentuk kekejian, sedangkan amar

ma’rûf berati menghalalkan semua yang baik.10Hakikat amar ma’rûf nahî

munkar tedapat pada empat panggalan kata yang apabila dipisahkan satu sama

lain mengandung pengertian sebagai terminilogi Islam yang memiliki

pengertian tertentu yang mencakup segala apa yang dibebankan pada umat

Islam dalam berdakwah pada agama Allah secara kompreshif meliputi akidah,

ibadah, sistem kehidupan, prinsip-prinsip politik dan etika. Pada hakikatnya

amar ma’rûf nahî munkar merupakan bagian dari upaya dalam menegakan

agama dan kemaslahatan di tengah-tengah umat, secara spesifik amar ma’rûf

nahî munkar ditekankan dalam mengantisipasi maupun menghilangkan

kemungkaran, dengan tujuan utamanya yaitu menjauhkan setiap hal negatif di

tengah masyarakat tanpa menimbulkan dampak negatif yang lebih besar,

menerapkan amar ma’rûf mungkin mudah dalam batas tertentu namun hal

8 Abû al-Fidâ Ismail Ibnu Katsîr, Tafsir Al-Qur’an Al-azhîm, jilid ke-1 (Beirut:

Dar al-Jayl), h.368. 9 Salmân Bin al-‘Audah, Urgensi Amar Ma’rûf Nahî Munkar, di terj. uzma’

azmi (Solo: Pustaka Mantiq), h.13. 10 Ibn Taimiyyah, Etika Beramar Ma’rûf Nahî Munkar, h.5.

Page 31: Pemahaman Pengajar Majelis Taklim tentang Amar Ma’rûf Nahî ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 6. Para pengajar majelis taklim di Desa Tamansari, yang

15

tersebut akan sangat sulit apabila udah terkait dengan konteks bermasyarakat

dan bernegara.11

B. Ayat-ayat Amar ma’rûf nahî munkar Dalam Al-Qur’an

Di dalam al-Qur’an, istilah amar ma’rûf nahî munkar yaitu ya’murȗna-bi

al-ma’rûf way-an haw-na-a ‘an-il- munkar kalimat berulang yang disebut

secara utuh, artinya tidak dipisahkan antara amar ma’rûf nahî munkar dan

istilah itu berulang berulang sebanyak 9 kali, di dalam 5 surah yang berbeda

yaitu perintah amar ma’rûf disebutkan dalam beberapa surah di dalam al-

Qur’an, 12 dalam tulisan ini penulis hanya mencantumkan ayat-ayat yang

menganjurkan beramar ma’rûf nahî munkar dengan menemukan kata ma’rûf,

iḥsan ,ya’murûna dan khoîr yang penulis temukan didalam kamus al-Qur’an,13

dan penulis mencantumkan priode atau masa turunya ayat-ayat, terbagi dalam

dua:

1. Periode Makkah (Mk)

2. Periode Madaniyah (Md) di antaranya sebagai berikut:

Md Mk Potongan ayat dan nama surah Terjemaha ayat

Makna معر

Al-A’râf 157 الذي م ي ال النب الرسول ي تبعون الذين

واإلجنيل ة الت ورا ف عندهم مكتوب يدونه هاهم بلمعروف يمرهم منكر ال عن وي ن

البائث هم علي وير م الطي بات لم ويل هم ويضع كانت الت والغالل إصرهم عن ونصروه وعزروه به ءامنوا فالذين عليهم

“Yaitu) orang-orang yang mengikut

Rasul, Nabi yang ummi yang (namanya)

mereka dapati tertulis di dalam Taurat

dan Injil yang ada di sisi mereka, yang

menyuruh mereka mengerjakan yang

ma'ruf dan melarang mereka

mengerjakan dari mengerjakan yang

mungka dan menghalalkan bagi mereka

segala yang baik dan dan

mengharamkan bagi mereka segala

yang buruk dan membuang dari mereka

beban-beban dan belenggu-belengggu

11 Salih bin 'Abdullah Darwisy, Konsep Amar Ma'rûf Nahî Munkar dan

Realisasinya di Dunia Modern, Terj. dari M. Abdul Ghoffar (Jakarta: Pedoman

Ilmu Jaya, 1996), h. 88. 12 M.dawam Rahardjo, Ensiklopedi Al-Qur’an (Jakarta: Paramadina), h.64. 13 Muhammad Fû’âd Abdul Baqî, Mu’jam al-Mukhfahras li-Alfâdz Al-Qur’an

karim (Beirut: Dar:Al-fikr,1987), h.256-278.

Page 32: Pemahaman Pengajar Majelis Taklim tentang Amar Ma’rûf Nahî ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 6. Para pengajar majelis taklim di Desa Tamansari, yang

16

هم أولئك معه أنزل الذي الن ور وات ب عواوف المفلحون

yang ada pada mereka. Maka orang-

orang yang beriman kepadanya.

memuliakannya, menolongnya dan

mengikuti cahaya yang terang yang

diturunkan kepadanya (Al Quran),

mereka itulah orang-orang yang

beruntung.”14

Luqmân 17

ي ب ن أقم الصالة وأمر ب لمعروف وانه عن لك المنكر واصب على ما أصابك إن ذ

من عزم المور

“Wahai anakku! laksanakanlah shalat

dan serulah manusia berbuat makruf

dan cegahlah dari yang mungkar dan

bersabarlah terhadap apa yang

menimpamu, sesungguhnya yang

demikan itu termasuk perkara yang

penting”15

al-Nisâ 114

ر ف كثي م ن جنواهم إال من أمر الخي بصدقة أو معروف أوإصالح ب ي الناس

ومن ي فعل ذلك ابتغآء مرضات هللا فسوف ن ؤتيه أجرا عظيما

“Tidak ada kebaikan pada kebanyakan

bisikan-bisikan mereka, kecuali

bisikan-bisikan dari orang yang

menyuruh (manusia) memberi sedekah,

atau berbuat ma'ruf, atau mengadakan

perdamaian di antara manusia. Dan

barangsiapa yang berbuat demikian

karena mencari keridhaan Allah, maka

kelak Kami memberi kepadanya pahala

yang besar.”16

Âli ’Imrân 104

ولتكن منكم أمة يدعون إل الي ويمرون هون ع ن هون بلمعروف وي ن ب لمعروف وي ن

المنكر وأولئك هم المفلحون

“Dan hendaklah ada di antara kamu

segolongan umat yang menyeru kepada

kebajikan, menyuruh kepada yang

ma'ruf dan mencegah dari yang

munkar; merekalah orang-orang yang

beruntung.”17

Âli Imrân 110

ر أمة أخرجت للناس تمرون كنتم خي هون عن المنكر وت ؤمنون ب لمعروف وت ن

“Kamu adalah umat yang terbaik yang

dilahirkan untuk manusia, menyuruh

kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari

yang munkar, dan beriman kepada

Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman,

tentulah itu lebih baik bagi mereka, di

antara mereka ada yang beriman, dan

14 M.Quriash Shihab, Tafsir Al-Misbah (Jakarta, Lentera hati) Vol.3 h.219. 15 M.dawam Rahardjo, Ensiklopedi Al-Qur’an, h.632.

16 Fahd Abdul Aziz, al-Qur’an dan Terjemah (Jakarta: 1967), h.291. 17 Hamka, Tafsir Al-Azhar jilid 2 (Jakarta: Gema Insani, 2015), h.25.

Page 33: Pemahaman Pengajar Majelis Taklim tentang Amar Ma’rûf Nahî ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 6. Para pengajar majelis taklim di Desa Tamansari, yang

17

را ل بهلل ولوءامن م أهل الكتاب لكان خي هم المؤمنون وأكث رهم الفاسقون م ن

kebanyakan mereka adalah orang-

orang yang fasik.”18

Âli ’Imrân 114

يم ر و خ وم ال ي ل لل وا ون ب ن ؤم رون ير ك ن م ل ن ا ون ع ه ن روف وي ع م ل بن ك م ئ ول رات وأ ون ف الي ارع س وي

الي الص

“Mereka beriman kepada Allah dan

hari penghabisan, mereka menyuruh

kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari

yang munkar dan bersegera kepada

(mengerjakan) pelbagai kebajikan;

mereka itu termasuk orang-orang yang

saleh.”19

al-Nisâ 114

ر ف كثي م ن جنواهم إال من أمر بصدق ة الخي أو معروف أوإصالح ب ي الناس ومن ي فعل ا ذلك ابتغآء مرضات هللا فسوف ن ؤتيه أجر

عظيم

“Tidak ada kebaikan pada kebanyakan

bisikan-bisikan mereka, kecuali

bisikan-bisikan dari orang yang

menyuruh (manusia) memberi sedekah,

atau berbuat ma'ruf, atau mengadakan

perdamaian di antara manusia. Dan

barangsiapa yang berbuat demikian

karena mencari keridhaan Allah, maka

kelak Kami memberi kepadanya pahala

yang besar.”20

al-Taubah 112

التآئبون العابدون الامدون السائحون الراكعون الساجدون المرون بلمعرو ف

والناهون عن المنكر والافظون لدود هللا وبش ر المؤمني

“Mereka itu adalah orang-orang yang

bertaubat, yang beribadat, yang

memuji, yang melawat, yang ruku', yang

sujud, yang menyuruh berbuat ma'ruf

dan mencegah berbuat munkar dan

yang memelihara hukum-hukum Allah.

Dan gembirakanlah orang-orang

mukmin itu.”21

al-Ḥâjj 41

الذين إن مكناهم ف الرض أقاموا الصالة وآت وا الزكاة وأمروا ب لم عروف ون هوا عن المنكر ولل عاقبة المور

“Yaitu orang-orang yang jika kamu

beri kedudukan di bumi, mereka

melaksanakan shalat, menunaikan

zakat, dan menyurh berbuat yang

makruf dan mencegah dari yang

mungkar, dan kepada Allah-lah kembali

segala urusan”22

18 Hamka, Tafsir Al-Azhar jilid 2, h.26. 19 Hamka, Tafsir Al-Azhar jilid 2, h.30.

20 M.dawam Rahardjo, Ensiklopedi Al-Qur’an, h.630 21 Fahd Abdul Aziz, al-Qur’an dan Terjemah, h.290 22 Muhammad Nasib Ar-Rifa’i, Ringkasan Tafsir Ibnu Katsir, Kastir, jilid V,

terj DR. Abdullah bin Abdurrahman bin Ishak Alu Syaikh, h.540.

Page 34: Pemahaman Pengajar Majelis Taklim tentang Amar Ma’rûf Nahî ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 6. Para pengajar majelis taklim di Desa Tamansari, yang

18

يمرونMakna

“Orang-orang munafik laki-laki dan

perempuan. sebagian dengan sebagian

yang lain adalah sama, mereka

menyuruh membuat yang munkar dan

melarang berbuat yang ma'ruf dan

mereka menggenggamkan tangannya.

Mereka telah lupa kepada Allah, maka

Allah melupakan mereka.

Sesungguhnya orang-orang munafik itu

adalah orang-orang yang fasik.”

al-Taubah 67

المنافقون والمنافقات ب عضهم م ن ب عض هون عن المعروف يمرون بلمنكر وي ن

وي قبضون أيدي هم نسوا هللا ف نسي هم إن ٧٦المنافقي هم الفاسقون

al-Taubah 71

والمؤمنون والمؤمنات ب عضهم أوليآء ب عض هون عن المنكر يمرون بلمعروف وي ن

هللا يطيعون و الزكاة وي ؤتون الصالة ويقيمون عزيز هللا إن هللا سي رحهم أوالئك ورسوله ٦٧حكيم

“Dan orang-orang yang beriman, lelaki

dan perempuan, sebahagian mereka

(adalah) menjadi penolong bagi

sebahagian yang lain. Mereka

menyuruh (mengerjakan) yang ma'ruf,

mencegah dari yang munkar,

mendirikan shalat, menunaikan zakat

dan mereka taat pada Allah dan Rasul-

Nya. Mereka itu akan diberi rahmat

oleh Allah; sesungguhnya Allah Maha

Perkasa lagi Maha Bijaksana.”

j Makna إلحسان

“Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu)

berlaku adil dan berbuat kebajikan,

memberi kepada kaum kerabat, dan

Allah melarang dari perbuatan keji,

kemungkaran dan permusuhan. Dia

memberi pengajaran kepadamu agar

kamu dapat mengambil pelajaran.“23

al-Naḥl 90

إن هللا يمر بلعدل وا إلحس ان هى عن الفحشآء وإيتآئ ذي القرب وي ن ٠٩والمنكر والب غي يعظكم لعلكم تذكرون

al-Naḥl 125

ادع إل سبيل رب ك بلكمة والموعظة السنة وجادلم بلت هي أحسن إن ر بك

هو أعلم بن ضل عن سبيله وهو أعلم بلمهتدين

“Serulah (manusia) kepada jalan

Tuhan-mu dengan hikmah dan

pelajaran yang baik dan bantahlah

mereka dengan cara yang baik.

Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang

lebih mengetahui tentang siapa yang

tersesat dari jalan-Nya dan Dialah

yang lebih mengetahui orang-orang

yang mendapat petunjuk.”24

23 Zaini Dahlan, Uii al-Qur’an dan Terjemah, Pt Diana Bhakti, h.484. 24 Zaini Dahlan, Uii al-Qur’an dan Terjemah, h.501.

Page 35: Pemahaman Pengajar Majelis Taklim tentang Amar Ma’rûf Nahî ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 6. Para pengajar majelis taklim di Desa Tamansari, yang

19

al-Kahfi 30

الات وا الص ل م وا وع ن ين آم ن الذ إن ر م ج ع أ ي ض ن ال ن ن إ س ح ال ع أ م

Sesunggunya mereka yang beriman dan

beramal saleh, tentulah Kami tidak

akan menyia-nyiakan pahala orang-

orang yang mengerjakan amalan(nya)

dengan yang baik.25.

Al-Qaṣas 77

رة خ ار ال ك الل الد ا آت يم غ ف ت ب ا ا ي ن ن الد ك م ب ي ص س ن ن وال ت

ن و س ح ك و أ ي ل إ ن الل س ح ا أ م ال كن الل ال اد ف الرض إ س ف ل غ ا ب ت

ين د س ف م ل يب ا

“Dan carilah pada apa yang telah

dianugerahkan Allah kepadamu

(kebahagiaan) negeri akhirat, dan

janganlah kamu melupakan

bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi

dan berbuat baiklah (kepada orang

lain) sebagaimana Allah telah berbuat

baik, kepadamu, dan janganlah kamu

berbuat kerusakan di (muka) bumi.

Sesungguhnya Allah tidak menyukai

orang-orang yang berbuat

kerusakan.”26

al-Nisâ 59

وا يع ط وا أ ن ين آم ا الذ ي ه لل ا ي أر ول الم ول وأ وا الرس يع ط م م وأ ك ن

رد وه ء ف ي م ف ش ت ازع ن ن ت إ فن ؤم م ت ت ن ن ك ول إ ل الل والرس ون إ

ر خ وم ال ي ل لل وا ك خ ب ل ر ذ ين و س ح تويال أ

Hai orang-orang yang beriman,

taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya),

dan ulil amri di antara kamu. Kemudian

jika kamu berlainan pendapat tentang

sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada

Allah (Al Quran) dan Rasul

(sunnahnya), jika kamu benar-benar

beriman kepada Allah dan hari

kemudian. Yang demikian itu lebih

utama (bagimu) dan lebih baik

akibatnya.27

Makna ر ي خ

25 Zaini Dahlan, Uii al-Qur’an dan Terjemah, h.725. 26 Zaini Dahlan, Uii al-Qur’an dan Terjemah, h.385.

27 Fahd Abdul Aziz, al-Qur’an dan Terjemah, h.129.

Page 36: Pemahaman Pengajar Majelis Taklim tentang Amar Ma’rûf Nahî ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 6. Para pengajar majelis taklim di Desa Tamansari, yang

20

al-Nisâ 114

ال م م إ واه ن جن ي م ث ر ف ك ي ن ال خح ال ص و إ روف أ ع و م ة أ ق د ص ر ب م أ

ي الناس ك ب ل ل ذ ع ف ن ي ومي ؤت وف ن س ات الل ف رض اء م غ ت ب ه ا

ا يم ظ را ع ج أ

“Tidak ada kebaikan pada kebanyakan

bisikan-bisikan mereka, kecuali

bisikan-bisikan dari orang yang

menyuruh (manusia) memberi sedekah,

atau berbuat ma'ruf, atau mengadakan

perdamaian di antara manusia. Dan

barangsiapa yang berbuat demikian

karena mencari keridhaan Allah, maka

kelak Kami memberi kepadanya pahala

yang besar.”28

Al-Bayyinah 7

الات وا الص ل م وا وع ن ين آم ن الذ إبية ل ر ا ي م خ ك ه ئ ول أ

Kami telah menjadikan mereka itu

sebagai pemimpin-pemimpin yang

memberi petunjuk dengan perintah

Kami dan telah Kami wahyukan

kepada, mereka mengerjakan

kebajikan, mendirikan sembahyang,

menunaikan zakat, dan hanya kepada

Kamilah mereka selalu menyembah,29

Keterangan tentang kewajiban beramar ma’rûf nahî munkar selain bedasarkan

ijma’ (kesepakatan) seluruh umat serta penilaian akal sehat, dapat diketahui dari

sejumlah ayat-ayat al-Qur’an dan hadis- hadis Nabi Saw dan ucapan para ulama.

Di dalam skripsi ini, Penulis hanya akan membahas dan menganalisa surah Âli-

Imrân 104, 110 dan surah Al-Nahl 90 dan 125 sebagai berikut:

C. Penafsîran Ulama tentang Ayat-ayat Amar Ma’rûf Nahî Munkar

1. Penafsîran Surah Âli ’Imrân 104

a. Ayat dan Terjemah

هون عن المنكر وأولئ ي ويمرون بلمعروف وي ن ك ولتكن منكم أمة يدعون إل ال

هم المفلحون

“Dan hendaklah di antara kamu ada segolongan orang yang menyeru

kepada kebajikan, menyuruh (berbuat) yang ma’ruf dan mencegah dari

yang mûnkar, dan mereka itulah orang-orang yang beruntung.”30

28 Fahd Abdul Aziz, al-Qur’an dan Terjemah, h.141. 29 Hamka, Juz Amma Tafsir Al-Azhar (Jakarta: Gema Insani, 2015), h.188.

30 Muhammad Nasib Ar-Rifa’î, Ringkasan Tafsîr Ibn Katsîr, jilid 1, h. 139.

Page 37: Pemahaman Pengajar Majelis Taklim tentang Amar Ma’rûf Nahî ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 6. Para pengajar majelis taklim di Desa Tamansari, yang

21

b. Kata Kunci

berarti umat, kata ini digunakan untuk menunjukan kepada semua : أمة

kelompok yang dihimpun oleh seseatu, seperti agama yang

sama, waktu atau tempat yang sama, baik dihimpun secara paksa ataupun

kehendak mereka sendiri31 ي seseatu yang di dalamnya terkandung kebaikan bagi seluruh umat :خ

manusia, mengenai masalah agama dan duniawi. Nilai universal yang diajarkan

oleh al-Qur’an dan sunnah menurut Hamka, sebagian ahli tafsir mengatakan

yang dimaksud al-khâri yang berarti kebaikan, di dalam ayat ini adalah Islam

yaitu: memupuk kepercayaan dan iman kepada Allah. Sedangkan kata معروف

diartikan segala kebaikan menurut pandangan umum suatu masyarakat yang

sejalan dengan al-khâir.32

seseatu yang di pandang buruk oleh masyarakat dan bertentangan dengan :منكر

nilai-nilai Ilahi.33

Asbabun Nuzûl Âli ’Imrân 104

Pada suatu waktu Abdillah bin Yahya meletakan ibadah Haji bersama

dengan Mu’awiyyah bin Abî Sopyan, ketika sampai di kota Makkah dan

melakukan shalat dzuhur Mu’awiyyah menegaskan bahwa Rasulullah Saw

telah bersabda:

“sesungguhnya orang-orang Yahudi dan Nasrani berpecah belah dalam

urusan agama mereka menjadi 73 golongan dan hanya satu yang masuk

syurga.”

Yaitu para pengikut Ahlu Sunnah Wal-Jama’ah pada akhir zaman nanti

akan lahir ditengah-tegah umatku beberapa golongan orang yang suka ikut-

ikutan sebagaimana anjing mengikuti tuannya, sehingga keringat dan tenaga

31 Hamka, Tafsîr Al-Azhar Juz II (Singapura: Pustaka Nasional PTE, 1999),

h.25.

32 M. Quraish Shihab,Tafsîr Al-Mishbah, Pesan, Kesan dan Keserasian al-

Qur’an, vol. 2 (Jakarta: Lentera Hati, 2002), h. 175. 33 Ahmad Suanrto, Hadis Amar Ma'rûf dan Nahî Munkar: terj. Makna Pegon

Jawa dan Terjemah Indonesia (Al Miftah, 2012), h.6.

Page 38: Pemahaman Pengajar Majelis Taklim tentang Amar Ma’rûf Nahî ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 6. Para pengajar majelis taklim di Desa Tamansari, yang

22

mereka terkuras tanpa memabawa hasil. Demi Allah, wahai orang-orang Arab,

sekiranya kamu tidak mau mematuhi ajaran yang dibawa oleh Nabimu SAW

tentu tidak ada seorang pun didunia ini yang akan mengikutinya. Sehubungan

dengan sabda Rasulullah SAW bersabda: bahwasanya Allah SWT menurunkan

ayat ke 104 dan 105 memerintahkan untuk mengajak ummat manusia kearah

kebaaikan dengan amar ma’rûf nahî munkar serta menciptakan persatuan dan

kesatuan.34

c. Penafsîran Surah Âli ’Imrân 104 Menurut Al-Ṭabarî

Abu Ja’far berkata makna dari ولتكن منكم أمة “sekelompok umat mengajak

orang lain kepada kebaikan” yaitu, Islam dan syariat yang Allah tetapkan

untuk hamba-hambanya. Ungkapan menyeruh” ma’rûf maknanya adalah“ معروف

memerintahkan yang ma’ruf. Dengan ungkapan lain memerintahkan manusia

untuk mengikuti Nabi Muhammad Saw dan Agama yang dibawahnya dari

Allah. ungkapan منكر “mencegah kepada yang munkar” maknanya adalah

melarang manusia dari kufur kepada Allah Swt serta mendustakan Nabi

Muhammad Saw beserta segala yang dibawahnya, dengan jihad tanganya

hingga mereka tunduk, ungkapan أولئك هم ٱلمفلحون “merekalah orang-orang

yang beruntung”maknanya adalah orang-orang yang sukses di sisi Allah Swt,

yang kekal dalam surga dan kenikamatanya.35

d. Penafsîran Surah Âl ’Imrân 104 Menurut Ibn Katsîr

Allah Ta’ala berfirman ولتكن منكم أمة “dan hendaklah ada di antara kamu

segolongan umat” artinya umat yang berdiri tegak untuk melaksanakan

perintah Allah, berdakwah kepada kebaikan, dan menyuruh kepada yang

ma’rûf dan mencegah yang mûnkar, وأولئك هم ٱلمفلحون “merekalah orang-

orang yang beruntung”. Adh- Dhak berkata, mereka yaitu orang-orang khusus

dari kalangan sahabat dan orang-orang khusus dari kalangan perawi, yaitu

34 A.Mudja Mahali, Asbabun Nuzul Studi Pemahaman Al-Fatihah-Al-Nisâ, cet.

1 Juli 1989, h.197. 35 Abû Ja’far Muhammad bin Jarîr Al-Ṭabarî, Tafsir Al-Ṭabarî. Vol 16. Cet. 1

April 2009, Pustaka Azzam, h. 388-339.

Page 39: Pemahaman Pengajar Majelis Taklim tentang Amar Ma’rûf Nahî ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 6. Para pengajar majelis taklim di Desa Tamansari, yang

23

orang-orang yang berjihad dijalan Allah Swt dan para ulama. Maksud dari ayat

ini adalah hendaknya ada sekelompok orang yang berhadapan dengan urusan

ini, meskipun hal ini wajib ada pada setiap individu dari umat ini sesuai dengan

kemampuanya, sebagaimana terdapat dalam keterangan tetap di dalam Sḥahîh

Muslim dari Abû Hurairah Ia berkata, Rasulullah SAW bersabda:

“barang siapa diantara kamu melihat kemungkaran maka hendaknya

ia merubah dengan tanganaya, jika tidak mampu dengan tanganya maka

dengan lisanya, jika tidak mampu dengan lisanya maka dengan hatinya, dan

yang demikian itu adalah selmah-lemahnya di dalam suatu riwayat dan

setelah itu tidak ada iman meskipun hanya seberat biji sawi.”36

e. Penafsiran Surah Âli ’Imrân 104 Al-Azhar

Kata ma’rûf diambil dari kata urûf, yang artinya dikenal, atau dapat

dimengerti maupun dipahami serta dapat diterima oleh masyarakat. Sedangkan

mûnkar yaitu segala hal yang di benci, yang tidak disenangi, yang ditolak oleh

masyarakat karena tidak pantas dan tidak selayaknya dilakukan oleh manusia.

Agama menuntun manusia dengan memperkenalkan amar ma’rûf nahî munkar

dikarenakan, perkara yang tidak terpisah dari pendapat yang umum, jika ada

yang berbuat ma’rûf maka masyarakat akan menyetujuinya, membenarkannya,

bahkan memujinya. Dan jika ada yang berbuat kemungkaran maka masyarakat

akan menolaknya, membencinya, tidak menyukainya, maka dari hal tersebut

semakin tinggi kecerdasan beragama. Hamka mengemukakan bahwa ayat ini

memiliki 2 aspek yang penting, yang pertama أمة “umatun’’ yang berarti umat.

Hendaklah ada diantara kamu suatu ummat. Kedua yaitu kata

yad’ûna’’yang artinya melancarkan menjalankan seruan, kalimat-kalimat“يدعون

tersebut Ia menegaskan untuk berdakwah, dari ayat disini dapat di pahami

bahwa kewajiban segolongan orang yang bekerja keras untuk menggerakan

seseorang kepada menjadi yang ma’rûf dan menjauhi yang munkar, agar

masyarakat tersebut bertambah tinggi nilainya, menyampaikan ajakan kepada

yang ma’rûf dan menjauhi yang munkar itulah yang dinamakan dakwah,

36 Muhammad Nasib Ar-Rifa’î, Ringkasan Tafsir Tafsir Ibn Katsîr juz 1. h. 106-

107.

Page 40: Pemahaman Pengajar Majelis Taklim tentang Amar Ma’rûf Nahî ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 6. Para pengajar majelis taklim di Desa Tamansari, yang

24

dengan adanya umat yang berdakwah agama akan menjadi tambah bernilai,

berkembang dan akan maju hidupnya, tidak menjadi seolah-olah mati.

ع ت رسول هللا صلى هللا عليهعن أب سعيد الدري رضي هللا عنه قال : س وسلم ي قول

ه بيده، فإن ل يستطع فبلسانه، فإن ل يستطع بقلبه وذلك أضع ف : من رأى منكم منكرا ف لي غي

اإليان

‘’barang siapa diantara kalian yang melihat seseatu yang munkar,

hendaklah ia mengubahya dengan tanganya, jika tidak sanggup (dengan

tangannya), hendaklah ia mengubahnya dengan lidahnnya, jika dia tidak

sanggup (dengan lidahnya) hendaklah mengubahnya dengan hatinya.

dan yang demikian itu adalah selemah-lemahnya iman.”37

Dalam tafsîr Al-Azhar, Hamka menjelaskan maksud hadîs tersebut ialah

meletakan kepada kewajiban dengan menegur melalui tangan sebagai

kewajiban tingkat pertama. Menegur dengan lidah sebagai kewajiban tingkat

kedua, dan menegur dengan hati adalah yang paling bawah dan disebut sebagai

iman yang paling lemah. Selanjutnya ayat “hendaklah ada di antara kamu

segolongan umat menyeru kepada kebajkan.”

Dapat dipahami dengan jelas bahwa persoalan yang akan dihadapi oleh

umat pemegang yaitu penegakan dakwah, pertama dakwah di kalangan

umatnya sendiri, yang kedua dakwah keluar kalangan umat Islam, sehingga

menurut Hamka, dalam menyampaikan dakwah terbagi menjadi dua yaitu

umum dan khusus, dalam bidang umum termasuk menjelaskan kemurnian

agama keluar, (propoganda) pertama bersiafat mengajak orang lain supaya

ikut, turut, memahami hikmat ajaran Islam.38

f. Penafasîran Surah Âli ’Imrân 104 Menurut M.Quraish Shihab

M.Quraish shihab dalam tafsirnaya menjalaskan bahwa kata م نكم

“minkum” pada ayat ini, ada sebagaian ulama memahaminya dalam arti

‘’sebagaian’’ dengan demikian, perintah berdakwah dalam ayat ini tertuju

pada semua orang, ayat ini dipandang memiliki dua aspek yang penting

pertama perintah kepada seluruh umat untuk membentuk satu kelompok

37 Hamka, Tafsîr Al-Azhar Jilid 2. Op.Cit. h. 25. 38 Hamka, Tafsîr Al-Azhar Jilid 2. Op.Cit. h. 26.

Page 41: Pemahaman Pengajar Majelis Taklim tentang Amar Ma’rûf Nahî ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 6. Para pengajar majelis taklim di Desa Tamansari, yang

25

khusus yang bertugas melakukan dakwah, yang kedua adalah perintah kepada

satu kelompok untuk berdakwah, mengajak kepada kebajikan dan berbuat yang

ma’rûf serta mencegah kepada kemungkaran. Dan menurutnya, ada pendapat

ulama yang memfungsikan kata م نكم“minkum’’artinya penjelasan sehingga ayat

ini dipahami sebagai perintah kepada setiap muslim untuk melaksanakan tugas

dakwah masing-masing kemapuannya. Namun karena kebutuhan masyarakat

sekarang ini mengenai informasi yang benar di tengah arus informasi, bahkan

informasi sangat penting dengan sajian yang baru memimbungkan, semua itu

menuntut adanaya sebuah kelompok khusus yang mengenai dakwah dan

membendung informasi yang menyesatkan, oleh karena itu lebih tepat

memahami kata م نكم “minkum” pada ayat ini dalam arti “sebagaian kamu”

tanpa menutup kewajiaban setiap muslim untuk saling mengingatkan. 39

M.Quraish Shihab dalam tafsîrannya menejelaskan bahwa, dalam ayat

ini ditemukan dua kata yang berbeda dalam rangka perintah dakwah. Pertama,

مرون yadûna yakni “mengajak” dan yang kedua adalah يدعون yamurûna yaitu ي

“memerintahkan” dengan mengutip pendapat Sayyid Quṭb mengemukakan

ayat ini berkaitan dengan dua hal, “mengajak” dikaitkan dengan al-khaîr

sedangkan “memerintahkan” jika berkaitan dengan dengan perintah melakukan

di kaitkan dengan al-ma’rûf, dan jika perintah untuk tidak melakukan maka

dikaitkan dengan al-munkar.

Lalu M.Quraish Shihab menegaskan perlu diingat yang diperintahkan

dalam ayat ini, bahwa hal mengajak dikaitakan dengan خي al-khaîr

’’kebaikan’’ sedangkan memerintahkan jika berkaitan dengan perintah

melakukan, dikaitkan dengan al-ma’rûf dan jika perintah itu tidak lakukan

maka dikaitkan dengan al-mûnkar. Hal ini berarti mufassir tersebut

mempersamakan kandunagan خي al-khaîr dengan al-ma’rûf. M. Quraish

Shihab beranggapan tidak ada dua kata yang berbeda walaupaun sama akar

katanya, kecuali mengandung perbedaan makna, tanpa mendiskusikan perlu

39 M. Quraish Shihab, Tafsîr Al-Misbah: Pesan, Kesan, dan Keserasian Al-

Qur’an, jilid 2. Op, Cit, h.173.

Page 42: Pemahaman Pengajar Majelis Taklim tentang Amar Ma’rûf Nahî ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 6. Para pengajar majelis taklim di Desa Tamansari, yang

26

tidaknya ada kekuasaan yang menyuruh kepada kebaikan atau mencega kepada

kemungkaran.

Selanjutnya menurut M.Quraish Shihab al-Qur’an mengisyaratkan kedua

nilai itu dalam ayat ini dengan kata al-khaîr atau kebijkan dan al-ma’rûf, خي

Al-khaîr adalah nilai universal, yang diajarkan oleh al-Qur’an dan sunnah,

sedangkan al-ma’rûf adalah sesuatu yang baik menurut pandangan umum suatu

masyarakat, selama sejalan dengan خي khaîr. Adapaun al-mûnkar ialah suatu

yang dinilai buruk oleh masyarakat serat bertentangan dengan nilai-nilai Ilahi,

oleh sebab itu ayat ini menekankan perlunya mengajak kepada kebaikan,

memerintahkan yang ma’rûf dan mencegah munkar. Dalam Tafsir Al-Misbah,

Ia menyebutkan bahwa setidaknya ada dua hal yang berkaitan dengan surah

Âli Imrân 104 ini, tidak boleh dijelaskan, tetapi disampaikan secara persuasif

dalam bentuk ajakan yang baik seperti yang dicerminkan surah al-Naḥl 125:

ادع إل سبيل رب ك بلكمة والموعظة السنة وجادلم بلت هي أحسن إن ربك هو أعلم بن ضل عن سبيله وهو أعلم بلمهتدين

“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan

pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik.

Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang

tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang

yang mendapat petunjuk.”40

Dapat diperhatikan بٱلت billatî: dengan cara yang baik bukan sekadar

baik dan setelah mengajak, maka siapa yang akan beriman silahkan beriman

dan siapa yang kufur silahkan kufur pula, masing-masing mempertanggung

jawabkan pilihannya sendiri. Kedua, adalah al-ma’rûf yang merupakan

kesepakatan umum masyarakat, sewajarnya diperintahkan al-munkar

seharusnya dicegah, baik yang memerintahkan dan mencegah itu yeng

memiliki kekuasaan atau tidak. Dan tegasya, perlu dicatat bahwa konsep

ma’rûf hanya membuka pintu sebagai perkembangan positif masyarakat

bukan perkembangan neagatifnya.41

40 Fahd Abdul Aziz, al-Qur’an dan Terjemah, h.128. 41 M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah: Pesan, Kesan, dan Keserasian Al-

Qur’an, jilid 2. Op, Cit, h.175-176.

Page 43: Pemahaman Pengajar Majelis Taklim tentang Amar Ma’rûf Nahî ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 6. Para pengajar majelis taklim di Desa Tamansari, yang

27

2. Penafsiran Surah Âli ’Imrân 110

a. Ayat dan Terjemah

هون عن المنكر وت ؤمنون بهلل ول ر أمة أخرجت للناس تمرون بلمعروف وت ن وءامن أهل كنتم خي

را هم المؤمنون وأكث رهم الفاسقون الكتاب لكان خي ٧٧٩لم م ن

“Kamu adalah sebaik-baiknya umat yang dilahirkan untuk

kepentingan manusia, kamu menyuruh kepentingan manusia, kamu menyuruh

mengerjakanyang ma’ruf (yang baik menurut sya’ra dan akal) dan mencegah

yang munkar dan beriman kepada Allah, dan sekiranya kaum ahli kitab itu

beriman (yang sebenarnya) tentulah demikian, sangat baik bagi mereka.

diantara mereka ada juga beriman sedang sebagaian besar diantara mereka

itu fasik.”42

b. Kata Kunci

Menurut M.Quriash Shihab kata tersebut digunakan dalam memahami

sebagai kata kerja yang sempurna. Kaana tammah sehingga diartikan wujud.

Ada juga yang memahaminya dalam arti kata kerja yang tidak sempurna kaana

naqish sehingga mengandung arti makna yang wujudnya seseatu pada masa

lampau tanpa diketahui kapan itu terjadi tidak juga mengandung isyarat bahwa

ia tidak pernah atau suatu ketika akan tiada.43 Sedangkan kata أخرجت memiliki

arti dikeluarkan, di lahirkan.44

c. Munasabah Surah Âli ’Imrân 110

Pada ayat yang lalu yaitu surah Âli-mrân 106-107 diterangkan bahwa pada

hari kiamat nanti, ada dua golongan manusia yang amat berlainan nasibnya

yaitu dengan muka putih berseri-seri dan yang bermuka hitam muram, yang

pertama adalah wajah kaum mukminin, sedangkan yang kedua ialah wajah

kaum kafir dan munafikin, di dalam ayat ini disebutkan bahwa orang-orang

yang beriman adalah sebaik-baiknya umat di dunia, karena mereka selalu

berpegang teguh pada agama Allah SWT.45

42 Muhammad Nasib Ar-Rifa’î, Ringkasan Tafsir Ibnu Katsîr, jilid 1, h. 140. 43 M. Quraish Shihab, Tafsîr Al-Misbah: Pesan, Kesan, dan Keserasian Al-

Qur’an, Jilid 2. Op, Cit, h.185. 44 Hamka, Tafsîr Al-Azhar Juz II, h. 127. 45 Depertermen Agama RI, Al-Qur’an dan Tafsirnya, Jilid 2. Op.Cit,h.20.

Page 44: Pemahaman Pengajar Majelis Taklim tentang Amar Ma’rûf Nahî ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 6. Para pengajar majelis taklim di Desa Tamansari, yang

28

d. Penafsîran Surah Âli ’Imrân 110 Menurut al-Ṭabarî

Abû Ja’far berkata para ulama berbeda pendapat tentang sosok yang di

maksud dalam firman Allah. ر أمة أخرجت kamu adalah umat yang terbaik“ للناس كنتم خي

yang dilahirkan untuk manusia” Pertama sebagian ulama berpendapat bahwa yg

dimaksud dalam ayat ini ialah orang-orang yang hijrah bersama Nabi dari Makkah ke

Madinah secara khusus dari kalangan sahabat. Ke-dua yang di maksud dalam ayat ini

yaitu kalian sebaik-baiknya umat yang dilahirkan untuk manusia jika kalian semua

menunaikan syarat-syarat yang telah Allah tetapkan jadi, penafsiran ayat tersebut

adalah kalian, sebaik-baiknya umat yang memerintahkan manusia kepada yang ma’rûf

dan melarang manusia dari yang munkar. Dan beriman kepada Allah yang dilahirkan

untuk manusia pada zaman kalian. Ke-tiga berpendapat bahwa yang dinamakan

ma’ruf umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, karena mereka merupakan

umat paling banyak menjawab panggilan Islam. Ke-empat yang dinamakan umat

terbaik adalah karena mereka benar-benar umat terbaik yang dikeluarkan untuk

manusia.46Firman Allah بٱلمعروف “menyuruh kepada yang ma'ruf’” maknanya adalah

memerintahkan untuk beriman kepada Allah Swt dan Rasul serta menunaikan

Hukumnya.47 Kalimat هون عن ٱلمنكر dan mencegah dari yang mûnkar” maknanya“وت ن

adalah melarang dari menyutukan Allah, melarang mendustakan Rasulnya, dan

melarang perintah Allah. Kata al-ma’rûf asal makna yaitu suatu yang dikenal baik

ketika ditunaikan, sama sekali bukan perkara yang dianggap buruk dikalangan

mukminin ketaatan yang di namakan ma’rûf karena perkara tersebut dikenal

dikalangan mukminin dan mereka tidak mengingkarinya. Sedangkan al-munkar

perkara yang diingkari oleh Allah Swt dan dipandang buruk oleh orang-orang

beriman, oleh karena itu kemaksiatan, keburukan kepada Allah dinamakan munkar

karena kaum mukmin mengingkari dan menganggap buruk.

Firman وت ؤمنون بٱلل “dan beriman kepada Allah’’ maksudnya adalah kalian

membenarkan Allah Swt, mengikhlaskan serta beribadah hanya kepada Allah. Al-

Ṭabari berkata jika seseorang bertanya bagaimana dikatakan ر أمة أخرجت للناس كنتم خي

dengan penafsiran bahwa umat ini adalah sebaik-baiknya umat, dibandingkan kaum-

kaum yang terdahulu, padahal secara susunan bahasa kalimat ر أمة أخرجت للناس كنتم خي

ditunjukan kepada suatu kaum yang dahulunya paling baik, lalu berubah? Maka

46 Al-Ṭabarî, Tafsir Al-Ṭabarî. Vol 16, Op, Cit, h. 723. 47 Al-Ṭabarî, Tafsîr Al-Ṭabarî. Vol 16, Op, Cit, h. 725.

Page 45: Pemahaman Pengajar Majelis Taklim tentang Amar Ma’rûf Nahî ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 6. Para pengajar majelis taklim di Desa Tamansari, yang

29

dijawab makna kalimat tersebut jelas berbeda dengan yang anda fahami karena

maknanya adalah ر أمة kalian adalah sebak-baiknya”(antum khoiro ummat) انتم خي

umat”seperti yang difahami dari firman Allah Swt, Q.s al-Anfal 26

أن تم قليل مستضعفون ف الرض تافون أن ي تخطفكم الناس فآواكم واذكروا إذ

وأيدكم بنصره ورزقكم من الطي بات لعلكم تشكرون

“Dan ingatlah, ketika kamu (para muhajirin) masih (berjumlah)

sedikit, lagi tertindas di bumi (mekah), dan takut orang-orang mekah,

akan menculik kamu, maka dia memberi kamu tempat menetap (madinah)

dan dijadikannya kamu kuat dengan pertolongan-Nya dan diberi-Nya

kamu rezeki yang baik agar kamu bersyukur”48

Jadi adany pada ungkapan tersebut dan membacanya (kaana) كان

memiliki makna yang sama karena makna kalimat tersebut sangat dikenal.

Demikian pula jika seseorang mengkatan كنتم adalah lafadz كنة (kanatan )

maka maknanya adalah kalian diciptakan dalam keadaan sebaik-baiknya

umat.49

e. Penafsîran Menurut Ibnu Katsîr Âli ’Imrân 110

Allah Ta’ala memberitahukan mengenai umat Nabi Muhammad Saw

bahwa mereka adalah sebaik-baiknya umat ر kamu adalah ’‘ أمة أخرجت للناس كنتم خي

umat yang terbaik’’ Imam Al-Bukĥarî meriwayatkan dari Abû Hurairah

mengenai ayat tersebut Ia memaknainya dengan kalian adalah sebaik-baiknya

manusia untuk manusia lain. Karena itu Allah berfirman هون عن مرون بٱلمعروف وت ن ت

menyuruh kepada yang ma’rûf, dan mencegah dari yang munkar.” Imam“ ٱلمنكر

Ahmad meriwayatkan Durrah binti Abû Lahab, ia berkata ada seseorang

menghadap Nabi Saw, ketika itu beliau berada dimimbar itu lalu orang itu

berkata:

“Ya Rasulullah, siapakah manusia terbaik itu? Beliau bersabda:

Sebaik-baiknya manusia adlaah yang paling hafal al-Qur’an, paling

bertakwa kepada Allah, paling giat menyuruh berbuat ma’ruf dan paling

48 Depertermen Agama RI, Al-Qur’an dan Tafsirnya, Jilid 2,Op.Cit, h.160. 49 Al-Ṭabarî, Tafsîr Al-Ṭabarî, Op, Cit, h.338-339.

Page 46: Pemahaman Pengajar Majelis Taklim tentang Amar Ma’rûf Nahî ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 6. Para pengajar majelis taklim di Desa Tamansari, yang

30

gencar mencegah kemungkaran dan paling rajin bersilaturahmi

diantara mereka (HR. Ahmad).”

Menurut Ibn Katsîr mengemukakan bahwa ayat ini bersifat umum,

mencakup seluruh umat pada setiap generasi bedasarkan tingkatanya. Dan

sebaik-baiknya generasi mereka adalah sahabat dan Rasulullah Saw. Kemudian

setelah mereka, lalu generasi berikutnya.50

f. penafsiran Menurut Hamka Âli ’Imrân 110

Pada ayat yang lalu telah diperintahkan dengan nyata dan ditegaskan

hendaknya dikalangan jamaah Islamiyah diadakan ummat yang khsusus

menyeruh kepada kebaikan yaitu iman, menyeruh berbuat yang ma’rûf dan

melarang yang munkar, ayat ini menegaskan hasil usaha yang nyata dan

konkrirt, yaitu kamu menjadi sebaik-baiknya ummat yang dikeluarkan antara

manusia didunia ini, dijelaskan sekali lagi bahwa kamu mencapai derajat yang

demikian tinggi, sebaik-baiknya ummat, karena ketika kamu memenuhi syarat

yaitu: amar ma’rûf nahi munkar, iman kepada Allah ketiga ini menjadi sebab,

kamu disebutkan yang sebaik-baiknya ummat. Jika yang ketiga tidak ada

niscaya kamu bukanlah sebaik-baiknya ummat bahkan menjadi seburuk-

buruknya ummat. Ummat Muhammad akan tetap menjadi sebaik-baiknya umat

apabila seseorang tersebut, mempunyai tiga sifat keutamaan itu, berani

menyuruh berbuat ma’rûf berani melarang perbuatan yang mûnkar dan percaya

kepada Allah.

Ayat selanjutnya yaitu “sekiranya ahli kitab beriman tentulah itu lebih

baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman,” maksudnya ialah

membuka pintu bagi ahlu kitab Yahudi dan Nasrani bahwa mereka pun akan

mencapai kebaikan bila mereka memegang tiga pokok tersebut. Tidak

terhalang bagi ahlul-kitab kan mencapai derajat sebaik-baiknya ummat yang

dikeluarkan anatara manusia, jika mereka menyuruh berbuat berbuat ma’rûf

dan mencegah yang munkar dan percaya kepada Allah walaupun mereka bukan

Islam. Selama amar ma’rûf nahî munkar masih ada selama itu pula Islam masih

50 Muhammad Nasib Ar-Rifa’î, Ringkasan Tafsîr Ibnu Katsîr, jilid 1, h. 108-

110.

Page 47: Pemahaman Pengajar Majelis Taklim tentang Amar Ma’rûf Nahî ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 6. Para pengajar majelis taklim di Desa Tamansari, yang

31

tetap hidup dan memberikan hidup. Selama itu pula ummat Islam menjaid

sebaik-baiknya ummat yang dikeluarkan antara manusia.

Ayat disini mengemukakan bahwasanya satu peringatan Allah yang

wajib diperhatikan dengan sesama. Disini Allah memberikan jaminan, bahwa

selama kamu mengadakan dakwah kepada kebajikan selama masih berani

beramar ma’rûf nahî munkar, maka segala gangguan yang datangkan oleh ahlul

kitab sekali-kali tidak membahayakan bagimu kecualinya hanya sedikit. Oleh

sebab itu peringatan yang dikemukakan Tuhan didalam ayat-ayat ini dapatlah

kita jadikan pedoman untuk mengokohkan semangat Islam dengan meneruskan

berdakwah terus-menerus berani menegakan kebenaran.51

g. Penafasiran Menurut M.Quraish Shihab Âli ’Imrân 110

Di dalam Tafsir Al-Misbah M.Quraish Shihab menjelaskan, pada ayat

sebelumnya menjelaskan ayat 104 tentang kewajiban berdakwah atas umat

Islam, kini dijelaskan bahwa kewajiban dan tuntutan itu pada hakikatnya lahir

dari kedudukan umat ini sebagai sebaik-baiknya umat, inilah yang

membedakan dengan ahli kitab yang justru mengambil sikap yang bertolak

belakang, secara bahasa M.Quraish Shihab menempatakan kata كنتم kuntum

yang digunkan dalam ayat ini sebagian yang lain memahaminya sebagai kata

kerja yang sempurna, sedangkan kata ini digunkaan untuk menunjukan semua

kelompok, seperti agama yang sama, waktu, atau tempat yang sama, baik

dihimpun secara paksa atauapun kehendak mereka sendiri.Lafal أمة ummah

menyatukan mahluk hidup yang terdiri dari manusia dan hewan, yang meliputi

berbagai jenis diantaramya jenis, bangsa, suku agama, ideologi, waktu, tempat

dan sebagai lainnya, sesungguhnya kata ini memiliki berbagai macam arti

diantaranya mengandung arahan waktu jalan yang jelas gaya dan cara hidup.

Jadi sebaik-baiknya umat adalah mereka yang berusaha dengan keras menuju

kepada jalan yang bermanfaat dan berusaha untuk menjadi lebih baik.

Walaupun Ia harus menggunakan gaya dan tatacara sendiri dalam merubah

kehidupannya menjadi lebih baik. Dilihat dari segi sosoilogisnya أمة ummah

adalah himpunan manusia seluruh anggotanya bersama-sama menuju kejalan

51 Hamka, Tafsir Al-Azhar, vol 12, h.279.

Page 48: Pemahaman Pengajar Majelis Taklim tentang Amar Ma’rûf Nahî ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 6. Para pengajar majelis taklim di Desa Tamansari, yang

32

yang jelas dan mereka saling bergotong royong, dan hal ini menunjukan

bahawa dalam hidup bermasyarakat tidak hanya saling mengingatkan untuk

berbuat kebijkan dan mecegah kemungkaran, tetapi juga diperlukan adanya

himpunan yang saling mendukung, bahu membahu satu sama lain untuk

membentuk masyarakat yang baik sesuai dengan nilai-nilai Ilahi.

3. Penafsiran Surah al-Naḥl 90

a. Ayat dan Terjemah

هى عن الفحشاء والمنكر و حسان وإيتاء ذي القرب وي ن يمر بلعدل واإل الب غي إن الل

تذكرون يعظكم لعلكم

“Sesungguhnya Allah menyeruh (kamu) berlaku adil dan berbuat

kebaikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang kamu dari

perbuatan keji, munkar dan permusuhan. Dia memberi pengajaran

kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran.”52

b. Kata Kunci

-perbuatan yang haram dilakukan seseorang dengan terang منكر

terangan.53 منكر yang diingkari oleh akal, berupa dorongan-dorangan

kekuatan.54 منكر segala hal yang dianggap jelek oleh syara dan tabiat yang

benar.55

c. Munasabah

Dalam surah al-Naḥl ayat 90 memiliki munasabah korelasi ayat dengan

ayat sebelumnya yaitu ayat ke-89. Ayat 89 menjelaskan keutamaan al-Qur’an

dan menjelaskan makna al-Qur’an, pada surah al-Naḥl 90 menjelaskan

sekelumit rincian yang menjelaskan kesimpulan petunjuk al-Qur’an yang

terdapat dalam ayat 89. Sedangkan dalam surah al-Naḥl 90 menjelaskan

52 M.Dawam Rahardjo, Ensklopedia Al-Qur’an Tafsîr Sosial Bedasarkan

Konsep -Konsep Kunci, cet ke-1 (Jakarta: Paramadina1996), h. 637. 53 Kastîr, Tafsîr Ibnu Kastîr, jilid II, terj DR. Abdullah bin Abdurrahman bin

Ishak Alu Syaikh, h.156. 54 Al-Maraghî, Tafsîr Al-Maraghî, terj. Anshori Umar, dkk, cet, ke- 2 Juz 14

(Semarang: Karya Toha Putra), h.240. 55 M. Quraish Shihab, Tafsîr Al-Misbah: Pesan, Kesan, dan Seserasian Al-

Qur’an Jilid 7, h.322.

Page 49: Pemahaman Pengajar Majelis Taklim tentang Amar Ma’rûf Nahî ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 6. Para pengajar majelis taklim di Desa Tamansari, yang

33

tentang perintah dan larangan Allah Swt, sementara surah al-Naḥl 91

melanjutkan sebagaimana yang di pahami dari konteksnya kandungan ayat ini

mengenai perintah Allah agar manusia melaksanakan apa yang telah

diperintahkan jauhilah apa yang dilarang serta tepatilah perjanjian Allah

apabila kamu berarti.56

d. Penafsîran Surah al-Naḥl 90 Menurut Al-Ṭabari

Al-Ṭabari mengemukakan bahwasanya maksud surah al-Naḥl 90 ialah,

“sesungguhnya Allah telah memerintahkan berbuat adil di dalam kitab yang

diturunkan-Nya kepada Nabi Muhammad Saw.” Diantara keadilanya yaitu

mengakui siapa yang menganugrahkan nikmatnya kepada kita, mensyukuri

karunianya. Sedangkan firmanya “dan berbuat kebajikan’’ kebajikan yang

diperintahkan Allah berbuat adil, seperti sabar kepada Allah dalam menaati

perintahnya, dalam kondisi susah maupun mudah, berat maupun ringan, yaitu

menjalankan berbagai kewajibanya, selanjutnya firmanya: “memeberi kepada

kaum kerabat” maksudnya adalah, memberi kaum kerabat hak yang telah

diwajibkan Allah kepadamu karena hubungan kekerabatan.

Firmanya “dan Allah melarang dari perbuatan keji”, maksudnya ialah

segala perbuatan yang buruk, dan firmanya “dan permusuhan” maksud lafaz

disini ialah kesombongan dan kezhaliman, seperti dalam riwayat berikut ini:

Al-Mutsana dan Alî Daûd menceritakan kepadaku, keduanya berkata:

Abdullah bin Shalih mencritakan kepada kami, Ia berkata: Muawiyyah

menceritakan kepadaku dari Âli, dari Ibn Abbas, tentang firman Allah, “dan

permusuhan’’Ia berkata maksudnya adalah kesombongan dan kezhaliman

makna melewati kadar dan batas dari segala seseatu.57

e. Penafsîran Menurut Ibn Katsîr Surah al-Naḥl 90

Allah Ta’ala memerintahkan hamba-hambanya untuk berbuat adil, yakni

mengambil sikap tengah dan penuh keseimabangan, serta menganjurkan

berbuat kebaikan, kesaksian. Sufyan bin Unayah mengatakan: Adil disini ialah

sikap sama dalam melaksanakan amal kepada Allah, baik amal yang dilakukan

secara sembunyi-sembunyi maupun terang-terangan.

56 Hamka, Tafsîr Al-Azhar, Juz VI, h.90. 57 Al-Ṭabari, Tafsîr Al-Ṭabarî. Vol 6, Op, Cit, h. 281-282.

Page 50: Pemahaman Pengajar Majelis Taklim tentang Amar Ma’rûf Nahî ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 6. Para pengajar majelis taklim di Desa Tamansari, yang

34

Ihsan ialah seseorang yang batinnya lebih baik dari pada zhahirnya, dan al-

fahsyâ dan al-munkar ialah, seseorang yang zhahirnya itu lebih baik dari pada

batinya. Firman Allah Taala “dan memberi kepada kaum kerabat” maksudnya,

dia memerintahkan untuk menyambung silaturahim, Firmanya “dan Allah

melarang dari perbuatan keji dan munkar “kata fawaahisy berati berbagai

perbuatan yang diharamkan. Sedangkan munkar bearti perbuatan haram yang

tampak dilakukan seseorang, sedangkan al-baghyu berarti permusuhan

terhadap umat manusia. Firmanya “dia memberi pengajaran kepadamu” yakni

dia menyuruh kalian berbuat kebaikan dan melarang kalian berbuat keburukan

“supaya kamu dapat mengambil pelajaran. Sedangkan al-bagyu berarti

permusushan terhadap umat manusia seperti dalam firmanya “dia memberi

pengajaran” yakni dia menyuruh kalian berbuat kebaikan dan melarang kalian

berbuat keburukan, “supaya kamu dapat mengambil pelajaran.”58

f. Penafsîran Menurut Hamka Surah al-Naḥl 90

Hamka mengemukakan dalam tafsiranya bahwasanya di dalam ayat ini,

Allah memerintahkan berlaku adil dan berbuat ihsan dan memberi kepada

keluarga yang dekat. Hamka mengemukakan bahwasanya ada 3 poin penting

yang diperintahkan dalam ayat ini. Pertama: jalan adil lawan dari adil ialah

dzhalim, yaitu memungkiri kebenaran karena hendak mencari tau keuntungan

sendiri. Kedua: iḥsan atau kebaikan ihsan yang di maksud disini ailah berbuat

baik kepada sesama mahluk Ketiga: melarang yang keji, yang di benci, di

aniyaya. Inilah tiga larangan Allah oleh orang-orang beriman.59

g. Penafasiran Menurut M.Quraish Shihab Surah al-Naḥl 90

Kata ٱلفحشاء keji adalah nama bagi segala perbuatan atau ucapan, bahkan

keyakinan yang dinilai buruk oleh jiwa dan akal yang sehat serta

mengakibatkan dampak buruk bukan saja bagi pelakunya tetapi juga bagi

lingkungannya. selanjutnya kata ر منك munkar, kemungkaran dari segi bahasa

yaitu suatu yang tidak dikenal sehingga diingkari, itu sebabnya ia dihadapkan

dengan kata al-ma’rûf yang dikenal kata munkar lebih luas jangkauanya

58 Ibnu Katsîr, Tafsir Ibnu Katsîr, di Terj. M. Abdul Ghofar, Jilid 5, h.96-98, 59 Hamka, Tafîir Al-Azhar, vol 12, h.280

Page 51: Pemahaman Pengajar Majelis Taklim tentang Amar Ma’rûf Nahî ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 6. Para pengajar majelis taklim di Desa Tamansari, yang

35

pengertinanya dari kata mâshiyat atau kedurhakaan. Mûnkar berkaitan dengan

pelanggaran terhadap Allah, baik dalam bentuk pelanggaran ibadah perintah

non ibadah, dan ada juga yang berkaitan dengan manusia dan lingkungan.

M.Quraish Shihab mengemukakan bahwasanya al-mûnkar ialah suatu

yang dikenal buruk oleh suatu masyarakat serta bertentangan dengan nilai-nilai

Ilahi. Sedangkan kata بغي penganiyaan terambil dari kata bagha yang berati

meminta atau menuntut, kemudian maknanya menyempit sehingga pada

umumnya, digunakan dalam arti menuntut pihak lain tanpa hak dan dengan

cara aniyaya atau tidak wajar kata tersebut mencakup segala pelanggaran hak

dalam bidang interaksi social, kejahatan al-baghî pun sebenarnya telah dicakup

oleh keduanya hal yang dilarang sebelumnya, tetapi disini ditekankan karena

kejahatan secara sadar dan sering kali dilanggar, dorongan emosi untuk

membalas bahkan keinginan menggebu untuk menegakan kebencian yang

meluap kepada kemunkaran, firman Allah لعلكم تذكرون menjadi penutup ayat ini

dapat dipahami sebagai isyarat bahwa tuntunan-tuntunan agama melekat pada

nurani setiap orang, dan selalu didambakan wujudnya, karena itu nilai-nilai

universal pelanggrannya dapat mengahncurkan kemanusiaan. Demikian ayat-

ayat diatas menyimpulakan nilai-nilai yang sangat mengangungkan.60

4. penafsiran surah al-Naḥl 125

a. Ayat dan Terjemah Surah al-Naḥl 125

هي أحسن إن ربك هو والموعظة السنة وجادلم بلت ادع إل سبيل رب ك بلكمة

أعلم بن ضل عن سبيله وهو أعلم بلمهتدين

“Serulah (manusia) kepadajalan Tuhan-mu dengan Hikmah dan

pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik,

sesungguhnya Tuhanmu dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang

tersesat dari jalan-Nya dan dialah yang lebihmenegtahui orang-orang yang

mendapat petunjuk”.61

b. Kata Kunci Surah al-Naḥl 125

60 M. Quraish Shihab, Tafsîr Al-Misbah: Pesan, Kesan, dan Keserasian Al-

Qur’an, jilid 7, h.323-324. 61 Kementrian Agama Ri, Al-Qur’an dan Terjemahnya h.421.

Page 52: Pemahaman Pengajar Majelis Taklim tentang Amar Ma’rûf Nahî ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 6. Para pengajar majelis taklim di Desa Tamansari, yang

36

berasal dari kata yang berarti menyeru, memanggil, mengajak berati ادع

dalam arti kepada yang mendoa. Maksud dari kata ini adalah ajakan atau seruan

yang dipeintahkan kepada Nabi Muhammad Saw dari Allah, untuk mengajak

umat kejalan yang ditunjukan oleh Allah Swt, yakni ajaran Islam kata ini

adalah ajakan atau seruan yang di perintahkan kepada Nabi Muhammad Saw

dari Allah, untuk mengajak umat kejalan yang ditunjukan oleh Allah Swt,

yakni ajaran Islam.62

maksudnya adalah perkataan (dengan pelajaran yang baik) :والموعظة السنة

yang mengandung nasihat-nasihat yang baik, di rasakan oleh pendengarnya

maupun dan menjadi kebaikan pada dirinya bedasarkan pemanfaaatan yang

dilakukan oleh yang menedengar tersebut.63

c. Munasabah Surah al-Naḥl 125

Dalam ayat sebelumnya, Allah menerangkan tentang Nabi Ibrahim As.

Sebagai pemimpin yang memiliki sifat-sifat mulia, penganut agama tauhid dan

penegak ketauhidan. Setelah Allah memerintahkan kepada Nabi Muhammad

untuk mengikuti ajaran Nabi Ibrahim, lalu Allah menerangkan suatu hal yang

harus diikuti oleh Nabi Muhammad, yaitu menyeru manusia kepada Agama

Allah dengan tiga cara tersebut: Hikmah, Mauîdhah Ḥasanah dan Mujadalah

cara yang terbaik seruan kepada agama dan syari’at Allah tersebut dilakukan

dengan lemah lembut. Ayat ini sebagai penjelas bagi ayat sebelumnya, yaitu

supaya mengikuti seruan Nabi Ibrahim yang dimaksud mengikuti seruan

Ibrahim ialah menetapi agama Islam. Karena agama Islam didasarkan pada

ajaran-ajaran yang lurus sebagaimana ajaran Ibrahim dengan demikian maka

ketika Rasulullah menyeru manusia untuk memeluk Islam yaitu berati beliau

juga menyeru untuk mengikuti ajaran Ibrahim. Allah memerintahkan untuk

berbuat adil, tepat dalam memberi siksa atau sangsi. Seimbang memenuhi hak

dan kewajiban, karena terkadang seruan itu juga menimbulkan kebencian bagi

62 Muhammad Yunus, Kamus Arab- Indonesia (Jakarta: PT Hidakarya Agung,

1990), h. 127. 63 M. Quraish Shihab, Tafsîr Al-Misbah: Pesan, Kesan, dan Keserasian Al-

Qur’an, jilid ke 8-9 h. 386.

Page 53: Pemahaman Pengajar Majelis Taklim tentang Amar Ma’rûf Nahî ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 6. Para pengajar majelis taklim di Desa Tamansari, yang

37

orang lain, memunculkan pertikaian dan peperangan, maka Allah berfirman

dalam surah al-Naḥl 126 sebagai berikut:

تم به ولئن صب رت ل تم ف عاقبوا بثل ما عوقب ر للصابرين و خ وإن عاق ب ي

“Dan jika kamu membalas, maka balasalah dengan (balasan) yang sama

dengan siksaan yang ditimpakan kepadamu, tetapi jika kamu bersabar,

sesungguhnya itulah yang lebih baik bagi orang yang sabar.” 64

Maksudnya adalah, kaum muslimin diperintahkan untuk memberi sangsi

kepada orang-orang yang berbuat salah sesuai dengan kadar kesalahanya tanpa

menambah atau mengurangi dan memberi sangsi yang lebih dan nilai

kesalahanya adalah perbuatan zḥalim yang tidak disukai Allah. Selanjutnya

surah al-Naḥl 126 Allah Swt, menegaskan kepada kaum muslimin yang akan

mewarisi perjuangan Nabi Muhmmad Saw dalam menyebutkan agama Islam

tentang bagiamana sikap yang harus menjadi pegangan mereka jika mereka

mengahadapi permusuhan. Pedoman yang diberikan Allah pada ayat yang lalu

ialah pedoman dalam menyeru dengan lisan. Seruan berjalan tenang dan damai

tetapi jika seruan itu mendapat tantangan yang keras, misalanya berupa siksaan

atau pembunuhan, maka Islam menetapkan sikap tegas menghadapi keadaan

tersebut. Adapun cara yang diberikan Allah dalam ayat ini adalah:

a. Membalas dengan balasan setimpal atau seseuai dengan penganiyayan,

yang telah diterima, tidaklah dibenarkan oleh agama yang melakukan

pembalasan atau hukuman melebihi dengan apa yang telah ia terima,

karena tindakan tersebut merupakan kezhaliman.

b. Menerima tindakan permusuhan atau penganiyaan tersebut dengan hati

yang sabar dan memaafkan kesalahan itu bilamana sikap sabar dan sifat

pemaaf itu dapat memberikan pengaruh yang baik.65

d. Penafsîran Surah al-Naḥl 125 Menurut al-Ṭabarî

Al-Ṭabari mengemukakan makna ayat tersebut adalah Allah berfirman

kepada Nabi Muhammad Saw, “serulah wahai Muhammad’’orang kepada

mereka Tuhanmu mengutusmu dan mengajaknya dan menaati Allah. إل سبيل

64 Kementrian Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya h.422 65 Depertermen Agama RI, Al-Qur’an dan Tafsirnya, Jilid 2. Op.Cit, h.125-128.

Page 54: Pemahaman Pengajar Majelis Taklim tentang Amar Ma’rûf Nahî ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 6. Para pengajar majelis taklim di Desa Tamansari, yang

38

kepada jalan Tuhanmu” adalah kepada syariāt tuhanmu yang ditetapkanya bagi“ رب ك

mahluknya yaitu بٱلكمة “dengan hikmah”adalah dengan wahyu Allah yang

disampaikannya kepadamu, dan dengan kitabnya yang diturunkan kepadamu وٱلموعظة

dan pelajaran yang baik” maksudnya adalah dengan pelajaran yang baik, yang“ ٱلحسنة

dijadikan Allah sebagai argument terhadap mereka di dalam kitabnya, dan

peningkatan mereka di dalam wahyunya seperti argumen yang disebutkan Allah

kepada mereka dalam surah ini. Serta nikmat-nikmat yang diingatkan Allah kepada

mereka didalamnya. دلموج “dan bantahlah mereka dengan cara yang baik”maknanya

adalah dengan bantahan yang lebih baik dari selainnya, yaitu dengan memafkan

tindakan mereka tanpa menodai kehormatanya dan janganlah menantang Allah dalam

menjalankan kewajibanmu untuk menyampaikan risalah Tuhanmu kepada mereka إن

Tuhanmu adalah yang lebih baik mengetahui tentang“ ربك هو أعلم بن ضل عن سبيله

siapa yang tersesat dari jalan petunjuk-Nya” maknanya ialah Allah berfirman kepada

Nabi Muhammad Saw yang menyimpang dari jalan yang lurus dari kalangan orang-

orang yang berselisih dan orang-orang yang menantang Allah.66

e. Penafsîran Menurut Ibn Katsîr Surah al-Naḥl 125

Allah Ta’ala berfirman seraya memerintahkan Rasulnya, Muhammad

Saw, agar menyeru umat manusia dengan penuh Hikmah, Ibnu Jarir

mengatakan apa yang telah diturukan kepada beliau berupa al-Qur’an dan As-

Sunnah serta pengajaran yang baik, yang di dalamnya berwujud larangan dan

berbagai peristiwa yang disebutkan agar mereka waspada terhadap siksaan

Allah Ta’la. Firmanya دلم بٱلت هي أحسن و serta berdebatlah dengan mereka“ ج

dengan cara yang baik’’ yakni barang siapa yang membutuhkan dialog dan

tukar pikiran, maka hendaklah dilakukan dengan cara yang baik, lemah lembut,

serta tutur kata yang baik. Firman Allah Ta’ala ( ربك هو أعلم بن ضل عن سبيلهۦإن

“Sesungguhnya Tuhanmu adalah yang lebih baik mengetahui tentang siapa

yang tersesat dari jalan petunjuk-Nya” maksudnya ialah dia, mengetahui siapa

yang sengsara dan siapa yang bahagia. Hal itu telah dia tetapkan di sisinya dan

66 Al-Ṭabarî, Tafsîr At-Ṭabarî, vol 7, h. 321

Page 55: Pemahaman Pengajar Majelis Taklim tentang Amar Ma’rûf Nahî ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 6. Para pengajar majelis taklim di Desa Tamansari, yang

39

telah usai pemutusanya, serulah mereka kepada Allah Ta’ala, janganlah kamu

bersedih hati atas kesesatan orang-orang diantara mereka, sebab hidayah itu

bukanlah urusanmu. Tugasmu hanyalah memberi peringatan dan

menyampaikan risalah, dan penghitungannya adalah tugas kami.67

f. penafsîran Menurut Hamka Surah al-Naḥl 125

Menurut Hamka dalam ayat ini Allah menerangkan tentang metode

dalam berdakwah, karena dakwah merupakan suatu kewajiban yang

dibebankan oleh agama dan pemeluknya. Dalam Islam menegakan berdakwah

hukumnya wajib bagi setiap individu umat Islam, untuk saling mengingatkan

dan mengajak sesamnya dalam menegakan kebenaran dan kesabaran. Untuk

mencapai target yang diharapkan dalam berdakwah, tentunya setiap individu

umat Islam harus mengetahui dan faham betul metode-metode yang harus

digunakan dalam berdakwah metode-metode ini telah dijabarkan dalam surah

al-Naḥl 125.

Hamka menjelaskan bahwa ayat diatas mengandung ajaran kepada Rasul

Saw. Tentang cara melancarkan dakwah atau seruan terhadap manusia agar

mereka berjalan diatas jalan Allah (sabilillah) dalam sirathal mustaqim, atau

ad-dinul haq. Agama yang benar, menurut Hamka didalam melakukan

dakwah, hendaklah memakai tiga macam cara atau metode Pertama, hikmah

(kebijaksanaan) hikmah menurut bahasa adalah menemptkan seseatu pada

tempatnya. Hal ini merupakan arti kata hikmah secara etimmologi. Tetapi ada

juga lafaz hikmah dalam al-Qur’an yang berarti sunnah Nabawiyyah menurut

Hamka, dakwah dengan hikmah yaitu dengan cara yang bijaksana, akal budi

yang mulia, yang lapang dada dan hati yang bersih menarik perhatian orang

kepada agama, atau kepada kepercayaan terhadap Tuhan. Menurut Hamka

hikmah adalah inti yang lebih halus dari filsafat. Menurutnya filasafat hanya

dapat difahamkan oleh orang-orang yang telah terlatih fikirannya dan tinggi

pendapat logiknya. Sedangkan hikmah dapat menarik orang yang belum maju

kecerdasanya dan tidak dapat di bantah oleh orang yang belum maju

kecerdasanya dan tidak dapat di bantah oleh orang yang lebih pintar.

Kebijaksanaan itu bukan saja dengan ucapan mulut, melainkan termasuk

67 Ibnu Katsîr, Tafsîr Ibnu Katsîr, di Terj M. Abdul Ghofar, jilid 5, h. 121.

Page 56: Pemahaman Pengajar Majelis Taklim tentang Amar Ma’rûf Nahî ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 6. Para pengajar majelis taklim di Desa Tamansari, yang

40

dengan tindakan dan sikap hidup. Penegasan Hamka ini, terkait adanya

anggappan orang yang mengartikan hikmah dengan filsafat Kedua, al-

mauîzhatul ḥasanah. mauîzhah secara bahasa artinya nasihat, adapun secara

istilah ialah nasihat yang efisien dan dakwah yang memuaskan, sehingga

pendengar merasa bahwa apa yang disamapiakn seorang pendaakwah itu

merupakan suatu yang dibutuhkanya, dan bermanfaat baginya.68 Menurut

Hamka mauîzhatul hasanah artinya pengajaran yang baik, atau pesan-pesan

yang baik, yang disamapaikan sebagai nasihat. Menurutnya termasuk kategori

mauîzhatul ḥasanah yaitu pendidikan ayah bunda dalam rumah tangga kepada

anak-anaknya, sehingga menjadi kehidupan mereka pula, pendidikan dan

pengajaran dalam perguran-perguran. Jika kita melihat penjelasan Hamka jelas

sekali bahwa mauîzhatul ḥasanah memiliki cakupan yang luas, sekali bukan

hanya digunakan ketika menyampaikan dakwah di masyarakat umum, tetapi

lingkungan keluarga, kampus dan lain sebagainya69 ketiga, adalah jadilhum

billati hiya aḥsan (bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik) kata

jadilhum berati terambil dari kata jidal yang bermakna diskusi bukti-bukti yang

tidak dapat mematahkan alasan atau dalih mitra diskusi dan menjadikanya

tidak dapat bertahan, baik yang di paparkan itu diterima oleh semua orang

maupun oleh mitra bicara.

Hamka mengemukakan bahwasanya jika perbantahan dan pertengkaran

fikiran, terjadi di zaman kita ini disebut polemik, ayat ini menyeruh agar dalam

hal yang demikian, kalau sudah tidak dapat diselasaikan dengan baik, pilihan

jalan yang sebaik-baiknya ialah memperbedakan pokok soal yang tengah

dibicarakan dengan perasaan benci atau sayang kepada pribadi orang yang

tengah dibicaraka berbantah. Misalnya yang masih kufur, belum mengerti

ajaran Islam, lalu dengan sesuka hatinya, didasarkan dan diajak kepada jalan

fikiran yang benar, sehingga dia menerima, tetapi kalau terlebih dahulu hatinya

kesakitan, karena cara membantah yang salah, akan enggan menerima

kebenaran, meskipun hati kecilnya mengakui, karena hatinya disakitkan.

68 Hamka, Tafsîr Al-Azhar, vol 12, cet 1983, h.314. 69 M.Quraish Shihab, Tafsîr Al-Misbah: Pesan, dan, Kesan Dan Keserasian Al-

Qur’an. Vol, 6, h.775.

Page 57: Pemahaman Pengajar Majelis Taklim tentang Amar Ma’rûf Nahî ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 6. Para pengajar majelis taklim di Desa Tamansari, yang

41

Perdebatan yang baik ialah perdebatan yang mengahambat timbulnya

sifat manusia yang negative seperti sombong, tinggi hati, dan berusaha

mempertahankan harga diri karena sifat-sifat tersebut sangat tercela, ketiga

pokok metode berdakwah diatas, menurut Hamka sangat diperlukan disegala

zaman. Sebab dakwahnya atau ajakan dan seruan membawa umat manusia

kepada jalan yang benar. Sekali-kali bukanlah propaganda, meskipun

propaganda itusendiri kadang-kadang menjadi bagian dari alat dakwah.

g. penafasiran Menurut M.Quraish Shihab Surah Al-Naḥl 125

Ayat ini menyatakan wahai Nabi Muhammad, serulah, yakni, lanjutkan

ushamu untuk menyeru semua yang engkau sanggup seru kepada jalan yang

ditunjukan Tuhanmu, yakini ajaran Islam dengan hikmah dan pengajaran yang

baik dan bantahlah mereka, yakni siapapun yang menolak atau meragikan

ajaran Islam dengan cara yang baik. Itulah tiga cara berdakwah yang

hendaknya engkau tempuh menghadapi manusia yang beraneka ragam

peringkat dan kecenderungannya: Jangan hiraukan ceemohan, atau tuduhan-

tuduhan tidak berdasar kaum musyrikin dan serahkan urusanmu dan urusan

mereka pada Allah karena sesungguhnya Tuhanmu yang selalu memimbing

dan berbuat baik kepadamu dialah sendiri yang lebih mengetahui dari siapaun

yang menduga tahu tentang siapa yang bejat jiwanya sehingga tersesat dari

jalannya dan dialah saja juga yang lebih mengetahui orang-orang yang sehat

jiwanya sehingga mendpatkan petunjuk.

Ayat ini dipahami oleh sementara ulama sebagai menjelaskan tiga

macam metode dakwah yang harus disesauikan dengan sasaran dakwah.

Terhadap cendikiwan yang memiliki pengetahuan tinggi diperintahkan

menyampikan dakwah dengan hikmah, yakni berdialog dengan kata-kata bijak

sesaui dengan tingkat kepandaian mereka. Terhadap kaum awam,

diperintahkan untuk menerapkan mauîzhah yakni memberikan nasihat dan

perumpamaan yang menyentuh jiwa seasui dengan tarap pengetahuan mereka

yang sederhana. Sedangkan terhadap ahl al-kitab dan penganut agama-agama

yang diperintahkan adalah jiddal/perdebatan dengan cara yang terbaik yaitu

dengan logika dan retorika yang halus, lepas dari kekerasan dan umpatan.

Page 58: Pemahaman Pengajar Majelis Taklim tentang Amar Ma’rûf Nahî ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 6. Para pengajar majelis taklim di Desa Tamansari, yang

42

Kata (حكمة) hikmah, antara lain berarti yang paling uatama dari segala

pengetahuan maupun perbuatan. Ia adalah pengetahuan atau tindakan yang

bebas dari keslaahan atau kekeliruan, hikmah juga diartikan sebagai seseatu

yang bila digunakan atau diperhatikan akan mendatangkan kemaslahatan dan

kemudahan yang besar atau lebih besar, serta menghalangi terjadinya mudharat

atau kesulitan yang besar atau lebih besar, serta menghalangi terjadinya

kesulitan yang besar atau lebih besar. Makna ini dari kata hikmah, yang berarti

kendali, karena kendali mengahalangi hewan atau kendaraan mengarah kea rah

yang tidak diinginkan, atau menjadi liar, memilih perbuatan yang terbaik dan

sesuai adalah perwujudan dari hikmah. Memilih yang terbaik sesuai dari dua

hal yang buruk pun dinamai hikmah, dan pelakunya dinamai (hakim)

bijaksana. Siapa yang tepat dalam penilainnya dan dalam peraturannnya, dialah

yang wajar menyandang sifat ini atau dengan kata lain dia yang hakim.70

Thahir Ibn Āsyur menggaris bawahi bahwa hikmah adalah nama

himpunan segala ucapan atau penegtahuan yang mengarah kepada perbaikan

keadaan dan kepercayaan manusia secara bersinambung. Thabathabaî

mengutip Al-Raghib Al-Asfahani yakni menyatakan secara singkat bahwa

hikmah adalah sesaetu yang mengena kebenaran berdasar ilmu dan akal.

Dengan demikian, menurut Thabathaba’î hikmah adalah argumen yang

mengahsilakan kebenaran yang tidak diragukan, tidak mengandung kelemahan

tidak juga keburukan. Kata موعظة وٱل wal mau’îẓḥah terambil dari kata عظ و

wa’aẓa yang berarti nasihat. mau’îẓḥah adalah uraian yang menyentuh hati

yang mengatur kepada kebaikan. Demikian dikemukakan oleh banyak ulama.

Sedangkan kata دلم jidâl yang bermaknaجدال jâdilhum terambil dari kata ج

diskusi atau bukti-bukti yang mematahkan alasan atau diskusi dan

menjadikanya tidak dapat bertahan, baik yang dipaparkan iu diterim aleh

semua orang maupun hanya oleh mitra bicara.

Dari uraian di atas, bahwa mau’îẓḥah hendaknya disamapaikan dengan

ḥasanah atau baik, sedang perintah disifati dengan kata aḥsan yang beda

70 M. Quraish Shihab, Tafsîr Al-Misbah: Pesan, Kesan, dan Keserasian Al-

Qur’an, jilid 7, h.391.

Page 59: Pemahaman Pengajar Majelis Taklim tentang Amar Ma’rûf Nahî ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 6. Para pengajar majelis taklim di Desa Tamansari, yang

43

dengan hikmah yang tidak disifati oleh satu sifat pun. Keduanya berbeda

dengan hikmah yang tidak disifati oleh satu sifatpun ini berati bahwa

mau’îẓḥah ada yang baik dan ada yang tidak baik, sedangkan jiddâl ada tiga

macam yang baik dan yang buruk. Hikmah tidak perlu disifati karena dari

maknanya telah diketahui bahwa suatu yang mengena kebenaran bedasar ilmu

dan akal seperti yang ditulis oleh Al-Raghib, atau seperti tulis Ibn Âsyur yaitu

segala ucapan atau pengetahuan yang mengarah kepada perbaikan keadaan dan

kepercayaan manusia bersinambung disisi lain, Hakim yang dilukiskan

maknanya oleh Al-Biqaî seperti yang dinukil diatas, dan ini tentusaja akan

disamapiakn setepat mungkin, sehingga tanpa menyifatinya dengan satu

sifatpun. Otomatis dari namnya dan sifat penyandanganya dapat diketahui

bahwa penyampainya pastilah dalam bentuk yang sesuai.71

Adapun mau’îẓḥah maknanya ialah menenangkan hati sasaran bila

ucapan yang disampaikan itu diserati dengan pengamalan dan keteladanan dari

yang menyampaikanya, disinilah yang bersifat hasanah, kalu tidak Ia adalah

yang buruk yang seharusnya dihindari. Di sisilain, karena mau’îẓḥah biasanya

bertujuan mencegah sasaran dari seseatu yang kurang baik, dan hal ini dapat

mengundang emosi baik dari yang menyampaikannya lebih-lebih yang

menerimanya, maka mau’îẓḥah adalah perlu untuk mengingatkan kebaikan.

Sedangkan jiddal terdiri dari tiga macam yang buruk adalah yang disampaikan

dengan kasar yang mengundang kemarahan lawan serta yang menggunkan

dalil-dalil yang tidak benar, yang baik ialah yang disampaikan dengan sopan

serta menggunakan dalil walau hanya diakui oleh lawan, tetapi yang terbaik

adalah yang disampaikan dengan baik disertai dengan argumen yang benar dan

membungakam lawan. Penyebutan metode itu sungguh serasi. Ia dimulai

dengan hikmah yang dapat disampaikan tanpa syarat. Disusul dengan

mau’îẓḥah dengan syarat khasnah, karena memang ia hanya terdiri dari macam.

Yang ketiga ialah jiddâl yang terdiri dari tiga macam buruk, baik dan terbaik,

sedang dianjurkan adalah yang terbaik. Tidak dapat dipungkiri bahwa al-

Qur’an demikian juag cara berdakwah Nabi Muhammad saw, mengandung

71 M. Quraish Shihab, Tafsîr Al-Misbah: Pesan, Kesan, dan Keserasian Al-

Qur’an, jlid 7, h.392.

Page 60: Pemahaman Pengajar Majelis Taklim tentang Amar Ma’rûf Nahî ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 6. Para pengajar majelis taklim di Desa Tamansari, yang

44

ketiga metode diatas. Hal ini dapat diterapakn kepada siapapun sesuai dengan

kondisi sasaran. Telah ditemukan bahwa sementara ulama membagi ketiga

metode ini sesuai dengan tingkat kecerdasan sasaran dakwah. Yakni

cendikiwan, yang memiliki kemampuan berfikir yang tinggi diajak dengan

hikamh, adapun orang awam yang belum mencapai tingkat kesempurnaan akal,

tidak juga telah terjerumus dalam kebejatan moral, maka mereka disentuh

dengan mau’îẓḥah.72

72 M. Quraish Shihab, Tafsîr Al-Misbah: Pesan, Kesan, dan Keserasian Al-

Qur’an, jilid 7, h. 393.

Page 61: Pemahaman Pengajar Majelis Taklim tentang Amar Ma’rûf Nahî ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 6. Para pengajar majelis taklim di Desa Tamansari, yang

45

BAB III

GAMBARAN UMUM DESA TAMANSARI

KECAMATAN RUMPIN KABUPATEN BOGOR

A. SejarahSingkat Desa Tamansari Kec Rumpin, Kab Bogor

Menurut penduduk setempat, pada zaman dahulu di Desa Tamansari

terdapat tempat yang indah dan dipenuhi dengan bunga-bunga yang bagus,

dan terdapat sungai yang mengalir bersih dan airnya jernih dengan suasana

sejuk dengan kondisi damai, tenang, dan nyaman dan desa ini masih asri,

sejuk, penduduk setempat pada zaman dahulu memberi tempat ini sebagai

taman.Kemudian kedua kata tersebut digabungkanmenjadi Tamansarikarena

dahulunya Tamansari adalah tempat yang indah dan nyaman. Menurut catatan

sejarah Desa Tamansari terdapat seorang pangeran yang bernama pangeran

Temanggung dan pangeran Senopati yang menjadi sumberpenguasa wilayah.1

Pada masamenjabat sebagai pangeran di Desa Tamansari para pangeran-

pangeran tersebut menyebarkan agama Islam di tengah-tengah masyarakat

dan Ia mendirikan beberapa bangunan seperti, taman, panggung, pesantren,

mushola, dan taman. Fungsinya untuk menyebarkan agamaIslam karena

bedasarkan dari sejarah yang Ia ketahui pada zaman dahulu Desa Tamansari

pernah menjadi para singgahannya para penjajah Jepang dan Belanda.2Nama

Desa ini di juluki sebagai Desa Tamansari karena terdapat taman-taman yang

indah dan masih asri masyarakat menjuluki desa ini sebagai Desa Tamansari

karena terbentuk atas rasa kekaguman dan perjuangan yang dirasakan oleh

para pangeran-pangeran terdahulu yang telah mendirikan tempat

perkumpulan masyarakat di taman-taman yang telah didirikan oleh para

pangerandan pangeran-pangeran tersebut pertama kalinya menyebarkan

agama Islamdi Desa Tamansari kepada penduduknya sehingga rasa

kekaguman masyarakat desa setempat sangat tinggi dengan alasan Ia telah

1 Wawancara bersama Nyai Fatma, seseorang yang dipercaya oleh penduduk Desa

Tamansari sebagai sumber dalam sejarah desa menurut sekertaris desa Nyai Fatma merupakan

sosok yang hidup di zaman pangeran maka nyai fatmah sumber dari sejarah Desa Tamansari

berdiri, Wawancara pada tanggal 29 September 2019. 2 Wawancara bersama Bapak Zaenul Huda, selaku skertaris Desa Tamansari pada tanggal

29 September 2019.

Page 62: Pemahaman Pengajar Majelis Taklim tentang Amar Ma’rûf Nahî ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 6. Para pengajar majelis taklim di Desa Tamansari, yang

46

mendirikan dan mengembangkan sekaligus menyebarkan agama Islam di

Desa Tamansari.

Bedasarkan sejarahnya penduduk desa ini pernah disinggahi oleh orang-

orang Jepang dan Belanda, bedasarkan sejarahnya pada zaman dahulu

masyarkat desa ini yang beragama Islam masih sedikit ahirnya Pangeran

Temanggung membangun masjid yang bernama Masjid At-Timiyah dan

membuat taman sebagai tempat musyawarah perkumpulan masyarakat,

tempat hiburan masyarakat dan juga menjadi tempat peristirahatan pangeran

serta tempat berdakwahnya dalam menyebarkan agama Islam, sehingga

banyak santri dan Kyai yang singgah di desa ini dan mendirikan pondok

pesantren. 3

3.1 Gambar Masjid pertama yang didirakan di Desa Tamansari Masjid

At-Timyyah

Desa Tamansari Kecamatan Rumpin kabupaten Bogor memiliki luas

wilayah seluas 478 Ha (hektar) samapai dengan 997 Ha (hektar). Yang

terbagi menjadi 5 kampung diantaranya ialah: kampung Temanggungan,

Sanapati, Panagan, Sukamanahdan KebonKalapa. 4

B. Letak Georafis Desa Tamansari Kec, Rumpin Kab Bogor

Secara Geografis Desa Tamansari, terletak di wilayah Kecamatan

Rumpin Bogor, antara 6004-70083 Lintang Selatan dan 107°-108 022 Bujur

Timur.Wilayah Desa Tamansari memilik luas ±478 ha, dengan luas wilayah

3 Wawancara dengan Agus Basuki selaku penduduk Desa Tamansari, pada tanggal 30

September 2019. 4 LKPJ (LaporanKeterangan Pertanggung Jawaban Desa Tamansari Kec.Rumpin Kab.

Bogor) h.4.

Page 63: Pemahaman Pengajar Majelis Taklim tentang Amar Ma’rûf Nahî ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 6. Para pengajar majelis taklim di Desa Tamansari, yang

47

997 hektar, diatas permukaan laut12 m.Dan tinggi curah hujan 40mmyang

terbagi dalam 5 dusun 12 Rukun Warga (RW) dan 35 Rukun.5

a. Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Sukamulya.

b. Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Suka Sari.

c. Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Kertajaya.

d. Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Gunung sindur.

3.2 Gambar Letak 1Geografis Desa Tamansari

Dilihat dari geografisnya, Desa Tamansari terletak sebagai daerah

penggunungan dengan ketinggian tempat 600(MPDL),dan curah hujanrata-

rata pertahun sebesar 300 M dan suhu rat-rata berkisar antara 22-27 C°secara

administratif Desa Taman Sari, dalam wilayah Kecamatan Rumpin,

kabupaten Bogor terletak di bagian Barat, desa ini merupakan salah satu desa

yang berpotensi, di dukung oleh kondisi yang cukup baik, walaupun terkenal

dengan desa yang berdebu, dan banyak di penuhi lumbur jika hujan

datang.Mayoritas masyarakat Desa Tamansari Kecamatan Rumpin Kabupaten

Bogor menjadi buruh, petani, supir truk, pedagang, tukang ojeg dan lain-lain.

Untuk lebih jelas, penulis akan menjelaskan melalui tabel di bawah ini:6

5 LKPJ (LaporanKeterangan Pertanggung Jawaban Desa Tamansari Kec.Rumpin Kab.

Bogor ) h.6. 6 LKPJ (Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban Desa Tamansari Kec.Rumpin Kab.

Bogor) h.7.

Page 64: Pemahaman Pengajar Majelis Taklim tentang Amar Ma’rûf Nahî ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 6. Para pengajar majelis taklim di Desa Tamansari, yang

48

Tabel 3.3 Keadaan Mata Pencaharian Penduduk Desa Tamansari

No. Mata Pencaharian Jumlah

(Orang)

Persentase

(Jumlah

Penduduk)

1. Petani 1.245 70 %

2. Pedagang 426 2,4 %

3. Pegawai Negri 15 1 %

4. TNI/Polri - 0 %

5. Pensiunan 76 5,6 %

6. Pegawai swasta 982 6,5 %

7. Buruh Pabrik 348 2,3 %

8. Pengrajin 8 0,5 %

9. Tukang Bangunan 152 1, 13 %

10. Penjahit 12 0,8 %

11. Tukang Las 22 1,4 %

12. Tukang Ojeg 152 1,13 %

13. Bengkel 18 1,2 %

14. Supir angkutan 27 1,8 %

15. Tukang nyikup 73 4,8 %

JUMLAH 100 %

Perbatasan wilayah Desa Tamansari, yaitu disebelah Timur berbatasan

oleh sungai cisadane yang sekaligus menjadi batas dengan Desa Gunung

Sindurdi sebelah selatan berbatasan denganDesa Sukasari.

Tabel 3.4 Perbatasan Cisadane

Page 65: Pemahaman Pengajar Majelis Taklim tentang Amar Ma’rûf Nahî ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 6. Para pengajar majelis taklim di Desa Tamansari, yang

49

Di sebelah Utara berbatasan dengan Desa Sukamulya, dan disebelah

Barat berbatasan dengan Kertajaya sebelah Utara berbatasan dengan Desa

Sukamulya. Jarak tempuh menuju ibu kota Kecamatan Rumpin 35 Km, jika

ditempuh menggunakan kendaraan roda dua menghabiskan waktu kurang lebih

1,5pukul atau dengan berjalan kaki 4 pukul. Sedangkan Jarak dari Desa

Tamansari menuju PEMDA Kab. Bogor yaitu sekitar 45Km, dan menghabiskan

waktu 2 pukul jika ditempuh dengan keadaan bermotor. Dengan jumlah

penduduk 13.051 orang, dengan jumlah laki-laki sebanyak 7,078 orang dan

perempuan sebanyak5.973 orang, dengan jumlah kepala keluarga sebanyak

3.596 (KK). Untuk luas wilayah Desa Tamansari menurut penggunaa lahan

dengan total wilayah 997 hektar, diatas permukaan laut 12M. Luas

pemukiman512 Ha, persawahan 35, luas ladang/perkebunan 280 Ha, luas jalan

8,5Ha, pemakaman kuburan 4Ha (hektar). 7Untuk lebih jelas, penulis akan

menjelaskanmelalui tabel di bawah ini:

Tabel 3.5 Luas Wilayah Desa Tamansari

1. Perumahan/pemukiman 512 Hektar

2. Sawah/Empang 35 Hektar

3. Ladang/Huma 280 Hektar

4. Jalan 8,4 Hektar

5. Pemakaman/kuburan 4 Hektar

6. Perkantoran 07 Hektar

7. Lapangan Olahraga 6,8 Hektar

8. Tanah/ Bangunan

Pendidikan

1,4 Hektar

9. Tanah/Bangunan

keperibadatan

1,2 Hektar

7 LKPJ ((Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban Desa Tamansari Kec.Rumpin

Kab. Bogor) h.9.

Page 66: Pemahaman Pengajar Majelis Taklim tentang Amar Ma’rûf Nahî ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 6. Para pengajar majelis taklim di Desa Tamansari, yang

50

Struktur Kependudukan

Jumlah penduduk bisa menjadi modal yang besar sebagai pembangunan

sekaligus menjadi beban pembangunan, menurut jumlah penduduk Desa

Tamansari sebanyak 13.051jiwa, laki-laki sebanyak: 7.078 dan jumlah wanita

sebanyak: 5.973 dengan jumlah kepala keluarga 3.596. Agar dapat menjadi

dasar pembangunan maka penduduk yang besar disertai kualitas SDM yang

tinggi. Berkaitan dengan kependudukan, aspek yang penting antara lain

perkembangan jumlah penduduk, dan kepadatan dan persebaran serta

sturkturnya bedasarkan umur. 8

Tabel 3.6 Struktur Penduduk Menurut Kelompok Umur danJenis kelamin

88

LKPJ ((Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban Desa Tamansari Kec.Rumpin

Kab. Bogor) h.10.

Kelompok Umur Jumlah Jiwa Jumlah

Laki-laki Perempuan

0-4 525 416 941

5-9 546 420 966

10-14 459 412 871

15-19 658 437 1.095

20-24 556 436 992

25-29 431 403 834

30-34 434 420 854

35-39 455 418 873

40-44 381 253 634

45-49 383 400 636

50-54 447 431 874

55-59 433 431 864

60-64 463 430 893

65-69 457 411 868

70- keatas 432 434 882

JUMLAH 7.079 6.974 13.034

Page 67: Pemahaman Pengajar Majelis Taklim tentang Amar Ma’rûf Nahî ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 6. Para pengajar majelis taklim di Desa Tamansari, yang

51

Bedasarkan struktur umur, penduduk Desa Tamansari tergolong usia

muda. Indikasi tersebut terdapat dari rasio penduduk usia kelompok umur 0-4

tahun dan 5-9 tahun, hal ini merupakan yang terbanyak masing-masing

jumlahnya adalah 416 jiwa sampai 966 jiwa, kemudian disusul kelompok 20-

24 dan 25-29 yaitu masing-masing jumlahnya 992 dan 834. Rasio jenis

kelamin penduduk Desa Tamansari menunjukan bahwa laki-laki lebih banyak

dari pada perempuan, Untuk lebih jelas, penulis akan menjelaskan melalui

tabel di bawah ini:9

C. Pendidikan Masyarakat dan Pengajar Majelis Taklim di Desa

Tamansari KecRumpin, Kab.Bogor

Pendidikan ialah usaha yang dilakukan oleh pendidik melalui bimbingan dan

pengajaran,hal ini merupakan suatu yang sangat penting dalam memajukan

tingkat kesejahteraan dalam segala bidang, dengan tingkat pendidikan yang tinggi

maka akan membuka tingkat kecerdasan, sehingga tingkat kecerdasantersebut

akan mendorong tumbuhnya keterampilan, atau generasi yang baru sebagai

penerus bangsa. Kewirausahaan yang mendorong munculnya potensi baru dapat

membantu program yang telah ditetapkan oleh pemerintah untuk membuka

lapangan kerja baru guna mengatasi penggangguran. Pendidikan pada dasarnya

akan mempertajam sitematika pola pikir seseorang, selain itu seseorang akan

mendapatkan informasi yang lebih maju serta akan memajukan dunia pendidikan.

PendudukDesa Tamansari dalam hal pendidikan kurangnya berminat untuk

melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi dikarenakan masalah ekonomi,dan

mayoritas penduduk disana memilih untuk pesantren salafi dengan jumlahsekitar

75% orang,dari pada sekolah karena rendahnya ekonomi para masyrakat sehingga

memilih pesantren, mayoritas penduduk Desa Tamansari hanya lulusan SD, SMP

dan SMK bahkan ada yang putus sekolah.10

Penulis menguraikan peta sekolah dari

SMK sampai Paud agar penelitan ini lebih sistematis dan terarah Untuk lebih

jelas, penulis akan menguraikan melalui tabel di bawah ini:

9LKPJ ((Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban Desa Tamansari Kec.Rumpin Kab.

Bogor)h.11. 10

LKPJ ((Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban Desa Tamansari Kec.Rumpin Kab.

Bogor) h.13.

Page 68: Pemahaman Pengajar Majelis Taklim tentang Amar Ma’rûf Nahî ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 6. Para pengajar majelis taklim di Desa Tamansari, yang

52

3.7 Gambar Peta sekolah Desa Tamansari

3.8 SD Tamansari 3.9 Paud Al-Mubarok

4.1 Gambar sekolah Mi, Mts. Smk Tamansari

Page 69: Pemahaman Pengajar Majelis Taklim tentang Amar Ma’rûf Nahî ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 6. Para pengajar majelis taklim di Desa Tamansari, yang

53

Tabel 4.2 Presentase dari Jumlah Pendidikan Penduduk

Bedasarkan data tersebut menunjukan bahwa di Desa Tamansari kecamatan,

Rumpin Kab.Bogor. kebanyakan penduduk yang tidak sekolah dan putus

sekolah yaitu sebesar 30%dikarenakan sebagian memilih untuk pesantren

dengan biaya yang rendah di bandingkan dengan sekolah formal. Maka disini

penulis cantumkan data Pesantren untuk memperjelas dan memperinci

sebagai berikut:

1. Pondok Pesantren Assyafiyah

pondok pesantren putra dan putri yang memiliki jumlah santri sekitar

45 santri.

4.3 Gambar Peta Pondok Pesantren Assiyyah

No Tingkat Pendidikan Persentase%

1. Tamat SD 41%

2. Tidak tamat SD 2%

3. Tamat SLTA 26%

4. Hanya Pesantren 30%

5. TAMAT SLTP 27%

6. D2 3%

7. S1 1%

Page 70: Pemahaman Pengajar Majelis Taklim tentang Amar Ma’rûf Nahî ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 6. Para pengajar majelis taklim di Desa Tamansari, yang

54

4.4 Gambar Pondok Pesantren Putri As-Syafiyyah

4.5 Gambar Pondok Pesantren Putra As-Syafiyyah

2. Ponpes Attimiyah, pondok pesantren khsus wanita dengan jumlah

santriawti sebnayak 30 santriwati

4.6 Gambar Peta Pondok Pesantren At-Timiyyah

Page 71: Pemahaman Pengajar Majelis Taklim tentang Amar Ma’rûf Nahî ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 6. Para pengajar majelis taklim di Desa Tamansari, yang

55

4.7 Gambar Pondok Pesantren Putri At-Timiyyah

3. Pondok Pesantren Darul Ibtida, pondok pesantern khusus santri putra

dengan jumlah 15

4.8 Gambar Peta Pondok Pesantren Darul Ibtida

4.9 Gambar Pondok Pesantren Darul Ibtida

Page 72: Pemahaman Pengajar Majelis Taklim tentang Amar Ma’rûf Nahî ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 6. Para pengajar majelis taklim di Desa Tamansari, yang

56

4. Pondok Pesantren Assurur, dengan jumlah santri 12 santri laki-laki.

5.1 Gambar Peta Lokasi Pondok Pesantren Assurur

5.2 Gambar Pondok Pesantren Assurur

5. Pondok Pesantren Mathlaul Sobriyah, memiliki santri sebanyak 45

santri 25 santriwati dan 20 santri laki-laki.

5.3 Peta Lokasi Pondok Pesantren Mathlalul sobriyah

Page 73: Pemahaman Pengajar Majelis Taklim tentang Amar Ma’rûf Nahî ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 6. Para pengajar majelis taklim di Desa Tamansari, yang

57

5.4 Gambar Pondok Pesantren Mathlalul sobriyah

D. Kebergamaan Masyarakat Desa Tamansari Kecamatan Rumpin

Kab.Bogor

Agama adalah kepercayaan pribadi antara seseorang dengan Tuhan yang

diyakininya agama merupakan sistem yang mengatur tata keimanan

(kepercayaan) dan keperibadatan kepada Tuhan yang Maha Kuasa serta tata

kaidah yang berhubungan dengan perilaku, sifat, dan watak manusia di

lingkungan.11

Agama di Desa Tamansari dikenal sebagai suatu yang

mengarahkan untuk berperilaku baik dan bijaksana terhadap berbagai agama

disekitarnya, khususnya bagi masyarakat yang memeluk agama Islam,

meskipun masyarakat di Desa Tamanasri tidak semuanya memeluk agama

Islam, tetapi keberagamaan di Desa ini tidak menimbulkan suatu perselisihan

atau pertengkaran tentang statsus agama yang di percayainya,apalagi di Desa

Tamansari sudah mengenal pengajian majelis taklim sudah jauh lama.

Dengan masuknya majelis taklim di desa ini, kegiatan-kegiatan keagamaan

semakin membaik dan meningkat, adapun kegiatan keagamaan masyarakat di

Desa Tamansari yang sampai sekarang masih berjalan diantaranya yaitu:

a. Peringatan Hari besar Islam

b. Maulid Nabi Muhammad

c. Isra Mi’raj

d. Menyambut bulan suci bulan ramadhan

e. Pengajian bulanan dan mingguan bersama ustdz- dan ustadzah

11

Faisal Ismail, Islam yang Produktif, cet.1 Oktober2017 (Yogyakarta, Penerbit: IRCiSO)

h.15.

Page 74: Pemahaman Pengajar Majelis Taklim tentang Amar Ma’rûf Nahî ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 6. Para pengajar majelis taklim di Desa Tamansari, yang

58

Dengan adanya suatu pengajian atau kajian Islami di tengah-tengah Desa

Tamansari merupakan suatu anugrah, karena hal tersebut sangat bermanfaat

bagi masyarakat Desa Tamansari, sebelum adanya pengajian majelis taklim,

mayoritas masyarakat desa tidak begitu memperhatikan tentang ajaran hukum

syariat Islam, di Desa Tamansari terdapat beberapa pesantren putra dan putri

serta yayasan salafiyah, dan banyak kyai dan ustadz dan ustadzah yang

disinggahinya, sehingga terdapat beberapa majelis taklim dan pengajian.

Untuk mendeskripsikan keyakian dalam beragama penulis menelusuri data

penduduk dalam beragama sebagai berikut:12

Tabel 5.5 Jumlah Penduduk Bedasarkan Agama

E. Deskripsi pengajar dan Nama Majelis Taklim Desa Tamansari

Kecamatan Rumpin Kabupaten bogor

Secara etiminologi kata majelis taklim berasal dari bahasa arab,

yaitumajelis dan taklim sedangkan kata majelis berasal dari kata jalasa,

yajlisu, julisan, yang berarti duduk atau rapat. Sedangkan kata taklim

mengandung pengertian yang berbeda-beda. Menurut Eefendi Zarkasy Ia

mengemukakan bahwasanya majelis taklimbagian dari model dakwah sebagai

forum belajar untuk mencapai tingkat pengetahuan seputar kajian

keagamaan.13

Sedangkan menurut Syamsudin Abbasmengemukakan

pendapatnya, Ia mengartikan majelis taklimsebagai lembaga pendidikan non

12

LKPJ ((Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban Desa Tamansari Kec.Rumpin Kab.

Bogor) h.13. 13

http://repo.iain-tulungagung.ac.id/9849/5/BAB%20II.pdf h. 14-15 diakses pada

tanggal 10 Maret 2019 pukul 13.00

1. Islam 12.867 Orang

2. Katolik - Orang

3. Protestan 11 Orang

4. Budha - Orang

5. Hindu - Orang

6. Konghucu 156 Orang

Page 75: Pemahaman Pengajar Majelis Taklim tentang Amar Ma’rûf Nahî ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 6. Para pengajar majelis taklim di Desa Tamansari, yang

59

formal Islam yang memiliki kurikulum tersendiri, dan diselenggarakan

dengan waktu yang teratur dan diikuti dengan jamaah yang cukup banyak.

Dari beberapa pengertian diatas, majelis taklimdapat diartikan sebagai

semua kegiatan komunitas muslim yang berkaitan dengan masalah

pendidikan dan pengajaran agama Islam, tanpa dibatasi oleh tempat dan

waktu dalam penyelenggaraanya serta jumlah jamaahnya, maupun jenis

kelaminnya baik itu wanita ataupun pria,anak-anak, remaja atau orang dewasa

danlansia dan status sosial jamaahnya.14

Bedasarkan hasil observasi yang penulis cantumkan mengenai majelis

taklim penulis mangambil kesimpulan bahwasanyamajelis taklimmerupakan

pengajian atau pengkajian tentang keislaman, yang diselenggarakan di waktu

telah di tentukan dan tidak terbatas dengan jumlah jamaahnya. Dan dapat

diartikan sebagai perkumpulan komunitas muslim secara khusus dengan

menyelengerakan suatu pendidikan dan pengajian yang bertujuan untuk

meningkatkan kemajuan seputar ilmu pengetahuan kajian Islami dan

keterampilan jamaah agar dapat menerus perjuangan-perjuangan para

generasi Islam, sehingga menjadikan manusia sebagai insan kamil yakni

manusia yang sempurna dimata Allah SWT.

Majelis taklimdi Desa Tamansari terdiri dari 10majelis taklimyang akan

penulis teliti, dari beberapa pengajar serta banyaknya jamaah, perkembangan

majelis taklimdi Desa Tamansari semakin meningkat dengan jumlah

penduduk yang banyak rata-rata penduduk di Desa Tamansari beragaama

Islam, namun jumlah penduduk yang banyak bukan berati beberapa penduduk

yang beragama Islam mengerti tentang kajian Islam. Maka fungsi majelis

taklimbagi masyarakat sangat berperan sentral karena dengan adanya kajian

Islami di tengah masyarakat pada pembinaan dan peningkatan kualitas yang

sesuai dengan tuntunan agama, dapat memberantas kebodohan ditengah-

tengah masyarakat yang awam, disamping itu dapat menyadarkan masyarakat

yang awam dalam memahami suatu masalah penting tentang hukum syariat

Islam yang harus dikaji sehingga seseorang tersebut dapat mengamalkannya

14

Feriandi, Peran Majelis Taklim Dalam Meningkatkan Pemahamaan Keagamaan Study

Terhadap Majelis Taklim Nurul Hidayah ( Jurnal Skripsi UIN Raden Fatah Palembang 2017),

h.23.

Page 76: Pemahaman Pengajar Majelis Taklim tentang Amar Ma’rûf Nahî ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 6. Para pengajar majelis taklim di Desa Tamansari, yang

60

pada dirinya sendiri ataupun lingkungan sesuai dengan kaidah Islam dan

syariat hukum Islam yang telah ditentukan, maka peran motivator, pembina,

atau guru sangat penting bagi kehidupan sehari-sehari.Berikut data majelis

taklimdi Desa Tamansari dan pelaksan kegiatanya sebagai berikut:15

1. Majelis Taklim Assurur

5.6 Gambar Peta Lokasi Majelis Taklim Assurur

5.7 Gambar Pengajar dan Jama'ah Majelis Taklim Assurur

Pelaksaan pengajian majelis taklim diselenggrakan pada hari Rabu pukul

08.00 pagi sampai 10.00 siang adapun pengajarnya yaitu ustadzah Mm,

Pp, dan Qh, ustadzah Mm bertugas sebagai pembaca yasin dan tahlil,

ustazah Qh sebagai pembaca diba, shalawatan dan ustadzah Pp sebagai

pendakwah memberi ceramah atau siraman rohani kepada para jamaah,

adapun jumlah jamaah Majelis Taklim Assurur bedasarkan wawancara

yang penulis lakukan yaitu sekitar 38 jamaah.16

15

Wawancara Pribadi bersama Ustadzah Mariam, pupu, dan Qoyah, selaku pengajar di

Desa Tamansari, Pada Tanggal 10Mei 2019.

16

Wawancara Pribadi bersama Ustadzah Fatma,Nur Subaikah,selaku pengajar di Desa

Tamansari, Pada Tanggal 22 Maret 2019.

Page 77: Pemahaman Pengajar Majelis Taklim tentang Amar Ma’rûf Nahî ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 6. Para pengajar majelis taklim di Desa Tamansari, yang

61

2. Majelis Taklim Nurul Iman,

5.8 Peta Lokasi Majelis Taklim Nurul Iman

5.9 Gambar Pengajar dan Jama'ah Majelis Taklim Nurul Iman

Pelaksanaan pengajianya di adakan pada hari Sabtu pukul 4 sore sampai

setegah 6sore, adapun para pengejar yang bertugas yaitu ustadzah Fa, dan

Nh, ustadzah Fatma merupakan pemilik majelis taklim ang bertugas

sebagai pembaca yasin dan tahlil sedangkan ustdzah Nh bertugas sebagai

pemberi nasihat-nasihat sebagai penceramah kepada para jamaah majelis

taklim, adapun jumlah jamaah bedasarkan yang penulis observasi di

Majelis Taklim Nurul Iman yaitu sekitar 15 jamaah.

3. Majelis Taklim Darussalam

6.1 Gambar Peta Lokasi Majelis Taklim Darussalam

Page 78: Pemahaman Pengajar Majelis Taklim tentang Amar Ma’rûf Nahî ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 6. Para pengajar majelis taklim di Desa Tamansari, yang

62

6.2 Gambar Pengajar dan Jama'ah Majelis Taklim Darussalam

Pelaksanaan pengajianya di adakan pada hari Sabtu pukul 4 sore sampai

setegah 5 sore, yang bertugas mengajar pada majelis taklim ini yaitu

ustadzah Mh, pengajian ini khusus untuk pembacaan yasinan dan tahlilan,

adapun jumlah jamaah majelis taklimnya bedasarkan observasi penulis

sekitar 28 jamaah.17

4. Majelis Taklim Mathlalul Sobriyah

6.3 Gambar Peta Lokasi Majelis Taklim Sobriyah

6.4 Gambar Pengaajr dan Jama'ah Majelis Taklim Sobriyah

Pelaksanaan pengajianya di selenggarakan pada hari Minggu pukul 10.00

pagi sampai 12. siang pengajian bulan ini di laksanakan oleh ustadzah LL

pengajian bulanan ini membahas kitab kasyifatussjah dan di selenggarakan

17

Wawancara Pribadi bersama Ustadzah Murdiah, selaku pengajar di Desa

Tamansari, pada tanggal 25 April,2019

Page 79: Pemahaman Pengajar Majelis Taklim tentang Amar Ma’rûf Nahî ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 6. Para pengajar majelis taklim di Desa Tamansari, yang

63

khusus bagi para jamaah wanita, adapun jumlah jamaah majelis taklim

bedasarkan wawancara penulis 56 jamaah yang mengaji.18

5. Majelis Taklim Assyafiiyyah,

6.5 Gambar Peta Lokasi Majelis Taklim Assyafiyyah

6.6 Gambar Pengajar dan Jama'ah Majelis Taklim Assyafiyyah

Pelaksanaan pengajianya di adakan pada hari Jumat pukul 08. pagi sampai

jam 11 siang, yang bertugas sebagai pengajarnya yaitu ustadzah Umi Yh

dan Mm adapun tugas ustzah Mm sebagai pembaca tahlil dan ustadzah

umi Yh sebagai pembaca kitab kuning yaitu safinatunnajah dan sekaligus

ceramah, umi Yh sebagai pendiri Majelis Taklim Assayfiiyyah memiliki

jumlah jamah sebanyak 38 jamaah.19

18

Wawancara Pribadi bersama UstadzahLeli, selaku pengajar di Desa Tamansari, pada

tanggal 18 April,2019.

19

Wawancara Pribadi bersama Ustadzah Umi Yayah 23 April, selaku pengajar di Desa

Tamansari, pada tanggal 25 Maret 2019.

Page 80: Pemahaman Pengajar Majelis Taklim tentang Amar Ma’rûf Nahî ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 6. Para pengajar majelis taklim di Desa Tamansari, yang

64

6. Majelis Taklim Al-Mubtadi

6.7 Gambar Peta Lokasi Majelis Taklim Al-Mubtadi

Pelaksaan pengajianya di selenggerakan pada hari Jumat pukul 08 pagi

sampai 10 siang dan yang bertugas sebagai mengajarnya yaitu ustadzah As

dan Pu ustadzah As sebagai pembaca yasin dan Ustadzah Pu bertugas

pemberi tausiyah, adapun jumlah jamaah yang mengaji pada majelis

taklim tersebut yaitu 15 jamaah.20

7. Majelis Taklim Madinnatunnjah

6.8 Gambar Peta Lokasi Majelis Taklim Madinatunnjah

6.9 Gambar Pengajar dan Jama'ah Peta Majelis Taklim Madinatunnjah

20

Wawancara Pribadi bersama Ustadzah Pupu dan Aas, selaku pengajar di Desa

Tamansari, pada tanggal 20 April 2019.

Page 81: Pemahaman Pengajar Majelis Taklim tentang Amar Ma’rûf Nahî ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 6. Para pengajar majelis taklim di Desa Tamansari, yang

65

Pelaksanaan pengajianya diadakan sebulan sekali pada hari rabu pukul 09

pagi sampai 12 siang, pengajar yang bertugas yaitu ustadzah Nh, LL, dan

Pu ustazah Nh sebagai pemvaca kitab uqudulujein dan meberi tausiyah,

ustadzah LL sebagai pembaca kitab kasyifatussajah dan ustazah PP

sebagai pembaca yasin dan tahlil, adapaun jumlah jamaah sekitar 80 han

jamaah.21

8. Majelis Taklim Wahdatunnisa,

7.1 Gambar Peta Majelis Taklim Wahdatunnisa

7.2 Para Jam'ah Peta Majelis Taklim Wahdatunnisa

Pengajian bulanan yang di selenggarakan pada hari Minggu pukul 10.

siang sampai 12.siang yang bertugas sebagai pengajarnya yaitu Umi Yh

dan MM, QH, MH pengajian ini khusu bagi para jamah wanita dan yang

bertausiyah Umi yh, pembaca rawatib ustadzah Mm, pembaca yasin Mh,

pembaca shalawat QH, adapun jumlah jamaah sekitar 65 jamaah.22

21

Wawancara Pribadi bersama Ustazah Nur, Leli, dan pupu, selaku pengajar di Desa

Tamansari, pada tanggal 15 Mei. 22

Wawancara Pribadi bersama ustzah Qoyah dan mamah, selaku pengajar di Desa

Tamansari, pada tanggal 28 Mei 2019.

Page 82: Pemahaman Pengajar Majelis Taklim tentang Amar Ma’rûf Nahî ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 6. Para pengajar majelis taklim di Desa Tamansari, yang

66

9. Majelis Taklim Al-Hidayah

7.3 Gambar Peta Lokasi Majelis Taklim Al-Hidayah

7.4 Gambar Pengaajr dan Jam'ah Majelis Taklim Al-Hidayah

Pengajian mingguan pada malam Minggu pukul pukul 08.malam samapi

10 malam yang bertugas ustadz Fn, AP, Dt pengajian khusus bagi kaum

pria jumlah jamaah 36 jamaah.23

23

Wawancara Pribadi bersama Ustadz Abi Asep, Faqih, dan Dayat, selaku pengajar di

Desa Tamansari, pada tanggal 25 Maret 2019.

Page 83: Pemahaman Pengajar Majelis Taklim tentang Amar Ma’rûf Nahî ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 6. Para pengajar majelis taklim di Desa Tamansari, yang

67

Page 84: Pemahaman Pengajar Majelis Taklim tentang Amar Ma’rûf Nahî ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 6. Para pengajar majelis taklim di Desa Tamansari, yang

67

BAB IV

PEMAHAMAN PENGAJAR TENTANGAMAR MA’RÛF

NAHÎ MUNKAR

Dalam Sub ini Penulis memaparkan hasil wawancara pengetahuan dan

pemahaman pengajar majelis taklim mengenai amar ma‟rûf nahî munkardi

Desa Tamansari, dengan melakukan wawancara dan observasi langsung

kepada para pengajar bedasarkan kompetensi sebagai berikut: pengetahuan

pengajar mengenai dalil al-Qur‟an mengenai ayat-ayatamar ma‟rûf nahî

munkar, pemahaman pengajar seputar landasanamar ma‟rûf nahî munkar,

pemahaman pengajar mengenai ayat-ayat al-Qur‟an yang menganjurkan

menegakanamar ma‟rûf nahî munkar .Pada sub ini tersusun dari beberapa

tahapan. Tujuannya agar dapat memberikan penjelasan yang lebih sistematis

dan terarah, dengan paparan sebagaimana berikut :

A. Pengetahuan Pengajar Desa Tamansari Mengenai Dalil Al-Qur’an

Mengenai Ayat-ayat Amar Ma’rûf Nahî Munkar

Pengetahuan merupakan hasil dari rasa keingintahuan melalui proses dari

suatu objek tertentu, dengan kata lain knowledge adalah hasil pengindraan

manusia atau hasil tahu seseorang terhadap objek.1 Dalam penelitian ini

penulis mewawancarai mengenai pengetahuan ayat-ayat amar ma‟rûf nahî

munkar rata-rata bedarkan hasil observasi yang penulis lakukan tidak

mengetahui tentang ayat-ayatamar ma‟rûf nahî munkar. Para pengajar hanya

mengajarkan bacaan al-Qur‟an tidak mengungkapkan makna yang terkait di

dalam al-Qur‟an. Penulis menyajikan tabel di bawah ini, Data tersebut

menunjukan bahwa pengetahuan tentang ayat-ayat amar ma‟rûf nahî munkar

terdapat 2 kompetensi sebagai berikut masih lemah dan tidak tahu sama sekali

untuk memperjelas sebagai barikut:

1https://id.m.wikepedia.org/wiki/pengetahuan diakses pada tangggal 1November 2019

Page 85: Pemahaman Pengajar Majelis Taklim tentang Amar Ma’rûf Nahî ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 6. Para pengajar majelis taklim di Desa Tamansari, yang

68

Tabel 7.5 Pengetahuan Pengajar Tentang Ayat-ayat Amar Ma’rûf Nahî

Munkar

No. Kompetensi Jumlah Pengajar

1. Masih Lemah 3

2. Tidak Tahu sama sekali 12

Dari sekian jumlah pengajar berjumlah 15 responden, yang masih

lemah mengetahui bahwa ayat tersebut tentang amar ma‟rûf nahî munkar

hanya 3 pengajar yang berlatang belakang pendidikan sampai S1 dan lulusan

pesantren, dan 12 lainnya tidak tahu sama sekali, denganberargumen mereka

hanya fokus mengajarkan kitab fikih bukan al-Qur‟an. Bedasarkan

wawancara yang penulis telusuri kepada 3 pengajar yang memasuki kategori

masih lemah para pengajar tersebut mengungkapkan, dengan kesimpulan

yang sama bahwasanya

“saya hanya bisa menerjemahkan saja bukan untuk menghafal

bahkan menafsirkankan dan alasan lainya ialah karena mereka hanya

fokus kepada ratiban, kitab fikih dan pengajian zikiran saja.”2

Dari sekian jumlah dan seluruh ayat dan surat dalam al-Qur‟an

mengenai ayat-ayatamar ma‟rûf nahî munkar, pengajar Majelis Taklimdi

Desa Tamansari yang termasuk ategori masih lemah dalam mengetahui ayat-

ayat yang menganjurkan amar ma‟rûf nahî munkar menjawab hanya tiga

surat yaitu surah Âli ‟Imrân 104 dan 110 dan al-Naḥl 125, dan dari 13

pengajar yang termasuk dalam kategori tidak tahu sama sekali, bedasarkan

hasil observasi langsung dengan jawaban yang hampir sama para pengajar

mengungkapkan,

“bahwa untuk mengaji tafsir dikalangan masyarakat itu tidak

usah, karena susah juga terus ga penting-penting banget mendingan

fikih aja karena tafsir mah pusing tidak tau juga kaya gimananya

bukan bidangnya kita. Orang-orang mau bergabung ke majelis-majelis

2Wawancara bersama 3 pengajar yaitu Ustadzah Leli, Umi Yayah, dan Ustadz

Faqihudin pada tangal 10 Mei 2019.

Page 86: Pemahaman Pengajar Majelis Taklim tentang Amar Ma’rûf Nahî ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 6. Para pengajar majelis taklim di Desa Tamansari, yang

69

taklim aja sudah syukur kan dari pada engga sama sekali, dan

ngajinya difokuskan sama kitab fikih saja karena pembahasan

kitabnya lebih dekat dengan kehidupan sehari-hari. Kalau kita mah

bukan ahli dalam tau ayat atau terjemahan kita cuman ngajarin yang

saya bisa saja soalnya masyarakatnya juga awam jadi diajarin yang

gampang aja dulu.”3

B. Pemahaman Pengajar Seputar Landasan Amar ma’rûf nahî munkar di

Desa Tamansari

Sub ini menguraikan bagaimana pemahaman pengajar terhadap

definisiamar ma‟rûf nahî munkar secara umum. Pemahaman ialah

kemampuan seseorang dalam mengartikan,menafsirkan, menerjemahkan atau

menyatakan seseatu dengan caranya sendiri tentang pengetahuan yang pernah

diterima,4 pemahaman bersal dari kata faham yang artinya mengerti benar

dalam suatu perkara.5Bedasarkan uraian diatas, dapat di simpulkan bahwa

pemahaman adalah sebuah kemampuan yang dimiliki oelh seseorang dalam

dalam mengartikan, menganalisa,menafsirkan, menerjemahkan atau

menyimpulkan pemahamannya dengan caranya sendiri. Dalam penelitian ini

penulis menyajikan data mengenai pemahaman para pengajar Majelis Taklim

di Desa Tamansari tujunya untuk melihat sejauh mana pemahaman pengajar

dalam memahami ayat-ayat yang menganjurkan dan menegakan amar ma‟rûf

nahî munkar sehinggadapat dipahami dan diterima terutama kepada jamaah

pengajian dikalangan masyarakat. Pada sub ini penulis menganalisa hasil

wawancara dan observasi kepada pengajar Majelis Taklim di Desa Tamansari

kecamatanRumpin kabupaten Bogor.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah penulis telusuri mengenai

pemahaman pengajar tentang amaramar ma‟rûf nahî munkar , pada tabel

4.7di bab sebelumnya, terdapat 2 pengajar yang berpendidikan sarjana, dan

11 orang lainya berpendidikan sampai SD, dan pesantren. Untuk mengetahaui

3 Wawancara pribadi dengan para pengajar yang tidak menjawab pertanyaan

mengenai pengetahuan ayat-ayat amar ma‟rûf nahî munkar, di Desa Tamansari,

diantaranya yaitu: Abi Acep, Aas, Acih, Fatma, Dayat, Murdiah, Mariam, Nur, Sobah,

Pupu, dan Qoyah. 4Anas Sudjiono, Pengantar Evaluasi Pendidikan(Jakrta: Pt Grafindo Persada,

1196), h.50. 5Depeertermen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta:

Balai Pustaka, 2005), h.811.

Page 87: Pemahaman Pengajar Majelis Taklim tentang Amar Ma’rûf Nahî ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 6. Para pengajar majelis taklim di Desa Tamansari, yang

70

sejauhmana latar belakang pendidikan pengajar penulis melakukan

wawancara kepada Kepala Desa Tamansari.

Ia mengungkapkanbahwa “masyarakat di Desa Tamansari

dilatar belakangi oleh kurang minatnya bersekolah karena tingkat

ekonomi yang rendah.Di Desa Tamansari dominan para pekerjaanya

lebih mendekatkan pada wiraswasta, dan banyak dari mereka

pesantren di bandingkan pendidikan umum. Walaupun untuk saat ini

ada beberapa dari sebagian remaja muda yang melanjutkan ke jenjang

pendidikan keilmuan perguruan tinggi, itupun hanya kepada keluarga

yang mampu melanjutkan ke jenjang pendidikan.6

Dilihat dari sejarahnya Desa Tamansari, pada zaman dahulu termasuk

desa yang penuh dengan pesantren, maka informan yang penulis wawancarai

latar belakang pendidikannya dari pesantren bahkan ada yang sama sekali

tidak sekolah dan pesantern, penulis melakukanwawancara kepada beberapa

jamahmajelis taklim dengan jawaban yang hampir sama yaitu:

“yang dianggap, digelari, atau dikatakan seorang pengajar atau

guru Islam ustdz-ustadzah ialah seseorang yang bisa membaca kitab

kuning, dan berani berpidato di tengah-tengah masyarakat”.7

Maka pada pembahasan ini penulis menyajikan tabel tentang

pemahaman pengajar dan hasil wawancara tersebutpenulis korelasikan

pendapat pengajar dengan pendapat ulama tafsir.Terdapat 2 kompetensi

tentang pemahaman amar ma‟rûf nahî munkar yaitu sebagai berikut:

perbuatan baik dan buruk dan perintah mengerjakan perbuatan baik dan

mencegah perbuatan buruk untuk memperinci dan memperjelas bedasarkah

hitungan responden, yang sama dan yang terbanyak sebagai berikut :

Tabel 7.6 Pemahaman Pengajar Majelis Taklim Tentang Amar Ma’rûf

Nahî Munkar di Desa Tamansari

No. Kompetensi Jumlah

Pengajar

1. perbuatan baik dan buruk

6 Wawancara pribadi dengan bapak Hazmi selaku, Kepala Desa Tamansari,

pada tanggal 21 Maret 2019. 7 Wawancara Bersama Jamah Majelis Taklim di Desa Tamansari, Pada

Tanggal 15 Maret 2019.

Page 88: Pemahaman Pengajar Majelis Taklim tentang Amar Ma’rûf Nahî ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 6. Para pengajar majelis taklim di Desa Tamansari, yang

71

12

2. Perintah mengerjakan perbuatan baik dan

mencegah perbuatan buruk

3

Bedasarkan data pada tabel diatas dihitung atas jawaban yang paling

banyak bahwa amar ma‟rûf nahî munkar perbuatan baik dan buruk dan

jawaban pengajar lainyaamar ma‟rûf nahî munkar perintah mengerjakan

perbuatan baik dan mencegah perbuatan buruksebagai untuk memperjelas

pemahaman pemahaman pengajar amar sebagai berikut yaitu:

1. Amar Ma’rûf Nahî Munkar sebagai perbuatan baik dan buruk

Amar ma‟rûfdapat diartikan sebagai perbuatan yang dipandang baik

menurut akal atau agama, yaitu segala perbuatan yang baik yang di syariatkan

oleh agama. Segala perbuatan yang dikenal sebagai bentuk ketaatan dan

pendekatan kepada Allah dan berbuat baik kepada manusia.8

Dalam kaitan ini, bedasarkan keteranganrespondenustadzah

MH9“mengungkapkan bahwa amar ma‟rûf merupakan segala bentuk

kebaikan dan keburukan.”Hal serupa dikatakan oleh ustadzah MM10

bahwa “amar ma‟rûf nahî munkar adalah segala perbuatan manusia

yang mendekatkan kepada perilaku manusia yang baik dan buruk.”

Sedangkan pendapat ustadzah Umi YH11

mengenai “amar ma‟rûf

nahî munkar merupakan segala perbuatan atau tingkah laku manusia

yang menunjukan segala perbuatan yang menunjukan kepada

kebaikan. Perbuatan amar ma‟rûf nahî munkar tidak perlu didakwah

kepada masyarakat cukup dari diri terutama kepada hati nurani kita,

kalau hati nurani masih jelek maka akan sulit menerima kebodohan

tersebut.”

8 Abdullah bin Abdul Abdulu Hamid Al-Atsarî, Intisari Aqidah Ahlu

Sunnah Wal Jamaah, Penerj: Farid bin Muhammad Bathaty. Cet II. h.11. 9 Wawancara pribadi dengan Ustadzah Mamah, selaku pengajar TPQ

(Taman Pendidikan al-Qur‟an) di Desa Tamansari, pada tanggal 14 Maret

2019. 10

Wawancara pribadi dengan ustadzah Mariam, selaku pengajar dan

ketua Majelis Taklim As-Surur Desa Tamansari, pada tanggal 3 Maret 2019. 11

Wawancara pribadi dengan ustadzah Umi Yayah, selaku pengajar

dan ketua Majelis Taklim Wahdatunnnisa Desa Tamansari, pada tanggal 17

Maret 2019.

Page 89: Pemahaman Pengajar Majelis Taklim tentang Amar Ma’rûf Nahî ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 6. Para pengajar majelis taklim di Desa Tamansari, yang

72

Hal serupa dikatakan oleh usdtaz Abi AP12

“amar ma‟rûf nahî

munkar merupakan segala perbuatan tingkah laku manusia yang baik

dan yang buruk, dan berbuat baik kepada sesama manusia tidak harus

berdakwah cukup dari hati,untuk apa berdakwah tetapi hatinya masih

jelek perbuatanya masih jelek.”

Selanjutnya dari 7 ustadzah lainya seperti, ustadzah NH, ustadzah

AS, ustadzah MH, ustadzah AH, ustadzah UM, dan ustadzah QH

mengatakan bahwa amar ma‟rûf nahî munkar adalah berbuat baik

dan berbuat buruk. 13

Dan hal serupa dikatakaleh ustadz DT14

bahwasannya pengajar

tersebut mengatakan “amar ma‟rûf nahî munkar adalah, perbuatan

baik dan buruk seseorang, perbuatan kita sebagai manusia dari

tingkah laku manusia harus dilaksankan dan perbuatan baik kita

terletak pada hati nurani dulu yang dibenerin.”

Hal serupa diungkapkan olehustadzah NH15

mengungkapkan

bahwa “al-ma‟ruf ialah kebaikan dan al-munkar keburukan sedangkan

secara global amar ma‟rûf nahî munkar merupakan suatu perbuatan

baik.”

Pemahaman para pengajar tersebut menyurupai, seperti yang dikutip

dalam tafsîr Al-Misbah.16

M.Quraish Shihab mengungkapkan kata al-ma‟rûf adalah suatu yang

baik menurut pandangan umum suatu masyarakat, selama sejalan dengan

khaîr, adapun al-munkar ialah suatu yang dinilai buruk oleh masyarakatخير

serta bertentangan serat bertentangan dengan nilai-nilai Ilahi.

2. Amar Ma’rûf Nahî Munkar perintah mengerjakan perbuatan baik dan

buruk mencegah perbuatan buruk

Menegakan amar ma‟rûf nahî munkar merupakan kewajiban seluruh

umat. Hal ini disebut dengan fardhu kifayah yaitu, apabila segolongan dari

12

Wawancara pribadi dengan Ustadz Abi Acep, selaku pengajar al-Qur‟an di

Desa Tamansari, pada tanggal 21 Maret 2019. 13

Wawancara pribadi bersama Sobariah, Uum, Murdiyah, Aas, Qoyah, Acih,

dengan jawaban yang sama, pada tanggal 14 -18 Mei 2019. 14

Wawancara pribadi dengan ustadz Dayat, selaku pengajar di Desa

Tamansari, pada tanggal 25 Maret 2019. 15

Wawancara pribadi dengan ustadzah Nur subaikah, selaku pengajar dan

ketua majelis taklim Madinatunnajah Al-basyriah, pada tanggal 22 April 2019. 16

M. Quraish Shihab, Tafsîr Al-Misbah: Pesan, Kesan, dan Keserasian Al-

Qur‟an, Jilid 7, h.391.

Page 90: Pemahaman Pengajar Majelis Taklim tentang Amar Ma’rûf Nahî ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 6. Para pengajar majelis taklim di Desa Tamansari, yang

73

umat melaksanakannya, gugurlah kewajiban dari yang lainnya. Seluruh umat

dikenai kewajiban tersebut, tetapi jika segolongan umat ada yang

melaksanakanya, maka terlaksanalah kewajiban tersebut dari yang lainnya.

Ketika para fuqaha (ulama fikih) menetapkan dakwah adalah fardhu kifayah,

sebagaian orang menyangka, mereka boleh tidak melaksanakanya kewajiban

berdakwah. Sejatinya semua orang Islam tetap mendapatkan beban kewajiban

tersebut, karena maksud dari fardhukifayahnya ialahpelaksanaanya dan

penerapanya menghendaki pentingnya realisai suatu yang diperintahkan.

Apabila mereka berada dalam kesesatan, mengikut hawa nafsu, senang dalam

kedurhakaan dan terjerumus dalam kesalahan, maka semua orang Islam akan

mendapatkan beban kewajiban tersebut.17

Seperti halnya beberapa penafsiran

mengenai ayat-ayat amar ma‟rûf nahî munkar yang terdapat dalam surah Âli

„Imrân104 dan 110, dapat diberi kesimpulan bahwasanya pelaksanaan amar

ma‟rûf nahî munkar dalam kehidupan sehari-hari terutama dikalangan

masyarakat awam, dan hukum menegakan fardhu kifayah wajib dilakukan

oleh umat Islam.18

Pelaksanaanamar ma‟rûf nahî munkar tidak hanya dalam ruang lingkup

umat muslim saja tetapi dikalangan non mulsim. Artinya dalam

menegakanamar ma‟rûf nahî munkar tidak sebatas untuk ummat Islam saja

akan tetapi manyeluruh. Dalam sub ini ada 3 pendapat pengajar terkaitamar

ma‟rûf nahî munkar merupakan bentuk berdakwah kepadamasyarakat. Untuk

memperjelas pendapat para pengajar seperti berikut:

1) bedasarkan keterangan responden ustadz FN19

mengemukakan

bahwasanya

“kita sebagai manusia harus melihat asal kata amar ma‟rûf nahî

munkar terlebih dahulu. Menurutnya al-amr‟ bil ma‟rûf berasal dari

kata al‟amar yaitu perintah,sedangkan al-ma‟rûf yaitu kebaikan jika

kalimat tersebut digabungkan akan menjadikalimat perintahuntuk

kebaikan. Sedangkan asal kata wannhy-al-munkar ialah berasal dari

kata wannahîyaitu melarang dan al-munkar yaitu kejelekan. Jadi amar

17

Ibn Taimiyyah, Menuju Umat Amar Ma‟rûf Nahî Mûnkar, h. 3-4. 18

Husain bin Audah Al-awayisyah, Bagaimana Menerapkan Hukum Allah,

Darusunnah, Cet.1 Oktober 2009 h. 19. 19

Wawancara pribadi dengan ustadz faqihudin, selaku Guru al-Qur‟an di Desa

Tamansari, pada tanggal 4 April, 20019.

Page 91: Pemahaman Pengajar Majelis Taklim tentang Amar Ma’rûf Nahî ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 6. Para pengajar majelis taklim di Desa Tamansari, yang

74

ma‟rûf nahî munkarialah segala perbuatan yang baik dan buruk. Jika

kita melihat pengertian amar ma‟rûf nahî munkar secaraumum yang

berarti mengajak berarti kitasebagai umat harus mengajak kepada

kebaikan, dan mencegah kepada kemunkaran.”

Pemahaman pengajar tersebut, seperti yang dikemukan dalam tafsȋr Al-

Ṭabari memaknai kata روف مع sebagai menyuruh ma‟rûf, yaitu memerintahkan

yang ma‟rûf. Dengan ungkapan lain, memerintahkan manusia untuk

mengikuti Nabi Muhammad Saw dan Agama yang dibawanya dari

Allah.Sedangkan kata منكعع ٱل mencegah kepada yang munkar maknanya

adalah melarang manusia dari kufur kepada Allah Swt serta mendustakan

Nabi Muhammad Saw beserta segala yang dibawahnya, dengan jihad

tanganya hingga mereka tunduk.20

2) Seperti halnya yang dikatakan oleh ustadzah PU21

bahwa“amar artinya menyuruh manusia melakukan kebaikan dan

mencegah dari kemungkaran. Jadi amar ini kaliamat perintah, yaitu

perintah untuk manusia untuk melakukan kebaikan dengan menyuruh

berbuat baik.”

Pemahaman pengajar ini hampir mendekati pemahaman dari pendapat

ulama tafsir yaitu Hamka dalam tafsir Al-Azhar yang mengungkapkan kata

ma‟rûf sebagai menyeruh kepada kebaikan yaitu dengan iman, dan al-mûnkar

melarang dari kemungkaran.22

3) menurut ustadzah LI23

“amar ma‟rûf nahî munkar merupakan kalimat perintah yang

ditunjukan untuk semua manusia, yaitu mengajak kepada kabaikan dan

mencegah kepada keburukan.”

20

Abû Ja‟far Muhammad Ibn Jarîr Al-Ṭabari, Tafsîr Al-Ṭabari, Vol 16, Cet. 1

April 2009, Pustaka Azzam, h. 388. 21

Wawancara pribadi dengan Ustadzah Pupu, selaku pengajar di Majelis

Taklim Madinatunnajah di Desa Tamansari, pada tanggal 8 April 2019. 22Hamka, Tasir Al-Azhar Jilid 2(Jakarta: Pustaka Panjimas) Op.Cit. h.

25. 23

Wawancara pribadi dengan ustadzah Leli, selaku pengajar di majelis taklim

Madinatunnajah di Desa Tamansari, pada tanggal 15 April 2019.

Page 92: Pemahaman Pengajar Majelis Taklim tentang Amar Ma’rûf Nahî ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 6. Para pengajar majelis taklim di Desa Tamansari, yang

75

Pemahaman pengajar tersebut, lebih mendekatkan kepada pemahaman

ulama tafsir yaitu Ibnu Katsirkata ma‟rûf difahami sebagai menyuruh24

kepada yang ma'rûf, dan mencegah dari yang mûnkar.

C. Pemahaman Pengajar di Desa Tamansari Mengenai Ayat-ayat Al-

Qur’anyang Menganjurkan Menegakan Amar Ma’rûf Nahî Munkar

Bedasarkan penelusuran penulis melakukan observasi kepada para

ustadz-ustadzah di Desa Tamansari mengenai pemahaman pengajar

mengenai anjuran menegakanamar ma‟rûf nahî munkar . Dari 15 pengajar di

Desa Tamansari hanya 2 pengajar yang berpendidikan di jenjang S1 dan

ustadz tersebut, digelari oleh masyarakat tersebut sebagai Guru mengaji al-

Qur‟an, dan 13 orang lainnya hanya berpendidikan sampai SD dan pesantren,

karena latar belakang pendidikan informan sangat berpengaruh terhadap

pemahaman tentang anjuran amar ma‟rûf nahî munkar dan sejauhaman dalam

mengartikan makna amar ma‟rûf nahî munkardan berkesimpulan tentang

ayat-ayatamar ma‟rûf nahî munkar, serta memahami makna amar ma‟rûf

nahî munkar yang harus diterapkan terutama dikalangan masyarakat, berikut

penulis sajikan tabel pemahaman tentang anjuran menegakanamar ma‟rûf

nahî munkar , dari hasil data yang penulis temukan ada 3 kategori tentang

pemahaman anjuran menegakanamar ma‟rûf nahî munkar : paham, dan hanya

tau terjemahan tidak paham. Berikut adalah hasil klafikasi yang penulis

lakukan tentang anjuran menegakanamar ma‟rûf nahî munkar dalam al-

Qur‟an.

7.7 Pemahaman Pengajar Tentang Isi Ayat-ayat Amar ma’rûf nahî

munkar

No Komptensi Jumlah Responden

1. Paham 4

2. Sebagian Ayat 2

3. Tidak Faham 9

24

Dr Abdullah Bin Muhammad Bin Isḥaq, Tafsir Ibnu Katsîr, di Terj. M.

Abdul Ghofar, Jilid 5, cet 1. Pustaka Imam Syafî, h. 95.

Page 93: Pemahaman Pengajar Majelis Taklim tentang Amar Ma’rûf Nahî ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 6. Para pengajar majelis taklim di Desa Tamansari, yang

76

Dari 15 responden yang mampu memahami isi teks ayat-ayat al-Qur‟an

tentang amar ma‟rûf nahî munkar di Desa Tamansari, hanya 4 yaitu FN, LI,

NH, FU, responden dan bedasarkan hasil wawancara dilatar belakangi oleh

pendidikan S1 dan pesantren, selanjutnya dalam sub ini penulis akan

mengkorelasi pemahaman pengajar majelis taklim Desa Tamansari dan

Pemahaman ulama tafsir terhadap ayat-ayat amar ma‟rûf nahî munkar . Untuk

melihat sejauhmana pemahaman pengajar majelis taklim.

1.) Ustadz Fn25

pengajar tersebut mengungkapkan “bahwasanya bedasarkan

pemahaman yang saya ketahui mengenai surat Āli-imrān 104 ayat

tersebut tentang menegakan amar ma‟rûf nahî munkar kepada orang

yang awam walaupun pada dasarnya manusia belum pantas

mendakwahkan, namun ketika kita sebagai umat yang lebih faham

tentang perkara di bandingkan orang awam yang lainnya maka lebih

baik, karena ketika menegakanamar ma‟rûf nahî munkar di tengah -

tengah ummat yang awam maka gugurlah kewajiban kita sebagai

manusia manfaat dari menegakan dakwah di tengah masyarakat awam

ialah agar setiap generasi umat Islam semakin meningkat dan tidak

tersesat dalam kebodohan.”

Pemahaman pengajar tersebut, lebih mendekatkan kepada pemahaman

ulama tafsȋr yaitu Ḥamka dalam tafsiranya Hamka menegaskan ayat tersebut

berisi tentang berdakwah, ayat di sini dapat dipahami bahwa kewajiban

segolongan orang yang bekerja keras untuk menggerakan seseorang kepada

menjadi yang ma‟rûf dan menjauhi yang munkar, agar masyarakat tersebut

bertambah tinggi nilainya, menyampaikan ajakan kepada yang ma‟rûf dan

menjauhi yang munkar itulah yang dinamakan dakwah, dengan adanya umat

yang berdakwah agama akan menjadi tambah bernilai, berkembang dan maju

akan hidup, tidak menjadi seolah-olah mati.26

Selanjutnya pemahaman FN pada surah al-Naḥl 125 “ayat tersebut

tentang berdakwah dengan cara baik, melaksanakan amar ma‟rûf nahî

munkar terlebih dahulu dilakukan kepada hati nurani, keluarga orang-

orang disekitar kita, namun bukan berati ketika kita melihat di sekitar

kita melakukan perbuatan yang dilarang Allah kita hanya berdiam diri

maka yang kita lakukan ia mengingatkannya dengan siraman rohani

dengan mauîdzah ḥasanah dengan kebaikan.”

25

Wawancara pribadi bersama ustadz Faqihudin tanggal 16 April 2019. 26

Hamka, Tasir Al-Azhar jilid 2(Jakarta: Pustaka panjimas) Op.Cit. h. 25.

Page 94: Pemahaman Pengajar Majelis Taklim tentang Amar Ma’rûf Nahî ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 6. Para pengajar majelis taklim di Desa Tamansari, yang

77

Pemahaman pengajar FN tersebut, lebih mendekatkan kepada

pemahaman ulama tafsir yaitu Hamka dalam tafsir bahwasanya

mengungkapkan dalam ayat ini Allah menerangkan bagaimana metode dalam

berdakwah, karena dakwah merupakan suatu kewajiban yang dibebankan oleh

agama dan pemeluknya.. Hamka menjelaskan bahwa ayat diatas mengandung

ajaran kepada Rasul Saw. Tentang cara melancarkan dakwah atau seruan

terhadap manusia agar mereka berjalan diatas jalan Allah (sabilillah) dalam

sirathal mustaqim, atau ad-dinul haq.27

2) PemahamanUstadzah LI bahwasanya mengungkapkan kesimpulan dari

surat Âli imrân 104 ialah memiliki 4 poin penting dalam

melaksanakanamar ma‟rûf nahî munkar 28

yang

“pertamakepada diri sendiri maksud dari kepada diri sendiri yaitu

dengan melakukan dan memberikan contoh yang baik, melakukan

intropeksi kepada diri sendiri sebelum kepada orang lain, seperti Firman

Allah :

ياأيعهاالذينآمنوالمتعقولونمالتعفعلون

Pengajar mengemukakan pada tafsir Al-karimir Rahmân h.51

karangan Syȋkh As‟âdi ayat tersebut menujukan tercela karena

seseorang meniggalkan dua kewajiaban yaitu, memerintahkan

(mendakwahi) orang lain dan mengajak kepada diri sendirinya. Kalau

seseorang ingin menyamapaikan suatu ilmu atau mendakwahkanya,

sedangkan diri sendiri belum mengamalkanyaakan sulit karena syarat

beramar ma‟rûf nahî munkar hendaknya seseorang yang beramar

ma‟rûf nahî munkar itu sudah mengamalkan apa yang di dakwahkan,

kalau belum mengamalkan maka ia tidak boleh beramar ma‟rûf nahî

munkar seperti Firman Allah: “Mengapa kamu suruh orang lain (mengerjakan) kebaktian,

sedang kamu melupakan diri (kewajiban)mu sendiri, padahal kamu

membaca Al Kitab (Taurat)? Maka tidaklah kamu berpikir."

Kedua, yaitu amar ma‟rûf terhadap keluarga ustadzah tersebut

mengungkapkapkan seperti dalam ayat Allah mengungkapkan:

“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan

keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia

27

Hamka, Tafsir Al-Azhar, vol 12, h.279. 28

Wawancara pribadi dengan Ustadzah Leli, selaku pengajar di majelis taklim

Madinatunnajah di Desa Tamansari, pada tanggal 15 April 2019.

Page 95: Pemahaman Pengajar Majelis Taklim tentang Amar Ma’rûf Nahî ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 6. Para pengajar majelis taklim di Desa Tamansari, yang

78

dan batu penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak

mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkah-Nya kepada

mereka dan selalu mengerjakan apa yag diperintahakan.”

Yang ketiga, ayat itu tentang berdakwah dan mendidik orang itu

dimulai dari keluarga ,meskipun ayat itu menunjukan tentang kaum

pria yaitu ayah. Ketika melakukan suatu kebaikan sebelum kita

mendakwahnya telebih dahulu kepada keluarga kita karena Nabi

bersabda sebesar-besarnya dosa Ia telah membodohkan keluarganya

sendiri. Mengajak orang lain untuk melakukanamar ma‟rûf nahî

munkar berdakwah memberi contoh yang baik, dengan perilaku yang

baik merupakan suatu contoh kepada masyarakat yang awam seperti

dalam al-Qur‟an dan hadis.

“Barangsiapa yang datang dengan (membawa) kebaikan, maka

baginya (pahala) yang lebih baik daripada kebaikannya itu; dan

barangsiapa yang datang dengan (membawa) kejahatan, maka

tidaklah diberi pembalasan kepada orang-orang yang telah

mengerjakan kejahatan itu, melainkan (seimbang) dengan apa yang

dahulu mereka kerjakan”.

Keempat, mengajak orang awam yang tidak faham tentang hukum

yang Allah baik dari al-Qur‟an, hadis, ijma‟ ulama dan lain-lain. Hal

ini merupakan tugas semua orang mukmin, maka kewajiban

berdakwah di tengah-tengah masyarakat itu sangat penting agar

masyarakat awam tidak tersesat kepada jalan yang tidak benar.”

Pemahaman pengajar LI tersebut, lebih mendekatkan kepada

pemahaman ulama tafsir yaitu Al-Ṭabari dalam ayat tersebut menjelaskan

tentang mengajak orang lain kepada kebaikan yaitu berdakwah, ungkapan

روف مع بعلل menyuruh ma‟rûf maknanya adalah memerintahkan manusia

untuk mengikuti Nabi Muhammad SAW dan agama yang dibawahinya dari

Allah. Ungkapan منكع ٱل “mencegah kepada yang munkar maknanya adalah

melarang manusia dari kufur kepada Allah Swt serta mendustakan Nabi

Muhammad Saw beesrta segala yang di bawahnya, dengan jihad tanganya

hingga mereka tunduk.29

Selanjutnya pengajar LI tersebut, menjelaskan surah Âli ‟Imrân 110

ayat tersebut mengungkapkan

29

Abu Ja‟far Muhammad Ibn Jarîr Al-Ṭabarî, Tafsîr Al-Ṭabarî, Vol 16, h. 725.

Page 96: Pemahaman Pengajar Majelis Taklim tentang Amar Ma’rûf Nahî ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 6. Para pengajar majelis taklim di Desa Tamansari, yang

79

“Tentang seseorang yang telah menegakan amar ma‟rûf nahî

munkardi tengah-tengah masyarakat yang awam maka seseorang

tersebut disebut dengan umat terbaik karena umat yang memahami

ajaran-ajaran Islam.”

Pemahaman pengajar LI, seperti yang dijelaskan oleh Hamka dalam

tafsȋr Al-azhar, Hamka mengemukakan bahwa ayat ini menegaskan tentang

hasil usaha yang konkrit kepada para pendakwah penegak hukum Allah, akan

menjadi sebaik-baiknya umat manusia yang dikeluarkan antara manusia di

dunia ini, dan akan mencapai derajat yang paling tinggi karena telah

memenuhi syarat diantaranya ialah poin penting dalam ayat ini yaituamar

ma‟rûf nahî munkar, iman kepada Allah SWT dan yang terakhir ialah

menjadi sebaik-baiknya umat yang di maksud sebaik-baik umat disini yaitu

selama seseorang tersebut mempunyai tiga sifat uatama yaitu berani

menyuruh berbuat ma‟rûf berani melarang perbuatan yang munkar dan

percaya kepada Allah SWT.

Selanjutnya pengajar LL memahami surahal-Naḥl 125 ayat

tersebut “menegaskantentang bagaimana cara berdakwah atau tatacara

berdakwah, berdakwahlah dengan baik dan berdebat dengan cara yang

baik.”

Pemahaman pengajar tersebut, lebih mendekatkan kepada pemahaman

ulama tafsir yaitu Hamka dalam tafsir Al-azhar hamka menerangkan ayat

tersebut tentang metode dalam berdakwah, adapun metode-metode tersebut

ialah dengan hikmah (kebijaksanaan)mau „îzḥatul ḥasanah dengan nasehat,

dan yang terkahir ialah dengan jadilhum billati ḥiya aḥsan yang artinya

berdebatlah dengan cara yang baik.30

3) Pendapat ustadzah NH31

surah Âli ‟Imrân 104 itu berisi tentang

Mendakwahkan kepada orang lain, dakwah merupakan bendera para

Nabi-nabi terdahulu terhadap orang-orang shaleh. Jalan dakwah

adalah jalan yang dilewati para Nabi dalam mengembangkan amanah

risalah yang wajib disampaikan kepada ummat. Allah SWT berfirman:

30

Hamka, Tafsir Al-Azhar, Vol 12, h.280 31

Wawancara Pribadi dengan Ustadzah Nur Subaikah, Selaku Pengajar dan

Ketua Majelis Taklim Madinatunnajah Al-Basyriah, pada tanggal 22 April 2019.

Page 97: Pemahaman Pengajar Majelis Taklim tentang Amar Ma’rûf Nahî ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 6. Para pengajar majelis taklim di Desa Tamansari, yang

80

“jalan agamaku, aku dan orang-orang yang mengikutiku

mengajak (kamu) kepada Allah dengan hujjah yang nyata Maha suci

Allah, dan tiada termasuk orang-orang musyrik.”

Sebagaimana Nabi SAW, menyampaikan risalah Allah

turunkanlah beliau kepada beliau, beliau juga memerintahkan umatnya

menyampaiknanya apa yang mereka terima darinya walaupun hanya

satu ayat seperti sabdanya:

Sampaikanlah dariku walau hanya satu ayat

“Maksudnya adalah walau hanya satu ayat, hendaknya setiap

orang yang mendengarnya bersegera menyampaikan ilmu yang dia

terima walaupun sedikit, agar semua ilmu yang datang dari Nabi SAW

terus bersambung. Jika satu ayat tersebut bisa menjadi manfaat bagi

orang lain maka itu lebih berharga di bandingkan dengan dunia dan

seisinya.”

Pemahaman pengajar tersebut, lebih mendekatkan kepada pemahaman

ulama tafsir yaitu M.Quraish Shihab dalam tafsiranya menjelaskan ayat

tersebut mengenai perintah berdakwah dalam ayat ini tertuju pada semua

orang, ayat ini dipandang memiliki dua aspek yang penting pertama perintah

kepada seluruh umat untuk membentuk satu kelompok khusus yang bertugas

melakukan dakwah, yang kedua adalah perintah kepada satu kelompok untuk

berdakwah, mengajak kepada kebajikan dan berbuat yang ma‟rūf serta

mencegah kepada kemungkaran.

Selanjutnya pemahaman pengajar LI terhadap surahal-Naḥl 125

ayat ini “menggambarkan peristiwa dimana seseorang kyai, ustazah,

ulama atau pengajar agama ketika berdakwah memberikan nasihat yang

baik dengan mauizotul khasanah.”

Setelah penulis melakukan penulusuran di dalam kitab tafsir seperti

Al-Ṭabari, Ibn Katsîr, Hamka, dan M.Qurish Shihab penjelasan para pakar

tafsir tersebut menjelaskan tentang metode dalam berdakwah yaitu dengan

hikmah (kebijaksanaan), mauîzhatul ḥasanah dengan nasihat, dan yang

terkahir ialah dengan jadilhum billati hiya ahsan yag artinya berdebatlah

dengan cara yang baik, sedangakan pengajar tersebut hanya menyebutkan

dengan nasihat dan saja dan ayat tersebut difahami sebagai peristiwa.

Page 98: Pemahaman Pengajar Majelis Taklim tentang Amar Ma’rûf Nahî ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 6. Para pengajar majelis taklim di Desa Tamansari, yang

81

4) Ustadzah PU32

surahÂli-Imrân 104 menerangkan tentang “berdakwah

kewajiban menegakan amar ma‟rûf nahî munkar harus dilakukan

karena jika tidak dilakukan maka siapa kedepannya yang akan

meneruskan generasi islam seterusnya intinya kita sebagai umat Islam

harus menegakan dakwah ditengah-tengah masyarakat selagi kita

mampu dan sering berintropeksi diri dan bermunasabah.”

Pemahaman pengajar tersebut, lebih mendekatkan kepada pemahaman

ulama tafsȋr Ibn Katsîr umat yang berdiri tegak untuk melaksanakan perintah

Allah, berdakwah kepada kebaikan, dan menyuruh kepada yang ma‟rûf dan

mencegah yang mUnkar.33

Selanjutnya responden yang memahami sebagian

ayat-ayatamar ma‟rûf nahî munkar , terdapat 2 yaitu DT dan MM responden

yaitu sebagai berikut:

Pertama ustadz DT34

mengartikan surah Āli-imrân 104 sebagai

“harus berdakwah dan surat ali-imran110 bahwasanya seseorang yang

beruntung diakhirat kelak karena telah mendakwahkan ilmunya.”

Kedua stadzah MM35

surat Al-nahl 125 tentang“ketika berdakwah

harus dengan cara yang baik tidak saling menyindir satu sama lain.”

Selanjutnya Dari sekian banyaknya responden dengan kategori tidak

paham terdapat 9 yaitu AS, Ah, fa, Mh, mm, Mh, Ns, Umi Yh, Qh, pengajar di

Desa Tamansari yang tidak paham maksud dari ayat-ayat amar ma‟rūf nahi

munkar yaitu dengan alasan pengajar rata-rata pengajar tersebut,

Menjawab „‟kami bukan penfasir‟‟ atau „‟penerjemah‟‟ kami hanya

orang yang di percaya oleh masyarakat Desa Tamansari untuk bertugas

sebagai Guru ngaji, dan memberikan nasehat-nasehat saja. Dan pengajian

di Desa Tamansari ini hanya mendekatkan kepada kitab Fiqih dan rawatib

pembacaan yasin dan tahlil saja tidak ada mendalami kajian lainnya. 36

32

Wawancara Pribadi Dengan Ustadzah Pupu, Selaku Pengajar di Majelis

Taklim Madinatnnajah di Desa Tamansari, pada tanggal 8 April 2019. 33

Abdullah Bin Muhammad Abdurahman Bin Ishaq, Tafsir Ibn Katsîr, Di Ter

M. Abdul Ghofar, Jilid 2, Cet. 1, Pustaka Imam Syafi‟I, h.107. 34

Wawancara Pribadi bersama Ustadz Dayat, selaku pengajar di Desa

Tamansari, pada tanggal 16 April, 2019, pukul 08.00. 35

Wawancara Pribadi bersama Ustadzah Mariam, selaku pengajar di Desa

Tamansari, pada tanggal 15 Mei 2019, pukul 16.00.

36

Wawancara pribadi bersama pengajar yang termasuk kategori tidak faham

mengenai ayat-ayat amar ma‟ruf nahi munkar yaitu Aas, Acih, Fatma, Murdiah, Qoyah,

Umi yayah, Nur sobariah, Mariam, Mamah.

Page 99: Pemahaman Pengajar Majelis Taklim tentang Amar Ma’rûf Nahî ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 6. Para pengajar majelis taklim di Desa Tamansari, yang

82

Selanjutnya penulis melakukan wawancara dengan pengajar tersebut

lalu bagaimana ketika ustadz dan ustadzah memberikan siraman rohani atau

mengaji bersama sama dengan masyarakat Desa Tamansari dan mendapatkan

referensi dari mana untuk di sampaikan lagi kepada jamaah. Sebagian pengajar

tersebut menjawab pertanyaan dan jawaban yang sama, ada yang menjawab

yaitu ustadzah di Desa Tamansari,

“Saya hanya mengajarkan bacaan al-Qur‟an seperti yasinan dan

lainnya tapi tidak mendalami pengajian yang lainnya dan jika saya

ceramah saya mendapatkan ilmunya yang saya dengar dari media sosial,

atau televisi, dan lain-lain saja karena jaman sekarang banyak kajian

Islami di dalam media elektronik.”

Dan pengajar lainnya ketika penulis mempertanyakan hal diatas hanya

menjawab dengan senyuman, dan tidak tau apa..

D. Pentingnya Amar Ma’rûf NahîMunkarDalam Masyarakat

Islam merupakan agama yang mengajarkan manusia untuk mencapai

kebaikan dalam beragama hingga sampai kepada Ridha Allah, namun untuk

menjadi yang baik tidak selamanya di fahami secara benar oleh penganutnya,

sehingga tidak jarang jika ajaran tersebut menjadi seseatu yang jauh dari apa

yang dikehendaki oleh agama itu sendiri. Hal ini juga terjadi dalam praktik

amar ma‟rûf nahî munkar mengajak kepada kebaikan dan mencegah

kemungkaran merupakan ciri utama masyarakat muslim, banyak sekali praktik-

praktik kekerasan, caci makian, serta persoalan-persoalan tentang ketentuan

hukum Syariat yang dilakukan oleh perorangan maupun kelompok dengan

mengataas namakan agama, tindakan tersebut di pahami oleh pengnutnya

sebagai bentuk amar ma‟rûf nahî munkar bahkan cara-cara tersebut di yakini

sebagai cara yang paling tinggi dalam pelaksanaan amar ma‟rûf tersebut37

Al-Qur‟an telah memaparkan ayat-ayat yang berisi tentang sifat-sifat orang

yang beriman dengan benar, dan menjelaskan risalah dalam kehidupan kita di

muka Bumi ini sebagai manusia, dalam kehidupan kita sehari-hari banyak

ditemui orang-orang yang menyerukan kebaikan dan melarang berbuat

37

Hasan Suadi, ArtikelJurnal Konsep Amar Ma‟rûf Nahî Munkar h.2.

Page 100: Pemahaman Pengajar Majelis Taklim tentang Amar Ma’rûf Nahî ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 6. Para pengajar majelis taklim di Desa Tamansari, yang

83

kemungkaran.38

Amar ma‟rûf nahî munkar termasuk kewajiban terpenting

dalam masyarakat muslim, selain shalat dan zakat, terutama di waktu umat

Islam berkuasa di muka Bumi ini, tidak hanya menyangkut hal-hal yang

berkaitan dengan pokok-pokok agama saja ataupun ideologi, amar ma‟rûf nahî

munkar berkaitan dengan kehidupn sosial, pilitik, budaya, maupun hukum.

Contoh-Nya saja ketika seseorang tokoh Agama yang berperan di tengah-

tengah masyarakat sebagai panutan, sebagai pengajar, sering disebut ustadz-

ustadzah yang berusaha untuk membenarkan atau meluruskan perkara hukum

yang telah di tentukan oleh syariat, yang datang di tengah-tengah masyarakat

yang awam, maka pendakwah atau ustadz-ustadzah tersebut berperan di

tengah-tengah masyarakat untuk melakukan amar ma‟rûfuntuk mencegah

kemungkaran.39

Adapun kriteria amar ma‟rûf nahî munkar uga dapat dikaitakn

dengan tujuan pembumian syari‟at Islam yaitu:

a. Hifdz al-din (menjaga agama).

b. Hifdz Aql (menjaga akal).

c. Hifz al-nasl atau al-irdh (menjaga kehormatan).

d. Hifz nafs (menjaga jiwa).

e. Hifz al mal ( menjaga harta benda).

Amar ma‟rûf nahî munkar merupakan perbuatan yang agung dan pantas

untuk mendapat perhatian, karena amar ma‟rûf dapat menciptakan

kemaslahatan dan keselamatan bagi umat, dengan mengabaikannya dapat

menimbulkan bahaya dan kerusakan yang besar yakni hilangnya kemuliaan

dan munculnya kehinaan. Untuk itu, penulis berkesimpulan bahwa penting

beramar ma‟rûf nahî munkar di tengah-tengah masyarakat sebagaimana yang

di ketahui, bahwasanya Allah meciptakan manusia di muka Bumi ini agar

manusia senantiasa tunduk akan segala perintahnya,dan sejak awal Allah telah

menggariskan misi utamanya yaitu Dzikra Al-dar (menjadikan ahirat sebagai

tujuan dan menjadi perantara yang menghubungkanya) bahwa perbuatan utama

seseorang yang beriman adalah berdakwah di jalan Allah dan menyeru kepada

38Muhammad Ali al-Hisyami, Amar Ma‟rûf Nahî MunkarDalam Masyarakat

Muslim, Islam Haous, 2009-1430 h.3. 39

Rustam Effendi, Jurnal SkripsiAmar Ma‟rûf Nahî MunkarPada Masyarakat

h.36.

Page 101: Pemahaman Pengajar Majelis Taklim tentang Amar Ma’rûf Nahî ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 6. Para pengajar majelis taklim di Desa Tamansari, yang

84

segenap manusia untuk mengingat kehidupan Akhirat, ketika seseorang itu

meniatkan hidupnya didunia untuk kehidupan di akhirat. Niscaya seluruh

perilakunya terkontrol dengan rambu-rambu syari‟at. Dengan adanya amar

ma‟ruf di tengah-tengah masyarakat merupakan hal yang baik terutama bagi

para pendakwah, penerus generasi Islam untuk memberikan nasihat,

memberikan pelajaran yang baik dan sebagai sari tauladan kepada sesama

Muslim, dengan memberikanpelajaran-pelajaran yang baik dan bijaksana.40

E. Ruang Lingkup Penerapan Amar Ma’rûf Nahî munkar Pada

Masyarakat Desa Tamansari

Amar ma‟rûf nahî munkar merupakan bagian dari menerapkan dan

menegakan kebaikan dan mencegah kemunkaran di kehidupan masyarakat

untuk menjadi lebih baik sesaui dengan syariatnya. Prinsip amar ma‟rûf nahî

munkar mengajarkan kepada setiap muslim untuk menjadi pribadi yang saleh,

maka sebelum kita menerapkan amar ma‟rûf nahî munkar sebaiknya kita dapat

mengetahui tahapan-tahapnya serta ruang lingkupnya, karen hal ini adalah

bagian dari kaidah penerapanamar ma‟rûf nahî munkar. Penulis melakukan

observasi di Desa Tamansari kecamatan, Rumpin kabupaten.Bogor dengan

melihat penerapan amar ma‟rûf nahî munkar pada masyaraat desa tamansari

terutama pada pegajian-pengajian majelis taklim, selanjutnya penulis

melakukan wawancara kepada beberapa jamaah majelis taklim dan masyarakat

Desa Tamansari untuk mengetahui sejauhmana informasi mengenai penerapan

dan penegakan dalam bermarma‟rûf nahî mUnkar.41

“Dalam menerapkanamar ma‟rûf nahî munkar , masyarakat

mengungkapkan bahwa penegakan amar ma‟rufdari segi ibadah dari

yang fardhu hingga sunnah masih kurang baik,”

hal yang serupa dikatakan oleh jama‟ah42

tabligh bahwa “dalam

menegakan amar ma‟ruf berati harus saling berkerja sama satu dengan

lainya dan harus saling mengekan kebaikan dengan baik.”

40

Rustam Effendi, Jurnal Skripsi Amar Marûf nahî Munkar Pada Masyarakat

h.38 41

Wawancara bersama Jamaah Majelis Taklim Wahdatunnisa pada tanggl 5

Mei 2019 42

Wawancara bersama Jamaah Majelis Taklim Madinatunnajah yaitu pada

tanggal 30 April 2019.

Page 102: Pemahaman Pengajar Majelis Taklim tentang Amar Ma’rûf Nahî ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 6. Para pengajar majelis taklim di Desa Tamansari, yang

85

Hal serupa di lontarkan oleh beberapa jamaah dalam

“pengalamanya bahwa dalam menegakan amar ma‟rûf nahî munkar di

Desa Tamansari menurutnya, terksesan kurang peduli satu sama lain,

saling mengikuti hawa nafsu nya sendiri untuk menegakanya seperti

dalam berdakwah, jadi kurang nya memperhatikan amar ma‟rûf nahî

munkar disekiling kita.”43

Sementara itu hal serupa dikatakan oleh ustadzah Umi YH Ia

mengatakan bahwa memang amar ma‟rûf nahî munkar ditengah

masyarakat itu sangat bagus, dan baik, tetapi jangan sampai semuanya

turun melaksanakanya cukup orang-orang yang benar-benar mengetahui

agama saja, tidak usah seseorang yg dipercaaya oleh masyarakat lalu

menegakan dakwah, sehingga masyarakat fokus kepada satu guru saja. 44

Selanjutnya penulis melakukan wawancara dengan menyakan kepada

beberapa jama‟ah majelis taklim bagaimana respon anda terhadap adanya

pengajian di Desa Tamansari, langsung kepada beberapa jama‟ah majelis

taklim yang terdapat di Desa Tamanasari bahwasanya jamaah mengutarakan

pendapatnya45

“Adanya pengajian ditengah-tengah masyarakat itu hal yang baaik

namun kami sangat mengeluh dengan adanya pengjian setiap hari

dengan jarak yang tidak terlalu jauh, dan harinya sama dan kajianya

juga sama.”

Responden selanjutnya dari jamaah46

merasa tidak enak hati jika

tidak mengahdiri pengajian tersebut kepada pengajian majelis taklim

lainnya, responden tersebut menginginkan dalam melaksanakan

pengajian atau kajian dakwah atau yang dikeal dengan menegaakn

hukum syari‟at itu semiggu sekali dan dipandu dengan 1 ustdzah saja,

tidak harus banyak majelis taklim.

Dan penulis melakukan wawancara kepada beberapamasyarakatDesa

Tamansari, pararesponden tersebut mengungkapkan47

43

Wawancara bersama Jamaah Majelis Taklim Asusurur Mei 2019. 44

Wawancara bersama Umi yayah selaku pengajar di Desa Tamansari tanggal

7 April 2019. 45

Wawancara bersama Jamaah Majelis Taklim Matlaul Sobriah pada tanggal

19 Mei 2019. 46

Wawancara bersama Jamaah Majelis Taklim Asyfiah pada tanggal 26 Mei

2019. 47

wawancara bersama-sama dengan Jamaah Majelis Taklim Darussalam, 25

April 2019.

Page 103: Pemahaman Pengajar Majelis Taklim tentang Amar Ma’rûf Nahî ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 6. Para pengajar majelis taklim di Desa Tamansari, yang

86

“Semua majelis taklim lebih baik diadakan sebulan sekali jadi tidak

terlalu bentrok waktunya, hanya saja jamaah mengeluh ketika

banyaknya pengajian yang harus dihadiri namun kajian yang sama”

Selanjutnya observasi pengajian harian kepada majelis taklim Asurur,

Nurul Iman, Darussalam, Asyfi‟ah, dan Assurur bahwa beberapajamaah

“Mengungkapkan seharusnya tidak ada pengajian dari hari yang sama

dan waktu yang sama terkadang ngajinya juga sama, walaupun

pendapatnya berbeda-beda karena akan merugikan masayarakat yang

awam walaupun menegakan hukum Allah itu sangat baik tetaapi jika

banyak juga kami bingung menerapkannya apalagi beda-beda

pendapat.”

Selanjutnya pendapat masyarakat tentang penerapanamar ma‟rûf

nahî munkar di Desa Tamansari

“Adanya penegakan hukum ditengah-tengah masyarakat kurang

baik jika dilakukan dengan banyaknya pengajian karena masih orang

awam takut terjerumus kepada yang belum pasti, seharusnya para

pengajar memberikan penegakan yang baik contoh yang baik kepada

masyarakat dengan menggabungkan satu majelis taklim menjadi satu

minggusekali.”48

Selanjutnya penulis melakukan wawancaara langsung selama beruang-

ulang kali kepada pengajar pengajartentang banyaknya majelis taklim dan

tentang kondisi waktunya, rata-rata pengajar menjawab:

“Pengajian majelis taklim adalah organisasi yang dibuat jadi baik,

jadi semakin banyak guru semakin bertamabah ilmunya.”

Bedasaran hasil observasi yang penulis lakukan bahwa dalam menegakan

atau melaksanakan bahkan menerapkan amar ma‟rûf nahî munkar mempunyai

fungsi dan peranan penting di masyarakat, maka dalam kondisi bagaimanapun

penegakan kebenaran sangat dibutuhkan sebagai bagian dari pencerahan dan

penyuluhan masyarakat. Seperti dakwah merupakan syiar tindakan dan upaya

untuk menyampaikan berbagai hal kepada masyarakat seperti hukum-hukum

syariat, kaidah maupaun ahalak dalam kehidupan sehari-hari, dalam pelaksanan

amar ma‟rûf nahî munkar khusunya di bidang dakwah, kepala Desa

Tamanasari:

48

Wawancara bersama masyarakat Desa Tamansari pada tanggal 3 Juni 2019.

Page 104: Pemahaman Pengajar Majelis Taklim tentang Amar Ma’rûf Nahî ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 6. Para pengajar majelis taklim di Desa Tamansari, yang

87

"Mengungkapakan bahwa pelaksaanya dalam berdakwah atau

pengajian-pengajian yang dilakukan oleh beragai majelis taklimsangat

baik. Walaupun beberapa masyarakat dan Jamaah majelis taklim di Desa

Tamansari mengeluh mengenai waktu pengajian yang berdekatan dan

pemahaman perbedaan pendapat yang berbeda antara sesama pengajar

jadi bedasarkan yang saya amati bahwa dalam penerapannya dalam

menegakan dakwah sih sudah hanya saja dalam segi penerapan saja.”49

49

Wawancara Pribadi bersama Kepala Desa Tamansari Bapak Hazmi, 31 Juli 21019.

Page 105: Pemahaman Pengajar Majelis Taklim tentang Amar Ma’rûf Nahî ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 6. Para pengajar majelis taklim di Desa Tamansari, yang

88

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Bedasarkan pembahasan dari bab sebelumnya, penulis menemukan

temuan bahwasanya pemahaman pengajarmajelis taklimdi Desa Tamansari

dalam memahami amar ma’rûf nahî munkar terdapat 2 kategori yaitu

perbuatan baik dan buruk dan perintah melaksanakan perbuatan baik dan

mencegah perbuatan buruk. Dari empat ulama tafsîr yang penulis cantumkan

dalam skripsi ini, baik ulama tafsir klasik maupun moderen, IbnKatsîr, Âl-

Ṭabari, Hamka dan M.Quraish Shihab memahami amar ma’rûf nahî

munkarsebagai perintah mengerjakan yang baik dan mencegah perbuatan

buruk. Dari 15 pengajar yang terdapat di Desa Tamansari, tidak semua

pengajar mengetahui ayat-ayat tentang amar ma’rûf nahî munkarhanya 3

pengajar dan 12 pengajar yang lainnya tidak mengetahuinya, adapun

pemahamahan pengajar dalam memahami ayat-ayat yang amar ma’rûf nahî

munkarhanya 4 pengajar dan hanya 2 pengajar yang memahami sebagaian

ayat dan 9 pengajar lainya tidak mengetahui sama sekali. Data tersebut

menunjukan para pengajar di Desa Tamansari kecamatan Rumpin, Kab.

Bogor tidak semua memahami amar ma’rûf nahî mûnkar, baik dari segi

pengertiannya yang umum sampai memahami isi teks yang menganjurkan

amar ma’rûf nahî munkar, hal tersebut di latar belakangi oleh pendidikan

yang rendah dan ilmu pengetahuan yang kurang luas dan hanya

mengandalkan media elektronik sebagai bentuk kajian yang akan di

sampaikan atau di dakwahkan kepada masyarakat DesaTamansari.

Page 106: Pemahaman Pengajar Majelis Taklim tentang Amar Ma’rûf Nahî ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 6. Para pengajar majelis taklim di Desa Tamansari, yang

89

B. Saran

Setelah penulis menyelesaikan penelitian ini, penulis sangat

menyadari bahwa penelitian ini jauh dari kata cukup apalagi sempurna.

Sehingga penulis yakin bahwa penelitian ini tidak dapat dikatakan telah

selesai. Masih banyak yang harus dikaji dalam penelitian ini. Perlu adanya

kajian khusus tentang dampak masyarakat awam ketika pengajarnya tidak

memahami kajian yang akan dibahas terutama mengenai isi ayat-ayat al-

Qur’an terutama dalam menegakan amar ma’rûf nahî munkar di tengah-

tengah masyarakat awam sebagai bentuk dakwah, penelitian ini masih perlu

dilakukan di tempat lain sebagai pembuktian. Mengingat data yang penulis

peroleh pada penelitian ini sangat terbatas sehingga penulis rasa harus

dilakukan observasi yang lebih mendalam untukpenelitian selanjutnya.

Page 107: Pemahaman Pengajar Majelis Taklim tentang Amar Ma’rûf Nahî ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 6. Para pengajar majelis taklim di Desa Tamansari, yang

126

Page 108: Pemahaman Pengajar Majelis Taklim tentang Amar Ma’rûf Nahî ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 6. Para pengajar majelis taklim di Desa Tamansari, yang

90

DAFTAR PUSTAKA

‘Abdullah bin abdul Abdulu Hamid Al-Atsari , Intisari Aqidah Ahlu sunah Wal

Jama’ah, Penerj: Farid bin Muhammad Bathaty. Cet II.

Ad-Dimasyqi, Al-Hafiz ‘Imamuddin Abû Fida ‘Ismail bin Katsîr al-Qurasyi.

Tafsîr al-Qur’an al-Azhim, Beirut: Dâr at-Turats al’Arabi, Jilid 2.

Tafsîr al-Qur’an al-Azhîm, Beirut: Dâr at-Turats al’Arabi, Jilid 6.

A. Mudjab Mahali, Asbabun Nuzul: Studi Pendalaman Al-Qur’an, Jakarta:

Raja Grafindo Persada, 2002.

A.J. Wensinck, al-Mu’jam al-Mufahras li Alfâẓ al-hadîṡ an-Nabawî’an al-

Kutub al-Sittah wa ‘an Musnad al-Dârimî, wa Muwaṭṭa’ al-Malîk wa

Musnad Aḥmad bin Hanbal, Istanbul, Dâr al-Da’wah, 1986. Juz v (Beirut:

Dar al-Kutub al-Alamiyah, t.th).

Abû Ja’far Muhammad Bin Jarîr Ṭabarî, Tafsîr Al-Ṭabari, jilid ke-6, Cet. 1

April 2009, Pustaka Azzam.

Tafsîr Al-Ṭabari, Pustaka Azzam. Jilid ke-16.

Âli ‘Imran, Jurnal Hikmah Dakwah Dan Perubahan soial, vol, VI, no. 1

Januari 2012.

Al-Ghazalî, Percikan Ihya Ulumuddin Rahasia Amar Ma’rûf Nahî Munkar,

diahli bahasakan oleh Muhammad Al-Baqîr diterbitkan oleh: Mizan

Cet.1 Desember 2004).

A.W. Munawwir, Kamus Al-MunawwirArab Indonesia TerlengkapSurabaya:

Pustaka Progresif, 2002.

Baqi, Abdul , Muhammad Fuad, Mu’jam Al-Mufharas Lil Al-Fadzi al-Qur’an

al-Karîm, Beirut: Dar al-Fikr, 1987.

CD Mausu’ah Al-Hadîs Maktabah Al-Fiyah Li Al-Sunnah Al-Nabawiyyah.

Choiruddin Hadhiri, Ahlak dan Adab Islami Menuju Pribadi Muslim Ideal, PT

BIP, Dr. Hamud Bin Ahmad Ar-ruhaili, Rambu-Rambu Dakwah 7

kaidah emas Amar Ma’ruf Nahi Mûnkar,At-Tibyan jl. Kahar

Muzakir 1 Semanggi Solo Jakarta 2005.

Depertermen Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an, Tajwid dan Terjemah,

Jakarta:PT Pena Pundi Aksara, 2002.

Dr. Hamud Bin Ahmad Ar-ruhaili, Rambu-Rambu Dakwah 7 kaidah emas

Amar Ma’rûf Nahî Munkar, At-Tibyan jl. Kahar muzakir 1

Semanggi Solo 2015.

HAMKA (Haji Abdul Malik Karim Amrullah), Tafsir Al-Azhar Juz II

(Singapura: Pustaka Nasional PTE, 1999.

Tafsîr Al-Azhar, Pustaka Nasional PTE, Juz IV

Tafsîr Al-Azhar, Pustaka Nasional PTE, Juz VI

Page 109: Pemahaman Pengajar Majelis Taklim tentang Amar Ma’rûf Nahî ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 6. Para pengajar majelis taklim di Desa Tamansari, yang

91

Tafsîr Al-Azhar, Pustaka Nasional PTE, Juz XII

http://file.upi.edu/Direktori/KD-CIBIRU/132312854-

Jenuri/Pendidikan%20Agama%20Islam/Amar%20Maruf%20Nahi%2

0Mungkar%20dan%20Jihad.pptxdiakses pada tanggal 22 mei 2019.

https://www.google.com/maps/place/Taman+Sari,+Kec.+Rumpin,+Bogor,+Jawa+Bar

at/@-

6.3959646,106.6104003,14z/data=!3m1!4b1!4m5!3m4!1s0x2e69e152c30e7

57d:0x11365c0660cf3a1e!8m2!3d-6.403046!4d106.6232359diakses pada

tanggal 6 Maret 2019.

Husain Bin Audah Al-Awayisah, Bagaimana Menerapkan Hukum Allah,

Penerjemah Yum Rhoni Askosentra, Lc. Darusunnah Cet. 1 2009.

Ibn Taimiyyah, Etika Beramar Ma’rûf Nahî Munkar, terj. Al-amru bil Ma’ruf

wan Nahyu Anil Munkar, Oleh Abu Fahmi Jakarta: Gema Insani Pres,

1990.

Ibrihim Eldeeb, Be a Living Qur’ân Petunjuk Praktis Penerapan Ayat-ayat Al-

Qur’an Dalam Kehidupan Sehari-hari, Lentera Hati, Ciputat

Tangerang 2009.

Iin Dwi Astuti, dkk, Editor Rosmaria, SS,,m,si, (Buku seri laporan kkn uin

2017 Syarif Hidayatullah Jakarta: Tamansari Desa Pengabdian

tentang kisah 16 mahasiswa mengabdi dalam 32 hari).

Jurnal Hasan Su’adi , jurnal Konsep Amar maruf Nahi Mûnkar .

Jurnal Muhammad Ali al-Hisyami, amar ma’ruf Nahi Mûnkar Dalam

Masyarakat Muslim, Islam Haous, 2009-1430 .

Juliansyah Noor, Metodologi Penelitian Skripsi, Tesis, Disertasi dan

KaryaIlmiah

Kastîr, Ibn, Tafsîr Ibn Kastîr, jilid II, terj DR. Abdullah bin Abdurrahman bin

Ishak alu Syaikh. Jakarta, ustaka Imam Syafii, 2006

.Kastîr, Ibn, Tafsîr Ibn Kastîr, jilid V, Jakarta, pustaka Imam Syafi’î

Khairul Umam, A. Ahyar Aminuddin, Ushul Fikih II Bandung: Pustaka Setia,

1998.

Keterangan Pertanggung Jawaban Desa Tamansari Kecamatan. Rumpin Kab.

Bogor (LKPJ).

Husain Bin Audah Al-Awayisah, Bagaimana Menerapkan Hukum Allah,

Penerjemah Yum Rhoni Askosentra, Lc. Darusunnah Ce. 1 2009.

Mustaqîm, Abdul “Metode Penelitian Living Qur’an” : Model Penelitian,

Kualitatif. Dalam Sahiro Syamsuddin. (ed). Metode Penelitian Living

Qur’an dan Hadis. Yogyakarta: TH-Press. 2007

M. Dawam Rahardjo, Ensiklopedi al-Qur’an, Cet. 1 September, (Jakarta:

paramadina) .

Page 110: Pemahaman Pengajar Majelis Taklim tentang Amar Ma’rûf Nahî ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 6. Para pengajar majelis taklim di Desa Tamansari, yang

92

Muhammad ujaj Al-Khatib, Ushul al-Hadîs pok-pokok ilmu Hadîs,

(Beirut: Al-Fikr 1989).

Muhammad Yunus, Kamus Arab- Indonesia, (Jakarta: PT Hidakarya Agung

Neti Hidayati, Jurnal Skripsi Implementasi amar ma’ruf nahi munkar dalam

kehidupan sosial, Lampung 2018.

Rustam Efendi, Jurnal Skripsi Amar ma’rûf Pada Masyarakat, Aceh 2108.

Sunarto, Ahmad, Hadis Amar Ma'ruf dan Nahi Munkar: Terjemah Makna

Pegon Jawa jdan Terjemah Indonesia, Al Miftah, 2012.

Shihab, M. Quraish, Tafsir Al-Mishbah (Pesan, Kesan dan Keserasian al-

Qur’an) Vol. 1 (Jakarta: Lentera Hati, 2002).

Tafsîr Al- misbah , Lentera Hati, Vol. 2.

Tafsîr Al-Mishbah, Lentara Hati, Vol 3.

Tafsîr Al-Mishbah, Lentera Hati, Vol 6.

Tafsîr Al-Mishbah, Lentera Hati, Vol 7.

Tafsîr Al-Mishbah, Lentera Hati, Vol 8.

Salih bin 'Abdullah Darwisy, Konsep amar ma'ruf nahi mûnkar dan

Realisasinya di Dunia Modern, Ter. dari M. Abdul Ghoffar, (Jakarta:

Pedoman Ilmu Jaya, 1996)

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D (Bandung:

Alfabeta, 2009

Quṭb Sayyid, Tafsir Fî Ẕilâl Al-Qur’an Di Bawah Naungan Al-Qur’an

Penerjemah: As’ad Yasin Dkk, (Jakarta: Gema Insani, 2008).

Sayyid, Tafsir Fî Ẕilâl Al-Qur’an Di Bawah Naungan Al-Qur’an Penerjemah:

As’ad Yasin Dkk, (Jakarta: Gema Insani, 2008), Jilid 2.

Sayyid, Tafsir Fî Ẕilâl Al-Qur’an Di Bawah Naungan Al-Qur’an Penerjemah:

As’ad Yasin Dkk, (Jakarta: Gema Insani, 2008), Jilid XII.

Wawancara pribadi kepada seluruh pengajar di Desa Tamansari, pada tanggal

12 April 2019.

Wawancara pribadi dengan bapak Hazmi selaku, Kepala Desa Tamansari, pada

tanggal 21 Maret 2019.

Wawancara bersama kepada beberapa Jamaah majelis taklim di Desa

Tamansari, pada tanggal 15 Maret 2019.

Wawancara pribadi dengan ustadzah Mamah, selaku pengajar TPQ (taman

pendidikan al-Qurān) di Desa Tamansari, pada tanggal 14 Maret 2019.

Page 111: Pemahaman Pengajar Majelis Taklim tentang Amar Ma’rûf Nahî ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 6. Para pengajar majelis taklim di Desa Tamansari, yang

93

Wawancara pribadi dengan ustadzah Mariam, selaku pengajar dan ketua

Majelis Taklim As-Surur di Desa Tamansari, pada tanggal 3 Maret 2019.

Wawancara pribadi dengan ustadzah Umi Yayah, selaku pengajar dan ketua

majelis taklim Wahdatunnnisa di Desa Tamansari, pada tanggal 17 Maret

2019.

Wawancara pribadi dengan ustadz Abi Acep, selaku pengajar al-Qur’an di

Desa Tamansari, pada tanggal 21 Maret 2019.

Wawancara pribadi pengajar dengan Sobariah, Uum, Murdiyah, Aas, Qoyah,

tanggal 14 -18 Mei 2019.

Wawancara pribadi dengan ustadz Dayat, selaku pengajar di Desa Tamansari,

pada tanggal 25 Maret 2019.

Wawancara pribadi dengan ustadzah Nur subaikah, selaku pengajar dan ketua

majelis taklim Madinatunnajah Al-Basyriah, pada tanggal 22 April 2019.

Wawancara pribadi dengan ustadz Faqihudin, selaku guru mengaji al-Qur’an di

Desa Tamansari, pada tanggal 4 April, 2019.

Wawancara pribadi dengan ustadzah Pupu, selaku pengajar di majelis taklim

Madinatnnajah di Desa Tamansari, pada tanggal 8 April 2019.

Wawancara bersama ibu-ibu pengajian yaitu ibu ita dan ibu uum pada tanggal

30 April 2019.

Wawan Susetya, Membedah Kpribadian Kekasih Allah Karakter Iman, Ibadah,

dan perilakunya , Penerbit: PT. Alex Media Kompotindo, Jakarta 2015.

Yazid Bin Abdul Qadir Jawas, Amar Ma’ruf Nahi Mûnkar, Menurut Sunnah

Wal-jama’ah, Jawa Barat: Pustaka Khazanah Wa’id, 2017.

Page 112: Pemahaman Pengajar Majelis Taklim tentang Amar Ma’rûf Nahî ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 6. Para pengajar majelis taklim di Desa Tamansari, yang

94

Page 113: Pemahaman Pengajar Majelis Taklim tentang Amar Ma’rûf Nahî ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 6. Para pengajar majelis taklim di Desa Tamansari, yang

Panduan Wawancara

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

FAKULTAS USHULUDDIN

PEMAHAMAN AMAR MA’RUF NAHI MUNKAR MENURUT PENGAJAR (USTADZ –USTADZAH DIDESA TAMANSARI KEC.RUMPIN KAB.BOGOR

TujuanPenelitian skiripsi ini bertujuan untuk mencapai kepada pemahaman dan pengetahuan pengajar,pertama pengetahuan pengajar tentang amar ma’ruf nahi munkar kedua pemahaman pengajarmengenai ayat yang menganjurkan amar ma’ruf nahi munkar.

Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut dengan sejujurnya sesaui dengan pengetahuan dan pemahananda.

IDENTITAS RESPONDEN

1. NAMA: Ustdaz Ap

2. UMUR: 46 Tahun

3. JENIS KELAMIN: Laki-laki

4. PENDIDIKAN TERAKHIR: SMP dan Mesantren 2 Tahun

5. NAMA MAJELIS TA’LIM: Assurur

6. KAJIAN YANG di Kaji: Pengajar Khusus Mengaji al-Qur’an di Kalangan Remaja Desa Tamansari

Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut dengan dengan pengetahuan dan pemahan ustz/ust

Peniliti: apa pengertian amar ma’ruf nahi Munkar?

Jawaban Responden: “sebagai perbuatan baik dan buruk”

Penilit :jelaskan apa alasan anda mengungkapkan bahwa amar ma’ruf sebagai hal tersebu?

Jawaban Responden: “karena amar ma’ruf nahi munkar segala hal yang berkaitan dengan tingkah laku manusiabaik yang baik dan buruk.”

Peniliti :Apakah ada dalil al-qur’an yang menganjurkan untuk ber amar makruf nahi munkar? jika ada sebutkan ayatdan surah apa?

Jawaban Responden: “hanya tersenyum, dan berkata “saya hanya mengajarkan al-Qur’an yang saya mampu dansaya tahu saja tidak mendalami.”

Peniliti: Apakah ayat ini mengenai amar ma’ruf nahi munkar?

Page 114: Pemahaman Pengajar Majelis Taklim tentang Amar Ma’rûf Nahî ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 6. Para pengajar majelis taklim di Desa Tamansari, yang

ئك ة یدعون إلى ٱلخیر ویأمرون بٱلمعروف وینھون عن ٱلمنكر وأول نكم أم ھم ٱلمفلحون ولتكن م

Jawaban: “ya maksud saya ini ayatnya hanya saya tidak hafal ayatnya, saya bukan penghafal Qur’an”Surat apa dan ayat berapakah ini?Jawaban: tidak tahu ya, soalnya cuman ngajarin aja

Peniliti: Apa pendapat pemahaman anda mengenai Terjemahan ayat ini?“ dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepadayang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar merekalah orang-orang yang beruntung.(Ali-Imran 104)”

Jawaban Responden: ayat ini menjelaskan tentang anjuran menegakan amar ma’ruf nahi munkar tapi amar ma’rufnahi munkar tidak perlu di dakwahkan kepada masyarkat dulu kalau diri senidiri belum bener.Peniliti: Apakah contoh –contoh amar ma’ruf nahi munkar yang anda ketahui?

Jawaban Responden: contohnya “ya harus berbuat yang baik-baik”

Peniliti: Bagaimana anda menerapkan amar makruf nahi munkar kepada jama’ah ?

Jawaban Responden: ya terapin aja semampunya kita sebisanya kita aja

Peniliti:Bentuk-bentuk amar ma’ruf nahi munkar apa sajakah yang anda terapkan kepada jama’ah dan masyarakat?

Jawaban Responden : bentuknya ya saya ngajarin Qur’an sama mayarakat itukan bentuk yak.

Peniliti: selain dari pada itu ?

Jawaban Responden :Ya ngelakuin yang baik-baik aja

Peniliti: ngelakuin yang baik itu seperti apa? Dan berikan contohnnya? Tadi bapak bilang berbuat yang baik ajacontoh nya seperti apa?

Jawaban responden : contohnya dalam hidup ngelakuin yang baik-baik aja kaya saya mengajarkan kepadamasyrakat dan nagsih tau ke masyarakat suruh ngaji kaya gitu intinya.

Peniliti Apakah amar ma’ruf nahi munkar bisa dijadikan sebagai media dalam dakwah kenapa dan alasanya?

Jawaban responden : bisa si tapi tergantung kitanya, kalau kita bersikap baik dan bijak bisa kalau kita bersikap adahati yang g nurani mending g usah dakwah aja

Peniliti:Bagaimana konsep yang anda terapkan untuk beramar ma’ruf nahi munkar ?

Jawaban responden: saya selalau bilang sama murid saya di pengajian ikutin cara saya

peniliti: baik pak, maksudnya apakah ada tingkat-tingkatanya gitu misalnya di mulai dari mana dulu..

jawaban responden: oh g ada

peniliti: bagaimana anda mendapatkan informasi yang anda miliki mengenai ceramah yang anda sampaikan ketikaberdakwah?

Jawaban: saya kan mondok ya dulu ya bisa lah dikit-dikit mah ngajarin yak bacaan al-Qur’an..

Peniliti : sepengetahuan saya ustadz setiap jumat memberikan khutbah ya lalu informasinya atau pembelajaran yangakan di samapaikan itu dapaet dari mana?

Jawaban Respondne: kaan banyak ada dari buku-buku khutbah sama Tv aja

Page 115: Pemahaman Pengajar Majelis Taklim tentang Amar Ma’rûf Nahî ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 6. Para pengajar majelis taklim di Desa Tamansari, yang

Peniliti: apa alasan anda memilih media tersebut?

Jawaban Responden: Ya biar kita tahu bahwa mengaji itu g harus lewat guru juga di media juga bisa

Penilti: Apakah bisa yakin atau akurat itu infonya

Jawaban Responden: Bisa kan saya liat d tv yang ceramah kaya mamah dedeh ustsz tans tv dll jadi mereka kanmenurut saya jg ya wawasannya luas jadi bisa saya sampaikan lagi sama jamaah

Page 116: Pemahaman Pengajar Majelis Taklim tentang Amar Ma’rûf Nahî ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 6. Para pengajar majelis taklim di Desa Tamansari, yang

Panduan Wawancara

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

FAKULTAS USHULUDDIN

PEMAHAMAN AMAR MA’RUF NAHI MUNKAR MENURUT PENGAJAR (USTADZ –USTADZAH DIDESA TAMANSARI KEC.RUMPIN KAB.BOGOR

TujuanPenelitian skiripsi ini bertujuan untuk mencapai kepada pemahaman dan pengetahuan pengajar,pertama pengetahuan pengajar tentang amar ma’ruf nahi munkar kedua pemahaman pengajarmengenai ayat yang menganjurkan amar ma’ruf nahi munkar.

Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut dengan sejujurnya sesaui dengan pengetahuan dan pemahananda.

A. IDENTITAS RESPONDEN

1. NAMA: Ustdazah Ah

2. UMUR: 36 Tahun

3. JENIS KELAMIN: Perempuan

4. PENDIDIKAN TERAKHIR: SMA dan Pesantren

5. NAMA MAJELIS TA’LIM: Al-Mubtadi

6. KAJIAN YANG di Kaji: pembaca kitab dan memberikan siraman rohani di Desa Tamansari

7. Waktu dan Hari Pelaksanaan: Jumat, Pukul 08.00 Pagi- 10.siang

Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut dengan sejujurnya sesaui dengan pengetahuan dan pemahan anda.

Pertanyaan wawancara:

Pniliti: apa pengertian amar ma’ruf nahi Munkar?

Jawaban Responden: “tingkah laku manusia tentang baik dan buruk”

Peniliti jelaskan apa alasan anda mengungkapkan bahwa amar ma’ruf sebagai hal tersebu?

Jawaban Responden: “ perbuataan yang baik”

Peniliti :Apakah dalil al-Qur’an yang menganjurkan untuk ber amar makruf nahi munkar? Jika ada surah dan ayatberapakah?

Jawaban Responden: “hanya tersenyum, dan berkata “saya hanya mengajarkan yasin aja"

Peniliti:Apakah ayat ini mengenai amar ma’ruf nahi munkar?

Page 117: Pemahaman Pengajar Majelis Taklim tentang Amar Ma’rûf Nahî ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 6. Para pengajar majelis taklim di Desa Tamansari, yang

ئك ة یدعون إلى ٱلخیر ویأمرون بٱلمعروف وینھون عن ٱلمنكر وأول نكم أم ھم ٱلمفلحون ولتكن م

Jawaban: “ ga tau ya, saya ga ngafalin

Peniliti: tapi ibu surah yasin hafal kan?

Jawaban Responden: ia dikit aja tapi

Peniliti: tapi faham tidak buk tujuan membecaa dan mengajarkan surah yasin?

JawabanResponden:biar orang-orang pada baca

Peniliti:Surat apa dan ayat berapakah ini?

Jawaban Responden: tidak tahu ya,

Penilit:Apa pendapat pemahaman anda mengenai Terjemahan ayat ini?dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yangma'ruf dan mencegah dari yang munkar merekalah orang-orang yang beruntung.(Ali-Imran 104)

Jawaban Responden: engga tahu

Peniliti :Apakah contoh –contoh amar ma’ruf nahi munkar yang anda ketahui?

Jawaban Responden: contohnya “ya harus berbuat yang baik-baik”

Peniliti:Bagaimana anda menerapkan amar makruf nahi munkar kepada jama’ah ?

Jawaban Responden: ya terapin aja semampunya kita sebisanya kita aja

Peniliti :Bentuk-bentuk amar ma’ruf nahi munkar apa sajakah yang anda terapkan kepada jama’ah dan masyarakat?

Jawaban Responden: bentuknya ya saya ngajarin Qur’an sama mayarakat itukan bentuk yak.

Peniliti: selain dari pada itu ?

Jawaban Responden:Ya ngelakuin yang baik-baik aja

Peniliti: ngelakuin yang baik itu seperti apa? Dan berikan contohnnya? Tadi ibu bilang berbuat yang baik aja contohnya seperti apa?

Jawaban Responden: contohnya dalam hidup ngelakuin yang baik-baik aja kaya saya mengajarkan kepadamasyrakat dan nagsih tau ke masyarakat suruh ngaji kaya gitu intinya.

Peniliti:Apakah amar ma’ruf nahi munkar bisa dijadikan sebagai media dalam dakwah kenapa dan alasanya?

Jawaban Respondn: bisa,

peniliti Bagaimana konsep yang anda terapkan untuk beramar ma’ruf nahi munkar ?

Jawaban Responden : ga ada

Peniliti: baik pak, maksudnya apakah ada tingkat-tingkatanya gitu misalnya di mulai dari mana dulu..

Jawaban Responden: oh g ada

Page 118: Pemahaman Pengajar Majelis Taklim tentang Amar Ma’rûf Nahî ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 6. Para pengajar majelis taklim di Desa Tamansari, yang

Peniliti: bagaimana anda mendapatkan informasi yang anda miliki mengenai ceramah yang anda sampaikan ketikaberdakwah?

Jawaban Responden: alhamdulilah punya ilmu ngajarin baca yasin ya dikit-dikit juga kebetulan saya jg kan d suruhsama masyarkat yak untuk ngajarin yasin jadi ya udah.

Peniliti: ibu bisa baca yasiin belajar dari mana?

Jawaban Respondne:dulu waktu SD mah ya walaupun g mondok ya sekolah madrasah belajar dari situ aja

Peniliti:apa alasan anda memilih media tersebut?

Jawaban Responden: Ya walaupun ngaji dikit-dikit jg harus sama gurunya yak

Peniliti: Apakah bisa yakin atau akurat itu infonya

Jawaban Responden: Bisa.

Page 119: Pemahaman Pengajar Majelis Taklim tentang Amar Ma’rûf Nahî ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 6. Para pengajar majelis taklim di Desa Tamansari, yang

Panduan Wawancara

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

FAKULTAS USHULUDDIN

PEMAHAMAN AMAR MA’RUF NAHI MUNKAR MENURUT PENGAJAR (USTADZ –USTADZAH DIDESA TAMANSARI KEC.RUMPIN KAB.BOGOR

TujuanPenelitian skiripsi ini bertujuan untuk mencapai kepada pemahaman dan pengetahuan pengajar,pertama pengetahuan pengajar tentang amar ma’ruf nahi munkar kedua pemahaman pengajarmengenai ayat yang menganjurkan amar ma’ruf nahi munkar.

Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut dengan sejujurnya sesaui dengan pengetahuan dan pemahananda.

A. IDENTITAS RESPONDEN

1. NAMA: Ustdazah As

2. UMUR: 35 Tahun

3. JENIS KELAMIN: Perempuan

4. PENDIDIKAN TERAKHIR: SMA dan Pesantren

5. NAMA MAJELIS TA’LIM: Al-Mubtadi

6. KAJIAN YANG di Kaji: pembaca yasinan dan diba di Desa Tamansari

7. Waktu dan Hari Pelaksanaan: Jumat, Pukul 08.00 Pagi- 10.siang

Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut dengan sejujurnya sesaui dengan pengetahuan dan pemahan anda.

Pertanyaan wawancara:

Pniliti: apa pengertian amar ma’ruf nahi Munkar?

Jawaban Responden: “tingkah laku manusia tentang baik dan buruk”

Peniliti jelaskan apa alasan anda mengungkapkan bahwa amar ma’ruf sebagai hal tersebu?

Jawaban Responden: “ perbuataan yang baik”

Peniliti :Apakah dalil al-Qur’an yang menganjurkan untuk ber amar makruf nahi munkar? Jika ada surah dan ayatberapakah?

Jawaban Responden: “hanya tersenyum, dan berkata “saya hanya mengajarkan yasin aja"

Peniliti:Apakah ayat ini mengenai amar ma’ruf nahi munkar?

Page 120: Pemahaman Pengajar Majelis Taklim tentang Amar Ma’rûf Nahî ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 6. Para pengajar majelis taklim di Desa Tamansari, yang

ئك ة یدعون إلى ٱلخیر ویأمرون بٱلمعروف وینھون عن ٱلمنكر وأول نكم أم ھم ٱلمفلحون ولتكن م

Jawaban: “ ga tau ya, saya ga ngafalin

Peniliti: tapi ibu surah yasin hafal kan?

Jawaban Responden: ia dikit aja tapi

Peniliti: tapi faham tidak buk tujuan membecaa dan mengajarkan surah yasin?

JawabanResponden:biar orang-orang pada baca

Peniliti:Surat apa dan ayat berapakah ini?

Jawaban Responden: tidak tahu ya,

Penilit:Apa pendapat pemahaman anda mengenai Terjemahan ayat ini?dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yangma'ruf dan mencegah dari yang munkar merekalah orang-orang yang beruntung.(Ali-Imran 104)

Jawaban Responden: engga tahu

Peniliti :Apakah contoh –contoh amar ma’ruf nahi munkar yang anda ketahui?

Jawaban Responden: contohnya “ya harus berbuat yang baik-baik”

Peniliti:Bagaimana anda menerapkan amar makruf nahi munkar kepada jama’ah ?

Jawaban Responden: ya terapin aja semampunya kita sebisanya kita aja

Peniliti :Bentuk-bentuk amar ma’ruf nahi munkar apa sajakah yang anda terapkan kepada jama’ah dan masyarakat?

Jawaban Responden: bentuknya ya saya ngajarin Qur’an sama mayarakat itukan bentuk yak.

Peniliti: selain dari pada itu ?

Jawaban Responden:Ya ngelakuin yang baik-baik aja

Peniliti: ngelakuin yang baik itu seperti apa? Dan berikan contohnnya? Tadi ibu bilang berbuat yang baik aja contohnya seperti apa?

Jawaban Responden: contohnya dalam hidup ngelakuin yang baik-baik aja kaya saya mengajarkan kepadamasyrakat dan nagsih tau ke masyarakat suruh ngaji kaya gitu intinya.

Peniliti:Apakah amar ma’ruf nahi munkar bisa dijadikan sebagai media dalam dakwah kenapa dan alasanya?

Jawaban Respondn: bisa,

peniliti Bagaimana konsep yang anda terapkan untuk beramar ma’ruf nahi munkar ?

Jawaban Responden : ga ada

Peniliti: baik pak, maksudnya apakah ada tingkat-tingkatanya gitu misalnya di mulai dari mana dulu..

Jawaban Responden: oh g ada

Page 121: Pemahaman Pengajar Majelis Taklim tentang Amar Ma’rûf Nahî ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 6. Para pengajar majelis taklim di Desa Tamansari, yang

Peniliti: bagaimana anda mendapatkan informasi yang anda miliki mengenai ceramah yang anda sampaikan ketikaberdakwah?

Jawaban Responden: alhamdulilah punya ilmu ngajarin baca yasin ya dikit-dikit juga kebetulan saya jg kan d suruhsama masyarkat yak untuk ngajarin yasin jadi ya udah.

Peniliti: ibu bisa baca yasiin belajar dari mana?

Jawaban Respondne:dulu waktu SD mah ya walaupun g mondok ya sekolah madrasah belajar dari situ aja

Peniliti:apa alasan anda memilih media tersebut?

Jawaban Responden: Ya walaupun ngaji dikit-dikit jg harus sama gurunya yak

Peniliti: Apakah bisa yakin atau akurat itu infonya

Jawaban Responden: Bisa.

Page 122: Pemahaman Pengajar Majelis Taklim tentang Amar Ma’rûf Nahî ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 6. Para pengajar majelis taklim di Desa Tamansari, yang

Panduan Wawancara

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

FAKULTAS USHULUDDIN

PEMAHAMAN AMAR MA’RUF NAHI MUNKAR MENURUT PENGAJAR (USTADZ –USTADZAH DIDESA TAMANSARI KEC.RUMPIN KAB.BOGOR

TujuanPenelitian skiripsi ini bertujuan untuk mencapai kepada pemahaman dan pengetahuan pengajar,pertama pengetahuan pengajar tentang amar ma’ruf nahi munkar kedua pemahaman pengajarmengenai ayat yang menganjurkan amar ma’ruf nahi munkar.

Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut dengan sejujurnya sesaui dengan pengetahuan dan pemahananda.

A. IDENTITAS RESPONDEN

1. NAMA: Ustdaz DT

2. UMUR: 36 Tahun

3. JENIS KELAMIN: Laki-laki

4. PENDIDIKAN TERAKHIR: SMAdan Pesantren

5. NAMA MAJELIS TA’LIM: Assurur

6. KAJIAN YANG di Kaji: penceramah memberikan siraman rohani bagi masyarakat pemuda di DesaTamansari

7. Waktu dan Hari Pelaksanaan: malam minggu , Pukul 08.00 Malam- 10 Malam

Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut dengan sejujurnya sesaui dengan pengetahuan dan pemahan anda.

Pertanyaan wawancara:

Peniliti:Apa pengertian amar ma’ruf nahi Munkar?

Jawaban Responden: “perbuatan baik dan buruk seseorang”Peniliti:jelaskan apa alasan anda mengungkapkan bahwa amar ma’ruf sebagai hal tersebu?

Jawaban Responden :” perbuatan kita sebagai manusia dari tingkah laku manusia harus dilaksankan dan perbuatanbaik kita terletak pada hati nurani dulu yang dibenerin”

Peniliti: Apakah dalil al-Qur’an yang menganjurkan untuk ber amar makruf nahi munkar? Jika ada surah dan ayatberapakah?

Jawaban: ‘’ada’’ tapi g tau bukan penghafal qur’an

Peniliti: Apakah ayat ini mengenai amar ma’ruf nahi munkar?

Page 123: Pemahaman Pengajar Majelis Taklim tentang Amar Ma’rûf Nahî ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 6. Para pengajar majelis taklim di Desa Tamansari, yang

ئك ة یدعون إلى ٱلخیر ویأمرون بٱلمعروف وینھون عن ٱلمنكر وأول نكم أم ھم ٱلمفلحون ولتكن م

Jawaban Responden : “ ya”

Peniliti: Surat apa dan ayat berapakah ini?

Jawaban Responden : “gat tau juga”

Peniliti:Apa pendapat pemahaman anda mengenai Terjemahan ayat ini?dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepadayang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar merekalah orang-orang yang beruntung.(Ali-Imran 104)

Jawaban Responden: “harus berdakwah dan surat ali-imran110 bahwasanya seseorang yang beruntung diakhiratkelak karena telah mendakwahkan ilmunya.”

Peniliti:Apakah contoh –contoh amar ma’ruf nahi munkar yang anda ketahui?

Jawaban Responden: contohnya “ya harus melakukan contoh yang baik-baik”

Peniliti:Bagaimana anda menerapkan amar makruf nahi munkar kepada jama’ah ?

Jawaban Responden: “ya terapin aja semampunya kita sebisanya kita aja”

Peniliti: Bentuk-bentuk amar ma’ruf nahi munkar apa sajakah yang anda terapkan kepada jama’ah dan masyarakat?

Jawaban Responden: bentuknya ya saya ngajarin menegakan dakwah di tengah-tengah masyarkat awam.

Peniliti :Apakah amar ma’ruf nahi munkar bisa dijadikan sebagai media dalam dakwah kenapa dan alasanya?

Jawaban Responden:” bisa, karena amar ma’ruf merupakan sebagian dari penegakn hukum yitu dakwah”

Bagaimana konsep yang anda terapkan untuk beramar ma’ruf nahi munkar ?

Jawaban: “ya mengajak orang lain agar berbuat baik”

peneliti: baik pak, maksudnya apakah ada tingkat-tingkatanya gitu misalnya di mulai dari mana dulu..

Jawaban responden: “diri sendiri, keluarga, baru deh orang lain”

Peniliti :bagaimana anda mendapatkan informasi yang anda miliki mengenai ceramah yang anda sampaikan ketikaberdakwah?

Jawaban Responden:” alhamdulilah punya ilmu dari pesanten dikit-dikit juga kebetulan saya jg kan d suruh samamasyarkat yak untuk mensyiarkan gitu jadi ya udah.”

Peniliti: Dari mana anda mendapatkan ilmu yang dimilikli refereensinya?

Jawaban responden: “Dari kitab yang saya pelajari sama google aja kan zaman canggih”

Peneliti: Apakah bisa yakin atau akurat itu infonya? Dan jelaskan alasanya

Jawaban responden: “Bisa,” asalkan sesaui aja sama syariat islam”

Page 124: Pemahaman Pengajar Majelis Taklim tentang Amar Ma’rûf Nahî ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 6. Para pengajar majelis taklim di Desa Tamansari, yang
Page 125: Pemahaman Pengajar Majelis Taklim tentang Amar Ma’rûf Nahî ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 6. Para pengajar majelis taklim di Desa Tamansari, yang

Panduan Wawancara

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

FAKULTAS USHULUDDIN

PEMAHAMAN AMAR MA’RUF NAHI MUNKAR MENURUT PENGAJAR (USTADZ –USTADZAH DIDESA TAMANSARI KEC.RUMPIN KAB.BOGOR

TujuanPenelitian skiripsi ini bertujuan untuk mencapai kepada pemahaman dan pengetahuan pengajar,pertama pengetahuan pengajar tentang amar ma’ruf nahi munkar kedua pemahaman pengajarmengenai ayat yang menganjurkan amar ma’ruf nahi munkar.

Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut dengan sejujurnya sesaui dengan pengetahuan dan pemahananda.

A. IDENTITAS RESPONDEN

1. NAMA: Ustdazah Fatma

2. UMUR: 80 Tahun

3. JENIS KELAMIN: Perempuan

4. PENDIDIKAN TERAKHIR: SD dan Pesantren

5. NAMA MAJELIS TA’LIM: Nurul Iman

6. KAJIAN YANG di Kaji: Pengajar Pembaca yasinan di Desa Tamansari

7. Waktu dan Hari Pelaksanaan: Sabtu, Pukul 04.00 Sore- setegah 5sore

Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut dengan sejujurnya sesaui dengan pengetahuan dan pemahan anda.

Peniliti: apa pengertian amar ma’ruf nahi Munkar?

Jawaban Responden: “baik dan buruk”

Peniliti :jelaskan apa alasan anda mengungkapkan bahwa amar ma’ruf sebagai hal tersebu?

Jawaban Responden: “ perbuataan yang baik aja”

Peniliti :Apakah dalil al-Qur’an yang menganjurkan untuk ber amar makruf nahi munkar? Jika ada surah dan ayatberapakah?

Jawaban Responden: “hanya tersenyum, dan berkata “saya hanya mengajarkan yasin aja"

Peniliti: Apakah ayat ini mengenai amar ma’ruf nahi munkar?

Page 126: Pemahaman Pengajar Majelis Taklim tentang Amar Ma’rûf Nahî ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 6. Para pengajar majelis taklim di Desa Tamansari, yang

ة نكم أم ئك ھم ٱلمفلحون ولتكن م یدعون إلى ٱلخیر ویأمرون بٱلمعروف وینھون عن ٱلمنكر وأول

Jawaban Respnden: “ ga tau ya, saya ga ngafalin

Peniliti: tapi ibu surah yasin hafal kan?

JawabanResponden : ia dikit aja tapi

Peniliti: tapi faham tidak buk tujuan membecaa dan mengajarkan surah yasin?

Jawaban Responden :biar orang-orang pada baca

Peniliti :Surat apa dan ayat berapakah ini?

Jawaban Responden: tidak tahu ya,

Peniliti:Apa pendapat pemahaman anda mengenai Terjemahan ayat ini?dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yangma'ruf dan mencegah dari yang munkar merekalah orang-orang yang beruntung.(Ali-Imran 104)Jawaban Responden :engga tahu deh,

Peniliti :Ayat dan surat apakah ini?Jawaban Responden : GA tau jg

دلھم بٱلتي ھي أحسن إن ربك ھ و أعلم بمن ضل عن سبیلھۦ وھو أعلم ٱدع إلى سبیل ربك بٱلحكمة وٱلموعظة ٱلحسنة وج١٢٥بٱلمھتدین

iArtinya:

Ajaklah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah kebijaksanaan danpelajaran yang baik serta berdebatlah dengan mereka dengan cara yang baik. SesungguhnyaTuhanmu adalah yang lebih baik mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan petunjuk-Nya dan dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk (Q.S An-Nahl125)(

Peniliti :Apakah anda mengetahui terjemahan ayat ini:Jawaban Responden: engga jugaPeniliti: Apakah contoh –contoh amar ma’ruf nahi munkar yang anda ketahui?

Jawaban Responden: contohnya “ya harus berbuat yang baik-baik”

Peniliti: Bagaimana anda menerapkan amar makruf nahi munkar kepada jama’ah ?

Jawaban Responden: ya terapin aja semampunya kita sebisanya kita aja

Peniliti: Bentuk-bentuk amar ma’ruf nahi munkar apa sajakah yang anda terapkan kepada jama’ah dan masyarakat?

JawabanResponden: bentuknya ya saya ngajarin Qur’an sama mayarakat itukan bentuk yak.

Peniliti: selain dari pada itu ?

Jawaban responden:Ya ngelakuin yang baik-baik aja

Penilti: ngelakuin yang baik itu seperti apa? Dan berikan contohnnya? Tadi ibu bilang berbuat yang baik aja contohnya seperti apa?

Page 127: Pemahaman Pengajar Majelis Taklim tentang Amar Ma’rûf Nahî ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 6. Para pengajar majelis taklim di Desa Tamansari, yang

Jawaban Responden: contohnya dalam hidup ngelakuin yang baik-baik aja kaya saya mengajarkan kepadamasyrakat dan nagsih tau ke masyarakat suruh ngaji kaya gitu intinya.

Peniliti:Apakah amar ma’ruf nahi munkar bisa dijadikan sebagai media dalam dakwah kenapa dan alasanya?

JawabanResponden: bisa,

Peniliti:Bagaimana konsep yang anda terapkan untuk beramar ma’ruf nahi munkar ?

Jawaban Responden: ga ada

Peniliti: baik pak, maksudnya apakah ada tingkat-tingkatanya gitu misalnya di mulai dari mana dulu..

Jawaban Responden: oh g ada

Peniliti :bagaimana anda mendapatkan informasi yang anda miliki mengenai ceramah yang anda sampaikan ketikaberdakwah?

Jawaban Responden: alhamdulilah punya ilmu ngajarin baca yasin ya dikit-dikit juga kebetulan saya jg kan d suruhsama masyarkat yak untuk ngajarin yasin jadi ya udah.

Peniliti: ibu bisa baca yasiin belajar dari mana?

JawabanResponden:dulu waktu SD mah ya walaupun g mondok ya sekolah madrasah belajar dari situ aja

Peniliti: apa alasan anda memilih media tersebut?

Jawaban responden: Ya walaupun ngaji dikit-dikit jg harus sama gurunya yak

Peniliti: Apakah bisa yakin atau akurat itu infonya

Jawaban Responden: Bisa.

Page 128: Pemahaman Pengajar Majelis Taklim tentang Amar Ma’rûf Nahî ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 6. Para pengajar majelis taklim di Desa Tamansari, yang

Panduan Wawancara

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

FAKULTAS USHULUDDIN

PEMAHAMAN AMAR MA’RUF NAHI MUNKAR MENURUT PENGAJAR (USTADZ –USTADZAH DIDESA TAMANSARI KEC.RUMPIN KAB.BOGOR

TujuanPenelitian skiripsi ini bertujuan untuk mencapai kepada pemahaman dan pengetahuan pengajar,pertama pengetahuan pengajar tentang amar ma’ruf nahi munkar kedua pemahaman pengajarmengenai ayat yang menganjurkan amar ma’ruf nahi munkar.

Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut dengan sejujurnya sesaui dengan pengetahuan dan pemahananda.

A. IDENTITAS RESPONDEN

1. NAMA: Ustdaz Fn

2. UMUR: 27 Tahun

3. JENIS KELAMIN: Laki-laki

4. PENDIDIKAN TERAKHIR: S1 dan Pesantren

5. NAMA MAJELIS TA’LIM: Assurur

6. KAJIAN YANG di Kaji: pengajar bacaan khusus al-Qur’an dan tajwid di Desa Tamansari

7. Waktu dan Hari Pelaksanaan: malam minggu , Pukul 08.00 Malam- 10 Malam

Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut dengan sejujurnya sesaui dengan pengetahuan dan pemahan anda.

Pertanyaan wawancara:

Peniliti:Apa pengertian amar ma’ruf nahi Munkar?

Jawaban Responden: “kita sebagai manusia harus melihat asal kata amar ma’ruf nahi mûnkar terlebih dahulu.Menurutnya al-amr’ bil ma’ruf berasal dari kata al’amar yaitu perintah, sedangkan al-ma’ruf yaitu kebaikan jikakalimat tersebut digabungkan akan menjadi kalimat perintah untuk kebaikan. Sedangkan asal kata wannhy-al-mûnkar ialah berasal dari kata wannahy yaitu melarang dan al-mûnkar yaitu kejelekan. Jadi amar ma’ruf nahimûnkar ialah segala perbuatan yang baik dan buruk. Jika kita melihat pengertian amar ma’ruf nahi mûnkar secaraumum yang berarti mengajak berarti kita sebagai umat harus mengajak kepada kebaikan, dan mencegah kepadakemunkaran”Peniliti: jelaskan apa alasan anda mengungkapkan bahwa amar ma’ruf sebagai hal tersebu?

Jawaban Responden: “ kalimat perintah untuk menyeru atau menegakan amar ma’ruf nahi munkar”

Page 129: Pemahaman Pengajar Majelis Taklim tentang Amar Ma’rûf Nahî ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 6. Para pengajar majelis taklim di Desa Tamansari, yang

Peniliti :Apakah dalil al-Qur’an yang menganjurkan untuk ber amar makruf nahi munkar? Jika ada surah dan ayatberapakah?

Jawaban Responden : ‘’ada’’ surah Ali-imran 104 dan A-Nahl 125 110”

Peniliti : sebukan ayat dan terjemahanya

ئك ة یدعون إلى ٱلخیر ویأمرون بٱلمعروف وینھون عن ٱلمنكر وأول نكم أم ھم ٱلمفلحون ولتكن م

Jawaban Responden surah Ali imran 104

hendaklah ada di antara kamu sebagian umat yang menegakan kepada kebajikan, menyuruh kepadayang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar merekalah orang-orang yang beruntung.(Ali-Imran 104)

Peniliti: Apa pendapat pemahaman anda mengenai Terjemahan ayat ini?

Jawaban Responden : ayat tersebut tentang menegakan amar ma’ruf nahi mûnkar kepada orang yang awamwalaupun pada dasarnya manusia belum pantas mendakwahkan, namun ketika kita sebagai umat yang lebihfaham tentang perkara di bandingkan orang awam yang lainnya maka lebih baik, karena ketika menegakan amarma’ruf nahi mûnkar di tengah -tengah ummat yang awam maka gugurlah kewajiban kita sebagai manusia manfaatdari menegakan dakwah di tengah masyarakat awam ialah agar setiap generasi umat Islam semakin meningkat dantidak tersesat dalam kebodohan.”

Al-Nahl 125 :

بالمھتدین ھو أعلم بمن ضل عن سبیلھ وھو أعلم ادع إلى سبیل ربك بالحكمة والموعظة الحسنة وجادلھم بالتي ھي أحسن إن ربك

Sedangkan pada surah Al-Nahl 125, “ayat tersebut tentang berdakwah dengan cara baik, melaksanakanamar ma’ruf nahi mûnkar terlebih dahulu dilakukan kepada hati nurani, keluarga orang-orang disekitarkita, namun bukan berati ketika kita melihat di sekitar kita melakukan perbuatan yang dilarang Allah kitahanya berdiam diri maka yang kita lakukan ia mengingatkannya dengan siraman rohani dengan mauidzahhasanah dengan kebaikan.”

Peniliti: Apakah contoh –contoh amar ma’ruf nahi munkar yang anda ketahui?

Jawaban Responden : contohnya “ya harus melakukan contoh perilaku yang baik-baik”

Peniliti:Bagaimana anda menerapkan amar makruf nahi munkar kepada jama’ah ?

Jawaban: “menerapkan sesaui dengan kaidah-kaidah yang telah diterapkan oleh syariat contohnya melakukanperbuatan yang baik dulu terhadap diri sendiri setelah sama keluarga baru kita bisa mendakwahkanya”

Peniliti: Bentuk-bentuk amar ma’ruf nahi munkar apa sajakah yang anda terapkan kepada jama’ah dan masyarakat?

JawabanResponden : bentuknya kita selalu memberi contoh suri auladan yg baik bagi para jamaah dan melakukansikap yang baik.

Peniliti: Apakah amar ma’ruf nahi munkar bisa dijadikan sebagai media dalam dakwah kenapa dan alasanya?

Jawaban responden :” bisa, karena amar ma’ruf merupakan sebagian dari penegakan penegakan hukum yitu denganmendakwahkanya”

Page 130: Pemahaman Pengajar Majelis Taklim tentang Amar Ma’rûf Nahî ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 6. Para pengajar majelis taklim di Desa Tamansari, yang

Peniliti:Bagaimana konsep yang anda terapkan untuk beramar ma’ruf nahi munkar ?

Jawaban Responden: “ya mengajak orang lain agar berbuat baik”

Peneliti: baik pak, maksudnya apakah ada tingkat-tingkatanya gitu misalnya di mulai dari mana dulu..

Jawaban Responden: “diri sendiri, keluarga, baru deh orang lain”

Peniliti: bagaimana anda mendapatkan informasi yang anda miliki mengenai ceramah yang anda sampaikan ketikaberdakwah?

Jawaban Responden::” alhamdulilah punya ilmu dari pesanten dikit-dikit juga kebetulan saya jg kan d dipercayamenjadi pengajar jadi saya terapkan.”

Peniliti: Dari mana anda mendapatkan ilmu yang dimilikli referensinya?

Jawaban Responden: “Dari kitab sama sama ikut kajian para ustadz lainya juga ”

Peniliti: Apakah bisa yakin atau akurat itu infonya? Dan jelaskan alasanya

Jawaban Responden:“Bisa,” asalkan sesaui aja sama syariat islam”

Page 131: Pemahaman Pengajar Majelis Taklim tentang Amar Ma’rûf Nahî ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 6. Para pengajar majelis taklim di Desa Tamansari, yang

Panduan Wawancara

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

FAKULTAS USHULUDDIN

PEMAHAMAN AMAR MA’RUF NAHI MUNKAR MENURUT PENGAJAR (USTADZ –USTADZAH DIDESA TAMANSARI KEC.RUMPIN KAB.BOGOR

TujuanPenelitian skiripsi ini bertujuan untuk mencapai kepada pemahaman dan pengetahuan pengajar,pertama pengetahuan pengajar tentang amar ma’ruf nahi munkar kedua pemahaman pengajarmengenai ayat yang menganjurkan amar ma’ruf nahi munkar.

Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut dengan sejujurnya sesaui dengan pengetahuan dan pemahananda.

IDENTITAS RESPONDEN

1. NAMA: Ustdaz ah Li

2. UMUR: 40 Tahun

3. JENIS KELAMIN: Perempuan

4. PENDIDIKAN TERAKHIR: SD dan Pesantren

5. NAMA MAJELIS TA’LIM: Mathlaul Sobriyah

6. KAJIAN YANG di Kaji: pengajar baca kitab kuning kasyifatussajah dan memberikan tausiyah kepadajamaah di Desa Tamansari

7. Waktu dan Hari Pelaksanaan: Minggu , Pukul 10.00 pagi -12 siang

Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut dengan sejujurnya sesaui dengan pengetahuan dan pemahan anda.

Peniliti: Apa pengertian amar ma’ruf nahi Munkar?

Jawaban Responden: “perintah yang ditunjukan untuk semua manusia, yaitu mengajak kepada kabaikan danmencegah kepada keburukan.”Peniliti:jelaskan apa alasan anda mengungkapkan bahwa amar ma’ruf sebagai hal tersebu?

Jawaban Responden: “ kalimat perintah untuk menyeru kepada perbuatan beramar ma’ruf nahi munkar”

Peniliti:Apakah dalil al-Qur’an yang menganjurkan untuk ber amar makruf nahi munkar? Jika ada surah dan ayatberapakah?

Jawaban Responden: ‘’ada’’ surah Ali-imran 104 sama 110 dan A-Nahl 125 110

Peneliti: bisa sebutkan ayatnya

ئك ة یدعون إلى ٱلخیر ویأمرون بٱلمعروف وینھون عن ٱلمنكر وأول نكم أم ھم ٱلمفلحون ولتكن م

Page 132: Pemahaman Pengajar Majelis Taklim tentang Amar Ma’rûf Nahî ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 6. Para pengajar majelis taklim di Desa Tamansari, yang

Jawaban Responden: “ ya”

Surat apa dan ayat berapakah ini?Peneliti:

Jawaban Responden: g tau juga

Peniliti: Apa pendapat pemahaman anda mengenai Terjemahan ayat ini?Jawaban Peniliti: g bisa sayaPeneliti: apakah maksud ayat tersebut?Jawaban Responden:

“pertama kepada diri sendiri maksud dari kepada diri sendiri yaitu dengan melakukan dan memberikancontoh yang baik, melakukan intropeksi kepada diri sendiri sebelum kepada orang lain, seperti FirmanAllah :

فعلونيا أيـها الذين آمنوا لم تـقولون ما ال تـ

Contohnya pada tafsir Al-karimir Rahmān h.51 karangan Syaikh As’ādi ayat tersebutmenujukan tercela karena seseorang meniggalkan dua kewajiaban yaitu, memerintahkan(mendakwahi) orang lain dan mengajak kepada diri sendirinya. Kalau seseorang inginmenyamapaikan suatu ilmu atau mendakwahkanya, sedangkan diri sendiri belum mengamalkanyaakan sulit karena syarat beramar ma’ruf nahi mûnkar hendaknya seseorang yang beramar ma’ruf nahimûnkar itu sudah mengamalkan apa yang di dakwahkan, kalau belum mengamalkan maka ia tidakboleh beramar ma’ruf nahi mûnkar seperti Firman Allah:

“Mengapa kamu suruh orang lain (mengerjakan) kebaktian, sedang kamu melupakan diri

(kewajiban)mu sendiri, padahal kamu membaca Al Kitab (Taurat)? Maka tidaklah kamu berpikir.”(pengajar tidak menyebutkan ayat, nama surah, dan ayat ke berapa).

Yang kedua yaitu amar ma’ruf terhadap keluarga ustadzah tersebut mengungkapkapkan sepertidalam ayat Allah mengungkapkan:

“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yangbahan bakarnya adalah manusia dan batu penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidakmendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkah-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakanapa yag diperintahakan.” (pengajar tidak menyebutkan nama surat dan ayat serta ayat ke berapa).

Yang ketiga ayat itu tentang berdakwah dan mendidik orang itu dimulai dari keluarga ,meskipunayat itu menunjukan tentang kaum pria yaitu ayah. Ketika melakukan suatu kebaikan sebelum kitamendakwahnya telebih dahulu kepada keluarga kita karena Nabi bersabda sebesar-besarnya dosa iatelah membodohkan keluarganya sendiri. Mengajak orang lain untuk melakukan amar ma’ruf nahimûnkar berdakwah memberi contoh yang baik, dengan perilaku yang baik merupakan suatu contohkepada masyarakat yang awam seperti dalam al-Qur’an dan hadis.

“Barangsiapa yang datang dengan (membawa) kebaikan, maka baginya (pahala) yang lebihbaik daripada kebaikannya itu; dan barangsiapa yang datang dengan (membawa) kejahatan, makatidaklah diberi pembalasan kepada orang-orang yang telah mengerjakan kejahatan itu, melainkan(seimbang) dengan apa yang dahulu mereka kerjakan”. (pengajar tidak menyebutkan surat, ayat, danayat ke berapa).

Keempat mengajak orang awam yang tidak faham tentang hukum yang Allah baik dari al-Qur’an, hadis, ijma’ ulama dan lain-lain. Hal ini merupakan tugas semua orang mukmin, makakewajiban berdakwah di tengah-tengah masyarakat itu sangat penting agar masyarakat awam tidaktersesat kepada jalan yang tidak benar.”

Peneliti: bagaimana dengan surah Ali-imran 110? Sebutkan ayat dan terjemahannnya

Page 133: Pemahaman Pengajar Majelis Taklim tentang Amar Ma’rûf Nahî ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 6. Para pengajar majelis taklim di Desa Tamansari, yang

Jawaban Responden: saya g hafal ayatnya, saya bukan pnghafal, tapi menurut saya “Tentang seseorang yang telahmenegakan amar ma’ruf nahi mûnkar di tengah-tengah masyarakat yang awam maka seseorang tersebut disebutdengan umat terbaik karena umat yang memahami ajaran-ajaran Islam.”

Peneliti: bagaimana dengan surah Al-Nahl 125 ? sebutkan ayat dan terjemahJawaban Responden: saya g hafal intinya ayat itu tentang “menegaskan tentang bagaimana cara berdakwah atautatacara berdakwah, berdakwahlah dengan baik dan berdebat dengan cara yang baik.”Peniliti:Apakah contoh –contoh amar ma’ruf nahi munkar yang anda ketahui?

Jawaban Responden: contohnya “ya harus menegakan perbuatan yang baik-baik”

Peniliti :Bagaimana anda menerapkan amar makruf nahi munkar kepada jama’ah ?

Jawaban Responden: “menerapkan sesaui dengan kaidah-kaidah yang telah diterapkan oleh syariat contohnyamelakukan perbuatan yang baik dulu terhadap diri sendiri setelah sama keluarga baru kita bisa mendakwahkanya”

Peniliti:Bentuk-bentuk amar ma’ruf nahi munkar apa sajakah yang anda terapkan kepada jama’ah dan masyarakat?

Jawaban Responden: bentuknya kita selalu memberi contoh suri auladan yg baik bagi para jamaah dan melakukansikap yang baik.

Peniliti:Apakah amar ma’ruf nahi munkar bisa dijadikan sebagai media dalam dakwah kenapa dan alasanya?

Jawaban Responden:” bisa, karena amar ma’ruf merupakan sebagian dari penegakan penegakan hukum yitu denganmendakwahkanya”

Peniliti Bagaimana konsep yang anda terapkan untuk beramar ma’ruf nahi munkar ?

Jawaban Responden : “ya mengajak orang lain agar berbuat baik”

Peniliti: baik pak, maksudnya apakah ada tingkat-tingkatanya gitu misalnya di mulai dari mana dulu..

Jawaban Responden: “diri sendiri, keluarga, baru deh orang lain”

Peniliti: Bagaimana anda mendapatkan informasi yang anda miliki mengenai ceramah yang anda sampaikan ketikaberdakwah?

Jawaban Responden:” alhamdulilah punya ilmu dari pesanten dikit-dikit juga kebetulan saya jg kan d dipercayamenjadi pengajar jadi saya terapkan.”

Peniliti:Dari mana anda mendapatkan ilmu yang dimilikli refereensinya?

Jawaban Responden: “Dari kitab, dan saya pesanten selama 12 tahun di tasik husus kitab jadi alhhamdullilahtinggal ngamalin aja ilmu yang saya punya sama sama ikut kajian para ustadz lainya juga ”

Page 134: Pemahaman Pengajar Majelis Taklim tentang Amar Ma’rûf Nahî ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 6. Para pengajar majelis taklim di Desa Tamansari, yang

Panduan Wawancara

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

FAKULTAS USHULUDDIN

PEMAHAMAN AMAR MA’RUF NAHI MUNKAR MENURUT PENGAJAR (USTADZ –USTADZAH DIDESA TAMANSARI KEC.RUMPIN KAB.BOGOR

TujuanPenelitian skiripsi ini bertujuan untuk mencapai kepada pemahaman dan pengetahuan pengajar,pertama pengetahuan pengajar tentang amar ma’ruf nahi munkar kedua pemahaman pengajarmengenai ayat yang menganjurkan amar ma’ruf nahi munkar.

Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut dengan sejujurnya sesaui dengan pengetahuan dan pemahananda.

IDENTITAS RESPONDEN

1. NAMA: Ustdaz ah Mh

2. UMUR: 38 Tahun

3. JENIS KELAMIN: Perempuan

4. PENDIDIKAN TERAKHIR: S1 dan Pesantren

5. NAMA MAJELIS TA’LIM: Assurur

6. KAJIAN YANG di Kaji: pembaca kitab safinatunnajah

7. Waktu dan Hari Pelaksanaan: Rabu, Pukul 08-00 pagi -10siang

Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut dengan sejujurnya sesaui dengan pengetahuan dan pemahan anda.

Pertanyaan wawancara:

Peneliti :Apa pengertian amar ma’ruf nahi Munkar?

Jawaban Responden: “berbuat baik.”Peneliti :jelaskan apa alasan anda mengungkapkan bahwa amar ma’ruf sebagai hal tersebu?

Jawaban Responden: “ menegakan kebenaran”

Peniliti: Apakah dalil al-Qur’an yang menganjurkan untuk ber amar makruf nahi munkar? Jika ada surah dan ayatberapakah?

Jawaban Responden: ‘’ada’’ tapi g tau surahnya

Peneliti: bisa sebutkan ayatnya dan terjemahnya

Jawaban Responden: “ g bisa”kan bukan penghafal

Page 135: Pemahaman Pengajar Majelis Taklim tentang Amar Ma’rûf Nahî ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 6. Para pengajar majelis taklim di Desa Tamansari, yang

Peniliti: Apa pendapat pemahaman anda mengenai ayat ini?Jawaban Responden: “harus berdakwahPenliti: Apakah contoh –contoh amar ma’ruf nahi munkar yang anda ketahui?

Jawaban Responden: contohnya “ya harus menegakan perbuatan yang baik-baik”

Peniliti:Bagaimana anda menerapkan amar makruf nahi munkar kepada jama’ah ?

Jawaban Responden: “menerapkan sesaui dengan kaidah-kaidah baru kita bisa mendakwahkanya”

Peniliti: Bentuk-bentuk amar ma’ruf nahi munkar apa sajakah yang anda terapkan kepada jama’ah dan masyarakat?

Jawaban Responden: bentuknya kita selalu memberi contoh suri tauladan yg baik bagi para jamaah dan melakukansikap yang baik.

Peniliti: Apakah amar ma’ruf nahi munkar bisa dijadikan sebagai media dalam dakwah kenapa dan alasanya?

Jawaban Responden:” bisa, karena amar ma’ruf merupakan sebagian dari penegakan penegakan hukum”

Peniliti: Bagaimana konsep yang anda terapkan untuk beramar ma’ruf nahi munkar ?

Jawaban Responden: “ya mengajak orang lain agar berbuat baik”

Peneliti: maksudnya apakah ada tingkat-tingkatanya gitu misalnya di mulai dari mana dulu..

Jawaban Responden: “diri sendiri, keluarga baru di dakwahkan, jangan berdakwah dulu kalu diri senidir belumbener masih nyindir-nyindir jangan jadi seorang pengajar kalu kaya gitu”

Peniliti: bagaimana anda mendapatkan informasi yang anda miliki mengenai ceramah yang anda sampaikan ketikaberdakwah?

Jawaban Responden:” alhamdulilah punya ilmu dari pesanten dikit-dikit juga kebetulan saya jg kan d dipercayamenjadi pengajar jadi saya terapkan.”

Peniliti Dari mana anda mendapatkan ilmu yang dimilikli refereensinya?

Jawaban Responden: “Dari kitab, sama dari ceramah-ceramah orang aja”

Page 136: Pemahaman Pengajar Majelis Taklim tentang Amar Ma’rûf Nahî ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 6. Para pengajar majelis taklim di Desa Tamansari, yang

Panduan Wawancara

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

FAKULTAS USHULUDDIN

PEMAHAMAN AMAR MA’RUF NAHI MUNKAR MENURUT PENGAJAR (USTADZ –USTADZAH DIDESA TAMANSARI KEC.RUMPIN KAB.BOGOR

TujuanPenelitian skiripsi ini bertujuan untuk mencapai kepada pemahaman dan pengetahuan pengajar,pertama pengetahuan pengajar tentang amar ma’ruf nahi munkar kedua pemahaman pengajarmengenai ayat yang menganjurkan amar ma’ruf nahi munkar.

Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut dengan sejujurnya sesaui dengan pengetahuan dan pemahananda.

A. IDENTITAS RESPONDEN

1. NAMA: Ustdazah Mh

2. UMUR: 76 Tahun

3. JENIS KELAMIN: Perempuan

4. PENDIDIKAN TERAKHIR: Pesantren

5. NAMA MAJELIS TA’LIM: Darussalam

6. KAJIAN YANG di Kaji: Pengajar Pembaca yasinan di Desa Tamansari

7. Waktu dan Hari Pelaksanaan: Sabtu, Pukul 04.00 Sore- setegah 5sore

Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut dengan sejujurnya sesaui dengan pengetahuan dan pemahan anda.

A. Pertanyaan wawancara:

1. apa pengertian amar ma’ruf nahi Munkar?

Jawaban: “perbuatan baik dan buruk”

2. jelaskan apa alasan anda mengungkapkan bahwa amar ma’ruf sebagai hal tersebu?

Jawaban: “segala perbuataan yang baik aja”

3. Apakah dalil al-Qur’an yang menganjurkan untuk ber amar makruf nahi munkar? Jika ada surah dan ayatberapakah?

Jawaban: “hanya tersenyum, dan berkata “saya hanya mengajarkan yasin aja"

4. Apakah ayat ini mengenai amar ma’ruf nahi munkar?

Page 137: Pemahaman Pengajar Majelis Taklim tentang Amar Ma’rûf Nahî ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 6. Para pengajar majelis taklim di Desa Tamansari, yang

ئك ة یدعون إلى ٱلخیر ویأمرون بٱلمعروف وینھون عن ٱلمنكر وأول نكم أم ھم ٱلمفلحون ولتكن م

Jawaban: “ ga tau ya, saya ga ngafalin

Penulis: tapi ibu surah yasin hafal kan?

Jawaban: ia dikit aja tapi

Penulis tapi faham tidak buk tujuan membecaa dan mengajarkan surah yasin?

Jawaban:biar orang-orang pada baca

Surat apa dan ayat berapakah ini?

Jawaban: tidak tahu ya,

Apa pendapat pemahaman anda mengenai Terjemahan ayat ini?dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yangma'ruf dan mencegah dari yang munkar merekalah orang-orang yang beruntung.(Ali-Imran 104)

Jawaban: engga tahu deh,

Ayat dan surat apakah ini?Jawaban: g tau jg

دلھم بٱلتي ھي أحسن إن ربك ھ و أعلم بمن ضل عن سبیلھۦ وھو أعلم ٱدع إلى سبیل ربك بٱلحكمة وٱلموعظة ٱلحسنة وج١٢٥بٱلمھتدین

iArtinya:

Ajaklah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah kebijaksanaan danpelajaran yang baik serta berdebatlah dengan mereka dengan cara yang baik. SesungguhnyaTuhanmu adalah yang lebih baik mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan petunjuk-Nya dan dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk (Q.S An-Nahl125)(

Apakah anda mengetahui terjemahan ayat ini:Jawaban:engga juga

5. Apakah contoh –contoh amar ma’ruf nahi munkar yang anda ketahui?

Jawaban: contohnya “ya harus berbuat yang baik-baik”

6. Bagaimana anda menerapkan amar makruf nahi munkar kepada jama’ah ?

Jawaban: ya terapin aja semampunya kita sebisanya kita aja

7. Bentuk-bentuk amar ma’ruf nahi munkar apa sajakah yang anda terapkan kepada jama’ah dan masyarakat?

Jawaban: bentuknya ya saya ngajarin Qur’an sama mayarakat itukan bentuk yak.

Penulis: selain dari pada itu ?

Ya ngelakuin yang baik-baik aja

Page 138: Pemahaman Pengajar Majelis Taklim tentang Amar Ma’rûf Nahî ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 6. Para pengajar majelis taklim di Desa Tamansari, yang

Penulis: ngelakuin yang baik itu seperti apa? Dan berikan contohnnya? Tadi ibu bilang berbuat yang baikaja contoh nya seperti apa?

Jawaban: contohnya dalam hidup ngelakuin yang baik-baik aja kaya saya mengajarkan kepada masyrakatdan nagsih tau ke masyarakat suruh ngaji kaya gitu intinya.

8. Apakah amar ma’ruf nahi munkar bisa dijadikan sebagai media dalam dakwah kenapa dan alasanya?

Jawaban: bisa asalakan jangan bersikap salinng iri aja kalau mau ceramah mah

Bagaimana konsep yang anda terapkan untuk beramar ma’ruf nahi munkar ?

Jawaban: ga ada

Penulis: baik pak, maksudnya apakah ada tingkat-tingkatanya gitu misalnya di mulai dari mana dulu..

Jawaban: oh g ada

9. bagaimana anda mendapatkan informasi yang anda miliki mengenai ceramah yang anda sampaikan ketikaberdakwah?

Jawaban: alhamdulilah punya ilmu ngajarin baca yasin ya dikit-dikit juga kebetulan saya jg kan d suruhsama masyarkat yak untuk ngajarin yasin jadi ya udah.

Penulis: ibu bisa baca yasiin belajar dari mana?

Jawaban:dulu waktu SD mah ya walaupun g mondok ya sekolah madrasah belajar dari situ aja

10. apa alasan anda memilih media tersebut?

Jawaban? Ya walaupun ngaji dikit-dikit jg harus sama gurunya yak

Penulis: Apakah bisa yakin atau akurat itu infonya

Jawaban? Bisa.

Page 139: Pemahaman Pengajar Majelis Taklim tentang Amar Ma’rûf Nahî ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 6. Para pengajar majelis taklim di Desa Tamansari, yang

Panduan Wawancara

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

FAKULTAS USHULUDDIN

PEMAHAMAN AMAR MA’RUF NAHI MUNKAR MENURUT PENGAJAR (USTADZ –USTADZAH DIDESA TAMANSARI KEC.RUMPIN KAB.BOGOR

TujuanPenelitian skiripsi ini bertujuan untuk mencapai kepada pemahaman dan pengetahuan pengajar,pertama pengetahuan pengajar tentang amar ma’ruf nahi munkar kedua pemahaman pengajarmengenai ayat yang menganjurkan amar ma’ruf nahi munkar.

Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut dengan sejujurnya sesaui dengan pengetahuan dan pemahananda.

IDENTITAS RESPONDEN

1. NAMA: Ustdaz Mm

2. UMUR: 50 Tahun

3. JENIS KELAMIN: Perempuan

4. PENDIDIKAN TERAKHIR: SD dan Pesantren

5. NAMA MAJELIS TA’LIM: Asyafiiyah

6. KAJIAN YANG di Kaji: mengaji yasinan kepada jamaah

7. Waktu dan Hari Pelaksanaan: Jumat, Pukul 08-00 pagi -11 siang

Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut dengan sejujurnya sesaui dengan pengetahuan dan pemahan anda.

Pertanyaan wawancara:

Peneliti :Apa pengertian amar ma’ruf nahi Munkar?

Jawaban Responden: “berbuat baik.”Peneliti :jelaskan apa alasan anda mengungkapkan bahwa amar ma’ruf sebagai hal tersebu?

Jawaban Responden: “ menegakan kebenaran”

Peniliti: Apakah dalil al-Qur’an yang menganjurkan untuk ber amar makruf nahi munkar? Jika ada surah dan ayatberapakah?

Jawaban Responden: ‘’ada’’ tapi g tau surahnya

Peneliti: bisa sebutkan ayatnya dan terjemahnya

Jawaban Responden: “ g bisa”kan bukan penghafal

Page 140: Pemahaman Pengajar Majelis Taklim tentang Amar Ma’rûf Nahî ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 6. Para pengajar majelis taklim di Desa Tamansari, yang

Peniliti: Apa pendapat pemahaman anda mengenai ayat ini?Jawaban Responden: “harus berdakwah dan surat ali-imran110 bahwasanya seseorang yang beruntung diakhiratkelak karena telah mendakwahkan ilmunya.”Penliti: Apakah contoh –contoh amar ma’ruf nahi munkar yang anda ketahui?

Jawaban Responden: contohnya “ya harus menegakan perbuatan yang baik-baik”

Peniliti:Bagaimana anda menerapkan amar makruf nahi munkar kepada jama’ah ?

Jawaban Responden: “menerapkan sesaui dengan kaidah-kaidah baru kita bisa mendakwahkanya”

Peniliti: Bentuk-bentuk amar ma’ruf nahi munkar apa sajakah yang anda terapkan kepada jama’ah dan masyarakat?

Jawaban Responden: bentuknya kita selalu memberi contoh suri tauladan yg baik bagi para jamaah dan melakukansikap yang baik.

Peniliti: Apakah amar ma’ruf nahi munkar bisa dijadikan sebagai media dalam dakwah kenapa dan alasanya?

Jawaban Responden:” bisa, karena amar ma’ruf merupakan sebagian dari penegakan penegakan hukum”

Peniliti: Bagaimana konsep yang anda terapkan untuk beramar ma’ruf nahi munkar ?

Jawaban Responden: “ya mengajak orang lain agar berbuat baik”

Peneliti: maksudnya apakah ada tingkat-tingkatanya gitu misalnya di mulai dari mana dulu..

Jawaban Responden: “diri sendiri, keluarga baru di dakwahkan

Peniliti: bagaimana anda mendapatkan informasi yang anda miliki mengenai ceramah yang anda sampaikan ketikaberdakwah?

Jawaban Responden:” alhamdulilah punya ilmu dari pesanten dikit-dikit juga kebetulan saya jg kan d dipercayamenjadi pengajar jadi saya terapkan.”

Peniliti Dari mana anda mendapatkan ilmu yang dimilikli refereensinya?

Jawaban Responden: “Dari kitab, sama dari ceramah-ceramah orang aja”

Page 141: Pemahaman Pengajar Majelis Taklim tentang Amar Ma’rûf Nahî ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 6. Para pengajar majelis taklim di Desa Tamansari, yang

Panduan Wawancara

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

FAKULTAS USHULUDDIN

PEMAHAMAN AMAR MA’RUF NAHI MUNKAR MENURUT PENGAJAR (USTADZ –USTADZAH DIDESA TAMANSARI KEC.RUMPIN KAB.BOGOR

TujuanPenelitian skiripsi ini bertujuan untuk mencapai kepada pemahaman dan pengetahuan pengajar,pertama pengetahuan pengajar tentang amar ma’ruf nahi munkar kedua pemahaman pengajarmengenai ayat yang menganjurkan amar ma’ruf nahi munkar.

Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut dengan sejujurnya sesaui dengan pengetahuan dan pemahananda.

A. IDENTITAS RESPONDEN

1. NAMA: Ustdaz ah Nh

2. UMUR: 52 Tahun

3. JENIS KELAMIN: Perempuan

4. PENDIDIKAN TERAKHIR: SD dan Pesantren

5. NAMA MAJELIS TA’LIM: Madinatunnajah

6. KAJIAN YANG di Kaji: pengajar baca kitab kuning Uqudulujein dan memberikan tausiyah kepadajamaah di Desa Tamansari

7. Waktu dan Hari Pelaksanaan: Rabu , Pukul 09-00 pagi -11 siang

Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut dengan sejujurnya sesaui dengan pengetahuan dan pemahan anda.

Pertanyaan wawancara:

Peniliti:Apa pengertian amar ma’ruf nahi Munkar?

Jawaban Responden: “berbuat baik dan buruk’’Peniliti:jelaskan apa alasan anda mengungkapkan bahwa amar ma’ruf sebagai hal tersebu?

Jawaban Responden: “ kalimat perbuatan beramar ma’ruf nahi munkar”

Peniliti:Apakah dalil al-Qur’an yang menganjurkan untuk ber amar makruf nahi munkar? Jika ada surah dan ayatberapakah?

Jawaban Responden: ‘’ada’’ surah Ali-imran 104

Peneliti: bisa sebutkan ayatnya

Page 142: Pemahaman Pengajar Majelis Taklim tentang Amar Ma’rûf Nahî ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 6. Para pengajar majelis taklim di Desa Tamansari, yang

Jawaban Responden: “ g bisa”kan bukan penghafal

Surat apa dan ayat berapakah ini?Peneliti:

Jawaban Responden: Ali-imran 104

Peniliti: Apa pendapat pemahaman anda mengenai Terjemahan ayat ini?Jawaban Responden: Surah Āli-imrān 104 itu berisi tentang Mendakwahkan kepada orang lain, dakwah merupakan

bendera para Nabi-nabi terdahulu terhadap orang-orang shaleh. Jalan dakwah adalah jalan yang dilewati para Nabidalam mengembangkan amanah risalah yang wajib disampaikan kepada ummat. Allah SWT berfirman:

“jalan agamaku, aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada Allah denganhujjah yang nyata Maha suci Allah, dan tiada termasuk orang-orang musyrik.” (Pengajar tidakmenyebutkan ayat dan nama surat terta ayat keberapa ).

Sebagaimana Nabi SAW, menyampaikan risalah Allah turunkanlah beliau kepada beliau, beliaujuga memerintahkan umatnya menyampaiknanya apa yang mereka terima darinya walaupun hanyasatu ayat seperti sabdanya:

Sampaikanlah dariku walau hanya satu ayat (pengajar tidak menyebutkan teks hadis dan hadisriwayatnya).

“Maksudnya adalah walau hanya satu ayat, hendaknya setiap orang yang mendengarnya bersegeramenyampaikan ilmu yang dia terima walaupun sedikit, agar semua ilmu yang datang dari Nabi SAWterus bersambung. Jika satu ayat tersebut bisa menjadi manfaat bagi orang lain maka itu lebih berharga dibandingkan dengan dunia dan seisinya.”

Peniliti: Apakah contoh –contoh amar ma’ruf nahi munkar yang anda ketahui?

Jawaban Responden: contohnya “ya harus menegakan perbuatan yang baik-baik”

Peniliti:Bagaimana anda menerapkan amar makruf nahi munkar kepada jama’ah ?

Jawaban Responden: “menerapkan sesaui dengan kaidah-kaidah yang telah diterapkan oleh syariat contohnyamelakukan perbuatan yang baik dulu terhadap diri sendiri setelah sama keluarga baru kita bisa mendakwahkanya”

Peniliti: Bentuk-bentuk amar ma’ruf nahi munkar apa sajakah yang anda terapkan kepada jama’ah dan masyarakat?

Jawaban Responden: bentuknya kita selalu memberi contoh suri auladan yg baik bagi para jamaah dan melakukansikap yang baik.

Peniliti: Apakah amar ma’ruf nahi munkar bisa dijadikan sebagai media dalam dakwah kenapa dan alasanya?

JawabanResponden:” bisa, karena amar ma’ruf merupakan sebagian dari penegakan penegakan hukum yitu denganmendakwahkanya”

Peniliti: Bagaimana konsep yang anda terapkan untuk beramar ma’ruf nahi munkar ?

Jawaban Responden: “ya mengajak orang lain agar berbuat baik”

Peniliti: baik pak, maksudnya apakah ada tingkat-tingkatanya gitu misalnya di mulai dari mana dulu..

Jawaban Responden: “diri sendiri, keluarga, baru deh orang lain”

Peniliti: bagaimana anda mendapatkan informasi yang anda miliki mengenai ceramah yang anda sampaikan ketikaberdakwah?

Page 143: Pemahaman Pengajar Majelis Taklim tentang Amar Ma’rûf Nahî ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 6. Para pengajar majelis taklim di Desa Tamansari, yang

Jawaban Responden:” alhamdulilah punya ilmu dari pesanten dikit-dikit juga kebetulan saya jg kan d dipercayamenjadi pengajar jadi saya terapkan.”

Peniliti Dari mana anda mendapatkan ilmu yang dimilikli refereensinya?

Jawaban Responden: Dari kitab, sama dari ceramah-ceramah di youtube aja”

Page 144: Pemahaman Pengajar Majelis Taklim tentang Amar Ma’rûf Nahî ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 6. Para pengajar majelis taklim di Desa Tamansari, yang

Panduan Wawancara

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

FAKULTAS USHULUDDIN

PEMAHAMAN AMAR MA’RUF NAHI MUNKAR MENURUT PENGAJAR (USTADZ –USTADZAH DIDESA TAMANSARI KEC.RUMPIN KAB.BOGOR

TujuanPenelitian skiripsi ini bertujuan untuk mencapai kepada pemahaman dan pengetahuan pengajar,pertama pengetahuan pengajar tentang amar ma’ruf nahi munkar kedua pemahaman pengajarmengenai ayat yang menganjurkan amar ma’ruf nahi munkar.

Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut dengan sejujurnya sesaui dengan pengetahuan dan pemahananda.

IDENTITAS RESPONDEN

1. NAMA: Ustdaz ah Ns

2. UMUR: 40 Tahun

3. JENIS KELAMIN: Perempuan

4. PENDIDIKAN TERAKHIR: SMA dan Pesantren

5. NAMA MAJELIS TA’LIM: Madinatunnajah

6. KAJIAN YANG di Kaji: mengaji yasinan kepada jamaah

7. Waktu dan Hari Pelaksanaan: Rabu , Pukul 08-00 pagi -11 siang

Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut dengan sejujurnya sesaui dengan pengetahuan dan pemahan anda.

Pertanyaan wawancara:

Peneliti :Apa pengertian amar ma’ruf nahi Munkar?

Jawaban Responden: “berbuat baik.”Peneliti :jelaskan apa alasan anda mengungkapkan bahwa amar ma’ruf sebagai hal tersebu?

Jawaban Responden: “ menegakan kebenaran”

Peniliti: Apakah dalil al-Qur’an yang menganjurkan untuk ber amar makruf nahi munkar? Jika ada surah dan ayatberapakah?

Jawaban Responden: ‘’ada’’ tapi g tau surahnya

Peneliti: bisa sebutkan ayatnya dan terjemahnya

Jawaban Responden: “ g bisa”kan bukan penghafal

Page 145: Pemahaman Pengajar Majelis Taklim tentang Amar Ma’rûf Nahî ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 6. Para pengajar majelis taklim di Desa Tamansari, yang

Peniliti: Apa pendapat pemahaman anda mengenai ayat ini?Jawaban Responden: surah Āli-Imrān 104 menerangkan tentang “berdakwah kewajiban menegakan amar ma’rufnahi mûnkar.”Penliti: Apakah contoh –contoh amar ma’ruf nahi munkar yang anda ketahui?

Jawaban Responden: contohnya “ya harus menegakan perbuatan yang baik-baik”

Peniliti:Bagaimana anda menerapkan amar makruf nahi munkar kepada jama’ah ?

Jawaban Responden: “menerapkan sesaui dengan kaidah-kaidah baru kita bisa mendakwahkanya”

Peniliti: Bentuk-bentuk amar ma’ruf nahi munkar apa sajakah yang anda terapkan kepada jama’ah dan masyarakat?

Jawaban Responden: bentuknya kita selalu memberi contoh suri tauladan yg baik bagi para jamaah dan melakukansikap yang baik.

Peniliti: Apakah amar ma’ruf nahi munkar bisa dijadikan sebagai media dalam dakwah kenapa dan alasanya?

Jawaban Responden:” bisa, karena amar ma’ruf merupakan sebagian dari penegakan penegakan hukum”

Peniliti: Bagaimana konsep yang anda terapkan untuk beramar ma’ruf nahi munkar ?

Jawaban Responden: “ya mengajak orang lain agar berbuat baik”

Peneliti: maksudnya apakah ada tingkat-tingkatanya gitu misalnya di mulai dari mana dulu..

Jawaban Responden: “diri sendiri,”

Peniliti: bagaimana anda mendapatkan informasi yang anda miliki mengenai ceramah yang anda sampaikan ketikaberdakwah?

Jawaban Responden:” alhamdulilah punya ilmu dari pesanten dikit-dikit juga kebetulan saya jg kan d dipercayamenjadi pengajar jadi saya terapkan.”

Peniliti Dari mana anda mendapatkan ilmu yang dimilikli refereensinya?

Jawaban Responden: “Dari kitab, sama dari ceramah-ceramah orang aja”

Page 146: Pemahaman Pengajar Majelis Taklim tentang Amar Ma’rûf Nahî ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 6. Para pengajar majelis taklim di Desa Tamansari, yang

Panduan Wawancara

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

FAKULTAS USHULUDDIN

PEMAHAMAN AMAR MA’RUF NAHI MUNKAR MENURUT PENGAJAR (USTADZ –USTADZAH DIDESA TAMANSARI KEC.RUMPIN KAB.BOGOR

TujuanPenelitian skiripsi ini bertujuan untuk mencapai kepada pemahaman dan pengetahuan pengajar,pertama pengetahuan pengajar tentang amar ma’ruf nahi munkar kedua pemahaman pengajarmengenai ayat yang menganjurkan amar ma’ruf nahi munkar.

Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut dengan sejujurnya sesaui dengan pengetahuan dan pemahananda.

IDENTITAS RESPONDEN

1. NAMA: Ustdaz ah Pu

2. UMUR: 36 Tahun

3. JENIS KELAMIN: Perempuan

4. PENDIDIKAN TERAKHIR: SD dan Pesantren

5. NAMA MAJELIS TA’LIM: Assurur

6. KAJIAN YANG di Kaji: memberikan tausiyah kepada jamaah di Desa Tamansari

7. Waktu dan Hari Pelaksanaan: Rabu , Pukul 08-00 pagi -11 siang

Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut dengan sejujurnya sesaui dengan pengetahuan dan pemahan anda.

Pertanyaan wawancara:

Peneliti :Apa pengertian amar ma’ruf nahi Munkar?

Jawaban Responden: “amar artinya menyuruh manusia melakukan kebaikan dan mencegah dari kemungkaran.Jadi amar ini kaliamat perintah, yaitu perintah untuk manusia untuk melakukan kebaikan dengan menyuruhberbuat baik.”Peneliti :jelaskan apa alasan anda mengungkapkan bahwa amar ma’ruf sebagai hal tersebu?

Jawaban Responden: “ kalimat perintah untuk menegakan amar ma’ruf nahi munkar”

Peniliti: Apakah dalil al-Qur’an yang menganjurkan untuk ber amar makruf nahi munkar? Jika ada surah dan ayatberapakah?

Jawaban Responden: ‘’ada’’ surah Ali-imran 104

Page 147: Pemahaman Pengajar Majelis Taklim tentang Amar Ma’rûf Nahî ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 6. Para pengajar majelis taklim di Desa Tamansari, yang

Peneliti: bisa sebutkan ayatnya dan terjemahnya

Jawaban Responden: “ g bisa”kan bukan penghafal

Peniliti: Apa pendapat pemahaman anda mengenai ayat ini?Jawaban Responden: surah Āli-Imrān 104 menerangkan tentang “berdakwah kewajiban menegakan amar ma’rufnahi mûnkar harus dilakukan karena jika tidak dilakukan maka siapa kedepannya yang akan meneruskan generasiislam seterusnya intinya kita sebagai umat Islam harus menegakan dakwah ditengah-tengah masyarakat selagi kitamampu dan sering berintropeksi diri dan bermunasabah.”Penliti: Apakah contoh –contoh amar ma’ruf nahi munkar yang anda ketahui?

Jawaban Responden: contohnya “ya harus menegakan perbuatan yang baik-baik”

Peniliti:Bagaimana anda menerapkan amar makruf nahi munkar kepada jama’ah ?

Jawaban Responden: “menerapkan sesaui dengan kaidah-kaidah yang telah diterapkan oleh syariat contohnyamelakukan perbuatan yang baik dulu terhadap diri sendiri setelah sama keluarga baru kita bisa mendakwahkanya”

Peniliti: Bentuk-bentuk amar ma’ruf nahi munkar apa sajakah yang anda terapkan kepada jama’ah dan masyarakat?

Jawaban Responden: bentuknya kita selalu memberi contoh suri auladan yg baik bagi para jamaah dan melakukansikap yang baik.

Peniliti: Apakah amar ma’ruf nahi munkar bisa dijadikan sebagai media dalam dakwah kenapa dan alasanya?

Jawaban Responden:” bisa, karena amar ma’ruf merupakan sebagian dari penegakan penegakan hukum”

Peniliti: Bagaimana konsep yang anda terapkan untuk beramar ma’ruf nahi munkar ?

Jawaban Responden: “ya mengajak orang lain agar berbuat baik”

Peneliti: maksudnya apakah ada tingkat-tingkatanya gitu misalnya di mulai dari mana dulu..

Jawaban Responden: “diri sendiri, keluarga, baru deh orang lain”

Peniliti: bagaimana anda mendapatkan informasi yang anda miliki mengenai ceramah yang anda sampaikan ketikaberdakwah?

Jawaban Responden:” alhamdulilah punya ilmu dari pesanten dikit-dikit juga kebetulan saya jg kan d dipercayamenjadi pengajar jadi saya terapkan.”

Peniliti Dari mana anda mendapatkan ilmu yang dimilikli refereensinya?

Jawaban Responden: “Dari kitab, sama dari ceramah-ceramah orang aja”

Page 148: Pemahaman Pengajar Majelis Taklim tentang Amar Ma’rûf Nahî ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 6. Para pengajar majelis taklim di Desa Tamansari, yang

Panduan Wawancara

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

FAKULTAS USHULUDDIN

PEMAHAMAN AMAR MA’RUF NAHI MUNKAR MENURUT PENGAJAR (USTADZ –USTADZAH DIDESA TAMANSARI KEC.RUMPIN KAB.BOGOR

TujuanPenelitian skiripsi ini bertujuan untuk mencapai kepada pemahaman dan pengetahuan pengajar,pertama pengetahuan pengajar tentang amar ma’ruf nahi munkar kedua pemahaman pengajarmengenai ayat yang menganjurkan amar ma’ruf nahi munkar.

Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut dengan sejujurnya sesaui dengan pengetahuan dan pemahananda.

A. IDENTITAS RESPONDEN

1. NAMA: Ustdazah Qh

2. UMUR: 58Tahun

3. JENIS KELAMIN: Perempuan

4. PENDIDIKAN TERAKHIR: Pesantren

5. NAMA MAJELIS TA’LIM: Assurur

6. KAJIAN YANG di Kaji: Pengajar Pembaca yasinan di Desa Tamansari

7. Waktu dan Hari Pelaksanaan: Rabu, Pukul 08.00 Sore- setegah 5sore

Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut dengan sejujurnya sesaui dengan pengetahuan dan pemahan anda.

A. Pertanyaan wawancara:

1. apa pengertian amar ma’ruf nahi Munkar?

Jawaban: “perbuatan baik dan buruk”

2. jelaskan apa alasan anda mengungkapkan bahwa amar ma’ruf sebagai hal tersebu?

Jawaban: “segala perbuataan yang baik aja”

3. Apakah dalil al-Qur’an yang menganjurkan untuk ber amar makruf nahi munkar? Jika ada surah dan ayatberapakah?

Jawaban: “hanya tersenyum, dan berkata “saya hanya mengajarkan yasin aja"

4. Apakah ayat ini mengenai amar ma’ruf nahi munkar?

Page 149: Pemahaman Pengajar Majelis Taklim tentang Amar Ma’rûf Nahî ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 6. Para pengajar majelis taklim di Desa Tamansari, yang

ئك ة یدعون إلى ٱلخیر ویأمرون بٱلمعروف وینھون عن ٱلمنكر وأول نكم أم ھم ٱلمفلحون ولتكن م

Jawaban: “ ga tau ya, saya ga ngafalin

Penulis: tapi ibu surah yasin hafal kan?

Jawaban: ia dikit aja tapi

Penulis tapi faham tidak buk tujuan membecaa dan mengajarkan surah yasin?

Jawaban:biar orang-orang pada baca

Surat apa dan ayat berapakah ini?

Jawaban: tidak tahu ya,

Apa pendapat pemahaman anda mengenai Terjemahan ayat ini?dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yangma'ruf dan mencegah dari yang munkar merekalah orang-orang yang beruntung.(Ali-Imran 104)

Jawaban: engga tahu deh,

Ayat dan surat apakah ini?Jawaban: g tau jg

دلھم بٱلتي ھي أحسن إن ربك ھ و أعلم بمن ضل عن سبیلھۦ وھو أعلم ٱدع إلى سبیل ربك بٱلحكمة وٱلموعظة ٱلحسنة وج١٢٥بٱلمھتدین

iArtinya:

Ajaklah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah kebijaksanaan danpelajaran yang baik serta berdebatlah dengan mereka dengan cara yang baik. SesungguhnyaTuhanmu adalah yang lebih baik mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan petunjuk-Nya dan dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk (Q.S An-Nahl125)(

Apakah anda mengetahui terjemahan ayat ini:Jawaban:engga juga

5. Apakah contoh –contoh amar ma’ruf nahi munkar yang anda ketahui?

Jawaban: contohnya “ya harus berbuat yang baik-baik”

6. Bagaimana anda menerapkan amar makruf nahi munkar kepada jama’ah ?

Jawaban: ya terapin aja semampunya kita sebisanya kita aja

7. Bentuk-bentuk amar ma’ruf nahi munkar apa sajakah yang anda terapkan kepada jama’ah dan masyarakat?

Jawaban: bentuknya ya saya ngajarin Qur’an sama mayarakat itukan bentuk yak.

Penulis: selain dari pada itu ?

Ya ngelakuin yang baik-baik aja

Page 150: Pemahaman Pengajar Majelis Taklim tentang Amar Ma’rûf Nahî ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 6. Para pengajar majelis taklim di Desa Tamansari, yang

Penulis: ngelakuin yang baik itu seperti apa? Dan berikan contohnnya? Tadi ibu bilang berbuat yang baikaja contoh nya seperti apa?

Jawaban: contohnya dalam hidup ngelakuin yang baik-baik aja kaya saya mengajarkan kepada masyrakatdan nagsih tau ke masyarakat suruh ngaji kaya gitu intinya.

8. Apakah amar ma’ruf nahi munkar bisa dijadikan sebagai media dalam dakwah kenapa dan alasanya?

Jawaban: bisa asalakan jangan bersikap salinng iri aja kalau mau ceramah mah

Bagaimana konsep yang anda terapkan untuk beramar ma’ruf nahi munkar ?

Jawaban: ga ada

Penulis: baik pak, maksudnya apakah ada tingkat-tingkatanya gitu misalnya di mulai dari mana dulu..

Jawaban: oh g ada

9. bagaimana anda mendapatkan informasi yang anda miliki mengenai ceramah yang anda sampaikan ketikaberdakwah?

Jawaban: alhamdulilah punya ilmu ngajarin baca yasin ya dikit-dikit juga kebetulan saya jg kan d suruhsama masyarkat yak untuk ngajarin yasin jadi ya udah.

Penulis: ibu bisa baca yasiin belajar dari mana?

Jawaban:dulu waktu SD mah ya walaupun g mondok ya sekolah madrasah belajar dari situ aja

10. apa alasan anda memilih media tersebut?

Jawaban? Ya walaupun ngaji dikit-dikit jg harus sama gurunya yak

Penulis: Apakah bisa yakin atau akurat itu infonya

Jawaban? Bisa.

Page 151: Pemahaman Pengajar Majelis Taklim tentang Amar Ma’rûf Nahî ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 6. Para pengajar majelis taklim di Desa Tamansari, yang

Panduan Wawancara

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

FAKULTAS USHULUDDIN

PEMAHAMAN AMAR MA’RUF NAHI MUNKAR MENURUT PENGAJAR (USTADZ –USTADZAH DIDESA TAMANSARI KEC.RUMPIN KAB.BOGOR

TujuanPenelitian skiripsi ini bertujuan untuk mencapai kepada pemahaman dan pengetahuan pengajar,pertama pengetahuan pengajar tentang amar ma’ruf nahi munkar kedua pemahaman pengajarmengenai ayat yang menganjurkan amar ma’ruf nahi munkar.

Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut dengan sejujurnya sesaui dengan pengetahuan dan pemahananda.

IDENTITAS RESPONDEN

1. NAMA: Ustdaz ah umi Yh

2. UMUR: 65 Tahun

3. JENIS KELAMIN: Perempuan

4. PENDIDIKAN TERAKHIR: SD dan Pesantren

5. NAMA MAJELIS TA’LIM: Asyafiiyah

6. KAJIAN YANG di Kaji: pembaca kitab safinatunnajah

7. Waktu dan Hari Pelaksanaan: Jumat, Pukul 08-00 pagi -11 siang

Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut dengan sejujurnya sesaui dengan pengetahuan dan pemahan anda.

Pertanyaan wawancara:

Peneliti :Apa pengertian amar ma’ruf nahi Munkar?

Jawaban Responden: “berbuat baik.”Peneliti :jelaskan apa alasan anda mengungkapkan bahwa amar ma’ruf sebagai hal tersebu?

Jawaban Responden: “ menegakan kebenaran”

Peniliti: Apakah dalil al-Qur’an yang menganjurkan untuk ber amar makruf nahi munkar? Jika ada surah dan ayatberapakah?

Jawaban Responden: ‘’ada’’ tapi g tau surahnya

Peneliti: bisa sebutkan ayatnya dan terjemahnya

Jawaban Responden: “ g bisa”kan bukan penghafal

Page 152: Pemahaman Pengajar Majelis Taklim tentang Amar Ma’rûf Nahî ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 6. Para pengajar majelis taklim di Desa Tamansari, yang

Peniliti: Apa pendapat pemahaman anda mengenai ayat ini?Jawaban Responden: “harus berdakwahPenliti: Apakah contoh –contoh amar ma’ruf nahi munkar yang anda ketahui?

Jawaban Responden: contohnya “ya harus menegakan perbuatan yang baik-baik”

Peniliti:Bagaimana anda menerapkan amar makruf nahi munkar kepada jama’ah ?

Jawaban Responden: “menerapkan sesaui dengan kaidah-kaidah baru kita bisa mendakwahkanya”

Peniliti: Bentuk-bentuk amar ma’ruf nahi munkar apa sajakah yang anda terapkan kepada jama’ah dan masyarakat?

Jawaban Responden: bentuknya kita selalu memberi contoh suri tauladan yg baik bagi para jamaah dan melakukansikap yang baik.

Peniliti: Apakah amar ma’ruf nahi munkar bisa dijadikan sebagai media dalam dakwah kenapa dan alasanya?

Jawaban Responden:” bisa, karena amar ma’ruf merupakan sebagian dari penegakan penegakan hukum”

Peniliti: Bagaimana konsep yang anda terapkan untuk beramar ma’ruf nahi munkar ?

Jawaban Responden: “ya mengajak orang lain agar berbuat baik”

Peneliti: maksudnya apakah ada tingkat-tingkatanya gitu misalnya di mulai dari mana dulu..

Jawaban Responden: “diri sendiri, keluarga baru di dakwahkan, jangan berdakwah dulu kalu diri senidir belumbener masih nyindir-nyindir jangan jadi seorang pengajar kalu kaya gitu”

Peniliti: bagaimana anda mendapatkan informasi yang anda miliki mengenai ceramah yang anda sampaikan ketikaberdakwah?

Jawaban Responden:” alhamdulilah punya ilmu dari pesanten dikit-dikit juga kebetulan saya jg kan d dipercayamenjadi pengajar jadi saya terapkan.”

Peniliti Dari mana anda mendapatkan ilmu yang dimilikli refereensinya?

Jawaban Responden: “Dari kitab, sama dari ceramah-ceramah orang aja”

Page 153: Pemahaman Pengajar Majelis Taklim tentang Amar Ma’rûf Nahî ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 6. Para pengajar majelis taklim di Desa Tamansari, yang
Page 154: Pemahaman Pengajar Majelis Taklim tentang Amar Ma’rûf Nahî ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 6. Para pengajar majelis taklim di Desa Tamansari, yang