Pelvic inflamatory diseases

29
PEMICU Seorang wanita usia 35 tahun P2A0 datang ke Rumah sakit dengan keluhan nyeri perut bagian bawah disertai keputihan yang berbau dan demam. Apa yang dialami oleh wanita ini? MORE INFO Nyeri dirasakan terus menerus makin hari makin sakit selama 1 minggu ini. Selain itu juga mengeluh mual tapi tidak muntah . Haid terakhir 1 minggu lalu nyeri haid(-), belakangan ini haid lebih lama dari biasanya.gangguan BAK dan BAB tidak ada. Wanita ini adalah akseptor AKDR sudah 2 tahun ini tapi tidak pernah kontrol. Temperatur:39 0 C Pada pemeriksaaan palpasi abdomen kiri bawah teraba suatu benjolan yang sangat nyeri pada pemeriksaan dalam teraba massa kistik pada adneksa kiri dan teraba sangat nyeri. Pemeriksaan darah rutin dijumpai leukosit 15.000/mm 3 ,dengan hitung jenis sel leukosit:netrofil 80% UNFAMILIAR TERMS - MASALAH : Nyeri pada perut bawah disertai keputihan yang bau dan demam Nyeri yang dirasakan terus menerus makin hari makin sakit Leukositosis dan neutrofil meningkat Nyeri perut bawah Page 1

description

jkdfpvp;kojvgjicdcgcmkf

Transcript of Pelvic inflamatory diseases

PEMICUSeorang wanita usia 35 tahun P2A0 datang ke Rumah sakit dengan keluhan nyeri

perut bagian bawah disertai keputihan yang berbau dan demam. Apa yang dialami oleh wanita ini?

MORE INFO Nyeri dirasakan terus menerus makin hari makin sakit selama 1 minggu ini. Selain itu

juga mengeluh mual tapi tidak muntah . Haid terakhir 1 minggu lalu nyeri haid(-), belakangan ini haid lebih lama dari biasanya.gangguan BAK dan BAB tidak ada.

Wanita ini adalah akseptor AKDR sudah 2 tahun ini tapi tidak pernah kontrol. Temperatur:390C

Pada pemeriksaaan palpasi abdomen kiri bawah teraba suatu benjolan yang sangat nyeri pada pemeriksaan dalam teraba massa kistik pada adneksa kiri dan teraba sangat nyeri.

Pemeriksaan darah rutin dijumpai leukosit 15.000/mm3,dengan hitung jenis sel leukosit:netrofil 80%

UNFAMILIAR TERMS-

MASALAH :

Nyeri pada perut bawah disertai keputihan yang bau dan demamNyeri yang dirasakan terus menerus makin hari makin sakitLeukositosis dan neutrofil meningkat

Nyeri perut bawah Page 1

ANALISA MASALAH :

Infeksi M.O dan pemakaian AKDR

Peradangan

Pelepasan mediator kimia(sitokin dan PGE)

Terjadi peningkatan set point Dirangsang SSP

Demam Nyeri

Terjadinya infeksi peradangan infeksi berbagai bakteri leukosit leukositosisPemakaian AKDR dianggap tubuh sebagai benda asing masuk mikroorgagisme infeksi mikroorganisme peradangan keputihan

HIPOTESA:

PID(Pelvic inflamantory disease)

LEARNING ISSUE1. Anatomi uterus dan adneksa2. Histologi adneksa3. Patofisiologi nyeri, demam dan demam4. Differential diagnosa nyeri perut bagian bawah5. Pelvic Inflamationtory Disease(PID)/penyakit radang panggul

a. Defenisi b. Etiologi c. Faktor resikod. Klasifikasie. Gejala klinisf. Patogenesisg. Komplikasi dan prognosis

6. Penegakan diagnosis 7. Penatalaksanaan

Nyeri perut bawah Page 2

1.ANATOMI UTERUS DAN ADNEKSA

1. Ovarium Ukuran : 4 x 2 x 0,8 cm Berat : 2 – 3,5 gram Homolog dengan testis pada pria Pada ovarium didapati :

Facies Medialis : permukaan → Cavum Douglasi ditutupi Infundibulum Tubae & Mesosalpinx.

Facies Lateralis : permukaan → dinding panggul. Margo Liber : tepi cembung → belakang. Margo Mesovaricus : bertentangan dengan Margo Liber

melekat pada lembar belakang Ligamentum latum melalui Mesovarium.

Letak : pada Fossa Ovarica – waldeyeri dengan batas :

Nyeri perut bawah Page 3

Atas : A. IIiaca Externa Bawah : A. Uterina Belakang : A. Hypogastrica dan Ureter Depan : perlekatan Lig. Latum pada dinding Pelvis

Permukaan ovarium dilapisi : Epithel Germinativum Garis Farre – waldeyeri : garis peralihan Epithel germinativum → kedalam

Peritoneum (garis yang jelas) Alat Fixatie Ovarium

Ligamentum Ovarii Proprium → menghubungkan Ovarium dengan pertemuan Tuba Uterina dan Uterus.

Mesosalpinx : lig. Peritonuem – antara Ovarium dengan Tuba – Uterina .

Lig. Suspensorium Ovarii → kedalam Cranial menutupi Vasa Iliaca & berisi pembuluh Ovarium.

2. Tuba Uterina Fallopi Saluran penghubung Ovarium dengan Uterus. Letak : didalam tepi atas Ligamentum Latum Uteri Panjang : ± 10cm Terdiri dari 4 bagian :

Infundibulum Tubae Ampulla Tubae Isthmus Tubae Pars Interstitialis Tubae ( Pars uterinae Tubae)

3. Uterus Letak : antara Vesica Urinaria dengan Rectum Ukuran : 9 x 6 x 3 cm Berat : 30 – 40 gram (tidak hamil) Terbagi 4 dengan batas kurang jelas :

Fundus Uteri Corpus Uteri Cervix Uteri bagian yang menonjol ke Vagina disebut Portio

Vaginalis Cervicis / Portio. Isthmus Uteri

Dinding Uterus terdiri dari 3 lapisan : Endometrium Myometrium Perimetrium

Fixatie Uterus

Nyeri perut bawah Page 4

Alat penahan Uterus : Diaphragma Pelvis : Pars. Muscularis & Pars. Membranacea.

Alat penggantung Uterus : Lig. Cardinal (Mackenrodt) : dari batas Cervix – Corpus →ke

dinding Pelvis. Lig. Teres Uteri : dari sudut antara Uterus – Tuba →daerah

Inguinalis. Plica Recto Uterina : dari bagian bawah permukaan belakang

Uterus→dinding samping Rectum. Lig. Latum Uteri : 2 lembar yang menutupi ke 2 permukaan

dengan Peritoneum dari sisi Uterus →dinding &dasar Pelvis. Lig. Utero sacralis : dari Cervix → Sacrum.

Posisi Uterus Ante Flexio Retro Flexio Ante Versio Retro Versio

2.HISTOLOGI ADNEKSA

Nyeri perut bawah Page 5

1. OVARIUMOvarium merupakan struktur berbentuk buah kenari dengan panjang sekitar 3 cm,

lebar 1,5 cm, dan tebal 1 cm. permukaannya ditutupi oleh selapis gepeng atau selapis kuboid, yaitu epitel germinativum. Dibawah epitel germinativum terdapat selapis jaringan ikat padat, yakni tunika albuginea, yang menyebabkan warna ovarium menjadi keputihan. Dibawah tunika albuginea terdapat daerah korteks, yang terutama ditempati folikel ovarium dan oositnya. Folikel ini terbenam dalam jaringan atau stroma didaereah korteks. Stroma ini terdiri atas fibroblast berbentuk kumparan khas yang berespon dengan berbagai cara terhadap rangsangan hormone dari fobroblas organ lain. Bagain terdalam ovarium adalah daerah medulla, dengan anyaman vascular luas didalam jaringan ikat longgar tidak ada batas yang tegas antara daerah kortes dan medulla.

2. OVIDUKOviduk adalah 2 tabung berotot dengan mobilitas yang tinggi, dan masing-

masing sepanjang lebih kurang 12 cm. salah satu ujungnya, yaitu ifundibulum, terbuka kearah rongga peritoneum disamping ovarium dan memiliki tepi dengan juluran mirip jari-jari yang disebut fimbrae, ujung yang lain, yakni bagian intramural, menembus dinding uterus dan bermuara kebagian dalam organ ini.Dinding oviduk terdiri atas 3 lapisan: 1. Mukosa2. Lapisan otot tebal yang terdiri atas otot polos sebagai Lapisan sirkular atau spiral

didalam dan Lapisan longitudinal di luar3. Dan serosa yang terdiri atas peritoneum visceral.

Saat terjadi ovulasi, oviduk menimbulkan pergerakan aktif. Ujung tuba yang mirip corong (dengan banyak fimbriae) sangat mendekati permukaan ovarium. Hal ini memudahkan transport oosit yang diovulasi kedalam tuba. Dengan bantuan gerak peristaltic otot dan lecutan silia, oosit memasuki ofindibulum oviduk. Secret epitel tuba memiliki zat nutrisi dan bersifat protektif bagi oosit. Jika tidak dibuahi, oosit akan bertahap hidup maksimum 24 jam. Secret juga memudahkan aktivasi (kapasitasi) spermatozoa.

Nyeri perut bawah Page 6

3. UTERUS

Uterus adalah organ berbentuk pir yang terdiri atas suatu badan (korpus), yang terletak diatas penyempitan rongga uterus (orifisium internum uteri), dan suatu struktur silindris di bawah, yakni serviks, yang terletak dibawah orifisium internum uteri. Bagian mirip kubah dikorpus uteri disebut fundus.

Dinding uterus relative tebal dan terdiri atas 3 lapisan, yaitu

a) EndometriumEndometrium terdiri atas epitel dan lamina propria yang mengandung kelenjar tubular simpleks yang kadang bercabang dibagian dalamnya (dekat miometrium). Sel-sel epitel pelapisnya merupakan gabungan selapis sel-sel silindris sekretoris dan bersilia. Epitel kelenjar uterus serupa dengan epitel superficial, namaun sel bersilia jarang dijumpai didalam kelenjar.Lapisan endometrium dapat dibagi menjadi 2 zona:1. Lapisan basal yang paling dalam, dna berdekatan dengan miometrium;

Lapisan ini mengandung lamina propria dan bagian awal kelenjar uterus2. Lapisan fungsional mengandung sisa lamina propria dan sisa kelenjar, selain

epitel permukaan. Ketika Lapisan fungsional mengalami perubahan besar selama siklus menstruasi, Lapisan basal hamper tak mengalami perubahan.Pembuluh darah yang menyuplai endometrium adalah arteri lurus (rekta), yang menyuplai Lapisan basal, dan arteri spiralis, yang mengalirkan darah ke Lapisan fungsional.

Nyeri perut bawah Page 7

b) MiometriumMyometrium (yun.mys, otot, + metra, uterus), yakni lapisan yang paling tebal diuterus, terdiri atas berkas-berkas serabut otot polos yang dipisahkan oleh jaringan ikat. Selama kehamilan, myometrium akan mengalami masa pertumbuhan pesat akibat adanya hyperplasia (bertambahnya jumlah sel otot polos) dan hipertrofi (bertambahnya ukuran sel). Selama kehamilan, banyak sel otot polos memiliki ciri ultrastruktur sel penghasil protein dan aktif menyintesis kolagen dalam urin.Setelah kehamilan, terdapat destruksi sejumlah sel otot polos, pengecilan ukuran sel-sel lainnya, dan degradasi enzimatik kolagen. Uterus mengecil sampai berukuran hampir sama dengan ukurannya sebelum kehamilan.

c) perimetrium, lapisan serosa atau peritoneum

3.PATOFISIOLOGI NYERI,DEMAM DAN KEPUTIHAN

NYERIProses transduksi yaitu adanya rangsangan/stimulasi

Sehingga stimulus impuls nyeriReseptor aktif ditransmisikan melalui saraf perifer

Menyebabkan stimulus neuron yang ada pada medula spinalisDiubah pada potensialAksi

otak

selama transmisi,impuls dimodulasi

melibatkan jalur-jalur saraf dan melibatkan faktor kimiawi

\

Nyeri perut bawah Page 8

meninkatkan aktivitas reseptor nyeri eferen primer

DEMAMPemakain AKDR

Reaksi peradangan endometrium

Neutrofil

Mengeluarkan pirogen endogen

Meningkatkan titik patokan Hipotalamus

Meningkatkan suhu tubuh

demam

Nyeri perut bawah Page 9

Nyeri

KEPUTIHANHipotalamus GnRH

Hipofisis anteroir FSH dan LH

Ovarium estrogen & progesteron

(folikel matang)Vasodilatasi plexus renosus vagina

Epitel squamous serviks

Sekresi mukus serviks jernih dan encer

Keputihan

4.DIFFERENTIAL DIAGNOSA NYERI PERUT BAGIAN BAWAHo Appendisitis

o Kehamilan Ektopik

o Infeksi traktus urinarius

o Kista ruptur ovarium

o Torsio ovari

o PMS (Premenstrual Syndrome)

o Endometriosis

Nyeri perut bawah Page 10

5.PELVIC INFLAMATION DISEASE(PID)

1. DEFENISI Pelvic inflamantory disease atau Penyakit radang panggul (PRP) merupakan infeksi

genitalia bagian atas wanita yang sebagian besar akibat hubungan seksual. Biasanya disebabkan oleh Neisseria gonore dan Klamidia trakomatis dapat pual oleh organisme lain yang menyebabkan vaginosis bakteria.

2. ETIOLOGI DAN FAKTOR RESIKO

ETIOLOGISexually transmitted organisms Chlamydia trachomatis

Neisseria gonorrhoeaeViruses and protozoa (rare)

Herpes simplex virus Trichomonas vaginalis

Endogenous organisms Genital-tract mycoplasmas Mycoplasma genitalium Mycoplasma hominis Ureaplasma urealyticum

Anaerobic bacteria Bactreioides spp Peptostreptococcus spp Prevotella spp

Facultative (aerobic) bacteria Escherichia coli Gardnerella vaginalis Haemophilus influenza Streptococcus spp

Faktor resiko Terpajan organisme penyebab Pasangan seks lebih dari satu Irigasi vagina Hubungan seksual Prosedur kebidanan/kandungan (misalnya pemasangan IUD, persalinan,

keguguran, aborsi dan biopsi endometrium Aktivitas seksual pada masa remaja Berganti-ganti pasangan seksual Pernah menderita PID Pernah menderita STD

Nyeri perut bawah Page 11

Wanita yang aktif secara seksual dibawah usia 25 tahun Douching Tinggal di daerah yang tinggi prevalensi STD-nya

3. TANDA DAN GEJALA (dapat tidak terlihat) Nyeri ringan sampai berat pada abdomen bagian bawah Rabas abnormal dari vagina Uretritiss Metrorargia Peritonitis (demam, mual, muntah) Nyeri tekan pada gerakan serviks Nyeri tekan pada adneksa uteri bilateral, kemungkinan terjadi pembesaran

4. PATOGENESIS PID

PID disebabkan oleh penyebaran mikroorganisme secara asenden ke traktus genital atas dari vagina dan serviks. Mekanisme pasti yang bertanggung jawab atas penyebaran tersebut tidak diketahui, namun aktivitas seksual mekanis dan pembukaan serviks selama menstruasi mungkin berpengaruh. Banyak kasus PID timbul dengan 2 tahap. Tahap pertama melibatkan akuisisi dari vagina atau infeksi servikal. Penyakit menular seksual yang menyebabkannya mungkin asimptomatik. Tahap kedua timbul oleh penyebaran asenden langsung mikroorganisme dari vagina dan serviks.

Mukosa serviks menyediakan barier fungsional melawan penyebaran ke atas, namun efek dari barier ini mungkin berkurang akibat pengaruh perubahan hormonal yang timbul selama ovulasi dan mestruasi. Gangguan suasana servikovaginal dapat timbul akibat terapi antibiotik dan penyakit menular seksual yang dapat mengganggu keseimbangan flora endogen, menyebabkan organisme nonpatogen bertumbuh secara berlebihan dan bergerak ke atas.

Pembukaan serviks selama menstruasi dangan aliran menstrual yang retrograd dapat memfasilitasi pergerakan asenden dari mikrooragnisme. Hubungan seksual juga dapat menyebabkan infeksi asenden akibat dari kontraksi uterus mekanis yang ritmik. Bakteri dapat terbawa bersama sperma menuju uterus dan tuba. Faktor resiko meningkat pada wanita dengan pasangan seksual multipel, punya riwayat penyakit menular seksual sebelumnya, pernah PID, riwayat pelecehan seksual, berhubungan seksual usia muda, dan mengalami tindakan pembedahan. Usia muda mengalami peningkatan resiko akibat dari peningkatan permeabilitas mucosal serviks, zona servical ektopi yang lebih besar, proteksi antibody chlamidya yang masih rendah, dan peningkatan perilaku beresiko. Prosedur pembedahan dapat menghancurkan barier servikal, sehingga menjadi predisposisi terjadi infeksI

Nyeri perut bawah Page 12

5. DIAGNOSA BANDING1. ServisitisServisitis akuta adalah infeksi dibawah endoserviks, seperti pada gonorhoe, post abortus

atau post partum yang disebabkan streptococcus, staphylococcus dan lain-lain.Tanda-tanda servisistis akuta :

Serviks merah Edema serviks Mengeluarkan cairan mukopurulen

Servisitis kronika adalah infeksi menahun akibat luka-luka pada serviks karena partus/abortus yang disebabkan masuknya kuman-kuman kedalam endoserviks dan kelenjar-kelenjarnya.

Gambaran patologis dapat ditemukan :

Serviks

Kelihatan normal Pada pemeriksaan mikroskop ditemukan leukosit dalam stroma endoserviks Pengeluaran secret agak putih-kuning

Portio

Sekitar ostium eksternum tampak kemerahan Secret yang dikeluarkan terdiri atas mucus bercampur nanah

Sobekan pada serviks uteri lebih luas

Mukosa endoserviks lebih kelihatan dari luar (ekstroplon) Mukosa lebih mudah kena infeksi dari vagina Karena radang menahun, serviks bisa menjadi hipertropi dan mengeras Secret mukosa purulen bertambah banyak

2. Piometra adalah pengumpulan nanah di kavum uteri karena stenosis kanalis servikalis

Penyebab

Ca serviks uteri

Nyeri perut bawah Page 13

Endometritis tuberkulosaAmputasi serviksAkibat radiasiPenutupan ostium uteri karena involusio uterus sesudah menopausePada gonorhoe, ada kecenderungan perlengketan fibria pada ostium tuba abdominalis, menyebabkan penutupan ostium

Pada salpingitis GO akut, ada kecenderungan gonokokus menghilang dalam waktu kira-kira 10 hari, sehingga pembiakannya negatif. Salpingitis akut piogenik banyak ditemukan pada :

Infeksi puerperal atau pada abortus septic Dapat juga disebabkan adanya tindakan misalkan kerokan

Infeksi dapat disebabkan oleh bermacam-macam kuman :

Streptococcus (aerob dan anaerob)StaphylococcusEschericiaClostridium welchii

Infeksi ini menjalar

Dari serviks uteri atau kavum uteri dengan jalan darah atau limpeke parametrium terus ke tuba

Dapat pula ke peritonium pelvic disini timbul salpingitis interstisialis akuta

3. Salpingo Oofiritis/Adneksitis akutaTerdiri dari :

Hidro salping : terdapat penutupan ostiumtuba abdominalisPiosalping : dalam stadium menahun merupakan kantung dengan dinding tebal yang berisi nanahSalpingitis interstisialis kronika : dinding tuba menebal dan banyak fibrosis serta ditemukan pengumpulan nanah sedikit ditengah-tengah jaringan ototKista tuba ovarial, abses tuba ovarial : bersatu dengan folikel ovarium, pada abses tuba ovarial piosalping bersatu dengan abses ovariumAbses ovarial : jarang terdapat sendiri dari stadium akut dapat memasuki stadium menahunSalpingitis tuberkulosa : merupakan bagian penting dari tuberculosis genital

Nyeri perut bawah Page 14

Gejala-gejala :

Panas Nyeri cukup kuat dibagian bawah sebelah kiri dan kanan Bertambah sakit pada pekerjaan berat disertai sakit pinggang Leukorea disebabkan oleh servisitis kronika Haid lebih banyak dari biasa dengan siklus yang tidak teratur

4. Parametritis akuta Terjadi bila kuman-kuman masuk limpe atau darah melewati batas uterus sampai ke

jaringan ikat parametrium,kejadian ini muncul karena infeksi puerperal atau post abortus, juga akibat dari tindakan intra uterinPenyebab : streptococcus dan staphylococcus

Gambaran klinik

DemamSakit perut bagian bawah sebelah kanan atau kiriDisebelah uterus teraba tumor

5. Peritonitis pelvika (pelvioperitonitis) Sering terjadi bersamaan dengan adneksitis akuta

Gejala-gejala

Demam dan mualLeucositosisNyeri lebih hebatTerdapat defencemusculaireGerakan uterus menyebabkan rasa nyeriJika ada abses di kavum Douglas, teraba tumor di belakang uterus yang menonjol ke forniks vagina posterior

4. KOMPLIKASI

Infertilitas Kehamilan ektopik Nyeri kronis abdomen bagian bawah Jika hamil, persalinan premature

Nyeri perut bawah Page 15

5. PROGNOSIS

Nyeri panggul kronis terjadi pada sekitar 25% pasien dengan riwayat penyakit radang panggul (PID). Nyeri ini diduga terkait dengan perubahan menstruasi siklik, tetapi juga dapat merupakan hasil dari adhesi atau Hidrosalping.

Gangguan kesuburan adalah perhatian utama pada wanita dengan riwayat PID.Infeksi dan peradangan dapat menyebabkan jaringan parut dan perlengketan di dalam lumen tuba. Wanita dengan infertilitas faktor tuba (TFI), 50% tidak memiliki riwayat PID tetapi parut pada saluran tuba dan menunjukkan antibodi terhadap C trachomatis. Tingkat infertilitas meningkat dengan jumlah episode infeksi. Risiko kehamilan ektopik meningkat 15-50% pada wanita dengan riwayat PID. Kehamilan ektopik adalah akibat langsung dari kerusakan pada tuba fallopi.

PID dapat menghasilkan tubo-ovarian abses (TOA) dan memperpanjang untuk menghasilkan panggul peritonitis dan Fitz-Hugh Curtis syndrome (perihepatitis), seperti yang ditunjukkan pada gambar di bawah. TOA dilaporkan dalam hingga sepertiga dari wanita dirawat di rumah sakit untuk PID.

6. PENEGAKAN DIAGNOSA

1. Anamnesis

a. Menanyakan keluhan utamanya(nyeri)

i. Permulaan

ii. Letak

iii. Sifatnya

iv. Lamanya

v. Faktor yang mempengaruhi

vi. Sebelumnya pernahkah mengalami seperti ini

b. Menanyakan apakah nyeri disertai keputihan

c. Menanyakan apakah ada penggunaan IUD

d. Apakah ada keluhan mual dan muntah

2. Pemeriksaan fisik

Nyeri perut bawah Page 16

a. Palpasi bagian abdomen kanan/kiri bawah

b. Pemeriksaan dalam

c. Suhu tubuh

3. Pemeriksaan laboratorium

a. Pemeriksaan darah lengkap (leukosit, CRP dan LED meningkat)

b. Hitung jenis sel

4. Pemeriksaan penunjang

USG (ultrasonografi) Merupakan pemeriksaan diagnostic pertama yang dilakukan pada ksuskasus yang dicurigai sebagai PID, dimana tidak Ditemukan petunjuk klinis.

TVS (transvaginal sonografi) Menunjukkan visualisasi detail dari uterus dan adnexa, termasuk ovarium. Pada pemeriksaan fisik, tuba fallopi biasanya terlihat hanya pada keadaan abnormal dan distensi karena obstruksi postinflamasi.

TAS (transabdominal sonografi) Melengkapi pemeriksaan endovaginal karena TAS menyediakan gambaran isi pelvis yang lebih menyeluruh. Apakah TAS (memerlukan pengisian blader) atau TVS (tidak memerlukan pengisian blader) dilakukan lebih dulu, merupakan keputusan dari pelaksananya.

MRI (magnetic resonance imaging) Menghasilkan gambaran yang lebih baik dari USG. Dalam penelitian Tukeva, menyebutkan bahwa hasil MRI lebih akurat untuk menegakkan diagnosa PID daripada USG. Meski begitu, penelitian ini hanya terbatas pada beberapa kelompok pasien tertentu.

CT (computed tomography) Biasa digunakan dalam initial diagnostic untuk menyelidiki nyeri nonspesifik pelvis pada wanita, dan PID dapat ditemukan secara tidak sengaja.

Hasil biakkan (→positif) Endometrial biopsy dapat dilakukan untuk mendiagnosa endometritis secara

histopatologis Urinalisisis dilakukan untuk menyingkirkan kemungkinan ISK Pemeriksaan cairan dari serviks (Mengevaluasi cairan didalam abdomen dilakukan

untuk menginterpretasi kerusakan. Pus menunjukkan adanya TOA, rupture apendiks atau abses uterin. Darah ditemukan pada rupture kehamilan ektopik, kista korpus luteum dan menstruasi retrograde)

Laparoskopi (laparoskopi adalah standar baku untuk diagnosis defenitif PID. Criteria minimum pada laparoskopi untuk mendiagnosa PID adalah edema dinding tuba, hyperemia permukaan tuba dan adanya eksudat pada permukaan tuba dan fimbriae. Massa pelvis akibat abses tubaovarium atau kehamilan ektopik dapat terlihat

Nyeri perut bawah Page 17

7. PENATALAKSANAAN

Menurut Swierzewski (2001), penatalaksanaan yang dilakukan pada pasien PID antara lain : Sediakan analgesik Bila pasien menggunakan IUD maka stop penggunaan in situ, dengan catatan pasien

dapat mencegah kehamilan meski tanpa alat kontrasepsi minimal 7 hari Segera rujuk ke bagian genitourinaria (obgyn), untuk pasien dengan riwayat STD

agar menjalani skrining, dan terapi bagi pasangan seksual pasien Penatalaksanaan antibiotik :

o Pasien PID sebaiknya segera diberikan antibiotik paling tidak untuk 1

minggu. Kadang PID disebabkan oleh lebih dari satu jenis bakteri sehingga kombinasi antibiotik atau antibiotik spektrum luas sering diberikan.

Yang harus dilakukan pasien, antara lain: o Tetap mengkonsumsi semua obat yang diresepkan, meskipun gejala PID sudah

tidak dirasakan. o Kembali lagi untuk kontrol dalam 2 atau 3 hari setelah penatalaksanaan

pertama, untuk memastikan antibiotiknya bekerja. o Kembali dalam 7 hari setelah antibiotik habis untuk memastikan bahwa

infeksi sudah sembuh. o Jika tidak ada perubahan setelah penatalaksanaan antibiotic yang pertama,

maka antibiotic jenis lain harus diberikan.

Pada beberapa kasus berat, pasien harus menjalani opname dan menerima antibiotic dengan intravena. Pasien-pasien tersebut biasanya mengalami :

Sakit parah dengan demam, menggigil dan berkeringat. Tidak mampu melakukan terapi oral dan membutuhkan antibiotic

intravena Tidak berespon terhadap antibiotic oral Terdapat abses Diagnosa penyakitnya tidak pasti dan pasien mungkin mengalami

keadaan darurat medis lain (e.g., appendicitis). Hamil Immunodeficiency (misalnya HIV ,terapi imunosupresi).

Terapi untuk pasangan seksual pasieno Biasanya asimptomatik pada pria

o Cegah koitus selama terapi dan follow up selesai.

o Skrining bila ternyata pasangan mempunyai riwayat STD bila terbukti

pasien pernah koitus dengan pasangan

Nyeri perut bawah Page 18

o Beri terapi terhadap infeksi Klamidia pada pasangan meski tidak menderita

Klamidia berdasarkan hasil uji pemeriksaan tambahano Bila terdapat Gonorhea, beri terapi Gonorhea.

o Terapi empiris untuk pasangan yang menderita Klamidia dan Gonorea

yang tidak mau di-skrining

CDC memperbaharui panduan untuk diagnosis dan manajemen PID. Panduan CDC terbaru membagi criteria diagnostic menjadi 3 grup :

a. Grup 1 : minimum kriteria dimana terapi empiris diindikasikan bila tidak ada etiologi yang dapat dijelaskan. Kriterianya yaitu adanya nyeri tekan uterin atau adnexa dan nyeri saat pergerakan serviks.

b. Grup 2 : kriteria tambahan mengembangkan spesifisitas diagnostic termasuk kriteria berikut : suhu oral >38,3ºC, adanya secret mukopurulen dari servical atau vaginal, peningkatan erythrocyte sedimentation rate, peningkatan c-reactif protein, adanya bukti laboratorium infeksi servikalis oleh N. gonorhea atau C. trachomatis.

c. Grup 3 : kriteria spesifik untuk PID didasarkan pada prosedur yang tepat untuk beberapa pasien yaitu konfirmasi laparoskopik, ultrasonografi transvaginal yang memperlihatkan penebalan, tuba yang terisi cairan dengan atau tanpa cairan bebas pada pelvis, atau kompleks tuba-ovarian, dan endometrial biopsy yang memperlihatkan endometritis.

Kebanyakan pasien diterapi dengan rawatan jalan, namun terdapat indikasiuntuk dilakukan hospitalisasi yaitu :

Diagnosis yang tidak jelas Abses pelvis pada ultrasonografi Kehamilan Gagal merespon dengan perawatan jalan Ketidakmampuan untuk bertoleransi terhadap regimen oral Sakit berat atau mual muntah Imunodefisiensi Gagal untuk membaik secara klinis setelah 72 jam terapi rawat jalan

Terapi dimulai dengan terapi antibiotik empiris spectrum luas. Jika terdapat AKDR, harus segera dilepas setelah pemberian antibiotic empiris pertama. Terapi terbagi menjadi 2 yaitu terapi untuk pasien rawat inap dan rawat jalan.

Penatalaksanaan PID apabila :

A. Pasien Rawat jalan o Regimen A

Nyeri perut bawah Page 19

Ofloxacin 400 mg oral BD X 14 hari atau levofloxacin 500 mg OD X 14 jam + metrodinazole 500 mg BD X 14 hari

o Regimen B

Ceftriaxone 250 mg i.m x single dose atau cefotoxin 2 g i.m + probenecid 1 g oral atau ceftizoxime / cefotaxime 1g + doxycicline 100 mg BD x 14 hari

+/- metronidazole 500 mg BD x 14 hari

B. Pasien rawat inap

Regimen A

o Cefotoxin 2 g i.v. Q 6 jam atau ceftetan 2 i.v 12 jam atau

ceftizoxime,cefotaxime,cefriaxone + doxycicline i.v 100 mg/ oral 100 mg BD

Regimen B

o Clindamycin 900 mg iv 8 jam + Gentamicin loading dose 2 mg/kg

maintainence dose 1.5 mg/kg 8 jam

KESIMPULAN

Berdasarkan anamnesis didapati: wanita, 35 tahun, P2A0 keluhan nyeri pada perut bawah disertai keputihan yang berbau, demam, haid terakhir 1 minggu lalu nyeri haid (-) dan pada pemeriksaan palpasi abdomen kiri bawah teraba suatu benjolan yang sangat nyeri. Dan pada pemeriksaan dalam teraba massa kistik pada adneksa kiri dan teraba sangat nyeri.Pemeriksaan darah rutin: leukosit 15.000/mm³, neutrofil 80% .

Maka kami menyimpulkan bahwa wanita tersebut mengalami Pelvic Inflammatory Disease (PID) jenis salphingo-ooforitis. Diagnose PID didasarkan pada trias tanda dan gejala yaitu, nyeri pelvic, nyeri pada gerakan serviks, dan nyeri tekan adneksa, dan adanya demam. Sedangkan yang mendukung diagnose terhadap salphingo-ooforitis adalah di temukannya benjolan yang sangat nyeri di sebelah kiri dengan batas yang tidak tegas yaitu mass kistik.

Penatalaksanaannya sendiri dapat diberikan apabila pasien rawat jalan :Regimen A:Ofloxacin 400 mg oral BD X 14 hari atau levofloxacin 500 mg OD X 14 jam + metrodinazole 500 mg BD X 14 hari dan Regimen B :Ceftriaxone 250 mg i.m x single dose atau cefotoxin 2 g i.m + probenecid 1 g oral atau ceftizoxime / cefotaxime 1g + doxycicline

Nyeri perut bawah Page 20

100 mg BD x 14 hari dan dapat diberikan ataun tidak (+/-) metronidazole 500 mg BD x 14 hari

DAFTAR PUSTAKA

1. Gant, Norman F.dkk. OBSTETRI WILLIAMS. Vol 2. Edisi 21. 2006. Jakarta: EGC

2. Junquiera, Luiz Carlos & Jose carneiro. 2007.HISTOLOGI DASAR,Teks & Atlas. Edisi 10. Jakarta: EGC

3. Prawirohardjo, Sarwono. 2010.Ilmu Kebidanan.. Jakarta: PT.Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo

4. Sitepu,simbar.2006.Anatomi Manusia. Medan : Bagian Anatomi FK-USU.

5. Williams Obstretics 21 st Ed: F.Gary Cunningham (Editor), Norman F.Grant MD,Kenneth J,.,Md Leveno, Larry C.,Iii,Md Gilstrap,John C.,Md Hauth, Katherine D.,Clark,Katherine D.Wenstrom,by McGraw-Hill Profesional (April 27,2001)

6. Anonim, Canadian Guidelines on Sexually Transmitted Infections 2006 Edition- Updated October 2007.Canada : Public Health Agency of Canada-Pdf

Nyeri perut bawah Page 21