Peluang dan Tantangan Perbenihan Kakao di Indonesia · mekanisme kerja sistem perbenihan yang...

8
27 | 2 | Juni 2015 >> 6 PUSAT PENELITIAN KOPI DAN KAKAO INDONESIA Warta Peluang dan Tantangan Perbenihan Kakao di Indonesia Indah Anita-Sari 1) dan Agung Wahyu Susilo 1) 1) Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia, Jl. PB Sudirman No. 90 Jember 68118 Perbenihan memiliki peran strategis dalam upaya mendukung program pengembangan dan peningkatan produktivitas kakao nasional. Komitmen produsen benih dalam penyediaan benih unggul bermutu merupakan langkah awal yang akan menentukan kualitas benih hingga tingkat pengguna/petani. Prospek bisnis perbenihan kakao di Indonesia masih dihadapkan pada sejumlah peluang dan tantangan agar diperoleh keuntungan yang maksimal. akao merupakan komoditas perkebunan yang sebagian besar pengelolaannya dilakukan oleh rakyat sehingga memberikan kontribusi perekonomian berbasis masyarakat pedesaan, dan di samping itu kakao juga memberikan kontribusi besar terhadap perolehan devisa negara. Dalam upaya mendukung program peningkatan produksi kakao, peran perbenihan sangat strategis sebab agribisnis kakao memerlukan benih bermutu yang memenuhi lima tepat yaitu jenis, mutu, waktu, jumlah, dan harga. Pengertian benih menurut UU No.12 Tahun 1992 adalah tanaman atau bagiannya yang digunakan untuk memperbanyak dan/atau mengembangbiakkan tanaman 1) . Di samping itu, UU tersebut juga menyebutkan tentang mekanisme kerja sistem perbenihan yang berlaku dengan melibatkan peran pengawasan, pembinaan, sertifikasi, dan standarisasi mutu benih beserta sanksi-sanksinya. Dalam pelaksanaan bisnis benih kakao melibatkan peran instansi atau lembaga-lembaga yang terkait antara lain Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan (BBP2TP), Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia, Direktorat Jenderal Perkebunan, dan produsen benih kakao. Produsen dan Produksi Benih Kakao Produsen benih kakao di Indonesia tersebar di beberapa wilayah di Propinsi Jawa Timur, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Tenggara dan Papua. Kebun- kebun sumber benih tersebut menghasilkan benih bina dengan komposisi tetua tertentu yang tidak sama satu dengan lainnya. Kendala yang sering dihadapi dalam sistem produksi benih kakao adalah ketidaksesuaian antara ketersediaan benih (musim produksi) dengan permintaan benih. Ketidaksesuaian musim panen menjadi kendala utama bagi produsen benih kakao, karena benih kakao bersifat rekalsitran sehingga sangat sulit untuk disimpan.

Transcript of Peluang dan Tantangan Perbenihan Kakao di Indonesia · mekanisme kerja sistem perbenihan yang...

Page 1: Peluang dan Tantangan Perbenihan Kakao di Indonesia · mekanisme kerja sistem perbenihan yang berlaku dengan melibatkan peran pengawasan, pembinaan, sertifikasi, dan standarisasi

27 | 2 | Juni 2015

>> 6PUSAT PENELITIAN KOPI DAN KAKAO INDONESIAWarta

Peluang dan Tantangan PerbenihanKakao di Indonesia

Indah Anita-Sari1) dan Agung Wahyu Susilo1)

1)Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia, Jl. PB Sudirman No. 90 Jember 68118

Perbenihan memiliki peran strategis dalam upaya mendukung programpengembangan dan peningkatan produktivitas kakao nasional. Komitmenprodusen benih dalam penyediaan benih unggul bermutu merupakan langkahawal yang akan menentukan kualitas benih hingga tingkat pengguna/petani.Prospek bisnis perbenihan kakao di Indonesia masih dihadapkan pada sejumlahpeluang dan tantangan agar diperoleh keuntungan yang maksimal.

akao merupakan komoditasperkebunan yang sebagian besarpengelolaannya dilakukan olehrakyat sehingga memberikan

kontribusi perekonomian berbasis masyarakatpedesaan, dan di samping itu kakao jugamemberikan kontribusi besar terhadap perolehandevisa negara. Dalam upaya mendukung programpeningkatan produksi kakao, peran perbenihansangat strategis sebab agribisnis kakaomemerlukan benih bermutu yang memenuhi limatepat yaitu jenis, mutu, waktu, jumlah, dan harga.

Pengertian benih menurut UU No.12 Tahun1992 adalah tanaman atau bagiannya yangdigunakan untuk memperbanyak dan/ataumengembangbiakkan tanaman1). Di samping itu,UU tersebut juga menyebutkan tentangmekanisme kerja sistem perbenihan yang berlakudengan melibatkan peran pengawasan,pembinaan, sertifikasi, dan standarisasi mutubenih beserta sanksi-sanksinya. Dalampelaksanaan bisnis benih kakao melibatkan peraninstansi atau lembaga-lembaga yang terkait antara

lain Balai Besar Perbenihan dan ProteksiTanaman Perkebunan (BBP2TP), Pusat PenelitianKopi dan Kakao Indonesia, Direktorat JenderalPerkebunan, dan produsen benih kakao.

Produsen dan Produksi BenihKakao

Produsen benih kakao di Indonesia tersebardi beberapa wilayah di Propinsi Jawa Timur,Sumatera Utara, Sumatera Barat, Nusa TenggaraTimur, Sulawesi Tenggara dan Papua. Kebun-kebun sumber benih tersebut menghasilkan benihbina dengan komposisi tetua tertentu yang tidaksama satu dengan lainnya. Kendala yang seringdihadapi dalam sistem produksi benih kakaoadalah ketidaksesuaian antara ketersediaan benih(musim produksi) dengan permintaan benih.Ketidaksesuaian musim panen menjadi kendalautama bagi produsen benih kakao, karena benihkakao bersifat rekalsitran sehingga sangat sulituntuk disimpan.

Page 2: Peluang dan Tantangan Perbenihan Kakao di Indonesia · mekanisme kerja sistem perbenihan yang berlaku dengan melibatkan peran pengawasan, pembinaan, sertifikasi, dan standarisasi

7 <<27 | 2 | Juni 2015

PUSAT PENELITIAN KOPI DAN KAKAO INDONESIAWarta

Produsen benih kakao di Indonesia

Nama produsen Komposisi klon tetuaLuas areal(ha)

PT. Perkebunan Nusantara IV, 20,00 PA 35, ICS 60, TSH 858,Medan - Sumatera Utara NA 32, NA 33

Pusat Penelitian Kelapa Sawit, 13,50 RCC 70, RCC 71, RCC 72,Medan - Sumatera Utara ICS 60, ICS 1, PA 300PT. Inang Sari, Sumatera Barat 9,50 GC 7, ICS 60, SCA 12, SCA 6

Rudy Indrayadi, Padang - Sumatera Barat 1,00 TSH 858 x ICS 60

CV. Scorpio, Limapuluh Kota - Sumatera Barat 2,0 TSH 858 x ICS 60

Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia, 12,00 ICCRI 06H (TSH 858 x Sul 01),Jember - Jawa Timur ICS 60, GC 7, SCA 6, SCA 12,

TSH 858, Sulawesi 1, KEE 2

PT. Perkebunan Nusantara XII, 6,50 ICS 60 x Sca 12; GC 7 x Sca 12;Surabaya - Jawa Timur UIT 1 x Sca 12; PA 7 x 63A;

PT. PP Jember Indonesia, Jawa Timur 11,17 DR1 X Sca 6; ICS 60 X Sca 6;ICS 13 X Sca 12; ICS 60 X Sca 12;

ICS 6, ICS 60, DR 1, x Sca 6,Sca 12; ICS 6 X ICS 60,

ICS 12 x Sca 6, Sca 89; ICS 6,ICS 60, DR 1, x Sca 6, Sca 12

PT. Glenmore, Banyuwangi - Jawa Timur 10,00 ICS 60 X Sca 12; GC 7 X Sca 12;ICS 13 X Sca 12; DR1 X Sca 6;DR1 X Sca 12;ICS 60 X Sca 6;

GC 7 X Sca 6; TSH 858 X Sca 12;NIC 7 x Sca 12

PT. Hasfarm Ladongi, Sulawesi Tenggara 22,10 PA 7 X AML; PA 7 X NA 22;PA 35 x NA 32; UIT 1 X NA 33

Disbun Nusa Tenggara Timur 3,00 ICS 60 X Sca 6/12; GC 7 X Sca 6/12;DR1 X Sca 6/12

Disbun Propinsi Papua 5,00 UIT 1, ICS 60, Sca 12;UIT 1, Sca 6, Sca 12;

DR 1, GC 7, ICS 60, Sca 12;ICS 60, Sca 6, Sca 12

CV. Purni Jaya, Papua 7,00 TSH 858, ICS 60, TSH 908

Page 3: Peluang dan Tantangan Perbenihan Kakao di Indonesia · mekanisme kerja sistem perbenihan yang berlaku dengan melibatkan peran pengawasan, pembinaan, sertifikasi, dan standarisasi

27 | 2 | Juni 2015

>> 8PUSAT PENELITIAN KOPI DAN KAKAO INDONESIAWarta

Surplus benih kakao terjadi sejak tahun2002–2004 dan hanya sebagian yang dapattersalurkan. Kehilangan benih kakao yang terjualsebagai biji konsumsi sebesar 26,14% (tahun2002); 67,16% (tahun 2003); 63,89% (tahun

2004); 3,47%; 3,47% (tahun 2008) dan 12,41%(tahun 2009). Dengan demikian banyak biji kakaoyang dihasilkan dari kebun benih yang terjualsebagai biji konsumsi.

Ketersediaan vs penyaluran benih kakao tahun 2002-2004 (A),persentase jumlah penyaluran dan kehilangan benih kakao periode

tahun 2002-2004 (B), persentase jumlah penyaluran dankehilangan benih kakao periode tahun 2008-2009 (C)

Page 4: Peluang dan Tantangan Perbenihan Kakao di Indonesia · mekanisme kerja sistem perbenihan yang berlaku dengan melibatkan peran pengawasan, pembinaan, sertifikasi, dan standarisasi

9 <<27 | 2 | Juni 2015

PUSAT PENELITIAN KOPI DAN KAKAO INDONESIAWarta

Kebutuhan benih semakin tahun semakinmeningkat seiring dengan program pemerintahdalam peningkatan produksi kakao nasional,bahkan pada tahun 2008 terjadi permintaan benihyang sangat tinggi, yaitu sekitar 22 juta butirbenih. Hal ini memberikan gambaran bahwa setiaptahun terjadi permintaan benih kakao yang cukuptinggi dan menjadi peluang bagi produsen benihkakao untuk kembali meningkatkan produksi benihkakao.

Peluang untuk meningkatkan produksi benihkakao seharusnya diiringi dengan pengembanganteknologi pendukung karena selama inipermasalahan yang dihadapi produsen benihmasih relatif sama yaitu masa simpan yang masihsangat pendek. Ketidaksesuaian musim panendengan permintaan benih, penurunan produksibenih yang disebabkan oleh tanaman tua dantingginya serangan OPT, teknik perbanyakanvegetatif yang semakin maju dan adanyapergeseran permintaan pasar. Ketidaksesuaianmusim panen dengan permintaan benih kakaomerupakan kendala utama yang dihadapi olehprodusen benih. Sifat benih kakao yangrekalsitran menyebabkan pendeknya masasimpan memerlukan sentuhan teknologi untukmemperpanjang masa simpan benih kakao.

Selain itu teknologi tentang modifikasi lingkungan,iklim atau perlakuan khusus untuk mengatur masaberbunga dan berbuah juga sangat dibutuhkanuntuk menyelaraskan musim berbuah/panendengan kebutuhan benih. Kebijakan pemerintahdalam hal pengadaan benih kakao juga akansangat membantu kehilangan benih kakao yangsemula hanya dijual sebagai biji konsumsi.

Peningkatan produksi benih bersertifikatsesuai dengan permintaan pasar menjaditantangan bagi para produsen benih kakao untukdapat menghidupkan dan mengembalikan fungsikebun benih. Selain itu juga diperlukan optimalisasisumber benih melalui budidaya yang standar(GAP) untuk mengurangi tingkat serangan hamadan penyakit serta menghidupkan kembali kebunbenih yang tidak aktif. Melalui forum GAPBIKOKA(Gabungan Produsen Benih Kopi dan Kakao),diharapkan terjadi jalinan komunikasi dankerjasama antaranggota produsen benih kakaodalam rangka mendukung program pemerintahuntuk menyediakan benih unggul bermutu dalamjumlah yang cukup, harga yang terjangkau dantepat waktu. GAPBIKOKA juga diharapkan dapatmembantu pengawasan dan pembinaan distribusi/peredaran benih bina untuk mencegah peluangperedaran benih non bina.

Page 5: Peluang dan Tantangan Perbenihan Kakao di Indonesia · mekanisme kerja sistem perbenihan yang berlaku dengan melibatkan peran pengawasan, pembinaan, sertifikasi, dan standarisasi

27 | 2 | Juni 2015

>> 10PUSAT PENELITIAN KOPI DAN KAKAO INDONESIAWarta

Strategi PemasaranTingginya produksi benih yang tidak

diimbangi dengan strategi pemasaran yang tepatakan berdampak pada surplus benih dankelebihan benih sehingga akan terjual sebagaibiji non benih. Kerugian bagi produsen benihselain dari biaya juga terjadinya kelesuan danpenurunan minat untuk mengelola kebun benihyang seharusnya dapat menjadi sumber bahantanam unggul bagi petani. Melalui forumGAPBIKOKA (Gabungan Produsen Benih Kopidan Kakao) yang semula bernama Formabikoka(Forum Benih Kopi dan Kakao) diharapkan dapatmengatasi masalah pemasaran yang seringkalitidak sesuai dengan musim ketersediaan benih.GAPBIKOKA terdiri atas produsen benih kopi dankakao, pembina/pengawas perbenihan nasional,lembaga penelitian dan anggota lain yangditetapkan dalam Rapat Anggota (RA).

Selain menjalin kerjasama antaranggotaprodusen benih kopi dan kakao, GAPBIKOKA jugabertujuan untuk menghimpun dan mengelola iurandana penelitian dan pengawasan penjualan benihkopi dan kakao untuk kegiatan penelitian,

pengawasan, dan pertemuan pembinaan.Beberapa kegiatan GAPBIKOKA antara lainmelakukan koordinasi antaranggota GAPBIKOKAyang diadakan secara rutin setiap sekali dalamrangka pengawasan dan pembinaan anggota;memberikan dukungan dan arahan terhadapkegiatan penelitian untuk mendapatkan varietas/klon baru, menghimpun dan mengelola danapenelitian dan pembinaan/pengawasan yangberkaitan dengan perbenihan kopi dan kakao2).Perbedaan musim pembungaan yang berakibatpada perbedaan musim pembuahan menjadi salahsatu kendala utama bagi para produsen benihuntuk dapat memasarkan benih yang dihasilkan.Melalui forum GAPBIKOKA kendala-kendalatersebut dapat diatasi bersama meskipun belumsepenuhnya benih yang dihasilkan pada musim-musim tertentu dapat tersalurkan.

Salah satu strategi pemasaran benih kakaodilakukan melalui sistem waralaba, yaitu kerjasamaproduksi benih antara penghasil teknologi denganprodusen benih secara saling menguntungkan.Pihak penemu teknologi akan memperolehmanfaat berupa royalti atas hak kekayaanintelektual (HAKI) dari usaha produksi benih

Page 6: Peluang dan Tantangan Perbenihan Kakao di Indonesia · mekanisme kerja sistem perbenihan yang berlaku dengan melibatkan peran pengawasan, pembinaan, sertifikasi, dan standarisasi

11 <<27 | 2 | Juni 2015

PUSAT PENELITIAN KOPI DAN KAKAO INDONESIAWarta

secara proporsional sesuai kesepakatanbersama. Melalui sistem waralaba ini maka pihak-pihak yang berminat menjadi produsen benihdapat memproduksi benih kakao sesuaiperkembangan teknologi terkini.

Peraturan PerbenihanPembangunan dan peredaran benih kakao

harus sesuai dengan peraturan-peraturanperbenihan. Proses pembangunan kebun sumberbenih harus mengikuti Standard Operating Pro-cedure (SOP) pembangunan kebun benih yangsesuai dengan ketentuan undang-undang danperaturan yang berlaku. Berikut beberapaperaturan mengenai perbenihan: UU No. 12 Tahun 1992,

Setiap orang atau badan hukum dapatmelakukan pemuliaan tanaman untukmenemukan varietas unggul. Varietas hasilpemuliaan atau introduksi dari luar negerisebelum diedarkan terlebih dahulu dilepas olehPemerintah. Varietas hasil pemuliaan atau

introduksi yang belum dilepas dilarangdiedarkan. Benih dari varietas unggul yangtelah dilepas merupakan benih bina. Benihbina yang akan diedarkan harus melaluisertifikasi dan memenuhi standar mutu yangditetapkan oleh Pemerintah. Benih bina yanglulus sertifikasi apabila akan diedarkan wajibdiberi label3).

Permentan No. 44 Tahun 1995, tentangPerbenihan Tanaman menyebutkan bahwabenih tanaman yang selanjutnya disebut benihadalah tanaman atau bagiannya yangdigunakan untuk memperbanyak dan ataumengembangbiakan tanaman. Benih binaadalah benih atau varietas yang telah dilepasyang produksi dan peredarannya diawasi. Padapasal 26 dinyatakan bahwa pengadaan benihbina di dalam negeri dilakukan melalui produksidalam negeri dan atau pemasukan dari luarnegeri dapat dilakukan oleh perorangan, badanhukum atau instansi pemerintah. Produsenbenih tersebut terlebih dahulu harus mendapatijin dari Menteri Pertanian. Untuk memenuhi

Page 7: Peluang dan Tantangan Perbenihan Kakao di Indonesia · mekanisme kerja sistem perbenihan yang berlaku dengan melibatkan peran pengawasan, pembinaan, sertifikasi, dan standarisasi

27 | 2 | Juni 2015

>> 12PUSAT PENELITIAN KOPI DAN KAKAO INDONESIAWarta

standar mutu benih harus terlebih dahuludilakukan sertifikasi yang meliputi pemeriksaanterhadap kebenaran benih sumber atau pohoninduk, pertanaman, isolasi tanaman (barier),alat panen dan pengolahan benih dantercampurnya benih. Selain itu juga dilakukanpengujian laboratorium untuk pengujian mutubenih secara genetis dan fisiologis4).

Permentan No. 37 Tahun 2006, tentangPengujian, Penilaian, Pelepasan dan PenarikanVarietas. Dalam peraturan ini disebutkan bahwavarietas unggul adalah varietas yang telahdilepas oleh Pemerintah yang mempunyaikelebihan dalam potensi hasil dan/atau sifat-sifat lainnya. Peraturan ini dimaksudkan sebagaidasar dalam pelaksanaan pengujian, penilaian,elepasan dan penarikan varietas, dengan tujuanagar varietas yang beredar memiliki keunggulandan tidak merugikan masyarakat danlingkungan.

Permentan No. 9 Tahun 2013, tentangPedoman Teknis Pembangunan Kebun Indukdan Kebun Entres Kakao. Proses kelayakanCalon Kebun Sumber Benih meliputi:1. Penilaian Aspek Administrasi terdiri dari

pemeriksaan dokumen pemohon berupa:a. Izin usaha perbenihan (TRUP bagi usaha

pembenihan kecil atau IUB bagi usahapembenihan besar).

b. Kelengkapan informasi riwayat calonkebun sumber benih (surat keteranganyang memuat asal-usul benih tetua, alatprosesing dan pegudangan untukpenyimpanan benih).

c. Sketsa peta lokasi, desain pertanaman,blok serta batas-batas areal.

d. Surat pernyataan dari pemohon yangmenyatakan akan memenuhi ketentuanyang berlaku.

2. Penilaian Aspek TeknisPenilaian teknis bertujuan menilai kelayakanteknis calon kebun benih di lapanganmeliputi aspek kemurnian tanaman, kondisi

kesehatan tanaman, produktivitas tanaman,dan kesesuaian persyaratan lokasi. Untukpenilaian ini langkah yang harus dilakukanyaitu pemurnian calon kebun benih.

3. Pemurnian Kebun BenihTujuan utama kegiatan pemurnian yaitumelakukan identifikasi tanaman calon kebunbenih sesuai dengan jenis klon yangditanam menurut komposisi yang dipilihsebagaimana jenis-jenis yang dianjurkan.Ada beberapa faktor yang menyebabkanketidakmurnian klon pada areal calonkebun benih antara lain: (1) ketidaktelitiansaat pengambilan dan pengemasan entresyang digunakan sebagai bahan pembenihan,(2) kesalahan pelabe lan benih, dan(3) kesalahan penanaman. Oleh karena itupemurnian kebun benih dilakukan sedinimungkin setelah tanaman memasuki fasegeneratif (sekitar umur 2 tahun) sehinggaapabila teridentifikasi tanaman palsu (off-type) harus segera dilakukan perbaikan.Tanaman kakao yang tidak sesuai denganklon yang dianjurkan harus dihilangkan/dibongkar dan diganti dengan klon yangsesuai tata tanam kebun benih.

4. Metode Pemurniana. Identifikasi tanaman berdasarkan ciri-ciri

morfologi, terutama bagian daun muda(flush), bunga, dan buah.

b. Pemberian label menggunakan catpermanen dan plat seng pada tanamanyang dianggap layak/murni.

c. Pembuatan peta tanaman dan rekapitulasihasil pemurnian.

5. Penyusunan Berita Acara Hasil PemurnianSetelah proses pemurnian calon kebunbenih selesai yang dilaksanakan oleh TimPemurnian kemudian disusun Berita AcaraHasil Pemurnian yang ditandatangani olehanggota Tim. Berita acara merekomendasi-kan status calon kebun benih layak/tidaklayak sebagai kebun benih.

Page 8: Peluang dan Tantangan Perbenihan Kakao di Indonesia · mekanisme kerja sistem perbenihan yang berlaku dengan melibatkan peran pengawasan, pembinaan, sertifikasi, dan standarisasi

13 <<27 | 2 | Juni 2015

PUSAT PENELITIAN KOPI DAN KAKAO INDONESIAWarta

PenutupBisnis perbenihan kakao masih memiliki

peluang yang cukup baik. Pembangunan kebunsumber benih harus melalui proses dan sesuaidengan peraturan Pemerintah yang telahdituangkan dalam undang-undang/peraturanMenteri Pertanian yang menyangkut tentangperbenihan. Ketidaktepatan musim panen dengankebutuhan benih menjadi salah satu kendala dantantangan bagi produsen benih kakao, sehinggaperlu dukungan ketersediaan teknologipenyimpanan benih dan pengaturan musim panenpada setiap kebun sumber benih.

Sumber Pustaka1)Republik Indonesia (1992). Undang-undang No. 12

Tahun 1992, tentang Sistem Budidaya Tanaman.Jakarta. 31p.

2)Anonim (1998). AD dan ART Forum Kerjasama ProdusenBenih Kopi dan Kakao. Pusat Penelitian Kopi danKakao Indonesia. 11p.

3)Republik Indonesia (1992). Undang-undang No. 12Tahun 1992, tentang Sistem Budidaya Tanaman.Lembaran Negara Tahun 1992 No. 46. SekretariatNegara. Jakarta.

4)Republik Indonesia (1995). Peraturan Pemerintah No.44 Tahun 1995, tentang Perbenihan Tanaman.Lembaran Negara Tahun 1995 No. 85. SekretariatNegara. Jakarta.

**0**