pelni.co.id Manajemen Resiko_compressed.pdf · Pendirian PT PELNI (Persero) adalah melakukan usaha...

132

Transcript of pelni.co.id Manajemen Resiko_compressed.pdf · Pendirian PT PELNI (Persero) adalah melakukan usaha...

Page 1: pelni.co.id Manajemen Resiko_compressed.pdf · Pendirian PT PELNI (Persero) adalah melakukan usaha di bidang Pelayaran serta optimalisasi pemanfaatan sumber daya yang dimiliki Perseroan
Page 2: pelni.co.id Manajemen Resiko_compressed.pdf · Pendirian PT PELNI (Persero) adalah melakukan usaha di bidang Pelayaran serta optimalisasi pemanfaatan sumber daya yang dimiliki Perseroan
Page 3: pelni.co.id Manajemen Resiko_compressed.pdf · Pendirian PT PELNI (Persero) adalah melakukan usaha di bidang Pelayaran serta optimalisasi pemanfaatan sumber daya yang dimiliki Perseroan
Page 4: pelni.co.id Manajemen Resiko_compressed.pdf · Pendirian PT PELNI (Persero) adalah melakukan usaha di bidang Pelayaran serta optimalisasi pemanfaatan sumber daya yang dimiliki Perseroan
Page 5: pelni.co.id Manajemen Resiko_compressed.pdf · Pendirian PT PELNI (Persero) adalah melakukan usaha di bidang Pelayaran serta optimalisasi pemanfaatan sumber daya yang dimiliki Perseroan
Page 6: pelni.co.id Manajemen Resiko_compressed.pdf · Pendirian PT PELNI (Persero) adalah melakukan usaha di bidang Pelayaran serta optimalisasi pemanfaatan sumber daya yang dimiliki Perseroan
Page 7: pelni.co.id Manajemen Resiko_compressed.pdf · Pendirian PT PELNI (Persero) adalah melakukan usaha di bidang Pelayaran serta optimalisasi pemanfaatan sumber daya yang dimiliki Perseroan

DAFTAR ISI

PEDOMAN MANAJEMEN RISIKOHal : i Dari : vi

Tanggal :

Revisi :

KEBIJAKAN MANAJEMEN RISIKO

PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT PELAYARAN NASIONAL INDONESIA

Perusahaan Perseroan (Persero) PT Pelayaran Nasional Indonesia disingkat

PT PELNI (Persero) adalah perseroan yang bergerak di bidang usaha pelayaran

menyadari bahwa bidang usahanya mengandung risiko yang harus dikelola secara

efisien dan efektif demi memastikan kesinambungan, profitabilitas dan pertumbuhan

usaha sejalan dengan visi, misi, dan tujuan perseroan. Oleh karena itu, Direksi dan

seluruh pegawai PT PELNI (Persero) berkomitmen untuk :

1. Menerapkan manajemen risiko secara komprehensif dan terintegrasi untuk

mencapai tujuan perseroan;

2. Mempertimbangkan risiko pada setiap perencanaan bisnis dan pada setiap

pengambilan keputusan manajemen dengan menentukan tingkat toleransi risiko;

3. Menyediakan dan mengalokasikan sumberdaya yang cukup untuk mencapai tujuan

manajemen risiko, termasuk untuk meningkatkan kompetensi sumberdaya manusia

dalam bidang manajemen risiko.

Jakarta, 05 Juli 2011

a.n Direksi

Direktur Utama

Jussabella Sahea

No. Dok. : PR- 0.1

Page 8: pelni.co.id Manajemen Resiko_compressed.pdf · Pendirian PT PELNI (Persero) adalah melakukan usaha di bidang Pelayaran serta optimalisasi pemanfaatan sumber daya yang dimiliki Perseroan

DAFTAR ISI

PEDOMAN MANAJEMEN RISIKOHal : ii Dari : vi

Tanggal :

Revisi :

NO. PEMEGANG DOKUMEN

1 Komisaris Utama

2 Komisaris

3 Direktur Utama

4 Direktur Keuangan

5 Direktur SDM dan Umum

6 Direktur Armada

7 Direktur Usaha

8 Corporate Secretary

9 Head of Internal Audit

10 Head of DPA / CSO

11 Senior Manajer Hukum dan Manajemen Risiko

12 Senior Manajer Renlitbang dan SIM

13 Senior Manajer Pengadaan

14 Senior Manajer Pemasaran dan Pengembangan Usaha

15 Senior Manajer Pelayanan Jasa

16 Senior Manajer Teknika

17 Senior Manajer Nautika

18 Senior Manajer Akuntansi

19 Senior Manajer Perbendaharaan

20 Senior Manajer SDM

21 Senior Manajer Umum

22 Para General Manager/Manajer Cabang Kelas A,B, C dan D

23 Para Nakhoda Kapal

24 General Manager SBU Keagenan

25 General Manager SBU Galangan

26 General Manager SBU Wisma Bahtera

No. Dok. : PR- 0.2

Page 9: pelni.co.id Manajemen Resiko_compressed.pdf · Pendirian PT PELNI (Persero) adalah melakukan usaha di bidang Pelayaran serta optimalisasi pemanfaatan sumber daya yang dimiliki Perseroan

DAFTAR ISI

PEDOMAN MANAJEMEN RISIKOHal : iii Dari : vi

Tanggal :

Revisi :

REVISI EDISI BAB HALAMAN URAIAN REVISI

Disiapkan oleh:

SM Hukum dan Manajemen Risiko

Disetujui oleh:

Komite Pengarah

Manajemen Risiko

Disahkan oleh:

Direktur Utama

No. Dok. : PR- 0.3

Page 10: pelni.co.id Manajemen Resiko_compressed.pdf · Pendirian PT PELNI (Persero) adalah melakukan usaha di bidang Pelayaran serta optimalisasi pemanfaatan sumber daya yang dimiliki Perseroan

DAFTAR ISI

PEDOMAN MANAJEMEN RISIKOHal : iv Dari : vi

Tanggal :

Revisi :

BAGIANJUDUL

Kode Dokumen

Halaman

0

0.1 Pernyataan Kebijakan Manajemen Risiko PR-0.1 i

0.2 Daftar Pemegang Dokumen PR-0.2 ii

0.3 Daftar Status Revisi PR-0.3 iii

0.4 Daftar Isi PR-0.4 iv

I

PROFIL PERSEROAN

1.1 Sejarah Singkat Perseroan PP-1.1 1

1.2 Visi, Misi, dan Nilai Utama Perseroan PP-1.2 2

1.3 Maksud dan Tujuan Perseroan PP-1.3 4

1.4 Kegiatan Usaha Perseroan PP-1.4 5

II

SISTEM MANAJEMEN RISIKO

2.1 Tinjauan Umum SR-2.1 6

2.2 Ruang Lingkup SR-2.2 8

2.3 Maksud dan Tujuan Sistem Manajemen Risiko SR-2.3 15

2.4 Persetujuan Dokumen SR-2.4 16

2.5 Pengendalian Dokumen SR-2.5 17

2.6 Perubahan Pedoman Manajemen Risiko SR-2.6 18

2.7 Pengomunikasian Pedoman Manajemen Risiko SR-2.7 19

III

KEBIJAKAN UMUM

3.1 Definisi KU-3.1 20

3.2 Prinsip Manajemen Risiko KU-3.2 23

3.3 Komitmen Manajemen Risiko Perseroan KU-3.3 24

3.4 Tujuan dan Sasaran Manajemen Risiko KU-3.4 25

3.5 Strategi Penerapan Manajemen Risiko KU-3.5 26

3.6 Ruang Lingkup Penerapan Manajemen Risiko KU-3.6 27

3.7 Kerangka Kerja Penerapan Manajemen Risiko KU-3.7 28

IV

PEDOMAN UMUM

4.1 Struktur Organisasi PU-4.1 29

4.2 Wewenang dan Tanggung jawab PU-4.2 31

4.3 Pengembangan dan pengomunikasian Kebijakan PU-4.3 35

No. Dok. : PR- 0.4

Page 11: pelni.co.id Manajemen Resiko_compressed.pdf · Pendirian PT PELNI (Persero) adalah melakukan usaha di bidang Pelayaran serta optimalisasi pemanfaatan sumber daya yang dimiliki Perseroan

DAFTAR ISI

PEDOMAN MANAJEMEN RISIKOHal : v Dari : vi

Tanggal :

Revisi :

BAGIANJUDUL

Kode

DokumenHalaman

4.4 Penanaman Nilai dan Budaya Risiko PU-4.4 36

4.5 Penetapan Risk Appetite dan Deployment Risk Tolerance PU-4.5 37

4.6 Klasifikasi Risiko PU-4.6 39

4.7 Kriteria Risiko PU-4.7 41

4.8 Kerangka Proses Manajemen Risiko PU-4.8 44

4.9 Pelaporan Manajemen Risiko PU-4.9 50

4.10 Reviu Manajemen dan Evaluasi Manajemen Risiko PU-4.10 51

4.11 Peningkatan Kompetensi Manajemen Risiko PU-4.11 52

V

PROSEDUR KERJA

5.1 Tinjauan Umum PK-5.1 53

5.2 Prosedur Pengembangan dan Perubahan Pedoman

Manajemen Risiko

PK-5.2 54

5.3 Prosedur Penetapan Risk Appetite dan Deployment Risk

Tolerance

PK-5.3 57

5.4 Prosedur Risk Assessment - Level Korporat PK-5.4 59

5.5 Prosedur Risk Assessment - Level Unit Kerja PK-5.5 62

5.6 Prosedur Pelaporan dan Pengomunikasian PK-5.6 65

5.7 Prosedur Reviu Manajemen PK-5.7 67

VI

INSTRUKSI KERJA

6.1 Tinjauan Umum IK-6.1 69

6.2 Instruksi Kerja Penetapan Risk Appetite IK-6.2 70

6.3 Instruksi Kerja Deployment Risk Tolerance IK-6.3 71

6.4 Instruksi Kerja Identifikasi Peristiwa – Level Korporat/Unit Kerja

IK-6.4 72

6.5 Instruksi Kerja Penyusunan Daftar Risiko – Level Korporat/Unit Kerja

IK-6.5 73

6.6 Instruksi Kerja Pengukuran Level Risiko IK-6.6 74

6.7 Instruksi Kerja Penyusunan Database Peristiwa Risiko IK-6.7 75

6.8 Instruksi Kerja Penyusunan Rencana dan Realisasi Penanganan Risiko Tambahan

IK-6.8 76

6.9 Instruksi Kerja Penyusunan Laporan Penerapan

Manajemen Risiko Korporat

IK-6.9 77

6.10 Instruksi Kerja Penyusunan Laporan Penerapan

Manajemen Risiko Unit Kerja

IK-6.10 78

6.11 Instruksi Kerja Pelaksanaan Reviu Manajemen Risiko IK-6.11 79

No. Dok. : PR- 0.4

Page 12: pelni.co.id Manajemen Resiko_compressed.pdf · Pendirian PT PELNI (Persero) adalah melakukan usaha di bidang Pelayaran serta optimalisasi pemanfaatan sumber daya yang dimiliki Perseroan

DAFTAR ISI

PEDOMAN MANAJEMEN RISIKOHal : vi Dari : vi

Tanggal :

Revisi :

BAGIAN JUDULKode

Dokumen

Halaman

VII

FORMULIR

7.1 Formulir Penetapan Risk Appetite FM-7.1 80

7.2 Formulir Deployment Risk Tolerance FM-7.2 82

7.3 Formulir Identifikasi Peristiwa – Level Korporat/Unit Kerja FM-7.3 83

7.4 Formulir Daftar Risiko – Level Korporat/Unit Kerja FM-7.4 85

7.5 Formulir Pengukuran Level Risiko FM-7.5 87

7.6 Formulir Database Peristiwa Risiko FM-7.6 88

7.7 Formulir Rencana dan Realisasi Penanganan Risiko

Tambahan

FM-7.7 89

7.8 Formulir Laporan Penerapan Manajemen Risiko Korporat FM-7.8 91

7.9 Formulir Laporan Penerapan Manajemen Risiko Unit Kerja FM-7.9 93

7.10 Formulir Reviu Manajemen Risiko FM-7.10 94

Daftar Istilah

No. Dok. : PR- 0.4

Page 13: pelni.co.id Manajemen Resiko_compressed.pdf · Pendirian PT PELNI (Persero) adalah melakukan usaha di bidang Pelayaran serta optimalisasi pemanfaatan sumber daya yang dimiliki Perseroan

PROFIL

PERUSAHAAN

BAB I

Page 14: pelni.co.id Manajemen Resiko_compressed.pdf · Pendirian PT PELNI (Persero) adalah melakukan usaha di bidang Pelayaran serta optimalisasi pemanfaatan sumber daya yang dimiliki Perseroan
Page 15: pelni.co.id Manajemen Resiko_compressed.pdf · Pendirian PT PELNI (Persero) adalah melakukan usaha di bidang Pelayaran serta optimalisasi pemanfaatan sumber daya yang dimiliki Perseroan

I. PROFIL PERSEROAN

PEDOMAN MANAJEMEN RISIKOHal : 1 Dari : 94

Tanggal :

Revisi :

1.1. Sejarah Singkat Perseroan

PT PELNI (Persero) didirikan pada tanggal 28 April 1952, dengan Surat Keputusan

Menteri Perhubungan No. M.2/1/2 tanggal 28 April 1952 dan No. A.2/1/1 tanggal 19

April 1952 serta dituangkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No 5 tanggal 10

Juni 1952. Sesuai dengan Undang-Undang No 9 tahun 1969, bentuk badan hukum

sebagai Perusahaan Perseroan (Persero) dituangkan dalam Akte Notaris Soeleman

Ardjasasmita, SH No 31 tanggal 30 Oktober 1975 dan disahkan dengan Keputusan

Menteri Kehakiman No Y.A.5/281/1 tanggal 17 Mei 1976. Pada tahun 1998 terjadi

perubahan Anggaran Dasar Perusahaan yang dituangkan dengan Akte Notaris Imas

Fatimah, SH No 22 tanggal 4 Maret 1998 yang disahkan dengan Keputusan Menteri

Kehakiman Republik Indonesia No C 2-11256 HT.01.04 tahun 1998 tanggal 13

Agustus 1998 dan diumumkan dalam Tambahan Berita Negara Republik Indonesia

No. 31 tanggal 16 April 1999. Sesuai dengan ketentuan Undang-Undang No 40 Tahun

2007 tentang Perseroan Terbatas, maka telah diputuskan untuk melaksanakan

pengubahan seluruh Anggaran Dasar Perusahaan, terakhir dengan Akta No 10

tanggal 13 Agustus 2008 yang dibuat oleh Notaris Raden Mas Soediarto Soenarto,

SH,SpN. Modal ditempatkan dan diambil bagian oleh Negara Republik Indonesia

sebanyak 3.567.217 lembar saham atau seluruhnya sebesar Rp 3.567.217.000.000,00

(tiga triliun lima ratus enam puluh tujuh miliar dua ratus tujuh belas juta rupiah) telah

disetor penuh oleh Negara Republik Indonesia (100% milik Pemerintah RI).

No. Dok. : PP- 1.1

Page 16: pelni.co.id Manajemen Resiko_compressed.pdf · Pendirian PT PELNI (Persero) adalah melakukan usaha di bidang Pelayaran serta optimalisasi pemanfaatan sumber daya yang dimiliki Perseroan

I. PROFIL PERSEROAN

PEDOMAN MANAJEMEN RISIKOHal : 2 Dari : 94

Tanggal :

Revisi :

1.2. Visi, Misi, dan Nilai Utama Perseroan

Visi :

“Menjadi perseroan pelayaran yang tangguh dan pilihan utama pelanggan”

Visi PT PELNI (Persero) mempunyai makna sebagai berikut:

Tangguh

• Pertumbuhan perseroan maksimal (company’s value growth)

• Center of excellence usaha pelayaran nasional : SDM, Produksi,

Distribusi, Pelayanan dan Keselamatan & Kesehatan Lingkungan.

• Memiliki jaringan Trayek Nusantara yang optimal.

Pilihan Utama Pelanggan

• Fokus pada pelanggan untuk memberikan pelayanan prima.

• Load Factor minimum 90% untuk penumpang dan 90% untuk barang.

Misi :

• Mengelola dan mengembangkan Angkutan Laut guna menjamin

Aksesibilitas Masyarakat untuk menunjang terwujudnya wawasan

Nusantara.

• Meningkatkan Kontribusi Pendapatan bagi Negara, Karyawan serta

berperan di dalam Pembangunan Lingkungan dan Pelayanan kepada

Masyarakat.

• Meningkatkan nilai perseroan melalui kreativitas, inovasi dan

pengembangan kompetensi Sumber Daya Manusia

• Menjalankan usaha secara adil dengan memperhatikan azas manfaat

bagi semua pihak yang terlibat (stake holders).

No. Dok. : PP- 1.2

Page 17: pelni.co.id Manajemen Resiko_compressed.pdf · Pendirian PT PELNI (Persero) adalah melakukan usaha di bidang Pelayaran serta optimalisasi pemanfaatan sumber daya yang dimiliki Perseroan

I. PROFIL PERSEROAN

PEDOMAN MANAJEMEN RISIKOHal : 3 Dari : 94

Tanggal :

Revisi :

NILAI UTAMA (CORE VALUES) PERSEROAN

Dalam mencapai Visinya, PT PELNI (Persero) berkomitmen untuk menerapkan tata

Nilai Utama (Core values) sebagai berikut :

Integrity

Setiap Insan Pelni harus bertindak dengan integritas (kejujuran, konsisten,

komitmen,berani dan dapat dipercaya) dalam rangka mencapai keunggulan dalam

kinerja berdasarkan tuntutan “stakeholders”

Service Excellence

Fokus pada pelanggan untuk memberikan pelayanan prima dan memastikan

produk/jasa yang dikerjakan dapat memenuhi kebutuhan pelanggan

Continuous learning

Setiap Insan Pelni harus mampu mentransformasikan dirinya secara

berkelanjutan,berdasarkan tuntutan yang sedang maupun akan terjadi.

Careness

Menjaga keselamatan, keamanan dan kesehatan lingkungan untuk karyawan, mitra

kerja, pelanggan maupun masyarakat pada umumnya.

No. Dok. : PP- 1.2

Page 18: pelni.co.id Manajemen Resiko_compressed.pdf · Pendirian PT PELNI (Persero) adalah melakukan usaha di bidang Pelayaran serta optimalisasi pemanfaatan sumber daya yang dimiliki Perseroan

I. PROFIL PERSEROAN

PEDOMAN MANAJEMEN RISIKOHal : 4 Dari : 94

Tanggal :

Revisi :

1.3. Maksud dan Tujuan Perseroan

Sesuai dengan pasal 3 ayat 1 Anggaran Dasar Perseroan maksud dan tujuan

Pendirian PT PELNI (Persero) adalah melakukan usaha di bidang Pelayaran serta

optimalisasi pemanfaatan sumber daya yang dimiliki Perseroan untuk

menghasilkan barang dan atau jasa yang bermutu tinggi dan berdaya saing kuat

untuk mendapatkan/mengejar keuntungan guna meningkatkan nilai Perseroan

dengan menerapkan prinsip-prinsip Perseroan Terbatas.

No. Dok. : PP- 1.3

Page 19: pelni.co.id Manajemen Resiko_compressed.pdf · Pendirian PT PELNI (Persero) adalah melakukan usaha di bidang Pelayaran serta optimalisasi pemanfaatan sumber daya yang dimiliki Perseroan

I. PROFIL PERSEROAN

PEDOMAN MANAJEMEN RISIKOHal : 5 Dari : 94

Tanggal :

Revisi :

1.4. Kegiatan Usaha Perseroan

Dalam Anggaran Dasar Perseroan Pasal 3 ayat 2 disebutkan bahwa untuk

mencapai maksud dan tujuan tersebut, Perseroan melaksanakan kegiatan usaha

sebagai berikut :

Menjalankan usaha dalam bidang Pelayaran yang meliputi sebagai berikut :

a. Usaha dalam bidang Jasa Transportasi Laut untuk trayek Dalam Negeri dan

Luar Negeri untuk angkutan penumpang, hewan dan barang dengan jaringan

pelayaran berjadual dan pelayaran yang melayani potensi pasar;

b. Pengadaan armada dan kelengkapannya untuk menyelenggarakan

pengangkutan penumpang dan barang;

c. Usaha keagenan umum Dalam dan Luar Negeri, usaha terminal, canvassing

cargo, crewing, freight, forwarder, pergudangan, rede, bongkar muat, charter

dan broker kapal;

d. Melakukan kegiatan pemeliharaan kapal dan usaha dok/reparasi kapal;

e. Kegiatan jasa konsultasi, pendidikan dan latihan yang berkaitan dengan

kegiatan usaha pelayaran;

Dalam Pasal 3 ayat 3 disebutkan bahwa selain kegiatan usaha utama

sebagaimana dimaksud pada ayat 2, Perseroan dapat melakukan kegiatan usaha

dalam rangka optimalisasi pemanfaatan sumber daya yang dimiliki untuk:

a. Usaha Penyewaan ruangan dan kantor;

b. Hotel;

c. Wisma/penginapan dan;

d. Penunjang pariwisata.

No. Dok. : PP- 1.4

Page 20: pelni.co.id Manajemen Resiko_compressed.pdf · Pendirian PT PELNI (Persero) adalah melakukan usaha di bidang Pelayaran serta optimalisasi pemanfaatan sumber daya yang dimiliki Perseroan
Page 21: pelni.co.id Manajemen Resiko_compressed.pdf · Pendirian PT PELNI (Persero) adalah melakukan usaha di bidang Pelayaran serta optimalisasi pemanfaatan sumber daya yang dimiliki Perseroan

SISTEM

MANAJEMEN RISIKO

BAB II

Page 22: pelni.co.id Manajemen Resiko_compressed.pdf · Pendirian PT PELNI (Persero) adalah melakukan usaha di bidang Pelayaran serta optimalisasi pemanfaatan sumber daya yang dimiliki Perseroan
Page 23: pelni.co.id Manajemen Resiko_compressed.pdf · Pendirian PT PELNI (Persero) adalah melakukan usaha di bidang Pelayaran serta optimalisasi pemanfaatan sumber daya yang dimiliki Perseroan

II. SISTEM MANAJEMEN RISIKO

PEDOMAN MANAJEMEN RISIKO

Hal : 6 Dari : 94

Tanggal :

Revisi :

2.1. Tinjauan Umum

Manajemen risiko merupakan suatu sistem pengelolaan risiko dan perlindungan

terhadap harta benda, hak milik dan nilai perseroan atas kemungkinan timbulnya

kerugian karena adanya risiko.

Penjabaran dari pelaksanaan manajemen risiko di PT PELNI (Persero) ditetapkan

dalam suatu Pedoman Penerapan Manajemen Risiko yang memuat kebijakan,

pedoman umum, prosedur, instruksi kerja, dan formulir manajemen risiko. Berpijak

pada kerangka konsep tersebut, maka struktur dokumen peraturan organisasi dalam

sistem manajemen risiko digambarkan sebagai berikut :

Komitmen Manajemen Risiko

Tujuan dan Sasaran Manajemen Risiko

PEDOMAN UMUM MANAJEMEN RISIKO

PROSEDUR MANAJEMEN RISIKO

INSTRUKSI KERJA MANAJEMEN RISIKO

Level 1

Level 2

Level 3

Level 0

Strategi Penerapan Manajemen Risiko

KEBIJAKAN MANAJEMEN RISIKO

Prinsip Manajemen Risiko

Gambar 1 – Struktur Dokumen Sistem Manajemen Risiko

FORMULIR MANAJEMEN RISIKO Level 4

No. Dok. : SR- 2.1

Page 24: pelni.co.id Manajemen Resiko_compressed.pdf · Pendirian PT PELNI (Persero) adalah melakukan usaha di bidang Pelayaran serta optimalisasi pemanfaatan sumber daya yang dimiliki Perseroan

II. SISTEM MANAJEMEN RISIKO

PEDOMAN MANAJEMEN RISIKO

Hal : 7 Dari : 94

Tanggal :

Revisi :

Uraian singkat mengenai sistem manajemen risiko perseroan adalah sebagai

berikut :

1. Kebijakan Umum Manajemen Risiko (Level 0) adalah dokumen yang berisi

Prinsip Manajemen Risiko, Komitmen Manajemen Risiko, Tujuan dan Sasaran

Manajemen Risiko, Strategi Penerapan Manajemen Risiko.

2. Pedoman Umum Manajemen Risiko (Level 1) adalah dokumen yang berisi

Struktur Organisasi Manajemen Risiko, Wewenang dan Tanggung Jawab,

Pengembangan dan Pengomunikasian Sistem Manajemen Risiko, Penanaman

Nilai dan Budaya Risiko, Penetapan Risk Appetite dan Deployment Risk

Tolerance, Kriteria Risiko, Proses Manajemen Risiko, Pelaporan Penerapan

Manajemen Risiko, Reviu Manajemen dan Evaluasi Manajemen Risiko,

Peningkatan Kompetensi Manajemen Risiko dan hal-hal lain yang mengatur

hal-hal umum sebagai penjabaran atas Kebijakan Umum Manajemen Risiko.

3. Prosedur Manajemen Risiko (Level 2) adalah dokumen yang berisi urutan

kegiatan dan cara kerja dari setiap pihak yang berperan dalam menjalankan

proses manajemen risiko, yang merupakan penjabaran dari pasal-pasal dalam

Pedoman Umum Manajemen Risiko.

4. Instruksi Kerja Manajemen Risiko (Level 3) adalah dokumen yang menguraikan

lebih rinci isi dokumen Prosedur Manajemen Risiko (Level 2) yang dijadikan

untuk pedoman langkah kerja sehari-hari oleh pelaksana pekerjaan.

5. Formulir Manajemen Risiko (Level 4) adalah dokumen berbentuk formulir yang

harus diisi oleh pelaksana untuk mencatat segala kegiatan yang telah dilakukan

No. Dok. : SR- 2.1

Page 25: pelni.co.id Manajemen Resiko_compressed.pdf · Pendirian PT PELNI (Persero) adalah melakukan usaha di bidang Pelayaran serta optimalisasi pemanfaatan sumber daya yang dimiliki Perseroan

II. SISTEM MANAJEMEN RISIKO

PEDOMAN MANAJEMEN RISIKO

Hal : 8 Dari : 94

Tanggal :

Revisi :

2.2. Ruang Lingkup

Ruang lingkup Sistem Manajemen Risiko, meliputi hal-hal sebagai berikut :

1. Wewenang dan tanggung jawab komisaris;

2. Wewenang dan tanggung jawab direksi

3. Kecukupan kebijakan, prosedur, dan penetapan limit risiko dan batasan toleransi

atas limit risiko;

4. Kecukupan proses identifikasi, pengukuran, pengendalian dan pemantauan risiko

serta sistem informasi manajemen risiko;

5. Sistem pengendalian intern.

2.2.1 Wewenang dan Tanggung Jawab Komisaris dan Direksi

Keberhasilan program penerapan manajemen risiko salah satunya ditentukan oleh

peran aktif direksi dan komisaris. Oleh karena itu, perseroan menetapkan

wewenang dan tanggung jawab yang jelas khususnya untuk direksi dan komisaris

sebagai berikut :

1. Komisaris

Berwenang dan bertanggung jawab untuk :

a. Mengevaluasi pertanggungjawaban dan memberikan saran perbaikan

kepada Direksi atas pelaksanaan Kebijakan Manajemen Risiko.

b. Melakukan kegiatan pengawasan terhadap penerapan kebijakan

manajemen risiko berdasarkan hasil evaluasi oleh Bagian SPI.

c. Mengevaluasi dan memutuskan permohonan Direksi yang berkaitan

dengan transaksi yang memerlukan persetujuan dewan Komisaris setelah

melalui kajian analisa risiko.

d. Memantau pelaksanaan pengelolaan risiko perseroan dan memberikan

masukan untuk perbaikan.

2. Direksi

Berwenang dan bertanggung jawab untuk :

a. Menyusun dan menetapkan kebijakan serta strategi manajemen risiko

secara tertulis dan komprehensif;

No. Dok. : SR- 2.2

Page 26: pelni.co.id Manajemen Resiko_compressed.pdf · Pendirian PT PELNI (Persero) adalah melakukan usaha di bidang Pelayaran serta optimalisasi pemanfaatan sumber daya yang dimiliki Perseroan

II. SISTEM MANAJEMEN RISIKO

PEDOMAN MANAJEMEN RISIKO

Hal : 9 Dari : 94

Tanggal :

Revisi :

b. Bertanggung jawab atas pelaksanaan kebijakan manajemen risiko;

c. Menetapkan strategi dan kebijakan penanganan pengelolaan risiko serta

melakukan pengawasan atas pelaksanaannya;

d. Memastikan risiko-risiko yang terjadi dilihat dari aspek keuangan,

operasional dan strategi pada tingkat perseroan;

e. Melakukan identifikasi dan kajian terhadap potensi risiko yang dihadapi

perseroan;

f. Mengembangkan budaya manajemen risiko pada seluruh jenjang jabatan

organisasi perseroan;

g. Memastikan telah dilaksanakannya peningkatan kompetensi sumberdaya

manusia yang terkait dengan manajemen risiko;

h. Memastikan bahwa organisasi yang dibentuk untuk mengelola manajemen

risiko telah berfungsi secara independen;

i. Melaksanakan kaji ulang secara berkala untuk memastikan:

- Keakuratan metodologi penilaian risiko;

- Kecukupan implementasi sistem informasi manajemen risiko;

- Ketepatan kebijakan, prosedur dan penetapan limit risiko;

j. Mengungkapkan kebijakan yang ditetapkan perseroan menyangkut

pengelolaan risiko dalam Laporan Tahunan;

k. Memberikan informasi hasil analisis risiko yang dilakukan kepada Dewan

Komisaris.

2.2.2. Kebijakan, Prosedur dan Penetapan Limit Risiko

1) Kebijakan Risiko

Untuk mendukung pelaksanaan manajemen risiko, maka direksi menetapkan

kebijakan risiko meliputi beberapa hal, antara lain:

a. Penetapan jenis risiko yang terkait dengan aktivitas perseroan yang

bergerak dalam bidang pelayaran;

b. Penetapan penggunaan metode pengukuran dan sistem informasi

manajemen risiko;

c. Penetapan limit dan batas toleransi terhadap limit risiko tersebut;

No. Dok. : SR- 2.2

Page 27: pelni.co.id Manajemen Resiko_compressed.pdf · Pendirian PT PELNI (Persero) adalah melakukan usaha di bidang Pelayaran serta optimalisasi pemanfaatan sumber daya yang dimiliki Perseroan

II. SISTEM MANAJEMEN RISIKO

PEDOMAN MANAJEMEN RISIKOHal : 10 Dari : 94

Tanggal :

Revisi :

d. Penetapan penilaian peringkat dan prioritas risiko;

e. Penyusunan rencana darurat (contingency plan) dalam kondisi yang

terburuk;

f. Penerapan sistem pengendalian intern dalam penerapan manajemen

risiko.

g. Pengambilan keputusan yang berisiko cukup tinggi diungkapkan secara

memadai kepada stakeholders dalam Laporan Tahunan.

2. Prosedur Manajemen Risiko

Dalam rangka penerapan manajemen risiko perlu diatur tata cara untuk

melaksanakan proses manajemen risiko yang terintegrasi dalam suatu sistem

dan prosedur yang komprehensif, meliputi:

a. Akuntabilitas serta penjenjangan delegasi tugas dan tanggung jawab

secara jelas;

b. Pelaksanaan kaji ulang sebagai upaya penyempurnaan terhadap sistem

dan prosedur secara terus menerus;

c. Seluruh prosedur termaksud didokumentasikan dalam bentuk prosedur

yang disusun secara tertulis untuk menjadi petunjuk pelaksanaan

manajemen risiko, yang diatur dalam Prosedur Penerapan Manajemen

Risiko.

3. Penetapan Limit Risiko

Tingkat besaran risiko yang akan diterima/diambil oleh perseroan disesuaikan

dengan kemampuan perseroan, yang ditetapkan sebagai limit risiko dan

batasan toleransi limit risiko dengan memperhatikan pengalaman dalam

pengelolaan risiko periode yang lalu.

Penetapan limit risiko didasarkan pada sasaran/KPI (Key Performance

Indicator) yang telah ditetapkan dan ditinjau secara berkala sekurang-

kurangnya 1 (satu) kali dalam 1 (satu) tahun atau frekuensi yang lebih sering,

sesuai dengan kebutuhan, karakteristik dan jenis risiko itu sendiri serta

perkembangan kondisi perseroan.

No. Dok. : SR- 2.2

Page 28: pelni.co.id Manajemen Resiko_compressed.pdf · Pendirian PT PELNI (Persero) adalah melakukan usaha di bidang Pelayaran serta optimalisasi pemanfaatan sumber daya yang dimiliki Perseroan

Hal : 11 Dari : 94

Tanggal :

Revisi :

Penetapan limit risiko perlu diatur dalam suatu prosedur, yang mencakup hal-

hal sebagai berikut :

a. Limit risiko secara keseluruhan;

b. Limit per aktivitas fungsional tertentu yang memiliki tingkatan/eksposur

risiko yang cukup signifikan, meliputi beberapa fungsi kegiatan utama : -

Fungsi Akuntansi Keuangan, Fungsi Akuntansi Manajemen dan

Anggaran, Fungsi Perpajakan, Fungsi Administrasi Keuangan, Fungsi

Pengelolaan Dana & PKBL

- Fungsi Administrasi Personalia, Fungsi Pengembangan SDM dan

Organisasi, Fungsi Administrasi dan Rumah Tangga Kantor, Fungsi

Pendayagunaan & Pengamanan Aset Umum

- Fungsi Perencanaan dan Pengendalian Teknik, Fungsi Pemeliharaan

Kapal, Fungsi Pemeliharaan dan Sertifikasi Kapal, Fungsi

Telekomunikasi dan Elektronika

- Fungsi Keselamatan, Keamanan dan Kesehatan Kerja

- Fungsi Pemasaran, Fungsi Pengembangan Usaha, Fungsi Operasi

Kapal, Fungsi Pelayanan Jasa

- Fungsi Pengawasan Internal

- Fungsi Sekretariat Direksi dan GCG, Fungsi Corporate Relation

- Fungsi Renlitbang, Fungsi SIM

- Fungsi Hukum, Fungsi Manajemen Risiko

- Fungsi Administrasi Pengadaan dan Pembelian, Fungsi Pergudangan

c. Limit per jenis risiko.

Limit risiko ditetapkan sebagai kebijakan manajemen, dengan tujuan

untuk menjadi batasan besaran risiko yang masih dapat diterima/diambil

perseroan dalam pelaksanaan kegiatan operasional perseroan yang tidak

akan mengganggu pencapaian tujuan perseroan secara keseluruhan. Hal

ini sangat diperlukan karena tidak seluruh rencana atau target dapat

dicapai sesuai dengan yang telah ditetapkan, mengingat berbagai faktor

yang mempengaruhinya, baik internal maupun eksternal.

No. Dok. : SR- 2.2

II. SISTEM MANAJEMEN RISIKO

PEDOMAN MANAJEMEN RISIKO

Page 29: pelni.co.id Manajemen Resiko_compressed.pdf · Pendirian PT PELNI (Persero) adalah melakukan usaha di bidang Pelayaran serta optimalisasi pemanfaatan sumber daya yang dimiliki Perseroan

Hal : 12 Dari : 94

Tanggal :

Revisi :

Dengan ditetapkannya limit risiko ini, juga memberikan fleksibilitas dalam

pelaksanaan kegiatan operasional perseroan, sehingga apabila perseroan

pada suatu saat tertentu mengalami kondisi yang cukup memberatkan

dan tidak mungkin dihindari, telah disiapkan cara mengantisipasinya

dengan berbagai alternatif penyelesaian dan batasan kegagalan/risiko

yang masih dapat diterima perseroan.

2.2.3.Proses Manajemen Risiko

Proses manajemen risiko diawali dengan membentuk kesadaran pada setiap

jenjang organisasi, perlu ditanamkan bahwa dalam setiap aktivitas yang

dilaksanakan di unit kerja pasti mengandung suatu risiko, atau dengan kata lain

tidak ada kegiatan yang tanpa risiko. Oleh karena itu perlu ditetapkan pola

pengelolaan risiko, agar tidak menyebabkan kerugian bagi perseroan atau

bahkan kalau memungkinkan dapat dikelola menjadi peluang yang dapat

meningkatkan keuntungan bagi perseroan.

Program penerapan manajemen risiko mulai dilaksanakan oleh Biro Hukum &

Manajemen Risiko dengan beberapa persiapan yang cukup penting antara lain :

1. Mempersiapkan pelaksanaan program penerapan manajemen risiko secara

keseluruhan.

2. Setelah proses persiapan selesai dilaksanakan, Biro Hukum & Manajemen

Risiko menjalankan tugas untuk mengelola implementasi/penerapan

manajemen risiko secara terintegrasi untuk seluruh unit kerja.

3. Melakukan kajian terhadap dokumen perseroan untuk mendapatkan

informasi yang memadai tentang kinerja yang dicapai serta kondisi

perseroan yang lalu (data historis) dan kondisi saat ini/sedang berjalan.

4. Melakukan kajian terhadap proses/operasional perseroan yang dilaksanakan

selama ini, untuk dapat memperkirakan adanya risiko pada setiap aktivitas

yang dilaksanakan.

5. Melakukan evaluasi awal terhadap risiko yang mungkin terjadi pada setiap

aktivitas yang akan dilaksanakan dan rencana pengendaliannya serta

No. Dok. : SR- 2.2

II. SISTEM MANAJEMEN RISIKO

PEDOMAN MANAJEMEN RISIKO

Page 30: pelni.co.id Manajemen Resiko_compressed.pdf · Pendirian PT PELNI (Persero) adalah melakukan usaha di bidang Pelayaran serta optimalisasi pemanfaatan sumber daya yang dimiliki Perseroan

Hal : 13 Dari : 94

Tanggal :

Revisi :

mempersiapkan tindakan yang harus diambil (risk treatment) jika risiko

benar-benar terjadi bersama-sama dengan unit kerja terkait.

6. Menyusun kerangka acuan yang digunakan sebagai pedoman/panduan bagi

seluruh unit kerja dalam melaksanakan penerapan manajemen risiko.

7. Bertanggung jawab untuk mengkoordinasikan penerapan manajemen risiko

dengan seluruh unit kerja.

8. Melakukan kajian terhadap kecukupan pengelolaan risiko yang diterapkan

perseroan sebagai bahan kajian risiko oleh Komite Pengarah Manajemen

Risiko yang akan dilaporkan kepada Direksi.

9. Memberikan masukan atas prosedur atau proses manajemen risiko dan

memberikan kontribusi terhadap peningkatan pengelolaan risiko dan

pengendalian kepada manajemen.

2.2.4. Sistem Pengendalian Intern

Sistem pengendalian intern disusun sebagai alat untuk mendeteksi dan

mencegah terjadinya penyimpangan dalam pelaksanaan suatu aktivitas dari

rencana yang telah ditetapkan.

Dengan dilaksanakannya pengendalian intern diharapkan dapat diperoleh

kepastian bahwa seluruh aktivitas telah dilaksanakan sesuai dengan ketentuan

yang berlaku, efektif dan efisien, tersedia informasi yang lengkap dan akurat,

dan budaya risiko telah built in menjadi bagian dalam setiap aktivitas yang

dikerjakan di unit kerja.

Penilaian efektivitas pengendalian intern dilaksanakan dengan cara

membandingkan antara hasil kinerja perseroan secara keseluruhan dengan

target yang ditetapkan dan memberikan umpan balik yang diperlukan pihak

manajemen untuk mengevaluasi hasil-hasil yang diperoleh serta mengambil

tindakan perbaikan apabila diperlukan. Sehingga efektivitas pengendalian intern

tersebut sangat menentukan ketepatan pengambilan keputusan oleh

manajemen dalam rangka pertanggungjawaban kepada semua pihak yang

berkepentingan terhadap perseroan (stakeholders).

No. Dok. : SR- 2.2

II. SISTEM MANAJEMEN RISIKO

PEDOMAN MANAJEMEN RISIKO

Page 31: pelni.co.id Manajemen Resiko_compressed.pdf · Pendirian PT PELNI (Persero) adalah melakukan usaha di bidang Pelayaran serta optimalisasi pemanfaatan sumber daya yang dimiliki Perseroan

Hal : 14 Dari : 94

Tanggal :

Revisi :

Untuk menilai efektif atau tidaknya sistem pengendalian intern dalam penerapan

manajemen risiko, diperlukan pengawasan aktif atas pelaksanaan pengendalian

intern di seluruh unit kerja oleh Satuan Pengawasan Intern (SPI) selaku fungsi

pengawasan melalui kegiatan audit yang berbasis pada risiko (risk based audit).

No. Dok. : SR- 2.2

II. SISTEM MANAJEMEN RISIKO

PEDOMAN MANAJEMEN RISIKO

Page 32: pelni.co.id Manajemen Resiko_compressed.pdf · Pendirian PT PELNI (Persero) adalah melakukan usaha di bidang Pelayaran serta optimalisasi pemanfaatan sumber daya yang dimiliki Perseroan

Hal : 15 Dari : 94

Tanggal :

Revisi :

2.3. Maksud dan Tujuan Sistem Manajemen Risiko

Penetapan dan pelaksanaan Sistem Manajemen Risiko dimaksudkan untuk

memberikan arah dan batasan serta tanggung jawab yang jelas terhadap pelaksanaan

manajemen risiko dengan mengacu kepada sistem dan struktur ERM COSO.

Tujuan dari Sistem Manajemen Risiko adalah sebagai berikut :

1. Memetakan pembagian wewenang dan tanggung jawab pengelolaan manajemen

risiko;

2. Memberikan arah dalam penerapan manajemen risiko mulai dari identifikasi,

pengukuran, penentuan respon, pelaksanaan aktivitas pengendalian,

pengomunikasian dan pemantauan risiko;

3. Menjadi pedoman bagi pengembangan, pengomunikasian dan penyempurnaan

secara periodik terhadap kebijakan manajemen risiko dan peraturan pendukung

lainnya dalam bidang manajemen risiko;

4. Memberikan gambaran yang jelas kepada para stakeholders tentang bagaimana

perseroan mengelola risiko usahanya;

5. Sebagai acuan Satuan Pengawasan Intern (SPI) untuk melaksanakan audit

internal yang berbasis pada risiko (risk based internal audit).

No. Dok. : SR- 2.3

II. SISTEM MANAJEMEN RISIKO

PEDOMAN MANAJEMEN RISIKO

Page 33: pelni.co.id Manajemen Resiko_compressed.pdf · Pendirian PT PELNI (Persero) adalah melakukan usaha di bidang Pelayaran serta optimalisasi pemanfaatan sumber daya yang dimiliki Perseroan

Hal : 16 Dari : 94

Tanggal :

Revisi :

2.4. Persetujuan Dokumen

Guna memberikan aturan yang jelas terhadap dokumen Sistem Manajemen Risiko,

maka perlu diatur pola persetujuan terhadap setiap penyusunan maupun

revisi/penyempurnaan yang dilakukan terhadap dokumen ini, sebagai berikut:

1. Pedoman Penerapan Manajemen Risiko ini merupakan dokumen perseroan yang

berkaitan dengan pengelolaan risiko perseroan;

2. Pedoman ini dibuat hanya untuk kegiatan yang berkaitan dengan manajemen

risiko perseroan dan tidak boleh dipergunakan untuk kepentingan lain tanpa

seijin Biro Hukum & Manajemen Risiko;

3. Sebelum diterbitkan, Pedoman Penerapan Manajemen Risiko ini harus mendapat

persetujuan Direksi melalui Surat Keputusan Direksi tentang Pedoman Penerapan

Manajemen Risiko;

4. Pedoman ini bersifat dinamis dan dapat direvisi sesuai dengan kebutuhan

perseroan;

5. Setiap revisi atau perubahan yang berkaitan dengan isi dokumen harus

mendapat persetujuan pihak-pihak yang berwenang sebagaimana diuraikan pada

dokumen SR-2.6 tentang Perubahan Pedoman Penerapan Manajemen Risiko.

No. Dok. : SR- 2.4

II. SISTEM MANAJEMEN RISIKO

PEDOMAN MANAJEMEN RISIKO

Page 34: pelni.co.id Manajemen Resiko_compressed.pdf · Pendirian PT PELNI (Persero) adalah melakukan usaha di bidang Pelayaran serta optimalisasi pemanfaatan sumber daya yang dimiliki Perseroan

Hal : 17 Dari : 94

Tanggal :

Revisi :

2.5. Pengendalian Dokumen

Perseroan menerbitkan dan memelihara suatu prosedur pengendalian semua dokumen

yang terkait dengan Pedoman Penerapan Manajemen Risiko. Dokumen dapat dalam

bentuk hard copy, media elektronik atau jenis media lainnya.

Untuk memastikan terlaksananya pemeliharaan, prosedur pengendalian semua

dokumen, perseroan telah menunjuk dan mengangkat Senior Manager Hukum dan

Manajemen Risiko yang telah ditetapkan dalam struktur organisasi perseroan.

Hal – hal yang harus dilaksanakan dalam prosedur pengendalian dokumen :

1. Biro Hukum & Manajemen Risiko harus memastikan bahwa semua dokumen yang

dipakai dalam Pedoman Penerapan Manajemen Risiko ditinjau dan disetujui oleh

yang berwenang serta diberi identifikasi serta dikendalikan dengan baik;

2. Biro Hukum & Manajemen Risiko bertanggung jawab atas penerbitan dan

pendistribusian salinan Pedoman Penerapan Manajemen Risiko dan harus

memelihara daftar pendistribusian dan pemegangnya;

3. Setiap pemegang salinan Pedoman Penerapan Manajemen Risiko dilarang untuk

memperbanyak dan atau menyebarkan dokumen ini kepada pihak – pihak diluar

perseroan tanpa seijin Biro Hukum & Manajemen Risiko;

4. Dokumen pelaksanaan kegiatan manajemen risiko harus dirawat, disimpan dan

dipelihara secara sistematis sebagai bukti penerapan manajemen risiko;

No. Dok. : SR- 2.5

II. SISTEM MANAJEMEN RISIKO

PEDOMAN MANAJEMEN RISIKO

Page 35: pelni.co.id Manajemen Resiko_compressed.pdf · Pendirian PT PELNI (Persero) adalah melakukan usaha di bidang Pelayaran serta optimalisasi pemanfaatan sumber daya yang dimiliki Perseroan

Hal : 18 Dari : 94

Tanggal :

Revisi :

2.6. Perubahan Pedoman Penerapan Manajemen Risiko

Seiring dengan perkembangan bisnis dan organisasi maka dapat dimungkinkan adanya

perubahan terhadap isi, struktur dan atau kerangka pemikiran Pedoman Penerapan

Manajemen Risiko yang terkandung dalam pedoman ini. Hal – hal yang berkaitan

dengan penanganan perubahan dimaksud adalah sebagai berikut :

1. Perubahan atau pengembangan Pedoman Penerapan Manajemen Risiko dilakukan

untuk memastikan bahwa setiap jajaran perseroan memahami, siap menghadapi,

dan menerapkan strategi penanganan risiko yang tepat;

2. Perubahan atau pengembangan Pedoman Penerapan Manajemen Risiko dilakukan

melalui reviu atas struktur organisasi, kebijakan, pedoman umum, prosedur,

instruksi kerja, formulir manajemen risiko, jumlah dan kompetensi sumber daya

manusia, proses manajemen risiko, dan sistem informasi manajemen;

3. Revisi atas Pedoman Penerapan Manajemen Risiko dilakukan sesuai dengan

perubahan dan perkembangan situasi dan kondisi operasional perseroan;

4. Perubahan terhadap Kebijakan Umum Manajemen Risiko dan Pedoman Umum

Manajemen Risiko dikaji dan diusulkan oleh Biro Hukum & Manajemen Risiko

melalui Komite Pengarah Manajemen Risiko kepada Direktur Utama. Dengan

mempertimbangkan hasil kajian Komite Pengarah Manajemen Risiko maka

Direktur Utama berwenang untuk melakukan persetujuan terhadap perubahan

kebijakan dimaksud;

5. Perubahan terhadap Prosedur Manajemen Risiko dikaji dan diusulkan oleh Biro

Hukum & Manajemen Risiko kepada Komite Pengarah Manajemen Risiko. Dengan

mempertimbangkan hasil kajian Biro Hukum & Manajemen Risiko maka Direktur

Utama berwenang untuk melakukan persetujuan terhadap perubahan dimaksud;

6. Perubahan terhadap Formulir Manajemen Risiko dapat dilakukan oleh Biro Hukum

& Manajemen Risiko jika ada hambatan pelaksanaan dilapangan.

No. Dok. : SR- 2.5

II. SISTEM MANAJEMEN RISIKO

PEDOMAN MANAJEMEN RISIKO

Page 36: pelni.co.id Manajemen Resiko_compressed.pdf · Pendirian PT PELNI (Persero) adalah melakukan usaha di bidang Pelayaran serta optimalisasi pemanfaatan sumber daya yang dimiliki Perseroan

Hal : 19 Dari : 94

Tanggal :

Revisi :

2.7. Pengomunikasian Pedoman Penerapan Manajemen Risiko

Hal-hal yang harus dilaksanakan dalam pengomunikasian Pedoman Penerapan

Manajemen Risiko adalah sebagai berikut:

1. Pedoman Penerapan Manajemen Risiko dibuat secara tertulis dan

dikomunikasikan kepada para pemangku kepentingan (stakeholders) yang

berhak memperoleh informasi tentang Pedoman Penerapan Manajemen Risiko.

2. Direksi bertanggung jawab untuk mengomunikasikan Pedoman Penerapan

Manajemen Risiko kepada seluruh jajaran pegawai dan memastikan bahwa

Pedoman Penerapan Manajemen Risiko dipahami dan ditaati;

3. Pengomunikasian Pedoman Penerapan Manajemen Risiko dilakukan dengan cara

terbuka melalui sosialisasi dan pemuatan (upload) dalam portal (intranet)

perseroan;

4. Pedoman Penerapan Manajemen Risiko yang bersifat umum dikomunikasikan

kepada para pemangku kepentingan (stakeholders) lainnya melalui website

perseroan.

No. Dok. : SR- 2.7

II. SISTEM MANAJEMEN RISIKO

PEDOMAN MANAJEMEN RISIKO

Page 37: pelni.co.id Manajemen Resiko_compressed.pdf · Pendirian PT PELNI (Persero) adalah melakukan usaha di bidang Pelayaran serta optimalisasi pemanfaatan sumber daya yang dimiliki Perseroan

KEBIJAKAN UMUM

BAB III

Page 38: pelni.co.id Manajemen Resiko_compressed.pdf · Pendirian PT PELNI (Persero) adalah melakukan usaha di bidang Pelayaran serta optimalisasi pemanfaatan sumber daya yang dimiliki Perseroan
Page 39: pelni.co.id Manajemen Resiko_compressed.pdf · Pendirian PT PELNI (Persero) adalah melakukan usaha di bidang Pelayaran serta optimalisasi pemanfaatan sumber daya yang dimiliki Perseroan

III. KEBIJAKAN UMUM

PEDOMAN MANAJEMEN RISIKO

Hal : 20 Dari : 94

Tanggal :

Revisi :

3.1 Definisi

Didalam Pedoman Manajemen Risiko Perusahaan Perseroan (Persero) PT Pelayaran

Nasional Indonesia definisi yang dipergunakan antara lain:

a. Risiko secara sederhana adalah suatu kejadian atau peristiwa (event) yang

kemungkinan dapat terjadi ataupun dapat tidak terjadi, dan jika terjadi maka

dapat menimbulkan kerugian pada PT PELNI (Persero). Risiko terdiri dari 4

(empat) unsur yaitu: 1) kejadian atau peristiwa (event); 2) seberapa besar

kemungkinan peristiwa akan terjadi (likelihood); 3) akibat negatif yang

ditimbulkan apabila risiko terjadi (impact); 4) tujuan-strategi-sasaran-rencana

kegiatan yang ingin dicapai (objective).

b. Manajemen Risiko adalah budaya, proses dan struktur yang diarahkan untuk

merealisasikan peluang potensial dan mengelola dampak yang merugikan.

Lingkup dalam manajemen risiko yaitu : Pengenalan Lingkungan Internal

Perseroan; Penetapan Tujuan strategis, sasaran dan prioritas termasuk Risk

Appetite dan Risk Tolerance; Identifikasi Risiko; Pengukuran dan Evaluasi Risiko;

Penentuan Respon Risiko; Aktivitas Pengendalian Risiko; Penginformasian dan

Pengomunikasian Risiko; Pemantauan Risiko dari setiap kegiatan yang

dilaksanakan perseroan.

c. Budaya Risiko adalah sehimpunan sikap, nilai-nilai dan praktik-praktik bersama

yang mencirikan bagaimana perseroan mempertimbangkan risiko dalam aktivitas

sehari-hari.

d. Risk Appetite adalah tingkat risiko yang dapat diterima oleh perseroan dalam

mengejar tujuan yang ditetapkan

e. Risk Tolerance adalah tingkatan variasi relatif yang dapat diterima terhadap

pencapaian tujuan.

f. Identifikasi Risiko adalah kegiatan menginventarisasi risiko pada setiap fungsi

dan aktivitas perseroan, sehingga diperoleh daftar risiko yang meliputi indikasi

risiko, nama/jenis risiko, penyebab risiko, sumber risiko (internal atau ekternal),

dampak risiko, dan bagaimana cara pengendalian/penanganan risiko.

g. Pengukuran dan Evaluasi Risiko. Pengukuran Risiko adalah proses

menentukan seberapa sering suatu peristiwa risiko mungkin terjadi dan seberapa

No. Dok. : KU- 3.1

Page 40: pelni.co.id Manajemen Resiko_compressed.pdf · Pendirian PT PELNI (Persero) adalah melakukan usaha di bidang Pelayaran serta optimalisasi pemanfaatan sumber daya yang dimiliki Perseroan

III. KEBIJAKAN UMUM

PEDOMAN MANAJEMEN RISIKO

Hal : 21 Dari : 94

Tanggal :

Revisi :

besar dampak yang ditimbulkan dari peristiwa tersebut, dengan tujuan

mengetahui risiko yang penting untuk dikelola secara aktif dan menyediakan data

untuk membantu menentukan prioritas penanganan risiko. Dalam pengukuran

risiko Evaluasi Risiko adalah proses pembandingan antara level risiko yang

diperoleh dalam pengukuran risiko dengan kriteria risiko yang ditetapkan

sebelumnya.

h. Respon Risiko adalah sikap yang diambil manajemen untuk merespon risiko

yang dihadapi. Ada empat macam respon risiko yang tersedia, yaitu menghindar,

membagi, mengurangi atau menerima risiko. Pemilihan respon risiko dengan

mempertimbangkan biaya dan manfaat yang diterima oleh perseroan.

i. Pengendalian Risiko adalah setiap proses, kebijakan, alat, praktik, atau

tindakan lain yang dirancang untuk meminimalkan risiko. Pengendalian risiko

dapat berupa pengendalian yang sudah diterapkan oleh manajemen pada saat

dilakukan risk assessment, atau pengendalian yang akan dilakukan, yang

merupakan pengembangan dan tambahan dari pengendalian risiko yang sudah

ada, agar likelihood dan dampak terjadinya risiko diminimalkan sampai pada

tingkat yang dapat diterima. Aktivitas pengendalian risiko dilaksanakan untuk

memastikan bahwa respon risiko telah dilakukan secara benar dan sesuai

kebijakan yang berlaku, serta memastikan bahwa rencana respon risiko

memberikan hasil yang efektif untuk mengurangi tingkat risiko.

j. Penginformasian dan pengomunikasian risiko, adalah suatu kegiatan

merancang program komunikasi berkenaan dengan proses manajemen risiko

perseroan yang mencakup antara lain: program implementasi dan sosialisasi

pedoman yang terkait dengan penerapan manajemen risiko.

k. Pemantauan risiko, adalah suatu tindakan untuk memantau proses manajemen

risiko yang dilaksanakan sebelumnya, mulai identifikasi, pengukuran, respon

risiko, dan aktivitas pengendalian risiko. Dalam pemantauan risiko diperlukan

kegiatan pengawasan untuk memastikan bahwa risiko telah diidentifikasi pada

setiap aktivitas yang dilaksanakan, dampak dan peluang risiko telah dilakukan

pengukuran dan langkah-langkah pengendaliannya telah dirumuskan serta

dilaksanakan secara efektif, sehingga dapat memberikan hasil yang optimal.

No. Dok. : KU- 3.1

Page 41: pelni.co.id Manajemen Resiko_compressed.pdf · Pendirian PT PELNI (Persero) adalah melakukan usaha di bidang Pelayaran serta optimalisasi pemanfaatan sumber daya yang dimiliki Perseroan

III. KEBIJAKAN UMUM

PEDOMAN MANAJEMEN RISIKO

Hal : 22 Dari : 94

Tanggal :

Revisi :

l. Peta risiko perseroan, adalah gambaran secara visual risiko-risiko yang

dihadapi suatu perseroan, dalam suatu matriks dua sumbu, yaitu sumbu likelihood

dan dampak risiko. Peta risiko dapat juga berfungsi sebagai dashboard bagi

manajemen yang memperlihatkan posisi risiko, pada kondisi inheren dan residual.

Dengan memetakan risiko inheren dan risiko residual secara visual seperti ini,

manajemen akan dapat melihat kapabilitas pengendalian (control score) yang

diciptakan untuk mengelola risiko sampai tingkat yang dapat diterima.

m. Daftar risiko perseroan, adalah daftar semua risiko perseroan yang

teridentifikasi. Daftar risiko perseroan terdiri dari Daftar Risiko Level Korporat dan

Daftar Risiko Level Unit Kerja.

No. Dok. : KU- 3.1

Page 42: pelni.co.id Manajemen Resiko_compressed.pdf · Pendirian PT PELNI (Persero) adalah melakukan usaha di bidang Pelayaran serta optimalisasi pemanfaatan sumber daya yang dimiliki Perseroan

III. KEBIJAKAN UMUM

PEDOMAN MANAJEMEN RISIKO

Hal : 23 Dari : 94

Tanggal :

Revisi :

3.2 Prinsip Manajemen Risiko

Prinsip-prinsip manajemen risiko merupakan kaidah-kaidah dasar yang harus dipatuhi

dalam penerapan manajemen risiko. Prinsip-prinsip manajemen risiko yang digunakan

oleh Perusahaan Perseroan (Persero) PT Pelayaran Nasional Indonesia (PELNI) adalah

sebagai berikut:

a. Transparansi

Seluruh potensi risiko yang ada pada setiap aktivitas bisnis perseroan

diungkapkan secara terbuka oleh setiap unit kerja yang ada di perseroan dan

dicantumkan dalam Register Risiko sehingga tidak ada risiko potensial yang tidak

diungkapkan.

b. Kepemimpinan

Pimpinan perseroan menetapkan tujuan dan arah organisasi, termasuk tujuan

manajemen risiko. Pimpinan perseroan harus membangun dan memelihara

lingkungan internal di mana semua insan organisasi dapat sepenuhnya terlibat

dalam pencapaian tujuan organisasi, termasuk tujuan manajemen risiko.

c. Keterlibatan Insan PELNI

Keterlibatan Insan PELNI mutlak diperlukan dalam penerapan manajemen risiko

sesuai dengan peran dan tanggung jawab masing-masing.

d. Pendekatan Sistem

Mengidentifikasi, memahami dan mengelola risiko sebagai sebuah sistem akan

mempermudah pencapaian tujuan manajemen risiko.

e. Manfaat dan Biaya

Bahwa dalam merancang dan menerapkan program manajemen risiko, perseroan

harus tetap memperhitungkan antara manfaat yang akan diperoleh dengan biaya

yang harus dikeluarkan.

f. Penyempurnaan yang Berkesinambungan

Apabila dalam penerapan manajemen risiko dirasakan masih ada kekurangan,

maka penyempurnaan harus selalu dilakukan untuk kepentingan perseroan.

No. Dok. : KU- 3.2

Page 43: pelni.co.id Manajemen Resiko_compressed.pdf · Pendirian PT PELNI (Persero) adalah melakukan usaha di bidang Pelayaran serta optimalisasi pemanfaatan sumber daya yang dimiliki Perseroan

III. KEBIJAKAN UMUM

PEDOMAN MANAJEMEN RISIKO

Hal : 24 Dari : 94

Tanggal :

Revisi :

3.3 Komitmen Manajemen Risiko Perseroan

Manajemen Perseroan mempunyai komitmen untuk melaksanakan manajemen risiko,

oleh karena itu Manajemen akan:

a. Menyatukan manajemen risiko dalam budaya perseroan dan menjadikan

manajemen risiko sebagai bagian yang integral dari praktik bisnis perusahaan

dan pengambilan keputusan;

b. Aktif memantau lingkungan internal dan eksternal, untuk mengidentifikasi risiko

yang ada dan memberikan penanganan yang tepat;

c. Secara periodik dan sesuai kebutuhan, mengkonsultasikan manajemen risiko

secara terbuka dengan pihak internal dan mengomunikasikan kepada pihak

eksternal mengenai isu-isu risiko;

d. Mempunyai sistem terbaik yang dapat membantu manajemen mencatat dan

memantau setiap kegiatan manajemen risiko yang ada di seluruh area bisnis

perseroan;

e. Menyediakan dan mengalokasikan sumberdaya manusia (SDM) yang cukup

untuk mencapai tujuan manajemen risiko dengan meningkatkan kompetensi

SDM di bidang manajemen risiko.

No. Dok. : KU- 3.3

Page 44: pelni.co.id Manajemen Resiko_compressed.pdf · Pendirian PT PELNI (Persero) adalah melakukan usaha di bidang Pelayaran serta optimalisasi pemanfaatan sumber daya yang dimiliki Perseroan

III. KEBIJAKAN UMUM

PEDOMAN MANAJEMEN RISIKO

Hal : 25 Dari : 94

Tanggal :

Revisi :

3.4 Tujuan dan Sasaran Manajemen Risiko

Tujuan penerapan Manajemen Risiko pada Perusahaan Perseroan (Persero) PT

Pelayaran Nasional Indonesia adalah sebagai berikut:

a. Mewujudkan Good Corporate Governance yang lebih baik;

b. Membangun kerangka proses manajemen risiko yang konsisten pada tingkat

korporasi, unit dan fungsi-fungsi dalam perseroan;

c. Mendorong manajemen agar bertindak lebih proaktif untuk mengurangi risiko

kerugian dan sekaligus memanfaatkan peluang sebagai keunggulan bersaing serta

meningkatkan kinerja perseroan;

d. Mendorong setiap individu agar bertindak hati-hati dalam mengelola risiko

sebagai usaha memaksimalkan nilai perseroan, pencapaian kekayaan pemegang

saham (shareholder) dan memenuhi harapan para pemangku kepentingan

(stakeholder) lainnya;

e. Memastikan bahwa komisaris dan direksi mendapatkan informasi yang tepat

untuk mengelola risiko secara optimal.

Sasaran yang akan dicapai dengan adanya manajemen risiko pada PT PELNI (Persero)

antara lain adalah :

1. Menciptakan insan PELNI yang paham dan fokus pada proses pengelolaan

risiko yang dihadapi oleh perseroan guna mendukung tercapainya tujuan

perseroan;

2. Mengelola semua risiko-risiko signifikan yang dapat mempengaruhi pencapaian

sasaran perseroan secara berkala / setiap tahun yang meliputi sasaran strategis,

sasaran operasional, ketaatan terhadap peraturan, dan kehandalan laporan

manajemen.

No. Dok. : KU- 3.4

Page 45: pelni.co.id Manajemen Resiko_compressed.pdf · Pendirian PT PELNI (Persero) adalah melakukan usaha di bidang Pelayaran serta optimalisasi pemanfaatan sumber daya yang dimiliki Perseroan

III. KEBIJAKAN UMUM

PEDOMAN MANAJEMEN RISIKO

Hal : 26 Dari : 94

Tanggal :

Revisi :

3.5 Strategi Penerapan Manajemen Risiko

Untuk mencapai tujuan dan sasaran penerapan manajemen risiko, perseroan

menetapkan strategi sebagai berikut:

a. Membentuk proses dan struktur yang diarahkan untuk merealisasikan peluang

potensial dan mengelola dampak yang merugikan;

b. Mengintegrasikan manajemen risiko ke dalam proses bisnis organisasi dengan

menjadikan manajemen risiko sebagai aktivitas yang tidak terpisahkan dari

pengambilan keputusan;

c. Membentuk Komite Pengarah Manajemen Risiko yang mengkoordinasikan seluruh

aspek penerapan manajemen risiko di dalam perseroan dan melaporkan hasil

evaluasi penerapan manajemen risiko secara berkala dan apabila ada hal yang

mendesak;

d. Melakukan sosialisasi secara terintegrasi dan berkesinambungan tentang

manajemen risiko agar tercipta budaya risiko bagi seluruh manajemen dan insan

PELNI;

e. Mensinergikan sistem manajemen risiko dengan KPI dan sistem mutu yang ada di

perseroan antara lain: ISO 9001:2008, ISM Code, ISPS Code , OHSAS 18000 :

1999/Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja (SMK3).

No. Dok. : KU- 3.5

Page 46: pelni.co.id Manajemen Resiko_compressed.pdf · Pendirian PT PELNI (Persero) adalah melakukan usaha di bidang Pelayaran serta optimalisasi pemanfaatan sumber daya yang dimiliki Perseroan

III. KEBIJAKAN UMUM

PEDOMAN MANAJEMEN RISIKO

Hal : 27 Dari : 94

Tanggal :

Revisi :

3.6. Ruang Lingkup Penerapan Manajemen Risiko

Adapun yang menjadi ruang lingkup penerapan manajemen risiko pada PT PELNI

(Persero) adalah dilaksanakannya manajemen risiko pada seluruh proses bisnis dan

fungsi organisasi yang ada di perseroan, yang mencakup:

1. Seluruh Direktorat, Biro/Divisi, Bidang/Bagian, Cabang-cabang Kelas A, B, C dan D

serta SBU di lingkungan perseroan.

2. Seluruh tipe kapal baik kapal penumpang dan Ro-ro maupun kapal barang.

No. Dok. : KU- 3.6

Page 47: pelni.co.id Manajemen Resiko_compressed.pdf · Pendirian PT PELNI (Persero) adalah melakukan usaha di bidang Pelayaran serta optimalisasi pemanfaatan sumber daya yang dimiliki Perseroan

III. KEBIJAKAN UMUM

PEDOMAN MANAJEMEN RISIKO

Hal : 28 Dari : 94

Tanggal :

Revisi :

3.7. Kerangka Kerja Penerapan Manajemen Risiko

Langkah-langkah penting dalam program penerapan manajemen risiko pada PT PELNI

(Persero) antara lain:

1. Menumbuhkan komitmen yang kuat dan berkelanjutan dari Direksi, Komisaris,

para Senior Manager, Manager, Kepala Biro, dan Nakhoda serta anak buah kapal.

2. Membentuk tim manajemen risiko yang bertugas untuk mempersiapkan

pelaksanaan program penerapan manajemen risiko secara keseluruhan, baik level

korporat maupun level unit kerja.

3. Menyusun pedoman/panduan bagi seluruh unit kerja dan kapal dalam

melaksanakan penerapan manajemen risiko.

4. Melakukan kajian-kajian secara berkesinambungan terhadap proses/ operasional

perseroan dan kapal yang dilaksanakan selama ini, untuk dapat memperkirakan

adanya risiko pada setiap aktivitas yang dilaksanakan.

5. Melakukan identifikasi risiko yang mungkin terjadi dan pengendalian risiko yang

sudah dilakukan pada setiap aktivitas, mengukur tingkat likelihood dan dampak

terjadinya risiko, dan mempersiapkan tindakan yang harus diambil (risk

treatment) jika risiko benar-benar terjadi.

6. Menyelenggarakan sosialisasi dan pelatihan manajemen risiko kepada seluruh insan

PELNI baik di darat maupun di laut.

7. Melakukan komunikasi dan konsultasi dengan para stakeholders untuk memastikan

bahwa kerangka kerja manajemen risiko sesuai kebutuhan dan efektif.

8. Mengukur kemajuan penerapan manajemen risiko secara berkala dibandingkan dengan

rencana awal

9. Meninjau secara berkala apakah kerangka kerja manajemen risiko, kebijakan

manajemen risiko, dan rencana penerapan manajemen risiko masih tetap sesuai, serta

memastikan apakah kebijakan manajemen risiko dipatuhi

10. Memantau efektivitas kerangka kerja manajemen risiko.

11. Memperbaiki kerangka kerja manajemen risiko secara berkelanjutan.

12. Menyelenggarakan sosialisasi Pedoman Manajemen Risiko pada seluruh insan

PELNI.

No. Dok. : KU- 3.7

Page 48: pelni.co.id Manajemen Resiko_compressed.pdf · Pendirian PT PELNI (Persero) adalah melakukan usaha di bidang Pelayaran serta optimalisasi pemanfaatan sumber daya yang dimiliki Perseroan
Page 49: pelni.co.id Manajemen Resiko_compressed.pdf · Pendirian PT PELNI (Persero) adalah melakukan usaha di bidang Pelayaran serta optimalisasi pemanfaatan sumber daya yang dimiliki Perseroan

PEDOMAN UMUM

BAB IV

Page 50: pelni.co.id Manajemen Resiko_compressed.pdf · Pendirian PT PELNI (Persero) adalah melakukan usaha di bidang Pelayaran serta optimalisasi pemanfaatan sumber daya yang dimiliki Perseroan
Page 51: pelni.co.id Manajemen Resiko_compressed.pdf · Pendirian PT PELNI (Persero) adalah melakukan usaha di bidang Pelayaran serta optimalisasi pemanfaatan sumber daya yang dimiliki Perseroan

IV. PEDOMAN UMUM

PEDOMAN MANAJEMEN RISIKOHal : 29 Dari : 94

Tanggal :

Revisi :

4.1 Struktur Organisasi

Manajemen dan karyawan di setiap tingkatan organisasi perseroan melakukan

aktivitas sesuai dengan bidang dan tanggung jawabnya masing-masing, perlu adanya

struktur organisasi yang melibatkan Komisaris, Direksi, Unit Kerja Pemilik Risiko,

Satuan Pengawasan Internal, Biro Hukum & Manajemen Risiko, Komite Pengarah

Manajemen Risiko dan Petugas Manajemen Risiko.

Struktur organisasi manajemen risiko digambarkan seperti di bawah ini:

Dari gambar struktur organisasi manajemen risiko di atas, terdapat 6 (enam) unsur

yang berperan dalam penerapan manajemen risiko, yaitu:

1. Dewan Komisaris berperan menjalankan fungsi pengawasan terhadap penerapan

manajemen risiko yang dilakukan oleh Direksi.

2. Direksi bertanggung jawab atas penerapan manajemen risiko perseroan.

3. Komite Pengarah Manajemen Risiko diketuai oleh Direktur Keuangan yang

bertanggungjawab kepada Direktur Utama. Komite Pengarah Manajemen Risiko

beranggotakan Direktur SDM dan Umum, Direktur Armada, Direktur Usaha dan

Senior Manajer Hukum dan Manajemen Risiko. Komite Pengarah Manajemen

No. Dok. : PU- 4.1

Page 52: pelni.co.id Manajemen Resiko_compressed.pdf · Pendirian PT PELNI (Persero) adalah melakukan usaha di bidang Pelayaran serta optimalisasi pemanfaatan sumber daya yang dimiliki Perseroan

IV. PEDOMAN UMUM

PEDOMAN MANAJEMEN RISIKOHal : 30 Dari : 94

Tanggal :

Revisi :

Risiko berperan mengintegrasikan semua upaya pengelolaan risiko di seluruh

perseroan.

4. Biro Hukum & Manajemen Risiko berperan mengkoordinasikan penerapan

manajemen risiko pada seluruh unit kerja dan proyek yang ada di perseroan.

5. Satuan Pengawasan Intern berperan melaksanakan aktivitas assurance dan

consulting independen, untuk memberi nilai tambah dan memperbaiki kegiatan

operasi perseroan, membantu perseroan mencapai tujuan dengan melakukan

pendekatan sistematis dan terstruktur dalam mengevaluasi efektivitas proses

manajemen risiko.

6. Unit Kerja Pemilik Risiko merupakan fungsi pemilik risiko yang memiliki

serangkaian tahapan proses kegiatan kerja. Unit Kerja Pemilik Risiko berperan

melaksanakan pengelolaan risiko yang ada di unit kerja masing-masing.

No. Dok. : PU- 4.1

Page 53: pelni.co.id Manajemen Resiko_compressed.pdf · Pendirian PT PELNI (Persero) adalah melakukan usaha di bidang Pelayaran serta optimalisasi pemanfaatan sumber daya yang dimiliki Perseroan

IV. PEDOMAN UMUM

PEDOMAN MANAJEMEN RISIKOHal : 31 Dari : 94

Tanggal :

Revisi :

4.2 Wewenang dan Tanggung jawab

Penerapan manajemen risiko melibatkan seluruh pihak perseroan mulai dari Komisaris,

Direksi, seluruh Unit Kerja Pemilik Risiko , Satuan Pengawasan Intern, Biro Hukum &

Manajemen Risiko, Komite Pengarah Manajemen Risiko dan Petugas Manajemen

Risiko serta seluruh insan PELNI.

1. Komisaris

a. Wewenang

1) Meminta pertanggungjawaban dari Direksi atas pelaksanaan kebijakan

manajemen risiko secara berkala;

2) Melakukan penilaian dan memberikan rekomendasi atas penerapan

manajemen risiko yang dilaksanakan oleh Direksi serta menilai kriteria risiko

yang dapat diambil oleh perseroan.

b. Tanggung Jawab

1) Menyetujui kebijakan manajemen risiko yang diusulkan oleh Direksi;

2) Mengawasi dan memastikan penerapan kebijakan manajemen risiko oleh

Direksi.

2. Direksi

a. Wewenang

1) Menetapkan Kebijakan, Pedoman, dan Prosedur Penerapan Manajemen

Risiko secara tertulis dan komprehensif;

2) Menetapkan risk appetite dan batas toleransi risiko yang digunakan sebagai

ukuran kriteria level risiko, profil risiko korporasi, action plan (rencana

penanganan risiko);

3) Meminta laporan hasil pemantauan risiko kepada Biro Hukum &

Manajemen Risiko.

b. Tanggung Jawab

1) Terlaksananya kebijakan manajemen risiko perseroan secara keseluruhan;

2) Menyampaikan laporan pelaksanaan manajemen risiko kepada Komisaris;

3) Mengembangkan budaya manajemen risiko pada seluruh jenjang organisasi;

No. Dok. : PU- 4.2

Page 54: pelni.co.id Manajemen Resiko_compressed.pdf · Pendirian PT PELNI (Persero) adalah melakukan usaha di bidang Pelayaran serta optimalisasi pemanfaatan sumber daya yang dimiliki Perseroan

IV. PEDOMAN UMUM

PEDOMAN MANAJEMEN RISIKOHal : 32 Dari : 94

Tanggal :

Revisi :

4) Memastikan peningkatan kompetensi sumberdaya manusia yang terkait

dengan penerapan manajemen risiko;

5) Penyempurnaan secara berkesinambungan atas penerapan manajemen

risiko.

3. Komite Pengarah Manajemen Risiko

a. Wewenang

1) Meminta laporan profil risiko masing-masing unit kerja baik secara periodik

maupun pada saat kejadian luar biasa;

2) Meminta laporan hasil evaluasi penerapan manajemen risiko.

b. Tanggung Jawab

1) Menyusun dan mengusulkan kebijakan manajemen risiko, risk appetite dan

batas toleransi risiko yang diterima perseroan kepada Direksi;

2) Memfasilitasi aktivitas pengembangan profil risiko korporasi melalui

aktivitas workshop risk assessment pada level korporasi/direktorat;

3) Membantu pelaksanaan proses manajemen risiko di Unit Kerja Pemilik

Risiko;

4) Menyusun rencana dan melaporkan realisasi kegiatan Komite Pengarah

Manajemen Risiko kepada Direksi.

4. Unit Kerja Pemilik Risiko

a. Wewenang

1) Menunjuk Petugas Manajemen Risiko untuk melakukan tugas administrasi

dalam rangka pengelolaan risiko di masing-masing unit kerja;

2) Meminta bantuan/berkonsultasi mengenai pengembangan manajemen

risiko di Unit Kerja Pemilik Risiko pada Komite Pengarah Manajemen

Risiko.

b. Tanggung Jawab

1) Melaksanakan proses manajemen risiko secara periodik pada unit kerja

yang dipimpinnya;

2) Mengintegrasikan manajemen risiko dalam praktek bisnis di unit kerjanya;

No. Dok. : PU- 4.2

Page 55: pelni.co.id Manajemen Resiko_compressed.pdf · Pendirian PT PELNI (Persero) adalah melakukan usaha di bidang Pelayaran serta optimalisasi pemanfaatan sumber daya yang dimiliki Perseroan

IV. PEDOMAN UMUM

PEDOMAN MANAJEMEN RISIKOHal : 33 Dari : 94

Tanggal :

Revisi :

3) Menyampaikan profil risiko unit kerjanya kepada Komite Pengarah

Manajemen Risiko secara periodik dan tepat waktu;

4) Menindaklanjuti masukan/rekomendasi dari SPI maupun dari Direksi

mengenai penerapan manajemen risiko di unit kerjanya.

5. Satuan Pengawasan Internal

a. Wewenang

Meminta data base risiko perseroan kepada Unit Kerja Pemilik Risiko sebagai

dasar pemeriksaan.

b. Tanggung Jawab

1) Menyediakan jasa assurance dibidang manajemen risiko kepada direksi

2) Memberikan jasa konsultatif kepada manajemen operasional antara lain;

a) Penyediaan tools dan teknik yang digunakan oleh SPI untuk

menganalisis risiko dan pengendalian;

b) Membagi pengalaman dalam manajemen risiko & pengendalian internal

dan pengetahuan secara menyeluruh mengenai perseroan;

c) Memberikan rekomendasi perbaikan proses manajemen risiko yang

berkesinambungan.

6. Biro Hukum & Manajemen Risiko

a. Wewenang

1) Meminta profil risiko unit kerja dari unit kerja operasional;

2) Mengkoordinasikan dan menyelenggarakan pertemuan sesuai rencana

kerja Komite Pengarah Manajemen Risiko;

3) Meminta masukan dalam rangka penyusunan Pedoman Manajemen Risiko.

b. Tanggung Jawab

1) Menyusun dan mengusulkan Pedoman Manajemen Risiko kepada Direksi;

2) Melaksanakan sosialisasi Pedoman Manajemen Risiko ke seluruh insan

PELNI;

3) Sebagai fasilitator dalam kegiatan self assesment baik untuk level korporat

maupun level unit kerja;

No. Dok. : PU- 4.2

Page 56: pelni.co.id Manajemen Resiko_compressed.pdf · Pendirian PT PELNI (Persero) adalah melakukan usaha di bidang Pelayaran serta optimalisasi pemanfaatan sumber daya yang dimiliki Perseroan

IV. PEDOMAN UMUM

PEDOMAN MANAJEMEN RISIKOHal : 34 Dari : 94

Tanggal :

Revisi :

4) Menerima profil risiko unit kerja dan mengkompilasi menjadi profil risiko

korporat;

5) Membuat usulan pelatihan untuk SDM perseroan mengenai Manajemen

Risiko dan disampaikan ke Direktorat SDM dan Umum;

6) Mengkoordinasikan, memelihara dan mengembangkan catatan dan data

base risiko perseroan dan persyaratan pelaporan;

7) Melakukan evaluasi penerapan Manajemen Risiko;

8) Melaporkan hasil evaluasi penerapan Manajemen Risiko kepada Direksi.

7. Petugas Manajemen Risiko

a. Wewenang

Mendapatkan bantuan dari Biro Hukum & Manajemen Risiko dan Komite

Pengarah Manajemen Risiko jika mengalami kesulitan dalam rangka

penerapan manajemen risiko di unitnya.

b. Tanggungjawab

1) Memfasilitasi pelaksanaan proses manajemen risiko di unit kerjanya;

2) Mengelola administrasi manajemen risiko dalam unit kerjanya;

3) Membuat laporan hasil pemantauan pengendalian risiko di unit kerjanya

secara periodik;

4) Membantu pelaksanaan tindak lanjut rekomendasi dari SPI maupun dari

Direksi mengenai penerapan manajemen risiko di unit kerjanya.

8. Seluruh Karyawan Perseroan

a. Wewenang

1) Memperoleh pelatihan manajemen risiko;

2) Mendapatkan bantuan dari Petugas Manajemen Risiko apabila

mendapatkan kesulitan dalam tugasnya terkait aktivitas penerapan

manajemen risiko.

b. Tanggung Jawab

Melaksanakan proses manajemen risiko sesuai dengan lingkup tugasnya.

No. Dok. : PU- 4.2

Page 57: pelni.co.id Manajemen Resiko_compressed.pdf · Pendirian PT PELNI (Persero) adalah melakukan usaha di bidang Pelayaran serta optimalisasi pemanfaatan sumber daya yang dimiliki Perseroan

IV. PEDOMAN UMUM

PEDOMAN MANAJEMEN RISIKOHal : 35 Dari : 94

Tanggal :

Revisi :

4.3 Pengembangan dan Pengomunikasian Kebijakan

4.3.1 Pengembangan Pedoman Manajemen Risiko

1) Direksi menetapkan Pedoman Manajemen Risiko setelah mendapatkan

persetujuan dari Dewan Komisaris.

2) Pedoman Manajemen Risiko dikembangkan untuk memastikan bahwa setiap

jajaran perseroan memahami, siap menghadapi, dan menerapkan strategi

penanganan yang tepat dalam mengelola risiko yang ada serta

mengoptimalkan peluang dari setiap risiko terkait

3) Pengembangan Pedoman Manajemen Risiko dilakukan melalui reviu atas

struktur organisasi, kebijakan, pedoman umum, prosedur, instruksi kerja,

formulir manajemen risiko, jumlah dan kompetensi sumber daya manusia,

proses manajemen risiko, dan sistem informasi manajemen.

4) Revisi atas Pedoman Manajemen Risiko dilakukan sesuai dengan perubahan

dan perkembangan situasi dan kondisi operasional perseroan.

4.3.2 Pengomunikasian Pedoman Manajemen Risiko

1) Pedoman Manajemen Risiko dibuat secara tertulis dan dikomunikasikan

kepada para pemangku kepentingan (stakeholders) yang berhak

memperoleh informasi tentang Pedoman Manajemen Risiko.

2) Komite Pengarah Manajemen Risiko bertanggung jawab untuk

mengomunikasikan Pedoman Manajemen Risiko kepada seluruh jajaran

pegawai dan memastikan bahwa Pedoman Manajemen Risiko dipahami

dan ditaati.

3) Pengomunikasian Pedoman Manajemen Risiko dilakukan dengan cara

terbuka melalui sosialisasi dan pemuatan dalam portal perseroan.

4) Pedoman Manajemen Risiko yang bersifat umum dikomunikasikan kepada

para pemangku kepentingan lainnya melalui website perseroan.

No. Dok. : PU- 4.3

Page 58: pelni.co.id Manajemen Resiko_compressed.pdf · Pendirian PT PELNI (Persero) adalah melakukan usaha di bidang Pelayaran serta optimalisasi pemanfaatan sumber daya yang dimiliki Perseroan

IV. PEDOMAN UMUM

PEDOMAN MANAJEMEN RISIKOHal : 36 Dari : 94

Tanggal :

Revisi :

4.4 Penanaman Nilai dan Budaya Risiko

Manajemen melalui Komite Manajemen Risiko (organ Komisaris) dibantu oleh Komite

Pengarah Manajemen Risiko, terus berupaya mengembangkan budaya sadar risiko (risk

consciousness) pada seluruh jenjang organisasi, termasuk menekankan pentingnya

pengendalian internal yang efektif. Hal ini dapat dilakukan antara lain dengan

melaksanakan lokakarya, self assesment risiko di fungsi kerja, serta membantu fungsi

kerja melakukan sosialisasi manajemen risiko secara terus menerus kepada seluruh

pegawai.

Seluruh atasan secara berjenjang harus membangun dan memelihara budaya sadar

risiko di fungsi kerja yang dipimpinnya sehingga setiap karyawan selalu aktif

memikirkan risiko yang terkait dengan unit kerjanya dan memahami serta mematuhi

kebijakan toleransi risiko yang berlaku untuk fungsi kerjanya.

Kegiatan membangun dan memelihara budaya sadar risiko harus diwujudkan secara

nyata melalui :

1. Komitmen dan keteladanan para atasan kepada bawahannya.

2. Pemberlakuan secara konsisten sistem imbalan dan sanksi (reward and

punishment) terhadap keberhasilan dan kegagalan pencapaian tujuan, strategi,

sasaran dan atau rencana hasil kegiatan.

3. Membangun sarana atau media lain yang dapat mengingatkan akan pentingnya

penerapan manajemen risiko.

No. Dok. : PU- 4.4

Page 59: pelni.co.id Manajemen Resiko_compressed.pdf · Pendirian PT PELNI (Persero) adalah melakukan usaha di bidang Pelayaran serta optimalisasi pemanfaatan sumber daya yang dimiliki Perseroan

IV. PEDOMAN UMUM

PEDOMAN MANAJEMEN RISIKOHal : 37 Dari : 94

Tanggal :

Revisi :

4.5 Penetapan Risk Appetite dan Deployment Risk Tolerance

Maksud dan tujuan dilakukan penentuan Risk Appetite dan Risk Tolerance adalah untuk

memberikan pedoman angka limit/ambang batas dan toleransi risiko yang

diperbolehkan dalam rangka pengendalian risiko untuk menghindari potensi kerugian

yang lebih besar.

Risk Appetite dan toleransi risiko ditentukan terhadap semua kemungkinan kejadian

risiko yang diperkirakan dapat menimbulkan kerugian dan atau hilangnya kesempatan

meraih keuntungan perseroan.

Pernyataan risk appetite perseroan adalah sebagai berikut:

1. Suatu risiko hanya diterima jika potensi keuntungan melebihi biaya yang

dikeluarkan.

2. Perseroan tidak menerima risiko yang berpotensi menimbulkan kerugian keuangan

yang besar atau kerugian reputasi perseroan.

3. Perseroan menerima risiko penurunan nilai aset yang disebabkan kondisi eksternal

di luar kontrol perseroan.

4. Perseroan tidak menerima risiko apapun yang timbul dari kegiatan yang berpotensi

menimbulkan kerugian negara.

Manajemen harus menetapkan toleransi risiko (risk tolerance) terhadap sasaran-

sasaran yang ditetapkan dalam RKAP. Untuk itu manajemen memiliki sistem

penetapan toleransi risiko sebagai komponen penting dalam pengelolaan risiko yang

sekurang-kurangnya meliputi :

1. Pernyataan visi, misi, dan risk appetite

2. Penetapan sasaran strategis/terkait perseroan (sasaran operasional, finansial,

kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan, dan laporan manajemen)

dan satuan ukuran sasaran strategis/terkait perseroan.

3. Deployment of Key Performance Indicator yang menjadi sasaran bisnis pada tiap

fungsi kerja

4. Penetapan toleransi risiko level korporat khususnya pada sasaran bisnis perseroan

yang tercantum dalam Rencana Kerja Anggaran Perseroan (RKAP).

No. Dok. : PU- 4.5

Page 60: pelni.co.id Manajemen Resiko_compressed.pdf · Pendirian PT PELNI (Persero) adalah melakukan usaha di bidang Pelayaran serta optimalisasi pemanfaatan sumber daya yang dimiliki Perseroan

IV. PEDOMAN UMUM

PEDOMAN MANAJEMEN RISIKOHal : 38 Dari : 94

Tanggal :

Revisi :

5. Penetapan toleransi risiko level proses yang berada pada setiap tahapan operasi

di unit kerja terkait.

6. Pengintegrasian toleransi risiko maupun eksposur risiko dari seluruh kegiatan

perseroan.

7. Kemampuan modal perseroan untuk menyerap eksposur risiko atau kerugian yang

timbul.

Dalam penetapan toleransi risiko, manajemen perlu memperhatikan faktor-faktor

sebagai berikut :

1. Kinerja di masa lalu

2. Sistem pengukuran risiko dan penilaian eksposur

3. Kualitas pengendalian internal

4. Kemampuan sistem dalam penyelesaian transaksi bisnis.

Prosedur dan penetapan toleransi risiko disesuaikan dengan tingkat risiko yang akan

diambil (risk appetite) terhadap risiko perseroan.

Prosedur dan penetapan limit risiko antara lain berisi :

1. Akuntabilitas dan jenjang delegasi wewenang yang jelas;

2. Pelaksanaan kaji ulang terhadap prosedur dan penetapan toleransi risiko secara

berkala;

3. Dokumentasi prosedur dan penetapan toleransi risiko secara memadai.

Penyusunan pernyataan risk appetite dan deployment risk tolerance dilakukan oleh

Komite Pengarah Manajemen Risiko.

No. Dok. : PU- 4.5

Page 61: pelni.co.id Manajemen Resiko_compressed.pdf · Pendirian PT PELNI (Persero) adalah melakukan usaha di bidang Pelayaran serta optimalisasi pemanfaatan sumber daya yang dimiliki Perseroan

IV. PEDOMAN UMUM

PEDOMAN MANAJEMEN RISIKOHal : 39 Dari : 94

Tanggal :

Revisi :

4.6 Klasifikasi Risiko

Guna memudahkan pelaksanaan identifikasi peristiwa dan pelaporan manajemen risiko

maka perlu dilakukan pengklasifikasian risiko. Pengklasifikasian risiko yang digunakan

didasarkan atas metode ERM COSO yang telah dimodifikasi dengan model klasifikasi

sebagai berikut :

Jenis-jenis risiko berdasarkan faktor, kategori, dan topik risiko disajikan dalam skema

di bawah ini, sedangkan uraian nama-nama risiko dari masing-masing topik mengacu,

namun tidak terbatas pada nama-nama risiko sesuai hasil risk assessment yang telah

dilakukan.

No. Dok. : PU- 4.6

Page 62: pelni.co.id Manajemen Resiko_compressed.pdf · Pendirian PT PELNI (Persero) adalah melakukan usaha di bidang Pelayaran serta optimalisasi pemanfaatan sumber daya yang dimiliki Perseroan

IV. PEDOMAN UMUM

PEDOMAN MANAJEMEN RISIKOHal : 40 Dari : 94

Tanggal :

Revisi :

KATEGORI RISIKO PT PELNI (Persero)

INTERNAL

INFRASTRUKTUR

Kelayakan Infrastruktur

PROSES

Operasional Armada (Nautika dan Teknika).

Pelayanan Jasa Pemasaran Pengembangan Usaha Kesekretariatan Corporate Relation Penerapan Hukum/Peraturan Penerapan GCG Pengadaan Barang/Jasa Umum Pengawasan Internal Akuntansi Anggaran Investasi Keuangan/Perbendaharaan Perpajakan Penelitian dan Pengembangan Sistem Informasi Manajemen

TEKNOLOGI

Teknologi Informasi

SUMBER DAYA MANUSIA

Integritas Pekerja Jumlah Pekerja Kepuasan Kerja Pekerja Keselamatan Kerja Pekerja Kompetensi Pekerja Produktivitas Pekerja

EKSTERNAL

EKONOMI

Kepuasan Pengguna Jasa

Persaingan Usaha

Nilai Tukar Mata Uang

Inflasi

POLITIK

Regulasi Pemerintah

SOSIAL

Perilaku Pelanggan

No. Dok. : PU- 4.6

Page 63: pelni.co.id Manajemen Resiko_compressed.pdf · Pendirian PT PELNI (Persero) adalah melakukan usaha di bidang Pelayaran serta optimalisasi pemanfaatan sumber daya yang dimiliki Perseroan

IV. PEDOMAN UMUM

PEDOMAN MANAJEMEN RISIKOHal : 41 Dari : 94

Tanggal :

Revisi :

4.7 Kriteria Risiko

Kriteria Risiko di bawah ini digunakan sebagai kriteria untuk menentukan batas antara

risiko yang tidak dapat diterima dan dapat diterima ( risk appetite ).

5 Supplementary

Issue

8 Supplementary

Issue

6 Supplementary

Issue

6 Supplementary

Issue

8 Supplementary

Issue

4

Acceptable

3

Acceptable

2

Acceptable

1

Acceptable

4

Acceptable

2

Acceptable

4

Acceptable

3

Acceptable

5Supplementary

Issue

10Issue

9Issue

12Issue

15Unacceptable

20Unacceptable

25Unacceptable

16Unacceptable

20Unacceptable

15Unacceptable

12Issue

10Issue

Jarang (1)Kemungkinan

Kecil (2)

Kemungkinan

Sedang (3)

Kemungkinan

Besar (4)Hampir Pasti

(5)

Tid

ak

Sig

nifik

an

(1

)K

ecil

(2)

Se

da

ng

(3

)B

esa

r (4

)K

ata

str

op

ik

(5)

Likelihood

Da

mp

ak

Kategori Level

RisikoSkor Tindakan yang Diambil

Rendah X ≤ 4 Tidak diperlukan tindakan (Acceptable)

Sedang 4 < X ≤ 8 Disarankan diambil tindakan jika tersedia sumberdaya

(Supplementary Issue)

Tinggi 8 < X ≤ 12 Diperlukan tindakan untuk mengelola risiko (Issue)

Ekstrim 12 < X ≤ 25 Diperlukan tindakan segera untuk mengelola risiko

(Unacceptable)

No. Dok. : PU- 4.7

Page 64: pelni.co.id Manajemen Resiko_compressed.pdf · Pendirian PT PELNI (Persero) adalah melakukan usaha di bidang Pelayaran serta optimalisasi pemanfaatan sumber daya yang dimiliki Perseroan

IV. PEDOMAN UMUM

PEDOMAN MANAJEMEN RISIKOHal : 42 Dari : 94

Tanggal :

Revisi :

Dalam melakukan risk assessment, ukuran likelihood risiko dinyatakan dengan

persentase probabilitas dan dampak risiko dinyatakan dengan satuan ukuran yang

sama dengan satuan ukuran sasaran, maka diperlukan adanya pedoman untuk

mengkonversi berbagai ukuran risiko yang diperoleh menjadi satu ukuran yang

seragam.

Pedoman yang digunakan untuk mengkonversi ukuran likelihood dan dampak risiko

menjadi satu ukuran yang sama adalah sebagai berikut :

Tabel 1 – Ukuran Likelihood

Ukuran l ikelihood

Level Keterjadian Penjelasan

5 Hampir pastiDapat terjadi pada banyak keadaan;

(Probabilitas 80% < X < 100%)

4Kemungkinan

Besar

Akan mungkin terjadi pada banyak keadaan;

(Probabilitas 60% < X ≤ 80%)

3Kemungkinan

Sedang

Dapat terjadi pada beberapa waktu;

(Probabilitas 40% < X ≤ 60%)

2Kemungkinan

Kecil

Mungkin terjadi pada beberapa waktu;

(Probabilitas 20% < X ≤ 40%)

1 JarangMungkin terjadi hanya pada kondisi tidak normal;

(Probabilitas ≤ 20%)

No. Dok. : PU- 4.7

Page 65: pelni.co.id Manajemen Resiko_compressed.pdf · Pendirian PT PELNI (Persero) adalah melakukan usaha di bidang Pelayaran serta optimalisasi pemanfaatan sumber daya yang dimiliki Perseroan

IV. PEDOMAN UMUM

PEDOMAN MANAJEMEN RISIKOHal : 43 Dari : 94

Tanggal :

Revisi :

Tabel 2 – Ukuran Dampak

Ukuran Dampak

Level Besaran KinerjaDeviasi

AnggaranKerugian Finansial

ReputasiHuman

Resources

Operational, Service and

Facility

5 Dahsyat Target kinerja

tidak tercapai

≥40%

Terjadinya deviasi

anggaran di atas 8

%.

Kerugian finansial

perseroansebesar lebih

dari Rp 367M dalam 12

bulan kedepan

Kehilangan reputasi atau

timbulnya publisitas

jelek di media nasional dan

tuntutan hukum

Kematian masal

Pelayanan terhenti lebih

dari satu hari

4 Besar Target

kinerja tidak

tercapai ≥30%

sampai

<40%

Terjadinya

deviasi anggaran

di atas 6 % sampai

dengan 8

%

Kerugian

finansial perseroan

sebesar dengan Rp

245 M

sampai dengan Rp

367 M dalam 12 bulan

kedepan

Kehilangan

reputasi atau timbulnya

publisitas jelek di media

nasional

Kematian

tunggal

Pelayanan

terhenti selama 1 hari

3 Menengah Target kinerja

tidak tercapai

≥20% sampai

<30%

Terjadinya deviasi

anggaran di atas 4 %

sampai dengan 6

%

Kerugian finansial

perseroansebesar Rp

122 Msampai

dengan Rp 245 M

dalam 12 bulan

kedepan

Kehilangan reputasi atau

timbulnya publisitas

jelek di media local

Rawat inap / cacat

Pelayanan kritis / terhenti

lebih dari yang di

persyaratkan

2 Rendah Target

kinerja tidak

tercapai ≥10%

sampai <20%

Terjadinya

deviasi anggaran

di atas 2 % sampai

dengan 4 %

Kerugian

finansial perseroan

sebesar Rp 507 Jt

sampai dengan Rp

122 M dalam 12 bulan

kedepan

Kehilangan

reputasi atau timbulnya

publisitas jelek di

lingkungan internal

perseroan dan pemegang

saham

Luka /

perawatan ringan

Dampak

lokal / Pelayanan

terhenti dalam

periode minimal

1 Tidak Signifikan

Target kinerja

tidak tercapai

<10%

Terjadinya deviasi

anggaran sampai

dengan 2 %

Kerugian finansial

perseroansampai

dengan Rp 507 Jt

dalam 12 bulan

kedepan

Kehilangan reputasi atau

timbulnya publisitas

jelek di lingkungan

internal perseroan

Kasus P3K (Cedera

sangat ringan)

Dampak tidak berarti

/ berhenti sejenak

No. Dok. : PU- 4.7

Page 66: pelni.co.id Manajemen Resiko_compressed.pdf · Pendirian PT PELNI (Persero) adalah melakukan usaha di bidang Pelayaran serta optimalisasi pemanfaatan sumber daya yang dimiliki Perseroan

IV. PEDOMAN UMUM

PEDOMAN MANAJEMEN RISIKOHal : 44 Dari : 94

Tanggal :

Revisi :

4.8 Kerangka Proses Manajemen Risiko

Dalam menjelaskan proses manajemen risiko, perseroan mengacu pada kerangka

Enterprise Risk Management (ERM) tahun 2004, yang diterbitkan Committee of

Sponsoring Organizations (COSO) of the Treadway Commission sebagai acuan dalam

menstrukturkan bentuk aktivitas pengendalian risiko. Berdasarkan kerangka ERM COSO

tahun 2004 dengan modifikasinya, maka proses manajemen risiko memiliki delapan

komponen yaitu :

4.8.1 Penciptaan Lingkungan Internal

1. Direksi bertanggung jawab menanamkan nilai, menumbuhkan kesadaran,

kepedulian dan keterlibatan aktif seluruh insan PELNI dan memelihara

budaya risiko dengan berlandaskan pada prinsip manajemen risiko yang

dianut perseroan.

2. Direksi bertanggung jawab menyediakan dan mengalokasikan sumberdaya

yang memadai dalam penerapan manajemen risiko.

3. Insan PELNI terlibat secara aktif dan bertanggung jawab menjalankan

proses manajemen risiko.

4. Direksi melalui Komite Pengarah Manajemen Risiko meminta laporan hasil

evaluasi penerapan manajemen risiko yang dibuat oleh Biro Hukum &

Manajemen Risiko

5. Direksi melalui Biro Hukum & Manajemen Risiko menyusun rencana

penerapan manajemen risiko (Road Map Manajemen Risiko).

6. Direksi mengomunikasikan kebijakan manajemen risiko kepada insan

PELNI.

7. Direksi mendefinisikan dan mengimplementasikan proses yang efektif dan

efisien untuk mengomunikasikan prinsip manajemen risiko, komitmen

manajemen risiko, tujuan dan sasaran serta strategi penerapan manajemen

risiko.

8. Komite Pengarah Manajemen Risiko menindaklanjuti hasil reviu Biro Hukum &

Manajemen Risiko, rekomendasi hasil pengawasan SPI dan Dewan

Komisaris, dan hasilnya dilaporkan ke Direktur Utama.

No. Dok. : PU- 4.8

Page 67: pelni.co.id Manajemen Resiko_compressed.pdf · Pendirian PT PELNI (Persero) adalah melakukan usaha di bidang Pelayaran serta optimalisasi pemanfaatan sumber daya yang dimiliki Perseroan

IV. PEDOMAN UMUM

PEDOMAN MANAJEMEN RISIKOHal : 45 Dari : 94

Tanggal :

Revisi :

9. Biro Hukum & Manajemen Risiko menyusun skema klasifikasi risiko kepada

Direksi untuk mendapat persetujuan.

4.8.2 Penentuan Sasaran

1. Direksi menetapkan sasaran manajemen risiko yang didalamnya terkandung

risk appetite (appetite risiko) dan risk tolerance sesuai visi, misi, strategi,

dan tujuan manajemen risiko.

2. Direksi menetapkan risk appetite dengan berpedoman pada ketentuan yang

berlaku dan dijadikan acuan dalam menetapkan risk tolerance.

3. Komite Pengarah Manajemen Risiko melakukan deployment risk appetite dan

risk tolerance level korporat ke seluruh Unit Kerja Pemilik Risiko sesuai

dengan proses deployment key performance indicator.

4. Pimpinan Unit Kerja Pemilik Risiko dapat menyampaikan umpan balik kepada

Komite Pengarah Manajemen Risiko terhadap risk appetite dan risk tolerance

tersebut.

5. Umpan balik dari Unit Kerja Pemilik Risiko dijadikan sebagai masukan dalam

reviu manajemen untuk menyempurnakan mekanisme dan metode

penetapan risk appetite dan risk tolerance.

4.8.3 Identifikasi Risiko

1. Setiap Unit Kerja Pemilik Risiko mengidentifikasi risiko secara self-

assessment menggunakan pendekatan analisis proses dengan fasilitator

dari Biro Hukum & Manajemen Risiko.

2. Pendekatan analisis proses memetakan semua proses bisnis di dalam setiap

Unit Kerja Pemilik Risiko menjadi komponen input, proses, dan output

serta mengidentifikasi peristiwa risiko dan pengendalian risiko pada

masing-masing proses tersebut.

3. Pendekatan identifikasi risiko lainnya digunakan agar seluruh risiko

signifikan dapat teridentifikasi, antara lain berupa reviu dokumen,

wawancara, observasi, brainstorming, focus group discussion, fish bone

diagram, dan contoh model risiko bisnis.

No. Dok. : PU- 4.8

Page 68: pelni.co.id Manajemen Resiko_compressed.pdf · Pendirian PT PELNI (Persero) adalah melakukan usaha di bidang Pelayaran serta optimalisasi pemanfaatan sumber daya yang dimiliki Perseroan

IV. PEDOMAN UMUM

PEDOMAN MANAJEMEN RISIKOHal : 46 Dari : 94

Tanggal :

Revisi :

4. Setiap Unit Kerja Pemilik Risiko menggunakan panduan klasifikasi risiko

yang ditetapkan Direksi untuk menyusun dan melaporkan profil risiko level

unit kerja kepada Biro Hukum & Manajemen Risiko.

5. Biro Hukum & Manajemen Risiko menyusun profil dan peta risiko level

korporat dengan mengkaitkan kepada tujuan dan sasaran perseroan.

6. Setiap Unit Kerja Pemilik Risiko melakukan pemutakhirkan profil risiko dan

melaporkannya kepada Biro Hukum & Manajemen Risiko.

4.8.4 Pengukuran Risiko

1. Setiap Unit Kerja Pemilik Risiko setelah melakukan identifikasi risiko,

kemudian mengukur tingkat kemungkinan terjadinya (likelihood) dan

besaran dampak masing-masing risiko.

2. Pengukuran risiko dilakukan atas risiko inheren dan risiko residual.

3. Risiko inheren adalah risiko sebelum adanya tindakan apapun untuk

mengubah likelihood maupun dampak risiko. Berhubung saat ini Perseroan

telah mempunyai pengendalian risiko, maka yang dimaksud dengan risiko

inheren adalah risiko dengan kondisi perseroan saat dilakukan risk

assessment. Risiko residual adalah risiko yang masih tersisa setelah

rencana tindakan manajemen yang dimaksud untuk memitigasi suatu

risiko inheren diimplementasikan secara efektif.

4. Sebelum melakukan pengukuran risiko, terlebih dahulu disepakati kriteria

konversi ukuran likelihood dan dampak risiko yang akan digunakan dalam

pengukuran risiko. Likelihood risiko dinyatakan dengan persentase

probabilitas keterjadian risiko atau frekuensi keterjadian risiko. Dampak

dinyatakan dengan satuan ukuran sasaran yang terpengaruh.

5. Kriteria yang telah disepakati tersebut kemudian dikonversi menjadi skala

semi kuantitatif 1 – 5 (skala Likert).

6. Pengukuran risiko secara kuantitatif dilakukan bila telah tersedia data

historis peristiwa risiko yang terjadi di masa lalu (loss event database).

No. Dok. : PU- 4.8

Page 69: pelni.co.id Manajemen Resiko_compressed.pdf · Pendirian PT PELNI (Persero) adalah melakukan usaha di bidang Pelayaran serta optimalisasi pemanfaatan sumber daya yang dimiliki Perseroan

IV. PEDOMAN UMUM

PEDOMAN MANAJEMEN RISIKOHal : 47 Dari : 94

Tanggal :

Revisi :

4.8.5 Penentuan Respon Risiko

1. Respon Risiko adalah sikap yang diambil manajemen untuk merespon

risiko yang dihadapi, yaitu menerima, menghindari, mengurangi dan

membagi/memindahkan risiko;

2. Setiap Unit Kerja Pemilik Risiko memilih dan menentukan respon risiko

berdasarkan ukuran likelihood dan dampak serta tingkat prioritas risiko;

3. Sebelum menentukan respon risiko, terlebih dahulu disepakati kategori

level risiko berdasarkan skor risiko (hasil perkalian likelihood dan dampak)

dan kriteria batas antara risiko yang tidak dapat diterima dan dapat

diterima (appetite risk).

4. Respon risiko diambil dengan tujuan untuk membawa risiko inheren ke

tingkat yang dipertimbangkan untuk dapat diterima (appetite risk).

4.8.6 Pelaksanaan Aktivitas Pengendalian Risiko

1. Aktivitas pengendalian risiko dilakukan untuk menemukenali/mengetahui

kemungkinan timbulnya risiko usaha yang dapat menghalangi tercapainya

sasaran usaha ataupun menemukenali/mengetahui peluang yang

ditimbulkannya. Dengan menemu kenalinya maka dapat diantisipasi

tindakan-tindakan untuk mengurangi kemungkinan terjadinya risiko,

mengurangi dampak ataupun memanfaatkan peluang yang

ditimbulkannya.

2. Aktivitas Pengendalian dilaksanakan di seluruh tingkatan dan fungsi

perseroan. Pada dasarnya pengendalian aktivitas adalah kebijakan, sistim

dan prosedur yang telah ditetapkan pada setiap proses dan tindakan

dalam pencapaian tujuan organisasi secara efektif dan efisien serta telah

mengantisipasi risiko-risiko yang mungkin terjadi.

3. Aktivitas pengendalian risiko yang ditetapkan harus konsisten dengan

respon risiko yang dipilih.

4. Unit Kerja Pemilik Risiko melakukan aktivitas pengendalian risiko untuk

menjaga agar tingkat risiko berada dalam batas toleransi.

No. Dok. : PU- 4.8

Page 70: pelni.co.id Manajemen Resiko_compressed.pdf · Pendirian PT PELNI (Persero) adalah melakukan usaha di bidang Pelayaran serta optimalisasi pemanfaatan sumber daya yang dimiliki Perseroan

IV. PEDOMAN UMUM

PEDOMAN MANAJEMEN RISIKOHal : 48 Dari : 94

Tanggal :

Revisi :

5. Biro Hukum & Manajemen Risiko melaporkan pelaksanaan aktivitas

pengendalian risiko yang telah ditetapkan kepada Direktur Utama melalui

Komite Pengarah Manajemen Risiko secara periodik.

6. SPI mengevaluasi aktivitas pengendalian risiko yang ditetapkan oleh

manajemen dan pelaksanaannya secara periodik.

4.8.7 Pengomunikasian Risiko

1. Setiap Unit Kerja Pemilik Risiko menyusun dan menyampaikan laporan

risk self-assessment dan aktivitas pengendalian risiko kepada Biro Hukum

& Manajemen Risiko.

2. Biro Hukum & Manajemen Risiko mengkomunikasikan risiko dari Unit

Kerja Pemilik Risiko kepada Komite Pengarah Manajemen Risiko.

3. Biro Hukum & Manajemen Risiko mengkomunikasikan risiko korporat

kepada Direksi dan kebijakan manajemen risiko kepada seluruh Unit Kerja

Pemilik Risiko.

4. Direksi bertanggungjawab untuk memastikan terlaksananya :

• Proses reviu berkala pencapaian sasaran kinerja perseroan

dilaksanakan pada setiap tingkatan perseroan sesuai dengan lingkup

tugas dan tanggungjawab serta sasaran tiap bagian.

• Kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan untuk setiap

tindakan dan proses yang dilakukan oleh perseroan maupun karyawan

perseroan dalam melaksanakan tugasnya.

• Kepatuhan terhadap pelaksanaan peraturan internal, terutama dalam

proses otorisasi, verifikasi dan penanganan risiko.

4.8.8 Monitoring Risiko

1. Setiap Unit Kerja Pemilik Risiko memonitor risiko yang ada pada unit

masing-masing dengan menganalisis perubahan yang terjadi pada setiap

risiko.

No. Dok. : PU- 4.8

Page 71: pelni.co.id Manajemen Resiko_compressed.pdf · Pendirian PT PELNI (Persero) adalah melakukan usaha di bidang Pelayaran serta optimalisasi pemanfaatan sumber daya yang dimiliki Perseroan

IV. PEDOMAN UMUM

PEDOMAN MANAJEMEN RISIKOHal : 49 Dari : 94

Tanggal :

Revisi :

2. Komite Pengarah Manajemen Risiko melakukan reviu dan pengawasan

terhadap efektivitas, efisiensi dan kepatuhan terhadap kebijakan

manajemen risiko secara periodik dan melaporkannya kepada Direksi.

3. Reviu manajemen digunakan untuk merencanakan penyempurnaan

kebijakan dan praktik manajemen risiko.

4. SPI menyusun rencana kegiatan evaluasi manajemen risiko sebagai bagian

dari Program Kerja Pengawasan Tahunan (PKPT).

5. SPI melaporkan hasil kegiatan evaluasi manajemen risiko kepada Direksi

dengan tembusan kepada Dewan Komisaris.

6. Dewan Komisaris melakukan fungsi pengawasan atas kepatuhan Direksi

terhadap kebijakan manajemen risiko.

No. Dok. : PU- 4.8

Page 72: pelni.co.id Manajemen Resiko_compressed.pdf · Pendirian PT PELNI (Persero) adalah melakukan usaha di bidang Pelayaran serta optimalisasi pemanfaatan sumber daya yang dimiliki Perseroan

IV. PEDOMAN UMUM

PEDOMAN MANAJEMEN RISIKOHal : 50 Dari : 94

Tanggal :

Revisi :

4.9 Pelaporan Manajemen Risiko

Pelaporan penerapan manajemen risiko dilakukan berdasar hasil pemantauan (on going

monitoring) yang dilakukan untuk memastikan bahwa kebijakan dan arahan manajemen

telah dilaksanakan sebagaimana mestinya dan mengatasi kendala-kendala dalam

implementasi kebijakan tersebut. Kegiatan yang tercakup dalam pelaporan ini antara

lain:

1. Para Pimpinan Unit Kerja Pemilik Risiko membuat dan menyampaikan laporan

penerapan manajemen risiko pada fungsinya yang memuat hasil self assessment dan

kejadian risiko pada fungsi kerjanya kepada Biro Hukum & Manajemen Risiko.

2. Biro Hukum & Manajemen Risiko mengkompilasi laporan penerapan manajemen

risiko seluruh unit kerja dan menyusun laporan penerapan manajemen risiko

perseroan secara keseluruhan serta menyampaikannya kepada Komite Pengarah

Manajemen Risiko.

3. Komite Pengarah Manajemen Risiko menyampaikan Laporan penerapan manajemen

risiko perseroan kepada Direktur Utama dan Komisaris.

No. Dok. : PU- 4.9

Page 73: pelni.co.id Manajemen Resiko_compressed.pdf · Pendirian PT PELNI (Persero) adalah melakukan usaha di bidang Pelayaran serta optimalisasi pemanfaatan sumber daya yang dimiliki Perseroan

IV. PEDOMAN UMUM

PEDOMAN MANAJEMEN RISIKOHal : 51 Dari : 94

Tanggal :

Revisi :

4.10 Reviu Manajemen dan Evaluasi Manajemen Risiko

Evaluasi dan kaji ulang proses manajemen risiko dilakukan oleh Biro Hukum &

Manajemen Risiko dan SPI secara berkala, dengan memperhatikan hal-hal sebagai

berikut :

1. Frekuensi dan cakupan evaluasi dan kaji ulang disesuaikan dengan eksposur risiko

yang ditimbulkan oleh aktivitas bisnis yang dilakukan serta kecepatan perubahan

dalam metode pengukuran dan pengelolaan risiko.

2. Kaji ulang ini sebaiknya juga dilengkapi dengan kaji ulang oleh pihak eksternal

yang memiliki kualifikasi dalam membuat model dan teknik manajemen risiko.

3. Evaluasi dan kaji ulang terhadap pengukuran risiko sekurang-kurangnya harus

mencakup :

a. Metodologi, model, asumsi, dan variable yang digunakan untuk mengukur

risiko dan menetapkan batasan (limit) eksposur risiko.

b. Perbandingan antara hasil dari model pengukuran risiko menggunakan

simulasi atau proyeksi di masa mendatang dengan hasil sebenarnya.

c. Perbandingan antara asumsi yang digunakan dalam faktor input model

dengan kondisi aktual.

d. Perbandingan antara struktur batasan (limit) yang ditetapkan dan eksposur

aktual.

4. Pengukuran eksposur dan batasan (limit) harus sejalan dengan strategi bisnis dan

manajemen risiko perseroan dengan memperhatikan kinerja masa lalu dan kondisi

keuangan perseroan.

No. Dok. : PU- 4.10

Page 74: pelni.co.id Manajemen Resiko_compressed.pdf · Pendirian PT PELNI (Persero) adalah melakukan usaha di bidang Pelayaran serta optimalisasi pemanfaatan sumber daya yang dimiliki Perseroan

IV. PEDOMAN UMUM

PEDOMAN MANAJEMEN RISIKOHal : 52 Dari : 94

Tanggal :

Revisi :

4.11 Peningkatan Kompetensi Manajemen Risiko

Direksi berkewajiban untuk melakukan upaya peningkatan kompetensi sumber daya

manusia terkait dengan manajemen risiko.

Pengembangan pegawai dimaksudkan untuk meningkatkan pengetahuan dan

kompetensi pegawai melalui jalur pendidikan dan pelatihan serta jalur penugasan

khusus guna pencapaian tujuan dan peningkatan kinerja perseroan, pemenuhan

kompetansi, dan sekaligus pengembangan karier pegawai.

Peningkatan kompetensi sumberdaya manusia yang terkait dengan Manajemen Risiko

dilakukan melalui pelatihan, on the job training (OJT), workshop dan benchmarking.

No. Dok. : PU- 4.11

Page 75: pelni.co.id Manajemen Resiko_compressed.pdf · Pendirian PT PELNI (Persero) adalah melakukan usaha di bidang Pelayaran serta optimalisasi pemanfaatan sumber daya yang dimiliki Perseroan

PROSEDUR KERJA

BAB V

Page 76: pelni.co.id Manajemen Resiko_compressed.pdf · Pendirian PT PELNI (Persero) adalah melakukan usaha di bidang Pelayaran serta optimalisasi pemanfaatan sumber daya yang dimiliki Perseroan
Page 77: pelni.co.id Manajemen Resiko_compressed.pdf · Pendirian PT PELNI (Persero) adalah melakukan usaha di bidang Pelayaran serta optimalisasi pemanfaatan sumber daya yang dimiliki Perseroan

V. PROSEDUR KERJA

PEDOMAN MANAJEMEN RISIKO

Hal : 53 Dari : 94

Tanggal :

Revisi :

5.1. Tinjauan Umum

Secara umum, prosedur kerja merupakan urutan langkah yang harus ditempuh untuk

menjalankan suatu proses guna mencapai tujuan. Prosedur memberikan arahan dalam

melakukan serangkaian aktivitas di dalam suatu proses secara sistematis dan

terstruktur agar sasaran proses dapat tercapai secara efektif dan efisien. Prosedur kerja

manajemen risiko disusun untuk memandu pelaksanaan proses manajemen risiko yang

dilakukan oleh Komite Pengarah Manajemen Risiko, Biro Hukum & Manajemen Risiko,

dan seluruh Unit Kerja Pemilik Risiko agar proses manajemen risiko berjalan secara

sistematis, terstruktur dan terintegrasi.

Jumlah dan tingkat rincian prosedur kerja manajemen risiko yang dibuat disesuaikan

dengan kebutuhan perseroan dengan memperhatikan prosedur pada sistem

manajemen lain yang digunakan perseroan. Hal ini dimaksudkan agar prosedur

manajemen risiko kompatibel dengan prosedur sistem lainnya. Unsur-unsur yang

penting dalam prosedur manajemen risiko adalah tujuan dibuatnya prosedur, ruang

lingkup aktivitas yang diatur prosedurnya, definisi istilah yang digunakan, dokumen

referensi, penanggungjawab prosedur dan lampiran.

Prosedur kerja manajemen risiko untuk memandu pelaksanaan proses manajemen

risiko di lingkungan perseroan adalah sebagai berikut:

No. Nama Prosedur Unit in ChargeKode

Dokumen

1. Prosedur Pengembangan dan Perubahan Pedoman Manajemen Risiko

Komite PengarahManajemen Risiko

PK-5.2

2. Prosedur Penetapan Risk Appetite dan Deployment Risk Tolerance

Komite Pengarah Manajemen Risiko

PK-5.3

3. Prosedur Risk Assessment Level Korporat Biro Hukum &Manajemen Risiko

PK-5.4

4. Prosedur Risk Assessment Level Unit Kerja Seluruh Unit Kerja Pemilik Risiko

PK-5.5

5. Prosedur Pelaporan Penerapan Manajemen Risiko

Biro Hukum &Manajemen Risiko

PK-5.6

6. Prosedur Reviu Manajemen Risiko Komite Pengarah Manajemen Risiko

PK-5.7

No. Dok. : PK- 5.1

Page 78: pelni.co.id Manajemen Resiko_compressed.pdf · Pendirian PT PELNI (Persero) adalah melakukan usaha di bidang Pelayaran serta optimalisasi pemanfaatan sumber daya yang dimiliki Perseroan

V. PROSEDUR KERJA

PEDOMAN MANAJEMEN RISIKO

Hal : 54 Dari : 94

Tanggal :

Revisi :

5.2. Prosedur Pengembangan dan Perubahan Pedoman Manajemen Risiko

1. Tujuan

Mengatur standar penyusunan pedoman manajemen risiko termasuk perubahan

kebijakan, pedoman, prosedur, instruksi kerja, dan formulir manajemen risiko sesuai

perkembangan lingkungan dan kebutuhan organisasi.

2. Ruang lingkup

Semua aktivitas pengembangan dan perubahan pedoman manajemen risiko

perseroan.

3. Definisi

a. Pedoman Manajemen Risiko adalah ketentuan dan peraturan yang disusun oleh

Biro Hukum & Manajemen Risiko, direviu oleh Komite Pengarah Manajemen

Risiko dan disahkan oleh Direktur Utama untuk dipakai sebagai pedoman dalam

pelaksanaan manajemen risiko.

b. Komite Pengarah Manajemen Risiko adalah komite yang diketuai oleh Direktur

Keuangan yang bertanggungjawab kepada Direktur Utama. Komite Pengarah

Manajemen Risiko beranggotakan Direktur SDM dan Umum, Direktur Armada,

Direktur Usaha dan Senior Manajer Hukum dan Manajemen Risiko. Komite

Pengarah Manajemen Risiko berperan mengintegrasikan semua upaya

pengelolaan risiko di seluruh perseroan.

4. Referensi

a. Pedoman Manajemen Risiko

b. Hasil risk assessment.

5. Penanggungjawab

Komite Pengarah Manajemen Risiko

6. Prosedur

Perubahan pedoman manajemen risiko dilakukan sesuai dengan kebutuhan

perseroan berdasarkan hasil revieu atas penerapan manajemen risiko.

7. Bagan alir dan uraian prosedur

No. Dok. : PK- 5.2

Page 79: pelni.co.id Manajemen Resiko_compressed.pdf · Pendirian PT PELNI (Persero) adalah melakukan usaha di bidang Pelayaran serta optimalisasi pemanfaatan sumber daya yang dimiliki Perseroan

V. PROSEDUR KERJA

PEDOMAN MANAJEMEN RISIKO

Hal : 55 Dari : 94

Tanggal :

Revisi :

Aktivitas PIC Uraian Aktivitas

Identifikasi kebutuhan

Penyusunan konsep awal

Persetujuan?

Persiapan data/bahanpenyusunan pedoman

Revisi

Penyusunan pedoman

Reviu draft pedoman

Persetujuan?

Sosialisasi awal dan pengumpulan input

Revisi

Mulai

Tanggapan atas draft pedoman

2

3Y

T

Y

T

1

2

3

4

5

6

7

8

9

Manajer

Manajemen Risiko

Manajer

Manajemen Risiko

Manajer

Manajemen Risiko

Manajer

Manajemen Risiko

Manajer

Manajemen

Risiko

SM Hukum &Manajemen

Risiko

SM Hukum &Manajemen

Risiko

Manajer Manajemen

Risiko, SM H &MR

Seluruh Unit

Kerja Pemilik

Risiko

1. Melakukan analisis kebutuhan pedoman

yang terkait dengan manajemen risiko dan kegiatan bisnis perseroan.

2. Menyusun konsep pengembangan pedoman yang akan disusun sesuai

peraturan yang berlaku.

3. Mengajukan kepada SM Hukum &

Manajemen Risiko untuk persetujuanpengembangan pedoman. Bila disetujui,

lanjutkan ke langkah persiapan penyusunan pengembangan, apabila tidak

disetujui, dilakukan revisi konsep.

4. Mengumpulkan data dan bahan untuk

pengembangan pedoman, baik dari sumber internal maupun eksternal. Dapat

pula dalam bentuk diskusi (brainstorming)dengan bagian terkait.

5. Melakukan pengembangan pedoman

berdasarkan konsep awal yang telah disetujui.

6. Melakukan reviu dan memverifikasi draft pengembangan pedoman.

7. Bila disetujui, dilanjutkan ke tahap sosialisasi awal ke unit kerja lainnya, bila

tidak disetujui, dikembalikan ke manajer manajemen risiko untuk direvisi.

8. Melakukan sosialisasi awal dalam rangka mendapatkan input untuk mengetahui

apakah pengembangan pedoman dapat diterapkan.

9. Memberikan tanggapan sebagai usulan perbaikan atas draft pedoman yang

direvisi sehingga implementasinya lebih lancar.

No. Dok. : PK- 5.2

Page 80: pelni.co.id Manajemen Resiko_compressed.pdf · Pendirian PT PELNI (Persero) adalah melakukan usaha di bidang Pelayaran serta optimalisasi pemanfaatan sumber daya yang dimiliki Perseroan

V. PROSEDUR KERJA

PEDOMAN MANAJEMEN RISIKO

Hal : 56 Dari : 94

Tanggal :

Revisi :

Aktivitas PIC Uraian Aktivitas

Revisi draft pedoman berdasarkan input

Persiapan bahan presentasi usulan

pedoman

Reviu bahan presentasi usulan pedoman

Persetujuan?

Penyelenggaraan rapat komite

Persetujuan?

Penyusunan SK Pemberlakuan Pedoman

3

2

Implementasi pedoman

Monitoring

Selesai

Y

Y

Revisi

T

Revisi

T

10

11

12

13

14

15

16

18

19

Penyampaian Ke Komisaris

17

SM Hukum &

Manajemen Risiko

Staff Biro

Hukum & Manajemen

Risiko

SM Hukum & Manajemen

Risiko

SM Hukum & Manajemen

Risiko

Biro Hukum &

Manajemen Risiko dan

Komite Pengarah MR

Komite

Pengarah Manajemen

Risiko

Direktur Utama

Direktur Utama

Komite

Pengarah Manajemen

Risiko

Komite

Pengarah Manajemen

Risiko

10. Melakukan revisi draft pengembangan

pedoman berdasarkan input dari unit kerja lainnya. Dalam pelaksanaan revisi,

tanggapan tersebut dibahas kembali secara internal di Biro Hukum &

Manajemen Risiko.

11. Mempersiapkan bahan presentasi usulan

pengembangan pedoman untuk diajukan kepada Komite Pengarah Manajemen

Risiko.

12. Mereviu bahan presentasi dan

memberikan persetujuan apabila sudah sesuai dengan isi draft pengembangan

pedoman.

13. Bahan presentasi yang telah direviu,

diusulkan kepada anggota Komite Pengarah Manajemen Risiko untuk

diketahui dan disetujui. Bila disetujui,

lanjutkan ke langkah penyelenggaraan rapat komite. Apabila tidak disetujui,

dilakukan revisi bahan presentasi.

14. Mengundang anggota Komite Pengarah

Manajemen Risiko untuk melakukan pembahasan usulan pengembangan

pedoman.

15. Ketua Komite Pengarah Manajemen Risiko

mempresentasikan draft pengembangan pedoman untuk meminta persetujuan

Direktur Utama. Bila disetujui, dilanjutkan ke langkah pembuatan surat keputusan

pemberlakuan pengembangan pedoman. Apabila tidak disetujui, dilakukan revisi

draft pengembangan pedoman.

16. Sebelum diimplementasikan,

pengembangan pedoman tersebut

dibuatkan surat keputusan pemberlakuannya oleh Direktur Utama.

17. Direktur Utama menyampaikan pedoman yang sudah direvisi kepada Komisaris.

18. Mengimplementasikan pedoman yang sudah direvisi dengan

mendistribusikannya kepada seluruh bagian terkait.

19. Implementasi pedoman manajemen risiko dimonitor secara terus menerus sebagai

bahan evaluasi untuk perbaikan terus menerus.

No. Dok. : PK- 5.2

Page 81: pelni.co.id Manajemen Resiko_compressed.pdf · Pendirian PT PELNI (Persero) adalah melakukan usaha di bidang Pelayaran serta optimalisasi pemanfaatan sumber daya yang dimiliki Perseroan

V. PROSEDUR KERJA

PEDOMAN MANAJEMEN RISIKO

Hal : 57 Dari : 94

Tanggal :

Revisi :

5.3. Prosedur Penetapan Risk Appetite dan Deployment Risk Tolerance

1. Tujuan

Memandu Direksi dan Komite Pengarah Manajemen Risiko dalam menetapkan besaran risiko yang dapat diterima (risk appetite) dan besaran variasi maksimal yang dapat ditoleransi dari sasaran yang ditetapkan (risk tolerance).

2. Ruang Lingkup

Berlaku untuk seluruh jenjang manajemen baik level korporat maupun level unit kerja.

3. Definisi

a. Risk appetite adalah besaran risiko yang dapat diterima Direksi.

b. Risk tolerance adalah besaran variasi maksimal yang dapat ditoleransi dari sasaran yang telah ditetapkan.

4. Referensi

a. Pedoman manajemen risiko

b. Rencana Jangka Panjang Perusahaan (RJPP) dan Rencana Kerja Anggaran Perusahaan (RKAP) serta perubahannya.

c. Kerangka ERM COSO 2004

5. Penanggungjawab

Komite Pengarah Manajemen Risiko

6. Prosedur

Penetapan risk appetite dan deployment risk tolerance dilakukan setiap tahun bersamaan dengan proses penetapan sasaran kinerja perseroan untuk tahun yang akan datang.

7. Lampiran

a. Formulir Penetapan Risk Appetite (FM-7.1)

b. Formulir Deployment Risk Tolerance (FM-7.2)

8. Bagan Alir dan Uraian Prosedur

No. Dok. : PK- 5.3

Page 82: pelni.co.id Manajemen Resiko_compressed.pdf · Pendirian PT PELNI (Persero) adalah melakukan usaha di bidang Pelayaran serta optimalisasi pemanfaatan sumber daya yang dimiliki Perseroan

V. PROSEDUR KERJA

PEDOMAN MANAJEMEN RISIKO

Hal : 58 Dari : 94

Tanggal :

Revisi :

Aktivitas PIC Uraian Aktivitas

Mulai

Komite Pengarah MR membantu

Direksi menyusun Risk Appetite

Menjabarkan Risk Tolerance kepada

seluruh Risk Taking Unit

Mendokumentasikan hasil penyusunan

risk appetite dan risk tolerance

Komite Pengarah MR membantu

Direksi menyusun Risk Tolerance

Menyampaikan umpan balik mengenai

permasalahan implementasi dalam

menerjemahkan risk tolerance

Menggunakan deployment risk

tolerance sebagai panduan dalam

memutuskan besaran risiko

Mendokumentasikan hasil deployment

risk tolerance

1

2

3

4

5

Selesai

6

7

Menampung umpan balik mengenai

permasalahan implementasi untuk

dicarikan solusinya

8

Direksi & Komite

Pengarah Manajemen Risiko

Direksi & KomitePengarah

Manajemen Risiko

Komite Pengarah Manajemen Risiko

Komite Pengarah Manajemen Risiko& Pimpinan Unit

Kerja Pemilik Risiko

Komite Pengarah MR & Pimpinan

Unit Kerja Pemilik Risiko

Pimpinan Unit Kerja Pemilik

Risiko

Pimpinan Unit Kerja Pemilik

Risiko

Komite

Pengarah Manajemen Risiko

1.Komite Pengarah Manajemen Risiko

membantu Direksi menyusun risk appetitedalam bentuk pernyataan risk appetite.

2.Komite Pengarah Manajemen Risikomembantu Direksi menyusun risk tolerancedalam bentuk kisaran variasi yang dapat ditoleransi dari sasaran yang ditetapkan

dalam RKAP dan perubahannya.

3.Hasil penyusunan risk appetite dan risk tolerance dari sasaran yang ditetapkan dalam RKAP didokumentasikan dalam

Formulir Penetapan Risk Appetite

4.Komite Pengarah Manajemen Risiko

bersama dengan Unit Kerja Pemilik Risiko melakukan penjabaran (deployment) atas risk tolerance kepada seluruh Unit Kerja Pemilik Risiko dengan berpedoman pada deployment atas KPI yang digunakan

perseroan.

5.Hasil deployment didokumentasikan dalam

Formulir Deployment Risk Tolerance dan selanjutnya disampaikan ke Unit Kerja

Pemilik Risiko.

6.Unit Kerja Pemilik Risiko menggunakan Formulir Deployment Risk Tolerancetersebut sebagai panduan dalam

memutuskan besaran risiko yang hendak diambil, apakah masih di dalam atau sudah

melampaui batas toleransi yang ditetapkan untuk Unit Kerja masing-masing.

7.Unit Kerja Pemilik Risiko menyampaikan umpan balik mengenai permasalahan

implementasi yang dihadapi dalam menerjemahkan risk tolerance kepada

Komite Pengarah Manajemen Risiko.

8.Komite Pengarah Manajemen Risikomenampung umpan balik dari Unit Kerja

mengenai permasalahan implementasi untuk dicarikan solusinya.

No. Dok. : PK- 5.3

Page 83: pelni.co.id Manajemen Resiko_compressed.pdf · Pendirian PT PELNI (Persero) adalah melakukan usaha di bidang Pelayaran serta optimalisasi pemanfaatan sumber daya yang dimiliki Perseroan

V. PROSEDUR KERJA

PEDOMAN MANAJEMEN RISIKO

Hal : 59 Dari : 94

Tanggal :

Revisi :

5.4. Prosedur Risk Assessment Level Korporat

1. Tujuan

Memberi panduan kepada Biro Hukum & Manajemen Risiko untuk melaksanakan kegiatan self assessment atas risiko dan pengendalian risiko yang ada pada level korporat.

2. Ruang lingkup

Berlaku untuk setiap kegiatan self assessment risiko level korporat yang dilaksanakan oleh Biro Hukum & Manajemen Risiko.

3. Definisi

Self assessment level korporat adalah kegiatan penaksiran risiko dan pengendalian risiko level korporat, yang dilakukan secara mandiri oleh Biro Hukum & Manajemen Risiko dengan atau tanpa melibatkan Satuan Pengawasan Intern atau fasilitator dari pihak luar.

4. Referensi

a. Pedoman manajemen risiko perseroan

b. Key performance indicator perusahaan

c. Risk appetite dan risk tolerance

5. Penanggungjawab

a. Direksi

b. Komite Pengarah Manajemen Risiko

c. SM Hukum & Manajemen Risiko

6. Prosedur

Kegiatan self-assessment level korporat dilakukan secara berkala sekurang-kurangnya sekali dalam setahun atau sesuai dengan kebutuhan perseroan, sejak dilakukan self assessment terdahulu, untuk memantau perkembangan risiko dan perubahan tingkat risiko yang teridentifikasi pada periode lalu, dan sebagai bahan penyusunan PKPT bagi SPI dalam rangka penerapan risk based internal audit dan penyusunan RKAP.

7. Lampiran

a. Formulir Identifikasi Peristiwa – Level Korporat/Unit Kerja (FM-7.3)

b. Formulir Daftar Risiko – Level Korporat/Unit Kerja (FM-7.4)

c. Formulir Pengukuran Level Risiko (FM-7.5)

d. Formulir Rencana dan Realisasi Penanganan Risiko Tambahan (FM-7.7)

8. Bagan alir dan uraian prosedur

No. Dok. : PK- 5.4

Page 84: pelni.co.id Manajemen Resiko_compressed.pdf · Pendirian PT PELNI (Persero) adalah melakukan usaha di bidang Pelayaran serta optimalisasi pemanfaatan sumber daya yang dimiliki Perseroan

V. PROSEDUR KERJA

PEDOMAN MANAJEMEN RISIKO

Hal : 60 Dari : 94

Tanggal :

Revisi :

Aktivitas PIC Uraian Aktivitas

Mulai

Mengadakan rapat internal

membahas persiapan

pelaksanaan self assessment

Membuat surat undangan

kepada Risk Taking Unit

Melaksanakan lokakarya atau

brainstorming dalam rangka

risk assessment

RKAPMenetapkan sasaran

korporat dan risk tolerance

Mengidentifikasi semua

issue risiko yang ada pada

setiap sasaran korporat

KPI

1

2

3

4

Menggali informasi tentang

kemungkinan terjadinya risiko

yang teridentifikasi

Ada informasi

Likelihood ?

Laporan

Identifikasi

peristiwa

Mengukur tingkat

kemungkinan terjadinya

(likelihood) risiko

Ada informasi

dampak risiko ?

Mengukur tingkat

kemungkinan terjadinya

dampak risiko

Menghitung tingkat

signifikansi risiko dengan

mengalikan likelihood dan

dampak

5

Y

Y

8

Menggali informasi tentang

besaran dampak risiko

9

10

Mendokumentasikan tingkat

sig. risiko tiap sasaran dari

yang tertinggi sampai

terendah

2

11

12

13

A

T

T

Menelaah Register Risiko

Unit Kerja & mengidentifikasi

risiko signifikan, sebab, dan

dampak risiko

6

Mengidentifikasi

pengendalian risiko dan

menilai efektivitasnya

7

Biro Hukum &Manajemen Risiko

KomitePengarah MR

KomitePengarah MR

Direksi & pimpinanUnit Kerja Pemilik

Risiko

Direksi & pimpinan Unit Kerja Pemilik

Risiko

Biro HMR

Direksi & pimpinan Unit Kerja Pemilik

Risiko

Direksi & pimpinan Unit Kerja Pemilik

Risiko

Direksi & pimpinan Unit Kerja Pemilik

Risiko

Direksi & pimpinanUnit Kerja Pemilik

Risiko

Direksi & pimpinan Unit Kerja Pemilik

Risiko

Manajer Manajemen Risiko

Manajer Manajemen Risiko

1. Biro Hukum & MR mengadakan rapat internal

untuk membahas jadwal dan materi pelaksanaan risk self assessment, kemudian

dilaporkan kepada Komite Pengarah MR.2. Komite Pengarah MR membuat surat undangan

kepada Direksi dan pejabat terkait satu level dibawah Direksi di kantor pusat untuk

pelaksanaan lokakarya risk self assessment.3. Pelaksanaan lokakarya self assessment dibuka

oleh Ketua Komite Pengarah MR dan SM Hukum& MR ditunjuk sebagai fasilitator.

4. Seluruh peserta menetapkan sasaran korporatyang merupakan Sasaran Stratejik Perseroan

serta toleransi risiko. 5. Setiap peserta mengidentifikasi semua risiko

yang kemungkinan dapat terjadi untuk tiap sasaran yang telah ditetapkan.

6. Biro Hukum & MR menelaah Register Risiko

Level Unit Kerja, mengidentifikasi risiko level unit kerja yang signifikan/ dapat mempengaruhi

pencapaian sasaran perseroan, dan mengi-dentifikasi sebab & dampak terjadinya risiko.

7. Direksi dan pejabat terkait satu level dibawah Direksi di kantor pusat mengidentifikasi

pengendalian risiko dan menilai efektivitasnya.8. Jika seluruh risiko telah diungkap, maka seluruh

peserta mengidentifikasi informasi yang mendukung bahwa risiko-risiko dimaksud

memang mungkin terjadi.9. Direksi & pejabat terkait satu level dibawah

Direksi di kantor pusat mengukur tingkat kemungkinan terjadi (likelihood) risiko,

berdasarkan data atau informasi yang tersedia dengan difasilitasi oleh Biro Hukum & MR

10.Seluruh peserta mengidentifikasi informasi yang

mendukung tentang besaran dampak risiko yang ditimbulkan dengan mempertimbangkan

pengendalian risiko yang ada.11.Direksi & pejabat terkait satu level dibawah

Direksi di kantor pusat menghitung besarnya tingkat konsekuensi risiko jika ada informasi

tentang besarnya dampak risiko. 12.Manajer Manajemen Risiko mentabulasikan dan

menghitung tingkat signifikansi risiko dengan mengalikan likelihood dan konsekuensi.

13.Manajer MR mendokumentasikan risiko berdasarkan urutan tingkat signifikansi risiko

dari tertinggi sampai terendah .

No. Dok. : PK- 5.4

Page 85: pelni.co.id Manajemen Resiko_compressed.pdf · Pendirian PT PELNI (Persero) adalah melakukan usaha di bidang Pelayaran serta optimalisasi pemanfaatan sumber daya yang dimiliki Perseroan

V. PROSEDUR KERJA

PEDOMAN MANAJEMEN RISIKO

Hal : 61 Dari : 94

Tanggal :

Revisi :

AktivitasPIC Uraian aktivitas

2

Memisahkan risiko tingkat

sedang, tinggi, sangat tinggi

dengan risiko tingkat rendah

tiap sasaran

14

Kriteria

Treshold

Tingkat risiko ?

Dokumentasikan sebagai

risiko residual signifikan

Risiko sedang,tinggi,

dan sangat tinggi

Mengidentifikasi rencana

pengendalian risiko dan

menentukan PIC

16

17

A

Dokumentasi

sebagai risiko

dapat diterima

Risiko

rendah

15

Berhenti

Dokumentasikan daftar

risiko level korporat

berdasarkan sasaran

18

Informasikan dan

komunikasikan daftar risiko

hasil risk assessment level

korporat ke Komite

Pengarah MR

19

Daftar

risiko

Arsip

Unit

Selesai

Lakukan

pemantauan

Manajer Manajemen Risiko

Manajer Manajemen Risiko

Manajer Manajemen Risiko

Direksi dan pejabat terkait satu level

dibawah Direksi di kantor pusat

Manajer Manajemen Risiko

SM Hukum &Manajemen Risiko

14. Manajer Manajemen Risiko memisahkan

risiko tingkat sedang, tinggi, sangat tinggi dengan risiko tingkat rendah berdasarkan

tiap sasaran.

15. Jika tingkat signifikansi risiko rendah dan

telah tersedia pengendalian yang efektif, maka Staf Biro Hukum & Manajemen Risiko

mendokumentasikan sebagai risiko yang dapat diterima.

16. Risiko dengan tingkat signifikansi tinggi dan sangat tinggi didokumentasikan sebagai

risiko residual signifikan.

17. Selanjutnya Direksi dan pejabat terkait satu

level dibawah Direksi di kantor pusatmengidentifikasi rencana pengendalian risiko

tambahan yang akan dilakukan dan menentukan Person in Charge-nya terhadap

risiko tinggi dan sangat tinggi.

18. Manajer Manajemen Risikomendokumentasikan daftar risiko level

korporat untuk diarsipkan dan sebagai alat pemantauan.

19. Selanjutnya Manajer Manajemen Risikomenginformasikan dan mengomunikasikan

daftar risiko hasil risk assessment level korporat kepada SM Hukum & Manajemen

Risiko untuk diteruskan kepada KomitePengarah Manajemen Risiko.

No. Dok. : PK- 5.4

Page 86: pelni.co.id Manajemen Resiko_compressed.pdf · Pendirian PT PELNI (Persero) adalah melakukan usaha di bidang Pelayaran serta optimalisasi pemanfaatan sumber daya yang dimiliki Perseroan

V. PROSEDUR KERJA

PEDOMAN MANAJEMEN RISIKO

Hal : 62 Dari : 94

Tanggal :

Revisi :

5.5. Prosedur Risk Assessment Level Unit Kerja

1. Tujuan

Memberi panduan kepada Unit Kerja Pemilik Risiko untuk melaksanakan kegiatan self assessment atas risiko dan pengendalian risiko yang ada pada tiap sasaran unit kerja di masing-masing Unit Kerja Pemilik Risiko.

2. Ruang Lingkup

Berlaku untuk setiap kegiatan self assessment risiko level unit kerja oleh seluruh Unit Kerja Pemilik Risiko.

3. Definisi

Self assessment atas risiko unit kerja adalah kegiatan penaksiran risiko dan pengendalian risiko yang dilakukan secara mandiri oleh seluruh Unit Kerja Pemilik Risiko.

4. Referensi

a. Pedoman manajemen risiko perusahaan

b. KPI atau sasaran setiap unit kerja sebagaimana tercantum dalam RKAP

c. Risk tolerance unit kerja

d. Peta proses seluruh unit kerja

5. Penanggungjawab

Seluruh Unit Kerja Pemilik Risiko

6. Prosedur

Kegiatan self-assessment atas risiko pada level unit kerja dilakukan secara berkala (tahunan) untuk memantau perkembangan risiko dan perubahan tingkat risiko yang teridentifikasi pada tiap sasaran unit kerja.

7. Lampiran

a. Formulir Identifikasi Peristiwa – Level Korporat/Unit Kerja (FM-7.3)

b. Formulir Daftar Risiko – Level Korporat/Unit Kerja (FM-7.4)

c. Formulir Pengukuran Level Risiko (FM-7.5)

d. Formulir Rencana dan Realisasi Penanganan Risiko Tambahan (FM-7.7)

8. Bagan alir dan uraian prosedur

No. Dok. : PK- 5.5

Page 87: pelni.co.id Manajemen Resiko_compressed.pdf · Pendirian PT PELNI (Persero) adalah melakukan usaha di bidang Pelayaran serta optimalisasi pemanfaatan sumber daya yang dimiliki Perseroan

V. PROSEDUR KERJA

PEDOMAN MANAJEMEN RISIKO

Hal : 63 Dari : 94

Tanggal :

Revisi :

Aktivitas PIC Uraian Aktivitas

Mulai

Mengadakan rapat koordinator Risk

Taking Unit membahas persiapan

pelaksanaan self-assessment

Perlu fasilitator dari luar

koordinator risk taking unit

Membuat surat kepada Biro Hukum

dan Manajemen Risiko untuk

fasilitasi self-assessment

Melakukan diskusi kelompok

dengan analisis proses yang

dijalankan Risk Taking Unit

Mengidentifikasi semua issue risiko

(ketidakpastian), sebab, dan

dampak pada setiap unsur proses di

Unit Kerja

Membahas masing-masing issue

risiko yang teridentifikasi untuk

mencapai konsensus

Konsensus dari seluruh peserta

Y

T

Y

Peta proses

KPI RTK

Klarifikasi

T

1

2

3

4

5

6

Mengidentifikasi pengendalian

risiko dan menilai efektivitasnya

Menggali informasi tentang

kemungkinan terjadinya risiko

yang teridentifikasi

Ada informasi

Likelihood ?

Mengukur tingkat kemungkinan

terjadinya (likelihood) risiko

Ada informasi

dampak risiko ?

Y

Menggali informasi tentang

besaran dampak risiko

9

10

A

T

T

2

7

8

Unit Kerja Pemilik Risiko

Unit Kerja Pemilik Risiko

Unit Kerja Pemilik Risiko

Unit Kerja Pemilik Risiko

Unit Kerja Pemilik Risiko

Unit Kerja Pemilik Risiko

Unit Kerja Pemilik Risiko

Unit Kerja Pemilik Risiko

Unit Kerja Pemilik Risiko

Unit Kerja Pemilik Risiko

1. Unit Kerja Pemilik Risiko mengadakan rapat

dengan seluruh staf dibawahnya untuk membahas persiapan pelaksanaan self-assessment atas risiko pada level unit kerja.

2. Jika Unit Kerja Pemilik Risiko memerlukan

fasilitator dari luar, maka dapat dibuat surat kepada Biro Hukum & Manajemen Risiko

untuk memfasilitasi self-assessment atas risiko pada level unit kerja.

3. Jika Unit Kerja Pemilik Risiko tidak memerlukan fasilitator dari luar, maka

Pimpinan Unit Kerja Pemilik Risiko dapat memimpin diskusi kelompok dan menganalisa

proses operasi yang dijalankan Unit Kerja Pemilik Risiko. Dokumen yang diperlukan

antara lain berupa peta proses.

4. Setiap Unit Kerja Pemilik Risiko

mengidentifikasi semua issue risiko

(ketidakpastian) pada setiap tahapan proses yang menghambat pencapaian tujuan

sasaran/KPI unit kerja. Untuk itu diperlukan dokumen KPI unit kerja.

5. Setiap Unit Kerja Pemilik Risiko membahas masing-masing issue risiko yang teridentifikasi

untuk mencapai keseragaman klasifikasi risiko.

6. Jika belum terdapat konsensus dari seluruh

peserta diskusi kelompok, maka dilakukan klarifikasi issu-issue risiko yang teridentifikasi.

7. Jika sudah terdapat konsensus dari seluruh peserta diskusi kelompok, maka Unit Kerja

Pemilik Risiko mengidentifikasi pengendalian risiko dan menilai efektivitasnya.

8. Jika seluruh risiko telah diungkap, maka seluruh peserta mengidentifikasi informasi

yang mendukung bahwa risiko-risiko dimaksud

memang mungkin terjadi.

9. Setiap Unit Kerja Pemilik Risiko mengukur

tingkat kemungkinan terjadi (likelihood) risiko, berdasarkan data atau informasi yang tersedia

dengan difasilitasi oleh Biro Hukum &Manajemen Risiko

10. Setiap Unit Pemilik Risiko mengidentifikasi informasi yang mendukung besaran dampak

risiko yang ditimbulkan dengan mempertim-bangkan pengendalian risiko yang ada.

No. Dok. : PK- 5.5

Page 88: pelni.co.id Manajemen Resiko_compressed.pdf · Pendirian PT PELNI (Persero) adalah melakukan usaha di bidang Pelayaran serta optimalisasi pemanfaatan sumber daya yang dimiliki Perseroan

V. PROSEDUR KERJA

PEDOMAN MANAJEMEN RISIKO

Hal : 64 Dari : 94

Tanggal :

Revisi :

Aktivitas PIC Uraian Aktivitas

2

Mengukur tingkat terjadinya

dampak risiko

Menghitung tingkat

signifikansi risiko dengan

mengalikan likelihood dan

dampak

Mendokumentasikan tingkat

sig. risiko tiap sasaran dari

yang tertinggi sampai

terendah

11

12

13

Memisahkan risiko tingkat

sedang, tinggi, sangat tinggi

dengan risiko tingkat rendah

tiap sasaran

14

Kriteria

Treshold

Tingkat risiko ?

Dokumentasikan sebagai

risiko residual signifikan

Risiko sedang,tinggi,

dan sangat tinggi

Mengidentifikasi rencana

pengendalian risiko dan

menentukan PIC

16

17

A

Dokumentasi

sebagai risiko

dapat diterima

Risiko

rendah

15

Berhenti

Dokumentasikan daftar

risiko level unit kerja

berdasarkan sasaran

18

Informasikan dan

komunikasikan daftar risiko

hasil risk assessment level

unit kerjat ke Biro HMR

19

Daftar

risiko

Arsip

Unit

Selesai

Lakukan

pemantauan

Unit Kerja Pemilik

Risiko

Unit Kerja Pemilik Risiko

Unit Kerja Pemilik

Risiko

Unit Kerja Pemilik Risiko

Unit Kerja Pemilik

Risiko

Unit Kerja Pemilik Risiko

Unit Kerja Pemilik Risiko

Unit Kerja Pemilik Risiko

Unit Kerja Pemilik

Risiko

11. Setiap Unit Kerja Pemilik Risiko menghitung

besarnya tingkat terjadinya dampak risiko jika ada informasi tentang besarnya dampak

risiko.

12. Setiap Unit Kerja Pemilik Risiko menabulasikan

dan menghitung tingkat signifikansi risiko dengan mengalikan likelihood dan

konsekuensi.

13. Setiap Unit Kerja Pemilik Risiko

mendokumentasikan risiko berdasarkan urutan tingkat signifikansi risiko dari tertinggi

sampai terendah

14. Setiap Unit Kerja Pemilik Risiko memisahkan

risiko tingkat sedang, tinggi, sangat tinggi dengan risiko tingkat rendah berdasarkan tiap

sasaran.

15. Jika tingkat signifikansi risiko rendah dan telah

tersedia pengendalian yang efektif, maka Unit

Kerja Pemilik Risiko mendokumentasikan sebagai risiko yang dapat diterima.

16. Risiko dengan tingkat signifikansi tinggi dan sangat tinggi didokumentasikan sebagai risiko

residual signifikan.

17. Selanjutnya Pimpinan Unit Kerja Pemilik Risiko

mengidentifikasi rencana pengendalian risiko tambahan yang akan dilakukan dan

menentukan Person in Charge-nya terhadap risiko tinggi dan sangat tinggi.

18. Setiap Unit Kerja Pemilik Risikomendokumentasikan daftar risiko level unit

kerja untuk diarsipkan dan sebagai alat pemantauan.

19. Selanjutnya Unit Kerja Pemilik Risiko menginformasikan dan mengomunikasikan

daftar risiko hasil risk assessment level unit

kerja kepada SM Hukum & Manajemen Risiko.

No. Dok. : PK- 5.5

Page 89: pelni.co.id Manajemen Resiko_compressed.pdf · Pendirian PT PELNI (Persero) adalah melakukan usaha di bidang Pelayaran serta optimalisasi pemanfaatan sumber daya yang dimiliki Perseroan

V. PROSEDUR KERJA

PEDOMAN MANAJEMEN RISIKO

Hal : 65 Dari : 94

Tanggal :

Revisi :

5.6. Prosedur Pelaporan Penerapan Manajemen Risiko

1. Tujuan

Memberi panduan kepada Biro Hukum & Manajemen Risiko dan Unit Kerja Pemilik Risiko untuk mengomunikasikan risiko dari unit kerja sampai ke level korporat, sehingga dapat menyajikan dashboard bagi manajemen puncak dalam mengambil keputusan bisnis yang tepat.

2. Ruang lingkup

Berlaku untuk setiap kegiatan self assessment oleh Unit Kerja Pemilik Risiko.

3. Definisi

a. Self assessment adalah kegiatan penaksiran risiko dan pengendalian yang dilakukan secara mandiri oleh unit kerja yang bersangkutan, dengan atau tanpa melibatkan fasilitator dari Biro Hukum & Manajemen Risiko atau Satuan Pengawasan Intern.

b. Unit Kerja Pemilik Risiko merupakan unit kerja pemilik risiko yang memiliki serangkaian tahapan proses kegiatan kerja. Unit Kerja Pemilik Risiko berperan melaksanakan pengelolaan risiko yang ada di unit kerja masing-masing.

4. Referensi

Pedoman manajemen risiko perseroan

5. Penanggungjawab

a. Unit Kerja Pemilik Risiko

b. Biro Hukum & Manajemen Risiko

6. Prosedur

Kegiatan penyusunan laporan penerapan manajemen risiko unit kerja/ perusahaan dilakukan secara berkala (tahunan) untuk mengomunikasikan risiko dari unit kerja sampai ke level korporat. Pengomunikasian risiko dilakukan oleh setiap Unit Kerja Pemilik Risiko kepada Biro Hukum & Manajemen Risiko segera setelah dilakukan risk assessment, agar dapat segera dikompilasi oleh Biro Hukum & Manajemen Risiko menjadi risiko level korporat.

7. Lampiran

a. Format Laporan Penerapan Manajemen Risiko Perusahaan (FM-7.8)

b. Format Laporan penerapan Manajemen Risiko Unit Kerja (FM-7.9)

8. Bagan alir dan uraian prosedur

No. Dok. : PK- 5.6

Page 90: pelni.co.id Manajemen Resiko_compressed.pdf · Pendirian PT PELNI (Persero) adalah melakukan usaha di bidang Pelayaran serta optimalisasi pemanfaatan sumber daya yang dimiliki Perseroan

V. PROSEDUR KERJA

PEDOMAN MANAJEMEN RISIKO

Hal : 66 Dari : 94

Tanggal :

Revisi :

Aktivitas PIC Uraian aktivitas

Mulai

Menyampaikan laporan penerapan

manajemen risiko hasil risk

assessment masing-masing RTU

Melaporkan kejadian peristiwa risiko

yang ada di RTU

Menyusun laporan penerapan

manajemen risiko perusahaan dan

menyampaikan kepada Komite

Pengarah MR dan Direktur Utama

Mereviu laporan penerapan

manajemen risiko dan menyampaikan

kembali kepada Biro HMR

Menyampaikan laporan penerapan

manajemen risiko perusahaan kepada

Komisaris

Memberkan masukan dan saran

perbaikan atas pelaksanaan

manajemen risiko

Selesai

1

2

3

4

5

6

Unit Kerja Pemilik Risiko

Pimpinan Unit

Kerja Pemilik Risiko

SM Hukum & MR

Direktur Utama

dan KomitePengarah MR

SM Hukum & MR

Komisaris

1. Masing-masing Unit Kerja Pemilik Risiko

menyampaikan laporan penerapan manajemen risiko hasil dari risk self-assessment atas risiko

dan pengendalian di unit kerja masing-masing kepada Biro Hukum & Manajemen Risiko.

2. Dalam pelaksanaan bisnis sehari-hari, jika terjadi suatu peristiwa risiko, baik yang telah

teridentifikasi maupun yang belum teridentifikasi, Unit Kerja Pemilik Risiko

melaporkan kepada Biro Hukum & Manajemen Risiko kejadian peristiwa risiko tersebut.

3. SM Hukum & MR menyusun laporan penerapan manajemen risiko perseroan dan

menyampaikan kepada Komite PengarahManajemen Risiko dan Direktur Utama.

4. Direktur Utama mereviu laporan penerapan manajemen risiko perusahaan bersama dengan

Komite Pengarah Manajemen Risiko dan

menyampaikan kembali kepada Biro Hukum & Manajemen Risiko.

5. Setelah diperbaiki Biro Hukum & Manajemen Risiko dan disetujui oleh Direktur Utama,

laporan penerapan manajemen risiko disampaikan kepada Komisaris sebagai

pertanggungjawaban Direksi atas pelaksanaan manajemen risiko perseroan.

6. Komisaris memberikan masukan dan saran perbaikan atas pelaksanaan manajemen risiko

yang dilakukan oleh Direksi.

No. Dok. : PK- 5.6

Page 91: pelni.co.id Manajemen Resiko_compressed.pdf · Pendirian PT PELNI (Persero) adalah melakukan usaha di bidang Pelayaran serta optimalisasi pemanfaatan sumber daya yang dimiliki Perseroan

V. PROSEDUR KERJA

PEDOMAN MANAJEMEN RISIKO

Hal : 67 Dari : 94

Tanggal :

Revisi :

5.7.Prosedur Reviu Manajemen Risiko1. Tujuan

Memberikan panduan bagi Komite Pengarah Manajemen Risiko untuk melaksanakan secara berkala kegiatan reviu terhadap kemajuan kapabilitas dan outcomemanajemen risiko guna memperoleh masukan bagi peningkatan berkelanjutan atas sistem manajemen risiko perseroan.

2. Ruang lingkupBerlaku untuk kegiatan reviu manajemen risiko atas penerapan manajemen risiko di seluruh unit perseroan.

3. DefinisiReviu manajemen risiko adalah evaluasi formal yang dilakukan oleh manajemen terhadap kemajuan kapabilitas dan outcome manajemen risiko perseroan dalam hubungan dengan kebijakan, sasaran dan tujuan manajemen risiko dan perseroan.

4. Referensi

a. Prinsip manajemen risiko

b. Kebijakan manajemen risiko

c. Tujuan dan sasaran manajemen risiko

d. Pedoman manajemen risiko

5. Penanggungjawab

a. Komite Pengarah Manajemen Risiko

b. SM Hukum dan Manajemen Risiko

6. Prosedur

Pertemuan berkala reviu manajemen dilaksanakan minimal 1 kali dalam setahun membahas kemajuan kapabilitas dan pencapaian outcome manajemen risiko selama 1 tahun terakhir. Pertemuan insidentil dapat dilaksanakan jika terdapat :

a. Risiko yang berdampak luas, terutama pada lingkungan eksternal perusahaan

b. Risiko pelanggaran peraturan pemerintah, persyaratan pelanggan dan perusahaan

c. Perubahan signifikan yang dapat mempengaruhi sistem, struktur organisasi dan atau kebijakan manajemen risiko perseroan.

Prosedur reviu manajemen terdiri dari tahap:a. Persiapan pelaksanaan reviu manajemenb. Pelaksanaan reviu manajemen c. Pendokumentasian dan pemantauan hasil reviu manajemen

7. LampiranFormulir Reviu Manajemen Risiko (FM-7.10)

8. Bagan alir dan uraian prosedur

No. Dok. : PK- 5.7

Page 92: pelni.co.id Manajemen Resiko_compressed.pdf · Pendirian PT PELNI (Persero) adalah melakukan usaha di bidang Pelayaran serta optimalisasi pemanfaatan sumber daya yang dimiliki Perseroan

V. PROSEDUR KERJA

PEDOMAN MANAJEMEN RISIKO

Hal : 68 Dari : 94

Tanggal :

Revisi :

Aktivitas PIC Uraian aktivitas

Mulai

Mengadakan rapat internal Biro

Hukum dan Manajemen Risiko

membahas persiapan

pelaksanaan kegiatan reviu

manajemen

Menentukan materi rapat yang

akan dibahas dalam reviu

manajemen

Menginformasikan pelaksanaan

reviu manajemen dan materi rapat

kepada Manajer/fungsi terkait

RTU memberikan masukan

materi rapat

Materi lengkap?

Materi

rapat

T

Menyusun materi rapat sesuai

agenda reviu manajemen

Y

Menentukan jadwal pelaksanaan

dan menyiapkan undangan rapat

reviu manajemen

Melaksanakan rapat reviu

manajemen pada waktu

yang disepakati

Waktu

pelaksanaan

disepakati?

Revisi

T

Y

1

2

3

4

5

6

7

Menyerahkan laporan hasil

rapat kepada Komite

Pengarah MR untuk

ditindaklanjuti

Selesai

8

SM Hukum & MRbeserta Staff

SM Hukum & MR

SM Hukum & MR

Unit Kerja Pemilik

Risiko

SM Hukum & MR

SM Hukum & MR

SM Hukum & MR

SM Hukum & MR

1. Biro Hukum & Manajemen Risiko mengadakan

rapat internal untuk membahas persiapan pelaksanaan kegiatan reviu manajemen.

Rapat dipimpin oleh SM Hukum & MR dan dihadiri oleh seluruh staf.

2. Dalam rapat internal unit, ditentukan materi rapat yang akan menjadi bahan bahasan

dalam kegiatan reviu manajemen terkait dengan manajemen risiko.

3. SM Hukum & MR menginformasikan kepada seluruh bagian terkait dan Unit Kerja Pemilik

Risiko mengenai rencana pelaksanaan reviu manajemen dan materi rapat. Penyebaran

informasi dilakukan dengan membuat pemberitahuan mengenai reviu manajemen

yang ditandatangani oleh SM Hukum & MR dan diketahui oleh Direktur Utama. Undangan

juga menyebutkan materi rapat yang akan

dibahas dalam agenda rapat.

4. Selanjutnya masing-masing Unit Kerja Pemilik

Risiko memberikan materi rapat kepada SM Hukum & Manajemen Risiko. Staf Biro Hukum

& Manajemen Risiko yang ditunjuk akan memeriksa kelengkapan berkas materi rapat

tersebut. Apabila belum lengkap, unit kerja yang bersangkutan diminta untuk

melengkapinya.

5. Apabila seluruh materi rapat yang diserahkan

sudah lengkap, materi tersebut disusun sesuai dengan urutan agenda rapat reviu

manajemen risiko.

6. SM Hukum & Manajemen Risiko menentukan

jadwal pelaksanaan rapat dan menyiapkan undangan rapat reviu manajemen risiko.

7. SM Hukum & Manajemen Risiko memimpin

rapat reviu MR dihadiri seluruh bagian terkait dan Unit Kerja Pemilik Risiko.

8. Hasil rapat reviu MR dilaporkan kepada Komite Pengarah Manajemen Risiko untuk

mendapatkan rekomendasi dan tindak lanjut.

No. Dok. : PK- 5.7

Page 93: pelni.co.id Manajemen Resiko_compressed.pdf · Pendirian PT PELNI (Persero) adalah melakukan usaha di bidang Pelayaran serta optimalisasi pemanfaatan sumber daya yang dimiliki Perseroan

INSTRUKSI KERJA

BAB VI

Page 94: pelni.co.id Manajemen Resiko_compressed.pdf · Pendirian PT PELNI (Persero) adalah melakukan usaha di bidang Pelayaran serta optimalisasi pemanfaatan sumber daya yang dimiliki Perseroan
Page 95: pelni.co.id Manajemen Resiko_compressed.pdf · Pendirian PT PELNI (Persero) adalah melakukan usaha di bidang Pelayaran serta optimalisasi pemanfaatan sumber daya yang dimiliki Perseroan

VI. INSTRUKSI KERJA

PEDOMAN MANAJEMEN RISIKO

Hal : 69 Dari : 94

Tanggal :

Revisi :

6.1. Tinjauan Umum

Instruksi kerja manajemen risiko merupakan dokumen penunjang prosedur

manajemen risiko yang mengatur secara rinci aktivitas pelaksanaan manajemen risiko

sehari-hari. Instruksi kerja menjelaskan secara rinci langkah-langkah yang dilakukan

pelaksana manajemen risiko seperti telah dipandu oleh prosedur manajemen risiko.

Karena sifatnya sebagai penjelasan lebih rinci atas prosedur manajemen risiko, maka

instruksi kerja bersifat operasional. Apabila urutan langkah penerapan proses

manajemen risiko sudah dipandang cukup detail hanya dengan menyusun prosedur

manajemen risiko, maka instruksi kerja manajemen risiko tidak perlu disusun.

Instruksi kerja yang ditetapkan untuk memandu pelaksanaan proses manajemen risiko

di lingkungan perusahaan meliputi :

No Nama Instruksi Kerja Unit In Charge Kode Dokumen

1. Penetapan Risk Appetite Komite Pengarah MR IK-6.2

2. Deployment Risk Tolerance Komite Pengarah MR IK-6.3

3. Identifikasi Peristiwa Risiko – Level Korporat/Unit Kerja

Unit Kerja Pemilik Risiko

IK-6.4

4. Penyusunan Daftar Risiko – Level Korporat/Unit Kerja

Unit Kerja Pemilik Risiko

IK-6.5

5. Pengukuran Level Risiko Unit Kerja Pemilik Risiko

IK-6.6

6. Penyusunan Database Peristiwa Risiko Unit Kerja Pemilik Risiko

IK-6.7

7. Penyusunan Rencana dan Realisasi Penanganan Risiko Tambahan

Biro Hukum dan MR IK-6.8

8. Penyusunan Laporan Penerapan Manajemen Risiko Korporat

Biro Hukum dan MR IK-6.9

9. Penyusunan Laporan Penerapan Manajemen Risiko – Unit Kerja

Unit Kerja Pemilik Risiko

IK-6.10

10. Reviu Manajemen Risiko Komite Pengarah MR IK-6.11

No. Dok. : IK- 6.1

Page 96: pelni.co.id Manajemen Resiko_compressed.pdf · Pendirian PT PELNI (Persero) adalah melakukan usaha di bidang Pelayaran serta optimalisasi pemanfaatan sumber daya yang dimiliki Perseroan

VI. INSTRUKSI KERJA

PEDOMAN MANAJEMEN RISIKO

Hal : 70 Dari : 94

Tanggal :

Revisi :

6.2. Instruksi Kerja Penetapan Risk Appetite

Komite Pengarah Manajemen Risiko membantu Direksi menyusun risk appetite

perseroan, dengan urutan langkah sebagai berikut:

1. Kumpulkan informasi mengenai visi, misi, dan strategi perseroan seperti yang

terdapat dalam Rencana Jangka Panjang Perusahaan.

2. Kumpulkan data dan informasi seperti yang terdapat dalam Kontrak Manajemen

mengenai sasaran stratejik dan sasaran terkait (operasional, kepatuhan terhadap

peraturan perundang-undangan, dan kehandalan penyusunan laporan manajemen)

beserta ukuran dan target yang hendak dicapai.

3. Diskusikan dengan Direktur Utama mengenai risiko strategis perseroan dan hasrat

risiko Direktur Utama dalam pencapaian sasaran starategis untuk menyusun

pernyataan risk appetite dan toleransi risiko setiap sasaran di atas.

4. Isi Formulir Penetapan Risk Appetite (Formulir FM-7.1) setiap setahun sekali.

5. Lakukan reviu atas pengisian Formulir Penetapan Risk Appetite.

6. Sampaikan hasil pengisian Formulir Penetapan Risk Appetite kepada Direktur Utama

untuk disetujui.

No. Dok. : IK- 6.2

Page 97: pelni.co.id Manajemen Resiko_compressed.pdf · Pendirian PT PELNI (Persero) adalah melakukan usaha di bidang Pelayaran serta optimalisasi pemanfaatan sumber daya yang dimiliki Perseroan

VI. INSTRUKSI KERJA

PEDOMAN MANAJEMEN RISIKO

Hal : 71 Dari : 94

Tanggal :

Revisi :

6.3. Instruksi Kerja Deployment Risk Tolerance

Komite Pengarah Manajemen Risiko melakukan deployment risk tolerance, dengan

urutan langkah sebagai berikut:

1. Kumpulkan informasi mengenai sasaran, ukuran sasaran, dan besarnya target

sasaran setiap unit kerja yang hendak dicapai seperti yang tercantum dalam

Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan.

2. Lakukan evaluasi kecukupan dan keselarasan deployment sasaran perseroan menjadi

sasaran masing-masing unit kerja.

3. Tentukan besarnya toleransi risiko setiap sasaran unit kerja.

4. Isi Formulir Deployment Risk Tolerance (Formulir FM-7.2) setiap setahun sekali.

5. Lakukan reviu dan persetujuan atas pengisian Formulir Deployment Risk Tolerance.

6. Sampaikan hasil pengisian Formulir Deployment Risk Tolerance kepada Direktur

Utama untuk disetujui.

No. Dok. : IK- 6.3

Page 98: pelni.co.id Manajemen Resiko_compressed.pdf · Pendirian PT PELNI (Persero) adalah melakukan usaha di bidang Pelayaran serta optimalisasi pemanfaatan sumber daya yang dimiliki Perseroan

VI. INSTRUKSI KERJA

PEDOMAN MANAJEMEN RISIKO

Hal : 72 Dari : 94

Tanggal :

Revisi :

6.4 Instruksi Kerja Identifikasi Peristiwa Risiko – Level Korporat/Unit Kerja

Unit Kerja Pemilik Risiko melaksanakan identifikasi peristiwa risiko di lingkungan kerja

masing-masing, dengan urutan langkah sebagai berikut:

1. Kumpulkan data dan informasi setiap peristiwa risiko potensial yang mungkin terjadi

atau pernah terjadi yang menghambat pencapaian sasaran unit kerja.

2. Isi Formulir Identifikasi Peristiwa Risiko - Level Unit Kerja (Formulir FM-7.3) dan

mutakhirkan setiap saat terjadi peristiwa risiko. Identifikasi peristiwa dapat dilakukan

dengan mendasarkan pada hasil risk assessment sebelumnya dengan penyelarasan

terhadap perkembangan situasi lingkungan internal dan eksternal yang terjadi.

3. Lakukan reviu dan persetujuan atas pengisian Formulir Identifikasi Peristiwa Risiko -

Level Unit Kerja.

4. Sampaikan hasil pengisian Formulir Identifikasi Peristiwa Risiko - Level Unit Kerja

kepada Biro Hukum & Manajemen Risiko secara periodik setiap tahun untuk

dikompilasi.

Berdasarkan hasil pengisian Formulir Identifikasi Peristiwa Risiko – Level Unit Kerja, Biro

Hukum & Manajemen Risiko menyusun Formulir Identifikasi Peristiwa Risiko – Level

Korporat (Formulir FM-7.3).

No. Dok. : IK- 6.4

Page 99: pelni.co.id Manajemen Resiko_compressed.pdf · Pendirian PT PELNI (Persero) adalah melakukan usaha di bidang Pelayaran serta optimalisasi pemanfaatan sumber daya yang dimiliki Perseroan

VI. INSTRUKSI KERJA

PEDOMAN MANAJEMEN RISIKO

Hal : 73 Dari : 94

Tanggal :

Revisi :

6.5 Instruksi Kerja Penyusunan Daftar Risiko – Level Korporat/Unit Kerja

Unit Kerja Pemilik Risiko melaksanakan pengisian Formulir Daftar Risiko Level Unit

Kerja di lingkungan kerja masing-masing, dengan urutan langkah sebagai berikut :

1. Berdasarkan informasi yang ada dalam Formulir Identifikasi Peristiwa Level Kerja

(Formulir FM-7.3), isi Formulir Daftar Risiko Level Unit Kerja (Formulir FM-7.4).

2. Gunakan hasil pengukuran level risiko yang terdapat pada kolom 11 dan 12 Formulir

Pengukuran Level Risiko untuk mengisi kolom 6 dan 7 Formulir Daftar Risiko Level

Unit Kerja.

3. Lakukan reviu dan persetujuan atas pengisian Formulir Daftar Risiko - Level Unit

Kerja.

4. Sampaikan hasil pengisian Formulir Daftar Risiko Level Unit Kerja kepada Biro Hukum

& Manajemen Risiko secara periodik setiap tahun untuk dikompilasi.

Berdasarkan hasil pengisian Formulir Daftar Risiko Level Unit Kerja, Biro Hukum &

Manajemen Risiko menyusun Formulir Daftar Risiko – Level Korporat (Formulir FM-7.4).

No. Dok. : IK- 6.5

Page 100: pelni.co.id Manajemen Resiko_compressed.pdf · Pendirian PT PELNI (Persero) adalah melakukan usaha di bidang Pelayaran serta optimalisasi pemanfaatan sumber daya yang dimiliki Perseroan

VI. INSTRUKSI KERJA

PEDOMAN MANAJEMEN RISIKO

Hal : 74 Dari : 94

Tanggal :

Revisi :

6.6 Instruksi Kerja Pengukuran Level Risiko

Unit Kerja Pemilik Risiko melaksanakan pengukuran level risiko dan

mendokumentasikannya dalam Formulir Pengukuran Level Risiko di lingkungan kerja

masing-masing, dengan urutan langkah sebagai berikut:

1. Berdasarkan informasi yang ada dalam Formulir Database Peristiwa Risiko (Formulir

FM-7.6), lakukan pengukuran tingkat likelihood dan dampak risiko atas risiko yang

tercantum dalam Formulir Daftar Risiko Korporat/Unit Kerja (Formulir FM-7.4).

2. Isi Formulir Pengukuran Level Risiko (Formulir FM-7.5)

3. Lakukan reviu dan persetujuan atas pengisian Formulir Pengukuran Level Risiko.

4. Sampaikan hasil pengisian Formulir Pengukuran Level Risiko kepada Biro Hukum &

Manajemen Risiko secara periodik setiap tahun untuk dikompilasi.

No. Dok. : IK- 6.6

Page 101: pelni.co.id Manajemen Resiko_compressed.pdf · Pendirian PT PELNI (Persero) adalah melakukan usaha di bidang Pelayaran serta optimalisasi pemanfaatan sumber daya yang dimiliki Perseroan

VI. INSTRUKSI KERJA

PEDOMAN MANAJEMEN RISIKO

Hal : 75 Dari : 94

Tanggal :

Revisi :

6.7 Instruksi Kerja Penyusunan Database Peristiwa Risiko

Unit Kerja Pemilik Risiko mendokumentasikan setiap kejadian atau peristiwa risiko yang

pernah dan baru saja terjadi di Unit Kerja masing-masing, dengan urutan langkah

sebagai berikut :

1. Kumpulkan data dan informasi setiap peristiwa risiko yang pernah terjadi dalam

periode pelaporan.

2. Buatlah database kejadian peristiwa risiko secara runut waktu (time series) yang

terjadi di lingkungan kerja masing-masing.

3. Isi Formulir Database Peristiwa Risiko (Formulir FM-7.6) dan mutakhirkan setiap saat

terjadi peristiwa risiko.

4. Lakukan reviu dan persetujuan atas pengisian Formulir Data Base Peristiwa Risiko.

5. Sampaikan hasil pengisian Formulir Database Peristiwa Risiko kepada Biro Hukum &

Manajemen Risiko secara periodik setiap tahun untuk dikompilasi.

No. Dok. : IK- 6.7

Page 102: pelni.co.id Manajemen Resiko_compressed.pdf · Pendirian PT PELNI (Persero) adalah melakukan usaha di bidang Pelayaran serta optimalisasi pemanfaatan sumber daya yang dimiliki Perseroan

VI. INSTRUKSI KERJA

PEDOMAN MANAJEMEN RISIKO

Hal : 76 Dari : 94

Tanggal :

Revisi :

6.8 Instruksi Kerja Penyusunan Rencana dan Realisasi Penanganan Risiko

Tambahan

Unit Kerja Pemilik Risiko melakukan identifikasi risiko atas rencana dan pelaksanaan

penanganan risiko tambahan yang akan dilakukan di lingkungan kerja masing-masing

sebagai tambahan atas pengendalian risiko yang telah diidentifikasi dalam formulir

Daftar Risiko – Level Korporat/Unit Kerja, dengan urutan langkah sebagai berikut:

1. Berdasarkan nama-nama risiko yang ada pada Formulir Daftar Risiko Level

Korporat/Unit Kerja (Formulir FM-7.4), identifikasi rencana penanganan risiko

tambahan (bila ada) dan estimasi jangka waktu pelaksanaannya.

2. Lakukan pengukuran likelihood dan konsekuensinya untuk menentukan peringkat

risikonya.

3. Lakukan reviu dan persetujuan atas pengisian Formulir Rencana dan Realisasi

Penanganan Risiko Tambahan

4. Sampaikan hasil pengisian Formulir Rencana dan Realisasi Penanganan Risiko

Tambahan kepada Biro Hukum & Manajemen Risiko secara periodik setiap tahun

untuk dikompilasi.

No. Dok. : IK- 6.8

Page 103: pelni.co.id Manajemen Resiko_compressed.pdf · Pendirian PT PELNI (Persero) adalah melakukan usaha di bidang Pelayaran serta optimalisasi pemanfaatan sumber daya yang dimiliki Perseroan

VI. INSTRUKSI KERJA

PEDOMAN MANAJEMEN RISIKO

Hal : 77 Dari : 94

Tanggal :

Revisi :

6.9 Instruksi Kerja Penyusunan Laporan Penerapan Manajemen Risiko Korporat

Biro Hukum & Manajemen Risiko menyusun Laporan Penerapan Manajemen Risiko

Perseroan tahunan , dengan urutan langkah sebagai berikut:

1. Berdasarkan informasi yang terdapat dalam profil perseroan, Rencana Kerja dan

Anggaran Perseroan, Pedoman Manajemen Risiko, dan Formulir Daftar Risiko Level

Korporat, Manajer MR menyusun Laporan Penerapan Manajemen Risiko Perseroan

tiap tahun.

2. Senior Manajer Hukum & Manajemen Risiko melakukan reviu atas Laporan

Penerapan Manajemen Risiko Perseroan.

3. Manajer MR memperbaiki hasil reviu atas Laporan Penerapan Manajemen Risiko

Perseroan dan menyampaikannya kepada Senior Manajer Hukum & Manajemen

Risiko untuk disetujui dan disampaikan kepada Komite Pengarah Manajemen Risiko.

4. Komite Pengarah Manajemen Risiko menyampaikan Laporan Penerapan Manajemen

Risiko Perseroan kepada Direktur Utama untuk meminta persetujuan.

No. Dok. : IK- 6.9

Page 104: pelni.co.id Manajemen Resiko_compressed.pdf · Pendirian PT PELNI (Persero) adalah melakukan usaha di bidang Pelayaran serta optimalisasi pemanfaatan sumber daya yang dimiliki Perseroan

VI. INSTRUKSI KERJA

PEDOMAN MANAJEMEN RISIKO

Hal : 78 Dari : 94

Tanggal :

Revisi :

6.10 Instruksi Kerja Penyusunan Laporan Penerapan Manajemen Risiko Unit

Kerja

Unit Kerja Pemilik Risiko menyusun Laporan Penerapan Manajemen Risiko Unit Kerja

tahunan, dengan urutan langkah sebagai berikut:

1. Berdasarkan informasi yang terdapat dalam Formulir Daftar Risiko Level Fungsi

Kerja per masing-masing Unit Kerja Pemilik Risiko menyusun Laporan Penerapan

Manajemen Risiko Unit Kerja tiap tahun.

2. Lakukan reviu dan persetujuan atas Konsep Laporan Penerapan Manajemen Risiko

Unit Kerja.

3. Sampaikan Laporan Penerapan Manajemen Risiko Unit Kerja kepada Biro Hukum &

Manajemen Risiko untuk dikompilasi.

No. Dok. : IK- 6.10

Page 105: pelni.co.id Manajemen Resiko_compressed.pdf · Pendirian PT PELNI (Persero) adalah melakukan usaha di bidang Pelayaran serta optimalisasi pemanfaatan sumber daya yang dimiliki Perseroan

VI. INSTRUKSI KERJA

PEDOMAN MANAJEMEN RISIKO

Hal : 79 Dari : 94

Tanggal :

Revisi :

6.11 Instruksi Kerja Pelaksanaan Reviu Manajemen Risiko

Komite Pengarah Manajemen Risiko melakukan reviu atas penerapan manajemen

risiko dan mendokumentasikannya ke dalam Formulir Reviu Manajemen Risiko tiap

tahun, dengan urutan langkah sebagai berikut:

1. Berdasarkan informasi yang terdapat dalam Laporan Penerapan Manajemen Risiko

Perseroan/Unit Kerja, lakukan reviu atas penerapan manajemen risiko perseroan

dengan melihat pada aspek organisasi, kebijakan/pedoman

umum/prosedur/instruksi kerja/formulir manajemen risiko, sumber daya manusia,

proses manajemen risiko, dan sistem informasi manajemen.

2. Identifikasi setiap permasalahan yang terjadi.

3. Identifikasi rencana tindakan perbaikan.

4. Tentukan batas waktu pelaksanaan perbaikan dan penanggung jawab rencana

perbaikan.

5. Susun Formulir Reviu Manajemen Risiko tiap tahun.

6. Lakukan reviu dan persetujuan atas Formulir Reviu Manajemen Risiko.

7. Sampaikan Formulir Reviu Manajemen Risiko kepada Direktur Utama sebagai

masukan/saran perbaikan penerapan manajemen risiko perseroan.

No. Dok. : IK- 6.11

Page 106: pelni.co.id Manajemen Resiko_compressed.pdf · Pendirian PT PELNI (Persero) adalah melakukan usaha di bidang Pelayaran serta optimalisasi pemanfaatan sumber daya yang dimiliki Perseroan
Page 107: pelni.co.id Manajemen Resiko_compressed.pdf · Pendirian PT PELNI (Persero) adalah melakukan usaha di bidang Pelayaran serta optimalisasi pemanfaatan sumber daya yang dimiliki Perseroan

FORMULIR

BAB VII

Page 108: pelni.co.id Manajemen Resiko_compressed.pdf · Pendirian PT PELNI (Persero) adalah melakukan usaha di bidang Pelayaran serta optimalisasi pemanfaatan sumber daya yang dimiliki Perseroan
Page 109: pelni.co.id Manajemen Resiko_compressed.pdf · Pendirian PT PELNI (Persero) adalah melakukan usaha di bidang Pelayaran serta optimalisasi pemanfaatan sumber daya yang dimiliki Perseroan

VII. FORMULIR

PEDOMAN MANAJEMEN RISIKO

Hal : 80 Dari : 94

Tanggal :

Revisi :

7.1 Formulir Penetapan Risk Appetite

VISI dan MISI :

SASARAN STRATEJIKSTRATEGI

PERNYATAAN

RISK APPETITESASARAN TERKAIT

SATUAN UKURANSATUAN UKURAN

TOLERANSI RISIKO

UKURANTARGET

TOLERANSI YANG

DAPAT DITERIMA

Nama pereviu : Nama penyusun :

Paraf pereviu : Paraf penyusun :

Tanggal reviu : Tanggal disusun :

Petunjuk Pengisian :

1. Judul Formulir ; diisi tahun periode berjalan penetapan risk appetite perseroan

2. Visi dan Misi; diisi dengan pernyataan visi dan misi perseroan

3. Sasaran Strategis; diisi dengan pernyataan sasaran strategis perseroan tahun periode

berjalan sesuai dengan dokumen Rencana Jangka Panjang Perusahaan

4. Satuan Ukuran Sasaran Strategis; diisi dengan ukuran yang digunakan atas masing-

masing sasaran strategis sesuai dengan dokumen Rencana Jangka Panjang

Perusahaan.

5. Strategi; diisi dengan uraian strategi perseroan yang akan dilakukan sesuai dengan

dokumen Rencana Jangka Panjang Perusahaan.

No. Dok. : FM- 7.1

Page 110: pelni.co.id Manajemen Resiko_compressed.pdf · Pendirian PT PELNI (Persero) adalah melakukan usaha di bidang Pelayaran serta optimalisasi pemanfaatan sumber daya yang dimiliki Perseroan

VII. FORMULIR

PEDOMAN MANAJEMEN RISIKO

Hal : 81 Dari : 94

Tanggal :

Revisi :

6. Sasaran Terkait; diisi dengan uraian sasaran terkait periode tahun berjalan sesuai

dengan dokumen Kontrak Manajemen atau Rencana Kerja Anggaran Perusahaan.

Sasaran terkait terdiri dari sasaran operasional (keuangan dan non keuangan),

sasaran kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan, dan sasaran kehandalan

laporan manajemen (keuangan dan non keuangan).

7. Satuan Ukuran Sasaran Terkait; diisi dengan jenis satuan ukuran sasaran terkait.

8. Pernyataan Risk Appetite; diisi dengan pernyataan hasrat/selera risiko dari Direksi atas

besaran risiko yang dapat diterima perseroan.

9. Toleransi Risiko;

a. Ukuran; diisi dengan jenis ukuran sasaran strategis dan sasaran terkait.

b. Target; diisi dengan besaran target sasaran strategis dan sasaran terkait sesuai

dengan dokumen Rencana Jangka Panjang Perusahaan, Kontrak Manajemen, dan

Rencana Kerja Anggaran Perusahaan.

c. Toleransi Risiko yang Dapat Diterima; diisi dengan besaran kisaran risiko yang

dapat diterima dari masing-masing sasaran strategis dan sasaran terkait.

No. Dok. : FM- 7.1

Page 111: pelni.co.id Manajemen Resiko_compressed.pdf · Pendirian PT PELNI (Persero) adalah melakukan usaha di bidang Pelayaran serta optimalisasi pemanfaatan sumber daya yang dimiliki Perseroan

VII. FORMULIR

PEDOMAN MANAJEMEN RISIKO

Hal : 82 Dari : 94

Tanggal :

Revisi :

7.2 Formulir Deployment Risk Tolerance

No Unit Kerja Uraian Sasaran Unit Kerja Ukuran TargetToleransi

Risiko

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

Nama pereviu : Nama penyusun :

Paraf pereviu : Paraf penyusun :

Tanggal reviu : Tanggal disusun :

Petunjuk Pengisian:

1. Kolom (1) diisi dengan nomor urut.

2. Kolom (2) diisi dengan nama unit kerja perseroan, seperti : Divisi Pemasaran dan

Pengembangan Usaha, Divisi Pelayanan Jasa, Divisi Teknika, Divisi Nautika, Divisi

Akuntansi, Divisi Perbendaharaan, Divisi SDM, Divisi Umum, Sekretariat Perusahaan,

Biro Renlitbang dan SIM, Biro Hukum & Manajemen Risiko, Biro Pengadaan, DPA,

Satuan Pengawasan Intern, Cabang, Kapal, dan SBU.

3. Kolom (3) diisi dengan uraian sasaran masing-masing Unit Kerja

4. Kolom (4) diisi dengan jenis ukuran yang digunakan terhadap masing-masing sasaran

5. Kolom (5) diisi dengan besaran target yang hendak dicapai terhadap masing-masing

sasaran Unit Kerja pada tahun periode berjalan

6. Kolom (6) diisi dengan besaran toleransi risiko terhadap masing-masing sasaran Unit

Kerja pada tahun periode berjalan.

No. Dok. : FM- 7.2

Page 112: pelni.co.id Manajemen Resiko_compressed.pdf · Pendirian PT PELNI (Persero) adalah melakukan usaha di bidang Pelayaran serta optimalisasi pemanfaatan sumber daya yang dimiliki Perseroan

VII. FORMULIR

PEDOMAN MANAJEMEN RISIKO

Hal : 83 Dari : 94

Tanggal :

Revisi :

7.3 Formulir Identifikasi Peristiwa – Level Korporat/Unit Kerja

Nama Perseroan/Unit Kerja :

Sasaran Perseroan/Unit Kerja :

Target & Ukuran :

Toleransi Risiko :

NO KATEGORI

RISIKO

TOPIK RISIKO PERISTIWA

POTENSIAL

PENYEBAB

RISIKO

DAMPAK

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

A.

B.

Eksternal

Internal

Nama pereviu : Nama penyusun :

Paraf pereviu : Paraf penyusun :

Tanggal reviu : Tanggal disusun :

Petunjuk Pengisian :

1. Baris ’Nama Perseroan/Unit Kerja’ diisi dengan nama perseroan atau nama unit kerja

2. Baris ’Sasaran Perseroan/Unit Kerja’ diisi dengan kalimat sasaran Perseroan

sebagaimana tertuang dalam Kontrak Manajemen atau sasaran Unit Kerja sebagaimana

tertuang dalam KPI Unit Kerja atau Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP).

3. Baris ’Target & Ukuran’ diisi dengan besarnya target dan satuan ukuran sasaran untuk

setiap sasaran, misalnya rupiah dsb.

4. Baris ’Toleransi Risiko’ diisi dengan besaran toleransi risiko yang ditetapkan untuk

masing-masing sasaran.

5. Kolom (1) diisi nomor urut.

No. Dok. : FM- 7.3

Page 113: pelni.co.id Manajemen Resiko_compressed.pdf · Pendirian PT PELNI (Persero) adalah melakukan usaha di bidang Pelayaran serta optimalisasi pemanfaatan sumber daya yang dimiliki Perseroan

VII. FORMULIR

PEDOMAN MANAJEMEN RISIKO

Hal : 84 Dari : 94

Tanggal :

Revisi :

6. Kolom (2) diisi kategori risiko sesuai dengan Klasifikasi Risiko (PU-4.6), misalnya

Eksternal terdiri dari ekonomi, lingkungan alam, politik dan sosial, sedangkan Internal

terdiri dari Infrastruktur, Sumber Daya Manusia, Proses, dan Teknologi.

7. Kolom (3) diisi dengan topik risiko sesuai dengan Klasifikasi Risiko, misalnya untuk

kategori ekonomi maka topik risikonya adalah persaingan usaha, ketersediaan modal,

kepuasan pemilik dana/peserta program manfaat masa depan, kemitraan pihak ketiga,

tingkat suku bunga, nilai tukar mata uang, tingkat inflasi, dan lain-lain.

8. Kolom (4) diisi uraian peristiwa potensial/nama risiko yang dapat terjadi sesuai dengan

topik risiko yang ada di kolom (3).

9. Kolom (5) diisi uraian sebab yang memungkinkan suatu risiko dapat terjadi.

10. Kolom (6) diisi uraian dampak yang dapat ditimbulkan dari setiap peristiwa potensial

yang mungkin terjadi.

No. Dok. : FM- 7.3

Page 114: pelni.co.id Manajemen Resiko_compressed.pdf · Pendirian PT PELNI (Persero) adalah melakukan usaha di bidang Pelayaran serta optimalisasi pemanfaatan sumber daya yang dimiliki Perseroan

VII. FORMULIR

PEDOMAN MANAJEMEN RISIKO

Hal : 85 Dari : 94

Tanggal :

Revisi :

7.4 Formulir Daftar Risiko – Level Korporat/Unit Kerja

Nama Perusahaan/Unit Kerja :

Sasaran Perusahaan/Unit Kerja :

Target & Ukuran :

Toleransi Risiko :

No. Risiko

(Nama Risiko &

Pernyataan

Risiko)

Sebab Dampak

Pengendalian

Risiko yang

Ada

Penaksiran

Risiko

Rencana

Pengendalian

Risiko

Tambahan

Person

In

ChargeLike Damp

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)

Nama pereviu : Nama penyusun :

Paraf pereviu : Paraf penyusun :

Tanggal reviu : Tanggal disusun :

Petunjuk Pengisian :

1. Baris “Sasaran” diisi dengan sasaran strategis Perusahaan sebagaimana tertuang dalam

Kontrak Manajemen atau Rencana Jangka Panjang Perusahaan (RJPP) atau sasaran Unit

Kerja sebagaimana tertuang dalam KPI Unit Kerja atau Rencana Kerja Anggaran

Perusahaan.

2. Baris ‘Ukuran” diisi dengan satuan ukuran untuk setiap sasaran, misalnya rupiah,

persentase, dsb.

3. Baris “Target” diisi dengan besarnya target yang ditetapkan untuk masing-masing

sasaran.

No. Dok. : FM- 7.4

Page 115: pelni.co.id Manajemen Resiko_compressed.pdf · Pendirian PT PELNI (Persero) adalah melakukan usaha di bidang Pelayaran serta optimalisasi pemanfaatan sumber daya yang dimiliki Perseroan

VII. FORMULIR

PEDOMAN MANAJEMEN RISIKO

Hal : 86 Dari : 94

Tanggal :

Revisi :

4. Baris “Toleransi” diisi dengan besarnya toleransi yang ditetapkan untuk masing-masing

sasaran.

5. Kolom (1) diisi dengan nomor urut risiko

6. Kolom (2) diisi dengan nama dan uraian pernyataan risiko yang teridentifikasi seperti

tertuang dalam kolom keempat formulir identifikasi peristiwa – level korporat/unit kerja

(FM-7.3).

7. Kolom (3) diisi dengan uraian penyebab timbulnya risiko yang teridentifikasi seperti

tertuang dalam kolom kelima formulir identifikasi peristiwa – level korporat/unit kerja

(FM-7.3).

8. Kolom (4) diisi dengan uraian dampak terjadinya risiko yang teridentifikasi seperti

tertuang dalam kolom keenam formulir identifikasi peristiwa – level korporat/unit kerja

(FM-7.3).

9. Kolom (5) diisi dengan pengendalian risiko yang ada yang telah diterapkan oleh

manajemen untuk meminimalkan kemungkinan dan dampak terjadinya risiko.

10. Kolom (6) diisi dengan angka skala Likert (1-5) yang menunjukkan ukuran kemungkinan

terjadinya risiko inheren sesuai dengan kriteria risiko

11. Kolom (7) diisi dengan angka skala Likert (1-5) yang menunjukkan besaran dampak

yang ditimbulkan jika terjadi risiko sesuai kriteria risiko.

12. Kolom (8) diisi dengan sikap yang dipilih manajemen dalam merespon risiko serta

pengendalian risiko tambahan yang akan dilakukan oleh manajemen untuk memitigasi

risiko sampai tingkat yang dapat diterima.

13. Kolom (9) diisi dengan pihak yang bertanggung jawab untuk melaksanakan rencana

pengendalian risiko tambahan.

No. Dok. : FM- 7.4

Page 116: pelni.co.id Manajemen Resiko_compressed.pdf · Pendirian PT PELNI (Persero) adalah melakukan usaha di bidang Pelayaran serta optimalisasi pemanfaatan sumber daya yang dimiliki Perseroan

VII. FORMULIR

PEDOMAN MANAJEMEN RISIKO

Hal : 87 Dari : 94

Tanggal :

Revisi :

7.5 Formulir Pengukuran Level Risiko

NO.NAMA RISIKO

PERHITUNGAN PENAKSIRAN RISIKO

ScoringPeringkat

RisikoNama

PersonilNama

PersonilNama

PersonilNama

PersonilNama

Personil

Like Dam Like Dam Like Dam Like Dam Like Dam

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14)

Nama pereviu : Nama penyusun :

Paraf pereviu : Paraf penyusun :

Tanggal reviu : Tanggal disusun :

Petunjuk Pengisian:

1. Kolom (1) diisi dengan nomor urut risiko seperti yang tercantum dalam Daftar Risiko Level

Korporat/Level Unit Kerja.

2. Kolom (2) diisi dengan nama-nama risiko yang teridentifikasi seperti tercantum dalam

Daftar Risiko Level Korporat/Level Unit Kerja.

3. Kolom (3) sampai dengan kolom (8) diisi dengan nama-nama personil yang melakukan

pengukuran risiko atau memberikan bobot nilai likelihood dan dampak risiko. Setiap

personil memberikan bobot nilai likelihood dan dampak antara 1 sampai dengan 5.

4. Kolom (9) dan kolom (10) diisi dengan total nilai dari penjumlahan bobot nilai likelihood

dan dampak risiko dari seluruh personil yang melakukan pengukuran risiko dalam fungsi

kerja.

5. Kolom (11) dan kolom (12) diisi dengan rata-rata nilai likelihood dan dampak risiko, yang

diperoleh dari pembagian total nilai likelihood dan dampak dengan jumlah personil yang

melakukan pengukuran risiko.

6. Kolom (13) diisi dengan perkalian antara rata-rata nilai likelihood dengan rata-rata nilai

dampak setiap risiko.

7. Kolom (14) diisi dengan nomor urut peringkat risiko berdasarkan urutan nilai scoring

risiko.

No. Dok. : FM- 7.5

Page 117: pelni.co.id Manajemen Resiko_compressed.pdf · Pendirian PT PELNI (Persero) adalah melakukan usaha di bidang Pelayaran serta optimalisasi pemanfaatan sumber daya yang dimiliki Perseroan

VII. FORMULIR

PEDOMAN MANAJEMEN RISIKO

Hal : 88 Dari : 94

Tanggal :

Revisi :

7.6 Formulir Database Peristiwa Risiko

NO. NAMA PERISTIWA WAKTU KEJADIAN DAMPAK

(1) (2) (3) (4)

Nama pereviu : Nama penyusun :

Paraf pereviu : Paraf penyusun :

Tanggal reviu : Tanggal disusun :

Petunjuk Pengisian :

1. Kolom (1) diisi dengan nomor urut.

2. Kolom (2) diisi uraian tentang peristiwa yang terjadi baik di level korporat maupun

level proses dengan mengacu kepada kejadian yang telah teridentifikasi dalam

Laporan Risk Assessment sebelumnya.

3. Kolom (3) diisi dengan tanggal terjadinya suatu peristiwa sebagaimana tertulis pada

kolom (2).

4. Kolom (4) diisi dengan dampak yang ditimbulkan dengan mengungkapkan besaran

nilai dampak misalnya dalam rupiah, dst.

No. Dok. : FM- 7.6

Page 118: pelni.co.id Manajemen Resiko_compressed.pdf · Pendirian PT PELNI (Persero) adalah melakukan usaha di bidang Pelayaran serta optimalisasi pemanfaatan sumber daya yang dimiliki Perseroan

VII. FORMULIR

PEDOMAN MANAJEMEN RISIKO

Hal : 89 Dari : 94

Tanggal :

Revisi :

7.7 Formulir Rencana dan Realisasi Penanganan Risiko Tambahan

Nama Perusahaan/Unit Kerja :

Periode :

Likelihood Dampak

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

Rencana

Penanganan

Risiko

Nama

RisikoNo.

Peringkat Risiko

Setelah Rencana

Penanganan Risiko

Dilaksanakan

Rencana dan Realisasi Penanganan Risiko

Orang yang

Bertanggungjawab

Melaksanakan Rencana

Penanganan Risiko (PIC)

Jangka

Waktu

Pelaksanaan

%

Penyelesaian Rencana

Penanganan Risiko s.d

Periode Pelaporan

Nama pereviu : Nama penyusun :

Paraf pereviu : Paraf penyusun :

Tanggal reviu : Tanggal disusun :

Petunjuk Pengisian :

1. Kolom (1) diisi dengan nomor urut.

2. Kolom (2) diisi dengan nama risiko seperti yang tercantum dalam kolom (2) formulir

Daftar Risiko.

3. Kolom (3) diisi dengan pengendalian risiko tambahan yang akan dilakukan seperti

yang tercantum dalam kolom (8) pada formulir Daftar Risiko.

4. Kolom (4) diisi dengan orang yang bertanggung jawab untuk melaksanakan rencana

penanganan risiko, seperti yang tercantum dalam kolom (9) pada formulir Daftar

Risiko.

No. Dok. : FM- 7.7

Page 119: pelni.co.id Manajemen Resiko_compressed.pdf · Pendirian PT PELNI (Persero) adalah melakukan usaha di bidang Pelayaran serta optimalisasi pemanfaatan sumber daya yang dimiliki Perseroan

VII. FORMULIR

PEDOMAN MANAJEMEN RISIKO

Hal : 90 Dari : 94

Tanggal :

Revisi :

5. Kolom (5) diisi dengan jangka waktu pelaksanaan penanganan risiko akan

diselesaikan.

6. Kolom (6) diisi dengan % penyelesaian pelaksanaan penanganan risiko sampai dengan

periode pelaporan.

7. Kolom (7) diisi dengan peringkat likelihood risiko setelah rencana penanganan risiko

dilaksanakan.

8. Kolom (8) diisi dengan peringkat dampak risiko setelah rencana penanganan risiko

dilaksanakan

No. Dok. : FM- 7.7

Page 120: pelni.co.id Manajemen Resiko_compressed.pdf · Pendirian PT PELNI (Persero) adalah melakukan usaha di bidang Pelayaran serta optimalisasi pemanfaatan sumber daya yang dimiliki Perseroan

VII. FORMULIR

PEDOMAN MANAJEMEN RISIKO

Hal : 91 Dari : 94

Tanggal :

Revisi :

7.8 Format Laporan Penerapan Manajemen Risiko Korporat

A. PENDAHULUAN

1. Dasar Penyusunan Laporan Penerapan Manajemen Risiko

2. Visi dan Misi Perseroan

3. Maksud dan Tujuan Perseroan

4. Susunan Dewan Komisaris dan Direksi

5. Struktur Organisasi

B. PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO PERSEROAN

1. Kebijakan Manajemen Risiko

2. Program Kerja Penerapan Manajemen Risiko

3. Realisasi Kegiatan Penerapan Manajemen Risiko

4. Kendala Penerapan Manajemen Risiko

C. SASARAN, STRATEGI, DAN RISIKO YANG DIPERTIMBANGKAN

1. Satuan Pengawasan Intern

2. Sekretariat Perusahaan

3. Divisi Pemasaran dan Pengembangan Usaha

4. Divisi Pelayanan Jasa

5. Divisi Teknika

6. Divisi Nautika

7. Divisi Akuntansi

8. Divisi Perbendaharaan

9. Divisi SDM

10. Divisi Umum

11. DPA

12. Biro Hukum dan Manajemen Risiko

13. Biro Renlitbang dan SIM

14. Biro Pengadaan

15. Kapal

16. SBU

No. Dok. : FM- 7.8

Page 121: pelni.co.id Manajemen Resiko_compressed.pdf · Pendirian PT PELNI (Persero) adalah melakukan usaha di bidang Pelayaran serta optimalisasi pemanfaatan sumber daya yang dimiliki Perseroan

VII. FORMULIR

PEDOMAN MANAJEMEN RISIKO

Hal : 92 Dari : 94

Tanggal :

Revisi :

D. PENGENDALIAN RISIKO

1. Jenis Pengendalian Risiko

2. Penanggung Jawab Pengendalian Risiko

E. PENUTUP

1. Simpulan

2. Hal-hal yang Perlu Mendapat Perhatian

Lampiran:

1. Daftar Perbandingan Rencana dan Realisasi Sasaran Perseroan

2. Peta Risiko Perseroan

3. Prioritas Risiko (Top Ten Risk)

4. Daftar Risiko Perseroan

5. Daftar Rencana dan Realisasi Penanganan Risiko

6. Database Peristiwa Risiko

No. Dok. : FM- 7.8

Page 122: pelni.co.id Manajemen Resiko_compressed.pdf · Pendirian PT PELNI (Persero) adalah melakukan usaha di bidang Pelayaran serta optimalisasi pemanfaatan sumber daya yang dimiliki Perseroan

VII. FORMULIR

PEDOMAN MANAJEMEN RISIKO

Hal : 93 Dari : 94

Tanggal :

Revisi :

7.9 Format Laporan Penerapan Manajemen Risiko Unit Kerja

Periode :

Unit Kerja :

A. Kegiatan Penerapan Manajemen Risiko

1. Program Kerja Penerapan Manajemen Risiko

2. Realisasi Kegiatan Penerapan Manajemen Risiko

3. Kendala Penerapan Manajemen Risiko

B. Profil Risiko Unit Kerja

1. Sasaran Unit Kerja

2. Risiko yang Dihadapi oleh Unit Kerja

3. Pengendalian Risiko yang Sudah Dilakukan

Lampiran:

1. Daftar Perbandingan Rencana dan Realisasi Sasaran Unit Kerja

2. Peta Risiko Unit Kerja

3. Prioritas Risiko (Top Ten Risk)

4. Daftar Risiko Unit Kerja

5. Daftar Rencana dan Realisasi Penanganan Risiko

6. Database Peristiwa Risiko

No. Dok. : FM- 7.9

Page 123: pelni.co.id Manajemen Resiko_compressed.pdf · Pendirian PT PELNI (Persero) adalah melakukan usaha di bidang Pelayaran serta optimalisasi pemanfaatan sumber daya yang dimiliki Perseroan

VII. FORMULIR

PEDOMAN MANAJEMEN RISIKO

Hal : 94 Dari : 94

Tanggal :

Revisi :

7.10 Formulir Reviu Manajemen Risiko

No Area / Topik PermasalahanRencana Tindakan

Perbaikan

Batas Waktu Pelaksanaan

Perbaikan

Penanggung Jawab Rencana

Perbaikan

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

1. Organisasi

2. Kebijakan Manajemen Risiko

3. Pedoman Umum Manajemen Risiko

4. Prosedur Manajemen Risiko

5. Instruksi Kerja Manajemen Risiko

6. Formulir Manajemen Risiko

7. Sumber Daya Manusia

8. Proses Manajemen Risiko

9. Sistem Informasi Manajemen Risiko

Nama pereviu : Nama penyusun :

Paraf pereviu : Paraf penyusun :

Tanggal reviu : Tanggal disusun :

Petunjuk pengisian :

1. Kolom (1) diisi dengan nomor urut.

2. Kolom (2) diisi dengan area atau topik permasalahan yang akan direviu.

3. Kolom (3) diisi dengan uraian permasalahan yang ada dalam penerapan manajemen

risiko.

4. Kolom (4) diisi dengan uraian rencana tindakan perbaikan/penyempurnaan.

5. Kolom (5) diisi dengan batas waktu pelaksanaan perbaikan.

6. Kolom (6) diisi dengan nama penanggung jawab rencana perbaikan.

No. Dok. : FM- 7.10

Page 124: pelni.co.id Manajemen Resiko_compressed.pdf · Pendirian PT PELNI (Persero) adalah melakukan usaha di bidang Pelayaran serta optimalisasi pemanfaatan sumber daya yang dimiliki Perseroan
Page 125: pelni.co.id Manajemen Resiko_compressed.pdf · Pendirian PT PELNI (Persero) adalah melakukan usaha di bidang Pelayaran serta optimalisasi pemanfaatan sumber daya yang dimiliki Perseroan

DAFTAR ISTILAH

Page 126: pelni.co.id Manajemen Resiko_compressed.pdf · Pendirian PT PELNI (Persero) adalah melakukan usaha di bidang Pelayaran serta optimalisasi pemanfaatan sumber daya yang dimiliki Perseroan
Page 127: pelni.co.id Manajemen Resiko_compressed.pdf · Pendirian PT PELNI (Persero) adalah melakukan usaha di bidang Pelayaran serta optimalisasi pemanfaatan sumber daya yang dimiliki Perseroan

Daftar Istilah | Pedoman Manajemen Risiko | 1/4

DAFTAR ISTILAH

Aktivitas pengendalian

Kegiatan yang dilakukan untuk mendukung respon risiko yang diambil, guna memastikan bahwa respon risiko tersebut dilaksanakan sebagaimana ditetapkan.

Enterprise Risk Management

Suatu proses, dipengaruhi oleh Direksi, manajemen dan personil lainnya, diterapkan dalam penyusunan strategi dan di seluruh perusahaan, dirancang untuk mengidentifikasi peristiwa potensial yang mungkin mempengaruhi perusahaan, dan mengelola risiko dalam batas hasrat risikonya, untuk memberikan keyakinan memadai atas pencapaian tujuan perusahaan.

Formulir Manajemen Risiko

Dokumen berbentuk formulir yang harus diisi oleh pelaksana untuk mencatat segala kegiatan yang telah dilakukan antara lain: laporan hasil pekerjaan.

Identifikasi Risiko

Kegiatan menginventarisasi risiko pada setiap fungsi dan aktivitas perseroan, sehingga diperoleh daftar risiko yang meliputi indikasi risiko, nama/jenis risiko, penyebab risiko, sumber risiko (internal atau ekternal), dampak risiko, dan bagaimana cara pengendalian/penanganan risiko.

Instruksi Kerja Manajemen Risiko

Dokumen yang menguraikan lebih rinci isi dokumen Prosedur Manajemen Risiko yang dijadikan untuk pedoman langkah kerja sehari-hari oleh pelaksana pekerjaan.

Kategorisasi risiko

Pengelompokkan risiko ke dalam dua kategori faktor, yaitu faktor eksternal dan internal perusahaan. Kategorisasi risiko sesuai ERM COSO adalah: faktor eksternal terdiri dari: ekonomi, lingkungan alam, politik, sosial, dan teknologi. Sedangkan faktor internal terdiri dari: infrastruktur, proses, sumberdaya manusia dan teknologi.

Kebijakan manajemen risiko

Dokumen yang berisi prinsip manajemen risiko, komitmen manajemen risiko, tujuan dan sasaran manajemen risiko, dan strategi penerapan manajemen risiko.

Keyakinan memadai (reasonable assurance)

Konsep bahwa manajemen risiko perusahaan, sebaik apapun dirancang dan dilaksanakan, tidak dapat menjamin bahwa tujuan-tujuan perusahaan akan tercapai. Hal ini karena keterbatasan inheren pada semua sistem manajemen risiko perusahaan.

Page 128: pelni.co.id Manajemen Resiko_compressed.pdf · Pendirian PT PELNI (Persero) adalah melakukan usaha di bidang Pelayaran serta optimalisasi pemanfaatan sumber daya yang dimiliki Perseroan

Daftar Istilah | Pedoman Manajemen Risiko | 2/4

Komite Pengarah Manajemen Risiko

Komite Pengarah Manajemen Risiko adalah komite yang diketuai oleh Direktur Keuanganyang bertanggungjawab kepada Direktur Utama. Komite Pengarah Manajemen Risiko beranggotakan Direktur SDM dan Umum, Direktur Armada, Direktur Usaha dan Senior Manajer Hukum dan Manajemen Risiko. Komite Pengarah Manajemen Risiko berperan mengintegrasikan semua upaya pengelolaan risiko di seluruh perseroan.

Manajemen Risiko (Risk Management)

Serangkaian proses yang digunakan untuk mengelola risiko meliputi pengidentifikasian risiko, pengukuran risiko, penentuan respon risiko, aktivitas pengendalian risiko, penginformasian dan pengkomunikasian risiko, dan pemantauan risiko dari setiap kegiatan yang dilaksanakan oleh perseroan.

Pedoman Umum Manajemen Risiko

Dokumen yang berisi struktur organisasi manajemen risiko, wewenang dan tanggung jawab, dan proses manajemen risiko, yang mengatur hal-hal umum sebagai penjabaran atas Kebijakan Manajemen Risiko.

Pemantauan Risiko

Suatu tindakan untuk memantau proses manajemen risiko yang dilaksanakan sebelumnya, mulai identifikasi, pengukuran, respon risiko, dan aktivitas pengendalian risiko.

Peristiwa (event)

Suatu insiden atau keterjadian, dari sumber intern atau ekstern perusahaan, yang dapat mempengaruhi implementasi strategi atau pencapaian tujuan.

Peta Risiko Perseroan

Gambaran secara visual risiko-risiko yang dihadapi suatu perusahaan, dalam suatu matriks dua sumbu, yaitu sumbu likelihood dan dampak risiko. Peta risiko dapat juga berfungsi sebagai dashboard bagi manajemen yang memperlihatkan posisi risiko, pada kondisi inheren dan residual.

Prinsip Manajemen Risiko

Kaidah atau norma dasar yang dianut dalam menjalankan suatu inisiatif tertentu dalam manajemen risiko.

Page 129: pelni.co.id Manajemen Resiko_compressed.pdf · Pendirian PT PELNI (Persero) adalah melakukan usaha di bidang Pelayaran serta optimalisasi pemanfaatan sumber daya yang dimiliki Perseroan

Daftar Istilah | Pedoman Manajemen Risiko | 3/4

Prosedur Manajemen Risiko

Dokumen yang berisi urutan kegiatan dan cara kerja dari setiap unit kerja pemilik risiko (risk taking unit) dalam menjalankan proses manajemen risiko, yang merupakan penjabaran dari pasal-pasal dalam Pedoman Umum Manajemen Risiko.

Register Risiko

Dokumen yang digunakan untuk mencatat proses manajemen risiko dari risiko yang teridentifikasi. Register Risiko Perusahaan memuat informasi tentang nama risiko, pernyataan risiko, sebab, dampak terjadinya risiko, pengendalian risiko yang ada, penaksiran risiko, pengendalian risiko yang akan dilakukan.

Respon Risiko

Sikap yang diambil manajemen untuk merespon risiko yang dihadapi. Ada empat macam respon risiko yang tersedia, yaitu menghindar, membagi, mengurangi atau menerima risiko.

Reviu Manajemen

Evaluasi formal yang dilakukan oleh manajemen terhadap kemajuan kapabilitas dan outcome manajemen risiko perusahaan dalam hubungan dengan kebijakan, sasaran dan tujuan manajemen risiko dan perseroan.

Risk Appetite/ Hasrat /Selera Risiko

Adalah tingkat risiko yang dapat diterima oleh perseroan dalam mengejar tujuan yang ditetapkan.

Risiko (Risk)

Segala peristiwa (events), yang memiliki kemungkinan akan terjadi (likelihood), dan dapat berdampak (impact) negatif pada sasaran (objective). Keempat unsur risiko tersebut dapat dianalisis sebagai berikut: likelihood terkait dengan events, sedangkan impact terkait dengan objective. Likelihood mengukur seberapa besar kemungkinan peristiwa akan terjadi, sedangkan impact mengukur seberapa besar dampak yang ditimbulkan oleh peristiwa (jika terjadi) pada sasaran.

Risiko Inheren

Risiko sebelum mempertimbangkan aktivitas pengendalian yang dilakukan manajemen (risk owner) untuk mengurangi risiko sampai tingkat yang dapat diterima.

Risiko Residual

Risiko setelah mempertimbangkan respon risiko dan aktivitas pengendalian yang dilakukan manajemen.

Page 130: pelni.co.id Manajemen Resiko_compressed.pdf · Pendirian PT PELNI (Persero) adalah melakukan usaha di bidang Pelayaran serta optimalisasi pemanfaatan sumber daya yang dimiliki Perseroan

Daftar Istilah | Pedoman Manajemen Risiko | 4/4

Unit Kerja Pemilik Risiko

Unit kerja pemilik risiko yang terdiri dari Satuan Pengawasan Intern, Biro SekretariatPerusahaan, Divisi Pemasaran dan Pengembagan , Divisi Pelayanan Jasa, Divisi Teknika, Divisi Nautika, Divisi Akuntansi, Divisi Perbendaharaan, Divisi SDM, Divisi Umum, DPA, Biro Hukum & Manajemen Risiko, Biro Renlitbang dan SIM, Biro Pengadaan, Cabang, Kapal, dan SBU.

Toleransi risiko (risk tolerance)

Tingkatan variasi relatif yang dapat diterima terhadap pencapaian tujuan.

Page 131: pelni.co.id Manajemen Resiko_compressed.pdf · Pendirian PT PELNI (Persero) adalah melakukan usaha di bidang Pelayaran serta optimalisasi pemanfaatan sumber daya yang dimiliki Perseroan
Page 132: pelni.co.id Manajemen Resiko_compressed.pdf · Pendirian PT PELNI (Persero) adalah melakukan usaha di bidang Pelayaran serta optimalisasi pemanfaatan sumber daya yang dimiliki Perseroan