Pelindung dan Pengarah -...

58

Transcript of Pelindung dan Pengarah -...

Page 1: Pelindung dan Pengarah - jabar.litbang.pertanian.go.idjabar.litbang.pertanian.go.id/images/stories/Diseminora/Buletin... · (Kepala Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Barat)
Page 2: Pelindung dan Pengarah - jabar.litbang.pertanian.go.idjabar.litbang.pertanian.go.id/images/stories/Diseminora/Buletin... · (Kepala Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Barat)

Pelindung dan Pengarah :

Nandang Sunandar (Kepala Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Barat)

Redaktur Pelaksana:Ketua : Nana SutrisnaSekretaris : NadiminAnggota : - Bambang Sunandar - Atang Muhammad Safei - Djoko Sediono

Desain Cover dan Layout: - Nadimin- Bambang Unggul PS

Alamat Redaksi

BPTP Jawa Barat, Jl. Kayuambon No. 80 Lembang, Bandung, 40391Telepon : (022) 2786238, 2787163Faximile : (022) 2789846E-mail : [email protected] : http//jabar.litbang.pertanian.go.id

Keterangan Cover Depan:Potensi Sumberdaya Pangan, Usaha Ternak, dan Unit Pengelola Benih Sumber (UPBS)i

Page 3: Pelindung dan Pengarah - jabar.litbang.pertanian.go.idjabar.litbang.pertanian.go.id/images/stories/Diseminora/Buletin... · (Kepala Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Barat)

iBuletin Diseminora Volume 10 Tahun 2014

Salam Diseminora,Edisi sebelumnya pecinta Buletin Diseminora informasi tentang

Manajemen Budidaya Tanaman pada M-KRPL, serta berbagai dinamika kegiatan KPRL dari masing lokasi Pendampingan di

Kabupaten yang menjadi andalan Kementerian Pertanian.

Kedaulatan Pangan menjadi Program Utama Kementerian Pertanian dan harus diwujudkan dengan pencapaian Swasembada Padi, Jagung dan Kedelai. Pemasyarakatan Jajar Legowo, Perbaikan

Jaringan Irigasi dan Perbaikan Teknologi Budidaya padi, jagung dan kedelai merupakan salah satu upaya untuk mencapai

Swasembada PanganBuletin Edisi ke 10 ini juga mengangkat tema ”Potensi Sumberdaya

Pangan, Usaha Ternak, dan Unit Pengelola Benih Sumber (UPBS)”.

Redaksi berharap Buletin Diseminora Edisi ke 10 ini dapat menambah wawasan tentang informasi teknologi untuk dapat

diwujudkan di lapangan.

Selamat Membaca

Page 4: Pelindung dan Pengarah - jabar.litbang.pertanian.go.idjabar.litbang.pertanian.go.id/images/stories/Diseminora/Buletin... · (Kepala Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Barat)

ii Buletin Diseminora Volume 10 Tahun 2014

Fokus• Penyebarluasan Tanam Jajar Legowo 2:1 melalui Pelatihan Penyuluh Swadaya 1

• Mewujudkan Ketahanan Pangan melalui Perbaikan Irigasi ........................................ 3

Profi l• Dinamika Kegiatan KRPL di KWT Mekarsari Kota Tasikmalaya ...................................7• Peranan Seorang TOMAS dibalik Keberlanjutan KRPL Desa Girimulya,

Majalengka ..................................................................................................................................10

Perlu Anda Tahu• H. Resna Petani yang Inovatif ..............................................................................................13• Dari Tanaman lokal GARUT, menuju Ketahanan Pangan ..........................................15• Apa itu Kemiri Sunan ?? ......................................................................................................... 19• Jantung Pisang Kaya Serat Tepat untuk Diet ................................................................ 23

Sekilas Info• Kawasan Bebek Mitra Gemilang ......................................................................................... 27

• Penggalian Informasi Implementasi Komponen PTT dan Akselerasi Adopsi Inovasi Teknologi Padi Sawah melalui FGD ................................................................... 31

• Peran Unit Pengelola Benih (UPBS) dalam Mempercepat Penyebaran Varietas Unggul Baru melalui Penguatan Kelembagaan yang Memproduksi Benih Sumber (FS dan SS) ................................................................................................................................... 34

• Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) dalam Pengembangan Pertanoian Kota di Depok ..................................................................................................................................... 39

Peluang Usaha• Limbah Biogas sebagai Pupuk Organik ........................................................................... 47

• Dibuang Sayang ”Sampah Membaea Berkah ............................................................... 50

Page 5: Pelindung dan Pengarah - jabar.litbang.pertanian.go.idjabar.litbang.pertanian.go.id/images/stories/Diseminora/Buletin... · (Kepala Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Barat)

1Buletin Diseminora Volume 10 Tahun 2014

Penyebarluasan Tanam Jajar Legowo 2:1 Melalui Pelatihan

Penyuluh SwadayaBambang Sunandar dan Titiek Maryati

Upaya percepatan transfer teknologi Hasil Litkaji Badan Litbang Pertanian akan lebih efektif, penyebaran inovasi teknologi

dilakukan melalui metoda penyuluhan secara lengkap dan utuh pada sasaran khusus yang menjadi faktor penentu diterapkannya inovasi teknologi PTT padi sawah legowo 2:1. Agar informasi tentang PTT-Padi khususnya tanam jajar legowo tersebut dapat sampai kepada sasaran (petani), maka diperlukan alat perantara atau media. Salah satu media penyampai informasi/pesan agar dapat sampai kepada sasaran adalah media personal melalui penyuluh Swadaya.

Sebagaimana disuratkan dalam Undang Undang No 16 Tahun 2006 tentang Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (SP3K), nomenklatur penyuluh telah dikategorikan ke dalam tiga klasifi kasi, yakni Penyuluh Pegawai Negeri Sipil/ Aparatur Sipil Negara/ASN, Penyuluh Swasta dan Penyuluh Swadaya. Jumlah Penyuluh swadaya, cenderung lebih terukur jumlahnya dibandingkan dengan Penyuluh Swasta. Walaupun jumlahnya tidak sebanding dengan jumlah Penyuluh PNS, ternyata di beberapa daerah, para Penyuluh swadaya ini telah menunjukkan kinerja yang cukup baik dalam menopang beragam program penyuluhan. Para Penyuluh swadaya umum nya berlatar-belakang para Kontak Tani yang sudah berpengalaman di bidang pertanian, di beberapa sentra produksi pertanian khususnya padi, tampak telah berjalan cukup baik. Kehadiran mereka di tengah-tengah kaum tani, betul-betul dapat diterima dengan baik, mengingat para Penyuluh Swadaya ini, keseharian nya

Page 6: Pelindung dan Pengarah - jabar.litbang.pertanian.go.idjabar.litbang.pertanian.go.id/images/stories/Diseminora/Buletin... · (Kepala Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Barat)

2 Buletin Diseminora Volume 10 Tahun 2014

berada ditengah-tengah kehidupan para petani. Namun terlepas dari hal itu, penyuluh swadaya pun memiliki keterbatasan-keterbatasan, diantaranya adalah pengetahuan, sikap dan keterampilan yang masih rendah dalam menerapkan teknologi tanam jajar legowo 2:1.

Untuk meningkatkan pengetahuan, sikap, dan keterampilan penyuluh swadaya, maka dilakukan pelatihan tanam jajar legowo 2:1 di Kabupaten Cianjur, Tasikmalaya dan Bekasi dengan kriteria bahwa wilayah (kabupaten) terpilih adalah wilayah (kabupaten) yang termasuk wilayah bagian Utara Jawa Barat, Tengah dan bagian Timur-Selatan Jawa Barat yang produktivitas tanaman padi masih rendah dan bersedia bekerjasama melakukan kegiatan pelatihan teknologi sistem tanam legowo padi serta mengadopsi teknologi sistem tanam jajar legowo padi. Pelatihan yang diberikan meliputi pemberian materi di kelas dan praktek tanam jajar legowo 2:1 di demplot kaji terap. Selain itu para penyuluh swadaya pun ikut terlibat langsung dalam pengamatan tanaman agar dapat lebih meyakinkan dalam mengadopsi teknologi. Setelah mendapatkan pelatihan, penyuluh swadaya diharapkan dapat membantu penyebarluasan teknologi tanam jajar legowo di kalangan petani dan masyarakat luas pada umumnya dalam mendukung peningkatan produktivitas padi sawah.

Page 7: Pelindung dan Pengarah - jabar.litbang.pertanian.go.idjabar.litbang.pertanian.go.id/images/stories/Diseminora/Buletin... · (Kepala Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Barat)

3Buletin Diseminora Volume 10 Tahun 2014

Mewujudkan Ketahanan Pangan melalui Perbaikan IrigasiAtang Muhammad Safei

K etahanan pangan mempunyai pengaruh besar dalam stabilitas suatu Negara. Ketahanan pangan adalah kondisi terpenuhinya

pangan bagi Negara sampai dengan perseorangan yang tercermin dari tersedianya pangan yang cukup baik dalam hal jumlah maupun mutunya, aman, beragam, bergizi, merata dan terjangkau, serta tidak bertentangan dengan agama, keyakinan dan budaya masyarakat untuk hidup sehat, aktif dan produktif secara berkelanjutan. Untuk mencapai ketahanan pangan tersebut, suatu Negara perlu mewujudkan kedaulatan dan kemandirian pangan secara simultan.

Kemandirian pangan adalah kemampuan Negara dalam memproduksi pangan yang beranekaragam dari dalam negeri yang dapat menjamin pemenuhan kebutuhan pangan yang cukup sampai tingkat perseorangan dengan memanfaatkan potensi sumber daya alam, manusia, sosial, ekonomi, dan kearifan lokal secara bermartabat. Untuk mencapai kemandirian pangan, dilakukan berbagai usaha untuk meningkatkan produksi pangan, di antaranya :1. Mengembangkan produksi pangan yang bertumpu pada

sumberdaya, kelembagaan dan budaya lokal,2. Mengembangkan efisiensi sistem usaha pangan,3. Mengembangkan sarana, prasarana dan teknologi untuk produksi,

pasca panen, pengolahan, dan penyimpanan pangan,4. Membangun, merehabilitasi, mengembangkan prasarana

produksi pangan,5. Mempertahankan dan mengembangkan lahan produktif, dan 6. Membangun kawasan sentra produksi pangan.

Salah satu sumberdaya alam yang penting dalam usaha meningkatkan produksi dan ketersediaan pangan adalah air. Air

Page 8: Pelindung dan Pengarah - jabar.litbang.pertanian.go.idjabar.litbang.pertanian.go.id/images/stories/Diseminora/Buletin... · (Kepala Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Barat)

4 Buletin Diseminora Volume 10 Tahun 2014

mempunyai pengaruh besar selain di bidang pertanian, juga berdampak pada aspek kehidupan yang lain. Semua makhluk yang bernafas membutuhkan air. Peningkatan jumlah penduduk menyebabkan persaingan penggunaan air antara kehidupan sehari-hari manusia dengan dunia usaha maupun dalam bidang pertanian. Hal ini perlu mendapatkan perhatian khusus. Apalagi sumber mata air semakin berkurang yang disebabkan oleh maraknya pembukaan kantong-kantong air untuk pemukiman, usaha pertanian, pabrik maupun kegiatan produktif lainnya.

Tidak ada keberhasilan agribisnis pertanian tanpa pasokan air. Petani yang melakukan budidaya tanaman padi tidak mungkin menghasilkan produksi maksimal tanpa pengelolaan irigasi atau pengairan yang baik. Di seluruh dunia, kurang lebih 68% jumlah air digunakan adalah untuk keperluan irigasi. Sifat dan karakter sumberdaya air berbeda dengan kebutuhan sumberdaya atau sarana produksi pertanian yang lain. Ketiadaan tanah untuk bercocok tanam, petani bisa menggunakan aeroponik atau hidroponik. Kelangkaan Pupuk, petani bisa menggunakan berbagai macam alternative pupuk seperti pupuk urea, NPK, kompos, kandang, dan lain-lain. Keterbatasan modal, petani bisa mengajukan kredit atau pinjam kepada sesama petani. Namun dalam hal sumber daya air, bukan hanya fungsinya yang tidak tergantikan akan tetapi keberadaan air pun tidak bisa ditunda-tunda.

Secara alamiah, Indonesia seharusnya mempunyai potensi besar dengan predikatnya sebagai Negara tropis yang bercurah hujan tinggi dan jumlah hutan hujan tropis yang mencapai puluhan juta hektare. Seyogyanya pertanian Indonesia tidak akan pernah kekurangan air. Hal ini dapat tercapai dengan manajemen perairan yang baik. Manajemen air dapat berkaitan dengan pengelolaan daerah aliran sungai dan penyediaan infrastruktur irigasi yang memasok air ke sawah-sawah.

Air mempunyai fungsi strategis bagi pertanian. Akan tetapi sampai saat ini masih terdapat berbagai kendala dan permasalahan pengelolaan air baik dalam segi waktu dan jumlah. Pada musim

Page 9: Pelindung dan Pengarah - jabar.litbang.pertanian.go.idjabar.litbang.pertanian.go.id/images/stories/Diseminora/Buletin... · (Kepala Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Barat)

5Buletin Diseminora Volume 10 Tahun 2014

penghujan, beberapa daerah di Indonesia mengalami kebanjiran. Tidak sedikit petani gagal panen karena padi terendam. Di sisi lain, pada musim kemarau, petani mengalami kekeringan. Kondisi tanaman di sawah menjadi kurang air sehinga mengalami kegagalan panen. Kegagalan panen karena faktor ini sering melanda di sentra-sentra produksi pertanian. Hal ini bisa mengancam target pencapaian ketahanan pangan di Indonesia.

Keadaan di atas, diperparah dengan kurangnya perhatian stakeholder dalam manajemen dan pengelolaan air. Menurut (Khudori, 2006) ada dua penyebab buruknya infrastruktur irigasi yaitu:1. Sedimentasi yang tinggi akibat kerusakan tanah oleh erosi. Di

berbagai DAS hulu di Jawa, kerusakan tanah oleh erosi sudah cuku meluas. Erosi terjadi karena kondsisi bio fisik seperti curah hujan yang bersifat orgrafis—makin tinggi wilayah semakin tinggi curah hujannya—juga karena pengelolaan tanah yang tidak sesuai dengan kemampuannya.

2. Rendahnya investasi untuk rehabilitas dan pemeliahraan infrastruktur irigasi. Pembangunan irigasi di Indonesia sudah dilakukan sejak zaman kolonial. Di era Orde Baru, pembangunan infrastruktur irigasi berlangsung pesat pada periode 1970-1985, dan mulai mengalami perlambatan pertumbuhan investasi sesudahnya. Jika dipilah-pilah, dalam 30 tahun terakhir, pengeluaran terbesar investasi irigasi untuk pembangunan konstruksi baru (41 persen), disusul pengendalian sungai dan banjir (28 persen) serta pengembangan rawa dan pasang-surut (24 persen). Sedangkan pos rehabilitasi dan pemeliharaan infrastruktur irigasi cuma 7 persen (Sudaryanto, 2001). Itulah sebabnya, logis jika bangunan irigasi di berbagai daerah rusak kronis dan defisit air. Tanpa jaminan air irigasi yang memadai, insentif berusaha tani akan semakin merosot.

Untuk mencapai target swa sembada pangan dalam tiga tahun ke depan, diperlukan terobosan kebijakan yang mampu mendorong peningkatan produksi pangan. Pemerintah menyadari bahwa

Page 10: Pelindung dan Pengarah - jabar.litbang.pertanian.go.idjabar.litbang.pertanian.go.id/images/stories/Diseminora/Buletin... · (Kepala Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Barat)

6 Buletin Diseminora Volume 10 Tahun 2014

air menjadi bagian penting dari solusi tersebut. Oleh karena itu, Pemerintah melalui Kementarian Pertanian merencanakan perbaikan infrastruktur jaringan irigasi pertanian serta pembuatan waduk di berbagai wilayah di Indonesia. Terutama

Jaringan irigasi yang baik akan menekan kehilangan air dari sumber air (waduk) ke lahan sawah. Waduk berfungsi sebagai penampung air hujan ketika musim hujan sehingga padi tidak kebanjiran dan mengairi lahan sawah ketika musim kemarau sehingga tanaman tidak kekeringan. Dengan adanya waduk dan jaringan irigasi yang baik dapat meningkatkan luas tanam yang pada akhirnya dapat meningkatkan produksi pangan.

Jaringan irigasi yang ada di Indonesia mencapai 7.145.168 hektar. Dari total tersebut terbagi dalam tiga kewenangan, yaitu pemerintah pusat, Provinsi dan Kabupaten/Kota. Total Irigasi yang menjadi tangungjawab pemerintah pusat 2.374.521 ha. Saat ini, dari luasan tersebut, ada sekitar 734.820 ha jaringan irigasi tersier yang rusak. Kewenangan propinsi 1.105.474 ha dan jaringan irigasi tersier yang rusak adalah 257.575 ha. Sementara tanggungjawab pemerintah Kabupaten/Kota seluas 3.663.173 ha dan jaringan irigasi tersier yang rusak 826.045 ha. Untuk mengembalikan fungsi jaringan irigasi tersebut, pemerintah melalui Kementerian Pertanian akan memperbaiki 3 juta ha lahan sawah irigasi dalam kurun waktu 3 tahun.

Page 11: Pelindung dan Pengarah - jabar.litbang.pertanian.go.idjabar.litbang.pertanian.go.id/images/stories/Diseminora/Buletin... · (Kepala Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Barat)

7Buletin Diseminora Volume 10 Tahun 2014

Dinamika Kegiatan KRPL Di KWT Mekarsari Kota Tasikmalaya

Atang Muhammad Safei, Meksy Dianawati

KWT Mekarsari berada di RW 16, Kelurahan Nagarasari, Kecamatan Cipedes, Kota Tasikmalaya. KWT ini terdiri dari 25

anggota yang aktif dalam kegiatan. KWT ini didukung oleh PPL yang termasuk PPL teladan tingkat Kota yaitu Ibu Evi, yang cukup kreatif dalam membimbing KWT. Sebagian besar anggota KWT memanfaatkan pekarangan dengan menanam sayuran dan umbi-umbian untuk memenuhi pangan keluarga. Lahan pekarangan sebagian besar relatif sempit karena berada di tengah kota Tasikmalaya, sehingga sayuran ditanam di dalam polibag dan disusun bertingkat dalam bambu. Oleh karena sumber air berlimpah, maka selain sayuran, pekarangan juga sebagai tempat memelihara ikan.

Bibit sayuran dipasok dari Kebun Bibit Kelurahan (KBK), yang dikelola oleh salah satu unit usaha KWT. Sayuran yang diusahakan adalah cabe merah, cabe rawit, terong ungu, tomat, selada bokor, kangkung, bawang daun, pakcoy, buncis, seledri, bunga kol, brokoli, mentimun, paria, kol ungu, stroberry, dan caisin. Ibu-ibu KWT berkumpul untuk menyemai, menanam, memelihara, panen, atau membuat media tanam secara bersama-sama, tergantung jadwal kegiatan KBK. Jadwal penyiraman dibuat setiap hari secara bergilir dua kali dalam sehari, yaitu pagi (07.00-08.00) dan sore (16.00-17.00). Kegiatan pemeliharaan KBK dilaksanakan setiap hari Minggu pagi. Kebun kelompok ditanami sayuran yang dipelihara bersama antar anggota KWT dan menjadi tempat belajar bagi anggota KWT.

Page 12: Pelindung dan Pengarah - jabar.litbang.pertanian.go.idjabar.litbang.pertanian.go.id/images/stories/Diseminora/Buletin... · (Kepala Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Barat)

8 Buletin Diseminora Volume 10 Tahun 2014

Setelah melakukan pembibitan, setiap anggota berhak mendapatkan 3-5 buah jenis sayuran tersebut. Apabila menginginkan bibit lagi, anggota wajib mengisi kas Rp 400,00/bekong. Luar anggota kelompok dapat mengambil bibit sayuran dengan harga Rp 500,00/bekong dan Rp 2.500,00- Rp. 7.000,00/polibag. Keuntungan hasil produksi sayuran di KBK digunakan untuk menambah kas KWT. Pembagian keuntungan disesuaikan dengan besaran jumlah hasil penjualan produksi dan berdasarkan komposisi yang adil.

KBK terpelihara dengan baik karena pembagian jadwal kegiatan pertanaman diatur dengan baik, manajemen pengaturan perbenihan dan pemasaran terjalin dengan baik. Setiap benih yang disemai diatur sesuai banyaknya jumlah dan jenis bibit yang diminta oleh pasar. Pemasaran cukup baik akibat seringnya mengikuti pameran yang diselenggarakan oleh Pemkot Tasikmalaya, sehingga menjadi sumber bibit bagi lingkungan sekitar dan kecamatan lain. Penjualan tidak saja bibit dalam bekong atau polibag, tetapi juga plastik polibag dan pupuk kompos hasil buatan KWT.

Vertikultur di paralon (a) vertikultur di talang (b) Drum pembuatan mol untuk pupuk organic cair (c) ibu-ibu KWT membuat bekong bibit (d)

Pengolahan pangan pada KWT ini telah memproduksi berbagai jenis pangan seperti manisan tomat, sirup rosella, dodol ketan, dan kue kering. Namun pengolahan pangan masih bersifat sendiri-sendiri, karena masih mencari produk pangan unggulan khas KWT, baik dilihat dari pemasaran dan produknya. Namun demikian Unit usaha ini telah berkontribusi terhadap pemasukan kas KWT, meskipun besarnya masih berkisar 5-10%.

Setiap anggota wajib hadir pada pertemuan rutin KWT yang dilaksanakan setiap hari Selasa pagi. Adminstrasi kelompok ini cukup

(a) (b) (c) (d)

Page 13: Pelindung dan Pengarah - jabar.litbang.pertanian.go.idjabar.litbang.pertanian.go.id/images/stories/Diseminora/Buletin... · (Kepala Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Barat)

9Buletin Diseminora Volume 10 Tahun 2014

baik karena semua kelengkapan kelompok tercatat dengan baik seperti buku tamu, agenda pertemuan kelompok, kegiatan KBK, maupun keuangan KWT. Kekompakan KWT ini cukup baik terlihat dari setiap anggota sangat merespon kegiatan KRPL karena mereka senang bertanam dan bersilaturahmi. Keuangan KWT cukup baik dengan saldo Rp. 2.553.000, bahkan pernah dilakukan pembagian SHU saat lebaran lalu sebesar Rp 100.000 per orang.

Sebagai bahan media tanam, anggota KWT bersama-sama membuat kompos dari sampah organik. Selain itu, sampah organik juga diolah menjadi MOL sebagai pupuk organik cair. Saat ini KWT ini baru mulai bekerjasama dengan LPM dan Universitas Siliwangi dalam hal pengolahan sampah mandiri dengan Program Bank Sampah. Kerjasama tersebut adalah LPM memberikan bantuan dana 35 juta untuk pengolahan sampah, penduduk RW 16 sebagai penghasil sampah organik, KWT sebagai pihak yang memanfaatkan hasil kompos, dan BPTP Jabar dan Universitas Siliwangi sebagai narasumber teknologi pengomposan. Saat ini kerjasama masih dalam tahap pengadaan motor sampah, sosialisasi di tingkat RW, dan pengolahan sampah di tingkat KWT.

Dukungan dari kelurahan terhadap cukup baik, ditunjukkan dengan pemberian bantuan pengolahan sampah mandiri. Dukungan dari Gapoktan juga cukup baik, ditunjukkan dengan ikutnya Gapoktan dalam membimbing kegiatan KWT. KWT ini menjadi contoh KWT di Kota Tasikmalaya dalam hal pemanfaatan pekarangan di lingkungannya, sehingga sering menjadi tempat studi banding bagi KWT lain, baik dari beda kelurahan ataupun dari beda kecamatan. Bahkan berkat contoh KWT ini dalam memanfaatkan pekarangan, Dinas Pertanian Kota Tasikmalaya mengajak kerjasama Bank Indonesia (BI) agar dana CSR-nya digunakan untuk pembuatan KBD di Kecamatan Indihiang, Kota Tasikmalaya. Saat ini kerjasama ini masih dalam tahap negosiasi antara BI, Dinas Pertanian Kota, dan BPTP Jabar.

KWT Mekar sari Saat dikunjungi KWT lain tingkat Kabupaten-kota Tasikmalaya

Page 14: Pelindung dan Pengarah - jabar.litbang.pertanian.go.idjabar.litbang.pertanian.go.id/images/stories/Diseminora/Buletin... · (Kepala Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Barat)

10 Buletin Diseminora Volume 10 Tahun 2014

Peranan seorang TOMASdibalik keberlanjutan KRPL

Desa Girimulya, MajalengkaTitiek Maryati S dan Fyannita Perdhana

Desa Girimulya yang berada di Kecamatan Banjaran merupakan desa terpilih sebagai kegiatan M-KRPL, hal ini

karena agroekosistemnya yang sesuai dengan tanaman sayuran. Selain itu juga karena hasil koordinasi dan kerjasama dengan BP4K dan Dinas Pertanian dan Perikanan Kabupaten Majalengka. Pekarangan beberapa rumah desa Girimulya selama ini telah dimanfaatkan dengan tanaman sayuran, tapi belum optimal.

KWT “Mekarmulya” desa Girimulya beranggotakan 25 orang wanita yang merupakan sub dari kelompoktani “Mekar mulya” didirikan pada tahun 2008 sejak adanya kegiatan FEATI. Dengan diadakannya sosialisasi kegiatan KRPL pada bulan April 2013 di Kelompok Wanita Tani (KWT) “Mekarmulya” maka diwujudkanlah kegiatan KRPL melalui rumah contoh yang terbagi menjadi tiga (3) kategori yaitu: (1) Rumah contoh pekarangan sempit sebanyak 2 rumah, (2) Rumah contoh pekarangan sedang sebanyak 2 rumah, dan (3) Rumah contoh pekarangan luas sebanyak 1 rumah. Selain diwujudkan dengan keberadaan rumah contoh, dibangun juga Kebun Bibit Desa (KBD) sebagai penyedia benih dan bibit untuk memenuhi kebutuhan rumah pangan lestari maupun kawasan.

KBD yang terletak di lahan milik Ibu Yayah dengan ukuran 4x6 m berfungsi juga sebagai pembelajaran ibu-ibu peserta kegiatan M-KRPL terutama dalam kegiatan menyemai dan menanam tanaman sayuran. Kegiatan yang dilakukan diantaranya adalah pembelajaran persemaian, pembumbunan, pengenalan hama penyakit sayuran, penyemprotan tanaman sayuran dengan insektisida dan pembagian bibit sayuran.

Page 15: Pelindung dan Pengarah - jabar.litbang.pertanian.go.idjabar.litbang.pertanian.go.id/images/stories/Diseminora/Buletin... · (Kepala Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Barat)

11Buletin Diseminora Volume 10 Tahun 2014

Pengelolaan KBD dilakukan oleh ibu Yayah dan suaminya bapak Badrun yang merangkap juga sebagai Pengurus kelompoktani Giri mulya. Selain sebagai Pengurus kelompok, beliau juga merupakan tokoh masyarakat (tomas) Desa Giri mulya dan juga mengabdi sebagai PNS di SD Negeri I Giri Mulya sebagai guru.

Bapak Muhamad Badrudin yang akrab disapa dengan Pak Badrun, lahir di Majalengka pada tanggal 26 Juli 1972 memiliki seorang isteri yaitu Ibu Yayah yang juga sebagai pengurus KWT “Mekarmulya” telah dikaruniai seorang anak laki-laki.

Setiap pertemuan yang dilakukan oleh KWT, hadir pula Bapak Badrun yang selalu rajin ikut membina para ibu-ibu. Selain membina dan membimbing ibu-ibu KWT, Pak Badrun juga tidak mengenal lelah selalu memberikan dorongan kepada ibu-ibu dan rajin mengontrol setiap halaman rumah. Alasan beliau kenapa selalu mengontrol halaman rumah, karena penasaran apakah bibit tanaman yang diberikan KBD dipelihara oleh ibu-ibu?. Selain itu juga ingin mengetahui apakah ada masalah yang dihadapi oleh ibu-ibu anggota KWT dalam menanam sayuran.

Dengan kepeloporan Bapak Badrun sebagai local champion di wilayah Giri mulya dan berjalannya waktu, saat ini kegiatan pemanfaatan lahan pekarangan telah merambah beberapa RT di wilayah Giri mulya, bahkan keluar desa yaitu ke desa tetangga (Desa Sanghyang dan Desa Kagok). Kegiatan KRPL “manfaatnya sudah terasa” dimulai yang makan sayuran dari hasil tanaman di pekarangannya sendiri, bahkan “manfaatnya paling terasa” bagi yang sudah merasakan manisnya uang hasil menjual sayuran dari lahan pekarangannya.

Berkat dorongan Pak Badrun juga, KBD Desa Girimulya telah dapat memproduksi benih untuk dijual dipasar lokal yaitu Pasar Maja sampai ke pasar luar kecamatan yatu pasar Kecamatan Talaga. Rata-rata hasil pendapatan dari berbagai tanaman sayuran yang dijual yaitu tanaman bawang daun, sosin, seledri, dan tanaman cabai dapat mencapai Rp. 100.000 -150.000,-/KK/bulan.

Page 16: Pelindung dan Pengarah - jabar.litbang.pertanian.go.idjabar.litbang.pertanian.go.id/images/stories/Diseminora/Buletin... · (Kepala Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Barat)

12 Buletin Diseminora Volume 10 Tahun 2014

Untuk menjamin keberlanjutan kegiatan KRPL, Bapak Badrun sebagai penggerak KRPL juga mempunyai strategi sendiri terutama bila sudah tidak didampingi oleh BPTP Jawa Barat yaitu harus membangun komunikasi diantara anggota KWT, keterbukaan, dan kemandirian pangan rumah tangga keluarga serta kelompok harus tetap dipertahankan. Sehingga cita-cita beliau yang mulia yaitu masyarakat desa Girimulya akan lebih sejahtera dapat tercapai. Insya Allah..........Amin.

Gambar: Bapak Badrun ditunjuk dengan panah kuning disamping kanan.

Page 17: Pelindung dan Pengarah - jabar.litbang.pertanian.go.idjabar.litbang.pertanian.go.id/images/stories/Diseminora/Buletin... · (Kepala Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Barat)

13Buletin Diseminora Volume 10 Tahun 2014

H. RESNA PETANI YANG INOVATIF

Siti Lia Muljianti

H. Resna petani kelahiran Sumedang 62 tahun lalu adalah Pensiunan mantri di Puskesmas Buah Dua yang sangat antusias dalam menjalankan usahatani padi. Prinsip hidup yang mengutamakan investasi daripada rekreasi atau kebutuhan tersier menghasilkan luas lahan sawahnya yang terus bertambah Usaha menambah luas lahan

sawah yang diperoleh dari menekan keinginan hidup mewah agar dapat menambah luas lahan menyebabkan H Resna menginginkan hasil terbaik dari usahatani padi.

Kondisi ini menyebabkan Beliau selalu akrab dengan sumber teknologi di daerahnya. Petugas Penyuiuh Lapang Buah Dua menjadi teman akrabnya, sering kali beliau meminta saran dari Ibu Esih PPL Buah Dua untuk kemajuan usahataninya. Tak jarang Ia berkesperimen untuk mengoptimalkan hasil usahataninya.

Sebagai petani yang respon terhadap inovasi teknologi, maka tidak heran jika inovasi teknologi cara tanam legowo 2 sudah beliau praktekkan berkali-kali. Penerapan legowo 2 menurut H Resna merupakan kesimpulan dari berbagai jenis legowo yang pernah dicoba, mulai legowo 6, 5. 4 da 3 akhirnya kesimpulan beliau legowo 2 adalah yang tebaik. Hasil uji coba sendiri lebih menyakinkan petani.

Hasil panen tertinggi dan biaya pemeliharaan yang termudah diperoleh dengan penerapan cara tanam legowo

2, lebih lagi penerapan cara tanam ini telah lama dilakukan maka masalah tenaga kerja tidak menjadi hambatan. Tenaga tandur sudah terbiasa dengan tanju (tanam maju) legowo 2, sehingga dalam sehari 200 tumbak telah selesai di tanam dengan 6 orang tenaga tandur.

Umur bibit muda yang dilakukan H Resna juga diikuti dengan tanam benih 2-3 batang menambah efi sien usahatani padi. Meskipun di lahan sawah banyak serangan hama keong mas, H resna tidak takut serangan hama tersebut karena setelah tandur hingga 5 hari sawah tidak akan di

Page 18: Pelindung dan Pengarah - jabar.litbang.pertanian.go.idjabar.litbang.pertanian.go.id/images/stories/Diseminora/Buletin... · (Kepala Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Barat)

14 Buletin Diseminora Volume 10 Tahun 2014

airi, air hanya ada disisi galengan, sehingga keong hanya berada di pinggir galengan dan mudah untuk dibasmi. Suatu cara yang baik dalam upaya menerapkan inovasi teknologi, tanpa harus takut menghadapi hambatan tetapi lebih mencari cara mengatasi hambatan tersebut.

Tidak puas dengan hasil tertinggi legowo 2, berbagai usaha penghematan dilakukan, terutama biaya tenaga keja. Salah satu biaya tenaga kerja yang dapat dihemat adalah tenaga cabut benih. Untuk memudahkan cabut benih H Resna mempraktekkan semai benih diatas plastik. Lahan perbenihan diolah seperti biasa, kemudian dihamparkan plastik dari baligho yang diperoleh secara gratis terutama pada saat kampanye. Diatas plastik ditaburi media tanam campuran tanah dan pupuk organik. Setelah seluruh permukaan plastik tertutup media tanam, kemudian ditabur benih padi secara merata.

Setelah umur persemaian mencapai 15 hari maka benih siap tanam. H resna selalu menerapkan umur benih muda agar mudah dicabut dan memiliki tingkat pertumbuhan yang lebih baik dibandingkan bibit umur tua. Perlakuan cabut benih diatas plastik dilakukan dengan mudah karena seluruh benih menjadi satu terikat satu dengan lainnya sehingga mudah disimpan di atas tangan, H Resna mempraktekkan dengan bangga hasil temuannya. Kelebihan lainnya dengan penyemaian di atas plastik tenaga cabut benih (babut) menjadi lebih efi sien karena dapat dilakukan dengan cepat dan mudah dalam penanamannya. Prose cabut benih dapat dilakukan dengan cepat, dan tenaga cabut benih dapat melakukan kegiatan lain seperti pemupukan pertama yang langsung dilakukan setelah tanam.

Sehingga dalam sehari lahan seluas 200 tumbak selesai di tanam dengan cara tanam legowo 2 dan diberi pemupukan pertama,

Selain sukses dalam usahatani padi H Resna sebagai Ketua Gapoktan Tahanjaya sukses memimpin Gapoktan terutama dalam mengembangkan dana PUAP. Dana PUAP sejak diluncurkan tahun 2009 di Desa Buah Dua telah berhasil membina petani padi. Pengrajin opak, pembuatan bata, Dana PUAP kini telah berkembang menjadi 161 juta. Suatu usaha yang tidak mudah bila tidak dikelola dengan baik dan dipimpin oleh pemimpin yang tegas.

Page 19: Pelindung dan Pengarah - jabar.litbang.pertanian.go.idjabar.litbang.pertanian.go.id/images/stories/Diseminora/Buletin... · (Kepala Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Barat)

15Buletin Diseminora Volume 10 Tahun 2014

Dari Tanaman Lokal Garut,Menuju Ketahanan Pangan NasionalAtang Muhammada Safei

Tantangan untuk mewujudkan kemandirian dan ketahanan pangan

semakin besar seiring dengan menurunnya luas lahan produktif di Jawa akibat alih fungsi lahan untuk pemukiman dan industri, serta menurunnya daya dukung infrastruktur pertanian. Dalam menghadapi tantangan ini, diperlukan berbagai langkah terobosan, mulai dari peningkatan produksi di hulu hingga pasca panen dan pengolahan hasil di hilir. Untuk mengembangkan produksi di hulu maka produktifi tas dan efi siensi usaha pertanian serta mutu hasil panen perlu ditingkatkan melalui cara budidaya yang baik, penggunaan varietas yang sesuai, serta pengembangan tanaman pangan lokal terutama umbi – umbian. Peningkatan produksi di hilir digalakkan melalui pengembangan produk, peningkatan nilai tambah dengan pengolahan hasil disertai perbaikan mutu produk agar memiliki daya saing di pasar dalam negeri maupun global (Muchtadi 2005).

Tanaman garut merupakan tanaman umbi-umbian yang sudah dibudidayakan di pedesaan sejak dahulu dan dapat dimanfaatkan sebagai sumber karbohidrat alternatif. Selain karbohidrat, tanaman garut juga mengandung zat besi yang lebih tinggi dibandingkan tepung terigu dan beras giling. Sementara itu, kandungan lemaknya terendah ketimbang terigu dan beras. Kandungan kalori tepung garut pun hampir sama dengan beras dan terigu. Oleh sebab itu, tanaman

Page 20: Pelindung dan Pengarah - jabar.litbang.pertanian.go.idjabar.litbang.pertanian.go.id/images/stories/Diseminora/Buletin... · (Kepala Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Barat)

16 Buletin Diseminora Volume 10 Tahun 2014

Garut sangat berpotensi menjadi kunci penting kemandirian dan

ketahanan pangan nasional.

Tanaman yang memiliki nama latin Maranta arundinacea Linn ini tumbuh tersebar di beberapa wilayah di Indonesia dan dikenal dengan beragam nama lokal, misalnya sagu betawi, sagu belanda, ubi sagu, arerut atau arirut (Melayu); angkrik, arut, irut, jelarut, larut, erut (Jawa); larut atau patat sagu (Sunda); arut, selarut atau laru (Madura); labia walanta (Gorontalo); huda sula (Ternate), peda sula (Halmahera); sagu banban (Batak Karo); Sagu rare (Minangkabau); sagu andrawa (Nias);dsb (Rahmat Rukmana, 2000; Suswadi, 2004).

Tanaman garut telah lama dikenal dan menjadi budaya masyarakat pedesaan sebagai sumber karbohidrat selain tanaman umbi-umbian yang lain (Talas, Uwi, Suweg, Lengkong). Dulu, tanaman ini banyak dikonsumsi sebagai makanan tambahan yang diolah dalam bentuk bubur (Jawa: jenang).

Selain umbi garut sebagai makanan tambahan, bagian tanaman garut yang lain (batang/daun) juga mempunyai banyak manfaat, di antaranya :1. Sebagai tanaman penghias, karena keindahan daunnya.2. Mengandung tepung pati yang sangat halus dan mudah dicerna

sehingga tepung garut banyak dipakai dalam industri makanan bayi dan makanan khusus orang-orang sakit.

3. Sebagai bahan baku emping Garut yang dapat digunakan sebagai pengganti emping melinjo bagi yang berusia lanjut maupun penderita asam urat

4. Sebagai obat tradisional yang berkhasiat menyembuhkan mencret, eksem, memperbanyak air susu ibu (ASI), dan menurunkan suhu badan yang terjangkit demam.

5. Daun tanaman garut dan limbah pengolahan umbi garut (kulit dan ampas) dapat digunakan sebagai pakan ternak.

6. Sebagai bahan pembuatan kosmetika, lem, dan minuman beralkohol.

Page 21: Pelindung dan Pengarah - jabar.litbang.pertanian.go.idjabar.litbang.pertanian.go.id/images/stories/Diseminora/Buletin... · (Kepala Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Barat)

17Buletin Diseminora Volume 10 Tahun 2014

7. Air perasan umbi garut digunakan sebagai penawar racun lebah, racun ular, dan obat luka.

8. Tepung garut diolah menjadi makanan tradisional seperti : keripik, cake pisang, gabes udang, kue lapis, kue semprit, cendol, siomay, kue kacang, kue putri salju, dan ongol-ongol.

9. Berdasarkan hasil penelitian di Amerika, sisa hasil (limbah) olahan umbi garut dapat digunakan dalam industri kertas tahan sobek dan bahan bakar (Rahmat Rukmana, 2000)

Manfaat umbi garut yang urgent adalah garut mengandung tepung pati. Dimana tepung garut ini dapat mensubstitusi tepung terigu. Dari hasil uji coba pembuatan tepung garut secara sederhana di beberapa daerah sekitar Priangan Timur (Garut, Ciamis, dan Tasik), urutan pembuatan tepung adalah (1) Umbi hasil panen dipilih yang sehat dan utuh kemudian dibersihkan, (2) Umbi terpilih kemudian dirajang/dikecilkan untuk mempermudah penggilingan, (3) Penggilingan dengan menggunakan ”batu giling” seperti halnya untuk menggiling rendaman kedelai bahan baku pembuatan tahu, (4) Hasil penggilingan ditambah air hingga membentuk ”bubur” umbi garut, kemudian diperas dan disaring hingga menghasilkan larutan yang berisi ”tepung” dan ampas, (5) Larutan hasil saringan kemudian diendapkan, hasil endapan dikeringkan hingga akhirnya menghasilkan tepung garut.

Dengan cara ini, hasil tepung garut yang didapatkan antara 15-22%, sedangkan kalau melalui pemarutan antara 10-15% saja. Umbi garut merupakan penghasil tepung yang potensial dengan hasil pati berkisar antara 1,92-2,56 t/ha (Djaafar et al.2007;Anonim 2009a). Tepung garut dapat digunakan sebagai bahan subsitusi terigu (Djaafar dan Rahayu 2006) hingga 50 – 100%. Oleh karena itu, tepung garut sangat berpotensi untuk menurunkan impor terigu yang telah mencapai 4,10 juta t/tahun dengan nilai Rp 3,4 triliun (Gusmaini et al.2003;Anonim 2008). Kalau Indonesia mempunyai 335 ribu hektar lahan garut, import terigu dapat berkurang ratusan ribu ton. Garut mempunyai potensi pasar internasional, di St. Vincent (Amerika Tengah), tanaman ini telah diusakahan secara komersial dan sekitar

Page 22: Pelindung dan Pengarah - jabar.litbang.pertanian.go.idjabar.litbang.pertanian.go.id/images/stories/Diseminora/Buletin... · (Kepala Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Barat)

18 Buletin Diseminora Volume 10 Tahun 2014

95% kebutuhan dunia dipasok dari negara ini. Negara pengekspor garut di kawasan Asia Tenggara adalah Philipina.

Dengan peluang seperti itu serta didukung oleh lahan, lingkungan dan iklim yang sesuai dengan karakteristik tanaman garut disertai sejarah lama pemanfaatan tepung garut sebagai bahan baku pembuatan kue dan makanan lainnya, Indonesia optimis akan dapat menjadi kawasan produsen tepung garut untuk mengganti tepung terigu. Sifat khas tanaman garut adalah sangat toleran terhadap lingkungan yang ternaungi. Oleh karena itu, tanaman garut sangat cocok ditanam di pekarangan atau kebun yang sudah ada pohon-pohonnya. Sehingga tanaman ini dapat ditanam secara tumpang sari dengan tanaman tahunan (Pohon jati, Mahoni, Sengon, dan lain – lain). Tanaman garut juga bisa beradaptasi dari dataran rendah sampai ketinggian 900 meter di atas permukaan laut.

Bibit untuk menanam garut adalah umbi sepanjang 4-7 cm, yang memiliki 2-4 mata tunas. Masa produktif tanaman ini mencapai 7 tahun dan dipanen setiap tahun. Jadi ketika panen, tinggalkan sebagian ujung-ujung umbinya, yang kelak akan tumbuh menjadi tanaman baru lagi. Budidaya tanaman garut tidaklah sulit. Tanah pekarangan atau kebun diolah, biarkan 2 minggu, lalu buat bedengan dengan ukuran lebar 100 – 120 cm dan tinggi 20 – 30 cm, sedangkan panjang disesuaikan dengan keadaan lahan. Buat lubang tanaman dengan jarak tanam 37.5 x 75 cm dan beri pupuk kandang 7 ons/lubang. Biarkan selama ± 2 minggu.

Setelah itu, masukkan bibit tanaman garut ke lubang tanam dan berikan campuran Urea, TSP dan KCL sebanyak 2 gr/lubang (2 : 1 : 1). Lubang tanam ditutup dengan tanah. Setelah penanaman, lanjutkan dengan pemeliharaan yang meliputi penyiangan, pembumbunan, pengendalian hama penyakit, dan juga pemupukan. Pada umur 3,5 bulan, tanaman dipupuk lagi dengan Urea dan KCL (1 : 1) dengan cara menaburkan pupuk di sepanjang antar barisan tanaman. Garut sudah bisa dipanen setelah berumur 10 – 12 bulan.

Page 23: Pelindung dan Pengarah - jabar.litbang.pertanian.go.idjabar.litbang.pertanian.go.id/images/stories/Diseminora/Buletin... · (Kepala Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Barat)

19Buletin Diseminora Volume 10 Tahun 2014

APA ITU KEMIRI SUNAN ?? ?Ratima.S BPTP Jawa Barat

Krisis energi yang melanda dunia telah membangunkan kesadaran banyak negara untuk memikirkan jalan keluar dalam mengatasi berkurangnya sumber energi yang semakin lama semakin berkurang akibat eksploitasi dan konsumsi yang semakin

meningkat. Harga BBM mengalami fl uktuasi yang cukup tajam sejak awal tahun 1970an. Untuk mengatasi hal tersebut banyak negara mencari alternatif lain dalam pencairan sumber energi yang sangat vital dan dibutuhkan tersebut.

Sehubungan dengan masalah diatas, maka harus ada pilihan yang mampu mengatasi kedua masalah tersebut, yaitu mengatasai lahan kritis sekaligus menghijaukan kembali serta dapat menghasilkan energi yang baru. Pemilihan jenis tanaman tersebut harus merupakan titik temu antara kedua kepentingan tersebut, mempunyai nilai ekonomis sehingga layak diproduksi sekaligus aktifi tasnya mempunyai peran dalam pengembangan lingkungan dan menggerakkan ekonomi kerakyatan yang bisa mengentaskan kemiskinan masyarakat. Saat ini pengembangan penanaman jarak pagar (Jatropha curcas L.) dan jarak kepyar (Ricinus communis L.) sudah banyak dikembangkan di berbagai daerah di Indonesia, namun pemanfaatannya masih belum dapat mengatasi permasalahan krisis bahan bakar minyak. Indonesia yang kaya akan keanekaragaman hayati memiliki beberapa jenis tumbuhan penghasil sumber energi pengganti BBM yang salah satunya adalah tanaman Kemiri Sunan.

Kemiri Sunan (Aleurites trisperma blanco) merupakan tumbuhan asli dari Philipina, namun saat ini banyak tumbuh secara alami di Jawa Barat (Duke, 1983). Kemiri Sunan banyak dijumpai di Bandung, Sumedang, Majalengka, Garut dan Cirebon. Ditanam pertama di Indonesia tahun 1927 Kondisi iklim yang optimal untuk

Page 24: Pelindung dan Pengarah - jabar.litbang.pertanian.go.idjabar.litbang.pertanian.go.id/images/stories/Diseminora/Buletin... · (Kepala Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Barat)

20 Buletin Diseminora Volume 10 Tahun 2014

pertumbuhannya adalah pada suhu 18,7–26,2oC, pH 5,4–7,1. Dapat hidup pada ketinggian rendah sampai menengah, di Jawa Barat ditemukan hidup pada ketinggian lebih dari 1000 meter (Hyne, 1987). Berbeda dengan tumbuhan penghasil minyak lainnya.

Kemiri Sunan berpeluang besar untuk dikembangkan karena beberapa keunggulan yang dipunyainya. Habitus tanaman berupa pohon berukuran sedang, mempunyai daya adaptasi tinggi terhadap lingkungan dan mampu tumbuh di lahan kering iklim basah, dari dataran rendah hingga 800 m di atas permukaan laut, tingkat curah hujan 1000-2500 mm/tahun, perakarannya yang kuat dan dalam mampu bertahan pada lahan berlereng sehingga dapat menahan erosi. Pohon ini memiliki tinggi 10-15 meter dan berjenis kayu keras, tidak cocok untuk bahan pangan karena mengandung racun . Hampir bisa dikatakan tanaman ini belum dibudidayakan secara intensif.

Kemiri sunan sangat menjanjikan untuk dijadikan sebagai bahan baku Bahan Bakar Nabati (BBN). Potensi terbesar dari tanaman Kemiri Sunan ada pada buah yang terdiri dari biji dan cangkang (kulit). Pada biji terdapat inti biji dan kulit biji. Inti biji inilah yang nantinya dapat diproses menjadi minyak kemiri sunan dan digunakan sebagai sumber energi alternatif pengganti solar (biodiesel) melalui proses lebih lanjut. Inti dari buah mampu menghasilkan minyak sebesar 56 % (Vassen & Umali, 2001). Untuk mendapatkan minyak, inti biji harus diperah terlebih dahulu. Hasil dari perahan ini berupa minyak berwujud cairan bening berwarna kuning dan bungkil. Komposisi minyak terdiri dari asam palmitic 10 %, asam stearic 9 %, asam oleic 12 %, asam linoleic 19 % dan asam α-elaeostearic 51 %. Asam α-elaeostearic menjelaskan adanya kandungan racun pada minyak. Minyak Kemiri Sunan hasil perahan tersebut kemudian diproses lebih lanjut menjadi biodiesel

Gbr.1. Buah Kemiri Sunan

Page 25: Pelindung dan Pengarah - jabar.litbang.pertanian.go.idjabar.litbang.pertanian.go.id/images/stories/Diseminora/Buletin... · (Kepala Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Barat)

21Buletin Diseminora Volume 10 Tahun 2014

Dari pertanaman Kemiri Sunan setiap 1 ha bisa diperoleh 10 ton minyak kasar/ tahun. Hasil ini jauh lebih tinggi dari kelapa sawit yakni sekitar 6 ton/ha/tahun minyak kasar. Tentu hasil ini jauh lebih tinggi jika dibandingkan dengan jarak pagar. Hal ini dimungkinkan karena rendemen dari biji kemiri sunan bisa mencapai 50 persen. Dari minyak

kasar bisa diperoleh 88 persen bio-diesel dan 12 persen Gliserol. Sehingga dapat disimpulkan kemiri sunan relatif cukup efi sien sebagai bahan baku bahan bakar nabati. Penggunaan biodisel Kemiri Sunan daya tarik air pada mesin statis selama 3 jam, sedangkan jarak pagar hanya satu setengah jam dan solar 1 jam. Efi siensi panas pembakaran minyak cukup tinggi yakni 48-52 persen hampir mendekati efi siensi kompor elpiji 56 persen.

Disamping itu minyak kasar kemiri sunan bisa digunakan untuk memproduksi sabun, briket, pupuk organik, biopestisida, cat, resin, pelumas, kampas, dll. Produksi buah kemiri sunan bisa mencapai 50 – 289 kg/pohon/tahun. Tanaman mulai berbuah sejak umur 5 tahun . Tanaman Kemiri Sunan sebagai sumber bahan baku bio-diesel kemiri sunan juga cocok digunakan sebagai tanaman konservasi. Hal ini didukung dengan daunnya yang lebat, lebih dari 80.000 helai/phn. Sehingga mampu mengikat CO2 dalam jumlah besar untuk kemudian menghasilkan O2. Tanaman Kemiri Sunan juga memiliki perakaran yang kuat dan dalam. Dalam 4 tahun panjang akar bisa mencapai 4 meter. Cocok ditanam di tanah kritis. Masa produktivitas Kemiri Sunan juga panjang, sampai 75 tahun. Bahkan, peneliti Badan Litbang Pertanian memperkirakan bisa sampai 100 tahun. Tanaman ini berbuah tidak mengenal musim. Ini sungguh investasi yang menjanjikan, karena kita cukup menanam satu kali dan hasilnya bisa dipanen sepanjang masa. Adanya kandungan zat racun yang terdapat pada hampir seluruh bagian tumbuhan ini sangat menguntungkan

Gbr.2. Pohon Kemiri Sunan

Page 26: Pelindung dan Pengarah - jabar.litbang.pertanian.go.idjabar.litbang.pertanian.go.id/images/stories/Diseminora/Buletin... · (Kepala Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Barat)

22 Buletin Diseminora Volume 10 Tahun 2014

karena jarang terserang hama maupun diganggu oleh ternak.

Dukungan Litbang Pertanian dalam Pengembangan Kemiri Sunan dengan menyediakan bibit sekitar 15.000 bibit kemiri sunan varitas unggul yang telah siap ditanam untuk luasan 100 ha. Diharapkan dapat ditanam di lahan bekas tambang sesuai dengan program kementerian ESDM

Di Indonesia terdapat lahan-lahan kritis yang luasnya mencapai 59,2 juta hektar, sangat berpeluang untuk pengembangan Kemiri Sunan. Pengembangan Kemiri Sunan untuk reboisasi areal bekas hutan, tambang, maupun pada tanah marjinal lainnya disamping dapat memperbaiki struktur tanah, juga dapat membuka lapangan kerja dan sentra-sentra agorindustri baru, meningkatkan pendapatan masyarakat dan daerah sehingga pada akhirnya dapat mengentaskan kemisikinan.

Walaupun Kemiri Sunan merupakan salah satu jenis tanaman yang mempunyai sifat-sifat yang sangat khas dan istimewa, namun hingga saat ini upaya budidayanya belum mendapat perhatian yang sungguh-sungguh baik dari pemerintah, pengusaha maupun oleh masyarakat / pihak-pihak yang terkait. Kendala lain tanaman Kemiri sunan puncak berbuahnya pada umur sebelas tahun dengan produktivitas biji 50-300 kg/ph/thn (sesuai umur). Sehingga memerlukan waktu yang lama untuk mendapatkan hasil namun demikian dapat ditanaman tanaman sela diantara tanaman Kemiri Sunan . Sepertinya petani akan bersemangat menanam apabila pemasarannya sudah jelas.

Keunggulan lainnya dari tanaman kemiri sunan adalah tingkat produktifi tas dan rendemen minyak kasar yang tinggi, tidak bersaing dengan kebutuhan untuk pangan, biji dapat disimpan dalam jangka waktu yang lama. Selain itu produk samping (byproduct) yang berupa kulit buah (husk), cangkang (Shell) dan bungkil (Cake) dapat diproses menjadi pupuk organik dan biogas (ISICRI, 2010). Namun potensi tersebut belum banyak diketahui dan dimanfaatkan sehingga perlu waktu untuk mensosialisasikan dan perlunya kesinkronisasian dari para pengambil kebijakan pembangunan pertanian.

Page 27: Pelindung dan Pengarah - jabar.litbang.pertanian.go.idjabar.litbang.pertanian.go.id/images/stories/Diseminora/Buletin... · (Kepala Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Barat)

23Buletin Diseminora Volume 10 Tahun 2014

JANTUNG PISANG KAYA SERAT TEPAT UNTUK DIET(Ratima.S. BPTP JABAR )

Jantung pisang mengandung fl avonoid yang berfungsi anti radikal bebas, antikanker, dan anti penuaan. Selain itu juga mengandung yudium yang bisa mencegah penyakit gondok.

Mengenal Jantung Pisang Bagi Kesehatan,

Pisang mengandung banyak zat gizi. “Kandungan vitamin dan mineralnya lebih unggul dibandingkan buah dan sayuran lain, terutama untuk vitamin B6 (piridoksin), C, kalium, serat, dan mangan ” .Selainitu, kandungan vitamin B padapisang yang cukup tinggi juga mampu mempertahankan aktivitas kerja sistem saraf. Hal inilah yang mendorong pelajar bisa berkonsentrasi lebih lama. Jika dibandingkan dengan apel, pisang mengandung 4 kali lebih banyak protein, dua kali lebih banyak karbohidrat, tiga kali lebih banyak fosfor, lima kali lebih banyak vitamin A dan zat besi, serta dua kali lebih banyak vitamin dan mineral lainnya. Banyak manfaat yang bisa diperoleh dari satu pisang. Selain sangat bermanfaat dalam mencegah stres, pisang juga meningkatkan daya pikir, mengobati radang cerna, serta menyehatkan mata.

Mungkin kalian sering memakan pisang sebagai anti oksidan setelah makan, atau cuci mulut. Namun banyak orang melupakan jantung pisang, kalau orang jawa menyebutnya “tuntut gedhang”. Mungkin jantung pisang memang tampak sepele dan kurang diminati bagi kalangan orang berduit.

Jantung pisang, memang jika di lihat hampir semua bagian dari pohon pisang bisa dimanfaatkan mulai dari akar, batang sampai

Page 28: Pelindung dan Pengarah - jabar.litbang.pertanian.go.idjabar.litbang.pertanian.go.id/images/stories/Diseminora/Buletin... · (Kepala Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Barat)

24 Buletin Diseminora Volume 10 Tahun 2014

daunnya. Tapi yang tidak bisa kita anggap remeh adalah pada bagian jantung pisang. Banyak kalangan masih menganggap jantung pisang adalah makanan kelas bawah yang hanya dikonsumsi oleh masyarakat yang kekurangan Jika anda masih beranggapan seperti itu, maka anda salah besar. Berbagai penelitian yang dilakukan oleh para ahli kesehatan berhasil mengungkap khasiat jantung pisang sangat baik bagi kesehatan

Khasiat dan Manfaat Jantung Pisang

1. Jantung Pisang Stroke

Salah satu khasiat dari jantung pisang adalah dapat mencengah pendarahan pada otak, baik untuk jantung dan pembuluh darah. Jika dikonsumsi secara teratur, jantung pisang bisa membantu mengobati penyakit kronis seperti stroke. Jantung pisang kaya akan nutrisi yang baik untuk mengobati berbagai penyakit. Membantu mengeluarkan kolesterol jahat di dalam tubuh, dan membuangnya melalui buang air besar.2. Jantung pisang Cegah diabetes

Bagi penderita diabetes juga disarankan mengkonsumsi jantung pisang sebab indeks glikemiknya rendah. Jantung pisang juga berkhasiat melancarkan pencernaan dan mengikat kolesterol serta lemak untuk dibuang bersama kotoran. Untuk itu, mulai sekarang biasakan mengkonsumsi makanan yang sehat dan alami. Jangan hanya mengkonsumsi makanan cepat saji dan penuh dengan bahan kimia dan pengawet makanan karena itu sangat tidak baik untuk kesehatan kita.3. Jantung Pisang cocok untuk Diet

Manfaat jantung pisang yang lain adalah sangat cocok untuk program diet sehat anda., dapat melancarkan pencernaan di dalam tubuh karena memiliki kandungan serat yang tinggi, membantu usus bergerak secara stabil, sehingga dapat membuat pencernaan di dalam tubuh lancar dan jantung pisang memilki sedikit lemak. Salah satu khasiat jantung pisang adalah memberi efek kenyang lebih lama dibandingkan dengan nasi dan makanan lain

Page 29: Pelindung dan Pengarah - jabar.litbang.pertanian.go.idjabar.litbang.pertanian.go.id/images/stories/Diseminora/Buletin... · (Kepala Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Barat)

25Buletin Diseminora Volume 10 Tahun 2014

Kandungan Jantung Pisang

Berdasar hasil penelitian, setiap 25 gram jantung pisang mengandung 31 kkal kalori, 1,2 gram senyawa protein, 0,3 gram lemakdan 7,1 gram zat karbohidrat. Jantung pisang juga mengandung vitamin A, vitamin B1, vitamin C, dan mineral penting seperti fosfor, kalsium dan Fe (zatbesi). Tak hanya itu, bunga pisang mengandung saponin yang berfungsi menurunkan kolesterol dan meningkatkan kekebalan tubuh serta mencegah kanker dan mengandung fi ber tinggi sehingga berkhasiat melancarkan pencernaan dan menyehatkan perut. Jantung pisang mengandung fl avonoid yang berfungsi anti radikal bebas, anti kanker, dan anti penuaan. Selain itu juga mengandung yudium yang bisa mencegah penyakit gondok. “Dengan kata lain, jantung pisang merupakan salah satu bahan pangan yang memiliki kandungan nutrisi paling komplet, menyehatkan, dan menjadi salah satu alternatif obat,”

Memilih Jenis Pisang Dan Pengolahan

Hampir semua pohon pisang memiliki jantung pisang. Namun tak semua jantung pisang dapat diolah menjadi makanan. Misalnya, jantung pisang pohon pisang ambon agak pahit karena mengandung banyak tannin. Karena itu, gunakan jantung pisang kepok, pisang batu, pisang siam, atau pisang kluthuk. Setiap jenis jantung pisang diketahui memiliki rasa gurih dan nikmat karena mengandung senyawa protein tinggi sehingga mampu mengalahkan rasa pahit dari tannin.

Cara pengolahannya juga mudah. Kupas kelopak luar sampai tersisa bagian dalam yang berwarna putih kemerahan. Kemudian cuci bersih, iris memanjang, dan yang terakhir cuci kembali hingga bersih dan rebus. Semoga bermanfaat

Usaha Abon Jantung Pisang

Jantung pisang juga dapat diolah menjadi Abon pisang seperti yang kegiatan yang ada di KWT Sekar Arum DesaCikalongKec.Cimaung, Kabupaten Bandung untuk olahan ini yang dipimpin oleh bu Entin sebagai ketua P4S Dengan mempekerjakan anggota kelompok

Page 30: Pelindung dan Pengarah - jabar.litbang.pertanian.go.idjabar.litbang.pertanian.go.id/images/stories/Diseminora/Buletin... · (Kepala Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Barat)

26 Buletin Diseminora Volume 10 Tahun 2014

Sekar Arum Desa Cikalong Kec. Cimaung sehingga anggota kelompok mendapat biaya tambahan pendapatan untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga , pada saat ini permintaan semakin banyak ke super market bahkan sudah mulai ekspor ke Belanda melalui jaringan yang ada. Pisang kepok yang dulu sebelum dibudidayakan hanya dihargai sebesarRp. 3000,- perbuah setelah diolah menjadi Abon yang memiliki nilai jual cukup tinggi. Pemasaran Abon Jantung Pisang ini sudah dapat memasok kios oleh-oleh khas Pangalengan dengan Harga Rp. 9.000,- perkemasan dari KWT Sekar Arum DesaCikalongKec. C i m a u n g K a b u p a t e n Bandung

Gambar 1. Abon Jantung Pisang Usaha KWT Sekar Arum Desa Cikalong Kec. Cimaung ,Kabupaten Bandung Jawa Barat

Adapun cara pembuatan dan analisa usahataninya sbb :

Bahan

1. Jantung pisang 20 kg 5. Bwg Putih 2 ons2. Kelapaparut 1 btr 6. Gula putih ½ kg3. Lengkuas ¼ kg 7. Garam dan penyedap4, Ketumbar 1ons , merica 100 gr 8. Minyak gorengCaranya : Bersihkan Jantung pisang , direbus lalu dibilas dengan

air, diulek campur dengan bumbu yang sudah diblender, kemudian digoreng dan untuk mengeringkan dengan spinder.

Analisausahataninya :

1 Bahan Rp 135.0002 Upahkerja Rp 15.000

Jumlah Rp 150.0003 Produksi 25 bks x Rp.9.000 Rp 225.0004 Laba Rp 75.000

Page 31: Pelindung dan Pengarah - jabar.litbang.pertanian.go.idjabar.litbang.pertanian.go.id/images/stories/Diseminora/Buletin... · (Kepala Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Barat)

27Buletin Diseminora Volume 10 Tahun 2014

KAWASAN BEBEK MITRA GEMILANG

Ratima Sianipar BPTP JABAR

Untuk mengembangkan dan meningkatkan daya saing peternak bebek , para peternak bersepakat membentuk “Kelompok Peternak

Itik Mitra Gemilang”

dibentuk pada tahun 2009, bertempat di Desa Cipedes Kecamatan Paseh Kabupaten Bandung dengan jumlah anggota sebanyak 20 orang, pada saat itu jumlah populasi ternak itik sebanyak ± 2.000 ekor.

Usaha ternak itik tersebut dijalankan dengan modal masing-masing anggota, tetapi dalam pengelolaannya secara kelompok. Fungsi kelompok sebagai pengelola adalah memfasilitasi dan menjamin dalam : menyediakan Indukan, DOD, Pakan dan penjualan hasil ternak (panen), bahkan fungsi kelompok juga sebagai pengepul bebek yang pada waktu itu produk yang dijual adalah bebek siap potong, pendapatan/penghasilan anggota kelompok sesuai dengan bidangnya masing-masing dan semua anggota kelompok berperan aktif. Setelah berjalan ± 10 bulan hasil dari evaluasi dan pengalaman ternyata untuk kelompok peternak itik potong yang menjual hasil produksinya bebek siap potong cenderung tidak stabil dan tidak ada kepastian harga, karena dimainkan oleh para Bandar yang kurang memperhatikan dan kurang berpihak kepada para peternak itik.

Mitra Usaha :

Seiring dengan berkembang dan maraknya Restoran/Rumah Makan Bebek maka diberbagai sektor peternakan bebek banyak

Page 32: Pelindung dan Pengarah - jabar.litbang.pertanian.go.idjabar.litbang.pertanian.go.id/images/stories/Diseminora/Buletin... · (Kepala Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Barat)

28 Buletin Diseminora Volume 10 Tahun 2014

sekali peluang untuk dikembangkan sebagai usaha/perusahaan seperti: Bibit indukan,DOD pedaging, inovasi pakan pemanfaatan limbah, pemasaran daging dll, melihat peluang ini maka kelompok membuka Program MITRA USAHA TERNAK ITIK (MUTI) kaitannya dengan peternakan bebek dari hulu sampai hilir. Banyak anggota mitra sebanyak ± 50 orang yang berada di wilayah Kabupaten Bandung, Tanjungsari, Limbangan, Garut, Karawang bahkan Provinsi Jawa Tengah dan Jawa Timur. Dengan Program MUTI juga membantu pembentukan kelompok–kelompok ternak bebek baru karena dapat di rasakan bahwa usaha bersama/berkelompok lebih kuat dan stabil, contoh : di saat menjamurnya para peternak Bebek dan hasil panen melimpah, bebek hidup siap potong anjlok dari harga Rp.20.000/kg menjadi Rp.15.000-16.000/kg, tapi pembelian kelompok Mitra Gemilang kepada anggota kelompok dan anggota MUTI tetap dengan harga Rp. 19.000-20.000/kg.

Pembentukan Kelompok Wanita Tani :

Pada awal Januari 2013 dibentuk Kelompok Olahan Hasil Tani Ternak yang diberi nama Kelompok Wanita Tani (KWT) MITRA

GEMILANG yaitu untuk lebih memberdayakan ibu-ibu dalam mengelola hasil pemotongan seperti : Ati-Ampela, Kepala, Usus, Ceker yang tadinya dijual mentah dan dikembangkan menjadi olahan agar memperoleh pendapatan/penghasilan keluarga.

Penghargaan yang diperoleh: a. Juara I Lomba Kelompok Peternakan Itik Tingkat Kabupaten

Bandung 2013.b. Juara I lomba kelompok Peternakan Itik Tingkat Provinsi Jawa

Barat 2013.c. Juara III lomba kelompok Peternakan Itik Tingkat Nasional 2013.

Produksi Daging :

Untuk memenuhi pelanggan daging menjelang libur lebaran dan disesuaikan dengan jadwal yaitu stop pemotongan H-10 s/d H +7

Page 33: Pelindung dan Pengarah - jabar.litbang.pertanian.go.idjabar.litbang.pertanian.go.id/images/stories/Diseminora/Buletin... · (Kepala Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Barat)

29Buletin Diseminora Volume 10 Tahun 2014

maka Awal bulan Juni 2013 memulai beternak dengan menerapkan teknik pemeliharaan yang didapat dari berbagai pelatihan. Untuk menjaga kestabilan dan peningkatan produksi daging maka selalu ada kerjasama dengan peternak/kelompok peternak lain sebagai Mitra usaha sesuai dengan bidangnya dan disesuaikan dengan rencana kegiatan mulai dari penyebaran bibit, jadwal panen, jadwal pemasaran dll,

Kandang penampungan:

Di daerah Usaha Itik Potong banyak membuka kesempatan lapangan kerja baru dan menyerap banyak tenaga kerja disamping itu dapat meningkatkan penghasilan khususnya anggota kelompok, contoh ; anggota Peternak disamping penghasilan dari hasil panen budidaya pembesaran selama 35-40 hari sekali, anggota mendapatkan penghasilan dari pengelolaan usaha secara kelompok sesuai dengan keahlian dibidangnya dengan pendapatan kisaran Rp.200.000-500.000,- perminggu,

Permintaan Pasar :

Permintaan daging bebek dari 5 Distributor dan Resto di Jakarta kebutuhanya ± 12.000 kg/hari, belum termasuk Bandung dan daerah lainnya, dan baru terpenuhi oleh 10 pemasok dari kab. Bandung ± 6.000kg /hari (50%), melihat permintaan daging yang terus meningkat baik pasar lokal, nasional maupun internasional, maka Usaha bebek

potong layak dikembangkan lagi dengan metode yang lebih modern, inovatif, kreatif dan dengan penerapan teknik pemeliharaan bebek yang baik dari berbagai disiplin ilmu dan teknologi agar para peternak

Kandang penampungan dan ambil telor

Hasil Produksi Siap Packing

Page 34: Pelindung dan Pengarah - jabar.litbang.pertanian.go.idjabar.litbang.pertanian.go.id/images/stories/Diseminora/Buletin... · (Kepala Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Barat)

30 Buletin Diseminora Volume 10 Tahun 2014

khususnya anggota lebih maju dan berkembang dan menjadikan usaha itik ini menjadi Industri / usaha kerakyatan yang produktif, disamping itu juga ikut serta mendorong salah program pemerintah yaitu swasembada Daging. Petani selalu optimis menatap ke depan bahwa usaha itik potong bisa dan bahkan sudah merasakanya sebagai usaha ekonomi kerakyatan yang produktif dan dapat bersaing dengan usaha yang lain.

Page 35: Pelindung dan Pengarah - jabar.litbang.pertanian.go.idjabar.litbang.pertanian.go.id/images/stories/Diseminora/Buletin... · (Kepala Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Barat)

31Buletin Diseminora Volume 10 Tahun 2014

PENGGALIAN INFORMASI IMPLEMENTASI KOMPONEN PTT DAN AKSELERASI ADOPSI INOVASI TEKNOLOGI PADI SAWAH MELALUI FGDNia Rachmawati, Ikin Sadikin, Nurnayetti, Anna Sinaga dan Bambang Sunandar

FGD (Focus Group Discussion) merupakan salah satu metode atau pendekatan yang dapat dilakukan untuk menggali suatu informasi secara terfokus. FGD merupakan wawancara kelompok dari sejumlah individu dengan status sosial yang relatif sama yang memfokuskan interaksi dalam kelompok berdasarkan pertanyaan-pertanyaan yang dikemukakan oleh pendamping atau pemandu atau moderator dalam kelompok diskusi tersebut.

Partisipan atau peserta FGD dalam suatu diskusi sebaiknya tidak lebih dari sepuluh orang dengan status sosial atau tingkat jabatan (formal) yang relatif sama. Oleh karena itu, pemilihan partisipan atau peserta menjadi sangat selektif dan tergantung dengan topik yang akan didiskusikan (topik diskusi adalah hal-hal yang relevan dengan tujuan yang hendak dicapai dari kegiatan FGD) dan keberhasilan pelaksanaan sangat tergantung dari peranan pendamping pemandu atau moderator dalam kelompok diskusi.

Secara keseluruhan FGD dapat dilaksanakan mulai dari tingkat kelompok, komunitas dan lokalitas. Oleh karena itu, tema atau topik dan kedalaman diskusi akan berbeda diantara tingkatan tersebut. Demikian pula peserta atau partisipan dalam FGD akan berbeda diantara tingkatan yang ada. Lama diskusi berlangsung sangat tergantung dari peranan dan kemampuan moderator yang memimpin dan menggali pertanyaan-pertanyaan sehingga timbul diskusi diantara partisipan. Apabila setiap partisipan secara kumulatif mampu mengekspresikan pandangan, gagasan, pengalaman dan argumennya rata-rata 30 menit, maka pelaksanaan FGD membutuhkan waktu selama 5 jam untuk 10 peserta.

Adapun langkah-langkah dalam FGD yang dapat diikuti secara garis besar adalah sebagai berikut:Langkah pertama, pendamping perlu melakukan pendekatan kepada partisipan

untuk menjelaskan latar belakang dan tujuan dilaksanakannya FGD. Pendekatan harus dapat menghasilkan sesuatu yang merupakan bagian dari tujuan yang hendak dicapai

Page 36: Pelindung dan Pengarah - jabar.litbang.pertanian.go.idjabar.litbang.pertanian.go.id/images/stories/Diseminora/Buletin... · (Kepala Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Barat)

32 Buletin Diseminora Volume 10 Tahun 2014

Langkah ke dua, dengan menggunakan wewenang formal mengundang peserta atau partisipan FGD

Langkah ke tiga, Sebelum FGD dimulai pendamping atau moderator atau pemandu perlu menguasai gambaran topik yang akan dibahas kemudian dijelaskan pula kepada peserta atau partisipan dengan metode FGD ini diharapkan dapat memperoleh suatu visi atau pandangan yang relevan dengan topik diskusi dan diharapkan tercipta suatu situasi serta kondisi diskusi yang sehat dan terbuka juga harus mampu melemparkan butir-butir pertanyaan atau permasalahan yang strategis

Langkah ke empat, ketika FGD berlangsung ada dua hal yang perlu dilakukan, yaitu: (1) merekam seluruh jalannya diskusi dan pembicaraan yang terjadi dan (2) mensuplai butir-butir pertanyaan yang dikembangkan selama diskusi berlangsung agar pembahasan semakin tajam dan jelas arahnya. Beberapa pertanyaan yang masih relevan dapat dilemparkan langsung ke forum diskusi

Langkah ke lima, ketika FGD berlangsung pendamping atau moderator atau pemandu harus mampu memberikan kesempatan yang seimbang kepada seluruh partisipan untuk mengekspresikan pandangan dan gagasannya tentang berbagai hal yang terkait dengan FGD dan yang sangat penting dalam FGD tersebut adalah pendamping atau moderator atau pemandu harus mampu memunculkan perdebatan diantara peserta atau partisipan

Langkah ke enam, hasil tertulis yang telah direkam dari FGD digunakan sebagai dasar untuk mengembangkan butir-butir pertanyaan yang lebih tajam dari pertanyaan yang telah dirumuskan sebelumnya

FGD Implementasi Komponen PTT dan Akselerasi Adopsi Inovasi Teknologi Padi Sawah dilaksanakan dengan tujuan untuk: (1) mendapatkan informasi terkait dengan implementasi komponen PTT dan akselerasi adopsi teknologi padi sawah, (2) menggali permasalahan yang terjadi di lapangan terkait dengan implementasi komponen PTT dan akselerasi adopsi teknologi padi sawah, (3) melakukan evaluasi pelaksanaan implementasi komponen PTT dan akselerasi adopsi teknologi padi sawah, (4) memperoleh umpan balik demi adanya perbaikan rekomendasi dalam implementasi komponen PTT dan akselerasi adopsi teknologi padi sawah dan (5) menyusun dan merumuskan strategi operasional untuk implementasi komponen PTT dan akselerasi adopsi

Page 37: Pelindung dan Pengarah - jabar.litbang.pertanian.go.idjabar.litbang.pertanian.go.id/images/stories/Diseminora/Buletin... · (Kepala Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Barat)

33Buletin Diseminora Volume 10 Tahun 2014

teknologi padi sawah di masa yang akan datang.

Peserta atau partisipan yang mengikuti FGD implementasi komponen PTT dan akselerasi adopsi inovasi teknologi padi sawah yang diselenggarakan oleh BPTP Jawa Barat tanggal 1-3 desember 2014 adalah penyuluh THL (TBPP/P2BN) kabupaten dan Penyuluh Pertanian Swadaya (PPS) dari Kabupaten Bekasi, Cianjur dan Tasikmalaya yang pernah mengikuti Pelatihan Tanam Jajar Legowo. Peserta FGD THL, yaitu THL dari kabupaten: (1) Bekasi, (2) Cianjur, (3) Bandung, (4) Garut, (5) Tasikmalaya, (6) Cirebon, (7) Sukabumi, (8) Subang, dan (9) Pangandaran.

Penggalian informasi seputar implementasi komponen PTT dan akselerasi adopsi inovasi teknologi padi sawah. Komponen teknologi PTT yang didiskusikan meliputi: (1) penggunaan varietas unggul, (2) penggunaan benih bermutu dan bibit sehat (berlabel), (3) penambahan bahan organik, (4) sistem tanam jajar legowo, (5) pemupukan berimbang (penggunaan alat BWD dan PUTS), (6) pengendalian hama terpadu sesuai OPT, (7) pengolahan tanah sesuai musim tanam, (8) umur bibit muda (kurang dari 15 HSS), (9) tanam bibit 1 -3 batang per rumpun, (10) perbaikan aerasi tanah/ pengelolaan air berselang, dan (11) melakukan cara panen sesuai anjuran.

Permasalahan yang terungkap dan berhasil digali melalui FGD implementasi komponen PTT dan akselerasi adopsi inovasi teknologi padi sawah menunjukkan bahwa di setiap kabupaten terdapat perbedaan dalam menerapkan komponen teknologi PTT, hal ini disesuaikan dengan kondisi wilayah masing-masing (spesifi k lokasi). Namun berbagai permasalah yang ada di lapangan masih dapat dikendalikan dan diantisipasi dengan adanya kerjasama antara petani dan petugas. Faktor yang tidak bisa dikendalikan adalah faktor iklim yang diluar prediksi yang dapat menyebabkan meledaknya tingkat serangan hama pada waktu-waktu tertentu, bencana banjir pada saat musim hujan ataupun kekeringan pada saat musim kemarau. *****

Page 38: Pelindung dan Pengarah - jabar.litbang.pertanian.go.idjabar.litbang.pertanian.go.id/images/stories/Diseminora/Buletin... · (Kepala Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Barat)

34 Buletin Diseminora Volume 10 Tahun 2014

Peran Unit Pengelola Benih Sumber (UPBS) Dalam Mempercepat Penyebaran Vareitas Unggul Baru Melalui Penguatan Kelembagaan Yang Memproduksi Benih Sumber (FS dan SS)Atin Yulyatin dan IGP. Alit D.

Badan Penelitian dan Pengembangan (Litbang) sebagai lembaga penelitian publik senantiasa menghasilkan teknologi

pertanian. Salah satu teknologi yang dihasilkan adalah benih. Penggunaan varietas unggul merupakan salah satu komponen yang dapat meningkatkan provitas. Badan Litbang melalui Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) yang terdapat di setiap propinsi dapat berperan dalam mempercepat penyebaran varietas unggul baru (vub) melalui penguatan kelembagaan yang memproduksi benih sumber (benih dasar dan benih pokok).

BPTP membentuk Unit Pengelolaan Benih Sumber (UPBS) yang bertugas dalam perencanaan, pelaksanaan lapang, prosesing, pengujian mutu benih, pengemasan, penyimpanan, distribusi dan pemasaran benih sumber. Berkaitan dengan tugas dan fungsi yang dikemukakan tersebut,adapun susunan organisasinya adalah sebagai berikut :

Kegiatan diseminasi dan adopsi teknologi varietas unggul

Manajer Umum/ Ka. BPTP

Wakil Manajer Umum IKasie KSPP

Wakil Manajer Umum II

Ka. Sub Bag. TU

Manajer Produksi

Manajer Mutu

Manajer Prosesing

Manajer Penyimpanan, Distribusi, dan

Pemasaran

Manajer Adm. &

Keuangan

Page 39: Pelindung dan Pengarah - jabar.litbang.pertanian.go.idjabar.litbang.pertanian.go.id/images/stories/Diseminora/Buletin... · (Kepala Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Barat)

35Buletin Diseminora Volume 10 Tahun 2014

ditentukan antara lain oleh kemampuan produsen dan industri benih untuk memasok dan menyediakan benih secara enam tepat hingga ke petani. Oleh karena itu, sistem perbenihan yang tangguh (produkstif, efi sien, berdaya saing dan berkelanjutan) sangat diperlukan untuk mendukung upaya peningkatan produksi dan mutu produk pertanian.

UPBS melalui kegiatan perbanyakan benih sumber sampai saat ini memproduksi benih padi dan kedelai. Perbanyakan benih pada umumnya dimulai dari penyediaan benih kelas BS (breeder seed), FS (foundation seed/benih dasar), SS (stock seed/benih penjenis), ES (extention seed/ benih sebar). UPBS hanya dapat memperbanyak benih dari kelas BS-FS dan FS-SS.

Benih-benih yang diperbanyak merupakan benih hasil penelitian Badan Litbang Pertanian beserta jajarannya. Benih sumber untuk padi dari Balai Benih Padi (BBPadi) di Subang sedangkan untuk kedelai dari Balai Penelitian Kacang-kacangan dan Palawija (Balitkabi) di Malang.

Pada tahun 2014 UPBS melalui kegiatan perbanyakan benih sumber telah memproduksi benih sumber sebanyak 55.301 kg. Kegiatan perbanyakan benih sumber dilakukan di empat lokasi di Jawa Barat, yaitu Desa Patok Besi, Kabupaten subang, Kaupaten Cianjur, Kabupaten Pangandaran, Desa Ciparay, Kabupaten Badung. Kegiatan ini melibatkan petani melalui pendekatan partisipatif (On-Farm Participatory Research/Assessment). Dimana petani secara aktif ikut terlibat langsung pada kegiatan mulai dari persemaian hingga panen. Kegiatan ini juga bertujuan untuk membina petani menjadi petani penangkar benih. Kerjasama antara petani dengan BPTP umumnya diharapkan dapat membina hubungan baik, hingga BPTP dapat dikenal oleh masyarakat sebagai lembaga pemerintah dibawah Badan Litbang pertanian dalam menyebarluaskan teknologi pertanian khususnya benih.

Page 40: Pelindung dan Pengarah - jabar.litbang.pertanian.go.idjabar.litbang.pertanian.go.id/images/stories/Diseminora/Buletin... · (Kepala Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Barat)

36 Buletin Diseminora Volume 10 Tahun 2014

Tabel 1. Produksi Benih Kegiatan Perbanyakan Benih Sumber Padi. 2014

NO KABUPATEN VARIETASHASIL PANEN

(GKP) (Kg)

BENIH (GKS) (Kg)

KELAS BENIH

1 SubangInpari 19 3.905 3.040 SSInpari 26 861 707 SSInpari 30 5.063 4.180 SS

2 CianjurInpari 30 3.829 3.000 ES

Mekongga 35.894 28.400 SS

3 PangandaranInpari 24 2.417 1.280 ESInpari 27 941 560 SSInpari 28 4.009 2.150 ES

4 Bandung

Inpari 24 2.369 1.935 SSInpari 25 5.295 4.315 SSInpari 26 1.950 1.540 FSInpari 26 1.476 1.174 SSInpari 28 3.600 3.020 SS

Total Produksi Benih 55.301

Sedangkan produksi benih sumber kedelai dilaksanakan di 2 kabupaten, yaitu Kabupaten Majalengka, dan Kabuapten Indramayu. Total produksi kedelai pada tahun 2014 adalah 202.680 kg.

Page 41: Pelindung dan Pengarah - jabar.litbang.pertanian.go.idjabar.litbang.pertanian.go.id/images/stories/Diseminora/Buletin... · (Kepala Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Barat)

37Buletin Diseminora Volume 10 Tahun 2014

Tabel 2. Rata-rata Produksi Calon Benih, Penyusutan, dan Produksi Benih Sumber Kedelai tahun 2014

No Kabupaten Varietas Kelas benih

Produksi calon benih (kg

KKP)*

Produksi benih

(kg KKS)**

1 Indramayu

Wilis SS 20.850 15.550

Kaba SS 3.875 3.700

Burangrang SS 2.400 2.050

Anjasmoro SS 11.400 11.000

Grobogan SS 12.925 12.880

Jumlah 1 51.450 45.180

2Majalengka

Gema FS 1.133 960

Kaba FS 11.374 9.600

Wilis FS 5.094 4.360

Wilis SS 12.179 10.260

Jumlah 2 29.780 25.180

3 Indramayu

Anjasmoro SS1 37.930 34.971

Burangrang SS1 25.262 23.176

Grobogan SS1 82.243 74.173

Jumlah 3 145.435 132.320

Jumlah 1+2+3 202.680Ket : *) KKP = Kedelai Kering Panen; **) KKS = Kedelai Kering Simpan

Benih-benih tersebut kemudian disimpan digudang UPBS BPTP Jawa Barat. Produksi benih padi dan kedelai merupakan varietasunggul yang dilakukan UPBS ditujukan untuk mendukung diseminasi agar

Page 42: Pelindung dan Pengarah - jabar.litbang.pertanian.go.idjabar.litbang.pertanian.go.id/images/stories/Diseminora/Buletin... · (Kepala Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Barat)

38 Buletin Diseminora Volume 10 Tahun 2014

petani dapat memperoleh benih berkualitas prima. Selain diseminasi UPBS juga dijalankan secara komersial dengan menjual berbagai varietas benih padi dan kedelai.Diseminasi dilakukan melalui display varietas yang dilakukan pada tiap Kabupaten melalui LO (Leuseur Offi cer) dengan penerapan teknologi pertanian seperti jajar legowo unutk padi. Dengan adanya display varietas merupakan upaya cepat untuk adopsi varietas.

Sebagai upaya penyebarluasan informasi varietas, jumlah dan ketersediaan benih yang dihasilkan oleh UPBS, disampaikan informasi stok ketersediaan benih melalui website ataupun faxmile ke tiap-tiap instansi pertanian seperti Dinas pertanian dan Badan Penyuluhan Pertanian dan Ketahanan (BP4K) . Informasi tersebut akan selalu diupdate dan dapat diakses melalui alamat website Kami : http://jabar.litbang.pertanian.go.id/ind/.

Pengembangan kelembagaan dan sistem perbenihan yang berkelanjutan tersebut akan meningkatkan ketahanan pangan, nilai tambah produk pertanian itu sendiri, kesempatan kerja, dan pendapatan petani sebagai penangkar benih bermutu.

Page 43: Pelindung dan Pengarah - jabar.litbang.pertanian.go.idjabar.litbang.pertanian.go.id/images/stories/Diseminora/Buletin... · (Kepala Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Barat)

39Buletin Diseminora Volume 10 Tahun 2014

KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (KRPL) dalam PENGEMBANGAN

PERTANIAN KOTA DI DEPOKOlyndriana Dewi

L okasi Kota Depok berdekatan dengan tiga kota besar yaitu Jakarta, Bogor, dan Tangerang sehingga

menjadi lokasi yang strategis baik untuk mukim maupun perdagangan. Laju urbanisasi di Kota Depok cukup tinggi. Jumlah penduduk di Kota Depok meningkat dari tahun ke tahun (tabel 1). Tabel 1. Perkembangan Jumlah Penduduk Kota Depok selama 5

Tahun

No Tahun Laki-laki Perempuan Jumlah1 2008 780.092 723.585 1.503.6772 2009 798.802 738.178 1.536.9803 2010 879.325 857.240 1.736.5654 2011 918.836 894.777 1.813.6135 2012 961.876 936.691 1.898.567

Sumber: BPS Kota Depok

Kondisi ini berdampak pada sektor pembangunan yang salah satunya adalah sektor pertanian. Lahan pertanian di Kota Depok saat ini semakin sempit akibat alih fungsi lahan dari pertanian menjadi perumahan, industri dan sebagainya. Laju alih fungsi lahan di Kota Depok sangat tinggi sehingga lahan pertanian semakin sempit dari semula 1.985 ha, kini menyusut menjadi 271 ha lahan persawahan milik pribadi dan 426 hektar lahan basah pertanian. Luas lahan pertanian di Kota Depok terjadi penurunan setiap tahunnya, hal ini bisa dilihat pada tabel 2.

Page 44: Pelindung dan Pengarah - jabar.litbang.pertanian.go.idjabar.litbang.pertanian.go.id/images/stories/Diseminora/Buletin... · (Kepala Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Barat)

40 Buletin Diseminora Volume 10 Tahun 2014

Tabel 2. Perkembangan Luas Lahan Pertanian Kota Depok berdasarkan Penggunaannya

No Penggunaan LahanTahun (ha)

2009 2010 2011 2012A Lahan Sawah

1 Irigasi Teknis 223 289 173 1752 Irigasi ½ Teknis 290 312 300 2113 Irigasi Sederhana PU 226 184 259 1044 Irigasi Desa/Non PU 98 77 40 155 Tadah Hujan 95 21 33 126 Tidak Diusahakan 0 149 0 0

Jumlah 932 932 805 517B Lahan Kering1 Pekarangan/Lahan untuk

bangunan dan sekitarnya10.719 10.785 11.005 12.687

2 Tegal/Kebun 3.627 3.155 2.978 1.6373 Lahan Kering Sementara

tidak Diusahakan1.114 1.559 1.497 465

4 Hutan Rakyat 7 7 7 75 Hutan Negara 6 6 6 06 Lain-lain 2.635 2.547 2.794 3.9437 Rawa-rawa 28 28 26 298 Kolam/Tebat/Empang 227 265 267 257

Jumlah 19.097 19.097 19.224 19.512

Sumber: BPS Kota Depok

Dengan semarak tumbuhnya perumahan maka potensi lahan yang dapat digunakan untuk pertanian adalah pekarangan yang tersedia. Lahan pekarangan di Kota Depok pada umumnya belum dimanfaatkan secara optimal terutama dalam bidang pertanian, masyarakat cenderung memilih tanaman yang ditanam di pekarangan untuk tanaman hias yang belum mendatangkan pendapatan bagi keluarga.

Keterbatasan lahan yang ada bukanlah hal yang menjadi hambatan untuk mengaktualkan potensi nilai ekonomi yang dimilikinya. Lahan

Page 45: Pelindung dan Pengarah - jabar.litbang.pertanian.go.idjabar.litbang.pertanian.go.id/images/stories/Diseminora/Buletin... · (Kepala Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Barat)

41Buletin Diseminora Volume 10 Tahun 2014

tersebut bisa dioptimalkan untuk ditanami tanaman-tanaman dengan nilai ekonomi tinggi seperti tanaman pangan, tanaman hias, dan tanaman penyuplai oksigen dalam jumlah besar.

Isu Global warming, tingginya polusi udara di perkotaan merupakan ancaman bagi masyarakat kota. Hidup yang sehat dapat terwujud jika dimulai dengan pembangunan berprespektif menjaga lingkungan. Antara lingkungan dan manusia adalah hal yang satu dalam alam raya ini.

Jarak perkotaan yang jauh dari sumber produksi pangan juga menjadi alasan pentingnya pertanian perkotaan. kesegaran makanan yang tersedia seperti sayur dan buah mengalami degradasi kualitas dalam perjalanannya. Hal yang bisa dilakukan adalah memperdekat akses terhadap bahan makanan tersebut.

Pertanian perkotaan merupakan sebuah upaya pemanfaatan ruang minimalis yang terdapat di perkotaan untuk dapat menghasilkan produksi. Produksi pertanian kota berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan pangan, kenyamanan hidup ditengah polusi udara perkotaan dan menghadirkan nuansa estetika di perumahan. Pertanian kota memberikan kontribusi untuk keamanan pangan dalam dua cara: pertama, meningkatkan jumlah makanan yang tersedia dan kedua, memungkinkan sayuran segar dan buah-buahan dan produk daging/ikan dibuat tersedia untuk konsumen perkotaan.

Salah satu potensi untuk mengembangkan pertanian di wilayah perkotaan adalah melalui pemanfaatan pekarangan. Kebijakan Pemkot Depok adalah mengembangkan pertanian perkotaan dengan memanfaatkan lahan pekarangan secara optimal. Hal ini bisa diwujudkan melalui program KRPL (Kawasan Rumah Pangan Lestari).

Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) adalah salah satu upaya pemerintah dalam percepatan kemandirian dan ketahanan pangan rumah tangga, melalui peningkatan diversifi kasi pangan. KRPL merupakan suatu konsep model Rumah Pangan Lestari (RPL / rumah yang pekarangannya dimanfaatkan secara intensif, ramah lingkungan dan berkelanjutan) yang dibangun dalam suatu kawasan yang bisa

Page 46: Pelindung dan Pengarah - jabar.litbang.pertanian.go.idjabar.litbang.pertanian.go.id/images/stories/Diseminora/Buletin... · (Kepala Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Barat)

42 Buletin Diseminora Volume 10 Tahun 2014

diawali dari RT, RW, dusun, kelurahan, dan kemudian kecamatan.

KRPL diarahkan untuk dikembangkan di perumahan-perumahan yang saat ini banyak berkembang dengan harapan Kota Depok tetap hijau oleh pertanian perkotaan dengan memanfaatkan lahan pekarangan. Dampak lain dari penanaman di lahan pekarangan ini diantaranya adalah terciptanya oksigen dalam udara Kota Depok.

Prinsip utama pengembangan KRPL adalah mendukung upaya: 1) ketahanan dan kemandirian pangan keluarga, 2) diversifi kasi pangan berbasis sumber daya lokal, 3) konservasi tanaman pangan untuk masa depan, dan 4) peningkatan kesejahteraan keluarga. Pengembangan KRPL diimplementasikan melalui pemanfaatan lahan pekarangan, dengan menerpakan budidaya tanaman sayuran, buah-buahan, tanaman pangan, tanaman obat keluarga (toga), budidaya ikan, dan ternak.

Pemerintah Kota Depok meyakini kalau KRPL adalah sistem pertanian yang cocok dikembangkan di wilayah perkotaan. Oleh karena itu sejak tahun 2013 pemerintah Kota Depok mendanai program KRPL melalui APBD II.

Pemerintah Kota Depok merencanakan seluruh kelurahan di Kota Depok melaksanakan program KRPL dan dengan dana APBD telah diluncurkan program KRPL sebanyak 11 unit di tahun 2013 dan 37 unit di tahun 2014

Program KRPL di Kota Depok dimulai tahun 2012 ditumbuhkan 1 unit, tahun 2013 ditumbuhkan 25 unit, dan tahun 2014 pemerintah kota Depok menumbuhkan kembali unit KRPL sebanyak 37 unit, sehingga tahun 2014 seluruh kelurahan di Kota Depok melaksanakan program KRPL.

Tabel 3. Perkembangan KRPL di Kota Depok

No Tahun Jumlah KRPL (unit/kelurahan)1 2012 12 2013 263 2014 63

Page 47: Pelindung dan Pengarah - jabar.litbang.pertanian.go.idjabar.litbang.pertanian.go.id/images/stories/Diseminora/Buletin... · (Kepala Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Barat)

43Buletin Diseminora Volume 10 Tahun 2014

Tahun 2014 seluruh kelurahan di Kota Depok menjadi pelaksana program KRPL baik yang pendanaannya dari APBN maupun APBD. Sebaran lokasi KRPL disajikan pada tabel 4.

Tabel 4. Sebaran KRPL di Kota Depok

No Kecamatan Kelurahan Kelompok1 Cimanggis Harjamukti Pondok Lestari

Tugu GelatikCisalak Pasar DahliaMekarsari Cempaka Tani SuburPasir Gunung Selatan BungurCurug Mawar

2 Limo Limo JambuGrogol Kresek AsriMeruyung BougenvilleKrukut Latar Lestari

3 Pancoran Mas Mampang Saung LestariRangkapan Jaya Aloe veraPancoran Mas AnyelirRangkapan Jaya Baru PariaDepok SamindoDepok Jaya Melika

4 Cilodong Jatimulya SejahteraSukamaju LettuceCilodong Lestari MandiriKalibaru MimbaKalimulya Kencana

5 Cinere Pangkalan Jati Baru Tani SejahteraGandul CemaraCinere AnggrekPangkalan Jati Aster

6 Sukmajaya Baktijaya BersinarCisalak Hijau LestariSukmajaya MerakMekarjaya KenangaAbadijaya Matahari

Page 48: Pelindung dan Pengarah - jabar.litbang.pertanian.go.idjabar.litbang.pertanian.go.id/images/stories/Diseminora/Buletin... · (Kepala Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Barat)

44 Buletin Diseminora Volume 10 Tahun 2014

No Kecamatan Kelurahan KelompokTirtajaya Tirta Lestari

7 Beji Tanah Baru Beji AsriKukusan MelatiBeji ArwanaBeji Timur MakmurKemiri Muka SeadaPondok Cina Wortel

8 Bojongsari Pondok Petir Mutiara TetraCurug Hijau BersemiDuren Seribu CempakaBojongsari Baru Tumbuh HijauDuren Mekar Tunas MandiriSerua TabanasBojongsari Pucuk Merah

9 Sawangan Cinangka Berseri AbadiSawangan DelimaPasir Putih Arum SrikandiSawangan Baru Maju MandiriPengasinan Plered Lestari JayaBedahan Melati MandiriKedaung Teratai

10 Cipayung Bojong Pd Terong Hijau LestariCipayung Jaya Belimbing IndahPondok Jaya Pule Lestari

Ratu JayaKampung Mas Lestari

11 Tapos Sukatani Capsicum Sukatani Cilangkap CapsicumSukamaju Baru DahliaTapos Tapos JayaJatijajar KenangaLeuwinanggung Cinta LestariCimpaeun Mekar Sari

Page 49: Pelindung dan Pengarah - jabar.litbang.pertanian.go.idjabar.litbang.pertanian.go.id/images/stories/Diseminora/Buletin... · (Kepala Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Barat)

45Buletin Diseminora Volume 10 Tahun 2014

Untuk melihat potensi pengembangan pertanian kota di Depok dilakukan identifi kasi potensi, peluang, dan kendala dalam pemanfaatan lahan pekarangan serta teknologi yang diterapkan khususnya untuk penanaman tanaman pangan dan hortikultura, juga permasalahan rumah tangga berkaitan dengan kebutuhan pangan seperti kebutuhan untuk pemenuhan kecukupan gizi keluarga (sayuran, buah-buahan, lauk pauk) adalah sebagai berikut:

Potensi Tingkat pendidikan yang tinggi•

Pendapat masyarakat terhadap program pengembangan • M-KRPL bahwa kegiatan M-KRPL akan memberikan manfaat bagi warga yaitu menjadikan rumah dan wilayah mereka lebih asri, menambah ilmu terutama dalam bercocok tanam, menghasilkan tanaman sehat dan waktu luang mereka bisa diisi dengan hal yang lebih manfaat

Masyarakat mengharapkan adanya pembimbingan rutin, • sering dilakukan komunikasi sesama warga maupun dengan petugas, dan dilakukan pertemuan rutin setiap 2 minggu sekali

Peluang Masyarakat mengharapkan adanya bimbingan yang lebih • intensif terhadap kelompok dibidang pertanian

Masyarakat perkotaan sangat mendambakan pertanian • organic murni yang bisa dilakukan dengan teknologi di KRPL

Lahan pekarangan belum diusahakan untuk komoditas • pertanian secara optimal, baru beberapa rumah tangga yang menanam tanaman buah di pekarangannya

Pemanfaatan pekarangan yang ada sekarang ini masih dapat • dikembangkan untuk tanaman sayuran, toga, buah dan ikan

Program pertanian yang pernah dilakukan belum melibatkan • seluruh RW/RT

Peluang diversifi kasi pangan ada karena Kota Depok • memberlakukan ODNR (One Day No Rice) yang saat ini baru berlaku untuk petugas sedangkan ke masyarakat masih pada tahap sosialisasi

Page 50: Pelindung dan Pengarah - jabar.litbang.pertanian.go.idjabar.litbang.pertanian.go.id/images/stories/Diseminora/Buletin... · (Kepala Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Barat)

46 Buletin Diseminora Volume 10 Tahun 2014

Kendala Segala komoditas mudah diperoleh di pasaran. Tanpa • membudidayakan sendiri komoditas yang diperlukan masyarakat bisa memenuhi kebutuhan rumah tangganya dengan mudah.

Sebagian besar anggota kelompok merupakan wanita • bekerja sehingga terdapat kesulitan untuk hadir keseluruhan pada pertemuan karena sebagian besar warga bekerja dan pertemuan atau pembinaan dilakukan pada hari kerja

Kunjungan Walikota Depok ke Lokasi KRPL

Launching KRPL Kota Depok

Walikota Depok menyerahkan bantuan berupa sarana dan

prasarana Pertanian Kota

Page 51: Pelindung dan Pengarah - jabar.litbang.pertanian.go.idjabar.litbang.pertanian.go.id/images/stories/Diseminora/Buletin... · (Kepala Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Barat)

47Buletin Diseminora Volume 10 Tahun 2014

LIMBAH BIOGAS SEBAGAI PUPUK ORGANIK

Siti Lia Mulijanti

pengolahan limbah kotoran ternak menjadi biogas memberikan banyak manfaat. Selain menghasilkan gas

yang dapat digunakan sebagai energi bahan bakar dan penerangan, produk lain yang tak kalah bermanfaat adalah ampas bio gas (bio slurry). Bio slurry adalah produk akhir pengolahan limbah yang berbentuk lumpur yang sangat bermanfaat sebagai sumber nutrisi untuk tanaman. Selain itu bio slurry merupakan pupuk organik berkualitas tinggi yang kaya akan kandungan nutrisi makro seperti Nitrogen (N), Phospor (P), Kalium (K), Kalsium (Ca), Magnesium (Mg), dan Sulfur (S), serta nutrisi mikro seperti Bes (Fe), Mangan (Mn), Tembaga (Cu), dan Seng (Zn) . (Karki, Shrestha, Bagjain dan Sharma, 2009). Bio slurry kuga mengandung mikroba bermafaat “pro biotik” untuk meningkatkan kesuburan dan kesehatan lahan pertanian. Sehingga dapat meningkatkan produktivitas tanaman.

Selain kaya bahan organik bernutrisi lengkap, bio slurry juga mengandung mikroba probiotik yang membantu menyuburka lahan dan menambah nutrisi serta mengendalikan penyakit pada tanah. Mikroba yang terkandung dalam bio slurry antara lain (1) mikroba selulitik yang berguna untuk pengomposan, (2) Mikroba penambat nitrogen yang bermanfaat untuk menangkap dan menyediakan nitrogen, (3) Mikroba pelarut phosphat yang bermanfaat untuk melarutkan dan meyediakan Phosphor yang siap serap dan (4) Mikroba Lactobacillus sp yang berperan dalam mengendalikan serangan penyakit tular tanah.

Jumlah bio slurry yang dikeluarkan oleh reaktor biogas melalui outlet hampir sama degan jumlah limbah ternak segar yang

Page 52: Pelindung dan Pengarah - jabar.litbang.pertanian.go.idjabar.litbang.pertanian.go.id/images/stories/Diseminora/Buletin... · (Kepala Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Barat)

48 Buletin Diseminora Volume 10 Tahun 2014

dimasukkan ke dalam reaktor. Analisis labolarotium menunjukkan bahwa fermentasi satu kg kohe segar yang dicampur dengan satu liter air menghasilkan bio slurry basah sejumlah 1.840 gr. Pengeringan bio slurry dilakukan dengan cara alami yaitu diangin-anginkan atau kering udara selama 30-40 hari.Bio slurry padat akan lebih cepat kering bila setiap seminggu 1-2 kali dilakukan rotasi/pembalikan secara merata

Bio slurry dapat dimanfaatkan sebagai : 1. Pupuk dan Aktifator 2. Pestisida3. Campuran bahan pakan4. Media budidaya

Sebagai pupuk bio slurry yang telah kering dapat ditabur langsung pada saat olah tanah atau pada tanaman. Pestisida dari bio slurry dapat diperoleh dengan

mencampurkan bio slury denga bahan-bahan pembuat pestisida organik seperti ekstrak daun nimba, mindi, sambiloto, sereh wangi. Perbandingan 1:2 kemudian ditambah sedikit air dan didiamkan selama 1 minggu. Setelah satu minggu dicampur air 1 : 10

Bio slurry kering berpotensi sebagai suplemen/tambaha pakan ternak non ruminansia seperti babi dan unggas, Sebagian nitrogen amonia pada bio slurry dapat dimanfaatkan oleh biomasa bakteri yang sedang tumbuh untuk diubah menjadi asam amino. Proses fermentasi bio slurry dapat menghasilkan vitamin B12 dalam jumlah yang cukup banyak. 1 kg bio slurry mengandung 3.000 mg vitamin B12 (Karki, et al 2009). Bio slurry juga mengandung asam amino, vitamin B, macam-macam enzim hidrolase, hormon pertumbuhan dan asam humat yang bermanfaat bagi pertumbuhan ternak. Bio Slurry juga dapat digunakan sebagai pupuk kolam pembibitan ikan lele dengan dosis 5 khg/m3 akan menghasilkan bibit yang lebih tahan terhadap

Page 53: Pelindung dan Pengarah - jabar.litbang.pertanian.go.idjabar.litbang.pertanian.go.id/images/stories/Diseminora/Buletin... · (Kepala Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Barat)

49Buletin Diseminora Volume 10 Tahun 2014

stress sehingga meminimalkan tingkat kematian bibit, dan lebih rtahan terhadap serangan penyakit. Sebagai pakan ikan campurkan dengan dedak, tepung ikan dan bahan perekat agar mudah dicetak. Bio Slurry juga dapat digunakan sebagai pakan cacing tanah, dapat meningkat 5,92% dan koefi sien reproduksi meningkat 10%.

Penggunaan bio slurry dalam budidaya jamur dapat menghemat biaya produksi dengan mengurangi kebutuhan dedak dan bekatul sebanyak 15%, dan dapat menghasilkan produksi 15,4% lebih tinggi. Efek penggunaan bio slurry sebagai campuran media jamur adalah persentase berkecambah jamur 100% , merata dan pertubuha jamur 7 hari lebih cepat.

B a n y a k n y a manfaat yang dapat diperoleh dari limbah bio gas maka limbah tersebut dapat dijadikan sebagai peluang usaha dan berpotensi sebagai sumber pendapatan baru . Bio slurry dapat dijual dalam wujud cair dan padat. Untuk memperluas dan memperkuat pasar penjualan pupuk bio slurry, p e n g e m b a n g a n bisnis pupuk lebih baik dikelola dalam bentuk kelompoktani (Siti Lia Mulijanti, dari berbagai sumber)

Page 54: Pelindung dan Pengarah - jabar.litbang.pertanian.go.idjabar.litbang.pertanian.go.id/images/stories/Diseminora/Buletin... · (Kepala Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Barat)

50 Buletin Diseminora Volume 10 Tahun 2014

Dibuang Sayang: “SAMPAH MEMBAWA BERKAH”

Nia Rachmawati dan Susi Mindarti

Sampah adalah kekayaan, karena sampah bisa menjadi sumber kekayaan bagi pelestarian lingkungan hidup maupun

usaha manusia di bidang pertanian. Kekayaan itu pun terkait dengan keberadaan sampah yang masih bisa dimanfaatkan secara ekonomi, kendati wujudnya sudah tak diharapkan. Peran manusia yang dianugerahi kemampuan akal budi melebihi makhluk lainnya untuk turut berkontribusi melestarikan lingkungan. Sebagai contoh sederhana adalah memilah sampah antara sampah organik dan sampah anorganik.

Jika ditilik dari sejarah masa silam, teknologi pembuatan kompos telah dikenal nenek moyang. Namun proses pembuatannya jelas masih sangat sederhana, tanpa target produksi atau pengetahuan memadai tentang teknik maupun kandungan unsur hara. Sekedar menimbun sampah organik selama bertahun-tahun lamanya, tanpa pernah memperhatikan cara untuk mempersingkat prosesnya.

Salah satu jenis pupuk organik adalah kompos. Semenjak dahulu kala, nenek moyang sudah mengenalnya terutama bagi yang menggantungkan hidup dari bercocok tanam. Sejak berabad silam para leluhur melakukan pengomposan atau pembuatan kompos yang kurang lebih sama dengan teknik pengomposan di era modern. Kompos merupakan bahan-bahan organik (sampah organik) yang sebelumnya telah mengalami proses pelapukan. Adapun pelapukan ini dipicu oleh interaksi mikroorganisme (bakteri pembusuk) yang bekerja dalam proses tersebut.

Sebenarnya pupuk organik sudah lama dikenal para petani, jauh sebelum Revolusi Hijau berlangsung di Indonesia pada tahun 1960-an. Pupuk organik adalah nama kolektif untuk semua jenis bahan organik asal tanaman dan hewan yang dapat dirombak menjadi hara tersedia bagi tanaman. Pemahaman manfaat pupuk organik oleh petani masih

Page 55: Pelindung dan Pengarah - jabar.litbang.pertanian.go.idjabar.litbang.pertanian.go.id/images/stories/Diseminora/Buletin... · (Kepala Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Barat)

51Buletin Diseminora Volume 10 Tahun 2014

dangkal dan dengan beberapa alasan pemanfaatannya masih belum memasyarakat secara luas dan belum menjadi kebiasaan. Berdasarkan hal ini diperlukan pemberian pemahaman secara lengkap yang dapat menyadarkan petani akan pentingnya pupuk organik untuk mendukung usaha tani yang dijalankannya.

Untuk menghasilkan kompos berkualitas, bahan-bahan organik yang diperlukan meliputi: daun, rumput, jerami, sisa ranting atau dahan, kotoran hewan serta bagian tumbuhan lainnya yang sudah gugur. Mikroorganisme pembusuk yang terlibat dalam pembuatan kompos sangat membutuhkan lingkungan yang lembap dan basah. Kondisi yang lembap dapat mendukung hidup bakteri dan proses pengomposan.

Pemanfaatan sampah rumah tangga juga telah dilakukan oleh KWT (Kelompok Wanita Tani) Mawar yang ada di Desa Sukamulya Kecamatan Warung Kondang Kabupaten Cianjur. Mengingat belum termanfaatkannya sampah organik yang berasal dari rumah tangga secara optimal, maka berangkat dari inisiatif petugas penyuluh, permintaan seluruh anggota KWT dan bimbingan dari penyuluh dan peneliti pendamping dari BPTP Jawa Barat maka diadakan Pelatihan Pembuatan Pupuk Organik yang diikuti oleh 32 orang yang merupakan anggota KWT dan ibu-ibu sekitar. Sampah organik yang diolah menjadi kompos oleh KWT Mawar adalah sampah rumah tangga berupa sisa-sisa sayuran, buah-buahan ataupun daun-daunan yang dapat dimanfaatkan untuk pembuatan kompos. Tujuan pelatihan pembuatan pupuk organik ini tiada lain agar petani/KWT mampu untuk menyediakan sendiri pupuk organik dengan bahan-bahan yang tersedia di lingkungan tempat tinggal dan juga karena adanya permintaan dari KWT Mawar untuk diadakan pelatihan ini sebagai salah satu materi dalam kegiatan M-KRPL.

Pelatihan pembuatan kompos mendapatkan respon yang sangat positif dari seluruh anggota KWT, karena berharap dengan adanya kegiatan ini dapat membuka wawasan dan meningkatkan keterampilan dalam pengelolaan terhadap bahan organik yang kadang dianggap sampah dan dibuang begitu saja tanpa diolah lebih

Page 56: Pelindung dan Pengarah - jabar.litbang.pertanian.go.idjabar.litbang.pertanian.go.id/images/stories/Diseminora/Buletin... · (Kepala Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Barat)

52 Buletin Diseminora Volume 10 Tahun 2014

lanjut. Selain itu juga diharapkan dapat membantu mengurangi biaya pembelian pupuk anorganik (pupuk pabrik) dengan kata lain dapat menekan biaya produksi dalam menjalankan usahatani. Sebelumnya telah dilakukan pemisahan terlebih dahulu terhadap sampah organik dan sampah anorganik untuk mempermudah pengelolaan bahan-bahan yang akan dijadikan kompos. Pupuk organik akan sangat bermanfaat karena memiliki beberapa hal positif diantaranya: untuk memperbaiki struktur tanah karena menambah kegemburan tanah dan untuk memperbaiki pori-pori tanah sehingga lebih memudahkan peresapan air tanah ataupun unsur hara yang diberikan untuk tanaman. Beberapa hal penting yang terkait dengan pembuatan kompos perlu diperhatikan. Intinya bahan-bahan organik yang telah dicampur diberikan zat yang mempercepat pelapukan sehingga diharapkan kompos matang sempurna dan dapat diaplikasikan pula secara sempurna ke tanaman.

Pada pelatihan pembuatan kompos yang dilaksanakan oleh KWT Mawar ini, semua pihak terjun langsung dipimpin oleh PPL dan pendamping dari BPTP Jawa Barat. Adapun bahan-bahan yang digunakan oleh KWT Mawar untuk pelatihan pembuatan pupuk organik atau kompos ini terdiri dari: sampah rumah tangga (bahan organik berupa sisa-sisa sayuran, buah-buahan, daun-daunan), sekam padi, sedikit air untuk mencampur bahan-bahan, dekomposer, pupuk hayati dan pupuk kandang domba yang telah matang. Selanjutnya untuk mempermudah pekerjaan digunakan pula alat-alat berupa: cangkul, ember plastik, emrat plastik dan terpal plastik untuk menutup seluruh permukaan sekam

Rangkaian aktivitas pelatihan pembuatan pupuk organik (kompos) di Desa Sukamulya Kec. Warung Kondang bersama KWT Mawar pada Kegiatan M-KRPL di Kab. Cianjur

Page 57: Pelindung dan Pengarah - jabar.litbang.pertanian.go.idjabar.litbang.pertanian.go.id/images/stories/Diseminora/Buletin... · (Kepala Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Barat)

53Buletin Diseminora Volume 10 Tahun 2014

padi untuk membantu proses pelapukan. Ketebalan lapisan sekam dan campuran bahan lainnya dibuat dengan ketinggian ± 20 cm. Selanjutnya setelah 3 minggu pupuk sudah dapat dianggap matang setelah dibalik sebanyak 3 kali.

Praktek pembuatan kompos oleh KWT Mawar ini diharapkan akan terus berlangsung, bukan hanya berjalan selama adanya Program M-KRPL saja. Dengan menyadari akan manfaat dari pupuk organik untuk pertumbuhan tanaman dan dapat mengurangi biaya produksi khususnya untuk pembelian pupuk anorganik diharapkan anggota KWT dan masyarakat sekitar mengembangkannya pula. Selain di Kabupaten Cianjur praktek pembuatan kompos juga dapat diimplementasikan di semua lokasi M-KRPL. ***** NR

Page 58: Pelindung dan Pengarah - jabar.litbang.pertanian.go.idjabar.litbang.pertanian.go.id/images/stories/Diseminora/Buletin... · (Kepala Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Barat)

54 Buletin Diseminora Volume 10 Tahun 2014