PELESTARIAN KOLEKSI BUKU LANGKA DI PERPUSTAKAAN...

105
PELESTARIAN KOLEKSI BUKU LANGKA DI PERPUSTAKAAN KEMENTRIAN PEKERJAAN UMUM Skripsi Diajukan kepada Fakultas Adab dan Humaniora Untuk Memenuhi Syarat-syarat Mencapai Gelar Sarjana Strata Satu (S1) Pada Jurusan Ilmu Perpustakaan Oleh : AHMAD NAWAWI NIM : 106025001044 JURUSAN ILMU PERPUSTAKAAN FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1431 H / 2010 M

Transcript of PELESTARIAN KOLEKSI BUKU LANGKA DI PERPUSTAKAAN...

Page 1: PELESTARIAN KOLEKSI BUKU LANGKA DI PERPUSTAKAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2530/1/98568...PELESTARIAN KOLEKSI BUKU LANGKA DI PERPUSTAKAAN KEMENTRIAN PEKERJAAN

PELESTARIAN KOLEKSI BUKU LANGKA

DI PERPUSTAKAAN KEMENTRIAN PEKERJAAN

UMUM

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Adab dan Humaniora

Untuk Memenuhi Syarat-syarat Mencapai Gelar Sarjana Strata Satu (S1)

Pada Jurusan Ilmu Perpustakaan

Oleh :

AHMAD NAWAWI NIM : 106025001044

JURUSAN ILMU PERPUSTAKAAN

FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1431 H / 2010 M

Page 2: PELESTARIAN KOLEKSI BUKU LANGKA DI PERPUSTAKAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2530/1/98568...PELESTARIAN KOLEKSI BUKU LANGKA DI PERPUSTAKAAN KEMENTRIAN PEKERJAAN

PELESTARIAN KOLEKSI BUKU LANGKA DI PERPUSTAKAAN

KEMENTRIAN PEKERJAAN UMUM

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Adab dan Humaniora

untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Ilmu Perpustakaan (S.IP)

Oleh :

Ahmad Nawawi 106025001044

Pembimbing

Pungki Purnomo, MLIS NIP. 19641215 199903 1 005

JURUSAN ILMU PERPUSTAKAAN

FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1431 H / 2010 M

Page 3: PELESTARIAN KOLEKSI BUKU LANGKA DI PERPUSTAKAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2530/1/98568...PELESTARIAN KOLEKSI BUKU LANGKA DI PERPUSTAKAAN KEMENTRIAN PEKERJAAN
Page 4: PELESTARIAN KOLEKSI BUKU LANGKA DI PERPUSTAKAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2530/1/98568...PELESTARIAN KOLEKSI BUKU LANGKA DI PERPUSTAKAAN KEMENTRIAN PEKERJAAN

i

ABSTRAK

Ahmad Nawawi Pelestarian Koleksi Buku Langka Di Perpustakaan Kementrian Pekerjaan Umum

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor penyebab kerusakan koleksi buku langka, mengetahui bagaimana teknik melestarikan koleksi buku langka serta mengetahui apa saja kendala yang dihadapi dalam melakukan kegiatan pelestarian koleksi buku langka di Perpustakaan Kementrian Pekerjaan Umum. Penelitian menggunakan metode kualitatif dimana data diperoleh penulis melalui kajian pustaka, observasi dan wawancara yang dilakukan penulis dengan informan yang memahami objek penelitian penulis. Dari hasil penelitian ini diketahui bahwa faktor penyebab kerusakan koleksi buku langka yang terjadi di Perpustakaan Kementrian Pekerjaan Umum mayoritas adalah faktor serangga, jamur, binatang pengerat, kutu buku, debu dan manusia itu sendiri. Hal ini terlihat dari keadaan beberapa buku yang sudah berwarna kuning, bahkan ada beberapa lembaran buku langka yang mengalami kebolongan kertas. Kehadiran serangga juga disebabkan oleh sisa makanan yang ada di ruangan perpustakaan. Teknik melestarikan koleksi buku langka di Perpustakan Kementrian Pekerjaan Umum dilakukan dengan penjilidan ulang, menambal buku serta dilakukan juga fumigasi dan pengasapan untuk mencegah dan mengurangi keberadaan serangga di dalam ruangan perpustakaan. Kendala yang dialami oleh perpustakaaan dalam melakukan kegiatan pelestarian koleksi buku langka adalah kendala biaya atau anggaran. Rumitnya proses menurunkan anggaran menyebabkan lambatnya tindakan perbaikan dalam memperbaiki buku langka yang rusak.

Page 5: PELESTARIAN KOLEKSI BUKU LANGKA DI PERPUSTAKAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2530/1/98568...PELESTARIAN KOLEKSI BUKU LANGKA DI PERPUSTAKAAN KEMENTRIAN PEKERJAAN

ii

KATA PENGANTAR

Puji serta syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan nikmat Islam, nikmat iman serta nikmat sehat wal’afiat kepada kita semua dan kepada penulis khususnya, sehingga dengan nikmat tersebut penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang pada awalnya berjudul “Teknik Pelestarian Koleksi Buku Langka Di Perpustakaan Kementrian Pekerjaan Umum”, namun setelah menerima masukan dari Dosen Pembimbing maka judul skripsi ini mengalami perubahan menjadi “Pelestarian Koleksi Buku Langka di Perpustakaan Kementrian Pekerjaan Umum”. Shalawat serta salam kita sampaikan kepada Junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW, sang pengantar kebenaran Illahi.

Penulis dalam kesempatan ini ingin mengucapkan terima kasih kepada

pihak-pihak yang telah membantu penulis baik secara moril maupun materiil sehingga penulis dapat merampungkan penulisan skripsi ini. Layak rasanya penulis sampaikan terima kasih kepada :

1) Bapak DR. H. Abd. Wahid Hasyim, M.Ag selaku Dekan Fakultas Adab

dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2) Bapak Drs. Rizal Saiful-Haq, MA, selaku Ketua Jurusan Ilmu Perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3) Bapak Pungki Purnomo, MLIS selaku Sekretaris Jurusan Ilmu Perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta serta selaku Dosen Pembimbing yang telah dengan sabar memberikan saran serta masukan kepada penulis dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini.

4) Seluruh Dosen Fakultas Adab dan Humaniora khususnya Dosen Jurusan Ilmu Perpustakaan yang telah memberikan ilmunya kepada mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan, semoga ilmu yang diberikan bermanfaat.

5) Kedua orang tua yang teramat sangat berjasa dalam kehidupan penulis sejak lahir hingga akhir hayat, semua berkat do’a dari Ibu, Ibu Ibu dan Ayah.

6) Kepala Perpustakaan Kementrian Pekerjaan Umum Bapak Yunaldi, ST, MT yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian dan wawancara yang berhubungan dengan skripsi penulis.

7) Staf Perpustakaan Kementrian Pekerjaan Umum khususnya Kak Umi, S.IP, Bang Wayan Oka, S.IP, Pak Hadiman, Bang Nadi dan Pak Heru Asfika serta segenap staf Perpustakaan yang dengan senang hati memudahkan penulis dalam melakukan observasi dan wawancara.

Page 6: PELESTARIAN KOLEKSI BUKU LANGKA DI PERPUSTAKAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2530/1/98568...PELESTARIAN KOLEKSI BUKU LANGKA DI PERPUSTAKAAN KEMENTRIAN PEKERJAAN

iii

8) Kawan-kawan FEIS khususnya Manajemen A ’05 : Arif LittleHead,

Atheng, Ojie, Doni, Iip,Ilham Black, Om Andi, A’ang Gans, Komenk, Farah, Febi dan lain-lain, terima kasih telah memberikan inspirasi tentang apa itu perjuangan, persahabatan dan kebersamaan, saya percaya bahwa setiap orang hidup dengan masalahnya masing-masing. Hidup kosan!!

9) Kawan-kawan Underground Movement on IPI atau IPI ‘06 : Bung Aths,

Ipoy, Gele, Adit, TB Aneh, Salam Aki, Heri, Metha, Ayu dan lain-lain, kita orang-orang kecil lahir dari rakyat kecil berjuang untuk kebenaran yang besar.

10) Melly Kartika Adelia yang selama ini baik dan selalu menyemangati

penulis dalam menyelesaikan penulisan skripsi. Makasih yaa,de!

11) Seluruh kawan-kawan Jipers baik alumni, senior maupun junior, Cah Iphoenk, Achenk,Agus Qtink, Zaki, Bagus, Bassam, Lanna,Syafiq, Haikal Tyo, Intje dan lain-lain jangan pernah lupakan sejarah jika ingin membuat masa depan yang cerah.

12) Seluruh kawan-kawan BEMJ IPI yang ada selama penulis aktif kuliah,

semangat bekerja, jangan pernah ragu untuk berbuat yang terbaik kepada jurusan kita. Ingat, dimana bumi dipijak, disitu langit dijunjung. Maju terus JIP UIN.

13) Serta kepada semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu

namun tidak mengurangi rasa hormat penulis kepada kalian semua. Thank’s.

Semoga jasa baik dan hubungan yang baik, mendapat imbalan yang layak

dari Allah SWT. Amin yaa Allah.

Jakarta, Oktober 2010.

Penulis

Page 7: PELESTARIAN KOLEKSI BUKU LANGKA DI PERPUSTAKAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2530/1/98568...PELESTARIAN KOLEKSI BUKU LANGKA DI PERPUSTAKAAN KEMENTRIAN PEKERJAAN

iv

DAFTAR ISI

ABSTRAK ...................................................................................................... i

KATA PENGANTAR .................................................................................... ii

DAFTAR ISI ................................................................................................... iv

DAFTAR TABEL .......................................................................................... vi

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... vii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ................................................... 1

B. Batasan dan Rumusan Masalah ........................................ 4

C. Tujuan Penelitian .............................................................. 5

D. Manfaat Penelitian ........................................................... 5

E. Metodologi Penelitian ...................................................... 5

F. Sistematika Penulisan ...................................................... 8

BAB II TINJAUAN LITERATUR .................................................... 10

A. Pengertian Perpustakaan Khusus ...................................... 10

B. Tugas dan Fungsi Perpustakaan Khusus .......................... 11

C. Pengertian Pelestarian Bahan Pustaka .............................. 12

D. Pelestarian Koleksi Buku Langka ..................................... 14

E. Faktor-faktor Penyebab Kerusakan Buku Langka ............ 15

1. Faktor Internal ............................................................ 15

2. Faktor Eksternal ......................................................... 17

F. Metode Penanganan dan Pelestarian Koleksi

Buku Langka ..................................................................... 26

1. Usaha Pencegahan Kerusakan Buku ........................... 27

2. Usaha Memperbaiki Buku yang Rusak ...................... 36

Page 8: PELESTARIAN KOLEKSI BUKU LANGKA DI PERPUSTAKAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2530/1/98568...PELESTARIAN KOLEKSI BUKU LANGKA DI PERPUSTAKAAN KEMENTRIAN PEKERJAAN

v

BAB III GAMBARAN UMUM PERPUSTAKAAN ......................... 47

A. Sejarah Singkat ................................................................ 47

B. Struktur Organisasi .......................................................... 49

1. Struktur Kementrian Pekerjaan Umum ...................... 49

2. Struktur Perpustakaan Kementrian

Pekerjaan Umum .............................................................. 50

C. Koleksi ............................................................................. 50

D. Buku Langka .................................................................... 51

E. Anggaran .......................................................................... 52

1. Anggaran Rutin .......................................................... 52

2. Anggaran Proyek ........................................................ 52

F. Sumber Daya Manusia ..................................................... 52

G. Pengguna .......................................................................... 53

1. Pengguna Potensial .................................................... 53

2. Pengguna Aktual ........................................................ 53

H. Sarana Sistem Simpan dan Temu Kembali ...................... 54

I. Gedung Perpustakaan ...................................................... 55

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................... 56

A. Usaha Pencegahan Kerusakan Buku ................................ 56

1. Lingkungan ................................................................. 56

2. Manusia ...................................................................... 68

3. Bencana Alam ............................................................ 71

B. Usaha – usaha Memperbaiki Buku yang Rusak .............. 77

1. Penjilidan .................................................................... 78

2. Fotokopi ..................................................................... 80

3. Menambal ................................................................... 80

BAB V PENUTUP .............................................................................. 83

A. Kesimpulan ...................................................................... 83

B. Saran ................................................................................. 85

Page 9: PELESTARIAN KOLEKSI BUKU LANGKA DI PERPUSTAKAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2530/1/98568...PELESTARIAN KOLEKSI BUKU LANGKA DI PERPUSTAKAAN KEMENTRIAN PEKERJAAN

vi

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 85

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 10: PELESTARIAN KOLEKSI BUKU LANGKA DI PERPUSTAKAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2530/1/98568...PELESTARIAN KOLEKSI BUKU LANGKA DI PERPUSTAKAAN KEMENTRIAN PEKERJAAN

viii

DAFTAR GAMBAR (ILUSTRASI)

1. Denah Perpustakaan Biro Umum Kementrian Pekerjaan

Umum (Tempat Koleksi Buku Langka) .................................................... 58

2. Silica Gel ................................................................................................... 60

3. Alarm Kebakaran ....................................................................................... 72

4. Alat Pemadam Kebakaran ......................................................................... 72

5. Smoke Detector ........................................................................................... 73

6. Staples Besar .............................................................................................. 78

7. Mesin Fotokopi .......................................................................................... 79

8. Mesin Pemotong Kertas (Mesin Kacip) ..................................................... 80

Page 11: PELESTARIAN KOLEKSI BUKU LANGKA DI PERPUSTAKAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2530/1/98568...PELESTARIAN KOLEKSI BUKU LANGKA DI PERPUSTAKAAN KEMENTRIAN PEKERJAAN

vii

DAFTAR TABEL

1. Tabel 1 Hasil Observasi Terhadap Suhu dan Kelembaban ...................... 61

2. Tabel 2 Hasil Observasi Terhadap Keberadaan Serangga dan Jamur ..... 63

3. Tabel 3 Hasil Observasi Terhadap Pencahayaan ..................................... 65

4. Tabel 4 Hasil Observasi Terhadap Debu Dalam Ruangan ...................... 67

5. Tabel 5 Hasil Observasi Terhadap Tindakan Manusia ............................ 70

6. Tabel 6 Hasil Observasi Terhadap Bahaya Kebakaran ............................ 74

7. Tabel 7 Hasil Observasi Terhadap Bahaya Kebanjiran ........................... 76

Page 12: PELESTARIAN KOLEKSI BUKU LANGKA DI PERPUSTAKAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2530/1/98568...PELESTARIAN KOLEKSI BUKU LANGKA DI PERPUSTAKAAN KEMENTRIAN PEKERJAAN

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Buku merupakan sebuah benda yang paling nyata fungsinya dalam

menunjang terjadinya sebuah proses pendidikan dan sebuah penyelenggaraan

perpustakaan. Selain buku terdapat pula majalah, koran, jurnal, laporan penelitian dan

lain – lain yang menjadi sumber informasi bagi semua manusia di dunia sehingga

tanpa disadari buku serta sumber informasi yang lain adalah sesuatu yang sangat

penting bagi kehidupan manusia untuk saat ini dan masa yang akan datang. Hal ini

menyebabkan pentingnya kita melestarikan buku sebagai warisan berharga dan

sumber informasi untuk seluruh umat manusia di masa kini dan masa yang akan

datang.

Meskipun fungsi dari buku telah disadari dan diketahui oleh semua manusia

yang memahami pentingnya pendidikan akan tetapi sampai saat ini masih banyak

terdapat buku – buku entah buku di ruang belajar pribadi, buku di ruang sekolah atau

kuliah hingga buku di perpustakaan yang keadaan bukunya sudah dalam keadaan

yang tidak layak pakai atau pun rusak. Penyebab kerusakan dari sebuah buku atau

bahan pustaka ini memang beragam, mulai dari faktor usia buku yang sudah tua

namun tidak diimbangi dengan kualitas kertas dan tinta yang baik, faktor cuaca,

pencahayaan, jamur, atau bahkan kebanjiran dan kebakaran bisa saja menjadi faktor

penyebab rusaknya sebuah buku.

Page 13: PELESTARIAN KOLEKSI BUKU LANGKA DI PERPUSTAKAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2530/1/98568...PELESTARIAN KOLEKSI BUKU LANGKA DI PERPUSTAKAAN KEMENTRIAN PEKERJAAN

2

Dengan banyaknya faktor – faktor yang bisa menyebabkan rusaknya buku

sebagai sebuah sumber informasi yang penting bagi kehidupan umat manusia maka

wajarlah apabila dilakukan tindakan perbaikan terhadap buku yang rusak namun bisa

diperbaiki dan dilakukan pencegahan terjadinya kerusakan terhadap sebuah buku.

Tindakan – tindakan seperti ini adalah merupakan bagian dari pelestarian bahan

pustaka. Pelestarian bahan pustaka menjadi sangat penting mengingat tujuan

dilakukannya pelestarian bahan pustaka adalah untuk menjaga dan melestarian buku

atau bahan pustaka yang merupakan warisan kebudayaan dan sumber informasi

utama dalam kehidupan umat manusia untuk jangka panjang, yang berarti pelestarian

bahan pustaka pun dituntut untuk menjaga usia buku agar bisa digunakan dalam

jangka waktu yang panjang. Agar pelestarian bahan pustaka berjalan dengan baik

maka kegiatan ini memerlukan pengorganisasian yang sistematis, dilakukan dengan

cermat dan menyertakan orang – orang yang ahli di bidang tersebut dan memiliki

pedoman atau standar guna dijadikan acuan atau pedoman dalam pelestarian bahan

pustaka.

Pelestarian bahan pustaka ini berkaitan erat sekali dengan perpustakaan

mengingat perpustakaan adalah tempat dikumpulkannya buku dan bahan pustaka lain

yang berfungsi sebagai sumber informasi bagi masyarakat penggunanya. Oleh sebab

itu peran perpustakaan khususnya pustakawan diharapkan mampu berperan penting

dalam usaha pelestarian bahan pustaka tersebut, dimana pustakawan harus senantiasa

mengontrol kondisi buku yang ada di dalam perpustakaan, dan memperbaiki buku

yang memang terlihat sudah rusak. Berbicara mengenai keamanan atau pelestarian

Page 14: PELESTARIAN KOLEKSI BUKU LANGKA DI PERPUSTAKAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2530/1/98568...PELESTARIAN KOLEKSI BUKU LANGKA DI PERPUSTAKAAN KEMENTRIAN PEKERJAAN

3

bahan pustaka pun tidak terlepas dari pemustaka atau orang – orang yang memakai

perpustakaan sebagai jendela informasi. Sikap yang tertib dan kesadaran yang tinggi

terhadap pentingnya sebuah buku sangat berpengaruh terhadap pelestarian bahan

pustaka karena apabila pemustaka tidak memahami pentingnya keberadaan sebuah

buku maka besar kemungkinan pemustaka tersebut tidak akan menjaga keutuhan dan

keadaan fisik dari buku tersebut.

Jenis buku yang akan menjadi obyek penelitian ini adalah buku langka. Buku

langka yaitu buku yang sudah tua, langka, sulit untuk dijumpai dan jarang beredar di

pasaran.1 Dilihat dari definisi tersebut maka bisa disimpulkan bahwa buku langka

merupakan sebuah buku yang dilihat dari segi usia merupakan buku yang diterbitkan

pada puluhan atau bahkan ratusan tahun silam sehingga menjadi buku yang langka

karena sulit untuk dijumpai dan jarang sekali beredar di pasaran sehingga memiliki

nilai historis yang tinggi dan tidak semua perpustakaan memiliki buku langka.

Perpustakaan Kementrian Pekerjan Umum (selanjutnya disebut Perpustakaan

Kem. PU) adalah merupakan salah satu dari sedikit perpustakaan khusus yang

memiliki koleksi buku langka, bahkan Perpustakaan Kem. PU ini memiliki ribuan

koleksi buku langka yang ditempatkan di daerah Citeureup Bogor, sedangkan letak

Perpustakaan Kem. PU sendiri berada di bawah naungan Kementrian Pekerjaan

Umum yang terletak di Jl. Pattimura No. 20 Kebayoran Baru – Jakarta Selatan.

Koleksi buku langka yang terdapat di Perpustakaan Kem. PU hanyalah sebagian

kecilnya saja yang berjumlah sekitar 100 – 200 buku.

1 Ishvari Corea, “Encyclopaedia of Information and Library Science”, Vol. 8 (New Delhi: Akashdeep Publishing House, 1993), h. 2638.

Page 15: PELESTARIAN KOLEKSI BUKU LANGKA DI PERPUSTAKAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2530/1/98568...PELESTARIAN KOLEKSI BUKU LANGKA DI PERPUSTAKAAN KEMENTRIAN PEKERJAAN

4

Dengan beberapa pemaparan tentang pentingnya pelestarian bahan pustaka

terhadap koleksi buku langka di mana perpustakaan khusus seperti Perpustakaan

Kementrian Pekerjaan Umum memiliki banyak koleksi buku langka yang bisa

dijadikan sebagai objek penelitian, maka penulis melakukan penulisan skripsi dengan

judul “PELESTARIAN KOLEKSI BUKU LANGKA DI PERPUSTAKAAN

KEMENTRIAN PEKERJAAN UMUM ” .

B. Batasan dan Rumusan Masalah

Untuk menjaga agar penelitian ini tidak terlalu luas pembahasannya maka

penelitian ini dibatasi hanya membahas mengenai :

1. Faktor – faktor penyebab kerusakan koleksi buku langka.

2. Teknik melestarikan koleksi buku langka.

3. Kendala – kendala yang dihadapi dalam melakukan pelestarian koleksi buku

langka.

Untuk menjawab hal tersebut diatas maka dibuatlah rumusan masalahnya

seperti berikut :

1. Apa saja faktor – faktor penyebab kerusakan koleksi buku langka?

2. Bagaimana teknik melestarikan koleksi buku langka guna mencegah dan

memperbaiki koleksi buku langka dari kerusakan?

3. Apa saja kendala - kendala yang dihadapi dalam melakukan pelestarian

koleksi buku langka?

Page 16: PELESTARIAN KOLEKSI BUKU LANGKA DI PERPUSTAKAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2530/1/98568...PELESTARIAN KOLEKSI BUKU LANGKA DI PERPUSTAKAAN KEMENTRIAN PEKERJAAN

5

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk :

1. Mengetahui apa saja faktor – faktor penyebab kerusakan koleksi buku langka.

2. Mengetahui bagaimana teknik pelestarian buku langka yang dilakukan di

Perpustakaan Kementrian Pekerjaan Umum.

3. Mengetahui kendala apa saja yang dihadapi dalam melakukan pelestarian

koleksi buku langka.

D. Manfaat Penelitian

1. Menambah pengetahuan kepada penulis tentang teknik pelestarian bahan

pustaka secara praktis.

2. Diharapkan bisa menjadi kontribusi pemikiran bagi Perpustakaan Kem. PU

dalam melakukan pelestarian bahan pustaka.

3. Memperkaya khazanah literatur tentang pelestarian bahan pustaka bagi

pengembangan informasi kepada Jurusan Ilmu Perpustakaan.

E. Metodologi Penelitian

1. Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini penulis menggunakan penelitian kualitatif sebagaimana

menurut Bogdan dan Taylor dalam buku Metode Penelitian Kualitatif yang dibuat

oleh Lexy J. Moleong, metodologi penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian

Page 17: PELESTARIAN KOLEKSI BUKU LANGKA DI PERPUSTAKAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2530/1/98568...PELESTARIAN KOLEKSI BUKU LANGKA DI PERPUSTAKAAN KEMENTRIAN PEKERJAAN

6

yang menghasilkan data – data deskriptif berupa kata – kata tertulis atau lisan dari

orang – orang dan perilaku yang diamati.2

2. Informan

Informan adalah orang yang dimanfaatkan untuk memberikan informasi

tentang situasi dan konsidi latar penelitian3. Penentuan informan ditentukan dengan

mencari tahu pihak yang paling memahami objek penelitian.

3. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penelitian ini disesuaikan dengan fokus dan tujuan

penelitian. Data yang dikumpulkan berdasarkan data primer dan data sekunder. Data

primer diperoleh melalui wawancara yang diubah dari bentuk rekaman menjadi

tulisan dan observasi. Untuk data sekunder diperoleh dari penelusuran data dan

informasi dari dokumen atau catatan yang memiliki keterkaitan dengan objek

penelitian.

Alat atau teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah :

a. Wawancara

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu oleh

pewawancara yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara yang

memberikan jawaban atas pertanyaan itu.4 Peneliti mengajukan beberapa

pertanyaan yang telah peneliti siapkan kepada informan, lalu dijawab oleh

pemberi data dengan bebas terbuka.

2 Lexy J. Moleong. Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung:: Remaja Rosdakarya, 2001), h. 3 3 Ibid, h. 90. 4 Ibid, h. 135.

Page 18: PELESTARIAN KOLEKSI BUKU LANGKA DI PERPUSTAKAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2530/1/98568...PELESTARIAN KOLEKSI BUKU LANGKA DI PERPUSTAKAAN KEMENTRIAN PEKERJAAN

7

b. Observasi

Observasi adalah metode penelitian yang pengambilan datanya

bertumpu pada pengamatan langsung terhadap objek penelitian.5 Observasi

bertujuan untuk mendeskripsikan keadaan yang dipelajari dan aktifitas –

aktifitas yang tengah berlangsung. Kemudian hasil dari observasi tersebut

dicatat menjadi suatu catatan observasi yang berisi deskripsi hal – hal yang

diamati secara lengkap dengan keterangan tanggal dan waktu.

c. Kajian Kepustakaan

Kajian kepustakaan adalah penelitian yang datanya diambil terutama

atau seluruhnya dari kepustakaan (buku, dokumen, artikel, laporan dan

sebagainya).6

4. Teknik Analisa Data

Data akan di analisa melalui tiga tahapan yaitu :

1. Reduksi data

Data yang diperoleh penulis melalui observasi, wawancara dan

kajian pustaka dicatat dengan rinci, mengelompokkan atau memilah

– milah dan memfokuskan pada hal penting dengan demikian data

yang didapat bisa memberikan gambaran yang jelas.

2. Penyajian data

Setelah data direduksi penulis melakukan penyajian dalam bentuk

teks bersifat naratif.

5 Prasetya Irawan, Logika dan Prosedur Penelitian (Jakarta: STIA – LAN Press., 1999), h. 63. 6 Ibid, h. 65.

Page 19: PELESTARIAN KOLEKSI BUKU LANGKA DI PERPUSTAKAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2530/1/98568...PELESTARIAN KOLEKSI BUKU LANGKA DI PERPUSTAKAAN KEMENTRIAN PEKERJAAN

8

3. Penarikan kesimpulan

Data – data yang terangkum dan dijabarkan dalam bentuk naratif

penulis buatkan kesimpulan. Kesimpulan digunakan untuk

menjawab rumusan masalah.

F. Sistematika Penulisan

Dalam sistematika penulisan ini akan menguraikan secara sistematis mulai

dari Bab I sampai Bab V dengan rician sebagai berikut :

Bab I Pendahuluan. Bab ini berisi tentang latar belakang masalah,

perumusan dan pembatasan masalah, tujuan penelitian, manfaat

penelitian, metode penelitian, dan sistematika penulisan.

Bab II Tinjauan Literatur. Bab ini memuat teori – teori yang berasal dari

kajian kepustakaan yang berkaitan dengan gambaran mendetil

mengenai pelestarian bahan pustaka, koleksi buku langka, faktor –

faktor penyebab kerusakan buku langka, teknik atau metode

pelestarian dan penanganan kerusakan koleksi buku langka, dan fungsi

serta tugas perpustakaan khusus.

Bab III Gambaran Umum Perpustakaan Kementrian Pekerjaan Umum.

Pada bab ini akan membahas tentang sejarah singkat, struktur

organisasi, sistem dan jenis layanan Perpustakaan Khusus Kementrian

Pekerjaan Umum.

Page 20: PELESTARIAN KOLEKSI BUKU LANGKA DI PERPUSTAKAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2530/1/98568...PELESTARIAN KOLEKSI BUKU LANGKA DI PERPUSTAKAAN KEMENTRIAN PEKERJAAN

9

Bab IV Hasil Penelitian. Bab ini membahas tentang hasil penelitian yang

berkaitan dengan pelestarian bahan pustaka serta penyebab kerusakan

buku langka dan cara mengatasinya .

Bab V Penutup. Pada bab ini terdiri atas kesimpulan dan saran yang dibuat

oleh penulis setelah melakukan penelitian di perpustakaan tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 21: PELESTARIAN KOLEKSI BUKU LANGKA DI PERPUSTAKAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2530/1/98568...PELESTARIAN KOLEKSI BUKU LANGKA DI PERPUSTAKAAN KEMENTRIAN PEKERJAAN

10

BAB II

TINJAUAN LITERATUR

A. Pengertian Perpustakaan Khusus

Perpustakaan khusus adalah perpustakaan yang mempunyai tugas

melayani suatu kelompok masyarakat khusus yang memiliki kesamaan dalam

kebutuhan dan minat terhadap bahan pustaka dan informasi1.

Perpustakaan khusus dapat merupakan perpustakaan sebuah departemen,

lembaga negara, lembaga penelitian, organisasi massa, militer, industri, maupun

perusahaan swasta2.

Termasuk perpustakaan khusus adalah perpustakaan yang memiliki

kekhususan tertentu, misalnya dilihat dari tugas dan fungsinya, koleksi serta

pemakainya3.

Perpustakaan khusus sering disebut perpustakaan kedinasan, karena

adanya pada lembaga – lembaga pemerintahan dan lembaga swasta. Perpustakaan

tersebut diadakan sebagai sumber informasi dan ilmu pengetahuan yang berkaitan,

baik langsung maupun tidak, dengan lembaga induknya4.

Tergolong pada perpustakaan khusus ialah perpustakaan yang

menekankan koleksi dan pelayanannya pada suatu bidang khusus atau bidang –

bidang yang bertalian satu sama lain5.

1 Soeatminah, Perpustakaan Kepustakawanan dan Pustakawan (Yogyakarta: Kanisius, 1992), h. 35. 2 Sulistyo-Basuki, Pengantar Ilmu Perpustakaan (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1991), h. 49. 3 Hernandono, Perpustakaan dan Kepustakawanan (Jakarta: Universitas Terbuka, 1999), h. 18. 4 Sutarno NS, Perpustakaan dan Masyarakat (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2003), h. 39. 5 Luwarsih Pringgoadisurjo, Perpustakaan Khusus : pengantar ke organisasi dan administrasi (Djakarta: PDIN-LIPI), h. 1.

Page 22: PELESTARIAN KOLEKSI BUKU LANGKA DI PERPUSTAKAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2530/1/98568...PELESTARIAN KOLEKSI BUKU LANGKA DI PERPUSTAKAAN KEMENTRIAN PEKERJAAN

11

Perpustakaan khusus adalah salah satu jenis perpustakaan yang dibentuk

oleh lembaga (pemerintah / swasta) atau perusahaan atau asosiasi yang menangani

atau mempunyai misi bidang tertentu dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan

di lingkungannya baik dalam hal pengelolaan maupun pelayanan informasi

pustaka dalam rangka mendukung pengembangan dan peningkatan lembaga

maupun kemampuan sumberdaya manusia6.

B. Tugas dan Fungsi Perpustakaan Khusus

Tugas perpustakaan khusus antara lain :

1. Diharapkan secara aktif memberi informasi literatur yang mengalir

yang seyogyanya diketahui oleh para peminat perpustakaan, atau

oleh mereka yang bergerak pada suatu bidang khusus;

2. Menyediakan bibliografi atau sari karangan atas permintaan atau

atas inisiatif sendiri;

3. Atas pemintaan menelusur literatur dalam suatu bidang khusus;

4. Menyediakan terjemahan – terjemahan;

5. Reproduksi karangan jika diperlukan7.

Tugas pokok perpustakaan khusus adalah melakukan kegiatan

pengumpulan / pengadaan, pengolahan, penyimpanan dan pendayagunaan bahan

pustaka bidang ilmu pengetahuan tertentu untuk memenuhi misi lembaga yang

harus diemban dalam rangka mendukung organisasi induknya dan masyarakat

6 Rachmat Natadjumena, dkk., Pedoman Umum Penyelenggaraan Perpustakaan Khusus (Jakarta: Perpustakaan Nasional, 2000), h. 6. 7 Luwarsih Pringgoadisurjo, Perpustakaan Khusus : pengantar ke organisasi dan administrasi, h. 2.

Page 23: PELESTARIAN KOLEKSI BUKU LANGKA DI PERPUSTAKAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2530/1/98568...PELESTARIAN KOLEKSI BUKU LANGKA DI PERPUSTAKAAN KEMENTRIAN PEKERJAAN

12

yang berminat mengkaji / mempelajari disiplin ilmu bidang yang menjadi misi

perpustakaan8.

Karena perpustakaan khusus berdiri dibawah lembaga atau badan,

biasanya tugas dan fungsi perpustakaan khusus adalah mendukung badan

induknya9.

C. Pengertian Pelestarian Bahan Pustaka

Perpustakaan berkewajiban untuk menjaga dan melestarikan koleksi

bukunya agar bisa digunakan dalam jangka waktu yang lama, dapat dijaga

kondisinya minimal mampu memperlambat terjadinya kerusakan bahan pustaka

serta menjaga kandungan informasi yang terdapat didalamnya, dimana

kesemuanya itu terangkum dalam kegiatan pelestarian bahan pustaka. Kegiatan

pelestarian bahan pustaka pada hakikatnya mencakup dua segi, yaitu melestarikan

kandungan informasi, dan melestarikan fisik dokumen atau bahan pustaka yang

bersangkutan10.

Pelestarian bahan pustaka lainnya yaitu pelestarian sumber informasi yang

terkandung dalam koleksi buku langka. Hal ini dapat dilakukan dengan

melakukan alih media kepada bentuk yang lebih durable. Seperti melakukan alih

media dengan cara fotokopi, pembuatan mikrofilm, digitalisasi data (magnetic

disc seperti, disket, optical disc seperti CD - ROM dan lain lain11. Alasan untuk

melakukan pelestarian kandungan informasi adalah karena kondisi fisik bahan

pustaka yang bersangkutan sudah dalam keadaan fisik yang rentan untuk

8 Rachmat Natadjumena, dkk., Pedoman Umum Penyelenggaraan Perpustakaan Khusus, h. 7. 9 Hernandono, Perpustakaan dan Kepustakawanan, h. 19 10 Ibid, h. 11. 11 Durea J.M dan D.W.G Clement, Dasar - dasar Pelestarian dan Pengawetan Bahan Pustaka (Jakarta: Perpustakaan Nasional, 1990), h. 4

Page 24: PELESTARIAN KOLEKSI BUKU LANGKA DI PERPUSTAKAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2530/1/98568...PELESTARIAN KOLEKSI BUKU LANGKA DI PERPUSTAKAAN KEMENTRIAN PEKERJAAN

13

digunakan sebagai bahan bacaan seperti pada umumnya bahkan sudah tidak bisa

digunakan lagi, sedangkan kandungan informasi yang terdapat didalamnya masih

dibutuhkan oleh pengguna perpustakaan dan bahan pustaka tersebut sudah tidak

tersedia lagi di pasaran.

Pelestarian bahan pustaka menyangkut usaha preventif, kuratif dan juga

mempermasalahkan faktor – faktor yang mempengaruhi pelestarian bahan pustaka

tersebut.12 Tujuan pelestarian bahan pustaka adalah melestarikan hasil budaya

cipta manusia, baik yang berupa informasi maupun fisik dari bahan pustaka

tersebut13.

Perpustakaan bertanggung jawab mengelola bahan pustaka agar dapat

dimanfaatkan oleh pengguna perpustakaan tanpa mengabaikan pelestarian dari

bahan pustaka tersebut. Perpustakaan juga harus mampu mengatur besarnya

anggaran yang dibutuhkan untuk melakukan pelestarian bahan pustaka sehingga

jelas dalam mengalokasikan anggaran dalam kegiatan pelestarian bahan pustaka.

Kebutuhan untuk keperluan kegiatan pelestarian harus direncanakan dengan

matang agar dana yang terserap dapat berguna secara efektif dan dapat

dipertanggungjawabkan.

Agar bahan pustaka yang dimiliki tidak mudah rusak, perpustakaan perlu

mengetahui bagaimana memperlakukan bahan – bahan pustaka dalam tempat

penyimpanan, sebab sering kita jumpai sebuah buku dengan jilidan yang sudah

rusak sebelum digunakan. Lalu harus diperhatikan dimana bahan pustaka

disimpan dan dipertimbangkan siapa yang menyimpan, alat bantu apa yang

diperlukan untuk penyimpanan dan untuk kegiatan pelestarian pada umumnya. 12 Durea J.M dan D.W.G Clement, Dasar - dasar Pelestarian dan Pengawetan Bahan Pustaka, h. 1 13 Karmidi Martoatmodjo, Pelestarian Bahan Pustaka (Jakarta: Universitas Terbuka, 1993), h. 1.

Page 25: PELESTARIAN KOLEKSI BUKU LANGKA DI PERPUSTAKAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2530/1/98568...PELESTARIAN KOLEKSI BUKU LANGKA DI PERPUSTAKAAN KEMENTRIAN PEKERJAAN

14

Alat – alat tersebut misalnya alat untuk melakukan penjilidan, fumigasi dan lain

sebagainya.

Kualifikasi tenaga kerja yang melakukan kegiatan pelestarian pun tidak

boleh luput dari perhatian, dari segi kuantitas dan kualitas. Mengenai berapa

jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan untuk melakukan kegiatan pelestarian serta

kualifikasi mengenai bidang dan kemampuannya. Dalam kegiatan pelestarian ini

diperlukan kesadaran serta pemahaman dari berbagai pihak mulai dari

pustakawan, tenaga administrasi serta pengguna perpustakaan.

D. Pelestarian Koleksi Buku Langka

Buku merupakan sumber informasi utama bagi masyarakat informasi,

buku yang sudah tua, langka dan jarang beredar di pasaran disebut buku langka,

seperti pengertian yang sudah disebutkan sebelumnya.

Perpustakaan Kem. PU merupakan salah satu dari sedikit perpustakaan

yang memiliki koleksi buku langka, seiring berjalannya waktu, buku langka

tesebut banyak yang mengalami kerusakan, bahkan hingga sudah tidak layak

pakai karena mengalami kehancuran fisik buku. Bahan pustaka langka tersebut

perlu diperhatikan pelestariannya. Pelestarian bahan pustaka meliputi perawatan

kondisi fisiknya dan pelestarian informasi yang terkandung didalamnya.

Apabila perpustakaan Kem. PU telah berkeyakinan untuk

mempertahankan koleksi buku langka yang dimilikinya, maka perlu ditetapkan

pula kebijakan pelestarian jangka panjang dan jangka pendek karena hal tersebut

memerlukan biaya yang cukup besar, tempat penyimpanan dan pada akhirnya

biaya pemeliharaan dan perbaikan bahan pustaka yang rusak. Dengan adanya

Page 26: PELESTARIAN KOLEKSI BUKU LANGKA DI PERPUSTAKAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2530/1/98568...PELESTARIAN KOLEKSI BUKU LANGKA DI PERPUSTAKAAN KEMENTRIAN PEKERJAAN

15

kebijakan pelestarian bahan pustaka maka kegiatan pelestarian dapat dilakukan

dengan baik dan benar.

Pelestarian bahan pustaka yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah

pelestarian bahan pustaka yang berkaitan dengan perawatan koleksi fisiknya, yaitu

pelestarian buku langka dari kondisi fisiknya. Kegiatan ini dilakukan dalam dua

cara yaitu preventif (pencegahan) dan kuratif (perbaikan). Kegiatan tersebut

bertujuan untuk merawat dan memperbaiki koleksi buku langka agar dapat

dipergunakan dengan sebagaimana mestinya.

E. Faktor – faktor Penyebab Kerusakan Buku Langka

Untuk dapat memahami bagaimana memberikan perlakuan yang tepat

terhadap koleksi buku langka serta dapat membantu melestarikan keberadaanya

maka terlebih dahulu kita harus memahami faktor – faktor yang menyebabkan

kerusakan koleksi buku langka. Adapun faktor penyebab tersebut antara lain :

1. Faktor Internal

Faktor internal yaitu faktor kerusakan buku yang disebabkan oleh unsur -

unsur yang ada pada buku itu sendiri, seperti bahan kertas, tinta cetak, perekat dan

lain - lain. Kertas tersusun dari senyawa - senyawa kimia, yang lambat laun akan

terurai. Penguraian tersebut dapat disebabkan oleh tinggi rendahnya suhu dan kuat

lemahnya cahaya. Kandungan asam pada kertas akan mempercepat kerapuhannya.

Ada dua penyebab utama kerusakan kimiawi pada kertas yaitu terjadinya

oksidasi dan hidrolisis selulosa14. Terjadinya reaksi oksidasi dan hidrolisis ini

menyebabkan susunan kertas yang terdiri atas senyawa kimia itu akan terurai.

14 Durea J.M dan D.W.G Clement, Dasar - dasar Pelestarian dan Pengawetan Bahan Pustaka, h. 26.

Page 27: PELESTARIAN KOLEKSI BUKU LANGKA DI PERPUSTAKAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2530/1/98568...PELESTARIAN KOLEKSI BUKU LANGKA DI PERPUSTAKAAN KEMENTRIAN PEKERJAAN

16

Oksidasi pada kertas terjadi karena adanya oksigen dari udara menyebabkan

jumlah gugusan karbonil dan karboksil bertambah dan diikuti dengan

memudarnya warna kertas. Hidrolisis adalah reaksi yang terjadi karena adanya air

(H2O). Reaksi hidrolisis pada kertas menyebabkan putusnya rantai polimer serat

selulosa sehingga mengurangi kekuatan serat15.

Kandungan asam di dalam kertas mempercepat reaksi hidrolisis, sehingga

mempercepat kerusakan kertas. Oleh karena itu, kandungan asam merupakan zat

yang berbahaya bagi kertas dan harus dihilangkan. Asam yang terbentuk dalam

kertas dapat terjadi dari berbagai macam sumber dan cara, baik dari dalam kertas

maupun dari udara sekitar tempat penyimpanan serta tinta. Disamping itu sifat

asam yang mudah berpindah tempat, menyebabkan keasaman kertas dapat

diperoleh dari kotak karton dan kertas sampul atau pembungkus yang

mengandung asam, apabila terjadi kontak langsung diantara bahan – bahan

tersebut16.

Keasaman kertas akan meningkat dengan ditambahnya bahan pemutih

pada kertas, penggunaan tinta tertentu, polusi udara dan perpindahan asam17.

Penggunaan bahan tersebut masih dtemukan pada buku yang diterbitkan saat ini.

Buku tersebut telah mengalami penurunan mutu kertas karena meningkatnya

penggunaan alum - rosing sizing dan penggunaan pembuatan pulp secara mekanik

yang akan menghasilkan tingkat keasaman yang tinggi pada kertas. Bahan –

bahan tersebut akan meninggalkan residu yang bersifat asam yang akan

mengakibatkan kertas menjadi rapuh. Untuk menetralkan asam yang terdapat pada

15 Karmidi Martoatmodjo, Pelestarian Bahan Pustaka, h.46. 16 Muhammadin Razak, dkk., Pelestarian Bahan Pustaka dan Arsip (Jakarta: Program Pelestarian Bahan Pustaka dan Arsip, 1992), h. 17. 17 Ross Harvey, Preservation in libraries: principles, strategies and practices for librarians (London: Bowker saur, 1993), h. 60.

Page 28: PELESTARIAN KOLEKSI BUKU LANGKA DI PERPUSTAKAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2530/1/98568...PELESTARIAN KOLEKSI BUKU LANGKA DI PERPUSTAKAAN KEMENTRIAN PEKERJAAN

17

bahan pustaka harus menggunakan larutan alkali yang terdapat dalam larutan

organik (non aqueos solution) dan tidak direkomendasikan menggunakan larutan

alkali dalam air karena dapat menyebabkan lunturnya tinta ke seluruh

permukaan18.

2. Faktor Eksternal

Faktor eksternal yaitu kerusakan bahan pustaka yang disebabkan oleh

faktor – faktor diluar buku itu sendiri, seperti dari faktor lingkungan, faktor

manusia, dan bencana alam.

a. Faktor Lingkungan

Faktor lingkungan adalah faktor - faktor yang menyebabkan kerusakan

buku dari lingkungan yang ada diantaranya :

1. Suhu dan Kelembaban Udara

Faktor iklim seperti suhu dan kelembaban udara merupakan penyebab

kerusakan bahan pustaka. Tingkat suhu dan kelembaban nisbi selama

penyimpanan jangka panjang bahan pustaka diketahui berdampak nyata pada

pelestarian. Oleh karena itu, kedua variabel tadi harus berada pada suatu tingkat

yang harus tetap dipertahankan di ruang penyimpanan dan ruang baca. Semakin

rendah suhu penyimpanan dan kelembaban udara, semakin lama bahan kertas

dapat mempertahan kekuatan fisiknya19.

Sebaliknya apabila suhu udara tinggi dapat menyebabkan kertas menjadi

rapuh, warna kertas menjadi kuning. Apabila kelembaban nisbi juga tinggi, maka

dapat menyebabkan buku menjadi lembab. Hal ini menyebabkan buku menjadi

mudah diserang jamur, rayap, kecoa, kutu buku dan ikan perak sehingga 18 Terry Boone, “Book Keeper for Spray Use in Single Item Treatment”, artikel diakses pada 7 Juli 2010 dari http://cool.conservation-us.org/coolaic/sg/bpg/annual/v17/bp17-04.html 19 Durea J.M, Dasar - dasar Pelestarian dan Pengawetan Bahan Pustaka, h. 8.

Page 29: PELESTARIAN KOLEKSI BUKU LANGKA DI PERPUSTAKAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2530/1/98568...PELESTARIAN KOLEKSI BUKU LANGKA DI PERPUSTAKAAN KEMENTRIAN PEKERJAAN

18

mengakibatkan buku menjadi rapuh dan mudah robek20. Jadi suhu dan

kelembaban merupakan faktor yang sangat berpengaruh terhadap kerusakan bahan

pustaka. Suhu dan kelembaban dapat meningkatkan reaksi kimia dan secara

langsung berdampak pada struktur fisik koleksi perpustakaan21.

2. Serangga dan Binatang Pengerat

Beberapa jenis serangga yang dapat merusak bahan pustaka seperti kecoa,

rayap, kutu buku dan lain - lain. Tikus merupakan binatang pengerat yang suka

merusak buku, terutama buku - buku yang tertumpuk, apalagi di tempat gelap.

a. Kecoa

Kecoa merupakan binatang yang sering terdapat di luar atau di dalam

rumah atau perpustakaan. Tempat – tempat ini bagi mereka merupakan tempat

yang memiliki banyak makanan menurut mereka, dan bisa juga dijadikan sarang

oleh mereka. Struktur tubuh kecoa adalah merupakan hal yang paling

membedakan kecoa dengan makhluk serangga lainnya. Kecoa di Indonesia

umumnya terdiri dari dua jenis, yaitu kecoa Amerika / American Cockroach

(Periplaneta Americana) dan Kecoa Jerman / German cockroach (Blattela

Germanica).

Kedua kecoa ini memiliki habitat yang berbeda, kecoa Amerika lebih

sering berada di di dalam tempat yang lembab dan hangat seperti septic tank atau

saluran sanitari. Sedangkan kecoa Jerman lebih sering berada di dalam rumah di

tempat yang lembab, gelap dan banyak makanan seperti dapur, lemari makan atau

di atas plafon rumah.

20 Martoatmodjo, Pelestarian Bahan Pustaka, h. 44. 21 Ross Harvey, Preservation in libraries: principles, strategies and practices for librarians, h. 42.

Page 30: PELESTARIAN KOLEKSI BUKU LANGKA DI PERPUSTAKAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2530/1/98568...PELESTARIAN KOLEKSI BUKU LANGKA DI PERPUSTAKAAN KEMENTRIAN PEKERJAAN

19

Kecoa kebanyakan hidup di daerah tropis dan kemudian menyebar ke

daerah subtropis, bahkan sampai ke daerah yang dingin. Serangga ini memang

lebih menyukai berada di tempat yang kotor dan bau. Berada di tempat yang kotor

dan bau tidak menjadikan kecoa menjadi rentan terhadap penyakit. Sebaliknya

serangga ini justru termasuk serangga yang mampu hidup dalam kondisi ekstrim.

Kemampuan beradaptasinya tidak perlu diragukan lagi. Daur hidup kecoa hanya

memiliki tiga stadium yaitu telur, nimfa, dan dewasa. Untuk menyelesaikan satu

siklus hidupnya kecoa membutuhkan waktu kurang lebih tujuh bulan. Waktu yang

sangat lama jika dibandingkan dengan serangga lain seperti nyamuk dan lalat.

Untuk stadium telur saja kecoa membutuhkan waktu sekitar 30 – 40 hari sampai

telur itu menetas22.

Buku merupakan salah satu makanan yang diminati kecoa. Bagian buku

yang menjadi makanan kecoa adalah kanji dan perekat sampul buku yang

dimakannya sampai habis, serta kain – kain pada punggung buku namun tetapi

jarang yang sampai menembus ke dalam buku. Ciri – ciri buku yang terserang

kecoa bisa dilihat dari noda hitam yang berasal dari cairan pekat berwarna hitam,

yang dikeluarkan oleh kecoa dan noda tersebut sulit untuk dihilangkan23.

b. Rayap

Rayap merupakan jenis serangga yang tidak asing lagi, yang selalu

dikaitkan dengan ”si perusak”. Keberadaannya sangat menyeramkan dan dengan

gerakan komunitinya dapat meruntuhkan sebuah bangunan atau gedung. Serangga

ini berukuran kecil yang hidupnya berkelompok dengan sistem kasta yang

berkembang sempurna. Pada dasarnya rayap merupakan bagian dari komponen

22 Nugroho Susetya Putra, Serangga di Sekitar Kita (Yogyakarta: Kanisius, 1994), h. 41. 23 Razak, dkk., Pelestarian Bahan Pustaka dan Arsip, h. 21.

Page 31: PELESTARIAN KOLEKSI BUKU LANGKA DI PERPUSTAKAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2530/1/98568...PELESTARIAN KOLEKSI BUKU LANGKA DI PERPUSTAKAAN KEMENTRIAN PEKERJAAN

20

lingkungan biotik yang memainkan peranan penting, serta dapat membantu

manusia menjaga keseimbangan alam dengan cara menghancurkan kayu untuk

mengembalikannya sebagai unsur hara dalam tanah. Namun karena perubahan

kondisi habitat akibat aktivitas manusia, sangat potensial mengubah status rayap

menjadi serangga hama yang merugikan.

Serangga ini memang tidak mengenal kompromi dan melihat kepentingan

manusia dengan merusak mebel, buku – buku, kabel – kabel listrik, telepon serta

barang – barang yang disimpan. Di perpustakaan rayap masuk ke dalam rak – rak

kayu, memakannya sampai habis dan masuk ke dalam buku – bukunya.

Kehadirannya pada buku rayap dapat terlihat dari bekas tanah yang tertinggal di

kertas hingga jilidannya24. Hal ini disebabkan karena rayap makan kayu dan

semua bahan berselulosa (salah satunya buku) dan itu adalah menu utamanya.

Untuk mencapai sasarannya, rayap tanah dapat menembus tembok yang tebalnya

beberapa sentimeter. Dalam usus bagian belakang dari berbagai jenis rayap

terdapat protozoa flagellata, yang ternyata berperan sebagai simbion untuk

melumatkan selulosa sehingga rayap mampu mencernakan dan menyerap

selulosa25.

c. Kutu Buku

Kutu buku disebut juga psocids, panjangnya sekitar 1 - 2 mm dan tidak

berwarna sehingga tidak kelihatan. Hama ini sangat kecil sehingga disebut juga

kutu debu (dust lice), kebanyakan tidak bersayap. Kepalanya cukup besar dan

memiliki rahang bawah yang cukup kuat. Kutu buku betina dapat bertelur sekitar

24 Ibid, h. 22. 25 Putra, Serangga di Sekitar Kita, h. 71.

Page 32: PELESTARIAN KOLEKSI BUKU LANGKA DI PERPUSTAKAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2530/1/98568...PELESTARIAN KOLEKSI BUKU LANGKA DI PERPUSTAKAAN KEMENTRIAN PEKERJAAN

21

20 sampai 100 butir terletak secara tersebar atau berkelompok. Ada berbagai jenis

kutu buku yang ada di dunia ini, antara lain :

1. Lipocelis Divinatorum, disebut juga book louse atau cereal psocids

book stick atau cabinet mite. Jenis ini tersebar luas di seluruh dunia,

panjangnya 1 mm berwarna pucat atau hampir tak berwarna.

2. Trogium Pulsatorum L, kutu buku ini biasanya terdapat di dalam

museum, perpustakaan, rumah – rumah dan lumbung – lumbung padi.

3. Psocoptropus mocrops, jenis ini terdapat di Afrika, Formosa, Jawa dan

New Guinea.

Serangga ini sering menyerang buku terutama bagian punggung buku dan

pinggirnya, serta mengikis permukaan kertas sehingga huruf – hurufnya dapat

hilang26. Makanan utama yang paling disukai oleh kutu buku adalah perekat, glue,

dan kertas – kertas yang ditumbuhi jamur. Biasanya kehadiran kutu buku dapat

diketahui dari telur yang ditinggalkan atau sisa bangkai yang menempel di dekat

jilidan atau bagian pada kertas.

d. Tikus

Hewan yang terkenal sangat rakus ini tidak hanya berbahaya bagi para

petani pemilik ladang dan sawah, tetapi juga bagi rumah dan perpustakaan. Ada

berbagai jenis tikus, tapi tidak semua jenis tikus dikenal sebagai perusak buku.

Adapun yang dikenal sebagai perusak buku adalah jenis – jenis berikut ini :

1. Tikus rumah, jenis ini terbagi dua, yaitu tikus bertubuh besar dan tikus

bertubuh kecil.

26 Martoatmodjo, Pelestarian Bahan Pustaka, h. 38.

Page 33: PELESTARIAN KOLEKSI BUKU LANGKA DI PERPUSTAKAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2530/1/98568...PELESTARIAN KOLEKSI BUKU LANGKA DI PERPUSTAKAAN KEMENTRIAN PEKERJAAN

22

2. Tikus sawah, jenis ini memang hidupnya di sawah tetapi apabila telah

masuk ke dalam rumah atau perpustakaan dapat menimbulkan bahaya

seperti yang diakibatkan oleh tikus rumah.

3. Tikus parit, tikus ini sering hidup di dalam parit – parit atau di dalam

got dan sering membuat sarang di bawah fondasi rumah serta jarang

mendatangkan bahaya langsung terhadap buku.

Binatang ini biasanya memakan buku – buku yang disimpan dalam gudang

dan kadang – kadang kertas disobek – sobek dan dikumpulkan untuk dijadikan

sarang27.

3. Cahaya

Sumber cahaya yang digunakan untuk penerangan ruang perpustakaan ada

dua, yaitu cahaya matahari dan cahaya lampu listrik. Cahaya dapat berakibat

buruk pada buku jika tidak sesuai dengan standar. Gelombang cahaya mendorong

dekomposisi kimiawi bahan – bahan organik terutama cahaya ultraviolet (UV)

dengan gelombang yang lebih tinggi yang bersifat sangat merusak. Dalam ruang

baca bahan langka tingkat cahaya yang menerangi bahan pustaka harus rendah

tetapi masih tetap nyaman untuk kegiatan membaca. Selain itu cahaya matahari

langsung juga harus dihindarkan. Cahaya ini biasanya masuk lewat jendela atau

celah – celah kecil yang dapat dilalui sinar matahari28.

Sinar matahari yang terdiri dari sinar ultraviolet, mempunyai panjang

gelombang yang kecil, sehingga dapat berbahaya bagi buku. Kertas yang terkena

panas akan mengalami kerusakan dan warnanya berubah menjadi kuning dan

27 Razak, dkk., Pelestarian Bahan Pustaka dan Arsip, h. 24. 28 Durea J.M dan D.W.G Clement, Dasar - dasar Pelestarian dan Pengawetan Bahan Pustaka, h. 10.

Page 34: PELESTARIAN KOLEKSI BUKU LANGKA DI PERPUSTAKAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2530/1/98568...PELESTARIAN KOLEKSI BUKU LANGKA DI PERPUSTAKAAN KEMENTRIAN PEKERJAAN

23

rapuh. Jenis – jenis kerusakan lain yang diakibatkan karena pengaruh sinar

ultraviolet adalah memudarnya tulisan, sampul buku, dan bahan cetak29.

4. Debu

Debu merupakan salah satu partikel – partikel kecil yang terdapat dalam

udara. Partikel – partikel debu yang ada di udara ini dapat menyebabkan polusi

udara dan juga membahayakan kehidupan manusia. Selain dampak tersebut, debu

juga berdampak negatif terhadap buku. Debu – debu tersebut dapat masuk ke

dalam ruang perpustakaan melalui jendela, pintu, lubang angin perpustakaan,

maupun celah – celah kecil. Debu yang masuk ke perpustakaan dapat

mengakibatkan kerusakan fisik, juga mengandung pencemaran udara bentuk gas

yang menimbulkan keasaman pada kertas30.

Apabila debu melekat pada kertas, maka akan terjadi reaksi kimia yang

meningkatkan tingkat keasaman pada kertas. Akibatnya kertas menjadi rapuh dan

cepat rusak. Disamping itu apabila keadaan di ruang perpustakaan lembab, debu

yang bercampur dengan air lembab itu akan menimbulkan jamur pada buku dan

merupakan makanan bagi serangga – serangga31.

5. Jamur

Keadaan jamur pada buku dapat terjadi bila keadaan buku berdebu, kotor

dan lembab. Jamur dikenal sebagai tumbuhan saprofit atau parasit. Jamur

berkembang biak dengan spora, biasanya spora ini dapat menyebar di udara dan

apabila menemukan lingkungan yang cocok, spora tersebut akan berkembang

biak. Oleh karena itu pada tempat – tempat yang terdapat banyak makanan, jamur

29 Martoatmodjo, Pelestarian Bahan Pustaka, h. 45. 30 Durea J.M dan D.W.G Clement, Dasar – dasar Pelestarian dan Pengawetan Bahan Pustaka, h. 8 31 Martoatmodjo, Pelestarian Bahan Pustaka, h. 44.

Page 35: PELESTARIAN KOLEKSI BUKU LANGKA DI PERPUSTAKAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2530/1/98568...PELESTARIAN KOLEKSI BUKU LANGKA DI PERPUSTAKAAN KEMENTRIAN PEKERJAAN

24

akan berkembang biak dengan sangat subur apalagi bila cuaca pada tempat itu

lembab. Pada buku, bagian yang paling cepat terserang jamur adalah pinggir atas

buku, kemudian kulit dan punggung buku. Bagian ini merupakan yang biasa

menyarangkan debu dan mudah lembab32. Secara umum dalam perkembangannya

jamur membutuhkan suhu yang hangat yaitu berkisar 250C atau lebih, kelembaban

berkisar antara 78% RH atau lebih, dan penerangan yang kurang serta sirkulasi

udara yang buruk33.

b. Faktor Manusia

Dalam hal – hal tertentu manusia dapat saja digolongkan sebagai musuh

buku. Sadar atau tidak sadar, sengaja atau tidak sengaja, kenyataan telah

membuktikan bahwa telah banyak terjadi kerusakan buku karena perbuatan

manusia. Perilaku pengrusakan buku baik disengaja maupun tidak disengaja

disebut vandalisme34.

Kerusakan bahan pustaka dalam ruangan baca disebabkan oleh para

pemakai yang ceroboh dan oleh perlengkapan yang rusak35.Kerusakan bahan

pustaka yang disebabkan oleh manusia ini disebabkan oleh pemakai perpustakaan

maupun petugas perpustakaan itu sendiri. Pemakai perpustakaan kadang – kadang

secara sengaja merobek atau mengambil bab tertentu dari buku, dan secara tidak

sengaja mereka membuat lipatan tanda batas baca atau membaca dengan melipat

buku ke belakang yang dapat mengakibatkan perekat buku dapat terlepas,

sehingga lembaran – lembaran buku dapat terlepas dari jilidannya.

32 Ibid, h. 45. 33 Harvey, Preservation in libraries: principles, strategies and practices for librarians, h. 45. 34 Ibid, h. 47. 35 Durea J.M dan D.W.G Clement, Dasar – dasar Pelestarian dan Pengawetan Bahan Pustaka, h. 20

Page 36: PELESTARIAN KOLEKSI BUKU LANGKA DI PERPUSTAKAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2530/1/98568...PELESTARIAN KOLEKSI BUKU LANGKA DI PERPUSTAKAAN KEMENTRIAN PEKERJAAN

25

Dilain pihak petugas perpustakaan sendiri secara tidak sadar dapat

menimbulkan kerusakan – kerusakan, misalnya penempatan buku yang terlalu

padat di dalam rak menyebabkan punggung buku dan kulit buku mudah rusak,

buku – buku berukuran besar yang dipaksa masuk ke dalam rak yang bukan

ukurannya membuat buku cepat koyak pada tepi atas dan bawahnya. Petugas

perpustakaan yang tidak memliki rasa sayang terhadap buku, dan tidak pernah

belajar bagaimana cara memelihara dan merawat buku dapat membuat kesalahan

fatal, sehingga menimbulkan kerusakan pada buku36.

c. Bencana Alam

Bencana alam merupakan penyebab yang cukup mengancam keberadaan

bahan perpustakaan hingga keberadaan perpustakaan itu sendiri, walaupun

kerusakan yang disebabkan oleh bencana alam tidak mengancam setiap saat.

1) Api

Api bagi manusia mempunyai dua sifat yaitu menguntungkan dan

merugikan. Misalnya dalam kehidupan sehari – hari ibu rumah tangga, api sangat

berguna untuk aktifitas memasak. Api dianggap merugikan apabila adanya

kelalaian dalam penggunaannya, salah satu akibatnya yaitu menimbulkan

kebakaran.

Dalam dunia perpustakaan, api juga merupakan bahaya utama. Banyak

koleksi bahan pustaka berharga dan fasilitas perpustakaan yang tidak murah

harganya mengalami kerusakan berat atau bahkan kepunahan dikarenakan

kebakaran. Perlindungan terhadap bahaya ini bisa dicegah dengan dimulai dari

36 Martoatmodjo, Pelestarian Bahan Pustaka, h. 46-47.

Page 37: PELESTARIAN KOLEKSI BUKU LANGKA DI PERPUSTAKAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2530/1/98568...PELESTARIAN KOLEKSI BUKU LANGKA DI PERPUSTAKAAN KEMENTRIAN PEKERJAAN

26

desain arsitek dan perbaikan bahan bangunan. Segi – segi desain seperti ruangan

terbuka yang luas, tangga yang dapat menjadi cerobong penyebaran api perlu

dihindari.37

2) Air

Bahaya yang disebabkan oleh air bukanlah merupakan hal yang baru.

Selain menimbulkan kerusakan langsung pada buku, air juga dapat meningkatkan

prosentase kelembaban di dalam ruangan perpustakaan, sehingga buku dan bahan

pustaka lainnya dapat menjadi lembab dan mudah terserang jamur atau hama

lainnya.

Air dapat ditimbulkan oleh berbagai sebab seperti air laut pasang, sungai

meluap atau banjir dan hujan terus menerus, kerusakan saluran persediaan air

minum, air buangan pipa pemanasan sentral, alat pendingin udara, rembesan

dinding, jendela terbuka dan sebagainya. Usaha melawan api dengan air seringkali

memberi dampak lebih besar dan lebih luas daripada apinya itu sendiri. Perawatan

dan pemeliharaan gedung secara teratur dan penyusunan arsitektur yang memadai

merupakan hal – hal yang dapat menghindarkan koleksi dari air.

F. Metode Penanganan dan Pelestarian Koleksi Buku Langka

Pencegahan kerusakan bahan pustaka bertujuan untuk38 :

1. Kerusakan yang lebih hebat dapat dihindarkan. Koleksi yang dimakan oleh

serangga atau dirusak binatang pengerat dapat diselamatkan;

2. Koleksi yang terkena penyakit, misalnya terkena jamur dapat diobati, yang

terkena kerusakan kecil dapat diperbaiki; 37 Durea J.M dan D.W.G Clement, Dasar – dasar Pelestarian dan Pengawetan Bahan Pustaka, h. 14 38 Martoatmodjo, Pelestarian Bahan Pustaka, h. 68.

Page 38: PELESTARIAN KOLEKSI BUKU LANGKA DI PERPUSTAKAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2530/1/98568...PELESTARIAN KOLEKSI BUKU LANGKA DI PERPUSTAKAAN KEMENTRIAN PEKERJAAN

27

3. Koleksi yang masih baik dapat terhindar dari penyakit maupun kerusakan

lainnya;

4. Kelestarian fisik bahan pustaka terjaga;

5. Kelestarian informasi yang terkandung dalam bahan pustaka tersebut dapat

terjaga;

6. Pustakawan atau pegawai yang bekerja di perpustakaan sadar bahwa bahan

pustaka bersifat rawan kerusakan;

7. Para pemakai terdidik untuk berhati – hati dalam menggunakan buku, serta

ikut menjaga keselamatannya;

8. Semua pihak baik petugas perpustakaan maupun pemakai perpustakaan selalu

menjaga kebersihan lingkungan.

Usaha – usaha melakukan pencegahan kerusakan koleksi buku langka

harus dilakukan sejak dini, kegiatan ini merupakan tindakan yang lebih baik dan

lebih tepat daripada melakukan perbaikan buku langka yang sudah parah

keadaannya. Dengan melakukan pencegahan kerusakan koleksi buku langka sejak

dini, biaya pelestarian koleksi buku langka dapat ditekan.

1. Usaha Pencegahan Kerusakan Buku

a. Lingkungan

Lingkungan merupakan faktor yang paling penting dalam pelestarian

koleksi buku langka karena buku langka yang akan dijadikan koleksi maupun

buku langka yang telah diperbaiki kondisi fisiknya pada akhirnya akan kembali

ditempatkan di lingkungannya yaitu tempat penyimpanannya. Oleh karena itu

Page 39: PELESTARIAN KOLEKSI BUKU LANGKA DI PERPUSTAKAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2530/1/98568...PELESTARIAN KOLEKSI BUKU LANGKA DI PERPUSTAKAAN KEMENTRIAN PEKERJAAN

28

sangatlah penting bagi perpustakaan untuk selalu menjaga kondisi lingkungan

guna melakukan pencegahan terhadap kerusakan koleksi buku langka.

1. Suhu dan Kelembaban

Sudah banyak bahan pustaka yang mengalami kerusakan yang disebabkan

oleh suhu dan kelembaban udara. Untuk mencegah kerusakan yang lebih parah

perlu dilakukan cara – cara pencegahan. Kondisi yang sesuai untuk ruang

penyimpanan koleksi berkisar antara 16 0C sampai 21 0C dan untuk kelembaban

berkisar antara 40 - 60% RH. Pengaturan suhu dan kelembaban ini harus

disesuaikan dengan kenyamanan bagi pengguna dan disesuaikan dengan keadaan

suhu dan kelembaban di suatu daerah (negara) tempat perpustakaan tersebut

berada. Kondisi yang stabil untuk jangka panjang merupakan pertimbangan

penting lainnya. Kondisi lingkungan yang disarankan untuk penyimpanan jangka

panjang bahan pustaka harus dipandang sebagai tujuan yang dikehendaki, tetapi

tidak perlu kaku sifatnya39.

Salah satu cara untuk mendapatkan kondisi seperti yang dimaksud di atas

adalah dengan menggunakan AC. Untuk penggunaan AC ini sebaiknya harus

dinyalakan selama 24 jam sehari. Oleh karena jika dinyalakan setengah hari saja

dapat menyebabkan naik turunnya kelembaban udara dalam ruangan. Kondisi

seperti ini justru akan mempercepat kerusakan kertas40.

Tindakan yang lebih sederhana untuk membatasi suhu dan kelembaban

yang berlebihan dapat dilakukan sebagai berikut41 :

a. Menjamin peredaran udara yang baik dengan kipas angin.

39 Durea J.M dan D.W.G Clement, Dasar – dasar Pelestarian dan Pengawetan Bahan Pustaka, h. 9. 40 Razak, dkk., Pelestarian Bahan Pustaka dan Arsip, h. 34. 41 Durea J.M dan D.W.G Clement, Dasar – dasar Pelestarian dan Pengawetan Bahan Pustaka, h. 9.

Page 40: PELESTARIAN KOLEKSI BUKU LANGKA DI PERPUSTAKAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2530/1/98568...PELESTARIAN KOLEKSI BUKU LANGKA DI PERPUSTAKAAN KEMENTRIAN PEKERJAAN

29

b. Menggunakan alat pengering udara untuk mengurangi kelembaban di

tempat penyimpanan buku.

c. Menggunakan metode penyekatan untuk mengurangi panas dan tirai untuk

mencegah cahaya matahari langsung.

d. Merawat gedung dan seluruh ruangannya dengan baik untuk mencegah

uap air selama musim hujan.

Untuk mengurangi kelembaban udara di dalam ruangan perpustakaan

dapat menggunakan alat dehumidifier. Sedangkan untuk mengurangi kelembaban

udara dalam rak koleksi dapat menggunakan silica gel, bahan ini dapat menyerap

uap air dari udara. Silica gel akan berwarna biru bila masih aktif menyerap air dan

berwarna merah muda bila sudah jenuh dengan uap air, maka silica gel ini tidak

dapat lagi menyerap air.

2. Serangga dan Jamur

Unsur – unsur biologis (jamur, serangga, binatang pengerat, dan

sebagainya) dapat menyebabkan kerusakan yang parah pada bahan pustaka (juga

pada perlengkapan perpustakaan). Untuk mengatasi masalah ini perlu dilakukan

usaha pencegahan serta pembasmian unsur – unsur biologis tadi dengan bahan

kimia. Penggunaan bahan kimia tadi harus dijaga dengan benar agar aman dan

tidak membahayakan manusia42.

Lingkungan yang lembab, gelap, sirkulasi udara kurang, merupakan

lingkungan yang ideal bagi serangga, untuk itu maka suhu dan kelembaban udara

harus selalu dimonitor. Usaha lain untuk mengatasi masalah ini dapat dilakukan

fumigasi. Fumigasi merupakan suatu tindakan pengasapan yang bertujuan

42 Ibid, h. 24

Page 41: PELESTARIAN KOLEKSI BUKU LANGKA DI PERPUSTAKAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2530/1/98568...PELESTARIAN KOLEKSI BUKU LANGKA DI PERPUSTAKAAN KEMENTRIAN PEKERJAAN

30

mencegah, mengobati dan mensterilkan bahan pustaka. Mencegah maksudnya

menghindari kerusakan yang lebih lanjut dapat dihindari. Mengobati maksudnya

mematikan atau membunuh serangga, kuman dan sejenisnya yang telah

menyerang dan merusak bahan pustaka., dan mensterilkan maksudnya

menetralisasi keadaan seperti menghilangkan bau busuk yang timbul dari bahan

pustaka43.

Martoatmodjo dalam bukunya juga mengatakan untuk mengatasi masalah

ini dengan cara memilih rak – rak penyimpanan yang terbuat dari bahan – bahan

yang tidak disukai oleh serangga, seperti kayu jati atau logam, sedangkan untuk

mencegah jamur perlu menjaga kebersihan tempat penyimpanan dan menjaga

temperatur suhu, menyusun koleksi tidak terlalu rapat satu sama lainnya, dan

fumigasi secara berkala perlu dilakukan.

3. Cahaya

Cahaya terdiri dari dua jenis yaitu cahaya alami seperti sinar matahari, dan

cahaya buatan seperti cahaya dari lampu pijar. Untuk mencegah kerusakan akibat

cahaya ini dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut; untuk cahaya alami, yaitu

dengan cara menghindarkan sinar matahari masuk secara langsung, menutup

jendela dengan tirai atau dengan sarana perlindungan lainnya dan juga menutup

jendela dengan saringan ultraviolet untuk menurunkan tingkat cahaya dan

perolehan cahaya. Untuk cahaya buatan juga dapat digunakan saringan ultraviolet.

Tingkat pencahayaan dan kandungan ultraviolet dari penerangan di dalam

ruangan penyimpanan bahan pustaka harus diukur dengan menggunakan alat

43 Razak dkk, Pelestarian Bahan Pustaka dan Arsip, h. 39.

Page 42: PELESTARIAN KOLEKSI BUKU LANGKA DI PERPUSTAKAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2530/1/98568...PELESTARIAN KOLEKSI BUKU LANGKA DI PERPUSTAKAAN KEMENTRIAN PEKERJAAN

31

fotometer dan monitor ultraviolet44. Selain itu untuk mencegah kerusakan dari

pengaruh sinar UV, Ogden45 memberikan rekomendasi agar kandungan UV pada

ruangan penyimpanan bahan pustaka tidak lebih dari 75 µwatt/lumen.

4. Debu

Debu termasuk partikel – partikel zat yang paling ringan dan mudah

diterbangkan oleh angin dan dapat masuk kedalam perpustakaan melalui pintu,

jendela atau melalui lubang angin – angin pada tembok. Dalam keadaan lembab,

debu yang melekat pada buku biasanya dapat menyebabkan buku ditumbuhi

jamur sehingga buku cepat rusak dan rapuh. Untuk merawat buku agar terhindar

dari kerusakan yang lebih parah salah satunya dengan cara menjaga kebersihan

yang berarti dalam ruangan penyimpanan harus bebas dari debu dan kotoran.

Suatu program pembersihan yang teratur dan terus – menerus harus

diselenggarakan. Pekerjaan tersebut tadi perlu dilakukan dengan hati – hati dan

dibawah pengawasan petugas. Program pembersihan juga mencakup pemeriksaan

koleksi guna memberi peringatan dini mengenai kerusakan yang ada46.

Banyak yang dapat dilakukan untuk mengurangi permasalahan debu jika

pengatur udara tidak dapat disediakan, yaitu dengan cara; menjamin supaya pintu

dan jendela tertutup rapat, menggunakan pita perekat pada pintu dan jendela,

menggunakan jendela berengsel daripada jendela sorong karena jendela ini tidak

pernah bebas dari debu. Debu dan kotoran yang tidak meresap ke dalam buku

44 Durea J.M dan D.W.G Clement, Dasar – dasar Pelestarian dan Pengawetan Bahan Pustaka, h. 10. 45 Sherelyn Ogden, “Temperature, relative humidity, light and air quality: basics guidelines for preservation, technical leaflet, section 2, Northeast document conservation center”, diakses pada tanggal 15 Juli 2010 dari http://www.nedcc.org/resources/leaflets/2The_Environment/01BasicGuidelines.php 46Durea J.M dan D.W.G Clement, Dasar – dasar Pelestarian dan Pengawetan Bahan Pustaka, h. 11.

Page 43: PELESTARIAN KOLEKSI BUKU LANGKA DI PERPUSTAKAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2530/1/98568...PELESTARIAN KOLEKSI BUKU LANGKA DI PERPUSTAKAAN KEMENTRIAN PEKERJAAN

32

dapat dihilangkan dengan metode kering. Alat – alat yang digunakan untuk

melakukan cara ini adalah sikat halus, kuas, spon, vacuum cleaner, sedangkan

untuk kotoran yang sukar dibersihkan dengan menggunakan penghapus karet47.

b. Manusia

Perlindungan terhadap bahan pustaka merupakan tanggung jawab

pustakawan, namun pustakawan sendiri sering lalai sehingga mengakibatkan

kerusakan bahan pustaka. Selain itu penyebab kerusakan bahan pustaka

disebabkan oleh penggunaan yang ceroboh dari para pengguna bahan pustaka.

Untuk mencegah kerusakan – kerusakan ini dapat ditempuh dengan cara

memberikan pemahaman kepada para pengguna dan pustakawan sendiri tentang

pentingnya menjaga kelestarian bahan pustaka. Untuk para pengguna

perpustakaan perlu adanya rambu – rambu petunjuk tentang bagaimana

menggunakan bahan pustaka dengan baik dan benar, seperti cara memperoleh

buku, cara mengambil buku dari rak, cara menempatkannya di rak dan

sebagainya48.

Untuk mencegah pencurian oleh pengguna perlu dilakukan usaha – usaha

seperti perencanaan efektif mengenai perancangan gedung perpustakaan. Akses

tanpa izin melaui pintu, jendela, saluran pelayanan mekanis, got dan lainnya

perlu diperkecil., keamanan pada bagian gedung akan mencegah banyak

pencurian. Para pustakawan harus mempertimbangkan memasang tanda bahaya

tertentu atau tanda bahaya permanen yang dapat diterapkan selama perpustakaan

47 Razak dkk, Pelestarian Bahan Pustaka dan Arsip, h. 38. 48 Martoatmodjo, Pelestarian Bahan Pustaka, h. 69

Page 44: PELESTARIAN KOLEKSI BUKU LANGKA DI PERPUSTAKAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2530/1/98568...PELESTARIAN KOLEKSI BUKU LANGKA DI PERPUSTAKAAN KEMENTRIAN PEKERJAAN

33

tutup. Untuk perpustakaan besar, sebagai tambahan sarana tanda bahaya tadi,

diperlukan patroli petugas keamanan yang mempunyai hubungan dengan polisi49.

c. Bencana Alam

Kerusakan terhadap bahan pustaka yang disebabkan oleh bencana alam

meskipun tidak terjadi secara periodik, namun sebaiknya dilakukan hal – hal yang

bersifat perbaikan apabila terjadi bencana alam di daerah sekitar perpustakaan.

1. Api

Selama ini sudah banyak kerusakan – kerusakan yang disebabkan oleh api

(kebakaran). Begitu pula di perpustakaan, api dapat merusak bahan pustaka

bahkan memusnahkannya. Untuk mencegah kerusakan – kerusakan yang lebih

parah lagi perlu adanya suatu tindakan preventif seperti :

1. Kabel listrik harus diperiksa secara berkala.

2. Bahan yang mudah terbakar seperti varnish dan bahan – bahan kimia

yang mudah menguap harus diletakkan di luar bangunan utama.

3. Larangan keras merokok di dalam atau di luar bangunan gedung.

4. Alarm seperti smoke detector harus dipasang di tempat yang strategis

untuk mengetahui dengan cepat adanya kebakaran, fungsi alat ini harus

diperiksa secara berkala.

5. Alat – alat pemadam api harus diletakkan pada tempat yang mudah

dijangkau. Alat pemadam ini harus diganti kembali bila sudah habis

masa berlakunya. Pemadam api yang baik untuk ruangan yang di

49 Durea J.M dan D.W.G Clement, Dasar – dasar Pelestarian dan Pengawetan Bahan Pustaka, h. 17.

Page 45: PELESTARIAN KOLEKSI BUKU LANGKA DI PERPUSTAKAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2530/1/98568...PELESTARIAN KOLEKSI BUKU LANGKA DI PERPUSTAKAAN KEMENTRIAN PEKERJAAN

34

dalamnya terdapat benda – benda organik seperti kertas adalah tipe

pemadam api kering seperti CO2 (karbondioksida).

Alat deteksi api dan tanda bahaya harus dipasanag dan secara teratur

diperiksa. Bunyi alat – alat tersebut harus terdengar oleh semua anggota staf dan

pembaca. Mereka harus mengenal tanda – tanda bahaya dari alat tersebut. Selain

itu perpustakaan menyediakan tenaga listrik cadangan pada waktu api

melumpuhkan tenaga listrik utama dari PLN. Petugas perpustakaan harus dilatih

secara teratur mengenai cara penggunaannya dan berbagai aspek pencegahan api.

Seyogyanya organisasi pemadam kebakaran yang profesional perlu diusahakan

memberi saran mengenai sifat alat – alat tadi50.

2. Air

Kerusakan yang disebabkan oleh air mungkin lebih berbahaya bagi

perpustakaan dibandingkan kerusakan oleh api51. Untuk mengatasi timbulnya

kerusakan perlu adanya usaha atau tindakan pencegahan. Salah satu pencegahan

seperti pemeliharaan gedung secara teratur. Cara pencegahan lainnya adalah

dengan menyusun perincian arsitektur bangunan baru, misalnya pembuangan

genangan air sebaiknya tidak berlokasi di daerah penyimpanan koleksi52.

Untuk kertas yang terkena air dapat dikeringkan dalam ruangan yang

mempunyai ventilasi yang baik. Untuk membantu sirkulasi udara dalam ruangan

dapat menggunakan kipas angin. Temperatur dapat dinaikkan sekitar 35-400C

dengan menggunakan heater. Setelah pengeringan kertas dapat difumigasi dan

50 Durea J.M dan D.W.G Clement, Dasar – dasar Pelestarian dan Pengawetan Bahan Pustaka, h. 14. 51 Ibid, h. 15. 52 Ibid, h. 16.

Page 46: PELESTARIAN KOLEKSI BUKU LANGKA DI PERPUSTAKAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2530/1/98568...PELESTARIAN KOLEKSI BUKU LANGKA DI PERPUSTAKAAN KEMENTRIAN PEKERJAAN

35

direstorasi sebelum disimpan di tempat penyimpanan53. Selain itu untuk

menghentikan kerusakan yang disebabkan oleh air dapat dilakukan dengan cara

mengangin – anginkan secara tradisional atau mempercepat pembekuan54.

Perpustakaan perlu mengenal perusahaan setempat yang dapat dimanfaatkan

untuk tindakan pendinginan tersebut. Bagaimanapun juga, ketersediaan alat

penghilang kelembaban juga harus diadakan.

Untuk buku yang rusak terkena banjir, langkah – langkah yang dapat

diambil sebagai tindakan pencegahannya adalah sebagai berikut :

a. Ikatan buku jangan dilepas, dengan demikian lumpur yang ada di

bagian luar dapat dibersihkan. Untuk menghilangkan kotoran, lumpur

dan lain – lain digunakan kapas yang sudah dibasahi.

b. Air yang terdapat dalam ikatan buku harus dikeluarkan dengan cara

menekannya perlahan – lahan.

c. Buku yang masih basah dianginkan sampai kering.

d. Buku diusahakan agar tetap utuh dan lampirannya jangan sampai

terpisah.

e. Buku jangan dikeringkan dibawah pancaran sinar matahari.

f. Kesabaran adalah modal utama dalam usaha melakukan tindakan

pencegahan terhadap kerusakan bahan pustaka55.

53 Razak dkk, Pelestarian Bahan Pustaka dan Arsip, h. 37. 54 Durea J.M dan D.W.G Clement, Dasar – dasar Pelestarian dan Pengawetan Bahan Pustaka, h. 16. 55 Martoatmodjo, Pelestarian Bahan Pustaka, h. 78.

Page 47: PELESTARIAN KOLEKSI BUKU LANGKA DI PERPUSTAKAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2530/1/98568...PELESTARIAN KOLEKSI BUKU LANGKA DI PERPUSTAKAAN KEMENTRIAN PEKERJAAN

36

2. Usaha - usaha Memperbaiki Buku yang Rusak

Untuk memperbaiki koleksi bahan pustaka yang rusak diperlukan suatu

usaha atau tindakan perbaikan, usaha tersebut diantaranya sebagai berikut :

a. Menambal dan Menyambung

Menambal dan menyambung dilakukan untuk mengisi lubang – lubang

dan bagian – bagian yang dihilangkan pada kertas atau menyatukan kembali

kertas yang sobek akibat bermacam – macam faktor perusak buku56. Lubang –

lubang pada buku disebabkan oleh larva kutu buku, kecoa atau ikan perak yang

memakan kertas yang menyebabkan kertas tersebut menjadi berlubang atau robek.

Kerusakan dapat pula terjadi karena sering dipakai, sehingga buku menjadi tipis

pada bagian lipatan. Ada dua jenis penambalan kertas yang rusak yaitu

penambalan kertas karena berlubang dan penambalan kertas karena robek

memanjang.

Kertas berlubang yang disebabkan oleh larva kutu buku, jika terlalu parah

dapat dilakukan dengan menutup lubang – lubang tersebut dengan bubur kertas.

Sedangkan penambalan kertas yang robek memanjang dapat dilakukan dengan

cara penambalan menggunakan kertas Jepang (sejenis kertas untuk laminasi), dan

penambalan dengan kertas tisu (heat tissue paper). Menambal dengan kertas

Jepang dilakukan jika ada halaman buku yang robek, baik robeknya lurus maupun

tidak lurus. Sedangkan penambalan dengan kertas tisu (heat tissue paper), apabila

kertas yang diperbaiki mengkilap. Kertas tisu ini tampilannya sudah “nerawang”

ada lemnya yang hanya dapat menempel jika dipanasi57. Kertas tisu (heat tissue

paper) ini sudah tidak digunakan lagi, karena mengandung keasaman yang sangat

56 Razak dkk, Pelestarian Bahan Pustaka dan Arsip, h. 50. 57 Martoatmodjo, Pelestarian Bahan Pustaka, h. 53.

Page 48: PELESTARIAN KOLEKSI BUKU LANGKA DI PERPUSTAKAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2530/1/98568...PELESTARIAN KOLEKSI BUKU LANGKA DI PERPUSTAKAAN KEMENTRIAN PEKERJAAN

37

tinggi. Kertas yang umumnya sekarang digunakan adalah kertas tisu washi (dari

Jepang) atau kertas buatan tangan (handmade paper), dari Indonesia daluang

yang kini sudah dapat diproduksi dalam negri.

b. Laminasi

Laminasi adalah suatu kegiatan melapisi bahan pustaka dengan kertas

khusus, agar bahan pustaka menjadi lebih awet. Proses keasaman yang terjadi

pada kertas yang terdiri dari film oplas kertas cromton, atau kertas pelapis lainnya.

Pelapis kertas ini menahan polusi debu yang menempel di bahan pustaka,

sehingga tidak teroksidasi dengan polutan58. Cara laminasi ini cocok dan tepat

apabila digunakan untuk kertas – kertas yang sudah tidak dapat diperbaiki lagi

dengan cara – cara lain seperti menambal, menyambung, penjilidan dan

sebagainya, dengan demikian kertas menjadi lebih kuat59.

Biasanya kertas yang dilaminasi adalah kertas yang sudah tua, berwarna

kuning atau berwarna coklat, berbau apek, kotor, berdebu dan sebagainya oleh

karena pengaruh lingkungan dan bertambahnya derajat kesaman60.

Ada berbagai jenis cara laminasi yaitu laminasi dengan tangan, laminasi

dengan mesin pres panas, laminasi dengan filmo plast. Untuk memperoleh hasil

yang baik dari ketiga jenis cara laminasi tersebut, setelah proses laminasi masing

– masing kertas dilapisi dengan kertas pembatas atau kertas minyak dan ditindih

dengan alat pres atau papan, maka hasilnya akan terlihat rapi61.

58 Martoatmodjo, Pelestarian Bahan Pustaka, h. 111. 59 Razak dkk, Pelestarian Bahan Pustaka dan Arsip, h. 54. 60 Ibid, h. 54. 61 Ibid,h. 54.

Page 49: PELESTARIAN KOLEKSI BUKU LANGKA DI PERPUSTAKAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2530/1/98568...PELESTARIAN KOLEKSI BUKU LANGKA DI PERPUSTAKAAN KEMENTRIAN PEKERJAAN

38

c. Enkapsulasi

Salah satu cara lain dalam memperbaiki buku yang rusak adalah dilakukan

dengan cara enkapsulasi. Enkapsulasi adalah cara melindungi kertas dari

kerusakan yang bersifat fisik. Pada enkapsulasi setiap lembar kertas diapit dengan

cara menempatkannya diantara dua lembar plastik yang transparan, jadi tulisannya

tetap bisa dibaca dari luar. Pinggiran plastik tersebut ditempeli lem dari double

sided tape, sehingga kertas tidak terlepas62.

Jenis – jenis kertas yang akan dienkapsulasi ini adalah kertas lembaran

seperti naskah kuno, peta, bahan cetakan atau poster yang umumnya sudah rapuh

karena umur, rusak oleh pengaruh asam, atau polusi udara, berlubang – lubang

karena dimakan serangga, kesalahan dalam penyimpanan, atau salah dalam

penggunaan seperti menggulung atau melipat, rusak karena terlalu sering

digunakan. Peralatan dan bahan yang dibutuhkan dalam proses ini adalah gunting

kecil atau besar, alas dari plastik tebal yang dilengkapi dengan garis – garis yang

berpotongan tegak lurus untuk mempermudah pekerjaan, sikat halus film plastik

polyester, pisau pemotong (cutter), double sided tape 3M, pemberat, kertas

penyerap bebas asam dan lembaran kaca63.

d. Penjilidan

Bahan pustaka yang rusak seperti buku, lem atau jahitannya terlepas,

lembar pelindung dan sampul mengalami kerusakan, sobek dan bentuk – bentuk

kerusakan fisik lainnya yang diperkirakan masih dapat diatasi, perlu dilakukan

perbaikan. Salah satu tindakan yang tepat untuk kerusakan jenis tersebut adalah

dengan mereparasi atau memperbaiki atau menjilid kembali untuk dapat

62 Martoatmodjo, Pelestarian Bahan Pustaka, h.113. 63 Razak, Pelestarian Bahan Pustaka dan Arsip, h. 56.

Page 50: PELESTARIAN KOLEKSI BUKU LANGKA DI PERPUSTAKAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2530/1/98568...PELESTARIAN KOLEKSI BUKU LANGKA DI PERPUSTAKAAN KEMENTRIAN PEKERJAAN

39

mempertahankan bentuk fisiknya, sekaligus mempertahankan kandungan ilmiah

di dalamnya. Pada dasarnya penjilidan merupakan pekerjaan menghimpun atau

menggabungkan lembaran – lembaran yang lepas menjadi satu., yang dilindungi

ban atau sampul64.

Untuk pelaksanaan pekerjaan penjilidan ini diperlukan perlengkapan dan

bahan jilidan seperti65 :

1. Perlengkapan penjilidan:

a. Pisau, digunakan untuk memotong kertas dan lain – lain bahan atau

material yang kecil dan digunakan memotong tepi kulit buku.

b. Pemampat atau palu kayu, digunakan ketika menjalankan proses

rounding dan backing (memilung).

c. Pelubang atau pusat (berupa besi tajam yang bergagang kayu),

digunakan untuk membuat lubang diatas kertas, board ketika menjilid

atau menjahit dengan tangan.

d. Gunting, untuk memotong pita, kain atau bahan cover buku dan lain –

lain.

e. Tulang pelipat (bone folder), terbuat dari jenis tulang, kayu atau plastik

yang digunakan untuk melipat dengan tangan (turning inedge),

membuat creasing pad ked, membuat tanda dengan cara melipat atau

menggores, dan lain – lain.

f. Penggaris besi (straight edge/steel ruler), untuk mengukur atau

sebagai alat bantu ketika memotong kertas dengan tangan.

64 Martoatmodjo, Pelestarian Bahan Pustaka, h. 123. 65 Ibid, h. 126-135..

Page 51: PELESTARIAN KOLEKSI BUKU LANGKA DI PERPUSTAKAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2530/1/98568...PELESTARIAN KOLEKSI BUKU LANGKA DI PERPUSTAKAAN KEMENTRIAN PEKERJAAN

40

g. Kuas (brush), untuk menyapu perekat (lem) di atas material (kertas,

karton dan sebagainya) saat pekerjaan penjilidan dilakukan.

h. Gergaji (tannon saw), untuk menggergaji punggung buku pada

penjilidan yang dikerjakan dengan tangan.

i. Jarum, untuk menjahiit pada penjilidan yang dikerjakan dengan

tangan.

j. Pengepres atau pemampat (presses), untuk penjilidan dengan tangan.

k. Pemidang jahit (sewing press), untuk menjahit kuras dengan tangan.

l. Mesin potong, untuk memotong bahan yang berukuran besar dan tebal.

2. Bahan penjilidan :

Bahan – bahan yang diperlukan atau digunakan dalam penjilidan

adalah sebagai berikut :

a. Kertas, adalah lembaran yang terbuat dari selulosa alam atau serat

buatan yang telah mengalami penggilingan ditambah beberapa bahan

tambahan, misalnya kaolin, zat warna, formaldehida (untuk memberi

daya tahan pada kertas) dan sebagainya.

b. Karton, sejenis kertas tebal dengan berat atau gramatur berkisar antara

165 gram sampai 320 gram per meter persegi. Ada bermacam –

macam jenis karton yaitu karton manila (61 x 86 cm; 65 x 100 cm),

karon BC (bild carton) (61 x 86 cm; 65 x 100 cm), lenen karton (79 x

109 cm; 90 x 120 cm), duplek karton (79 x 109 cm; 90 x 120 cm). ada

juga jenis karton tebal dengan berat / gramatur di atas 320 gram per

meter persegi yang disebut strook board. Jenis ini antara lain strook

board lokal (65 x 75 cm), strook board import (70 x 100 cm). Nomor

Page 52: PELESTARIAN KOLEKSI BUKU LANGKA DI PERPUSTAKAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2530/1/98568...PELESTARIAN KOLEKSI BUKU LANGKA DI PERPUSTAKAAN KEMENTRIAN PEKERJAAN

41

ketebalan board antara lain nomor 18 ketebalannya 4,3 mm dengan isi

per paknya 18 lembar, nomor 20 ketebalannya 3,80 mm dengan isi per

paknya 20 lembar, nomor 30 ketebalannya 2,50 mm dengan isi per

paknya 30 lembar, nomor 40 ketebalannya 2,00 mm dengan isi per

paknya 40 lembar, nomor 100 ketebalannya 0,70 mm dengan isi per

paknya 100 lembar.

c. Kain linen (book Binden Linnen), digunakan untuk pelapis punggung

buku atau seluruh cover buku.

d. Bahan perekat (lem), digunakan untuk menempelkan barang yang satu

dengan yang lainnya misalnya kertas dengan kertas, kertas dengan

bahan lain dan sebagainya.

e. Benang, digunakan untuk menjahit kertas dalam penjilidan.

f. Kawat jahit, kawat jahit ini terdiri dua jenis yaitu; kawat bulat

(digunakan untuk menjahit (satu katern atau kuras) atau majalah

berkala), dan kawat persegi (digunakan untuk menjahit dos – dos

untuk kemasan yang sifatnya sederhana).

Setelah perlengkapan dan bahan penjilidan tersebut sudah tersedia, proses

selanjutnya adalah penghimpunan dan penggabungan. Penghimpunan adalah

penyusunan lembaran – lembaran menurut urutan yang dikehendaki, kemudian

membentuk kuras atau katern. Penggabungan adalah menyatukan secara erat dan

padu setiap lembaran menjadi katern, kemudian katern – katern itu digabung

menjadi satu.

Sebagaimana kita ketahui, bahan pustaka berupa buku banyak bentuknya,

ada yang panjang, pendek, tebal, tipis, kuat, lemah, indah, sederhana dan

Page 53: PELESTARIAN KOLEKSI BUKU LANGKA DI PERPUSTAKAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2530/1/98568...PELESTARIAN KOLEKSI BUKU LANGKA DI PERPUSTAKAAN KEMENTRIAN PEKERJAAN

42

sebagainya. Bervariasinya bentuk buku tersebut mempengaruhi jenis penjilidan

serta cara mengerjakannya. Secara umum ada tiga jenis penjilidan. Pertama,

penjilidan manual, yang masih dipraktekkan pada penjilid dengan tangan, seperti

dilakukan para penjilid tukang fotokopi, dan sebagian penjilid di perpustakaan.

Kedua, penjilidan semiotomatis, yang biasa dipakai untuk buku – buku sampul

lunak (paperback). Ketiga, penjilidan otomatis (dengan mesin), yang biasa

dipakai dalam penjilidan buku edisi bersampul keras (hard cover)66. Ada berbagai

jenis penjilidan yaitu67 :

a. Penjilidan kaye atau jilidan yang paling sederhana, jilidan ini hanya

cocok kalau jumlah halamannya sedikut.

b. Jilidan dengan tanda atau signature binding, yaitu penjilidan dengan

memperhatikan tanda pada bahan pustaka yang akan dijilid.

c. Jilid lem punggung.

d. Jilid spiral, penjilidan ini dapat dikerjakan untuk menjilid buku dengan

jumlah halaman yang banyak maupun yang sedikit.

e. Jilid lak ban.

Beberapa langkah yang perlu dilakukan dalam proses perbaikan dengan

cara penjilidan antara lain :

1. Kuras atau katern, yaitu lembaran – lembaran yang telah dilipat dan

saling disisipkan dijahit satu dengan yang lainnya dan akhirnya

membentuk isi buku atau blok buku.

66 Iwank, “Jilid Lem,” artikel diakses pada tanggal 16 Juli 2010 dari http://www.ruangbaca.com/ruangbaca/?doky=MjAwOA==&dokm=MDI=&dokd=MjU=&dig=YXJjaGl2ZXM=&on=U0xQ&uniq=NjIz 67 Martoatmodjo, Pelestarian Bahan Pustaka, h. 142 – 144.

Page 54: PELESTARIAN KOLEKSI BUKU LANGKA DI PERPUSTAKAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2530/1/98568...PELESTARIAN KOLEKSI BUKU LANGKA DI PERPUSTAKAAN KEMENTRIAN PEKERJAAN

43

2. Isi buku atau blok buku kemudian dipres atau dipampatkan, sambil

dilem. Pada sistem tanpa benang (perpect binding) blok buku dapat

dilem pada punggungnya setelah punggung buku tersebut dipotong dan

dikasarkan (dipres).

3. Lembar pelindung ditempelkan, baik bagian atas maupun bagian

bawah atau ditempelkan pada lembaran pertama dan lembaran terakhir

isi buku.

4. Isi buku yang telah ditempeli lapisan lembar pelindung dapat dipotong

/ dirapikan sesuai ukuran yang dikehendaki, baik bagian kedua sisi

samping dan sisi depan.

5. Isi buku dipilung atau dibulatkan atau dapat juga dibentuk lurus / siku,

sesuai dengan yang diinginkan.

6. Tempel atau rekatkan pita kapital, untuk pemanis / estetika disamping

dapat juga menambah kekuatan pada bagian kepala dan ekornya.

7. Tempel kain kasa sebelum digabung dengan sampul atau covernya68.

e. Deasidifikasi

Deasidifikasi adalah pelestarian bahan pustaka dengan cara menghentikan

proses keasaman yang terjadi pada kertas. Dalam proses pembuatan kertas, ada

campuran zat kimia yang apabila zat tersebut terkena udara luar, membuat kertas

menjadi asam yang akan merusak kertas. Sebelum dilakukan kegiatan

deasidifikasi, terlebih dulu dilakukan uji keasaman terhadap kertas dengan

mengunakan pH meter, kertas pH atau spidol pH69.

68 Razak dkk, Pelestarian Bahan Pustaka dan Arsip, h. 59. 69 Martoatmodjo, Pelestarian Bahan Pustaka, h. 104.

Page 55: PELESTARIAN KOLEKSI BUKU LANGKA DI PERPUSTAKAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2530/1/98568...PELESTARIAN KOLEKSI BUKU LANGKA DI PERPUSTAKAAN KEMENTRIAN PEKERJAAN

44

Proses deasidifikasi ini merupakan cara yang hanya dapat menghilangkan

asam yang sudah ada dan melindungi kertas dari kontaminasi asam dari berbagai

sumber, deasidifikasi tidak dapat memperkuat kertas yang sudah rapuh. Alat – alat

yang disebutkan di atas diperlukan untuk menentukan sifat asam atau basa suatu

bahan, dengan memakai ukuran derajat keasaman yang disingkat pH. Asam

mempunyai pH antara 0-7 dan basa antara 7-14, pH7 adalah normal atau netral.

Kalau pH kertas lebih dari 7, berarti kertas tersebut sudah bersifat asam, jika pH

kertas berada antara 4-5, ini menunjukkan kondisi kertas itu sudah parah. Untuk

mengetahui derajat keasaman pada suatu kertas, satu titik pada kertas dibasahi

dengan air suling., kemudian pHnya diukur dengan pH meter atau kertas pH70.

Sedangkan cara lain dengan menggunakan spidol pH adalah dengan

menggoreskan spidol tersebut pada kertas di buku, kemudia kita lihat perubahan

warnanya. Selanjutnya kita ukur dengan menggunakan ukuran warna yang

menunjukkan tingkat keasamannya, namun cara ini tentunya kurang baik, karena

akan meninggalkan bekas warna goresan pada buku71.

Dalam melakukan deasidifikasi kita harus hati – hati, karena deasidifikasi

terlalu besar akan menyebabkan kertas menjadi rusak. Deasidifikasi yang paling

baik adalah merubah pH kertas yang mula – mula kurang dari 7 menjadi 7 sampai

8,5, jika pH kertas lebih besar dari 9 akan menyebabkan terhidrolisasinya selulosa

dalam suasana alkali. Oleh karena itu, konsentrasi basa yang dipakai harus

sebanding dengan asam yang ada dalam kertas untuk menghasilkan garam netral

dan tidak terjadi kelebihan basa.

70 Razak, Pelestarian Bahan Pustaka dan Arsip, h. 43. 71 Martoatmodjo, Pelestarian Bahan Pustaka, h. 105.

Page 56: PELESTARIAN KOLEKSI BUKU LANGKA DI PERPUSTAKAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2530/1/98568...PELESTARIAN KOLEKSI BUKU LANGKA DI PERPUSTAKAAN KEMENTRIAN PEKERJAAN

45

Ada beberapa larutan yang bersifat basa yang digunakan oleh para ahli

konservasi kertas. Bahan – bahan ini cukup baik untuk menetralkan asam yang

terkandung dalam kertas, yaitu :

1. Kalsium hidroksida, kalsium karbonat, magnesium

hidroksida dan magnesium karbonat.

2. Magnesium methoxide.

3. Barium hidroksida.

Deasidifikasi harus dilakukan dengan cara kering untuk mencegah

penggunaan larutan yang dapat melarutkan tinta pada bahan pustaka72.

f. Memutihkan Kertas

Kertas pada buku yang biasa kita jumpai kadang ada yang berwarna

kecoklatan, hal ini menandakan kertas tersebut sudah terkena debu dan lumpur.

Untuk mengatasi hal tersebut diperlukan usaha perbaikan yaitu dengan cara

diputihkan dengan berbagai zat kimia seperti :

1. Chloromine-T

2. Gas Chlordioksida

3. Natrium Chlorida

4. Potasium Perrmanganate

5. Natrium Hipochlorite

6. Hidrogen Peroksida

Pemutihan kertas yang dimaksud disini adalah untuk menghilangkan noda

yang terdapat pada kertas, bukan untuk memutihkan buku yang telah terisi tulisan

72 Terry Boone, “Book Keeper for Spray Use in Single Item Treatment”, diakses pada tanggal 07 Juli 2010 dari http://cool.conservation-us.org/coolaic/sg/bpg/annual/v17/bp17-04.html

Page 57: PELESTARIAN KOLEKSI BUKU LANGKA DI PERPUSTAKAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2530/1/98568...PELESTARIAN KOLEKSI BUKU LANGKA DI PERPUSTAKAAN KEMENTRIAN PEKERJAAN

46

tangan ataupun tulisan cetak. Namun, apabila dianggap sangat perlu, dapat juga

seluruh halaman dari suatu buku diputihkan73.

73 Martoatmodjo, Pelestarian Bahan Pustaka, h. 54.

Page 58: PELESTARIAN KOLEKSI BUKU LANGKA DI PERPUSTAKAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2530/1/98568...PELESTARIAN KOLEKSI BUKU LANGKA DI PERPUSTAKAAN KEMENTRIAN PEKERJAAN

47

BAB III

GAMBARAN UMUM

PERPUSTAKAAN KEMENTRIAN PEKERJAAN UMUM

A. Sejarah Singkat

Perpustakaan Kementrian Pekerjaan Umum (Kem. PU) merupakan

perpustakaan khusus yang koleksinya tersebar di masing – masing unit kerja.

Perpustakaan tersebut antara lain :

• Perpustakaan Sekretariat Ditjen Pengairan, didirikan pada tahun 1967.

• Perpustakaan Sekretariat Ditjen Bina Marga, didirikan pada tahun 1971.

• Perpustakaan Sekretariat Balitbang, didirikan pada tahun 1975.

• Perpustakaan Biro Hukum, didirikan pada tahun 1975.

• Perpustakaan Biro Umum, didirikan pada tahun 1975.

Seiring dengan perubahan struktur organisasi yang terjadi di Kementrian

Pekerjaan Umum pada tahun 2005, koleksi perpustakaan Sekretariat Balitbang,

Sekretariat Jenderal, Sekretariat SDA dan Bina Marga diserahkan kepada Pusat

Komunikasi Publik untuk digabungkan menjadi satu dan menempati gedung Pusdata.

Dengan penggabungan tersebut dan berkoordinasi dengan Perpustakaan di Gedung

Utama (Biro Hukum dan Biro Umum) diharapkan dapat dijadikan cikal bakal

terbentuknya Perpustakaan Utama Kementrian Pekerjaan Umum, sehingga dapat

menyajikan data dan informasi ke–PU-an kepada masyarakat PU secara khusus dan

masyarakat luas secara umum.

Page 59: PELESTARIAN KOLEKSI BUKU LANGKA DI PERPUSTAKAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2530/1/98568...PELESTARIAN KOLEKSI BUKU LANGKA DI PERPUSTAKAAN KEMENTRIAN PEKERJAAN

48

Perpustakaan Kem. PU telah memanfaatkan teknologi informasi berupa

fasilitas jaringan komputer untuk mengakses unit – unit perpustakaan di lingkungan

Kementrian PU baik dalam maupun luar daerah. Perpustakaan dengan fasilitas

jaringan ini mulai dikenalkan pada awal terbentuknya Kementrian Kimpraswil tahun

2001, dengan diawali sharing data pustaka.

Dengan ditetapkannya SK Menteri PU No. 242/KPTS/1993 tentang

Pembinaan Pengelolaan Perpustakaan di lingkungan Kementrian PU, maka

perpustakaan Biro Umum saat itu ditetapkan sebagai pusat jaringan perpustakaan

Kementrian PU, untuk selanjutnya diharapkan dapat melakukan pembinaan sistem

jaringan perpustakaan di lingkungan Kementrian PU, yang sejak tahun 2005

dilimpahkan kepada Pusat Komunikasi Publik.

Visi dan Misi

Visi dari Perpustakaan Kementrian Pekerjaan Umum adalah “One Stop

Service For Public Works Documents.”

Misi Perpustakaan Kementrian Pekerjaan Umum, yaitu :

1. Meningkatkan jumlah koleksi baik dalam bentuk buku maupun non buku.

2. Mempromosikan koleksi – koleksi yang dimiliki oleh Perpustakaan

Kementrian Pekerjaan Umum.

3. Meningkatkan jumlah pengunjung Perpustakaan dengan cara meningkatkan

mutu layanan.

4. Meningkatkan sumber daya manusia di perpustakaan baik dengan cara

pelatihan perpustakaan maupun perekrutan sarjana perpustakaan.

Page 60: PELESTARIAN KOLEKSI BUKU LANGKA DI PERPUSTAKAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2530/1/98568...PELESTARIAN KOLEKSI BUKU LANGKA DI PERPUSTAKAAN KEMENTRIAN PEKERJAAN

49

Menteri

Pekerjaan

Umum

BPKSD

M

Balitbang

ItJen

SekJen

DirJen TaRu

DirJen SDA

DirJen

BM

DirJen

CK

Biro

Perencan

aan dan

Biro

Kepegawaia

n dan

ORTALA

Biro

Keuanga

n

Biro

Perlengka

pan dan

Umum

Biro

Hukum

Pusat

Komunikasi

Publik

Pusat

Pendidi

kan

Pusat

Kajian

Strategis

Pusat

Pengol

ahan

Bidang

Dokumentas

i dan

Publikasi

Sub. Bidang

Publikasi

Sub. Bidang

Dokumentasi

Sub Bidang Perpustaka

an

5. Membuat perpustakaan yang berbasis IT.

B. Struktur Organisasi

1. Struktur Kementrian PU

Struktur organisasi Kementrian Pekerjaan Umum terdiri dari Sub Bidang

Perpustakaan yang berada pada eselon IV yang bertanggung jawab kepada Bidang

Dokumentasi dan Publik eselon III. Bidang Dokumentasi dan Publik bertanggung

jawab kepada Pusat Komunikasi Publik dibawah Sekretariat Jenderal eselon I.

kemudian Sekretariat Jenderal bertanggung jawab kepada Menteri Pekerjaan Umum.

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam struktur organisasi berikut ini :

Bagan 1

Struktur Makro Perpustakaan Kementrian PU

Page 61: PELESTARIAN KOLEKSI BUKU LANGKA DI PERPUSTAKAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2530/1/98568...PELESTARIAN KOLEKSI BUKU LANGKA DI PERPUSTAKAAN KEMENTRIAN PEKERJAAN

50

Kepala Sub Bidang Perpustakaan

Pengadaan Pengolahan Pelayanan

2. Struktur Perpustakaan Kementrian PU

Semua Staf Perpustakaan bertanggung jawab langsung kepada Kepala

Perpustakaan Kementrian Pekerjaan Umum. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam

struktur organisasi berikut ini :

Bagan 2

Struktur Mikro Perpustakaan Kementrian PU

C. Koleksi

Koleksi Perpustakaan Kementrian Pekerjaan Umum terdiri dari koleksi –

koleksi dari Perpustakaan Balitbang, Bina Marga, dan Sumber Daya Air yang terdiri

atas majalah, monograf, hasil studi, makalah, dan bahan non buku (album foto, VCD

dan DVD) yang meliputi bidang teknik sipil, arsitektur, lingkungan, planologi, jalan,

jembatan, perumahan dan pemukiman, serta penataan ruang. Jumlah koleksi yang

dimiliki Kementrian PU dari beberapa jenis pustaka, sebagai berikut :

Page 62: PELESTARIAN KOLEKSI BUKU LANGKA DI PERPUSTAKAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2530/1/98568...PELESTARIAN KOLEKSI BUKU LANGKA DI PERPUSTAKAAN KEMENTRIAN PEKERJAAN

51

Jumlah Koleksi Bahan Pustaka

JENIS PUSTAKA JUMLAH JUDUL

PUSTAKA

MAJALAH 10657 PERATURAN PERUNDANNG – UNDANGAN 739 MAKALAH/KONFERENSI/SEMINAR/WORKSHOP 2330 MONOGRAF 45767 KOLEKSI BUKU LANGKA 1214 NON BUKU 500 JUMLAH PUSTAKA 61207

D. Buku Langka

Perpustakaan Kementrian Pekerjaan Umum juga mempunyai koleksi buku

langka yang dimiliki dari tahun 1757 hingga tahun 1950 yang merupakan

peninggalan zaman Belanda. Buku ini terdiri dari beberapa bahasa asing, seperti

Bahasa Inggris, Belanda, Jerman, dan Perancis. Koleksi buku langka milik

Perpustakaan Kem. PU terdapat pada dua tempat, diantaranya koleksi buku langka di

Gedung Kintaka, yaitu gedung tempat penyimpanan koleksi buku langka milik

Kementrian Pekerjaan Umum baik yang belum diolah sebagai koleksi maupun yang

sudah diolah, yang terletak di daerah Citeureup Bogor yang berjumlah kurang lebih

1.214 koleksi dan koleksi buku langka di Perpustakaan Kementrian Pekerjaan Umum

yang berjumlah kurang lebih 150 buku langka. Koleksi buku langka ini tidak hanya

membahas tentang pembangunan gedung, jembatan, arsitektur rumah, dan bidang –

bidang teknik lainnya saja tetapi juga terdapat cerita – cerita mengenai Indonesia

pada saat itu.

Page 63: PELESTARIAN KOLEKSI BUKU LANGKA DI PERPUSTAKAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2530/1/98568...PELESTARIAN KOLEKSI BUKU LANGKA DI PERPUSTAKAAN KEMENTRIAN PEKERJAAN

52

E. Anggaran

Perpustakaan Kementrian PU memiliki anggaran sebesar Rp. 550.000.000,-

/tahun. Untuk membelanjakan anggaran ini, kepala perpustakaan tidak lagi

memerlukan persetujuan dari unit di atasnya. Anggaran tersebut terbagi dua, yaitu :

1. Anggaran Rutin

Adalah anggaran yang digunakan untuk keperluan kegiatan administrasi

perpustakaan sehari – hari dan setiap tahunnya selalu dikeluarkan, misalnya sebagai

perawatan gedung, ATK, dan pengadaan koleksi perpustakaan.

2. Anggaran Proyek

Adalah anggaran yang digunakan untuk keperluan pengembangan

perpustakaan, misalnya; pengadaan komputer, pengadaan furniture, perjalanan dinas,

dan peningkatan SDM (pelatihan, studi banding, dan lain – lain).

F. Sumber Daya Manusia

Perpustakaan Kementrian Pekerjaan Umum dikepalai oleh Yunaldi, ST, MT.

Staf perpustakaan terdiri dari 2 orang pustakawan dan 7 orang lulusan SMA yang

kemudian mengikuti pelatihan di berbagai tempat untuk dapat mengikuti dan

memahami pekerjaan di perpustakaan, seperti Pengelolaan Perpustakaan,

Pengembangan SDM Perpustakaan, dan lain sebagainya.

Page 64: PELESTARIAN KOLEKSI BUKU LANGKA DI PERPUSTAKAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2530/1/98568...PELESTARIAN KOLEKSI BUKU LANGKA DI PERPUSTAKAAN KEMENTRIAN PEKERJAAN

53

G. Pengguna

Setiap perpustakaan memiliki pengguna. Dalam hal ini pengguna dapat dibagi

dua, yaitu pengguna potensial dan aktual.

1. Pengguna Potensial

Yaitu semua orang yang dapat menggunakan perpustakaan. Pengguna

potensial terbagi menjadi dua, yaitu :

a. Potensial Target

Yaitu orang – orang yang diharapkan dapat memanfaatkan

perpustakaan. Dalam hal ini, pengguna potensial target Kementrian PU adalah

semua pegawai Kementrian PU.

b. Potensial Non Target

Pengguna selain sasaran utama (diluar pengguna potensial target).

Pengguna non target pada perpustakaan Kementrian PU adalah kontraktor,

konsultan, peneliti, dosen, mahasiswa.

2. Pengguna Aktual

Pengguna yang sudah menggunakan perpustakaan, yang ditandai dengan

kartu keanggotaan. Pada Perpustakaan Kementrian PU, semua pegawai Kementrian

PU tidak otomatis terdaftar sebagai anggota perpustakaan, akan tetapi harus

mendaftarkan diri terlebih dahulu sebagai anggota perpustakaan. Pengguna aktual

terbagi menjadi dua, yaitu :

Page 65: PELESTARIAN KOLEKSI BUKU LANGKA DI PERPUSTAKAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2530/1/98568...PELESTARIAN KOLEKSI BUKU LANGKA DI PERPUSTAKAAN KEMENTRIAN PEKERJAAN

54

a. Aktual Aktif

Pengguna dengan kesadaran sendiri datang ke perpustakaan untuk

mencari informasi yang ia butuhkan.

b. Aktual Pasif

Pengguna tidak dengan kesadaran sendiri datang ke perpustakaan.

H. Sarana Sistem Simpan dan Temu Kembali

Sarana sistem simpan dan temu kembali merupakan sarana yang digunakan

oleh pengguna maupun staf perpustakaan untuk memudahkan penelusuran informasi

atau mencari koleksi perpustakaan yang diinginkan.

Perpustakaan Kem. PU menggunakan SIMPUSTAKA sebagai sarana sistem

simpan dan temu kembali. SIMPUSTAKA yang dapat diakses oleh pengguna dari

mana saja (berbasis web). SIMPUSTAKA ini menggunakan software SQL server,

access, dan ASP. Selain sarana pencarian, SIMPUSTAKA juga dapat memberikan

abstrak dari koleksi – koleksi Perpustakaan Kementrian Pekerjaan Umum. Pencarian

koleksi dapat dilakukan dengan menggunakan kata kunci : judul, penulis, penerbit,

tahun terbit, dan subyek.

Perpustakaan Kementrian PU menggunakan sistem Open Access, di mana

pengunjung dapat mencari atau mengambil sendiri dokumen yang diinginkan. Dan

apabila menemukan kesulitan pengguna dapat langsung bertanya pada staf

perpustakaan.

Page 66: PELESTARIAN KOLEKSI BUKU LANGKA DI PERPUSTAKAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2530/1/98568...PELESTARIAN KOLEKSI BUKU LANGKA DI PERPUSTAKAAN KEMENTRIAN PEKERJAAN

55

I. Gedung Perpustakaan

Gedung Perpustakaan Kementrian PU memiliki luas 400m2 dan terdapat 4

ruangan yaitu, ruang kepala Perpustakaan, ruang staf perpustakaan, ruang

multimedia, serta ruang koleksi dan ruang baca dijadikan satu. Prasarana yang

dimiliki oleh Perpustakaan Kementrian PU terdiri dari ruangan ber-AC, layanan wifi,

12 buah kursi di ruang baca, 4 meja baca, 4 unit komputer untuk pustakawan, dan 1

unit komputer untuk pengguna, loker penyimpanan barang serta alat fotokopi,

scanner, dan penjilidan. Pada perpustakaan ini terdapat rak – rak yang berguna untuk

menyajikan koleksi – koleksi terbaru yang dimiliki perpustakaan dan ruang

multimedia yang terdapat televisi dan VCD/DVD guna memutar koleksi audiovisual

Kementrian PU. Ruang multimedia ini dilengkapi dengan seperangkat sofa yang

cukup nyaman untuk pengguna.

Page 67: PELESTARIAN KOLEKSI BUKU LANGKA DI PERPUSTAKAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2530/1/98568...PELESTARIAN KOLEKSI BUKU LANGKA DI PERPUSTAKAAN KEMENTRIAN PEKERJAAN

56

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini akan memaparkan tentang hasil observasi dan wawancara

penulis dengan Bapak Heru Asfika, seorang pustakawan yang bertugas merawat

dan memperbaiki koleksi buku langka, mengenai berbagai macam penyebab

kerusakan buku langka yang disebabkan oleh faktor lingkungan sekitar

perpustakaan dan teknik memperbaiki buku langka yang rusak. Observasi yang

diakhiri dengan wawancara ini dilakukan selama kurang lebih 3 minggu sejak

tanggal 27 Agustus hingga 23 September dengan disertai wawancara terhadap

pustakawan yang bertugas merawat dan memelihara kondisi fisik buku langka.

Usaha pelestarian koleksi buku langka mencakup dua aspek, yaitu usaha

pencegahan (preventif) dari kerusakan buku yang disebabkan oleh banyak faktor

perusak buku dan usaha perbaikan (kuratif) terhadap buku langka yang sudah

mengalami kerusakan. Pada bab 4 ini akan diawali dengan observasi terhadap

keadaan di sekitar tempat koleksi buku langka untuk mengenali lingkungan

tempat penyimpanan buku langka agar bisa terdeteksi hal – hal yang mungkin

menjadi faktor penyebab kerusakan koleksi buku langka.

A. Usaha Pencegahan Kerusakan Buku

1. Lingkungan

Buku langka yang sudah berumur puluhan bahkan ratusan tahun memiliki

kondisi fisik yang rapuh dan rentan sehingga diperlukan kondisi lingkungan yang

mampu sesuai dengan kondisi fisik buku langka agar dapat menghindari

Page 68: PELESTARIAN KOLEKSI BUKU LANGKA DI PERPUSTAKAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2530/1/98568...PELESTARIAN KOLEKSI BUKU LANGKA DI PERPUSTAKAAN KEMENTRIAN PEKERJAAN

57

kerusakan bahkan kepunahan koleksi buku langka, sehingga penting sekali

memperhatikan kondisi lingkungan tempat penyimpanan koleksi buku langka.

Kantor Kementrian Pekerjaan Umum sendiri terletak di daerah sekitar

Blok M atau tepatnya di Jl. Pattimura No. 20 Jakarta Selatan. Di sebelah utara

kantor Kementrian Pekerjaan Umum terdapat Universitas Al- Azhar, dengan

keberadaannya yang dekat dengan salah satu pusat pendidikan memungkinkan

banyaknya pengguna yang berkunjung ke perpustakaan. Di sebelah selatan kantor

Kementrian Pekerjaan Umum terdapat kantor kepolisian Republik Indonesia yang

lebih dikenal dengan Mabes Polri, keberadaan Mabes Polri bisa membantu

mencegah tindakan vandalisme dari pengguna perpustakaan, sementara

Perpustakaan Kementrian Pekerjaan Umum jauh dari kantor pemadam kebakaran.

Untuk keberadaan koleksi buku langka itu sendiri berada di Perpustakaan

Biro Umum Kementrian Pekerjaan Umum yang terletak di sebelah gedung Utama

Kementrian Pekerjaan Umum. Gedung Biro Umum terdiri dari 4 lantai dan

perpustakaannya terletak di lantai 1.

Page 69: PELESTARIAN KOLEKSI BUKU LANGKA DI PERPUSTAKAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2530/1/98568...PELESTARIAN KOLEKSI BUKU LANGKA DI PERPUSTAKAAN KEMENTRIAN PEKERJAAN

58

Gambar 1. Denah Perpustakaan Biro Umum Kementrian Pekerjaan Umum (Tempat Koleksi Buku Langka)

Keterangan :

1. Meja Sirkulasi 2. Layout Majalah 3. Katalog Online (OPAC) 4. Meja Baca 5. Ruang Staf Perpustakaan 6. Rak Buku Umum 7. Rak Koleksi Buku Langka 8. Tempat Perbaikan Buku (Penjilidan)

Ruangan Perpustakaan Biro Umum Kementrian Pekerjaan Umum tidak

terlalu luas, hanya berukuran 10 x 6 meter. Keberadaan koleksi buku langka di

tempat ini pun tidak terlepas dari ancaman kerusakan koleksi buku langka, seperti

yang akan penulis paparkan di bawah ini.

Page 70: PELESTARIAN KOLEKSI BUKU LANGKA DI PERPUSTAKAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2530/1/98568...PELESTARIAN KOLEKSI BUKU LANGKA DI PERPUSTAKAAN KEMENTRIAN PEKERJAAN

59

a. Suhu dan Kelembaban

Berdasarkan observasi yang telah dilakukan oleh penulis, diketahui

keadaan suhu pada tempat penyimpanan koleksi buku langka adalah 180C, hal ini

didapat dari angka yang tertera pada remote Air Conditioner (AC) yang terdapat

di ruang penyimpanan koleksi buku langka. Hal ini sesuai dengan teori yang ada

mengenai suhu pada ruang penyimpanan koleksi buku langka yaitu bahwa suhu

pada tempat penyimpanan koleksi buku langka harus berkisar antara 160C – 210C.

Sementara untuk kelembaban pada ruang penyimpanan koleksi buku

langka tidak dapat diketahui berapa kadar kelembabannya karena pihak

perpustakaan belum mempunyai thermohigrometer, suatu alat pengukur

kelembaban dan suhu udara1, sedangkan menurut teori yang ada, kelembaban

pada tempat penyimpanan koleksi buku harus berkisar antara 40 – 60% RH.

Perpustakaan Kem. PU telah melakukan berbagai upaya untuk

mendapatkan kondisi suhu dan kelembaban yang sesuai untuk koleksi buku

langka, diantara upayanya antara lain perpustakaan telah menggunakan AC untuk

mendapatkan suhu yang sesuai dengan kondisi buku langka dan juga sesuai untuk

kenyamanan pengguna di dalam ruangan. Akan tetapi penggunaan AC untuk

ruangan koleksi buku langka hanya digunakan pada saat jam kerja saja2. Padahal

untuk mempertahan kondisi buku langka, AC sebaiknya dinyalakan selama 24

jam sehari, sebab apabila hanya setengah hari saja dapat menyebabkan naik

1 Jepry Kurniawan, “Analisis Faktor Resiko Lingkungan dan Prilaku Penduduk Terhadap Kejadian Malaria Di Kabupaten Asmat Tahun 2008, diakses pada tanggal 25 September 2010 dari http://eprints.undip.ac.id/17976/1/Jeppry_Kurniawan.pdf

2 Wawancara Pribadi dengan Heru Asfika, Jakarta, 23 September 2010

Page 71: PELESTARIAN KOLEKSI BUKU LANGKA DI PERPUSTAKAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2530/1/98568...PELESTARIAN KOLEKSI BUKU LANGKA DI PERPUSTAKAAN KEMENTRIAN PEKERJAAN

60

turunnya kelembaban udara dalam ruangan yang dikhawatirkan berpengaruh

terhadap kondisi buku langka.

Upaya lain yang dilakukan ialah dipasangkannya penyekat untuk

mengurangi panas dan tirai pada jendela untuk mencegah masuknya cahaya

matahari secara langsung. Perpustakaan Kem. PU juga menggunakan silica gel

untuk mengurangi kelembaban udara dalam rak koleksi, alat ini bekerja dengan

cara menyerap uap air dari udara, apabila masih aktif menyerap udara silica gel

akan berwarna biru dan akan berwarna merah muda jika sudah jenuh menyerap

udara. Sementara untuk mengurangi kelembaban udara di dalam ruangan dapat

menggunakan dehumidifier, suatu alat atau mesin yang berfungsi untuk

menurunkan suhu dan kelembaban udara3, akan tetapi perpustakaan belum

memiliki alat tersebut sehingga kelembaban udara pada ruangan tersebut tidak

bisa dikurangi kelembabannya.

Gambar 2. Silica Gel

3Tim Suramadu, “Pemasangan Utilitas Jaringan Listrik Dikebut”, artikel diakses pada 16 September 2010 dari http://suramadu.com.4017.masterweb/40-berita/116-pemasangan-utilitas-jaringan-listrik-dikebut.pdf

Page 72: PELESTARIAN KOLEKSI BUKU LANGKA DI PERPUSTAKAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2530/1/98568...PELESTARIAN KOLEKSI BUKU LANGKA DI PERPUSTAKAAN KEMENTRIAN PEKERJAAN

61

Apabila hasil observasi dibuat dalam tabel sederhana, maka hasil observasi

dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 1

Hasil Observasi Terhadap Suhu dan Kelembaban

Objek Teori Praktek Keterangan

Suhu

Kondisi yang sesuai untuk ruang penyimpanan koleksi berkisar antara 160C sampai 210C

Suhu yang terdapat di ruang penyimpanan adalah 180C (tertera pada remote control AC)

Sesuai

Kelembaban

Kelembaban yang seusai untuk ruangan adalah 40% - 60% RH

Tidak diketahui karena perpustakaan tidak memiliki alatnya

Tidak

Sesuai

Sirkulasi

Udara

Menggunakan AC atau kipas angin, diharapkan hidup selama 24 jam sehari.

Menggunakan Air Conditioner (AC) namun tidak menyala selama 24 jam

Kurang

Sesuai

Mengurangi Kelembaban

Udara di Ruangan

Untuk mengurangi kelembaban ruangan menggunakan alat dehumidifier

Perpustakaan tidak memiliki alat tersebut

Tidak

Sesuai

Mengurangi Kelembaban Udara di Rak

Untuk mengurangi kelembaban udara menggunakan Silica Gel yang akan berwarna biru jika masih aktif menyerap air dan berwarna merah muda bila sudah jenuh dengan uap air

Menggunakan Silica Gel, namun kurang diperhatikan penggunaannya karena Silica Gel terlihat begitu berdebu dan kenungkinan sudah jenuh dengan uap air.

Kurang

Sesuai

Page 73: PELESTARIAN KOLEKSI BUKU LANGKA DI PERPUSTAKAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2530/1/98568...PELESTARIAN KOLEKSI BUKU LANGKA DI PERPUSTAKAAN KEMENTRIAN PEKERJAAN

62

b. Serangga dan Jamur

Penelitian di hari berikutnya penulis memfokuskan pada observasi

terhadap keberadaan serangga dan jamur dalam ruangan penyimpanan koleksi

buku langka. Keberadaan serangga dan jamur pada ruangan koleksi buku langka

dapat menyebabkan rusaknya fisik buku dan memudarnya tulisan – tulisan yang

tertera pada buku. Untuk menghindari kerusakan tersebut sebaiknya dilakukan

upaya pencegahan terhadap kehadiran serangga dan jamur pada ruangan

penyimpanan koleksi buku langka tersebut.

Dengan adanya AC dan sirkulasi udara yang cukup pada ruangan

penyimpanan koleksi buku masih dirasakan belum cukup untuk mewaspadai

keberadaan serangga dan jamur apalagi dengan keadaan suhu dan kelembaban

yang tidak selalu dimonitor. Hal ini mengkhawatirkan keberadaan koleksi buku

langka karena kelembaban ruangan merupakan salah satu faktor penting dalam

mempertahankan kondisi fisik buku langka.

Perpustakaan Kem. PU juga melakukan pengasapan dan fumigasi terhadap

ruangan penyimpanan koleksi untuk mencegah kehadiran serangga, mengobati

buku yang terkena penyakit akibat kehadiran serangga dan jamur serta

mensterilkan bau busuk yang timbul dari bahan pustaka4. Fumigasi ini dilakukan

oleh perpustakaan secara periodik dua kali dalam setahun. Fumigasi secara

berkala memang perlu dilakukan untuk mempertahankan kondisi buku langka

agar selalu terjaga dan terhindar dari kerusakan.

Selain melakukan fumigasi, antisipasi lain yang dilakukan oleh

perpustakaan adalah dengan menggunakan rak koleksi yang terbuat dari besi yang

4 Ibid

Page 74: PELESTARIAN KOLEKSI BUKU LANGKA DI PERPUSTAKAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2530/1/98568...PELESTARIAN KOLEKSI BUKU LANGKA DI PERPUSTAKAAN KEMENTRIAN PEKERJAAN

63

tidak disukai serangga, tidak terbuat dari kayu biasa guna mencegah kehadiran

rayap pada rak yang bisa merusak dan menggerogoti rak kayu, rak – rak yang

sesuai untuk penyimpanan koleksi buku agar terhindar dari kerusakan yang

disebabkan oleh serangga adalah rak – rak yang terbuat dari logam dan kayu jati.

Susunan koleksi pada rak pun disusun tidak terlalu dekat satu sama lainnya atau

renggang agar koleksi tidak mudah berdebu dan menghadirkan jamur.

Untuk mengantisipasi kehadiran jamur, perpustakaan juga melakukan

program kebersihan sebanyak dua atau tiga kali dalam seminggu yang dilakukan

oleh petugas cleaning service dan dalam melakukan tugas ini, petugas

perpustakaan mengawasi kegiatan tersebut guna menghindari kerusakan koleksi

ketika petugas kebersihan sedang membersihkan ruangan koleksi buku langka

karena petugas kebersihan tidak memahami bagaimana penggunaan buku langka

dan cara meletakkanya kembali ke rak koleksi5.

Untuk lebih jelasnya, dapat diperhatikan tabel berikut.

Tabel 2

Hasil Observasi Terhadap Keberadaan Serangga dan Jamur

Tindakan Teori Praktek Keterangan Mencegah, mengobati dan mensterilkan bahan pustaka dari serangga dan jamur

Melakukan fumigasi

Mengadakan fumigasi pada ruangan koleksi buku langka

Sesuai

Bahan rak – rak penyimpanan koleksi

Memilih bahan rak dari kayu jati atau logam

Menggunakan rak dari besi

Sesuai

5 Ibid

Page 75: PELESTARIAN KOLEKSI BUKU LANGKA DI PERPUSTAKAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2530/1/98568...PELESTARIAN KOLEKSI BUKU LANGKA DI PERPUSTAKAAN KEMENTRIAN PEKERJAAN

64

Penempatan buku di rak

Buku sebaiknya disusun tidak terlalu rapat satu sama lainnya

Buku disusun renggang di rak koleksi

Sesuai

Fumigasi Melakukan fumigasi merupakan salah satu langkah pelestarian bahan pustaka

Melakukan fumigasi sebanyak dua kali dalam setahun

Sesuai

Kegiatan Kebersihan

Setiap hari sebaiknya ruangan harus selalu dibersihkan dengan diawasi oleh petugas perpustakaan agar ruangan tidak lembab dan berdebu sehingga mencegah kehadiran jamur.

Melakukan kegiatan kebersihan sebanyak dua atau tiga kali dalam seminggu, dilakukan oleh Cleaning Service dengan diawasi oleh petugas

Kurang Sesuai

c. Cahaya

Cahaya terdiri dari dua jenis yaitu cahaya alami dan cahaya buatan, cahaya

alami adalah cahaya yang berasal dari matahari dan cahaya buatan adalah cahaya

yang berasal dari lampu pijar yang digunakan di dalam ruangan. Keberadaan

cahaya dalam ruangan juga sebaiknya diperhatikan oleh perpustakaan, cahaya

matahari yang menghasilkan sinar ultraviolet dengan gelombang sinarnya yang

tinggi merupakan bahaya yang sangat merusak bahan pustaka, menyebabkan

kertas menjadi kuning dan rapuh serta memudarkan tulisan yang terdapat pada

kertas. Perpustakaan juga sebaiknya menata cahaya dalam ruangan sedemikian

rupa agar pencahayaan menjadi aman bagi bahan pustaka tanpa meninggalkan

aspek kenyamanan bagi pengguna yang berkunjung ke perpustakaan.

Page 76: PELESTARIAN KOLEKSI BUKU LANGKA DI PERPUSTAKAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2530/1/98568...PELESTARIAN KOLEKSI BUKU LANGKA DI PERPUSTAKAAN KEMENTRIAN PEKERJAAN

65

Berdasarkan hasil observasi, perpustakaan telah menutup jendela dengan

tirai untuk mengurangi cahaya matahari masuk secara langsung ke dalam ruangan

perpustakaan. Sedangkan untuk memperoleh hasil optimal sebaiknya

perpustakaan juga menggunakan saringan ultraviolet untuk menurunkan tingkat

pencahayaan dan perolehan cahaya.

Untuk cahaya buatan, perpustakaan telah menggunakan lampu neon

sebanyak enam buah, penggunaan lampu neon ini sangat baik untuk bahan

pustaka karena cahaya dari lampu neon menyebar rata ke dalam ruangan.

Saringan ultraviolet juga bisa digunakan untuk cahaya buatan tersebut. Untuk

mengetahui tingkat pencahayaan dan kandungan ultraviolet dapat menggunakan

alat fotometer dan monitor ultraviolet agar dapat diketahui kadar pencahayaan

yang ada dalam ruangan tersebut, akan tetapi pihak perpustakaan belum memiliki

alat tersebut. Berdasarkan teori yang ada, kandungan ultraviolet yang ada didalam

ruangan bahan pustaka direkomendasikan tidak lebih dari 75 µwatt/lumen.

Tabel 3

Hasil Observasi Terhadap Pencahayaan

Objek Teori Praktek Keterangan Cahaya Alami Menutup jendela

dengan tirai atau sarana perlindungan lainnya

Jendela ditutup dengan tirai

Sesuai

Cahaya Buatan (lampu)

Saringan Ultraviolet

Tidak ada saringan ultraviolet

Tidak Sesuai

Mengukur tingkat pencahayaan

Menggunakan alat fotometer dan monitor

Tidak menggunakan kedua alat

Tidak Sesuai

Page 77: PELESTARIAN KOLEKSI BUKU LANGKA DI PERPUSTAKAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2530/1/98568...PELESTARIAN KOLEKSI BUKU LANGKA DI PERPUSTAKAAN KEMENTRIAN PEKERJAAN

66

ultraviolet untuk mengukur tingkat pencahayaan dan kandungan ultraviolet dari kandungan di dalam

tersebut karena perpustakaan tidak memiliki alat tersebut

Kandungan UV dalam ruangan

Kandungan UV pada ruangan penyimpanan bahan pustaka diharapkan tidak lebih dari 75µwatt/lumen

Tidak diketahui berapa kandungan ultraviolet dan tingkat pencahayaannya

Kurang Sesuai

d. Debu

Debu merupakan partikel – partikel kecil yang terdapat di udara, kehadiran

debu sangat berbahaya bagi manusia dan dapat menimbulkan polusi udara bahkan

debu juga berbahaya bagi bahan pustaka. Debu dapat hadir dalam ruangan melalui

celah – celah yang terdapat di jendela, lubang angin, pintu dan berbagai celah –

celah kecil lainnya. Debu yang masuk ke dalam ruangan dapat mengakibatkan

kerusakan fisik bahan pustaka karena pencemaran udara berbentuk gas dapat

menimbulkan keasaman pada kertas yang berakibat kertas menjadi rapuh dan

cepat rusak. Bahkan apabila keadaan dalam ruangan lembab, debu yang

bercampur dengan air lembab akan menimbulkan jamur pada buku, dimana jamur

merupakan makanan bagi para serangga.

Untuk mengantisipasi kehadiran debu pada buku, langkah yang dilakukan

oleh perpustakaan antara lain menutup rapat pintu dan jendela dan berbagai celah

kecil yang memungkinkan masuknya debu ke dalam ruangan. Perpustakaan juga

melakukan kegiatan kebersihan yang rutin sebanyak dua atau tiga kali dalam

seminggu yang dilakukan oleh petugas cleaning service, meskipun hal ini dirasa

Page 78: PELESTARIAN KOLEKSI BUKU LANGKA DI PERPUSTAKAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2530/1/98568...PELESTARIAN KOLEKSI BUKU LANGKA DI PERPUSTAKAAN KEMENTRIAN PEKERJAAN

67

kurang cukup, lebih baik lagi apabila program kebersihan dilakukan setiap

harinya. Program kebersihan ini juga akan menjadi lebih efektif jika disertai

dengan pemeriksaan koleksi guna memberi peringatan dini terhadap kerusakan

bahan pustaka.

Jendela yang digunakan oleh perpustakaan adalah jendela yang berengsel,

jendela ini lebih efektif dalam mencegah masuknya debu jika dibandingkan

dengan jendela sorong karena jendela sorong tidak pernah bebas dari debu.

Debu yang masuk ke dalam ruangan dan tidak meresap ke dalam buku,

biasanya dibersihkan oleh petugas perpustakaan dengan menggunakan sikat halus,

vacuum cleaner, dan lap yang agak dibasahi untuk menghilangkan debu di

permukaan buku. Sedangkan untuk kotoran yang sukar untuk dihilangkan,

petugas perpustakaan mengerik debu yang melekat pada buku tersebut6. Hal ini

berbeda dengan teori yang ada, apabila terdapat kotoran yang tidak dapat

dihilangkan pada debu yang tidak meresap ke dalam buku, bisa menggunakan

penghapus karet untuk menghilangkan kotoran tersebut.

Untuk gambaran yang lebih jelas, coba perhatikan tabel berikut ini.

Tabel 4

Hasil Observasi Terhadap Debu Dalam Ruangan

Objek Teori Praktek Keterangan Program Kebersihan

Setiap hari sebaiknya ruangan harus selalu dibersihkan dengan diawasi oleh petugas perpustakaan agar ruangan tidak lembab dan berdebu

Melakukan kegiatan kebersihan sebanyak dua atau tiga kali dalam seminggu, dilakukan oleh Cleaning Service dengan diawasi oleh petugas

Kurang Sesuai

6 Ibid

Page 79: PELESTARIAN KOLEKSI BUKU LANGKA DI PERPUSTAKAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2530/1/98568...PELESTARIAN KOLEKSI BUKU LANGKA DI PERPUSTAKAAN KEMENTRIAN PEKERJAAN

68

Ruang masuk debu

Menutup rapat pintu dan jendela, menggunakan pita perekat pada pintu dan jendela, menggunakan jendela berengsel

Jendela dan pintu selalu ditutup rapat dan menggunakan jendela berengsel

Sesuai

Debu yang terdapat dibuku

Menggunakan metode kering dengan alat – alat seperti sikat halus, kuas, spon, vacuum cleaner

Menggunakan sikat halus, vacuum cleaner, dan lap yang agak dibasahi (kanebo)

Sesuai

Kotoran pada buku yang sukar dihilangkan

Menggunakan penghapus karet

Mengerik debu yang terdapat pada buku lalu menyedot sisa debu yang ada

Tidak Sesuai

2. Manusia

Disadari atau tidak, kehadiran manusia pada ruangan koleksi buku langka

juga bisa menjadi penyebab kerusakan bahan pustaka, dari pengguna maupun dari

petugas perpustakaan itu sendiri. Hal ini berkaitan erat dengan pemahaman yang

kurang tentang bagaimana menggunakan koleksi buku langka yang baik dan

benar, cara mengambilnya dari rak, cara membaca atau membuka halaman buku

langka hingga cara penempatan kembali buku langka ke dalam rak koleksi.

Perlindungan terhadap bahan pustaka bukan hanya menjadi tanggung

jawab pustakawan, tetapi juga menjadi tanggung jawab bagi pengguna

perpustakaan dan semua orang yang menjadi pengunjung perpustakaan.

Penggunaan bahan pustaka yang ceroboh dan sikap kurang peduli terhadap

keamanan bahan pustaka biasanya menjadi penyebab utama yang mengakibatkan

rusaknya bahan pustaka oleh manusia. Sikap tidak disiplin seperti merokok dalam

ruangan perpustakaan juga menjadi penyebab rusaknya bahan pustaka. Bahkan

jika diperhatikan, tidak sedikit pengguna bahan pustaka yang dengan sengaja

Page 80: PELESTARIAN KOLEKSI BUKU LANGKA DI PERPUSTAKAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2530/1/98568...PELESTARIAN KOLEKSI BUKU LANGKA DI PERPUSTAKAAN KEMENTRIAN PEKERJAAN

69

merobek beberapa halaman atau bagian buku yang diperlukan oleh mereka.

Perilaku pengrusakan bahan pustaka baik disengaja ataupun tidak disengaja biasa

disebut vandalisme.

Perilaku seperti demikian diatas dapat dicegah dengan memberikan

pemahaman terhadap tata cara menggunakan bahan pustaka. Tetapi berdasarkan

pengamatan penulis, tidak ada pedoman tertulis tentang tata cara menggunakan

buku langka di dalam perpustakaan tersebut. Tidak adanya rambu – rambu

tersebut bisa mengakibatkan pengguna merusak bahan pustaka meskipun tanpa

disengaja.

Langkah antisipasi yang sudah dilakukan oleh perpustakaan untuk

kerusakan yang mungkin timbul dari faktor manusia itu sendiri adalah dengan

memberikan larangan merokok di dalam ruangan perpustakaan baik untuk petugas

perpustakaan dan pengguna perpustakaan. Perpustakaan juga memasang smoke

detector pada atap ruangan perpustakaan untuk mendeteksi keberadaan api atau

pun asap rokok dari pengguna maupun petugas perpustakaan. Larangan untuk

makan, minum dan perbuatan illegal lainnya di dalam ruangan perpustakaan juga

sudah dilakukan oleh perpustakaan.

Perpustakaan menutup akses – akses illegal untuk masuk ke dalam

ruangan perpustakaan misalnya melalui pintu, jendela, dan saluran – saluran

mekanis lainnya. Namun perpustakaan Kemen. PU belum memiliki alarm untuk

memelihara keamanan koleksi.

Page 81: PELESTARIAN KOLEKSI BUKU LANGKA DI PERPUSTAKAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2530/1/98568...PELESTARIAN KOLEKSI BUKU LANGKA DI PERPUSTAKAAN KEMENTRIAN PEKERJAAN

70

Tabel 5

Hasil Observasi Terhadap Tindakan Manusia

Subyek Teori Praktek Keterangan Pustakawan Memberikan

pemahaman kepada pustakawan mengenai pentingnya melestariakan bahan pustaka

Pustakawan diberikan pemahaman yang cukup mengenai pentingnya menjaga keberadaan fisik buku langka beserta nilai informasi yang dikandungnya

Sesuai

Pengguna Mengadakan rambu – rambu petunjuk tentang bagaimana menggunakan bahan pustaka dengan baik dan benar, seperti cara memperoleh buku, cara mengambil buku dari rak, cara menempatkannya di rak dan sebagainya

Belum ada pedoman penggunaan buku langka di dalam ruangan koleksi buku langka namun membuat larangan – larangan terhadap pengguna yang hendak melakukan pengrusakan terhadap bahan pustaka

Kurang Sesuai

Pencuri Melakukan perancangan efektif mengenai gedung perpustakaan. Akses tanpa izin ke dalam perpustakaan ditutup, memasang tanda bahaya dan patroli rutin dari petugas keamanan

Menutup akses illegal menuju ke dalam ruangan koleksi buku langka, patroli keamanan gedung yang siap siaga 24 jam dan belum memasang alarm keamanan di sekitar perpustakaan

Kurang Sesuai

Page 82: PELESTARIAN KOLEKSI BUKU LANGKA DI PERPUSTAKAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2530/1/98568...PELESTARIAN KOLEKSI BUKU LANGKA DI PERPUSTAKAAN KEMENTRIAN PEKERJAAN

71

3. Bencana Alam

Bencana alam mampu mengakibatkan kerusakan bahan pustaka bahkan

kerusakan ruangan perpustakaan secara keseluruhan. Bencana alam pada

umumnya yang terjadi adalah banjir dan kebakaran. Hal ini pun tidak boleh luput

dari perhatian perpustakaan, harus ada tindakan preventif untuk menghindari

kerusakan bahan pustaka secara akut. Kerusakan bahan pustaka yang diakibatkan

oleh bencana alam dapat mengakibatkan rusak bahkan musnahnya bahan pustaka,

hal ini bisa menjadi ancaman serius bagi pihak perpustakaan meskipun hal ini bisa

dihindari apabila perpustakaan berada dalam lingkungan yang jauh dari banjir dan

mampu mengamankan ruangan dari bahaya kebakaran yang disebabkan oleh

human error.

a. Api

Bencana kebakaran merupakan bencana yang tidak hanya mampu merusak

bahan pustaka, bahkan kebakaran dapat memusnahkan keberadaan bahan pustaka.

Kebakaran dapat dihindari apabila pihak perpustakaan cermat dalam mencegah

dan mendeteksi hal – hal yang dapat memancing terjadinya kebakaran. Mulai dari

kabel – kabel listrik yang terdapat di dalam ruangan, hingga mengenai

kepemiilikan alat pemadam kebakaran.

Page 83: PELESTARIAN KOLEKSI BUKU LANGKA DI PERPUSTAKAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2530/1/98568...PELESTARIAN KOLEKSI BUKU LANGKA DI PERPUSTAKAAN KEMENTRIAN PEKERJAAN

72

Gambar 3. Alarm Kebakaran

Gambar 4. Alat Pemadam Kebakaran

Berdasarkan hasil observasi penulis, perpustakaan telah melakukan

tindakan preventif dalam menghadapi bahaya kebakaran seperti memeriksa kabel

– kabel listrik yang ada, bahan – bahan yang mudah terbakar diletakkan di luar

bangunan perpustakaan, membuat larangan merokok bagi pengguna dan petugas

perpustakaan, perpustakaan juga memiliki alat smoke detector yang berfungsi

mendeteksi kehadiran api dalam ruangan, alat ini dipasang di tiap sisi ruangan.

Page 84: PELESTARIAN KOLEKSI BUKU LANGKA DI PERPUSTAKAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2530/1/98568...PELESTARIAN KOLEKSI BUKU LANGKA DI PERPUSTAKAAN KEMENTRIAN PEKERJAAN

73

Perpustakaan juga memiliki alat pemadam kebakaran sendiri, alat tersebut

dipasang di dinding luar perpustakaan. Hal – hal tersebut sesuai dengan teori yang

ada.

Gambar 5. Smoke Detector

Ketika terjadi kebakaran, api bisa menyebabkan lumpuhnya tenaga listrik

PLN yang menyebabkan matinya seluruh alat – alat yang berhubungan dengan

listrik di ruangan perpustakaan seperti AC, lampu, komputer dan lain - lain. Untuk

mencegah hal ini terjadi, sebaiknya perpustakaan memiliki tenaga listrik cadangan

(genset) agar tidak terjadi kelumpuhan pasokan listrik di ruangan koleksi bahan

pustaka. Akan tetapi berdasarkan hasil observasi, pihak perpustakaan Kem. PU

belum memiliki genset atau tenaga listrik cadangan. Tapi berdasarkan hasil

wawancara, kebakaran di perpustakaan Kementrian Pekerjaan Umum belum

pernah terjadi selama ini7.

7 Ibid

Page 85: PELESTARIAN KOLEKSI BUKU LANGKA DI PERPUSTAKAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2530/1/98568...PELESTARIAN KOLEKSI BUKU LANGKA DI PERPUSTAKAAN KEMENTRIAN PEKERJAAN

74

Tabel 6

Hasil Observasi Terhadap Bahaya Kebakaran

Objek Teori Praktek Keterangan

Kabel listrik Kabel listrik harus diperiksa secara berkala

Kabel listrik diperiksa secara berkala

Sesuai

Bahan mudah terbakar dan bahan kimia

Bahan mudah terbakar seperti varnish dan bahan – bahan kimia yang mudah menguap harus diletakkan di luar bangunan utama

Meletakkan bahan – bahan yang mudah terbakar di luar bangunan gedung.

Sesuai

Rokok Larangan keras merokok di dalam atau di luar bangunan gedung

Pengguna dan pustakawan dilarang merokok dan makan di sekitar area perpustakaan

Sesuai

Deteksi api Alat seperti smoke detector harus dipasang di tempat yang strategis untuk mengetahui dengan cepat adanya kebakaran, fungsi alat ini harus diperiksa secara berkala

Smoke detector dipasang pada tiap sisi ruangan perpustakaan, tepatnya dipasang di atap ruangan

Sesuai

Alat pemadam

Alat – alat pemadam api harus diletakkan pada tempat yang mudah dijangkau. Alat pemadam ini harus diperiksa kembali bila sudah habis masa berlakunya

Terdapat alat pemadam kebakaran di sekitar ruangan perpustakaan

Sesuai

Listrik cadangan (genset

Perpustakaan sebaiknya menyediakan tenaga listrik cadangan pada waktu api melumpuhkan tenaga listrik utama dari PLN

Perpustakaan tidak memiliki genset atau tenaga listrik cadangan, sehingga ketika terjadinya pemadaman

Tidak Sesuai

Page 86: PELESTARIAN KOLEKSI BUKU LANGKA DI PERPUSTAKAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2530/1/98568...PELESTARIAN KOLEKSI BUKU LANGKA DI PERPUSTAKAAN KEMENTRIAN PEKERJAAN

75

listrik, maka semua ruangan perpustakaan pun listriknya akan padam semua

b. Air

Air juga merupakan ancaman serius bagi koleksi bahan pustaka

perpustakaan, macam – macam cara air bisa merusak bahan pustaka mulai dari air

laut pasang, air sungai meluap atau banjir dan hujan terus menerus yang dapat

mengakibatkan terjadinya genangan air atau bahkan atap bocor, kerusakan saluran

persediaan air minum, alat pendingin udara, rembesan dinding, jendela terbuka

dan lain sebagainya.

Ancaman-ancaman tersebut juga disadari oleh pihak perpustakaan,

berdasarkan hasil observasi,tindakan yang sudah dilakukan perpustakaan antara

lain adalah selalu menutup rapat jendela agar ketika terjadi hujan, air hujan tidak

masuk ruangan melalui jendela, AC selalu diperiksa secara rutin agar tidak terjadi

kebocoran AC, selain itu keberadaan perpustakaan cukup aman dari bahaya air

laut dan sungai menguap karena letak perpustakaan jauh dari daerah laut dan

cukup jauh dari sungai. Gedung juga dirancang dalam posisi yang cukup tinggi

untuk menghindari genangan air yang terjadi akibat turun hujan, pembuangan

genangan air juga tidak berlokasi di dekat penyimpanan koleksi.

Namun apabila terjadi masuknya air dan mengenai koleksi perpustakaan,

pihak perpustakaan juga sudah mengantisipasinya dengan menyediakan kipas

angin untuk mengeringkan koleksi yang terkena air. Pihak perpustakaan memang

harus memiliki rekanan perusahaan setempat yang bekerja dalam bidang

Page 87: PELESTARIAN KOLEKSI BUKU LANGKA DI PERPUSTAKAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2530/1/98568...PELESTARIAN KOLEKSI BUKU LANGKA DI PERPUSTAKAAN KEMENTRIAN PEKERJAAN

76

pengeringan bahan pustaka yang terkena air. Ancaman dari air ini mengingatkan

kepada pihak perpustakaan mengenai pentingnya memiliki alat penghilang

kelembaban atau dehumidifier.

Berdasarkan keterangan dari petugas perpustakaan, kebocoran atap ketika

hujan pernah terjadi di ruangan perpustakaan sekitar setahun yang lalu, namun

kebocoran tersebut terjadi di ruangan petugas perpustakaan bukan di ruangan

koleksi. Setelah itu dilakukan perbaikan dan tidak pernah terjadi kebocoran lagi

sampai sekarang ini8.

Tabel 7

Hasil Observasi Terhadap Bahaya Kebanjiran

Objek Teori Praktek Keterangan Banjir Air laut pasang,

sungai meluap merupakan bahaya yang dapat merusak bahkan memusnahkan bahan pustaka

Letak perpustakaan jauh dari sungai dan laut sehingga bisa dipastikan aman dari bahaya tersebut

Sesuai

Desain ruangan

Letak saluran pembuangan genangan air harus jauh dari ruangan perpustakaan

Untuk menghindari turunnya hujan secara terus menerus selama musim penghujan, perpustakaan sudah merancang saluran pembuangan genangan air agar jauh dari ruang penyimpann koleksi untuk mencegah bahaya

Sesuai

8 Ibid

Page 88: PELESTARIAN KOLEKSI BUKU LANGKA DI PERPUSTAKAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2530/1/98568...PELESTARIAN KOLEKSI BUKU LANGKA DI PERPUSTAKAAN KEMENTRIAN PEKERJAAN

77

air dari koleksi bahan pustaka serta desain gedung yang dirancang cukup tinggi dari dataran untuk menghindari genangan air ketika hujan

Sirkulasi Udara

Jendela harus selalu ditutup rapat dan pemeriksaan AC secara rutin

Jendela selalu ditutup rapat dan AC selalu diperiksa secara berkala oleh petugas

Sesuai

Alat pengering

Menyediakan alat pengering tradisional atau kipas angin untuk mengeringkan bahan pustaka yang terkena air

Perpustakaan menyediakan kipas angin untuk mengeringkan bahan pustaka yang terkena air

Sesuai

Alat penghilang kelembaban

Menggunakan dehumidifier untuk mengurangi kelembaban ruangan

Perpustakaan tidak memiliki alat dehumidifier

Tidak Sesuai

B. Usaha - usaha Memperbaiki Buku yang Rusak

Selain melakukan tindakan pencegahan terhadap kerusakan bahan pustaka,

pihak perpustakaan juga tidak memungkiri akan adanya buku langka yang berada

dalam keadaan rusak, oleh karena itu maka di perpustakaan juga dilakukan

kegiatan perbaikan buku langka yang memiliki kerusakan.

Berdasarkan wawancara antara penulis dengan informan, memang sudah

ada beberapa tindakan perbaikan buku langka yang sudah biasa dilakukan oleh

petugas Perpustakaan Kementrian Pekerjaan Umum. Kegiatan perbaikan terhadap

koleksi buku langka yang mengalami kerusakan ini dilakukan di ruangan

Page 89: PELESTARIAN KOLEKSI BUKU LANGKA DI PERPUSTAKAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2530/1/98568...PELESTARIAN KOLEKSI BUKU LANGKA DI PERPUSTAKAAN KEMENTRIAN PEKERJAAN

78

perpustakaan karena memang tempat perbaikan koleksi buku langka berada satu

ruangan dengan koleksi buku langka. Pelaksanaan kegiatan perbaikan koleksi

buku langka dilakukan dengan cara-cara yang sederhana seperti penjilidan &

penambalan bahan yang rusak.

1. Penjilidan

Untuk koleksi buku langka yang jilidannya rusak, dilakukan penjilidan

ulang terhadap buku tersebut. Penjilidan yang dilakukan oleh perpustakaan

memiliki dua jenis penjilidan yaitu penjilidan lem punggung dan penjilidan spiral.

Dalam melakukan kegiatan penjilidan, perpustakaan sudah dilengkapi dengan

peralatan penjilidan yang cukup lengkap. Berdasarkan hasil observasi penulis,

perpustakaan memiliki alat perbaikan berupa mesin laminating, mesin jilid

ringplastik, peralatan jilid lem punggung, mesin fotokopi, mesin kacip (pemotong

kertas), steples ukuran besar, serta satu set alat alih media.

Gambar 6. Staples Besar

Page 90: PELESTARIAN KOLEKSI BUKU LANGKA DI PERPUSTAKAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2530/1/98568...PELESTARIAN KOLEKSI BUKU LANGKA DI PERPUSTAKAAN KEMENTRIAN PEKERJAAN

79

Gambar 7. Mesin Fotokopi

Untuk koleksi buku langka tindakan penjilidan yang biasa dilakukan

adalah penjilidan lem punggung, berdasarkan hasil wawancara antara penulis

dengan informan, tahap-tahap dalam melakukan penjilidan lem punggung

pertama-tama adalah petugas melepas jilidan yang telah rusak, menghimpun

lembaran kertas yang telah rusak dengan memperhatikan urutan halaman,

menggabungkan lembaran-lembaran tersebut dengan cara dipress atau

dipampatkan, punggung buku kemudian dilem setelah dipotong dan dikasarkan.

Menempelkan lembaran pelindung pada lembaran pertama dan lembaran terakhir

isi buku. Setelah ditempeli lapisan lembaran pelindung, kemudian dipotong atau

dirapikan sesuai dengan ukuran buku, baik bagian kedua sisi samping dan sisi

depan, memotong karton sebanyak dua lembar untuk bagian bawah dan atas,

dengan panjang dan lebar disesuaikan dengan ukuran buku yang akan dijilid.

Setelah karton sudah siap, kemudian karton disatukan dengan blok buku tersebut

Page 91: PELESTARIAN KOLEKSI BUKU LANGKA DI PERPUSTAKAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2530/1/98568...PELESTARIAN KOLEKSI BUKU LANGKA DI PERPUSTAKAAN KEMENTRIAN PEKERJAAN

80

dengan cara pengeleman. Langkah terakhir sebagai finishing adalah buku tersebut

dipress atau dipampatkan kembali untuk merekatkan lem dan merapikan buku

yang sudah dijilid9.

Gambar 8. Mesin Pemotong Kertas (Mesin Kacip)

2. Fotokopi

Selain melakukan penjilidan lem punggung, perpustakaan juga melakukan

tindakan perbaikan seperti mengganti lembaran kertas yang sudah rusak atau

rapuh karena umur, lembaran yang rusak tersebut itu difotokopi, lalu lembar

fotokopi digabungkan dengan lembaran yang akan diperbaiki, sedangkan

lembaran yang diganti dengan lembaran fotokopi atau lembaran yang rusak

disimpan oleh petugas. Hal ini sesuai dengan teori yang ada bahwa apabila

perpustakaan ingin mengganti lembaran kertas yang rapuh atau rusak dapat

diganti dengan fotokopi.

3. Menambal

Langkah perbaikan lain yang dilakukan dilakukan oleh petugas adalah

apabila petugas menemukan buku langka yang lembaran-lembarannya sudah

9 Ibid

Page 92: PELESTARIAN KOLEKSI BUKU LANGKA DI PERPUSTAKAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2530/1/98568...PELESTARIAN KOLEKSI BUKU LANGKA DI PERPUSTAKAAN KEMENTRIAN PEKERJAAN

81

keriting atau tidak rata permukaannya. Untuk membuat lembaran buku tersebut

tetap memiliki permukaan kertas yang halus, petugas memberikan kertas keras

seperti kerah baju dibelakang lembaran buku, lalu memberikan alas diatas

lembaran buku tersebut dan menyetrikanya. Setelah petugas menyetrika, petugas

mengangkat alas yang digunakan untuk melindungi lembaran yang telah kami

setrika, dan kertas keras seperti kerah baju akhirnya menempel pada lembaran

buku tersebut dan lembaran buku akhirnya tidak keriting lagi dan permukaannya

menjadi halus dan rata10.

C. Kendala-kendala Dalam Melakukan Kegiatan Pelestarian

Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan oleh penulis, ada

beberapa kendala yang berkaitan dengan kegiatan pelestarian koleksi buku langka

di Perpustakaan Kementrian Pekerjaan Umum. Tidak adanya Standard

Operational Procedure (SOP) mengenai kegiatan pelestarian koleksi buku langka

menyebabkan kegiatan pelestarian buku langka tidak berjalan dengan sistematis

dikarenakan tidak adanya pedoman atau petunjuk baku dalam melakukan kegiatan

pelestarian, padahal keberadaan SOP sangat penting jika memang Perpustakaan

Kementrian Pekerjaan Umum sudah berkomitmen untuk menjadikan koleksi buku

langka sebagai salah satu koleksi perpustakaan yang diutamakan keberadaannya

di perpustakaan.

Selain tidak adanya SOP yang khusus membahas mengenai pelestarian

koleksi buku langka, pihak perpustakaan Kementrian Pekerjaan Umum juga

belum memiliki beberapa alat yang berhubungan dengan kegiatan pelestarian

10 Ibid

Page 93: PELESTARIAN KOLEKSI BUKU LANGKA DI PERPUSTAKAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2530/1/98568...PELESTARIAN KOLEKSI BUKU LANGKA DI PERPUSTAKAAN KEMENTRIAN PEKERJAAN

82

seperti dehumidifier yang berfungsi untuk mengurangi kelembaban udara dalam

ruangan, thermohigrometer untuk mengukur kelembaban udara, genset sebagai

cadangan listrik dan fotometer untuk mengukur tingkat pencahayaan dalam

ruangan koleksi buku langka.

Kendala lain yang dialami oleh pihak perpustakaan Kementrian Pekerjaan

Umum adalah kendala minimnya sumber daya manusia yang memahami tentang

teknik pelestarian koleksi buku langka dan kendala biaya atau anggaran yang

lambat dalam pencairan dikarenakan permasalahan prosedur dalam penurunan

anggaran yang mengalami beberapa tahapan sehingga kerusakan koleksi buku

langka tidak bisa dengan cepat ditangani.

Page 94: PELESTARIAN KOLEKSI BUKU LANGKA DI PERPUSTAKAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2530/1/98568...PELESTARIAN KOLEKSI BUKU LANGKA DI PERPUSTAKAAN KEMENTRIAN PEKERJAAN

83

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian penulis tentang pelaksanaan kegiatan pelestarian

buku langka di perpustakaan Kementrian Pekerjaan Umum, dapat ditarik beberapa

kesimpulan, antara lain :

1) Penyebab kerusakan buku langka di Perpustakaan Kementrian Pekerjaan

Umum pada umumnya disebabkan oleh faktor suhu dan kelembaban,

pencahayaan dan manusia.

2) Teknik melestarikan koleksi buku langka di Perpustakaan Kementrian

Pekerjaan Umum antara lain yang sudah dilakukan adalah :

a. Dilakukan dengan cara pencegahan terhadap kehadiran serangga yaitu

dengan melakukan fumigasi sebanyak dua kali dalam setahun,

pengasapan, meletakkan kapur barus di sekitar rak koleksi, menutup

rapat jendela dan pintu untuk mencegah kehadiran debu dalam ruangan

dan menutup jendela dengan tirai untuk mengurangi cahaya sinar

matahari yang masuk ke dalam ruangan.

b. Melakukan perbaikan terhadap buku yang rusak dengan melakukan

penjilidan ulang terhadap buku langka, menambal buku, fotokopi,

laminasi dan melakukan alih media.

Page 95: PELESTARIAN KOLEKSI BUKU LANGKA DI PERPUSTAKAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2530/1/98568...PELESTARIAN KOLEKSI BUKU LANGKA DI PERPUSTAKAAN KEMENTRIAN PEKERJAAN

84

Adapun kegiatan pelestarian koleksi buku langka yang belum dilakukan

oleh Perpustakaan Kementrian Pekerjaan Umum antara lain :

a. Belum pernah melakukan deasidifikasi untuk mengetahui tingkat

keasaman pada kertas dikarenakan tidak adanya petugas pelestarian

koleksi buku langka yang mengerti cara melakukan kegiatan

deasidifikasi tersebut. Perpustakaan Kementrian Pekerjaan Umum juga

belum pernah melakukan kegiatan memutihkan kertas karena dirasa

belum terlalu penting untuk melakukan kegiatan tersebut.

b. Perpustakaan belum memiliki alat untuk mengukur tingkat

kelembaban udara dalam ruangan atau thermohygrometer dikarenakan

anggaran yang minim untuk membeli alat tersebut, juga belum

memiliki alat untuk mengurangi kadar kelembaban dalam ruangan atau

dehumidifier dan saringan ultraviolet.

c. Perpustakaan tidak menyalakan AC selama 24 jam, AC hanya

dinyalakan selama jam kerja saja. Perpustakaan juga belum memiliki

genset dan tidak melakukan kegiatan kebersihan secara rutin.

3) Kendala yang dialami oleh perpustakaan dalam melakukan kegiatan buku

langka diantaranya adalah kendala anggaran, proses turunnya anggaran yang

cukup rumit membuat lambannya tindakan perbaikan terhadap kerusakan

koleksi buku langka, belum lengkapnya alat dalam melakukan kegiatan

pelestarian dan kurangnya sumber daya manusia yang memahami mengenai

kegiatan pelestarian koleksi buku langka.

Page 96: PELESTARIAN KOLEKSI BUKU LANGKA DI PERPUSTAKAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2530/1/98568...PELESTARIAN KOLEKSI BUKU LANGKA DI PERPUSTAKAAN KEMENTRIAN PEKERJAAN

85

B. Saran

1) Perpustakaan sebaiknya melengkapi peralatan yang dibutuhkan dalam

menjaga kondisi buku langka seperti membeli alat thermohigrometer,

dehumidifier, saringan ultraviolet.

2) Perpustakaan sebaiknya membuat kebijakan tertulis atau Standard

Operational Procedure (SOP) mengenai kegiatan pelestarian koleksi buku

langka.

3) Perpustakaan sebaiknya melarang petugas perpustakaan untuk makan dan

minum di sekitar ruangan perpustakaan karena sisa makanan dalam ruangan

dapat mengakibatkan munculnya serangga.

4) Perpustakaan sebaiknya membeli satu genset sebagai tenaga listrik cadangan

untuk tindakan pencegahan apabila terjadi pemadaman listrik.

5) Perpustakaan sebaiknya menyalakan AC selama 24 jam pada ruangan koleksi

perpustakaan agar suhu ruangan tetap aman untuk keberadaan koleksi buku

langka dan melakukan kegiatan kebersihan secara rutin.

6) Perpustakaan sebaiknya menambah jumlah sumber daya manusia yang

mengerti dengan baik tentang pelestarian koleksi buku langka.

Page 97: PELESTARIAN KOLEKSI BUKU LANGKA DI PERPUSTAKAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2530/1/98568...PELESTARIAN KOLEKSI BUKU LANGKA DI PERPUSTAKAAN KEMENTRIAN PEKERJAAN

85

DAFTAR PUSTAKA

Boone, Terry. [et.al]. “Book keeper for spray use in single item treatment”, the American Institute for conservation, book and paper group annual, volume 17, (http://cool.conservation-us.org/)

Corea, Ishvari. Encyclopaedia of Information and Library science vol. 8. New Delhi (India): Akashdeep Publishing House, 1993.

Durea J.M dan Clement, DWG. Dasar – dasar Pelestarian dan Pengaweetan Bahan Pustaka. Jakarta: Perpustakaan Nasional RI, 1990.

Harvey, Ross. Preservation in libraries: principles, strategies and practices for librarians. London: Bowker saur, 1993.

Hernandono. Perpustakaan dan Kepustakawanan. Jakarta: Universitas Terbuka, 1999.

Irawan, Prasetya. Logika dan Prosedur Penelitian. Jakarta: STIA-LAN Press, 1999.

Iwank. “Jilid Lem”. Ruang Baca Koran Tempo Edisi 25 Februari 2008 (http://www.ruangbaca.com/ruangbaca/)

Kurniawan, Jepry. “Analisis Faktor Resiko Lingkungan dan Prilaku Penduduk Terhadap Kejadian Malaria Di Kabupaten Asmat Tahun 2008, (http://eprints.undip.ac.id/17976/1/Jeppry_Kurniawan.pdf)

Martoatmodjo, Karmidi. Pelestarian Bahan Pustaka. Jakarta: Universitas Terbuka, 1993.

Moleong, Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2001.

Natadjumena, Rachmat, dkk. Pedoman Umum Penyelenggaraan Perpustakaan Khusus. Jakarta: Perpustakaan Nasional, 2000.

Ogden, Sherelyn. “Temperature, relative humidity, light and air quality: basic guidelines for preservation”, technical leaflet, section 2, Northeast document center”, (http://www/nedcc.org)

Pringgoadisurjo, Luwarsih. Perpustakaan Khusus : pengantar ke organisasi dan administrasi. Djakarta: PDIN-LIPI, 1971.

Putra, Nugroho Susetya. Serangga di Sekitar Kita. Yogyakarta: Kanisius, 1994.

Razak, Muhammadin, dkk. Pelestarian Bahan Pustaka dan Arsip. Program Pelestarian Bahan Pustaka dan Arsip. Jakarta, 1992.

Soeatminah. Perpustakaan Kepustakawanan dan Pustakawan. Yogyakarta: Kanisius, 1992.

Page 98: PELESTARIAN KOLEKSI BUKU LANGKA DI PERPUSTAKAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2530/1/98568...PELESTARIAN KOLEKSI BUKU LANGKA DI PERPUSTAKAAN KEMENTRIAN PEKERJAAN

86

Sulistyo-Basuki, Pengantar Ilmu Perpustakaan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1991.

Sutarno NS, Perpustakaan dam Masyarakat. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2003.

Tim Suramadu, “Pemasangan Utilitas Jaringan Listrik Dikebut”, artikel diakses pada 16 September 2010 dari (http://suramadu.com.4017.masterweb/40-berita/116-pemasangan-utilitas-jaringan-listrik-dikebut.pdf)

Page 99: PELESTARIAN KOLEKSI BUKU LANGKA DI PERPUSTAKAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2530/1/98568...PELESTARIAN KOLEKSI BUKU LANGKA DI PERPUSTAKAAN KEMENTRIAN PEKERJAAN

Hasil Wawancara

(23 September 2010 Pukul 13.00 WIB)

Tema : Pelestarian Koleksi Buku Langka di Perpustakaan Kementrian Pekerjaan Umum

Informan : Petugas perpustakaan yang bertugas merawat dan memperbaiki koleksi buku langka (Bapak Heru Asfika, kode =HA)

Pertanyaan umum :

1. Apakah perpustakaan kementrian pekerjaan umum mempunyai kebijakan tertulis pelestarian bahan pustaka? HA : “kami belum memiliki kebijakan khusus mengenai pelestarian bahan pustaka. Sejauh ini kami hanya memiliki kebijakan pelayanan secara umum saja kepada pengguna”

2. Bagaimana pelaksanaan kegiatan pelestarian di perpustakaan Kementrian PU dan siapa yang melakukan? HA : “kegiatan pelestarian kami lakukan dengan melakukan fumigasi, perbaikan buku yang rusak dan tindakan pencegahan lainnya. Kami sendiri yang melakukan kegiatan pelestarian”

3. Faktor – faktor apa saja yang menjadi penyebab kerusakan bahan pustaka? HA : “faktor – faktor yang menjadi penyebab kerusakan disini biasanya adalah kerusakan disebabkan karena fotokopi, faktor usia buku itu sendiri yang sudah tua, tikus, debu dan kutu buku, karena ada beberapa buku yang lembaran-lembarannya bolong-bolong”

4. Jenis kerusakan apa saja yang disebabkan oleh faktor – faktor perusak tersebut? HA : “buku langka disini menjadi berjamur, kertasnya berwarna kuning dan lembaran kertasnya menjadi bolong” Pertanyaan mengenai suhu dan kelembaban ruangan

5. Berdasarkan hasil observasi saya, tidak didapatkan adanya alat thermohygrometer yaitu alat untuk mengetahui kadar kelembaban udara dalam ruangan, lantas bagaimana cara perpustakaan mengetahui kadar kelembaban udara? HA : “Ya, kami memang tidak memiliki alat tersebut, sehingga kadar kelembaban ruangan koleksi pun tidak kami ketahui, kami hanya mengantisipasi suhu ruangan dengan AC saja”

Page 100: PELESTARIAN KOLEKSI BUKU LANGKA DI PERPUSTAKAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2530/1/98568...PELESTARIAN KOLEKSI BUKU LANGKA DI PERPUSTAKAAN KEMENTRIAN PEKERJAAN

6. Saya juga tidak menemukan alat untuk mengurangi kadar kelembaban udara dalam ruangan atau dehumidifier, bagaimana perpustakaan mengurangi kadar kelembaban udara dalam ruangan koleksi? HA : “Kami tidak melakukan apa-apa untuk mengurangi kelembaban ruangan karena memang sampai saat ini kami tidak memiliki alat tersebut”

7. Apakah ada pemeriksaan rutin terhadap AC di perpustakaan? HA : “pemeriksaan rutin terhadap AC dilakukan ketika kami merasa ada kerusakan terhadap AC”

8. Apakah AC di ruangan koleksi hidup selama 24 jam? HA : “tidak, AC pada ruangan koleksi hanya hidup ketika jam kantor saja”

Pertanyaan mengenai ancaman keberadaan jamur, serangga dan binatang pengerat

9. Apakah terdapat ancaman dari jamur, serangga dan binatang pengerat? HA : “iya, disini terdapat ancaman dari jamur, serangga seperti kecoa pernah ada di ruangan ini dan binatang pengerat. Perkiraan kami binatang ini ada mungkin karena ada sisa bekas makanan di dalam ruangan”

10. Apa tindakan yang dilakukan untuk mengatasi ancaman tersebut? HA : “untuk tikus,kami melakukan tindakan pengasapan di ruangan koleksi perpustakaan, fumigasi dan untuk serangga & jamur kami meletakkan kapur barus di ruangan dekat rak-rak koleksi perpustakaan”

11. Apakah dilakukan kegiatan kebersihan di perpustakaan? HA : “kegiatan kebersihan dilakukan oleh petugas Cleaning Service dengan diawasi oleh petugas”

12. Apakah pernah dilakukan fumigasi? HA : “fumigasi pernah dilakukan sebanyak dua kali dalam setahun, untuk melakukan fumigasi kami bekerja sama dengan pihak atau perusahaaan luar” Pertanyaan mengenai pencahayaan di ruangan perpustakaan

13. Apakah perpustakaan menggunakan saringan ultraviolet? HA : “kami tidak memiliki saringan ultraviolet, kami hanya menutup jendela dengan rapat dan memasang tirai pada jendela. Serta lampu dalam ruangan pastinya”

Page 101: PELESTARIAN KOLEKSI BUKU LANGKA DI PERPUSTAKAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2530/1/98568...PELESTARIAN KOLEKSI BUKU LANGKA DI PERPUSTAKAAN KEMENTRIAN PEKERJAAN

14. Apakah perpustakaan memiliki alat untuk mengukur tingkat pencahayaan dalam ruangan perpustakaan (fotometer)? HA : “kami tidak memiliki alat untuk mengukur kandungan cahaya di dalam ruangan, sehingga kami tidak mengetahui kandungan ultraviolet yang ada” Pertanyaan mengenai kotoran debu dalam ruangan

15. Bagaimana cara membersihkan debu yang terdapat di buku? HA : “kami membersihkan debu dengan menggunakan vacuum cleaner, lap yang kami basahi sedikit dan mengelap sedikit demi sedikit buku langka yang terkena debu”

16. Apabila debu sulit dihilangkan? HA : “untuk debu yang sulit dihilangkan, kami hilangkan dengan cara mengeriknya hingga debu yang melekat hilang lalu kami sedot debu tersebut” Pertanyaan mengenai ancaman kerusakan bahan pustaka dari manusia

17. Apakah petugas perpustakaan diberikan pemahaman mengenai pentingnya buku langka? HA : “iya, petugas perpustakaan diberikan pemahaman mengenai pentingnya buku langka untuk menghindari tindakan-tindakan yang dapat mengancam kerusakan terhadap bahan pustaka”

18. Adakah pedoman penggunaan koleksi buku langka untuk pengguna? HA : “kami membuat pedoman penggunaan dan larangan kepada pengguna untuk melakukan tindakan yang merusak terhadap buku langka”

19. Adakah larangan merokok di dalam ruangan? HA : “untuk ruangan koleksi kami memberikan larangan merokok dan larangan makan dan minum”

20. Pernahkah terjadi pencurian terhadap koleksi buku langka? HA : “pencurian tidak pernah terjadi, yang ada hanya tindakan vandalisme seperti merusak buku dengan merobek lembaran buku yang mereka anggap penting” Pertanyaan mengenai ancaman kebakaran

21. Apakah pernah terjadi kebakaran? HA : “kebakaran tidak pernah terjadi”

22. Apakah kabel listrik di perpustakaan diperiksa secara berkala? HA : “pemeriksaan rutin tidak pernah ada, kondisional saja, apabila ada masalah yang kami alami tentang listrik, baru kami menghubungi petugas yang mengurus listrik”

Page 102: PELESTARIAN KOLEKSI BUKU LANGKA DI PERPUSTAKAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2530/1/98568...PELESTARIAN KOLEKSI BUKU LANGKA DI PERPUSTAKAAN KEMENTRIAN PEKERJAAN

23. Apakah perpustakaan memiliki genset atau tenaga listrik cadangan? HA : “perpustakaan tidak memiliki genset, genset hanya tersedia di sekretaris jendral”

Pertanyaan mengenai ancaman kebanjiran

24. Apakah pernah terjadi kebocoran atau pun kebanjiran? HA : “kebanjiran tidak pernah terjadi, kebocoran pernah terjadi sekitar setahun yang lalu, tetapi hanya terjadi di ruangan petugas perpustakaan, tidak memberikan ancaman terhadap koleksi buku langka”

25. Apakah letak pembuangan genangan air dekat dengan ruang koleksi perpustakaan? HA : “letak perpustakaan jauh dari pembuangan genangan air, tidak ada saluran got di sekitar perpustakaan”

26. Apakah jendela perpustakaan selalu ditutup rapat? HA : “jendela pada ruang koleksi kadang kami buka di pagi hari sekitar 1 sampai 2 jam agar ruangan tidak terlalu pengap” Pertanyan mengenai cara perbaikan buku yang rusak

27. Bagaimana cara yang dilakukan untuk memperbaiki buku yang sudah rusak? HA : “untuk buku yang rusak kami melakukan penjilidan ulang dengan jilid lem punggung dan jilid spiral, tetapi untuk buku langka biasanya dijilid lem punggung, menambal dan menyambung lembaran yang rusak”

28. Apa saja tahapan dalam penjilidan? HA : “pertama-tama adalah melepas jilidan yang telah rusak, menghimpun lembaran kertas yang telah rusak tadi dengan memperhatikan urutan halaman, menggabungkan lembaran-lembaran tersebut dengan cara dipress atau dipampatkan, punggung buku kemudian dilem setelah dipotong dan dikasarkan. Menempelkan lembaran pelindung pada lembaran pertama dan lembaran terakhir isi buku. Setelah ditempeli lapisan lembaran pelindung, kemudian dipotong atau dirapikan sesuai dengan ukuran buku, baik bagian kedua sisi samping dan sisi depan, memotong karton sebanyak dua lembar untuk bagian bawah dan atas, dengan panjang dan lebar disesuaikan dengan ukuran buku yang akan dijilid. Setelah karton sudah siap, kemudian karton disatukan dengan blok buku tersebut dengan cara pengeleman. Langkah terakhir sebagai finishing adalah buku tersebut dipress atau dipampatkan kembali untuk merekatkan lem dan merapikan buku yang sudah dijilid.”

Page 103: PELESTARIAN KOLEKSI BUKU LANGKA DI PERPUSTAKAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2530/1/98568...PELESTARIAN KOLEKSI BUKU LANGKA DI PERPUSTAKAAN KEMENTRIAN PEKERJAAN

29. Bagaimana cara menambal atau menyambung? HA : “menyambung kami lakukan dengan menggunakan perekat untuk menyatukan 1 helai atau lembaran kertas yang sobek atau terpisah, namun apabila kertas yang sobek atau terpisah sudah rentan untuk digabungkan kembali, maka kami akan memotokopi lembaran tersebut dan menggunakan lembaran fotokopinya untuk disambungkan ke lembaran yang terpisah, sedangkan lembaran yang sudah rentan kami simpan. Sedangkan ada lagi cara lain yang kami lakukan apabila menemukan buku langka yang lembaran-lembarannya sudah keriting atau tidak rata permukaannya. Untuk membuat lembaran buku tersebut tetap memiliki permukaan kertas yang halus, kami memberikan kertas keras seperti kerah baju dibelakang lembaran buku, lalu memberikan alas diatas lembaran buku tersebut dan menyetrikanya. Setelah kami menyetrika, kami mengangkat alas yang kami gunakan untuk melindungi lembaran yang telah kami setrika, dan kertas keras seperti kerah baju akhirnya menempel pada lembaran buku tersebut dan lembaran buku akhirnya tidak keriting lagi dan permukaannya menjadi halus dan rata”

30. Alat apa saja yang diperlukan dan dimiliki oleh perpustakaan untuk melakukan kegiatan tersebut? HA : “Alat yang kami miliki untuk melakukan perbaikan buku antara lain adalah 1 set alat fotokopi, mesin laminating, mesin jilid ring plastik (spiral), mesin kacip (pemotong kertas), scanner ukuran A3 dan A4, steples ukuran besar, lem dan lain-lain”

31. Apakah perpustakaan melakukan deasidifikasi atau uji keasaman kertas untuk mengetahui kandungan asam terhadap buku langka dan mengurangi kandungan asam pada kertas? HA : “kami tidak pernah melakukan deasidifikasi atau uji keasaman kertas maupun upaya mengurangi kadar asam pada kertas”

32. Apakah tidak ada kegiatan pemutihan kertas? HA : “yang menggunakan bahan-bahan kimia itu ya?kami tidak pernah melakukan kegiatan memutihkan kertas”

33. Siapa yang bertugas memperbaiki buku yang rusak? HA : “saya yang bertugas memperbaiki buku yang rusak, yang melakukan penjilidan ulang terhadap buku maupun menambalnya”

Page 104: PELESTARIAN KOLEKSI BUKU LANGKA DI PERPUSTAKAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2530/1/98568...PELESTARIAN KOLEKSI BUKU LANGKA DI PERPUSTAKAAN KEMENTRIAN PEKERJAAN

Pertanyaan mengenai kendala dalam melakukan pelestarian bahan pustaka

34. Kendala apa saja yang ditemukan dalam melakukan kegiatan pelestarian bahan pustaka di perpustakaan? HA : “Kendala yang kami hadapi adalah lambatnya penanganan perbaikan buku yang rusak dikarenakan lambatnya proses turun anggaran untuk pembelian alat-alat perbaikan yang dibutuhkan, sehingga dalam melakukan perbaikan kami harus menunggu turunnya anggaran”

35. Menurut bapak, apa solusi yang tepat untuk mengatasi kendala tersebut? HA : “solusi yang kami lakukan selama ini jika menghadapi masalah tersebut adalah dengan menalang biaya perbaikan buku yang dibutuhkan, karena perbaikan buku menurut kami harus dilakukan dengan segera” Menyetujui

Heru Asfika Informan

Page 105: PELESTARIAN KOLEKSI BUKU LANGKA DI PERPUSTAKAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2530/1/98568...PELESTARIAN KOLEKSI BUKU LANGKA DI PERPUSTAKAAN KEMENTRIAN PEKERJAAN

Lembar Observasi Kondisi Lingkungan Koleksi Buku Langka

No. Kondisi Lingkungan Ada Tidak Ada

Keterangan

1. Pencahayaan : a. Cahaya Alami

b. Cahaya Buatan c. Kontrol UV d. Monitor Kandungan UV

√ √

√ √

1-2 jam setiap pagi hari kerja Saringan Ultraviolet fotometer

2. Monitor Kelembaban Udara Kontrol Kelembaban Udara

Thermohigrometer Silica Gel

3. Monitor Suhu Udara Kontrol Suhu Udara

√ Thermohigrometer AC

4. Tipe dan Lokasi Sistem Alarm √ Smoke detector

5. Pengamanan Koleksi : a. Kebakaran

- Listrik - Rokok

b. Kebanjiran / Bocor - Rembesan dari tembok

atau langit – langit c. Serangga, Jamur dan

Binatang Pengerat - Serangga - Jamur - Binatang Pengerat

√ √ √

6. Alat Pemadam Api √ 7. Shelving Buku

a. Cara menyusun buku

b. Apakah buku disusun berdiri?

√ √

Buku disusun renggang Ya