PELAYANAN OBAT HIGH ALERT.docx

3
RSUD OTANAHA KOTA GORONTALO PELAYANAN OBAT HIGH ALERT NO. DOKUMEN : NO. REVISI : HALAMAN : STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO) TANGGAL TERBIT : DITETAPKAN OLEH : DIREKTUR UTAMA, dr. Chairil Hatibie, M. Kes Nip : 19630413 200112 2 007 PENGERTIAN : Obat High Alert adalah obat yang berisiko tinggi menyebabkan cedera bermakna pada pasien jika obat digunakan secara tidak tepat. Termasuk obat High Alert antara lain elektrolit konsentrasi tinggi, obat NORUM (Nama Obat RUpa Mirip) atau LASA ( Look Alike Sound Alike ), Obat Narkotika dan Psikotropika seperti yang tercantum dalam Pedoman Pelayanan Obat High Alert. TUJUAN : 1. Memberikan pedoman dalam manajemen dan pemberian obat yang perlu diwaspadai (high-alert medications) sesuai standar pelayanan farmasi dan keselamatan pasien rumah sakit 2. Meningkatkan keselamatan pasien rumah sakit 3. Mencegah terjadinya sentinel event atau adverse outcome 4. Mencegah terjadinya kesalahan / error dalam pelayanan obat yang perlu diwaspadai kepada pasien 5. Meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit. 1. KEBIJAKAN : 1. SK Dirut No 014/RSZ-DIRUT/SK/III/2011 tentang Pelayanan Unit Farmasi. PROSEDUR : I. Penyimpanan dan dokumentasi di farmasi dan ruang rawat inap 1. Asisten apoteker (logistik farmasi/pelayanan farmasi) yang menerima obat segera memisahkan obat yang termasuk kelompok obat yang “High Alert” sesuai Daftar Obat High Alert RS Zahirah, dan menyimpan pada tempatnya. 2. Tempelkan stiker merah bertuliskan “High Alert” pada setiap kemasanobat high alert. 3. Berikan selotip merah pada sekeliling tempat penyimpanan obat high alert yang terpisah dari obat lain. Narkotika dan Psikotropika 1. Narkotika hanya dapat diberikan untuk indikasi : Persiapan pemeriksaan diagnostik Sedasi/relaksasi Analgetika

Transcript of PELAYANAN OBAT HIGH ALERT.docx

Page 1: PELAYANAN OBAT HIGH ALERT.docx

RSUD OTANAHAKOTA GORONTALO

PELAYANAN OBAT HIGH ALERT

NO. DOKUMEN : NO. REVISI : HALAMAN :

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL

(SPO)TANGGAL TERBIT :

DITETAPKAN OLEH :DIREKTUR UTAMA,

dr. Chairil Hatibie, M. KesNip : 19630413 200112 2 007

PENGERTIAN : Obat High Alert adalah obat yang berisiko tinggi menyebabkan cedera bermakna pada pasien jika obat digunakan secara tidak tepat. Termasuk obatHigh Alert  antara lain elektrolit konsentrasi tinggi, obat NORUM (Nama Obat RUpa Mirip) atau LASA (Look Alike Sound Alike), Obat Narkotika dan Psikotropika seperti yang tercantum dalam Pedoman Pelayanan Obat High Alert.

TUJUAN : 1.       Memberikan pedoman dalam manajemen dan pemberian obat yang perlu diwaspadai (high-alert medications) sesuai standar pelayanan farmasi dan keselamatan pasien rumah sakit

2.       Meningkatkan keselamatan pasien rumah sakit3.       Mencegah terjadinya sentinel event atau adverse outcome4.       Mencegah terjadinya kesalahan / error dalam pelayanan obat

yang perlu diwaspadai kepada pasien5.     Meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit.

1.KEBIJAKAN : 1. SK Dirut No 014/RSZ-DIRUT/SK/III/2011 tentang Pelayanan

Unit Farmasi.PROSEDUR : I.        Penyimpanan dan dokumentasi di farmasi dan ruang

rawat inap1.       Asisten apoteker (logistik farmasi/pelayanan farmasi) yang

menerima obat segera memisahkan obat yang termasuk kelompok obat yang “High Alert” sesuai Daftar Obat High Alert RS Zahirah, dan menyimpan pada tempatnya.

2.       Tempelkan stiker merah bertuliskan “High Alert” pada setiap kemasanobat high alert.

3.       Berikan selotip merah pada sekeliling tempat penyimpanan obat high alert yang terpisah dari obat lain.

Narkotika dan Psikotropika1.       Narkotika hanya dapat diberikan untuk indikasi :       Persiapan pemeriksaan diagnostik       Sedasi/relaksasi       Analgetika

2.       Ruang rawat/depo farmasi mengirim laporan mutasi dan pemakaian obat narkotika dan psikotropika setiap bulan kepada Kepala Instalasi Farmasi.

3.       Dokter menuliskan resep dengan mencantumkan indikasi penggunaan narkotika yang diresepkan, nama jelas dan nomor

Page 2: PELAYANAN OBAT HIGH ALERT.docx

Surat Izin Praktik (SIP)4.       Resep asli dilengkapi dengan fotokopi KTP pasien pada resep

pertama atau resep dilengkapi dengan nama dan alamat pasien.

5.       Kunci lemari narkotika diberi tali berwarna biru dan dikalungkan pada pemegang kunci yang ditunjuk oleh kepala instalasi farmasi.

6.       Hanya pemegang kunci yang diizinkan untuk membuka lemari.

II.      Peresepan1.       Dokter mengevaluasi pasien dan obat-obatnya.2.       Dokter menanyakan riwayat penggunaan obat (alergi, Efek

Samping Obat/ESO, serta kontra indikasi)3.       Dokter mengenali dengan baik obat yang akan diresepkan.4.       Dokter menulis resep secara jelas dan lengkap (nama obat,

dosis rute pemberian)5.       Dokter memeriksa kelengkapan dan ketepatan

resep indikasi, ketepatan obat, dosis, rute pemberian.6.       Perawat menelaah resep yang dituliskan dokter (nama pasien,

umur, nomor rekam medis, kejelasan resep, aturan pakai)7.       Resep dibawa ke farmasi.III.    Penyiapan/Dispensing oleh Apoteker/Asisten Apoteker1.       Apoteker/Asisten Apoteker memverifikasi resep obat high

alert sesuai Buku Panduan Penanganan High Alert.2.       Administrasi Farmasi membaca resep yang ditulis dokter,

menghitung dosis obat, menghargai, dan memberikan resep kepada asisten apoteker pelayanan dan menuliskan inisial/nama yang memberikan pelayanan administrasi pada kolom Harga, Timbang, Kemas, Penyerahan (HTKP)

3.       Petugas asisten apoteker pelayanan dalam hal ini sebagai petugas kedua juga memeriksa :

       Kebenaran nama obat, dosis, rute pemberian       Perhitungan dosis       Kesesuaian dengan instruksi pengobatan ( nama lengkap

pasien, nomor rekam medik, tanggal lahir/umur)4.       Asisten apoteker pelayanan menyiapkan resep dan

memberikan etiket/label yang telah diperiksa ulang dan menuliskan inisial/nama pada kolom HTKP.

5.       Asisten apoteker menggaris bawahi setiap obat high alert pada lembar resep dengan tinta merah.

6.       Dilakukan pemeriksaan ulang oleh administrasi farmasi sebelum diserahkan kepada perawat.

7.       Obat diserahkan kepada perawat/pasien disertai dengan informasi yang memadai dan mencatat jumlah obat pada buku ekpedisi. Perawat dan asisten apoteker yang menerima dan menyerahkan membubuhkan nama dan tanda tangan pada buku ekspedisi.Pemberian oleh perawat

1.       Sebelum perawat memberikan obat high alert kepada pasien maka perawat lain harus melakukan pemeriksaan kembalisecara independen (prinsip 7 BENAR) :

Page 3: PELAYANAN OBAT HIGH ALERT.docx

   Memeriksa instruksi asli pada rekam medis/kesesuaian antara obat dengan rekam medik/instruksi dokter.

       Ketepatan perhitungan dosis obat2.       Memeriksa identitas pasien (nama lengkap pasien, nomor

rekam medik, tanggal lahir/umur)3.       Perawat memastikan :       Ketepatan kecepatan pompa infus, harus memastikan setting

syringe pump sudah benar dan selang infus tersambung dengan benar.

       Jika obat lebih dari satu, tempelkan label nama obat padasyringe pump dan disetiap ujung jalur selang.

4.       Pada saat memberikan obat maka perawat harus menghindari interupsi/gangguan.

5.       Perawat menanyakan nama pasien, lalu memberikan obat kepada pasien sesuai dengan rute pemberian.6. Jika pasien pindah ruang rawat maka perawat pengantar menjelaskan kepada perawat penerima pasien bahwa pasien mendapatkan obat high alert.

UNIT TERKAIT :