Pelayanan Kesehatan pada Kondisi Bencana

16
MAKALAH PELAYANAN KESEHATAN PADA KONDISI BENCANA MATA KULIAH TANGGAP DARURAT BENCANA KELOMPOK 6 KELAS E 2012 1. Virnanda Adani 25010112110304 2. Nurul Fitria 25010112130305 3. Awanis Farisa S. 25010112140306 4. Dhenok Citra P. 25010112130307 5. Rohmah Kusuma P. 25010112130308 1

description

Tanggap Darurat Bencana

Transcript of Pelayanan Kesehatan pada Kondisi Bencana

Page 1: Pelayanan Kesehatan pada Kondisi Bencana

MAKALAH

PELAYANAN KESEHATAN PADA KONDISI BENCANA

MATA KULIAH TANGGAP DARURAT BENCANA

KELOMPOK 6

KELAS E 2012

1. Virnanda Adani 25010112110304

2. Nurul Fitria 25010112130305

3. Awanis Farisa S. 25010112140306

4. Dhenok Citra P. 25010112130307

5. Rohmah Kusuma P. 25010112130308

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS DIPONEGORO

2014

1

Page 2: Pelayanan Kesehatan pada Kondisi Bencana

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bencana adalah suatu keadaan yang timbul akibat ulah manusia yang

mengakibatkan kerugian yang sangat besar seperti penyakit, kerusakan lingkungan

bahkan kematian. Pada saat terjadi bencana pemerintah dan banyak pihak lainnya

telah berupaya untuk menanggulangi dampak yang ditimbulkan oleh bencana

tersebut, seperti evakuasi korban bencana, penyelamatan harta benda, dsb. Oleh

karena itu Standart Minimum Respons Bencana diluncurkan pada tahun 1997 oleh

tak kurang dari 400 organisasi Non Pemerintah yang bergerak dalam bidang

kemanusiaan dan gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah International untuk

menanggulangi bencana secara lebih spesifik baik kebutuhan korban hingga hak-hak

dasar korban bencana. Standart tersebut mencangkup 7 sektor kunci yaitu; sanitasi

dan air bersih, ketahanan pangan, gizi, bantuan pangan, hunian dan penampungan,

barang non pangan dan pelayanan kesehatan. Ada 5 pelayanan kesehatan di

Indonesia yaitu 1) pelayanan kesehatan promotif yang lebih mengutamakan kegiatan

yang bersifat promosi kesehatan seperti cuci tangan menggunakan sabun sebelum

makan, 2) pelayanan kesehatan preventif yang mengupayakan masyarakat agar

tidak terkena suatu penyakit, 3) pelayanan kesehatan kuratif yang ditujukan untuk

pengobatan penderita yang sakit, 4) pelayanan kesehatan rehabilitatif yang bertujuan

untuk mengembalikan bekas penderita kepada masyarakat sehingga dapat bekerja

lagi secara optimal dan yang terakhir, 5) pelayanan kesehatan tradisional yang

mengacu pada pengobatan alamiah yang telah diracik secara turun temurun. Namun,

pelayanan kesehatan yang biasanya digunakan untuk korban bencana adalah

pelayanan kesehatan kuratif dan rehabilitatif.

1.2 Rumusan Masalah

1. Mengapa upaya kesehatan penting diberikan pada saat bencana?

2. Apa saja standar-standar minimum layanan kesehatan?

1.3 Manfaat

1. Mengetahui pentingnya upaya kesehatan dalam bencana.

2. Mengetahui macam-macam standar minimum layanan kesehatan.

2

Page 3: Pelayanan Kesehatan pada Kondisi Bencana

BAB II

ISI

2.1. Pentingnya Upaya Kesehatan dalam Bencana

Akses pada pelayanan kesehatan adalah penentu kritis keberlangsungan hidup

pada tahap awal tanggap darurat. Bencana hampir selalu membawa dampak besar

pada kesehatan masyarakat dan kesejahteraan penduduk yang terkena bencana.

Dampak terhadap kesehatan masyarakat dapat bersifat langsung (misalnya kematian

akibat kekerasan atau cedera) atau tidak langsung (misalnya meningkatnya penyakit

infeksi dan/atau kurang gizi). Dampak kesehatan tidak langsung ini biasanya

berkaitan dengan faktor-faktor misalnya ketidakcukupan jumlah dan kualitas air,

rusaknya jamban, gangguan atau berkurangnya akses pada layanan kesehatan dan

memburuknya ketahanan pangan. Ketiadaan keamanan, hambatan perpindahan,

pengungsian penduduk, dan memburuknya kondisi kehidupan (hunian yang penuh

sesak dan tidak memadai) juga dapat memunculkan ancaman kesehatan

masyarakat. Perubahan iklim berpotensi meningkatkan kerentanan dan risiko (The

Sphere Project, 2012).

Sasaran utama aksi kemanusiaan terhadap krisis kemanusiaan adalah untuk

mencegah dan mengurangi kematian dan kesakitan yang berlebihan. Tujuan utama

adalah angka kematian kasar (AKK/CMR) dan tingkat kematian balita (U5MR) tetap,

atau berkurang, kurang dari dua kali dari angka kematian kasar dan kematian balita

dasar yang terdokumentasi sebelum bencana (lihat tabel rujukan data kematian

dasar wilayah). Perbedaan jenis bencana berkaitan dengan perbedaan skala dan

pola kematian dan kesakitan (lihat tabel mengenai dampak kesehatan masyarakat

pada bencana tertentu), dan kebutuhan kesehatan penduduk terkena bencana akan

beragam sesuai jenis dan besarnya bencana (The Sphere Project, 2012).

Dampak kesehatan masyarakat pada bencana tertentu

Catatan: Pada jenis bencana yang sama, pola kesakitan dan kematian dapatberbeda

dari satu konteks ke konteks yang lain.

DampakBencana

KompleksGempa

Angin Ribut

(tanpa banjir)Banjir

Banjir

Bandang/

Tsunami

Kematian Banyak Banyak Sedikit Sedikit Banyak

Cedera berat Beragam Banyak Sedang Sedikit Sedikit

Risiko penyakit Tinggi Beragam Kecil Beragam Beragam

3

Page 4: Pelayanan Kesehatan pada Kondisi Bencana

menular

meningkat

Kerawanan

panganBiasa Jarang Jarang Beragam Biasa

Perpindahan

penduduk

besar-besaran

Biasa Jarang Jarang Biasa Beragam

* tergantung perpindahan setelah bencana dan kondisi hidup penduduk.

Sumber: Adaptasi dari Pan American Health Organization, 1981

2.2. Standar-Standar Minimum

1. Sistem kesehatan

Organisasi Kesehatan Sedunia (World Health Organization/WHO)

mendefinisikan sistem kesehatan: “semua organisasi, lembaga, dan

sumbersumber yang diperuntukkan untuk membuat upaya kesehatan”. Definisi

ini meliputi seluruh pelaku yang terlibat dalam pemberian, pendanaan, dan

pengelolaan layanan kesehatan, usaha untuk memengaruhi faktor penentu

kesehatan dan juga memberikan layanan kesehatan langsung, dan meliputi

semua tingkatan: pusat, provinsi, kabupaten, masyarakat, dan rumah tangga

(The Sphere Project, 2012).

Standar Sistem Kesehatan 1: Penyampaian Layanan Kesehatan

Orang mempunyai akses setara pada layanan kesehatan yang tepat, aman,

dan bermutu yang terstandardisasi dan mengikuti protokol dan panduan yang

tersedia.

Memberi layanan kesehatan pada tingkat layanan kesehatan yang tepat.

Tingkat layanan termasuk tingkat rumah tangga, komunitas, klinik, pos

kesehatan, pusat kesehatan, dan rumah sakit.

Melakukan adaptasi atau membuat protokol penanganan kasus yang

terstandardisasi untuk penyakit-penyakit yang paling sering, menimbang

standar dan panduan nasional.

Membangun atau menguatkan sistem rujukan terstandardisasi dan

menjamin agar semua lembaga menggunakannya.

Membangun atau menguatkan sistem triase pada semua fasilitas kesehatan

untuk menjamin agar semua orang dengan tanda-tanda kedaruratan

mendapatkan penanganan segera.

4

Page 5: Pelayanan Kesehatan pada Kondisi Bencana

Memulai pendidikan dan penyuluhan kesehatan di tingkat komunitas dan

pusat kesehatan.

Mengembangkan dan mengikuti panduan penggunaan pasokan dan produk

darah yang aman dan rasional.

Memastikan layanan laboratorium tersedia dan digunakan sesuai indikasi.

Menghindari pembangunan layanan kesehatan alternatif atau paralel,

termasuk klinik keliling dan rumah sakit lapangan.

Merancang layanan kesehatan yang memastikan hak pribadi pasien,

kerahasiaan dan isi informasi.

Melaksanakan prosedur pengelolaan sampah yang tepat, langkah

pengamatan dan metode pengendalian infeksi di sarana.

Pemakaman jenazah dengan cara yang bermartabat, tepat secara budaya

dan berdasarkan praktik kesehatan masyarakat yang baik.

Standar Sistem Kesehatan 2: Sumber Daya Manusia

Layanan kesehatan diberikan oleh angkatan kerja yang terlatih dan

kompeten dan mempunyai gabungan pengetahuan dan keterampilan yang

memenuhi kebutuhan kesehatan penduduk.

Mengulas tingkat kepegawaian dan kemampuan sebagai suatu komponen

dasar pengkajian data dasar kesehatan.

Menangani ketidakseimbangan jumlah pekerja, gabungan keterampilan dan

gender dan/atau perbandingan etnis bila memungkinkan.

Mendukung tenaga kesehatan setempat dan melakukan kerja sama

sepenuhnya dalam layanan kesehatan dengan menimbang keahlian yang

tersedia.

Memastikan petugas pelengkap yang memadai untuk mendukung fungsi

setiap sarana kesehatan.

Melatih pekerja klinik untuk menggunakan protokol dan panduan klinis.

Memberi dukungan pengawasan dan memberikan masukan kepada pekerja

secara teratur untuk memastikan pemenuhan standar dan panduan.

Membakukan program pelatihan dan membuat prioritas sesuai kebutuhan

kesehatan utama dan kesenjangan kompetensi.

Memastikan imbal jasa yang adil dan dapat diandalkan untuk semua pekerja

kesehatan, disepakati oleh semua lembaga dan bekerja sama dengan pihak

berwewenang bidang kesehatan di tingkat nasional.

Memastikan lingkungan kerja yang aman, termasuk kebersihan dasar dan

perlindungan semua pekerja kesehatan.

Standar Sistem Kesehatan 3: Pasokan Obat dan Alat Kesehatan

5

Page 6: Pelayanan Kesehatan pada Kondisi Bencana

Orang mempunyai akses pada pasokan obat utama dan alat kesehatan.

Mengulas daftar obat-obat utama negara terkena bencana pada awal

tanggap darurat untuk menentukan ketepatannya.

Mengadakan dan menetapkan daftar obat dasar dan peralatan kesehatan

baku yang cocok dengan kebutuhan kesehatan dan tingkat keahlian pekerja

kesehatan.

Mengadakan atau melakukan adaptasi sistem pengelolaan obat yang tepat

Memastikan obat-obatan utama untuk pengobatan penyakit umum tersedia.

Menerima bantuan obat hanya jika mereka mengikuti panduan internasional

yang dikenal.

Tidak menggunakan bantuan obat yang tidak mengikuti panduan ini dan

memusnahkan obat tersebut secara aman.

Standar Sistem Kesehatan 4: Pendanaan Kesehatan

Orang mempunyai akses layanan kesehatan gratis pada saat bencana.

Melakukan identifikasi dan menggalang sumber dana untuk memberikan

layanan kesehatan gratis pada penduduk yang terkena bencana selama

bencana.

Bila ongkos pengguna ditagihkan melalui sistem pemerintah, perlu diatur

penghapusannya atau penundaan sementara pada saat bencana.

Memberi dukungan keuangan dan teknis pada sistem kesehatan untuk

memenuhi kesenjangan keuangan yang tercipta oleh penghapusan dan/atau

penundaan tagihan dengan peningkatan permintaan layanan kesehatan.

Standar Sistem Kesehatan 5: Pengelolaan Informasi Kesehatan

Rancangan dan pelayanan kesehatan berdasarkan pengumpulan, analisis,

interpretasi, dan penggunaan data kesehatan masyarakat yang sesuai.

Menentukan penggunaan sistem informasi kesehatan yang ada, adaptasi

atau menggunakan sistem informasi kesehatan alternatif.

Bila sesuai, lakukan pengkajian dan survei untuk mengumpulkan informasi

yang tidak tersedia dari sistem informasi kesehatan yang kritis untuk

menentukan prioritas layanan kesehatan.

Mengembangkan dan/atau menggunakan definisi kasus standar untuk

semua penyakit dan kondisi kesehatan yang terstandarisasi dan

memastikan penggunaannya oleh semua lembaga.

Merancang sistem pengawasan dan peringatan dini untuk mendeteksi

kejadian luar biasa sebagai suatu komponen sistem informasi kesehatan

dan membangun berdasarkan sistem informasi kesehatan yang ada apabila

memungkinkan.

6

Page 7: Pelayanan Kesehatan pada Kondisi Bencana

Mengidentifikasi dan melaporkan penyakit dan kondisi kesehatan prioritas

melalui sistem informasi kesehatan.

Semua lembaga tanggap darurat menyepakati penggunaan suatu data

umum, misalnya penduduk.

Sarana kesehatan dan lembaga menyerahkan data pengawasan dan sistem

informasi kesehatan kepada lembaga yang pemimpin sektor kesehatan

secara teratur. Frekuensi laporan ini beragam sesuai konteks dan jenis data,

misalnya harian, mingguan, bulanan.

Menggunakan data tambahan secara konsisten dari sumber lain, misalnya

survei, interpretasi data pengawasan dan memandu pengambil keputusan.

Melakukan pencegahan memadai untuk melindungi data untuk menjamin

hak dan keamanan perorangan dan atau penduduk.

Standar Sistem Kesehatan 6: Kepemimpinan dan Koordinasi

Orang mempunyai akses layanan kesehatan yang terkoordinasi antar

lembaga dan sektor untuk mencapai dampak tindakan umum. Bila

memungkinkan, harus dipastikan wakil kementerian kesehatan memimpin atau

setidaknya terlibat langsung dalam koordinasi sektorkesehatan.

Bila kementerian kesehatan tidak mempunyai kemampuan yang dipercaya

atau keinginan untuk memimpin tanggap darurat, suatu lembaga alternatif

dengan kemampuan tertentu harus diidentifikasi untuk memimpin koordinasi

sektor kesehatan.

Pertemuan koordinasi kesehatan diadakan secara teratur untuk mitra

setempat dan luar di tingkat nasional, provinsi, dan lapangan dalam sektor

kesehatan, dan antara sektor kesehatan dan sektor lainnya serta kelompok

dengan lintas isu yang tepat.

Klarifikasi dan rekam tanggung jawab dan kemampuan khusus setiap

lembaga kesehatan untuk memastikan cakupan penduduk yang memadai.

Kelompok kerja dibentuk dalam mekanisme koordinasi kesehatan bilamana

suatu situasi khusus membutuhkannya (misalnya kesiapsiagaan kejadian

luar biasa dan tanggap darurat, kesehatan reproduksi).

Menerbitkan dan menyebarkan buletin sektor kesehatan terbaru.

2. Layanan Kesehatan Dasar

Layanan kesehatan dasar adalah layanan kesehatan pencegahan dan

kuratif yang tepat memenuhi kebutuhan kesehatan penduduk yang terkena

bencana. Ini termasuk intervensi yang sangat tepat mencegah dan mengurangi

kesakitan dan kematian yang berlebihan akibat penyakit menular dan tidak

menular, konsekuensi peristiwa konflik dan korban massal. Selama bencana,

7

Page 8: Pelayanan Kesehatan pada Kondisi Bencana

tingkat kematian dapat menjadi sangat tinggi dan identifikasi penyebab utama

kesakitan dan kematian penting untuk merancang layanan kesehatan dasar yang

tepat (The Sphere Project, 2012)..

Bagian bab kesehatan ini membuat kategori standar layanan kesehatan

utama dalam enam bagian: pengendalian penyakit menular; kesehatan anak;

kesehatan seksual dan reproduksi; cedera; kesehatan jiwa; dan penyakit tidak

menular (The Sphere Project, 2012)..

Aksi kunci

Mengumpulkan dan melakukan analisis data masalah dan risiko kesehatan

dengan tujuan menyasar penyebab utama kematian dan kesakitan

berlebihan berkoordinasi dengan pihak berwenang dalam kesehatan

setempat.

Melakukan identifikasi orang yang rentan (misalnya perempuan, anak, lanjut

usia, orang berkebutuhan khusus, dan lain-lain) yang mungkin berisiko.

Membuat prioritas dan melaksanakan pelayanan kesehatan yang tepat,

dapat dilaksanakan dan tepat untuk mengurangi kesakitan dan kematian,

berkoordinasi dengan pihak berwenang sektor kesehatan.

Mengidentifikasi hambatan akses ke layanan kesehatan prioritas dan

memberi pemecahan penanganan praktis.

Melaksanakan layanan kesehatan dasar dengan berkoordinasi dengan

sektor lain dan/atau kluster dan tema lintas sektor.

Standar Layanan Kesehatan Dasar 1: Memprioritaskan Layanan Kesehatan

Orang mempunyai akses pada layanan kesehatan yang diprioritaskan untuk

menangani penyebab utama kematian dan kesakitan yang berlebihan.

Mengumpulkan dan melakukan analisis data masalah dan risiko kesehatan

dengan tujuan menyasar penyebab utama kematian dan kesakitan

berlebihan berkoordinasi dengan pihak berwenang dalam kesehatan

setempat.

Melakukan identifikasi orang yang rentan (misalnya perempuan, anak, lanjut

usia, orang berkebutuhan khusus, dan lain-lain) yang mungkin berisiko.

Membuat prioritas dan melaksanakan pelayanan kesehatan yang tepat,

dapat dilaksanakan dan tepat untuk mengurangi kesakitan dan kematian,

berkoordinasi dengan pihak berwenang sektor kesehatan setempat.

Mengidentifikasi hambatan akses ke layanan kesehatan prioritas dan

memberi pemecahan penanganan praktis.

Melaksanakan layanan kesehatan dasar dengan berkoordinasi dengan

sektor lain dan/atau kluster dan tema lintas sektor.

8

Page 9: Pelayanan Kesehatan pada Kondisi Bencana

2.1. Layanan Kesehatan Dasar – Pengendalian Penyakit Menular

Standar Layanan Kesehatan Dasar – Pengendalian Penyakit Menular 1:

Pencegahan Penyakit Menular

Orang mempunyai akses terhadap informasi dan layanan yang

dirancang untuk mencegah penyakit menular yang berkontribusi terhadap

kesakitan dan kematian berlebihan.

Standar Layanan Kesehatan Dasar – Pengendalian Penyakit Menular 2:

Diagnosis dan Pengelolaan Kasus Penyakit Menular

Orang mempunyai akses diagnosis dan pengobatan yang tepat

terhadap penyakit-penyakit infeksi yang mencegah kesakitan dan kematian

yang berlebihan secara bermakna

Standar Layanan Kesehatan Dasar – Pengendalian Penyakit Menular 3:

Deteksi dan Respons Kejadian Luar Biasa

Kejadian luar biasa yang ada, dideteksi, diinvestigasi, dan dikendalikan

dengan cara dan waktu yang tepat.

2.2. Layanan Kesehatan Dasar – Kesehatan Anak

Standar Layanan Kesehatan Dasar – Kesehatan Anak 1: Pencegahan

melalui imunisasi penyakit-penyakit yang dapat dicegah

Anak berusia 6 bulan sampai 15 tahun mendapat kekebalan terhadap

campak dan mempunyai akses layanan program imunisasi dalam situasi

yang distabilkan.

Standar Layanan Kesehatan Dasar – Kesehatan Anak 2: Tata Laksana

Bayi Baru Lahir dan Penyakit Anak

Anak mempunyai akses pada layanan kesehatan prioritas yang

dirancang untuk menangani penyebab utama kesakitan dan kematian anak

baru lahir.

2.3. Layanan Kesehatan Dasar – Kesehatan Seksual dan Reproduksi

Standar Layanan Kesehatan Dasar – Kesehatan Seksual dan

Reproduksi 1: Kesehatan Reproduksi

Setiap orang mempunyai akses layanan kesehatan reproduksi prioritas

– Paket Layanan Awal Minimum (Minimum Initial Service Package/MISP)

pada saat kejadian kedaruratan dan layanan kesehatan reproduksi

menyeluruh pada saat situasi stabil.

9

Page 10: Pelayanan Kesehatan pada Kondisi Bencana

Standar Layanan Kesehatan Dasar – Kesehatan Seksual dan

Reproduksi 2: HIV dan AIDS

Orang mempunyai akses terhadap perangkat minimum pencegahan,

pengobatan, perawatan, dan layanan pendukung HIV selama masa darurat.

2.4. Layanan Kesehatan Dasar – Cedera

Standar Layanan Kesehatan Dasar – Cedera 1: Perawatan Cedera

Setiap orang mempunyai akses perawatan cedera yang tepat selama

bencana untuk mencegah kesakitan, kematian, dan kecacatan.

2.5. Layanan Kesehatan Dasar – Kesehatan Jiwa

Standar Layanan Kesehatan Dasar – Kesehatan Jiwa 1: Kesehatan Jiwa

Setiap orang mempunyai akses pada layanan kesehatan yang

mencegah dan mengurangi masalah kesehatan jiwa dan gangguan fungsi

terkait.

2.6. Layanan Kesehatan Dasar – Penyakit Tidak Menular

Standar Layanan Kesehatan Dasar – Penyakit Tidak Menular 1:

Penyakit Tidak Menular

Setiap orang mempunyai akses penanganan dasar untuk mengurangi

kesakitan dan kematian berkaitan dengan komplikasi akut atau

memburuknya kondisi penyakit kronis.

BAB III

PENUTUP

3.1. Simpulan

10

Page 11: Pelayanan Kesehatan pada Kondisi Bencana

Akses pada pelayanan kesehatan adalah penentu kritis keberlangsungan hidup

pada tahap awal tanggap darurat. Hal ini terjadi akibat bencana hampir selalu

membawa dampak besar pada kesehatan masyarakat dan kesejahteraan penduduk

yang terkena bencana. Tujuan utamanya adalah angka kematian kasar (AKK/CMR)

dan tingkat kematian balita (U5MR) tetap, atau berkurang, kurang dari dua kali dari

angka kematian kasar dan kematian balita dasar yang terdokumentasi sebelum

bencana. Standar minimum yang harus dimiliki dalam pelayanan kesehatan adalah

sistem kesehatan dan layanan kesehatan dasar. Menurut Organisasi Kesehatan

Sedunia (World Health Organization/WHO) mendefinisikan sistem kesehatan:

“semua organisasi, lembaga, dan sumbersumber yang diperuntukkan untuk

membuat upaya kesehatan”. Sedangkan layanan kesehatan dasar adalah layanan

kesehatan pencegahan dan kuratif yang tepat memenuhi kebutuhan kesehatan

penduduk yang terkena bencana.

3.2. Saran

Sistem pelayanan kesehatan merupakan bagian penting dalam meningkatkan

derajat kesehatan. Buruknya pelayanan kesehatan di Indonesia harus menjadi

pelajaran bagi semua pihak untuk memperbaiki kondisi tersebut. Seperti, akses

pelayanan kesehatan yang perlu ditingkatkan dan dikembangkan karena baik

buruknya akses pelayanan kesehatan sangat berpengaruh terhadap

keberlangsungan hidup pada tahap awal tanggap darurat. Serta pentingnya

kesadaran dari masyarakat untuk mengubah pola hidup sehat, dan pentingnya

peranan dokter sebagai ahli kesehatan dalam menangani pasiennya.

DAFTAR PUSTAKA

11

Page 12: Pelayanan Kesehatan pada Kondisi Bencana

The Sphere Project. 2012. Proyek Sphere: Piagam Kemanusiaan dan Standar Minimum

dalam Respons Kemanusiaan. Terjemahan Atik Ambarwati dkk. Jakarta:

Masyarakat Penanggulangan Bencana Indonesia (MPBI).

12