PELATIHAN SOFTBALL BAGI SISWA DAN GURU...

44
i LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEK PELATIHAN SOFTBALL BAGI SISWA DAN GURU PENJASORKES SMP/SMA/SMK NEGERI DI KOTA NEGARA TIM PELAKSANA: I Made Danu Budhiarta, Drs., M.Pd. (Ketua) NIDN. 0020025403 I Ketut Budaya Astra, S.Pd., M.Or.(Anggota 1) NIDN. 0008046802 Dr. I Ketut Yoda,, S.Pd., M.Or. (Anggota 2) NIDN. 0017056810 Dibiayai dari Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Universitas Pendidikan Ganesha dengan SPK Nomor: 56 /UN48.16/PM/2016 tanggal 1 Maret 2016 JURUSAN PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI FAKULTAS OLAHRAGA DAN KESEHATAN LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT TAHUN 2016

Transcript of PELATIHAN SOFTBALL BAGI SISWA DAN GURU...

Page 1: PELATIHAN SOFTBALL BAGI SISWA DAN GURU …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_1954022019890310… · 03 Daftar Hadir Peserta ... juga diberikan sebagai pilihan ekstrakurikuler.

i

LAPORAN AKHIRPROGRAM P2M PENERAPAN IPTEK

PELATIHAN SOFTBALL BAGISISWA DAN GURU PENJASORKES

SMP/SMA/SMK NEGERI DI KOTA NEGARA

TIM PELAKSANA:

I Made Danu Budhiarta, Drs., M.Pd. (Ketua)NIDN. 0020025403

I Ketut Budaya Astra, S.Pd., M.Or.(Anggota 1)NIDN. 0008046802

Dr. I Ketut Yoda,, S.Pd., M.Or. (Anggota 2)NIDN. 0017056810

Dibiayai dari Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA)Universitas Pendidikan Ganesha dengan SPK

Nomor: 56 /UN48.16/PM/2016 tanggal 1 Maret 2016

JURUSAN PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI

FAKULTAS OLAHRAGA DAN KESEHATANLEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

TAHUN 2016

Page 2: PELATIHAN SOFTBALL BAGI SISWA DAN GURU …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_1954022019890310… · 03 Daftar Hadir Peserta ... juga diberikan sebagai pilihan ekstrakurikuler.

ii

Page 3: PELATIHAN SOFTBALL BAGI SISWA DAN GURU …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_1954022019890310… · 03 Daftar Hadir Peserta ... juga diberikan sebagai pilihan ekstrakurikuler.

iii

TIM PELAKSANA

1. Ketua Pelaksanaa. Nama Lengkap : Drs. I Made Danu Budhiarta, M.Pd.b. Jenis Kelamin : Laki-lakic. NIP : 195402201989031001d. Disiplin Ilmu : Pendidikan Olahragae. Pangkat/Golongan : Pembina Tk. I/IV bf. Jabatan Fungsional/ Struktural : Lektor Kepalag. Fakultas/Jurusan : FOK/Penjaskesrekh. Waktu untuk Kegiatan ini : 10 jam/minggu

2. Anggota Pelaksana 1a. Nama Lengkap : I Ketut Budaya Astra, S.Pd., M.Or.b. Jenis Kelamin : Laki-lakic. NIP : 196804081997031002d. Disiplin Ilmu : Ilmu Keolahragaane. Pangkat/Golongan/NIP : Pembina Tk.I/ IV bf. Jabatan Fungsional/ Struktural : Lektor Kepalag. Fakultas/Jurusan : FOK/Penjaskesrekh. Waktu untuk Kegiatan ini : 8 jam/minggu

2. Anggota Pelaksana 2a. Nama Lengkap : Dr. I Ketut Yoda, S.Pd., M.Or.b. Jenis Kelamin : Laki-lakic. NIP : 196805172001121001d. Disiplin Ilmu : Ilmu Keolahragaane. Pangkat/Golongan/NIP : Penata Tk.I /IIIdf. Jabatan Fungsional/ Struktural : Lektor Kepalag. Fakultas/Jurusan : FOK/Pendidikan Kepelatihan Olahragah. Waktu untuk Kegiatan ini : 8 jam/minggu

Page 4: PELATIHAN SOFTBALL BAGI SISWA DAN GURU …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_1954022019890310… · 03 Daftar Hadir Peserta ... juga diberikan sebagai pilihan ekstrakurikuler.

iv

PELATIHAN SOFTBALL BAGI SISWA DAN GURUPENJASORKES SMP/SMA/SMK NEGERI DI KOTA NEGARA

OlehI Made Danu Budhiarta, I Ketut Budaya Astra, I Ketut Yoda

ABSTRAKKegiatan P2M ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan

bermain softball bagi siswa dan guru Penjasorkes di Kota Negara. Realisasi kegiatandilakukan dengan memberikan ceramah dan praktek lapangan bertempat di SMAN 1Negara. Pelatihan dilaksanakan sebanyak 3 kali yaitu tanggal 4, 5 dan 11 Juni 2016.Hasil kegiatan menunjukkan bahwa secara umum pelaksanaan pelatihan berjalanlancar. Penguasaan siswa dan guru-guru Penjasorkes terhadap teknik dasar bermainsoftball tergolong baik. Respon siswa dan guru-guru peserta adalah positif dan merekasangat antusias mengikuti pelatihan. Kendala yang ditemui dalam pelaksanaanpelatihan adalah kurangnya waktu untuk praktek bermain softball.

Kata-kata kunci: pelatihan, permainan softball, siswa dan guru-guru penjasorkes

ABSTRACTThis P2M activity aims to improve the knowledge and skills to play softball for studentsand teachers of physical education, sports and health in Negara City. The realization ofactivities is done by giving discourse and practice at SMAN 1 Negara. The training hasbeen held three times, namely the 4th, 5th and June 11th, 2016. The results of this activityshow that in general the implementation of training lasted smoothly. The competencyof students and teachers of physical education, sports and health about the basictechniques of playing softball was good. The response of students and teachers waspositive and they were very enthusiastic about the training. The problem that is foundin the implementation of the training is the lack of time to practice.

Key words: training, softball games, students and teachers of physical education, sportsand health.

Page 5: PELATIHAN SOFTBALL BAGI SISWA DAN GURU …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_1954022019890310… · 03 Daftar Hadir Peserta ... juga diberikan sebagai pilihan ekstrakurikuler.

v

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa karena

berkat rakhmatNya-lah maka penulis dapat menyelesaikan laporan Pengabdian Kepada

Masyarakat, dengan judul: “Pelatihan Permainan Soft Ball Bagi Siswa dan Guru

Penjasorkes SMP/SMA/SMK Negeri di Kota Negara”.

Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya disampaikan kepada semua pihak

yang telah memberikan kontribusi dalam perencanaan, pelaksanaan kegiatan sampai

dengan penulisan laporan ini, diantaranya kepada yth:

1. Ketua LPM Undiksha, atas bantuan dana yang diberikan.

2. Kepala SMAN 1 Negara, SMAN 2 Negara dan SMKN 1 Negara, yang telah

membantu menyediakan fasilitas berupa ruang laboratorium dan lapangan

tempat kegiatan pelatihan.

3. KONI kota Negara, Perbasasi Provinsi Bali, dan Dinas Pendidikan Kota Negara

atas dukungannya.

4. Semau pihak yang telah membantu menyukseskan kegiatan P2M ini yang tidak

dapat penulis sebutkan satu persatu.

Akhirnya, kami berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat untuk

meningkatkan kualitas pendidikan melalui pelatihan bagi siswa dan guru. Masukan dari

pembaca sangat kami harapkan untuk penyempurnaan laporan ini.

Singaraja, 28 Oktober 2016

Tim Pelaksana,

Page 6: PELATIHAN SOFTBALL BAGI SISWA DAN GURU …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_1954022019890310… · 03 Daftar Hadir Peserta ... juga diberikan sebagai pilihan ekstrakurikuler.

vi

DAFTAR ISI

HalamanJUDUL ……………………………………………………... iHALAMAN PENGESAHAN……………………………………… iiTIM PELAKSANA………………………………………………… iiiABSTRAK….....…………………………………………………… ivKATA PENGANTAR…….....………………………………….…. vDAFTAR ISI …………………………………………………....... viDAFTAR GAMBAR ……………………………………………… viiDAFTAR LAMPIRAN……...….……………………………….…. viii

I PENDAHULUAN .……………..………………………………. 1A. Analisis Situasi………..……………………………………. 1B. Identifikasi dan Perumusan Masalah…...………………..…. 5C. Tujuan Kegiatan……... ……………………………………. 5D. Manfaat Kegiatan………….. ………………………………. 5

II TINJAUAN PUSTAKA..………………..……… ……………….. 6A. Sejarah Permainan Softball……………………………….…. 6B. Sarana Dan Prasarana Soft Ball ……………………………... 8C. Teknik Dasar Bermain SoftBall ……………………………... 14D. Peraturan Permainan SoftBall………………………….……. 16

III METODE PELAKSANAAN………………….………………….. 22A. Kerangka Pemecahan Masalah……….…………………….... 22B. Realisasi Pemecahan Masalah………..……………………… 23C. Khalayak Sasaran ……………………..……..…………….... 23D. Metode Pelaksanaan Kegiatan……..………………………… 24

IV HASIL DAN PEMBAHASAN…..………………………………. 25A. Hasil Kegiatan ………..……………………………………. .. 25B. Pembahasan………….………………………………………. 26

V SIMPULAN DAN SARAN………………………...…………….. 28A. Simpulan………………………………………………...…… 28B. Saran…………………………………………………………. 28

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………..…..... 29

LAMPIRAN-LAMPIRAN ………………………………………….. 30

Page 7: PELATIHAN SOFTBALL BAGI SISWA DAN GURU …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_1954022019890310… · 03 Daftar Hadir Peserta ... juga diberikan sebagai pilihan ekstrakurikuler.

vii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar:

1.1 Lapangan Softball ……………………………………………. 9

1.2 Bentuk Home Plate …………………………………………… 9

1.3 Ukuran Home Plate …………………………………………… 12

1.4 Pitcher Plate …………………………………………………… 12

1.5 Base ……………………………………………………………. 13

3.1 Skema Alur Kerja Pemecahan Masalah ………………………. 22

Page 8: PELATIHAN SOFTBALL BAGI SISWA DAN GURU …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_1954022019890310… · 03 Daftar Hadir Peserta ... juga diberikan sebagai pilihan ekstrakurikuler.

viii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran:

01 Lembar Monitoring ………………………………………………….. 30

02 Foto Kegiatan ………………………………………………………... 31

03 Daftar Hadir Peserta Pelatihan P2M …………….………….. ……… 35

04 Kontrak P2M ………………………………………………………… 38

05 Materi Pelatihan……….. .…………………………………………… 41

Page 9: PELATIHAN SOFTBALL BAGI SISWA DAN GURU …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_1954022019890310… · 03 Daftar Hadir Peserta ... juga diberikan sebagai pilihan ekstrakurikuler.

2

BAB I

PENDAHULUAN

1. ANALISIS SITUASI

Pembelajaran olahraga di SMP/SMA/SMK dewasa ini masih belum inovatif

cenderung dilaksanakan secara konvensional, dengan alternatif kegiatan berupa lari

keliling lapangan, permainan voli, atau senam kesegaran jasmani. Olahraga yang sama

juga diberikan sebagai pilihan ekstrakurikuler. Pilihan kegiatan olahraga yang terbatas

tersebut cenderung menjadi rutinitas dan menimbulkan kebosanan. Padahal, ada

beberapa olahraga lain yang dapat dan wajib dibelajarkan di sekolah-sekolah seperti

Basketball, Sepak bola, renang dan Softball sebagaimana tertuang dalam Kurikulum

2013. Dengan diberlakukannya kurikulum 2013 mulai Tahun Ajaran 2013/2014, maka

setiap guru pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan (PENJASORKES) di

SMP/SMA/SMK harus menguasai berbagai jenis permainan bola besar seperti voli,

basket, sepak bola dan permainan bola kecil seperti softball (Kemdikbud, 2013).

Softball ini sebenarnya sudah tidak asing bagi siswa-siswi di kota-kota besar

dan di ibu kota setiap kabupaten dan kota. Olahraga ini mirip dengan permainan bola

kasti yang sudah sering diberikan di tingkat Sekolah Dasar. Softball ini merupakan

olahraga permainan penyesuaian dari baseball yang mempunyai permainan lebih lunak

(Budhiarta, 2007). Softball merupakan permainan yang mulai populer di Indonesia.

Manfaat melakukan olahraga ini, dapat menimbulkan perasaan gembira pada orang

yang memainkannya, sehingga menyenangkan bagi siswa SMP/SMA/SMK atau remaja

yang melakukannya. Selain itu, secara tidak langsung permainan Softball dapat melatih

dan meningkatkan kondisi fisik.

Permainan Softball dapat dilakukan oleh anak-anak sampai orang dewasa baik

wanita maupun pria. Olahraga softball dapat mengembangkan jasmani dan rohani, di

dalam gerakan-gerakan bermain, jiwa/mental sebagai pendorong utama untuk

menggerakkan kemampuan yang telah dimiliki. Perkembangan jasmani digunakan

untuk pembentukan sikap tubuh yang baik meliputi anatomis, fisiologis, kesehatan serta

kemampuan jasmani yang mencakup kecepatan, kelincahan, daya tahan, kekuatan,

kelentukan dan lain sebagainya. Perkembangan rohani dimana segi kejiwaan,

keperibadian dan karakter akan tumbuh ke arah yang positif sesuai dengan tuntutan

Page 10: PELATIHAN SOFTBALL BAGI SISWA DAN GURU …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_1954022019890310… · 03 Daftar Hadir Peserta ... juga diberikan sebagai pilihan ekstrakurikuler.

3

masyarakat Indonesia. Dengan bermain softball akan berkembang secara baik unsur-

unsur: daya pikir, kemauan dan perasaan. Keperibadian juga berkembang dengan baik

terutama self kontrol, disiplin, rasa kerja sama, rasa tanggung jawab terhadap apa yang

diperbuatnya (Budhiarta, 2007). Disamping itu, pelatihan juga dapat meningkatkan

penguasaan teknik bermain softball. Hal ini berdasarkan pada hasil kegiatan

pengabdian masyarakat yang dilakukan oleh Budhiarta, dkk. (2014, 2015) yang telah

memberikan pelatihan di bidang softball bagi guru-guru SMP/SMA/SMK di Kota

Singaraja dan Amlapura. Hasil kegiatan menunjukkan adanya respon yang positif dari

para guru dan kemampuan penguasaan teknik bermain softball mengalami peningkatan

dengan cukup memuaskan.

Agar bermain softball bisa menjadi kesenangan maka pemahaman, penguasaan

teknik dan pemahaman peraturan permainan diajarkan dengan baik. Beberapa teknik

yang harus dikuasai antara lain melempar bola, menangkap bola, melambungkan bola,

memukul bola dan lain sebagainya. Walaupun permainan ini sudah mulai populer di

Indonesia, namun di Kota Negara, olahraga ini belum memasyarakat dan masih banyak

siswa dan guru penjasorkes yang belum mengetahui apa itu olahraga softball, apa saja

sarana prasarananya dan bagaimana peraturan permainannya. Oleh karena itu, dalam

mendukung kurikulum 2013 dan sebagai upaya mempopulerkan olahraga softball di

Kota Negara, serta mengutip pernyataan ketua umum Persatuan Softball dan Basdeball

(PERBASASI) Bali bahwa Perbasasi Bali saat ini sedang mencari pemain-pemain dari

luar kota Denpasar dan Badung untuk mendukung pembibitan pemain (Bali Post,

hal16, 22-10- 2015). Sesuai dengan permasalahan di atas melalui kegiatan pengabdian

pada masyarakat UNDIKSHA ingin mengenalkan olahraga softball pada siswa dan

guru-guru Penjasorkes SMP/SMA/SMK Negeri yang ada di Kota Negara.

Kota Negara sebagai salah satu daerah tujuan wisata di Bali, memiliki visi dan

misi pembangunan yang berorientasi pada sektor pariwisata, pertanian, pendidikan, dan

kesehatan. Pada sektor pendidikan, salah satu misi pembangunan Kota Negara sebagai

ibu kota kabupaten Jembrana adalah menjadikan Negara sebagai kota pendidikan.

Realisasi dari hal itu telah dituangkan dalam berbagai kebijakan daerah, antara lain

dengan memfasilitasi pembangunan lembaga pendidikan mulai dari jenjang taman

kanak-kanak (TK) sampai perguruan tinggi (PT), termasuk melengkapi sarana

pendukung bidang keolahragaan.

Page 11: PELATIHAN SOFTBALL BAGI SISWA DAN GURU …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_1954022019890310… · 03 Daftar Hadir Peserta ... juga diberikan sebagai pilihan ekstrakurikuler.

4

Permasalahan yang saat ini dihadapi oleh Dinas Pendidikan Kabupaten

Jembrana adalah terbatasnya dana untuk melaksanakan program in-service training

bagi para guru. Di sisi lain, kualifikasi dan profesionalisme para tenaga pendidik (guru)

yang ada di Kabupaten Jembrana, khususnya guru bidang studi Pendidikan Jasmani,

Olahraga dan Kesehatan di SMP/SMA/SMK banyak yang belum menguasai bidang

tugasnya, khususnya masih kurangnya kemampuan dan keterampilan-keterampilan

profesional guru dalam mengajar permainan Softball.

Salah satu alternatif yang dipandang cukup visibel untuk dilakukan adalah

melalui penyegaran akademis (refreshing program) yang inti kegiatannya berupa

pelatihan softball bagi para siswa dan guru-guru Penjasorkes SMP/SMA/SMK Negeri

karena guru adalah ujung tombak dari pembelajaran. Melalui program ini, siswa dan

guru diharapkan memperoleh “sesuatu” yang baru dan dapat dijadikan sebagai acuan

dalam pengembangan tugas dan profesinya yang nantinya secara langsung dapat

meningkatkan produktivitas kerjanya seperti, mampu memberikan pembinaan di bidang

permainan softball bagi anak didiknya. Jika guru menguasai permainan softball dengan

baik, mereka akan dapat mengajarkannya dengan baik kepada siswa di sekolahnya.

Dengan kata lain, bila kualitas pengetahuan guru penjasorkes meningkat, akan

berimplikasi pada kualitas pelaksanaan PBM, dan akhirnya bermuara pada peningkatan

prestasi penjasorkes. Sebagaimana temuan hasil penelitian terdahulu yang dilakukan

oleh Wirta, dkk (1990) bahwa terdapat hubungan yang positif dan bermakna antara

kualitas guru dengan prestasi belajar siswanya.

Dengan dasar tersebut nantinya softball bisa dijadikan sebagai salah satu

alternatif yang dipilih untuk pembelajaran penjasorkes di sekolah, sehingga olahraga

menjadi lebih bervariasi dan siswa lebih bersemangat dalam melakukan kegiatan

olahraga. Softball ini juga dapat dimasukkan sebagai salah satu pilihan ekstrakurikuler

sehingga menambah khasanah kegiatan ekstrakurikuler dan KONI Jembrana dapat

mengambil manfaat dalam pembentukan organisasi Persatuan Softball dan Baseball

(PERBASASI) Jembrana serta akan ikut mempopulerkan permainan softball di

Indonesia khususnya di Kota Negara.

Berdasarkan analisis situasi di atas, Tim Pelaksana merasa terpanggil untuk

mengadakan Pengabdian pada Masyarakat dengan judul:” Pelatihan SoftBall Bagi

Siswa dan Guru-guru Penjasorkes SMP/SMA/SMK Negeri di Kota Negara”.

Page 12: PELATIHAN SOFTBALL BAGI SISWA DAN GURU …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_1954022019890310… · 03 Daftar Hadir Peserta ... juga diberikan sebagai pilihan ekstrakurikuler.

5

B. IDENTIFIKASI DAN PERUMUSAN MASALAH

Dari paparan di atas dapat diidentifikasi hal-hal berikut.

1. Siswa dan guru-guru Penjasorkes di SMP/SMA/SMK di Kota Negara belum

memiliki penguasaan terhadap Pengetahuan, keterampilan dan peraturan olahraga

Softball. Oleh karena itu perlu diadakan program re-freshing bagi guru-guru dalam

upaya peningkatan kualitas penguasaan bidang Softball.

2. Siswa dan guru-guru penjasorkes SMP/SMA/SMK di Kota Negara belum pernah

mengikuti pelatihan dalam permainan cabang Softball.

3. Hasil belajar penjasorkes siswa bergantung pada kualitas PBM yang dilaksanakan

guru.

Berdasarkan uraian dan identifikasi masalah di atas, maka permasalahan pokok

yang hendak diurai melalui program ini adalah: “Bagaimanakah cara meningkatkan

pengetahuan, keterampilan dan peraturan Olahraga siswa serta guru-guru Penjasorkes

SMP/SMA/SMK Negeri di Kota Negara dalam permainan cabang olahraga Softball?.

C. TUJUAN KEGIATAN

Berdasarkan analisis potensi dan rumusan masalah di atas, maka secara umum

tujuan kegiatan ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan siswa

dan guru-guru penjasorkes di Kota Negara dalam bidang softball. Secara khusus tujuan

kegiatan ini adalah:

1. Sebagai upaya memberikan pemahaman kepada siswa dan guru-guru Penjasorkes

SMP/SMA/SMK Negeri di Kota Negara dalam bidang softball.

2. Mempersiapkan guru-guru Penjasorkes SMP/SMA/SMK Negeri yang berkualitas

untuk mengajarkan softball kepada siswa-siswanya.

3. Menumbuhkembangkan bakat, minat dan kebugaran jasmani siswa SMP/SMA/SMK

Negeri di Kota Negara melalui softball.

D. MANFAAT KEGIATANMelalui pelatihan softball bagi siswa dan guru-guru Penjasorkes

SMP/SMA/SMK Negeri di Kota Negara, diharapkan dapat meningkatkan wawasan,

pengetahuan, dan keterampilan siswa dan guru-guru Penjasorkes SMP/SMA/SMK

Negeri di Kota Negara dalam bidang softball, sehingga dapat mendidik, melatih dan

meningkatkan keterampilan olahraga softball para siswa, dan bisa dibentuk tim softball

sekolah.

Page 13: PELATIHAN SOFTBALL BAGI SISWA DAN GURU …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_1954022019890310… · 03 Daftar Hadir Peserta ... juga diberikan sebagai pilihan ekstrakurikuler.

6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. SEJARAH PERMAINAN SOFT BALL

Permainan Softball berasal dari Amerika Serikat yang diciptakan oleh George

Hancoc di kota Chicago tahun 1887. Permainan softball ini merupakan penyesuaian

dari baseball dengan bentuk permainan lebih lunak. Pada mulanya softball dimainkan

hanya untuk kegiatan rekreasi semata dan dilakukan di lapangan tertutup. Namun,

ternyata dalam waktu singkat softball justru menjadi permainan yang digemari di

Amerika. Daya tarik yang utama mengapa permainan ini cepat dicintai masyarakat,

karena permainannya berbeda dengan baseball. Softball dapat dimainkan oleh setiap

orang dengan tidak memandang usia, baik pria maupun wanita, tidak memerlukan

lapangan yang luas dan yang terutama dapat dimainkan di gelanggang tertutup. Dari

Amerika softball ini berkembang ke Kanada dan dari sanalah softball makin

berkembang ke seluruh penjuru dunia.

Mengingat perkembangan softball dari permainan rekreasi menjadi satu cabang

olahraga, maka diperlukan peraturan-peraturan yang seragam sehingga dapat digunakan

sebagai pedoman bagi semua negara. Untuk membuat peraturan-peraturan tersebut

harus ada badan yang mempunyai wewenang untuk itu. Akhirnya terbentuklah Federasi

Softball Internasional (International Soft ball Federation) yang bertugas membuat

peraturan-peraturan menyangkut permainan olahraga softball yang berlaku di seluruh

dunia, termasuk Indonesia. Naskah asli peraturan softball tertulis dalam Bahasa Inggris,

yang kemudian diterjemahkan oleh negara-negara anggotanya. Dalam menjabarkan

peraturan ke bahasa nasional negara anggota, ada ditemui beberapa kesulitan untuk

memberi pengertian yang tepat. Untuk mengatasi adanya perbedaan pendapat mengenai

peraturan, maka untuk pemecahan masalahnya digunakan naskah aslinya, dalam

Bahasa Inggris.

Terbentuknya Federasi Softball Internasional ini memungkinkan diadakannya

pertandingan antar negara yang bersifat internasional. Kemudian diselenggarakan

kejuaraan-kejuaraan tingkat naional, regional dan dunia. Bahkan pada Olympiade

Mexiko, softball menjadi cabang olahraga yang didemonstrasikan untuk lebih dikenal

lagi.

Dari Amerika softball berkembang ke Kanada dan negara-negara barat lainnya,

lalu ke Asia, terutama setelah usai Perang Dunia II softball semakin dikenal dan

Page 14: PELATIHAN SOFTBALL BAGI SISWA DAN GURU …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_1954022019890310… · 03 Daftar Hadir Peserta ... juga diberikan sebagai pilihan ekstrakurikuler.

7

digemari. Di Jepang, Philipina, Korea Selatan, dan Taiwan, softball telah menjadi

permainan rakyat. Di Indonesia, perkembangan softball sebenarnya sudah dari sebelum

perang kemerdekaan, namun sifatnya masih terbatas dan hanya dimainkan di sekolah-

sekolah tertentu. Bahkan anggapan softball hanya dimainkan oleh wanita saja terus

berlangsung hingga tahun 1966. Baru pada Asian Games Bangkok olahraga softball

dapat dimainkan baik oleh putri maupun putra, karena pada waktu itu mereka masih

menyenangi olahraga softball.

Melihat perkembangan softball sedemikian cepat dan adanya kompetisi antara

negara setiap tahun maka perhatian Indonesia pada cabang olahraga ini sudah serius. Di

Indonesia, softball mula-mula berkembang di Jakarta Bandung, Palembang, Semarang

dan Surabaya. Tetapi kini telah menjadi salah satu cabang olahraga yang sangat

digemari masyarakat, terutama para pelajar dan mahasiswa. Untuk menyalurkan

kegiatan-kegiatan softball di Indonesia diatur oleh suatu badan yang bernama

PERBASASI (Perserikatan Baseball dan Softball Amatir Seluruh Indonesia). Dengan

adanya PERBASASI mulailah diadakan kompetisi softball tingkat nasional. Kejuaraan

Nasional I tahun 1967 di Jakarta dan sejak PON VII Surabaya, softball menjadi salah

satu cabang olahraga yang dipertandingkan.

Ada beberapa faktor penunjang mengapa olahraga softball bisa berkembang

pesat di Indonesia, yaitu:

1) Faktor lapangan, lapangan permainan softball tidak terlalu luas, berukuran 4 x

20 meter. Ukuran ini bisa diperkecil untuk keperluan latihan.

2) Faktor orang, softball dapat dimainkan oleh setiap orang baik pria maupun

wanita, dan tidak memandang usia. Setiap regu terdiri dari 9 orang, dalam

permainan ada 2 regu yang berlawanan.

3) Dasar-dasar permainan softball, sebetulnya sudah dikenal di Indonesia. Sebagai

contoh ada permainan kasti dan rounders.

4) Sifat-sifat, olahraga softball merupakan kombinasi dari olahraga ketangkasan

dan otak (pikiran), sehingga mempunyai pengaruh yang baik bagi si pemain.

5) Peralatan, karena softball adalah olahraga beregu maka peralatan dapat

disediakan bersama, sehingga peralatan yang mahal dapat dimiliki secara

bergotong royong.

6) Kelanjutan, oleh karena tiap-tiap tahun sudah disusun acara-acara pertandingan,

maka kontinuitas permainan dapat terjamin, seeprti kompetisi daerah, nasional,

PON, kompetisi internasional, dan sebagainya.

Page 15: PELATIHAN SOFTBALL BAGI SISWA DAN GURU …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_1954022019890310… · 03 Daftar Hadir Peserta ... juga diberikan sebagai pilihan ekstrakurikuler.

8

B. SARANA DAN PRASARANA SOFT BALL

Cabang olahraga softball dikatakan olahraga yang paling digemari anak-anak

muda terutama para pelajar dan mahasiswa. Biasanya pada permainan menggunakan

seragam olahraga yang menarik. Dengan disertai teriakan-teriakan bahasa asing ketika

sedang bermain. Sarana dan prasarana pendukung yang diperlukan dalam permainan

softball diantaranya lapangan permainan dan peralatan untuk bermain softball.

Lapangan

Lapangan permainan softball berbentuk bujursangkar, dibagi menjadi daerah

fair (fair territory) dan daerah foult (foul territory). Daerah fair dibagi menjadi dua

bagian yaitu daerah diamond (infield) dan daerah di luar diamond (outfield). Lapangan

ini harus berupa tanah datar yang bebas dari rintangan pada radius 60 m terhitung dari

base IV (home plate). Di dalam daerah infield terdapat 4 marka atau pos yang disebut

base. Base diberi nomor berlawanan dengan arah jarum jam, dimulai dari base awal

yang disebut home plate. Kemudian base pertama, base kedua dan base ketiga. Base

berbentuk bujur sangkar dengan ukuran sisi 38 cm yang dibuat sedikit lebih tinggi dari

permukaan tanah. Sudut dari keempat base membentuk bujur sangkar yang disebut

diamond. Di belakang home plate terdapat batasan yang disebut tembok penahan bola

di belakang lapangan (backstop) sejauh 7,62 dan 9,14 meter di belakang home plate

(lihat Gambar 2.1).

Lapangan permainan dibatasi oleh dua garis yang disebut fouline yang bertemu

pada sudut luar home plate (saling bertemu/berpotongan membentuk suatu sudut yang

menghadap ke dalam lapangan). Dari kedua fouline ini diukur ke arah luar suatu jarak

selebar 7,5 m yang bebas dari segala rintangan, demikian pula dari titik sudut luar home

plate ke backstop (supaya jelas maka pada jarak 7,5 m dari kedua fouline dibuat garis

atau pagar (fence) sejajar dengan kedua fouline tersebut, sebagai tempat penonton).

Dari gambar di atas dapat dilihat bahwa lapangan dibuat menyerupai intan (diamond)

dengan ukuran sisi masing-masing 18,3 m, sedangkan jarak dari tempat pitcher ke titik

sudut home plate adalah 12,2 m untuk putri dan 14 m untuk putra.

Page 16: PELATIHAN SOFTBALL BAGI SISWA DAN GURU …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_1954022019890310… · 03 Daftar Hadir Peserta ... juga diberikan sebagai pilihan ekstrakurikuler.

9

Gambar 2.1 Lapangan Softball

Gambar 2.2 Home Plate

Catatan: Jarak antara home plate dan pitcher plate bagi wanita: 12,2 mJunior berusia 9 – 12 tahun : Jarak base ke base : 13,7 m dan Jarak pitching : 10,7 m

BaseCoach

II

IIII

IV

4,6 m4,6 m

18,3 m 18,3 m

18,3 m 9,15 mm

1 m

Base Coach

14 m

1,8 m

22

cm

43

cm

m30

cm

30

cm

25,8 m

3 m73 cm

1,2 m

43 cm1 m

2,73 m

1 m

22

cm

43

cm

22

cm

30

cm

30

cm

15 cm

Page 17: PELATIHAN SOFTBALL BAGI SISWA DAN GURU …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_1954022019890310… · 03 Daftar Hadir Peserta ... juga diberikan sebagai pilihan ekstrakurikuler.

10

Cara membuat diamond dimulai dengan menempatkan letak home plate dengan

membuat garis yang sesuai dengan arah diamond yang dikehendaki. Tanamkanlah tiang

kecil (patok) pada sudut home plate yang terdekat dengan catcher. Ikatkan tali pada

patok ini dan tariklah tali itu ke arah tempat pitcher yang dikehendaki, diukur sekaligus

12,2 m (14 m), 18,3 m, 25,8 m dan 36,6 m pada tali. Letakkanlah tali itu pada 12,2 m

(14 m) tanamlah patok sebagai tanda tempat pitcher plate. Pada tanda 25,8 m tanamlah

patok (tiang kecil) juga sebagai tanda tempat pusat base II. Pasanglah tanda 36,6 m

tempat pada pusat base kedua (diikat pada patok), kemudian peganglah tali pada tanda

18,3 m dan berjalanlah ke luar ke arah kanan, menjauh dari arah tali semula. Tariklah

tali sampai lurus. Tanamlah patok disini untuk tanda letaknya sudut luar dari base

pertama dan kelihatan bahwa tali merupakan garis ke base I dan base II. Sekali lagi

peganglah tali pada tanda 18,3 m dan berjalanlah menyeberangi lapangan ke arah

kebalikan dari yang tadi dikerjakan, dan dengan demikian dapat ditentukan letak base

III. Home plate, base I dan base III ketiga-tiganya terletak di dalam diamond. Untuk

mengecek apakah lapangan sudah betul, ujung tali yang tadi di home plate dipindahkan

ke base I dan yang bertanda 36,6 m dipindahkan ke base III. Kalau sekarang tali ditarik

ke luar pada tanda 18,3 m, harus tepat menyentuh home plate dan base II. Setelah itu

telitilah ukuran-ukuran dengan pita pengukur baja.

Jadi jumlah seluruh base ada empat. Tiga diantaranya yaitu base I, base II, dan

base III berukuran masing-masing 38 x 38 cm, berbentuk bujur sangkar. Sedang yang

satu lagi yaitu base IV ukuran sisinya adalah 43 – 22 – 30 – 30 – 22 cm.

Pitcher plate (tempat pelambung), dibuat berukuran 15 x 60 cm. Selanjutnya

garis sepanjang 1 meter ditarik sejajar dengan base line, pada jarak 1 meter dari base

line, mulai dari titik tengah antara home plate (base IV) dan base I, terus sampai ke luar

dari base I. Garis 1 meter ini adalah batas yang diperbolehkan bagi baserunner atau

pelari base, untuk menghindari ketikan baseman atau penjaga base.

Batter Box (daerah pemukul) adalah daerah tempat pemukul, terletak pada

kedua sisi dari home plate dan berukuran 1 x 2,2 m, dengan sisi dalamnya sejauh 15 cm

dari home plate. Garis depan dari batter box berada sejauh 1,2 m di depan garis yang

ditarik melalui pusat home plate. Garis-garis pembatas dianggap bagian dalam dari

batter box. Daerah pemukul untuk pemain kidal posisinya ditaruh berlawanan dengan

pemain normal (di sebelah kiri).

Catcher Box (daerah catcher), luasnya 3 m x 2,73 m, dan diukur mulai dari

sudut belakang dan luar dari batter box.

Page 18: PELATIHAN SOFTBALL BAGI SISWA DAN GURU …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_1954022019890310… · 03 Daftar Hadir Peserta ... juga diberikan sebagai pilihan ekstrakurikuler.

11

Batter on deck circle yaitu tempat batter menunggu giliran memukul, berupa

suatu lingkaran dengan radius 0,79 m, terletak berdekatan dengan ujung bangku

terakhir atau daerah dug out yang paling dekat dengan home plate.

Coach Box (daerah coach) ialah di belakang garis sepanjang 4,6 m yang dibuat

sejajar dengan sisi luar diamond pada jarak 1,8 m, mulai dari base I dan base III ke arah

home plate.

Back Stop. Daerah belakang untuk menahan bola agar bola tidak meloncat

terlalu jauh ke luar lapangan.

Tempat pembantu ada dua, masing-masing dibuat berjarak 4,6 meter dari garis

lapangan. Pada setiap permainan, masing-masing regu mempunyai dua pembantu yang

berseragam dengan regunya yang ditempatkan di tempat pembantu tadi. Seorang di

sebelah kanan dan yang seorang lagi di sebelah kiri. Tugasnya adalah memberi

petunjuk kepada pemukul dan pelari base.

Peralatan

Peralatan yang dibutuhkan dalam permainan softball minimal sebuah bola. Alat – alat

yang dipergunakan untuk bermain softball adalah terdiri dari :

1. Alat Pemukul (Bat)

Alat pemukul yang sah harus bulat, terbuat dari batang kayu keras, atau dibubut

dari balok yang terdiri atas dua atau lebih lapisan kayu yang di lem satu sama lain

sedemikian rupa sehingga jalannya urat kayu itu sejajar ke panjangnya alat pukul.

Ukuran panjangnya 86 cm dengan diameter 5 cm. Panjang alat pemukul ini tidak

boleh lebih dari 86,36 cm dan diameternya (garis tengahnya) tidak boleh lebih dari

5,7 cm pada bagian yang terbesar. Pada pangkal kayu pemukul (tempat

pegangannya) harus dibalut dengan pita pembalut atau bahan lain yang sesuai demi

untuk ekselamatan (safety grip). Safety grip tersebut panjangnya kurang lebih 35

cm (tidak boleh kurang dari 25,4 cm dan tidak boleh lebih dari 38,1 cm) dari

pangkal yang terkecil dari kayu pemukul tersebut. Kayu pemukul harus ditandai

“OFFICIAL SOFTBALL” oleh pabrik pembuatnya.

2. Bola

Bola yang sah harus berbentuk bulat. Bagian dalamnya dibuat dari campuran gabus

dan karet dibalut dengan benang dan dibungkus dengan kulit kuda atau sapi atau

dibuat dari bahan sintetis dan berwarna putih, dengan jahitan yang halus dan tak

kentara. Ukuran kelilingnya sekitar 30 cm (lingkaran bola tidak boleh kurang dari

Page 19: PELATIHAN SOFTBALL BAGI SISWA DAN GURU …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_1954022019890310… · 03 Daftar Hadir Peserta ... juga diberikan sebagai pilihan ekstrakurikuler.

12

30,2 cm dan tidak lebih dari 30,8 cm). Beratnya tidak boleh kurang dari 6 ¼ ons

dan tidak lebih dari 7 ons.

3. Base IV (home plate)

Home plate terbuat dari karet atau bahan lain yang sesuai, berbentuk segi lima

dengan ukuran 30 – 22—43 – 22 – 30 cm seperti gambar berikut.

Gambar 2.3 Home Plate

Panjang sisi yang berhadapan dengan pitcher 43 cm, panjang sisi yang sejajar

dengan garis sebelah dalam dari kotak si pemukul (batter box) 22 cm, sedang

panjang sisi yang melekat pada garis yang menghubungkan antara home plate

dengan base pertama dan base ketiga panjangnya 30 cm.

4. Pitcher Plate (Tempat Pelambung)

Dibuat dari karet atau kayu dengan ukuran panjang 60 cm dan lebar 15 cm,

berbentuk empat persegi panjang, permukaan harus rata dengan tanah, dipasang

sedemikian rupa.

Gambar 2.4 Pitcher Plate

22 cm

43 cm

22 cm

30 cm30 cm

15 cm

60 cm

Page 20: PELATIHAN SOFTBALL BAGI SISWA DAN GURU …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_1954022019890310… · 03 Daftar Hadir Peserta ... juga diberikan sebagai pilihan ekstrakurikuler.

13

5. Base (Tempat Hinggap) I, II dan III

Base untuk hinggap ke I, ke II, dan ke III, bentuknya bujur sangkar dengan

ukuran 38 x 38 cm. Base ini terbuat dari kanvas atau yang sejenis, masing-masing

diikat sedemikian rupa sehingga tidak mudah berpindah tempat.

Gambar 2.5 Base

6. Glove atau Sarung Tangan

Semua pemain lapangan memakai glove dari bahan kulit. Glove ini dapat dibedakan

sebagai berikut:

a. Mitts yaitu sarung tangan untuk catcher dan penjaga base I, sarung tangannya

lebih tebal dan bentuknya lain. Untuk Catcher, tanpa ibu jari atau bulat utuh.

Untuk Pitcher dan penjaga base I, juga bulat tetapi memakai ibu jari

b. Glove yang dipakai oleh pemain lapangan selain penjaga base pertama dan

catcher, bentuknya dengan lima jari yang terpisah.

7. Pelindung khusus untuk catcher terdiri dari:

a) Mask atau masker (penutup muka), yang harus dipakai oleh setiap catcher

sewaktu pitcher melemparkan bola kepada pemukul.

b) Body Protector (pelindung dada). Body protector ini terutama harus dipakai oleh

catcher wanita.

c) Leg quard yaitu penutup tungkai bawah.

8. Sepatu

Sepatu yang dianggap sah adalah yang terbuat dari kanvas, kulit halus atau yang

sejenis. Solnya boleh rata atau berpahat-pahat dari karet. Sol logam dan plat tumit

juga boleh dipergunakan, asal paku yang menonjol tidak lebih panjang dari tiga

perempat inci. Sepatu yang diberi metal spike disekelilingnya dianggap tidak sah.

Base I, II, III

38 cm38 cm

38 cm38 cm

Page 21: PELATIHAN SOFTBALL BAGI SISWA DAN GURU …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_1954022019890310… · 03 Daftar Hadir Peserta ... juga diberikan sebagai pilihan ekstrakurikuler.

14

C. TEKNIK DASAR BERMAIN SOFTBALL

Setiap kali melakukan latihan maka perlu terlebih dahulu mengadakan

pemanasan. Meskipun maksud pemanasan ini adalah guna penyesuaian secara

fisiologis untuk latihan yang akan dilakukan tetapi bahan untuk pemanasan tadi

hendaknya dipilih sedemikian rupa sehingga cocok dan sesuai dengan gerak-gerak

tehnik untuk bermain softball. Dengan demikian didapat 2 keuntungan ialah di samping

otot-otot siap untuk melakukan aktivitas juga disiapkan tehnik dari gerakan badan

untuk aktivitas tersebut. Oleh karena itu hendaknya memiliki senam yang gerak-

geraknya sesuai dengan gerak pada permainan softball.

Adapun materi senam yang dimaksudkan di atas diantaranya seperti di bawah

ini :

1. Mengayun-ayunkan tangan ke muka, ke belakang, memutar tangan dengan titik

pusat pada sendi bahu dan sebagainya. Ini perlu untuk gerakan melempar.

2. Gerakan-gerakan untuk latihan otot-otot togok yang dapat membantu kekuatan

melempar dan memukul. Contohnya :

a. Berdiri kangkang tangan pada pinggang badan diputar ke kiri dan ke kanan

dengan lentur.

b. Meliuk-liukkan badan ke muka dan ke belakang, ke samping kiri dan kanan.

3. Meregangkan dan menguatkan otot-otot pergelangan tangan dan kaki:

a. Dengan bending tanpa alat

b. Loncat-loncat ke atas, jengket-jengket dan sebagainya.

4. Gerak-gerak yang mirip dengan gerak untuk mengambil bola yang menggeser

tanah (ground ball), yaitu dengan melangkahkan kaki ke depan badan

dibongkokkan dan tangan meraih ke tanah. Demikian berganti-ganti ke kiri dan

ke kanan di tempat maupun dengan gerak maju.

5. Latihan lari yang disesuaikan dengan ciri-ciri lari pada permainan softball, yaitu

:

a. Sprint, ialah lari secepat-cepatnya dengan jarak kurang lebih sejauh jarak

antar base.

b. Lari dengan cepat kemudian berhenti dengan sekonyong-konyong,

membalik dan lari kembali dengan cepat. Lari semacam ini perlu untuk

pelari base yang bermaksud maju ke base berikutnya tetapi terpaksa harus

kembali ke base semula agar tidak mati.

Page 22: PELATIHAN SOFTBALL BAGI SISWA DAN GURU …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_1954022019890310… · 03 Daftar Hadir Peserta ... juga diberikan sebagai pilihan ekstrakurikuler.

15

Contoh-contoh seperti tersebut di atas tadi dapat diubah, ditambah atau

dikurangi disesuaikan dengan penekanan latihan yang akan dilakukan serta

banyaknya waktu yang disediakan untuk keperluan itu.

Latihan teknik bertujuan untuk dapat menguasai dan melakukan unsur-unsur

permainan tersebut secara baik. Adapun unsur-unsur teknik pada softball dapat dibagi

sebagai berikut :

1. Melempar

Yang perlu diperhatikan pada teknik melempar ini ialah :

a. Bagaimana cara memegang bola yang benar sebelum bola tersebut dilemparkan.

b. Bagaimana cara melakukan over hand throw (lemparan atas tangan)

c. Bagaimana cara melakukan lemparan samping (side – throw)

d. Bagaimana cara melakukan lemparan ayunan bawah (underhand throw)

2. Menangkap Bola

Unsur teknik menangkap bola pada pokoknya ada 3, sesuai dengan jalannya

bola hasil pukulan dari partai pemukul, ialah :

a. Bola yang datang lurus ke arah penangkapan atau straight ball.

b. Bola melambung (fly ball) untuk menangkap bola melambung ini di samping

tehnik menangkap bola yang datang dari atas perlu pemain itu dilatih untuk

dapat memperkirakan/memperhitungkan di mana bola tersebut akan jatuh,

sehingga selalau menempatkan diri tepat di bawah bola itu akan jatuh.

c. Bola guling tanah (ground ball).

3. Memukul

a. Cara memegang Bet (kayu pemukul).

b. Posisi berdiri. Dalam sikap pada waktu akan memukul dapat dibedakan menjadi

3 macam yaitu posisi berdiri yang disebut closed stance, parallel stance dan

open stance.

c. Sikap awal dari memukul.

d. Memukul dengan ayunan kayu pemukul atau pukulan swing yang merupakan

pukulan keras.

e. Pukulan tumbuk yaitu memukul tanpa mengayunkan kayu pemukul (bunt)

4. Pitching, yaitu cara pitcher melambungkan/menyajikan bola ke arah pemukul.

5. Catcher, yang akan dibicarakan adalah teknik catcher dalam menjaga bola

lemparan dari pitcher.

Page 23: PELATIHAN SOFTBALL BAGI SISWA DAN GURU …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_1954022019890310… · 03 Daftar Hadir Peserta ... juga diberikan sebagai pilihan ekstrakurikuler.

16

6. Sliding, yaitu meluncur dengan jalan menjatuhkan badan menuju ke base dengan

maksud menghindari sehingga ia tidak out

7. Cara lari keliling lapangan dengan menyentuh setiap base secara efisien

Demikian pokok-pokok dari latihan tehnik yang penting dalam permainan

softball. Karena setiap lemparan yang tepat dan keras merupakan senjata yang baik

dalam jaga atau fielding. Pada latihan bagi pemula, hendaknya terlebih dahulu dilatih

macam lemparan yang disebut overhand throw, sampai lemparan ini dikuasai dasar-

dasarnya, baik kecepatan, ketepatan maupun pengontrolannya. Setelah overhand throw

dikuasai baru diajarkan macam lemparan yang lain ialah lemparan sampai dan

lemparan ayunan bawah.

D. PERATURAN PERMAINAN SOFTBALL

1) PEMAIN: satu regu terdiri dari sembilan orang pemain.

2) PENENTUAN REGU YANG BERTANDING: Regu yang mendapat giliran

memukul pertama atau terakhir dalam suatu “inning”, ditentukan dengan undian

pakai koin atau cara yang telah disetujui oleh regu yang bertanding.

3) PERMAINAN YANG SAH: Permainan dianggap sah bila terjadi dari tujuh

inning.

4) INNING: inning adalah bagian dari permainan dimana satu regu mengalami

menjadi regu pemukul dan regu bertahan, dan terjadi 3 mati (“out”) untuk

masing-masing regu.

5) NILAI: Baik dengan pukulan sendiri atau tidak seorang pelari yang dapat

masuk ke ruang bebas dengan selamat mendapat nilai 1 (satu).

6) MATI atau OUT: Seorang pelari mati dan harus masuk ke “ruang bebas”

(keluar dari lapangan) apabila ia:

a) Telah memukul tiga kali dan yang ketiga ini tidak kena, sedangkan catcher

dapat menangkap lambungan pitcher sebelum bola jatuh. Jika catcher tidak

dapat menangkap lambungan pitcher pun, tetapi semua base isi, maka si

pemukul tetap mati.

b) Memukul betul atau salah, sedang partai lapangan dapat menangkap

pukulannya (tangkap bola). Bola yang dipukul kena tetapi tidak sempurna

dan tidak membuat suatu busur ke atas, jika ditangkap catcher, tidak

dianggap tangkap bola.

c) Belum sampai di base I, sedang base I ini telah di bakar.

Page 24: PELATIHAN SOFTBALL BAGI SISWA DAN GURU …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_1954022019890310… · 03 Daftar Hadir Peserta ... juga diberikan sebagai pilihan ekstrakurikuler.

17

d) Dia tidak menginjak base yang dilewati.

e) Dia menghindar agar tidak disentuh bola, sehingga menyimpang lebih dari

satu meter di luar garis antara kedua base.

f) Dapat di tik sewaktu-waktu dan di mana saja, asal dia tidak menginjak

base.

g) Membuat “infield fly”

h) Membuat “bunting” pada pukulan ketiga, sedang hasilnya adalah “pukulan

salah”.

i) Pada “lari keharusan” belum sampai di base yang dituju, dan base ini telah

dibakar, atau dia di tik diperjalanan.

j) Langsung kena bola yang dipukul temannya.

7) PITCHER: Sebelum pitcher melambung, dia harus memenuhi tiga syarat, yaitu:

a) Menginjak pitcher plate (dari persiapan melambung sampai bola lepas dari

tangan).

b) Menghadap ke home base (base IV)

c) Menyentuhkan bola ke tangan yang lain

d) Pitcher hanya boleh melempar salah (membuat “ball”) empat kali. Setelah

empat kali “ball”, pemukul mendapat “free walk”.

8) LAMBUNGAN YANG BETUL: yaitu bila bola lewat tepat di atas base IV dan

tingginya di antara lutut dan bahu si pemukul, jika ia berdiri tegak. Lambungan

yang betul harus dipukul.

9) LAMBUNGAN YANG SALAH: yaitu bila bola tidak memenuhi syarat di atas.

Lambungan yang salah disebut “ball”. Bila “ball” terjadi sampai empat kali, si

pemukul boleh ke base I dengan bebas (free walk).

10) MENOLAK LAMBUNGAN: Lambungan yang salah boleh tidak dipukul. Jika

dipukul, dianggap satu pukulan. Lambungan betul yang tidak dipukul dianggap

satu pukulan pula, pada saat itu wasit harus berseru “strike”

11) HAK MEMUKUL:

a) Hak memukul ada tiga kali, tetapi pada pukulan pertama atau kedua yang

betul, pemukul harus lari ke base I. Pada pukulan ketiga yang salah, pemukul

boleh memukul lagi, sampai ada pukulan yang betul atau tidak kena,

kemudian dia harus lari ke base I. Tetapi jika pukulan yang ketiga tidak kena

dan catcher dapat menangkap lambungan pitcher sebelum bola menyentuh

tanah, pemukul mati 1.

Page 25: PELATIHAN SOFTBALL BAGI SISWA DAN GURU …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_1954022019890310… · 03 Daftar Hadir Peserta ... juga diberikan sebagai pilihan ekstrakurikuler.

18

b) Jika terjadi pergantian dan ada seorang pemukul yang belum selesai

menghabiskan haknya memukul, pemukul ini masih berhak memukul pada

inning selanjutnya.

12) PERGANTIAN: Pergantian dilakukan setelah ada 3 mati ( 3 out)

13) PUKULAN BETUL:

a) Jika bola setelah dipukul berhenti di dalam lapangan (di antara kedua garis

salah)

b) Jika bola setelah dipukul, jatuh di dalam lapangan, kemudian berputar ke

luar melalui lanjutan garis salah.

14) PUKULAN SALAH:

a) Jika bola jatuh di luar garis salah dan tetap berhenti di situ.

b) Jika bola jatuh di dalam lapangan, kemudian berputar ke luar melewati garis

salah antara base IV dengan base I dan antara base IV dengan base III.

15) PUKULAN MELESET (Tip Salah):

a) Jika bola dipukul tidak kena dengan sempurna dan bola tersebut ditangkap

oleh catcher, maka pukulan itu disebut “tip salah” atau meleset.

b) “Tip Salah” pada pukulan ketiga, si pemukul mati satu.

16) FREE WALK: free walk diberikan pemukul bila:

a) Sudah empat kali lambungan “ball”

b) Lambungan pitcher mengenai pemukul dan pemukul ini sudah berusaha

menghindari bola.

c) Pitcher membuat gerak tipu.

17) CATCHER: Catcher adalah penjaga belakang. Tempatnya di belakang base IV.

Tugas utamanya menangkap semua bola yang dilambungkan pitcher.

18) PENJAGA BASE: Tugas utamanya “membakar” base (menginjak base dengan

membawa bola dan “mengetik” (menyentuh pelari dengan bola yang digenggam

dan bola ini tidak boleh jatuh). Semua partai lapangan boleh mengetik dan

membakar base.

19) PELARI BASE:

a) Setelah sampai pada base yang dituju, pelari base tidak boleh terlanjur

larinya, kecuali pada base I.

b) Bila sampai terjadi, dia harus kembali menginjak base dan dapat “ditik”

sebelum kembali ke base tersebut.

Page 26: PELATIHAN SOFTBALL BAGI SISWA DAN GURU …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_1954022019890310… · 03 Daftar Hadir Peserta ... juga diberikan sebagai pilihan ekstrakurikuler.

19

c) Setiap kali melepaskan base, dia dapat “ditik”. Jadi kalaupun dia bermaksud

meninggalkan base, dalam mengambil ancang-ancang untuk lari, salah satu

kakinya harus tetap menginjak base.

20) LARI KEHARUSAN: Tiap base dapat menjadi tujuan yang diharuskan bagi

seorang pelari, yaitu:

a) Base I, bagi pelari yang baru saja memukul

b) Base II, bila base I isi dan base III harus ditempati oleh pemukul (base I

juga keharusan).

c) Base III, bila base I dan II isi, sedang base I harus ditempati oleh pemukul

(base I dan II juga keharusan).

d) Base IV, bila semua base isi (base I, II dan III juga keharusan)

e) Tiap-tiap base yang ditinggalkan oleh pelari base, kemudian harus kembali

karena terjadi “tangkap bola”.

f) Pada lari keharusan ini, semua pelari dapat dimatikan dengan membakar

base yang dituju atau pelarinya yang ditik.

21) INFIELD FLY:

a) Apabila bola dipukul tinggi sampai hampir vertikal dan diperkirakan jatuh

diantara keempat base dan akan tertangkap, wasit berseru “infield fly”

b) Pada saat si pemukul mati dan semua pelari base tidak boleh lari. Wasit

menyerukan “infield fly” apabila belum ada mati 2, base I dan II isi, atau

base I, II dan III isi.

22) CATCH BALL atau TANGKAP BOLA: pada tiap-tiap “catch ball” (tangkap

bola), si pemukul mati satu. Pelari lainnya tidak boleh lari. Bila sudah terlanjur

lari, mereka harus kembali ke base semula. Mereka dapat mati bila basenya

dibakar atau ditik.

23) PEMENANG PERTANDINGAN: Pemenang pertandingan adalah regu yang

mengumpulkan “run” lebih banyak selama pertandingan yang sah.

a) Hasil akhir dari pertandingan yang sah adalah hasil akhir dari inning

lengkap, kecuali bila regu yang mendapat giliran memukul terakhir telah

mengumpulkan run lebih banyak daripada run yang didapat oleh regu yang

mendapat giliran memukul sebelumnya dalam inning yang belum selesai.

Dalam hal ini nilai ditentukan pada inning yang belum selesai tersebut.

b) Hasil seri dari pertandingan yang sah adalah hasil seri sewaktu pertandingan

dihentikan. Pertandingan yang berakhir seri harus diulang dari permulaan.

Page 27: PELATIHAN SOFTBALL BAGI SISWA DAN GURU …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_1954022019890310… · 03 Daftar Hadir Peserta ... juga diberikan sebagai pilihan ekstrakurikuler.

20

c) Nilai dari “fortaited game” atau regu yang melanggar, dinyatakan kalah 7 –

0 untuk regu yang tidak bersalah.

24) RUN:

a) Satu run dihasilkan jika seorang pelari secara sah telah menyentuh base I, II,

III dan home plate (base IV) sebelum terjadi out ketiga.

b) Suatu run akan diabaikan bila terjadi out ketiga yang disebabkan oleh:

(1) Batter base-runner (pelari base pemukul) dimatikan sebelum

mencapai base I.

(2) Pelari base out karena harus meninggalkan basenya, karena

pemukul harus menjadi batter base runner. Kejadian ini disebut

“force out”, yakni suatu out yang terjadi jika pelari kehilangan suatu

out yang terjadi jika pelari kehilangan haknya menempati base I, II,

dan III yang sedang dia tempati karena pemukul menjadi pelari

base, sebelum ia mencapai base didepannya dia sudah dimatikan

(mati terpaksa).

(3) Seorang pelari base meninggalkan basenya, sebelum pitcher

melepaskan lambungan bolanya kepada pemukul.

c) Pelari base yang berada di belakang, tidak dapat membuat run jika pelari

didepannya out ketiga di dalam satu inning.

d) Pelari base yang di belakang tidak dapat membuat run lebih dulu daripada

pelari didepannya di dalam “batting order”, jika pelari didepannya belum

dimatikan. “Batting order” adalah daftar nama pemain yang akan melakukan

giliran memukul dari regu ofensif

25) WASIT: Ada empat orang. Satu kepala wasit dan tiga wasit base. Kepala wasit

bertugas di belakang catcher, menentukan “ball”, “pukulan salah”, dan “pukulan

betul”. Sedangkan wasit base bertugas di lapangan untuk menentukan

“mati”nya para pelari base.

26) SCORER atau PENCATAT NILAI: Wasit dibantu oleh dua orang pencatat nilai

yang disediakan oleh masing-masing regu atau partai. Catatan tersebut berisi:

a. Tanggal dan jam permainan

b. Nama kedua regu yang bertanding

c. Nama kedua pemimpin atau kapten regu

d. Jumlah inning

Page 28: PELATIHAN SOFTBALL BAGI SISWA DAN GURU …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_1954022019890310… · 03 Daftar Hadir Peserta ... juga diberikan sebagai pilihan ekstrakurikuler.

21

e. Banyaknya nilai, banyaknya mati dan banyaknya tangkap bola untuk

tiap pemain dari tiap regu.

27) PEMAIN PENGGANTI: Pergantian pemain hanya diperkenankan asal

memenuhi ketentuan-ketentuan sebagai berikut:

a) Kapten regu menghendakinya dan memberitahukannya kepada wasit. Wasit

akan menghentikan permainan untuk sementara dan memberitahukannya

kepada pencatat nilai.

b) Pemain pengganti dianggap telah masuk dalam pertandingan tanpa

hukuman, dalam hal sebagai berikut:

(1) Bila dia seorang pemukul, yaitu pada saat dia menempati posisinya

dalam tempat pemukul.

(2) Bila dia seorang fielder, yaitu saat dia menempati pemain yang

diganti.

(3) Bila dia seorang pelari, yaitu saat dia menempati pitcher plate.

c) Setiap pitcher yang namanya telah terdaftar dalam lembaran nilai, telah

diumumkan telah menempati posisinya di pitcher plate, harus

menyelesaikan tugasnya sampai pemukul pertama yang dihadapinya telah

menyelesaikan giliran memukul atau telah dikeluarkan dan pemain-pemain

lainnya boleh diganti setiap saat dengan pemain lain.

d) Pemain yang telah dikeluarkan dari permainan (karena suatu pelanggaran)

tidak boleh bermain lagi, kecuali sebagai pembantu.

Page 29: PELATIHAN SOFTBALL BAGI SISWA DAN GURU …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_1954022019890310… · 03 Daftar Hadir Peserta ... juga diberikan sebagai pilihan ekstrakurikuler.

22

BAB III

METODE PELAKSANAAN

A. KERANGKA PEMECAHAN MASALAH

Secara skematis kerangka pemecahan masalah yang dikembangkan terlihat pada

Gambar 3.1 berikut.

Keterangan: __________ alur kegiatan, - - - - - - - - - alur pengkajian

Gambar 3.1 Skema Alur Kerja Pemecahan Masalah

Berdasarkan skema di atas, langkah kegiatan untuk memecahkan permasalahan

sebagai berikut.

1. Melakukan observasi dan wawancara ke lapangan untuk mengumpulkan

permasalahan yang dihadapi siswa dan guru-guru penjasorkes SMP/SMA/SMK

Negeri dalam bidang softball.

2. Mengidentifikasi masalah yang ada di lapangan sehingga ditemukan ada masalah

yang perlu mendapat penanganan yaitu kurangnya pengetahuan dan keterampilan

guru dalam softball.

3. Melakukan pengkajian literatur, ditemukan alternatif yang visibel untuk

dilaksanakan yaitu melalui program refreshing.

Orientasi Lapangan

Identifikasi Masalah

Studi Literatur Ceramah

Penyegaran Materi danketerampilan Softball

Produk

Menambah pengetahuan danketerampilan tentang Softball

Mampu membina Siswa untukmeningkatkan kebugaran jasmaninya

melalui softball

Page 30: PELATIHAN SOFTBALL BAGI SISWA DAN GURU …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_1954022019890310… · 03 Daftar Hadir Peserta ... juga diberikan sebagai pilihan ekstrakurikuler.

23

4. Pemberian pelatihan bidang softball untuk meningkatkan kualitas penguasaan dan

keterampilan guru penjasorkes dalam bidang soft ball sehingga mampu membina

kebugaran jasmani siswa melalui olahraga softball.

5. Pemberian pelatihan softball untuk menumbuhkembangkan bakat, minat dan

kebugaran jasmani siswal.

B. REALISASI PEMECAHAN MASALAH

Program ini dirancang sebagai bentuk jawaban dan antisipasi dari berbagai

permasalahan menyangkut kualitas dan kinerja guru SMP/SMA/SMK Negeri di Kota

Negara, khususnya pada bidang peningkatan kualitas guru yang saat ini tengah

berkonsentrasi pada pembangunan berbagai institusi pendidikan dan tenaga

kependidikan di berbagai pelosok wilayahnya dan meningkatkan kebugaran siswa.

Berangkat dari rasional tersebut, maka program ini akan dilaksanakan dengan

menyelenggarakan pelatihan untuk meningkatkan kualitas penguasaan teknik dasar

bermain softball bagi guru-guru SMP/SMA/SMK Negeri di Kota Negara. Model

pelaksanaan kegiatan ini akan dilakukan secara langsung (tatap muka) dengan bidang

kajian yang terkonsentrasi pada 2 (dua) hal yaitu, penambahan wawasan dan

pengetahuan guru tentang teknik dasar bermain softball melalui pembekalan materi,

dan pelatihan keterampilan bermain softball melalui kegiatan praktek lapangan.

Lama pelaksanaan kegiatan adalah 3 (tiga) hari dengan melibatkan perwakilan

siswa dan guru SMP/SMA/SMK Negeri yang ada di Kota Negara. Pada akhir program

dilakukan evaluasi kepada setiap peserta untuk mengetahui tingkat penguasaan peserta

dalam keterampilan bermain softball. Selanjutnya, diakhir kegiatan setiap peserta diberi

sertifikat sebagai tanda bukti partisipasi mereka dalam kegiatan ini. Dengan demikian,

diharapkan siswa dan guru SMP/SMA/SMK memperoleh penyegaran wawasan dan

peningkatan keterampilan dalam permainan softball untuk kepentingan tugas dan

profesinya sebagai pengembang dan pelaksana kurikulum.

C. KHALAYAK SASARAN

Khalayak sasaran yang dianggap strategis dalam kegiatan ini adalah para siswa

dan guru-guru Penjasorkes SMP/SMA/SMK Negeri di Kota Negara. Sasaran yang

dipilih dipandang cukup visibel dan prediktif bagi penyebarluasan informasi atau hasil

dari kegiatan ini secara berkelanjutan dan terstruktur

Page 31: PELATIHAN SOFTBALL BAGI SISWA DAN GURU …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_1954022019890310… · 03 Daftar Hadir Peserta ... juga diberikan sebagai pilihan ekstrakurikuler.

24

Jumlah siswa dan guru yang akan dilibatkan adalah sebanyak 30 orang siswa-

guru yang belajar dan mengajar Penjasorkes di SMP/SMA/SMK Negeri yang ada di

Kota Negara. Kegiatan pelatihan ini dilaksanakan dengan sistem kader. Siswa dan guru

Penjasorkes SMP/SMA/SMK Negeri perwakilan yang ditunjuk akan diberikan

pelatihan. Mereka yang dijadikan kader dipersyaratkan agar mampu dan mau bekerja

sama, serta dapat menyebarkan hasil kegiatan kepada siswa dan guru lainnya.

D. METODE PELAKSANAAN KEGIATAN

Metode yang dipergunakan dalam kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah:

1. Metode ceramah, untuk menyampaikan materi-materi tentang olahraga softball.

2. Metode praktek atau demonstrasi, untuk mendemonstrasikan teknik-teknik softball

yang benar kepada para peserta sehingga para peserta dapat dengan mudah melihat

dan menirukan gerakan-gerakan dengan benar.

3. Metode diskusi, untuk mendiskusikan kembali materi yang telah disampaikan

sehingga terjadi interaksi timbal balik antara peserta dengan peserta dan antara

peserta dengan pelatih.

4. Metode pelatihan, dengan penerapan metode pelatihan ini para peserta dapat secara

langsung mengikuti pelatihan softball.

5. Tahapan-tahapan pelaksanaannya adalah mengadakan penjajagan, mengadakan

koordinasi, mengirim undangan kepada peserta, melaksanakan kegiatan pelatihan,

melaksanakan evaluasi terhadap proses pelaksanaan P2M dan melakukan

monitoring serta membuat laporan kegiatan.

Keberhasilan penyelenggaraan kegiatan pengabdian pada masyarakat ini dapat

dilihat dari hasil evaluasi sepanjang pelaksanaan kegiatan, yaitu:

1. Ketekunan dan keterlibatan para peserta pelatihan dalam melibatkan diri pada

pelaksanaan kegiatan pelatihan ini.

2. Terjadinya peningkatan pemahaman dan keterampilan softball melalui tugas, tanya

jawab, demonstrasi dan pelatihan.

3. Para peserta memiliki pengetahuan dan keterampilan yang cukup dalam

melaksanakan pembelajaran softball di sekolah masing-masing.

4. Indikator keberhasilan yaitu peserta pelatihan dapat menguasai keterampilan dan

peraturan permainan softball.

Page 32: PELATIHAN SOFTBALL BAGI SISWA DAN GURU …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_1954022019890310… · 03 Daftar Hadir Peserta ... juga diberikan sebagai pilihan ekstrakurikuler.

25

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada bagian ini dipaparkan tentang hasil atas perlakuan yang diberikan untuk

memecahkan masalah yang dihadapi oleh masyarakat dan pembahasannya.

A. HASIL KEGIATAN

Kegiatan pengabdian kepada Masyarakat ini dibagi dua tahap, yaitu pendalaman

teori dan praktek lapangan. Sesi pendalaman teori dilaksanakan tanggal 4 Juni 2016.

Peserta pelatihan diberikan materi tentang keterampilan dasar bermain softball dan

peraturan permainan softball. Sesi kedua praktek lapangan, peserta dilatih teknik

bermain softball. Praktek lapangan dilaksanakan dua kali, tanggal 5 dan 11 Juni 2016.

Hasil-hasil yang diperoleh dari pelaksanaan P2M ini adalah sebagai berikut.

Pertama, penyajian materi oleh pelatih sekaligus nara sumber tentang teknik

dasar bermain softball dan peraturan permainan softball berjalan dengan lancar.

Cakupan materi yang diberikan terdiri dari:

a. Sekilas mengenai sejarah permainan softball

b. Sarana dan prasarana softball

c. Teknik dasar bermain softball

d. peraturan permainan softball

Setelah pemantapan materi teknik dasar bermain softball, dilanjutkan dengan praktek di

lapangan.

Kedua, pelatihan keterampilan/teknik dasar bermain softball dilakukan di

lapangan yang lokasinya disebelah SMAN 1 Negara. Pelatihan dipandu oleh seorang

pelatih dan beberapa orang asisten. Praktek lapangan pertama kali dilaksanakan tanggal

4 Juni 2016 sore, kemudian dilanjutkan tanggal 5 Juni dan 11 Juni 2016 (pagi dan sore

hari). Praktek lapangan diawali dengan membuat lapangan softball sesuai standar yang

ditetapkan. Kemudian menyiapkan peralatan softball dan berlatih dengan

mempraktekkan setiap teknik dasar secara bagian-bagian, kemudian diakhiri dengan

melakukan permainan secara utuh sebagai kesatuan. Praktek lapangan berlangsung

dengan menyenangkan, siswa dan guru selalu bersemangat hingga dengan 3 kali

pelatihan sudah dipandang cukup. Pelatihan selanjutnya dilakukan oleh guru

Penjasorkes di masing-masing sekolah.

Page 33: PELATIHAN SOFTBALL BAGI SISWA DAN GURU …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_1954022019890310… · 03 Daftar Hadir Peserta ... juga diberikan sebagai pilihan ekstrakurikuler.

26

Ketiga, kehadiran peserta dalam kegiatan ini sangat kompak dan sesuai dengan

jumlah yang direncanakan yaitu 30 orang (daftar hadir terlampir). Hal ini disebabkan

karena peserta yang dilibatkan adalah guru dan siswa yang dibinanya dari masing-

masing sekolah sampel. Tanggapan siswa dan guru-guru Penjasorkes SMP/SMA/SMK

sangat positif. Walaupun saat itu sedang diadakan PORPROV, jumlah peserta yang

hadir mencapai 100%. Jumlah ini sesuai dengan yang ditargetkan, sehingga dapat

dikatakan kegiatan pelatihan softball ini berjalan dengan lancar dan tujuan P2M dapat

tercapai.

B. PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil–hasil yang diuraikan di atas dapat disampaikan bahwa

seluruh peserta pelatihan mengikuti kegiatan dengan tekun dari awal hingga akhir.

Jumlah peserta yang hadir mencapai 30 orang. Kehadiran seluruh peserta menjadi bukti

bahwa animo siswa dan guru-guru dalam mengikuti pelatihan sangat baik. Hal ini

menunjukkan bahwa siswa dan guru-guru penjasorkes SMP/SMA/SMK Negeri di kota

Negara sangat berminat dalam mengembangkan permainan softball.

Pelaksanaan pelatihan yang diawali dengan pemaparan materi mengenai teknik

dasar bermain softball secara teoritis disajikan oleh nara sumber akan menambah

wawasan dan pengetahuan siswa dan guru-guru penjasorkes tentang teknik dasar

bermain softball. Selanjutnya untuk memantapkan penguasaan teknik bermain softball,

maka para siswa dan guru diajak untuk praktek di lapangan yang sebenarnya. Masing-

masing peserta secara bergantian diberi kesempatan untuk mencoba memainkan teknik

ini seperti teknik melempar/melambungkan bola, menangkap bola, memukul bola, dan

teknik berlari ke base dengan dibantu oleh dosen dan asisten mahasiswa. Di bagian

akhir pelatihan dilakukan bermain softball dan membagi peserta menjadi 2 regu,

masing-masing beranggotakan 9 orang.

Berkat ketekunan dan kesungguhan semua peserta dalam mengikuti pelatihan

softball maka terjadi peningkatan pengetahuan, wawasan serta keterampilan guru-guru

Penjasorkes SMP/SMA/SMK Negeri di kota Negara, yang dapat dibuktikan dengan

kemampuan para peserta mendemonstrasikan setiap bagian teknik permainan softball

secara benar, dan kemampuan peserta dalam melakukan permainan softball secara

keseluruhan. Jika dibandingkan dengan keadaan awal dari siswa yang belum mengenal

permainan softball, berarti penguasaan teknik dasar bermain softball siswa dan guru-

guru penjasorkes SMP/SMA/SMK Negeri di kota Negara mengalami peningkatan.

Page 34: PELATIHAN SOFTBALL BAGI SISWA DAN GURU …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_1954022019890310… · 03 Daftar Hadir Peserta ... juga diberikan sebagai pilihan ekstrakurikuler.

27

Walaupun demikian, keterampilan yang telah diperoleh melalui pelatihan ini

hendaknya ditindaklanjuti dengan terus melatih siswa-siswi di sekolah tempat peserta

bertugas secara berkelanjutan. Apalagi dengan diterapkannya kurikulum 2013,

pelajaran penjasorkes di SMP/SMA/SMK menuntut guru-guru memahami teknik dasar

bermain softball. Apabila saat mempraktekkan permainan ini di sekolah menemui

kendala, para guru dapat menghubungi pelatih selaku dosen di jurusan Penjaskesrek

FOK Undiksha.

Di akhir kegiatan, pelatih menghimbau agar para guru merintis dibentuknya

club softball dan membentuk tim softball Kabupaten Jembrana, sehingga nantinya

dapat mengharumkan nama Jembrana dalam PORPROV 2017 yang akan datang.

Page 35: PELATIHAN SOFTBALL BAGI SISWA DAN GURU …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_1954022019890310… · 03 Daftar Hadir Peserta ... juga diberikan sebagai pilihan ekstrakurikuler.

28

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. SIMPULAN

Berdasarkan uraian tentang hasil dan pembahasan, dapat disimpulkan hal-hal

berikut.

1. Kegiatan pelatihan permainan softball bagi siswa dan guru-guru penjasorkes

SMP/SMA/SMK Negeri di kota Negara dapat terlaksana dengan baik sesuai

dengan program yang telah direncanakan. Kehadiran peserta mencapai 100%,

dengan jumlah 30 orang.

2. Telah terjadi peningkatan pengetahuan, wawasan, dan keterampilan guru-guru

penjasorkes peserta pelatihan permainan softball yang ditunjukkan dengan

kemampuan siswa dan guru dalam mendemonstrasikan teknik-teknik dasar

bermain softball dengan benar.

3. Materi softball yang dilatihkan mulai dari sejarah softball, sarana dan prasarana,

teknik dasar bermain softball, dan peraturan permainan softball. Dengan

demikian para guru tidak hanya memahami teknik bermain softball, tetapi juga

mengetahui sejarah permainan dan peraturannya.

C. SARAN

Berdasarkan hasil dan pembahasan di atas diajukan beberapa saran agar

pembinaan softball dalam club-club siswa pencinta softball di kota Negara dapat

berjalan lancar.

1. Para siswa dan guru disarankan agar setelah pelatihan tetap menjaga kesiapan

kondisi fisik dengan baik agar lebih mudah dalam menguasai teknik dasar bermain

softball dengan benar.

2. Para guru diharapkan dapat mengimplementasikan pengetahuan dan keterampilan

yang telah diperoleh pada kegiatan pelatihan ini dalam pembelajaran olahraga di

kelas. Untuk selanjutnya guru diharapkan dapat mengembangkan bakat dan minat

siswa serta dapat memasyarakatkan permainan softball di kota Negara.

Page 36: PELATIHAN SOFTBALL BAGI SISWA DAN GURU …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_1954022019890310… · 03 Daftar Hadir Peserta ... juga diberikan sebagai pilihan ekstrakurikuler.

29

DAFTAR PUSTAKA

Bethel, D. (1993). Petunjuk Lengkap Softball dan Baseball. Semarang: Dahara Prize

Budhiarta, M. D. (2007). Teori dan Praktek Permainan SoftBall. Diktat. FOKUniversitas Pendidikan Ganesha.

Budhiarta, M. D, Darmayasa, I P., dan Darmawan, G. E. B. 2014. Pelatihan Softballbagi Guru-guru Penjasorkes SMP/SMA di Kota Tabanan. Laporan PengabdianPada Masyarakat. LPM Universitas Pendidikan Ganesha.

Budhiarta, M. D, Darmayasa, I P., dan Darmawan, G. E. B. 2015. Pelatihan Softballbagi Guru-guru Penjasorkes SMP/SMA/SMK di Kota Amlapura. LaporanPengabdian Pada Masyarakat. LPM Universitas Pendidikan Ganesha.

Dohson, J.M. (1971). Softball for Girls. New York: The Ronald Press Company.http://www.google.com. [30 Agustus 2013].

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2013. Materi Pelatihan Guru ImplementasiKurikulum 2013, SMP/MTs-Penjasorkes. Jakarta

Softball Canada. (1981). Coaching Manual, Level I,II-Thecnical. Canada: CanadianAmateur Soft Ball Association. CASAP-300-1.

Universitas Pendidikan Ganesha. (2013). Pedoman Pelaksanaan Kegiatan PadaMasyarakat. Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat. UNDIKSHA.

Page 37: PELATIHAN SOFTBALL BAGI SISWA DAN GURU …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_1954022019890310… · 03 Daftar Hadir Peserta ... juga diberikan sebagai pilihan ekstrakurikuler.

30

Lampiran 01 Lembar Monitoring

Page 38: PELATIHAN SOFTBALL BAGI SISWA DAN GURU …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_1954022019890310… · 03 Daftar Hadir Peserta ... juga diberikan sebagai pilihan ekstrakurikuler.

31

Lampiran 02: Foto-foto Kegiatan

Gambar 1: Pembukaan Kegiatan P2M oleh Kepala Dinas Pendidikan Kab. Jembranadiwakili Wakasek Sarana SMAN 1 Negara

Gambar 2: Kegiatan P2M dihadiri olehKetua Koni Kab. Jembrana, Bpk. Nyoman Widiastra, S.Pd dan

Ketua PERBASASI Propinsi Bali Bpk Sunarjan dan Bpk Komang Karyasa.

Page 39: PELATIHAN SOFTBALL BAGI SISWA DAN GURU …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_1954022019890310… · 03 Daftar Hadir Peserta ... juga diberikan sebagai pilihan ekstrakurikuler.

32

Gambar 3. Sebagian Siswa dan Guru-guru Penjasorkes SMP/SMA/SMKpeserta pelatihan softball

Gambar 4. Peserta Pelatihan dengan tekun mengikuti penjelasan narasumbertentang teori teknik permainan softball

Page 40: PELATIHAN SOFTBALL BAGI SISWA DAN GURU …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_1954022019890310… · 03 Daftar Hadir Peserta ... juga diberikan sebagai pilihan ekstrakurikuler.

33

Gambar 5. Peserta Pelatihan dengan tekun mengikuti penjelasan narasumbertentang teknik permainan softball di lapangan

Gambar 6. Peserta Pelatihan berlatih teknik melempar dan menangkap bola dalampermainan softball di lapangan dengan gembira

Page 41: PELATIHAN SOFTBALL BAGI SISWA DAN GURU …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_1954022019890310… · 03 Daftar Hadir Peserta ... juga diberikan sebagai pilihan ekstrakurikuler.

34

Gambar 7. Peserta Pelatihan berlatih teknik memukul bola dalam permainan softball dilapangan dengan gembira

Gambar 7. Peserta mulai latihan bermainan softball secara utuh/lengkap di lapangan

Gambar 8 Sebagianperalatan softball

Page 42: PELATIHAN SOFTBALL BAGI SISWA DAN GURU …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_1954022019890310… · 03 Daftar Hadir Peserta ... juga diberikan sebagai pilihan ekstrakurikuler.

35

Lampiran 03 Daftar Hadir Peserta

Page 43: PELATIHAN SOFTBALL BAGI SISWA DAN GURU …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_1954022019890310… · 03 Daftar Hadir Peserta ... juga diberikan sebagai pilihan ekstrakurikuler.

36

Lampiran 04 Surat Perjanjian Kerja P2M

Page 44: PELATIHAN SOFTBALL BAGI SISWA DAN GURU …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_1954022019890310… · 03 Daftar Hadir Peserta ... juga diberikan sebagai pilihan ekstrakurikuler.

37

Lampiran 05 Materi Pelatihan