PELATIHAN PENYELESAIAN SENGKETA KONTRAK KONSTRUKSI … · PELATIHAN PENYELESAIAN SENGKETA KONTRAK...

38
6 MODUL ANALISIS PENYELESAIAN SENGKETA KONTRAK KONSTRUKSI PELATIHAN PENYELESAIAN SENGKETA KONTRAK KONSTRUKSI PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SUMBER DAYA AIR DAN KONSTRUKSI BADAN PENGEMBANGAN SUMBERDAYA MANUSIA KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT BANDUNG, 2017

Transcript of PELATIHAN PENYELESAIAN SENGKETA KONTRAK KONSTRUKSI … · PELATIHAN PENYELESAIAN SENGKETA KONTRAK...

Page 1: PELATIHAN PENYELESAIAN SENGKETA KONTRAK KONSTRUKSI … · PELATIHAN PENYELESAIAN SENGKETA KONTRAK KONSTRUKSI ... A. CONTOH KASUS PENYELESAIAN SENGKETA MELALUI PENGADILAN..... 18 Para

6 MODUL

ANALISIS PENYELESAIAN SENGKETA KONTRAK KONSTRUKSI

PELATIHAN PENYELESAIAN SENGKETA KONTRAK KONSTRUKSI

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SUMBER DAYA AIR DAN KONSTRUKSI

B A D A N P E N G E M B A N G A N S U M B E R D A Y A M A N U S I A KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

BANDUNG, 2017

Page 2: PELATIHAN PENYELESAIAN SENGKETA KONTRAK KONSTRUKSI … · PELATIHAN PENYELESAIAN SENGKETA KONTRAK KONSTRUKSI ... A. CONTOH KASUS PENYELESAIAN SENGKETA MELALUI PENGADILAN..... 18 Para

Modul 6 Analisis Penyelesaian Sengketa Kontrak Konstruksi

i

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas selesainya penyusunan modul 6 tentang Analisis

Penyelesaian Sengketa Kontrak Konstruksi ini. Modul ini adalah modul ke-6 dari 7 modul

yang harus diselesaikan dalam Pelatihan Penyelesaian Sengketa Kontrak Konstruksi.

Pelatihan tersebut diadakan mengingat dalam pelaksanaan pekerjaan konstruksi, yang lazim

dilakukan di Indonesia akan melibatkan pihak pengguna jasa konstruksi dan penyedia

konstruksi serta tertuang dalam kontrak konstruksi yang dipergunakan sebagai dasar

hubungan hukum kedua belah pihak. Setiap tahun, puluhan ribu kontrak konstruksi

ditandatangani dan diimplementasikan sehingga tidak menutup kemungkinan akan terjadi

sengketa kontrak konstruksi. Dalam menyelesaikan sengketa kontrak konstruksi ada dua

pilihan penyelesaian yaitu penyelesaian melalui jalur peradilan dan penyelesaian di luar

peradilan. Pelatihan penyelesaian sengketa kontrak konstruksi ini dimaksudkan untuk

membekali para ASN di Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, khususnya

yang terkait dalam penanganan kontrak konstruksi dalam melaksanakan tugasnya, untuk

mengantisipasi bila terjadi kemungkinan sengketa.

Modul Analisis Penyelesaian Sengketa Kontrak Konstruksi ini bertujuan untuk memberikan

pemahaman dan pengetahuan kepada peserta pelatihan mengenai metode analisis secara

sederhana tentang penyelesaian sengketa kontrak konstruksi. Dalam modul ini akan dibahas

tentang :identifikasi dampak penyelesaian sengketa kontrak konstruksi, analisa penyelesaian

sengketa kontrak konstruksi melalui jalur litigasi dan non litigasi dan studi kasus terkait

analisa penyelesaian sengketa kontrak konstruksi.

Modul analisis penyelesaian sengketa kontrak konstruksi ini masih memiliki banyak

kekurangan. Oleh Karena itu masukan dan kritikan yang membangun dari berbagai pihak

sangat diharapkan demi kesempurnaan modul ini di masa yang akan datang. Akhirnya

semoga modul ini dapat bermanfaat.

Bandung, 2017

Kepala

Pusdiklat Sumber Daya Air dan Konstruksi

KATA PENGANTAR

Page 3: PELATIHAN PENYELESAIAN SENGKETA KONTRAK KONSTRUKSI … · PELATIHAN PENYELESAIAN SENGKETA KONTRAK KONSTRUKSI ... A. CONTOH KASUS PENYELESAIAN SENGKETA MELALUI PENGADILAN..... 18 Para

Modul 6 Analisis Penyelesaian Sengketa Kontrak Konstruksi

ii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................... i

DAFTAR ISI ............................................................................................................................ ii

PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL .................................................................................... iii

PENDAHULUAN .................................................................................................................... iv

MATERI 1 ANALISA PENYELESAIAN SENGKETA KONSTRUKSI MELALUI

JALUR LITIGASI Dan NON LITIGASI ......................................................... 1

1.1 Identifikasi Dampak Sengketa Kontrak Konstruksi ............................................... 1

1.2 Analisa Penyelesaian Sengketa Kontrak Konstruksi ............................................ 5

MATERI 2 STUDI KASUS : PENYELESAIAN SENGKETA KONSTRUKSI

MELALUI JALUR LITIGASI ....................................................................... 17

A. CONTOH KASUS PENYELESAIAN SENGKETA MELALUI PENGADILAN ....... 18

Para Pihak ................................................................................................................ 18

Gugatan .................................................................................................................... 18

PUTUSAN ................................................................................................................. 19

Pertimbangan Hakim ................................................................................................. 21

B. CONTOH KASUS PENYELESAIAN SENGKETA MELALUI ARBRITASE ......... 24

Para Pihak ................................................................................................................ 24

Gugatan .................................................................................................................... 24

PUTUSAN ................................................................................................................. 24

Pertimbangan Hakim ................................................................................................. 25

PENUTUP ........................................................................................................................... 28

KUNCI JAWABAN ............................................................................................................... 29

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 30

GLOSARI ............................................................................................................................. 32

Page 4: PELATIHAN PENYELESAIAN SENGKETA KONTRAK KONSTRUKSI … · PELATIHAN PENYELESAIAN SENGKETA KONTRAK KONSTRUKSI ... A. CONTOH KASUS PENYELESAIAN SENGKETA MELALUI PENGADILAN..... 18 Para

Modul 6 Analisis Penyelesaian Sengketa Kontrak Konstruksi

iii

PETUNJUK PENGGUNAAN

MODUL

Peserta “Pelatihan Penyelesaian Sengketa Kontrak Konstruksi” yang berbahagia.

Modul Analisis Penyelesaian Sengketa Kontrak Konstruksi ini adalah modul keenam dari

tujuh modul yang harus Anda selesaikan dalam pelatihan ini.Modul ini teknik penyajiannya

dilakukan secara andragogi dibarengi dengan metoda pembelajaran lebih banyak diskusi

dari ceramah. Hal ini dilakukan untuk memberikan keleluasaan pada para peserta

mengungkapkan apa yang sudah diketahuinya

Seperti layaknya sebuah modul, maka pembahasan dimulai dengan menjelaskan tujuan

yang hendak dicapai dan disertai dengan soal pre test yang mengukur tingkat penguasaan

materi setiap topik. Dengan demikian pengguna modul ini secara mandiri dapat mengukur

tingkat pemahaman yang dicapainya.

Dalam mempelajari modul ini, seyogyanya Anda lakukan secara berurutan mulai dari materi

pertama sampai materi terakhir, agar pengetahuan yang Anda miliki menjadi lengkap.

Dengan mempelajari modul ini, Anda diharapkan akan memahami cara melakukan analisa

secara sederhana terhadap kasus penyelesaian sengketa kontrak konstruksi termasuk

kebijakan penyelesaian sengketa kontak konstruksi.

Modul ini terdiri dari dua materi pokok, yaitu analisa penyelesaian sengketa kontrak

konstruksi melalui jalur litigasi dan non-litigasi dan studi kasus terkait penyelesaian sengketa

kontrak konstruksi melalui jalur litigasi dan non-litigasi. Modul ini akan diawali dengan

pembahasan terkait identifikasi dampak sengketa kontrak konstruksi dan dilanjutkan sub

materi tentang analisa penyelesaian sengketa kontrak konstruksi. Materi analisis

penyelesaian sengketa kontrak konstruksi ini sebagai prespektif yang akan melandasi

proses pembelajaran studi kasus pada materi berikutnya. Pada sesi pembahasan materi ini

lebih ditekankan pada pemahaman tentang cara menganalisa penyelesaian sengketa

kontrak konstruksi.

Pada akhir pembahasan tiap materi akan diberikan tes, untuk mengukur kemampuan Anda

dalam memahami tiap-tiap materi. Anda dapat melihat kemampuan Anda dengan

mencocokkan jawaban Anda dengan kunci jawaban yang ada pada akhir modul ini. Apabila

Anda belum dapat menjawab pertanyaan (soal) dengan benar, Anda harus mengulangi

mempelajari materi tersebut.

Apabila ada tugas-tugas, harap dikerjakan baik secara individual maupun kelompok. Untuk

hal-hal yang kurang jelas, Anda dapat menghubungi nara sumber di Pusat Pendidikan dan

Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi.

.

Akhirnya, selamat mempelajari modul ini, semoga sukses.

Page 5: PELATIHAN PENYELESAIAN SENGKETA KONTRAK KONSTRUKSI … · PELATIHAN PENYELESAIAN SENGKETA KONTRAK KONSTRUKSI ... A. CONTOH KASUS PENYELESAIAN SENGKETA MELALUI PENGADILAN..... 18 Para

Modul 6 Analisis Penyelesaian Sengketa Kontrak Konstruksi

iv

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Setiap tahun, puluhan ribu kontrak konstruksi ditandatangani dan diimplementasikan. Dalam

hal ini sudah hampir pasti akan terjadi sengketa konstruksi akibat perbedaan intrepretasi

maupun akibat lain yang bersifat fisik maupun non fisik. Dalam menyelesaikan sengketa

kontrak konstruksi, dapat ditempuh berbagai cara. Di Indonesia penyelesaian sengketa

terbagi menjadi 2 (dua) jenis, yaitu: (1) litigasi dan (2) non-litigasi.

Litigasi adalah bentuk penyelesaian sengketa dalam acara persidangan di peradilan

umum.Sedangkan non-litigasi adalah bentuk penyelesaian sengketa di luar peradilan umum.

Non-litigasi menurut Undang Undang Nomor 30 Tahun 1999 terbagi menjadi 2 (dua), yaitu:

(1) arbitrase dan (2) alternatif penyelesaian sengketa.

Penyelesaian dengan cara arbitrase dan alternatif penyelesaian sengketa terbukti efektif

dalam penyelesaian sengketa pada umumnya dan demikian juga tentunya sengketa

konstruksi pada khususnya.

Sengketa kontrak konstruksi akan selalu terjadi dalam perjalanan suatu kontrak, meskipun

sengketa ini bukan merupakan sesuatu yang direncanakan, karena masing-masing pihak

akan mempertahankan agar pihaknya tidak merugi. Kontraktor sebagai salah satu pihak

mempunyai tugas untuk menyelesaikan pekerjaan sesuai kontrak, tentunya dengan tujuan

mendapatkan keuntungan yang sudah diperhitungkan sebelumnya, sedang pihak pengguna

jasa akan bertahan agar biaya yang telah disepakati dalam kontrak, sebagai harga kontrak,

sedapat mungkin tidak terlampaui.

Dari sisi penyelenggaraan konstruksi, kesadaran hukum dalam kepatuhan para pihak, yakni

pengguna jasa dan penyedia jasa, dalam pemenuhan kewajibannya serta pemenuhan

terhadap ketentuan yang terkait dengan aspek keamanan, keselamatan, kesehatan dan

lingkungan, agar dapat mewujudkan bangunan yang berkualitas dan mampu berfungsi

sebagaimana yang direncanakan..

B. DESKRIPSI SINGKAT

Sengketa konstruksi dapat timbul antara lain karena klaim yang tidak dilayani misalnya

keterlambatan pembayaran, keterlambatan penyelesaian pekerjaan, perbedaan penafsiran

dokumen kontrak, ketidak mampuan baik teknis maupun manajerial dari para pihak. Selain

itu sengketa konstruksi dapat pula terjadi apabila pengguna jasa ternyata tidak

melaksanakan tugas-tugas pengelolaan dengan baik dan mungkin tidak memiliki dukungan

dana yang cukup.

Penyelesaian sengketa melalui arbitrase lebih disukai, dalam Undang-Undang Arbitrase

Baru 1999, dinyatakan antara lain bahwa dibandingkan dengan berperkara biasa melalui

Page 6: PELATIHAN PENYELESAIAN SENGKETA KONTRAK KONSTRUKSI … · PELATIHAN PENYELESAIAN SENGKETA KONTRAK KONSTRUKSI ... A. CONTOH KASUS PENYELESAIAN SENGKETA MELALUI PENGADILAN..... 18 Para

Modul 6 Analisis Penyelesaian Sengketa Kontrak Konstruksi

v

pengadilan negeri, arbitrase lebih diutamakan oleh pelaku bisnis internasional. Salah satu

sebab adalah karena “lebih cepat, murah dan sederhana”.

Pengadilan tidak berwenang memeriksa kembali perkara yang sudah dijatuhkan putusan

arbitrasenya, kecuali apabila ada perbuatan melawan hukum terkait dengan pengambilan

putusan arbitrase dengan itikad tidak baik, dan apabila putusan arbitrase itu melanggar

ketertiban umum.

Peradilan harus menghormati lembaga arbitrase, tidak turut campur, dan dalam pelaksanaan

suatu putusan arbitrase masih diperlukan peran pengadilan, untuk arbitrase asing dalam hal

permohonan eksekuator ke pengadilan negeri.

Pada prakteknya walaupun pengaturan arbitrase sudah jelas dan pelaksanaannya bisa

berjalan tanpa kendala namun dalam eksekusinya sering mengalami hambatan dari

pengadilan negeri.

C. TUJUAN PEMBELAJARAN

Setelah mengikuti pelatihan ini peserta mampu:

Mengidentifikasi dampak sengketa kontrak konstruksi

Menjelaskan cara mengalisa Penyelesaian Sengketa Kontrak Konstruksi

Menganalisa Kasus Penyelesaian Sengketa kontrak Konstruksi

D. MATERI POKOK

Modul ini terdiri dari dua materi pokok, yaitu analisa penyelesaian sengketa kontrak

konstruksi melalui jalur litigasi dan non-litigasi dan studi kasus terkait penyelesaian sengketa

kontrak konstruksi melalui jalur litigasi dan non-litigasi. Modul ini akan diawali dengan

pembahasan terkait identifikasi dampak sengketa kontrak konstruksi dan dilanjutkan sub

materi tentang analisa penyelesaian sengketa kontrak konstruksi. Materi analisis

penyelesaian sengketa kontrak konstruksi ini sebagai prespektif yang akan melandasi

proses pembelajaran studi kasus pada materi berikutnya. Materi kedua dalam modul ini yaitu

studi kasus terkait analisis penyelesaian sengketa. Pada sesi pembahasan materi ini lebih

ditekankan pada pemahaman tentang cara menganalisa penyelesaian sengketa kontrak

konstruksi.

Page 7: PELATIHAN PENYELESAIAN SENGKETA KONTRAK KONSTRUKSI … · PELATIHAN PENYELESAIAN SENGKETA KONTRAK KONSTRUKSI ... A. CONTOH KASUS PENYELESAIAN SENGKETA MELALUI PENGADILAN..... 18 Para

Modul 6 Analisis Penyelesaian Sengketa Kontrak Konstruksi

1

MATERI

ANALISA PENYELESAIAN

SENGKETA KONSTRUKSI

MELALUI JALUR LITIGASI 1

Indikator Keberhasilan

Setelah mempelajari materi 1 tentang analisa penyelesaian sengketa kontrak

kerja konstruksi ini indikator ke keberhasilan adalah apabila anda dapat :

1. mengidentifikasi dampak sengketa kontrak kerja konstruksi

2. menjelaskan cara menganalisa penyelesaian sengketa kontrak konstruksi,

dan

3. menganaiisa penyelesaian sengketa kontrak kerja konstruksi

MATERI 1 ANALISA PENYELESAIAN SENGKETA KONSTRUKSI MELALUI JALUR

LITIGASI Dan NON LITIGASI

1.1 IDENTIFIKASI DAMPAK SENGKETA KONTRAK KONSTRUKSI

Industri jasa konstruksi memiliki faktor risiko dengan tingkat ketidak pastian yang lebih tinggi

dibandingkan dengan industri lainnya (Flanagan dan Norman, 1993).Hal tersebut merupakan

pemicu terjadinya sengketa. Semakin besar nilai dan panjang durasi dari suatu proyek, maka

akan semakin tinggi pula probabilitas terjadinya sengketa (Pang, 2011; Gebken, 2006; Love,

2005).

Dalam suatu hubungan hukum atau perikatan selalu dimungkinkan terjadi perselisihan di

antara para pihak yang pada akhirnya menimbulkan sengketa. Sengketa dapat bermula dari

berbagai sumber potensi sengketa. Sumber potensi sengketa dapat berupa masalah

perbatasan, sumber daya alam, kerusakan lingkungan, perdagangan, dan lain-lain.

Sengketa dapat terjadi setiap saat disebabkan oleh keadaan yang sekilas tampak tidak

berarti dan kecil sehingga terabaikan atau tanpa diperhitungkan sebelumnya. Sengketa

secara umum dapat berkenaan dengan hak-hak, status, gaya hidup, reputasi, atau aspek

lain dalam kegiatan perdagangan atau tingkah laku pribadi antara lain :

a) Kenyataan yang mungkin timbul akibat kredibilitas para pihak itu sendiri, atau dari

data yang diberikan oleh pihak ketiga termasuk penjelasan-penjelasan tentang

kenyataan-kenyataan data tersebut;

Page 8: PELATIHAN PENYELESAIAN SENGKETA KONTRAK KONSTRUKSI … · PELATIHAN PENYELESAIAN SENGKETA KONTRAK KONSTRUKSI ... A. CONTOH KASUS PENYELESAIAN SENGKETA MELALUI PENGADILAN..... 18 Para

Modul 6 Analisis Penyelesaian Sengketa Kontrak Konstruksi

2

b) Masalah hukum yang pada umumnya akibat dari pendapat atau tafsiran

penyelesaian sengketa yang diberikan oleh para ahli hukum yang terkait;

c) Akibat perbedaan teknis termasuk perbedaan pendapat dari para ahli teknik dan

profesionalisme dari para pihak;

d) Perbedaan pemahaman tentang sesuatu hal yang muncul, misalnya dalam

penggunaan kata-kata yang membingungkan atau adanya perbedaan asumsi; dan

e) Perbedaan persepsi mengenai keadilan, konsep keadilan dan moralitas, budaya,

nilainilai dan sikap. Sengketa Jasa Konstruksi terjadi disebabkan karena adanya

klaim konstruksi yang tidak terselesaikan secara sempurna.

Menurut Blacks Law Dictionary : “ Claim to demand as one’s own or as one’s right; to assert,

to urge; to insist, cause of action. Means by or through which claimant possession or

enjoyment of privilege or thing. Femand for money or property, e.g. insurance claim ”.

Menurut kamus besar bahasa Indonesia, WJS Purwadarminta klaim adalah tuntutan

pengakuan atas suatu fakta bahwa seseorang berhak (untuk memiliki atau mempunyai) atas

sesuatu, “ pemerintah Indonesia akan mengajukan klaim ganti rugi kepada pemilik kapal

asing itu “..

Bahwa dari dua definisi pengertian tersebut di atas maka dapatlah disimpulkan bahwa klaim

adalah suatu tuntutan ataupun permohonan atas suatu keadaan dan apabila dihubungkan

dengan pengertian dalam dunia jasa konstruksi maka dapat diartikan secara sederhana

bahwa klaim konstruksi adalah permohonan atau tuntutan yang timbul dari atau sehubungan

dengan pelaksanaan suatu pekerjaan jasa konstruksi antara pengguna jasa dan penyedia

jasa atau antara penyedia jasa utama dengan sub-penyedia jasa atau pemasok bahan atau

antara pihak luar dengan pengguna jasa / penyedia jasa yang bisaanya mengenai

permintaan tambahan waktu, biaya atau kompensasi lain “

Menurut pendapat Prof. H. Priatna Abdulrasyid, ada beberapa sebab terjadinya klaim yaitu:

a. Informasi desain yang tidak tepat ( delayed design information )

b. Informasi design yang tidak sempurna ( Inadequate design information )

c. Investigasi lokasi yang tidak sempurna ( Inadequate site insvetigation )

d. Reaksi client yang lambat ( Slow client response )

e. Komunikasi yang buruk ( Poor Communication )

f. Sasaran waktu yang tidak realistis ( Unrealistic time targets )

g. Administrasi kontrak yang tidak sempurna ( Inadequate contract administration )

h. Kejadian ekstern yang tidak terkendali ( Uncontrollabe external events )

i. Informasi tender yang tidak lengkap ( incomplete tender information ) j. Alokasi resiko

Page 9: PELATIHAN PENYELESAIAN SENGKETA KONTRAK KONSTRUKSI … · PELATIHAN PENYELESAIAN SENGKETA KONTRAK KONSTRUKSI ... A. CONTOH KASUS PENYELESAIAN SENGKETA MELALUI PENGADILAN..... 18 Para

Modul 6 Analisis Penyelesaian Sengketa Kontrak Konstruksi

3

yang tidak jelas ( Unclear risk allocation )

j. Keterlambatan – ingkar membayar ( Lateness-non payment ) .

Dari uraian diatas jelas terlihat bahwa klaim dapat terjadi karena sebab- sebab yang

datangnya baik dari pengguna jasa maupun dari penyedia jasa atau sebab-sebab lain.

Sebab-sebab inilah yang menjadi dasar filosofi atau pandangan bahwa klaim sesungguhnya

adalah sesuatu yang wajar terjadi dalam dunia jasa konstruksi sehingga klaim haruslah

dipandang sebagai sesuatu yang biasa terjadi dengan demikian kita dapat mempersiapkan

segala sesuatunya dengan baik.

Untuk mempersiapkan sebuah klaim tentunya pengguna maupun penyedia jasa harus

mempersiapkan segala sesuatunya dengan baik dan benar terutama mengenai data dan

keadaan yang mendasari terjadinya sebuah klaim sehinggga klaim tersebut dapat tertangani

dengan baik dan benar serta tidak menimbulkan suatu kerugian bagi para pihak baik bagi

yang mengajukan maupun yang menerima klaim dan akan menjadi sebuah persoalan

berbeda apabila klaim tersebut tidak tertangani dengan baik karena klaim yang tidak

tertangani dengan baik jelas akan menimbulkan sebuah akibat hukum berupa sengketa atau

perselisihan. Apabila klaim yang diajukan baik oleh pengguna jasa maupun penyedia jasa

disetujui maka timbullah perintah kerja baru apabila menyangkut perubahan pekerjaaan dan

apabila klaim tersebut tidak tertangani dengan baik maka akan menjadi sebuah sengketa

atau perselisihan yang harus diselesaikan melalui jalur hukum yang telah dipilih oleh para

pihak dalam kontrak baik melalui Alternatif Penyelesaian Sengketa, Arbitrase, maupun

melaui Pengadilan.

Didalam pelaksanaan pekerjaan pemborongan, khususnya pemborongan bangunan pada

proyek pemerintah maupun swasta. Walaupun di dalam perjanjian pemborongan tersebut

diatur mengenai sanksi atau denda yang akan dikenakan apabila terjadi pelanggaran

perjanjian, akan tetapi hal tersebut tidak menjamin bahwa dalam tahap pelaksaannya tidak

terjadi pelanggaran atau wanprestasi, baik itu berasal dari kesalahan pemborong sendiri

ataupun berasal dari faktor diluar pemborong.

Mitropoulos dan Howell menjelaskan bahwa pada dasarnya terdapat tiga akar permasalahan

penyebab persengketaan dalam penyelenggaraan proyek konstruksi yaitu :

a. Adanya faktor ketidakpastian dalam setiap proyek konstruksi.

b. Masalah yang berhubungan dengan kontrak konstruksi.

c. Perilaku oportunis dari para pihak yang terlibat dalam suatu proyek konstruksi.

Sengketa menimbulkan kerugian bagi pihak-pihak yang bertikai. Kerugian tersebut antara

lain :

a. Biaya dan Waktu.

Allen pada tahun 2010, dalam penelitiannya menyampaikan bahwa negara di Asia

menduduki peringkat tertinggi dalam nilai sengketa, yaitu sebesar USD. 64.500.000,-

/tahun, dan waktu penyelesaian sengketa, yaitu selama 11,4 bulan.

Page 10: PELATIHAN PENYELESAIAN SENGKETA KONTRAK KONSTRUKSI … · PELATIHAN PENYELESAIAN SENGKETA KONTRAK KONSTRUKSI ... A. CONTOH KASUS PENYELESAIAN SENGKETA MELALUI PENGADILAN..... 18 Para

Modul 6 Analisis Penyelesaian Sengketa Kontrak Konstruksi

4

b. Produktivitas.

Australian Bureau of Statistics (ABS) menyampaikan bahwa pada tahun 2007,

tercatat lebih dari 7.000 hari kerja hilang karena adanya sengketa di industri

konstruksi (New South Wales Department of Commerce, 2008).

c. Popularitas dan Relasi.

Dengan adanya sengketa, popularitas dan relasi antar pihak yang bertikai, akan

memburuk, terlebih ketika sengketa mencapai tingkat litigasi dimana tingkat

ketegangan sudah mencapai titik tertinggi, dibandingkan dengan metode

penyelesaian lainnya (Gebken, 2006; Love, 2005).

Tahukah Anda, berapa kerugian yang ditimbulkan dari sengketa konstruksi?

Waktu penyelesaian sengketa membuat proses konstruksi menjadi jauh lebih lama dari

waktu kontrak yang disepakati. Selain itu, sengketa konstruksi mengakibatkan tidak

optimalnya sumber daya dan juga pembiayaan yang rawan melebihi dana yang dianggarkan.

Klaim, konflik dan sengketa konstruksi merupakan hal yang umum terjadi pada proyek

konstruksi. Klaim muncul ketika permintaan dari satu pihak kepada pihak lain tidak

terfasilitasi. Hal ini dapat menimbulkan konflik dan pada akhirnya berujung sengketa.

Sengketa yang terjadi pada proyek konstruksi merupakan hal yang merugikan bagi pihak-

pihak yang bersengketa. Maka dari itu, upaya untuk mencegah terjadinya sengketa

merupakan tantangan bagi pelaku industri jasa kontruksi. Pada umumnya metode yang

digunakan masih mengacu pada pengetahuan dan pengalaman personal, belum didukung

oleh kerangka kerja dengan metode yang telah teruji.

Dalam pembahasan modul ini Anda akan diminta mendiskusikan bersama peserta lainnya

mengenai berbagai macam dampak sengketa kontrak konstruksi. Mengenai pegertian

sengketa kontrak konstruksi, faktor-faktor yang menyebabkan sengketa kontak konstruksi

serta macam-macam sengketa sudah dibahas dalam modul 4. Sebagai panduan diskusi ini,

Anda diminta mengikuti instruksi sesuai lembar kerja dibawah ini :

Lembar Kerja

Matrik Diskusi identifikasi Sengketa Kontrak Konstruksi dan Dampaknya

No Sengketa Kontrak Konstruksi

1. Macam-macam

2. Dasar Hukum

3. Penyebab

4. Dampak yang ditimbulkan

5 Bagamaina cara penyelesaiannya

Page 11: PELATIHAN PENYELESAIAN SENGKETA KONTRAK KONSTRUKSI … · PELATIHAN PENYELESAIAN SENGKETA KONTRAK KONSTRUKSI ... A. CONTOH KASUS PENYELESAIAN SENGKETA MELALUI PENGADILAN..... 18 Para

Modul 6 Analisis Penyelesaian Sengketa Kontrak Konstruksi

5

1) Format di atas hanya sebagai panduan diskusi saja,

kelompok dapat memberikantambahan atau menyesuaikan

sesuai kebutuhan;

2) Anda bersama peserta lain melakukan diskusi dengan

mengidentifikasi macam-macam sengketa, Dasar hukum pengaturan, penyebab

sengketa, dan dampak yang ditimbulkan.

3) Memberikan kesempatan kepada peserta lain untuk mengungkapkan pemahaman

dan pengalamannya tentang sengketa kontrak konstruksi;

4) Anda menulis hasil kesepakatan dengan mengklarifikasi hal-hal yang perlu

penegasan dan kesepakatan bersama.

1.2 Analisa Penyelesaian Sengketa Kontrak Konstruksi

Dalam pembahasan materi selanjutnya akan memberikan gambaran singkat cara

penyelesaian sengketa kontrak kerja konstruksi dan cara menganalisa secara sederhana

terhadap suatu kasus sengketa kontak kerja konstruksi.

Semakin berkembangnya proyek konstruksi di Indonesia berisiko maka akan muncul

berbagai masalah sengketa antara para pelaku konstruksi. Berbagai metode penyelesaian

sengketa telah dikembangkan untuk mangatasi masalah tersebut. Dalam upaya

menyelesaikan sengketa, ada beberapa hal yang dapat dilakukan, yaitu negosiasi, mediasi,

konsiliasi,penilaian ahli, arbitrase, dan litigasi.

Dunia dagang, terutama Internasional selalu “takut” untuk berperkara dihadapan badan-

badan peradilan. Para pedagang umumnya takut untuk berperkara bertahun-tahun lamanya

(Sudargo, 1999).

Pada proses litigasi, penyelesaian sengketa harus menunggu hingga lembaga peradilan

mengambil keputusan untuk menyelesaikan masalah. Litigasi merupakan salah satu metode

penyelesaian sengketa yang banyak dipilih, namun dalam beberapa tahun terakhir muncul

berbagai pendapat yang mengemukakan bahwa metode penyelesaian sengketa ini tidak lagi

efektif terutama apabila mencapai tingkat Mahkamah Agung, namun pada kenyataannya,

metode ini masih banyak digunakan. Hal ini menimbulkan pertanyaan, bagaimana gambaran

Kesuksesan penyelesaian sebuah sengketa dapat diindikasikan

oleh 5 (lima) buah faktor, yaitu : biaya dan waktu, tingkat

ketegangan, kekuatan individual dalam menentukan keputusan

akhir, tingkat paksaan, dan tingkat kepentingan hubungan/relasi

pihak-pihak yang bersengketa.

Page 12: PELATIHAN PENYELESAIAN SENGKETA KONTRAK KONSTRUKSI … · PELATIHAN PENYELESAIAN SENGKETA KONTRAK KONSTRUKSI ... A. CONTOH KASUS PENYELESAIAN SENGKETA MELALUI PENGADILAN..... 18 Para

Modul 6 Analisis Penyelesaian Sengketa Kontrak Konstruksi

6

penyelesaian sengketa konstruksi di Indonesia yang ditempuh melalui jalur litigasi?

Proses tersebut terkadang memakan waktu yang lama. Dalam penyelesaian sengketa

melalui proses litigasi, pihak-pihak yang bersengketa akan mengajukan diri pada badan

peradilan negara. Pada proses ini pihak yang bersengketa harus menjalani proses peradilan

yang sah sesuai ketentuan yang diatur dalam Undang-Undang. Apabila salah satu pihak

kurang puas pada putusan peradilan, pihak tersebut berhak melakukan banding ke tingkat

yang lebih tinggi hingga mencapai ke Mahkamah Agung.

Dengan berkembangnya metode alternatif penyelesaian sengketa, banyak pendapat yang

mengemukakan bahwa metode penyelesaian sengketa melalui proses litigasi tidak lagi

efektif.

Salahsatu metode alternatif penyelesaian sengketa kontrak konstruksi dilakukan dengan

arbitras. Arbitrase adalah metode penyelesaian masalah yang dibentuk melalui kontrak dan

melibatkan para ahli dibidang konstruksi.Para ahli tersebut bergabung dalam badan

arbitrase. Badan ini akan mengatur pihak-pihak yang telah menandatangani kontrak dengan

klausul arbitrasi didalamnya untuk melakukan arbitrasi dan menegakkan keputusan

arbitrator. Hal yang menguntungkan dari cara arbitrasi ini adalah sifat penyelesaiannya yang

cepat dan murah jika dibandingkan dengan litigasi. Selain itu, cara arbitrasi ini dilakukan

secara tertutup serta dilakukan oleh seorang arbitrator yang dipilih berdasarkan keahlian.

Keputusan arbitrasi yang bersifat final dan mengikat merupakan alasan penting

digunakannya cara ini untukmenyelesaikan masalah. Keputusan pengadilan biasanya

terbuka untuk proses peradilan yang lebih panjang. Hal ini menghasilkan penundaan yang

lama dan memakan biaya dalam penyelesaian masalah.Sedangkan keputusan dari arbitrasi

ini tidak dapat dirubah tanpa semua pihak setuju untuk membuka kembali kasusnya.

Berikut di bawah ini penjelasan mengenai kelebihan dan kelemahan dari penyelesaian

sengketa yang ditempuh melalui jalan arbitrase: Kelebihan penyelesaian sengketa melalui

arbitrase:

1. Kerahasiaan sengketa para pihak terjamin;

2. Dapat dihindari kelambatan yang diakibatkan karena hal prosedural dan administratif;

3. Para pihak dapat memilih arbiter yang memiliki pengalaman dan latar belakang yang

cukup mengenai masalah yang disengketakan, secara jujur dan adil;

4. Para pihak dapat menentukan pilihan hukum untuk menyelesaikan masalah serta

proses dan tempat penyelenggaraan arbitrase; dan

5. Putusan arbiter merupakan putusan yang mengikat para pihak melalui prosedur

sederhana dan langsung dapat dilaksanakan.

Kelemahan penyelesaian sengketa melalui arbitrase:

1. Putusan arbitrase sangat tergantung pada kemampuan teknis arbiter untuk

memberikan putusan yang memuaskan kepada kedua belah pihak. Karena walaupun

arbiter adalah seorang ahli, namun belum tentu dapat memuaskan para pihak;

2. Tidak terikat dengan putusan arbitrase sebelumnya, atau tidak mengenal legal

precedence. Oleh karenanya, bisa saja terjadi putusan arbitrase yang berlawanan

dan bertolak belakang;

Page 13: PELATIHAN PENYELESAIAN SENGKETA KONTRAK KONSTRUKSI … · PELATIHAN PENYELESAIAN SENGKETA KONTRAK KONSTRUKSI ... A. CONTOH KASUS PENYELESAIAN SENGKETA MELALUI PENGADILAN..... 18 Para

Modul 6 Analisis Penyelesaian Sengketa Kontrak Konstruksi

7

3. Pengakuan dan pelaksanaan atau eksekusi putusan arbitrase bergantung pada

pengakuan dan kepercayaan terhadap lembaga arbitrase itu sendiri;

4. Proses arbitrase ini akan memakan waktu, tenaga serta biaya yang lebih mahal, jika

ada salah satu pihak yang belum puas dan masih ingin memperkarakan putusan

arbitrase.

Berikut uraian mengenai perbandingan kelebihan dan kelemahan penyelesaian sengketa

kontruksi melalui arbitrase dan jalur pengadilan.

Tabel 1. Matrik Kelebihan Arbitrase dibandingkan dengan Pengadilan

ARBITRASE PENGADILAN

Bebas dan otonommenentukan rules dan institusi

arbitrase

Mutlak terikat pada hukum acara

yang berlaku

Menghindari ketidakpastian (uncertainty) akibat

perbedaan sistem hukum dengan negara tempat

sengketa diperiksa, maupun kemungkinan adanya

keputusan Hakim yang kurang unfair dengan

maksud apa pun, termasuk melindungi

kepentingan domestik yang terlibat sengketa

Yang berlaku mutlak adalah sistem

hukum dari Negara tempat sengketa

diperiksa

Keleluasan memilih arbiter profesional, pakar

(expert) dalam bidang yang menjadi objek

sengketa, dan independen dalam memeriksa

sengketa.

Majelis Hakim Pengadilan ditentukan

oleh Administrasi Pengadilan

Waktu prosedur dan biaya arbiter lebih efisien.

Putusan bersifat final dan binding, dan tertutup

untuk upaya hukum banding atau kasasi;

Putusan pengadilan ditentukan oleh

Administrasi pengadilan

Persidangan tertutup (non-publicity) dan

karenanya memberi perlindungan untuk informasi

atau data usaha yang bersifat rahasia atau tidak

boleh diketahui umum.

Terbuka untuk umum (kecuali kasus

cerai)

Pertimbangan hukum lebih mengutamakan

aspek privat dengan win-win solution

Pola pertimbangan Pengadilan dan

Putusan hakim adalah win loose

Tabel 2. Kelemahan Arbitrase dibandingkan dengan Pengadilan

ARBITRASE PENGADILAN

Honorarium arbiter, panitera, dan administrasi

relatif mahal. Tolak ukur jumlah umumnya

ditentukan oleh nilai klaim (sengketa). Apabila

biaya ditolak atau tidak dibayar oleh salah satu

pihak, pihak yang lain wajib membayarnya lebih

Biaya perkara relatif murah dan telah

ditentukan oleh MARI

Page 14: PELATIHAN PENYELESAIAN SENGKETA KONTRAK KONSTRUKSI … · PELATIHAN PENYELESAIAN SENGKETA KONTRAK KONSTRUKSI ... A. CONTOH KASUS PENYELESAIAN SENGKETA MELALUI PENGADILAN..... 18 Para

Modul 6 Analisis Penyelesaian Sengketa Kontrak Konstruksi

8

ARBITRASE PENGADILAN

dulu agar sengketa diperiksa oleh arbitrase

Relatif sulit untuk membentuk Majelis Arbitrase

Ad Hoc

Tidak ada hambatan berarti dalam

pembentukan Majelis Hakim yang

memiksa perkara

Tidak memiliki juru sita sendiri sehingga

menghambat penerapan prosedur dan

mekanisme Arbitrase secara efektif

Majelis juru sita dan atau sarana

pelaksanaan prosedur hukum acara

Putusan arbitrase tidak memiliki daya paksa

yang efektif, dan sangat bergantung kepada

Pengadilan jika putusan tidak dijalankan dengan

sukarela

Pelaksanaan putusan dapat

dipaksakan secara efektif terhadap

pihak yang kalah dalam perkara

Eksekusi Putusan Arbitrase cenderung mudah

dan diintervensi pihak yang kalah melalui

lembaga peradilan (Bantahan, Verzet) sehingga

waktu realisasi pembayaran ganti rugi menjadi

relative bertambah lama

Eksekusi Putusan yang telah

memiliki kekuatan hukum yang pasti,

dapat dilaksanakan meskipun

kemudian ada bantahan atau Verzet

Salah satu masalah utama dalam pelaksanaan konstruksi di Indonesia adalah adanya

sengketa konstruksi yang terjadi antara pengguna jasa dengan pihak kontraktor selaku

penyedia jasa. Kecenderungan terjadinya sengketa ini mengingat kontrak konstruksi bersifat

dinamis dan berbeda dengan kontrak-kontrak yang lain.

Durasi proyek yang relatif panjang, kompleks, ukuran dan harga yang disepakati, serta

jumlah pekerjaan dapat berubah setiap saat selama masa kontrak pelaksanaan konstruksi,

adalah beberapa contoh faktor yang menyebabkan kontrak konstruksi rawan sengketa dan

penyelesaiannya pun cenderung lama.

Dalam menghadapai masalah sengketa kontrak konstruksi haruslah diingat bahwa

penyelesaian dengan musyawarah jauh lebih baik dari pada mengajuan klaim.Tujuan yang

hendak dicapai bukanlah untuk membuktikan siapa yang benar melainkan penyelesaian

masalah yang ada. Banyak cara untuk menyelesaikan perselisihan dalam suatu proyek.

Diperlukan sikap terbuka (open minded) dan keinginan yang kuat dalam menyelesaikan

masalah dari pihak terlibat. Adanya kesadaran bahwa dalam menyelesaikan proyek tepat

waku, cost dan standar mutu dan spesifikasi sesuai dengan perjanjian sebelumnya adalah

tujuan utamanya Bila salah satu pihak tidak memenuhi syarat yang sudah dipenuhi, maka

perselisihan tersebut tidak akan selesai.

Apabila sengketa kontrak kerja konstruksi tidak dapat diselesaikan dengan segera, pihak-

pihak yang terlibat harus dilanjutkan ke forum penyelesaian masalah lebih formal. Yang

termasuk dalam hal ini adalah : Negosiasi, Mediasi, konsiliasi,dan Dewan Sengketa.

Yang dimaksud dengan negosiasi adalah cara penyelesaian yang hanya melibatkan kedua

belah pihak yang bersengketa, tanpa melibatkan pihak-pihak yang lain. Hal ini mirip dengan

musyawarah dan mufakat yang ada di Indonesia, dimana keinginan untuk berkompromi,

adanya unsur saling memberi dan menerima serta kesediaan untuk sedikit menyingkirkan

Page 15: PELATIHAN PENYELESAIAN SENGKETA KONTRAK KONSTRUKSI … · PELATIHAN PENYELESAIAN SENGKETA KONTRAK KONSTRUKSI ... A. CONTOH KASUS PENYELESAIAN SENGKETA MELALUI PENGADILAN..... 18 Para

Modul 6 Analisis Penyelesaian Sengketa Kontrak Konstruksi

9

ukuran kuat dan lemah adalah persyaratan keberhasilan cara ini. Di dalam negosiasi ini

kontraktor dan pemilik memakai arsitek dan insinyur sebagai penengah.Biasanya kontraktor

diminta mengajukan klaim kepada arsitek/insinyur yang diangkat menjadi negosiator.

Arsitek/Insinyur ini akan mengambil keputusan yang sifatnya tidak mengikat, kecuali

keputusan tentang ‘efek arstistik’ yang konsisten dengan apa yang telah ada dalam

dokumen kontrak.

Mediasi merupakan cara penyelesaian masalah di awal perselisihan berlangsung. Mediasi

ini melibatkan pihak ketiga yang tidak memihak dan dapat diterima kedua belah pihak yang

bersengketa. Pihak ketiga ini akan berusaha menolong pihak-pihak yang berselisih untuk

mencapai persetujuan penyelesaian, meskipun mediator ini tidak mempunyai kekuatan untuk

memutuskan penyelesaian masalah tersebut. Mediasi sama menguntungkannya dengan

arbitrasi. Mediasi dapat menyelesaikan masalah dengan cepat, murah, tertutup dan

ditangani oleh para ahli.Tetapi yang menjadi masalah adalah keputusan mediasi ini tidak

mengikat. Jadi apabila persetujuan tidak dapat dicapai, seluruh usaha mediasi hanya akan

membuang-buang uang dan waktu.

Dalam Undang-Undang Nomer 2 Tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi disebutkan bahwa

salah satu cara dalam penyelesaian sengketa adalah melalui upaya Konsiliasi. Istilah

konsiliasi diatur dalam Pasal 1 butir 10 Undang-Undang Nomor 30 Tahun 1999 tentang

Arbitrase dan Alternatif Penyelesaian Sengketa

Konsiliasi diartikan sebagai upaya perdamaian atau langkah awal perdamaian sebelum

sidang pengadilan (litigasi) dilaksanakan dan ketentuan perdamaian yang diatur dalam

Kitab Undang-undang Hukum Perdata. Proses konsiliasi dalam sengeketa konstruksi wajib

dipimpin oleh seorang ahli dan berkompeten dalam melaksanakan kegiatan mediasi dan

juga ahli dan berpengalaman dalam penyelanggaraan jasa konstruksi.

Hal ini bertujuan untuk memperoleh kejelasan akan dasar pemikiran pihak pihak lawan dan

memperoleh titik temu yang dinilai paling sedikit merugikan para pihak. Sorang ahli yang

bertindak sebagai konsiliator adalah pihak ketiga yang netral dan dipercaya oleh semua

pihak bersengketa karena dalam proses konsiliasii tidak hanya memfasilitasi pertemuan

antara para pihak, akan tetapi juga memberikan saran solusi berdasarkan fakta dan

mekanisme penyelesainnya.

Permasalahan sengketa seringkali diselesaikan melalui jalur litigasi yang di tangani oleh

bukan ahli bidang konstruksi sehingga menghasilkan putusan yang kurang adil. Oleh karena

itu perlu dibentuk dewan sengketa pada setiap pekerjaan konstruksi terutama Kementerian

PUPR, agar iklim bisnis konstruksi di Indonesia lebih kondusif

Terkait penyelesaian sengketa kontrak konstruksi mengacu pada pasal 88 UU Nomor

2 Tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi yaitu dalam hal upaya penyelesaian sengketa tidak

tercantum dalam kontrak kerja konstruksi para pihak yang bersengketa membuat suatu

persetujuan tertulis mengenai tata cara penyelesaian sengketa yang akan dipilih. Tahapan

upaya penyelesaian sengketa meliputi:Mediasi; Konsiliasi; dan Arbitrase yaitu BADAPSKI.

Selain upaya penyelesaian sengketa para pihak dapat membentuk dewan sengketa. Dalam

hal upaya penyelesaian sengketa dilakukan dengan membentuk dewan sengketa pemilihan

keanggotaan dewan sengketa dilaksanakan berdasarkan prinsip profesionalitas dan tidak

menjadi bagian dari salah satu pihak.

Page 16: PELATIHAN PENYELESAIAN SENGKETA KONTRAK KONSTRUKSI … · PELATIHAN PENYELESAIAN SENGKETA KONTRAK KONSTRUKSI ... A. CONTOH KASUS PENYELESAIAN SENGKETA MELALUI PENGADILAN..... 18 Para

Modul 6 Analisis Penyelesaian Sengketa Kontrak Konstruksi

10

Perbedaan pendapat dari para pihak dalam menginterpretasikan dokumen kontrak seringkali

berkembang menjadi sengketa yang serius. Jika para pihak gagal menyelesaikan sengketa melalui

negosiasi, mereka dapat maju ke arbitrase atau litigasi (pengadilan). Setiap pihak ingin menghindari

arbitrase maupun litigasi karena mereka paham bahwa arbitrase dan/atau litigasi memakan waktu dan

memerlukan biaya yang cukup besar. Apalagi, dalam proses arbitrase dan litigasi, hubungan antara

para pihak memburuk dan proyek tidak berhasil diselesaikan (dan salah satu pihak akhirnya akan

kehilangan muka). Cara terbaik untuk memecahkan ketidaksetujuan adalah menghindarinya menjadi

sengketa resmi. Tugas utama DB adalah menghindari ketidaksetujuan menjadi sengketa. Membuat

keputusan atau "rekomendasi" adalah tugas sekunder DB. Suatu DB terdiri atas tiga (atau satu,

tergantung pada ukuran dan kompleksitas proyek) anggota yang berpengalaman dan memiliki

pengetahuan tentang jenis konstruksi, interpretasi dokumen kontrak, proses DB dan benar-benar

independen dan tidak memihak. Suatu DB dibentuk pada permulaan suatu proyek dan kepada

anggota DB harus diberikan Dokumen Kontrak seperti Persyaratan Kontrak, Gambar, Spesifikasi dan

Program Kerja sehingga para Anggota menjadi terbiasa dengan proyek. DB mengunjungi lapangan

secara teratur, katakanlah tiga bulanan, untuk bertemu dengan orang lapangan dan mengamati

kemajuan dan permasalahan proyek, jika ada. Di antara kunjungan-kunjungan lapangan, Enjinir atau

para Pihak mengirimkan Laporan Bulanan Kemajuan Proyek, Pemberitahuan Klaim dan

korespondensi penting lainnya kepada anggota DB agar anggota DB tetap terinformasikan. DB

merupakan bagian dari tim pelaksanaan yang membantu para pihak menghindari sengketa dan

menyelesaikan sengketa melalui negosiasi yang bersifat kekeluargaan. Jika para pihak gagal

menyelesaikan sengketa, sengketa dirujuk ke DB untuk dimintakan penetapannya. Karena anggota

DB sudah terbiasa dengan dokumen kontrak dan pelaksanaan di lapangan serta kemajuan proyek,

tidak dibutuhkan waktu yang lama untuk mempertimbangkan suatu sengketa. Meskipun jika

penetapan ditolak oleh satu atau kedua pihak, ini akan menjadi dasar bagi negosiasi selanjutnya

dalam suasana kekeluargaan. Jadi, manfaat dari DB adalah pencegahan terjadinya sengketa dan

penyelesaian sengketa secara dini tanpa menyimpan sikap permusuhan.

Terdapat tiga jenis utama DB, Dispute Review Board (DRB), Dispute Adjudication Board(DAB)

dan Combined Dispute Board (CDB).

Page 17: PELATIHAN PENYELESAIAN SENGKETA KONTRAK KONSTRUKSI … · PELATIHAN PENYELESAIAN SENGKETA KONTRAK KONSTRUKSI ... A. CONTOH KASUS PENYELESAIAN SENGKETA MELALUI PENGADILAN..... 18 Para

Modul 6 Analisis Penyelesaian Sengketa Kontrak Konstruksi

11

ANALISA KASUS SENGKETA KONTRAK KONSTRUKSI DAN PENYELESAIANNYA

Penelusuran kasus-kasus dilakukan melalui penelaahan dokumen, dan selanjutnya akan

diolah untuk menggambarkan realitas/fenomena mengenai sengketa yang terjadi pada

industri jasa konstruksi di Indonesia.

Analisis kasus sengketa konstruksi melalui dokumen putusan pengadilan untuk

mendapatkan bentuk dasar dari anatomi sengketa konstruksi dan menguji pola yang

terbentuk berdasarkan faktor-faktor yang memengaruhi.Analisa studi kasus ini menggunakan

sampel kasus konstruksi lalu dianalisis kasus perdata yang dapat mewakili jenis proyek

dengan penyelesaian litigasi dan non litigasi. Penyelesaian litigasi yang dimaksudkan adalah

gugatan yang diajukan oleh pihak penggugat melalui pengadilan

Data putusan tersebut untuk selanjutnya diolah menjadi suatu diagram alir putusan

Mahkamah Agung yang berisi ringkasan masing-masing kasus dari awal sengketa tersebut

terjadi hingga putusan Mahkamah Agung diambil. Diagram alir tersebut kemudian dianalisis

hingga mencapai suatu kesimpulan.

Analisis pada studi kasus ini dibagi menjadi empat bagian yaitu analisis pihak bersengketa

dan jenis proyek, analisis karakteristik penyebab sengketa,manalisis jangka waktu

penyelesaian sengketa, dan analisa biaya yang digugat.

Misal: Pihak bersengketa terdiri dari kontraktor BUMN sebagai penyedia jasa, pemerintah

atau swasta sebagai penggunajasa, dan warga sebagai pihak lain yang terlibat dalam suatu

proyek. Pihak pihak ini yang akan dianalisis secara kualitatif hingga dapat diketahui pihak

mana yang berpengaruh dalam suatu kasus sengketa.

Jenis proyek dalam studi kasus n ini diklasifikasikan menurut Grace (2010), yang membagi

tipe proyek konstruksi menjadi tujuh bagian, yaitu pemukiman, bangunan, kelembagaan atau

komersil, industri, industri khusus, jalan, dan heavy construction.

Analisis karakteristik penyebab sengketa konstruksi memuat analisis mengenai penyebab

atau akar permasalahansuatu sengketa yang diselesaikan melalui jalur litigasi hingga

mencapai tingkat Mahkamah Agung. Pengelompokan faktor penyebab sengketa konstruksi

diambil dari penelitian terdahulu oleh Yan (2011), yaitu :

a) faktor pekerjaan,

Faktor pekerjaan menunjukkan permasalahan yang muncul akibat faktor eksternal dan

faktor internal. Faktor ketidak lengkapan kontrak terdiri dari permasalahan klausul yang

bermakna dua, kurangnya klausul dalam kontrak, serta permasalahan lain yang berasal

dari kontrak konstruksi ketidak lengkapan kontrak, dan

b) faktor manusia.

Faktor manusia menunjukkan permasalahan yang muncul akibat dari faktor tingkah laku

manusia ataupun dari faktor psikologis.

Page 18: PELATIHAN PENYELESAIAN SENGKETA KONTRAK KONSTRUKSI … · PELATIHAN PENYELESAIAN SENGKETA KONTRAK KONSTRUKSI ... A. CONTOH KASUS PENYELESAIAN SENGKETA MELALUI PENGADILAN..... 18 Para

Modul 6 Analisis Penyelesaian Sengketa Kontrak Konstruksi

12

Analisis jangka waktu penyelesaian sengketa didefinisikan sebagai lamanya waktu yang

dibutuhkan untuk menyelesaikan masalah sengketa tersebut yang ditempuh melalui jalur

litigasi hingga mencapai tingkat Mahkamah Agung.Jangka waktu penyelesaian sengketa

pada studi kasus ini dibagi menjadi dua bagian.Bagian pertama adalah jangka waktu dari

Perjanjian hingga adanya Putusan Mahkamah Agung.Sedangkan yang kedua adalah jangka

waktu dari Putusan Pengadilan Negeri hingga adanya Putusan Mahkamah Agung.

Alasan analisis dibagi menjadi dua bagian adalah untuk memberi gambaran lamanya proses

penyelesaian sengketa melalui peradilan pada tingkat yang lebih tinggi, yaitu pada tingkat

Pengadilan Tinggi dan Mahkamah Agung.

Analisis biaya digugat didefinisikan sebagai biaya yang diperjuangkan oleh kedua bela

sengketa. Besarnya biaya ini diperoleh dari angka dalam satuan Rupiah, yang dijadikan

dasar pengajuan tuntutan oleh salah satu pihak kepada pihak lain. Analisis biaya digugat

diperlukan untuk memberi gambaran mengenai hasil putusan Mahkamah Agung Indonesia.

Pada studi kasus sengketa konstruksi ini juga dapat dilihat jenis sengketa pada tahap

pelaksanaan konstruksi atau pada tahap pelelangan.

TAHAPAN ANALISA

Peserta pelatihan didorong untuk dapat mengidentifikasi para pihak yang bersengketa.Misal

pihak bersengketa dibagi menjadi tiga, yaitu pemerintah /kontraktor BUMN, pihak swasta,

dan masyarakat.Peserta pelatihan juga didorong untuk dapat mengidentifikasi pokok perkara

yang digugat oleh salah satu pihak yang bersengketa.

Hasil analisa sengketa kontrak konstruksi umumnya yang terjadi di tingkat litigasi melibatkan

pihak pribadi memiliki proyek berbadan hukum dan pihak kontraktor swasta lokal berbadan

hukum, khusus untuk jenis proyek kompleks.Sedang analisa sengketa kontrak kunstruksi

infrastruktur didominasi oleh pihak pemerintah dan untuk jenis proyek sederhana pengguna

jasa didominasi oleh pengguna jasa perorangan.

Indikator penyebab terjadinya sengketa pada umumnya dikarenakan waktu penyelesaian

pekerjaan terlambat di luar kontrak dan pengguna jasa tidak memenuhi kewajiban

pembayaran prestasi (capaian pengerjaan proyek) kepada kontraktor. Selain itu apabila

membedah kasus terkait proses sengketa, diketahui secara umum sengketa terjadi pada

saat prestasi pekerjaan memasuki tingkat akhir. Maka dari prestasi tersebut, sengketa

seringkali muncul seiring dengan adanya klaim-klaim sebelum sengketa terjadi.

Untuk analisa kasus penyelesaian sengketa, pada umumnya sengketa yang diselesaikan di

tingkat litigasi, mengalami banding. Selain itu pihak yang memiliki inisiatif membawa kasus

ke tingkat litigasi adalah pihak penyedia jasa terutama pada proyek bangunan

infrastruktur.Sedangkan di tingkat banding, pihak pengguna jasa memiliki inisiatif lebih pada

jenis proyek bangunan sederhana dan bangunan kompleks.Untuk rasio waktu penyelesaian

sengketa terhadap waktu kontrak terbesar pada jenis bangunan sederhana yang rata-rata

memakan waktu 11 kali lebih lama dari waktu kontrak semestinya. Dan waktu tersingkat

pada jenis proyek bangunan infrastruktur yang rata-rata menghabiskan waktu 2,6 kali dari

waktu kontrak yang disepakati di awal.

Page 19: PELATIHAN PENYELESAIAN SENGKETA KONTRAK KONSTRUKSI … · PELATIHAN PENYELESAIAN SENGKETA KONTRAK KONSTRUKSI ... A. CONTOH KASUS PENYELESAIAN SENGKETA MELALUI PENGADILAN..... 18 Para

Modul 6 Analisis Penyelesaian Sengketa Kontrak Konstruksi

13

Penggambaran faktor penyebab sengketa konstruksi dapat memberikan pengetahuan

bahwa setiap jenis proyek konstruksi memiliki karakteristik berbeda.. Melalui modul ini,

diharapakan peserta dapat mengetahui proses penyelesaian sengketa dan dapat

mengidentifikasi potensi kelemahan-kelemahan kontrak yang digunakan saat ini, sehingga

dapat merekomendasikan perbaikannya dan dapat juga digunakan sebagai rekomendasi

perbaikan standar kontrak yang berlaku di Indonesia.

Untuk jenis proyek, bahwa proyek yang paling banyak menjadi permasalahan sengketa

adalah proyek pembangunan mall atau yang termasuk building construction.

Proyek untuk mencari keuntungan, sehingga pada proyek ini akan banyak menimbulkan

konflik akibat tuntutan yang tinggi. Tuntutan ini pada umumnya dari sisi tampilan, efisiensi

bangunan, keamanan maupun pemengembangkan.Proyek bangunan dan industri khusus

tidak memiliki pengaruh pada penelitian ini. Hal ini dikarenakan proyek bangunan umumnya

memiliki tingkat kompleksitas yang relatif rendah karena hanya mencakup renovasi ataupun

instalasi, sedangkan untuk industri khusus, walaupun memiliki tingkat kompleksitas yang

tinggi,namun belum banyak dibangun di Indonesia.

Hasil penelitian lebih lanjut antara para pihak yang bersengketa, pihak yang mengajukan

gugatan, serta jenis proyek menghasilkan suatu kesimpulan baru.Proyek bangunan

merupakan jenis proyek yang paling dominan dominan bersengketa. Dari lima kasus proyek

bangunan, empat diantaranya merupakan sengketa antara pihak BUMN dan swasta. Apabila

dihubungkan antara jenis proyek dengan pihak lima kasus proyek bangunan, seluruhnya

merupakan permohonan pihak penyedia jasa, namun empat diantaranya dimenangkan oleh

pengguna jasa.

Penyebab sengketa paling dominan yang ditempuh melalui jalur litigasi adalah faktor

pekerjaan (task factors memberi pengaruh besar adalah komponen internalAnalisis biaya

digugat didefinisikan sebagai biaya yang diperjuangkan oleh kedua belah

Pihak yang sengketa. Besarnya biaya ini diperoleh dari angka dalam satuan Rupiah, yang

dijadikan dasar pengajuan tuntutanoleh salah satu pihak kepada pihak lain. Analisis biaya

digugat diperlukan untuk memberi gambaran mengenai hasil putusan Mahkamah Agung

Indonesia.

Setelah mengikuti lembar kerja tersebut di atas dan menyepakati hasil dari diskusi tersebut

berarti .Anda telah menyelesaikan materi identifikasi dampak sengketa kontrak konstruksi..

Silahkan mencoba latihan berikut untuk mengingat kembali dan mengukur tingkat

kerberhasilan anda sampai pada tahap pembelajaran ini.

Page 20: PELATIHAN PENYELESAIAN SENGKETA KONTRAK KONSTRUKSI … · PELATIHAN PENYELESAIAN SENGKETA KONTRAK KONSTRUKSI ... A. CONTOH KASUS PENYELESAIAN SENGKETA MELALUI PENGADILAN..... 18 Para

Modul 6 Analisis Penyelesaian Sengketa Kontrak Konstruksi

14

LATIHAN SOAL 1

1. Sebutkan jenis-jenis sengketa!

2. Dampak apa saja yang ditimbulkan setelah terjadinya sengketa?

3. Bagaimana cara menganalisa suatu sengketa kontrak kerja konstuksi?

4. Bagaimana cara penyelesaian sengketa kontrak konstruksi untuk mengurangi dampak

yang ditimbulkan akibat adanya sengketa tersebut?

Apabila belum berhasil menjawab silahkan pelajari kembali materi terkait pengertian

sengketa kontrak konstruksi pada modul sebelumnya dan identifikasi dampak sengketa

kontrak kerja konstruksi pada modul ini. Selamat berlatih.

RANGKUMAN

Dari uraian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa :

Sengketa konstruksi dapat timbul antara lain karena klaim yang tidak dilayani misalnya

keterlambatan pembayaran, keterlambatan penyelesaian pekerjaan, perbedaan penafsiran

dokumen kontrak, ketidak mampuan baik teknis maupun manajerial dari para pihak. Selain

itu sengketa konstruksi dapat pula terjadi apabila pengguna jasa ternyata tidak

melaksanakan tugas-tugas pengelolaan dengan baik dan mungkin tidak memiliki dukungan

dana yang cukup.

Klaim adalah suatu tuntutan ataupun permohonan atas suatu keadaan dan apabila

dihubungkan dengan pengertian dalam dunia jasa konstruksi maka dapat diartikan secara

sederhana bahwa klaim konstruksi adalah permohonan atau tuntutan yang timbul dari atau

sehubungan dengan pelaksanaan suatu pekerjaan jasa konstruksi antara pengguna jasa

dan penyedia jasa atau antara penyedia jasa utama dengan sub-penyedia jasa atau

pemasok bahan atau antara pihak luar dengan pengguna jasa / penyedia jasa yang

bisaanya mengenai permintaan tambahan waktu, biaya atau kompensasi lain “

Dalam menghadapai masalah konstruksi haruslah diingat bahwa penyelesaian dengan

musyawarah jauh lebih baik dari pada mengajuan klaim.Tujuan yang hendak dicapai

bukanlah untuk membuktikan siapa yang benar melainkan penyelesaian masalah yang ada.

Banyak cara untuk menyelesaikan perselisihan dalam suatu proyek. Diperlukan sikap

terbuka (open minded) dan keinginan yang kuat dalam menyelesaikan masalah dari pihak

terlibat. Adanya kesadaran bahwa dalam menyelesaikan proyek tepat waku, cost dan

standar mutu dan spesifikasi sesuai dengan perjanjian sebelumnya adalah tujuan utamanya

(Wahyuni, 1996). Bila salah satu pihak tidak memenuhi syarat yang sudah dipenuhi, maka

perselisihan tersebut tidak akan selesai.

Jika klaim konstruksi tidak dapat diselesaikan dengan segera, pihak-pihak yang terlibat

harus dilanjutkan ke forum penyelesaian masalah lebih formal. Yang termasuk dalam hal ini

adalah : Negosiasi, Mediasi, Arbitrasi dan Litigasi.

Page 21: PELATIHAN PENYELESAIAN SENGKETA KONTRAK KONSTRUKSI … · PELATIHAN PENYELESAIAN SENGKETA KONTRAK KONSTRUKSI ... A. CONTOH KASUS PENYELESAIAN SENGKETA MELALUI PENGADILAN..... 18 Para

Modul 6 Analisis Penyelesaian Sengketa Kontrak Konstruksi

15

Penyelesaian sengketa melalui arbitrase lebih disukai, dalam Undang-Undang Arbitrase

Baru 1999, dinyatakan antara lain bahwa dibandingkan dengan berperkara biasa memalui

pengadilan negeri, arbitrase lebih diutamakan oleh pelaku bisnis internasional. Salah satu

sebab adalah karena “lebih cepat, murah dan sederhana”.

.Pada prakteknya walaupun pengaturan arbitrase sudah jelas dan pelaksanaannya bisa

berjalan tanpa kendala namun dalam eksekusinya sering mengalami hambatan dari

pengadilan negeri.

EVALUASI MATERI 1

Pilihlah salah satu jawaban dari soal evaluasi materi berikut dengan dilingkari atau

disilang.

1. Penyelesaian sengketa melalui pengadilan memiliki keuntungan. Di bawah ini yang

merupakan keuntungan pengadilan adalah ……

a. Mutlak terikat pada hukum acara yang berlaku

b. Majelis hakim pengadilan ditentukan oleh pemerintah

c. Pola pertimbangan pengadilan dan putusan hakim adalah win win

d. Tertutup untuk umum (kecuali kasus cerai)

2. Penyelesaian sengketa melalui pengadilan memiliki kelemahan. Di bawah ini yang

merupakan kelemahan pengadilan adalah ……

a. Biaya perkara relative mahal dan telah ditentukan oleh MARI

b. Adanya hambatan berarti dalam pembentukan majelis hakim yang memeriksa

perkara

c. Memiliki juru sita dan atau sarana pelaksanaan prosedur hukum acara

d. Pelaksanaan putusan tidak dapat dipaksakan secara efektif terhadap pihak yang

kalah dalam perkara

3. Berikutini yang merupakanbentuk Arbitrase adalah ….

a. arbitrase sementara (ad-hoc)

b. arbitrasipermanen (intitusi)

c. arbitrase semipermanen

d. jawaban a dan b benar

4. Penyelesaian sengketa melalui arbitrase memiliki keunggulan. Di bawah ini yang

merupakan keunggulan arbitrase adalah …..

a. keterlambatan yang diakibatkan karena hal prosedural dan administratif tidak dapat

dihindari

b. kerahasiaan sengketa para pihak terjamin

c. tempat penyelenggaraan arbitrase ditentukan

d. putusan arbitrase merupakan putusan yang tidak mengikat para pihak

5. Penyelesaian sengketa melalui arbitrase memiliki kelemahan. Di bawah ini yang

merupakan kelemahan arbitrase adalah …..

Page 22: PELATIHAN PENYELESAIAN SENGKETA KONTRAK KONSTRUKSI … · PELATIHAN PENYELESAIAN SENGKETA KONTRAK KONSTRUKSI ... A. CONTOH KASUS PENYELESAIAN SENGKETA MELALUI PENGADILAN..... 18 Para

Modul 6 Analisis Penyelesaian Sengketa Kontrak Konstruksi

16

a. Honorarium arbiter, panitera dan administrasi relative murah

b. Relative sulit untuk membentuk majelis arbitrase lembaga Arbitrase Ad hoc

c. Memiliki juru sita sendiri sehingga menghambat penetapan prosedur

d. Putusan arbitrase memiliki daya paksa yang efektif

Umpan Balik

Cocokan jawaban anda dengan Kunci Jawaban. Hitunglah jawaban anda yang benar,

kemudian gunakan rumus di bawah ini untuk mengetahui tingkat penguasaan anda terhadap

materi Modul

Untuk latihan soal, setiap soal memiliki bobot nilai yang sama, yaitu 20/soal.

Tes formatif:

Arti tingkat penguasaan yang Anda capai:

90 – 100 % = baik sekali

80 – 89 % = baik

70 – 79 % = cukup

< 70 % = kurang

Tindak Lanjut

Bila anda mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda dapat meneruskan ke materi

selanjutnya. Tetapi bila tingkat penguasaan anda masih di bawah 80%, Anda harus

mengulangi materi modul 6, terutama bagian yang belum anda kuasai.

Page 23: PELATIHAN PENYELESAIAN SENGKETA KONTRAK KONSTRUKSI … · PELATIHAN PENYELESAIAN SENGKETA KONTRAK KONSTRUKSI ... A. CONTOH KASUS PENYELESAIAN SENGKETA MELALUI PENGADILAN..... 18 Para

Modul 6 Analisis Penyelesaian Sengketa Kontrak Konstruksi

17

MATERI

STUDI KASUS :

PENYELESAIAN SENGKETA

KONSTRUKSI MELALUI

JALUR LITIGASI 2

MATERI 2 STUDI KASUS : PENYELESAIAN SENGKETA KONSTRUKSI MELALUI

JALUR LITIGASI

Indikator keberhasilan

Setelah mempelajari materi 2 tentang studi kasus penyelesaian sengketa

kontrak kerja konstruksi ini indikator ke keberhasilan adalah apabila anda

dapat :

1. Mengidentifikasi unsur-unsur hukum yang ada pada kasus sengketa

kontrak kerja konstruksi

2. Menganalisa penyelesaian sengketa kontrak konstruksi pada studi kasus

tersebut, dan

3. Menjelaskan metode penyelesaian sengketa konstruksi mana yang

paling efektif

Pada pembelajaran modul ini anda beserta kelompok diminta untuk prkatik langsung

bagaimana menganalisa suatu kasus penyelesaian sengketa kontrak konstruksi. Dalam

Kegiatan studi kasus ini Anda bersama kelompok diminta untuk :

1. Menjelaskan tentang proses menganalisa suatu penyelesaian sengketa konstruksi

mengkaitkan kegiatan belajar sebelumnya;

2. Mendikusikan baik secara pleno atau berkelompok tentang hasil studi kasus

penyelesaian sengketa konstruksi;

3. Membuat catatan berupa pokok-pokok pikiran yang dikemukakan peserta dalam

kelompok terkait analisa kasus yang ada;

4. Memberikan penegasan dengan memaparkan pokok-pokok pikiran penting tentang

hasil studi kasus dari contoh kasus penyelesaian sengketa kontrak konstruksi;

5. Buatlah kesimpulan dari analisa studi kasus penyelesaian sengketa kontrak konstruksi

yang telah dilakukan.

Page 24: PELATIHAN PENYELESAIAN SENGKETA KONTRAK KONSTRUKSI … · PELATIHAN PENYELESAIAN SENGKETA KONTRAK KONSTRUKSI ... A. CONTOH KASUS PENYELESAIAN SENGKETA MELALUI PENGADILAN..... 18 Para

Modul 6 Analisis Penyelesaian Sengketa Kontrak Konstruksi

18

A. CONTOH KASUS PENYELESAIAN SENGKETA MELALUI

PENGADILAN

Para Pihak

Para Pihak

PT. Gajah Muda Perkasa, berkedudukan di Jl. Sirnaresmi No. 161 Pelabuhan Ratu,

Sukabumi, Jawa Barat selaku Penggugat

melawan

1. Ambasador Gading Serpong

2. Paramount Serpong, keduanya berkedudukan di Jl. Boulevard Gading Serpong, Blok

BA 4/40-45 Gading Serpong, Tangerang, selaku para Tergugat.

Gugatan

Kontrak Konstruksi

No. 160/AGS/TEK-SP3/V/2006 tanggal 3 Mei 2006

No. 277/AGS/TEK-SP3/I/2007 tanggal 25 September 2006

No. 025/PS/TEK-SP3/2007 tanggal 17 Januari 2007

Tentang Pekerjaan Pembangunan Ruko Fifth Avenus ex Astadia No. 1, 2, 3, 5, 6, 8, 9, 10,

11, 12 dan No. 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 25, 26, 27;

Putusan Pengadilan Negeri Tangerang Putusan Nomor 366/ Pdt.G/2009/PN.Tng,

tanggal 8 Juni 2010

Bahwa PT. Gajah Muda Perkasa (Penggugat) telah menyelesaikan semua kewajibannya

seperti yang diminta baik oleh Ambasador Gading Serpong (Tergugat I) maupun

Paramount Serpong (Tergugat II) baik berdasarkan SPK, SPK Tambah Kurang, Side

Memo, Minutes of Meeting , maka proyek pembangunan di atas Tergugat I dan Tergugat II

mempunyai kewajiban pembayaran penyelesaian proyek tersebut dengan perincian

sebagai berikut:

Pekerjaan yang termasuk dalam Surat Perintah Kerja Rp. 172.821.911.89,-

Pekerjaan tambahan yang tidak termasuk dalam Surat Perintah Kerja Rp.

835.640.000,-

Total kewajiban Tergugat I dan Tergugat II sebesar Rp. 1.008.461.911,89,- (satu milyar

delapan ratus juta empat ratu enam puluh satu ribu Sembilan ratus sebelas koma delapan

puluh Sembilan rupiah).

Page 25: PELATIHAN PENYELESAIAN SENGKETA KONTRAK KONSTRUKSI … · PELATIHAN PENYELESAIAN SENGKETA KONTRAK KONSTRUKSI ... A. CONTOH KASUS PENYELESAIAN SENGKETA MELALUI PENGADILAN..... 18 Para

Modul 6 Analisis Penyelesaian Sengketa Kontrak Konstruksi

19

PUTUSAN

Terhadap gugatan tersebut Pengadilan Negeri Tangerang telah mengambil putusan, yaitu

nomor 366/Pdt.G/2009/PN.Tng. tanggal 8 Juni 2010 yang amarnya sebagai berikut:

1. Mengabulkan gugatan Penggugat untuk sebagian;

2. Menyatakan Tergugat I dan Tergugat II berkewajiban untuk membayar sisa

pembayaran pekerjaan pokok sebesar Rp. 172.821.911,89 kepada penggugat;

3. Menghukum Tergugat I dan Tergugat II secara tanggung renteng memanayar kepada

Penggugat uang sejumlah Rp. Rp. 172.821.911,89Rp. 172.821.911,89;

4. Menolak gugat Peggugat untuk selebihnya;

5. Menghukun Penggugat untuk membayar biaya yang timbul akibat perkara ini yang

hingga kini dihitung sejumlah Rp. 266.000,- (dua ratus enam puluh enam ribu rupiah).

Putusan Pengadilan Tinggi Banten Nomor 85/Pdt/2010/PT.Btn., tanggal 24 Februari

2011

Dalam tingkat banding atas permohonan Penggugat putusan Pengadilan Negeri tersebut

telah dinyatakan tidak dapat diterima oleh Pengadilan Tinggi Banten dengan ptusaun

Nomor 85/Pdt/2010/Pt.Btn, tanggal 24 Februari 2011yang marnya sebagai berikut:

1. Menyatakan permohonan banding yang dimohonkan oleh PT. gajah MAda Persada

(Pembanding semula Penggugat) tidak dapat diterima;

2. Menghukum Pembanding semula Pengugat untuk membayar biaya perkara dalam

kedua tingkat peradilan yang dalam tingkat banding sebesar Rp.150.000,- (seratus

lima puluh ribu rupiah)

Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 1586 K/Pdt/2011

PT. Gajah Mada Persada mengajukan permohonan kasasi dengan memori kasasi yang

pokoknya adalah:

1. Judex Facti salah menerapkan atau melanggar hukum yang berlaku; Bahwa Majelis

Hakim Pengadilan Tinggi Banten telah salah atau lalai dalam menerapkan undang-

undang khususnya pasal 50Undang-undang No, 48 tahun 2009 tentang kekuasaan

Kehakiman yangmenyatakan “Putusan Pengadilan selain harus memuat alasan dan

dasr putusan, juga memuat pasal tertentu dari peraturan perudang-undangan yang

bersangkutan atau sumber hukum tak tertulis yang dijadikan dasr untuk mengadilu”,

bahwa didalam memutuskan perkara tersebut Majelis Hakim Pengadilan Tinggi

Banten tidak memuat satu pasalpun dari peraturan Perundang-udangan yang

berlaku;

2. Bahwa Pemohon kasasi sangat keberatan dengan pertimbangan Majelis Hakim

Pengadilan Negeri Tangerang pada halam 34 alinea 3 (tiga) yang menyatakan:’

Page 26: PELATIHAN PENYELESAIAN SENGKETA KONTRAK KONSTRUKSI … · PELATIHAN PENYELESAIAN SENGKETA KONTRAK KONSTRUKSI ... A. CONTOH KASUS PENYELESAIAN SENGKETA MELALUI PENGADILAN..... 18 Para

Modul 6 Analisis Penyelesaian Sengketa Kontrak Konstruksi

20

menimbang bahwa bukti-bukti tersebut di atas dari segi formil nilai bukti dari alat bukti

surat adalah merupakan surat-surat biasa, yang baru dianggap sebagai permulaan

pembuktian dengan surat, sehingga dibutuhkan alat bukti lain sebagai pendukung

untuk memberikannya mempunyai nilai bukti menurut hukum…”, Dan pada halaman

29 alenia 4 (empat) Majelis Hakim Pengadilan Negeri Tangerang menyatakan:

“Menimbang, bahwa ternyata selama proses persidangan perkara ini tidak ada alat

bukti lain yang diajukan oleh Penggugat untuk mendukung alat bukti surat

sebagaimana dijelaskan di atas, maka dengan demikian surat-surat dimaksud

tidaklah mempunyai nilai untuk membuktikan dalil yang menjadi beban pembuktian

Penggugat.

3. Bahwa dalam pertimbangan pada point 2 (dua) di atas, Majelis Hakim Pengadilan

Negeri Tangerang, telah lalai atau salah menerapkan hukum/peraturan, karena sudah

sangat jelas selain mengajukan bukti-bukti tersebut di atas Pemohon Kasasi telah

pula mengajukan saksi yaitu sdr. Agus Hartriyanto yang memebrikan eternagn di

depan persidangan di bawah sumpah sebagai berikut: menerangkan bahwa dalam

pengerjaan proyek embangunan ruko Fifth Avenue ex MPU, Fifth Avenue ex astadia

dan renovasi kantor pemasaran, terdapat pekerjaan-pekerjaan yang dilakukan

Penggugat di luar dari pekerjaan pokok dan pekerjaan ini tentunya menjadi pekerjaan

tambah dan dalam pembangunan ruko tersebut ada 3 kontraktor yang mempunyai

keajiban pekerjaan yang seharusnya ikerjakan oleh kontrator lain, tetapi tidak

dikerjakan dan Tergugta I memerintahkan Penggugat melalui site memo, surta resmi

atau bahkan hanya dengan lisan, untuk mengerjakan pekerjaan-pekerjaan tersebut;

4. Bahwa terbukti berdasarkansaksi Agung Hartriyanto yang memberikan keterangan di

hadapan persidangan di bawah sumpah, menerangkan bahwa perintah-perintah kerja

tambahan tersebut diberikan langsung oleh para Tergugat dengan menggunakan site

memo, surat resmi, atau bahkan hanya dengan lisan, jadi tidak benar apabila

diakatakan Pemohon Kasasi/Pembanding/Penggugat tidak mengajukan bukti

pendukung lain;

5. Bahwa apabila Majelis Hakim Pengadilan Negeri Tangerang mempertimbangkan alat-

alat bukti berupa saksi yang Penggugat ajukan tersebut, jelas terlihat bahwa alat-alat

bukti surat miliki Pemohon Kasasi/Pembanding/Penggugat telah mempunyai nilai

pembuktian yang sempurna;

6. Bahwa dengan demikian telah sempuranya bukti-bukti surat Penggugat ajukan yaitu

P-6, P-7, P-8, P-9, P-14, P-15, P-16, P-17, P-18, P-19, P-23 maka pertimbangan

judexfactipada halaman 35 alenia 4 seharusnya manjadi suatu pertimbangan yang

cacat hukum;

7. Bahwa Majelis Hakim Pengadilan Negeri Tangerang telah salah atau lalai dalam

penerapan hukum karena telah tidak mempertimbangkan alat bukti

Penggugat/Pemohon Kasasi/Pembanding yaitu saksi Agus Hartriyanto, yang apabila

bukti tersebut dipertimbangkan tentunya akan sampai pada suatu kesimpulan yang

menyatakan bahwa memang benar pekerjaan-pekerjaan Pemohon Kasasi/Penggugat

yang dikerjakan berdasarkan perintah-perintah dari Termohon Kasasi/Tergugat

melalui surat, site memo, tanda tangan gambar dll. sebagaimana Pemohon

Page 27: PELATIHAN PENYELESAIAN SENGKETA KONTRAK KONSTRUKSI … · PELATIHAN PENYELESAIAN SENGKETA KONTRAK KONSTRUKSI ... A. CONTOH KASUS PENYELESAIAN SENGKETA MELALUI PENGADILAN..... 18 Para

Modul 6 Analisis Penyelesaian Sengketa Kontrak Konstruksi

21

Kasasi/Penggugat ajukan sebagai bukti yaituP-6, P-7, P-8, P-9, P-14, P-15, P-16, P-

17, P-18, P-19, P-23, merupakan pekerjaan tambah diluar dari Surat Perintah Kerja

Pokok;

8. Bahwa berkaitan dengan itu maka pertimbangan Majelis Hakim Pengadilan Negeri

Tangerang dalam halaman 36 alenia 7 (tujuh) pun seharusnya menjadi berbeda,

karena dengan telah terbuktinya dalil Penggugat/Pembanding, maka terbukti pula

Tergugat/Termohon Kasasi/Terbanding, telah melakukan wanprestasi dan

dibebankan untuk membayar sisa tagihan pokok sebesar Rp172.821.811,89 dan

pekerjaan tambah senilai Rp835.640.000,-

Pertimbangan Hakim

Mahkamah Agung berpendapat:

Mengenai alasan ke-1 sampai dengan ke-8:

Bahwa alasan-alasan ini tidak dapat dibenarkan, karena judex facti tidak salah menerapkan

hukum dengan pertimbangan Penggugat/Pembanding terlambat mengajukan banding,

sehingga permohonan banding tidak dapat diterima;

Bahwa alasan-alasan kasasi pada hakekatnya mengenai penilaian hasil pembuktian yang

bersifat penghargaan tentang suatu kenyataan, hal mana tidak dapat dipertimbangkan

dalam pemeriksaan dalam tingkat kasasi, karena pemeriksaan dalam tingkat kasasi hanya

berkenaan dengan adanya kesalahan penerapan hukum, adanya pelanggaran hukum yang

berlaku, adanya kelalaian dalam memenuhi syarat-syarat yang diwajibkan oleh peraturan

perundang-undangan yang mengancam kelalaian itu dengan batalnya putusan yang

bersangkutan atau pengadilan tidak berwenang atau melampaui batas wewenangnya

sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 30 Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1985

sebagaimana yang telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2004 dan

perubahan kedua dangan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2009;

Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan diatas, lagi pula ternyata bahwa putusan

judex facti dalam perkara ini tidak bertentangan dengan hukum dan/atau undang-undang,

maka permohonan kasasi yang diajukan oleh Pemohon Kasasi PT. GAJAH MUDA

PERSADA tersebut ditolak;

Page 28: PELATIHAN PENYELESAIAN SENGKETA KONTRAK KONSTRUKSI … · PELATIHAN PENYELESAIAN SENGKETA KONTRAK KONSTRUKSI ... A. CONTOH KASUS PENYELESAIAN SENGKETA MELALUI PENGADILAN..... 18 Para

Modul 6 Analisis Penyelesaian Sengketa Kontrak Konstruksi

22

PEMBELAJARAN

Berdasarkan kasus perdata tersebut di atas,

a. Menurut saudara pelajaran apa yang bisa diambil dari kasus perdata tersebut di atas?

b. Apakah putusan hakim MA yang dijatuhkan terhadap salah satu pihak sudah sesuai

dengan harapan masyarakat?

Page 29: PELATIHAN PENYELESAIAN SENGKETA KONTRAK KONSTRUKSI … · PELATIHAN PENYELESAIAN SENGKETA KONTRAK KONSTRUKSI ... A. CONTOH KASUS PENYELESAIAN SENGKETA MELALUI PENGADILAN..... 18 Para

Modul 6 Analisis Penyelesaian Sengketa Kontrak Konstruksi

23

Kesimpulan

Rangkuman

Buatlah rangkuman dari apa yang sudah Anda pelajari dari Studi Kasus Penyelesaian

Sengketa Melalui Pengadilan tersebut diatas. Terrmasuk unsur hukum kontrak konstruksi

yang ada pada kasus tersebut.

Page 30: PELATIHAN PENYELESAIAN SENGKETA KONTRAK KONSTRUKSI … · PELATIHAN PENYELESAIAN SENGKETA KONTRAK KONSTRUKSI ... A. CONTOH KASUS PENYELESAIAN SENGKETA MELALUI PENGADILAN..... 18 Para

Modul 6 Analisis Penyelesaian Sengketa Kontrak Konstruksi

24

B. CONTOH KASUS PENYELESAIAN SENGKETA MELALUI

ARBRITASE

Para Pihak

PT. Putra Semesta Baruga,

Berkedudukan di Komplek BTN. Makkio Baji D 8/9 Makassar, (dahulu Berkedudukan di

jalan Ahmad Yani No. 35 E Makasar ) ;

Selaku Pemohon Perkara arbitase di BANI

Melawan

Muh. Djafaral Saihal, Ketua Umum DPC HIPPI Kabupaten Mamuja Bertempat tinggal di

Lumba- Lumba Nomor 27 Bulukumba ;

Selaku Termohon perkara Arbitase di BANI

Gugatan

Kontrak Kontruksi :

No 006/PSB/ADM/X/1998 tanggal 8 Oktober 1998 tentang pembangunan Lods Pasar

Sentral Mamuja, di Kabupaten Mamuju

PUTUSAN

Terhadap gugatan tersebut Badan Arbitase Nasional telah Mengambil keputusan No.

229/VII/ARBBANI/2006Tanggal 12 juli 2007 yang isinya mengabulkan tuntutan ganti rugi

yang di ajukan oleh pemohon, PT Putra semesta Baruga, sehubungan dengan

pembangunan Lods Pasar Sentral Mamuju, dengan dasar termohon telah melakukan

wanprestasi, akibat tidak dipenuhinya batas waktu penyelesaian.

Putusan Pengadilan Negeri Mamuju No 09/Pdt, ARB. BANI/2007/PN.MU tanggal 2

oktober 2007 putusan lembaga arbitase di atas ternyata tidak final, karena pihak yang

kalah dalam putusan arbitase dalam hal ini, Muh Djafaral Saihal, menyatakan

ketidaksetujuannya dan mengajukan gugatan ke pengadilan Negeri Mamuju danpihak

pengadilan negeri menerima serta mengadili perkaranya. Setelah memlaui suatu proses,

pengadilan negeri mamuju menjatuhkan putusannya No.09/Pdt, ARB.BANI/2007/PN.MU

tanggal 2 Oktober 2007 yang isinya mengukuhkan putusan lembaga arbitase,

Page 31: PELATIHAN PENYELESAIAN SENGKETA KONTRAK KONSTRUKSI … · PELATIHAN PENYELESAIAN SENGKETA KONTRAK KONSTRUKSI ... A. CONTOH KASUS PENYELESAIAN SENGKETA MELALUI PENGADILAN..... 18 Para

Modul 6 Analisis Penyelesaian Sengketa Kontrak Konstruksi

25

229/VII/ARBBANI/2006 tanggal 17 juli 2007

Putusan Mahkamah Agung No 259.K/Pdt.Sus/2008 tanggal 28 juli 2008 Pihak yang

kalah dalam perkara di pengadilan Negeri Mamuju, dalam hal ini Muh.Djafaral Saihal,

mengajukan banding ke Mahkamah agung, dengan alasan tidak dipenuhinya ketentuan

pasal 72 ayat 2 dan pasal 72 ayat 3 UU no 30 tahun 1999. Atas perjanjian pemborongan

tersebut, kedua belah pihak telah melakukan kesepakatan bersama pada tanggal 16

agustus 1999, disepakatinya suatu perubahan status kedua belah pihak yakni kedua

belah pihak justru bekerja sama dalam disepakatinya pula kalau pihak kedua menjadi ikut

sebagai penjual bangunan Lods Pasar sebagaimana termuat dalam kesaksian tertulis

Ketua KSU satria 45 Soppeng, Putusan Mahkamah Agung No 259.K/Pdt.Sus/2008

tanggal 28 juli 2008 tanggal 28 juli 2008, menyatakan menguatkan putusan pengadilan

negeri mamuju. No 09/Pdt, ARB. BANI/2007/PN.MU tanggal 2 oktober 2007 , yang

mengukuhkan putusan lembaga Arbitase No 229/VII/ARBBANI/2006 tanggal 17 Juli 2007.

Pertimbangan Hakim

Menyatakan menguatkan putusan pengadilan negeri mamuju. No 09/Pdt, ARB.

BANI/2007/PN.MU tanggal 2 oktober 2007 , yang mengukuhkan putusan lembaga Arbitase

No 229/VII/ARBBANI/2006 tanggal 17 Juli 2007.

PEMBELAJARAN

Berdasarkan kasus perdata tersebut di atas,

a. Menurut saudara pelajaran apa yang bisa diambil dari kasus perdata tersebut di atas?

Page 32: PELATIHAN PENYELESAIAN SENGKETA KONTRAK KONSTRUKSI … · PELATIHAN PENYELESAIAN SENGKETA KONTRAK KONSTRUKSI ... A. CONTOH KASUS PENYELESAIAN SENGKETA MELALUI PENGADILAN..... 18 Para

Modul 6 Analisis Penyelesaian Sengketa Kontrak Konstruksi

26

b. Apakah putusan hakim MA yang dijatuhkan terhadap salah satu pihak sudah sesuai

dengan harapan masyarakat?

Page 33: PELATIHAN PENYELESAIAN SENGKETA KONTRAK KONSTRUKSI … · PELATIHAN PENYELESAIAN SENGKETA KONTRAK KONSTRUKSI ... A. CONTOH KASUS PENYELESAIAN SENGKETA MELALUI PENGADILAN..... 18 Para

Modul 6 Analisis Penyelesaian Sengketa Kontrak Konstruksi

27

Kesimpulan

Rangkuman

Buatlah rangkuman dari apa yang sudah Anda pelajari dari Studi Kasus Penyelesaian

Sengketa Melalui Pengadilan tersebut diatas. Terrmasuk unsur hukum kontrak konstruksi

yang ada pada kasus tersebut.

Page 34: PELATIHAN PENYELESAIAN SENGKETA KONTRAK KONSTRUKSI … · PELATIHAN PENYELESAIAN SENGKETA KONTRAK KONSTRUKSI ... A. CONTOH KASUS PENYELESAIAN SENGKETA MELALUI PENGADILAN..... 18 Para

Modul 6 Analisis Penyelesaian Sengketa Kontrak Konstruksi

28

PENUTUP

Dalam menghadapai masalah sengketa kontrak konstruksi haruslah diingat bahwa

penyelesaian dengan musyawarah jauh lebih baik dari pada mengajuan klaim.Tujuan yang

hendak dicapai bukanlah untuk membuktikan siapa yang benar melainkan penyelesaian

masalah yang ada. Banyak cara untuk menyelesaikan perselisihan dalam suatu proyek.

Diperlukan sikap terbuka (open minded) dan keinginan yang kuat dalam menyelesaikan

masalah dari pihak terlibat. Adanya kesadaran bahwa dalam menyelesaikan proyek tepat

waku, cost dan standar mutu dan spesifikasi sesuai dengan perjanjian sebelumnya adalah

tujuan utamanya Bila salah satu pihak tidak memenuhi syarat yang sudah dipenuhi, maka

perselisihan tersebut tidak akan selesai.

Apabila sengketa kontrak kerja konstruksi tidak dapat diselesaikan dengan segera, pihak-

pihak yang terlibat harus dilanjutkan ke forum penyelesaian masalah lebih formal. Yang

termasuk dalam hal ini adalah : Negosiasi, Mediasi, Arbitrasi dan Litigasi. Jalur litigasi

merupakan pilihan terkahir karena berbagai kelemahan yang melekat pada badan

pengadilan dalam menyelesaikan sengketa, baik kelemahan yang dapat diperbaiki ataupun

tidak, maka banyak kalangan yang ingin mencari cara lain atau institusi lain dalam

menyelesaikan sengketa di luar badan-badan pengadilan..

Dalam hal upaya penyelesaian sengketa tidak tercantum dalam kontrak kerja konstruksi para

pihak yang bersengketa membuat suatu persetujuan tertulis mengenai tata cara

penyelesaian sengketa yang akan dipilih. Tahapan upaya penyelesaian sengketa

meliputi:Mediasi; Konsiliasi; dan Arbitrase yaitu BADAPSKI. Selain upaya penyelesaian

sengketa para pihak dapat membentuk dewan sengketa. Dalam hal upaya penyelesaian

sengketa dilakukan dengan membentuk dewan sengketa pemilihan keanggotaan dewan

sengketa dilaksanakan berdasarkan prinsip profesionalitas dan tidak menjadi bagian dari

salah satu pihak.

Dari pembelajaran modul ini peserta diharapkan dapat menganalisa contoh kasus sengketa

kontrak konstruksi yang ada sehingga menghasilkan suatu hasil analisa kasus tersebut.

Page 35: PELATIHAN PENYELESAIAN SENGKETA KONTRAK KONSTRUKSI … · PELATIHAN PENYELESAIAN SENGKETA KONTRAK KONSTRUKSI ... A. CONTOH KASUS PENYELESAIAN SENGKETA MELALUI PENGADILAN..... 18 Para

Modul 6 Analisis Penyelesaian Sengketa Kontrak Konstruksi

29

KUNCI JAWABAN

Jawaban Evaluasi

1. B

2. D

3. D

4. A

5. C

Page 36: PELATIHAN PENYELESAIAN SENGKETA KONTRAK KONSTRUKSI … · PELATIHAN PENYELESAIAN SENGKETA KONTRAK KONSTRUKSI ... A. CONTOH KASUS PENYELESAIAN SENGKETA MELALUI PENGADILAN..... 18 Para

Modul 6 Analisis Penyelesaian Sengketa Kontrak Konstruksi

30

DAFTAR PUSTAKA

Buku Referensi

Abdurrasyid, P (2002) Pengusaha Indonesia Perlu Meningkatkan Minatnya Terhadap

Arbitrase dan Alternatif Penyelesaian Sengketa (Alternative Disputes

Resolution – ADR/ Arbitration) Suatu Kajian, dalam Jurnal : Hukum Bisnis, Vol

21/ Oktober-November 2002

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia,

www.putusan.mahkamahagung.go.id

“Different Types of Construction Contracts and Projects” Sudargo, G. (1999).

Fisher, R, et.al. (1991) Getting To Yes: Teknik Berunding Menuju Kesepakatan Tanpa

Memaksakan Kehendak, dalam Hariyanto, D dan Situmorang G (Terj.), Yayasan

Obor Indonesia, Jakarta

Fuady, M (2002) Penyelesaian Sengketa Bisnis Melalui Arbitrase, dalam Jurnal :

Hukum Bisnis, Vol 21/ Oktober-November 2002

Goetz, J., Gibson G. (2009), Quantification of Transactional Dispute Resolution Costs

for the U.S. Construction Industry”.Dissertation. University of Texas..

Goodpaster (1999) Panduan Negosiasi dan Mediasi, dalam Togar Simanjuntak (Terj.),

Ellips

Grace, F. (2010), American Society of Civil Engineers.

Harahap, M.Y (2002) Beberapa Catatan Yang Perlu Mendapat Perhatian atas UU No. 30

tahun 1999, dalam Jurnal : Hukum Bisnis, Vol 21/ Oktober-November 2002

Huala Adolf, Hukum Penyelesaian Sengketa Internasional, Jakarta, Sinar Grafika, 2008,

hal.1

Henry Campbel Black, Black’s Law Dictionary 5th ed, st. Paul MN, West publishing Co.

1979, hal. 224

Munir, M (1997). Penggunaan Pengadilan Negeri Sebagai Lembaga Untuk

Menyelesaikan Sengketa Dalam Masyarakat Kasus penyelesaian sengketa

yang berkaitan dengan tanah dalam masyarakat di Kabupaten Bangkalan,

Madura.Surabaya :Disertasi,Universitas Airlangga Program Pascasarjana.

Nugroho, J (1998) Diktat Kuliah : Hukum Acara Peradilan Tata Usaha Negara, STIH

Jenderal Sudirman, Lumajang

Page 37: PELATIHAN PENYELESAIAN SENGKETA KONTRAK KONSTRUKSI … · PELATIHAN PENYELESAIAN SENGKETA KONTRAK KONSTRUKSI ... A. CONTOH KASUS PENYELESAIAN SENGKETA MELALUI PENGADILAN..... 18 Para

Modul 6 Analisis Penyelesaian Sengketa Kontrak Konstruksi

31

Oxford.Gebken, R. (2006), “Risk Managemen and Construction”. Blackwell.

Prof. H. Priatna Abdulrasyid, Arbitrase Dan Alternatif Penyelesaian Sengketa Suatu

Pengantar,PT. Fikhahati Aneka, Jakarta, 2002, hal. iii Universitas Sumatera Utara 2.

Prodjodikoro, Wirjono. 1984.Hukum Acara Perdata di Indonesia. Bandung. Sumur

Bandung.

Situmorang, Victor m. .1993.Perdamaian dan Perwasitan dalam Hukum Acara

Perdata.Jakarta. PT Rineka Cipta

Syahrani, Riduan. 1988. Hukum Acara Perdata di Lingkungan Peradilan

Umum.Jakarta.Pustaka Kartini

Yan (2011), “Anatomy of Construction Disputes”. Run Run Shaw Library.

Yasin, Nazarkhan. 2004. Mengenal Klaim Konstruksi & Penyelesaian Sengketa

Konstruksi.PT. Gramedia Pustaka Utama.

Yasin,Nazarkhan.2006.Mengenal Kontrak Konstruksi di Indonesia.PT.Gramedia Pustaka

Utama

W.J.S. Poewodarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, PN Balai Pustaka, 1976, hal. 506

Universitas Sumatera Utara “

Peraturan Perundang-undangan

Kitab Undang-Undang Perdata

Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2017Tentang Jasa Kontruksi.

Peraturan Pemerintah Nomor. 29 Tahun 2000 Tentang Peyelenggaraan Jasa Kontruksi

Undang-Undang Arbitrase Baru”, PT. Citra Aditya Bakti. Jakarta.

Website Referensi

Http:id.wikipedia.org/wiki/mediasi di akses pada tanggal 16 Oktober 2012

Http:://fourseasonnews.blogspot.com/2012/04/pengertian-konsiliasi.html diakses pada

tanggal 17 Oktober 2012 Cipta.1993.hlm 85

http://jurnal.uajy.ac.id/download/8/1/Alternatif%Penyelesaian%20Sengketa%20Jasa%20Kon

struksi.pcMirip, diakses pada tanggal 16 Oktober 2012, Pukul 13:15 WITA

Page 38: PELATIHAN PENYELESAIAN SENGKETA KONTRAK KONSTRUKSI … · PELATIHAN PENYELESAIAN SENGKETA KONTRAK KONSTRUKSI ... A. CONTOH KASUS PENYELESAIAN SENGKETA MELALUI PENGADILAN..... 18 Para

Modul 6 Analisis Penyelesaian Sengketa Kontrak Konstruksi

32

GLOSARI

Legal Procedence : Keterikatan putusan-putusan arbitrase sebelumnya

Badapski : Badan Alternatif Penyelesaian Sengketa Konstruksi

Heavy Consruction : Konstruksi Berat

BUMN : Badan Usaha Milik Negara

Open minded : Sikap Terbuka

Kasasi : Pembatalan atas keputusan-keputusan pengadilan