PELATIHAN PENANGANAN ANAK USIA DINI YANG MENGALAMI DISLEXIA BAGI GURU-GURU TK GUGUS VIII KECAMATAN...

8
84 Abdimas Pedagogi: Jurnal Ilmiah Pengabdian kepada Masyarakat Vol 2, No. 2, 2019, hlm.8491 DOI: ISSN 2615-3122 (online) ISSN 2548-6683 (print) PELATIHAN PENANGANAN ANAK USIA DINI YANG MENGALAMI DISLEXIA BAGI GURU-GURU TK GUGUS VIII KECAMATAN LOWOKWARU KOTA MALANG Tomas Iriyanto * , Eny Nur Aisyah, Leni Gonadi, Evania Yafie, Alfiana Fajarwatiningtyas Jurusan KSDP, Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Malang, Indonesia *e-mail: [email protected]. artikel masuk: 8 Juli 2018; artikel diterima: 13 Desember 2019 Abstract: Based on the results of field visits and interviews with some kindergarten teachers in the VIII cluster in Lowokwaru District, Malang, the following conditions and findings were obtained. Most kindergarten teachers have never received information and training on handling early childhood who experience language development barriers (dyslexia). The objectives of this training are: (1) teachers can get to know in advance about the condition of their students who are suspected of experiencing developmental barriers (2) teachers will gain theoretical and practical scientific insights about handling early childhood who are suspected of experiencing speech development barriers (3 ) teachers can make early detection of the condition of their students who experience language development obstacles. This training took place at TK Lab State University of Malang in April 2018. Participants were followed by 20 teachers from several institutions in the Group 8 cluster Lowokwaru, Malang City. The training is conducted using discussion, brainstorming, drill, and assignment methods. The result of dedication is an increase in the knowledge and skills of teachers in dealing with early childhood children who experience dyslexia. It can be concluded that community service in the form of training on how to handle children who suffer from dyslexia for group 8 Kindergarten teachers in Lowokwaru District, Malang City has been well and successful. It is recommended, for Kindergarten 8 Kindergarten teachers in Malang Lowokwaru District who have participated in the training can apply it in learning, disseminating the knowledge and skills they have to other teachers around their assignments. Keywords: dyslexia; handling; developmental barriers; early childhood Abstrak: Berdasarkan hasil kunjungan lapangan dan wawancara dengan sebagian guru-guru TK di gugus VIII Kecamatan Lowokwaru Kota Malang diperoleh keadaan dan temuan sebagai berikut. Sebagian besar guru-guru TK belum pernah mendapatkan informasi dan pelatihan tentang penanganan anak usia dini yang mengalami hambatan perkembangan bahasa (dislexia). Tujuan pelatihan ini adalah: (1) guru dapat mengenal lebih awal tentang kondisi anak-anak didiknya yang diduga mengalami hambatan perkembangan (2) guru-guru akan memperoleh wawasan keilmuan teoritis dan praktis tentang penanganan anak usia dini yang diduga mengalami hambatan perkembangan berbicara (3) guru dapat melakukan deteksi dini terhadap kondisi anak didiknya yang mengalami hambatan perkembangan bahasa. Pelatihan ini berlangsung di TK Lab Universitas Negeri Malang pada bulan April 2018. Peserta diikuti oleh 20 guru yang berasal dari beberapa lembaga paud Gugus 8 Kec. Lowokwaru, Kota Malang. Pelaksanaan pelatihan dilakukan dengan menggunakan metode diskusi, brainstorming, drill,

description

Based on the results of field visits and interviews with some kindergarten teachers in the VIII cluster in Lowokwaru District, Malang, the following conditions and findings were obtained. Most kindergarten teachers have never received information and training on handling early childhood who experience language development barriers (dyslexia). The objectives of this training are: (1) teachers can get to know in advance about the condition of their students who are suspected of experiencing developmental barriers (2) teachers will gain theoretical and practical scientific insights about handling early childhood who are suspected of experiencing speech development barriers (3 ) teachers can make early detection of the condition of their students who experience language development obstacles. This training took place at TK Lab State University of Malang in April 2018. Participants were followed by 20 teachers from several institutions in the Group 8 cluster Lowokwaru, Malang City. The training is conducted using discussion, brainstorming, drill, and assignment methods. The result of dedication is an increase in the knowledge and skills of teachers in dealing with early childhood children who experience dyslexia. It can be concluded that community service in the form of training on how to handle children who suffer from dyslexia for group 8 Kindergarten teachers in Lowokwaru District, Malang City has been well and successful. It is recommended, for Kindergarten 8 Kindergarten teachers in Malang Lowokwaru District who have participated in the training can apply it in learning, disseminating the knowledge and skills they have to other teachers around their assignments.

Transcript of PELATIHAN PENANGANAN ANAK USIA DINI YANG MENGALAMI DISLEXIA BAGI GURU-GURU TK GUGUS VIII KECAMATAN...

Page 1: PELATIHAN PENANGANAN ANAK USIA DINI YANG MENGALAMI DISLEXIA BAGI GURU-GURU TK GUGUS VIII KECAMATAN LOWOKWARU KOTA MALANG

84

Abdimas Pedagogi: Jurnal Ilmiah Pengabdian kepada Masyarakat

Vol 2, No. 2, 2019, hlm.84—91

DOI:

ISSN 2615-3122 (online)

ISSN 2548-6683 (print)

PELATIHAN PENANGANAN ANAK USIA DINI YANG

MENGALAMI DISLEXIA BAGI GURU-GURU TK GUGUS

VIII KECAMATAN LOWOKWARU KOTA MALANG

Tomas Iriyanto*, Eny Nur Aisyah, Leni Gonadi, Evania Yafie, Alfiana Fajarwatiningtyas

Jurusan KSDP, Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Malang, Indonesia

*e-mail: [email protected].

artikel masuk: 8 Juli 2018; artikel diterima: 13 Desember 2019

Abstract: Based on the results of field visits and interviews with some kindergarten teachers in

the VIII cluster in Lowokwaru District, Malang, the following conditions and findings were

obtained. Most kindergarten teachers have never received information and training on handling

early childhood who experience language development barriers (dyslexia). The objectives of

this training are: (1) teachers can get to know in advance about the condition of their students

who are suspected of experiencing developmental barriers (2) teachers will gain theoretical and

practical scientific insights about handling early childhood who are suspected of experiencing

speech development barriers (3 ) teachers can make early detection of the condition of their

students who experience language development obstacles. This training took place at TK Lab

State University of Malang in April 2018. Participants were followed by 20 teachers from

several institutions in the Group 8 cluster Lowokwaru, Malang City. The training is conducted

using discussion, brainstorming, drill, and assignment methods. The result of dedication is an

increase in the knowledge and skills of teachers in dealing with early childhood children who

experience dyslexia. It can be concluded that community service in the form of training on how

to handle children who suffer from dyslexia for group 8 Kindergarten teachers in Lowokwaru

District, Malang City has been well and successful. It is recommended, for Kindergarten 8

Kindergarten teachers in Malang Lowokwaru District who have participated in the training can

apply it in learning, disseminating the knowledge and skills they have to other teachers around

their assignments.

Keywords: dyslexia; handling; developmental barriers; early childhood

Abstrak: Berdasarkan hasil kunjungan lapangan dan wawancara dengan sebagian guru-guru

TK di gugus VIII Kecamatan Lowokwaru Kota Malang diperoleh keadaan dan temuan sebagai

berikut. Sebagian besar guru-guru TK belum pernah mendapatkan informasi dan pelatihan

tentang penanganan anak usia dini yang mengalami hambatan perkembangan bahasa (dislexia).

Tujuan pelatihan ini adalah: (1) guru dapat mengenal lebih awal tentang kondisi anak-anak

didiknya yang diduga mengalami hambatan perkembangan (2) guru-guru akan memperoleh

wawasan keilmuan teoritis dan praktis tentang penanganan anak usia dini yang diduga

mengalami hambatan perkembangan berbicara (3) guru dapat melakukan deteksi dini terhadap

kondisi anak didiknya yang mengalami hambatan perkembangan bahasa. Pelatihan ini

berlangsung di TK Lab Universitas Negeri Malang pada bulan April 2018. Peserta diikuti oleh

20 guru yang berasal dari beberapa lembaga paud Gugus 8 Kec. Lowokwaru, Kota Malang.

Pelaksanaan pelatihan dilakukan dengan menggunakan metode diskusi, brainstorming, drill,

Page 2: PELATIHAN PENANGANAN ANAK USIA DINI YANG MENGALAMI DISLEXIA BAGI GURU-GURU TK GUGUS VIII KECAMATAN LOWOKWARU KOTA MALANG

Iriyanto, dkk - Pelatihan Penanganan Anak Usia Dini yang Mengalami Dislexia... 85

dan penugasan. Hasil pengabdian yaitu meningkatnya wawasan pengetahuan dan keterampilan

guru-guru dalam menangani anak-anak usia dini yang mengalami gangguan dislexia. Dapat

disimpulkan bahwa pengabdian kepada masyarakat berupa pelatihan tata cara penanganan

anak Aud yang mengalami gangguan dislexia bagi guru-guru TK gugus 8 Kecamatan

Lowokwaru, Kota Malang ini telah berhasil dengan baik dan sukses. Disarankan, bagi guru-

guru TK Gugus 8 Kecamatan Lowokwaru Kota Malang yang telah mengikuti pelatihan dapat

menerapkannya dalam pembelajaran, menyebarluaskan pengetahuan dan keterampilan yang

telah dimiliki kepada guru-guru lain di sekitar tempat tugasnya.

Kata kunci: dislexia; penanganan; hambatan perkembangan; anak usia dini.

PENDAHULUAN

Kota Malang memiliki kurang lebih 40 perguruan tinggi, baik perguruan tinggi negeri

maupun swasta. Dari 40 PTN/PTS tersebut, Universitas Negeri Malang (UM) merupakan salah

satu PTN yang memiliki berbagai prestasi baik ajang nasional maupun internasional. Dari puluhan

program studi di lingkup UM terdapat salah satu prodi yang dirancang untuk menghasilkan calon

pendidik/guru anak-anak usia dini, yaitu Prodi S1 PG PAUD.

Prodi S1 PG PAUD FIP UM memiliki 3 tugas dan program utama yang dikemas dalam

Tridharma Pertguruan Tinggi, yaitu: (1) Pendidikan dan Pengajaran, (2) Penelitian dan

Pengembangan, dan (3) Pengabdian kepada Masyarakat. Ketiga program tersebut harus

dilaksanakan oleh semua sivitas akademika yang terdiri dari tenaga pendidik (dosen), tenaga

kependidikan (tendik), dan seluruh mahasiswa. Salah satu program perguruan tinggi yang

berupaya untuk mendekatkan diri dengan masyarakat adalah program kegiatan pengabdian kepada

masyarakat.

Dalam kegiatan pengabdian masyarakat kali ini, yang menjadi sasaran mitra binaan adalah

sekolah/ taman kanak-kanak yang terdapat di Kecamatan Lowokwaru yang tergabung di kelompok

gugus VIII. Di kelompok gugus VIII ini terdapat lebih kurang 20 lembaga paud/TK dengan jumlah

guru lebih kurang 100 orang. Dari seratus orang guru ini tedapat 67 orang yang sudah bergelar S1,

dan sisanya 33 orang yang belum bergelar S1. Dari jumlah tersebut, guru yang sudah mengikuti

program sertifikasi sebanyak 67 orang, dan sisanya 33 orang belum tersertifikasi sebagai guru

profesional.

Berdasarkan hasil kunjungan lapangan dan wawancara dengan sebagian guru-guru TK di

gugus VIII Kecamatan Lowokwaru Kota Malang diperoleh keadaan dan temuan sebagai berikut.

Sebagian besar guru-guru TK belum pernah mendapatkan informasi dan pelatihan tentang

penanganan anak usia dini yang mengalami hambatan perkembangan bahasa (dislexia) berikut

teknis pelaksanaannya. Pelatihan penanganan anak usia dini yang mengalami hambatan bahasa

(Dislexia) ini dirasa cukup penting mengingat guru-guru sebagian besar belum memiliki wawasan

yang mendalam tentang jenis-jenis gangguan/hambatan perkembangan yang dialami anak-anak

usia dini. Di samping itu guru-guru akan mendapatkan informasi dan keterampilan praktis tentang

Page 3: PELATIHAN PENANGANAN ANAK USIA DINI YANG MENGALAMI DISLEXIA BAGI GURU-GURU TK GUGUS VIII KECAMATAN LOWOKWARU KOTA MALANG

86 Abdimas Pedagogi: Jurnal Ilmiah Pengabdian kepada Masyarakat, Vol. 2 No. 2, 2019, Hal 84-91

pengananan anak usia dini yang mengalami hambatan perkembangan bahasa (dislexia) berikut

teknik dan pelaksanaannya.

Dari hasil kunjungan ke sejumlah TK di Kecamatan Lowokwaru Kota Malang ditemukan

bahwa pada umumnya guru-guru TK belum memiliki wawasan dan pengetahuan yang mendalam

tentang kondisi anak-anak didiknya yang diduga mengalami hambatan perkembangan. Guru-guru

bila menemukan anak didiknya yang mengalami hambatan perkembangan di kelas/sekolahnya

mereka cenderung bersikap pasif dan pasrah, dan andaikan ditangani penanganannya cenderung

sekenanya dan sesuai dengan apa yang bisa dilakukan. Dengan demikian cara-cara penanganan

yang dilakukan guru masih jauh dari kata profesional. Hal ini patut dipahami mengingat guru-guru

yang mengajar di TK pada umumnya latar belakang pendidikannya masih beragam dan tidak

dibekali ilmu pengetahuan tentang cara-cara menangani anak-anak usia dini yang mengalami

hambatan perkembangan, khususnya hambatan perkembangan berbahasa (dislexia).

Melihat kenyataan seperti yang dipaparkan di atas maka perlu sekali guru-guru mendapatkan

wawasan, informasi dan pelatihan tentang penangannan anak usia dini yang mengalami hambatan

perkembangan berbahasa. Pelatihan ini memiliki tujuan diantaranya: (1) guru dapat mengenal

lebih awal tentang kondisi anak-anak didiknya yang diduga mengalami hambatan perkembangan

bahasa (2) guru-guru akan memperoleh wawasan keilmuan teoritis dan praktis tentang penangan

anak usia dini yang diduga mengalami hambatan perkembangan berbahasa (3) guru dapat

melakukan deteksi dini terhadap kondisi anak didiknya yang diduga mengalami hambatan

perkembangan berbahasa sehingga guru dapat melakukan intervensi/perlakuan dini terhadap anak

didiknya (4) guru dapat membantu permasalahan hambatan perkembangan berbahasa yang dialami

anak sehingga diharapkan anak dapat meniti perkembangannya secara wajar dan dapat beradaptasi

dalam kehuidupan sehari-gari di sekolah maupun di lingkungan keluarga.

Berangkat dari permasalahan di atas maka program pengabdian masyarakat ini difokuskan

kepada masalah pentingnya pemberian informasi dan pelatihan praktis kepada guru-guru TK se

gugus VIII di Kecamatan Lowokwaru Kota Malang. Dengan harapan mereka memiliki

pengetahuan dan keterampilan praktis tentang penanganan anak usia dini yang mengalami

hambatan perkembangan berbahasa (dislexia) serta mampu menerapkannya dalam setting

pembelajaran. Disamping itu diharapkan mereka dapat mengimbaskan pengetahuan dan

keterampilannya kepada guru-guru lain di kota Malang, khususnya di Kecamatan Lowokwaru

tentang materi yang serupa.

METODE

Untuk menambah wawasan, pengetahuan dan keterampilan praktis tentang pemahaman

anak didik; mereka perlu dibekali yang terkait dengan profesinya sebagai guru profesional. Untuk

memecahkan masalah di atas perlu diadakan pelatihan praktis tentang tatacara penanganan anak

Page 4: PELATIHAN PENANGANAN ANAK USIA DINI YANG MENGALAMI DISLEXIA BAGI GURU-GURU TK GUGUS VIII KECAMATAN LOWOKWARU KOTA MALANG

Iriyanto, dkk - Pelatihan Penanganan Anak Usia Dini yang Mengalami Dislexia... 87

usia dini yang mengalami hambatan perkembangan bahasa (dislexia) bagi guru-guru TK Gugus

VIII Kecamatan Lowokwaru Kota Malang. Kegiatan ini selain membekali pengetahuan dan

keterampilan praktis bagi guru-guru, juga sekaligus untuk meningkatkan kualitas sebagai guru

profesional di bidang pendidikan anak usia dini.

Tempat kegiatan pengabdian dipusatkan di ruang kelas/Aula TK Laboratorium UM yang

berlokasi di Jl. Magelang Kota Malang, yang sekaligus bertindak sebagai ketua gugus VIII. Materi

pelatihan yang diberikan meliputi: (1) jenis-jenis hambatan perkembangan yang dialami anak usia

dini di lembaga paud, (2) hakikat/pengertian dislexia dan ciri-ciri anak usia dini yang mengalami

hambatan dislexia, (3) cara-cara penangan anak usia dini yang mengalami hambatan berbahasa

(dislexia), (4) penilaian anak usia dini yang mengalami hambatan perkembangan berbahasa

(dislexia).

Proses pelatihan ini dilakukan pada bulan April 2018, yang meliputi 3 pertemuan di hari

efektif setelah pembelajaran/kegiatan di TK selesai, mulai pukul 13.00-16.00. Pertemuan pertama,

menyajikan materi tentang (1) Jenis-jenis hambatan perkembangan yang dialami anak usia dini di

lembaga paud, (2) hakikat/pengertian dislexia dan ciri-ciri anak usia dini yang mengalami

hambatan dislexia, Pertemuan kedua, menjelaskan materi (3) cara-cara penangan anak usia dini

yang mengalami hambatan bahasa (dislexia), (4) progress anak usia dini yang mengalami

hambatan perkembangan bahasa (dislexia). Pertemuan ke tiga, pelaksanaan evaluasi kepada

peserta pelatihan

Khalayak sasaran yang dilibatkan dalam kegiatan pelatihan ini adalah guru-guru TK gugus

VIII Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang yang terdiri dari: Guru-guru wakil dari 10 lembaga

Paud/TK gugus VIII Kecamatan Lowokwaru Kota Malang, yang masing-masing diwakili 2 orang

guru. Jumlah keseluruhan adalah 20 orang guru TK, yang diutamakan lulusan sarjana pendidikan

dengan pengalaman mengajar lebih dari 5 tahun. Dengan harapan agar mereka mampu menerima

dan menyebarluaskan hasil pelatihan pada guru-guru lain di lembaga mereka bertugas.

Kegiatan yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan dari kegiatan pelatihan penerapan

IPTEKS ini adalah sebagai berikut (a) Satgas mempelajari terlebih dahulu teori-teori tentang anak

usia dini yang mengalami hambatan perkembangan bahasa (dislexia), (b) Satgas memperkaya

pengetahuan praktis tentang cara penanganan anak usia dini yang mengalami hambatan

perkembangan bahasa (dislexia) dari jurnal, dan referensi terkini, (3) Satgas melakukan observasi

di lingkungan sasaran/sekolah untuk menginventarisasi berbagai kemungkinan yang terkait dengan

pelaksanaan pelatihan, (4) Guru-guru TK gugus VIII Kecamatan Lowokwaru Kota Malang yang

menjadi khalayak sasaran antara yang strategis diberi pelatihan sesuai dengan tempat dan jadwal

yang sudah disepakati, (5) Peserta pelatihan dibawah bimbingan satgas melakukan simulasi cara-

cara penanganan anak usia dini yang mengalami hambatan perkembangan bahasa (dislexia) secara

Page 5: PELATIHAN PENANGANAN ANAK USIA DINI YANG MENGALAMI DISLEXIA BAGI GURU-GURU TK GUGUS VIII KECAMATAN LOWOKWARU KOTA MALANG

88 Abdimas Pedagogi: Jurnal Ilmiah Pengabdian kepada Masyarakat, Vol. 2 No. 2, 2019, Hal 84-91

akurat dan terukur, (6) Guru-guru TK peserta pelatihan mempraktikkan/mengujicobakan secara

mandiri di sekolahnya masing-masing untuk melaksanakan cara penanganan anak usia dini yang

mengalami hambatan perkembangan bahasa (dislexia), (7) Hasil uji coba ini dijadikan bahan

evaluasi terhadap kemampuan dan kendala yang dihadapi guru-guru peserta pelatihan dalam

mengimplementasikan cara penangan anak usia dini yang mengalami hambatan perkembangan

bahasa (dislexia).

Adapun metode penyampaian yang digunakan dalam pelatihan ini meliputi : (a) Ceramah

dan tanya jawab untuk menyampaikan materi jenis-jenis hambatan perkembangan yang dialami

anak-anak usia dini di lembaga Paudidikan, (2) Pelatihan yaitu untuk membahas dan berdiskusi

tentang materi jenis-jenis hambatan perkembangan anak usi dini, khususnya hambatan

perkembangan bahasa (dislexia), (3) Demonstrasi untuk memperagakan dan menjelaskan cara-cara

penanganan anak usia dini yang mengalami hambatan perkembangan bahasa (dislexia), (4)

Pemberian tugas latihan secara individu dan/atau kelompok untuk mempraktikkkan secara mandiri

tentang cara penanganan anak usia dini yang mengalami hambatan perkembangan bahasa

(dislexia), (5) Diskusi dan tanya jawab untuk melakukan evaluasi dan mendapat balikan baik

tentang proses maupun hasil kegiatan pelatihan penanganan anak usia dini yang mengalami

hambatan perkembangan bahasa (dislexia), (6) Monitoring pasca pelatihan dilakukan kepada guru-

guru TK (uji petik) yang telah mengikuti pelatihan tentang tanggapan, pendapatnya, serta sarannya

tentang hasil pelatihan yang telah diikutinya.

Evaluasi dalam kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini dilakukan terhadap proses

pelatihan dan hasil pelatihan. Evaluasi proses pelatihan meliputi: (a) Keaktifan peserta, sebagai

indikator dan tolok ukurnya yaitu : (a) Kehadiran dilihat dari presensi setiap materi pertemuan, (b)

Aktivitas dilihat dari keterlibatan peserta saat diskusi, tanya jawab, latihan individu dan kelompok,

(c) Kerjasama, sebagai indikator dan tolok ukurnya yaitu: (1) Inisiatif dalam memimpin ,

mengorganisir peserta lain, (2) Memunculkan ide kreatif diikuti peserta lain, (3) Toleransi dan

menghargai ide peserta lain, (d) Keterampilan, sebagai indikator dan tolok ukurnya yaitu (1)

Kecekatan dalam mengolah bahan dan menggunakan alat, (2) Ketepatan dalam melakukan tahapan

langkah-langkah penanganan, (3) Keluwesan dalam bekerja tidak kaku pada keterbatasan yang ada.

Evaluasi hasil pelatihan meliputi: (a) Penguasaan materi pelatihan, sebagai indikator dan

tolok ukurnya yaitu: jawaban terhadap tes tulis lebih dari 85% benar, (b) Penerapan teori dalam

praktek kerja dan simulasi penanganan anak usia dini yang mengalami hambatan perkembangan

bahasa (dislexia), dengan indikator sebagai berikut; (1) Peserta pelatihan mampu dan menguasai

materi tentang anak usia dini yang mengalami hambatan perkembangan bahasa (dislexia), (2)

Peserta pelatihan mampu dan menguasai tatacara penganan anak usia dini yang mengalami

hambatan perkembangan bahasa (dislexia), (3) Peserta pelatihan mampu dan menguasai materi

Page 6: PELATIHAN PENANGANAN ANAK USIA DINI YANG MENGALAMI DISLEXIA BAGI GURU-GURU TK GUGUS VIII KECAMATAN LOWOKWARU KOTA MALANG

Iriyanto, dkk - Pelatihan Penanganan Anak Usia Dini yang Mengalami Dislexia... 89

penilaian perkembangan anak usia dini yang mengalami hambatan perkembangan bahasa

(dislexia).

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil dari kegiatan pengabdian ini adalah antusias peserta kegiatan ini adalah guru-guru TK

Gugus 8 Kec. Lowokwaru, Kota Malang yang sangat positif dan berminat mendapat pembinaan

dan pelatihan tentang tata cara penanganan anak usia dini yang mengalami dislexia, serta mereka

bersedia untuk menyebarluaskan pengetahuan dan keterampilan kepada guru-guru lain di tempat

tugasnya.

Dari hasil evaluasi menunjukkan selama proses pelatihan, peserta serius dan antusias

mengikuti kegiatan pelatihan sampai tuntas, peserta pelatihan selalu hadir 100% (bukti presensi)

dan aktif bertanya, serta mengerjakan tugas-tugas/latihan-latihan yang diberikan instruktur/tim

pengabdian.

Dari evaluasi terhadap hasil akhir dapat disimpulkan bahwa 97% (dari 20 peserta) telah

menguasai pengetahuan dan keterampilan tentang tentang tata cara penanganan anak usia dini

yang mengalami dislexia. Setelah diberi pelatihan beberapa kali pertemuan telah terjadi perubahan

pandangan ke arah positif dari pelatihan yang telah diikutinya. Dari hasil evaluasi terhadap proses

dan hasil secara non-fisik setelah pelatihan ini dimungkinkan peserta mampu menyebarluaskan

pengetahuan dan keterampilan kepada guru-guru lain di sekitar tempat tugasnya, khususnya di

wilayah Kec. Lowokwaru, Kota Malang.

Berdasarkan hasil yang dicapai selama proses pelatihan dan setelah pelatihan yang meliputi

keaktifan, antusiasme, dan kreativitas dalam hal tata cara penanganan anak usia dini yang

mengalami dislexia, dapat dikatakan bahwa kegiatan pelatihan yang telah dilakukan cukup

berhasil, hal ini dapat dilihat dari hasil perbandingan antara kondisi sebelum dan sesudah kegiatan

penerapan IPTEKS ini (Tabel 1.).

Tabel 1. Perbandingan Sebelum dan Sesudah Pelatihan

No. Sebelum IPTEKS Selama IPTEKS Sesudah IPTEKS

1. Belum memahami konsep dasar

perkembangan bahasa AUD

Diberikan teori konsep dasar

perkembangan bahasa AUD

97 % peserta memahami

konsep dasar perkembangan

bahasa Aud.

2. Belum memiliki pengetahuan

yang komprehensif tentang

jenis-jenis gangguan bahasa

pada anak Aud

Diberikan teori/pengetahuan

tentang jenis-jenis gangguan

bahasa pada anak Aud

95% peserta telah memiliki

pengetahuan tentang jenis-

jenis hambatan bahasa pada

anak Aud.

3 Belum memiliki pengetahuan

dan keterampilan tentang tata

cara penanganan anak aud yang

mengalami gangguan dislexia

Diberi penjelasan teori dan

pelatihan tenatang tata cara

penanganan anak aud yang

mengalami gangguan dislexia

93% peserta telah mampu

mempraktikkan tentang tata

cara penanganan anak usia

dini yang mengalami dislexia

4. Belum memiliki kesigapan

sebagai upaya preventif jika

Diberikan teori dan keterampilan

dan disertai simulasi tata cara

93% peserta telah memiliki

kesigapan sebagai upaya

Page 7: PELATIHAN PENANGANAN ANAK USIA DINI YANG MENGALAMI DISLEXIA BAGI GURU-GURU TK GUGUS VIII KECAMATAN LOWOKWARU KOTA MALANG

90 Abdimas Pedagogi: Jurnal Ilmiah Pengabdian kepada Masyarakat, Vol. 2 No. 2, 2019, Hal 84-91

menemukan anak didiknya yang

mengalami gangguan dislexia

penanganan anak aud yang

mengalami gangguan dislexia

preventif dalam menangani

anak didiknya yang diduga

mengalami gangguan

dislexia.

Sebagai faktor pendukung keberhasilan pelaksanaan kegiatan ini, selain motivasi dan

keaktifan peserta pelatihan guru-guru TK Gugus 8 yang cukup tinggi, ,juga ditunjang ketersediaan

aula/ruang pertemuan yang cukup representatif yang disediakan TK Lab UM sebagai tempat

pelatihan yang cukup memadai. Kepala TK Lab UM yang sangat terbuka dan aktif membantu

kegiatan; guru dan staf tata usaha TK Lab UM yang membantu kegiatan administrasi, serta

kerjasama tim selambagai satgas pelaksana penerapan IPTEKS. Disamping itu dibantu oleh

mahasiswa yang juga sebagai anggota tim satgas pengabdian masyarakat yang ikut serta dalam

merancang, melaksanakan dan mengevaluasi selama dan akhir kegiatan pengabdian masyarakat ini.

Adapun faktor yang menghambat pelaksanaan pelatihan ini adalah di samping waktu

pelaksanaan yang bertepatan di bulan ramadhan 1439 H. Untuk itu perlu dilakukan

penataan jadwal sehingga tujuan pengabdian tercapai dengan optimal.

SIMPULAN

Pelaksanaan kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang berupa penerapan IPTEKS

dengan bentuk kegiatan pelatihan tata cara penanganan anak Aud yang mengalami gangguan

dislexia bagi guru-guru TK gugus 8 Kec. Lowokwaru, Kota Malang ini telah berhasil dengan

baik dan sukses. Kesimpulan dari kegiatan pengabdian ini menunjukkan keberhasilan kegiatan

yang meliputi: (1) Guru-guru TK peserta pelatihan telah dapat menjelaskan konsep perkembangan

anak usia dini, khususnya perkembangan bahasa/bicara, (2) Guru-guru TK peserta pelatihan telah

mengetahu dan terampil melaksanakan tata cara penanganan anak usia dini yang mengalami

gangguan dislexia., (3) Guru-guru TK peserta pelatihan telah memiliki kesigapan dalam

menangani anak didiknya yang diduga mengalami mengalami gangguan dislexia.

Berdasarkan hasil kegiatan pengabdian di atas dapat disampaikan saran-saran sebagai

berikut, (1) Guru-guru TK yang telah mengikuti kegiatan pelatihan, diharapkan mampu

menerapkannya di lingkungan rumah dan sekolah; 2)Guru-guru TK Gugus 8 Kecamatan

Lowokwaru Kota Malang yang telah mengikuti pelatihan diharapkan dapat menyebarluaskan

pengetahuan dan keterampilan yang telah dimiliki kepada guru-guru lain di sekitar tempat

tugasnya, (2) Kegiatan pengabdian berupa pelatihan bagi guru-guru sebaiknya dilaksanakan ketika

libur sekolah agar tidak mengganggu tugas utamanya sebagai guru, yaitu mengajar., (3) Bagi

LP2M sebaiknya memberikan tugas pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat disaat hari libur

perkuliahan agar satgas lebih intensif dalam melaksanakan tugasnya sehingga bisa lebih fokus.

Page 8: PELATIHAN PENANGANAN ANAK USIA DINI YANG MENGALAMI DISLEXIA BAGI GURU-GURU TK GUGUS VIII KECAMATAN LOWOKWARU KOTA MALANG

Iriyanto, dkk - Pelatihan Penanganan Anak Usia Dini yang Mengalami Dislexia... 91

DAFTAR RUJUKAN

Dardjowidjojo. (2008). Disleksia berpengaruh pada kemampuan membaca dan menulis. (Online)

(http://download.portalgaruda.org/article.php?article=200050&val=66

03&title=DISLEKSIA%20BERPENGARUH%20PADA%20%20KEMAMPUAN%20ME

MBACA%20DAN%20MENULIS) diakses 14 Februari 2018.

Dardjowidjojo, Soenjono. (2012). Psikolinguistik - Pengantar Pemahaman Bahasa Manusia.

Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia.

Lidwina Soeisniwati. (2016). Disleksia berpengaruh pada kemampuan membaca dan menulis.

(Online),(http://download.portalgaruda.org/article.php?article=200050&val=6603&title=DI

SLEKSIA%20BERPENGARUH%20PADA%20%20KEMAMPUAN%20MEMBACA%20

DAN%20MENULIS) diakses 14 Februari 2018.

Loeziana. (2007). Urgensi Mengenal Ciri Disleksia. Jurnal Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN

Ar-Raniry, 3 (2), 42-58. Dari https://jurnal.ar-raniry.ac.id/index.php/bunayya/article/.../1235.

Mulyadi. 2010. Diagnosis Kesulitan Belajar dan Bimbingan terhadap Kesulitan Belajar.

Yogyakarta: Nuha Litera.

Munawaroh, Madinatul & Anggrayni Novi T. (2009). Mengenali Tanda-Tanda Disleksia Pada

Anak Usia Dini. Artikel disajikan dalam Proseding Seminar Nasional PGSD UPV, (Online),

(repository.upy.ac.id/409/1/artikel%20madinatul.pdf) diakses 10 Februari 2018.

Putranto, Bambang. (2015). Tips Menangani Siswa Yang Membutuhkan Perhatian

Khusus.Yogyakarta: DIVA Press.

Shaywitz, S. (2003). Disleksia berpengarus pada kemampuan membaca dan menulis. (Online),

(3),(http://download.portalgaruda.org/article.php?article=200050&val=6603&title=DISLEK

SIA%20BERPENGARUH%20PADA%20%20KEMAMPUAN%20MEMBACA%20DAN

%20MENULIS) diakses 14 Februari 2018.

Tammasse & Jumraini T. (2016). Mengatasi Kesulitan Belajar Disleksia (Studi

Neuropsikolinguistik).(Online),(http://repository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/24

989/TAMMASSE,%20UNHAS.pdf?sequence=1) diakses 13 Februari 2018.