PELATIHAN PENANGANAN ANAK USIA DINI YANG MENGALAMI DISLEXIA BAGI GURU-GURU TK GUGUS VIII KECAMATAN...
-
Upload
evaniayafie -
Category
Education
-
view
1 -
download
0
description
Transcript of PELATIHAN PENANGANAN ANAK USIA DINI YANG MENGALAMI DISLEXIA BAGI GURU-GURU TK GUGUS VIII KECAMATAN...
84
Abdimas Pedagogi: Jurnal Ilmiah Pengabdian kepada Masyarakat
Vol 2, No. 2, 2019, hlm.84—91
DOI:
ISSN 2615-3122 (online)
ISSN 2548-6683 (print)
PELATIHAN PENANGANAN ANAK USIA DINI YANG
MENGALAMI DISLEXIA BAGI GURU-GURU TK GUGUS
VIII KECAMATAN LOWOKWARU KOTA MALANG
Tomas Iriyanto*, Eny Nur Aisyah, Leni Gonadi, Evania Yafie, Alfiana Fajarwatiningtyas
Jurusan KSDP, Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Malang, Indonesia
*e-mail: [email protected].
artikel masuk: 8 Juli 2018; artikel diterima: 13 Desember 2019
Abstract: Based on the results of field visits and interviews with some kindergarten teachers in
the VIII cluster in Lowokwaru District, Malang, the following conditions and findings were
obtained. Most kindergarten teachers have never received information and training on handling
early childhood who experience language development barriers (dyslexia). The objectives of
this training are: (1) teachers can get to know in advance about the condition of their students
who are suspected of experiencing developmental barriers (2) teachers will gain theoretical and
practical scientific insights about handling early childhood who are suspected of experiencing
speech development barriers (3 ) teachers can make early detection of the condition of their
students who experience language development obstacles. This training took place at TK Lab
State University of Malang in April 2018. Participants were followed by 20 teachers from
several institutions in the Group 8 cluster Lowokwaru, Malang City. The training is conducted
using discussion, brainstorming, drill, and assignment methods. The result of dedication is an
increase in the knowledge and skills of teachers in dealing with early childhood children who
experience dyslexia. It can be concluded that community service in the form of training on how
to handle children who suffer from dyslexia for group 8 Kindergarten teachers in Lowokwaru
District, Malang City has been well and successful. It is recommended, for Kindergarten 8
Kindergarten teachers in Malang Lowokwaru District who have participated in the training can
apply it in learning, disseminating the knowledge and skills they have to other teachers around
their assignments.
Keywords: dyslexia; handling; developmental barriers; early childhood
Abstrak: Berdasarkan hasil kunjungan lapangan dan wawancara dengan sebagian guru-guru
TK di gugus VIII Kecamatan Lowokwaru Kota Malang diperoleh keadaan dan temuan sebagai
berikut. Sebagian besar guru-guru TK belum pernah mendapatkan informasi dan pelatihan
tentang penanganan anak usia dini yang mengalami hambatan perkembangan bahasa (dislexia).
Tujuan pelatihan ini adalah: (1) guru dapat mengenal lebih awal tentang kondisi anak-anak
didiknya yang diduga mengalami hambatan perkembangan (2) guru-guru akan memperoleh
wawasan keilmuan teoritis dan praktis tentang penanganan anak usia dini yang diduga
mengalami hambatan perkembangan berbicara (3) guru dapat melakukan deteksi dini terhadap
kondisi anak didiknya yang mengalami hambatan perkembangan bahasa. Pelatihan ini
berlangsung di TK Lab Universitas Negeri Malang pada bulan April 2018. Peserta diikuti oleh
20 guru yang berasal dari beberapa lembaga paud Gugus 8 Kec. Lowokwaru, Kota Malang.
Pelaksanaan pelatihan dilakukan dengan menggunakan metode diskusi, brainstorming, drill,
Iriyanto, dkk - Pelatihan Penanganan Anak Usia Dini yang Mengalami Dislexia... 85
dan penugasan. Hasil pengabdian yaitu meningkatnya wawasan pengetahuan dan keterampilan
guru-guru dalam menangani anak-anak usia dini yang mengalami gangguan dislexia. Dapat
disimpulkan bahwa pengabdian kepada masyarakat berupa pelatihan tata cara penanganan
anak Aud yang mengalami gangguan dislexia bagi guru-guru TK gugus 8 Kecamatan
Lowokwaru, Kota Malang ini telah berhasil dengan baik dan sukses. Disarankan, bagi guru-
guru TK Gugus 8 Kecamatan Lowokwaru Kota Malang yang telah mengikuti pelatihan dapat
menerapkannya dalam pembelajaran, menyebarluaskan pengetahuan dan keterampilan yang
telah dimiliki kepada guru-guru lain di sekitar tempat tugasnya.
Kata kunci: dislexia; penanganan; hambatan perkembangan; anak usia dini.
PENDAHULUAN
Kota Malang memiliki kurang lebih 40 perguruan tinggi, baik perguruan tinggi negeri
maupun swasta. Dari 40 PTN/PTS tersebut, Universitas Negeri Malang (UM) merupakan salah
satu PTN yang memiliki berbagai prestasi baik ajang nasional maupun internasional. Dari puluhan
program studi di lingkup UM terdapat salah satu prodi yang dirancang untuk menghasilkan calon
pendidik/guru anak-anak usia dini, yaitu Prodi S1 PG PAUD.
Prodi S1 PG PAUD FIP UM memiliki 3 tugas dan program utama yang dikemas dalam
Tridharma Pertguruan Tinggi, yaitu: (1) Pendidikan dan Pengajaran, (2) Penelitian dan
Pengembangan, dan (3) Pengabdian kepada Masyarakat. Ketiga program tersebut harus
dilaksanakan oleh semua sivitas akademika yang terdiri dari tenaga pendidik (dosen), tenaga
kependidikan (tendik), dan seluruh mahasiswa. Salah satu program perguruan tinggi yang
berupaya untuk mendekatkan diri dengan masyarakat adalah program kegiatan pengabdian kepada
masyarakat.
Dalam kegiatan pengabdian masyarakat kali ini, yang menjadi sasaran mitra binaan adalah
sekolah/ taman kanak-kanak yang terdapat di Kecamatan Lowokwaru yang tergabung di kelompok
gugus VIII. Di kelompok gugus VIII ini terdapat lebih kurang 20 lembaga paud/TK dengan jumlah
guru lebih kurang 100 orang. Dari seratus orang guru ini tedapat 67 orang yang sudah bergelar S1,
dan sisanya 33 orang yang belum bergelar S1. Dari jumlah tersebut, guru yang sudah mengikuti
program sertifikasi sebanyak 67 orang, dan sisanya 33 orang belum tersertifikasi sebagai guru
profesional.
Berdasarkan hasil kunjungan lapangan dan wawancara dengan sebagian guru-guru TK di
gugus VIII Kecamatan Lowokwaru Kota Malang diperoleh keadaan dan temuan sebagai berikut.
Sebagian besar guru-guru TK belum pernah mendapatkan informasi dan pelatihan tentang
penanganan anak usia dini yang mengalami hambatan perkembangan bahasa (dislexia) berikut
teknis pelaksanaannya. Pelatihan penanganan anak usia dini yang mengalami hambatan bahasa
(Dislexia) ini dirasa cukup penting mengingat guru-guru sebagian besar belum memiliki wawasan
yang mendalam tentang jenis-jenis gangguan/hambatan perkembangan yang dialami anak-anak
usia dini. Di samping itu guru-guru akan mendapatkan informasi dan keterampilan praktis tentang
86 Abdimas Pedagogi: Jurnal Ilmiah Pengabdian kepada Masyarakat, Vol. 2 No. 2, 2019, Hal 84-91
pengananan anak usia dini yang mengalami hambatan perkembangan bahasa (dislexia) berikut
teknik dan pelaksanaannya.
Dari hasil kunjungan ke sejumlah TK di Kecamatan Lowokwaru Kota Malang ditemukan
bahwa pada umumnya guru-guru TK belum memiliki wawasan dan pengetahuan yang mendalam
tentang kondisi anak-anak didiknya yang diduga mengalami hambatan perkembangan. Guru-guru
bila menemukan anak didiknya yang mengalami hambatan perkembangan di kelas/sekolahnya
mereka cenderung bersikap pasif dan pasrah, dan andaikan ditangani penanganannya cenderung
sekenanya dan sesuai dengan apa yang bisa dilakukan. Dengan demikian cara-cara penanganan
yang dilakukan guru masih jauh dari kata profesional. Hal ini patut dipahami mengingat guru-guru
yang mengajar di TK pada umumnya latar belakang pendidikannya masih beragam dan tidak
dibekali ilmu pengetahuan tentang cara-cara menangani anak-anak usia dini yang mengalami
hambatan perkembangan, khususnya hambatan perkembangan berbahasa (dislexia).
Melihat kenyataan seperti yang dipaparkan di atas maka perlu sekali guru-guru mendapatkan
wawasan, informasi dan pelatihan tentang penangannan anak usia dini yang mengalami hambatan
perkembangan berbahasa. Pelatihan ini memiliki tujuan diantaranya: (1) guru dapat mengenal
lebih awal tentang kondisi anak-anak didiknya yang diduga mengalami hambatan perkembangan
bahasa (2) guru-guru akan memperoleh wawasan keilmuan teoritis dan praktis tentang penangan
anak usia dini yang diduga mengalami hambatan perkembangan berbahasa (3) guru dapat
melakukan deteksi dini terhadap kondisi anak didiknya yang diduga mengalami hambatan
perkembangan berbahasa sehingga guru dapat melakukan intervensi/perlakuan dini terhadap anak
didiknya (4) guru dapat membantu permasalahan hambatan perkembangan berbahasa yang dialami
anak sehingga diharapkan anak dapat meniti perkembangannya secara wajar dan dapat beradaptasi
dalam kehuidupan sehari-gari di sekolah maupun di lingkungan keluarga.
Berangkat dari permasalahan di atas maka program pengabdian masyarakat ini difokuskan
kepada masalah pentingnya pemberian informasi dan pelatihan praktis kepada guru-guru TK se
gugus VIII di Kecamatan Lowokwaru Kota Malang. Dengan harapan mereka memiliki
pengetahuan dan keterampilan praktis tentang penanganan anak usia dini yang mengalami
hambatan perkembangan berbahasa (dislexia) serta mampu menerapkannya dalam setting
pembelajaran. Disamping itu diharapkan mereka dapat mengimbaskan pengetahuan dan
keterampilannya kepada guru-guru lain di kota Malang, khususnya di Kecamatan Lowokwaru
tentang materi yang serupa.
METODE
Untuk menambah wawasan, pengetahuan dan keterampilan praktis tentang pemahaman
anak didik; mereka perlu dibekali yang terkait dengan profesinya sebagai guru profesional. Untuk
memecahkan masalah di atas perlu diadakan pelatihan praktis tentang tatacara penanganan anak
Iriyanto, dkk - Pelatihan Penanganan Anak Usia Dini yang Mengalami Dislexia... 87
usia dini yang mengalami hambatan perkembangan bahasa (dislexia) bagi guru-guru TK Gugus
VIII Kecamatan Lowokwaru Kota Malang. Kegiatan ini selain membekali pengetahuan dan
keterampilan praktis bagi guru-guru, juga sekaligus untuk meningkatkan kualitas sebagai guru
profesional di bidang pendidikan anak usia dini.
Tempat kegiatan pengabdian dipusatkan di ruang kelas/Aula TK Laboratorium UM yang
berlokasi di Jl. Magelang Kota Malang, yang sekaligus bertindak sebagai ketua gugus VIII. Materi
pelatihan yang diberikan meliputi: (1) jenis-jenis hambatan perkembangan yang dialami anak usia
dini di lembaga paud, (2) hakikat/pengertian dislexia dan ciri-ciri anak usia dini yang mengalami
hambatan dislexia, (3) cara-cara penangan anak usia dini yang mengalami hambatan berbahasa
(dislexia), (4) penilaian anak usia dini yang mengalami hambatan perkembangan berbahasa
(dislexia).
Proses pelatihan ini dilakukan pada bulan April 2018, yang meliputi 3 pertemuan di hari
efektif setelah pembelajaran/kegiatan di TK selesai, mulai pukul 13.00-16.00. Pertemuan pertama,
menyajikan materi tentang (1) Jenis-jenis hambatan perkembangan yang dialami anak usia dini di
lembaga paud, (2) hakikat/pengertian dislexia dan ciri-ciri anak usia dini yang mengalami
hambatan dislexia, Pertemuan kedua, menjelaskan materi (3) cara-cara penangan anak usia dini
yang mengalami hambatan bahasa (dislexia), (4) progress anak usia dini yang mengalami
hambatan perkembangan bahasa (dislexia). Pertemuan ke tiga, pelaksanaan evaluasi kepada
peserta pelatihan
Khalayak sasaran yang dilibatkan dalam kegiatan pelatihan ini adalah guru-guru TK gugus
VIII Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang yang terdiri dari: Guru-guru wakil dari 10 lembaga
Paud/TK gugus VIII Kecamatan Lowokwaru Kota Malang, yang masing-masing diwakili 2 orang
guru. Jumlah keseluruhan adalah 20 orang guru TK, yang diutamakan lulusan sarjana pendidikan
dengan pengalaman mengajar lebih dari 5 tahun. Dengan harapan agar mereka mampu menerima
dan menyebarluaskan hasil pelatihan pada guru-guru lain di lembaga mereka bertugas.
Kegiatan yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan dari kegiatan pelatihan penerapan
IPTEKS ini adalah sebagai berikut (a) Satgas mempelajari terlebih dahulu teori-teori tentang anak
usia dini yang mengalami hambatan perkembangan bahasa (dislexia), (b) Satgas memperkaya
pengetahuan praktis tentang cara penanganan anak usia dini yang mengalami hambatan
perkembangan bahasa (dislexia) dari jurnal, dan referensi terkini, (3) Satgas melakukan observasi
di lingkungan sasaran/sekolah untuk menginventarisasi berbagai kemungkinan yang terkait dengan
pelaksanaan pelatihan, (4) Guru-guru TK gugus VIII Kecamatan Lowokwaru Kota Malang yang
menjadi khalayak sasaran antara yang strategis diberi pelatihan sesuai dengan tempat dan jadwal
yang sudah disepakati, (5) Peserta pelatihan dibawah bimbingan satgas melakukan simulasi cara-
cara penanganan anak usia dini yang mengalami hambatan perkembangan bahasa (dislexia) secara
88 Abdimas Pedagogi: Jurnal Ilmiah Pengabdian kepada Masyarakat, Vol. 2 No. 2, 2019, Hal 84-91
akurat dan terukur, (6) Guru-guru TK peserta pelatihan mempraktikkan/mengujicobakan secara
mandiri di sekolahnya masing-masing untuk melaksanakan cara penanganan anak usia dini yang
mengalami hambatan perkembangan bahasa (dislexia), (7) Hasil uji coba ini dijadikan bahan
evaluasi terhadap kemampuan dan kendala yang dihadapi guru-guru peserta pelatihan dalam
mengimplementasikan cara penangan anak usia dini yang mengalami hambatan perkembangan
bahasa (dislexia).
Adapun metode penyampaian yang digunakan dalam pelatihan ini meliputi : (a) Ceramah
dan tanya jawab untuk menyampaikan materi jenis-jenis hambatan perkembangan yang dialami
anak-anak usia dini di lembaga Paudidikan, (2) Pelatihan yaitu untuk membahas dan berdiskusi
tentang materi jenis-jenis hambatan perkembangan anak usi dini, khususnya hambatan
perkembangan bahasa (dislexia), (3) Demonstrasi untuk memperagakan dan menjelaskan cara-cara
penanganan anak usia dini yang mengalami hambatan perkembangan bahasa (dislexia), (4)
Pemberian tugas latihan secara individu dan/atau kelompok untuk mempraktikkkan secara mandiri
tentang cara penanganan anak usia dini yang mengalami hambatan perkembangan bahasa
(dislexia), (5) Diskusi dan tanya jawab untuk melakukan evaluasi dan mendapat balikan baik
tentang proses maupun hasil kegiatan pelatihan penanganan anak usia dini yang mengalami
hambatan perkembangan bahasa (dislexia), (6) Monitoring pasca pelatihan dilakukan kepada guru-
guru TK (uji petik) yang telah mengikuti pelatihan tentang tanggapan, pendapatnya, serta sarannya
tentang hasil pelatihan yang telah diikutinya.
Evaluasi dalam kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini dilakukan terhadap proses
pelatihan dan hasil pelatihan. Evaluasi proses pelatihan meliputi: (a) Keaktifan peserta, sebagai
indikator dan tolok ukurnya yaitu : (a) Kehadiran dilihat dari presensi setiap materi pertemuan, (b)
Aktivitas dilihat dari keterlibatan peserta saat diskusi, tanya jawab, latihan individu dan kelompok,
(c) Kerjasama, sebagai indikator dan tolok ukurnya yaitu: (1) Inisiatif dalam memimpin ,
mengorganisir peserta lain, (2) Memunculkan ide kreatif diikuti peserta lain, (3) Toleransi dan
menghargai ide peserta lain, (d) Keterampilan, sebagai indikator dan tolok ukurnya yaitu (1)
Kecekatan dalam mengolah bahan dan menggunakan alat, (2) Ketepatan dalam melakukan tahapan
langkah-langkah penanganan, (3) Keluwesan dalam bekerja tidak kaku pada keterbatasan yang ada.
Evaluasi hasil pelatihan meliputi: (a) Penguasaan materi pelatihan, sebagai indikator dan
tolok ukurnya yaitu: jawaban terhadap tes tulis lebih dari 85% benar, (b) Penerapan teori dalam
praktek kerja dan simulasi penanganan anak usia dini yang mengalami hambatan perkembangan
bahasa (dislexia), dengan indikator sebagai berikut; (1) Peserta pelatihan mampu dan menguasai
materi tentang anak usia dini yang mengalami hambatan perkembangan bahasa (dislexia), (2)
Peserta pelatihan mampu dan menguasai tatacara penganan anak usia dini yang mengalami
hambatan perkembangan bahasa (dislexia), (3) Peserta pelatihan mampu dan menguasai materi
Iriyanto, dkk - Pelatihan Penanganan Anak Usia Dini yang Mengalami Dislexia... 89
penilaian perkembangan anak usia dini yang mengalami hambatan perkembangan bahasa
(dislexia).
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil dari kegiatan pengabdian ini adalah antusias peserta kegiatan ini adalah guru-guru TK
Gugus 8 Kec. Lowokwaru, Kota Malang yang sangat positif dan berminat mendapat pembinaan
dan pelatihan tentang tata cara penanganan anak usia dini yang mengalami dislexia, serta mereka
bersedia untuk menyebarluaskan pengetahuan dan keterampilan kepada guru-guru lain di tempat
tugasnya.
Dari hasil evaluasi menunjukkan selama proses pelatihan, peserta serius dan antusias
mengikuti kegiatan pelatihan sampai tuntas, peserta pelatihan selalu hadir 100% (bukti presensi)
dan aktif bertanya, serta mengerjakan tugas-tugas/latihan-latihan yang diberikan instruktur/tim
pengabdian.
Dari evaluasi terhadap hasil akhir dapat disimpulkan bahwa 97% (dari 20 peserta) telah
menguasai pengetahuan dan keterampilan tentang tentang tata cara penanganan anak usia dini
yang mengalami dislexia. Setelah diberi pelatihan beberapa kali pertemuan telah terjadi perubahan
pandangan ke arah positif dari pelatihan yang telah diikutinya. Dari hasil evaluasi terhadap proses
dan hasil secara non-fisik setelah pelatihan ini dimungkinkan peserta mampu menyebarluaskan
pengetahuan dan keterampilan kepada guru-guru lain di sekitar tempat tugasnya, khususnya di
wilayah Kec. Lowokwaru, Kota Malang.
Berdasarkan hasil yang dicapai selama proses pelatihan dan setelah pelatihan yang meliputi
keaktifan, antusiasme, dan kreativitas dalam hal tata cara penanganan anak usia dini yang
mengalami dislexia, dapat dikatakan bahwa kegiatan pelatihan yang telah dilakukan cukup
berhasil, hal ini dapat dilihat dari hasil perbandingan antara kondisi sebelum dan sesudah kegiatan
penerapan IPTEKS ini (Tabel 1.).
Tabel 1. Perbandingan Sebelum dan Sesudah Pelatihan
No. Sebelum IPTEKS Selama IPTEKS Sesudah IPTEKS
1. Belum memahami konsep dasar
perkembangan bahasa AUD
Diberikan teori konsep dasar
perkembangan bahasa AUD
97 % peserta memahami
konsep dasar perkembangan
bahasa Aud.
2. Belum memiliki pengetahuan
yang komprehensif tentang
jenis-jenis gangguan bahasa
pada anak Aud
Diberikan teori/pengetahuan
tentang jenis-jenis gangguan
bahasa pada anak Aud
95% peserta telah memiliki
pengetahuan tentang jenis-
jenis hambatan bahasa pada
anak Aud.
3 Belum memiliki pengetahuan
dan keterampilan tentang tata
cara penanganan anak aud yang
mengalami gangguan dislexia
Diberi penjelasan teori dan
pelatihan tenatang tata cara
penanganan anak aud yang
mengalami gangguan dislexia
93% peserta telah mampu
mempraktikkan tentang tata
cara penanganan anak usia
dini yang mengalami dislexia
4. Belum memiliki kesigapan
sebagai upaya preventif jika
Diberikan teori dan keterampilan
dan disertai simulasi tata cara
93% peserta telah memiliki
kesigapan sebagai upaya
90 Abdimas Pedagogi: Jurnal Ilmiah Pengabdian kepada Masyarakat, Vol. 2 No. 2, 2019, Hal 84-91
menemukan anak didiknya yang
mengalami gangguan dislexia
penanganan anak aud yang
mengalami gangguan dislexia
preventif dalam menangani
anak didiknya yang diduga
mengalami gangguan
dislexia.
Sebagai faktor pendukung keberhasilan pelaksanaan kegiatan ini, selain motivasi dan
keaktifan peserta pelatihan guru-guru TK Gugus 8 yang cukup tinggi, ,juga ditunjang ketersediaan
aula/ruang pertemuan yang cukup representatif yang disediakan TK Lab UM sebagai tempat
pelatihan yang cukup memadai. Kepala TK Lab UM yang sangat terbuka dan aktif membantu
kegiatan; guru dan staf tata usaha TK Lab UM yang membantu kegiatan administrasi, serta
kerjasama tim selambagai satgas pelaksana penerapan IPTEKS. Disamping itu dibantu oleh
mahasiswa yang juga sebagai anggota tim satgas pengabdian masyarakat yang ikut serta dalam
merancang, melaksanakan dan mengevaluasi selama dan akhir kegiatan pengabdian masyarakat ini.
Adapun faktor yang menghambat pelaksanaan pelatihan ini adalah di samping waktu
pelaksanaan yang bertepatan di bulan ramadhan 1439 H. Untuk itu perlu dilakukan
penataan jadwal sehingga tujuan pengabdian tercapai dengan optimal.
SIMPULAN
Pelaksanaan kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang berupa penerapan IPTEKS
dengan bentuk kegiatan pelatihan tata cara penanganan anak Aud yang mengalami gangguan
dislexia bagi guru-guru TK gugus 8 Kec. Lowokwaru, Kota Malang ini telah berhasil dengan
baik dan sukses. Kesimpulan dari kegiatan pengabdian ini menunjukkan keberhasilan kegiatan
yang meliputi: (1) Guru-guru TK peserta pelatihan telah dapat menjelaskan konsep perkembangan
anak usia dini, khususnya perkembangan bahasa/bicara, (2) Guru-guru TK peserta pelatihan telah
mengetahu dan terampil melaksanakan tata cara penanganan anak usia dini yang mengalami
gangguan dislexia., (3) Guru-guru TK peserta pelatihan telah memiliki kesigapan dalam
menangani anak didiknya yang diduga mengalami mengalami gangguan dislexia.
Berdasarkan hasil kegiatan pengabdian di atas dapat disampaikan saran-saran sebagai
berikut, (1) Guru-guru TK yang telah mengikuti kegiatan pelatihan, diharapkan mampu
menerapkannya di lingkungan rumah dan sekolah; 2)Guru-guru TK Gugus 8 Kecamatan
Lowokwaru Kota Malang yang telah mengikuti pelatihan diharapkan dapat menyebarluaskan
pengetahuan dan keterampilan yang telah dimiliki kepada guru-guru lain di sekitar tempat
tugasnya, (2) Kegiatan pengabdian berupa pelatihan bagi guru-guru sebaiknya dilaksanakan ketika
libur sekolah agar tidak mengganggu tugas utamanya sebagai guru, yaitu mengajar., (3) Bagi
LP2M sebaiknya memberikan tugas pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat disaat hari libur
perkuliahan agar satgas lebih intensif dalam melaksanakan tugasnya sehingga bisa lebih fokus.
Iriyanto, dkk - Pelatihan Penanganan Anak Usia Dini yang Mengalami Dislexia... 91
DAFTAR RUJUKAN
Dardjowidjojo. (2008). Disleksia berpengaruh pada kemampuan membaca dan menulis. (Online)
(http://download.portalgaruda.org/article.php?article=200050&val=66
03&title=DISLEKSIA%20BERPENGARUH%20PADA%20%20KEMAMPUAN%20ME
MBACA%20DAN%20MENULIS) diakses 14 Februari 2018.
Dardjowidjojo, Soenjono. (2012). Psikolinguistik - Pengantar Pemahaman Bahasa Manusia.
Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia.
Lidwina Soeisniwati. (2016). Disleksia berpengaruh pada kemampuan membaca dan menulis.
(Online),(http://download.portalgaruda.org/article.php?article=200050&val=6603&title=DI
SLEKSIA%20BERPENGARUH%20PADA%20%20KEMAMPUAN%20MEMBACA%20
DAN%20MENULIS) diakses 14 Februari 2018.
Loeziana. (2007). Urgensi Mengenal Ciri Disleksia. Jurnal Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN
Ar-Raniry, 3 (2), 42-58. Dari https://jurnal.ar-raniry.ac.id/index.php/bunayya/article/.../1235.
Mulyadi. 2010. Diagnosis Kesulitan Belajar dan Bimbingan terhadap Kesulitan Belajar.
Yogyakarta: Nuha Litera.
Munawaroh, Madinatul & Anggrayni Novi T. (2009). Mengenali Tanda-Tanda Disleksia Pada
Anak Usia Dini. Artikel disajikan dalam Proseding Seminar Nasional PGSD UPV, (Online),
(repository.upy.ac.id/409/1/artikel%20madinatul.pdf) diakses 10 Februari 2018.
Putranto, Bambang. (2015). Tips Menangani Siswa Yang Membutuhkan Perhatian
Khusus.Yogyakarta: DIVA Press.
Shaywitz, S. (2003). Disleksia berpengarus pada kemampuan membaca dan menulis. (Online),
(3),(http://download.portalgaruda.org/article.php?article=200050&val=6603&title=DISLEK
SIA%20BERPENGARUH%20PADA%20%20KEMAMPUAN%20MEMBACA%20DAN
%20MENULIS) diakses 14 Februari 2018.
Tammasse & Jumraini T. (2016). Mengatasi Kesulitan Belajar Disleksia (Studi
Neuropsikolinguistik).(Online),(http://repository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/24
989/TAMMASSE,%20UNHAS.pdf?sequence=1) diakses 13 Februari 2018.