Pelatihan Linux SMK Raflesia

download Pelatihan Linux SMK Raflesia

of 50

description

MODUL PELATIHAN LINUX SMK RAFLESIA CIMANGGIS DEPOKPROGRAM KEAHLIAN REKAYASA PERANGKAT LUNAKHARI/TANGGAL: Sabtu, 1 Mei 2010

Transcript of Pelatihan Linux SMK Raflesia

  • MODUL PELATIHAN LINUX SMK RAFLESIA CIMANGGIS DEPOK

    PROGRAM KEAHLIAN REKAYASA PERANGKAT LUNAK HARI/TANGGAL: Sabtu, 1 Mei 2010

    BEKERJA SAMA DENGAN

    KELOMPOK PENGGUNA LINUX INDONESIA

    KPLI BOGOR

  • Modul ini dipergunakan khusus bagi peserta pelatihan linux

    Program Keahlian Rekayasa Perangkat Lunak (RPL)

  • iii

    KATA PENGANTAR

    Modul ini berisi tutorial praktik untuk membangun server berbasis Linux

    Slackware 13.0. Area Server berbasis Slackware 13.0 meliputi Konfigurasi Kartu

    Jaringan, Apache Web Server, BIND Domain Name Server, MySQL Server dan instalasi

    Wordpress.

    Diharapkan dengan dua pendekatan teoritis dan praktek langsung akan

    memberikan kemampuan lebih kepada Siswa/i yang pada akhirnya pada tahun 2010

    sudah siap dan mampu menghadapi IGOS (Indonesia Goes Open Source). Isi modul ini

    bersumber dari http://tundra.web.id.

    Bogor, Mei 2010

    Penulis,

    Hendra Nuryuliansyah

  • 1

    BAB I PENDAHULUAN

    1.1 Apa itu Linux? Linux adalah sebuah system operasi yang awalnya dibuat sebagai proyek hobi

    seorang mahasiswa muda yang bernama Linux Torvalds di Universitas Helsinki,

    Finlandia. Linux tertarik dengan Minix, yaitu suatu sistem operasi Unix kecil dan memutuskan untuk mengembangkan suatu sistem operasi yang mirip Unix

    tetapi lebih baik dari Minix. Linus memulainya pada tahun 1991 ketika itu ia

    mengeluarkan Linux release 0.0.2 dan terus berkerja mengembangkannya sampai

    tahun 1994, pada tahun ini ia mengeluarkan Linux release 1.0 sampai akhirnya

    saat versi Linux sampai versi 2.6 dan pengembangannya pun masih berlanjut.

    Linux dikembangkan di bawah lisensi GNU General Public License

    (http://www.linux.org.info/gnu.html) dank ode sumber (source code) Linux

    tersedia secara bebas dan terbuka bagi semua orang yang membutuhkannya. Ini

    bukan berarti bahwa Linux dan berbagai macam distribusinya adalah gratis begitu

    saja karena perusahaan-perusahaan (Distribusi Linux) dan para developer

    tentunya membutuhkan dana dalam pengembanganna. Linux bias digunakan

    secara luas meliputi kegunaannya sebagai server jaringan. Software development

    dan sebagai enduser platform. Linux sering dianggap sebagai system operasi yang

    handal, dan alternative untuk solusi sistem operasi yang murah. Linux sampai saat

    ini didukung oleh banyak software atau perangkat lunak free dan open source,

    namun demikian ada juga software atau perangkat lunak yang tidak free dan

    berjalan di atas flatform Linux. Sekarang Linux benar-benar menjadi tantangan

    yang hebat bagi para developer sistem operasi yang berlisensi (mahal) seperti

    Microsoft Windows misalnya. Bahkan desktop Linux yang juga indah dan

    menarik membuat Linux semakin digandrungi.

    1.2 Mengapa Linux? Ada beberapa masalah penting yang biasanya terjadi pada semua selease

    sistem operasi yang komersial, yaitu sebagai berikut:

    1) Biaya yang harus dikeluarkan besar (high cost) 2) Kode sumber (source code) dari system operasi yang tidak tersedia

    (close source)

    3) Ada batasan terhadap penggandaan system (Strict Limits) 4) Pengembangan versi minor ke mayor agak lambat (slow release

    pattern)

    5) Support teknologi yang sangat bergantung pada pembuat system operasi tersebut sementara coast harus dikeluarkan lagi untuk support

    teknologi tersebut.

    6) Kecenderungan system mudah carsh (crash-phone) Lalu system operasi manakah yang dapat meminimalisir hal di atas, sebenarnya

    ada banyak system operasi lain nya yang tidak komersial namun memberikan

    fungsionalitas yang sama dengan system operasi komersial bahkan cenderung

    lebih baik misalnya Linux, Free Bsd dan lain-lain. Linux memiliki peluang yang

    bersar untuk menjadi alternative penggunaan system operasi non komersial yang

    handal. Beberapa alasannya yaitu diantaranya sebagai berikut:

    1) Linux is free 2) Linux is open source 3) Linux is reliable

  • 2

    4) Linux is Network-friendly 5) Linux is backwards-Compatible

    1.3 Apa itu distribusi Linux? Linux memiliki filosofi No Monopolithic sehingga siapapun boleh bersama-

    sama mengembangkan serta menggunakan Linux. Oleh karena itu Linux tidak

    dapat di monopoli oleh seseorang, institusi, lembaga atau apapun namanya.

    Konsekwensinya adalah banyaknya Linux yang dikemas dan dikembangkan oleh

    Vendor / perusahaan menjadi suatu system operasi yang lengkap, yang biasanya

    dikenal dengan distribusi Linux atauDistro Linux. Beberapa distribusi Linux diantaranya sebagai berikut:

    1) Open Suse 2) RedHat 3) Mandriva 4) Debian 5) Fedora 6) Slackware, dll

    Distribusi Linux yang manakah yang digunakan? Pertanyaan ini akan muncul

    karena begitu banyak distribusi Linux yang ada. Tetapi Anda dapat menggunakan

    distribusi Linux yang telah disebutkan di atas mungkin ada beberapa yang paling

    popular digunakan baik sebagai server maupun untuk workstation seperti yang

    telah disebutkan di atas. Tetapi jika Anda sudah terbiasa menggunakan distribusi

    yang ada sebenarnya tidak masalah jika Anda dikemudian hari menggunakan

    distribusi yang lain karena semua distribusi menggunakan system yang sama yaitu

    Kernel Linux Bhineka tunggal kernel berbeda-beda tetapi satu kernel.

    1.4 Kernel Linux Kernel adalah inti dari system operasi Linux, yang menjembatani interasi antara

    program-program (aplikasi-aplikasi) di Linux dengan perangkat keras (hardware)

    computer. Kernel memiliki peranan yang sangat penting karena kernel dapat

    berinteraksi langsung dengan perangkat keras (hardware) dan juga dapat

    berinteraksi langsung dengan program-program user (Linux Aplication) Kernel

    memiliki tugas dan tanggung jawab sebagai berikut:

    Task Scheduling (Multi Tasking)

    Memory management

    Hardware support

    Audio support

    Filesystem support Sistem operasi Linux biasa disebut juga kernel Linux adalah sekumpulan

    program-program yang ditulis dalam kode suber bahasa C. Program merupakan

    sekumpulan instruksi atau pernyataan-pernyataan yang dimengerti oleh sebuah

    compiler atau interpreter. Compiler dan interpreter memiliki fungsi dan tugas

    yang sama namun berbeda dalam proses kerjanya.

  • 3

    BAB II INSTALASI SLACKWARE 13.0

    Pilihlah first boot DVD ROM, jika muncul tampilah seperti dibawah ini

    tekan enter.

    Tekan enter

    Tuliskan root, enter

  • 4

    Tuliskan cfdisk, enter

    Buat partisi baru, new

    Pilih Logical

  • 5

    Buatlah partisi swap sebesar dua kali RAM, minimal 600MB, enter

    Pilih Beginning

    Buat partisi Linux, tekan New

  • 6

    Tekan Logical

    Gunakanlah siswa partisi (Free Space)

    Pilihlah Type pada partisi swap

  • 7

    Tekan a untuk melanjutkan

    Pilih id 82 yang menyatakan sebagai SWAP

    Tekan Write

  • 8

    Tuliskan yes

    Quit

    Pilih Addswap, OK

  • 9

    Deteksi ruang kosong SWAP, OK

    No

    OK

  • 10

    Select

    Format partisi linux, OK

    Pilihlah filesystem ext3

  • 11

    OK

    Install from a Slackware CD or DVD, OK

    Auto, OK

  • 12

    OK

    Full, OK

    Skip, OK

  • 13

    Simple, OK

    1024x768x256, OK

    OK

  • 14

    No

    MBR, OK

    Imps2, OK

  • 15

    Yes

    Configure Network, No

    Confirm Startup Service to run, OK

  • 16

    Console font configuration, No

    Hardware Clock set to UTC, No

    Pilih Asia/Jakarta, OK

  • 17

    Pilih KDE: K Desktop Environtment, OK

    Memberikan password kepada user root, Yes

    Lalu isi password root

  • 18

    Setup selesai, OK

    EXIT, OK

  • 19

    BAB III KONFIGURASI KARTU JARINGAN

    Seperti halnya manusia, dua buah komputer atau lebih yang berkomunikasi harus

    mengerti bahasa yang dipergunakan dan tahu prosedur bagaimana harus berbicara dengan

    benar. Prosedur bagaimana dua buah komputer (lebih) yang berbentuk suatu LAN untuk

    dapat saling berkomunikasi (bertukar data) disebut dengan protokol.

    Protokol: prosedur aliran informasi di dalam jaringan

    Pada mulanya, setiap pembuat komputer menggunakan protokol sendiri-sendiri.

    Hal ini tentunya akan menyulitkan bagi pihak pemakai, karena mau tidak mau pemakai

    akan sangat tergantung dengan pihak vendor atau pada satu jenis sistem komputer.

    Artinya, setiap vendor memiliki standar masing-masing, sehingga sebuah peralatan

    jaringan hanya dapat berkomunikasi dengan peralatan dengan merek yang sama.

    Menyadari masalah ini, maka berbagai pihak kemudian berusaha untuk mengembangkan

    protokol standar. Dengan standarisasi protokol, maka setiap peralatan dalam jaringan

    dengan merek yang berbeda dapat saling berkomunikasi.

    Salah satu model protokol yang dari sekian model yang ada adalah model OSI.

    Model OSI (Open System Interconection) ini merupakan model yang unik karena tidak

    membutuhkan standar komunikasi khusus yang harus digunakan. Model OSI dibuat oleh

    ISO (International Standar Organisation). Berdasarkan konsepnya, model OSI ini terbagi

    atas 7 layar (lapisan) dimana masing-masing lapisan mempunyai fungsi yang spesifik.

    Standar OSI tidak membahas secara detail tentang cara kerja masing-masing

    lapisan, tetapi hanya memberikan suatu konsep dan menentukan proses yang terjadi pada

    lapisan tertentu serta menentukan protokol yang dapat dipergunakan pada lapisan

    tersebut. Lihat pada gambar model referensi OSI berikut:

    Proses yang terjadi pada informasi yang dikirimkan oleh sebuah aplikasi ketika

    melewati lapisan OSI pada gambar di atas dapat diterangkan sebagai berikut:

    1. Pada Application, Presentation, dan Session layer, informasi diubah menjadi data. 2. Pada Transport layer, data diubah menjadi segments. 3. Pada Network layer, segmen diubah menjadi paket. 4. Pada Data Link layer, paket diubah menjadi frame. 5. Pada Physical layer, frame diubah menjadi bit sehingga siap untuk dikirimkan.

    Pada sisi penerimaan, hal yang sama terjadi dari bit data diubah menjadi frame

    dan seterusnya sehingga diterima oleh aplikasi penerimanya. Perhatikan ilustrasi berikut:

  • 20

    PDU: Protocol Data Unit

    Model OSI menyediakan secara konseptual kerangka kerja untuk komunikasi

    antar komputer, tetapi model ini bukan merupakan metode komunikasi. Sebenarnya

    komunikasi dapat terjadi karena menggunakan protokol komunikasi. Sebuah protokol

    mengimplementasikan salah satu atau lebih dari lapisan OSI.

    3.1 Lapisan Model OSI Lapisan Model OSI berdasarkan konsepnya terdiri dari 7 (tujuh) lapisan/layer

    yang masing-masing berserta fungsi dan contoh protokolnya dapat dijelaskan sebagai

    berikut:

    Pysical Layer: Tingkat paling bawah dari model OSI layer yang memberikan spesifikasi

    mekanik, karakeristik elektris dari koneksi pewaktuan dari transmisi. Anda dapat

    membayangkan layer ini sebagai tingkatan hardware. Secara umum, masalah mekanis,

    elektrik, interface prosedural serta media fisik berada di layer ini. Pada layer ini terjadi

    transmisi data biner. Contoh protokol pada layer ini: 10BaseT, 100BaseT, RS232.

    Data Link Layer: Mempersiapkan dan membangun transmisi data. Pada lapisan ini sinyal elektrik

    memasuki dan meninggalkan kabel. Pola bit, pengkodean, dan token adalah contoh

    elemen-elemen yang dikenal pada lapisan ini. Lapisan data link mendeteksi error dan

    mengoreksinya dengan cara meminta transmisi ulang. Karena kerumitannya, lapisan ini

    dipecah ke dalam 2 (dua) lapisan, yakni Medium Access Control dan Logical Link

    Control (LLC). MAC mengelola akses network (perawatan token dan pendeteksian

    collision). Lapisan LLC mengirim dan menerima pesan. Contoh protokol SLIP, PPP,

    MTU.

    Network Layer: Bertugas menerima pesan dari lapisan diatasnya, kemudian memecah menjadi

    beberapa paket dan mengirim ke tujuan melalui lapisan di bawahnya (data link dan

  • 21

    physical). Lapisan ini bertanggung jawab atas pengalamatan dan pengiriman pesan

    (menentukan jalur atau rute pengiriman dan meneruskan paket ke alamat tujuan). Contoh

    protokolnya: IP, IPX, ARP, RARP, ICMP, RIP.

    Transport Layer: Mengatur jalannya pertukaran data. Pada lapisan ini ada fungsi error recovery.

    Bila ada duplikasi paket datang, lapisan ini akan mengetahuinya dan kemudian

    membuangnya. Contoh protokolnya TCP, UDP, SPX.

    Session Layer: Memisahkan data antar sesi dan antar aplikasi yang sedang berjalan. Sesi ini

    memungkinkan aplikasi yang dijalankan 2 (dua) host mengkoordinasikan komunikasinya

    ke dalam satu sesi. Contoh MPEG, JPEG, ASCII.

    Application Layer: Melayani antar muka aplikasi dan jaringan. Merupakan lapisan program apliaksi.

    Contoh protokolnya FTP, SMTP, POP.

    3.2 TCP/IP TCP/IP (Transfer Control Protocol/Internet Protocol) merupakan salah satu

    protokol jaringan yang terkenal selain NETBEUI dari Microsoft atau IPX/SPX dari

    Novell. TCP/IP merupakan standar yang berlaku untuk jaringan komputer berbasis

    internet. Jadi protokol TCP/IP ini tidak hanya untuk Linux tetapi juga Windows, Unix,

    Macintosh dan semua sistem yang mendukung internet.

    TCP/IP bukan hanya terdiri dari protokol TCP dan IP melainkan sudah

    merupakan sekumpulan protokol yang tiap protokolnya melakukan sebagian tugas dari

    keseluruhan komunikasi jaringan yang dikenal sebagai TCP/IP protokol suite. TCP/IP

    protokol suite terdiri dari protokol TCP, IP, ARP (Address Resolution Protocol), ICMP

    (Internet Control Message Protocol) dan UDP (User Datagram Protocol).

    Dalam menangani tugasnya, protokol ini terbagi dalam beberapa layer yang

    disebut sebagai TCP/IP layer. Lihat gambar berikut:

    Network Access Layer: Layer yang biasa disebut sebagai Link Layer atau Network Interface Layer.

    Layer ini biasanya berisi driver peralatan jaringan sebuah sistem operasi dan kartu

    interface jaringan yang sesuai. Di layer ini akan ditangani detail-detail hardware dan

    pengkabelan.

    Internet Layer: Layer yang biasanya disebut sebagai Network Layer, bertanggung jawab

    terhadap pergerakan paket dalam sebuah jaringan seperti routing. IP, ICMP dan IGMP

    (Internet Group Management Protocol) merupakan protokol jaringan yang ada pada layer

    ini.

  • 22

    Transport Layer: Layer ini bertanggungjawab mengatur aliran data antara dua host untuk layer

    aplikasi diatasnya. Dalam layer ini terdapat dua buah protokol yang terkenal, yakni TCP

    dan UDP.

    Application Layer: Layer ini berfungsi menangani detail-detail aplikasi end-user. Banyak sekali

    aplikasi TCP/IP yang ada diantaranya: telnet, SMTP, SNMP (Simple Network

    Management Protocol)

    Alamat Internet (IP Address)

    Setiap host yang tergabung dalam suatu jaringan (internet, intranet) yang

    menggunakan protokol TCP/IP harus mempunyai alamat internet sendiri (IP address).

    Sebagai Anda pahami sebelumnya hanya untuk dapat berkomunikasi dan identifikasi

    komputer dalam jaringan digunakan alamat fisik (alamat MAC) dan alamat logika

    (alamat IP). Alamat MAC terdapat dalam NIC dan tidak dapat diubah karena tercetak

    dalam chip sedang alamat IP dapat diatur sendiri atau oleh sistem operasi (dinamis).

    Alamat MAC merupakan alamat yang sifatnya unik dan flat, sedangkan alamat IP

    merupakan alamat yang tipenya hirarikal. Jadi, jika satu komputer dipindahkan ke tempat

    lain (ke jaringan yang berbeda) maka yang berubah adalah alamat IP sedangkan alamat

    MAC tetap.

    Internet address (IP address) merupakan alamat logikal yang terdiri dari 32 bit,

    yang dibagi atas empat bagian yang masing-masing bagian terdiri dari 8 bit. Tiap bagian

    tersebut disebut sebagai oktet. Jadi IP address terdiri dari 4 (empat) buah oktet.

    Biasanya penulisan IP address ini menggunakan notasi desimal, karena dengan

    notasi biner akan sangat sulit untuk dibaca dan ditulis. Dengan notasi desimal, maka ip

    address terdiri dari 4 (empat) buah bilangan desimal yang masing-masing dipisahkan

    dengan tanda titik. Lihat gambar dibawah.

  • 23

    Anda perhatikan lagi gambar ilustrasi di atas, tampak bahwa setiap alamat IP

    terdiri atas 2 (dua) bagian yakni bagian pertama untuk identifikasi jaringan sedangkan

    bagian yang lain untuk identifikasi node atau host. Dalam pengaturannya, pembagian

    alamat dibagi atas beberapa kelas nomor jaringan seperti terlihat pada gambar berikut.

    1. IP Kelas A menggunakan oktet (desimal) pertama untuk mengidentifikasikan alamat jaringan, NetID. 3 (tiga) oktet berikutnya digunakan untuk

    mengidentifikasi host.

    2. IP Kelas B menggunakan dua oktet (desimal) pertama untuk mengidentifikasikan alamat jaringan, NetID. 2 (dua) oktet berikutnya digunakan untuk

    mengidentifikasi host.

    3. IP Kelas C menggunakan tiga oktet (desimal) pertama untuk mengidentifikasikan alamat jaringan, NetID. 1 (satu) oktet berikutnya digunakan untuk

    mengidentifikasi host.

    Alamat 127.xxx.xxx.xxx (x bernilai 0 s/d 255) tidak diperbolehkan dipakai

    sebagai alamat host kerena oleh aplikasi TCP/IP dipakai sebagai alamat loopback yaitu

    paket yang ditransmisikan kembali dan diterima oleh bufer komputer itu sendiri tanpa

    ditransmisikan ke media jaringan. Alamat ini sebagai diagnostik dan pengecekan

    konfigurasi TCP/IP.

    Alamat lain yang tidak diperkenankan dipergunakan sebagai alamat host adalah

    local broadcast dengan nilai 255.255.255.255. Alamat dengan bagian host yang

    mempunyai nilai biner 0 dan 1 tidak diperkenankan dipergunakan karena bagian host

    dengan angka biner 0 semua menunjukkan alamat network dan bagian host yang

    semuanya bernilai 1 digunakan untuk alamat broadcast pada jaringan.

  • 24

    Sebagai contoh: komputer dengan IP kelas A 10.2.3.3 akan mempunyai alamat

    network 10.0.0.0 dan alamat broadcast 10.255.255.255 atau komputer dengan IP kelas B

    176.10.48.48 merupakan komputer dengan jaringan 176.10.0.0 dan alamat broadcast

    176.10.255.255.

    Broadcast address ini digunakan untuk mengirim/menerima informasi yang harus

    diketahui oleh seluruh host yang ada pada suatu network . Seperti diketahui, setiap paket

    IP memiliki header alamat tujuan berupa IP Address dari host yang akan dituju oleh paket

    tersebut. Dengan adanya alamat ini, maka hanya host tujuan saja yang memproses paket

    tersebut, sedangkan host lain akan mengabaikan.

    Bagaimana jika suatu host ingin mengirim paket kepada seluruh host yang ada

    pada networknya? Tidak efisien jika ia harus membuat replikasi paket sebanyak jumlah

    host tujuan. Pemakaian bandwidth akan meningkat dan beban kerja host pengirim

    bertambah padahal isi paket-paket tersebut sama. Oleh karena itu, dibuat konsep

    broadcast address. Host cukup mengirim ke alamat broadcast, maka seluruh host yang

    ada pada network akan menerima paket tersebut. Konsekuensinya, seluruh host pada

    network yang sama harus memiliki address broadcast yang sama dan address tersebut

    tidak boleh digunakan sebagai IP Address untuk host tertentu. Jadi, sebenarnya setiap

    host memiliki 2 address untuk menerima paket: pertama adalah IP Addressnya yang

    bersifat unik dan kedua adalah broadcast address pada network tempat host tersebut

    berada. Address broadcast diperoleh dengan membuat seluruh bit host pada IP Address

    menjadi 1. Jadi, untuk host dengan IP address 167.205.9.35 atau 167.205.240.2, broadcast

    addressnya adalah 167.205.255.255 (2 segmen terakhir dari IP address tersebut dibuat

    berharga 11111111.11111111, sehingga secara desimal terbaca 255.255). Jenis informasi

    yang dibroadcast biasanya adalah informasi routing.

    3.3 Private IP Untuk menghindari pemakaian IP secara berlebih. Beberapa IP address disisihkan

    oleh LAN untuk keperluan jaringan lokal. Setiap individu, organisasi dapat menggunakan

    alamat ini untuk membentuk jaringan lokal.

    Alamat privat merupakan alamat yang dipakai di dalam suatu LAN yang tidak

    terkoneksi langsung dengan internet. Untuk menghubungkan alamat ini dengan internet

    diperlukan teknik yang disebut dengan NAT atau menggunakan proxy server. Teknik ini

    akan membungkus privat IP dengan public IP. Alamat-alamat privat tersebut adalah:

    Privat kelas A 10.0.0.0 s.d 10.255.255.255

    Privat kelas B 172.16.0.0 s.d 172.31.255.255

    Privat kelas C 192.168.0.0 s.d 192.168.255.255

    3.4 Subneting Administrasi jaringan kadang-kadang perlu memecah jaringan besar menjadi

    jaringan lebih kecil. Tujuan yang paling banyak digunakan adalah untuk mengkontrol

    trafic jaringan, karena pada jaringan ethernet semua node pada jaringan akan melihat

    trafic yang dikirimkan oleh node lainnya pada jaringan yang sama. Dengan lain perkataan

    untuk mengurangi ukuran dari domain broadcast. Karena jika tidak menggunakan

    subneting, jaringan bisa jadi akan mengalamai kongesti dan kolisi trafic sangat besar.

    Proses subneting dilakukan dengan menggunakan bit subnet mask. Bit subnet

    mask inilah yang akan menentukan alamat jaringan, alamat host, dan alamat broadcast

    dari suatu IP. Dalam bit subnet mask, biner 1 akan digunakan untuk menentukan alamat

    network, dan biner 0 digunakan untuk menentukan alamat host. Pada setiap kelas IP

    terdapat subnet mask default, yakni:

  • 25

    Kelas A 255.0.0.0 11111111.00000000.00000000.00000000

    Kelas B 255.255.0.0 11111111.11111111.00000000.00000000

    Kelas C 255.255.255.0 11111111.11111111.11111111.00000000

    Contoh aplikasi subneting:

    Dalam contoh ini akan digunakan sebuah alamat IP dengan kelas C dengan subnet mask

    default.

    IP : 192.168.34.89

    subnet mask : 255.255.255.0

    Penulisan ini dapat disingkat dengan metode CIDR atau masklen: 192.168.34.89/24.

    Masklen 24 berarti bit 1 pada subnet mask berjumlah 24. Untuk menentukan alamat

    jaringan digunakan proses AND diantaranya IP dan subnet mask.

    Coba Anda perhatikan:

    Address: 192.168.34.89 11000000.10101000.00100010.01011001

    Netmask: 255.255.255.0 11111111.11111111.11111111.00000000

    Network: 192.168.34.0/24 11000000.10101000.00100010.00000000

    HostMin 192.168.34. 11000000.10101000.00100010.00000001

    HostMax 192.168.34.254 11000000.10101000.00100010.11111110

    Broadcast 192.168.34.255 11000000.10101000.00100010.11111111

    Host/Net 254 Class C, Private Internet

    Terlihat bahwa dengan menggunakan subnet mask default. Alamat network

    tersebut dapat menyediakan 254 alamat IP ditambah dengan alamat network

    (192.168.34.0) dan alamat broadcast (192.168.34.255).

    Jika kita membagi menjadi beberapa subnetwork, maka setiap subnetwork akan

    mempunyai alamat network dan broadcast masing-masing. Pembagian subnetwork

    dilakukan dengan menggunakan subnet mask yakni setiap bit dalam subnet mask yang

    digunakan untuk bagian network di set dengan 1 dan untuk host diset dengan 0.

    Coba Anda perhatikan contoh berikut: kita mempunyai network address

    193.20.32.0 dengan subnet mask 255.255.255.224. Jadi jumlah subnet yang tersedia

    adalah 6. Dari mana angka didapat? Kita lihat dari oktet terakhir subnet mask yani angka

    224 (11100000).

    Terlihat bahwa ada 3 bit host ID yang di tutup (di mask), sehingga bisa dihitung

    jumlah subnetnya adalah 23 2 = 6. Jumlah host per subnet dapat dihitung dari jumlah

    host ID yang tidak dimasking yakni 5. Sehingga jumlah host per subnet adalah 25 2 =

    30.

    Network: 193.20.32.0/27 11000001.00010100.00100000.00000000

    Netmask: 255.255.255.224=27 11111111.11111111.11111111.00000000

    HostMin: 193.20.32.1 11000001.00010100.00100000.00000001

    HostMax: 193.20.32.30 11000001.00010100.00100000.00011110

    Broadcast: 193.20.32.31 11000001.00010100.00100000.00011111

    Hosts/Net: 30 Class C

    Bagaimana secara mudah jika kita kurangkan 256 224 = 32. Maka kelompok subnet yang tersedia adalah kelipatan 32. Dari sini kita dapat memperoleh alamat

    network, broadcast, dan IP yang valid untuk setiap host anggota subnet.

    3.5 Konfigurasi Kartu jaringan Linux Slackware (Linux secara umum) mempunyai keunggulan dalam

    penanganan jaringan. Karena mesin yang telah terinstal dengan Linux selain bisa menjadi

    klien dapat pula menjadi server pada saat bersamaan. Selain itu Linux mempunyai

    keunggulan untuk dapat berhubungan dengan sistem operasi lainnya seperti Windows,

    MacOS, Atari dan keluarga UNIX lainnya.

  • 26

    Tentunya segala kelebihan tersebut tidak berarti apa-apa jika mesin Linux Anda

    tidak terhubung dengan jaringan. Pada bagian akhir Bab I ini, kita akan mencoba untuk

    melakukan konfigurasi kartu jaringan di mesin Slackware Anda.

    Disini, Anda menggunakan Slackware tidak hanya sebagai server saja, tetapi juga

    menggunakannya sebagai gateway ke jaringan yang lebih luas yakni internet.

    Untuk instalasi kartu jaringan di Slackware sebenarnya tidak terlalu sulit. Anda

    hanya perlu menancapkan satu atau beberapa kartu Ethernet pada slot PCI yang tersedia

    di komputer Anda. Kemudian lakukan langkah-langkah berikut:

    tanda '//' adalah komentar

    root@server:/# cp/etc/rc.d/rc.inet1.conf /etc/rc.d/rc.inet1.conf.backup

    //

    //biasakan untuk membackup terlebih dahulu skrip konfigurasi

    //jika terjadi kesalahan Anda tinggal me-rename file backup tersebut

    root@server:/# vi /etc/rc.d/rc.inet1.conf

    //membuka file inet1.conf dengan editor vi

    //inet1.conf adalah file konfigurasi ethernet utama di slackware

    . . # Config information for eth0:

    IPADDR[0]="192.168.1.2"

    NETMASK[0]="255.255.255.0"

    USE_DHCP[0]=""

    DHCP_HOSTNAME[0]=""

    # Config information for eth1:

    IPADDR[1]=""

    NETMASK[1]=""

    USE_DHCP[1]=""

    DHCP_HOSTNAME[1]=""

    # Config information for eth2:

    IPADDR[2]=""

    NETMASK[2]=""

    USE_DHCP[2]=""

    DHCP_HOSTNAME[2]=""

    . . //Jika Ada Gateway, maka jangan lupa Anda masukkan Gateway nya.

    # Default gateway IP address:

    GATEWAY="192.168.1.1" //hanya sebagai contoh

    Anda tinggal memasukkan alamat IP untuk ethernet Anda diantara tanda petik

    ganda . IPADDR adalah IP Address, Netmask adalah netmask untuk IP. Karena kita tidak menggunakan DHCP maka kosongkan kedua baris terakhir tersebut.

    Kita hanya mempunyai 1 (satu) buah ethernet card saja. Maka Anda cukup

    menuliskan alamat IP pada eth0 atau eth1 atau eth2 saja. Jika sudah selesai, Anda save

    dan ikuti langkah berikut.

    root@server:/# ifconfig

    lo Link encap:Local Loopback

    inet addr:127.0.0.1 Mask:255.0.0.0

    inet6 addr: ::1/128 Scope:Host

    UP LOOPBACK RUNNING MTU:16436 Metric:1

    RX packets:2701 errors:0 dropped:0 overruns:0 frame:0

    TX packets:2701 errors:0 dropped:0 overruns:0 carrier:0

    collisions:0 txqueuelen:0

    RX bytes:298053 (291.0 KiB) TX bytes:298053 (291.0 KiB)

  • 27

    Jika Anda mengetikkan perintah diatas mendapatkan hanya hasil 'lo' saja, terdapat

    2 (dua) kemungkinan penyebab. Kemungkinan pertama, kernel Linux Slackware Anda

    tidak mengenali kartu ethernet yang Anda pasang. Namun, menurut pengalaman penulis,

    Slackware 12 hampir mengenali semua kartu ethernet yang ada di pasaran.

    Kemungkinan kedua, Anda harus secara manual menjalankan perintah: root@server:/#

    /etc/rc.d/rc.inet1 start

    atau

    root@server:/# /etc/rc.d/rc.inet1 restart

    Untuk menjalankan service rc.inet1 secara otomatis setiap menjalankan sistem

    Slackware kita, maka Anda harus memberikan hak akses eksekusi terhadap file rc.inet1

    tersebut dengan perintah:

    Coba Anda lihat apakah file rc.inet1 sudah diberikan hak akses eksekusi:

    root@server:/# ls -l /etc/rc.d/rc.inet1

    -rw-r--r-- 1 root root 9435 2008-12-25 16:16 /etc/rc.d/rc.inet1

    pada service rc.inet1 belum mendapatkan hak akses eksekusi, maka Anda harus

    memberikan perintah dibawah ini:

    root@server:/# chmod +x /etc/rc.d/rc.inet1

    root@server:/# ls -l /etc/rc.d/rc.inet1

    -rwxr-xr-x 1 root root 9435 2008-12-25 16:16 /etc/rc.d/rc.inet1

    Jika konfigurasi kartu jaringan benar, maka konfigurasi kartu jaringan Anda akan tampak

    sebagai berikut:

    root@server:/# ifconfig

    eth0 Link encap:Ethernet HWaddr a0:10:18:1a:26:72

    inet addr:192.168.1.2 Bcast:192.168.1.255 Mask:255.255.255.0

    inet6 addr: fe80::a210:18ff:fe1a:2672/64 Scope:Link

    UP BROADCAST MULTICAST MTU:1500 Metric:1

    RX packets:49134 errors:0 dropped:0 overruns:0 frame:0

    TX packets:45611 errors:0 dropped:0 overruns:0 carrier:0

    collisions:0 txqueuelen:1000

    RX bytes:52055428 (49.6 MiB) TX bytes:6338062 (6.0 MiB)

    Interrupt:18

    lo Link encap:Local Loopback

    inet addr:127.0.0.1 Mask:255.0.0.0

    inet6 addr: ::1/128 Scope:Host

    UP LOOPBACK RUNNING MTU:16436 Metric:1

    RX packets:2701 errors:0 dropped:0 overruns:0 frame:0

    TX packets:2701 errors:0 dropped:0 overruns:0 carrier:0

    collisions:0 txqueuelen:0

    RX bytes:298053 (291.0 KiB) TX bytes:298053 (291.0 KiB)

    //Jika di layar monitor Anda muncul eth0 atau eth1 atau eth2 dan lo maka selamat

    //Anda telah dengan benar mengkonfigurasi kartu jaringan Anda di mesin slackware

    Anda dapat juga membuat virtual eth meskipun hanya mempunyai satu buah

    ethernet card. Caranya dapat Anda pilih:

    Cara pertama:

    root@server:/# ifconfig eth0 add 192.168.1.7 netmask 255.255.255.0

    //Cara ini adalah cara on the fly yang akan berjalan pada saat itu juga dan konfigurasi

    akan hilang jika mesin linux Anda di restart

    //Langkah di atas adalah membuat virtual eth0

    Cara kedua, cara yang permanen adalah dengan memasukkan konfigurasi diatas

    pada file /etc/rc.d/rc.inet1.conf

    . . # Config information for eth0:

  • 28

    IPADDR[0]="192.168.1.2"

    NETMASK[0]="255.255.255.0"

    USE_DHCP[0]=""

    DHCP_HOSTNAME[0]=""

    # Config information for eth1:

    IPADDR[1]=""

    NETMASK[1]=""

    USE_DHCP[1]=""

    DHCP_HOSTNAME[1]=""

    # Config information for eth2:

    IPADDR[2]=""

    NETMASK[2]=""

    USE_DHCP[2]=""

    DHCP_HOSTNAME[2]=""

    . . //Jika Ada Gateway, maka jangan lupa Anda masukkan Gateway nya.

    # Default gateway IP address:

    GATEWAY="192.168.1.1" //hanya sebagai contoh

  • 29

    BAB IV DNS Server

    Coba Anda perhatikan alamat-alamat dibawah ini:

    216.239.61.104

    209.131.36.158

    Apakah Anda mengenali alamat-alamat yang tertera di atas itu dan ketika Anda

    menuliskan alamat berupa angka itu di URL Browser apakah yang akan terjadi, pastinya

    Anda akan diarahkan ke suatu situs. Jika suatu saat Anda diminta kembali untuk

    membuka situs tersebut apakah Anda masih mengingat alamatnya?

    Jika saya menuliskan alamat-alamat di atas dalam bentuk seperti:

    216.239.61.104 = www.google.com

    209.131.36.158 = www.yahoo.com

    Tentunya Anda akan lebih mudah mengingat situs-situs tersebut dibandingkan

    harus menghafal alamat berdasarkan IP. Kita tidak perlu mengetahui penamaan asli

    berbasis angka (alamat IP) tetapi cukup dengan nama atau istilah yang dipahami oleh

    kita. Anda bisa bayangkan betapa rumitnya jika harus menghafal nama-nama mesin

    dalam jaringan dalam bentuk angka.

    Pada jaringan internet, sebagaimana Anda pahami sampai saat ini, sebetulnya

    pengalamatan sebuah komputer menggunakan angka yang dikenal sebagai Internet

    Protocol (IP) Address yang terdiri dari 32 bit bilangan biner. Tentunya akan sukar bagi

    kita / user untuk mengingat sekian juta komputer di seluruh Internet dengan

    pengalamatan angka sebagaimana dijelaskan di atas. Untuk itu dikembangkan penamaan

    mesin yang lebih manusiawi menggunakan konsep Domain Name System (DNS).

    DNS adalah salah satu jenis sistem yang melayani permintaan pemetaan IP

    Address ke FQDN (Fully Qualified Domain Name) dan FQDN ke IP Address. FQDN

    lebih mudah untuk diingat oleh manusia daripada IP Address. Tidak semua orang bisa

    menghafalkan 216.239.61.104, dan akan lebih mudah jika menghafalkan

    www.google.com.

    DNS ditemukan oleh Paul Mocapetris pada tahun 1983. Spesifikasi asli muncul

    di RFC 882 dan 883. Tahun 1987 penerbitan RFC 1034 dan RFC 1035 membuat update

    terhadap spesifikasi DNS. Tentunya RFC 882 dan RFC 883 tidak berlaku lagi.

    Jadi siapa yang memerlukan DNS? Tentunya Anda sebagai pengakses internet,

    tetapi sebagai pengakses internet tidak perlu membuat DNS Server, karena bisa

    menggunakan DNS server yang disediakan oleh ISP. Pengguna DNS selanjutnya tentu

    saja adalah ISP, dan mereka yang mengelola domain dan webserver.

    Sebagai contoh, ketika Anda memasukkan alamat http://www.google.com,

    sebenarnya ada beberapa proses yang dilalui hingga halaman web ditampilkan di Web

    Browser Anda. Pada saat Anda memasukkan alamat tersebut, terlebih dahulu nama

    alamat akan dikirimkan ke DNS Server yang menangani host dan domain alamat tersebut

    untuk mencari berapa sebenarnya alat IP yang digunakan (Anda ingat, semua komputer di

    internet menggunakan IP Address untuk berkomunikasi dan bukan nama). Setelah

    menemukan alamat IP barulah kemudian halaman website yang diminta dikirim ke Web

    Browser.

    Pada sistem operasi Linux, DNS diimplementasikan dengan menggunakan

    software Berkeley Internet Name Domain (BIND), BIND ini memiliki dua sisi, yaitu sisi

    client dan sisi server. Sisi client disebut resolver. Resolver ini bertugas membangkitkan

    pertanyaan mengenai informasi domain name yang dikirimkan kepada sisi server. Sisi

    server BIND ini adalah sebuah daemon yang disebut named (baca: name di). Ia yang

    akan menjawab query-query dari resolver yang diberikan kepadanya.

    Bagaimana dengan Linux Slackware 13.0 sendiri? Secara default BIND sudah

    terinstall di mesin Slackware Anda, yakni bind9.

    root@server:/# ls /var/log/packages/ |grep bind

    bind-9.4.2_P2-i486-1

  • 30

    kdebindings-3.5.10-i486-2

    Anda lihat bahwa di mesin kita telah terinstal paket bind-9.4.2_P2-i486-1. Ada beberapa

    file-file instalasi default yang berkaitan dengan ini, yakni:

    var/named/caching-example/named.ca

    var/named/caching-example/named.local

    var/named/caching-example/localhost.zone

    etc/rc.d/rc.bind

    etc/named.conf

    Tiga file awal adalah contoh dari konfigurasi bind9, file selanjutnya adalah init script

    (rc.bind) dan konfigurasi dari bind (named.conf). Untuk setting BIND ini, file-file yang

    harus Anda perhatikan adalah:

    1. /etc/resolv.conf Berisi alamat Domain atau alamat IP dari name server.

    2. /etc/named.conf Berisi keterangan letak dan jenis databases yang dibutuhkan oleh BIND

    3. /var/named/named.ca Berisi informasi data yang berada dalam domain root, yang akan dipergunakan

    name server jika ada resolver yang akan meminta nama domain diluar nama

    domain lokal.

    4. /var/named/named.local Berisi alamat loopback untuk alamat ke diri sendiri dengan alamat 127.0.0.1

    4.1 Persiapan Setting Domain Baru Untuk memudahkan pemahaman setting DNS Server, Anda akan diajak

    membuat domain baru untuk DNS server, mail server, FTP Server, HTTP Server

    sekaligus dengan data sebagai berikut:

    Hostname : ns1

    Nama Domain : www.smk-raflesia-depok.sch.id

    Nama DNS Server : ns1.smk-raflesia-depok.sch.id

    IP DNS : 192.168.1.21

    Nama Mail Server : mail.smk-raflesia-depok.sch.id

    Nama HTTP Server : www.smk-raflesia-depok.sch.id

    Nama FTP Server : ftp.smk-raflesia-depok.sch.id

    Perhatikan! Karena kita menggunakan IP Address yang sama untuk DNS, Mail,

    HTTP, FTP Server, maka kita akan menggunakan record CNAME (nama alias) dengan

    mendefinisikan ns1.smk-raflesia-depok.sch.id mempunyai nama alias mail.smk-raflesia-

    depok.sch.id, ftp.smk-raflesia-depok.sch.id, www.smk-raflesia-depok.sch.id.

    4.2 Mengedit File /etc/named.conf File ini merupakan konfigurasi utama untuk bind. File ini merupakan kumpulan

    statemen-statemen yang nilainya kita tentukan sesuai dengan DNS seperti apa yang kita

    inginkan. Berikut ini adalah isi file /etc/named.conf bawaan di slackware 13.0:

    options {

    directory "/var/named";

    /*

    * If there is a firewall between you and nameservers you want

    * to talk to, you might need to uncomment the query-source

    * directive below. Previous versions of BIND always asked

    * questions using port 53, but BIND 8.1 uses an unprivileged

    * port by default.

    */

    // query-source address * port 53;

  • 31

    };

    //

    // a caching only nameserver config

    //

    zone "." IN {

    type hint;

    file "caching-example/named.root";

    };

    zone "localhost" IN {

    type master;

    file "caching-example/localhost.zone";

    allow-update { none; };

    };

    zone "0.0.127.in-addr.arpa" IN {

    type master;

    file "caching-example/named.local";

    allow-update { none; };

    };

    1. Blok Pertama options {

    directory "/var/named";

    /*

    * If there is a firewall between you and nameservers you want

    * to talk to, you might need to uncomment the query-source

    * directive below. Previous versions of BIND always asked

    * questions using port 53, but BIND 8.1 uses an unprivileged

    * port by default.

    */

    // query-source address * port 53;

    };

    Blok ini merupakan global seting dari bind, direktory /var/named adalah direktori kerja dari bind, di direktori tersebut ditempatkan file-file konfigurasi domain yang biasa disebut

    zone (Perintah zone digunakan untuk menunjukkan domain yang dilayani oleh name

    server). Tidak disarankan untuk mengutak-atik blok ini kecuali Anda tahu apa yang Anda

    kerjakan. Baris ini memberitahukan kepada Server BIND dimana file-file zona disimpan.

    2. Blok Kedua zone "." IN {

    type hint;

    file "caching-example/named.root";

    };

    Blok ini merupakan blok root zone atau kasarnya alamat-alamat dari domain-domain

    international. Kita membutuhkan blok root zone ini.

    3. Blok Ketiga zone "localhost" IN {

    type master;

    file "caching-example/localhost.zone";

    allow-update { none; };

    };

    Blok ini adalah forward localhost, dalam artian jika dns server mendapatkan perintah

    untuk mengetahui alamat ip dari localhost maka bagian blok ini yang mengurusnya.

    Dengan kata lain yang berhak mengontrol server named adalah localhost.

  • 32

    4. Blok Keempat adalah Blok Tambahan zone "0.0.127.in-addr.arpa" IN {

    type master;

    file "caching-example/named.local";

    allow-update { none; };

    };

    Baris-baris dibawah ini menyatakan bahwa kita akan mendefinisikan DNS server sebagai

    Primary Name Server untuk domain smk-raflesia-depok.sch.id dan file-file forward

    adalah nama file yang merupakan zona file dari domain smk-raflesia-depok.sch.id. Ini

    nama domain Anda yang di daftarkan di /etc/named.conf.

    #Baris diatas untuk menterjemahkan FQDN ke IP Address (Forward Zone) dengan

    domain smk-raflesia-depok.sch.id.

    zone "smk-raflesia-depok.sch.id" IN {

    type master;

    file "caching-example/db.smk-raflesia-depok.sch.id";

    allow-update { none; };

    };

    Baris-baris dibawah ini adalah berisi reverse DNS Zone. Ini diperlukan agar DNS Server

    Anda dapat menterjemahkan dari nomor IP Address ke mana host pemilik IP Address

    dalam jaringan.

    #Baris untuk menterjemahkan IP Address ke FQDN

    #reverse Zone

    zone "1.168.192.in-addr.arpa" IN {

    type master;

    file "caching-example/db.192.168.1";

    allow-update { none; };

    };

    #Setelah konfigurasi file named.conf jangan lupa untuk melakukan konfigurasi file zone.

    4.3 Seting zone-file smk-raflesia-depok.sch.id Berikutnya adalah mengkonfigurasi Primary Name Server untuk Domain smk-

    raflesia-depok.sch.id pada host ns1.smk-raflesia-depok.sch.id dengan IP Address

    192.168.1.21. Berdasarkan pada file /etc/named.conf kita akan membuat file sebagaimana

    yang didefinisikan pada file /etc/named.conf kita akan membuat file sebagaimana yang

    didefinisikan pada file /etc/named.conf file tersebut bernama db.smk-raflesia-depok.sch.id dan reversenya db.192.168.1. root@server-smkn3tkj:/var/named/caching-example# ls

    localhost.zone named.ca named.local named.root

    Anda tinggal merename localhost.zone dengan db.smk-raflesia-depok.sch.id dan

    named.local dengan db.192.168.1 Caranya seperti ini:

    root@server-smkn3tkj:/var/named/caching-example# cp localhost.zone db.smk-raflesia-

    depok.sch.id

    root@server-smkn3tkj:/var/named/caching-example# cp named.local db.192.168.1

    root@server-smkn3tkj:/var/named/caching-example# ls

    db.192.168.1 db.smk-raflesia-depok.sch.id localhost.zone named.ca named.local

    named.root

    4.4 Setting zona file db.smk-raflesia-depok.sch.id Setelah Anda mempunyai zona file dengan nama db.192.168.1 dan db.smk-

    raflesia-depok.sch.id yang pada /var/named/caching-example. Langkah berikut adalah

    mengkonfigurasikan name server untuk domain smk-raflesia-depok.sch.id pada host

    ns1.smk-raflesia-depok.sch.id pada IP Address 192.168.1.21 sebagai berikut:

  • 33

    root@server-smkn3tkj:/var/named/caching-example# vi db.smk-raflesia-depok.sch.id

    $TTL 86400

    $ORIGIN smk-raflesia-depok.sch.id.

    @ 1D IN SOA @ root (

    42 ; serial (d. adams)

    3H ; refresh

    15M ; retry

    1W ; expiry

    1D ) ; minimum

    1D IN NS ns1.smk-raflesia-depok.sch.id.

    1D IN A 192.168.1.21

    IN MX 10 mail.smk-raflesia-depok.sch.id

    ns1 IN A 192.168.1.21

    www IN CNAME ns1

    ftp IN CNAME ns1

    mail IN CNAME ns1

    Penjelasan:

    1. TTL (Time To Live) yang mendefinisikan waktu lamanya data berada dalam database.

    2. SOA (Start of Authority) mendefinisikan hostname yang merupakan awal dari suatu zone.

    3. 42;serial: merupakan nomor serial dari zone file yang akan bertambah jika ada perubahan data.

    4. 3H;refresh: merupakan selang waktu yang diperlukan secondary name server untuk memeriksa perubahan pada Primary Name Server.

    5. 15M;retry: merupakan selang waktu secondary name server untuk mengulang pengecekan pada primary name server.

    6. IN NS ns1.smk-raflesia-depok.sch.id: mendefinisikan bahwan hostname ns1.smk-raflesia-depok.sch.id yang memegang tanggung jawab terhadap domain

    smk-raflesia-depok.sch.id.

    7. IN MX 10 mail.smk-raflesia-depok.sch.id mendefinisikan bahwa hostname mail.smk-raflesia-depok.sch.id sebagai mail server pada domain smk-raflesia-

    depok.sch.id.

    8. IN A 192.168.1.21: mendefinisikan bahwa hostname ns1.smk-raflesia-depok.sch.id mempunyai IP Address 192.168.1.21.

    9. www NS CNAME ns1 mendefinisikan bahwa hostname ns1.smk-raflesia-depok.sch.id mempunyai nama alias www.smk-raflesia-depok.sch.id.

    10. ftp NS CNAME ns1 mendefinisikan bahwa hostname ns1.smk-raflesia-depok.sch.id mempunyai nama alias ftp.smk-raflesia-depok.sch.id.

    11. mail NS CNAME ns1 mendefinisikan bahwa hostname ns1.smk-raflesia-depok.sch.id mempunyai nama alias mail.smk-raflesia-depok.sch.id.

    root@server-smkn3tkj:/var/named/caching-example# vi db.192.168.1

    $TTL 86400

    @ IN SOA smk-raflesia-depok.sch.id. root.smk-raflesia-depok.sch.id. (

    1997022700 ; Serial

    28800 ; Refresh

    14400 ; Retry

    3600000 ; Expire

    86400 ) ; Minimum

    IN NS smk-raflesia-depok.sch.id.

    21 IN PTR smk-raflesia-depok.sch.id.

  • 34

    Penjelasan:

    1. Penjelasan yang lain sama dengan penjelasan pada bagian smk-raflesia-depok.sch.id

    2. IN PTR smk-raflesia-depok.sch.id mendefinisikan bahwa hostname ns1.smk-raflesia-depok.sch.id mempunyai IP Address 192.168.1.21

    4.5 Menjalankan dan test Domain Mengubah hak akses file rc.bind agar service bind bisa di eksekusi

    root@server:/# chmod 755 /etc/rc.d/rc.bind

    Anda juga bisa menggunaka perintah chmod +x /etc/rc.d/rc.bind

    Perintah untuk menjalan service bind root@server:/# etc/rc.d/rc.bind start

    Perintah untuk mematikan service bind root@server:/# /etc/rc.d/rc.bind stop

    Perintah untuk merestart service bind root@server:/# /etc/rc.d/rc.bind stop

    Setelah perintah service bind dijalankan jangan lupa untuk melakukan pengecekan

    terhadap konfigurasi DNS yang kita bangun dengan perintah nslookup [DNS_server].

    Jika terjadi pesan kesalahan seperti ini.

    root@server:/# nslookup smk-raflesia-depok.sch.id

    Server: 202.134.0.155

    Address: 202.134.0.155#53

    ** server can't find smk-raflesia-depok.sch.id: NXDOMAIN

    Berarti nama DNSnya masih menggunakan DNS yang diberikan oleh speedy, jika

    komputer yang kita gunakan pernah dikoneksikan dengan internet. Untuk menyelesaikan

    masalah ini kita harus mengedit file resolv.conf pada direktori:

    root@server:/# vi /etc/resolv.conf

    nameserver 192.168.1.21

    Maksud dari perintah di atas adalah memasukkan IP komputer kita menjadi nama server,

    karena DNS yang kita gunakan menggunakan IP 192.168.1.21. Setelah itu jika BIND

    berjalan baik Anda dapat melihat port 53 BIND dengan perintah dibawah ini:

    root@server:/# nmap 192.168.1.21

    Starting Nmap 4.76 ( http://nmap.org ) at 2009-03-03 15:03 WIT

    Interesting ports on smk-raflesia-depok.sch.id (192.168.1.21):

    Not shown: 996 closed ports

    PORT STATE SERVICE

    22/tcp open ssh

    37/tcp open time

    53/tcp open domain 113/tcp open auth

    Nmap done: 1 IP address (1 host up) scanned in 0.09 seconds

    root@server#

    root@server:/# host 192.168.1.21

    21.1.168.192.in-addr.arpa domain name pointer smk-raflesia-depok.sch.id.

    root@server:/# host ns1.smk-raflesia-depok.sch.id

    ns1.smk-raflesia-depok.sch.id has address 192.168.1.21

    root@server:/# host -t ns smk-raflesia-depok.sch.id

    smk-raflesia-depok.sch.id name server ns1.smk-raflesia-depok.sch.id.smk-raflesia-

    depok.sch.id.

    root@server:/# host -t mx smk-raflesia-depok.sch.id

    smk-raflesia-depok.sch.id mail is handled by 10 mail.smk-raflesia-depok.sch.id.smk-

    raflesia-depok.sch.id.

    root@server:/# host -t cname www.smk-raflesia-depok.sch.id

  • 35

    www.smk-raflesia-depok.sch.id is an alias for ns1.smk-raflesia-depok.sch.id.

    root@server:/# host -t cname ftp.smk-raflesia-depok.sch.id

    ftp.smk-raflesia-depok.sch.id is an alias for ns1.smk-raflesia-depok.sch.id.

    root@server:/# host -t cname mail.smk-raflesia-depok.sch.id

    mail.smk-raflesia-depok.sch.id is an alias for ns1.smk-raflesia-depok.sch.id.

    root@server:/# dig ns1.smk-raflesia-depok.sch.id

    ; DiG 9.4.2-P2 ns1.smk-raflesia-depok.sch.id

    ;; global options: printcmd

    ;; Got answer:

    ;; ->>HEADER

    root@server:/# dig -t MX smk-raflesia-depok.sch.id

    ; DiG 9.4.2-P2 -t MX smk-raflesia-depok.sch.id

    ;; global options: printcmd

    ;; Got answer:

    ;; ->>HEADER

  • 36

    BAB V MySQL Data Base Server

    MySQL adalah salah satu SQL database open source yang sangat populer saat

    ini. MySQL merupakan komersial MySQL AB. MySQL merupakan aplikasi yang sangat

    cepat, terpercaya dan mudah menggunakannya serta sangat praktis dalam instalasi.

    Distribusi Linux (Redhat, Fedora, SUSE, Debian, Slackware dll) pada umumnya telah

    menyertakan MySQL dalam paketnya. Namun, jika Anda ingin melakukan instalasi

    melalui paket dengan versi lain, Anda dapat mendownload di www.mysql.org atau miror

    lainnya.

    Pada bagian ini kita akan mempelajari cara instalasi MySQL dan konfigurasi

    dasarnya pada Linux Slackware 13.0. Dimana source paket mysql-5.0.67-i486-1.tgz dapat

    Anda download di www.linuxpackages.net. Untuk dapat menggunakan MySQL, Anda

    perlu melakukan sedikit konfigurasi yang akan dibahas pada bagian berikut ini:

    5.1 Installasi MySQL Untuk menginstall paket MySQL, kita kucup menjalankan perintah:

    root@server:/# mysql-5.0.67-i486-1.tgz

    Namun, biasanya jika Anda instalasi Distro Linux Slackware 13.0 paket MySQL

    sudah ada didalamnya. Untuk memastikan bahwa paket MySQL sudah ada pada sistem

    Slackware 13.0 kita, coba Anda ketikkan:

    root@server:/# ls /var/log/packages/ | grep mysql

    mysql-5.0.67-i486-1

    root@server#

    Jika ada output mysql-5.0.67-i486-1, maka MySQL telah terinstall dan langkah

    selanjutnya hanya mengkonfigurasi dan menjalankannya.

    1. Membuat Direktori dan Table System dari MySQL. Langkah ini dapat dilakukan

    dengan 2 (dua) cara, yaitu dengan menggunakan root atau menggunakan user mysql.

    Cara pertama, menggunakan user root

    root@server:/# mysql_install_db

    root@server#

    Cara kedua, menggunakan user mysql

    Tentunya Anda harus melihat dahulu apakah user mysql telah terdaftar pada sistem

    Slackware 13.0 Anda. Bagaimana caranya?

    Tentunya Anda masih ingat dengan perintah:

    root@server:/# grep mysql /etc/passwd

    mysql:x:27:27:MySQL:/var/lib/mysql:/bin/false

    root@server:/#

    Coba Anda jelaskan kembali apa arti keluaran perintah di atas

    Terlihat bahwa di sistem slackware kita telah terdapat user dengan nama mysql.

    2. Langkah berikutnya merubah kepemilikan (owner) user dan group data MySQL ke

    user dan group MySQL.

    Pertama, melihat kepemilikan /usr/lib/mysql.

    root@server:/# ls -l /var/lib/mysql/

    total 8

    drwx------ 2 root root 4096 2009-03-04 16:09 mysql

    drwx------ 2 root root 4096 2009-03-04 16:09 test

    root@server:/#

    Terlihat bahwa kepemilikan (user dan group) untuk direktori mysql adalah root. Jika

    kepemilikan /var/lib/mysql bukan mysql maka Anda perlu merubah kepemilikan direktori Data MySQL tersebut ke user dan group mysql, yakni dengan mengetikkan perintah:

    root@server:/# mysql_install_db -user=mysql

  • 37

    root@server:/# chown -R mysql:mysql /var/lib/mysql/mysql

    Kedua, ubah hak akses direktori Data MySQL tersebut dapat dieksekusi. Coba Anda

    perhatikan keluaran berikut:

    root@server:/# ls -l /var/lib/mysql/

    total 8

    drwx------ 2 mysql mysql 4096 2009-03-04 16:09 mysql

    drwx------ 2 root root 4096 2009-03-04 16:09 test

    root@server:/#

    Anda lihat bahwa hak akses untuk direktori Data MySQL adalah 700. Agar MySQL

    di mesin Anda jalan maka hak akses direktori Data MySQL diubah ke 755 dengan

    cara:

    root@server:/# chmod -R 755 /var/lib/mysql/mysql

    root@server:/# ls -l /var/lib/mysql/

    total 8

    drwxr-xr-x 2 mysql mysql 4096 2009-03-04 16:09 mysql

    drwx------ 2 root root 4096 2009-03-04 16:09 test

    3. Jalankan MySQL dengan perintah mengeksekusi init script-nya, yakni pada

    /etc/rc.d/rc.mysqld. Namun sebelumnya Anda pastikan dahulu apakah permission

    dari script tersebut sudah executable.

    root@server:/# ls -l /etc/rc.d/rc.mysqld

    -rw-r--r-- 1 root root 2585 2008-10-05 12:29 /etc/rc.d/rc.mysqld

    Perintah untuk memberikan hak executable adalah:

    root@server:/# chmod +x /etc/rc.d/rc.mysqld

    root@server:/# ls -l /etc/rc.d/rc.mysqld

    -rwxr-xr-x 1 root root 2585 2008-10-05 12:29 /etc/rc.d/rc.mysqld

    root@server:/# /etc/rc.d/rc.mysqld start

    Untuk memastikan apakah daemon atau service MySQL telah berjalan atau belum,

    Anda dapat melakukan perintah:

    root@server:/# ps ax | grep mysql

    4. Langkah terakhir adalah menjalankan mysqlnya dengan cara seperti dibawah ini:

    root@server:/# mysql

    Welcome to the MySQL monitor. Commands end with ; or \g.

    Your MySQL connection id is 1

    Server version: 5.0.67 Source distribution

    Type 'help;' or '\h' for help. Type '\c' to clear the buffer.

    mysql>

  • 38

    BAB VI APACHE Web Server

    Apache merupakan Web Server paling populer digunakan di Internet. Lebih dari 70% Web Server di Internet menggunakan Apache. Ini disebabkan karena Apache tidak

    saja bisa didapatkan secara gratis, lebih dari itu Apache bisa diimplementasikan

    diberbagai platform sistem operasi, disamping Apache ini mempunyai kecepatan dan

    performa yang sangat baik.

    Apache versi 1.0 dirilis pada bulan Desember 1995. Slackware ver 13.0

    menggunakan Apache versi 2.2.4. Informasi tentang Apache dapat Anda lihat pada situs-

    situs: http://www.apache.org, Apache Week (http://apacheweek.com) atau Anda dapat

    googling dengan key word apache.

    Pada bab ini, Anda akan diarahkan untuk dapat menjalankan apache Web Server

    di mesin Slackware 13.0. Pada instalasinya, Slackware 13.0 telah menyertakan Apache

    pada paketnya. Seperti biasanya pada pertama kali akan mengkonfigurasi, Anda harus

    melihat dulu apakah paket apache telah terinstal di mesin Anda. Slackware mengusung

    Apache HTTPD server pada paketnya.

    root@server:/# ls /var/log/packages/ |grep httpd

    httpd-2.2.10-i486-1

    root@server:/#

    Anda lihat bahwa paket apache yang terinstall di mesin Anda httpd versi 2.2.10.

    Langkah selanjutnya adalah mengaktifkan apache, yakni dengan mengetikkan perintah:

    student@server-smkn3tkj:~$ su

    Password:

    root@server-smkn3tkj:/home/student# chmod 755 /etc/rc.d/rc.httpd

    //Memberikan permission rc.httpd agar bisa dieksekusi.

    //Anda juga dapat menggunakan perintah:

    root@server-smkn3tkj:/home/student# chmod +x /etc/rc.d/rc.httpd

    root@server-smkn3tkj:/home/student# /etc/rc.d/rc.httpd restart

    //Anda juga dapat menggunakan perintah:

    //men-start apache

    root@server-smkn3tkj:/home/student# /usr/sbin/apachectl -k start

    //men-stop apache

    root@server-smkn3tkj:/home/student# /usr/sbin/apachectl -k stop

    //men-restart apache

    root@server-smkn3tkj:/home/student# /usr/sbin/apachectl -k restart

    Setelah itu buka dengan browser links pada konsol, dan ketikkan http://localhost,

    jika pada monitor mendapatkan salam hangat dari apache berarti web server Anda sudah

    berjalan, dan tinggal mengkonfigurasi. Sebaiknya Anda tidak melangkah lebih jauh jika

    Anda belum mendapatkan salam hangat dari apache:

    links http://localhost

    It works ! Jika konfigurasi DNS server Anda jalan (running dengan baik), maka Anda dapat

    mengetikkan alamat domain pada browser Anda. Pada pembahasan DNS Server, kita

    telah membuat domain dengan nama www.smk-raflesia-depok.sch.id dan dokumen root

    disimpan di /var/www/htdocs. Perhatikan ilustrasi dibawah ini:

    links http://www.smk-raflesia-depok.sch.id

    It works !

    Gambar di atas, saya mencoba melihat konfigurasi Apache dengan mengetikan

    alamat domain yang telah dibuat: http://www.smk-raflesia-depok.sch.id. Kemudia, Saya

    mencoba membuat file html sederhana dan saya letakkan pada dokumen root

    (/var/www/htdocs) dengan nama bengkel.html:

  • 39

    Latihan Apache

    Hello World

    Latihan Apache

    Hello World

    6.1 Konfigurasi Dasar Berikut ini bagian-bagian yang perlu dicermati pada konfigurasi apache web

    server. Perlu Anda ketahui bahwa letak file konfigurasi apache pada slackware 13.0 ada

    pada /etc/httpd/httpd.conf dan pada slackware 13.0 ini menggunakan sistem include file

    konfigurasi lain yang terletak di /etc/httpd/extra. Perhatikan konfigurasi dasar pada

    slackware 13.0 berikut ini:

    No Konfigurasi file httpd.conf

    Server Admin: isilah dengan e-mail Anda, e-mail administrator

    1 ServerAdmin [email protected]

    ServerName: Baris ini dapat Anda isi dengan nama situs Anda jika Anda mempunyai

    Web Server dan OnLine tentunya. Namun jika berjalan di localhost saja biarkan tanda

    pagar.

    2 #ServerName www.smk-raflesia-depok.sch.id

    Document Root: Digunakan untuk mendefinisikan letak halaman web yang akan

    diakses. Tempat dimana file-file web diletakkan.

    3 DocumentRoot /srv/httpd/htdocs DocumentRoot /var/www/htdocs

    Directory: sama dengan Document Root, ganti dengan directory Anda. Ini diperlukan

    agar direktori dapat diakses dari manapun

    4

    Options FollowSymLinks

    AllowOverride None

    Order deny,allow

    Deny from all

    DirectoryIndex: digunakan untuk menentukan file apa yang akan ditampilkan ketika

    sebuah directory diakses, defaultnya adalah index.html. Nilai parameter ini bisa lebih

    dari satu. Biasanya jika apache Anda dapat membuka menjalankan file .php maka

    parameternya perlu ditambah index.php

    5

    DirectoryIndex index.html index.htm index.php

    Include mod_php: agar halaman .php dapat jalan, cari baris Include

    /etc/httpd/mod_php.conf dan hilangkan tanda pagar

    6 # Uncomment the following line to enable PHP:

    #

    Include /etc/httpd/mod_php.conf

  • 40

    Setelah Anda melakukan perubahan sebagaimana pada tabel di atas, maka

    restartlah Apache Server Anda agar dapat menjalankan konfigurasi yang baru. Anda

    dapat melihat apakah hasil konfigurasi di atas syntaksnya sudah benar atau belum dengan

    mengetikkan baris berikut:

    root@server:/# /usr/sbin/apachectl configtest

    Jika syntaks benar, apache akan memberi respon Syntax OK

    Kemudian kita mencoba melihat apakah Apache yang telah dikonfigurasi dapat

    menjalankan file-file .php. Untuk itu, saya mencoba membuat file dengan nama

    phptest.php:

    Tentukan, harap Anda ingat file phptest.php mempunyai hak akses 755 biar dapat

    di eksekusi. Jangan lupa, Anda lihat pada file php.ini yang terletak di /etc/httpd/php.ini,

    Anda cari baris:

    short_open_tag = Off Anda ganti dengan:

    short_open_tag = On

    root@server:/# links http://smk-raflesia-depok.sch.id/phptest.php

    6.2 Virtual Host Istilah virtual host (vhost) dapat dipahami sebagai proses yang dilakukan untuk

    membuat seolah-olah ada lebih dari satu server pada satu mesin. Ini dapat dilakukan

    dengan membuat beberapa hostname. Secara mudah, Apache dapat menjalankan banyak

    situs sekaligus. Sebagai misal: www.smk-raflesia-depok.sch.id; up.smk-raflesia-

    depok.sch.id; perpus.smk-raflesia-depok.sch.id dimana semua situs ini dapat dijalankan

    dengan fasilitas virtual host.

    Apache pada awalnya telah mendukung penerapan pendekatan IP dan pendekatan

    hostname dalam vhost. Vhost dengan pendekatan IP adalah dengan menggunakan IP

    address untuk melayani beberapa virtual host. Setiap virtual host memiliki IP address

    sendiri-sendiri. Semakin banyak virtual host yang dibuat semakin banyak pula IP yang

    diperlukan.

    Sedangkan dengan pendekatan hostname, pengelolaan virtual host akan lebih

    mudah. Yang perlu dilakukan hanya melakukan sedikit konfigurasi pada server DNS

    agar memetakan setiap hostname yang dibuat ke IP address, kemudian mengkonfigurasi

    Apache Web Server agar mengenali setiap hostname yang berbeda. Pendekatan hostname

    ini lebih sering dilakukan, mengingat saat ini untuk mendapatkan IP address publik

    tidaklah mudah.

    Untuk menggunakan pendekatan hostname pada virtual hosting, Anda harus

    menunjukkannya ke IP address dan port pada server yang akan menerima permintaaan

    host-host. Langkah ini dilakukan dengan menggunakan directive NameVirtualHost.

    NameVirtualHost host yang menggunakan argumen * (wildcard) untuk menunjukkan

    keseluruh IP address. Perhatikan langkah konfigurasi virtual host berikut:

    No Konfigurasi VirtualHost

    Mengaktifkan Virtual Host:

    1 Letak file di /etc/httpd/httpd.conf

    # Virtual hosts

    # Include /etc/httpd/extra/httpd-vhosts.conf

    Hilangkan tanda #

    Mengatur Directive. Argumen yang menunjuk ke directive sama dengan

    argumen-argumen pada directive NameVirtualHost.

    2 Letak file di /etc/httpd/extra/httpd-vhosts.conf

  • 41

    ServerAdmin [email protected]

    DocumentRoot "/var/www/htdocs/perpus-tkj"

    ServerName perpus.smk-raflesia-depok.sch.id

    ErrorLog "/var/log/httpd/perpus-access_log"

    CustomLog "/var/log/httpd/perpus-error_log" common

    Options Indexes FollowSymLinks

    AllowOverride None

    Order allow,deny

    Allow from all

    Dari hasil konfigurasi di atas, Anda bisa lihat bahwa file httpd-vhosts.conf sudah dirubah

    sesuai dengan yang kita inginkan dalam membuat virtual host. Untuk itu file httpd-

    vhosts.conf yang default cukup Anda berikan simbol pager supaya tidak aktif,

    contohnya:

    #

    # ServerAdmin [email protected]

    # DocumentRoot "/usr/docs/dummy-host.example.com"

    # ServerName dummy-host.example.com

    # ServerAlias www.dummy-host.example.com

    # ErrorLog "/var/log/httpd/dummy-host.example.com-error_log"

    # CustomLog "/var/log/httpd/dummy-host.example.com-access_log" common

    #

    Pada baris ServerName perpus.smk-raflesia-depok.sch.id, Anda diharuskan untuk

    membuat nama alias perpus dari hostname ns1.smk-raflesia-depok.sch.id, sehingga

    perpus.smk-raflesia-depok.sch.id adalah nama domain yang bersikan suatu website

    perpustakaannya milik tkj. Setelah itu buatlah direktori perpus-tkj di dalam direktori

    /var/www/htdocs masukkan file index.html pada direktori perpus-tkj, editlah file

    index.html rubah dengan nama Perpustakaan Milik Teknik Komputer dan Pengelolaan

    Jaringan SMKN 3 Bogor. Ketika Anda mengakses alamat links http://perpus.smk-

    raflesia-depok.sch.id maka akan keluar tulisan Perpustakaan Milik Teknik Komputer dan Pengelolaan Jaringan SMKN 3 Bogor. Begitu juga dengan www.smk-raflesia-depok.sch.id pada index.html-nya rubahlah dengan kata Ini Program Keahlian Ku. Dan pada subdomain up.smk-raflesia-depok.sch.id rubahlah dengan kata Unit Produksi Tempat Usaha Ku. Semua hasil konfigurasi, baik konfigurasi/pengeditan file httpd-vhosts.conf, index.html

    dll. yang dilakukan jangan lupa disimpan. Selanjutnya restartlah apache Anda, dan

    lakukanlah testing pada browser links dengan mengetikkan alamat-alamat yang sudah

    dibuat pada virtual host, diantaranya adalah:

    links http://perpus.smk-raflesia-depok.sch.id, links http://www.smk-raflesia-

    depok.sch.id, http://up.smk-raflesia-depok.sch.id.

    6.3 User Directory Bagaimana jika server Anda mempunyai banyak user dan setiap user diberikan

    kebebasan untuk membuat homepagenya masing-masing? Cara yang paling praktis

    adalah dengan memasukkan atau meletakkan homepage setiap user pada direktori

    homenya masing-masing. (Anda ingat setiap user yang di create di mesin Linux akan

    diberikan directory di /home/).

  • 42

    Misalnya kita mempunyai 2 (dua) user katakanlah bernama dia dan saya. Karena

    setiap user mempunyai home direktory masing-masing, maka perlu dibuat ketetapan

    untuk meletakkan index.html dan atau index.php di /home/user/public_html. Ini sengaja

    diberi nama public_html untuk setiap user karena file ini akan dipublish. Jadi untuk setiap

    user akan mempunyai folder website : /home/dia/public_html untuk user dia;

    /home/saya/public_html untuk user saya dan seterusnya.

    Untuk slackware 13.0 konfigurasi terdapat di /etc/httpd/extra/httpd-userdir.conf.

    Untuk mengaktifkan user directory, Anda cukup meng-edit di /etc/httpd/httpd.conf dan

    mencari baris:

    # User home directories

    # Include /etc/httpd/extra/httpd-userdir.conf

    Hilangkan tanda #

    Setelah itu editlah file httpd-vhosts.conf didalam direktori /etc/httpd/extra:

    root@server:/# vi /etc/httpd/extra/httpd-vhosts.conf

    karena kita sudah membuat user dengan nama dia, otomatis penambahan subdomain

    terjadi, maka Anda bisa menambahkan alias pada DNS melalui perintah: dia IN

    CNAME ns1

    dia CNAME ns1 mendefinisikan bahwa hostname ns1.smk-raflesia-depok.sch.id mempunyai nama alias dia.smk-raflesia-depok.sch.id".

    Langkah selanjutnya adalah menuliskan virtual host utuk user dengan nama dia, serperti

    di bawah ini:

    ServerAdmin [email protected]

    DocumentRoot "/home/dia/public_html/webdia"

    ServerName dia.smk-raflesia-depok.sch.id

    ErrorLog "/var/log/httpd/dia-access_log"

    CustomLog "/var/log/httpd/dia-error_log" common

    Options Indexes FollowSymLinks

    AllowOverride None

    Order allow,deny

    Allow from all

    Jangan lupa menyimpan perubahan ini, dan restart apache Anda. Kemudian

    lakukan test pada browser Anda: http://smk-raflesia-depok.sch.id/~user.

    Jika muncul pesan Parent Directory maka Anda telah berhasil membuat homepage untuk setiap user.

    Coba Anda jalankan perintah seperti dibawah ini:

    http://dia.smk-raflesia-depok.sch.id/~dia/

    Index of /~dia

    Parent Directory

    webdia/

    Jika Anda mengedit file index.html pada direktori webdia dengan tulisan Ini WebDia,

    maka ketika Anda mengklik link webdia akan terlihat tulisan Ini WebDia, sehingga alamat berubah menjadi http://tundra.smk-raflesia-depok.sch.id/~tundra/webdia/ atau

    sama saja dengan mengetikkan URL http://tundra.smk-raflesia-depok.sch.id/. Untuk user

    yang bernama saya sama seperti cara yang tertera di atas.

  • 43

    BAB VII Instalasi Wordpress

    Disini saya mesti berbagi apa yang pernah saya lakukan dan saya terapkan,

    kenapa harus OS (Operating System) yang berbayar?? Dan kenapa tidak Linux

    saja untuk dijadikan OS untuk membantu Anda merancang blog di komputer

    lokal. Aneh kita membuat blog dengan Wordpress yang OSS (Open Source

    Software) Eh malah Sistem Operasinya ga OSS.. Sungguh terlalu.

    Mestinya Anda mencobanya dari sekarang. Linux juga mampu kok untuk

    menangani hal semacam ini.

    MengunduhWordpress Anda dapat mengunduh http://wordpress.org/latest.zip itu adalah Wordpress

    terbaru yang sudah rilis, yaitu versi 2.9.1. Simpan pada direktori file yang sudah

    ditentukan, misalnya saya simpan pada direktori /home/tundra/unduh-file.

    Yang dibutuhkan dalam menginstall Wordpress Saya menggunakan Linux Slackware 13.0 untuk membuat tutorial Install Wordpress, maka dari itu kita terlebih dahulu melakukan konfigurasi Web server Apache dan Relational Database Management System (RDBMS) MySQL.

    KonfigurasiApache Jika Anda ingin menggunakan apache sebagai webserver, Anda dapat

    menggunakan package httpd. Jika Anda lihat dengan perintah dibawah ini:

    root@server:/$ ls -l /var/log/packages/ | grep httpd

    -rw-r--r-- 1 root root 24481 2010-01-04 22:42 httpd-2.2.13-i486-

    1

    Nah info di atas menjelaskan bahwa tidak usah repot-repot untuk menginstal httpd

    lagi. Sistem Slackware sudah menyediakan paket httpd. Tinggal kita beri hak

    akses pada baris /etc/rc.d/rc.httpd dengan perintah di bawah ini:

    root@server:/# chmod +x /etc/rc.d/rc.httpd

    Maksud dari perintah di atas adalah, bahwa kita memberikan hak akses x

    (eksekusi) pada httpd. Supaya service httpd bisa dijalankan, Untuk menjalankan

    service tersebut Anda dapat melakukannya dengan perintah dibawah ini:

    root@server:/# /etc/rc.d/rc.httpd start

    Sekarang kita cek apakah port http sudah terbuka:

    root@server:/# nmap localhost

    Starting Nmap 5.00 ( http://nmap.org ) at 2010-02-03 21:06 WIT

    Interesting ports on localhost (127.0.0.1):

    Not shown: 994 closed ports

    PORT STATE SERVICE

  • 44

    22/tcp open ssh

    37/tcp open time

    80/tcp open http

    113/tcp open auth

    631/tcp open ipp

    5432/tcp open postgresql

    Nmap done: 1 IP address (1 host up) scanned in 0.28 seconds

    Nah lihatlah bahwa 80/tcp open http. Kita bisa langsung menjalankan

    http://localhost pada browser kesayangan Anda:

    Konfigurasi httpd.conf Meng-Enable kan PHP terlebih dahulu dengan menghapus Uncomment pada baris

    ini:

    Include /etc/httpd/mod_php.conf

    Buatlah index.php supaya secara otomatis memanggil tampilan utama halam web:

    DirectoryIndex index.php index.html

    Konfigurasi MySQL Di Slackware kita tidak usah repot-repot menginstal MySQL, karena MySQL

    sudah ada dan tinggal kita konfigurasi sedikit dan jalankan saja servicenya.

    Versi Web Server yang sudah tersedia pada Slackware 13.0 yaitu:

    MySQL 5.0.84

    Pertama-tama untuk mengkonfigurasi MySQl di Slackware. Berikan hak akses

    untuk eksekusi rc.mysqld dengan cara:

    root@darkstar:/# chmod +x /etc/rc.d/rc.mysqld

    Memberikan grant privileges kepada database MySQL

    root@darkstar:/# mysql_install_db user=mysql

  • 45

    Mengubah hak akses kepemilikan dari direktori /var/lib/mysql/mysql

    root@darkstar:/# chown -R mysql:mysql /var/lib/mysql/mysql

    root@darkstar:/# chmod -R 755 /var/lib/mysql/mysql

    Sekarang jalankan Service MySQL dengan cara:

    root@darkstar:/# /etc/rc.d/rc.mysqld start

    Sekarang Anda bisa menggunakan database MySQL

    tundra@darkstar:/$ mysql -u root -p

    Enter password:

    Welcome to the MySQL monitor. Commands end with ; or \g.

    Your MySQL connection id is 2

    Server version: 5.0.84 Source distribution

    Type 'help;' or '\h' for help. Type '\c' to clear the current

    input statement.

    mysql>

    Install Wordpress Sekarang kita akan memasuki proses instalasi Wordpress. Caranya ikuti langkah-

    langkah dibawah ini:

    root@darkstar:/# cd /home/tundra/unduh-file/

    root@darkstar:/home/tundra/unduh-file# ls

    wordpress-2.9.1.zip

    root@darkstar:/home/tundra/unduh-file# unzip wordpress-2.9.1.zip

    root@darkstar:/home/tundra/unduh-file# ls

    wordpress wordpress-2.9.1.zip

    root@darkstar:/home/tundra/unduh-file# mv wordpress blog

    root@darkstar:/home/tundra/unduh-file# ls

    blog wordpress-2.9.1.zip

    root@darkstar:/home/tundra/unduh-file# mv blog/ /srv/www/htdocs/

    Ubah nama file wp-config-sample.php menjadi wp-config.php dengan cara seperti

    dibawah ini:

    root@darkstar:/home/tundra/unduh-file# cd /srv/www/htdocs/blog/

    root@darkstar:/srv/www/htdocs/blog# mv wp-config-sample.php wp-

    config.php

    Edit wp-config sesuai dengan konfigurasi MySQL Anda, saya akan memberikan

    user dan password untuk MySQL, caranya adalah seperti dibawah ini:

    root@darkstar:/# mysql -u root -p

    Enter password:

    Welcome TO the MySQL monitor. Commands end WITH ; OR \g.

    Your MySQL connection id IS 3

    Server version: 5.0.84 Source distribution

    Type 'help;' OR '\h' FOR help. Type '\c' TO clear the current

    input statement.

    mysql> GRANT ALL privileges ON *.* TO tundra@localhost

    -> IDENTIFIED BY '123'

    -> WITH GRANT OPTION;

  • 46

    Query OK, 0 rows affected (0.00 sec)

    mysql> FLUSH privileges;

    Query OK, 0 rows affected (0.00 sec)

    mysql> CREATE DATABASE blogku;

    Query OK, 1 row affected (0.00 sec)

    mysql>

    Sekarang silahkan Anda edit wp-config.php:

    root@darkstar:/# cd /srv/www/htdocs/blog/

    root@darkstar:/srv/www/htdocs/blog# vi wp-config.php

    define('DB_NAME', 'blogku');

    /** MySQL database username */

    define('DB_USER', 'tundra');

    /** MySQL database password */

    define('DB_PASSWORD', '123');

    /** MySQL hostname */

    define('DB_HOST', 'localhost');

    Sekarang coba Anda jalankan browser dan Install Wordpress melalui browser

    kesayangan Anda pada alamat http://localhost/blog

  • 47

    Lalu kita ingat-ingat username dan password yang sudah diberikan!!

    Lalu Tekan Login, dan masukan username dan password Anda. Logout dahulu

    dipojok kanan Atas. Sekarang kita tes membuka blog kita http://localhost/blog