Pelatihan Linux SMK Raflesia
-
Upload
hendra-nuryuliansyah -
Category
Documents
-
view
57 -
download
1
description
Transcript of Pelatihan Linux SMK Raflesia
-
MODUL PELATIHAN LINUX SMK RAFLESIA CIMANGGIS DEPOK
PROGRAM KEAHLIAN REKAYASA PERANGKAT LUNAK HARI/TANGGAL: Sabtu, 1 Mei 2010
BEKERJA SAMA DENGAN
KELOMPOK PENGGUNA LINUX INDONESIA
KPLI BOGOR
-
Modul ini dipergunakan khusus bagi peserta pelatihan linux
Program Keahlian Rekayasa Perangkat Lunak (RPL)
-
iii
KATA PENGANTAR
Modul ini berisi tutorial praktik untuk membangun server berbasis Linux
Slackware 13.0. Area Server berbasis Slackware 13.0 meliputi Konfigurasi Kartu
Jaringan, Apache Web Server, BIND Domain Name Server, MySQL Server dan instalasi
Wordpress.
Diharapkan dengan dua pendekatan teoritis dan praktek langsung akan
memberikan kemampuan lebih kepada Siswa/i yang pada akhirnya pada tahun 2010
sudah siap dan mampu menghadapi IGOS (Indonesia Goes Open Source). Isi modul ini
bersumber dari http://tundra.web.id.
Bogor, Mei 2010
Penulis,
Hendra Nuryuliansyah
-
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Apa itu Linux? Linux adalah sebuah system operasi yang awalnya dibuat sebagai proyek hobi
seorang mahasiswa muda yang bernama Linux Torvalds di Universitas Helsinki,
Finlandia. Linux tertarik dengan Minix, yaitu suatu sistem operasi Unix kecil dan memutuskan untuk mengembangkan suatu sistem operasi yang mirip Unix
tetapi lebih baik dari Minix. Linus memulainya pada tahun 1991 ketika itu ia
mengeluarkan Linux release 0.0.2 dan terus berkerja mengembangkannya sampai
tahun 1994, pada tahun ini ia mengeluarkan Linux release 1.0 sampai akhirnya
saat versi Linux sampai versi 2.6 dan pengembangannya pun masih berlanjut.
Linux dikembangkan di bawah lisensi GNU General Public License
(http://www.linux.org.info/gnu.html) dank ode sumber (source code) Linux
tersedia secara bebas dan terbuka bagi semua orang yang membutuhkannya. Ini
bukan berarti bahwa Linux dan berbagai macam distribusinya adalah gratis begitu
saja karena perusahaan-perusahaan (Distribusi Linux) dan para developer
tentunya membutuhkan dana dalam pengembanganna. Linux bias digunakan
secara luas meliputi kegunaannya sebagai server jaringan. Software development
dan sebagai enduser platform. Linux sering dianggap sebagai system operasi yang
handal, dan alternative untuk solusi sistem operasi yang murah. Linux sampai saat
ini didukung oleh banyak software atau perangkat lunak free dan open source,
namun demikian ada juga software atau perangkat lunak yang tidak free dan
berjalan di atas flatform Linux. Sekarang Linux benar-benar menjadi tantangan
yang hebat bagi para developer sistem operasi yang berlisensi (mahal) seperti
Microsoft Windows misalnya. Bahkan desktop Linux yang juga indah dan
menarik membuat Linux semakin digandrungi.
1.2 Mengapa Linux? Ada beberapa masalah penting yang biasanya terjadi pada semua selease
sistem operasi yang komersial, yaitu sebagai berikut:
1) Biaya yang harus dikeluarkan besar (high cost) 2) Kode sumber (source code) dari system operasi yang tidak tersedia
(close source)
3) Ada batasan terhadap penggandaan system (Strict Limits) 4) Pengembangan versi minor ke mayor agak lambat (slow release
pattern)
5) Support teknologi yang sangat bergantung pada pembuat system operasi tersebut sementara coast harus dikeluarkan lagi untuk support
teknologi tersebut.
6) Kecenderungan system mudah carsh (crash-phone) Lalu system operasi manakah yang dapat meminimalisir hal di atas, sebenarnya
ada banyak system operasi lain nya yang tidak komersial namun memberikan
fungsionalitas yang sama dengan system operasi komersial bahkan cenderung
lebih baik misalnya Linux, Free Bsd dan lain-lain. Linux memiliki peluang yang
bersar untuk menjadi alternative penggunaan system operasi non komersial yang
handal. Beberapa alasannya yaitu diantaranya sebagai berikut:
1) Linux is free 2) Linux is open source 3) Linux is reliable
-
2
4) Linux is Network-friendly 5) Linux is backwards-Compatible
1.3 Apa itu distribusi Linux? Linux memiliki filosofi No Monopolithic sehingga siapapun boleh bersama-
sama mengembangkan serta menggunakan Linux. Oleh karena itu Linux tidak
dapat di monopoli oleh seseorang, institusi, lembaga atau apapun namanya.
Konsekwensinya adalah banyaknya Linux yang dikemas dan dikembangkan oleh
Vendor / perusahaan menjadi suatu system operasi yang lengkap, yang biasanya
dikenal dengan distribusi Linux atauDistro Linux. Beberapa distribusi Linux diantaranya sebagai berikut:
1) Open Suse 2) RedHat 3) Mandriva 4) Debian 5) Fedora 6) Slackware, dll
Distribusi Linux yang manakah yang digunakan? Pertanyaan ini akan muncul
karena begitu banyak distribusi Linux yang ada. Tetapi Anda dapat menggunakan
distribusi Linux yang telah disebutkan di atas mungkin ada beberapa yang paling
popular digunakan baik sebagai server maupun untuk workstation seperti yang
telah disebutkan di atas. Tetapi jika Anda sudah terbiasa menggunakan distribusi
yang ada sebenarnya tidak masalah jika Anda dikemudian hari menggunakan
distribusi yang lain karena semua distribusi menggunakan system yang sama yaitu
Kernel Linux Bhineka tunggal kernel berbeda-beda tetapi satu kernel.
1.4 Kernel Linux Kernel adalah inti dari system operasi Linux, yang menjembatani interasi antara
program-program (aplikasi-aplikasi) di Linux dengan perangkat keras (hardware)
computer. Kernel memiliki peranan yang sangat penting karena kernel dapat
berinteraksi langsung dengan perangkat keras (hardware) dan juga dapat
berinteraksi langsung dengan program-program user (Linux Aplication) Kernel
memiliki tugas dan tanggung jawab sebagai berikut:
Task Scheduling (Multi Tasking)
Memory management
Hardware support
Audio support
Filesystem support Sistem operasi Linux biasa disebut juga kernel Linux adalah sekumpulan
program-program yang ditulis dalam kode suber bahasa C. Program merupakan
sekumpulan instruksi atau pernyataan-pernyataan yang dimengerti oleh sebuah
compiler atau interpreter. Compiler dan interpreter memiliki fungsi dan tugas
yang sama namun berbeda dalam proses kerjanya.
-
3
BAB II INSTALASI SLACKWARE 13.0
Pilihlah first boot DVD ROM, jika muncul tampilah seperti dibawah ini
tekan enter.
Tekan enter
Tuliskan root, enter
-
4
Tuliskan cfdisk, enter
Buat partisi baru, new
Pilih Logical
-
5
Buatlah partisi swap sebesar dua kali RAM, minimal 600MB, enter
Pilih Beginning
Buat partisi Linux, tekan New
-
6
Tekan Logical
Gunakanlah siswa partisi (Free Space)
Pilihlah Type pada partisi swap
-
7
Tekan a untuk melanjutkan
Pilih id 82 yang menyatakan sebagai SWAP
Tekan Write
-
8
Tuliskan yes
Quit
Pilih Addswap, OK
-
9
Deteksi ruang kosong SWAP, OK
No
OK
-
10
Select
Format partisi linux, OK
Pilihlah filesystem ext3
-
11
OK
Install from a Slackware CD or DVD, OK
Auto, OK
-
12
OK
Full, OK
Skip, OK
-
13
Simple, OK
1024x768x256, OK
OK
-
14
No
MBR, OK
Imps2, OK
-
15
Yes
Configure Network, No
Confirm Startup Service to run, OK
-
16
Console font configuration, No
Hardware Clock set to UTC, No
Pilih Asia/Jakarta, OK
-
17
Pilih KDE: K Desktop Environtment, OK
Memberikan password kepada user root, Yes
Lalu isi password root
-
18
Setup selesai, OK
EXIT, OK
-
19
BAB III KONFIGURASI KARTU JARINGAN
Seperti halnya manusia, dua buah komputer atau lebih yang berkomunikasi harus
mengerti bahasa yang dipergunakan dan tahu prosedur bagaimana harus berbicara dengan
benar. Prosedur bagaimana dua buah komputer (lebih) yang berbentuk suatu LAN untuk
dapat saling berkomunikasi (bertukar data) disebut dengan protokol.
Protokol: prosedur aliran informasi di dalam jaringan
Pada mulanya, setiap pembuat komputer menggunakan protokol sendiri-sendiri.
Hal ini tentunya akan menyulitkan bagi pihak pemakai, karena mau tidak mau pemakai
akan sangat tergantung dengan pihak vendor atau pada satu jenis sistem komputer.
Artinya, setiap vendor memiliki standar masing-masing, sehingga sebuah peralatan
jaringan hanya dapat berkomunikasi dengan peralatan dengan merek yang sama.
Menyadari masalah ini, maka berbagai pihak kemudian berusaha untuk mengembangkan
protokol standar. Dengan standarisasi protokol, maka setiap peralatan dalam jaringan
dengan merek yang berbeda dapat saling berkomunikasi.
Salah satu model protokol yang dari sekian model yang ada adalah model OSI.
Model OSI (Open System Interconection) ini merupakan model yang unik karena tidak
membutuhkan standar komunikasi khusus yang harus digunakan. Model OSI dibuat oleh
ISO (International Standar Organisation). Berdasarkan konsepnya, model OSI ini terbagi
atas 7 layar (lapisan) dimana masing-masing lapisan mempunyai fungsi yang spesifik.
Standar OSI tidak membahas secara detail tentang cara kerja masing-masing
lapisan, tetapi hanya memberikan suatu konsep dan menentukan proses yang terjadi pada
lapisan tertentu serta menentukan protokol yang dapat dipergunakan pada lapisan
tersebut. Lihat pada gambar model referensi OSI berikut:
Proses yang terjadi pada informasi yang dikirimkan oleh sebuah aplikasi ketika
melewati lapisan OSI pada gambar di atas dapat diterangkan sebagai berikut:
1. Pada Application, Presentation, dan Session layer, informasi diubah menjadi data. 2. Pada Transport layer, data diubah menjadi segments. 3. Pada Network layer, segmen diubah menjadi paket. 4. Pada Data Link layer, paket diubah menjadi frame. 5. Pada Physical layer, frame diubah menjadi bit sehingga siap untuk dikirimkan.
Pada sisi penerimaan, hal yang sama terjadi dari bit data diubah menjadi frame
dan seterusnya sehingga diterima oleh aplikasi penerimanya. Perhatikan ilustrasi berikut:
-
20
PDU: Protocol Data Unit
Model OSI menyediakan secara konseptual kerangka kerja untuk komunikasi
antar komputer, tetapi model ini bukan merupakan metode komunikasi. Sebenarnya
komunikasi dapat terjadi karena menggunakan protokol komunikasi. Sebuah protokol
mengimplementasikan salah satu atau lebih dari lapisan OSI.
3.1 Lapisan Model OSI Lapisan Model OSI berdasarkan konsepnya terdiri dari 7 (tujuh) lapisan/layer
yang masing-masing berserta fungsi dan contoh protokolnya dapat dijelaskan sebagai
berikut:
Pysical Layer: Tingkat paling bawah dari model OSI layer yang memberikan spesifikasi
mekanik, karakeristik elektris dari koneksi pewaktuan dari transmisi. Anda dapat
membayangkan layer ini sebagai tingkatan hardware. Secara umum, masalah mekanis,
elektrik, interface prosedural serta media fisik berada di layer ini. Pada layer ini terjadi
transmisi data biner. Contoh protokol pada layer ini: 10BaseT, 100BaseT, RS232.
Data Link Layer: Mempersiapkan dan membangun transmisi data. Pada lapisan ini sinyal elektrik
memasuki dan meninggalkan kabel. Pola bit, pengkodean, dan token adalah contoh
elemen-elemen yang dikenal pada lapisan ini. Lapisan data link mendeteksi error dan
mengoreksinya dengan cara meminta transmisi ulang. Karena kerumitannya, lapisan ini
dipecah ke dalam 2 (dua) lapisan, yakni Medium Access Control dan Logical Link
Control (LLC). MAC mengelola akses network (perawatan token dan pendeteksian
collision). Lapisan LLC mengirim dan menerima pesan. Contoh protokol SLIP, PPP,
MTU.
Network Layer: Bertugas menerima pesan dari lapisan diatasnya, kemudian memecah menjadi
beberapa paket dan mengirim ke tujuan melalui lapisan di bawahnya (data link dan
-
21
physical). Lapisan ini bertanggung jawab atas pengalamatan dan pengiriman pesan
(menentukan jalur atau rute pengiriman dan meneruskan paket ke alamat tujuan). Contoh
protokolnya: IP, IPX, ARP, RARP, ICMP, RIP.
Transport Layer: Mengatur jalannya pertukaran data. Pada lapisan ini ada fungsi error recovery.
Bila ada duplikasi paket datang, lapisan ini akan mengetahuinya dan kemudian
membuangnya. Contoh protokolnya TCP, UDP, SPX.
Session Layer: Memisahkan data antar sesi dan antar aplikasi yang sedang berjalan. Sesi ini
memungkinkan aplikasi yang dijalankan 2 (dua) host mengkoordinasikan komunikasinya
ke dalam satu sesi. Contoh MPEG, JPEG, ASCII.
Application Layer: Melayani antar muka aplikasi dan jaringan. Merupakan lapisan program apliaksi.
Contoh protokolnya FTP, SMTP, POP.
3.2 TCP/IP TCP/IP (Transfer Control Protocol/Internet Protocol) merupakan salah satu
protokol jaringan yang terkenal selain NETBEUI dari Microsoft atau IPX/SPX dari
Novell. TCP/IP merupakan standar yang berlaku untuk jaringan komputer berbasis
internet. Jadi protokol TCP/IP ini tidak hanya untuk Linux tetapi juga Windows, Unix,
Macintosh dan semua sistem yang mendukung internet.
TCP/IP bukan hanya terdiri dari protokol TCP dan IP melainkan sudah
merupakan sekumpulan protokol yang tiap protokolnya melakukan sebagian tugas dari
keseluruhan komunikasi jaringan yang dikenal sebagai TCP/IP protokol suite. TCP/IP
protokol suite terdiri dari protokol TCP, IP, ARP (Address Resolution Protocol), ICMP
(Internet Control Message Protocol) dan UDP (User Datagram Protocol).
Dalam menangani tugasnya, protokol ini terbagi dalam beberapa layer yang
disebut sebagai TCP/IP layer. Lihat gambar berikut:
Network Access Layer: Layer yang biasa disebut sebagai Link Layer atau Network Interface Layer.
Layer ini biasanya berisi driver peralatan jaringan sebuah sistem operasi dan kartu
interface jaringan yang sesuai. Di layer ini akan ditangani detail-detail hardware dan
pengkabelan.
Internet Layer: Layer yang biasanya disebut sebagai Network Layer, bertanggung jawab
terhadap pergerakan paket dalam sebuah jaringan seperti routing. IP, ICMP dan IGMP
(Internet Group Management Protocol) merupakan protokol jaringan yang ada pada layer
ini.
-
22
Transport Layer: Layer ini bertanggungjawab mengatur aliran data antara dua host untuk layer
aplikasi diatasnya. Dalam layer ini terdapat dua buah protokol yang terkenal, yakni TCP
dan UDP.
Application Layer: Layer ini berfungsi menangani detail-detail aplikasi end-user. Banyak sekali
aplikasi TCP/IP yang ada diantaranya: telnet, SMTP, SNMP (Simple Network
Management Protocol)
Alamat Internet (IP Address)
Setiap host yang tergabung dalam suatu jaringan (internet, intranet) yang
menggunakan protokol TCP/IP harus mempunyai alamat internet sendiri (IP address).
Sebagai Anda pahami sebelumnya hanya untuk dapat berkomunikasi dan identifikasi
komputer dalam jaringan digunakan alamat fisik (alamat MAC) dan alamat logika
(alamat IP). Alamat MAC terdapat dalam NIC dan tidak dapat diubah karena tercetak
dalam chip sedang alamat IP dapat diatur sendiri atau oleh sistem operasi (dinamis).
Alamat MAC merupakan alamat yang sifatnya unik dan flat, sedangkan alamat IP
merupakan alamat yang tipenya hirarikal. Jadi, jika satu komputer dipindahkan ke tempat
lain (ke jaringan yang berbeda) maka yang berubah adalah alamat IP sedangkan alamat
MAC tetap.
Internet address (IP address) merupakan alamat logikal yang terdiri dari 32 bit,
yang dibagi atas empat bagian yang masing-masing bagian terdiri dari 8 bit. Tiap bagian
tersebut disebut sebagai oktet. Jadi IP address terdiri dari 4 (empat) buah oktet.
Biasanya penulisan IP address ini menggunakan notasi desimal, karena dengan
notasi biner akan sangat sulit untuk dibaca dan ditulis. Dengan notasi desimal, maka ip
address terdiri dari 4 (empat) buah bilangan desimal yang masing-masing dipisahkan
dengan tanda titik. Lihat gambar dibawah.
-
23
Anda perhatikan lagi gambar ilustrasi di atas, tampak bahwa setiap alamat IP
terdiri atas 2 (dua) bagian yakni bagian pertama untuk identifikasi jaringan sedangkan
bagian yang lain untuk identifikasi node atau host. Dalam pengaturannya, pembagian
alamat dibagi atas beberapa kelas nomor jaringan seperti terlihat pada gambar berikut.
1. IP Kelas A menggunakan oktet (desimal) pertama untuk mengidentifikasikan alamat jaringan, NetID. 3 (tiga) oktet berikutnya digunakan untuk
mengidentifikasi host.
2. IP Kelas B menggunakan dua oktet (desimal) pertama untuk mengidentifikasikan alamat jaringan, NetID. 2 (dua) oktet berikutnya digunakan untuk
mengidentifikasi host.
3. IP Kelas C menggunakan tiga oktet (desimal) pertama untuk mengidentifikasikan alamat jaringan, NetID. 1 (satu) oktet berikutnya digunakan untuk
mengidentifikasi host.
Alamat 127.xxx.xxx.xxx (x bernilai 0 s/d 255) tidak diperbolehkan dipakai
sebagai alamat host kerena oleh aplikasi TCP/IP dipakai sebagai alamat loopback yaitu
paket yang ditransmisikan kembali dan diterima oleh bufer komputer itu sendiri tanpa
ditransmisikan ke media jaringan. Alamat ini sebagai diagnostik dan pengecekan
konfigurasi TCP/IP.
Alamat lain yang tidak diperkenankan dipergunakan sebagai alamat host adalah
local broadcast dengan nilai 255.255.255.255. Alamat dengan bagian host yang
mempunyai nilai biner 0 dan 1 tidak diperkenankan dipergunakan karena bagian host
dengan angka biner 0 semua menunjukkan alamat network dan bagian host yang
semuanya bernilai 1 digunakan untuk alamat broadcast pada jaringan.
-
24
Sebagai contoh: komputer dengan IP kelas A 10.2.3.3 akan mempunyai alamat
network 10.0.0.0 dan alamat broadcast 10.255.255.255 atau komputer dengan IP kelas B
176.10.48.48 merupakan komputer dengan jaringan 176.10.0.0 dan alamat broadcast
176.10.255.255.
Broadcast address ini digunakan untuk mengirim/menerima informasi yang harus
diketahui oleh seluruh host yang ada pada suatu network . Seperti diketahui, setiap paket
IP memiliki header alamat tujuan berupa IP Address dari host yang akan dituju oleh paket
tersebut. Dengan adanya alamat ini, maka hanya host tujuan saja yang memproses paket
tersebut, sedangkan host lain akan mengabaikan.
Bagaimana jika suatu host ingin mengirim paket kepada seluruh host yang ada
pada networknya? Tidak efisien jika ia harus membuat replikasi paket sebanyak jumlah
host tujuan. Pemakaian bandwidth akan meningkat dan beban kerja host pengirim
bertambah padahal isi paket-paket tersebut sama. Oleh karena itu, dibuat konsep
broadcast address. Host cukup mengirim ke alamat broadcast, maka seluruh host yang
ada pada network akan menerima paket tersebut. Konsekuensinya, seluruh host pada
network yang sama harus memiliki address broadcast yang sama dan address tersebut
tidak boleh digunakan sebagai IP Address untuk host tertentu. Jadi, sebenarnya setiap
host memiliki 2 address untuk menerima paket: pertama adalah IP Addressnya yang
bersifat unik dan kedua adalah broadcast address pada network tempat host tersebut
berada. Address broadcast diperoleh dengan membuat seluruh bit host pada IP Address
menjadi 1. Jadi, untuk host dengan IP address 167.205.9.35 atau 167.205.240.2, broadcast
addressnya adalah 167.205.255.255 (2 segmen terakhir dari IP address tersebut dibuat
berharga 11111111.11111111, sehingga secara desimal terbaca 255.255). Jenis informasi
yang dibroadcast biasanya adalah informasi routing.
3.3 Private IP Untuk menghindari pemakaian IP secara berlebih. Beberapa IP address disisihkan
oleh LAN untuk keperluan jaringan lokal. Setiap individu, organisasi dapat menggunakan
alamat ini untuk membentuk jaringan lokal.
Alamat privat merupakan alamat yang dipakai di dalam suatu LAN yang tidak
terkoneksi langsung dengan internet. Untuk menghubungkan alamat ini dengan internet
diperlukan teknik yang disebut dengan NAT atau menggunakan proxy server. Teknik ini
akan membungkus privat IP dengan public IP. Alamat-alamat privat tersebut adalah:
Privat kelas A 10.0.0.0 s.d 10.255.255.255
Privat kelas B 172.16.0.0 s.d 172.31.255.255
Privat kelas C 192.168.0.0 s.d 192.168.255.255
3.4 Subneting Administrasi jaringan kadang-kadang perlu memecah jaringan besar menjadi
jaringan lebih kecil. Tujuan yang paling banyak digunakan adalah untuk mengkontrol
trafic jaringan, karena pada jaringan ethernet semua node pada jaringan akan melihat
trafic yang dikirimkan oleh node lainnya pada jaringan yang sama. Dengan lain perkataan
untuk mengurangi ukuran dari domain broadcast. Karena jika tidak menggunakan
subneting, jaringan bisa jadi akan mengalamai kongesti dan kolisi trafic sangat besar.
Proses subneting dilakukan dengan menggunakan bit subnet mask. Bit subnet
mask inilah yang akan menentukan alamat jaringan, alamat host, dan alamat broadcast
dari suatu IP. Dalam bit subnet mask, biner 1 akan digunakan untuk menentukan alamat
network, dan biner 0 digunakan untuk menentukan alamat host. Pada setiap kelas IP
terdapat subnet mask default, yakni:
-
25
Kelas A 255.0.0.0 11111111.00000000.00000000.00000000
Kelas B 255.255.0.0 11111111.11111111.00000000.00000000
Kelas C 255.255.255.0 11111111.11111111.11111111.00000000
Contoh aplikasi subneting:
Dalam contoh ini akan digunakan sebuah alamat IP dengan kelas C dengan subnet mask
default.
IP : 192.168.34.89
subnet mask : 255.255.255.0
Penulisan ini dapat disingkat dengan metode CIDR atau masklen: 192.168.34.89/24.
Masklen 24 berarti bit 1 pada subnet mask berjumlah 24. Untuk menentukan alamat
jaringan digunakan proses AND diantaranya IP dan subnet mask.
Coba Anda perhatikan:
Address: 192.168.34.89 11000000.10101000.00100010.01011001
Netmask: 255.255.255.0 11111111.11111111.11111111.00000000
Network: 192.168.34.0/24 11000000.10101000.00100010.00000000
HostMin 192.168.34. 11000000.10101000.00100010.00000001
HostMax 192.168.34.254 11000000.10101000.00100010.11111110
Broadcast 192.168.34.255 11000000.10101000.00100010.11111111
Host/Net 254 Class C, Private Internet
Terlihat bahwa dengan menggunakan subnet mask default. Alamat network
tersebut dapat menyediakan 254 alamat IP ditambah dengan alamat network
(192.168.34.0) dan alamat broadcast (192.168.34.255).
Jika kita membagi menjadi beberapa subnetwork, maka setiap subnetwork akan
mempunyai alamat network dan broadcast masing-masing. Pembagian subnetwork
dilakukan dengan menggunakan subnet mask yakni setiap bit dalam subnet mask yang
digunakan untuk bagian network di set dengan 1 dan untuk host diset dengan 0.
Coba Anda perhatikan contoh berikut: kita mempunyai network address
193.20.32.0 dengan subnet mask 255.255.255.224. Jadi jumlah subnet yang tersedia
adalah 6. Dari mana angka didapat? Kita lihat dari oktet terakhir subnet mask yani angka
224 (11100000).
Terlihat bahwa ada 3 bit host ID yang di tutup (di mask), sehingga bisa dihitung
jumlah subnetnya adalah 23 2 = 6. Jumlah host per subnet dapat dihitung dari jumlah
host ID yang tidak dimasking yakni 5. Sehingga jumlah host per subnet adalah 25 2 =
30.
Network: 193.20.32.0/27 11000001.00010100.00100000.00000000
Netmask: 255.255.255.224=27 11111111.11111111.11111111.00000000
HostMin: 193.20.32.1 11000001.00010100.00100000.00000001
HostMax: 193.20.32.30 11000001.00010100.00100000.00011110
Broadcast: 193.20.32.31 11000001.00010100.00100000.00011111
Hosts/Net: 30 Class C
Bagaimana secara mudah jika kita kurangkan 256 224 = 32. Maka kelompok subnet yang tersedia adalah kelipatan 32. Dari sini kita dapat memperoleh alamat
network, broadcast, dan IP yang valid untuk setiap host anggota subnet.
3.5 Konfigurasi Kartu jaringan Linux Slackware (Linux secara umum) mempunyai keunggulan dalam
penanganan jaringan. Karena mesin yang telah terinstal dengan Linux selain bisa menjadi
klien dapat pula menjadi server pada saat bersamaan. Selain itu Linux mempunyai
keunggulan untuk dapat berhubungan dengan sistem operasi lainnya seperti Windows,
MacOS, Atari dan keluarga UNIX lainnya.
-
26
Tentunya segala kelebihan tersebut tidak berarti apa-apa jika mesin Linux Anda
tidak terhubung dengan jaringan. Pada bagian akhir Bab I ini, kita akan mencoba untuk
melakukan konfigurasi kartu jaringan di mesin Slackware Anda.
Disini, Anda menggunakan Slackware tidak hanya sebagai server saja, tetapi juga
menggunakannya sebagai gateway ke jaringan yang lebih luas yakni internet.
Untuk instalasi kartu jaringan di Slackware sebenarnya tidak terlalu sulit. Anda
hanya perlu menancapkan satu atau beberapa kartu Ethernet pada slot PCI yang tersedia
di komputer Anda. Kemudian lakukan langkah-langkah berikut:
tanda '//' adalah komentar
root@server:/# cp/etc/rc.d/rc.inet1.conf /etc/rc.d/rc.inet1.conf.backup
//
//biasakan untuk membackup terlebih dahulu skrip konfigurasi
//jika terjadi kesalahan Anda tinggal me-rename file backup tersebut
root@server:/# vi /etc/rc.d/rc.inet1.conf
//membuka file inet1.conf dengan editor vi
//inet1.conf adalah file konfigurasi ethernet utama di slackware
. . # Config information for eth0:
IPADDR[0]="192.168.1.2"
NETMASK[0]="255.255.255.0"
USE_DHCP[0]=""
DHCP_HOSTNAME[0]=""
# Config information for eth1:
IPADDR[1]=""
NETMASK[1]=""
USE_DHCP[1]=""
DHCP_HOSTNAME[1]=""
# Config information for eth2:
IPADDR[2]=""
NETMASK[2]=""
USE_DHCP[2]=""
DHCP_HOSTNAME[2]=""
. . //Jika Ada Gateway, maka jangan lupa Anda masukkan Gateway nya.
# Default gateway IP address:
GATEWAY="192.168.1.1" //hanya sebagai contoh
Anda tinggal memasukkan alamat IP untuk ethernet Anda diantara tanda petik
ganda . IPADDR adalah IP Address, Netmask adalah netmask untuk IP. Karena kita tidak menggunakan DHCP maka kosongkan kedua baris terakhir tersebut.
Kita hanya mempunyai 1 (satu) buah ethernet card saja. Maka Anda cukup
menuliskan alamat IP pada eth0 atau eth1 atau eth2 saja. Jika sudah selesai, Anda save
dan ikuti langkah berikut.
root@server:/# ifconfig
lo Link encap:Local Loopback
inet addr:127.0.0.1 Mask:255.0.0.0
inet6 addr: ::1/128 Scope:Host
UP LOOPBACK RUNNING MTU:16436 Metric:1
RX packets:2701 errors:0 dropped:0 overruns:0 frame:0
TX packets:2701 errors:0 dropped:0 overruns:0 carrier:0
collisions:0 txqueuelen:0
RX bytes:298053 (291.0 KiB) TX bytes:298053 (291.0 KiB)
-
27
Jika Anda mengetikkan perintah diatas mendapatkan hanya hasil 'lo' saja, terdapat
2 (dua) kemungkinan penyebab. Kemungkinan pertama, kernel Linux Slackware Anda
tidak mengenali kartu ethernet yang Anda pasang. Namun, menurut pengalaman penulis,
Slackware 12 hampir mengenali semua kartu ethernet yang ada di pasaran.
Kemungkinan kedua, Anda harus secara manual menjalankan perintah: root@server:/#
/etc/rc.d/rc.inet1 start
atau
root@server:/# /etc/rc.d/rc.inet1 restart
Untuk menjalankan service rc.inet1 secara otomatis setiap menjalankan sistem
Slackware kita, maka Anda harus memberikan hak akses eksekusi terhadap file rc.inet1
tersebut dengan perintah:
Coba Anda lihat apakah file rc.inet1 sudah diberikan hak akses eksekusi:
root@server:/# ls -l /etc/rc.d/rc.inet1
-rw-r--r-- 1 root root 9435 2008-12-25 16:16 /etc/rc.d/rc.inet1
pada service rc.inet1 belum mendapatkan hak akses eksekusi, maka Anda harus
memberikan perintah dibawah ini:
root@server:/# chmod +x /etc/rc.d/rc.inet1
root@server:/# ls -l /etc/rc.d/rc.inet1
-rwxr-xr-x 1 root root 9435 2008-12-25 16:16 /etc/rc.d/rc.inet1
Jika konfigurasi kartu jaringan benar, maka konfigurasi kartu jaringan Anda akan tampak
sebagai berikut:
root@server:/# ifconfig
eth0 Link encap:Ethernet HWaddr a0:10:18:1a:26:72
inet addr:192.168.1.2 Bcast:192.168.1.255 Mask:255.255.255.0
inet6 addr: fe80::a210:18ff:fe1a:2672/64 Scope:Link
UP BROADCAST MULTICAST MTU:1500 Metric:1
RX packets:49134 errors:0 dropped:0 overruns:0 frame:0
TX packets:45611 errors:0 dropped:0 overruns:0 carrier:0
collisions:0 txqueuelen:1000
RX bytes:52055428 (49.6 MiB) TX bytes:6338062 (6.0 MiB)
Interrupt:18
lo Link encap:Local Loopback
inet addr:127.0.0.1 Mask:255.0.0.0
inet6 addr: ::1/128 Scope:Host
UP LOOPBACK RUNNING MTU:16436 Metric:1
RX packets:2701 errors:0 dropped:0 overruns:0 frame:0
TX packets:2701 errors:0 dropped:0 overruns:0 carrier:0
collisions:0 txqueuelen:0
RX bytes:298053 (291.0 KiB) TX bytes:298053 (291.0 KiB)
//Jika di layar monitor Anda muncul eth0 atau eth1 atau eth2 dan lo maka selamat
//Anda telah dengan benar mengkonfigurasi kartu jaringan Anda di mesin slackware
Anda dapat juga membuat virtual eth meskipun hanya mempunyai satu buah
ethernet card. Caranya dapat Anda pilih:
Cara pertama:
root@server:/# ifconfig eth0 add 192.168.1.7 netmask 255.255.255.0
//Cara ini adalah cara on the fly yang akan berjalan pada saat itu juga dan konfigurasi
akan hilang jika mesin linux Anda di restart
//Langkah di atas adalah membuat virtual eth0
Cara kedua, cara yang permanen adalah dengan memasukkan konfigurasi diatas
pada file /etc/rc.d/rc.inet1.conf
. . # Config information for eth0:
-
28
IPADDR[0]="192.168.1.2"
NETMASK[0]="255.255.255.0"
USE_DHCP[0]=""
DHCP_HOSTNAME[0]=""
# Config information for eth1:
IPADDR[1]=""
NETMASK[1]=""
USE_DHCP[1]=""
DHCP_HOSTNAME[1]=""
# Config information for eth2:
IPADDR[2]=""
NETMASK[2]=""
USE_DHCP[2]=""
DHCP_HOSTNAME[2]=""
. . //Jika Ada Gateway, maka jangan lupa Anda masukkan Gateway nya.
# Default gateway IP address:
GATEWAY="192.168.1.1" //hanya sebagai contoh
-
29
BAB IV DNS Server
Coba Anda perhatikan alamat-alamat dibawah ini:
216.239.61.104
209.131.36.158
Apakah Anda mengenali alamat-alamat yang tertera di atas itu dan ketika Anda
menuliskan alamat berupa angka itu di URL Browser apakah yang akan terjadi, pastinya
Anda akan diarahkan ke suatu situs. Jika suatu saat Anda diminta kembali untuk
membuka situs tersebut apakah Anda masih mengingat alamatnya?
Jika saya menuliskan alamat-alamat di atas dalam bentuk seperti:
216.239.61.104 = www.google.com
209.131.36.158 = www.yahoo.com
Tentunya Anda akan lebih mudah mengingat situs-situs tersebut dibandingkan
harus menghafal alamat berdasarkan IP. Kita tidak perlu mengetahui penamaan asli
berbasis angka (alamat IP) tetapi cukup dengan nama atau istilah yang dipahami oleh
kita. Anda bisa bayangkan betapa rumitnya jika harus menghafal nama-nama mesin
dalam jaringan dalam bentuk angka.
Pada jaringan internet, sebagaimana Anda pahami sampai saat ini, sebetulnya
pengalamatan sebuah komputer menggunakan angka yang dikenal sebagai Internet
Protocol (IP) Address yang terdiri dari 32 bit bilangan biner. Tentunya akan sukar bagi
kita / user untuk mengingat sekian juta komputer di seluruh Internet dengan
pengalamatan angka sebagaimana dijelaskan di atas. Untuk itu dikembangkan penamaan
mesin yang lebih manusiawi menggunakan konsep Domain Name System (DNS).
DNS adalah salah satu jenis sistem yang melayani permintaan pemetaan IP
Address ke FQDN (Fully Qualified Domain Name) dan FQDN ke IP Address. FQDN
lebih mudah untuk diingat oleh manusia daripada IP Address. Tidak semua orang bisa
menghafalkan 216.239.61.104, dan akan lebih mudah jika menghafalkan
www.google.com.
DNS ditemukan oleh Paul Mocapetris pada tahun 1983. Spesifikasi asli muncul
di RFC 882 dan 883. Tahun 1987 penerbitan RFC 1034 dan RFC 1035 membuat update
terhadap spesifikasi DNS. Tentunya RFC 882 dan RFC 883 tidak berlaku lagi.
Jadi siapa yang memerlukan DNS? Tentunya Anda sebagai pengakses internet,
tetapi sebagai pengakses internet tidak perlu membuat DNS Server, karena bisa
menggunakan DNS server yang disediakan oleh ISP. Pengguna DNS selanjutnya tentu
saja adalah ISP, dan mereka yang mengelola domain dan webserver.
Sebagai contoh, ketika Anda memasukkan alamat http://www.google.com,
sebenarnya ada beberapa proses yang dilalui hingga halaman web ditampilkan di Web
Browser Anda. Pada saat Anda memasukkan alamat tersebut, terlebih dahulu nama
alamat akan dikirimkan ke DNS Server yang menangani host dan domain alamat tersebut
untuk mencari berapa sebenarnya alat IP yang digunakan (Anda ingat, semua komputer di
internet menggunakan IP Address untuk berkomunikasi dan bukan nama). Setelah
menemukan alamat IP barulah kemudian halaman website yang diminta dikirim ke Web
Browser.
Pada sistem operasi Linux, DNS diimplementasikan dengan menggunakan
software Berkeley Internet Name Domain (BIND), BIND ini memiliki dua sisi, yaitu sisi
client dan sisi server. Sisi client disebut resolver. Resolver ini bertugas membangkitkan
pertanyaan mengenai informasi domain name yang dikirimkan kepada sisi server. Sisi
server BIND ini adalah sebuah daemon yang disebut named (baca: name di). Ia yang
akan menjawab query-query dari resolver yang diberikan kepadanya.
Bagaimana dengan Linux Slackware 13.0 sendiri? Secara default BIND sudah
terinstall di mesin Slackware Anda, yakni bind9.
root@server:/# ls /var/log/packages/ |grep bind
bind-9.4.2_P2-i486-1
-
30
kdebindings-3.5.10-i486-2
Anda lihat bahwa di mesin kita telah terinstal paket bind-9.4.2_P2-i486-1. Ada beberapa
file-file instalasi default yang berkaitan dengan ini, yakni:
var/named/caching-example/named.ca
var/named/caching-example/named.local
var/named/caching-example/localhost.zone
etc/rc.d/rc.bind
etc/named.conf
Tiga file awal adalah contoh dari konfigurasi bind9, file selanjutnya adalah init script
(rc.bind) dan konfigurasi dari bind (named.conf). Untuk setting BIND ini, file-file yang
harus Anda perhatikan adalah:
1. /etc/resolv.conf Berisi alamat Domain atau alamat IP dari name server.
2. /etc/named.conf Berisi keterangan letak dan jenis databases yang dibutuhkan oleh BIND
3. /var/named/named.ca Berisi informasi data yang berada dalam domain root, yang akan dipergunakan
name server jika ada resolver yang akan meminta nama domain diluar nama
domain lokal.
4. /var/named/named.local Berisi alamat loopback untuk alamat ke diri sendiri dengan alamat 127.0.0.1
4.1 Persiapan Setting Domain Baru Untuk memudahkan pemahaman setting DNS Server, Anda akan diajak
membuat domain baru untuk DNS server, mail server, FTP Server, HTTP Server
sekaligus dengan data sebagai berikut:
Hostname : ns1
Nama Domain : www.smk-raflesia-depok.sch.id
Nama DNS Server : ns1.smk-raflesia-depok.sch.id
IP DNS : 192.168.1.21
Nama Mail Server : mail.smk-raflesia-depok.sch.id
Nama HTTP Server : www.smk-raflesia-depok.sch.id
Nama FTP Server : ftp.smk-raflesia-depok.sch.id
Perhatikan! Karena kita menggunakan IP Address yang sama untuk DNS, Mail,
HTTP, FTP Server, maka kita akan menggunakan record CNAME (nama alias) dengan
mendefinisikan ns1.smk-raflesia-depok.sch.id mempunyai nama alias mail.smk-raflesia-
depok.sch.id, ftp.smk-raflesia-depok.sch.id, www.smk-raflesia-depok.sch.id.
4.2 Mengedit File /etc/named.conf File ini merupakan konfigurasi utama untuk bind. File ini merupakan kumpulan
statemen-statemen yang nilainya kita tentukan sesuai dengan DNS seperti apa yang kita
inginkan. Berikut ini adalah isi file /etc/named.conf bawaan di slackware 13.0:
options {
directory "/var/named";
/*
* If there is a firewall between you and nameservers you want
* to talk to, you might need to uncomment the query-source
* directive below. Previous versions of BIND always asked
* questions using port 53, but BIND 8.1 uses an unprivileged
* port by default.
*/
// query-source address * port 53;
-
31
};
//
// a caching only nameserver config
//
zone "." IN {
type hint;
file "caching-example/named.root";
};
zone "localhost" IN {
type master;
file "caching-example/localhost.zone";
allow-update { none; };
};
zone "0.0.127.in-addr.arpa" IN {
type master;
file "caching-example/named.local";
allow-update { none; };
};
1. Blok Pertama options {
directory "/var/named";
/*
* If there is a firewall between you and nameservers you want
* to talk to, you might need to uncomment the query-source
* directive below. Previous versions of BIND always asked
* questions using port 53, but BIND 8.1 uses an unprivileged
* port by default.
*/
// query-source address * port 53;
};
Blok ini merupakan global seting dari bind, direktory /var/named adalah direktori kerja dari bind, di direktori tersebut ditempatkan file-file konfigurasi domain yang biasa disebut
zone (Perintah zone digunakan untuk menunjukkan domain yang dilayani oleh name
server). Tidak disarankan untuk mengutak-atik blok ini kecuali Anda tahu apa yang Anda
kerjakan. Baris ini memberitahukan kepada Server BIND dimana file-file zona disimpan.
2. Blok Kedua zone "." IN {
type hint;
file "caching-example/named.root";
};
Blok ini merupakan blok root zone atau kasarnya alamat-alamat dari domain-domain
international. Kita membutuhkan blok root zone ini.
3. Blok Ketiga zone "localhost" IN {
type master;
file "caching-example/localhost.zone";
allow-update { none; };
};
Blok ini adalah forward localhost, dalam artian jika dns server mendapatkan perintah
untuk mengetahui alamat ip dari localhost maka bagian blok ini yang mengurusnya.
Dengan kata lain yang berhak mengontrol server named adalah localhost.
-
32
4. Blok Keempat adalah Blok Tambahan zone "0.0.127.in-addr.arpa" IN {
type master;
file "caching-example/named.local";
allow-update { none; };
};
Baris-baris dibawah ini menyatakan bahwa kita akan mendefinisikan DNS server sebagai
Primary Name Server untuk domain smk-raflesia-depok.sch.id dan file-file forward
adalah nama file yang merupakan zona file dari domain smk-raflesia-depok.sch.id. Ini
nama domain Anda yang di daftarkan di /etc/named.conf.
#Baris diatas untuk menterjemahkan FQDN ke IP Address (Forward Zone) dengan
domain smk-raflesia-depok.sch.id.
zone "smk-raflesia-depok.sch.id" IN {
type master;
file "caching-example/db.smk-raflesia-depok.sch.id";
allow-update { none; };
};
Baris-baris dibawah ini adalah berisi reverse DNS Zone. Ini diperlukan agar DNS Server
Anda dapat menterjemahkan dari nomor IP Address ke mana host pemilik IP Address
dalam jaringan.
#Baris untuk menterjemahkan IP Address ke FQDN
#reverse Zone
zone "1.168.192.in-addr.arpa" IN {
type master;
file "caching-example/db.192.168.1";
allow-update { none; };
};
#Setelah konfigurasi file named.conf jangan lupa untuk melakukan konfigurasi file zone.
4.3 Seting zone-file smk-raflesia-depok.sch.id Berikutnya adalah mengkonfigurasi Primary Name Server untuk Domain smk-
raflesia-depok.sch.id pada host ns1.smk-raflesia-depok.sch.id dengan IP Address
192.168.1.21. Berdasarkan pada file /etc/named.conf kita akan membuat file sebagaimana
yang didefinisikan pada file /etc/named.conf kita akan membuat file sebagaimana yang
didefinisikan pada file /etc/named.conf file tersebut bernama db.smk-raflesia-depok.sch.id dan reversenya db.192.168.1. root@server-smkn3tkj:/var/named/caching-example# ls
localhost.zone named.ca named.local named.root
Anda tinggal merename localhost.zone dengan db.smk-raflesia-depok.sch.id dan
named.local dengan db.192.168.1 Caranya seperti ini:
root@server-smkn3tkj:/var/named/caching-example# cp localhost.zone db.smk-raflesia-
depok.sch.id
root@server-smkn3tkj:/var/named/caching-example# cp named.local db.192.168.1
root@server-smkn3tkj:/var/named/caching-example# ls
db.192.168.1 db.smk-raflesia-depok.sch.id localhost.zone named.ca named.local
named.root
4.4 Setting zona file db.smk-raflesia-depok.sch.id Setelah Anda mempunyai zona file dengan nama db.192.168.1 dan db.smk-
raflesia-depok.sch.id yang pada /var/named/caching-example. Langkah berikut adalah
mengkonfigurasikan name server untuk domain smk-raflesia-depok.sch.id pada host
ns1.smk-raflesia-depok.sch.id pada IP Address 192.168.1.21 sebagai berikut:
-
33
root@server-smkn3tkj:/var/named/caching-example# vi db.smk-raflesia-depok.sch.id
$TTL 86400
$ORIGIN smk-raflesia-depok.sch.id.
@ 1D IN SOA @ root (
42 ; serial (d. adams)
3H ; refresh
15M ; retry
1W ; expiry
1D ) ; minimum
1D IN NS ns1.smk-raflesia-depok.sch.id.
1D IN A 192.168.1.21
IN MX 10 mail.smk-raflesia-depok.sch.id
ns1 IN A 192.168.1.21
www IN CNAME ns1
ftp IN CNAME ns1
mail IN CNAME ns1
Penjelasan:
1. TTL (Time To Live) yang mendefinisikan waktu lamanya data berada dalam database.
2. SOA (Start of Authority) mendefinisikan hostname yang merupakan awal dari suatu zone.
3. 42;serial: merupakan nomor serial dari zone file yang akan bertambah jika ada perubahan data.
4. 3H;refresh: merupakan selang waktu yang diperlukan secondary name server untuk memeriksa perubahan pada Primary Name Server.
5. 15M;retry: merupakan selang waktu secondary name server untuk mengulang pengecekan pada primary name server.
6. IN NS ns1.smk-raflesia-depok.sch.id: mendefinisikan bahwan hostname ns1.smk-raflesia-depok.sch.id yang memegang tanggung jawab terhadap domain
smk-raflesia-depok.sch.id.
7. IN MX 10 mail.smk-raflesia-depok.sch.id mendefinisikan bahwa hostname mail.smk-raflesia-depok.sch.id sebagai mail server pada domain smk-raflesia-
depok.sch.id.
8. IN A 192.168.1.21: mendefinisikan bahwa hostname ns1.smk-raflesia-depok.sch.id mempunyai IP Address 192.168.1.21.
9. www NS CNAME ns1 mendefinisikan bahwa hostname ns1.smk-raflesia-depok.sch.id mempunyai nama alias www.smk-raflesia-depok.sch.id.
10. ftp NS CNAME ns1 mendefinisikan bahwa hostname ns1.smk-raflesia-depok.sch.id mempunyai nama alias ftp.smk-raflesia-depok.sch.id.
11. mail NS CNAME ns1 mendefinisikan bahwa hostname ns1.smk-raflesia-depok.sch.id mempunyai nama alias mail.smk-raflesia-depok.sch.id.
root@server-smkn3tkj:/var/named/caching-example# vi db.192.168.1
$TTL 86400
@ IN SOA smk-raflesia-depok.sch.id. root.smk-raflesia-depok.sch.id. (
1997022700 ; Serial
28800 ; Refresh
14400 ; Retry
3600000 ; Expire
86400 ) ; Minimum
IN NS smk-raflesia-depok.sch.id.
21 IN PTR smk-raflesia-depok.sch.id.
-
34
Penjelasan:
1. Penjelasan yang lain sama dengan penjelasan pada bagian smk-raflesia-depok.sch.id
2. IN PTR smk-raflesia-depok.sch.id mendefinisikan bahwa hostname ns1.smk-raflesia-depok.sch.id mempunyai IP Address 192.168.1.21
4.5 Menjalankan dan test Domain Mengubah hak akses file rc.bind agar service bind bisa di eksekusi
root@server:/# chmod 755 /etc/rc.d/rc.bind
Anda juga bisa menggunaka perintah chmod +x /etc/rc.d/rc.bind
Perintah untuk menjalan service bind root@server:/# etc/rc.d/rc.bind start
Perintah untuk mematikan service bind root@server:/# /etc/rc.d/rc.bind stop
Perintah untuk merestart service bind root@server:/# /etc/rc.d/rc.bind stop
Setelah perintah service bind dijalankan jangan lupa untuk melakukan pengecekan
terhadap konfigurasi DNS yang kita bangun dengan perintah nslookup [DNS_server].
Jika terjadi pesan kesalahan seperti ini.
root@server:/# nslookup smk-raflesia-depok.sch.id
Server: 202.134.0.155
Address: 202.134.0.155#53
** server can't find smk-raflesia-depok.sch.id: NXDOMAIN
Berarti nama DNSnya masih menggunakan DNS yang diberikan oleh speedy, jika
komputer yang kita gunakan pernah dikoneksikan dengan internet. Untuk menyelesaikan
masalah ini kita harus mengedit file resolv.conf pada direktori:
root@server:/# vi /etc/resolv.conf
nameserver 192.168.1.21
Maksud dari perintah di atas adalah memasukkan IP komputer kita menjadi nama server,
karena DNS yang kita gunakan menggunakan IP 192.168.1.21. Setelah itu jika BIND
berjalan baik Anda dapat melihat port 53 BIND dengan perintah dibawah ini:
root@server:/# nmap 192.168.1.21
Starting Nmap 4.76 ( http://nmap.org ) at 2009-03-03 15:03 WIT
Interesting ports on smk-raflesia-depok.sch.id (192.168.1.21):
Not shown: 996 closed ports
PORT STATE SERVICE
22/tcp open ssh
37/tcp open time
53/tcp open domain 113/tcp open auth
Nmap done: 1 IP address (1 host up) scanned in 0.09 seconds
root@server#
root@server:/# host 192.168.1.21
21.1.168.192.in-addr.arpa domain name pointer smk-raflesia-depok.sch.id.
root@server:/# host ns1.smk-raflesia-depok.sch.id
ns1.smk-raflesia-depok.sch.id has address 192.168.1.21
root@server:/# host -t ns smk-raflesia-depok.sch.id
smk-raflesia-depok.sch.id name server ns1.smk-raflesia-depok.sch.id.smk-raflesia-
depok.sch.id.
root@server:/# host -t mx smk-raflesia-depok.sch.id
smk-raflesia-depok.sch.id mail is handled by 10 mail.smk-raflesia-depok.sch.id.smk-
raflesia-depok.sch.id.
root@server:/# host -t cname www.smk-raflesia-depok.sch.id
-
35
www.smk-raflesia-depok.sch.id is an alias for ns1.smk-raflesia-depok.sch.id.
root@server:/# host -t cname ftp.smk-raflesia-depok.sch.id
ftp.smk-raflesia-depok.sch.id is an alias for ns1.smk-raflesia-depok.sch.id.
root@server:/# host -t cname mail.smk-raflesia-depok.sch.id
mail.smk-raflesia-depok.sch.id is an alias for ns1.smk-raflesia-depok.sch.id.
root@server:/# dig ns1.smk-raflesia-depok.sch.id
; DiG 9.4.2-P2 ns1.smk-raflesia-depok.sch.id
;; global options: printcmd
;; Got answer:
;; ->>HEADER
root@server:/# dig -t MX smk-raflesia-depok.sch.id
; DiG 9.4.2-P2 -t MX smk-raflesia-depok.sch.id
;; global options: printcmd
;; Got answer:
;; ->>HEADER
-
36
BAB V MySQL Data Base Server
MySQL adalah salah satu SQL database open source yang sangat populer saat
ini. MySQL merupakan komersial MySQL AB. MySQL merupakan aplikasi yang sangat
cepat, terpercaya dan mudah menggunakannya serta sangat praktis dalam instalasi.
Distribusi Linux (Redhat, Fedora, SUSE, Debian, Slackware dll) pada umumnya telah
menyertakan MySQL dalam paketnya. Namun, jika Anda ingin melakukan instalasi
melalui paket dengan versi lain, Anda dapat mendownload di www.mysql.org atau miror
lainnya.
Pada bagian ini kita akan mempelajari cara instalasi MySQL dan konfigurasi
dasarnya pada Linux Slackware 13.0. Dimana source paket mysql-5.0.67-i486-1.tgz dapat
Anda download di www.linuxpackages.net. Untuk dapat menggunakan MySQL, Anda
perlu melakukan sedikit konfigurasi yang akan dibahas pada bagian berikut ini:
5.1 Installasi MySQL Untuk menginstall paket MySQL, kita kucup menjalankan perintah:
root@server:/# mysql-5.0.67-i486-1.tgz
Namun, biasanya jika Anda instalasi Distro Linux Slackware 13.0 paket MySQL
sudah ada didalamnya. Untuk memastikan bahwa paket MySQL sudah ada pada sistem
Slackware 13.0 kita, coba Anda ketikkan:
root@server:/# ls /var/log/packages/ | grep mysql
mysql-5.0.67-i486-1
root@server#
Jika ada output mysql-5.0.67-i486-1, maka MySQL telah terinstall dan langkah
selanjutnya hanya mengkonfigurasi dan menjalankannya.
1. Membuat Direktori dan Table System dari MySQL. Langkah ini dapat dilakukan
dengan 2 (dua) cara, yaitu dengan menggunakan root atau menggunakan user mysql.
Cara pertama, menggunakan user root
root@server:/# mysql_install_db
root@server#
Cara kedua, menggunakan user mysql
Tentunya Anda harus melihat dahulu apakah user mysql telah terdaftar pada sistem
Slackware 13.0 Anda. Bagaimana caranya?
Tentunya Anda masih ingat dengan perintah:
root@server:/# grep mysql /etc/passwd
mysql:x:27:27:MySQL:/var/lib/mysql:/bin/false
root@server:/#
Coba Anda jelaskan kembali apa arti keluaran perintah di atas
Terlihat bahwa di sistem slackware kita telah terdapat user dengan nama mysql.
2. Langkah berikutnya merubah kepemilikan (owner) user dan group data MySQL ke
user dan group MySQL.
Pertama, melihat kepemilikan /usr/lib/mysql.
root@server:/# ls -l /var/lib/mysql/
total 8
drwx------ 2 root root 4096 2009-03-04 16:09 mysql
drwx------ 2 root root 4096 2009-03-04 16:09 test
root@server:/#
Terlihat bahwa kepemilikan (user dan group) untuk direktori mysql adalah root. Jika
kepemilikan /var/lib/mysql bukan mysql maka Anda perlu merubah kepemilikan direktori Data MySQL tersebut ke user dan group mysql, yakni dengan mengetikkan perintah:
root@server:/# mysql_install_db -user=mysql
-
37
root@server:/# chown -R mysql:mysql /var/lib/mysql/mysql
Kedua, ubah hak akses direktori Data MySQL tersebut dapat dieksekusi. Coba Anda
perhatikan keluaran berikut:
root@server:/# ls -l /var/lib/mysql/
total 8
drwx------ 2 mysql mysql 4096 2009-03-04 16:09 mysql
drwx------ 2 root root 4096 2009-03-04 16:09 test
root@server:/#
Anda lihat bahwa hak akses untuk direktori Data MySQL adalah 700. Agar MySQL
di mesin Anda jalan maka hak akses direktori Data MySQL diubah ke 755 dengan
cara:
root@server:/# chmod -R 755 /var/lib/mysql/mysql
root@server:/# ls -l /var/lib/mysql/
total 8
drwxr-xr-x 2 mysql mysql 4096 2009-03-04 16:09 mysql
drwx------ 2 root root 4096 2009-03-04 16:09 test
3. Jalankan MySQL dengan perintah mengeksekusi init script-nya, yakni pada
/etc/rc.d/rc.mysqld. Namun sebelumnya Anda pastikan dahulu apakah permission
dari script tersebut sudah executable.
root@server:/# ls -l /etc/rc.d/rc.mysqld
-rw-r--r-- 1 root root 2585 2008-10-05 12:29 /etc/rc.d/rc.mysqld
Perintah untuk memberikan hak executable adalah:
root@server:/# chmod +x /etc/rc.d/rc.mysqld
root@server:/# ls -l /etc/rc.d/rc.mysqld
-rwxr-xr-x 1 root root 2585 2008-10-05 12:29 /etc/rc.d/rc.mysqld
root@server:/# /etc/rc.d/rc.mysqld start
Untuk memastikan apakah daemon atau service MySQL telah berjalan atau belum,
Anda dapat melakukan perintah:
root@server:/# ps ax | grep mysql
4. Langkah terakhir adalah menjalankan mysqlnya dengan cara seperti dibawah ini:
root@server:/# mysql
Welcome to the MySQL monitor. Commands end with ; or \g.
Your MySQL connection id is 1
Server version: 5.0.67 Source distribution
Type 'help;' or '\h' for help. Type '\c' to clear the buffer.
mysql>
-
38
BAB VI APACHE Web Server
Apache merupakan Web Server paling populer digunakan di Internet. Lebih dari 70% Web Server di Internet menggunakan Apache. Ini disebabkan karena Apache tidak
saja bisa didapatkan secara gratis, lebih dari itu Apache bisa diimplementasikan
diberbagai platform sistem operasi, disamping Apache ini mempunyai kecepatan dan
performa yang sangat baik.
Apache versi 1.0 dirilis pada bulan Desember 1995. Slackware ver 13.0
menggunakan Apache versi 2.2.4. Informasi tentang Apache dapat Anda lihat pada situs-
situs: http://www.apache.org, Apache Week (http://apacheweek.com) atau Anda dapat
googling dengan key word apache.
Pada bab ini, Anda akan diarahkan untuk dapat menjalankan apache Web Server
di mesin Slackware 13.0. Pada instalasinya, Slackware 13.0 telah menyertakan Apache
pada paketnya. Seperti biasanya pada pertama kali akan mengkonfigurasi, Anda harus
melihat dulu apakah paket apache telah terinstal di mesin Anda. Slackware mengusung
Apache HTTPD server pada paketnya.
root@server:/# ls /var/log/packages/ |grep httpd
httpd-2.2.10-i486-1
root@server:/#
Anda lihat bahwa paket apache yang terinstall di mesin Anda httpd versi 2.2.10.
Langkah selanjutnya adalah mengaktifkan apache, yakni dengan mengetikkan perintah:
student@server-smkn3tkj:~$ su
Password:
root@server-smkn3tkj:/home/student# chmod 755 /etc/rc.d/rc.httpd
//Memberikan permission rc.httpd agar bisa dieksekusi.
//Anda juga dapat menggunakan perintah:
root@server-smkn3tkj:/home/student# chmod +x /etc/rc.d/rc.httpd
root@server-smkn3tkj:/home/student# /etc/rc.d/rc.httpd restart
//Anda juga dapat menggunakan perintah:
//men-start apache
root@server-smkn3tkj:/home/student# /usr/sbin/apachectl -k start
//men-stop apache
root@server-smkn3tkj:/home/student# /usr/sbin/apachectl -k stop
//men-restart apache
root@server-smkn3tkj:/home/student# /usr/sbin/apachectl -k restart
Setelah itu buka dengan browser links pada konsol, dan ketikkan http://localhost,
jika pada monitor mendapatkan salam hangat dari apache berarti web server Anda sudah
berjalan, dan tinggal mengkonfigurasi. Sebaiknya Anda tidak melangkah lebih jauh jika
Anda belum mendapatkan salam hangat dari apache:
links http://localhost
It works ! Jika konfigurasi DNS server Anda jalan (running dengan baik), maka Anda dapat
mengetikkan alamat domain pada browser Anda. Pada pembahasan DNS Server, kita
telah membuat domain dengan nama www.smk-raflesia-depok.sch.id dan dokumen root
disimpan di /var/www/htdocs. Perhatikan ilustrasi dibawah ini:
links http://www.smk-raflesia-depok.sch.id
It works !
Gambar di atas, saya mencoba melihat konfigurasi Apache dengan mengetikan
alamat domain yang telah dibuat: http://www.smk-raflesia-depok.sch.id. Kemudia, Saya
mencoba membuat file html sederhana dan saya letakkan pada dokumen root
(/var/www/htdocs) dengan nama bengkel.html:
-
39
Latihan Apache
Hello World
Latihan Apache
Hello World
6.1 Konfigurasi Dasar Berikut ini bagian-bagian yang perlu dicermati pada konfigurasi apache web
server. Perlu Anda ketahui bahwa letak file konfigurasi apache pada slackware 13.0 ada
pada /etc/httpd/httpd.conf dan pada slackware 13.0 ini menggunakan sistem include file
konfigurasi lain yang terletak di /etc/httpd/extra. Perhatikan konfigurasi dasar pada
slackware 13.0 berikut ini:
No Konfigurasi file httpd.conf
Server Admin: isilah dengan e-mail Anda, e-mail administrator
1 ServerAdmin [email protected]
ServerName: Baris ini dapat Anda isi dengan nama situs Anda jika Anda mempunyai
Web Server dan OnLine tentunya. Namun jika berjalan di localhost saja biarkan tanda
pagar.
2 #ServerName www.smk-raflesia-depok.sch.id
Document Root: Digunakan untuk mendefinisikan letak halaman web yang akan
diakses. Tempat dimana file-file web diletakkan.
3 DocumentRoot /srv/httpd/htdocs DocumentRoot /var/www/htdocs
Directory: sama dengan Document Root, ganti dengan directory Anda. Ini diperlukan
agar direktori dapat diakses dari manapun
4
Options FollowSymLinks
AllowOverride None
Order deny,allow
Deny from all
DirectoryIndex: digunakan untuk menentukan file apa yang akan ditampilkan ketika
sebuah directory diakses, defaultnya adalah index.html. Nilai parameter ini bisa lebih
dari satu. Biasanya jika apache Anda dapat membuka menjalankan file .php maka
parameternya perlu ditambah index.php
5
DirectoryIndex index.html index.htm index.php
Include mod_php: agar halaman .php dapat jalan, cari baris Include
/etc/httpd/mod_php.conf dan hilangkan tanda pagar
6 # Uncomment the following line to enable PHP:
#
Include /etc/httpd/mod_php.conf
-
40
Setelah Anda melakukan perubahan sebagaimana pada tabel di atas, maka
restartlah Apache Server Anda agar dapat menjalankan konfigurasi yang baru. Anda
dapat melihat apakah hasil konfigurasi di atas syntaksnya sudah benar atau belum dengan
mengetikkan baris berikut:
root@server:/# /usr/sbin/apachectl configtest
Jika syntaks benar, apache akan memberi respon Syntax OK
Kemudian kita mencoba melihat apakah Apache yang telah dikonfigurasi dapat
menjalankan file-file .php. Untuk itu, saya mencoba membuat file dengan nama
phptest.php:
Tentukan, harap Anda ingat file phptest.php mempunyai hak akses 755 biar dapat
di eksekusi. Jangan lupa, Anda lihat pada file php.ini yang terletak di /etc/httpd/php.ini,
Anda cari baris:
short_open_tag = Off Anda ganti dengan:
short_open_tag = On
root@server:/# links http://smk-raflesia-depok.sch.id/phptest.php
6.2 Virtual Host Istilah virtual host (vhost) dapat dipahami sebagai proses yang dilakukan untuk
membuat seolah-olah ada lebih dari satu server pada satu mesin. Ini dapat dilakukan
dengan membuat beberapa hostname. Secara mudah, Apache dapat menjalankan banyak
situs sekaligus. Sebagai misal: www.smk-raflesia-depok.sch.id; up.smk-raflesia-
depok.sch.id; perpus.smk-raflesia-depok.sch.id dimana semua situs ini dapat dijalankan
dengan fasilitas virtual host.
Apache pada awalnya telah mendukung penerapan pendekatan IP dan pendekatan
hostname dalam vhost. Vhost dengan pendekatan IP adalah dengan menggunakan IP
address untuk melayani beberapa virtual host. Setiap virtual host memiliki IP address
sendiri-sendiri. Semakin banyak virtual host yang dibuat semakin banyak pula IP yang
diperlukan.
Sedangkan dengan pendekatan hostname, pengelolaan virtual host akan lebih
mudah. Yang perlu dilakukan hanya melakukan sedikit konfigurasi pada server DNS
agar memetakan setiap hostname yang dibuat ke IP address, kemudian mengkonfigurasi
Apache Web Server agar mengenali setiap hostname yang berbeda. Pendekatan hostname
ini lebih sering dilakukan, mengingat saat ini untuk mendapatkan IP address publik
tidaklah mudah.
Untuk menggunakan pendekatan hostname pada virtual hosting, Anda harus
menunjukkannya ke IP address dan port pada server yang akan menerima permintaaan
host-host. Langkah ini dilakukan dengan menggunakan directive NameVirtualHost.
NameVirtualHost host yang menggunakan argumen * (wildcard) untuk menunjukkan
keseluruh IP address. Perhatikan langkah konfigurasi virtual host berikut:
No Konfigurasi VirtualHost
Mengaktifkan Virtual Host:
1 Letak file di /etc/httpd/httpd.conf
# Virtual hosts
# Include /etc/httpd/extra/httpd-vhosts.conf
Hilangkan tanda #
Mengatur Directive. Argumen yang menunjuk ke directive sama dengan
argumen-argumen pada directive NameVirtualHost.
2 Letak file di /etc/httpd/extra/httpd-vhosts.conf
-
41
ServerAdmin [email protected]
DocumentRoot "/var/www/htdocs/perpus-tkj"
ServerName perpus.smk-raflesia-depok.sch.id
ErrorLog "/var/log/httpd/perpus-access_log"
CustomLog "/var/log/httpd/perpus-error_log" common
Options Indexes FollowSymLinks
AllowOverride None
Order allow,deny
Allow from all
Dari hasil konfigurasi di atas, Anda bisa lihat bahwa file httpd-vhosts.conf sudah dirubah
sesuai dengan yang kita inginkan dalam membuat virtual host. Untuk itu file httpd-
vhosts.conf yang default cukup Anda berikan simbol pager supaya tidak aktif,
contohnya:
#
# ServerAdmin [email protected]
# DocumentRoot "/usr/docs/dummy-host.example.com"
# ServerName dummy-host.example.com
# ServerAlias www.dummy-host.example.com
# ErrorLog "/var/log/httpd/dummy-host.example.com-error_log"
# CustomLog "/var/log/httpd/dummy-host.example.com-access_log" common
#
Pada baris ServerName perpus.smk-raflesia-depok.sch.id, Anda diharuskan untuk
membuat nama alias perpus dari hostname ns1.smk-raflesia-depok.sch.id, sehingga
perpus.smk-raflesia-depok.sch.id adalah nama domain yang bersikan suatu website
perpustakaannya milik tkj. Setelah itu buatlah direktori perpus-tkj di dalam direktori
/var/www/htdocs masukkan file index.html pada direktori perpus-tkj, editlah file
index.html rubah dengan nama Perpustakaan Milik Teknik Komputer dan Pengelolaan
Jaringan SMKN 3 Bogor. Ketika Anda mengakses alamat links http://perpus.smk-
raflesia-depok.sch.id maka akan keluar tulisan Perpustakaan Milik Teknik Komputer dan Pengelolaan Jaringan SMKN 3 Bogor. Begitu juga dengan www.smk-raflesia-depok.sch.id pada index.html-nya rubahlah dengan kata Ini Program Keahlian Ku. Dan pada subdomain up.smk-raflesia-depok.sch.id rubahlah dengan kata Unit Produksi Tempat Usaha Ku. Semua hasil konfigurasi, baik konfigurasi/pengeditan file httpd-vhosts.conf, index.html
dll. yang dilakukan jangan lupa disimpan. Selanjutnya restartlah apache Anda, dan
lakukanlah testing pada browser links dengan mengetikkan alamat-alamat yang sudah
dibuat pada virtual host, diantaranya adalah:
links http://perpus.smk-raflesia-depok.sch.id, links http://www.smk-raflesia-
depok.sch.id, http://up.smk-raflesia-depok.sch.id.
6.3 User Directory Bagaimana jika server Anda mempunyai banyak user dan setiap user diberikan
kebebasan untuk membuat homepagenya masing-masing? Cara yang paling praktis
adalah dengan memasukkan atau meletakkan homepage setiap user pada direktori
homenya masing-masing. (Anda ingat setiap user yang di create di mesin Linux akan
diberikan directory di /home/).
-
42
Misalnya kita mempunyai 2 (dua) user katakanlah bernama dia dan saya. Karena
setiap user mempunyai home direktory masing-masing, maka perlu dibuat ketetapan
untuk meletakkan index.html dan atau index.php di /home/user/public_html. Ini sengaja
diberi nama public_html untuk setiap user karena file ini akan dipublish. Jadi untuk setiap
user akan mempunyai folder website : /home/dia/public_html untuk user dia;
/home/saya/public_html untuk user saya dan seterusnya.
Untuk slackware 13.0 konfigurasi terdapat di /etc/httpd/extra/httpd-userdir.conf.
Untuk mengaktifkan user directory, Anda cukup meng-edit di /etc/httpd/httpd.conf dan
mencari baris:
# User home directories
# Include /etc/httpd/extra/httpd-userdir.conf
Hilangkan tanda #
Setelah itu editlah file httpd-vhosts.conf didalam direktori /etc/httpd/extra:
root@server:/# vi /etc/httpd/extra/httpd-vhosts.conf
karena kita sudah membuat user dengan nama dia, otomatis penambahan subdomain
terjadi, maka Anda bisa menambahkan alias pada DNS melalui perintah: dia IN
CNAME ns1
dia CNAME ns1 mendefinisikan bahwa hostname ns1.smk-raflesia-depok.sch.id mempunyai nama alias dia.smk-raflesia-depok.sch.id".
Langkah selanjutnya adalah menuliskan virtual host utuk user dengan nama dia, serperti
di bawah ini:
ServerAdmin [email protected]
DocumentRoot "/home/dia/public_html/webdia"
ServerName dia.smk-raflesia-depok.sch.id
ErrorLog "/var/log/httpd/dia-access_log"
CustomLog "/var/log/httpd/dia-error_log" common
Options Indexes FollowSymLinks
AllowOverride None
Order allow,deny
Allow from all
Jangan lupa menyimpan perubahan ini, dan restart apache Anda. Kemudian
lakukan test pada browser Anda: http://smk-raflesia-depok.sch.id/~user.
Jika muncul pesan Parent Directory maka Anda telah berhasil membuat homepage untuk setiap user.
Coba Anda jalankan perintah seperti dibawah ini:
http://dia.smk-raflesia-depok.sch.id/~dia/
Index of /~dia
Parent Directory
webdia/
Jika Anda mengedit file index.html pada direktori webdia dengan tulisan Ini WebDia,
maka ketika Anda mengklik link webdia akan terlihat tulisan Ini WebDia, sehingga alamat berubah menjadi http://tundra.smk-raflesia-depok.sch.id/~tundra/webdia/ atau
sama saja dengan mengetikkan URL http://tundra.smk-raflesia-depok.sch.id/. Untuk user
yang bernama saya sama seperti cara yang tertera di atas.
-
43
BAB VII Instalasi Wordpress
Disini saya mesti berbagi apa yang pernah saya lakukan dan saya terapkan,
kenapa harus OS (Operating System) yang berbayar?? Dan kenapa tidak Linux
saja untuk dijadikan OS untuk membantu Anda merancang blog di komputer
lokal. Aneh kita membuat blog dengan Wordpress yang OSS (Open Source
Software) Eh malah Sistem Operasinya ga OSS.. Sungguh terlalu.
Mestinya Anda mencobanya dari sekarang. Linux juga mampu kok untuk
menangani hal semacam ini.
MengunduhWordpress Anda dapat mengunduh http://wordpress.org/latest.zip itu adalah Wordpress
terbaru yang sudah rilis, yaitu versi 2.9.1. Simpan pada direktori file yang sudah
ditentukan, misalnya saya simpan pada direktori /home/tundra/unduh-file.
Yang dibutuhkan dalam menginstall Wordpress Saya menggunakan Linux Slackware 13.0 untuk membuat tutorial Install Wordpress, maka dari itu kita terlebih dahulu melakukan konfigurasi Web server Apache dan Relational Database Management System (RDBMS) MySQL.
KonfigurasiApache Jika Anda ingin menggunakan apache sebagai webserver, Anda dapat
menggunakan package httpd. Jika Anda lihat dengan perintah dibawah ini:
root@server:/$ ls -l /var/log/packages/ | grep httpd
-rw-r--r-- 1 root root 24481 2010-01-04 22:42 httpd-2.2.13-i486-
1
Nah info di atas menjelaskan bahwa tidak usah repot-repot untuk menginstal httpd
lagi. Sistem Slackware sudah menyediakan paket httpd. Tinggal kita beri hak
akses pada baris /etc/rc.d/rc.httpd dengan perintah di bawah ini:
root@server:/# chmod +x /etc/rc.d/rc.httpd
Maksud dari perintah di atas adalah, bahwa kita memberikan hak akses x
(eksekusi) pada httpd. Supaya service httpd bisa dijalankan, Untuk menjalankan
service tersebut Anda dapat melakukannya dengan perintah dibawah ini:
root@server:/# /etc/rc.d/rc.httpd start
Sekarang kita cek apakah port http sudah terbuka:
root@server:/# nmap localhost
Starting Nmap 5.00 ( http://nmap.org ) at 2010-02-03 21:06 WIT
Interesting ports on localhost (127.0.0.1):
Not shown: 994 closed ports
PORT STATE SERVICE
-
44
22/tcp open ssh
37/tcp open time
80/tcp open http
113/tcp open auth
631/tcp open ipp
5432/tcp open postgresql
Nmap done: 1 IP address (1 host up) scanned in 0.28 seconds
Nah lihatlah bahwa 80/tcp open http. Kita bisa langsung menjalankan
http://localhost pada browser kesayangan Anda:
Konfigurasi httpd.conf Meng-Enable kan PHP terlebih dahulu dengan menghapus Uncomment pada baris
ini:
Include /etc/httpd/mod_php.conf
Buatlah index.php supaya secara otomatis memanggil tampilan utama halam web:
DirectoryIndex index.php index.html
Konfigurasi MySQL Di Slackware kita tidak usah repot-repot menginstal MySQL, karena MySQL
sudah ada dan tinggal kita konfigurasi sedikit dan jalankan saja servicenya.
Versi Web Server yang sudah tersedia pada Slackware 13.0 yaitu:
MySQL 5.0.84
Pertama-tama untuk mengkonfigurasi MySQl di Slackware. Berikan hak akses
untuk eksekusi rc.mysqld dengan cara:
root@darkstar:/# chmod +x /etc/rc.d/rc.mysqld
Memberikan grant privileges kepada database MySQL
root@darkstar:/# mysql_install_db user=mysql
-
45
Mengubah hak akses kepemilikan dari direktori /var/lib/mysql/mysql
root@darkstar:/# chown -R mysql:mysql /var/lib/mysql/mysql
root@darkstar:/# chmod -R 755 /var/lib/mysql/mysql
Sekarang jalankan Service MySQL dengan cara:
root@darkstar:/# /etc/rc.d/rc.mysqld start
Sekarang Anda bisa menggunakan database MySQL
tundra@darkstar:/$ mysql -u root -p
Enter password:
Welcome to the MySQL monitor. Commands end with ; or \g.
Your MySQL connection id is 2
Server version: 5.0.84 Source distribution
Type 'help;' or '\h' for help. Type '\c' to clear the current
input statement.
mysql>
Install Wordpress Sekarang kita akan memasuki proses instalasi Wordpress. Caranya ikuti langkah-
langkah dibawah ini:
root@darkstar:/# cd /home/tundra/unduh-file/
root@darkstar:/home/tundra/unduh-file# ls
wordpress-2.9.1.zip
root@darkstar:/home/tundra/unduh-file# unzip wordpress-2.9.1.zip
root@darkstar:/home/tundra/unduh-file# ls
wordpress wordpress-2.9.1.zip
root@darkstar:/home/tundra/unduh-file# mv wordpress blog
root@darkstar:/home/tundra/unduh-file# ls
blog wordpress-2.9.1.zip
root@darkstar:/home/tundra/unduh-file# mv blog/ /srv/www/htdocs/
Ubah nama file wp-config-sample.php menjadi wp-config.php dengan cara seperti
dibawah ini:
root@darkstar:/home/tundra/unduh-file# cd /srv/www/htdocs/blog/
root@darkstar:/srv/www/htdocs/blog# mv wp-config-sample.php wp-
config.php
Edit wp-config sesuai dengan konfigurasi MySQL Anda, saya akan memberikan
user dan password untuk MySQL, caranya adalah seperti dibawah ini:
root@darkstar:/# mysql -u root -p
Enter password:
Welcome TO the MySQL monitor. Commands end WITH ; OR \g.
Your MySQL connection id IS 3
Server version: 5.0.84 Source distribution
Type 'help;' OR '\h' FOR help. Type '\c' TO clear the current
input statement.
mysql> GRANT ALL privileges ON *.* TO tundra@localhost
-> IDENTIFIED BY '123'
-> WITH GRANT OPTION;
-
46
Query OK, 0 rows affected (0.00 sec)
mysql> FLUSH privileges;
Query OK, 0 rows affected (0.00 sec)
mysql> CREATE DATABASE blogku;
Query OK, 1 row affected (0.00 sec)
mysql>
Sekarang silahkan Anda edit wp-config.php:
root@darkstar:/# cd /srv/www/htdocs/blog/
root@darkstar:/srv/www/htdocs/blog# vi wp-config.php
define('DB_NAME', 'blogku');
/** MySQL database username */
define('DB_USER', 'tundra');
/** MySQL database password */
define('DB_PASSWORD', '123');
/** MySQL hostname */
define('DB_HOST', 'localhost');
Sekarang coba Anda jalankan browser dan Install Wordpress melalui browser
kesayangan Anda pada alamat http://localhost/blog
-
47
Lalu kita ingat-ingat username dan password yang sudah diberikan!!
Lalu Tekan Login, dan masukan username dan password Anda. Logout dahulu
dipojok kanan Atas. Sekarang kita tes membuka blog kita http://localhost/blog