Pelat Pada Pondasi

13
Halaman BS-06-1 Tanggal Kuliah Instruktur Penyusun Modul Dicky I. Wahjudi Kode PS-0463 Nama Mata Kuliah Struk. Beton Dasar KURIKULUM 2004 – KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI Program Studi Diploma-III Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil & Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya SEMESTER IV Assisten Desain BG Buku Siswa Modul – 06 Aplikasi Pelat pada Pondasi A. informasi umum " " " " " " " " " " " " " " " " " " " " " " " " 16 17 18 19 20 21 22 23 24 04 05 06 07 08 09 03 01 02 % 10 11 12 13 14 15 Posisi Modul ini dalam Garis Waktu Perkuliahan : Tujuan Instruksional Khusus : Mahasiswa mampu menentukan tebal pelat dan selimut pondasi sesuai persyaratan, menentukan beban-beban, menghitung kebutuhan penulangan, dan menyatakannya ke dalam gambar rencana sesuai dengan SNI 03-2847-2002 atau ACI 318-1999. Tujuan Instruksional Umum : Mahasiswa dapat mendesain pondasi pelat telapak setempat. b. Materi 1. Fungsi Pondasi pada Struktur Bangunan Gedung. – Pondasi adalah elemen struktural yang menyalurkan ke tanah beban-beban kolom, dinding, atau beban-beban lateral dari tanah yang tertahan. Bila beban-beban tersebut harus disalurkan dengan sepatutnya, maka pondasi harus didesain cukup untuk mencegah terjadinya penurunan atau perputaran yang berlebihan, mem- perkecil penurunan-penurunan setempat (differential settlement), dan memberikan keamanan yang cukup terhadap pergeseran (sliding) dan gulingan (overturning).

description

materi pelat pada pondasi

Transcript of Pelat Pada Pondasi

Page 1: Pelat Pada Pondasi

Halaman

BS-06-1

Tanggal Kuliah

Instruktur

Penyusun Modul

Dicky I. Wahjudi

Kode

PS-0463

Nama Mata Kuliah

Struk. Beton Dasar

KURIKULUM 2004 – KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI

Program Studi Diploma-III Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil & Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

SEMESTER IV

Assisten Desain BG

Buku Siswa

Modul – 06 Aplikasi Pelat pada Pondasi

A. informasi umum

" " " " " " " " " " " " " " " " " " " " " " " "

16 17 18 19 20 21 22 23 2404 05 06 07 08 0903 01 02 %

10 11 12 13 14 15Posisi Modul ini dalam Garis Waktu Perkuliahan :

Tujuan Instruksional Khusus : Mahasiswa mampu menentukan tebal pelat dan selimut pondasi sesuai persyaratan, menentukan beban-beban, menghitung kebutuhan penulangan, dan menyatakannya ke dalam gambar rencana sesuai dengan SNI 03-2847-2002 atau ACI 318-1999.

Tujuan Instruksional Umum : Mahasiswa dapat mendesain pondasi pelat telapak setempat.

b. Materi 1. Fungsi Pondasi pada Struktur Bangunan Gedung. – Pondasi adalah elemen struktural yang

menyalurkan ke tanah beban-beban kolom, dinding, atau beban-beban lateral dari tanah yang tertahan. Bila beban-beban tersebut harus disalurkan dengan sepatutnya, maka pondasi harus didesain cukup untuk mencegah terjadinya penurunan atau perputaran yang berlebihan, mem-perkecil penurunan-penurunan setempat (differential settlement), dan memberikan keamanan yang cukup terhadap pergeseran (sliding) dan gulingan (overturning).

Page 2: Pelat Pada Pondasi

Halaman

BS-06-2

Tanggal Kuliah

Instruktur

Penyusun Modul

Dicky I. Wahjudi

Kode

PS-0463

Nama Mata Kuliah

Struk. Beton Dasar

KURIKULUM 2004 – KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI

Untuk itu, tentu saja, harus tersedia informasi yang cukup terandalkan pada nilai aman dari daya dukung tanah sebelum desain pondasi dimulai. Nilai daya dukung ijin tanah biasanya ditentukan dengan : (1) peraturan bangunan, (2) membandingkan dengan pondasi yang telah ada, berikut segala informasi terkait yang ada di sekitarnya, (3) penyelidikan tanah (Boring), (4) uji pembebanan (load test), atau – (5) kombinasi dari semua yang disebutkan di atas.

Pekerjaaan desain pondasi harus dilakukan dengan cara yang seksama, mengingat banyaknya faktor ketidaktentuan pada perilaku tanah di bawah pondasi. Berikut ini adalah be-berapa hal umum yang menyebabkan ketidaktentuan tersebut : (1) Mungkin terdapat variasi yang banyak dari jenis-jenis tanah yang tergantung pada asal-

usul geologisnya, ragam perpindahannya, dan mekanisme sedimentasinya. (2) Sifat-sifat fisika dan kemungkinan perilakunya terhadap pembebanan belum diketahui dan

mungkin memerlukan pengujian-pengujian yang teliti. (3) Perubahan musim hujan dan kemarau menyebabkan kembang-susut tanah yang berpenga-

ruh pada tekanan porinya. (4) Getaran-getaran dari mesin atau proses selama pelaksanaan menyebabkan konsolidasi

pada material berbutir (granular), dan hal ini akan mengakibatkan penurunan yang tidak seragam besarnya.

(5) Adanya segala hambatan / gangguan (obstacles) buatan manusia yang berada di dalam ta-nah, seperti sisa pondasi atau saluran air lama, dan timbunan tanah yang tidak seragam ke-padatannya, yang tentu saja akan memberikan daya dukung tanah yang berbeda-beda.

Tekanan tanah dipakai di dalam desain pada filosofi tegangan kerja. Pada saat melaku-

kan perhitungan desain, seorang insinyur pondasi mula-mula akan menetapkan daya dukung tanah ultimate, memilih angka keamanan yang sesuai, dan akhirnya mendapatkan nilai tegang-an ijinnya yang akan dipakai dalam desain.

Pada umumnya, batu dianggap sebagai bahan pondasi yang paling baik ; kemudian pasir dan kerikil bergradasi ; kemudian pasir dan lanau berbutir halus yang biasanya meragu-kan ; dan kemudian lempung yang harus dikaji lebih teliti lagi. Tanah yang sesuai untuk keper-luan pondasi mempunyai kisaran harga tegangan ijin antara 575 kN/m2 (l 5.86 kg/cm2) untuk batuan sampai dengan 96 kN/m2 (l 1.00 kg/cm2) untuk lempung atau lempung kelanauan. Tanah dengan kekuatan yang lebih rendah dari 1.00 kg/cm2 biasanya memerlukan tiang pan-cang untuk pondasinya.

2. Jenis-jenis Pondasi. – Kebanyakan bangunan gedung akan menggunakan salah satu di antara jenis-jenis pondasi yang disebutkan berikut ini : (1) Pondasi telapak setempat yang memikul kolom tunggal. Baik pelat pondasi maupun

kolomnya bisa berbentuk denah bujur sangkar, segi empat, ataupun bulat. (2) Pondasi untuk dinding, baik rata maupun berundak, yang mendukung dinding pemikul.

Page 3: Pelat Pada Pondasi

Halaman

BS-06-3

Tanggal Kuliah

Instruktur

Penyusun Modul

Dicky I. Wahjudi

Kode

PS-0463

Nama Mata Kuliah

Struk. Beton Dasar

KURIKULUM 2004 – KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI

(3) Pondasi pelat kombinasi yang mendukung 2 atau lebih beban kolom. Pondasi jenis ini bisa berbentuk denah segi empat, trapesium, atau mereka berupa beberapa pelat setempat yang dihubungkan oleh balok. Yang disebut terakhir itu lebih dikenal dengan sebutan pondasi strap atau pondasi kantilever.

(4) Pondasi rakit atau pondasi pelat penuh (full plate), yaitu pondasi pelat menerus yang me-mikul keseluruhan kolom-kolom struktur. Pondasi jenis ini dipakai bila tanahnya sangat jelek tetapi pemakaian pondasi tiang tidak dikehendaki.

(5) Poer (pile caps), yaitu elemen struktur yang mengikat sekelompok tiang secara bersama-sama. Pondasi jenis ini bisa mendukung dinding pemikul, kolom tunggal, atau sekelom-pok kolom.

Pada Gambar 06-1 di bawah ini disampaikan berbagai jenis pondasi telapak. Di antara

kelima jenis pondasi disebutkan di atas, hanya pondasi telapak setempat yang akan dibicarakan lebih mendalam pada modul ini. Di dalam SNI 03-2847-2002, pondasi telapak setempat diba-has pada Bab 17, sedangkan ACI 318-1999 memasukkannya pada Chapter 15.

3. Beban-beban dan Reaksi. – Pondasi harus didesain untuk dapat memikul segala pengaruh yang diakibatkan oleh beban-beban kerja berfaktor – baik aksial, geser, maupun momen – dengan aman. Bentuk telapak dan ukuran luasannya, atau banyaknya serta tata letak dari tiang-tiang pancang, haruslah ditentukan dengan memperhitungkan tegangan ijin tanahnya atau kapasitas dukung ijin tiang. Untuk menentukan tegangan ijin tanah atau kapasitas ijin tiang, maka digunakanlah kaidah-kaidah yang berlaku dalam ilmu mekanika tanah. Berikut ini di-sampaikan pokok-pokok pikiran di dalam perhitungan desain pondasi :

(1) Baik ukuran telapak pondasi atau banyaknya serta tata letak tiang pancang ditentukan ber-

dasarkan beban-beban tak berfaktor (mati, hidup, angin, gempa dan lain-lain) dan nilai ijin dari tegangan tanah atau kapasitas dukung tiang.

(2) Setelah ukuran-ukuran telapak ditetapkan, selanjutnya kedalaman pondasi dan banyaknya tulangan yang dibutuhkan ditentukan dengan metoda kekuatan batas. Yaitu tegangan-tegangan (beban) kerja, berikut gaya geser dan momen-momen yang dihasilkannya, dika-likan terlebih dahulu dengan faktor-faktor beban yang sesuai. Lihat uraian mengenai fak-tor-faktor ini di dalam Modul – 02 di depan.

Dalam melakukan analisis, pondasi telapak setempat boleh dianggap kaku. Pada bagian bawah telapak dikerjakan tekanan tanah secara seragam, sebagai akibat dari beban kolom atau dinding secara konsentrik (terpusat) ; dan beban tekanan tanah yang tersebar secara segi tiga atau trapesium yang diakibatkan oleh beban-beban eksentrik (kombinasi antara beban aksial dan momen). Dalam hal ini, hanya momen pada dasar kolom atau pedestal yang disalurkan ke pondasi. Sedangkan persyaratan momen tambahan minimum, sebagai akibat kelangsingan kolom, tidak perlu disalurkan kepada pondasi.

Page 4: Pelat Pada Pondasi

(a) Pondasi telapak tunggal (b) Pondasi dinding

Batas Kavling

Batas KavlingBatas Kavling

Batas Kavling

(c) Pondasi kombinasi Segi Empat, PA = PB (d) Pondasi kombinasi Segi Empat, PA > PB

(e) Pondasi kombinasi Trapesium, PB > PA (f) Pondasi kombinasi Trapesium, PA > PB

(g) Pondasi kombinasi Strap atau Kantilever

Gambar 06-1 : Berbagai macam bentuk pondasi pelat / telapak.

4. Momen pada Pondasi. – Pada semua penampang pondasi, momen-momen yang diakibatkan oleh tekanan pada dasar telapak harus ditentukan dengan cara melewatkan suatu bidang verti-kal melalui pondasi, dan kemudian menghitung momen yang bekerja pada seluruh luasan pon-dasi pada satu sisi dari bidang vertikal tersebut. Besarnya momen berfaktor pada pondasi dihi-tung dengan cara melewatkan bidang vertikal melalui pondasi pada penampang kritisnya, sebagai yang akan diperlihatkan pada Gambar 06-2 berikut ini. Momen-momen inilah yang akan dipakai dalam menentukan kebutuhan tulangan-tulangan pondasi pada arah tersebut.

Pada pelat pondasi bujur sangkar, baik satu arah maupun dua arah, tulangan-tulangan lentur disebarkan secara merata pada seluruh lebar pelat pondasi, sebagai yang dimaksudkan

Halaman

BS-06-4

Tanggal Kuliah

Instruktur

Penyusun Modul

Dicky I. Wahjudi

Kode

PS-0463

Nama Mata Kuliah

Struk. Beton Dasar

KURIKULUM 2004 – KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI

Page 5: Pelat Pada Pondasi

oleh bunyi Pasal 17.4 Ayat – 4 Butir – 2 SNI 03-2847-2002, atau Pasal 15.4.3 ACI 318-2002. Sedangkan untuk pelat pondasi persegi panjang dua arah, tulangan-tulangan disebarkan me-nurut gambar pada Tabel 06-1.

Penampangkritis

Penampangkritis

Penampangkritis

b2b

4b

s

2s

(c) Pelat pondasi memikul kolom baja dengan pelat landas.

(b) Pelat pondasi memikul dinding pasangan batu.

(a) Pelat pondasi memikul kolom beton bertulang

Gambar 06-2 : Letak penampang kritis pondasi pelat setempat.

Tabel 06-1 : Sebaran tulangan lentur pada pondasi pelat setempat.

Jenis Pondasi Bujur Sangkar Pondasi Empat Persegi Panjang

Pelat Satu Arah

Pelat Dua Arah

Halaman

BS-06-5

Tanggal Kuliah

Instruktur

Penyusun Modul

Dicky I. Wahjudi

Kode

PS-0463

Nama Mata Kuliah

Struk. Beton Dasar

KURIKULUM 2004 – KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI

Page 6: Pelat Pada Pondasi

5. Gaya Geser pada Pondasi. – Kekuatan geser pondasi di daerah sekitar kolom atau dinding yang dipikulnya harus ditentukan menurut mana yang lebih menentukan dari 2 (dua) kondisi. Tinjauan, baik sebagai kerja balok lebar maupun sebagai kerja dua arah, harus dipertimbang-kan untuk menentukan tebal pelat yang diperlukan. Dengan kerja balok lebar, pondasi diang-gap sebagai balok yang lebar dengan penampang kritis pada sepenuh lebarnya. Biasanya, kondisi ini jarang menentukan dalam desain. Kerja dua arah pada pondasi dimaksudkan untuk memeriksa kekuatan geser pons (punching shear stress). Penampang kritis untuk geser pons ini terletak pada sepanjang lintasan yang terletak sejauh ½ d dari muka kolom, yang menge- lilingi kolom yang dipikul oleh pondasi. Gambar 06-3 di bawah ini menjelaskan cara menen-tukan penampang kritis, baik pada assumsi kerja balok lebar maupun kerja dua arah.

Halaman

BS-06-6

Tanggal Kuliah

Instruktur

Penyusun Modul

Dicky I. Wahjudi

Kode

PS-0463

Nama Mata Kuliah

Struk. Beton Dasar

KURIKULUM 2004 – KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI

Penampang kritis bo

untuk geser kerja dua arah

Penampang kritis untuk geser kerja balok lebar

Luasan yang diperhitungkan ( tributary area ) pada geser kerja dua h

Luasan yang diperhitungkan ( tributary area ) pada geser kerja balok lebar

d = tebal manfaat pelat pondasi

Gambar 06-3 : Luasan yang diperhitungkan dan penampang kritis pada geser pelat pondasi.

Kekuatan geser Vc pelat pondasi untuk kerja dua arah tergantung pada nilai βc, yaitu angka perbandingan antara dimensi panjang dengan lebar dari penampang kolom yang dipikul-nya. Untuk menghitung Vc dipergunakan grafik seperti pada Gambar 06-4 di bawah ini. Bila gaya geser berfaktor Vu pada penampang kritis melampaui kekuatan geser ϕ.Vc sebagai yang diberikan oleh nilai terkecil menurut persamaan ( 06-3 ) s/d. ( 06-5 ), maka tulangan geser diperlukan. Bila untuk tulangan geser dipakai batang-batang atau kawat tulangan, kekuatan

Page 7: Pelat Pada Pondasi

geser boleh ditingkatkan sampai maksimum menjadi ½ b o d. Bagaimanapun, tulangan-tulangan geser didesain untuk memikul kelebihan tegangan geser dari 1/6 bo d.

f 'c

'fc

Halaman

BS-06-7

Tanggal Kuliah

Instruktur

Penyusun Modul

Dicky I. Wahjudi

Kode

PS-0463

Nama Mata Kuliah

Struk. Beton Dasar

KURIKULUM 2004 – KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI

Gambar 06-4 : Kekuatan geser beton pada pondasi.

Kerja dua arah

Kerja balok lebar

1/3

1/4

dbf

V c

cc 06

'21 ×⎟⎟⎠

⎞⎜⎜⎝

⎛+=

β1/6

1/12

Rumus-rumus untuk menghitung kekuatan geser beton pada pondasi diikhtisarkan sbb. :

Kerja balok lebar : atau : .............................................. ( 06-1 ) ⎟

⎟⎜⎜ ××≤ bV cϕ

dimana bw dan Vu dihitung pada penampang kritis sebagai disebutkan di atas.

⎛d

fwu 6

'nu VV ⋅≤ ϕ

Kerja dua arah :

dbc 6

×⎟⎟⎠

⎜⎜⎝

f c0

'21⎞⎛

dbf

bd

oc

o

s ×⎟⎟⎠

⎞⎜⎜⎝

⎛+

⋅12

'2

α

dbf

oc ×

3'

Vu [ minimum dari :

........................................ ( 06-2 )

.................................... ( 06-3 )

.......................................................... ( 06-4 )

Page 8: Pelat Pada Pondasi

dimana : βc = rasio antara sisi panjang dengan sisi pendek dari kolom atau dinding αs = 40 untuk kolom dalam = 30 untuk kolom tepi = 20 untuk kolom sudut bo = keliling pada penampang kritis sebagai ditunjukkan pada Gambar 06-3

C. Daftar pustaka

1. ACI Committee 318 : Building Code Requirements for Structural Concrete (ACI 318-1999). 2. Badan Standarisasi Nasional : Tata Cara Perencanaan Struktur Beton untuk Bangunan

Gedung (SNI 03-2847-2002). 3. Bares, R. : Tables for the Analysis of Plates, Slabs and Diaphragms Based on the Elastic

Theory, Bauverlag GmbH, Wiesbaden – Germany, 1971. 4. Fanella, D.A., Munshi, J.A., & Rabbat, B.G. : Notes on ACI 318-1999, Portland Cement Asso-

ciation, 1999. 5. Wang, C.K. & Salmon, C.G. : Reinforced Concrete Design, Harper & Row, 3rd Edition, 1979. 6. YDNI : Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971 ( NI-2 ), DPMB – Ditjen Cipta Karya –

Dep. PUTL., 1971.

D. latihan soal-soal 1. Tentukan luasan dasar pondasi pelat telapak setempat Af untuk beban-beban desain sebagai

berikut : (a) beban mati layan = 160 ton, (b) beban hidup layan = 125 ton, dan – (c) beban surcharge layan = 0.50 ton/m2. Assumsikan berat rata-rata dari tanah dan beton di atas dasar pondasi = 2.08 ton/m3. Tegangan ijin tanah = 22 ton/m2. Ukuran kolom = 75/30 (cm).

Penyelesaian : 1). Tentukan luasan telapak pondasi :

Halaman

BS-06-8

Tanggal Kuliah

Instruktur

Penyusun Modul

Dicky I. Wahjudi

Kode

PS-0463

Nama Mata Kuliah

Struk. Beton Dasar

KURIKULUM 2004 – KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI

Elevasi Lantai

Surcharge Luasan telapak pondasi ditentukan berdasarkan beban-beban tak berfaktor dan tegangan ijin tanah netto :

Beban surcharge total : 1.50 m

q = 0.50 + 2.08 % 1.50 = 3.62 ton/m2

Tegangan ijin tanah netto :

18.38 ton/m2 =−= 322tσ 62.

Page 9: Pelat Pada Pondasi

2). Luas telapak pondasi yang dibutuhkan :

15.50 m2 =+

==125

fP

A+

38.18160

t

LLDL Pσ

Pakai telapak bujur sangkar : 4.00 m % 4.00 m Af tersedia = 16.00 m2 > 15.50 m2 ( O.K. )

2. Tentukan tebal pelat pondasi dari Soal no. 1 di atas. Assumsikan beton : fc’ = 25 MPa

Penyelesaian : 1). Hitung beban-beban berfaktor dan reaksi tanah :

Beban P : Pu = 1.20 % PDL + 1.60 % PLL = 392 ton

Reaksi perlawanan tanah : 24.50 ton/m2

Halaman

BS-06-9

Tanggal Kuliah

Instruktur

Penyusun Modul

Dicky I. Wahjudi

Kode

PS-0463

Nama Mata Kuliah

Struk. Beton Dasar

KURIKULUM 2004 – KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI

= 2.45 kg/cm2 l 0.245 N/mm2

===16A

q00.

392

f

ut

P

â d m 520.98 mm 2). Hitung d dengan anggapan Kerja Dua Arah pakai persamaan ( 06-2 ) s/d. ( 06-4 ) :

Luasan tributary ( mm2 ) :

Beban gaya geser :

4.00 m

4.00 m 30 cm + d

75 cm + d

d

d/2

bw untuk Kerja Balok Lebar

bo untuk

2). Hitung d dengan anggapan Kerja Balok Lebar pakai persamaan ( 06-1 ) :

Luasan tributary ( mm2 ) :

= 7.40 % 106 – 4000d

Beban gaya geser :

40002

23004000×

−−=

dKerja Dua Arah

A

= 1 813 000 – 980d

t

ttuV Aq ×=

Persamaan ( 06-1 ) :

⎟⎟⎠

⎞⎜⎜⎝

⎛××≤ db

fV w

cu 6

⎟⎟⎠

⎞⎜⎜⎝

⎛××≤− dd 4000

62575.09801813000

d34801813000 ≤

( ) ( ) 15775000105030075040004000 2 +−−=+×+−×= ddddAt

ttuV 386487525.257245.0 2 +−−=×= ddAq

Page 10: Pelat Pada Pondasi

Persamaan ( 06-2 ) :

dbf c

u 06'21 ×⎟⎟

⎞⎜⎜⎛

+≤β

Vc ⎠⎝

( ){ } dddd ×++××⎟⎠⎞

⎜⎝⎛ +≤+−− 47503002

625

121386487525.257245.0 2

22 105250386487525.257245.0 dddd +≤+−− 038648755507245.10 2 ≥−+ dd

037724553.5372 ≥−+ dd ( ) ( )

( )123772451453.53753.537 2

2,1 ⋅−⋅⋅−±−

≥d 43.67077.2682,1 ±−≥d â Akar yang memenuhi syarat adalah : d m 401.66 mm

Persamaan ( 06-3 ) : db

fb

d

Halaman

BS-06-10

Tanggal Kuliah

Instruktur

Penyusun Modul

Dicky I. Wahjudi

Kode

PS-0463

Nama Mata Kuliah

Struk. Beton Dasar

KURIKULUM 2004 – KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI

â Akar yang memenuhi syarat adalah : d m 390.15 mm

Persamaan ( 06-4 ) :

( ) ddd

dddd ×+×⎟⎠⎞

⎜⎝⎛

+++

≤+−− 421001225

421008420040386487525.257245.0 2

( ) ddd

ddd ×+×⎟⎠⎞

⎜⎝⎛ +

+≤+−− 42100

12252

4210040386487525.257245.0 2

oc

o

su ×⎟⎟

⎞⎜⎜⎝

⎛+

⋅≤

12'

V

22 201750386487525.257245.0 dddd +≤+−−

0386487525.2007245.20 2 ≥−+ dd

016.19090515.992 ≥−+ dd

( ) ( )( )12

16.1909051415.9915.99 2

2,1 ⋅−⋅⋅−±−

≥d

73.43958.492,1 ±−≥d

dbf

( ) dddd ×+×≤+−− 42100325386487525.257245.0 2

oc

u ×≤3

'V

22 67.63500386487525.257245.0 dddd +≤+−−

Page 11: Pelat Pada Pondasi

0386487525.375792.6 2 ≥−+ dd 095.55850796.5422 ≥−+ dd ( ) ( )

( )1295.5585071496.54296.542 2

2,1 ⋅−⋅⋅−±−

≥d

12.79548.2712,1 ±−≥d â Akar yang memenuhi syarat adalah : d m 523.64 mm Dari keempat persamaan tersebut, didapatkan harga yang paling memenuhi : d m 523.64 mm â Ambil tebal pelat pondasi : l 600 mm 82.581==

dh90.0

3. Rencanakanlah penulangan untuk pelat pondasi pada Soal no. 2 di atas. Tentukan mutu bahan beton : fc’ = 25 MPa dan baja : Bj.TD-30. Penyelesaian : Beton : fc’ = 25 MPa Baja Bj.TD-30 : fy = 300 MPa

Halaman

BS-06-11

Tanggal Kuliah

Instruktur

Penyusun Modul

Dicky I. Wahjudi

Kode

PS-0463

Nama Mata Kuliah

Struk. Beton Dasar

KURIKULUM 2004 – KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI

Penampang kritis untuk momen adalah pada muka kolom : 1.68 % 10 9 N.mm

Tulangan tunggal :

1.9048 N/mm2

a). Perhitungan momen ke arah dimensi terkecil dari penampang kolom

Penampang kritis untuk Momen

d = 525 mmh = 600 mm

qt = 0.245 N/mm2

400 cm

18 cm530 230400 −

=

=×××=⋅= 22 185040000blqM u 245.21

21

t

=××

=⋅

= 22 52540000R u

ϕ× 9

80.1068.1

bdM

n

1176.142585.0

300'85.0

==c

y

ff

m

0067.0300

9048.11176.142111176.1412

111=⎟⎟

⎞⎜⎜⎝

⎛ ××−−=⎟

⎟⎠

⎞⎜⎜⎝

⎛ ⋅−−=

y

n

fRm

Page 12: Pelat Pada Pondasi

Periksa tulangan minimum : < 0.0067 ( O.K. ) 0047.011min ===ρ

30040.40.

yf Luas tulangan diperlukan per-meter lebar : As = 0.0067 % 1000 % 525 = 3 518 mm2 â Pakai : D22 – 10 cm As ada = 3 801.34 mm2 > 3 518 mm2 ( O.K. )

Halaman

BS-06-12

Tanggal Kuliah

Instruktur

Penyusun Modul

Dicky I. Wahjudi

Kode

PS-0463

Nama Mata Kuliah

Struk. Beton Dasar

KURIKULUM 2004 – KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI

Penampang kritis untuk momen adalah pada muka kolom :

Penampang kritis untuk Momen

d = 525 – 22 = 503 mmh = 600 mm

qt = 0.245 N/mm2

400 cm 75 2

75400 −= b). Perhitungan momen ke

arah dimensi terbesar dari penampang kolom

162.50

1.30 % 10 9 N.mm

Tulangan tunggal :

=×××=⋅= 22 16254000011 blqM u 245.22 t

1.6057 N/mm2 =

××=

⋅= 22 5030

R u

ϕ× 9

400080.1030.1

bdM

n

1176.14

2585.0300

'85.0=

×==

c

y

ff

m

0056.0300

6057.11176.142111176.1412

111=⎟⎟

⎞⎜⎜⎝

⎛ ××−−=⎟

⎟⎠

⎞⎜⎜⎝

⎛ ⋅−−=

y

n

fRm

Kebutuhan tulangan : ρ = 0.0056 > ρmin = 0.0047 ( O.K. ) Luas tulangan diperlukan per-meter lebar : As = 0.0056 % 1000 % 503 = 2 817 mm2 â Pakai : D19 – 10 cm As ada = 2 835.29 mm2 > 2 817 mm2 ( O.K. ) Akhirnya gambar rencana penulangan pelat pondasi disampaikan pada Gambar 06-5 di halaman berikut ini.

Page 13: Pelat Pada Pondasi

Tulangan Dowel / Stek

Tulangan Kolom

60 cm

30 cm

75 cm

400 cm40

0 cm

Tulangan bawah : D22 - 10 cm

Tulangan lapis atas :D19 - 10 cm

Gambar 06-5 : Gambar penulangan pelat pondasi dari Contoh Soal no. 3.

E. pengayaan

1). Dari contoh soal no. 1 di atas, tentukanlah ukuran telapak pelat pondasi, bila perbandingan panjang dengan lebar telapak diminta = 1.25 !

2). Hitunglah tebal pelat pondasi dengan melakukan pemeriksaan geser pada persamaan-persa-maan ( 06-1 ) s/d. ( 06-4 ) !

3). Hitung dan gambarkanlah kebutuhan penulangan tunggal pelat pondasi ! 4). Ulangi hitung penulangan bila dipakai tulangan rangkap dengan δ = 0.50 !

Halaman

BS-06-13

Tanggal Kuliah

Instruktur

Penyusun Modul

Dicky I. Wahjudi

Kode

PS-0463

Nama Mata Kuliah

Struk. Beton Dasar

KURIKULUM 2004 – KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI