Pelapukan mekanik dan Pelapukan kimiawi

4
Pelapukan Mekanaik Pelapukan mekanik atau fisik adalah proses penghancuran batuan dan material tanah pada permukaan bumi yang tanpa mengalami perubahan kimia pada mineral-mineral penyusunnya.. Hancurnya batuan ini dikarenakan perubahan suhu tiba-tiba, pemuaian, perbedaan suhu, atau pembekuan air. Sebab-sebab pelapukan dapat dilihat sebagai berikut: a. Pelapukan karena perubahan suhu tiba-tiba Situasi ini pada umumnya ada di gurun tapi di daerah tropis sering juga terjadi contoh Pada saat hujan turun pada siang hari bisa menyebabkan suhu batuan menjadi turun secara tiba-tiba dari sebelumnya memiliki suhu tinggi langsung berubah menjadi dingin. Kondisi seperti ini bisa membuat batuan hancur. Ilustarasi yang terjadi Dapat dilihat pada Gambar 6.50. b. Pelapukan karena pemuaian Secara umum sifat batuan ternyata heterogen, biasanya tersusun dari berbagai jenis mineral, serta memiliki koefisien pemuaian yang berbeda. Sehingga pada sebuah batu tingkat pemuaiannya bisa berbeda, ada yang cepat dan ada juga yang lambat. Panas sinar matahari bisa menyebabkan peretakan pada batuan yang merupakan akibat dari perbedaan sifat kecepatan serta koefisien pemuaian batuan tersebut. c. Perbedaan suhu yang besar antara siang dan malam Proses Hancurnya batuan bisa diakibatkan oleh perbedaan suhu yang ekstrim antara siang dan malam. Siang hari keadaan suhu bisa jadi sangat panas yang menyebabkan batuan menjadi

Transcript of Pelapukan mekanik dan Pelapukan kimiawi

Page 1: Pelapukan mekanik dan Pelapukan kimiawi

Pelapukan Mekanaik

Pelapukan mekanik atau fisik adalah proses penghancuran batuan dan material tanah pada

permukaan bumi yang tanpa mengalami perubahan kimia pada mineral-mineral

penyusunnya.. Hancurnya batuan ini dikarenakan perubahan suhu tiba-tiba, pemuaian,

perbedaan suhu, atau pembekuan air. Sebab-sebab pelapukan dapat dilihat sebagai berikut:

a. Pelapukan karena perubahan suhu tiba-tiba

Situasi ini pada umumnya ada di gurun tapi di daerah tropis sering juga terjadi contoh Pada

saat hujan turun pada siang hari bisa menyebabkan suhu batuan menjadi turun secara tiba-tiba

dari sebelumnya memiliki suhu tinggi langsung berubah menjadi dingin. Kondisi seperti ini

bisa membuat batuan hancur. Ilustarasi yang terjadi Dapat dilihat pada Gambar 6.50.

b. Pelapukan karena pemuaian

Secara umum sifat batuan ternyata heterogen, biasanya tersusun dari berbagai jenis mineral,

serta memiliki koefisien pemuaian yang berbeda. Sehingga pada sebuah batu tingkat

pemuaiannya bisa berbeda, ada yang cepat dan ada juga yang lambat. Panas sinar matahari

bisa menyebabkan peretakan pada batuan yang merupakan akibat dari perbedaan sifat

kecepatan serta koefisien pemuaian batuan tersebut.

c. Perbedaan suhu yang besar antara siang dan malam

Proses Hancurnya batuan bisa diakibatkan oleh perbedaan suhu yang ekstrim antara siang dan

malam. Siang hari keadaan suhu bisa jadi sangat panas yang menyebabkan batuan menjadi

Page 2: Pelapukan mekanik dan Pelapukan kimiawi

mengembang. Lalu pada malam hari suhu turun drastis menjadi dingin. Suhu yang turun

dengan sangat cepat tersebut bisa menyebabkan batuan mengalami retak-retak sehingga

akhirnya pecah dan hancur berkeping-keping. Dapat dilihat pada Gambar2.

Gambar 2. Sumber : http://novigeografi.blogspot.com/2011/02/bahan-ajar-geografi-sma-kelas-

x.html

d. Akibat pembekuan air

Batuan juga bisa menjadi pecah atau hancur yang diakibat pembekuan air yang ada di dalam

sebuah batuan. Contohnya di daerah bersalju, yaitu ketika musim panas, air masuk ke pori-

pori sebuah batuan. Ketika musim dingin atau malam hari air yang ada di pori-pori batuan

tersebut itu berubah menjadi es. Sehingga volume air membesar karena menjadi es dan batu

pun akan pecah dari dalam.

Sumber: http://id. shvoong.com /social- sciences/ 2352723- pelapukan - mekanis

Pelapukan kimiawi

Page 3: Pelapukan mekanik dan Pelapukan kimiawi

Pelapukan kimiawi atau dekomposisi adalah proses penghancuran massa batuan yang disertai

dengan perubahan struktur kimianya. Pada gejala dekomposisi terjadi reaksi kimia antara

massa batuan dengan zat pelapuk, seperti air, karbon dioksida, atau oksigen. Secara umum,

pelapukan dibedakan menjadi proses oksidasi, hidrasi (hidrolisa), dan karbonasi. Jenis

pelapukan kimia

1. Hidrolisis adalah reaksi antara mineral silikat dan asam (larutan mengandung ion H+)

dimana memungkinkan pelarut mineral silikat dan membebaskan kation logam dan silika.

Mineral lempung seperti kaolin, ilit dan smektit besar kemungkinan hasil dari proses

pelapukan kimia jenis ini (Boggs, 1995). Pelapukan jenis ini memegang peran terpenting

dalam pelapukan kimia.

2. Hidrasi adalah proses penambahan air pada suatu mineral sehingga membentuk mineral

baru. Lawan dari hidrasi adalah dehidrasi, dimana mineral kehilangan air sehingga berbentuk

anhydrous. Proses terakhir ini sangat jarang terjadi pada pelapukan, karena pada proses

pelapukan selalu ada air. Bentukan-bentukan alam yang sering ditemui di gua-gua kapur

seperti stalaktit dan stalagmit merupakan fenomena muka Bumi hasil proses air (Gambar 3).

Gambar 3. Sumber : http://bangkusekolah-id.blogspot.com

3. Oksidasi berlangsung pada besi atau mangan yang pada umumnya terbentuk pada mineral

silikat seperti biotit dan piroksen.

4. Reduksi terjadi dimana kebutuhan oksigen (umumnya oleh jasad hidup) lebih banyak dari

pada oksigen yang tersedia. Kondisi seperti ini membuat besi menambah elektron dari Fe3+

Page 4: Pelapukan mekanik dan Pelapukan kimiawi

menjadi Fe2+ yang lebih mudah larut sehingga lebih mobil, sedangkan Fe3+ mungkin hilang

pada sistem pelapukan dalam pelarutan.

5. Pelarutan mineral yang mudah larut seperti kalsit, dolomit dan gipsum oleh air hujan

selama pelapukan akan cenderung terbentuk komposisi yang baru. Contoh dari hasil

pelarutan kimia dapat dilihat pada gambar 4.

Gambar 4. Sumber : http://dc405.4shared.com/doc/Hhb4ExyR/preview.html

6. Pergantian ion adalah proses dalam pelapukan dimana ion dalam larutan seperti pergantian

Na oleh Ca. Umumnya terjadi pada mineral lempung.

Daftar Pustaka : http://jurnal-geologi.blogspot.com/2010/02/pelapukan-kimia.html