Pelapisan Piston

25
Pelapisan piston 1.pelapisan 2.uji ketahanan thermal 3.kekerasan/uji mekanik 4.prestasi mesin 5. Pelapisan Uji Kekerasan Diterapno CARA PELAPISAN LOGAM (CHROME) a. Electroplating Dalam teknologi pengerjaan logam, secara sederhana, electroplating dapat diartikan sebagai proses pelapisan logam, dengan menggunakan bantuan arus listrik dan senyawa kimia tertentu guna memindahkan partikel logam pelapis ke material yang hendak dilapis. Pelapisan logam dapat berupa lapis seng (zink), galvanis, perak, emas, brass, tembaga, nikel dan krom. Penggunaan lapisan tersebut disesuaikan dengan kebutuhan dan kegunaan masing-masing material. Proses electroplating mengubah sifat fisik, mekanik, dan sifat teknologi suatu material. Salah satu contoh perubahan fisik ketika material dilapis dengan nikel adalah bertambahnya daya tahan material tersebut terhadap korosi, serta bertambahnya kapasitas konduktifitasnya. Adapun dalam sifat mekanik, terjadi perubahan kekuatan tarik maupun tekan dari suatu material sesudah mengalami pelapisan dibandingkan sebelumnya. Karena itu, tujuan pelapisan logam tidak luput dari tiga hal, yaitu untuk meningkatkan sifat teknis/mekanis dari suatu logam, yang kedua melindungi logam dari korosi, dan ketiga memperindah tampilan (decorative) b. Proses Elektroplating Butting yaitu proses penghalusan permukaan barang yang akan dilapisi. dalam proses penghalusan tersebut menggunakan emery (amplas) yang berupa kain 120-130 kali putaran. . Preparasi yaitu proses inspeksi keseluruhan kondisi barang yang akan di elektroplating. setelah inspeksi dilakukan, barang yang akan diplating ditempatkan pada rig yang disesuaikan dengan bentuk dan dimensi barang tersebut. . Degreding yaitu proses pembersihana dari kotoran, minyak, cat, ataupun lemak. dalam proses pembersihan ini digunakan larutan NaOH (air sabun)

description

sm,jsxxs

Transcript of Pelapisan Piston

Pelapisan piston

Pelapisan piston1.pelapisan

2.uji ketahanan thermal

3.kekerasan/uji mekanik

4.prestasi mesin

5.

Pelapisan

Uji

Kekerasan

Diterapno

CARA PELAPISAN LOGAM (CHROME) a. Electroplating Dalam teknologi pengerjaan logam, secara sederhana, electroplating dapat diartikan sebagai proses pelapisan logam, dengan menggunakan bantuan arus listrik dan senyawa kimia tertentu guna memindahkan partikel logam pelapis ke material yang hendak dilapis. Pelapisan logam dapat berupa lapis seng (zink), galvanis, perak, emas, brass, tembaga, nikel dan krom. Penggunaan lapisan tersebut disesuaikan dengan kebutuhan dan kegunaan masing-masing material. Proses electroplating mengubah sifat fisik, mekanik, dan sifat teknologi suatu material. Salah satu contoh perubahan fisik ketika material dilapis dengan nikel adalah bertambahnya daya tahan material tersebut terhadap korosi, serta bertambahnya kapasitas konduktifitasnya. Adapun dalam sifat mekanik, terjadi perubahan kekuatan tarik maupun tekan dari suatu material sesudah mengalami pelapisan dibandingkan sebelumnya. Karena itu, tujuan pelapisan logam tidak luput dari tiga hal, yaitu untuk meningkatkan sifat teknis/mekanis dari suatu logam, yang kedua melindungi logam dari korosi, dan ketiga memperindah tampilan (decorative) b. Proses Elektroplating Butting yaitu proses penghalusan permukaan barang yang akan dilapisi. dalam proses penghalusan tersebut menggunakan emery (amplas) yang berupa kain 120-130 kali putaran. . Preparasi yaitu proses inspeksi keseluruhan kondisi barang yang akan di elektroplating. setelah inspeksi dilakukan, barang yang akan diplating ditempatkan pada rig yang disesuaikan dengan bentuk dan dimensi barang tersebut. . Degreding yaitu proses pembersihana dari kotoran, minyak, cat, ataupun lemak. dalam proses pembersihan ini digunakan larutan NaOH (air sabun) sebagai metalcleaner. alat yang digunakan dalam proses ini adalah bak yang terbuat dari plat seng yang didalamnya berisi larutan NaOH yang dipanaskan selama 30-60 menit dengan suhu 60-70 derajat, dengan konsentrasi larutan 20 gr/liter-100 gr/liter. Bak yang digunakan 150x120x70 Cm. setelah pelaksanaan proses ini, lalu dilaksanakan proses pembilasan dengan menggunakan air. Pickling. yaitu proses pencelupan setelah degreding ke larutan picking yang terbuat dari asam Klorida (HCL) 32% yang berfungsi untuk menghilangkan koral pada permukaan barang. proses ini dilakukan selama 3-5 menit lalu dibilas dengan air sebanyak 3 kali ditempat yang berbeda. Etching yaitu proses pembukaan pori-pori dengan menggunakan larutan asam sulfat (H2SO4 10%) yang digunakan untuk mempercepat proses pelapisan nickel chrome. proses ini dilakukan selama 3-5 menit. lalu dibilas dengan menggunakan air yang mengalir. Nickel Plating yaitu proses pelapisan logam dengan menggunakan logam nickel sebagai pelapisnya. Tujuannya adalah untuk melindungi logam dasar dari serangan korosi larutan elektrolit. Bahan yang digunakan adalah nickel sulfat. benda yang akan dilapisi dicelupkan dalam larutan elektrolit selama 15 menit dengan temperatur 55-65 derajat celcius. Chrome Plating yaitu proses finishing pada proses elektroplating Nickel. Fungsinya sebagai usaha untuk meningkatkan ketahanan terhadap korosi, aus, dan anti gores, serta meningkatkan aspek dekoratif terhadap benda yang dihasilkan sehingga menjadi mengkilat dan halus permukaannya. pencelupan selama 15-60 menit pada temperatur 40-55 derajat celcius dalam larutan chromic acid. Drying yaitu proses pengeringan dari chromplating yang terdiri dari 2 cara : dengan media pencelupan air panas suhu 60 derajat celcius untuk pembersihan dan dengan cara menganealing (mengoven) barang yang sudah dilapisi c. Prinsip Dasar Electroplating Kita mengenal istilah anoda, katoda, larutan elektrolit. Ketiga istilah tersebut digunakan seluruh literatur yang berhubungan dengan pelapisan material khususnya logam dan diilustrasikan seperti pada Gambar 1. Gambar 1. Anoda, Katoda dan elektrolit Anoda adalah terminal positif, dihubungkan dengan kutub positif dari sumber arus listrik. Anoda dalam larutan elektrolit ada yang larut dan ada yang tidak. Anoda yang tidak larut berfungsi sebagai penghantar arus listrik saja., sedangkan anoda yang larut berfungsi selain penghantar arus listrik, juga sebagai bahan baku pelapis. Katoda dapat diartikan sebagai benda kerja yang akan dilapisi, dihubungkan dengan kutub negatif dari sumber arus listrik. Elektrolit berupa larutan yang molekulnya dapat larut dalam air dan terurai menjadi partikel-partikel yang bermuatan positf atau negatif. Karena electroplating adalah suatu proses yang menghasilkan lapisan tipis logam di atas permukaan logam lainnya dengan cara elektrolisis, maka perlu kita ketahui skema proses electroplating tersebut. d. Skema Proses Electroplating Perpindahan ion logam dengan bantuan arus listrik melalui larutan elektrolit sehinnga ion logam mengendap pada benda padat yang akan dilapisi. Ion logam diperoleh dari elektrolit maupun berasal dari pelarutan anoda logam di dalam elektrolit. Pengendapan terjadi pada benda kerja yang berlaku sebagai katoda. Gambar 2. Skema Proses Elektropating

Copy and WIN :http://ow.ly/KNICZElectroplatingDalam teknologi pengerjaan logam, proses electroplating dikategorikan sebagai proses pengerjaan akhir (metal finishing). Secara sederhana,electroplatingdapat diartikan sebagai proses pelapisan logam, dengan menggunakan bantuan arus listrik dan senyawa kimia tertentu guna memindahkan partikel logam pelapis ke material yang hendak dilapis.

Pelapisan logam dapat berupa lapis seng (zink), galvanis, perak, emas, brass, tembaga, nikel dan krom. Penggunaan lapisan tersebut disesuaikan dengan kebutuhan dan kegunaan masing-masing material. Perbedaan utama dari pelapisan tersebut selain anoda yang digunakan, adalah larutan elektrolisisnya. Dalam penelitian yang baru belakangan ini (tahun 2004), dilakukan oleh Tadashi Doi dan Kazunari Mizumoto, mereka menemukan larutan baru (elektrolisis) yang dinamakan larutancitrate( kekerasan deposit mencapai 440 VHN)

Proseselectroplatingmengubah sifat fisik, mekanik, dan sifat teknologi suatu material. Salah satu contoh perubahan fisik ketika material dilapis dengan nikel adalah bertambahnya daya tahan material tersebut terhadap korosi, serta bertambahnya kapasitas konduktifitasnya. Adapun dalam sifat mekanik, terjadi perubahan kekuatan tarik maupun tekan dari suatu material sesudah mengalami pelapisan dibandingkan sebelumnya.

Karena itu, tujuan pelapisan logam tidak luput dari tiga hal, yaitu untuk meningkatkan sifat teknis/mekanis dari suatu logam, yang kedua melindungi logam dari korosi, dan ketiga memperindah tampilan(decorative)Prinsip Dasar ElectroplatingKita mengenal istilah anoda, katoda, larutan elektrolit. Ketiga istilah tersebut digunakan seluruh literatur yang berhubungan dengan pelapisan material khususnya logam dan diilustrasikan seperti pada Gambar 1.

Anoda adalah terminal positif, dihubungkan dengan kutub positif dari sumber arus listrik. Anoda dalam larutan elektrolit ada yang

Gambar 1. Anoda, Katoda, dan Elektrolit

larut dan ada yang tidak. Anoda yang tidak larut berfungsi sebagai penghantar arus listrik saja., sedangkan anoda yang larut berfungsi selain penghantar arus listrik, juga sebagai bahan baku pelapis.

Katoda dapat diartikan sebagai benda kerja yang akan dilapisi, dihubungkan dengan kutub negatif dari sumber arus listrik.

Elektrolit berupa larutan yang molekulnya dapat larut dalam air dan terurai menjadi partikel-partikel yang bermuatan positf atau negatif.

Karenaelectroplatingadalah suatu proses yang menghasilkan lapisan tipis logam di atas permukaan logam lainnya dengan cara elektrolisis, maka perlu kita ketahui skema proseselectroplatingtersebut.

Skema ProsesElectroplatingPerpindahan ion logam dengan bantuan arus listrik melalui larutan elektrolit sehinnga ion logam mengendap pada benda padat yang akan dilapisi. Ion logam diperoleh dari elektrolit maupun berasal dari pelarutan anoda logam di dalam elektrolit. Pengendapan terjadi pada benda kerja yang berlaku sebagai katoda.

Gambar 2. Skema proses electroplating

Reaksi kimia yang terjadi pada proses electroplating seperti yang terlihat pada Gambar 2 dapat dijelaskan sebagai berikut:

Pada KATODAPembentukan lapisan Nikel

Ni2+(aq)+ 2e-Ni(s)Pembentukan gas Hidrogen

2H+(aq)+ 2e-H2 (g)Reduksi oksigen terlarut

O2 (g)+ 2H+H2O(l)Pada ANODAPembentukan gas oksigen

H2O(l)4H+(aq)+ O2 (g)+ 4e-Oksidasi gas Hidrogen

H2 (g)2H+(aq)+ 2e-Mekanisme terjadinya pelapisan logam adalah dimulai dari dikelilinginya ion-ion logam oleh molekul-molekul pelarut yang mengalami polarisai. Di dekat permukaan katoda, terbentuk daerahElectrical Double Layer(EDL) yang bertindak seperti lapisan dielektrik. Adanya lapisan EDL memberi beban tambahan bagi ion-ion untuk menembusnya. Dengan gaya dorong beda potensial listrik dan dibantu oleh reaski-reaksi kimia, ion-ion logam akan menuju permukaan katoda dan menangkap electron dari katoda, sambil mendeposisikan diri di permukaan katoda. Dalam kondisi equilibrium, setelah ion-ion mengalami discharge menjadi atom-atom kemudian akan menempatkan diri pada permukaan katoda dengan mula-mula menyesuaikan mengikuti susunan atom dari material katoda.

Demikianlah secara ringkas mekanisme pelapisan logam, pada artikel berikutnya akan dibahas lebih dalam lagi tentang proseschrome platingdan pelapisan lainnya.

PROSES PELAPISAN LOGAMDI SUSUN OLEHKELOMPOK INAMA :1.ARIS SETIAWAN2.MARISA KUMALA AF3.NADIA RESMI ANANDA4.RISKA SISTIA5.SISCA ANJALINA

DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA SMA NEGERI 1 KOTAAGUNG TANGGAMUSTAHUN AJARAN 2012/2013PROSES PELAPISAN LOGAMI. Tujuan Percobaan1.Untuk mengetahui bagaimanakah cara pelapisanlogam2.Untuk mengetahui prinsip kerja pelapisan logamII.Alat dan BahanAlat:1.Tabung berbentuk huruf U2.Standar3.StatifBahan:1.Kabel2.Batu baterai yang 1,5 volt3.Tembaga4.Logam5.Larutan CuSO4III. Landasan TeoriLogam besi/baja mudah terkena korosi atau karat. Untuk melindungi besi atau baja dari korosi, maka besi/baja dilapisi suatu logam yang sukar teroksidasi, seperti nikel (Ni), timah (Sn), krom (Cr), perak (Ag), atau emas (Au). Prinsip kerja pelapisan logam adalahsel elektrolisis larutan dengan menggunakan electrode yang bereaksi.Pada pelapisan, logam yang akan disepuh dijadikan katode sedangkan logam penyepuhnya anode.Pada praktikum ini yang bertindak sebagai katode adalah logam (Fe) sedangkan anodenya adalah tembaga (Cu).Katode (Fe) :Cu2++ 2e-CuAnode (Cu) :CuCu2++ 2e-Logam tembaga di anoda dioksidasi dan berubah menjadi ion Cu2+. Ion Cu2+yang terjadi bergabung dengan ion Cu2+dalam larutan. Kemudian ion Cu2+di katode direduksi membentuk endapan tembaga. Karena di katode digunakan besi, maka endapan tembaga akan melapisi besi.IV . Langkah Kerja1.Menyiapkan alat dan bahan2.Mengisi tabung U dengan larutan CuSO43.Meletakan tabung U yang berisi larutan CuSO4di statif dan kencangkan agar tabung U tidak bergerak4.Menyambungkan salah satu sisi kabel ke tembaga dan yang satunya ke logam5.Memasukan logam dan tembaga ketabung U yang berisi larutan CuSO4secara terpisah6.Menyambungkan tembaga ke kutub positif (anoda) dan logam ke kutub negative (katoda) pada baterai yang mempunyai tegangan 1,5 volt7.Mengamati kondisi logam dan tembaga tersebut.V. Data dan Hasil PengamatanBerdasarkan logam dan tembaga yang telah kami uji, kami mendapatkan hasil sebagai berikut:Hasil keLogamTembaga

1Warna berubah menjadi kehitamanWarna memudar

2Terdapat gelembungTerdapat gelembung

3Gelembung semakin banyakGelembung semakin banyak

4Logam terlapisi oleh tembaga dan berwarna kekuninganWarna tembaga menjadi memudar dan mulai berwarna kehitaman

VI. PembahasanBerdasarkan pengamatan kami, logam yang dielektrolisis pertama-tama berubah warna menjadi kehitaman dan warna tembaga memudar.Lalu lama kelamaan logam dan tembaga mengeluarkan gelembung yang semakin lama semakin banyak.Setelah sepuluh menit logam diangkat dan warna logam berubah menjadi kekuningan yang menandakan bahwa logam terlapisi oleh tembaga. Sedangkan tembaga warnanya memudar dan berubah menjadi kehitaman.Katode (Fe) :Cu2++ 2e-CuAnode (Cu) :CuCu2++ 2e-Itu semua terjadi karena Logam tembaga di anoda dioksidasi dan berubah menjadi ion Cu2+. Ion Cu2+yang terjadi bergabung dengan ion Cu2+dalam larutan. Kemudian ion Cu2+di katode direduksi membentuk endapan tembaga. Karena di katode digunakan logam, maka endapan tembaga akan melapisi logam.Dalam elektrolisis yang mempengaruhi banyaknya jumlah zat yang melapisi logam adalah kuat arus dan waktu.Dengan kuat arus yang besar proses elektrolisis lebih cepat berlangsung dan logam lebih cepat terlapisi juga massa tembaga yang melapisi logam lebih banyak daripada yang kuat arusnya kecil, tetapi hasilnya lebih bagus yang kuat arusnya kecil.Selain kuat arus waktu juga mempengaruhi banyaknya jumlah zat yang melapisi logam. Semakin lama proses elektrolisis dilakukan, massa tembaga yang melapisilogam pun akan lebih banyak.Elektrolisis di manfaatkan Untuk melindungi besi atau baja agar tidak mudah mengalami korosi.VII. Kesimpulanlogam yang dielektrolisis pertama-tama berubah warna menjadi kehitaman dan warna tembaga memudar.Lalu lama kelamaan logam dan tembaga mengeluarkan gelembung yang semakin lama semakin banyak.Kemudian logam berwarna kekuningan yang manandakan bahwa logam mengalami pelapisan oleh tembaga. Dan tembaga memudar menjadi berwarna kehitamanDalam elektrolisis yang mempengaruhi banyaknya jumlah zat yang melapisi logam adalah kuat arus dan waktuElektrolisis di manfaatkan Untuk melindungi besi atau baja agar tidak mudah mengalami korosi.VIII. Daftar PustakaGiyarti, Editor. 2009.Kimia Untuk SMA/MA Kelas XII Program Ilmu Alam. Jakarta:Pelapisan Logam Hot Dip Galvanized

Pelapisan secara Hot Dip Galvanizing (pelapisan secara celup panas) adalahsuatu proses pelapisan dimana logam pelapisnya dipanaskan terlebih dahulu hingga mencair, kemudian logam yang akan dilapisi yang biasa disebut logam dasar dicelupkan ke dalam bak galvaniz yang telah berisi seng cair tadi, sehingga dalam beberapa saat logam tersebut akan terlapisi oleh lapisan berupa lapisan paduan antara logam pelapis (seng) dengan logam dasar dalam bentuk ikatan metalurgi yang kuat dan tersusun secara berlapis-lapis yang disebut fasa. Pelapisan dengan metode Hot Dip Galvanizing sering juga disebut dengan proses pelapisan logam dengan logam lain yang lebih anodik sesuai dengan deret galvanik.

Proses pelapisan dengan metode Hot Dip Galvanizing dapat dibagi menjadi tiga tahap proses, yaitu:1. Tahap persiapan (pre treatment)Tahap persiapan berfungsi untuk menghilangkan asam atau basa yang merupakan bahan pengotor yang menempel pada spesimen, hal ini dimaksudkan agar diperoleh kondisi permukaan yang bersih dan diperoleh hasil lapisan yang baik. Proses pembersihan permukaan yang akan dilapisi dapat dilakukan sesuai dengan jenis pengotor yang menempel pada permukaan spesimen, namun proses pembersihan ini dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu:a. Proses pembersihan secara fisik (mekanik)Pembersihan secara fisik dapat berupa pengamplasan dengan menggunakan mesin gerinda, yang meliputi menghaluskan permukaan yang tidak rata dan penghilangan goresan-goresan serta beram-beram yangmenempel pada permukaan spesimen.

b. Proses pembersihan secara kimiawiProses pembersihan secara kimiawi merupakan proses pembersihan pengotor yang menempel pada permukaan spesimen dengan menggunakan bahan-bahan kimia. Proses pembersihan ini meliputi:(1) DegreasingProses degreasing merupakan proses yang bertujuan untuk menghilangkan kotoran, minyak, lemak, cat dan kotoran padat lainnya yang menempel pada permukaan spesimen. Proses pembersihan dilakukan dengan menggunakan larutan NaOH (soda kaustik) dengan konsentrasi 5% 10% pada suhu 70oC 90oC selama kurang lebih 10 menit.(2) Rinsing IProses rinsing I bertujuan untuk membersihkan soda kaustik pada proses degreasing yang masih menempel pada permukaan spesimen dalam dengan menggunakan air bersih pada temperatur kamar.(3) PicklingProses pickling bertujuan untuk menghilangkan karat yang melekat pada permukaan spesimen dengan cara dicelupkan ke dalam larutan HCl (asam klorida) atau larutan H 2 SO 4 (asam sulfat) dengan konsentrasi 10% 15% selama 15 20 menit.(4) Rinsing IIProses rinsing II bertujuan untuk membersihkan larutan HCl atau H2SO4 yang menempel pada spesimen saat proses pickling dengan menggunakan air bersih pada temperatur kamar.(5) FluxingProses fluxing merupakan proses pelapisan awal dengan menggunakan Zinc Amonium Cloride (ZAC) dengan konsentrasi 20% 30% selama 5 8 menit. Proses fluxing dilakukan dengan tujuan:

(a) Sebagai lapisan dasar untuk memperkuat lapisan seng pada saat dilakukan proses pelapisan.(b) Sebagai katalisator reaksi terjadinya pelapisan Fe-Zn.(c) Untuk menghindari terjadinya proses oksidasi sebelum proses galvanizing dilakukan.Proses fluxing berlangsung pada temperatur 60oC 80oC, hal ini dimaksudkan agar perpindahan panas pada spesimen berlangsung secara perlahan dan bertahap sehingga dapat menghindari terjadinya deformasiplastis yang dapat mengganggu proses pelekatan seng pada benda kerja saat proses galvanizing berlangsung.(6) DryingProses drying merupakan proses pengeringan dan pemanasan awal dengan menggunakan gas panas yang suhunya kurang lebih 150oC, tujuannya untuk menghilangkan cairan yang mungkin terdapat pada permukaan spesimen yang dapat menyebabkan terjadinya ledakan uap saat proses galvanizing berlangsung.

2. Tahap pencelupan (galvanizing)Spesimen yang telah mengalami tahap persiapan (pre treatment) dan telah bersih dari segala pengotor kemudian langkah berikutnya yaitu dilakukan proses pencelupan (galvanizing). Selama proses galvanizing berlangsung, cairan seng akan melapisi baja dengan membentuk lapisan baja seng kemudian barulah terbentuk lapisan yang sepenuhnya berupa unsur seng pada permukaan terluar baja, larutan yang digunakan minimal adalah 98 % murni unsur seng. Tahap pencelupan dilakukan selama kurang lebih 1,5 menit pada suhu 440oC 460oC. Ketebalan lapisan seng pada pelapisan dengan metode Hot Dip Galvanizing dipengaruhi oleh kondisi permukaan, lamanya pencelupan dantemperatur pencelupan.

3. Tahap pendinginan dan tahap akhira. Tahap pendinginan (quenching)Tahap pendinginan dilakukan dengan mencelupkan spesimen ke dalam larutan sodium cromate dengan konsentrasi 0,015% pada suhu kamar ataupun dengan menggunakan air. Proses ini bertujuan untukmencegah terjadinya white rust.b. Tahap akhir (finishing)Bagian akhir dari proses pelapisan berupa menghaluskan permukaan yang runcing yang disebabkan oleh cairan seng yang hendak menetes namun telah mengering terlebih dahulu.

Sumber:http://id.shvoong.com/exact-sciences/physics/2289014-pengertian-dan-proses-pelapisan-hot/#ixzz2H86p876PMengenal Cara Pelapisan logam (Bagian 2)

16 January 201146,381 viewspenulis:Pria GautamaPrint This Post

Chrome PlatingSebagian besar masyarakat umum menyamakan istilah Chrome dengan semua jenis pelapisan logam. Ketika menyebutkan electroplating yang mereka maksud adalah Chrome. Padahal, boleh jadi pelapisan logam tersebut hanya menggunakan tembaga atau nikel saja atau gabungan keduanya, dilapis tembaga kemudian dilapis nikel, namun tidak menggunakan lapisan chrome.

Chrome plating adalah salah satu teknik melapis logam (electroplating) menggunakan chromium sebagai pelapis ke permukaan logam yang hendak dilapis. Chrome adalah ungkapan populer dari Chromium yang merupakan salah satu senyawa kimia dengan symbol Cr yang memiliki nomor atom 24 (Cr24) . Chrome adalah logam tapi dalam aplikasi penggunaannya tidak efektif dalam bentuk solid.

Teknik pelapisan dasar chrome sangat bergantung pada pelapisan dasar. Untuk apilkasi decorative seperti melapis velg mobil/motor, tutup blok mesin, bumper, dan aksesoris lainnya, memerlukan pelapisan dasar menggunkan nikel plating, yakni melapis logam dengan bahan dasar nikel. Hal ini bertujuan untuk mendapatkan permukaan yang halus dan mengkilap. Nikel plating saja tidak membuat permukaan logam yang dilapis mengkilap, akan tetapi masih tampak pucat dan kekuning-kuningan. Setelah dilapis dengan chrome barulah permukaan logam yang dilapis mengkilap dan bercahaya seperti pada sebuah cermin.

Untuk aplikasi engineering seperti melapis silinder hidrolik, ring piston, mata bor, permukaan cetakan, tidak mesti dilapis nikel sebagai pelapisan dasar, cukup dengan memoles permukaan benda kerja sampai halus dan mengkilap lalu dilapis dengan chrome.

Perbedaan mendasar anatara chrome plating ( untuk decorative) dan hard chrome ( untuk aplikasi engineering) adalah tebal lapisan dan konsentrasi larutan chrome. Hard chrome lapisannya lebih tebal dibandingkan chrome plating biasa.

Gambar (1) dan ( 2) di bawah ini adalah contoh hasil chrome plating

Mesin PolesMesin ini berfungsi untuk menghaluskan benda kerja sekaligus mengkilapkan (buffing). Mesin ini dapat dibuat dari sebuah dynamo motor berkekuatan minimal 1 PK dengan kecepatan 2.800 RPM

RectifierAlat ini sebagai sumber arus listrik. Trafo atau rectifier yang digunakan minimal memiliki kuat arus 100 A untuk mendapatkan kekutan pelapisan yang baik.

Bak PlatingWadah ini adalah tempat larutan electrolisis yang berfungsi sebagai media penghantar dalam prorses perpindahan partikel logam.

Plat LogamPlat inilah yang sering disebut anode, ditempatkan mengapit benda kerja yang hendak dilapis. Anode ini sebagai pelapis yang akan larut dan menempel pada benda kerja yang hendak dilapis.

Electrolisis ChromeBahan untuk membuat larutan chrome terdiri dari Aquades, chromic acid, Asam sulfat dan katalis

Proses PengerjaanDiagram alir proses pengerjaan chrome plating dapat dilihat pada diagram di bawah ini

Benda kerja yang hendak di lapis biasanya masih memiliki cat dasar, untuk memudahkan pada proses buffing maka cat ini harus dihilangkan terlebih dahulu. Caranya bisa dengan mengoleskan paint remover atau merendamnya di dalam larutan asam sulfat. Proses berikutnya adalah buffing yakni mengkilapkan benda kerja dengan mesin poles.

Setelah proses buffing selesai, untuk menghilangkan sisa-sisa langsol pada permukaan benda kerja, maka dilakukan pencucian dengan sabun dan metal cleaner. Proses ini penting dalam electroplating, sebab jika masih ada sisa-sisa kotoran yang menempel dipermukaan benda kerja walau satu titik, maka proses pelapisan akan cacat dan menyebabkan lapisan chrome akan mudah lepas. Setelah memastikan pencucian/pembersihan kita sempurna, saatnya benda kerja dicelupkan ke dalam bak plating nikel. Setelah terlapisi nikel, benda kerja diangkat lalu dibilas dengan air setelah itu dimasukkan ke dalam bak chrome.

Selesai melapis benda kerja dengan chrome, proses selanjunya adalah melakukan finishing dengan menghilangkan warna abu-abu pada benda kerja akibat arus yang berlebih.

Untuk menambah referensi Anda tentang metode pelapisan logam sebagai decorative maupun untuk aplikasi engineering, Anda dapat mengunjungi situs www.engineerfocus.com

Refrence :http://www.finishing.com/faqs/chrome.htmlhttp://en.wikipedia.org/wiki/Chromiumwww.google.com

Pengertian Anodize dan EtchingAnodizeAnodisasi adalah proses pembentukan lapisan oksida pada logam dengan cara mereaksikan atau mengkorosikan logam aluminium menggunakan oksigen (O2) yang diambil dari larutan elektrolit sebagai media sehingga terbentuk lapisan oksida. Proses ini juga disebut sebagai anodic oxidation yang prinsipnya hampir sama dengan proses pelapisan dengan cara listrik (elektroplatting). Proses utama, dalam oksidasi anoda alumunium memerlukan larutan asam sulfat, asam kromat atau campuran asam sulfat dan asam oksalat.

Guna meningkatkan nilai aluminium dari aspek dekoratif baik untuk keperluan reklame, advertising ataupun yang lainnya perlu dilakukan proses finishing, seperti pewarnaan dengan bahan dan metode tersendiri misalnya screen printing yang kita kenal dengan istilah sablon. Pewarnaan alumunium juga telah dikembangkan melalui pelapisan anodizing yang membuat tampilan logam aluminium tersebut lebih menarik agar menambah nilai ekonomis. Namun demikian perlu diketahui bahwa tidak semua jenis alumunium dapat dianodize.

Selain ramah lingkungan sesuai arahan dari FDA, USDA, ELV, WEEE dan RoHS, Anoda tidak memerlukan penggunaan logam berat sehingga tidak menghasilkan limbah beracun. Substrat yang dapat anodized adalah aluminium, titanium, dan magnesium. Seiring dengan spesifikasi material, Hard anoda tentu lebih mahal karena kebutuhan energi yang meningkat terkait dengan proses tersebut, biaya ini dihitung sesuai ukuran bagian, instruksi proses, kemasan, dll. Silahkan hubungi kami untuk mendapatkan penawaran terbaik.

EtchingEtching adalah teknik seni grafis yang dikenal sebagai intaglio, Etching merupakan teknik untuk memberi dimensi atau kedalaman pada material biasanya berupa pelat logam seperti stainless dan kuningan. Dimensi atau kedalaman dimaksud hampir serupa dengan grafir atau laser engrave, yaitu memunculkan lapisan material yang ada di bawah permukaan. Perbedaan etching dengan grafir atau laser engrave hanya pada teknik yang digunakan. Kedalaman menggunakan teknik grafir dihasilkan oleh sinar laser, sedangkan kedalaman menggunakan teknik Etching dihasilkan oleh proses kimiawi dengan cara melarutkan material sehingga lapisan akan nampak sesuai desain yang kita buat.

Ma'af Situs Masih Dalam PengembanganTerima kasih atas kunjunganya, mohon ma'af situs masih dalam pengembangan, SALAM

0815 1444 8889

Polisi Online

Tipe AnodizingTerdapat 3 (tiga) tipe anodizing yang paling umum digunakan antara lain :

Chromic Acid Anodizing (Tipe I)Tipe ini menggunakan larutan elektrolit chromic acid dan menghasilkan lapisan yang paling tipis, hanya sekitar 0,5 hingga 2,5 mikron. Pada saat proses berlangsung, 50% Al2O3 terintegrasi ke dalam substrat dan 50% pertumbuhan lapisan kearah luar. Dapat meningkatkan ketahanan korosi pada alumunium. Lapisan yang dihasilkan cenderung lebih ulet dibandingkan tipe lainnya.

Sulfuric Acid Anodizing (Tipe II)Tipe ini adalah tipe yang paling umum dilakukan yaitu dengan menggunakan larutan sulfuric acid sebagai elektrolit dengan kemampuan menghasilkan lapisan protektif hingga 25 mikron. Selama proses berlangsung, 67% oksida protektif terintegrasi ke dalam substrat dan sisanya tumbuh kea rah luar. Lapisan yang dihasilkan permeable dan porous sehingga dapat dilakukan pewarnaan. Tipe II biasa digunakan untuk aplikasi arsitektur, bagian pesawat terbang, otomotif, maupun komputer.

Hard Anodizing (Tipe III)Menggunakan larutan elektrolit yang sama dengan tipe II namun dengan konsentrasi yang lebih tinggi pada temperatur yang lebih rendah. Lapisan yang dihasilkan lebih tangguh, memiliki ketahanan abrasi yang baik, ketahanan korosi, anti pudar, tahan terhadap suhu tinggi, dan memiliki kekerasan yang baik. Lapisan mencapai ketebalan 75 mikron sehingga juga dapat menjadi insulator listrik yang baik. Umumnya digunakan pada peralatan yang membutuhkan ketahanan aus yang sangat tinggi seperti pada piston dan hydraulic gear.

Karakteristik Lapisan AnodizingAnodizing pada logam menghasilkan suatu lapisan tipis yang terintegrasi dengan baik terhadap logam dasarnya. Lapisan tersebut memiliki sifat-sifat sebagai berikut :

Keras, dalam perbandingan dengan kekerasan sapphire

Transparan, dengan beberapa variasi warna

Terintegrasi dengan baik pada logam dasarnya, tidak dapat mengelupas

Kelebihan Pelapisan Logam Dengan Cara AnodizingBerikut adalah kelebihan proses pelapisan logam dengan cara anodizing dari berbagai sumber :

KeandalanPada umumnya produk yang mengalami anodisasi memiliki umur pakai yang lebih lama dan memiliki keandalan yang baik. Hal ini merupakan implikasi positif dari sifat lapisan yang terikat kuat dengan substrat logam dasarnya.

Stabilitas WarnaWarna yang diaplikasikan pada lapisan hasil anodisasi tahan terhadap sinar ultraviolet sehingga tidak mudah pudar.

Kemudahan Perawatan

Goresan dan cacat pada permukaan akibat logam melewati proses produksi, pemindahan, instalasi, atau bahkan kesalahan akibat pembersihan yang terlalu sering bukanlah suatu masalah besar. Goresan maupun cacat tersebut dapat segera dihilangkan dengan menggunakan sabun dan air yang dapat mengembalikan permukaan logam seperti semula. Untuk endapan yang lebih sulit, dapat digunakan mild abrasive cleaners.

EstetikaAnodizing dapat menghasilkan kilap yang sangat baik dan juga pilihan warna yang menarik. Tidak seperti proses surface treatment lainnya, anodizing tetap mengizinkan aluminium mempertahankan tampilan khasnya sebagai logam.

Biayauntuk jangka waktu yang lama, anodizing merupakan pilihan surface treatment yang dapat memberikan nilai awal dan nilai perawatan yang lebih rendah dibandingkan proses lainnya. Kesehatan dan keselamatan Anodizing merupakan proses yang sangat aman dan tidak membahayakan kesehatan manusia. Hasil dari proses anodizing, lapisan anodik, memiliki stabilitas kimia yang baik, tidak mudah terdekomposisi, tidak beracun, dan tahan terhadap suhu tinggi mencapai titik leleh aluminium itu sendiri.

Mengenal Bahan Pelat atau PlatPelat atau Plat terdiri dari berbagai jenis bahan. Secara garis besar bahan pelat ini dikelompokkan menjadi dua bagian besar yang memiliki sifat berbeda-beda yakni : bahan pelat logam ferro dan pelat logam non ferro. Bahan pelat logam ferro diantaranya adalah pelat baja lembaran. Bahan pelat dari logam non ferro diantaranya bahan pelat alumanium, tembaga, dan kuningan. Sifat-sifat bahan ferro dan non ferro sangat mempengaruhi pembentukan maupun finishing yang akan dilakukan pada bahan pelat tersebut. Secara umum bahan-bahan logam mempunyai sifat fisik dan sifat kimiawi terhadap efek kualitas pengerjaannya.

Plat AlumuniumAluminium diperoleh dari bahan-bahan paduan dengan persenyawaan dari spaat kali (K Al Si3 O8), bauksit (Al2 O3 2H2O) dan kreolit suatu aluminium natrium flourida (Al F3 NaF). Pembuatannya dilebur dalam suatu dapur secara elektrolitis, titik cair aluminium adalah 6590 C dan berat jenisnya 2,6 2,7. Aluminium merupakan unsur kimia, lambang kimia aluminium adalah Al, dengan nomor atom 13. Pelat atau Plat Alumunium adalah bahan logam berbentuk lembaran ringan yang kuat, plat alumunium memiliki sifat yang tahan terhadap segala cuaca, tidak mudah terbakar, tahan terhadap karat mudah dibentuk serta memancarkan estetika sedap dipandang. Karena sifat, keunggulan serta harganya yang lebih murah dibandingkan dengan Stainless Steel, plat Alumunium menjadi material pilihan dibanyak bidang industri. Aluminium terdapat dua macam yaitu : Aluminium tuang yang mempunyai kekuatan tarik sebesar 10 kg/mm2 dengan regangannya 18 25%. dan Aluminium tempa yang mempunyai kekuatan tarik sebesar 18 28 kg/mm2 dengan regangannya 3 5%.

Aluminium tahan terhadap udara akan tetapi tidak tahan terhadap bahan-bahan alkalis seperti sabun atau soda dan juga tidak tahan asam, selain asam sendawa (salpeterzuur) dan asam-asam organik yang telah dilunakkan. Aluminium merupakan konduktor listrik dan panas yang baik, aluminium digunakan dalam banyak hal. Untuk itu penggunaan plat alumunium seperti name plate atau label, merek mesin, merek perusahaan dan lain-lain (biasanya untuk kebutuhan advertising atau reklame) plat alumunium memerlukan perlakuan khusus seperti proses anodizing agar tidak menghantarkan listrik yang kemudiannya dapat dipanaskan agar tahan terhadap panas air maupun panas udara sehingga tidak merubah desain yang memerlukan tinta.

Ukuran plat alumunium Standar pabrik antara lain 100 cm x 200 cm, 120 cm x 240 cm dan 122 cm x 244 cm, adapun standar ketebalannya antara 0,3 mm s/d 5,0 mm. Bagi seorang desainer grafis pengetahuan ukuran ini sangat perlu agar dalam mendisain tidak perlu membuang-buang bahan atau material, meskipun bisa saja pesan ukuran pelat alumunium dengan spesifikasi khusus.

Plat KuninganKuningan adalah logam yang merupakan campuran dari tembaga dan seng. Tembaga merupakan komponen utama dari kuningan, dan kuningan biasanya diklasifikasikan sebagai paduan tembaga. Warna kuningan bervariasi dari coklat kemerahan, gelap hingga ke cahaya kuning hal ini dipengaruhi oleh jumlah kadar senguntuk itu tidak semua kuningan dapat di etching atau di grafir. Kuningan lebih kuat dan lebih keras daripada tembaga, tetapi tidak sekuat atau sekeras baja. Kuningan sangat mudah untuk di bentuk ke dalam berbagai bentuk, kuningan juga merupakan konduktor panas yang baik, dan umumnya tahan terhadap korosi dari air garam. Karena sifat-sifat tersebut kuningan dapat digunakan untuk berbagai keperluan. Kuningan tersedia dalam berbagai bentuk seperti pelat, lembaran, strip, foil, batang, bar, kawat, dan billet tergantung pada aplikasinya.Jenis-Jenis dan nama kuningan sangatlah banyak dan beragam, semua penamaan logam kuningan dikontrol oleh Unified system penomoran logam dan paduan. Dalam proses manufaktur produksi pembuatan kuningan ada 4 tahap yaitu: Melting, Hot Rolling, Anealling and Cold Rolling dan Finish Rolling. Kuningan dengan kadar seng tertentu dapat diproses melalui metode etching maupun metode grafir. Kuningan pertama kali dipublikasikan dan dipatenkan di Inggris pada tahun 1781.

Plat Stainless SteelPlat Stainless Steel merupakan suatu jenis baja dengan kemampuan daya tahan karat yang sangat tinggi dan memiliki banyak kelebihan, hal ini menjadikan plat stainless banyak dibutuhkan oleh industri-industri besar seperti : industry otomotif, perlengkapan rumah tangga, pembangunan infrastruktur dan industri lainnya.Sebagian besar plat stainless dapat dipotong, dilas dibentuk dan diproses dengan mesin, spesifikasi Plat stainless biasanya disebut dengan istilah grade yang kemudiannya diberi polesan akhir atau finishing tersendiri. Misalnya Plat Stainless grade 304 menggunakan finish : 2B, 1D, mirror, HL. Untuk Plat Stainless grade 430 menggunakan finishing : BA (kilap). Untuk Plat Stainless Grade 201 menggunakan finishing : 2B, 1D, mirror, HL. yang tentunya istilah-istilah itu merupakan kode produksi yang ditentukan oleh kebijakan produsen itu sendiri. Plat stainless juga dapat diproses menggunakan metode etching untuk kebutuhan reklame ataupun advertising.

Pengaruh pelapisan chrom pada ring piston motor dengan metoda aktivasi lapisan tipis (ALT)

Penulis

Adril, Elvis

Pembimbing: Ir. Mudjijana, MEng

ABSTRACT :This research aims to investigate the effect of chrom layer on ring piston of Super Cup 700 Honda with Thin Layer Activation method (TLA). Piston ring chromed with pack cementation technique for one hour and 15 minutes in 1O5O0C in temperature. The hardness of piston ring and block cylinder was tested with Micro Vickers. Then, the piston ring was activated using proton bundle resulted from Siklotron in 1 p A for 20 minutes. The piston ring was installed on Super Cup 700 Honda and operated for 60 hours, then the wearing out was obseved by measuring the erosion activity of the piston ring carried by the engine lubricating oil.The measurment of the erosion activity uses MCA of Genie 2000 VDM software. The result of the erosion testing IS presented in erosion graph with operation time and show that the chromed piston ring has 4.6 ~ r m erosion, in whereas the unchromed one has 12.6 p m in erosion. Thus, the chrom treatment can slow down the erosion of 63.5 %. Keworris: Wearing, piston ring, chrom, siclotron, thin layer activation.

INTISARI :Penelitian ini bertujuan menyelidiki pengaruh pelapisan chrom pada ring piston motor Honda Super Cup 700 dengan metoda Aktivasi Lapisan Tipis (ALT) Ring piston di chrom dengan teknik pack cementation selama 1 jam 1 5 rnenit pada temperatur 1050 'C. Kekerasan ring piston aan silinder blok diuli dengan Micro Vickers. Selanjutnya ring piston di aktivasi menggunakanberkas proton yang dihasilkan Siklotron dengan arus berkas 1 mikro amper selama 20 meni! Ring piston dipasang pada motor Honda Super Cup 700 dan dioperasikan selama 60 jam. kemudian dipantau keausannya dengan cara mengukur aktivitas kikisan dari ring piston yang terbawa oleh oli pelumasan mesin. Pengukuran aktivitas kikisan menggunakan MCA dengan software Genie 20G0 VDM. Hasil pengujian keausan disajikan dalam bentuk grafik cacah keal;san dengan wahtu operasi dan menunjukkan bahwa ring piston yang di chrom keaiJSannya adalah 4.6 p m , sedangkan ring piston yang tidak di chrom 26 keatisannya adalah : . p m. Jadi perlakuan chrom dapat memperlarnbat kaeausan sebesar 63.5 %.

Pengaruh pelapisan chrom pada ring piston motor dengan metoda aktivasi lapisan tipis (ALT)

Penulis

Adril, Elvis

Pembimbing: Ir. Mudjijana, MEng

ABSTRACT :This research aims to investigate the effect of chrom layer on ring piston of Super Cup 700 Honda with Thin Layer Activation method (TLA). Piston ring chromed with pack cementation technique for one hour and 15 minutes in 1O5O0C in temperature. The hardness of piston ring and block cylinder was tested with Micro Vickers. Then, the piston ring was activated using proton bundle resulted from Siklotron in 1 p A for 20 minutes. The piston ring was installed on Super Cup 700 Honda and operated for 60 hours, then the wearing out was obseved by measuring the erosion activity of the piston ring carried by the engine lubricating oil.The measurment of the erosion activity uses MCA of Genie 2000 VDM software. The result of the erosion testing IS presented in erosion graph with operation time and show that the chromed piston ring has 4.6 ~ r m erosion, in whereas the unchromed one has 12.6 p m in erosion. Thus, the chrom treatment can slow down the erosion of 63.5 %. Keworris: Wearing, piston ring, chrom, siclotron, thin layer activation.

INTISARI :Penelitian ini bertujuan menyelidiki pengaruh pelapisan chrom pada ring piston motor Honda Super Cup 700 dengan metoda Aktivasi Lapisan Tipis (ALT) Ring piston di chrom dengan teknik pack cementation selama 1 jam 1 5 rnenit pada temperatur 1050 'C. Kekerasan ring piston aan silinder blok diuli dengan Micro Vickers. Selanjutnya ring piston di aktivasi menggunakanberkas proton yang dihasilkan Siklotron dengan arus berkas 1 mikro amper selama 20 meni! Ring piston dipasang pada motor Honda Super Cup 700 dan dioperasikan selama 60 jam. kemudian dipantau keausannya dengan cara mengukur aktivitas kikisan dari ring piston yang terbawa oleh oli pelumasan mesin. Pengukuran aktivitas kikisan menggunakan MCA dengan software Genie 20G0 VDM. Hasil pengujian keausan disajikan dalam bentuk grafik cacah keal;san dengan wahtu operasi dan menunjukkan bahwa ring piston yang di chrom keaiJSannya adalah 4.6 p m , sedangkan ring piston yang tidak di chrom 26 keatisannya adalah : . p m. Jadi perlakuan chrom dapat memperlarnbat kaeausan sebesar 63.5 %.