Pelanggaran HAM
-
Upload
vaniapolanit -
Category
Documents
-
view
149 -
download
3
Transcript of Pelanggaran HAM
Pelanggaran HAM ( Hak Asasi Manusia)
Agnestia Tanic)Cheisya Tahitu
Haziel LatupapuaMezach Tuhumury
Rivaldo PattipelohyShendy kiriwenno
Vania Polanit
X I I I A 2
Pengertian dan UU HAM- Hak asasi merupakan hak mendasar yang dimiliki setiap manusia semenjak dia lahir. - Hak pertama yang kita miliki adalah hak untuk hidup seperti di dalam Undang Undang No. 39
tahun 1999 pasal 9 ayat (1) tentang hak asasi manusia, “Setiap orang berhak untuk hidup, mempertahankan hidup, dan meningkatkan taraf hidupnya”, ayat (2) “Setiap orang berhak hidup tenteram, aman, damai, bahagia, sejahtera, lahir dan bathin”, danayat (3) “Setiap orang berhak atas lingkungan hidup yang baik dan sehat.”
- Seiring berjalannya waktu, hak asasi manusia (HAM) mulai dilindungi oleh setiap negara. Salah satunya adalah Indonesia, hak asasi manusia (HAM) secara tegas di atur dalam Undang Undang No. 39 tahun 1999 pasal 2 tentang asas-asas dasar yang menyatakan “Negara Republik Indonesia mengakui dan menjunjung tinggi hak asasi manusia dan kebebasan dasar manusia sebagai hak yang secara kodrati melekat pada dan tidak terpisahkan dari manusia, yang harus dilindungi, dihormati, dan ditegakkan demi peningkatan martabat kemanusiaan, kesejahteraan, kebahagiaan, dan kecerdasan serta keadilan.”
Meskipun di Indonesia telah di atur Undang Undang tentang HAM, masih banyak pula pelanggaran-pelanggaran HAM yang terjadi di Indonesia.
Pelaku pelanggaran dan Tempat terjadinya hak asasi manusia
Pelaku pelanggaran Militer (TNI)Pemerintah.Pengusaha.
Masyarakat (termasuk pemberontak )Majikan
Tempat terjadinyaKeluarga, Lingkungan Kerja dan Masyarakat .
Sebab – sebab terjadinya Pelanggaran Hak Asasi Manusia
- Kekuasan yang tidak seimbang .- Masayarakat warga yang belum berdaya .- Masih kuatnya budaya korup.- Terjadinya praktek–praktek penyalahgunaan
kekuasaan.- Interprestasi dan penerapan yang salah dari norma–
norma agama dan perintah (intruksi).
Contoh – contoh pelanggaran HAM
1. PERNIKAHAN DI BAWAH UMURPernikahan yang dilakukan oleh Kyai Pujiono Cahyo Widianto atau dikenal dengan Syekh Puji dengan Lutfiana Ulfa (12 tahun).
Di dalam pernikahan itu seharusnya melanggar Undang Undang perkawinan dan Undang Undang perlindungan anak.
Kasus ini juga ikut membuat Seto Mulyadi, Ketua KOMNAS Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) terjun langsung. Menurutnya perkawinan antara
Syekh Puji dengan Lutfiana Ulfa melanggar tiga Undang Undang sekaligus. Pelanggaran pertama yang dilakukan Syekh Puji adalah
terhadap Undang Undang No. 1 tahun 1974 tentang perkawinan. Di dalam Undang Undang tersebut disebutkan bahwa perkawinan dengan
anak-anak dilarang. Pelanggaran kedua, dilakukan terhadap Undang Undang No. 23 tahun 2002 tentang perlindungan anak yang melarang
persetubuhan dengan anak. Dan yang terakhir, pelanggaran yang dilakukan terkait dengan Undang Undang No. 13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan. Setelah menikah,
anak itu dipekerjakan dan itu seharusnya dilarang. Selain itu, seharusnya di umur Lutfiana Ulfa yang sekarang adalah masa untuk tumbuh dan berkembang, bersosialisasi, belajar, menikmati masa anak-anak dan
bermain.
2. Penyiksaaan TKI
Berita menyakitkan kini datang lagi menimpa TKW (tenaga kerja wanita) Indonesia. Terjadi penyiksaan sadis terhadap Sumiati, TKI (tenaga kerja Indonesia) di Saudi Arabia. Luka berat menghiasi sekujur tubuhnya. Tubuhnya mengalami luka bakar di beberapa titik, kedua kakinya nyaris lumpuh, kulit tubuh dan kepalanya terkelupas, jari tengah
retak, alis matanya rusak dan yang lebih parah, bibir bagian atasnya hilang seperti bekas guntingan. Sungguh tidak manusiawi.INI BERARTI IA TELAH MELANGGAR UU
Nomor: 39 Tahun 2004 tentang Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia di Luar Negeri.
3. Pembunuhan
ini adalah salah 1 gambar pembunuhan yang disebabkan oleh pengaruh inspirasi dari salah satu film horor,
sehingga mengilhami mereka untuk melakukan adegan yang sama dengan skenario film film horor tersebut
Bandung - Pada tahun 2008, Mitra Citra Remaja Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (MCR PKBI) Jabar, mendapati 4 kasus aborsi di kalangan pelajar di Bandung. Sementara dari survei yang dilakukan Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI), setiap tahunnya
sebanyak 160 ribu hingga 200 ribu remaja di Jabar melakukan aborsi.
Dikatakan Program Officer MCR PKBI Jabar Abdurrahman, kasus kehamilam tidak diinginkan (KTD) terjadi di kalangan pelajar di Bandung. Pada tahun 2008 pihaknya mendapati 4 pelajar
yang melakukan aborsi.
Hal itu, menurutnya disebabkan karena kepanikan pelajar tersebut ketika kehamilan berjalan terus sehingga mendapat vonis dipecat dari sekolah yang bersangkutan.
"Sekolah banyaknya langsung memvonis dikeluarkan,"
Rasa khawatir itu, imbuh Igun, memotivasi yang bersangkutan untuk mencari informasi ke mana pun untuk menggugurkan kandungan. Tanpa memikirkan apakah aborsi aman atau tidak.
"Akhirnya dia minum obat atau jamu apa pun sembarangan, apa pun informasi yang dia dapat dari temen-temen, dia telan bulat-bulan tanpa pikirkan lagi aman atau tidaknya," ujar Igun.
Solusi atas Masalah– masalah HAM
• Preventif
1. Berdayakan mekanisme perlindungan hak asasi manusia yang ada dan membentuk lembaga–lembaga khusus yang mengenai
masalah masalah khusus.2. Mempergiat sosialisasi hak asasi manusia kepada semua kelompok
dan tingkat dalam masyarakat dengan mengikut sertakan LSM dalam kemitraan dengan pemerintah.
3. Mencabut dan merivisi semua undang–undang peraturan yang bertentangan dengan hak asasi manusia.
Represif
4. Membangun Corporate Governace.5. Membangun budaya hak asasi manusia.
6. Memberdayakan aparat pengawas.7. Mengembangkan managemen konflik oleh lembaga–lembaga
perlindungan hak asasi manusia.8. Memprioritaskan penyusunan prosedur pengaduan dan penanganan
kasus–kasus pelanggaran hak asasi manusia.9. Membentuk lembaga–lembaga yang membantu korban pelanggaran hak
asasi manusia dalam mengurus kompensasi dan rehabilitasi.10. Mengembangkan lembaga-lembaga dan program–program yang
melindungi korban dan saksi pelanggaran hak asasi manusia.11. Membawa kasus–kasus pelanggaran hak asasi manusia ke pengadilan hak asasi manusia dengan tetap menerapkan asas praduga tak bersalah.