PELAKSANAAN STANDAR PELAYANAN KEFARMASIAN · PDF fileii pelaksanaan standar pelayanan...

119
i PELAKSANAAN STANDAR PELAYANAN KEFARMASIAN BERDASARKAN PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2014 PADA PUSKESMAS DI KOTA YOGYAKARTA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.) Program Studi Farmasi Oleh : Monalisa Mangkoan NIM : 128114159 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2016 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Transcript of PELAKSANAAN STANDAR PELAYANAN KEFARMASIAN · PDF fileii pelaksanaan standar pelayanan...

Page 1: PELAKSANAAN STANDAR PELAYANAN KEFARMASIAN · PDF fileii pelaksanaan standar pelayanan kefarmasian berdasarkan peraturan menteri kesehatan republik indonesia nomor 30 tahun 2014 pada

i

PELAKSANAAN STANDAR PELAYANAN KEFARMASIAN

BERDASARKAN PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK

INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2014 PADA PUSKESMAS DI KOTA

YOGYAKARTA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)

Program Studi Farmasi

Oleh :

Monalisa Mangkoan

NIM : 128114159

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2016

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: PELAKSANAAN STANDAR PELAYANAN KEFARMASIAN · PDF fileii pelaksanaan standar pelayanan kefarmasian berdasarkan peraturan menteri kesehatan republik indonesia nomor 30 tahun 2014 pada

ii

PELAKSANAAN STANDAR PELAYANAN KEFARMASIAN

BERDASARKAN PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK

INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2014 PADA PUSKESMAS DI KOTA

YOGYAKARTA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)

Program Studi Farmasi

Oleh :

Monalisa Mangkoan

NIM : 128114159

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2016

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: PELAKSANAAN STANDAR PELAYANAN KEFARMASIAN · PDF fileii pelaksanaan standar pelayanan kefarmasian berdasarkan peraturan menteri kesehatan republik indonesia nomor 30 tahun 2014 pada

iii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: PELAKSANAAN STANDAR PELAYANAN KEFARMASIAN · PDF fileii pelaksanaan standar pelayanan kefarmasian berdasarkan peraturan menteri kesehatan republik indonesia nomor 30 tahun 2014 pada

iv

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: PELAKSANAAN STANDAR PELAYANAN KEFARMASIAN · PDF fileii pelaksanaan standar pelayanan kefarmasian berdasarkan peraturan menteri kesehatan republik indonesia nomor 30 tahun 2014 pada

v

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: PELAKSANAAN STANDAR PELAYANAN KEFARMASIAN · PDF fileii pelaksanaan standar pelayanan kefarmasian berdasarkan peraturan menteri kesehatan republik indonesia nomor 30 tahun 2014 pada

vi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: PELAKSANAAN STANDAR PELAYANAN KEFARMASIAN · PDF fileii pelaksanaan standar pelayanan kefarmasian berdasarkan peraturan menteri kesehatan republik indonesia nomor 30 tahun 2014 pada

vii

PRAKATA

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas berkat dan

rahmat-Nya penulis mampu menyelesaikan skripsi yang berjudul “Evaluasi

Pelaksanaan Standar Pelayanan Kefarmasian Berdasar Peraturan Menteri

Kesehatan Republik Indonesia Nomor 30 Tahun 2014 Pada Puskesmas Kota

Yogykakarta”. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh

gelar Sarjana Strata Satu Farmasi (S.Farm.), program Studi Farmasi.

Selama penyelesaian skripsi ini penulis banyak mengalami permasalahan,

kesulitan, suka dan duka. Namun dengan adanya perhatian dari berbagai pihak

maka penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Oleh karena itu, pada

kesempatan kali ini penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada :

1. Ibu Aris Widayati, M.Si., Ph.D., Apt selaku Dekan Fakultas Farmasi

Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

2. Ibu Dr. Yustina Sri Hartini M.Si., Apt selaku dosen pembimbing sekaligus

pencetus ide awal penelitian ini. Terimakasih saya ucapkan yang sebesar-

besarnya kepada Ibu Yustina atas motivasi, semangat, dukungan, perhatian

yang begitu besar, serta selalu memberikan kritik dan saran dari awal sampai

selesai penelitian, hingga akhirnya penulis dapat menyelesaikan penelitian ini.

3. Ipang Djunarko, M.Sc., Apt selaku dosen penguji. Terimakasih atas waktu,

kritik dan saran yang telah diberikan.

4. Aris Widayati, Msi., Ph.D., Apt selaku dosen penguji. Terimakasih atas waktu,

kritik dan saran yang telah diberikan.

5. Dinas Perizinan Kota Yogyakarta yang telah memberikan izin sehingga

penelitian ini dapat terlaksana.

6. Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta yang telah memberikan izin sehingga

penelitian ini dapat terlaksana dengan baik.

7. Bapak dan Ibu Apoteker Puskesmas Kota Yogyakarta yang telah bersedia

menjadi responden dalam penelitian ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: PELAKSANAAN STANDAR PELAYANAN KEFARMASIAN · PDF fileii pelaksanaan standar pelayanan kefarmasian berdasarkan peraturan menteri kesehatan republik indonesia nomor 30 tahun 2014 pada

viii

8. Bapak Simon Palaun dan Ibu Teresia Havi selaku orang tua. Terimakasih atas

segala dukungan, pengorbanan, motivasi, semangat, perhatian dan doa, yang

telah diberikan, saya sangat berterimakasih kepada Tuhan karena telah

memberikan saya orang tua seperti mereka.

9. Yunita Anandha adikku tercinta. Terimakasih atas dukungan dan semangat

yang telah diberikan.

10. Keluarga besar penulis. Terimakasih atas dukungan, bantuan dan motivasi

yang telah diberikan.

11. Amirul Chairiansyah (Paul/Pong). Terimakasih atas dukungan, semangat,

motivasi, pengorbanan, dan bantuan serta kasih sayang yang telah diberikan

sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian ini dengan baik.

12. Teman-teman seperjuangan : Nanda Tia Sari dan Aditya Lela Novitasari.

Terimakasih atas suka duka, keceriaan, kerjasama, semangat serta dukungan,

dan bantuan yang telah diberikan selama ini.

13. Teman-teman Keluarga Cemara : Tete, Vero, Ida, Atik, Itin, Rahayu, Siti,

Cindy, Rury, Sona, Satrio, Maria, Boni, Jois, Yeni, Lela, Nanda, Trisna.

Terimakasih atas semangat, dukungan, kerjasama, bantuan, motivasi dan yang

telah diberikan.

14. Teman-teman Kenjet : Dewi, Oppy dan Ica. Terimakasih atas semangat,

dukungan, keceriaan dan kebersamaannya selama ini.

15. Teman-teman Fakultas Farmasi Sanata Dharma angkatan 2012. Terimakasih

atas dukungan dan kebersamaannya selama ini.

16. Teman-teman Kost Wisma Putri Anugrah WPA. Terimakasih atas

kebersamaannya selama ini.

17. Google Maps. Terimakasih atas bantuannya dalam mencari alamat Puskesmas

sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian ini dengan baik.

18. Prambors radio. Terimakasih telah menemani penulis dalam pengerjaan skripsi

selama ini.

19. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah

membantu, memberikan dukungan dan doa bagi penulis dalam menyelesaikan

skripsi ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: PELAKSANAAN STANDAR PELAYANAN KEFARMASIAN · PDF fileii pelaksanaan standar pelayanan kefarmasian berdasarkan peraturan menteri kesehatan republik indonesia nomor 30 tahun 2014 pada

ix

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini terjadi kesalahan dan

kekurangan. Oleh karena itu penulis dengan rendah hati mengharapkan saran dan

kritik yang membangun dari semua piihak. Semoga skripsi ini dapat berguna bagi

penulis dan pembaca.

Yogyakarta, 03 Mei 2016

Penulis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: PELAKSANAAN STANDAR PELAYANAN KEFARMASIAN · PDF fileii pelaksanaan standar pelayanan kefarmasian berdasarkan peraturan menteri kesehatan republik indonesia nomor 30 tahun 2014 pada

x

DAFTAR ISI

HALAMAN COVER……………………………………………… i

HALAMAN JUDUL……………………………………….……… ii

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING……………….….. iii

HALAMAN PENGESAHAN…………………………………….. iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA…………………………. v

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI.…… vi

PRAKATA……………………………..……………………….…. vii

DAFTAR ISI……………………………………………………… x

DAFTAR TABEL…………………………...…………………….. xii

DAFTAR LAMPIRAN……………………………….….……..… xiii

ABSTRAK……………………………………………………....… xiv

ABSTRACT………………………………..………………………. vv

PENDAHULUAN……………………………………………..…. 1

METODE PENELITIAN……………………………………….... 2

HASIL DAN PEMBAHASAN………………………………..… 3

A. Profil Demografi Responden……………………….......... 3

B. Pengelolaan Obat dan Bahan Medis Habis Pakai……..…. 5

C. Pelayanan Farmasi Klinik………………………………… 5

D. Sumber Daya Kefarmasian…………………………….…. 7

E. Pengendalian Mutu Pelayanan Kefarmasian…………..…. 8

KESIMPULAN………………………………………………..… 9

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: PELAKSANAAN STANDAR PELAYANAN KEFARMASIAN · PDF fileii pelaksanaan standar pelayanan kefarmasian berdasarkan peraturan menteri kesehatan republik indonesia nomor 30 tahun 2014 pada

xi

DAFTAR PUSTAKA………………………………..……..…… 10

LAMPIRAN……………………………………………..……….. 12

BIOGRAFI PENULIS………………………………………..…. 104

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: PELAKSANAAN STANDAR PELAYANAN KEFARMASIAN · PDF fileii pelaksanaan standar pelayanan kefarmasian berdasarkan peraturan menteri kesehatan republik indonesia nomor 30 tahun 2014 pada

xii

DAFTAR TABEL

Tabel I. Pelaksanaan Ketentuan dari Masing-Masing

Standar di Puskesmas Rawat Jalan………………………. 3

TabelII. Pelaksanaan Ketentuan dari Masing-Masing

Standar di Puskesmas Rawat Inap………………………. 4

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: PELAKSANAAN STANDAR PELAYANAN KEFARMASIAN · PDF fileii pelaksanaan standar pelayanan kefarmasian berdasarkan peraturan menteri kesehatan republik indonesia nomor 30 tahun 2014 pada

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Kuesioner Penelitian Puskesmas Rawat Inap………… 13

Lampiran 2. Kuesioner Penelitian Puskesmas Rawat Jalan……… 36

Lampiran 3. Hasil Wawancara Apoteker…………………………. 58

Lampiran 4. Surat Izin Penelitian dari Dinas Perizinan

Kota Yogyakarta…………………………………… 76

Lampiran 5. Surat Izin Penelitian dari Dinas Kesehatan

Kota Yogyakarta………….……………………... 78

Lampiran 6. Ketentuan Permenkes Nomor 30 Tahun

2014…………………………………………….… 79

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: PELAKSANAAN STANDAR PELAYANAN KEFARMASIAN · PDF fileii pelaksanaan standar pelayanan kefarmasian berdasarkan peraturan menteri kesehatan republik indonesia nomor 30 tahun 2014 pada

xiv

ABSTRAK

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya Peraturan Menteri Kesehatan

Republik Indonesia Nomor 30 Tahun 2014 tentang Standard Pelayanan

Kefarmasian di Puskesmas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran

pelaksanaan Standard Pelayanan Kefarmasian berdasarkan Peraturan Menteri

Kesehatan Nomor 30 Tahun 2014 yang ada di Puskesmas-Puskesmas Kota

Yogyakarta setalah dikeluarkannya peraturan tersebut. Apoteker penanggung

jawab yang ada di Puskesmas menjadi responden dalam penelitian ini. Penelitian

ini termasuk jenis penelitian non eksperimental dengan rancangan penelitian

deskriptif.adapun instrument penelitian ini berupa kuesioner. Jumlah subjek yang

digunakan dalam penelitian ini adalah 14 Puskesmas yang ada di Kota

Yogyakarta.Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik demografi

responden didominasi oleh perempuan sebanyak 12 orang sedangkan laki-laki

sebanyak 2 orang, dengan rentang usia 23-40 tahun. Secara keseluruhan

pelaksanaan standard pelayanan kefarmasian di Puskesmas Kota Yogyakarta pada

Puskesmas rawat jalan sebesar 63,95% dan rawat inap sebesar 68,83%. Sehingga

dapat dikatakan bahwa standard pelayanan kefarmasian di Puskesmas Kota

Yogyakarta belum dilaksanakan secara menyeluruh sesuai dengan peraturan

Menteri Kesehatan Nomor 30 Tahun 2014.

Kata kunci : Kota Yogyakarta, Permenkes RI Nomor 30 Tahun 2014, Standar

Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: PELAKSANAAN STANDAR PELAYANAN KEFARMASIAN · PDF fileii pelaksanaan standar pelayanan kefarmasian berdasarkan peraturan menteri kesehatan republik indonesia nomor 30 tahun 2014 pada

xv

ABSTRACT

This research was motivated by the Regulation of the Minister of Health of the

Republic of Indonesia Number 30 Year 2014 concerning Standards of

Pharmaceutical Services in the Health Center. This study aims to describe the

implementation of the Standard of Pharmaceutical Services based on the Minister

of Health No. 30 of 2014 in the city of Yogyakarta-district health centers after the

issuance of the regulation. Pharmacist in charge in health centers were

respondents in this study.This research is non-experimental research with the

study design deskriptif.adapun this research instrument was a questionnaire. The

number of subjects used in this study are 14 health centers in the city of

Yogyakarta.The results showed that the demographic characteristics of

respondents are dominated by women as many as 12 people, while men by 2

people, with an age range of 23-40 years. The overall implementation of the

standards of pharmacy services at the health center of Yogyakarta on outpatient

health centers amounted to 63.95% and hospitalization by 68.83%. So it can be

said that the standard of pharmacy services at the health center of Yogyakarta has

not been implemented fully in accordance with the regulations of the Minister of

Health No. 30 of 2014.

Keywords: Yogyakarta City, Health Minister Regulation No. 30 Year 2014,

Standards of Pharmaceutical Services in the Primer Health Care

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: PELAKSANAAN STANDAR PELAYANAN KEFARMASIAN · PDF fileii pelaksanaan standar pelayanan kefarmasian berdasarkan peraturan menteri kesehatan republik indonesia nomor 30 tahun 2014 pada

1

1. Pendahuluan

Puskesmas merupakan fasilitas kesehatan primer yang selama ini sangat

banyak membantu masyarakat dalam masalah kesehatan. Peraturan Menteri

Kesehatan (Permenkes) Nomor 75 Tahun 2014 tentang pusat kesehatan

masyarakat menyebutkan bahwa puskesmas merupakan fasilitas pelayanan

kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya

kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya

promotif dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang

setinggi-tingginya di wilayah kerjanya. Puskesmas sebagai palayanan kesehatan

paling dasar yang melayani rujukan pertama sebelum selanjutnya mendapatkan

rujukan ke fasilitas kesehatan lanjutan (Rumah Sakit), serta sangat mudah untuk

dijangkau oleh masyarakat, dituntut untuk dapat memiliki karakter mutu

pelayanan prima yang sesuai dengan harapan pasien, serta memberikan pelayanan

medis yang bermutu.

Berbicara tentang puskesmas tentunya tidak terlepas dari peran tenaga

kesehatan di dalamya termasuk tenaga kefarmasian. Tenaga kefarmasian adalah

tenaga yang melakukan pekerjaan kefarmasian, yang terdiri atas apoteker dan

tenaga teknis kefarmasian. Fungsi tenaga kefarmasian adalah sebagai pembuat

termasuk pengendali mutu sediaan farmasi, pengamanan, pengadaan,

penyimpanan dan pendistribusi atau penyaluranan obat, pengelolaan obat,

pelayanan obat atas resep dokter, pelayanan informasi obat, serta pengembangan

obat, bahan obat dan obat tradisional (Depkes, 2009).

Sebagai tolok ukur serta pedoman bagi tenaga kefarmasian dalam

melaksanakan pelayanan kefarmasian di Puskesmas maka Menteri Kesehatan

mengeluarkan peraturan yaitu Permenkes 30 Tahun 2014 tentang standar

pelayanan kefarmasian di puskesmas. Standar ini berisikan pengelolaan obat dan

bahan medis habis pakai, pelayanan farmasi klinik, sumber daya kefarmasian dan

pengendalian mutu pelayanan kefarmasian. Standar Pelayanan Kefarmasian di

Puskesmas ini diharapkan dapat meningkatkan mutu pelayanan kefarmasian,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: PELAKSANAAN STANDAR PELAYANAN KEFARMASIAN · PDF fileii pelaksanaan standar pelayanan kefarmasian berdasarkan peraturan menteri kesehatan republik indonesia nomor 30 tahun 2014 pada

2

menjamin kepastian hukum bagi tenaga kefarmasian serta melindungi pasien dan

masyarakat dari penggunaan obat yang tidak rasional dalam rangka keselamatan

pasien (patient oriented). Puskesmas merupakan fasilitas pelayanan kesehatan

tingkat primer yang dapat diakses oleh masyarakat di seluruh pelosok Indonesia.

Mengingat belum ada penelitian tentang Permenkes No 30 tahun 2014 maka

dilakukan penelitian dengan pendekatan pelaksanaan standar pelayanan

kefarmasian di puskesmas ini. Penelitian ini memberi gambaran tentang

pelaksanaan standar pelayanan kefarmasian di puskesmas berdasarkan ketentuan

pada Permenkes No 30 tahun 2014.

2. Metode Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret-April 2016 di 14 Puskesmas yang

ada di Kota Yogyakarta yaitu Puskesmas Tegalrejo, Wirobrajan, Gondokusuman,

Pakualaman, Umbulharjo, Gomdomanan, Ngampilan, Danurejan, Jetis,

Mergangsan, Gedongtengan, Kraton, Kotagede. Penelitian ini termasuk jenis

penelitian non eksperimental dengan rancangan penelitian deskriptif, untuk

mengkaji pelaksanaan pelayanan kefarmasian berdasarkan Permenkes Nomor 30

Tahun 2014. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini ialah apoteker yang

bekerja di Puskesmas-Puskesmas Kota Yogyakarta. Jumlah responden dalam

penelitian ini yaitu terdapat 14 responden. Instrumen yang digunakan dalam

penelitian ini adalah lembar kuisioner yang berisi informasi mengenai berdasarkan

Permenkes Nomor 30 Tahun 2014. Penilaian kuisioner menggunakan skala

Guttman yang hanya terdiri dari 2 alternatif jawaban yaitu ‘Ya’ dan ‘Tidak’. Skala

ini merupakan skala kumulatif dan mengukur satu dimensi saja dari satu variabel.

Skala Guttman menetapkan bobot jawaban terhadap tiap-tiap item yaitu skor

pernyataan ya (skor 1) dan tidak (skor 0). Total skor diperoleh terendah adalah 0

dan tertinggi yaitu 180. Penilaian untuk mengindentifikasi dari hasil skor dibagi

dalam 2 kategori penilaian:

a. Baik adalah jika responden menjawab > 150 dari 180 pertanyaan.

b. Kurang adalah jika resonden menjawab < 0 dari 180 pertanyaan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: PELAKSANAAN STANDAR PELAYANAN KEFARMASIAN · PDF fileii pelaksanaan standar pelayanan kefarmasian berdasarkan peraturan menteri kesehatan republik indonesia nomor 30 tahun 2014 pada

3

Pengumpulan data yang berupa kuesioner langsung dikumpul pada saat hari

penyebaran kuesioner, sesaat setelah pengumpulan kuesioner akan langsung

diadakan wawancara terkait jawaban yang sudah diisi oleh para responden guna

mengetahui lebih dalam mengenai jawaban yang telah diberikan oleh para

responden.

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data demografi responden

(umur, jabatan, lama masa kerja, jam kerja perhari), standar I pelaksanaan

pengelolaan obat dan bahan medis habis pakai, standar II pelayanan farmasi

klinik, standar III sumber daya kefarmasian, dan standar IV pengendalian mutu

pelayanan kefarmasian (kriteria lengkap dapat dilihat di lampiran 6).

3. Hasil dan Pembahasan

3.1 Profil Demografi Responden

Dari penelitian ini dapat diketahui bahwa semua responden adalah apoteker

penanggung jawab Puskesmas, 13 orang responden berumur 23-40 tahun, dan 1

orang lebih dari 40 tahun. Masa kerja para apoteker tersebut berbeda-beda, sebelas

apoteker memiliki lama masa kerja antara 1-5 tahun, dua apoteker di bawah 1

tahun dan yang lain antara 6-10 tahun. Selain lama masa kerja peneliti juga

menemukan durasi jam kerja perhari para apteker di Puskesmas kota Yogyakarta

yaitu 12 apoteker bekerja lebih dari enam jam perhari dan lainnya memiliki jam

kerja yaitu antara 4-6 jam perhari.

Tabel I. Pelaksanaan Ketentuan dari Masing-Masing Standar di Puskesmas

Rawat Jalan

Ketentuan yang dilaksanakan (%)

No Nama

Puskesmas

Standar I

n = 21

Standar II

n = 76

Standar III

n = 60

Standar IV

n = 21

Standar I-IV

n = 178

1 Gondokusuman 90 95 65 42 70,78

2 Mantrijeron 100 62 78 33 64,04

3 Ngampilan 100 62 60 23 56,74

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: PELAKSANAAN STANDAR PELAYANAN KEFARMASIAN · PDF fileii pelaksanaan standar pelayanan kefarmasian berdasarkan peraturan menteri kesehatan republik indonesia nomor 30 tahun 2014 pada

4

4 Pakualaman 100 70 66 9 60,11

5 Danurejan 85 62 68 0 55,05

6 Gedongtengen 95 75 75 14 64,60

7 Kraton 100 62 75 28 62,35

8 Mergangsan 90 70 61 23 58,98

9 Kotagede 100 69 91 38 71,34

10 Umbuharjo 100 91 70 38 71,91

11 Gondomanan 100 69 73 23 63,48

12 Wirobrajan 100 79 71 38 67,97

Rerata % pelaksanaan

butir standar

96.7

72,6

71

25,7

63,95

Tabel II. Pelaksanaan Ketentuan dari Masing-Masing Standar di Puskesmas

Rawat Inap

Ketentuan yang dilaksanakan (%)

No Nama

Puskesmas

Standar I

n = 21

Standar II

n = 76

Standar III

n = 60

Standar IV

n = 21

Standar I-IV

n = 178

1 Tegalrejo 100 60 66 28 63,48

2 Jetis 100 65 91 28 74,15

Rerata % pelaksanaan

butir standar

100

62,5

78,5

28

68,82

*n = jumlah ketentuan yang ditanyakan dalam kuesioner

*standar I = pengelolaan obat dan bahan medis habis pakai

*standar II = pelayanan farmasi klinik

*standar III = sumber daya kefarmasian

*standar IV = pengendalian mutu pelayanan kefarmasian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: PELAKSANAAN STANDAR PELAYANAN KEFARMASIAN · PDF fileii pelaksanaan standar pelayanan kefarmasian berdasarkan peraturan menteri kesehatan republik indonesia nomor 30 tahun 2014 pada

5

3.2 Pengelolaan obat dan Bahan Medis Habis Pakai

Pengelolaan obat dan bahan medis habis pakai dalam standar Permenkes

Nomor 30 Tahun 2014 bertujuan untuk menjamin kelangsungan ketersediaan dan

keterjangkauan obat dan bahan medis habis pakai yang efisien, efektif dan

rasional, meningkatkan kompetensi/kemampuan tenaga kefarmasian, mewujudkan

sistem informasi manajemen, dan melaksanakan pengendalian mutu pelayanan.

Tercatat bahwa dari ketentuan standar yang terdiri dari 21 ketentuan

(ketentuan dapat dilihat pada lampiran 6), diperoleh hasil yaitu yang dapat dilihat

pada tabel I dan tabel II yang mana hampir semua Puskesmas di Kota Yogyakarta

melaksanakan dengan baik standar yang telah dikeluarkan oleh Menteri

Kesehatan.

3.3 Pelayanan Farmasi Klinik

Pelayanan farmasi klinik merupakan bagian dari Pelayanan Kefarmasian yang

langsung dan bertanggung jawab kepada pasien berkaitan dengan Obat dan Bahan

Medis Habis Pakai dengan maksud mencapai hasil yang pasti untuk meningkatkan

mutu kehidupan pasien. Pelayanan farmasi klinik berfungsi untuk meningkatkan

mutu dan memperluas cakupan Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas,

memberikan Pelayanan Kefarmasian yang dapat menjamin efektivitas, keamanan

dan efisiensi obat dan bahan medis habis pakai, meningkatkan kerjasama dengan

profesi kesehatan lain dan kepatuhan pasien yang terkait dalam Pelayanan

Kefarmasian, dan melaksanakan kebijakan obat di Puskesmas dalam rangka

meningkatkan penggunaan obat secara rasional (Depkes, 2014a)

Pada standar pelayanan farmasi klinik ini terdapat sedikit perbedaan dengan 3

standar lainnya yang mana dalam standar ini mengatur adanya ronde atau visite

bagi Puskesmas rawat inap maka dari itu dalam pelaksanaan penelitian ini penulis

membagi kuesioner manjadi dua yaitu kuesioner khusus Puskesmas rawat jalan

dan Puskesmas rawat inap. Jumlah ketentuan yang ada juga berbeda, Puskesmas

rawat jalan memiliki 62 ketentuan sementara Puskesmas rawat inap memiliki 76

ketentuan (ketentuan-ketentuan dari standar ini dapat dilihat pada lampiran 6).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: PELAKSANAAN STANDAR PELAYANAN KEFARMASIAN · PDF fileii pelaksanaan standar pelayanan kefarmasian berdasarkan peraturan menteri kesehatan republik indonesia nomor 30 tahun 2014 pada

6

Hasil penelitian yang dapat dilihat pada tabel I dan II menunjukkan bahwa

persentase terbesar diperoleh Puskesmas Gondokusuman, sementara persentase

terendah terdapat pada Puskesmas Danurejan, Ngampilan, Mantrijeron, Kraton,

sementara pada Puskesmas rawat inap persentase terendah terdapat pada

Puskesmas Tegalrejo. Rendahnya persentase tersebut dikarenakan adanya

penumpukkan pada ketentuan yang masih belum dilaksanakan oleh Puskesmas.

Ketentuan-ketentuan masih belum dilaksakanan oleh Puskesmas yaitu yang

pertama menganai pelayanan informasi obat, menurut Permenkes No. 30 tahun

2014 merupakan kegiatan pelayanan yang dilakukan oleh apoteker untuk

memberikan informasi secara akurat, jelas dan terkini kepada dokter, apoteker,

perawat, profesi kesehatan lainnya dan pasien (Depkes, 2014b)

Ketentuan yang kedua yakni konseling, konseling didefinisikan sebagai suatu

proses untuk mengidentifikasi dan penyelesaian masalah pasien yang berkaitan

dengan penggunaan obat pasien rawat jalan dan rawat inap, serta keluarga pasien

(Depkes, 2014c). Beberapa tujuan konseling adalah meningkatkan kesadaran

(Kreitler et al.,2004) dan adherence (kepatuhan) pasien (Kreps et al., 2011).

Pengetahuan pasien merupakan awal untuk meraih tujuan tersebut (Blom dan

Krass, 2011).Pasien yang kurang pengetahuan tentang penyakit dan pengobatan

mereka cenderung kurang patuh terhadap rejimen terapi (Rapoff, 2010).Studi

tambahan juga telah menunjukkan bahwa intervensi oleh apoteker, menggunakan

konseling lisan dan tertulis pada permulaan terapi obat, menghasilkan perbaikan

yang signifikan dalam kepatuhan pasien. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya

konseling dan edukasi terhadap pasien (Kurniawan dan Chabib, 2010).

Ketentuan berikutnya yang belum sepenuhnya dilaksanakan yakni pemantauan

terapi obat, ini merupakan suatu proses yang mencakup kegiatan untuk

memastikan terapi obat yang aman, efektif dan rasional bagi pasien. Kegiatan

tersebut mencakup pengkajian pilihan obat, dosis, cara pemberian obat, respons

terapi, reaksi obat yang tidak dikehendaki (ROTD),)dan rekomendasi perubahan

atau alternatif terapi (Depkes, 2009).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: PELAKSANAAN STANDAR PELAYANAN KEFARMASIAN · PDF fileii pelaksanaan standar pelayanan kefarmasian berdasarkan peraturan menteri kesehatan republik indonesia nomor 30 tahun 2014 pada

7

Adanya ketentuan-ketentuan yang belum sepenuhnya dilaksanakan oleh

Puskesmas membuat penulis mengajukan wawancara singkat terkait jawaban

yang diberikan oleh para apoteker. Pada wawancara yang dilakukan secara singkat

penulis memperoleh hasil bahwa tidak dilaksanakannya ketentuan-ketentuan

tersebut dikarenakan para apoteker yang bekerja di Puskesmas tidak memiliki

cukup waktu untuk melakukannya banyaknya jumlah pasien yang berkunjung di

Puskesmas perharinya serta kurangnya tenaga yang ada di Puskesmas membuat

apoteker kewalahan jika harus malaksanakan semua ketentuan yang ada. Sama

halnya dengan konseling para apoteker juga menjelaskan bahwa dikarenakan

keterbatasan waktu dan tenaga yang ada maka konseling hanya dilakukan bila

perlu dan bila pasien membutuhkan dan dengan kriteria tertentu misalnya pasien

dengan TB, DM, dan hipertensi.

3.4 Sumber Daya Kefarmasian

Sumber daya kefarmasian mencakup dua standar yakni sumber daya manusia

dan sarana prasarana. Ketentuan yang terdapat pada standard ini berjumlah 60

ketentuan (ketentuan detail dapat dilihat pada lampiran 6).

Hasil yang diperoleh pada tabel I dan II menunjukkan bahwa persentase

tertinggi diperoleh Puskesmas Kotagede dan Jetis. Sementara persentase terendah

yakni Puskesmas Ngampilan. Rendahnya persentase ini disebabkan karena tidak

adanya surat izin praktik (SIPA) pada apoteker yang bekerja di Puskesmas

Ngampilan.

Menurut Permenkes nomor 889/Menkes/Per/V/2011 tentang registrasi, izin

praktik, dan izin kerja tenaga kefarmasian. Surat Izin Praktik Apoteker, yang

selanjutnya disingkat SIPA adalah surat izin yang diberikan kepada Apoteker

untuk dapat melaksanakan praktik kefarmasian pada fasilitas pelayanan

kefarmasian, jika apoteker tidak memiliki SIPA sebaiknya tidak melaksanakan

praktik kefarmasian terlebih dahulu. Tetapi responden pada Puskesmas

Ngampilan mengatakan bahwa SIPA sedang dalam proses pembuatan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: PELAKSANAAN STANDAR PELAYANAN KEFARMASIAN · PDF fileii pelaksanaan standar pelayanan kefarmasian berdasarkan peraturan menteri kesehatan republik indonesia nomor 30 tahun 2014 pada

8

Terkait hal ini penulis melakukan wawancara lebih dalam mengenai jawaban

yang telah diberikan oleh apoteker. Apoteker menjelaskan bahwa hal pertama

yang menyebabkan apoteker lebih banyak menjawab “tidak” pada kuesioner

dikarenakan apoteker merupakan apoteker yang baru bekerja di Puskesmas

ngampilan, jadi apoteker belum terlalu banyak tahu mengenai Puskesmas

Ngampilan.

Masalah lain yang paling banyak dijumpai penulis dalam penelitian ini adalah

masih banyak Puskesmas yang tidak menyediakan ruang konseling dan segala isi

didalamnya, tercatat dari 14 Puskesmas yang ada di Kota Yogyakarta Hanya 3.

Hal ini dekarenakan keterbatasan ruangan yang dimiliki oleh Puskesmas.Ruang

konseling merupakan hal yang sebenarnya harus ada di dalam sebuah Puskesmas

karena sebuah konseling yang efektif harus mempertimbangkan lingkungan dan

tempat dilakukannya konseling, lingkungan yang dimaksud haruslah kondusif,

aman serta mampu menjaga kerahasiaan untuk dapat membuat pasien menerima

dengan baik informasi yang diberikan.

3.5 Pengendalian Mutu Pelayanan Kefarmasian

Pengendalian mutu Pelayanan Kefarmasian merupakan kegiatan untuk

mencegah terjadinya masalah terkait Obat atau mencegah terjadinya kesalahan

pengobatan atau kesalahan pengobatan/medikasi (medication error), yang

bertujuan untuk keselamatan pasien (patient safety) (Depkes, 2014d). Kegiatan

pengendalian mutu ini erdiri dari 21 ketentuan (ketentuan detail dapat dilihat pada

lampiran 6).

Berdasarkan data yang ada pada tabel I dan II rata-rata Puskesmas yang ada di

Kota Yogyakarta memiliki persentase terendah pada standar dan ketentuan ini,

bahkan diperoleh persentase 0% pada salah satu Puskesmas. Pencapaian

persentase yang rendah pada seluruh Puskesmas ini dikarenakan rata-rata apoteker

tidak punya waktu serta masih bingung tentang bagaimana sebenarnya audit klinis

dan audit professional, dan tenaga kerja yang sedikit di Puskesmas. Mengenai hal

ini penulis melakukan wawancara singkat kepada para apoteker dan apteker

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: PELAKSANAAN STANDAR PELAYANAN KEFARMASIAN · PDF fileii pelaksanaan standar pelayanan kefarmasian berdasarkan peraturan menteri kesehatan republik indonesia nomor 30 tahun 2014 pada

9

menjelaskan bahwa untuk melakukan pengendalian mutu sesuai dengan standard

Permenkes 30 tahun 2014 agak sedikit susah dikarenakan pada Puskesmas, satu

karyawan yang ada di Puskesmas biasanya memegang lebih dari satu program,

jadi untuk melakukan pengendalian yang sesuai dengan standard agak sedikit

susah. Sebenarnya secara tidak langsung biasanya pada masing-masing

Puskesmas dilaksanakan audit yang diselenggarakan 3 bulan sekali, tetapi audit

yang dilakukan tidak terstruktur atau belum mengikuti Permenkes 30 Tahun

2014.

4. Kesimpulan

1. Butir-butir dalam standar pelayanan kefarmasian di Puskesmas belum

sepenuhnya dilaksanakan oleh apoteker di Puskesmas Kota Yogyakarta.

2. Pelaksanaan standar pelayanan kefarmasian di Puskesmas pada

Puskesmas rawat jalan sebesar 63,95 %, sedangkan pada Puskesmas rawat

inap sebesar 68,82 %.

3. Butir-butir pada standar 4 paling sedikit dilaksanakan oleh apoteker di

Puskesmas karena kurang pahamnya apoteker terhadap teknis

pelaksanaan butir-butir standar pengendalian mutu pelayanan

kefarmasian.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: PELAKSANAAN STANDAR PELAYANAN KEFARMASIAN · PDF fileii pelaksanaan standar pelayanan kefarmasian berdasarkan peraturan menteri kesehatan republik indonesia nomor 30 tahun 2014 pada

10

Daftar Pustaka

Departemen Kesehatan RI, 2004, Standar Pelayanan Rumah Sakit. Jakarta,

DirektoratJenderal Pelayanan Medik Rumah Sakit Umum dan

Pendidikan

Departemen Kesehatan RI, 2009, Peraturan Menteri Kesehatan Republik

Indonesia Nomor 889/MENKES/PER/V/2011, Tentang Registrasi, Izin

Praktik, dan Izin Kerja Tenaga Kefarmasian,Depkes RI, Jakarta.

Departemen Kesehatan RI, 2009, Peraturan Pemerintah No. 51 tahun 2009,

tentang Pekerjaan Kefarmasian, Depkes RI, Jakarta.

Departemen Kesehatan RI, 2014, Peraturan Menteri Kesehatan Republik

Indonesia Nomor 75 tahun 201,4 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat,

Depkes RI, Jakarta

Departemen Kesehatan RI, 2014, Peraturan Menteri Kesehatan Republik

Indonesia Nomor 58 tahun 2014, tentang Standar Pelayanan Kefarmasian

di Rumah Sakit, Depkes RI, Jakarta

Departemen Kesehatan RI, 2014, Keputusan Menteri Kesehatan Republik

Indonesia Nomor Nomor

Departemen Kesehatan RI, 2014a, Peraturan Menteri Kesehatan Republik

Indonesia Nomor 30 Tahun 2014, tentang Standar Pelayanan

Kefarmasian di Puskesmas, Depkes RI, Jakarta

Departemen Kesehatan RI, 2014b, Peraturan Menteri Kesehatan Republik

Indonesia Nomor 30 Tahun 2014 tentang Standar Pelayanan

Kefarmasian di Puskesmas, Depkes RI, Jakarta

Departemen Kesehatan RI, 2014c, Peraturan Menteri Kesehatan Republik

Indonesia Nomor 30 Tahun 2014 tentang Standar Pelayanan

Kefarmasian di Puskesmas, Depkes RI, Jakarta

Departemen Kesehatan RI, 2014d, Peraturan Menteri Kesehatan Republik

Indonesia Nomor 30 Tahun 2014 tentang Standar Pelayanan

Kefarmasian di Puskesmas, Depkes RI, Jakarta

Direktorat Bina Farmasi Komunitas dan Klinik Ditjen Bina Kefarmasian dan Alat

Kesehatan, Pedoman Pemantauan Terapi Obat Departemen Kesehatan

RI, 2009.

Kreitler, S., Weissler, K., Nurymberg, K., 2004, The cognitive orientation of

patients with type 2 diabetes in Israel, Patient Educ Couns, 257 – 67

Kreps, G.L., Villagran, M.M., Zhao, X., McHorney, C.A., Ledford, C., Weathers,

M., 2011, Development and validation of motivational messages to

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: PELAKSANAAN STANDAR PELAYANAN KEFARMASIAN · PDF fileii pelaksanaan standar pelayanan kefarmasian berdasarkan peraturan menteri kesehatan republik indonesia nomor 30 tahun 2014 pada

11

improve prescription medication adherence for patients with chronic

health problems, Patient Educ couns, 375 – 81

Kurniawan, W. K., dan Chabib, L., 2010, Pelayanan Informasi Obat Teori dan

Praktik, Graha Ilmu, Yogyakarta

Rapoff, M.A., 2010, Adherence to Pediatric Medical Regimen, 2th Ed., 1-43, 48-

51, 83-84, Springer New York Dordrecht Heidelberg, London

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: PELAKSANAAN STANDAR PELAYANAN KEFARMASIAN · PDF fileii pelaksanaan standar pelayanan kefarmasian berdasarkan peraturan menteri kesehatan republik indonesia nomor 30 tahun 2014 pada

12

LAMPIRAN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: PELAKSANAAN STANDAR PELAYANAN KEFARMASIAN · PDF fileii pelaksanaan standar pelayanan kefarmasian berdasarkan peraturan menteri kesehatan republik indonesia nomor 30 tahun 2014 pada

13

Lampiran 1. Kuesioner Penelitian Puskesmas Rawat Inap

Nama Puskesmas : ...............................................................

No Ijin Puskesmas : ...............................................................

Nama Apoteker Penanggung Jawab : ...............................................................

No SIPA, SIKTTK : ...............................................................

Petunjuk pengisian : Berilah tanda (√) pada jawaban yang sesuai

Profil Demografi Responden

1. Berapakah umur anda?

<23 tahun 23-30 tahun

31– 40 tahun >40 tahun

2. Apakah posisi anda di Puskesmas?

Apoteker penanggung jawab Asisten apoteker

Apoteker pendamping Apoteker pengganti

3. Berapa lama pengalaman Anda bekerja di Puskesmas ini?

< 1 tahun 1-5 tahun

6-10 tahun > 10 tahun

4. Berapa lama rata-rata Anda bekerja di Puskesmas ini dalam sehari?

< 4 jam 4-6 jam > 6jam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: PELAKSANAAN STANDAR PELAYANAN KEFARMASIAN · PDF fileii pelaksanaan standar pelayanan kefarmasian berdasarkan peraturan menteri kesehatan republik indonesia nomor 30 tahun 2014 pada

14

5. Apakah proses perencanaan kebutuhan Obat dan Bahan Medis Habis Pakai di

Puskesmas setiap periode dilaksanakan oleh tenaga kefarmasian di bagian Ruang

Farmasi?

Ya Tidak

Penggelolaan Obat dan Bahan Medis Habis Pakai

6. Pada saat proses seleksi obat dan bahan medis habis pakai apakah anda melakukan

pertimbangan seperti berikut :

rencana pengembangan Ya Tidak

data mutasi Obat Ya Tidak

pola konsumsi Obat periode sebelumnya Ya Tidak

pola penyakit Ya Tidak

7. Apakah proses seleksi obat dan bahan medis habis pakai di Puskesmas ini mengacu

pada Daftar Obat Esensial Nasional (DOEN) dan Formularium Nasional?

Ya Tidak

8. Pada proses seleksi obat dan bahan medis habis pakai, apakah Anda melibatkan tenaga

medis lain?

Ya Tidak

9. Jika Ya, tenaga medis mana sajakah yang Anda libatkan?

(Jawaban boleh lebih dari satu)

Dokter Ya Tidak

Dokter gigi Ya Tidak

Bidan Ya Tidak

Perawat Ya Tidak

lainnya (sebutkan) : .....

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: PELAKSANAAN STANDAR PELAYANAN KEFARMASIAN · PDF fileii pelaksanaan standar pelayanan kefarmasian berdasarkan peraturan menteri kesehatan republik indonesia nomor 30 tahun 2014 pada

15

10. Apakah proses perencanaan kebutuhan obat pertahun dilaksanakan secara berjenjang

(bottom-up)?

Ya Tidak

11. Apakah Lembar Pemakaian dan Lembar Permintaan Obat (LPLPO) di sediakan

Puskesmas ini?

Ya Tidak

12. Apakah permintaan obat dan bahan medis habis pakai dilakukan sesuai dengan

perencanaan kebutuhan yang telah dibuat?

Ya Tidak

13. Apakah dalam penerimaan obat dan bahan medis habis pakai di Puskesmas anda

terlibat didalamnya?

Ya Tidak

14. Apakah di Puskesmas ini diterapkan proses pengecekan yang mencakup

kemasan/peti, jenis dan jumlah obat, bentuk obat sesuai dengan (LPLPO) pada saat

penerimaan ?

Ya Tidak

15. Apa saja pertimbangan yang dilakukan dalam penyimpanan obat dan bahan medis

habis pakai di Puskesmas ini?

(Jawaban boleh lebih dari satu)

Pertimbangan Bentuk dan jenis sediaan Ya Tidak

Pertimbangan suhu Ya Tidak

Pertimbangan cahaya Ya Tidak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: PELAKSANAAN STANDAR PELAYANAN KEFARMASIAN · PDF fileii pelaksanaan standar pelayanan kefarmasian berdasarkan peraturan menteri kesehatan republik indonesia nomor 30 tahun 2014 pada

16

Pertimbangan kelembaban Ya Tidak

Pertimbangan mudah atau tidaknya Ya Tidak

meledak/terbakar

Pertimbangan narkotika dan psikotropika Ya Tidak

disimpan dalam lemari khusus

Sebutkan pertimbangan lainnya jika ada :

16. Apakah penyebaran pendistribusian obat dan bahan medis habis pakai dilakukan

secara merata dan teratur di seluruh sub unit yang ada di Puskesmas?

Ya Tidak

17. Apakah terdapat proses pengendalian obat dan bahan medis habis pakai di Puskesmas

ini?

Ya Tidak

18. Jika Ya, pengendalian apa sajakah yang dilakukan?

(Jawaban boleh lebih dari satu)

Pengendalian persediaan Ya Tidak

Pengendalian penggunaan Ya Tidak

Penanganan Obat hilang Ya Tidak

Penanganan rusak Ya Tidak

Penanganan kadaluwarsa Ya Tidak

lainnya (sebutkan) : .....

19. Apa saja yang dilakukan terhadap Obat dan Bahan Medis Habis Pakai yang diterima,

disimpan, didistribusikan dan digunakan di Puskesmas atau unit pelayanan lainnya?

Pencatatan Ya Tidak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: PELAKSANAAN STANDAR PELAYANAN KEFARMASIAN · PDF fileii pelaksanaan standar pelayanan kefarmasian berdasarkan peraturan menteri kesehatan republik indonesia nomor 30 tahun 2014 pada

17

Pelaporan Ya Tidak

Pengarsipan Ya Tidak

lainnya (sebutkan) : .....

20. Secara periodik/berkala apakah di Puskesmas ini dilakukan pemantauan dan evaluasi

terhadap pengelolaan obat dan bahan medis habis pakai?

Ya Tidak

Pelayanan Farmasi Klinik

21. Apakah di Puskesmas ini dilakukan pengkajian resep sebelum obat diserahkan kepada

pasien?

Ya Tidak

22. Jika Ya, seleksi persyaratan apa saja yang dilakukan?

(Jawaban boleh lebih dari satu)

Persyaratan administrasi Ya Tidak

Persyaratan farmasetik Ya Tidak

Persyaratan klinis Ya Tidak

lainnya (sebutkan) : .....

23. Jika dilakukan seleksi persyaratan administrasi, apa saja persyaratan tersebut?

(Jawaban boleh lebih satu)

Nama pasien Ya Tidak

Umur pasien Ya Tidak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: PELAKSANAAN STANDAR PELAYANAN KEFARMASIAN · PDF fileii pelaksanaan standar pelayanan kefarmasian berdasarkan peraturan menteri kesehatan republik indonesia nomor 30 tahun 2014 pada

18

Jenis kelamin pasien Ya Tidak

Berat badan pasien Ya Tidak

Nama dokter Ya Tidak

Paraf dokter Ya Tidak

Tanggal resep Ya Tidak

Ruangan/unit asal resep Ya Tidak

lainnya (sebutkan) : .....

24. Jika dilakukan seleksi persyaratan farmasetik, apa saja persyaratan tersebut?

(Jawaban boleh lebih dari satu)

Bentuk sediaan Ya Tidak

Kekuatan sediaan Ya Tidak

Dosis obat Ya Tidak

Jumlah obat Ya Tidak

Stabilitas obat Ya Tidak

Ketersediaan obat Ya Tidak

Aturan pakai obat Ya Tidak

Cara penggunaan obat Ya Tidak

Inkompatibilitas Ya Tidak

lainnya (sebutkan) : .....

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: PELAKSANAAN STANDAR PELAYANAN KEFARMASIAN · PDF fileii pelaksanaan standar pelayanan kefarmasian berdasarkan peraturan menteri kesehatan republik indonesia nomor 30 tahun 2014 pada

19

25. Jika dilakukan persyaratan klinis, apa saja persyaratan tersebut?

(Jawaban boleh lebih dari satu)

Ketepatan indikasi Ya Tidak

Ketepatan dosis Ya Tidak

Ketepatan waktu penggunaan obat Ya Tidak

Duplikasi obat Ya Tidak

Alergi Ya Tidak

Interaksi Ya Tidak

Efek samping obat Ya Tidak

Kontra indikasi Ya Tidak

Adiktif Ya Tidak

lainnya (sebutkan) : .....

26. Dalam Pelayanan Informasi Obat (PIO) di Puskesmas, apakah Anda memberikan dan

menyebarkan informasi kepada konsumen?

Ya Tidak

27. Jika Ya, apakah informasi tersebut dilakukan secara?

(Jawaban boleh lebih dari satu)

Pro aktif Ya Tidak

Pasif Ya Tidak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: PELAKSANAAN STANDAR PELAYANAN KEFARMASIAN · PDF fileii pelaksanaan standar pelayanan kefarmasian berdasarkan peraturan menteri kesehatan republik indonesia nomor 30 tahun 2014 pada

20

28. Pada saat menjawab pertanyaan dari pasien maupun tenaga kesehatan lain, apakah

Anda menerima layanan :

Telepon

Ya Tidak

Surat

Ya Tidak

29. Untuk memberikan informasi secara akurat, jelas dan terkini kepada dokter, perawat,

profesi kesehatan lainnya dan pasien, apa yang Anda lakukan di Puskesmas?

(Jawaban boleh lebih dari satu)

Membuat Buletin Ya Tidak

Membuat Leaflet Ya Tidak

Membuat Label obat Ya Tidak

Membuat Poster Ya Tidak

Membuat Majalah dinding Ya Tidak

lainnya (sebutkan) : .....

30. Apakah di Puskesmas ini dilakukan kegiatan penyuluhan tentang informasi obat

kepada masyarakat?

Ya Tidak

31. Apakah di Puskesmas ini dilakukan pendidikan dan/atau pelatihan bagi tenaga

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: PELAKSANAAN STANDAR PELAYANAN KEFARMASIAN · PDF fileii pelaksanaan standar pelayanan kefarmasian berdasarkan peraturan menteri kesehatan republik indonesia nomor 30 tahun 2014 pada

21

kefarmasian dan tenaga kesehatan lainnya terkait dengan Obat dan Bahan Medis Habis

Pakai?

Ya Tidak

32. Apakah dalam memberikan informasi obat Anda menggacu kepada sumber-sumber

tertentu?

Ya Tidak

33. Jika Ya, sebutkan sumber tersebut?

sumber : ....................................................................................................................

34. Apakah dalam pelayanan kefarmasian di Puskesmas, Anda menerima konseling?

Ya Tidak

35. Jika Ya, apakah kriteria pasien tersebut?

(jawaban boleh lebih dari satu)

Pasien rujukan dokter Ya Tidak

Pasien dengan penyakit kronis Ya Tidak

Pasien dengan Obat yang berindeks Ya Tidak

terapetik sempit dan poli farmasi

Pasien geriatrik Ya Tidak

Pasien pediatrik Ya Tidak

lainnya (sebutkan) : .....

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: PELAKSANAAN STANDAR PELAYANAN KEFARMASIAN · PDF fileii pelaksanaan standar pelayanan kefarmasian berdasarkan peraturan menteri kesehatan republik indonesia nomor 30 tahun 2014 pada

22

36. Apakah ada ruangan khusus untuk konseling antara anda dan pasien maupun dengan

keluarga pasien?

Ya Tidak

37. Apakah anda memperagakan atau menjelaskan dengan lengkap cara penggunaan

obat?

Ya Tidak

38. Apakah dilakukan verifikasi akhir tentang pemahaman pasien akan obat yang

diberikan?

Ya Tidak

39. Apakah di Puskesmas ini dilakukan Ronde/Visite pasien?

Ya Tidak

40. Jika Ya, jenis visite apa sajakah yang dilakukan?

Visite mandiri Ya Tidak

Visite bersama tim Ya Tidak

41. Pada saat melakukan visite mandiri untuk pasien baru apa sajakah yang Anda

lakukan?

Memperkenalkan diri dan menerangkan tujuan dari kunjungan?

Ya Tidak

Memberikan informasi mengenai sistem pelayanan farmasi dan jadwal pemberian Obat?

Ya Tidak

Menanyakan Obat yang sedang digunakan atau dibawa dari rumah, mencatat jenisnya dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: PELAKSANAAN STANDAR PELAYANAN KEFARMASIAN · PDF fileii pelaksanaan standar pelayanan kefarmasian berdasarkan peraturan menteri kesehatan republik indonesia nomor 30 tahun 2014 pada

23

melihat instruksi dokter pada catatan pengobatan pasien?

Ya Tidak

Mengkaji terapi Obat lama dan baru untuk memperkirakan masalah terkait Obat yang

mungkin terjadi?

Ya Tidak

42. Untuk pasien lama dengan instruksi baru apakah Anda :

Menjelaskan indikasi dan cara penggunaan Obat baru?

Ya Tidak

Mengajukan pertanyaan apakah ada keluhan setelah pemberian Obat?

Ya Tidak

43. Untuk semua pasien, apakah Anda :

Memberikan keterangan pada catatan pengobatan pasien?

Ya Tidak

Membuat catatan mengenai permasalahan dan penyelesaian masalah dalam satu buku

yang akan digunakan dalam setiap kunjungan?

Ya Tidak

44. Pada saat kegiatan visite bersama tim apakah Anda :

Melakukan persiapan yang dibutuhkan seperti memeriksa catatan pegobatan pasien dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: PELAKSANAAN STANDAR PELAYANAN KEFARMASIAN · PDF fileii pelaksanaan standar pelayanan kefarmasian berdasarkan peraturan menteri kesehatan republik indonesia nomor 30 tahun 2014 pada

24

menyiapkan pustaka penunjang?

Ya Tidak

Mengamati dan mencatat komunikasi dokter dengan pasien dan/atau keluarga pasien

terutama tentang Obat?

Ya Tidak

Menjawab pertanyaan dokter tentang Obat?

Ya Tidak

Mencatat semua instruksi atau perubahan instruksi pengobatan, seperti Obat

yangdihentikan, Obat baru, perubahan dosis dan lainlain?

Ya Tidak

45. Apakah dilakukan (Home Pharmacy Care) pada pasien rawat inap yang telah pulang

ke rumah?

Ya Tidak

46. Apakah di Puskesmas ini dilakukan pemantauan dan pelaporan terhadap efek samping

obat?

Ya Tidak

47. Apakah di Puskesmas ini tersedia formulir monitoring efek samping obat?

Ya Tidak

48. Guna memastikan bahwa seorang pasien mendapatkan terapi Obat yang efektif,

terjangkau dengan memaksimalkan efikasi dan meminimalkan efek samping apakah

dilakukan pemantauan terapi obat (PTO) di Puskesmas ini?

Ya Tidak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: PELAKSANAAN STANDAR PELAYANAN KEFARMASIAN · PDF fileii pelaksanaan standar pelayanan kefarmasian berdasarkan peraturan menteri kesehatan republik indonesia nomor 30 tahun 2014 pada

25

49. Jika Ya, apa saja kriteria pasien yang menerima PTO tersebut?

(jawaban boleh lebih dari satu)

Anak-anak

Ya Tidak

Lanjut usia

Ya Tidak

Ibu hamil dan menyusui

Ya Tidak

Menerima Obat lebih dari 5 (lima) jenis

Ya Tidak

Adanya multidiagnosis

Ya Tidak

Pasien dengan gangguan fungsi ginjal atau hati

Ya Tidak

Menerima Obat dengan indeks terapi sempit

Ya Tidak

Menerima Obat yang sering diketahui menyebabkan reaksi Obat yang merugikan

Ya Tidak

lainnya (sebutkan) : .....

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: PELAKSANAAN STANDAR PELAYANAN KEFARMASIAN · PDF fileii pelaksanaan standar pelayanan kefarmasian berdasarkan peraturan menteri kesehatan republik indonesia nomor 30 tahun 2014 pada

26

50. Guna menjamin Obat yang digunakan pasien sesuai indikasi, efektif, aman dan

terjangkau (rasional), apakah di Puskesmas ini dilakukan evaluasi penggunaan obat?

Ya Tidak

Sumber Daya Kefarmasian

51. Apakah anda seorang tenaga kefarmasian?

Ya Tidak

52. Apakah terdapat Apoteker sebagai penanggung jawab di Pukesmas ini?

Ya Tidak

53. Jika Ya, apakah anda memiliki surat tanda registrasi dan surat izin praktik untuk

melaksanakan Pelayanan Kefarmasian di fasilitas pelayanan kesehatan termasuk

Puskesmas?

Ya Tidak

54. Sebagai soerang tenaga kefarmasian, apakah anda selalu meningkatkan pengetahuan,

keterampilan dan perilaku dalam rangka menjaga dan meningkatkan kompetensi?

Ya Tidak

55. Apakah terdapat SPO (Standar Prosedur Operasional) di Puskesmas ini?

Ya Tidak

56. Jika Ya, apakah yang menyusun SPO tersebut adalah kepala ruang farmasi?

Ya Tidak

57. Apakah SPO tersebut di laksanakan?

Ya Tidak

58. Dalam upaya peningkatan pengetahuan dan keterampilan di bidang kefarmasian serta

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: PELAKSANAAN STANDAR PELAYANAN KEFARMASIAN · PDF fileii pelaksanaan standar pelayanan kefarmasian berdasarkan peraturan menteri kesehatan republik indonesia nomor 30 tahun 2014 pada

27

mengembangkan potensi dan produktivitas tenaga kefarmasian secara optimal, apakah di

Puskesmas ini dilaksanakan pendidikan dan pelatihan?

Ya Tidak

59. Apakah Puskesmas ini melakukan penyiapan dan pengembangan pengetahuan dan

keterampilan tenaga kefarmasian dalam rangka penyiapan dan pengembangan

pengetahuan dan keterampilan tenaga kefarmasian?

Ya Tidak

60. Jika Ya, jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut...

Apakah setiap tenaga kefarmasian di Puskesmas mempunyai kesempatan yang sama

untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilannya?

Ya Tidak

Dalam menyusun program pengembangan staf, apakah Apoteker dan/atau Tenaga Teknis

Kefarmasian memberikan masukan kepada pimpinan?

Ya Tidak

Apakah pada staf baru dilakukan orientasi untuk mengetahui tugas, fungsi, wewenang

dan tanggung jawabnya?

Ya Tidak

Apakah dilakukan analisis kebutuhan peningkatan pengetahuan dan keterampilan bagi

tenaga kefarmasian?

Ya Tidak

Apakah tenaga kefarmasian difasilitasi untuk mengikuti program yang diadakan oleh

organisasi profesi dan institusi pengembangan pendidikan berkelanjutan?

Ya Tidak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: PELAKSANAAN STANDAR PELAYANAN KEFARMASIAN · PDF fileii pelaksanaan standar pelayanan kefarmasian berdasarkan peraturan menteri kesehatan republik indonesia nomor 30 tahun 2014 pada

28

Apakah Puskesmas ini memberikan kesempatan bagi institusi lain untuk melakukan

praktik, magang, dan penelitian tentang pelayanan kefarmasian di Puskesmas?

Ya Tidak

61. Untuk menunjang pelayanan kefarmasian, apakah di Puskesmas disediakan sarana

dan prasarana?

Ya Tidak

62. Jika Ya, jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut...

Apakah di Puskesmas ini terdapat Ruang penerimaan resep?

Ya Tidak

Jika Ya, apakah terdapat :

Satu set meja dan kursi : Ya Tidak

Satu set komputer : Ya Tidak

Apakah ruang penerimaan resep ditempatkan pada bagian paling depan dan mudah

terlihat oleh pasien?

Ya Tidak

Apakah di Puskesmas ini terdapat Ruang pelayanan resep dan peracikan?

Ya Tidak

Jika Ya, apakah terdapat :

Rak Obat : Ya Tidak

Meja peracikan : Ya Tidak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: PELAKSANAAN STANDAR PELAYANAN KEFARMASIAN · PDF fileii pelaksanaan standar pelayanan kefarmasian berdasarkan peraturan menteri kesehatan republik indonesia nomor 30 tahun 2014 pada

29

Timbangan Obat Ya Tidak

Air mineral untuk pengencer : Ya Tidak

Sendok Obat : Ya Tidak

Bahan pengemas Obat : Ya Tidak

Lemari pendingin : Ya Tidak

Termometer ruangan : Ya Tidak

Blanko salinan resep : Ya Tidak

Etiket dan label Obat : Ya Tidak

Buku catatan pelayanan resep : Ya Tidak

Buku-buku referensi : Ya Tidak

Pendingin ruangan : Ya Tidak

63. Apakah di Puskesmas ini terdapat Ruang penyerahan Obat?

Ya Tidak

64. Jika Ya, apakah terdapat :

buku pencatatan penyerahan Ya Tidak

buku pencatatan pengeluaran Obat Ya Tidak

65. Apakah Puskesmas ini terdapat Ruang konseling?

Ya Tidak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: PELAKSANAAN STANDAR PELAYANAN KEFARMASIAN · PDF fileii pelaksanaan standar pelayanan kefarmasian berdasarkan peraturan menteri kesehatan republik indonesia nomor 30 tahun 2014 pada

30

66. Jika Ya, apakah terdapat :

Satu set meja dan kursi konseling : Ya Tidak

Lemari buku : Ya Tidak

Buku-buku referensi : Ya Tidak

Leaflet : Ya Tidak

Poster : Ya Tidak

Alat bantu konseling : Ya Tidak

Buku catatan konseling : Ya Tidak

Formulir jadwal konsumsi Obat : Ya Tidak

Formulir catatan pengobatan pasien : Ya Tidak

Lemari arsip (filling cabinet) : Ya Tidak

Komputer : Ya Tidak

67. Apakah di Puskesmas ini terdapat Ruang penyimpanan Obat dan Bahan Medis Habis

Pakai?

Ya Tidak

68. Jika Ya, jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut....

Apakah selalu di perhatikan dan di cek :

kondisi sanitasi

Ya Tidak

kelembaban

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: PELAKSANAAN STANDAR PELAYANAN KEFARMASIAN · PDF fileii pelaksanaan standar pelayanan kefarmasian berdasarkan peraturan menteri kesehatan republik indonesia nomor 30 tahun 2014 pada

31

Ya Tidak

ventilasi

Ya Tidak

Untuk menjamin mutu produk dan keamanan petugas, apakah dilakukan pemisahan?

Ya Tidak

Apakah di dalam ruang penyimpanan obat terdapat pencahaayaan?

Ya Tidak

Apakah ruang penyimpanan di Puskesmas ini dilengkapi dengan :

Rak/lemari Obat

: Ya Tidak

Pallet

: Ya Tidak

Pendingin ruangan (AC)

: Ya Tidak

Lemari pendingin

: Ya Tidak

Lemari penyimpanan khusus narkotika dan psikotropika : Ya Tidak

Lemari penyimpanan Obat khusus : Ya Tidak

Pengukur suhu

: Ya Tidak

Kartu suhu

: Ya Tidak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: PELAKSANAAN STANDAR PELAYANAN KEFARMASIAN · PDF fileii pelaksanaan standar pelayanan kefarmasian berdasarkan peraturan menteri kesehatan republik indonesia nomor 30 tahun 2014 pada

32

69. Apakah Puskesmas ini terdapat Ruang arsip?

Ya Tidak

Pengendalian Mutu Pelayanan Kefarmasian

70. Apakah di Puskesmas ini dilakukan Pengendalian mutu Pelayanan Kefarmasian?

Ya Tidak

Jika jawaban Anda Ya, jawablah pertanyaan-pertanyaan berikkut :

Apakah dilakukan perencanaan yang meliputi penyusunan rencana kerja, cara monitoring

dan evaluasi untuk peningkatan mutu sesuai standar?

Ya Tidak

Apakah dilakukan monitoring dan evaluasi capaian pelaksanaan rencana kerja

(membandingkan antara capaian dengan rencana kerja)?

Ya Tidak

Apakah dilakukan pemberian umpan balik terhadap hasil capaian?

Ya Tidak

71. Apakah dilakukan Tindakan hasil monitoring dan evaluasi?

Ya Tidak

72. Jika jawaban Anda Ya, jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut :

Apakah dilakukan perbaikan kualitas pelayanan sesuai standar?

Ya Tidak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 48: PELAKSANAAN STANDAR PELAYANAN KEFARMASIAN · PDF fileii pelaksanaan standar pelayanan kefarmasian berdasarkan peraturan menteri kesehatan republik indonesia nomor 30 tahun 2014 pada

33

Apakah dilakukan peningkatan kualitas pelayanan jika capaian sudah memuaskan?

Ya Tidak

73. Untuk menilai hasil atau capaian pelaksanaan Pelayanan Kefarmasian, apakah

dilakukan evaluasi?

Ya Tidak

74. Jika Ya, berdasarkan metode apa saja evaluasi itu dilakukan :

(jawaban boleh lebih dari satu)

Waktu pengambilan data Ya Tidak

Cara pengambilan data Ya Tidak

Teknik pengambilan data Ya Tidak

75. Jika evaluasi berdasarkan waktu pengambilan data, dengan cara apakah dilakukannya

evaluasi tersebut?

apakah dilakukan secara Retrospektif?

(pengambilan data dilakukan setelah pelayanan dilaksanakan)

Ya Tidak

apakah dilakukan secara Prospektif?

(pengambilan data dijalankan bersamaan dengan pelaksanaan pelayanan)

Ya Tidak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 49: PELAKSANAAN STANDAR PELAYANAN KEFARMASIAN · PDF fileii pelaksanaan standar pelayanan kefarmasian berdasarkan peraturan menteri kesehatan republik indonesia nomor 30 tahun 2014 pada

34

76. Jika evaluasi berdasarkan Cara pengambilan data, dengan cara apakah dilakukannya

evaluasi tersebut?

Langsung (data primer, data diperoleh secara langsung dari sumber informasi oleh

pengambil data)

Ya Tidak

Tidak langsung (data sekunder, data diperoleh dari sumber informasi yang tidak

langsung)

Ya Tidak

77. Jika evaluasi berdasarkan Teknik pengambilan data, dengan cara apakah

dilakukannya evaluasi tersebut?

Apakah dilakukan secara Survei (pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner)?

Ya Tidak

Apakah dilakukan secara Observasi (pengamatan langsung aktivitas atau proses dengan

menggunakan cek list atau perekaman)

Ya Tidak

78. Pada saat pelaksanaan evaluasi, apakah dilaksanakan audit?

Ya Tidak

79. Jika Ya,

Apakah dilaksanakan audit klinis?

Ya Tidak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 50: PELAKSANAAN STANDAR PELAYANAN KEFARMASIAN · PDF fileii pelaksanaan standar pelayanan kefarmasian berdasarkan peraturan menteri kesehatan republik indonesia nomor 30 tahun 2014 pada

35

Apakah dilaksanakan audit secara professional?

Ya Tidak

80. Apakah di Puskesmas ini dilakukan review / pengkajian terhadap pelaksanaan

pelayanan kefarmasian?

Ya Tidak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 51: PELAKSANAAN STANDAR PELAYANAN KEFARMASIAN · PDF fileii pelaksanaan standar pelayanan kefarmasian berdasarkan peraturan menteri kesehatan republik indonesia nomor 30 tahun 2014 pada

36

Lampiran 2. Kuesioner Penelitian Puskesmas Rawat Jalan

Nama Puskesmas : ...............................................................

No Ijin Puskesmas : ...............................................................

Nama Apoteker Penanggung Jawab : ...............................................................

No SIPA, SIKTTK : ...............................................................

Petunjuk pengisian : Berilah tanda (√) pada jawaban yang sesuai

Profil Demografi Responden

1. Berapakah umur anda?

<23 tahun 23-30 tahun

31– 40 tahun >40 tahun

2. Apakah posisi anda di Puskesmas?

Apoteker penanggung jawab Asisten apoteker

Apoteker pendamping Apoteker pengganti

3. Berapa lama pengalaman Anda bekerja di Puskesmas ini?

< 1 tahun 1-5 tahun

6-10 tahun > 10 tahun

4. Berapa lama rata-rata Anda bekerja di Puskesmas ini dalam sehari?

< 4 jam 4-6 jam > 6jam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 52: PELAKSANAAN STANDAR PELAYANAN KEFARMASIAN · PDF fileii pelaksanaan standar pelayanan kefarmasian berdasarkan peraturan menteri kesehatan republik indonesia nomor 30 tahun 2014 pada

37

Penggelolaan Obat dan Bahan Medis Habis Pakai

5. Apakah proses perencanaan kebutuhan Obat dan Bahan Medis Habis Pakai di

Puskesmas setiap periode dilaksanakan oleh tenaga kefarmasian di bagian Ruang

Farmasi?

Ya Tidak

6. Pada saat proses seleksi obat dan bahan medis habis pakai apakah anda melakukan

pertimbangan seperti berikut :

rencana pengembangan Ya Tidak

data mutasi Obat Ya Tidak

pola konsumsi Obat periode sebelumnya Ya Tidak

pola penyakit Ya Tidak

7. Apakah proses seleksi obat dan bahan medis habis pakai di Puskesmas ini mengacu

pada Daftar Obat Esensial Nasional (DOEN) dan Formularium Nasional?

Ya Tidak

8. Pada proses seleksi obat dan bahan medis habis pakai, apakah Anda melibatkan tenaga

medis lain?

Ya Tidak

9. Jika Ya, tenaga medis mana sajakah yang Anda libatkan?

(Jawaban boleh lebih dari satu)

Dokter Ya Tidak

Dokter gigi Ya Tidak

Bidan Ya Tidak

Perawat Ya Tidak

lainnya (sebutkan) : .....

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 53: PELAKSANAAN STANDAR PELAYANAN KEFARMASIAN · PDF fileii pelaksanaan standar pelayanan kefarmasian berdasarkan peraturan menteri kesehatan republik indonesia nomor 30 tahun 2014 pada

38

10. Apakah proses perencanaan kebutuhan obat pertahun dilaksanakan secara berjenjang

(bottom-up)?

Ya Tidak

11. Apakah Lembar Pemakaian dan Lembar Permintaan Obat (LPLPO) di sediakan

Puskesmas ini?

Ya Tidak

12. Apakah permintaan obat dan bahan medis habis pakai dilakukan sesuai dengan

perencanaan kebutuhan yang telah dibuat?

Ya Tidak

13. Apakah dalam penerimaan obat dan bahan medis habis pakai di Puskesmas anda

terlibat didalamnya?

Ya Tidak

14. Apakah di Puskesmas ini diterapkan proses pengecekan yang mencakup

kemasan/peti, jenis dan jumlah obat, bentuk obat sesuai dengan (LPLPO) pada saat

penerimaan ?

Ya Tidak

15. Apa saja pertimbangan yang dilakukan dalam penyimpanan obat dan bahan medis

habis pakai di Puskesmas ini?

(Jawaban boleh lebih dari satu)

Pertimbangan Bentuk dan jenis sediaan Ya Tidak

Pertimbangan suhu Ya Tidak

Pertimbangan cahaya Ya Tidak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 54: PELAKSANAAN STANDAR PELAYANAN KEFARMASIAN · PDF fileii pelaksanaan standar pelayanan kefarmasian berdasarkan peraturan menteri kesehatan republik indonesia nomor 30 tahun 2014 pada

39

Pertimbangan kelembaban Ya Tidak

Pertimbangan mudah atau tidaknya Ya Tidak

meledak/terbakar

Pertimbangan narkotika dan psikotropika Ya Tidak

disimpan dalam lemari khusus

Sebutkan pertimbangan lainnya jika ada :

16. Apakah penyebaran pendistribusian obat dan bahan medis habis pakai dilakukan

secara merata dan teratur di seluruh sub unit yang ada di Puskesmas?

Ya Tidak

17. Apakah terdapat proses pengendalian obat dan bahan medis habis pakai di Puskesmas

ini?

Ya Tidak

18. Jika Ya, pengendalian apa sajakah yang dilakukan?

(Jawaban boleh lebih dari satu)

Pengendalian persediaan Ya Tidak

Pengendalian penggunaan Ya Tidak

Penanganan Obat hilang Ya Tidak

Penanganan rusak Ya Tidak

Penanganan kadaluwarsa Ya Tidak

lainnya (sebutkan) : .....

19. Apa saja yang dilakukan terhadap Obat dan Bahan Medis Habis Pakai yang diterima,

disimpan, didistribusikan dan digunakan di Puskesmas atau unit pelayanan lainnya?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 55: PELAKSANAAN STANDAR PELAYANAN KEFARMASIAN · PDF fileii pelaksanaan standar pelayanan kefarmasian berdasarkan peraturan menteri kesehatan republik indonesia nomor 30 tahun 2014 pada

40

Pencatatan Ya Tidak

Pelaporan Ya Tidak

Pengarsipan Ya Tidak

lainnya (sebutkan) : .....

20. Secara periodik/berkala apakah di Puskesmas ini dilakukan pemantauan dan evaluasi

terhadap pengelolaan obat dan bahan medis habis pakai?

Ya Tidak

Pelayanan Farmasi Klinik

21. Apakah di Puskesmas ini dilakukan pengkajian resep sebelum obat diserahkan kepada

pasien?

Ya Tida

22. Jika Ya, seleksi persyaratan apa saja yang dilakukan?

(Jawaban boleh lebih dari satu)

Persyaratan administrasi Ya Tidak

Persyaratan farmasetik Ya Tidak

Persyaratan klinis Ya Tidak

lainnya (sebutkan) : .....

23. Jika dilakukan seleksi persyaratan administrasi, apa saja persyaratan tersebut?

(Jawaban boleh lebih satu)

Nama pasien Ya Tidak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 56: PELAKSANAAN STANDAR PELAYANAN KEFARMASIAN · PDF fileii pelaksanaan standar pelayanan kefarmasian berdasarkan peraturan menteri kesehatan republik indonesia nomor 30 tahun 2014 pada

41

Umur pasien Ya Tidak

Jenis kelamin pasien Ya Tidak

Berat badan pasien Ya Tidak

Nama dokter Ya Tidak

Paraf dokter Ya Tidak

Tanggal resep Ya Tidak

Ruangan/unit asal resep Ya Tidak

lainnya (sebutkan) : .....

24. Jika dilakukan seleksi persyaratan farmasetik, apa saja persyaratan tersebut?

(Jawaban boleh lebih dari satu)

Bentuk sediaan Ya Tidak

Kekuatan sediaan Ya Tidak

Dosis obat Ya Tidak

Jumlah obat Ya Tidak

Stabilitas obat Ya Tidak

Ketersediaan obat Ya Tidak

Aturan pakai obat Ya Tidak

Cara penggunaan obat Ya Tidak

Inkompatibilitas Ya Tidak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 57: PELAKSANAAN STANDAR PELAYANAN KEFARMASIAN · PDF fileii pelaksanaan standar pelayanan kefarmasian berdasarkan peraturan menteri kesehatan republik indonesia nomor 30 tahun 2014 pada

42

lainnya (sebutkan) : .....

25. Jika dilakukan persyaratan klinis, apa saja persyaratan tersebut?

(Jawaban boleh lebih dari satu)

Ketepatan indikasi Ya Tidak

Ketepatan dosis Ya Tidak

Ketepatan waktu penggunaan obat Ya Tidak

Duplikasi obat Ya Tidak

Alergi Ya Tidak

Interaksi Ya Tidak

Efek samping obat Ya Tidak

Kontra indikasi Ya Tidak

Adiktif Ya Tidak

lainnya (sebutkan) : .....

26. Dalam Pelayanan Informasi Obat (PIO) di Puskesmas, apakah Anda memberikan dan

menyebarkan informasi kepada konsumen?

Ya Tidak

27. Jika Ya, apakah informasi tersebut dilakukan secara?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 58: PELAKSANAAN STANDAR PELAYANAN KEFARMASIAN · PDF fileii pelaksanaan standar pelayanan kefarmasian berdasarkan peraturan menteri kesehatan republik indonesia nomor 30 tahun 2014 pada

43

(Jawaban boleh lebih dari satu)

Pro aktif Ya Tidak

Pasif Ya Tidak

28. Pada saat menjawab pertanyaan dari pasien maupun tenaga kesehatan lain, apakah

Anda menerima layanan :

Telepon

Ya Tidak

Surat

Ya Tidak

29. Untuk memberikan informasi secara akurat, jelas dan terkini kepada dokter, perawat,

profesi kesehatan lainnya dan pasien, apa yang Anda lakukan di Puskesmas?

(Jawaban boleh lebih dari satu)

Membuat Buletin Ya Tidak

Membuat Leaflet Ya Tidak

Membuat Label obat Ya Tidak

Membuat Poster Ya Tidak

Membuat Majalah dinding Ya Tidak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 59: PELAKSANAAN STANDAR PELAYANAN KEFARMASIAN · PDF fileii pelaksanaan standar pelayanan kefarmasian berdasarkan peraturan menteri kesehatan republik indonesia nomor 30 tahun 2014 pada

44

lainnya (sebutkan) : .....

30. Apakah di Puskesmas ini dilakukan kegiatan penyuluhan tentang informasi obat

kepada masyarakat?

Ya Tidak

31. Apakah di Puskesmas ini dilakukan pendidikan dan/atau pelatihan bagi tenaga

kefarmasian dan tenaga kesehatan lainnya terkait dengan Obat dan Bahan Medis Habis

Pakai?

Ya Tidak

32. Apakah dalam memberikan informasi obat Anda menggacu kepada sumber-sumber

tertentu?

Ya Tidak

33. Jika Ya, sebutkan sumber tersebut?

sumber : ...........................................................................................

34. Apakah dalam pelayanan kefarmasian di Puskesmas, Anda menerima konseling?

Ya Tidak

35. Jika Ya, apakah kriteria pasien tersebut?

(jawaban boleh lebih dari satu)

Pasien rujukan dokter Ya Tidak

Pasien dengan penyakit kronis Ya Tidak

Pasien dengan Obat yang berindeks Ya Tidak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 60: PELAKSANAAN STANDAR PELAYANAN KEFARMASIAN · PDF fileii pelaksanaan standar pelayanan kefarmasian berdasarkan peraturan menteri kesehatan republik indonesia nomor 30 tahun 2014 pada

45

terapetik sempit dan poli farmasi

Pasien geriatrik Ya Tidak

Pasien pediatrik Ya Tidak

lainnya (sebutkan) : .....

36. Apakah ada ruangan khusus untuk konseling antara anda dan pasien maupun dengan

keluarga pasien?

Ya Tidak

37. Apakah anda memperagakan atau menjelaskan dengan lengkap cara penggunaan

obat?

Ya Tidak

38. Apakah dilakukan verifikasi akhir tentang pemahaman pasien akan obat yang

diberikan?

Ya Tidak

39. Untuk pasien lama dengan instruksi baru apakah Anda :

menjelaskan indikasi dan cara penggunaan Obat baru?

Ya Tidak

Mengajukan pertanyaan apakah ada keluhan setelah pemberian Obat?

Ya Tidak

40. Untuk semua pasien, apakah Anda :

Memberikan keterangan pada catatan pengobatan pasien?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 61: PELAKSANAAN STANDAR PELAYANAN KEFARMASIAN · PDF fileii pelaksanaan standar pelayanan kefarmasian berdasarkan peraturan menteri kesehatan republik indonesia nomor 30 tahun 2014 pada

46

Ya Tidak

Membuat catatan mengenai permasalahan dan penyelesaian masalah dalam satu buku

yang akan digunakan dalam setiap kunjungan?

Ya Tidak

41. Apakah di Puskesmas ini dilakukan pemantauan dan pelaporan terhadap efek samping

obat?

Ya Tidak

42. Apakah di Puskesmas ini tersedia formulir monitoring efek samping obat?

Ya Tidak

43. Guna memastikan bahwa seorang pasien mendapatkan terapi Obat yang efektif,

terjangkau dengan memaksimalkan efikasi dan meminimalkan efek samping apakah

dilakukan pemantauan terapi obat (PTO) di Puskesmas ini?

Ya Tidak

44. Jika Ya, apa saja kriteria pasien yang menerima PTO tersebut?

(jawaban boleh lebih dari satu)

Anak-anak

Ya Tidak

Lanjut usia

Ya Tidak

Ibu hamil dan menyusui

Ya Tidak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 62: PELAKSANAAN STANDAR PELAYANAN KEFARMASIAN · PDF fileii pelaksanaan standar pelayanan kefarmasian berdasarkan peraturan menteri kesehatan republik indonesia nomor 30 tahun 2014 pada

47

Menerima Obat lebih dari 5 (lima) jenis

Ya Tidak

Adanya multidiagnosis

Ya Tidak

Pasien dengan gangguan fungsi ginjal atau hati

Ya Tidak

Menerima Obat dengan indeks terapi sempit

Ya Tidak

Menerima Obat yang sering diketahui menyebabkan reaksi Obat yang merugikan

Ya Tidak

lainnya (sebutkan) : .....

45. Guna menjamin Obat yang digunakan pasien sesuai indikasi, efektif, aman dan

terjangkau (rasional), apakah di Puskesmas ini dilakukan evaluasi penggunaan obat?

Ya Tidak

Sumber Daya Kefarmasian

46. Apakah anda seorang tenaga kefarmasian?

Ya Tidak

47. Apakah terdapat Apoteker sebagai penanggung jawab di Pukesmas ini?

Ya Tidak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 63: PELAKSANAAN STANDAR PELAYANAN KEFARMASIAN · PDF fileii pelaksanaan standar pelayanan kefarmasian berdasarkan peraturan menteri kesehatan republik indonesia nomor 30 tahun 2014 pada

48

48. Jika Ya, apakah anda memiliki surat tanda registrasi dan surat izin praktik untuk

melaksanakan Pelayanan Kefarmasian di fasilitas pelayanan kesehatan termasuk

Puskesmas?

Ya Tidak

49. Sebagai soerang tenaga kefarmasian, apakah anda selalu meningkatkan pengetahuan,

keterampilan dan perilaku dalam rangka menjaga dan meningkatkan kompetensi?

Ya Tidak

50. Apakah terdapat SPO (Standar Prosedur Operasional) di Puskesmas ini?

Ya Tidak

51. Jika Ya, apakah yang menyusun SPO tersebut adalah kepala ruang farmasi?

Ya Tidak

52. Apakah SPO tersebut di laksanakan?

Ya Tidak

53. Dalam upaya peningkatan pengetahuan dan keterampilan di bidang kefarmasian serta

mengembangkan potensi dan produktivitas tenaga kefarmasian secara optimal, apakah di

Puskesmas ini dilaksanakan pendidikan dan pelatihan?

Ya Tidak

54. Apakah Puskesmas ini melakukan penyiapan dan pengembangan pengetahuan dan

keterampilan tenaga kefarmasian dalam rangka penyiapan dan pengembangan

pengetahuan dan keterampilan tenaga kefarmasian?

Ya Tidak

55. Jika Ya, jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut...

Apakah setiap tenaga kefarmasian di Puskesmas mempunyai kesempatan yang sama

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 64: PELAKSANAAN STANDAR PELAYANAN KEFARMASIAN · PDF fileii pelaksanaan standar pelayanan kefarmasian berdasarkan peraturan menteri kesehatan republik indonesia nomor 30 tahun 2014 pada

49

untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilannya?

Ya Tidak

Dalam menyusun program pengembangan staf, apakah Apoteker dan/atau Tenaga Teknis

Kefarmasian memberikan masukan kepada pimpinan?

Ya Tidak

Apakah pada staf baru dilakukan orientasi untuk mengetahui tugas, fungsi, wewenang

dan tanggung jawabnya?

Ya Tidak

Apakah dilakukan analisis kebutuhan peningkatan pengetahuan dan keterampilan bagi

tenaga kefarmasian?

Ya Tidak

Apakah tenaga kefarmasian difasilitasi untuk mengikuti program yang diadakan oleh

organisasi profesi dan institusi pengembangan pendidikan berkelanjutan?

Ya Tidak

Apakah Puskesmas ini memberikan kesempatan bagi institusi lain untuk melakukan

praktik, magang, dan penelitian tentang pelayanan kefarmasian di Puskesmas?

Ya Tidak

56. Untuk menunjang pelayanan kefarmasian, apakah di Puskesmas disediakan sarana

dan prasarana?

Ya Tidak

57. Jika Ya, jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut...

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 65: PELAKSANAAN STANDAR PELAYANAN KEFARMASIAN · PDF fileii pelaksanaan standar pelayanan kefarmasian berdasarkan peraturan menteri kesehatan republik indonesia nomor 30 tahun 2014 pada

50

Apakah di Puskesmas ini terdapat Ruang penerimaan resep?

Ya Tidak

Jika Ya, apakah terdapat :

Satu set meja dan kursi : Ya Tidak

Satu set komputer : Ya Tidak

Apakah ruang penerimaan resep ditempatkan pada bagian paling depan dan mudah

terlihat oleh pasien?

Ya Tidak

Apakah di Puskesmas ini terdapat Ruang pelayanan resep dan peracikan?

Ya Tidak

Jika Ya, apakah terdapat :

Rak Obat : Ya Tidak

Meja peracikan : Ya Tidak

Timbangan Obat : Ya Tidak

Timbangan obat : Ya Tidak

Air mineral untuk pengencer : Ya Tidak

Sendok Obat : Ya Tidak

Bahan pengemas Obat : Ya Tidak

Lemari pendingin : Ya Tidak

Termometer ruangan : Ya Tidak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 66: PELAKSANAAN STANDAR PELAYANAN KEFARMASIAN · PDF fileii pelaksanaan standar pelayanan kefarmasian berdasarkan peraturan menteri kesehatan republik indonesia nomor 30 tahun 2014 pada

51

Blanko salinan resep : Ya Tidak

Etiket dan label Obat : Ya Tidak

Buku catatan pelayanan resep : Ya Tidak

Buku-buku referensi : Ya Tidak

Pendingin ruangan : Ya Tidak

58. Apakah di Puskesmas ini terdapat Ruang penyerahan Obat?

Ya Tidak

59. Jika Ya, apakah terdapat :

buku pencatatan penyerahan Ya Tidak

buku pencatatan pengeluaran Obat Ya Tidak

60. Apakah Puskesmas ini terdapat Ruang konseling?

Ya Tidak

61. Jika Ya, apakah terdapat :

Satu set meja dan kursi konseling : Ya Tidak

Lemari buku : Ya Tidak

Buku-buku referensi : Ya Tidak

Leaflet : Ya Tidak

Poster : Ya Tidak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 67: PELAKSANAAN STANDAR PELAYANAN KEFARMASIAN · PDF fileii pelaksanaan standar pelayanan kefarmasian berdasarkan peraturan menteri kesehatan republik indonesia nomor 30 tahun 2014 pada

52

Alat bantu konseling : Ya Tidak

Buku catatan konseling : Ya Tidak

Formulir jadwal konsumsi Obat : Ya Tidak

Formulir catatan pengobatan pasien : Ya Tidak

Lemari arsip (filling cabinet) : Ya Tidak

Komputer : Ya Tidak

62. Apakah di Puskesmas ini terdapat Ruang penyimpanan Obat dan Bahan Medis Habis

Pakai?

Ya Tidak

63. Jika Ya, jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut....

Apakah selalu di perhatikan dan di cek :

kondisi sanitasi

Ya Tidak

kelembaban

Ya Tidak

ventilasi

Ya Tidak

Untuk menjamin mutu produk dan keamanan petugas, apakah dilakukan pemisahan?

Ya Tidak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 68: PELAKSANAAN STANDAR PELAYANAN KEFARMASIAN · PDF fileii pelaksanaan standar pelayanan kefarmasian berdasarkan peraturan menteri kesehatan republik indonesia nomor 30 tahun 2014 pada

53

Apakah di dalam ruang penyimpanan obat terdapat pencahaayaan?

Ya Tidak

Apakah ruang penyimpanan di Puskesmas ini dilengkapi dengan :

Rak/lemari Obat

: Ya Tidak

Pallet

: Ya Tidak

Pendingin ruangan (AC)

: Ya Tidak

Lemari pendingin

: Ya Tidak

Lemari penyimpanan khusus narkotika dan psikotropika : Ya Tidak

Lemari penyimpanan Obat khusus : Ya Tidak

Pengukur suhu : Ya Tidak

Kartu suhu : Ya Tidak

64. Apakah Puskesmas ini terdapat Ruang arsip?

Ya Tidak

Pengendalian Mutu Pelayanan Kefarmasian

65. Apakah di Puskesmas ini dilakukan Pengendalian mutu Pelayanan Kefarmasian?

Ya Tidak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 69: PELAKSANAAN STANDAR PELAYANAN KEFARMASIAN · PDF fileii pelaksanaan standar pelayanan kefarmasian berdasarkan peraturan menteri kesehatan republik indonesia nomor 30 tahun 2014 pada

54

Jika jawaban Anda Ya, jawablah pertanyaan-pertanyaan berikkut :

Apakah dilakukan perencanaan yang meliputi penyusunan rencana kerja, cara monitoring

dan evaluasi untuk peningkatan mutu sesuai standar?

Ya Tidak

Apakah dilakukan monitoring dan evaluasi capaian pelaksanaan rencana kerja

(membandingkan antara capaian dengan rencana kerja)?

Ya Tidak

Apakah dilakukan pemberian umpan balik terhadap hasil capaian?

Ya Tidak

66. Apakah dilakukan Tindakan hasil monitoring dan evaluasi?

Ya Tidak

67. Jika jawaban Anda Ya, jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut :

Apakah dilakukan perbaikan kualitas pelayanan sesuai standar?

Ya Tidak

Apakah dilakukan peningkatan kualitas pelayanan jika capaian sudah memuaskan?

Ya Tidak

68. Untuk menilai hasil atau capaian pelaksanaan Pelayanan Kefarmasian, apakah

dilakukan evaluasi?

Ya Tidak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 70: PELAKSANAAN STANDAR PELAYANAN KEFARMASIAN · PDF fileii pelaksanaan standar pelayanan kefarmasian berdasarkan peraturan menteri kesehatan republik indonesia nomor 30 tahun 2014 pada

55

69. Jika Ya, berdasarkan metode apa saja evaluasi itu dilakukan :

(jawaban boleh lebih dari satu)

Waktu pengambilan data Ya Tidak

Cara pengambilan data Ya Tidak

Teknik pengambilan data Ya Tidak

70. Jika evaluasi berdasarkan waktu pengambilan data, dengan cara apakah dilakukannya

evaluasi tersebut?

apakah dilakukan secara Retrospektif?

(pengambilan data dilakukan setelah pelayanan dilaksanakan)

Ya Tidak

apakah dilakukan secara Prospektif?

(pengambilan data dijalankan bersamaan dengan pelaksanaan pelayanan)

Ya Tidak

71. Jika evaluasi berdasarkan Cara pengambilan data, dengan cara apakah dilakukannya

evaluasi tersebut?

Langsung (data primer, data diperoleh secara langsung dari sumber informasi oleh

pengambil data)

Ya Tidak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 71: PELAKSANAAN STANDAR PELAYANAN KEFARMASIAN · PDF fileii pelaksanaan standar pelayanan kefarmasian berdasarkan peraturan menteri kesehatan republik indonesia nomor 30 tahun 2014 pada

56

Tidak langsung (data sekunder, data diperoleh dari sumber informasi yang tidak

langsung)

Ya Tidak

72. Jika evaluasi berdasarkan Teknik pengambilan data, dengan cara apakah

dilakukannya evaluasi tersebut?

Apakah dilakukan secara Survei (pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner)?

Ya Tidak

Apakah dilakukan secara Observasi (pengamatan langsung aktivitas atau proses dengan

menggunakan cek list atau perekaman)

Ya Tidak

73. Pada saat pelaksanaan evaluasi, apakah dilaksanakan audit?

Ya Tidak

74. Jika Ya,

Apakah dilaksanakan audit klinis?

Ya Tidak

Apakah dilaksanakan audit secara professional?

Ya Tidak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 72: PELAKSANAAN STANDAR PELAYANAN KEFARMASIAN · PDF fileii pelaksanaan standar pelayanan kefarmasian berdasarkan peraturan menteri kesehatan republik indonesia nomor 30 tahun 2014 pada

57

75. Apakah di Puskesmas ini dilakukan review / pengkajian terhadap pelaksanaan

pelayanan kefarmasian?

Ya Tidak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 73: PELAKSANAAN STANDAR PELAYANAN KEFARMASIAN · PDF fileii pelaksanaan standar pelayanan kefarmasian berdasarkan peraturan menteri kesehatan republik indonesia nomor 30 tahun 2014 pada

58

Lampiran 3.Hasil Wawancara Apoteker

Puskesmas tegalrejo

Penulis : apa alasan untuk belum dilaksanakannya standar pada pertanyaan nomor

29 yang ada pada kuesioner?

Apoteker : karena SDM yang ada pada Puskesmas ini terbatas, terutama SDM

bagian kefarmasian, jadi untuk saat ini belum bias untuk dilakukan.

Penulis : untuk pertanyaan pada kuesioner nomor 36, apa alasan anda untuk belum

dilakukan?

Apoteker : dokter sering lupa, sebenarnya sudah di infokan ke dokter tetapi dokter

selalu lupa.

Penulis : pertanyaan nomor 40, apa yang menjadi kendala sehingga belum

dilkukan?

Apoteker : kendalanya adalah waktu, menyatukan jadwal dokter satu dan lainnya

saja susah apalagi menyatukan jadwal apoteker dan dokter, dan kegiatan ini juga

belum terlalu rutin dilakukan hanya bila ada waktu saja baru dilakukan.

Penulis : untuk pencatatan pada pertanyaan nomor 43, apa alasannya untuk belum

dilakukan?

Apoteker :pencatatan hanya dilakukan untuk konseling saja, karena Puskesmas ini

belum mempunyai rekam medis.

Penulis : pertanyaan nomor 45 apakah yang menjadi alasan sehingga belum

dilakukan?

Apoteker : alasannya hanya karna belum mempunyai waktu saja sih mbak, yaa..

waktu dan tenaga.

Penulis : untuk pertanyaan nomor 60, alasan nya untuk belum dilakukan kenapa

ya bu?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 74: PELAKSANAAN STANDAR PELAYANAN KEFARMASIAN · PDF fileii pelaksanaan standar pelayanan kefarmasian berdasarkan peraturan menteri kesehatan republik indonesia nomor 30 tahun 2014 pada

59

Apoteker : karena ya belum tau bentunya seperti apa, pelatihan dan lain-lain

dilakukan rutin oleh Dinas saat rapat diminta butuh materi apa aja gitu mbak.

Penulis : untuk timbangan obat dan blanko salinan resep kenapa belum dilakukan

di Puskesmas ini bu?

Apoteker : untuk timbangan obat kebanyakan sediaan di Puskesmas ini

merupakan sediaan yang sudah jadi tidak punya serbuk dan lain-lain, itu sudah

mencukupi dan ada sirup juga. Untuk blanko memeng tidak ada iter atau diulang

di Puskesmas ini jadi kalo mau ada resep keluar ya ada form nya sendiri untuk

resep keluar.

Penulis : pertanyaan nomor 64 pada kuesioner, apa alasan nya untuk belum

dilakukan?

Apoteker : checklist dan PIO pakenya dan pake axcel.

Penulis : untuk pertanyaan nomor 65, alasannya untuk belum dilakukan kenapa

bu?

Apoteker : belum dilakukan karena keterbatasan ruangan saja.

Penulis : apakah lemari penyimpanan obat khusus memang tidak ada bu?

Apoteker :memeng tidak ada mbak.

Penulis : untuk ruang arsip memang tidak disediakan ya bu?

Apoteker : ada nya cuma lemari arsip karena kalo ruang, terbatas mbak.

Puskesmas wirobrajan

Penulis :untuk inkompatibilitas alasannya untuk belum dilakukan apa ya pak?

Apoteker : saya bingung tentang inkompatibilitas,

Penulis : pertanyaan nomor 35 pada kuesioner, alasan nya untuk belum

dilakukan?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 75: PELAKSANAAN STANDAR PELAYANAN KEFARMASIAN · PDF fileii pelaksanaan standar pelayanan kefarmasian berdasarkan peraturan menteri kesehatan republik indonesia nomor 30 tahun 2014 pada

60

Apoteker : untuk geriatric biasanya sudah sering ke Puskesmas obat nya sama

rata-rata pasien lama jadi tidak perlu konseling, sebenarnya mau, tetapi terbatas

pada waktu dan tenaga.

Penulis :untuk pertanyaan nomor 36 apa alasannya untuk belum dilakukan?

Apoteker : tidak ada ruangan khusus atau ruang laktasi tenaga juga jadi masalah,

sudah diusulkan untuk ruang konseling tapi tidak jadi.

Penulis : pertanyaan nomor 40 apa alasnnya untuk belum dilakukan pak?

Apoteker : repot, hanya untuk pasien TBC saja biasanya.

Penulis : untuk pertanyaan nomor 44, apa alasanya untuk belum dilakukan?

Apoteker : karena keterbatasan tenaga.

Penulis : untuk timbangan obat, lemari pendingin dan blanko salinan rese papa

alasannya untuk belum dilakukan pak?

Apoteker : untuk timbangan tidak ada karena di Puskesmas ini tidak ada racikan

Cuma tablet kemudian digerus. Tidak ada lemari pendingin karena tidak ada

tempat jadi lemari pendingin nya digabung dengan laboratorium, lemari vaksin,

dan KIE, untuk blanko salinan resep tidak ada karena tidak boleh nulis resep.

Penulis : pada pertanyaan nomor 64 apa alasan nya untuk belum dilakukan?

Apoteker : Cuma ada rak karena keterbatasan ruangan.

Penulis : pertanyaan nomor 70 alasan nya untuk belum dilakukan apa ya pak?

Apoteker : setelah pelayanan kalo bersamaam tidak memungkinkan karena

waktunya dan tenaga juga kurang.

Penulis : untuk audit apa alasan nya untuk belum dilakukan pak?

Apoteker : audit iya cuma disini ada tim auditor 3 bulan sekali mereka yanhg

mengaudit, bukan dari farmasi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 76: PELAKSANAAN STANDAR PELAYANAN KEFARMASIAN · PDF fileii pelaksanaan standar pelayanan kefarmasian berdasarkan peraturan menteri kesehatan republik indonesia nomor 30 tahun 2014 pada

61

Puskesmas Gondokusuman

Penulis : apa alasan dari belum dilaksanakannya penangganan terhadap obat

hilang dan adiktif?

Apoteker : memang belum dilakukan saja

Penulis : pada pertanyaan nomor 29 apa alasan untuk belum dilakukan?

Apoteker : baru dilakukan secara lagsung saja.

Penulis : untuk pertanyaan nomor 53 alasan untuk belum dilakukan apa ya bu?

Apoteker : dari Puskesmas belum ada dana, kalo ada seminar pun memang

inisiatif sendiri, kalo anggaran tidak ada dari Puskesmas.

Penulis : pertanyaan nomor 54, alasan nay untuk belum dilakukan apa ya bu?

Apoteker : memang dari dinas langsung biasanya.

Penulis : untuk timbangan obat dan blanko salinan resep, alasan nya untuk belum

dilakukan apa ya bu?

Apoteker : untuk timbangan memang tidak ada, untuk blanko salinan resep kalo

resep keluar dokter langsung yang membuatnya.

Penulis : untuk ruang konseling sendiri apa alasannya untuk belum ada?

Apoteker : baru akan, karena keterbatasan ruangan

Puskesmas Umbulharjo

Penulis :untuk bulletin dan madding pada pertanyaan di kuesioner nomor 29, apa

alasan nya untuk belum dilakukan?

Apoteker : karena memang tidak ada biasanya ada info apa tentang apa ada

pengumuman apa ditempel.

Penulis : untuk pertanyaan nomor 31 apa alasannya untuk belum dilakukan?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 77: PELAKSANAAN STANDAR PELAYANAN KEFARMASIAN · PDF fileii pelaksanaan standar pelayanan kefarmasian berdasarkan peraturan menteri kesehatan republik indonesia nomor 30 tahun 2014 pada

62

Apoteker : biasanya lewat dinas.

Penulis : kalo pertanyaan nomor 36 alasan nya untuk belum dilakukan apa bu?

Apoteker : lokasi tidak ada, baru akan disiapkan baru dalam proses pengajuan.

Penulis : pertanyaan nomor 39, apa alasan nya untuk belum dilakukan?

Apoteker : keluhan memang tidak ada karena dari pasien selama ini tidak ada

keluhan.

Penulis : untuk pertanyaan nomor 40 alasannya belum dilakukan apa ya bu?

Apoteker : Cuma pada beberapa saja misalnya pada TB, tensi dan DM.

Penulis : pada pertanyaan nomor 55 alasan untuk belum dilakukannya analisis apa

ya bu.?

Apoteker : karena tidak punya kewenangan cuma bisa mengusulkan cuma kepala

Puskesmas yang punya kewenangan.

Penulis : timbangan obat, blanko salinan tesep, buku-buku referensi, dan kartu

suhu alasan nya untuk belum dilakukan apa ya bu?

Apoteker : untuk timbangan memang di Puskesmas tidak ada serbuk atau bahan

aktif, kalo untuk buku referensi hanya buku yang dari dinas saja misalnya seperti

peraturan dan DOEN. Untuk kartu suhu memang tidak ada.

Puskesmas Gondomanan

Penulis : apa alasan dari belum dilakukannya seleksi terhadap paraf dokter dan

adiktif?

Apoteker : untuk paraf dokter karena di Puskesmas ini tidak pernah berganti-ganti

dokter, kalau adiktif memang tidak dilakukan saja.

Penulis : kenapa tidak dilaksanakan pelayanan informasi obat berupa surat buletin,

leaflet, poster, majalah dinding?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 78: PELAKSANAAN STANDAR PELAYANAN KEFARMASIAN · PDF fileii pelaksanaan standar pelayanan kefarmasian berdasarkan peraturan menteri kesehatan republik indonesia nomor 30 tahun 2014 pada

63

Apoteker : tenaga tidak ada, dan kerjaan cukup banyak.

Penulis : untuk ruang konseling, apa alasan nya untuk belum diadakan ruang

konseling?

Apoteker : karena keterbatasan ruangan.

Penulis : pada pertanyaan nomor 39 di kuesioner apa alasan untuk belum

dilakukannya pertanyaan keluhan kepada pasien setelah pemberian obat?

Apoteker : karena pasien rata-rata yang setelah diberikan obat di Puskesmas ini

tidak mengeluh.

Penulis : untuk pertanyaan nomor 40 alasannya untuk belum dilakukan?

Apoteker : karena memang tidak ada.

Penulis : apa alasn anda untuk belum melakukan PTO?

Apoteker : karena memang belum melakukan saja.

Penulis : untuk blanko salinan resep apa alasan untuk belum dilakukan?

Apoteker : itu langsung dari dokter.

Penulis : untuk catatan penyerahan obat apa alasan untuk belum dilakukan?

Apoteker : karena memang tidak ada.

Penulis : thermometer apakah memang tidak ada di Puskemas ini?

Apoteker : ya memang tidak ada.

Penulis : pada pertanyaan nomor 73 alasan untuk belum dilakukan apa ya bu?

Apoteker : duh.. saya masih bingung tentang yang itu dek..

Puskesmas Ngampilan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 79: PELAKSANAAN STANDAR PELAYANAN KEFARMASIAN · PDF fileii pelaksanaan standar pelayanan kefarmasian berdasarkan peraturan menteri kesehatan republik indonesia nomor 30 tahun 2014 pada

64

Apoteker : maaf dek.. karena saya baru di Puskesmas ini jadi jawabannya banyak

saya jawab tidak, karena saya belum tahu system di Puskesmas ini seperti apa.

Penulis : oh iya bu.. tidak apa-apa mari kita mulai saja wawancaranya.

Apoteker : iya..

Penulis : apakah di ibu memang tidak melayani surat dalam pelayanan informasi

obt?

Apoteker : iya memang tidak ada,

Penulis : pada pertanyaan nomor 29 apa alasan untuk belum dilakukan?

Apoteker : karena belum pernah

Penulis : untuk pertanyaan nomor 35 apa alasan untuk belum dilakukan?

Apoteker : untuk poli farmasi jarang ya, tapi kalo untuk pasien geriatric dan

pediatric memang ngak aja.

Penulis : untuk catatan permasalahan pada pertanyaan nomor 40, apa alasannya

untuk belum dilakukan bu?

Apoteker : karena saya baru disini jadi saya ngak tau.

Penulis : pada pertanyaan nomor 44, apa alasannya untuk belum dilakukan?

Apoteker : karena ya memang tidak dan Cuma dilakukan untuk pasien TB saja.

Penulis : untuk SIP kenapa belum dibuat bu?

Apoteker saya kalo STR ada tapi kalo SIPA memang belum membuat.

Penulis : untuk timbangan obat dan termometer apakah memang tidak ada bu?

Apoteker : ya.. timbangan obat dan thermometer memang tidak ada.

Penulis : untuk blanko salinan resep, apakah memang tidak ada bu?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 80: PELAKSANAAN STANDAR PELAYANAN KEFARMASIAN · PDF fileii pelaksanaan standar pelayanan kefarmasian berdasarkan peraturan menteri kesehatan republik indonesia nomor 30 tahun 2014 pada

65

Apoteker : ya.. memang tidak ada.

Penulis : untuk catatan penyerahan obat kenapa tif=dak ada bu?

Apoteker : ya memang tidak ada saja.

Penulis :untuk pertanyaan nomor 60 pada kuesioner kenapa belum ada bu?

Apoteker : ruangan yang disediakan cuma ruangan psikologi saja untuk farmasi

belu karena keterbatasan ruangan yang ada.

Penulis : untuk masalah sanitasi, kelembaban, dan juga ventilasi pada farmasi

kenapa tidak dilakukan bu?

Apoteker : karena focus kepada ruang KIA aja sih untuk itu kalo farmasi ngak.

Penulis : untuk narkotika yang disimpan di lemari khusus kenapa belum dilakukan

bu?

Apoteker : karena memang tidak ada ada sih, tapi Cuma dalam satu lemari terus

dipisah.

Puskesmas Danurejan

Penulis : pada pertanyaan nomor 30, apa alasan untuk belum dilakukan?

Apoteker : tenaga terbatas mbak, takut menganggu kelancaran pelayanan

Penulis : untuk pertanyaan nomor 31, apa alasan untuk belum dilakukan?

Apoteker : memang belum tapi rencanannya akan direncanakan workshop

Penulis : pertanyaan nomor 35 apa alasannya untuk belum dilakukan?

Apoteker : bias dilakukan sebenarnya Cuma tidak bias dilakukansecara mendalam

karena utuh ruangan khusus Cuma kalo ada temuan penyakit khusus.

Penulis :untuk pertanyaan nomor 36 apa alasannya untuk belum dilakukan?

Apoteker : karena memang belum disediakan dari Puskesmas.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 81: PELAKSANAAN STANDAR PELAYANAN KEFARMASIAN · PDF fileii pelaksanaan standar pelayanan kefarmasian berdasarkan peraturan menteri kesehatan republik indonesia nomor 30 tahun 2014 pada

66

Penulis : apa alasan anda untuk tidak mengajukan pertanyaan kepada pasien

terkait keluhan?

Apoteker : karena jarang sih.. kecuali kalo pasien menyampaikan sendiri.

Penulis : apa alasan anda untuk tidak membuat catatan pengobatan pasien?

Apoteker : hanya dicatat di setiap lembar resep saja, kalo untuk catatan khusus sih

memang tidak ada.

Penulis : untuk PTO apa alasannya untuk belum dilakukan?

Apoteker : karena saya belum tau kriteria pasiennya.

Penulis : pada pertanyaan nomor 55, apa alasannya untuk belum dilakukan?

Apoteker : karena memang belum ada penawaran dari atasan atau dinkes.

Penulis : untuk timbangan apakah memang tidak ada bu?

Apoteker : memang belum ada..

Penulis : untuk lemari pendingin apakah memenag tidak ada bu?

Apoteker : lemari pendingin dijadikan satu dengan lab karena ruangan sempit.

Penulis : untuk blanko salinan resep kenapa belum dilakukan?

Apoteker : blanko baru akan diajukan sih..

Penulis : ruang konseling memang tidak ada ya bu?

Apoteker : iya tidak ada karena keterbatasan ruangan.

Penulis : pada pertanyaan nomor 67, alasan untuk belum dilakukan apa?

Apoteker : karena belum mempunyai cukup waktu

Penulis : untuk pertanyaan pada kuesioner nomor 68 apa alasannya untuk belum

dilakukan?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 82: PELAKSANAAN STANDAR PELAYANAN KEFARMASIAN · PDF fileii pelaksanaan standar pelayanan kefarmasian berdasarkan peraturan menteri kesehatan republik indonesia nomor 30 tahun 2014 pada

67

Apoteker : biasanya itu dilakukan dibagian gudang farmasi dengan cara

pengamatan tidak menggunakan data.

Penulis : pada pertanyaan nomor 75, apa alasan untuk belum dilakukan?

Apoteker : Cuma pada rapat saja yang dilakukan tiap bulan dibuat progresnya.

Puskesmas Jetis

Penulis :untuk pertanyaan nomor 25 tentang adiktif, apa alasan dari belum

dilakukannya hal tersebut?

Apoteker : jarang yaa..

Penulis : untuk konseling pada pediatric apa alasannya untuk tidak dilakukan?

Apoteker : khawatir waktu akan habis bila dilakukan pada semua pasien, di

Puskesmas ini hanya memprioritaskan pasien dengan penyakit TB, DM,

Hipertensi, perubahan terapi, poli farmasi, dan obat khusus.

Penulis : untuk visite mandiri apa alasan untuk tidak dilakukan?

Apoteker : karena susah mengatur jadwal

Penulis : untuk catatan penyelesaian malalah pada pertanyaan kuesioner nomor 43

apa alasaanya untuk belum dilakukan?

Apoteker : sebenarnya dibuat, tetapi tidak dibukukan karena repot.

Penulis : untuk home care kenapa tidak dilakukan?

Apoteker : karena yang di Puskesmas ini pasien rawat inapnya cuma ada pasien

bersalin saja jadi tidak dilakukan.

Penulis : apa alasannya untuk tidak dilakukannya PTO terhadap anak-anak?

Apoteker : karena tidak ada waktu

Penulis : untuk timbangan obat apakah memang tidak ada bu?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 83: PELAKSANAAN STANDAR PELAYANAN KEFARMASIAN · PDF fileii pelaksanaan standar pelayanan kefarmasian berdasarkan peraturan menteri kesehatan republik indonesia nomor 30 tahun 2014 pada

68

Apoteker : memang tidak ada karena pake obat jadi langsung.

Penulis : pada blanko salinan resep apakah memang tidak ada?

Apoteker : ya, memang tidak ada

Penulis : untuk buku pencatatan penyerahan obat kenapa tidak dilakukan?

Apoteker : puskesmas sekarang sudah menggunakan simplus, jadi data-data nya

dimasukkan kedalam simplus setiap hari.

Penulis : pada pertanyaan nomor 66 untuk formulir apa alasannya untuk tidak

dilakukan?

Apoteker : belum buat memang

Penulis : untuk pallet apakah memang tidak ada bu?

Apoteker : belum dianggarkan

Penulis : pada pertanyaan nomor 75, apakah kenapa pada prospek tidak

dilakukan?

Apoteker : karena tidak sempat atau tidak ada waktu

Penulis :untuk pertanyaan nomor 79 yaitu pada audit klinis, apa alasannya untuk

belum dilakukan?

Apoteker : hanya kadang-kadang saja sih, dilakukan 32 bulan sekali.

Puskesmas Mergangsan

Penulis : pada pertanyaan nomor 16 apa alasannya untuk tidak diakukan?

Apoteker : karena kebutuhan bahan medis berbeda, untuk penanganan obat hilang

sendiri tidak pernah dilaporkan.

Penulis : untuk pertanyaan nomor 20, apa alasannya untuk belum dilakukan?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 84: PELAKSANAAN STANDAR PELAYANAN KEFARMASIAN · PDF fileii pelaksanaan standar pelayanan kefarmasian berdasarkan peraturan menteri kesehatan republik indonesia nomor 30 tahun 2014 pada

69

Apoteker : memang tidak ada karena belum pernah dapat pelatihan tentang itu

untuk evaluasinya

Penulis : untuk pertimbangan berat badan apa alasannya untuk tidak dilakukan?

Apoteker : memang tidak karena dianggap normal kecuali anak-anak

Penulis : untuk inkompatibilitas kenapa tidak dilakukan?

Apoteker :karena tidak punya dasarnya.

Penulis : adiktif kenapa tidak dilakukan pak?

Apoteker : memang tidak saja

Penulis : untuk madding kenapa tidak dibuat pak?

Apoteker : memang tidak saja karena tidak ada waktu.

Penulis : pada pertanyaan nomor 31 di kuesioner kenapa tidak dilakukan pak?

Apoteker : memang tidak dilakukan saja.

Penulis : untuk pasien dengan rujukan dokter kenapa tidak dilakukan pak?

Apoteker : karena memang belum pernah ada

Penulis : pada pasien pediatric, geriatric, dan penyakit kronis kenapa tidak

dilakukan konseling pak?

Apoteker : dijadikan satu lihat sikon juga kalo sepi bisa tapi kalo rame ya ngak

mungkin dilakukan.

Penulis : pertanyaan nomor 36 pada kuesioner, kenpa belum dilakukan pak?

Apoteker : tidak ada ruangan memang atau keterbatasan ruangan

Penulis : pada pertanyaan nomor 43 kenapa tidak dilakukan?

Apoteker : dilakukan tetapi tidak ke semua pasien

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 85: PELAKSANAAN STANDAR PELAYANAN KEFARMASIAN · PDF fileii pelaksanaan standar pelayanan kefarmasian berdasarkan peraturan menteri kesehatan republik indonesia nomor 30 tahun 2014 pada

70

Penulis : untuk PTO kenapa tidak dilakukan pak?

Apoteker : PTO di Puskesmas ini cuma dilakukan pada pasien TB saja

Penulis : untuk computer apa alasannya untuk tidak ada pak?

Apoteker : karena tidak cukup ruangan

Penulis : kenapa timbangan obat tidak ada di Puskesmas ini pak?

Apoteker : tidak perlu

Penulis : untuk blanko salinan resep apakah memang tidak ada pak?

Apoteker : ya, memang tidak ada

Penulis : apakah memang tidak disediakan buku pelayanan resep pak?

Apoteker : semua dicatat dalam computer

Penulis : apakah pallet memang tidak ada di Puskesmas ini?

Apoteker : memang tidak ada

Penulis : kenapa tidak ada ruang arsip di Puskesmas ini pak?

Apoteker : karena keterbatasan ruangan

Penulis : untuk audit klinis apakah memang tidak ada pak?

Apoteker : memang tidak ada

Puskesmas Gedongtengan

Penulis :untuk pertimbangan mudah atau tidaknya terbakar apa alasannya utuk

tidak dilakukan bu?

Apoteker : ada sih.. tapi cuma etilkloride, karena belum punya ruangan khusus aja

sih,,

Penulis : untuk stabilitas kenapa tidak dilakukan pertimbangan?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 86: PELAKSANAAN STANDAR PELAYANAN KEFARMASIAN · PDF fileii pelaksanaan standar pelayanan kefarmasian berdasarkan peraturan menteri kesehatan republik indonesia nomor 30 tahun 2014 pada

71

Apoteker : karena disini rata-rata merupakan obat jadi

Penulis : untuk interaksi obat, apa akasannya untuk tidak dilakukan?

Apoteker : tidak semua obat karena obat rata-rata simple

Penulis :pada pelayanan informasi obat apakah memang tidak dilakukan bu?

Apoteker : ya, memang belum menerima lewat surat

Penulis : untuk ruang konseling apakah memang tidak ada bu?

Apoteker : ruang konseling ada menjadi ruang konseling bersama dengan ruang

konseling narkotika dan HIV untuk farmasi sendiri belum punya ruang khusu

konseling karena keterbatasan ruangan.

Penulis : pada pasien pediatric kenapa tidak dilakukan konseling?

Apoteker : karena memang belum bias dilakukan saja

Penulis : untuk keteranga catatan pengobatan pasien kenapa tidak dilakukan bu?

Apoteker :belum bias melakukan karena banyak banget hanya untuk yang

konseling aja

Penulis : pada ESO kenapa belum dilakukan bu?

Apoteker : karena belum sempat

Penulis : PTO pada anak-anak dan ibu hami apa alasannya untuk tidak dilakukan

bu?

Apoteker : belum saja karena belum kepikiran

Penulis : untuk timbangan obat apakah memang tidak ada bu?

Apoteker : iya memang tidak menimbang karena semua bahan sudah jadi

Penulis : apakah lemari pendingin memeng tidak ada bu?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 87: PELAKSANAAN STANDAR PELAYANAN KEFARMASIAN · PDF fileii pelaksanaan standar pelayanan kefarmasian berdasarkan peraturan menteri kesehatan republik indonesia nomor 30 tahun 2014 pada

72

Apoteker : iya mbak memang belum ada

Penulis :blanko salinan resep apa alasannya untuk tidak ada bu?

Apoteker : memang tidak ada, resep langsung dari dokter

Penulis : untuk lemari buku dan lemari penyimpanan obat apakah memang tidak

ada bu?

Apoteker : iya memang tidak ada

Penulis : apakah kartu suhu memang tidak ada di Puskesmas ini?

Apoteker : iya memang belum ada aja

Penulis : monitoring evaluasi dan pencapaian kenapa belum dilakukan bu?

Apoteker : hanya dilakukan pengelolaan dan evaluasi terhadap waktu tunggu

pasien saja dan kepuasan pasien untuk yang lainnya belum dilakukan.

Puskesmas Kraton

Penulis : pada pertanyaan pada nomor 25 apa alasannya untuk belum dilakukan?

Apoteker : karena tidak ada waktu dan kekurangan tenaga.

Penulis : pada pertanyaan nomor 29 di kuesioner apa alasannya untuk belum

dilakukan?

Apoteker : karena waktu kurang, tenaga kurang, dan belum sanggup

melakukannya

Penulis : untuk pelayanan surat memang tidak dilakukan ya bu di Puskesmas ini?

Apoteker : memang jarang dilakukan.

Penulis : untuk konseling pada pediatric mengapa tidak dilakukan konseling Bu?

Apoteker : karena memang di Puskesmas ini hanya untuk penyakit kronis saja

yang dilakukan konseling.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 88: PELAKSANAAN STANDAR PELAYANAN KEFARMASIAN · PDF fileii pelaksanaan standar pelayanan kefarmasian berdasarkan peraturan menteri kesehatan republik indonesia nomor 30 tahun 2014 pada

73

Penulis : untuk pertanyaan nomor 36 mengapa tidak dilakukan Bu?

Apoteker : karena memang belum disediakan.

Penulis : untuk verifikasi akhir tentang pasien pada pertanyaan kuesioner nomor

38 mengapa tidak dilakukan Bu?

Apoteker :jarang dilakukan.. karena memenag pasien kalo nga paham langsung

tanya biasanya.

Penulis : pemantauan dan pelaporan efek samping obat mengapa belum dilakukan

Bu?

Apoteker : karena belum pernah pemantauan ESO ya.. belum pernah mengirim

juga karena bingung ngirim kemana..

Penulis : untuk formulir efek samping obat pada kuesioner nomor 42 mengapa

tidak ada Bu?

Apoteker : karena sebenarnya formulir udah ada.. Cuma belum di print dan diisi.

Penulis : mengapa tidak dilakukan PTO di Puskesmas ini?

Apoteker : karena memang tidak pernah

Penulis : pada analisis kebutuhan peningkatan pengetahuan dan keterampilan bagi

tenaga kefarmasian mengapa tidak dilakukan?

Apoteker : karena memang tidak pernah, karena Cuma terima dari dinas saja

Penulis : untuk timbangan obat mengapa tidak ada Bu?

Apoteker : timbangan memang tidak ada karena sediaan di Puskesmas rata-rata

tidak membutuhkan timbangan.

Penulis : pada pertanyaan kuesioner nomor 60 untuk ruang konseling mengapa

tidak ada Bu?

Apoteker : karena tempat di Puskesmas ini terbatas.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 89: PELAKSANAAN STANDAR PELAYANAN KEFARMASIAN · PDF fileii pelaksanaan standar pelayanan kefarmasian berdasarkan peraturan menteri kesehatan republik indonesia nomor 30 tahun 2014 pada

74

Penulis : untuk umpan balik mengapa tidak dilakukan Bu?

Apoteker : lihat langsung satu Puskesmas jadi satu campur

Penulis : pada pertanyaan nomor 70 mengapa tidak dilakukan Bu?

Apoteker : dilakukan biasa aja, Cuma ngisi pake kuesioner biasa

Penulis : untuk audit mengapa tidak dilakukan Bu?

Apoteker : biasanya akreditasi khusus, jadi tidak ada audit.

Puskesmas Kotagede

Penulis : untuk nama dan paraf dokter mengapa tidak dilakukan skrining Bu?

Apoteker : memang belum dari awal dulu pertama saya kerja disini karena dokter

belum mau

Penulis : untuk buletin, poster serta madding mengapa tidak dilakukan di

Puskesmas ini?

Apoteker : memang tidak pernah dan orang atau tenaga kerja nya pun terbatas.

Penulis : mengapa tidak dilakukan pendidikan dan pelatihan terkait dengan Obat

dan Bahan Medis Habis Pakai di Puskesmas ini?

Apoteker : biasanya dilakukan langsung oleh dinas/UPT farmasi

Penulis : unutk pelaporan ESO kenapa tidak dilakukan?

Apoteker : karena memang belum saja.

Penulis : untuk MESO mengapa tidak dilakukan?

Apoteker : karena belum menemukan

Penulis : untuk PTO pada anak dan lainnya mengapa tidak dilakukan Bu?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 90: PELAKSANAAN STANDAR PELAYANAN KEFARMASIAN · PDF fileii pelaksanaan standar pelayanan kefarmasian berdasarkan peraturan menteri kesehatan republik indonesia nomor 30 tahun 2014 pada

75

Apoteker : selau, tetapi karena tidak ada rawat inap jadi tidak tertulis, sebenarnya

dilakukan sih, Cuma sama pasien TB saja.

Penulis : untuk timbangan obat mengapa tidak ada Bu?

Apoteker : karena memang tidak ada tapi setiap tahun selalu diusulkan

Penulis : untuk poster pada pertanyaan nomor 61 di kuesioner mengapa tidak ada

Bu?

Apoteker : karena memang tifak ada ya.. paling pas ada anak-anak PKL saja baru

ada dan dibuat,

Penulis : untuk formulis jadwal konsumsi obat mengapa tidak ada di Puskesmas

ini Bu?

Apoteker : karena Cuma konseling biasa karena banyak PTO Cuma pake formulir

konseling PTO 30 aja.

Penulis : mengapa tidak ada kartu suhu di Puskesmas ini Bu?

Apoteker : karena memang belum ada, di Puskesmas ini Cuma ada kartu suhu di

vaksin saja.

Penulis : untuk ruang arsip sendiri mengapa tidak ada Bu?

Apoteker : memang tidak ada, karena keterbatasan ruangan

Penulis : untuk audit mengapa tidak dilakukan Bu?

Apoteker : memang tidak karena tenaga kerja yang sedikit, satu karyawan di

Puskesmas bisa memegang banyak program.

Penulis : untuk review mengapa tidak dilakukan Bu?

Apoteker : memang belum karena belum sempat.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 91: PELAKSANAAN STANDAR PELAYANAN KEFARMASIAN · PDF fileii pelaksanaan standar pelayanan kefarmasian berdasarkan peraturan menteri kesehatan republik indonesia nomor 30 tahun 2014 pada

76

Lampiran 4. Surat Izin Penelitian dari Dinas Perizinan Kota Yogyakarta

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 92: PELAKSANAAN STANDAR PELAYANAN KEFARMASIAN · PDF fileii pelaksanaan standar pelayanan kefarmasian berdasarkan peraturan menteri kesehatan republik indonesia nomor 30 tahun 2014 pada

77

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 93: PELAKSANAAN STANDAR PELAYANAN KEFARMASIAN · PDF fileii pelaksanaan standar pelayanan kefarmasian berdasarkan peraturan menteri kesehatan republik indonesia nomor 30 tahun 2014 pada

78

Lampiran 5. Surat Izin Penelitian dari Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 94: PELAKSANAAN STANDAR PELAYANAN KEFARMASIAN · PDF fileii pelaksanaan standar pelayanan kefarmasian berdasarkan peraturan menteri kesehatan republik indonesia nomor 30 tahun 2014 pada

79

Lampiran 6. Ketentuan Permenkes Nomor 30 Tahun 2014

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 30 TAHUN 2014

TENTANG

STANDAR PELAYANAN KEFARMASIAN DI PUSKESMAS

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,

s

Menimbang : a. bahwa untuk meningkatkan mutu pelayanan kefarmasian di

Puskesmas yang berorientasi kepada pasien diperlukan suatu standar yang dapat digunakan sebagai acuan dalam pelayanan kefarmasian;

b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimanadimaksud

dalam huruf a dan untuk melaksanakanketentuan Pasal 21 ayat (4) Peraturan PemerintahNomor 51 Tahun 2009 tentang Pekerjaan Kefarmasian, perlu menetapkan Peraturan Menteri Kesehatan tentangStandar Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas;

Mengingat :

1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1997 tentang Psikotropika

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 10,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3671);

2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);

3. Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 143, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5062);

4. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 95: PELAKSANAAN STANDAR PELAYANAN KEFARMASIAN · PDF fileii pelaksanaan standar pelayanan kefarmasian berdasarkan peraturan menteri kesehatan republik indonesia nomor 30 tahun 2014 pada

80

Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5063);

5. Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 1998 tentang Pengamanan Sediaan

Farmasi dan Alat Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1998 Nomor 138, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3781);

6. Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 2009 tentang Kefarmasian

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 124, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5044);

7. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2013 tentang Pelaksanaan

Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 96, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5419);

8. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 128/Menkes/SK/II/2004 tentang

Kebijakan Dasar Pusat Kesehatan Masyarakat;

9. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 189/Menkes/SK/III/2006 tentang Kebijakan Obat Nasional;

10. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1144/Menkes/Per/VIII/2010 tentang

Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 585) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 35 Tahun 2013 (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 741);

11. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 889/Menkes/Per/V/2011 tentang

Registrasi, Izin Praktik, dan Izin Kerja Tenaga Kefarmasian (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 322);

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN MENTERI KESEHATAN TENTANG STANDAR

PELAYANAN KEFARMASIAN DI PUSKESMAS.

Pasal 1

Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan:

1. Pusat Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disingkat Puskesmas adalah

unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten/kota yang bertanggung

jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja.

2. Standar Pelayanan Kefarmasian adalah tolok ukur yang dipergunakan

sebagai pedoman bagi tenaga kefarmasian dalam menyelenggarakan

pelayanan kefarmasian.

3. Pelayanan Kefarmasian adalah suatu pelayanan langsung dan bertanggung

jawab kepada pasien yang berkaitan dengan Sediaan Farmasi dengan

maksud mencapai hasil yang pasti untuk meningkatkan mutu kehidupan

pasien.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 96: PELAKSANAAN STANDAR PELAYANAN KEFARMASIAN · PDF fileii pelaksanaan standar pelayanan kefarmasian berdasarkan peraturan menteri kesehatan republik indonesia nomor 30 tahun 2014 pada

81

4. Obat adalah bahan atau paduan bahan, termasuk produk biologi yang

digunakan untuk mempengaruhi atau menyelidiki sistem fisiologi atau

keadaan patologi dalam rangka penetapan diagnosis, pencegahan,

penyembuhan, pemulihan, peningkatan kesehatan dan kontrasepsi, untuk

manusia.

5. Bahan Medis Habis Pakai adalah alat kesehatan yang ditujukan untuk

penggunaan sekali pakai (single use) yang daftar produknya diatur dalam

peraturan perundang-undangan.

6. Apoteker adalah sarjana farmasi yang telah lulus sebagai Apoteker dan

telah mengucapkan sumpah jabatan Apoteker.

7. Tenaga Teknis Kefarmasian adalah tenaga yang membantu Apoteker

dalam menjalani Pekerjaan Kefarmasian, yang terdiri atas Sarjana

Farmasi, Ahli Madya Farmasi, Analis Farmasi, dan Tenaga Menengah

Farmasi/Asisten Apoteker.

8. Menteri adalah menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di

bidang kesehatan.

Pasal 2

Pengaturan Standar Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas bertujuan untuk:

a. meningkatkan mutu pelayanan kefarmasian;

b. menjamin kepastian hukum bagi tenaga kefarmasian; dan

c. melindungi pasien dan masyarakat dari penggunaan Obat yang tidak rasional

dalam rangka keselamatan pasien (patient safety).

Pasal 3

(1) Standar Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas meliputi standar:

a. pengelolaan Obat dan Bahan Medis Habis Pakai; dan

b. pelayanan farmasi klinik. (2) Pengelolaan Obat dan Bahan Medis Habis Pakai sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) huruf a meliputi:

a. perencanaan kebutuhan;

b. permintaan;

c. penerimaan;

d. penyimpanan: e. pendistribusian; f. pengendalian;

g. pencatatan, pelaporan, dan pengarsipan; dan

h. pemantauan dan evaluasi pengelolaan. (3) Pelayanan farmasi klinik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b,

meliputi: a. pengkajian resep, penyerahan Obat, dan pemberian informasi Obat;

b. Pelayanan Informasi Obat (PIO);

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 97: PELAKSANAAN STANDAR PELAYANAN KEFARMASIAN · PDF fileii pelaksanaan standar pelayanan kefarmasian berdasarkan peraturan menteri kesehatan republik indonesia nomor 30 tahun 2014 pada

82

c. konseling;

d. ronde/visite pasien (khusus Puskesmas rawat inap);

e. pemantauan dan pelaporan efek samping Obat;

f. pemantauan terapi Obat; dan

g. evaluasi penggunaan Obat. (4) Ketentuan lebih lanjut mengenai pengelolaan Obat dan Bahan Medis Habis

Pakai sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan pelayanan farmasi klinik

sebagaimana dimaksud pada ayat (3) tercantum dalam Lampiran yang

merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini

Pasal 4

(1) Penyelenggaraan Standar Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas harus

didukung oleh ketersediaan sumber daya kefarmasian, pengorganisasian yang

berorientasi kepada keselamatan pasien, dan standar prosedur operasional

sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan. (2) Sumber daya kefarmasian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:

a. sumber daya manusia; dan

b. sarana dan prasarana. (3) Pengorganisasian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus

menggambarkan uraian tugas, fungsi, dan tanggung jawab serta hubungan

koordinasi di dalam maupun di luar pelayanan kefarmasian yang ditetapkan

oleh pimpinan Puskesmas. (4) Ketentuan lebih lanjut mengenai sumber daya kefarmasian sebagaimana

dimaksud pada ayat (2) tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian

tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.

Pasal 5

(1) Untuk menjamin mutu Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas, harus

dilakukan pengendalian mutu Pelayananan Kefarmasian meliputi: a. monitoring; dan

b. evaluasi.

(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai pengendalian mutu Pelayananan

Kefarmasian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum dalam

Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan

Menteri ini.

Pasal 6

(1) Penyelenggaraan Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas dilaksanakan pada

unit pelayanan berupa ruang farmasi.

(2) Ruang farmasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dipimpin oleh seorang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 98: PELAKSANAAN STANDAR PELAYANAN KEFARMASIAN · PDF fileii pelaksanaan standar pelayanan kefarmasian berdasarkan peraturan menteri kesehatan republik indonesia nomor 30 tahun 2014 pada

83

Apoteker sebagai penanggung jawab.

Pasal 7

Setiap Apoteker dan/atau Tenaga Teknis Kefarmasian yang menyelenggarakan

Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas wajib mengikuti Standar Pelayanan

Kefarmasian sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri ini.

Pasal 8

(1) Pembinaan dan pengawasan terhadap pelaksanaan Peraturan Menteri ini

dilakukan oleh Menteri, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi, dan Kepala

Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota sesuai tugas dan fungsi masing-masing. (2) Pelaksanaan pembinaan dan pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat

(1) dapat melibatkan organisasi profesi.

Pasal 9

(1) Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku, bagi Puskesmas yang belum

memiliki Apoteker sebagai penanggung jawab, penyelenggaraan Pelayanan

Kefarmasian secara terbatas dilakukan oleh tenaga teknis kefarmasian atau

tenaga kesehatan lain. (2) Pelayanan Kefarmasian secara terbatas sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

meliputi: a. pengelolaan Obat dan Bahan Medis Habis Pakai; dan

b. pelayanan resep berupa peracikan Obat, penyerahan Obat, dan pemberian

informasi Obat.

(3) Penyelenggaraan Pelayanan Kefarmasian secara terbatas sebagaimana

dimaksud pada ayat (2) berada di bawah pembinaan dan pengawasan

Apoteker yang ditunjuk oleh Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. (4) Puskesmas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus menyesuaikan dengan

ketentuan Peraturan Menteri ini dalam jangka waktu paling lama 3 (tiga) tahun sejak Peraturan Menteri ini mulai berlaku.

Pasal 10 Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan

Menteri ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 99: PELAKSANAAN STANDAR PELAYANAN KEFARMASIAN · PDF fileii pelaksanaan standar pelayanan kefarmasian berdasarkan peraturan menteri kesehatan republik indonesia nomor 30 tahun 2014 pada

84

LAMPIRAN PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK

INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2014 TENTANG STANDAR

PELAYANAN KEFARMASIAN DI PUSKESMAS

STANDAR PELAYANAN KEFARMASIAN DI PUSKESMAS

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan

kesehatan, bertujuan untuk mewujudkan derajat kesehatan yang optimal bagi

masyarakat. Puskesmas merupakan fasilitas pelayanan kesehatan dasar yang

menyelenggarakan upaya kesehatan pemeliharaan, peningkatan kesehatan

(promotif), pencegahan penyakit (preventif), penyembuhan penyakit (kuratif),

dan pemulihan kesehatan (rehabilitatif), yang dilaksanakan secara

menyeluruh, terpadu, dan berkesinambungan. Konsep kesatuan upaya

kesehatan ini menjadi pedoman dan pegangan bagi semua fasilitas pelayanan

kesehatan di Indonesia termasuk Puskesmas.

Peningkatan kinerja pelayanan kesehatan dasar yang ada di Puskesmas

dilakukan sejalan dengan perkembangan kebijakan yang ada pada berbagai

sektor. Adanya kebijakan otonomi daerah dan desentralisasi diikuti pula

dengan menguatnya kewenangan daerah dalam membuat berbagai kebijakan.

Selama ini penerapan dan pelaksanaan upaya kesehatan dalam kebijakan

dasar Puskesmas yang sudah ada sangat beragam antara daerah satu dengan

daerah lainnya, namun secara keseluruhan belum menunjukkan hasil yang

optimal.

Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas merupakan satu kesatuan yang tidak

terpisahkan dari pelaksanaan upaya kesehatan, yang berperan penting dalam

meningkatkan mutu pelayanan kesehatan bagi masyarakat. Pelayanan

Kefarmasian di Puskesmas harus mendukung tiga fungsi pokok Puskesmas,

yaitu sebagai pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan, pusat

pemberdayaan masyarakat, dan pusat pelayanan kesehatan strata pertama

yang meliputi pelayanan kesehatan perorangan dan pelayanan kesehatan

masyarakat.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 100: PELAKSANAAN STANDAR PELAYANAN KEFARMASIAN · PDF fileii pelaksanaan standar pelayanan kefarmasian berdasarkan peraturan menteri kesehatan republik indonesia nomor 30 tahun 2014 pada

85

Pelayanan Kefarmasian merupakan kegiatan yang terpadu dengan tujuan

untuk mengidentifikasi, mencegah dan menyelesaikan masalah Obat dan

masalah yang berhubungan dengan kesehatan. Tuntutan pasien dan

masyarakat akan peningkatan mutu Pelayanan Kefarmasian, mengharuskan

adanya perluasan dari paradigma lama yang berorientasi kepada produk (drug

oriented) menjadi paradigma baru yang berorientasi pada pasien (patient

oriented) dengan filosofi Pelayanan Kefarmasian (pharmaceutical care). B. Ruang Lingkup

Pelayanan kefarmasian di Puskesmas meliputi 2 (dua) kegiatan, yaitu

kegiatan yang bersifat manajerial berupa pengelolaan Obat dan BahanMedis

Habis Pakai dan kegiatan pelayanan farmasi klinik. Kegiatantersebut harus

didukung oleh sumber daya manusia dan sarana dan prasarana.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 101: PELAKSANAAN STANDAR PELAYANAN KEFARMASIAN · PDF fileii pelaksanaan standar pelayanan kefarmasian berdasarkan peraturan menteri kesehatan republik indonesia nomor 30 tahun 2014 pada

86

BAB II

PENGELOLAAN OBAT DAN BAHAN MEDIS HABIS PAKAI

Pengelolaan Obat dan Bahan Medis Habis Pakai merupakan salah satukegiatan

pelayanan kefarmasian, yang dimulai dari perencanaan, permintaan, penerimaan,

penyimpanan, pendistribusian, pengendalian, pencatatan dan pelaporan serta

pemantauan dan evaluasi. Tujuannya adalah untuk menjamin kelangsungan

ketersediaan dan keterjangkauanObat dan Bahan Medis Habis Pakai yang efisien,

efektif dan rasional, meningkatkan kompetensi/kemampuan tenaga kefarmasian,

mewujudkan sistem informasi manajemen, dan melaksanakan pengendalian mutu

pelayanan. Kepala Ruang Farmasi di Puskesmas mempunyai tugas dan tanggung jawab untuk

menjamin terlaksananya pengelolaan Obat dan Bahan Medis HabisPakai yang

baik. Kegiatan pengelolaan Obat dan Bahan Medis Habis Pakai meliputi:

1. Perencanaan kebutuhan Obat dan Bahan Medis Habis Pakai

Perencanaan merupakan proses kegiatan seleksi Obat dan Bahan MedisHabis

Pakai untuk menentukan jenis dan jumlah Obat dalam rangkapemenuhan

kebutuhan Puskesmas.

Tujuan perencanaan adalah untuk mendapatkan:

a. perkiraan jenis dan jumlah Obat dan Bahan Medis Habis Pakai yang mendekati kebutuhan;

b. meningkatkan penggunaan Obat secara rasional; dan

c. meningkatkan efisiensi penggunaan Obat.

Perencanaan kebutuhan Obat dan Bahan Medis Habis Pakai di Puskesmas

setiap periode dilaksanakan oleh Ruang Farmasi di Puskesmas.

Proses seleksi Obat dan Bahan Medis Habis Pakai dilakukan dengan

mempertimbangkan pola penyakit, pola konsumsi Obat periode sebelumnya,

data mutasi Obat, dan rencana pengembangan. Proses seleksi Obat dan Bahan

Medis Habis Pakai juga harus mengacu pada Daftar Obat Esensial Nasional

(DOEN) dan Formularium Nasional. Proses seleksi ini harus melibatkan

tenaga kesehatan yang ada di Puskesmas seperti dokter, dokter gigi, bidan,

dan perawat, serta pengelola program yang berkaitan dengan pengobatan.

Proses perencanaan kebutuhan Obat per tahun dilakukan secara berjenjang

(bottom-up). Puskesmas diminta menyediakan data pemakaian Obat dengan

menggunakan Laporan Pemakaian dan Lembar Permintaan Obat (LPLPO).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 102: PELAKSANAAN STANDAR PELAYANAN KEFARMASIAN · PDF fileii pelaksanaan standar pelayanan kefarmasian berdasarkan peraturan menteri kesehatan republik indonesia nomor 30 tahun 2014 pada

87

Selanjutnya Instalasi Farmasi Kabupaten/Kota akan melakukan kompilasi dan

analisa terhadap kebutuhan Obat Puskesmas di wilayah kerjanya,

menyesuaikan pada anggaran yang tersedia dan memperhitungkan waktu

kekosongan Obat, buffer stock, serta menghindari stok berlebih. 2. Permintaan Obat dan Bahan Medis Habis Pakai

Tujuan permintaan Obat dan Bahan Medis Habis Pakai adalah memenuhi

kebutuhan Obat dan Bahan Medis Habis Pakai di Puskesmas, sesuai dengan

perencanaan kebutuhan yang telah dibuat. Permintaan diajukan kepada Dinas

Kesehatan Kabupaten/Kota, sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-

undangan dan kebijakan pemerintah daerah setempat. 3. Penerimaan Obat dan Bahan Medis Habis Pakai

Penerimaan Obat dan Bahan Medis Habis Pakai adalah suatu kegiatan dalam

menerima Obat dan Bahan Medis Habis Pakai dari Instalasi Farmasi

Kabupaten/Kota sesuai dengan permintaan yang telah diajukan.

Tujuannya adalah agar Obat yang diterima sesuai dengan kebutuhan

berdasarkan permintaan yang diajukan oleh Puskesmas.

Semua petugas yang terlibat dalam kegiatan pengelolaan bertanggung jawab

atas ketertiban penyimpanan, pemindahan, pemeliharaan dan penggunaan

Obat dan Bahan Medis Habis Pakai berikut kelengkapan catatan yang

menyertainya.

Petugas penerimaan wajib melakukan pengecekan terhadap Obat dan Bahan

Medis Habis Pakai yang diserahkan, mencakup jumlahkemasan/peti, jenis

dan jumlah Obat, bentuk Obat sesuai dengan isi dokumen (LPLPO),

ditandatangani oleh petugas penerima, dan diketahui oleh Kepala Puskesmas.

Bila tidak memenuhi syarat, maka petugas penerima dapat mengajukan

keberatan.

Masa kedaluwarsa minimal dari Obat yang diterima disesuaikan dengan

periode pengelolaan di Puskesmas ditambah satu bulan. 4. Penyimpanan Obat dan Bahan Medis Habis Pakai

Penyimpanan Obat dan Bahan Medis Habis Pakai merupakan suatu kegiatan

pengaturan terhadap Obat yang diterima agar aman (tidak hilang), terhindar

dari kerusakan fisik maupun kimia dan mutunya tetap terjamin, sesuai dengan

persyaratan yang ditetapkan.

Tujuannya adalah agar mutu obat yang tersedia di puskesmas dapat

dipertahankan sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 103: PELAKSANAAN STANDAR PELAYANAN KEFARMASIAN · PDF fileii pelaksanaan standar pelayanan kefarmasian berdasarkan peraturan menteri kesehatan republik indonesia nomor 30 tahun 2014 pada

88

Penyimpanan Obat dan Bahan Medis Habis Pakai dengan

mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut: a. bentuk dan jenis sediaan;

b. stabilitas (suhu, cahaya, kelembaban);

c. mudah atau tidaknya meledak/terbakar; dan

d. narkotika dan psikotropika disimpan dalam lemari khusus.

5. Pendistribusian Obat dan Bahan Medis Habis Pakai

Pendistribusian Obat dan Bahan Medis Habis Pakai merupakan kegiatan

pengeluaran dan penyerahan Obat dan Bahan Medis Habis Pakai secara

merata dan teratur untuk memenuhi kebutuhan sub unit/satelit farmasi

Puskesmas dan jaringannya.

Tujuannya adalah untuk memenuhi kebutuhan Obat sub unit pelayanan

kesehatan yang ada di wilayah kerja Puskesmas dengan jenis, mutu, jumlah

dan waktu yang tepat.

Sub-sub unit di Puskesmas dan jaringannya antara lain:

a. Sub unit pelayanan kesehatan di dalam lingkungan Puskesmas;

b. Puskesmas Pembantu;

c. Puskesmas Keliling;

d. Posyandu; dan

e. Polindes.

Pendistribusian ke sub unit (ruang rawat inap, UGD, dan lain-lain) dilakukan

dengan cara pemberian Obat sesuai resep yang diterima (floorstock),

pemberian Obat per sekali minum (dispensing dosis unit) ataukombinasi,

sedangkan pendistribusian ke jaringan Puskesmas dilakukan dengan cara

penyerahan Obat sesuai dengan kebutuhan (floorstock). 6. Pengendalian Obat dan Bahan Medis Habis Pakai

Pengendalian Obat dan Bahan Medis Habis Pakai adalah suatu kegiatan

untuk memastikan tercapainya sasaran yang diinginkan sesuai dengan strategi

dan program yang telah ditetapkan sehingga tidak terjadi kelebihan dan

kekurangan/kekosongan Obat di unit pelayanan kesehatan dasar.

Tujuannya adalah agar tidak terjadi kelebihan dan kekosongan Obat di unit

pelayanan kesehatan dasar.

Pengendalian Obat terdiri dari:

a) Pengendalian persediaan;

b) Pengendalian penggunaan; dan

c) Penanganan Obat hilang, rusak, dan kadaluwarsa.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 104: PELAKSANAAN STANDAR PELAYANAN KEFARMASIAN · PDF fileii pelaksanaan standar pelayanan kefarmasian berdasarkan peraturan menteri kesehatan republik indonesia nomor 30 tahun 2014 pada

89

6. Pencatatan, pelaporan dan pengarsipan

Pencatatan, pelaporan, dan pengarsipan merupakan rangkaian kegiatan dalam

rangka penatalaksanaan Obat dan Bahan Medis Habis Pakai secara tertib,

baik Obat dan Bahan Medis Habis Pakai yang diterima, disimpan,

didistribusikan dan digunakan di Puskesmas atau unit pelayanan lainnya.

Tujuan pencatatan, pelaporan dan pengarsipan adalah:

a. Bukti bahwa pengelolaan Obat dan Bahan Medis Habis Pakai telah dilakukan;

b. Sumber data untuk melakukan pengaturan dan pengendalian; dan

c. Sumber data untuk pembuatan laporan.

7. Pemantauan dan evaluasi pengelolaan Obat dan Bahan Medis HabisPakai

Pemantauan dan evaluasi pengelolaan Obat dan Bahan Medis Habis Pakai

dilakukan secara periodik dengan tujuan untuk:

a. mengendalikan dan menghindari terjadinya kesalahan dalam pengelolaan

Obat dan Bahan Medis Habis Pakai sehingga dapat menjaga kualitas maupun pemerataan pelayanan;

b. memperbaiki secara terus-menerus pengelolaan Obat dan Bahan Medis

Habis Pakai; dan c. memberikan penilaian terhadap capaian kinerja pengelolaan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 105: PELAKSANAAN STANDAR PELAYANAN KEFARMASIAN · PDF fileii pelaksanaan standar pelayanan kefarmasian berdasarkan peraturan menteri kesehatan republik indonesia nomor 30 tahun 2014 pada

90

BAB III

PELAYANAN FARMASI KLINIK

Pelayanan farmasi klinik merupakan bagian dari Pelayanan Kefarmasian yang

langsung dan bertanggung jawab kepada pasien berkaitan dengan Obat dan Bahan

Medis Habis Pakai dengan maksud mencapai hasil yang pasti untuk meningkatkan

mutu kehidupan pasien. Pelayanan farmasi klinik bertujuan untuk:

1. Meningkatkan mutu dan memperluas cakupan Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas.

2. Memberikan Pelayanan Kefarmasian yang dapat menjamin efektivitas,

keamanan dan efisiensi Obat dan Bahan Medis Habis Pakai.

3. Meningkatkan kerjasama dengan profesi kesehatan lain dan kepatuhan pasien

yang terkait dalam Pelayanan Kefarmasian. 4. Melaksanakan kebijakan Obat di Puskesmas dalam rangka meningkatkan

penggunaan Obat secara rasional. Pelayanan farmasi klinik meliputi:

1. Pengkajian Resep, Penyerahan Obat, dan Pemberian Informasi Obat

2. Pelayanan Informasi Obat (PIO)

3. Konseling

4. Ronde/Visite Pasien (khusus Puskesmas rawat inap)

5. Pemantauan dan Pelaporan Efek Samping Obat (ESO)

6. Pemantauan Terapi Obat (PTO)

7. Evaluasi Penggunaan Obat

1. Pengkajian Resep, Penyerahan Obat, dan Pemberian Informasi Obat Kegiatan

pengkajian resep dimulai dari seleksi persyaratan administrasi, persyaratan

farmasetik dan persyaratan klinis baik untuk pasien rawat inap maupun rawat

jalan.

Persyaratan administrasi meliputi:

a. Nama, umur, jenis kelamin dan berat badan pasien.

b. Nama, dan paraf dokter.

c. Tanggal resep.

d. Ruangan/unit asal resep.

Persyaratan farmasetik meliputi:

a. Bentuk dan kekuatan sediaan.

b. Dosis dan jumlah Obat.

c. Stabilitas dan ketersediaan.

d. Aturan dan cara penggunaan.

e. Inkompatibilitas (ketidakcampuran Obat).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 106: PELAKSANAAN STANDAR PELAYANAN KEFARMASIAN · PDF fileii pelaksanaan standar pelayanan kefarmasian berdasarkan peraturan menteri kesehatan republik indonesia nomor 30 tahun 2014 pada

91

Persyaratan klinis meliputi:

a. Ketepatan indikasi, dosis dan waktu penggunaan Obat.

b. Duplikasi pengobatan.

c. Alergi, interaksi dan efek samping Obat.

d. Kontra indikasi.

e. Efek adiktif.

Kegiatan Penyerahan (Dispensing) dan Pemberian Informasi Obat merupakan

kegiatan pelayanan yang dimulai dari tahap menyiapkan/meracik Obat,

memberikan label/etiket, menyerahan sediaan farmasi dengan informasi yang

memadai disertai pendokumentasian.

Tujuan:

a. Pasien memperoleh Obat sesuai dengan kebutuhan klinis/pengobatan.

b. Pasien memahami tujuan pengobatan dan mematuhi intruksi pengobatan. 2. Pelayanan Informasi Obat (PIO)

Merupakan kegiatan pelayanan yang dilakukan oleh Apoteker untuk

memberikan informasi secara akurat, jelas dan terkini kepada dokter,

apoteker, perawat, profesi kesehatan lainnya dan pasien.

Tujuan:

a. Menyediakan informasi mengenai Obat kepada tenaga kesehatan lain di

lingkungan Puskesmas, pasien dan masyarakat.

b. Menyediakan informasi untuk membuat kebijakan yang berhubungan dengan Obat (contoh: kebijakan permintaan Obat oleh jaringan dengan

mempertimbangkan stabilitas, harus memiliki alat penyimpanan yang memadai).

c. Menunjang penggunaan Obat yang rasional.

Kegiatan:

a. Memberikan dan menyebarkan informasi kepada konsumen secara pro

aktif dan pasif. b. Menjawab pertanyaan dari pasien maupun tenaga kesehatan melalui

telepon, surat atau tatap muka. c. Membuat buletin, leaflet, label Obat, poster, majalah dinding dan lain-

lain. d. Melakukan kegiatan penyuluhan bagi pasien rawat jalan dan rawat inap,

serta masyarakat.

e. Melakukan pendidikan dan/atau pelatihan bagi tenaga kefarmasian dan

tenaga kesehatan lainnya terkait dengan Obat dan Bahan Medis Habis Pakai.

f. Mengoordinasikan penelitian terkait Obat dan kegiatan Pelayanan

Kefarmasian. Faktor-faktor yang perlu diperhatikan: a. Sumber informasi Obat.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 107: PELAKSANAAN STANDAR PELAYANAN KEFARMASIAN · PDF fileii pelaksanaan standar pelayanan kefarmasian berdasarkan peraturan menteri kesehatan republik indonesia nomor 30 tahun 2014 pada

92

b. Tempat.

c. Tenaga.

d. Perlengkapan.

3. Konseling

Merupakan suatu proses untuk mengidentifikasi dan penyelesaian masalah

pasien yang berkaitan dengan penggunaan Obat pasien rawat jalan dan rawat

inap, serta keluarga pasien.

Tujuan dilakukannya konseling adalah memberikan pemahaman yang benar

mengenai Obat kepada pasien/keluarga pasien antara lain tujuan pengobatan,

jadwal pengobatan, cara dan lama penggunaan Obat, efek samping, tanda-

tanda toksisitas, cara penyimpanan dan penggunaan Obat.

Kegiatan:

a. Membuka komunikasi antara apoteker dengan pasien.

b. Menanyakan hal-hal yang menyangkut Obat yang dikatakan oleh dokter

kepada pasien dengan metode pertanyaan terbuka (open-ended question), misalnya apa yang dikatakan dokter mengenai Obat,bagaimana cara

pemakaian, apa efek yang diharapkan dari Obat tersebut, dan lain-lain. c. Memperagakan dan menjelaskan mengenai cara penggunaan Obat

d. Verifikasi akhir, yaitu mengecek pemahaman pasien, mengidentifikasi

dan menyelesaikan masalah yang berhubungan dengan cara penggunaan

Obat untuk mengoptimalkan tujuan terapi.

Faktor yang perlu diperhatikan:

a. Kriteria pasien:

1) Pasien rujukan dokter.

2) Pasien dengan penyakit kronis.

3) Pasien dengan Obat yang berindeks terapetik sempit dan poli

farmasi. 4) Pasien geriatrik.

5) Pasien pediatrik.

6) Pasien pulang sesuai dengan kriteria di atas.

b. Sarana dan prasarana:

1) Ruangan khusus.

2) Kartu pasien/catatan konseling.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 108: PELAKSANAAN STANDAR PELAYANAN KEFARMASIAN · PDF fileii pelaksanaan standar pelayanan kefarmasian berdasarkan peraturan menteri kesehatan republik indonesia nomor 30 tahun 2014 pada

93

Setelah dilakukan konseling, pasien yang memiliki kemungkinan mendapat

risiko masalah terkait Obat misalnya komorbiditas, lanjut usia, lingkungan

sosial, karateristik Obat, kompleksitas pengobatan, kompleksitas penggunaan

Obat, kebingungan atau kurangnya pengetahuan dan keterampilan tentang

bagaimana menggunakan Obat dan/atau alat kesehatan perlu dilakukan

pelayanan kefarmasian di rumah (Home Pharmacy Care) yang bertujuan

tercapainya keberhasilan terapi Obat. 4. Ronde/Visite Pasien

Merupakan kegiatan kunjungan ke pasien rawat inap yang dilakukan secara

mandiri atau bersama tim profesi kesehatan lainnya terdiri dari dokter,

perawat, ahli gizi, dan lain-lain.

Tujuan:

a. Memeriksa Obat pasien.

b. Memberikan rekomendasi kepada dokter dalam pemilihan Obat dengan

mempertimbangkan diagnosis dan kondisi klinis pasien.

c. Memantau perkembangan klinis pasien yang terkait dengan penggunaan Obat.

d. Berperan aktif dalam pengambilan keputusan tim profesi kesehatan

dalam terapi pasien.

Kegiatan yang dilakukan meliputi persiapan, pelaksanaan, pembuatan

dokumentasi dan rekomendasi.

Kegiatan visite mandiri:

a. Untuk Pasien Baru

1) Apoteker memperkenalkan diri dan menerangkan tujuan dari

kunjungan.

2) Memberikan informasi mengenai sistem pelayanan farmasi dan jadwal pemberian Obat.

3) Menanyakan Obat yang sedang digunakan atau dibawa dari rumah,

mencatat jenisnya dan melihat instruksi dokter pada catatan

pengobatan pasien.

4) Mengkaji terapi Obat lama dan baru untuk memperkirakan masalah

terkait Obat yang mungkin terjadi.

b. Untuk pasien lama dengan instruksi baru

1) Menjelaskan indikasi dan cara penggunaan Obat baru.

2) Mengajukan pertanyaan apakah ada keluhan setelah pemberian Obat.

c. Untuk semua pasien

1) Memberikan keterangan pada catatan pengobatan pasien.

2) Membuat catatan mengenai permasalahan dan penyelesaian masalah

dalam satu buku yang akan digunakan dalam setiap kunjungan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 109: PELAKSANAAN STANDAR PELAYANAN KEFARMASIAN · PDF fileii pelaksanaan standar pelayanan kefarmasian berdasarkan peraturan menteri kesehatan republik indonesia nomor 30 tahun 2014 pada

94

Kegiatan visite bersama tim:

a. Melakukan persiapan yang dibutuhkan seperti memeriksa catatan

pegobatan pasien dan menyiapkan pustaka penunjang.

b. Mengamati dan mencatat komunikasi dokter dengan pasien dan/atau

keluarga pasien terutama tentang Obat. c. Menjawab pertanyaan dokter tentang Obat.

d. Mencatat semua instruksi atau perubahan instruksi pengobatan, seperti

Obat yang dihentikan, Obat baru, perubahan dosis dan lain-lain.

Hal-hal yang perlu diperhatikan:

a. Memahami cara berkomunikasi yang efektif.

b. Memiliki kemampuan untuk berinteraksi dengan pasien dan tim.

c. Memahami teknik edukasi.

d. Mencatat perkembangan pasien.

Pasien rawat inap yang telah pulang ke rumah ada kemungkinan terputusnya

kelanjutan terapi dan kurangnya kepatuhan penggunaan Obat. Untuk itu,

perlu juga dilakukan pelayanan kefarmasian di rumah (Home Pharmacy

Care) agar terwujud komitmen, keterlibatan, dankemandirian pasien dalam

penggunaan Obat sehingga tercapai keberhasilan terapi Obat. 5. Pemantauan dan Pelaporan Efek Samping Obat (ESO)

Merupakan kegiatan pemantauan setiap respon terhadap Obat yang

merugikan atau tidak diharapkan yang terjadi pada dosis normal yang

digunakan pada manusia untuk tujuan profilaksis, diagnosis dan terapi atau

memodifikasi fungsi fisiologis.

Tujuan:

a. Menemukan efek samping Obat sedini mungkin terutama yang berat,

tidak dikenal dan frekuensinya jarang. b. Menentukan frekuensi dan insidensi efek samping Obat yang sudah

sangat dikenal atau yang baru saja ditemukan.

Kegiatan:

a. Menganalisis laporan efek samping Obat.

b. Mengidentifikasi Obat dan pasien yang mempunyai resiko tinggi

mengalami efek samping Obat. c. Mengisi formulir Monitoring Efek Samping Obat (MESO).

d. Melaporkan ke Pusat Monitoring Efek Samping Obat Nasional.

Faktor yang perlu diperhatikan:

a. Kerja sama dengan tim kesehatan lain.

b. Ketersediaan formulir Monitoring Efek Samping Obat.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 110: PELAKSANAAN STANDAR PELAYANAN KEFARMASIAN · PDF fileii pelaksanaan standar pelayanan kefarmasian berdasarkan peraturan menteri kesehatan republik indonesia nomor 30 tahun 2014 pada

95

6. Pemantauan Terapi Obat (PTO)

Merupakan proses yang memastikan bahwa seorang pasien mendapatkan

terapi Obat yang efektif, terjangkau dengan memaksimalkan efikasi dan

meminimalkan efek samping.

Tujuan:

a. Mendeteksi masalah yang terkait dengan Obat.

b. Memberikan rekomendasi penyelesaian masalah yang terkait dengan

Obat.

Kriteria pasien:

a. Anak-anak dan lanjut usia, ibu hamil dan menyusui.

b. Menerima Obat lebih dari 5 (lima) jenis.

c. Adanya multidiagnosis.

d. Pasien dengan gangguan fungsi ginjal atau hati.

e. Menerima Obat dengan indeks terapi sempit.

f. Menerima Obat yang sering diketahui menyebabkan reaksi Obat yang

merugikan.

Kegiatan:

a. Memilih pasien yang memenuhi kriteria.

b. Membuat catatan awal.

c. Memperkenalkan diri pada pasien.

d. Memberikan penjelasan pada pasien.

e. Mengambil data yang dibutuhkan.

f. Melakukan evaluasi.

g. Memberikan rekomendasi.

7. Evaluasi Penggunaan Obat

Merupakan kegiatan untuk mengevaluasi penggunaan Obat secara terstruktur

dan berkesinambungan untuk menjamin Obat yang digunakan sesuai indikasi,

efektif, aman dan terjangkau (rasional).

Tujuan:

a. Mendapatkan gambaran pola penggunaan Obat pada kasus tertentu.

b. Melakukan evaluasi secara berkala untuk penggunaan Obat tertentu.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 111: PELAKSANAAN STANDAR PELAYANAN KEFARMASIAN · PDF fileii pelaksanaan standar pelayanan kefarmasian berdasarkan peraturan menteri kesehatan republik indonesia nomor 30 tahun 2014 pada

96

BAB IV

SUMBER DAYA KEFARMASIAN

A. Sumber Daya Manusia

Penyelengaraan Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas minimal harus

dilaksanakan oleh 1 (satu) orang tenaga Apoteker sebagai penanggung jawab,

yang dapat dibantu oleh Tenaga Teknis Kefarmasian sesuai kebutuhan.

Jumlah kebutuhan Apoteker di Puskesmas dihitung berdasarkan rasio

kunjungan pasien, baik rawat inap maupun rawat jalan serta memperhatikan

pengembangan Puskesmas. Rasio untuk menentukan jumlah Apoteker di

Puskesmas adalah 1 (satu) Apoteker untuk 50 (lima puluh) pasien perhari.

Semua tenaga kefarmasian harus memiliki surat tanda registrasi dan surat izin

praktik untuk melaksanakan Pelayanan Kefarmasian di fasilitas pelayanan

kesehatan termasuk Puskesmas, sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan.

Setiap tahun dapat dilakukan penilaian kinerja tenaga kefarmasian yang

disampaikan kepada yang bersangkutan dan didokumentasikan secara

rahasia. Hasil penilaian kinerja ini akan digunakan sebagai pertimbangan

untuk memberikan penghargaan dan sanksi (reward andpunishment).

1. Kompetensi Apoteker

a. Sebagai Penanggung Jawab

1) mempunyai kemampuan untuk memimpin;

2) mempunyai kemampuan dan kemauan untuk mengelola dan

mengembangkan Pelayanan Kefarmasian;

3) mempunyai kemampuan untuk mengembangkan diri;

4) mempunyai kemampuan untuk bekerja sama dengan pihak lain;

dan 5) mempunyai kemampuan untuk mengidentifikasi, mencegah,

menganalisis dan memecahkan masalah.

b. Sebagai Tenaga Fungsional

2) mampu memberikan pelayanan kefarmasian;

3) mampu melakukan akuntabilitas praktek kefarmasian;

4) mampu mengelola manajemen praktis farmasi;

5) mampu berkomunikasi tentang kefarmasian;

6) mampu melaksanakan pendidikan dan pelatihan; dan

7) mampu melaksanakan penelitian dan pengembangan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 112: PELAKSANAAN STANDAR PELAYANAN KEFARMASIAN · PDF fileii pelaksanaan standar pelayanan kefarmasian berdasarkan peraturan menteri kesehatan republik indonesia nomor 30 tahun 2014 pada

97

Semua tenaga kefarmasian di Puskesmas harus selalu meningkatkan

pengetahuan, keterampilan dan perilaku dalam rangka menjaga dan

meningkatkan kompetensinya. Upaya peningkatan kompetensi tenaga

kefarmasian dapat dilakukan melalui pengembangan profesional

berkelanjutan.

Semua tenaga kefarmasian di Puskesmas melaksanakan Pelayanan

Kefarmasian berdasarkan Standar Prosedur Operasional (SPO) yang dibuat

secara tertulis, disusun oleh Kepala Ruang Farmasi, dan ditetapkan oleh

Kepala Puskesmas. SPO tersebut diletakkan di tempat yang mudah dilihat.

Jenis SPO dibuat sesuai dengan kebutuhan pelayanan yang dilakukan pada

Puskesmas yang bersangkutan.

Contoh-contoh SPO sebagaimana terlampir.

2. Pendidikan dan Pelatihan

Pendidikan dan pelatihan adalah salah suatu proses atau upaya peningkatan

pengetahuan dan keterampilan di bidang kefarmasian atau bidang yang

berkaitan dengan kefarmasian secara berkesinambungan untuk

mengembangkan potensi dan produktivitas tenaga kefarmasian secara

optimal. Puskesmas dapat menjadi tempat pelaksanaan program pendidikan,

pelatihan serta penelitian dan pengembangan bagi calon tenaga kefarmasian

dan tenaga kefarmasian unit lain.

Tujuan Umum:

a. Tersedianya tenaga kefarmasian di Puskesmas yang mampu

melaksanakan rencana strategi Puskesmas.

b. Terfasilitasinya program pendidikan dan pelatihan bagi calon tenaga kefarmasian dan tenaga kefarmasian unit lain.

c. Terfasilitasinya program penelitian dan pengembangan bagi calon tenaga

kefarmasian dan tenaga kefarmasian unit lain.

Tujuan Khusus:

a. Tersedianya tenaga kefarmasian yang mampu melakukan pengelolaan

Obat dan Bahan Medis Habis Pakai.

b. Tersedianya tenaga kefarmasian yang mampu melakukan Pelayanan

Kefarmasian.

c. Terfasilitasinya studi banding, praktik dan magang bagi calon tenaga kefarmasian internal maupun eksternal.

d. Tersedianya data Pelayanan Informasi Obat (PIO) dan konseling tentang

Obat dan Bahan Medis Habis Pakai.

e. Tersedianya data penggunaan antibiotika dan injeksi.

f. Terwujudnya Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas yang optimal.

g. Tersedianya Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas.

h. Terkembangnya kualitas dan jenis pelayanan ruang farmasi Puskesmas.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 113: PELAKSANAAN STANDAR PELAYANAN KEFARMASIAN · PDF fileii pelaksanaan standar pelayanan kefarmasian berdasarkan peraturan menteri kesehatan republik indonesia nomor 30 tahun 2014 pada

98

2. Pengembangan Tenaga Kefarmasian dan Program Pendidikan

Dalam rangka penyiapan dan pengembangan pengetahuan dan

keterampilan tenaga kefarmasian maka Puskesmas menyelenggarakan

aktivitas sebagai berikut:

a. Setiap tenaga kefarmasian di Puskesmas mempunyai kesempatan

yang sama untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilannya. b. Apoteker dan/atau Tenaga Teknis Kefarmasian harus memberikan

masukan kepada pimpinan dalam menyusun program pengembangan staf.

c. Staf baru mengikuti orientasi untuk mengetahui tugas, fungsi,

wewenang dan tanggung jawabnya.

d. Melakukan analisis kebutuhan peningkatan pengetahuan dan

keterampilan bagi tenaga kefarmasian. e. Tenaga kefarmasian difasilitasi untuk mengikuti program yang

diadakan oleh organisasi profesi dan institusi pengembangan

pendidikan berkelanjutan terkait.

f. Memberikan kesempatan bagi institusi lain untuk melakukan praktik,

magang, dan penelitian tentang pelayanan kefarmasian di

Puskesmas.

Pimpinan dan tenaga kefarmasian di ruang farmasi Puskesmas berupaya

berkomunikasi efektif dengan semua pihak dalam rangka optimalisasi dan

pengembangan fungsi ruang farmasi Puskesmas. B. Sarana dan Prasarana

Sarana yang diperlukan untuk menunjang pelayanan kefarmasian di Puskesmas meliputi sarana yang memiliki fungsi: 1. Ruang penerimaan resep

Ruang penerimaan resep meliputi tempat penerimaan resep, 1 (satu) set

meja dan kursi, serta 1 (satu) set komputer, jika memungkinkan. Ruang

penerimaan resep ditempatkan pada bagian paling depan dan mudah

terlihat oleh pasien.

2. Ruang pelayanan resep dan peracikan (produksi sediaan secara terbatas) Ruang pelayanan resep dan peracikan atau produksi sediaan secara

terbatas meliputi rak Obat sesuai kebutuhan dan meja peracikan. Di

ruang peracikan disediakan peralatan peracikan, timbangan Obat, air

minum (air mineral) untuk pengencer, sendok Obat, bahan pengemas

Obat, lemari pendingin, termometer ruangan, blanko salinan resep, etiket

dan label Obat, buku catatan pelayanan resep, buku-buku

referensi/standar sesuai kebutuhan, serta alat tulis secukupnya. Ruang ini

diatur agar mendapatkan cahaya dan sirkulasi udara yang cukup. Jika

memungkinkan disediakan pendingin ruangan (air conditioner) sesuai

kebutuhan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 114: PELAKSANAAN STANDAR PELAYANAN KEFARMASIAN · PDF fileii pelaksanaan standar pelayanan kefarmasian berdasarkan peraturan menteri kesehatan republik indonesia nomor 30 tahun 2014 pada

99

3. Ruang penyerahan Obat

Ruang penyerahan Obat meliputi konter penyerahan Obat, buku pencatatan

penyerahan dan pengeluaran Obat. Ruang penyerahan Obat dapat

digabungkan dengan ruang penerimaan resep. 4. Ruang konseling

Ruang konseling meliputi satu set meja dan kursi konseling, lemari buku,

buku-buku referensi sesuai kebutuhan, leaflet, poster, alat bantu konseling,

buku catatan konseling, formulir jadwal konsumsi Obat (lampiran), formulir

catatan pengobatan pasien (lampiran), dan lemari arsip (filling cabinet), serta

1 (satu) set komputer, jika memungkinkan. 5. Ruang penyimpanan Obat dan Bahan Medis Habis Pakai

Ruang penyimpanan harus memperhatikan kondisi sanitasi, temperatur,

kelembaban, ventilasi, pemisahan untuk menjamin mutu produk dan

keamanan petugas. Selain itu juga memungkinkan masuknya cahaya yang

cukup. Ruang penyimpanan yang baik perlu dilengkapi dengan rak/lemari

Obat, pallet, pendingin ruangan (AC), lemari pendingin, lemari penyimpanan

khusus narkotika dan psikotropika, lemari penyimpanan Obat khusus,

pengukur suhu, dan kartu suhu. 6. Ruang arsip

Ruang arsip dibutuhkan untuk menyimpan dokumen yang berkaitan dengan

pengelolaan Obat dan Bahan Medis Habis Pakai dan Pelayanan Kefarmasian

dalam jangka waktu tertentu. Ruang arsip memerlukan ruangan khusus yang

memadai dan aman untuk memelihara dan menyimpan dokumen dalam

rangka untuk menjamin penyimpanan sesuai hukum, aturan, persyaratan, dan

teknik manajemen yang baik. Istilah ‘ruang’ di sini tidak harus diartikan sebagai wujud ‘ruangan’ secara fisik,

namun lebih kepada fungsi yang dilakukan. Bila memungkinkan, setiap fungsi

tersebut disediakan ruangan secara tersendiri. Jika tidak, maka dapat digabungkan

lebih dari 1 (satu) fungsi, namun harus terdapat pemisahan yang jelas antar fungsi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 115: PELAKSANAAN STANDAR PELAYANAN KEFARMASIAN · PDF fileii pelaksanaan standar pelayanan kefarmasian berdasarkan peraturan menteri kesehatan republik indonesia nomor 30 tahun 2014 pada

100

BAB V

PENGENDALIAN MUTU PELAYANAN KEFARMASIAN

Pengendalian mutu Pelayanan Kefarmasian merupakan kegiatan untuk mencegah

terjadinya masalah terkait Obat atau mencegah terjadinya kesalahan pengobatan

atau kesalahan pengobatan/medikasi (medicationerror), yang bertujuan untuk

keselamatan pasien (patient safety). Unsur-unsur yang mempengaruhi mutu pelayanan:

a. Unsur masukan (input), yaitu sumber daya manusia, sarana dan prasarana,

ketersediaan dana, dan Standar Prosedur Operasional. b. Unsur proses, yaitu tindakan yang dilakukan, komunikasi, dan kerja sama.

c. Unsur lingkungan, yaitu kebijakan, organisasi, manajemen, budaya, respon

dan tingkat pendidikan masyarakat. Pengendalian mutu Pelayanan Kefarmasian terintegrasi dengan program

pengendalian mutu pelayanan kesehatan Puskesmas yang dilaksanakan secara

berkesinambungan. Kegiatan pengendalian mutu Pelayanan Kefarmasian meliputi: a. Perencanaan, yaitu menyusun rencana kerja dan cara monitoring dan evaluasi

untuk peningkatan mutu sesuai standar.

b. Pelaksanaan, yaitu:

1) monitoring dan evaluasi capaian pelaksanaan rencana kerja

(membandingkan antara capaian dengan rencana kerja); dan

2) memberikan umpan balik terhadap hasil capaian.

c. Tindakan hasil monitoring dan evaluasi, yaitu:

1) melakukan perbaikan kualitas pelayanan sesuai standar; dan

2) meningkatkan kualitas pelayanan jika capaian sudah memuaskan.

Monitoring merupakan kegiatan pemantauan selama proses berlangsung untuk

memastikan bahwa aktivitas berlangsung sesuai dengan yang direncanakan.

Monitoring dapat dilakukan oleh tenaga kefarmasian yang melakukan proses.

Aktivitas monitoring perlu direncanakan untuk mengoptimalkan hasil

pemantauan.

Contoh: monitoring pelayanan resep, monitoring penggunaan Obat, monitoring

kinerja tenaga kefarmasian. Untuk menilai hasil atau capaian pelaksanaan Pelayanan Kefarmasian, dilakukan

evaluasi. Evaluasi dilakukan terhadap data yang dikumpulkan yang diperoleh

melalui metode berdasarkan waktu, cara, dan teknik pengambilan data.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 116: PELAKSANAAN STANDAR PELAYANAN KEFARMASIAN · PDF fileii pelaksanaan standar pelayanan kefarmasian berdasarkan peraturan menteri kesehatan republik indonesia nomor 30 tahun 2014 pada

101

Berdasarkan waktu pengambilan data, terdiri atas:

a. Retrospektif:

pengambilan data dilakukan setelah pelayanan dilaksanakan.

Contoh: survei kepuasan pelanggan, laporan mutasi barang. b. Prospektif:

pengambilan data dijalankan bersamaan dengan pelaksanaan pelayanan.

Contoh: Waktu pelayanan kefarmasian disesuaikan dengan waktupelayanan

kesehatan di Puskesmas, sesuai dengan kebutuhan. Berdasarkan cara pengambilan data, terdiri atas:

a. Langsung (data primer):

data diperoleh secara langsung dari sumber informasi oleh pengambil data.

Contoh: survei kepuasan pelanggan terhadap kualitas pelayanan kefarmasian. b. Tidak Langsung (data sekunder):

data diperoleh dari sumber informasi yang tidak langsung.

Contoh: catatan penggunaan Obat, rekapitulasi data pengeluaran Obat.

Berdasarkan teknik pengumpulan data, evaluasi dapat dibagi menjadi:

a. Survei

Survei yaitu pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner. Contoh:

survei kepuasan pelanggan. b. Observasi

Observasi yaitu pengamatan langsung aktivitas atau proses dengan

menggunakan cek list atau perekaman. Contoh: pengamatan konseling pasien. Pelaksanaan evaluasi terdiri atas:

a. Audit

Audit merupakan usaha untuk menyempurnakan kualitas pelayanan dengan

pengukuran kinerja bagi yang memberikan pelayanan dengan menentukan

kinerja yang berkaitan dengan standar yang dikehendaki dan dengan

menyempurnakan kinerja tersebut. Oleh karena itu, audit merupakan alat

untuk menilai, mengevaluasi, menyempurnakan pelayanan kefarmasian secara

sistematis.

Terdapat 2 macam audit, yaitu:

1) Audit Klinis

Audit Klinis yaitu analisis kritis sistematis terhadap pelayanan

kefarmasian, meliputi prosedur yang digunakan untuk pelayanan,

penggunaan sumber daya, hasil yang didapat dan kualitas hidup pasien.

Audit klinis dikaitkan dengan pengobatan berbasis bukti.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 117: PELAKSANAAN STANDAR PELAYANAN KEFARMASIAN · PDF fileii pelaksanaan standar pelayanan kefarmasian berdasarkan peraturan menteri kesehatan republik indonesia nomor 30 tahun 2014 pada

102

2) Audit Profesional

Audit Profesional yaitu analisis kritis pelayanan kefarmasian oleh seluruh

tenaga kefarmasian terkait dengan pencapaian sasaran yang disepakati,

penggunaan sumber daya dan hasil yang diperoleh. Contoh: audit

pelaksanaan sistem manajemen mutu. b. Review (pengkajian)

Review (pengkajian) yaitu tinjauan atau kajian terhadap pelaksanaanpelayanan

kefarmasian tanpa dibandingkan dengan standar. Contoh: kajian penggunaan

antibiotik.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 118: PELAKSANAAN STANDAR PELAYANAN KEFARMASIAN · PDF fileii pelaksanaan standar pelayanan kefarmasian berdasarkan peraturan menteri kesehatan republik indonesia nomor 30 tahun 2014 pada

103

BAB VI

PENUTUP

Standar Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas ditetapkan sebagai acuan

pelaksanaan Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas. Untuk keberhasilan

pelaksanaan Standar Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas ini diperlukan

komitmen dan kerja sama semua pemangku kepentingan terkait. Hal tersebut akan

menjadikan Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas semakin optimal dan dapat

dirasakan manfaatnya oleh pasien dan masyarakat yang pada akhirnya dapat

meningkatkan citra Puskesmas dan kepuasan pasien atau masyarakat.

MENTERI

KESEHATAN

REPUBLIK

INDONESIA,

ttd

NAFSIAH

MBOI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 119: PELAKSANAAN STANDAR PELAYANAN KEFARMASIAN · PDF fileii pelaksanaan standar pelayanan kefarmasian berdasarkan peraturan menteri kesehatan republik indonesia nomor 30 tahun 2014 pada

104

BIOGRAFI PENULIS

Monalisa Mangkoan, merupakan anak pertama dari

pasanganSimon Palaun dan Teresia Havi.Lahir di Putussibau

Pada tanggal 16 Juli 1994. Pendidikan awal dimulai di SD

Negeri 01 Putussibau pada tahun 2000-2006, dilanjutkan ke

jenjang pendidikan SMP Karya Budi Putussibau pada tahun

2006-2009. Kemudian naik ke jenjang pendidikan SMA Karya

Budi Putussibau pada tahun 2009-2012.Selanjutnya pada tahun 2012 melanjutkan

pendidikan ke jenjang Perguruan Tinggi di Fakultas Farmasi Universitas Sanata

Dharma Yogyakarta dan menyelesaikan studi pada tahun 2016.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI