PELAKSANAAN PROGRAM ASURANSI RAWAT INAP …... · Program Asuransi Rawat Inap dan Pembedahan dari...
Transcript of PELAKSANAAN PROGRAM ASURANSI RAWAT INAP …... · Program Asuransi Rawat Inap dan Pembedahan dari...
PELAKSANAAN PROGRAM ASURANSI RAWAT INAP DAN PEMBEDAHAN DARI ASURANSI JIWA BERSAMA (AJB)
BUMIPUTERA 1912 KANTOR CABANG ASURANSI KUMPULAN SURAKARTA
T U G A S A K H I R
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam Memperoleh Sebutan Vokation Ahli Madya (A.Md.) dalam Bidang
Manajemen Administrasi
Oleh :
EKA PRIASTUTI D 1506075
PROGRAM DIPLOMA III MANAJEMEN ADMINISTRASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA
2009
MOTTO
“Mintalah Pertolongan Allah Dengan Sabar Dan Salat. Sungguh Allah Bersama
Orang-Orang Yang Sabar.”
(QS Al Baqarah : 153)
“Seseorang Tidak Dibebani Kecuali Sepadan Dengan Kemampuannya.”
(QS Al Baqarah : 233)
“Dengan Ilmu Kehidupan Menjadi Mudah, Dengan Seni Kehidupan Menjadi indah
Dan Dengan Agama Kehidupan Menjadi Lebih Bermakna Dan Terarah.”
(H.R Mukti Ali)
“Doa Adalah Senjata Seorang Mukmin Dan Tiang (Pilar) Agama Serta Cahaya
Langit Dan Bumi.”
(H.R Abu Ya’ la)
Yang terdalam syukurku pada Allah SWT yang telah memberikan kekuatan iman dan batin
sehingga diriku mampu menyelesaikan tanggung jawab ini.
Tugas Akhir ini Dipersembahkan Untuk :
v Ayahanda dan Ibunda tercinta atas segala kasih sayang,
dukungan, nasehat, bimbingan dan doa yang tiada henti
kepada ananda dengan penuh ketulusan dan kesabaran.
v Adek-adekku tersayang Dwi dan Putri, atas segala dukungan
dan doa untuk mba.
“Belajar yang rajin ee….!!”
v My Love…..Nanang, atas kasih sayang, doa, dukungan, dan
kesabaran yang tiada hentinya untukku.
“ I LOVE YOU ALL “
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr.Wb,
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha
Esa atas segala limpahan rahmat, hidayat dan taufik – Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan penyusunan laporan Tugas Akhir dengan judul “Pelaksanaan
Program Asuransi Rawat Inap dan Pembedahan dari Asuransi Jiwa Bersama
(AJB) Bumiputera 1912 Kantor Cabang Asuransi Kumpulan Surakarta”.
Penyusunan Tugas Akhir ini merupakan salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Ahli Madya dari Program Studi Diploma III Manajemen
Administrasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
Penulis mohon maaf seandainya dalam penyusunan Tugas Akhir ini masih
terdapat kesalahan dan kekurangan dikarenakan keterbatasan dan kemampuan dari
penulis sebagai manusia biasa yang tidak luput dari kesalahan.
Dalam penyusunan Tugas Akhir ini peranan berbagai pihak yang telah
memberikan bantuan dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini sangat besar. Untuk
itu pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Allah SWT, yang telah memberikan kesempatan dan atas segala limpahan
rahmat dan hidayah - Nya dan segala rizki yang telah diberikan kepada
penulis.
2. Bapak Drs. Supriyadi SN, SU., selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta.
3. Bapak Drs. H. Sakur, MS., selaku Ketua Program Diploma III Manajemen
Administrasi sekaligus Dosen Pembimbing Tugas Akhir, terima kasih atas
saran dan bimbingan Bapak selama ini.
4. Bapak Drs. Sonhaji, M.Si., selaku Pembimbing Akademik.
5. Bapak H. Wahyu Budiarto, selaku Kepala Kantor Cabang Asuransi Kumpulan
AJB Bumiputera 1912 Surakarta yang telah memberi penulis kesempatan
untuk melaksanakan Kuliah Kerja Manajemen Administrasi (KKMA).
6. Bapak Drs. Thathit Harjanta, selaku Kasir Kantor Cabang Asuransi Kumpulan
AJB Bumiputera 1912 Surakarta.
7. Bapak Agus Suryanto, ST., selaku Pegawai Administrasi Kantor Cabang
Asuransi Kumpulan AJB Bumiputera 1912 Surakarta yang telah banyak
membantu penulis dan selalu meluangkan waktu saat bertugas untuk melayani
pertanyaan-pertanyaan dari penulis.
8. Mas Fery, Mba Reny dan seluruh pegawai AJB Bumiputera 1912 Kantor
Cabang Asuransi Kumpulan Surakarta yang telah membantu penulis selama
pelaksanaan Kuliah Kerja Manajemen Administrasi (KKMA).
9. Bapak dan Ibu tercinta yang telah memberikan segenap curahan kasih sayang
dan doa serta selalu membimbing dan mendukung penulis dalam segala hal.
10. Teman baikku Xumal, “Akhirnya TA kita kelar juga ya xum.”
11. Ita dan Rita yang telah memberikan keceriaan selama bersama di kampus
FISIP UNS tercinta.
12. Teman-teman kampus FISIP UNS khususnya Manajemen Administrasi’06
kelas A yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu, terimakasih atas
bantuannya dan telah menjadi bagian waktuku.
13. Semua pihak yang telah membantu hingga laporan Tugas Akhir ini dapat
terselesaikan.
Harapan penulis semoga laporan Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi
semua pihak, Amin yaa robbal ‘alamin.
Wassalamualaikum Wr.Wb.
Surakarta, Juli 2009
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL……………………………………………………………....i
PERSETUJUAN…………………………………………………………………..ii
PENGESAHAN…………………………………………………………………..iii
MOTTO…………………………………………………………………………..iv
PERSEMBAHAN………………………………………………………………...v
KATA PENGANTAR……………………………………………………………vi
PERNYATAAN………………………………………………………………...viii
DAFTAR ISI…………………………………………………………………......ix
DAFTAR GAMBAR………………………………………………………….....xii
DAFTAR TABEL.................................................................................................xiii
DAFTAR LAMPIRAN………………………………………………………….xiv
ABSTRAK……………………………………………………………………….xv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah…………………………………………...1
B. Perumusan Masalah……………………………………………….3
C. Tujuan Pengamatan………………………………………………..3
D. Manfaat Pengamatan………………………………………………4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Pustaka…………………………………………………..5
1. Pengertian Pelaksanaan………………………………………..5
2. Pengertian Program…………………………………………....5
3. Asuransi…………….................................................................6
4. Asuransi Jiwa...........................................................................14
5. Asuransi Rawat Inap dan Pembedahan……………………...17
6. Istilah-istilah dalam Asuransi Jiwa Kumpulan………………20
7. Karakteristik Produk Asuransi Jiwa Kumpulan……………...23
B. Metode Pengamatan……………………………………………..25
1. Jenis
Pengamatan…………………………………………….25
2. Lokasi
Pengamatan…………………………………………..25
3. Teknik Pengumpulan Data…………………………………...25
4. Metode Pengambilan Sampel………………………………...26
5. Data yang
Digunakan………………………………………...26
6. Analisa Data………………………………………………….27
BAB III DESKRIPSI LEMBAGA / INSTANSI
A. Sejarah Singkat dan Perjalanan AJB Bumiputera 1912………….28
1. Sejarah AJB Bumiputera
1912……………………………….28
2. Perjalanan dan Perkembangan AJB Bumiputera
1912………29
B. Visi, Misi, Falsafah dan Budaya AJB Bumiputera 1912………...33
1. Visi…………………………………………………………...33
2. Misi…………………………………………………………..34
3. Falsafah………………………………………………………34
4. Budaya……………………………………………………….34
C. Dasar Hukum Asuransi Jiwa……………………………………..35
D. Fungsi dan Tujuan AJB Bumiputera 1912……………………….35
1. Fungsi AJB Bumiputera 1912………………………………..35
2. Tujuan AJB Bumiputera 1912……………………………….35
E. Peran dan Manfaat AJB Bumiputera 1912………………………36
1. Peran AJB Bumiputera
1912………………………………....36
2. Manfaat AJB Bumiputera
1912……………………………...36
F. Produk Dasar Asuransi Jiwa……………………………………..36
1. Formula Dasar Produk Asuransi Jiwa………………………..36
ix
2. Produk Yang Dipasarkan AJB Bumiputera 1912……………37
3. Produk AJB Bumiputera 1912
(Berdasarkan Segmen Pasar)………………………………....38
4. Plan-Plan Asuransi Kumpulan AJB Bumiputera 1912………38
G. Mutualisme dan Organisasi………………………………………40
H. Struktur Organisasi AJB Bumiputera 1912
Kancab ASKUM Surakarta...…………………………………….43
BAB IV PEMBAHASAN
A. Persyaratan Untuk Mengikuti Asuransi Kumpulan Asuransi
Rawat Inap dan Pembedahan…………………………………….44
B. Syarat-syarat Kepesertaan Anggota Keluarga…………………...44
C. Prosedur Pelaksanaan Asuransi Rawat Inap dan Pembedahan…..45
1. Prosedur Awal………………………………………………..45
2. Berlakunya Asuransi Rawat Inap dan Pembedahan………....49
3. Pengajuan Klaim……………………………………………..49
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan………………………………………………………55
B. Saran……………………………………………………………..57
DAFTAR PUSTAKA
x
PERNYATAAN
Nama : Eka Priastuti
NIM : D 1506075
Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tugas akhir berjudul
“PELAKSANAAN PROGRAM ASURANSI RAWAT INAP DAN
PEMBEDAHAN DARI ASURANSI JIWA BERSAMA (AJB)
BUMIPUTERA 1912 KANTOR CABANG ASURANSI KUMPULAN
SURAKARTA” adalah betul-betul karya sendiri. Hal-hal yang bukan karya saya
dalam tugas akhir tersebut diberi tanda citasi dan ditunjukkan dalam daftar
pustaka.
Apabila dikemudian hari terbukti pernyataan saya tidak benar, maka saya bersedia
menerima sanksi akademik berupa pencabutan tugas akhir dan gelar yang saya
peroleh dari tugas akhir tersebut.
Surakarta, Juli 2009
Yang membuat pernyataan,
Eka Priastuti
viii
ABSTRACT Eka Priastuti, D1506075, THE REALIZATION OF RAWAT INAP DAN PEMBEDAHAN INSURANCE PROGRAM AT MUTUAL LIFE INSURANCE COMPANY BUMIPUTERA 1912 BRANCH OFFICE OF SURAKARTA, Administration Management Program, Social and political Faculty, University of Sebelas Maret Surakarta, 2009, 57 Pages. Mutual life insurance Company Bumiputera 1912 Branch Office of Surakarta is the oldest mutual life insurance Company experienced during 97 years. Mutual life insurance Company have many commercial product. One of them is Rawat Inap dan Pembedahan Insurance, which called as ARIP. Rawat Inap dan Pembedahan Insurance is one kinds of health insurance which gives the benefit for insurance members such as fee replacement of rawat inap dan pembedahan at hospital caused by the illness and accident. This final report is aimed to know the realization of rawat inap dan pembedahan insurance at mutual life insurance Company Bumiputera 1912 Branch Office of Surakarta. In this research, the researcher uses descriptive and qualitative method where the researcher collects the data, doing observation, interviewing and making documentation. The realization of rawat inap dan pembedahan insurance at mutual life insurance Company Bumiputera 1912 Branch Office of Surakarta is 1. First procedure, a. filling proposal, b. completing data of the member, c. Filling the blanko of healthy pronouncement for the members above 51 years old, d. Paying the premi, e. Encoding the data of the members in book voucher, f. Making the replay, g. Entry the data of members, h. Send the data to the Jakarta office centre, i. Print the policy, j. Send the policy to the branch office, k. Write the policy number in the branch office, l. Send the policy to the members. 2. The period of rawat inap dan pembedahan insurance, a. Start from the first date of the policy printing and premi payment, b. The member has cpmleting the rule and the requirement of the mutual life insurance Company Bumiputra 1912, c. For the worker or the officer in the company, the insurance can be used since the member addition letter is agreed by mutual life insurance Company Bumiputera 1912, d. For the workers or officers who absent, the insurance can be used when they back to work. 3. Making the claim: a. Informing the policy members, b. Making the claim, c. Writing the claim and checking the data file, d. Counting the claim, e. Making the claim payment letter and claim note, f. Send it to the policy holder, g. Policy holder give it to members.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pada hakekatnya setiap orang mendambakan kesejahteraan dan
membutuhkan kepastian dalam menjalani hidupnya. Setiap orang pasti
berusaha untuk menempuh cara meminimalkan terjadinya suatu resiko.
Namun tanpa disadari setinggi apapun kehati-hatian atau kewaspadaan
seseorang dalam menjaga dan melindungi dirinya dari segala resiko, hal
itu tetaplah sangat sulit untuk dihindari mengingat karena suatu resiko
dapat terjadi kapan saja dan dimana saja. Resiko dapat terjadi akibat
kelalaian atau kekhilafan seseorang atau orang lain, peristiwa yang tidak
terduga seperti kecelakaan dan kematian, peristiwa atau bencana alam, dan
sebagainya. Oleh karena itu, seseorang membutuhkan suatu lembaga
khususnya perusahaan asuransi yang dapat meringankan beban dan
memberi solusi berupa jaminan dan perlindungan atau proteksi atas resiko
yang mungkin akan menimpanya.
Berbagai macam hal tersebutlah yang menyebabkan munculnya
perusahaan asuransi. Bagi sebagian besar orang sangat terbantu dengan
kehadiran perusahaan asuransi karena mampu memberikan titik terang dan
solusi pasti berupa rasa aman atas nilai ekonomi seseorang apabila terjadi
resiko yang mungkin akan dihadapinya, serta menghilangkan
kekhawatiran. Asuransi adalah suatu sarana (sosial atau komersial) untuk
mengalihkan atau menurunkan resiko dengan mana orang banyak
memberikan kontribusi terhadap kerugian yang diderita oleh beberapa
orang. Dengan demikian seseorang dapat mengalihkan ataupun
menurunkan resikonya dengan memberikan kontribusi berupa membayar
premi yang besarnya cukup untuk menutupi resiko yang mungkin
dideritanya kepada perusahaan asuransi sebagai sarananya atau pihak
penanggung.
Asuransi Jiwa adalah pelimpahan resiko kerugian ekonomi dari
tertanggung kepada penanggung (perusahaan asuransi) akibat meninggal
atau hilangnya jiwa tertanggung pada usia produktif atau mencapai usia
tua sehingga tidak mampu bekerja.
Seiring waktu yang terus berjalan, kini telah hadir perusahaan-
perusahaan asuransi yang memiliki berbagai macam produk yang
dipasarkan dan saling bersaing memperlihatkan keunggulannya masing-
masing. Begitu pula halnya dengan Asuransi Jiwa Bersama (AJB)
Bumiputera 1912 Kantor Cabang Asuransi Kumpulan (ASKUM)
Surakarta, yang merupakan salah satu perusahaan asuransi jiwa tertua dan
telah berpengalaman selama kurang lebih 97 tahun. Dengan beraneka
ragam produk yang ditawarkan, salah satunya adalah Asuransi Rawat Inap
dan Pembedahan atau dikenal dengan sebutan ARIP.
Asuransi Rawat Inap dan Pembedahan adalah asuransi yang
termasuk dalam asuransi kesehatan yang memberikan benefit kepada
peserta asuransi (tertanggung) berupa penggantian biaya rawat inap dan
atau pembedahan di rumah sakit karena sakit atau kecelakaan dalam masa
asuransi.
Asuransi Rawat Inap dan Pembedahan memberikan perlindungan
bagi karyawan atau anggota suatu lembaga atau perusahaan sebagai upaya
pelayanan bagi kesejahteraan karyawan atau anggotanya dan dapat
diperluas bagi anggota keluarga (suami / isteri dan anak-anak). Asuransi
ini berlaku dengan jangka waktu (kontrak) selama 1 tahun atau kurang dari
1 tahun dan sesudahnya dapat diperbaharui setiap tahun. Ketentuan
kepesertaan program asuransi Rawat Inap dan Pembedahan ini adalah
seluruh calon peserta pada saat dimulainya program harus dalam kondisi
sehat jasmani dan rohani, serta tidak dalam perawatan dokter.
Adapun untuk menentukan besar premi bagi setiap peserta asuransi
yaitu dengan menggunakan komponen sebagai berikut :
1. Usia Peserta
2. Jenis Kelamin
Pembayaran premi dalam Asuransi Rawat Inap dan Pembedahan
ini dibayar sekali atau tunggal pada awal kontrak perjanjian asuransi
ditandatangani. Asuransi ini ditawarkan khusus untuk para Debitur sebagai
tertanggung sedangkan Kreditur sebagai Pemegang polis. Premi yang
dibayarkan oleh Debitur tidak langsung diberikan kepada perusahaan
asuransi tetapi melalui Kreditur terlebih dahulu kemudian Kreditur
menyerahkannya ke perusahaan asuransi. Dengan demikian, Debitur hanya
memiliki kewajiban kepada Kreditur.
B. Perumusan Masalah
Dengan latar belakang tersebut di atas maka penulis dapat
mengambil rumusan masalah dalam penulisan Laporan Tugas Akhir ini
adalah :
“Bagaimana pelaksanaan Asuransi Rawat Inap dan Pembedahan dari
Asuransi Jiwa Bersama (AJB) Bumiputera 1912 Kantor Cabang
ASKUM Surakarta.”
C. Tujuan Pengamatan
Tujuan dari pengamatan atau penulisan Laporan Tugas Akhir ini
adalah :
1. Untuk mengetahui secara terperinci sejauh mana dan atau bagaimana
pelaksanaan Asuransi Rawat Inap dan Pembedahan dari AJB
Bumiputera 1912 Kancab ASKUM Surakarta.
2. Untuk bahan pembanding antara teori yang diperoleh di bangku kuliah
dengan praktek di lapangan.
3. Untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan Program
Studi Diploma III Manajemen Administrasi, Fakultas Ilmu Sosial Dan
Ilmu Politik, Universitas Sebelas Maret Surakarta.
D. Manfaat Pengamatan
Manfaat yang diperoleh dari pengamatan atau penulisan Laporan
Tugas Akhir ini adalah :
1. Sebagai bahan informasi bagi pihak-pihak lain yang ingin mengetahui
Asuransi Jiwa Bersama (AJB) Bumiputera 1912 kantor Cabang
Asuransi Kumpulan Surakarta.
2. Sebagai bahan informasi bagi perusahaan dalam meningkatkan segala
sesuatu yang berhubungan dengan kegiatan usaha yang dijalani.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Pustaka
1. Pengertian Pelaksanaan
Berdasarkan tinjauan pustaka dari beberapa sumber, maka dapat
dijelaskan pengertian pelaksanaan diantaranya sebagai berikut :
Ø Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia :
“Pelaksanaan adalah Proses, cara, perbuatan melaksanakan
rancangan, keputusan, dan sebagainya.”(Tim Penyusun Kamus
Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Edisi II, 1989:488)
Ø “Tahap pelaksanaan atau implementasi dapat dipandang sebagai suatu proses melaksanakan keputusan atau kebijaksanaan (biasanya dalam bentuk Undang-Undang, Peraturan Pemerintah, keputusan peradilan, perintah eksekutif atau Dekrit Presiden.”(Solichin A Wahab, 1990:50)
Ø “Pelaksanaan atau implementasi adalah pelaksanaan pengendalian
serta pemilihan arah tindakan sampai dicapainya hasil kebijaksanaan dan waktu pelaksanaan.”(William N Dunn, 2003:580)
Sesuai dengan beberapa pengertian Pelaksanaan di atas, maka
dapat diambil kesimpulan bahwa :
Pelaksanaan adalah suatu proses, cara dan perbuataan
melaksanakan serta memilih arah tindakan sehingga tercapai keputusan
atau kebijaksanaan yang umumnya dalam bentuk Undang-Undang,
Peraturan Pemerintah, Keputusan Peradilan, Perintah Eksekusif atau
Dekrit Presiden.
2. Pengertian Program
Berikut ini merupakan pengertian program yang diperoleh melalui
tinjauan pustaka, antara lain :
Ø Pengertian Program menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia :
“Program adalah rancangan mengenai asas-asas serta usaha-usaha (ketatanegaraan, perekonomian dan sebagainya) yang akan dijalankan.”(Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Edisi II, 1989:702)
Ø “Program adalah perumusan yang memuat gambaran pekerjaan-pekerjaan yang akan dilaksanakan berikut petunjuk-petunjuk mengenai cara-cara pelaksanaannya.(The Liang Gie, 2000:265)
Berdasarkan pengertian program di atas, dapat disimpulkan bahwa:
Program adalah rancangan perumusan yang memuat gambaran
pekerjaan-pekerjaan serta petunjuk mengenai cara-cara pelaksanaan
yang akan dijalankan.
3. Asuransi
a. Pengertian Asuransi
“Istilah aslinya dalam bahasa Belanda adalah verzekering atau assurantie. Sukardono Guru Besar Hukum Dagang menerjemahkannya dengan pertanggungan. Istilah pertanggungan ini umum dipakai dalam literature hukum dan kurikulum perguruan tinggi hukum di Indonesia, sedangkan istilah asuransi sebagai serapan dari istilah assurantie (Belanda), assurance (Inggris) banyak dipakai dalam praktik dunia usaha (business).”(Abdulkadir Muhammad, 1999:6)
Berikut di bawah ini merupakan beberapa pengertian asuransi
yang dikutip dari berbagai sumber :
Ø Pengertian asuransi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia :
“Asuransi adalah pertanggungan (perjanjian antara dua pihak, pihak yang satu berkewajiban membayar iuran dan pihak yang lain berkewajiban memberikan jaminan sepenuhnya kepada pembayar iuran), apabila terjadi sesuatu yang menimpa dirinya atau barang miliknya yang diasuransikan sesuai dengan perjanjian yang dibuatnya.”(Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Edisi II, 1989:54)
Ø Pengertian asuransi menurut Pasal 246 Kitab Undang-Undang
Hukum Dagang (KUHD) Republik Indonesia :
“Asuransi atau Pertanggungan adalah suatu perjanjian, dengan mana seorang penanggung mengikatkan diri pada tertanggung dengan menerima suatu premi, untuk memberi penggantian kepadanya karena suatu kerugian, kerusakan atau kehilangan
keuntungan yang diharapkan, yang mungkin akan dideritanya karena suatu peristiwa yang tidak tertentu.” (Soeisno Djojosoedarso, 2003:73)
Ø Pengertian asuransi menurut ketentuan Pasal 1 Undang-Undang
No.2 Tahun 1992 tentang Usaha Perasuransian :
“Asuransi atau pertanggungan adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih dengan mana pihak penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung dengan menerima premi asuransi untuk memberikan penggantian kepada tertanggung karena kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan, atau tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin akan diderita tertanggung yang timbul dari suatu peristiwa yang tidak pasti, atau untuk memberikan suatu pembayaran yang didasarkan atas meninggal atau hidupnya seseorang yang dipertanggungkan.”(Abdulkadir Muhammad, 1999:11)
Ø Pengertian asuransi menurut Prof. Mehr dan Cammach :
“Asuransi adalah alat sosial untuk mengurangi resiko dengan menggabungkan sejumlah yang memadai unit-unit terkena resiko, sehingga kerugian-kerugian individual mereka secara kolektif dapat diramalkan. Kemudian kerugian yang dapat diramalkan itu dipikul merata oleh mereka yang tergabung.” (Soeisno Djojosoedarso, 2003:74)
Ø Pengertian asuransi menurut Prof. Mark R. Green :
“Asuransi adalah suatu lembaga ekonomi yang bertujuan mengurangi resiko, dengan jalan mengombinasi dalam satu pengelolaan sejumlah objek yang cukup besar jumlahnya, sehingga kerugian tersebut secara menyeluruh dapat diramalkan dalam batas-batas tertentu.”(Soeisno Djojosoedarso, 2003:74)
Ø Pengertian asuransi menurut C. Arthur William Jr dan Richard
M. Heins :
§ “Asuransi adalah suatu pengamanan terhadap kerugian
finansial yang dilakukan oleh seorang penanggung.”
§ “Asuransi adalah suatu persetujuan dengan mana dua atau lebih orang atau badan mengumpulkan dana untuk menanggulangi kerugian finansial.”(Soeisno Djojosoedarso, 2003:74)
Dari berbagai pengertian asuransi yang disebutkan di atas,
maka dapat ditarik kesimpulan bahwa :
Asuransi adalah pertanggungan atau perjanjian antara dua
pihak atau lebih dengan mana penanggung mengikatkan diri
kepada tertanggung dengan menerima premi, untuk mengurangi
risiko dan memeberikan penggantian kepada tertanggung karena
kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan
atau tanggung jawab kepada pihak ketiga yang mungkin akan
dideritanya karena suatu peristiwa yang tidak tertentu.
b. Syarat-Syarat Sah Asuransi
1) Kesepakatan (consensus)
Tertanggung dan penanggung sepakat mengadakan
perjanjian asuransi. Kesepakatan tersebut meliputi :
- Benda yang menjadi objek asuransi
- Pengalihan risiko dan pembayaran premi
- Evenemen (Peristiwa Tidak Pasti) dan ganti kerugian
- Syarat-syarat khusus asuransi
- Dibuat secara tertulis dalam polis
“Pengadaan perjanjian antara tertanggung dan penanggung dapat dilakukan secara langsung atau secara tidak langsung. Dilakukan secara langsung artinya kedua belah pihak mengadakan perjanjian asuransi tanpa melalui perantara. Dilakukan secara tidak langsung artinya kedua belah pihak mengadakan perjanjian asuransi melalui jasa perantara.”(Abdulkadir Muhammad, 1999:52)
2) Kewenangan (authority)
Kewenangan ada yang bersifat subjektif maupun bersifat
objektif. Kewenangan subjektif dengan ketentuan kedua pihak
telah dewasa, sehat ingatan, tidak berada di bawah perwakilan
dan pemegang kuasa yang sah, sedangkan kewenangan objektif
dengan ketentuan pihak tertanggung mempunyai hubungan sah
dengan kekayaan miliknya sendiri (benda objek asuransi) dan
pihak penanggung mewakili Perusahaan Asuransi berdasarkan
Anggaran Dasar Perusahaan.
3) Objek tertentu (fixed object)
Objek tertentu adalah objek yang diasuransikan yaitu
berupa harta kekayaan dan kepentingan yang melekat pada
harta kekayaan, serta dapat pula berupa jiwa.
4) Kausa yang halal (legal cause)
Kausa yang halal artinya isi perjanjian asuransi tidak
dilarang oleh Undang-Undang, tidak bertentangan dengan
kesusilaan dan tidak bertentangan dengan ketertiban umum.
5) Pemberitahuan (notification)
Pihak tertanggung berkewajiban memberitahukan
penanggung tentang keadaan objek asuransi, namun apabila
tertanggung lalai akan mengakibatkan asuransi batal.
c. Tujuan Asuransi
Tujuan dari asuransi atau pertanggungan antara lain :
1) Pengalihan Risiko
Tertanggung menyadari adanya ancaman bahaya, baik
terhadap harta kekayaan miliknya maupun terhadap jiwanya.
Tertanggung sebagai pihak yang memikul beban suatu risiko
yang sewaktu-waktu dapat menimpanya tersebut berupaya
mencari pihak lain yang bersedia mengambil alih beban
risikonya dengan membayar kontra prestasi berupa premi
asuransi.
“Dalam dunia bisnis, perusahaan asuransi selalu siap menerima tawaran dari pihak tertanggung untuk mengambil alih risiko dengan imbalan pembayaran premi. Dengan membayar sejumlah premi kepada perusahaan asuransi (penanggung), sejak itu pula risiko beralih kepada penanggung. Apabila sampai berakhirnya jangka waktu asuransi tidak terjadi peristiwa yang merugikan, penanggung beruntung memiliki dan menikmati yang telah diterimanya dari tertanggung.”(Abdulkadir Muhammad, 1999:13)
2) Pembayaran Ganti Kerugian
Apabila tertanggung tertimpa suatu peristiwa yang
menimbulkan kerugian bagi dirinya, maka penanggung akan
membayarkan ganti kerugian tersebut kepada tertanggung yang
bersangkutan seimbang dengan jumlah asuransinya.
3) Pembayaran Santunan
“Asuransi kerugian dan asuransi jiwa diadakan berdasarkan perjanjian bebas (sukarela) antara penanggung dan tertanggung (voluntary insurance). Tetapi Undang-Undang mengatur asuransi yang bersifat wajib (compulsary insurance), artinya tertanggung terikat dengan penanggung karena perintah Undang-Undang, bukan karena perjanjian. Asuransi ini disebut asuransi sosial, yaitu asuransi yang melindungi masyarakat dari ancaman bahaya yang mengakibatkan kematian atau cacat tubuh dengan membayar sejumlah kontribusi (semacam premi).”(Abdulkadir Muhammad, 1999:15)
Tertanggung yang membayar kontribusi adalah yang terikat
pada suatu hubungan hukum tertentu yang ditetapkan Undang-
Undang. Apabila tertanggung tersebut mendapat musibah
seperti kecelakaan dan sebagainya, maka mereka akan
memperoleh pembayaran santunan dari penanggung yang
jumlahnya telah ditetapkan oleh Undang-Undang.
4) Kesejahteraan Anggota
“Apabila beberapa orang berhimpun dalam suatu perkumpulan dan membayar kontribusi (iuran) kepada perkumpulan, maka perkumpulan itu berkedudukan sebagai penanggung sedangkan anggota perkumpulan berkedudukan sebagai tertanggung. Jika terjadi peristiwa yang mengakibatkan kerugian atau kematian bagi anggota (tertanggung), perkumpulan akan membayar sejumlah uang kepada anggota yang bersangkutan. Asuransi ini merupakan asuransi saling menanggung (onderlinge verzekering) atau asuransi usaha bersama (mutual insurance) yang bertujuan mewujudkan kesejahteraan anggota.”(Abdulkadir Muhammad, 1999:15)
d. Macam-Macam Asuransi
Adapun macam-macam asuransi antara lain sebagai berikut :
1) Asuransi Kerugian (Asuransi Umum) yaitu Asuransi yang
menyangkut dengan hak milik seseorang, seperti :
· Asuransi Kebakaran.
Asuransi Kebakaran merupakan asuransi yang paling
baik perkembangannya karena mampu diterima masyarakat
dan telah memiliki polis standar sebagai kontrak dasar.
Polis Standar Kebakaran terdiri dari tiga bagian yaitu
perjanjian pertanggungan, bagian syarat-syarat dan
ketentuan-ketentuan, serta berbagai tipe formulir.
“Polis ini memuat hal-hal seperti bencana dan harta yang ditutup atau dikecualikan, bagaimana menyelesaikan kerugian-kerugian, berakhirnya kontrak, tentang kepentingan pihak-pihak lain termasuk pemegang hipotek, dan hak-hak terhadap pihak-pihak yang lalai.”(A. Hasymi, 1981:72)
Terjadinya evenemen (peristiwa tidak pasti) penyebab
kebakaran yang menjadi tanggung jawab penanggung,
karena penanggung berkewajiban membayar klaim yang
diajukan oleh tertanggung. Untuk memenuhi
kewajibannnya, penanggung perlu membuktikan kebenaran
kebakaran tersebut. Menurut ketentuan Pasal 294 KUHD
yaitu :
“Penanggung dibebaskan dari kewajiban untuk membayar kerugian, apabila dia membuktikan bahw akebakaran itu disebabkan oleh kesalahan atau kelalaian tertanggung sendiri yang sangat melampaui batas.”(abdulkadir Muhammad, 1999:151)
· Asuransi Pengangkutan /
Pengangkutan Laut (marine insurance)
“Asuransi pengangkutan seringkali juga disebut asuransi marine (laut) karena asuransi laut ini adalah bentuk asuransi yang tertua. Barang-barang dalam perjalanan dapat terkena berbagai risiko, baik risiko bencana alam seperti kebakaran, badai, dan banjir, maupun kerugian yang disebabkan oleh kelalaian atau ketidakjujuran manusia.”(A. Hasymi, 1981:11)
Berkembangnya Asuransi Laut disebabkan pelaksanaan
pengangkutan atau pelayaran yang penuh dengan bahaya
laut yang dapat mengancam setiap saat. Asuransi Laut pada
dasarnya meliputi unsur-unsur sebagai berikut :
a) Objek asuransi yang diancam bahaya, terdiri dari kapal
dan barang muatan.
b) Jenis bahaya yang mengancam benda asuransi, yang
bersumber dari alam (badai, gelombang besar, hujan
angin, kabut tebal, baut karang, gunung es, dan
sebagainya) dan yang bersumber dari manusia
(nahkoda, awak kapal dan pihak ketiga), seperti
perompakan bajak laut, pemberontakan awak kapal,
penahanan atau perampasan oleh penguasa Negara dan
sebagainya.
c) Bermacam jenis benda asuransi, yaitu tubuh kapal,
muatan kapal, alat perlengkapan kapal, bahan keperluan
kapal, biaya pengangkutan.
Polis Asuransi Laut merupakan akta yang harus
ditandatangani oleh penanggung, dengan demikian
berfungsi sebagai bukti telah terjadi perjanjian asuransi laut
antara tertanggung dan penanggung. Menurut jangka
waktu polis, Polis yang digunakan dalam Asuransi
Pengangkutan adalah Polis yang dibuat untuk jangka waktu
tertentu disebut polis waktu (time policy) sedangkan polis
yang untuk sekali perjalanan tertentu disebut polis
perjalanan (voyage policy).
· Asuransi Tanggung Jawab
“Asuransi Tanggung Jawab tidak diatur dalam Undang-Undang Asuransi melainkan dapat berkembang dalam praktik perasuransian. Oleh karena itu, yang menjadi dasar asuransi tanggung jawab adalah kesepakatan bebas antara tertanggung dan penanggung yang dibuat secara tertulis dalam bentuk akta yang disebut polis. Polis ini ditandatangani oleh penanggung dan berfungsi sebagai alat bukti tertulis bahwa telah terjadi asuransi tanggung jawab antara tertanggung dan penanggung. Sebagai bukti tertulis perjanjian asuransi yang tidak diatur oleh Undang-Undang (KUHD), ketentuan Pasal 256 KUHD tentang persyaratan isi polis berlaku terhadap asuransi tanggung jawab ditambah syarat-syarat khusus yang disepakati oleh tertanggung dan penanggung.”(Abdulkadir Muhammad, 1999:163)
2) Asuransi Varia, seperti :
· Asuransi Mobil
Asuransi mobil diperlukan karena besarnya kecelakaan
mobil. Asuransi ini dimaksudkan untuk membayar klaim
pengobatan dari penumpang karena kecelakaan mobil tanpa
memandang siapa yang salah. Pembayaran klaim dilakukan
untuk biaya-biaya yang layak yang dibebankan dalam satu
tahun dari tanggal kecelakaan untuk pengobatan,
pembedahan, sinar X, perawatan gigi, termasuk biaya
penguburan dalam hal kecelakaan yang berakibat kematian.
“Polis FAP (Family Automobily Policy = Polis Mobil Keluarga) merumuskan tertanggung dalam arti yang sangat luas. Bukan saja seluruh anggota keluarga yang tercantum namanya otomatis terliput (covered = tertutup, terjamin), tetapi juga siapa saja yang mengemudi mobil dengan ijin dari tertanggung (insured) yang namanya tercantum dalam polis atau istrinya.”(A. Hasymi, 1981:200)
· Asuransi Kecelakaan
Asuransi Kecelakaan adalah asuransi yang memberikan
penggantian biaya atas kerugian karena cidera badan akibat
kecelakaan. Asuransi ini banyak dipilih konsumen
mengingat sering terjadinya berbagai macam kecelakaan
yang tanpa disadari menimbulkan kerugian yang tidak
sedikit, baik kerugian materi maupun fisik.
“Polis kecelakaan menetapkan suatu jumlah uang yang harus dibayarkan kepada beneficiary (pihak berkepentingan) tertentu jika tertanggung meninggal karena kecelakaan. Polis kecelakaan pada umumnya juga menetapkan pembayaran tertentu untuk kehilangan anggota badan atau penglihatan karena kecelakaan.”( A. Hasymi, 1981:120)
3) Asuransi Jiwa yaitu Asuransi yang berhubungan dengan
kematian, sakit, cacat dan sebagainya.
3. Asuransi Jiwa
a. Pengertian Asuransi Jiwa
Ø Menurut Ketentuan Pasal 1 Undang-Undang No.2 Tahun 1992:
“Asuransi atau pertanggungan jiwa adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih, dengan mana pihak penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung dengan menerima premi asuransi, untuk memberikan suatu pembayaran yang didasarkan atas meninggal atau hidupnya seseorang yang dipertanggungkan.”(abdulkadir Muhammad, 1999:168)
Ø Menurut Purwosutjipto :
“Pertanggungan jiwa adalah perjanjian timbal balik antara penutup (pengambil) asuransi dengan penanggung, dengan mana penutup asuransi mengikatkan diri selama jalannya pertanggungan membayar uang premi kepada penanggung, sedangkan penanggung sebagai akibat langsung dari meninggalnya orang yang jiwanya dipertanggungkan atau telah lampaunya suatu waktu yang diperjanjikan, mengikatkan diri untuk membayar sejumlah uang tertentu kepada orang yang ditunjuk oleh penutup asuransi sebagai penikmatnya.”(Abdulkadir Muhammad, 1999:169-170)
Ø “Asuransi Jiwa adalah pelimpahan resiko kerugian ekonomi
dari tertanggung kepada penanggung (perusahaan asuransi) akibat meninggal atau hilangnya jiwa tertanggung pada usia produktif atau mencapai usia tua sehingga tidak mampu bekerja.”(Buku Materi Pelatihan Agen Askum Bumiputera 1912, 1998;12)
Ø “Asuransi Jiwa adalah suatu alat sosial dan ekonomi. Ia merupakan cara sekelompok orang untuk dapat bekerja sama memeratakan beban kerugian karena kematian sebelum waktunya (premature death) dari anggota-anggota kelompok itu. Organisasi asuransi memungut kontribusi dari masing-masing anggota, menginvestasikan dan menjamin keamanan dan hasil bunga minimum dan mendistribusikan untungnya (benefits) kepada ahli waris anggota yang meninggal.”(A. Hasymi, 1981:81-82)
Sesuai dengan keempat pengertian asuransi jiwa di atas, dapat
disimpulkan bahwa :
Asuransi Jiwa adalah pelimpahan resiko kerugian ekonomi dari
pihak tertanggung kepada pihak penanggung (perusahaan asuransi)
dengan memberikan premi asuransi, untuk memberikan suatu
pembayaran yang didasarkan atas meninggal atau hidupnya
seseorang yang dipertanggungkan.
a. Polis Asuransi Jiwa
Sesuai dengan ketentuan Pasal 255 Kitab Undang-Undang
Hukum Dagang (KUHD), asuransi jiwa harus diadakan secara
tertulis dengan bentuk akta yang disebut polis.
Menurut ketentuan Pasal 304 KUHD, polis asuransi jiwa memuat :
1) Hari diadakan asuransi
Dalam polis asuransi jiwa dicantumkan hari dan tanggal
diadakan asuransi. Hal ini untuk mengetahui kapan asuransi
mulai berjalan, sehingga dapat diketahui pula sejak hari dan
tanggal itu risiko menjadi beban penanggung.
2) Nama tertanggung
Dalam polis asuransi jiwa harus mencantumkan nama
tertanggung sebagai pihak yang wajib membayar premi dan
berhak menerima polis. Apabila terjadi evenemen (peristiwa
tidak pasti) tertanggung berhak menerima sejumlah uang
santunan atau pengembalian dari penanggung.
3) Nama orang yang jiwanya diasuransikan
Nama orang yang diasuransikan biasanya disebut pihak
ketiga. Namanya harus dicantumkan dalam polis, karena
tertanggung dan orang yang jiwanya diasuransikan itu
berlainan.
4) Saat mulai dan berakhirnya evenemen
Saat mulai dan berakhirnya evenemen merupakan jangka
waktu berlaku asuransi, artinya yaitu dalam jangka waktu
tersebut risiko menjadi beban penanggung. Apabila dalam
jangka waktu tersebut terjadi evenemen, maka penanggung
berkewajiban membayar santunan kepada tertanggung.
5) Jumlah asuransi
Jumlah asuransi artinya sejumlah uang tertentu yang
diperjanjiakan pada saat diadakan asurasni sebagai jumlah
santunan yang wajib dibayar oleh penanggung kepada
tertanggung dalam hal terjadi evenemen.
“Menurut ketentuan Pasal 305 KUHD, perkiraan jumlah dan syarat-syarat asuransi sama sekali ditentukan oleh perjanjian bebas antara tertanggung dan penanggung. Dengan adanya perjanjian bebas tersebaut, asas kepentingan dan asas keseimbangan dalam asuransi jiwa dikesampingkan.”(Abdulkadir Muhammad, 1999:172)
6) Premi asuransi
Premi asuransi merupakan sejumlah uang yang wajib
dibayar oleh tertanggung kepada penanggung setiap jangka
waktu tertentu selama asuransi berlangsung. Besarnya premi
asuransi sesuai dengan jumlah yang telah disetujui sebelumnya
oleh tertanggung pada saat diadakan asuransi.
b. Tujuan Asuransi Jiwa
Tujuan asuransi jiwa diantaranya yaitu :
1) “Menjamin adanya suatu estate dari mana para ahli waris dapat
memperoleh penghasilan jika kepala keluarga meninggal
dunia.”
2) “Untuk menabung uang sebagai bagian dari estate hidup
seseorang, yang diadakan untuk penghasilan dimasa depan.”
(A.Hasymi, 1981:83)
4. Asuransi Rawat Inap dan Pembedahan
a. Pengertian Asuransi Rawat Inap dan Pembedahan
Asuransi Rawat Inap dan Pembedahan adalah asuransi yang
termasuk dalam asuransi kesehatan yang memberikan benefit
kepada peserta (tertanggung) berupa penggantian biaya rawat inap
dan atau pembedahan di rumah sakit karena sakit atau kecelakaan
dalam masa asuransi. Asuransi ini juga merupakan suatu kontrak
asuransi yang memberikan jaminan atas penggantian biaya rawat
inap dan atau pembedahan di rumah sakit dan santunan apabila
peserta mengalami cacat akibat kecelakan atau meninggal dunia.
b. Latar Belakang Asuransi Rawat Inap dan Pembedahan
Latar Belakang yang mendasari adanya Asuransi Rawat Inap
dan Pembedahan antara lain :
§ Adanya risiko kesehatan dan kecelakaan yang biasa terjadi
pada setiap orang.
§ Lembaga atau perusahaan punya tanggung jawab sosial
terhadap kesehatan karyawannya.
§ Banyak perusahaan merasa kewalahan dalam mengelola dan
mengeluarkan dana untuk biaya pengobatan dan perawatan
karyawannya.
c. Manfaat Asuransi Rawat Inap dan Pembedahan
Manfaat yang diperoleh dari Asuransi Rawat Inap dan
Pembedahan (ARIP) yaitu sebagai berikut :
§ Memberikan penggantian biaya rawat inap di rumah sakit dan
atau biaya pembedahan akibat sakit atau kecelakaan bagi
peserta dan keluarganya.
§ Memberikan rasa aman kepada peserta sehingga dapat
menjalankan pekerjaannya dengan tenang.
§ Perusahaan dapat menganggarkan budget biaya jaminan
kesehatan setiap tahun tanpa terbebani waktu dan tenaga.
c. Perkecualian dari Asuransi Rawat Inap dan
Pembedahan
Perusahaan asuransi bebas dari kewajiban untuk membayar
manfaat Asuransi penuh menurut kontrak atau mengembalikan
sejumlah premi yang telah dibayar oleh Pemegang Polis apabila
perawatan atau pembedahan disebabkan hal-hal berikut :
§ Jika peserta dirawat dengan penyakit yang sama yang pernah
diderita sehingga memerlukan pemeriksaan atau perawatan
atau diagnosa atau mengkonsumsi obat yang diberikan oleh
dokter 90 hari sebelum menjadi peserta, kecuali jika peserta
tersebut telah diasuransikan kepada AJB Bumiputera 1912
selama 12 bulan.
§ Perawatan khusus di luar rumah sakit, pemeliharaan /
perawatan gigi biasa dan pengobatannya, kecuali disebabkan
kecelakaan pada gigi yang terjadi selama asuransi.
§ Perawatan fisik rutin, general check up yang tidak berkaitan
langsung dengan perawatan atau diagnosa atas suatu penyakit
atau cidera yang secara medis sebenarnya tidak diperlukan.
§ Menciderai diri sendiri, cidera akibat kejiwaan atau keadaan
yang ada kaitannya dengan kelainan jiwa, perawatan istirahat
atau perawatan non-medik termasuk perawatan dengan cara
istirahat atau sanitasi etergantungan obat (narkotik) atau
alcohol, cuci darah, penyakit menular sehingga harus diisolasi
atau dikarantina.
§ Kecelakaan yang disebabkan langsung maupun tidak langsung
oleh perang, baik peperangan itu dinyatakan atau tidak.
§ Pengobatan atas penyakit bawaan.
§ Tindakan yang bukan merupakan keharusan, misalkan bedah
plastik atau bedah kosmetik untuk keperluan kecantikan.
§ Pelayanan non-medis untuk keperluan pribedi seperti radio,
telepon dan sebagainya.
§ Alat-alat bantu atau penggunaan alat penyangga atau anggota
tubuh buatan (palsu).
§ Hamil, melahirkan, keguguran serta komplikasi karena
kehamilan.
§ Kondisi-kondisi yang timbul sebagai akibat dari pengendalian
kelahiran (Keluarga Berncana/KB) dengan cara pembedahan,
mekanis, obat-obatan serta pengobatan untuk memperoleh
kesuburan.
§ Rontgen, pemeriksaan laboratorium yang tidak berkaitan
langsung dengan perawatan atau pembedahan.
§ Karena akibat kecelakaan sebagai penumpang pesawat udara
yang tidak diselenggarakan oleh perusahaan penerbangan
dengan jadwal tetap dan teratur, serta yang sedang tidak
menjalani route penerbangan yang ditetapkan di dalam jadwal
penerbangannya.
§ Kecelakaan yang diakbatkan karena dengan sengaja melibatkan
diri dalam peristiwa penganiayaan, perbuatan kekerasan,
pemberontakan, huru-hara, pengacauan atau perbuatan terror,
satu sama lain menurut pertimbangan Badan ( Perusahaan
Asuransi ).
§ Karena terlibat dalam perkelahian dan tidak sebagai seorang
yang mempertahankan diri.
§ Sebagai akibat pencemaran radio-aktif.
5. Istilah-Istilah dalam Asuransi Jiwa Kumpulan
a. Plan
Suatu rancangan produk / program yang memberikan manfaat
asuransi yang ditawarkan kepada pasar. Plan menjelaskan secara
detail tentang manfaat-manfaat / benefit, premi, ketentuan
underwriting dan syarat-syarat lainnya yang berhubungan dengan
produk tersebut.
b. Uang Pertanggungan (Sum Insured)
Sejumlah nilai uang yang tercantum dalam polis / Sertifikat Peserta
yang akan dibayarkan apabila suatu peristiwa yang disebut dalam
polis terjadi (meninggal, cacat, sakit, hari tua, habis kontrak).
Uang Pertanggungan dalam Asuransi Kumpulan dapat dibedakan
menjadi 3 jenis yaitu :
- Uang Pertanggungan Tetap
- Uang Pertanggungan Menurun
- Uang Pertanggungan Menaik
Jumlah Uang pertanggungan ini secara nominal tidak dicantumkan
dalam Polis Asuransi Kumpulan, tetapi dimuat dalam Daftar Data
Peserta dan sertifikat Peserta sesuai dengan nilai Uang
Pertanggungan masing-masing.
c. Premi
Suatu pembayaran atau satu dari serangkaian pembayaran oleh
Pemegang Polis, untuk membuat satu polis asuransi berlaku dan
memeliharanya agar terus berlaku. Besar premi yang harus dibayar
oleh Pemegang Polis untuk setiap peserta adalah sesuai dengan
yang tercantum dalam Daftar Data Peserta. Jumlah premi dari
seluruh peserta merupakan kewajiban yang harus dibayar oleh
pemegang polis.
Jumlah premi ini secara nominal tidak tercantum dalam Polis
Asuransi Kumpulan tetapi dimuat dalam Daftar Data Peserta dan
dalam Sertifikat Peserta sesuai dengan nilai premi masing-masing.
d. Nilai tunai
Sejumlah uang yang akan diterima oleh Pemegang Polis jika yang
bersangkutan membatalkan penutupan dan menyerahkan kembali
polis kepada perusahaan. Nilai tunai hanya terdapat pada polis
yang mengandung unsur tabungan (Dwiguna, Idaman, PKK,
Ekawaktu Ideal dll).
e. Polis
Surat perjanjian kontrak antara perusahaan asuransi dengan
Pemegang Polis yaitu perusahaan asuransi setuju membayar
benefit asuransi apabila peristiwa tertentu terjadi, dengan syarat
bahwa perusahaan telah menerima premi-premi yang harus
dibayarkan.
Polis merupakan dokumen yang sangat penting dalam perjanjian
asuransi bagi Pemegang Polis dan Penanggungan (asuradur /
perusahaan asuransi). Bagi Perusahaan asuransi, polis merupakan
dokumen perjanjian yang dibutuhkan sebagai dasar untuk
melakukan pembayaran klaim oleh Pemegang Polis. Kewajiban
yang harus dipenuhi oleh Pemegang Polis untuk mendapatkan
benefit asuransi adalah membayar premi. Hak yang dapat diterima
yaitu jaminan atau santunan tertentu sesuai dengan perjanjian yang
tercantum dalam polis.
f. Jangka Asuransi / Kontrak
Lamanya kontrak asuransi sesuai dengan yang diperjanjikan dan
dihitung sejak mulainya kontrak asuransi sampai dengan
berakhirnya kontrak asuransi yang tertuang dalam Polis, Daftar
Data Peserta atau Sertifikat Peserta.
g. Mulai Asuransi
Mulai berlakunya kontrak perjanjian asuransi yaitu hak dan
kewajiban masing masing pihak mulai timbul.
h. Cara Bayar
Suatu sistem / cara pembayaran premi yang disanggupi atau
disepakati oleh Pemegang Polis sehubungan dengan polis yang
diambilnya.
Pada dasarnya premi asuransi dibayar secara tahunan, namun
perusahaan dapat memberikan kebijakan dengan pembayaran
premi cicilan sebagai berikut :
1) Premi Cicilan Bulanan
2) Premi Cicilan Triwulanan
3) Premi Cicilan Setengah Tahunan
4) Premi Tahunan
5) Premi Tunggal / Sekali
i. Usia
Usia tertanggung / peserta pada saat masuk menjadi Peserta
Asuransi Kumpulan. Menurut ketentuan standar, usia peserta
ditambah lama kontrak asuransi tidak boleh lebih dari 65 tahun
(maksimal 65 tahun). Dalam menghitung usia diadakan
pembulatan (< 6 bulan diabaikan sedangkan ≥ 6 bulan dihitung 1
tahun). Cara menentukan usia adalah menghitung selisih tahun dan
bulan pada saat masuk / mulai asuransi dikurangi tahun atau bulan
kelahiran calon Tertanggung.
j. Pemegang Polis
Orang yang mengasuransikan tertanggung / peserta dan
mengadakan perjanjian asuransi dengan perusahaan asuransi serta
bertanggung jawab atas urusan pembayaran premi dan urusan
korespondensi lainnya.
k. Peserta / Tertanggung
Orang yang diasuransikan oleh Pemegang Polis.
l. Klaim
Tuntutan hak dari pemegang polis kepada perusahaan asuransi
untuk mendapatkan santunan atau jaminan karena syarat-syarat
pemenuhan haknya telah terpenuhi.
6. Karakteristik Produk Asuransi Jiwa Kumpulan
a. Satu Polis
Memberikan proteksi kepada sejumlah peserta / tertanggung.
Dalam kontrak dengan 1 polis terdapat ketentuan sebagai berikut :
1) Penanggung dan pemegang polis adalah bagian dari kontrak.
2) Tertanggung atau peserta secara perorangan telah ditentukan
hubungannya dengan pemegang polis.
b. Sertifikat Peserta
Peserta ASKUM diberikan sertifikat sebagai tanda bukti
kepesertaannya yang memuat penjelasan secara lengkap.
c. Polis Terbuka
Polis yang belum diketahui masa berakhirnya.
d. Administrasi Sederhana
Hanya dengan 1 SP dan 1 kuitansi untuk sejumlah peserta serta
korespondensi cukup berhubungan dengan pemegang polis.
e. Korespondensi Sederhana
Hanya berhubungan dengan pemegang polis.
f. Faktor Biaya Lebih Rendah
Akibat dari point D dan E.
g. Premi Lebih Rendah
- Akibat dari point F.
- Mortalita lebih konservatif.
- Terpenuhinya hukum bilangan besar secara cepat.
h. Experience Rating
Khusus pada penjualan ulang (Renewal Sale) akan melihat
pengalaman klaim beberapa tahun sebelumnya, dapat dinaikkan
atau diturunkan.
i. Uang Pertanggungan
Menentukan uang pertanggungan berdasarkan :
- Jabatan
- Tingkat Penghasilan
- Lama Pengabdian
- Jenis Pekerjaan
- Kombinasi tersebut di atas
- Sama Rata
j. Profit Sharing (Tidak Ada Deviden)
- Mortalita Profit Sharing
- Profit Sharing
k. Premi Kembali
Untuk plan tertentu atau pada kondisi tertentu dimungkinkan
adanya pengembalian premi.
l. Peserta Berhenti
Untuk produk saving peserta berhenti akan :
- Menerima nilai tunai atau,
- Diubah menjadi asuransi jiwa perorangan
m. Pembayaran Premi
- Non Contributory
- Contributory
- Sepenuhnya oleh peserta
n. Tailor Made
Meskipun terdapat produk standar namun dapat dilayani
permintaan modifikasi produk standar atau mendesain produk
khusus (Pure Tailor Made).
B. Metode Pengamatan
1. Jenis Pengamatan
Pengamatan atau Penelitian yang diterapkan adalah penelitian
deskriptif dan kualitatif. Data yang diperoleh bersifat deskriptif dan
mencakup kata-kata, catatan-catatan yang didapat dari subyek yang
diamati.
2. Lokasi Pengamatan
Dalam penulisan Laporan Tugas Akhir ini, lokasi pengamatan
dilaksanakan di Asuransi Jiwa Bersama (AJB) Bumiputera 1912
Kantor Cabang Asuransi Kumpulan (ASKUM) Surakarta.
3. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penyusunan
Tugas Akhir ini antara lain sebagai berikut :
a. Metode Interview
Yaitu metode atau teknik pengumpulan data dengan
mengadakan Tanya jawab antara dua pihak secara sistematis dan
berdasarkan dari tujuan penulisan laporan. Interview dilakukan
secara langsung dengan pegawai AJB Bumiputera 1912 Kancab
ASKUM Surakarta menggunakan daftar pertanyaan yang telah
dibuat sebelumnya.
b. Metode Observasi
Yaitu metode pengumpulan data dengan mengadakan
pengamatan secara langsung terhadap aktivitas kerja dari
karyawan-karyawan AJB Bumiputera 1912 Kancab ASKUM
Surakarta.
c. Metode Dokomentasi
Yaitu tehnik pengumpulan data dengan mengamati data-data
yang berkaitan dengan Asuransi Rawat Inap dan Pembedahan.
4. Metode Pengambilan Sampel
Metode pengambilan sample yang digunakan untuk penulisan
Laporan Tugas Akhir ini adalah Metode Purposive Sampling.
“Metode Purposive Sampling adalah metode atau teknik pengambilan sampel yang disesuaikan dengan tujuan penelitian. Dengan kata lain unit sampel yang dihubungi disesuaikan dengan kriteria-kriteria tertentu yang ditetapkan berdasarkan tujuan penelitian.”(Prof. Dr. H. Hadari Nawawi 1995:157).
Dari pengertian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa metode
pengambilan sampel ini dilakukan secara hipotetik dan
“Peneliti cenderung memilih informant yang dianggap tahu dan dapat dipercaya untuk menjadi sumber data yang mantap dan mengetahui masalahnya secara dalam.”(Heribertus Sutopo, 1988:22) Informan-informan yang menjadi sumber data bagi peneliti adalah
Para Pegawai AJB Bumiputera 1912 Kantor Cabang ASKUM
Surakarta.
5. Data yang digunakan
Dalam menghasilkan suatu Laporan Tugas Akhir yang baik
diperlukan data-data yang lengkap dan relevan. Jenis-jenis data yang
diperlukan dalam penulisan laporan ini yaitu :
a. Data Primer
Yaitu data yang diperoleh langsung dari sumbernya. Data ini
didapat melalui wawancara langsung dengan pegawai AJB
Bumiputera 1912 Kancab ASKUM Surakarta berdasarkan atas
pertanyaan yang telah dibuat.
b. Data Sekunder
Yaitu data yang diperoleh secara tidak langsung. Data ini
diperoleh dari orang-orang yang menunjang penyusunan atau
penulisan laporan Tugas Akhir ini dan juga dengan menggunakan
literature atau data-data dari perusahaan.
6. Analisa Data
Berdasarkan bentuk penelitian kualitatif, menurut Bogdan dan
Biklen yaitu :
“Riset kualitatif memiliki bingkai aslinya atau natural setting, karena data dikumpulkan dari sumbernya langsung dan penelitiannya sebagai instrument penelitian.”(Heribertus Sutopo, 1988:9) Maka analisa data yang digunakan merupakan Analisa Data Deskriptif Kualitatif, “Dapat diartikan sebagai prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan/melukiskan keadaan subyek/obyek penelitian (seseorang, lembaga, masyarakat dan lain-lain) pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana adanya.”(Prof. Dr. H. Hadari Nawawi, 1995:63)
BAB III
DESKRIPSI LEMBAGA / INSTANSI
A. Sejarah Singkat dan Perjalanan AJB Bumiputera 1912
1. Sejarah AJB Bumiputera 1912
Ø Lahirnya AJB Bumiputera 1912
Asuransi Jiwa Bersama(AJB) Bumiputera 1912 berdiri
sejak tanggal 12 Februari 1912 oleh Perkumpulan Guru-guru
Hindia Belanda (PGHB) bertempat di Magelang. Dari
perkumpulan tersebut, perusahaan asuransi jiwa ini diberi nama
Onderlinge Levenverszekering Maatcappij PGHB atau disingkat
dengan OL.Mijj.PGHB. Pencetus berdirinya perusahaan asuransi
jiwa ini adalah seorang tokoh pergerakan nasional yaitu M. Ng.
Dwidjosewojo, yang merupakan Sekretaris I Boedi Oetomo.
Gagasan mendirikan perusahaan asuransi ini timbul ketika M. Ng.
Dwidjosewojo menperoleh laporan keuangan dari Nillmij yaitu
perusahaan asuransi jiwa berbentuk mutual milik pemerintah
Belanda.
Adapun pendiri dalam pembentukan perusahaan asuransi
jiwa ini terdiri dari tiga orang yaitu :
a. M. Ng. Dwidjosewojo adalah Seorang guru bahasa jawa pada
Sekolah Pendidikan Guru (Kweekschool) di Yogyakarta.
b. MKH. Soebroto adalah Seorang guru bahasa jawa dan bahasa
melayu pada Sekolah Calon Pegawai (Opleding School Voor
Inlandsche Ambtennaaren) atau OSVIA di Magelang.
c. M. Adimidjojo adalah Seorang guru bahasa jawa dan mantri
guru pada Sekolah Dasar Hindia Belanda (Hollandsch
Inlandsche School) atau HIS di Magelang.
Ø Bentuk Usaha
Sebagai perwujudan azas gotong royong yang telah melekat
dengan budaya bangsa Indonesia, maka bentuk usaha dari
perusahaan AJB Bumiputera 1912 ini adalah Usaha Bersama atau
Mutual atau Onderlinge yaitu kepemilikan perusahaaan berada
ditangan pemegang polis.
Ø Permodalan
Perusahaan AJB Bumiputera 1912 yang berbentuk mutual
ini didirikan tanpa modal uang (modal capital) melainkan dengan
kumpulan orang. Melalui kerja keras dan berpegang teguh pada
tujuan yang ingin dicapai yaitu untuk memperjuangkan bangsa
dibidang ekonomi dalam perwujudan kesejahteraan masyarakat
Indonesia, maka perusahaan asuransi jiwa ini dapat dibangun
dengan baik.
Pemegang polis pertama setelah berdirinya perusahaan Asuransi
Jiwa Bersama (AJB) Bumiputera 1912 antara lain :
a. M. Adimidjojo
b. M. Ng. Dwidjosewojo
c. R. Soepadmo
d. M. Darmowidjojo
e. M. K. H. Soebroto
2. Perjalanan dan perkembangan AJB Bumiputera 1912
Ø Era Penjajahan Belanda
Sejak awal berdirinya AJB Bumiputera 1912, biaya
operasional perusahaan ini diperoleh dari premi peserta asuransi.
Setelah 3 tahun pertama premi dianggap sebagai tabungan
sehingga apabila terjadi klaim, yang dibayarkan bukan sejumlah
Uang Pertanggungan (UP) tetapi premi yang dibayarkan.
Pada tahun 1913, Bumiputera menerima subsudi sebesar
300 Gulden dari Belanda untuk biaya operasional perusahaan.
Pemberian subsidi tersebut disertai dengan ketentuan bahwa :
- Perusahaan tidak hanya menerima anggota dari kalangan Guru
sekolah Negeri, tetapi juga para Pegawai Gubernemen dan
Pegawai Swapraja.
- Tidak diijinkan untuk menerima
anggota dari kalangan swasta.
Sejak pemberian subsidi dari Belanda, perkembangan
Bumiputera semakin nampak (tahun 1917). Semula pemegang
polis hanya berjumlah 5 orang bertambah menjadi 1063 orang
dengan premi 549 Gulden. Satu tahun kemudian, pengurus AJB
Bumiputera 1912 menunjuk R. Roedjito sebagai Direktur. Di
bawah kepemimpinannya Bumiputera mendapat harapan baru
untuk lebih maju, hal ini ditandai dengan semakin baiknya
administrasi dan operasional pemasaran yang semakin agresif.
Melihat kemajuan yang diperoleh Bumiputera selama
beberapa tahun berjalan maka sesuai dengan Keputusan Rapat
Anggota Pemegang Polis tahun 1920, kantor pusat AJB
Bumiputera berpindah dari Magelang ke Jogjakarta. Dengan
memindahkan kantor ke Jogjakarta diharapkan Bumiputera mampu
meneruskan kembali usahanya dengan baik, mengingat Jogjakarta
merupakan kota besar yang kiranya dapat memberi peluang
Bumiputera untuk lebih berkembang dari sebelumnya. Hal tersebut
kemudian dibuktikan Bumiputera dengan mulai merekrut pegawai
untuk dikirim ke beberapa daerah, seperti : Bali, Madura dan
Sumatera.
Memperhatikan semakin pesatnya kemajuan Bumiputera
sebagai perusahaan asuransi jiwa maka pada tahun 1923, subsidi
yang diperoleh Bumiputera dari Belanda dicabut karena dianggap
telah mampu mandiri dan kuat untuk berdiri sendiri melanjutkan
perusahannya. Selama 30 tahun pertama yaitu tahun 1912-1942,
Bumiputera telah memiliki kantor perwakilan antara lain di
Surabaya, Makassar, Banjarmasin, Medan, Padang, Palembang dan
Bandung.
Ø Era Penjajahan Jepang
Selama 3 tahun berada di bawah kekuasaan Jepang,
ekonomi Indonesia terlihat semakin terpuruk begitu pula dengan
kondisi masyarakatnya karena sumber-sumber ekonomi nasional
dikuasai dan dipergunakan oleh Jepang untuk membiayai perang
melawan Sekutu. Sebagian dana Bumiputera juga turut terpakai
untuk kepentingan pemerintah Jepang, sehingga Bumiputera
menderita kerugian sejumlah 68 Ribu Gulden.
Ø Era Revolusi
Selama tahun 1945-1965, Bumiputera mengalami ujian
berat. Sebagian kantor Bumiputera ditutup akibat perang untuk
mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia di berbagai
daerah. Bumiputera berusaha untuk tetap bertahan di masa sulit
tersebut. Akhirnya pada 1949-1951, Bumiputera sempat melewati
masa konsolidasi yaitu mengkalkulasi kerugian akibat perang,
kemudian administrasi perusahaan mulai dibenahi kembali.
Pada 1955, Bumiputera juga menerapkan modernisasi
dalam struktur organisasi, sistem manajemen dan teknik operasi
perusahaan termasuk merekrut tenaga aktuaris dari Hongkong
Percy Dzeh Yang. Setelah usaha modernisasi dilakukan kantor
pusat Bumiputera yang berdomisili di Jogjakarta di pindahkan ke
Jakarta pada tahun 1958 untuk menjamin kemajuan yang lebih
lanjut. Tepatnya di Jl. HOS Cokroaminoto No. 85-87-89 Kantor
Pusat Bumiputera yang berlantai 6 mencerminkan kemegahannya
pada saat itu. Namun upaya tersebut ternyata sangat disayangkan
karena tidak membuahkan sesuatu yang diharapkan, hal ini
disebabkan pada tahun 1965 terjadi Sanering ( 1000 menjadi 1
Rupiah) sehingga aset Bumiputera yang semula sebesar Rp. 863
Juta menjadi Rp. 863 Ribu.
Ø Era Pembangunan (Orde Baru)
Di awal pemerintahan Orde Baru tahun 1966, Bumiputera
berjuang di tengah masyarakat yang sedang mengalami kondisi
ekonomi terpuruk yang dikarenakan tingginya inflasi mencapai
650 %. Sementara itu, para pemegang polis juga mulai banyak
yang meragukan perusahaan asuransi jiwa karena merasa dirugikan
akibat munculnya kebijakan Sanering.
Untuk membenahi dampak buruk yang terjadi, maka
Bumiputera mengadakan Relita I pada tahun 1973. Relita yang
dilaksanakan tersebut berlanjut hingga sekarang dan telah
mencapai Relita ke VII di tahun 2007. Usaha itu diperkuat dengan
Bumiputera melakukan komputerisasi pada tahun 1974.
Selama Era Orde Baru tahun 1966-1998, Bumiputera
meraih banyak kemajuan. Diantaranya mempelopori pembangunan
gedung perkantoran diberbagai daerah sekaligus memberikan
kesempatan kerja bagi masyarakat sebagai karyawan maupun agen
Bumiputera. Setelah itu, Bumiputera menetapkan Strategi Horizon
2000 dengan visi “AJB Bumiputera 1912 sebagai perusahaan
asuransi terbesar, terkuat, paling menguntungkan dan paling
disegani.” Tidak sampai disitu saja, hal ini juga dapat dilihat pada
perkembangan jumlah tertanggung yaitu di tahun 1965 sebanyak
379,7 Ribu meningkat menjadi 5,8 Juta tertanggung (peserta
asuransi). Begitu pula peningkatan berarti yang dirasakan pada aset
perusahaan yang semula hanya 848,9 Juta pada tahun 1965,
berkembang pesat mencapai 4,2 Trilliun Rupiah pada tahun 1998.
Ø Era Reformasi
Saat Era reformasi, Bumiputera kembali menghadapi masa
sulit dari dampak buruk krisis yang mencapai puncaknya. Hal
tersebut kemudian berpengaruh pada biaya operasional yang
semakin tinggi akibat inflasi yang kian melonjak. Banyak
pemegang polis yang menebus polisnya dan premi yang diperoleh
pun ikut menurun khususnya dari ASPER. Penarikan dana oleh
para pemegang polis (surrender) membuat perusahaan Bumiputera
harus membayar klaim sangat tinggi yaitu mencapai 2 Trilliun
Rupiah. Dengan demikian, kantor operasional terpaksa mengatur
jadwal pembayaran klaim (Waiting List).
Untuk mencegah derasnya penebusan polis secara terus
menerus maka manajemen Bumiputera menerapkan kebijakan,
antara lain sebagai berikut :
a. Mengubah polis Dollar Amerika Serikat (Dollar AS) menjadi
Rupiah.
b. Memperkecil jumlah Uang Pertanggungan.
c. Mengubah cara pembayaran premi dari tahunan menjadi per
semester atau triwulan.
d. Memberikan pinjaman polis.
e. Membuat kesepakatan kurs tetap untuk setiap penutupan
asuransi jiwa.
Ø Wisma Bumiputera
Demi pelayanan yang lebih maksimal kepada para
Pemegang Polis khususnya pihak tertanggung (Peserta Asuransi)
maka pada tahun 1987, Kantor Pusat Bumiputera dipindahkan
kembali ke Kantor yang lebih megah dari sebelumnya. Kantor
tersebut terletak tepat di jantung kota Jakarta, sebuah Gedung
megah berlantai 21 menjadi saksi perjalanan gerak roda perusahaan
yang berbentuk mutual ini yaitu Asuransi Jiwa Bersama (AJB)
Bumiputera 1912.
B. Visi, Misi, Falsafah dan Budaya AJB Bumiputera 1912
1. Visi
“Menjadi Asuransinya Bangsa Indonesia”
2. Misi
Asuransi Jiwa Bersama Bumiputera 1912 senantiasa berada
dibenak dan dihati masyarakat Indonesia, dengan :
a. Memelihara keberadaan Asuransi Jiwa Bersama Bumiputera
1912 sebagai perusahaan perjuangan bangsa Indonesia.
b. Mengembangkan korporasi dan koperasi yang menerapkan
prinsip dasar gotong royong.
c. Menciptakan berbagai produk dan layanan yang memberikan
manfaat optimal bagi komunitas Asuransi Jiwa Bersama
Bumiputera 1912.
d. Mewujudkan perusahaan yang berhasil baik secara ekonomi
dan sosial.
3. Falsafah
· Idealisme
· Mutualisme
· Profesionalisme
4. Budaya
B erorientasi pada kepuasan pelanggan
U tamakan proses kerja yang benar
M enjadi teladan dan panutan
I kut menjaga tradisi kebersamaan didasari rasa memiliki perusahaan
P rofitabilitas menjadi sasaran
U let dalam melakukan pekerjaan
T aat terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan peraturan perusahaan
E fisien dan efektif dalam segala kegiatan
R amah dan tulus ikhlas terhadap rekan kerja
A manah dalam mengemban tugas perusahaan
A suransi jiwa kumpulan beroperasi secara sinergi
S olid dalam organisasi
K ualitas tinggi dalam SDM dan proses bisnis
U ntung dibidang mortalita, biaya dan investasi
M empertahankan posisi market leader
C. Dasar Hukum Asuransi Jiwa
1. Pasal 33 ayat 1 UUD 1945
2. Perekonomian disusun sebagai usaha bersama
berdasarkan azas kekeluargaan.
3. Kitab Undang-undang Hukum Perdata, buku ke-3 tentang Perikatan.
4. Kitab Undang-undang Dagang, buku ke-1 Bab.IX dan Bab.X.
5. UU No. 2/92 tentang Usaha Perasuransian
6. PP No. 73/92 tentang Penyelenggaraan Usaha Perasuransian.
D. Fungsi dan Tujuan AJB Bumiputera 1912
1. Fungsi AJB BUMIPUTERA 1912
Menurut fungsinya, asuransi jiwa adalah merupakan suatu lembaga
yang harus mampu memobilisasi premi dari nasabahnya untuk
dihimpun sebagai dana atau modal investasi. Sebab dalam jalannya
setiap perusahaan asuaransi jiwa, disamping harus dapat melaksanakan
kewajibannya kepada para nasabah juga harus mampu
mengembangkan diri bisnis perusahaannya, laporan atau referensi
yang tersedia di perusahaan.
2. Tujuan AJB BUMIPUTERA 1912
v Membantu masyarakat dalam bidang perlindungan hari tua,
kesejahteraan keluarga dan kelangsungan pendidikan putera puteri
pemegang polis.
v Membantu pemerintah dalam pembangunan khususnya dalam
bidang jasa asuransi.
v Membantu pemerintah dalam bidang stabilitas moneter.
v Mengendalikan inflasi.
E. Peran dan Manfaat AJB Bumiputera 1912
1. Peran AJB Bumiputera 1912
Menurut posisinya sebagai perusahaan asuransi, Peran AJB
Bumiputera 1912 adalah sebagai berikut :
v Dapat menggantikan nilai ekonomis manusia.
v Memberikan jaminan perlindungan terhadap suatu resiko.
v Memberikan perlindungan dan mengalihkan resiko kepada AJB
Bumiputera 1912.
2. Manfaat AJB Bumiputera 1912
Manfaat yang diperoleh oleh pemegang polis antara lain yaitu :
v Menghilangkan rasa kekhawatiran karena resiko yang timbul
sebagai akibat peristiwa yang tak terduga seperti kematian dan
kecelakaan.
v Menyediakan sejumlah uang pada saat dibutuhkan.
v Fleksibel dalam menentukan jumlah uang pertanggungan atau uang
yang diinginkan dalam pembayaran premi.
v Merupakan saran penabung dalam jangka yang sistematis, terjamin
dan berkesinambungan.
v Memperoleh bonus seperti halnya investasi.
v Mempunyai nilai pinjam yang siap pakai dalam keadaan mendesak.
v Menyediakan kebutuhan dana yang terencana untuk dinikmati di
hari tua.
F. Produk Dasar Asuransi Jiwa
1. Formula Dasar Produk Asuransi Jiwa
Dalam pemasaran Asuransi Jiwa dikenal banyak nama produk /
plan asuransi jiwa. Dari berbagai jenis produk / plan tersebut
sebenarnya berasal dari 3 (tiga) produk / formula dasar yaitu :
a. Term Insurance
Term insurance (Ekawaktu) adalah program asuransi jiwa
dengan uang pertanggungan dibayarkan kepada yang ditunjuk
apabila tertanggung meninggal dunia dalam masa asuransi. Jika
sampai habis kontrak tertanggung masih hidup maka tidak ada
pembayaran uang pertanggungan (death benefit).
b. Whole Life
Whole life (Asuransi Seumur Hidup) adalah program asuransi
jiwa yang berlaku seumur hidupnya tertanggung. Uang
pertanggungan akan dibayarkan kepada yang ditunjuk pada saat
tertanggung meninggal dunia. Whole Insurance atau Asuransi
Seumur Hidup dibedakan menurut cara pembayarannya antara lain:
1) Asuransi Seumur Hidup
Tanpa Batasan, artinya premi dibayar secara berkala sepanjang
tertanggung masih hidup.
2) Asuransi Seumur Hidup dengan batasan, artinya premi dibayar
secara berkala hingga umur tertentu yaitu sampai umur 50, 55
atau 60 tahun.
3) Asuransi Seumur Hidup dengan Premi Tunggal, artinya premi
dibayar sekaligus kemudian polis menjadi bebas premi.
c. Pure Endowment
Pure Endowment (Dana Kehidupan) adalah suatu asuransi
dengan uang pertanggung hanya akan dibayarkan jika tertanggung
masih hidup pada akhir masa asuransinya, tetapi jika tertangung
meninggal dalam masa asuransi maka tidak ada pembayaran uang
pertanggungan. Jelas bahwa Pure Endowment hanya menitik
beratkan pada unsur saving saja.
2. Produk Yang Dipasarkan AJB Bumiputera 1912
Berdasarkan UU No.2 dan No.11 Tahun 1992 tentang Usaha
Perasuransian maka sebagai salah satu perusahaan asuransi jiwa, AJB
Bumiputera 1912 memasarkan 4 (empat) macam produk dasar antara
lain sebagai berikut :
a. Asuransi Jiwa
b. Asuransi Kecelakaan
c. Asuransi Kesehatan
d. Program Anuitas
3. Produk AJB Bumiputera 1912 (Berdasarkan Segmen Pasar)
Menurut segmen pasar, produk yang ditawarkan oleh AJB
Bumiputera 1912 adalah sebagai berikut :
a. Asuransi Jiwa Perorangan Standar
Adalah produk asuransi jiwa perorangan yang diperuntukan
bagi pasar perorangan untuk segmen pasar kelas menengah
(standar) sehingga dipasarkan dan dikelola oleh Divisi Asuransi
Jiwa Standar.
b. Asuransi Jiwa Perorangan Eksekutif
Adalah produk asuransi jiwa perorangan yang diperuntukan
bagi pasar perorangan untuk segmen pasar kelas atas (eksekutif)
sehingga dipasarkan dan dikelola oleh Divisi Asuransi Jiwa
Eksekutif.
c. Asuransi Jiwa Kumpulan
Adalah produk asuransi jiwa, asuransi kecelakaan, asuransi
kesehatan dan program anuitas yang diperuntukan bagi pasar
organisasi (kumpulan) sehingga dipasarkan dan dikelola oleh
Divisi Asuransi Jiwa Kumpulan.
4. Plan-Plan Asuransi Kumpulan AJB Bumiputera 1912
a. Plan Asuransi Jiwa Kumpulan
1) Asuransi Jiwa Kumpulan Proteksi Murni
Ø Asuransi Ekawarsa
Adalah asuransi jiwa kumpulan yang memberikan benefit
berupa santunan sebesar uang pertanggungan atas resiko
kematian peserta dengan masa asuransi 1 tahun.
Ø Asuransi Ekawaktu
Adalah asuransi jiwa kumpulan yang memberikan benefit
berupa santunan sebesar uang pertanggungan atas resiko
meninggal dunia peserta dalam satu masa kontrak asuransi.
Ø Asuransi Kredit
Adalah asuransi jiwa kumpulan untuk para debitur dari
suatu lembaga keuangan (kreditur) yang akan memberikan
jaminan pelunasan sisa kredit apabila debitur meninggal
dunia.
Ø Plan Modifikasi / Tailor Made
2) Asuransi Jiwa Kumpulan Dengan Unsur Tabungan
Ø Asuransi Idaman
Adalah asuransi jiwa yang memberikan perlindungan /
proteksi jaminan kematian yang dikaitkan dengan unsur
tabungan sebagai pesangon karyawan saat berhenti kerja,
baik itu berhenti karena permintaan sendiri, PHK, ataupun
telah memasuki purna tugas.
Ø Asuransi Dwiguna
Adalah asuransi jiwa yang mengandung unsur saving
dimana uang pertanggungan untuk resiko meninggal dunia
sama dengan uang pertanggungan habis kontrak apabila
peserta masih hidup.
Ø Asuransi Program Kesejahteraan Karyawan
Adalah asuransi jiwa kumpulan yang memberikan benefit
berupa jaminan purna bakti, jaminan meninggal dunia,
jaminan cacat, santunan janda dan santunan yatim piatu
kepada peserta.
Ø Plan Modifikasi / Tailor made
b. Plan Asuransi kecelakaan
Ø Asuransi Kecelakaan Diri
Adalah asuransi jiwa kumpulan yang memberikan jaminan
kerugian finansial peserta sebagai akibat kecelakaan.
Ø Plan Modifikasi / Tailor Made
c. Plan Asuransi Kesehatan
Ø Asuransi Rawat Inap dan Pembedahan
Adalah asuransi yang memberikan benefit kepada peserta
(tertanggung) berupa penggantian biaya rawat inap dan atau
pembedahan di rumah sakit karena sakit atau kecelakaan
dalam masa asuransi.
d. Plan Anuitas
Adalah suatu program yang menyediakan pembayaran berkala
kepada peserta selama peserta masih hidup dengan besar manfaat
berkal ynag menaik atau merata dan pembayaran tersebut akan
berakhir jika peserta meninggal dunia.
G. Mutualisme dan Organisasi
Mutual (mutualisme) adalah bentuk usaha bersama yang diterapkan
oleh Asuransi Jiwa Bersama (AJB) Bumiputera 1912. Perusahaan asuransi
ini merupakan satu-satunya perusahaan yang menggunakan bentuk usaha
tersebut.
Perbedaan bentuk usaha antara mutual (mutualisme) dengan organisasi
atau Perseroan Terbatas, yaitu :
· MUTUAL
- Pemilik perusahaan adalah pemegang polis (Policy Holder).
- Keuntungan untuk pemegang polis (berasal dari pembayaran
premi).
- Kekuasaan tertinggi berada pada Badan Perwakilan Anggota
(BPA) yang mewakili pemegang polis.
- Pemegang polis berperan sebagai konsumen dan pemilik
perusahaan.
- Direksi ditetapkan oleh BPA dan berasal dari karyawan berprestasi.
- Kepentingan pemegang polis dijamin oleh Syarat-syarat umum
Polis dan Anggaran Dasar.
- Pemegang polis dapat melakukan kontrol terhadap manajemen
melalui BPA.
· PERSEROAN TERBATAS (PT)
- Pemilik perusahaan adalah pemegang saham (Stock Holder).
- Keuntungan untuk pemegang saham.
- Kekuasaan tertinggi berada pada Rapat Umum Pemegang Saham
(RUPS) yang didominasi oleh pemegang saham terbesar.
- Pemegang polis hanya sebagai konsumen.
- Direksi ditetapkan oleh RUPS yang didominasi oleh pemegang
saham terbesar.
- Kepentingan pemegang polis dijamin oleh Syarat-syarat Umum
Polis.
- Pemegang polis tidak dapat melakukan kontrol terhadap
manajemen.
Untuk lebih memahami penjelasan mengenai mutual (mutualisme)
yang diterapkan oleh Asuransi Jiwa Bersama (AJB) Bumiputera 1912
sesuai yang disebutkan di atas, maka dapat dilihat pada gambar bentuk
mutual AJB Bumiputera 1912 di bawah ini :
Gambar 3.1
Bentuk Mutual AJB Bumiputera 1912
Sumber : Bapak Agus Suryanto, ST., Pegawai Administrasi AJB
Bumiputera 1912 Kancab ASKUM Surakarta
DIREKSI
BADAN PENGAWAS
USAHA KEUNTUNGAN USAHA
PENGEMBANGAN
BPA
PEMEGANG POLIS
Premi Benefit
H. Struktur Organisasi AJB Bumiputera 1912 Kancab ASKUM Surakarta
Gambar 3.2
Sumber : Bapak H. Wahyu Budiarto, Kepala Kantor Cabang AJB Bumiputera 1912 Kancab ASKUM Surakarta
AGEN AGEN AGEN
KUAK
KUO TTA
KASIR
PEGAWAI ADMINISTRASI
PEGAWAI ADMINISTRASI
AK AK AK
AGEN AGEN AGEN
AGEN AGEN AGEN
KEPALA CABANG
43
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Persyaratan Untuk
Mengikuti Asuransi Kumpulan Rawat Inap dan Pembedahan
Sesuai arsip-arsip yang diberikan informan sebagai sumber data bagi
penulis yaitu Bapak Agus Suryanto, ST., Pegawai Administrasi AJB
Bumiputera 1912 Kancab ASKUM Surakarta, dapat diketahui oleh penulis
bahwa persyaratan suatu Lembaga atau perusahaan dalam mengikuti Asuransi
Kumpulan Rawat Inap dan Pembedahan, antara lain :
1. Lembaga yang dapat mengikuti Polis Asuransi Kumpulan Rawat Inap dan
Pembedahan harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :
a. Lembaga tersebut harus sudah ada (existed) dan berdiri (establised)
dan telah mempunyai peraturan dan ketentuan yang mengatur hak dan
kewajiban anggota / pihak-pihak yang terkait di dalam lembaga yang
bersangkutan dan lembaga tersebut didirikan bukan dengan tujuan
untuk membeli Polis Asuransi.
b. Mempunyai data penyelenggaraan administrasi keanggotaan dengan
tertib dari seluruh anggota / pihak yang terkait dalam lembaga yang
bersangkutan.
2. Adanya hubungan kepentingan antara pemilik / penguasa lembaga dengan
anggota lembaga yang bersangkutan.
3. Seluruh calon peserta Asuransi Kumpulan Rawat Inap dan Pembedahan
harus dalam kondisi sehat jasmani dan rohani, serta tidak dalam perawatan
dokter.
4. Usia calon peserta pada saat masuk ditambah jangka waktu asuransi
maksimum 65 tahun.
B. Syarat-syarat Kepesertaan Anggota Keluarga
Adapun syarat-syarat kepesertaan anggota keluarga dari pegawai suatu
Lembaga / Perusahaan terkait untuk mengikuti Asuransi Rawat Inap dan
Pembedahan, didapat oleh penulis berdasarkan Arsip-arsip AJB Bumiputera
1912. Anggota keluarga yang dapat menjadi peserta Asuransi Rawat Inap dan
Pembedahan adalah :
1. Seorang Istri / Suami yang sah yang terdaftar di lembaga atau perusahaan
yang bersangkutan.
2. Anak, dengan minimal usia 2 tahun.
3. Jika pada saat asuransi mulai berlaku atas peserta karyawan anggota
keluarganya dalam keadaan sakit, maka asuransi atas anggota keluarga
tersebut mulai berlaku setelah yang bersangkutan sehat kembali dan
permintaan menjadi peserta disetujui oleh Badan (Perusahaan Asuransi).
4. Semua anggota keluarga yang memenuhi persyaratan untuk menjadi
peserta harus mengajukan permohonan menjadi peserta selambat-
lambatnya 30 hari setelah karyawan menjadi peserta asuransi.
Berakhirnya kepesertaan anggota keluarga dapat terjadi apabila peserta
karyawan tidak lagi menjadi peserta baik karena usia, mengundurkan diri atau
karena kepesertaannya tidak disetujui oleh AJB Bumiputera 1912.
C. Prosedur Pelaksanaan Asuransi Rawat Inap dan Pembedahan
1. Prosedur Awal
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan oleh penulis kepada
Bapak Agus Suryanto, ST., Pegawai Administrasi AJB Bumiputera 1912
Kancab ASKUM Surakarta, penulis dapat mengetahui bahwa prosedur
awal yang harus dijalani suatu Lembaga atau Perusahaan untuk mengikuti
Asuransi Rawat Inap dan Pembedahan antara lain sebagai berikut :
a. Surat Permintaan (SP)
Proses pelaksanaan Asuransi Rawat Inap dan Pembedahan
didahului dengan usulan atau penawaran diri peserta kepada Lembaga
atau perusahaan terkait. Setiap lembaga yang bermaksud untuk
bergabung dalam Asuransi Rawat Inap dan Pembedahan harus mengisi
dan menandatangani formulir Surat Permintaan berikut
kelengkapannya. Surat Permintaan harus dilengkapi dengan baik dan
benar karena menjadi dasar perjanjian antara AJB Bumiputera 1912
dengan Pemegang Polis.
Jika pengisian Surat Permintaan tidak benar atau tidak sesuai
dengan keadaan yang sebenarnya, sedang kontrak asuransinya berjalan
maka AJB Bumiputera 1912 berhak membatalkan perjanjian asuransi,
dengan tidak dapat diwajibkan untuk mengembalikan premi yang telah
diterima oleh AJB Bumiputera kepada pemegang polis. Kecuali jika
keterangan yang tidak benar itu terbukti dinerikan tidak dengan
sengaja, satu sama lain menurut pertimbangan AJB Bumiputera 1912.
Namun jika Permintaan tersebut telah diterima karena sesuai dengan
keadaan yang sebenarnya maka Surat Permintaan berikut
kelengkapannya merupakan dasar untuk menerbitkan polis, sertifikat
dan daftar pesertanya. Setelah itu, Surat Permintaan juga
ditandatangani oleh Pemegang polis kemudian seluruhnya diserahkan
kepada AJB Bumiputera 1912.
b. Daftar Peserta Asuransi
Melengkapi daftar peserta asuransi merupakan syarat berikut yang
harus dilakukan setiap lembaga khususnya peserta untuk memperoleh
jaminan penggantian biaya rawat inap dan pembedahan apabila peserta
menjalani perawatan di rumah sakit yang besarnya penggantian
disesuaikan dengan biaya yang dikeluarkan. Setiap lembaga harus
melengkapi daftar peserta asuransi yang disediakan AJB Bumiputera
1912, hal ini dibutuhkan untuk memperoleh data peserta atau identitas
lengkap dari peserta asuransi.
Daftar Peserta dilampirkan dan merupakan bagian mutlak yang
tidak terpisahkan dari polis, yang mencantumkan :
- Nama Perusahaan Pemegang Polis
- Nomor Polis
- Masa asuransi masing-masing peserta
- Nomor Urut
- Nama Peserta
- Jenis Kelamin
- Tanggal Lahir (usia)
- Ragam Benefit ( Jaminan Asuransi)
- Maksimum Benefit
- Premi
- Jabatan Peserta
- Nama Penutup
Peserta dapat ditambahkan setiap waktu menurut kebutuhan selama
polis masih berlaku dengan tidak mengubah Polis Asuransi Kumpulan
Rawat Inap dan Pembedahan. Daftar Peserta mulai berlaku setelah
disahkan oleh AJB Bumiputera 1912 yang diketahui serta disetujui
oleh Pemegang Polis dan dilampirkan pada polis.
c. Surat Pernyataan Kesehatan untuk usia 51 tahun ke atas
Peserta Asuransi Rawat Inap dan Pembedahan yang berusia 51
tahun ke atas diwajibkan mengisi Surat Pernyataan Kesehatan, untuk
menyatakan peserta tersebut bebas atau bersih dari berbagai sakit yang
mungkin dideritanya. Hal ini mengingat bahwa setiap peserta harus
dalam keadaan sehat jasmani dan rohani tanpa menderita sakit apapun,
sesuai yang tercantum dalam syarat-syarat untuk mengikuti asuransi
jiwa khususnya Asuransi Rawat Inap dan Pembedahan.
d. Pembayaran Premi
Premi adalah suatu pembayaran, atau satu dari serangkaian
pembayaran oleh Peserta kepada Pemegang Polis yang kemudian
diserahkan ke pihak Penanggung (Perusahaan Asuransi), untuk
membuat satu polis asuransi berlaku dan memeliharanya agar terus
berlaku.
Pada dasarnya peserta membayar premi asuransi secara tahunan.
Namun pembayaran premi untuk Asuransi Rawat Inap dan
Pembedahan dibayar tunggal atau sekaligus pada awal perjanjian
berlakunya asuransi. Besarnya premi secara nominal tidak tercantum
dalam Polis Asuransi Kumpulan tetapi dimuat dalam Daftar Data
Peserta dan dalam Sertifikat Peserta sesuai dengan nilai premi masing-
masing. Premi dihitung dan dibayarkan seluruhnya pada setiap
permulaan kontrak atas dasar usia pada saat kontrak dimulai serta jenis
kelamin. Premi juga selalu ditinjau kembali apabila kontrak asuransi
akan diperpanjang.
e. Buku Voucher
Kasir AJB Bumiputera 1912 mendata setiap Daftar Data Peserta
yang diterima ke dalam Buku Voucher.
f. Akseptasi (Surat Balasan)
Pegawai AJB Bumiputera 1912 membuat Akseptasi atau Surat
Balasan kepada pihak pemegang polis (Lembaga) untuk menyatakan
persetujuan bahwa peserta (tertanggung) telah bergabung dalam AJB
Bumiputera dan dapat mengikuti asuransi rawat inap dan pembedahan.
g. Pengentryan Daftar Peserta
Pegawai AJB Bumiputera 1912 mengentry daftar peserta ke dalam
Daftar Data Peserta milik AJB Bumiputera.
h. Pengiriman Daftar Peserta
Kantor Cabang Bumiputera yang telah mengentry Daftar Peserta
dan berkas-berkas lainnya yang akan diperlukan itu, kemudian
mengirimkannya menuju Kantor Divisi Pusat AJB Bumiputera 1912
yang bertempat di Jakarta.
i. Pencetakan Polis
Berdasarkan berkas-berkas yang diterima dari Kantor Cabang,
maka Kantor Divisi Pusat AJB Bumiputera 1912 kemudian mencetak
polis.
j. Pengiriman Polis
Kantor Divisi Pusat AJB Bumiputera 1912 mengirimkan polis
yang telah dicetak sebelumnya kembali ke Kantor Cabang.
k. Pendaftaran Nomor Polis
Kantor Cabang AJB Bumiputera 1912 mendaftarkan nomor polis
calon peserta Asuransi Rawat Inap dan Pembedahan.
l. Penyerahan Polis
Polis yang telah didaftarkan di Kantor Cabang AJB Bumiputera
1912 kemudian diserahkan kepada pemegang polis yang menaungi
peserta sebagai pihak tertanggung.
2. Berlakunya Asuransi Rawat Inap dan Pembedahan
Dari arsip-arsip AJB Bumiputera 1912 yang diterima penulis dari
informan, maka penulis dapat mengetahui bagaimana berlakunya Asuransi
Rawat Inap dan Pembedahan :
a. Perjanjian asuransi ini mulai berlaku sejak tanggal diterbitkan polis
dan kewajiban membayar premi sudah dipenuhi.
b. Semua peserta yang telah memenuhi ketentuan-ketentuan ini dan
persyaratan lain yang ditentukan oleh AJB Bumiputera 1912 maka
asuransinya mulai berlaku sejak tanggal mulai asuransi.
c. Bagi karyawan / pegawai yang telah memenuhi syarat untuk menjadi
peserta, apabila kemudian menjadi peserta, maka asuransinya mulai
berlaku sejak surat permintaan tambahan peserta disetujui oleh AJB
Bumiputera 1912.
d. Bagi calon peserta yang saat dilakukan penutupan tidak masuk bekerja
karena sakit atau dalam perawatan, maka berlaku sejak yang
bersangkutan aktif bekerja.
3. Pengajuan Klaim
Untuk proses pengajuan klaim, penulis memperolehnya dari informan
sebagai sumber data yang mengetahui dengan baik mengenai hal-hal
tersebut. Dengan demikian penulis mengadakan wawancara bersama
Bapak Agus Suryanto, ST., yang kemudian dapat disimpulkan bahwa
syarat-syarat peserta dalam mengajukan klaim kepada AJB Bumiputera
1912 adalah sebagai berikut :
a. Peserta yang mendapat perawatan inap di rumah sakit memberitahukan
kepada pemegang polis dengan menyerahkan Surat Keterangan Dokter
dari rumah sakit, kwitansi rawat inap, rincian biaya dan blanko-blanko
klaim dari AJB Bumiputera 1912 yang telah diisi dengan lengkap dan
benar.
b. Pemegang Polis mengajukan klaim dengan memberikan semua berkas
tersebut kepada AJB Bumiputera 1912. Pemberitahuan atas klaim
Rawat Inap dan Pembedahan harus diajukan kepada AJB Bumiputera
1912 selambat-lambatnya 20 hari sejak tanggal mulai dirawat.
c. Pegawai AJB Bumiputera 1912 mencatat klaim masuk dan mengecek
kelengkapan berkas.
d. Pegawai AJB Bumiputera 1912 menghitung klaim atau biaya
perawatan peserta di rumah sakit.
e. Pegawai AJB Bumiputera 1912 membuat Surat Pembayaran Klaim
dan Kwitansi Klaim.
f. Surat Pembayaran Klaim dan Kwitansi Klaim tersebut diserahkan
kepada pemegang polis.
g. Pemegang polis kemudian memberikannya kepada peserta
(tertanggung) yang menjalani perawatan di rumah sakit.
Besarnya klaim yang dibayarkan oleh AJB Bumiputera 1912 sesuai
dengan ketentuan dalam Syarat-syarat Umum Polis Asuransi Kumpulan
Rawat Inap dan Pembedahan. Untuk pembayaran klaim dilakukan di
Kantor Divisi Pusat AJB Bumiputera 1912 atau di tempat lain yang
ditentukan oleh AJB Bumiputera 1912. Jaminan asuransi rawat inap dan
pembedahan dibayarkan apabila peserta dirawat paling sedikit 8 (delapan)
jam terus-menerus kecuali untuk keperluan pembedahan atau kecelakaan.
Rincian Jaminan Asuransi Rawat Inap dan Pembedahan diperoleh
penulis dari informan berupa Arsip-arsip AJB Bumiputera 1912, jaminan
ini meliputi :
Ø Biaya Kamar
Biaya kamar dan makan per hari, dibayar jika peserta terdaftar
sebagai pasien rawat inap di rumah sakit sebesar kwitansi, maksimum
sesuai jaminan dari ragam benefit yang diambil. Jaminan ini diberikan
maksimum 60 hari termasuk perawatan diruang ICU / ICCU.
Ø Biaya Kamar Untuk Perawatan Intensif
Biaya kamar untuk perawatan intensif per hari jika peserta dirawat
diruang ICU / ICCU diganti sebesar kwitansi, maksimum sesuai tabel
dari ragam benefit yang diambil. Jaminan ini diberikan maksimum 10
hari.
Ø Biaya Rumah Sakit Lainnya
Yang dimaksud dengan biaya ruamh sakit lainnya adalah biaya-
biaya yang dikeluarkan selama rawat inap untuk keperluan :
- Obat-obatan
- Perban, pembalut biasa dan plaster
- Pemeriksaan laboratorium
- E.C.G (cek jantung)
- Test metabolisme dasar
- Terapi fisik
- Oksigen
- X-Ray Examination
- Infus ke dalam pembuluh darah
- Administrasi Darah atau plasma darah
Total biaya-biaya tersebut diganti sebesar kwitansi, maksimum
sesuai tabel dari ragam benefit yang diambil.
Ø Biaya Bedah / Operasi
Biaya bedah / operasi terdiri atas :
- Dokter Bedah
Biaya dokter bedah termasuk perawatan lanjutannya diganti
sebesar kwitansi, maksimum sesuai dengan daftar penggantian
biaya operasi dari ragam benefit yang diambil.
- Kamar Bedah
Biaya kamar bedah diganti sebesar kwitansi, maksimum
sebesar 30 % dari biaya dokter bedah yang diganti.
- Anestesi
Biaya anestesi diganti sebesar kwitansi, maksimum sebesar 25
% dari biaya dokter bedah yang diganti.
Ø Biaya Perawatan Darurat Karena Kecelakaan
Biaya perawatan darurat sebagai akibat kecelakaan diganti sebesar
kwitansi, maksimum sesuai tabel ragam benefit yang diambil. Dengan
ketentuan perawatan tersebut dilakukan selambat-lambatnya dalam
waktu 24 jam setelah terjadinya kecelakaan.
Ø Biaya Konsultasi Dokter Yang Merawat
Biaya konsultasi dokter selama rawat inap diganti sebesar kwitansi,
maksimum sesuai dengan tabel dari ragam yang diambil per hari dan
lamanya maksimum 60 hari.
Ø Biaya Konsultasi Dokter Spesialis
Biaya konsultasi ke dokter spesialis yang dianjurkan oleh dokter
yang merawat selama rawat inap diganti sebesar kwitansi, maksimum
sesuai tabel dari ragam benefit yang diambil per penyakit.
Ø Biaya Diagnostic X-Ray & Laboratorium dan Dokter Spesialis
Biaya diagnostic X-Ray, laboratorium dan dokter spesialis yang
terjadi 30 hari sebelum rawat inap diganti sebesar kwitansi, maksimum
sesuai tabel dari ragam benefit yang diambil. Dengan ketentuan
pemeriksaan tersebut direkomendasi oleh dokter umum dan
pemeriksaan tersebut berkaitan langsung dengan rawat inap atau
pembedahan yang dijalaninya.
Ø Biaya Perawatan Lanjutan
Biaya perawatan lanjutan yang terjadi dalam waktu 30 hari setelah
keluar dari rumah sakit yang dilakukan oleh dokter yang sama diganti
sebesar kwitansi, maksimum sesuai tabel dari ragam benefit yang
diambil.
Ø Biaya Ambulance
Biaya ambulance ke dan atau dari rumah sakit diganti sebesar
kwitansi, maksimum sesuai tabel dari ragam benefit yang diambil.
Ø Total Maksimum Biaya Per Penyakit
Total biaya maksimum per penyakit adalah total biaya yang dapat
diganti dari masing-masing pada keterangan biaya yang disebutkan di
atas yang dikeluarkan termasuk biaya-biaya yang terjadi dalam 90 hari
setelah keluar dari rawat inap yang terakhir bila peserta dirawat inap
kembali akibat penyakit yang diderita sebelumnya termasuk
komplikasi sesuai tabel dari ragam benefit yang diambil. Total
maksimum biaya per penyakit biasa disebut juga Uang Pertanggungan
(UP). Penyakit yang terjadi setelah 90 hari keluar dari rawat inap
terakhir dianggap sebagai penyakit baru.
Adapun untuk memperinci dari penjelasan tabel benefit yang
disebutkan di atas, maka berikut ini adalah Tabel Benefit Jaminan
Asuransi Kumpulan Rawat Inap dan Pembedahan (Tahun 2008-2009) :
Tabel 4.1 JAMINAN ASURANSI KUMPULAN RAWAT INAP DAN PEMBEDAHAN
(dalam ribuan rupiah) RAGAM
NO. BENEFIT A B C D E F
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Biaya kamar per hari (mak.60 hari termasuk ICU) Perawatan Intensif per hari (mak.10 hari) Biaya rumah sakit lainnya Biaya Operasi : - Dokter Bedah - Kamar Operasi - Anestesi Biaya Perawatan Darurat (hanya akibat kecelakaan) Biaya Konsultasi Dokter yang merawat (mak.60 hari) Biaya Konsultasi Dokter Spesialis Biaya Diagnostic X-Ray & Lab Biaya Perawatan Lanjutan (setelah rawat inap) Biaya Ambulance
20
40
450
1800 540 450
250
12
80
80
120
40
35
70
550
280 840 700
340
17
110
110
240
40
45
90
650
3600 1080 900
390
19
130
130
320
40
55
110
750
4400 1320 1100
450
21
150
150
400
40
65
130
850
5200 1560 1300
520
23
170
170
490
40
75
150
950
6000 1800 1500
600
25
190
190
600
40
Total Biaya Maksimum
per penyakit 5930 9200 11530 13870 16230 18620
Sumber : Bapak Agus Suryanto,ST.,Pegawai Administrasi AJB Bumiputera 1912 Kancab ASKUM Surakart
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Setelah mengadakan pengamatan dan menganalisa data dari hasil pengamatan pada Asuransi
Jiwa Bersama (AJB) Bumiputera 1912 Kantor Cabang Asuransi Kumpulan Surakarta serta
berdasarkan uraian yang disebutkan di bab-bab sebelumnya, maka penulis dapat mengambil
kesimpulan dan memberikan saran sebagai berikut :
A. Kesimpulan
Pelaksanaan Program Asuransi Rawat Inap dan Pembedahan pada AJB Bumiputera 1912
Kancab ASKUM Surakarta antara lain :
1. Prosedur Awal
a. Lembaga / Perusahaan (peserta asuransi sebagai tertanggung) mengisi Surat
permintaan (SP).
b. Melengkapi Daftar Peserta Asuransi.
c. Mengisi Surat Pernyataan Kesehatan untuk peserta yang berusia 51 tahun ke atas.
d. Membayar Premi
e. Kasir AJB Bumiputera 1912 mendata Daftar Data Pesera ke dalam Buku Voucher.
f. Pegawai AJB Bumiputera 1912 membuat Akseptasi (Surat Balasan).
g. Pegawai AJB Bumiputera 1912 mengentry daftar peserta.
h. Daftar peserta yang dientry beserta berkas-berkas dikirim ke Kantor Divisi Pusat AJB
Bumiputera 1912 di Jakarta.
i. Kantor Divisi Pusat AJB Bumiputera 1912 mencetak polis.
j. Kantor Divisi Pusat AJB Bumiputera 1912 mengirim kembali polis ke Kantor
Cabang.
k. Kantor Cabang mendaftarkan nomor polis.
l. Polis diserahkan ke Pemegang Polis.
2. Berlakunya Asuransi Rawat Inap dan Pembedahan
a. Perjanjian asuransi ini berlaku sejak tanggal diterbitkan polis dan kewajiban
membayar premi sudah dipenuhi.
b. Semua peserta yang telah memenuhi ketentuan-ketentuan dan persyaratan yang
ditentukan oleh AJB Bumiputera 1912, asuransinya berlaku sejak tanggal mulai
asuransi.
c. Bagi karyawan / pegawai yang telah memenuhi syarat untuk menjadi peserta, apabila
kemudian menjadi peserta, maka asuransinya berlaku sejak surat permintaan
tambahan peserta disetujui oleh AJB Bumiputera 1912.
d. Bagi calon peserta yang saat dilakukan penutupan tidak masuk bekerja karena sakit
atau dalam perawatan, maka berlaku sejak yang bersangkutan aktif bekerja.
3. Syarat Pengajuan Klaim
a. Peserta yang dirawat inap di rumah sakit memberitahukan kepada pemegang polis
dengan menyerahkan Surat Keterangan Dokter, Kwitansi rawat inap, rincian biaya
dan blanko-blanko klaim.
b. Pemegang polis mengajukan klaim kepada AJB Bumiputera 1912.
c. Pegawai AJB Bumiputera 1912 mencatat klaim masuk dan mengecek kelengkapan
berkas.
d. Pegawai AJB Bumiputera 1912 menghitung klaim atau biaya perawatan peserta di
rumah sakit.
e. Pegawai AJB Bumiputera 1912 membuat Surat Pembayaran Klaim dan Kwitansi
Klaim.
f. Surat Pembayaran Klaim dan Kwitansi Klaim diserahkan kepada pemegang polis.
g. Pemegang polis memberikannya kepada peserta (tertanggung).
Dari uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa Pelaksanaan Program Asuransi Rawat
Inap dan Pembedahan pada Kantor Cabang Asuransi Kumpulan AJB Bumiputera 1912
Surakarta telah terlaksana dengan baik sehingga dapat dilanjutkan, agar peserta
(tertanggung) sebagai konsumen dapat memperpanjang masa asuransinya dan
memantapkan hati untuk tetap menggunakan jasa asuransi jiwa dari AJB Bumiputera
1912 khususnya Asuransi Rawat Inap dan Pembedahan.
B. Saran
Adapun saran penulis kepada Perusahaan Asuransi Jiwa Bersama (AJB) Bumiputera
1912 khususnya Kancab ASKUM Surakarta adalah :
Pelaksanaan Program Asuransi Rawat Inap dan Pembedahan dari Asuransi Jiwa Bersama
(AJB) Bumiputera 1912 Kancab ASKUM Surakarta pada dasarnya telah berjalan dengan
baik sehingga dapat dipertahankan dan dilanjutkan pelaksanaannya.
DAFTAR PUSTAKA
Abdulkadir Muhammad. 1999. Hukum Asuransi Indonesia. Bandung : PT. Citra Aditya Bakti.
Dunn, N. William. 1992. Analisis Kebijaksanaan Publik. Yogyakarta : Hanindita.
Hadari Nawawi. 1995. Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta : Gadjah Mada University
Press.
Mehr dan Cammack. 1981. Principle of Insurance. (Edisi terjemahan oleh A. Hasymi). Jakarta
: Bumi Aksara.
Soeisno Djojosoedarso. 2003. Prinsip-Prinsip Manajemen Risiko Asuransi. Surabaya :
Salemba Empat.
Solichin Abdul Wahab. 1990. Analisis Kebijaksanaan Negara. Jakarta : Bumi Aksara.
Sutopo, Heribertus. 1988. Pengantar Penelitian Kualitatif (Dasar-Dasar Teoritis dan Praktis).
Surakarta : UNS.
The Liang Gie. 2000. Kamus Administrasi Perkantoran. Yogyakarta : Nur Cahaya.
Sumber Lain :
Asuransi Jiwa Bersama (AJB) Bumiputera 1912. 1998. Materi Pelatihan Agen ASKUM
Bumiputera 1912. Jakarta.
Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. 1989. Kamus Besar
Bahasa Indonesia (Edisi II). Jakarta : Balai Pustaka.