PELAKSANAAN PENILAIAN OTENTIK DENGAN …eprints.uny.ac.id/43079/1/Gita Enggar Saraswati.pdf ·...
Transcript of PELAKSANAAN PENILAIAN OTENTIK DENGAN …eprints.uny.ac.id/43079/1/Gita Enggar Saraswati.pdf ·...
i
PELAKSANAAN PENILAIAN OTENTIK
DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK PADA KURIKULUM 2013
DI KELAS IVB SEKOLAH DASAR NEGERI TLACAP
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Negeri Yogyakarta
untuk Memenui Sebagian Persyaratan
guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh
Gita Enggar Saraswati
NIM 10108241112
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
OKTOBER 2016
ii
iii
iv
v
MOTTO
Bacalah dengan nama Tuhanmu yang menciptakan
Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha Pemurah
(Surah Al-Alaq: 1 & 3)
vi
PERSEMBAHAN
Skripsi ini dipersembahkan kepada:
1. Ibu tercinta, Sumarni, untuk dukungan dan kesabaran yang luar biasa.
2. Bapak tersayang, Alm. Bambang Agus Wiyono, sumber inspirasi hidupku.
vii
PELAKSANAAN PENILAIAN OTENTIK
DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK PADA KURIKULUM 2013
DI KELAS IVB SEKOLAH DASAR NEGERI TLACAP
Oleh
Gita Enggar Saraswati
NIM 10108241112
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pemahaman guru kelas IVB
mengenai penilaian otentik, pelaksanaan dan hambatan dalam pelaksanaan penilaian
otentik di kelas IVB SDN Tlacap.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif. Subjek penelitian ini
adalah guru kelas dan siswa kelas IVB SDN Tlacap. Objek penelitian ini adalah kegiatan
penilaian otentik di kelas IVB SDN Tlacap. Teknik pengumpulan data yang digunakan
adalah observasi, wawancara, dan studi dokumentasi. Penelitian ini menggunakan
instrumen pedoman wawancara, lembar observasi dan pedoman analisis dokumen. Data
dianalisis dengan langkah pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan
kesimpulan. Derajat kepercayaan data diuji dengan teknik triangulasi sumber dan member
check.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa guru memiliki pemahaman yang cukup
untuk melaksanakan penilaian otentik di kelas IVB SDN Tlacap. Guru berpedoman pada
Buku Guru dalam mempersiapkan penilaian. Penilaian terdiri dari aspek sikap,
pengetahuan dan keterampilan. Penilaian sikap yang sudah dilakukan adalah observasi
dengan daftar ceklis sebagai instrumen penilaian. Penilaian pengetahuan yang sudah
dilakukan adalah tes tertulis dengan soal uraian dan penugasan. Penilaian pengetahuan
dilakukan dengan skor angka. Penilaian keterampilan yang sudah dilakukan adalah unjuk
kerja, penilaian produk dan portofolio. Hambatan utama dalam pelaksanaan penilaian
otentik di kelas IVB adalah jenis penilaian yang terlalu banyak dengan waktu pengerjaan
yang terbatas.
Kata kunci: penilaian otentik, Kurikulum 2013
viii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala limpahan
rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir
skripsi yang berjudul "Pelaksanaan Penilaian Otentik dengan Pendekatan Saintifik
pada Kurikulum 2013 di Kelas IVB Sekolah Dasar Negeri Tlacap".
Penulis menyadari bahwa skripsi ini tersusun atas bimbingan, bantuan, dan
dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis
menyampaikan terima kasih kepada:
1. Rektor Universitas Negeri Yogyakarta yang telah memberikan kebijakan
untuk menyelesaikan Tugas Akhir Skripsi ini.
2. Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta yang
telah memberikan izin dan kesempatan kepada penulis untuk
menyelesaikan skripsi ini.
3. Ketua Jurusan Pendidikan Sekolah Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Negeri Yogyakarta yang telah memberikan kesempatan
kepada penulis untuk memaparkan gagasan dalam bentuk skripsi.
4. Ibu Dr. Pratiwi Pujiastuti, M. Pd. selaku dosen pembimbing I dan Ibu
Rahayu Condro Murti, M.Si. selaku dosen pembimbing II yang telah
membimbing penulis dalam menyusun skripsi hingga selesai dengan
penuh kesabaran dan pengertian.
5. Ibu Murtiningsih, M. Pd. selaku dosen pembimbing akademik yang telah
membimbing penulis selama masa perkuliahan.
6. Kepala Sekolah Sekolah Dasar Negeri Tlacap yang telah memberi izin
kepada penulis untuk melakukan penelitian dan mendukung kelancaran
pelaksanaan penelitian.
7. Guru kelas IVB Sekolah Dasar Negeri Tlacap yang telah meluangkan
waktu dan bekerja sama dengan penulis dalam pelaksanaan penelitian.
8. Siswa-siswi kelas IVB Sekolah Dasar Negeri Tlacap.
9. Ibu tercinta, untuk dukungan dan kesabaran yang luar biasa.
ix
x
DAFTAR ISI
hal
HALAMAN JUDUL………………………………………………..…… i
HALAMAN PERSETUJUAN.…………………………………….……. ii
HALAMAN SURAT PERNYATAAN…………………………………. iii
HALAMAN PENGESAHAN................................................................. iv
HALAMAN MOTTO....………………………………………….……… v
HALAMAN PERSEMBAHAN………………………………….……… vi
ABSTRAK.........…………………………………………………………. vii
KATA PENGANTAR.............................................................................. viii
DAFTAR ISI............................................................................................ x
DAFTAR TABEL.................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR............................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN............................................................................ xv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah………………………………………..….. 1
B. Identifikasi Masalah……………………………………………….. 10
C. Fokus Penelitian……………………………………………..…….. 11
D. Rumusan Masalah……………………………………………….…. 11
E. Tujuan Penelitian………………………………………………...… 12
F. Manfaat Penelitian…………………………………………………. 12
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Pengertian Kurikulum………………………………………..……. 14
B. Kurikulum 2013………………………………………………..….. 15
C. Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum di
Sekolah Dasar……………………………………………...………. 16
D. Pendekatan Saintifik……………………………………………….. 20
E. Penilaian Otentik dalam Kurikulum 2013……………………….… 26
xi
F. Kerangka Pikir………………………………………………...…… 44
G. Pertanyaan Penelitian…………………………………………….… 45
BAB III METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian……………………………………….…….. 47
B. Setting Penelitian…………………………………………….…….. 47
C. Objek dan Subjek Penelitian……………………………….……… 48
D. Sumber Data……………………………………………….………. 48
E. Teknik Pengumpulan Data………………………………..……….. 48
F. Instrumen Penelitian…………………………………….…………. 49
G. Analisis Data…………………………………………….…………. 50
H. Keabsahan Data……………………………………….…………… 52
I. Kisi-kisi Instrumen Penelitian………………………….…………...53
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Lokasi Penelitian....……………………………….…….. 73
B. Deskripsi Subjek dan Objek Penelitian………….………….…….. 73
C. Hasil Penelitian....................……………………………….……… 74
D. Pembahasan Hasil Penelitian.....……………….....……….………. 102
E. Keterbatasan Penelitian.....………………………………..……….. 112
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan............................……………………………….…….. 113
B. Saran.....................................................………….………….…….. 115
DAFTAR PUSTAKA………………………………………..……………. 118
LAMPIRAN……………………………………………………………….. 120
xii
DAFTAR TABEL
hal
Tabel 1. Kompetensi Lulusan SD/MI/SDLB/Paket A......................... 17
Tabel 2. Struktur Kurikulum SD/MI................................................... 19
Tabel 3. Deskripsi Langkah Pembelajaran.......................................... 21
Tabel 4. Sasaran Penilaian Hasil Belajar pada Ranah Sikap Spiritual
dan Sikap Sosial....................................................................
29
Tabel 5. Sasaran Penilaian Hasil Belajar pada Kemampuan
Berpikir..................................................................................
29
Tabel 6. Sasaran Penilaian Hasil Belajar pada Dimensi
Pengetahuan...........................................................................
30
Tabel 7. Sasaran Penilaian Hasil Belajar pada Keterampilan
Abstrak..................................................................................
31
Tabel 8. Sasaran Penilaian Hasil Belajar pada Keterampilan
Kongkret................................................................................
31
Tabel 9. Tingkat Pencapaian Kompetensi Sekolah Dasar................... 32
Tabel 10. Contoh Format Pengamatan Sikap di Laboratorium IPA..... 34
Tabel 11. Contoh Format Penilaian Diri untuk Aspek Sikap................ 34
Tabel 12. Contoh Format Penilaian Teman Sebaya untuk Aspek
Sikap......................................................................................
35
Tabel 13. Contoh Format Penilaian Melalui Jurnal............................... 36
Tabel 14. Contoh Format Observasi terhadap Diskusi, Tanya Jawab
dan Percakapan......................................................................
37
Tabel 15. Contoh Instrumen Daftar Cek Penilaian Praktik di
Laboratorium.........................................................................
38
Tabel 16. Contoh Instrumen Skala Penilaian Praktik Olahraga Bola
Volley....................................................................................
39
Tabel 17. Contoh Format Rubrik Penilaian Projek............................... 40
Tabel 18. Contoh Penilaian Produk..................................................... 41
Tabel 19. Contoh Format Penilaian Portofolio..................................... 43
xiii
Tabel 20. Kisi-kisi Pedoman Wawancara Pendahuluan Kepala
Sekolah dan Guru..................................................................
54
Tabel 21. Kisi-kisi Pedoman Wawancara Kepala Sekolah I
(Kurikulum 2013 dengan Pendekatan Saintifik)...................
55
Tabel 22. Kisi-kisi Pedoman Wawancara Kepala Sekolah II
(Penilaian Otentik).................................................................
57
Tabel 23. Kisi-kisi Pedoman Wawancara Guru I
(Kurikulum 2013 dengan Pendekatan Saintifik)...................
58
Tabel 24. Kisi-kisi Pedoman Wawancara Guru IIa
(Penilaian Otentik)................................................................
60
Tabel 25. Kisi-kisi Pedoman Wawancara Guru IIb
(Penilaian Otentik Kompetensi Sikap)..................................
61
Tabel 26. Kisi-kisi Pedoman Wawancara Guru IIc
(Penilaian Otentik Kompetensi Pengetahuan)......................
63
Tabel 27. Kisi-kisi Pedoman Wawancara Guru IId
(Penilaian Otentik Kompetensi Keterampilan).....................
64
Tabel 28. Kisi-kisi Pedoman Wawancara Siswa.................................. 66
Tabel 29. Kisi-kisi Pedoman Observasi I
(Penilaian Kompetensi Sikap)...............................................
67
Tabel 30. Kisi-kisi Pedoman Observasi II
(Penilaian Kompetensi Pengetahuan)....................................
68
Tabel 31. Kisi-kisi Pedoman Observasi III
(Penilaian Kompetensi Keterampilan)..................................
69
Tabel 32. Kisi-kisi Analisis Silabus...................................................... 71
Tabel 33. Kisi-kisi Analisis RPP........................................................... 72
Tabel 34. Pelaksanaan Penilaian Sikap di Kelas IVB........................... 87
Tabel 35. Pelaksanaan Tes Tertulis di Kelas IVB................................. 89
Tabel 36. Pelaksanaan Penilaian Penugasan di Kelas IVB................... 92
Tabel 37. Pelaksanaan Penilaian Unjuk Kerja di Kelas IVB................ 94
Tabel 38. Pelaksanaan Penilaian Produk di Kelas IVB......................... 96
Tabel 39. Pelaksanaan Penilaian Portofolio di Kelas IVB.................... 99
xiv
DAFTAR GAMBAR
hal
Gambar 1. Kerangka pikir....................................................................... 44
Gambar 2. Komponen dalam analisis data kualitatif.............................. 51
xv
DAFTAR LAMPIRAN
hal
Lampiran 1. Instrumen Penelitian......................................................... 121
Lampiran 2. Reduksi Data dan Kesimpulan.......................................... 150
Lampiran 3. Hasil Wawancara Kepala Sekolah I.................................. 176
Lampiran 4. Hasil Wawancara Kepala Sekolah II................................ 181
Lampiran 5. Hasil Wawancara Guru I................................................... 184
Lampiran 6. Hasil Wawancara Guru II................................................. 192
Lampiran 7. Hasil Wawancara Kelompok Siswa.................................. 208
Lampiran 8. Hasil Observasi Kegiatan Guru dan Siswa....................... 216
Lampiran 9. Catatan Lapangan............................................................. 228
Lampiran 10. Analisis RPP..................................................................... 241
Lampiran 11. Analisis Silabus................................................................. 255
Lampiran 12. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)...................... 261
Lampiran 13. Rubrik Penilaian............................................................... 266
Lampiran 14. Penilaian Otentik Kompetensi Sikap................................ 267
Lampiran 15. Penilaian Otentik Kompetensi Pengetahuan..................... 268
Lampiran 16. Penilaian Otentik Kompetensi Keterampilan................... 269
Lampiran 17. Surat-surat......................................................................... 270
Lampiran 18. Dokumentasi Foto............................................................. 273
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan sejak dulu merupakan fondasi yang menjadi penentu maju atau
tidaknya peradaban suatu bangsa. Pendidikan adalah segala pengalaman belajar
yang berlangsung dalam segala lingkungan hidup dan sepanjang hidup (Arif
Rohman, 2009: 18). Manusia yang sudah mengecap bangku pendidikan
diharapkan menjadi lebih mampu mengemban tugas pembangunan bangsa dan
negara. Melalui pendidikan yang baik, akan terbentuk manusia yang berkualitas
yang dapat menjadikan Indonesia sebagai negara yang maju dan disegani.
Menurut pasal 3 Undang-undang No. 20 Tahun 2003, tujuan pendidikan di
Indonesia adalah “untuk berkembangnya potensi siswa agar menjadi manusia
yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,
sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab”. Dengan demikian semakin jelaslah
pentingnya peran pendidikan bagi suatu negara.
Dalam pendidikan formal di Indonesia terbagi atas tiga jenjang atau
tingkatan yaitu pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi.
Berdasarkan Undang-undang No. 20 Tahun 2003 pasal 17 ayat 1 dan 2 bahwa
“pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan yang melandasi jenjang
pendidikan menengah. Pendidikan dasar berbentuk sekolah dasar (SD) dan
madrasah ibtidaiyah (MI) atau bentuk lain yang sederajat serta sekolah menengah
pertama (SMP) dan madrasah tsanawiyah (MTs) atau bentuk lain yang sederajat.”
2
Sekolah Dasar merupakan jenjang pendidikan yang sangat penting yang
menjadi dasar untuk melanjutkan ke tingkat pendidikan yang lebih tinggi. Dalam
pelaksanaan pendidikan Sekolah Dasar, tentu membutuhkan desain dan sistem
pembelajaran yang tepat agar tujuan dilaksanakannya pendidikan sekolah dasar
dapat tercapai dengan baik. Kurikulum yang diterapkan juga merupakan aspek
penting dalam suatu proses pembelajaran, karena kurikulum adalah rencana yang
disusun untuk melancarkan proses belajar mengajar di bawah bimbingan dan
tanggung jawab sekolah atau lembaga pendidikan beserta staf pengajarnya
(Loeloek Endah Poerwati, 2013: 11).
Sejak tahun 2004 hingga sekarang, sudah terjadi tiga kali pergantian
kurikulum. Pada tahun 2004 diberlakukan Kurikulum Berbasis Kompetensi
(KBK) yang hanya dijalankan selama dua tahun. Kemudian pada tahun 2006
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan diterapkan untuk menggantikan Kurikulum
KBK yang pelaksanaan uji cobanya dihentikan (Mida Latifatul Muzamiroh, 2013:
47-48). Meski demikian, seiring dengan semakin cepatnya laju perkembangan
jaman, yang ditandai dengan era globalisasi yang menuntut bangsa Indonesia agar
mampu bersaing dengan masyarakat internasional, maka dikembangkanlah
kurikulum baru yaitu Kurikulum 2013. Dengan adanya Kurikulum 2013
diharapkan dapat menyiapkan generasi yang handal, inovatif dan berkarakter serta
siap mengarungi tantangan zaman di masa yang akan datang (Mida Lailatul
Muzamiroh, 2013: 119).
Menurut Mohammad Nuh selaku Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
pada tahun 2013, “Kurikulum 2013 dirancang sebagai upaya mempersiapkan
3
generasi Indonesia 2045, yaitu tepat 100 tahun Indonesia merdeka, sekaligus
memanfaatkan populasi usia produktif yang jumlahnya sangat melimpah agar
menjadi bonus demografi dan tidak menjadi bencana demografi. Kompetensi
masa depan seperti kreativitas dan daya inovasi, dan masalah mendasar yang
sedang dihadapi bangsa terkait dengan moralitas, kejujuran, etika, tata karma,
toleransi dan penguatan sabuk Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI),
mendapat perhatian khusus.” (Forum Mangunwijaya VII, 2013: X, XI). Hal itu
diwujudkan dengan cara penggunaan pendekatan saintifik dalam proses
pembelajaran, juga penguatan dalam mata pelajaran Agama dan Budi Pekerti,
Bahasa Indonesia, Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, dan muatan lokal,
juga menjadikan kegiatan Pramuka sebagai ekstra kurikuler yang wajib bagi
siswa.
Proses pembelajaran dalam Kurikulum 2013 menggunakan pendekatan
ilmiah (scientific approach), tematik terpadu dan tematik yang berbasis pada
discovery/inquiry learning sehingga mampu mendorong siswa untuk
menghasilkan karya yang kontekstual baik itu secara individual maupun
kelompok (Lampiran Permendikbud No. 65 tahun 2013: 3). Pembelajaran dengan
menggunakan pendekatan saintifik terdiri dari lima pengalaman belajar, yaitu
mengamati (observing), menanya (questioning), mengumpulkan
informasi/mencoba (experimenting), menalar/mengasosiasi (associating), dan
mengkomunikasikan (communicating). (Lampiran Permendikbud no. 103 tahun
2014: 5-6). Dengan kelima pengalaman belajar tersebut, maka siswa akan
memperoleh pengetahuan dan keterampilan langsung. Strategi pembelajaran
4
kontekstual dalam Kurikulum 2013 akan membuat pelajaran yang didapat menjadi
lebih bermakna dalam kehidupan sehari-hari siswa. Guru berperan sebagai
fasilitator dan proses pembelajaran berpusat pada siswa untuk mendorong
motivasi, minat, kreativitas, inisiatif, inspirasi, kemandirian, dan semangat belajar
(Lampiran Permendikbud no. 103 tahun 2014: 7).
Dalam pembelajaran yang dilangsungkan dengan menggunakan
Kurikulum 2013 diharapkan siswa menjadi lebih aktif dan kreatif. Pendekatan
ilmiah (scientific approach) dijadikan dasar pada semua kegiatan pembelajaran di
tingkat Sekolah Dasar. Penanaman pendidikan karakter juga semakin ditekankan.
Menurut Agus Suwignyo, pedagog dari Universitas Gajah Mada, kurikulum baru
ini diharapkan dapat membentuk manusia Indonesia yang berakhlak/berkarakter
mulia, berbadan sehat, cerdas, berkepribadian Indonesia dan menjunjung nilai-
nilai demokrasi (Forum Mangunwijaya VII, 2013: 149).
Dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan
Kurikulum 2013 ditekankan prinsip pembelajaran berpusat pada siswa, yang
bertujuan untuk mengembangkan kreativitas siswa. Pembelajaran harus dilakukan
dalam kondisi yang menyenangkan dan menantang, yang memuat nilai, etika,
estetika, logika, dan kinestetika, dan menyediakan pengalaman belajar yang
beragam melalui penerapan berbagai strategi dan metode pembelajaran yang
menyenangkan, kontekstual, efektif, efisien, dan bermakna. (Lampiran
Permendikbud No 81A tahun 2013:34). Dengan demikian, siswa akan semakin
terdorong untuk menemukan sendiri pengetahuannya. Siswa mendapat
5
kesempatan untuk mengkonstruksi pengetahuannya sendiri dan kemudian
diterapkan dalam kehidupan nyata.
Meski demikian, pelaksanaan Kurikulum 2013 di sekolah diwarnai dengan
berbagai masalah yang muncul. Sekolah Dasar Negeri Tlacap merupakan salah
satu sekolah dasar di Kabupaten Sleman yang dijadikan pilot project pelaksanaan
Kurikulum 2013. Salah satu masalah yang timbul di Sekolah Dasar Negeri Tlacap
adalah mengenai buku paket Kurikulum 2013. Kepala Sekolah Dasar Negeri
Tlacap menyatakan bahwa buku paket Kurikulum 2013 kualitasnya semakin
berkurang. “Buku paket yang datang untuk semester ini bahannya tipis, jadi cepat
sobek.” (8 September 2015). Selain kendala dalam hal buku paket, beliau juga
menyatakan bahwa kendala dalam melaksanakan Kurikulum 2013 akan muncul
ketika ada guru yang kurang kreatif, baik itu dalam mendesain pembelajaran
maupun saat melakukan kegiatan pembelajaran. Kreatifitas guru diperlukan saat
mendesain dan melaksanakan kegiatan pembelajaran, agar proses pembelajaran
yang dialami siswa menjadi lebih bermakna sehingga siswa dapat terdorong untuk
menjadi lebih berinisiatif, kreatif, dan aktif. Kepala Sekolah Dasar Negeri Tlacap
menyatakan, “Siswa bergantung pada kreatifitas guru, kalau guru pasif, maka
siswa juga akan bingung.” (8 September 2015).
Pembelajaran pada Kurikulum 2013 menggunakan pendekatan saintifik
yang mengutamakan lima pengalaman pembelajaran yaitu mengamati, menanya,
mengumpulkan informasi/mencoba, menalar/mengasosiasi, dan
mengkomunikasikan (5M). Berdasarkan keterangan Kepala Sekolah Dasar Negeri
Tlacap, kelima pengalaman pembelajaran dalam pendekatan saintifik sudah
6
dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Tlacap. Menurut beliau, sebelum
melakukan kegiatan pembelajaran hal utama yang dipersiapkan guru adalah RPP
dan alat peraga yang memadai. Guru harus memiliki kemauan keras dan tidak
pasif, karena guru sangat besar pengaruhnya dalam keberhasilan pelaksanaan
Kurikulum 2013 (8 September 2015).
Pembuatan RPP dan alat peraga sangat dimudahkan dengan adanya kerja
sama dan saling sharing antar guru kelas. Para guru saling berkolaborasi dan
membagi tugas. Ditambah lagi dengan adanya pendampingan dari gugus sehingga
persiapan pembelajaran menjadi lebih mudah dan matang. “Ada pertemuan di
gugus, yang juga membahas Instruksi Nasional, jadi guru-guru menjadi lebih
paham tentang teknis mengajarnya,” tutur Kepala Sekolah Dasar Negeri Tlacap (8
September 2015).
Menurut Ibu R, wali kelas IVB di Sekolah Dasar Negeri Tlacap, guru
paling banyak berpedoman pada buku guru dan buku siswa. Langkah-langkah
kegiatan pembelajaran yang memuat 5M mengacu pada buku guru dan buku siswa
Kurikulum 2013. “Dalam RPP diusahakan selalu ada 5M,” tutur Ibu R kepada
peneliti. “5M sudah banyak diterapkan dengan cara siswa melakukan percobaan
dan diskusi.” (8 September 2015). Pelaksanaan 5M dalam pendekatan saintifik di
Sekolah Dasar Negeri Tlacap sudah berjalan dengan baik meskipun masih ada
kendala-kendala yang terjadi dalam praktek pelaksanaannya. “5M paling tidak
sudah berjalan 70 persen,” ucap Ibu R (8 September 2015).
Kendala yang sering muncul dalam pelaksanaan pendekatan saintifik
dalam kegiatan pembelajaran dikarenakan kemampuan siswa yang berbeda-beda
7
dalam satu kelas. Ada siswa yang sudah mau berlaku aktif dalam kegiatan
pembelajaran, namun juga masih ada siswa yang bersikap pasif dan sulit diajak
bekerja sama. Hal ini disiasati guru dengan cara melakukan pendekatan individu
kepada siswa. “Siswa akan saya ajak bicara setelah kegiatan belajar berakhir,”
kata Ibu R (8 September 2015).
Masalah lain yang lebih mendesak yang diutarakan oleh Kepala Sekolah
Dasar Negeri Tlacap adalah kendala dalam hal pelaksanaan penilaian.
Narasumber mengakui bahwa para guru di Sekolah Dasar Negeri Tlacap masih
mengalami keberatan dalam melakukan penilaian siswa. “Mungkin karena diklat
yang diberikan belum fokus pada penilaian. Jadi ibaratnya kami baru sedikit
mencicipi tapi kemudian harus langsung mengolah,” demikian tutur beliau saat
diwawancara oleh peneliti (8 September 2015). Ketika melakukan penilaian
harian guru harus melakukannya sedikit demi sedikit karena item penilaian yang
dirasa terlalu banyak. “Dalam satu hari guru menilai minimal lima siswa,” tutur
Kepala Sekolah Dasar Negeri Tlacap.
Penguasaan IT dari para guru juga sangat mempengaruhi pelaksanaan
pembelajaran dan penilaian. Menurut Kepala Sekolah Dasar Negeri Tlacap, guru
yang kurang menguasai IT akan mengalami lebih banyak kesulitan saat
mendesain dan melakukan kegiatan pembelajaran. “Kalau guru bisa IT kan jadi
lebih mudah dalam membuat media, bisa pakai LCD.” (8 September 2015).
Pelaksanaan penilaian juga akan menjadi lebih mudah dengan IT. Jika tidak
menguasai IT guru harus melakukan penilaian dengan ditulis tangan, yang akan
memakan banyak waktu dan tenaga karena item penilaian yang banyak.
8
Guru masih merasa keberatan dalam menerapkan sistem penilaian baru
dalam Kurikulum 2013 yang ditetapkan oleh pemerintah. Dalam Kurikulum 2013,
penilaian hasil belajar menggunakan sistem penilaian otentik (authentic
assessment), yang tidak hanya mengukur apa yang diketahui oleh siswa, tetapi
lebih menekankan mengukur apa yang dapat dilakukan oleh siswa (Lampiran
Permendikbud nomor 81A tahun 2013: 56). Penilaian otentik adalah bentuk
penilaian yang menghendaki siswa menampilkan sikap, menggunakan
pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh dari pembelajaran dalam
melakukan tugas pada situasi yang sesungguhnya. (Lampiran Permendikbud
nomor 104 tahun 2014: 3). Penilaian otentik dilakukan tidak hanya pada aspek
pengetahuan saja, melainkan juga aspek sikap dan keterampilan.
Sistem penilaian yang mencakup ketiga aspek pembelajaran ini masih
menjadi keprihatinan bagi sebagian besar guru dalam menerapkan Kurikulum
2013. Guru masih mengalami kesulitan dalam menerapkan sistem penilaian baru
dalam Kurikulum 2013 yang ditetapkan pemerintah. Dalam Kurikulum 2013,
penilaian hasil belajar menggunakan sistem penilaian otentik (authentic
assessment), yang tidak hanya mengukur apa yang diketahui oleh siswa, tetapi
lebih menekankan mengukur apa yang dapat dilakukan oleh siswa
(Permendikbud, 2013: 56).
Dalam penilaian otentik siswa diminta untuk menerapkan konsep atau
teori pada dunia nyata. Otentik berarti keadaan yang sebenarnya, yaitu
kemampuan atau keterampilan yang dimiliki oleh siswa (Kunandar, 2014: 36).
Penilaian otentik bersifat kontekstual dan dekat dengan kehidupan sehari-hari
9
siswa. Dengan menggunakan penilaian otentik, siswa dituntut untuk menunjukkan
kemampuannya dalam bentuk kinerja dan hasil karya. Implementasi penilaian
otentik diharapkan menjadi bagian integral dari proses pembelajaran.
Penilaian otentik memiliki hubungan yang sangat erat dengan pendekatan
saintifik (scientific approach). Pembelajaran dengan pendekatan saintifik adalah
proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar siswa secara aktif
mengkonstruk konsep, hukum, atau prinsip melalui tahapan-tahapan mengamati,
merumuskan masalah, merumuskan hipotesis, mengumpulkan data, menganalisis
data, menarik kesimpulan dan mengkomunikasikan konsep, hukum, atau prinsip
yang ditemukan. Pendekatan saintifik dimaksudkan untuk memberikan
pemahaman kepada siswa dalam mengenal, memahami berbagai materi
menggunakan pendekatan ilmiah. Penilaian otentik merupakan jenis penilaian
utama yang digunakan dalam proses pembelajaran yang menggunakan pendekatan
saintifik.
Menurut Abdul Majid (2014: 240), bentuk penilaian otentik antara lain
melalui penilaian proyek atau kegiatan siswa, penggunaan portofolio, jurnal,
demonstrasi, laporan tertulis, ceklis dan petunjuk observasi. Keterlibatan siswa
sangat penting dalam penilaian otentik, dengan cara siswa diminta untuk
merefleksikan dan mengevaluasi kinerja mereka sendiri untuk meningkatkan
pemahaman yang lebih dalam tentang tujuan pembelajaran serta mendorong
kemampuan belajar yang lebih tinggi.
Guru Sekolah Dasar Negeri Tlacap masih mengalami kendala dalam
melakukan penilaian otentik, dikarenakan guru harus mengobservasi siswa satu
10
per satu di sela-sela melakukan kegiatan mengajar sementara jumlah siswa di
dalam satu kelas cukup banyak. Dalam melakukan penilaian guru harus selalu
bersikap positif dan tidak boleh menggunakan pernyataan negatif agar siswa tetap
termotivasi untuk terus mencapai kemajuan dalam kegiatan belajarnya.
Penilaian hasil belajar merupakan salah satu hal utama dalam pelaksanaan
kegiatan pendidikan, dan termasuk dalam 8 Standar Nasional Pendidikan. Karena
itu kegiatan penilaian hasil belajar harus dilaksanakan secara optimal agar bisa
menjamin kemajuan pendidikan Indonesia. Apabila guru tidak siap, hal ini tentu
akan menghambat pelaksanaan Kurikulum 2013.
Oleh karena itu, peneliti bermaksud untuk mengadakan penelitian untuk
mengetahui bagaimana pelaksanaan penilaian hasil belajar siswa dalam
Kurikulum 2013, khususnya di Sekolah Dasar Negeri Tlacap yang dipilih sebagai
salah satu sekolah perintis yang terlebih dulu melaksanakan uji coba penerapan
Kurikulum 2013 di Kecamatan Sleman, Kabupaten Sleman. Kelas IV dipilih
karena kelas IV sudah melaksanakan Kurikulum 2013 selama 3 tahun. Kelas IVB
digunakan atas rekomendasi dari kepala sekolah.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti bermaksud untuk
mengadakan penelitian dengan judul “Pelaksanaan Penilaian Otentik dengan
Pendekatan Saintifik pada Kurikulum 2013 di Kelas IVB Sekolah Dasar Negeri
Tlacap”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan sebelumnya, maka dapat
diidentifikasi masalah sebagai berikut.
11
1. Kualitas buku paket Kurikulum 2013 yang kurang memadai,
sehingga mudah sobek saat digunakan siswa.
2. Guru yang kurang kreatif menyebabkan kegiatan pembelajaran
kurang menarik bagi siswa.
3. Perbedaan kemampuan siswa dalam satu kelas membuat
pelaksanaan pendekatan saintifik sedikit terhambat.
4. Item penilaian yang terlalu banyak membuat guru kesulitan dalam
melakukan penilaian otentik dalam Kurikulum 2013.
5. Diklat Kurikulum 2013 yang diberikan oleh pemerintah dianggap
masih kurang.
6. Guru yang kurang menguasai IT sering mengalami kesulitan baik
dalam kegiatan pembelajaran maupun penilaian Kurikulum 2013.
7. Guru masih merasa keberatan dalam melakukan penilaian otentik
dalam Kurikulum 2013.
C. Fokus Penelitian
Fokus penelitian diarahkan pada pelaksanaan penilaian otentik dalam
penerapan Kurikulum 2013 di kelas IVB Sekolah Dasar Negeri Tlacap.
D. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Bagaimanakah pemahaman guru kelas IVB Sekolah Dasar Negeri
Tlacap mengenai penilaian otentik dalam Kurikulum 2013?
2. Bagaimanakah pelaksanaan penilaian otentik dalam penerapan
Kurikulum 2013 di kelas IVB Sekolah Dasar Negeri Tlacap?
12
3. Apa sajakah hambatan yang dialami oleh guru kelas IVB Sekolah
Dasar Negeri Tlacap dalam pelaksanaan penilaian otentik dalam
penerapan Kurikulum 2013?
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah
sebagai berikut.
1. Mendeskripsikan pemahaman guru kelas IVB Sekolah Dasar
Negeri Tlacap mengenai penilaian otentik.
2. Mendeskripsikan pelaksanaan penilaian otentik dalam penerapan
Kurikulum 2013 di kelas IVB Sekolah Dasar Negeri Tlacap.
3. Mendeskripsikan hambatan dalam pelaksanaan penilaian otentik
dalam penerapan Kurikulum 2013 di kelas IVB Sekolah Dasar
Negeri Tlacap.
F. Manfaat Penelitian
Berdasarkan pada tujuan penelitian, diharapkan penelitian ini dapat
memberikan manfaat sebagai berikut:
1. Bagi Peneliti
Memberikan wawasan keilmuan di bidang pendidikan khususnya
mengkaji mengenai pelaksanaan kegiatan penilaian belajar siswa
dalam penerapan Kurikulum 2013 yang dapat dijadikan bekal
bagi peneliti sebagai calon tenaga pendidik.
13
2. Bagi Guru
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai sumber
informasi mengenai penilaian belajar siswa dalam penerapan
Kurikulum 2013 sehingga pelaksanaannya bisa menjadi lebih
baik.
3. Bagi Sekolah
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai sumber
informasi dan evaluasi dalam persiapan dan pelaksanaan
Kurikulum 2013 demi kemajuan sekolah.
4. Bagi Sekolah Lain
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai sumber
informasi dan bahan pertimbangan dalam upaya meningkatkan
kesiapan pelaksanaan Kurikulum 2013 di sekolah masing-masing.
5. Bagi Dinas Pendidikan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai sumber
informasi untuk meningkatkan mutu dalam pelaksanaan
Kurikulum 2013 di sekolah-sekolah.
14
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Pengertian Kurikulum
Kurikulum merupakan salah satu komponen utama dalam pelaksanaan
pendidikan di sekolah. Undang-Undang no. 20 tahun 2003 tentang Pendidikan
Nasional mendefinisikan kurikulum sebagai “seperangkat rencana dan pengaturan
mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai
pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan
pendidikan tertentu.” Kurikulum adalah suatu program yang di dalamnya tercakup
seluruh rencana pengajaran untuk digunakan di dalam pelaksanaan kegiatan
pembelajaran di suatu jenjang pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan.
Romine (1954), sebagaimana dikutip oleh Oemar Hamalik (2007)
mendefinisikan kurikulum sebagai berikut. “Curriculum is interpreted to mean all
of the organized courses, activities, and experiences which pupils have under
direction of the school, whether in the classroom or not.” Kurikulum
diinterpretasikan sebagai seluruh kegiatan yang terorganisasi, aktivitas dan
pengalaman yang dialami oleh siswa di dalam bimbingan sekolah, baik itu di
dalam kelas ataupun tidak. Dengan demikian, kurikulum berfungsi sebagai
pedoman bagi guru dalam mempersiapkan dan melaksanakan kegiatan
pembelajaran. Kurikulum mencakup rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi,
dan bahan pelajaran yang akan diterapkan dalam suatu jenjang pendidikan.
Kurikulum perlu senantiasa diperbaiki agar tujuan serta isi pendidikan sesuai
dengan perkembangan jaman.
15
B. Kurikulum 2013
Kurikulum 2013 adalah kurikulum yang didesain oleh pemerintah
Republik Indonesia yang diberlakukan secara bertahap di seluruh Indonesia mulai
tahun ajaran 2013/2014. Kurikulum 2013 ini menggantikan kurikulum
sebelumnya yaitu Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Pengembangan
Kurikulum 2013 dilakukan terkait dengan tuntutan pendidikan yang mengacu
kepada 8 Standar Nasional Pendidikan. Standar Nasional Pendidikan meliputi
standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan
tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar
pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan.
Kurikulum 2013 bertujuan untuk “mempersiapkan manusia Indonesia agar
memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang beriman,
produktif, kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan peradaban dunia”(Permendikbud No.
57 Tahun 2014). Melalui penerapan Kurikulum 2013 diharapkan sumber daya
manusia Indonesia akan menjadi semakin berkualitas. Sumber daya manusia
Indonesia dituntut harus mampu menghadapi kemajuan teknologi dan arus
globalisasi yang semakin cepat.
Karakteristik yang sangat menonjol dalam Kurikulum 2013 adalah bahwa
“Kurikulum 2013 mengembangkan keseimbangan antara sikap spiritual dan
sosial, pengetahuan, dan keterampilan, serta menerapkannya dalam berbagai
situasi di sekolah dan masyarakat.” (Permendikbud No 57 Tahun 2014).
Kurikulum 2013 tidak hanya mengedepankan pencapaian prestasi dalam hal
16
pengetahuan saja tetapi juga mengembangkan sikap dan keterampilan siswa.
Dengan demikian siswa akan memiliki sikap sosial dan keterampilan yang baik
disamping kemampuan intelektual.
C. Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum 2013 di Sekolah Dasar
Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum 2013 di Sekolah Dasar diatur
dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor
57 Tahun 2014 Tentang Kurikulum 2013 Sekolah Dasar/ Madrasah Ibtidaiyah.
1. Kerangka Dasar Kurikulum 2013 di Sekolah Dasar
Kerangka Dasar Kurikulum 2013 diatur dalam Permendikbud No
57 Tahun 2014 tentang Kurikulum 2013 Sekolah Dasar/ Madrasah
Ibtidaiyah. Landasan yuridis pengembangan Kurikulum 2013 adalah
sebagai berikut.
a. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
b. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional;
c. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2005 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Nasional, beserta segala ketentuan
yang dituangkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Nasional; dan
d. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 32 Tahun 2003 tentang Perubahan Atas
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan.(Lampiran Permendikbud No 57 Tahun
2014).
Kurikulum 2013 dikembangkan berdasarkan adanya kebutuhan
akan perubahan rancangan dan proses pendidikan dalam rangka memenuhi
dinamika kehidupan masyarakat, bangsa dan negara. Menurut
Permendikbud No 57 Tahun 2014, Kurikulum 2013 menganut
17
pembelajaran yang dilakukan guru (taught curriculum) berupa kegiatan
pembelajaran yang dilakukan di sekolah, kelas dan masyarakat, dan
pengalaman belajar langsung siswa (learned-curriculum) sesuai dengan
latar belakang, karakteristik, dan kemampuan awal siswa.
Melalui Kurikulum 2013 siswa akan lebih mudah menerima
pembelajaran yang diberikan. Kegiatan belajar dalam Kurikulum 2013
bersifat kontekstual dan sesuai dengan kehidupan nyata siswa. Dengan
demikian siswa akan lebih mampu mengadaptasi apa yang sudah
dipelajarinya ke dalam kehidupan sehari-hari.
2. Struktur Kurikulum 2013 di Sekolah Dasar
a. Standar Kompetensi Lulusan
Standar Kompetensi Lulusan adalah kriteria mengenai
kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap,
pengetahuan, dan keterampilan (Permendikbud No 54 Tahun
2013). Standar Kompetensi Lulusan berisi kriteria kualifikasi
kemampuan siswa yang diharapkan dapat dicapai setelah
menyelesaikan masa belajarnya pada satu jenjang pendidikan
tertentu.
Tabel 1. Kompetensi Lulusan SD/MI/SDLB/Paket A
SD/ MI/ SDLB/ Paket A
Dimensi Kualifikasi Kemampuan
Sikap Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap orang beriman,
berakhlak mulia, berilmu, percaya diri, dan bertanggung
jawab dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan
sosial dan alam di lingkungan rumah, sekolah, dan tempat
bermain.
18
Pengetahuan Memiliki pengetahuan faktual dan konseptual berdasarkan
rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi,
seni, dan budaya dalam wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian di
lingkungan rumah, sekolah, dan tempat bermain
Keterampilan Memiliki kemampuan pikir dan tindak yang produktif dan
kreatif dalam ranah abstrak dan konkret sesuai dengan yang
ditugaskan kepadanya.
(Lampiran Permendikbud No. 54 Tahun 2013: 2)
b. Kompetensi Inti
Kompetensi Inti SD/MI merupakan tingkat kemampuan untuk
mencapai Standar Kompetensi Lulusan yang harus dimiliki seorang
siswa pada setiap tingkat kelas. Kompetensi Inti SD/MI diatur
dalam Permendikbud No 57 Tahun 2014. Kompetensi Inti terbagi
menjadi empat aspek, yaitu sikap spiritual, sikap sosial,
pengetahuan dan keterampilan.
Kompetensi inti sikap spiritual (KI-1) untuk Sekolah Dasar
kelas IV adalah “menerima, menjalankan dan menghargai ajaran
agama yang dianutnya”. Kompetensi inti sikap sosial (KI-2) untuk
Sekolah Dasar kelas IV adalah “menunjukkan perilaku jujur,
disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam
berinteraksi dengan keluarga, teman, guru dan tetangganya.
Kompetensi inti pengetahuan (KI-3) untuk Sekolah Dasar kelas IV
adalah “memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati
dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk
ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang
dijumpainya di rumah, di sekolah, dan tempat bermain”.
Sedangkan kompetensi inti keterampilan (KI-4) untuk Sekolah
19
Dasar kelas IV adalah “menyajikan pengetahuan faktual dalam
bahasa yang jelas, sistematis dan logis, dalam karya yang estetis,
dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan
yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia”.
c. Mata Pelajaran
Struktur kurikulum SD/MI adalah sebagai berikut.
Tabel 2. Struktur Kurikulum SD/MI
MATA PELAJARAN
ALOKASI WAKTU PER
MINGGU
I II III IV V VI
Kelompok A (Umum)
1. Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 4 4 4 4 4 4
2. Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan 5 5 6 5 5 5
3. Bahasa Indonesia 8 9 10 7 7 7
4. Matematika 5 6 6 6 6 6
5. Ilmu Pengetahuan Alam - - - 3 3 3
6. Ilmu Pengetahuan Sosial - - - 3 3 3
Kelompok B (Umum)
1. Seni Budaya dan Prakarya 4 4 4 4 4 4
2. Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan
Kesehatan 4 4 4 4 4 4
JUMLAH ALOKASI WAKTU PER MINGGU 30 32 34 36 36 36
(Lampiran Permendikbud No 57 Tahun 2014:8-9)
d. Muatan Pembelajaran
Pelaksanaan Kurikulum 2013 pada SD/MI dilakukan melalui
pembelajaran dengan pendekatan tematik-terpadu dari Kelas I
sampai Kelas VI, dengan pengecualian pada mata pelajaran
Pendidikan Agama dan Budi Pekerti. Pembelajaran tematik-terpadu
merupakan pendekatan pembelajaran yang mengintegrasikan
berbagai kompetensi dari berbagai mata pelajaran ke dalam
20
berbagai tema. Pembelajaran di kelas IV terbagi menjadi 9 tema,
yaitu (1) Indahnya kebersamaan, (2) Selalu berhemat energi, (3)
Peduli terhadap lingkungan hidup, (4) Berbagai pekerjaan, (5)
Pahlawanku, (6) Indahnya negeriku, (7) Cita-citaku, (8) Tempat
tinggalku, dan (9) Makananku sehat bergizi. (Lampiran
Permendikbud No 57 Tahun 2014: 10-11)
e. Kompetensi Dasar
Kompetensi Dasar dirumuskan untuk mencapai
Kompetensi Inti. Rumusan Kompetensi Dasar dikembangkan
dengan memperhatikan karakteristik dan kemampuan siswa, dan
kekhasan masing-masing mata pelajaran. Menurut Permendikbud
No 57 Tahun 2014, Kompetensi Dasar meliputi empat kelompok
sesuai dengan pengelompokan Kompetensi Inti sebagai berikut:
1) Kelompok 1: kelompok Kompetensi Dasar sikap spiritual
dalam rangka menjabarkan KI1;
2) Kelompok 2: kelompok Kompetensi Dasar sikap sosial dalam
rangka menjabarkan KI2;
3) Kelompok 3: kelompok Kompetensi Dasar pengetahuan
dalam rangka menjabarkan KI3;
4) Kelompok 4: kelompok Kompetensi Dasar keterampilan
dalam rangka menjabarkan KI4.
D. Pendekatan Saintifik
Sesuai dengan Standar Kompetensi Lulusan, sasaran pembelajaran
mencakup pengembangan ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Ketiga
ranah kompetensi tersebut diperoleh melalui aktivitas yang berbeda-beda. Ranah
kompetensi sikap diperoleh melalui aktivitas “menerima, menjalankan,
21
menghargai, menghayati, dan mengamalkan.” Ranah kompetensi pengetahuan
diperoleh melalui aktivitas “mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis,
dan mengevaluasi.” Sedangkan ranah kompetensi keterampilan diperoleh melalui
aktivitas “mengamati, menanya, mencoba, menalar, menyaji, dan mencipta.”
Karakteristik kompetensi serta perbedaan aktivitas dalam setiap ranah kompetensi
turut mempengaruhi metode pembelajaran yang digunakan.
Kurikulum 2013 mengedepankan penggunaan pendekatan saintifik
(scientific approach), tematik terpadu dan tematik. Kegiatan pembelajaran harus
didukung oleh metode pembelajaran yang sesuai, seperti pembelajaran
kontekstual, problem-based learning, dan discovery learning. Menurut Lampiran
Permendikbud No 103 Tahun 2014 tentang Pembelajaran pada Pendidikan Dasar
dan Pendidikan Menengah, proses pembelajaran dalam Kurikulum 2013 terdiri
dari lima pengalaman belajar pokok yaitu: mengamati, menanya, mengumpulkan
informasi/ mencoba, menalar/ mengasosiasi, dan mengkomunikasikan.
Tabel 3. Deskripsi Langkah Pembelajaran
LANGKAH PEMBELAJARAN DESKRIPSI KEGIATAN BENTUK HASIL BELAJAR
Mengamati (observing) Mengamati dengan indra
(membaca, mendengar,
menyimak, melihat, menonton,
dan sebagainya) dengan atau
tanpa alat
Perhatian pada waktu mengamati
suatu objek/ membaca suatu
tulisan/ mendengar suatu
penjelasan, catatan yang dibuat
tentang yang diamati, kesabaran,
waktu (on task) yang digunakan
untuk mengamati
Menanya (questioning) Membuat dan mengajukan
pertanyaan, tanya jawab,
berdiskusi tentang informasi yang
belum dipahami, informasi
tambahan yang ingin diketahui,
atau sebagai klarifikasi
Jenis, kualitas, dan jumlah
pertanyaan yang diajukan siswa
(pertanyaan faktual, konseptual,
prosedural, dan hipotetik)
22
Mengumpulkan
informasi/mencoba
(experimenting)
Mengeksplorasi, mencoba,
berdiskusi, mendemonstrasikan,
meniru bentuk/ gerak, melakukan
eksperimen, membaca sumber lain
selain buku teks, mengumpulkan
data dari nara sumber melalui
angket, wawancara, dan
memodifikasi/ menambahi/
mengembangkan
Jumlah dan kualitas sumber yang
dikaji/ digunakan, kelengkapan
informasi, validitas informasi
yang dikumpulkan, dan
instrumen/ alat yang digunakan
untuk mengumpulkan data
Menalar/ Mengasosiasi
(associating)
Mengolah informasi yang sudah
dikumpulkan, menganalisis data
dalam bentuk membuat kategori,
mengasosiasi atau
menghubungkan fenomena/
informasi yang terkait dalam
rangka menemukan suatu pola,
dan menyimpulkan
Mengembangkan interpretasi,
argumentasi dan kesimpulan
mengenai keterkaitan informasi
dari dua fakta/ konsep, interpretasi
argumentasi dan kesimpulan
mengenai keterkaitan lebih dari
dua fakta/ konsep/ teori,
menyintesis dan argumentasi serta
kesimpulan keterkaitan antar
berbagai jenis fakta/ konsep/ teori/
pendapat;
Mengembangkan interpretasi,
struktur baru, argumentasi, dan
kesimpulan yang menunjukkan
hubungan fakta/ konsep/ teori dari
dua sumber atau lebih yang tidak
bertentangan;
Mengembangkan interpretasi,
struktur baru, argumentasi dan
kesimpulan dari konsep/ teori/
pendapat yang berbeda dari
berbagai jenis sumber
Mengkomunikasikan
(communicating)
Menyajikan laporan dalam bentuk
bagan, diagram, atau grafik;
menyusun laporan tertulis; dan
menyajikan laporan meliputi
proses, hasil, dan kesimpulan
secara lisan
Menyajikan hasil kajian (dari
mengamati sampai menalar)
dalam bentuk tulisan, grafis,
media elektronik, multi media dan
lain-lain
(Lampiran Permendikbud No. 103 Tahun 2014: 5-6)
1. Mengamati (observing)
“Observation is a process of gathering information using all appropriate
senses and instruments that extend the senses.” (Bass, Joel E., 2009: 30).
Mengamati adalah proses pengumpulan informasi dengan menggunakan
indera. Kegiatan mengamati dapat dilakukan dengan bantuan alat/ instrumen
yang membantu meningkatkan kemampuan indera, seperti mikroskop atau
kaca pembesar. Siswa didorong untuk mampu mengamati detail suatu objek,
23
dan menemukan kesamaan dan perbedaan pada objek yang diamati. Contoh
kegiatan mengamati adalah mengamati perubahan wujud es batu, dan
menggunakan kaca pembesar untuk mengamati populasi semut.
2. Menanya (questioning)
Siswa diharapkan memiliki kemampuan untuk menanya. Kemampuan
menanya dapat dikembangkan dari kegiatan mengamati yang sudah
dilakukan. Dari mengamati suatu objek, siswa akan menemukan hal yang
belum diketahui, dan mendorong mereka untuk bertanya. Siswa dibimbing
untuk melakukan investigasi dan pengamatan yang baru dari pertanyaan
yang mereka tanyakan.
3. Mengumpulkan informasi/ mencoba (experimenting)
Kegiatan mengumpulkan informasi/ mencoba dilakukan saat siswa
menginvestigasi atau mengamati suatu objek. Kegiatan mengumpulkan
informasi/ mencoba didukung dengan penggunaan alat yang sesuai. Sebagai
contoh, siswa menggunakan penggaris untuk mengukur panjang
pertumbuhan kecambah. Dalam kegiatan ini siswa juga belajar untuk
mencatat informasi yang mereka temukan.
4. Menalar/mengasosiasi (associating)
Menalar/mengasosiasi dilakukan dengan cara penarikan kesimpulan atas
suatu objek atau peristiwa yang telah diobservasi. Kegiatan ini juga
didukung oleh pengetahuan (knowledge) yang sudah dimiliki oleh siswa.
Contoh kegiatan menalar/mengasosiasi adalah setelah melakukan kegiatan
24
pengamatan terhadap air yang dipanaskan, siswa dapat menyimpulkan
bahwa air akan menguap menjadi uap air setelah dipanaskan.
5. Mengkomunikasikan (communicating)
Menurut Joel E. Bass (2009: 36), “recording, organizing, and reporting
observations, measurement, experiments, findings, and conclusions is also
essential process of science.” Mengkomunikasikan adalah kegiatan
pencatatan, pengorganisiran dan pelaporan hasil pengamatan, pengukuran,
percobaan, penemuan, dan penarikan kesimpulan. Hasil laporan kemudian
dipresentasikan di depan audiens, yaitu guru dan siswa lainnya di dalam
kelas. Kegiatan mengkomunikasikan dapat dilakukan secara lisan, dalam
bentuk gambar, laporan tertulis, tabel, jurnal, dan grafik. Contoh dari
kegiatan mengkomunikasikan adalah siswa melakukan presentasi lisan dan
menyajikan gambar mengenai siklus hidup katak.
Dalam penerapannya, pendekatan saintifik dapat menggunakan berbagai
strategi dan model pembelajaran seperti pembelajaran kontekstual, discovery
learning, project-based learning, dan problem-based learning.
Pembelajaran kontekstual adalah sebuah sistem belajar yang didasarkan
pada filosofi bahwa siswa mampu menyerap pelajaran apabila mereka menangkap
makna dalam materi akademis yang mereka terima, dan mereka menangkap
makna dalam tugas-tugas sekolah jika mereka bisa mengaitkan informasi baru
dengan pengetahuan dan pengalaman yang sudah mereka miliki sebelumnya
(Lampiran Permendikbud No 57 Tahun 2014: 248). Dalam model pembelajaran
ini, siswa mempelajari materi dengan mengaitkannya dengan situasi dunia nyata.
25
Dengan demikian, siswa akan lebih mudah menerapkan apa yang mereka pelajari
di sekolah ke dalam kehidupan sebagai anggota keluarga dan masyarakat.
Pembelajaran penemuan terbimbing (discovery learning) merupakan
model pembelajaran dimana siswa dituntut untuk mengorganisasi sendiri cara
belajarnya dalam menemukan konsep. Saat mengaplikasikan model pembelajaran
discovery guru berperan sebagai pembimbing dan memberikan kesempatan bagi
ssiswa untuk belajar secara aktif. Kegiatan pembelajaran bersifat student-oriented.
Model pembelajaran berbasis masalah (Problem-based Learning) adalah
pendekatan pembelajaran yang menggunakan masalah sebagai langkah awal
untuk mendapatkan pengetahuan baru. Dalam model pembelajaran ini siswa
didorong untuk mendapatkan pengetahuan mereka dengan cara menyelesaikan
suatu masalah. Siswa akan dapat mengembangkan keterampilan berpikir tingkat
tinggi, juga mengembangkan kemandirian dan rasa percaya diri.
Project-based Learning adalah model pembelajaran yang menggunakan
proyek/ kegiatan sebagai sarana mengumpulkan pengetahuan baru. Model
pembelajaran ini memberikan kesempatan pada siswa untuk mendapatkan
pengetahuan menggunakan berbagai cara yang bermakna dan melakukan
eksperimen secara kolaboratif.
Siswa dapat memperoleh pengalaman belajar yang beragam melalui
berbagai metode pembelajaran. Akan tetapi hal ini tidak selalu menjamin seratus
persen penerimaan siswa di kelas. Sebagaimana yang dinyatakan oleh Bass dalam
bukunya Teaching Science as Inquiry (2009: 108), “Students differ in prior
26
knowledge, experiences, learning abilities, preferred learning approaches, and
the amount of structure they need in learning. Classroom and environmental
factors vary and can affect teaching and learning.” Siswa memiliki pengetahuan,
pengalaman, dan kemampuan belajar yang berbeda-beda. Pendekatan belajar yang
dipilih oleh masing-masing siswa pun bervariasi. Situasi kelas dan faktor
lingkungan juga ikut berpengaruh dalam proses belajar mengajar.
Melalui uraian di atas, dapat dinyatakan bahwa pembelajaran dengan
pendekatan saintifik mengharuskan siswa untuk secara aktif melakukan berbagai
kegiatan untuk mendapatkan pengetahuan. Siswa juga dapat mengembangkan
keterampilan karena siswa bekerja secara langsung dan melakukan berbagai
aktivitas. Guru tidak lagi menjadi sumber utama pengetahuan siswa. Peran guru
berubah menjadi fasilitator yang membimbing siswa agar dapat menemukan
pengetahuannya sendiri.
E. Penilaian Otentik dalam Kurikulum 2013
Penilaian pendidikan merupakan proses pengumpulan dan pengolahan
informasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar siswa. Menurut Lampiran
Permendikbud Republik Indonesia Nomor 66 Tahun 2013 tentang Standar
Penilaian Pendidikan, penilaian pendidikan dalam Kurikulum 2013 mencakup:
penilaian otentik, penilaian diri, penilaian berbasis portofolio, ulangan, ulangan
harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, ujian tingkat
kompetensi, ujian mutu tingkat kompetensi, ujian nasional, dan ujian sekolah.
27
Penilaian hasil belajar antara lain berfungsi untuk memantau kemajuan
belajar, memantau hasil belajar, dan mendeteksi kebutuhan perbaikan hasil belajar
siswa secara berkesinambungan. Berdasarkan fungsinya, penilaian hasil belajar
dapat dibagi menjadi dua, yaitu penilaian formatif dan penilaian sumatif.
Penilaian formatif berfungsi untuk memperbaiki kekurangan hasil belajar siswa
dalam hal sikap, pengetahuan, dan keterampilan pada setiap kegiatan penilaian
selama proses pembelajaran dalam satu semester. Sedangkan penilaian sumatif
berfungsi untuk menentukan keberhasilan belajar siswa pada akhir suatu semester,
satu tahun pembelajaran, atau masa pendidikan di satuan pendidikan.
Penilaian hasil belajar memiliki beberapa tujuan. Melalui penilaian hasil
belajar dapat diketahui tingkat penguasaan kompetensi siswa dalam hal sikap,
pengetahuan dan keterampilan. Guru akan dapat menetapkan ketuntasan
penguasaan kompetensi belajar siswa dalam kurun waktu tertentu. Dengan
demikian, guru juga akan dapat menetapkan program perbaikan atau pengayaan
berdasarkan tingkat penguasaan kompetensi siswa. Proses pembelajaran pada
semester berikutnya juga dapat diperbaiki dan semakin ditingkatkan.
Menurut Permendikbud No. 104 Tahun 2014, penilaian otentik adalah
bentuk penilaian yang menghendaki siswa menampilkan sikap, menggunakan
pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh dari pembelajaran dalam
melakukan tugas pada situasi yang sesungguhnya. Penilaian otentik dalam proses
pembelajaran menilai kesiapan siswa, proses, dan hasil belajar secara utuh.
Keterpaduan penilaian ketiga komponen akan mampu menggambarkan kapasitas,
gaya, dan perolehan belajar siswa. Kegiatan penilaian yang dilakukan secara
28
berkesinambungan dapat membantu meningkatkan efektifitas pembelajaran.
Penilaian otentik yang dilakukan saat proses pembelajaran berlangsung
menggunakan instrumen berupa angket, observasi, catatan anekdot, dan refleksi.
(Lampiran Permendikbud No 65 tahun 2013: 11)
Dalam Kurikulum 2013, penilaian otentik merupakan jenis penilaian yang
utama dalam kegiatan penilaian hasil belajar oleh pendidik. Bentuk penilaian
otentik mencakup penilaian berdasarkan pengamatan, tugas ke lapangan,
portofolio, projek, produk, jurnal, kerja laboratorium, dan unjuk kerja, serta
penilaian diri (Permendikbud No 104 Tahun 2014). Prinsip-prinsip yang
digunakan dalam penilaian otentik adalah:
a. Materi penilaian dikembangkan dari kurikulum
b. Bersifat lintas muatan atau mata pelajaran
c. Berkaitan dengan kemampuan siswa
d. Berbasis kinerja siswa
e. Memotivasi belajar siswa
f. Menekankan pada kegiatan dan pengalaman belajar siswa
g. Memberi kebebasan siswa untuk mengkonstruksi responnya
h. Menekankan keterpaduan sikap, pengetahuan, dan keterampilan
i. Mengembangkan kemampuan berpikir divergen
j. Menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari pembelajaran
k. Menghendaki balikan yang segera dan terus menerus
l. Menekankan konteks yang mencerminkan dunia nyata
m. Terkait dengan dunia kerja
n. Menggunakan data yang diperoleh langsung dari dunia nyata
o. Menggunakan berbagai cara dan instrumen (Permendikbud No 104 Tahun
2014: 3-4)
Penilaian hasil belajar siswa mencakup kompetensi sikap, pengetahuan,
dan keterampilan. Cakupan penilaian merujuk pada ruang lingkup materi,
kompetensi mata pelajaran, dan proses.
29
1. Sikap (Spiritual dan Sosial)
Tabel 4. Sasaran Penilaian Hasil Belajar pada Ranah Sikap Spiritual dan
Sikap Sosial
Tingkatan Sikap Deskripsi
Menerima nilai Kesediaan menerima suatu nilai dan
memberikan perhatian terhadap nilai tersebut
Menanggapai nilai Kesediaan menjawab suatu nilai dan ada rasa
puas dalam membicarakan nilai tersebut
Menghargai nilai Menganggap nilai tersebut baik; menyukai
nilai tersebut; dan komitmen terhadap nilai
tersebut
Menghayati nilai Memasukkan nilai tersebut sebagai bagian dari
sistem nilai dirinya
Mengamalkan nilai Mengembangkan nilai tersebut sebagai cirri
dirinya dalam berpikir, berkata,
berkomunikasi, dan bertindak (karakter)
(Lampiran Permendikbud No 104 Tahun 2014: 6)
2. Pengetahuan
Tabel 5. Sasaran Penilaian Hasil Belajar pada Kemampuan Berpikir
Kemampuan Berpikir Deskripsi
Mengingat:
Mengemukakan kembali apa yang
sudah dipelajari dari guru, buku,
sumber lainnya sebagaimana
aslinya, tanpa melakukan perubahan
Pengetahuan hafalan: ketepatan, kecepatan, kebenaran pengetahuan
yang diingat dan digunakan ketika menjawab pertanyaan tentang
fakta, definisi konsep, prosedur, hukum, teori, dari apa yang sudah
dipelajari di kelas tanpa diubah/ berubah
Memahami:
Sudah ada proses pengolahan dari
bentuk aslinya tetapi arti dari kata,
istilah, tulisan, grafik, tabel,
gambar, foto tidak berubah
Kemampuan mengolah pengetahuan yang dipelajari menjadi sesuatu
yang baru seperti menggantikan suatu kata/ istilah dengan kata/
istilah lain yang sama maknanya; menulis kembali suatu
kalimat/paragraf/tulisan dengan kalimat/paragraf/tulisan sendiri
dengan tanpa mengubah artinya informasi aslinya; mengubah bentuk
komunikasi dari bentuk kalimat ke bentuk grafik/ tabel/ visual atau
sebaliknya; memberi tafsir suatu kalimat/ paragraf/ tulisan/ data
sesuai dengan kemampuan siswa; memperkirakan kemungkinan yang
terjadi dari suatu informasi yang terkandung dalam suatu kalimat/
paragraf/ tulisan/ data
Menerapkan:
Menggunakan informasi, konsep,
prosedur, prinsip, hukum, teori
yang sudah dipelajari untuk sesuatu
yang baru/ belum dipelajari
Kemampuan menggunakan pengetahuan seperti konsep massa,
cahaya, suara, listrik, hukum penawaran dan permintaan, hukum
Boyle, hukum Archimedes, membagi/ mengali/ menambah/
mengurangi/ menjumlah, menghitung modal dan harga, hukum
persamaan kuadrat, menentukan arah kiblat, menggunakan jangka,
menghitung jarak tempat dipeta, menerapkan prinsip kronologi dalam
menentukan waktu suatu benda/peristiwa, dan sebagainya dalam
mempelajari sesuatu yang belum pernah dipelajari sebelumnya.
30
Kemampuan Berpikir Deskripsi
Menganalisis:
Menggunakan keterampilan yang
telah dipelajarinya terhadap suatu
informasi yang belum diketahuinya
dalam mengelompokkan informasi,
menentukan keterhubungan antara
satu kelompok/ informasi dengan
kelompok/ informasi lainnya, antara
fakta dengan konsep, antara
argumentasi dengan kesimpulan,
benang merah pemikiran antara satu
karya dengan karya lainnya
Kemampuan mengelompokkan benda berdasarkan persamaan dan
perbedaan ciri-cirinya, memberi nama bagi kelompok tersebut,
menentukan apakah satu kelompok sejajar/ lebih tinggi/ lebih luas
dari yang lain, menentukan mana yang lebih dulu dan mana yang
lebih belakangan muncul, menentukan mana yang memberikan
pengaruh dan mana yang menerima pengaruh, menemukan
keterkaitan antara fakta dengan kesimpulan, menentukan konsistensi
antara apa yang dikemukakan di bagian awal dengan bagian
berikutnya, menemukan pikiran pokok penulis/ pembicara/ nara
sumber, menemukan kesamaan dalam alur berpikir antara satu karya
dengan karya lainnya, dan sebagainya
Mengevaluasi:
Menentukan nilai suatu benda atau
informasi berdasarkan suatu kriteria
Kemampuan menilai apakah informasi yang diberikan berguna,
apakah suatu informasi/ benda menarik/ menyenangkan bagi dirinya,
adakah penyimpangan dari kriteria suatu pekerjaan/ keputusan/
peraturan/ memberikan pertimbangan alternatif mana yang harus
dipilih berdasarkan kriteria, menilai benar/ salah/ bagus/ jelek dan
sebagainya suatu hasil karya berdasarkan kriteria.
Mencipta:
Membuat sesuatu yang baru dari
apa yang sudah ada sehingga hasil
tersebut merupakan satu kesatuan
utuh dan berbeda dari komponen
yang digunakan untuk
membentuknya
Kemampuan membuat suatu cerita/ tulisan dari berbagai sumber
yang dibacanya, membuat suatu benda dari bahan yang tersedia,
mengembangkan fungsi baru dari suatu benda, mengembangkan
berbagai bentuk kreativitas lainnya.
(Lampiran Permendikbud No 104 Tahun 2014: 7-8)
Tabel 6. Sasaran Penilaian Hasil Belajar pada Dimensi Pengetahuan
Dimensi
Pengetahuan
Deskripsi
Faktual Pengetahuan tentang istilah, nama orang, nama benda,
angka, tahun, dan hal-hal yang terkait secara khusus
dengan suatu mata pelajaran.
Konseptual Pengetahuan tentang kategori, klasifikasi, keterkaitan
antara satu kategori dengan lainnya, hukum kausalita,
definisi, teori.
Prosedural Pengetahuan tentang prosedur dan proses khusus dari
suatu mata pelajaran seperti algoritma, teknik, metoda,
dan kriteria untuk menentukan ketepatan penggunaan
suatu prosedur.
Metakognitif Pengetahuan tentang cara mempelajari pengetahuan,
menentukan pengetahuan yang penting dan tidak penting
(strategic knowledge), pengetahuan yang sesuai dengan
konteks tertentu, dan pengetahuan diri (self-knowledge).
(Lampiran Permendikbud No 104 Tahun 2014: 8-9)
31
3. Keterampilan
Tabel 7. Sasaran Penilaian Hasil Belajar pada Keterampilan Abstrak
Kemampuan Belajar Deskripsi
Mengamati Perhatian pada waktu mengamati suatu objek/
membaca sua`tu tulisan/ mendengar suatu
penjelasan, catatan yang dibuat tentang yang diamati,
kesabaran, waktu (on task) yang digunakan untuk
mengamati
Menanya Jenis, kualitas, dan jumlah pertanyaan yang diajukan
siswa (pertanyaan faktual, konseptual, prosedural,
dan hipotetik)
Mengumpulkan
informasi/ mencoba
Jumlah dan kualitas sumber yang dikaji/ digunakan,
kelengkapan informasi, validitas informasi yang
dikumpulkan, dan instrumen/ alat yang digunakan
untuk mengumpulkan data.
Menalar/ mengasosiasi Mengembangkan interpretasi, argumentasi dan
kesimpulan mengenai keterkaitan informasi dari dua
fakta/ konsep, interpretasi argumentasi dan
kesimpulan mengenai keterkaitan lebih dari dua
fakta/ konsep/ teori, mensintesis dan argumentasi
serta kesimpulan keterkaitan antar berbagai jenis
fakta/ konsep/ teori/ pendapat; mengembangkan
interpretasi, struktur baru, argumentasi, dan
kesimpulan yang menunjukkan hubungan fakta/
konsep/ teori dari dua sumber atau lebih yang tidak
bertentangan; mengembangkan interpretasi, struktur
baru, argumentasi dan kesimpulan dari konsep/ teori/
pendapat yang berbeda dari berbagai jenis sumber.
Mengkomunikasikan Menyajikan hasil kajian (dari mengamati sampai
menalar) dalam bentuk tulisan, grafis, media
elektronik, multi media dan lain-lain.
(Lampiran Permendikbud No 104 Tahun 2014: 9)
Tabel 8. Sasaran Penilaian Hasil Belajar pada Keterampilan Kongkret
Keterampilan Kongkret Deskripsi
Persepsi (perception) Menunjukkan perhatian untuk melakukan suatu
gerakan
Kesiapan (set) Menunjukkan kesiapan mental dan fisik untuk
melakukan suatu gerakan
Meniru (guided response) Meniru gerakan secara terbimbing
Membiasakan gerakan
(mechanism)
Melakukan gerakan mekanistik
Mahir (complex or overt
response)
Melakukan gerakan kompleks dan termodifikasi
Menjadi gerakan alami
(adaptation)
Menjadi gerakan alami yang diciptakan sendiri
atas dasar gerakan yang sudah dikuasai
sebelumnya
Menjadi tindakan orisinal
(origination)
Menjadi gerakan baru yang orisinal dan sukar
ditiru oleh orang lain dan menjadi ciri khasnya.
32
(Lampiran Permendikbud No 104 Tahun 2014: 9)
Tingkat kompetensi merupakan batas minimal pencapaian kompetensi
sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Pencapaian kompetensi sikap dinyatakan
dalam deskripsi kualitas tertentu, sedangkan pencapaian kompetensi pengetahuan
dinyatakan dalam skor tertentu untuk kemampuan berpikir dan dimensi
pengetahuannya, sedangkan untuk kompetensi keterampilan dinyatakan dalam
deskripsi kemahiran dan/atau skor tertentu. Pencapaian tingkat kompetensi
dinyatakan dalam bentuk deskripsi kemampuan dan/atau skor yang dipersyaratkan
pada tingkat tertentu. Tingkat pencapaian Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar
untuk Sekolah Dasar ditentukan sebagai berikut.
Tabel 9. Tingkat Pencapaian Kompetensi Sekolah Dasar
No. Tingkat Kompetensi Tingkat Kelas
1. Tingkat 1
Kelas I SD/ MI/ SDLB/ PAKET A
Kelas II SD/ MI/ SDLB/ PAKET A
2. Tingkat 2
Kelas III SD/ MI/ SDLB/ PAKET A
Kelas IV SD/ MI/ SDLB/ PAKET A
3. Tingkat 3
Kelas V SD/ MI/ SDLB/ PAKET A
Kelas VI SD/ MI/ SDLB/ PAKET A
(Lampiran Permendikbud No 104 Tahun 2014: 11)
Ketuntasan Belajar terbagi menjadi dua yaitu ketuntasan penguasaan
substansi dan ketuntasan belajar dalam konteks kurun waktu belajar. Ketuntasan
penguasaan substansi adalah ketuntasan belajar Kompetensi Dasar yang
merupakan tingkat penguasaan siswa atas KD tertentu pada tingkat penguasaan
minimal atau di atasnya. Sedangkan ketuntasan belajar dalam konteks kurun
waktu belajar terdiri atas ketuntasan dalam setiap semester, setiap tahun ajaran,
dan tingkat satuan pendidikan. Untuk Sekolah Dasar ketuntasan sikap,
33
pengetahuan dan keterampilan ditetapkan dalam bentuk deskripsi yang didasarkan
pada modus, skor rerata dan capaian optimum.
1. Penilaian kompetensi sikap
Sikap muncul dari perasaan (suka atau tidak suka) yang berhubungan
dengan kecenderungan seseorang dalam merespon suatu objek tertentu. Sikap
juga dapat dimaknai sebagai ekspresi dari nilai-nilai atau pandangan hidup
yang dimiliki oleh seseorang. Sikap dapat dibentuk, sehingga terjadi
perubahan perilaku atau tindakan yang diharapkan.
Penilaian kompetensi sikap dilakukan melalui observasi, penilaian
diri, penilaian teman sebaya (peer evaluation), dan penilaian jurnal.
Instrumen yang digunakan untuk observasi, penilaian diri, dan penilaian
teman sejawat adalah daftar cek atau skala penilaian (rating scale) yang
disertai rubrik, sedangkan instrumen yang digunakan untuk jurnal adalah
catatan pendidik.
a. Observasi
Sikap dan perilaku keseharian siswa direkam melalui
pengamatan dengan menggunakan format yang berisi sejumlah
indikator perilaku yang diamati, baik itu terkait dengan mata pelajaran
maupun secara umum. Pengamatan terhadap sikap dan perilaku
dilakukan oleh guru baik selama proses pembelajaran berlangsung,
seperti ketekunan belajar, percaya diri, rasa ingin tahu, kerajinan,
kerjasama, kejujuran, disiplin, dan peduli lingkungan.
34
Tabel 10. Contoh Format Pengamatan Sikap di Laboratorium IPA
No Nama
Aspek Perilaku yang Dinilai
Keterangan Bekerja
sama
Rasa
ingin
tahu
Disiplin Peduli
lingkungan
1.
2.
3.
Ani
Budi
….
Catatan:
Kolom aspek perilaku diisi dengan angka yang sesuai dengan kriteria
berikut.
4 = sangat baik
3 = baik
2 = cukup
1 = kurang
(Lampiran Permendikbud No 104 Tahun 2014: 13)
b. Penilaian diri (self assessment)
Penilaian diri digunakan untuk memberikan penguatan
(reinforcement) terhadap kemajuan proses belajar siswa. Penilaian diri
dilakukan berdasarkan kriteria yang jelas dan objektif. Format
penilaian diri dapat berupa daftar tanda cek atau skala penilaian.
Tabel 11. Contoh Format Penilaian Diri untuk Aspek Sikap
No. Pernyataan Dilakukan
Ya Tidak
1. Sebelum berangkat sekolah saya berpamitan dengan
orangtua
√
2. Saya mengucapkan salam ketika bertemu dengan guru
3. Saya menggunakan bahasa yang sopan saat berbicara
dengan orangtua
4. Saya tidak pernah bertengkar dengan kakak/adik
5. Saya mengerjakan tugas yang diberikan guru dengan
baik
6. Saya belajar di rumah dengan tertib
(Kunandar, 2014: 140)
35
c. Penilaian teman sebaya (peer assessment)
Penilaian teman sebaya adalah teknik penilaian yang dilakukan
dengan cara meminta siswa untuk saling menilai terkait dengan
pencapaian kompetensi. Penilaian teman sebaya dilakukan siswa
terhadap tiga teman sekelasnya. Instrumen penilaian yang digunakan
berupa lembar pengamatan antar siswa.
Tabel 12. Contoh Format Penilaian Teman Sebaya untuk Aspek Sikap
No Pernyataan Skala
4 3 2 1
1. Teman saya berkata benar, apa adanya
kepada orang lain
2. Teman saya mengerjakan sendiri tugas-
tugas sekolah
3. Teman saya mentaati peraturan (tata-
tertib) yang diterapkan
4. Teman saya memperhatikan kebersihan
diri sendiri
5. Teman saya mengembalikan alat
kebersihan, pertukangan, olahraga,
laboratorium yang sudah selesai dipakai
ke tempat penyimpanan semula
6. Teman saya terbiasa menyelesaikan
pekerjaan sesuai dengan petunjuk guru
7. Teman saya menyelesaikan tugas tepat
waktu apabila diberikan tugas oleh guru
8. ….
Keterangan:
4 = Selalu
3 = Sering
2 = Jarang
1 = Sangat Jarang
(Lampiran Permendikbud No 104 Tahun 2014: 14-15)
36
d. Penilaian jurnal (anecdotal record)
Jurnal adalah kumpulan rekaman catatan guru di lingkungan
sekolah tentang sikap dan perilaku positif maupun negatif, selama dan
di luar proses pembelajaran berlangsung
Tabel 13. Contoh Format Penilaian Melalui Jurnal
JURNAL
Nama :
Kelas :
Hari, tanggal Kejadian Keterangan
(Lampiran Permendikbud No 104 Tahun 2014: 15)
2. Penilaian kompetensi pengetahuan
Penilaian kompetensi pengetahuan antara lain dilakukan melalui tes
tertulis, observasi terhadap diskusi, tanya jawab dan percakapan, dan
penugasan.
a. Tes tertulis
Bentuk tes tertulis terbagi menjadi dua yaitu memilih jawaban
dan mensuplai jawaban. Tes dalam bentuk memilih jawaban dapat
berupa pilihan ganda, dua pilihan (benar-salah, ya-tidak),
menjodohkan, dan sebab-akibat. Sedangkan tes dalam bentuk
mensuplai jawaban dapat berupa isian atau melengkapi, jawaban
singkat, dan uraian.
37
Meski demikian, tidak semua bentuk tes tertulis merupakan
penilaian otentik. Soal tes tertulis yang menjadi penilaian otentik
adalah soal yang menghendaki siswa merumuskan jawabannya
sendiri, seperti soal uraian. Soal uraian dapat mendorong siswa untuk
mengemukakan dan mengekspresikan gagasannya dengan
menggunakan kata-katanya sendiri. Soal uraian akan merangsang
kemampuan siswa untuk mengemukakan pendapatnya, berpikir logis,
dan menyimpulkan.
b. Observasi terhadap diskusi, tanya jawab dan percakapan
Ketika kegiatan diskusi sedang berlangsung di dalam kelas,
guru dapat mengenal kemampuan siswa dalam kompetensi
pengetahuan (fakta, konsep, prosedur) seperti melalui pengungkapan
gagasan yang orisinal, kebenaran konsep, dan ketepatan penggunaan
istilah/ fakta/ prosedur yang digunakan saat siswa mengungkapkan
pendapat, bertanya, atau menjawab pertanyaan.
Tabel 14. Contoh Format Observasi terhadap Diskusi, Tanya Jawab
dan Percakapan
Nama
Siswa
Pernyataan
Pengungkapan
gagasan yang
orisinal
Kebenaran konsep Ketepatan
penggunaan istilah
ya tidak ya tidak ya Tidak
A √
B
C
…
(Lampiran Permendikbud No 104 Tahun 2014: 15)
38
c. Penugasan
Instrumen penugasan berupa pekerjaan rumah dan/atau projek
yang dikerjakan secara individu atau kelompok sesuai dengan
karakteristik tugas.
3. Penilaian kompetensi keterampilan
Kompetensi keterampilan terdiri atas keterampilan abstrak dan
keterampilan kongkret.
a. Unjuk kerja/ kinerja/ praktik
Penilaian unjuk kerja/ kinerja/ praktik dilakukan dengan cara
mengamati kegiatan siswa dalam melakukan sesuatu. Penilaian ini
digunakan untuk menilai ketercapaian kompetensi yang menuntut
siswa melakukan tugas tertentu seperti praktikum di laboratorium,
praktik ibadah, praktik olahraga, presentasi, bermain peran,
memainkan alat musik, bernyanyi, dan membaca puisi/ deklamasi.
Instrumen yang digunakan untuk menilai unjuk kerja/ kinerja/ praktik
berupa daftar cek dan skala penilaian.
Tabel 15. Contoh Instrumen Daftar Cek Penilaian Praktik di
Laboratorium
Nama
siswa
Aspek yang dinilai
Menggunakan
jas lab
Membaca
prosedur kerja
Membersihkan
alat
Menyimpan alat
pada tempatnya
ya tidak ya tidak ya tidak ya tidak
A √
B
C
D
…
(Lampiran Permendikbud No 104 Tahun 2014: 18)
39
Tabel 16. Contoh Instrumen Skala Penilaian
Praktik Olahraga Bola Volley
Nama
Keterampilan yang dinilai
Cara service Cara
passing atas
Cara
passing
bawah
Cara smash Cara blok
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
A √
B
C
…
Keterangan: diisi dengan tanda cek (√)
Kategori penilaian:
4 = sangat baik
3 = baik
2 = cukup
1 = kurang.
(Lampiran Permendikbud No 104 Tahun 2014: 18)
b. Projek
Penilaian projek digunakan untuk mengetahui pemahaman,
kemampuan mengaplikasi, kemampuan menyelidiki dan kemampuan
menginformasikan suatu hal secara jelas. Penilaian projek dilakukan
mulai dari perencanaan, pelaksanaan dan pelaporan. Guru harus
menetapkan terlebih dahulu hal-hal yang akan dinilai, seperti
penyusunan desain, pengumpulan data, analisis data, dan penyiapan
laporan tertulis/ lisan. Untuk menilai setiap tahapan perlu disiapkan
rubrik penilaian.
40
Tabel 17. Contoh Format Rubrik Penilaian Projek
Aspek Kriteria dan Skor
1 2 3 4
Persiapan Jika memuat
tujuan, topik, dan
alasan
Jika memuat
tujuan, topik,
alas an, dan
tempat
penelitian
Jika memuat
tujuan, topik,
alas an, tempat
penelitian, dan
responden
Jika memuat
tujuan, topik,
alas an, tempat
penelitian,
responden, dan
daftar
pertanyaan
Pelaksanaan Jika data
diperoleh tidak
lengkap, tidak
terstruktur, dan
tidak sesuai
tujuan
Jika data
diperoleh
kurang
lengkap,
kurang
terstruktur dan
kurang sesuai
tujuan
Jika data
diperoleh
lengkap,
kurang
terstruktur, dan
kurang sesuai
tujuan
Jika data
diperoleh
lengkap,
terstruktur, dan
sesuai tujuan
Pelaporan
tertulis
Jika pembahasan
data tidak sesuai
tujuan penelitian
dan membuat
simpulan tapi
tidak relevan dan
tidak ada saran
Jika
pembahasan
data kurang
sesuai tujuan
penelitian,
membuat
simpulan dan
saran tapi tidak
relevan
Jika
pembahasan
data kurang
sesuai tujuan
penelitian,
membuat
simpulan dan
saran tapi
kurang relevan
Jika
pembahasan
data sesuai
tujuan
penelitian dan
membuat
simpulan dan
saran yang
relevan.
(Lampiran Permendikbud No 104 Tahun 2014: 19)
c. Produk
Penilaian produk merupakan penilaian kemampuan siswa dalam
membuat produk-produk, teknologi dan seni, seperti makanan
(contoh: tempe, kue, asinan, nata de coco), pakaian, sarana kebersihan
(contoh: sapu, cairan pembersih), alat-alat teknologi (contoh: adaptor
ac/dc dan bel listrik), hasil karya seni (contoh: patung, lukisan dan
gambar), dan barang-barang yang terbuat dari kain, kayu, keramik,
plastik atau logam.
41
Penilaian produk terdiri dari tiga tahap pengembangan produk,
yaitu tahap persiapan, tahap pembuatan produk, dan tahap penilaian
produk (appraisal). Tahap persiapan menilai kemampuan siswa dalam
merencanakan, menggali, mengembangkan gagasan dan mendesain
produk. Tahap pembuatan produk (proses) menilai kemampuan siswa
dalam menyeleksi dan menggunakan bahan, alat, dan teknik. Tahap
penilaian produk (appraisal) menilai produk yang dihasilkan siswa
sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan (contoh: berdasarkan
tampilan, fungsi dan estetika).
Penilaian produk menggunakan dua cara, yaitu cara analitik dan
cara holistik. Dalam cara analitik penilaian dilakukan terhadap semua
kriteria yang terdapat pada semua tahap proses pengembangan (tahap
persiapan, pembuatan dan penilaian produk). Sedangkan dalam cara
holistik penilaian dilakukan hanya berdasarkan kesan keseluruhan dari
produk (hanya pada tahap penilaian produk).
Tabel 18. Contoh Penilaian Produk
Nama proyek :Membuat sabun
Nama siswa :
No Aspek Penilaian Skor
1 2 3 4
1. Perencanaan bahan
2. Proses pembuatan
a. Persiapan alat dan bahan
b. Teknik pengolahan
c. K3 (Keamanan, keselamatan dan
kebersihan)
42
No Aspek Penilaian Skor
1 2 3 4
3. Hasil produk
a. Bentuk fisik
b. Bahan
c. Warna
d. Pewangi
e. Kebaruan
Total skor
(Lampiran Permendikbud No 104 Tahun 2014: 20)
d. Portofolio
Penilaian portofolio dilakukan dengan cara menilai karya-karya
siswa secara individu pada satu periode untuk suatu mata pelajaran.
Melalui penilaian portofolio guru dan siswa dapat menilai
perkembangan kemampuan siswa dan dapat dilakukan perbaikan
secara terus menerus. Portofolio dapat memperlihatkan dinamika
kemampuan belajar siswa melalui kumpulan karyanya. Karya dapat
berupa karangan, puisi, surat, komposisi musik, gambar, foto, lukisan,
resensi buku/ literatur, laporan penelitian, sinopsis dan karya nyata
individu siswa yang diperoleh dari pengalaman.
Tabel 19. Contoh Format Penilaian Portofolio
Mata pelajaran :
Alokasi waktu :
Sampel yang dikumpulkan :
Nama siswa/ kelas :
43
No Kompetensi
Dasar Periode
Aspek yang Dinilai Keterangan/
Catatan Tata
bahasa Kosakata
Kelengkapan
gagasan
Sistematika
penulisan
1. Menulis
karangan
deskriptif
30/7
10/8
dst.
2. Membuat
resensi
buku
1/9
30/9
10/10
dst.
(Lampiran Permendikbud No 104 Tahun 2014: 21)
e. Tertulis
Penilaian tertulis dapat juga digunakan untuk menilai
kompetensi keterampilan. Contohnya adalah menulis karangan,
menulis laporan, dan menulis surat.
Penilaian otentik memiliki banyak kelebihan. Akan tetapi penilaian otentik
juga memiliki beberapa kekurangan. Sebagaimana dinyatakan oleh Musial (2009:
216), bahwa “performance assessment take a great deal of time to construct,
complete and score.” Penilaian otentik membutuhkan waktu yang lama dalam
perencanaan, pelaksanaan, dan penskoran. Penilaian otentik memberikan
penggambaran yang dalam tetapi sempit mengenai pemahaman siswa. Hal ini
berbeda dengan penilaian tradisional yang dapat memberikan gambaran yang luas
mengenai pemahaman siswa. Subjektivitas dalam penilaian otentik juga tidak bisa
dihindari. Penilaian yang dilakukan oleh guru yang berbeda dapat memberikan
hasil yang berbeda meskipun menggunakan rubrik yang sama.
44
F. Kerangka Pikir
Berikut adalah gambaran kerangka pikir dalam penelitian ini:
Gambar 1. Kerangka pikir
Kurikulum 2013 adalah kurikulum baru yang mengedepankan pendekatan
saintifik (scientific approach). Kegiatan pembelajaran dengan menggunakan
pendekatan saintifik terdiri dari lima pengalaman belajar, yaitu mengamati,
menanya, mengumpulkan informasi/ mencoba, menalar/ mengasosiasi, dan
Kurikulum 2013
Pendekatan Saintifik
Mengamati Mengkomunikasikan Menalar/
mengasosiasi
Mengumpulkan
informasi/
mencoba
Menanya
Penilaian Otentik
Sikap Keterampilan Pengetahuan
Observasi
Penilaian diri
Penilaian teman
sebaya
Jurnal
Tes tulis
Observasi
Penugasan
Unjuk kerja
Projek
Produk
Portofolio
Tes Tertulis
Pelaksanaan Penilaian
Otentik di kelas IV
Sekolah Dasar Negeri
Tlacap
45
mengkomunikasikan. Jenis penilaian yang dilakukan dalam pendekatan saintifik
adalah penilaian otentik. Penilaian otentik meliputi penilaian proses dan hasil
pembelajaran. Penilaian otentik mencakup tiga kompetensi yaitu sikap,
pengetahuan, dan keterampilan. Bentuk penilaian untuk kompetensi sikap adalah
observasi, penilaian diri, penilaian teman sebaya, dan jurnal. Bentuk penilaian
untuk kompetensi pengetahuan adalah ter tulis, observasi, dan penugasan.
Sedangkan bentuk penilaian untuk kompetensi keterampilan adalah unjuk kerja,
proyek, produk, portofolio, dan tes tertulis. Penelitian yang dilakukan
mendeskripsikan pelaksanaan penilaian otentik di kelas IV Sekolah Dasar Negeri
Tlacap.
G. Pertanyaan Penelitian
Peneliti mengajukan pertanyaan penelitian sebagai berikut:
1. Bagaimanakah pemahaman Kepala Sekolah dan guru kelas IVB Sekolah
Dasar Negeri Tlacap mengenai penilaian otentik dalam Kurikulum 2013?
2. Bagaimanakah pelaksanaan Kurikulum 2013 dengan Pendekatan
Saintifik di kelas IVB Sekolah Dasar Negeri Tlacap?
3. Bagaimanakah pelaksanaan penilaian otentik dalam penerapan
Kurikulum 2013 di kelas IVB Sekolah Dasar Negeri Tlacap?
4. Bagaimanakah pelaksanaan penilaian otentik kompetensi sikap dalam
penerapan Kurikulum 2013 di kelas IVB Sekolah Dasar Negeri Tlacap?
5. Bagaimanakah pelaksanaan penilaian otentik kompetensi pengetahuan
dalam penerapan Kurikulum 2013 di kelas IVB Sekolah Dasar Negeri
Tlacap?
46
6. Bagaimanakah pelaksanaan penilaian otentik kompetensi keterampilan
dalam penerapan Kurikulum 2013 di kelas IVB Sekolah Dasar Negeri
Tlacap?
7. Apa sajakah hambatan dalam pelaksanaan penilaian otentik dalam
penerapan Kurikulum 2013 di kelas IVB Sekolah Dasar Negeri Tlacap?
47
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pelaksanaan penilaian otentik
dengan pendekatan saintifik. Penilaian otentik merupakan jenis penilaian baru
yang digunakan dalam Kurikulum 2013. Pendekatan penelitian yang dipilih
adalah pendekatan kualitatif yang bersifat deskriptif. Penelitian dilakukan dalam
kondisi yang alamiah (natural setting).
Penelitian ini menggunakan strategi penelitian studi kasus yang dilakukan
selama satu bulan. Studi kasus merupakan metode penyelidikan secara langsung
dengan latar yang alamiah dan memusatkan perhatian pada suatu peristiwa secara
intensif dan rinci (Nurul Ulfatin, 2013:48). Penelitian studi kasus sebenarnya tidak
hanya diperuntukkan melihat secara tepat terhadap individu, kelompok, dan
peristiwa-peristiwa yang khusus, tetapi juga dimungkinkan untuk memberikan
pemahaman tentang individu, kelompok, dan kejadian-kejadian yang mengandung
kesamaan. (Nurul Ulfatin, 2013:71). Hasil penelitian studi kasus dapat digunakan
sebagai bahan rujukan untuk penelitian selanjutnya.
Dengan menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dan strategi studi
kasus, penelitian dilakukan untuk menelusuri pelaksanaan penilaian otentik
dengan pendekatan saintifik dalam Kurikulum 2013 di kelas IVB SD Negeri
Tlacap.
B. Setting Penelitian
Penelitian dilakukan di Kelas IVB Sekolah Dasar Negeri Tlacap yang
beralamatkan di Desa Tlacap, Kecamatan Sleman, Kabupaten Sleman,
48
Yogyakarta. Waktu pelaksanaan penelitian adalah semester gasal tahun ajaran
2015/2016 pada bulan November 2015.
C. Objek dan Subjek Penelitian
Pada penelitian ini, peneliti menjadikan kegiatan penilaian otentik dengan
pendekatan saintifik di kelas IVB Sekolah Dasar Negeri Tlacap sebagai objek
penelitian. Subjek penelitian ini adalah kepala sekolah, guru kelas IVB dan
seluruh siswa kelas IVB Sekolah Dasar Negeri Tlacap.
D. Sumber Data
Menurut Suharsimi Arikunto (2010: 88), sumber data dalam penelitian
adalah benda, hal, atau orang tempat peneliti mengamati, membaca, atau bertanya
tentang data. Sumber data dalam penelitian ini adalah kepala sekolah, satu guru
kelas, dan siswa kelas IVB Sekolah Dasar Negeri Tlacap tahun ajaran 2015/2016
sejumlah 17 anak (sembilan laki-laki dan delapan perempuan).
E. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dalam penelitian kualitatif ini dilakukan dengan
menggunakan teknik observasi, wawancara, dan studi dokumentasi.
1. Observasi
Teknik observasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi
partisipasi pasif. Peneliti melakukan observasi tanpa ikut terlibat dalam
kegiatan yang diamati.
2. Wawancara
Penelitian ini menggunakan teknik wawancara semi terstruktur (semi-
structured interview). Teknik wawancara ini merupakan gabungan dari
49
teknik wawancara terstruktur dan tidak terstruktur. Peneliti
mempersiapkan pedoman wawancara yang berisi pertanyaan-pertanyaan
terbuka (open-ended question) agar didapat informasi yang lebih
mendalam dari narasumber.
3. Dokumentasi
Teknik dokumentasi juga digunakan dalam penelitian ini. Dokumen
yang dihimpun berupa silabus, RPP, rubrik penilaian otentik, dan data
penilaian siswa.
F. Instrumen Penelitian
Instrumen dalam penelitian kulitatif adalah peneliti itu sendiri.
Sebagaimana dikutip oleh Djunaidi Ghony (2012: 95), Bogdan dan Biklen
menyatakan bahwa,”Qualitative research has the natural setting as the direct
source of data and the researcher is the key instrument.” Peneliti merupakan
instrumen kunci sebagai pengumpul data utama. Dalam penelitian kualitatif
peneliti bertindak sebagai perencana, pelaksana pengumpulan data, penganalisa
dan penafsir data, dan pelapor dari hasil penelitian. Dalam proses pengumpulan
data peneliti menggunakan pedoman sebagai berikut.
1. Pedoman Wawancara
Pedoman wawancara digunakan sebagai acuan untuk
mewawancarai kepala sekolah, guru kelas dan siswa mengenai
pelaksanaan penilaian otentik di kelas IVB Sekolah Dasar Negeri Tlacap.
Lembar pedoman wawancara tercantum dalam Lampiran 1 halaman 122-
139.
50
2. Lembar Observasi
Lembar observasi digunakan sebagai pedoman saat peneliti
mengamati kegiatan pembelajaran di kelas IVB Sekolah Dasar Negeri
Tlacap. Kegiatan observasi dilakukan untuk mengetahui bagaimana
pelaksanaan penilaian otentik dalam kegiatan pembelajaran. Lembar
observasi tercantum dalam Lampiran 1 halaman 140-146.
3. Pedoman Analisis Dokumen
Pedoman analisis dokumen digunakan sebagai acuan dalam
menganalisis silabus, RPP, rubrik penilaian otentik dan data penilaian
siswa. Pedoman analisis dokumen tercantum dalam Lampiran 1 halaman
147-150.
G. Analisis Data
Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan baik saat pengumpulan
data berlangsung maupun setelah pengumpulan data selesai. Menurut Miles dan
Huberman dalam Sugiyono (2010:91), proses analisis data terdiri dari data
reduction, data display, dan conclusion drawing/verification.
Berikut adalah gambar komponen dalam analisis data menurut Miles dan
Huberman (Sugiyono, 2010: 92).
51
Gambar 2. Komponen dalam analisis data kualitatif
1. Data collection (pengumpulan data)
Pengumpulan data dalam penelitian kualitatif dilakukan dengan teknik
wawancara, observasi dan analisis dokumen pendukung.
2. Data reduction (reduksi data)
Reduksi data dilakukan sepanjang proses penelitian. Reduksi data meliputi
perangkuman, pemilihan informasi-informasi pokok, fokus pada hal-hal
yang penting, dan pencarian tema dan pola.
3. Data display (penyajian data)
Penyajian data kualitatif dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan,
hubungan antar kategori, flowchart, dan sebagainya. Dengan penyajian
data maka peneliti akan lebih mudah memahami pola dan hubungan.
4. Conclusion drawing/verification (penarikan kesimpulan dan verifikasi)
Kesimpulan dalam penelitian kualitatif adalah temuan yang baru dan
belum pernah ada sebelumnya. Kesimpulan dalam penelitian kualitatif ini
Data
Collection
Data
Reduction
Conclusions:
drawing/verifying
Data Display
52
dapat berupa hubungan kausal atau hubungan interaktif, hipotesis atau
teori (Djunaidi Ghony, 2012: 312)
H. Keabsahan Data
Nurul Ulfatin (2013: 270) menyatakan bahwa dalam penelitian kualitatif
kriteria keabsahan data dilakukan dengan menguji empat kriteria, yaitu derajat
kepercayaan atau kredibilitas (credibility), keteralihan (transferability),
ketergantungan (dependability), dan kepastian (confirmability).
1. Pengujian derajat kepercayaan/kredibilitas (credibility)
Peneliti menggunakan teknik triangulasi dan member check. Triangulasi
yang digunakan pada penelitian ini adalah triangulasi sumber dan
triangulasi teknik. Triangulasi sumber dilakukan dengan cara peneliti
mengumpulkan informasi dari berbagai sumber yaitu kepala sekolah, guru
dan siswa. Triangulasi teknik dilakukan dengan cara peneliti menggunakan
beragam teknik pengumpulan data yaitu wawancara, observasi dan analisis
dokumen. Teknik member check dilakukan dengan menanyakan kembali
pada informan penelitian tentang data yang telah direkam atau ditulis
dalam catatan lapangan.
2. Pengujian keteralihan (transferability)
Agar nilai alih/transfer temuan penelitian untuk diaplikasikan dalam situasi
lain semakin tinggi, hasil penelitian ditulis secara rinci kaya deskripsi,
jelas, sistematis, dan dapat dipercaya.
3. Pengujian ketergantungan (dependability)
53
Dalam penelitian kualitatif, pengujian ketergantungan dilakukan dengan
menelusur audit terhadap keseluruhan proses dan hasil penelitian. Pada
penelitian ini yang bertindak sebagai auditor adalah kedua dosen
pembimbing.
4. Pengujian kepastian (confirmability)
Pengujian kepastian berarti menguji hasil penelitian, dikaitkan dengan
proses yang dilakukan. Audit kepastian dilakukan dengan melihat bahwa
hasil penelitian berarti menunjukkan adanya proses penelitian. Pengujian
kepastian dapat dilakukan bersamaan dengan pengujian ketergantungan.
I. Kisi-kisi Instrumen Penelitian
Kisi-kisi instrumen penelitian digunakan sebagai pedoman pembuatan
instrumen penelitian. Dengan menggunakan kisi-kisi peneliti akan lebih mudah
dalam menyusun instrumen. Berikut adalah kisi-kisi instrumen penelitian yang
digunakan dalam penelitian ini.
54
Tabel 20. Kisi-kisi Pedoman Wawancara Pendahuluan Kepala Sekolah dan Guru
No Indikator Sub Indikator Butir
Pertanyaan
1. Kurikulum 2013 Konfirmasi pelaksanaan Kurikulum
2013 1
Waktu pelaksanaan Kurikulum 2013 2
Pelaksanaan Kurikulum 2013 3
Hambatan dalam pelaksanaan
Kurikulum 2013 4
2. Pendekatan Saintifik Konfirmasi pelaksanaan Pendekatan
Saintifik dalam Kurikulum 2013 5
Pelaksanaan Pendekatan Saintifik
dalam Kurikulum 2013 6
Hambatan dalam pelaksanaan
Pendekatan Saintifik 7
3. Penilaian Otentik Konfirmasi pelaksanaan Penilaian
Otentik 8
Pelaksanaan Penilaian Otentik 9
Hambatan dalam pelaksanaan Penilaian
Otentik 10
55
Tabel 21. Kisi-kisi Pedoman Wawancara Kepala Sekolah I (Kurikulum 2013
dengan Pendekatan Saintifik)
No Indikator Sub Indikator Butir
Pertanyaan
1. Pemahaman Kepala Sekolah
mengenai Kurikulum 2013
Pemahaman Kepala Sekolah mengenai
Kurikulum 2013 1
Sumber pemahaman Kepala Sekolah
mengenai Kurikulum 2013 2
Perbedaan Kurikulum 2013 dengan
kurikulum sebelumnya 3
Pendapat dan kesan Kepala Sekolah
tentang Kurikulum 2013 4
Kelebihan Kurikulum 2013 5
Kekurangan Kurikulum 2013 6
2. Pemahaman Kepala Sekolah
mengenai Pendekatan Saintifik
Pemahaman Kepala Sekolah mengenai
Pendekatan Saintifik 7
Pendapat dan kesan Kepala Sekolah
tentang Pendekatan Saintifik 8
Kelebihan Pendekatan Saintifik 9
Kekurangan Pendekatan Saintifik 10
3. Persiapan pelaksanaan
Kurikulum 2013 dengan
Pendekatan Saintifik
Persiapan pelaksanaan Kurikulum 2013
dengan Pendekatan Saintifik oleh pihak
sekolah
11
Persiapan pelaksanaan Kurikulum 2013
dengan Pendekatan Saintifik oleh guru 12
Bantuan dari pihak luar dalam
mempersiapkan pelaksanaan
Kurikulum 2013 dengan Pendekatan
Saintifik
13
Sarana dan prasarana yang disiapkan
sekolah untuk mendukung pelaksanaan
Kurikulum 2013 dengan Pendekatan
Saintifik
14
4. Pelaksanaan Kurikulum 2013
dengan Pendekatan Saintifik
Pelaksanaan proses pembelajaran
menggunakan Kurikulum 2013 dengan
Pendekatan Saintifik
15
Kesiapan guru dalam melaksanakan
Kurikulum 2013 dengan pendekatan
Saintifik
16
Contoh pelaksanaan Pendekatan
Saintifik dalam kegiatan pembelajaran 17
Pemantauan Kepala Sekolah terhadap
proses pembelajaran 18
56
No Indikator Sub Indikator Butir
Pertanyaan
Kerjasama antar sekolah dalam
pelaksanaan Kurikulum 2013 dengan
Pendekatan Saintifik
19
Kerjasama antar guru kelas dalam
pelaksanaan Kurikulum 2013 dengan
Pendekatan Saintifik
20
5. Evaluasi Kurikulum 2013 Evaluasi/ refleksi pelaksanaan
Kurikulum 2013 dengan Pendekatan
Saintifik
21
Cara/ teknik evaluasi pelaksanaan
Kurikulum 2013 22
Tindak lanjut dari refleksi pelaksanaan
Kurikulum 2013 23
6. Kendala dalam pelaksanaan
Kurikulum 2013
Kendala yang terjadi selama persiapan
pelaksanaan Kurikulum 2013 dengan
Pendekatan Saintifik
24
Kendala yang terjadi selama
pelaksanaan Kurikulum 2013 dengan
Pendekatan Saintifik
25
Kendala yang dialami oleh guru kelas
dalam melaksanakan Kurikulum 2013
dengan Pendekatan Saintifik
26
7. Solusi dalam pelaksanaan
Kurikulum 2013
Solusi dalam lingkup sekolah yang
telah dilakukan terhadap kendala yang
terjadi selama pelaksanaan Kurikulum
2013
27
Solusi dalam lingkup luar sekolah yang
telah dilakukan terhadap kendala yang
terjadi selama pelaksanaan Kurikulum
2013
28
57
Tabel 22. Kisi-kisi Pedoman Wawancara Kepala Sekolah II (Penilaian Otentik)
No Indikator Sub Indikator Butir
Pertanyaan
1. Pemahaman Kepala Sekolah
mengenai Penilaian Otentik
Pemahaman Kepala Sekolah mengenai
Penilaian Otentik 1
Sumber pemahaman Kepala Sekolah
mengenai Penilaian Otentik 2
Pendapat dan kesan Kepala Sekolah
tentang Penilaian Otentik 3
Kelebihan Penilaian Otentik 4
Kekurangan Penilaian Otentik 5
Perbedaan Penilaian Otentik dengan
jenis penilaian sebelumnya 6
2. Persiapan pelaksanaan
Penilaian Otentik
Persiapan yang dilakukan oleh sekolah
sebelum melakukan Penilaian Otentik 7
Persiapan yang dilakukan oleh guru
sebelum melakukan Penilaian Otentik 8
Sarana dan prasarana yang disiapkan
sekolah untuk mendukung pelaksanaan
Penilaian Otentik
9
3. Penerapan Penilaian Otentik
Proses pelaksanaan Penilaian Otentik 10
Jenis Penilaian Otentik yang sudah
dilakukan 11
Cakupan kompetensi dalam Penilaian
Otentik (sikap, pengetahuan, dan
keterampilan)
12
Kerjasama antar guru kelas dalam
melakukan Penilaian Otentik 13
4. Kendala dalam pelaksanaan
Penilaian Otentik
Kendala yang terjadi saat persiapan
pelaksanaan Penilaian Otentik 14
Kendala yang terjadi selama
pelaksanaan Penilaian Otentik 15
5. Solusi dalam pelaksanaan
Penilaian Otentik
Solusi yang telah dilakukan terhadap
kendala yang terjadi saat persiapan
pelaksanaan Penilaian Otentik
16
Solusi yang telah dilakukan terhadap
kendala yang terjadi selama
pelaksanaan Penilaian Otentik dalam
lingkup kelas
17
Solusi yang telah dilakukan terhadap
kendala yang terjadi selama
pelaksanaan Penilaian Otentik dalam
lingkup antar kelas
18
Solusi yang direncanakan akan
dilakukan terhadap kendala yang
terjadi selama pelaksanaan Penilaian
Otentik
19
58
Tabel 23. Kisi-kisi Pedoman Wawancara Guru I (Kurikulum 2013 dengan
Pendekatan Saintifik)
No Indikator Sub Indikator Butir
Pertanyaan
1. Pemahaman guru mengenai
Kurikulum 2013
Pemahaman guru mengenai Kurikulum
2013 1
Sumber pemahaman guru mengenai
Kurikulum 2013 2
Perbedaan Kurikulum 2013 dengan
kurikulum sebelumnya 3
Pendapat dan kesan guru tentang
Kurikulum 2013 4
Kelebihan Kurikulum 2013 5
Kekurangan Kurikulum 2013 6
2. Pemahaman guru mengenai
Pendekatan Saintifik
Pemahaman guru mengenai
Pendekatan Saintifik 7
Pendapat dan kesan guru tentang
Pendekatan Saintifik 8
Kelebihan Pendekatan Saintifik 9
Kekurangan Pendekatan Saintifik 10
3.
Persiapan pelaksanaan
Kurikulum 2013 dengan
Pendekatan Saintifik
Persiapan pelaksanaan Kurikulum 2013
dengan Pendekatan Saintifik oleh guru 11
Kerjasama antar guru dalam
mempersiapkan pelaksanaan
Kurikulum 2013 dengan Pendekatan
Saintifik
12
Bantuan dari pihak luar sekolah dalam
mempersiapkan pelaksanaan
Kurikulum 2013
13
Sarana dan prasarana yang dibutuhkan
untuk mendukung pelaksanaan
Kurikulum 2013 dengan Pendekatan
Saintifik
14
4. Pelaksanaan Kurikulum 2013
dengan Pendekatan Saintifik
Pelaksanaan proses pembelajaran
menggunakan Kurikulum 2013 dengan
Pendekatan Saintifik
15
Contoh pelaksanaan Pendekatan
Saintifik dalam kegiatan pembelajaran 16
Pelaksanaan kegiatan mengamati saat
pembelajaran 17
Pelaksanaan kegiatan menanya saat
pembelajaran 18
Pelaksanaan kegiatan mengumpulkan
informasi/ mencoba saat pembelajaran 19
59
No Indikator Sub Indikator Butir
Pertanyaan
Pelaksanaan kegiatan
menalar/mengasosiasi saat
pembelajaran
20
Pelaksanaan kegiatan
mengkomunikasikan saat pembelajaran 21
Kerjasama antar guru dalam
pelaksanaan Kurikulum 2013 dengan
Pendekatan Saintifik
22
5. Evaluasi Kurikulum 2013
Evaluasi/ refleksi pelaksanaan
Kurikulum 2013 23
Cara/ bentuk evaluasi pelaksanaan
Kurikulum 2013 24
Tindak lanjut dari refleksi pelaksanaan
Kurikulum 2013 25
6. Kendala dalam pelaksanaan
Kurikulum 2013
Kendala yang terjadi selama persiapan
pelaksanaan Kurikulum 2013 26
Kendala yang terjadi selama
pelaksanaan Kurikulum 2013 27
7. Solusi dalam pelaksanaan
Kurikulum 2013
Solusi yang telah dilakukan terhadap
kendala yang terjadi saat persiapan
pelaksanaan Kurikulum 2013
28
Solusi dalam lingkup sekolah yang
telah dilakukan terhadap kendala yang
terjadi selama pelaksanaan Kurikulum
2013
29
Solusi dalam lingkup luar sekolah yang
telah dilakukan terhadap kendala yang
terjadi selama pelaksanaan Kurikulum
2013
30
60
Tabel 24. Kisi-kisi Pedoman Wawancara Guru IIa (Penilaian Otentik)
No Indikator Sub Indikator Butir
Pertanyaan
1. Pemahaman guru mengenai
Penilaian Otentik
Pemahaman guru mengenai Penilaian
Otentik 1
Sumber pemahaman guru mengenai
Penilaian Otentik 2
Pendapat dan kesan guru tentang
Penilaian Otentik 3
Kelebihan Penilaian Otentik 4
Kekurangan Penilaian Otentik 5
Perbedaan Penilaian Otentik dengan
jenis penilaian sebelumnya 6
2. Persiapan pelaksanaan
Penilaian Otentik
Persiapan yang dilakukan guru
sebelum melakukan Penilaian Otentik 7
Sarana dan prasarana yang dibutuhkan
saat melakukan Penilaian Otentik 8
3. Penerapan Penilaian Otentik
Proses pelaksanaan Penilaian Otentik 9
Jenis Penilaian Otentik yang sudah
dilakukan 10
Waktu dilakukannya Penilaian Otentik 11
Cakupan kompetensi dalam Penilaian
Otentik (sikap, pengetahuan, dan
keterampilan)
12
Pemilihan jenis penilaian yang
digunakan dalam kegiatan
pembelajaran
13
Pelaksanaan kegiatan perbaikan
(remedial) 14
Kerjasama antar guru kelas dalam
melakukan Penilaian Otentik 15
4. Kendala dalam pelaksanaan
Penilaian Otentik
Kendala yang terjadi saat persiapan
pelaksanaan Penilaian Otentik 16
Kendala yang terjadi selama
pelaksanaan Penilaian Otentik 17
5. Solusi dalam pelaksanaan
Penilaian Otentik
Solusi yang telah dilakukan terhadap
kendala yang terjadi saat persiapan
pelaksanaan Penilaian Otentik
18
Solusi yang telah dilakukan terhadap
kendala yang terjadi selama
pelaksanaan Penilaian Otentik di dalam
kelas
19
Solusi yang telah dilakukan terhadap
kendala yang terjadi selama
pelaksanaan Penilaian Otentik dalam
lingkup antar kelas
20
Solusi yang direncanakan akan
dilakukan terhadap kendala yang
terjadi selama pelaksanaan Penilaian
Otentik
21
61
Tabel 25. Kisi-kisi Pedoman Wawancara Guru IIb (Penilaian Otentik Kompetensi
Sikap)
No Indikator Sub Indikator Butir
Pertanyaan
1. Pelaksanaan Penilaian Otentik
kompetensi sikap
Proses Penilaian Otentik dalam
kompetensi sikap 1
2. Teknik penilaian sikap Teknik penilaian yang dilakukan untuk
menilai kompetensi sikap 2
3. Instrumen penilaian sikap Instrumen yang pernah digunakan
untuk menilai kompetensi sikap 3
4. Bentuk penyajian data
penilaian
Bentuk penyajian data penilaian
kompetensi sikap 4
5. Kendala penilaian sikap
Kendala yang terjadi selama
pelaksanaan penilaian kompetensi
sikap
5
6. Solusi penilaian sikap
Solusi yang telah dilakukan terhadap
kendala yang terjadi selama
pelaksanaan penilaian kompetensi
sikap
6
Solusi yang direncanakan akan
dilakukan terhadap kendala yang
terjadi selama pelaksanaan penilaian
kompetensi sikap
7
7. Penilaian Observasi
Penilaian observasi dilakukan/tidak di
dalam pembelajaran 8
Pelaksanaan penilaian observasi 9
Instrumen yang digunakan dalam
melakukan penilaian observasi 10
8. Penilaian Diri
Penilaian diri dilakukan/tidak di dalam
pembelajaran 11
Pelaksanaan penilaian diri 12
Instrumen yang digunakan dalam
melakukan penilaian diri 13
Respon siswa terhadap dilakukannya
penilaian diri 14
Manfaat dilakukannya penilaian diri
(bagi guru dan siswa) 15
9. Penilaian Teman Sebaya
Penilaian teman sebaya dilakukan/
tidak di dalam pembelajaran 16
Pelaksanaan penilaian teman sebaya 17
Instrumen yang digunakan dalam
melakukan teman sebaya 18
Respon siswa terhadap dilakukannya
penilaian teman sebaya 19
Manfaat dilakukannya penilaian teman
sebaya (bagi guru dan siswa) 20
62
No Indikator Sub Indikator Butir
Pertanyaan
10. Penilaian Jurnal (Catatan
Anekdot)
Penilaian jurnal dilakukan/ tidak di
dalam pembelajaran 21
Pemahaman guru tentang jurnal
(catatan anekdot) 22
Pelaksanaan penilaian jurnal 23
Instrumen yang digunakan dalam
melakukan penilaian jurnal 24
Manfaat dilakukannya penilaian jurnal 25
63
Tabel 26. Kisi-kisi Pedoman Wawancara Guru IIc (Penilaian Otentik Kompetensi
Pengetahuan)
No Indikator Sub Indikator Butir
Pertanyaan
1.
Pelaksanaan Penilaian Otentik
dalam kompetensi
pengetahuan
Proses Penilaian Otentik dalam
kompetensi pengetahuan 1
2. Teknik penilaian pengetahuan Teknik penilaian yang dilakukan untuk
menilai kompetensi pengetahuan 2
3. Instrumen penilaian
pengetahuan
Instrumen yang pernah digunakan
untuk menilai kompetensi pengetahuan 3
4. Bentuk penyajian data
penilaian
Bentuk penyajian data penilaian
kompetensi pengetahuan 4
5. Kendala penilaian
pengetahuan
Kendala yang terjadi selama
pelaksanaan penilaian kompetensi
pengetahuan
5
6. Solusi penilaian pengetahuan
Solusi yang telah dilakukan terhadap
kendala yang terjadi selama
pelaksanaan penilaian kompetensi
pengetahuan
6
Solusi yang direncanakan akan
dilakukan terhadap kendala yang
terjadi selama pelaksanaan penilaian
kompetensi pengetahuan
7
7. Penilaian Tes Tertulis
Penilaian tes tertulis dilakukan/ tidak di
dalam pembelajaran 8
Pelaksanaan penilaian tes tertulis 9
Pembuatan soal tes tertulis 10
Jenis tes tertulis yang digunakan 11
Penggunaan jenis tes memilih jawaban
(pilihan ganda, benar salah) 12
Penggunaan jenis tes mensuplai
jawaban (jawaban singkat, uraian) 13
Manfaat digunakannya soal uraian
dalam tes tertulis 14
Respon siswa dalam menjawab soal
uraian 15
8. Penilaian Observasi Diskusi,
Tanya Jawab dan Percakapan
Penilaian observasi diskusi, tanya
jawab dan percakapan dilakukan/ tidak
di dalam pembelajaran
16
Pelaksanaan penilaian observasi
diskusi, tanya jawab dan percakapan 17
Instrumen yang digunakan dalam
melakukan penilaian observasi diskusi,
tanya jawab dan percakapan
18
9. Penilaian Penugasan
Penilaian penugasan dilakukan/ tidak
di dalam pembelajaran 19
Pelaksanaan penilaian penugasan 20
Instrumen yang digunakan dalam
melakukan penilaian penugasan 21
64
Tabel 27. Kisi-kisi Pedoman Wawancara Guru IId (Penilaian Otentik Kompetensi
Keterampilan)
No Indikator Sub Indikator Butir
Pertanyaan
1.
Pelaksanaan Penilaian Otentik
dalam kompetensi
keterampilan
Proses Penilaian Otentik dalam
kompetensi pengetahuan 1
2. Teknik penilaian keterampilan Teknik penilaian yang dilakukan untuk
menilai kompetensi keterampilan 2
3. Instrumen penilaian
keterampilan
Instrumen yang pernah digunakan
untuk menilai kompetensi keterampilan 3
4. Bentuk penyajian data
penilaian
Bentuk penyajian data penilaian
kompetensi keterampilan 4
5. Kendala penilaian
keterampilan
Kendala yang terjadi selama
pelaksanaan penilaian kompetensi
keterampilan
5
6. Solusi penilaian keterampilan
Solusi yang telah dilakukan terhadap
kendala yang terjadi selama
pelaksanaan penilaian kompetensi
keterampilan
6
Solusi yang direncanakan akan
dilakukan terhadap kendala yang
terjadi selama pelaksanaan penilaian
kompetensi keterampilan
7
7. Penilaian Unjuk Kerja/
Kinerja/ Praktik
Penilaian unjuk kerja/ kinerja/ praktik
dilakukan/ tidak di dalam pembelajaran 8
Pelaksanaan penilaian unjuk kerja/
kinerja/ praktik 9
Kegiatan belajar yang dinilai
menggunakan unjuk kerja/ kinerja/
praktik
10
Kelebihan dan kekurangan penilaian
unjuk kerja/ kinerja/ praktik 11
Instrumen yang digunakan dalam
melakukan penilaian unjuk kerja/
kinerja/ praktik
12
8. Penilaian Projek
Penilaian projek dilakukan/ tidak di
dalam pembelajaran 13
Pelaksanaan penilaian projek 14
Kegiatan belajar yang dinilai
menggunakan projek 15
Kelebihan dan kekurangan penilaian
projek 16
Instrumen yang digunakan dalam
melakukan penilaian projek 17
65
No Indikator Sub Indikator Butir
Pertanyaan
9. Penilaian Produk
Penilaian produk dilakukan/ tidak di
dalam pembelajaran 18
Pelaksanaan penilaian produk 19
Kegiatan belajar yang dinilai
menggunakan produk 20
Kelebihan dan kekurangan penilaian
produk 21
Instrumen yang digunakan dalam
melakukan penilaian produk 22
10. Penilaian Portofolio
Penilaian portofolio dilakukan/ tidak di
dalam pembelajaran 23
Pemahaman guru mengenai penilaian
portofolio 24
Kelebihan dan kekurangan penilaian
portofolio 25
Pelaksanaan penilaian portofolio 26
Aspek penilaian portofolio 27
Materi yang dimasukkan dalam
penilaian portofolio 28
Instrumen yang digunakan dalam
penilaian portofolio 29
Rangkuman hasil penilaian portofolio 30
Respon siswa dengan digunakannya
penilaian portofolio 31
Keterlibatan siswa dalam proses
pembuatan dan penilaian portofolio 32
Keterlibatan orang tua siswa dalam
penilaian portofolio 33
11.
Penilaian Tertulis
(Menulis laporan, karangan,
dll)
Penilaian tertulis dilakukan/ tidak di
dalam pembelajaran 34
Pelaksanaan penilaian tertulis 35
Instrumen yang digunakan dalam
penilaian tertulis 36
Aspek penilaian tertulis 37
Keterampilan menulis siswa 38
66
Tabel 28. Kisi-kisi Pedoman Wawancara Siswa
No Indikator Sub Indikator Butir
Pertanyaan
1. Pembelajaran di kelas IV
Kesan siswa terhadap pembelajaran 1
Kegiatan berkelompok dalam
pembelajaran 2
Pendapat siswa mengenai cara
mengajar guru 3
2. Proses pembelajaran
Pendekatan Saintifik
Kegiatan yang dilakukan selama proses
pembelajaran 4
Kegiatan mengamati 5
Kegiatan menanya 6
Kegiatan mengumpulkan informasi/
mencoba 7
Kegiatan menalar/ mengasosiasi 8
Kegiatan mengkomunikasikan 9
Kesulitan dalam proses pembelajaran 10
3. Penilaian diri Pelaksanaan penilaian diri 11
Frekuensi penggunaan penilaian diri 12
4. Penilaian teman sebaya
Pelaksanaan penilaian teman sebaya 13
Frekuensi penggunaan penilaian teman
sebaya 14
5. Penilaian tes tertulis
Pelaksanaan penilaian tes tertulis 15
Frekuensi penggunaan penilaian tes
tertulis 16
6. Penilaian diskusi dan kerja
kelompok
Pelaksanaan penilaian diskusi dan
kerja kelompok 17
Frekuensi penggunaan penilaian
diskusi dan kerja kelompok 18
7. Penilaian penugasan
Pelaksanaan penilaian penugasan 19
Frekuensi penggunaan penilaian
penugasan 20
8. Penilaian unjuk kerja/ kinerja/
praktik
Pelaksanaan penilaian unjuk kerja/
kinerja/ praktik 21
Frekuensi penggunaan penilaian unjuk
kerja/ kinerja/ praktik 22
9. Penilaian projek Pelaksanaan penilaian projek 23
Frekuensi penggunaan penilaian projek 24
10. Penilaian produk
Pelaksanaan penilaian produk 25
Frekuensi penggunaan penilaian
produk 26
11. Penilaian portofolio
Pelaksanaan penilaian portofolio 27
Frekuensi penggunaan penilaian
portofolio 28
12. Penilaian tertulis
Pelaksanaan penilaian tertulis 29
Frekuensi penggunaan penilaian
tertulis 30
67
Tabel 29. Kisi-kisi Pedoman Observasi I (Penilaian Kompetensi Sikap)
No Jenis Penilaian Tahapan Penilaian Butir Pengamatan
1. Observasi
Persiapan observasi Menyampaikan kriteria penilaian
yang perlu dicapai siswa
Pelaksanaan observasi Melakukan observasi terhadap
tampilan sikap siswa
Melakukan pencatatan terhadap
tampilan sikap siswa
Membandingkan tampilan sikap
siswa dengan rubrik penilaian
Umpan balik Memberikan umpan balik
berdasarkan hasil observasi
2. Penilaian Diri
Persiapan penilaian diri Menyampaikan kriteria penilaian
yang perlu dicapai siswa
Membagikan format penilaian diri
kepada siswa
Pelaksanaan penilaian diri Meminta siswa untuk melakukan
penilaian diri
Umpan balik Memberikan umpan balik kepada
siswa berdasarkan hasil penilaian
diri
3. Penilaian Teman
Sebaya
Persiapan penilaian teman
sebaya
Menyampaikan kriteria penilaian
yang perlu dicapai siswa
Membagikan format penilaian
teman sebaya kepada siswa
Menyamakan persepsi tentang
setiap indikator yang akan dinilai
Menentukan penilai untuk setiap
siswa
Pelaksanaan penilaian teman
sebaya
Meminta siswa untuk melakukan
penilaian teman sebaya
Umpan balik Memberikan umpan balik kepada
siswa berdasarkan hasil penilaian
teman sebaya
4. Jurnal/ Catatan
Anekdot
Persiapan penilaian jurnal Menyampaikan kriteria penilaian
yang perlu dicapai siswa
Pelaksanaan penilaian jurnal Melakukan pencatatan tentang
sikap dan perilaku siswa
Umpan balik Memberikan umpan balik kepada
siswa berdasarkan hasil penilaian
jurnal
68
Tabel 30. Kisi-kisi Pedoman Observasi II (Penilaian Kompetensi Pengetahuan)
No Jenis Penilaian Tahapan Penilaian Butir Pengamatan
1. Tes Tertulis
Persiapan tes tertulis Menyampaikan kriteria penilaian
yang perlu dicapai siswa
Membagikan lembar soal tes
tertulis kepada siswa
Menyampaikan instruksi
pengerjaan tes tertulis
Menyampaikan batas waktu
pengerjaan tes tertulis
Pelaksanaan tes tertulis Meminta siswa mengerjakan soal
tes tertulis
Meminta siswa untuk
mengumpulkan hasil pengerjaan
tes tertulis
Mengoreksi hasil tes tertulis siswa
Umpan balik Memberikan umpan balik kepada
siswa berdasarkan hasil tes tertulis
2.
Observasi Diskusi,
Tanya Jawab dan
Percakapan
Persiapan observasi Menyampaikan kriteria penilaian
yang perlu dicapai siswa
Pelaksanaan observasi Melakukan observasi terhadap
diskusi, tanya jawab dan
percakapan siswa
Melakukan pencatatan dari hasil
observasi terhadap diskusi, tanya
jawab dan percakapan siswa
Umpan balik Memberikan umpan balik kepada
siswa berdasarkan hasil observasi
3. Penugasan
Persiapan penugasan Mengkomunikasikan tugas yang
harus dikerjakan siswa
Menyampaikan kriteria penilaian
yang perlu dicapai siswa
Menyampaikan indikator dan
rubrik penilaian untuk tampilan
tugas yang baik
Menyampaikan batas waktu
pengerjaan tugas
Menyampaikan peran setiap
anggota kelompok (untuk tugas
kelompok)
Pelaksanaan penugasan Meminta siswa untuk melakukan
tugas yang sudah diberikan
Mendorong siswa untuk
mengumpulkan tugas tepat waktu
Menilai tugas berdasarkan kriteria
yang sudah ditetapkan
Umpan balik Memberikan umpan balik kepada
siswa berdasarkan hasil penilaian
penugasan
69
Tabel 31. Kisi-kisi Pedoman Observasi III (Penilaian Kompetensi Keterampilan)
No Jenis Penilaian Tahapan Penilaian Butir Pengamatan
1. Unjuk Kerja/
Kinerja/ Praktik
Persiapan unjuk kerja/ kinerja/
praktik
Menyampaikan kriteria penilaian
yang perlu dicapai siswa
Menyampaikan tugas yang harus
dilakukan siswa
Memeriksa kesediaan alat dan
bahan yang digunakan untuk unjuk
kerja
Pelaksanaan unjuk kerja/
kinerja/ praktik
Meminta siswa melakukan unjuk
kerja/ kinerja/ praktik
Melakukan penilaian terhadap
unjuk kerja/ kinerja/ praktik yang
dilakukan siswa selama rentang
waktu yang ditentukan
Melakukan penilaian siswa secara
bergiliran
Membandingkan penampilan
siswa dengan rubrik penilaian
Mencatat hasil penilaian
Umpan balik Memberikan umpan balik kepada
siswa berdasarkan hasil penilaian
unjuk kerja
2. Proyek
Persiapan proyek Menyampaikan kriteria penilaian
yang perlu dicapai siswa
Menyampaikan tugas yang harus
dikerjakan siswa
Pelaksanaan proyek Melakukan penilaian selama
perencanaan, pelaksanaan dan
pelaporan proyek
Memonitor pengerjaan proyek
siswa
Memberikan pendapat dan saran
kepada siswa pada setiap tahapan
pengerjaan proyek
Mencatat hasil penilaian
Umpan balik Memberikan umpan balik kepada
siswa berdasarkan hasil penilaian
proyek
3. Produk
Persiapan penilaian produk Menyampaikan kriteria penilaian
yang perlu dicapai siswa
Menyampaikan tugas yang harus
dilakukan siswa
Pelaksanaan penilaian produk Meminta siswa membuat produk
yang ditentukan
Melakukan penilaian selama
perencanaan, pembuatan dan hasil
akhir produk
Memberikan pendapat dan saran
kepada siswa pada setiap tahapan
pengerjaan produk
70
Mencatat hasil penilaian
Umpan balik Memberikan umpan balik kepada
siswa berdasarkan hasil penilaian
produk
4. Portofolio
Persiapan portofolio Memberikan penjelasan kepada
siswa mengenai kegunaan
portofolio
Menentukan sampel portofolio
yang akan dibuat
Menentukan tempat menyimpan
folder karya siswa
Mencantumkan tanggal pembuatan
setiap sampel
Menentukan kriteria penilaian
sampel portofolio
Menyampaikan cara penilaian
karya siswa
Pelaksanaan penilaian portofolio Melakukan penilaian terhadap
sampel portofolio
Memberikan kesempatan kepada
siswa yang nilainya belum
memuaskan untuk memperbaiki
Menjadwalkan pertemuan dengan
orangtua untuk membahas
portofolio
Memamerkan hasil karya terbaik
di dalam portofolio dengan cara
ditempel di kelas
Umpan balik Memberikan nilai portofolio
disertai umpan balik kepada siswa
5. Tertulis
Persiapan penilaian tertulis Menyampaikan kriteria penilaian
yang perlu dicapai siswa
Menyampaikan tugas yang harus
ditulis siswa
Pelaksanaan penilaian tertulis Meminta siswa menulis tugas yang
sudah ditentukan
Melakukan penilaian terhadap
hasil tulisan siswa
Mencatat hasil penilaian
Umpan balik Memberikan umpan balik kepada
siswa berdasarkan hasil penilaian
tertulis
71
Tabel 32. Kisi-kisi Analisis Silabus
No Bagian Silabus Rincian
1. Identitas Sekolah Nama satuan pendidikan
Kelas
2. Kompetensi Inti Kompetensi Inti
3. Kompetensi Dasar Kompetensi sikap
Kompetensi pengetahuan
Kompetensi keterampilan
4. Tema Tema
5. Materi Pokok Pembelajaran Materi Pokok Pembelajaran
6. Kegiatan Pembelajaran Mengamati
Menanya
Mengumpulkan informasi/
mencoba
Menalar/ mengasosiasi
Mengkomunikasikan
7. Penilaian Sikap
Pengetahuan
Keterampilan
8. Alokasi Waktu Alokasi waktu
9. Sumber Belajar Sumber belajar
72
Tabel 33. Kisi-kisi Analisis RPP
No Bagian RPP Rincian
1. Identitas Sekolah Nama satuan pendidikan
Mata pelajaran
Kelas/ Semester
Alokasi Waktu
2. Kompetensi Inti Kompetensi Inti
3. Kompetensi Dasar Kompetensi sikap
Kompetensi pengetahuan
Kompetensi keterampilan
4. Indikator Pencapaian
Kompetensi
Indikator kompetensi sikap
Indikator kompetensi pengetahuan
Indikator kompetensi keterampilan
5. Materi Pokok Pembelajaran Materi Pokok Pembelajaran
6. Kegiatan Pembelajaran Kegiatan Pendahuluan
Kegiatan Inti
- Mengamati
- Menanya
- Mengumpulkan informasi/ mencoba
- Menalar/ mengasosiasi
- Mengkomunikasikan
Kegiatan Penutup
7. Penilaian Sikap
- Teknik penilaian
- Instrumen penilaian
Pengetahuan
- Teknik penilaian
- Instrumen penilaian
Keterampilan
- Teknik penilaian
- Instrumen penilaian
8. Media, Alat dan Bahan Media, alat dan bahan pembelajaran
9. Sumber Belajar Sumber belajar
73
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SDN Tlacap yang berlokasi di Jalan Griya
Taman Asri/ Tlacap, Desa Pandowoharjo, Kecamatan Sleman, Kabupaten
Sleman, Yogyakarta. SDN Tlacap berdiri sejak tahun 2005 pada lahan seluas
5.565 . SDN Tlacap merupakan regrouping dari SD Pendowoharjo 3 dan SD
Pendowoharjo 4. SDN Tlacap memiliki 12 ruang kelas, ruang perpustakaan, ruang
kopsis, ruang komputer, UKS, ruang BP/BK, ruang kepala sekolah, ruang guru,
ruang ibadah, kamar mandi guru dan siswa, dan tempat parkir. Selain bangunan,
SDN Tlacap juga memiliki lapangan untuk tempat bermain dan olahraga yang
luas dan kebun.
Peserta didik yang belajar di SDN Tlacap pada tahun ajaran 2015/2016
sejumlah 286 anak yang terbagi menjadi 12 kelas. SDN Tlacap memiliki nilai
akreditasi A. SD Tlacap merupakan salah satu dari 13 Sekolah Dasar di
Kabupaten Sleman yang pertama kali menerapkan Kurikulum 2013.
B. Deskripsi Subjek dan Objek Penelitian
Kelas IV adalah kelas yang sudah menerapkan Kurikulum 2013 sejak awal
diberlakukannya yaitu tahun ajaran 2013/2014. Peneliti menjadikan siswa dan
guru kelas IVB sebagai subjek penelitian mengenai penilaian otentik. Peneliti
memilih satu kelas agar lebih fokus dalam melakukan pengamatan dan
pengumpulan data. Kelas IVB dipilih berdasarkan rekomendasi dari kepala
sekolah.
74
Kelas IVB terdiri dari 17 peserta didik, dengan 9 peserta didik laki-laki
dan 8 peserta didik perempuan. Dalam proses pengambilan data, seluruh peserta
didik diwawancara secara berkelompok. Setiap kelompok terdiri dari 4-5 peserta
didik yang dipilih peneliti secara acak. Kelas IVB memiliki seorang guru
perempuan sebagai wali kelas. Guru tersebut memberikan semua materi pelajaran
kecuali pendidikan agama, penjasorkes, dan ekstrakurikuler.
Objek penelitian ini adalah pelaksanaan penilaian otentik dalam penerapan
Kurikulum 2013 di kelas IVB. Penilaian otentik terdiri dari tiga jenis yaitu
penilaian sikap, penilaian pengetahuan, dan penilaian keterampilan. Penilaian
otentik dilakukan saat proses pembelajaran berlangsung.
C. Hasil Penelitian
Yang menjadi fokus dalam penelitian ini adalah: pemahaman guru kelas
IVB SDN Tlacap mengenai penilaian otentik dalam Kurikulum 2013, pelaksanaan
penilaian otentik di kelas IVB SDN Tlacap, dan hambatan yang dialami oleh guru
kelas IVB dalam pelaksanaan penilaian otentik. Penelitian dilakukan pada bulan
November 2015. Pengumpulan data penelitian dengan cara wawancara dengan
Kepala Sekolah dan guru dan siswa kelas IVB, observasi proses pembelajaran di
kelas IVB, dan dokumentasi. Wawancara dengan kepala sekolah dilakukan pada
tanggal 24 dan 28 November 2015. Sedangkan wawancara guru kelas IVB
dilakukan pada tanggal 10 dan 17 November 2015. Wawancara kepala sekolah
dilakukan sebagai triangulasi sumber. Kegiatan observasi proses pembelajaran di
kelas IVB dilakukan mulai tanggal 13 sampai 26 November 2015.
75
1. Pemahaman Guru Kelas IVB SDN Tlacap Mengenai Penilaian Otentik
dalam Kurikulum 2013
a. Pemahaman Guru Kelas IVB SDN Tlacap Mengenai Penilaian
Otentik
Dalam Kurikulum 2013 siswa dituntut untuk mengembangkan
kreativitasnya. Hal ini bagus untuk pembelajaran maupun dalam
penerapan sehari-hari. Kurikulum 2013 mendorong siswa agar berani
dalam mengemukakan pendapat, bekerja kelompok, dan
mengkomunikasikan. Pelaksanaan Kurikulum 2013 sangat bergantung
pada guru. Guru harus memotivasi siswa agar kreativitas siswa muncul
dengan sendirinya. Guru juga harus bisa menguasai IT, karena guru yang
kurang menguasai IT akan mengalami kesulitan dalam memotivasi siswa.
Akan tetapi, muatan materi di dalam Kurikulum 2013 dianggap kurang
mendalam sehingga guru harus memperdalam sendiri materi yang
diajarkan kepada siswa.
Kurikulum 2013 dianggap lebih lengkap daripada Kurikulum KTSP
karena terdiri dari empat Kompetensi Dasar. Sebagaimana dinyatakan
oleh guru kelas IVB sebagai narasumber dalam wawancara pada tanggal
10 November 2015.
“Kurikulum 2013 lebih komplit daripada KTSP karena ada empat
KD, sikap, sikap, keterampilan dan pengetahuan.yang ketiga aspek itu
dulu belum ada di KTSP. Jadi penilaiannya lebih terpadu. Tidak hanya
menilai pengetahuan siswa, tidak hanya kemampuan siswa secara
akademis, tetapi juga menilai sikap siswa, mahirnya siswa di
keterampilan, dan lain-lain.” (Wawancara Guru, 10 November 2015).
76
Kompetensi Dasar yang terdapat dalam Kurikulum 2013 adalah
kompetensi sikap spiritual, kompetensi sikap sosial, kompetensi
pengetahuan, dan kompetensi keterampilan. Penilaian di dalam
Kurikulum 2013 lebih terpadu. Kurikulum 2013 tidak hanya menilai
kemampuan pengetahuan siswa tetapi juga sikap dan keterampilan siswa.
Pemahaman Kepala Sekolah dan guru SDN Tlacap mengenai
Kurikulum 2013 diperoleh dari diklat Kurikulum 2013 yang diberikan
oleh LPMP dan Dinas Propinsi. Selain diklat, pemahaman diperoleh
melalui pertemuan forum Kurikulum 2013 dan sharing antar guru di
dalam grup. Forum Kurikulum 2013 diadakan oleh tiga belas sekolah
dasar di Kabupaten Sleman yang sudah melaksanakan Kurikulum 2013.
Sharing antar guru kelas dilakukan bersama Kepala Sekolah dan dengan
pengawas sekolah. Sharing dilakukan di dalam rapat guru. Para guru
saling bertukar informasi mengenai administrasi pembelajaran seperti
RPP dan media pembelajaran.
Kurikulum 2013 memiliki beberapa perbedaan dengan kurikulum
sebelumnya. Kurikulum 2013 menggunakan Pendekatan Saintifik dalam
kegiatan pembelajaran. Pembelajaran dalam Kurikulum 2013 bersifat
tematik yang dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari. Penilaian dalam
Kurikulum 2013 dilakukan dalam tiga ranah, yaitu afektif, psikomotor,
dan kognitif. Materi pembelajaran di dalam Kurikulum 2013 lebih
sederhana dibandingkan dengan Kurikulum KTSP, karena itu guru harus
mengembangkan materi dan soal sendiri.
77
Kelebihan dari Kurikulum 2013 antara lain adalah di dalam
Kurikulum 2013 kreativitas siswa menjadi lebih berkembang. Guru lebih
banyak memotivasi siswa agar siswa menjadi kreatif. Penilaian dalam
Kurikulum 2013 tidak hanya dilakukan dalam aspek pengetahuan saja
tetapi juga dalam aspek sikap dan keterampilan. Penilaian disajikan
dalam bentuk deskriptif dan tidak bergantung pada KKM, sehingga
kemampuan setiap anak bisa terakomodasi.
Kurikulum 2013 juga memiliki beberapa kekurangan. Guru yang
masih belum menguasai pelaksanaan Kurikulum 2013 dan masih pasif
dalam mengajar akan mengalami kesulitan dalam memotivasi siswa.
Guru yang belum menguasai IT juga akan mengalami kesulitan dalam
membuat materi, sedangkan guru yang menguasai IT dimudahkan
dengan adanya laptop dan LCD. Guru menganggap cakupan materi
Kurikulum 2013 kurang mendalam dan terlalu luas. Alokasi waktu untuk
kegiatan pembelajaran sering tidak sesuai dengan pelaksanaan di kelas.
Penilaian dalam Kurikulum 2013 dianggap rumit dan memerlukan
banyak biaya, tenaga, dan pikiran. Anggaran sekolah untuk pembelian
ATK melonjak 3-4 kali dari sebelumnya. Anggaran ATK kebanyakan
digunakan untuk pembelian kertas dan fotokopi.
Pembelajaran dalam Kurikulum 2013 menggunakan Pendekatan
Saintifik yang terdiri dari tahapan-tahapan 5M yaitu mengamati,
menanya, mengumpulkan informasi/ mencoba, menalar/ mengasosiasi,
dan mengkomunikasikan. Pembelajaran dengan Pendekatan Saintifik
78
membuat siswa menjadi lebih aktif karena siswa mengetahui alur/proses
mendapatkan pengetahuan yang baru. Hal ini sesuai dengan pernyataan
guru dalam wawancara yang dilakukan pada 10 November 2015.
“Menurut saya anak lebih aktif kalau ada Pendekatan Saintifik
karena anak-anak tahu prosesnya kenapa, atau tahu alurnya untuk
mendapatkan pengetahuan yang baru. Anak jadi lebih aktif karena dia
juga tertantang. Tapi tidak memungkiri kalau ada juga sebagian anak
yang walaupun dengan Pendekatan Saintifik dia tetap saja pasif.”
(Wawancara Guru I, 10 November 2015).
Melalui Pendekatan Saintifik siswa menjadi tertantang dalam
belajar. Meski demikian, tetap ada beberapa siswa yang masih bersikap
pasif walaupun pembelajaran dilakukan dengan Pendekatan Saintifik.
Hal ini membuat guru menjadi lebih tertantang untuk melakukan
kegiatan pembelajaran yang dapat menarik minat seluruh siswa.
Kelebihan dari Pendekatan Saintifik antara lain adalah dapat melatih
siswa dalam mengemukakan pendapat dengan bertanya dan
mengkomunikasikan. Siswa akan terbiasa untuk bermusyawarah dalam
kerja kelompok dan melaporkan kegiatannya. Siswa dituntut untuk
mengetahui proses dalam mendapatkan pengetahuan. Pengetahuan yang
didapat siswa melalui 5M akan lebih tertanam dan siswa tidak mudah
lupa.
Pendekatan Saintifik juga memiliki beberapa kekurangan. Siswa
yang kurang aktif masih menjadi kendala ketika pemberian tugas. Guru
juga menganggap cakupan materi dalam Kurikulum 2013 tidak seluas
seperti dalam Kurikulum KTSP. Alokasi waktu pembelajaran juga sering
tidak sesuai dengan pelaksanaan di kelas.
79
Penilaian otentik dalam Kurikulum 2013 dilakukan setiap hari untuk
mengukur pencapaian materi pembelajaran siswa. Hal ini sesuai dengan
pernyataan kepala sekolah dalam wawancara pada tanggal 24 November
2015.
“Penilaian otentik sangat bagus, karena dapat mengetahui
terukurnya daya serap siswa mengenai apa yang sudah disampaikan
oleh guru, dan sejauh mana anak menyerap materi yang diberikan oleh
guru.” (Wawancara Kepala Sekolah II, 24 November 2015).
Penilaian otentik di SD Negeri Tlacap sudah mencakup ketiga aspek
kompetensi yaitu sikap, pengetahuan dan keterampilan. Guru menilai
proses pembelajaran dan juga hasil belajar siswa. Penilaian yang
dilakukan menjadi lebih lengkap, objektif, dan adil.
b. Persiapan Pelaksanaan Kurikulum 2013 di Kelas IVB SDN Tlacap
Persiapan yang dilakukan oleh guru sebelum pelaksaaan
Kurikulum 2013 adalah dengan mengikuti diklat. Sekolah mendapat
perintah dari dinas secara mendadak untuk mengikuti Diklat Kurikulum
2013. Setelah pelaksanaan diklat guru membaca dan mempelajari bahan
materi secara mandiri di rumah. Para guru juga saling melakukan
sharing (bertukar informasi). Diklat Kurikulum 2013 dilakukan saat
libur semester dan Kurikulum 2013 langsung dilakukan di kelas I dan
IV ketika semester baru dimulai.
Di dalam Diklat Kurikulum 2013 juga memberikan penjelasan
mengenai Penilaian Otentik. Pelaksanaan Penilaian Otentik
dihubungkan dengan ketiga kompetensi (sikap, pengetahuan, dan
keterampilan). Di dalam diklat diterangkan mengenai alat-alat tes yang
80
sesuai untuk digunakan menilai masing-masing kompetensi. Sebagai
contoh, dalam menilai kompetensi sikap menggunakan metode
observasi, penilaian diri, penilaian teman sebaya, dan penilaian jurnal.
Sebelum Kurikulum 2013 diterapkan, pihak sekolah melakukan
sosialisasi terlebih dahulu dengan wali murid kelas I dan IV. Sosialisasi
dengan wali murid cukup sulit dan membutuhkan waktu yang lama.
Dinas Pendidikan memberikan berbagai bantuan untuk mendukung
pelaksanaan Kurikulum 2013 di SDN Tlacap. Salah satunya adalah
buku paket Kurikulum 2013 dan alat peraga. Saat SDN Tlacap
melakukan Kurikulum 2013 untuk pertama kali, buku paket yang
diperlukan sudah lengkap dan siap untuk digunakan oleh siswa.
Bantuan dari Dinas Pendidikan juga berupa pengawasan/
pendampingan. Pengawas dari Dinas Pendidikan pusat melakukan
monitoring. Dinas Pendidikan Propinsi DI Yogyakarta melakukan
pengawasan berupa supervisi dan kegiatan on-in. Supervisi dilakukan
dengan cara observasi dan sharing tiap kelas. Kegiatan on adalah
kegiatan dimana pengawas melihat guru mengajar. Kegiatan in
merupakan pembahasan di dalam forum setelah observasi dilakukan.
Dinas Pendidikan Kabupaten Sleman melakukan perndampingan yang
dilakukan secara berkala setahun sekali. SDN Tlacap juga mendapatkan
bimbingan audit mutu dari LPMP.
Sarana dan prasarana yang dimiliki oleh SDN Tlacap untuk
mendukung pelaksanaan Kurikulum 2013 antara lain adalah laptop,
81
LCD, printer, persediaan kertas dan spidol, dan fasilitas Wi-Fi. Sekolah
memiliki beberapa laptop inventaris, dan hanya beberapa guru yang
menggunakan laptop tersebut sedangkan sebagian besar guru memiliki
laptop sendiri. LCD terpasang di kelas untuk memudahkan guru dalam
menyampaikan materi pembelajaran. Sekolah menyediakan 2-3 buah
printer untuk digunakan guru. Penggunaan printer sangat boros dan
cepat rusak karena digunakan setiap hari. Adanya printer sangat
dibutuhkan terutama ketika pembuatan rapor. Fasilitas Wi-Fi
memudahkan guru untuk mencari materi saat mengajar, antara lain
materi sains dan arti kata-kata sukar.
c. Pelaksanaan Kurikulum 2013 di Kelas IVB SDN Tlacap
Pelaksanaan Kurikulum 2013 di Kelas IVB teramati saat peneliti
melakukan kegiatan observasi pada tanggal 13 sampai 26 November
2015. Pembelajaran dilakukan dengan tema 5 (Pahlawanku). Selama
observasi, pembelajaran mencakup subtema 1 (Perjuangan Para
Pahlawan), subtema 2 (Pahlawanku Kebanggaanku), dan subtema 3
(Sikap Kepahlawanan). Observasi dilakukan selama 8 kali kegiatan
pembelajaran.
Guru menggunakan Pendekatan Saintifik dalam pembelajaran
sehari-hari. Kegiatan 5M dalam Pendekatan Saintifik sudah dilakukan
di kelas IVB. Guru mempersiapkan RPP terlebih dahuliu sebelum
mengajar. Apabila pada pertemuan berikutnya akan dilakukan
percobaan, maka guru akan mengumumkannya terlebih dahulu kepada
82
siswa. Jika alat dan bahan percobaan yang dibutuhkan cukup banyak,
guru meminta siswa untuk membawa sendiri. Alat dan bahan percobaan
sebisa mungkin tidak memberatkan siswa dan harganya terjangkau.
Beberapa alat dan bahan percobaan bisa diperoleh dari koperasi
sekolah. Terkadang guru juga menyediakan sendiri alat dan bahan yang
diperlukan.
1) Kegiatan Mengamati
Kegiatan mengamati sudah sering dilakukan di kelas. Kegiatan
mengamati juga dilakukan dengan cara membandingkan. Contoh
kegiatan mengamati yang sudah dilakukan siswa kelas IVB adalah
mengamati bagian-bagian bunga, mengamati seledri dalam air
berwarna, dan mengamati tulisan menggunakan kaca pembesar buatan
sendiri.
2) Kegiatan Menanya
Kegiatan menanya banyak dilakukan saat tanya jawab. Siswa dapat
memunculkan pertanyaan yang tidak terduga sehingga guru harus siap
dalam menjawab pertanyaan siswa. Sebagian besar siswa kelas IVB
sudah aktif dalam bertanya tetapi masih ada beberapa siswa yang masih
bersikap pasif. Siswa paling banyak mengajukan pertanyaan ketika
pelajaran Matematika dan IPA.
3) Kegiatan Mengumpulkan Informasi/ Mencoba
Kegiatan mengumpulkan informasi/ mencoba di kelas IVB
dilakukan dengan wawancara dan percobaan. Karya yang pernah dibuat
83
oleh siswa dalam kegiatan mencoba antara lain adalah bunga dari kertas
koran, gelang dari kertas lipat, gelas dari botol plastik, map buku dari
kertas HVS, kincir air, kincir angin, dan kaca pembesar.
4) Kegiatan Menalar/ Mengasosiasi
Belum semua siswa kelas IVB bisa melakukan penalaran/ asosiasi.
Guru masih harus membimbing siswa dalam membuat kesimpulan.
5) Kegiatan Mengkomunikasikan
Kegiatan mengkomunikasikan di kelas IVB dilakukan antara lain
dengan cara membaca hasil pekerjaan di depan kelas atau menempelkan
hasil pekerjaan di papan untuk dibandingkan. Kegiatan
mengkomunikasikan masih dilakukan di dalam kalangan kelas. Guru
masih belum melakukan penilaian proyek dalam bentuk pameran.
Kegiatan mengkomunikasikan yang pernah dilakukan oleh siswa antara
lain adalah membaca puisi, dan menceritakan pengalaman dalam materi
Bahasa Indonesia; menyanyi dalam materi kesenian.
Kepala Sekolah melakukan pemantauan terhadap pelaksanaan
Kurikulum 2013 di SDN Tlacap. Pemantauan dilakukan dengan cara
berkeliling di sekolah. Akan tetapi Kepala Sekolah tidak selalu masuk
ke dalam kelas saat melakukan pemantauan.
SDN Tlacap melakukan kerjasama dengan sekolah lain dalam
bentuk pendampingan dalam lingkup gugus. Satu gugus terdiri dari 6
sekolah. Pendampingan di dalam gugus ini dapat digunakan untuk
84
menyampaikan kesulitan yang dialami saat mengajar agar dapat
dipecahkan bersama.
Para guru di SDN Tlacap juga melakukan kerjasama. Kerjasama
yang dilakukan antara lain adalah adanya komunikasi antara guru kelas
A dan kelas B dalam tingkat kelas yang sama. Hal ini sangat membantu
dalam mengatasi ketika ada anak yang kurang disiplin atau
pembelajarannya lambat. Antara kelas A dan kelas B juga sering
melakukan pertukaran guru atau pertukaran siswa. Hal ini dilakukan
dengan tujuan agar kedua kelas dapat berjalan secara seiring. Para guru
juga melakukan sharing/ bertukar informasi di dalam forum. Guru
sering bekerja sama dalam pembuatan administrasi seperti silabus dan
RPP, juga dalam mempersiapkan alat dan bahan pembelajaran. Guru
juga sering melakukan pertukaran dalam penggunaan ruang kelas. Hal
ini dilakukan ketika suatu kelas membutuhkan fasilitas LCD sedangkan
di ruang kelasnya belum terpasang fasilitas tersebut.
SDN Tlacap melakukan evaluasi/ refleksi secara rutin mengenai
penerapan Kurikulum 2013. Evaluasi dilakukan setiap tahun ketika
supervisi PKG. Evaluasi lisan juga dilakukan ketika rapat guru.
Pengawas kecamatan ditugaskan di sekolah untuk mengawasi secara
periodik sehingga guru bisa berkonsultasi dan mendapatkan umpan
balik mengenai pelaksanaan Kurikulum 2013.
Tindak lanjut dari evaluasi/refleksi yang dilakukan terhadap
pelaksanaan Kurikulum 2013 antara lain adalah dengan diadakannya
85
pertemuan teknis setelah pengawas selesai mengobservasi kelas. Guru
yang dianggap masih belum menguasai cara pelaksanaan Kurikulum
2013 akan diikutkan di dalam workshop.
2. Pelaksanaan Penilaian Otentik di Kelas IVB SDN Tlacap
Peneliti memperoleh data mengenai pelaksanaan Penilaian Otentik
melalui kegiatan wawancara kepala sekolah dan guru, juga kegiatan
observasi di kelas IVB.
Menurut Kepala Sekolah, 80% guru sudah menguasai pelaksanaan
Penilaian Otentik. Penilaian Otentik di SDN Tlacap sudah mencakup
ketiga aspek kompetensi yaitu sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Guru
kelas IVB melakukan Penilaian Otentik hampir setiap hari. Guru
berpedoman pada Buku Guru dalam memilih jenis penilaian yang akan
digunakan. Jenis Penilaian Otentik yang sudah dilakukan di kelas IVB
antara lain adalah penilaian observasi dan catatan anekdot untuk
kompetensi sikap, penilaian tes tertulis dan penugasan untuk kompetensi
pengetahuan, dan penilaian unjuk kerja, penilaian produk dan portofolio
untuk kompetensi keterampilan.
Guru menyatakan bahwa pelaksanaan Penilaian Otentik di kelas IVB
masih belum sempurna. Penilaian dalam sehari tidak semua dilakukan oleh
guru dikarenakan keterbatasan waktu. Sebelum melakukan Penilaian
Otentik, guru mempersiapkan rubrik penilaian dengan melihat pada Buku
Guru. Guru juga mempersiapkan soal-soal yang akan diberikan kepada
siswa. Guru masih menggunakan lembar penilaian untuk melakukan
86
penilaian secara manual/ tertulis. Guru baru akan merekap hasil nilai
menggunakan komputer ketika akan pembagian rapor. Guru jarang
melakukan kegiatan remedial saat penilaian harian dikarenakan waktu
yang terbatas dan lebih banyak digunakan untuk mengejar materi.
Kegiatan remedial hanya dilakukan saat UTS dan Ujian Akhir jika
memang diperlukan. Kerjasama antar guru kelas dalam hal Penilaian
Otentik dilakukan dalam pembuatan soal-soal harian.
a. Penilaian Otentik Kompetensi Sikap di Kelas IVB SDN Tlacap
Menurut Permendikbud Nomor 104 Tahun 2014, teknik penilaian
sikap yang dapat dilakukan antara lain adalah penilaian observasi,
penilaian diri, penilaian teman sebaya, dan penilaian jurnal (catatan
anekdot). Penilaian Sikap di Kelas IVB dilakukan beberapa kali dalam
seminggu. Guru tidak melakukan penilaian setiap hari karena dirasa
rumit. Dalam melakukan penilaian sikap guru lebih banyak
menggunakan teknik penilaian observasi. Guru menggunakan
instrumen penilaian sikap dengan berpedoman pada Buku Guru.
Berdasarkan Buku Tematik Terpadu Kurikulum 2013 Tema 5
(Pahlawanku) untuk SD/MI kelas IV (Buku Guru) halaman 151,
terdapat dua contoh penilaian sikap yang dapat dilakukan. Penilaian
sikap dapat dilakukan dalam bentuk deskripsi ataupun dalam bentuk
daftar ceklis. Penilaian sikap dengan daftar ceklis terbagi dalam 4
kualitas yaitu belum terlihat, mulai terlihat, mulai berkembang dan
sudah terlihat/membudaya.
87
Guru lebih banyak menggunakan metode daftar ceklis dalam
melakukan penilaian sikap harian.
1) Penilaian Observasi
Guru melakukan penilaian observasi secara mingguan. Guru
melakukan rekap penilaian observasi sikap selama seminggu. Penilaian
observasi sikap dilakukan guru setelah kegiatan pembelajaran.
Instrumen penilaian observasi sikap berpedoman pada Buku Guru.
Dalam melakukan penilaian, guru juga mempertimbangkan modus nilai
yang sudah sering muncul pada masing-masing anak. Jika sikap anak
dilihat sudah baik secara berkelanjutan, maka dianggap sudah
membudaya dan diberi nilai 4.
Guru mencantumkan kegiatan observasi sikap di dalam RPP. Di
dalam RPP 01, 02, 03, 04, 05, 06, dan 07 tercantum bahwa guru
melakukan kegiatan observasi dengan menggunakan daftar ceklis. Guru
melakukan penilaian sikap cinta tanah air, kerjasama, teliti, rasa ingin
tahu, kepahlawanan, dan pantang menyerah.
Tabel 34. Pelaksanaan Penilaian Sikap di Kelas IVB
Waktu Pelaksanaan Jenis Penilaian Aspek yang Dinilai
RPP 01
(13 November 2015)
Observasi menggunakan daftar
ceklis
Cinta tanah air, kerjasama, teliti
RPP 02
(16 November 2015)
Observasi menggunakan daftar
ceklis
Cinta tanah air, kerjasama, teliti
RPP 03
(20 November 2015)
Observasi menggunakan daftar
ceklis
Cinta tanah air dan kerjasama
RPP 04
(21 November 2015)
Observasi menggunakan daftar
ceklis
Cinta tanah air dan kerjasama
RPP 05
(23 November 2015)
Observasi menggunakan daftar
ceklis
Teliti, rasa ingin tahu dan
kepahlawanan
RPP 06
(26 November 2015)
Observasi menggunakan daftar
ceklis
Teliti, rasa ingin tahu dan
kepahlawanan
88
2) Penilaian Diri dan Penilaian Teman Sebaya
Guru kelas IVB menyatakan belum pernah melakukan penilaian
diri maupun penilaian teman sebaya. Ketika diwawancara, semua siswa
juga menyatakan belum pernah diminta untuk melakukan penilaian diri
dan penilaian teman sebaya.
3) Penilaian Jurnal/ Catatan Anekdot
Guru menyatakan penilaian jurnal/ catatan anekdot hanya
dilakukan ketika ada kejadian yang sifatnya insidental. Catatan anekdot
berisi deskripsi peristiwa yang terjadi, seperti jika ada siswa yang
berkelahi atau datang terlambat. Guru tidak menggunakan instrumen
catatan anekdot yang baku karena hanya berisi tulisan guru sendiri.
Manfaat dari catatan anekdot adalah sebagai dokumentasi dari kejadian-
kejadian sebelumnya, juga sebagai masukan bagi guru sebelum
melakukan tindakan/ bimbingan pada siswa. Selama dilakukan
penelitian, guru tidak membuat catatan anekdot apapun.
b. Penilaian Otentik Kompetensi Pengetahuan di Kelas IVB SDN
Tlacap
Penilaian pengetahuan di kelas IVB dilakukan setiap hari. Guru
menggunakan teknik penilaian pengetahuan berupa tes tertulis,
observasi diskusi dan penugasan. Teknik penilaian ini sesuai dengan
Permendikbud Nomor 104 Tahun 2014. Guru tidak menggunakan
instrumen karena penilaian pengetahuan dilakukan dengan skor angka.
89
1) Penilaian Tes Tertulis
Guru melakukan penilaian tes tertulis setiap hari dengan
menyesuaikan pembelajaran. Soal penilaian harian diambil dari buku
paket. Untuk soal matematika guru sering mengembangkan sendiri.
Guru juga sering menggunakan LKS dari penerbit Yudhistira dalam
pemberian soal. Dalam tes harian guru menggunakan soal isian singkat
dan uraian. Soal uraian bermanfaat untuk menggali informasi dari siswa
dan mengukur kedalaman pemahaman siswa karena pertanyaannya
yang bersifat terbuka. Di kelas IVB masih ada kurang lebih 5 anak yang
mengalami kesulitan dalam mengerjakan soal uraian dan belum bisa
menjelaskan dengan lengkap (jawaban melenceng dari yang
diharapkan).
Tabel 35. Pelaksanaan Tes Tertulis di Kelas IVB
Waktu Pelaksanaan Materi Keterangan
13 November 2015
(RPP 01)
Pertambahan dan
pengurangan pecahan
desimal
Guru menjelaskan cara mengerjakan cara
mengerjakan soal dan menyampaikan waktu
pengerjaan soal. Guru tidak langsung
mengoreksi hasil pekerjaan siswa. Guru
juga tidak memberikan umpan balik kepada
siswa.
20 November 2015
(RPP 03)
Mengubah pecahan biasa
menjadi persen
Tes dilakukan dalam bentuk kuis “Poin-
poinan”.
Siswa mengoreksi sendiri hasil
pekerjaannya sehingga dibutuhkan
kejujuran siswa. Siswa langsung
mengetahui hasil nilainya. Siswa juga
langsung dapat mengetahui jawaban dan
cara mengerjakan soal dengan benar. Guru
mencatat hasil nilai siswa. Guru juga
memberikan umpan balik kepada siswa
berupa pujian dan penguatan.
90
Waktu Pelaksanaan Materi Keterangan
23 November 2015 Mengubah pecahan biasa
menjadi pecahan desimal
dan persen
Guru menjelaskan cara mengerjakan soal
dan batas waktu pengerjaan. Guru mencatat
hasil nilai siswa tetapi tidak memberikan
umpan balik dari hasil penilaian.
24 November 2015 Pembulatan bilangan
desimal
Tes dilakukan dalam bentuk kuis “Poin-
poinan”.
Pada akhir kuis guru mencatat hasil nilai
siswa dan memberikan umpan balik
berdasarkan hasil kuis.
26 November 2015
(RPP 07)
Penjumlahan dan
pengurangan bilangan
bulat
Tes dilakukan dalam bentuk kuis “Poin-
poinan.”
Guru menuliskan soal satu persatu di papan
tulis. Setelah kuis berakhir guru mencatat
hasil nilai siswa dan memberikan umpan
balik. Guru memberikan perhatian khusus
kepada salah satu siswa yang hasil kuisnya
mendapatkan nilai 0.
26 November 2015
(RPP 07)
Penjumlahan dan
pengurangan bilangan
bulat dengan angka
puluhan
Guru menjelaskan cara pengerjaan tes. Guru
juga memberikan bimbingan bagi siswa
yang tidak bisa mengerjakan soal. Guru
mengoreksi hasil pekerjaan siswa satu
persatu. Sisa diberi kesempatan untuk
membetulkan hasil pekerjaannya di rumah
sebagai PR.
Tes Lisan
23 November 2015
Perubahan satuan panjang Tes lisan ini sifatnya insidental karena pada
awalnya direncanakan sebagai tes tertulis.
Guru menuliskan soal di papan tulis satu-
persatu dan siswa menjawab dengan
mengacungkan tangan. Guru menuliskan
jumlah poin yang didapat siswa di papan
tulis. Guru memberikan umpan balik dan
penguatan di sela-sela pelaksanaan kuis.
Guru juga mencatat hasil nilai siswa.
Dari tujuh tes yang dilakukan selama dilakukan penelitian,
semuanya merupakan soal matematika. Tiga pelaksanaan tes tidak
sesuai dengan RPP. Pelaksanaan tes tertulis berupa kuis “Poin-poinan”
sering dilakukan oleh guru karena siswa menyukai metode kuis
tersebut. Guru sudah sering memberikan umpan balik secara lisan.
91
Sekolah mengadakan Ulangan Harian Bersama setiap akhir sub
tema. SDN Tlacap menggunakan jasa penerbit dalam pembuatan soal
Ulangan Harian Bersama. Hal ini memudahkan guru karena tidak harus
membuat soal sendiri. Soal Ulangan Harian Bersama terdiri dari
jawaban singkat dan uraian. Ulangan Harian Bersama dilakukan dalam
satu hari (satu penggalan pagi, dari masuk hingga istirahat pertama).
Akan tetapi, soal Ulangan Harian Bersama dari penerbit sering datang
terlambat. Untuk saat ini kelas IVB sudah menyelesaikan tema 4 tetapi
soal Ulangan Harian Bersama untuk tema 4 belum datang.guru
memutuskan akan melakukan Ulangan Harian Bersama menjelang
Ujian Akhir Semester.
Untuk pelaksanaan Ujian Tengah Semester dan Ujian Akhir,
sekolah mengirimkan dua guru sebagai tim pembuat soal. Tim pembuat
soal terdiri dari guru-guru SD se-Kabupaten Sleman yang menggunakan
Kurikulum 2013.
2) Penilaian Observasi Diskusi, Tanya Jawab dan Percakapan
Guru menyatakan terkadang melakukan penilaian observasi
diskusi, tanya jawab dan percakapan ketika siswa melakukan kegiatan
diskusi. Guru menilai keaktifan, penggunaan bahasa dalam
menyampaikan pendapat, dan isi. Guru membuat catatan ketika siswa
melakukan diskusi, dan akan direkap pada akhir pembelajaran. Guru
menggunakan instrumen penilaian yang ada di Buku Guru. Penilaian
92
observasi diskusi, tanya jawab dan percakapan tidak ditemukan selagi
dilakukannya penelitian.
3) Penilaian Penugasan
Penilaian penugasan dilakukan kurang lebih tiga kali dalam
seminggu. Dalam memberikan penugasan guru sering menggunakan
LKS Yudistira. Tetapi tidak semua siswa memiliki LKS karena LKS
tidak wajib untuk dibeli. Penugasan dinilai dengan menggunakan skor
angka.
Tabel 36. Pelaksanaan Penilaian Penugasan di Kelas IVB
Waktu Pelaksanaan Tugas Keterangan
21 November 2015 Membuat peta tematik
Indonesia berisi nama-
nama pahlawan Nasional
Guru menjelaskan kepada
siswa mengenai tugas yang
harus dikerjakan dan
membagikan kertas HVS
untuk mengerjakan. Akan
tetapi di tengah pengerjaan
guru meninggalkan
sekolah untuk keperluan
lain sehingga pelaksanaan
penilaian menjadi kurang
maksimal.
23 November 2015 Mengerjakan soal dengan
materi perubahan satuan
panjang
Tugas ini dikerjakan di
rumah. Soal diambil dari
LKS Yudhistira, tetapi
guru juga menuliskan
soalnya di papan tulis
untuk dicatat oleh siswa
yang tidak memiliki LKS.
24 November 2015 Pengoreksian tugas
tanggal 23 November
2015 (perubahan satuan
panjang)
Guru menuliskan jawaban
di papan tulis dan siswa
mengoreksi hasil
pekerjaannya masing-
masing. Guru mencatat
nilai siswa dan
memberikan umpan balik
secara lisan.
93
Waktu Pelaksanaan Tugas Keterangan
24 November 2015 Mengerjakan soal dengan
materi luas bangun datar
dengan perubahan satuan
panjang
Siswa secara berpasangan
diminta mengerjakan 4
dari 5 soal yang
disediakan. Hasil
pekerjaan langsung
dikoreksi dan dicatat
nilainya. Guru
memberikan umpan balik
kepada siswa.
Dari tiga penugasan yang diberikan, dua diantaranya adalah tugas
matematika. Semua tugas tidak tercantum di dalam RPP. Guru sudah
sering memberikan umpan balik terhadap hasil pekerjaan siswa.
Dalam penilaian pengetahuan yang ditemukan selama dilakukan
penelitian, sebagian besar merupakan soal matematika. Hanya satu
tugas yang merupakan materi IPS (pembuatan peta tematik). Guru lebih
mengutamakan pemberian materi matematika dibandingkan muatan
materi yang lain. Guru menyatakan hal ini dilakukan untuk mengejar
materi sebelum pelaksanaan Ulangan Akhir Semester.
c. Penilaian Otentik Kompetensi Keterampilan di Kelas IVB SDN
Tlacap
Penilaian keterampilan dilakukan dengan menggunakan rubrik
yang ada di Buku Guru. Guru tidak selalu menilai keterampilan siswa
secara individu. Untuk keterampilan yang rumit guru melakukan
penilaian secara kelompok. Teknik penilaian keterampilan yang sudah
digunakan adalah penilaian unjuk kerja, penilaian produk, portofolio
dan penilaian menulis. Dalam data rekap penilaian keterampilan, guru
94
menyatakan penilaian dalam bentuk angka, sedangkan di dalam rapor
dinyatakan dalam bentuk deskripsi.
1) Penilaian Unjuk Kerja/ Kinerja/ Praktik
Guru melakukan penilaian unjuk kerja setiap minggu. Penilaian
unjuk kerja dilakukan antara lain dalam muatan pelajaran IPA (kegiatan
percobaan), Bahasa Indonesia (menceritakan) dan SBdP (menyanyi).
Penilaian unjuk kerja dalam muatan PJOK dilakukan oleh guru
penjasorkes. Unjuk kerja dinilai menggunakan rubrik yang ada di Buku
Guru.
Kelebihan dari penilaian unjuk kerja adalah guru dapat menilai
siswa satu persatu dengan teliti. Guru juga dapat sekaligus menilai
sikap anak, sebagai contoh menilai keberanian anak saat maju di depan
kelas. Melalui unjuk kerja guru juga dapat menilai keterampilan
berbicara anak. Hasil penilaian unjuk kerja lebih lengkap jika
dibandingkan dengan penilaian tertulis.
Tabel 37. Pelaksanaan Penilaian Unjuk Kerja di Kelas IVB
Waktu Pelaksanaan Kegiatan Keterangan
16 November 2015
(RPP 02)
Percobaan “Berkomunikasi
Menggunakan Cahaya dan
Cermin”
Guru memfasilitasi siswa mulai dari
menjelaskan langkah-langkah
percobaan, mempersiapkan alat dan
bahan, pelaksanaan percobaan dan
penulisan laporan percobaan. Hasil
laporan dikumpulkan sehingga siswa
tidak langsung mendapat umpan
balik dari hasil pekerjaannya.
Kegiatan unjuk kerja ini dinilai
menggunakan rubrik di Buku Guru
halaman 36.
95
Waktu Pelaksanaan Kegiatan Keterangan
21 November 2015
(RPP 04)
Percobaan “Membuat Lup” Guru memfasilitasi siswa dengan
cara menjelaskan langkah-langkah
percobaan, mempersiapkan alat dan
bahan, pelaksanaan percobaan dan
penulisan laporan percobaan. Setelah
laporan dikumpulkan, guru
melakukan penilaian dan
memberikan umpan balik mengenai
hasil percobaan dan penguatan
materi. Kegiatan unjuk kerja ini
dinilai menggunakan rubrik di Buku
Guru halaman 51.
Dari dua kegiatan unjuk kerja yang teramati selama masa
penelitian, semuanya merupakan kegiatan percobaan IPA. Semua
kegiatan unjuk kerja tercantum di dalam RPP. Guru membantu dan
memfasilitasi siswa dalam semua langkah kegiatan percobaan. Kedua
kegiatan unjuk kerja dinilai menggunakan rubrik yang berpedoman
pada Buku Guru. Guru hanya memberikan umpan balik pada salah satu
kegiatan unjuk kerja.
2) Penilaian Produk
Penilaian produk biasanya dilakukan dua sampai tiga kali dalam
satu tema. Penilaian produk disesuaikan dengan materi yang diajarkan.
Guru sering meminta siswa untuk membuat produk di rumah. Guru
biasanya hanya menilai hasil produk dan tidak menilai proses
pembuatan produk karena siswa mengerjakan di rumah. Pameran hasil
karya siswa belum pernah dilakukan di kelas IVB dikarenakan waktu
yang terbatas. Produk yang pernah dibuat oleh siswa antara lain adalah
kincir angin, kincir air, gelang dari kertas, bunga dari kertas koran,
96
anyaman, celengan dari kardus atau botol bekas, gelas dari botol
plastik, dan tempat pensil.
Pembuatan karya/ produk dapat merangsang siswa untuk kreatif
karena siswa dibebaskan untuk menggali kreativitasnya. Meski
demikian, pembuatan karya membutuhkan waktu yang lama sehingga
terkadang siswa tidak tepat waktu dalam mengumpulkan hasil
karyanya. Ketika karya dibuat secara berkelompok, guru tidak bisa
mengetahui jika ada siswa yang tidak ikut mengerjakan.
Tabel 38. Pelaksanaan Penilaian Produk di Kelas IVB
Waktu
Pelaksanaan Produk yang Dibuat Keterangan
19 November
2015
Bunga dari kertas
koran
Guru membimbing siswa dari tahap persiapan
(memeriksa alat dan bahan, memberikan contoh
cara pembuatan) dan pelaksanaan pembuatan
karya (memeriksa dan memberikan saran pada
siswa). Hasil karya siswa dikumpulkan di meja
dan tidak langsung dinilai oleh guru. Siswa
tidak langsung mendapat umpan balik dari hasil
pekerjaannya.
23 November
2015
(RPP 05)
Poster Rempah-
Rempah yang berisi
gambar, ciri-ciri
dan manfaat dari
satu jenis rempah-
rempah.
Poster dibuat menggunakan lembaran kertas
lipat yang dibagikan oleh guru. Siswa memilih
jenis rempah-rempah yang akan dibuat poster
dari buku bacaan bertema rempah-rempah yang
dibagikan oleh guru. Guru menjelaskan tugas
yang harus dilakukan dan batas waktu
pengerjaan. Guru membimbing siswa dalam
proses pembuatan poster. Hasil poster
ditempelkan di papan belakang kelas. Guru
tidak langsung menilai hasil pekerjaan siswa
dan tidak langsung memberikan umpan balik.
26 November
2015
(RPP 06)
Kartu Ucapan
Terima Kasih pada
Pahlawan
Kartu ucapan dibuat pada kertas HVS
berwarna. Guru memberikan bimbingan kepada
siswa dalam mengerjakan. Hasil karya yang
sudah jadi ditempelkan di papan belakang
kelas. Guru belum melakukan penilaian dan
belum memberikan umpan balik terhadap hasil
pekerjaan siswa. Hasil karya dinilai dengan
daftar periksa sesuai di Buku Guru halaman 98.
97
Dari tiga produk yang dibuat, salah satunya tidak tercantum di
dalam RPP. Guru tidak memberikan umpan balik kepada siswa
mengenai hasil pekerjaannya. Akan tetapi, semua karya dipamerkan di
dalam kelas, bunga kertas yang dibuat siswa dikumpulkan dan dipajang
pada satu meja khusus di depan kelas, sedangkan hasil poster dan kartu
ucapan terima kasih ditempelkan di bagian belakang kelas. Dengan
demikian siswa dapat dengan mudah melihat hasil pekerjaannya dan
hasil pekerjaan teman-temannya, dan memotivasi siswa agar dapat
membuat karya yang lebih baik lagi.
3) Penilaian Portofolio dan Keterampilan Menulis
Portofolio di kelas IVB berbentuk buku yang dibuat dari kertas
HVS berwarna yang dilipat dan dijepit. Satu buku portofolio digunakan
untuk satu tema. Menurut guru, penilaian portofolio dilakukan kurang
lebih dua kali dalam seminggu.
Portofolio lebih terfokus pada penilaian proses. Dalam portofolio,
guru seharusnya mengomentari hasil pekerjaan siswa di bagian bawah
lembar kerja, memberikan catatan mengenai apa kekurangan dan
kelebihan dari hasil pekerjaan anak dengan harapan siswa dapat
memperbaiki pada penilaian selanjutnya. Penilaian portofolio bersifat
berkelanjutan. Penilaian portofolio yang sudah dilakukan di kelas IVB
antara lain adalah menceritakan isi buku, membuat poster, dan
membuat puisi.
98
Melalui penilaian portofolio hasil karya siswa bisa terdokumentasi
dengan baik sehingga dapat diketahui perkembangannya. Siswa dapat
mengetahui kekurangannya sehingga bisa memperbaiki di tugas
selanjutnya. Akan tetapi, penilaian portofolio membuat tugas guru
dalam menilai pekerjaan siswa menjadi semakin banyak karena guru
harus mengomentari hasil pekerjaan siswa satu demi satu.
Melalui portofolio guru juga menilai keterampilan menulis siswa.
Hasil portofolio yang sudah dibuat untuk siswa terkait dengan
keterampilan menulis antara lain adalah menceritakan kembali,
membuat cerita pengalaman, dan menuliskan daur hidup hewan. Guru
menyatakan kurang-lebih 30% siswa di kelas IVB masih memiliki
keterampilan menulis yang kurang, sedangkan siswa lainnya sudah bisa
bekerja sendiri.
Guru menggunakan instrumen dari Buku Guru dalam melakukan
penilaian portofolio. Siswa belum terlalu paham tentang penilaian
portofolio. Guru sudah menyampaikan kepada siswa mengenai buku
portofolio tetapi siswa belum terlalu memahaminya. Ketika peneliti
mewawancara siswa kelas IVB, semua siswa menyatakan bahwa
mereka belum pernah mendengar mengenai penilaian portofolio. Guru
juga belum pernah menawarkan kepada siswa untuk terlibat di dalam
proses pembuatan dan penilaian portofolio. Pihak orang tua juga belum
dilibatkan di dalam pelaksanaan penilaian portofolio. Guru sudah
memberikan laporan hasil Ujian Tengah Semester dan Ujian Akhir
99
kepada orangtua, akan tetapi guru belum melaporkan aspek penilaian
yang lain kepada orangtua. Selama penelitian berlangsung, guru belum
melakukan penilaian terhadap hasil pekerjaan portofolio anak.
Tabel 39. Pelaksanaan Penilaian Portofolio di Kelas IVB
Waktu Pelaksanaan Materi Keterangan
26 November 2015
(RPP 06)
Cermin Datar, Cermin
Cekung dan Cermin
Cembung
Siswa melakukan pengamatan
dengan cermin datar dan sendok
sebagai cermin cekung dan cermin
cembung. Siswa menjawab
pertanyaan-pertanyaan mengenai
hasil pengamatan, jawaban dituliskan
pada buku portofolio. Sebelum
kegiatan percobaan dimulai, guru
tidak menjelaskan terlebih dahulu
mengenai portofolio. Buku
portofolio siswa kembali
dikumpulkan setelah siswa selesai
mengerjakan. Guru tidak langsung
menilai hasil pekerjaan siswa. Guru
juga belum memberikan umpan
balik.
Dalam penilaian keterampilan yang ditemukan selama dilakukan
penelitian, penilaian bervariasi dengan berbagai cakupan mata
pelajaran. Penilaian unjuk kerja lebih banyak berfokus pada muatan
materi IPA, dan penilaian produk banyak terfokus pada muatan materi
SBdP. Di dalam portofolio guru banyak melakukan penilaian pada
muatan Bahasa Indonesia khususnya keterampilan menulis siswa.
100
3. Hambatan yang Dialami oleh Guru Kelas IVB dalam Pelaksanaan
Penilaian Otentik
a. Hambatan yang dialami dalam pelaksanaan Kurikulum 2013 di
SDN Tlacap
1) Kebutuhan ATK yang melonjak sehingga pihak sekolah harus
meningkatkan anggaran untuk pembelian kebutuhan ATK seperti
kertas, spidol, dan biaya fotokopi.
2) Fasilitas LCD yang belum terpenuhi untuk semua kelas. Untuk itu
guru saling bekerja sama dan sering bertukar penggunaan kelas
yang memiliki fasilitas LCD
3) Guru yang masih pasif mengalami kesulitan dalam mengajar
dengan Kurikulum 2013. Hal ini diatasi dengan mengikutkan
guru ke dalam workshop. Pengawas dari LPMP memberi
masukan kepada guru baik dalam hal pembelajaran maupun
kelengkapan administrasi. Dinas Pendidikan Kabupaten Sleman
juga memberikan pendampingan SKB kepada guru SDN Tlacap.
Para guru juga berinisiatif untuk mencari sendiri tambahan
informasi mengenai Kurikulum 2013 melalui internet dan saling
bertukar informasi antar guru.
4) Pembuatan RPP yang lebih rumit karena harus mencantumkan
tahapan proses pembelajaran. Karena itu guru mengadakan
kerjasama dengan sesama guru dalam satu sekolah maupun
sekolah lain dalam pembuatan RPP.
101
5) Beberapa siswa yang kurang aktif dalam kegiatan pembelajaran
baik dalam kegiatan individu maupun kelompok. Hal ini diatasi
dengan pemberian tambahan pelajaran setelah jam pembelajaran
berakhir. Tambahan pelajaran dilakukan kurang lebih seminggu
dua kali, dan pelaksanaannya dibantu oleh mahasiswa yang
sedang PPL di SDN Tlacap.
6) Alokasi waktu pembelajaran yang kurang dengan materi pelajaran
yang banyak. Demi kelancaran pelaksanaan proses pembelajaran
terkadang guru harus mempercepat pemberian materi karena
banyaknya jumlah materi yang harus diajarkan dengan waktu
yang terbatas. Guru lebih banyak memberikan materi dengan
muatan matematika dan IPA.
b. Hambatan yang dialami dalam pelaksanaan Penilaian Otentik di
Kelas IVB antara lain adalah:
1) Guru sering mengalami kesulitan karena harus melakukan banyak
penilaian dalam beberapa Kompetensi Dasar dengan waktu yang
terbatas. Jika guru belum melakukan penilaian di satu
Kompetensi Dasar, maka guru akan melakukan penilaian tersebut
pada pembelajaran berikutnya yang memuat KD yang sama.
2) Guru harus melakukan penilaian beberapa sikap dalam satu hari
dengan jumlah siswa yang cukup banyak. Dalam penilaian sikap
guru mengamati sikap anak secara global. Guru memilih siapa
saja siswa dengan sikap paling tinggi dan diberi nilai 3, dan siapa
102
saja siswa dengan sikap paling rendah dan diberi nilai 1,
sedangkan sisanya dianggap rata-rata dan diberi nilai 2.
3) Banyaknya pekerjaan siswa yang harus dinilai membuat guru
mengalami kesulitan. Dibutuhkan komitmen dan kesanggupan
dari guru untuk mengoreksi hasil pekerjaan siswa yang cukup
banyak.
4) Guru terkadang mengalami kesulitan dalam memberikan
penugasan kepada siswa karena tidak semua siswa memiliki LKS
yang digunakan guru untuk memberi penugasan. Karena itu guru
sering menuliskan soal-soal penugasan di papan tulis atau
memfotokopi LKS dan dibagikan kepada siswa.
5) Banyaknya tugas dalam kompetensi keterampilan membuat guru
terkadang meminta siswa untuk mengerjakan tugas tersebut di
rumah. Akan tetapi dengan demikian guru menjadi tidak bisa
yakin mengenai originalitas karya yang dibuat oleh siswa di
rumah.
D. Pembahasan Hasil Penelitian
1. Pemahaman Guru Kelas IVB SDN Tlacap Mengenai Penilaian
Otentik dalam Kurikulum 2013
SDN Tlacap merupakan salah satu dari 13 sekolah dasar di
Kabupaten Sleman yang menjadi SD perintis pelaksanaan Kurikulum
2013. SDN Tlacap sudah menerapkan Kurikulum 2013 sejak tahun
ajaran 2013/2014. Guru kelas IVB SDN Tlacap sudah memiliki
103
pemahaman yang memadai mengenai Kurikulum 2013. Pemahaman guru
mengenai Kurikulum 2013 tidak hanya diperoleh melalui diklat, tetapi
juga melalui forum dan sharing yang dilakukan dengan sesama guru
dalam satu sekolah maupun dengan guru dari sekolah lain.
Pendampingan dan pengawasan juga terus dilakukan secara rutin oleh
Dinas Pendidikan untuk mendukung kelancaran pelaksanaan Kurikulum
2013 di SDN Tlacap.
Menurut Permendikbud Nomor 57 Tahun 2014, pembelajaran
dalam Kurikulum 2013 mencakup 4 kompetensi yaitu kompetensi sikap
spiritual, kompetensi sikap sosial, kompetensi pengetahuan dan
kompetensi keterampilan. Pembelajaran dalam Kurikulum 2013 di
Sekolah Dasar dilakukan dengan pendekatan tematik terpadu. Guru
menggunakan silabus sebagai panduan pembuatan RPP sebelum
melaksanakan pembelajaran dengan Kurikulum 2013. Silabus yang
digunakan oleh guru kelas IVB adalah Silabus Kurikulum 2013 Sekolah
Dasar/ Madrasah Ibtidaiyah yang dikeluarkan oleh pemerintah. Guru
belum melakukan perubahan apapun terhadap silabus yang digunakan.
a. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
RPP yang dibuat oleh guru sudah sesuai dengan komponen dan
sistematika RPP sebagaimana tercantum dalam Permendikbud Nomor
103 Tahun 2014. Di dalam RPP guru sudah mencantumkan Identitas
Sekolah, Kompetensi Inti, Kompetensi Dasar, Indikator, Tujuan
Pembelajaran, Materi Pembelajaran, Metode dan Pendekatan
104
Pembelajaran, Media Alat dan Sumber Pelajaran, Langkah-langkah
Kegiatan Pembelajaran, dan Penilaian. Kegiatan pembelajaran terbagi
dalam tiga langkah yaitu kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan
kegiatan penutup. Kegiatan penilaian dijabarkan dalam bentuk teknik dan
instrumen penilaian. Guru mencantumkan penilaian untuk ketiga
kompetensi yaitu kompetensi sosial, pengetahuan dan keterampilan.
Meski demikian, terdapat beberapa perbedaan antara perencanaan
pembelajaran di dalam RPP dengan pelaksanaan di dalam kelas.
Perbedaan tersebut antara lain adalah:
1) Materi Pembelajaran yang tercantum di dalam RPP tidak selalu
diajarkan oleh guru. Sebagai contoh dalam RPP 01 Materi
Pembelajaran yang tercantum adalah Perjuangan Mahapatih Gajah
Mada dan Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan Desimal.
Dalam pelaksanaannya guru hanya memberikan materi
Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan Desimal kepada siswa,
sedangkan materi Perjuangan Mahapatih Gajah Mada tidak
diajarkan kepada siswa.
2) Media Alat dan Bahan Pembelajaran yang dituliskan di dalam RPP
tidak selalu digunakan oleh guru dalam kegiatan belajar. Sebagai
contoh dalam RPP 04 Media Alat dan Bahan yang digunakan
adalah: berbagai bahan bacaan tentang Sultan Iskandar Muda dan
peralatan untuk percobaan kaca pembesar. Dalam pelaksanaannya
guru menggunakan peralatan untuk percobaan kaca pembesar tetapi
105
guru tidak menggunakan bahan bacaan tentang Sultan Iskandar
Muda.
3) Guru tidak selalu melakukan penilaian sebagaimana yang
tercantum di dalam RPP. Di dalam RPP guru mencantumkan tiga
jenis penilaian yaitu sikap, pengetahuan dan keterampilan. Dalam
pelaksanaannya guru terkadang hanya melakukan dua jenis
penilaian saja.
b. Pendekatan Saintifik
Kurikulum 2013 mengutamakan penggunaan Pendekatan
Saintifik dengan lima langkah pembelajaran (mengamati, menanya,
mengumpulkan informasi/mencoba, menalar/mengasosiasi, dan
mengkomunikasikan). Kelima langkah pembelajaran ini dilakukan
dengan tujuan agar siswa dapat memperoleh sendiri pengetahuannya.
Pelaksanaan pembelajaran dengan Pendekatan Saintifik di kelas IVB
sudah berlangsung dengan cukup baik. Lima langkah pembelajaran
dilakukan hampir setiap hari dalam proses pembelajaran. Kegiatan
mengamati, menanya dan mengumpulkan informasi/mencoba banyak
dilakukan dalam kegiatan percobaan sains dan pembuatan karya. Akan
tetapi siswa masih membutuhkan banyak bimbingan dari guru terutama
dalam proses menalar/ mengasosiasi. Kegiatan mengkomunikasikan
banyak dilakukan dalam bentuk display karya di dalam kelas.
106
2. Penilaian Otentik di Kelas IVB SDN Tlacap
Kegiatan penilaian (assessment) memiliki kaitan yang sangat erat
dengan kegiatan pembelajaran. Sebagaimana yang dinyatakan Payne
dalam bukunya Applied Educational Assessment (2003:119). “For the
most part instructional and assessment objectives will be the same.
Performance assessment represents an opportunity to integrate the
cognitive, affective and phsychomotor aspects of instruction”. Pada
dasarnya kegiatan pembelajaran dan objek dalam penilaian merupakan
hal yang sama. Penilaian otentik mengintegrasikan pembelajaran dalam
aspek kognitif, afektif, dan psikomotor.
Melalui penilaian otentik guru dapat langsung mengetahui
pemahaman dan kemampun akademik siswa. Bass (2009:140)
menyatakan bahwa, “By observing students while they work, asking key
questions, examining the performance and products of students, and
administering assessment tasks of various designs, teachers can
ascertain the quality of students’ conceptual understanding and ability to
use inquiry strategies.”. Guru dapat mengetahui pemahaman konsep
siswa dan kemampuan mereka dengan cara mengobservasi siswa saat
bekerja, menanya, menilai kinerja dan karya siswa, dan melakukan
berbagai jenis penilaian. Dengan demikian guru akan memperoleh lebih
banyak informasi yang akurat mengenai pencapaian siswa dibandingkan
penilaian tradisional yang berupa tes tertulis. Menurut Permendikbud
107
Nomor 104 Tahun 2014, lingkup penilaian hasil belajar mencakup
kompetensi sikap, pengetahuan dan keterampilan.
a. Penilaian Kompetensi Sikap
Penilaian kompetensi sikap dapat dilakukan melalui observasi
sikap siswa, penilaian diri, penilaian teman sebaya, dan penilaian jurnal
(Permendikbud Nomor 104 Tahun 2014). Di kelas IVB, guru melakukan
penilaian sikap melalui observasi sikap siswa. Menurut Payne (2003:
302), “The best approach to assessing behavioral changes is direct
observation. The assessment of behaviors and outcomes in life-like and
realistic situations can supply us with some of the most valid data for
discussion making.” Cara terbaik untuk menilai sikap adalah melalui
observasi langsung. Penilaian akan lebih valid karena didapat melalui
situasi nyata ketika siswa melakukan kegiatan belajar. Guru juga dapat
mengetahui perkembangan sosial dan emosional siswa.
Instrumen penilaian sikap yang digunakan oleh guru adalah skala
angka (numerical scales) dari 1 sampai 4. Meskipun di dalam RPP
tertulis bahwa penilaian sikap dilakukan setiap hari, tetapi guru
melakukan penilaian sikap satu kali dalam seminggu. Hal ini dilakukan
karena penilaian sikap setiap hari masih dirasa terlalu berat untuk
dilakukan.
Penilaian diri dan penilaian teman sebaya belum pernah dilakukan
di kelas IVB. Hal ini dikarenakan keterbatasan waktu dan banyaknya
jenis penilaian lain yang harus dilakukan dalam kompetensi pengetahuan
108
dan keterampilan. Guru memiliki pemahaman yang memadai mengenai
catatan anekdot (jurnal). Akan tetapi penilaian dengan catatan anekdot
masih sangat jarang dilakukan oleh guru.
b. Penilaian Kompetensi Pengetahuan
Penilaian kompetensi pengetahuan merupakan jenis penilaian
yang sering diutamakan dalam kurikulum-kurikulum sebelumnya.
Penilaian yang mencakup ketiga jenis kompetensi dalam Kurikulum
2013 yang membedakannya dari kurikulum sebelumnya. Penilaian
kompetensi pengetahuan dalam Kurikulum 2013 juga memiliki beberapa
perbedaan. Penilaian kompetensi pengetahuan dilakukan melalui tes
tertulis, observasi diskusi, tanya jawab dan percakapan, dan penugasan
(Permendikbud Nomor 104 Tahun 2014).
Jenis soal tes tertulis yang digunakan adalah soal mensuplai
jawaban seperti isian singkat dan uraian/ esai. Musial menjelaskan
perbedaan antara soal isian singkat dan uraian dalam bukunya
Foundation of Meaningful Educational Assessment (2009: 143).
“Essay items allow students to communicate a unique,
constructed answer to a question. The major difference between essay
items and short-answer items is that a short-answer item focuses on a
highly specific response and greatly limits the degree of student
construction. Essay items allow students more choice in constructing
their answer and consequently permit greater individuality in their
responses.”
Soal esai membuat siswa mampu mengkomunikasikan suatu
jawaban yang unik dari sebuah pertanyaan. Perbedaan besar antara soal
esai dan jawaban singkat adalah bahwa soal jawaban singkat terfokus
109
pada jawaban yang spesifik dan sangat membatasi tingkat perkembangan
siswa. Sedangkan soal esai memungkinkan siswa untuk menuliskan
kesan pribadi mereka di dalam jawaban.
Melalui soal uraian guru dapat mengetahui tingkat pemahaman
siswa mengenai suatu materi. Akan tetapi pengoreksian hasil pekerjaan
siswa dengan soal uraian membutuhkan waktu yang lama. Jenis soal
memilih jawaban seperti pilihan ganda tidak digunakan di dalam
Penilaian Otentik. Penilaian kompetensi pengetahuan di kelas IVB masih
sangat terfokus pada materi matematika. Sebagian besar penilaian
kompetensi pengetahuan yang dilakukan selama penelitian berlangsung
mengandung muatan materi matematika.
c. Penilaian Kompetensi Keterampilan
Menurut Permendikbud Nomor 104 Tahun 2014, penilaian
kompetensi keterampilan meliputi unjuk kerja, penilaian projek,
penilaian produk, penilaian portofolio dan penilaian menulis.
Sebagaimana yang dinyatakan Musial (2009: 205).
“Performance-based assessment are tasks that permit student to
show in front of an observer and/or an audience both the processes that
they use and the products that they create. Types of activities that qualify
as performance-based assessments include developing and writing a
research report, solving a multi-step problem, conducting an experiment
or investigation, preparing a demonstration, debating an issue,
constructing a model, or creating a multimedia presentation. This
assessment challenges student to explore and solve open-ended, complex
problems. They give teachers the opportunity to evaluate a cognitive skill
while it is being performed.”
Penilaian unjuk kerja merupakan penilaian dimana siswa
menunjukkan proses pengerjaan ataupun produk/karya yang mereka buat.
110
Penilaian unjuk kerja juga meliputi menulis laporan penelitian,
menyelesaikan suatu masalah, melakukan eksperimen dan demonstrasi,
membuat model, dan melakukan presentasi. Jenis penilaian ini membuat
siswa tertantang untuk mengeksplorasi dan memecahkan masalah yang
kompleks. Melalui penilaian unjuk kerja guru dapat mengevaluasi
keterampilan kognitif siswa. Guru juga dapat menilai pemahaman
konseptual dan kemampuan inkuiri mereka.
Penilaian kompetensi keterampilan yang sudah dilakukan di kelas
IVB adalah penilaian unjuk kerja, penilaian produk, penilaian portofolio
dan penilaian menulis. Penilaian unjuk kerja di kelas IVB lebih banyak
dilakukan dengan kegiatan percobaan sains. Dalam penilaian produk
siswa banyak membuat karya keterampilan, seperti kerajinan dan poster.
Akan tetapi guru hanya menilai hasil jadi saja sehingga guru tidak
mengetahui proses pembuatan karya oleh siswa. Hasil karya yang
dipajang/ ditempel di area dalam kelas akan menumbuhkan rasa percaya
diri dan kebanggaan dalam diri siswa atas apa yang sudah mereka buat.
Penilaian portofolio sangat bermanfaat bagi guru maupun siswa
karena melalui portofolio perkembangan kemampuan anak dapat terlihat
melalui tugas-tugas yang dilakukan secara berkelanjutan. Kelas IVB
sudah melakukan penilaian portofolio. Meski demikian siswa belum
terlalu memahami apa itu portofolio dan kegunaannya. Dalam portofolio
siswa mengerjakan tugas-tugas seperti menceritakan isi buku dan
111
membuat puisi. Melalui portofolio guru juga melakukan penilaian
keterampilan menulis siswa.
3. Hambatan dalam Pelaksanaan Penilaian Otentik
Hambatan utama dalam pelaksanaan penilaian otentik di Kelas
IVB SDN Tlacap adalah terlalu banyaknya jumlah penilaian yang harus
dilakukan oleh guru, dengan waktu pengerjaan yang terbatas. Hal ini
menjadikan pelaksanaan penilaian otentik belum sempurna dan tidak
semua jenis penilaian bisa dilakukan oleh guru.
Menurut Musial (2009: 216-217), “Performance assessments take
a great deal of time to construct, complete, and score. As result,
performance assassments may require major changes to instructional
practice. Penilaian otentik membutuhkan banyak waktu dalam
pembuatan dan pelaksanaannya. Karena itu dibutuhkan perubahan dalam
desain kegiatan pembelajaran agar penilaian otentik dapat berjalan
dengan baik.
Guru masih sangat berpedoman pada Buku Guru dalam
melakukan penilaian dan belum banyak melakukan perubahan ataupun
penambahan, termasuk dalam hal pembuatan rubrik. Menurut Payne
(2003: 291), “Creating scoring rubrics requires considerable time and
energy. Collaboration among teachers during the developmental stages
can be very helpful.” Membuat rubrik penilaian membutuhkan banyak
waktu dan tenaga. Adanya kolaborasi antar guru akan sangat bermanfaat
dalam proses pengembangan rubrik.
112
Karena keterbatasan waktu guru sering meringkas/ merekap
penilaian yang dilakukan. Penilaian yang seharusnya dilakukan setiap
hari menjadi dilakukan satu kali dalam seminggu. Observasi yang
seharusnya dilakukan bersamaan dengan proses pembelajaran menjadi
dilakukan pada akhir pembelajaran.
Guru senantiasa berusaha untuk tetap melakukan penilaian otentik
sebagaimana yang ditetapkan di dalam Kurikulum 2013. Pendampingan
dan pengawasan masih terus dilakukan untuk membantu kelancaran
pelaksanaan Kurikulum 2013 di SDN Tlacap. Hal ini sangat membantu
meningkatkan kualitas pelaksanaan Kurikulum 2013, khususnya dalam
hal penilaian otentik.
E. Keterbatasan Penelitian
Dalam penelitian “Pelaksanaan Penilaian Otentik dengan Pendekatan
Saintifik Kurikulum 2013 di Kelas IVB Sekolah Dasar Negeri Tlacap” ini tentu
masih terdapat beberapa kekurangan diakibatkan keterbatasan peneliti.
1. Penelitian dilakukan selama satu bulan, akan tetapi peneliti hanya
melakukan pengamatan/ observasi selama 3 minggu. Hal ini tentu belum
dapat sepenuhnya menggambarkan pelaksanaan penilaian otentik yang
berlangsung sepanjang tahun ajaran.
2. Penelitian dilakukan pada saat sekolah mengadakan persiapan lomba
Adiwiyata. Hal ini mengakibatkan jam belajar siswa menjadi berkurang.
113
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dijelaskan pada
bab sebelumnya, peneliti menarik kesimpulan sebagai berikut.
1. Guru kelas IVB di SDN Tlacap sudah memiliki pemahaman yang
memadai sehingga mampu melaksanakan Kurikulum 2013. Pemahaman
guru mengenai Kurikulum 2013 diperoleh melalui diklat dan sharing
dalam forum antar guru. Sharing antar guru kelas dilakukan bersama
Kepala Sekolah dan dengan pengawas sekolah. Para guru saling bertukar
informasi mengenai administrasi pembelajaran seperti RPP dan media
pembelajaran.Dinas Pendidikan Kabupaten Sleman masih terus
melakukan pendampingan dan pengawasan secara rutin untuk
mendukung kelancaran pelaksanaan Kurikulum 2013 di SDN Tlacap.
2. Penilaian otentik sudah dilakukan di kelas IVB SD N Tlacap. Penilaian
otentik yang dilakukan terdiri dari aspek sikap, pengetahuan dan
keterampilan. Penilaian dilakukan setiap hari walaupun tidak selalu
mencakup ketiga aspek kompetensi. Guru kelas IVB masih sangat
berpedoman pada Buku Guru dalam mempersiapkan penilaian. Jenis
penilaian yang sudah dilakukan di kelas IVB adalah penilaian observasi
dan catatan anekdot untuk kompetensi sikap, penilaian tes tertulis dan
dan penugasan untuk kompetensi pengetahuan, dan penilaian unjuk kerja,
penilaian produk dan portofolio untuk kompetensi keterampilan.
114
a. Penilaian otentik kompetensi sikap sudah dilakukan di kelas IVB
SD N Tlacap. Penilaian sikap dilakukan beberapa kali dalam
seminggu. Guru menggunakan teknik penilaian observasi.
Instrumen penilaian yang digunakan adalah daftar ceklist yang
beropedoman pada Buku Guru. Guru masih merasa keberatan
untuk melakukan penilaian sikap setiap hari karena rumit untuk
dilakukan dengan jumlah siswa yang banyak. Guru belum pernah
melakukan penilaian diri dan penilaian teman sebaya, sedangkan
penilaian jurnal/ catatan anekdot masih jarang dilakukan.
b. Penilaian otentik kompetensi pengetahuan sudah dilakukan setiap
hari di kelas IVB SD N Tlacap. Guru menggunakan rubrik
penilaian tes tertulis dan penugasan. Penilaian kompetensi
pengetahuan dilakukan dengan skor angka. Tes tertulis dilakukan
dengan soal uraian dan isian singkat. Guru lebih mengutamakan
penilaian dengan materi matematika dibandingkan materi yang
lain. Guru menyatakan dalam melakukan penilaian pengetahuan
sering merasa keberatan dalam mengoreksi hasil pekerjaan siswa
karena dianggap terlalu banyak.
c. Penilaian otentik kompetensi keterampilan sudah dilakukan di
kelas IVB SD N Tlacap. Penilaian kompetensi keterampilan
dilakukan beberapa kali dalam seminggu. Guru menggunakan
teknik penilaian unjuk kerja, penilaian produk, portofolio dan
penilaian menulis. Guru masih sangat berpedoman pada Buku Guru
115
dalam mempersiapkan rubrik penilaian. Penilaian unjuk kerja
banyak digunakan pada muatan pelajaran IPA dalam kegiatan
eksperimen. Penilaian produk banyak digunakan pada muatan
pelajaran SBdP sedangkan penilaian menulis dan portofolio
dilakukan pada muatan pelajaran Bahasa Indonesia.
3. Hambatan utama dalam pelaksanaan penilaian otentik di kelas IVB SD N
Tlacap adalah terlalu banyaknya jumlah penilaian yang harus dilakukan
oleh guru dengan waktu pengerjaan yang terbatas. Guru sering
meringkas/ merekap penilaian yang dilakukan.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas maka saran yang dapat disampaikan oleh
peneliti adalah sebagai berikut.
1. Saran untuk Pemerintah
a. Hambatan utama dalam pelaksanaan penilaian otentik di kelas IVB
SD N Tlacap adalah banyaknya jumlah penilaian yang harus
dilakukan oleh guru. Penilaian yang mencakup tiga kompetensi
pembelajaran merupakan hal yang sangat baik dan harus tetap
diterapkan, akan tetapi diperlukan penyesuaian dan perbaikan dalam
sistem penilaian agar guru tidak merasa terlalu keberatan dalam
menerapkannya di lapangan.
b. Pemerintah harus terus mendampingi dan mengawasi pelaksanaan
Kurikulum 2013 di SD N Tlacap, terutama dalam penilaian otentik.
Pendampingan yang dilakukan secara rutin akan meningkatkan
116
kualitas penilaian otentik sehingga penerapan Kurikulum 2013
menjadi semakin baik.
2. Saran untuk Guru
a. Penilaian otentik membutuhkan waktu dan tenaga dalam perencanaan
maupun penerapannya. Guru harus senantiasa mencari informasi
secara mandiri untuk menambah pengetahuannya mengenai penilaian
otentik. Dengan demikian guru akan mampu memilih dan melakukan
penilaian yang sesuai dengan keadaan kelas dan tidak terlalu
menambah beban tugas guru.
b. Guru perlu memberikan sosialisasi kepada orangtua mengenai
penilaian otentik di kelasnya. Dengan demikian orangtua akan lebih
memahami pencapaian anaknya di kelas dalam aspek sikap,
pengetahuan maupun keterampilan. Orangtua akan bisa ikut
membimbing kegiatan belajar siswa di rumah.
3. Saran untuk Orangtua
Orangtua hendaknya senantiasa memantau dan mengawasi
pelaksanaan Kurikulum 2013 terutama penilaian otentik. Orangtua dapat
membantu pelaksanaan penilaian otentik dalam aspek sikap dengan cara
memonitor sikap anak dalam kehidupan sehari-hari. Dengan kerjasama
dari orangtua maka pelaksanaan penilaian otentik akan menjadi lebih
lancar. Pendidikan merupakan hal utama yang menentukan kemajuan
bangsa. Kemajuan pendidikan akan mendorong kemajuan di bidang-
117
bidang lain seperti ekonomi dan politik sehingga Indonesia menjadi
bangsa yang semakin maju.
118
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Majid. (2014). Pembelajaran Tematik Terpadu. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Arif Rohman. (2009). Memahami Pendidikan dan Ilmu Pendidikan. Yogyakarta:
Laksbang Mediatama.
Bass, J.E., Contant, T.L., & Carin A. A. (2009). Teaching Science as Inquiry.
Boston: Pearson.
Forum Mangunwijaya VII. (2013). Menyambut Kurikulum 2013. Jakarta: Penerbit
Buku Kompas.
Kunandar. (2014). Penilaian Autentik (Penilaian Hasil Belajar Peseta Didik
Berdasarkan Kurikulum 2013). Depok: Raja Grafindo Persada.
Loeloek Endah Poerwati & Sofan Amri. (2013). Panduan Memahami Kurikulum
2013. Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher.
M. Djunaidi Ghony & Fauzan Almanshur. Metodologi Penelitian Kualitatif.
Sleman: Ar-Ruzz Media.
Mida Latifatul Muzamiroh. (2013). Kupas Tuntas Kurikulum 2013: Kelebihan
dan Kekurangan Kurikulum 2013. Jakarta: Kata Pena.
Musial Diann. et al. (2009). Foundations of Meaningful Educational Assessment.
New York: McGraw-Hill.
Nurul Ulfatin. (2013). Metode Penelitian Kualitatif di Bidang Pendidikan: Teori
dan Aplikasinya. Malang: Bayumedia Publishing.
Payne, David A. (2003). Applied Educational Assessment. 2nd
ed. Belmont:
Wadsworth Group.
Salinan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
Nomor 54 Tahun 2013 Tentang Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan
Dasar dan Menengah.
Salinan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
Nomor 57 Tahun 2014 Tentang Kurikulum 2013 Sekolah Dasar/
Madrasah Ibtidaiyah.
Salinan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
Nomor 65 Tahun 2013 Tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan
Menengah.
Salinan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
Nomor 66 Tahun 2013 Tentang Standar Penilaian Pendidikan.
119
Salinan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
Nomor 67 Tahun 2013 Tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum
Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah.
Salinan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
Nomor 103 Tahun 2014 Tentang Pembelajaran Pada Pendidikan Dasar
dan Pendidikan Menengah.
Salinan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
Nomor 104 Tahun 2014 Tentang Penilaian Hasil Belajar Oleh Pendidik
Pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah.
Salinan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang
Sistem Pendidikan Nasional.
Salinan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
Nomor 81A Tahun 2013 Tentang Implementasi Kurikulum.
Sugiyono. (2010). Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.
Suharsimi Arikunto. (2010). Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
120
LAMPIRAN
121
Lampiran 1
Instrumen Penelitian
122
Pedoman Wawancara Pendahuluan
Pelaksanaan Penilaian Otentik di Kelas IVB
Sekolah Dasar Negeri Tlacap
Nama Responden :
Jabatan :
Hari, Tanggal :
No Pertanyaan Jawaban
1. Apakah SD ini sudah melaksanakan
Kurikulum 2013?
2. Sejak kapan SD ini melaksanakan
Kurikulum 2013?
3. Bagaimanakah pelaksanaan Kurikulum 2013
di sekolah ini?
4. Hambatan apa yang muncul dalam
pelaksanaan Kurikulum 2013?
5. Apakah Pendekatan Saintifik sudah
dilaksanakan di sekolah ini?
6. Bagaimanakah pelaksanaan Pendekatan
Saintifik di sekolah ini?
7. Hambatan apa yang muncul dalam
pelaksanaan Pendekatan Saintifik?
8. Apakah Penilaian Otentik sudah
dilaksanakan di sekolah ini?
9. Bagaimanakah pelaksanaan Penilaian
Otentik di sekolah ini?
10. Hambatan apa yang muncul dalam
pelaksanaan Penilaian Otentik?
123
Pedoman Wawancara Kepala Sekolah
Pelaksanaan Penilaian Otentik di Kelas IVB
Sekolah Dasar Negeri Tlacap
Nama Responden :
Jabatan :
Hari, Tanggal :
Kurikulum 2013 dengan Pendekatan Saintifik
No Pertanyaan Jawaban
1. Bagaimana pemahaman Ibu mengenai
Kurikulum 2013?
2. Darimana Ibu memperoleh pemahaman
mengenai Kurikulum 2013?
3.
Dibandingkan dengan kurikulum
sebelumnya, apa yang membuat Kurikulum
2013 berbeda?
4. Bagaimana pendapat dan kesan Ibu
mengenai Kurikulum 2013?
5. Menurut Ibu apa kelebihan dari Kurikulum
2013?
6. Menurut Ibu apa kekurangan dari Kurikulum
2013
7. Apa yang Ibu ketahui mengenai Pendekatan
Saintifik?
8. Bagaimana pendapat dan kesan Ibu
mengenai Pendekatan Saintifik?
9. Menurut Ibu apa kelebihan dari Pendekatan
Saintifik?
10. Menurut Ibu apa kekurangan dari
Pendekatan Saintifik?
11.
Apa saja yang dilakukan oleh sekolah
sebagai persiapan pelaksanaan Kurikulum
2013 dengan Pendekatan Saintifik?
12.
Persiapan apa yang dilakukan oleh guru
sebelum melaksanakan Kurikulum 2013
dengan Pendekatan Saintifik?
13.
Apakah sekolah ini mendapat bantuan dari
luar dalam mempersiapkan pelaksanaan
Kurikulum 2013 dengan Pendekatan
Saintifik? (Jika yadalam bentuk apa?)
14.
Sarana/ prasarana apa yang disiapkan oleh
sekolah untuk mendukung pelaksanaan
Kurikulum 2013 dengan Pendekatan
Saintifik?
15.
Bagaimanakah proses pembelajaran yang
menggunakan Kurikulum 2013 dengan
Pendekatan Saintifik dilaksanakan di
sekolah ini?
124
No Pertanyaan Jawaban
16.
Bagaimanakah kesiapan guru dalam
melaksanakan Kurikulum 2013 dengan
Pendekatan Saintifik?
17. Berikanlah contoh pelaksanaan Pendekatan
Saintifik dalam kegiatan pembelajaran…
18.
Apakah Ibu melakukan pemantauan
terhadap proses pembelajaran yang
menggunakan Kurikulum 2013? (Jika ya
bagaimana, jika tidak mengapa?)
19.
Adakah kerjasama yang dilakukan antar
sekolah mengenai pelaksanaan Kurikulum
2013? (Jika ya dalam bentuk apa?)
20.
Adakah kerjasama yang dilakukan antar
guru kelas dalam melaksanakan Kurikulum
2013 dengan Pendekatan Saintifik? (Jika ya
dalam bentuk apa?)
21.
Apakah Ibu melakukan kegiatan
evaluasi/refleksi mengenai penerapan
Kurikulum 2013 di sekolah ini? (Jika ya,
lanjut ke butir berikutnya, jika tidak
mengapa?)
22. Bagaimana cara Ibu mengevaluasi
pelaksanaan Kurikulum 2013 di sekolah ini?
23.
Apakah Ibu melakukan tindak lanjut dari
refleksi yang sudah Ibu lakukan? (Jika ya
dalam bentuk apa, jika tidak mengapa?)
24.
Apa saja kendala yang terjadi selama
persiapan pelaksanaan Kurikulum 2013
dengan Pendekatan Saintifik di sekolah ini?
25.
Apa saja kendala yang terjadi selama
pelaksanaan Kurikulum 2013 dengan
pendekatan Saintifik?
26.
Apa saja kendala yang dialami oleh guru
kelas dalam melaksanakan Kurikulum 2013
dengan Pendekatan Saintifik?
27.
Apa saja solusi dalam lingkup sekolah yang
telah Anda lakukan terhadap kendala yang
terjadi selama pelaksanaan Kurikulum 2013
di sekolah ini?
28.
Apa saja solusi dalam lingkup luar sekolah
yang telah Anda lakukan terhadap kendala
yang terjadi selama pelaksanaan Kurikulum
2013 di sekolah ini?
125
Pedoman Wawancara Kepala Sekolah
Pelaksanaan Penilaian Otentik di Kelas IV
Sekolah Dasar Negeri Tlacap
Nama Responden :
Jabatan :
Hari, Tanggal :
Penilaian Otentik
No Pertanyaan Jawaban
1. Apa yang Ibu ketahui mengenai Penilaian
Otentik?
2. Darimana Ibu memperoleh pemahaman
mengenai Penilaian Otentik?
3. Bagaimana pendapat dan kesan Ibu
mengenai Penilaian Otentik?
4. Menurut Ibu apa kelebihan dari Penilaian
Otentik?
5. Menurut Ibu apa kekurangan dari Penilaian
Otentik?
6. Apa yang membuat Penilaian Otentik
berbeda dengan jenis penilaian sebelumnya?
7.
Persiapan apa yang telah dilakukan oleh
sekolah ini sebelum melakukan Penilaian
Otentik?
8.
Persiapan apa saja yang telah dilakukan oleh
guru ini sebelum melakukan Penilaian
Otentik?
9.
Sarana dan prasarana apa saja yang
disiapkan sekolah untuk mendukung
pelaksanaan Penilaian Otentik?
10. Bagaimana proses pelaksanaan Penilaian
Otentik di sekolah ini?
11. Apa saja jenis Penilaian Otentik yang sudah
dilakukan di sekolah ini?
12.
Apakah Penilaian Otentik di sekolah ini
sudah mencakup ketiga aspek kompetensi
(sikap, pengetahuan, dan keterampilan)?
13.
Adakah kerjasama yang dilakukan antar
guru kelas dalam melakukan Penilaian
Otentik?(Jika ada dalam bentuk apa?)
14.
Apa saja kendala yang terjadi saat persiapan
pelaksanaan Penilaian Otentik di sekolah
ini?
15.
Apa saja kendala yang terjadi selama
pelaksanaan Penilaian Otentik di sekolah
ini?
16.
Apa saja solusi yang telah dilakukan
terhadap kendala yang terjadi saat persiapan
pelaksanaan Penilaian Otentik?
126
No Pertanyaan Jawaban
17.
Apa saja solusi yang telah dilakukan
terhadap kendala yang terjadi selama
pelaksanaan Penilaian Otentik di sekolah ini
dalam lingkup kelas?
18.
Apa saja solusi yang telah dilakukan
terhadap kendala yang terjadi selama
pelaksanaan Penilaian Otentik di sekolah ini
dalam lingkup antar kelas?
19.
Adakah solusi yang direncanakan akan
dilakukan terhadap kendala yang terjadi
selama pelaksanaan Penilaian Otentik? Jika
ada bagaimana?
127
Pedoman Wawancara Guru
Pelaksanaan Penilaian Otentik di Kelas IV
Sekolah Dasar Negeri Tlacap
Nama Responden :
Jabatan :
Hari, Tanggal :
Kurikulum 2013 dengan Pendekatan Saintifik
No Pertanyaan Jawaban
1. Bagaimana pemahaman Ibu mengenai
Kurikulum 2013?
2. Darimana Ibu memperoleh pemahaman
mengenai Kurikulum 2013?
3.
Dibandingkan dengan kurikulum
sebelumnya, apa yang membuat Kurikulum
2013 berbeda?
4. Bagaimana pendapat dan kesan Ibu
mengenai Kurikulum 2013?
5. Menurut Ibu apa kelebihan dari Kurikulum
2013?
6. Menurut Ibu apa kekurangan dari Kurikulum
2013?
7. Apa yang Ibu ketahui mengenai Pendekatan
Saintifik?
8. Bagaimana pendapat dan kesan Ibu
mengenai Pendekatan Saintifik?
9. Menurut Ibu apa kelebihan dari Pendekatan
Saintifik?
10. Menurut Ibu apa kekurangan dari
Pendekatan Saintifik?
11.
Apa saja yang Ibu lakukan sebagai persiapan
pelaksanaan Kurikulum 2013 dengan
Pendekatan Saintifik?
12.
Adakah kerjasama yang dilakukan antar
guru dalam persiapan pelaksanaan
Kurikulum 2013 dengan Pendekatan
Saintifik? (Jika ada dalam bentuk apa?)
13.
Adakah bantuan dari pihak luar sekolah
dalam mempersiapkan pelaksanaan
Kurikulum 2013? (Jika ada dalam bentuk
apa?)
14.
Sarana/ prasarana apa yang dibutuhkan
untuk mendukung pelaksanaan Kurikulum
2013 dengan Pendekatan Saintifik?
15.
Bagaimana pelaksanaan proses
pembelajaran menggunakan Kurikulum
2013 dengan Pendekatan Saintifik?
16. Berikanlah contoh pelaksanaan Pendekatan
Saintifik dalam kegiatan pembelajaran…
128
No Pertanyaan Jawaban
17. Bagaimana proses kegiatan mengamati
dilakukan saat pembelajaran?
18. Bagaimana proses kegiatan menanya
dilakukan saat pembelajaran?
19.
Bagaimana proses kegiatan mengumpulkan
informasi/mencoba dilakukan saat
pembelajaran?
20.
Bagaimana proses kegiatan
menalar/mengasosiasi dilakukan saat
pembelajaran?
21.
Bagaimana proses kegiatan
mengkomunikasikan dilakukan saat
pembelajaran?
22.
Adakah kerjasama yang dilakukan antar
guru dalam pelaksanaan Kurikulum 2013
dengan Pendekatan Saintifik? (Jika ada
dalam bentuk apa?)
23.
Apakah di sekolah ini diadakan evaluasi/
refleksi terhadap kinerja Ibu dalam
menerapkan Kurikulum 2013? (Jika ya,
lanjut ke butir berikutnya, jika tidak
mengapa?)
24. Bagaimana cara dilakukannya evaluasi
pelaksanaan Kurikulum 2013 di sekolah ini?
25.
Apakah ada tindak lanjut dari refleksi yang
sudah dilakukan mengenai pelaksanaan
Kurikulum 2013? (Jika ada dalam bentuk
apa?)
26.
Apa saja kendala yang terjadi selama
persiapan pelaksanaan Kurikulum 2013 di
sekolah ini?
27. Apa saja kendala yang terjadi selama
pelaksanaan Kurikulum 2013 di sekolah ini?
28.
Apa saja solusi yang telah Ibu lakukan
terhadap kendala yang terjadi selama
persiapan pelaksanaan Kurikulum 2013 di
sekolah ini?
29.
Apa saja solusi dalam lingkup sekolah yang
telah Ibu lakukan terhadap kendala yang
terjadi selama pelaksanaan Kurikulum 2013
di sekolah ini?
30.
Apa saja solusi dalam lingkup luar sekolah
yang telah Ibu lakukan terhadap kendala
yang terjadi selama pelaksanaan Kurikulum
2013 di sekolah ini?
129
Pedoman Wawancara Guru
Pelaksanaan Penilaian Otentik di Kelas IV
Sekolah Dasar Negeri Tlacap
Nama Responden :
Jabatan :
Hari, Tanggal :
Penilaian Otentik
No Pertanyaan Jawaban
1. Apa yang Ibu ketahui mengenai Penilaian
Otentik?
2. Darimana Ibu memperoleh pemahaman
mengenai Penilaian Otentik?
3. Bagaimana pendapat dan kesan Ibu
mengenai Penilaian Otentik?
4. Menurut Ibu apa kelebihan dari Penilaian
Otentik?
5. Menurut Ibu apa kekurangan dari Penilaian
Otentik?
6.
Apa yang membuat Penilaian Otentik
berbeda dengan jenis penilaian sebelumnya?
7. Persiapan apa yang Ibu lakukan sebelum
melakukan Penilaian Otentik?
8. Sarana/prasarana apa saja yang Ibu butuhkan
dalam melakukan Penilaian Otentik?
9. Bagaimana proses pelaksanaan Penilaian
Otentik di dalam kelas Ibu?
10. Apa saja jenis Penilaian Otentik yang sudah
dilakukan?
11. Kapan Ibu melakukan Penilaian Otentik?
12.
Apakah Penilaian Otentik di kelas Ibu sudah
mencakup ketiga aspek kompetensi (sikap,
pengetahuan, dan keterampilan)?
13.
Bagaimana cara Ibu memilih jenis penilaian
yang akan digunakan dalam kegiatan
pembelajaran?
14. Bagaimana cara Ibu melakukan kegiatan
perbaikan (remedial)?
15.
Adakah kerjasama yang dilakukan antar
guru kelas dalam melakukan Penilaian
Otentik? (Jika ada dalam bentuk apa?)
16. Apa saja kendala yang terjadi saat persiapan
pelaksanaan Penilaian Otentik di kelas ini?
17. Apa saja kendala yang terjadi selama
pelaksanaan Penilaian Otentik di kelas ini?
130
No Pertanyaan Jawaban
18.
Apa saja solusi yang telah dilakukan
terhadap kendala yang terjadi saat persiapan
pelaksanaan Penilaian Otentik?
19.
Apa saja solusi yang telah dilakukan selama
pelaksanaan Penilaian Otentik di dalam
kelas ini?
20.
Apa saja solusi yang telah dilakukan selama
pelaksanaan Penilaian Otentik di kelas ini
dalam lingkup antar kelas?
21.
Adakah solusi yang direncanakan akan
dilakukan terhadap kendala yang terjadi
selama pelaksanaan Penilaian Otentik? Jika
ada bagaimana?
131
Pedoman Wawancara Guru
Pelaksanaan Penilaian Otentik di Kelas IV
Sekolah Dasar Negeri Tlacap
Nama Responden :
Jabatan :
Hari, Tanggal :
Penilaian Otentik Kompetensi Sikap
No Pertanyaan Jawaban
1. Bagaimana proses pelaksanaan Penilaian
Otentik dalam kompetensi sikap?
2. Teknik penilaian apa saja yang pernah Ibu
gunakan untuk menilai kompetensi sikap?
3. Instrumen apa saja yang pernah Ibu gunakan
untuk menilai kompetensi sikap?
4.
Bagaimana Ibu menyatakan penilaian
kompetensi sikap (dalam bentuk deskripsi
atau angka atau lainnya?)
5. Apa saja kendala yang terjadi selama
pelaksanaan penilaian kompetensi sikap?
6.
Apa saja solusi yang telah Ibu lakukan
terhadap kendala yang terjadi selama
pelaksanaan penilaian kompetensi sikap?
7.
Adakah solusi yang direncanakan akan Ibu
lakukan terhadap kendala yang terjadi
selama pelaksanaan penilaian kompetensi
sikap? Jika ada bagaimana?
8.
Penilaian Observasi
Apakah penilaian observasi dilakukan dalam
kegiatan pembelajaran di kelas ini? (Jika ya
seberapa sering, jika tidak mengapa?)
9. Bagaimana pelaksanaan penilaian observasi
di kelas ini?
10. Instrumen apa yang Ibu gunakan saat
melakukan penilaian observasi?
11.
Penilaian Diri
Apakah penilaian diri dilakukan dalam
kegiatan pembelajaran di kelas ini? (Jika ya
seberapa sering, jika tidak mengapa?)
12. Bagaimana pelaksanaan penilaian diri di
kelas ini?
13. Instrumen apa yang Ibu gunakan saat
melakukan penilaian diri?
14. Bagaimana respon siswa terhadap
dilakukannya penilaian diri?
15. Apa saja manfaat dilakukannya penilaian
diri (baik bagi guru dan siswa)?
132
No Pertanyaan Jawaban
16.
Penilaian Teman Sebaya
Apakah penilaian teman sebaya dilakukan
dalam kegiatan pembelajaran di kelas ini?
(Jika ya seberapa sering, jika tidak
mengapa?)
17. Bagaimana pelaksanaan penilaian teman
sebaya di kelas ini?
18. Instrumen apa yang Ibu gunakan saat
melakukan penilaian teman sebaya?
19. Bagaimana respon siswa terhadap
dilakukannya penilaian teman sebaya?
20. Apa saja manfaat dilakukannya penilaian
teman sebaya (baik bagi guru dan siswa)?
21.
Penilaian Jurnal/ Catatan Anekdot
Apakah penilaian jurnal dilakukan dalam
kegiatan pembelajaran di kelas ini? (Jika ya
seberapa sering, jika tidak mengapa?)
22. Apa yang Ibu ketahui tentang jurnal (catatan
anekdot)?
23. Bagaimana pelaksanaan penilaian jurnal di
kelas ini?
24. Instrumen apa yang Ibu gunakan saat
melakukan penilaian jurnal?
25. Apa saja manfaat dilakukannya penilaian
jurnal?
133
Pedoman Wawancara Guru
Pelaksanaan Penilaian Otentik di Kelas IV
Sekolah Dasar Negeri Tlacap
Nama Responden :
Jabatan :
Hari, Tanggal :
Penilaian Otentik Kompetensi Pengetahuan
No Pertanyaan Jawaban
1. Bagaimana proses pelaksanaan Penilaian
Otentik dalam kompetensi pengetahuan?
2.
Teknik penilaian apa saja yang pernah Ibu
gunakan untuk menilai kompetensi
pengetahuan?
3. Instrumen apa saja yang pernah Ibu gunakan
untuk menilai kompetensi pengetahuan?
4.
Bagaimana Ibu menyatakan penilaian
kompetensi pengetahuan (dalam bentuk
deskripsi atau angka atau lainnya?)
5.
Apa saja kendala yang terjadi selama
pelaksanaan penilaian kompetensi
pengetahuan?
6.
Apa saja solusi yang telah Ibu lakukan
terhadap kendala yang terjadi selama
pelaksanaan penilaian kompetensi
pengetahuan?
7.
Adakah solusi yang direncanakan akan Ibu
lakukan terhadap kendala yang terjadi
selama pelaksanaan penilaian kompetensi
pengetahuan? Jika ada bagaimana?
8.
Penilaian Tes Tertulis
Apakah penilaian tes tertulis dilakukan
dalam kegiatan pembelajaran di kelas ini?
(Jika ya seberapa sering, jika tidak
mengapa?)
9. Bagaimana pelaksanaan penilaian tes
tertulis di kelas ini?
10. Bagaimana proses pembuatan soal tes
tertulis?
11. Jenis tes tertulis apa yang Ibu gunakan?
12. Apakah Ibu menggunakan tes memilih
jawaban? Mengapa?
13. Apakah Ibu menggunakan tes mensuplai
jawaban? Mengapa?
14. Apakah manfaat digunakannya soal uraian
dalam tes tertulis?
15. Bagaimana respon siswa dalam menjawab
soal uraian?
134
No Pertanyaan Jawaban
16.
Penilaian Observasi Diskusi, Tanya
Jawab dan Percakapan
Apakah penilaian observasi diskusi, tanya
jawab dan percakapan dilakukan dalam
kegiatan pembelajaran di kelas ini? (Jika ya
seberapa sering, jika tidak mengapa?)
17.
Bagaimana pelaksanaan penilaian observasi
diskusi, tanya jawab, dan percakapan di
kelas ini?
18.
Instrumen apa yang Ibu gunakan saat
melakukan penilaian observasi diskusi,
tanya jawab dan percakapan?
19.
Penilaian Penugasan
Apakah penilaian penugasan dilakukan
dalam kegiatan pembelajaran di kelas ini?
(Jika ya seberapa sering, jika tidak
mengapa?)
20. Bagaimana pelaksanaan penilaian penugasan
di kelas ini?
21. Instrumen apa yang Ibu gunakan saat
melakukan penilaian penugasan?
135
Pedoman Wawancara Guru
Pelaksanaan Penilaian Otentik di Kelas IV
Sekolah Dasar Negeri Tlacap
Nama Responden :
Jabatan :
Hari, Tanggal :
Penilaian Otentik Kompetensi Keterampilan
No Pertanyaan Jawaban
1. Bagaimana proses pelaksanaan Penilaian
Otentik dalam kompetensi keterampilan?
2.
Teknik penilaian apa saja yang pernah Ibu
gunakan untuk menilai kompetensi
keterampilan?
3. Instrumen apa saja yang pernah Ibu gunakan
untuk menilai kompetensi keterampilan?
4.
Bagaimana Ibu menyatakan penilaian
kompetensi keterampilan (dalam bentuk
deskripsi atau angka atau lainnya?)
5.
Apa saja kendala yang terjadi selama
pelaksanaan penilaian kompetensi
keterampilan?
6.
Apa saja solusi yang telah Ibu lakukan
terhadap kendala yang terjadi selama
pelaksanaan penilaian kompetensi
keterampilan?
7.
Adakah solusi yang direncanakan akan Ibu
lakukan terhadap kendala yang terjadi
selama pelaksanaan penilaian kompetensi
keterampilan? Jika ada bagaimana?
8.
Penilaian Unjuk Kerja/ Kinerja/ Praktik
Apakah penilaian unjuk kerja/ kinerja/
praktik dilakukan dalam kegiatan
pembelajaran di kelas ini? (Jika ya seberapa
sering, jika tidak mengapa?)
9. Bagaimana pelaksanaan penilaian unjuk
kerja/ kinerja/ praktik di kelas ini?
10. Kegiatan belajar apa yang sudah Ibu nilai
dengan unjuk kerja/kinerja/praktik?
11.
Menurut Ibu apa saja kelebihan dan
kekurangan penilaian unjuk kerja/ kinerja/
praktik?
12.
Instrumen apa yang Ibu gunakan saat
melakukan penilaian unjuk kerja/ kinerja/
praktik?
13.
Penilaian Projek
Apakah penilaian projek dilakukan dalam
kegiatan pembelajaran di kelas ini? (Jika ya
seberapa sering, jika tidak mengapa?)
136
No Pertanyaan Jawaban
14. Bagaimana pelaksanaan penilaian projek di
kelas ini?
15. Kegiatan belajar apa yang sudah Ibu nilai
dengan projek?
16. Menurut Ibu apa saja kelebihan dan
kekurangan penilaian projek?
17. Instrumen apa yang Ibu gunakan saat
melakukan penilaian projek?
18.
Penilaian Produk
Apakah penilaian produk dilakukan dalam
kegiatan pembelajaran di kelas ini? (Jika ya
seberapa sering, jika tidak mengapa?)
19. Bagaimana pelaksanaan penilaian produk di
kelas ini?
20. Kegiatan belajar apa yang sudah Ibu nilai
dengan produk?
21. Menurut Ibu apa saja kelebihan dan
kekurangan penilaian produk?
22. Instrumen apa yang Ibu gunakan saat
melakukan penilaian produk?
23.
Penilaian Portofolio
Apakah penilaian portofolio dilakukan
dalam kegiatan pembelajaran di kelas ini?
(Jika ya seberapa sering, jika tidak
mengapa?)
24. Apa yang Ibu ketahui tentang penilaian
portofolio?
25. Menurut Ibu apa saja kelebihan dan
kekurangan penilaian portofolio?
26. Bagaimana pelaksanaan penilaian portofolio
di kelas ini?
27. Aspek apa saja yang Ibu nilai menggunakan
portofolio?
28. Materi apa saja yang Ibu masukkan ke
dalam portofolio?
29. Instrumen apa yang Ibu gunakan saat
melakukan penilaian portofolio?
30. Bagaimana Ibu merangkum hasil penilaian
portofolio?
31. Bagaimana respon siswa dengan
digunakannya penilaian portofolio?
32.
Apakah siswa dilibatkan dalam proses
pembuatan dan penilaian portofolio? (Jika
ya bagaimana? Jika tidak mengapa?)
33.
Apakah orangtua siswa dilibatkan dalam
penilaian portofolio? (Jika ya bagaimana?
Jika tidak mengapa?)
34.
Penilaian Tertulis (laporan/ karangan,
dll)
Apakah penilaian tertulis dilakukan dalam
kegiatan pembelajaran di kelas ini? (Jika ya
seberapa sering, jika tidak mengapa?)
137
No Pertanyaan Jawaban
35. Bagaimana pelaksanaan penilaian tertulis di
kelas ini?
36. Instrumen apa yang Ibu gunakan saat
melakukan penilaian tertulis?
37. Aspek apa saja yang Ibu nilai menggunakan
penilaian tertulis?
38. Menurut Ibu bagaimanakah keterampilan
menulis yang dimiliki siswa di kelas ini?
138
Pedoman Wawancara Siswa
Pelaksanaan Penilaian Otentik di Kelas IV
Sekolah Dasar Negeri Tlacap
No Pertanyaan Jawaban
1. Apakah pembelajaran di kelas 4 ini
menyenangkan? Mengapa?
2. Apakah kalian pernah melakukan kegiatan
berkelompok? Jika pernah, ceritakanlah..
3. Bagaimana kesan kalian tentang cara
mengajar guru kelas kalian?
4. Apakah kalian pernah melakukan kegiatan
pembelajaran yang menarik? Jika pernah, apa
saja yang pernah kalian lakukan?
5. Apakah guru pernah meminta kalian untuk
mengamati sesuatu? Apa yang kalian amati?
6. Apakah guru pernah mendorong kalian untuk
bertanya? Apa yang kalian tanyakan?
7. Pernahkah kalian mencoba membuat sesuatu
atau mempraktekkan sesuatu? Jika pernah
ceritakanlah…
8. Apakah guru pernah memberikan suatu
masalah untuk dipecahkan? Jika pernah
ceritakanlah..
9. Apakah kalian pernah melakukan presentasi/
tampil di depan kelas? Jika pernah
ceritakanlah…
10. Apakah kalian pernah merasa kesulitan dalam
mengikuti kegiatan pembelajaran? Jika
pernah, dalam hal apa kalian paling sering
merasa sulit?
11. Apakah kalian pernah diminta menilai sikap
diri kalian? Jika pernah ceritakanlah…
12. Seberapa sering kalian diminta menilai sikap
diri kalian?
13. Apakah kalian pernah diminta menilai sikap
teman kalian? Jika pernah ceritakanlah…
14. Seberapa sering kalian diminta menilai sikap
teman kalian?
15. Apakah guru pernah mengadakan tes tertulis
dengan soal uraian? Jika pernah
ceritakanlah…
16. Seberapa sering kalian diminta mengerjakan
tes tertulis?
17. Pernahkah kalian melakukan kegiatan diskusi
dan bekerja secara berkelompok?Jika pernah
ceritakanlah…
18. Seberapa sering kalian melakukan kegiatan
diskusi dan bekerja secara berkelompok?
19. Apakah guru pernah memberi kalian tugas
untuk dikerjakan? Jika pernah ceritakanlah…
139
No Pertanyaan Jawaban
20. Seberapa sering guru memberi kalian tugas?
21. Apakah guru pernah menilai kalian saat
praktik? Jika pernah ceritakanlah…
22. Seberapa sering guru menilai kalian saat
praktik?
23. Apakah kalian pernah membuat suatu projek?
Jika pernah ceritakanlah…
24. Seberapa sering kalian membuat projek?
25. Pernahkah kalian membuat suatu produk
tertentu? Jika pernah ceritakanlah…
26. Seberapa sering kalian membuat produk?
27. Apakah kalian pernah mengumpulkan karya
untuk dimasukkan ke dalam portofolio? Jika
pernah ceritakanlah…
28. Seberapa sering kalian mengumpulkan karya
untuk portofolio?
29. Apakah kalian pernah membuat karya tertulis
(surat, laporan, karangan)? Jika pernah
ceritakanlah…
30. Seberapa sering kalian membuat karya
tertulis?
140
Lembar Observasi Kegiatan Guru dan Siswa
Pelaksanaan Penilaian Otentik di Kelas IV
Sekolah Dasar Negeri Tlacap
Hari, tanggal : Waktu :
Tempat : Observer :
Tema/ Subtema :
Penilaian Kompetensi SIKAP SISWA
Kegiatan Guru
Kemunculan
Deskripsi Respon Siswa Ya
(√)
Tdk
(√)
Penilaian Observasi
Guru menyampaikan kriteria yang perlu dicapai
siswa
Guru melakukan observasi terhadap tampilan
sikap siswa
Guru melakukan pencatatan terhadap tampilan
sikap siswa
Guru memberikan umpan balik berdasarkan
hasil observasi
Penilaian Diri
Guru menyampaikan kriteria penilaian yang
perlu dicapai siswa
Guru membagikan format penilaian diri kepada
siswa
Guru meminta siswa untuk melakukan penilaian
diri
Guru memberikan umpan balik kepada siswa
berdasarkan hasil penilaian diri
141
Penilaian Teman Sebaya
Guru menyampaikan kriteria penilaian yang
perlu dicapai siswa
Guru membagikan format penilaian teman
sebaya kepada siswa
Guru menyamakan persepsi tentang setiap
indikator yang akan dinilai
Guru menentukan penilai untuk setiap siswa
Guru meminta siswa untuk melakukan penilaian
teman sebaya
Guru memberikan umpan balik kepada siswa
berdasarkan hasil penilaian teman sebaya
Penilaian Jurnal (Catatan Anekdot)
Guru menyampaikan kriteria penilaian yang
perlu dicapai siswa
Guru melakukan pencatatan tentang sikap dan
perilaku siswa
Guru memberikan umpan balik kepada siswa
berdasarkan hasil penilaian jurnal
142
Penilaian Kompetensi PENGETAHUAN SISWA
Kegiatan Guru
Kemunculan
Deskripsi Respon Siswa Ya
(√)
Tdk
(√)
Tes Tertulis
Guru menyampaikan kriteria penilaian yang
perlu dicapai siswa
Guru membagikan lembar soal tes tertulis
kepada siswa
Guru menyampaikan instruksi pengerjaan tes
tertulis
Guru menyampaikan batas waktu pengerjaan tes
tertulis
Guru meminta siswa mengerjakan soal tes
tertulis
Guru meminta siswa untuk mengumpulkan hasil
pengerjaan tes tertulis
Guru mengoreksi hasil tes tertulis siswa
Guru memberikan umpan balik kepada siswa
berdasarkan hasil tes tertulis
Penilaian Observasi Diskusi, Tanya Jawab
dan Percakapan
Guru menyampaikan kriteria penilaian yang
perlu dicapai siswa
Guru melakukan observasi terhadap diskusi,
tanya jawab dan percakapan siswa
Guru melakukan pencatatan dari hasil observasi
terhadap diskusi, tanya jawab dan percakapan
siswa
Guru memberikan umpan balik kepada siswa
berdasarkan hasil observasi
143
Penugasan
Guru mengkomunikasikan tugas yang harus
dikerjakan siswa
Guru menyampaikan kriteria penilaian yang
perlu dicapai siswa
Guru menyampaikan indikator dan rubrik
penilaian untuk tampilan tugas yang baik
Guru menyampaikan batas waktu pengerjaan
tugas
Guru menyampaikan peran setiap anggota
kelompok (untuk tugas kelompok)
Guru meminta siswa untuk melakukan tugas
yang sudah diberikan
Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan
tugas tepat waktu
Guru menilai tugas berdasarkan kriteria yang
sudah ditetapkan
Guru memberikan umpan balik kepada siswa
berdasarkan hasil penilaian penugasan
144
Penilaian Kompetensi KETERAMPILAN SISWA
Kegiatan Guru
Kemunculan
Deskripsi Respon Siswa Ya
(√)
Tdk
(√)
Unjuk Kerja/ Kinerja/ Praktik
Guru menyampaikan kriteria penilaian yang
perlu dicapai siswa
Guru menyampaikan tugas yang harus
dilakukan siswa
Guru memeriksa kesediaan alat dan bahan yang
digunakan untuk unjuk kerja
Guru meminta siswa melakukan unjuk kerja/
kinerja/ praktik
Guru melakukan penilaian terhadap unjuk kerja/
kinerja/ praktik yang dilakukan siswa selama
rentang waktu yang ditentukan
Guru melakukan penilaian siswa secara
bergiliran
Guru membandingkan penampilan siswa
dengan rubrik penilaian
Guru mencatat hasil penilaian
Guru memberikan umpan balik kepada siswa
berdasarkan hasil penilaian unjuk kerja
Penilaian Proyek
Guru menyampaikan kriteria penilaian yang
perlu dicapai siswa
Guru menyampaikan tugas yang harus
dikerjakan siswa
Guru melakukan penilaian selama perencanaan,
pelaksanaan dan pelaporan proyek
Guru memonitor pengerjaan proyek siswa
Guru memberikan pendapat dan saran kepada
siswa pada setiap tahapan pengerjaan proyek
145
Guru mencatat hasil penilaian
Guru memberikan umpan balik kepada siswa
berdasarkan hasil penilaian proyek
Penilaian Produk
Guru menyampaikan kriteria penilaian yang
perlu dicapai siswa
Guru menyampaikan tugas yang harus
dilakukan siswa
Guru meminta siswa membuat produk yang
ditentukan
Guru melakukan penilaian selama perencanaan,
pembuatan dan hasil akhir produk
Guru memberikan pendapat dan saran kepada
siswa pada setiap tahapan pengerjaan produk
Guru mencatat hasil penilaian
Guru memberikan umpan balik kepada siswa
berdasarkan hasil penilaian produk
Penilaian Portofolio
Guru memberikan penjelasan kepada siswa
mengenai kegunaan portofolio
Guru menentukan sampel portofolio yang akan
dibuat
Guru menentukan tempat menyimpan folder
karya siswa
Guru mencantumkan tanggal pembuatan setiap
sampel portofolio
Guru menentukan kriteria penilaian sampel
portofolio
Guru menyampaikan cara penilaian karya siswa
Guru melakukan penilaian terhadap sampel
portofolio
146
Guru memberikan kesempatan kepada siswa
yang nilainya belum memuaskan untuk
memperbaiki
Guru menjadwalkan pertemuan dengan
orangtua untuk membahas portofolio
Guru memamerkan hasil karya terbaik di dalam
portofolio dengan cara ditempel di kelas
Guru memberikan nilai portofolio disertai
umpan balik kepada siswa
Penilaian Tertulis
Guru menyampaikan kriteria penilaian yang
perlu dicapai siswa
Guru menyampaikan tugas yang harus ditulis
siswa
Guru meminta siswa menulis tugas yang sudah
ditentukan
Guru melakukan penilaian terhadap hasil tulisan
siswa
Guru mencatat hasil penilaian
Guru memberikan umpan balik kepada siswa
berdasarkan hasil penilaian tertulis
147
Analisis Silabus
Nama Guru :
Tema :
Kelas/ Semester :
No Bagian Silabus
Pernyataan
Deskripsi Termuat (√)
Tidak
Termuat (√)
1.
Identitas sekolah
- Nama satuan pendidikan
- Kelas
2. Kompetensi Inti
3.
Kompetensi Dasar
- Kompetensi sikap
- Kompetensi pengetahuan
- Kompetensi keterampilan
4. Tema
5. Materi Pokok Pembelajaran
6.
Kegiatan Pembelajaran
- Mengamati
- Menanya
- Mengumpulkan informasi/mencoba
- Menalar/mengasosiasi
- Mengkomunikasikan
7.
Penilaian
- Sikap
- Pengetahuan
- Keterampilan
148
No Bagian Silabus
Pernyataan
Deskripsi Termuat (√)
Tidak
Termuat (√)
8. Alokasi Waktu
9. Sumber Belajar
Catatan:
……………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………
149
Analisis RPP
Nama Guru :
Tema :
Kelas/ Semester :
No Bagian RPP
Pernyataan
Deskripsi Pelaksanaan/ Refleksi Termuat
(√)
Tidak
Termuat
(√)
1.
Identitas RPP
- Nama satuan pendidikan
- Mata pelajaran
- Kelas/Semester
- Alokasi Waktu
2. Kompetensi Inti
3.
Kompetensi Dasar
- Kompetensi sikap
- Kompetensi pengetahuan
- Kompetensi keterampilan
4.
Indikator Pencapaian Kompetensi
- Indikator kompetensi sikap
- Indikator kompetensi pengetahuan
- Indikator kompetensi keterampilan
5. Materi Pokok Pembelajaran
150
6.
Kegiatan Pembelajaran
a. Kegiatan Pendahuluan
b. Kegiatan Inti
- Mengamati
- Menanya
- Mengumpulkan informasi
/mencoba
- Menalar/mengasosiasi
- Mengkomunikasikan
c. Kegiatan Penutup
7.
Penilaian
a. Sikap
- Teknik penilaian
- Instrumen penilaian
b. Pengetahuan
- Teknik penilaian
- Instrumen penilaian
c. Keterampilan
- Teknik penilaian
- Instrumen penilaian
8. Media, Alat dan Bahan
9. Sumber Belajar
Catatan:
……………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………
151
Lampiran 2. REDUKSI DATA DAN KESIMPULAN
1. Pemahaman Kepala Sekolah SDN Tlacap Mengenai Penilaian Otentik dalam Kurikulum 2013
Sumber Informasi Kesimpulan
Pemahaman dan Pendapat mengenai Kurikulum 2013
WKS I
- Poin 1 Dalam Kurikulum 2013 dituntut untuk mengembangkan kreativitas siswa. Hal
itu bagus dalam pembelajaran maupun penerapan sehari-hari. Guru hanya
memotivasi agar anak menjadi kreatif. Guru harus banyak memotivasi agar
kreativitas anak muncul dengan sendirinya. Guru memberikan tugas kepada
siswa mengenai apa yang dilihat (diamati), tugas dilakukan sendiri oleh siswa.
Saat diberi tugas untuk dikerjakan di rumah, anak sudah mulai aktif untuk
mencari di internet.
Pelaksanaan Kurikulum 2013 juga bergantung pada guru. Guru harus bisa
menguasai IT. Jika guru yang sudah tua dan kurang menguasai IT maka akan
terkendala dalam memotivasi siswa.
Kurikulum 2013 mendorong siswa dalam bekerja kelompok, berani
mengemukakan pendapat, mengkomunikasikan dalam presentasi.
Dalam Kurikulum 2013 siswa dituntut untuk mengembangkan kreativitasnya,
hal ini bagus untuk pembelajaran maupun dalam penerapan sehari-hari.
Guru harus memotivasi siswa agar kreativitas siswa muncul dengan sendirinya.
Siswa menjadi lebih kreatif karena banyak membuat katya.
Pelaksanaan Kurikulum 2013 juga bergantung kepada guru. Guru harus bisa
menguasai IT.
Guru yang sudah tua dan kurang menguasai IT akan mengalami kesulitan
dalam memotivasi siswa.
Kurikulum 2013 mendorong siswa agar berani dalam mengemukakan
pendapat, bekerja kelompok, dan mengkomunikasikan.
Kurikulum 2013 lebih komplit dan terpadu karena terdiri dari empat KD yaitu
sikap spiritual, sikap sosial, keterampilan dan pengetahuan.
Materi dalam Kurikulum 2013 kurang mendalam sehingga guru harus
memperdalam sendiri.
WG I
- Poin 1
- Poin 4
Kurikulum 2013 lebih komplit karena terdiri dari empat KD, sikap spiritual,
sikap sosial, keterampilan dan pengetahuan. Penilaian dilakukan dengan lebih
terpadu. Penilaian tidak hanya pada pengetahuan tetapi juga pada sikap dan
keterampilan.
Siswa menjadi lebih kreatif karena banyak membuat karya.
Materi/ pengetahuan dalam Kurikulum 2013 kurang mendalam sehingga guru
dituntut untuk memperdalam sendiri materi.
Sumber Pemahaman mengenai Kurikulum 2013
WKS I
- Poin 2
Pemahaman mengenai Kurikulum 2013 didapat dari diklat dan pertemuan forum
Kurikulum 2013.
Diklat Kurikulum 2013 diberikan oleh LPMP dan Dinas Propinsi.
Pemahaman mengenai Kurikulum 2013 diperoleh dari diklat Kurikulum 2013
yang diberikan oleh LPMP dan Dinas Propinsi.
Selain diklat juga dilakukan pertemuan forum Kurikulum 2013 dan sharing
antar guru dalm grup, baik itu bersama kepala sekolah maupun dengan
pengawas sekolah. WG I
152
- Poin 2 Pemahaman mengenai Kurikulum 2013 didapat dari diklat Kurikulum 2013 yang
dilakukan secara bertahap. Selain diklat juga dilakukan sharing antar guru dalam
grup, dengan kepala sekolah dan pengawas.
Perbedaan Kurikulum 2013 dengan Kurikulum Sebelumnya
WKS I
- Poin 3
Jika dibandingkan dengan kurikulum sebelumnya materi berasal dari guru, guru
banyak menjelaskan sehingga siswa menjadi pasif.
Dalam Kurikulum 2013, dengan suatu tema yang dikaitkan dengan kehidupan
sehari-hari (misalnya Lingkungan), dengan motivasi dari guru (misalnya dengan
gambar kondisi lingkungan di sekolah) siswa akan memiliki bermacam-macam
pertanyaan.
Perbedaan Kurikulum 2013 dengan Kurikulum Sebelumnya:
1. Kurikulum 2013 menggunakan Pendekatan Saintifik
2. Penilaian dalam Kurikulum 2013 menilai ketiga ranah, yaitu afektif,
psikomotor dan afektif.
3. Pembelajaran Kurikulum 2013 dengan tema yang dikaitkan dengan
kehidupan sehari-hari
4. Materi dalam Kurikulum 2013 lebih sederhana. Guru harus
mengembangkan materi dan soal sendiri. WG I
- Poin 3
Proses pembelajaran dalam Kurikulum 2013 berbeda karena menggunakan
Pendekatan Saintifik. Perbedaan dalam penilaian karena dalam Kurikulum 2013
menilai ketiga ranah yaitu afektif, psikomotor dan kognitif.
Materi dalam Kurikulum 2013 lebih sederhana dibandingkan dalam Kurikulum
KTSP. Guru harus mengembangkan materi/ soal sendiri agar siswa merasa
tertantang dalam belajar.
Kelebihan dari Kurikulum 2013
WKS I
- Poin 4
Dalam Kurikulum 2013 dituntut untuk mengembangkan kreativitas siswa. Hal
itu bagus baik dalam pembelajaran maupun penerapan sehari-hari. Guru hanya
memotivasi agar anak menjadi kreatif. Guru harus banyak memotivasi agar
kreatifitas anak muncul dengan sendirinya.
Kelebihan dari Kurikulum 2013:
1. Dalam Kurikulum 2013 kreativitas siswa menjadi berkembang.
2. Guru lebih banyak memotivasi siswa
3. Penilaian dalam Kurikulum 2013 tidak hanya dalam aspek pengetahuan
tetapi juga sikap dan keterampilan.
4. Penilaian deskriptif tidak bergantung pada KKM, kemampuan setiap anak
bisa terakomodasi. WG I
- Poin 5
Kelebihan dari Kurikulum 2013 adalah penilaian tidak hanya dalam aspek
pengetahuan tetapi juga sikap dan keterampilan.
Penilaian deskriptif yang tidak bergantung pada KKM, sehingga kemampuan
setiap anak bisa terakomodasi. Setiap anak memiliki keunggulan dalam aspek
tertentu.
Kekurangan dari Kurikulum 2013
WKS I
- Poin 5
Kekurangan dari Kurikulum 2013 adalah:
1. Keberhasilan kurikulum 2013 tergantung pada guru. Guru yang belum
menguasai dan masih pasif maka akan mengalami kesulitan dalam
memberikan pelajaran yang memotivasi siswa.
2. Penilaian yang rumit dan memerlukan biaya, tenaga dan pikiran.
Kekurangan dari Kurikulum 2013:
1. Guru yang belum menguasai Kurikulum 2013 dan masih pasif akan
mengalami kesulitan dalam memotivasi siswa.
2. Penilaian dalam Kurikulum 2013 rumit dan memerlukan biaya, tenaga dan
pikiran.
3. Anggaran melonjak untuk keperluan ATK (pembelian kertas) dan
153
3. Anggaran yang meledak. Anggaran banyak terserap di KBM, digunakan
untuk membeli kertas untuk fotokopi dan administrasi. Anggaran ATK (alat
tulis kantor) melonjak 3 sampai 4 kali lipat dari sebelumnya.
4. Guru yang belum bisa menggunakan IT akan kesulitan dalam membuat
materi sedangkan guru yang sudah bisa IT dimudahkan dengan adanya
laptop dan LCD.
fotokopi. Anggaran ATK melonjak 3-4 kali lipat dari sebelumnya.
4. Guru yang belum bisa menguasai IT akan lebih kesulitan dalam membuat
materi. Guru yang menguasai IT dimudahkan dengan adanya laptop dan
LCD.
5. Cakupan materi Kurikulum 2013 yang kurang dalam
6. Materi terlalu luas
7. Alokasi waktu tidak sesuai dengan pelaksanaan di kelas. WG I
- Poin 6
Kekurangan dari Kurikulum 2013 antara lain adalah cakupan materi yang kurang
dalam, materi yang banyak dan tidak sesuai dengan alokasi waktu.
Estimasi waktu terkadang tidak sesuai dengan pelaksanaan di kelas.
Pemahaman mengenai Pendekatan Saintifik
WKS I
- Poin 6
- Poin 7
Pendekatan Saintifik terdiri dari 5M.
Pendekatan Saintifik bagus karena itu adalah pendekatan yang ditetapkan oleh
pemerintah.
Pendekatan Saintifik terdiri dari 5M.
Proses pembelajaran dengan Pendekatan Saintifik terdiri dalam tahapan-
tahapan seperti mengamati dan menarik kesimpulan.
Pendekatan Saintifik akan membuat siswa menjadi lebih aktif dan tertantang.
Siswa dapat mengetahui alur untuk mendapatkan pengetahuan baru.
Sebagian siswa tetap bersifat pasif meskipun pembelajaran menggunakan
Pendekatan Saintifik.
WG I
- Poin 7
- Poin 8
Pendekatan Saintifik digunakan dalam proses pembelajaran dengan 5M. Dalam
Pendekatan Saintifik proses pembelajaran terdiri dalam tahapan-tahapan seperti
mengamati, dan siswa dapat menarik kerimpulan dari apa yang dia lihat.
Dengan Pendekatan Saintifik siswa menjadi lebih aktif. Siswa mengetahui alur
untuk mendapatkan pengetahuan yang baru. Siswa juga merasa lebih tertantang.
Meski demikian ada sebagian siswa yang tetap bersifat pasif meskipun
pembelajaran sudah menggunakan Pendekatan Saintifik.
Kelebihan dari Pendekatan Saintifik
WKS I
- Poin 8
Ketika siswa bertanya, dan pada akhirnya mengkomunikasikan dapat melatih
dalam mengemukakan pendapat. Siswa sudah tidak seperti dulu, yang jika tidak
ditanya maka akan diam. Sekarang siswa sudah terbiasa untuk musyawarah
dalam kerja kelompok dan melaporkan kegiatannya.
Kelebihan dari Pendekatan Saintifik:
1. Melatih siswa dalam mengemukakan pendapat dengan bertanya dan
mengkomunikasikan.
2. Siswa terbiasa untuk bermusyawarah dalam kerja kelompok dan
melaporkan kegiatannya.
3. Siswa dituntut untuk mengetahui proses mendapat pengetahuan.
4. Pengetahuan yang didapat melalui 5M akan lebih tertanam dan siswa tidak
mudah lupa.
WG I
- Poin 9
Kelebihan dari Pendekatan Saintifik adalah siswa dituntut untuk mengetahui
proses mendapatkan pengetahuan. Pengetahuan yang didapat melalui 5M akan
lebih tertanam pada siswa dan tidak mudah lupa.
Kekurangan dari Pendekatan Saintifik
WKS I
- Poin 9
Kekurangan dari Pendekatan Saintifik adalah siswa yang kurang aktif masih
harus dipancing. Siswa yang pasif menjadi kendala saat tugas diberikan. Tetapi
Kekurangan dari Pendekatan Saintifik:
1. Siswa yang kurang aktif (pasif) masih menjadi kendala saat tugas
diberikan.
154
lama kelamaan siswa akan menjadi terbiasa. 2. Cakupan materi Kurikulum 2013 tidak seluas dalam Kurikulum KTSP.
3. Alokasi waktu tidak sesuai dengan pelaksanaan di kelas.
Solusi untuk alokasi waktu yang kurang adalah dengan menjadikan tugas
sebagai pekerjaan rumah.
WG I
- Poin 10
Kekurangan dari Pendekatan Saintifik adalah cakupan materi yang tidak seluas
dalam Kurikulum KTSP. Alokasi waktu juga terkadang tidak sesuai dengan
pelaksanaan di kelas. Hal ini sering disiasati dengan menjadikan tugas sebagai
pekerjaan rumah.
2. Pelaksanaan Penilaian Otentik dalam Penerapan Kurikulum 2013 di Kelas IVB Sekolah Dasar Negeri Tlacap
Sumber Informasi Kesimpulan
Persiapan Pelaksanaan Kurikulum 2013
WKS I
- Poin 10
- Poin 11
Dulu tiba-tiba sekolah diberi perintah dari dinas untuk mengikuti diklat
Kurikulum 2013.
Persiapan yang dilakukan oleh guru sebelum melaksanakan Kurikulum 2013
adalah dengan mengikuti diklat. Meskipun ketika pertama kali diklat guru-guru
belum begitu jelas apa yang harus dilakukan. Setelah diklat guru membaca dan
mempelajari bahan yang akan diajarkan di rumah. Guru juga melakukan sharing
dengan teman-temannya. Semuanya terasa mendadak karena diklat dilakukan
saat libur semester dan harus langsung melaksanakan Kurikulum 2013 di kelas I
dan IV ketika masuk.
Pihak sekolah juga melakukan sosialisasi kepada wali murid kelas I dan IV.
Sosialisasi dengan orangtua cukup sulit dan membutuhkan waktu cukup lama.
Buku paket Kurikulum 2013 sudah lengkap ketika pertama kali melaksanakan.
Persiapan yang dilakukan oleh guru sebagai persiapan pelaksanaan Kurikulum
2013 adalah mengikuti diklat.Sekolah mendapat perintah dari dinas secara tiba-
tiba untuk mengikuti Diklat Kurikulum 2013. Setelah diklat guru membaca dan
mempelajari bahan materi secara mandiri di rumah. Guru juga saling
melakukan sharing (bertukar informasi).
Diklat dilakukan saat libur semester dan Kurikulum 2013 langsung
dilaksanakan di kelas I dan IV saat semester baru dimulai sehingga semua
terkesan mendadak.
Pihak sekolah melakukan sosialisasi dengan wali murid kelas I dan IV.
Sosialisasi dengan orang tua cukup sulit dan membutuhkan waktu yang lama.
Buku paket Kurikulum 2013 sudah lengkap ketika pertama kali melaksanakan.
Guru mempersiapkan RPP sebelum mengajar. Guru juga mengumumkan
kepada siswa apa yang harus dibawa jika pada pertemuan berikutnya diadakan
percobaan. WG I
- Poin 11
Sebelum mengajar guru menyiapkan RPP. Jika di pertemuan berikutnya ada
percobaan maka akan diumumkan apa yang harus dibawa.
Bantuan dari Pihak Dinas Terkait Pelaksanaan Kurikulum 2013
WKS I
- Poin 12
Bantuan dari dinas berupa buku paket. Pengawasan tetap ada sampai sekarang,
berupa monitoring-monitoring dari pengawas pusat. Dinas propinsi juga
mengadakan kegiatan pengawasan berupa kegiatan on-in. (On: pengawas melihat
guru mengajar, In: pembahasan di dalam forum).
Bantuan dari Dinas antara lain berupa:
1. Buku paket dan alat peraga
2. Pengawasan/ Pendampingan
-Pengawas pusat melakukan monitoring.
-Dinas Propinsi DI Yogyakarta melakukan pengawasan berupa supervisi dan
kegiatan on-in. (On: pengawas melihat guru mengajar, In: pembahasan di
dalam forum). Supervisi dilakukan dengan cara observasi dan sharing tiap WG I
- Poin 13
Terkadang pihak sekolah mendapat bantuan alat peraga dari dinas.
Ada tiga pendampingan Kurikulum 2013 yang sedang dilakukan, pendampingan
155
dari Dinas Kabupaten Sleman, Dinas DI Yogyakarta, dan bimbingan audit mutu
dari LPMP.
Dari pihak propinsi menugaskan pengawas untuk melakukan supervisi di SD
Tlacap. Supervisi dilakukan dengan cara observasi dan sharing tiap kelas.
Pendampingan dilakukan secara berkala, setahun sekali.
kelas.
- Pendampingan dari Dinas Kabupaten Sleman, yang dilakukan secara berkala
setahun sekali.
- Bimbingan audit mutu dari LPMP
Sarana dan Prasarana Pendukung Pelaksanaan Kurikulum 2013
WKS I
- Poin 13
Sarana dan prasarana yang disiapkan oleh sekolah antara lain adalah laptop,
LCD, printer, kertas, dan spidol.
Printer di sekolah sangat boros, terutama saat waktu pembuatan rapor. Sekolah
menyiapkan dua/tiga printer, tetapi masih ada guru yang tidak kebagian. Printer
cepat rusak karena setiap hari digunakan.
Sarana dan Prasarana Pendukung Pelaksanaan Kurikulum 2013:
- Laptop. Laptop inventaris sekolah hanya digunakan oleh beberapa guru,
sebagian besar guru memiliki laptop sendiri.
- LCD yang memudahkan guru dalam menyampaikan materi
- Printer. Printer di sekolah sangat boros dan cepat rusak karena setiap hari
digunakan. Sekolah menyediakan 2-3 buah printer tetapi masih ada guru yang
tidak kebagian, terutama saat pembuatan rapor.
- Kertas dan spidol
- Wi-Fi yang memudahkan guru untuk mencari materi saat mengajar, antara
lain digunakan untuk mencari materi sains dan mencari kata-kata sukar.
Alat dan Bahan Percobaan:
- Alat dan bahan didapat dari koperasi sekolah.
- Untuk alat dan bahan yang agak banyak, guru meminta siswa untuk
membawa sendiri. Contoh: membawa botol untuk percobaan nada, gunting
untuk keterampilan
- Terkadang guru menyediakan alat dan bahan yang diperlukan.
- Alat dan bahan sebisa mungkin yang harganya terjangkau dan tidak
memberatkan siswa
WG I
- Poin 14
- Alat dan bahan didapat dari koperasi sekolah
- Untuk alat dan bahan yang agak banyak, guru meminta siswa untuk membawa
sendiri. Contoh: membawa botol untuk percobaan nada, gunting untuk
keterampilan
- Terkadang guru menyediakan alat dan bahan yang diperlukan.
- Alat dan bahan sebisa mungkin yang harganya terjangkau dan tidak
memberatkan siswa
- Adanya LCD memudahkan guru dalam menyampaikan materi (presentasi).
- Laptop inventaris sekolah hanya digunakan oleh beberapa guru, sebagian besar
guru sudah memiliki laptop sendiri.
- Sekolah memiliki Wi-Fi yang memudahkan guru untuk mencari materi saat
mengajar
- Internet Wi-Fi antara lain digunakan untuk mencari materi sains dan mencari
kata-kata sukar.
Pelaksanaan Proses Pembelajaran Kurikulum 2013
WKS I
- Poin 14
Kepala sekolah merekomendasikan kepada peneliti untuk melihat sendiri
pelaksanaan pembelajaran dengan Kurikulum 2013 di kelas
Pendekatan Saintifik sudah digunakan setiap hari dalam proses pembelajaran.
Pelaksanaan Pendekatan Saintifik antara lain saat pembelajaran bagian-bagian
bunga. Siswa membawa bunga dari rumah dan diamati untuk mengenali
bagian-bagiannya, juga membedakan bunga sempurna dan bunga tidak
sempurna.
Kegiatan 5M sudah dilakukan di kelas.
Kegiatan Mengamati
Kegiatan mengamati sudah sering dilakukan di kelas, contohnya saat
mengamati bagian-bagian bunga. Kegiatan mengamati juga dilakukan dengan
WG I
- Poin 15
- Poin 16
Setiap hari kegiatan pembelajaran selalu menggunakan Pendekatan Saintifik
Contoh pelaksanaan Pendekatan Saintifik dalam kegiatan pembelajaran saat
materi bagian-bagian bunga. Siswa diajak mengamati bunga yang dibawa dari
rumah untuk dikenali bagian-bagiannya. Siswa juga diajak untuk mengenali
bunga sempurna dan bunga tidak sempurna.
156
- Poin 17
- Poin 18
- Poin 19
- Poin 20
- Poin 21
Kegiatan Mengamati
Kegiatan mengamati sudah sering dilakukan di kelas, contohnya saat mengamati
bagian-bagian bunga. Kegiatan mengamati juga dilakukan dengan cara
membandingkan.
Kegiatan Menanya
Kegiatan menanya dilakukan saat tanya jawab. Ketika melakukan tanya jawab
dapat muncul pertanyaan yang tidak terduga dari siswa sehingga guru harus siap
dalam menjawab. Sebagian besar siswa sudah aktif tetapi ada beberapa siswa
yang masih pasif.
Kegiatan Mengumpulkan Informasi/ Mencoba
Kegiatan mengumpulkan informasi/ mencoba dilakukan dengan wawancara dan
percobaan.
Kegiatan Menalar/ Mengasosiasi
Dalam kegiatan menalar/ mengasosiasi belum semua siswa bisa melakukannya.
Guru sering harus membimbing siswa dalam membuat kesimpulan.
Kegiatan Mengkomunikasikan
Kegiatan mengkomunikasikan dilakukan antara lain dengan membaca hasil
pekerjaan di depan kelas, atau ditempelkan untuk dibandingkan.
Hasil kesenian sering ditempelkan di papan tulis.
Kegiatan mengkomunikasikan masih dilakukan dalam kalangan kelas.
Penilaian proyek dalam bentuk pameran belum dilaksanakan.
Dalam muatan Bahasa Indonesia dilakukan menceritakan kembali.
Dalam materi menyanyi dengan melakukn gerakan sederhana siswa kelas IV
masih mengalami kesulitan dalam membuat gerakan.
cara membandingkan.
Kegiatan mengamati yang pernah dilakukan pada saat percobaan antara lain
adalah mengamati seledri dalam air berwarna, mengamati tulisan
menggunakan kaca pembesar buatan sendiri, dan mengamati tanaman dan
bunga.
Kegiatan Menanya
Kegiatan menanya dilakukan saat tanya jawab. Ketika melakukan tanya jawab
dapat muncul pertanyaan yang tidak terduga dari siswa sehingga guru harus
siap dalam menjawab. Sebagian besar siswa sudah aktif tetapi ada beberapa
siswa yang masih pasif.
Siswa paling sering bertanya pada saat pelajaran Matematika dan IPA.
Kegiatan Mengumpulkan Informasi/ Mencoba
Kegiatan mengumpulkan informasi/ mencoba dilakukan dengan wawancara
dan percobaan.
Siswa pernah mencoba membuat bunga dari kertas koran, gelang dari kertas
lipat, gelas dari botol plastik, map buku dari kertas HVS, kincir angin, kincir
air, dan kaca pembesar.
Kegiatan Menalar/ Mengasosiasi
Dalam kegiatan menalar/ mengasosiasi belum semua siswa bisa melakukannya.
Guru sering harus membimbing siswa dalam membuat kesimpulan.
Kegiatan Mengkomunikasikan
Kegiatan mengkomunikasikan dilakukan antara lain dengan membaca hasil
pekerjaan di depan kelas, atau ditempelkan untuk dibandingkan.
Hasil kesenian sering ditempelkan di papan tulis.
Kegiatan mengkomunikasikan masih dilakukan dalam kalangan kelas.
Penilaian proyek dalam bentuk pameran belum dilaksanakan.
Dalam muatan Bahasa Indonesia dilakukan menceritakan kembali.
Dalam materi menyanyi dengan melakukan gerakan sederhana siswa kelas IV
masih mengalami kesulitan dalam membuat gerakan.
Siswa pernah tampil di depan kelas untuk membaca puisi, menyanyi, dan
menceritakan pengalaman.
WS
- Poin 5
- Poin 6
- Poin 7
Kegiatan Mengamati
Semua siswa menyatakan pernah melakukan kegiatan pengamatan saat
percobaan.Yang pernah diamati antara lain adalah mengamati seledri dalam air
berwarna, mengamati tulisan menggunakan kaca pembesar buatan sendiri, dan
mengamati tanaman dan bunga.
Kegiatan Menanya
Semua siswa menyatakan pernah bertanya kepada guru ketika merasa kesulitan.
Mereka paling sering bertanya saat pelajaran matematika dan IPA.
Kegiatan Mengumpulkan Informasi/ Mencoba
Semua siswa menjawab pernah membuat atau mempraktekkan sesuatu. Yang
pernah mereka buat antara lain adalah bunga dari kertas koran, gelang dari kertas
lipat, gelas dari botol plastik, map buku dari kertas HVS, kincir angin, kincir air,
dan kaca pembesar.
157
- Poin 8
- Poin 9
Kegiatan Menalar/ Mengasosiasi
Semua siswa menyatakan guru pernah memberikan masalah untuk dipecahkan,
antara lain adalah soal matematika, juga diberi tugas untuk mencari nama-nama
pahlawan.
Kegiatan Mengkomunikasikan
Semua anak menyatakan pernah tampil di depan kelas, antara lain untuk
membaca puisi, menyanyi, dan menceritakan pengalaman.
Pemantauan Kepala Sekolah terhadap Pelaksanaan Kurikulum 2013
WKS I
- Poin 17
Kepala sekolah melakukan pemantauan terhadap proses belajar dengan cara
berkeliling meskipun kepala sekolah tidak selalu masuk ke kelas.
Kepala Sekolah melakukan pemantauan terhadap pelaksanaan Kurikulum 2013
dengan cara berkeliling sekolah meskipun beliau tidak selalu masuk ke kelas.
Kerjasama dengan Sekolah Lain terkait Pelaksanaan Kurikulum 2013
WKS I
- Poin 18
Kerjasama di lakukan dengan cara pendampingan dalam lingkup gugus yang
terdiri dari 6 sekolah. Di gugus dapat disampaikan kesulitan yang dialami agar
bisa dipecahkan bersama.
Kerjasama dengan sekolah lain dilakukan dengan cara pendampingan dalam
lingkup gugus yang terdiri dari 6 sekolah. . Di gugus dapat disampaikan
kesulitan yang dialami agar bisa dipecahkan bersama.
Kerjasama Antar Guru Kelas terkait Pelaksanaan Kurikulum 2013
WKS I
- Poin 12
WKS II
- Poin 19
Kerjasama antar guru kelas dilakukan dengan cara:
1. Komunikasi antar kelas A dan B ketika ada anak yang nakal atau
pembelajarannya lambat.
2. Bertukar guru
3. Bertukar siswa
(tujuan dilakukan pertukaran siswa atau guru adalah agar antar kelas A dan B
dapat berjalan seiring).
Kerjasama antar guru kelas dilakukan dalam bentuk forum, sharing dan bertukar
informasi, dan bertukar kelas ketika kelas yang belum memiliki LCD
membutuhkan.
Kerjasama antar guru kelas dilakukan dengan cara:
1. Komunikasi antar kelas A dan B ketika ada anak yang nakal atau
pembelajarannya lambat.
2. Bertukar guru atau siswa antar kelas A dan B dengan tujuan agar kelas A
dan B dapat berjalan seiring.
3. Dalam forum untuk sharing/ bertukar informasi
4. Bertukar penggunaan kelas yang memiliki fasilitas LCD ketika
dibutuhkan.
5. Pembuatan administrasi seperti silabus dan RPP.
6. Menyiapkan alat dan bahan pembelajaran.
WG I
- Poin 12
- Poin 22
Kerjasama antar guru dilakukan dalam pembuatan administrasi seperti silabus
dan RPP. Kerjasama juga dilakukan dalam menyiapkan alat dan bahan
pembelajaran.
Kerjasama antar guru dilakukan dalam pembuatan RPP dan silabus.
Evaluasi Pelaksanaan Kurikulum 2013
WKS I
- Poin 20
Kepala Sekolah melakukan evaluasi mengenai penerapan Kurikulum 2013.
SDN Tlacap melakukan evaluasi/refleksi mengenai penerapan Kurikulum
2013. Evaluasi dilakukan saat supervisi PKG setiap tahun dan saat rapat
158
- Poin 21
- Poin 22
Evaluasi pelaksanaan Kurikulum 2013 dilakukan saat supervisi PKG, juga saat
rapat disampaikan secara lisan.
Tindak lanjut dari evaluasi yang dilakukan dengan cara guru yang masih belum
menguasai pelaksanaan Kurikulum 2013 akan diikutkan dalam workshop.
disampaikan secara lisan. Pengawas kecamatan ditugaskan di sekolah untuk
mengawasi secara periodik sehingga guru bisa berkonsultasi dan mendapatkan
umpan balik.
Kepala sekolah juga melakukan supervisi dua kali dalam setahun.
Tindak lanjut dari evaluasi/ refleksi:
- Diadakannya pertemuan teknis setelah pengawas mengobservasi kelas.
- Guru yang masih belum menguasai pelaksanaan Kurikulum 2013 akan
diikutkan dalam workshop.
WG I
- Poin 23
- Poin 24
- Poin 25
Di SD N Tlacap sudah dilakukan evaluasi/refleksi terhadap kinerja guru dalam
menerapkan Kurikulum 2013.
Evaluasi kinerja guru dilakukan setiap tahun.
Pengawas kecamatan ditugaskan di sekolah untuk mengawasi secara periodik
sehingga guru bisa berkonsultasi dan mendapatkan umpan balik.
Kepala Sekolah melakukan supervisi setahun dua kali.
Tindak lanjut dari refleksi dilakukan dengan pertemuan teknis setelah pengawas
mengobservasi di kelas.
Persiapan Pelaksanaan Penilaian Otentik
WKS II
- Poin 7
Persiapan yang dilakukan sekolah sebelum melakukan Penilaian Otentik antara
lain adalah memberikan materi, memberikan latihan dan soal-soal yang harus
dikerjakan siswa.
Persiapan Pelaksanaan Penilaian Otentik:
- Pemberian materi dan latihan soal
- Mempersiapkan rubrik penilaian dengan melihat di buku guru
- Jika rubrik penilaian tidak ada di buku guru maka guru akan membuat rubrik
sendiri
- Untuk penilaian sikap sosial terkadang tidak menggunakan rubrik tetapi
menggunakan skala penilaian 1 2 3 4.
WG II a
- Poin 7
Persiapan yang dilakukan sebelum pelaksanaan Penilaian Otentik:
- Menyiapkan rubrik penilaian dengan melihat di buku guru
- Jika rubrik penilaian tidak ada di buku guru maka guru membuat rubrik sendiri.
-Untuk penilaian sikap sosial terkadang tidak menggunakan rubrik tetapi
menggunakan skala penilaian 1 2 3 4.
Sarana dan Prasarana Pendukung Penilaian Otentik
WKS II
- Poin 8
Sarana dan prasarana yang disiapkan oleh sekolah untuk mendukung
pelaksanaan Penilaian Otentik antara lain adalah:
1. LCD. LCD akan membuat anak lebih jelas dalam menerima materi.
2. Komputer digunakan untuk mencari materi.
3. Laptop untuk guru, tetapi belum semua guru mendapatkan karena laptop ini
adalah bantuan dari pusat.
Sarana dan Prasarana Pendukung Penilaian Otentik:
- Lembar Penilaian untuk penilaian secara manual/tertulis. Guru baru akan
merekap hasil nilai menggunakan komputer saat akan pembagian rapor.
- Komputer/ laptop. Laptop adalah bantuan dari pusat dan belum semua guru
mendapatkan.
WG II a
- Poin 8
Sarana dan prasarana yang dibutuhkan adalah lembar penilaian. Dalam menilai
guru melakukannya secara manual/tertulis, saat akan pembagian rapor baru
direkap menggunakan komputer.
159
Proses Pelaksanaan Penilaian Otentik
WKS II
- Poin 9
Menurut kepala sekolah, 80% guru sudah menguasai pelaksanaan Penilaian
Otentik, meskipun masih ada satu atau dua guru yang masih belum paham.
Menurut Kepala Sekolah, 80% guru sudah menguasai pelaksanaan Penilaian
Otentik, meskipun masih ada satu atau dua guru yang masih belum paham.
Pelaksanaan Penilaian Otentik di kelas IVB belum sempurna, penilaian dalam
sehari tidak semua dilakukan oleh guru karena keterbatasan waktu. Untuk
sikap sosial guru merekap penilaian dalam satu minggu. Untuk aspek
keterampilan dan pengetahuan guru melakukan penilaian ketika pembelajaran
berlangsung.
WG II a
- Poin 9
Pelaksanaan Penilaian Otentik di kelas IVB belum sempurna, penilaian dalam
sehari tidak semua dilakukan oleh guru karena keterbatasan waktu. Untuk sikap
sosial guru merekap penilaian dalam satu minggu. Untuk aspek keterampilan dan
pengetahuan guru melakukan penilaian ketika pembelajaran berlangsung.
Cakupan Penilaian Otentik di SD N Tlacap
WKS II
- Poin 11
Penilaian otentik di sekolah ini sudah mencakup ketiga aspek kompetensi (sikap,
pengetahuan, dan keterampilan).
Penilaian Otentik di SDN Tlacap sudah mencakup ketiga aspek kompetensi
yaitu sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
WG II a
- Poin 12
Penilaian Otentik di kelas IVB sudah mencakup ketiga aspek kompetensi yaitu
sikap, pengetahuan dan keterampilan
Jenis Penilaian Otentik yang Sudah Dilakukan
WKS II
- Poin 10
Kepala sekolah menyarankan kepada peneliti untuk langsung mengamati KBM.
Jenis Penilaian Otentik yang sudah dilakukan antara lain adalah:
- Penilaian observasi dan catatan anekdot untuk kompetensi sikap
- Penilaian tes tertulis dan penugasan untuk kompetensi pengetahuan
- Penilaian unjuk kerja, penilaian produk dan portofolio untuk kompetensi
keterampilan.
WG II a
- Poin 10
-Untuk aspek sikap guru baru melakukan penilaian observasi dan catatan
anekdot.
-Untuk aspek pengetahuan guru melakukan penilaian tes tertulis dan penugasan.
-Untuk aspek keterampilan guru melakukan penilaian unjuk kerja, penilaian
produk dan portofolio.
Pemilihan Jenis Penilaian Otentik
WG II a
- Poin 13
Dalam memilih jenis penilaian guru berpedoman pada buku guru
Guru berpedoman pada buku guru dalam memilih jenis penilaian yang akan
digunakan.
Waktu Pelaksanaan Penilaian Otentik
WG II a
- Poin 11
Guru melakukan penilaian hampir setiap hari.
Penilaian sikap dilakukan di akhir pembelajaran karena guru mengalami
kesulitan dalam mengamati dan mencatat penilaian sikap saat proses
pembelajaran berlangsung
Guru melakukan Penilaian Otentik hampir setiap hari.
Penilaian sikap dilakukan di akhir pembelajaran karena guru mengalami
kesulitan dalam mengamati dan mencatat penilaian sikap saat proses
pembelajaran berlangsung
Kegiatan Perbaikan (Remedial)
WG II a
- Poin 14
Guru jarang melakukan kegiatan remedial saat penilaian harian karena waktu
Guru jarang melakukan kegiatan remedial saat penilaian harian karena waktu
lebih banyak digunakan untuk mengejar materi. Remedial dilakukan saat UTS
160
lebih banyak digunakan untuk mengejar materi. Remedial dilakukan saat UTS
dan Ujian Akhir jika memang diperlukan.
dan Ujian Akhir jika memang diperlukan.
Kerjasama Antar Guru Kelas terkait Penilaian Otentik
WG II a
- Poin 15
Kerjasama antar guru kelas dalam Penilaian Otentik dilakukan dalam pembuatan
soal-soal harian.
Dalam pembuatan rubrik juga memungkinkan untuk bekerja sama antar guru
kelas tetapi saat ini guru masih banyak berpedoman pada buku guru.
Kerjasama antar guru kelas dalam Penilaian Otentik dilakukan dalam
pembuatan soal-soal harian.
Dalam pembuatan rubrik juga memungkinkan untuk bekerja sama antar guru
kelas tetapi saat ini guru masih banyak berpedoman pada buku guru.
Penilaian Otentik Kompetensi Sikap di Sekolah Dasar Negeri Tlacap
Sumber Informasi Kesimpulan
Proses Pelaksanaan Penilaian Otentik Kompetensi Sikap
WG II b
- Poin 1
Guru tidak setiap hari melakukan penilaian sikap karena rumit.
Penilaian sikap dilakukan beberapa kali dalam seminggu.
Guru melakukan penilaian sikap beberapa kali dalam seminggu. Guru tidak
melakukan penilaian sikap setiap hari karena dirasa rumit.
Teknik Penilaian Kompetensi Sikap
WG II b
- Poin 2
Dalam penilaian sikap guru lebih banyak menggunakan teknik penilaian
observasi.
Guru lebih banyak menggunakan teknik penilaian observasi.
Instrumen Penilaian Kompetensi Sikap
WG II b
- Poin 3
Instrumen penilaian sikap berpedoman pada buku guru.
Guru menggunakan instrumen penilaian sikap dengan berpedoman pada buku
guru.
Dalam melakukan penilaian sikap guru terkadang tidak menggunakan rubrik
melainkan menggunakan skala penilaian 1 2 3 4. (1: belum terlihat, 2: mulai
terlihat, 3: mulai berkembang, 4: sudah terlihat/ membudaya)
WG II a
- Poin 7
-Untuk penilaian sikap sosial terkadang tidak menggunakan rubrik tetapi
menggunakan skala penilaian 1 2 3 4. (1: belum terlihat, 2: mulai terlihat, 3:
mulai berkembang, 4: sudah terlihat/ membudaya)
Bentuk Penilaian Kompetensi Sikap
WG II b
- Poin 4
Guru menyatakan penilaian sikap dalam bentuk deskripsi, contoh: belum terlihat,
sudah terlihat, dan membudaya.Hasil dalam rapor dalam bentuk deskripsi.
Bentuk penilaian sikap dinyatakan dalam bentuk deskripsi.
Hasil penilaian sikap dalam rapor dinyatakan dalam bentuk deskipsi.
Penilaian Observasi
WG II b
- Poin 8
- Poin 9
Penilaian observasi dilakukan mingguan, guru melakukan rekap penilaian
observasi sikap selama seminggu.
Guru melakukan penilaian observasi setelah pembelajaran.
Guru melakukan penilaian observasi dengan cara mingguan (guru melakukan
rekap penilaian observasi sikap secara seminggu).
Penilaian observasi dilakukan setelah pembelajaran.
Instrumen penilaian observasi berpedoman pada buku guru.
161
- Poin 10 Instrumen yang digunakan saat penilaian observasi berpedoman pada buku guru. Dalam RPP 01, 02, 03, 04, 05, 06 dan 07 tercantum guru melakukan obeservasi
menggunakan daftar ceklist.
Guru melakukan penilaian sikap cinta tanah air, kerjasama, teliti, rasa ingin
tahu, kepahlawanan, dan pantang menyerah.
RPP 01 Penilaian sikap dilakukan melalui observasi menggunakan daftar ceklist.
Analisis RPP 01 Guru melakukan penilaian sikap (cinta tanah air, kerjasama dan teliti).
RPP 02 Penilaian sikap dilakukan melalui observasi menggunakan daftar ceklist.
Analisis RPP 02 Guru melakukan penilaian sikap (cinta tanah air, kerjasama dan teliti).
RPP 03 Penilaian sikap dilakukan melalui observasi menggunakan daftar ceklist.
Analisis RPP 03 Guru melakukan penilaian sikap (cinta tanah air dan kerjasama).
RPP 04 Penilaian sikap dilakukan melalui observasi menggunakan daftar ceklist.
Analisis RPP 04 Guru melakukan penilaian sikap (cinta tanah air dan kerjasama).
RPP 05 Penilaian sikap dilakukan melalui observasi menggunakan daftar ceklist.
Analisis RPP 05 Guru melakukan penilaian sikap (teliti, rasa ingin tahu dan kepahlawanan).
RPP 06 Penilaian sikap dilakukan melalui observasi menggunakan daftar ceklist.
Analisis RPP 06 Guru melakukan penilaian sikap (teliti, rasa ingin tahu dan kepahlawanan).
RPP 07 Penilaian sikap dilakukan melalui observasi menggunakan daftar ceklist.
Penilaian Diri
WG II b
- Poin 11
Guru belum pernah melakukan penilaian diri.
Penilaian diri belum pernah dilakukan.
WS
- Poin 11
Semua anak menyatakan belum pernah diminta untuk melakukan penilaian diri.
Penilaian Teman Sebaya
WG II b
- Poin 16
Guru belum pernah melakukan penilaian teman sebaya.
Penilaian teman sebaya belum pernah dilakukan.
WS
- Poin 13
Semua siswa menyatakan belum pernah diminta menilai sikap teman.
Penilaian Jurnal/ Catatan Anekdot
WG II b
- Poin 21
- Poin 22
- Poin 23
- Poin 24
- Poin 25
Guru melakukan penilaian jurnal/ catatan anekdot hanya ketika ada kejadian
(sifatnya insidental).
Menurut pemahaman guru, catatan anekdot berisi deskripsi peristiwa yang
terjadi, seperti jika ada yang berkelahi atau datang terlambat.
Penilaian jurnal hanya dilakukan ketika ada kejadian.
Catatan anekdot tidak menggunakan instrumen karena hanya berisi tulisan guru
sendiri, sehingga sifatnya tidak baku.
Manfaat penilaian jurnal:
- Sebagai dokumentasi dari kejadian-kejadian sebelumnya.
- Sebagai masukan bagi guru sebelum melakukan tindakan/ bimbingan pada
siswa.
Guru melakukan penilaian jurnal/catatan anekdot hanya ketika ada kejadian
(insidental).
Catatan anekdot berisi deskripsi peristiwa yang terjadi, seperti jika ada siswa
yang berkelahi atau datang terlambat.
Guru tidak menggunakan instrumen catatan anekdot yang baku karena hanya
berisi tulisan guru sendiri.
Catatan anekdot bermanfaat sebagai dokumentsi dari kejadian-kejadian
sebelumnya dan sebagai masukan bagi guru sebelum melakukan
tindakan/bimbingan pada siswa.
162
Penilaian Otentik Kompetensi Pengetahuan di Sekolah Dasar Negeri Tlacap
Sumber Informasi Kesimpulan
Proses Pelaksanaan Penilaian Otentik Kompetensi Pengetahuan
WG II c
- Poin 1
Dalam kompetensi pengetahuan penilaian selain dilakukan setiap hari, juga
diadakan Ulangan Harian Bersama. UHB dilakukan pada akhir sub tema,
sehingga dalam setiap tema ada tiga kali UHB.
Penilaian pengetahuan dilakukan setiap hari.
Ulangan Harian Bersama (UHB) dilakukan pada akhir sub tema.
Teknik Penilaian Kompetensi Pengetahuan
WG II c
- Poin 2
Teknik penilaian kompetensi pengetahuan yang digunakan guru adalah tes
tertulis, observasi diskusi dan penugasan.
Guru menggunakan teknik penilaian pengetahuan tes tertulis, observasi diskusi
dan penugasan.
Instrumen Penilaian Kompetensi Pengetahuan
WG II c
- Poin 3
Penilaian kompetensi pengetahuan dilakukan dengan skor angka sehingga tidak
menggunakan instrumen.
Guru tidak menggunakan instrumen karena penilaian pengetahuan dilakukan
dengan skor angka.
Bentuk Penilaian Kompetensi Pengetahuan
WG II c
- Poin 4
Guru menyatakan penilaian kompetensi pengetahuan dalam bentuk angka.
Guru menyatakan penilaian pengetahuan dalam bentuk angka.
Penilaian Tes Tertulis
WG II c
- Poin 8
- Poin 9
Penilaian pengetahuan yang dilakukan setiap hari menyesuaikan dengan
pembelajaran
Penilaian pengetahuan yang dilakukan setiap hari menyesuaikan dengan
pembelajaran
Guru hanya membuat soal Ujian Tengah Semester dan Ujian Akhir, sekolah
mengirimkan dua guru sebagai tim pembuat soal. Tim terdiri dari guru-guru SD
yang menggunakan Kurikulum 2013 se-Kabupaten Sleman.
Mengenai Ulangan Harian Bersama:
Untuk urusan ulangan harian diserahkan kepada sekolah masing-masing. Saat
forum SD Kurikulum 2013 se-Sleman, ada penerbit yang menawarkan untuk
membuat soal ulangan harian, dan SD Tlacap ikut mendaftar untuk membuat soal
Ulangan Harian ke penerbit.
Soal Ulangan Harian Bersama pesan ke penerbit. Dalam Ulangan Harian tidak
ada soal pilihan ganda. Ulangan Harian biasanya dilakukan dalam satu hari (satu
penggalan pagi, dari masuk sampai istirahat pertama). Adanya soal Ulangan
Harian memudahkan guru dalam melakukan penilaian karena guru tidak harus
Penilaian pengetahuan yang dilakukan setiap hari menyesuaikan dengan
pembelajaran.
Mengenai Penilaian Harian:
Soal penilaian harian diambil dari buku. Untuk soal matematika guru
mengembangkan sendiri. Guru menggunakan LKS dari penerbit
Yudhistira untuk pemberian PR. Dalam tes harian guru menggunakan soal
isian singkat dan uraian.
Mengenai Ulangan Harian Bersama:
SD Tlacap menggunakan jasa penerbit untuk membuat soal Ulangan
Harian Bersama. Hal ini memudahkan guru karena tidak harus membuat
soal sendiri. Soal Ulangan Harian terdiri dari jawaban singkat dan uraian.
Ulangan Harian dilakukan dalam satu hari (satu penggalan pagi, dari
masuk sampai istirahat pertama).
Soal UHB dari penerbit sering dapat terlambat. Untuk saat ini kelas IV
sudah menyelesaikan tema 4 tetapi soal UHB untuk tema 4 belum datang.
Guru memutuskan akan melakukan Ulangan Harian Bersama menjelang
163
- Poin 10
- Poin 11
- Poin 12
- Poin 13
- Poin 14
- Poin 15
membuat soal sendiri.
Untuk penilaian harian guru mengambil soal dari buku. Untuk soal matematika
guru mengembangkan sendiri. Guru juga menggunakan LKS dari penerbit
Yudhistira, yang lebih banyak digunakan untuk pemberian PR.
Guru menggunakan soal isian singkat dan uraian dalam tes harian.
Guru jarang menggunakan soal pilihan ganda, soal pilihan ganda muncul di kelas
6 untuk mengkondisikan siswa saat Ujian Akhir.
Saat UTS ada soal pilihan ganda tetapi hanya beberapa butir.
Guru menggunakan soal isian singkat dan uraian dalam tes harian.
Untuk UTS dan Ujian Akhir aturan soalnya adalah isian singkat dan uraian
kecuali untuk kelas 6 dan Bahasa Jawa.
Soal Ulangan Harian Bersama sering datang terlambat dari penerbit. Untuk saat
ini tema 4 sudah selesai dan sudah sampai di tema 5 tetapi soal belum datang.
Karena itu Ulangan Harian Bersama akan diadakan di akhir menjelang Ujian
Akhir Semester.
Untuk saat ini guru fokus pada menyelesaikan materi sampai tema 5, setelah itu
akan diadakan Ulangan Harian Bersama mulai dari tema 4.
Manfaat dari soal uraian:
Bisa menggali informasi dari siswa karena pertanyaannya bersifat terbuka.
Bisa mengukur kedalaman pemahaman siswa
Ada kira-kira lima anak yang tetap susah dalam mengerjakan soal uraian.
Mereka menjawab singkat-singkat dan belum bisa menjelaskan dengan lengkap.
Ada anak yang dalam menjawab soal uraian melenceng dari yang diharapkan.
Ujian Akhir Semester.
Mengenai Ujian Tengah Semester dan Ujian Akhir:
Sekolah mengirimkan dua guru sebagai tim pembuat soal. Tim terdiri dari
guru-guru SD se-Kabupaten Sleman yang menggunakan Kurikulum 2013.
Mengenai soal uraian dalam penilaian pengetahuan:
Soal uraian bermanfaat untuk menggali informasi dari siswa dan
mengukur kedalaman pemahaman siswa karena pertanyaannya yang
bersifat terbuka.
Dalam kelas IVB ada kurang lebih 5 anak yang masih kesulitan dalam
mengerjakan soal uraian dan belum bisa menjelaskan dengan lengkap.
Jawaban melenceng dari yang diharapkan.
WS
- Poin 15
- Poin 16
Semua anak menyatakan pernah melakukan tes tertulis dengan soal uraian, antar
lain adalah saat Ulangan Harian.
Beberapa anak menyatakan kadang-kadang diminta mengerjakan tes tertulis.
Beberapa anak yang lain menyatakan sering mengerjakan tes tertulis. Salah satu
anak menambahkan bahwa soal Ulangan Harian itu susah untuk dikerjakan.
HO 01
13 November
2015
Jenis penilaian yang ditemukan hari ini adalah penilaian dalam aspek
pengetahuan berupa tes tertulis. Tes tertulis berupa soal pertambahan dan
pengurangan desimal. Guru menjelaskan cara mengerjakan soal dan
menyampaikan batas waktu pengerjaan soal.
Guru tidak mengoreksi hasil pekerjaan siswa saat itu juga sehingga siswa belum
mengetahui nilai pekerjaannya. Guru juga belum memberikan umpan balik dari
hasil penilaian.
Pada akhir pembelajaran guru membimbing lima siswa yang masih belum
menyelesaikan soal.
13 November 2015:
Penilaian tes tertulis dengan soal pertambahan dan pengurangan desimal.
Penilaian ini sesuai dengan yang tercantum dalam RPP. Guru menjelaskan cara
mengerjakan soal dan menyampaikan batas waktu pengerjaan soal. Tetapi guru
tidak mengoreksi hasil pekerjaan siswa saat itu juga. Guru juga tidak
memberikan umpan balik kepada siswa.
164
RPP 01 Penilaian pengetahuan matematika penjumlahan dan pengurangan bilangan
desimal dilakukan melalui tes dan dinilai dengan skor.
Analisis RPP 01 Guru melakukan penilaian pengetahuan matematika dengan menggunakan skor.
HO 04
20 November
2015
Tes tertulis dilakukan dalam bentuk kuis “Poin-poinan” dengan materi mengubah
pecahan biasa menjadi persen. Siswa mengoreksi hasil jawabannya sendiri-
sendiri sehingga dibutuhkan kejujuran siswa. Siswa langsung mengetahui
nilainya karena jawaban langsung dikoreksi. Siswa dapat mengetahui jawaban
dan cara mengerjakan yang benar.
Siswa menuliskan hasil poinnya di papan tulis dan kemudian dicatat oleh guru.
Guru memberikan umpan balik berupa pujian terhadap anak yang mendapat poin
100 dan mengingatkan siswa yang nilainya belum baik untuk belajar lebih rajin
lagi.
20 November 2015:
Penilaian tes tertulis dengan materi mengubah pecahan biasa menjadi persen.
Siswa mengoreksi hasil jawabannya sendiri-sendiri sehingga dibutuhkan
kejujuran siswa. Siswa langsung mengetahui nilainya karena jawaban langsung
dikoreksi. Siswa dapat mengetahui jawaban dan cara mengerjakan yang benar.
Guru mencatat hasil nilai siswa. guru juga memberikan umpan balik kepada
siswa berupa pujian dan penguatan.
Penilaian ini sesuai dengan yang tercantum di dalam RPP.
RPP 03 Penilaian pengetahuan Matematika (mengubah pecahan biasa menjadi persen)
dinilai dengan angka
Analisis RPP 03 Guru melakukan penilaian pengetahuan matematika dengan angka.
HO 06
23 November
2015
Tes tertulis dilakukan dengan materi perubahan pecahan biasa menjadi desimal
dan persen. Guru menjelaskan cara mengerjakan soal dan batas waktu
pengerjaan. Siswa megoreksi hasil jawabannya sendiri-sendiri. Guru mencatat
hasil nilai siswa tetapi tidak memberikan umpan balik dari hasil penilaian.
23 November 2015:
Penilaian tes tertulis dengan materi perubahan pecahan biasa menjadi desimal
dan persen. Guru menjelaskan cara mengerjakan soal dan batas waktu
pengerjaan. Guru mencatat hasil nilai siswa tetapi tidak memberikan umpan
balik dari hasil penilaian.
Penilaian ini tidak tercantum di dalam RPP.
HO 07
24 November
2015
Kuis “Poin-poinan” dilakukan dengan materi pembulatan bilangan desimal.
Setiap butir soal bernilai 10 poin. Guru menuliskan soal satu persatu di papan
tulis. Siswa yang mendapatkan nilai 200 diperbolehkan beristirahat terlebih
dahulu. Guru mencatat hasil nilai siswa dan memberikan umpan balik
berdasarkan hasil kuis.
24 November 2015:
Penilaian tes tertulis dengan materi pembulatan bilangan desimal. Guru
mencatat hasil nilai siswa dan memberikan umpan balik berdasarkan hasil kuis.
Penilaian ini tidak tercantum di dalam RPP.
HO 08
26 November
2015
Tes dilakukan dalam bentuk kuis “Poin-poinan” dengan materi penjumlahan dan
pengurangan bilangan bulat. Guru menjelaskan cara pengerjaan kuis. Guru
menuliskan soal satu persatu di papan tulis. Guru mencatat hasil nilai siswa dan
memberikan umpan balik. Guru memberikan perhatian khusus kepada salah satu
siswa yang mendapat nilai 0.
26 November 2015:
Penilaian tes tertulis dengan materi penjumlahan dan pengurangan bilangan
bulat.
Tes “Poin-poinan” dengan cara guru menuliskan soal satu persatu di papan
tulis. Guru mencatat hasil nilai siswa dan memberikan umpan balik. Guru
memberikan perhatian khusus kepada salah satu siswa yang mendapat nilai
0.
Tes tertulis dengan materi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat
dengan angka puluhan. Guru menjelaskan cara pengerjaan tes. Guru juga
memberikan bimbingan bagi siswa yang tidak bisa mengerjakan. Guru
HO 08
26 November
2015
Tes tertulis dilakukan dengan materi penjumlahan dan pengurangan bilangan
bulat dengan angka puluhan. Guru menjelaskan cara pengerjaan tes. Guru juga
memberikan bimbingan bagi siswa yang tidak bisa mengerjakan. Tetapi sebagian
besar siswa masih mengalami kesulitan dalam mengerjakan sehingga guru
menjadi kewalahan. Guru mengoreksi hasil pekerjaan siswa satu persatu. Siswa
diberi kesempatan untuk membetulkan hasil pekerjaannya di rumah sebagai PR.
165
RPP 07 Penilaian pengetahuan Matematika (penjumlahan dan pengurangan bilangan
bulat) dinilai dengan skor
mengoreksi hasil pekerjaan siswa satu persatu. Siswa diberi kesempatan
untuk membetulkan hasil pekerjaannya di rumah sebagai PR.
Penilaian ini sesuai dengan yang tercantum di dalam RPP. Analisis RPP 07 Guru melakukan penilaian pengetahuan Matematika penjumlahan dan
pengurangan bilangan bulat dinilai menggunakan skor.
Penilaian Tes Lisan
HO 06
23 November
2015
Pada awalnya tes ini dimaksudkan untuk bersifat tertulis seperti biasa tetapi
kemudian berubah menjadi tes lisan. Materi kuis adalah perubahan satuan
panjang. Guru menuliskan soal di papan tulis satu persatu. Siswa terlihat sangat
antusias dalam menjalani kuis, mereka saling berebut untuk mengacungkan
tangan terlebih dahulu. Guru menuliskan jumlah poin yang didapat siswa di
papan tulis. Guru terus memberikan umpan balik dan penguatan di sela-sela
pelaksanaan kuis. Guru memberikan soal sebanyak 20, tetapi siswa masih
tampak bersemangat sehingga guru menambahkan soal berupa penugasan untuk
dikerjakan di rumah.
Guru mencatat hasil nilai siswa.
23 November 2015:
Penilaian tes lisan ini pada awalnya direncanakan sebagai tes tertulis. Materi
tes adalah perubahan satuan panjang. Guru menuliskan soal di papan tulis satu-
persatu. Guru menuliskan jumlah poin yang didapat siswa di papan tulis. Guru
terus memberikan umpan balik dan penguatan di sela-sela pelaksanaan kuis.
Guru mencatat hasil nilai siswa.
Penilaian ini tidak tercantum di dalam RPP.
Penilaian Observasi Diskusi, Tanya Jawab dan Percakapan
WG II c
- Poin 16
- Poin 17
- Poin 18
Penilaian observasi diskusi, tanya jawab dan percakapan dilakukan kadang-
kadang saat ada kegiatan diskusi.
Dalam penilaian observasi diskusi, tanya jawab dan percakapan guru menilai
keaktifan, penggunaan bahasa dalam menyampaikan pendapat, dan isi.
Penilaian observasi diskusi, tanya jawab dan percakapan tidak selalu dilakukan
oleh guru, hanya terkadang.
Guru membuat catatan ketika siswa melakukan diskusi, dan akan direkap pada
akhir pembelajaran.
Guru menggunakan instrumen penilaian yang ada di buku guru.
Guru melakukan penilaian pbservasi diskusi, tanya jawab dan percakapan
kadang-kadang ketika ada kegiatan diskusi. Guru menilai keaktifan,
penggunaan bahasa dalam menyampaikan pendapat, dan isi. Guru membuat
catatan ketika siswa melakukan diskusi, dan akan direkap pada akhir
pembelajaran. Guru menggunakan instrumen penilaian yang ada di buku guru.
Diskusi, tanya jawab dan kerja kelompok yang pernah dilakukan siswa antara
lain adalah wawancara antar teman, membuat cerita, dan percobaan.
WS
- Poin 17
- Poin 18
Semua anak menyatakan pernah melakukan kegiatan diskusi dan kerja
kelompok. Yang pernah dilakukan saat diskusi dan kerja kelompok antara lain
adalah wawancara antar teman, membuat cerita, percobaan, dan membuat kincir
air dan kincir angin.
Sebagian besar anak menyatakan mereka sering melakukan kegiatan diskusi dan
kerja kelompok. Sisanya menjawab kadang-kadang.
Penilaian Penugasan
WG II c
- Poin 19
- Poin 20
Guru melakukan penilaian penugasan kurang lebih seminggu tiga kali.
Kendala dalam pemberian penugasan adalah tidak semua siswa memiliki LKS.
Guru melakukan penilaian penugasan kurang lebih tiga kali dalam seminggu.
Dalam memberikan penugasan guru menggunakan LKS Yudhistira. Tetapi
tidak semua siswa memiliki LKS karena LKS tidak wajib untuk dibeli.
166
- Poin 21
Guru menyarankan kepada siswa bahwa guru menggunakan LKS, tetapi tidak
mewajibkan siswa untuk membelinya.
Ada beberapa siswa yang tidak membeli LKS.
Guru jarang membuat soal penugasan sendiri dan lebih sering menggunakan
LKS untuk memberi tugas kepada siswa.
Tugas keterampilan lebih sering dilakukan di rumah.
Untuk soal tes tertulis guru menggunakan skor, sedangkan untuk tugas
keterampilan guru menggunakan instrumen rubrik yang ada di buku.
Penugasan keterampilan lebih sering dilakukan di rumah.
Penugasan berupa tes dinilai menggunakan skor.
Penugasan yang pernah diberikan antara lain adalah soal matematika.
WS
- Poin 19
- Poin 20
Semua anak menyatakan pernah diberi tugas oleh guru untuk dikerjakan. Tugas
yang paling sering diberikan adalah matematika, dan yang lainnya adalah tugas
bahasa jawa, IPA, mencari pahlawan, dan mencari arti kata-kata di kamus.
Separuh siswa menyatakan sering diberi tugas oleh guru, dan separuh lainnya
menyatakan kadang-kadang.
HO 05
21 November
2015
Tugas siswa adalah membuat peta tematik Indonesia yang berisi nama-nama
pahlawan Nasional berikut asal tempat dan bentuk perjuangannya. Guru
menjelaskan kepada siswa mengenai tugas yang harus dikerjakan, membagikan
kertas untuk mengerjakan.Akan tetapi di tengah pengerjaan tugas guru
meninggalkan sekolah untuk keperluan lain sehingga pelaksanaan penilaian
penugasan menjadi kurang maksimal.
21 November 2015:
Tugas membuat peta tematik Indonesia yang berisi nama-nama pahlawan
Nasional. Tetapi guru meninggalkan sekolah untuk keperluan lain sehingga
pelaksanaan penilaian menjadi kurang maksimal.
Penugasan ini tidak tercantum di dalam RPP.
HO 06
23 November
2015
Penugasan diberikan sebagai tindak lanjut dari kuis lisan dengan materi
perubahan satuan panjang. Soal penugasan diambil oleh guru dari LKS. Ada
beberapa siswa yang memiliki LKS tapi ada juga yang tidak punya karena LKS
sifatnya tidak wajib dibeli. Guru menuliskan soal di papan tulis agar dicatat oleh
siswa yang tidak memiliki LKS.
23 November 2015:
Penugasan sebagai tindak lanjut dari kuis lisan dengan materi perubahan satuan
panjang. Soal diambil dari LKS. Guru menuliskan soal di papan tulis agar
dicatat oleh siswa yang tidak memiliki LKS.
24 November 2015:
Guru menuliskan jawaban di papan tulis sementara siswa mengoreksi hasil
pekerjaannya masing-masing. Guru memberikan umpan balik sembari
mencatat nilai siswa (dipanggil satu persatu), dengan cara memuji anak yang
mendapat nilai penuh, dan memberikan penguatan bagi siswa yang nilainya
belum memuaskan.
Penugasan ini tidak tercantum di dalam RPP.
HO 07
24 November
2015
Penugasan diberikan kemarin dengan materi perubahan satuan panjang. Ada
beberapa siswa yang belum mengerjakan di rumah, guru meminta mereka untuk
mengerjakannya saat ini juga. Guru menuliskan jawaban di papan tulis sementara
siswa mengoreksi hasil pekerjaannya masing-masing. Guru memberikan umpan
balik sembari mencatat nilai siswa (dipanggil satu persatu), dengan cara memuji
anak yang mendapat nilai penuh, dan memberikan penguatan bagi siswa yang
nilainya belum memuaskan.
HO 07
24 November
2015
Penugasan diberikan dengan materi luas bangun datar dengan perubahan satuan
panjang. Siswa diperbolehkan untuk memilih empat dari lima soal yang
disediakan.tugas dikerjakan secara berkelompok (2 orang). Hasil pekerjaan
langsung dikoreksi sehingga siswa dapat mengetahui kesalahan yang telah
dilakukan. Guru meminta tiap kelompok untuk maju dan dicatat nilainya. Guru
juga memberikan umpan balik kepada siswa.
24 November 2015:
Penugasan dengan materi luas bangun datar dengan perubahan satuan panjang.
Hasil pekerjaan langsung dikoreksi sehingga siswa dapat mengetahui
kesalahan yang telah dilakukan. Guru meminta tiap kelompok untuk maju dan
dicatat nilainya. Guru juga memberikan umpan balik kepada siswa.
Penugasan ini tidak tercantum di dalam RPP.
167
RPP 02 Penilaian pengetahuan Bahasa Indonesia dilakukan dengan rubrik. Terdapat tiga penilaian pengetahuan yang tercantum dalam RPP tetapi tidak
dilaksanakan oleh guru. Analisis RPP 02 Guru tidak melakukan penilaian pengetahuan.
RPP 05 Penilaian pengetahuan matematika dilakukan dengan angka
Analisis RPP 05 Guru tidak melakukan penilaian pengetahuan matematika
RPP 06 Penilaian pengetahuan IPS dilakukan menggunakan daftar periksa
Analisis RPP 06 Guru tidak melakukan penilaian pengetahuan IPS.
Penilaian Otentik Kompetensi Keterampilan di Sekolah Dasar Negeri Tlacap
Sumber Informasi Kesimpulan
Proses Pelaksanaan Penilaian Otentik Kompetensi Keterampilan
WG II d
- Poin 1
Guru menggunakan rubrik di buku guru untuk melakukan penilaian
keterampilan.
Guru menyatakan bahwa penilaian itu sebenarnya sangat banyak jika benar-
benar ingin dilakukan sehingga guru hanya menyesuaikan.
Dalam penilaian keterampilan tidak selalu individu, untuk keterampilan yang
agak rumit guru membagi siswa menjadi kelompok. Jika tugas keterampilan
dikerjakan secara kelompok maka akan lebih cepat selesai.
Dalam menilai kerapian dalam kelompok nilainya akan sama.
Guru menggunakan rubrik yang ada di Buku Guru dalam melakukan penilaian
keterampilan.
Guru tidak selalu menilai keterampilan siswa secara individu. Untuk
keterampilan yang rumit penilaian dilakukan berdasarkan kelompok.
Dalam penilaian keterampilan dalam kelompok maka nilai masing-masing
siswa dalam kelompok akan sama.
Teknik Penilaian Kompetensi Keterampilan
WG II d
- Poin 2
Guru sudah menggunakan teknik penilaian unjuk kerja, projek/produk,
portofolio, dan penilaian menulis.
Guru sudah menggunakan teknik penilaian unjuk kerja, projek/produk,
portofolio dan penilaian menulis.
Instrumen Penilaian Kompetensi Keterampilan
WG II d
- Poin 3
Guru menggunakan instrumen penilaian rubrik di buku guru.
Guru menggunakan instrumen penilaian rubrik yang ada di Buku Guru.
Bentuk Penilaian Kompetensi Keterampilan
WG II d
- Poin 4
Guru menyatakan penilaian kompetensi keterampilan dalam bentuk deskripsi.
Guru menyatakan penilaian kompetensi keterampilan dalam bentuk deskripsi.
Penilaian Unjuk Kerja/ Kinerja/ Praktik
WG II d
- Poin 8
- Poin 9
Setiap minggu selalu ada penilaian unjuk kerja.
Penilaian unjuk kerja dilakukan dalam pelajaran IPA, guru mengamati proses
ketika siswa melakukan percobaan.
Penilaian unjuk kerja selalu dilakukan setiap minggu.
Penilaian unjuk kerja dilakukan antara lain dalam muatan pelajaran IPA (guru
mengamati proses ketika siswa melakukan percobaan), Bahasa Indonesia
(menceritakan), dan SBdP (menyanyi).
Penilaian unjuk kerja dalam muatan PJOK dilakukan oleh guru penjasorkes.
168
- Poin 10
- Poin 11
- Poin 12
Kegiatan belajar yang dinilai dengan unjuk kerja/kinerja/praktik antara lain
adalah ketika bahasa dengan menceritakan, praktik percobaan dalam pelajaran
sains, dan menyanyi dalam SBdP.
Untuk muatan PJOK guru kelas berkoordinasi dengan guru penjas agar bisa
menyesuaikan materi pelajarannya. Guru penjas memiliki buku sendiri.
Kelebihan penilaian unjuk kerja:
Bisa menilai anak satu persatu dengan teliti.
Bisa menilai sikap anak, misalnya keberanian saat maju di depan kelas.
Dapat menilai keterampilan berbicara saat diminta menceritakan di depan kelas.
Hasil penilaian lebih lengkap jika dibandingkan dengan penilaian tertulis.
Untuk penilaian diskusi guru menggunakan rubrik di buku guru. Untuk yang
belum ada rubriknya guru membuat sendiri.
Guru menggunakan rubrik di buku guru untuk penilaian diskusi.
Guru membuat sendiri rubrik yang tidak ada di buku guru.
Kelebihan dari penilaian unjuk kerja adalah:
- Dapat menilai anak satu persatu dengan teliti
- Dapat menilai sikap anak (misal: menilai keberanian anak saat maju di depan
kelas)
- Dapat menilai keterampilan berbicara anak
- Hasil penilaian lebih lengkap jika dibandingkan dengan penilaian tertulis.
WS
- Poin 21
- Poin 22
Sebagian besar siswa menyatakan pernah dinilai saat praktik.
Sebagian besar siswa menyatakan guru kadang-kadang menilai saat melakukan
praktik.
HO 02
16 November
2015
Siswa melakukan kegiatan percobaan Berkomunikasi Menggunakan Cahaya dan
Cermin. Guru memfasilitasi siswa mulai dari menjelaskan langkah-langkah
percobaan, mempersiapkan alat dan bahan, pelaksanaan percobaan dan penulisan
laporan percobaan. Tetapi hasil laporan dikumpulkan dan tidak dibahas saat itu
juga sehingga siswa tidak langsung mendapat umpan balik dari hasil
pekerjaannya.
16 November 2015:
Siswa melakukan percobaan “Berkomunikasi Menggunakan Cahaya dan
Cermin”. Guru memfasilitasi siswa mulai dari menjelaskan langkah-langkah
percobaan, mempersiapkan alat dan bahan, pelaksanaan percobaan dan
penulisan laporan percobaan. Tetapi hasil laporan dikumpulkan dan tidak
dibahas saat itu juga sehingga siswa tidak langsung mendapat umpan balik dari
hasil pekerjaannya. Penilaian dilakukan menggunakan rubrik Buku Guru
halaman 36.
Penilaian ini sesuai dengan yang tercantum di dalam RPP.
RPP 02 Penilaian keterampilan IPA dan SBdP dilakukan menggunakan rubrik dan daftar
periksa.
Analisis RPP 02 Guru melakukan penilaian keterampilan IPA (Berkomunikasi Menggunakan
Cahaya dan Cermin) dengan rubrik sesuai dengan Buku Guru halaman 36.
HO 05
21 November
2015
Siswa melakukan kegiatan percobaan Membuat Lup. Guru memfasilitasi siswa
mulai dari menjelaskan langkah-langkah percobaan, mempersiapkan alat dan
bahan, pelaksanaan percobaan dan penulisan laporan percobaan.
Setelah laporan dikumpulkan, guru melakukan penilaian dan memberikan umpan
balik mengenai hasil percobaan dan penguatan materi.
21 November 2015:
Siswa melakukan percobaan “Menbuat Lup”. Guru memfasilitasi siswa mulai
dari menjelaskan langkah-langkah percobaan, mempersiapkan alat dan bahan,
pelaksanaan percobaan dan penulisan laporan percobaan. Setelah laporan
dikumpulkan, guru melakukan penilaian dan memberikan umpan balik
mengenai hasil percobaan dan penguatan materi. Penilaian dilakukan
menggunakan rubrik Buku Guru halaman 51.
Penilaian ini sesuai dengan yang tercantum di dalam RPP.
RPP 04 Penilaian keterampilan IPS, PPKn dan IPA dilakukan menggunakan daftar
periksa dan rubrik.
Analisis RPP 04 Guru melakukan penilaian keterampilan IPA membuat lup sesuai dengan Buku
Guru halaman 51.
169
Penilaian Projek/ Produk
WG II d
- Poin 13
- Poin 14
- Poin 15
- Poin 16
- Poin 17
Dalam satu tema bisa membuat karya dua sampai tiga kali.
Proyek kelas seperti pameran belum dilakukan karena waktu yang terbatas.
Untuk keterampilan guru sering meminta siswa untuk mengerjakan di rumah.
Penilaian produk dikerjakan di kelas sesuai dengan materi.
Proyek karya yang dibuat lebih banyak dalam pelajaran SBdP. Karya yang
pernah dibuat dalam pelajaran sains contohnya membuat kincir angin.
Kelebihan penilaian projek/ produk:
-Merangsang anak untuk kreatif, anak dibebaskan untuk menggali kreativitasnya.
Kekurangan penilaian projek/produk:
- Membutuhkan waktu yang lama sehingga terkadang anak tidak tepat waktu
dalam mengumpulkan
- Ketika dibuat kelompok ada anak yang tidak ikut mengerjakan
Guru biasanya menilai produk karena guru tidak mengetahui proses pembuatan
jika dikerjakan di rumah.
Penilaian produk dilakukan dua sampai tiga kali dalam satu tema.
Proyek kelas seperti pameran belum dilakukan karena waktu yang terbatas.
Untuk keterampilan guru sering meminta siswa untuk mengerjakan di rumah.
Penilaian produk dikerjakan di kelas sesuai dengan materi.
Proyek karya yang dibuat lebih banyak dalam pelajaran SBdP. Karya yang
pernah dibuat contohnya kincir angin, gelang dari kertas, bunga dari kertas
koran, anyaman, celengan dari krdus atau botol, gelas dari botol plastik, dan
tempat pensil.
Guru biasanya menilai produk karena guru tidak mengetahui proses pembuatan
jika dikerjakan di rumah.
Kelebihan penilaian projek/ produk:
-Merangsang anak untuk kreatif, anak dibebaskan untuk menggali
kreativitasnya.
Kekurangan penilaian projek/produk:
- Membutuhkan waktu yang lama sehingga terkadang anak tidak tepat waktu
dalam mengumpulkan
- Ketika dibuat kelompok ada anak yang tidak ikut mengerjakan
WS
- Poin 23
- Poin 25
- Poin 26
Seluruh siswa menyatakan belum pernah membuat projek.
Semua anak menyatakan pernah membuat suatu produk tertentu. Yang pernah
dibuat antara lain adalah gelang dari kertas, bunga dari kertas koran, anyaman,
kincir angin, celengan dari kardus atau botol, gelas dari botol plastik, dan tempat
pensil.
Sebagian besar anak menyatakan mereka kadang-kadang membuat produk.
HO 03
19 November
2015
Siswa membuat karya berupa bunga dari kertas koran. Guru membimbing siswa
mulai dari tahap persiapan (memeriksa alat dan bahan, memberikan contoh) dan
pelaksanaan pembuatan karya (memeriksa and memberikan saran pada siswa).
Hasil karya dikumpulkan di meja dan tidak langsung dinilai oleh guru sehingga
siswa tidak langsung mendapat umpan balik dari hasil pekerjaannya.
19 November 2015:
Siswa membuat karya bunga dari kertas koran. Hasil karya dikumpulkan dan
tidak langsung dinilai sehingga siswa tidak langsung mendapat umpan balik
dari hasil pekerjaannya.
Penilaian ini tidak tercantum di dalam RPP.
HO 06
23 November
2015
Produk yang dibuat adalah poster renpah-rempah berisi gambar, ciri-ciri dan
manfaat. Guru membagikan buku bacaan rempah-rempah dan selembar kertas
lipat kepada siswa. Guru menjelaskan tugas yang harus dikerjakan dan batas
waktu pengerjaan. Guru membimbing siswa dalam pembuatan poster. Hasil
poster ditempelkan di papan di bagian belakang kelas. Tetapi guru belum
melakukan penilaian saat itu juga karena waktu istirahat sudah tiba dan
pembelajaran berikutnya akan diisi dengan materi agama. Guru juga belum
memberikan umpan balik terhadap hasil kerja siswa.
23 November 2015:
Siswa membuat Poster Rempah-Rempah. Hasil karya siswa ditempelkan di
bagian belakang kelas. Guru tidak langsung menilai hasil karya siswa dan
belum memberikan umpan balik terhadap hasil kerja siswa.
Penilaian ini sesuai dengan yang tercantum di dalam RPP.
RPP 05 Penilaian keterampilan IPA dilakukan menggunakan rubrik buatan guru.
170
Analisis RPP 05 Guru melakukan penilaian keterampilan IPA membuat poster rempah-rempah
dengan rubrik buatan guru.
HO 08
26 November
2015
Siswa membuat Kartu Ucapan Terima Kasih pada Pahlawan. Guru menjelaskan
cara dan batas waktu pengerjaan. Guru memberikan bimbingan kepada siswa
dalam mengerjakan. Hasil karya yang sudah jadi ditempel pada papan di
belakang kelas. Guru tidak menilai dan memberikan umpan balik saat itu juga.
26 November 2015:
Siswa membuat Kartu Ucapan Terima Kasih pada Pahlawan. Hasil karya yang
sudah jadi ditempel pada papan di belakang kelas. Guru tidak menilai dan
memberikan umpan balik saat itu juga. Penilaian dilakukan dengan daftar
periksa sesuai dengan buku guru halaman 98.
Penilaian ini sesuai dengan yang tercantum di dalam RPP. RPP 06 Penilaian keterampilan IPA dan SBdP dilakukan menggunakan daftar periksa.
Analisis RPP 06 Guru melakukan penilaian SBdP dengan daftar periksa sesuai dengan buku guru
halaman 98.
Penilaian Portofolio
WG II d
- Poin 18
- Poin 19
- Poin 20
- Poin 21
- Poin 22
- Poin 23
- Poin 24
Guru membuat portofolio dalam bentuk buku, satu buku digunakan untuk satu
tema.
Guru melakukan penilaian portofolio seminggu dua kali.
Portofolio lebih kepada penilaian proses.
Guru seharusnya mengomentari hasil pekerjaan siswa di bagian bawah lembar
kerja, apa yang masih kekurangan dan apa kelebihannya, dengan harapan anak
akan melihat kekurangannya dan bisa memperbaiki karena penilaian portofolio
sifatnya berkelanjutan.
Penilaian portofolio yang sudah dilakukan:
Anak-anak diminta ke perpustakaan dan memilih buku tentang pahlawan. Anak
menceritakan apa yang sudah dibaca di buku.
Guru juga mendokumentasikan poster di dalam portofolio.
Guru belum memasukkan nilai portofolio siswa.
Kelebihan penilaian portofolio:
Hasil karya siswa terdokumentasi sehingga bisa diketahui perkembangannya,
bisa diketahui kekurangannya sehingga siswa bisa memperbaiki di tugas
selanjutnya.
Kekurangan penilaian portofolio:
Penilaian guru menjadi semakin rumit karena guru harus mengomentari hasil
pekerjaan siswa satu demi satu.
Penilaian portofolio sudah berjalan beberapa kali setiap minggunya.
Guru menilai keterampilan menulis siswa dalam penilaian portofolio.
Guru lebih banyak menggunakan ulangan/tes tertulis untuk penilaian
pengetahuan.
Materi yang dimasukkan oleh guru ke dalam portofolio antara lain adalah
bercerita, membuat puisi, dan membuat poster.
Instrumen penilaian yang digunakan guru dalam menilai portofolio terkadang
Guru membuat portofolio dalam bentuk buku yang terbuat dari kertas HVS
warna yang dijepit. Satu buku digunakan untuk satu tema.
Guru melakukan penilaian portofolio seminggu dua kali.
Guru menilai keterampilan menulis siswa dalam penilaian portofolio.
Portofolio lebih kepada penilaian proses.Guru seharusnya mengomentari
hasil pekerjaan siswa di bagian bawah lembar kerja, apa yang masih
kekurangan dan apa kelebihannya, dengan harapan anak akan melihat
kekurangannya dan bisa memperbaiki karena penilaian portofolio sifatnya
berkelanjutan.
Penilaian portofolio yang sudah dilakukan:
1. Menceritakan isi buku
2. Membuat poster
3. Membuat puisi
Kelebihan penilaian portofolio adalah hasil karya siswa terdokumentasi
sehingga bisa diketahui perkembangannya, bisa diketahui kekurangannya
sehingga siswa bisa memperbaiki di tugas selanjutnya.
Kekurangan penilaian portofolio adalah Penilaian guru menjadi semakin
rumit karena guru harus mengomentari hasil pekerjaan siswa satu demi satu.
Instrumen penilaian yang digunakan guru dalam menilai portofolio
terkadang melihat di buku guru, terkadang guru membuat sendiri.
Guru belum menilai hasil pekerjaan portofolio anak.
Guru sudah menyampaikan pada siswa mengenai buku portofolio tetapi
siswa belum begitu memahaminya.
Guru belum pernah menawarkan kepada siswa untuk terlibat dalam proses
pembuatan dan penilaian portofolio.
Orang tua tidak dilibatkan dalam penilaian portofolio.
Guru baru memberikan pelaporan hasil Ujian Tengah Semester dan Ujian
171
- Poin 25
- Poin 26
- Poin 27
- Poin 28
melihat di buku guru, terkadang guru membuat sendiri.
Guru belum menilai hasil pekerjaan portofolio anak.
Guru membuat portofolio masing-masing anak dalam bentuk buku yang terbuat
dari kertas HVS warna yang dijepit.
Satu buku portofolio digunakan untuk satu tema.
Anak mengerjakan di buku tersebut agar hasilnya terdokumentasi.
Guru sudah menyampaikan pada siswa mengenai buku portofolio tetapi siswa
belum begitu memahaminya.
Guru belum pernah menawarkan kepada siswa untuk terlibat dalam proses
pembuatan dan penilaian portofolio.
Orang tua tidak dilibatkan dalam penilaian portofolio.
Guru baru memberikan pelaporan hasil Ujian Tengah Semester dan Ujian Akhir
kepada orangtua. Guru belum melaporkan aspek penilaian yang lain kepada
orangtua.
Akhir kepada orangtua. Guru belum melaporkan aspek penilaian yang lain
kepada orangtua.
Semua siswa menyatakan tidak mengetahui mengenai portofolio
WS
- Poin 27
Semua anak tidak mengetahui tentang portofolio.
HO 08
26 November
2015
Portofolio dibuat dengan jertas HVS warna-warni yang disatukan membentuk
buku. Yang dikerjakan pada lembar portofolio adalah hasil pengamatan dengan
Cermin Datar, Cermin Cembung dan Cermin Cekung. Guru meminta siswa
dalam mempersiapkan alat dan bahan. Guru membimbing siswa dalam
melakukan pengamatan dan menjawab pertanyaan untuk dituliskan di lembar
portofolio. Guru tidak menjelaskan mengenai portofolio kepada siswa sebelum
pekerjaan dimulai. Guru belum memberikan umpan balik kepada siswa mengenai
isi portofolio.
Siswa melakukan pengamatan dengan Cermin Datar, Cermin Cembung, dan
Cermin Cekung. Laporan hasil pengamatan ditulis di dalam buku portofolio.
Guru tidak menjelaskan mengenai portofolio kepada siswa sebelum pekerjaan
dimulai. Guru belum melakukan penilaian terhadap hasil pekerjaan siswa.
Guru belum memberikan umpan balik kepada siswa mengenai isi portofolio.
Penilaian ini sesuai dengan yang tercantum did lam RPP.
RPP 06 Penilaian keterampilan IPA dan SBdP dilakukan menggunakan daftar periksa.
Analisis RPP 06 Guru melakukan penilaian keterampilan IPA dengan daftar periksa.
Pekerjaan siswa ditulis dalam buku portofolio.
Penilaian Menulis (Laporan/ Karangan)
WG II d
- Poin 29
- Poin 30
- Poin 31
Guru melakukan penilaian menulis menggunakan portofolio.
Penilaian menulis yang sudah dilakukan:
Siswa menceritakan kembali dengan kata-katanya sendiri.
Siswa menceritakan daur hidup hewan dalam pelajaran sains setelah diterangkan
dari gambar oleh guru.
Untuk laporan hasil percobaan yang dilakukan berkelompok dikerjakan dalam
bentuk LKS.
Instrumen penilaian melihat di buku guru, jika tidak ada di buku guru membuat
Penilaian menulis dilakukan menggunakan portofolio.
Penilaian menulis yang sudah dilakukan:
- Menceritakan kembali
- Membuat cerita pengalaman
- Menceritakan daur hidup hewan.
Instrumen penilaian melihat di buku guru, jika tidak ada di buku guru membuat
sendiri.
Guru menilai isi dari tulisan.
Penilaian disajikan dalam bentuk angka dilengkapi dengan kata- kata mengenai
172
- Poin 32
- Poin 33
sendiri.
Guru menilai isi dari tulisan.
Penilaian disajikan dalam bentuk angka dilengkapi dengan kata- kata mengenai
kekurangan hasil kerja siswa.
Kira-kira 30% atau 5 siswa yang keterampilan menulisnya masih kurang, ketika
guru memancing dengan gambar mereka masih bingung bahkan dalam membuat
satu kalimat. Siswa yang lainnya sudah lumayan, sudah bisa bekerja sendiri.
kekurangan hasil kerja siswa.
Kira-kira 30% atau 5 siswa yang keterampilan menulisnya masih kurang,
ketika guru memancing dengan gambar mereka masih bingung bahkan dalam
membuat satu kalimat. Siswa yang lainnya sudah lumayan, sudah bisa bekerja
sendiri.
WS
- Poin 29
- Poin 30
Sebagian besar anak menyatakan pernah membuat karya tertulis, antara lain
membuat cerita pengalaman.
Semua siswa menyatakan kadang-kadang membuat karya tertulis.
RPP 01 Penilaian keterampilan dilakukan menggunakan daftar periksa (Bahasa
Indonesia) dan rubrik diskusi (IPS).
Terdapat tiga penilaian keterampilan yang tercantum dalam RPP tetapi tidak
dilaksanakan oleh guru.
Analisis RPP 01 Guru tidak melakukan penilaian keterampilan.
RPP 03 Penilaian keterampilan IPS dan SBdP dilakukan menggunakan daftar periksa.
Analisis RPP 03 Guru tidak melakukan penilaian keterampilan.
RPP 07 Penilaian keterampilan Bahasa Indonesia dan PPKn dilakukan menggunakan
rubrik dan daftar periksa.
Analisis RPP 07 Guru tidak melakukan penilaian keterampilan.
3. Hambatan yang Dialami oleh Guru Kelas IVB Sekolah Dasar Negeri Tlacap dalam Pelaksanaan Penilaian Otentik
dalam Penerapan Kurikulum 2013
Sumber Informasi Kesimpulan
Kendala dalam Pelaksanaan Kurikulum 2013
WKS I
- Poin 23
- Poin 25
Kendala yang terjadi saat persiapan pelaksanaan Kurikulum 2013 antara lain
adalah kebutuhan ATK yang melonjak, dan LCD yang belum terpenuhi pada
masing-masing kelas. Sekolah hanya bisa membeli satu LCD untuk setiap
tahunnya.
Guru yang masih pasif menjadi kendala dalam pelaksanaan Kurikulum 2013.
Kendala yang dialami pada pelaksanaan Kurikulum 2013 antara lain adalah:
- Kebutuhan ATK yang melonjak
- LCD belum terpenuhi untuk semua kelas
- Guru yang masih pasif akan mengalami kesulitan dalam mengajar dengan
Kurikulum 2013.
Kendala dalam kegiatan pembelajaran:
- Dalam pembuatan RPP harus mencantumkan tahapan proses pembelajaran
- Beberapa siswa yang kurang aktif dalam kegiatan individu maupun
kelompok.
WG I
- Poin 26
Kendala saat persiapan pelaksanaan kurikulum 2013 muncul saat pembuatan
RPP karena ada tahapan-tahapan proses pembelajaran.
173
- Poin 27 Kendala selama pelaksanaan Kurikulum 2013 antara lain adalah:
- Beberapa siswa yang kurang aktif baik dalam kegiatan individu maupun
berkelompok.
- Alokasi waktu yang kurang.
- Alokasi waktu pembelajaran yang kurang.
Kendala dalam Penilaian Otentik
WKS I
- Poin 24
Kendala dalam penilaian biasanya harus menggunakan laptop sehingga sekolah
memprogramkan agar semua guru memiliki laptop.
Kendala yang dialami dalam pelaksanaan Penilaian Otentik di SDN Tlacap
antara lain adalah:
Kepala Sekolah menyatakan bahwa penilaian harus dilakukan dengan
menggunakan laptop (komputer), sehingga sekolah memprogramkan agar
semua guru memiliki laptop.
Guru sering mengalami kesulitan dalam mengatasi anak yang kurang
disiplin/ emosinya tinggi.
Guru sering mengalami kesulitan dalam melakukan penilaian beberapa
Kompetensi Dasar dalam satu kegiatan pembelajaran.
Guru harusmelakukan banyak penilaian baik proses maupun hasil dalam
waktu yang terbatas.
Guru SDN Tlacap tidak bisa melakukan sharing (bertukar informasi)
dengan sekolah lain dalam satu gugus karena SDN Tlacap merupakan
satu-satunya sekolah di gugus yang sudah menerapkan Kurikulum 2013.
Kendala yang dialami dalam pelaksanaan Penilaian Otentik Kompetensi Sikap
di Kelas IVB:
Guru harus menilai beberapa sikap dalam satu hari dengan jumlah siswa
yang cukup banyak
Kendala yang dialami dalam pelaksanaan Penilaian Otentik Kompetensi
Pengetahuan di kelas IVB:
Guru menyatakan tidak mengalami terlalu banyak kendala dalam
melakukan penilaian pengetahuan, satu-satunya kendala adalah banyak
pekerjaan siswa yang harus dinilai oleh guru.
Guru terkadang mengalami kesulitan dalam memberikan penugasan
kepada siswa karena tidak semua siswa memiliki LKS yang digunakan
guru untuk memberi penugasan.
Kendala yang dialami dalam pelaksanaan Penilaian Otentik Kompetensi
Keterampilan di kelas IVB:
WKS II
- Poin 13
- Poin 14
Salah satu kendala dalam Penilaian Otentik adalah dalam mengatasi anak yang
kurang disiplin.
Kendala dalam Penilaian Otentik adalah anak yang bandel atau emosinya tinggi,
sehingga menjadi beban guru dalam mengatasi anak tersebut.
WG I
- Poin 27
- Penilaian dalam satu pembelajaran yang harus menilai beberapa KD.
- Penilaian dalam aspek sikap karena ada beberapa sikap yang harus dinilai
dalam satu hari.
- Dalam menilai keterampilan terkadang guru harus membuat rubrik.
WG II a
- Poin 16
- Poin 17
- Poin 20
Kendala dalam melakukan Penilaian Otentik:
- Banyaknya penilaian yang harus dilakukan dengan waktu yang terbatas.
- Dalam sehari ada beberapa jenis penilaian yang harus dilakukan berdasarkan
buku guru, tetapi tidak semua dilakukan oleh guru karena keterbatasan waktu.
- Guru harus menilai baik proses maupun hasil belajar anak
Kendala selama Penilaian Otentik:
- Saat penilaian sikap guru mengalami kendala karena harus mengamati siswa
satu-persatu dengan sikap yang berbeda.
- Guru tidak mengalami kendala yang terlalu berarti dalam penilaian
pengetahuan
Kendala dalam Penilaian Otentik:
SD N Tlacap merupakan satu-satunya sekolah dalam satu gugus yang
menerapkan Kurikulum 2013, sehingga sharing tidak bisa dilakukan dengan
teman guru dalam satu gugus, hanya dengan teman guru dalam satu sekolah.
WG II b
- Poin 5
Kendala dalam Penilaian Sikap:
- Jumlah siswa yang banyak dan beberapa sikap yang harus dinilai
174
WG II c
- Poin 5
- Poin 20
Kendala dalam penilaian kompetensi pengetahuan:
Banyak yang harus dinilai
Kendala dalam pemberian penugasan adalah tidak semua siswa memiliki LKS.
Guru menyarankan kepada siswa bahwa guru menggunakan LKS, tetapi tidak
mewajibkan siswa untuk membelinya.
Ada beberapa siswa yang tidak membeli LKS.
Guru tidak bisa yakin mengenai originalitas karya yang dibuat oleh siswa
di rumah.
WG II d
- Poin 5
Kendala dalam penilaian kompetensi keterampilan:
Keterampilan yang dibuat anak di rumah, guru tidak bisa yakin apakah karya
tersebut betul-betul hasil karya anak.
Untuk beberapa keterampilan yang tidak terlalu memakan banyak waktu
dilakukan dilakukan di kelas.
Guru meminta siswa untuk membuat karya di rumah untuk tugas yang tidak
mungkin selesai di kelas, seperti pembuatan kincir angin dan kincir air pada tema
1.
Jika tugas dikerjakan di rumah bukan tidak mungkin anak dibantu dalam
pengerjaannya, dan guru hanya menilai produk akhir saja.
Saat pembelajaran di hari itu ada keterampilan diusahakan oleh guru untuk
melakukannya.
4. Solusi yang Dilakukan terhadap Hambatan yang Dialami dalam Pelaksanaan Penilaian Otentik dalam Penerapan
Kurikulum 2013 di kelas IVB Sekolah Dasar Negeri Tlacap
Sumber Informasi Kesimpulan
Solusi terhadap Hambatan Pelaksanaan Kurikulum 2013
WKS I
- Poin 22
- Poin 26
Tindak lanjut dari evaluasi yang dilakukan dengan cara guru yang masih belum
menguasai pelaksanaan Kurikulum 2013 akan diikutkan dalam workshop.
Pihak sekolah mengajukan proposal pengadaan laptop kepada Dirjen.
Solusi terhadap Hambatan Pelaksanaan Kurikulum 2013 di SDN Tlacap:
Guru yang masih belum menguasai pelaksanaan Kurikulum 2013 akan
diikutkan ke dalam workshop
Guru mencari sendiri tambahan informasi mengenai Kurikulum 2013,
melalui internet dan saling bertukar informasi antar guru
Sekolah mengajukan proposal pengadaan laptop kepada Dirjen
Siswa yang prestasinya masih kurang baik diberi tambahan pelajaran
setelah jam pembelajaran berakhir. Tambahan pelajaran dilakukan kurang
lebih seminggu dua kali, dan pelaksanaannya dibantu oleh mahasiswa
WG I
- Poin 28
- Poin 29
Dalam pembuatan RPP dilakukan kerjasama dengan guru dalam satu sekolah
maupun guru dari sekolah lain.
Solusi yang dilakukan terhadap kendala pelaksanaan Kurikulum 2013 antara lain
adalah:
175
- Poin 30
- Pemberian tambahan pelajaran untuk siswa yang prestasinya masih kurang
baik.
- Tambahan pelajaran dilakukan dengan seijin orang tua, biasanya dilakukan
seminggu dua kali setelah jam pembelajaran berakhir.
- Tambahan pelajaran dilakukan oleh mahasiswa yang PPL di SD N Tlacap.
- Pembuatan rubrik berpedoman pada buku guru meskipun tidak semua ada
dalam buku guru.
- Dalam penilaian sikap guru membuat garis besar. Siswa yang sikapnya baik
diberi nilai 3, siswa yang sikapnya kurang diberi nilai 1, sedangkan yang lain di
rata-rata dan diberi nilai 2.
Solusi dari lingkup luar sekolah terhadap kendala pelaksanaan kurikulum 2013
antara lain adalah:
- Pengawas dari LPMP memberi masukan baik dalam hal pembelajaran maupun
kelengkapan administrasi.
- Pengawas melakukan workshop yang dihadiri semua guru.
- Dalam lingkup kabupaten pendampingan dilakukan di SKB.
yang sedang PPL di SDN Tlacap.
Guru melakukan kerjasama baik dengan sesama guru dalam satu sekolah
maupun dengan guru sekolah lain dalam pembuatan RPP
Pengawas dari LPMP memberi masukan baik dalam hal pembelajaran
maupun kelengkapan administrasi
Diadakannya workshop bersama pengawas sekolah yang dihadiri oleh
semua guru
Diadakannya pendampngan SKB dari Dinas Pendidikan Kabupaten
Solusi terhadap Hambatan Penilaian Otentik
WKS II
- Poin 15
- Poin 16
- Poin 17
- Poin 18
Solusi yang telah dilakukan untuk mengatasi kendala yang terjadi adalah guru
memberikan nasihat tersendiri secara khusus (memberikan bimbingan) bagi anak
yang kurang baik dalam menerima pelajaran ataupun sikapnya.
Solusi terhadap kendala dalam Penilaian Otentik antara lain adalah guru mencari
sendiri informasi dari internet atau dari luar dan saling bermusyawarah antar
guru. Karena dalam Kurikulum 2013 guru diharapkan bisa kreatif dan memiliki
ide sendiri.
Anak yang nakal/ mengalami kesulitan belajar diberikan soal-soal dan briefing
agar mengalami peningkatan.
Solusi yang direncanakan akan dilakukan antara lain adalah adanya komunikasi
dengan orangtua dengan cara sms ataupun telfon. Komunikasi ini dilakukan jika
anak membutuhkan bimbingan lebih dari guru, untuk memanggil orangtua, dan
menyampaikan hasil nilai siswa.
Solusi terhadap Hambatan Pelaksanaan Penilaian Otentik di Kelas IVB SDN
Tlacap:
Guru banyak berpedoman pada Buku Guru dalam pembuatan rubrik
Jika guru belum melakukan penilaian di satu KD, maka guru akan
melakukan penilaian pada pembelajaran berikutnya yang memuat KD
yang sama
Sekolah merencanakan untuk mengadakan komunikasi dengan orangtua
dengan cara sms ataupun telfon. Komunikasi ini dilakukan jika anak
membutuhkan bimbingan lebih dari guru, untuk memanggil orangtua, dan
menyampaikan hasil nilai siswa
Solusi terhadap Hambatan Pelaksanaan Penilaian Otentik dalam Kompetensi
Sikap
Guru mengamati sikap anak secara global. Guru memilih siapa saja siswa
dengan sikap paling tinggi dan diberi nilai 3, dan siapa saja siswa dengan
sikap paling rendah dan diberi nilai 1, sedangkan sisanya dirata-rata dan
diberi nilai 2.
Solusi terhadap Hambatan Pelaksanaan Penilaian Otentik dalam Kompetensi
Pengetahuan
WG II a
- Poin 16
- Poin 18
- Poin 19
Solusi: Saat guru belum melakukan penilaian di suatu KD, guru akan
melakukannya pada pembelajaran berikutnya yang memuat KD yang sama.
Dalam persiapan rubrik guru hanya berpedoman pada buku guru.
Solusi Penilaian Otentik:
- Dalam penilaian sikap, guru mengamati sikap anak secara global. Guru
memilih siapa saja siswa dengan sikap paling tinggi, dan siapa saja siswa dengan
176
sikap paling rendah, sedangkan sisanya dirata-rata.
- Penilaian yang belum dilakukan dalam suatu pembelajaran, akan dilakukan di
pembelajaran selanjutnya (jika masih dalam KD yang sama)
Guru menyatakan satu-satunya solusi terhadap banyaknya hasil pekerjaan
siswa yang harus dikoreksi oleh guru adalah dengan mengerjakannya.
Solusi terhadap Hambatan Pelaksanaan Penilaian Otentik dalam Kompetensi
Keterampilan
Guru meminta siswa untuk mengerjakan tugas di rumah jika waktu
pengerjaan tugas membutuhkan waktu yang lama.
Beberapa tugas tetap dikerjakan di sekolah, dan guru meminta siswa untuk
membawa bahan-bahan yang dibutuhkan sehari sebelumnya (misal dalam
pembuatan kolase, pengerjaan dilakukan di kelas sampai selesai).
WG II b
- Poin 6
Solusi dalam Penilaian Sikap:
- Guru menilai pesera didik dengan sikap yang bagus dan yang rendah, kemudian
siswa sisanya dinilai rata-rata.
WG II c
- Poin 6
Solusi dalam penilaian kompetensi pengetahuan:
Guru harus mengerjakan.
WG II d
- Poin 6
Untuk keterampilan yang membutuhkan waktu lama akan dijadikan tugas rumah
oleh guru.
Contoh:
Dalam pembuatan kincir angin dan kincir air dijadikan sebagai tugas rumah.
Dalam pembuatan kolase dilakukan di kelas, pada sehari sebelumnya guru
meminta siswa untuk membawa bahan-bahan yang dibutuhkan. Pengerjaan
kolase dilakukan di kelas sampai selesai.
177
Lampiran 3. Hasil Wawancara Kepala Sekolah I
Nama Responden : Ibu Mujini, S.Pd. SD.
Jabatan : Kepala Sekolah SDN Tlacap
Hari, Tanggal : Sabtu, 28 November 2015
Kurikulum 2013 dengan Pendekatan Saintifik
No Pertanyaan Jawaban Kesimpulan
1. Bagaimana pemahaman Ibu
mengenai Kurikulum 2013?
“Untuk Kurikulum 2013 itu
sebetulnya bagus. Intinya kita itu
dituntut untuk mengembangkan
kreativitas siswa. Sebetulnya
bagus itu, baik dalam hal
pembelajaran atau dalam
penerapan sehari-hari. Jadi guru
kan hanya memotivasi supaya
anak itu berkreatif, apa yang
dilihat apa yang dilaksanakan
tentang lingkungan itu kemudian
kita harus bagaimana, itu guru itu
kan hanya banyak memotivasi
sehingga anak itu muncul sendiri,
bahkan ketika di tengah
pembelajaran itu guru hanya
memotivasi kemudian apa yang
dilihat apa yang dilakukan dan
sebagainya anak diberi tugas itu
sudah jalan sendiri. Bahkan
misalkan diberi tugas di rumah itu
anak sekarang sudah lebih
canggih, sudah mulai ikut kreatif
untuk download dan sebagainya
sehingga itu yang sangat
menonjol adalah kreativitasnya.
“Tapi itu juga tergantung guru.
Memang kalau sekarang itu
dibutuhkan guru yang harus bisa
IT. Kalau gurunya sudah sepuh-
sepuh istilahnya ITnya kurang ya
mungkin untuk memotivasi siswa
itu ada kendala. Ya bisa sih bisa
tapi banyak kendala. Sehingga
bagaimana guru memotivasi
supaya anak itu biar kerja
kelompok berani mengemukakan
kemudian saling minta yang
terdepan untuk misalnya
presentasi. Biar berlomba.
Dalam Kurikulum 2013 dituntut
untuk mengembangkan
kreativitas siswa. Hal itu bagus
baik dalam pembelajaran maupun
penerapan sehari-hari.
Guru hanya memotivasi agar anak
menjadi kreatif. Guru harus
banyak memotivasi agar
kreatifitas anak muncul dengan
sendirinya. Guru memberikan
tugas kepada peserta didik
mengenai apa yang dilihat
(diamati), tugas dilakukan sendiri
oleh peserta didik.
Saat diberi tugas untuk dikerjakan
di rumah, anak sudah mulai aktif
untuk mencari di internet.
Pelaksanaan Kurikulum 2013
juga bergantung pada guru. Guru
harus bisa menguasai IT. Jika
guru yang sudah tua dan kurang
menguasai IT maka akan
terkendala dalam memotivasi
siswa.
Kurikulum 2013 mendorong
peserta didik dalam bekerja
kelompok, berani mengemukakan
pendapat, mengkomunikasikan
dalam presentasi.
2. Darimana Ibu memperoleh
pemahaman mengenai
Kurikulum 2013?
Dari diklat kemudian ketika kita
ada pertemuan forum Kurikulum
13 antara sekolah yang satu
dengan sekolah yang lain.
Diklat dari LPMP ada, dari
propinsi.
Pemahaman mengenai Kurikulum
2013 didapat dari diklat dan
pertemuan forum Kurikulum
2013.
Diklat Kurikulum 2013 diberikan
oleh LPMP dan Dinas Propinsi.
3. Dibandingkan dengan
kurikulum sebelumnya, apa
yang membuat Kurikulum
Karena ketika pembelajaran itu
kalau kita bandingkan dengan
dulu, kalau dulu semua materi kan
Jika dibandingkan dengan
kurikulum sebelumnya materi
berasal dari guru, guru banyak
178
2013 berbeda? dari guru sehingga guru itu
banyak menjelaskan kepada anak
sehingga anak itu kan pasif.
Ketika ditanya guru aja baru
njawab. Tapi kalau sekarang kita
hanya suatu tema tentang
lingkungan misalkan, kita hanya
materi itu kan dikaitkan dengan
kehidupan sehari-hari kalau
lingkungan, jadi guru itu hanya
memotivasi misalnya gambar,
gambar kondisi lingkungan di
sekolah misalkan, nah anak itu
sudah timbul bermacam-macam
pertanyaan dengan motivasi dari
guru.
menjelaskan sehingga siswa
menjadi pasif.
Dalam Kurikulum 2013, dengan
suatu tema yang dikaitkan dengan
kehidupan sehari-hari (misalnya
Lingkungan), dengan motivasi
dari guru (misalnya dengan
gambar kondisi lingkungan di
sekolah) peserta didik akan
memiliki bermacam-macam
pertanyaan.
4. Menurut Ibu apa kelebihan
dari Kurikulum 2013?
Intinya kita itu dituntut untuk
mengembangkan kreativitas
siswa. Sebetulnya bagus itu, baik
dalam hal pembelajaran atau
dalam penerapan sehari-hari. Jadi
guru kan hanya memotivasi
supaya anak itu berkreatif, apa
yang dilihat apa yang
dilaksanakan tentang lingkungan
itu kemudian kita harus
bagaimana, itu guru itu kan hanya
banyak memotivasi sehingga anak
itu muncul sendiri,
Dalam Kurikulum 2013 dituntut
untuk mengembangkan
kreativitas siswa. Hal itu bagus
baik dalam pembelajaran maupun
penerapan sehari-hari.
sebelumnya, semua materi
Guru hanya memotivasi agar anak
menjadi kreatif. Guru harus
banyak memotivasi agar
kreatifitas anak muncul dengan
sendirinya.
5. Menurut Ibu apa
kekurangan dari Kurikulum
2013?
Kekurangannya ya ada. Yang
pertama ketika guru belum
menguasai, ketika guru itu juga
masih pasif, sehingga mau
memberikan pembelajaran
memotivasi siswa itu harus
bagaimana ya itu juga suatu
kelemahan. Jadi ini keberhasilan
juga tergantung guru.
Kemudian pada umumnya adalah
tentang penilaian. Itu juga rumit
dan memerlukan biaya, tenaga
pikiran.
Yang ketiga tentang anggaran.
Anggaran ini meledak. Karena
apa? Ketika guru mau mengajar,
RPP harus siap, kalau guru yang
punya waktu luang banyak ketika
dirumah sudah jadi diprint siap.
Tapi kadang guru kan tidak hanya
pekerjaan di sekolah tok. Kadang
di organisasi, di rumah, mungkin
di rumah juga terdepan di
masyarakatnya. Sehingga kan
ketika di rumah mungkin sudah
dikonsep ketika malam, nah itu
mu mengajar baru diprint nah itu
tidak menutup kemungkinan.
Karena ya guru harus punya
pedoman ketika mengajar, apa
yang saya ajarkan, tema berapa.
Jadi untuk anggaran itu banyak
Kekurangan dari Kurikulum 2013
adalah:
5. Keberhasilan kurikulum
2013 tergantung pada guru.
Guru yang belum menguasai
dan masih pasif maka akan
mengalami kesulitan dalam
memberikan pelajaran yang
memotivasi siswa.
6. Penilaian yang rumit dan
memerlukan biaya, tenaga
dan pikiran.
7. Anggaran yang meledak.
Anggaran banyak terserap di
KBM, digunakan untuk
membeli kertas untuk
fotokopi dan administrasi.
Anggaran ATK (alat tulis
kantor) melonjak 3 sampai 4
kali lipat dari sebelumnya.
8. Guru yang belum bisa
menggunakan IT akan
kesulitan dalam membuat
materi sedangkan guru yang
sudah bisa IT dimudahkan
dengan adanya laptop dan
LCD.
179
terserap di KBM, yang fotokopi,
kemudian untuk administrasi, itu
juga ketika belum kurikulum 13,
itu untuk ATK ya biasa saja, tapi
ketika ini melonjak sampai 3 kali
bahkan 4 kali. Beli HVS itu ya,
karena guru itu harus punya itu ya
untuk memotivasi siswa itu,
punya yang harus disampaikan,
jadi diprint lalu dibesarkan, kalau
untuk guru yang belum canggih
pakai laptop ya, kalau guru yang
sudah canggih ya ditampilkan aja
pakai laptop beres nggih, tapi
guru yang belum canggih kan ini
diprint dulu baru dibesarkan
ditampilkan.
6. Apa yang Ibu ketahui
mengenai Pendekatan
Saintifik?
Pendekatan Saintifik itu ya ada
5M itu to mbak.
Pendekatan Saintifik terdiri dari
5M.
7. Bagaimana pendapat dan
kesan Ibu mengenai
Pendekatan Saintifik?
Itu juga bagus karena itu
pendekatan yang ditetapkan
pemerintah.
Pendekatan Saintifik bagus
karena itu adalah pendekatan
yang ditetapkan oleh pemerintah.
8. Menurut Ibu apa kelebihan
dari Pendekatan Saintifik?
Ketika anak menanya dan
sebagainya dan di akhir adalah
mengkomunikasikan sehingga
siswa itu kerja kelompok itu juga
melatih siswa untuk
mengemukakan pendapat. Dalam
arti ketika mengkomunikasikan.
Sehingga siswa itu tidak seperti
dulu, kalau nggak ditanya kan
diam. Kalau sekarang belum
ditanya sudah terbiasa ketika kerja
kelompok saling musyawarah jadi
juga melaporkan kegiatannya.
Ketika siswa bertanya, dan pada
akhirnya mengkomunikasikan
dapat melatih dalam
mengemukakan pendapat. Siswa
sudah tidak seperti dulu, yang jika
tidak ditanya maka akan diam.
Sekarang siswa sudah terbiasa
untuk musyawarah dalam kerja
kelompok dan melaporkan
kegiatannya.
9. Menurut Ibu apa
kekurangan dari
Pendekatan Saintifik?
Kekurangannya ketika ada siswa
yang kurang aktif ya untuk
berbicara itu masih harus
dipancing, ketika tugas itu
diberikan siswa pasif itu ya
terkendala. Tapi walaupun ada
kendala nanti lama-lama siswa
akan terbiasa.
Kekurangan dari Pendekatan
Saintifik adalah siswa yang
kurang aktif masih harus
dipancing. Siswa yang pasif
menjadi kendala saat tugas
diberikan. Tetapi lama kelamaan
siswa akan menjadi terbiasa.
10. Apa saja yang dilakukan
oleh sekolah sebagai
persiapan pelaksanaan
Kurikulum 2013 dengan
Pendekatan Saintifik?
Ya dulu itu begitu ada perintah ya
tiba-tiba disuruh untuk diklat,
meskipun saat itu sekolah ini
sedang mengadakan workshop.
Dulu tiba-tiba sekolah diberi
perintah dari dinas untuk
mengikuti diklat Kurikulum 2013.
11. Persiapan apa yang
dilakukan oleh guru
sebelum melaksanakan
Kurikulum 2013 dengan
Pendekatan Saintifik?
Guru mengikuti diklat, disitu kan
sudah ada, walaupun saat pertama
diklat dulu itu kita belum begitu
jelas nggih, apa yang harus saya
lakukan kan istilahnya tidak
seperti sekarang gitu, karena baru
pertama. Kalau baru pertama kan
baru kenal, sehingga guru setelah
diklat waktu itu kan harus segera
melaksanakan sehingga guru
waktu itu ya membaca-baca,
kemudian apa yang akan diajarkan
Persiapan yang dilakukan oleh
guru sebelum melaksanakan
Kurikulum 2013 adalah dengan
mengikuti diklat. Meskipun
ketika pertama kali diklat guru-
guru belum begitu jelas apa yang
harus dilakukan. Setelah diklat
guru membaca dan mempelajari
bahan yang akan diajarkan di
rumah. Guru juga melakukan
sharing dengan teman-temannya.
Semuanya terasa mendadak
180
guru itu dipelajari di rumah,
disamping itu juga sharing ke
teman-teman, gitu krena kita ya
mendadak. Diklat langsung
melaksanakan lo itu. Diklat ketika
libur semester, kan itu kan
semesteran, tapi kan di awal itu
kelas satu dan kelas empat. Jadi
waktu libur semester terus masuk
itu harus melaksanakan.
Disamping itu kita juga kan harus
sosialisasi dulu pada wali murid
kelas 1 dan 4. Waktu sosialisasi
ya orangtua ya seperti itu sih,
rame pokoknya, sampe kita lama
diskusi dengan wali murid itu.
Untuk buku kalau pertama itu
lengkap.
karena diklat dilakukan saat libur
semester dan harus langsung
melaksanakan Kurikulum 2013 di
kelas I dan IV ketika masuk.
Pihak sekolah juga melakukan
sosialisasi kepada wali murid
kelas I dan IV. Sosialisasi dengan
orangtua cukup sulit dan
membutuhkan waktu cukup lama.
Buku paket Kurikulum 2013
sudah lengkap ketika pertama kali
melaksanakan.
12. Apakah sekolah ini
mendapat bantuan dari luar
dalam mempersiapkan
pelaksanaan Kurikulum
2013 dengan Pendekatan
Saintifik? (Jika ya dalam
bentuk apa?)
Dari dinas ya bantuan berupa
buku. Untuk pengawasan sampai
sekarang ada, monitoring-
monitoring dari pengawas pusat.
Kalau sekarang ada juga dari
propinsi, ada kegiatan on-in itu.
Bantuan dari dinas berupa buku
paket. Pengawasan tetap ada
sampai sekarang, berupa
monitoring-monitoring dari
pengawas pusat. Dinas propinsi
juga mengadakan kegiatan
pengawasan berupa kegiatan on-
in. (On: pengawas melihat guru
mengajar, In: pembahasan di
dalam forum).
13. Sarana/ prasarana apa yang
disiapkan oleh sekolah
untuk mendukung
pelaksanaan Kurikulum
2013 dengan Pendekatan
Saintifik?
Ada laptop, LCD, kertas,
kemudian bagi yang belum
menguasai LCD ya spidol, seperti
itu.
Printer itu boros sekali mbak,
apalagi ketika rapotan. Kita
siapkan dua-tiga printer, kadang
masih ada yang nggak kebagian.
Karena rapor kan banyak banget.
Makanya printer itu cepet jebol
disini karena setiap hari ngeprint,
belum yang kebutuhan kita
laporan-laporan sekolah, boros
printer itu.
Sarana dan prasarana yang
disiapkan oleh sekolah antara lain
adalah laptop, LCD, printer,
kertas, dan spidol.
Printer di sekolah sangat boros,
terutama saat waktu pembuatan
rapor. Sekolah menyiapkan
dua/tiga printer, tetapi masih ada
guru yang tidak kebagian. Printer
cepat rusak karena setiap hari
digunakan.
14. Bagaimanakah proses
pembelajaran yang
menggunakan Kurikulum
2013 dengan Pendekatan
Saintifik dilaksanakan di
sekolah ini?
Itu bisa dilihat sendiri di kelas. Kepala sekolah
merekomendasikan kepada
peneliti untuk melihat sendiri
pelaksanaan pembelajaran dengan
Kurikulum 2013 di kelas
15. Bagaimanakah kesiapan
guru dalam melaksanakan
Kurikulum 2013 dengan
Pendekatan Saintifik?
Itu bisa dilihat sendiri di kelas. Kepala sekolah
merekomendasikan kepada
peneliti untuk melihat sendiri
kesiapan guru dalam
melaksanakan Kurikulum 2013
dengan Pendekatan Saintifik
16. Berikanlah contoh
pelaksanaan Pendekatan
Saintifik dalam kegiatan
pembelajaran…
Itu bisa dilihat sendiri di kelas. Kepala sekolah
merekomendasikan kepada
peneliti untuk melihat sendiri
pelaksanaan Pendekatan Saintifik
dalam kegiatan pembelajaran.
17. Apakah Ibu melakukan
pemantauan terhadap
Ya, kita istilahnya memantau
tidak harus masuk kelas, kadang-
Kepala sekolah melakukan
pemantauan terhadap proses
181
proses pembelajaran yang
menggunakan Kurikulum
2013? (Jika ya bagaimana,
jika tidak mengapa?)
kadang kita keliling, tapi kadang
juga kita masuk kelas.
belajar dengan cara berkeliling
meskipun kepala sekolah tidak
selalu masuk ke kelas.
18. Adakah kerjasama yang
dilakukan antar sekolah
mengenai pelaksanaan
Kurikulum 2013? (Jika ya
dalam bentuk apa?)
Ada, dengan pendampingan di
gugus, kita enam sekolah maju
bersama. Sehingga kesulitan apa
begitu kita sampaikan dan kita
pecahkan bersama.
Kerjasama di lakukan dengan
cara pendampingan dalam
lingkup gugus yang terdiri dari 6
sekolah. Di gugus dapat
disampaikan kesulitan yang
dialami agar bisa dipecahkan
bersama.
19. Adakah kerjasama yang
dilakukan antar guru kelas
dalam melaksanakan
Kurikulum 2013 dengan
Pendekatan Saintifik? (Jika
ya dalam bentuk apa?)
Ada, dalam bentuk forum, sharing
bertukar informasi, dan ketika
kelasnya belum ada LCD ya
ngajarnya tukar kelas.
Kerjasama antar guru kelas
dilakukan dalam bentuk forum,
sharing dan bertukar informasi,
dan bertukar kelas ketika kelas
yang belum memiliki LCD
membutuhkan.
20. Apakah Ibu melakukan
kegiatan evaluasi/refleksi
mengenai penerapan
Kurikulum 2013 di sekolah
ini? (Jika ya, lanjut ke butir
berikutnya, jika tidak
mengapa?)
Ya, Kepala Sekolah melakukan
evaluasi mengenai penerapan
Kurikulum 2013.
21. Bagaimana cara Ibu
mengevaluasi pelaksanaan
Kurikulum 2013 di sekolah
ini?
Ya dilakukan saat PKG, saat
supervisi, saat rapat disampaikan
secara lisan. Kadang ya kita
secara umum, kalau ada yang
kurang kita bahas saat rapat.
Evaluasi pelaksanaan Kurikulum
2013 dilakukan saat supervisi
PKG, juga saat rapat disampaikan
secara lisan.
22. Apakah Ibu melakukan
tindak lanjut dari evaluasi
yang sudah Ibu lakukan?
(Jika ya dalam bentuk apa,
jika tidak mengapa?)
Guru yang masih belum
menguasai akan kita ikutkan
workshop.
Tindak lanjut dari evaluasi yang
dilakukan dengan cara guru yang
masih belum menguasai
pelaksanaan Kurikulum 2013
akan diikutkan dalam workshop.
23. Apa saja kendala yang
terjadi selama persiapan
pelaksanaan Kurikulum
2013 dengan Pendekatan
Saintifik di sekolah ini?
ATK
LCD belum terpenuhi semuanya.
Karena kita biasanya satu tahun
beli satu.
Kendala yang terjadi saat
persiapan pelaksanaan Kurikulum
2013 antara lain adalah kebutuhan
ATK yang melonjak, dan LCD
yang belum terpenuhi pada
masing-masing kelas. Sekolah
hanya bisa membeli satu LCD
untuk setiap tahunnya.
24. Apa saja kendala yang
terjadi selama pelaksanaan
Kurikulum 2013 dengan
pendekatan Saintifik?
Untuk penilaian kan biasanya
harus dengan laptop ya, jadi ya
kita programkan punya laptop
semua.
Kendala dalam penilaian biasanya
harus menggunakan laptop
sehingga sekolah
memprogramkan agar semua guru
memiliki laptop.
25. Apa saja kendala yang
dialami oleh guru kelas
dalam melaksanakan
Kurikulum 2013 dengan
Pendekatan Saintifik?
Guru yang pasif itu bisa jadi
kendala
Guru yang masih pasif menjadi
kendala dalam pelaksanaan
Kurikulum 2013.
26. Apa saja solusi dalam
lingkup sekolah yang telah
Anda lakukan terhadap
kendala yang terjadi selama
pelaksanaan Kurikulum
2013 di sekolah ini?
Kalau seperti laptop kita
mengajukan proposal ke dirjen.
Itu pernah terrealisasi.
Pihak sekolah mengajukan
proposal pengadaan laptop
kepada Dirjen.
182
Lampiran 4. Hasil Wawancara Kepala Sekolah II
Nama Responden : Ibu Mujini, S.Pd. SD.
Jabatan : Kepala Sekolah SDN Tlacap
Hari, Tanggal : Selasa, 24 November 2015
Penilaian Otentik
No Pertanyaan Jawaban Kesimpulan
1. Apa yang Ibu ketahui
mengenai Penilaian Otentik?
Penilaian otentik itu yang dilakukan
setiap hari, untuk mengukur
pencapaian materi pembelajaran.
Penilaian Otentik adalah
penilaian yang dilakukan setiap
hari untuk mengukur
pencapaian materi
pembelajaran.
2. Darimana Ibu memperoleh
pemahaman mengenai
Penilaian Otentik?
Ketika diklat, juga dari sehari-hari. Pemahaman mengenai
Penilaian Otentik didapat ketika
diklat dan pelaksanaan sehari-
hari.
3. Bagaimana pendapat dan
kesan Ibu mengenai Penilaian
Otentik?
Itu sangat bagus, karena kita bisa
mengetahui terukurnya daya serap
siswa, apa yang sudah disampaikan
oleh guru, sejauh mana anak
menyerap materi yang diberikan.
Penilaian Otentik sangat bagus,
karena dapat mengetahui
terukurnya daya serap siswa
mengenai apa yang sudah
disampaikan oleh guru, dan
sejauh mana anak menyerap
materi yang diberikan oleh
guru.
4. Menurut Ibu apa kelebihan
dari Penilaian Otentik?
Kelebihannya ya penilaian itu
simpel, sehingga anak mudah
memahami apa yang ditugaskan
guru itu bisa cepat dimengerti..
Kelebihan dari Penilaian
Otentik adalah anak mudah
memahami apa yang ditugaskan
oleh guru.
5. Menurut Ibu apa kekurangan
dari Penilaian Otentik?
Kekurangannya mungkin guru itu
agak repot sedikit untuk membuat
pertanyaan atau soal-soal yang
disampaikan ke siswa.
Kekurangan dari Penilaian
Otentik adalah guru merasa
kesulitan “repot” dalam
membuat pertanyaan/ soal-soal
untuk siswa.
6. Apa yang membuat Penilaian
Otentik berbeda dengan jenis
penilaian sebelumnya?
Kemarin kan sudah melihat secara
langsung, bagaimana melakukan
proses pembelajaran yang terutama
dalam penilaian.
Kepala sekolah meminta
peneliti untuk melihat secara
langsung pelaksanaan proses
pembelajaran terutama dalam
hal penilaian.
7. Persiapan apa yang telah
dilakukan oleh sekolah ini
sebelum melakukan Penilaian
Otentik?
Tentu saja memberikan materi,
kemudian memberikan latihan,
kemudian menyiapkan soal-soal
atau persiapan yang harus
dikerjakan dulu.
Persiapan yang dilakukan
sekolah sebelum melakukan
Penilaian Otentik antara lain
adalah memberikan materi,
memberikan latihan dan soal-
soal yang harus dikerjakan
siswa.
8. Sarana dan prasarana apa saja
yang disiapkan sekolah untuk
mendukung pelaksanaan
Penilaian Otentik?
Kalau sekarang kan sudah
dipersiapkan adanya LCD, itu akan
memunculkan anak kan lebih jelas.
Komputer di sekolah digunakan
untuk mencari materi, supaya lebih
mudah dipahami siswa, itu
semuanya menggunakan komputer
di sekolah. Bahkan disini
dipersiapkan laptop untuk guru tapi
belum semua karena ini hanya
Sarana dan prasarana yang
disiapkan oleh sekolah untuk
mendukung pelaksanaan
Penilaian Otentik antara lain
adalah:
4. LCD. LCD akan membuat
anak lebih jelas dalam
menerima materi.
5. Komputer digunakan untuk
mencari materi.
183
merupakan bantuan dari pusat. 6. Laptop untuk guru, tetapi
belum semua guru
mendapatkan karena laptop
ini adalah bantuan dari pusat.
9. Bagaimana proses
pelaksanaan Penilaian Otentik
di sekolah ini?
Saya rasa sudah dilaksanakan, jadi
guru itu 80 % sudah menguasai. Ya
ada lah satu dua yang masih belum
paham tapi pada umumnya guru
sudah melakukan.
Menurut kepala sekolah, 80%
guru sudah menguasai
pelaksanaan Penilaian Otentik,
meskipun masih ada satu atau
dua guru yang masih belum
paham.
10. Apa saja jenis Penilaian
Otentik yang sudah dilakukan
di sekolah ini?
Lebih jelasnya mbak langsung
mengamati KBM ya.
Kepala sekolah menyarankan
kepada peneliti untuk langsung
mengamati KBM.
11. Apakah Penilaian Otentik di
sekolah ini sudah mencakup
ketiga aspek kompetensi
(sikap, pengetahuan, dan
keterampilan)?
Ya. Penilaian otentik di sekolah ini
sudah mencakup ketiga aspek
kompetensi (sikap,
pengetahuan, dan
keterampilan).
12. Adakah kerjasama yang
dilakukan antar guru kelas
dalam melakukan Penilaian
Otentik?(Jika ada dalam
bentuk apa?)
Ada. Guru itu kan melihat selain
melihat aktivitas siswa itu kan guru
itu selalu mempersiapkan
instrumen, nah itu dari anak masuk
di halaman sekolah itu guru sudah
melihat dan menilai. Adakah anak
yang usil dan sebagainya itu kan.
Anak itu dinilai mulai dari masuk
sampai pulang sekolah itu guru
mengamati siswa tersebut.
Mungkin dalam penyelesaian
masalah. Ketika misal ada anak
yang nakal atau pembelajarannya
mengikutinya lambat sekali
sehingga ada komunikasi antara
kelas A dan B. Bahkan pernah ini
istilahnya tukar guru. Sehingga kita
inginnya itu sejalan. Seiring.
Kadang pernah juga kami tukar
siswanya. Biar semua merasakan.
Mungkin anak yang bandel itu
mengumpul semua di kelas A, nah
ini yang kelas B itu kebanyakan
anaknya pinter-pinter dan
disiplinnya bagus. Sehingga
tujuannya ditukar itu biar seiring.
Biar anak yang bandel itu bisa
mengikuti atau menyesuaikan.
Kerjasama antar guru kelas
dilakukan dengan cara:
4. Komunikasi antar kelas A
dan B ketika ada anak yang
nakal atau pembelajarannya
lambat.
5. Bertukar guru
6. Bertukar siswa
(tujuan dilakukan pertukaran
siswa atau guru adalah agar
antar kelas A dan B dapat
berjalan seiring).
13. Apa saja kendala yang terjadi
saat persiapan pelaksanaan
Penilaian Otentik di sekolah
ini?
Untuk mengatasi anak yang
memang kurang disiplin, sehingga
apapun yang dilakukan guru anak
itu tidak berubah. Dan disuruh
mengerjakan ada juga yang tidak
mau.
Salah satu kendala dalam
Penilaian Otentik adalah dalam
mengatasi anak yang kurang
disiplin.
14. Apa saja kendala yang terjadi
selama pelaksanaan Penilaian
Otentik di sekolah ini?
Ada juga ketika di kelas A anak itu
emosinya tinggi atau bandel, ketika
ditukar anak ini malah tambah
menjadi, sehingga ini merupakan
beban guru untuk mengatasi anak
tersebut.
Kendala dalam Penilian Otentik
adalah anak yang bandel atau
emosinya tinggi, sehingga
menjadi beban guru dalam
mengatasi anak tersebut.
15. Apa saja solusi yang telah
dilakukan terhadap kendala
yang terjadi saat persiapan
Guru itu juga memberi nasihat
tersendiri secara khusus bagi anak-
anak yang kurang, baik yang dalam
Solusi yang telah dilakukan
untuk mengatasi kendala yang
terjadi adalah guru memberikan
184
pelaksanaan Penilaian
Otentik?
menerima pelajaran atau ketika
anak itu sikapnya. Guru itu
memberi bimbingan.
nasihat tersendiri secara khusus
(memberikan bimbingan) bagi
anak yang kurang baik dalam
menerima pelajaran ataupun
sikapnya.
16. Apa saja solusi yang telah
dilakukan terhadap kendala
yang terjadi selama
pelaksanaan Penilaian Otentik
di sekolah ini dalam lingkup
kelas?
Guru itu punya ide sendiri, karena
memang ketika diklat Kurikulum
2013 itu harapannya itu kan guru
kreatif. Jadi guru itu mengikuti dari
internet atau dari pengetahuan di
luar dan saling bermusyawarah.
Kerjasama antara teman yang satu
dan yang lain. Dan ketika yang satu
kesulitan, sehingga kesulitan itu
bisa diatasi.
Solusi terhadap kendala dalam
Penilaian Otentik antara lain
adalah guru mencari sendiri
informasi dari internet atau dari
luar dan saling bermusyawarah
antar guru. Karena dalam
Kurikulum 2013 guru
diharapkan bisa kreatif dan
memiliki ide sendiri.
17. Apa saja solusi yang telah
dilakukan terhadap kendala
yang terjadi selama
pelaksanaan Penilaian Otentik
di sekolah ini dalam lingkup
antar kelas?
Dengan menyendirikan siswa yang
kurang, diberi briefing, diberi soal-
soal sehingga anak itu bisa
meningkat.
Anak yang nakal/ mengalami
kesulitan belajar diberikan soal-
soal dan briefing agar
mengalami peningkatan.
18. Adakah solusi yang
direncanakan akan dilakukan
terhadap kendala yang terjadi
selama pelaksanaan Penilaian
Otentik? Jika ada bagaimana?
Ada. Secara umum memberikan
nasihat kepada guru-guru itu supaya
guru itu mempunyai kreatif dalam
mengajar untuk mengatasi siswa
yang nilainya jelek itu bisa
konfirmasi dengan orangtua.
Dengan cara telfon atau memanggil
orangtua sehingga guru itu
terhubung dengan orangtua kalau
anaknya itu membutuhkan bantuan
atau bimbingan gurunya.
Bahkan ketika kelas 6 sudah mulai
tryout tryout, hasilnya selalu
disampaikan pada orangtua. Jadi
selalu konsultasi dengan wali murid
dengan cara sms ataupun telfon.
Solusi yang direncanakan akan
dilakukan antara lain adalah
adanya komunikasi dengan
orangtua dengan cara sms
ataupun telfon. Komunikasi ini
dilakukan jika anak
membutuhkan bimbingan lebih
dari guru, untuk memanggil
orangtua, dan menyampaikan
hasil nilai siswa.
185
Lampiran 5. Hasil Wawancara Guru I
Nama Responden : Ibu Rositawati, S.Pd
Jabatan : Guru Kelas IVB Sekolah Dasar Negeri Tlacap
Hari, Tanggal : Selasa, 10 November 2015
Kurikulum 2013 dengan Pendekatan Saintifik
No Pertanyaan Jawaban Kesimpulan
1. Bagaimana pemahaman
Ibu mengenai Kurikulum
2013?
“Kurikulum 2013 itu lebih komplit
ya daripada KTSP karena disitu ada
empat KD, sikap, sikap, terus
keterampilan, pengetahuan. Dan
yang ada ketiga aspek itu dulu
belum ada di KTSP. Jadi kita
penilaiannya lebih terpadu gitu lah
istilahnya. Tidak hanya menilai
pengetahuan siswa, tidak hanya
menilai kemampuan siswa secara
akademis tetapi juga menilai sikap
siswa, mahirnya siswa di
keterampilan dan lain-lain.”
Kurikulum 2013 lebih komplit
karena terdiri dari empat KD,
sikap spiritual, sikap sosial,
keterampilan dan pengetahuan.
Penilaian dilakukan dengan lebih
terpadu. Penilain tidak hanya pada
pengetahuan tetapi juga pada
sikap dan keterampilan.
2. Darimana Ibu
memperoleh pemahaman
mengenai Kurikulum
2013?
“Setiap guru memang harus diklat
Kurikulum 2013, walaupun secara
bertahap. Awalnya kan kelas 1 dan
4, terus kelas 2 dan 5, dan terakhir
kelas 3 dan 6.”
“Selain diklat kita juga bisa saling
sharing dengan teman-teman, yang
satu sekolah, maupun dari kepala
sekolah, pengawas juga, informasi
itu dari situ mbak, atau nggak juga
ada dari teman-teman kadang kan
juga ada grup guru.”
Pemahaman mengenai Kurikulum
2013 didapat dari diklat
Kurikulum 2013 yang dilakukan
secara bertahap. Selain diklat juga
dilakukan sharing antar guru
dalam grup, dengan kepala
sekolah dan pengawas.
3. Dibandingkan dengan
kurikulum sebelumnya,
apa yang membuat
Kurikulum 2013
berbeda?
“Proses pembelajarannya berbeda
karena dengan Saintifik”
“Yang penilaian juga berbeda
karena kita menilai ketiga ranah
afektif, psikomotor dan kognitif.”
“Kadang materi lebih sederhana
daripada yang di KTSP, misalkan di
kelas 4 itu ada KPK. Dulu di KTSP
juga ada KPK di kelas 4. Itu di buku
soalnya masih sederhana ketika saya
bandingkan dengan yang dulu itu
angkanya sudah ratusan-ratusan
seperti KPK FPB itu angkanya
sudah besar. Kalau dulu soal-
soalnya lebih susah, maksudnya ga
semudah yang sekarang. Kalau
sekarang lebih sederhana cakupan
materinya, jadi ya kita harus
mengembangkan sendiri karena kita
guru ya diberi pengembangan biar
anak nggak tertantang kalau
sederhana soalnya”
Proses pembelajaran dalam
Kurikulum 2013 berbeda karena
menggunakan Pendekatan
Saintifik. Perbedaan dalam
penilaian karena dalam Kurikulum
2013 menilai ketiga ranah yaitu
afektif, psikomotor dan kognitif.
Materi dalam Kurikulum 2013
lebih sederhana dibandingkan
dalam Kurikulum KTSP. Guru
harus mengembangkan materi/
soal sendiri agar siswa merasa
tertantang dalam belajar.
4. Bagaimana pendapat dan
kesan Ibu mengenai
Kurikulum 2013?
“Anak juga lebih kreatif kalau
menurut saya, banyak karya-karya
yang dihasilkan di Kurikulum 2013,
jadi setiap pembelajaran atau setiap
Peserta didik menjadi lebih kreatif
karena banyak membuat karya.
Materi/ pengetahuan dalam
Kurikulum 2013 kurang
186
dua tiga pembelajaran itu ada yang
membuat apa jadi anak lebih kreatif.
Walaupun kadang yang
pengetahuan itu nggak sedalam
yang di KTSP ya karena kita
dituntut untuk mencari info sendiri
terutama guru untuk memperdalam
materi yang ada di Kurikulum
2013”
mendalam sehingga guru dituntut
untuk memperdalam sendiri
materi.
5. Menurut Ibu apa
kelebihan dari Kurikulum
2013?
“Pertama anak tidak hanya dinilai
secara akademik tapi juga dari sikap
dan keterampilan, dan lain-lain. “
“Tidak ada seperti angka mati gitu
lo kalau di rapor kan dulu dengan
angka, penilaian dengan angka, 70
60, dan disitu ada KKM, nah ketika
ada yang tidak mencapai KKM itu
bisa dikategorikan anak tidak naik.
Kalau sekarang di Kurikulum 2013
kan lebih deskriptif, penilaian itu
deskriptif. Memang ada KKM di
Kurikulum 2013 yang dipatok 2,67
itu tapi kan di rapor itu kita menilai
anak mahir, anak belum mahir, jadi
seperti tidak ada harga mati. Semua
anak diakomodasi kemampuannya.”
“Tidak ada istilah ah dia nggak
pinter atau dia bodoh karena ada sisi
lain yang dia justru unggul
mungkin.”
Kelebihan dari Kurikulum 2013
adalah penilaian tidak hanya
dalam aspek pengetahuan tetapi
juga sikap dan keterampilan.
Penilaian deskriptif yang tidak
bergantung pada KKM, sehingga
kemampuan setiap anak bisa
terakomodasi. Setiap anak
memiliki keunggulan dalam aspek
tertentu.
6. Menurut Ibu apa
kekurangan dari
Kurikulum 2013?
“Mungkin cakupan materi itu yang
kadang bisa lebih diperluas atau
diperdalam”
“Materinya juga banyak, jadi saya
harus membagi-bagi waktunya.
Misalkan tema ini beberapa minggu
kadang juga nggak pas kadang saya
harus oyak-oyakan waktu gitu lo.”
“Karena satu PB misalkan disitu
sudah diplot ini PB 1 PB 2 PB 3,
nah itu dalam kenyataannya yang
PB 1 itu belum tentu satu hari
selesai, jadi otomatis saya harus
nggeser yang PB 2, harusnya sudah
PB 2 tapi masih harus ngulang di
PB 1
“Estimasi waktu itu nggak tepat gitu
lo di akhirnya, ketika mau UAS atau
ketika mau UTS harusnya tema 3
sudah selesai saya masih di tema 3
di pertengahan.”
Kekurangan dari Kurikulum 2013
antara lain adalah cakupan materi
yang kurang dalam, materi yang
banyak dan tidak sesuai dengan
alokasi waktu.
Estimasi waktu terkadang tidak
sesuai dengan pelaksanaan di
kelas.
7. Apa yang Ibu ketahui
mengenai Pendekatan
Saintifik?
“Pendekatan Saintifik itu lebih ke
proses pembelajaran yang
menyangkut 5M itu, ada menanya
mengamati dan lain sebagainya.
Ketika belajar ada tahapan-tahapan,
jadi siswa dituntun arahnya
mungkin dia bisa dari mengamati,
dan dia bisa menarik kesimpulan
dari apa yang dia lihat sebelumnya.
Jadi ada prosesnya proses Saintifik
Pendekatan Saintifik digunakan
dalam proses pembelajaran
dengan 5M. Dalam Pendekatan
Saintifik proses pembelajaran
terdiri dalam tahapan-tahapan
seperti mengamati, dan peserta
didik dapat menarik kerimpulan
dari apa yang dia lihat.
187
itu tadi.”
8. Bagaimana pendapat dan
kesan Ibu mengenai
Pendekatan Saintifik?
“Menurut saya anak lebih aktif
kalau ada Pendekatan Saintifik
karena anak-anak tahu prosesnya
kenapa, atau tahu alurnya untuk
mendapatkan pengetahuan yang
baru.”
“Lebih aktif karena dia juga
tertantang.”
“Tapi tidak memungkiri kalau ada
juga sebagian anak yang walaupun
dengan Pendekatan Saintifik dia
tetap saja pasif itu juga ada.”
Dengan Pendekatan Saintifik
peserta didik menjadi lebih aktif.
Peserta didik mengetahui alur
untuk mendapatkan pengetahuan
yang baru. Peserta didik juga
merasa lebih tertantang.
Meski demikian ada sebagian
peserta didik yang tetap bersifat
pasif meskipun pembelajaran
sudah menggunakan Pendekatan
Saintifik.
9. Menurut Ibu apa
kelebihan dari
Pendekatan Saintifik?
“Selain anak dinilai dari beberapa
aspek, dia juga dituntut untuk tahu
proses sampai dia bisa menemukan
oh ini to kenapa kesimpulannya
seperti ini. Kenapa cahaya
merambat lurus nah dia tahu
alurnya.”
“Pengetahuan yang dia dapat
dengan 5M, dengan dia sendiri
mengamati melihat alurnya itu akan
lebih tertanam pada siswa daripada
langsung dijelaskan, karena dia
akan lebih mudah lupa.
“Ikut mencari lah istilahnya,
mencari sendiri pengetahuan itu.”
Kelebihan dari Pendekatan
Saintifik adalah peserta didik
dituntut untuk mengetahui proses
mendapatkan pengetahuan.
Pengetahuan yang didapat melalui
5M akan lebih tertanam pada
peserta didik dan tidak mudah
lupa.
10. Menurut Ibu apa
kekurangan dari
Pendekatan Saintifik?
“Cakupan pengetahuan tadi nggak
seluas di KTSP, kedalaman materi
mungkin”
“Waktu kadang 1 PB itu nggak
selesai itu lo. Sebenarnya itu bisa
disiasati, missal di satu PB ada
kegiatan meronce, kadang kan anak
tidak langsung selesai karena itu
membutuhkan waktu lama, itu bisa
disiasati dengan untuk pekerjaan
rumah sehingga tidak mengganggu
materi selanjutnya.”
Kekurangan dari Pendekatan
Saintifik adalah cakupan materi
yang tidak seluas dalam
Kurikulum KTSP. Alokasi waktu
juga terkadang tidak sesuai
dengan pelaksanaan di kelas. Hal
ini sering disiasati dengan
menjadikan tugas sebagai
pekerjaan rumah.
11. Apa saja yang Ibu
lakukan sebagai
persiapan pelaksanaan
Kurikulum 2013 dengan
Pendekatan Saintifik?
“Ya RPP, terus mungkin saya
melihat materi hari itu apa misalkan
ada percobaan satu hari sebelumnya
saya sudah umumkan besok kita
akan belajar tentang ini kalian harus
bawa ini ini, begitu.”
Sebelum mengajar guru
menyiapkan RPP. Jika di
pertemuan berikutnya ada
percobaan maka akan diumumkan
apa yang harus dibawa.
12. Adakah kerjasama yang
dilakukan antar guru
dalam persiapan
pelaksanaan Kurikulum
2013 dengan Pendekatan
Saintifik? (Jika ada dalam
bentuk apa?)
“Di SD Tlacap kan kebetulan
kelasnya paralel jadi dalam hal
administrasi itu sering bareng-
bareng nggarapnya, entah itu silabus
atau RPP itu biasanya kita
seragamkan.”
“Untuk pembelajaran kita juga
koordinasi mungkin ada yang
alatnya susah atau gimana nanti kita
bisa gantian.”
“Biasanya dari kelas 1 sampai kelas
6 itu kita koordinasi dalam hal
administrasi.”
Kerjasama antar guru dilakukan
dalam pembuatan administrasi
seperti silabus dan RPP.
Kerjasama juga dilakukan dalam
menyiapkan alat dan bahan
pembelajaran.
13. Adakah bantuan dari
pihak luar sekolah dalam
“Kalau dinas itu kadang ada
bantuan seperti alat peraga.”
Terkadang pihak sekolah
mendapat bantuan alat peraga dari
188
mempersiapkan
pelaksanaan Kurikulum
2013? (Jika ada dalam
bentuk apa?)
“Kalau pengawas itu juga secara
berkala pembimbingan di sini, kan
ada supervisi dari pengawas”
“Kebetulan disini sedang ada
pendampingan Kurikulum 2013, ada
tiga pendampingan, dari dinas
kabupaten Sleman, dinas propinsi
DIY, dan bimbingan audit mutu dari
LPMP. Semacam workshop. Kalau
dari propinsi itu menugaskan
pengawas yang supervisi disini, itu
modelnya seperti on-in gitu lo.
Contohnya pengawasnya observasi
di kelas 1A dan 1B, setelah itu nanti
ada sharing, apa kekurangan-
kekurangannya pada pembelajaran
hari itu.”
“Walaupun pendampingannya
berkala, mungkin setahun sekali.”
“Tapi untuk mengawas itu biasanya
rutin pembimbingan.”
“Yang tiga-tiganya itu kebetulan
dari bulan kemarin sama bulan ini.”
dinas.
Ada tiga pendampingan
Kurikulum 2013 yang sedang
dilakukan, pendampingan dari
Dinas Kabupaten Sleman, Dinas
DI Yogyakarta, dan bimbingan
audit mutu dari LPMP.
Dari pihak propinsi menugaskan
pengawas untuk melakukan
supervisi di SD Tlacap. Supervisi
dilakukan dengan cara observasi
dan sharing tiap kelas.
Pendampingan dilakukan secara
berkala, setahun sekali.
14. Sarana/ prasarana apa
yang dibutuhkan untuk
mendukung pelaksanaan
Kurikulum 2013 dengan
Pendekatan Saintifik?
“Untuk alat bahan kan di sekolah
ada koperasi sekolah, jadi kalau di
koperasi ada saya memakai itu,
mungkin ada barang-barang yang
agak banyak anak saya suruh bawa.
Misalkan anak suruh bawa botol
dari rumah, kan tidak harus anak
beli. Untuk peralatan percobaan kan
tidak harus beli. Misalkan tentang
nada anak harus membuat banyak
botol yang diisi air nah itu anak bisa
membawa botolnya dari rumah.
Kalau keterampilan misal butuh
gunting anak bisa membawa dari
rumah.”
“Tapi ada juga bahan yang saya
sediakan, sebisa mungkin tidak
memberatkan siswa, kalaupun beli
ya yang masih terjangkau.”
“Kebetulan di sini setiap kelas
sudah ada LCD jadi memudahkan
guru dalam menyampaikan materi.”
“Kalau laptop kebanyakan punya
sendiri-sendiri, memang ada laptop
inventaris sekolah tapi tidak semua
guru pakai, mungkin ada beberapa
yang pakai inventaris.”
“Disini juga sudah ada Wi-Fi jadi
kita bisa ketika ngajar kita butuh
apa bisa langsung mencari.”
“Kalau ada kata-kata sukar di
Bahasa Indonesia saya pakai
internet untuk mencarinya, kalau
ada materi sains seperti bagian-
bagian bunga saya cari materi di
internet. Untuk presentasi materi.”
“Kalau video saya browsing dulu
jadi saya tidak langsung nyari di
kelas karena kan kadang ada yang
- Alat dan bahan didapat dari
koperasi sekolah
- Untuk alat dan bahan yang agak
banyak, guru meminta siswa
untuk membawa sendiri. Contoh:
membawa botol untuk percobaan
nada, gunting untuk keterampilan
- Terkadang guru menyediakan
alat dan bahan yang diperlukan.
- Alat dan bahan sebisa mungkin
yang harganya terjangkau dan
tidak memberatkan siswa
- Adanya LCD memudahkan guru
dalam menyampaikan materi
(presentasi).
- Laptop inventaris sekolah hanya
digunakan oleh beberapa guru,
sebagian besar guru sudah
memiliki laptop sendiri.
- Sekolah memiliki Wi-Fi yang
memudahkan guru untuk mencari
materi saat mengajar
- Internet Wi-Fi antara lain
digunakan untuk mencari materi
sains dan mencari kata-kata sukar.
189
harus disensor, kalau langsung kan
kadang kita nggak tahu yang
muncul seperti apa.”
15. Bagaimana pelaksanaan
proses pembelajaran
menggunakan Kurikulum
2013 dengan Pendekatan
Saintifik?
“Itu biasanya setiap hari itu ada
Saintifiknya ya, contohnya seperti
sifat-sifat cahaya, terus bagian-
bagian bunga, seperti itu.”
Setiap hari kegiatan pembelajaran
selalu menggunakan Pendekatan
Saintifik
16. Berikanlah contoh
pelaksanaan Pendekatan
Saintifik dalam kegiatan
pembelajaran…
“Mungkin anak-anak saya ajak
keluar atau dia membawa bunga
sendiri dari rumah, terus diamati.
Dari contoh bunga yang sudah
mereka bawa saya jelaskan bagian-
bagian bunga, ini lo yang mahkota,
ini lo yang putik, ini lo yang benang
sari. Juga dijelaskan tentang bunga
sempurna dan tidak sempurna. Jadi
anak-anak bisa tahu oh bunga saya
tidak sempurna karena tidak ada
benang sarinya.”
Contoh pelaksanaan Pendekatan
Saintifik dalam kegiatan
pembelajaran saat materi bagian-
bagian bunga. Peserta didik diajak
mengamati bunga yang dibawa
dari rumah untuk dikenali bagian-
bagiannya. Siswa juga diajak
untuk mengenali bungan
sempurna dan bunga tidak
sempurna.
17. Bagaimana proses
kegiatan mengamati
dilakukan saat
pembelajaran?
Kegiatan mengamati sudah sering
dilakukan, contohnya saat
mengamati bagian-bagian bunga.”
“Selain itu juga ada kegiatan
membandingkan mungkin.”
Kegiatan mengamati sudah sering
dilakukan di kelas, contohnya saat
mengamati bagian-bagian bunga.
Kegiatan mengamati juga
dilakukan dengan cara
membandingkan.
18. Bagaimana proses
kegiatan menanya
dilakukan saat
pembelajaran?
“Ketika menanya saat tanya jawab
ya. Tapi terkadang saat tanya jawab
itu pertanyaan bisa berkembang
kemana-mana karena anak itu punya
pertanyaan yang tidak kita duga, ada
yang pertanyaannya melenceng,
kadang sesuai juga, jadi kita harus
siap.”
“Sebagian besar sudah aktif
walaupun ada beberapa yang pasif.”
Kegiatan menanya dilakukan saat
tanya jawab. Ketika melakukan
tanya jawab dapat muncul
pertanyaan yang tidak terduga dari
peserta didik sehingga guru harus
siap dalam menjawab. Sebagian
besar peserta didik sudah aktif
tetapi ada beberapa peserta didik
yang masih pasif.
19. Bagaimana proses
kegiatan mengumpulkan
informasi/mencoba
dilakukan saat
pembelajaran?
“Kadang ada wawancara juga, entah
itu wawancara dengan teman sendiri
atau wawancara ketika dia di rumah.
Dia mendapatkan dari informasi
situ.”
“Ketika ada percobaan kan sudah
ada langkah-langkahnya sehingga
kita tinggal melakukan.”
Kegiatan mengumpulkan
informasi/ mencoba dilakukan
dengan wawancara dan
percobaan.
20. Bagaimana proses
kegiatan
menalar/mengasosiasi
dilakukan saat
pembelajaran?
“Kadang nggak semua anak
langsung bisa ya, kadang saya harus
mancing-mancing dulu gitu lo,
karena itu kan butuh pemikiran
yang mendalam. Kadang guru
berusaha membimbing, menuntun,
karena di tahapan itu anak nggak
gampang gitu.”
“Saat membuat kesimpulan belum
bisa gitu lo, memang ada yang bisa
beberapa tapi yang lain harus
dipancing.”
Dalam kegiatan menalar/
mengasosiasi belum semua
peserta didik bisa melakukannya.
Guru sering harus membimbing
peserta didik dalam membuat
kesimpulan.
21. Bagaimana proses
kegiatan
mengkomunikasikan
dilakukan saat
pembelajaran?
“Dilakukan dengan
mengkomunikasikan hasil ya, itu
boleh dibaca di depan kelas, atau
ditempelkan jadi bisa
dibandingkan.”
Kegiatan mengkomunikasikan
dilakukan antara lain dengan
membaca hasil pekerjaan di depan
kelas, atau ditempelkan untuk
dibandingkan.
190
“Kalau kesenian saya lebih ke
memajang hasil siswa, misalnya
siswa membuat apa kadang di papan
tulis saya tempelkan hasil anak, dari
situ anak bisa tahu yang ini bagus,
yang ini ada yang kurang rapi.”
“Untuk kalangan kelas dulu aja,
untuk ke kelas lain atau pameran
memang belum ada karena penilaian
proyek itu kan ada pameran ya kita
membuat pameran tapi belum
dilaksanakan.”
“Ada menceritakan kembali dalam
Bahasa Indonesia.”
“Kalau di kelas saya ada nyanyi
dengan gerakan sederhana tapi kelas
4 tetap kadang susah mereka dalam
membuat gerakan.”
Hasil kesenian sering ditempelkan
di papan tulis.
Kegiatan mengkomunikasikan
masih dilakukan dalam kalangan
kelas.
Penilaian proyek dalam bentuk
pameran belum dilaksanakan.
Dalam muatan Bahasa Indonesia
dilakukan menceritakan kembali.
Dalam materi menyanyi dengan
melakukn gerakan sederhana
peserta didik kelas IV masih
mengalami kesulitan dalam
membuat gerakan.
22. Adakah kerjasama yang
dilakukan antar guru
dalam pelaksanaan
Kurikulum 2013 dengan
Pendekatan Saintifik?
(Jika ada dalam bentuk
apa?)
“Ada dalam pembuatan RPP dan
silabus seperti yang sudah saya
sebutkan di atas.”
Kerjasama antar guru dilakukan
dalam pembuatan RPP dan
silabus.
23. Apakah di sekolah ini
diadakan evaluasi/
refleksi terhadap kinerja
Ibu dalam menerapkan
Kurikulum 2013? (Jika
ya, lanjut ke butir
berikutnya, jika tidak
mengapa?)
“Ada.” Di SD N Tlacap sudah dilakukan
evaluasi/refleksi terhadap kinerja
guru dalam menerapkan
Kurikulum 2013.
24. Bagaimana cara
dilakukannya evaluasi
pelaksanaan Kurikulum
2013 di sekolah ini?
“Kalau disini evaluasi tentang guru
itu ada setiap tahun.”
“Kalau dari pengawas ya ada umpan
balik lah, tapi kalau ini kan
insidental ya.”
“Kalau pengawas kecamatan
memang ada ditugaskan disini
secara periodik jadi konsultasinya
bisa ke pengawas.”
“Kepala sekolah biasanya setahun
dua kali itu melakukan supervisi.”
Evaluasi kinerja guru dilakukan
setiap tahun.
Pengawas kecamatan ditugaskan
di sekolah untuk mengwasi secara
periodik sehingga guru bisa
berkonsultasi dan mendapatkan
umpan balik.
Kepala Sekolah melakukan
supervisi setahun dua kali.
25. Apakah ada tindak lanjut
dari refleksi yang sudah
dilakukan mengenai
pelaksanaan Kurikulum
2013? (Jika ada dalam
bentuk apa?)
“Setelah pengawas masuk kelas kan
nanti ada pertemuan teknis,
bagaimana yang masih kurang, jika
masih ada yang kurang bisa
dikomunikasikan ke guru yang
bersangkutan.”
Tindak lanjut dari refleksi
dilakukan dengan pertemuan
teknis setelah pengawas
mengobservasi di kelas.
26. Apa saja kendala yang
terjadi selama persiapan
pelaksanaan Kurikulum
2013 di sekolah ini?
“Kalau dalam RPP juga lebih
njelimet ya dalam Kurikulum 2013
karena ada tahapan-tahapan proses
pembelajaran.”
Kendala saat persiapan
pelaksanaan kurikulum 2013
muncul saat pembuatan RPP
karena ada tahapan-tahapan proses
pembelajaran.
27. Apa saja kendala yang
terjadi selama
pelaksanaan Kurikulum
2013 di sekolah ini?
“Kendala mungkin lebih ke individu
siswa, ada beberapa siswa yang
ketika penilaian individu dia kurang
ketika berkelompok juga tidak bisa
aktif berkelompok, kita harus
memberi perlakuan khusus ke anak
Kendala selama pelaksanaan
Kurikulum 2013 antara lain
adalah:
- Beberapa peserta didik yang
kurang aktif baik dalam kegiatan
individu maupun berkelompok.
191
yang masih seperti itu.”
“Ke waktu juga, dalam alokasinya.”
“Kalau penilaian kadang dalam satu
pembelajaran kita nggak hanya
menilai satu kali ada beberapa KD
yang harus saya nilai,”
“Saat saya menilai di aspek
pengetahuan itu lebih mudah karena
ada soalnya trus saya tinggal oh ini
nilainya segini.”
“Ketika saya harus menilai di aspek
sikap, dalam satu hari kadang ada
beberapa sikap yang harus saya
nilai, misal ada tanggung jawab,
berani, teliti, dengan tiga sikap yang
harus saya nilai dan dengan siswa
yang banyak, itu kadang jadi
kendala.”
“Untuk penilaian keterampilan
kadang kita harus membuat rubrik.”
- Alokasi waktu yang kurang.
- Penilaian dalam satu
pembelajaran yang harus menilai
beberapa KD.
- Penilaian dalam aspek sikap
karena ada beberapa sikap yang
harus dinilai dalam satu hari.
- Dalam menilai keterampilan
terkadang guru harus membuat
rubrik.
28. Apa saja solusi yang
telah Ibu lakukan
terhadap kendala yang
terjadi selama persiapan
pelaksanaan Kurikulum
2013 di sekolah ini?
“Untuk RPP kita kan kadang
kerjasama baik dengan guru yang
satu sekolah maupun dengan teman-
teman guru yang lain jadi bisa lebih
ringan.”
Dalam pembuatan RPP dilakukan
kerjasama dengan guru dalam satu
sekolah maupun guru dari sekolah
lain.
29. Apa saja solusi dalam
lingkup sekolah yang
telah Ibu lakukan
terhadap kendala yang
terjadi selama
pelaksanaan Kurikulum
2013 di sekolah ini?
“Siswa yang masih kurang baik
prestasinya bisa diberi tambahan
pelajaran. Saya komunikasikan dulu
dengan orang tua. Seperti kemarin
kan habis UTS nilai-nilai saya rekap
saya serahkan ke orang tua, tiap
anak saya beri hasilnya. Dan itu
tercantum hasil dari nomor absen
satu sampai yang terakhir jadi
orangtua bisa tahu posisi anaknya
dibandingkan dengan temannya.”
“Dari hasil itu saya bisa komunikasi
ke orang tua kalau memang anaknya
masih kesulitan, mungkin saya bisa
memberi tambahan pelajaran
dengan seijin orangtua. Biasanya
orang tua tidak masalah.”
“Tambahan dilakukan setelah
pembelajaran berakhir, seminggu
dua kali atau berapa. Kemarin
kebetulan ada yang PPL disini jadi
yang membimbing mahasiswa yang
PPL, berkala seminggu sekali atau
dua kali.”
“Kalau dalam membuat rubrik
keterampilan kan sudah ada di buku
guru walaupun nggak semua.”
“Kalau penilaian sikap kan ada yang
menonjol sama yang kurang, itu
penilaiannya nggak harus anak satu-
satu tapi oh yang anak ini ini
nilainya tiga, yang agak kurang
satu, yang lain saya nilai dua.”
Solusi yang dilakukan terhadap
kendala pelaksanaan Kurikulum
2013 antara lain adalah:
- Pemberian tambahan pelajaran
untuk peserta didik yang
prestasinya masih kurang baik.
- Tambahan pelajaran dilakukan
dengan seijin orang tua, biasanya
dilakukan seminggu dua kali
setelah jam pembelajaran
berakhir.
- Tambahan pelajaran dilakukan
oleh mahasiswa yang PPL di SD
N Tlacap.
- Pembuatan rubrik berpedoman
pada buku guru meskipun tidak
semua ada dalam buku guru.
- Dalam penilaian sikap guru
membuat garis besar. Peserta
didik yang sikapnya baik diberi
nilai 3, peserta didik yang
sikapnya kurang diberi nilai 1,
sedangkan yang lain di rata-rata
dan diberi nilai 2.
30. Apa saja solusi dalam
lingkup luar sekolah yang
“Kalau dari pihak luar kan ada
masukan dari bapak pengawas, dari
Solusi dari lingkup luar sekolah
terhadap kendala pelaksanaan
192
telah Ibu lakukan
terhadap kendala yang
terjadi selama
pelaksanaan Kurikulum
2013 di sekolah ini?
LPMP.”
“Bisa masuk kelas bisa kadang
ngecek kelengkapan administrasi.”
“Kalau dari pendampingan-
pendampingan kan ada, pengawas
masuk kelas, setelah itu akan
memberi arahan ke guru.”
“Dalam penulisan RPP juga dicek
oh ini masih kurang, biasanya itu
langsung saat itu juga jadi saya tahu
kelemahan saya.”
“Kadang juga ada tanya jawab
dengan pengawas.”
“Ada juga workshop, semua guru
dikumpulkan, lalu pengawas
memberikan penjelasan secara
umum.”
“Kalau dari dinas Kabupaten itu
langsung ke SKB, semua sekolah di
Sleman yang menggunakan
Kurikulum 2013 itu
pendampingannya di SKB. Setelah
itu kan ada tindak lanjutnya.”
kurikulum 2013 antara lain
adalah:
- Pengawas dari LPMP memberi
masukan baik dalam hal
pembelajaran maupun
kelengkapan administrasi.
- Pengawas melakukan workshop
yang dihadiri semua guru.
- Dalam lingkup kabupaten
pendampingan dilakukan di SKB.
193
Lampiran 6. Hasil Wawancara Guru II (WG II)
Nama Responden : Ibu Rositawati, S.Pd
Jabatan : Guru Kelas IVB Sekolah Dasar Negeri Tlacap
Hari, Tanggal : Selasa, 17 November 2015
Penilaian Otentik (WG II a)
No Pertanyaan Jawaban Kesimpulan
1. Apa yang Ibu ketahui
mengenai Penilaian
Otentik?
“Penilaian otentik itu penilaian
yang kami lakukan sebagai guru,
dalam pembelajaran di Kurikulum
2013, penilaian itu meliputi
banyak sekali, ada penilaian
sikap, keterampilan, maupun
pengetahuan.”
“Itu ada empat komponen yang
saya nilai.”
“Untuk penilaiannya itu ada yang
tes maupun yang nontes. Untuk
yang tes itu sudah terbiasa ya di
KTSP, kalo yang nontes kan ada
yang dengan skala untuk
penilaian sikap, terus juga ada
yang penilaian antar teman itu,
penilaian diri yang biasanya ada
di akhir sub tema.”
Penilaian Otentik adalah
penilaian yang dilakukan guru
dalam pembelajaran Kurikulum
2013, meliputi penilaian sikap,
keterampilan dan pengetahuan
baik yang tes maupun nontes.
2. Darimana Ibu memperoleh
pemahaman mengenai
Penilaian Otentik?
“Selama diklat kurikulum, dari
buku guru di setiap tema itu ada
penilaian-penilaiannya.
Pembelajaran ini penilaian yang
digunakan ini.”
Pemahaman guru mengenai
Penilaian Otentik diperoleh dari
diklat kurikulum dan buku guru.
3. Bagaimana pendapat dan
kesan Ibu mengenai
Penilaian Otentik?
“Sebenernya lebih rumit, karena
penilaiannya banyak sekali, dan
yang saya nilai banyak faktor,
banyak yang harus saya nilai.”
Penilaian Otentik lebih rumit
karena macam penilaiannya
banyak
4. Menurut Ibu apa kelebihan
dari Penilaian Otentik?
“Kalau dengan penilaian otentik
itu kita bisa menilai hampir
semua ranah, saya bisa menilai
sikap, saya bisa menilai
keterampilan dengan rubrik, saya
bisa menilai pengetahuan. Bahkan
ketika proses pembelajaran saya
bisa menilai prosesnya anak.
Mungkin penilaian dari teman-
temannya juga. Jadi penilaiannya
lebih lengkap, lebih objektif,
lebih adil.”
Penilaian Otentik bisa menilai
hampir semua ranah baik itu
sikap, pengetahuan dan
keterampilan. Proses
pembelajaran peserta didik juga
bisa dinilai. Penilaian menjadi
lebih lengkap, objektif dan adil.
5. Menurut Ibu apa
kekurangan dari Penilaian
Otentik?
“Mungkin di waktu ya, karena
membutuhkan banyak waktu
untuk penilaian yang begitu
banyak itu.”
“Mungkin guru juga harus
menyiapkan rubrik itu kan harus
membuat sehari sebelumnya.”
Penilaian Otentik membutuhkan
waktu yang banyak.
6. Apa yang membuat
Penilaian Otentik berbeda
dengan jenis penilaian
sebelumnya?
“Karena mencakup beberapa
aspek yang harus saya nilai itu,
penilaian sikap, penilaian
keterampilan, dan pengetahuan.
KI 1 sampai KI 4.”
Yang membuat Penilaian Otentik
berbeda dengan jenis penilaian
sebelumnya adalah penilaian
mencakup keempat aspek. Dalam
penilaian sikap guru kelas hanya
194
“Penilaian sikap itu kan ada sikap
sosial sama sikap spiritual.
Biasanya kalau sikap spiritual itu
lebih ke guru agama. Kalau sikap
sosial itu ke keseharian siswa
yang saya amati, baik dalam
pembelajaran maupun di luar
pembelajaran.”
menilai sikap sosial, sedangkan
sikap spiritual dinilai oleh guru
agama.
7. Persiapan apa yang Ibu
lakukan sebelum melakukan
Penilaian Otentik?
“Menyiapkan rubrik penilaian
biasanya saya melihat buku guru
dulu, di pembelajaran ini apa saja
yang harus saya nilai, jika disitu
sudah ada rubrik dan lain-lain
saya tidak perlu menyiapkan lagi,
kalau ada penilaian yang belum
ada rubriknya atau apa kita bisa
membuat.”
“Untuk penilaian yang sikap
sosial itu memang kadang nggak
ada rubriknyacuma skala 1 2 3 4,
nanti kalau satu berarti dia tidak
pernah , kalau 2 jarang, lalu
membudaya, seperti itu lo mbak.
kan nggak pasti ya penilaiannya
jadi saya yang mengira-ngira
sendiri kalau yang sikap sosial.”
Persiapan yang dilakukan
sebelum pelaksanaan Penilaian
Otentik:
- Menyiapkan rubrik penilaian
dengan melihat di buku guru
- Jika rubrik penilaian tidak ada
di buku guru maka guru
membuat rubrik sendiri.
-Untuk penilaian sikap sosial
terkadang tidak menggunakan
rubrik tetapi menggunakan skala
penilaian 1 2 3 4.
8. Sarana/prasarana apa saja
yang Ibu butuhkan dalam
melakukan Penilaian
Otentik?
“Ya lembar penilaiannya.
biasanya saya kalau penilaian
manual dulu, biasanya nilai saya
tulis dulu di buku nanti kalau mau
pembagian rapor atau apa baru
direkap.”
Sarana dan prasarana yang
dibutuhkan adalah lembar
penilaian. Dalam menilai guru
melakukannya secara
manual/tertulis, saat akan
pembagian rapor baru direkap
menggunakan komputer.
9. Bagaimana proses
pelaksanaan Penilaian
Otentik di dalam kelas Ibu?
“Sebenernya belum sempurna sih,
mungkin dalam sehari itu nggak
semua saya nilai, misalkan dalam
sehari ada penilaian pengetahuan
keterampilan dan sikap, itu tidak
semua saya masukkan, kadang
juga keterbatasan waktu, mungkin
dalam seminggu atau berapa itu
nanti saya rekap yang sikap
sosial. Kalau yang keterampilan
atau pengetahuan bisa ketika ada
yang pelajaran itu saya masukkan
nilainya.”
Pelaksanaan Penilaian Otentik di
kelas IVB belum sempurna,
penilaian dalam sehari tidak
semua dilakukan oleh guru
karena keterbatasan waktu.
Untuk sikap sosial guru merekap
penilaian dalam satu minggu.
Untuk aspek keterampilan dan
pengetahuan guru melakukan
penilaian ketika pembelajaran
berlangsung.
10. Apa saja jenis Penilaian
Otentik yang sudah
dilakukan?
“Selama kalau sikap observasi ya,
penilaian diri itu selama ini
belum, biasanya kalau penilaian
diri dan penilaian antar teman kan
walaupun kita melakukan itu tapi
nanti tidak kita masukkan, tidak
kita jadikan masukan input di
rapor. Kita cuma dari yang
observasi. Catatan anekdot itu
ada.”
“Kalau yang pengetahuan itu tes
tertulis, penugasan”
“Kalau yang keterampilan unjuk
kerja, penilaian produk, portofolio
ada tapi biasanya portofolio kan
Untuk aspek sikap guru baru
melakukan penilaian observasi
dan catatan anekdot.
Untuk aspek pengetahuan guru
melakukan penilaian tes tertulis
dan penugasan.
Untuk aspek keterampilan guru
melakukan penilaian unjuk kerja,
penilaian produk dan portofolio.
195
nggak harus produk ya.”
11. Kapan Ibu melakukan
Penilaian Otentik?
“Hampir setiap hari ada penilaian.
biasanya melakukan penilaian
sikap nanti di akhir pembelajaran
karena kadang mengamati sambil
nulis juga susah.”
Guru melakukan penilaian
hampir setiap hari.
Penilaian sikap dilakukan di
akhir pembelajaran karena guru
mengalami kesulitan dalam
mengamati dan mencatat
penilaian sikap saat proses
pembelajaran berlangsung
12. Apakah Penilaian Otentik di
kelas Ibu sudah mencakup
ketiga aspek kompetensi
(sikap, pengetahuan, dan
keterampilan)?
“Ya, sudah.” Penilaian Otentik di kelas IVB
sudah mencakup ketiga aspek
kompetensi yaitu sikap,
pengetahuan dan keterampilan
13. Bagaimana cara Ibu
memilih jenis penilaian
yang akan digunakan dalam
kegiatan pembelajaran?
“Saya cuma berpedoman ke buku
guru, kadang di buku guru sudah
ada, nggak saya tambahi gitu aja
sudah banyak.”
Dalam memilih jenis penilaian
guru berpedoman pada buku guru
14. Bagaimana cara Ibu
melakukan kegiatan
perbaikan (remedial)?
“Jarang, kadang ada tapi cuma
kalau ada UTS atau apa, untuk
yang harian saya jarang, karena
kita harus mengejar materi.”
“Mungkin untuk UTS, Ujian
Akhir itu kita adakan perbaikan
kalau memang masih perlu.”
Guru jarang melakukan kegiatan
remedial saat penilaian harian
karena waktu lebih banyak
digunakan untuk mengejar
materi. Remedial dilakukan saat
UTS dan Ujian Akhir jika
memang diperlukan.
15. Adakah kerjasama yang
dilakukan antar guru kelas
dalam melakukan Penilaian
Otentik? (Jika ada dalam
bentuk apa?)
“Membuat rubrik itu bisa bareng-
bareng. Tapi kalau di buku sudah
ada kita cuma sesuai yang ada di
buku aja.”
“Kalau dalam pembuatan soal
juga bisa, untuk yang soal-soal
harian.”
Kerjasama antar guru kelas
dalam Penilaian Otentik
dilakukan dalam pembuatan soal-
soal harian.
Dalam pembuatan rubrik juga
memungkinkan untuk bekerja
sama antar guru kelas tetapi saat
ini guru masih banyak
berpedoman pada buku guru.
16. Apa saja kendala yang
terjadi saat persiapan
pelaksanaan Penilaian
Otentik di kelas ini?
“Kadang penilaian otentik banyak
sekali, saya memang melakukan
penilaian tapi nggak semua saya
nilai, dalam sehari itu ada
berbagai macam penilaian yang
harus saya lakukan di kalau di
buku guru, tetapi kadang juga ada
beberapa yang tidak saya lakukan
karena waktu. Nggak sempat
karena saya harus menilai proses
kerjanya anak, saya harus menilai
hasil akhirnya anak. Kan
penilaian itu kadang berulang,
jadi penilaian yang di KD
keberapa nanti bertemu lagi
penilaian di KD yang sama.
penilaian kan biasanya per KD,
misalkan hari ini ada IPA KD 3.1,
terus nanti di pembelajaran yang
keberapa itu juga IPA KD 3.1 kan
biasanya nggak hanya sekali.
Misalkan sekarang saya di IPA
KD 3.1 ada yang terlupa belum
saya nilai mungkin bisa muncul di
pembelajaran yang keberapa gitu
masih bisa dicover yang nanti.”
Kendala dalam melakukan
Penilaian Otentik:
- Banyaknya penilaian yang
harus dilakukan dengan waktu
yang terbatas.
- Dalam sehari ada beberapa jenis
penilaian yang harus dilakukan
berdasarkan buku guru, tetapi
tidak semua dilakukan oleh guru
karena keterbatasan waktu.
- Guru harus menilai baik proses
maupun hasil belajar anak
- Solusi: Saat guru belum
melakukan penilaian di suatu
KD, guru akan melakukannya
pada pembelajaran berikutnya
yang memuat KD yang sama.
17. Apa saja kendala yang “Untuk yang sikap itu biasanya, Kendala selama Penilaian
196
terjadi selama pelaksanaan
Penilaian Otentik di kelas
ini?
karena harus mengamati satu
persatu dengan sikap yang
berbeda.”
“Kalau yang pengetahuan
kendalanya nggak terlalu banyak,
kalau siswanya lebih sedikit lebih
mudah, karena yang saya amati
tidak sebanyak kalau dengan
jumlah siswa yang besar.”
Otentik:
- Saat penilaian sikap guru
mengalami kendala karena harus
mengamati peserta didik satu-
persatu dengan sikap yang
berbeda.
- Guru tidak mengalami kendala
yang terlalu berarti dalam
penilaian pengetahuan
18. Apa saja solusi yang telah
dilakukan terhadap kendala
yang terjadi saat persiapan
pelaksanaan Penilaian
Otentik?
“Rubrik hanya melihat di buku.”
Dalam persiapan rubrik guru
hanya berpedoman pada buku
guru.
19. Apa saja solusi yang telah
dilakukan selama
pelaksanaan Penilaian
Otentik di dalam kelas ini?
“Kalau yang sikap cuma saya
amati secara global, saya lihat
yang paling tinggi itu siapa yang
paling rendah siapa terus yang
lain dirata-rata.”
“Untuk penilaian yang sehari itu
misalkan ada penilaian yang
belum saya lakukan nanti akan
saya lakukan di pembelajaran
yang selanjutnya, karena biasanya
dalam satu KD itu ada beberapa
kali penilaian nggak cuma
sekali.”
Solusi Penilaian Otentik:
- Dalam penilaian sikap, guru
mengamati sikap anak secara
global. Guru memilih siapa saja
peserta didik dengan sikap paling
tinggi, dan siapa saja peserta
didik dengan sikap paling rendah,
sedangkan sisanya dirata-rata.
- Penilaian yang belum dilakukan
dalam suatu pembelajaran, akan
dilakukan di pembelajaran
selanjutnya (jika masih dalam
KD yang sama)
20. Apa saja solusi yang telah
dilakukan selama
pelaksanaan Penilaian
Otentik di kelas ini dalam
lingkup antar kelas?
“Kendalanya juga satu gugus
yang pakai kurikulum 2013 hanya
sini. Sebelumnya ketika kita
masih ktsp dengan 6 sekolah yang
sama kita bisa sharing entah di
rubrik atau soal tes, kalau
sekarang kan nggak karena kita
cuma sendiri jadi kita sharingnya
ya hanya dengan teman satu
sekolah.”
Kendala dalam Penilaian Otentik:
SD N Tlacap merupakan satu-
satunya sekolah dalam satu gugus
yang menerapkan Kurikulum
2013, sehingga sharing tidak bisa
dilakukan dengan teman guru
dalam satu gugus, hanya dengan
teman guru dalam satu sekolah.
21. Adakah solusi yang
direncanakan akan
dilakukan terhadap kendala
yang terjadi selama
pelaksanaan Penilaian
Otentik? Jika ada
bagaimana?
“Tidak ada.” Tidak ada solusi yang
direncanakan akan dilakukan
terhadap kendalan yang terjadi
selama pelaksanaan Penilaian
Otentik.
197
Penilaian Otentik Kompetensi Sikap (WG II b)
No Pertanyaan Jawaban Kesimpulan
1. Bagaimana proses
pelaksanaan Penilaian
Otentik dalam kompetensi
sikap?
“Biasanya penilaian sikap tidak
setiap saya hari saya nilai, karena
itu ribet sekali, mungkin
insidental nanti seminggu berapa
kali saya ambil.”
Guru tidak setiap hari melakukan
penilaian sikap karena rumit.
Penilaian sikap dilakukan
beberapa kali dalam seminggu.
2. Teknik penilaian apa saja
yang pernah Ibu gunakan
untuk menilai kompetensi
sikap?
“Lebih banyak ke observasi.” Dalam penilaian sikap guru lebih
banyak menggunakan teknik
penilaian observasi.
3. Instrumen apa saja yang
pernah Ibu gunakan untuk
menilai kompetensi sikap?
(Guru menunjukkan instrumen
penilaian sikap yang ada di buku
guru)
Instrumen penilaian sikap
berpedoman pada buku guru.
4. Bagaimana Ibu menyatakan
penilaian kompetensi sikap
(dalam bentuk deskripsi
atau angka atau lainnya?)
“Biasanya deskripsi, seperti ini
belum terlihat, sudah terlihat,
membudaya. Nanti di hasil akhir
di rapor biasanya dalam bentuk
deskripsi.”
Guru menyatakan penilaian sikap
dalam bentuk deskripsi, contoh:
belum terlihat, sudah terlihat, dan
membudaya.Hasil dalam rapor
dalam bentuk deskripsi.
5. Apa saja kendala yang
terjadi selama pelaksanaan
penilaian kompetensi sikap?
“Dengan jumlah anak yang
banyak dan ada beberapa sikap itu
kadang-kadang penilaiannya
nggak rinci banget saya cuma cari
mudahnya tapi yang bener, ya itu
cari yang bagus sama yang rendah
terus sisanya rata-rata.”
Kendala dalam Penilaian Sikap:
- Jumlah peserta didik yang
banyak dan beberapa sikap yang
harus dinilai
Solusi dalam Penilaian Sikap:
- Guru mencari peserta didik
dengan sikap yang bagus dan
rendah, lalu peseerta didik
sisanya dirata-rata.
6. Apa saja solusi yang telah
Ibu lakukan terhadap
kendala yang terjadi selama
pelaksanaan penilaian
kompetensi sikap?
“Cuma dengan saya merata-rata
dengan murid yang bagus dan
yang rendah terus yang lain saya
rata-rata.”
Solusi dalam Penilaian Sikap:
- Guru menilai pesera didik
dengan sikap yang bagus dan
yang rendah, kemudian peserta
didik sisanya dinilai rata-rata.
7. Adakah solusi yang
direncanakan akan Ibu
lakukan terhadap kendala
yang terjadi selama
pelaksanaan penilaian
kompetensi sikap? Jika ada
bagaimana?
“Tidak ada.” Guru tidak memiliki solusi yang
direncanakan akan dilakukan
terhadap kendala penilaian sikap.
8. Penilaian Observasi
Apakah penilaian observasi
dilakukan dalam kegiatan
pembelajaran di kelas ini?
(Jika ya seberapa sering,
jika tidak mengapa?)
“Mungkin mingguan. Harusnya
sih setiap hari. Seminggu sekali,
jadi rekap selama seminggu.”
Penilaian observasi dilakukan
mingguan, guru melakukan rekap
penilaian observasi sikap selama
seminggu.
9. Bagaimana pelaksanaan
penilaian observasi di kelas
ini?
“Dilakukan setelah pembelajaran,
dan tidak di tempat.”
Guru melakukan penilaian
observasi setelah pembelajaran.
10. Instrumen apa yang Ibu
gunakan saat melakukan
penilaian observasi?
“Seperti yang ada di buku.” Instrumen yang digunakan saat
penilaian observasi berpedoman
pada buku guru.
11. Penilaian Diri
Apakah penilaian diri
dilakukan dalam kegiatan
pembelajaran di kelas ini?
(Jika ya seberapa sering,
jika tidak mengapa?)
“Belum pernah.” Guru belum pernah melakukan
penilaian diri.
16. Penilaian Teman Sebaya
Apakah penilaian teman
“Belum pernah.” Guru belum pernah melakukan
penilaian teman sebaya.
198
sebaya dilakukan dalam
kegiatan pembelajaran di
kelas ini? (Jika ya seberapa
sering, jika tidak mengapa?)
21. Penilaian Jurnal/ Catatan
Anekdot
Apakah penilaian jurnal
dilakukan dalam kegiatan
pembelajaran di kelas ini?
(Jika ya seberapa sering,
jika tidak mengapa?)
“Pernah.”
“Ya hanya ketika ada kejadian.
Insidental.”
Guru melakukan penilaian jurnal/
catatan anekdot hanya ketika ada
kejadian (sifatnya insidental).
22. Apa yang Ibu ketahui
tentang jurnal (catatan
anekdot)?
“Cuma deskripsi peristiwa yang
terjadi saat itu, ada beberapa
kasus di kelas saya, mungkin ada
yang berkelahi atau apa, atau
datang terlambat dimasukkan di
catatan anekdot.”
Menurut pemahaman guru,
catatan anekdot berisi deskripsi
peristiwa yang terjadi, seperti
jika ada yang berkelahi atau
datang terlambat.
23. Bagaimana pelaksanaan
penilaian jurnal di kelas ini?
“Hanya ketika ada kejadian.” Penilaian jurnal hanya dilakukan
ketika ada kejadian.
24. Instrumen apa yang Ibu
gunakan saat melakukan
penilaian jurnal?
“Saya cuma, catatan anekdot kan
hanya membuat tulisan ya jadi
tidak ada instrumennya. Itu kan
cuma tulisan saya sendiri jadi
nggak baku.”
Catatan anekdot tidak
menggunakan instrumen karena
hanya berisi tulisan guru sendiri,
sehingga sifatnya tidak baku.
25. Apa saja manfaat
dilakukannya penilaian
jurnal?
“Pertama untuk dokumentasi,
untuk kejadian-kejadian
sebelumnya, dan bisa untuk
masukan, misal anak ini ada
masalah, misalkan kalau dia
sering telat, oh dia itu kurang
disiplin, kurang rajin, saya bisa
apa yang harus saya arahkan atau
saya lakukan untuk membimbing
anak itu. Masukan apa yang harus
saya berikan ke anak sebagai
acuan lah.”
Manfaat penilaian jurnal:
- Sebagai dokumentai dari
kejadian-kejadian sebelumnya.
- Sebagai masukan bagi guru
sebelum melakukan tindakan/
bimbingan pada peserta didik.
199
Penilaian Otentik Kompetensi Pengetahuan (WG II c)
No Pertanyaan Jawaban Kesimpulan
1. Bagaimana proses
pelaksanaan Penilaian
Otentik dalam kompetensi
pengetahuan?
“Kalau kompetensi pengetahuan
itu penilaiannya di ulangan harian
bersama, selain setiap hari juga
ada ya tapi yang rutin itu ada
ulangan harian bersama setiap
sub tema. Jadi setiap tema itu ada
tiga kali ulangan.”
Dalam kompetensi pengetahuan
penilaian selain dilakukan setiap
hari, juga diadakan Ulangan
Harian Bersama. UHB dilakukan
pada akhir sub tema, sehingga
dalam setiap tema ada tiga kali
UHB.
2. Teknik penilaian apa saja
yang pernah Ibu gunakan
untuk menilai kompetensi
pengetahuan?
“Tertulis, observasi diskusi dan
penugasan.”
Teknik penilaian kompetensi
pengetahuan yang digunakan
guru adalah tes tertulis, observasi
diskusi dan penugasan.
3. Instrumen apa saja yang
pernah Ibu gunakan untuk
menilai kompetensi
pengetahuan?
“Kan biasanya sudah pasti dalam
penskoran itu.”
Penilaian kompetensi
pengetahuan dilakukan dengan
skor angka sehingga tidak
menggunakan instrumen.
4. Bagaimana Ibu menyatakan
penilaian kompetensi
pengetahuan (dalam bentuk
deskripsi atau angka atau
lainnya?)
“Angka.” Guru menyatakan penilaian
kompetensi pengetahuan dalam
bentuk angka.
5. Apa saja kendala yang
terjadi selama pelaksanaan
penilaian kompetensi
pengetahuan?
“Kendalanya banyak yang harus
dinilai.”
Kendala dalam penilaian
kompetensi pengetahuan:
Banyak yang harus dinilai
6. Apa saja solusi yang telah
Ibu lakukan terhadap
kendala yang terjadi selama
pelaksanaan penilaian
kompetensi pengetahuan?
“Solusinya ya dikerjakan.”
Solusi dalam penilaian
kompetensi pengetahuan:
Guru harus mengerjakan.
7. Adakah solusi yang
direncanakan akan Ibu
lakukan terhadap kendala
yang terjadi selama
pelaksanaan penilaian
kompetensi pengetahuan?
Jika ada bagaimana?
“Tidak ada.” Guru tidak memiliki solusi yang
direncanakan akan dilakukan
terhadap kendala penilaian
pengetahuan.
8. Penilaian Tes Tertulis
Apakah penilaian tes tertulis
dilakukan dalam kegiatan
pembelajaran di kelas ini?
(Jika ya seberapa sering,
jika tidak mengapa?)
“Kalau yang setiap hari ya
menyesuaikan pembelajaran.”
Penilaian pengetahuan yang
dilakukan setiap hari
menyesuaikan dengan
pembelajaran
9. Bagaimana pelaksanaan
penilaian tes tertulis di
kelas ini?
“Kalau ulangan bersama kan kita
pesan modelnya. Jadi saya nggak
membuat sendiri. Ini contoh
ulangan harian. Untuk satu
ulangan harian untuk satu KD itu
sudah banyak sekali untuk yang
tes tertulisnya.”
“Kalau ulangan harian biasanya
nggak ada pilihan ganda.”
“Ulangan harian dilakukan
sehari. Biasanya satu penggalan
pagi sampai istirahat.”
“Tapi ya agak memudahkan
dengan adanya ini maksudnya
kan kita nggak harus milihi disini
sudah ada muatan KD dan
Penilaian pengetahuan yang
dilakukan setiap hari
menyesuaikan dengan
pembelajaran
Guru hanya membuat soal Ujian
Tengah Semester dan Ujian
Akhir, sekolah mengirimkan dua
guru sebagai tim pembuat soal.
Tim terdiri dari guru-guru SD
yang menggunakan Kurikulum
2013 se-Kabupaten Sleman.
Mengenai Ulangan Harian
Bersama:
Untuk urusan ulangan harian
diserahkan kepada sekolah
masing-masing. Saat forum SD
200
pembelajarannya jadi lebih
memudahkan dalam melakukan
penilaian. Kalau ini kan teratur.”
“Kalau yang setiap hari ya
menyesuaikan pembelajaran.
untuk soal ulangan harian kita
kerjasama dengan penerbit,
kurang tahu darimana
penerbitnya. Kalau yang buat
soal guru-guru itu cuma di ujian
tengah semester sama ujian akhir,
itu dari guru-guru SD Kurikulum
2013 se-Sleman. Tiap SD
mengirimkan 2 guru sebagai tim
pembuat soal. Kalau ulangan
harian seperti ini dikembalikan ke
sekolahnya sendiri. Kan ada
forum sekolah SD Kurikulum
yang se-Sleman, kan ada 13 SD
yang sudah melakukan K 13 itu
kan selalu ada koordinasi setiap
bulan, itu koordinasi tentang ini
(ulangan harian), tentang UTS,
Ujian Akhir dan lain-lain. Kalau
yang Ulangan Harian Bersama itu
diserahkan ke sekolah masing-
masing. Itu juga guru ditawarkan
ada penerbit yang mau membuat
soal, siapa yang berminat, dan
SD Tlacap ikut.”
Kurikulum 2013 se-Sleman, ada
penerbit yang menawarkan untuk
membuat soal ulangan harian, dan
SD Tlacap ikut mendaftar untuk
membuat soal Ulangan Harian ke
penerbit.
Soal Ulangan Harian Bersama
pesan ke penerbit. Dalam
Ulangan Harian tidak ada soal
pilihan ganda. Ulangan Harian
biasanya dilakukan dalam satu
hari (satu penggalan pagi, dari
masuk sampai istirahat pertama).
Adanya soal Ulangan Harian
memudahkan guru dalam
melakukan penilaian karena guru
tidak harus membuat soal sendiri.
10. Bagaimana proses
pembuatan soal tes tertulis?
“Kalau harian ya saya sendiri,
ambil di buku. Kalau matematika
ya pengembangan saya sendiri,
terus ada LKS juga saya dari
Yudhistira, itu lebh ke yang
untuk PR kalau LKS.”
Untuk penilaian harian guru
mengambil soal dari buku. Untuk
soal matematika guru
mengembangkan sendiri. Guru
juga menggunakan LKS dari
penerbit Yudhistira, yang lebih
banyak digunakan untuk
pemberian PR.
11. Jenis tes tertulis apa yang
Ibu gunakan?
“Isian singkat sama uraian.”
Guru menggunakan soal isian
singkat dan uraian dalam tes
harian.
12. Apakah Ibu menggunakan
tes memilih jawaban?
Mengapa?
“Kalau yang pilihan ganda
jarang. Kalau pilihan ganda itu
muncul di kelas 6 karena untuk
mengkondisikan kerika ujian
akhir kelas 6 kan anak-anak tetap
pilihan ganda. Kalau ujian tengah
semester kemarin ada pilihan
gandanya walaupun berapa soal
gitu ya, tapi ada.”
Guru jarang menggunakan soal
pilihan ganda, soal pilihan ganda
muncul di kelas 6 untuk
mengkondisikan peserta didik
saat Ujian Akhir.
Saat UTS ada soal pilihan ganda
tetapi hanya beberapa butir.
13. Apakah Ibu menggunakan
tes mensuplai jawaban?
Mengapa?
“Isian singkat sama uraian.”
“Tapi banyak yang isian singkat.
Kalau yang pilihan ganda jarang.
Kalau tes harian itu bentuk
uraian, sebenernya nggak ada
aturan nggak boleh pake pilihan
ganda, tapi cuma mudahnya itu
uraian dan isian. Kalau di UTS
dan Ujian Akhir itu aturannya
soalnya isian singkat dan uraian
kecuali untuk kelas 6 dan bahasa
Guru menggunakan soal isian
singkat dan uraian dalam tes
harian.
Untuk UTS dan Ujian Akhir
aturan soalnya adalah isian
singkat dan uraian kecuali untuk
kelas 6 dan Bahasa Jawa.
Soal Ulangan Harian Bersama
sering datang terlambat dari
penerbit. Untuk saat ini tema 4
sudah selesai dan sudah sampai
201
Jawa.”
“Kadang untuk soal ulangan
harian bersama itu datangnya
telat, jadi ketika ini tema 4 sudah
selesai itu belum datang.
Sekarang kan sudah tema lima
tapi ulangan yang tema 4 itu
belum datang jadi nanti ya di
akhir itu kadang, nanti menjelang
ujian akhir kita refresh lagi dari
awal. Sekarang kita fokus ke
materi selesai dulu terus nanti kita
ulangan bersama dari tema 4 yang
kemarin.”
di tema 5 tetapi soal belum
datang. Karena itu Ulangan
Harian Bersama akan diadakan di
akhir menjelang Ujian Akhir
Semester.
Untuk saat ini guru fokus pada
menyelesaikan materi sampai
tema 5, setelah itu akan diadakan
Ulangan Harian Bersama mulai
dari tema 4.
14. Apakah manfaat
digunakannya soal uraian
dalam tes tertulis?
“Itu bisa lebih menggali informasi
dari siswa ya, karena
pertanyaanya sifatnya terbuka,
jadi siswa bisa menjelaskan
dengan pengetahuan yang dia
miliki, terus bisa mengukur
kedalaman pemahaman siswa.”
Manfaat dari soal uraian:
Bisa menggali informasi dari
siswa karena pertanyaannya
bersifat terbuka.
Bisa mengukur kedalaman
pemahaman siswa
15. Bagaimana respon peserta
didik dalam menjawab soal
uraian?
“Ya mungkin lima anak yang
tetep susah untuk uraian.”
“Walaupun sifatnya uraian tapi
dia belum bisa menjelaskan
dengan lengkap, jawabnya
singkat-singkat walaupun untuk
uraian. Yang bener-bener nggak
nyangkut ya ada, jawabannya
malah melenceng gitu juga ada.”
Ada kira-kira lima anak yang
tetap susah dalam mengerjakan
soal uraian. Mereka menjawab
singkat-singkat dan belum bisa
menjelaskan dengan lengkap.
Ada anak yang dalam menjawab
soal uraian melenceng dari yang
diharapkan.
16. Penilaian Observasi
Diskusi, Tanya Jawab dan
Percakapan
Apakah penilaian observasi
diskusi, tanya jawab dan
percakapan dilakukan dalam
kegiatan pembelajaran di
kelas ini? (Jika ya seberapa
sering, jika tidak mengapa?)
“Biasanya kalau diskusi aja
kadang.”
Penilaian observasi diskusi, tanya
jawab dan percakapan dilakukan
kadang-kadang saat ada kegiatan
diskusi.
17. Bagaimana pelaksanaan
penilaian observasi diskusi,
tanya jawab, dan
percakapan di kelas ini?
“Biasanya yang dinilai itu
keaktifan, bahasanya ketika dia
menyampaikan pendapat, isinya
dilakukan saat ada diskusi, tapi
kadang juga nggak.”
“Ketika ada diskusi saya
membuat catatan, terus nanti di
akhir bisa direkap.”
Dalam penilaian observasi
diskusi, tanya jawab dan
percakapan guru menilai
keaktifan, penggunaan bahasa
dalam menyampaikan pendapat,
dan isi.
Penilaian observasi diskusi, tanya
jawab dan percakapan tidak
selalu dilakukan oleh guru, hanya
terkadang.
Guru membuat catatan ketika
peserta didik melakukan diskusi,
dan akan direkap pada akhir
pembelajaran.
18. Instrumen apa yang Ibu
gunakan saat melakukan
penilaian observasi diskusi,
tanya jawab dan
percakapan?
“Yang ada di buku.” Guru menggunakan instrumen
penilaian yang ada di buku guru.
19. Penilaian Penugasan
Apakah penilaian
penugasan dilakukan dalam
“Itu mungkin seminggu tiga kali.”
Guru melakukan penilaian
penugasan kurang lebih
seminggu tiga kali.
202
kegiatan pembelajaran di
kelas ini? (Jika ya seberapa
sering, jika tidak mengapa?)
20. Bagaimana pelaksanaan
penilaian penugasan di kelas
ini?
“Walaupun kendalanya nggak
semua anak punya LKS. Kalau
LKS anak beli sendiri. Kita
mewajibkan juga nggak boleh ya
cuma kita menyarankan kita
memakai LKS ini tapi memang
ada beberapa yang belum beli.
mungkin soal yang saya buat
sendiri tapi jarang sih saya lebih
ke LKS.”
“Kalau membuat hasil karya apa
gitu kadang saya jadikan PR juga,
karena nggak selalu selesai di
kelas. Untuk keterampilan banyak
yang di rumah.”
Kendala dalam pemberian
penugasan adalah tidak semua
peserta didik memiliki LKS.
Guru menyarankan kepada
peserta didik bahwa guru
menggunakan LKS, tetapi tidak
mewajibkan peserta didik untuk
membelinya.
Ada beberapa peserta didik yang
tidak membeli LKS.
Guru jarang membuat soal
penugasan sendiri dan lebih
sering menggunakan LKS untuk
memberi tugas kepada peserta
didik.
Tugas keterampilan lebih sering
dilakukan di rumah.
21. Instrumen apa yang Ibu
gunakan saat melakukan
penilaian penugasan?
“Untuk soal tes tertulis ya biasa
ya skor-skor, untuk misalkan
keterampilan ya itu tadi rubrik
yang ada di buku.”
Untuk soal tes tertulis guru
menggunakan skor, sedangkan
untuk tugas keterampilan guru
menggunakan instrumen rubrik
yang ada di buku.
203
Penilaian Otentik Kompetensi Keterampilan (WG II d)
No Pertanyaan Jawaban Kesimpulan
1. Bagaimana proses
pelaksanaan Penilaian
Otentik dalam kompetensi
keterampilan?
“Penilaian keterampilan ya
menggunakan rubrik itu.”
“Penilaian itu banyak banget
kalau mau bener-bener dilakukan
itu banyak banget. Jadi kita
menyesuaikan aja.”
“Tapi keterampilan itu kadang
ada yang kelompok juga nggak
selalu individu karenauntuk yang
agak rumit ya saya buat
kelompok. Karena waktu juga to
kalau individu nggak selesai-
selesai kalau bareng-bareng kan
bisa cepet jadi saya buat
kelompok. Kalau misalnya seperti
ini kerapian ya nanti nilainya
sama per kelompok. Kalau
penilaian seperti ini kan otomatis
sama nggak ada bedanya.”
Guru menggunakan rubrik di
buku guru untuk melakukan
penilaian keterampilan.
Guru menyatakan bahwa
penilaian itu sebenarnya sangat
banyak jika benar-benar ingin
dilakukan sehingga guru hanya
menyesuaikan.
Dalam penilaian keterampilan
tidak selalu individu, untuk
keterampilan yang agak rumit
guru membagi peserta didik
menjadi kelompok. Jika tugas
keterampilan dikerjakan secara
kelompok maka akan lebih cepat
selesai.
Dalam menilai kerapian dalam
kelompok nilainya akan sama.
2. Teknik penilaian apa saja
yang pernah Ibu gunakan
untuk menilai kompetensi
keterampilan?
“Penilaian unjuk kerja, projek,
produk, portofolio dan penilaian
tertulis.”
Guru sudah menggunakan teknik
penilaian unjuk kerja, projek,
produk, portofolio, dan penilaian
tertulis.
3. Instrumen apa saja yang
pernah Ibu gunakan untuk
menilai kompetensi
keterampilan?
“Ya rubrik di buku guru.” Guru menggunakan instrumen
penilaian rubrik di buku guru.
4. Bagaimana Ibu menyatakan
penilaian kompetensi
keterampilan (dalam bentuk
deskripsi atau angka atau
lainnya?)
“Deskripsi .” Guru menyatakan penilaian
kompetensi keterampilan dalam
bentuk deskripsi.
5. Apa saja kendala yang
terjadi selama pelaksanaan
penilaian kompetensi
keterampilan?
“Mungkin kalau keterampilan
yang dibuat anak di rumah itu ya,
kan jadi hasil karya anak beneran
atau nggak. Ya ada beberapa
keterampilan yang saya lakukan
di kelas mungkin untuk
keterampilan yang nggak terlalu
memakan banyak waktu itu saya
buat dikerjakan di kelas, tapi
memang ada beberapa yang itu
membuat kincir angin, kincir air
ketika di tema 1 itu kan nggak
mungkin selesai ketika hanya di
kelas jadi saya buat untuk tugas di
rumah. Nah itu kalau
mengerjakan di rumah kan
dibantu anaknya nggak mungkin
mengerjakan sendiri jadi
penilaiannya ya saya produk akhir
gitu aja.”
“Tapi untuk keterampilan yang
masih sederhana dan nggak butuh
waktu banyak ya saya kerjakan
disini.”
“Kalau waktu hari itu ada
pembelajaran yang tentang
Kendala dalam penilaian
kompetensi keterampilan:
Keterampilan yang dibuat anak di
rumah, guru tidak bisa yakin
apakah karya tersebut betul-betul
hasil karya anak.
Untuk beberapa keterampilan
yang tidak terlalu memakan
banyak waktu dilakukan
dilakukan di kelas.
Guru meminta siswa untuk
membuat karya di rumah untuk
tugas yang tidak mungkin selesai
di kelas, seperti pembuatan kincir
angin dan kincir air pada tema 1.
Jika tugas dikerjakan di rumah
bukan tidak mungkin anak
dibantu dalam pengerjaannya,
dan guru hanya menilai produk
akhir saja.
Saat pembelajaran di hari itu ada
keterampilan diusahakan oleh
guru untuk melakukannya.
204
keterampilan ya saya usahakan
ada keterampilan.” 6. Apa saja solusi yang telah
Ibu lakukan terhadap
kendala yang terjadi selama
pelaksanaan penilaian
kompetensi keterampilan?
“Ya jika memang
keterampilannya butuh waktu
yang lama ya untuk tugas kalau
nggak selesai. Biasanya malah
kalau memang bener-bener itu
lama sudah saya jadikan tugas
dari awal jadi nggak kerja di
kelas, misalkan tugas membuat
kincir angin, membuat kincir air,
itu anak full buatnya di rumah
tidak disini, tapi kalau anak-anak
buat kolase besok bawa bahannya
ini ini nah itu mereka buatnya
disini sampai selesai.”
Untuk keterampilan yang
membutuhkan waktu lama akan
dijadikan tugas rumah oleh guru.
Contoh:
Dalam pembuatan kincir angin
dan kincir air dijadikan sebagai
tugas rumah.
Dalam pembuatan kolase
dilakukan di kelas, pada sehari
sebelumnya guru meminta
peserta didik untuk membawa
bahan-bahan yang dibutuhkan.
Pengerjaan kolase dilakukan di
kelas sampai selesai.
7. Adakah solusi yang
direncanakan akan Ibu
lakukan terhadap kendala
yang terjadi selama
pelaksanaan penilaian
kompetensi keterampilan?
Jika ada bagaimana?
“Tidak ada.” Guru tidak memiliki solusi yang
direncanakan akan dilakukan
terhadap kendala penilaian
keterampilan.
8. Penilaian Unjuk Kerja/
Kinerja/ Praktik
Apakah penilaian unjuk
kerja/ kinerja/ praktik
dilakukan dalam kegiatan
pembelajaran di kelas ini?
(Jika ya seberapa sering,
jika tidak mengapa?)
“Mungkin setiap minggu selalu
ada lah.”
Setiap minggu selalu ada
penilaian unjuk kerja.
9. Bagaimana pelaksanaan
penilaian unjuk kerja/
kinerja/ praktik di kelas ini?
“Ketika IPA yang kita melakukan
percobaan itu, amati prosesnya.”
Penilaian unjuk kerja dilakukan
dalam pelajaran IPA, guru
mengamati proses ketika peserta
didik melakukan percobaan.
10. Kegiatan belajar apa yang
sudah Ibu nilai dengan
unjuk kerja/kinerja/praktik?
“Kalau unjuk kerja yang mungkin
ketika bahasa misalkan
menceritakan atau apa itu bisa.
Praktik itu ketika percobaan sains.
Kalau seni nyanyi mungkin.
Disini kan ada muatan PJOK
juga, itu bisa koordinasi dengan
guru penjas, tema ini olahraganya
ini, itu guru penjas sudah punya
buku sendiri nanti bisa
menyesuaikan materi
pelajarannya.”
Kegiatan belajar yang dinilai
dengan unjuk
kerja/kinerja/praktik antara lain
adalah ketika bahasa dengan
menceritakan, praktik percobaan
dalam pelajaran sains, dan
menyanyi dalam SBdP.
Untuk muatan PJOK guru kelas
berkoordinasi dengan guru penjas
agar bisa menyesuaikan materi
pelajarannya. Guru penjas
memiliki buku sendiri.
11. Menurut Ibu apa saja
kelebihan dan kekurangan
penilaian unjuk kerja/
kinerja/ praktik?
“Kelebihannya ya bisa menilai
satu persatu anak, teliti juga
penilaian unjuk kerja, itu kan
menilai sikapnya siswa juga,
misalnya ketika dia maju, dia
berani, gimana suaranya, seperti
itu. Keberanian siswa. Juga isinya
misalkan kita suruh menceritakan
ya hasil ceritanya itu kan
keterampilan berbicara juga
dinilai di situ. Misalkan hanya
coba ceritakan kembali ditulis
nanti dikumpulkan kalau
dibandingkan dengan unjuk kerja
Kelebihan penilaian unjuk kerja:
Bisa menilai anak satu persatu
dengan teliti.
Bisa menilai sikap anak,
misalnya keberanian saat maju di
depan kelas.
Dapat menilai keterampilan
berbicara saat diminta
menceritakan di depan kelas.
Hasil penilaian lebih lengkap jika
dibandingkan dengan penilaian
tertulis.
205
ke depan kan hasilnya beda.
Lebih lengkap penilaian yang dia
maju ke depan karena dia harus
bisa bercerita dengan runtut, itu
keterampilan berbicara bisa
dinilai juga.”
12. Instrumen apa yang Ibu
gunakan saat melakukan
penilaian unjuk kerja/
kinerja/ praktik?
“Kalau yang disini belum ada
instrumennya ya saya buat
sendiri. Kalau diskusi disini sudah
ada rubriknya. Terus seperti
nyanyi itu juga sudah ada
rubriknya disini. Di tema satu itu
ada nyanyi sendiri-sendiri.”
Untuk penilaian diskusi guru
menggunakan rubrik di buku
guru. Untuk yang belum ada
rubriknya guru membuat sendiri.
13. Penilaian Projek/ Produk
Apakah penilaian projek/
produk dilakukan dalam
kegiatan pembelajaran di
kelas ini? (Jika ya seberapa
sering, jika tidak mengapa?)
“ Itu mungkin setiap tema itu dua
sampai tiga kali lah jika memang
butuh waktu lama
pengerjaannya.”
Dalam satu tema bisa membuat
karya dua sampai tiga kali.
14. Bagaimana pelaksanaan
penilaian projek/ produk di
kelas ini?
“Biasanya proyek sama
penugasan apa bedanya mbak?
Kalo disini kan ada proyek kelas
itu ya? Tapi belum dilakukan
karena kadang kita selesai tema
ini waktunya mepet. Kan ini lebih
ke pameran kalau disini proyek
kelas itu kayak pameran. Besok
malah pameran itu ketika anak-
anak buat karya dari daur ulang
itu kan nanti malah kaya
pameran. Itu nanti malah bisa jadi
proyek kelas itu.”
“Kalau selama ini keterampilan
itu saya suruh buat di rumah.”
“Ya itu dikerjakan di sini,
menyesuaikan materi.”
Proyek kelas seperti pameran
belum dilakukan karena waktu
yang terbatas.
Untuk keterampilan guru sering
meminta siswa untuk
mengerjakan di rumah.
Penilaian produk dikerjakan di
kelas sesuai dengan materi.
15. Kegiatan belajar apa yang
sudah Ibu nilai dengan
projek/ produk?
“Untuk yang proyek itu biasanya
SBdP, ya kebanyakan SBdP.
Kalau sains pernah buat kincir
angin.”
Proyek karya yang dibuat lebih
banyak dalam peljaran SBdP.
Karya yang pernah dibuat dalam
pelajaran sains contohnya
membuat kincir angin.
16. Menurut Ibu apa saja
kelebihan dan kekurangan
penilaian projek/ produk?
“Kelebihannya merangsang anak
kreatif, terus anak dibebaskan
untuk menggali kreativitas
siswa.”
“Kekurangannya mungkin karena
dia butuh waktu lama jadi anak
kadang nggak tepat waktu
mengumpulkannya. Kadang juga
ada yang tidak mengumpulkan.
Ketika kelompok misalnya dulu
pernah saya buat kelompok ya
nggak ikut nggarap gitu juga ada.
Ya saya bagi yang rumahnya
deket itu saya jadikan satu
kelompok.”
Kelebihan penilaian projek/
produk:
Merangsang anak untuk kreatif,
anak dibebaskan untuk menggali
kreativitasnya.
Kekurangan penilaian projek:
Membutuhkan waktu yang lama
sehingga terkadang anak tidak
tepat waktu dalam
mengumpulkan
Ketika dibuat kelompok ada anak
yang tidak ikut mengerjakan
17. Instrumen apa yang Ibu
gunakan saat melakukan
penilaian projek/ produk?
“Biasanya produknya yang saya
nilai. Kalau prosesnya kalau di
rumah kan saya nggak tahu
prosesnya.”
“Sebenarnya produk sama
Guru biasanya menilai produk
karena guru tidak mengetahui
proses pembuatan jika dikerjakan
di rumah.
206
penilaian proyek itu hampir sama
ya.”
“Ya mungkin proyek yang bisa
dikerjakan di kelas itu yang bisa
saya liat prosesnya tapi kalau
yang di rumah saya nggak bisa
liat prosesnya.”
18. Penilaian Portofolio
Apakah penilaian portofolio
dilakukan dalam kegiatan
pembelajaran di kelas ini?
(Jika ya seberapa sering,
jika tidak mengapa?)
“Kalau portofolio itu saya buat
buku ya, satu buku itu untuk satu
tema, itu biasanya seminggu dua
kali.”
Guru membuat portofolio dalam
bentuk buku, satu buku
digunakan untuk satu tema.
Guru melakukan penilaian
portofolio seminggu dua kali.
19. Apa yang Ibu ketahui
tentang penilaian
portofolio?
“Portofolio itu intinya ke
penilaian proses sebetulnya.
Ketika hari itu ada portofolio itu
harusnya guru mengomentari gitu
lo hasil siswa di bagian bawah
gitu mungkin masih kurang disini,
kelebihannya disini, dengan
harapan ketika nanti melakukan
penilaian portofolio lagi anak bisa
melihat kekurangannya yang dulu
karena portofolio itu kan
berkelanjutan to.”
“Portofolio itu seperti kemarin itu
menceritakan pahlawan, anak-
anak saya suruh ke perpustakaan
terus memilih buku tentang
pahlawan nah dia bercerita dari
buku yang sudah dia baca. Itu
saya jadikan portofolio. Terus
mungkin poster atau apa itu
kadang saya dokumentasikan di
situ.”
“Tapi ini yang portofolio belum
saya masukkan nilainya.”
Portofolio lebih kepada penilaian
proses.
Guru seharusnya mengomentari
hasil pekerjaan siswa di bagian
bawah lembar kerja, apa yang
masih kekurangan dan apa
kelebihannya, dengan harapan
anak akan melihat
kekurangannya dan bisa
memperbaiki karena penilaian
portofolio sifatnya berkelanjutan.
Penilaian portofolio yang sudah
dilakukan:
Anak-anak diminta ke
perpustakaan dan memilih buku
tentang pahlawan. Anak
menceritakan apa yang sudah
dibaca di buku.
Guru juga mendokumentasikan
poster di dalam portofolio.
Guru belum memasukkan nilai
portofolio siswa.
20. Menurut Ibu apa saja
kelebihan dan kekurangan
penilaian portofolio?
“Kelebihannya terdokumentasi
terus bisa mengetahui
perkembangan hasil karya siswa,
bisa diketahui oh saya
kekurangannya disini terus biar
bisa memperbaiki di tugas
selanjutnya.”
“Kekurangannya mungkin dalam
penilaiannya guru jadi semakin
agak ribet juga ya harus
ngomentari satu-satu.”
Kelebihan penilaian portofolio:
Hasil karya siswa terdokumentasi
sehingga bisa diketahui
perkembangannya, bisa diketahui
kekurangannya sehingga siswa
bisa memperbaiki di tugas
selanjutnya.
Kekurangan penilaian portofolio:
Penilaian guru menjadi semakin
rumit karena guru harus
mengomentari hasil pekerjaan
siswa satu demi satu.
21. Bagaimana pelaksanaan
penilaian portofolio di kelas
ini?
“Ya sudah berjalan tapi ya nggak
setiap hari. Biasanya itu setiap
minggu berapa kali.”
Penilaian portofolio sudah
berjalan beberapa kali setiap
minggunya.
22. Aspek apa saja yang Ibu
nilai menggunakan
portofolio?
“Lebih ke keterampilan menulis.
Kalau pengetahuan lebih ke
ulangan.”
Guru menilai keterampilan
menulis siswa dalam penilaian
portofolio.
Guru lebih banyak menggunakan
ulangan/tes tertulis untuk
penilaian pengetahuan.
23. Materi apa saja yang Ibu
masukkan ke dalam
portofolio?
“Seperti bercerita, membuat puisi
kalau ada gitu ya, membuat
poster.”
Materi yang dimasukkan oleh
guru ke dalam portofolio antara
lain adalah bercerita, membuat
207
puisi, dan membuat poster.
24. Instrumen apa yang Ibu
gunakan saat melakukan
penilaian portofolio?
“Kadang buat sendiri, kadang dari
buku.”
Instrumen penilaian yang
digunakan guru dalam menilai
portofolio terkadang melihat di
buku guru, terkadang guru
membuat sendiri.
25. Bagaimana Ibu merangkum
hasil penilaian portofolio?
“Ya nanti dinilai, tapi sekarang
belum.”
“Kalau saya dibuat buku-buku itu.
Bukunya per anak, jadi setiap
anak itu punya buku satu-satu,
tapi bukunya itu ya saya buat
sendiri dari HVS warna itu saya
jepit. Setiap anak punya satu buku
satu tema. Ya nanti dia
mengerjakannya di situ. Tapi
kalau seperti itu kan
terdokumentasi gitu lo.”
Guru belum menilai hasil
pekerjaan portofolio anak.
Guru membuat portofolio
masing-masing anak dalam
bentuk buku yang terbuat dari
kertas HVS warna yang dijepit.
Satu buku portofolio digunakan
untuk satu tema.
Anak mengerjakan di buku
tersebut agar hasilnya
terdokumentasi.
26. Bagaimana respon peserta
didik dengan digunakannya
penilaian portofolio?
“Ya saya bilang ini buku
portofoliomu gitu ya tapi
mungkin anak juga belum begitu
paham dengan ucapan saya.”
Guru sudah menyampaikan pada
peserta didik mengenai buku
portofolio tetapi peserta didik
belum begitu memahaminya.
27. Apakah peserta didik
dilibatkan dalam proses
pembuatan dan penilaian
portofolio? (Jika ya
bagaimana? Jika tidak
mengapa?)
“Belum, saya belum pernah
menawarkan, mungkin kalau saya
tawarkan ada masukan dari siswa
juga.”
Guru belum pernah menawarkan
kepada peserta didik untuk terlibt
dalam proses pembuatan dan
penilaian portofolio.
28. Apakah orangtua peserta
didik dilibatkan dalam
penilaian portofolio? (Jika
ya bagaimana? Jika tidak
mengapa?)
“Tidak. Saya masih sebatas
pelaporan hasil UTS dan Ujian
Akhir. Kalau hasil yang UTS itu
saya laporkan, yang Ujian Akhir
saya laporkan. Tapi untuk aspek
yang lain itu belum saya
laporkan.”
Orang tua tidak dilibatkan dalam
penilaian portofolio.
Guru baru memberikan pelaporan
hasil Ujian Tengah Semester dan
Ujian Akhir kepada orangtua.
Guru belum melaporkan aspek
penilaian yang lain kepada
orangtua.
29. Penilaian Tertulis
(laporan/ karangan, dll)
Apakah penilaian tertulis
dilakukan dalam kegiatan
pembelajaran di kelas ini?
(Jika ya seberapa sering,
jika tidak mengapa?)
“Kadang saya masukkan ke
portofolio.”
Guru melakukan penilaian
menulis menggunakan portofolio.
30. Bagaimana pelaksanaan
penilaian tertulis di kelas
ini?
“Kan anak kadang menceritakan
kembali, bercerita dengan kata-
katamu sendiri. Kalau sains
menceritakan daur hidup hewan
juga pernah dulu. Biasanya dari
gambar diterangkan terus anak
disuruh bercerita dengan kata-
katanya sendiri.”
“Kalau laporan hasil percobaan
itu kadang kelompok dalam
bentuk LKS.”
Penilaian menulis yang sudah
dilakukan:
Peserta didik menceritakan
kembali dengan kata-katanya
sendiri.
Peserta didik menceritakan daur
hidup hewan dalam pelajaran
sains setelah diterangkan dari
gambar oleh guru.
Untuk laporan hasil percobaan
yang dilakukan berkelompok
dikerjakan dalam bentuk LKS.
31. Instrumen apa yang Ibu
gunakan saat melakukan
penilaian tertulis?
“Kalau memang disini nggak ada
ya saya buat sendiri mbak.”
Instrumen penilaian melihat di
buku guru, jika tidak ada di buku
guru membuat sendiri.
32. Aspek apa saja yang Ibu
nilai menggunakan
penilaian tertulis?
“Saya menilai lebih ke isinya
Mungkin penilaiannya dalam
bentuk angka tapi ada kata-
Guru menilai isi dari tulisan.
Penilaian disajikan dalam bentuk
angka dilengkapi dengan kata-
208
katanya gitu lo apa yang kurang.” kata mengenai kekurangan hasil
kerja siswa.
33. Menurut Ibu bagaimanakah
keterampilan menulis yang
dimiliki peserta didik di
kelas ini?
“Mungkin 30 persen lah yang
masih kurang keterampilan
menulisnya. Kalau yang lain
sudah lumayan.”
“Ketika saya pancing dengan
gambar atau apa itu masih
bingung, mau membuat satu
kalimat saja lama sekali. Kalau
yang lain ya sudah jalan sendiri.
Lima anak lah kira-kira yang
harus ekstra.”
Kira-kira 30% atau 5 peserta
didik yang keterampilan
menulisnya masih kurang, ketika
guru memancing dengan gambar
mereka masih bingung bahkan
dalam membuat satu kalimat.
Peserta didik yang lainnya sudah
lumayan, sudah bisa bekerja
sendiri.
208
Lampiran 7. Hasil Wawancara Kelompok Siswa
Pelaksanaan Penilaian Otentik di Kelas IVB SD N Tlacap
Responden : Siswa Kelas IVB SD N Tlacap
Hari, Tanggal : Senin, 30 November 2015
No Pertanyaan Rangkuman Jawaban Kesimpulan
1. Apakah pembelajaran
di kelas 4 ini
menyenangkan?
Mengapa?
Kelompok 1
- D menyatakan pembelajaran di kelas 4 kadang-kadang menyenangkan.
- FM menyatakan pembeljaran di kelas 4 menyenangkan karena pelajarannya enak.
Kelompok 2
- Semua anak menyatakan bahwa pembelajaran di kelas 4 menyenangkan
- DN menambahkan bahwa pembelajaran di kelas 4 agak gampang
Kelompok 3
- Semua anak menyatakan bahwa pembelajaran di kelas 4 menyenangkan
- MA menyatakan “ya seneng.”
- DA menyatakan bahwa pelajarannya mudah
Kelompok 4
- DP menyatakan pembelajaran di kelas 4 menyenangkan
Mayoritas siswa menyatakan pembelajaran di kelas
4 menyenangkan. Beberapa anak menyatakan
bahwa pembelajaran di kelas 4 mudah.
2. Apakah kalian pernah
melakukan kegiatan
berkelompok? Jika
pernah, ceritakanlah..
Kelompok 1
- Semua siswa menyatakan pernah melakukan kegiatan berkelompok
- FG menyatakan pernah membuat kincir angin secara berkelompok
- D menambahkan pernah membuat gelang dari kertas lipat
Kelompok 2
- DN menjawab mereka pernah berkelompok dalam membuat benda dan mengerjakan soal
Kelompok 3
- Semua anak menyatakan pernah melakukan kegiatan kelompok
- Af menyatakan pernah melakukan percobaan secara berkelompok
- DA menambahkan mereka pernah menyusun puzzle
Kelompok 4
- RA menyatakan pernah melakukan kegiatan berkelompok
- DP menjawab pernah membuat kincir angin secara berkelompok
Semua anak menyatakan pernah melakukan
kegiatan berkelompok. Yang pernah mereka
lakukan saat berkelompok antara lain adalah
membuat kincir angin, membuat gelang dari kertas
lipat, menyusun puzzle, dan melakukan percobaan.
Salah satu anak menyatakan pernah berkelompok
dalam membuat benda dan mengerjakan soal.
209
3. Bagaimana kesan
kalian tentang cara
mengajar guru kelas
kalian?
Kelompok 1
- D menyatakan bahwa guru kadang-kadang galak dalam mengajar
- FG menyatakan bahwa guru kadang-kadang lucu dalam mengajar
Kelompok 2
- O menyatakan guru mengajar dengan tema
- K menyatakan guru baik dalam mengajar
Kelompok 3
- Af menyatakan guru mengajar dengan baik meskipun agak galak
Kelompok 4
- RA menyatakan guru baik dalam mengajar
Pendapat siswa tentang cara mengajar guru
beragam. Beberapa anak menyatakan guru
mengajar dengan baik dan lucu, guru mengajar
dengan tema, meskipun ada juga beberapa anak
yang menyatakan guru agak galak dalam mengajar.
4. Apakah kalian pernah
melakukan kegiatan
pembelajaran yang
menarik? Jika pernah,
apa saja yang pernah
kalian lakukan?
Kelompok 1
- FG menjawab kegiatan belajar yang menarik adalah saat menggambar dan saat membuat
karya
Kelompok 2
- DN menyatakan pembelajaran yang menarik itu yang seperti bermain
- K menambahkan mereka pernah bermain katak, kadal dan ikan
Kelompok 3
- Af menjawab pernah melakukan kegiatan menganyam
- DA menjawab pernah membuat kincir angin
- MA menjawab pernah membuat kincir air
Kelompok 4
- Az menjawab pembelajaran yang menarik adalah saat menggambar
- DP menjawab menyukai pembelajaran SBK
Siswa menjawab kegiatan belajar yang menarik
adalah saat menggambar, membuat karya, yang
seperti bermain, dan saat SBK. Siswa menyatakan
pernah membuat anyaman, kincir angin dan kincir
air.
5. Apakah guru pernah
meminta kalian untuk
mengamati sesuatu?
Apa yang kalian
amati?
Kelompok 1
- Semua anak menyatakan pernah diminta guru untuk mengamati sesuatu
- RN menjawab pernah mengamati seledri dalam air berwarna
- D menambahkan pernah mengamati tulisan menggunakan kaca pembesar buatan dari
kantung plastik
Kelompok 2
- DN menjawab pernah mengamati tanaman
- O menjawab pernah mengamati bunga
Kelompok 3
- Semua anak dalam kelompok menyatakan pernah mengamati sesuatu
- DA menambahkan mereka pernah mengamati tumbuhan
- R menyatakan pernah mengamati bunga
Kelompok 4
- Az menyatakan pernah mengamati saat percobaan
- DP menambahkan pernah mengamati menggunakan kaca pembesar
Semua siswa menyatakan pernah melakukan
kegiatan pengamatan saat percobaan.Yang pernah
diamati antara lain adalah mengamati seledri dalam
air berwarna, mengamati tulisan menggunakan kaca
pembesar buatan sendiri, dan mengamati tanaman
dan bunga.
210
6. Apakah guru pernah
mendorong kalian
untuk bertanya? Apa
yang kalian tanyakan?
Kelompok 1
- FG menjawab sering bertanya dalam pelajaran Matematika
- D menjawab sering bertanya dalam pelajaran IPA
Kelompok 2
- K menjawab sering bertanya saat pelajaran Matematika dan IPA
Kelompok 3
- Af menyatakan pernah bertanya saat pembelajaran
- MA menyatakan bahwa ia bertanya ketika merasa kesulitan dalam belajar
- DA menyatakan sering bertanya ketika pelajaran matematika
Kelompok 4
- Semua anak menyatakan pernah bertanya ketika pembelajaran
- DP menambahkan ia sering bertanya saat pelajaran matematika
Semua siswa menyatakan pernah bertanya kepada
guru ketika merasa kesulitan. Mereka paling sering
bertanya saat pelajaran matematika dan IPA.
7. Pernahkah kalian
mencoba membuat
sesuatu atau
mempraktekkan
sesuatu? Jika pernah
ceritakanlah…
Kelompok 1
- D menjawab pernah membuat bunga dari kertas koran
- FG menambahkan pernah membuat gelang dari kertas lipat dan gelas dari botol plastik
Kelompok 2
- Semua anak menjawab pernah membuat sesuatu.
- O menambahkan pernah membuat bunga
- DN menyatakan pernah membuat map buku dari kertas HVS
Kelompok 3
- Semua anak menyatakan pernah membuat sesuatu
- DA menjawab pernah membuat kincir angin dan kincir air
- Af menambahkan pernah membuat kaca pembesar
Kelompok 4
- RA menyatakan pernah membuat bunga
- DP menjawab pernah membuat sesuatu saat keterampilan
Semua siswa menjawab pernah membuat atau
mempraktekkan sesuatu. Yang pernah mereka buat
antara lain adalah bunga dari kertas koran, gelang
dari kertas lipat, gelas dari botol plastik, map buku
dari kertas HVS, kincir angin, kincir air, dan kaca
pembesar.
8. Apakah guru pernah
memberikan suatu
masalah untuk
dipecahkan? Jika
pernah ceritakanlah..
Kelompok 1
- Semua anak menjawab pernah.
Kelompok 2
- K menjawab guru pernah memberi soal matematika
- DN menambahkan pernah diminta mencari nama pahlawan-pahlawan
Kelompok 3
- DA menyatakan pernah
Kelompok 4
- Semua anak menjawab pernah
Semua siswa menyatakan guru pernah memberikan
masalah untuk dipecahkan, antara lain adalah soal
matematika, juga diberi tugas untuk mencari nama-
nama pahlawan.
9. Apakah kalian pernah
melakukan presentasi/
tampil di depan kelas?
Kelompok 1
- D menjawab pernah membaca puisi di depan kelas
- RN menambahkan pernah diminta untuk menyanyi
Semua anak menyatakan pernah tampil di depan
kelas, antara lain untuk membaca puisi, menyanyi,
dan menceritakan pengalaman.
211
Jika pernah
ceritakanlah…
Kelompok 2
- K menyatakan pernah menyanyi di depan kelas
- N menambahkan pernah membaca puisi
Kelompok 3
- R menyatakan pernah menceritakan pengalaman di depan kelas
- DA menyatakan pernah menyanyi di depan kelas
Kelompok 4
- Semua anak menyatakan pernah tampil di depan kelas
10. Apakah kalian pernah
merasa kesulitan
dalam mengikuti
kegiatan
pembelajaran? Jika
pernah, dalam hal apa
kalian paling sering
merasa sulit?
Kelompok 1
- FG menjawab banyak merasa kesulitan saat belajar
- D menambahkan sering merasa kesulitan saat pelajaran matematika
Kelompok 2
- Semua anak sepakat pernah merasa kesulitan saat belajar
- O menjawab merasa kesulitan saat matematika
Kelompok 3
- DA menyatakan sering mengalami kesulitan saat matematika dan bahasa jawa
- Af menjawab sering mengalami kesulitan saat pelajaran IPA
Kelompok 4
- DP menyatakan sering mengalami kesulitan saat matematika
Semua anak menyatakan pernah mengalami
kesulitan saat belajar. Yang paling dianggap sulit
oleh sebagian besar anak adalah pelajaran
matematika. Beberapa anak menjawab IPA dan
Bahasa Jawa.
11. Apakah kalian pernah
diminta menilai sikap
diri kalian? Jika
pernah ceritakanlah…
Kelompok 1
- Semua anak menjawab belum pernah melakukan penilaian diri
Kelompok 2
- Semua anak menjawab belum pernah melakukan penilaian diri
Kelompok 3
- Semua anak menjawab belum pernah melakukan penilaian diri
Kelompok 4
- Semua anak menjawab belum pernah melakukan penilaian diri
Semua anak menyatakan belum pernah diminta
untuk melakukan penilaian diri.
13. Apakah kalian pernah
diminta menilai sikap
teman kalian? Jika
pernah ceritakanlah…
Kelompok 1
- Semua anak menjawab belum pernah diminta menilai sikap teman
Kelompok 2
- Semua anak menjawab belum pernah diminta menilai sikap teman
Kelompok 3
- Semua anak menjawab belum pernah diminta menilai sikap teman
Kelompok 4
- Semua anak menjawab belum pernah diminta menilai sikap teman
Semua siswa menyatakan belum pernah diminta
menilai sikap teman.
15. Apakah guru pernah
mengadakan tes
tertulis dengan soal
Kelompok 1
- Semua anak menyatakan pernah melakukan tes tertulis ketika ulangan harian
Semua anak menyatakan pernah melakukan tes
tertulis dengan soal uraian, antar lain adalah saat
Ulangan Harian.
212
uraian? Jika pernah
ceritakanlah…
Kelompok 2
- DN menyatakan pernah melakukan tes tertulis
Kelompok 3
- DA dan Af menyatakan pernah melakukan tes tertulis
Kelompok 4
- Anak-anak menyatakan pernah melakukan tes tertulis
16. Seberapa sering kalian
diminta mengerjakan
tes tertulis?
Kelompok 1
- FG menyatakan kadang-kadang diminta mengerjakan tes tertulis. Ia juga menyatakan
bahwa soal Ulangan Harian susah
- D menyatakan soal tes tertulis kadang-kadang susah.
Kelompok 2
- K menyatakan sering diminta mengerjakan tes tertulis
Kelompok 3
- MA menyatakan sering mengerjakan tes tertulis
- DA dan Af menyatakan mereka kadang-kadang melakukan tes tertulis
Kelompok 4
- RA menyatakan sering melakukan tes tertulis
Beberapa anak menyatakan kadang-kadang diminta
mengerjakan tes tertulis. Beberapa anak yang lain
menyatakan sering mengerjakan tes tertulis. Salah
satu anak menambahkan bahwa soal Ulangan
Harian itu susah untuk dikerjakan.
17. Pernahkah kalian
melakukan kegiatan
diskusi dan bekerja
secara
berkelompok?Jika
pernah ceritakanlah…
Kelompok 1
- Semua anak sepakat mereka pernah melakukan diskusi dan kerja kelompok.
- D menyatakan mereka pernah melakukan wawancara
- RN menambahkan wawancara yang dilakukan antar teman
Kelompok 2
- Semua anak sepakat pernah melakukan diskusi dan kerja kelompok
- K menyatakan pernah melakukan wawancara
Kelompok 3
- Semua anak menyatakan pernah melakukan kegiatan diskusi dan kerja kelompok
- MA menjawab pernah membuat cerita secara berkelompok
- DA menyatakan kegiatan diskusi dan kerja kelompok dilakukan saat percobaan
Kelompok 4
- DP menyatakan pernah melakukan kegiatan diskusi dan kerja kelompok
- RA menyatakan pernah membuat kincir angin dan kincir air secara berkelompok
Semua anak menyatakan pernah melakukan
kegiatan diskusi dan kerja kelompok. Yang pernah
dilakukan saat diskusi dan kerja kelompok antara
lain adalah wawancara antar teman, membuat
cerita, percobaan, dan membuat kincir air dan
kincir angin.
18. Seberapa sering kalian
melakukan kegiatan
diskusi dan bekerja
secara berkelompok?
Kelompok 1
- Anak di kelompok 1 menyatakan mereka kadang-kadang melakukan diskusi dan kerja
kelompok
Kelompok 2
- N menyatakan sering melakukan kegiatan diskusi dan kerja kelompok
Kelompok 3
- Anak-anak kelompok 3 menyatakan mereka sering melakukan diskusi dan kerja kelompok
Sebagian besar anak menyatakan mereka sering
melakukan kegiatan diskusi dan kerja kelompok.
Sisanya menjawab kadang-kadang.
213
Kelompok 4
- DP menyatakan mereka sering melakukan kegiatan diskusi dan kerja kelompok
19. Apakah guru pernah
memberi kalian tugas
untuk dikerjakan? Jika
pernah ceritakanlah…
Kelompok 1
- D menyatakan guru memberi tugas matematika
- RN menyatakan guru memberi tugas bahasa jawa
Kelompok 2
- Semua anak sepakat pernah diberi tugas untuk dikerjakan
- K menambahkan pernah diberi tugas matematika
- DN menyatakan tugas yang pernah diberikan antara lain mencari pahlawan, juga mencari
arti kata-kata di kamus
Kelompok 3
- DA menyatakan guru sering memberi tugas matematika dan IPA
Kelompok 4
- DP dan RA menyatakan guru pernah memberi tugas matematika
Semua anak menyatakan pernah diberi tugas oleh
guru untuk dikerjakan. Tugas yang paling sering
diberikan adalah matematika, dan yang lainnya
adalah tugas bahasa jawa, IPA, mencari pahlawan,
dan mencari arti kata-kata di kamus.
20. Seberapa sering guru
memberi kalian tugas?
Kelompok 1
- FG menyatakan kadang-kadang
Kelompok 2
- Anak-anak di kelompok 2 menyatakan sering diberi tugas oleh guru
Kelompok 3
- DA menyatakan sering diberi tugas oleh guru
Kelompok 4
- Anak-anak kelompok 4 menyatakan kadang-kadang diberi tugas oleh guru
Separuh siswa menyatakan sering diberi tugas oleh
guru, dan separuh lainnya menyatakan kadang-
kadang.
21. Apakah guru pernah
menilai kalian saat
praktik? Jika pernah
ceritakanlah…
Kelompok 1
- FG menyatakan “pernah sih”
Kelompok 2
- Anak-anak di kelompok 2 menyatakan pernah dinilai saat praktik
Kelompok 3
- MA menyatakan guru pernah menilai saat praktik
- DA menyatakan pernah dinilai praktik saat membuat karya dari barang bekas
Kelompok 4
- Anak-anak di kelompok 4 menyatakan pernah dinilai saat praktik
Sebagian besar siswa menyatakan pernah dinilai
saat praktik.
22. Seberapa sering guru
menilai kalian saat
praktik?
Kelompok 1
- FG dan D menyatakan guru kadang-kadang menilai saat praktik
Kelompok 2
- DN ,menyatakan guru kadang-kadang menilai saat praktik
- K menyatakan guru sering menilai saat praktik
Kelompok 3
- Anak-anak kelompok 3 menyatakan guru kadang-kadang menilai saat praktik
Sebagian besar siswa menyatakan guru kadang-
kadang menilai saat melakukan praktik.
214
Kelompok 4
- Anak-anak kelompok 4 sepakat menyatakan guru kadang-kadang menilai saat praktik
23. Apakah kalian pernah
membuat suatu
projek? Jika pernah
ceritakanlah…
Kelompok 1
- Anak-anak kelompok 1 menyatakan belum pernah membuat projek
Kelompok 2
- Anak-anak kelompok 2 menyatakan belum pernah membuat projek
Kelompok 3
- Anak-anak kelompok 3 menyatakan belum pernah membuat projek
Kelompok 4
- Anak-anak kelompok 4 menyatakan belum pernah membuat projek
Seluruh siswa menyatakan belum pernah membuat
projek.
25. Pernahkah kalian
membuat suatu produk
tertentu? Jika pernah
ceritakanlah…
Kelompok 1
- FG menyatakan mereka pernah membuat gelang dari kertas
Kelompok 2
- Semua anak menyatakan pernah membuat suatu produk
- O menjawab pernah membuat bunga dari kertas koran
- K menjawab pernah membuat anyaman
Kelompok 3
- MA menyatakan pernah membuat kincir angin, juga membuat celengan dari kardus atau
botol
- DA menjawab pernah membuat gelas dari botol plastik
Kelompok 4
- DP menjawab pernah membuat gelas dari botol plastik
- RA menyatakan pernah membuat tempat pensil
Semua anak menyatakan pernah membuat suatu
produk tertentu. Yang pernah dibuat antara lain
adalah gelang dari kertas, bunga dari kertas koran,
anyaman, kincir angin, celengan dari kardus atau
botol, gelas dari botol plastik, dan tempat pensil.
26. Seberapa sering kalian
membuat produk?
Kelompok 1
- Anak-anak menjawab mereka kadang-kadang membuat produk
Kelompok 2
- Anak-anak menyatakan sering membuat produk
Kelompok 3
- Anak-anak menyatakan kadang-kadang membuat produk
Kelompok 4
- Anak-anak kelompok 4 menyatakan kadang-kadang membuat produk
Sebagian besar anak menyatakan mereka kadang-
kadang membuat produk.
27. Apakah kalian pernah
mengumpulkan karya
untuk dimasukkan ke
dalam portofolio? Jika
pernah ceritakanlah…
Kelompok 1
- Semua anak menyatakan tidak tahu tentang portofolio
- D bertanya “portofolio itu apa?”
Kelompok 2
- Semua anak menyatakan tidak tahu apa itu portofolio
Kelompok 3
- Semua anak menyatakan tidak tahu tentang portofolio
Semua anak tidak mengetahui tentang portofolio.
215
- MA menyatakan “nggak tahu”
Kelompok 4
- Semua anak menyatakan tidak mengetahui tentang portofolio
29. Apakah kalian pernah
membuat karya tertulis
(surat, laporan,
karangan)? Jika
pernah ceritakanlah…
Kelompok 1
- Anak-anak kelompok 1 menyatakan pernah membuat karya tertulis
- D menambahkan pernah menulis cerita
Kelompok 2
- Anak-anak kelompok 2 menyatakan pernah membuat karya tertulis
Kelompok 3
- DA menyatakan pernah membuat cerita pengalaman
Kelompok 4
- Anak-anak kelompok 4 pernah membuat karya tertulis
Sebagian besar anak menyatakan pernah membuat
karya tertulis, antara lain membuat cerita
pengalaman.
30. Seberapa sering kalian
membuat karya
tertulis?
Kelompok 1
- Anak-anak kelompok 1 menjawab kadang-kadang membuat karya tertulis
Kelompok 2
- Anak-anak kelompok 2 menyatakan kadang-kadang membuat karya tertulis
Kelompok 3
- Anak-anak kelompok 3 menyatakan kadang-kadang membuat karya tertulis
Kelompok 4
- Anak-anak kelompok 4 menjawab kadang-kadang membuat karya tertulis
Semua siswa menyatakan kadang-kadang membuat
karya tertulis.
216
Lampiran 8. HASIL OBSERVASI KEGIATAN GURU DAN SISWA
HASIL OBSERVASI KEGIATAN GURU DAN PESERTA DIDIK (HO 01)
Pelaksanaan Penilaian Otentik di Kelas IVB SDN Tlacap Sleman
Hari, tanggal : Jumat, 13 November 2015 Pembelajaran : 3
Tempat : Kelas IVB Waktu : 09.45 – 11.00
Tema/ Subtema : Pahlawanku/ Perjuangan Para Pahlawan Observer : Gita Enggar Saraswati
No Jenis Penilaian Otentik Deskripsi Kegiatan Guru Deskripsi Kegiatan Peserta Didik Kesimpulan
1. Aspek Pengetahuan
Penilaian Tes tertulis
- Guru membagikan kertas soal kepada
peserta didik (soal pertambahan dan
pengurangan desimal)
- Guru menjelaskan cara mengerjakan
soal
- Guru menyampaikan batas waktu
mengerjakan soal
- Guru meminta peserta didik
mengerjakan soal
- Guru meminta peserta didik untuk
mengumpulkan hasil pekerjaan
- Guru membimbing beberapa peserta
didik yang pada waktu pulang belum
selesai mengerjakan
- Peserta didik mengerjakan soal yang
diberikan
- Peserta didik mengumpulkan hasil
pekerjaan dan pulang sendiri-sendiri
- Lima peserta didik tidak mampu
menyelesaikan soal pada waktunya
dan harus dibimbing hingga
melampaui waktu kegiatan
pembelajaran
Jenis penilaian yang ditemukan hari ini
adalah penilaian dalam aspek
pengetahuan berupa tes tertulis. Tes
tertulis berupa soal pertambahan dan
pengurangan desimal. Guru
menjelaskan cara mengerjakan soal
dan menyampaikan batas waktu
pengerjaan soal.
Guru tidak mengoreksi hasil pekerjaan
peserta didik saat itu juga sehingga
peserta didik belum mengetahui nilai
pekerjaannya. Guru juga belum
memberikan umpan balik dari hasil
penilaian.
Pada akhir pembelajaran guru
membimbing lima siswa yang masih
belum menyelesaikan soal.
HASIL OBSERVASI KEGIATAN GURU DAN PESERTA DIDIK (HO 02)
Pelaksanaan Penilaian Otentik di Kelas IVB SDN Tlacap Sleman
Hari, tanggal : Senin, 16 November 2015 Pembelajaran : 4
Tempat : Kelas IVB Waktu : 07.45 – 10.00
Tema/ Subtema : Pahlawanku/ Perjuangan Para Pahlawan Observer : Gita Enggar Saraswati
217
No Jenis Penilaian Otentik Deskripsi Kegiatan Guru Deskripsi Kegiatan Peserta Didik Kesimpulan
1. Aspek Keterampilan
Penilaian Unjuk Kerja/ Kinerja/
Praktik
- Guru menyampaikan tugas yang harus
dilakukan peserta didik (percobaan
Berkomunikasi Menggunakan Cahaya
dan Cermin)
- Guru mengajak peserta didik untuk
membaca langkah-langkah percobaan
bersama-sama
- Guru memeriksa kesediaan alat dan
bahan yang digunakan untuk percobaan
(cermin datar)
- Guru meminta peserta didik melakukan
unjuk kerja/ kinerja/ praktik di luar
kelas
- Guru secara bergantian menjelaskan
dan memberi contoh kepada tiap
kelompok mengenai bagaimana
percobaan dilakukan.
- Guru meminta peserta didik untuk
mengerjakan laporan hasil percobaan
- Guru melakukan penilaian terhadap
unjuk kerja/ kinerja/ praktik yang
dilakukan peserta didik
- Peserta didik membaca langkah-
langkah percobaan bersama-sama
- Peserta didik mempersiapkan alat
dan bahan yang digunakan untuk
percobaan (cermin datar)
- Peserta didik melakukan unjuk
kerja/ kinerja/ praktik secara
berkelompok di luar kelas. (peserta
didik terbagi menjadi 4 kelompok)
- Peserta didik menyimak ketika guru
memberikan contoh pelaksanaan
percobaan
- Peserta didik mengerjakan laporan
percobaan
- Peserta didik mengumpulkan
laporan percobaan
Peserta didik melakukan kegiatan
percobaan Berkomunikasi
Menggunakan Cahaya dan Cermin.
Guru memfasilitasi peserta didik mulai
dari menjelaskan langkah-langkah
percobaan, mempersiapkan alat dan
bahan, pelaksanaan percobaan dan
penulisan laporan percobaan. Tetapi
hasil laporan dikumpulkan dan tidak
dibahas saat itu juga sehingga peserta
didik tidak langsung mendapat umpan
balik dari hasil pekerjaannya.
HASIL OBSERVASI KEGIATAN GURU DAN PESERTA DIDIK (HO 03)
Pelaksanaan Penilaian Otentik di Kelas IVB SDN Tlacap Sleman
Hari, tanggal : Kamis, 19 November 2015 Pembelajaran : -
Tempat : Kelas IVB Waktu : 09.45 – 10.30
Tema/ Subtema : Pahlawanku/ Perjuangan Para Pahlawan Observer : Gita Enggar Saraswati
No Jenis Penilaian Otentik Deskripsi Kegiatan Guru Deskripsi Kegiatan Peserta Didik Kesimpulan
1. Aspek Keterampilan
Penilaian Produk
- Guru menyampaikan tugas yang harus
dikerjakan peserta didik (membuat
prakarya bunga dari kertas koran)
- Peserta didik mempersiapkan alat
dan bahan untuk membuat bunga
dari kertas koran
Peserta didik membuat karya berupa
bunga dari kertas koran. Guru
membimbing peserta didik mulai dari
218
- Guru memeriksa kesediaan alat dan
bahan yang digunakan untuk membuat
prakarya (lem, kertas koran dan
gunting). Guru menyediakan tusuk sate
untuk batang bunga, juga mangkuk dan
piring plastik untuk membuat pola
lingkaran .
- Guru memberikan contoh cara membuat
bunga
- Guru memeriksa dan memberikan saran
pada peserta didik di tengah proses
pembuatan karya
- Guru meminta peserta didik untuk
mengumpulkan hasil karyanya
- Guru mencatat hasil penilaian terhadap
hasil karya peserta didik
- Peserta didik membuat pola
lingkaran menggunakan mangkuk
atau piring plastik
- Peserta didik menggunting pola
lingkaran
- Peserta didik menggulung kertas
yang sudah digunting pada tusuk
sate untuk membentuk kelopak
- Peserta didik memmbuat daun untuk
ditempelkan pada batang bunga
- Peserta didik mengumpulkan hasil
karyanya di meja khusus
tahap persiapan (memeriksa alat dan
bahan, memberikan contoh) dan
pelaksanaan pembuatan karya
(memeriksa and memberikan saran
pada siswa). Hasil karya dikumpulkan
di meja dan tidak langsung dinilai oleh
guru sehingga peserta didik tidak
langsung mendapat umpan balik dari
hasil pekerjaannya.
HASIL OBSERVASI KEGIATAN GURU DAN PESERTA DIDIK (HO 04)
Pelaksanaan Penilaian Otentik di Kelas IVB SDN Tlacap Sleman
Hari, tanggal : Jumat, 20 November 2015 Pembelajaran : 5
Tempat : Kelas IVB Waktu : 10.00 – 11.00
Tema/ Subtema : Pahlawanku/ Perjuangan Para Pahlawan Observer : Gita Enggar Saraswati
No Jenis Penilaian Otentik Deskripsi Kegiatan Guru Deskripsi Kegiatan Peserta Didik Kesimpulan
1. Aspek Pengetahuan
Penilaian Tes tertulis
- Guru menyampaikan kriteria penilaian
kepada peserta didik (materi mengubah
pecahan biasa menjadi persen)
- Guru menjelaskan cara pelaksanaan
kuis
- Guru menyampaikan batas waktu
mengerjakan soal
- Guru memberikan soal satu persatu di
papan tulis
- Guru meminta peserta didik
- Peserta didik mengerjakan soal kuis
yang diberikan satu persatu oleh
guru
- Peserta didik mengoreksi sendiri
hasil pekerjaannya
- Peserta didik menuliskan hasil
nilainya di papan tulis
Tes tertulis dilakukan dalam bentuk
kuis “Poin-poinan” dengan materi
mengubah pecahan biasa menjadi
persen. Peserta didik mengoreksi hasil
jawabannya sendiri-sendiri sehingga
dibutuhkan kejujuran peserta didik.
Peserta didik langsung mengetahui
nilainya karena jawaban langsung
dikoreksi. Peserta didik dapat
mengetahui jawaban dan cara
219
mengerjakan soal kuis
- Guru memberikan jawaban yang benar
dari masing-masing soal
- Guru berkeliling untuk memastikan
peserta didik memberikan poin dengan
jujur
- Guru meminta peserta didik untuk
menuliskan jumlah poinnya di papan
tulis
- Guru mencatat hasil nilai peserta didik
- Guru memberikan umpan balik kepada
peserta didik berdasarkan hasil kuis
mengerjakan yang benar.
Peserta didik menuliskan hasil poinnya
di papan tulis dan kemudian dicatat
oleh guru.
Guru memberikan umpan balik berupa
pujian terhadap anak yang mendapat
poin 100 dan mengingatkan peserta
didik yang nilainya belum baik untuk
belajar lebih rajin lagi.
HASIL OBSERVASI KEGIATAN GURU DAN PESERTA DIDIK (HO 05)
Pelaksanaan Penilaian Otentik di Kelas IVB SDN Tlacap Sleman
Hari, tanggal : Sabtu, 21 November 2015 Pembelajaran : 6
Tempat : Kelas IVB Waktu : 07.00 – 11.00
Tema/ Subtema : Pahlawanku/ Perjuangan Para Pahlawan Observer : Gita Enggar Saraswati
No Jenis Penilaian Otentik Deskripsi Kegiatan Guru Deskripsi Kegiatan Peserta Didik Kesimpulan
1. Aspek Keterampilan
Penilaian Unjuk Kerja/ Kinerja/
Praktik
- Guru menyampaikan tugas yang harus
dilakukan peserta didik (percobaan Cara
Membuat Lup)
- Guru membagi peserta didik menjadi
kelompok 2 orang sesuai tempat duduk
- Guru membagikan alat dan bahan yang
digunakan untuk percobaan (plastik
bening ukuran 2 kg, 1 kg, dan plastik es
lilin)
- Guru mengajak peserta didik untuk
membaca langkah-langkah percobaan
bersama-sama
- Guru meminta peserta didik melakukan
mengisi air di ketiga kantung plastik
- Peserta didik membaca langkah-
langkah percobaan bersama-sama
- Peserta didik mengisi ketiga
kantong plastik dengan air dan
diikat
- Peserta didik melakukan
pengamatan menggunakan kantong
plastik yang diisi air untuk
membaca tulisan di buku
- Peserta didik menjawab pertanyaan
terkait dengan percobaan yang
dilakukan
- Peserta didik mengumpulkan
lembar percobaan.
Peserta didik melakukan kegiatan
percobaan Membuat Lup. Guru
memfasilitasi peserta didik mulai dari
menjelaskan langkah-langkah
percobaan, mempersiapkan alat dan
bahan, pelaksanaan percobaan dan
penulisan laporan percobaan.
Setelah laporan dikumpulkan, guru
melakukan penilaian dan memberikan
umpan balik mengenai hasil percobaan
dan penguatan materi.
220
- Guru membimbing peserta didik dalam
melakukan percobaan (membandingkan
besar tulisan jika dilihat melalui kantung
plastik yang berbeda)
- Guru meminta peserta didik untuk
menjawab pertanyaan terkait dengan
percobaan yang dilakukan
- Guru melakukan penilaian dari
percobaan yang dilakukan peserta didik
- Guru memberikan umpan balik
mengenai hasil percobaan dan
penguatan materi
2. Aspek Pengetahuan
Penugasan
- Guru mengkomunikasikan tugas yang
harus dikerjakan peserta didik
(membuat peta tematik Indonesia
dengan nama-nama pahlawan nasional)
- Guru membagikan kertas HVS
berwarna untuk tempat membuat peta
- Guru menyampaikan syarat minimal
tampilan tugas yang baik (peserta didik
menyebutkan minimal 4 nama
pahlawan, dengan asal tempat dan
bentuk perjuangan yang telah
dilakukan)
- Guru menyampaikan batas waktu
pengerjaan tugas yaitu hingga waktu
pulang sekolah
- Peserta didik menggambar peta
Indonesia
- Peserta didik menuliskan nama
pahlawan, asal tempat dan bentuk
perjuangannya
Tugas peserta didik adalah membuat
peta tematik Indonesia yang berisi
nama-nama pahlawan Nasional berikut
asal tempat dan bentuk perjuangannya.
Guru menjelaskan kepada siswa
mengenai tugas yang harus dikerjakan,
membagikan kertas untuk
mengerjakan.Akan tetapi di tengah
pengerjaan tugas guru meninggalkan
sekolah untuk keperluan lain sehingga
pelaksanaan penilaian penugasan
menjadi kurang maksimal.
HASIL OBSERVASI KEGIATAN GURU DAN PESERTA DIDIK (HO 06)
Pelaksanaan Penilaian Otentik di Kelas IVB SDN Tlacap Sleman
Hari, tanggal : Senin, 23 November 2015 Pembelajaran : 1 dan 2
Tempat : Kelas IVB Waktu : 07.45 – 11.00
Tema/ Subtema : Pahlawanku/ Pahlawanku Kebanggaanku Observer : Gita Enggar Saraswati
221
No Jenis Penilaian Otentik Deskripsi Kegiatan Guru Deskripsi Kegiatan Peserta Didik Kesimpulan
1. Aspek Pengetahuan
Penilaian Tes tertulis
- Guru menyampaikan kriteria penilaian
kepada peserta didik (materi perubahan
pecahan biasa menjadi desimal dan
persen)
- Guru menjelaskan cara mengerjakan
soal
- Guru menyampaikan batas waktu
mengerjakan soal
- Guru meminta peserta didik
mengerjakan soal
- Guru memberikan jawaban yang benar
dari masing-masing soal
- Guru mencatat hasil nilai peserta didik
- Peserta didik mengerjakan soal
yang diberikan oleh guru
- Peserta didik mengoreksi sendiri
hasil pekerjaannya
Tes tertulis dilakukan dengan materi
perubahan pecahan biasa menjadi
desimal dan persen. Guru menjelaskan
cara mengerjakan sooal dan batas
waktu pengerjaan. Peserta didik
megoreksi hasil jawabannya sendiri-
sendiri. Guru mencatat hasil nilai
siswa tetapi tidak memberikan umpan
balik dari hasil penilaian.
Aspek Pengetahuan
Penilaian Tes Lisan
- Guru menyampaikan kriteria penilaian
kepada peserta didik (materi perubahan
satuan panjang)
- Guru menjelaskan cara pelaksanaan kuis
- Guru memberikan soal satu persatu di
papan tulis
- Guru meminta peserta didik menjawab
soal kuis dengan mengacungkan tangan
- Guru memberikan jawaban yang benar
dari masing-masing soal
- Guru menuliskan jumlah poin yang
didapat masing-masing peserta didik di
papan tulis
- Guru mencatat hasil nilai peserta didik
- Guru memberikan umpan balik kepada
peserta didik berdasarkan hasil kuis
- Peserta didik mengacungkan tangan
sebelum menjawab soal
- Peserta didik menjawab soal kuis
secara lisan, lama kelamaan para
peserta didik duduk berkumpul di
depan papan tulis.
Pada awalnya tes ini dimaksudkan
untuk bersifat tertulis seperti biasa
tetapi kemudian berubah menjadi tes
lisan. Materi kuis adalah perubahan
satuan panjang. Guru menuliskan soal
di papan tulis satu persatu. Peserta
didik terlihat sangat antusias dalam
menjalani kuis, mereka saling berebut
untuk mengacungkan tangan terlebih
dahulu. Guru menuliskan jumlah poin
yang didapat siswa di papan tulis.
Guru terus memberikan umpan balik
dan penguatan di sela-sela
pelaksanaan kuis. Guru memberikan
soal sebanyak 20, tetapi peserta didik
masih tampak bersemangat sehingga
guru menambahkan soal berupa
penugasan untuk dikerjakan di rumah.
Guru mencatat hasil nilai siswa.
3. Aspek Pengetahuan
Penugasan
- Guru memberikan soal sebagai tindak
lanjut dari kuis lisan yang dilakukan
sebelumnya (materi perubahan satuan
panjang)
- Guru menyampaikan batas waktu
- Peserta didik menuliskan soal
penugasan di buku catatan (bagi
yang tidak memiliki LKS)
Penugasan diberikan sebagai tindak
lanjut dari kuis lisan. Soal penugasan
diambil oleh guru dari LKS. Ada
beberapa peserta didik yang memiliki
LKS tapi ada juga yang tidak punya
222
pengerjaan tugas (tugas dikumpulkan
besok)
karena LKS sifatnya tidak wajib
dibeli. Guru menuliskan soal di papan
tulis aga dicatat oleh siswa yang tidak
memiliki LKS.
4. Aspek Keterampilan
Penilaian Produk
- Guru membagikan buku bacaan bertema
rempah-rempah kepada peserta didik
masing-masing satu
- Guru membagikan selembar kertas lipat
untuk membuat poster rempah-rempah
- Guru mengkomunikasikan tugas yang
harus dikerjakan peserta didik yaitu
membuat poster rempah-rempah
- Guru menyampaikan syarat minimal
tampilan tugas yang baik (peserta didik
menggambar satu jenis rempah-rempah,
juga menuliskan ciri-ciri dan
manfaatnya)
- Guru menyampaikan batas waktu
pengerjaan tugas (hingga waktu istirahat
pukul 11.00)
- Guru meminta peserta didik untuk
melakukan tugas yang sudah diberikan
- Guru memberikan bimbingan bagi
peserta didik dalam pembuatan poster
- Guru meminta peserta didik yang sudah
selesai mengerjakan untuk
menempelkan hasilnya di papan
- Peserta didik membaca buku bacaan
untuk mencari materi
- Peserta didik memilih salah satu
jenis rempah-rempah untuk dibuat
posternya
- Peserta didik menggambar ilustrasi
rempah-rempah pada kertas
berwarna
- Peserta didik menuliskan ciri-ciri
rempah-rempah tersebut pada kertas
berwarna
- Peserta didik menuliskan manfaat
rempah-rempah tersebut pada kertas
berwarna
- Peserta didik menempelkan hasil
karyanya di papan di belakang
kelas.
Produk yang dibuat adalah poster
renpah-rempah berisi gambar, ciri-ciri
dan manfaat. Guru membagikan buku
bacaan rempah-rempah dan selembar
kertas lipat kepada siswa. Guru
menjelaskan tugas yang harus
dikerjakan dan batas waktu
pengerjaan. Guru membimbing siswa
dalam pembuatan poster. Hasil poster
ditempelkan di papan di bagian
belakang kelas. Tetapi guru belum
melakukan penilaian saat itu juga
karena waktu istirahat sudah tiba dan
pembelajaran berikutnya akan diisi
dengan materi agama. Guru juga
belum memberikan umpan balik
terhadap hasil kerja peserta didik.
HASIL OBSERVASI KEGIATAN GURU DAN PESERTA DIDIK (HO 07)
Pelaksanaan Penilaian Otentik di Kelas IVB SDN Tlacap Sleman
Hari, tanggal : Selasa, 24 November 2015 Pembelajaran : 3
Tempat : Kelas IVB Waktu : 09.45 – 12.15
Tema/ Subtema : Pahlawanku/ Pahlawanku Kebanggaanku Observer : Gita Enggar Saraswati
223
No Jenis Penilaian Otentik Deskripsi Kegiatan Guru Deskripsi Kegiatan Peserta Didik Kesimpulan
1. Aspek Pengetahuan
Penugasan
- Guru meminta peserta didik untuk
mengumpulkan penugasan yang
diberikan kemarin (materi perubahan
satuan panjang)
- Guru meminta peserta didik yang belum
mengerjakan untuk menyelesaikannya
saat ini
- Guru memberikan jawaban yang benar
dengan menuliskannya di papan tulis
- Guru memanggil nama peserta didik
satu persatu untuk dicatat nilainya
- Guru memberikan umpan balik kepada
peserta didik
- Peserta didik mengerjakan soal yang
diberikan (bagi yang belum
menyelesaikannya di rumah)
- Peserta didik mengoreksi sendiri
hasil pekerjaannya
- Peserta didik menyebutkan nilainya
ketika dipanggil oleh guru
Penugasan diberikan kemarin dengan
materi perubahan satuan panjang. Ada
beberapa peserta didik yang belum
mengerjakan di rumah, guru meminta
mereka untuk mengerjakannya saat ini
juga. Guru menuliskan jawaban di
papan tulis sementara siswa
mengoreksi hasil pekerjaannya
masing-masing. Guru memberikan
umpan balik sembari mencatat nilai
peserta didik (dipanggil satu persatu),
dengan cara memuji anak yang
mendapat nilai penuh, dan
memberikan penguatan bagi peserta
didik yang nilainya belum
memuaskan.
2. Aspek Pengetahuan
Penilaian Tes Tertulis
- Guru menyampaikan kriteria penilaian
kepada peserta didik (materi pembulatan
bilangan desimal)
- Guru menjelaskan cara pelaksanaan kuis
- Guru menyampaikan jumlah soal yang
akan diberikan kepada peserta didik
- Guru menyampaikan batas waktu
mengerjakan soal
- Guru memberikan soal satu persatu di
papan tulis
- Guru meminta peserta didik
mengerjakan soal kuis
- Guru memberikan jawaban yang benar
dari masing-masing soal
- Guru memperbolehkan peserta didik
yang sudah mendapat 200 poin untuk
beristirahat terlebih dahulu
- Guru mencatat hasil nilai peserta didik
- Guru memberikan umpan balik kepada
peserta didik berdasarkan hasil kuis
- Peserta didik mengerjakan soal kuis
yang diberikan satu persatu oleh
guru, peserta didik sangat antusias
dalam mengerjakan soal
- Peserta didik mengoreksi sendiri
hasil pekerjaannya
Kuis “Poin-poinan” dilakukan dengan
materi pembulatan bilangan desimal.
Setiap butir soal bernilai 10 poin. Guru
menuliskan soal satu persatu di papan
tulis. Peserta didik yang mendapatkan
nilai 200 diperbolehkan beristirahat
terlebih dahulu. Guru mencatat hasil
nilai siswa dan memberikan umpan
balik berdasarkan hasil kuis.
3. Aspek Pengetahuan - Guru mengkomunikasikan tugas yang - Peserta didik berkelompok dua Penugasan diberikan dengan materi
224
Penugasan harus dikerjakan peserta didik (Guru
menempelkan kertas berisi tugas di
papan tulis, dengan materi luas bangun
datar dengan perubahan satuan panjang)
- Guru membagi peserta didik menjadi
kelompok dengan anggota dua orang
- Guru menyampaikan kriteria penilaian
yang perlu dicapai peserta didik, dari
lima soal yang diberikan peserta didik
harus mengerjakan minimal empat soal
- Guru menjelaskan cara mengerjakan
tugas yang diberikan
- Guru menyampaikan batas waktu
pengerjaan tugas
- Guru meminta peserta didik untuk
melakukan tugas yang sudah diberikan
- Guru membimbing peserta didik yang
kesulitan dalam megerjakan tugas
- Guru mengajak peserta didik untuk
mengoreksi hasil pekerjaan mereka
- Guru membahas soal satu persatu di
papan tulis sembari bertanya jawab
dengan peserta didik
- Guru meminta tiap-tiap kelompok untuk
maju ke depan dan dicatat nilainya
- Guru memberikan umpan balik pada
peserta didik sembari mencatat nilai
orang dengan teman sebangku
- Peserta didik bertanya pada guru
mengenai cara mengerjakan tugas
- Peserta didik mengerjakan tugas
secara berkelompok
- Peserta didik mengoreksi hasil
pekerjaan masing-masing
- Peserta didik maju ke depan untuk
melaporkan nilainya kepada guru
luar bangun datar dengan perubahan
satuan panjang. Peserta didik
diperbolehkan untuk memilih empat
dari lima soal yang disediakan.tugas
dikerjakan secara berkelompok (2
orang). Hasil pekerjaan langsung
dikoreksi sehingga peserta didik dapat
mengetahui kesalahan yang telah
dilakukan. Guru meminta tiap
kelompok untuk maju dan dicatat
nilainya. Guru juga memberikan
umpan balik kepada peserta didik.
HASIL OBSERVASI KEGIATAN GURU DAN PESERTA DIDIK (HO 08)
Pelaksanaan Penilaian Otentik di Kelas IVB SDN Tlacap Sleman
Hari, tanggal : Kamis, 26 November 2015 Pembelajaran : 6
Tempat : Kelas IVB Waktu : 07.00 – 12.15
Tema/ Subtema : Pahlawanku/ Pahlawanku Kebanggaanku Observer : Gita Enggar Saraswati
225
No Jenis Penilaian Otentik Deskripsi Kegiatan Guru Deskripsi Kegiatan Peserta Didik Kesimpulan
1. Aspek Keterampilan
Penilaian Portofolio
- Guru membagikan buku portofolio
milik masing-masing peserta didik
- Guru menjelaskan tugas yang akan
dilakukan (percobaan Cermin Datar,
Cermin Cekung dan Cermin Cembung)
- Guru meminta peserta didik
mempersiapkan alat dan bahan yang
akan digunakan (cermin datar, sendok
dan spion)
- Guru membimbing peserta didik untuk
melakukan pengamatan dengan cermin
datar, cermin cekung dan cermin
cembung
- Guru menuntun peserta didik untuk
menjawab beberapa pertanyaan terkait
dengan hasil pengamatan
- Guru meminta peserta didik utnuk
menuliskan hasil pengamatan di lembar
portofolio
- Guru menjawab pertanyaan peserta
didik yang masih kurang jelas mengenai
pengerjaan tugas
- Guru meminta peserta didik untuk
mengumpulkan buku portofolio
- Peserta didik mempersiapkan alat
dan bahan yang akan digunakan
dalam kegiatan pengamatan (cermin
datar, spion dan sendok)
- Peserta didik melakukan
pengamatan dengan cermin datar,
sendok dan spion
- Peserta didik menjawab beberapa
pertanyaan terkait dengan hasil
pengamatan
- Peserta didik menuliskan hasil
pengamatan di lembar portofolio
- Peserta didik mengumpulkan buku
portofolio
Portofolio dibuat dengan jertas HVS
warna-warni yang disatukan
membentuk buku. Yang dikerjakan
pada lembar portofolio adalah hasil
pengamatan dengan Cermin Datar,
Cermin Cembung dan Cermin Cekung.
Guru meminta siswa dalam
mempersiapkan alat dan bahan. Guru
membimbing siswa dalam melakukan
pengamatan dan menjawab pertanyaan
untuk dituliskan di lembar portofolio.
Guru tidak menjelaskan mengenai
portofolio kepada peserta didik
sebelum pekerjaan dimulai. Guru
belum memberikan umpan balik
kepada peserta didik mengenai isi
portofolio.
2. Aspek Keterampilan
Penilaian Produk
- Guru membagikan selembar kertas
berwarna untuk masing-masing siswa.
- Guru menuliskan di papan tulis
instruksi pengerjaan Membuat Kartu
Ucapan Terima Kasih pada Pahlawan.
- Guru meminta siswa untuk memilih
salah satu gambar pahlawan yang sudah
disiapkan untuk ditempel dan diberi
ucapan terima kasih.
- Guru menyatakan waktu pengerjaan
sampai waktu istirahat.
- Peserta didik memilih sendiri
gambar pahlawan (R. A. Kartini,
Sultan Hasanuddin, Ir. Soekarno,
dsb.)
- Peserta didik membuat ucapan
terima kasih di lur kelas.
- Peserta didik menempelkan hasil
karyanya di papan belakang kelas.
Peserta didik membuat Kartu Ucapan
Terima Kasih pada Pahlawan. Guru
menjelaskan cara dan batas waktu
pengerjaan. Guru memberikan
bimbingan kepada siswa dalam
mengerjakan. Hasil karya yang sudah
jadi ditempel pada papan di belakang
kelas. Guru tidak menilai dan
memberikan umpan balik saat itu juga.
226
- Guru memberikan saran-saran kepada
siswa dalam membuat kartu ucapan.
- Guru meminta siswa yang sudah selesai
untuk menempelkan hasil karyanya di
papan.
3. Aspek Pengetahuan
Tes Tertulis
- Guru menyampaikan kriteria penilaian
kepada peserta didik (materi
penjumlahan dan pengurangan bilangan
bulat)
- Guru menjelaskan cara pelaksanaan
kuis (guru membuat garis bilangan dan
arah bilangan, sedangkan siswa
menuliskan kalimat matematikanya).
- Guru memberikan soal satu persatu di
papan tulis
- Guru meminta peserta didik
mengerjakan soal kuis
- Guru memberikan jawaban yang benar
dari masing-masing soal
- Guru mencatat hasil nilai peserta didik
- Guru memberikan umpan balik kepada
peserta didik
- Peserta didik mengerjakan soal kuis
yang diberikan satu persatu oleh
guru
- Peserta didik mengoreksi sendiri
hasil pekerjaannya
- Salah satu siswa belum menguasai
materi dan mendapat nilai 0 dalam
mengerjakan kuis.
Tes dilakukan dalam bentuk kuis
“Poin-poinan” dengan materi
penjumlahan dan pengurangan bilngan
bulat. Guru menjelaskan cara
pengerjaan kuis. Guru menuliskan soal
satu persatu di papan tulis. Guru
mencatat hasil nilai siswa dan
memberikan umpan balik. Guru
memberikan perhatian khusus kepada
salah satu siswa yang mendapat nilai
0.
4. Aspek Pengetahuan
Tes Tertulis
- Guru memberikan tes dengan materi
penjumlahan dan pengurangan bilangan
bulat dengan angka yang lebih besar
(angka puluhan).
- Guru menempelkan 16 buah kertas
(masing-masing bertuliskan satu soal)
pada meja siswa.
- Guru memberikan penjelasan pada
siswa mengenai cara mengerjakan soal.
(siswa saling berpindah tempat untuk
mengerjakan soal yang tertempel pada
setiap meja).
- Guru memberikan bimbingan pada
siswa yang tidak bisa mengerjakan.
Tetapi banyak siswa yang belum
menguasai sehingga guru menjadi
- Siswa mengerjakan soal dengan
berkeliling antar meja.
- Banyak siswa yang merasa kesulitan
dan bertanya pada guru.
- Siswa yang sudah selesai
menyerahkan hasil pekerjaannya
untuk dikoreksi.
- Siswa yang hasil pekerjaannya
sudah dikoreksi diperbolehkan
untuk pulang.
Tes tertulis dilakukan dengan materi
penjumlahan dan pengurangan
bilangan bulat dengan angka puluhan.
Guru menjelaskan cara pengerjaan tes.
Guru juga memberikan bimbingan
bagi siswa yang tidak bisa
mengerjakan. Tetapi sebagian besar
siswa masih mengalami kesulitan
dalam mengerjakan sehingga guru
menjadi kewalahan. Guru mengoreksi
hasil pekerjaan siswa satu persatu.
Siswa diberi kesempatan untuk
membetulkan hasil pekerjaannya di
rumah sebagai PR.
227
kewalahan.
- Guru mengoreksi hasil pekerjaan siswa
satu persatu.
- Guru meminta siswa untuk
membetulkan hasil pekerjaannya di
rumah sebagai PR.
228
Lampiran 8. CATATAN LAPANGAN
Catatan Lapangan (CL 01)
Hasil Observasi
No : 01
Tempat : Kelas IVB SDN Tlacap
Hari, tanggal : Jumat, 13 November 2015
Waktu : 09.45 – 11.00
Teknik : Observasi
Catatan Awal
Peneliti tiba di sekolah pada pukul 07.15 pagi. Semua peserta didik sedang melakukan
senam pagi di halaman sekolah. Senam pagi selesai pada pukul 07.30. Namun pada saat itu salah
satu guru mengumumkan bahwa kegiatan berikutnya adalah kerja bakti. Peneliti bertanya kepada
guru kelas IVB (Ibu R) kapan pembelajaran akan dimulai. Ibu R menyatakan pembelajaran akan
dimulai setelah istirahat. Peneliti memutuskan untuk menunggu di perpustakaan dan mempelajari
buku siswa dan buku guru Kurikulum 2013 untuk kelas IV.
Deskripsi Kelas
Kelas IVB sudah berlantai keramik. Ruang kelas terkesan cukup lapang karena meja dan
kursi diatur dalam bentuk U sehingga bagian tengah kelas kosong. Di bagian depan kelas ada
papan tulis hitam (untuk kapur) dan putih (untuk spidol), juga ada layar proyektor. LCD dan kipas
angin terpasang di bagian atas. Di sudut kanan terdapat dua buah lemari dan meja guru. Sarana
lainnya adalah papan yang ditempeli karya peserta didik, beberapa poster pendidikan, dua buah
peta Indonesia, foto presiden dan wakil presiden, dan burung garuda. Di sudut kiri belakang
terdapat beberapa sapu dan serok sedangkan di sudut kanan belakang berserakan tongkat pramuka.
Beberapa papan juga diletakkan di sudut ini (tidak terpasang). Jumlah peserta didik di kelas IVB
adalah 17 anak. Delapan peserta didik perempuan dan sembilan peserta didik laki-laki. Tetapi
pada hari ini satu peserta didik tidak masuk sehingga peserta didik yang mengikuti pembelajaran
16 anak.
Deskripsi Pembelajaran
Pembelajaran dimulai pada pukul 09.45. Sebelum pembelajaran dimulai guru meminta
peneliti untuk memperkenalkan diri kepada para peserta didik. Peneliti mengambil tempat di
bagian belakang kelas.
Guru membuka pembelajaran. Beberapa peserta didik memprotes dan menyatakan ingin
menggambar tetapi guru lalu meminta peserta didik untuk membuka buku di halaman 19. (Buku
Siswa Kelas IV Tema Pahlawanku). Guru mengajak peserta didik untuk membaca teks Kompleks
Candi Penataran bersama-sama. Sembari peserta didik membaca teks, guru menggambar Candi
Naga dan Candi Induk di papan tulis. Beberapa peserta didik laki-laki tidak ikut membaca dan
bermain-main dengan keong yang dibeli saat istirahat.
Setelah bacaan selesai, guru bertanya kepada peserta didik berapa banyak candi yang
terdapat dalam bacaan. Guru juga bertanya berapa tinggi Candi Naga dan Candi Induk. Guru
menuliskan jawaban peserta didik di bawah gambar masing-masing candi. Guru mengajak peserta
229
didik untuk membandingkan candi mana yang lebih tinggi. Kemudian guru menjelaskan mengenai
simbol < (lebih kecil dari) dan > (lebih besar dari).
Guru menjelaskan bahwa simbol < dan > dapat juga digunakan dalam perbandingan
tinggi badan. Guru mengajak semua peserta didik untuk mengukur tinggi badan masing-masing di
depan kelas. Sebagian besar peserta didik maju ke depan kelas dan mengukur tinggi badannya
dengan bantuan guru, tetapi ada dua peserta didik laki-laki (G dan A) yang tidak ikut maju dan
tetap bermain-main di mejanya. Guru meminta masing-masing peserta didik untuk mengingat
tinggi badannya.
Setelah itu, guru meminta peserta didik untuk secara bergantian menyebut tinggi
badannya dan guru menuliskannya di papan tulis dalam bentuk pecahan desimal (misal 1,38 m).
Guru lantas meminta peserta didik untuk mengurutkan tinggi badan dari yang terkecil. Peserta
didik mengerjakan di buku tulis selama kurang lebih 10 menit. Sebagian besar peserta didik
mengerjakan dengan serius. Beberapa peserta didik ramai tetapi tetap mengerjakan meskipun
lambat. Dua peserta didik tidak mengerjakan (G dan A). Guru meninggalkan kelas selama
beberapa menit.
Guru kembali ke kelas dan meminta peserta didik untuk menyebutkan hasil pekerjaannya
dan ditulis oleh guru di papan tulis. Setelah itu guru mengajarkan cara menghitung pengurangan
desimal (dengan menghitung selisih tinggi badan peserta didik). Penghitungan dilakukan dengan
cara bersusun. Guru juga memberi contoh penjumlahan desimal. Kemudian guru mengajarkan
penjumlahan desimal dengan cara merubahnya menjadi bentuk pecahan biasa.
Guru membagikan kertas soal kepada peserta didik untuk dikerjakan, yang berisi soal
pertambahan dan pengurangan desimal. Guru menjelaskan cara mengerjakan soal. Sembari
mengerjakan, guru memberikan pengumuman agar besok membawa satu cermin yang agak besar
untuk setiap kelompok. Guru membagi kelompok untuk percobaan besok, satu kelas dibagi
menjadi 4 kelompok.
Setelah itu guru berkeliling kelas dan membantu peserta didik yang mengalami kesulitan
dalam mengerjakan. Ada dua peserta didik yang tidak mengerjakan (G dan A). mereka ditegur
oleh guru tetapi tetap tidak mengerjakan. Ada satu peserta didik yang selesai mengerjakan lebih
cepat dibandingkan yang lainnya (Af). Guru menyatakan peserta didik boleh pulang setelah selesai
mengerjakan soal yang diberikan. Peserta didik satu demi satu mengumpulkan hasil pekerjaannya
dan bersiap-siap untuk pulang (membereskan tas, menaikkan kursi ke atas meja). Guru
memberikan pujian pada beberapa peserta didik ketika mengumpulkan pekerjaannya.
Saat jam pelajaran berakhir ada lima peserta didik yang belum selesai mengerjakan.
Peserta didik yang lain berdoa dan berpamitan untuk pulang sedangkan lima peserta didik yang
belum selesai tetap diminta menyelesaikan pekerjaannya. Guru membimbing para peserta didik
tersebut secara bergantian. Akhirnya kelima peserta didik selesai mengerjakan dan diperbolehkan
untuk pulang.
Refleksi
- Jenis penilaian yang ditemukan pada hari ini adalah penilaian aspek pengetahuan dalam
bentuk tes tertulis.
- Pembawaan materi oleh guru baik sehingga pergantian materi/muatan tidak terlalu terasa
(dari muatan Ilmu Pengetahuan Sosial ke Matematika).
- Beberapa peserta didik laki-laki sulit diajak berkonsentrasi dalam pembelajaran terutama
G dan Aj.
- Pembelajaran di hari ini terasa terlalu singkat karena sebagian besar waktu tersita untuk
senam dan kerja bakti.
230
Catatan Lapangan (CL 02)
Hasil Observasi
No : 02
Tempat : Kelas IVB SDN Tlacap
Hari, tanggal : Senin, 16 November 2015
Waktu : 07.45 – 10.00
Teknik : Observasi
Catatan Awal
Peneliti tidak datang ke sekolah pada hari Sabtu (14 November 2015). Sebelumnya Ibu R
memberitahu peneliti bahwa pada hari Sabtu tidak ada pembelajaran karena akan diadakan kerja
bakti sebagai persiapan lomba adiwiyata. Peneliti bertanya tentang percobaan cermin dan Bu R
menyatakan percobaan itu akan dilakukan pada hari Senin.
Peneliti tiba di sekolah pada pukul 07.30. Pada saat itu upacara bendera sudah selesai
dilakukan. Peneliti menyalami para guru sebelum bertemu dengan Bu R. Bu R mempersilakan
peneliti untuk memasuki kelas IVB terlebih dahulu. Peneliti masuk ke kelas dan menyapa semua
peserta didik sebelum mengambil tempat di belakang kelas.
Deskripsi Pembelajaran
Pembelajaran dimulai pada pukul 07.45. Salah satu peserta didik memimpin doa. Setelah
berdoa, guru mempertanyakan tentang cermin yang seharusnya dibawa untuk percobaan. Dua
kelompok (kelompok perempuan) membawa cermin sedangkan dua kelompok lainnya tidak
(kelompok laki-laki). Guru meminta peserta didik untuk membuka buku halaman 27 (Buku Siswa
Kelas IV Tema Pahlawanku). Guru mengajak peserta didik untuk membaca langkah-langkah
percobaan bersama-sama (Berkomunikasi Menggunakan Cahaya dan Cermin). Setelah itu guru
membagikan lembar kerja percobaan. Guru menjelaskan langkah-langkah percobaan yang harus
dilakukan oleh peserta didik. Setelah itu, guru mengajak semua peserta didik untuk keluar kelas
dan melakukan percobaan.
Guru meminjamkan cermin lipatnya untuk digunakan oleh dua kelompok yang tidak
membawa cermin. Cermin lipat milik Bu R untuk sementara dilepas agar dapat digunakan oleh
masing-masing kelompok. Guru secara bergantian menjelaskan dan memberi contoh kepada tiap
kelompok mengenai bagaimana percobaan dilakukan. Setelah itu peserta didik mencoba
mempraktikkan secara bergantian. Peserta didik menyebar membentuk lingkaran dengan satu
peserta didik yang membawa cermin berdiri di tengah. Peserta didik mengarahkan cerminnya agar
pantulannya mengenai temannya. Hal ini digunakan untuk berkomunikasi. Saat si pembawa
cermin menggerakkan cerminnya sebanyak tiga kali, itu berarti semua anggota kelompok harus
berkumpul di tengah halaman sekolah. Para peserta didik terlihat senang saat melakukan
percobaan. Ada peserta didik yang mengarahkan cerminnya hingga mengarah pada mata temannya
tapi lalu diprotes oleh teman-temannya karena membuat silau.
Sinar matahari sering hilang tertutup oleh awan sehingga terkadang peserta didik harus
berhenti sejenak dan menunggu sinar matahari muncul kembali. Guru masuk ke dalam kelas
sementara peserta didik masih tinggal di luar. Peneliti tetap tinggal di luar untuk mengamati
aktivitas peserta didik. Kegiatan percobaan lama kelamaan berubah menjadi permainan dimana
yang berjaga harus berusaha mengarahkan cahaya pantulan cermin ke arah teman-temannya yang
231
bersembunyi di sekitar halaman sekolah. Peserta didik yang terkena pantulan berganti menjadi
penjaga.
Setelah kurang lebih setengah jam, guru menyuruh semua peserta didik untuk kembali
masuk ke dalam kelas. Beberapa peserta didik laki-laki masih bermain di luar kelas sehingga guru
harus mencari dan memanggil mereka. Setelah semua peserta didik masuk ke dalam kelas guru
meminta masing-masing kelompok untuk mengerjakan lembar kerja percobaan. Hasil pekerjaan
masing-masing kelompok dikumpulkan kepada guru.
Setelah itu jam pembelajaran diisi dengan peserta didik membuat jadwal sebagai
persiapan lomba adiwiyata. Jadwal yang dibuat ada tujuh yaitu Jadwal Komposter, Jadwal
Memberi Makan Ikan, Jadwal Memelihara Kebun Sekolah, Jadwal Memelihara Taman, Jadwal
Memelihara Hutan, Jadwal Membersihkan Kamar Mandi, dan Jadwal Memelihara Hidroponik.
Guru membagi peserta didik menjadi tujuh kelompok, masing-masing kelompok terdiri dari dua
atau tiga anak. Guru membagikan kertas HVS berwarna dan kertas lipat pada kelompok untuk
tempat menulis dan menghias jadwal. Guru memberikan contoh pembuatan jadwal, dan setelah itu
masing-masing kelompok membuat jadwal dan menghiasnya sesuai dengan kreativitas masing-
masing. Peserta didik mengerjakan pembuatan jadwal hingga tiba waktu istirahat.
Setelah istirahat, semua peserta didik di sekolah dipanggil untuk berkumpul di halaman
sekolah. Mereka diajari untuk menyanyikan lagu-lagu yang akan ditampilkan saat penilaian lomba
adiwiyata. Ibu R menyatakan bahwa kegiatan peserta didik di halaman akan berlangsung sampai
waktu pulang sekolah. Peneliti mengakhiri kegiatan observasinya dan memutuskan untuk
meninggalkan sekolah.
Refleksi
- Jenis penilaian yang ditemukan pada hari ini adalah penilaian aspek keterampilan dalam
bentuk unjuk kerja/ kinerja/ praktik.
- Adanya persiapan lomba adiwiyata membuat kegiatan pembelajaran menjadi tidak
maksimal sehingga peneliti belum memperoleh banyak data dari kegiatan observasi
kegiatan pembelajaran.
Catatan Lapangan (CL 03)
Hasil Observasi
No : 03
Tempat : Kelas IVB SDN Tlacap
Hari, tanggal : Kamis, 19 November 2015
Waktu : 09.00 – 10.30
Teknik : Observasi
Catatan Awal
Ibu R menyatakan bahwa pada hari Selasa (17 November 2015) peserta didik tidak
melakukan kegiatan pembelajaran karena adanya persiapan lomba adiwiyata. Peneliti tetap datang
ke sekolah pada hari Selasa untuk mewawancarai Ibu R mengenai Penilaian Otentik.
Pada hari Kamis peneliti tiba di sekolah pada pukul 07.15. Hari ini adalah hari penilaian
lomba adwiyata. Suasana sekolah cukup hiruk pikuk. Ibu Kepala Sekolah dan para guru sibuk
232
melakukan persiapan akhir. Pada pukul 08.00, seluruh peserta didik dikumpulkan di halaman
sekolah untuk menyambut anggota penilai lomba. Upacara penyambutan dilakukan dengan
menyanyikan lagu-lagu daerah dan pertunjukan tarian kuda lumping dari peserta didik kelas 6.
Setelah acara penyambutan selesai, peserta didik diminta masuk ke kelas masing-masing dan
melakukan pembelajaran seperti biasa.
Ruang kelas yang digunakan pada hari ini bertukar tempat dengan kelas IIIA. Tempat
duduk diatur seperti biasa yaitu menghadap papan tulis dengan satu meja untuk dua bangku.
Deskripsi Pembelajaran
Pembelajaran dimulai pada pukul 09.00. Guru memberikan penjelasan bahwa
pembelajaran hari ini akan diisi dengan membuat prakarya. Sebelumnya peserta didik sudah
diminta untuk membuat satu jenis prakarya di rumah yaitu membuat gelas dari botol plastik. Hasil
pekerjaan peserta didik dikumpulkan di meja khusus yang diletakkan di depan kelas.
Prakarya yang dibuat pada hari ini adalah bunga dari kertas koran. Guru meminta peserta
didik untuk mengeluarkan kertas koran, gunting dan lem. Bahan-bahan tersebut sudah
diumumkan oleh guru untuk dibawa pada hari sebelumnya. Sebagian besar peserta didik
membawa bahan yang diperlukan. Guru menyediakan kertas koran bagi peserta didik yang tidak
membawa. Setelah itu, guru membagikan tusuk sate yang akan digunakan sebagai batang kepada
peserta didik masing-masing satu.
Guru memberikan contoh cara membuat bunga dengan menggambarkannya di papan
tulis. Pembuatan kelopak bunga dimulai dengan membuat lingkaran yang setelah itu digunting.
Guru juga memberi contoh cara menggambar daun. Para peserta didik mulai mengerjakan tugas
yang diberikan. Guru membagikan beberapa piring dan mangkuk plastik sebagai bantuan membuat
pola lingkaran. Para peserta didik mulai membuat pola di kertas koran dan mengguntingnya.
Setelah itu, kertas koran yang sudah digunting digulung pada tusuk sate agar membentuk kelopak.
Seluruh peserta didik sudah aktif dalam membuat pola dan mengguntingnya, meski
demikian beberapa peserta didik masih mengalami kesulitan dalam menggulung kertas hingga
terbentuk kelopak yang rapi. Pada akhirnya mereka merasa lelah dan malah bermain-main sembari
menunggu waktu istirahat. Pada pukul 09.30 guru mempersilakan kelas untuk beristirahat.
Setelah istirahat peserta didik kembali melanjutkan membuat prakarya. Mereka mulai
membuat daun untuk ditempelkan pada batang. Peserta didik yang sudah selesai membuat
prakarya meletakkan hasil pekerjaannya di meja khusus di depan kelas. Setelah itu guru mengajak
peserta didik untuk pindah ke kelas IVB. Meja hasil prakarya ikut dibawa ke kelas IVB. Salah satu
peserta didik memimpin doa sebelum pembelajaran berakhir.
Refleksi
- Jenis penilaian yang ditemukan pada hari ini adalah penilaian aspek keterampilan dalam
bentuk proyek dan produk.
- Pelaksanaan penilaian lomba adiwiyata membuat kegiatan pembelajaran menjadi tidak
maksimal.
233
Catatan Lapangan (CL 04)
Hasil Observasi
No : 04
Tempat : Kelas IVB SDN Tlacap
Hari, tanggal : Jumat, 20 November 2015
Waktu : 10.00 – 11.00
Teknik : Observasi
Catatan Awal
Peneliti tiba di sekolah pada pukul 07.15. Para peserta didik sudah berkumpul di area
halaman sekolah dan bersiap-siap melakukan senam. Tapi salah satu guru kemudian
mengumumkan bahwa kegiatan senam pagi pada hari ini ditiadakan. Jam pertama akan diisi
dengan kerja bakti. Para peserta didik kelas IVB melakukan kerja bakti membersihkan kelas.
Peserta didik dari kelas IIIA dan IVB bersama-sama memindahkan beberapa meja dan kursi milik
kelas IIIA yang ada di ruang kelas IVB. Meja dan kursi yang tersisa kembali ditata menjadi bentuk
U. Setelah itu, para peserta didik meminta kepada Ibu R untuk merubah posisi duduk. Guru
membagi tempat duduk secara acak berdasarkan nomor absen. Para peserta didik duduk sesuai
dengan pengaturan guru meskipun ada beberapa anak yang memprotes karena mendapatkan
tempat duduk yang bersebelahan dengan lawan jenis.
Deskripsi Pembelajaran
Kegiatan belajar dimulai setelah waktu istirahat (pukul 10.00). Guru mulai menjelaskan
mengenai Mencari Persen. Guru menjelaskan di papan tulis cara mengubah pecahan biasa menjadi
persen. Guru memberi contoh dengan bertanya jawab dengan peserta didik. Beliau memberikan
contoh mengubah pecahan ½ menjadi persen. Contoh tersebut kemudian ditulis oleh peserta didik
di buku catatan masing-masing. Guru juga memberikan contoh cara mengubah persen menjadi
pecahan biasa.
Selanjutnya, guru mengadakan kuis untuk para peserta didik dengan materi mengubah
pecahan biasa menjadi persen. Oleh para peserta didik kuis tersebut diberi nama “Poin-poinan”.
Guru menuliskan petunjuk soal di papan tulis. Cara pelaksanaan kuis adalah guru menuliskan satu
soal di papan tulis, peserta langsung mengerjakan selama beberapa menit. Lalu guru menjelaskan
jawaban yang benar, dan peserta didik mencocokkan hasil jawabannya sendiri. Untuk setiap soal
yang benar mendapat poin 10. Guru menyatakan para peserta didik harus jujur dalam
mencocokkan hasil jawabannya. Setelah itu guru melanjutkan menulis soal berikutnya di papan
tulis dan seterusnya. Pada awalnya, beberapa peserta didik tidak ikut mengerjakan dan malah
bermain-main. Tetapi guru lalu menyatakan bahwa anak yang mendapatkan poin 100 boleh pulang
lebih awal, hal itu membuat semua peserta didik menjadi bersemangat dalam mengerjakan kuis.
Guru berkeliling kelas untuk memastikan para peserta didik memberi poin dengan jujur.
Pada soal kesepuluh, guru meminta anak yang sudah mendapat nilai 100 untuk menuliskan
namanya di papan tulis sebelum membersihkan mejanya dan bersiap-siap pulang. Meski demikian,
Ibu R tetap melanjutkan soal untuk anak-anak yang belum mendapat nilai 100. Tetapi pada soal
ke-13 jam belajar sudah habis dan anak-anak yang tersisa diperbolehkan pulang. Mereka diminta
menuliskan jumlah poin yang didapat di papan tulis. Jumlah peserta didik yang mendapatkan poin
100 ada 9 anak. Satu anak mendapat nilai 70 (Az), G mendapat nilai 40, Aj mendapat poin 10 dan
234
O mendapat poin 0, sedangkan ada beberapa anak yang tidak menuliskan jumlah poinnya. Setelah
semua anak pulang, guru mencatat hasil nilai mereka dari papan tulis.
Refleksi
- Jenis penilaian yang ditemukan pada hari ini adalah penilaian aspek pengetahuan dalam
bentuk tes tertulis.
- Tes tertulis dibuat dalam bentuk kuis yang membuat anak menjadi bersemangat dalam
mengerjakan.
Catatan Lapangan (CL 05)
Hasil Observasi
No : 05
Tempat : Kelas IVB SDN Tlacap
Hari, tanggal : Sabtu, 21 November 2015
Waktu : 07.00 – 11.00
Teknik : Observasi
Deskripsi Pembelajaran
Peneliti tiba di sekolah pada pukul 06.55. Tak lama kemudian bel masuk berbunyi. Para
peserta didik kelas IVB berbaris di depan kelas. Barisan disiapkan oleh ketua kelas (F). Para
peserta didik memasuki ruang kelas sesuai urutan. Setelah itu Ibu R memasuki ruang kelas. Beliau
meminta ketua kelas untuk memimpin doa. Sebelum memulai materi pembelajaran, guru bertanya
mengenai hasil kuis yang dilakukan kemarin (Mengubah pecahan biasa menjadi persen). Beberapa
anak yang nilainya belum baik diminta untuk tetap tinggal setelah kegiatan pembelajaran (O, Aj
dan G).
Selanjutnya guru membagi peserta didik menjadi kelompok 2 orang sesuai tempat duduk.
Kepada masing-masing kelompok guru membagikan plastik bening ukuran 2 kg, 1 kg dan plastik
es lilin. Setelah itu guru meminta peserta didik untuk membaca petunjuk percobaan di buku paket
halaman 38 (Buku Siswa Kelas IV Tema Pahlawanku). Percobaan yang akan dilakukan adalah
cara membuat lup. Guru meminta peserta didik untuk mengisi ketiga plastik dengan air dan diikat.
Di luar kelas IVB terdapat wastafel sehingga memudahkan peserta didik dalam mengisi air.
Kantung plastik tadi kemudian digunakan untuk membaca tulisan di buku paket.
Para peserta didik mengisi air di wastafel kemudian mereka mulai melakukan percobaan.
Ada beberapa yang masuk ke dalam kelas dan ada juga yang tetap di luar. Mereka menggunakan
kantung-kantung plastik berisi air untuk membaca tulisan di buku. Guru membimbing peserta
didik untuk membandingkan besar tulisan jika dilihat dengan kantung plastik yang berbeda.
Setelah itu, guru meminta masing-masing kelompok untuk menjawab pertanyaan terkait dengan
percobaan yang dilakukan. Setelah itu, guru membagikan kertas berisi teks tentang lup. Beliau
meminta peserta didik untuk menempelkan teks tersebut di buku catatan. Guru menjelaskan pada
peserta didik mengenai apa yang baru saja mereka pelajari. Guru memberikan catatan tambahan di
papan tulis dan meminta para peserta didik untuk menyalinnya di buku catatan.
Guru memberikan penugasan yang diambil dari Buku Siswa Tema Pahlawanku halaman
40. Guru meminta peserta didik untuk mengumpulkan hasilnya pada hari Senin. Setelah itu guru
membagikan selembar kertas HVS berwarna biru kepada masing-masing anak. Guru memberikan
235
tugas pada peserta didik untuk menggambar peta Indonesia pada kertas yang sudah diberikan.
Peserta didik juga diminta untuk mencantumkan nama tokoh pahlawan sesuai dengan asal
daerahnya. Selain itu peserta didik juga diminta untuk menuliskan bentuk perjuangan yang sudah
dilakukan para tokoh pahlawan tersebut. Mereka hanya diminta untuk menyebutkan empat tokoh
pahlawan. Guru memberikan contoh pengerjaan di papan tulis. Para peserta didik mengerjakan
tugas tersebut hingga jam pelajaran usai. Beberapa peserta didik masih mengalami kesulitan dalam
menentukan proporsi masing-masing pulau. Ada yang menggambar terlalu besar sehingga
Kepulauan Maluku dan Pulau Papua tidak muat ke dalam kertas.
Refleksi
- Jenis penilaian yang ditemukan pada hari ini adalah penilaian aspek keterampilan dalam
bentuk unjuk kerja/ kinerja/ praktek dan penilaian aspek pengetahuan dalam bentuk
penugasan.
Catatan Lapangan (CL 06)
Hasil Observasi
No : 06
Tempat : Kelas IVB SDN Tlacap
Hari, tanggal : Senin, 23 November 2015
Waktu : 07.45 – 11.00
Teknik : Observasi
Deskripsi Pembelajaran
Peneliti tiba di sekolah pada pukul 07.30. Pada saat itu kegiatan upacara bendera belum
selesai. Peneliti menunggu hingga upacara selesai sebelum memasuki ruang kelas IVB.
Pembelajaran dimulai pada pukul 07.45. Ketua kelas memimpin doa sebelum pembelajaran
dimulai. Guru kembali merubah posisi duduk para peserta didik. pada hari ini ada empat anak yang
tidak masuk sekolah. Setelah anak-anak duduk di posisi yang baru, guru kemudian bertanya
tentang Pekerjaan Rumah yang diberikan pada hari Sabtu yang lalu mengenai pecahan desimal dan
persen (Buku Siswa Tema IV Pahlawanku halaman 40) tetapi sebagian besar peserta didik belum
mengerjakan tugas tersebut. Guru lantas menyuruh para peserta didik untuk mengerjakan tugas itu
sekarang. Guru menjelaskan cara menjawab soal dengan cara memberi contoh mengubah pecahan
desimal menjadi bentuk persen dan pecahan biasa. Setelah itu guru keluar selama kurang lebih 10
menit sementara para peserta didik mengerjakan tugas. Dua anak yaitu R dan Aj tidak
mengerjakan dan bermain memukuli meja.
Setelah guru kembali beliau meminta R untuk membagikan dua lembar kertas lipat pada
masing-masing peserta didik. Kemudian guru meminta peserta didik untuk menggambar tangga
satuan panjang dan tangga satuan luas pada kertas lipat untuk ditempel di buku catatan. Para
peserta didik mengerjakan meskipun tidak dalam suasana tenang (beberapa anak saling berbicara
dengan suara keras). Guru berkeliling untuk mengecek pekerjaan anak dan mengingatkan yang
ramai agar lebih tenang.
Setelah anak-anak selesai mencatat, guru kemudian mengadakan kuis “Poin-poinan”
dengan materi perubahan satuan panjang. Guru menyatakan peserta didik yang mendapat poin 150
boleh istirahat. Guru memulai dengan soal pertama. Tetapi ternyata para peserta didik belum
236
memahami cara mengubah satuan panjang sehingga guru harus menjelaskan terlebih dahulu
menggunakan bantuan tangga satuan panjang. Pada awalnya kuis dimaksudkan bersifat tertulis
tetapi kemudian berubah menjadi bentuk lisan. Peserta didik menjawab dengan terlebih dahulu
mengacungkan jarinya. Jika jawaban benar maka akan mendapat satu poin. Guru mencatat poin
peserta didik di papan tulis dalam bentuk turus. Guru kemudian menyatakan yang mendapat poin
10 boleh istirahat terlebih dahulu. Para peserta didik terlihat antusias dalam menjawab soal-soal
yang diberikan oleh guru. Tetapi peserta didik yang mendapat poin paling cepat adalah F. Ia
diperbolehkan beristirahat lebih dulu tetapi memilih untuk tetap tinggal di kelas dan menonton
teman-temannya. Karena anak-anak yang lain tidak kunjung mendapat 10 poin, guru merubah
jumlah poin menjadi 5. Para peserta didik terlihat sangat senang ketika bisa menjawab soal dan
mendapatkan poin. Pada akhirnya semua peserta didik berkumpul di depan papan tulis agar dapat
melihat lebih jelas soal yang dituliskan oleh guru. Pada pukul 09.20 bel istirahat pun berbunyi dan
semua peserta didik diperbolehkan beristirahat terlebih dahulu.
Pembelajaran kembali dimulai pada pukul 10.00. Guru kembali meneruskan kuis “Poin-
poinan”. Poin seluruh peserta didik diulangi dari nol, dan jumlah poin maksimal yang harus
dicapai adalah 5. Para peserta didik berkumpul duduk lesehan di depan papan tulis, hanya dua
anak yang terlihat tidak ikut berpartisipasi yaitu Az dan Aj. Para peserta didik ramai
mengacungkan jari dan berusaha menjawab terlebih dahulu. Tetapi tanpa diduga Az ikut
menjawab salah satu soal meskipun ia duduk di bagian belakang (tidak berkumpul dengan teman-
temannya). Guru menuliskan poin untuk Az. Guru memberikan soal kuis sebanyak 20, tetapi saat
soal habis anak-anak masih terlihat ingin melanjutkan. Guru menawarkan kepada peserta didik
untuk memberi PR, dan peserta didik menyetujui. Guru memberikan PR mengenai satuan panjang
dengan soal diambil dari LKS halaman 32. Guru menuliskan soal PR di papan tulis bagi anak yang
tidak memiliki LKS karena LKS sifatnya tidak wajib dibeli oleh peserta didik.
Setelah memberi PR, guru melanjutkan ke materi berikutnya. Guru menuliskan tugas
yang harus dilakukan peserta didik di papan tulis, yaitu “Tuliskan Rempah-rempah di Indonesia
(10)”. Sementara peserta didik mengerjakan, guru pergi ke perpustakaan sekolah. Peserta didik
mengerjakan dengan mencari macam-macam rempah-rempah di buku paket dan saling bertanya.
Sepuluh menit kemudian, guru kembali dari perpustakaan dengan membawa buku-buku bacaan
dengan tema rempah-rempah. Ada buku yang hanya membahas satu jenis rempah-rempah seperti
Cengkeh dan Jahe, namun ada juga buku yang membahas beberapa jenis tanaman obat. Guru
membagikan buku bacaan tersebut kepada peserta didik masing-masing satu. Guru juga
membagikan selembar kertas lipat berwarna pada peserta didik. Setelah itu, guru meminta peserta
didik untuk memilih satu jenis rempah-rempah yang terdapat dalam buku, untuk kemudian
digambar, dan ditulis ciri-ciri dan manfaatnya di kertas lipat yang sudah dibagikan. Peserta didik
mengerjakan tugas tersebut. Beberapa anak bingung dalam memilih rempah-rempah karena
kesulitan dalam menggambar (gambar yang ada rumit sehingga sulit dicontoh). Satu anak (Az)
yang mendapat buku berjudul “Budidaya Cengkeh” tidak dapat menemukan ciri-ciri dan manfaat
Cengkeh di buku tersebut. Guru akhirnya menyarankan Az untuk bergantian menggunakan buku
milik temannya. Guru berkeliling untuk membimbing peserta didik dalam mengerjakan. Saat
mendekati pukul 11.00, guru menyatakan bahwa peserta didik yang sudah selesai mengerjakan
untuk menempelkan hasil pekerjaannya di papan di bagian belakang kelas. Pada pukul 11.00
peserta didik istirahat kedua dan guru meninggalkan kelas IVB karena setelah istirahat akan ada
pembelajaran agama. Peneliti juga meninggalkan kelas setelah para peserta didik menempelkan
hasil pekerjaannya di papan.
237
Refleksi
- Guru mengadakan kuis dalam suasana yang santai, anak dibolehkan untuk duduk lesehan
di depan papan tulis sehingga anak senang dalam menjawab kuis.
- Jenis penilaian yang ditemukan pada hari ini adalah penilaian tertulis dan penugasan
untuk aspek pengetahuan, juga penilaian proyek untuk aspek keterampilan.
Catatan Lapangan (CL 07)
Hasil Observasi
No : 07
Tempat : Kelas IVB SDN Tlacap
Hari, tanggal : Selasa, 24 November 2015
Waktu : 09.45 – 12.15
Teknik : Observasi
Deskripsi Awal
Peneliti tiba di sekolah pada pukul 07.15. Para peserta didik kelas IVB sudah berkumpul
di halaman sekolah untuk pelajaran olahraga. Saat itu peneliti bertemu denganIbu Kepala Sekolah.
Beliau memiliki sedikit waktu untuk diwawancara pada hari ini sehingga peneliti menggunakan
jam olahraga kelas IVB untuk mewawancarai Ibu Kepala Sekolah. Setelah itu peneliti menuju
halaman sekolah, disana para peserta didik kelas IVB sedang melakukan olahraga secara mandiri
karena guru olahraga sedang menjalani diklat. Para peserta didik laki-laki melakukan permainan
sepakbola sedangkan peserta didik perempuan melakukan permainan kasti. Kegiatan belajar di
kelas dimulai setelah istirahat yaitu pukul 09.45. Satu anak tidak masuk sekolah hari ini (G).
Deskripsi Pembelajaran
Guru masuk kelas setelah jam istirahat. Sebelum pembelajaran dimulai, guru
menanyakan tentang PR yang diberikan kemarin, yaitu tentang satuan panjang. Beberapa anak ada
yang belum mengerjakan, dan oleh guru diminta untuk mengerjakan saat itu juga. Guru juga
menanyakan tentang proyek rempah-rempah, karena ada anak yang belum menempelkan karyanya
(karya yang tertempel baru 10). Selagi para peserta didik mengerjakan, guru menuliskan
pengumuman di papan tulis bahwa “Besok pagi anak-anak belajar di rumah karena bapak/ibu guru
upacara hari PGRI.” Setelah itu guru mengoreksi pekerjaan rumah dengan cara menuliskan
jawaban yang benar di papan tulis. Para peserta didik mencocokkan hasil pekerjaannya sendiri-
sendiri. Kemudian guru memanggil peserta didik untuk menyebutkan jumlah nilainya dan dicatat
oleh guru.
Banyak peserta didik yang meminta untuk “Poin-poinan” lagi, tetapi guru menyatakan
untuk mengadakan “Poin-poinan” nanti setelah mempelajari materi baru. Guru meminta peserta
didik untuk membuka buku paket halaman 47 (Buku Siswa Kelas IV Tema Pahlawanku) yaitu
tentang Pembulatan Bilangan Desimal. Guru meminta peserta didik untuk mencermati
perbandingan pembulatan bilangan desimal yang ada di buku, “Antara Edo, Siti dan Beni, mana
yang pembulatannya paling benar?” Guru menanyai peserta didik satu persatu, meskipun ada
beberapa anak yang terlihat asal menjawab. Kemudian guru menjelaskan mengenai pembulatan
bilangan desimal. Salah satu peserta didik (Ab) merasa kurang jelas dan bertanya pada guru
bagaimana membulatkan jika angka desimal di belakang koma lebih dari 50. Guru menjawab
238
pertanyaan Ab dengan cara memberi contoh. Kemudian guru memberikan soal untuk latihan
sebanyak lima buah, yang dikerjakan secara lisan dengan cara bertanya jawab. Setelah itu guru
meminta peserta didik untuk mencatat contoh-contoh yang ada papan tulis. Peserta didik masih
meminta untuk “Poin-poinan” setelah mereka selesai mencatat.
Guru menyanggupi untuk melakukan kuis “Poin-poinan” tetapi dalam bentuk tertulis
dengan materi soal pembulatan bilangan desimal. Guru memberikan soal pertama dengan poin
masing-masing soal 10. Guru menetapkan jumlah soal sebanyak 20 butir. Kali ini semua anak ikut
berpartisipasi tanpa kecuali. Setiap butir soal langsung dikoreksi setelah peserta didik diberi waktu
untuk menjawab. Para peserta didik bersorak setiap kali jawabannya benar. Beberapa anak laki-
laki duduk lesehan di depan papan tulis agar bisa melihat lebih jelas, tapi sisanya tetap di tempat
duduk masing-masing. Guru mengingatkan anak-anak yang duduk di depan papan tulis agar tetap
duduk dengan sopan saat mereka mencoba untuk mengerjakan soal sambil tidur tengkurap. Guru
menyatakan anak yang sudah mendapat poin 200 boleh beristirahat. Semua peserta didik terlihat
antusias karena materi pembulatan bilangan desimal dianggap mudah oleh mereka. Guru
menghentikan kegiatan kuis “Poin-poinan” pada soal ke-30 dengan 6 anak yang tidak mendapat
poin 200. Semua peserta didik dibolehkan untuk beristirahat.
Peserta didik masuk kembali pada pukul 11.30. Guru membagikan lembar tugas untuk
dikerjakan di rumah, sumber soal diambil dari buku LKS yang difotokopi. Setelah itu, guru
menempelkan di papan tulis lima lembar kertas berisi soal luas bangun datar dan perubahan satuan
panjang. Guru menyuruh peserta didik untuk berkelompok masing-masing 2 anak dalam
mengerjakan tugas tersebut. Beberapa anak yang duduk sebangku dengan lawan jenis menolak
untuk berkelompok dan lebih memilih untuk mengerjakan sendiri. Guru menerangkan cara
mengerjakan tugas yang diberikan. Peserta didik diminta untuk mencari luas suatu bangun datar
dengan sisi-sisi yang berbeda satuan panjangnya. Pada awalnya peserta didik masih belum
mengerti dan banyak bertanya pada guru. Peserta didik diminta untuk mengerjakan minimal empat
soal dari lima soal yang tersedia. Ada kelompok yang hanya mengerjakan tiga soal, tapi ada juga
kelompok yang mengerjakan kelima soal.
Sembari anak mengerjakan, guru memberikan pengumuman untuk hari Kamis agar per
kelompok 2 anak (teman sebangku) membawa cermin cembung (sendok/ spion), cermin cekung
(sendok) dan cermin datar. Kemudian guru mengajak peserta didik untuk mengoreksi hasil
pekerjaan mereka. Guru membahas soal satu persatu di papan tulis sambil bertanya jawab dengan
peserta didik. Setelah itu peserta didik/ kelompok yang pekerjaannya betul semua diminta untuk
maju ke depan dan dicatat nilainya oleh guru. Peserta didik/kelompok yang tidak mendapat nilai
penuh diminta untuk maju berikutnya. Guru memberikan umpan balik kepada peserta didik yang
belum betul semua untuk belajar lebih rajin lagi sembari mencatat nilai peserta didik. Pada pukul
12.15 guru membolehkan peserta didik untuk bersiap-siap pulang. F sebagai ketua kelas
memimpin doa. Setelah itu, F memilih secara berurutan pasangan bangku yang duduknya paling
tenang untuk pulang terlebih dulu. Para peserta didik yang terpilih menaikkan bangku ke atas meja
sebelum berpamitan kepada guru dan pulang.
Refleksi
- Pemberian soal dengan cara yang disukai oleh peserta didik akan membangkitkan
antusiasme mereka dalam belajar.
- Jenis penilaian yang ditemukan pada hari ini adalah penilaian tes tertulis dan penugasan
dalam aspek pengetahuan.
239
Catatan Lapangan (CL 08)
Hasil Observasi
No : 08
Tempat : Kelas IVB SDN Tlacap
Hari, tanggal : Kamis, 26 November 2015
Waktu : 07.00 – 12.15
Teknik : Observasi
Deskripsi Pembelajaran
Peneliti tiba di sekolah pada pukul 07.00. Peneliti lantas menuju ruang kelas IVB, dimana
para peserta didik sedang berkumpul di depan kelas untuk berbaris sebelum memasuki kelas. Baris
disiapkan oleh ketua kelas (F), kemudian satu persatu peserta didik memasuki ruang kelas. F
memimpin doa bersama sebelum pembelajaran dimulai. Guru membagikan portofolio masing-
masing anak. Portofolio itu terbuat dari kertas HVS warna-warni yang dilipat membentuk buku.
Guru kemudian meminta peserta didik untuk membuka buku paket halaman 73-74 (Buku Siswa
Kelas IV Tema Pahlawanku) dengan materi Cermin Datar, Cermin Cekung dan Cermin Cembung.
Guru meminta peserta didik untuk mengeluarkan cermin yang sudah diminta untuk dibawa pada
hari Senin lalu. Beberapa anak laki-laki tidak membawa cermin dan mereka keluar kelas sebentar
untuk meminjam sendok dari dapur/kantin sekolah.
Lalu guru membimbing peserta didik untuk melihat melalui cermin datar. Guru bertanya
“bayangan apa yang muncul di situ?” Guru menuntun peserta didik untuk menjawab pertanyaan
(1) besar bayangan [sama/ lebih besar/ lebih kecil] dengan besar benda, (2) jarak bayangan [sama/
tidak sama] dengan jarak benda, dan (3) letak bayangan [sama/ kebalikan] dengan letak benda.
Guru meminta peserta didik untuk menuliskan hasil pengamatan di lembar portofolio. Kemudian
guru mengajak peserta didik untuk melanjutkan pengamatan dengan cermin cembung. Guru
menuntun peserta didik untuk menjawab pertanyaan (1) bayangan yang dihasilkan [tegak/
terbalik], dan (2) bayangan yang dihasilkan [lebih kecil/ lebih besar]. Selanjutnya guru mengajak
peserta didik untuk melanjutkan pengamatan dengan cermin cekung. Guru menuntun peserta didik
untuk menjawab pertanyaan (1) bayangan yang dihasilkan [tegak/ terbalik], dan (2) bayangan yang
dihasilkan [lebih kecil/ lebih besar]. Anak-anak banyak bertanya karena merasa masih kurang
jelas. D bertanya bagian mana dari sendok yang merupakan cermin cekung dan cermin cembung.
Guru menambahkan catatan tentang Pemantulan Cahaya pada Cermin untuk ditulis di
buku catatan. Guru meminta peserta didik untuk menyelesaikan menulis catatan tambahan
sementara beliau mencetak gambar pahlawan untuk materi berikutnya. Beberapa anak laki-laki
bermain-main dan mengobrol, tetapi tetap mencatat sedikit demi sedikit di sela-sela obrolan.
Meski demikian, ada 2 anak (G dan Af) yang hanya mengobrol dan tidak mengerjakan portofolio
maupun menulis catatan. Setelah guru kembali, beliau meminta beberapa anak untuk membantu
menggunting gambar-gambar pahlawan yang baru selesai di-print. Guru juga meminta O untuk
mengumpulkan buku portofolio milik teman-teman sekelas, lalu membagikan selembar kertas
berwarna untuk masing-masing anak. Guru menuliskan instruksi pengerjaan materi berikutnya di
papan tulis (Membuat Kartu Ucapan Terima Kasih pada Pahlawan). Contoh pembuatan kartu
ucapan ada dalam buku paket halaman 74 (Buku Siswa Kelas IV Tema Pahlawanku). Guru
meminta peserta didik untuk memilih salah satu gambar pahlawan yang telah disiapkan untuk
kemudian ditempel dan diberi ucapan terima kasih. Peserta didik boleh membuat tugasnya di luar
kelas. Waktu pengerjaan kartu ucapan adalah sampai bel istirahat berbunyi. Guru memberikan
saran-saran kepada peserta didik dalam membuat kartu ucapan. Peserta didik beristirahat pada
pukul 09.20.
Pada pukul 09.45 anak-anak masuk kembali. Guru meminta peserta didik untuk
melanjutkan membuat kartu ucapan terima kasih. Bagi peserta didik yang sudah selesai diminta
untuk menempelkan hasil kerjanya di papan di bagian belakang kelas. Sementara itu, guru
240
memberikan pengumuman bahwa “Besok anak-anak belajar di rumah karena bapak/ibu guru
senam di Denggung dalam rangka HUT PGRI.” Guru meminta peserta didik untuk mengerjakan
tugas di buku paket halaman 75 sebagai pekerjaan rumah.
Setelah peserta didik selesai membuat kartu ucapan dan menempelkannya, guru
melanjutkan materi mengenai Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan Bulat. Guru memberikan
contoh beberapa soal penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat dengan menggunakan garis
bilangan. Setelah itu, guru mengadakan kuis “Poin-poinan”. Guru membuat garis bilangan dan
arah bilangan, dan peserta didik diminta untuk menuliskan kalimat matematikanya. Banyak peserta
didik yang belum mengerti benar mengenai penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat sehingga
guru harus menuntun cara mengerjakan peserta didik sedikit demi sedikit. Guru memberikan soal
kuis sebanyak 12 butir sebelum membolehkan peserta didik untuk beristirahat pada pukul 11.00..
Peserta didik masuk kembali pada pukul 11.20. Guru bertanya tentang hasil kuis yang
sebelumnya dilakukan. Guru bertanya “Apakah ada yang salah semua?”. Salah satu peserta didik
(O) masih mengalami kesulitan dalam mengerjakan kuis dan mendapat poin 0. Kemudian guru
menjelaskan mengenai penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat dengan angka yang lebih
besar (angka puluhan). Tetapi sebagian besar anak masih kebingungan dan belum bisa memahami
karena mereka tidak bisa menggunakan bantuan garis bilangan dalam mengerjakan. Guru
kemudian membagikan kertas-kertas kecil bertuliskan masing-masing satu soal yang ditempelkan
pada meja peserta didik. Jumlah soal sesuai dengan jumlah anak yang masuk sekolah pada hari ini
yaitu 16 anak (P tidak masuk sekolah). Pada awalnya, guru meminta peserta didik untuk
mengerjakan soal yang ada di mejanya. Kemudian, peserta didik diminta untuk berpindah dari
meja ke meja dan mengerjakan soal yang lainnya.
Para peserta didik mengalami banyak kesulitan dalam mengerjakan. Mereka banyak
bertanya sehingga membuat guru kewalahan. Guru meminta peserta didik yang sudah
mengerjakan ke-16 soal untuk mengumpulkan pekerjaannya dan dikoreksi. Tetapi sebagian besar
peserta didik masih salah dalam mengerjakan. Guru memberi kesempatan pada peserta didik untuk
membetulkan hasil pekerjaannya di rumah. Pada jam pulang, peserta didik pulang sendiri-sendiri
karena menunggu pekerjaannya dikoreksi oleh guru.
Refleksi
- Jenis penilaian yang ditemukan pada hari ini adalah penilaian portofolio, penilaian
proyek/produk dalam aspek keterampilan, dan penilaian tes tertulis dalam aspek
pengetahuan.
241
Lampiran 10. ANALISIS RPP
Analisis RPP 01
Tema/ Subtema : Pahlawanku (Tema 5) / Perjuangan Para Pahlawan (Subtema 1)
Pembelajaran : 3 (CL 01)
Hari, tanggal pelaksanaan : Jumat, 13 November 2015
No Bagian RPP Deskripsi Pelaksanaan/ Refleksi
1.
Identitas RPP
- Nama satuan pendidikan
- Kelas/Semester
- Tema/Subtema
- Alokasi Waktu
Nama satuan pendidikan, kelas/semester,
tema/subtema, dan alokasi waktu sudah tercantum.
Alokasi waktu 6 x 35 menit.
Kegiatan pembelajaran hanya berlangsung selama 90
menit karena jam pelajaran pagi digunakan untuk
melakukan senam dan kerja bakti.
2.
Kompetensi Inti Kompetensi Inti sudah termuat dalam RPP, meliputi
semua kompetensi sikap, pengetahuan dan
keterampilan.
Kompetensi Inti sesuai dengan yang ada di buku guru
3.
Kompetensi Dasar
- Kompetensi sikap
- Kompetensi pengetahuan
- Kompetensi keterampilan
Kompetensi Dasar yang termuat hanya Kompetensi
Pengetahuan (3.) dan Kompetensi Keterampilan (4.).
Kompetensi Sikap belum termuat di dalamnya.
Kompetensi Dasar sesuai dengan yang ada di buku
guru, tetapi di buku guru belum memuat Kompetensi
Dasar untuk aspek sikap
4.
Indikator Pencapaian Kompetensi
- Indikator kompetensi sikap
- Indikator kompetensi pengetahuan
- Indikator kompetensi keterampilan
Indikator yang termuat hanya indikator untuk
kompetensi pengetahuan dan kompetensi
keterampilan. Indikator kompetensi sikap belum
termuat di dalam RPP.
Indikator sesuai dengan yang ada di buku guru, tetapi
di buku guru belum memuat indikator untuk
kompetensi sikap
5. Materi Pokok Pembelajaran - Perjuangan Mahapatih Gajah Mada
- Penjumlahan dan pengurangan bilangan desimal
Materi pembelajaran sesuai dengan Kompetensi Dasar
yang ditetapkan
6. Kegiatan Pembelajaran
c. Kegiatan Pendahuluan
d. Kegiatan Inti
a. Kegiatan Pendahuluan
Guru membuka pelajaran dengan berdoa dan
mempresensi, lalu menyampaikan tujuan yang akan
Materi yang diajarkan oleh guru adalah Candi
Penataran, simbol lebih kecil dari (<) dan lebih besar
dari (>), dan penjumlahan dan pengurangan bilangan
242
e. Kegiatan Penutup dicapai dan tema dan pelajaran yang akan dilakukan
pada hari ini
b. Kegiatan Inti
Materi pembelajaran pada hari ini adalah perjuangan
Mahapatih Gajah Mada, Candi Penataran, dan
penjumlahan dan pengurangan bilangan desimal.
c. Kegiatan Penutup Guru mengajak peserta didik untuk melakukan
refleksi dan menyimpulkan hasil belajar. Guru
memberikan tugas sebelum menutup pembelajaran
dengan berdoa.
desimal.
Guru tidak memberikan materi Perjuangan Mahapatih
Gajah Mada yang ada di dalam RPP.
Peserta didik diperbolehkan pulang jika sudah selesai
mengerjakan soal pertambahan dan pengurangan
desimal yang diberikan oleh guru.
7. Penilaian
a. Sikap
- Teknik penilaian
- Instrumen penilaian
b. Pengetahuan
- Teknik penilaian
- Instrumen penilaian
c. Keterampilan
- Teknik penilaian
- Instrumen penilaian
Penilaian sikap dilakukan melalui observasi
menggunakan daftar ceklist.
Penilaian pengetahuan matematika dilakukan
melalui tes tertulis dan dinilai dengan skor.
Penilaian keterampilan dilakukan menggunakan
daftar periksa dan rubrik diskusi.
Guru melakukan penilaian sikap (cinta tanah air,
kerjasama dan teliti).
Guru melakukan penilaian pengetahuan matematika
dengan menggunakan skor.
Guru tidak melakukan penilaian keterampilan.
8. Media, Alat dan Bahan Peta Indonesia, Gambar Mahapatih Gajah Mada,
Raja Hayam Wuruk, dan Candi Penataran
Guru tidak menggunakan media dalam melaksanakan
kegiatan pembelajaran
9. Sumber Belajar Buku Siswa Tema 5 Pahlawanku. Peserta didik menggunakan Buku Siswa sebagai
sumber belajar
243
Analisis RPP 02
Tema/ Subtema : Pahlawanku (Tema 5) / Perjuangan Para Pahlawan (Subtema 1)
Pembelajaran : 4 (CL 02)
Hari, tanggal pelaksanaan : Senin, 16 November 2015
No Bagian RPP Deskripsi Pelaksanaan/ Refleksi
1.
Identitas RPP
- Nama satuan pendidikan
- Kelas/Semester
- Tema/Subtema
- Alokasi Waktu
Nama satuan pendidikan, kelas/semester,
tema/subtema, dan alokasi waktu sudah tercantum.
Alokasi waktu 6 x 35 menit.
Kegiatan pembelajaran berlangsung dari pukul 07.45
sampai 10.00.
2.
Kompetensi Inti Kompetensi Inti sudah termuat dalam RPP, meliputi
semua kompetensi sikap, pengetahuan dan
keterampilan.
Kompetensi Inti sesuai dengan yang ada di buku guru
3.
Kompetensi Dasar
- Kompetensi sikap
- Kompetensi pengetahuan
- Kompetensi keterampilan
Kompetensi Dasar yang termuat hanya Kompetensi
Pengetahuan (3.) dan Kompetensi Keterampilan (4.).
Kompetensi Sikap belum termuat di dalamnya.
Kompetensi Dasar sesuai dengan yang ada di buku
guru, tetapi di buku guru belum memuat Kompetensi
Dasar untuk aspek sikap
4.
Indikator Pencapaian Kompetensi
- Indikator kompetensi sikap
- Indikator kompetensi pengetahuan
- Indikator kompetensi keterampilan
Indikator yang termuat hanya indikator untuk
kompetensi pengetahuan dan kompetensi
keterampilan. Indikator kompetensi sikap belum
termuat di dalam RPP.
Indikator sesuai dengan yang ada di buku guru, tetapi
di buku guru belum memuat indikator untuk
kompetensi sikap
5.
Materi Pokok Pembelajaran - Perjuangan Sultan Hasanudin
- Penerapan sifat-sifat cahaya
- Menyanyikan lagu Maju Tak Gentar
Materi pembelajaran sesuai dengan Kompetensi Dasar
yang ditetapkan
6. Kegiatan Pembelajaran
a. Kegiatan Pendahuluan
b. Kegiatan Inti
- Mengamati
a. Kegiatan Pendahuluan
Guru membuka pelajaran dengan berdoa dan
mempresensi, lalu menyampaikan tujuan yang akan
dicapai dan tema dan pelajaran yang akan dilakukan
Guru membuka pelajaran dengan berdoa yang
dipimpin oleh salah satu peserta didik.
Materi yang diberikan pada hari ini adalah penerapan
sifat-sifat cahaya dengan melakukan percobaan
244
- Menanya
- Mengumpulkan informasi
/mencoba
- Menalar/mengasosiasi
- Mengkomunikasikan
c. Kegiatan Penutup
pada hari ini
b. Kegiatan Inti
Materi pembelajaran pada hari ini adalah perjuangan
Sultan Hasanudin, penerapan sifat-sifat cahaya, dan
menyanyikan lagu Maju Tak Gentar.
c. Kegiatan Penutup Guru mengajak peserta didik untuk melakukan
refleksi dan menyimpulkan hasil belajar. Guru
memberikan tugas sebelum menutup pembelajaran
dengan berdoa.
Berkomunikasi Menggunakan Cahaya dan Cermin.
Guru tidak memberikan materi perjuangan Sultan
Hasanudin dan menyanyikan lagu Maju Tak Gentar.
7. Penilaian
a. Sikap
- Teknik penilaian
- Instrumen penilaian
b. Pengetahuan
- Teknik penilaian
- Instrumen penilaian
c. Keterampilan
- Teknik penilaian
- Instrumen penilaian
Penilaian sikap dilakukan melalui observasi
menggunakan daftar ceklist.
Penilaian pengetahuan Bahasa Indonesia dilakukan
dengan rubrik.
Penilaian keterampilan IPA dan SBdP dilakukan
menggunakan rubrik dan daftar periksa.
Guru melakukan penilaian sikap (cinta tanah air,
kerjasama dan teliti).
Guru tidak melakukan penilaian pengetahuan.
Guru melakukan penilaian keterampilan dengan rubrik
sesuai dengan buku guru halaman 36.
8. Media, Alat dan Bahan Gambar Sultan Hasanuddin, Teks Lagu “Maju Tak
Gentar, Cermin
Guru menggunakan alat cermin dalam melakukan
percobaan Berkomunikasi Menggunakan Cahaya dan
Cermin. Mesing-masing kelompok yang terdiri dari 4
anak diminta untuk membawa satu buah cermin.
9. Sumber Belajar Buku Siswa Tema 5 Pahlawanku. Peserta didik menggunakan Buku Siswa sebagai
sumber belajar
245
Analisis RPP 03
Tema/ Subtema : Pahlawanku (Tema 5) / Perjuangan Para Pahlawan (Subtema 1)
Pembelajaran : 5 (CL 04)
Hari, tanggal pelaksanaan : Jumat, 20 November 2015
No Bagian RPP Deskripsi Pelaksanaan/ Refleksi
1.
Identitas RPP
- Nama satuan pendidikan
- Kelas/Semester
- Tema/Subtema
- Alokasi Waktu
Nama satuan pendidikan, kelas/semester,
tema/subtema, dan alokasi waktu sudah tercantum.
Alokasi waktu 4 x 35 menit.
Kegiatan pembelajaran berlangsung dari pukul 10.00
sampai 11.00.
2.
Kompetensi Inti Kompetensi Inti sudah termuat dalam RPP, meliputi
semua kompetensi sikap, pengetahuan dan
keterampilan.
Kompetensi Inti sesuai dengan yang ada di buku guru
3.
Kompetensi Dasar
- Kompetensi sikap
- Kompetensi pengetahuan
- Kompetensi keterampilan
Kompetensi Dasar yang termuat hanya Kompetensi
Pengetahuan (3.) dan Kompetensi Keterampilan (4.).
Kompetensi Sikap belum termuat di dalamnya.
Kompetensi Dasar sesuai dengan yang ada di buku
guru, tetapi di buku guru belum memuat Kompetensi
Dasar untuk aspek sikap
4.
Indikator Pencapaian Kompetensi
- Indikator kompetensi sikap
- Indikator kompetensi pengetahuan
- Indikator kompetensi keterampilan
Indikator yang termuat hanya indikator untuk
kompetensi pengetahuan dan kompetensi
keterampilan. Indikator kompetensi sikap belum
termuat di dalam RPP.
Indikator sesuai dengan yang ada di buku guru, tetapi
di buku guru belum memuat indikator untuk
kompetensi sikap
5.
Materi Pokok Pembelajaran - Sejarah Perjuangan Pahlawan
- Informasi tentang tokoh Hindu Buddha dan Islam
- Mengubah bilangan pecahan menjadi persen dan
sebaliknya.
Materi pembelajaran sesuai dengan Kompetensi Dasar
yang ditetapkan
6. Kegiatan Pembelajaran
a. Kegiatan Pendahuluan
b. Kegiatan Inti
a. Kegiatan Pendahuluan
Guru membuka pelajaran dengan berdoa dan
mempresensi, lalu menyampaikan tujuan yang akan
Kegiatan belajar dimulai setelah waktu istirahat
(10.00), jam pagi digunakan untuk kerja bakti.
Materi pembelajaran yang diberikan guru adalah
246
- Mengamati
- Menanya
- Mengumpulkan informasi
/mencoba
- Menalar/mengasosiasi
- Mengkomunikasikan
c. Kegiatan Penutup
dicapai dan tema dan pelajaran yang akan dilakukan
pada hari ini
b. Kegiatan Inti
Materi pembelajaran pada hari ini adalah sejaraj
perjuangan pahlawan, informasi tentang tokoh
Hindu Buddha dan Islam, dan mengubah bilangan
pecahan menjadi persen dan sebaliknya.
c. Kegiatan Penutup Guru mengajak peserta didik untuk melakukan
refleksi dan menyimpulkan hasil belajar. Guru
memberikan tugas sebelum menutup pembelajaran
dengan berdoa.
mengubah bilangan pecahan menjadi persen dan
sebaliknya.
Guru tidak memberikan materi sejarah perjuangan
pahlawan dan informasi tentang tokoh Hindu, Buddha
dan Islam.
Sebelum pulang guru memberikan kuis matematika,
peserta yang sudah mendapat poin 100 diperbolehkan
untuk pulng terlebih dahulu.
7. Penilaian
a. Sikap
- Teknik penilaian
- Instrumen penilaian
b. Pengetahuan
- Teknik penilaian
- Instrumen penilaian
c. Keterampilan
- Teknik penilaian
- Instrumen penilaian
Penilaian sikap dilakukan melalui observasi
menggunakan daftar ceklist.
Penilaian pengetahuan Matematika dinilai dengan
angka
Penilaian keterampilan IPS dan SBdP dilakukan
menggunakan daftar periksa.
Guru melakukan penilaian sikap (cinta tanah air dan
kerjasama).
Guru melakukan penilaian pengetahuan matematika
dengan angka.
Guru tidak melakukan penilaian keterampilan.
8. Media, Alat dan Bahan Data lama pemerintahan raja-raja, kertas berpetak Guru tidak menggunakan media dalam kegiatan
pembelajaran.
9. Sumber Belajar Buku Siswa Tema 5 Pahlawanku. Peserta didik menggunakan Buku Siswa sebagai
sumber belajar
247
Analisis RPP 04
Tema/ Subtema : Pahlawanku (Tema 5) / Perjuangan Para Pahlawan (Subtema 1)
Pembelajaran : 6 (CL 05)
Hari, tanggal pelaksanaan: Sabtu, 21 November 2015
No Bagian RPP Deskripsi Pelaksanaan/ Refleksi
1.
Identitas RPP
- Nama satuan pendidikan
- Kelas/Semester
- Tema/Subtema
- Alokasi Waktu
Nama satuan pendidikan, kelas/semester,
tema/subtema, dan alokasi waktu sudah tercantum.
Alokasi waktu 4 x 35 menit.
Kegiatan pembelajaran berlangsung dari pukul 07.00
sampai pukul 11.00.
2.
Kompetensi Inti Kompetensi Inti sudah termuat dalam RPP, meliputi
semua kompetensi sikap, pengetahuan dan
keterampilan.
Kompetensi Inti sesuai dengan yang ada di buku guru
3.
Kompetensi Dasar
- Kompetensi sikap
- Kompetensi pengetahuan
- Kompetensi keterampilan
Kompetensi Dasar yang termuat hanya Kompetensi
Pengetahuan (3.) dan Kompetensi Keterampilan (4.).
Kompetensi Sikap belum termuat di dalamnya.
Kompetensi Dasar sesuai dengan yang ada di buku
guru, tetapi di buku guru belum memuat Kompetensi
Dasar untuk aspek sikap
4.
Indikator Pencapaian Kompetensi
- Indikator kompetensi sikap
- Indikator kompetensi pengetahuan
- Indikator kompetensi keterampilan
Indikator yang termuat hanya indikator untuk
kompetensi pengetahuan dan kompetensi
keterampilan. Indikator kompetensi sikap belum
termuat di dalam RPP.
Indikator sesuai dengan yang ada di buku guru, tetapi
di buku guru belum memuat indikator untuk
kompetensi sikap
5.
Materi Pokok Pembelajaran - Perjuangan Sultan Iskandar Muda
- Sifat-sifat Cahaya
- Membuat Lup Sederhana
Materi pembelajaran sesuai dengan Kompetensi Dasar
yang ditetapkan
6. Kegiatan Pembelajaran
a. Kegiatan Pendahuluan
b. Kegiatan Inti
- Mengamati
a. Kegiatan Pendahuluan
Guru membuka pelajaran dengan berdoa dan
mempresensi, lalu menyampaikan tujuan yang akan
dicapai dan tema dan pelajaran yang akan dilakukan
Kegiatan pembelajaran diawali dengan berdoa
bersama.
Materi pembelajaran yang diberikan guru adalah
membuat lup, dan menggambar peta tematik pahlawan
248
- Menanya
- Mengumpulkan informasi
/mencoba
- Menalar/mengasosiasi
- Mengkomunikasikan
c. Kegiatan Penutup
pada hari ini
b. Kegiatan Inti
Materi pembelajaran pada hari ini adalah perjuangan
Suktan Iskandar Muda, sifat-sifat cahaya dan
membuat lup sederhana.
c. Kegiatan Penutup Guru mengajak peserta didik untuk melakukan
refleksi dan menyimpulkan hasil belajar. Guru
memberikan tugas sebelum menutup pembelajaran
dengan berdoa.
Indonesia..
Guru tidak memberikan materi perjuangan Sultan
iskandar Muda dan sifat-sifat cahaya, tetapi guru
menambahkan satu materi yang tidak tercantum dalam
RPP yaitu menggambar peta tematik pahlawan
Indonesia.
7. Penilaian
a. Sikap
- Teknik penilaian
- Instrumen penilaian
b. Pengetahuan
- Teknik penilaian
- Instrumen penilaian
c. Keterampilan
- Teknik penilaian
- Instrumen penilaian
Penilaian sikap dilakukan melalui observasi
menggunakan daftar ceklist.
Penilaian keterampilan IPS, PPKn dan IPA
dilakukan menggunakan daftar periksa dan rubrik.
Guru melakukan penilaian sikap (cinta tanah air dan
kerjasama).
Guru melakukan penilaian keterampilan IPA membuat
lup sesuai dengan buku guru halaman 51.
8. Media, Alat dan Bahan Berbagai bahan bacaan tentang Sultan Iskandar
Muda, peralatan untuk percobaan kaca pembesar
Guru menggunakan alat dan bahan berupa kantung
plastik bening berukuran kecil (plastik es lilin), sedang
dan besar untuk percobaan membuat lup.
9. Sumber Belajar Buku Siswa Tema 5 Pahlawanku. Peserta didik menggunakan Buku Siswa sebagai
sumber belajar
249
Analisis RPP 05
Tema/ Subtema : Pahlawanku (Tema 5) / Pahlawanku Kebanggaanku (Subtema 2)
Pembelajaran : 1 (CL 06)
Hari, tanggal pelaksanaan: Senin, 23 November 2015
No Bagian RPP Deskripsi Pelaksanaan/ Refleksi
1.
Identitas RPP
- Nama satuan pendidikan
- Kelas/Semester
- Tema/Subtema
- Alokasi Waktu
Nama satuan pendidikan, kelas/semester,
tema/subtema, dan alokasi waktu sudah tercantum.
Alokasi waktu 3 x 35 menit.
Kegiatan pembelajaran berlangsung dari pukul 07.45
sampai pukul 11.00.
2.
Kompetensi Inti Kompetensi Inti sudah termuat dalam RPP, meliputi
semua kompetensi sikap, pengetahuan dan
keterampilan.
Kompetensi Inti sesuai dengan yang ada di buku guru
3.
Kompetensi Dasar
- Kompetensi sikap
- Kompetensi pengetahuan
- Kompetensi keterampilan
Kompetensi Dasar yang termuat hanya Kompetensi
Pengetahuan (3.) dan Kompetensi Keterampilan (4.).
Kompetensi Sikap belum termuat di dalamnya.
Kompetensi Dasar sesuai dengan yang ada di buku
guru, tetapi di buku guru belum memuat Kompetensi
Dasar untuk aspek sikap
4.
Indikator Pencapaian Kompetensi
- Indikator kompetensi sikap
- Indikator kompetensi pengetahuan
- Indikator kompetensi keterampilan
Indikator yang termuat hanya indikator untuk
kompetensi pengetahuan dan kompetensi
keterampilan. Indikator kompetensi sikap belum
termuat di dalam RPP.
Indikator sesuai dengan yang ada di buku guru, tetapi
di buku guru belum memuat indikator untuk
kompetensi sikap
5.
Materi Pokok Pembelajaran - Teks yang berisi Pahlawan Indonesia
- Perjuangan yang telah dilakukan oleh Pattimura
- Ciri-ciri rempah-rempah
- Membulatkan data dari tabel yang disajikan ke
satuan terdekat
Materi pembelajaran sesuai dengan Kompetensi Dasar
yang ditetapkan
6. Kegiatan Pembelajaran
a. Kegiatan Pendahuluan a. Kegiatan Pendahuluan
Guru membuka pelajaran dengan berdoa dan
Kegiatan pembelajaran diawali dengan berdoa bersama
dan merubah posisi duduk.
250
b. Kegiatan Inti
- Mengamati
- Menanya
- Mengumpulkan informasi
/mencoba
- Menalar/mengasosiasi
- Mengkomunikasikan
c. Kegiatan Penutup
mempresensi, lalu menyampaikan tujuan yang akan
dicapai dan tema dan pelajaran yang akan dilakukan
pada hari ini
b. Kegiatan Inti
Materi pembelajaran pada hari ini adalah membaca
teks pahlawan Indonesia,perjuangan yang telah
dilakukan oleh Pattimura, ciri-ciri rempah-rempah,
dan membulatkan data dari tabel yang disajikan ke
satuan terdekat.
c. Kegiatan Penutup Guru mengajak peserta didik untuk melakukan
refleksi dan menyimpulkan hasil belajar. Guru
memberikan tugas sebelum menutup pembelajaran
dengan berdoa.
Materi pembelajaran yang diberikan guru adalah
tangga satuan panjang dan tangga satuan luas, dan ciri-
ciri rempah-rempah. Guru meminta peserta didik untuk
mencari informasi tentang rempah-rempah dari buku
perpustakaan lalu membuat poster salah satu jenis
rempah-rempah.
Guru tidak memberikan materi membaca teks
pahlawan Indonesia, perjuangan yang telah dilakukan
oleh Pattimura, dan membulatkan data dari tabel yang
disajikan ke satuan terdekat, tetapi guru menambahkan
materi yang tidak tercantum dalam RPP yaitu tangga
satuan panjang dan tangga satuan luas.
7. Penilaian
a. Sikap
- Teknik penilaian
- Instrumen penilaian
b. Pengetahuan
- Teknik penilaian
- Instrumen penilaian
c. Keterampilan
- Teknik penilaian
- Instrumen penilaian
Penilaian sikap dilakukan melalui observasi
menggunakan daftar ceklist.
Penilaian pengetahuan matematika dilakukan
dengan angka
Penilaian keterampilan IPA dilakukan menggunakan
rubrik buatan guru.
Guru melakukan penilaian sikap (teliti, rasa ingin tahu
dan kepahlawanan).
Guru melakukan penilaian keterampilan IPA membuat
poster rempah-rempah dengan rubrik buatan guru.
Guru tidak melakukan penilaian pengetahuan
matematika
8. Media, Alat dan Bahan Teks Pattimura, rempah-rempah, dan timbangan Guru tidak menggunakan media, alat dan bahan dalam
kegiatan pembelajaran.
9. Sumber Belajar Buku Siswa Tema 5 Pahlawanku. Peserta didik menggunakan Buku Siswa sebagai
sumber belajar
Guru membagikan kepada peserta didik masing-masing
satu buku mengenai rempah-rempah yang dipinjam
dari perpustakaan sebagai sumber belajar.
251
Analisis RPP 06
Tema/ Subtema : Pahlawanku (Tema 5) / Pahlawanku Kebanggaanku (Subtema 2)
Pembelajaran : 6 (CL 08)
Hari, tanggal pelaksanaan: Kamis, 26 November 2015
No Bagian RPP Deskripsi Pelaksanaan/ Refleksi
1.
Identitas RPP
- Nama satuan pendidikan
- Kelas/Semester
- Tema/Subtema
- Alokasi Waktu
Nama satuan pendidikan, kelas/semester,
tema/subtema, dan alokasi waktu sudah tercantum.
Alokasi waktu 3 x 35 menit.
Kegiatan pembelajaran berlangsung dari pukul 07.00
sampai pukul 12.15.
2.
Kompetensi Inti Kompetensi Inti sudah termuat dalam RPP, meliputi
semua kompetensi sikap, pengetahuan dan
keterampilan.
Kompetensi Inti sesuai dengan yang ada di buku guru
3.
Kompetensi Dasar
- Kompetensi sikap
- Kompetensi pengetahuan
- Kompetensi keterampilan
Kompetensi Dasar yang termuat hanya Kompetensi
Pengetahuan (3.) dan Kompetensi Keterampilan (4.).
Kompetensi Sikap belum termuat di dalamnya.
Kompetensi Dasar sesuai dengan yang ada di buku
guru, tetapi di buku guru belum memuat Kompetensi
Dasar untuk aspek sikap
4.
Indikator Pencapaian Kompetensi
- Indikator kompetensi sikap
- Indikator kompetensi pengetahuan
- Indikator kompetensi keterampilan
Indikator yang termuat hanya indikator untuk
kompetensi pengetahuan dan kompetensi
keterampilan. Indikator kompetensi sikap belum
termuat di dalam RPP.
Indikator sesuai dengan yang ada di buku guru, tetapi
di buku guru belum memuat indikator untuk
kompetensi sikap
5.
Materi Pokok Pembelajaran - Teks bacaan tentang Bung Tomo
- Sifat-sifat cermin cekung, cembung dan datar
- Membuat karya kartu ucapan
Materi pembelajaran sesuai dengan Kompetensi Dasar
yang ditetapkan
6. Kegiatan Pembelajaran
a. Kegiatan Pendahuluan
b. Kegiatan Inti
- Mengamati
a. Kegiatan Pendahuluan
Guru membuka pelajaran dengan berdoa dan
mempresensi, lalu menyampaikan tujuan yang akan
dicapai dan tema dan pelajaran yang akan dilakukan
Kegiatan pembelajaran diawali dengan berdoa
bersama-sama.
Materi pembelajaran yang diberikan guru adalah sifat-
sifat cermin datar, cermin cekung dan cermin cembung,
252
- Menanya
- Mengumpulkan informasi
/mencoba
- Menalar/mengasosiasi
- Mengkomunikasikan
c. Kegiatan Penutup
pada hari ini
b. Kegiatan Inti
Materi pembelajaran pada hari ini adalah membaca
teks pahlawan Bung Tomo, sifat-sifat cermin
cekung, cembung dan datar, dan membuat karya
kartu ucapan
c. Kegiatan Penutup Guru mengajak peserta didik untuk melakukan
refleksi dan menyimpulkan hasil belajar. Guru
memberikan tugas sebelum menutup pembelajaran
dengan berdoa.
membuat kartu ucapan terima kasih pada pahlawan,
dan penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat
Guru tidak memberikan materi membaca teks
pahlawan Bung Tomo, sedangkan materi penjumlahan
dan pengurangan bilangan bulat seharusnya dilakukan
pada pembelajaran berikutnya.
7. Penilaian
a. Sikap
- Teknik penilaian
- Instrumen penilaian
b. Pengetahuan
- Teknik penilaian
- Instrumen penilaian
c. Keterampilan
- Teknik penilaian
- Instrumen penilaian
Penilaian sikap dilakukan melalui observasi
menggunakan daftar ceklist.
Penilaian pengetahuan IPS dilakukan menggunakan
daftar periksa
Penilaian keterampilan IPA dan SBdP dilakukan
menggunakan daftar periksa.
Guru melakukan penilaian sikap (teliti, rasa ingin tahu
dan kepahlawanan).
Guru melakukan penilaian keterampilan IPA dengan
daftar periksa.
Pekerjaan peserta didik ditulis dalam buku portofolio.
Guru melakukan penilaian SBdP dengan daftar periksa
sesuai dengan buku guru halaman 98.
Guru tidak melakukan penilaian pengetahuan IPS.
8. Media, Alat dan Bahan Teks bacaan Bung Tomo, sendok (untuk cermin
cekung dan cermin cembung), dan cermin datar
Guru meminta kelompok yang terdiri dari dua anak
untuk membawa cermin datar dan sendok yng
digunakan sebagai cermin cekung dan cermin
cembung.
9. Sumber Belajar Buku Siswa Tema 5 Pahlawanku. Peserta didik menggunakan Buku Siswa sebagai
sumber belajar
253
Analisis RPP 07
Tema/ Subtema : Pahlawanku (Tema 5) / Pahlawanku Kebanggaanku (Subtema 3)
Pembelajaran : 3 (CL 08)
Hari, tanggal pelaksanaan: Kamis, 26 November 2015
No Bagian RPP Deskripsi Pelaksanaan/ Refleksi
1.
Identitas RPP
- Nama satuan pendidikan
- Kelas/Semester
- Tema/Subtema
- Alokasi Waktu
Nama satuan pendidikan, kelas/semester,
tema/subtema, dan alokasi waktu sudah tercantum.
Alokasi waktu 4 x 35 menit.
Kegiatan pembelajaran berlangsung dari pukul 07.00
sampai pukul 12.15, dilaksanakan pada hari Kamis, 26
November 2015 (guru mengajarkan materi yang
tercantum dalam dua RPP dalam satu hari).
2.
Kompetensi Inti Kompetensi Inti sudah termuat dalam RPP, meliputi
semua kompetensi sikap, pengetahuan dan
keterampilan.
Kompetensi Inti sesuai dengan yang ada di buku guru
3.
Kompetensi Dasar
- Kompetensi sikap
- Kompetensi pengetahuan
- Kompetensi keterampilan
Kompetensi Dasar yang termuat hanya Kompetensi
Pengetahuan (3.) dan Kompetensi Keterampilan (4.).
Kompetensi Sikap belum termuat di dalamnya.
Kompetensi Dasar sesuai dengan yang ada di buku
guru, tetapi di buku guru belum memuat Kompetensi
Dasar untuk aspek sikap
4.
Indikator Pencapaian Kompetensi
- Indikator kompetensi sikap
- Indikator kompetensi pengetahuan
- Indikator kompetensi keterampilan
Indikator yang termuat hanya indikator untuk
kompetensi pengetahuan dan kompetensi
keterampilan. Indikator kompetensi sikap belum
termuat di dalam RPP.
Indikator sesuai dengan yang ada di buku guru, tetapi
di buku guru belum memuat indikator untuk
kompetensi sikap
5.
Materi Pokok Pembelajaran - Ulasan mengenai Gusnadi Wiyoga
- Penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat
- Sikap cinta tanah air
Materi pembelajaran sesuai dengan Kompetensi Dasar
yang ditetapkan
6. Kegiatan Pembelajaran
a. Kegiatan Pendahuluan
b. Kegiatan Inti
- Mengamati
a. Kegiatan Pendahuluan
Guru membuka pelajaran dengan berdoa dan
mempresensi, lalu menyampaikan tujuan yang akan
dicapai dan tema dan pelajaran yang akan dilakukan
Kegiatan pembelajaran diawali dengan berdoa
bersama-sama.
Materi pembelajaran yang diberikan guru adalah sifat-
sifat cermin datar, cermin cekung dan cermin cembung,
254
- Menanya
- Mengumpulkan informasi
/mencoba
- Menalar/mengasosiasi
- Mengkomunikasikan
c. Kegiatan Penutup
pada hari ini
b. Kegiatan Inti
Materi pembelajaran pada hari ini adalah ulasan
mengenai Gusnadi Wiyoga, penjumlahan dan
pengurangan bilangan bulat, dan sikap cinta tanah
air.
c. Kegiatan Penutup Guru mengajak peserta didik untuk melakukan
refleksi dan menyimpulkan hasil belajar. Guru
memberikan tugas sebelum menutup pembelajaran
dengan berdoa.
membuat kartu ucapan terima kasih pada pahlawan,
dan penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat
Guru tidak memberikan materi mengulas Gusnadi
Wiyoga dan sikap cinta tanah air.
7. Penilaian
a. Sikap
- Teknik penilaian
- Instrumen penilaian
b. Pengetahuan
- Teknik penilaian
- Instrumen penilaian
c. Keterampilan
- Teknik penilaian
- Instrumen penilaian
Penilaian sikap dilakukan melalui observasi
menggunakan daftar ceklist.
Penilaian pengetahuan Matematika dinilai dengan
skor
Penilaian keterampilan Bahasa Indonesia dan PPKn
dilakukan menggunakan rubrik dan daftar periksa.
Guru melakukan penilaian pengetahuan Matematika
penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat dinilai
menggunakan skor.
Guru tidak melakukan penilaian keterampilan.
8. Media, Alat dan Bahan Bola positif negatif Guru tidak menggunakan media dalam kegiatan
pembelajaran
9. Sumber Belajar Buku Siswa Tema 5 Pahlawanku. Peserta didik menggunakan Buku Siswa sebagai
sumber belajar
255
Lampiran 11. ANALISIS SILABUS
Analisis Silabus 01
Nama Guru : Rositawati, S.Pd
Tema/ Subtema : Pahlawanku (Tema 5) / Perjuangan Para Pahlawan (Subtema 1)
Kelas/ Semester : IVB/ Gasal
No Bagian Silabus Deskripsi
1. Identitas sekolah
- Nama satuan pendidikan
- Kelas
Nama satuan pendidikan, kelas, tahun ajaran, dan tema sudah termuat dalam lembar pertama
silabus.
2. Kompetensi Inti Kompetensi Inti tidak termuat di dalam silabus
3. Kompetensi Dasar
- Kompetensi sikap
- Kompetensi pengetahuan
- Kompetensi keterampilan
Kompetensi Dasar sudah termuat dalam silabus. KD dibagi berdasarkan muatan materi pelajaran
seperti PPKn, Bahasa Indonesia, IPA, IPS, Seni Budaya dan Prakarya, dan Pendidikan Jasmani,
Olahraga dan Kesehatan. Pemberian nomor KD disesuaikan dengan aspek kompetensi yang harus
diraih peserta didik. KD 3. untuk kompetensi pengetahuan, dan KD 4. untuk kompetensi
keterampilan. Kompetensi Dasar aspek sikap spiritual (1.) dan sikap sosial (2.) tidak termuat di
dalam silabus.
4. Tema Tema dan subtema sudah termuat dalam silabus, yaitu Tema 5 Pahlawanku dan Subtema 1
Perjuangan Para Pahlawan
5. Materi Pokok Pembelajaran Materi Pembelajaran sudah termuat dalam silabus, dan dibagi berdasarkan mata pelajaran.
PPKn:
- Makna dan keterkaitan simbol-simbol sila Pancasila
Bahasa Indonesia:
- Teks cerita petualangan tentang lingkungan dan sumber daya alam
- Informasi dari teks ulasan buku tentang nilai peninggalan sejrah dan perkembangan Hindu-
Buddha di Indonesia
- Penyajian teks ulasan buku tentang nilai peninggalan sejarah dan perkembangan Hindu-Buddha
di Indonesia
256
Matematika
- Faktor persekutuan dua buah bilangan dan faktor persekutuan terbesar (FPB)
- Pengukuran panjang atau berat berdasarkan pembulatan yang disajikan dalam bentuk tabel
sederhana
IPA
- Sifat-sifat cahaya dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari
IPS
- Manusia, aspek keruangan, konektivitas antar ruang, perubahan dan keberlanjutan dalam waktu,
sosial, ekonomi, dan pendidikan
- Manusia, perubahan dan keberlanjutan dalam waktu pada masa praaksara, Hindu Buddha, Islam
dalam aspek pemerintah, sosial, ekonomi, dan pendidikan
Seni Budaya dan Prakarya
- Gambar model kesukaan dengan pengamatan
- Lagu dengan gerak tangan dan badan sesuai dengan tinggi rendah nada
Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan
- Variasi dan kombinasi pola gerak dasar lokomotor, non-lokomotor, dan manipulative
- Berbagai aktivitas kebugaran jasmani
- Renang gaya dada
- Jalan, lari dan lompat
6. Kegiatan Pembelajaran
- Mengamati
- Menanya
- Mengumpulkan informasi/mencoba
- Menalar/mengasosiasi
- Mengkomunikasikan
Kegiatan Pembelajaran sudah termuat di dalam silabus, dan terbagi menjadi 5 jenis kegiatan yaitu
mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, menalar/mengasosiasi, dan
mengkomunikasikan.
- Yang tergolong dalam kegiatan mengamati antara lain adalah mengamati gambar dan peta,
membaca teks/ buku, dan menyimak cerita
- Yang tergolong dalam kegiatan menanya antara lain adalah membuat pertanyaan dan menanya
- Yang tergolong dalam kegiatan mengumpulkan informasi antara lain adalah mengumpulkan
data, membaca teks, mendiskusikan, mencari informasi, mencatat, membuat diagram, menghias
papan pajangan kelas, menyanyikan lagu wajib, membacakan teks cerita, menyusun naskah
bermain peran, bermain peran, mengidentifikasi, melakukan percobaan, menghitung, dan
melakukan gerakan
- Yang tergolong dalam kegiatan menalar/ mengasosiasi antara lain adalah menyimpulkan,
menjawab pertanyaan, menyusun cerita, membuat puisi, mengidentifikasi, membuat cerita,
membuat ulasan bacaan, memperagakan, dan menunjukkan
- Yang tergolong dalam kegiatan mengkomunikasikan antara lain adalah menjelaskan,
257
mendeskripsikan, menuliskan kembali, menceritakan, memberikan pendapat, menyebutkan hasil
diskusi, dan menyampaikan hasil percobaan secara lisan.
7. Penilaian
- Sikap
- Pengetahuan
- Keterampilan
Penilaian sudah termuat di dalam silabus. Penilaian terbagi berdasarkan jenisnya, yaitu
Portofolio, Unjuk Kerja, Hasil Karya, Tes Lisan, dan Tes Tertulis. Penilaian yang termuat baru
meliputi aspek pengetahuan (Tes Lisan dan Tes Tertulis) dan keterampilan (Portofolio, Unjuk
Kerja, dan Hasil Karya), penilaian untuk aspek sikap belum termuat di dalam silabus.
8. Alokasi Waktu Alokasi waktu yang termuat di dalam silabus adalah 32 jam pelajaran.
9. Sumber Belajar Sumber belajar yang tercantum dalam silabus antara lain adalah buku teks pelajaran kelas IV,
media gambar, kaset tape recorder, lingkungan sekitar, foto, DVD/ VCD, benda-benda bersejarah,
perlengkapan eksperimen, surat kabar/majalah, benda yang mengandung sifat cahaya, naskah
drama, teks lagu, dan naskah cerita.
Catatan:
Silabus yang digunakan guru masih sama dengan silabus yang dikeluarkan oleh pemerintah, sesuai dengan Permendikbud Nomor 57
Tahun 2014. Guru belum melakukan perubahan terhadap silabus yang digunakan.
258
Analisis Silabus 02
Nama Guru : Rositawati, S.Pd
Tema/ Subtema : Pahlawanku (Tema 5) / Pahlawanku Kebanggaanku (Subtema 2)
Kelas/ Semester : IVB/ Gasal
No Bagian Silabus Deskripsi
1. Identitas sekolah
- Nama satuan pendidikan
- Kelas
Nama satuan pendidikan, kelas, tahun ajaran, dan tema sudah termuat dalam lembar pertama
silabus.
2. Kompetensi Inti Kompetensi Inti tidak termuat di dalam silabus
3. Kompetensi Dasar
- Kompetensi sikap
- Kompetensi pengetahuan
- Kompetensi keterampilan
Kompetensi Dasar sudah termuat dalam silabus. KD dibagi berdasarkan muatan materi pelajaran
seperti PPKn, Bahasa Indonesia, IPA, IPS, Seni Budaya dan Prakarya, dan Pendidikan Jasmani,
Olahraga dan Kesehatan. Pemberian nomor KD disesuaikan dengan aspek kompetensi yang harus
diraih peserta didik. KD 3. untuk kompetensi pengetahuan, dan KD 4. untuk kompetensi
keterampilan. Kompetensi Dasar aspek sikap spiritual (1.) dan sikap sosial (2.) tidak termuat di
dalam silabus.
4. Tema Tema dan subtema sudah termuat dalam silabus, yaitu Tema 5 Pahlawanku dan Subtema 2
Pahlawanku Kebanggaanku
5. Materi Pokok Pembelajaran Materi Pembelajaran sudah termuat dalam silabus, dan dibagi berdasarkan mata pelajaran.
PPKn:
- Makna dan keterkaitan simbol-simbol sila Pancasila
Bahasa Indonesia:
- Teks cerita petualangan tentang lingkungan dan sumber daya alam
- Informasi dari teks ulasan buku tentang nilai peninggalan sejrah dan perkembangan Hindu-
Buddha di Indonesia
- Penyajian teks ulasan buku tentang nilai peninggalan sejarah dan perkembangan Hindu-Buddha
di Indonesia
Matematika
- Faktor persekutuan dua buah bilangan dan faktor persekutuan terbesar (FPB)
259
- Pengukuran panjang atau berat berdasarkan pembulatan yang disajikan dalam bentuk tabel
sederhana
IPA
- Sifat-sifat cahaya dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari
IPS
- Manusia, aspek keruangan, konektivitas antar ruang, perubahan dan keberlanjutan dalam waktu,
sosial, ekonomi, dan pendidikan
- Manusia, perubahan dan keberlanjutan dalam waktu pada masa praaksara, Hindu Buddha, Islam
dalam aspek pemerintah, sosial, ekonomi, dan pendidikan
Seni Budaya dan Prakarya
- Gambar model kesukaan dengan pengamatan
- Lagu dengan gerak tangan dan badan sesuai dengan tinggi rendah nada
Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan
- Variasi dan kombinasi pola gerak dasar lokomotor, non-lokomotor, dan manipulative
- Berbagai aktivitas kebugaran jasmani
- Renang gaya dada
- Jalan, lari dan lompat
6. Kegiatan Pembelajaran
- Mengamati
- Menanya
- Mengumpulkan informasi/mencoba
- Menalar/mengasosiasi
- Mengkomunikasikan
Kegiatan Pembelajaran sudah termuat di dalam silabus, dan terbagi menjadi 5 jenis kegiatan yaitu
mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, menalar/mengasosiasi, dan
mengkomunikasikan.
- Yang tergolong dalam kegiatan mengamati antara lain adalah mengamati gambar dan foto,
membaca teks/ buku, mengamati kejadian alam, mengamati perlombaan, menyimak penjelasan
guru dan menyimak cerita
- Yang tergolong dalam kegiatan menanya antara lain adalah membuat pertanyaan , tanya jawab
dan menanya
- Yang tergolong dalam kegiatan mengumpulkan informasi antara lain adalah mengumpulkan
data, membuat peta, membuat kliping, membaca teks, mendiskusikan, mencari informasi,
mencatat, menghias papan pajangan kelas, menyanyikan lagu wajib, membacakan teks cerita,
menyusun naskah bermain peran, bermain peran, mengidentifikasi, melakukan percobaan,
menghitung, mempraktikkan dan melakukan gerakan
- Yang tergolong dalam kegiatan menalar/ mengasosiasi antara lain adalah menyimpulkan,
menjawab pertanyaan, menyusun cerita, membuat puisi, mengidentifikasi, membuat cerita,
memperagakan, menggambar, dan menunjukkan
- Yang tergolong dalam kegiatan mengkomunikasikan antara lain adalah menjelaskan,
260
mendeskripsikan, menyampaikan, bermain kasti, dan melakukan perlombaan.
7. Penilaian
- Sikap
- Pengetahuan
- Keterampilan
Penilaian sudah termuat di dalam silabus. Penilaian terbagi berdasarkan jenisnya, yaitu
Portofolio, Unjuk Kerja, Hasil Karya, Tes Lisan, dan Tes Tertulis. Penilaian yang termuat baru
meliputi aspek pengetahuan (Tes Lisan dan Tes Tertulis) dan keterampilan (Portofolio, Unjuk
Kerja, dan Hasil Karya), penilaian untuk aspek sikap belum termuat di dalam silabus.
8. Alokasi Waktu Alokasi waktu yang termuat di dalam silabus adalah 32 jam pelajaran.
9. Sumber Belajar Sumber belajar yang tercantum dalam silabus antara lain adalah buku teks pelajaran kelas IV,
media gambar, kaset tape recorder, lingkungan sekitar, foto, DVD/ VCD, benda-benda bersejarah,
perlengkapan eksperimen, surat kabar/majalah, benda yang mengandung sifat cahaya, naskah
drama, teks lagu, dan naskah cerita.
Catatan:
Silabus yang digunakan guru masih sama dengan silabus yang dikeluarkan oleh pemerintah, sesuai dengan Permendikbud Nomor 57
Tahun 2014. Guru belum melakukan perubahan terhadap silabus yang digunakan.
261
262
263
264
265
266
Lampiran 13. RubrikPenilaian
1. Rubrik Penilaian Sikap
Berdasarkan pada Buku Guru Kurikulum 2013 Kelas IV Tema 5 halaman 151
2. Rubrik Penilaian Keterampilan
Kegiatan Percobaan “Berkomunikasi Menggunakan Cahaya dan Cermin”
Dikutip dari Buku Guru Kelas IV Kurikulum 2013 Tema 5 halaman 36
267
268
269
270
271
272
273
Lampiran 19. Dokumentasi Foto
Display hasil karya siswa kelas IVB Siswa kelas IVB membuat bunga dari kertas
koran
Siswa melakukan percobaan membuat lup Display karya siswa “Poster Rempah-
rempah”
Display karya siswa “Ucapan Terima
Kasih Kepada Pahlawan” Pekerjaan portofolio siswa