PELAKSANAAN PENGAWASAN OLEH KANTOR IMIGRASI …

13
Vol. 2(2) Mei 2018, pp. 345-357 FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SYIAH KUALA ISSN : 2597-6885 (online) 345 PELAKSANAAN PENGAWASAN OLEH KANTOR IMIGRASI KELAS II MEULABOH TERHADAP PEMBERIAN IZIN TINGGAL BAGI WARGA NEGARA ASING Mirzaq Maulana Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Syiah Kuala Jl. Putroe Phang No. 1, Darussalam, Banda Aceh - 23111 Husni Jalil Fakultas Hukum Universitas Syiah Kuala Jl. Putroe Phang No. 1, Darussalam, Banda Aceh - 23111 Abstrak - Permasalahan hukum yang muncul dalam penulisan artikel ini yaitu bahwa lima Warga Negara Asing yang terdiri dari empat warga Tiongkok dan satu warga Malaysia telah melakukan penyalahgunaan Izin Tinggal kunjungan untuk melakukan kegiatan perakitan dan pemasangan kapal tambang emas di Meulaboh. Pelaksanaan pengawasan keimigrasian yang dilakukan oleh Kantor Imigrasi Kelas II Meulaboh tidak sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di Negara Indonesia.Tujuan dari penulisan artikel ini adalah untuk menjelaskan tentang bagaimana tata cara dalam melaksanakan pengawasan keimigrasian berdasarkan pada UndangUndang Nomor 6 Tahun 2011 serta Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 2013 yang dilaksanakan oleh Petugas Imigrasi, Pegawai Imigrasi, Pejabat Imigrasi beserta Tim Pengawasan Orang Asing dalam mengawasi keberadaan Orang Asing serta dalam mengamati lalu-lintas Warga Negara Asing di daerah Meulaboh. Metode Penelitian yang digunakan adalah metode penelitian Yuridis Empiris yaitu suatu jenis penelitian Hukum Sosiologis dan dapat disebut dengan penelitian langsung dalam lingkungan masyarakat, yaitu mengkaji tentang ketentuan hukum yang berlaku serta apa yang telah atau sedang terjadi dalam kehidupan masyarakat. Penelitian Yuridis Empiris adalah suatu penelitian hukum yang berfungsi untuk melihat permasalahan yang nyata terjadi dalam masyarakat dan dikaitkan dengan Peraturan-Peraturan hukum yang berlaku di seluruh wilayah Negara Indonesia. Pelaksanaan pengawasan keimigrasian yang dilakukan oleh Kantor Imigrasi Kelas II Meulaboh terhadap pemberian Izin Tinggal bagi Warga Negara Asing belum berjalan sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang-Undangan.Hal ini dikarenakan pihak Direktorat Jenderal Imigrasi Pusat masih kurang melakukan pengawasan untuk menilai tingkat efektivitas dari kinerja serta tingkat kedisiplinan dari Pegawai ataupun Petugas Imigrasi Meulaboh. Solusinya adalah diharapkan kepada pihak Direktorat Jenderal Imigrasi Pusat untuk harus meningkatkan pengawasan terhadap kinerja Pegawai khususnya di daerah Meulaboh. Disarankan kepada pihak Direktorat Jenderal Imigasi Pusat untuk membantu dalam menyediakan Pegawai serta Petugas Imigrasi tambahan dan membantu Kantor Imigrasi Kelas II Meulaboh untuk menyediakan fasilitas penunjang serta sarana dan prasarana yang berguna bagi Pejabat Imigrasi, Pegawai serta Petugas Imigrasi dalam melakukan pengawasan terhadap keberadaan serta kegiatan Orang Asing khususnya di daerah Meulaboh. Kata Kunci: Pengawasan, Keimigrasian, Izin Tinggal, Warga Negara Asing. Abstract - The legal issue that emerged in the writing of this thesis is that five foreign nationals consisting of four Chinese citizens and one Malaysian citizen have committed abuse of stay permit to conduct the assembly and installation of a gold mine ship in Meulaboh. Implementation of immigration control conducted by Meulaboh Class II Immigration Office is not in accordance with the provisions of the laws and regulations in the State of Indonesia. The purpose of the writing of this thesis is to explain about how the procedures in implementing immigration supervision based on Law Number 6 Year 2011 and Government Regulation No. 31 of 2013 conducted by Immigration Officers, Immigration Officers, Immigration Officials and Foreigners Supervisory Team in overseeing Presence of foreigners and in observing foreigners traffic in the Meulaboh area. The research method used is the method of Juridical Empirical research that is a type of research Sociological Law and can be called by direct research in the community environment, which examines the applicable legal provisions and what has or is happening in people's lives. Juridical Empirical Research is a legal research that serves to see the real problems that occur in society and associated with the rules of law applicable throughout the territory of the State of Indonesia. Immigration supervision carried out by the Immigration Office of Class II Meulaboh on the granting of residence permit for foreign citizens has not been run in accordance with the provisions of the Regulation of the Law. This is because the Directorate General of Immigration Center is still lacking supervision to assess the level of effectiveness of the performance and the level of discipline From the Meulaboh Immigration Officer or Officer. The solution is expected to the Directorate General of Central Immigration to increase supervision on the performance of employees, especially in the Meulaboh region. It is suggested to the Directorate General of Central Immigration to assist in

Transcript of PELAKSANAAN PENGAWASAN OLEH KANTOR IMIGRASI …

Page 1: PELAKSANAAN PENGAWASAN OLEH KANTOR IMIGRASI …

Vol. 2(2) Mei 2018, pp. 345-357

FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SYIAH KUALA ISSN : 2597-6885 (online)

345

PELAKSANAAN PENGAWASAN OLEH KANTOR IMIGRASI KELAS II

MEULABOH TERHADAP PEMBERIAN IZIN TINGGAL

BAGI WARGA NEGARA ASING

Mirzaq Maulana

Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Syiah Kuala

Jl. Putroe Phang No. 1, Darussalam, Banda Aceh - 23111

Husni Jalil

Fakultas Hukum Universitas Syiah Kuala

Jl. Putroe Phang No. 1, Darussalam, Banda Aceh - 23111

Abstrak - Permasalahan hukum yang muncul dalam penulisan artikel ini yaitu bahwa lima Warga Negara Asing

yang terdiri dari empat warga Tiongkok dan satu warga Malaysia telah melakukan penyalahgunaan Izin Tinggal

kunjungan untuk melakukan kegiatan perakitan dan pemasangan kapal tambang emas di Meulaboh. Pelaksanaan

pengawasan keimigrasian yang dilakukan oleh Kantor Imigrasi Kelas II Meulaboh tidak sesuai dengan

ketentuan peraturan perundang-undangan di Negara Indonesia.Tujuan dari penulisan artikel ini adalah untuk

menjelaskan tentang bagaimana tata cara dalam melaksanakan pengawasan keimigrasian berdasarkan pada

Undang–Undang Nomor 6 Tahun 2011 serta Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 2013 yang dilaksanakan

oleh Petugas Imigrasi, Pegawai Imigrasi, Pejabat Imigrasi beserta Tim Pengawasan Orang Asing dalam

mengawasi keberadaan Orang Asing serta dalam mengamati lalu-lintas Warga Negara Asing di daerah

Meulaboh. Metode Penelitian yang digunakan adalah metode penelitian Yuridis Empiris yaitu suatu jenis

penelitian Hukum Sosiologis dan dapat disebut dengan penelitian langsung dalam lingkungan masyarakat, yaitu

mengkaji tentang ketentuan hukum yang berlaku serta apa yang telah atau sedang terjadi dalam kehidupan

masyarakat. Penelitian Yuridis Empiris adalah suatu penelitian hukum yang berfungsi untuk melihat

permasalahan yang nyata terjadi dalam masyarakat dan dikaitkan dengan Peraturan-Peraturan hukum yang

berlaku di seluruh wilayah Negara Indonesia. Pelaksanaan pengawasan keimigrasian yang dilakukan oleh

Kantor Imigrasi Kelas II Meulaboh terhadap pemberian Izin Tinggal bagi Warga Negara Asing belum berjalan

sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang-Undangan.Hal ini dikarenakan pihak Direktorat Jenderal Imigrasi

Pusat masih kurang melakukan pengawasan untuk menilai tingkat efektivitas dari kinerja serta tingkat

kedisiplinan dari Pegawai ataupun Petugas Imigrasi Meulaboh. Solusinya adalah diharapkan kepada pihak

Direktorat Jenderal Imigrasi Pusat untuk harus meningkatkan pengawasan terhadap kinerja Pegawai khususnya

di daerah Meulaboh. Disarankan kepada pihak Direktorat Jenderal Imigasi Pusat untuk membantu dalam

menyediakan Pegawai serta Petugas Imigrasi tambahan dan membantu Kantor Imigrasi Kelas II Meulaboh

untuk menyediakan fasilitas penunjang serta sarana dan prasarana yang berguna bagi Pejabat Imigrasi, Pegawai

serta Petugas Imigrasi dalam melakukan pengawasan terhadap keberadaan serta kegiatan Orang Asing

khususnya di daerah Meulaboh.

Kata Kunci: Pengawasan, Keimigrasian, Izin Tinggal, Warga Negara Asing.

Abstract - The legal issue that emerged in the writing of this thesis is that five foreign nationals consisting of

four Chinese citizens and one Malaysian citizen have committed abuse of stay permit to conduct the assembly

and installation of a gold mine ship in Meulaboh. Implementation of immigration control conducted by

Meulaboh Class II Immigration Office is not in accordance with the provisions of the laws and regulations in

the State of Indonesia. The purpose of the writing of this thesis is to explain about how the procedures in

implementing immigration supervision based on Law Number 6 Year 2011 and Government Regulation No. 31

of 2013 conducted by Immigration Officers, Immigration Officers, Immigration Officials and Foreigners

Supervisory Team in overseeing Presence of foreigners and in observing foreigners traffic in the Meulaboh

area. The research method used is the method of Juridical Empirical research that is a type of research

Sociological Law and can be called by direct research in the community environment, which examines the

applicable legal provisions and what has or is happening in people's lives. Juridical Empirical Research is a

legal research that serves to see the real problems that occur in society and associated with the rules of law

applicable throughout the territory of the State of Indonesia. Immigration supervision carried out by the

Immigration Office of Class II Meulaboh on the granting of residence permit for foreign citizens has not been

run in accordance with the provisions of the Regulation of the Law. This is because the Directorate General of

Immigration Center is still lacking supervision to assess the level of effectiveness of the performance and the

level of discipline From the Meulaboh Immigration Officer or Officer. The solution is expected to the

Directorate General of Central Immigration to increase supervision on the performance of employees,

especially in the Meulaboh region. It is suggested to the Directorate General of Central Immigration to assist in

Page 2: PELAKSANAAN PENGAWASAN OLEH KANTOR IMIGRASI …

JIM Bidang Hukum Kenegaraan : Vol. 2, No.2 Mei 2018 346

Mirzaq Maulana, Husni Jalil

providing additional Employees and Immigration Officers and assisting the Second Class Immigration Office of

Meulaboh to provide supporting facilities as well as facilities and infrastructure useful to Immigration Officials,

Employees and Immigration Officers in supervising the existence and activities of Foreigners Particularly in the

Meulaboh area.

Keywords: Supervision, Immigration, Residence Permit, Foreign Citizen.

PENDAHULUAN

Pelaksanaan pengawasan keimigrasian adalah suatu kegiatan dalam bentuk

pengumpulan data-data, mengawasi kegiatan Orang Asing ataupun Warga Negara Asing,

mengamati dan menentukan apakah kegiatan yang dilakukan oleh Warga Negara Asing

tersebut telah sesuai dengan status dan jenis kepemilikan Visanya.1 Banyaknya terdapat akses

untuk masuk dan keluar bagi Warga Negara Asing dan juga bagi Warga Negara Indonesia

yang berada di Wilayah Negara Indonesia telah menimbulkan dampak positif dan juga

negatif serta dapat mempengaruhi efektifitas kinerja dari Pejabat Imigrasi, Petugas Imigrasi

dan Tim Pengawasan Orang Asing yang bertugas di Wilayah Hukum Kantor Imigrasi Kelas

II Meulaboh dalam melaksanakan pengawasan dan penindakan pelanggaran keimigrasian.

Mengenai pelaksanaan pengawasan terhadap lima Warga Negara Asing sudah dimulai

saat mereka masuk Wilayah Negara Indonesia dengan melalui pemeriksaan Imigrasi di

tempat pemeriksaan Imigrasi yang ada di bandara. Pelaksanaan pengawasan tersebut dapat

dikontrol melalui pintu gerbang yang legal yaitu: Bandara, Pelabuhan, dan Pos Perbatasan

darat yang telah ditentukan dalam peraturan perundang-undangan tentang keimigrasian.

Berdasarkan Pasal 66 ayat (2) huruf a dan b dalam Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011

telah disebutkan bahwa:

a. Pengawasan terhadap warga negara Indonesia yang memohon dokumen perjalanan,

keluar atau masuk Wilayah Indonesia, dan yang berada diluar Wilayah Indonesia;

b. Pengawasan terhadap lalu lintas Orang Asing yang masuk atau keluar Wilayah

Indonesia serta pengawasan terhadap keberadaan dan kegiatan Orang Asing di Wilayah

Indonesia.

Pelaksanaan pengawasan Imigrasi dalam hal lalu-lintas orang asing yang keluar dan

masuk Wilayah Negara Indonesia serta kegiatan orang asing selama berada di wilayah

Negara Indonesia dapat dilaksanakan oleh pihak keimigrasian dan Tim Pengawasan Orang

Asing yang ada di setiap daerah di seluruh wilayah Indonesia.2 Pelanggaran hukum yang

dilakukan oleh Warga Negara Asing tersebut adalah melakukan kegiatan yang tidak sesuai

1Atmosdirjo, S. Prajudi, Hukum dan Pengawasan Keimigrasian, Jakarta: Ghalia Indonesia, 2002, hlm.42. 2Santoso, M. Imam, Perspektif Imigrasi dalam Pembangunan dan Ketahanan Nasional, Jakarta:

Universitas Indonesia Press, 2003, hlm.42.

Page 3: PELAKSANAAN PENGAWASAN OLEH KANTOR IMIGRASI …

JIM Bidang Hukum Kenegaraan : Vol. 2, No.2 Mei 2018 347

Mirzaq Maulana, Husni Jalil

dengan Izin Tinggalnya di kawasan pertambangan emas Meulaboh. Mereka dapat dikenai

sanksi hukuman berupa Deportasi secara paksa ke Negara asalnya, dan/atau membayar biaya

beban administrasi yang jumlahnya telah ditentukan dalam Pasal 122 huruf a dan b di dalam

Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011. Pejabat Imigrasi Meulaboh telah diberikan

kewenangan untuk bertindak, sebagaimana tercantum dalam Pasal 16 ayat (2) Undang-

Undang Nomor 6 Tahun 2011 disebutkan bahwa: “Pejabat Imigrasi juga berwenang untuk

menolak Orang Asing untuk keluar wilayah Indonesia dalam hal Orang Asing tersebut masih

mempunyai kewajiban di Indonesia yang harus diselesaikan sesuai dengan ketentuan

peraturan perundang-undangan”.3

Pelaksanaan pengawasan keimigrasian ini bertujuan untuk menunjang agar tetap

terpeliharanya stabilitas dan Kepentingan Nasional, Kedaulatan Negara, Keamanan dan

Ketertiban umum, serta kewaspadaan terhadap segala dampak negatif yang timbul akibat

perlintasan orang antar Negara. Pekerja asing tersebut telah melakukan pekerjaan di kawasan

pertambangan emas tanpa melaporkannya kepada Pejabat dan Petugas Imigrasi Meulaboh,

kegiatan ini telah melanggar ketentuan Pasal 71 huruf a dalam Undang-Undang Nomor 6

Tahun 2011 tentang keimigrasian yang berbunyi: “Kewajiban Orang Asing untuk

memberikan segala keterangan menyangkut identitas dirinya, pekerjaan yang sedang dijalani,

penjamin keberadaannya, atau perubahan alamatnya kepada Kantor Imigrasi setempat”.

Berdasarkan Pasal 4 ayat (1) Peraturan Presiden Nomor 21 Tahun 2016 disebutkan

bahwa: “Izin Tinggal kunjungan dapat diberikan kepada pemegang bebas Visa kunjungan

dengan batas waktunya paling lama 30 hari, dan pada ayat (2) disebutkan bahwa batas waktu

tersebut pada ayat (1) tidak dapat diperpanjang, dan tidak dapat dialihfungsikan, namun

kenyataannya sekarang banyak dari Warga Negara Asing telah mengalihfungsikan dan

memanfaatkan bebas Visa kunjungannya untuk melakukan kegiatan yang tidak sesuai dengan

Izin Tinggalnya. Mengenai kasus ini seharusnya penjamin pekerja asing yang bernama

Fandrik dan Edi Ratna harus memiliki Izin Mempekerjakan Tenaga Kerja Asing (IMTA),

namun kenyataannya dua pengusaha sebagai pemilik mesin kapal tersebut tidak memiliki

IMTA, hal ini diketahui saat petugas Imigrasi Meulaboh melakukan pemeriksaan terhadap

kelengkapan surat izin dan dokumen kerja yang harus dimiliki oleh lima pekerja asing

tersebut untuk dapat bekerja dalam rangka pemasangan mesin kapal penambang emas milik

pengusaha Indonesia di daerah Meulaboh. Lima Warga Negara Asing diperbolehkan bekerja

3Bagir Manan, Hukum Keimigrasian dalam Sistem Hukum Nasional, Jakarta: Gramedia Pustaka

Utama, 2002, hlm. 17.

Page 4: PELAKSANAAN PENGAWASAN OLEH KANTOR IMIGRASI …

JIM Bidang Hukum Kenegaraan : Vol. 2, No.2 Mei 2018 348

Mirzaq Maulana, Husni Jalil

di Indonesia, asalkan mereka harus menggunakan Visa bekerja di Indonesia untuk melakukan

pekerjaan yang bersifat sementara. Mereka telah diberikan Izin Tinggal kunjungan oleh

Pejabat Imigrasi Meulaboh hanya untuk keperluan melakukan perjalanan ke Wilayah

Indonesia dalam rangka kunjungan tugas pemerintahan, pendidikan, sosial budaya,

pariwisata, bisnis, keluarga, serta singgah untuk meneruskan perjalanan ke negara lain.4

Pekerja asing tersebut telah melakukan suatu kegiatan yang tidak sesuai dengan

tujuan dan maksud dari pemberian Izin Tinggal yang telah diberikan oleh Pejabat Imigrasi di

Tempat Pemeriksaan Imigrasi. Dua Warga Negara Indonesia sebagai pengusaha yang

menyuruh serta memberikan kesempatan kepada lima Warga Negara Asing untuk melakukan

kegiatan yang tidak sesuai dengan maksud atau tujuan pemberian Izin Tinggal dapat dijerat

dengan ketentuan Pasal 122 huruf a dan b Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 Tentang

Peraturan Keimigrasian yang berbunyi bahwa:

“Dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan pidana denda paling

paling banyak Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) bagi:

a. Setiap Orang Asing yang dengan sengaja menyalahgunakan atau melakukan kegiatan

yang tidak sesuai dengan maksud dan tujuan pemberian Izin Tinggal yang diberikan

kepadanya;

b. Setiap orang yang menyuruh atau memberikan kesempatan kepada Orang Asing

menyalahgunakan atau melakukan kegiatan yang tidak sesuai dengan maksud atau

tujuan pemberian Izin Tinggal yang diberikan kepadanya.5

Lima Warga Negara Asing dalam kasus ini telah menyalahgunakan Izin Tinggal

kunjungan untuk melakukan suatu pekerjaan perakitan kapal tambang emas yang dimiliki

oleh pengusaha asal Indonesia yang bernama Fandrik dan Edi Ratna. Pengusaha asal

Indonesia tersebut selaku penjamin keberadaan Orang Asing tersebut diharuskan untuk

bertanggung jawab, hal ini didasarkan pada ketentuan Pasal 122 huruf b Undang-Undang

Nomor 6 Tahun 2011 bahwa penjamin dapat dikategorikan sebagai orang yang menyuruh

atau memberikan kesempatan kepada orang asing untuk menyalahgunakan atau melakukan

kegiatan yang tidak sesuai dengan maksud atau tujuan pemberian Izin Tinggal yang telah

diberikan kepadanya.

4Berita Aceh terkini, <http://acehtimes.co.id/diduga-menyalahgunakan-visa-imigrasi/>, [diakses

02/03/2017]. 5Sihar Sihombing, Hukum Keimigrasian Dalam Sistem Hukum Indonesia, Bandung: Nuansa Aulia, 2004,

hlm.35.

Page 5: PELAKSANAAN PENGAWASAN OLEH KANTOR IMIGRASI …

JIM Bidang Hukum Kenegaraan : Vol. 2, No.2 Mei 2018 349

Mirzaq Maulana, Husni Jalil

Menurut hasil penyidikan oleh Kepala Koordinator Tim Pengawasan Orang Asing di

daerah Meulaboh menyebutkan bahwa kelima dari mereka bukanlah pekerja biasa yang

mendapatkan upah dari dua pengusaha asal Indonesia tersebut, namun kelima dari mereka

telah diberikan upah kerja dari perusahaan asal Tiongkok sebelum berangkat ke daerah

Meulaboh. Perusahaan Tiongkok tersebut selaku pihak yang telah menjual kapal tambang

tersebut kepada pengusaha asal Indonesia yang bernama Fandrik dan Edi selaku pembeli

kapal penambang emas yang akan digunakan untuk keperluan menambang emas di desa

Tutut Kecamatan Sungai Mas Meulaboh.6 Untuk mengatur berbagai macam permasalahan

Warga Negara Asing yang keluar masuk wilayah Indonesia, maka pemerintah pusat

mengeluarkan suatu kebijakan di bidang keimigrasian yaitu kebijakan memilih (selective

policy) yaitu suatu kebijakan berdasarkan prinsip selektif atau memilih dan menentukan

secara cermat kriteria Warga Negara Asing yang dibolehkan masuk Wilayah Negara

Indonesia.

Berdasarkan prinsip ini bahwa hanya Orang Asing yang dapat memberikan manfaat

(benefit) bagi kesejahteraan rakyat, bangsa dan Negara Republik Indonesia, serta yang tidak

membahayakan keamanan dan ketertiban umum dan tidak menimbulkan permusuhan baik

terhadap rakyat maupun Negara Indonesia. Kegiatan dalam bentuk pengawasan terhadap

orang asing di daerah Meulaboh dapat dilaksanakan oleh Petugas Imigrasi di Tempat

Pemeriksaan Imigrasi, Pejabat Imigrasi dan Tim Pengawasan Orang Asing yang bertujuan

untuk menjaga dan memelihara agar tetap terpeliharanya stabilitas dan keamanan di Wilayah

Negara Indonesia, kedaulatan negara, memelihara ketertiban umum, serta meningkatkan

kewaspadaan terhadap segala dampak negatif yang timbul akibat lalu-lintas orang asing yang

ingin masuk kawasan yang berada dalam lingkup Wilayah Hukum Kantor Imigrasi Kelas II

Meulaboh. Mengenai pelaksanaan pengawasan Imigrasi tersebut pada dasarnya juga diikuti

dengan penindakan keimigrasian demi terciptanya penegakan hukum yang pasti atas setiap

pelanggaran keimigrasian yang dilakukan oleh orang asing yang berada di Wilayah Negara

Indonesia.7 Kasus ini akan diselesaikan dengan proses pengadilan (projusticial), kelima dari

mereka telah teridentifikasi melakukan penyalahgunaan terhadap fungsi dari Visa kunjungan

dalam pemberian Izin Tinggal kunjungan untuk kegiatan perakitan kapal tambang emas

secara melawan peraturan hukum keimigrasian.

6Antara News, <http://www.orang asing.org// Pekerja asing asal tiongkok/>, [diakses pada 23/04/2017]. 7Adikun Sudikun, Mertokusumo, Mengenal Hukum Keimigrasian Di Indonesia, Jakarta: Liberty Press,

1999, hlm.25.

Page 6: PELAKSANAAN PENGAWASAN OLEH KANTOR IMIGRASI …

JIM Bidang Hukum Kenegaraan : Vol. 2, No.2 Mei 2018 350

Mirzaq Maulana, Husni Jalil

Pekerja asing yang masuk ke daerah Meulaboh menggunakan kebijakan Bebas Visa

kunjungan dalam rangka tujuan kunjungan wisata yang semestinya harus digunakan untuk

keperluan wisata yang waktunya terbatas yaitu hanya 30 hari, tidak dapat diperpanjang batas

waktunya serta tidak dapat pula dialihfungsikan menjadi Izin Tinggal lainnya. Seharusnya

pekerja asing yang berasal dari Tiongkok dan Malaysia dapat mempergunakan Visa

kunjungan untuk keperluan tugas pemerintahan, pendidikan, sosial budaya, pariwisata, bisnis,

keluarga, jurnalistik, atau singgah untuk meneruskan perjalanan ke negara lain bukan

dipergunakan untuk bekerja di kawasan pertambangan emas Meulaboh. Mengenai pengaturan

terhadap Warga Negara Asing yang masuk dan keluar wilayah Indonesia telah diatur dalam

Pasal 8 ayat (1) dan (2) dalam Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 yang berbunyi:

1) Setiap orang yang masuk atau keluar Wilayah Indonesia wajib memiliki Dokumen

Perjalanan yang sah dan masih berlaku.

2) Setiap Orang Asing yang masuk Wilayah Indonesia wajib memiliki Visa yang sah dan

masih berlaku, kecuali ditentukan lain berdasarkan undang-undang ini dan perjanjian

internasional.

Berdasarkan Pasal 75 ayat (2) Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 dijelaskan

bahwa apabila orang asing yang datang ke Indonesia tersebut Izin keimigrasiannya telah

habis masa berlakunya dan masih berada dalam wilayah Indonesia dengan melampaui waktu,

tidak lebih dari 60 (enam puluh hari) dari Izin Keimigrasian yang diberikan, maka akan

dikenakan sanksi berupa biaya beban administrasi. kenyataannya sekarang khususnya di

daerah Meulaboh Warga Negara Asing yang berasal dari Tiongkok dan Malaysia telah

tinggal melebihi batas 60 hari sebagaimana telah disebutkan dalam Pasal 75 ayat (2) Undang-

Undang Nomor 6 Tahun 2011, maka perbuatan yang dilakukan oleh Warga Negara Asing

tersebut adalah perbuatan yang melanggar ketentuan Peraturan Perundang-Undangan yaitu

perbuatan (overstay) atau melebihi Izin Tinggal yang telah ditentukan.8

Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian artikel ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk menjelaskan tentang tata cara dalam Pelaksanaan Pengawasan Keimigrasian

berdasarkan pada Undang–Undang Nomor 6 Tahun 2011 dan Peraturan Pemerintah

Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 2013 yang dilaksanakan oleh Pejabat Imigrasi,

Petugas Imigrasi di Tempat Pemeriksaan Imigrasi beserta Tim Pengawasan Orang

Asing yang berada di Wilayah kerja Kantor Imigrasi Kelas II Meulaboh.

8 Atmosdirjo, S. Prajudi, Op.Cit, hlm.28.

Page 7: PELAKSANAAN PENGAWASAN OLEH KANTOR IMIGRASI …

JIM Bidang Hukum Kenegaraan : Vol. 2, No.2 Mei 2018 351

Mirzaq Maulana, Husni Jalil

2. Untuk mengetahui hambatan-hambatan dalam Pelaksanaan Pengawasan Keimigrasian

dan memberikan alternatif beserta dengan solusinya.

METODE PENELITIAN

Metode penelitian artikel ini adalah menggunakan metode penelitian Yuridis Empiris

yaitu suatu jenis penelitian Hukum Sosiologis dan dapat disebut dengan penelitian langsung

dalam lingkungan kehidupan masyarakat, yaitu juga mengkaji tentang ketentuan peraturan

hukum yang berlaku serta apa yang telah atau sedang terjadi di dalam kehidupan masyarakat.

Penelitian Yuridis Empiris adalah suatu penelitian hukum yang berfungsi untuk melihat

permasalahan yang terjadi dalam kehidupan masyarakat dan dikaitkan dengan Peraturan

Perundang-Undangan yang berlaku di seluruh daerah di Wilayah Negara Indonesia.9

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pelaksanaan Pengawasan Keimigrasian menurut Undang-Undang Nomor 6 Tahun

2011 yaitu berdasarkan Pasal 66 Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 dijelaskan bahwa

ayat (1) disebutkan bahwa: “Menteri dapat melakukan pengawasan Keimigrasian dan dalam

ayat (2) Pengawasan Keimigrasian meliputi :

a. Pengawasan terhadap warga negara Indonesia yang memohon dokumen perjalanan,

keluar atau masuk Wilayah Indonesia, dan yang berada diluar Wilayah Indonesia.

b. Pengawasan terhadap lalu lintas Orang Asing yang masuk atau keluar Wilayah

Indonesia serta pengawasan terhadap keberadaan dan kegiatan Orang Asing di Wilayah

Indonesia.

Dalam Pasal 68 huruf a sampai e Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 dijelaskan

bahwa Pengawasan Keimigrasian terhadap Orang Asing dilaksanakan pada saat permohonan

Visa, masuk atau keluar, dan pemberian Izin Tinggal dilakukan dengan cara sebagai berikut :

a. Pengumpulan, pengolahan, serta penyajian data dan informasi;

b. Penyusunan daftar nama Orang Asing yang dikenai Penangkalan atau Pencegahan;

c. Pengawasan terhadap keberadaan dan kegiatan Orang Asing di Wilayah Indonesia;

d. Pengambilan foto dan sidik jari;

e. Kegiatan lain yang dapat dipertanggungjawabkan secara hukum.

9 Bambang Waluyo, Metode Penelitian Hukum, Jakarta: Sinar Grafika Press, 1999, hlm.53.

Page 8: PELAKSANAAN PENGAWASAN OLEH KANTOR IMIGRASI …

JIM Bidang Hukum Kenegaraan : Vol. 2, No.2 Mei 2018 352

Mirzaq Maulana, Husni Jalil

Berdasarkan pada ayat (4) Pasal 172 dalam Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun

2013 bahwa Pengawasan keimigrasian terhadap Orang Asing sudah mulai dilakukan pada

saat:

a. Permohonan Visa;

b. Masuk atau keluar Wilayah Indonesia;

c. Pemberian Izin Tinggal berdasarkan jenis Visa;

d. Berada dan melakukan kegiatan di Wilayah Indonesia.

Berdasarkan Pasal 172 ayat (1) dan (2) dalam Peraturan Pemerintah Republik

Indonesia Nomor 31 Tahun 2013 disebutkan bahwa: (1) Menteri melakukan pengawasan

Keimigrasian (2) Pengawasan keimigrasian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:

a. Pengawasan terhadap Warga Negara Indonesia; dan

b. Pengawasan terhadap Orang Asing.

Berdasarkan Pasal 173 dalam Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 2013 bahwa

Pelaksanaan pengawasan Keimigrasian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 172 dilakukan

oleh :

a. Direktur Jenderal, untuk melaksanakan pengawasan Keimigrasian di pusat;

b. Kepala Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asas Manusia, untuk

melaksanakan pengawasan Keimigrasian di provinsi;

c. Kepala Kantor Imigrasi, untuk melaksanakan pengawasan Keimigrasian di

kabupaten/kota atau kecamatan; dan

d. Pejabat Imigrasi yang ditunjuk atau Pejabat Dinas Luar Negeri, untuk melaksanakan

pengawasan Keimigrasian di luar Wilayah Indonesia.

Mengenai pelaksanaan pengawasan terhadap kegiatan dan keberadaan Warga Negara

Asing di daerah Meulaboh akan dilaksanakan oleh Tim Pengawasan Orang Asing dan oleh

Seksi Pengawasan Kantor Imigrasi Meulaboh. Berdasarkan pada Peraturan Menteri Hukum

dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor 50 Tahun 2016 dalam Pasal 2 telah

disebutkan bahwa: “Pembentukan Tim Pengawasan Orang Asing dimaksudkan untuk

mewujudkan pengawasan keimigrasian yang terkoordinasi dan menyeluruh terhadap

keberadaan dan kegiatan Orang Asing di Wilayah Negara Indonesia.” Mengenai

pembentukan TimPora di Negara Indonesia telah diatur dalam Pasal 3 ayat (1) bahwa:

“TimPora dibentuk di tingkat pusat dan tingkat daerah.” Menurut ketentuan Pasal 3 ayat (3)

dalam Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor 50

Page 9: PELAKSANAAN PENGAWASAN OLEH KANTOR IMIGRASI …

JIM Bidang Hukum Kenegaraan : Vol. 2, No.2 Mei 2018 353

Mirzaq Maulana, Husni Jalil

Tahun 2016 bahwa: “TimPora di tingkat daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri

atas:

a. Tim Pora tingkat provinsi;

b. Tim Pora tingkat kabupaten/kota; dan

c. Tim Pora tingkat kecamatan.10

Pelaksanaan Pengawasan keimigrasian yang telah dilakukan oleh Kantor Imigrasi

Kelas II Meulaboh beserta Tim Pengawasan Orang Asing Terhadap Pemberian Izin Tinggal

bagi Warga Negara Asing adalah masih tidak sesuai dengan ketentuan dari Peraturan

Perundang-Undangan tentang Keimigrasian di Wilayah Negara Indonesia. Pengawasan

tersebut adalah tidak sesuai dengan ketentuan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 dan

juga tidak sesuai dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 2013

tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian

di Wilayah Negara Indonesia.

Hal ini dikarenakan kurangnya Pemantauan secara signifikan yang harus dilakukan

oleh Direktorat Jenderal Imigrasi Pusat terhadap kinerja dari Pejabat, Petugas serta Tim

Pengawasan Orang Asing yang terdapat di setiap daerah di seluruh Wilayah Negara

Indonesia. Pelaksanaan Pengawasan Keimigrasian terhadap Orang Asing yang akan

memasuki daerah Meulaboh harus dilakukan semenjak Orang Asing tersebut mengajukan

permohonan untuk mendapatkan Visa kunjungan pada setiap Perwakilan Republik Indonesia

yang ada di Negaranya, selanjutnya pada saat Orang Asing tersebut tiba di Tempat

Pemeriksaan Imigrasi yang bertempat di: Bandara, Pelabuhan laut maupun Pos perbatasan

darat, serta Tempat Pemeriksaan Imigrasi lainnya yang telah ditentukan oleh Peraturan

Perundang-Undangan di Negara Indonesia. Ketidaksesuaian Pelaksanaan Pengawasan

tersebut dikarenakan kurangnya Pemantauan yang dilakukan oleh DirJen Imigrasi Pusat

terhadap setiap Kantor Imigrasi yang ada di seluruh Wilayah Negara Indonesia.

Pekerja asing di Meulaboh telah mendapatkan Visa kunjungan dari Perwakilan

Republik Indonesia yang ada di Luar Negeri yaitu dari Negara mereka masing-masing, serta

dari Pejabat Imigrasi yang berwenang untuk memberikan Izin Tinggal kunjungan tersebut,

Namun status Izin Tinggalnya sekarang telah dibatalkan oleh Menteri Hukum dan Ham yang

diberikan wewenang untuk melakukan pembatalan tersebut, mereka berlima dapat dikenakan

10 Nurismayanti, “Pengawasan Keimigrasian Terhadap Orang Asing Di Indonesia”, Jurnal Hukum

Keimigrasian di Indonesia, Hasil Suatu Kajian Hukum di Kantor Imigrasi Pangkal Pinang Kepulauan Riau, Vol.

98, Nomor. 15: 234-236, Pangkal Pinang: 13 April 2011.

Page 10: PELAKSANAAN PENGAWASAN OLEH KANTOR IMIGRASI …

JIM Bidang Hukum Kenegaraan : Vol. 2, No.2 Mei 2018 354

Mirzaq Maulana, Husni Jalil

sanksi berupa deportasi ke negara asalnya dan mereka dapat dikenai pencegahan sebelum

menjalani proses peradilan di Pengadilan Negeri Meulaboh, setelah itu kelima dari mereka

dapat dicekal untuk masuk ke Negara Indonesia, dalam waktu yang telah ditentukan oleh

Peraturan Perundang-Undangan di Wilayah Negara Indonesia.

Pembatalan Izin Tinggal kunjungan bagi lima pekerja asing di Meulaboh penyebab

utamanya dikarenakan kelima dari mereka telah melakukan kegiatan yang tidak sesuai

dengan fungsi dari Izin Tinggal kunjungannya. Setiap Orang Asing penerima Bebas Visa

kunjungan dapat melakukan kegiatan untuk tujuan wisata, kunjungan keluarga, sosial, seni

dan budaya, tugas pemerintahan, memberikan ceramah atau mengikuti seminar, mengikuti

pameran internasional, mengikuti rapat yang diadakan dengan kantor pusat atau Perwakilan

di Indonesia, dan untuk meneruskan perjalanan ke luar negeri, tetapi bukan dipergunakan

untuk bekerja ataupun untuk menjadi tenaga ahli dalam instalasi mesin. Berdasarkan

Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2016 Pasal 4 ayat (1) dan (2) telah

mengamanatkan bahwa Penerima Bebas Visa Kunjungan dapat diberikan Izin Tinggal

Kunjungan untuk 30 hari dan tidak dapat diperpanjang masa berlakunya ataupun dialih

statuskan menjadi Izin Tinggal lainnya.11

Mengenai hambatan yang dialami oleh Kantor Imigrasi Kelas II Meulaboh dalam

Melaksanakan Pengawasan Keimigrasian terhadap Pemberian Izin Tinggal bagi Warga

Negara Asing adalah sebagai berikut di bawah ini : Hambatan yang pertama adalah bahwa

mengenai luasnya jangkauan Wilayah kerja yang diatur dan dipegang oleh Kantor Imigrasi

Kelas II Meulaboh. Oleh karena itu seharusnya jumlah wilayah kerja tersebut dapat

disesuaikan dengan jumlah dari Pejabat serta Petugas Imigrasi yang bertugas di setiap daerah

di Wilayah Negara Indonesia. Jikalau wilayah kerjanya luas maka seharusnya Petugas

maupun Pegawai Imigrasinya lebih banyak, namun jika wilayah kerjanya tidak luas maka

seharusnya Petugas maupun Pegawai Imigrasinya lebih sedikit.

Hambatan yang kedua adalah mengenai kurangnya jumlah Petugas Imigrasi, Pejabat

Imigrasi maupun Tim Pengawasan Orang Asing yang bertugas. Hal ini dikarenakan jumlah

wilayah kerja yang harus diawasi terlalu luas sehingga akan mempersulit kinerja Petugas

Imigrasi, Pejabat Imigrasi maupun Tim Pengawasan Orang Asing dalam mengawasi Orang

Asing di daerah Meulaboh. Hambatan yang ketiga adalah kurangnya pengawasan yang

dilakukan oleh Direktorat Jenderal Imigrasi Pusat di dalam mengawasi serta menilai kinerja

11 Jamaluddin, S.H.,M.H., Kepala Bagian Lantaskim Kantor Imigrasi Kelas II Meulaboh, Wawancara

pada tanggal 27 April 2017, jam 14: 19 WIB.

Page 11: PELAKSANAAN PENGAWASAN OLEH KANTOR IMIGRASI …

JIM Bidang Hukum Kenegaraan : Vol. 2, No.2 Mei 2018 355

Mirzaq Maulana, Husni Jalil

dari Petugas Imigrasi, Pejabat Imigrasi maupun Tim Pengawasan Orang Asing yang

akanberdampak pada tingkat kedisiplinan untuk mempertanggungjawabkan tugasnya.

Hambatan yang keempat adalah terbatasnya fasilitas pendukung serta fasilitas penunjang

berupa sarana dan prasarana dalam bidang transportasi darat, laut maupun udara yang

berguna bagi Petugas Imigrasi, Pejabat Imigrasi maupun Tim Pengawasan Orang Asing yang

berada di daerah Meulaboh. Mengenai Alternatif Solusi yang dapat digunakan oleh Kantor

Imigrasi Kelas II Meulaboh dalam Melaksanakan Pengawasan Keimigrasian terhadap

Pemberian Izin Tinggal bagi Warga Negara Asing adalah sebagai berikut:

Alternatif Solusi yang pertama adalah seharusnya jangkauan Wilayah Kerja yang

dipegang oleh Kantor Imigrasi Kelas II Meulaboh harus diminimalisasi atau dikurangi

melalui suatu kebijakan baru yang dikeluarkan oleh Pemerintah Pusat melalui Menteri

Hukum dan Ham beserta Direktorat Jenderal Imigrasi Pusat yang telah mendapat persetujuan

dari Presiden. Pengurangan jumlah wilayah kerja tersebut harus disesuaikan dengan kapasitas

dari Sumber Daya Manusia yang dimiliki oleh Petugas Imigrasi, Pejabat Imigrasi maupun

Tim Pengawasan Orang Asing yang bertugas di daerah Meulaboh.

Alternatif Solusi yang kedua adalah seharusnya pengawasan serta pemantauan yang

dilakukan oleh Direktorat Jenderal Imigrasi Pusat terhadap Pejabat maupun Petugas Imigrasi

di Kantor Imigrasi Kelas II Meulaboh harus ditingkatkan, hal ini bertujuan untuk

terwujudnya daya kerja yang maksimal dan efektif dalam pelaksanaan pengawasan yang akan

dilakukan oleh Petugas Imigrasi, Pejabat Imigrasi maupun Tim Pengawasan Orang Asing

yang bertugas di daerah Meulaboh.

Alternatif Solusi yang ketiga adalah Direktorat Jenderal Imigrasi Pusat harus

membantu dalam menyediakan fasilitas penunjang berupa sarana transportasi yang memadai

serta fasilitas pendukung lainnya yang dapat dipergunakan dalam mengawasi dan menelusuri

keberadaan serta kegiatan Orang Asing yang masuk serta keluar daerah Meulaboh, yang

dilaksanakan berdasarkan Peraturan Perundang-Undangan tentang Keimigrasian. Keberadaan

fasilitas penunjang ini adalah sebagai alternative yang diprioritaskan, karena fasilitas ini

dapat digunakan secara berkelanjutan dan terkoordinasi untuk membantu Pelaksanaan

Pengawasan Keimigrasian yang dilaksanakan oleh Pejabat, Petugas Imigrasi dan Tim

Pengawasan Orang Asing di daerah Meulaboh.

Alternatif Solusi yang keempat yaitu bahwa seharusnya Direktorat Jenderal Imigrasi

Pusat dapat untuk menyediakan Petugas Imigrasi, Pejabat Imigrasi maupun Tim Pengawasan

Orang Asing tambahan untuk mewujudkan pelaksanaan pengawasan yang lebih efisien dan

Page 12: PELAKSANAAN PENGAWASAN OLEH KANTOR IMIGRASI …

JIM Bidang Hukum Kenegaraan : Vol. 2, No.2 Mei 2018 356

Mirzaq Maulana, Husni Jalil

efektif, hal ini dikarenakan jumlah wilayah kerja yang dipegang oleh Kantor Imigrasi Kelas II

Meulaboh yang begitu luas, sehingga dibutuhkan Pegawai maupun Petugas Imigrasi

tambahan untuk mengatasi segala permasalahan hukum yang akan muncul khususnya di

daerah Meulaboh.12

KESIMPULAN

Pelaksanaan pengawasan keimigrasian terhadap pemberian Izin Tinggal bagi Warga

Negara Asing yang dilakukan oleh Pejabat Imigrasi, Petugas Imigrasi di Tempat Pemeriksaan

Imigrasi beserta Tim Pengawasan Orang Asing yang berada di Wilayah kerja Kantor Imigrasi

Kelas II Meulaboh masih belum berjalan sesuai dengan ketentuan Peraturan Undang–Undang

Nomor 6 Tahun 2011 dan juga ketentuan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor

31 Tahun 2013 Tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011

Tentang Keimigrasian yang berlaku di seluruh Wilayah Negara Indonesia.

Berdasarkan hasil wawancara dengan Pejabat, Pegawai maupun Petugas Imigrasi di

Kantor Imigrasi Kelas II Meulaboh diperoleh informasi bahwa : Pelaksanaan pengawasan

tersebut masih belum sesuai dengan Peraturan Perundang-Undangan karena diidentifikasikan

telah terlibat beberapa orang dari Pegawai maupun Petugas Imigrasi yang telah menerima

Penjaminan terhadap lima Warga Negara Asing, Penjaminan tersebut telah melanggar

ketentuan Peraturan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian di Wilayah

Negara Indonesia.

12 Iskandar Yus ,Kepala Bagian Wasdakim Kantor Imigrasi Kelas II Meulaboh, Wawancara pada tanggal

27 April 2017, jam 23 : 18 WIB.

Page 13: PELAKSANAAN PENGAWASAN OLEH KANTOR IMIGRASI …

JIM Bidang Hukum Kenegaraan : Vol. 2, No.2 Mei 2018 357

Mirzaq Maulana, Husni Jalil

DAFTAR PUSTAKA

Atmosdirjo, S. Prajudi, Hukum dan Pengawasan Keimigrasian, Jakarta: Ghalia Indonesia,

2002.

Santoso, M. Imam, Perspektif Imigrasi dalam Pembangunan dan Ketahanan Nasional,

Jakarta: Universitas Indonesia Press, 2003.

Bagir Manan, Hukum Keimigrasian dalam Sistem Hukum Nasional, Jakarta: Gramedia

Pustaka Utama, 2002.

Sihar Sihombing, Hukum Keimigrasian Dalam Sistem Hukum Indonesia, Bandung: Nuansa

Aulia, 2004.

Adikun Sudikun, Mertokusumo, Mengenal Hukum Keimigrasian Di Indonesia, Jakarta:

Liberty Press, 1999.

Bambang Waluyo, Metode Penelitian Hukum, Jakarta: Sinar Grafika Press, 1999.

Nurismayanti, “Pengawasan Keimigrasian Terhadap Orang Asing Di Indonesia”,

Jurnal Hukum Keimigrasian di Indonesia, Hasil Suatu Kajian Hukum di Kantor

Imigrasi Pangkal Pinang Kepulauan Riau, Vol. 98, Nomor. 15: 234-236, Pangkal

Pinang: 13 April 2011.

Berita Aceh terkini, <http://acehtimes.co.id/diduga-menyalahgunakan-visa-imigrasi/>,

[diakses 02/03/2017].

Antara News, <http://www.orang asing.org// Pekerja asing asal tiongkok/>, [diakses pada

23/04/2017].