Pelaksanaan IV-0lecturer.ppns.ac.id/luqmanashari/wp-content/uploads/sites/60/2018/... · perhatian...

38
Pelaksanaan IV-0

Transcript of Pelaksanaan IV-0lecturer.ppns.ac.id/luqmanashari/wp-content/uploads/sites/60/2018/... · perhatian...

Page 1: Pelaksanaan IV-0lecturer.ppns.ac.id/luqmanashari/wp-content/uploads/sites/60/2018/... · perhatian pada beton ini adalah kualitas beton dan penanganan di lapangan. 1. Kontrol Kualitas

Pelaksanaan IV-0

0

Page 2: Pelaksanaan IV-0lecturer.ppns.ac.id/luqmanashari/wp-content/uploads/sites/60/2018/... · perhatian pada beton ini adalah kualitas beton dan penanganan di lapangan. 1. Kontrol Kualitas

Pelaksanaan IV-1

4.1 PENCAMPURAN/MIXING a. Site-Mix

1. Standar pencampuran ini hanya untuk beton normal (dengan berat jenis

2200 kg/m3-2500 kg/m3) dan tidak menggunakan bahan tambahan.

Pencampuran dengan bahan tambahan diatur oleh petunjuk

penggunaan bahan tambahan yang digunakan.

2. Alat pencampur yang digunakan harus mempunyai alat pemutar

dengan mesin, baik mollen, winget, pan mixer atau batching plant, yang

dibagi dalam dua golongan, yaitu:

• Golongan 1: Mesin pencampur dengan blade berputar sendiri,

contoh: pan mixer dan batching plant

• Golongan 2: Mesin pencampur dan blade berputar bersamaan,

contoh: mollen dan winget

Pencampuran a. Semua bahan beton harus diaduk secara seksama hingga campuran

seragam dan harus dituangkan seluruhnya sebelum pencampur diisi kembali.

b. Outlet mixer jangan sampai menimbulkan segregasi waktu beton

dituang. c. Beton siap pakai harus dicampur dan diantarkan sesuai persyaratan

SNI 03-4433-1997. Spesifikasi beton siap pakai atau ASTM C685. Spesifikasi untuk beton yang dibuat melalui penakaran volume dan pencampuran menerus.

Page 3: Pelaksanaan IV-0lecturer.ppns.ac.id/luqmanashari/wp-content/uploads/sites/60/2018/... · perhatian pada beton ini adalah kualitas beton dan penanganan di lapangan. 1. Kontrol Kualitas

Pelaksanaan IV-2

d. Adukan beton yang dicampur di lapangan harus dibuat sebagai berikut: 1) Urutan pemasukan material kedalam mesin pencampur harus

dimulai dengan agregat kasar, agregat halus kemudian semen. Setelah semen dimasukkan, putar mesin pengaduk selama 1/2 menit kemudian baru dimasukkan air (air dan bahan tambahan, bila tidak terdapat ketentuan lain tentang penggunaan bahan tambahan). Kemudian lakukan pengadukan sesuai waktu yang ditentukan.

2) Mesin pencampur harus diputar dengan kecepatan yang disarankan oleh pabrik pembuat. Jika tidak ada, dapat menggunakan pendekatan pada Tabel 4.1

3) Pencampuran harus dilakukan secara terus-menerus selama sekurang-kurangnya 1,5 menit (lihat Tabel 4.1) setelah semua bahan berada dalam wadah pencampur, kecuali bila dapat diperlihatkan bahwa waktu yang lebih singkat dapat memenuhi persyaratan uji keseragaman campuran SNI 03-4433-1997. Spesifikasi beton siap pakai.

4) Pengolahan, penakaran dan pencampuran bahan harus memenuhi aturan yang berlaku pada SNI 03-4433-1997. Spesifikasi beton siap pakai.

5) Catatan rinci harus disimpan dengan data-data yang meliputi: o Jumlah adukan yang dihasilkan o Proporsi bahan yang digunakan o Perkiraan lokasi pengecoran pada struktur o Tanggal serta waktu pencampuran dan pengecoran

Tabel 4.1 Standar Waktu Minimum Pemutaran Alat Pencampur Beton Jenis Mesin Pencampur

Kapasitas Maksimum (m3)

Lama Pencampuran Minimum (menit)

<1.0 1.5 1.0-2.5 2.0 2.5-3.0 2.5 3.0-5.0 3.0

Blade berputar sendiri

5.0-7.0 3.5 Blade berputar

bersamaan dengan mesin

0.5 3.0

e. Toleransi berat pencampuran bahan beton: o Semen dan air +/-2% o Pasir +/-3% o Agregat kasar +/-5% o Air +/-2% o Aditif +/-5%

Page 4: Pelaksanaan IV-0lecturer.ppns.ac.id/luqmanashari/wp-content/uploads/sites/60/2018/... · perhatian pada beton ini adalah kualitas beton dan penanganan di lapangan. 1. Kontrol Kualitas

Pelaksanaan IV-3

b. Ready-Mix

Penggunaan Beton pra-campur/ready-mix terutama digunakan untuk pengecoran jumlah besar yang biasanya melayani proyek-proyek pada skala besar atau melayani proyek-proyek di perkotaan. Penggunaan beton pra-campur mengeliminasi waktu mixing oleh kontraktor, karena beton tiba di lapangan dalam keadaan siap-tuang, yang perlu mendapat fokus perhatian pada beton ini adalah kualitas beton dan penanganan di lapangan. 1. Kontrol Kualitas

Dalam melakukan kontrol kualitas beton ready-mix, hal yang penting adalah melakukan kontrol volume semen pada mix-design sebab komponen semen merupakan komponen yang paling mahal dari komposisi ready-mix.

Pada pengecoran dengan volume besar, kemungkinan terjadi adanya kesalahan dalam keseragaman mutu yang disebabkan karena kurang cermatnya operator instalasi berhubung banyaknya pengiriman di berbagai tempat dengan mutu atau spesifikasi yang berbeda.

Dalam melakukan kontrol workabilitas beton sebelum dituang, maka prosedur berikut dapat dilakukan:

a. Pastikan bahwa beton telah tercampur secara merata di dalam truk mixer

b. Ambilah contoh bahan uji secukupnya c. Lakukan uji slump pada contoh bahan uji tersebut d. Bilamana hasilnya memenuhi persyaratan yang ditentukan, maka

muatan harus diterima. Tetapi bila hasilnya diluar batas, ambilah kembali contoh bahan uji dari truk yang sama untuk dilakukan test slump lagi

e. Bila tidak memenuhi, maka beton harus ditolak

2. Penanganan Beton Pra Campur di Lapangan a. Site yang dilalui dan tempat parkir truk mixer harus kuat dan

mampu menahan muatan penuh dari truk pencampur yang beratnya sekitar 24 ton, dan jelas bahwa jalanan ini harus lebih kuat daripada yang diperlukan untuk lalu lintas biasa di lapangan. Sehingga akan lebih ekonomis untuk membuat jalan masuk yang memadai di awal pekerjaan, daripada pekerjaan ”tambal sulam” permukaan tanah yang lemah. Disarankan untuk keadaan umum, memberi perkerasan inti yang sangat padat setebal 200 mm atau yang ekuivalen

b. Truk yang berjalan dekat sisi galian harus diperhatikan. Galian perlu ditopang dengan baik untuk mencegah runtuhnya sisi galian akibat berat kendaraan.

Page 5: Pelaksanaan IV-0lecturer.ppns.ac.id/luqmanashari/wp-content/uploads/sites/60/2018/... · perhatian pada beton ini adalah kualitas beton dan penanganan di lapangan. 1. Kontrol Kualitas

Pelaksanaan IV-4

4.2 PENGANGKUTAN a. Semua peralatan untuk pengangkutan harus bersih.

b. Tidak boleh terjadi segregasi dan hilangnya plastisitas campuran

selama proses pengangkutan. c. Diusahakan tidak timbul laitance/kelembapan tinggi diatas beton segar. d. Waktu keluar dari batching sampai penuangan selesai tidak boleh lebih

dari 1,5 jam atau waktu total sampai dengan pengecoran selesai tidak lebih dari tiga jam dan nilai slump masih memenuhi syarat

Page 6: Pelaksanaan IV-0lecturer.ppns.ac.id/luqmanashari/wp-content/uploads/sites/60/2018/... · perhatian pada beton ini adalah kualitas beton dan penanganan di lapangan. 1. Kontrol Kualitas

Pelaksanaan IV-5

4.3 PERSIAPAN LOKASI a. Persiapkan site dengan baik, termasuk pada joint bekisting, pastikan

bahwa penempatan tulangan sudah benar (jika ada), pastikan bekisting sudah rata, kuat dan tersangga dengan benar.

b. Semua sampah, kotoran dan genangan air harus dihilangkan dari

cetakan yang akan diisi beton. c. Cetakan harus dilapisi zat pelumas permukaan sehingga mudah

dibongkar. d. Bila ada bagian yang menggunakan batu bata, bagian dinding bata

pengisi yang akan bersentuhan dengan beton segar harus dalam kondisi basah.

e. Tulangan harus benar-benar bersih dari lapisan yang mengganggu.

f. Sebelum beton dicor, air harus dibuang dari tempat pengecoran,

kecuali bila digunakan tremie. g. Semua kotoran dan bagian permukaan yang dapat lepas atau yang

kualitasnya kurang baik harus dibersihkan sebelum pengecoranlanjutan dilakukan pada permukaan beton yang telah mengeras.

h. Pengecoran diatas beton lama/batuan harus dibersihkan, dikasari,

dibasahi dan dilapisi dengan mortar/semen yang dibuat dengan menggunakan air dan semen yang sama dengan yang dicor dan nilaislump 15 cm terlebih dahulu, setebal 4-10 cm untuk mencegah lubang-lubang dan menciptakan ikatan yang rapat. Atau gunakan bondingagent.

i. Penundaan pengecoran ketika beton sudah siap di cor menyebabkan

penurunan kualitas akhir. Pastikan semua kegiatan diatas sudahterlaksana sebelum beton siap dicor.

Page 7: Pelaksanaan IV-0lecturer.ppns.ac.id/luqmanashari/wp-content/uploads/sites/60/2018/... · perhatian pada beton ini adalah kualitas beton dan penanganan di lapangan. 1. Kontrol Kualitas

Pelaksanaan IV-6

4.4 PERALATAN PENGECORAN a. Agitator Truck

• Agitator truck biasanya dipakai untuk mengirim beton ready-mix,

dengan drum yang berputar untuk mencegah beton mengalami setting, berbeda dengan truck mixer yang mencampur beton sekaligus mengangkutnya. Spesifikasi mixer dapat dilihat pada Poin 4.1 (diatas)

• Kontraktor harus mengecek nilai slump dari tiap batch individual untuk mengetahui keseragaman konsistensi beton. Bila test ini mengindikasikan adanya variasi nilai slump melebihi 50 mm, agitator disarankan untuk tidak digunakan sampai kondisi tersebut diperbaiki

• Agitator harus terawat baik, dan tidak ada akumulasi beton keras dan mortar didalamnya, blade dan setiap bagiannya harus diganti bila telah aus sebesar 25 mm dari design pabriknya

• Beton harus sampai di site dan penuangan harus diselesaikan dalam waktu 1.5 jam setelah air dimasukkan dalam campuran semen dan agregat.

Dibawah ini diuraikan kapasitas dan spesifikasi rata-rata dari beberapa agitator truck di pasaran: Kapasitas geometris drum : 8-14 m3

Kapasitas pencampuran : 5-8 m3

Kecepatan putar drum : 0-18 rpm Tekanan water system : 2 bar Volume water tank : 400-600 liter Berat agitator truck kosong : 2800-3200 kg Kecepatan maksimum : 60 km/jam

Satuan panjang: mm

Page 8: Pelaksanaan IV-0lecturer.ppns.ac.id/luqmanashari/wp-content/uploads/sites/60/2018/... · perhatian pada beton ini adalah kualitas beton dan penanganan di lapangan. 1. Kontrol Kualitas

Pelaksanaan IV-7

b. Concrete Pump • Concrete pump diperlengkapi dengan pipa yang panjangnya tergantung

jangkauan horisontalnya • Ukuran maksimum agregat yang dapat dipompa hingga 63 mm (tetapi

tergantung juga pada spesifikasi pabrik) • Diperlengkapi agitator pada feeding hopper-nya untuk mencegah beton

mengalami setting dan segregasi di lubang penyerapan • Biasanya diperlengkapi dengan 3-5 section untuk Z-boom Spesifikasi rata-rata alat: Temperatur pengecoran optimal : -20 s.d +40 OC Jangkauan vertikal : 16-58 m Jangkauan horizontal : 13-53 m

c. Tremie

Kedalaman jangkauan : 8-42 m

Tinggi alat dalam keadaan terlipat : 4.1-15.4 m

• Metode pengecoran beton didalam air melalui pipa atau tabung, tremie dapat rigid maupun fleksibel

Output : 48-154 m3/jam

• Beton dialirkan secara gravitasional dengan mesin pengaduk beton yang mengalirkan beton melalui bagian atas pipa atau dengan disambungkan secara langsung melalui concrete pump

Tekanan dalam pipa : 71-130 bar

• Pengecoran dengan tremie bertujuan menghasilkan penuangan menerus yang monolitik dibawah air tanpa menyebabkan turbulensi

Diameter pipa : 200x1400 – 280x2100 mm

Stroke : 18-34 per menit

Page 9: Pelaksanaan IV-0lecturer.ppns.ac.id/luqmanashari/wp-content/uploads/sites/60/2018/... · perhatian pada beton ini adalah kualitas beton dan penanganan di lapangan. 1. Kontrol Kualitas

Pelaksanaan IV-8

d. Placing Boom • Berupa tower yang terdiri dari substruktur turbular, kolom vertikal dan

boom/lengan yang dapat mengeluarkan aliran beton segar ke formwork struktur

• Adanya instalasi alat untuk climbing dengan sistem hidrolis yang dioperasikan dengan kabel remote control

• Placing boom dapat ditambah tingginya seiring dengan naiknya struktur bangunan dan dapat berdiri hingga 100 ft (30.48 m) tanpa diikat pada apapun

• Pergerakan angular pada boom joint-nya besar, sehingga dapat menjangkau berbagai lokasi yang relatif luas

• Diperlukan 40 ft container untuk pengangkutan boom

Syarat pengecoran dengan tremie: • Diameter minimum 250 mm • Penetrasi tremie sekitar 3-4 inchi atau 8-10 cm • Kadar semen minimum 7 sack tiap kubik yard/0.76 m3 • Slump berkisar 6-9 in • Penuangan beton dan maneuver tremie harus dilakukan secara hati-

hati • Pengantaran/ pengangkutan beton harus tiba ditempat tujuan dalam

jumlah yang cukup dan tepat waktu

Spesifikasi rata-rata alat: Jangkauan horizontal : 16-50 m Berat alat : 4050-9650 kg Jumlah section dalam satu lengan : 4-5 buah

Page 10: Pelaksanaan IV-0lecturer.ppns.ac.id/luqmanashari/wp-content/uploads/sites/60/2018/... · perhatian pada beton ini adalah kualitas beton dan penanganan di lapangan. 1. Kontrol Kualitas

Pelaksanaan IV-9

e. Internal Vibrator Pemilihan vibrator agar menghasilkan beton berkualitas adalah: • Pilihlah vibrator terbesar dari kelasnya yang sesuai untuk jenis pekerjaan • Hal penting yang perlu diperhatikan: udara terperangkap bergerak keatas

dalam campuran mulai 1-3 inch per detik (1 inch, pada nilai slump 0, 3 inch pada nilai slump 4-5 inch)

Spesifikasi umum rata-rata dari beberapa vibrator, antara lain: Diameter head : 38-65 mm Panjang vibrator : 345-490 mm Berat : 2.2-9.2 kg Protective hose : 4-5 m Berat pengoperasian : 10.5-22.5 kg Diameter pemadatan efektif (tergantung konsistensi beton) : 50-120 cm Getaran : 11000-14000 VPM Lihat juga Bab VI Pengetahuan Beton Pracetak, Subbab Pemadatan. Pada Bab tersebut diuraikan beberapa macam peralatan pemadatan yang dipakai pada produksi beton pracetak, seperti: meja getar dan external vibrator.

Benar Salah

½ dari radius penggetaran

Internal Vibrator dengan Generator

Page 11: Pelaksanaan IV-0lecturer.ppns.ac.id/luqmanashari/wp-content/uploads/sites/60/2018/... · perhatian pada beton ini adalah kualitas beton dan penanganan di lapangan. 1. Kontrol Kualitas

Pelaksanaan IV-10

Vibrator tanpa Generator

4.5 PENGECORAN Cara pengecoran dan pemadatan yang baik, akan menghasilkan ikatan yang

kuat antara pasta semen dan agregat serta akan mengisi bekisting secara sempurna. Kedua faktor tersebut diatas berperan penting dalam memberikan kekuatan dan tampilan terbaik pada beton yang dihasilkan.

Beton yang Tidak Boleh Digunakan

a. Beton yang telah mengeras sebagian/terkontaminasi bahan lain. b. Beton yang ditambah air lagi atau beton yang telah dicampur ulang

setelah pengikatan awal, kecuali bila disetujui pengawas lapangan.

Pedoman Umum

a. Kontrol temperature-Jika memungkinkan, hindari pengecoran pada cuaca yang panas, kering dengan kelembapan rendah atau cuaca yang terlalu dingin dan berangin keras. Jika cuaca diprediksi akan panas, kering atau berangin, maka subgrade/bekisting tempat beton akan diletakkan harus dibasahi agar lembab.

Pastikan setiap langkah pekerjaan telah dipersiapkan dengan baik,

karena pada kondisi cuaca seperti diatas, tidak tersedia banyak waktu untuk pengecoran, pemadatan, finishing dan perawatan beton.

Page 12: Pelaksanaan IV-0lecturer.ppns.ac.id/luqmanashari/wp-content/uploads/sites/60/2018/... · perhatian pada beton ini adalah kualitas beton dan penanganan di lapangan. 1. Kontrol Kualitas

Pelaksanaan IV-11

b. Segregasi-Beton harus dicor sedekat mungkin pada posisi akhirnya untuk menghindari terjadinya segregasi akibat penanganan kembali atau akibat pengaliran.

c. Kontinu-Setelah dimulainya pengecoran, maka pengecoran tersebut

harus dilakukan secara menerus hingga mengisi secara penuh panel atau penampang sampai batasnya atau sambungan yang ditetapkan dan hindarkan terjadinya cold-joint.

d. Kontrol posisi-Kecepatan pengecoran harus sedemikian hingga agar

beton tetap dalam keadaan plastis dan dengan mudah dapat mengisi ruang diantara tulangan, seluruh celah dan masuk hingga ke sudut cetakan tetapi tidak menimbulkan pergerakan besi, bekisting serta embedded material.

e. Kecepatan pengecoran-Untuk menghindari tekanan yang berlebihan

pada bekisting pada proyek-proyek besar, kecepatan pengecoran tidak lebih dari 1,2 m vertikal tiap jamnya kecuali untuk kolom. Untuk mencegah retak-retak, interval antara pengecoran slab, balok, dan girder dengan pengecoran kolom dan dinding yang mendukungnya minimal 4 jam, tetapi yang terbaik adalah 24 jam.

Cold-joint f. Siar Pelaksanaan-Jika diperlukan siar pelaksanaan, maka sambungan

harus dibuat sesuai Subbab 8.4 SNI 03-2847-2002 g. Pengecoran berlapis-setiap lapisnya dibatasi maksimal setebal 50 cm

dengan satu kali operasi (ketebalannya tergantung dari tipe konstruksi, ukuran bekisting dan jumlah tulangan) dan harus dipadatkan terlebih dahulu sebelum pengecoran lapisan selanjutnya untuk mencegah terjadinya lubang-lubang (sarang lebah). Lapisan selanjutnya segera harus dituang sebelum lapisan sebelumnya mengalami pengikatan awal.

Page 13: Pelaksanaan IV-0lecturer.ppns.ac.id/luqmanashari/wp-content/uploads/sites/60/2018/... · perhatian pada beton ini adalah kualitas beton dan penanganan di lapangan. 1. Kontrol Kualitas

Pelaksanaan IV-12

Hindarkan terjadinya over vibrate saat pemadatan lapisan, karena akan

menyebabkan segregasi dan permukaan yang lemah.

h. Tinggi jatuh maksimum-Jika menggunakan concrete pump, pengecoran langsung dari mixer truck, menggunakan cerobong ataupun kereta dorong, pastikan bahwa beton segar dituang secara vertikal dengan ketinggian maksimum pengecoran adalah 1,5 m untuk mencegah terjadinya lubang-lubang pada beton yang dihasilkan.

Teknik Pengecoran (lihat Gambar 4.1)

a. Pengecoran dinding

o Pengecoran dimulai dari ujung bergerak ke tengah untuk mencegah air berkumpul pada sudut dan tepi bekisting.

o Berikan kelebihan cor setinggi sekitar 5 cm dari bekisting dan pindahkan kelebihan tersebut sebelum beton mengeras agar didapat permukaan yang rata dan bersih.

o Sebelum pengecoran selanjutnya, berikan lapisan mortar seperti pada poin 4.3.h

b. Site datar

o Pengecoran dimulai dari sudut bekisting paling jauh dan bergerak ke arah suplai beton, dimana beton dicampur atau dikirim (mixer truck).

o Jangan mengecor pada titik-titik yang berbeda dan mengeruk titik-titik tersebut secara horisontal untuk meratakan dan menggabungkan agar mengisi bekisting pada posisi akhirnya, hal ini dapat menyebabkan segregasi.

c. Site miring/dengan slope tertentu

o Pengecoran dimulai dari titik terendah, bergerak naik ke arah yang lebih tinggi sehingga berat beton cor-coran di titik yang lebih tinggi akan memadatkan beton yang telah dicor sebelumnya. Penggunaan campuran yang lebih kental lebih dianjurkan.

o Jika area pengecoran luas dan kemiringannya curam serta akses terbatas, concrete pump adalah solusi paling praktis untuk menghemat waktu, energi dan kenyamanan

Page 14: Pelaksanaan IV-0lecturer.ppns.ac.id/luqmanashari/wp-content/uploads/sites/60/2018/... · perhatian pada beton ini adalah kualitas beton dan penanganan di lapangan. 1. Kontrol Kualitas

Pelaksanaan IV-13

Benar Salah 4. Pengecoran Beton pada Site Miring

Benar Salah 2. Pengecoran Beton pada Bagian Atas

Bekisting Dinding

Benar Salah 1. Pengecoran Beton pada Bagian Bawah

Bekisting Dinding

Benar Salah 3. Pengecoran Beton pada Site Datar

Gambar 4.1 Teknik Pengecoran

Page 15: Pelaksanaan IV-0lecturer.ppns.ac.id/luqmanashari/wp-content/uploads/sites/60/2018/... · perhatian pada beton ini adalah kualitas beton dan penanganan di lapangan. 1. Kontrol Kualitas

Pelaksanaan IV-14

Pengecoran pada temperatur udara tinggi: Jika temperatur harian >35o Celcius , maka diusahakan pengecoran dilakukan pada malam hari, atau dilakukan upaya khusus pada proses pencampuran, seperti :

Pendinginan material dengan siraman air Melindungi semua material dan lokasi pengecoran dari sinar matahari,

misalnya dengan menggunakan tenda Mengecat tangki penyimpan air dengan warna putih (tidak menyerap

panas) Mendinginkan air pencampur beton, atau mencampur dengan es atau

air chiller Menyemprot acuan/bekisting dengan air Melindungi beton selama pengangkutan dan pengecoran terhadap sinar

matahari

Page 16: Pelaksanaan IV-0lecturer.ppns.ac.id/luqmanashari/wp-content/uploads/sites/60/2018/... · perhatian pada beton ini adalah kualitas beton dan penanganan di lapangan. 1. Kontrol Kualitas

Pelaksanaan IV-15

4.6 PEMADATAN/COMPACTING

Pemadatan dilakukan pada semua pembetonan kecuali beton yang dicor didalam air. Pemadatan mengeliminasi lubang-lubang dan membuat agregat halus mengisi cetakan dan membentuk permukaan yang halus, sehingga beton dapat mencapai kekuatannya, durabilitasnya dan homogenitasnya.

Kapan Pemadatan Dapat Dimulai? Segera setelah beton dituangkan dan beton masih dalam kondisi plastis (workable) Pedoman Umum a. Pemadatan dapat dilakukan secara manual (menggunakan sekop,

tongkat atau tamper) maupun mekanis (menggunakan vibrator), tapi yang terbaik adalah secara mekanis. Peralatan pemadatan harus dapat mencapai dasar cetakan dan cukup kecil agar dapat masuk ke celah-celah tulangan.

b. Pemadatan tidak menimbulkan pergerakan besi, bekisting dan

embedded material. c. Pemadatan tidak boleh menimbulkan ruang kosong akibat gaya

gravitasi. Teknik Pemadatan a. Pemadatan manual

o Masukkan alat pemadat kedalam bekisting, pada lapisan yang baru saja dituangkan dan beberapa inchi hingga lapisan dibawahnya.

o Gerakkan alat pemadat hingga agregat kasar menghilang dan masuk kedalam beton.

Ujung pipa: sambungan dan rata

Gambar 4.2 Pemadatan Manual

Page 17: Pelaksanaan IV-0lecturer.ppns.ac.id/luqmanashari/wp-content/uploads/sites/60/2018/... · perhatian pada beton ini adalah kualitas beton dan penanganan di lapangan. 1. Kontrol Kualitas

Pelaksanaan IV-16

Hindarkan hal-hal berikut ini untuk mencegah segregasi: o Jangan menggunakan vibrator bila adukan dapat dipadatkan dengan

mudah dengan hanya menggunakan pemadatan manual o Jangan menggunakan vibrator untuk beton dengan nilai slump lebih dari

5 inchi. o Jangan menggunakan vibrator untuk meratakan beton didalam bekisting

b. Pemadatan mekanis (Internal Vibrator)

o Masukkan alat pemadat hingga kedalaman kira-kira 45 cm. Untuk beton air entrained selama 5-10 detik dan untuk beton non-air entrained selama 10-15 detik. Lamanya pemadatan tersebut tergantung pada nilai slump-nya.

o Padatkan secara merata dengan membuat sejumlah kecil area pemadatan yang overlap dan jika memungkinkan, biarkan vibrator berdiri secara vertikal dan biarkan turun dengan sendirinya akibat gravitasi kedalam beton.

o Vibrator tidak hanya bergerak pada lapisan yang baru saja dicor, tetapi juga menembus hingga >10cm kedalam lapisan dibawahnya (yang sudah terlebih dahulu dicor) untuk menjamin terbentuknya ikatan yang baik antar lapisan.

o Pemadatan yang layak telah tercapai jika lapisan tipis mortar muncul kepermukaan disekitar diseluruh bekisting dan agregat kasar menghilang kedalam beton atau pasta semen mulai nampak disekitar tongkat vibrator dan gelembung udara beton naik ±30 detik.

o Tariklah vibrator secara vertikal dengan kecepatan yang sama saat turun kedalam adukan beton secara gravitasional.

Tabel 4.2 Getaran Minimum dengan Internal Vibrator

Diameter Getaran Minimal (RPM)

> 80mm 8.000 < 80 mm 12.000

Sebelum Pemadatan Setelah Pemadatan

Gambar 4.3 Pemadatan Mekanis

Page 18: Pelaksanaan IV-0lecturer.ppns.ac.id/luqmanashari/wp-content/uploads/sites/60/2018/... · perhatian pada beton ini adalah kualitas beton dan penanganan di lapangan. 1. Kontrol Kualitas

Pelaksanaan IV-17

4.7 FINISHING

Proses finishing dilakukan untuk memperoleh permukaan beton dengan

efek-efek tertentu sesuai dengan yang diinginkan. Dalam kasus tertentu, finishing dapat hanya berupa koreksi terhadap cacat permukaan, mengisi lubang-lubang atau membersihkan permukaan. Beton yang tidak memerlukan finishing permukaan, kadangkala hanya membutuhkan screeding untuk memperbaiki kontur.

Macam Finishing:

a. Screeding b. Hand Tamping c. Floating d. Edging e. Trowelling f. Brooming g. Grinding h. Sack-Rubbed Finish i. Exposed Aggregate Finish

Kapan Finishing Dapat Dimulai? Saat beton (yang telah dipadatkan sebelumnya) dapat menyangga beban satu orang yang berdiri diatasnya dengan hanya meninggalkan sedikit bekas pada permukaannya.

a. SCREEDING

Dilakukan untuk memperoleh elevasi/ketinggian yang diinginkan pada pengecoran slab, trotoar atau jalan.

a. Screeding Manual Menggunakan sebuah alat yang disebut screed, dengan bagian bawah alat datar dan rata untuk menghasilkan permukaan yang rata atau lengkung untuk menghasilkan permukaan lengkung. Teknik sceed yang baik: o Gerakkan screed maju dan mundur melintang dipermukaan

beton seperti gerakan menggergaji o Dalam satu gerakan, gerakkan screed maju sekitar 1 inchi

disepanjang bekisting o Jika screed ‘mencongkel’ permukaan beton, (yang mungkin

terjadi pada beton air entrained karena sifatnya yang lengket) kurangilah kecepatan maju screeding atau lapisi bagian bawah screed dengan logam

o Lakukan kembali screeding untuk kedua kali untuk membuang permukaan beton yang bergelombang akibat screeding sebelumnya

Page 19: Pelaksanaan IV-0lecturer.ppns.ac.id/luqmanashari/wp-content/uploads/sites/60/2018/... · perhatian pada beton ini adalah kualitas beton dan penanganan di lapangan. 1. Kontrol Kualitas

Pelaksanaan IV-18

b. Screeding Mekanis Umumnya digunakan untuk pekerjaan perkerasan jalan raya, dek jembatan dan slab. Alat ini memiliki vibrator dan dapat digunakan untuk beton kuat tekan tinggi dan memiliki nilai slump rendah. Keuntungan menggunakan screeding mekanis ini adalah menghasilkan beton yang kuat dengan kepadatan yang lebih besar, finishing yang lebih rapi, mengurangi perawatan (mengeliminasi perlunya floating dan hand tamping) dan menghemat waktu dengan kecepatan operasi yang tinggi. Alat ini terdiri dari beam dan mesin berbahan bakar bensin, atau motor listrik dan penggetar mekanis yang dipasang ditengah beam. Kebanyakan alat jenis ini cukup berat, maka dilengkapi dengan roda untuk membantu memindahkan, tetapi terdapat pula screed mekanis yang ringan dan dapat diangkat oleh dua orang pekerja. Kecepatan mengoperasikan tergantung secara langsung oleh nilai slump, makin besar nilai slump adukan, makin besar kecepatannya.Teknik screeding dengan alat ini adalah: o Tidak boleh ada gerakan menyilang dari beam o Tuangkan beton pada jarak 4-6 m didepan screed dan pastikan

beton yang cukup telah siap didepan screed dengan ketinggian dibawah screed beam

o Screed kemudian dioperasikan oleh dua pekerja pada kedua ujungnya

o Jika pada permukaan beton muncul rongga atau lubang setelah screed melewati lapisan itu, maka lubang tersebut harus segera diisi dengan beton segar dan screed kemudian diangkat dan dipindahkan kebelakang untuk pass kedua kali

Screeding yang optimal dilakukan oleh 3 orang (tidak termasuk operator vibrator), dua dari pekerja mengoperasikan screed sedangkan pekerja ketiga membuang kelebihan beton dari bagian depan screed. Kecepatan screeding yang dihasilkan dengan cara ini adalah 200 ft2/jam

Page 20: Pelaksanaan IV-0lecturer.ppns.ac.id/luqmanashari/wp-content/uploads/sites/60/2018/... · perhatian pada beton ini adalah kualitas beton dan penanganan di lapangan. 1. Kontrol Kualitas

Pelaksanaan IV-19

Gambar 4.4 Alat Screed Mekanis Bila saat screeding, terjadi bleeding, jangan menggunakan

pasir/semen untuk menyerap kelebihan air akibat bleeding karena akan melemahkan permukaan yang telah mengeras, pindahkan genangan air dengan menarik pipa selang diatas permukaan beton atau saat mix desain gunakan bahan aditif air entraining.

b. HAND TAMPING Dilakukan setelah screeding. Digunakan untuk memadatkan beton

menjadi sebuah massa yang padat dan membuat agregat kasar dengan ukuran partikel besar turun kebawah permukaan, sehingga memungkinkan finishing permukaan dapat dilakukan sesuai keinginan. Alat ini hanya digunakan untuk beton dengan nilai slump rendah. Setelah hand tamping dilakukan, dapat langsung dilanjutkan dengan floating.

Dapat digunakan untuk:

Pinggiran kolam, driveways, patio, entry dan courtyard

Page 21: Pelaksanaan IV-0lecturer.ppns.ac.id/luqmanashari/wp-content/uploads/sites/60/2018/... · perhatian pada beton ini adalah kualitas beton dan penanganan di lapangan. 1. Kontrol Kualitas

Pelaksanaan IV-20

Gambar 4.5 Alat Hand Tamping

c. FLOATING Jika menginginkan permukaan beton yang lebih halus daripada yang

diperoleh dengan screeding, maka permukaan harus dihaluskan dengan raskam (float) kayu atau aluminium magnesium. Setelah beton sebagian mengeras, floating dapat dilakukan untuk kedua kalinya agar didapat permukaan yang lebih halus.

Kapan Floating Dapat Dilakukan? Segera setelah kilau air menghilang dari permukaan beton, untuk mencegah retak dan pengelupasan beton

Raskam Kayu & Magnesium Alat Float Bertangkai

Gambar 4.6 Floating

Page 22: Pelaksanaan IV-0lecturer.ppns.ac.id/luqmanashari/wp-content/uploads/sites/60/2018/... · perhatian pada beton ini adalah kualitas beton dan penanganan di lapangan. 1. Kontrol Kualitas

Pelaksanaan IV-21

Hindarkan floating yang berlebihan pada beton yang masih plastis, karena akan membuat air dan pasta semen yang berlebihan naik ke permukaan karena material ini membentuk lapisan tipis yang akan cepat aus dan mengelupas saat penggunaan.

d. EDGING

Semua tepi dari slab yang tidak berbatasan dengan struktur lainnya harus dihaluskan dengan sebuah edger. Alat ini membuat bagian tepi beton menjadi lengkung dan tidak tajam. Proses ini membuat beton lebih rapi dan mencegah pecahnya tepi beton.

Gambar 4.7 Edger

Kapan Edging Dapat Dilakukan? Dimulai saat kilau air mulai menghilang dari permukaan.

e. TROWELLING Trowelling dimulai setelah kilau air menghilang dari permukaan beton

setelah proses floating dan beton telah cukup keras. Trowelling yang terlalu awal cenderung mengurangi keawetan beton, sebaliknya, trowelling yang tertunda mengakibatkan permukaan terlalu keras untuk dapat dikerjakan dengan baik. Titik-titik air harus dihindari, jika titik-titik air muncul, pekerjaan finishing tidak boleh dilanjutkan hingga air terserap lebih dulu, menguap atau dibersihkan.

Page 23: Pelaksanaan IV-0lecturer.ppns.ac.id/luqmanashari/wp-content/uploads/sites/60/2018/... · perhatian pada beton ini adalah kualitas beton dan penanganan di lapangan. 1. Kontrol Kualitas

Pelaksanaan IV-22

a. Trowel Baja

o Gerakkan trowel dengan gerakan lengkung dan permukaan trowel berhadapan secara datar dengan beton

o Lakukan trowelling untuk kedua kalinya setelah beton cukup keras sehingga tidak ada mortar yang menempel pada trowel dan suara berdering dihasilkan saat trowel melewati permukaan beton

o Pada trowelling yang kedua kali, trowel harus sedikit dimiringkan sedikit dan gunakan tekanan yang kuat untuk beton yang sudah padat sepenuhnya

Gambar 4.8 Trowel Baja

b. Trowel Mekanis

Digunakan untuk flat slab dengan kekakuan yang konsisten. Alat ini dilengkapi dengan seperangkat float blade diantara steel blade-nya, jadi floating dapat sekaligus dilakukan. Beton harus diatur sedemikian rupa agar dapat menahan berat mesin dan operator. Meskipun operasi alat ini lebih cepat daripada proses manual, tetapi tidak semua tipe konstruksi dapat menggunakannya dan harus mengacu pada pedoman operasi dan perawatan alat yang dibuat oleh pabriknya.

Page 24: Pelaksanaan IV-0lecturer.ppns.ac.id/luqmanashari/wp-content/uploads/sites/60/2018/... · perhatian pada beton ini adalah kualitas beton dan penanganan di lapangan. 1. Kontrol Kualitas

Pelaksanaan IV-23

f. BROOMING Permukaan yang tidak licin pada beberapa lantai dan trotoar dapat

diperoleh dengan proses ini sebelum beton mengeras sepenuhnya. Dilakukan setelah floating.

Hasil Brooming Motif Geometris Hasil Brooming Motif Persegi

Untuk menciptakan pola lengkung, berombak, herringbone

bahkan lingkaran

o Jika tidak menginginkan alur yang besar, dapat menggunakan sikat halus setelah satu kali trowelling

o Jika alur yang besar/kasar diinginkan, dapat menggunakan sapu kaku yang terbuat dari kawat baja/serat kasar.

o Untuk lantai beton jalan (parkiran misalnya), arah alur yang dihasilkan harus pada sudut yang benar terhadap arah lalu lintas

Hasil Brooming motif Lengkung

Page 25: Pelaksanaan IV-0lecturer.ppns.ac.id/luqmanashari/wp-content/uploads/sites/60/2018/... · perhatian pada beton ini adalah kualitas beton dan penanganan di lapangan. 1. Kontrol Kualitas

Pelaksanaan IV-24

g. GRINDING Bila proses ini diinginkan untuk lantai beton, harus dimulai setelah

permukaan mengeras secara cukup untuk mencegah tercabutnya partikel agregat.

o Selama proses grinding, lantai harus tetap basah dan dilanjutkan dengan menyikat dan membilas dengan air

o Setelah permukaan selesai dikerjakan, lubang-lubang dan cacat ditutup dengan grouting encer berupa campuran satu bagian grain-carborundum grit no. 80 dan satu bagian portland semen. Bahan ini diratakan di permukaan dan diratakan pada lubang-lubang itu dengan sendok semen. Kemudian digosok-gosokkan ke permukaan beton dengan mesin grinding. Saat beton grouting telah mengeras selama 17 hari, beton di-grinding untuk kedua kalinya agar lapisan yang tidak diinginkan hilang dan memberikan sentuhan akhir.

o Material yang tersisa diatas beton kemudian dibuang dengan penyiraman air secara keseluruhan.

h. SACK RUBBED FINISHING

(untuk Lantai Beton) Finishing dengan cara ini kadang diperlukan jika penampilan lantai beton

yang terbentuk jauh dari yang diharapkan. Dilakukan setelah perbaikan-perbaikan dan perbaikan cacat-cacat mayor telah terselesaikan. Jika menggunakan cetakan atau bekisting dari plywood, polyfilm atau cetakan lain yang sudah membentuk permukaan beton agar halus, maka tidak perlu dilakukan rubbing lagi.

o Rubbing yang pertama dilakukan dengan agregat kasar batu

Carborundum segera setelah beton mengeras sehingga agregat tidak akan tertarik keluar

o Beton kemudian dirawat hingga rubbing akhir dilakukan o Batu Carborundum yang lebih halus kemudian digunakan untuk rubbing

akhir o Beton harus tetap lembab saat proses rubbing dilakukan o Mortar yang digunakan dalam proses ini dan tertinggal dipermukaan

harus tetap dijaga kelembapannya hingga 1-2 hari setelah beton disiapkan untuk dirawat

o Lapisan mortar harus tetap pada ketebalan minimumnya untuk menghindari kemungkinan mengelupas dan mengotori tampilan permukaan beton.

Page 26: Pelaksanaan IV-0lecturer.ppns.ac.id/luqmanashari/wp-content/uploads/sites/60/2018/... · perhatian pada beton ini adalah kualitas beton dan penanganan di lapangan. 1. Kontrol Kualitas

Pelaksanaan IV-25

i. EXPOSED AGGREGATE FINISHING

Finishing yang berupa agregat yang diekspos menghasilkan permukaan yang tidak licin dan biasanya digunakan untuk keperluan arsitektural

• Biarkan beton hingga cukup keras agar dapat mendukung material

finishing • Agregat diekspos dengan cara menambahkan retarder diatas

permukaan beton lalu permukaan beton tersebut disikat dan dibilas dengan air

Karena timing yang tepat sangat penting, buatlah beberapa pengujian untuk menentukan waktu yang tepat untuk mengekspos agregat

4.7 PERAWATAN Merawat kelembapan yang cukup didalam beton untuk jangka waktu

tertentu selama umur awalnya agar kekuatannya dapat dicapai secara perlahan-lahan namun efektif.

Gambar 4.9 Perbandingan Kekuatan Beton (Dipelihara dan Tidak)

Page 27: Pelaksanaan IV-0lecturer.ppns.ac.id/luqmanashari/wp-content/uploads/sites/60/2018/... · perhatian pada beton ini adalah kualitas beton dan penanganan di lapangan. 1. Kontrol Kualitas

Pelaksanaan IV-26

Curing Concrete Slab Menggunakan Karung Goni Basah

Dengan curing, kekuatan beton pada 28 hari dapat mencapai 4000 psi sedangkan beton yang tidak mengalami curing hanya mencapai kekuatan tidak lebih dari 2000 psi (www.kuhlman-corp.com).

Keuntungan a. Kekuatan yang dihasilkan lebih besar dari beton yang tidak dirawat b. Sifat porousnya akan lebih kecil daripada beton yang tidak dirawat,

sehingga lebih tahan terhadap penetrasi air dan garam. c. Lebih awet terhadap retak dan pengelupasan.

Lamanya waktu perawatan beton tergantung dari tipe semen yang digunakan, proporsi campuran, kekuatan yang direncanakan, ukuran dan bentuk massa beton, cuaca dan kondisi lingkungan. Slab dan dek jembatan yang terekspos terhadap cuaca dan serangan kimia biasanya membutuhkan waktu perawatan yang lebih lama. Gambar 4.9 menunjukkan bagaimana perawatan mempengaruhi kuat tekan beton.

Page 28: Pelaksanaan IV-0lecturer.ppns.ac.id/luqmanashari/wp-content/uploads/sites/60/2018/... · perhatian pada beton ini adalah kualitas beton dan penanganan di lapangan. 1. Kontrol Kualitas

Pelaksanaan IV-27

Gambar 4.10 Perawatan dengan Karung Goni yang Dibasahi

Gambar 4.11 Perawatan dengan Lapisan Waterproof

Metode Dasar Curing

a. Metode yang memberikan kelembapan tambahan Cara perawatan yang termasuk dalam metode ini adalah: o Penyiraman o Penutupan dengan penutup yang dibasahi, seperti: jerami, tanah,

karung goni, cotton mat dan bahan penahan kelembapan lainnya Kedua metode ini memberikan tambahan kelembapan selama pengerasan awal beton dan mendinginkan melalui melalui penguapan yang sangat penting untuk pengecoran saat cuaca panas. Perawatan beton yang paling baik adalah dengan menyiram beton secara kontinu sedangkan membungkus permukaan dengan penutup yang basah adalah yang paling banyak digunakan. Caranya: o Bungkuslah beton dengan penutup yang dibasahi sesegera mungkin

setelah beton cukup keras untuk mencegah rusaknya permukaan o Biarkan dan jagalah kelembapannya selama masa perawatan o Jika memungkinkan untuk membanjirinya dengan air dapat dilakukan

dengan membuat tanggul dari tanah disekeliling beton atau merendam beton secara keseluruhan didalam air.

Cara ini dapat dilihat pada Gambar 4.10

Page 29: Pelaksanaan IV-0lecturer.ppns.ac.id/luqmanashari/wp-content/uploads/sites/60/2018/... · perhatian pada beton ini adalah kualitas beton dan penanganan di lapangan. 1. Kontrol Kualitas

Pelaksanaan IV-28

b. Metode yang mencegah hilangnya kelembapan/surface sealing

Metode ini terdiri dari beberapa cara: o Melapisi dengan lapisan waterproof/plastik film, dapat digunakan

untuk merawat beton struktural dan permukaan horisontal yang memiliki bentuk relatif sederhana. Lapisan yang digunakan harus cukup besar untuk menutup permukaan dan tepi-tepi beton. Caranya: • Basahi permukaan sebelum ditutup dengan semprotan air yang

halus • Bebanilah tepi-tepi bagian bawah lapisan untuk menutup secara

keseluruhan • Biarkan di tempat selama masa perawatan Bagaimanapun juga, beberapa jenis lapisan tipis ini dapat menghitamkan beton yang telah mengeras, terutama jika permukaan di-finishing menggunakan trowel baja.

o Melapisi dengan bahan cair pembentuk membran (liquid membran forming compounds) Sesuai tidak hanya untuk perawatan beton segar tetapi juga untuk perawatan beton setelah pelepasan cetakan. Cara pemberian lapisan ini adalah dengan menggunakan sprayer, atau menggunakan kuas pada beton yang telah mengeras tetapi jangan menggunakan kuas pada beton yang belum mengeras karena akan merusakkan permukaan, membuat beton rentan terhadap penetrasi bahan pelapis tersebut dan membuat lapisan tidak menyelubungi beton secara menyeluruh. Jika selama 3 jam awal pemberian lapisan ini terjadi hujan deras di lapangan, permukaan harus disemprot kembali. Perawatan dengan cara ini dapat melindungi beton untuk jangka waktu yang lama bahkan saat beton sudah digunakan. Karena curing compound ini dapat mencegah terbentuknya ikatan antara beton keras dan beton segar, maka jangan digunakan jika ingin ikatan tersebut terbentuk.

Page 30: Pelaksanaan IV-0lecturer.ppns.ac.id/luqmanashari/wp-content/uploads/sites/60/2018/... · perhatian pada beton ini adalah kualitas beton dan penanganan di lapangan. 1. Kontrol Kualitas

Pelaksanaan IV-29

Tabel 4.3 Metode Curing Metode Keuntungan Kerugian

Penyiraman air atau penutupan dengan goni basah

Hasil yang sempurna jika dapat menjaga pengairan secara konstan

Memungkinkan mengering saat jeda penyiraman, kesulitan penerapan pada dinding vertikal, volume air yang dibutuhkan besar

Penutupan dengan jerami

Berperan sebagai insulator saat musim dingin

Dapat mengering, terbang tertiup angin atau terbakar

Moist earth/ditutup dengan tanah basah

Murah tapi berantakan dan kotor

Meninggalkan noda pada beton, dapat mengering dan kesulitan pembersihan

Dibiarkan saja pada permukaan yang datar

Hasil yang sempurna, menjaga suhu yang seragam

Tidak bisa dilakukan pada cuaca yang dingin atau terlalu panas

Curing compound

Mudah dan murah Penutupan yang tidak sempuna menyebabkan pengeringan, film dapat sobek maupun meninggalkan noda sebelum proses perawatan selesai dan dapat menyebabkan suhu didalam beton menjadi terlalu panas

Lapisan Waterproof

Perlindungan sempurna dan mencegah pengeringan

Mahal, harus tetap dalam bentuk gulungan dan permasalahan penyimpanan serta pemakaian

Plastik film Kedap air absolut, perlindungan sempurna, ringan dan mudah dipakai baik pada struktur dengan bentuk sederhana maupun rumit

Harus diberi warna untuk perlindungan panas, memerlukan perawatan khusus, jika sobek harus ditambal dan harus dibebani untuk mencegah agar tidak tertiup angin

Page 31: Pelaksanaan IV-0lecturer.ppns.ac.id/luqmanashari/wp-content/uploads/sites/60/2018/... · perhatian pada beton ini adalah kualitas beton dan penanganan di lapangan. 1. Kontrol Kualitas

Pelaksanaan IV-30

Bahkan dalam kasus-kasus tertentu (misal: keadaan lingkungan yang tidak

menguntungkan, tuntutan waktu, dll), beberapa metode diatas dapat digabungkan menjadi satu untuk memperoleh efektifitas yang lebih tinggi. Sebagai contoh: Proyek WIKA di PLTU Cilacap, beton dirawat menggunakan tiga lapisan. Lapisan pertama adalah plastik, kemudian dilapisi styrofoam dan terakhir ditutup dengan pasir basah. (lihat gambar dibawah ini)

Pedoman Umum Curing Beton a. Beton (selain beton kuat awal tinggi) harus dirawat pada suhu diatas 10

oC dan dalam kondisi lembab untuk sekurang-kurangnya 7 hari setelah pengecoran kecuali jika dirawat sesuai Poin c.

b. Beton kuat awal tinggi harus dirawat pada suhu diatas 10 oC dan dalam

kondisi lembab untuk sekurang-kurangnya selama 3 hari pertama kecuali jika dirawat sesuai Poin c.

c. Perawatan dipercepat

o Percepatan waktu perawatan harus memberikan kuat tekan beton pada tahap pembebanan yang ditinjau sekurang-kurangnya sama dengan kuat rencana perlu pada tahap pembebanan tersebut.

o Proses perawatan harus sedemikian hingga agar beton yang dihasilkan mempunyai tingkat keawetan paling tidak sama dengan yang dihasilkan dengan metode perawatan pada Poin a dan b.

o Bila diperlukan pengawas lapangan, dapat dilakukan penambahan uji kuat tekan beton dengan merawat benda uji di lapangan sesuai dengan Subbab 7.6(4) SK SNI 03-2847-2002 untuk menjamin bahwa proses perawatan yang dilakukan telah memenuhi persyaratan

Page 32: Pelaksanaan IV-0lecturer.ppns.ac.id/luqmanashari/wp-content/uploads/sites/60/2018/... · perhatian pada beton ini adalah kualitas beton dan penanganan di lapangan. 1. Kontrol Kualitas

Pelaksanaan IV-31

4.8 EVALUASI & PENGENDALIAN MUTU

BETON

Tujuan: mengontrol tingkat kekuatan & variabilitas mutu beton yg dihasilkan dari suatu produksi beton dalam periode tertentu secara rutin

Gambar 4.12 Diagram Proses Pengendalian

Pelaksanaan

PENGUJIAN Selama proses

MembandingkanDengan rencana

Modifikasi atasperencanaan

Rencana

Melaksanakantindakan perbaikan

Variabilitas: suatu besaran yang menyatakan rata-rata penyimpangan mutu beton dari sejumlah benda uji (data test) dibandingkan dengan rata-rata mutu beton yang bisa dicapai dan dinyatakan sebagai DEVIASI (lihat Gambar 4.13) Hal-hal yang menyebabkan deviasi adalah perbedaan-perbedaan pada:

Karakteristik masing-masing bahan dasar Praktek penimbangan, proporsi campuran, pembuatan benda uji,

peralatan pengadukan, pengadukan, pengangkutan, penuangan, dan perawatan

Pembuatan, pengujian, dan perlakuan terhadap benda uji

Deviasi tinggi menunjukkan kurangnya tingkat pengendalian kualitas material, pelaksanaan pekerjaan dan pengujian

Page 33: Pelaksanaan IV-0lecturer.ppns.ac.id/luqmanashari/wp-content/uploads/sites/60/2018/... · perhatian pada beton ini adalah kualitas beton dan penanganan di lapangan. 1. Kontrol Kualitas

Pelaksanaan IV-32

Gambar 4.13 Variabilitas `

a. PENGUJIAN KUALITAS BETON Pengujian beton segar:

1. Konsistensi 2. Kadar udara

Pengujian beton keras: 1. Destruktif

a. uji kuat tekan b. uji lentur c. uji tarik

2. Non-destruktif a. hammer test b. uji beban langsung c. pulse velocity crack recorder (UPV = Ultrasonic Pulse

Velocity)

Page 34: Pelaksanaan IV-0lecturer.ppns.ac.id/luqmanashari/wp-content/uploads/sites/60/2018/... · perhatian pada beton ini adalah kualitas beton dan penanganan di lapangan. 1. Kontrol Kualitas

Pelaksanaan IV-33

Benda uji yang dipakai untuk penentuan kuat tekan beton menurut PBI 1971 adalah benda uji kubus bersisi 15 cm ( ± 0.06 ) cm pada umur 28 hari. Sedangkan pemakaian benda uji kubus bersisi 20 MENURUT PB ’89 : Menurut PB’89 benda uji yang disyaratkan untuk pengujian mutu beton adalah benda uji silinder dengan ukuran 15 x 30 cm, sedangkan pemakaian benda uji kubus ukuran 15 x 15 x 15 cm masih diperkenankan dengan korelasi tegangan yang dihasilkan adalah : fc’ = { 0,76 + 0,2 log ( fck/15) } fck dimana : fc’ = kuat tekan beton yang disyaratkan, MPa fck = kuat tekan beton, MPa didapat dari benda uji kubus dengan sisi 150 mm = 15 cm contoh : untuk benda uji kubus dengan mutu 500 kg/cm2, akan sama

dengan mutu 432 kg/cm2 ( benda uji silinder )

BENTUK DAN UKURAN BENDA UJI cm atau dengan benda uji silinder dengan diameter 15 cm dan tinggi 30 cm,

diperkenankan dengan korelasi tegangan yang dihasilkan adalah : Tabel 4.4 Perbandingan Kuat Tekan Beton Uji Benda uji Perbandingan kekuatan tekan Kubus 15 x 15 x 15 cm 1,00 Kubus 20 x 20 x 20 cm 0,95 Silinder 15 x 30 cm 0,83

contoh : untuk benda uji kubus dengan mutu 500 kg/cm2, akan sama

dengan mutu 415 kg/cm2 ( benda uji silinder )

Page 35: Pelaksanaan IV-0lecturer.ppns.ac.id/luqmanashari/wp-content/uploads/sites/60/2018/... · perhatian pada beton ini adalah kualitas beton dan penanganan di lapangan. 1. Kontrol Kualitas

Pelaksanaan IV-34

MENURUT PBI 1971 : SAMPLING BENDA UJI

Untuk mendapatkan hasil pengujian kuat tekan beton maka ditentukan

jumlah benda uji ( sampling ) yang bisa mewakili. Jumlah benda uji ( sesuai PBI 1971 ) yang dianggap bisa mewakili untuk memberikan hasil pengujian kuat tekan beton dapat dilihat pada table berikut:

No. Volume Beton

Jumlah Benda Uji Catatan

1 Lebih dari atau sama dengan 60 m3

Untuk masing-masing mutu beton harus dibuat 1 buah benda uji setiap 5 m3 beton ( 1 buah / 5 m3 / mutu beton )

Pada saat permulaan proyek Untuk waktu selanjutnya maka masing-masing mutu beton harus dibuat 1 buah benda uji setiap 5 m3 beton dengan minimum 1 benda uji tiap hari ( 1 buah / 5 m3 / mutu beton / hari )

2 Kurang dari 60 m3

Minimal harus terkumpul 20 buah benda uji per mutu beton s/d proyek selesai Bila benda uji kurang dari 20 buah, maka sesuaikan nilai k

Unutk keperluan evaluasi mutu beton Evaluasi sesuai pasal sub bab 1.d.

Tabel 4.5 Sampling Benda Uji

Jumlah benda uji untuk setiap sampling disesuaikan dengan spesifikasi atau persyaratan dalam kontrak atau kebutuhan tertentu terkait untuk tahapan waktu pengujian (7 hari, 14 hari, 21 hari, 28 hari atau 56 hari)

Disarankan untuk mempunyai cadangan benda uji yang dapat dimanfaatkan untuk pengujian pada umur 56 hari, apabila ditemui kejadian pada pengujian umur 28 hari tidak memenuhi syarat

Page 36: Pelaksanaan IV-0lecturer.ppns.ac.id/luqmanashari/wp-content/uploads/sites/60/2018/... · perhatian pada beton ini adalah kualitas beton dan penanganan di lapangan. 1. Kontrol Kualitas

Pelaksanaan IV-35

TESTING / PENGUJIAN – ASTM C-39

- Pengujian kuat tekan beton harus dilakukan dengan menggunakan mesin

yang mempunyai kapasitas beban cukup serta mempunyai rangka yang kaku. Disamping itu mesin uji tekan juga harus dalam kondisi terkalibrasi.

- Kedua sisi permukaan benda uji harus dalam kondisi rata. Bila tidak rata, harus dilakukan chipping dengan material mortar semen atau belerang.

- Kecepatan penekanan diatur pada posisi 20 – 50 psi/s ( 0.14 to 0.34 MPa/detik ).

- Benda uji harus ditekan sampai pecah ( failure ) bukan sampai kualitas tertentu.

- Nilai kuat tekan benda uji adalah :

fc’ ( σb ) = P / A dimana : fc’ ( σb ) = nilai kuat tekan benda uji P = beban yang dapat dipikul hingga runtuh A = luas penampang yang menerima beban

- Catat bentuk keruntuhan benda uji : cone cone & split cone & shear shear columnar

catatan : hasil pelaksanaan yang benar adalah bentuk cone. Bentuk selain itu mengindikasikan ada penyimpangan pada benda uji atau mesin tekannya

EVALUASI HASIL UJI TEKAN

1. BERDASARKAN PBI 1971 : a. Jumlah benda uji kubus minimal 20 buah b. σbk ≥ σbm – k.SD, dimana nilai k = 1,68 untuk jumlah benda uji kubus 20

buah dengan prosentase kegagalan 5%

dimana : σbk = kuat tekan beton karakteristik yang disyaratkan σbm = kuat tekan beton rata-rata yang dicapai k = faktor pengali deviasi, sangat tergantung kepada jumah benda uji

dan tingkat kepercayaan SD = standar deviasi yang terjadi dari sekumpulan hasil tes benda uji

pada umur dan periode tertentu.

Page 37: Pelaksanaan IV-0lecturer.ppns.ac.id/luqmanashari/wp-content/uploads/sites/60/2018/... · perhatian pada beton ini adalah kualitas beton dan penanganan di lapangan. 1. Kontrol Kualitas

Pelaksanaan IV-36

n

Σ (σ’bm - σb ) SD = 1

n - 1

Dimana :

n = jumlah benda uji σb = nilai kuat tekan masing-masing benda uji

c. Jumlah benda uji dengan nilai kuat tekan ( σ’b ) < σ’bk maksimum 1 buah d. Nilai rata-rata dari 4 buah benda uji berurutan ≥ σ’bk + 0,82.SD e. σbmax - σbmin dari 4 buah benda uji berturut-turut kurang dari 4.3 SD

BERDASARKAN PB 1989 / ACI 318 / ASTM C-39 : - Benda uji direkomendasikan berbentuk silinder 15 x 30 cm - Satu data terdiri dari nilai rata-rata 2 buah benda uji silinder - Nilai rata-rata dari 3 buah data yang berurutan tidak boleh lebih kecil dari f’c - fc ≥ fc’ - 500 Psi

b. LANGKAH PEMERIKSAAN MUTU BETON DI LAPANGAN

MUTU BETON < σbk

CHECK MUTU PRODUK

DENGAN HAMMER

σb > 80% σbk

Ditentukan bersama dengan konsultan, misal:

- Uji Beban Langsung

Check mutu produk dengan core drill

(bila memungkinkan)

OKYes

Yes

DITERIMA

No

Gambar 4.14 Diagram Pemeriksaan Mutu Beton di Lapangan

Page 38: Pelaksanaan IV-0lecturer.ppns.ac.id/luqmanashari/wp-content/uploads/sites/60/2018/... · perhatian pada beton ini adalah kualitas beton dan penanganan di lapangan. 1. Kontrol Kualitas

Pelaksanaan IV-37

System quality control dan program quality assurance dapat pula dilakukan dengan bantuan perangkat lunak terpadu, seperti: CONAD system yang dikembangkan oleh Ken W. Day, seorang ahli teknologi beton dari Australia. Perangkat lunak ini dapat mempercepat deteksi problem dan cara mengatasinya. CONAD system terdiri dari enam buah paket program dan fungsinya masing-masing adalah: a. QUSUM QC

o Dapat mendeteksi problem dengan lebih cepat berdasarkan hasil tes kuat tekan beton pada umur muda

o Memberikan peringatan dan informasi sebanyak mungkin mengenai sifat perubahan yang terjadi sehingga dapat segera dicari penyelesaiannya dan proses produksi dapat berlanjut

b. BATCH ANAL

Dapat menampilkan grafik yang komprehensif setiap error dari setiap material dari setiap truk mixer dalam 1 hari

c. MIXTUNE MIX CONTROL Dapat menunjukkan dengan tepat sifat material apa yang menyebabkan perubahan performance beton dan sistem akan melakukan penyesuaian proporsi campuran sedemikian hingga agar performance beton kembali ke keadaan semula. Jika material yang sama hendak dipakai untuk performance yang berbeda, sistem akan melakukan perubahan proporsi campuran sesuai permintaan (baik kekuatan, slump, kohesi dan lain-lain)

d. NEW QC Mengintegrasi data-data yang disimpan dan dianalisis dengan ketiga program diatas

e. MIXEVAL

Dapat menyeleksi campuran-campuran mana yang paling efisien untuk dibuat

f. ERLIEST

Berdasarkan temperatur yang terekam dapat menampilkan “equivalent age” specimen yang dites untuk memprediksi kuat tekan pada umur yang dikehendaki