PELAKSANAAN GUGUS TUGAS
Transcript of PELAKSANAAN GUGUS TUGAS
PELAKSANAAN GUGUS TUGASPENCEGAHAN DAN PENANGANAN TINDAKPIDANA PERDAGANGAN ORANG (GT-TPPO)
oleh :Menteri PP & PASelaku Ketua Harian Gugus Tugas PP-TPPOpadaRapat Koordinasi GT-PP TPPO NasionalJakarta, 27 Januari 2016
1
2
3
4
5
6
7
8
SKEMA UNSUR-UNSUR TPPOSKEMA UNSUR-UNSUR TPPO
Predicate Offence : Hasil dari mengeksploitasi orang
Unsur Subyektif (Mens re) : Setiap Orang
PROSES•Merekrut atau
•Mengangkut atau•Menampung atau
•Memindahkan atau•Menerima
PROSES•Merekrut atau
•Mengangkut atau•Menampung atau
•Memindahkan atau•Menerima
CARA• Kekerasan atau ancaman kekerasan atau• Penipuan atau• Penculikan atau• Penyekapan atau• Penyalahgunaan kekuasaan atau• Pemenfaatan posisi rentan atau• Penjeratan utang• Memberi bayaran atau memanfaatkan
walaupun memperoleh• persetujuan dari orang-orang yang
memegang kendali atas orang lain
CARA• Kekerasan atau ancaman kekerasan atau• Penipuan atau• Penculikan atau• Penyekapan atau• Penyalahgunaan kekuasaan atau• Pemenfaatan posisi rentan atau• Penjeratan utang• Memberi bayaran atau memanfaatkan
walaupun memperoleh• persetujuan dari orang-orang yang
memegang kendali atas orang lain
TUJUAN• Eksploitasi atau• Perbuatan yang
dapattereksploitasiorang
TUJUAN• Eksploitasi atau• Perbuatan yang
dapattereksploitasiorang
UU No.21/2007Penjara min 3 thn; Max 15 thndan denda min Rp120 juta-Rp600 juta
Unsur Obyektif (Acteus Reus)
9
KEANGGOTAAN GUGUS TUGAS PP TPPO
KETUA MENTERI KOORDINATOR PEMBANGUNAN MANUSIA DAN KEBUDAYAAN
KETUA HARIAN MENTERI PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK
ANGGOTA 1. Menteri Dalam Negeri;2. Menteri Luar Negeri;3. Menteri Keuangan;4. Menteri Agama;5. Menteri Hukum dan HAM;6. Menteri Perhubungan;7. Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi;8. Menteri Sosial;9. Menteri Kesehatan;10. Menteri Pendidikan Nasional;11. Menteri Kebudayaan dan Pariwisata;12. Menteri Komunikasi dan Informatika;13. Menteri Negara Perencanaan Pembangunan /Kepala Bappenas;14. Menteri Negara Pemuda dan Olahraga;15. Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia;16. Jaksa Agung Republik Indonesia;17. Kepala Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan TKI;18. Kepala Badan Intelijen Negara;19. Kepala Badan Pusat Statistik.
DASAR HUKUM:1. UU No21/2007 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang2. Perpres 69/2008 Tentang Gugus Tugas PP -TPPO
10
11
6 SUB GUGUS TUGAS PP-TPPODI TINGKAT NASIONAL
SUB GT PENCEGAHAN DAN PARTISIPASI ANAK• KOORDINATOR: KEMDIKBUD
SUB GT REHABILITASI KESEHATAN• KOORDINATOR: KEM.KESEHATAN
SUB GT REHABILITASI SOSIAL, PEMULANGAN DAN REINTEGRASI• KOORDINATOR: KEM.SOSIAL
SUB GT NORMA HUKUM• KOORDINATOR: KEM.HUKHAM
SUB GT PENEGAKAN HUKUM• KOORDINATOR: BARESKRIM, KEPOLISIAN RI
SUB GT KERJASAMA DAN KOORDINASI• KOORDINATOR: KEM. TENAGA KERJA
DI TINGKAT PROVINSI• DIBENTUK GUGUS TUGAS DI 31 PROVINSI DAN 191 KAB/KOTA
12
13
I. LANGKAH-LANGKAH PENCEGAHAN YANG DILAKUKAN
1Di dalam buku II RPJMN 2015-2019 tertuang komitmen untukmeningkatkan perlindungan bagi perempuan dari berbagaitindak kekerasan, termasuk tindak pidana perdagangan orang
2Menyusun kebijakan, pedoman dan mekanisme untukpencegahan
3
Melakukan pendidikan masyarakat (usaha ekonomiperempuan), pendidikan kesetaraan, pendidikan kursus dankelembagaan, pengembangan model pencegahan di 10propinsi daerah pengirim (Jabar, Jateng, Jatim, NTB, NTT,Kalbar, Kaltim, Sulut, Sumut, dan Kepri)
14
I. LANGKAH-LANGKAH PENCEGAHAN YANG DILAKUKAN
4Penyusunan rencana aksi daerah yang mengintegrasikan isuTPPO dalam muatan lokal sekolah formal dan non-formal di20 kab/kota
5Melaksanakan wajib belajar 12 tahun
6 Membangun sistem pengawasan efektif terhadap kinerjaPerusahaan Pengiriman Tenaga Kerja Indonesia Swasta (PPTKIS)
15
I. LANGKAH-LANGKAH PENCEGAHAN YANG DILAKUKAN
7Memperketat pengawasan arus imigrasi di daerah-daerahrawan (mis: Entikong, Batam, Nunukan, Medan)
8 Mengembangkan sistem pelayanan penanganan TKI (crisiscentre)
9 Pembentukan satgas pencegahan TKI Non-Prosedural olehKem Naker, di 21 lokasi embarkasi
10 Peningkatan pengamanan dokumen perjalanan danpenanganan di imigrasi
16
II. PENANGANAN TINDAK PIDANA PERDAGANGAN ORANGSELAMA INI
1 Pelayanan terhadap korban TPPO dilakukan melalui:
123 pusat pelayanan terpadu berbasis rumah sakit33 P2TP2A Provinsi dan 247 P2TP2A Kab/Kota24 citizen services di KBRI dan Konjen RI649 puskesmas mampu tata laksana kekerasan terhadap anak1480 puskesmas mampu tata laksana kekerasan terhadap perempuan
25 rumah sakit rujukan bagi TKI bermasalah
22 rumah perlindungan trauma centre
15 rumah perlindungan sosial anak1 rumah perlindungan sosial wanita510 unit UPPA di mapolres; satgas khusus perdagangan orang dan satgasperlindungan anakSejumlah lembaga masyarakat, bantuan hukum dan organisasi perempuan di desaJumlah layanan saksi/korban di LPSK Januari sd. Agustus 2015,
yaitu 209 layanan
17
18
II. PENANGANAN TINDAK PIDANA PERDAGANGAN ORANGSELAMA INI
2Memberikan layanan rehabilitasi kesehatankepada korban TPPO melalui permenkes71/2013 tentang pelayanan kesehatan padajaminan kesehatan nasional
3Memberikan rehabilitasi sosial, pemulangandan reintegrasi sosial bagi korban TPPO
19
III. PENEGAKAN HUKUM TPPO
Dalam kurun waktu 2015, perkara TPPO yang berhasil dibongkaradalah sebagai berikut:
1
2
3
Oleh Kepolisian RI mencatat dari 89 kasus TPPOyang diselesaikan 58 kasus
Kejaksaan Agung menerima 95 perkara dantelah diselesaikan 64 perkara, proses sidang18 perkara dan telah diputus 104 perkara,diantaranya banding 20 perkara dan kasasi 7perkara.
Data-data kasus TPPO merupakan fenomenagunung es, banyak kasus yang tidak dilaporkan,sehingga data-data TPPO tidak persisdiketahui sesungguhnya
20
21
Jumlah Kasus TPPO yang DitanganiKementerian Luar Negeri
22
KlasifikasiWN
2012 2013 2014 2015 Jumlah
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
TKI 579 185 272 326 1.362
ABK 155 0 8 67 230
WNI Non TKI 12 4 48 20 84
Jumlah 746 189 328 413 1.676
IV. KONTRIBUSI INDONESIA DALAM PEMBERANTASANTPPO DI DUNIA
1Indonesia ikut menandatangani UN Convention Against Trans-NasionalOrganized Crime dengan UU No.5/2009
Mengesahkan Protocol To Prevent, Suppress and Punish Trafficking in Persons,Especially Women and Children, Supplement The UN Convention AgainstTransnational Organized Crime dengan UU dengan No. 14/2009
Mengesahkan Protocol Against The Smuggling of Migrants by Land, Sea and Air,Suplement the UN Convention Against Transnational Organized Crime dengan UUNo. 15/2009
Pengesahan Optional Protocol to The Convention on the Rights Of The Child OnThe Sale Children, Child Prostitution And Child Pornography
Selain itu Indonesia telah menandatanagani ASEAN Convention on Trafficking inPersons, Especially Women and Children di tahun 2014 dan rencananya akandiratifikasi
23
IV. KONTRIBUSI INDONESIA DALAM PEMBERANTASANTPPO DI DUNIA
2 Kerjasama Multilateral• Indonesia ketua bersama Australia dalam Bali Process on People
Smuggling, Trafficking in Persons and Related Trans- Nasional Crimesebagai forum kerjasama (45 negara)
• Menggagas pertemuan Special Conference on Irregular Movement ofPersons tahun 2013 di Jakarta dengan hasil “JAKARTA DECLARATION”
3 Kerjasama Regional• Kerjasama melalui ASEAN Ministerial Meeting on Trans National Crime dan
ASEAN Regional Forum
24
IV. KONTRIBUSI INDONESIA DALAM PEMBERANTASANTPPO DI DUNIA
4 Kerjasama Bilateral• MoU dengan Abu Dhabi• Jumlah kasus TPPO yang ditangani Kemlu di tahun 2015, 413 kasus• Menurut laporan Kemlu Amerika Serikat, Indonesia berada pada Tier 2
dalam penanganan dan pemberantasan TPPO artinya Indonesia belumsepenuhnya memenuhi standar minimum The Trafficking Victim ProtectionAct 2000 tetapi berupaya secara signifikan.
25
HAL-HAL YANG PERLU DIKOORDINASIKAN/TANTANGAN
1Belum semua sub Gugus Tugas PP-TPPO mempunyai program khususpencegahan dan penanganan TPPO di dalam Renstra dan rencana kerjatahunan
2 Belum optimalnya mekanisme koordinasi sub gugus tugas di pusat dan didaerah
3 Belum optimalnya mekanisme pengumpulan data TPPO di pusat dan didaerah
4 Seringkali kurang bukti maupun petunjuk dalam penanganan kasus-kasusTPPO
5 Perbedaan persepsi diantara aparat penegak hukum terkait kasus-kasus TPPO
26
HAL-HAL YANG PERLU DIKOORDINASIKAN/TANTANGAN
6 Belum optimalnya pelayanan untuk korban TPPO, pelayanan pemulangan danreintegrasi korban di daerah masing-masing
7 Masih adanya pemalsuan dokumen
8 Belum ada kepastian jaminan kesehatan bagi korban TPPO termasuk visumdalam konteks BPJS Kesehatan, karena BPJS berbasis kartu anggota.
9 Masih ada kebijakan yang menolak korban TPPO jika yang bersangkutanbukan penduduk setempat
10 Belum jelasnya alokasi anggaran di masing-masing daerah untuk mendukungpenanganan TPPO
27
HAL-HAL YANG PERLU DIKOORDINASIKAN/TANTANGAN
11 Kurangnya keterampilan teknis sumber daya manusia
12 Sistem pembiayaan korban kekerasan terhadap perempuan dan anak TPPO diluar Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) masih perlu advokasi
13 Masih terbatasnya jumlah RPTC, RPSW, RPSA dan lembaga lain yangmenangani korban TPPO di daerah
14 Masyarakat sendiri seringkali tidak menyadari menjadi korban TPPO
15Masih belum optimalnya kerjasama multilateral, bilateral, regional misalnyamasih ada kesenjangan dalam hukum nasional masing-masing dengankomitmen-komitmen internasional.
28
PENUTUP
1Untuk melaksanakan Gugus Tugas PP-TPPO setiap 5 tahun telah disusunRencana Aksi nasional (RAN) PP-TPPO, saat ini sudah disusun RAN 2015-2019 yang berisi kegiatan-kegiatan untuk ke 6 sub-Gugus Tugas PP-TPPO
2Perdagangan orang/trafficking merupakan “organized crime”, sehingga perlumeningkatkan kerjasama, koordinasi, sinergi yang terorganisir dengan baikdan konsisten
3 Perdagangan orang merupakan pelanggaran HAM berat dan kejahatankemanusiaan di abad modern yang perlu diberantas sampai ke akar-akarnya.
4Perdagangan orang terjadi di dalam maupun di laur negeri. Di Indonesia,tidak ada daerah yang steril TPPO, untuk itu perlu upaya-upaya advokasi,peningkatan penanganan dan pencegahan.
29
GUGUS TUGASPENCEGAHAN DAN PENANGANAN TINDAKPIDANA PERDAGANGAN ORANG (GT-TPPO)
30