PELAKSANAAN AKAD MUDHARABAH DI BMT TARUNA...

92
i PELAKSANAAN AKAD MUDHARABAH DI BMT TARUNA SEJAHTERA GUNUNG PATI (ANALISA FATWA DSN-MUI NO.07/DSN-MUI/IV/2000 TENTANG PEMBIAYAAN MUDHARABAH) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Hukum Islam Oleh: Lilis Setiyowati NIM: 21411011 JURUSAN HUKUM EKONOMI SYARI’AH FAKULTAS SYARI’AH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA 2015

Transcript of PELAKSANAAN AKAD MUDHARABAH DI BMT TARUNA...

Page 1: PELAKSANAAN AKAD MUDHARABAH DI BMT TARUNA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/887/1/Lilis.Setiyowati.21411011.pdfPELAKSANAAN AKAD MUDHARABAH DI BMT TARUNA SEJAHTERA GUNUNG PATI

i

PELAKSANAAN AKAD MUDHARABAH DI BMT

TARUNA SEJAHTERA GUNUNG PATI

(ANALISA FATWA DSN-MUI NO.07/DSN-MUI/IV/2000

TENTANG PEMBIAYAAN MUDHARABAH)

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Hukum Islam

Oleh:

Lilis Setiyowati

NIM: 21411011

JURUSAN HUKUM EKONOMI SYARI’AH

FAKULTAS SYARI’AH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SALATIGA

2015

Page 2: PELAKSANAAN AKAD MUDHARABAH DI BMT TARUNA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/887/1/Lilis.Setiyowati.21411011.pdfPELAKSANAAN AKAD MUDHARABAH DI BMT TARUNA SEJAHTERA GUNUNG PATI

ii

Page 3: PELAKSANAAN AKAD MUDHARABAH DI BMT TARUNA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/887/1/Lilis.Setiyowati.21411011.pdfPELAKSANAAN AKAD MUDHARABAH DI BMT TARUNA SEJAHTERA GUNUNG PATI

iii

Page 4: PELAKSANAAN AKAD MUDHARABAH DI BMT TARUNA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/887/1/Lilis.Setiyowati.21411011.pdfPELAKSANAAN AKAD MUDHARABAH DI BMT TARUNA SEJAHTERA GUNUNG PATI

iv

Page 5: PELAKSANAAN AKAD MUDHARABAH DI BMT TARUNA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/887/1/Lilis.Setiyowati.21411011.pdfPELAKSANAAN AKAD MUDHARABAH DI BMT TARUNA SEJAHTERA GUNUNG PATI

v

MOTO PENULIS

“Semua orang tidak perlu menjadi malu karena pernah berbuat kesalahan,

selama ia menjadi lebih bijaksana daripada sebelumnya.”

(Alexander Pope)

“Teman sejati adalah ia yang meraih tangan anda dan menyentuh hati

anda.”

(Heather Pryor)

“Musuh yang paling berbahaya di atas dunia ini adalah penakut dan

bimbang. Teman yang paling setia, hanyalah keberanian dan kenyakinan

yang teguh.”

(Evelyn Underhill)

Page 6: PELAKSANAAN AKAD MUDHARABAH DI BMT TARUNA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/887/1/Lilis.Setiyowati.21411011.pdfPELAKSANAAN AKAD MUDHARABAH DI BMT TARUNA SEJAHTERA GUNUNG PATI

vi

PERSEMBAHAN

Kupersembahkan dengan cinta dan ketulusan hati karya ilmiah berupa skripsi ini

kepada :

1. Kedua orang tuaku Bapak Memeng Karsimin dan Ibu Khotimah tercinta,

yang telahmendoakan dan memberi kasih sayang serta pengorbanan

selama ini.

2. Adikku Muhammad Feriyanto dan Ahmad Fatkhurroziqin, yang telah

mendoakan agar selalu tetap semangat dalam menuntut ilmu dan

menjalani kehidupan di dunia ini.

3. Para guru sejak Sekolah Dasar hingga Perguruan Tinggi yang

penulissayangi dan hormati dalam memberikan ilmu dan membimbing

dengan penuhkesabaran.

4. Almamater Tercinta Fakultas Syari‟ah IAIN Salatiga yang

penulisbanggakan.

Page 7: PELAKSANAAN AKAD MUDHARABAH DI BMT TARUNA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/887/1/Lilis.Setiyowati.21411011.pdfPELAKSANAAN AKAD MUDHARABAH DI BMT TARUNA SEJAHTERA GUNUNG PATI

vii

KATA PENGANTAR

Rasa syukur yang dalam penulis sampaikan kehadirat Allah SWT, karena

berkatrahmat-Nya Penulisan Skripsi ini dapat penulis selesaikan sesuai dengan

yang diharapkan.Penulis juga bersyukur atas rizki dan kesehatan

yang telah diberikan oleh-Nya sehingga penulis dapat menyusun penulisan

skripsiini.

Sholawat dan salam selalu penulis sanjungkan kepada Nabi, Kekasih,

Spirit Perubahan, Rasullah Muhammad SAW beserta segenap keluarga dan para

sahabat-sahabatnya, syafa‟at beliau sangat penulis nantikan di hari pembalasan

nanti.

Penulisan skripsi ini disusun untuk diajukan sebagai salah satu persyaratan

guna memperoleh gelar Sarjana dalam Hukum Islam, Fakultas Syari‟ah, Jurusan

S1 Hukum Ekonomi Syari‟ah yang berjudul:“Pelaksanaan Akad Mudharabah di

BMT Taruna Sejahtera Gunung Pati (Analisa Fatwa DSN-MUI No.07/DSN-

MUI/IV/2000 Tentang Pembiayaan Mudharabah)”.Penulis mengakui

bahwa dalam menyusun Penulisan Skripsi ini tidak dapat diselesaikan tanpa

adanya bantuan dari berbagai pihak. Karena itulah penulis mengucapkan

penghargaan yang setinggi-tingginya, ungkapan terima kasih kadang tak bisa

mewakili kata-kata, namun perlu kiranya penulis mengucapkan terima kasih

kepada :

1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd, selaku Rektor IAIN Salatiga

2. Ibu Dra. Siti Zumrotun, M.Ag, selaku Dekan Fakultas Syari‟ah di IAIN

Salatiga.

Page 8: PELAKSANAAN AKAD MUDHARABAH DI BMT TARUNA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/887/1/Lilis.Setiyowati.21411011.pdfPELAKSANAAN AKAD MUDHARABAH DI BMT TARUNA SEJAHTERA GUNUNG PATI

viii

3. BapakIlya Muhsin, S.H.I., M.Si, selaku Wakil Dekan Fakultas Syari‟ah

Bidang Kemahasiswaan dan Kerja Sama yang selalu memberikan ilmunya

sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan lancar

dan baik.

4. Ibu Evi Ariyani, SH.,M.H, selaku Ketua Jurusan S1 Hukum Ekonomi

Syari‟ahdi IAIN Salatiga dan selaku Dosen Pembimbing yang selalu

memberikan saran, pengarahan dan masukan berkaitan penulisan skripsi

sehingga dapat selesai dengan maksimal sesuaiyang diharapkan.

5. Ibu Lutfiana Zahriani, M.H, selaku Kepala Lab. Fakultas Syari‟ah IAIN

Salatiga yang memberikan pemahaman, arahan dalam penulisan skripsi

sehingga penulisan skripsi ini bisa saya selesaikan.

6. Bapak Arbain, selaku Manager BMT Taruna Sejahtera cabang Gunung

Pati yang telah berkenan memberikan izin penelitian diBMT Taruna

Sejahtera Gunung Pati serta jajaran pegawai yang telah memberikan

informasi berkaitan penulisan skripsi.

7. Bapak dan Ibu Dosen selaku staf pengajar dan seluruh staf adminitrasi

Fakultas Syari‟ah yang tidak bisa kami sebut satu persatu yang selalu

memberikan ilmunya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini

tanpa halangan apapun.

8. Sahabat-sahabatku Yessi Widhi Astuti, Tri Subiyanti yang selalu

mendukung penulis dalam menyusun skripsi ini.

Page 9: PELAKSANAAN AKAD MUDHARABAH DI BMT TARUNA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/887/1/Lilis.Setiyowati.21411011.pdfPELAKSANAAN AKAD MUDHARABAH DI BMT TARUNA SEJAHTERA GUNUNG PATI

ix

9. Teman-teman Jurusan S1 Hukum Ekonomi Syari‟ahangkatan 2011 di

IAIN Salatiga yang telah memberikan banyak cerita selama menempuh

pendidikan di IAIN Salatiga.

Semoga Allah SWT membalas semua amal kebaikan mereka dengan

balasan yang lebih dari yang mereka berikan kepada penulis, agar pula senantiasa

mendapatkan maghfiroh, dan dilingkupi rahmat dan cita-Nya. Amiin.

Penulis menyadari sepenuhnya, bahwa penulisan skripsi ini masih jauh

dari sempurna, baik dari segi metodologi, penggunaan bahasa, isi, maupun

analisanya, sehingga kritik dan saran yang konstruktif, sangat penulis harapan

demi enaknya penulisan skripsiini dibaca dan dipahami.

Akhirnya, penulis berharap semoga skrispi ini bermanfaat khususnya bagi

penulis sendiri dan umumnya bagi pembaca.

Salatiga,01 September 2015

Penulis.

Page 10: PELAKSANAAN AKAD MUDHARABAH DI BMT TARUNA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/887/1/Lilis.Setiyowati.21411011.pdfPELAKSANAAN AKAD MUDHARABAH DI BMT TARUNA SEJAHTERA GUNUNG PATI

x

ASBTRAK

Setiyowati, Lilis. 2015.Pelaksanaan Akad Mudharabah di BMT Taruna Sejahtera

Gunung Pati (Analisa Fatwa DSN-MUI No.07/DSN-MUI/IV/2000 Tentang

Pembiayaan Mudharabah). Skripsi. Fakultas Syari‟ah. Jurusan. S1 Hukum

Ekonomi Syari‟ah. Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga. Pembimbing:

Evi Ariyani, SH.,M.H.

Kata Kunci : Pembiayaan, Mudharabah, Fatwa DSN-MUI

BMT Taruna Sejahtera merupakan salah satu lembaga keuangan syari‟ah dalam

bentuk perbankan syari‟ah yang banyak mengeluarkan produk penghimpunan

dana. Salah satunya yaitu penghimpunan dana dengan produk simpanann berkah

plus yang menggunakan akad mudharabah. Salah satu syarat mudharabah adalah

keuntungan harus diketahui kadarnya. Tujuannya diadakannya akad mudharabah

adalah untuk memperoleh keuntungan, apabila keuntungannya tidak jelas maka

akibatnya akad mudharabah menjadi fasid, karena tujuan akad yaitu keuntungan

tidak tercapai. Dalam hal ini penulis mengkaji tentang analisisfatwa DSN-MUI

no.07/DSN-MUI/IV/2000 tentang pembiayaan mudharabah pada produk

simpanan berkah plus di BMT Taruna Sejahtera Gunung Pati. Pertanyaan utama

yang ingin dijawab melalui penelitian ini adalah (1)Bagaimanakah pelaksanaan

Akad mudharabah di BMT Taruna Sejahtera Gunung Pati? (2) Apakah

pelaksanaan akad mudharabah di BMT Taruna Sejahtera Gunung Pati sesuai

dengan fatwa DSN-MUI no.07/DSN-MUI/IV/2000?. Untuk menjawab pertanyaan

tersebut maka dilakukan penelitian kualitatif yang menggunakan metode

deskriptif analitis dengan pendekatan normatif yang bertujuan untuk mengetahui

pelaksanaan akad mudharabah dalam BMT sudah sesuai apa belum sesuai dengan

fatwa DSN-MUI. Temuan penelitian ini menunjukan bahwa,pertama:Pelaksanaan

akad mudharabah dalam produk simpanan berkah plus pemberian bonus yang

dilakukan di BMT ini diberikan di awal karena pemberian bonus di awal sangat

disukai nasabah karena menurut nasabah pembagian bonus di awal sebagai bentuk

pembagian keuntungan yang jelas. Kedua: Praktik dalam pembagian bonus di

BMT Taruna Sejahtera sudah berjalan dengan baik. Namun belum sesuai dengan

fatwa DSN-MUI NO.07/DSN-MUI/IV/2000 yaitu bonus seharusnya diberikan di

akhir periode simpanan itu berakhir atau selesai bukan diberikan di awal periode.

Karena dalam DSN-MUI tertulis bagian keuntungan proporsional bagi setiap

pihak harus diketahui dan dinyatakan pada waktu kontrak disepakati dan harus

dalam bentuk prosentasi nisbah dari keuntungan sesuai kesepakatan. Perubahan

nisbah harus berdasarkan kesepakatan.

Page 11: PELAKSANAAN AKAD MUDHARABAH DI BMT TARUNA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/887/1/Lilis.Setiyowati.21411011.pdfPELAKSANAAN AKAD MUDHARABAH DI BMT TARUNA SEJAHTERA GUNUNG PATI

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL................................................................................... i

NOTA PEMBIMBING............................................................................... ii

PENGESAHAN.......................................................................................... iii

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN.................................................. iv

MOTO......................................................................................................... v

PERSEMBAHAN...................................................................................... vi

KATA PENGANTAR............................................................................... vii

ABSTRAK................................................................................................. x

DAFTAR ISI............................................................................................. xi

DAFTAR GAMBAR................................................................................ xiv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang................................................................... 1

B. Rumusan Masalah............................................................... 6

C. Tujuan Penelitian................................................................ 6

D. Kegunaan Penelitian........................................................... 7

E. Penegasan Istilah................................................................ 8

F. Tinjauan Pustaka................................................................ 9

G. Metode Penelitian............................................................... 11

1. Pendekatan dan Jenis Penelitian.................................. 11

2. Kehadiran Peneliti....................................................... 11

3. Lokasi Penelitian......................................................... 11

4. Sumber Data................................................................ 12

5. Prosedur Pengumpulan Data....................................... 12

6. Analisis Data............................................................... 13

Page 12: PELAKSANAAN AKAD MUDHARABAH DI BMT TARUNA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/887/1/Lilis.Setiyowati.21411011.pdfPELAKSANAAN AKAD MUDHARABAH DI BMT TARUNA SEJAHTERA GUNUNG PATI

xii

H. Sistematika Penulisan......................................................... 14

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Mudharabah dalam Perspektif Fiqih................................... 16

1. Pengertian Mudharabah............................................... 16

2. Dasar Hukum Mudharabah.......................................... 19

3. Rukun dan Syarat Mudharabah................................... 23

4. Jenis-Jenis Mudharabah.............................................. 25

5. Sifat Akad Mudharabah.............................................. 25

6. Hukum Pelaksanaan Mudharabah.............................. 26

7. Kedudukan Mudharabah............................................ 27

8. Biaya pengelolaan Mudharabah................................. 28

9. Tindakan setelah Pemilik modal Meninggal.............. 29

10. Pembatalan Mudharabah............................................ 30

11. Dampak Sosial Ekonomi Mudharabah....................... 32

B. Mudharabah dalam Fatwa DSN-MUI No.07/DSN-MUI/

IV/2000 ............................................................................. 33

1. Ketentuan Pembiayaan................................................ 33

2. Rukun dan Syarat Pembiayaan.................................... 34

3. Beberapa Ketentuan Hukum Pembiayaan................... 37

BAB III HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum BMT Taruna Sejahtera........................ 38

1. Sejarah BMT Taruna Sejahtera................................... 38

2. Visi dan Misi BMT Taruna Sejahtera......................... 41

3. Produk-produk BMT Taruna Sejahtera....................... 44

a. Simpanan Amanah................................................ 44

b. Simpanan Berkah.................................................. 45

c. Pembiayaan Manfaat............................................ 47

d. Simpanan Berkah Plus.......................................... 48

e. Strategi Pemasaran Produk Simpanan Berkah Pus 49

Page 13: PELAKSANAAN AKAD MUDHARABAH DI BMT TARUNA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/887/1/Lilis.Setiyowati.21411011.pdfPELAKSANAAN AKAD MUDHARABAH DI BMT TARUNA SEJAHTERA GUNUNG PATI

xiii

B. Hasil Penelitian................................................................. 52

1. Pelaksanaan Produk Simpanan Berkah Plus............. 52

a. Ketentuan yang Berlaku........................................ 55

b. Pengelolaan Dana.................................................. 57

c. Praktek Pembagian Keuntungan........................... 58

BAB IV ANALISIS

A. Analisis Pelaksanaan Produk Simpanan Berkah Plus....... 63

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan.......................................................................... 73

B. Saran.................................................................................... 74

DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 14: PELAKSANAAN AKAD MUDHARABAH DI BMT TARUNA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/887/1/Lilis.Setiyowati.21411011.pdfPELAKSANAAN AKAD MUDHARABAH DI BMT TARUNA SEJAHTERA GUNUNG PATI

xiv

DAFTAR GAMBAR

Tabel 3.1 Struktur Organisasi BMT Taruna Sejahtera................................. 41

Page 15: PELAKSANAAN AKAD MUDHARABAH DI BMT TARUNA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/887/1/Lilis.Setiyowati.21411011.pdfPELAKSANAAN AKAD MUDHARABAH DI BMT TARUNA SEJAHTERA GUNUNG PATI

xv

DAFTAR GAMBAR

Tabel 3.2 Jumlah Keanggotaan BMT Taruna Sejahtera............................. 43

Page 16: PELAKSANAAN AKAD MUDHARABAH DI BMT TARUNA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/887/1/Lilis.Setiyowati.21411011.pdfPELAKSANAAN AKAD MUDHARABAH DI BMT TARUNA SEJAHTERA GUNUNG PATI

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Dunia perbankan di Indonesia mulai menunjukkan kemajuan dan

perkembangan yang sangat pesat setelah diberlakukannya Paket Kebijakan

Oktober 1998 (Pakto 1998), yang memberikan kesempatan yang luas

kepada masyarakat untuk mendirikan bank-bank yang telah ada untuk

membuka kantor-kantor cabang, sehingga banyak berdiri bank-bank baru

maupun bank-bank lama yang membuka cabang di seluruh Indonesia.

Kehadiran lembaga keuangan Syariah di Indonesia tidak terlepas

dari kebutuhan masyarakat yang tidak menghendaki adanya bunga

traksaksi perbankan. Indonesia dewasa ini dapat dikatakan sudah

memasuki era ekonomi syariah yang ditandai dengan bermunculnya

berbagai lembaga bisnis dan keuangan yang memakai prinsip berkeadilan

yang bebas bunga.

Kehadiran Bank Muamalat Indonesia (BMI) pada tahun 1992,

telah memberikan inspirasi untuk membangun kembali sistem keuangan

yang lebih mampu menyentuh kalangan bawah. Meskipun misi keumatan

cukup tinggi, namun realitas dilapangannya mengalami banyak hambatan,

baik dari sisi prosedur, plafon pembiayaan maupun lingkungan bisnisnya.

Di dalam Undang-undang nomor 21 tahun 2008 tentang perbankan,

menjadi penghalang BMI untuk memberikan pelayanan dikalangan bawah.

Page 17: PELAKSANAAN AKAD MUDHARABAH DI BMT TARUNA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/887/1/Lilis.Setiyowati.21411011.pdfPELAKSANAAN AKAD MUDHARABAH DI BMT TARUNA SEJAHTERA GUNUNG PATI

2

Untuk memberikan pelanyanan yang lebih luas kepada masyarakat

bawah, dibentuklah Bank Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS). Harapan

kepada BPRS untuk mampu menjangkau ekonomi kecil sangat besar,

meningkat cakupan bisnis bank ini lebih kecil. Nama perkreditan menjadi

kendala, karena nama tersebut sesungguhnya tidak tepat, karena banyak

bank islam tidak melanyani perkreditan tetapi pembiayaan, sehingga

penggunaan nama perlu dipertimbangkan. Istilah perkreditan menjadikan

makna pembiayaan menjadi kabur.

Kendala lain dalam realitanya sistem bisnis BPRS juga terjebak

pada pemusatan kekayaan hanya pada segelintir orang, yakni para pemilik

modal. Komitmen untuk membantu meningkatkan derajat hidup

masyarakat bawah mengalami kendala baik dari sisi hukum maupun

teknis. Dari sisi hukum, prosedur peminjaman bank umum dengan BPRS

sama, begitu juga dari sisi teknis. Padahal disinilah kendala utama

pengusaha kecil. Sehingga harapan besar pada BPRS hanya menjadi

idealita.

Dari persoalan diatas mendorong munculnya lembaga keuangan

syariah alternatif. Yakni sebuah lembaga yang tidak saja berorientasi

bisnis tetapi juga sosial. Lembaga yang tidak melakukan pemusatan

kekayaan pada sebagian kecil orang pemilik modal (pendiri) dengan

anggota yang meminjam mayoritas usaha kecil dan mikro serta

kekayaannya terdistribusi secara adil dan merata. Lembaga yang tidak

terjebak pada permainan bisnis untuk keuntungan pribadi, tetapi

Page 18: PELAKSANAAN AKAD MUDHARABAH DI BMT TARUNA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/887/1/Lilis.Setiyowati.21411011.pdfPELAKSANAAN AKAD MUDHARABAH DI BMT TARUNA SEJAHTERA GUNUNG PATI

3

membangun kebersamaan untuk mencapai kemakmuran bersama yaitu

Baitul Maal Wa Tamwil (BMT).

BMT sebagai lembaga keuangan yang ditumbuhkan dari peran

masyarakat luas, tidak ada batasan ekonomi, sosial bahkan agama. Semua

komponen masyarakat dapat berperan aktif dalam membangun sebuah

sistem keuangan yang lebih adil dan yang lebih penting mampu

menjangkau lapisan pengusaha yang kecil sekalipun.

Peran BMT dalam menumbuhkembangkan usaha mikro dan kecil

dilingkungannya merupakan sumbangan yang sangat berarti bagi

pembangunan nasional. Bank yang diharapkan mampu menjadi perantara

keuangan ternyata hanya mampu bermain pada lefel menengah keatas.

Sementara lembaga keuangan non formal yang mampu menjangkau

pengusaha mikro, tidak mampu meningkatkan kapitalisasi usaha kecil.

Maka BMT diharapkan tidak terjebak pada dua kutup ekonomi yang

berlawanan tersebut.

BMT tidak digerakkan dengan motif laba semata, tetapi juga motif

sosial. Karena beroperasi dengan pola syariah, sudah barang tentu

mekanisme kontrolnya tidak saja dari aspek ekonomi saja atau kontrol dari

luar tetapi agamanya menjadi faktor pengontrol dari dalam yang lebih

dominan.

Untuk dapat menjalankan fungsi sebagai lembaga keuangan, BMT

perlu melakukan kegiatan penghimpunan dana, istilah penghimpunan dana

dapat diartikan sebagai kegiatan usaha untuk mengelola dana dari

Page 19: PELAKSANAAN AKAD MUDHARABAH DI BMT TARUNA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/887/1/Lilis.Setiyowati.21411011.pdfPELAKSANAAN AKAD MUDHARABAH DI BMT TARUNA SEJAHTERA GUNUNG PATI

4

masyarakat dalam rangka melakukan kegiatan pembiayaan di bidang

ekonomi. Untuk dapat melakukan kegiatan penghimpunan dana secara

syar‟i, harus ada akad-akad syariah yang perlu ditetapkan dalam

produknya. Yaitu akad Wadi‟ah, akad Mudharabah, akad Musyarakah dan

seterusnya.

Pengertian akad secara etimologi berarti perikatan, perjanjian.

Sedangkan secara terminologi akad adalah suatu perikatan yang ditetapkan

dengan ijab qabul berdasarkan ketentuan syara‟ yang menimbulkan akibat

hukum terhadap obyeknya. Sedangkan mudharabah berasal dari kata

dharaba yang berarti memukul atau berjalan. Yang dimaksud memukul

atau berjalan yaitu seseorang yang memukulkan tangannya untuk berjalan

dimuka bumi dalam mencari karunia Allah SWT. Jadi akad mudharabah

merupakan akad kerjasama antara pemilik dana (shahibul maal) dengan

pengelola dana (mudharib) untuk melakukan kegiatan usaha dengan

nisbah bagi hasil (keuntungan atau kerugian) menurut kesepakatan.

Kemudian apabila terjadi kerugian, resiko dana akan ditanggung oleh

pemilik modal selama bukan karena kelalaian pihak pengelola. Namun,

apabila kerugian disebabkan oleh kecurangan atau kelalaian pihak

pengelola, maka mereka harus mempertanggung jawabkan atas kerugian

tersebut.

Salah satu syarat mudharabah yaitu keuntungan harus diketahui

kadarnya. Tujuannya diadakannya akad mudharabah adalah untuk

memperoleh keuntungan, apabila keuntungannya tidak jelas maka

Page 20: PELAKSANAAN AKAD MUDHARABAH DI BMT TARUNA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/887/1/Lilis.Setiyowati.21411011.pdfPELAKSANAAN AKAD MUDHARABAH DI BMT TARUNA SEJAHTERA GUNUNG PATI

5

akibatnya akad mudharabah bisa menjadi fasid. Apabila seseorang

menyerahkan modal kepada pengelola sebesar Rp 10.000.000 dengan

ketentuan mereka bersekutu dalam keuntungan, maka akad semacam ini

hukumnya sah, dan keuntungan dibagi rata setengah-setengah. Hal

tersebut dikarenakan syirkah atau persekutuan menghendaki persamaan

(Muslich,2010:375).

Apabila dibuat syarat yang menyebabkan ketidakjelasan dalam

keuntungan maka mudharabah menjadi fasid, karena tujuan akad yaitu

keuntungan tidak tercapai. Akan tetapi, jika syarat tersebut tidak

menyebabkan keuntungan menjadi tidak jelas maka syarat tersebut batal,

tetapi akadnya tetap sah. Misalnya, pemilik modal mensyaratkan kerugian

ditanggung oleh mudharib atau oleh mereka berdua maka syarat tersebut

batal, tetapi akad mudharabah tetap sah, sedangkan kerugian tetap

ditanggung oleh pemilik modal. Apabila disyaratkan dalam akad

mudharabah bahwa keuntungan semuanya untuk mudharib, maka menurut

Hanafiah dan Hanabilah, akad berubah menjadi qardh (utang piutang)

bukan mudharabah. Sedangkan menurut Syafi‟iyah mudharabah semacam

itu adalah mudharabah yang fasid. Dalam hal ini amil diberi upah atau

imbalan sesuai dengan pekerjaannya. Menurut Malikiyah, apabila

disyaratkan keuntungan semuanya untuk mudharib atau untuk pemilik

modal maka hal itu dibolehkan, karena ini merupakan tabarru‟ atau

sukarela.

Page 21: PELAKSANAAN AKAD MUDHARABAH DI BMT TARUNA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/887/1/Lilis.Setiyowati.21411011.pdfPELAKSANAAN AKAD MUDHARABAH DI BMT TARUNA SEJAHTERA GUNUNG PATI

6

Keuntungan harus merupakan bagian yang dimiliki bersama

dengan pembagian secara nisbah atau presentase, misalnya setengah-

setengah, sepertiga dan dua pertiga atau 40% : 60%, 35% : 65% dan

seterusnya. Apabila keuntungan dibagi dengan ketentuan yang pasti,

seperti pemilik mendapat Rp 100.000 dan sisanya untuk pengelola

(mudharib), maka syarat tersebut tidak sah, dan mudharabah menjadi

fasid. Hal ini oleh karena karakter mudharabah menghendaki keuntungan

dimiliki bersama, sedangkan penentuan syarat dengan pembagian yang

pasti menghalangi kepemilikan bersama tersebut (Muslich,2010:376).

Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis akan mengungkap

tentang pelaksanaan akad mudharabah di BMT Taruna Sejahtera Gunung

Pati.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimanakah pelaksanaan Akad Mudharabah di BMT Taruna

Sejahtera Gunung Pati?

2. Apakah pelaksanaan Akad Mudharabah di BMT Taruna Sejahtera

Gunung Pati sesuai dengan fatwa DSN-MUI No.07/DSN-

MUI/IV/2000 ?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui pelaksanaan Akad Mudharabah di BMT Taruna

Sejahtera Gunung Pati.

Page 22: PELAKSANAAN AKAD MUDHARABAH DI BMT TARUNA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/887/1/Lilis.Setiyowati.21411011.pdfPELAKSANAAN AKAD MUDHARABAH DI BMT TARUNA SEJAHTERA GUNUNG PATI

7

2. Untuk mengetahui pelaksanaan Akad Mudharabah di BMT Taruna

Sejahtera Gunung Pati itu sudah sesuai dengan fatwa DSN-MUI No.

07/DSN-MUI/IV/2000.

D. Kegunaan Penelitian

Dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan yang

berguna bagi peneliti khususnya dan pembaca pada umumnya. Kegunaan

yang diharapkan dapat dipetik adalah:

1. Manfaat Bagi Penulis

Dengan melakukan penelitian tentang pelaksanaan akad di BMT

Taruna Sejahtera, penulis akan mengetahui bagaimana pelaksanaan

akad mudharabah di BMT Taruna Sejahtera.

2. Manfaat Bagi BMT Taruna Sejahtera

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi

pemikiran bagi pihak lembaga BMT Taruna Sejahtera sebagai bahan

pertimbangan dalam mengambil kebijakan dan sebagai masukan dalam

meningkatkan pelayanan kepada anggotanya agar sesuai dengan

syariah.

3. Manfaat Bagi Pihak Lain

Sedangkan bagi pihak lain, penelitian ini diharapkan dapat

menambah ilmu pengetahuan baik secara teori maupun secara praktis

dan bisa dijadikan sebagai salah satu bahan referensi dan rujukan

bagi penelitian-penelitian selanjutnya.

Page 23: PELAKSANAAN AKAD MUDHARABAH DI BMT TARUNA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/887/1/Lilis.Setiyowati.21411011.pdfPELAKSANAAN AKAD MUDHARABAH DI BMT TARUNA SEJAHTERA GUNUNG PATI

8

E. Penegasan Istilah

Agar terdapat kejelasan tentang judul skripsi di atas, dan tidak

terjadi beda penafsiran kata-kata dalam judul, maka perlu penulis

menjelaskan makna yang terdapat pada judul.

Menurut Muhammad Abu Zahrah pengertian akad menurut bahasa

adalah untuk menggabungkan antara ujung sesuatu dan mengikatnya.

Sedangkan menurut istilah ada dua pengertian yaitu arti umum dan arti

khusus. Pengertian umum akad adalah segala sesuatu yang diniatkan oleh

seseorang untuk dikerjakan, baik timbul karena satu kehendak, seperti

wakaf, pembebasan, talak dan sumpah, maupun yang memerlukan kepada

dua kehendak didalam menimbulkannya, seperti jual beli, sewa-menyewa,

pemberian kuasa dan gadai. Menurut Muslich (2010:111) yang mengutip

dari Wahbah Zuhaili arti khusus akad adalah pertalian antara ijab dngan

qabul menurut ketentuan syara‟ yang menimbulkan akibat hukum pada

obyeknya atau dengan redaksi yang lain, Keterkaitan antara pembicaraan

salah seorang yang melakukan akad dengan yang lainnya menurut syara‟

pada segi yang tampak pengaruhnya pada obyek.

Mudharabah adalah akad antara dua belah pihak (orang ) saling

menanggung, salah satu pihak menyerahkan hartanya kepada pihak lain

untuk diperdagangkan dengan bagian yang telah ditentukan dari

keuntungan, seperti setengah atau sepertiga dengan syarat-syarat yang

telah ditentukan (Suhendi, 2010:136).

Page 24: PELAKSANAAN AKAD MUDHARABAH DI BMT TARUNA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/887/1/Lilis.Setiyowati.21411011.pdfPELAKSANAAN AKAD MUDHARABAH DI BMT TARUNA SEJAHTERA GUNUNG PATI

9

F. Tinjauan Pustaka

Penelitian tentang akad mudharabah sebenarnya banyak dilakukan.

Penelitian tentang akad mudharabah ini pernah dilakukan oleh Ngatirin

dengan judul “Analisis Implementasi Prinsip-prinsip Perjanjian Akad

Mudharabah Pada Baitul Maal Wat Tamwil (BMT) Tumang Boyolali”.

Penetian ini memfokuskan pada terjadinya ingkar janji atau wanprestasi

dalam akad mudharabah di BMT Tumang Boyolali karena pelanggaran isi

perjanjian yang telah disepakati dan kurang adanya sifat kejujuran dan

kelalaian dari nasabah dalam menjalankan usaha dan pengelolaannya.

(Ngatirin,tt:nn)

Skripsi Alexander Leo Mandala Putra dengan judul “Pelaksanaan

Jaminan Fidusia Pada Akad Mudharabah Di Bank Nagari Syariah

Padang”. Penelitian ini menjelaskan tentang peraturan bank indonesia

(PBI) adalah peraturan yang di keluarkan oleh bank indonesia untuk

mengawasi dan membina semua Bank yang berbadan hukum indonesia

atau beroperasi di indonesia (Putra,2011:nn).

Skripsi dengan judul “Pelaksanaan Akad Mudharabah pada

Produk di Bank Nagari Syariah Cabang Padang Panjang”.Penelitian ini

berisi akibat hukum bagi para pihak baik itu dari nasabah maupun bank

dalam pelaksanaan akad mudharabah pada Bank Nagari Syariah cabang

Padang Panjang yaitu pembagian keuntungan dan kerugian serta hak dan

kewajiban para pihak, serta mengenai sanksi terhadap pelanggaran yang

dilakukan para pihak yang telah diatur Undang-Undang Nomor 21 tahun

Page 25: PELAKSANAAN AKAD MUDHARABAH DI BMT TARUNA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/887/1/Lilis.Setiyowati.21411011.pdfPELAKSANAAN AKAD MUDHARABAH DI BMT TARUNA SEJAHTERA GUNUNG PATI

10

2008 tentang perbankan syariah pasal 63 dan juga yang telah diatur dalam

akad tersebut yaitu pembayaran ganti kerugian (Andra,2010:nn).

Skripsi dengan judul “Pelaksanaan Pembiayaan Berdasarkan

Prinsip Bagi Hasil (Mudharabah) pada BMT Agam Madani Nagari Sungai

Pua Kabupaten Agam”.Penelitian ini berisi pelaksanaan pembiayaan di

BMT tersebut telah sesuai dengan ketentuan yang berlaku , yaitu UU

No.21 tahun 2008 tentang perbankan syariah dan pasal 6 Peraturan Bank

Indonesia No:7/46/2005 tentang akad penghimpunan dan penyaluran dana

bagi bank yang melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah,

namun ada beberapa kendala, yaitu dalam pengelolaan usaha adanya

anggota yang belum mampu mengelola usahanya secara baik. Kondisi

ekonomi yang tidak stabil pada saat ini (Sani,2011:nn).

Skripsi dengan judul “Analisa Pelaksanaan Akad Mudharabah

Terhadap Investasi Dinar”.Yang berisi praktik pembiayaan mudharabah

yang dilakukan BMT Artha Kencana Mulia Semarang belumlah sempurna

dengan aturan hukum islam. Hal-hal ini dikarenakan dalam proses

penentuan bagi hasil , pihak BMT tidak diperkenankan menjanjikan

pemberian keuntungan tetap perbulan dalam jumlah tertentu dengan sistem

persentase sebagaimana lazim berlaku dalam tatanan perbankan

konvensional (Fumiaty,2012:93).

Dari telaah pustaka yang deperoleh penulis, maka mengenai

Pelaksanaan Akad Mudharabah di BMT Taruna Sejahtera Gunung Pati

menurut Fatwa DSN-MUI NO.07/DSN-MUI/IV/2000 sangat menarik

Page 26: PELAKSANAAN AKAD MUDHARABAH DI BMT TARUNA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/887/1/Lilis.Setiyowati.21411011.pdfPELAKSANAAN AKAD MUDHARABAH DI BMT TARUNA SEJAHTERA GUNUNG PATI

11

untuk dikaji, dan memang belum secara khusus dibahas dalam referensi-

referensi tersebut.

G. Metode Penelitian

1. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang menggunakan

metode deskriptif analitis dengan pendekatan normatif yang bersifat

deskriftif analitis. Penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian yang

menghasilkan data deskriptif, ucapan atau tulisan dan perilaku yang

dapat diamati dari orang-orang (subyek) itu sendiri. Penelitian

deskriptif yang bertujuan menggambarkan secara sistematik dan akurat

fakta dan karakteristik mengenai bidang tertentu. Pendekatan normatif

digunakan untuk mengetahui hukum dari pelaksanaan akad

mudharabah dalam perbankan syariah sesuai dengan fatwa DSN-MUI.

2. Kehadiran Peneliti

Peneliti bertindak sebagai instrument sekaligus pengumpul data

yang mana penulis langsung mewawancarai masyarakat yang sudah

menjadi nasabah di perbankan syariah. Kehadiran penelitian diketahui

pelaksanaannya sesuai dengan Undang-undang yang berlaku.

3. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di wilayah Ungaran dan di daerah gunung

pati yaitu BMT Taruna Sejahtera Gunung Pati. Karena tempat BMT

Taruna Sejahtera tersebut sangat strategis. Jadi mudah untuk di

jangkau semua orang.

Page 27: PELAKSANAAN AKAD MUDHARABAH DI BMT TARUNA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/887/1/Lilis.Setiyowati.21411011.pdfPELAKSANAAN AKAD MUDHARABAH DI BMT TARUNA SEJAHTERA GUNUNG PATI

12

4. Sumber Data

Adapun jenis data yang penulis pergunakan dalam penulisan

skripsi ini meliputi:

a. Data Primer yaitu data yang diperoleh langsung dari subyek

penelitian dengan mengenakan alat pengukur atau alat

pengambilan data langsung dari subyek sebagai sumber

informasi yang dicari. Dalam hal ini keterangan diperoleh dari

karyawan-karyawan yang bekerja di BMT Taruna Sejahtera

dan nasabah yang melakukan transaksi dan pihak BMT Taruna

Sejahtera.

b. Data Sekunder yaitu data yang diperoleh dari fihak lain, tidak

langsung diperoleh oleh peneliti dari subyek penelitiannya.

Data sekunder biasanya berwujud data dokumentasi atau data

laporan yang tersedia. Peneliti menggunakan buku-buku, jurnal

serta fatwa DSN-MUI No.07/DSN-MUI/IV/2000.

5. Prosedur Pengumpula Data

a. Metode wawancara

Metode wawancara yaitu sebuah dialog yang dilakukan

oleh pewawancara untuk memperoleh informasi dari

terwawancara. Adapun metode wawancara yang dilakukan dengan

tanya jawab lisan mengenai masalah-masalah yang ada dengan

berpedoman pada daftar pertanyaan sebagai rujukan yang telah

Page 28: PELAKSANAAN AKAD MUDHARABAH DI BMT TARUNA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/887/1/Lilis.Setiyowati.21411011.pdfPELAKSANAAN AKAD MUDHARABAH DI BMT TARUNA SEJAHTERA GUNUNG PATI

13

dirumuskan sebelumnya. Wawancara ini dilakukan terhadap

nasabah yang melakukan transaksi di perbankan syariah.

b. Metode Observasi

Observasi adalah suatu cara pengumpulan data dengan

jalan pengamatan secara langsung mengenai obyek penelitian.

Metode ini penulis gunakan sebagai awal untuk mengetahui

kondisi objektif mengenai obyek penelitian.

c. Metode Dokumentasi

Metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal

atau variable yang berupa catatan, transkrip , buku,surat kabar,

majalah dan sebagainya. Metode ini sumber datanya masih tetap,

dan belum berubah. Dengan metode dokumentasi yang diamati

bukan benda hidup tetapi benda mati.

Dokumentasi dapat dianggap sebagai materi tertulis atau

sesuatu yang menyediakan informasi tentang suatu subyek.

Dokumentasi dapat berisi tentang deskripsi-deskripsi, penjelasan-

penjelasan, daftar-daftar, cetakan hasil komputer, contoh-contoh

obyek dari sistem informasi. Adapun yang digunakan oleh peneliti

yaitu perjanjian antara nasabah dengan perbankan syariah.

6. Analisis Data

Analisis data merupakan hal yang penting dalam metode ilmiah

karena dengan analisa data tersebut dapat diberi arti dan makna yang

berguna untuk menyelesaikan masalah penelitian. Ada tiga tahap

Page 29: PELAKSANAAN AKAD MUDHARABAH DI BMT TARUNA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/887/1/Lilis.Setiyowati.21411011.pdfPELAKSANAAN AKAD MUDHARABAH DI BMT TARUNA SEJAHTERA GUNUNG PATI

14

dalam analisa ini yaitu Reduksi. Reduksi adalah memilih atau

memisahkan data, dari data yang telah didapatkan. Menyajikan data

adalah menyajikan data yang telah pilih tadi. Yang terakhir adalah

menyimpulkan yaitu menyimpulkan data yang telah disajikan untuk

dimasukkan de dalam analisis tersebut. Dalam analisa ini penulis

menggunakan analisis deskriptif yang mendeskripsikan fatwa DSN-

MUI No.07/DSN-MUI/IV/2000.

H. Sistematika Penulisan

Untuk memudahkan dalam pembahasan dan pemahaman yang

lebih lanjut dan lebih jelas dalam membaca penelitian ini, maka disusunlah

sistematika penulisan penelitian ini sebagai berikut:

Bab I pendahuluan : Bab ini berisi Latar Belakang, Rumusan

Masalah, Tujuan Penelitian, Kegunaan Penelitian, Penegasan Istilah,

Tinjauan Pustaka, Metode Penelitian yang berisi tentang Pendekatan dan

Jenis Penelitian, Kehadiran Peneliti, Lokasi Penelitian, Sumber Data,

Prosedur Pengumpulan Data, Analisis Data, dan Sistematika Penulisan.

Bab II Tinjauan Umum Tentang Akad Mudharabah. Bab II berisi

pembahasan tentang: Pengertian mudharabah, dasar hukum

mudharabah,rukun dan syarat mudharabah, jenis-jenis mudharabah, sifat

akad mudharabah, hukum pelaksanaan akad mudharabah, kedudukan

mudharabah, biaya pelaksanaan mudharabah, tindakan setelah pemilik

meninggal, pembatalan mudharabah, dampak sosial ekonomi mudharabah

dan Mudharabah menurut fatwa DSN-MUI No.07/DSN-MUI/IV/2000.

Page 30: PELAKSANAAN AKAD MUDHARABAH DI BMT TARUNA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/887/1/Lilis.Setiyowati.21411011.pdfPELAKSANAAN AKAD MUDHARABAH DI BMT TARUNA SEJAHTERA GUNUNG PATI

15

Bab III Gambaran umum tentang BMT Taruna Sejahtera.. Bab ini

berisi tentang sejarah BMT Taruna Sejahtera, Visi dan Misi BMT Taruna

Sejahtera, produk-produk BMT Taruna Sejahtera, dan Operasional

Produk Simpanan Berkah Plus (Deposito Mudharabah) di BMT Taruna

Sejahtera.

Bab IV Analisis. Bab ini berisi tentang analisis strategi pemasaran

produk simpanan berkah plus menurut fatwa No.07/DSN-MUI/IV/2000

dan menurut Hukum Islam, analisis pengelolaan dana produk simpanan

berkah plus menurut fatwa No.07/DSN-MUI/IV/2000 dan menurut

Hukum Islam, analisis prosedur pembagian keuntungan prodk simpanan

berkah plus menurut fatwa No. 07/DSN-MUI/IV/2000 dan menurut

Hukum Islam.

Bab V Penutup: berisi kesimpulan dan saran.

Page 31: PELAKSANAAN AKAD MUDHARABAH DI BMT TARUNA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/887/1/Lilis.Setiyowati.21411011.pdfPELAKSANAAN AKAD MUDHARABAH DI BMT TARUNA SEJAHTERA GUNUNG PATI

16

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. MUDHARABAH DALAM PERSPEKTIF FIQIH

1. Pengertian Mudharabah

Mudharabah adalah bahasa penduduk Irak dan qirahd atau

muqaradhah bahasa penduduk Hijaz. Namun, pengertian qiradh dan

mudharabah adalah satu makna. Mudharabah berasal dari kata al-dharb,

yang berarti secara harfiah adalah berpergian atau berjalan (Hendi,

2010:135). Sebagaimana firman Allah:

artinya: “Dan yang lainnya, berpergian di muka bumi mencari

karunia Allah” ( Al Muzamil:20).

Selain al-dharb, disebut juga qiradh yang berasal dari al-qardhu,

berarti al-qath’u (potongan) karena pemilik memotong sebagian hartanya

untuk diperdagangkan dan memperoleh sebagian keuangannya (Azzam,

2010: 245). Ada pula yang menyebut mudharabah atau qiradh dengan

muamalah. Jadi, menurut bahasa mudharabah atau qiradh berarti al-qath’u

(potongan), berjalan dan berpergian.

Para fuqaha dan sebagian para sejarahwan muslim secara umum

mendefinisikan mudharabah sebagai kerja sama antar dua pihak, yaitu

pihak pertama memberikan fasilitas modal dan pihak kedua memberikan

tenaga atau kerja. Perhitungan labanya akan dibagi dua dan kerugiannya

ditanggung sepenuhnya oleh pemilik modal. Dari definisi ini, dapat

Page 32: PELAKSANAAN AKAD MUDHARABAH DI BMT TARUNA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/887/1/Lilis.Setiyowati.21411011.pdfPELAKSANAAN AKAD MUDHARABAH DI BMT TARUNA SEJAHTERA GUNUNG PATI

17

disimpulkan bahwa kerja sama model mudharabah ini muncul ketika

terdapat dalam sebuah masyarakat keinginan untuk bekerja sama antara

anggotanya dalam rangka meningkatkan taraf hidup ekonomi

(Muhammad, 2008: 27).

Menurut istilah, mudharabah dikemukakan oleh para ulama

sebagai berikut:

a. Menurut Zuhaily mudharabah adalah akad kerja sama usaha antara dua

pihak. Pihak pertama bertindak sebagai pemilik dana (shahibul mal)

yang menyediakan seluruh modal dan pihak kedua sebagai pengelola

dana (mudharib). Keuntungan yang didapatkan dari akad mudharabah

dibagi menurut kesepakatan yang dituangkan dalam kontrak dan

biasanya dalam bentuk presentase (nisbah) (Nawawi, 2012: 141).

b. Menurut para fuqaha, mudharabah ialah akad antara dua belah pihak

(orang) saling menanggung, salah satu pihak menyerahkan hartanya

kepada pihak lain untuk diperdagangkan dengan bagian yang telah

ditentukan dari keuntungan, seperti setengah atau sepertiga dengan

syarat-syarat yang telah ditentukan.

c. Menurut Harfiyah, mudharabah adalah memandang tujuan dua pihak

yang berakad yang berserikat dalam keuntungan (laba), karena harta

diserahkan kepada yang lain dan yang lain punya jasa mengelola harta

itu.

d. Malikiyah berpendapat bahwa mudharabah ialah akad perwakilan, di

mana pemilik harta mengeluarkan hartanya kepada yang lain untuk

Page 33: PELAKSANAAN AKAD MUDHARABAH DI BMT TARUNA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/887/1/Lilis.Setiyowati.21411011.pdfPELAKSANAAN AKAD MUDHARABAH DI BMT TARUNA SEJAHTERA GUNUNG PATI

18

diperdagangkan dengan pembayaran yang ditentukan (emas dan

perak).

e. Imam Hanabillah berpendapat bahwa mudharabah ialah ibarat pemilik

harta menyerahkan hartanya dengan ukuran tertentu kepada orang

yang berdagang dengan bagian dari keuntungan yang diketahui.

f. Ulama Syafi‟iyah berpendapat bahwa mudharabah ialah akad yang

menentukan seseorang menyerahkan hartanya kepada yang lain untuk

ditijarahkan.

g. Syaikh Syihab al-din al-qalyubi dan Umarah berpendapat bahwa

mudharabah ialah seseorang menyerahkan harta kepada yang lain

untuk ditijarahkan dan keuntungan bersama-sama.

h. Al-bakri Ibn al-arif Billah al-sayyid Muhammad syata berpendapat

bahwa mudharabah ialah seseorang memberikan masalahnya kepada

yang lain dan didalamnya diterima penggatian.

i. Sayyid Sabiq berpendapat, mudharabah ialah akad antara dua belah

pihak untuk salah satu pihak mengeluarkan sejumlah uang untuk

diperdagangkan dengan syarat keuntungan dibagi dua sesuai dengan

perjanjian.

Dari definisi tersebut dapat dipahami bahwa mudharabah adalah

suatu akad atau perjanjian antara dua orang atau lebih, di mana pihak

pertama memberikan modal usaha, sedangkan pihak lain menyediakan

tenaga dan keahlian, dengan ketentuan bahwa keuntungan dibagi di antara

mereka sesuai dengan kesepakatan yang mereka tetapkan bersama.

Page 34: PELAKSANAAN AKAD MUDHARABAH DI BMT TARUNA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/887/1/Lilis.Setiyowati.21411011.pdfPELAKSANAAN AKAD MUDHARABAH DI BMT TARUNA SEJAHTERA GUNUNG PATI

19

Dengan perkataan lain dapat dikemukakan bahwa mudharabah adalah

kerja sama antara modal dengan tenaga atau keahlian. Dengan demikian,

dalam mudharabah ada unsur syirkah atau kerja sama, hanya saja bukan

kerja sama antara harta dengan harta atau tenaga dengan tenaga, melainkan

antara harta dengan tenaga. Di samping itu, juga terdapat unsur syirkah

(kepemilikan bersama) dalam keuntungan. Namun apabila terjadi kerugian

maka kerugian tersebut ditanggung pemilik modal, sedangkan pengelola

tidak dibebani kerugian, karena ia telah rugi tenaga tanpa keuntungan

(Muslich, 2010: 366-367).

Setelah diketahui beberapa pengertian yang dijelaskan oleh para

ulama di atas, kiranya dapat difahami bahwa mudharabah atau qiradh

adalah akad antara pemilik modal (harta) dengan pengelola modal tersebut,

dengan syarat bahwa keuntungan diperoleh dua belah pihak sesuai jumlah

kesepakatan (Hendi, 2010:136-138).

2. Dasar Hukum Mudharabah

Melakukan mudharabah hukumnya jaiz (boleh) dengan ijma‟

(Sabiq,1987:31).

Dalam al-qur‟an: QS. al-Jumu‟ah: 10 mendorong umat

Muslimin untuk melakukan upaya perjalanan usaha atau mencari karunia

Allah yang tersebar di bumi.

Page 35: PELAKSANAAN AKAD MUDHARABAH DI BMT TARUNA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/887/1/Lilis.Setiyowati.21411011.pdfPELAKSANAAN AKAD MUDHARABAH DI BMT TARUNA SEJAHTERA GUNUNG PATI

20

Artinya: “Apabila telah ditunaikan shalat, Maka bertebaranlah

kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah

banyak-banyak supaya kamu beruntung” (Al-Jumuah:10).

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, penuhilah aqad-aqad itu”.

Aqad (perjanjian) mencakup: janji prasetia hamba kepada Allah

dan Perjanjian yang dibuat oleh manusia dalam pergaulan

sesamanya. (QS.Al-maidah:1)

Artinya: “Tidak ada dosa bagimu untuk mencari karunia (rezki

hasil perniagaan) dari Tuhanmu”. (Al-Baqarah: 198)

Landasan dasar penerapan sistem mudharabah pada prinsipnya

terbagi kepada dua landasan hukum, yaitu landasan berdasarkan hukum

Islam (Alqur‟an, hadis, ijma‟ dan qiyas) dan landasan berdasarkan

Undang-Undang perbankan yang berlaku di Indonesia (Sahrani dan

Abdullah, 2011: 190).

Ijma‟

Diriwayatkan oleh sejumlah sahabat menyerahkan (kepada

orang, mudharib) harta anak yatim sebagai mudharabah dan tidak

seorangpun mengingkari mereka. Karenannya, hal itu dipandang

sebagai ijma‟ (Zuhaily, 1989: 838).

Qiyas

Transaksi mudharabah diqiyaskan dengan transaksi musaqah

(mengambil upah untuk menyiram tanaman). Ditinjau dari segi

kebutuhan manusia, karena sebagian orang ada yang kaya dan ada yang

Page 36: PELAKSANAAN AKAD MUDHARABAH DI BMT TARUNA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/887/1/Lilis.Setiyowati.21411011.pdfPELAKSANAAN AKAD MUDHARABAH DI BMT TARUNA SEJAHTERA GUNUNG PATI

21

miskin, terkadang sebagian orang memiliki harta tetapi tidak

berkemampuan memproduktifkannya dan ada juga orang yang tidak

mempunyai harta tetapi mempunyai kemampuan memproduktifkannya.

Karena itu, syariat membolehkan muamalah ini supaya kedua belah pihak

dapat mengambil manfaatnya (Zuhaily, 1989: 838).

Dasar hukum mudharabah ialah sebuah hadis yang diriwayatkan

oleh Ibnu Majah dari Shuhaib r.a., bahwasanya Rasulullah saw. telah

bersabda:

“Ada tiga perkara yang diberkati: jual beli yang ditangguhkan, memberi

modal dan mencampur gandum dengan jelas untuk keluarga, bukan untuk

dijual”.

Zuhaily mengemukakan kesepakatan ulama tentang bolehnya

mudharabah. Diriwayatkan sejumlah sahabat melakukan mudharabah

dengan menggunakan harta anak yatim sebagai modal dan tidak ada

seorang pun dari mereka menyanggah atau menolak. Jika praktik para

sahabat dalam suatu praktik amalan tertentu yang disaksikan sahabat yang

lain tidak ada satu pun yang menyanggah maka hal itu merupakan ijma‟.

Ketentuan ijma‟ ini secara sharih mengakui keabsahan praktik pembiayaan

mudharabah dalam sebuah perniagaan. Di samping mengemukakan dalil

ijma‟ ulama juga mengemukakan qiyas mudharabah dengan analogi

terhadap transaksi musaqat, yaitu bagi hasil yang umum dilakukan dalam

bidang perkebunan. Dalam hal ini, pemilik kebun bekerja sama dengan

orang lain dengan pekerjaan penyiraman, pemeliharaan, merawat isi

Page 37: PELAKSANAAN AKAD MUDHARABAH DI BMT TARUNA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/887/1/Lilis.Setiyowati.21411011.pdfPELAKSANAAN AKAD MUDHARABAH DI BMT TARUNA SEJAHTERA GUNUNG PATI

22

perkebunan, mendapat bagi hasil tertentu sesuai dengan kesepakatan dari

hasil perkebunan (Nawawi, 2012: 142).

Diriwayatkan dari Daruquthni bahwa Hakim Ibn Hizam apabila

memberi modal kepada seseorang, dia mensyaratkan: “harta jangan

digunakan untuk membeli binatang, jangan kamu bawa ke laut, dan jangan

dibawa menyeberangi sungai. Apabila kamu melakukan salah satu

larangan-larangan itu, maka kamu harus bertanggung jawab pada hartaku”

(Hendi, 2010:138).

Menurut Rasyid yang saya kutip dalam (Hendi, 2010:139)

mengatakan dalam al-Muthawaththa’ Imam Mali, dari al-A‟la Ibn Abd al-

Rahman Ibn Ya‟qub, dari ayahnya, dari kakeknya, bahwa ia pernah

mengerjakan harta Utsman r.a. sedangkan keuntungannya dibagi dua.

Qiradh atau mudharabah menurut Ibn Hajar telah ada sejak zaman

Rasulullah, beliau tahu dan mengakuinya, bahkan sebelum diangkat

menjadi Rasul, Muhammad telah melakukan qiradh.Rasulullah pernah

melakukan mudharabah dengan Khadijah , dengan modal daripadanya

(Khadijah). Beliau pergi ke Syam dengan membawa modal tersebut untuk

diperdagangkan. Ini sebelum beliau diangkat sebagai Rasul. Pada zaman

jahilliyah, mudharabah telah ada dan setelah datang agama islam.

Al-Hafiz Ibnu Hajar mengatakan: Mudharabah telah terjadi pada

masa Rasulullah, beliau mengetahui dan menetapkannya. Kaulah tidak

Page 38: PELAKSANAAN AKAD MUDHARABAH DI BMT TARUNA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/887/1/Lilis.Setiyowati.21411011.pdfPELAKSANAAN AKAD MUDHARABAH DI BMT TARUNA SEJAHTERA GUNUNG PATI

23

demikian (terlarang) tentu Rasulullah tidak membiarkannya (Sabiq,

1987:31-32).

3. Rukun dan Syarat Mudharabah

Menurut ulama Syafi‟iyah rukun-rukun qiradh ada enam, yaitu:

a. Pemilik barang yang menyerahkan barang-barangnya.

b. Orang yang bekerja, yaitu mengelola barang yang diterima dari

pemilik barang.

c. Aqad mudharabah, dilakukan oleh pemilik dengan pengelola barang.

d. Mal, yaitu harta pokok atau modal.

e. Amal, yaitu pekerjaan pengelola harta sehingga menghasilkan laba.

f. Keuntungan.

Menurut Sayyid Sabiq, rukun mudharabah adalah ijab dan qabul

yang keluar dari orang yang memiliki keahlian.Syarat-syarat sah

mudharabah berhubungan dengan rukun-rukun mudharabah itu sendiri.

Syarat-syarat mudharabah adalah:

a. Modal atau barang yang diserahkan itu berbentuk uang tunai. Apabila

barang itu berbentuk emas atau perak batangan, mas hiasan atau

barang dagangan lainnya, mudharabah tersebut batal.

b. Bagi orang yang melakukan akad disyaratkan mampu melakukan

tasharruf, maka dibatalkan akad anak-anak yang masih kecil, orang

gila dan orang-orang yang berada di bawah pengampuan.

c. Modal harus diketahui dengan jelas agar dapat dibedakan antara modal

yang diperdagangkan dengan laba atau keuntungan dari perdagangan

Page 39: PELAKSANAAN AKAD MUDHARABAH DI BMT TARUNA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/887/1/Lilis.Setiyowati.21411011.pdfPELAKSANAAN AKAD MUDHARABAH DI BMT TARUNA SEJAHTERA GUNUNG PATI

24

tersebut yang akan dibagikan kepada dua belah pihak sesuai dengan

perjanjian yang telah disepakati.

d. Keuntungan yang akan menjadi milik pengelola dan pemilik modal

harus jelas persentasenya, umpamanya setengah, sepertiga atau

seperempat.

e. Melafazkan ijab dari pemilik modal, misalnya aku serahkan uang ini

kepadamu untuk dagang jika ada keuntungan akan dibagi dua dan

qabul dari pengelola.

f. Mudharabah bersifat mutlak, pemilik modal tidak mengikat pengelola

harta untuk berdagang di negara tertentu, memperdagangkan barang-

barang tertentu, pada waktu-waktu tertentu, sementara di waktu lain

tidak karena persyaratan yang mengikat sering menyimpang dari

tujuan akad mudharabah, yaitu keuntungan. Bila dalam mudharabah

ada persyaratan-persyaratan maka mudharabah tersebut menjadi rusak

(fasid) menurut pendapat al-Syafi‟i dan Malik. Sedangkan menurut

Abu Hanifah dan Ahmad Ibn Hanbal, mudharabah tersebut sah (Hendi,

2010:140).

4. Jenis-jenis mudharabah

Pembiayaan mudharabah terbagi menjadi dua jenis berdasarkan tujuan

alokasi pembiayaan kepada nasabah. Kedua jenis pembiayaan mudharabah

tersebut adalah:

Page 40: PELAKSANAAN AKAD MUDHARABAH DI BMT TARUNA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/887/1/Lilis.Setiyowati.21411011.pdfPELAKSANAAN AKAD MUDHARABAH DI BMT TARUNA SEJAHTERA GUNUNG PATI

25

a. Mudharabah mutlaqah adalah bentuk kerja sama antara shahibul mal

dengan mudharib dimana tidak ada batasan tertentu mengenai usaha

yang akan dilakukan oleh mudharib.

b. Mudharabah muqayyadah adalah bentuk kerja sama antara shahibul

maal dengan mudharib dimana shahibul maal menentukan batasan

usaha yang akan dilakukan oleh mudharib baik dari segi jenis, waktu

dan tempat usaha (Karim, 2006: 212-213).

5. Sifat Akad Mudharabah

Para ulama telah sepakat bahwa sebelum dilakukannya kegiatan

usaha oleh pengelola, akad mudharabah sifatnya tidak mengikat (ghair

lazim), dan masing-masing pihak boleh membatalkannya. Akan tetapi,

mereka (para ulama) berbeda pendapat apabila pengelola (mudharib) telah

memulai kegiatan usahanya. Menurut Imam Malik, akad mudharabah

menjadi akad yang mengikat (lazim) setelah pengelola memulai kegiatan

usahanya. Dengan demikian, akad tersebut tidak bisa dibatalkan sampai

barang-barang dagangan berubah menjadi uang. Di samping itu akad

tersebut juga bisa diwaris. Dengan demikian apabila mudharib memiliki

anak-anak yang dapat dipercaya, mereka bisa bekerja dalam kerangka

mudharabah seperti bapaknya. Akan tetapi menurut Imam Abu Hanifah,

Syafi‟i dan Ahmad, meskipun mudharib telah memulai kegiatan usahanya

akad tersebut tetap tidak mengikat (ghair lazim) sehingga setiap saat bisa

dibatalkan. Di samping itu akad mudharabah tersebut tidak bisa

diwariskan (Muslich, 2010: 372).

Page 41: PELAKSANAAN AKAD MUDHARABAH DI BMT TARUNA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/887/1/Lilis.Setiyowati.21411011.pdfPELAKSANAAN AKAD MUDHARABAH DI BMT TARUNA SEJAHTERA GUNUNG PATI

26

6. Hukum Pelaksanaan Mudharabah

Hukum-hukum dalam mudharabah adalah sebagai berikut:

a. Mudharabah harus dilakukakan sesama kaum Muslimin yang

diperbolehkan bertindak. Mudharabah juga boleh dilakukan antara

kedua orang Muslim dengan orang kafir dengan syarat modalnya dari

orang kafir dan yang bekerja adalah orang Muslim, karena orang kafir

tidak bisa dijamin meninggalkan interaksi dengan riba atau mengambil

harta dengan haram.

b. Modalnya harus diketahui.

c. Bagian dari pekerja terhadap keuntungan harus ditentukan. Jika tidak

ditentukan ia berhak mendapatkan uang atas kerjanya dan pemilik

modal berhak atas seluruh keuntungan. Tapi jika keduanya berkata “

keuntungan menjadi milik kita bersama”, keuntungannya dibagi dua

untuk keduanya.

d. Jika kedua belah pihak tidak sepakat tentang bagian yang disyaratkan

apakah seperempat atau setengah, ucapan yang diterima ialah ucapan

pemodal dengan disuruh bersumpah.

e. Pekerja (peminjam) tidak boleh melakukan mudharabah dengan orang

lain jika merugikan harta orang pertama, kecuali jika orang pertama

mengizinkannya, karena menimpakan kerugian kepada sesama kaum

Muslimin itu diharamkan.

Page 42: PELAKSANAAN AKAD MUDHARABAH DI BMT TARUNA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/887/1/Lilis.Setiyowati.21411011.pdfPELAKSANAAN AKAD MUDHARABAH DI BMT TARUNA SEJAHTERA GUNUNG PATI

27

f. Keuntungan tidak dibagi selama akad masih berlangsung, kecuali jika

kedua belah pihak rela dan sepakat melakukan pembagian keuntungan

(Hirsanuddin, 2008: 25).

g. Modal itu selamanya diambilkan (dipotong) dari keuntungan. Jadi

pekerja tidak berhak sedikit pun atas keuntungan kecuali setelah modal

diambil dari keuntungan. Ini jika keuntungan belum dibagi.

h. Jika mudharabah telah selesai, sedang sebagian harta berbentuk barang

atau utang di orang, kemudian pemodal meminta penjualan barang

tersebut agar menjadi uang kontan dan meminta pelunasan utang maka

pekerja harus melakukannya.

i. Jika pekerja mengaku modal habis dan mengalami kerugian,

ucapannya diterima jika tidak ada bukti yang membatalkan

pengakuannya. Jika ia mengaku modal habis, mengalami kerugian dan

mengajukan bukti-buktinya, ia bersumpah dan pengakuannya diterima

(Nawawi, 2012: 143-144).

7. Kedudukan Mudharabah

Hukum mudharabah berbeda-beda karena adanya perbedaan

keadaan. Maka kedudukan harta yang dijadikan modal dalam mudharabah

juga tergantung pada keadaan. Karena pengelola modal perdagangan

mengelola modal tersebut atas izin pemilik harta, maka pengelola modal

merupakan wakil pemilik barang dalam pengelolaannya dan kedudukan

modal adalah sebagai wikalah‟alaih (obyek wakalah) (Hendi, 2010:141).

Page 43: PELAKSANAAN AKAD MUDHARABAH DI BMT TARUNA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/887/1/Lilis.Setiyowati.21411011.pdfPELAKSANAAN AKAD MUDHARABAH DI BMT TARUNA SEJAHTERA GUNUNG PATI

28

Ketika harta ditasharrufkan oleh pengelola, harta tersebut berada

dibawah kekuasaan pengelola, sedangkan harta tersebut bukan miliknya.

Sehingga harta tersebut berkedudukan sebagai amanat (titipan). Apabila

harta itu rusak bukan karena kelalaian pengelola, ia tidak wajib

menggantinya. Bila kerusakan timbul karena kalalaian pengelola, ia wajib

menanggungnya.

Ditinjau dari segi akad, mudharabah terdiri atas dua pihak. Bila ada

keuntungan dalam pengelolaan uang, laba itu dibagi dua dengan

persentase yang telah disepakati. Karena bersama-sama dalam keuntungan,

maka mudharabah juga sebagai syirkah. Ditinjau dari segi keuntungan

yang diterima oleh pengelola harta, pengelola mengambil upah sebagai

bayaran dari tenaga yang dikeluarkan, sehingga mudharabah dianggap

sebagai ijarah (upah-mengupah atau sewa menyewa) (Hendi, 2010:141).

Apabila pengelola modal mengingkari ketentuan-ketentuan

mudharabah yang telah disepakati kedua belah pihak. Maka telah terjadi

kecacatan dalam mudharabah. Kecacatan yang terjadi menyebabkan

pengelolan dan penguasaan harta tersebut dianggap ghasab.

8. Biaya Pengelolaan Mudharabah

Biaya bagi mudharib diambil dari hartanya sendiri selama ia

tinggal di lingkungannya sendiri, demikian juga bila ia mengadakan

perjalanan untuk kepentingan mudharabah. Bila biaya mudharabah

diambil dari keuntungan, kemungkinan pemilik harta tidak akan

Page 44: PELAKSANAAN AKAD MUDHARABAH DI BMT TARUNA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/887/1/Lilis.Setiyowati.21411011.pdfPELAKSANAAN AKAD MUDHARABAH DI BMT TARUNA SEJAHTERA GUNUNG PATI

29

memperoleh bagian dari keuntungan karena mungkin saja biaya tersebut

sama besar atau bahkan lebih besar daripada keuntungan.

Namun jika pemilik modal mengizinkan pengelola untuk

membelanjakan modal mudharabah guna keperluan dirinya di tengah

perjalanan atau karena penggunaan tersebut sudah menjadi kebiasaan,

maka ia boleh menggunakan modalnya. Imam Malik berpendapat bahwa

biaya-biaya baru boleh dibebankan kepada modal, apabila modalnya

cukup besar sehingga masih memungkinkan mendatangkan keuntungan-

keuntungan (Hendi, 2010:142).

Kiranya dapat dipahami bahwa biaya pengelolaan mudharabah

pada dasarnya dibebankan kepada pengelola modal. Namun tidak masalah

biaya diambil dari keuntungan apabila pemilik modal mengizinkannya.

Menurut Imam Malik menggunakan modal pun boleh apabila modalnya

besar sehingga memungkinkan memperoleh keuntungan berikutnya

(Hendi, 2010:142).

9. Tindakan setelah Pemilik Modal Meninggal

Menurut Sabiq (1987: 41) jika pemilik modal menginggal dunia,

mudharabah menjadi fasakh (batal). Bila mudharabah telah batal pengelola

modal tidak berhak mengelola modal mudharabah lagi. Jika pengelola

bertindak menggunakan modal tersebut, sedangkan ia mengetahui bahwa

pemilik modal telah meninggal dan tanpa izin para ahli warisnya. Maka

perbuatan ini dianggap sebagai ghasab. Ia wajib mengembalikannya

kemudian jika modal itu menguntungkan keuntungannya harus dibagi dua.

Page 45: PELAKSANAAN AKAD MUDHARABAH DI BMT TARUNA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/887/1/Lilis.Setiyowati.21411011.pdfPELAKSANAAN AKAD MUDHARABAH DI BMT TARUNA SEJAHTERA GUNUNG PATI

30

Jika mudharabah telah batal, sedangkan modal berbentuk barang

dagangan, pemilik modal dan pengelola modal menjual atau membaginya

karena yang demikian itu adalah hak kedua belah pihak. Jika pelaksana

setuju dengan penjualan, sedangkan pemilik modal tidak setuju, pemilik

modal dipaksa menjualnya, karena pengelola mempunyai hak dalam

keuntungan dan tidak dapat diperoleh kecuali dengan menjualnya,

demikian pendapat Mazhab Syafi‟i dan Hanbali (Hendi, 2010:142).

10. Pembatalan Mudharabah

Mudharabah menjadi batal apabila ada perkara-perkara sebagai berikut:

a. Tidak terpenuhinya salah satu atau beberapa syarat mudharabah.

Jika salah satu syarat mudharabah tidak terpenuhi, sedangkan

modal sudah dipegang oleh pengelola dan sudah diperdagangkan.

Maka pengelola mendapatkan sebagian keuntungannya sebagi upah,

karena tindakannya atas izin pemilik modal dan ia melakukan tugas

berhak menerima upah. Jika terdapat keuntungan, maka keuntungan

tersebut untuk pemilik modal. Jika ada kerugian, kerugian tersebut

menjadi tanggung jawab pemilik modal. Karena pengelola adalah

sebagai buruh yang hanya berhak menerima upah dan tidak

bertanggung jawab sesuatu apapun, kecuali atas kelalaiannya.

b. Pengelola dengan sengaja meninggalkan tugasnya sebagai pengelola

modal atau pengelola modal berbuat sesuatu yang bertentangan dengan

tujuan akad. Dalam keadaan seperti ini pengelola modal bertanggung

jawab jika terjadi kerugian karena dialah penyebab kerugian.

Page 46: PELAKSANAAN AKAD MUDHARABAH DI BMT TARUNA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/887/1/Lilis.Setiyowati.21411011.pdfPELAKSANAAN AKAD MUDHARABAH DI BMT TARUNA SEJAHTERA GUNUNG PATI

31

c. Apabila pelaksana atau pemilik modal meninggal dunia atau salah

seorang pemilik modal meninggal dunia, mudharabah menjadi batal

(Hendi, 2010:143).

d. Salah satu pihak terserang penyakit gila

Menurut jumhur ulama selain Syafi‟iyah, apabila salah satu pihak

terserang penyakit gila yang terus- menerus. Maka mudharabah

menjadi batal. Hal ini dikarenakan gila menghilangkan kecakapan

(ahliyah).

e. Pemilik modal murtad

Apabila pemilik modal murtad (keluar dari Islam), lalu ia

meninggal atau dihukum mati karena riddah atau ia berpindah ke

negeri bukan Islam (dar al-harb) maka mudharabah menjadi batal,

semenjak hari ia keluar dari Islam menurut Abu Hanifah. Akan tetapi,

apabila mudharib yang murtad maka akaf mudharabah tetap berlaku

karena ia memiliki kecakapan (ahliyah).

f. Harta mudharabah rusak di tangan mudharib

Apabila modal rusak atau hilang di tangan mudharib sebelum ia

membeli sesuatu maka mudharabah menjadi batal. Hal tersebut

dikarenakan sudah jelas modal telah diterima oleh mdharib untuk

kepentingan akad mudharabah. Dengan demikian, akad mudharabah

menjadi batal karena modalnya hilang atau rusak. Demikian pula

halnya, mudharabah dianggap batal, apabila modal diberikan kepada

Page 47: PELAKSANAAN AKAD MUDHARABAH DI BMT TARUNA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/887/1/Lilis.Setiyowati.21411011.pdfPELAKSANAAN AKAD MUDHARABAH DI BMT TARUNA SEJAHTERA GUNUNG PATI

32

orang lain atau dihabiskan sehingga tidak ada sedikit pun untuk

dibelanjakan (Muslich, 2010: 389-390).

Kemudian jika modal itu menguntungkan, maka keuntungannya

dibagi dua. Ibnu Taimiyah mengatakan: “Dengan cara inilah

Amirulmukminin Umar Ibnu Al Khaththab menghukumkan kasus

harta yang diambil oleh kedua putranya dari baitul mal, mereka

memperdangkannya sebelum terlebih dahulu meminta hak, maka

kemudian Umar menjadikannya sebagai mudharabah” (Sabiq,

1987:36-37).

11. Dampak sosial ekonomi mudharabah

Dari kerja sama permodalam, ada dua manfaat bagi pemilik modal, yaitu:

a. Mendapatkan pahala besar dari Allah SWT. Karena ia adalah

penyebab lenyapnya kemiskinan dari orang-orang miskin. Karena

kalau tanpa Dia orang-orang miskin tersebut akan tetap dalam

kemiskinan. Tetapi orang miskin tersebut harus pandai bekerja agar

keduanya saling bisa tukar menukar kepentingan.

b. Berkembangnya harta dan semakin benyaknya kekayaan akibat dari

pengembangan bisnis yang dilakukan sesuai dengan bidangnya

masing-masing (Nawawi, 2012: 149).

Page 48: PELAKSANAAN AKAD MUDHARABAH DI BMT TARUNA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/887/1/Lilis.Setiyowati.21411011.pdfPELAKSANAAN AKAD MUDHARABAH DI BMT TARUNA SEJAHTERA GUNUNG PATI

33

B. MUDHARABAH DALAM FATWA DSN-MUI NO.07/DSN-

MUI/IV/2000

Menurut fatwa DSN-MUI yang ditandatangani oleh K.H. Ali Yafie

(ketua) dan Nazim Adlani (sekretaris) pada tanggal 1 April 2000 tentang

bagi hasil dengan cara mudharabah adalah akad kerjasama suatu usaha

antara dua pihak. Pihak pertama (malk, shabib,al-mal, LKS) menyediakan

seluruh modal sedangkan pihak kedua („amil, mudharib, nasabah)

bertindak selaku pengelola dan keuntungan usaha dibagi di antara mereka

sesuai kesepakatan yang dituangkan dalam kontrak.

1. Ketentuan Pembiayaan

a. Pembiayaan Mudharabah adalah pembiayaan yang disalurkan oleh

LKS kepada pihak lain untuk suatu usaha yang produktif.

b. Dalam pembiayaan ini LKS sebagai shahibul maal (pemilik dana)

membiayai 100% kebutuhan suatu proyek (usaha) sedangkan

pengusaha (nasabah) bertindak sebagai mudharib atau pengelola

usaha.

c. Jangka waktu usaha, tata cara pengembalian dana dan pembagian

keuntungan ditentukan berdasarkan kesempatan kedua belah pihak

(LKS dengan pengusaha).

d. Mudharib boleh melakukan berbagai macam usaha yang telah

disepakati bersama dan sesuai dengan syariah dan LKS tidak ikut

serta dalam manajemen perusahaan atau proyek tetapi mempunyai

hak untuk melakukan pembinaan dan pengawasan.

Page 49: PELAKSANAAN AKAD MUDHARABAH DI BMT TARUNA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/887/1/Lilis.Setiyowati.21411011.pdfPELAKSANAAN AKAD MUDHARABAH DI BMT TARUNA SEJAHTERA GUNUNG PATI

34

e. Jumlah dana pembiayaan harus dinyatakan dengan jelas dalam

bentuk tunai bukan piutang.

f. LKS sebagai penyedia dana menanggung semua kerugian akibat

dari mudharabah kecuali jika mudharib (nasabah) melakukan

kesalahan yang disengaja, lalai atau menyalahi perjanjian.

g. Pada prinsipnya, dalam pembiayaan mudharabah tidak ada

jaminan, namun agar mudharib tidak melakukan penyimpangan,

LKS dapat meminta jaminan dari mudharib atau pihak ketiga.

Jaminan ini hanya dapat dicairkan apabila mudharib terbukti

melakukan pelanggaran terhadap hal-hal yang telah disepakati

bersama dalam akad.

h. Kriteria pengusaha, prosedur pembiayaan dan mekanisme

pembagian keuntungan diatur oleh LKS dengan memperhatikan

fatwa DSN.

i. Biaya operasional dibebankan kepada mudharib.

j. Dalam hal penyandang dana (LKS) tidak melakukan kewajiban

atau melakukan pelanggaran terhadap kesepakatan, mudharib

berhak mendapat ganti rugi atau biaya yang telah dikeluarkan

(Anshori,2007:91).

2. Rukun dan Syarat Pembiayaan

a. Penyedia dana (shahibul maal) dan pengelola (mudharib) harus

cakap hukum.

Page 50: PELAKSANAAN AKAD MUDHARABAH DI BMT TARUNA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/887/1/Lilis.Setiyowati.21411011.pdfPELAKSANAAN AKAD MUDHARABAH DI BMT TARUNA SEJAHTERA GUNUNG PATI

35

b. Pernyataan ijab qabul harus dinyatakan oleh para pihak untuk

menunjukkan kehendak mereka dalam mengadakan kontrak

(akad), dengan memperhatikan hal-hal berikut:

1) Penawaran dan penerimaan harus secara eksplisit

menunjukkan tujuan kontrak (akad).

2) Penerimaan dari penawaran dilakukan pada saat kontrak.

3) Akad dituangkan secara tertulis, melalui korespondensi

atau dengan menggunakan cara-cara komunikasi modern.

c. Modal adalah sejumlah uang dan atau aset yang diberikan oleh

penyedia dana kepada mudharib untuk tujuan usaha dengan syarat

sebagai berikut:

1) Modal harus diketahui jumlah dan jenisnya.

2) Modal dapat berbentuk uang atau barang yang dinilai. Jika

modal diberikan dalam bentuk aset, maka aset tersebut

harus dinilai pada waktu akad.

3) Modal tidak dapat berbentuk piutang dan harus dibayarkan

kepada mudharib, baik secara bertahap maupun tidak,

sesuai dengan kesepakatan dalam akad.

d. Keuntungan mudharabah adalah jumlah yang didapat sebagai

kelebihan dari modal. Syarat keuntungan berikut ini harus

dipenuhi:

1) Harus diperuntukan bagi kedua pihak dan tidak boleh

disyaratkan hanya untuk satu pihak.

Page 51: PELAKSANAAN AKAD MUDHARABAH DI BMT TARUNA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/887/1/Lilis.Setiyowati.21411011.pdfPELAKSANAAN AKAD MUDHARABAH DI BMT TARUNA SEJAHTERA GUNUNG PATI

36

2) Bagian keuntungan proporsional bagi setiap pihak harus

diketahui dan dinyatakan pada waktu kontrak disepakati

dan harus dalam bentuk prosentasi (nisbah) dari

keuntungan sesuai kesepakatan. Perubahan nisbah harus

berdasarkan kesepakatan.

3) Penyedia dana menanggung semua kerugian akibat dari

mudharabah dan pengelola tidak boleh menanggung

kerugian apapun kecuali diakibatkan dari kesalahan

desengaja, kelalaian atau pelanggaran kesepakatan.

e. Kegiatan usaha oleh pengelola (mudharib) sebagi perimbangan

modal yang disediakan oleh penyedia dana, harus memperhatikan

hal-hal berikut:

1) Kegiatan usaha adalah hak eksklusif mudharib, tanpa

campur tangan penyedia dana, tetapi ia mempunyai hak

untuk melalukan pengawasan.

2) Penyedia dana tidak boleh mempersempit tindakan

pengelola sedemikian rupa yang dapat menghalangi

tercapainya tujuan mudharabah, yaitu keuntungan.

3) Pengelola tidak boleh menyalahi hukum syariah islam

dalam tindakannya yang berhubungan dengan mudharabah,

dan harus mematuhi kebiasaan yang berlaku dalam aktifitas

itu (Anshori,2007:91-92).

Page 52: PELAKSANAAN AKAD MUDHARABAH DI BMT TARUNA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/887/1/Lilis.Setiyowati.21411011.pdfPELAKSANAAN AKAD MUDHARABAH DI BMT TARUNA SEJAHTERA GUNUNG PATI

37

3. Beberapa ketentuan hukum pembiayaan

a. Mudharabah boleh dibatasi pada periode tertentu.

b. Kontrak tidak boleh dikaitkan (mu‟allaq) dengan sebuah kejadian

di masa depan yang belum tentu terjadi.

c. Pada dasarnya, dalam mudharabah tidak ada ganti rugi, karena

pada dasarnya akad ini bersifat amanah (yad al-amanah), kecuali

akibat dari kesalahan disengaja, kelalaian atau pelanggaran

kesepakatan.

d. Jika salah satu pihak tidak menunaikan kewajibannya atau jika

terjadi perselisihan di antara kedua belah pihak, maka

penyelesaiannya dilakukan melalui Badan Arbitrasi Syariah setelah

tidak tercapai kesepakatan melalui musyawarah (Anshori,2007:92).

Page 53: PELAKSANAAN AKAD MUDHARABAH DI BMT TARUNA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/887/1/Lilis.Setiyowati.21411011.pdfPELAKSANAAN AKAD MUDHARABAH DI BMT TARUNA SEJAHTERA GUNUNG PATI

38

BAB III

HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum BMT Taruna Sejahtera

1. Sejarah BMT Taruna Sejahtera

Krisis Moneter tahun 1997-1998 yang mengakibatkan

fluktiatif harga bahan makanan dan input pertanian sejak

pertengahan tahun 1997. Selama periode puncak harga krisis

pangan di pasar ritel meningkat pada tingkat yang lebih tinggi

hingga 3-25 kali lipat pertumbuhan harga sebelum krisis, telah

mendorong sekelompok pemuda kota Ungaran untuk membentuk

lembaga usaha yang bertujuan untuk meringankan beban rakyat

kecil akibat himpitan ekonomi dampak krisis moneter. Sehingga

pada tanggal 24 Agustus 1998 setelah peringatan kemerdekaan RI

ke 53 telah berdiri Lembaga Usaha yang diberi nama Koperasi

Warung Taruna Sejahtera dengan kegiatan usaha penyaluran

sembako khususnya penjualan beras murah dan telah mendapatkan

pengesahan badan hukum dari Kementrian Koperasi Pengusaha

kecil dan Menengah Kabupaten Semarang No.:

007/BH/KWK.11.1/IX/1998 tanggal 23 September 1998.

Tetapi pada perkembangannya usaha tersebut tidak dapat

berjalan dengan baik dan mengalami kerugian terus menerus.

Sehingga pada tahun 2000 koperasi menutup usaha penyaluran

sembako dan memilih fokus pada usaha simpan pinjam dengan

Page 54: PELAKSANAAN AKAD MUDHARABAH DI BMT TARUNA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/887/1/Lilis.Setiyowati.21411011.pdfPELAKSANAAN AKAD MUDHARABAH DI BMT TARUNA SEJAHTERA GUNUNG PATI

39

sistem syariah. Yang bertujan untuk memberikan pelayanan

penguatan modal usaha mikro dan kecil yang diberi nama BMT

Taruna Sejahtera yang mendapatkan pengesahan Akte perubahan

Badan Hukum No.:019/BH/PAD/KDK/11.1/II/2000 tanggal 18

Febuari 2000.

Usaha Simpan Pinjam dengan pola syariah diharapkan

dapat memberikan kontribusi bagi kemajuan Koperasi. Tetapi

usaha tersebut belum dapat beroperasi dengan baik dan Koperasi

tidak mengalami pertumbuhan. Sehingga pada awal tahun 2011

Koperasi melakukan perubahan besar yang meliputi perubahan

Manajemen kepegawaian dengan menerapkan IMS (Incentive

Manajemen System). Perubahan sistem Akuntasi dengan

mengimplemasikan Aplikasi Core Banking IBS Realtime serta

memperluas jaringan kerja dengan membuka Kantor Kas diseluruh

wilayah Kabupaten Semarang.

Pada saat yang bersamaan diterbitkan pula produk-produk

baru BMT seperti Simpanan Amanah yang berhadiah menarik,

Simpanan Berkah dengan bagi hasil yang kompetitif, Simpanan

Berkah bonus berupa Kendaraan baik Sepeda Motor maupun

Mobil dan Pembiayaan Manfaat.

Perubahan dari Pola Operasional lama ke Pola Operasional

Baru membawa dampak pertumbuhan yang sangat pesat. Hal ini

Page 55: PELAKSANAAN AKAD MUDHARABAH DI BMT TARUNA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/887/1/Lilis.Setiyowati.21411011.pdfPELAKSANAAN AKAD MUDHARABAH DI BMT TARUNA SEJAHTERA GUNUNG PATI

40

dapat dilihat dari pertumbuhan Asset yang semula pada awal tahun

2011 sebesar 1 Milyar menjadi 14 Milyar di akhir bulan Mei 2013.

Disamping perubahan Pola Operasional, pada RAT tahun

2012 pada tanggal 27 April 2013 dalam rangka menyesuaikan

dengan Undang-Undang No 17 tahun 2012 BMT yang semula

bernama Koperasi Warung Taruna Sejahtera di Li. HOS

Cokroaminoto di rubah menjadi Koperasi Jasa Keuangan Syariah

BMT Taruna Sejahtera dan alamatnya pindah di Jl. Gatot Subroto

No.133 Mutiara Ungaran Square Kav.3 Ungaran.

BMT Taruna Sejahtera sudah memiliki banyak kantor

cabang. Pada tahun 2014, BMT Taruna Sejahtera telah memiliki

18 kantor cabang. Salah satu cabang BMT Taruna Sejahtera

dengan alamat Jl. Pasarsari No.72 Gunung Pati- Semarang.

Berikut adalah nama-nama pengelola, pengawas dan

pengelola BMT Taruna Sejahtera berdasarkan hasil RAT tahun

tutup buku 2013 adalah sebagai berikut:

a. Pengawas BMT Taruna Sejahtera meliputi:

Ketua : Munawar, Spd.

Anggota: M. Ircham,SE. Dan Moh. Makmun,SH.

Page 56: PELAKSANAAN AKAD MUDHARABAH DI BMT TARUNA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/887/1/Lilis.Setiyowati.21411011.pdfPELAKSANAAN AKAD MUDHARABAH DI BMT TARUNA SEJAHTERA GUNUNG PATI

41

Tabel 3.1 Struktur Organisasi

Sumber: buku rapat anggota tahunan 2014 BMT Taruna Sejahtera

b. Pengurus BMT Taruna Sejahtera meliputi:

Ketua : Yahsun, S.E.

Sekretaris : Jaka Santosa

Bendahara : Supriyadi

c. Pengelola BMT Taruna Sejahtera Cabang Gunung Pati

meliputi:

General Manager : Yahsun, SE

Manager Cabang : M. Arbain

Kepala kas Boja : Agus Marwanto

Account officer (AO): M.Yumroni, Ubaidillah, Misbakhul

Munir

Kasir atau Teller : Yohana Prahesti

General Manager

General Manager

General Manager

General Manager

General Manager

cGeneral Manager

Kasir/Teller

General Manager

General Manager

General Manager

General Manager

c General Manager

Account

General Manager

General Manager

General Manager

General Manager

cGeneral Manager

Kepala Kas Boja

General Manager

General Manager

General Manager

General Manager

cGeneral Manager

Manager

General Manager

General Manager

General Manager

General Manager

cGeneral Manager

Officer

General Manager

General Manager

General Manager

General Manager

cGeneral Manager

Page 57: PELAKSANAAN AKAD MUDHARABAH DI BMT TARUNA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/887/1/Lilis.Setiyowati.21411011.pdfPELAKSANAAN AKAD MUDHARABAH DI BMT TARUNA SEJAHTERA GUNUNG PATI

42

2. Visi dan Misi BMT Taruna Sejahtera

Visi BMT Taruna Sejahtera

Mewujudkan BMT Taruna Sejahtera sebagai Lembaga

Keuangan Syariah yang mampu melayani kebutuhan Modal usaha

bagi Anggota guna menunjang kesejahteraan bersama yang

diridhoi Allah SWT.

Misi BMT Taruna Sejahtera

a. Pemberdayaan Usaha ummat di wilayah Jawa Tengah, khususnya

di Kabupaten Semarang.

b. Menyelenggarakan usaha Simpan Pinjam untuk melayani Anggota

sesuai prinsip-prinsip Koperasi.

c. Menjalankan Usaha Simpan Pinjam yang sesuai prinsip syariah

dengan effektif, effisien dan transparan.

Adapun keuntungan menjadi anggota BMT Taruna

Sejahtera, yaitu:

a. Kenyamanan dan ketentraman hati, karena Operasional BMT

Taruna Sejahtera berdasarkan Syariah dengan sistem bagi hasil.

b. Kemudahan dalam pelayanan, karena penyetoan, penarikan dan

angsuran dapat dilayani ditempat (Rumah, Toko atau pasar).

c. Anggota bisa mendapatkan fasilitas pembiayaan (pinjaman) untuk

memperkuat modal usaha.

d. Anggota dapat memperoleh informasi saldo pada setiap hari kerja

melalui telepon atau HP.

Page 58: PELAKSANAAN AKAD MUDHARABAH DI BMT TARUNA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/887/1/Lilis.Setiyowati.21411011.pdfPELAKSANAAN AKAD MUDHARABAH DI BMT TARUNA SEJAHTERA GUNUNG PATI

43

Berdasarkan data BMT Taruna Sejahtera per 31

Desember 2013 keanggotaan BMT Taruna Sejahtera mengalami

kenaikan sebagai berikut:

Tabel 3.2: Jumlah Keanggotaan BMT Taruna Sejahtera

Jumlah Anggota Tahun 2012 Tahun 2013

Anggota 791 3.288

Calon Anggota 1.060 -

Sumber: buku rapat anggota tahunan 2014 BMT Taruna Sejahtera

Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui bahwa jumlah

anggota BMT Taruna Sejahtera mengalami kenaikan yang

sangat signifikan. Hal ini terlihat dari jumlah anggota di tahun

2012 sebanyak 791, kemudian di tahun 2013 menjadi 3.288

anggota kerena jumlah anggota bertambah 2.497 di tahun 2013.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa BMT Taruna Sejahtera

mengalami pertumbuhan yang sangat pesat. Hal ini dikarenakan

perubahan operasional dari pola lama ke pola baru yang dikelola

berdasarkan prinsip syariah. Selain itu, jumlah keanggotaan BMT

Taruna Sejahtera juga mengalami kenaikan yang sangat signifikan

karena BMT Taruna Sejahtera memberikan banyak keuntungan

kepada nasabah berupa kenyamanan dan kemudahan dalam

pelayanannya.

Page 59: PELAKSANAAN AKAD MUDHARABAH DI BMT TARUNA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/887/1/Lilis.Setiyowati.21411011.pdfPELAKSANAAN AKAD MUDHARABAH DI BMT TARUNA SEJAHTERA GUNUNG PATI

44

3. Produk-produk BMT Taruna Sejahtera

a. Simpanan Amanah

Simpanan Amanah adalah simpanan anggota yang

dapat melakukan penyetoran dan penarikan sewaktu-waktu

pada jam kerja BMT sesuai kebutuhan anggota, yang dikelola

secara halal sesuai syariah. Dana simpanan amanah

diperuntukkan untuk membiayai berbagai macam usaha

produkif dan konsumtif yang bermanfaat untuk kepentingan

umat.

Adapun persyaratan untuk membuka rekening Simpanan

Amanah adalah sebagai berikut:

1) Mengisi formulir aplikasi permohonan Simpanan Amanah.

2) Melampirkan foto kopi KTP (yang berlaku).

3) Setoran pertama minimal Rp 10.000. Setoran selanjutnya

minimal Rp 5.000. Menyetorkan setoran pokok sebesar Rp.

100.000 (dapat diangsur 10 kali).

Fasilitas yang ditawarkan pada produk Simpanan

Amanah adalah sebagai berikut:

1) Dapat melakukan penyetoran dan penarikan sewaktu-waktu

pada jam kerja BMT Taruna Sejahtera.

2) Dapat melakukan penyetoran dan penarikan ditempat

(rumah/warung/pasar).

Page 60: PELAKSANAAN AKAD MUDHARABAH DI BMT TARUNA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/887/1/Lilis.Setiyowati.21411011.pdfPELAKSANAAN AKAD MUDHARABAH DI BMT TARUNA SEJAHTERA GUNUNG PATI

45

Sedangkan keuntungan yang ditawarkan pada produk

Simpanan Amanah adalah sebagai berikut:

1) Dikelola dengan akad mudharabah, bebas riba,

menentramkan dan menenangkan hati.

2) Memperoleh bagi hasil yang menarik dan kompetitif setiap

bulan yang akan ditambahkan pada saldo simpanan.

3) Berhadiah menarik (mobil, sepeda motor, TV, kulkas,

mesin cuci, dll) yang diundi setiap 6 (enam) bulan, setiap

kelipatan saldo Rp 500.000 mendapatkan 1 (satu) kupon

undian, saldo minimal Rp 1.000.000,. Gratis biaya

administrasi (saldo simpanan tidak akan berkurang).

b. Simpanan Berkah

Simpanan Berkah adalah simpanan berjangka anggota

merupakan investasi dengan waktu 1,3,6, dan 12 bulan.

Diperuntukkan bagi anggota BMT yang ingin berinvestasi

secara halal sesuai dengan syariah. Dana tersebut diperuntukkan

untuk membiayai berbagai macam usaha produktif dan konsumtif

yang bermanfaat untuk kepentingan umat.

Adapun persyaratan untuk membuka rekening Simpanan

Berkah adalah sebagai berikut:

1) Mengisi formulir aplikasi permohonan Simapanan Berkah

2) Melampirkan foto kopi KTP ( yang berlaku)

Page 61: PELAKSANAAN AKAD MUDHARABAH DI BMT TARUNA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/887/1/Lilis.Setiyowati.21411011.pdfPELAKSANAAN AKAD MUDHARABAH DI BMT TARUNA SEJAHTERA GUNUNG PATI

46

3) Setoran minimal Rp 1.000.000. Menyetorkan setoran pokok

sebesar Rp 1.000.000. Menyetorkan setoran pokok sebesar

Rp 100.000 (dapat diangsur 10 kali) bagi anggota baru.

Fasilitas yang ditawarkan pada produk Simpanan

Berkah adalah sebagai berikut:

1) Jangka waktu 1,3,6 dan 12 bulan.

2) Dapat melakukan penyetoran dan penarikan ditempat

(rumah/ warung/ pasar).

3) Dapat diperpanjang secara otomatis (Automatic Roll Over).

4) Dapat dijadikan jaminan pembiayaan (pinjaman) di

BMT Taruna Sejahtera.

Adapun keuntungan yang ditawarkan bagi nasabah pada

produk Simpanan Berkah adalah sebagai berikut:

1) Dikelola dengan akad mudharabah, bebas riba,

menentramkan dan menenangkan hati.

2) Memperoleh bagi hasil yang menarik dan kompetitif

setiap bulan yang lansung dibukukan pada

Simpanan Amanah.

I. Jangka waktu 1-3 bulan, nisbah 33,34 atau

setara 12,00%

II. Jangka waktu 6 bulan, nisbah 36,67 atau

setara 13,20%

Page 62: PELAKSANAAN AKAD MUDHARABAH DI BMT TARUNA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/887/1/Lilis.Setiyowati.21411011.pdfPELAKSANAAN AKAD MUDHARABAH DI BMT TARUNA SEJAHTERA GUNUNG PATI

47

III. Jangka waktu 12 bulan, nisbah 40,00 atau

setara 14,40%

3) Gratis biaya administrasi.

c. Pembiayaan Manfaat

Pembiayaan Manfaat adalah fasilitas pembiayaan atau

pinjaman guna memenuhi kebutuhan modal anggota untuk usaha

produktif maupun konsumtif yang dikelola secara halal sesuai

syariah yaitu dengan akad murabahah (Ba‟i Bitsaman Ajil) dan

Qardul Hasan(Qardul Hasan adalah pembiayaan yang bersifat

sosial (non profit oriented) dimana nasabah tidak diberikan

kewajiban memberikan bagi hasil atau mark up atas pembiayaan

yang diberikan).

Adapun persyaratan pada produk Pembiayaan Manfaat

adalah sebagai berikut:

1) Mengisi formulir aplikasi permohonan pembiayaan.

2) Foto kopi KTP suami/ istri dan foto kopi KK.

3) Foto kopi rekening listrik atau rekening telepon (bulan

terakhir).

4) Slip gaji bulan terakhir (karyawan).

5) Kartu jamsostek (karyawan).

6) Buku tabungan Bank dan kartu ATM.

7) Jaminan:

a) Sertifikat SHM dan PBB.

Page 63: PELAKSANAAN AKAD MUDHARABAH DI BMT TARUNA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/887/1/Lilis.Setiyowati.21411011.pdfPELAKSANAAN AKAD MUDHARABAH DI BMT TARUNA SEJAHTERA GUNUNG PATI

48

b) BPKB dan foto copy STNK.

Jadi dapat disimpulkan bahwa produk yang ditawarkan

BMT Taruna Sejahtera meliputi produk penghimpunan dan

penyaluran dana. Masing-masing produk memiliki persyaratan,

fasilitas dan keuntungan yang berbeda.

Sehingga nasabah memiliki banyak pilihan untuk

menentukan produk yang ditawarkan.

d. Simpanan Berkah Plus

Simpanan Berkah Plus adalah simpanan berjangka

anggota, merupakan investasi secara halal sesuai dengan

syariah dengan waktu 12,24 dan 60 bulan. Produk simpanan

ini, diperuntukkan bagi anggota BMT yang ingin mendapatkan

bonus mobil atau sepeda motor. Dana tersebut diperuntukkan

untuk membiayai berbagai macam usaha produktif dan konsumtif

yang bermanfaat untuk kepentingan umat.

Adapun persyaratan untuk membuka rekening Simpanan

Berkah Plus adalah sebagai berikut:

1) Mengisi formulir aplikasi permohonan Simpanan Amanah.

2) Melampirkan foto kopi KTP (yang berlaku).

3) Setoran minimal Rp 60.000.000. Menyetorkan setoran pokok

sebesar Rp 100.000,- (dapat diangsur 10 kali) bagi anggota

baru.

Page 64: PELAKSANAAN AKAD MUDHARABAH DI BMT TARUNA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/887/1/Lilis.Setiyowati.21411011.pdfPELAKSANAAN AKAD MUDHARABAH DI BMT TARUNA SEJAHTERA GUNUNG PATI

49

Fasilitas yang ditawarkan pada produk Simpanan

Berkah Plus adalah sebagai berikut:

1) Jangka waktu 12, 24 dan 60 bulan.

2) Dapat melakukan penyetoran dan penarikan ditempat (rumah/

warung/ pasar).

3) Dapat diperpanjang secara otomatis (automatic roll over).

4) Dapat dijadikan jaminan pembiayaan (pinjaman) di BMT

Taruna Sejahtera

Adapun keuntungan yang ditawarkan bagi nasabah pada

produk Simpanan Berkah adalah sebagai berikut:

1) Dikelola dengan akad mudharabah, bebas riba,

menentramkan dan menenangkan hati.

2) Memperoleh bonus berupa mobil atau sepeda motor.

3) Gratis biaya administrasi.

e. Strategi Pemasaran Produk Simpanan Berkah Plus.

Secara umum, strategi pemasaran yang digunakan BMT

Taruna Sejahtera dalam mensosialisasikan produk-produk yang

ditawarkan adalah dengan strategi jemput bola. BMT Taruna

Sejahtera Gunung Pati melakukan sosialisasi produk-produknya

di pasar-pasar dan masyarakat yang ada di Kabupaten Semarang

khususnya di daerah Gunung Pati dan sekitarnya. Strategi jemput

bola yang digunakan oleh BMT Taruna Sejahtera adalah dengan

Page 65: PELAKSANAAN AKAD MUDHARABAH DI BMT TARUNA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/887/1/Lilis.Setiyowati.21411011.pdfPELAKSANAAN AKAD MUDHARABAH DI BMT TARUNA SEJAHTERA GUNUNG PATI

50

cara menerjunkan pegawai ke lapangan terutama ke pasar-pasar

tradisional dengan memberikan brosur dan memberikan

informasi secara lisan tentang produk-produk yang ditawarkan.

Dengan cara jemput bola ini diharapkan para calon nasabah dapat

memperoleh informasi secara rinci mengenai produk produk

yang ada di BMT Taruna Sejahtera, sehingga nantinya nasabah

dapat tertarik untuk menyimpan dananya ataupun mengajukan

pembiayaan di BMT Taruna Sejahtera Cabang Gunung Pati,

Semarang.

Menurut Kepala Kantor Kas Boja, Strategi pemasaran

produk Simpanan Berkah Plus adalah dengan meyebarkan

brosur dan ditujukan kepada orang-orang tertentu yang sudah

memiliki kedekatan hubungan dengan pihak BMT. Hal ini karena

masih banyak masyarakat yang belum percaya atau takut

menyetorkan modalnya dalam jumlah banyak dan dengan

jangka waktu yang lama kepada pihak BMT. Inilah yang

merupakan kendala BMT dalam memasarkan produk Simpanan

Berkah Plus.

Strategi pemasaran khusus yang digunakan BMT

Taruna Sejahtera dalam memasarkan produk Simpanan Berkah

Plus adalah dengan menawarkan bonus berupa mobil atau

motor sebagai bagi hasilnya. Menurut manager BMT Taruna

Page 66: PELAKSANAAN AKAD MUDHARABAH DI BMT TARUNA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/887/1/Lilis.Setiyowati.21411011.pdfPELAKSANAAN AKAD MUDHARABAH DI BMT TARUNA SEJAHTERA GUNUNG PATI

51

Sejahtera hal ini dilakukan untuk memaksimalkan penggalangan

dana yang nantinya akan berpengaruh pada asset BMT.

Berdasarkan data yang diambil dari neraca per 31

Desember 2013 dan 2012, simpanan berjangka anggota

menunjukkan peningkatan yang signifikan yaitu dari

Rp.8.407.807.831 menjadi Rp.22.139.612.847.

Dengan demikian dapat diketahui bahwa masyarakat

merespon positif dengan adanya produk simpanan berjangka

yang ditawarkan BMT (Simpanan Berkah maupun Simpanan

Berkah Plus). Lebih lanjut dikatakan bahwa pada produk ini tidak

dikenai denda apabila nasabah mengambil uang depositonya

sebelum masa deposito berakhir dengan alasan darurat dan

tidak berpengaruh pula pada bonus yang telah diberikan. Hal ini

dilakukan karena bonus yang telah diberikan sudah menjadi hak

deposan dan tidak akan diambil lagi oleh pihak BMT Taruna

Sejahtera. Pemberlakuan denda baru diberlakukan kepada

nasabah yang mengambil uang depositonya sebelum masa berakhir

tanpa alasan darurat.

Selain itu, menurut Kepala Kantor Kas Boja BMT

Taruna Sejahtera, teknis penyerahan bonus dapat dilakukan di

awal, di tengah atau di akhir sesuai permintaan nasabah atau

bonus dapat juga diberikan dalam bentuk uang tiap bulannya.

Pemberian bonus yang dipraktekkan di BMT Taruna Sejahtera

Page 67: PELAKSANAAN AKAD MUDHARABAH DI BMT TARUNA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/887/1/Lilis.Setiyowati.21411011.pdfPELAKSANAAN AKAD MUDHARABAH DI BMT TARUNA SEJAHTERA GUNUNG PATI

52

Cabang Gunung Pati adalah bonus diserahkan di awal sesuai

permintaan nasabah karena nasabah lebih menyukai pemberian

bonus yang diberikan di awal yang menurutnya sebagai bentuk

pembagian keuntungan yang jelas.

B. Hasil Penelitian

1. Pelaksanaan Produk Simpanan Berkah Plus (Deposito

Mudharabah) di BMT Taruna Sejahtera.

Kegiatan utama sebuah lembaga keuangan adalah

penghimpunan dana dan penyaluran dana. Semakin banyak jumlah

nasabah, maka semakin banyak pula dana yang dihimpun dan

semakin banyak pula dana yang dapat disalurkan. Sehingga

keberadaan lembaga keuangan semakin kuat. Salah satu cara

untuk menghimpun dana dari masyarakat adalah dengan

menyediakan produk deposito. Salah satu produk deposito yang

ditawarkan BMT Taruna Sejahtera adalah produk Simpanan

Berkah Plus.

Untuk menjadi nasabah produk simpanan berkah plus di

BMT Taruna Sejahtera harus mempunyai simpanan amanah.

Simpanan Amanah adalah simpanan anggota yang dapat

melakukan penyetoran dan penarikan sewaktu-waktu pada jam

kerja BMT sesuai kebutuhan anggota, yang dikelola secara halal

sesuai syariah. Setelah nasabah memiliki simpanan amanah

nasabah langsung bisa mempunyai simpanan berkah plus karena

Page 68: PELAKSANAAN AKAD MUDHARABAH DI BMT TARUNA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/887/1/Lilis.Setiyowati.21411011.pdfPELAKSANAAN AKAD MUDHARABAH DI BMT TARUNA SEJAHTERA GUNUNG PATI

53

salah satu syarat menjadi nasabah simpanan berkah plus adalah

harus memiliki simpanan amanah terlebih dahulu. Simpanan

Berkah Plus adalah simpanan berjangka anggota, merupakan

investasi secara halal sesuai dengan syariah dengan waktu 12,24

dan 60 bulan. Produk simpanan ini diperuntukkan bagi nasabah

BMT yang ingin mendapatkan bonus mobil atau sepeda motor.

Dana tersebut diperuntukkan untuk membiayai berbagai macam

usaha produktif dan konsumtif yang bermanfaat untuk kepentingan

umat.

Adapun syarat-syarat untuk menjadi nasabah simpanan

berkah plus yaitu harus memiliki simpanan amanah dahulu, kalau

sudah memiliki simpanan amanah langsung saja mendaftarkan

menjadi nasabah simpanan berkah plus dengan melampirkan foto

kopi KTP (yang berlaku), dengan menyetorkan uang minimal Rp.

60.000.000 (dapat diangsur 10 kali) setiap bulannya dan

menyetorkan setoran pokok sebesar Rp.100.000 setiap bulan bagi

anggota baru. Apabila nasabah terlambat menyetorkan uangnya

maka pihak BMT tidak mengenakan denda kepada nasabahnya

karena dalam produk ini tidak di kenai denda, tetapi kalau sudah 3

kali terlambat menyetorkan uangnya maka nasabah akan dikenakan

surat peringatan (teguran) dari pihak BMT. Akad yang digunakan

dalam simpanan berkah plus ini adalah akad mudharabah. Akad

mudharabah adalah akad kerjasama antara pemilik dana (shahibul

Page 69: PELAKSANAAN AKAD MUDHARABAH DI BMT TARUNA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/887/1/Lilis.Setiyowati.21411011.pdfPELAKSANAAN AKAD MUDHARABAH DI BMT TARUNA SEJAHTERA GUNUNG PATI

54

maal) dengan pengelola dana (mudharib) untuk melakukan

kegiatan usaha dengan nisbah bagi hasil (keuntungan atau

kerugian) menurut kesepakatan (Susanto, 2008: 265). Adapun

ketentuan-ketentuan dalam akad tersebut yaitu bahwa pada produk

ini tidak dikenai denda apabila nasabah mengambil uang

depositonya sebelum masa deposito berakhir dengan alasan

darurat (seperti sakit yang harus segera dioperasi) dan tidak

berpengaruh pula pada bonus yang telah diberikan. Hal ini

dilakukan karena bonus yang telah diberikan sudah menjadi hak

deposan dan tidak akan diambil lagi oleh pihak BMT Taruna

Sejahtera. Pemberlakuan denda baru diberlakukan kepada

nasabah yang mengambil uang depositonya sebelum masa berakhir

tanpa alasan darurat. Selain itu, teknis penyerahan bonus dapat

dilakukan di awal, di tengah atau di akhir sesuai permintaan

nasabah atau bonus dapat juga diberikan dalam bentuk uang

tiap bulannya. Pemberian bonus yang dipraktekkan di BMT

Taruna Sejahtera adalah bonus diserahkan di awal sesuai

permintaan nasabah karena nasabah lebih menyukai pemberian

bonus yang diberikan di awal yang menurutnya sebagai bentuk

pembagian keuntungan yang jelas.

Adapun pelaksanaan Simpanan Berkah Plus di BMT

Taruna Sejahtera meliputi: pengelolaan dana produk Simpanan

Berkah Plus dan pembagian keuntungan produk Simpanan

Page 70: PELAKSANAAN AKAD MUDHARABAH DI BMT TARUNA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/887/1/Lilis.Setiyowati.21411011.pdfPELAKSANAAN AKAD MUDHARABAH DI BMT TARUNA SEJAHTERA GUNUNG PATI

55

Berkah Plus di BMT Taruna Sejahtera akan diterangkan di

bawah ini:

a. Ketentuan yang Berlaku pada Produk Simpanan Berkah

Plus (Deposito Mudharabah) di BMT Taruna Sejahtera:

1) Ketentuan yang Berlaku pada Produk Simpanan

Berkah Plus (Deposito Mudharabah). Berikut

adalah ketentuan yang berlaku pada produk

Simpanan Berkah Plus (deposito mudharabah):

a) Pembagian keuntungan Simpanan Berkah

Plus (deposito mudharabah) dibagikan dalam

bentuk bonus berupa motor atau mobil.

b) Untuk simpanan berjangka yang telah jatuh

tempo, secara otomatis akan di perpanjang

kembali untuk jangka waktu yang sama

(perpanjangan otomatis). Terjadi seperti itu jika

pemilik tidak mengkonfirmasi untuk berhenti

atau melanjutkan simpanan berjangka tersebut,

maka simpanan berjangka tersebut akan di

perpanjang secara otomatis. Namun apabila

nasabah menkonfirmasi untuk berhenti dalam

simpamnan berjangka tersebut, maka simpanan

berjangka tersebut akan diberhentikan oleh

Page 71: PELAKSANAAN AKAD MUDHARABAH DI BMT TARUNA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/887/1/Lilis.Setiyowati.21411011.pdfPELAKSANAAN AKAD MUDHARABAH DI BMT TARUNA SEJAHTERA GUNUNG PATI

56

pihak BMT dengan persetujuan yang telah

disetujui oleh kedua belah pihak.

c) Untuk setiap simpanan berjangka yang

diperpanjang seperti pada butir dua diatas,

tidak diterbitkan sertifikat simpanan berjangka

baru.

d) Pada waktu permintaan pembayaran kembali,

sertifikat ini harus diserahkan pada BMT

dengan dibubuhi tanda tangan pemilik

sebagai bukti pembayaran simpanan berjangka.

e) Sertifikat simpanan berjangka tidak dapat

dipindahtangankan, apabila pemilik meninggal

dunia maka akan dibayarkan pada ahli waris

yang sah.

f) Jika sertifikat berjangka ini dimiliki oleh

Badan Hukum/ Badan Usaha/ Lembaga

Organisasi, maka bila terjadi penggantian

pengurus, uang simpanan dibayarkan kepada

pengurus baru yang sah dengan melampirkan:

(1) Surat resmi tentang Penggantian Pengurus

(Berita Acara serah terima dll).

(2) Sertifikat Simpanan Berjangka.

Page 72: PELAKSANAAN AKAD MUDHARABAH DI BMT TARUNA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/887/1/Lilis.Setiyowati.21411011.pdfPELAKSANAAN AKAD MUDHARABAH DI BMT TARUNA SEJAHTERA GUNUNG PATI

57

g) Perubahan Nama, Alamat dan Tanda tangan

dan hal-hal yang menyimpang dari ketentuan

dan keterangan-keterangan yang diberikan

oleh BMT harus segera diberitahukan secara

tertulis kepada BMT Taruna Sejahtera.

b. Pengelolaan Dana Produk Simpanan Berkah Plus (Deposito

Mudharabah) Dalam mengelola dana yang telah

terkumpul, termasuk dana Simpanan Berkah Plus

(deposito mudharabah), BMT Taruna Sejahtera

mengelolanya dengan cara menyalurkan melalui produk

Pembiayaan Manfaat kepada pihak ketiga dengan akad

murabahah (Ba‟i Bitsaman Ajil) dan Qardul Hasan

(Qardul Hasan adalah pembiayaan yang bersifat sosial

(non profit oriented) dimana nasabah tidak diberikan

kewajiban memberikan bagi hasil atau mark up atas

pembiayaan yang diberikan. Pembiayaan nasabah ini

diberikan kepada nasabah yang mempunyai Kriteria

tertentu) (Antonio: 2000, 131). Dana yang telah

terkumpul diperuntukkan untuk membiayai berbagai

macam usaha produktif dan konsumtif yang bermanfaat

untuk kepentingan umat. BMT dapat memaksimalkan

dana tersebut untuk memperoleh keuntungan dari

pengelolaan dana simpanan deposito tersebut. Keuntungan

Page 73: PELAKSANAAN AKAD MUDHARABAH DI BMT TARUNA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/887/1/Lilis.Setiyowati.21411011.pdfPELAKSANAAN AKAD MUDHARABAH DI BMT TARUNA SEJAHTERA GUNUNG PATI

58

tersebut akan dibagikan antara BMT dengan para

nasabah pembiayaan dan memberikan keuntungan pula

kepada nasabah simpanan Berkah Plus (deposito

mudharabah).

c. Praktek Pembagian Keuntungan Produk Simpanan Berkah

Plus (Deposito Mudharabah) di BMT Taruna Sejahtera

Praktek pembagian keuntungan produk Simpanan

Berkah Plus (deposito mudharabah) di BMT Taruna

Sejahtera adalah dengan pemberian bonus berupa sepeda

motor atau mobil. Dan jenis bonus yang diberikan telah

ditentukan dan diberikan seluruhnya kepada nasabah.

Untuk mencapai kesepakatan dalam pembagian keuntungan

atau bonus di BMT Taruna Sejahtera tersebut melalui

musyawarah atau kesepakatan antara shahibul maal dengan

mudharib terlebih dahulu. Untuk mencapai mufakat antara

kedua belah pihak. Setelah mencapai kesepakatan antara

kedua belah pihak, maka di ambillah kesepakatan tersebut.

Namun pada akhirnya ketentuan BMT lah yang digunakan

dalam pembagian keuntungan tersebut. Yang penting sudah

gugur kewajiban pihak BMT untuk melakukan kesepakatan

pembagian keuntungan antara kedua belah pihak.

Page 74: PELAKSANAAN AKAD MUDHARABAH DI BMT TARUNA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/887/1/Lilis.Setiyowati.21411011.pdfPELAKSANAAN AKAD MUDHARABAH DI BMT TARUNA SEJAHTERA GUNUNG PATI

59

Pembagian keuntungan yang biasa dipakai di BMT Taruna

Sejahtera adalah 40:60.

Teknis penyerahan bonus yang dipraktekkan di

BMT Taruna Sejahtera Cabang Gunung Pati adalah di

awal. Perhitungan pemberian bonus didasarkan pada

nisbah bagi hasil yang ditetapkan tiap bulan, namun

bagi hasil diberikan seluruhnya di awal dengan sebutan

pemberian bonus.

Adapun rincian bonus yang diberikan pada

produk Simpanan Berkah Plus (deposito mudharabah) di

BMT Taruna Sejahtera adalah sebagai berikut:

1) Setoran deposito Rp 60.000.000,- jangka waktu 24

bulan mendapatkan bonus Honda Revo CW atau Honda

Beat F1 CW.

2) Setoran deposito Rp 70.000.000,- jangka waktu 24

bulan mendapatkan bonus Honda Vario Techno CBS

atau Supra X 125 CW.

3) Setoran deposito Rp 105.000.000,- jangka waktu 12

bulan mendapatkan bonus Honda Revo CW atau Honda

Beat F1 CW.

4) Setoran deposito Rp 125.000.000,- jangka waktu 12

bulan mendapatkan bonus Honda Vario Techno CBS

atau Supra X 125 CW.

Page 75: PELAKSANAAN AKAD MUDHARABAH DI BMT TARUNA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/887/1/Lilis.Setiyowati.21411011.pdfPELAKSANAAN AKAD MUDHARABAH DI BMT TARUNA SEJAHTERA GUNUNG PATI

60

5) Setoran deposito Rp 400.000.000,- jangka waktu 60

bulan mendapatkan bonus mobil Toyota Avanza E.1,3

Manual.

6) Setoran deposito Rp 420.000.000,- jangka waktu 60

bulan mendapatkan bonus mobil Toyota Avanza G.1,3

Manual.

7) Setoran deposito Rp 460.000.000,- jangka waktu 60

bulan mendapatkan bonus mobil Toyota Avanza Velos

1,5 Manual.

Jenis bonus yang diberikan diatas bersifat fleksibel.

Maksudnya, meskipun telah ditentukan jenis bonus di awal,

namun deposan boleh memilih jenis bonus yang diinginkan.

Apabila jenis bonus yang ditentukan harganya kurang dari

bonus yang diinginkan, maka nasabah harus menambah harga

bonus yang diinginkan. Misalnya, deposito Rp.100.000.000,-

jangka waktu 12 bulan seharusnya mendapatkan bonus berupa

Honda Revo CW atau Honda Beat F1 CW. Tetapi deposan

menginginkan bonus berupa Honda Vario Techno CBS atau Supra

X 125 CW, maka deposan harus menambah harga untuk

mendapatkan bonus yang diinginkan (Honda Vario Techno CBS

atau Supra X 125 CW).

Contoh perhitungan bagi hasil produk Simpanan Berkah

Plus (deposito mudharabah) adalah sebagai berikut:

Page 76: PELAKSANAAN AKAD MUDHARABAH DI BMT TARUNA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/887/1/Lilis.Setiyowati.21411011.pdfPELAKSANAAN AKAD MUDHARABAH DI BMT TARUNA SEJAHTERA GUNUNG PATI

61

1) Seorang nasabah mendepositokan uangnya Rp

100.000.000,- melalui produk Simpanan Berkah Plus

yang ditawarkan BMT Taruna Sejahtera dengan jangka

waktu selama 12 bulan. Pembagian keuntungan yang

didapatkan nasabah adalah pemberian bonus berupa Honda

Revo CW atau Honda Beat F1 CW. Rincian

perhitungannya adalah sebagai berikut:

2) Untuk deposito dengan jangka waktu 12 bulan, nisbah

40,00 atau setara 14,40%. Jadi, 14,40% x nominal deposito.

3) Atau setiap deposito Rp 100.000.000,- akan mendapat

bagi hasil Rp 1.200.000./ bulan.

Apabila nasabah mendepositokan uangnya

Rp.100.000.000,-akan mendapat bagi hasil Rp 1.200.000/ bulan.

Jika jangka waktu deposito 12 bulan, maka Rp.1.200.000 x 12

= Rp.14.400.000,-.

Atau setiap deposito dengan jangka waktu 12 bulan,

maka nisbah adalah 40,00 atau setara 14,40%. Jadi, 14,40% x

Rp.100.000.000 = Rp.14.400.000,-. Nominal bagi hasil inilah

yang nantinya diberikan dalam bentuk pemberian bonus berupa

Honda Revo CW atau Honda Beat F1 CW yang diberikan di awal

akad.

Page 77: PELAKSANAAN AKAD MUDHARABAH DI BMT TARUNA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/887/1/Lilis.Setiyowati.21411011.pdfPELAKSANAAN AKAD MUDHARABAH DI BMT TARUNA SEJAHTERA GUNUNG PATI

62

1) Seorang nasabah mendepositokan uangnya Rp.

60.000.000,- melalui produk Simpanan Berkah Plus

yang ditawarkan BMT Taruna Sejahtera dengan

jangka waktu selama 24 bulan. Pembagian

keuntungan yang didapatkan nasabah adalah pemberian

bonus berupa Honda Revo CW atau Honda Beat F1

CW.

Apabila nasabah mendepositokan uangnya Rp.

60.000.000, dengan jangka waktu 24 bulan, akan mendapat

bagi hasil 14,40% x Rp 60.000.000 = Rp. 8.640.000,- /tahun.

Karena jangka waktu deposito dua tahun, maka Rp. 8.640.000,-

x 2 = Rp. 17.280.000,- jadi, nasabah mendapatkan bagi hasil Rp.

17. 280.000,-. Nominal bagi hasil inilah yang nantinya diberikan

dalam bentuk pemberian bonus berupa Honda Revo CW atau

Honda Beat F1 CW yang diberikan di awal akad.

Page 78: PELAKSANAAN AKAD MUDHARABAH DI BMT TARUNA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/887/1/Lilis.Setiyowati.21411011.pdfPELAKSANAAN AKAD MUDHARABAH DI BMT TARUNA SEJAHTERA GUNUNG PATI

63

BAB IV

ANALISIS

Analisis Pelaksanaan Produk Simpanan Berkah Plus

Islam menganjurkan dan membolehkan mudharabah karena

mengandung manfaat di dalamnya. Seseorang terkadang mempunyai harta

banyak tetapi tidak berkemampuan untuk mengelolanya. Sebaliknya, ada pula

orang yang tidak memiliki harta tetapi ia mempunyai kemampuan untuk

mengelolanya. Sehingga syariat membolehkan sistem ini supaya kedua belah

pihak dapat mengambil manfaatnya dengan berbagi hasil atas usaha kerjasama

tersebut.

Visi lembaga keuangan syariah adalah menjadi wadah terpercaya bagi

masyarakat yang ingin melakukan investasi dengan sistem bagi hasil secara adil

sesuai prinsip syariah. Kesediaan masyarakat untuk menyerahkan dananya pada

pihak lembaga keuangan syariah dilandasi oleh rasa kepercayaan. Jika

kepercayaan masyarakat terhadap lembaga keuangan syariah hilang, maka dapat

menimbulkan efek domino bagi lembaga keuangan syariah yang lain dan secara

keseluruhan akan mengalami kesulitan. Sehingga sangat penting bagi lembaga

keuangan syariah untuk tetap menjaga kepercayaan sehingga visi dan misi

tersebut dapat tercapai.

Sebagimana visi BMT Taruna Sejahtera sebagai lembaga keuangan

syariah non bank yang mampu melanyani kebutuhan modal usaha bagi anggota

guna menunjang kesejahteraan bersama yang di ridhoi Allah SWT. Sehingga

dalam menjalankan usaha simpan pinjam sesuai prinsip syariah dengan sistem

Page 79: PELAKSANAAN AKAD MUDHARABAH DI BMT TARUNA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/887/1/Lilis.Setiyowati.21411011.pdfPELAKSANAAN AKAD MUDHARABAH DI BMT TARUNA SEJAHTERA GUNUNG PATI

64

bagi hasil. Salah satu produk penghimpun dana yang ditawarkan adalah produk

Simpanan Berkah Plus dan salah satu aspek penting yang terkait akad

mudharabah adalah pembagian keuntungannnya.

Dalam mengelola dana yang telah terkumpul, termasuk dana Simpanan

Berkah Plus BMT Taruna Sejahtera mengelolanya dengan cara menyalurkan

melalui produk pembiayaan manfaat kepada pihak ketiga dengan akad

mudharabah (Ba‟i Bitsaman Ajil) dan Qardul Hasan (Qardul Hasan adalah

pembiayaan yang bersifat sosial (non profit oriented) dimana nasabah diberikan

kewajiban memberikan bagi hasil atau mark up atas pembiayaan yang diberikan.

Pembiasaan nasabah ini diberikan kepada nasabah yang mempunyai kriteria

tertentu) (Antonio: 2000, 131). Dana yang telah terkumpul diperuntukkan untuk

membiayai berbagai macam usaha produktif dan konsumtif yang bermanfaat

untuk kepentingan umat. BMT dapat memaksimalkan dana tersebut untuk

memperoleh keuntungan dari pengelola dana simpanan deposito tersebut.

Keuntungan tersebut akan dibagikan antara BMT dengan para nasabah

pembiayaan dan memberikan keuntungan pula kepada nasabah simpanan berkah

plus (deposito mudharabah).

Adapun ketentuan-ketentuan dalam akad tersebut adalah bahwa produk ini

tidak dikenai denda apabila nasabah mengambil uang depositonya sebelum masa

deposito berakhir dengan alasan darurat (seperti sakit yang harus segera diopeasi)

dan tidak berpengaruh pula dengan bonusnya. Karena bonus tersebut sudah

menjadi hak deposan dan tidak akan diambil oleh pihak BMT. Tetapi itu tidak

berlaku apabila nasabah mengambil uang depositonya tanpa alasan darurat, maka

Page 80: PELAKSANAAN AKAD MUDHARABAH DI BMT TARUNA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/887/1/Lilis.Setiyowati.21411011.pdfPELAKSANAAN AKAD MUDHARABAH DI BMT TARUNA SEJAHTERA GUNUNG PATI

65

nasabah akan dikenakan denda. Dan denda tersebut sudah ditentukan oleh pihak

BMT. Dengan pernyataan di atas bahwa pernyataan tersebut sudah sesuai dengan

fatwa DSN-MUI NO.07/DSN-MUI/IV/2000 karena dalam fatwa tersebut

menerangkan bahwa penyedia dana menanggung semua kerugian akibat dari

mudharabah dan pengelola tidak boleh menanggung karugian apapun kecuali

diakibatkan dari kesalahan disengaja, kelalaian atau pelanggaran kesepakatan.

Produk Simpanan Berkah Plus merupakan simpanan berjangka anggota

atau investasi secara halal sesuai dengan syariah dengan waktu 12, 24 dan

60 bulan. Produk simpanan ini, diperuntukkan bagi anggota BMT yang ingin

mendapatkan bonus mobil atau sepeda motor. Dana tersebut diperuntukkan

untuk membiayai berbagai macam usaha produktif dan konsumtif yang

bermanfaat untuk kepentingan umat. Produk ini dikelola berdasarkan prinsip

mudharabah.

Bahwa mudharabah terdiri dari dua jenis, yakni yang bersifat tidak

terbatas (mudharabah mutlaqah, unrestricted) dan yang bersifat terbatas

(mudharabah muqayyadah, restricted). Terkait dengan jenis akad mudharabah

yang digunakan pada produk Simpanan Berkah Plus, dapat diketahui bahwa

produk Simpanan Berkah Plus ini termasuk jenis mudharabah mutlaqah. Hal

ini dikarenakan pemilik dana (nasabah Simpanan Berkah Plus) memberikan

otoritas dan hak sepenuhnya kepada BMT Taruna Sejahtera untuk

menginvestasikan atau memutar uangnya dengan tujuan mendapatkan

keuntungan. Dengan kata lain pihak pengelola diberi kuasa penuh untuk

menjalankan proyek tanpa larangan atau gangguan apapun urusan yang

Page 81: PELAKSANAAN AKAD MUDHARABAH DI BMT TARUNA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/887/1/Lilis.Setiyowati.21411011.pdfPELAKSANAAN AKAD MUDHARABAH DI BMT TARUNA SEJAHTERA GUNUNG PATI

66

berkaitan dengan proyek itu dan tidak terkait dengan waktu, tempat, jenis,

perusahaan dan pelanggan. Dengan pernyataan di atas bahwa pernyataan tersebut

sudah sesuai dengan fatwa DSN-MUI NO.07/DSN-MUI/IV/2000 karena dalam

fatwa tersebut dijelaskan bahwa mudharib boleh melakukan berbagai macam

usaha yang telah disepakati bersama dan sesuai dengan syariah dan Lembaga

Keuangan Syariah tidak ikut serta dalam manajemen perusahaan atau proyek

tetapi mempunyai hak untuk melakukan pembinaan dan pengawasan.

Tentang Deposito Mudharabah bahwa deposito yang dibenarkan

adalah deposito yang dijalankan berdasarkan prinsip mudharabah. Selanjutnya

ketentuan nisbah keuntungan dalam akad mudharabah adalah sebagai berikut:

a. Prosentase, artinya nisbah keuntungan harus dinyatakan dalam

bentuk prosentase, bukan dinyatakan dalam nilai nominal

tertentu (Karim: 2011, 206). Dalam pembagian keuntungan boleh

sepakat bahwa 40 persen dari keuntungan riil menjadi bagian

shahibul maal dan 60 persen menjadi bagian mudharib atau

sebaliknya (Ascarya: 2012, 64). Pernyataan di atas sudah sesuai

dengan fatwa DSN-MUI NO.07/DSN-MUI/IV/2000 karena di

dalam fatwa juga berbunyi bagian keuntungan proporsional bagi

setiap pihak juga harus diketahui dan dinyatakan pada waktu

kontrak disepakati dan harus dalam bentuk prosentasi (nisbah) dari

keuntungan sesuai kesepakatan. Perubahan nisbah harus

berdasarkan kesepakatan.

Page 82: PELAKSANAAN AKAD MUDHARABAH DI BMT TARUNA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/887/1/Lilis.Setiyowati.21411011.pdfPELAKSANAAN AKAD MUDHARABAH DI BMT TARUNA SEJAHTERA GUNUNG PATI

67

b. Bagi untung dan bagi rugi, artinya dalam kontrak

mudharabah, yang temasuk ke dalam kontrak investasi (Natural

Uncertainty Contacts) return dan timing cash flow tergantung

kepada kinerja sektor riilnya. Jika laba bisnisnya besar, maka

kedua belah pihak mendapatkan bagian yang Natural Uncertainty

Contracts adalah suatu kontrak yang berkarakter tidak pasti.

Dikatakan demikian karena kotrak ini tidak memberikan kepastian

pendapatan (return) , baik dari segi jumlah (amount) maupun

waktunya (timing) besar pula. Namun, jika laba bisnisnya

kecil, mereka mendapatkan bagian laba yang kecil pula. Jadi,

besarnya keuntungan yang diperoleh bersifat fluktuatif. Filosofi

ini hanya dapat berjalan jika nisbah keuntungan ditentukan

dalam bentuk prosentase, bukan dalam bentuk nominal

tertentu. Jika bisnis dalam akad mudharabah mengalami

kerugian dan kerugian yang terjadi hanya murni diakibatkan oleh

resiko bisnis (business risk) bukan akibat kelalaian maupun

kecurangan mudharib, maka pembagian kerugian bukan

didasarkan atas nisbah, tetapi berdasarkan porsi modal masing-

masing pihak. Kalau pernyataan di atas dilakukan dengan

kesepakatan antara kedua belah pihak dan tidak ada paksaan maka

pernyataan tersebut sudah sesuai dengan fatwa DSN-MUI

NO.07.DSN-MUI/IV/2000 karena didalam fatwa tersebut juga

Page 83: PELAKSANAAN AKAD MUDHARABAH DI BMT TARUNA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/887/1/Lilis.Setiyowati.21411011.pdfPELAKSANAAN AKAD MUDHARABAH DI BMT TARUNA SEJAHTERA GUNUNG PATI

68

tertulis bagian keuntungan bagi setiap pihak harus diketahui dan

disepakati pada waktu kontrak dan keuntungan sesuai kesepakatan.

c. Menentukan besarnya nisbah, artinya besarnya nisbah

ditentukan berdasarkan kesepakatan masing-masing pihak yang

berkontrak. Jadi, angka besaran nisbah muncul sebagai hasil

tawar menawar antara shahibul maal dan mudharib. Dengan

demikian, angka nisbah bervariasi, bisa 50:50, 60:40, 70:30,

80:20, dan lain-lain. Namun, para ahli fiqh sepakat bahwa

nisbah 100:0 tidak diperbolehkan (Ascarya: 2012, 207). Dalam

praktiknya, di perbankan modern, tawar menawar nisbah antara

pemilik modal dengan bank syariah hanya terjadi bagi deposan

dengan jumlah besar. Kondisi ini disebut sebagai spesial nisbah.

Sedangkan untuk deposan kecil, biasanya tawar menawar tidak

terjadi. Bank syariah hanya akan mencantumkan nisbah yang

ditawarkan, setelah itu deposan boleh setuju atau tidak. Bila

deposan setuju maka ia akan melanjutkan menabung. Bila ia tidak

setuju, maka deposan dipersilakan untuk mencari bank syariah

lain yang menawarkan nisbah yang lebih menarik. Seharusnya

antara deposan besar maupun deposan kecil harus melalui tawar-

menawar nisbah, karena semua deposan memiliki hak yang sama

atas tawar-menawar nisbah tersebut. Tetapi biasanya pihak BMT

sudah melakukan kesepakatan antara kedua belah pihak namun

dengan kesepakatan baku. Kalau semua calon nasabah yang akan

Page 84: PELAKSANAAN AKAD MUDHARABAH DI BMT TARUNA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/887/1/Lilis.Setiyowati.21411011.pdfPELAKSANAAN AKAD MUDHARABAH DI BMT TARUNA SEJAHTERA GUNUNG PATI

69

melakukan transaksi di BMT harus melakukan kesepakatan

bersama maka akan memerlukan banyak waktu. Jadi biasanya para

calon nasabah melakukan kesepakatan dengan kesepakatan baku

karena hal itu bisa lebih mempersingkat waktu. Pernyataan di atas

belum sesuai dengan fatwa DSN-MUI NO.07/DSN-MUI/IV/2000

karena di dalam fatwa tersebut tertulis keuntungan mudharabah

adalah jumlah yang didapat sebagai kelebihan dari modal. Dan

syaratnya adalah harus diperuntukkan bagi kedua belah pihak dan

tidak boleh disyaratkan hanya untuk satu pihak, bagian keuntungan

proporsional bagi setiap pihak harus diketahui dan dinyatakan pada

waktu kontrak disepakati dan harus dalam prosentase nisbah dari

keuntungan sesuai kesepakatan. Perubahan nisbah harus

berdasarkan kesepakatan.

Diketahui bahwa sumber dana yang digunakan untuk pemberian bonus

kepada nasabah produk Simpanan Berkah Plus adalah bersumber dari bagi

hasil. Perhitungan bagi hasil untuk pembelian bonus pada produk Simpanan

Berkah Plus adalah tetap untuk setiap bulannya. Kemudian akumulasi bagi

hasil yang dipraktekkan di BMT Taruna Sejahtera bahwa bagi hasil tersebut

diberikan seluruhnya atau sekaligus dalam bentuk bonus dan diberikan di awal.

Dasar perhitungannya adalah nisbah dikalikan dengan nominal deposito.

Lebih lanjut dijelaskan bahwa nasabah tidak akan mendapatkan bagi hasil

kecuali pemberian bonus yang sudah ditetapkan dan diberikan seluruhnya di

awal. Pernyataan tersebut belum sesuai dengan ajaran islam karena dalam ajaran

Page 85: PELAKSANAAN AKAD MUDHARABAH DI BMT TARUNA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/887/1/Lilis.Setiyowati.21411011.pdfPELAKSANAAN AKAD MUDHARABAH DI BMT TARUNA SEJAHTERA GUNUNG PATI

70

islam dengan prinsip syariah pemberian bonus seharusnya diberikan pada akhir

periode setelah deposito tersebut akan diambil atau selesai. Karena kalau

diberikan di awal maka perhitungannya belum tahu apakah nanti akan mengalami

keuntungan atau kerugian. Kalau bonusnya diberikan di akhir maka sudah tahu

apakah mengalami keuntungan atau kerugian. Pernyataan di atas juga belum

sesuai dengan fatwa DSN-MUI NO.07/DSN-MUI/IV/2000 karena didalam fatwa

tertulis bagian keuntungan proporsional bagi setiap pihak harus diketahui dan

dinyatakan pada waktu kontrak disepakati dan harus dalam bentuk prosentasi

nisbah dari keuntungan sesuai kesepakatan. Perubahan nisbah harus berdasarkan

kesepakatan.

Dengan demikian terjadi peralihan atau perubahan penamaan dari

istilah bagi hasil menjadi istilah bonus karena sumber bonus berasal dari

bagi hasil. Sehingga dapat dikatakan bahwa penggunaan istilah bonus adalah

hanya sebagai sales marketing untuk menarik minat nasabah yang diharapkan

dapat memaksimalkan penggalangan dana yang nantinya akan berpengaruh

pada asset BMT.

Dari hasil penelitian pengelolaan simpanan berjangka di BMT Taruna

Sejahtera ini, dari ketentuan pembiayaan sampai ketentuan hukum pembiayaan

yang ada di dalam BMT ini belum sesuai dengan fatwa DSN-MUI N0.07/DSN-

MUI/IV/2000. Karena masih banyak syarat dan ketentuan yang belum sesuai

dengan fatwa DSN-MUI tersebut. Yaitu keuntungan mudharabah adalah jumlah

yang didapat sebagai kelebihan dari modal. Dengan syarat harus diperuntukkan

bagi kedua belah pihak dan tidak boleh disyaratkan hanya untuk satu pihak,

Page 86: PELAKSANAAN AKAD MUDHARABAH DI BMT TARUNA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/887/1/Lilis.Setiyowati.21411011.pdfPELAKSANAAN AKAD MUDHARABAH DI BMT TARUNA SEJAHTERA GUNUNG PATI

71

bagian keuntungan proporsional bagi setiap pihak harus diketahui dan dinyatakan

pada waktu kontrak disepakati dan harus dalam bentuk prosentasi nisbah dari

keuntungan sesuai kesepakatan. Perubahan nisbah harus berdasarkan kesepakatan.

Hal tersebut masih akan berlangsung, jika tidak atau belum ada perbaikan syarat

atau ketentuan yang telah dibuat dari pihak BMT untuk nasabahnya. Hal tersebut

juga akan menghambat terwujudnya suatu akad mudharabah yang sempurna dan

sesuai dengan ketentuan fatwa yang ada.

Berdasarkan analisis data diatas menurut peneliti yang menjadi faktor

penghambat dalam terlaksanakannya akad mudharabah tersebut adalah kurangnya

sosialisasi tentang fatwa-fatwa yang mengatur tentang pembiayaan mudharabah.

Dalam hal penyampaian fatwa-fatwa disini kurangya mensosialisasikan kepada

masyarakat. Hambatan bagi pihak BMT sendiri adalah sulitnya menerangkan

aturan-aturan yang ada untuk diketahui oleh masyarakat luas. Atau lebih tepatnya

minimnya pengetahuan dan informasi dari masyarakat.

Menurut peneliti seharusnya shahibul maal (pihak bank) bekerja ekstra

untuk menjelaskan atau mengasihkan informasi dengan jelas kepada masyarakat

tentang peraturan-peraturan yang telah dikeluarkan oleh pemerintah agar

masyarakat bisa mengetahui peraturan yang sudah ada. Pihak bank (pemilik dana)

juga dapat menjalankan kewajibannya sesuai dengan fatwa DSN-MUI

N0.07/DSN-MUI/IV/2000. Jika selama ini dalam menjalankan kewajibannya

kurang maksimal. Dengan cara tersebut diharapkan pemilik dana akan lebih cepat

berkembang sehingga tujuan dari akad tersebut tidak perlu mengalami hambatan

lagi.

Page 87: PELAKSANAAN AKAD MUDHARABAH DI BMT TARUNA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/887/1/Lilis.Setiyowati.21411011.pdfPELAKSANAAN AKAD MUDHARABAH DI BMT TARUNA SEJAHTERA GUNUNG PATI

72

BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa:

1. Pelaksanaan akad mudharabah di BMT Taruna Sejahtera yaitu

pelaksanaan produk simpanan berkah plus (deposito mudharabah).

Untuk menjadi nasabah produk tersebut harus mempunyai simpanan

amanah dahulu,kalau sudah memiliki simpanan amanah langsung saja

mendaftarkan menjadi nasabah simpanan berkah plus dengan

melampirkan foto kopi KTP (yang berlaku), dengan menyetorkan uang

minimal Rp.60.000.000 (dapat diangsur 10 kali) setiap bulannya dan

menyetorkan setoran pokok sebesar Rp.100.000 setiap bulan bagi

nasabah baru. Apabila nasabah terlambat menyetorkan uangnya maka

pihak BMT tidak mengenakan denda kepada nasabahnya karena dalam

produk ini tidak dikenai denda, tetapi kalau sudah 3 kali terlambat

maka nasabah akan dikenakan surat peringatan (teguran). Teknis

penyerahan bonus dapat dilakukan di awal, di tengah atau di akhir

sesuai dengan permintaan nasabah atau bonus dapat juga diberikan

dalam bentuk uang tiap bulannya. Pemberian bonus yang dilakukan di

BMT ini yaitu dilakukan di awal karena pemberian bonus di awal

sangat disukai nasabah karena menurutnya pembagian bonus di awal

sebagai bentuk pembagian keuntungan yang jelas.

Page 88: PELAKSANAAN AKAD MUDHARABAH DI BMT TARUNA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/887/1/Lilis.Setiyowati.21411011.pdfPELAKSANAAN AKAD MUDHARABAH DI BMT TARUNA SEJAHTERA GUNUNG PATI

73

2. Praktik dalam pembagian bonus di BMT Taruna Sejahtera sudah

berjalan dengan baik. Namun belum sesuai dengan fatwa DSN-MUI

NO.07/DSN-MUI/IV/2000 yaitu bonus seharusnya diberikan di akhir

periode simpanan itu berakhir atau selesai bukan diberikan di awal

periode. Karena dalam DSN-MUI tertulis bagian keuntungan

proporsional bagi setiap pihak harus diketahui dan dinyatakan pada

waktu kontrak disepakati dan harus dalam bentuk prosentasi nisbah

dari keuntungan sesuai kesepakatan. Perubahan nisbah harus

berdasarkan kesepakatan.

B. SARAN

Adapun saran-saran dari penulis, yaitu:

1. Bagi BMT Taruna Sejahtera dalam melaksanakan akad mudharabah

lebih memperhatikan lagi dengan aturan yang sudah ada. Agar sesuai

dengan prinsip-prinsip syariah yang telah ditentukan.

2. Dalam membagi keuntungan sebaiknya dilakukan di akhir jatuh tempo

saja. Karena strategi marketing untuk menarik nasabah harus tetap

mengikuti ketentuan akad yang digunakan sebagaimana yang telah

digariskan dalam Islam.

3. Bagi nasabah dan masyarakat dalam melakukan transaksi di Lembaga

Keuangan Syariah harus memperhatikan peraturan-peraturan

pemerintah agar nasabah mengetahui bahwa lembaga tersebut apakah

sudah melaksanakan peraturan yang sudah ditentukan oleh pemerintah

apa belum.

Page 89: PELAKSANAAN AKAD MUDHARABAH DI BMT TARUNA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/887/1/Lilis.Setiyowati.21411011.pdfPELAKSANAAN AKAD MUDHARABAH DI BMT TARUNA SEJAHTERA GUNUNG PATI

74

4. Bagi nasabah dan masyarakat harus lebih mencari informasi-informasi

agar tidak buta informasi.

5. Bagi nasabah harus pintar dalam melakukan kesepakatan dengan pihak

BMT agar tidak terjerumus dalam peraturan baku yang telah dibuat

oleh pihak BMT.

Page 90: PELAKSANAAN AKAD MUDHARABAH DI BMT TARUNA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/887/1/Lilis.Setiyowati.21411011.pdfPELAKSANAAN AKAD MUDHARABAH DI BMT TARUNA SEJAHTERA GUNUNG PATI

75

DAFTAR PUSTAKA

Al-Qur’anul Karim.

Anshori, Abdul Ghofur. 2007. Payung Hukum Perbankan (UU di bidang

perbankan, fatwa DSN-MUI dan peraturan bank Indonesia). Yogyakarta:

UII Press.

Antonio, Syafi‟i. 2000. Bank Syariah dari Teori ke Praktek. Jakarta: Gema Insani.

Arifin, Zaenul. 2002. Dasar-dasar Manajemen Bank Syariah. Jakarta: Alvabet.

Ascarya. 2012. Akad dan Produk Bank Syariah. Jakarta: PT Raja Grafindo

Persada.

Ash-Shiddiqieqy, Hasbi. 1974. Pengantar Fiqh Muamalat. Jakarta: Bulan

Bintang.

Azzam, Abdul Aziz Muhammad. 2010. Fiqh Muamalat Sistem Transaksi dalam

Fiqh Islam.Jakarta: Amzah.

Fatwa DSN-MUI No. 07/DSN-MUI/IV/2000 tentang Pembiayaan Mudharabah.

Fani,Faridha, 2008. Analisis Kelayakan Pembiayaan Mudharabah Pada BMT (

Studi pada BMT Tanjung Sejahtera dan BMT Al- Kautsar). Skripsi.

Jakarta: Fakultas Syariah UIN Syarif Hidayatullah.

Fumiaty, Fenty. 2012. Analisa Pelaksanaan Akad Mudharabah terhadap Investasi

Dinar. Semarang. Skripsi.

Hirsanuddin. 2008. Hukum Perbankan Syariah di Indonesia (Pembiayaan Bisnis

dengan Prinsip Kemitraan).Yogyakarta: Genta Press.

Page 91: PELAKSANAAN AKAD MUDHARABAH DI BMT TARUNA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/887/1/Lilis.Setiyowati.21411011.pdfPELAKSANAAN AKAD MUDHARABAH DI BMT TARUNA SEJAHTERA GUNUNG PATI

76

Karim, Adiwarman A. 2006. Bank Islam Analisis Fiqih dan Keuangan.Jakarta:

Rajawali Press.

Karim, Adiwarman A. 2011. Bank Islam: Analisis Fiqh dan Keuangan. Jakarta:

Grafindo Persada.

Muhammad. 2008. Manajemen Pembiayaan Mudharabah Di Bank Syariah.

Jakarta: Rajawali Pers.

Muslich, Ahmad Wardi.2010. Fiqh Muamalat. Jakarta: Amzah.

Moleong, J. Lexy. 2008. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya.

Nawawi, Ismail. 2012. Fikih Muamalah Klasik dan Kontemporer. Surabaya:

Ghalia Indonesia.

Rapat Anggota Tahunan. Ungaran: Koperasi Jasa Keuangan Syariah BMT Taruna

Sejahtera Badan Hukum: 019/BH/PAD/KDK.11.1/II/2000.

Ridwan, Muhammad. 2007. Konstruksi Bank Syariah Indonesia.Yogyakarta:

Pustaka SM.

Sabiq, Sayyid. 1987. Fikih Sunnah Jilid 12.Bandung: PT Al-Ma‟arif.

Sahrani, Sohari & Abdullah Ru‟fah. 2011. Fikih Muamalah. Bogor: Ghalia

Indonesia.

Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga. 2008. Pedoman Penulisan Skripsi

dan Tugas Akhir. Salatiga: STAIN Salatiga.

Suhendi, Hendi.2010. Fiqh Muamalah. Jakarta : Rajawali Press.

Susanto, Burhanuddin. 2008. Hukum Perbankan Syariah Di

Indonesia.Yogyakarta: UII Press.

Page 92: PELAKSANAAN AKAD MUDHARABAH DI BMT TARUNA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/887/1/Lilis.Setiyowati.21411011.pdfPELAKSANAAN AKAD MUDHARABAH DI BMT TARUNA SEJAHTERA GUNUNG PATI

77

Zuhaily, Wahbah. 1989. Fiqih Islam 7, diterjemahkan oleh Abdul Hayyie al-

Kattani, dkkdalam “al-Fiqh al-Islam wa Adilatuhu” jilid IV. Damaskus:

Darul Fikr.