Pelajaran Sekolah SABAT ke-10 Triwulan 1 2015

9

Transcript of Pelajaran Sekolah SABAT ke-10 Triwulan 1 2015

Pada bagian Amsal ini menolong kita untuk menemukan apa yang sebenarnya ada “di balik topeng”. Itulah kenyataan di balik penampilan luar, apa yang tidak dapat terlihat oleh mata.

ALLAH Yang Melampaui Imajinasi. (25:2-3)

Orang Bebal yang mengira dirinya bijak. (26:11-12)

Si Pemalas yang mengira dirinya bijak. (26:13-16)

Musuh yang seperti Teman. (26:18-25)

Teman yang seperti Musuh. (27:5-6, 17)

Amsal 25:2,3 Kemuliaan Allah ialah merahasiakan sesuatu, tetapi

kemuliaan raja-raja ialah menyelidiki sesuatu. Seperti tingginya langit

dan dalamnya bumi, demikianlah hati raja-raja tidak terduga.

Roma 11:33 O, alangkah dalamnya

kekayaan, hikmat dan pengetahuan

Allah! Sungguh tak terselidiki

keputusan-keputusan-Nya dan sungguh

tak terselami jalan-jalan-Nya!

“Adalah suatu kemuliaan bagi TUHAN untuk

menjadi tak terbatas dan adalah untuk tujuan

menyembunyikan banyak hal dari pikiran

manusia yang terbatas dan digelapkan oleh

dosa.” (SDA Bible Commentary, on Proverbs 25:2).

Ulangan 29:29 Hal-hal yang tersembunyi ialah bagi TUHAN, Allah

kita, tetapi hal-hal yang dinyatakan ialah bagi kita dan bagi anak-

anak kita sampai selama-lamanya, supaya kita melakukan segala

perkataan hukum Taurat ini."

“Ada suatu misteri yang mendalam dalam Firman ALLAH,

yang tak akan pernah terungkapkan oleh pikiran yang tidak

dituntun oleh Roh Kudus ALLAH. Juga ada misteri yang tak

akan pernah dimengerti dalam rencana Keselamatan bagi

umat manusia.

Orang-orang muda yang masih belia dalam kerohanian

sebaiknya mengisi pikirannya dan melatih kesanggupannya

untuk memperoleh sebuah pemahaman hal-hal yang

diungkapkan dalam Firman TUHAN ... Ketika mereka telah

disinari oleh cahaya yang telah mereka peroleh, dan

mempraktekkannya, mereka akan mampu untuk melangkah

maju, tidak ada yang terlalu muda ataupun terlalu tua

untuk belajar di sekolah ini jika memberikan perhatian

yang sungguh terhadap pelajaran yang diajarkan oleh Sang

Guru Ilahi itu.” E.G.W. (Testimonies for the Church, vol. 4, cp. 39, p. 444)

Amsal 26:11,12 Seperti anjing kembali ke muntahnya,

demikianlah orang bebal yang mengulangi

kebodohannya.Jika engkau melihat orang yang

menganggap dirinya bijak, harapan bagi orang bebal

lebih banyak dari pada bagi orang itu.

Mengapa kita terus melakukan

kesalahan demi kesalahan yang sama?

Kadang kita terus mengulangi kesalahan yang sama adalah karena

kelemahan kita. Namun, ayat ini memberi penekanan kepada mereka

yang jelas-jelas mengetahui suatu kesalahan namun dengan sengaja

tetap saja melakukannya. Mereka adalah buta secara rohani.

Satu-satunya cara untuk mencegah diri kita untuk

“Kembali ke muntahan” kita sendiri adalah dengan

Mempelajari Firman TUHAN. Lalu ROH KUDUS

ALLAH akan menunjukkan kepada kita apakah hal

yang kita lakukan itu adalah benar atau salah.

Kita harus menanggalkan keangkuhan kita, tidak menganggap diri kita bijak.

Orang bebalpun tidak akan menjadi bebal lagi jika ia mau belajar.

Amsal 26:13-16 Berkatalah si pemalas: "Ada singa di jalan! Ada singa di lorong!"

Seperti pintu berputar pada engselnya, demikianlah si pemalas di tempat

tidurnya. Si pemalas mencelupkan tangannya ke dalam pinggan, tetapi ia terlalu

lelah untuk mengembalikannya ke mulutnya. Si pemalas menganggap dirinya lebih

bijak dari pada tujuh orang yang menjawab dengan bijaksana.

CIRI-CIRI SI PEMALAS

Dia tidak melakukan apa-

apa karena selalu berpikir

ada bahaya yang akan

membuatnya gagal.

PENGECUT

Dia seperti pintu yang bergerak, namun tetap di tempatnya, dia

bergerak di tempat tidurnya,

namun tidak bangkit dan tidak

bekerja.

LAMBAN

Dia tidak mau berusaha,

bahkan untuk memenuhi kebutuhan

dirinya sendiri.

MALAS

Dia puas dengan pendapatnya

saja (tanpa mau mendengar

pendapat orang lain), dia terlalu

malas untuk belajar menjadi

lebih baik.

ANGKUH

Amsal 26:18,19 Seperti orang gila menembakkan panah api, panah dan maut, demikianlah orang yang memperdaya sesamanya dan berkata: "Aku hanya bersenda gurau."

Kadang, seorang “TEMAN” mungkin akan

membohongimu namun kamu mengetahuinya dan

mempertanyakannya, lalu ia hanya berkata “Aku hanya

bercanda”.

Amsal 26:20,21 Bila kayu habis, padamlah api; bila pemfitnah tak ada, redalah pertengkaran. Seperti arang untuk bara menyala dan kayu untuk api, demikianlah orang yang suka bertengkar untuk panasnya perbantahan.

Jika “TEMAN” mu membicarakan keburukan

temannya, ia mungkin membicarakan

keburukanmu juga kepada temannya yang lain.

Amsal 26:23,24,25 Seperti pecahan periuk bersalutkan perak, demikianlah bibir manis dengan hati jahat. Si pembenci berpura-pura dengan bibirnya, tetapi dalam hati dikandungnya tipu daya. Kalau ia ramah, janganlah percaya padanya, karena tujuh kekejian ada dalam hatinya.

Ada “TEMAN” yang membicarakan hal-hal

yang baik tentangmu di depanmu namun

sebenarnya dalam hatinya ia membohongimu.

Mereka adalah musuh dalam selimut.

Amsal 27:5,6 Lebih baik teguran yang nyata-nyata dari pada kasih yang

tersembunyi. Seorang kawan memukul dengan maksud baik, tetapi seorang

lawan mencium secara berlimpah-limpah.

Amsal 27:17 Besi menajamkan besi, orang

menajamkan sesamanya.

Apakah makna “Seorang Kawan Memukul dengan maksud baik”?

Seorang teman mungkin dengan lembut

menegurmu dengan menunjukkan kesalahanmu.

Sepertinya ia adalah seorang musuh yang

sedang menusukmu dan engkau mungkin merasa

terlukai.

Tetapi luka itu adalah bermanfaat untuk

menyelamatkan jiwa. Persahabatan akan

menjadi lebih kuat ketika luka itu sembuh.

Besi dari palu dapat menajamkan Pisau yang

terbuat dari besi. Persahabatan menjadi

lebih kuat dengan saling menolong ataupun

lepas dari pertikaian.

“Oleh memaklumi/berkompromi dengan

si pelanggar, kita telah menghapuskan

perbedaan antara yang benar dengan

yang salah. Jalan seperti itu tidak

pernah datang dari persahabatan yang

sejati.” E.G.W. (Lift Him Up, October 26)