PEL Kontrasepsi Dan Rujukannya

25
 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kontrasepsi efektif adalah metode kontrasepsi IUD, implant dan kontrasepsi mantap. Program Keluarga Berencana Nasional yang pada pelita V telah berkembang menjadi Gerakan Keluarga Berencana Nasional telah mencapai hasil-hasil yang menggembirakan. Berdasarkan hasil Survey Prevalensi Indonesia tahun 1987, 61,2% dari wanita berstatus kawin pada saat itu pernah menggunakan salah satu alat kontrasepsi modern 21,1% diantaranya pernah menggunakan IUD, 0,4% menggunakan implant dan 3,3% menggunak an cara kontrasepsi mantap. Lebih jauh lagi dinyatakan bahwa 44,08% dari wanita yang berstatus kawin sedang aktif menggunakan salah satu alat konrasepsi modern dan 13,2% diantara ibu-ibu tersebut menggunakaan IUD, 0,4% menggunakan implant dan 3,3% menggunakan cara kontrasepsi mantap. Dengan hasil tersebut diatas tampak bahwa metode kontrasepsi mantap semakin diterima oleh masyarakat. Pada akhir pelita V diharapkan peserta KB yang menggunakan cara-cara kontasepsi modern akan meningkat menjadi 40,41% dan wanita bwrstatus kawin dengan rincian 26,47% menggunakan IUD, 6,36% menggunakan implant dan 7,58% menggunakn cara kontrasepsi mantap. Dengan meningkatnya peserta KB dengan metode kontrasepsi efektif terpilih tersebut, maka dituntut pelayanan yang lebih tinggi kualitasnya serta pengayoman yang lebih baik. Dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan serta pengayoman ini, system rujukan merupakansalah satu hal yang penting, yang perlu diketahui oleh setiap petugas atau setiap unsure yang ikut serta dalam gerakan KB Nasional khususnya maupun oleh setiap peserta atau calon peserta KB pada umumnya Semakin rapi system rujukan, semakin meningkat pula mampu pelayanan serta pengayoman, sehingga dapat meningkatkan kemampuan peserta KB dengan metode kontrasepsi efektif.

Transcript of PEL Kontrasepsi Dan Rujukannya

Page 1: PEL Kontrasepsi Dan Rujukannya

5/16/2018 PEL Kontrasepsi Dan Rujukannya - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/pel-kontrasepsi-dan-rujukannya 1/25

1

BAB I 

PENDAHULUAN 

1.1 Latar Belakang

Kontrasepsi efektif adalah metode kontrasepsi IUD, implant dan kontrasepsi mantap.

Program Keluarga Berencana Nasional yang pada pelita V telah berkembang menjadi

Gerakan Keluarga Berencana Nasional telah mencapai hasil-hasil yang menggembirakan.

Berdasarkan hasil Survey Prevalensi Indonesia tahun 1987, 61,2% dari wanita berstatus

kawin pada saat itu pernah menggunakan salah satu alat kontrasepsi modern 21,1%

diantaranya pernah menggunakan IUD, 0,4% menggunakan implant dan 3,3% menggunakan

cara kontrasepsi mantap.

Lebih jauh lagi dinyatakan bahwa 44,08% dari wanita yang berstatus kawin sedang aktif 

menggunakan salah satu alat konrasepsi modern dan 13,2% diantara ibu-ibu tersebut

menggunakaan IUD, 0,4% menggunakan implant dan 3,3% menggunakan cara kontrasepsi

mantap.

Dengan hasil tersebut diatas tampak bahwa metode kontrasepsi mantap semakin diterima

oleh masyarakat. Pada akhir pelita V diharapkan peserta KB yang menggunakan cara-cara

kontasepsi modern akan meningkat menjadi 40,41% dan wanita bwrstatus kawin dengan

rincian 26,47% menggunakan IUD, 6,36% menggunakan implant dan 7,58% menggunakn

cara kontrasepsi mantap.

Dengan meningkatnya peserta KB dengan metode kontrasepsi efektif terpilih tersebut,

maka dituntut pelayanan yang lebih tinggi kualitasnya serta pengayoman yang lebih baik.

Dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan serta pengayoman ini, system rujukan

merupakansalah satu hal yang penting, yang perlu diketahui oleh setiap petugas atau setiap

unsure yang ikut serta dalam gerakan KB Nasional khususnya maupun oleh setiap peserta

atau calon peserta KB pada umumnya

Semakin rapi system rujukan, semakin meningkat pula mampu pelayanan serta

pengayoman, sehingga dapat meningkatkan kemampuan peserta KB dengan metode

kontrasepsi efektif.

Page 2: PEL Kontrasepsi Dan Rujukannya

5/16/2018 PEL Kontrasepsi Dan Rujukannya - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/pel-kontrasepsi-dan-rujukannya 2/25

2

1.2 Rumusan Masalah

Dalam makalah ini kami mengambil rummusan masalah sebagai berikut :

1.  Apa pengertian kontrasepsi ?

2.  Apa jenis-jenis alat kontrasepsi ?

3.  Bagaimana Penggunaan Kontrasepsi Menurut Umur ?

4.  Apa Metode Kontrasepsi Baru ?

5.  Apa pengertian System rujukan dalam mekanisme pelayanan MKET ?

6.  Apa Tujuan System rujukan dalam mekanisme pelayanan MKET ?

7.  Apa jenis Rujukan System rujukan dalam mekanisme pelayanan MKET ?

8.  Apa Sasaran Rujukan MKET ?

9.  Apa Jaringan rujukan MKET ?

10. Apa Mekanisme (TATA CARA) Rujukan ?

11. Apa Rujukan bahan-bahan penunjang diagnostic ?

12. Apa Pengelolaan bantuan biaya penanggulangan komplikasi, kegagalan dan biaya

rujukan ?

1.3 Tujuan

1.  Mahasiswa mampu mengetahuai pengertian kontrasepsi dan jenis-jenisnya

2.  Mahasiswa mampu menjelaskan Penggunaan Kontrasepsi Menurut Umur dan Metode

Kontrasepsi Baru

3.  Mahasiswa mampu memahami pengertian, dan tujuan System rujukan dalam

mekanisme pelayanan MKET

4.  Mahasiswa mampu menjelaskan kembali Rujukan System rujukan dan Sasaran

Rujukan MKET

5.  Mahasiswa mampu menguraikan jaringan rujukan dan mekanisme Rujukan MKET.

6.  Mahasiswa mampu menjabarkan rujukan-rujukan penunjang diagnostic dan

Pengelolaan bantuan biaya penanggulangan komplikasi, kegagalan dan biaya rujukan.

Page 3: PEL Kontrasepsi Dan Rujukannya

5/16/2018 PEL Kontrasepsi Dan Rujukannya - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/pel-kontrasepsi-dan-rujukannya 3/25

3

BAB II 

PEMBAHASAN 

2.1 Pengertian

Kontrasepsi berasal dari kata kontra berarti ‗mencegah‘ atau ‗melawan‘ dan konsepsi

yang berarti  pertemuan antara sel telur yang matang dan sel sperma yang mengakibatkan

kehamilan. Maksud dari kontrasepsi adalah menghindari/mencegah terjadinya kehamilan

sebagai akibat pertemuan antara sel telur yang matang dengan sel sperma tersebut. Ada dua

pembagian cara kontrasepsi, yaitu cara kontrasepsi sederhana dan cara kontrasepsi moderen

(metode efektif).

Keluarga berencana adalah usaha untuk mengukur jumlah dan jarak anak yang

diinginkan. Untuk dapat mencapai hal tersebut maka dibuatlah beberapa cara atau alternatif 

untuk mencegah ataupun menunda kehamilan. Cara-cara tersebut termasuk kontrasepsi atau

pencegahan kehamilan dan perencanaan keluarga. Berdasarkan penelitian, terdapat 3.6 juta

kehamilan tidak direncanakan setiap tahunnya di Amerika Serikat, separuh dari kehamilan

yang tidak direncanakan ini terjadi karena pasangan tersebut tidak menggunakan alat

pencegah kehamilan, dan setengahnya lagi menggunakan alat kontrasepsi tetapi tidak benar

cara penggunaannya.

Metode kontrasepsi bekerja dengan dasar mencegah sperma laki-laki mencapai dan

membuahi telur wanita (fertilisasi) atau mencegah telur yang sudah dibuahi untuk 

berimplantasi (melekat) dan berkembang di dalam rahim. Kontrasepsi dapat reversible

(kembali) atau permanen (tetap). Kontrasepsi yang reversible adalah metode kontrasepsi

yang dapat dihentikan setiap saat tanpa efek lama di dalam mengembalikan kesuburan atau

kemampuan untuk punya anak lagi. Metode kontrasepsi permanen atau yang kita sebut

sterilisasi adalah metode kontrasepsi yang tidak dapat mengembalikan kesuburan

dikarenakan melibatkan tindakan operasi.

2.2 Cara dan Jenis alat kontrasepsi

a.  Cara Kontrasepsi Sederhana 

Kontrasepsi sederhana terbagi lagi atas kontrasepsi tanpa alat dan kontrasepsi dengan

alat/obat. Kontarsepsi sederhana tanpa alat dapat dilakukan dengan senggama terputus

dan pantang berkala. Sedangkan kontarsepsi dengan alat/obat dapat dilakukan dengan

Page 4: PEL Kontrasepsi Dan Rujukannya

5/16/2018 PEL Kontrasepsi Dan Rujukannya - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/pel-kontrasepsi-dan-rujukannya 4/25

4

menggunakan kondom, diafragma atau cup, cream, jelly, atau tablet berbusa (vaginal

tablet).

  Jenis Alat Kontrasepsi Sederhana Tanpa Alat

1.  Senggama Terputus 

Merupakan cara kontrasepsi yang paling tua. Senggama dilakukan

sebagaimana biasa, tetapi pada puncak senggama, alat kemaluan pria

dikeluarkan dari liang vagina dan sperma dikeluarkan di luar. Cara ini tidak 

dianjurkan karena sering gagal, karena suami belum tentu tahu kapan

spermanya keluar

2.  Pantang Berkala (Sistem Kalender) 

Cara ini dilakukan dengan tidak melakukan senggama pada saat istri dalam

masa subur. Cara ini kurang dianjurkan karena sukar dilaksanakan dan

membutuhkan waktu lama untuk ‗puasa‘. Selain itu, kadang juga istri kurang

terampil dalam menghitung siklus haidnya setiap bulan.

  Jenis Alat Kontrasepsi Sederhana Dengan Alat

1.  Kondom/Diafragma 

Kondom merupakan salah satu pilihan untuk mencegah kehamilan

yang sudah populer di masyarakat. Kondom adalah suatu kantung karet

tipis, biasanya terbuat dari lateks, tidak berpori, dipakai untuk menutupi

zakar yang berdiri (tegang) sebelum dimasukkan ke dalam liang vagina.

Kondom sudah dibuktikan dalam penelitian di laboratorium sehingga dapat

mencegah penularan penyakit seksual, termasuk HIV/AIDS.

Kondom mempunyai kelebihan antara lain mudah diperoleh di apotek,

toko obat, atau supermarket dengan harga yang terjangkau dan mudah

dibawa kemana-mana. Selain itu, hampir semua orang bisa memakai tanpa

mengalami efek sampingan. Kondom tersedia dalam berbagai bentuk dan

aroma, serta tidak berserakan dan mudah dibuang. Sedangkan diafragma

adalah kondom yang digunakan pada wanita, namun kenyataannya kurang

populer di masyarakat.

2.  Cream, Jelly, atau Tablet Berbusa 

Page 5: PEL Kontrasepsi Dan Rujukannya

5/16/2018 PEL Kontrasepsi Dan Rujukannya - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/pel-kontrasepsi-dan-rujukannya 5/25

5

Ketiga metode kontrasepsi ini termasuk golongan dari spermisida yaitu

bahan kimia ( biasanya non oksinol-9 ) digunakan untuk menonaktifkan

atau membunuh sperma. Semua kontrasepsi tersebut masing-masing

dimasukkan ke dalam liang vagina 10 menit sebelum melakukan senggama,

yaitu untuk menghambat geraknya sel sperma atau dapat juga

membunuhnya. Cara ini tidak populer di masyarakat dan biasanya

mengalami keluhan rasa panas pada vagina dan terlalu banyak cairan

sehingga pria kurang puas.

b.  Cara Kontrasepsi Moderen/Metode Efektif  

Cara kontrasepsi ini dibedakan atas kontrasepsi tidak permanen dan kontrasepsi

permanen. Kontrasepsi tidak permanen dapat dilakukan dengan pil, AKDR (Alat

Kontrasepsi Dalam Rahim), suntikan, dan norplant. Sedangkan cara kontrasepsi

permanen dapat dilakukan dengan metode mantap, yaitu dengan operasi tubektomi

(sterilisasi pada wanita) vasektomi (sterilisasi pada pria).

  Jenis Kontrasepsi Tidak Permanen

1.  Pil 

Pil adalah obat pencegah kehamilan yang diminum. Pil telah

diperkenalkan sejak 1960. Pil diperuntukkan bagi wanita yang tidak hamil

dan menginginkan cara pencegah kehamilan sementara yang paling efektif 

bila diminum secara teratur. Minum pil dapat dimulai segera sesudah

terjadinya keguguran, setelah menstruasi, atau pada masa post-partum bagi

para ibu yang tidak menyusui bayinya. Jika seorang ibu ingin menyusui,

maka hendaknya penggunaan pil ditunda sampai 6 bulan sesudah kelahiran

anak  (atau selama masih menyusui) dan disarankan menggunakan cara

pencegah kehamilan yang lain.

Pil dapat digunakan untuk menghindari kehamilan pertama atau

menjarangkan waktu kehamilan-kehamilan berikutnya sesuai dengan

keinginan wanita. Berdasarkan atas bukti-bukti yang ada dewasa ini, pil itu

dapat diminum secara aman selama bertahun-tahun. Tetapi, bagi wanita-

wanita yang telah mempunyai anak yang cukup dan pasti tidak lagi

menginginkan kehamilan selanjutnya, cara-cara jangka panjang lainnya

seperti spiral atau sterilisasi, hendaknya juga dipertimbangkan. Akan tetapi,

ada pula keuntungan bagi penggunaan jangka panjang pil pencegah

Page 6: PEL Kontrasepsi Dan Rujukannya

5/16/2018 PEL Kontrasepsi Dan Rujukannya - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/pel-kontrasepsi-dan-rujukannya 6/25

6

kehamilan. Misalnya, beberapa wanita tertentu merasa dirinya secara fisik 

lebih baik dengan menggunakan pil daripada tidak. Atau mungkin

menginginkan perlindungan yang paling efektif terhadap kemungkinan

hamil tanpa pembedahan. Kondisi-kondisi ini merupakan alasan-alasan

yang paling baik untuk menggunakan pil itu secara jangka panjang.

A. Jenis-jenis Pil 

1) Pil gabungan atau kombinasi

Tiap pil mengandung dua hormon sintetis, yaitu hormon estrogen dan

progestin. Pil gabungan mengambil manfaat dari cara kerja kedua hormon

yang mencegah kehamilan, dan hampir 100% efektif bila diminum secara

teratur.

2) Pil berturutan

Dalam bungkusan pil-pil ini, hanya estrogen yang disediakan selama

14 — 15 hari pertama dari siklus menstruasi, diikuti oleh 5 — 6 hari pil

gabungan antara estrogen dan progestin pada sisa siklusnya. Ketepatgunaan

dari pil berturutan ini hanya sedikit lebih rendah daripada pil gabungan,

berkisar antara 98 — 99%. Kelalaian minum 1 atau 2 pil berturutan pada

awal siklus akan dapat mengakibatkan terjadinya pelepasan telur sehingga

terjadi kehamilan. Karena pil berturutan dalam mencegah kehamilan hanya

bersandar kepada estrogen maka dosis estrogen harus lebih besar dengan

kemungkinan risiko yang lebih besar pula sehubungan dengan efek-efek 

sampingan yang ditimbulkan oleh estrogen.

3) Pil khusus – Progestin (pil mini)

Pil ini mengandung dosis kecil bahan progestin sintetis dan memiliki

sifat pencegah kehamilan, terutama dengan mengubah mukosa dari leher

rahim (merubah sekresi pada leher rahim) sehingga mempersulit

pengangkutan sperma. Selain itu, juga mengubah lingkungan endometrium

(lapisan dalam rahim) sehingga menghambat perletakan telur yang telah

dibuahi.

B. Kontra indikasi Pemakaian Pil

Kontrasepsi pil tidak boleh diberikan pada wanita yang menderita

hepatitis, radang pembuluh darah, kanker payudara atau kanker kandungan,

hipertensi, gangguan jantung, varises, perdarahan abnormal melalui vagina,

Page 7: PEL Kontrasepsi Dan Rujukannya

5/16/2018 PEL Kontrasepsi Dan Rujukannya - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/pel-kontrasepsi-dan-rujukannya 7/25

7

kencing manis, pembesaran kelenjar gondok (struma), penderita sesak 

napas, eksim, dan migraine (sakit kepala yang berat pada sebelah kepala).

C. Efek Samping Pemakaian Pil 

Pemakaian pil dapat menimbulkan efek samping berupa perdarahan di

luar haid, rasa mual, bercak hitam di pipi (hiperpigmentasi), jerawat,

penyakit jamur pada liang vagina (candidiasis), nyeri kepala, dan

penambahan berat badan.

2.  AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim) 

AKDR atau IUD (Intra Uterine Device) bagi banyak kaum wanita

merupakan alat kontrasepsi yang terbaik. Alat ini sangat efektif dan tidak 

perlu diingat setiap hari seperti halnya pil. Bagi ibu yang menyusui, AKDR

tidak akan mempengaruhi isi, kelancaran ataupun kadar air susu ibu (ASI).

Namun, ada wanita yang ternyata belum dapat menggunakan sarana

kontrasepsi ini. Karena itu, setiap calon pemakai AKDR perlu memperoleh

informasi yang lengkap tentang seluk-beluk alat kontrasepsi ini.

a.  Jenis-jenis AKDR di Indonesia 

1) Copper-T

AKDR berbentuk T, terbuat dari bahan polyethelen di mana pada bagian

vertikalnya diberi lilitan kawat tembaga halus. Lilitan kawat tembaga halus

ini mempunyai efek antifertilisasi (anti pembuahan) yang cukup baik.

2) Copper-7

AKDR ini berbentuk angka 7 dengan maksud untuk memudahkan

pemasangan. Jenis ini mempunyai ukuran diameter batang vertikal 32 mm

dan ditambahkan gulungan kawat tembaga (Cu) yang mempunyai luas

permukaan 200 mm2, fungsinya sama seperti halnya lilitan tembaga halus

pada jenis Coper-T.

3) Multi Load

AKDR ini terbuat dari dari plastik (polyethelene) dengan dua tangan kiri

dan kanan berbentuk sayap yang fleksibel. Panjangnya dari ujung atas ke

bawah 3,6 cm. Batangnya diberi gulungan kawat tembaga dengan luas

permukaan 250 mm2

atau 375 mm2

untuk menambah efektivitas. Ada 3

ukuran multi load, yaitu standar, small (kecil), dan mini.

4) Lippes Loop

Page 8: PEL Kontrasepsi Dan Rujukannya

5/16/2018 PEL Kontrasepsi Dan Rujukannya - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/pel-kontrasepsi-dan-rujukannya 8/25

8

AKDR ini terbuat dari bahan polyethelene, bentuknya seperti spiral atau

huruf S bersambung. Untuk memudahkan kontrol, dipasang benang pada

ekornya. Lippes Loop terdiri dari 4 jenis yang berbeda menurut ukuran

panjang bagian atasnya. Tipe A berukuran 25 mm (benang biru), tipe B

27,5 mm 9 (benang hitam), tipe C berukuran 30 mm (benang kuning), dan

30 mm (tebal, benang putih) untuk tipe D. Lippes Loop mempunyai angka

kegagalan yang rendah. Keuntungan lain dari pemakaian spiral jenis ini

ialah bila terjadi perforasi jarang menyebabkan luka atau penyumbatan

usus, sebab terbuat dari bahan plastik.

b. Pemasangan AKDR 

Prinsip pemasangan adalah menempatkan AKDR setinggi mungkin

dalam rongga rahim (cavum uteri). Saat pemasangan yang paling baik ialah

pada waktu mulut peranakan masih terbuka dan rahim dalam keadaan

lunak. Misalnya, 40 hari setelah bersalin dan pada akhir haid. Pemasangan

AKDR dapat dilakukan oleh dokter atau bidan yang telah dilatih secara

khusus. Pemeriksaan secara berkala harus dilakukan setelah pemasangan

satu minggu, lalu setiap bulan selama tiga bulan berikutnya. Pemeriksaan

selanjutnya dilakukan setiap enam bulan sekali.

c.  Kontra indikasi pemasangan AKDR:

  Belum pernah melahirkan 

  Adanya perkiraan hamil 

  Kelainan alat kandungan bagian dalam seperti: perdarahan yang tidak 

normal dari alat kemaluan, perdarahan di leher rahim, dan kanker rahim. 

d. Keluhan-keluhan pemakai AKDR 

Keluhan yang dijumpai pada penggunaan AKDR adalah terjadinya sedikit

perdarahan, bisa juga disertai dengan mules yang biasanya hanya

berlangsung tiga hari. Tetapi, jika perdarahan berlangsung terus-menerus

dalam jumlah banyak, pemakaian AKDR harus dihentikan. Pengaruh

lainnya terjadi pada perangai haid. Misalnya, pada permulaan haid darah

yang keluar jumlahnya lebih sedikit daripada biasa, kemudian secara

mendadak jumlahnya menjadi banyak selama 1 – 2 hari. Selanjutnya kembali

Page 9: PEL Kontrasepsi Dan Rujukannya

5/16/2018 PEL Kontrasepsi Dan Rujukannya - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/pel-kontrasepsi-dan-rujukannya 9/25

9

sedikit selama beberapa hari. Kemungkinan lain yang terjadi adalah kejang

rahim (uterine cramp), serta rasa tidak enak pada perut bagian bawah. Hal

ini karena terjadi kontraksi rahim sebagai reaksi terhadap AKDR yang

merupakan benda asing dalam rahim. Dengan pemberian obat analgetik 

keluhan ini akan segera teratasi. Selain hal di atas, keputihan dan infeksi

 juga dapat timbul selama pemakaian AKDR.

e.  Ekspulsi 

Selain keluhan-keluhan di atas, ekspulsi juga sering dialami pemakai

AKDR, yaitu AKDR keluar dari rahim. Hal ini biasanya terjadi pada waktu

haid, disebabkan ukuran AKDR yang terlalu kecil. Ekspulsi ini juga

dipengaruhi oleh jenis bahan yang dipakai. Makin elastis sifatnya makin

besar kemungkinan terjadinya ekspulsi. Sedangkan jika permukaan AKDR

yang bersentuhan dengan rahim (cavum uteri) cukup besar, kemungkinan

terjadinya ekspulsi kecil.

f.  Lama Pemakaian AKDR 

Sampai berapa lama AKDR dapat dipakai? Hal ini sering menjadi

pertanyaan. Sebenarnya, AKDR ini dapat terus dipakai selama pemakai

merasa cocok dan tidak ada keluhan. Untuk AKDR yang mengandung

tembaga, hanya mampu berfungsi selama 2 – 5 tahun, tergantung daya dan

luas permukaan tembaganya. Setelah itu harus diganti dengan yang baru.

3.  Suntikan 

Kontrasepsi suntikan adalah obat pencegah kehamilan yang pemakaiannya

dilakukan dengan jalan menyuntikkan obat tersebut pada wanita subur.

Obat ini berisi  Depo Medorxi Progesterone Acetate (DMPA). Penyuntikan

dilakukan pada otot (intra muskuler) di bokong (gluteus) yang dalam atau

pada pangkal lengan (deltoid).

a.  Cara pemakaian 

Cara ini baik untuk wanita yang menyusui dan dipakai segera setelah

melahirkan. Suntikan pertama dapat diberikan dalam waktu empat minggu

setelah melahirkan. Suntikan kedua diberikan setiap satu bulan atau tiga

bulan berikutnya.

b. Kontra indikasi

Page 10: PEL Kontrasepsi Dan Rujukannya

5/16/2018 PEL Kontrasepsi Dan Rujukannya - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/pel-kontrasepsi-dan-rujukannya 10/25

10

Kontrasepsi suntikan tidak diperbolehkan untuk wanita yang menderita

penyakit jantung, hipertensi, hepatitis, kencing manis, paru-paru, dan

kelainan darah.

c.  Efek samping kontrasepsi suntikan 

  Tidak datang haid (amenorrhoe)

  Perdarahan yang mengganggu

  Lain-lain: sakit kepala, mual, muntah, rambut rontok, jerawat, kenaikan

berat badan, hiperpigmentasi.

4.  Norplant atau Implan 

Norplant merupakan alat kontrasepsi jangka panjang yang bisa

digunakan untuk jangka waktu 5 tahun. Norplant dipasang di bawah kulit,

di atas daging pada lengan atas wanita. Alat tersebut terdiri dari enam

kapsul lentur seukuran korek api yang terbuat dari bahan karet silastik.

Masing-masing kapsul mengandung progestin levonogestrel sintetis yang

 juga terkandung dalam beberapa jenis pil KB. Hormon ini lepas secara

perlahan-lahan melalui dinding kapsul sampai kapsul diambil dari lengan

pemakai. Kapsul-kapsul ini bisa terasa dan kadangkala terlihat seperti

benjolan atau garis-garis. ( The Boston‘s Book Collective, The Our Bodies,

Ourselves, 1992)

Norplant sama artinya dengan implant. Norplant adalah satu-satunya

merek implant yang saat ini beredar di Indonesia. Oleh karena itu, sering

 juga digunakan untuk menyebut implant. Di beberapa daerah, implant biasa

disebut dengan susuk.

Indonesia merupakan negara pemula dalam penerimaan norplant yang

dimulai pada 1987. Sebagai negara pelopor, Indonesia belum mempunyai

referensi mengenai efek samping dan permasalahan yang muncul sebagai

akibat pemakaian norplant. Pada 1993, pemakai norplant di Indonesia

tercatat sejumlah 800.000 orang.

a.  Efektivitas norplant 

Efektivitas norplant cukup tinggi. Tingkat kehamilan yang ditimbulkan

pada tahun pertama adalah 0,2%, pada tahun kedua 0,5%, pada tahun ketiga

1,2%, dan 1,6% pada tahun keempat. Secara keseluruhan, tingkat

kehamilan yang mungkin ditimbulkan dalam jangka waktu lima tahun

Page 11: PEL Kontrasepsi Dan Rujukannya

5/16/2018 PEL Kontrasepsi Dan Rujukannya - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/pel-kontrasepsi-dan-rujukannya 11/25

11

pemakaian adalah 3,9 persen. Wanita dengan berat badan lebih dari 75

kilogram mempunyai risiko kegagalan yang lebih tinggi sejak tahun ketiga

pemakaian (5,1 persen).

b. Yang tidak diperbolehkan menggunakan norplant 

Wanita yang tidak diperbolehkan menggunakan norplant adalah

mereka yang menderita penyakit diabetes, kolesterol tinggi, tekanan darah

tinggi, migrain, epilepsi, benjolan pada payudara, depresi mental, kencing

batu, penyakit jantung, atau ginjal.

c.  Pemasangan norplant 

Pemasangan norplant biasanya dilakukan di bagian atas (bawah kulit)

pada lengan kiri wanita (lengan kanan bagi yang kidal), agar tidak 

mengganggu kegiatan. Norplant dapat dipasang pada waktu menstruasi atau

setelah melahirkan oleh dokter atau bidan yang terlatih. Sebelum

pemasangan dilakukan pemeriksaan kesehatan terlebih dahulu dan juga

disuntik untuk mencegah rasa sakit. Luka bekas pemasangan harus dijaga

agar tetap bersih, kering, dan tidak boleh kena air selama 5 hari.

Pemeriksaan ulang dilakukan oleh dokter seminggu setelah pemasangan.

Setelah itu, setahun sekali selama pemakaian dan setelah 5 tahun norplant

harus diambil/dilepas.

d. Kelebihan dan kekurangan norplant

Kelebihan norplant adalah masa pakainya cukup lama, tidak 

terpengaruh faktor lupa sebagaimana kontrasepsi pil/suntik, dan tidak 

mengganggu kelancaran air susu ibu. Sedangkan kekurangannya adalah

bahwa pemasangan hanya bisa dilakukan oleh dokter atau bidan yang

terlatih dan kadang-kadang menimbulkan efek samping, misalnya spotting

atau menstruasi yang tidak teratur. Selain itu, kadang-kadang juga

menimbulkan berat badan bertambah.

  Jenis Kontrasepsi Permanen 

1.  Tubektomi (Sterilisasi pada Wanita) 

Tubektomi adalah setiap tindakan pada kedua saluran telur wanita yang

mengakibatkan wanita tersebut tidak akan mendapatkan keturunan lagi.

Sterilisasi bisa dilakukan juga pada pria, yaitu vasektomi. Dengan demikian,

 jika salah satu pasangan telah mengalami sterilisasi, maka tidak diperlukan

Page 12: PEL Kontrasepsi Dan Rujukannya

5/16/2018 PEL Kontrasepsi Dan Rujukannya - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/pel-kontrasepsi-dan-rujukannya 12/25

12

lagi alat-alat kontrasepsi yang konvensional. Cara kontrasepsi ini baik sekali,

karena kemungkinan untuk menjadi hamil kecil sekali. Faktor yang paling

penting dalam pelaksanaan sterilisasi adalah kesukarelaan dari akseptor.

Dengan demikia, sterilisasi tidak boleh dilakukan kepada wanita yang

belum/tidak menikah, pasangan yang tidak harmonis atau hubungan

perkawinan yang sewaktu-waktu terancam perceraian, dan pasangan yang

masih ragu menerima sterilisasi. Yang harus dijadikan patokan untuk 

mengambil keputusan untuk sterilisasi adalah jumlah anak dan usia istri.

Misalnya, untuk usia istri 25 – 30 tahun, jumlah anak yang hidup harus 3 atau

lebih.

2.  Vasektomi (Sterilisasi Pada Pria)

Kontrasepsi mantap pada pria atau MOP (Metoda Operasi Pria) atau

vasektomi., yaitu tindakan pengikatan dan pemotongan saluran benih agar

sperma tidak keluar dari buah zakar.

Keuntungan Vasektomi (MOP) yaitu :

a.  Sangat efektif dan ―permanen‖ 

b.  Tidak ada efek samping dalam jangka panjang

c.  Dapat mencegah kehamilan lebih dari 99%

d.  Tidak menggangu hubungan seksual

e.  Tindakan bedah yang aman dan sederhana

Kerugian Vasektomi (MOP), yaitu :

a.  Tidak dapat dilakukan pada orang yang masih ingin memiliki anak 

b.  Harus ada tindakan pembedashan minor.

2.3 Penggunaan Kontrasepsi Menurut Umur 

  Umur ibu kurang dari 20 tahun:

  Penggunaan prioritas kontrasepsi pil oral.

  Penggunaan kondom kurang menguntungkan, karena pasangan muda frekuensi

bersenggama tinggi sehingga akan mempunyai kegagalan tinggi.

  Bagi yang belum mempunyai anak, AKDR kurang dianjurkan.

  Umur di bawah 20 tahun sebaiknya tidak mempunyai anak dulu.

  Umur ibu antara 20 – 30 tahun

  Merupakan usia yang terbaik untuk mengandung dan melahirkan.

Page 13: PEL Kontrasepsi Dan Rujukannya

5/16/2018 PEL Kontrasepsi Dan Rujukannya - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/pel-kontrasepsi-dan-rujukannya 13/25

13

  Segera setelah anak pertama lahir, dianjurkan untuk memakai spiral sebagai pilihan

utama. Pilihan kedua adalah norplant atau pill

  Umur ibu di atas 30 tahun

 Pilihan utama menggunakan kontrasepsi spiral atau norplant. Kondom bisa merupakanpilihan kedua.

  Dalam kondisi darurat, metode mantap dengan cara operasi (sterlilisasi) dapat dipakai dan

relatif lebih baik dibandingkan dengan spiral, kondom, maupun pil dalam arti mencegah.

2.4 Beberapa Metode Kontrasepsi Baru 

Dengan adanya metode kontrasepsi yang baru, berarti pula memberikan lebih banyak 

pilihan, dapat membantu mengatasi beberapa kendala pemakaian kontrasepsi. Meskipun

demikian, pengembangan kontrasepsi baru untuk menambah yang sudah ada sangat terasa

kurang membawa perubahan yang positif dan inovatif. Beberapa metode yang sedang diuji

klinik antara lain:

1.  Cincin kontrasepsi

Cincin ini dimasukkan ke dalam vagina, bentuknya seperti kue donat, dan

mengandung steroid, yaitu progestin atau progestin ditambah estrogen, yang dilepas

ke dalam aliran darah. Cincin kontrasepsi mengandung dosis hormon yang lebih

rendah dibanding dengan kontrasepsi oral. Wanita dapat memasukkan dan

mengeluarkan cincin ini sendiri.

2.  Vaksin antifertilitas reversible

Vaksin ini menyebabkan antibodi berinteraksi dengan human chrrionic

gonadotropin (HCG), suatu hormon yang memelihara kehamilan. Tanpa HCG,

lapisan uterus lepas dengan membawa telur yang sudah dibuahi sehingga terjadi

menstruasi.

3.  Norplant II

Norplant II memiliki kelebihan dibanding dengan norplant yang ada sekarang,

karena norplant II hanya memerlukan dua implantasi subdermal. Dengan demikian,

lebih mudah memasukkan dan mengeluarkannya.

4.  Suntikan

Kontrasepsi ini menggunakan mikrosfero atau mikrokapsul. Injeksi terbuat

dari satu atau lebih hormon di dalam kapsul yang dapat dibiodegrasi, yang

Page 14: PEL Kontrasepsi Dan Rujukannya

5/16/2018 PEL Kontrasepsi Dan Rujukannya - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/pel-kontrasepsi-dan-rujukannya 14/25

14

melepaskan hormon dan menghambat ovulasi. Satu suntikan dapat melindungi satu,

tiga, atau enam bulan, tergantung dari jenis komposisi kimianya.

5.  Implantasi Transdermal

Implantasi transdermal menyebabkan pelepasan kontrasepsi steroid yang

lambat dan teratur ke aliran darah melalui kulit. Wanita dapat menempatkan implant

tersebut pada tubuh dan melepaskannya sesuai keinginan. Pada salah satu jenis

implantasi transdermal, seorang wanita menggunakan tiga implantasi selama tiga

minggu. Setiap implantasi efektif selama tujuh hari. Pada minggu berikutnya,

digunakan implantasi plasebo sehingga terjadi menstruasi.

6.  IUD bentuk T yang baru

IUD ini melepaskan lenovorgegestrel dengan konsentrasi yang rendah selama

minimal lima tahun. Dari hasil penelitian menunjukkan efektivitas yang tinggi dalam

mencegah kehamilan yang tidak direncanakan maupun perdarahan menstruasi. Kerugian

metode ini adalah tambahan terjadinya efek samping hormonal dan amenore

2.5 Pengertian pelayan rujukan

System rujukan dalam mekanisme pelayanan MKET merupakan suatu system

pelimpahan tanggung jawab timbal balik diantara unit pelayanan MKET baik secra vertical

maupun horizontal atau kasus atau masalah yang berhubungan dengan MKET Unit pelayanan

yang dimaksud disini yaitu menurut tingkat kemampuan dari yang paling sederhana berurut-

turut keunit pelayanan yang paling mampu Untuk AKDR : Dokter dan bidan praktek swasta,

rumah bersalin, klinik KB, puskesmas, RS klas D RS klas D, RS klas C, RS klas B, RS

klas B2, dan RS klas A. Untuk implant : Dokter dan bidan praktek swasta, Rumah Bersalin,

Klinik KB, Puskesmas, RS klas D RS Klas D ₊, RS klas C, RS Klas B, RS Klas B2, dan RS

klas A.Untuk Vasektomi :Dokter praktek swasta, puskesmas,RS klas D RS klas B, RS klas

D₊, RS klas C, RS klas B, RS fklas B2, dan RS klas A. Untuk tubektomi : Dokter Praktek 

Swasta berkelompok, RS klas D, RS klas Df ₊, RS klas C, RS klas B, RS klas B2, dan RS klas

A

2.6 Tujuan Rujukan 

Terwujudnya suatu jaringan pelayanan MKET yang terpadu disetiap tingkat wilayah,

sehingga setiap unit pelayanan memberikan pelayanan secara berhasil guna dan berdaya guna

maksimal, sesuai dengan tingkat kemampuannya masing-masing.

Page 15: PEL Kontrasepsi Dan Rujukannya

5/16/2018 PEL Kontrasepsi Dan Rujukannya - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/pel-kontrasepsi-dan-rujukannya 15/25

15

Peningkatan dukungan terhadap arah dan pendekatan gerakan KB Nasional dalam hal

perluasan jangkauan dan pembinaan peserta KB dengan pelayanan yang makin bemutu tinggi

serta pengayoman penuh kepada masyarakat

2.7 Jenis Rujukan 

Rujukan MKET dapat dibedakan atas tiga jenis yaitu sebagai berikut:

a.  Pelimpahan Kasus

Pelimpahan kasus dari unit pelayanan MKET yang lebih sederhana ke unit pelayanan

MKET yang lebih mampu dengan maksud memperoleh pelayanan yang lebih baik dan

sempurna.

Pelimpahan kasus dari unit pelayanan MKET yang lebih mampu ke unit pelayanan yang

lebih sederhana dengan maksud memberikan pelayanan selanjutnya atas kasus tersebut

Pelimpahan kasus ke unit pelayanan MKET dengan tingkat kemampuan sama dengan

pertimbangan geografis, ekonomi dan efisiensi kerja.

b.  Pelimpahan pengetahuan dan keterampilan

Pelimpahan pengetahuan dan keterampilan ini dapat dilakukan dengan :

1)  Pelimpahan tenaga dari unit pelayanan MKET yang lebih mampu ke unit

pelayanan MKET yang lebih sederhana dengan maksud memberikan latihan

praktis.

2)  Pelimpahan tenaga dari unit pelayanan MKET yang lebih sederhana ke unit

pelayanan MKET yang lebih mampu dengan maksud memberikan latihan praktis

3)  Pelimpahan tenaga ke unit pelayanan MKET dengan tingkat kemampuan sama

dengan maksud tukar-menukar pengalaman

c.  Pelimpahan bahan-bahan penunjang diagnosis 

1)  Pelimpahan bahan-bahan penunjang diagnostik dari unit pelayanan MKET yang

lebih sederhana ke unit pelayanan MKET yang lebih mampu dengn maksud

menegakkan diagnose yang lebih tepat

2)  Pelimpahan bahan-bahan penunjang diagnostic dari unit pelayanan MKET yang

lebih sederhana dengan maksud untuk dicobakan atau sebagai informasi

3)  Pelimpahan bahan-bahan penunjang diagnostic ke unit pelayanan dengan tingkat

kemampuan sama dengan maksud sebagai informasi atau untuk dicobakan

2.8 Sasaran Rujukan MKET 

1. Sasaran obyektif 

a)  PUS yang akan memperoleh pelayanan MKET

b)  Peserta KB yang akan ganti cara ke MKET

Page 16: PEL Kontrasepsi Dan Rujukannya

5/16/2018 PEL Kontrasepsi Dan Rujukannya - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/pel-kontrasepsi-dan-rujukannya 16/25

16

c)  Peserta KB MKET untuk mendapatkan pengamatan lanjutan

d)  Peserta KB yang mengalami komplikasi atau kegagalan pemakaian MKET

e)  Pengetahuan dan keterampilan MKET

f)  Bahan-bahan penunjang diagnostic

2. Sasaran subyektif 

Petugas-petugas pelayanan MKET disemua tingkat wilayah.

2.9 Jaringan rujukan MKET 

1.  Dokter/bidan praktek swasta, Rumah Bersalin dengan kewajiban

a.  Merujuk kasus-kasus yang tidak mampu ditanggulangi sendiri keunit pelayanan MKET

yang lebih mampu dan terdekat

b.  Menerima kembali untuk tindakan lebih lanjut kasus yang dikembalikan oleh unit

pelayanan MKET yang lebih mampu

c.  Mengadakan konsultasi dengan mengusahakan kunjungan ke unit pelayanan yang lebih

mampu untuk meningkatkan pengetahuan pelayanan yang lebih mampu meningkatkan

pengetahuan dan keterampilan

d.  Mengusahaan kunjungan tenaga dari unit pelayanan MKET yang lebih mampu untuk 

pembinaan tugas dan pelayanan MKET

2.  Unit pelayanan MKET tingkat kecamatan (puskesmas) yang mempunyai kewajiban

sebagai berikut:

a.  Menerima dan menanggulangi kasus rujukan dari unit pelayanan MKET

b.  Meengirim kembali kasus yang sudah ditanggulangi untuk dibina lebih lanjut oleh unit

pelayanan MKET yang merujuk 

c.  Merujuk kasus-kasus yang tidak mampu ditanggulangi ke unit pelayanan MKET yang

lebih mampu dan terdekat

d.  Menerima kembali untuk pembunaan tindak lanjut kasus-kasus yang dikembalikan

oleh unit pelayanan MKET yang lebih mampu

e.  Mengadakan konsultasi dan mengadakn kunjungan ke unit pelayanan yang lebih

mampu untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan

f.  Mengusahakan adanya kunjungan tenaga dari unit pelayanan MKET yang lebih

mampu untuk pembinaan petugas dan pelayanan masyarakat

g.  Mengirim bahan-bahan penunjang diagnostic ke unit pelayanan MKET yang lebih

mampu, jika tidak dapat melakukan pemeriksaan diagnose yang lebih tepat

Page 17: PEL Kontrasepsi Dan Rujukannya

5/16/2018 PEL Kontrasepsi Dan Rujukannya - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/pel-kontrasepsi-dan-rujukannya 17/25

17

h.  Menerima kembli hasil pemeriksaan bahan-bahan diagnosik yang sebelumnya dikirim

ke unit pelayanan MKET yang lebih mampu

3.  Unit pelayanan MKET tingkat kabupaten/kotamadya (RS klas D,RS klas D, RS klas C).

a.  Menerima dan menanggulangi kasus rujukan dari unit pelayanan MKET dibawahnya.

Pelayanan

b.  Mengirim kembali kasus yang sedang ditanggulangi untuk dibina lebih lanjut oleh unit

pelayanan MKET yang merujuk 

c.  Merujuk kasus-kasus yang tidak mampu ditanggulangi ke unit pelayanan MKET yang

lebih mampu dan terdekat

d.  Kasus kembali untuk pembunaan tindak lanjut kasus-kasus yang dikembalikan oleh

unit pelayanan MKET yang lebih mampu

e.  Mengadakan konsultasi dan mengadakan kunjungan ke unit pelayanan yang lebih

mampu untuk pembinaan petugas dan pelayanan masyarakat

f.  Mengusahakan adanya kunjungan tenaga dari unit pelayanan MKET yang lebih

mampu untuk pembinaan petugas dan pelayanan masyarakat

g.  Mengirim bahan-bahan penunjang diagnostic ke unit pelayanan MKET yang lebih

mampu, jika tidak mampu melakukan pemeriksaan sendiri atau jika hasilnya

meragukan untuk menegakkan diagnose yang lebih tepat

h.  Menerima kembali hasil pemeriksaan bahan-bahan diagnostic yang sebelumya dikirim

ke unit pelayanan MKET yang lebih mampu

4.  Unit pelayanan mKET tingkat provinsi (RS klas C, RS klas B, RS klas B2).

a.  Menerima dan menanggulangi kasus rujukan dari unit pelayanan MKET dibawahnya

b.  Mengirim kembali kasus yang sudah ditanggulangi untuk dibina lebih lanjut oleh unit

pelayanan MKET yang merujuk 

c.  Menerima konsultasi dan latihan petugas pelayanan MKET dari Unit pelayanan MKET

dibawahnya

d.  Mengusahakan dilaksanakannya kunjungan tenaga/spesialis keunit pelayanan MKET

yang kurang mampu untuk pembinaan petugas dan pelayanan masyarakat

e.  Menerima rujukan bahan-bahan penunjang diagnostic

f.  Mengirimkan hasil pemeriksaan bahan-bahan penunjang diagnostic tersebut diatas

5.  Unit pelayanan MKET tingkst pusat (RS klas A)

a.  Menerima dan menanggulangi kasus rujukan dari unit pelayanan MKET dibawahnya

b.  Mengirim kembali kasus yang sudah ditanggulangi untuk dibina lebih lanjut oleh unit

pelayanan MKET yang merujuk 

Page 18: PEL Kontrasepsi Dan Rujukannya

5/16/2018 PEL Kontrasepsi Dan Rujukannya - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/pel-kontrasepsi-dan-rujukannya 18/25

18

c.  Menerima konsultasi dan latihan petugas pelayanan MKET dari unit pelayanan MKET

dibawahnya

d.  Mengusahakan dilaksanakannya kunjungan tenaga/spesialis ke unit pelayanan MKET

yang kurang mampu untuk pembinaan petugas dan pelayanan masyarakat

e.  Menerima rujukan bahan-bahan penunjang diagnostic

f.  Mengirimkan hasil pemeriksaan bahan-bahan penunjang diagnostic tersebut diatas

2.10 Mekanisme (Tata Cara) Rujukan

1.Rujukan kasus

a.  Unit pelayanan yang merujuk 

1)  Unit pelayanan MKET yang merujuk kasus ke unit pelayanan yang lebih mampu.

Unit pelayanan bisa merujuk kasus ke unit pelayanan yang lebih mampu

setelah melakukan proses pemeriksaan dan dengan hasil sebagai berikut

a)  Berdasarkan pemeriksaan penunjang diagnostic kasus tersebut tidak dapat

diatasi

b)  Perlu pemeriksaan penunjang diagnostic yang lebih lengkap dengan

memerlukan kedatangan penderita ybs

c)  Setelah dirawat dan diobati ternyata penderita masih memerlukan perawatan

dan pengobatan di unit pelayanan yang lebih mampu

2)  Unit pelayanan yang merujuk kasus ke unit pelayanan yang lebih sederhana

Unit pelayanan yang merujuk kasus ke unit pelayanan yang lebih sederhana:

a)  Setelah melakukan pemeriksaan dengan atau tanpa pemeriksaan penunjang

diagnostic, terhadap penderita ternyata pengobatan dan perawatan dapat

dilakukan di unit pelayanan yang lebih sederhana

b)  Setelah melakukan pengobatan dan perawatan ternyata penderita masih

melakukan pembinaan selanjutnya yang dapat dilakukan oleh unit pelayanan

yang lebih sederhana

3)  Unit pelayanan yang merujuk kasus ke unit pelayanan dengan kemampuannya

yang sama.

a.  Unit pelayanan dapat merujuk ke unit pelayanan dengan kemampuan sama

 jika:

1)  Setelah melakukan pemeriksaan dengan atau tanpa pemeriksaan penunjang

diagnostic, ternyata untuk kemudahan penderita pengobatan dan perawatan

dapat dilakukan di unit pelayanan yang lebih dekat

Page 19: PEL Kontrasepsi Dan Rujukannya

5/16/2018 PEL Kontrasepsi Dan Rujukannya - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/pel-kontrasepsi-dan-rujukannya 19/25

19

2)  Setelah melakukan pengobatan dan perawatan, penderita masih

memerlukan pembinaan lanjutan di unit pelayanan yang lebih dekat

b.  Unit pelayanan yang menerima rujukan

1)  Unit pelayanan yang menerima rujukan dari unit pelayanan yang lebih

sederhana.

2)  Sesudah melakukan pemeriksaan penunjang diagnostic, dapat

mengirimkan kembali penderita ke unit pelayanan yang merujuk untuk 

perawatan dan pengobatan

3)  Sesudah melakukan perawatan dan pengobatan, dapat mengirimkan

kembali penderita ke unit pelayanan yang merujuk untuk pembinaan lebuh

lanjut

c)  Unit pelayanan yang menerima rujukan dari unit pelayanan yang lebih mampu

1)  Melakukan perawatan dan pengobatan penderita yang dirujuk, atau;

2)  Melakukan pembinaan lanjutan terhadap penderita yang dirujuk 

d) Unit pelayanan yang menerima rujukan dari unit pelayanan dengan kemampuan sama.

1)  Melakukan perawatan dan pengobatan penderita yang dirujuk, atau;

2)  Melakukan pembinaan lanjutan terhadap penderita yang dirujuk 

2.11Rujukan bahan-bahan penunjang diagnostic 

a.  Unit pelayanan yang merujuk 

1)  Unit pelayanan yang merujuk ke unit pelayanan yang lebih mampu

2)  Jika tidak mampu melakukan pemeriksaan sendiri terhadap bahan-bahan penunjang

diagnostic tersebut

3)  Jika hasil pemeriksaan terhadap bahan-bahan penunjang diagnostic tersebut

meragukan

b.  Unit pelayanan yang merujuk ke unit pelayanan yang lebuh sederhana, jika hasil

pemeriksaan bahandiagnostik tersebut perlu diinformasikan dan pemeriksaan bahan

diagnostic tersebut akan dicobakan di unit pelayanan yang dirujuk 

c.  Unit pelayanan yang merujuk kasus ke unit pelayanan dengn kemampuan yang sama

 jika hasil pemeriksaan bahan diagnostic tersebut perlu diinformasikan dan pemerikaan

bahan diagnostic tersebut akan dicobakan di unit pelayanan yang dirujuk 

d.  Unit pelayanan yang menerima rujukan

1)  Unit pelayanan yang menerima rujukan dari unit pelayanan yang lebih sederhana

perlu melakukan tindakan-tindakan sebagai berikut:

Page 20: PEL Kontrasepsi Dan Rujukannya

5/16/2018 PEL Kontrasepsi Dan Rujukannya - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/pel-kontrasepsi-dan-rujukannya 20/25

20

a.  Melakukan pemeriksaan bahan-bahan penunjang diagnostic yang dirujuk.

b.  Mengirimkan hasil pemeriksaan bahan-bahan penunjang diagnostic kepada unit

pelayanan yang merujuk.

2)  Unit pelayanan yang menerima bahan-bahan penunjang diagnostic dari unit

 pelayanan yang lebih mampu, perlu melakukan tindakan.‖ Mencoba pemeriksaan

yang lebih mampu, perlu melakukan yang dirujuk‖ 

3)  Unit pelayanan yang menerima bahan penunjang diagnostic dari unit pelayanan

dengan kemampuan yang setingkat, perlu melakukan tindakan.

2.12Pengelolaan bantuan biaya penanggulangan komplikasi, kegagalan dan biaya rujukan

1. Bantuan biaya

Diberikan kepada peserta KB yang mengalami efek samping komplikasi maupun

kegagalan :

a.  Efek samping, dengan memberikan obat-obat efek samping secara gratis

b.  Kasus kegagalan AKDR, implant dan kontrasepsi mantap dengan kelahiran normal

mendapat bantuan biaya yang disesuaikan dengan peraturan daerah setempat dengan

ketentuan tarif rumah sakit pemerintah kelas 3

c.  Yang dimaksud dengan komplikasi/ kasus kegagalan yang disertai komplikasi AKDR,

Implant dan kontrasepsi mantap misalnya:

1)  Infeksi berat yang memerlukan perawatan

2)  Perdarahan berat yang memerlukan perawatan

3)  Tindakan pemeriksaan roentgen dan laboratorium untuk membantu diagnosis

4)  Komplikasi yang memerlukan tindakan operasi

5)  Berdasarkan biaya komplikasi disesuaikan dengan peraturan daerah setempat

dengan ketentuan tariff Rumah Sakit Pemerintah kelas 3, termasuk biaya obat-

obatan terpakai

d.  Kasus komplikasi/kegagalan yang memerlukan rujukan. Apabila peserta KB yang

mengalami komplikasi/kegagalan harus dirujuk dari unit pelayanan yang lebih rendah

ke unit pelayanan KB yang lebih tinggi, bantuan biaya transport penderita ditanggung

sesuai dengan peraturan yang ada. Semua kasus efek samping, komplikasi serta

Page 21: PEL Kontrasepsi Dan Rujukannya

5/16/2018 PEL Kontrasepsi Dan Rujukannya - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/pel-kontrasepsi-dan-rujukannya 21/25

21

kegagalan tersebut diatas dapat dilayani di semua tempat pelayanan tidak dibatasi

pada domisili/tempat tinggal peserta KB yang bersangkutan.

e.  Peserta KB yang mengalami kegagalan/komplikasi dan mencari jasa

pelayanan/perawatan swasta yang tidak ditunjuk untuk itu (seperti dokter swasta,

RB/RS swasta) dianggap untuk menanggulangi dengan kemampuannya sendiri. Bagi

mereka dipandang tidak perlu diberikan bantuan biaya atau maksimal hanya diberikan

bantuan minimum, kecuali untuk kasus-kasus gawat darurat seperti misalnya

pemakaian IUD dengan kehamilan diluar kandungan dengan perdarahan dalam

keadaan pre shock.

2.  Prosedur

a.  Efek sampingan

Pengadaan obat-obat efek samping dilaksanakan secara terkoordinir ditingkat

propinsi antara BKKBN dengan unit pelaksana sesuai rencana kebutuhan yang telah

disepakati. Sedangkan distribusinya dilaksanakan melalui BKKBN kabupaten/kodya

dan alokasinya (penjatahannya) pada masing-masing klinik KB dibicarakan bersama

dengan unit pelaksana Kabupaten/Kodya yang bersangkutan

b.  Komplikasi dan kegagalan

Bantuan biaya komplikasi dan kegagalan yang disebabkan pemakaian alat

kontrasepsi diambil di BKKBN kabupaten/kodya oleh:

1)  Tempat pelayanan (Rumah Sakit/Puskesmas/PKBRS).

2)  Dalam keadaan khusus oleh pasien/suami pasien/ orang lain yang diberi kuasa

secara tertulis

3)  Pengambilan bantuan biaya penanggulangan kegagalan/komplikasi pemakaian

kontrasepsi dengan menyerahkan kwitansi bukti pembayaran

kegagalan/komplikasi pemakaian alat kontrasepsi disertai dengan surat

keterangan diagnosa dari dokter yang merawat serta surat keterangan dari

KKb tempat pemasangan kontrasepsinya, dan surat pernyataan pasien bahwa

sudah mendapat perawatan dan pengobatan dan sudah/belum membayar

Page 22: PEL Kontrasepsi Dan Rujukannya

5/16/2018 PEL Kontrasepsi Dan Rujukannya - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/pel-kontrasepsi-dan-rujukannya 22/25

22

4)  Rumah Sakit/Puskesmas/PKBRS dapat mengajukan uang muka ke BKKBN

kab/kodya. Penyaluran uang mula selanjutnya kepada BKKBN Dati II

setempat.

c.  Rujukan kasus

1.  Surat pengiriman rujukan dari unit pelayanan yang merujuk 

2.  Tanda terima pasien oleh unit pelayanan yang menerima rujukan

3.  K/I/KB dan surat pernyataan klinik KB tempat pemasangan kontrasepsi

Page 23: PEL Kontrasepsi Dan Rujukannya

5/16/2018 PEL Kontrasepsi Dan Rujukannya - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/pel-kontrasepsi-dan-rujukannya 23/25

23

BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Kontrasepsi berasal dari kata kontra  berarti ‗mencegah‘ atau ‗melawan‘ dan

konsepsi yang berarti pertemuan antara sel telur yang matang dan sel sperma yang

mengakibatkan kehamilan. Maksud dari kontrasepsi adalah menghindari/mencegah

terjadinya kehamilan sebagai akibat pertemuan antara sel telur yang matang

dengan sel sperma tersebut. Ada dua pembagian cara kontrasepsi, yaitu cara

kontrasepsi sederhana dan cara kontrasepsi moderen (metode efektif).

System rujukan dalam mekanisme pelayanan MKET merupakan suatu system

pelimpahan tanggung jawab timbal balik diantara unit pelayanan MKET baik secra

vertical maupun horizontal atau kasus atau masalah yang berhubungan dengan

MKET.

3.2 SARAN

Sebagai seorang bidan yang mempunyai tugas an tanggung jawab atas semua

wewenang yang telah di tetapkan maka bidan harus melayani pasien atau klien

yang ingin melakukan pemasangan maupun konseling untuk kontrasepsi dan

apabila terdapat suatu kendala yang pathologs saat pemasangan maupun pada

calon aseptor KB maka harus segera dirujuk ke tempat fasilitas yang lebih lengkap

dan yang berwenang sehingga dapat memenuhi target Indonesia sehat 2015.

Page 24: PEL Kontrasepsi Dan Rujukannya

5/16/2018 PEL Kontrasepsi Dan Rujukannya - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/pel-kontrasepsi-dan-rujukannya 24/25

24

DAFTAR PUSTAKA

Saifuddin Bari Abdul.2006. buku panduan praktis pelayanan kontrasepsi. Yayasan bina

pustaka sarwono prawirohardjo, Jakarta.

_1992. Metodekontrasepsiefektif terpilih, badan koordinasi keluarga berencana nasional,

Jakarta.

http://mulkasem.blogspot.com/2011/02/pencatatan-dan-pelaporan-kb.html

http://bahankuliahkesehatan.blogspot.com

Page 25: PEL Kontrasepsi Dan Rujukannya

5/16/2018 PEL Kontrasepsi Dan Rujukannya - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/pel-kontrasepsi-dan-rujukannya 25/25

25

LAMPIRAN

  Pertanyaan

1.  Ima : Apa efek samping atau kontraindikasi dari pemakaian kb yang

digunakan pada seorang ibu yang umurnya kurang dari 20 tahun?

2.  Elsa Vienna : Mengapa ibu yang umurnya di atas 20 tahun di anjurkan untuk 

menggunakan pil kb?

3.  Wahyuni :

  Jawaban

1.  Ima :

2. 

Elsa Vienna : Masa subur adalah masa yang terjadi pada umur 20  –  35 tahun.Sehingga untuk ibu yang berumur 20  –  35 tahun lebih di anjurkan untuk 

menggunakan kb pil karena saat ibu tersebut ingin hamil maka dengan berhenti

meminum kb pil tersebut maka secara cepat kerja hormonal ibu tersebut langsung

bekerja secara cepat.

3.  Wahyuni :