Pekerjaan Pile Cap Dan Foundation (Irvie)
-
Upload
nebula-rockband -
Category
Documents
-
view
1.378 -
download
52
description
Transcript of Pekerjaan Pile Cap Dan Foundation (Irvie)
PEKERJAAN PILE CAP DAN FOUNDATION
1. Pekerjaan persiapan
- Persiapan bahan-bahan dan alat yang diperlukan
Material
Material yang digunakan untuk pelaksanaan pekerjaan pile cap adalah
beton ready mix dengan mutu rencana K-300 dan tulangan baja ulir dengan
fy = 400 MPa.
Peralatan
Peralatan yang digunakan oleh kontraktor dalam melaksanakan pekerjaan
pondasi antara lain :
1. Pekerjaan persiapan
- Backhoe, digunakan untuk menggali pile cap.
2. Pekerjaan pengecoran
- Truck mixer, digunakan untuk mengangkut beton siap cetak (ready
mix) dari supplier ke lokasi proyek.
- Vibrator, digunakan untuk memadatkan beton saat pengecoran.
Salah satu vibrator yang biasa digunakan adalah tipe WACKER 745
2200 dan memiliki diameter 57 mm.
Penyimpanan bahan-bahan
Penyimpanan bahan-bahan dalam sebuah proyek antara lain tulangan, kayu
dan bambu, ditempatkan pada area terbuka, seperti terlihat pada gambar :
Gambar Tempat penyimpanan bahan-bahan
Baja tulangan setiap waktu seharusnya dilindungi terhadap kerusakan
dan ditempatkan di atas balok-balok kayu untuk mencegah menempelnya
lumpur atau benda asing lainnya pada besi tulangan. Tempat penyimpanan
juga dinaikkan agar aman dari genangan air dan air hujan. Hal tersebut
disesuaikan dengan ketentuan PBI 1971/SKSNI T-8-1991-03.
- Mengukur as pile cap
Pengukuran pada pekerjaan pile cap dilakukan setelah pekerjaan pondasi
sumuran selesai. Sebagai acuan dalam pembuatan pile cap, dibuat bouwplank
seperti gambar di bawah ini.
Gambar Bouwplank sebagai acuan pembuatan pile cap
Gambar Pelevelan dan pemasangan bouwplank
- Menggali pile cap
Setelah dilakukan pengukuran, maka dilakukan penggalian untuk pile cap
sesuai dengan rencana. Penggalian dilakukan dengan menggunakan alat berat
backhoe dan cangkul seperti gambar. Penggalian harus dilakukan dengan rapi
untuk mempermudah dalam pemasangan bekisting. Banyaknya pekerjaan dan
lama waktu pengerjaan tergantung dari tipe pile cap, karena masing-masing
pile cap memiliki bentuk dan dimensi yang berbeda. Kedalaman galian pile cap
pada proyek ini adalah sekitar 1250 mm. kedalaman galian tersebut
disesuaikan dengan kedalaman pile cap yaitu 1000 mm ditambah lantai kerja
sekitar 150 mm dan 100 mm untuk safety factor.
Gambar Penggalian pile cap
- Memotong pondasi sumuran
Setelah pekerjaan galian pile cap selesai, selanjutnya menghancurkan sisa-
sisa pondasi sumuran yang lebih, yaitu dengan dipecah terlebih dahulu beton
pondasi sumuran menggunakan pahat hingga terpisah dengan tulangan di
dalamnya. Tulangan pondasi sumuran yang tersisa digunakan sebagai stake
(panjang penyaluran). Stake ini berfungsi sebagai pengikat pondasi sumuran
terhadap pondasi beton di atasnya.
Gambar Pemotongan beton pondasi sumuran
- Membuat lantai kerja
Ketebalan lantai kerja terdiri dari sekitar 100 mm lapisan pasir dansekitar
50 mm lapisan beton dengan komposisi 1semen : 2pasir : 3agg.
Gambar Pembuatan lantai kerja
2. Pemasangan tulangan sloof.
Karena elevasi sloof berbeda dengan elevasi kepala pondasi, maka sebelum
dilakukan pekerjaan bekisting dilakukan terlebih dahulu pekerjaan penulangan
sloof, seperti terlihat pada gambar.
Gambar Pemasangan tulangan sloof
3. Pekerjaan bekisting
Pada proyek ini, sekitar ½ dari tinggi pondasi menggunakan bekisting batako,
sisanya menggunakan bekisting dari multipleks. Pekerjaan pemasangan bekisting,
baik bekisting batako maupun multipleks harus sangat teliti, karena bekisting
harus terpasang rapat agar dihasilkan mutu beton yang baik.
Sebelum proses pelaksanaan pemasangan bekisting dikerjakan, terlebih
dahulu dilakukan pelaksanaan fabrikasi multipleks sesuai dengan perencanaan.
Proses fabrikasi multipleks ini terdiri dari tiga tahap :
1. Pengukuran multipleks sesuai dengan perencanaan
2. Pemotongan multipleks sesuai dengan ukuran
3. Penyemprotan bekisting dengan “mould oil”
Adapun proses pelaksanaan pekerjaan bekisting yaitu sebagai berikut :
1. Membersihkan daerah kerja dari benda-benda yang dapat mengganggu
pekerjaan.
2. Mempelajari gambar kerja.
3. Mempersiapkan bahan dan alat-alat kerja yang akan dipakai.
Batako yang telah disiapkan kemudian dipasang dengan mortar, begitu juga
dengan papan-papan yang telah disiapkan. Keduanya dirangkai menjadi
cetakan pondasi disesuikan atau dibentuk berdasarkan perencanaan, dan
kontrol kesikuannya dengan penyiku. Pemasangan bekisting multipleks
dilakukan setelah pemasangan tulangan kepala pondasi selesai dilakukan.
Pemasangan bekisting multipleks dilakukan bersamaan dengan pemasangan
bekisting sloof.
Gambar Pemasangan bekisting batako
4. Pekerjaan pembesian
Pekerjaan pembesian adalah salah satu bagian dari pekerjaan pembetonan
yang dikerjakan sebelum beton dicor. Dalam pekerjaan tulangan diperlukan
perencanaan yang baik, selain untuk memenuhi persyaratan teknis, juga untuk
mengontrol pemakaian baja tulangan sehingga dapat menekan biaya. Sebelum
pelaksanaan pekerjaan pembesian, tulangan yang akan digunakan terlebih
dahulu diuji kuat tariknya di laboratorium yang telah ditunjuk oleh pihak
konsultan perencana.
Dalam persyaratan SII-0136, disebutkan bahwa setiap jumlah pengiriman 20
ton baja tulangan harus diadakan pengujian periodik minimal 3 contoh yang
terdiri dari 2 benda uji untuk uji tarik dan 1 benda uji lengkung untuk setiap
diameter batang baja tulangan. Sedangkan pada proyek ini, pengujian yang
dilakukan hanya uji tarik saja dengan 3 buah benda uji. Pengujian tersebut
dilakukan setiap kedatangan 1 truk baja tulangan ke lapangan, yang berkapasitas
± 25 ton baja tulangan.
Langkah-langkah pembesian adalah sebagai berikut :
1. Pekerjaan persiapan, meliputi :
a. Mempelajari gambar kerja yang telah direncanakan.
b. Menyiapkan tenaga kerja / tukang sebagai pelaksana pekerjaan.
c. Menyiapkan peralatan yang diperlukan.
d. Menghitung dan menyiapkan kebutuhan tulangan yang diperlukan.
2. Pembuatan rangkaian tulangan, meliputi :
a. Membaca gambar kerja yang telah direncanakan.
b. Pemotongan tulangan dilakukan dengan menggunakan alat pemotong
tulangan (cutting well) sesuai dengan ukuran dan jumlah yang telah
diperhitungkan dalam gambar rencana, seperti terlihat pada gambar.
Gambar Mesin pemotong tulangan (cutting well)
c. Tulangan yang telah dipotong kemudian dibentuk sesuai rencana dengan
menggunakan alat pembengkok tulangan (bar bender), seperti terlihat pada
gambar.
Gambar Mesin pembengkok tulangan (bar bender)
3. Tulangan-tulangan yang telah selesai dibentuk dipisahkan agar mudah dalam
proses pengangkutan.
4. Perakitan tulangan kepala pondasi.
Perakitan tulangan kepala pondasi dilakukan di sekitar area pondasi yang
akan dibuat. Setelah perakitan tulangan kepala pondasi selesai kemudian
dimasukkan ke dalam cetakan kepala pondasi seperti terlihat pada gambar.
Panjang penyaluran (overstake) dari tulangan pondasi sumuran masuk ke
dalam rakitan tulangan kepala pondasi.
Gambar Pemasangan rangkaian tulangan kepala pondasi pada cetakan
5. Pemasangan bekisting multipleks pada pondasi dan sloof. Pada zona tulangan
kepala pondasi, terjadi panjang penyaluran (overstake) dari bawah, yaitu dari
elemen struktur tiang pancang ke arah atas dan juga ada panjang penyaluran
(overstake) dari kolom di atasnya. Oleh karena itu, sebelum kepala pondasi
dicor, dilakukan perakitan atau pemasangan tulangan longitudinal elemen
struktur kolom yang diikatkan kepada tulangan tarik kepala pondasi, seperti
terlihat pada gambar.
Gambar Pemasangan tulangan longitudinal kolom
6. Pemasangan beton decking pada rangkaian tulangan kepala pondasi, dimana
beton decking ini dibuat dengan komposisi 1semen : 2pasir. Beton decking
yang dibuat dapat berbentuk kotak atau biasa disebut beton tahu, atau bisa
juga berbentuk silinder, seperti terlihat pada gambar. Pekerjaan pembuatan
beton decking ini bisa dilakukan bersamaan dengan pekerjaan penulangan.
Gambar Beton decking silinder
7. Kemudian dilakukan pengecekan tulangan, meliputi pengecekkan kekuatan
ikatan tulangan (simpul ikatan), pengecekkan jarak antar sengkang.
Gambar Pengecekan tulangan
5. Pekerjaan pengecoran
Mengecor adalah menuangkan adukan beton ke dalam bekisting sehingga
terisi penuh. Pengecoran tidak boleh sembarangan karena pelaksanaan
pengecoran dapat mempengaruhi mutu beton yg dicapai.
Adapun pelaksanaan persiapan pengecoran adalah sebagai berikut :
a. Persiapan sebelum pengecoran, meliputi :
Pemeriksaan kondisi bekisting, dalam hal ini pasangan batako dan
multipleks.
Membersihkan area pengecoran dari sampah dan berangkal.
Harus bersih dari urugan tanah dan zat-zat organik. Apabila sudah bersih,
batako lalu disiram dengan air untuk mengurangi penyerapan air semen
terhadap bekisting batako, dan menambah kekuatan atau daya ikat antara
bekisting dengan beton.
Mempersiapkan alat-alat yang dibutuhkan.
Meminta ijin kepada pimpinan proyek atau site manager untuk melakukan
pengecoran.
b. Pemeriksaan terhadap workabilitas beton (kelecakan beton).
Sebelum pengecoran, terlebih dahulu dilakukan pemeriksaan berupa slump
test (gambar) yang dilakukan pada saat beton ready mix datang untuk
mengetahui tingkat kelecakan dari adukan beton agar adukan sesuai dengan
yang disyaratkan oleh PBI 1971, seperti yang terdapat pada tabel.
Sesuai dengan spesifikasi teknis, pada proyek ini slump test dilakukan
menggunakan alat kerucut abram, sedangkan untuk pangambilan contoh
beton digunakan cetakan kedap air berbentuk silinder dengan diameter 15 cm
dan tinggi 30 cm, sesuai dengan metoda ACI.
Gambar Slump test
Tabel Nilai-nilai slump untuk berbagai pekerjaan beton (PBI 1971)
Komponen-komponen StrukturNilai Slump ( cm )
Maksimum Minimum
Dinding, plat pondasi,dan pondasi tepak
bertulang12,5 5
Pondasi tepak tidak bertulang 9 2,5
Pelat, kolom, balok, dan dinding 15 7,5
Perkerasan jalan 7,5 5
Pembetonan masal 7,5 2,5
Berdasarkan prosedur ASTM C 172 dan/atau PBUI (PBI-1971) atau yang
memenuhi standar ASTM 1972, Contoh adukan beton harus mewakili setiap
kelompok pencampuran dan tediri dari berbagai perbandingan dari tempat
yang berbeda dalam kelompok pencampuran. Uji slump dilakukan segera
setelah pengambilan contoh.
c. Pemeriksaan kuat tekan
Pengambilan benda uji dilaksanakan di lapangan sebelum pengecoran
sesuai acuan pada SK SNI 03-2847-2002 pasal 3.33. Benda uji berbentuk
silinder beton dengan diameter 15 cm dan tinggi 30 cm, seperti terlihat
pada gambar.
Pemeriksaan dan pengujian dilaksanakan oleh lembaga yang dikontrak oleh
kontraktor dan sudah disetujui konsultan pengawas.
Pengujian dan pemeriksaan laboratorium meliputi persyaratan minimal berikut :
- Pengujian kuat tekan beton sesuai dengan PBI 71/NI.2-1971
- 3 buah contoh dirawat di lab untuk kuat tekan 7 hari
- 3 buah contoh dirawat di lab untuk kuat tekan 28 hari
- Kuat tekan lainnya sesuai kebutuhan
Gambar Pembuatan benda uji silinder
d. Setelah adukan beton memenuhi syarat yang ditentukan, terutama kelecakan
beton segar untuk pengerjaan, maka dapat langsung dilakukan pengecoran.
Tahapan pengecoran struktur elemen pondasi di antaranya :
1. Pekerjaan persiapan.
2. Mempersiapkan pekerja pada posisi masing-masing.
3. Setelah dilakukan pemeriksaan dan pengambilan benda uji, maka
pekerjaan pengecoran dapat dilakukan.
4. Adukan beton ready mix kemudian dimasukkan ke dalam cetakan pile
cap dengan bantuan sejenis corong besar, seperti pada gambar.
Gambar Pekerjaan pengecoran pile cap dan sloof
5. Pengecoran kepala pondasi dilakukan bersamaan dengan pengecoran
sekitar 1/3 bagian dari panjang sloof.
6. Dilakukan pemadatan beton menggunakan vibrator.
Tujuan dari pemadatan adalah untuk mengurangi rongga udara dalam
beton yang dapat mengurangi kekuatan beton, juga untuk mencapai
kepadatan maksimum. Selain itu juga menjamin suatu perekatan yang
baik antara beton dengan baja tulangan. Pemadatan beton pada proyek
ini menggunakan vibrator elektrik. Vibrator ini dirojokkan selama kurang
lebih 15-30 detik atau hingga terlihat pasta semen di sekitar adukan.
7. Meratakan permukaan beton pile cap yang telah dicor menggunakan
ruskam kayu, seperti terlihat pada gambar.
Gambar Beton yang sudah diratakan
6. Perawatan beton pile cap
Perawatan beton dilakukan agar beton tersebut dapat mengikat dengan
sempurna, tidak terjadi retak dan cacat pada beton yang dapat mengurangi mutu
betonnya. Untuk pondasi, sesaat setelah terjadinya setting time (ikat awal), beton
dirawat dengan cara disiram air bersih selama sekitar 7 hari. Dalam sehari,
penyiraman air bersih dapat dilakukan 2 kali, yaitu saat siang dan sore hari,
seperti terlihat pada gambar.
Gambar Beton disiram dengan air bersih
Namun, bila cuaca dalam keadaan panas terus-menerus, ada cara lain yang
dapat dilakukan yaitu dengan menutup beton dengan plastik untuk
memperlambat pengeringan atau penguapannya.
PEKERJAAN KOLOM BETON
1. Pekerjaan persiapan
- Persiapan lahan kerja
Hal pertama yang harus dipersiapkan adalah mempelajari gambar denah
kolom yang telah direncanakan. Dari gambar tersebut dapat ditentukan posisi
penempatan kolom yang berhubungan langsung dengan pondasi.
- Pembersihan lahan kerja
Pekerjaan ini meliputi pembersihan lahan dari sampah dan bahan lain yang
dapat mengganggu pekerjaan.
- Pengukuran
Pekerjaan pengukuran yang meliputi penempatan as kolom dan dimensi
penampang kolom harus dilakukan dengan teliti.
- Persiapan bahan-bahan serta alat yang diperlukan
Material
Material yang digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan kolom adalah beton
ready mix dengan mutu rencana K-400 dan mutu tulangan baja ulir dengan
fy = 400 MPa.
Peralatan
Peralatan yang digunakan oleh kontraktor dalam melaksanakan pekerjaan
kolom antara lain pada pekerjaan pengecoran, yaitu :
- Truck mixer, digunakan untuk mengangkut beton siap cetak (readymix)
dari supplier ke lokasi proyek.
- Vibrator, digunakan untuk memadatkan beton saat pengecoran. Salah
satu vibrator yang biasa digunakan adalah tipe WACKER 745 2200 dan
memiliki diameter 57 mm.
2. Pekerjaan pembesian
Berbeda dengan pekerjaan struktur pondasi, pada pekerjaan struktur kolom ini
tahap pekerjaan pembesian dilakukan sebelum pekerjaan bekisting dilaksanakan.
Pekerjaan pembesian pada kolom dilakukan setelah perakitan tulangan pondasi
selesai dikerjakan dan terpasang pada cetakan pondasi.
Tahapan pekerjaan pembesian pada pekerjaan struktur kolom adalah sebagai
berikut :
1. Pekerjaan persiapan, meliputi :
a. Mempelajari gambar kerja yang telah direncanakan.
b. Menyiapkan tenaga kerja / tukang sebagai pelaksana pekerjaan.
c. Menyiapkan peralatan yang diperlukan.
d. Menghitung dan menyiapkan kebutuhan tulangan yang diperlukan.
2. Pembuatan rangkaian tulangan, meliputi :
a. Mempelajari gambar kerja.
b. Memotong dan membengkokkan tulangan sesuai dengan rencana kerja,
seperti yang telah dijelaskan pada pekerjaan perakitan tulangan pondasi
sebelumnya.
c. Perakitan tulangan kolom.
Pekerjaan perakitan tulangan pada kolom lantai dasar ini sedikit lebih rumit,
karena tulangan kolom harus terpasang dan dikaitkan pada tulangan kepala
pondasi sumuran. Adapun langkah-langkah perakitan tulangan kolom
sebagai berikut :
Tulangan-tulangan pada salah satu sisi kolom satu-persatu dimasukkan
ke dalam rangkaian tulangan kepala pondasi sumuran, hingga
menyentuh bagian dasar dari rangkaian tulangan pondasi tersebut,
kemudian dipasang tulangan sengkangnya
seperti pada gambar.
Gambar Pemasangan tulangan kolom
Tulangan kolom yang sudah menyentuh dasar kepala pondasi tiang
kemudian diikat dengan kawat ke tulangan kepala pondasi tiang
dibawahnya seperti terlihat pada gambar 3.33. Pekerjaan ini dilakukan
oleh salah seorang pekerja yang masuk kedalam area rangkaian tulangan
pondasi melalui celah di bagian atas.
Gambar Pengikatan tulangan kolom terhadap tulangan kepala pondasi sumuran
Langkah yang sama dilakukan pada tulangan sisi kolom yang lainnya.
Tulangan-tulangan sengkang dipasangkan sesuai gambar kerja.
Beton decking dipasangan pada rangkaian tulangan kolom vertikal.
Pada tulangan tekan kolom, dipasang plat baja dan baut pada jarak
tertentu, sebagai dudukan untuk kolom baja di atasnya. Pada baut,
ditutupi dengan kertas semen, untuk menghindari terkena beton cor,
seperti terlihat pada gambar.
Gambar Pemasangan plat baja dan baut
Selanjutnya, dilakukan pengecekkan tulangan, yang meliputi
pengecekkan kekuatan ikatan tulangan (simpul ikatan) dan pengecekan
jarak antar sengkang, serta kedudukan plat baja (gambar).
Gambar Pengecekan tulangan dan dudukan plat baja
3. Pekerjaan bekisting
Bekisting kolom pada proyek ini terbuat dari multipleks. Bekisting tersebut dapat
dipakai berulang kali sampai terjadinya kerusakan atau cacat pada bekisting
tersebut. Pekerjaan bekisting kolom dilakukan setelah pekerjaan pengecoran
pada pile cap selesai, dan beton sudah cukup umur.
Sebelum proses pelaksanaan pemasangan bekisting dikerjakan, terlebih
dahulu dilakukan pelaksanaan fabrikasi multipleks sesuai dengan perencanaan.
Proses fabrikasi multipleks ini terdiri dari tiga tahap yaitu :
1. Pengukuran multipleks sesuai dengan perencanaan
2. Pemotongan multipleks sesuai dengan ukuran
3. Penyemprotan bekisting dengan “Mould Oil”.
Adapun proses pelaksanaan pekerjaan bekisting yaitu sebagai berikut :
1. Membersihkan daerah kerja dari benda-benda yang dapat mengganggu
pekerjaan
2. Mempelajari gambar kerja
3. Mempersiapkan bahan dan alat-alat kerja yang akan dipakai
4. Memastikan bahwa panel bagian dalam bekisting telah diberi mould oil secara
merata. Mould oil ini berfungsi untuk mempermudah pada saat melepas
bekisting.
5. Cek posisi tulangan sesuai gambar kerja.
6. Papan-papan yang telah disiapkan dirangkai menjadi cetakan kolom,
disesuaikan atau dibentuk berdasarkan perencanaan, dan kontrol kesikuannya
dengan penyiku. Khusus untuk kolom, cetakan disesuaikan dengan sepatu
kolom yang telah dibuat.
7. Memasang pipa-pipa pengeklam di seluruh bagian bekisting kolom, lalu
memasang support. Support digunakan untuk menyangga agar kolom yang
dibuat tetap tegak. Support ini dipasang pada balok kayu yang ditahan oleh
stek. Bagian-bagian tersebut terlihat pada gambar berikut :
Gambar Bagian-bagian bekisting kolom
8. Mengukur ketegakan atau kelurusan bekisting.
Bandul digunakan pada saat pembekistingan kolom agar kolom yang
dihasilkan nanti tegak lurus. Caranya, pemberat (bisa berupa batu ukuran
kepalan tangan atau bandul) digantung dengan jarak beberapa centi sejajar
dari ujung atas kolom oleh seutas benang kasur. Di setiap sisi kolom terdapat 2
bandul. Jarak antara benang dengan bekisting diukur menggunakan mistar
dan harus sama pada ujung atas dan bawah bandul. Bila jaraknya sama,
menunjukkan bahwa bekisting kolom sudah lurus.
9. Pastikan kedudukan bekisting sudah baik.
4. Pekerjaan pengecoran
Pekerjaan persiapan pengecoran pada kolom sama halnya dengan pengecoran
pada pondasi, dimana dilakukan juga pengujian kelecakan dan kuat tekan terhadap
beton kolom tersebut.
Tahapan pengecoran struktur elemen kolom diantaranya:
1. Pekerjaan persiapan.
2. Mempersiapkan pekerja pada posisi masing-masing.
3. Setelah dilakukan pemeriksaan dan pengambilan benda uji, maka pekerjaan
pengecoran dapat dilakukan.
4. Adukan beton ready mix kemudian dimasukkan ke dalam cetakan kolom
dengan bantuan sejenis corong besar, seperti pada gambar.
5. Dilakukan pemadatan beton menggunakan vibrator.
Sama halnya pada pekerjaan pengecoran pondasi, pemadatan beton pada
proyek ini menggunakan vibrator elektrik. Vibrator ini dirojokkan setiap
kira-kira jarak 1 m selama kurang lebih 15 - 30 detik.
6. Setelah beton dipadatkan, kemudian di cek elevasi dengan menggunakan
theodolit, apabila malam hari digunakan alat auto level.
5. Pekerjaan pembongkaran bekisting
Pembongkaran bekisting kolom dilakukan secara bertahap, sebagai berikut :
Pembukaan skoor-skoor yang terpasang pada bekisting
Pembukaan klam-klam yang menahan papan bekisting
Pembongkaran bekisting
Pekerjaan pembongkaran bekisting ini dilakukan dengan hati-hati agar tidak
merusak beton hasil bekisting.
6. Pekerjaan perawatan beton
Perawatan beton untuk kolom dilakukan dengan cara beton kolom disiram
dengan air menggunakan selang, sesaat setelah bekisting dilepas. Perawatan
tersebut dilakukan selama 7 hari, setiap harinya dilakukan 2 – 3 kali penyiraman.
7.Selagi proses pengecoran kolom tersebut, dibuat area kerja untuk kolom lain
yang memiliki dimensi lebih kecil. Sama seperti kolom sebelumnya, dipasang
plat baja dan baut pada bagian tekan tulangan kolom.