Pekerjaan Pile Cap Dan Foundation (Irvie)

31
PEKERJAAN PILE CAP DAN FOUNDATION 1. Pekerjaan persiapan - Persiapan bahan-bahan dan alat yang diperlukan Material Material yang digunakan untuk pelaksanaan pekerjaan pile cap adalah beton ready mix dengan mutu rencana K- 300 dan tulangan baja ulir dengan f y = 400 MPa. Peralatan Peralatan yang digunakan oleh kontraktor dalam melaksanakan pekerjaan pondasi antara lain : 1. Pekerjaan persiapan - Backhoe, digunakan untuk menggali pile cap. 2. Pekerjaan pengecoran - Truck mixer, digunakan untuk mengangkut beton siap cetak (ready mix) dari supplier ke lokasi proyek. - Vibrator, digunakan untuk memadatkan beton saat pengecoran. Salah satu vibrator yang biasa digunakan adalah tipe WACKER 745 2200 dan memiliki diameter 57 mm. Penyimpanan bahan-bahan Penyimpanan bahan-bahan dalam sebuah proyek antara lain tulangan, kayu dan bambu, ditempatkan pada area terbuka, seperti terlihat pada gambar :

description

pile cap

Transcript of Pekerjaan Pile Cap Dan Foundation (Irvie)

PEKERJAAN PILE CAP DAN FOUNDATION

1. Pekerjaan persiapan

- Persiapan bahan-bahan dan alat yang diperlukan

Material

Material yang digunakan untuk pelaksanaan pekerjaan pile cap adalah

beton ready mix dengan mutu rencana K-300 dan tulangan baja ulir dengan

fy = 400 MPa.

Peralatan

Peralatan yang digunakan oleh kontraktor dalam melaksanakan pekerjaan

pondasi antara lain :

1. Pekerjaan persiapan

- Backhoe, digunakan untuk menggali pile cap.

2. Pekerjaan pengecoran

- Truck mixer, digunakan untuk mengangkut beton siap cetak (ready

mix) dari supplier ke lokasi proyek.

- Vibrator, digunakan untuk memadatkan beton saat pengecoran.

Salah satu vibrator yang biasa digunakan adalah tipe WACKER 745

2200 dan memiliki diameter 57 mm.

Penyimpanan bahan-bahan

Penyimpanan bahan-bahan dalam sebuah proyek antara lain tulangan, kayu

dan bambu, ditempatkan pada area terbuka, seperti terlihat pada gambar :

Gambar Tempat penyimpanan bahan-bahan

Baja tulangan setiap waktu seharusnya dilindungi terhadap kerusakan

dan ditempatkan di atas balok-balok kayu untuk mencegah menempelnya

lumpur atau benda asing lainnya pada besi tulangan. Tempat penyimpanan

juga dinaikkan agar aman dari genangan air dan air hujan. Hal tersebut

disesuaikan dengan ketentuan PBI 1971/SKSNI T-8-1991-03.

- Mengukur as pile cap

Pengukuran pada pekerjaan pile cap dilakukan setelah pekerjaan pondasi

sumuran selesai. Sebagai acuan dalam pembuatan pile cap, dibuat bouwplank

seperti gambar di bawah ini.

Gambar Bouwplank sebagai acuan pembuatan pile cap

Gambar Pelevelan dan pemasangan bouwplank

- Menggali pile cap

Setelah dilakukan pengukuran, maka dilakukan penggalian untuk pile cap

sesuai dengan rencana. Penggalian dilakukan dengan menggunakan alat berat

backhoe dan cangkul seperti gambar. Penggalian harus dilakukan dengan rapi

untuk mempermudah dalam pemasangan bekisting. Banyaknya pekerjaan dan

lama waktu pengerjaan tergantung dari tipe pile cap, karena masing-masing

pile cap memiliki bentuk dan dimensi yang berbeda. Kedalaman galian pile cap

pada proyek ini adalah sekitar 1250 mm. kedalaman galian tersebut

disesuaikan dengan kedalaman pile cap yaitu 1000 mm ditambah lantai kerja

sekitar 150 mm dan 100 mm untuk safety factor.

Gambar Penggalian pile cap

- Memotong pondasi sumuran

Setelah pekerjaan galian pile cap selesai, selanjutnya menghancurkan sisa-

sisa pondasi sumuran yang lebih, yaitu dengan dipecah terlebih dahulu beton

pondasi sumuran menggunakan pahat hingga terpisah dengan tulangan di

dalamnya. Tulangan pondasi sumuran yang tersisa digunakan sebagai stake

(panjang penyaluran). Stake ini berfungsi sebagai pengikat pondasi sumuran

terhadap pondasi beton di atasnya.

Gambar Pemotongan beton pondasi sumuran

- Membuat lantai kerja

Ketebalan lantai kerja terdiri dari sekitar 100 mm lapisan pasir dansekitar

50 mm lapisan beton dengan komposisi 1semen : 2pasir : 3agg.

Gambar Pembuatan lantai kerja

2. Pemasangan tulangan sloof.

Karena elevasi sloof berbeda dengan elevasi kepala pondasi, maka sebelum

dilakukan pekerjaan bekisting dilakukan terlebih dahulu pekerjaan penulangan

sloof, seperti terlihat pada gambar.

Gambar Pemasangan tulangan sloof

3. Pekerjaan bekisting

Pada proyek ini, sekitar ½ dari tinggi pondasi menggunakan bekisting batako,

sisanya menggunakan bekisting dari multipleks. Pekerjaan pemasangan bekisting,

baik bekisting batako maupun multipleks harus sangat teliti, karena bekisting

harus terpasang rapat agar dihasilkan mutu beton yang baik.

Sebelum proses pelaksanaan pemasangan bekisting dikerjakan, terlebih

dahulu dilakukan pelaksanaan fabrikasi multipleks sesuai dengan perencanaan.

Proses fabrikasi multipleks ini terdiri dari tiga tahap :

1. Pengukuran multipleks sesuai dengan perencanaan

2. Pemotongan multipleks sesuai dengan ukuran

3. Penyemprotan bekisting dengan “mould oil”

Adapun proses pelaksanaan pekerjaan bekisting yaitu sebagai berikut :

1. Membersihkan daerah kerja dari benda-benda yang dapat mengganggu

pekerjaan.

2. Mempelajari gambar kerja.

3. Mempersiapkan bahan dan alat-alat kerja yang akan dipakai.

Batako yang telah disiapkan kemudian dipasang dengan mortar, begitu juga

dengan papan-papan yang telah disiapkan. Keduanya dirangkai menjadi

cetakan pondasi disesuikan atau dibentuk berdasarkan perencanaan, dan

kontrol kesikuannya dengan penyiku. Pemasangan bekisting multipleks

dilakukan setelah pemasangan tulangan kepala pondasi selesai dilakukan.

Pemasangan bekisting multipleks dilakukan bersamaan dengan pemasangan

bekisting sloof.

Gambar Pemasangan bekisting batako

4. Pekerjaan pembesian

Pekerjaan pembesian adalah salah satu bagian dari pekerjaan pembetonan

yang dikerjakan sebelum beton dicor. Dalam pekerjaan tulangan diperlukan

perencanaan yang baik, selain untuk memenuhi persyaratan teknis, juga untuk

mengontrol pemakaian baja tulangan sehingga dapat menekan biaya. Sebelum

pelaksanaan pekerjaan pembesian, tulangan yang akan digunakan terlebih

dahulu diuji kuat tariknya di laboratorium yang telah ditunjuk oleh pihak

konsultan perencana.

Dalam persyaratan SII-0136, disebutkan bahwa setiap jumlah pengiriman 20

ton baja tulangan harus diadakan pengujian periodik minimal 3 contoh yang

terdiri dari 2 benda uji untuk uji tarik dan 1 benda uji lengkung untuk setiap

diameter batang baja tulangan. Sedangkan pada proyek ini, pengujian yang

dilakukan hanya uji tarik saja dengan 3 buah benda uji. Pengujian tersebut

dilakukan setiap kedatangan 1 truk baja tulangan ke lapangan, yang berkapasitas

± 25 ton baja tulangan.

Langkah-langkah pembesian adalah sebagai berikut :

1. Pekerjaan persiapan, meliputi :

a. Mempelajari gambar kerja yang telah direncanakan.

b. Menyiapkan tenaga kerja / tukang sebagai pelaksana pekerjaan.

c. Menyiapkan peralatan yang diperlukan.

d. Menghitung dan menyiapkan kebutuhan tulangan yang diperlukan.

2. Pembuatan rangkaian tulangan, meliputi :

a. Membaca gambar kerja yang telah direncanakan.

b. Pemotongan tulangan dilakukan dengan menggunakan alat pemotong

tulangan (cutting well) sesuai dengan ukuran dan jumlah yang telah

diperhitungkan dalam gambar rencana, seperti terlihat pada gambar.

Gambar Mesin pemotong tulangan (cutting well)

c. Tulangan yang telah dipotong kemudian dibentuk sesuai rencana dengan

menggunakan alat pembengkok tulangan (bar bender), seperti terlihat pada

gambar.

Gambar Mesin pembengkok tulangan (bar bender)

3. Tulangan-tulangan yang telah selesai dibentuk dipisahkan agar mudah dalam

proses pengangkutan.

4. Perakitan tulangan kepala pondasi.

Perakitan tulangan kepala pondasi dilakukan di sekitar area pondasi yang

akan dibuat. Setelah perakitan tulangan kepala pondasi selesai kemudian

dimasukkan ke dalam cetakan kepala pondasi seperti terlihat pada gambar.

Panjang penyaluran (overstake) dari tulangan pondasi sumuran masuk ke

dalam rakitan tulangan kepala pondasi.

Gambar Pemasangan rangkaian tulangan kepala pondasi pada cetakan

5. Pemasangan bekisting multipleks pada pondasi dan sloof. Pada zona tulangan

kepala pondasi, terjadi panjang penyaluran (overstake) dari bawah, yaitu dari

elemen struktur tiang pancang ke arah atas dan juga ada panjang penyaluran

(overstake) dari kolom di atasnya. Oleh karena itu, sebelum kepala pondasi

dicor, dilakukan perakitan atau pemasangan tulangan longitudinal elemen

struktur kolom yang diikatkan kepada tulangan tarik kepala pondasi, seperti

terlihat pada gambar.

Gambar Pemasangan tulangan longitudinal kolom

6. Pemasangan beton decking pada rangkaian tulangan kepala pondasi, dimana

beton decking ini dibuat dengan komposisi 1semen : 2pasir. Beton decking

yang dibuat dapat berbentuk kotak atau biasa disebut beton tahu, atau bisa

juga berbentuk silinder, seperti terlihat pada gambar. Pekerjaan pembuatan

beton decking ini bisa dilakukan bersamaan dengan pekerjaan penulangan.

Gambar Beton decking silinder

7. Kemudian dilakukan pengecekan tulangan, meliputi pengecekkan kekuatan

ikatan tulangan (simpul ikatan), pengecekkan jarak antar sengkang.

Gambar Pengecekan tulangan

5. Pekerjaan pengecoran

Mengecor adalah menuangkan adukan beton ke dalam bekisting sehingga

terisi penuh. Pengecoran tidak boleh sembarangan karena pelaksanaan

pengecoran dapat mempengaruhi mutu beton yg dicapai.

Adapun pelaksanaan persiapan pengecoran adalah sebagai berikut :

a. Persiapan sebelum pengecoran, meliputi :

Pemeriksaan kondisi bekisting, dalam hal ini pasangan batako dan

multipleks.

Membersihkan area pengecoran dari sampah dan berangkal.

Harus bersih dari urugan tanah dan zat-zat organik. Apabila sudah bersih,

batako lalu disiram dengan air untuk mengurangi penyerapan air semen

terhadap bekisting batako, dan menambah kekuatan atau daya ikat antara

bekisting dengan beton.

Mempersiapkan alat-alat yang dibutuhkan.

Meminta ijin kepada pimpinan proyek atau site manager untuk melakukan

pengecoran.

b. Pemeriksaan terhadap workabilitas beton (kelecakan beton).

Sebelum pengecoran, terlebih dahulu dilakukan pemeriksaan berupa slump

test (gambar) yang dilakukan pada saat beton ready mix datang untuk

mengetahui tingkat kelecakan dari adukan beton agar adukan sesuai dengan

yang disyaratkan oleh PBI 1971, seperti yang terdapat pada tabel.

Sesuai dengan spesifikasi teknis, pada proyek ini slump test dilakukan

menggunakan alat kerucut abram, sedangkan untuk pangambilan contoh

beton digunakan cetakan kedap air berbentuk silinder dengan diameter 15 cm

dan tinggi 30 cm, sesuai dengan metoda ACI.

Gambar Slump test

Tabel Nilai-nilai slump untuk berbagai pekerjaan beton (PBI 1971)

Komponen-komponen StrukturNilai Slump ( cm )

Maksimum Minimum

Dinding, plat pondasi,dan pondasi tepak

bertulang12,5 5

Pondasi tepak tidak bertulang 9 2,5

Pelat, kolom, balok, dan dinding 15 7,5

Perkerasan jalan 7,5 5

Pembetonan masal 7,5 2,5

Berdasarkan prosedur ASTM C 172 dan/atau PBUI (PBI-1971) atau yang

memenuhi standar ASTM 1972, Contoh adukan beton harus mewakili setiap

kelompok pencampuran dan tediri dari berbagai perbandingan dari tempat

yang berbeda dalam kelompok pencampuran. Uji slump dilakukan segera

setelah pengambilan contoh.

c. Pemeriksaan kuat tekan

Pengambilan benda uji dilaksanakan di lapangan sebelum pengecoran

sesuai acuan pada SK SNI 03-2847-2002 pasal 3.33. Benda uji berbentuk

silinder beton dengan diameter 15 cm dan tinggi 30 cm, seperti terlihat

pada gambar.

Pemeriksaan dan pengujian dilaksanakan oleh lembaga yang dikontrak oleh

kontraktor dan sudah disetujui konsultan pengawas.

Pengujian dan pemeriksaan laboratorium meliputi persyaratan minimal berikut :

- Pengujian kuat tekan beton sesuai dengan PBI 71/NI.2-1971

- 3 buah contoh dirawat di lab untuk kuat tekan 7 hari

- 3 buah contoh dirawat di lab untuk kuat tekan 28 hari

- Kuat tekan lainnya sesuai kebutuhan

Gambar Pembuatan benda uji silinder

d. Setelah adukan beton memenuhi syarat yang ditentukan, terutama kelecakan

beton segar untuk pengerjaan, maka dapat langsung dilakukan pengecoran.

Tahapan pengecoran struktur elemen pondasi di antaranya :

1. Pekerjaan persiapan.

2. Mempersiapkan pekerja pada posisi masing-masing.

3. Setelah dilakukan pemeriksaan dan pengambilan benda uji, maka

pekerjaan pengecoran dapat dilakukan.

4. Adukan beton ready mix kemudian dimasukkan ke dalam cetakan pile

cap dengan bantuan sejenis corong besar, seperti pada gambar.

Gambar Pekerjaan pengecoran pile cap dan sloof

5. Pengecoran kepala pondasi dilakukan bersamaan dengan pengecoran

sekitar 1/3 bagian dari panjang sloof.

6. Dilakukan pemadatan beton menggunakan vibrator.

Tujuan dari pemadatan adalah untuk mengurangi rongga udara dalam

beton yang dapat mengurangi kekuatan beton, juga untuk mencapai

kepadatan maksimum. Selain itu juga menjamin suatu perekatan yang

baik antara beton dengan baja tulangan. Pemadatan beton pada proyek

ini menggunakan vibrator elektrik. Vibrator ini dirojokkan selama kurang

lebih 15-30 detik atau hingga terlihat pasta semen di sekitar adukan.

7. Meratakan permukaan beton pile cap yang telah dicor menggunakan

ruskam kayu, seperti terlihat pada gambar.

Gambar Beton yang sudah diratakan

6. Perawatan beton pile cap

Perawatan beton dilakukan agar beton tersebut dapat mengikat dengan

sempurna, tidak terjadi retak dan cacat pada beton yang dapat mengurangi mutu

betonnya. Untuk pondasi, sesaat setelah terjadinya setting time (ikat awal), beton

dirawat dengan cara disiram air bersih selama sekitar 7 hari. Dalam sehari,

penyiraman air bersih dapat dilakukan 2 kali, yaitu saat siang dan sore hari,

seperti terlihat pada gambar.

Gambar Beton disiram dengan air bersih

Namun, bila cuaca dalam keadaan panas terus-menerus, ada cara lain yang

dapat dilakukan yaitu dengan menutup beton dengan plastik untuk

memperlambat pengeringan atau penguapannya.

PEKERJAAN KOLOM BETON

1. Pekerjaan persiapan

- Persiapan lahan kerja

Hal pertama yang harus dipersiapkan adalah mempelajari gambar denah

kolom yang telah direncanakan. Dari gambar tersebut dapat ditentukan posisi

penempatan kolom yang berhubungan langsung dengan pondasi.

- Pembersihan lahan kerja

Pekerjaan ini meliputi pembersihan lahan dari sampah dan bahan lain yang

dapat mengganggu pekerjaan.

- Pengukuran

Pekerjaan pengukuran yang meliputi penempatan as kolom dan dimensi

penampang kolom harus dilakukan dengan teliti.

- Persiapan bahan-bahan serta alat yang diperlukan

Material

Material yang digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan kolom adalah beton

ready mix dengan mutu rencana K-400 dan mutu tulangan baja ulir dengan

fy = 400 MPa.

Peralatan

Peralatan yang digunakan oleh kontraktor dalam melaksanakan pekerjaan

kolom antara lain pada pekerjaan pengecoran, yaitu :

- Truck mixer, digunakan untuk mengangkut beton siap cetak (readymix)

dari supplier ke lokasi proyek.

- Vibrator, digunakan untuk memadatkan beton saat pengecoran. Salah

satu vibrator yang biasa digunakan adalah tipe WACKER 745 2200 dan

memiliki diameter 57 mm.

2. Pekerjaan pembesian

Berbeda dengan pekerjaan struktur pondasi, pada pekerjaan struktur kolom ini

tahap pekerjaan pembesian dilakukan sebelum pekerjaan bekisting dilaksanakan.

Pekerjaan pembesian pada kolom dilakukan setelah perakitan tulangan pondasi

selesai dikerjakan dan terpasang pada cetakan pondasi.

Tahapan pekerjaan pembesian pada pekerjaan struktur kolom adalah sebagai

berikut :

1. Pekerjaan persiapan, meliputi :

a. Mempelajari gambar kerja yang telah direncanakan.

b. Menyiapkan tenaga kerja / tukang sebagai pelaksana pekerjaan.

c. Menyiapkan peralatan yang diperlukan.

d. Menghitung dan menyiapkan kebutuhan tulangan yang diperlukan.

2. Pembuatan rangkaian tulangan, meliputi :

a. Mempelajari gambar kerja.

b. Memotong dan membengkokkan tulangan sesuai dengan rencana kerja,

seperti yang telah dijelaskan pada pekerjaan perakitan tulangan pondasi

sebelumnya.

c. Perakitan tulangan kolom.

Pekerjaan perakitan tulangan pada kolom lantai dasar ini sedikit lebih rumit,

karena tulangan kolom harus terpasang dan dikaitkan pada tulangan kepala

pondasi sumuran. Adapun langkah-langkah perakitan tulangan kolom

sebagai berikut :

Tulangan-tulangan pada salah satu sisi kolom satu-persatu dimasukkan

ke dalam rangkaian tulangan kepala pondasi sumuran, hingga

menyentuh bagian dasar dari rangkaian tulangan pondasi tersebut,

kemudian dipasang tulangan sengkangnya

seperti pada gambar.

Gambar Pemasangan tulangan kolom

Tulangan kolom yang sudah menyentuh dasar kepala pondasi tiang

kemudian diikat dengan kawat ke tulangan kepala pondasi tiang

dibawahnya seperti terlihat pada gambar 3.33. Pekerjaan ini dilakukan

oleh salah seorang pekerja yang masuk kedalam area rangkaian tulangan

pondasi melalui celah di bagian atas.

Gambar Pengikatan tulangan kolom terhadap tulangan kepala pondasi sumuran

Langkah yang sama dilakukan pada tulangan sisi kolom yang lainnya.

Tulangan-tulangan sengkang dipasangkan sesuai gambar kerja.

Beton decking dipasangan pada rangkaian tulangan kolom vertikal.

Pada tulangan tekan kolom, dipasang plat baja dan baut pada jarak

tertentu, sebagai dudukan untuk kolom baja di atasnya. Pada baut,

ditutupi dengan kertas semen, untuk menghindari terkena beton cor,

seperti terlihat pada gambar.

Gambar Pemasangan plat baja dan baut

Selanjutnya, dilakukan pengecekkan tulangan, yang meliputi

pengecekkan kekuatan ikatan tulangan (simpul ikatan) dan pengecekan

jarak antar sengkang, serta kedudukan plat baja (gambar).

Gambar Pengecekan tulangan dan dudukan plat baja

3. Pekerjaan bekisting

Bekisting kolom pada proyek ini terbuat dari multipleks. Bekisting tersebut dapat

dipakai berulang kali sampai terjadinya kerusakan atau cacat pada bekisting

tersebut. Pekerjaan bekisting kolom dilakukan setelah pekerjaan pengecoran

pada pile cap selesai, dan beton sudah cukup umur.

Sebelum proses pelaksanaan pemasangan bekisting dikerjakan, terlebih

dahulu dilakukan pelaksanaan fabrikasi multipleks sesuai dengan perencanaan.

Proses fabrikasi multipleks ini terdiri dari tiga tahap yaitu :

1. Pengukuran multipleks sesuai dengan perencanaan

2. Pemotongan multipleks sesuai dengan ukuran

3. Penyemprotan bekisting dengan “Mould Oil”.

Adapun proses pelaksanaan pekerjaan bekisting yaitu sebagai berikut :

1. Membersihkan daerah kerja dari benda-benda yang dapat mengganggu

pekerjaan

2. Mempelajari gambar kerja

3. Mempersiapkan bahan dan alat-alat kerja yang akan dipakai

4. Memastikan bahwa panel bagian dalam bekisting telah diberi mould oil secara

merata. Mould oil ini berfungsi untuk mempermudah pada saat melepas

bekisting.

5. Cek posisi tulangan sesuai gambar kerja.

6. Papan-papan yang telah disiapkan dirangkai menjadi cetakan kolom,

disesuaikan atau dibentuk berdasarkan perencanaan, dan kontrol kesikuannya

dengan penyiku. Khusus untuk kolom, cetakan disesuaikan dengan sepatu

kolom yang telah dibuat.

7. Memasang pipa-pipa pengeklam di seluruh bagian bekisting kolom, lalu

memasang support. Support digunakan untuk menyangga agar kolom yang

dibuat tetap tegak. Support ini dipasang pada balok kayu yang ditahan oleh

stek. Bagian-bagian tersebut terlihat pada gambar berikut :

Gambar Bagian-bagian bekisting kolom

8. Mengukur ketegakan atau kelurusan bekisting.

Bandul digunakan pada saat pembekistingan kolom agar kolom yang

dihasilkan nanti tegak lurus. Caranya, pemberat (bisa berupa batu ukuran

kepalan tangan atau bandul) digantung dengan jarak beberapa centi sejajar

dari ujung atas kolom oleh seutas benang kasur. Di setiap sisi kolom terdapat 2

bandul. Jarak antara benang dengan bekisting diukur menggunakan mistar

dan harus sama pada ujung atas dan bawah bandul. Bila jaraknya sama,

menunjukkan bahwa bekisting kolom sudah lurus.

9. Pastikan kedudukan bekisting sudah baik.

4. Pekerjaan pengecoran

Pekerjaan persiapan pengecoran pada kolom sama halnya dengan pengecoran

pada pondasi, dimana dilakukan juga pengujian kelecakan dan kuat tekan terhadap

beton kolom tersebut.

Tahapan pengecoran struktur elemen kolom diantaranya:

1. Pekerjaan persiapan.

2. Mempersiapkan pekerja pada posisi masing-masing.

3. Setelah dilakukan pemeriksaan dan pengambilan benda uji, maka pekerjaan

pengecoran dapat dilakukan.

4. Adukan beton ready mix kemudian dimasukkan ke dalam cetakan kolom

dengan bantuan sejenis corong besar, seperti pada gambar.

5. Dilakukan pemadatan beton menggunakan vibrator.

Sama halnya pada pekerjaan pengecoran pondasi, pemadatan beton pada

proyek ini menggunakan vibrator elektrik. Vibrator ini dirojokkan setiap

kira-kira jarak 1 m selama kurang lebih 15 - 30 detik.

6. Setelah beton dipadatkan, kemudian di cek elevasi dengan menggunakan

theodolit, apabila malam hari digunakan alat auto level.

5. Pekerjaan pembongkaran bekisting

Pembongkaran bekisting kolom dilakukan secara bertahap, sebagai berikut :

Pembukaan skoor-skoor yang terpasang pada bekisting

Pembukaan klam-klam yang menahan papan bekisting

Pembongkaran bekisting

Pekerjaan pembongkaran bekisting ini dilakukan dengan hati-hati agar tidak

merusak beton hasil bekisting.

6. Pekerjaan perawatan beton

Perawatan beton untuk kolom dilakukan dengan cara beton kolom disiram

dengan air menggunakan selang, sesaat setelah bekisting dilepas. Perawatan

tersebut dilakukan selama 7 hari, setiap harinya dilakukan 2 – 3 kali penyiraman.

7.Selagi proses pengecoran kolom tersebut, dibuat area kerja untuk kolom lain

yang memiliki dimensi lebih kecil. Sama seperti kolom sebelumnya, dipasang

plat baja dan baut pada bagian tekan tulangan kolom.

8.Setelah dicor bagian bawah kolom, dipasang bekisting multipleks pada kolom

di atasnya.

9.etelah pengecoran kolom, dipasang bekisting di