Pedsos Nurul Ais Sasa

download Pedsos Nurul Ais Sasa

of 33

description

pedsos

Transcript of Pedsos Nurul Ais Sasa

PRESENTASI KASUSSEORANG ANAK LAKI-LAKI 3 TAHUN 11 BULAN DENGAN GLOBAL DELAYED DEVELOPMENT DENGAN STATUS GIZI BAIK

Oleh :Disusun Oleh:

Nurul Dwi Utami G99142001Amarisanti G99151052

Sausan Hana M G99151054Pembimbing :

Dra. Suci Murti Karini, M.Si

KEPANITERAAN KLINIK SMF / BAGIAN ILMU KESEHATAN ANAK

FAKULTAS KEDOKTERAN UNS / RSUD Dr. MOEWARDI

SURAKARTA

2015

BAB I

STATUS PENDERITA

I. IDENTITAS PENDERITA

Nama

: An. FUsia

: 3 tahun 11 bulan 19 hariTanggal Lahir

: 2 Februari 2012Berat Badan

: 13,5 kg

Tinggi Badan

: 95 cm

Jenis Kelamin

: Laki-lakiAgama

: Islam

Alamat

: Nagasari, BoyolaliTanggal Pemeriksaan: 21 Januari 2016II. ANAMNESIS

Anamnesis diperoleh dengan cara alloanamnesis terhadap orang tua pasien saat kontrol di Poli Anak RSDM.A. Keluhan Utama

Ada perbedaan yang jelas dalam hal bahasa dan motorik dibandingkan anak seusianya.B. Riwayat Penyakit SekarangIbu pasien datang ke poli tumbuh kembang RS. Dr. Moewardi untuk memerikasakan anaknya ke RSDM.

Pasien sudah bisa melompat-lompat maupun berlarian namun pasien belum bisa menggosok gigi tanpa bantuan, bermain ular tangga maupun menyiapkan sereal. Pasien saat ini belum bisa berbicara dengan jelas, hanya bisa mengoceh.

C. Riwayat Penyakit Dahulu

Riwayat mondok:(-)Riwayat operasi: (-)

Riwayat alergi obat / makanan:disangkal

Riwayat kejang sebelumnya:(-)Riwayat perkembangan keterlambatan: (+), keterlambatan motorik halus, motorik kasar, personal sosial dan keterlambatan bahasa

D. Riwayat Penyakit Keluarga

Riwayat penyakit serupa: disangkal

Riwayat alergi obat / makanan:disangkal

Riwayat kejang pada keluarga:disangkal

E. Riwayat Penyakit yang Pernah Diderita

Muntaber (-)

Rubella

(-)

Bronkitis

(-)

Morbili

(-)

Pertusis

(-)

Difteri

(-)

Varicella

(-)

Malaria

(-) CMV (-)

Polio

(-)

Thypus abdominalis(-)

Cacingan

(-)

Gegar otak

(-)

Fraktur

(-)Kolera

(-)

TB paru

(-)Down Syndrome (+)

F. Riwayat Sosial Ekonomi

Pasien sejak lahir di asuh oleh orang tua pasien. Tetapi dikarenakan orang tua pasien sama-sama bekerja sebagai petani, pasien lebih sering dirawat oleh neneknya di rumah. Pasien tidak pernah diberi ASI oleh ibunya. Nenek pasien sering memperlakukan pasien dengan cara dibedong ketat sampai dengan umur 6 bulan. Saat ini biaya pengobatan ditanggung sendiri oleh keluarga, kesan sosial ekonomi kurang.

G. Riwayat Makan Minum AnakSetelah lahir sampai usia 6 bulan si anak diberi susu formula (anjuran dari bidan) dan tidak pernah diberi ASI karena menurut penjelasan keluarganya, ASInya tidak bisa keluar. Umur 6 bulan sampai usia 2 tahun, si anak diberi susu formula, dan nasi lauk seadanya.H. Riwayat Pemeriksaan Kehamilan dan Prenatal

Ibu pasien hamil pada usia 25 tahun. Selama hamil, ibu pasien rutin melakukan ANC di bidan desa selama 9 kali setiap sebulan sekali. Ibu penderita tidak pernah mengeluhkan sakit berat sampai lahir.

I. Riwayat Kelahiran

Ibu pasien melahirkan dengan normal di bidan desa, pada usia kehamilan 38 minggu dengan BBL 2800 gram. Menangis beberapa saat, ketuban jernih.J. Riwayat Pemeriksaan Post Natal

Rutin ke posyandu tiap bulan untuk timbang dan mendapatkan imunisasi.

K. Riwayat Imunisasi

1. HB0

: 0 bulan

2. BCG, Polio 1

: 1 bulan

3. DPT/Hb1, Polio 2 : 2 bulan

4. DPT/Hb2, Polio 3: 3 bulan

5. DPT/Hb3, Polio 4 : 4 bulan,

6. Campak

: 9 bulan, 24 bulanKesimpulan : pasien mendapatkan imunisasi lengkap sesuai pedoman Depkes 2013.I. PEMERIKSAAN FISIK

1. Keadaan Umum: baik

Derajat Kesadaran: compos mentis

Status gizi

: Gizi baik, stunted, wasted2. Tanda vital

S: 36,5 oC

N: 94 x/menitRR: 26 x/menit

BB: 17 kg

TB: 108 cm

3. Kulit : warna kecoklatan, kelembaban baik, turgor baik.

4. Kepala : bentuk mikrocephal. Lingkar kepala 49 cm.5. Muka : sembab (-), wajah tua (-), facies dismorfik (+)6. Mata : epicanthal folds (+), bulu mata hitam lurus tidak rontok, konjunctiva anemis (-/-), strabismus (-), xeroftalmia (-), bercak bitots (-), oedem palpebra (-/-)7. Alis : 8. Hidung : bentuk mongoloid, napas cuping hidung (-/-), sekret (-/-), darah (-/-), deformitas (-).

9. Mulut : sianosis (-), bibir kering (-), lidah kotor (-), gusi berdarah (-), mukosa basah (+), susunan gigi normal.

10. Tenggorokan : uvula di tengah, tonsil T1 T1, faring hiperemis (-), pseudomembran (-), post nasal drip (-).

11. Telinga : bentuk aurikula dextra et sinistra mikrotia, kelainan MAE (-), serumen (-/-), membrana timpani sde, prosesus mastoideus tidak nyeri tekan, tragus pain (-), sekret (-).

12. Leher : bentuk normal, trakhea di tengah, kelenjar thyroid tidak membesar.

13. Limfonodi : kelenjar limfe auricular, submandibuler, servikalis, supraklavikularis, aksilaris, dan inguinalis tidak membesar.

14. Thorax : bentuk normochest, retraksi (-) interkostal dan sub sternal, iga gambang (-), gerakan simetris kanan = kiri

Cor : Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak

Palpasi

: Ictus cordis tidak kuat angkat

Perkusi : Batas jantung kesan tidak melebar

Kiri atas: SIC II LPSS

Kiri bawah: SIC IV LMCS

Kanan atas: SIC II LPSD

Kanan bawah: SIC IV LPSD

Auskultasi: BJ I-II intensitas normal, reguler, bising (-)

Pulmo :Inspeksi

: Pengembangan dada kanan = kiri

Palpasi

: Fremitus raba kanan = kiri

Perkusi

: Sonor / Sonor di semua lapang paru

Batas paru-hepar: SIC V kanan

Batas paru-lambung : SIC VI kiri

Redup relatif di: SIC V kanan

Redup absolut : SIC VI kanan (hepar)

Auskultasi

: SD vesikuler (+/+), RBK (-/-), RBH (-/-)

15. Abdomen :Inspeksi : dinding dada sejajar dinding perut

Auskultasi : bising usus (+) normal

Perkusi: timpani

Palpasi: supel, nyeri tekan (-), hepar tidak teraba, lien tidak teraba.

16. Urogenital : dalam batas normal

17. Gluteus : Baggy pants (-)

18. Ekstremitas :

akral dingin sianosis oedem

CRT < 2 detik, ADP teraba kuatJarak antar jari kaki lebar

19. Kuku : keruh (-), spoon nail (-), konkaf (-)

20. Status Neurologis

N. II

: dalam batas normal

N. III, IV, VI

: dalam batas normal

N. V

: sulit dievaluasi

N. VII

: sulit dievaluasi

N. VIII

: dalam batas normal

N. IX, X, XI, XI: dalam batas normal

Refleks Fisiologis: dalam batas normal

Refleks Patologis: (-)

Meningeal Sign: sulit dievaluasi

II. STATUS GIZI

BB/U: 13,5/16 x 100% = 84%TB/U: 95/105 x 100% = 90%BB/TB: 13,5/14,5 x 100% = 93%Kesimpulan status gizi: wasted, stunted, gizi baik menurut antropometri CDC. III. DENVER DEVELOPMENTAL SCREEENING TEST

Hasil tes perkembangan Denver yaitu, personal sosial mengalami keterlambatan setara dengan usia 1 tahun, pada motorik kasar mengalami keterlambatan setara dengan usia 3 tahun dan kemampuan bahasa mengalami keterlambatan setara dengan anak usia 8 bulan dan pada motorik halus tidak mengalami keterlambatan. Ditemukan keterlambatan dalam aspek personal sosial, mototrik kasar dan bahasa (global delayed development).IV. RESUME

Pasien datang ke Poli Anak diantar oleh ibunya dengan keluhan sudah umur 5 tahun pasien belum bisa berkomunikasi. Ibunya menjelaskan bahwa terdapat perbedaan antara pasien dengan teman sebayanya. Dengan usianya yang sekarang pasien hanya bisa berdiri dengan 1 kaki selama 5 detik, melompat-lompat maupun berlarian namun pasien belum bisa menggosok gigi tanpa bantuan, bermain ular tangga maupun menyiapkan sereal. Pasien saat ini baru bisa berbicara 1 kata.

Berat badan pasien 17 kg, panjang badan 108 cm dengan lingkar kepala 49 cm. Menurut pengakuan ibu pasien, pasien sejak lahir di asuh oleh orang tua pasien. Tetapi dikarenakan orang tua pasien sama-sama bekerja sebagai pedagang buah, pasien lebih sering dirawat oleh neneknya di rumah. Pasien tidak pernah diberi ASI oleh ibunya. Nenek pasien sering memperlakukan pasien dengan cara di bedong ketat sampai dengan umur 6 bulan. Sehingga pasien dapat dikategorikan kurang kasih sayang.

Setelah lahir sampai usia 6 bulan si anak diberi susu formula (anjuran dari bidan) dan tidak pernah diberi ASI karena menurut penjelasan keluarganya, ASInya tidak bisa keluar. Umur 6 bulan sampai usia 2 tahun, si anak diberi susu formula, dan nasi lauk seadanya.Sejak lahir sampai sekarang, pasien tidak pernah menderita sakit berat, pasien hanya pernah menderita sakit panas, pilek, ataupun batuk, dan biasanya berobat ke puskesmas didekat desa. Pada pemeriksaan fisik tidak didapatkan kelainan di tubuh pasien, hanya ukuran lingkar kepala tidak sesuai dengan umur pasien. Orang tua pasien tidak begitu memperhatikan pertumbuhan dan perkembangan pasien terutama lingkar kepalanya.

V. ASSESMENT1. Pasien menderita kelainan kromosom (Down Syndrome)2. Keterlambatan personal sosial atau personal social delayed development setara usia 1 tahun.3. Keterlambatan motorik kasar setara usia 3 tahun.4. Keterlambatan perkembangan bahasa atau Speech Delayed Development setara usia 8 bulan.5. Stunted, wasted dan gizi baik.VI. PENATALAKSANAAN

1. Edukasi orangtua pasien tentang penyakitnya.2. Terapi wicara.

3. Fisioterapi.VII. PLANNING

1. Konsul Rehabilitasi Medik

2. Konsul Gizi

3. Kontrol poli tumbuh kembang per 3 bulan

VIII. PROGNOSIS

Ad vitam

: bonam

Ad sanam: dubia ad malam

Ad fungsionam: dubia ad malam

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

Global Developmental Delay

2.1 Definisi

Global developmental delay (GDD) atau Keterlambatan Perkembangan Global (KPG) adalah keterlambatan yang signifikan pada dua atau lebih domain perkembangan anak, diantaranya: motorik kasar, halus, bahasa, bicara, kognitif, personal atau sosial aktivitas hidup sehari-hari. Istilah KPG dipakai pada anak berumur kurang dari 5 tahun, sedangkan pada anak berumur lebih dari 5 tahun saat tes IQ sudah dapat dilakukan dengan hasil yang akurat maka istilah yang dipergunakan adalah retardasi mental.1,2 Anak dengan KPG tidak selalu menderita retardasi mental sebab berbagai kondisi dapat menyebabkan seorang anak mengalami KPG seperti penyakit neuromuskular, palsi serebral, deprivasi psikososial meskipun aspek kognitif berfungsi baik.2,32.2 EpidemiologiPrevalensi KPG sekitar 5-10% pada anak di seluruh dunia, sedangkan di Amerika Serikat angka kejadian KPG diperkirakan 1%-3% dari anak-anak berumur