PEDOMAN UMUM PROGRAM STUDI PROFESI …download.fa.itb.ac.id/filenya/Lain Lain/Informasi...

79
PEDOMAN UMUM PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER SEKOLAH FARMASI INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2015

Transcript of PEDOMAN UMUM PROGRAM STUDI PROFESI …download.fa.itb.ac.id/filenya/Lain Lain/Informasi...

Page 1: PEDOMAN UMUM PROGRAM STUDI PROFESI …download.fa.itb.ac.id/filenya/Lain Lain/Informasi Sebelumnya... · BAB I PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER SEKOLAH FARMASI ITB 1.1. Pendahuluan

PEDOMAN UMUM

PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER

SEKOLAH FARMASI

INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

2015

Page 2: PEDOMAN UMUM PROGRAM STUDI PROFESI …download.fa.itb.ac.id/filenya/Lain Lain/Informasi Sebelumnya... · BAB I PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER SEKOLAH FARMASI ITB 1.1. Pendahuluan

BAGIAN 1 UMUM

Page 3: PEDOMAN UMUM PROGRAM STUDI PROFESI …download.fa.itb.ac.id/filenya/Lain Lain/Informasi Sebelumnya... · BAB I PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER SEKOLAH FARMASI ITB 1.1. Pendahuluan

BAB IPROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER

SEKOLAH FARMASI ITB

1.1. Pendahuluan

Pembangunan kesehatan diartikan sebagai penyelenggaraan upaya kesehatan guna mencapai kemampuan hidupsehat bagi setiap penduduk, sehingga terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimum untuk mencapai suatukehidupan sosial dan ekonomi yang produktif. Upaya kesehatan bersifat menyeluruh, terpadu danberkesinambungan mencakup upaya peningkatan (promotif), pencegahan (preventif), penyembuhan (kuratif) danpemulihan (rehabilitatif), yang penyelenggaraannya difokuskan kepada pelayanan kesehatan bagi masyarakat luasguna mencapai derajat kesehatan yang optimum tanpa mengabaikan pelayanan kepada perorangan.

Derajat kesehatan merupakan hasil interaksi dari beberapa faktor seperti lingkungan, perilaku, keturunan danpelayanan kesehatan. Di dalam sebuah negara yang sedang membangun, salah satu dari empat faktor yangberperan besar dalam meningkatkan derajat kesehatan adalah faktor pelayanan kesehatan. Penyelenggaraanpelayanan kesehatan yang bermutu dan merata, menjadi sasaran pembangunan di bidang kesejahteraanmasyarakat.

Beberapa upaya di bidang farmasi menjadi bagian integral dari pembangunan kesehatan antara lain:1. Pengadaan, penyediaan, penyimpanan, peredaran, pelayanan dan penggunaan sediaan farmasi serta alat

kesehatan

2. Pengendalian, pengawasan dan pembinaan di bidang farmasi termasuk di dalamnya narkotika, psikotropika,minuman keras, alat kesehatan dan sediaan farmasi lainnya.

Kegiatan pengendalian dan pengawasan perlu ditingkatkan agar masyarakat mudah memperoleh obat danterlindungi dari penyalahgunaan serta penggunaan obat secara salah.

Dalam Undang-Undang No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan dinyatakan bahwa praktek kefarmasian yang meliputipembuatan termasuk pengendalian mutu sediaan farmasi, pengamanan, pengadaan, penyimpanan danpendistribusian obat, pelayanan obat atas resep dokter, pelayanan informasi obat serta pengembangan obat, bahanobat dan obat tradisional, harus dilakukan oleh tenaga kesehatan yang mempunyai keahlian dan kewenangansesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pengamanan sediaan farmasi dan alat kesehatan diselenggarakan untuk melindungi masyarakat dari bahaya yangdisebabkan oleh penggunaan sediaan farmasi (obat, bahan obat, obat tradisional dan kosmetika) dan alat kesehatanyang tidak memenuhi persyaratan mutu dan keamanan dan/atau kemanfaatan.

Pekerjaan kefarmasian menurut pengertian Peraturan Pemerintah RI No. 51 Tahun 2009 adalah pembuatantermasuk pengendalian mutu sediaan farmasi, pengamanan, pengadaan, penyimpanan dan pendistribusian ataupenyaluran obat, pengelolaan obat, pelayanan obat atas resep dokter, pelayanan informasi obat sertapengembangan obat, bahan obat dan obat tradisional.

Pekerjaan Kefarmasian

Page 4: PEDOMAN UMUM PROGRAM STUDI PROFESI …download.fa.itb.ac.id/filenya/Lain Lain/Informasi Sebelumnya... · BAB I PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER SEKOLAH FARMASI ITB 1.1. Pendahuluan

Di dalam Undang-Undang No 36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan dinyatakan bahwa tenaga kesehatan dibidang kefarmasian terdiri atas dua jenis, yaitu Apoteker dan Tenaga Teknis Kefarmasian .

Pekerjaan kefarmasian termasuk ke dalam pekerjaan profesi berizin (regulated profession). Profesi merupakansuatu pekerjaan yang dilakukan setelah mengalami pendidikan khusus dalam waktu tertentu, dimana pekerjamembaktikan diri dan seluruh hidupnya kepada masyarakat serta mendapatkan nafkah dari pekerjaannya itu.Pekerjaan profesi ditujukan untuk pekerjaan kemanusiaan antara lain dalam agama, kesehatan dan kesejahteraandan untuk dapat menjalankan pekerjaan ini harus mendapatkan izin serta mengucapkan sumpah. Karena itupendidikan apoteker yang ditempuh setelah pendidikan akademik Sarjana (S-1) farmasi disebut sebagai pendidikanprofesi apoteker.

Apoteker menurut Peraturan Pemerintah RI No. 51 Tahun 2009 adalah sarjana farmasi yang telah lulus sebagaiApoteker dan telah mengucapkan sumpah jabatan apoteker. Program Studi Profesi Apoteker di Sekolah Farmasi ITB(SF-ITB) merupakan suatu program studi lanjutan bagi para Sarjana Farmasi yang akan memegang jabatan profesiapoteker; yakni suatu pendidikan yang menekankan pada pembekalan kemampuan profesi dalam menerapkanpengetahuan praktek kefarmasian berdasarkan pemahaman integratif-komprehensif ilmu-ilmu farmasi yang telahdiperoleh pada jenjang pendidikan akademik Sarjana Farmasi.

Program Studi Profesi Apoteker memberikan kelengkapan pengetahuan kepada Sarjana Farmasi tentang konsep-konsep teoritis dan pengalaman praktek dalam hal pekerjaan kefarmasian secara luas dan profesional. Empat halyang menjadi dasar pemberian kewenangan kepada Apoteker untuk melakukan perkerjaan kefarmasian yaitukelulusan dalam ujian Apoteker pada tahap akhir pendidikan profesi Apoteker, pengucapan Sumpah Apoteker,pemilikan Sertifikat Kompetensi Apoteker (SKA) dan Surat Tanda Registrasi Apoteker (STRA).

Mengacu kepada uraian tersebut Sekolah Farmasi ITB menetapkan pedoman pengelolaan Program Studi ProfesiApoteker yang mencakup: visi, misi, sasaran mutu, tujuan, pola penyelenggaraan, peserta, kurikulum, praktek kerjaprofesi Apoteker dan ujian Apoteker.

Menjadi lembaga penyelenggara Program Profesi Apoteker yang unggul di tingkat nasional dan diakui internasional.

1. Menyelenggarakan Program Profesi Apoteker yang bermutu bagi lulusan Sarjana Farmasi yang potensial.2. Meningkatkan kerjasama yang efektif dengan stakeholder, antara lain Assosiasi Pendidikan Tinggi Farmasi

(APTFI, AASP), Organisasi Profesi (IAI, FAPA, FIP), dan KFN untuk menjamin terlaksananya prosespendidikan yang bermutu.

1.2. Program Studi Profesi Apoteker Sekolah Farmasi ITB

1.2.1. Visi

1.2.2. Misi

Page 5: PEDOMAN UMUM PROGRAM STUDI PROFESI …download.fa.itb.ac.id/filenya/Lain Lain/Informasi Sebelumnya... · BAB I PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER SEKOLAH FARMASI ITB 1.1. Pendahuluan

1.2.3. Sasaran Mutu

1. Peserta Program Studi Profesi Apoteker ITB berasal dari minimum 80% lulusan SF ITB reguler.2. Kelulusan tepat waktu > 80 %3. Waktu tunggu lulusan < 6 bulan4. Kepuasan pengguna lulusan > 90 %

1.2.4. Tujuan

a. Menghasilkan Apoteker yang mampu memahami, menghayati dan melaksanakan pekerjaan serta jabatan profesikefarmasian dengan baik, berkepribadian teguh, memiliki integritas dan loyalitas tinggi pada profesinya,komunikatif dan responsif terhadap tantangan serta permasalahan kesehatan masyarakat.

b. Mengembangkan kemampuan akademik calon Apoteker baik dalam aspek keilmuan, manajemen, peraturanperundang-undangan maupun etika profesi sebagai landasan dalam melaksanakan tugas pekerjaankefarmasian.

Tujuan Umum

Tujuan Khusus

a. Menghasilkan Apoteker yang mampu memimpin dan mengelola apotek dan dapat memberikan pelayanan danpraktek kefarmasian yang berorientasi kepada penderita tanpa mengabaikan kaidah-kaidah ekonomi-sosial yangberkembang di masyarakat,

b. Menghasilkan Apoteker yang mampu memimpin dan mengelola instalasi farmasi rumah sakit dan melaksanakansemua fungsi farmasi rumah sakit dengan pelayanan yang berorientasi kepada penderita, sesuai dengan misirumah sakit, serta mampu melakukan interaksi secara profesional dengan tenaga ahli lain di rumah sakit,

c. Menghasilkan Apoteker yang mampu menjadi tenaga ahli dan penanggung jawab produksi di industri farmasidengan menerapkan cara pembuatan obat dan melaksanakan praktek laboratorium pengendalian mutu yangbaik,

d. Menghasilkan Apoteker yang mampu menjadi tenaga ahli dan penanggung jawab analisis dan manajemen dilaboratorium pengawasan mutu,

e. Menghasilkan Apoteker yang mampu bekerja sebagai penanggungjawab distribusi bahan baku dan sediaanfarmasi sesuai dengan peraturan perundang-undangan bidang distribusi dan manajemen rantai pasokperbekalan farmasi dan alat kesehatan yang berlaku,

f. Menghasilkan Apoteker yang mampu bekerja sebagai tenaga fungsional kesehatan di instansi pemerintahmencakup bidang perizinan, pengawasan dan pelaksanaan peraturan perundang-undangan di bidang farmasi,

g. Menghasilkan Apoteker yang mampu bekerja di bidang penelitian dan pengembangan di industri farmasi, rumahsakit, lembaga penelitian, lembaga pengujian, dan lembaga pendidikan.

Page 6: PEDOMAN UMUM PROGRAM STUDI PROFESI …download.fa.itb.ac.id/filenya/Lain Lain/Informasi Sebelumnya... · BAB I PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER SEKOLAH FARMASI ITB 1.1. Pendahuluan

1.3. Penyelenggaraan Program

1.4. Organisasi Penyelenggara

Program Studi Apoteker ITB mempunyai ciri khas yaitu keterpaduan (integrated) multidisipliner ilmu pengetahuanfarmasi dan pekerjaan kefarmasian yang diperoleh peserta didik dalam bentuk wawasan serta pengalaman praktekkerja profesi apoteker (PKPA). Pendekatan yang dipilih adalah pengenalan realitas dunia kerja untuk melengkapipengetahuan tentang permasalahan dalam pekerjaan kefarmasian dan cara penyelesaiannya. Program ProfesiApoteker dilaksanakan selama dua semester yang terdiri dari perkuliahan, PKPA dan ujian Apoteker. Semua matakuliah dan PKPA diorientasikan kepada pelaksanaan tugas Apoteker dan kemampuan belajar mandiri untukmemperluas wawasan dan pengalamannya.

Struktur Organisasi Sekolah Farmasi ITB dan kedudukan Program Studi Profesi Apoteker dalam struktur organisasiSekolah Farmasi ITB dijelaskan dalam gambar 1.

1) Senat Sekolaha. Bertindak selaku badan normatif Sekolah Farmasi ITBb. Mengevaluasi perencanaan, pelaksanaan, pengembangan program dan kurikulum Program Profesi

Apotekerc. Memberikan pertimbangan kepada Dekan dan Ketua Program Studi Profesi Apoteker tentang garis

kebijakan dan personalia dalam pengelolaan Program Studi Profesi Apotekerd. Memberikan pertimbangan kepada Dekan dan Ketua Program Studi Profesi Apoteker tentang garis besar

kebijakan dalam penetapan penanggung jawab kuliah dan pembimbing PKPA pada Program Studi ProfesiApoteker

e. Memberikan saran kepada Dekan dan Ketua Program Studi Profesi Apoteker tentang ketentuan seleksicalon peserta, kuliah, PKPA dan ujian dalam Program Studi Profesi Apoteker

f. Mengusulkan kriteria susunan personalia Panitia Ujian Apoteker

2) Dekan Sekolah Farmasi - ITBa. Bertanggungjawab atas pengelolaan Program Studi Profesi Apoteker sesuai dengan peraturan

perundang-undangan yang berlakub. Menetapkan peserta Program Studi Profesi Apoteker berdasarkan keputusan rapat pleno panitia

penerimaan calon peserta programc. Mewakili Rektor selaku pimpinan untuk melaksanakan Ujian Apotekerd. Menyampaikan susunan Panitia Ujian Apoteker kepada Rektor ITB untuk ditetapkan Surat Keputusannyae. Menetapkan kelulusan peserta Ujian Apoteker berdasarkan hasil rapat pleno Panitia Ujian Apotekerf. Melaporkan daftar nama Apoteker baru kepada Rektor untuk diterbitkan SK kelulusannyag. Melaporkan daftar nama Apoteker baru kepada Kementerian Kesehatan RI melalui Direktorat Jenderal

Kefarmasian dan Alat Kesehatanh. Membuat perencanaan dan pengembangan Program Studi Profesi Apoteker

Rincian Tugas dan Tanggungjawab

Page 7: PEDOMAN UMUM PROGRAM STUDI PROFESI …download.fa.itb.ac.id/filenya/Lain Lain/Informasi Sebelumnya... · BAB I PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER SEKOLAH FARMASI ITB 1.1. Pendahuluan

Gambar 1. Struktur Organisasi Sekolah Farmasi ITB

Wakil DekanBidang Akademik

Wakil DekanBidang Akademik

Dekan

Wakil DekanBidang Akademik

Wakil DekanBidang Sumberdaya Senat Sekolah Advisory Board

Koorinator Teknis:

1. Penelitian, Kerma, dan PPM2. Logistik3. Gugus Kendali Mutu4. Kelas Internasional5. Kemahasiswaan dan Alumni6. Mata Kuliah Olah Raga7. Perpustakaan8. Komite Etik Hewan

Ketua Prodi

Ketua KK

Kepala Lab.

Tim Ad-Hoc

Kepala Bagian

Kasubag. Akademik& Kemahasiswaan

Kasubag.Kepegawaian

Kasubag.Keuangan

Kasubag. Saranadan Prasarana

Kasubag. SistemInformasi

. .

. .

. .

Page 8: PEDOMAN UMUM PROGRAM STUDI PROFESI …download.fa.itb.ac.id/filenya/Lain Lain/Informasi Sebelumnya... · BAB I PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER SEKOLAH FARMASI ITB 1.1. Pendahuluan

3) Ketua Program Studi Profesi Apotekera. Mengelola Program Studi Profesi Apoteker sesuai dengan ketentuan dan peraturan yang ditetapkanb. Memberikan masukan kepada Dekan mengenai kebijakan operasional perkuliahan, PKPA dan Ujian

Apotekerc. Memberikan masukan kepada Dekan mengenai program dan kurikulum Program Studi Profesi Lanjutan

yang perlu diselenggarakand. Mengidentifikasi, menginisiasi dan mengatur pelaksanaan program kerjasama dengan institusi lain dalam

rangka meningkatkan mutu lulusane. Menyampaikan laporan pelaksanaan Program Profesi Apoteker setiap semester secara berkelanjutan

kepada Dekan Sekolah Farmasi ITB

4) Panitia Ujian Apotekera. Menetapkan tata cara ujian, mengesahkan peserta ujian, menentukan jadwal dan kegiatan pelaksanaan

serta jenis soal ujianb. Menyusun tugas ujian dengan menyesuaikan tingkat kesulitan dengan kemampuan yang diharapkan dari

seorang lulusan Program Profesi Apotekerc. Menyelenggarakan ujian sesuai pedoman pelaksanaan Ujian Apoteker yang berlakud. Menilai hasil ujian dan menetapkan kelulusan peserta ujiane. Melaksanakan wisuda/upacara pengambilan sumpah dan pelantikan apotekerf. Menyerahkan Ijazah Apoteker kepada lulusan

Susunan panitia Ujian Apoteker ditetapkan oleh Rektor ITB, terdiri dari unsur akademik dan unsur praktisi profesiyang merepresentasikan keragaman profesi kefarmasian dan kesehatan.

Penerimaan mahasiswa Program Profesi dilakukan melalui penerimaan langsung dan ujian seleksi. Sarjana Farmasilulusan ITB dapat diterima secara langsung menjadi mahasiswa Program Profesi Apoteker dengan syarat batastanggal ijazah tidak lebih dari 5 (lima) tahun pada saat penerimaan mahasiswa.

Penerimaan mahasiswa melalui ujian seleksi diselenggarakan untuk Sarjana Farmasi lulusan perguruan tinggi lainyang terakreditasi, atau Sarjana Farmasi ITB yang kelulusannya melebihi 5 tahun terhitung dari tanggal ijazah. UjianSeleksi dibuat untuk memenuhi standar kompetensi minimum Sarjana Farmasi ITB sebagai syarat mengikutiProgram Profesi Apoteker di ITB. Aturan dan prosedur mengikuti proses seleksi dituangkan dalam bab PenerimaanMahasiswa Baru (Bab III).

Peserta Program Profesi Apoteker adalah Sarjana Farmasi yang memenuhi ketentuan persyaratan, terbuka bagiSarjana Farmasi lulusan perguruan tinggi seluruh Indonesia yang terakreditasi atau dari luar negeri yang telahmendapatkan kesetaraan dari Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti) Kementerian Riset, Teknologi, danPendidikan Tinggi RI.

1.5. Penerimaan Peserta Program Profesi Apoteker

1.6. Peserta Program Profesi Apoteker

Page 9: PEDOMAN UMUM PROGRAM STUDI PROFESI …download.fa.itb.ac.id/filenya/Lain Lain/Informasi Sebelumnya... · BAB I PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER SEKOLAH FARMASI ITB 1.1. Pendahuluan

Yang berhak mengikuti Program Profesi Apoteker di Sekolah Farmasi ITB adalah :1. Sarjana Farmasi ITB yang lulus maksimum 5 tahun terhitung dari tanggal ijazah Sarjana Farmasi2. Sarjana Farmasi ITB yang lulus lebih dari 5 tahun terhitung dari tanggal ijazah Sarjana Farmasi dan lulus

ujian seleksi calon peserta Program Profesi Apoteker SF ITB3. Sarjana Farmasi lulusan perguruan tinggi lain yang terakreditasi (tanpa ada batasan usia Ijazah) dan lulus

ujian seleksi calon peserta Program Studi Profesi Apoteker ITB

Prosedur pendaftaran peserta Program Profesi Apoteker Sekolah Farmasi ITB :1. Calon peserta mengajukan Surat Permohonan untuk mengikuti Program Profesi Apoteker di ITB kepada

Rektor ITB melalui Dekan Sekolah Farmasi - ITB, disertai dengan dokumen lain sesuai dengan ketentuanyang ditetapkan dan menandatangani surat kesanggupan mengikuti semua peraturan yang berlaku, danditandatangani di atas materai yang cukup.

2. Peserta yang berasal dari SF ITB, mengikuti jalur peminatan sesuai dengan jalur Program Studi yangditempuh di Program Sarjana Farmasi. Peserta yang berasal dari Perguruan Tinggi bukan ITB mengikutijalur peminatan berdasarkan hasil ujian seleksi.

Sumbangan Biaya Pendidikan (SBP) Program Profesi Apoteker ITB ditetapkan dengan Surat Keputusan (SK) RektorITB.

Mahasiswa baru yang memenuhi syarat menjadi peserta Program Profesi Apoteker mendaftarkan diri secara onlineke alamat website http://apt.fa.itb.ac.id atau secara langsung ke sekretariat Program untuk mengkonfirmasikeikutsertaannya dalam Program Profesi Apoteker tahun akademik yang akan berjalan dan melakukan pembayaranSBP sesuai SK Rektor yang berlaku. Selanjutnya mahasiswa melakukan perwalian secara online dan mendapatpersetujuan wali, kemudian dicetak rangkap 3: satu untuk mahasiswa, satu untuk wali dan satu untuk arsip ProgramStudi Profesi Apoteker SF-ITB. Setelah menyelesaikan seluruh proses administrasi tersebut, mahasiswa dapatmemulai perkuliahan.

Pendaftaran ulang dilakukan secara on line pada bulan Agustus (untuk semester ganjil, perkuliahan Agustus-Desember dan PKPA Februari-Mei) dan pada bulan Januari (untuk semester genap, perkuliahan Januari-Mei danPKPA Agustus- November).

Mahasiswa melakukan pembayaran SBP menggunakan NIM sesuai aturan yang berlaku, lalu menyerahkan buktipembayaran ke sekretariat Program. Selanjutnya melakukan perwalian secara online dan mendapat persetujuanwali, kemudian dicetak rangkap 3: satu untuk mahasiswa, satu untuk wali dan satu untuk arsip Program StudiProfesi Apoteker SF-ITB. Setelah menyelesaikan proses perwalian, mahasiswa dapat mengikuti perkuliahan.

1.7. Sumbangan Biaya Pendidikan (SBP)

1.8. Proses Pendaftaran Mahasiswa Baru

1.9. Proses Pendaftaran Ulang Mahasiswa Lama

Page 10: PEDOMAN UMUM PROGRAM STUDI PROFESI …download.fa.itb.ac.id/filenya/Lain Lain/Informasi Sebelumnya... · BAB I PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER SEKOLAH FARMASI ITB 1.1. Pendahuluan

1.10. Lama Studi Program Profesi Apoteker

1.11. Perkuliahan Program Profesi Apoteker

1.12. Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA)

1.13. Ujian Apoteker

1.14. Pelantikan Apoteker

Program Profesi Apoteker Sekolah Farmasi ITB berlangsung selama 2 semester dengan batas waktu studimaksimum 6 semester. Bila seorang peserta Program Profesi Apoteker tidak dapat menyelesaikan studinya dalam 6semester, maka yang bersangkutan dinyatakan Drop-Out (DO).

Bagi mahasiswa yang karena suatu dan lain hal tidak dapat mengikuti kuliah sesuai kurikulum, yang bersangkutandapat mengajukan cuti, tetapi batas waktu studi tetap 6 semester.

Perkuliahan dilaksanakan selama 16 minggu dengan 16 kali pertemuan untuk mata kuliah 2 SKS dan 24 kalipertemuan untuk mata kuliah 3 SKS, termasuk satu kali ujian tengah semester (UTS) dan satu kali ujian akhirsemester (UAS). Perhitungan SKS pada kuliah adalah 1 SKS = 1 jam tatap muka, 1 jam kerja mandiri dan 1 jamtugas terstruktur. Jumlah jam yang diberikan untuk setiap mata kuliah adalah minimum (jumlah SKS x 14) jam danmaksimum (SKS x 16) jam setiap semester. Penjelasan rinci tentang perkuliahan diuraikan dalam Bab IV tentangKuliah Program Profesi Apoteker.

PKPA dilaksanakan ditempat-tempat kerja profesi yg telah ditetapkan, yaitu masing-masing selama 160 jam diApotek dan Pemerintahan, serta masing-masing 320 jam di Industri atau Rumah Sakit. Penjelasan tentang PraktekKerja Profesi Apoteker diuraikan dalam Bab V.

Ujian Apoteker dilaksanakan pada akhir program profesi. Ujian Apoteker dilakukan dalam 3 tahap, yaitu: tahap ke-1Ujian Penelusuran Pustaka, tahap ke-2 Ujian Lisan, sedangkan tahap ke-3 Ujian Praktek. Penjelasan tentang UjianApoteker diuraikan dalam Bab VI.

Pelantikan Apoteker dilaksanakan 1-3 minggu setelah rapat pleno kelulusan Apoteker. Sertifikasi kompetensiApoteker dilakukan oleh Ikatan Apoteker Indonesia (IAI) bagi para Apoteker baru, sehingga dapat diterbitkanSertifikat Kompetensi Apoteker (SKA), yang merupakan salah satu syarat melakukan pendaftaran Surat TandaRegistrasi Apoteker (STRA) ke Komite Farmasi Nasional (KFN). Upacara pelantikan Apoteker dipimpin oleh KetuaPanitia Ujian Apoteker dan pengambilan sumpah jabatan Apoteker dilakukan oleh Komite Farmasi Nasional.

Page 11: PEDOMAN UMUM PROGRAM STUDI PROFESI …download.fa.itb.ac.id/filenya/Lain Lain/Informasi Sebelumnya... · BAB I PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER SEKOLAH FARMASI ITB 1.1. Pendahuluan

BAGIAN 2 KURIKULUM

Page 12: PEDOMAN UMUM PROGRAM STUDI PROFESI …download.fa.itb.ac.id/filenya/Lain Lain/Informasi Sebelumnya... · BAB I PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER SEKOLAH FARMASI ITB 1.1. Pendahuluan

BAB II

KURIKULUM

Pendidikan profesi merupakan pendidikan tinggi setelah pendidikan Sarjana yang berkaitan dengan bidangpekerjaan tertentu, kelulusannya umumnya diresmikan melalui sumpah pekerjaan/jabatan. Profesi didefinisikansebagai pekerjaan dimana setelah menjalani pendidikan khusus dalam waktu tertentu, pekerja membaktikan diri danseluruh hidupnya serta mendapatkan sumber nafkah dari pekerjaan itu. Kata profesi (awalnya) hanya dipergunakanuntuk pekerjaan kemanusiaan dan untuk dapat menjalankannya, orang yang bersangkutan harus mendapatkan izindan mengucapkan sumpah jabatan, seperti dokter, apoteker serta ahli hukum dan pastor (Hardjana,A.M., PekerjaProfesional, Kanisius, Yogjakarta, 2006). Saat ini berkembang untuk pekerjaan lain yang mestinya mempunyaimakna tanggung jawab.

Kurikulum Program Profesi Apoteker di Sekolah Farmasi ITB, disusun sebagai struktur kurikulum yang mampumemberikan bekal pengetahuan dan keterampilan bagi kemahiran bekerja sebagai profesional, berkompetensisebagai pekerja di bidang Farmasi (apoteker) sesuai tuntutan profesi pekerjaan dan perkembangan obat obatan danperkembangan kehidupan /tuntutan masyarakat beserta jaminan layanan yang tepat dan rasional. Tuntutan layanankefarmasian oleh masyarakat berkembang sejalan dengan kemajuan perkembangan ilmu khususnya obat dankesehatan. Disamping itu pemikiran para pakar dan tata aturan dari pemerintah (Kementrian Kesehatan) danperhimpunan profesi apoteker serta asosiasi perguruan tinggi Indonesia menjadi asupan melengkapi strukturkurikulum di Sekolah Farmasi

Untuk mengikuti tuntutan perkembangan ilmu dan kompetensi maka struktur kurikulum Program Profesi Apoteker inidievaluasi setiap 5 tahun sekali. Saat ini yang berjalan adalah kurikulum tahun 2013.

Secara teknis Program Profesi Apoteker Sekolah Farmasi-ITB diselenggarakan dalam dua semester berturut-turut,terdiri atas perkuliahan, praktek kerja profesi apoteker (PKPA) dan ujian Apoteker. Kurikulum Program ProfesiApoteker disesuaikan dengan pilihan bidang tugas Apoteker sebagai berikut :a) Teori dan PKPA yang menunjang pelaksanaan tugas dan fungsi pengelolaan apotek dan pertanggungjawaban

seorang Apoteker sesuai peraturan perundang-undangan yang berlakub) Teori dan PKPA yang menunjang tugas dan fungsi Apoteker di bidang industri farmasi, meliputi Cara Pembuatan

Obat yang Baik (CPOB), Cara Distribusi Obat yang Baik (CDOB), pelaksanaan kendali mutu dan penerapanperaturan perundang-undangan yang berlaku

c) Teori dan PKPA yang menunjang tugas dan fungsi Apoteker dalam pengelolaan farmasi rumah sakit yangberorientasi kepada penderita dan pertanggungjawaban sebagai Apoteker dalam penerapan farmasi klinik sesuaiperaturan perundang-undangan yang berlaku

d) Teori dan PKPA yang menunjang tugas dan fungsi Apoteker di bidang regulasi farmasi (instansi pemerintah)sesuai dengan penerapan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Terhitung semester I 2006/2007 di Sekolah Farmasi ITB pada tahap Sarjana terdapat 2 Program Studi yaituProgram Sains dan Teknologi Farmasi (STF) dan Program Studi Farmasi Klinik & Komunitas (FKK) dan sejaksemester II 2009/2010 telah meluluskan Sarjana dari kedua Program Studi tersebut. Sehubungan dengan itu, sejaksemester I 2010/2011 Program Studi Profesi Apoteker Sekolah Farmasi ITB menerima lulusan dari kedua ProgramStudi tersebut dengan menyelenggarakan 2 jalur peminatan, yaitu (1) Peminatan Produksi & Pengawasan Mutu(PPM), dan (2) Pelayanan Farmasi (PF) yang berbeda dalam pemilihan mata kuliah, kerja praktek profesi dan ujian

Page 13: PEDOMAN UMUM PROGRAM STUDI PROFESI …download.fa.itb.ac.id/filenya/Lain Lain/Informasi Sebelumnya... · BAB I PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER SEKOLAH FARMASI ITB 1.1. Pendahuluan

ujian akhir apoteker yang disesuaikan dengan fokus bidang tugas lulusan kedua peminatan tersebut.

Jalur Peminatan Produksi & Pengawasan Mutu (PPM) ditujukan untuk peserta yang berasal dari Program StudiSains & Teknologi Farmasi dan jalur peminatan Pelayanan Farmasi (PF) bagi lulusan Program Studi Farmasi Klinik& Komunitas. Sedangkan bagi lulusan Sarjana Farmasi perguruan tinggi lain, peminatan yang akan ditempuh padaProgram Studi Profesi Apoteker SF-ITB ditetapkan dalam rapat pleno kelulusan ujian seleksi berdasarkan minat dankemampuan akademik serta kurikulum Program Studi Farmasi di perguruan tinggi asalnya.

Sumber acuan kompetensi adalah sebagai berikut:1. Undang-Undang tenaga Kesehatan No.36 tahun 2014.2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 51 Tahun 2009, tentang Pekerjaan Kefarmasian3. Surat keputusan Pengurus pusat IAI tentang Standar Kompetensi Apoteker Indonesia, No.058/SK/PP.IAI/IV/20114. Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia No. HK.03.1.34.11.12.7542 tahun

2012 tentang Pedoman Teknis Cara Distribusi Obat yang Baik.5. Permenkes No. 30 tahun 2014 tentang Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas6. Permenkes No. 35 tahun 2014 tentang Pelayanan Kefarmasian di Apotek7. Permenkes No. 58 tahun 2014 tentang Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit8. Ikatan Apoteker Indonesia dan Asosiasi Perguruan Tinggi Farmasi Indonesia, 2013, Standar Pendidikan Apoteker

Indonesia, Tim Health Professional Education Quality (HPEQ) Project, Jakarta.

Dalam PP No.51 tahun 2009 tentang Pekerjaan Kefarmasian Bab II Pasal 5 dikemukakan, Pelaksanaan PekerjaanKefarmasian meliputi:

a. Pekerjaan Kefarmasian dalam Pengadaan Sediaan Farmasi;b. Pekerjaan Kefarmasian dalam Produksi Sediaan Farmasi;c. Pekerjaan Kefarmasian dalam Distribusi atau Penyaluran Sediaan Farmasi; dand. Pekerjaan Kefarmasian dalam Pelayanan Sediaan Farmasi.

Dengan diadakannya Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN), perlu ditambahkan pelaksanaan pekerjaankefarmasian di bidang khusus asuransi atau jaminan kesehatan untuk mengantisipasi pelayanan kefarmasian atauobat di berbagai sarana pelayanan kesehatan.

Kompetensi yang diharapkan dari lulusan Program Profesi Apoteker berkaitan dengan bidang pekerjaan dan tempatkerjanya adalah:

a. Mampu melaksanakan pengelolaan obat sesuai ketentuan yang berlaku.b. Mampu memberikan pelayanan obat kepada/untuk penderita secara profesional dengan jaminan bahwa obat

yang diberikan kepada penderita akan tepat, aman dan efektif. Termasuk di dalamnya adalah pelayanan obatbebas dan pelayanan obat dengan resep dokter yang obatnya dibuat langsung di apotek.

c. Mampu melaksanakan fungsi pelayanan dalam bentuk konsultasi, penyampaian informasi dan edukasi yangberkaitan dengan obat dan perbekalan kesehatan lainnya kepada penderita, tenaga kesehatan lain atau pihak lainyang membutuhkan secara efektif.

d. Mampu melaksanakan pencatatan dan pelaporan sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.

2.1. Kompetensi Apoteker

Pekerjaan Kefarmasian di Apotek/Farmasi Komunitas

Page 14: PEDOMAN UMUM PROGRAM STUDI PROFESI …download.fa.itb.ac.id/filenya/Lain Lain/Informasi Sebelumnya... · BAB I PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER SEKOLAH FARMASI ITB 1.1. Pendahuluan

e. Mampu berpartisipasi secara aktif dalam program monitoring keamanan penggunaan obat.f. Mampu berpartisipasi secara aktif dalam program promosi kesehatan di masyarakat lingkungannya, terutama

yang berkaitan dengan obat.g. Mampu melayani pasien dengan BPJS Kesehatan sesuai peraturan yang berlaku dengan berorientasi kepada

kepentingan pasien.h. Mampu melaksanakan tugas/fungsi lain sebagai pimpinan di apotek, seperti pengelolaan keuangan dan sumber

daya manusia.

a. Mampu melaksanakan fungsi pendaftaran obat jadi secara efektif, terutama dalam hal pengisian formulirkelengkapan pendaftaran.

b. Mampu melaksanakan pengelolaan inventory yang efektif dan efisien untuk memenuhi kebutuhan rutin industri,dan yang menjamin pemeliharaan kualitas bahan selama penyimpanan sesuai dengan sifat bahan yang ada.

c. Mampu berpartisipasi dalam mengembangkan senyawa/bahan aktif terapetik atau eksipien baru yang lebihbaik/aktif.

d. Mampu berpartisipasi dan berkontribusi dalam pengembangan formula sediaan obat, pilot-plant dan up-scaling.e. Mampu berpartisipasi dalam pengembangan spesifikasi bahan (bahan awal maupun sediaan jadi), metode

analisis, prosedur pengujian untuk bahan awal, obat jadi dan kemasan.f. Mampu melaksanakan produksi sediaan obat sesuai Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) dan ketentuan

lain dalam rangka menghasilkan produk yang baik/bermutu tinggi.g. Mampu melakukan pengendalian secara teknis operasi/proses manufaktur atau pembuatan sediaan obat.h. Mampu melaksanakan fungsi pengawasan mutu bahan awal dan sediaan obat sesuai dengan cara laboratorium

yang baik (good laboratory practice) dan CPOB untuk menjamin mutu produk yang akan dipasarkan serta untukmenjamin kesehatan dan keselamatan kerja.

i. Mampu melakukan pengemasan produk dengan bahan pengemas yang sesuai.j. Mampu merancang dan melakukan uji stabilitas dan berbagai perhitungan untuk menentukan kondisi

penyimpanan produk yang tepat serta waktu kadaluarsa produk.k. Mampu berpartisipasi dan berkontribusi dalam uji klinik obat baru.l. Mampu melaksanakan pemeriksaan/pengujian yang sesuai untuk keperluan perbaikan mutu produk dan proses

yang sudah ada.m. Mampu melaksanakan fungsi pendaftaran obat jadi.n. Mampu berpartisipasi dalam pelaksanaan validasi proses.o. Mampu berpartisipasi/berkontribusi dalam menghasilkan dan mendiseminasikan pengetahuan baru.p. Mampu melaksanakan promosi dan penyampaian informasi kepada tenaga profesional kesehatan lain.

a Mampu melaksanakan fungsi pengadaan obat dan perbekalan kesehatan lainnya sesuai dengan ketentuan yangberlaku, sarana yang dimiliki dan sesuai dengan kebutuhan rumah sakit.

b. Mampu melaksanakan fungsi pengendalian kualitas obat dan perbekalan kesehatan lainnya sesuai dengan caralaboratorium yang baik (good laboratory practice).

c. Mampu melakukan penyimpanan obat dan perbekalan kesehatan lainnya secara baik sesuai dengan sifat bahan.d. Mampu melaksanakan fungsi distribusi obat dan perbekalan kesehatan lain di rumah sakit dengan suatu sistem

distribusi yang tepat sesuai dengan situasi dan kondisi rumah sakit.e. Mampu melaksanakan fungsi farmasi klinik yang akan mencakup fungsi-fungsi: partisipasi dalam pengambilan

keputusan pemberian obat kepada penderita, pemilihan obat yang tepat, penetapan regimen dosis yang tepat,

Pekerjaan Kefarmasian di Industri Farmasi:

Pekerjaan Kefarmasian di Pelayanan Kesehatan Primer dan Rumah Sakit

Page 15: PEDOMAN UMUM PROGRAM STUDI PROFESI …download.fa.itb.ac.id/filenya/Lain Lain/Informasi Sebelumnya... · BAB I PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER SEKOLAH FARMASI ITB 1.1. Pendahuluan

penyediaan dan pemberian obat, pemantauan efek obat, dan pendidikan penderita.f. Mampu melaksanakan fungsi Konsultasi, Informasi dan Edukasi yang berkaitan dengan penggunaan obat untuk

penderita dan keluarganya.g. Mampu memberikan pelayanan informasi tentang obat kepada berbagai pihak yang membutuhkan.h. Mampu berpartisipasi dalam program pendidikan.I. Mampu berpartisipasi dan berkontribusi dalam penelitian yang dilakukan di rumah sakit, antara lain: uji klinis.j. Mampu berperan dalam Komite Farmasi dan Terapi.k. Mampu mengelola/berperan dalam sentra BPJS Kesehatan di Klinik, Puskesmas dan Rumah Sakit dengan

berorintasi kepada kepentingan pasien.l. Mampu berpartisipasi dalam penanggulangan keracunan.

1. Bidang Pengawasana. Mampu melakukan koordinasi dan berkontribusi dalam penyusunan kebijakan dalam bidang obat dan

kesehatan, seperti dalam hal pemilihan, pengadaan dan distribusi obat untuk kebutuhan nasional.b. Mampu mengelola obat secara nasional (pemilihan Obat Esensial Nasional, persyaratan obat, distribusi dan

lain-lain termasuk pengumpulan data untuk kebutuhan nasional maupun internasional).c. Mampu melaksanakan fungsi administrasi obat seperti prosedur untuk pelaksanaan tender, dan lain-lain.d. Mampu berkontribusi dalam penetapan berbagai kebijakan nasional dalam hal pendidikan dalam bidang

farmasi (kurikulum nasional, kerja praktek, pendidikan berkelanjutan dan lain-lain).e. Mampu melaksanakan fungsi pengawasan dan pengaturan obat dan perbekalan kesehatan lainnya secara

nasional seperti pengawasan pembuatan/produksi, impor, distribusi dan penjualan.f. Mampu melaksanakan fungsi untuk pendaftaran/perizinan profesi (izin kerja Apoteker, izin apotek dan lain-

lain)g. Mampu melaksanakan fungsi sebagai badan resmi untuk hubungan internasional, seperti dengan WHO, dan

lain-lain.

2. Bidang pelayanan (Dinkes, Puskesmas dan BPJS)a. Mampu merencanakan pengadaan, penyimpanan, distribusi, inventarisasi, dokumentasi, dan pelaporan

persediaan Obat dan Perbekalan Farmasi di Dinkes dan Gudang Farmasi.b. Mampu melaksanakan pengadaan, penyimpanan, distribusi, inventarisasi, dokumentasi, dan pelaporan

persediaan Obat dan Perbekalan Farmasi di Dinkes dan Gudang Farmasi.c. Mampu melaksanakan fungsi pengendalian kualitas obat dan perbekalan farmasi lainnya sesuai dengan

Cara Distribusi Obat yang Baik (good distribution practice).d. Mampu melaksanakan fungsi farmasi klinik yang akan mencakup fungsi-fungsi: partisipasi dalam

pengambilan keputusan pemberian obat kepada penderita, pemilihan obat yang tepat, penetapan regimendosis yang tepat, penyediaan dan pemberian obat, pemantauan efek obat, dan pendidikan penderita.

e. Mampu merancang, melaksanakan, evaluasi dan mengembangkan sistem informasi.f. Mampu memberikan informasi, konsultasi dan monitoring penggunaan obat di Pusat Kesehatan Masyarakatg. Mampu memberikan informasi dan pelayanan yang berkaitan dengan program BPJS Kesehatan dengan

optimum berorientasi kepada kepentingan pasien

Pekerjaan Kefarmasian di Pemerintahan:

Page 16: PEDOMAN UMUM PROGRAM STUDI PROFESI …download.fa.itb.ac.id/filenya/Lain Lain/Informasi Sebelumnya... · BAB I PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER SEKOLAH FARMASI ITB 1.1. Pendahuluan

3. Pekerjaan Kefarmasian di bidang Distribusi Obat dan Alat Kesehatan :a. Mampu menerapkan prinsip-prinsip Cara Distribusi Obat yang Baik (CDOB) yang meliputi aspek pengadaan,

penyimpanan, penyaluran termasuk pengembalian obat dan/atau bahan obat yang meliputi bahan obat danproduk biologi termasuk vaksin yang digunakan untuk manusia

b. Mampu memastikan bahwa kondisi penyimpanan yang baik dapat dipertahankan, mempunyai keamananyang memadai dan kapasitas yang cukup untuk memungkinkan penyimpanan dan penanganan obat yangbaik,

c. Mampu mempertahankan sistem mutu yang mencakup tanggung jawab, proses dan langkah manajemenrisiko terkait dengan kegiatan yang dilaksanakan.

d. Mampu memastikan bahwa mutu obat dan/atau bahan obat dan integritas rantai distribusi dipertahankanselama proses distribusi.

e. Mampu mengatur suatu proses sistematis untuk menilai, mengendalikan, mengkomunikasikan dan mengkajirisiko terhadap mutu obat dan/atau bahan obat.

f. Mampu memilah pemasok obat dan/atau bahan obat dari pemasok yang mempunyai izin sesuai denganperaturan perundang-undangan.

g. Mampu memastikan bahwa obat dan/atau bahan obat disalurkan kepada pihak yang berhak atauberwenang

h. Mampu merancang kondisi penyimpanan obat dan/atau bahan obat sesuai dengan rekomendasi dariindustri farmasi atau non-farmasi

Dalam rangka mencapai kompetensi apoteker yg diharapkan seperti tertera di 2.1, maka perlu disusun kurikulumyang mampu memberikan pengetahuan teori dan praktek disertai transfer pengalaman dari dosen tamu para praktisiFarmasi dalam berbagai bidang. Sehubungan dengan adanya 2 jalur peminatan, pada Program Studi ProfesiApoteker SF-ITB terdapat 2 kurikulum, yaitu kurikulum jalur peminatan Produksi & Pengawasan Mutu (PPM) dankurikulum jalur peminatan Pelayanan Farmasi (PF). Penyusunan masing-masing kurikulum mempertimbangkankepada Kurikulum Inti dan Kurikulum Institusional Program Pendidikan Apoteker yang disyahkan Pada Rapat MajelisAPTFI pada tgl 29 April 2008 dan kurikulum Program Pendidikan Sarjana Farmasi Strata 1 di Sekolah Farmasi ITB(sebagai kelanjutan) program studi terkait (Sains & Teknologi Farmasi dan Farmasi Klinik & Komunitas).

2.2. Struktur Kurikulum

Page 17: PEDOMAN UMUM PROGRAM STUDI PROFESI …download.fa.itb.ac.id/filenya/Lain Lain/Informasi Sebelumnya... · BAB I PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER SEKOLAH FARMASI ITB 1.1. Pendahuluan

KURIKULUM INTI APTFI DAN KURIKULUM INSTITUSIONAL PROGRAM PENDIDIKAN APOTEKER

Rapat Majelis APTFI pada tgl 29 April 2008 memutuskan bahwa jumlah SKS untuk Program Profesi Apotekersebanyak minimum 28 SKS yang terdiri dari Kurikulum inti sebanyak 16 SKS dan mata kuliah institusional sebesarminimum 12 SKS, dengan struktur sebagai berikut.

Kurikulum Inti Program Profesi Apoteker

No Nama Mata Kuliah SKS

1 Farmakoterapi Terapan 2

2 Pelayanan Kefarmasian 2

3 Compounding and Dispensing 2

4 Manajemen Farmasi 2

5 PKP Apotek (wajib) 4

6 PKP Pilihan Wajib (PKP-RS atau PKP Industri atau PKP-Pemerintahan)

4

SubTotal 16

Mata kuliah institusional (Minimum) 12

Jumlah SKS Minimum pada Program Pendidikan Apoteker 28

Page 18: PEDOMAN UMUM PROGRAM STUDI PROFESI …download.fa.itb.ac.id/filenya/Lain Lain/Informasi Sebelumnya... · BAB I PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER SEKOLAH FARMASI ITB 1.1. Pendahuluan

STRUKTUR DAN SILABUS KURIKULUM PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER SEKOLAH FARMASI ITB2013

A. Peminatan Produksi dan Pengawasan Mutu (PPM) :

B. Peminatan Pelayanan Farmasi (PF):

Kurikulum yang berlaku sekarang ini adalah Kurikulum 2013 yang disusun menjadi dua opsi yaitu PeminatanProduksi dan Pengawasan Mutu dan Peminatan Pelayanan Farmasi.

Mata Kuliah Wajib

Semester 1 Semester 2

No Kode Nama Mata Kuliah SKS No Kode Nama Mata Kuliah SKS

1 FP 5001 Manajemen Farmasi 3(1) 1 FP 5015 PKPA Apotek 4

2 FP 5002 Peraturan Per UU Farmasi & EtikaProfesi

2(1) 2 FP 5016 PKPA Pemerintahan 4

3 FP 5003 Pelayanan Kefarmasian 2(1) 3 FP 5017 PKPA Industri Farmasi (PKPAPilihan Peminatan)

8

4 FP 5004 Integrated Dispensing 2(1) 5 FP 5019 Ujian Apoteker 25

FP 5005 Farmasi Industri 3(1)

6 FP 5006 Studi Kasus Pelayanan Farmasi 2

7 FP 5007 Studi Kasus Manufaktur SediaanFarmasi

2

8 Mata Kuliah Pilihan 4

Jumlah 20 Jumlah 18

Mata Kuliah Wajib

Semester 1 Semester 2

No Kode Nama Mata Kuliah SKS No Kode Nama Mata Kuliah SKS

1 FP 5001 Manajemen Farmasi 3(1) 1 FP 5015 PKPA Apotek 4

2 FP 5002 Peraturan Per UU Farmasi & EtikaProfesi

2(1) 2 FP 5016 PKPA Pemerintahan 4

3 FP 5003 Pelayanan Kefarmasian 2(1) 3 FP 5018 PKPA Rumah Sakit (PKPAPilihan Peminatan)

8

4 FP 5004 Integrated Dispensing 2(1) 4 FP 5019 Ujian Apoteker 25

FP 5005 Farmasi Industri 3(1)

6 FP 5006 Studi Kasus Pelayanan Farmasi 2

7 FP 5007 Studi Kasus Manufaktur SediaanFarmasi

2

8 Mata Kuliah Pilihan 4

Jumlah 20 Jumlah 18

Page 19: PEDOMAN UMUM PROGRAM STUDI PROFESI …download.fa.itb.ac.id/filenya/Lain Lain/Informasi Sebelumnya... · BAB I PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER SEKOLAH FARMASI ITB 1.1. Pendahuluan

Mata Kuliah Pilihan (Institusional)

Keterangan: angka dalam kurung merupakan beban sks kegiatan perkuliahan berupa studi kasus yang bersifatpraktis.

No Kode Nama Mata Kuliah SKS

1 FP 5008 Manajemen Mutu 2

2 FP 5009 Distribusi & Rantai Pasokan Perbekalan Farmasi 2

3 FP 5010 Komunikasi Profesi 2

4 FP 5011 Farmasi Sosial 2

5 FP 5014 Interaksi Obat 2

6 FP 5013 Obat Bahan Alam 2

7 FP 5012 Farmakoterapi Lanjut 2

8 FP 5017 PKPA Industri Farmasi 8

9 FP 5018 PKPA Rumah Sakit 8

Page 20: PEDOMAN UMUM PROGRAM STUDI PROFESI …download.fa.itb.ac.id/filenya/Lain Lain/Informasi Sebelumnya... · BAB I PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER SEKOLAH FARMASI ITB 1.1. Pendahuluan

SILABUS PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER DI SEKOLAH FARMASI-ITB

FP 5001 Manajemen Farmasi (3(1) SKS)

FP 5002 Peraturan per UU Farmasi dan Etika profesi (2(1) SKS)

Fungsi-fungsi manajemen pemasaran, manajemen operasi/produksi, manajemen sumber daya manusia, danmajemen keuangan/ekonomi khususnya yang berkaitan dengan pengelolaan bidang farmasi, Apotek/IndustriFarmasi. Cara mendirikan Apotek berdasarkan peraturan yang ada serta dapat membuat rancangan bisnisApotek/Industri. Pengelolaan sumber daya manusia, analisis dan deskripsi kerja, rekruitmen, motivasi,pengembangan karier dan kinerja serta evaluasi kinerja. Manajemen pemasaran yang berkaitan dengan pelayanankefarmasian. Konsep pelayanan kefarmasian sebagai mekanisme untuk memenuhi kebutuhan sosial danmemperkuat kehadiran profesi. Bauran pemasaran, analisis lokasi, analisis pasar, segmentasi, target dan posisiserta dimensi perilaku dan demografi/kependudukan. Manajemen operasi/produksi meliputi: Pengelolaan sediaanfarmasi (Inventory Control), perencanaan pembelian, penyimpanan, distribusi, penanganan obat kadaluwarsa danpemusnahan; Pengelolaan obat-obatan narkotika dan psikotropika; Pengelolaan pelayanan tentang jaminan mutupelayanan kefarmasian/standar prosedur operasional; Pengelolaan aset dasar-dasar manajemen keuangan meliputianalisis laporan keuangan, Laporan rugi laba, neraca keuangan, analisis cash-flow, Analisis ratio keuangan, Analisisbreak even point dan budgeting, Analisis nilai waktu uang (PP, NPV, IRR). Manajemen strategi pengembanganApotek/Industri dan pengukuran dan evaluasi kerja bisnis farmasi berdasar balanced score card.

Pustaka :1. Pharmacy Management , Second edition, Shane P. Desselle, PhD, RPh,FAPhA, David P. Zgarrick, PhD,

RPh, Copyright 2009 by The McGraw-Hill Companies, Inc.2. Essentials of Pharmacy Management, Dennis H. Tootelian Phd, Ralph M. Gaedeke Phd,19933. Pharmacy Business Management, Edited by Steven B. Kayne, PhD, MBA, Pharmaceutical Press 2005.4. Managing Pharmacy Practice, Principles, Strategies, and Systems, Andrew M. Peterson - CRC Press,

20045. Effective Pharmacy Management, Eight Edition Copyright 1996, by N.A.R.D6. Pharmaceutical Marketing in The 21st Century, Mickey C. Smith Phd, Editor 19967. Pharmacoeconomics, Tom Walley, Prof, Alan Haycox Phd, Angela Boland,BA,Msc,20048. Manajemen Pemasaran, PH Kotler, Kevin Lane Keller, 20079. Stategy Maps, Robert S. Kaplan, David P. Norton, Harvard Business Scholl Press, 2004

10. Development of innovative service Effective Pharmacy Management, 8 ed., Separd et all, NARD, Virginia,1996.

11. Marketing for Pharmacist , D.A. Holford, American Pharmaceutical association, Washington, 2003.

Filsafat moral, etika dan kode etik profesi, peraturan perundang-undangan dalam bidang farmasi meliputi:penggolongan obat, produksi dan registrasi obat dan obat tradisional, distribusi produk farmasi (obat, obattradisional, kosmetik, alat kesehatan dan suplemen makanan), periklanan produk farmasi dan pelayanan paripurna,standar pelayanan kefarmasian, studi kasus dan kajian bersumber kepada perundang-undangan dan kode etikprofesi yang berlaku.

Page 21: PEDOMAN UMUM PROGRAM STUDI PROFESI …download.fa.itb.ac.id/filenya/Lain Lain/Informasi Sebelumnya... · BAB I PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER SEKOLAH FARMASI ITB 1.1. Pendahuluan

Pustaka :1. Undang-Undang No. 7 tahun 1963, tentang Farmasi (sebagai sumber tinjauan historik)2. Undang-Undang No 35 tahun 2009, Tentang Kesehatan3. Undang-Undang No 5 tahun 1997, Tentang Psikotropika4. Undang-Undang No. 35 tahun 2009, tentang Narkotika5. Ordonansi (undang-undang) Obat Keras6. Peraturan Pemerintah No. 72 Tahun 1998 tentang Pengamanan Sediaan Farmasi dan Alat Kesehatan7. Permenkes No. 1799/2010 tentang Industri Farmasi8. Permenkes No. 1799/2010 tentang Pedagang Besar Farmasi9. Permenkes No. 1010/Menkes/Per/XI/2008 tentang Registrasi Obat

10. Peraturan Pemerintah No. 32 Tahun 1996 Tentang Tenaga Kesehatan11. Peraturan Pemerintah No. 51 Tahun 2009 Tentang Pekerjaan Kefarmasian12. Permenkes No. 889/2011 tentang Registrasi, Izin, Praktek dan Izin Kerja Tenaga Kesehatan.13. SK Menkes No. 1332/Menkes/SK/X/2002 tentang Tata cara Pemberian Izin Apotek.14. Undang-undang Republik Indonesia nomor 36 tahun 2014 tentangTenaga kesehatan15. Peraturan perundang-undangan terbaru.

Pelayanan Kefarmasian yang Baik (GPP), Kebijakan obat nasional, DOEN, Formularium RS dan Nasional, StandarPelayanan Kefarmasian di RS, standar Pelayanan Kefarmasian di RS, apotek maupun farmasi komunitas,kepatuhan pasien dalam pengobatan, komunikasi pasien dan konseling obat; konsep pengobatan mandiri;hubungan interprofesional dalam pelayanan kesehatan; patient safety/medication errors, pharmacovigilance-pemantauan reaksi obat merugikan, jaminan mutu Pelayanan Kefarmasian.

Pustaka :1. Rovers JP, Currie J.D, A Practical Guide to Pharmaceutical Care, 2nd ed, American Pharmaceutical

Association, 20032. Siregar, C dan Amalia, L., 2004, Farmasi Rumah Sakit : Teori dan Penerapan, EGC Penerbit Buku

Kedokteran, Jakarta3. Brown, T.R. (Ed.), 1992, Handbook of Institutional Pharmacy Practice, 3rd ed., American Society of Hospital

Pharmacists Inc., Wisconsin Avenue4. Brown, T.R. (Ed.), 2006, Handbook of Institutional Pharmacy Practice, 3rd ed., American Society of Hospital

Pharmacists Inc., Bethesda5. DepKes RI, Penggunaan Obat Bebas dan Bebas Terbatas, 20066. Depkes RI, Standar Pelayanan Farmasi di Rumah Sakit, 20067. Breardsley, RN, Kimberlin CL., Communication Skills in Pharmacy Practice in Pharmacy Practice, Lippincot –

William Wilkins, 20128. Permenkes No. 58 tahun 2014 tentang Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit9. Permenkes No. 30 tahun 2014 tentang Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas

10. Permenkes No. 35 tahun 2014 tentang Pelayanan Kefarmasian di Apotek

FP 5003 Pelayanan Kefarmasian (2(1) SKS)

Page 22: PEDOMAN UMUM PROGRAM STUDI PROFESI …download.fa.itb.ac.id/filenya/Lain Lain/Informasi Sebelumnya... · BAB I PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER SEKOLAH FARMASI ITB 1.1. Pendahuluan

FP 5004 Integrated Dispensing (2(1) SKS)

FP 5005 Farmasi Industri (3(1) SKS)

Pengetahuan untuk melakukan skrining, interpretasi dan evaluasi resep obat, penyiapan obat/sediaan obat dengancara compounding yang baik, compounding resep-resep khusus (steril), penyiapan pencampuran intra vena,konseling pada pasien, penyiapan dan penyampaian informasi obat pada pasien dan masyarakat, pembuatan“medication review”, yang disertai dengan simulasi dan studi kasus dalam compounding dan dispensing.

Pustaka :1. Allen Jr., L.V.,2002, The Art, Science, and Technology of Pharmaceutical Compounding, 2nd Edition,

American Pharmaceutical Association, Washington, D.C.2. DiPiro, J.T.,Talbert, RL., Yee, G.C., Matzke, G.R., Wells, B.G., Posey, L.M.,2005, Pharmacotherapy A

Pathophysiologic Approach, 6th Edition, McGraw Hill, New York.3. Ritschel W.A. and Kearns, G.L.,2004, Handbook of Basic Pharmacokinetics Including Clinical Applications,

6th Edition, American Pharmaceutical Association, Washington, D.C.4. Rovers J.P, et.al.,2003 “A Practical Guide to Pharmaceutical Care”, 2nd Edition,5. Shargel, L.,Wu-pong, S., and Yu, A.B.C.,2005, Applied Biopharmaceutics & Pharmacokinetics, 5th Edition,

McGraw Hill, Boston.6. Thompson, J.E.,2004, A Practical Guide to Contemporary Pharmacy Practice, 2nd Edition, Lippincott

Williams & Wilkins, Philadelphia.7. Winfield AJ, Rees JA and Smith I, Pharmaceutical Practice, 4th ed., Churchill Livingstone, Elsevier, 20098. WHO, 1994, “Guide to Good Prescribing” American Pharmaceutical Association, Washington, D.C.9. United State of America, The United State of Pharmacopeia 37, United State of Pharmacopeial Convention,

Twinbrook Parkway Rockville MD.

Pemilihan lokasi industri farmasi, jamu/obat tradisional, kosmetika, makanan/minuman; Keselamatan dan kesehatankerja serta manajemen keselamatan dan kesehatan Kerja; Kualifikasi personalia yang bekerja di industri farmasi;Aspek bangunan dan peralatan menurut CPOB; Aspek sanitasi dan higiene di industri farmasi; Validasi proses,Validasi metode pembersihan; Peran dan fungsi pengawasan mutu; Aspek Inspeksi diri dan audit mutu; Aspekdokumentasi, dan pengendalian dokumen; Strategi dan langkah-langkah dalam pengembangan produk; Aspekproduksi, produk steril, Sistem tata udara di ruang produksi dan standar; Prosedur operasional (SPO); Aspek-aspekcara pembuatan kosmetika yang baik (CPKB), Asean dan New cosmetic delivery system; Sistem air danpemakaiannya untuk industri farmasi; Penanganan keluhan, Penarikan obat dan produk kembalian; Pengembanganformulasi dan standarisasi; Uji stabilitas obat; Evaluasi pemasok, dan pengambilan sampel; Pengolahan limbahindustri farmasi; Produksi bersih, Definisi polusi dan polutan, Tujuan pengertian produksi bersih, Hal yangmempengaruhi produksi bersih, Metode penerapan produksi bersih dan keuntungan; K3, keseimbangan dankeserasian, beban kerja (tambahan: fisik, kimia, biologi, fisiologi, mental psikologi), kapasitas kerja, Penyakit yangberkaitan dengan kerja, diagnosis dan pengobatan, Parameter lingkungan kerja dan pengendaliannya (kebisingan,temperatur, polutan, udara, penerangan, ventilasi)

Page 23: PEDOMAN UMUM PROGRAM STUDI PROFESI …download.fa.itb.ac.id/filenya/Lain Lain/Informasi Sebelumnya... · BAB I PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER SEKOLAH FARMASI ITB 1.1. Pendahuluan

Pustaka :1. WHO,Technical Report Series 937 (2006)2. BPOM RI : Pedoman Cara Pembuatan Obat yang Baik,20063. BPOM RI : Suplemen 1 Pedoman Cara Pembuatan Obat Yang baik 2006 (2009)4. BPOM RI : Petunjuk Operasional Penerapan Cara Pembuatan Obat yang Baik 2006 (2009)5. WHO : Quality Assurance of Pharmaceuticals,vol 2,GMP Practices and Inspection (2007)6. Sidney H. Willig, James R. Stoker : Good Manufacturing Practices for Pharmaceuticals, A Plan for Total

Quality Management. 4th ed. Revised and Expanded. Marcel Dekker Inc. New York, Basel(1997)

Konsep dasar pembahasan kasus penyakit infeksi maupun penyakit organ sistem pada berbagai jenjang usia dankondisi (hamil, tidak hamil), penjabaran metode SOAP, dengan learning outcomes: mampu menginterpretasi dataklinis/lab dan gejala klinis dan simptom, menentukan pengobatan yang tepat termasuk pemilihan obat yang tepat,interaksi obat, obat-makanan, efek samping dan toksisitas, cara pakai, terapi alternatif, goal terapi, monitoring danevaluasi pengobatan, prognosis dan komplikasi jangka panjang, farmakoekonomi, perubahan pola hidup, sertaasuhan kefarmasian kepada profesional kesehatan dan penderita/keluarga penderita.

Pustaka :1. Page, C., M. Curtis, M. Walker, B. Hoffman, 2006, Integrated Pharmacology, 3rd ed., Mosby, Spain.2. Dipiro, J.T., et al., 2012, Pharmacotherapy handbook, 7th ed., The McGraw Hill, New York.3. Koda-Kimble, M.A., L. Y. Young, W. A. Kradjan, and B.J. Guglielmo, Handbook of Applied Therapeutics,

Lippincott Williams & Wilkins.

FP 5007 Studi Kasus Manufaktur Sediaan Farmasi (2 SKS)

Pengantar CPOB dan dokumentasi pelengkap untuk Industri; Kajian umum struktur organisasi industri farmasi,ruang lingkup dan tugas tiap bagian, Total quality management/quality management system: inspeksi diri, auditmutu; penanganan deviasi; Sistem dokumentasi: SOP; Penentuan standard; Kualifikasi bangunan dan ruangproduksi, HVAC, clean room, manajemen mutu, dokumen induk produksi, dokumen & catatan pengolahan &pengemasan, validasi proses produksi, formulasi sediaan steril meliputi: injeksi, infus; obat tetes mata-hidung-telingadan sediaan semisolida steril; Produksi sediaan sirup dan suspensi (formulasi, validasi proses produksi, evaluasi,scale up); Formulasi dan produksi sediaan solida: peralatan produksi sediaan solida (granulasi, pengering, mesinpencetakan tablet) & validasinya; Produksi sediaan solida (validasi proses produksi, evaluasi, scale up dan jadwalproduksi); Pengantar product development, penjelasan secara spesifik quality by design (QbD), QC, dokumenregistrasi & pendaftaran CPOB; Batch record, penanganan terhadap keluhan & penarikan produk; Bentukperkuliahan berupa pembahasan dan presentasi studi kasus.

Pustaka:1. CPOB 2012, Petunjuk Operasional Penerapan CPOB 20122. Petunjuk operasional penerapan CPOB cetakan 20123. Niazi, S. K., 2009, Handbook of Pharmaceutical Manufacturing Technology: 2nd ed. vol 1-6, Informa

Healthcare4. WHO Technical Report Series, 2011

FP 5006 Studi Kasus Pelayanan Farmasi (2 SKS)

Page 24: PEDOMAN UMUM PROGRAM STUDI PROFESI …download.fa.itb.ac.id/filenya/Lain Lain/Informasi Sebelumnya... · BAB I PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER SEKOLAH FARMASI ITB 1.1. Pendahuluan

5. PIC/S, 20096. ICH Q8, Q9, Q107. Farmakope Indonesia edisi IV, 1995 Departemen Kesehatan RI8. Farmakope Indonesia edisi V, 2015 Departemen Kesehatan RI

Manajemen mutu dan sejarah mutu, Definisi, dimensi mutu dan perspektifnya, Konsep manajemen mutu dan TQM,Jaminan mutu, ISO seri 9000, 14000, 17025, Biaya mutu suatu produk dan pelayanan, Mutu pelayanan dankeunikanya, Peningkatkan mutu pelayanan, kepuasan pelanggan produk pelayanan, Cara peningkatan mutupelayanan, sampling dan pengendalian mutu produk secara statistik (atribut dan variabel) serta cara membangunpeta kendali, Konsep variabilitas, kategori dan penyebab.

Pustaka :1. Besterfield DH,(1998), Quality Control, 5th ed, Prentice-Hall Int. Inc, New Jersey2. Montgomery, DC.(1991), Introduction to Statistical Process Control, Prentice-Hall, Englewood Cliffs, New

York3. Oakland JS. (2003), Statistical Process Control, 5th ed., Butterworth Heinemann, Oxford4. Hutchins GB, Introduction to Quality Control, Assurance, and Management, Macmillan Publ. Co.

Pendahuluan Konsep Distribusi & Rantai Pasok, Distribusi Obat, Operating Planning Cycle, Distribusi Obat yangbaik CDOB, Menelaah/Review CDOB (Good Distribution Practices), Overview (Tinjauan) Distribusi & PenyaluranSediaan Farmasi Indonesia : Tantangan dan Peluang, Manufacturing Researce Planning (MRP), Drug ManagementCycle, Tutorial, Tugas MRP dan Werehousing

Pustaka :1. Rob Whewell, Supply chain in the pharmaceutical industry, Gowe ,20102. Hedley Rees, Supply chain management in the drug industry, Wiley, 20113. Quick JD (Editor), Managing drug supply 2nd ed., Managing Sciences for Health, Kumarian Press, 1997.4. Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia No. HK.03.1.34.11.12.7542

tahun 2012 tentang Pedoman Teknis Cara Distribusi Obat yang Baik.

Pendahuluan: perkenalan, proses komunikasi, verbal dan non-verbal, pengertian, fungsi dan tujuan komunikasi;Teknik dan strategi komunikasi, komunikasi langsung dan tidak langsung, media dalam komunikasi, strategipersuasif, asertif, motivasi; Komunikasi efektif dan cara mengatasi hambatan dalam komunikasi, faktor penghambatkomunikasi (psiko-antro-sosiologis): usia, pendidikan, budaya, bahasa, status sosial, kondisi kesehatan, psikologis;Manajemen konflik, komunikasi dalam organisasi, antar personel; etika berkomunikasi, hal-hal yang harusdiperhatikan dalam berkomunikasi; Membangun citra diri dan profesionalisme,

FP 5008 Manajemen Mutu (2 SKS)

FP 5009 Distribusi & Rantai Pasokan Perbekalan Farmasi (2 SKS)

FP5010 Komunikasi Profesi (2 SKS)

Public relation, human relation,

Page 25: PEDOMAN UMUM PROGRAM STUDI PROFESI …download.fa.itb.ac.id/filenya/Lain Lain/Informasi Sebelumnya... · BAB I PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER SEKOLAH FARMASI ITB 1.1. Pendahuluan

percaya diri, hubungan dengan profesi lain; Kiat berinteraksi dengan profesi lain, Contoh interaksi dengan dokterdan staf kesehatan lain; Contoh interaksi dengan profesi lain di industri, Cara menghindari konflik; Latihan/praktekberkomunikasi di depan publik, Latihan keterampilan berkomunikasi secara efektif: menyampaikan informasi tentangkasus-kasus khusus, teknik presentasi dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris, kiat dan strategi dalammengikuti wawancara, metode negosiasi, pendekatan negosiasi yang rasional, kasus negosiasi dengan pendekatan

Pustaka :1. Berger, Bruce A., Communication Skill for Pharmacists: building relationships, improving patient care, 2005,

American Pharmacist Association.,2. Stewart L.Tubbs,Sylvia Moss., 2002, , Human Communication – Principles and ContextsMc Graw Hill, 20023. Meldrum, Helen., 1994, Interpersonal Communication in Pharmaceutical Care, Pharmaceutical Product

Press, New York.4. Bazerman, MH and Neale MA., 1992, Negotiating Rationally, New York, Free Press.5. Thompson,L., 2005, The Mind and Heart of the Negotiator, 3rd ed., Upper

Pengantar, Farmakoekonomi, Farmakoepidemiologi, Farmakovigilance, Asuransi (sistem jaminan sosial nasional,SJSN): sistem asuransi kesehatan nasional, Undang-undang/regulasi tentang sistem kesehatan nasional, Undang-undang/regulasi tentang sistem kesehatan nasional, Health promotion 1, Penanganan obat publik, Penanganan obatpublik di Unit pelayanan kesehatan, Advokasi farmasi, Issue kesehatan nasional/internasional

Pustaka :1. Walley T, et al, Pharmacoeconomics, Churchill Livingstone, 20042. Peraturan perundangan kesehatan di Indonesia3. Strom, BL, 2000, Pharmacoepidemiology 3rd Edition, John Wiley&Sons, Ltd

Pendahuluan meliputi pengertian farmakoterapi, sasaran farmakoterapi; pada tiap topik membahas studi kasus padapenyakit tunggal atau beberapa penyakit yang berhubungan dengan patofisiologi, keadaan klinik, luaran terapi,penanganan, evaluasi terapi meliputi terapi gangguan tulang dan sendi: pirai, hiperurikemia, osteoarthritis,rheumatoid arthritis, osteoporosis; gangguan kardiovaskular: aritmia, tromboemboli, hiperlipidemia, hipertensi,gangguan dermatologi: psoriasis akut; gangguan endokrin: diabetes mellitus, gangguan autoimun: SLE; gangguansaluran cerna: diare, konstipasi, tukak lambung; gangguan sistem saraf: Alzheimer, Parkinson; gangguanhematologi: anemia, polisitemia vera; kanker: kanker payudara, kanker prostat; antiparasit: anticacing,antiplasmodium

Pustaka :1. Wells, B.G., J.T. Dipiro, T.L. Scwang Hammer, C.W. Hamilton, Pharmacotherapy Handbook, McGraw=Hill,

New York, 20032. Dipiro, J.T, R.L. Talbert, G.C. Yee, G.R. Matzke, B.G. Wells, I.M. Posey, Pharmacotherapy,3. Brune, L., Pharmacotherapie, Springer, Berlin, 2004

role-play.

FP 5011 Farmasi Sosial (2 SKS)

FP 5012 Farmakoterapi Lanjut (2 SKS)

Page 26: PEDOMAN UMUM PROGRAM STUDI PROFESI …download.fa.itb.ac.id/filenya/Lain Lain/Informasi Sebelumnya... · BAB I PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER SEKOLAH FARMASI ITB 1.1. Pendahuluan

FP 5013 Obat Bahan Alam (2 SKS)

FP 5014 Interaksi Obat (2 SKS)

Sejarah perkembangan obat alam baik di Indonesia, di kawasan Asia, Negara negara Eropa dan belahan dunialainnya. Perkembangan terkini obat alam Indonesia strategi pengembangan obat alam oleh WHO dan Eropa(ESCOP). Mengkaji terapi-terapi alternatif. Interaksi obat-herbal. Mengkaji penggunaan obat alam untukpenanganan disfungsi sistem organ dan kondisi patologis.

Pustaka :1. Simon Mills, Kerry Bone, Priciples and Practice of Phytotherapy, Modern Herbal Medicine, Churchill

Livingstone, New York, 20002. I Ketut Adnyana, Andreanus A. S., “Pharmacological Evaluation Towards Efficacy of Jamu Medicine” Toyama

University, 20073. Mark Blumenthal (Senior Editor), The Complete German Comission E Monographs, Therapeutic Guide To

Herbal Medicines, American Botanical Council, Texas, 1998.4. Volker Schulz, et al., Rational Phytotherapy, A Physicians' Guide to Herbal Medicine, Springer, New York,

19985. Marilyn Barret, The Handbook of Clinically tested Herbal Remedies, Vol. 1 & 2, The Haworth Herbal Press,

New York, 20046. Joerg Gruenwald, et al., (Editors), PDR for Herbal Medicines, New Jersey, 20007. Max Wichtl (Ed.), Herbal Drugs and Phytopharmaceuticals, A Handbook for Practice on a Scientific Basis, 3rd

Ed., Medpharm Scientific Publishers, New York, 20048. C.W. Fetrow, Juan R. Avila, Professional's Handbook of Complementary & Alternative Medicines, 3rd Ed.,

Lippincott William & Wilkins, New York, 20049. Lester Packer, et al, (Ed.), Herbal and Traditional Medicine, Molecular Aspect of Health, Marcel Dekker, New

York, 200410. Manuchair Ebadi, Pharmacodynamic Basis of Herbal Medicine, 2nd Ed., Taylor & Francis, New York, 200711. James E. Robbers, Varro E. Tyler, Tyler's Herbs of Choice, The therapeutic use of phytomedicinals, The

Haworth Herbal Press, New York, 199912. Michael Castleman, The Healing Herbs, The ultimate guide to the curative power of nature's medicines,

Rodale Press, Pannsylvania, 199113. Ministry of Health Republic of Indonesia, Guidelines for The Use of Herbal Medicines in Family Health Care,

6th Ed., Jakarta, 2010

Kuliah ini membahas berbagai mekanisme dasar terjadinya interaksi obat, jenis interaksi obat meliputi interaksifarmakokinetik, interaksi farmakodinamik, faktor fisiologi yang mempengaruhi interaksi obat, interaksi obat denganobat lain, interaksi obat dengan makanan, interaksi obat dengan hasil pemeriksaan laboratorium, membahasinteraksi spesifik obat dalam kombinasi obat meliputi: obat antidiabetes, antihipertensi, antihiperlipidemia,kontrasepsi oral, obat golongan kolinergik, obat golongan simpatomimetik, neuroleptik, antikonvulsan, antidepresan,antitukak peptik, imunosupresan, analgetik antiinflamasi.

Page 27: PEDOMAN UMUM PROGRAM STUDI PROFESI …download.fa.itb.ac.id/filenya/Lain Lain/Informasi Sebelumnya... · BAB I PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER SEKOLAH FARMASI ITB 1.1. Pendahuluan

Pustaka :1. Baxter,K., Stockley's Drug Interaction”, 8th ed., Pharmaceutical Press, London, 2008.2. Tatro, D.S., Drug Interaction Facts, Walter Kluwer, 2009.3. McCabe, BJ, Frankle, EH, Wolfe,J.J., Handbook of food-Drug interaction, CRC Pres, Boca Raton, 20034. Griffin, JP and D'arcy, PF, A manual of Adverse Drug Interaction, Elsevier, 1997

Tinjauan umum apotek, Manajemen persediaan obat (Inventory control), Manajemen SDM, Manajemen pelayanan,Manajemen keuangan, Administrasi apotek, Standard operating procedure (SOP), Upaya Pengembanganapotek/kiat meningkatkan omset dan layanan

Tinjauan Umum Kementrian Kesehatan Tinjauan Umum BPOM/BBPOM, Sistem Pengawasan Obat dan Makanan,Pengelolaan Laboratorium, Alur tugas/tata hubungan kerja, Tugas Khusus di Kementrian Kesehatan/BPOM/BBPOM,Tinjauan Umum Tentang Dinas Kesehatan/Puskesmas, Peraturan perundang-undangan berkaitan denganperan/fungsi Dinkes, Gudang Farmasi dan Puskesmas, Manajemen SDM Dinkes dan Puskesmas, ManajemenKeuangan, Manajemen Keuangan, Manajemen Persediaan Obat dan Perbekalan Farmasi di Dinkes dan GudangFarmasi, Manajemen Informasi, Peran Farmasi Klinik di Dinas Kesehatan dan Puskesmas, Tugas Khusus diPuskesmas.

Tinjauan Umum Industri Farmasi, Manajemen dan Jaminan Mutu, Manajemen SDM, Bangunan, Fasilitas,Peralatan, Sanitasi dan Higiene, Manajemen Produksi, Penanganan Pasca Produksi, Manajemen PersediaanBahan (Inventory control), Dokumentasi, Manajemen Keuangan

Tinjauan Umum Tentang RS, Tinjauan Umum Tentang Instalasi FRS, Manajemen Persediaan Obat dan PerbekalanFarmasi di RS (Inventory control), Peran Farmasi Klinik di RS, Pusat sterilisasi Perlengkapan Medik (PSPM-CSSD),Penanganan Limbah RS, Manajemen SDM, Tugas khusus di Unit perawatan spesifik

Untuk membangun kompetensi seorang Apoteker, diperlukan suatu sistem program pendidikan profesi denganpenilaian yang bersifat progresif, efisien, konsisten dan terintegrasi, teoritis dan praktek. Ujian Apoteker dirancanguntuk mengukur kemahiran berpikir dan kemampuan memahami ilmu pengetahuan yang diperoleh dari materi kuliahProgram Profesi Apoteker dilengkapi dengan pengalaman empirik dari hasil PKPA, serta pemahaman dasar-dasarilmu kefarmasian dari hasil pendidikan Sarjana Farmasi. Oleh karena itu, ujian Apoteker dirancang khusus dan

FP 5015 PKPA di Apotek (4 SKS)

FP 5016 PKPA di Pemerintahan (4 SKS)

FP 5017 PKPA di Industri Farmasi (8 SKS)

FP 5018 PKPA di Rumah Sakit (8 SKS)

FP 5019 Ujian Apoteker (2 SKS)

Page 28: PEDOMAN UMUM PROGRAM STUDI PROFESI …download.fa.itb.ac.id/filenya/Lain Lain/Informasi Sebelumnya... · BAB I PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER SEKOLAH FARMASI ITB 1.1. Pendahuluan

dan direncanakan terdiri dari 2 (dua) unsur utama ukuran kemahiran seorang calon Apoteker, yaitu:(1) Kemahiran penguasaan teori dasar ilmu pokok kefarmasian dan praktek laboratorium.(2) Kemahiran penguasaan dan wawasan teoritis dalam praktek profesi farmasi

Kedua kemahiran tersebut diuji dalam satu paket soal ujian yang dilaksanakan dalam 3 (tiga) tahapan ujian yaitusecara tertulis, lisan, dan praktek, baik terhadap hasil integrasi teori dan wawasan praktek profesi maupun hasilpraktek di laboratorium. Tim penguji terdiri dari praktisi profesional dan akademisi. Ujian terhadap kemahiran (1)diserahkan kepada kelompok akademisi sedangkan uji kemahiran (2) oleh kelompok praktisi profesional. Keduakelompok berada di dalam satu tim penguji, sehingga dua kemahiran tersebut langsung diuji pada saat bersamaandan dalam tim yang sama. Nilai akhir ujian Apoteker ditetapkan berdasarkan perolehan nilai mahasiswa pada duakemahiran tersebut

Ketentuan mengikuti ujian Apoteker :1. Telah lulus semua mata kuliah Program Studi Profesi Apoteker, kecuali FP-5019 Ujian Apoteker (2 SKS).2. Bagi mahasiswa yang masih belum lulus satu mata kuliah diluar FP-5019, diperbolehkan mengikuti ujian

susulan/perbaikan. Penyelenggaraan ujian susulan/ perbaikan tersebut, diizinkan melalui mekanisme berikut :Tim Pengelola Program Profesi Apoteker melaporkan kepada Ketua Program Studi Profesi Apoteker,selanjutnya Ketua Program Studi Profesi Apoteker rmelaporkan kepada Dekan Sekolah Farmasi-ITB. DekanSekolah Farmasi-ITB menugaskan dosen penanggung jawab kuliah untuk menyelenggarakan ujiansusulan/perbaikan.

Ketentuan dan proses ujian Apoteker diuraikan lebih rinci dalam Bab Ujian Apoteker (Bab VI)

Pola penyelenggaraan Program Profesi Apoteker Sekolah Farmasi-ITB mengikuti sistem semester, artinyapenerimaan peserta didik berlangsung setiap semester dan tidak tahunan, dilaksanakan berdasarkan daftar matakuliah dan daftar PKPA di atas. Pada semester pertama hanya dilaksanakan perkuliahan sedangkan untuk semesterkedua hanya PKPA. Jadwal kegiatan setiap semesternya mengikuti jadwal akademik ITB.

Setiap mahasiswa yang mengikuti Program Studi Profesi Apoteker akan selalu memulai program profesinya denganmengikuti pendaftaran matakuliah pada semester I, sedangkan semester berikutnya mengikuti PKPA. Sarjana baruberikutnya, akan mengambil matakuliah dan PKPA sesuai dengan daftar semester I demikian seterusnya, sehinggapada hakekatnya baik kuliah dan PKPA semester I dan semester II dapat berlangsung pada semester yang samasetiap tahunnya.

Secara garis besar, metode pembelajaran yang dilaksanakan dalam Program Studi Profesi Apoteker SF ITB terdiridari metode kuliah untuk sejumlah mata kuliah dan PKPA. Dalam kuliah, pembelajaran dilaksanakan denganberbagai metode sesuai dengan materi kuliah yang diberikan, yang mencakup metode kuliah dan diskusi,penyelesaian tugas dan presentasi tugas/seminar yang materinya bisa berupa topik-topik tertentu/terkini dari materikuliah atau berupa studi kasus. Setiap mata kuliah dikoordinasi oleh seorang penanggung jawab atau kordinatormata kuliah, yang bertugas mengkordinasikan pelaksanaan kuliah agar berjalan baik.

Pola Pelaksanaan perkuliahan dan PKPA

Metode Pembelajaran

Page 29: PEDOMAN UMUM PROGRAM STUDI PROFESI …download.fa.itb.ac.id/filenya/Lain Lain/Informasi Sebelumnya... · BAB I PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER SEKOLAH FARMASI ITB 1.1. Pendahuluan

Kuliah diberikan oleh dosen tetap, dosen luar biasa (LB) dan dosen tamu. Dosen tetap adalah dosen program studiyang diusulkan kepada senat SF-ITB untuk ditetapkan sebagai dosen pengajar, dosen LB adalah dosen di luarprogram studi/di luar ITB yang ditetapkan oleh senat SF-ITB sesuai dengan kepakarannya dan dosen tamu adalahpara praktisi dibidangnya yang berkaitan dengan topik dalam suatu mata kuliah. Dosen tamu akanmengisi/memberikan topik-topik tertentu yang merupakan bagian dari materi kuliah, atau topik-topik di luar materikuliah untuk menunjang atau memberikan pemahaman/pengetahuan yang lebih komprehensif terhadap materikuliah yang diberikan.

Perkuliahan dalam Program Profesi Apoteker akan dibedakan dengan pola pembelajaran tahap pendidikan Sarjana.Oleh karena kompetensi yang dituntut lebih terfokus kepada kewenangan seorang Apoteker dalam fungsikeprofesian secara profesional, maka bentuk problem solving, studi kasus akan mendominasi teknik pembelajarandibandingkan kegiatan tatap muka. Oleh karena itu, perkuliahan pada Program Profesi Apoteker dilaksanakan dalambentuk ceramah, diskusi dan studi kasus serta tugas terstruktur (20%). Sementara itu, mata kuliah studi kasus yangterdiri dari Studi Kasus Manufaktur Farmasi, Studi Kasus Pelayanan Farmasi dan praktek Manajemen Farmasimerupakan praktek/latihan/pembahasan kasus di lapangan, sebagai muatan praktis. Setelah memperhitungkanPKPA dan studi kasus, diperoleh bahwa muatan teoritik sekitar 30% dan praktis 70%.

Jumlah SKS total dalam struktur Kurikulum 2013 untuk PSPA Sekolah Farmasi-ITB, sebanyak 38 SKS untuk tiappeminatan (Produksi dan Pengawasan Mutu (PPM) dan Pelayanan Farmasi (PF)). Sedangkan Kurikulum PSPAAPTFI sebanyak 28 SKS yang terdiri dari 16 SKS wajib APTFI dan 12 SKS muatan institusional. Kesesuaian ataukesetaraan dengan kurikulum inti APTFI dapat dilihat pada Tabel berikut.

Kurikulum Program Profesi Apoteker Sekolah Farmasi 2013 dan APTFI

2.3. Perbandingan antara Rancangan Kurikulum APTFI dan Kurikulum Sekolah Farmasi - ITB

Mata Kuliah Wajib (APTFI)

No Kode Nama Mata Kuliah SKS

1 FP 5001 Manajemen Farmasi 2

2 FP 5003 Pelayanan Kefarmasian 2

3 FP 5004 Integrated Dispensing 2

4 FP 5012 Farmakoterapi Lanjut 2

5 FP 5015 PKPA Apotek 4

6 PKP Pilihan Wajib (PKPA-RS atau PKPA Industri atau PKPA-Pemerintahan) 4

Jumlah SKS 16

Page 30: PEDOMAN UMUM PROGRAM STUDI PROFESI …download.fa.itb.ac.id/filenya/Lain Lain/Informasi Sebelumnya... · BAB I PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER SEKOLAH FARMASI ITB 1.1. Pendahuluan

Jika hanya dilihat dari struktur kurikulum yang diberikan pada tahap Program ProfesiApoteker, kurikulum Program StudiProfesi Apoteker SF-ITB 2013 terlihat memenuhi kurikulum inti APTFI. Secara beban SKS bahkan melebihi (38-28=10SKS). Hanya ada satu mata kuliah yang tidak tercantum dalam mata kuliah wajib, yaitu Farmakoterapi terapan. Akantetapi, materi kuliah ini sudah diberikan pada tahap pendidikan sarjana S1 di SF ITB bagi kedua prodi dan untukmenambah keilmuan (afektif dan psikomotorik) diberikan Farmakoterapi lanjut dalam bentuk mata kuliah pilihan.

Di bawah ini diuraikan pemenuhan kurikulum inti APTFI oleh kurikulum Program Studi Sarjana dan Program StudiProfesi Apoteker SF-ITB 2013 berdasarkan isi tiap mata kuliah yang ujungnya akan bermuara pada kompetensi yangsama dengan yang ditetapkan olehAPTFI.

Mata Kuliah Institusional

No Kode Nama Mata Kuliah SKSStatus

Wajib Pilihan

1 FP 5002 Peraturan Perundang-undangan farmasi dan Etika Profesi 2 v

2 FP 5005 Farmasi Industri 3 v

3 FP 5006 Studi Kasus Pelayanan Farmasi 2 v

4 FP 5007 Studi Kasus Manufaktur Sediaan Farmasi 2 v

5 FP 5008 Manajemen Mutu 2 v

6 FP 5009 Distribusi & Rantai Pasokan Perbekalan Farmasi 2 v

7 FP 5010 Komunikasi Profesi 2 v

8 FP 5011 Farmasi Sosial 2 v

9 FP 5013 Obat Bahan Alam 2 v

10 FP 5017 PKPA Industri Farmasi 8 v

11 FP 5016 PKPA Pemerintahan 4 v

12 FP 5017 PKPA Industri Farmasi 8 v

13 FP 5018 PKPA Rumah Sakit 8 v

14 FP 5019 Ujian Apoteker 2 v

APTFI SF-ITB 2013

Farmakoterapi Terapan(Wajib, 2 SKS)Memahami dan mengevaluasi regimentasi dosis untuksetiap kasus khusus pada farmakoterapi sistem saraf;sistem renal dan kardivaskular; sistem pencernaan danpernafasan; sistem hormon dan endokrin; penyakitinfeksi; kanker; patofisiologi dan pemilihan obat untukmasing-masing penyakit; dan evaluasi penggunaanbeberapa obat pada beberapa kasus.

Materi farmakoterapi diberikan pada mata kuliahPelayanan Kefarmasian dan Studi Kasus PelayananFarmasi. Pendalaman lebih lanjut dapat dilakukandengan mengambil mata kuliah FA 5012.

Pendahuluan meliputi pengertian farmakoterapi,sasaran farmakoterapi; pada tiap topik membahasstudi kasus pada penyakit tunggal atau beberapa

FA 5012 Farmakoterapi lanjut (Pilihan, 2 SKS)

Page 31: PEDOMAN UMUM PROGRAM STUDI PROFESI …download.fa.itb.ac.id/filenya/Lain Lain/Informasi Sebelumnya... · BAB I PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER SEKOLAH FARMASI ITB 1.1. Pendahuluan

APTFI SF-ITB 2013

penyakit yang berhubungan dengan patofisiologi,keadaan klinik, luaran terapi, penanganan, evaluasiterapi meliputi terapi gangguan tulang dan sendi: pirai,hiperurikemia, osteoarthritis, rheumatoid arthritis,osteoporosis; gangguan kardiovaskular: aritmia,tromboemboli, hiperlipidemia, hipertensi, gangguandermatologi: psoriasis akut; gangguan endokrin:diabetes mellitus, gangguan autoimun: SLE; gangguansaluran cerna: diare, konstipasi, tukak lambung;gangguan sistem saraf: Alzheimer, Parkinson;gangguan hematologi: anemia, polisitemia vera;kanker: kanker payudara, kanker prostat; antiparasit:anticacing, antiplasmodium.Materi terkait sudah diberikan pada mata kuliah padatingkat sarjana (S1) SF-ITB, berikut:

Pendahuluan, gangguan tulang dan sendi meliputi piraidan hiperurikemia, osteoarthritis, rheumatoid arthritis,osteoporosis, gangguan kardiovasular, aritmia,hipertensi, hiperlipidemia, tromboemboli, gangguandermatologi: psoriasis, gangguan kulit; gangguanendokrin, diabetes mellitus, tiroid, gangguangastrointestinal, konstipasi, diare, GERD, mual muntah,tukak lambung, gangguan hematologi: anemia

Uraian meliputi definisi penyakit, patofisiologi,presentasi klinik, diagnosis, penanganan, evaluasi hasilpengobatan untuk penyakit yang meliputi Infeksisaluran cerna, infeksi saluran napas atas dan bawah,infeksi karena penularan seksual, infeksi kulit danjaringan lunak, tuberkulosis, epilepsi, sakit kepala,Parkinson, gangguan mata: glukoma, kanker,gangguan saraf, terapi gangguan saluran napas: asma,ganggan saluran urin: infeksi saluran urin daninkontinensia

FA 4141 Farmakoterapi Dasar (Wajib, 2 SKS)

FA 4241 Farmakoterapi (Wajib, 2 SKS)

Page 32: PEDOMAN UMUM PROGRAM STUDI PROFESI …download.fa.itb.ac.id/filenya/Lain Lain/Informasi Sebelumnya... · BAB I PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER SEKOLAH FARMASI ITB 1.1. Pendahuluan

APTFI SF-ITB 2013

Compounding & Dispensing (Wajib, 2 SKS)Pendahuluan, membahas tentang praktek farmasi,skrining resep (legal, farmasetik, klinis, sosial-ekonomis); cara compounding yang baik, perhitungandalam compounding and dispensing, compoundingobat steril dan non-steril; aplikasi dan saling keterkaitanberbagai bidang ilmu kefarmasian, pemrosesan resepsecara profesional, penggunaan obat rasional (POR);simulasi dan praktek serta studi kasus dalamcompounding and dispensing

Materi compounding dan dispensing diberikan padamata kuliah FA 5004.

Pendahuluan, pengetahuan untuk melakukan skrining,interpretasi dan evaluasi resep obat, penyiapanobat/sediaan obat dengan cara compounding yangbaik, pemberian konseling pada pasien, penyiapan danpenyampaian informasi obat pada pasien danmasyarakat, pembuatan “medication review”, yangdisertai dengan simulasi dan studi kasus dalamcompounding dan dispensing.Materi terkait sudah diberikan pada mata kuliah padatingkat sarjana (S1) SF-ITB, berikut:

Pendahuluan, resep obat, dosis obat, perhitunganfarmasetika dan berbagai jenis sediaan farmasi, yaitularutan, obat tetes, suspensi, emulsi, sediaan padat(serbuk, pil, pastiles, troches, lozenges), semisolid,sediaan parenteral dan nutrisi parenteral

Pengantar sistem penghantaran obat; pertimbanganbiofarmasi dan farmakokinetik pada pengembangansediaan obat; rute pemberian dan bentuk-bentuksediaan obat; data praformulasi; formulasi, teknikpembuatan, kemasan, spesifikasi dan evaluasi mutusediaan obat; stabilitas obat

Preformulasi bahan aktif dan bahan eksipien ; teknologiformulasi sediaan steril dan non steril: larutan,suspensi, suspensi rekonstitusi, aerosol dansemisolida; teknik sterilisasi; cara evaluasi sediaan;unit proses yang terlibat; bahan pengemas,pengembangan sediaan skala pilot

FP 5004 Integrated Dispensing (Wajib, 2 SKS)

FK 2202 Compounding Dispensing (Wajib, 3 SKS)

FK 3201 Dasar Teknologi Sediaan Farmasi(Wajib, 3 SKS)

FA 3102 Teknologi Sediaan Likuida & Semisolida(Wajib, 4 SKS)

Page 33: PEDOMAN UMUM PROGRAM STUDI PROFESI …download.fa.itb.ac.id/filenya/Lain Lain/Informasi Sebelumnya... · BAB I PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER SEKOLAH FARMASI ITB 1.1. Pendahuluan

APTFI SF-ITB 2013

FA 3201 Teknologi Sediaan Solida (Wajib, 4 SKS)Sejarah, Serbuk farmasetik, Polimorfisme, DefinisiTablet, Studi praformulasi sediaan tablet, BahanPenolong, Formulasi Tablet, Metode Pembuatan,Tabletasi dan evaluasi sediaan, Pengemasan Tablet,Masalah dalam Manufaktur, Tablet Khusus (definisi,faktor formulasi, komponen dan metode pembuatan),Peletisasi, Penyalutan Tablet, Kapsul, Formulasikapsul, Teknik pengisian kapsul, Supositoria/ovula,Bahan Penolong supositoria/ovula, Formulasisupositoria/ovula, Teknik perhitungan bilanganpengganti, Evaluasi supositoria/ ovula

Manajemen Farmasi (Wajib, 2 SKS)Konsep dasar manajemen (batasan, filosofi, danproses manajemen); fungsi dasar manajemen diapotek, IFRS, dan industri (perencanaan,pengorganisasian/sumber daya manusia (SDM),pengarahan, pengendalian, dan pengambilankeputusan); Sistem Informasi Manajemen; Manajemenmutu terpadu (Total Quality Management); manajemenapotek (studi kelayakan dan budgeting, inventorycontrol system, keuangan, pemasaran, peraturanperundangan yang terkait dengan apotek, manajemenpelayanan dan informasi obat di apotek, dan strategipengembangan); manajemen farmasi rumah sakit(perencanaan, pengadaan perbekalan farmasi,penyimpanan, pengemasan, distribusi, danpengendalian); manajemen industri farmasi(manajemen persediaan, QA, manajemen industri,pengembangan produk, regulasi, dan informasi produk)

FA 5001 Manajemen Farmasi (Wajib, 3 SKS)Pendahuluan, Visi dan Misi Manajemen Farmasi,Manajemen badan usaha, Struktur kepemilikan usaha,Manajemen modal, Metoda bisnis, Sistem manajemenfarmasi di Industri dan di Apotek, Latihan membuatcash flow, Persiapan membuat bisnis plan, Sistemkontrol persediaan, Manajemen pemasaran, Lokasipasar dan ukuran pasar, Segmentasi pasar, Dasarpengetahuan keuangan, BEP, IRR, dll. Manajemenkepuasan pelanggan, Sistem pelayanan kefarmasian,Studi kasus, seminar.

Pelayanan Kefarmasian (Wajib, 2 SKS)Pendahuluan; matakuliah ini membicarakan tentangdefinisi dan ruang lingkup (domain); arti penting bagiprofesi apoteker dan fungsi-fungsi praktek apoteker;kebutuhan pasien akan terapi obat dan tujuan dariterapi obat; problema-problema terapi obat danpenyebabnya; koleksi data pasien (data base);evaluasi data pasien; pengembangan rencana patientcare; presentasi kasus pasien (patient casepresentation) atau pendokumentasian pelayanan;

FP 5003 Pelayanan Kefarmasian (Wajib, 3 SKS)Pendahuluan, Rumah Sakit, Instalasi Farmasi RumahSakit, Panitia Farmasi dan Terapi, Sistem Formularium,Formularium, Rekam Medik, Sistem Distribusi Obat,Cara Dispensing Obat yang Baik, Profil PengobatanPenderita, Wawancara Sejarah Obat, PelayananInformasi Obat, Konseling Pasien, Visite, Interaksidengan Profesional Kesehatan di RS, EvaluasiPenggunaan Obat, Reaksi Obat Merugikan, KesalahanPengobatan/ “Medication Error”, Pelayanan Farmasi

Page 34: PEDOMAN UMUM PROGRAM STUDI PROFESI …download.fa.itb.ac.id/filenya/Lain Lain/Informasi Sebelumnya... · BAB I PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER SEKOLAH FARMASI ITB 1.1. Pendahuluan

APTFI SF-ITB 2013

monitoring, evaluasi, dan tindak lanjut terapi obat;kendala-kendala pelaksanaan; pemasaran/promosipelayanan kefarmasian (marketing-promotingpharmaceutical care); kriteria kesiapan dan caramemulai praktek; standar praktek pelayanankefarmasian; dan beberapa studi kasus tentangproblema terapi obat dengan penyelesaianpermasalahan menggunakan pendekatan secarasistematik, seperti : SOAP (Subjective ObjectiveAssesment Plan), PWDT (Pharmacist Workup DrugTherapy), FARM (Finding Assesment RecommendationMonitoring), LKKPTO (Lima Kunci Kebutuhan Pasienakan Terapi Obat), dll.

Klinik bagi Penderita Ambulatori

KP Apotek (Wajib, 4 SKS)Matakuliah ini merupakan bentuk praktek kerja profesidi apotek terutama pelaksanaan langsung di apotekyang meliputi: organisasi apotek dan pembelajaranberdasarkan pengalaman kerja yang mencakup aspekadministrasi dan perundang-undangan, aspekmanajerial, aspek pelayanan kefarmasian dan aspekbisnis.

FP 5015 PKPA Apotek (Wajib, 4 SKS)Mengenal, memahami dan melakukan tugas, fungsi,pengelolaan dan permasalahan apotek, sistempelayanan obat, informasi obat, konsultasi pasien,catatan pasien (patient record), pemantauan efeksamping obat, komunikasi profesional, komunikasidengan orang awam, pengelolaan obat, danpertanggungjawaban distribusi obat, pendidikanmasyarakat tentang penggunaan obat secara benarserta memperoleh pengalaman bekerja di apotek,manajemen farmasi perapotekan: ruang lingkup, misi,tugas, fungsi dan tanggung jawab apotek; administrasi,manajemen dan sistem dokumentasi apotek.

Mata kuliah praktek kerja profesi lainya yangdiberikan di SF-ITB sebagai muatan institusionaladalah FA 5016, FA 5017 dan FA 5018.

FP 5016 PKPA Pemerintahan(Wajib, 4 SKS)Mengenal, memahami dan melakukan tugas, fungsi,pengelolaan organisiasi di bidang pengawasankefarmasian (administrasi umum dan personalia,pengaturan, perizinan, standardisasi, sertifikasi,pengujian dan pemeriksaan) untuk memahami garisbesar sistem pengawasan kefarmasian di Indonesiadan dunia Internasional, serta memperolehpengalaman bekerja pada salah satu bagian tertentu

Page 35: PEDOMAN UMUM PROGRAM STUDI PROFESI …download.fa.itb.ac.id/filenya/Lain Lain/Informasi Sebelumnya... · BAB I PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER SEKOLAH FARMASI ITB 1.1. Pendahuluan

APTFI SF-ITB 2013

di sektor pemerintahan. Manajemen farmasipemerintahan: sejarah Undang-undang kefarmasianIndonesia dan profesi kesehatan lain. Undang-undangpokok kesehatan, peraturan pemerintah tentangtenaga kerja farmasi, produksi, distribusi, obat, etikadan mode etik farmasi. Administrasi farmasimenyangkut sistem perapotekan, pedagang besarfarmasi, industri, rumah sakit dan sektor pengawasan.Pengetahuan tentang Farmakope Indonesia danFarmakope Negara lain.

FP 5017 PKPA Industri Farmasi (Pilihan, 8 SKS)Pengenalan, pemahaman, dan pelaksanaan tugas,fungsi, dan pengelolaan organisasi Industri Farmasi,pelaksanaan CPOB dan kewenangan Apoteker diIndustri farmasi, serta memperoleh pengalamanbekerja pada salah satu bagian tertentu di Industri;Manajemen Farmasi Industri: kegiatan, organisasi danfungsi Industri Farmasi; perkembangan obat, sistemperencanaan dan pengembangan produk; registrasiobat; aspek cara pembuatan obat yang baik;penanganan limbah; kompetisi dan promosi;Manajemen Mutu: berbagai istilah dan definisi dalammanajemen mutu, unsur-unsur manjemen mutu,standar sistem mutu, ISO 9000, ISO 9001, ISO 9002,ISO 9003, ISO 9004 dan ISO 14000. SistemStandardisasi Nasional, Subsistem perumusan standar,Penerapan standar, Pengawasan Penerapan Standar,Akreditasi. Tanggung jawab Manajemen, Prinsip sistemmutu, biaya mutu, mutu dalam pemasaran, mutu dalamspesifikasi dan desain, mutu dalam pengadaan, mutudalam produksi, mutu dalam pengendalian, tindakanperbaikan.

FP 5018 PKPA RUMAH SAKIT (Pilihan, 8 SKS)Mengenal, memahami dan melakukan fungsi, tugas,misi, tanggungjawab dan pengelolaan organisasiInstalasi Farmasi Rumah Sakit (IFRS), Komite Farmasidan Terapi, serta memperoleh pengalaman bekerjapada salah satu bagian tertentu di rumah sakit.Manajemen farmasi rumahsakit: ruang lingkup, misi,tugas, fungsi/ tanggungjawab IFRS Sistem dan

Page 36: PEDOMAN UMUM PROGRAM STUDI PROFESI …download.fa.itb.ac.id/filenya/Lain Lain/Informasi Sebelumnya... · BAB I PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER SEKOLAH FARMASI ITB 1.1. Pendahuluan

APTFI SF-ITB 2013

hubungan antar fungsi pelayanan obat, fungsipelayanan farmasi klinik, fungsi pelayanan dalampendidikan dan penelitian di rumahsakit. Farmasi klinik:Pelayanan Farmasi klinik di rumah sakit, pemantauanterapi obat, evaluasi penggunaan obat, pemantauandan pelaporan reaksi obat yang merugikan, pendidikandan konseling bagi profesional kesehatan dan pasien,penyiapan informasi obat, sejarah dan profilpengobatan pasien, dan sebagainya. PerananApoteker dalam berbagai komite yang ada di rumahsakit.

Berdasarkan hasil pembandingan tersebut dapat disimpulkan bahwa kurikulum Program Studi Profesi Apoteker diSF-ITB yang diintegrasikan dengan kurikulum Program Studi Sarjana Farmasi, memenuhi kurikulum yang ada dalamwacana pembicaraan di APTFI sampai tahun 2014.

Page 37: PEDOMAN UMUM PROGRAM STUDI PROFESI …download.fa.itb.ac.id/filenya/Lain Lain/Informasi Sebelumnya... · BAB I PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER SEKOLAH FARMASI ITB 1.1. Pendahuluan

BAGIAN 3 PELAKSANAAN PROGRAM

Page 38: PEDOMAN UMUM PROGRAM STUDI PROFESI …download.fa.itb.ac.id/filenya/Lain Lain/Informasi Sebelumnya... · BAB I PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER SEKOLAH FARMASI ITB 1.1. Pendahuluan

BAB III

PENERIMAAN MAHASISWA BARU

3.1 Penerimaan langsung

3.2. Ujian Seleksi

3.2.1 Prosedur Pendaftaran

3.2.3. Jadwal

Sarjana Farmasi lulusan ITB dengan tanggal ijazah maksimum 5 tahun terhitung tanggal penerimaan mahasiswa,dapat diterima secara langsung menjadi mahasiswa Program Profesi Apoteker di Sekolah Farmasi-ITB.

Disamping penerimaan langsung, penerimaan mahasiswa Program Profesi Apoteker di Sekolah Farmasi-ITB jugadilakukan melalui ujian seleksi. Peserta yang diterima melalui ujian seleksi adalah:

- Sarjana Farmasi lulusan perguruan tinggi lain yang terakreditasi- Sarjana Farmasi lulusan ITB, yang terhitung tanggal penerimaan mahasiswa sudah lulus lebih dari 5 tahun

(terhitung tanggal ijazah Sarjana Farmasi).

Ujian seleksi bertujuan memilih Sarjana Farmasi yang memenuhi standar kompetensi minimum Sarjana Farmasilulusan ITB untuk mengikuti Program Profesi Apoteker di ITB.

Prosedur pendaftaran calon peserta ujian seleksi sebagai berikut:- Calon peserta mengajukan surat permohonan kepada Dekan Sekolah Farmasi-ITB untuk mengikuti ujianseleksi calon peserta Program Profesi Apoteker di ITB dan memilih jalur peminatan yg diinginkan sertamembubuhkan tandatangan di atas materai yang cukup.

- Surat permohonan harus disertai dokumen-dokumen berikut :1. Fotokopi transkrip nilai akademik dan ijazah Sarjana Farmasi yang disahkan oleh Dekan fakultas

yang menerbitkannya2. 3 (tiga) buah pasfoto ukuran 4 x 6 (berwarna)

- Calon peserta seleksi membayar biaya ujian seleksi yang ditetapkan berdasarkan SK Dekan SekolahFarmasi-ITB

- Pendaftaran selambat-lambatnya 1 (satu) minggu sebelum jadwal ujian seleksi

Ujian seleksi dilaksanakan 2 periode dalam setahun yaitu Juni-Juli dan November-Desember.

Page 39: PEDOMAN UMUM PROGRAM STUDI PROFESI …download.fa.itb.ac.id/filenya/Lain Lain/Informasi Sebelumnya... · BAB I PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER SEKOLAH FARMASI ITB 1.1. Pendahuluan

3.2.4. Syarat Mengikuti Ujian Seleksi

3.2.5. Prosedur Ujian Seleksi

3.2.6 Materi Ujian Seleksi

3.2.7 Cara Penilaian Hasil Ujian Seleksi

Syarat mengikuti ujian seleksi sebagai berikut:- Calon peserta yang tidak menyelesaikan syarat administrasi pendaftaran sampai batas waktu yangditetapkan seperti pada butir 3.2.1, dianggap mengundurkan diri.- Calon peserta mempunyai 2 (dua) kali kesempatan untuk mengikuti Ujian Seleksi. Bagi calon peserta yangtidak hadir mengikuti ujian seleksi dianggap mengundurkan diri tetapi tidak dihitung sebagai 1 (satu) kalikesempatan.

Prosedur ujian seleksi sebagai berikut:- Calon peserta ujian diwajibkan hadir paling lambat 30 menit sebelum ujian berlangsung- Calon peserta diwajibkan membawa kartu tanda peserta ujian seleksi- Calon peserta ujian menduduki kursi yang telah disediakan sesuai dengan nomor peserta- Selama ujian berlangsung calon peserta :

1. Tidak boleh membawa HP/alat komunikasi lain2. Diizinkan membawa kalkulator standar3. Hanya menuliskan nomor peserta pada setiap lembar ujian

- Ujian berlangsung dalam 4 sesi, masing-masing sesi lamanya 45 menit, diselingi 5 menit istirahat antar sesi

Materi ujian seleksi mencakup 4 bidang/kelompok materi yang merupakan pilar keilmuan sebagai berikut:1. Biologi Farmasi2. Farmakokimia3. Farmakologi – Farmasi Klinik4. Farmasetika

Soal ujian seleksi dapat berupa pilihan ganda dan/atau uraian (essay), difokuskan pada pemecahan masalahkefarmasian.

Soal dalam ujian seleksi dibuat berdasarkan kisi-kisi materi setiap kelompok materi yang menjadi syarat minimumdikuasai oleh seorang Sarjana Farmasi. Kisi-kisi materi setiap bidang/ kelompok materi terkait dapat dilihat padaLampiran.

Untuk peminatan produksi dan pengawasan mutu berlaku kriteria sebagai berikut:1. Perhitungan nilai akhir ujian seleksi, berdasarkan pada pembobotan nilai masing-masing bidang 25 %.

2. Peserta dinyatakan lulus ujian seleksi jika nilai akhir ujian seleksi 55 dan nilai tiap bidang > 50 atau

3. Peserta dinyatakan lulus ujian seleksi jika nilai rata-rata 60 tetapi ada nilai satu bidang antara 40 – 50 atau

Page 40: PEDOMAN UMUM PROGRAM STUDI PROFESI …download.fa.itb.ac.id/filenya/Lain Lain/Informasi Sebelumnya... · BAB I PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER SEKOLAH FARMASI ITB 1.1. Pendahuluan

4. Peserta yg sudah mengikuti ujian seleksi ke 2 kali, dapat dinyatakan lulus ujian seleksi jika nilai rata-rata 55

dan hanya satu bidang mempunyai nilai antara 40 - 50.

Untuk peminatan pelayanan farmasi berlaku kriteria sebagai berikut:1. Perhitungan nilai akhir ujian seleksi, berdasarkan pada pembobotan nilai, yaitu farmakologi-farmasi klinik 40%

dan bidang yg lainnya masing-masing 20 %.

2. Peserta dinyatakan lulus ujian seleksi jika nilai akhir ujian seleksi 55, dengan nilai bidang farmakologi-farmasi

klinik 50 serta bidang lain 40.

Keterangan :- Peserta ujian seleksi kategori lulus, mendaftar sebagai calon peserta Program Profesi Apoteker untuk semester

yang segera akan berlangsung

- Jumlah peserta lulusan sarjana S1 farmasi perguruan tinggi lain yang mengikuti pendidikan di Program StudiProfesi Apoteker adalah maksimum 30 %/ jumlah mahasiswa/tahun.

- Jika jumlah peserta yang lulus seleksi melebihi batas maksimum 30%/tahun, maka dilakukan penetapanperingkat. Peserta yang telah lulus tersebut tetapi menempati peringkat bawah menjadi peserta daftar tunggupada perkuliahan semester berikutnya tanpa harus mengikuti ujian seleksi lagi.

Peserta ujian seleksi mengajukan minat yang dipilih pada saat pendaftaran ujian seleksi. Berdasarkan nilai minimumpada tiap bidang dan nilai akhir ujian seleksi yang diperoleh, maka peminatan yang akan diikuti peserta diProgram Profesi Apoteker ITB ditetapkan pada rapat pleno kelulusan peserta ujian seleksi. Peserta ujian seleksidengan pilihan peminatan produksi dan pengawasan mutu dan tidak memenuhi kriteria kelulusan, tetapi lulusberdasarkan kriteria kelulusan peminatan pelayanan farmasi dapat disarankan pindah ke peminatan pelayananfarmasi.

Calon peserta mendaftar secara online ke alamat website http://apt.fa.itb.ac.id/ dan mengajukan SuratPermohonan untuk mengikuti Program Studi Profesi Apoteker kepada Rektor ITB melalui Dekan Sekolah Farmasi- ITB, disertai dengan dokumen lain sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan dan menandatangani surat kesanggupan mengikuti semua peraturan yang berlaku untuk menjadi peserta Program Studi Profesi Apoteker di ITB,yang ditandatangani di atas materai yang cukup.

Peserta yg berasal dari SF-ITB, mengikuti jalur peminatan sesuai dengan jalur Program Studi yg ditempuh di S1.Peserta yang berasal dari Perguruan Tinggi lain mengikuti jalur peminatan berdasarkan hasil ujian seleksi.

Mahasiswa harus melunasi SBP (Sumbangan Biaya Pendidikan) Program Studi Profesi Apoteker Semestertersebut ke rekening Penampungan BPP S2/S3 (SPS) ITB sebesar yang ditetapkan SK Rektor ITB dan

≥ ≥

3.2.8 Pengelompokan Peminatan

3.3 Prosedur Administrasi dan Biaya

Page 41: PEDOMAN UMUM PROGRAM STUDI PROFESI …download.fa.itb.ac.id/filenya/Lain Lain/Informasi Sebelumnya... · BAB I PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER SEKOLAH FARMASI ITB 1.1. Pendahuluan

menyerahkan bukti pembayaran ke Sekretariat Program Studi Profesi Apoteker.

Bagi mahasiswa yang belum bisa melunasi SBP Program Studi Profesi Apoteker dapat menangguhkanpembayaran SBP dan menyerahkan cicilan pertama minimum sebesar 50 % SBP dan melunasi sisanyamaksimum 1 (satu) bulan setelah pembayaran pertama.

Mahasiswa yang menangguhkan pelunasan SBP Program Studi Profesi Apoteker harus disetujui oleh KetuaProgram Studi Profesi Apoteker dan mengisi serta menandatangani Form Penangguhan SBP di atas materaiyang cukup.

3.4. Dokumen/Borang

(SL-1) Pendaftaran peserta Ujian Seleksi(SL-2) Daftar penyerahan bukti transfer & persyaratan(SL-3) Kartu Tanda Peserta Seleksi(SL-4) Album Peserta Ujian Seleksi(SL-5) Daftar Pengambilan Kartu Ujian Seleksi(SL-6) Soal Ujian Seleksi Biologi Farmasi(SL-7) Soal Ujian Seleksi Farmakologi dan Farmasi Klinik(SL-8) Soal Ujian Seleksi Farmakokimia(SL-9) Soal Ujian Seleksi Farmasetika(SL-10) Berita Acara Ujian Seleksi(SL-11) Lembar Serah Terima Berkas Ujian Seleksi(SL-12) Kontribusi Pembuatan Soal Ujian Seleksi(SL-13) Daftar Hadir Penilai Ujian Seleksi(SL-14) Kontribusi Penilaian Ujian Seleksi(SL-15) Nilai Tiap Bidang Ujian Seleksi(SL-16) Rekapitulasi Nilai Ujian Seleksi(SL-17) Daftar Hadir Rapat Kelulusan Ujian Seleksi(SL-18) Pengumuman Kelulusan Ujian Seleksi(K-1) Pendaftaran Program Profesi Apoteker(K-2) Daftar penyerahan bukti pendaftaran dan bukti setoran SBP(K-3) Daftar Peserta Program Studi Profesi Apoteker

Page 42: PEDOMAN UMUM PROGRAM STUDI PROFESI …download.fa.itb.ac.id/filenya/Lain Lain/Informasi Sebelumnya... · BAB I PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER SEKOLAH FARMASI ITB 1.1. Pendahuluan

BAB IV

KULIAH PROGRAM PROFESI APOTEKER

4.1. Umum

4.2. Wali Akademik

4.3. Penanggung jawab mata kuliah

4.4. Jadwal Kuliah

4.5. Materi kuliah

Peserta kuliah Program Studi Profesi Apoteker ITB adalah Sarjana Farmasi yang telah memenuhi persyaratanakademik maupun administrasi, seperti yang telah dijelaskan pada Bab I.

Wali akademik untuk peserta PSPA ditetapkan berdasarkan SK Dekan Sekolah Farmasi –ITB, yang terdiri dari timpengelola Program Profesi Apoteker dan dosen SF-ITB.

Tugas wali akademik adalah :1. Menetapkan jadwal perwalian dengan mahasiswa2. Mengetahui dan menyetujui matakuliah yang diambil oleh mahasiswa3. Turut memantau status mahasiswa di bawah perwaliannya terkait dengan kelayakan mengikuti ujian apoteker4. Membantu mahasiswa dalam menghadapi dan menyelesaikan permasalahan akademik maupun non akademik

Penanggung jawab mata kuliah setiap semester ditetapkan melalui rapat Senat SF-ITB. Penanggung jawab matakuliah adalah dosen tetap Sekolah Farmasi yang telah memiliki SK Penugasan dari Dekan Sekolah Farmasi-ITB danmemiliki sertifikat kompetensi apoteker. Nama penanggung jawab mata kuliah diusulkan oleh Ketua Program StudiProfesi Apoteker kepada Dekan Sekolah Farmasi, berdasarkan hasil pengisian form kesediaan mengajar yangdisebarkan kepada seluruh staf Sekolah Farmasi ITB. Usulan tersebut dibahas dan diputuskan pada rapat SenatSekolah Farmasi. Masa penugasan dosen penanggung jawab mata kuliah adalah 1 (satu) semester, dan seorangpenanggung jawab mata kuliah dapat dipilih kembali sesuai keputusan rapat senat SF-ITB.

Kuliah profesi dilaksanakan selama 2 (dua) semester mengikuti kalender akademik ITB, yang diselenggarakan padabulan Januari sampai dengan Mei dan Agustus sampai dengan Desember.

Materi kuliah yang akan diberikan dalam semester berjalan dan dosen pengampu matakuliah dibahas di dalam rapatSenat SF-ITB. Mata kuliah dapat diasuh oleh beberapa dosen yang memiliki keahlian terkait. Dosen penanggungjawab matakuliah merupakan dosen tetap SF-ITB.

Page 43: PEDOMAN UMUM PROGRAM STUDI PROFESI …download.fa.itb.ac.id/filenya/Lain Lain/Informasi Sebelumnya... · BAB I PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER SEKOLAH FARMASI ITB 1.1. Pendahuluan

Dosen Luar Biasa adalah dosen yang berasal dari luar SF-ITB, diutamakan praktisi profesi farmasi dari berbagaiinstansi, yang diusulkan oleh dosen penanggung jawab untuk mengampu mata kuliah terkait. Penugasan dosen luarbiasa dilakukan berdasarkan pada kontrak atau surat penugasan yang berlaku selama satu semester dan dapatdiperpanjang sesuai kebutuhan.

4.6 Daftar Mata Kuliah

Kuliah semester I

Kuliah semester II

Mata Kuliah Pilihan

No Kode Nama Mata Kuliah SKS

1 FP 5001 Manajemen Farmasi 3 (1)

2 FP 5002 Peraturan Perundang-undangan Farmasi & Etika Profesi 2 (1)

3 FP 5003 Pelayanan Kefarmasian 2 (1)

4 FP 5004 Integrated Dispensing 2 (1)

5 FP 5005 Farmasi Industri 3 (1)

6 FP 5006 Studi Kasus Pelayanan Kefarmasian 2

7 FP 5007 Studi Kasus Manufaktur Sediaan Farmasi 2

No Kode Nama Mata Kuliah SKS

1 FP 5015 PKPA Apotek 4

2 FP 5016 PKPA Pemerintahan 4

3 FP 5018 PKPA Rumah Sakit (PKPA Pilihan Peminatan) 8

4 FP 5019 Ujian Apoteker 2

No Kode Nama Matakuliah SKS

1 FP 5008 Manajemen Mutu 2

2 FP 5009 Distribusi & Rantai Pasokan Perbekalan Farmasi 2

3 FP 5010 Komunikasi Profesi 2

4 FP 5011 Farmasi Sosial 2

5 FP 5012 Farmakoterapi Lanjut 2

6 FP 5013 Obat Bahan Alam 2

7 FP 5014 Interaksi Obat 2

8 FP 5017 PKPA Industri Farmasi 8

9 FP 5018 PKPA Rumah Sakit 8

Page 44: PEDOMAN UMUM PROGRAM STUDI PROFESI …download.fa.itb.ac.id/filenya/Lain Lain/Informasi Sebelumnya... · BAB I PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER SEKOLAH FARMASI ITB 1.1. Pendahuluan

Perhitungan SKS yg sebenarnya pada PKPA adalah 1 SKS = 1 minggu PKPA (jam kerja disesuaikan dengan jamkerja yang berlaku di tempat PKPA). Pada pelaksanaannya PKPA 4 SKS (Apotek dan Pemerintahan) dilaksanakanselama 160 jam, sedangkan PKPA 8 SKS (Industri Farmasi dan Rumah Sakit) dilaksanakan selama 320 jam.

Untuk perhitungan jam kerja di Industri Farmasi, Rumah Sakit dan Pemerintahan adalah 5 hari kerja (Senin – Jumat)dengan jam kerja 8 jam per hari. Untuk perhitungan jam kerja di Apotek adalah 6 hari kerja (Senin – Sabtu) denganjam kerja 6 – 7 jam per hari.

Selama perkuliahan setiap dosen penanggung jawab mata kuliah diharapkan mengundang dosen tamu untuk 2 kalipertemuan/mata kuliah/semester.

Kuliah diberikan dengan sistem tatap muka langsung, disampaikan oleh dosen menggunakan alat bantu perkuliahanseperti papan tulis, Liquid Crystal Display (LCD) Projector. Selain penyampaian kuliah, diskusi kelompok dan metodelain dapat diberikan sesuai inisiatif masing-masing dosen.

Dalam rangka menegakkan kedisiplinan, kehadiran mahasiswa dalam kuliah Program Profesi Apoteker sekurang-kurangnya 80%. Jika kehadiran tidak mencapai 80% maka mahasiswa tersebut tidak diperkenankan mengikuti UjianAkhir Kuliah.

Sistem soal Ujian Kuliah Program Studi Profesi Apoteker dapat berupa pilihan ganda atau uraian (essay). Di tengahmasa perkuliahan dosen melaksanakan Ujian Tengah Semester (UTS) dan Ujian Akhir Semester (UAS) diblok diakhir kuliah selama 2 minggu. Dosen menyerahkan soal kepada Sekretariat Program Studi dalam amplop tertutup.Ujian dilaksanakan oleh Program Studi dan diawasi oleh beberapa orang pengawas.

Nilai Akhir Kuliah ditetapkan oleh dosen penanggung jawab kuliah dan dosen pemberi kuliah berdasarkan :a. Tugas kelompokb. Presentasic. Nilai Ujian tertulisd. dan lain-lain

4.7 Dosen Tamu

4.8 Sistem Penyampaian Kuliah

4.9 Aturan Kehadiran Kuliah

4.10 Ujian Tengah/Akhir Kuliah

4.11 Cara Penilaian Hasil Ujian dan DNA (Daftar Nilai Akhir)

Page 45: PEDOMAN UMUM PROGRAM STUDI PROFESI …download.fa.itb.ac.id/filenya/Lain Lain/Informasi Sebelumnya... · BAB I PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER SEKOLAH FARMASI ITB 1.1. Pendahuluan

Nilai Akhir Kuliah diberikan oleh dosen penanggung jawab dengan mengisi form DNA yang diterbitkan oleh SF-ITB.Lembar DNA yang telah diisi ditandatangani oleh dosen penanggung jawab kuliah, diserahkan kepada sekretariatProgram selambat-lambatnya 1 (satu) bulan setelah masa Ujian Akhir Semester dan disahkan oleh Ketua ProgramStudi Profesi Apoteker SF-ITB. Lembar DNA asli disimpan di sekretariat Program Studi Profesi Apoteker, 3 (tiga)salinan DNA dibuat, masing-masing untuk diumumkan, dosen yang bersangkutan dan arsip Program Studi ProfesiApoteker SF-ITB.

Apabila ada nilai yang tidak lengkap (T) pada DNA, perbaikan nilai T tersebut harus dilakukan selambat-lambatnyapada akhir semester berikutnya. Jika tidak, nilai akan berubah menjadi E (tidak lulus).

Semester pendek dilaksanakan pada jeda semester. Semester ini diperuntukkan bagi mahasiswa yang memperolehnilai E.

4.12 Semester Pendek

4.13 Dokumen/Borang Kuliah

(K-4) Form Kesediaan Staf SF-ITB memberikan kuliah(K-5) Rekap Kesediaan Memberikan Kuliah(K-6) Form Kesediaan Dosen LB memberikan kuliah(K-7) Daftar Penugasan Pemberi Kuliah Profesi(K-8) Daftar Pembagian Wali(K-9) Jadwal Perwalian(K-10) Jadwal Kuliah Program Profesi Apoteker(K-11) Jadwal UAS Program Profesi Apoteker(K-12) Rencana Pelaksanaan Kuliah 1 Semester(K-13) Formulir Rencana Studi Program Profesi Apoteker(K-14) Daftar penyerahan Formulir Rencana Studi (FRS)(K-15) Form Penangguhan SBP Program Profesi Apoteker(K-16) Daftar Hadir Dosen Kuliah Program Studi Profesi Apoteker(K-17) Daftar Hadir Mahasiswa Kuliah Program Studi Profesi Apoteker(K-18) Penugasan Dosen Pemberi Tutorial(K-19) Jadwal Tutorial(K-20) Daftar Hadir Dosen Tutorial Program Studi Profesi Apoteker(K-21) Daftar Hadir Mahasiswa Tutorial Program Studi Profesi Apoteker(K-22) Kuesioner Pelaksanaan Kuliah Program Profesi Apoteker(K-23) Pengambilan dan Penyerahan Kuesioner Kuliah(K-24) Rekap Kuesioner Pelaksanaan Kuliah(K-25) Surat Pernyataan Ujian(K-26) Berita Acara Pelaksanaan Ujian Tengah Semester (UTS) dan Ujian Akhir

Semester (UAS)(K-27) Lembar Serah Terima Berkas UTS dan UAS sekretariat-pengawas(K-28) Lembar Serah Terima Berkas UTS dan UAS pengawas-sekretariat(K-29) Lembar Serah Terima Berkas UTS dan UAS sekretariat-dosen(K-30) Form Daftar Nilai UTS dan UAS(K-31) Form Daftar Nilai Akhir(K-32) Form Daftar Nilai Akhir Verifikasi(K-33) Form DNA Perbaikan

Page 46: PEDOMAN UMUM PROGRAM STUDI PROFESI …download.fa.itb.ac.id/filenya/Lain Lain/Informasi Sebelumnya... · BAB I PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER SEKOLAH FARMASI ITB 1.1. Pendahuluan

BAB V

PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER

5.1. Pendahuluan

5.2. Persyaratan Praktek Kerja Profesi Apoteker

5.3. Prosedur Administrasi dan Biaya

Praktek Kerja Profesi Apoteker bertujuan untuk membekali peserta Program Profesi Apoteker dengan keterampilandan wawasan profesional serta norma dan etika dalam menjalankan profesi.Tempat PKPA dikelola melalui jalinankerjasama Sekolah Farmasi ITB dengan institusi yang dapat menyediakan fasilitas kerja praktek antara lain: BadanPengawasan Obat dan Makanan (BPOM) RI, Kementerian Kesehatan khususnya Direktorat Jenderal BinaKefarmasian & Alat Kesehatan, Dinas Kesehatan tingkat Propinsi, Kotamadya/Kabupaten dan Balai Besar dan BalaiPOM, Badan Usaha Milik Negara, Rumah Sakit Pemerintah dan Swasta kelas A dan B, Industri Farmasi Swastabersertifikat CPOB, Industri Kosmetik bersertifikat CPKB dan Alat Kesehatan, Industri Jamu dan Obat Tradisionalbersertifikat CPOTB, Industri Makanan-Minuman, Apotek Kimia Farma dan Apotek milik institusi (ITB) maupunperorangan. Dalam penyelenggaraan kerjasama operasional tersebut dirumuskan kriteria pembimbingan, biaya,beban serta uraian kerja di setiap tempat kerja praktek profesi. Untuk selanjutnya istilah Praktek Kerja ProfesiApoteker disingkat menjadi PKPA.

a) Untuk PKPA di Rumah Sakit : pernah mengikuti kuliah FP-5003 Pelayanan Kefarmasian atau yg setaradi Program Studi Sarjana Farmasi

b) Untuk PKPA di Industri : pernah mengikuti kuliah FP-5005 Farmasi Industri atau yg setara di ProgramStudi Sarjana Farmasi

c) Untuk PKPA di Apotek dan Pemerintahan : pernah mengikuti kuliah FP-5001: Manajemen Farmasid) Mahasiswa yang diperbolehkan melaksanakan PKPA harus mengikuti/menyelesaikan tugas-tugas

sebagai berikut :Presentasi tugas Pra PKPA yang diberikan oleh dosen tutorMengikuti penjelasan tentang pekerjaan kefarmasian di tempat PKPA dari apoteker praktisiMengikuti pembekalan PKPA oleh dosen yang ditugaskan oleh Dekan.

e) Tempat PKPA mahasiswa ditentukan oleh Program Studi Profesi Apoteker (PSPA) denganmemperhatikan kondisi/kriteria yang ditetapkan oleh tempat PKPA, jika ada.

Prosedur pengiriman mahasiswa ke tempat PKPA adalah sebagai berikut :a) Bulan April dan Oktober: Prodi mengirimkan surat dan form permintaan kesediaan kepada institusi yang

direncanakan akan digunakan sebagai tempat PKPA sesuai jumlah mahasiswa yang terdaftar.b) Awal bulan Juli dan Desember: Jawaban kesediaan dari tempat PKPA diharapkan dapat diterima

kembali oleh PSPA.c) Sebelum mahasiswa memulai PKPA, pembekalan PKPA diberikan oleh dosen yang ditugaskan oleh

Dekan

Page 47: PEDOMAN UMUM PROGRAM STUDI PROFESI …download.fa.itb.ac.id/filenya/Lain Lain/Informasi Sebelumnya... · BAB I PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER SEKOLAH FARMASI ITB 1.1. Pendahuluan

Pembekalan PKPA yang diberikan meliputi materi dari bidang:Industri FarmasiRumah sakit/farmasi klinikApotekPuskesmasPemerintahan (Badan POM/Balai POM, Dinas Kesehatan)Validasi Metode Analisis

d) Setelah pembekalan mahasiswa diberi surat pengantar dari Sekolah Farmasi-ITBe) Apabila di tempat PKPA mahasiswa diharuskan melakukan pembayaran biaya di muka, maka

mahasiswa yang bersangkutan diminta untuk membayarnya terlebih dahulu, untuk selanjutnya biayatersebut diganti oleh Program Studi Profesi Apoteker dengan menyerahkan bukti pembayaran yang sah.

a) Jangka waktu pelaksanaan PKPA adalah minimum 160 jam, masing-masing untuk PKPA Apotek danPemerintahan (4 SKS) dan 320 jam untuk PKPA Industri Farmasi dan Rumah Sakit (8 SKS).

b) Jadwal PKPA: Pada semester genap dilaksanakan pada bulan Februari sampai dengan Mei dan padasemester ganjil dilaksanakan pada bulan Agustus sampai dengan November

c) Persentase kehadiran adalah 100%. Ketidakhadiran hanya diizinkan apabila ada force majeur denganalasan yang kuat. Kekurangan kehadiran harus diganti pada waktu lain sesuai kesepakatan denganpembimbing di tempat PKPA.

d) Materi yang harus diperoleh di PKPA dan tugas khusus disesuaikan dengan tempat PKPA dan ditetapkanoleh Sekolah Farmasi-ITB. Materi minimum PKPA dapat dilihat pada Lampiran.

A. Pembimbing dari tempat PKPA

Kriteria Pembimbing PKPA dari tempat PKPA:Minimum seorang apoteker dengan sertifikat kompetensi atau,Sudah berpengalaman pada bidangnya minimum selama 5 tahun

B. Pembimbing dari SF-ITB

Pembimbing PKPA dari SF-ITB ditetapkan berdasarkan SK Dekan Sekolah Farmasi ITB. Pembimbing bertugasmemantau dan mengevaluasi pelaksanaan PKPA, serta melaporkan hasil evaluasi pelaksanaan PKPA kepadaKetua Program Studi Profesi Apoteker. Waktu pembimbingan mahasiswa bergantung kepada kesepakatan masing-masing (minimum 2 kali pembimbingan), yang dapat dilakukan melalui tatap muka langsung maupun melalui mediaemail atau media komunikasi lain yang dapat didokumentasikan.

Hasil evaluasi akhir PKPA merupakan rekomendasi untuk penggunaan tempat PKPA tersebut pada periode PKPAselanjutnya. Borang pemantauan PKPA dapat dilihat pada Lampiran.

5.3. Aturan Pelaksanaan PKPA

5.5. Pembimbing PKPA

Page 48: PEDOMAN UMUM PROGRAM STUDI PROFESI …download.fa.itb.ac.id/filenya/Lain Lain/Informasi Sebelumnya... · BAB I PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER SEKOLAH FARMASI ITB 1.1. Pendahuluan

5.6 Penetapan Kelulusan oleh Pembimbing PKPA

5.7 Dokumen/borang PKPA

Penilaian dilakukan oleh masing-masing pembimbing di tempat PKPA terhadap mahasiswa untuk hal-hal berikut:Ketekunan bekerjaSikap dan perilakuKemampuan berkomunikasiKemampuan bekerja samaKemampuan mengakses informasiPotensi untuk berkarirKemampuan dalam menganalisis masalahKemampuan dalam menyelesaikan masalahLaporan tugas khususUjian tertulis/Lisan

Penilaian ini berdasarkan: penilaian kinerja sehari-hari, buku harian, buku laporan dan diskusi akhir/presentasi (jikaada).

Setelah mahasiswa menyelesaikan tugas PKPA dan tugas khusus, pembimbing memberikan nilai dalam formpenilaian khusus, dan selanjutnya dikumpulkan untuk dimasukkan ke dalam form DNA oleh Koordinator PKPA. DNAyang telah lengkap diverifikasi lalu ditandatangani oleh Ketua Program Studi Profesi Apoteker. Bila ada perbaikannilai dari pembimbing, maka pembimbing harus mengirimkan form perbaikan nilai yang telah ditandatangani kepadaSekretariat Program dan selanjutnya Koordinator PKPA akan memasukkan nilai perbaikan tersebut ke DNAperbaikan, yang kemudian ditandatangani oleh Ketua Program Studi Profesi Apoteker.

(PKPA-1) Dokumen Perjanjian Kerjasama antara Sekolah Farmasi ITBdengan tempat PKPA

(PKPA-2) Form Kesediaan Tempat PKPA(PKPA-3) Rekapitulasi Kesediaan Tempat PKPA(PKPA-4) Rekapitulasi Pilihan Tempat PKPA(PKPA-5) Hasil undian PKPA(PKPA-6) Kertas Undian Tempat PKPA(PKPA-7) Jadwal Pembekalan PKPA(PKPA-8) Daftar Hadir Dosen Pembekalan PKPA(PKPA-9) Daftar Hadir Mahasiswa Pembekalan PKPA(PKPA-10) Form Penilaian PKPA(PKPA-11) Buku Harian PKPA(PKPA-12) Daftar Pengambilan Surat Pengantar PKPA dan Buku Harian(PKPA-13) Daftar Penyerahan Form Penilaian PKPA dan Buku Harian(PKPA-14) Rekapitulasi Nilai PKPA(PKPA-15) DNA PKPA Industri(PKPA-16) DNA PKPA Industri Verifikasi(PKPA-17) DNA PKPA RS(PKPA-18) DNA PKPA RS Verifikasi

Page 49: PEDOMAN UMUM PROGRAM STUDI PROFESI …download.fa.itb.ac.id/filenya/Lain Lain/Informasi Sebelumnya... · BAB I PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER SEKOLAH FARMASI ITB 1.1. Pendahuluan

(PKPA-19) DNA PKPA Apotek(PKPA-20) DNA PKPA Apotek Verifikasi(PKPA-21) DNA PKPA Pemerintahan(PKPA-22) DNA PKPA Pemerintahan Verifikasi(PKPA-23) Kuesioner pelaksanaan PKPA(PKPA-24) Daftar Pengambilan dan Penyerahan Kuesioner PKPA(PKPA-25) Materi PKPA Industri(PKPA-26) Materi PKPA Rumah Sakit(PKPA-27) Materi PKPA Apotek(PKPA-28) Materi PKPA Pemerintahan

Page 50: PEDOMAN UMUM PROGRAM STUDI PROFESI …download.fa.itb.ac.id/filenya/Lain Lain/Informasi Sebelumnya... · BAB I PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER SEKOLAH FARMASI ITB 1.1. Pendahuluan

BAB VI

UJIAN APOTEKER

6.1. Pendahuluan

6.2. Tujuan Ujian

6.3. Syarat Peserta Ujian

Program Studi Profesi Apoteker merupakan pendidikan lanjutan bagi Sarjana Farmasi dengan tujuan menghasilkanlulusan yang siap melaksanakan berbagai aktivitas dalam profesi kefarmasian. Apoteker memiliki kewenangansesuai dengan Undang-Undang RI No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, untuk melaksanakan pekerjaankefarmasian, yang meliputi pembuatan termasuk pengendalian mutu sediaan farmasi; pengamanan, pengadaan,penyimpanan dan pendistribusian obat; pelayanan obat atas resep dokter; pelayanan informasi obat sertapengembangan obat, bahan obat dan obat tradisional. Seorang calon Apoteker harus diuji kompetensinya olehPanitia Ujian Apoteker yang beranggotakan akademisi dan praktisi profesi farmasi.

Ujian bertujuan untuk mengukur kemampuan seorang calon Apoteker yang meliputi penguasaan ilmu pengetahuandan keterampilan teknis maupun manajerial di bidang kefarmasian, yang diperlukan untuk melaksanakan tugas danfungsi Apoteker antara lain dalam bidang farmasi rumah sakit, industri, komunitas, regulasi, pengawasan dan bidanglain, termasuk asuransi kesehatan, laboratorium klinik, dan dan masalah kefarmasian lain. Ujian Apoteker dirancangkhusus dan direncanakan terdiri dari 2 (dua) unsur utama ukuran kemampuan seorang calon Apoteker, yaitu:(1) Kemampuan mengintegrasikan teori dan praktek kefarmasian.(2) Kemampuan wawasan profesi kefarmasian

Peserta Ujian adalah Peserta Program Profesi Apoteker ITB yang telah memenuhi persyaratan berikut :1. Telah lulus semua mata kuliah dan PKPA, kecuali FP 5019 Ujian Apoteker (1 SKS)2. Belum melampaui batas waktu masa pendidikan profesi Apoteker (6 semester)3. Mengajukan permohonan di atas materai yang cukup untuk mengikuti ujian Apoteker, ditujukan kepada

Panitia Ujian Apoteker dan dilengkapi pas foto 4 x 6 sesuai ketetapan yang berlaku

Mahasiswa yang telah mengikuti semua mata kuliah namun belum lulus hanya satu mata kuliah, diberi kesempatanmengikuti ujian perbaikan/ujian khusus untuk mata kuliah tersebut melalui prosedur sebagai berikut :

Tim Pengelola Program Profesi Apoteker memberikan laporan tertulis tentang status mahasiswa yangbersangkutan kepada Ketua Program Studi Profesi Apoteker, yang diteruskan kepada Dekan SekolahFarmasi-ITB.Dekan menugaskan penyelenggaraan ujian perbaikan/ujian khusus kepada dosen penanggung jawabkuliah.

Page 51: PEDOMAN UMUM PROGRAM STUDI PROFESI …download.fa.itb.ac.id/filenya/Lain Lain/Informasi Sebelumnya... · BAB I PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER SEKOLAH FARMASI ITB 1.1. Pendahuluan

6.4. Proses dan Tatacara Pendaftaran

6.5. Penyelenggaraan Ujian Apoteker

6.6. Tahap Persiapan

Susunan Kepanitiaan dan Perincian Tugas

Calon peserta ujian mendaftar secara on line ke alamat website http://apt.fa.itb.ac.id/ dan mengajukanpermohonan tertulis kepada Ketua Panitia Ujian Apoteker, bermaterai cukup sesuai dengan ketentuanserta dilengkapi pas foto. Permohonan diserahkan melalui Sekretariat Program Studi Profesi ApotekerSetelah diperiksa oleh Tim Pengelola Program Profesi Apoteker, kelengkapan nilai calon peserta ujianApoteker dilaporkan secara tertulis oleh Ketua Program Studi Profesi Apoteker kepada Dekan SekolahFarmasi-ITB.Hasil pemeriksaan kelengkapan calon peserta dilaporkan dalam rapat pleno Panitia Ujian Apoteker.

Ujian Apoteker dilaksanakan 2 (dua) kali dalam setahun yaitu sekitar bulan Juli dan Desember yang diselenggarakandalam kurun waktu selama kurang lebih 1 (satu) bulan

Tahap persiapan pelaksanaan Ujian Apoteker diawali dengan pembekalan bagi calon perserta Ujian Apoteker.Pembekalan dilaksanakan dalam bentuk Tutorial Pengetahuan Farmasi Terpadu. Persiapan ujian dan tutorialdilakukan dalam waktu 2 minggu. Melalui pemberian Tutorial Pengetahuan Farmasi Terpadu diharapkan calonpeserta ujian dapat memahami strategi untuk mendesain penyelesaian masalah (problem solving) secara terpaduyang dihadapi dalam ujian.

Panitia ujian melaksanakan Rapat Pleno I Panitia Ujian Apoteker, dengan agenda :* Penetapan Susunan Panitia Ujian Apoteker* Penetapan Jadwal Ujian Apoteker* Penetapan Peserta Ujian Apoteker

Panitia Pelaksana Ujian Apoteker yang diketuai oleh Dekan Sekolah Farmasi-ITB ditetapkan oleh SK Rektor ITB danberlaku selama 1 (satu) tahun.

JABATAN TUGAS - KEWAJIBAN

1. Ketua Menetapkan tata cara ujian, mengesahkan peserta ujian, bertanggung jawabpenuh atas pelaksanaan ujian, mengambil Sumpah Jabatan Apoteker, melantikApoteker baru dan menyerahkan IjazahApoteker kepadaApoteker baru

2. Wakil Ketua Bertanggung jawab atas kelancaran ujian, mengkoordinasi penerbitan ijazahdan sumpahApoteker

Page 52: PEDOMAN UMUM PROGRAM STUDI PROFESI …download.fa.itb.ac.id/filenya/Lain Lain/Informasi Sebelumnya... · BAB I PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER SEKOLAH FARMASI ITB 1.1. Pendahuluan

JABATAN TUGAS - KEWAJIBAN

3. Sekretaris Menyusun soal ujian hasil Tim Penyusun Soal, mengundi soal, mengatur alurujian, bertanggung jawab atas semua form yang diperlukan pada setiap tahapujian dan membuat laporan tentang pelaksanaan ujian

4. Tim Sekretariat Menyiapkan semua form yang diperlukan pada setiap tahap ujian, bertanggungjawab atas penggandaan berkas ujian dan distribusinya, mengatur danmenempatkan penguji lisan dari dalam dan luar ITB

5. Tim Penyusun Soal UjianApoteker

- Menyiapkan data soal ujian dua semester sebelumnya, bahan aktif baru yangbelum tercantum dalam Farmakope Indonesia dan bahan aktif yang sudahdilarang.

- Menyusun soal ujian dengan kriteria sebagai berikut:1. Soal ujian berupa nama senyawa aktif, bentuk sediaan dan jumlah

sediaan yang harus dibuat, dengan atau tanpa kondisi pasien2. Zat aktif dalam soal ujian harus tercantum dalam Farmakope3. Soal ujian harus rasional dan merupakan obat yang lazim digunakan

dalam pelayanan kesehatan4. Soal ujian sebaiknya dipilih yang up to date dan bukan soal yang telah

diberikan dalam dua semester terakhir.5. Zat aktif yang dipilih dalam soal ujian harus mempertimbangkan aspek

keamanan dan ekonomi6. Jumlah sediaan obat dalam soal ujian harus berorientasi pada produksi

berskala industri

6. Tim Logistik 1. Bertanggung jawab atas penyediaan bahan aktif yang diajukan dalam soalujian, bahan pembantu yang diperlukan untuk pembuatan sediaan yangsesuai dengan soal ujian.

2. Menyiapkan data jenis dan jumlah bahan aktif dan bahan pembantu yangtersedia di gudang dan di perdagangan, daftar industri atau institusi yangterdaftar memiliki bahan yang diperlukan

7. Tim Pembuat dan PengadaanSediaan

Menyiapkan sampel bahan baku dan sediaan sesuai soal ujian serta membuatberita acara pembuatan sediaan

8. Tim Penyusun JadwalPengawas Ujian dan JadwalUjian Lisan

Membuat daftar kesediaan pengawas ujian, jadwal ujian, menetapkan danmengatur pengawas ujian pada tahap Ujian Penelusuran Pustaka dan ujianPraktek, turut mengawasi penggandaan berkas ujian penelusuran pustaka,distribusi dan pengamanan berkas ujian (berkoordinasi dengan Tim Sekretariat).dan mengatur penempatan peserta ujian lisan (berkoordinasi dengan TimSekretariat)

Page 53: PEDOMAN UMUM PROGRAM STUDI PROFESI …download.fa.itb.ac.id/filenya/Lain Lain/Informasi Sebelumnya... · BAB I PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER SEKOLAH FARMASI ITB 1.1. Pendahuluan

6.7. Tahapan Ujian

6.7.1 Ujian Penelusuran Pustaka

Pelaksanaan ujian terdiri dari tiga (3) tahap: Tahap pertama Ujian Penelusuran Pustaka (2 hari), tahap kedua UjianLisan Wawasan Profesi Kefarmasian (60 menit), dan tahap ketiga terdiri dari Ujian Praktek (3 hari). Masing-masingtahap ujian diberi penilaian tersendiri.

Penelusuran pustaka merupakan uraian berbagai aspek suatu sediaan obat yang harus ditelaah secara terpadu,meliputi :(a) Legislasi dan Regulasi obat(b) Informasi obat dalam pelayanan kefarmasian(c) Formulasi, produksi, dan pengujian mutu bahan baku dan sediaan obat.

Sebelum hari H dilakukan undian ruang Ujian Penelusuran Pustaka. Ujian Penelusuran Pustaka dilaksanakan diruang-ruang Sekolah Farmasi ITB yang ditetapkan, diawasi oleh 2-3 orang dosen pengawas ujian. Pengundian soal

JABATAN TUGAS - KEWAJIBAN

9. Tim Pengujian Sediaan Memeriksa kebenaran sediaan yang diberikan kepada peserta ujian, apabilaada keraguan pada hasil ujian Praktek yang dilaporkan oleh peserta ujian danmembuat berita acara pengujian sediaan.

10. Tim Penanggung JawabPelaksanaan Teknis UjianPraktek

Bertanggung jawab atas kelancaran pelaksanaaan ujian Praktek, antara lain:tugas pengawas, tata tertib peserta ujian, mengatur penggunaan instrumen danalat, ketersediaan bahan habis ujian.

11. Tim Penilai UjianPenelusuran Pustaka danUjian Praktek

Menilai hasil ujian Penelusuran Pustaka dan Ujian Praktek serta menetapkankelulusan peserta ujian pada ujian praktek

12. Tim Penguji Ujian Lisan Pimpinan Sidang bertanggung jawab atas kelancaran Ujian Lisan. Anggota timPenguji Lisan menilai peserta ujian dari hasil tanya-jawab selama ujian danmenetapkan kelulusan peserta ujian pada ujian lisan

13. Tim Konsumsi Bertanggung jawab atas penyiapan dan penyediaan konsumsi untuk PanitiaUjian selama ujianApoteker berlangsung

14. Tim Pelantikan Menetapkan tempat, menyusun acara pelantikan, bertanggung jawab dalampembuatan dan distribusi undangan pelantikan, mengatur konsumsi,bertanggung jawab atas kelancaran acara, mengatur personil yang terlibat didalam acara (MC, penerima tamu, rohaniwan, dokumentasi, petugaskebersihan, keamanan), mengatur alur pemberian ijazah, sumpah dan sertifikatkompetensiApoteker sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Page 54: PEDOMAN UMUM PROGRAM STUDI PROFESI …download.fa.itb.ac.id/filenya/Lain Lain/Informasi Sebelumnya... · BAB I PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER SEKOLAH FARMASI ITB 1.1. Pendahuluan

ujian untuk masing-masing peserta ujian dilakukan pada hari pertama ujian pada pukul 7.15 di hadapan seluruhpeserta ujian. Ujian Penelusuran Pustaka dilaksanakan mulai pukul 08.00-17.00 dengan waktu istirahat pukul 12.00-13.00. Para peserta ujian diizinkan membawa buku acuan sendiri. Ujian menggunakan kertas ujian yang disiapkanoleh panitia.

Penilaian isi risalah jurnal hasil ujian penelusuran pustaka dilakukan oleh tiga kelompok penilaian yang terdiri dari :1. Kelompok pembuatan sediaan farmasi2. Kelompok pengujian mutu3 Kelompok kajian khasiat dan informasi obat

Ujian lisan mengukur wawasan profesi kefarmasian yang mencakup aspek umum materi yang berkaitan dengansoal masing-masing peserta ujian. Peserta tidak diuji lagi materi PKPA, karena materi tersebut sudah diuji olehpembimbing di tempat PKPA. Ujian lisan wawasan profesi kefarmasian dilaksanakan selama 60 menit untuk masing-masing peserta, meliputi 3 kelompok materi, yaitu :

Kisi-kisi :Aspek legislasi dan regulasi obat ditinjau dari kebijakan pemerintah di bidang pengawasan, pengaturan,pemeriksaan, pengujian, penyidikan dan penelitian.Aspek regulasi obat berkaitan dengan sistem produksi, pengembangan produk, distribusi obat danpelayanan kefarmasian.Peraturan standardisasi dan sertifikasi untuk mendapatkan izin produksi dan atau izin distribusi obat.Hal-hal lain yang relevan.

Kisi-kisi :Informasi obat yang diperlukan untuk praktek dokter, Apoteker, dan profesi kesehatan lainnya, bagi pasiendan masyarakat umumAspek obat berkaitan dengan pelayanan pasien dan penyerahan obat dalam rangka implementasi dan ataupengembangan farmasi klinik.Sistem penyuluhan tenaga kesehatan dan masyarakat umumSistem monitoring efek terapi obat (TDM), efek samping obat (MESO), interaksi obat, epidemiologi danfarmakoekonomi.Tatacara pengadaan, penyimpanan, pengamanan, distribusi dan pemeriksaan mutu obat dalam lingkupkerja instalasi farmasi rumah sakit dan farmasi komunitas.Hal-hal lain yang relevan.

6.7.2 Ujian Lisan Wawasan Profesi Kefarmasian

Materi-1 : Legislasi dan Regulasi Obat

Materi-2 : Informasi Obat dan Pelayanan Kefarmasian Lain

Page 55: PEDOMAN UMUM PROGRAM STUDI PROFESI …download.fa.itb.ac.id/filenya/Lain Lain/Informasi Sebelumnya... · BAB I PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER SEKOLAH FARMASI ITB 1.1. Pendahuluan

Materi-3 : Formulasi, Produksi dan Pengujian Mutu Bahan Aktif dan Sediaan Obt

6.7.3 Ujian Praktek

Kisi-kisi :Kajian preformulasi dan pengetahuan bahan serta pengendalian mutu bahan farmasiPengetahuan tentang formula dasar dan pembuatan sediaan obatPenyusunan formula dan pembuatan sediaan obatPengujian dan pengendalian mutu bahan aktif obatPengujian dan pengendalian mutu sediaan obat.Pembuatan kemasan dan brosur informasi obat, serta penandaan obat.CPOB , CPOTB dan CPKBHal-hal lainnya yang relevan.

Ujian Lisan dilaksanakan dalam beberapa kelompok penguji ujian lisan sesuai dengan jumlah peserta. Setiapkelompok penguji terdiri dari 2-3 penguji untuk tiap kelompok materi uji.

Tim Penguji Ujian Lisan meliputi Praktisi/Pakar di Industri, Rumah Sakit, Apotek, Pemerintahan, IAI dan Dosen diSekolah Farmasi-ITB. Setiap kelompok penguji diketuai oleh dosen Sekolah Farmasi-ITB, sebagai pimpinan sidang.

Masing-masing peserta ujian mendapat satu tugas praktek yang dapat berupa:- produksi sediaan obat, atau- pemeriksaan mutu bahan aktif dan sediaan obat, atau- pelaksanaan praktek pemberian informasi obat untuk profesional (dokter,apoteker, perawat dan tenaga kesehatan lain) dan non profesional (pasiendan keluarga pasien)

Page 56: PEDOMAN UMUM PROGRAM STUDI PROFESI …download.fa.itb.ac.id/filenya/Lain Lain/Informasi Sebelumnya... · BAB I PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER SEKOLAH FARMASI ITB 1.1. Pendahuluan

6.8. Pelaksanaan Ujian

6.9. Tata tertib

6.9.1 Umum

b. Peserta dilarang:

Ujian dilaksanakan pada setiap akhir semester, dengan urutan sebagai berikut:

Selama mengikuti ujian, peserta harus mematuhi tata tertib ujian

a. Peserta wajib:Datang tepat waktuBerpakaian rapi dan sopanMemakai name tag (tanda peserta)Menandatangani daftar hadirMengumpulkan semua HP/alat komunikasi selama ujian kepada Panitia

Menggunakan lembar jawaban selain yang disediakan oleh PanitiaBerdiskusi satu sama lain selama ujianMelakukan komunikasi dengan pihak lain selama ujianMeninggalkan lokasi ujian selama ujian berlangsung tanpa seizin pengawas.Membawa lembar jawaban ujian ke luar ruangan /laboratorium selama istirahat atau selesai ujian

Hari ke- Kegiatan

1 Undian soal ujian dilanjutkan dengan Ujian Penelusuran Pustaka

3-5 Penilaian Hasil Ujian Penelusuran Pustaka

6 Pleno Kelulusan Ujian Penelusuran Pustaka

12-13 Ujian Lisan Wawasan Profesi Kefarmasian

13 Pleno Kelulusan Ujian Lisan

24-26 Ujian Praktek

27-29 Pemeriksaan & Penilian Ujian Praktek

30 Pleno Kelulusan Ujian Praktek dan Ujian Apoteker

2 - Lanjutan Ujian Penelusuran Pustaka, diakhiri denganpenyerahan hasil penelusuran pustaka kepada panitia

- Penggandaan hasil Penelusuran Pustaka oleh panitia ujiansebagai bahan untuk penilaian panitia ujian

Page 57: PEDOMAN UMUM PROGRAM STUDI PROFESI …download.fa.itb.ac.id/filenya/Lain Lain/Informasi Sebelumnya... · BAB I PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER SEKOLAH FARMASI ITB 1.1. Pendahuluan

6.9.2 Penelusuran Pustaka :

6.9.3 Lisan :

6.9.4 Praktek:

6.10. Sistem Penilaian

6.10.1 Penilaian Hasil Ujian Penelusuran Pustaka

a. Peserta wajib:Menggunakan tanda pengenal peserta ujianMengikuti pengundian soalMenempelkan kertas undian soal pada lembar jawabanMenuliskan nama, NIM, nomor halaman pada setiap lembar jawaban

b. Peserta dilarang :Membawa jurnal ujian penelusuran pustaka sebelumnya ke dalam ruang ujianMembawa segala macam bentuk alat komunikasi ke dalam ruang ujianBerdiskusi dengan peserta ujian yang lain selama ujian berlangsung

Peserta wajib :Menggunakan tanda pengenal peserta ujianBerpakaian rapi dan sopan (pria mengenakan pakaian resmi/jas lengkap, wanita mengenakan blazer/baju lenganpanjang)Menjawab pertanyaan dengan sopan dan jelas\

a. Peserta wajib :Mengenakan jas lab selama ujianMenggunakan tanda pengenal peserta ujianMenjaga kebersihan tempat kerjaMengerjakan sendiri semua pekerjaan di laboratorium termasuk menyiapkan pereaksi dalam ujian dilaboratorium pengawasan mutuMemelihara peralatan milik Sekolah Farmasi-ITB yang digunakanMeminta paraf dosen pengawas untuk setiap tahap pekerjaan yang dilakukanMelapor dan menulis dalam formulir penggunaan alat/instrumen sebelum bekerja pada instrumen atau mesin,misalnya pencetak tablet, otoklaf, spektrofotometer uv, dll

b. Peserta dilarang :Melakukan percobaan pendahuluan, kecuali untuk penggunaan instrumen tertentu yang ditetapkan oleh PanitiaMelakukan tindakan-tindakan yang dapat menyebabkan kecelakaan bagi diri sendiri, orang lain dan lingkunganMakan dan minum di dalam laboratorium

Sistem Penilaian setiap tahap ujian dilakukan dengan cara sebagai berikut:

Dilakukan oleh tiga kelompok penilai yaitu : kelompok pengujian mutu, pembuatan sediaan farmasi, dan kajiankhasiat dan informasi obat. Nilai diberikan mulai 0 sampai dengan 100. Nilai penelusuran pustaka berdasarkanpembobotan kelompok materi uji.

Page 58: PEDOMAN UMUM PROGRAM STUDI PROFESI …download.fa.itb.ac.id/filenya/Lain Lain/Informasi Sebelumnya... · BAB I PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER SEKOLAH FARMASI ITB 1.1. Pendahuluan

A. Peminatan PPM

B. Peminatan PF

6.10.2 Penilaian Ujian Lisan Wawasan Profesi Kefarmasian

A. Peminatan PPM

B. Peminatan PF

6.10.3 Penilaian Hasil Ujian Praktek

6.10.4 Pernyataan Peringatan

Penilaian Penelusuran Pustaka merupakan hasil kontribusi dari 37,5% nilai pembuatan sediaan farmasi, 37,5% nilaipengujian mutu, dan 25% nilai kajian khasiat dan informasi obat.

Penilaian Penelusuran Pustaka merupakan hasil kontribusi dari 30 % nilai pembuatan sediaan farmasi, 30% nilaipengujian mutu, dan 40% nilai kajian khasiat dan informasi obat.

Nilai minimum kelulusan penelusuran pustaka 50 untuk masing-masing kelompok penilaian, dan nilai akhir 55.

Kelulusan penelusuran pustaka ditetapkan dalam rapat pleno panitia ujian. Tahap ini disebut tahap I.

Ujian Lisan diikuti oleh semua peserta yang lulus Ujian Penelusuran Pustaka. Penilai ujian Lisan terdiri dari praktisifarmasi dan akademisi. Nilai diberikan mulai 40 sampai dengan 100.

Penilaian Ujian lisan merupakan hasil kontribusi dari 25% nilai aspek legislasi dan regulasi obat; 25% nilai aspekinformasi obat dan pelayanan kefarmasian; 50% nilai aspek formulasi, produksi dan pengujian mutu bahan baku dansediaan obat..

Penilaian Ujian lisan merupakan hasil kontribusi dari 25% nilai aspek legislasi dan regulasi obat; 50% nilai aspekinformasi obat dan pelayanan kefarmasian; 25% nilai aspek formulasi, produksi dan pengujian mutu sediaan obat.

Nilai minimum kelulusan ujian lisan 50 untuk masing-masing kelompok penilaian, dan nilai akhir 55. Kelulusan

ujian lisan ditetapkan dalam rapat pleno panitia ujian. Tahap ini disebut tahap II.

Ujian Praktek diikuti oleh peserta yang telah dinyatakan lulus Ujian Lisan. Penilaian dilakukan oleh masing-masingkelompok penilai yaitu: kelompok pengujian mutu atau kelompok pembuatan sediaan obat atau kelompok kajiankhasiat dan informasi obat, bergantung kepada tempat ujian Praktek dilaksanakan. Nilai diberikan mulai 0 sampaidengan 100.

Peserta dinyatakan lulus Tahap Ujian Praktek jika nilai akhir 55. Penetapan kelulusan dilakukan dalam rapat pleno

panitia ujian Apoteker. Tahap ini disebut Tahap III.

Pernyataan peringatan untuk Ujian Penelusuran Pustaka dan Ujian Lisan diberikan kepada peserta ujian yangmemperoleh rentang nilai terendah dari kelulusan yaitu 50-55 pada satu atau lebih kelompok penilaian. Sedangkanuntuk Ujian Praktek, pernyataan peringatan diberikan kepada peserta ujian yang memperoleh rentang nilai terendahdari kelulusan yaitu 55-60.

≥ ≥

Page 59: PEDOMAN UMUM PROGRAM STUDI PROFESI …download.fa.itb.ac.id/filenya/Lain Lain/Informasi Sebelumnya... · BAB I PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER SEKOLAH FARMASI ITB 1.1. Pendahuluan

6.10.5 Penetapan kelulusan Ujian Apoteker

6.10.6 Konversi Nilai Ujian Apoteker

6.11. Lulusan dengan Nilai Ujian Apoteker Tertinggi

6.12. Lulusan dengan IPK tertinggi Program Studi Profesi Apoteker

6.13. Pelantikan Apoteker

a) Peserta dinyatakan lulus Ujian Apoteker, jika nilai dari Tahap I, Tahap II dan Tahap III 55. Penetapan kelulusan

Ujian Apoteker dilakukan dalam rapat pleno panitia Ujian Apoteker.b) Peserta ujian dinyatakan tidak lulus apabila :

- Tidak mengikuti semua atau salah satu tahap ujian Apoteker- Melakukan kecurangan akademik pada saat ujian berlangsung atau lalai dalam bekerja di laboratorium

sehingga menyebabkan kecelakaan fatal berupa kebakaran/kerusakan berat alat/instrumen dilaboratorium akibat kesalahan atau kekurangtahuan peserta ujian.

Peserta ujian mendapatkan nilai akhir:

- A jika nilai angka X + 0,5 SD

- AB jika µ- 0,5 SD angka X < µ + 0,5 SD

- B jika angka X < µ- 0,5 SD

Keterangan : µ adalah nilai rataan kelas dan SD adalah standar deviasi

Peserta yang mendapat peringatan pada dua tahap ujian, nilai hurufnya akan diturunkan 1 (satu) tingkat, A menjadiAB, AB menjadi B , dan B menjadi BC.

Pada setiap Ujian Apoteker ditetapkan lulusan dengan nilai ujian Apoteker tertinggi, yang ditetapkan berdasarkannilai rata-rata tertinggi yg diperoleh pada saat mengikuti Ujian Apoteker. Jika ada lebih dari 1 nominee yangmendapatkan nilai tertinggi dengan nilai yang sama, maka semua nominee diputuskan sebagai Lulusan denganUjian Apoteker tertinggi dan akan mendapat penghargaan.

Setiap semester ditetapkan lulusan dengan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) tertinggi Program Studi Profesi Apoteker,yang ditetapkan berdasarkan perolehan IPK tertinggi selama mengikuti pendidikan di Program Studi ProfesiApoteker. Jika ada lebih dari 1 nominee mendapatkan nilai IPK tertinggi dengan nilai yang sama, maka lulusan ygdiputuskan sebagai lulusan dengan IPK tertinggi adalah lulusan yg mendapat nilai lebih tinggi pada saat UjianApoteker. Selanjutnya jika ada lebih dari 1 nominee yang mendapat nilai Ujian Apoteker yang sama, maka semuanominee diputuskan sebagai lulusan dengan IPK tertinggi Program Studi Profesi Apoteker dan akan mendapatpenghargaan.

Setelah Rapat Pleno Panitia Ujian Apoteker, daftar lulusan Apoteker baru dikirimkan ke Direktorat Pendidikan ITB

Page 60: PEDOMAN UMUM PROGRAM STUDI PROFESI …download.fa.itb.ac.id/filenya/Lain Lain/Informasi Sebelumnya... · BAB I PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER SEKOLAH FARMASI ITB 1.1. Pendahuluan

ITB untuk diterbitkan SK Rektor ITB. Kemudian berdasarkan SK Rektor ITB tersebut diterbitkan Ijazah Apoteker.Ijazah apoteker ditandatangani oleh Dekan Sekolah Farmasi ITB. Di samping Ijazah Apoteker juga diterbitkanSumpah Apoteker dan Surat Tanda Registrasi Apoteker (STRA) yang dikeluarkan oleh KFN dan SertifikatKompetensi Apoteker yang dikeluarkan oleh Ikatan Apoteker Indonesia (IAI) Pusat.Pelantikan Apoteker dilaksanakan 2-3 minggu setelah rapat pleno kelulusan Apoteker. Pada acara PelantikanApoteker dilakukan Pengambilan Sumpah yang tata caranya diatur sesuai Pedoman pelaksanaan Pengucapan LafalSumpah Apoteker (Keputusan Ketua Komite Farmasi Nasional Nomor HK.02.04/KF/233/2013). Sebelum pelantikanterlebih dahulu dilakukan pembinaan organisasi oleh PD Ikatan Apoteker Indonesia (IAI) Jawa Barat.

6.14. Dokumen/Borang Ujian Apoteker

(UA-1) Pendaftaran Calon Peserta Ujian Apoteker(UA-2) Daftar penyerahan pendaftaran peserta ujian apoteker(UA-3) Daftar calon peserta ujian Apoteker(UA-4) Rekap nilai calon peserta ujian apoteker(UA-5) Jadwal ujian apoteker(UA-6) Susunan Panitia Ujian Apoteker(UA-7) Poin-poin materi ujian penelusuran pustaka PPM dan PF(UA-8) Undangan rapat tim penyusun soal(UA-9) Daftar hadir rapat tim penyusun soal(UA-10) Berita acara penyerahan soal ujian apoteker(UA-11) Nomor meja peserta ujian penelusuran pustaka (kertas undian)(UA-12) Nomor meja peserta ujian penelusuran pustaka (label map)(UA-13) Daftar nomor urut meja ujian penelusuran pustaka(UA-14) Nama & NIM peserta ujian penelusuran pustaka (label map)(UA-15) Name tag peserta ujian apoteker(UA-16) Lay out ruang ujian penelusuran pustaka(UA-17) Daftar kesediaan mengawas ujian penelusuran pustaka(UA-18) Daftar kesediaan piket jadwal ujian penelusuran pustaka(UA-19) Berita acara undian ruang ujian penelusuran pustaka(UA-20) Berita acara undian soal ujian apoteker(UA-21) Hasil undian soal ujian apoteker dan asal PT(UA-22) Daftar hadir peserta ujian penelusuran pustaka(UA-23) Daftar hadir pengawas ujian penelusuran pustaka(UA-24) Daftar hadir piket jadwal ujian penelusuran pustaka(UA-25) Jurnal penelusuran pustaka (daftar isi)(UA-26) Jurnal penelusuran pustaka (bab 1)(UA-27) Jurnal penelusuran pustaka (bab 2)(UA-28) Jurnal penelusuran pustaka (bab 3)(UA-29) Jurnal penelusuran pustaka (bab 4)(UA-30) Jurnal penelusuran pustaka (bab 5)(UA-31) Jurnal penelusuran pustaka (bab 6)(UA-32) Jurnal penelusuran pustaka (bab 7)

Page 61: PEDOMAN UMUM PROGRAM STUDI PROFESI …download.fa.itb.ac.id/filenya/Lain Lain/Informasi Sebelumnya... · BAB I PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER SEKOLAH FARMASI ITB 1.1. Pendahuluan

(UA-33) Jurnal penelusuran pustaka (tambahan)(UA-34) Koran pagi ujian penelusuran pustaka(UA-35) Lembar serah terima berkas ujian penelusuran pustaka(UA-36) Jurnal berita acara ujian penelusuran pustaka(UA-37) Berita acara pelaksanaan ujian penelusuran pustaka(UA-38) Undangan penilaian penelusuran pustaka(UA-39) Label map penilaian penelusuran pustaka(UA-40) Lembar serah terima berkas penggandaan penelusuran pustaka

sekretariat – piket jadwal(UA-41) Lembar serah terima berkas penggandaan penelusuran pustaka

piket jadwal – tim teknis(UA-42) Lembar serah terima berkas penggandaan penelusuran pustaka

tim teknis – fotocopy(UA-43) Lembar serah terima berkas penggandaan penelusuran pustaka

sekretariat – tim penilai(UA-44) Form penilaian penelusuran pustaka bidang pengujian mutu(UA-45) Form penilaian penelusuran pustaka bidang farmasetika(UA-46) Form penilaian penelusuran pustaka bidang farmakologi(UA-47) Daftar hadir penilai penelusuran pustaka bidang pengujian mutu(UA-48) Daftar hadir penilai penelusuran pustaka bidang farmasetika(UA-49) Daftar hadir penilai penelusuran pustaka bidang farmakologi(UA-50) Catatan penilaian penelusuran pustaka bidang pengujian mutu(UA-51) Catatan penilaian penelusuran pustaka bidang farmasetika(UA-52) Catatan penilaian penelusuran pustaka bidang farmakologi(UA-53) Daftar nilai penelusuran pustaka bidang pengujian mutu(UA-54) Daftar nilai penelusuran pustaka bidang farmasetika(UA-55) Daftar nilai penelusuran pustaka bidang farmakologi(UA-56) Rekap nilai penelusuran pustaka(UA-57) Form kesediaan menjadi penguji ujian lisan(UA-58) Rekap kesediaan penguji ujian lisan(UA-59) Pembagian kelompok penguji ujian lisan(UA-60) Jadwal ujian lisan(UA-61) Konfirmasi ulang kesediaan penguji ujian lisan(UA-62) Label map ujian lisan(UA-63) Daftar hadir penguji ujian lisan(UA-64) Daftar hadir peserta ujian lisan(UA-65) Koran pagi ujian lisan

Page 62: PEDOMAN UMUM PROGRAM STUDI PROFESI …download.fa.itb.ac.id/filenya/Lain Lain/Informasi Sebelumnya... · BAB I PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER SEKOLAH FARMASI ITB 1.1. Pendahuluan

(UA-66) Form penilaian ujian lisan(UA-67) Rekap nilai ujian lisan(UA-68) Berita acara pelaksanaan ujian lisan(UA-69) Rekap nilai ujian lisan total(UA-70) Pengumuman kelulusan ujian apoteker tahap I(UA-71) Form kesediaan mengawas ujian praktek(UA-72) Form kesediaan piket ujian praktek(UA-73) Soal dan tempat ujian praktek(UA-74) Tempat ujian praktek(UA-75) Label map ujian praktek(UA-76) Surat penugasan ujian praktek bidang pengujian mutu(UA-77) Daftar hadir tim pembuatan sediaan(UA-78) Lembar serah terima sediaan(UA-79) Jadwal mengawas ujian praktek(UA-80) Daftar hadir pengawas ujian praktek(UA-81) Daftar hadir peserta ujian praktek pengujian mutu(UA-82) Daftar hadir peserta ujian praktek lab solida(UA-83) Daftar hadir peserta ujian praktek lab likuida semisolida(UA-84) Daftar hadir peserta ujian praktek lab steril(UA-85) Daftar pemakaian alat pengujian mutu(UA-86) Daftar pemakaian alat lab solida(UA-87) Daftar pemakaian alat lab likuida semisolida(UA-88) Daftar pemakaian alat lab steril(UA-89) Lembar serah terima berkas ujian praktek(UA-90) Jurnal ujian praktek pemeriksaan bahan baku obat(UA-91) Jurnal ujian praktek pemeriksaan sediaan obat(UA-92) Jurnal ujian praktek pembuatan sediaan(UA-93) Jurnal ujian praktek (tambahan)(UA-94) Koran pagi ujian praktek(UA-95) Label map penilaian ujian praktek(UA-96) Penilaian pelaksanaan ujian praktek di lab pengujian mutu(UA-97) Penilaian pelaksanaan ujian praktek di lab farmasetika(UA-98) Penilaian pelaksanaan ujian praktek konseling(UA-99) Form penilaian ujian praktek konseling(UA-100) Daftar hadir penilai ujian praktek konseling(UA-101) Form nilai ujian praktek konseling(UA-102) Rekap nilai ujian praktek konseling(UA-103) Rekap nilai ujian praktek konseling total(UA-104) Berita acara pelaksanaan ujian praktek(UA-105) Undangan penilaian ujian praktek

Page 63: PEDOMAN UMUM PROGRAM STUDI PROFESI …download.fa.itb.ac.id/filenya/Lain Lain/Informasi Sebelumnya... · BAB I PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER SEKOLAH FARMASI ITB 1.1. Pendahuluan

Ditetapkan di Bandung, ....................................2015Dekan Sekolah Farmasi ITB,

Prof.Dr. Daryono Hadi Tjahjono, M.Sc.NIP. 19650709199203001

(UA-106) Lembar serah terima berkas penilaian ujian praktek(UA-107) Panduan penilaian ujian praktek di lab pengujian mutu(UA-108) Form penilaian ujian praktek di lab pengujian mutu(UA-109) Form penilaian ujian praktek di lab farmasetika(UA-110) Form penilaian ujian praktek konseling(UA-111) Daftar hadir penilai ujian praktek bidang pengujian mutu(UA-112) Daftar hadir penilai ujian praktek bidang farmasetika(UA-113) Daftar nilai ujian praktek bidang pengujian mutu(UA-114) Daftar nilai ujian praktek bidang farmasetika(UA-115) Berita acara pengujian sediaan(UA-116) Rekap nilai hasil ujian praktek(UA-117) Pengumuman kelulusan ujian apoteker

Page 64: PEDOMAN UMUM PROGRAM STUDI PROFESI …download.fa.itb.ac.id/filenya/Lain Lain/Informasi Sebelumnya... · BAB I PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER SEKOLAH FARMASI ITB 1.1. Pendahuluan

L A M P I R A N

Page 65: PEDOMAN UMUM PROGRAM STUDI PROFESI …download.fa.itb.ac.id/filenya/Lain Lain/Informasi Sebelumnya... · BAB I PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER SEKOLAH FARMASI ITB 1.1. Pendahuluan

KISI-KISI MATERI UJIAN SELEKSICALON PESERTA PROGRAMPROFESI APOTEKER SF-ITB

Bidang : Biologi Farmasi

1 . Bahan baku

2. Produk

3. Proses

4. Mutu

1.1 Simplisia: pengetahuan (nama, kegunaan, kandungan) simplisia, pengolahan, standardisasi simplisia1.2 Ekstrak: pengenalan ekstrak, jenis ekstrak, pemilihan metode ekstraksi, proses ekstraksi, pelarut,

standardisasi ekstrak1.3 Isolat: pengenalan senyawa bahan alam, penggolongan, biosintesis, isolasi, pemurnian, uji kemurnian, zat

identitas, karakterisasi, identifikasi

2.1 Jamu: definisi, regulasi, standardisasi2.2 OHT: definisi, regulasi, standardisasi2.3 Fitofarmaka: definisi, regulasi, standardisasi2.4 Obat modern dari bahan alam: pengenalan, sumber bahan baku2.5 Bahan pembantu dari bahan alam

CPOTB

(sudah terangkum di atas)

Page 66: PEDOMAN UMUM PROGRAM STUDI PROFESI …download.fa.itb.ac.id/filenya/Lain Lain/Informasi Sebelumnya... · BAB I PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER SEKOLAH FARMASI ITB 1.1. Pendahuluan

KISI-KISI MATERI UJIAN SELEKSICALON PESERTA PROGRAMPROFESI APOTEKER SF-ITB

Bidang : Farmakokimia

1. Ketentuan umum farmakope

2. Identifikasi

3. Uji kemurnian

4. Penetapan kadar

2.1 Reaksi kimia2.2 Parameter fisika (titik lebur, Rf, indeks bias, dll)2.3 Parameter fisikokimia (spektrum ultraviolet-visibel, spektrum inframerah)

3.1 Uji batas (logam berat, klorida, sulfat, dll)3.2 Uji cemaran organik3.3 Uji khiralitas3.4 Kadar air, susut pengeringan, sisa pijar

4.1 Pemilihan metode analisis berdasarkan struktur kimia4.2 Cara kimia

4.2.1 Stoikiometri reaksi kimia4.2.2 Titrasi asam basa dalam medium air4.2.3 Titrasi asam basa dalam medium non-air4.2.4 Titasi reduksi-oksidasi4.2.5 Titrasi kompleksometri4.2.6 Titrasi pengendapan

4.3 Pemisahan analitik dan penanganan sampel4.3.1 Ekstraksi4.3.2 Pemisahan kromatografi

4.4 Cara fisikokimia4.4.1 Spektrofotometri uv-visibel4.4.2 Spektrofluorometri4.4.3 KCKT4.4.4 Potensiometri

4.5 Cara mikrobiologi4.5.1 Angka lempeng total4.5.2 Uji potensi antibiotik4.5.3 Uji koefisien fenol

Page 67: PEDOMAN UMUM PROGRAM STUDI PROFESI …download.fa.itb.ac.id/filenya/Lain Lain/Informasi Sebelumnya... · BAB I PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER SEKOLAH FARMASI ITB 1.1. Pendahuluan

KISI-KISI MATERI UJIAN SELEKSICALON PESERTA PROGRAMPROFESI APOTEKER SF-ITB

Bidang : Farmakologi – Farmasi Klinik

1. Pengertian Bidang Farmakologi - Toksikologi

2. Konsep Dasar Bidang Farmakologi -Toksikologi

1.1 Aspek dasar tentang : farmakologi, farmakodinami, farmakokinetik, toksikologi1.2 Jenis informasi berkaitan dengan obat1.3 Parameter keamanan obat1.4 Istilah-istilah dalam farmakologi dan terminologi medik

2.1 Persyaratan suatu obat2.2 Sistem penggolongan obat2.3 Mekanisme kerja obat2.4 Uji khasiat dan keamanan2.5 Penggunaan obat secara rasional2.6 Resistensi2.7 Sistem pertahanan tubuh2.8 Faktor yang mempengaruhi respons obat2.9 Penggunaan obat pada kondisi khusus2.10 Kombinasi / interaksi obat

Page 68: PEDOMAN UMUM PROGRAM STUDI PROFESI …download.fa.itb.ac.id/filenya/Lain Lain/Informasi Sebelumnya... · BAB I PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER SEKOLAH FARMASI ITB 1.1. Pendahuluan

KISI-KISI MATERI UJIAN SELEKSICALON PESERTA PROGRAMPROFESI APOTEKER SF-ITB

Bidang : Farmasetika

Sub Bidang : Teknologi Sediaan Solida

Sub Bidang : Teknologi Sediaan Likuida & Semisolida

1. Preformulasi zat aktif/eksipien untuk sediaan solida2. Pengertian umum sediaan solida:

SerbukTabletKapsulSupositoria

3. Metode pembuatan sediaan solida4. Evaluasi sediaan solida

In process control, pengertian setiap ujiSediaan akhir menurut FI IV (waktu hancur, uji disolusi, penetapan kadar)

1. Preformulasi bahan aktif dan eksipien1.1 Kelarutan

Faktor yang mempengaruhi kelarutan dan usaha peningkatan kelarutan zat aktif1.2 Stabilitas zat aktif dan eksipien

Faktor yang mempengaruhi stabilitas zat dan upaya peningkatan stabilitas1.3 Viskositas dan rheologi

1.3.1 Faktor yang mempengaruhi viskositas1.3.2 Jenis aliran1.3.3 Cara pengukuran

1.4 Dapar, isotonisitas dan osmolaritas2. Prinsip pengembangan sediaan

2.1 Larutan2.2 Suspensi2.3 Emulsi2.4 Semisolid (gel, krim, pasta, salep)

3. Eksipien untuk sediaan likuida & semisolida3.1 Larutan3.2 Suspensi3.3 Emulsi3.4 Semisolid (gel, krim, pasta, salep)

4. Evaluasi IPC (in process control: perhitungan dasar formulasi) dan sediaan akhir

Page 69: PEDOMAN UMUM PROGRAM STUDI PROFESI …download.fa.itb.ac.id/filenya/Lain Lain/Informasi Sebelumnya... · BAB I PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER SEKOLAH FARMASI ITB 1.1. Pendahuluan

KISI-KISI MATERI UJIAN SELEKSICALON PESERTA PROGRAMPROFESI APOTEKER SF-ITB

Sub Bidang : Teknologi Sediaan Steril

1. Preformulasi bahan aktif dan eksipien1.1 Kelarutan

Faktor yang mempengaruhi kelarutan dan usaha peningkatan kelarutan zat aktif1.2 Stabilitas zat aktif dan eksipien

Faktor yang mempengaruhi stabilitas zat dan upaya peningkatan stabilitas1.3 Viskositas dan rheologi

1.3.1 Faktor yang mempengaruhi viskositas1.3.2 Jenis aliran1.3.3 Cara pengukuran

1.4 Dapar, tonisitas dan osmolaritas2. Metode sterilisasi3. Jenis sediaan steril4. Pentingnya dapar & pengawet dalam formulasi5. Sediaan injeksi

5.1 Volume besar5.2 Volume kecil

6. Prinsip isohidris, isotonis, isoosmolaritas7. Teknik formulasi aseptis8. Uji sterilitas9. Uji pirogen

Page 70: PEDOMAN UMUM PROGRAM STUDI PROFESI …download.fa.itb.ac.id/filenya/Lain Lain/Informasi Sebelumnya... · BAB I PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER SEKOLAH FARMASI ITB 1.1. Pendahuluan

MATERI PRAKTEK KERJAPROFESI APOTEKER SF-ITB

DI APOTEK

Materi Praktek Kerja Profesi Apoteker

1 Tinjauan Umum Apotek

Definisi & Fungsi Apotek *)

Fasilitas Fisik (Bangunan & Perlengkapan)

Fungsi / Peran Apoteker di Apotek

Peraturan perundangan yg berhubungan apotek *)

Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek

Struktur Organisasi Apotek *)

2 Manajemen Persediaan Obat (Inventory control)

Metode menyusun rencana Pembelian/Pengadaan *)

Cara Pemesanan Obat *)

Cara penataan dan penyimpanan obat *)

Distribusi & penyebaran obatobat

Pencatatan stok obat

Stok opname obat *)

Penanganan obat kadaluarsa/rusak

Cara Pemusnahan obat

3 Manajemen SDM

Rekruitmen SDM *)

Pengenalan karakter & keterampilan

Pembagian & rincian tugas masing-masing yang jelas *)

Penentuan sasaran yang ingin dicapai

Pengembangan karier dan kinerja *)

Evaluasi kinerja *)

4 Manajemen Pelayanan

Pelayanan Resep (skrining resep, penyiapan, penyerahan) *)

Pelayanan OTC *)

Pelayanan Swamedikasi

Page 71: PEDOMAN UMUM PROGRAM STUDI PROFESI …download.fa.itb.ac.id/filenya/Lain Lain/Informasi Sebelumnya... · BAB I PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER SEKOLAH FARMASI ITB 1.1. Pendahuluan

Informasi Obat / Konseling *)

Pengantaran obat (delivery service)

Penanganan Keluhan

Layanan Purna Jual untuk penyakit tertentu

Membangun pelayanan farmasi menuju patient safety *)

Pencatatan riwayat pengobatan pasien *)

5 Manajemen Keuangan

Administrasi keuangan *)

Laporan Pendapatan Harian, Bulanan, tahunan *)

Perhitungan pajak dll

6 Administrasi Apotek

Data base dokter

Data base Pegawai

Data Base Pasien

Data Base Suplier

Laporan Narkotika & Psikotropika *)

Laporan Setoran Harian, Bulanan

Laporan Pembelian Obat *)

Laporan Pemakaian Obat

Laporan Stok Opname *)

Laporan Pajak

Administrasi Pembelian *)

Defecta (buku untuk menulis obat yang habis)

Surat Pesanan

Buku Penerimaan Barang *)

Administrasi Penjualan

Rekap resep *)

Rekap Pasien Harian

Rekap Tagihan Apotek *)

MATERI PRAKTEK KERJAPROFESI APOTEKER SF-ITB

DI APOTEK

Page 72: PEDOMAN UMUM PROGRAM STUDI PROFESI …download.fa.itb.ac.id/filenya/Lain Lain/Informasi Sebelumnya... · BAB I PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER SEKOLAH FARMASI ITB 1.1. Pendahuluan

*) Materi yg harus diperoleh di PKPA

MATERI PRAKTEK KERJAPROFESI APOTEKER SF-ITB

DI APOTEK

Rekap Faktur

Piutang

7 Standar Operating Procedure (SOP)

Cara Pembuatan SOP

Implementasi SOP

8Upaya Pengembangan apotek/kiat meningkatkan omzetdan layanan

Kerjasama *)

Homecare

Dll

Page 73: PEDOMAN UMUM PROGRAM STUDI PROFESI …download.fa.itb.ac.id/filenya/Lain Lain/Informasi Sebelumnya... · BAB I PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER SEKOLAH FARMASI ITB 1.1. Pendahuluan

MATERI PRAKTEK KERJAPROFESI APOTEKER SF-ITB

DI PEMERINTAHAN

Materi Praktek Kerja Profesi Apoteker

1 Tinjauan Umum Kementrian Kesehatan

Visi dan Misi

Struktur dan organisasi *)

Peraturan perundangan terkait *)

Produk yang dihasilkan *)

Tugas pokok dan Fungsi *)

2 Tinjauan Umum BPOM/BBPOM

Visi dan Misi

Struktur dan organisasi *)

Tugas pokok dan Fungs *)

Peraturan perundangan terkait *)

Produk yang dihasilkan *)

3 Sistem Pengawasan Obat dan Makanan

Registrasi Obat *)

Sistem Pengawasan Mutu Obat dan Makanan Yang Beredar *)

Farmacovigillance *)

Prosedur Penarikan Produk (Obat, OT, Kosmetik dan MakananSub-standar) *)

4 Pengelolaan Laboratorium

Sistem tata kelola keuangan

Akreditasi laboratorium *)

Ruang lingkup pelayanan laboratorium *)

Sistem Manajemen Mutu Lab *)

Page 74: PEDOMAN UMUM PROGRAM STUDI PROFESI …download.fa.itb.ac.id/filenya/Lain Lain/Informasi Sebelumnya... · BAB I PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER SEKOLAH FARMASI ITB 1.1. Pendahuluan

MATERI PRAKTEK KERJAPROFESI APOTEKER SF-ITB

DI PEMERINTAHAN

*) Materi yg harus diperoleh di PKPA

5 Manajemen SDM di Kementrian Kesehatan/BPOM/BBPOM

Sistem perekrutan pegawai *)

Sistem karir

Evaluasi kinerja

Sistem kesejahteraan

Sistem pengembangan *)

6 Alur tugas/tata hubungan kerja

Masing-masing bidang di BPOM/BBPOM *)

Antara BPOM dan BBPOM *)

Antara Kemkes dan BPOM *)

Antara Dinkes dan BBPOM *)

7 Tugas Khusus di Kementrian Kesehatan/BPOM/BBPOM

Page 75: PEDOMAN UMUM PROGRAM STUDI PROFESI …download.fa.itb.ac.id/filenya/Lain Lain/Informasi Sebelumnya... · BAB I PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER SEKOLAH FARMASI ITB 1.1. Pendahuluan

MATERI PRAKTEK KERJAPROFESI APOTEKER SF-ITB

DI INDUSTRI FARMASI

Materi Praktek Kerja Profesi Apoteker

1 Tinjauan Umum Industri Farmasi

Peraturan perundangan yg berhub dgn Industri farmasi *)

Definisi & Fungsi Industri Farmasi *)

Fungsi / Peran Apoteker di Industri Farmasi *)

2 Mutu

Sistem Manajemen Mutu *)

CPOB *)

Pengawasan Mutu *)

Pemastian Mutu *)

Pengkajian Mutu Produk *)

Kualifikasi dan Validasi *)

Audit *) dan tindak lanjut hasil audit

Peningkatan Mutu

3 Manajemen SDM

Struktur Organisasi *)

Pengenalan karakter & keterampilan *)

Kualifikasi dan tanggungjawab *)

Pelatihan *)

Evaluasi kinerja *)

4 Bangunan, Fasilitas, Peralatan, Sanitasi dan Higiene

Desain Bangunan dan Peralatan *)

Pemasangan dan Penempatan *)

Ruang lingkup sanitasi *)

Penanganan limbah *)

5 Manajemen Produksi

Rencana produksi *)

Persiapan produksi *)

Page 76: PEDOMAN UMUM PROGRAM STUDI PROFESI …download.fa.itb.ac.id/filenya/Lain Lain/Informasi Sebelumnya... · BAB I PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER SEKOLAH FARMASI ITB 1.1. Pendahuluan

MATERI PRAKTEK KERJAPROFESI APOTEKER SF-ITB

DI INDUSTRI FARMASI

*) Materi yg harus diperoleh di PKPA

Aliran produksi *)

Tahap produksi

Standard Operating Procedure *)

Evaluasi in proses (IPC) *)

Evaluasi sediaan jadi *)

Penyimpanan *)

Pengiriman dan pengangkutan *)

Penanganan OOS ( Out of specification)

6 Penanganan Pasca Produksi

Sampel pertinggal *)

Keluhan *)

Penarikan kembali produk *)

Produk kembalian *)

7 Manajemen Persediaan Bahan (Inventory control)

Metode menyusun rencana pembelian & pengadaan *)

Cara Pemesanan Bahan aktif dan bahan eksipien *)

Cara penataan dan penyimpanan obat dan bahan eksipien *)

Karantina bahan aktif dan eksipien *)

Pencatatan stok bahan aktif dan bahan eksipien *)

8 Dokumentasi

Sistem dokumentasi *)

9 Manajemen Keuangan

a.Administrasi keuangan

b. Penanggung jawab keuangan

Page 77: PEDOMAN UMUM PROGRAM STUDI PROFESI …download.fa.itb.ac.id/filenya/Lain Lain/Informasi Sebelumnya... · BAB I PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER SEKOLAH FARMASI ITB 1.1. Pendahuluan

MATERI PRAKTEK KERJAPROFESI APOTEKER SF-ITB

DI RUMAH SAKIT

Materi Praktek Kerja Profesi Apoteker

1 Tinjauan Umum Tentang RS

Klasifikasi dan akreditasi RS *)

Visi dan Misi *)

Struktur dan organisasi RS *)

Komite Farmasi dan Terapi *)

Komisi terkait lainnya *)

Bagian/Instalasi Rekam Medik/Medical Record

2 Tinjauan Umum Tentang Instalasi FRS

Visi dan Misi IFRS *)

Struktur dan organisasi IFRS *)

Tugas dan fungsi IFRS *)

Peraturan perundangan yg berhub dgn RS dan IFRS

Formularium RS *)

Jenis dan Standar Pelayanan Kefarmasian di RS *)

Teknologi informasi *)

3Manajemen Persediaan Obat dan Perbekalan Farmasi di RS (Inventorycontrol)

Perencanaan pengadaan *)

Sistem pengadaan *)

Sistem penyimpanan *)

Sistem distribusi *)

Sistem inventarisasi *)

4 Peran Farmasi Klinik di RS

Wawancara riwayat penyakit pasien *)

Inventarisasi data laboratorium dan data penunjang medis lainnya

Pelayanan informasi obat *)

Konseling pasien *)

Page 78: PEDOMAN UMUM PROGRAM STUDI PROFESI …download.fa.itb.ac.id/filenya/Lain Lain/Informasi Sebelumnya... · BAB I PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER SEKOLAH FARMASI ITB 1.1. Pendahuluan

MATERI PRAKTEK KERJAPROFESI APOTEKER SF-ITB

DI RUMAH SAKIT

*) Materi yg harus diperoleh di PKPA

Monitoring terapi obat

Dokumentasi kegiatan pelayanan farmasi klinik *)

Dispensing sediaan khusus (sediaan iv admixture, sitotoksik) *)

Evaluasi penggunaan obat *)

Monitoring Efek Samping Obat

5 Pusat sterilisasi Perlengkapan Medik (PSPM-CSSD)

Ruang lingkup PSPM *)

Jenis dan macam-macam sterilisasi *)

Resistensi mikroba *)

Infeksi nasokomial *)

6 Penanganan Limbah RS

Limbah toksik (termasuk bahan sitotoksik/kemoterapi) *)

Limbah IFRS lainnya

7 Manajemen SDM

Sistem perekrutan pegawai *)

Sistem karir & pengembangan *)

Evaluasi kinerja *)

Sistem kesejahteraan

8 Tugas khusus di Unit perawatan spesifik

Page 79: PEDOMAN UMUM PROGRAM STUDI PROFESI …download.fa.itb.ac.id/filenya/Lain Lain/Informasi Sebelumnya... · BAB I PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER SEKOLAH FARMASI ITB 1.1. Pendahuluan

RESUME PEMBIMBING PKPATENTANG PELAKSANAAN PKPA

SEMESTER I 2014/2015

* KeteranganBaik = melaksanakan > 75 % materi wajib PKPACukup = melaksanakan 50 - 75 % materi wajib PKPAKurang = melaksanakan < 50 % materi wajib PKPA

Rekomendasi Pembimbing PKPA (diisi bila ada komentar atau jika ada tempat PKPA yang dianggap TIDAK LAYAKdan alasannya)________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________

Bandung,

(Nama Pembimbing PKPA)

No. Nama lengkap / tempat PKPA Hasil evaluasi *