pedoman teknis UPPO

download pedoman teknis UPPO

of 51

Transcript of pedoman teknis UPPO

PT-PSP. A3-7.2011

PEDOMAN TEKNIS PENGEMBANGAN UNIT PENGOLAH PUPUK ORGANIK (UPPO) ( ) TA. 2011

DIREKTORAT PERLUASAN DAN PENGELOLAAN LAHAN DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2011

KATA PENGANTAR

Maksud dan tujuan penerbitan Pedoman Teknis Pengembangan Unit Pengolah Pupuk Organik (UPPO) Ditjen PSP Tahun 2011 ini dalam rangka memberikan acuan dan panduan bagi petugas Dinas lingkup Pertanian Kabupaten/Kota, untuk melaksanakan kegiatan Pengembangan Unit Pengolah Pupuk Organik (UPPO. Para petugas terkait diharapkan dapat mempelajari dan mencermati pedoman ini dengan seksama. Dengan memahami Pedoman Teknis ini, diharapkan tidak akan terjadi keragu-raguan dalam implementasi kegiatan di lapangan sehingga dapat dicapai tujuan secara optimal. Untuk itu diharapkan Dinas Lingkup Pertanian Kabupaten/Kota yang mendapatkan alokasi kegiatan ini diharapkan dapat menyediakan dana operasional awal dan pendampingan terhadap operasional pengelolaan UPPO sebelum menjadi kelompok mandiri. Akhirnya sangat diharapkan komitmen berbagai pihak untuk dapat melaksanakan kegiatan ini dengan sebaik-baiknya dalam waktu yang telah ditentukan, agar hasil pembangunan melalui kegiatan Pengembangan Unit Pengolah Pupuk Organik (UPPO) ini benarbenar dapat dinikmati manfaatnya bagi sebesar-besar kesejahteraan masyarakat luas.

Jakarta, Januari 2011 Direktur,

Ir.Tunggul Iman Panudju,M.Sc NIP. 195805261987031002

Pedoman Teknis Pengembangan Unit Pengolah Pupuk Organik (UPPO) TA.2011

i

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR................................................................... i DAFTAR ISI ................................................................................ ii DAFTAR GAMBAR .................................................................... iii DAFTAR LAMPIRAN.................................................................. iv I. PENDAHULUAN ............................................................. 1 1.1. Latar Belakang ........................................................ 1 1.2. Tujuan ..................................................................... 3 1.3. Sasaran................................................................... 4 1.4. Pengertian............................................................... 4 SYARAT LOKASI ............................................................ 7 RUANG LINGKUP KEGIATAN ........................................ 8 3.1. Pembangunan Rumah Kompos Sederhana ........... 8 3.2. Pembangunan Bak Fermentasi .............................. 8 3.3. Pengadaan Peralatan dan Mesin .......................... 8 3.4. Pembangunan Kandang Komunal ......................... 8 3.5. Pengadaan Ternak Sapi ........................................ 9 SPESIFIKASI TEKNIS...................................................... 10 4.1. Rumah Kompos ...................................................... 10 4.2. Pengadaan Peralatan dan Mesin ........................... 12 4.3. Kandang Ternak .................................................... 13 4.4. Ternak Sapi/Kerbau ................................................ 14 PELAKSANAAN KEGIATAN ........................................... 15 5.1. Cara Pelaksanaan .................................................. 15 5.2. Jadwal Kegiatan ..................................................... 16 5.3. Pendanaan.............................................................. 17 5.4. Pengelolaan Unit Pengolah Pupuk Organik (UPPO)20 PELAPORAN ................................................................... 20 PENUTUP......................................................................... 21 LAMPIRAN

II. III.

IV.

V.

VI. VII.

Pedoman Teknis Pengembangan Unit Pengolah Pupuk Organik (UPPO) TA.2011

ii

DAFTAR GAMBAR

1. Contoh bangunan rumah kompos ....................................... 11 2. Alat Pengolah Pupuk Organik.............................................. 12 3. Contoh kendaraan roda 3 ................................................... 13

Pedoman Teknis Pengembangan Unit Pengolah Pupuk Organik (UPPO) TA.2011

iii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Alokasi Kegiatan Pengembangan UPPO TA. 2011 ............ 22 2. Contoh RUKK ..................................................................... 35 3. Jadwal Palang Kegiatan ..................................................... 37 4. Form PSP ........................................................................... 38 5. Contoh Outline Laporan Akhir ............................................ 42 6. Skoring Pembobotan Kegiatan ........................................... 43 7. Contoh Rancangan Rumah Kompos .................................. 44

Pedoman Teknis Pengembangan Unit Pengolah Pupuk Organik (UPPO) TA.2011

iv

I. PENDAHULUAN1.1. Latar Belakang Luas panen padi sawah saat ini berkisar 12,8 juta Ha (BPS,2009) dan diketahui setiap tahun terjadi degradasi, fragmentasi serta alih fungsi lahan/konversi dan sebagainya, sehingga Dilain sangat pihak,

memerlukan

pengaturan

oleh

pemerintah.

pertumbuhan penduduk Indonesia sekitar 1,4 1,6 % per tahun, menuntut kebutuhan pangan secara nasional yang terus meningkat jumlah dan kualitasnya. Untuk memenuhi kebutuhan pangan tersebut, perlu diupayakan agar produktivitas lahan dapat

dipertahankan dan ditingkatkan dengan berbagai penerapan teknologi tepat guna dan mengoptimalkan pemberdayaan

masyarakat. Kondisi lahan sawah produktif pada saat ini sebagian besar telah menunjukkan kerusakan/degradasi penurunan kesuburannya. Hal ini ditunjukkan oleh semakin rendahnya kandungan bahan organik pada lahan sawah. Berdasarkan hasil penelitian Balai Besar Pengembangan Sumberdaya Lahan Pertanian, Departemen

Pertanian bahwa sebagian besar kandungan bahan organik lahan sawah < 2 %. Perbaikan kesuburan merupakan salah satu upaya untuk

meningkatkan kualitas lahan pertanian dalam rangka mendukung Pedoman Teknis Pengembangan Unit Pengolah Pupuk Organik (UPPO) TA.20111

peningkatan

produktivitas

pada

subsektor

tanaman

pangan,

hortikultura, perkebunan dan peternakan. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kesuburan pada lahan sawah adalah dengan mengembalikan jerami ke dalam lapisan tanah sebagai bahan organik dan tidak membakar atau membawa jerami keluar dari areal sawah. Upaya lain dalam perbaikan kesuburan lahan sawah dapat ditempuh melalui pemberian pupuk organik yang berasal dari bahan organik berupa limbah pertanian seperti limbah panen (jerami dan lainnya) serta limbah peternakan (kotoran hewan). Perbaikan kesuburan lahan dengan penggunan pupuk organik perlu terus dikembangkan untuk meningkatkan kualitas dan nilai tambah produk pertanian, efisiensi dalam usahatani,

peningkatan aspek kesehatan serta terpeliharanya lingkungan hidup. Proses pembuatan pupuk organik dari bahan baku berupa limbah panen dan limbah peternakan apabila dilakukan secara alami memerlukan waktu cukup lama yaitu sekitar 1 2 bulan bahkan lebih. Apabila proses tersebut menggunakan alat bantu berupa APPO (alat pengolah pupuk organik) yang berfungsi sebagai pencacah dan penghancur bahan organik, maka waktu

pengomposan menjadi lebih pendek yaitu sekitar hanya 2-3 minggu. Dalam skala kelompok tani/gapoktan, diperlukan Unit Pengolah Pupuk Organik (UPPO), yaitu berupa bangunan rumah kompos untuk penempatan mesin APPO, bak fermentasi,

Pedoman Teknis Pengembangan Unit Pengolah Pupuk Organik (UPPO) TA.2011

2

dilengkapi alat pengangkut kendaraan bermotor roda tiga agar lebih efisien, serta hewan ternak untuk memenuhi kebutuhan bahan baku pupuk organik. Lokasi penempatan UPPO diupayakan berada di dekat sumber limbah panen di sentra produksi tanaman, sentra peternakan, sehingga ketersediaan bahan baku pembuatan pupuk organik lebih terjamin. Oleh karena itu, penyediaan ternak sapi/kerbau dalam paket kegiatan Pengembangan UPPO sangat mendukung

tersedianya bahan baku tersebut. Upaya peningkatan dan perbaikan kesuburan lahan pertanian melalui pengembangan unit pengolah pupuk organik, dilaksanakan dengan cara pemberdayaan masyarakat, maka diharapkan dari kegiatan tersebut disamping dapat meningkatkan produksi tanaman pertanian, selanjutnya dapat meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani serta mampu membuka lapangan kerja di pedesaan. 1.2. Tujuan Tujuan dari Pengembangan Unit Pengolah Pupuk Organik (UPPO), yaitu : 1. Menyediakan fasilitas terpadu pengolahan bahan organik (jerami, sisa tanaman, limbah ternak, sampah organik) menjadi kompos (pupuk organik).

Pedoman Teknis Pengembangan Unit Pengolah Pupuk Organik (UPPO) TA.2011

3

2.

Memenuhi kebutuhan pupuk organik oleh, dari dan untuk petani, tanpa harus membeli dan bergantung kepada pabrik pupuk.

3. 4. 5. 6.

Mensubstitusi kebutuhan pupuk anorganik. Memperbaiki kesuburan dan produktivitas lahan pertanian. Meningkatkan populasi ternak. Membuka kesempatan berusaha dan lapangan kerja di pedesaan.

7.

Media pelatihan dan penelitian bagi berbagai kalangan masyarakat, termasuk petani, mahasiswa dan karyawan.

8.

Melestarikan sumberdaya lahan pertanian dan lingkungan.

1.3. Sasaran

Sasaran dari kegiatan Pengembangan Unit Pengolah Pupuk Organik (UPPO) adalah sentra produksi tanaman pangan, hortikultura, perkebunan rakyat dan sentra peternakan, sebanyak 950 unit yang tersebar di 276 kabupaten di 32 propinsi. Secara rinci dapat dilihat di lampiran 1.

1.4. Pengertian a. Pengembangan Unit Pengolah Pupuk Organik (UPPO) adalah upaya memperbaiki kesuburan lahan untuk meningkatkan produktivitas pertanian, yang difasilitasi dengan pembangunan unit pengolah pupuk organik, terdiri dari bangunan rumah Pedoman Teknis Pengembangan Unit Pengolah Pupuk Organik (UPPO) TA.20114

kompos, bak fermentasi, Alat Pengolah Pupuk Organik (APPO), kendaraan roda 3, bangunan kandang ternak, dan ternak sapi/kerbau. b. Rumah kompos adalah bangunan yang berfungsi untuk memproses pengomposan sisa hasil tanaman/jerami/limbah kotoran ternak/sampah organik rumah tangga menjadi pupuk organik/kompos. c. Peralatan dan Mesin adalah sarana/ prasarana yang terdiri dari : Mesin APPO ( Alat Pengolah Pupuk Organik), kendaraan roda 3, dan peralatan penunjang lainnya. d. Mikro Organisme Lokal (MOL) adalah cairan yang terbuat dari bahan-bahan alami sebagai media hidup berkembangnya mikro organisme yang berguna untuk mempercepat penghancuran bahan organik (proses dekomposisi menjadi kompos/pupuk organik). Di samping itu juga dapat berfungsi sebagai nutrisi tambahan bagi tanaman yang sengaja dikembangkan dari mikro organisme yang berada di tempat tersebut. e. Bahan organik adalah semua bahan yang berasal dari limbah makhluk hidup yang secara alami dapat

dihancurkan/dekomposisi oleh jasad renik (mikroba) di alam. Contoh bahan organik adalah seresah/bagian tanaman, sisa hasil/limbah panen, kotoran ternak/limbah hewan ternak.

Pedoman Teknis Pengembangan Unit Pengolah Pupuk Organik (UPPO) TA.2011

5

f.

Pengomposan adalah proses alami di mana bahan organik mengalami penguraian secara biologis khususnya oleh mikroba yang memanfaatkan bahan organik sebagai sumber energi.

g.

Pupuk organik/kompos adalah pupuk yang sebagian besar atau seluruhnya terdiri dari bahan organik yang berasal dari bagian tanaman dan atau hewan yang telah melalui proses

dekomposisi, dapat berbentuk padat atau cair yang dapat berfungsi sebagai pupuk dan dapat digunakan untuk

memperbaiki sifat fisik, sifat kimia, dan biologi tanah pertanian. h. Persyaratan mutu pupuk organik adalah ditetapkan oleh Menteri Pertanian sebagaimana Nomor :

02/Pert/HK.060/2/2006, antara lain kadar C/N Rasio 10-25 %. i. Manager pengelolaan Unit Pengolah Pupuk Organik (UPPO) adalah orang yang memiliki kapabilitas untuk mengelola UPPO secara profesional, yang ditunjuk oleh kelompok penerima UPPO, atas dasar musyawarah dan bertanggung jawab terhadap pengelolaan dan keberlanjutan UPPO. j. Operator adalah petugas yang mengoperasionalkan Alat Pengolah Pupuk Organik di UPPO dan bertanggung jawab kepada manager dan ketua kelompok tani/gapoktan.

Pedoman Teknis Pengembangan Unit Pengolah Pupuk Organik (UPPO) TA.2011

6

II.

SYARAT LOKASI

1. Lokasi memiliki potensi sumber bahan baku pembuatan kompos, terutama limbah organik/ limbah panen tanaman, kotoran hewan/ limbah ternak dan sampah organik rumah tangga pada kawasan : a. Sentra produksi tanaman pangan b. Sentra produksi hortikultura c. Sentra produksi perkebunan rakyat d. Sentra produksi peternakan 2. Lahan rumah kompos dan kandang ternak milik kelompok tani/gapoktan atau lahan desa yang diserahkan penggunaannya untuk kepentingan kelompok tani/gapoktan tanpa batas waktu. Apabila menggunakan lahan pribadi harus disertai surat pernyataan bermaterai dan disahkan oleh yang berwenang yang berisi kesediaan penggunaan lahan dari pemilik lahan. 3. Lahan tidak dalam sengketa dan tidak ada ganti rugi.

Pedoman Teknis Pengembangan Unit Pengolah Pupuk Organik (UPPO) TA.2011

7

III.

RUANG LINGKUP KEGIATAN

Ruang lingkup kegiatan Pengembangan Unit Pengolah Pupuk Organik (UPPO) terdiri dari : 3.1. Pembangunan Rumah Kompos Sederhana a. Pembuatan desain sederhana b. Pengadaan bahan dan material c. Konstruksi rumah kompos d. Fasilitas penerangan dan sarana air bersih 3.2 Pembangunan Bak Fermentasi ( di luar bangunan rumah kompos) a. Pembuatan desain sederhana b. Pengadaan bahan dan material c. Konstruksi bak fermentasi 3.3 Pengadaan Peralatan dan Mesin a. Alat Pengolah Pupuk Organik (APPO) b. Kendaraan angkutan bermotor roda 3 3.4 Pembangunan Kandang Komunal a. Pembuatan desain sederhana b. Pengadaan bahan dan material c. Konstruksi kandang ternak komunal d. Fasilitas penerangan dan sarana air bersih Pedoman Teknis Pengembangan Unit Pengolah Pupuk Organik (UPPO) TA.20118

3.5 Pengadaan Ternak Sapi/Kerbau a. Pengadaan ternak sebanyak 35 ekor ( 32 betina, 3 jantan ) b. Penyediaan pakan ternak

Pedoman Teknis Pengembangan Unit Pengolah Pupuk Organik (UPPO) TA.2011

9

IV.

SPESIFIKASI TEKNIS

4.1 Rumah Kompos a. Norma Pembangunan UPPO diarahkan pada lokasi yang memiliki

potensi sumber bahan baku pembuatan kompos, terutama limbah organik/ limbah panen tanaman, kotoran hewan/ limbah ternak dan sampah organik rumah tangga pada kawasan : a. Sentra produksi tanaman pangan b. Sentra produksi hortikultura c. Sentra produksi perkebunan rakyat d. Sentra produksi peternakan b. Standar teknis Luas tanah minimal 300 m2, terdiri dari : - luas bangunan rumah kompos minimal 80 m2 - luas kandang ternak sapi/kerbau minimal 200 m2 - luas bak fermentasi minimal 20 m2 Fasilitas penerangan dan air bersih sesuai dengan kebutuhan UPPO.

Pedoman Teknis Pengembangan Unit Pengolah Pupuk Organik (UPPO) TA.2011

10

c. Kriteria Penerima manfaat bersedia mengelola UPPO secara swadaya Penerima manfaat bersedia menyediakan lahan untuk rumah kompos, lahan untuk bak fermentasi dan kandang ternak sapi/kerbau tanpa ganti rugi tanah Penerima manfaat bersedia memanfaatkan dan mengelola UPPO dengan baik. Penerima manfaat bersedia menyusun dan membuat laporan kegiatan Penerima manfaat bersedia menyediakan biaya operasional (bahan bakar, pelumas, honor operator, ternak, penyediaan pakan ternak) pemeliharaan

Gambar 1. Contoh bangunan rumah kompos

Pedoman Teknis Pengembangan Unit Pengolah Pupuk Organik (UPPO) TA.2011

11

4.2 Pengadaan Peralatan dan Mesin Pengadaan peralatan dan mesin mengacu kepada spesifikasi teknis sebagai berikut : a. Alat Pengolah Pupuk Organik (APPO) Kapasitas 850 kg / jam - 1.000 kg / jam Bahan Pisau : Baja kekerasan minimal 54 HRC

Jumlah pisau minimal 18 buah Fungsi organik : Pencacah, penghancur dan menghaluskan bahan

APPO

: Telah memiliki Test Report dari instansi yang

berwenang Mesin Penggerak : 8,5 PK 10,5 PK mempunyai

Standar Nasional Indonesia (SNI)

Gambar 2. Alat Pengolah Pupuk Organik

Pedoman Teknis Pengembangan Unit Pengolah Pupuk Organik (UPPO) TA.2011

12

b. Kendaraan Roda 3 Jumlah roda/ ban : 3 (tiga) buah

Bagian belakang terdapat bak yang dapat berfungsi untuk pengangkut bahan baku limbah/sampah

-

Daya angkut minimal 500 kg

Gambar 3. Contoh kendaraan roda 3

4.3 Kandang Ternak a. Kandang komunal. b. Lokasi kandang ternak diupayakan berdekatan atau dalam satu hamparan dengan rumah kompos, untuk memudahkan

pengangkutan kotoran ternak sebagai bahan baku pembuatan kompos. c. Dilengkapi dengan tempat makan dan minum ternak.

Pedoman Teknis Pengembangan Unit Pengolah Pupuk Organik (UPPO) TA.2011

13

Gambar 4. Sapi dan Kandang

4.4 Ternak Sapi/Kerbau a. Jumlah ternak sebanyak 35 ekor (betina 32 ekor, pejantan 3 ekor) yang berasal dari luar kabupaten. b. Umur minimal 18 bulan c. Spesifikasi ternak sapi/kerbau mengacu kepada ketentuan dari Dinas Peternakan setempat atau Tim Teknis d. Pengadaan ternak sapi/kerbau dilengkapi dengan Surat

Keterangan Kesehatan Hewan dari instansi yang berwenang / Dinas Peternakan setempat.

Pedoman Teknis Pengembangan Unit Pengolah Pupuk Organik (UPPO) TA.2011

14

V. PELAKSANAAN KEGIATAN5.1. Cara Pelaksanaan Mekanisme pelaksanaan kegiatan mengacu kepada Pedoman

Umum Bantuan Sosial yang dikeluarkan Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian TA.2011. Pencairan anggaran secara bertahap sesuai dengan pekerjaan yang dilaksanakan dengan sistem contra-sign/ nota persetujuan yang

direkomendasikan oleh Tim Teknis dan mendapatkan persetujuan Kepala Dinas Lingkup Pertanian Kabupaten/Kota setempat. Pembangunan fisik rumah kompos, pengadaan ternak sapi/kerbau, pembangunan kandang komunal, pembangunan bak fermentasi, dan pengadaan peralatan dan mesin dilakukan oleh kelompok tani/ gapoktan/kelompok penerima manfaat. 5.2. Jadwal kegiatan Jadwal kegiatan ini mempertimbangkan urutan / prioritas komponen kegiatan yang akan dilaksanakan. Penyusunan jadwal kegiatan dimaksudkan agar penyelesaian semua komponen kegiatan tidak melampaui batas waktu tahun anggaran 2011.

Pedoman Teknis Pengembangan Unit Pengolah Pupuk Organik (UPPO) TA.2011

15

Beberapa hal yang perlu diperhatikan antara lain : a. Sosialisasi kegiatan kepada petani / kelompok tani / gapoktan dilaksanakan untuk memberikan pemahaman terhadap tujuan kegiatan b. Rancangan teknis sederhana UPPO dibuat oleh kelompok tani/gapoktan dibantu Tim Teknis, c. Penyusunan RUKK (Rencana Usulan Kegiatan Kelompok) yang merupakan rincian setiap komponen kegiatan beserta biayanya, disusun oleh kelompok tani/gapoktan, disetujui dan disahkan oleh Tim Teknis dan Kepala Dinas lingkup Pertanian

Kabupaten/Kota setempat. d. Pembukaan rekening bank untuk menerima transfer dana kegiatan harus atas nama kelompok tani/gapoktan atau kelompok penerima manfaat.

5.3. Pendanaan a. Biaya pelaksanaan kegiatan Pengembangan Unit Pengolah Pupuk Organik (UPPO) dialokasikan melalui Dana DIPA APBN Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian TA.2011, pada pos anggaran belanja bantuan sosial lainnya dengan pola bantuan sosial. Komponen pembiayaan terdiri dari 1) pembangunan rumah kompos, 2) pembangunan bak fermentasi, 3) pengadaan alat pengolah pupuk organik, 4) pengadaan kendaraan roda 3, Pedoman Teknis Pengembangan Unit Pengolah Pupuk Organik (UPPO) TA.201116

5) pembangunan kandang ternak, 6) pengadaan 35 ekor sapi/kerbau. Prosedur pelaksanaan anggaran mengacu pada Pedoman Pelaksanaan Bantuan Sosial yang diterbitkan oleh Direktorat Jenderal PSP. b. Dukungan/Sinergi Dana APBD Kabupaten/Kota . Digunakan untuk membiayai kegiatan pertemuan sosialisasi, penyusunan rancangan teknis sederhana, pembinaan

kelompok tani/gapoktan, monitoring, evaluasi dan pelaporan serta biaya operasional pengelolaan UPPO sebelum mandiri. c. Kontribusi Kelompok Penerima Manfaat Menyediakan lahan untuk UPPO Petani / kelompok tani / gapoktan bertanggung jawab terhadap pemeliharaan fisik UPPO, serta menjamin

keberlanjutan operasional UPPO

5.4. Pengelolaan Unit Pengolah Pupuk Organik (UPPO) UPPO yang telah dibangun dan diadakan beserta segala penunjangnya merupakan aset kelompok

perlengkapan

tani/Gapoktan, oleh karena itu dalam pengelolaannya perlu dilakukan dengan baik dan benar serta berkesinambungan agar diperoleh output/keluaran sebagaimana tujuan yang diharapkan. Dinas lingkup pertanian di tingkat provinsi dan kabupaten/kota ikut bertanggung jawab dan wajib memberikan bimbingan dan

pemantauan terhadap jalannya pengoperasian UPPO yang ada di Pedoman Teknis Pengembangan Unit Pengolah Pupuk Organik (UPPO) TA.201117

wilayahnya. Dengan demikian, jika terdapat permasalahan yang dihadapi kelompok tani dalam melaksanakan kegiatan pengelolaan UPPO dan pemanfaatannya dapat segera diantisipasi sehingga terhindar dari kemungkinan terhentinya aktivitas UPPO. Kelompok memelihara penerima dan UPPO harus bersedia dan berusaha pupuk

mengoperasikan

pembuatan

organik/kompos dan pemeliharaan ternak secara swadaya dan swadana. Dalam pengelolaan UPPO, beberapa hal yang perlu diperhatikan antara lain : a. Dikelola secara baik dengan membentuk struktur organisasi pengelola semacam manager, tenaga operator dll. b. Biaya operasional dan pemeliharaan UPPO, termasuk bahan bakar / perbaikan alat, dan biaya/upah operator menjadi tanggung jawab kelompok penerima bantuan, sesudah mandiri. c. Kompos/pupuk organik yang dihasilkan diutamakan untuk kebutuhan anggota kelompok tani/gapoktan dalam rangka perbaikan kesuburan lahannya. d. Perkembangan produksi dan catatan keuangan agar dapat dibukukan dengan baik, agar memudahkan dalam evaluasi. Dalam pengelolaan ternak sapi/kerbau perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut : a. Ketersediaan pakan ternak baik melalui penyediaan pakan di lahan usahatani maupun penyediaan pakan di lahan hijauan makanan ternak b. Ketersediaan air untuk minum ternak kebutuhannya. Pedoman Teknis Pengembangan Unit Pengolah Pupuk Organik (UPPO) TA.201118

c. Kandang komunal ternak sapi/kerbau berada dekat dengan rumah kompos untuk memudahkan dalam pengangkutan kotoran ternak sebagai bahan baku kompos d. Model pengelolaan ternak sapi/kerbau oleh kelompok

didasarkan pada sistem yang berlaku di daerah setempat di bawah bimbingan instansi yang membidangi.

Pedoman Teknis Pengembangan Unit Pengolah Pupuk Organik (UPPO) TA.2011

19

VI.

PELAPORAN

Dalam pelaksanaan kegiatan Pengembangan Unit Pengolah Pupuk Organik (UPPO) ini, perlu dilakukan kegiatan pembinaan / supervisi, monitoring, evaluasi dan pelaporan oleh petugas Dinas lingkup Pertanian kabupaten/ kota, Dinas Lingkup Pertanian Propinsi dan lembaga institusi lainnya. Laporan pelaksanaan kegiatan Pengembangan Unit Pengolah Pupuk Organik (UPPO) disusun setelah pelaksanaan kegiatan selesai oleh kelompok pengelola kegiatan, disampaikan kepada Dinas Lingkup Pertanian Kabupaten/Kota setempat. Selanjutnya Dinas lingkup

Pertanian Kabupaten/Kota menyampaikan laporan tersebut kepada Dinas Lingkup Pertanian Provinsi dan Pusat. Laporan ke Pusat disampaikan kepada Direktur Perluasan dan Pengelolaan Lahan dengan alamat : Direktorat Perluasan dan Pengelolaan Lahan Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian Kementerian Pertanian Jl. Taman Margasatwa No.3 Ragunan, Pasar Minggu Jakarta Selatan 12550 Telp. (021) 780 5278, fax. (021) 7805552.

Format laporan kegiatan Pengembangan Unit Pengolah Pupuk Organik (UPPO) sebagaimana lampiran 2.

Pedoman Teknis Pengembangan Unit Pengolah Pupuk Organik (UPPO) TA.2011

20

VII. PENUTUPDengan adanya kegiatan Pengembangan Unit Pengolah Pupuk Organik (UPPO), maka dapat diperoleh manfaat sebagai berikut : 1. Mengolah ulang limbah pertanian, sehingga dapat meningkatkan pemberdayaan di masing-masing kelompok penerima manfaat 2. Merehabilitasi lahan sehingga dapat meningkatkan kesuburan lahan pertanian, 3. 4. Menjaga lingkungan dengan daur ulang limbah pertanian. Secara bertahap dapat meningkatkan pemasyarakatan/sosialisasi penggunaan pupuk organik secara nasional dan berkelanjutan.

Pedoman Teknis Pengembangan Unit Pengolah Pupuk Organik (UPPO) TA.2011

21

LAMPIRAN

Lampiran_1LOKASI KEGIATAN PENGEMBANGAN UPPO TAHUN ANGGARAN 2011

NO.

PROPINSI/KABUPATEN

VOLUME KEGIATAN (UNIT) TP HORTI BUN NAK

TOTAL (UNIT) 950

TOTAL UPPOI 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 II 21 22 23 24 25 26 27 JAWA BARAT Kab.Bandung Kab. Bekasi Kab. Ciamis Kab. Cianjur Kab. Garut Kab. Indramayu Kab.Kuningan Kab. Majalengka Kab. Purwakarta Kab. Subang Kab.Sumedang Kab. Tasikmalaya Kota Sukabumi Kota Depok Kota Banjar Kota Tasikmalaya Kab. Sukabumi Kab.Cirebon Kab. Bogor Kab. Bandung Barat JAWA TENGAH Kab. Sragen Kab. Banjarnegara Kab. Sukoharjo Kab. Banyumas Kab. Pati Kab. Kudus Kab. Rembang

501

70

111

268

1 1 1 2 2 3 2 2 2 3 3 3 2 1 3 1 2 2 2 2

1 1 1 1 2 1 1 1 1

1 1 1 1 1

1 1 1

1

1 2 1 1 2 1

1 2 1 1 1 1 2 1

4 1 4 4 4 4 6 5 3 5 7 5 2 1 4 1 5 3 5 4

2 2 2 1 2 2 2

1 1 1

1

1 1

1 1 1 1 1 1 1

5 4 3 4 4 3 3

22

NO.

PROPINSI/KABUPATEN

VOLUME KEGIATAN (UNIT) TP HORTI BUN NAK 2 2 2 2 2 3 2 2 4 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1

TOTAL (UNIT) 5 5 3 4 5 4 3 4 6 5 4 5 2 3 5 4 3 5 5 5 4 4 1 1

28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 III 52 53 54 55 IV

Kab. Magelang Kab. Wonosobo Kab. Batang Kab. Kebumen Kab. Purworejo Kab. Demak Kab. Jepara Kab. Semarang Kab. Klaten Kab. Temanggung Kab. Wonogiri Kab. Boyolali Kab. Karanganyar Kab Pekalongan Kab. Blora Kab. Brebes Kab. Cilacap Kab. Grobogan Kab. Kendal Kab. Pemalang Kab. Purbalingga Kab. Tegal Kota Salatiga Kota Semarang D.I YOGYAKARTA Kab. Sleman Kab. Bantul Kab. Gunung Kidul Kab. Kulon Progo JAWA TIMUR

1 1

1 1 1 1 1 1 1

1 1 1 1

2 1 1

2 2 1 1 1 1 1 1 1 1

2 2 2 2

1 1 1 1

3 3 3 3

56 Kab. Banyuwangi 57 Kab. Blitar

2 2

1 1

1

4 3

23

NO.

PROPINSI/KABUPATEN

VOLUME KEGIATAN (UNIT) TP HORTI BUN NAK 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1

TOTAL (UNIT) 4 2 4 3 3 4 3 3 3 2 3 3 3 4 3 4 2 4 3 2 2 3 2 2 2 4 4

58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 V 85 86 87 88 89 90

Kab. Bojonegoro Kab Bondowosa Kab. Gresik Kab. Jember Kab. Kediri Kab. Jombang Kab. Lamongan Kab. Lumajang Kab. Madiun Kab. Magetan Kab. Malang Kab. Mojokerto Kab. Nganjuk Kab. Ngawi Kab. Pacitan Kab. Pamekasan Kab. Pasuruan Kab. Ponorogo Kab. Probolinggo Kab. Sampang Kab. Sidoarjo Kab. Situbondo Kab. Sumenep Kab. Trenggalek Kab. Tuban Kab. Tulungagung Kab Bangkalan NAD Kab. Aceh Barat Kab. Aceh Besar Kab. Aceh Tengah Kab. Aceh Timur Kab. Aceh Utara Kab. Bireun

1

1 1 1 1 2 1 1 1 1 1

1

1

1 1

2 2 1 2 1 1

1 1 1 1 1 1 1

3 4 2 3 2 2

24

NO.

PROPINSI/KABUPATEN

VOLUME KEGIATAN (UNIT) TP HORTI BUN NAK 1 1 1 1 2 1 1 1

TOTAL (UNIT) 1 1 1 2 4

91 92 93 94 95 VI 96 97 98 99 100 101 102 103 104 105 106 107 108 109 110 111 112 VII 59 60 61 62 63 64 65 66

Kab. Pidie Kab. Pidie Jaya Kab. Simeuleu Kota Subulussalam Kab. Aceh Tamiang SUMATERA UTARA Kab. Asahan Kab. Deli Serdang Kab. Tanah Karo Kab. Labuhan Batu Selatan Kab. Langkat Kab. Mandailing Natal Kab. Simalungun Kab. Tapanuli Selatan Kab. Tapanuli Utara Kab. Tapanuli Tengah Kab. Toba Samosir Kota Binjai Kota Medan Kota Pematang Siantar Kab. Samosir Kab. Serdang Bedagai Kab. Batu Bara SUMATERA BARAT Kab. Lima Puluh Kota Kab. Agam Kab. Padang Pariaman Kab. Pasaman Kab. Pesisir Selatan Kab. Sijunjung Kab. Solok Kab. Tanah Datar

1 1 1 1 2 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 2 1

1

1 1

1 1 1 1 1 1

1 2 1

1

1 1

3 2 1 1 2 2 2 4 2 2 1 1 2 1 3 5 2

1 2 1 1 1 1 1 1

1 1 1 1 1 1 1 1

1 1 1 1 1 1

2 4 2 3 3 3 3 3

25

NO.

PROPINSI/KABUPATEN

VOLUME KEGIATAN (UNIT) TP HORTI BUN NAK 1 1 1 1 1 1 1 1 1

TOTAL (UNIT) 2 3 1 1 3 2 4

67 68 69 70 71 72 73 VIII 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 IX 72 73 74 75 76 77 78 79 80

Kota Padang Panjang Kota Padang Kota Payakumbuh Kota Pariaman Kab Dharmas Raya Kab. Solok Selatan Kab. Pasaman Barat RIAU Kab. Bengkalis Kab. Indragiri Hilir Kab. Indragiri Hulu Kab. Kampar Kab. Kuantan Singingi Kab. Pelalawan Kab. Rokan Hilir Kab. Rokan Hulu Kab. Siak Kota Pekanbaru Kab. Huatan Kab. Meranti JAMBI Kab. Batanghari Kab. Bungo Kab. Kerinci Kab. Merangin Kab. Muaro Jambi Kab. Sarolangun Kab. Tanjung Jabung Barat Kab. Tanjung Jabung Timur Kab. Tebo

1

1 2

1 1 1

1 1 1

1 1

1 1

1

2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

2 3 2 3 1 1 2 2 1 1 1 2

1 1 1 1 1 1

1 1 2 1 1 1 1

1

1 1 1 1

3 1 1 3 2 3 3 1 2

26

NO.

PROPINSI/KABUPATEN

VOLUME KEGIATAN (UNIT) TP HORTI BUN NAK

TOTAL (UNIT)

X 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 93 94 95 XI 96 97 98 99 100 101 102 103 104 105 106 107 108 XII 109 110 111 112 113

SUMATERA SELATAN Kab. Lahat Kab. Musi Banyuasin Kab. Musi Rawas Kab. Muara Enim Kab. Ogan Komering Ilir Kab. Ogan Komering Ulu Kota Palembang Kota Prabumulih Kota Pagar Alam Kota Lubuk Linggau Kab. Banyuasin Kab. Ogan Komering Ulu Timur Kab. Ogan Komering Ulu Selatan Kab. Ogan Ilir Kab. Empat Lawang LAMPUNG Kab. Lampung Barat Kab. Lampung Selatan Kab. Lampung Tengah Kab. Lampung Utara Kab. Lampung Timur Kab. Tanggamus Kab. Tulang Bawang Kab. Way Kanan Kab. Pring Sewu Kab. Pesawaran Kab. Tulang Bawang Barat Kota. Bandar Lampung Kota Metro KALIMANTAN BARAT Kab. Bengkayang Kab. Landak Kab. Kapuas Hulu Kab. Ketapang Kab. Pontianak 1 1 1 1 1 1 2 1 2 4 2 2 3 2 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 4 4 4 2 2 3 2 1 4 2 2 2 1 1 1 1 1 1 2 1 2 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 3 1 2 2 2 2 2 2 3 3

1 1 1 1 1 1 2

1

1 1 2 1 1 2 1

1

1 1 2

1

27

NO.

PROPINSI/KABUPATEN

VOLUME KEGIATAN (UNIT) TP HORTI BUN NAK 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1

TOTAL (UNIT) 1 4 1 1 1 3 2 2

114 115 116 117 118 119 120 121 XIII 122 123 124 125 126 127 XIV 128 128 128 129 130 131 132 133 XV 134 135 136 137 138 139 140 134 135

Kab. Sambas Kab. Sanggau Kab. Sintang Kota Singkawang Kab. Melawi Kab. Sekadau Kab. Kubu Raya Kab. Kayong Utara KALIMANTAN TENGAH Kab. Barito selatan Kab Barito Utara Kab. Kapuas Kab. Kota Waringin Timur Kota Palangkaraya Kab. Barito Timur KALIMANTAN SELATAN Kab. Barito Kuala Kab. Hulu Sungai Selatan Kab. Kota Baru Kab. Tabalong Kab. Tanah Laut Kab. Tapin Kota Banjar Baru Kab. Balangan KALIMANTAN TIMUR Kab. Berau Kab. Bulungan Kab. Kutai Kertanegara Kab. Kutai Barat Kab. Kutai Timur Kab. Nunukan Kab. Paser Kab. Penajam Paser Utara Kota Balikpapan

2 1

1

2 2

1 1 1 1 1

1 1 3 1 2 1

1 2 2 2 2 1

1

1 1 1

1 2 2 2 2 3 1 1

2 2 2 1

1 3 1 1 1 1 1 1

1

3 3 3 3 1 1 1 1 2

28

NO.

PROPINSI/KABUPATEN

VOLUME KEGIATAN (UNIT) TP HORTI BUN NAK 1 1

TOTAL (UNIT) 1 1

136 Kota Bontang 137 Kota samarinda XVI 138 139 140 141 142 143 144 145 146 147 148 149 XVII 149 150 151 152 153 154 155 156 157 158 XVIII 156 157 158 159 160 161 162 SULAWESI UTARA Kab. Bolaang Mangondow Kab. Bolaang Mongondow Utara Kab. Minahasa Kab. Minahasa Utara Kab. Minahasa Selatan Kab. Minahasa Tenggara Kab. Sitaro Kota Tomohon Kota Bitung Kota Mobagu Kab. Bolaang Mongondow Timur Kab. Bolaang Mongondow Selatan SULAWESI TENGAH Kab. Banggai Kab Buol Kab. Toli-toli Kab. Donggala Kab. Morowali Kab. Poso Kota Palu Kab. Parigi Moutong Kab. Tojo Una-una Kab. Sigi SULAWESI SELATAN Kab. Bantaeng Kab. Barru Kab. Bone Kab. Bulukumba Kab. Enrekang Kab. Gowa Kab. Jeneponto

1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1

1 1 1 1

1

1

1

1

2 2 2 2 4 1 1 2 1 1 1 1

2 2 2 1

1

1 1 1 1 1 1 1 1 1

1 2

4 3 1 3 1 1 1 2 1 3

1 2 2 2 2 2 2

2 1 2 2 2

3 3 2 4 2 6 2

29

NO.

PROPINSI/KABUPATEN

VOLUME KEGIATAN (UNIT) TP HORTI BUN NAK 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 1 1 2 2 2 2 2 1

TOTAL (UNIT) 2 2 4 2 4 2 4 2 4 2 2 1 1 3 6

163 164 165 166 167 168 169 170 171 172 173 174 175 176 177 XIX 178 179 180 181 182 183 184 185 186 187 188 189 XX 190 191 192 193

Kab. Luwu Kab. Luwu Utara Kab. Maros Kab. Pangkep Kab. Pinrang Kab. Selayar Kab. Sidenreng Rappang Kab. Sinjai Kab. Soppeng Kab. Takalar Kab. Tana Toraja Kab. Wajo Kota Palopo Kab. Luwu Timur Kab. Toraja Utara SULAWSI TENGGARA Kab. Buton Kab. Buton Utara Kab. Konawe Kab. Kolaka Kab. Muna Kota Bau-bau Kab. Konawe Selatan Kab. Konawe Utara Kab. Bombana Kab. Wakatobi Kab. Kolaka Utara Kota Kendari MALUKU Kab. Buru Kab.Buru Selatan Kab. Seram Bagian Barat Kab. Maluku Tengah

1 1

1 3

2 2 2 1 2 1 2 1 2 2 1 2

1

1 1 2 1 2 2

3 1 1 1 1 2 2 2

1

1

2 6 4 5 4 1 6 1 6 4 3 3

2 1 1 2

2 1 1 2

30

NO.

PROPINSI/KABUPATEN

VOLUME KEGIATAN (UNIT) TP HORTI BUN NAK

TOTAL (UNIT)

XXI 194 195 196 197 198 199 XXII 200 201 202 203 204 205 206 207 208 XXIII 209 210 211 212 213 214 215 216 217 218 219 XXIV

BALI Kab. Badung Kab. Buleleng Kab. Gianyar Kab. Klungkung Kab. Tabanan Kota Denpasar NTB Kab. Bima Kab. Dompu Kab. Lombok Barat Kab. Lombok Tengah Kab. Lombok Timur Kab. Lombok Utara Kab. Sumbawa Kota Bima Kab. Sumbawa Barat NTT Kota. Kupang Kab. Kupang Kab. Alor Kab. Timor Tengah Selatan Kab. Manggarai Kab. Suma Timur Kab. Rote Endao Kab. Sumba Tengah Kab. Manggarai Timur Kab. Sabu Raijua Kab. Sumba Barat Daya PAPUA 1 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 1 1 1 1 2 4 2 4 2 2 2 2 2 1 1 1 2 2 1 1 2 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 1 2 2 1 2 4 5 5 4 3 4 5 2 5 2 3 2 2 2 2 2 2 2 4 5 2 2 4 2

2 2

220 Kab. Biak Numfor 221 Kab. Jayapura 222 Kab. Jayawijaya

31

NO.

PROPINSI/KABUPATEN

VOLUME KEGIATAN (UNIT) TP HORTI BUN NAK 1 2 2 1 1 1 1 2 1 1 2 1

TOTAL (UNIT) 1 2 2 1 1 2 1 2 1 1 2 1

223 224 225 226 227 228 229 230 231 232 233 234 XXV 235 236 237 238 239 240 241 242 243 244 XXVI 245 246 247 248 249

Kab. Merauke Kab. Mimika Kab. Nabire Kab. Puncak Jaya Kota Jayapura Kab. Keerom Kab. Pegunungan Bintang Kab. Mappi Kab. Waropen Kab. Supiori Kab. Yalimo Kab. Kepulauan Yapen BENGKULU Kab. Bengkulu Selatan Kab. Bengkulu Utara Kab. Rejang Lebong Kota Bengkulu Kab. Kaur Kab. Seluma Kab. Muko-Muko Kab. Lebong Kab. Kepahiang Kab. Bengkulu Tengah MALUKU UTARA Kab.Halmahera Tengah Kab. Halmahera Barat Kab. Halmahera Selatan Kota Tidore Kepulauan Kab. Halmahera Utara

1

3 7 3 3 3 4 7 1 3

4 3 3 1 3 3 2

2 1 1

7 7 9 3 1 6 9 7 4 4

2 1 1 1 2

2 1 1 1 2

32

NO.

PROPINSI/KABUPATEN

VOLUME KEGIATAN (UNIT) TP HORTI BUN NAK

TOTAL (UNIT)

XXVII

BANTEN 1 1 1 1 1 1 2 3 4

250 Kab. Lebak 251 Kab. Pandeglang 252 Kab. Serang XXVIII BANGKA BELITUNG 251 Kab. Belitung 252 Kab. Bangka Tengah 253 Kab. Bangka Selatan XXIX 255 256 257 258 259 260 XXX 261 262 263 264 265 XXXI 266 267 268 269 270 271 GORONTALO Kab. Boalemo Kab. Gorontalo Utara Kota Gorontalo Kab. Pohuwato Kab. Bone Bolango Kab. Gorontalo Utara KEPULAUAN RIAU Kab. Lingga Kab. Karimun Kab. Bintan Kota Batam Kab. Kepulaian Anambas PAPUA BARAT Kab. Sorong Kab. Manokwari Kota Sorong Kab. Teluk Wondama Kab. Kaymana Kab. Sorong selatan

1

1 1

1 1 1

1 1 1

2 1 2 1 2 2

1 1 1 1

1 1 1 1 1

3 3 2 3 4 4

1 1 1 1 1 1

1 1 2 1 1

1 1 2 1 1 1

1

1 1 3 1 1 1

33

NO.

PROPINSI/KABUPATEN

VOLUME KEGIATAN (UNIT) TP HORTI BUN NAK

TOTAL (UNIT)

XXXII 272 273 274 275 276

SULAWESI BARAT Kab. Mamuju Kab. Majene Kab. Mamasa Kab. Mamuju Utara Kab. Polewali mandar 1 1 3 1 1 2 1 1 2 1 3 2 4 1 4

Lampiran2.ContohRUKK

34

RENCANAUSULANKEGIATANKELOMPOK(RUKK) KEGIATANPENGEMBANGANUNITPENGOLAHPUPUKORGANIK(UPPO)No. Uraian Volume Biaya Biaya&SumberDana APBD TugasPembantuan Swadaya

A.RUMAHKOMPOS 1 BAHANMATERIAL Batukali/pecah Pasir Batako Semen Besi Lainlain(sebutkan) 2 KONSTRUKSI Tenagakerja3orgx30hari 3 PENYEDIAANALATDANMESIN AlatPengolahPupukOrganik(UPPO) KendaraanRoda3 4 KANDANG Bantuankandang B.PENGADAANTERNAKSAPI 1 TERNAKSAPI Jantan Betina

rit rit buah zak batang

HOK

unit unit

paket

ekor ekor ekor JUMLAH

Mengetahui PejabatPembuatKomitmen

TimTeknis

KetuaKelompokTani

()

()

()

35

Lampiran2.ContohRUKKRENCANAUSULANKEGIATANKELOMPOK(RUKK) KEGIATANPENGEMBANGANUNITPENGOLAHPUPUKORGANIK(UPPO)No. Uraian Volume Biaya Biaya&SumberDana APBD TugasPembantuan Swadaya

A.RUMAHKOMPOS 1 BAHANMATERIAL Batukali/pecah Pasir Batako Semen Besi Lainlain(sebutkan) 2 KONSTRUKSI Tenagakerja3orgx30hari 3 PENYEDIAANALATDANMESIN AlatPengolahPupukOrganik(UPPO) KendaraanRoda3 4 KANDANG Bantuankandang B.PENGADAANTERNAKSAPI 1 TERNAKSAPI Jantan Betina

rit rit buah zak batang

HOK

unit unit

paket

ekor ekor ekor JUMLAH

322.500.000

Mengetahui PejabatPembuatKomitmen

TimTeknis

KetuaKelompokTani

()

()

()

36

Lampiran_4._Form_PSP.01LAPORAN REALISASI FISIK DAN KEUANGAN KEGIATAN DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN T.A. 2011Dinas Kabupaten Provinsi Subsektor Program Bulan No. SP DIPA : .. : .. : .. : .. : .. : .. : .. Pagu DIPA Anggaran Fisik (Rp) (Ha/Km/Unit) Realisasi Terhadap Pagu DIPA Anggaran Fisik (Rp) (%) (Ha/Km/Unit) Lokasi Kegiatan Desa/ KecamatanForm PSP. 01

No.

Aspek/Kegiatan

(%)

Nama Kelompok

Koordinat

Keterangan

1

Perluasan dan Pengelolaan Lahan 1. Cetak Sawah 2. JUT 3. Japrod 4. Optimasi Lahan 5. dst .. Pengelolaan Air Irigasi 1. JITUT 2. JIDES 3. Tata Air Mikro (TAM) 4. dst .. Alat dan Mesin Pertanian 1. Tractor Roda 2 2. Tractor Roda 4 3. dst . Pupuk dan Pestisida 1. Penguatan KP3 2. Skrening Pestisida 3. dst . Pembiayaan 1. PUAP 2. dst ..

2

3

4

5

JUMLAHCatatan : 1. Laporan dikirim ke Dinas Propinsi terkait tembusan ke Ditjen PSP Pusat, paling lambat tanggal 5 setiap bulan 2. Laporan ke Pusat ke Bagian Evaluasi dan Pelaporan d/a. Kanpus Kementan Gedung D Lantai 8 Jl. Harsono RM No. 3 Ragunan Jakarta Selatan via Fax : 021-7816086 atau E-mail : [email protected] ., ... 2011 Penanggung jawab kegiatan Kabupaten

38

Lampiran_4_(lanjutan)_Form_PSP.02LAPORAN REALISASI FISIK DAN KEUANGAN KEGIATAN DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN TA. 2011Dinas Propinsi Subsektor Program Bulan : .. : .. : .. : .. : .. Pagu DIPA Anggaran (Rp) Realisasi Terhadap Pagu DIPA Anggaran Fisik (Rp) (%) (Ha/Km/Unit)Form PSP.02

No.

Dinas Kabupaten/Kota*)

Aspek/Kegiatan

Fisik (Ha/Km/Unit)

Keterangan (%)

1 Dinas....*) Kab/Kota No. SP DIPA : ..

A. Perluasan dan Pengelolaan Lahan 1. Cetak Sawah 2. JUT 3. Japrod 4. Optimasi Lahan 5. dst .. B. Pengelolaan Air Irigasi 1. JITUT 2. JIDES 3. Tata Air Mikro (TAM) 4. dst .. C. Alat dan Mesin Pertanian 1. Tractor Roda 2 2. Tractor Roda 4 3. dst . D. Pupuk dan Pestisida 1. Penguatan KP3 2. Skrening Pestisida 3. dst . E. Pembiayaan 1. PUAP 2. dst ..

2 Dinas..*) Kab/Kota . No. SP DIPA : ... 1. Cetak Sawah 2. JUT 3. Optimasi Lahan 4. JITUT 5. Tractor Roda 2 6. dst ..

JUMLAH

1. Laporan dikirim ke Ditjen PSP Pusat, paling lambat tanggal 10 setiap bulan 2. Laporan ke Pusat ke Bag Evaluasi dan Pelaporan d/a. Kanpus Kementan Gedung D Lantai 8 Jl. Harsono RM No. 3 Ragunan Jaksel. Fax : 021 7816086 atau E-mail : [email protected] *) Diisi nama Dinas Kabupaten/Kota yang melaksanakan kegiatan PSP.

., .... 2011 Penanggung jawab kegiatan Propinsi

39

Lampiran_4_(lanjutan)_Form_PSP.03Form PSP.03 LAPORAN MANFAAT KEGIATAN DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN TA. 2006/2007/2008/2009/2010*) Dinas Kabupaten Provinsi Subsektor NO SP DIPA : : : : :

NO

KEGIATAN

Target Fisik DIPA

Realisasi Fisik

MANFAAT

1

Perluasan dan Pengelolaan Lahan 1. Cetak Sawah 2. JUT 3. Japrod 4. Optimasi Lahan 5. dst .. 2 Pengelolaan Air Irigasi 1. JITUT 2. JIDES 3. Tata Air Mikro (TAM) 4. dst .. 3 Alat dan Mesin Pertanian 1. Tractor Roda 2 2. Tractor Roda 4 3. dst . 4 Pupuk dan Pestisida 1. Penguatan KP3 2. Skrening Pestisida 3. dst . 5 Pembiayaan 1. PUAP 2. dst ..

40

Lampiran_4_(lanjutan)_Form_PSP.04Form PSP.04 REKAPITULASI LAPORAN MANFAAT KEGIATAN DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN TA. 2006/2007/2008/2009/2010*) Dinas Provinsi Subsektor: . : . : .

NO DINAS KAB/KOTA

ASPEK/KEGIATAN

Target Fisik DIPA

Realisasi Fisik

MANFAAT

1

Dinas.**) Kab/Kota .No SP DIPA : .

A. Perluasan dan Pengelolaan Lahan 1. Cetak Sawah 2. JUT 3. Japrod 4. Optimasi Lahan 5. dst .. B. Pengelolaan Air Irigasi 1. JITUT 2. JIDES 3. Tata Air Mikro (TAM) 4. dst .. C. Alat dan Mesin Pertanian 1. Tractor Roda 2 2. Tractor Roda 4 3. dst . D. Pupuk dan Pestisida 1. Penguatan KP3 2. Skrening Pestisida 3. dst . E. Pembiayaan 1. PUAP 2. dst ..

2

Dinas.**) Kab/Kota .No SP DIPA : ..

Catatan : 1. Laporan dikirim ke Ditjen PSP pada akhir Tahun Anggaran 2. Laporan ke Ditjen PSP cq. Bagian Evaluasi dan Pelaporan d/a. Kanpus Deptan Gedung D Lantai 8 Jl. Harsono RM No. 3 Ragunan Jaksel via Fax : 021-7816086 atau E-mail : [email protected] 3. Manfaat harus terukur, contoh : a. Kegiatan JITUT/JIDES seluas 500 Ha, menaikan IP 50 % dengan produktivitas 5 ton/Ha, sehingga manfaat kegiatan berupa peningkatan produksi sebanyak 500 X 0,5 X 5 Ton = 1.250 ton b. Rehab JUT/JAPROD Manfaat mengurangi ongkos angkut Rp. 25; / Kg atau Rp. 25.000; / Ton pada areal dengan tingkat produksi 1.000 ton sehingga manfaat kegiatan dapat mengurangi ongkos angkut Rp. 25.000 X 1.000 = Rp. 25.000.000; c. Cetak Sawah Seluas 200 Ha Menyebabkan perluasan areal tanam seluas 200 Ha dengan produktivitas 2,5 ton/Ha dan IP 150 %, sehingga manfaat kegiatan cetak sawah berupa peningkatan produksi sebesar 200 X 2,5 ton X 1,5 = 750 ton 4. *) Coret yang tidak perlu **) Diisi nama Dinas Kabupaten/Kota yang melaksanakan kegiatan PSP. . .. 2011 Penanggungjawab Kegiatan Propinsi

41

Lampiran 5 : Outline Laporan Akhir

CONTOH

OUTLINE

LAPORAN

AKHIR

KEGIATAN

PENGEMBANGAN UPPO TA. 2011 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang 1.2. Tujuan 1.3. Sasaran lokasi II. III. IV. RUANG LINGKUP KEGIATAN LOKASI KEGIATAN PELAKSANAAN KEGIATAN 4.1. Tahapan kegiatan 4.2. Realisasi fisik dan keuangan V. PERMASALAHAN DAN PEMECAHAN MASALAH 5.1. Permasalahan yang dihadapi 5.2. Pemecahan masalah VI. VII. KESIMPULAN DAN SARAN PENUTUP

LAMPIRAN 1. Dokumentasi pelaksanaan kegiatan 0% - 50% - 100% 2. Desain sederhana dan RUKK

42

Lampiran 3. Jadwal Palang KegiatanJADWAL PALANG KEGIATAN PENGEMBANGAN UNIT PENGOLAH PUPUK ORGANIK (UPPO) TA. 2011

No.

Komponen Kegiatan

Januari Pebruari Minggu ke Minggu ke I II III IV I II III IV

Maret Minggu ke I II III IV

April Minggu ke I II III IV

Mei Minggu ke I II III IV

Bulan Juni Juli Minggu ke Minggu ke I II III IV I II III IV

I

Agustus Minggu ke II III IV

I

September Minggu ke II III IV

I

Oktober Minggu ke II III IV

I

Nopember Minggu ke II III IV

I

Desember Minggu ke II III IV

A. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 B. 1 2

Persiapan Pembuatan Juklak oleh Propinsi Pembuatan Juknis oleh Kab/Kota Koordinasi dengan Instansi terkait Sosialisasi Inventarisasi CPCL Penetapan Lokasi Pembuatan rancangan teknis Musyawarah Kelompok Tani Pembuatan rekening kelompok Penyusunan RUKK Pelaksanaan Transfer dana Konstruksi rumah kompos & kandang a. Penyediaan bahan/material b. Pelaksanaan fisik c. Operasional dan Pemeliharaan Pengadaan sarana penunjang Pelatihan Monitoring Evaluasi - Kabupaten/Kota - Propinsi - Pusat Pelaporan

3 4 5 6

7

37

Lampiran 6 : Skoring Pembobotan Kegiatan Pengembangan Unit Pengolah Pupuk Organik (UPPO)

A.

PERSIAPAN 1. 2. 3. 4. 5. 6. Pembuatan SK Tim Teknis Penetapan CPCL Rancangan teknis Penyusunan RUKK Perjanjian kerjasama Transfer dana

20 % 2% 3% 4% 4% 4% 3% 80 %

B.

KONSTRUKSI 1. 2. 3. Pembangunan rumah kompos & kandang ternak Penysediaan sarana penunjang (APPO, kend roda 3) Pelatihan

30 % 30 % 20 %

42

Lampiran7.Contohrancanganrumahkompos

44

Lampiran7.Contohrancanganrumahkompos(lanjutan)

45