Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Rempah Tahun 2016 1

47
Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Rempah Tahun 2016 1

Transcript of Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Rempah Tahun 2016 1

Page 1: Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Rempah Tahun 2016 1

Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Rempah Tahun 2016 1

Page 2: Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Rempah Tahun 2016 1

Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Rempah Tahun 2016 i

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur marilah kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena hanya atas rahmat dan karuniaNya maka dapat dilakukan penyusunan Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Rempah 2016.

Untuk implementasi program tersebut, pada tahun anggaran 2016 dialokasikan dana untuk kegiatan rehabilitasi dan intensifikasi serta kegiatan pendukung lainnya melalui kegiatan pengembangan di daerah sentra tanaman rempah.

Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Rempah Tahun 2016 secara garis besar memuat acuan pengelolaan kegiatan maupun anggaran bagi para pelaksana di pusat, provinsi dan utamanya kabupaten sebagai penerima manfaat kegiatan.

Semoga pedoman ini dapat bermanfaat dalam menunjang keberhasilan pembangunan perkebunan khususnya dalam upaya meningkatkan produksi dan produktivitas Tanaman Rempah nasional.

Jakarta, 31 Maret 2016 Direktur Jenderal Perkebunan

Ir. Gamal Nasir, MS NIP. 195607281986031001

Page 3: Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Rempah Tahun 2016 1

Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Rempah Tahun 2016 ii

DAFTAR ISI

Halaman KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI ii

DAFTAR LAMPIRAN iv

I. PENDAHULUAN 1 A. Latar Belakang 1 B. Sasaran Nasional 5 C. Tujuan 5 II. PENDEKATAN PELAKSANAAN KEGIATAN 6 A. Prinsip Pendekatan Pelaksanaan

Kegiatan 6

B. Spesifikasi Teknis 11 III. PELAKSANAAN KEGIATAN 14 A. Ruang Lingkup 14 B. Pelaksana Kegiatan 17 C. Lokasi, Jenis dan Volume 21 D. Simpul Kritis 23 IV. PROSES PENGADAAN DAN PENYALURAN

BANTUAN 27

V. PEMBINAAN, PENGENDALIAN,

PENGAWALAN DAN PENDAMPINGAN 29

VI. MONITORING, EVALUASI DAN

PELAPORAN 31

Page 4: Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Rempah Tahun 2016 1

Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Rempah Tahun 2016 iii

VII. PEMBIAYAAN 33 VIII. PENUTUP 34 LAMPIRAN

Page 5: Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Rempah Tahun 2016 1

Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Rempah Tahun 2016 iv

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Lokasi Pengembangan Tanaman

Lada Tahun 2016

35

Lampiran 2. Lokasi Pengembangan Tanaman

Cengkeh Tahun 2016

36

Lampiran 3. Lokasi Pengembangan Tanaman

Pala Tahun 2016

37

Lampiran 4. Standar Mutu Benih Pala Siap

Tanam

37

Lampiran 5. Spesifikasi Teknis Benih Cengkeh 38

Lampiran 6. Spesifikasi Teknis Benih Cengkeh

Siap Salur

38

Lampiran 7. Form Rencana Kerja Dana Tugas

Pembantuan

39

Lampiran 8. Laporan Realisasi Fisik dan

Keuangan Dana Tugas Pembantuan

TA 2016

40

Page 6: Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Rempah Tahun 2016 1

Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Rempah Tahun 2016 1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Komoditas rempah (lada, pala dan cengkeh) memiliki peranan penting dalam perekonomian nasional yaitu sebagai sumber pendapatan petani, penyerapan tenaga kerja, sumber devisa negara, mendorong agroindustri pengembangan wilayah, dan pelestarian lingkungan.

Indonesia dikenal sebagai salah satu negara penghasil utama lada dan mempunyai peranan penting dalam perdagangan lada dunia. Pasokan lada Indonesia berasal dari Bangka Belitung yaitu lada putih dengan sebutan Muntok White Pepper dan dari Lampung yaitu lada hitam dengan sebutan Lampung Black Pepper.

Namun demikian, dalam perkembangannya menghadapi permasalahan yang dominan di lapangan adalah rendahnya produktivitas tanaman lada.

Kondisi tersebut antara lain diakibatkan intensitas serangan hama/penyakit lada, belum menggunakan benih unggul, kurangnya pemeliharaan lada di tingkat lapangan, dan lemahnya permodalan yang dimiliki petani.

Saat ini sebagian besar hasil cengkeh (±90%) digunakan sebagai bahan baku pembuatan

Page 7: Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Rempah Tahun 2016 1

Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Rempah Tahun 2016 2

industri rokok kretek, sisanya untuk memenuhi kebutuhan industri makanan dan farmasi. Oleh karenanya tidak dapat disangkal bahwa peran cengkeh dalam perekonomian nasional cukup besar terutama dalam bentuk penerimaan cukai rokok.

Kondisi cengkeh nasional mengalami pasang surut mengingat fluktuasi harga cengkeh yang cukup besar dan biaya panen dan pengolahan cukup tinggi. Sementara itu di sisi teknis, tanaman cengkeh mempunyai karakteristik yang khas yaitu adanya panen besar diikuti panen kecil pada tahun berikutnya serta panen raya pada periode tertentu. Pada saat panen besar atau panen raya harga cenderung menurun yang mengakibatkan petani merugi dan kemudian tidak memelihara tanamannya. Hal tersebut mengakibatkan pertanaman kurang baik dan produktivitas rendah.

Sementara itu kondisi di lapangan menunjukan bahwa banyak tanaman cengkeh yang sudah tua dan rusak, adanya serangan hamapenyakit,kurangnya pemeliharaan tanaman dan belum menggunakan benih unggul.

Komoditas pala sangat potensial karena mampu mensuplai 60-75% kebutuhan pangsa pasar dunia serta mempunyai banyak manfaat baik dalam bentuk mentah atau

Page 8: Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Rempah Tahun 2016 1

Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Rempah Tahun 2016 3

pun produk turunannya. Disamping hampir semua bagian buahnya dapat dimanfaatkan, pala termasuk tanaman yang mempunyai keunggulan komparatif alamiah karena berumur panjang, daunnya tidak pernah mengalami musim gugur sepanjang tahun sehingga baik untuk penghijauan dan dapat tumbuh dengan pemeliharaan minim.

Bagian tanaman pala yang memiliki nilai ekonomi yang tinggi adalah biji buah dan fulinya yang digunakan sebagai bahan industri minuman, makanan, farmasi dan kosmetik. Pengusahaan tanaman pala di Indonesia merupakan pertanaman rakyat dan sudah sejak lama diusahakan.

Sekalipun Indonesia merupakan negara pengekspor pala terbesar di dunia, namun secara keseluruhan mutu pala Indonesia masih kalah dibanding dari Granada dan negara lainnya. Rendahnya mutu pala tersebut disebabkan beberapa faktor antara lain kurangnya pemeliharaan, produktivitas rendah karena sebagian tanaman tua atau tidak produktif dan belum menggunakan benih unggul, kelembagaan petani masih lemah dan mutu produksi rendah. Untuk dapat bersaing di pasar dunia, sangat dibutuhkan peningkatan produktivitas dan mutu produk yang memenuhi standar pasar internasional.

Page 9: Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Rempah Tahun 2016 1

Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Rempah Tahun 2016 4

Memperhatikan kondisi serta permasalahan yang terjadi, maka kebijakan dan strategi dalam pengembangan tanaman rempah (lada, pala dan cengkeh) diarahkan pada :

1) Peningkatan produksi dan produktivitas tanaman rempah (lada, pala dan cengkeh) berkelanjutan melalui perbaikan mutu tanaman, pengendalian OPT dan penyediaan benih unggul bermutu serta sarana produksi, dengan kegiatan utamanya berupa rehabilitasi, intensifikasi, dan integrasi tanaman rempah dengan ternak.

2) Peningkatan mutu melalui penerapan SNI, antara lain melalui penggunaan benih unggul bersertifikat dan penerapan Good Handling Practices (GHP)

3) Perlindungan hak untuk produk-produk suatu komoditas yang memiliki spesifikasi lokasi (Indikasi Geografis/IG).

Melalui dana Tugas Pembantuan (TP) provinsi dan kabupaten tahun 2016 dianggarkan kegiatan yang meliputi: 1) Pengembangan tanaman rempah (intensifikasi, rehabilitasi, dan integrasi dengan ternak); 2) Pengawalan Indikasi Geografis.

Page 10: Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Rempah Tahun 2016 1

Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Rempah Tahun 2016 5

B. Sasaran Nasional

Sasaran kegiatan pengembangan tanaman rempah adalah:

1. Pengembangan tanaman rempah adalah perbaikan tanaman melalui rehabilitasi dan intensifikasi.

2. Terlaksananya sosialisasi dan fasilitasi sertifikasi IG komoditas tanaman rempah.

C. Tujuan

Tujuan dari kegiatan pengembangan tanaman rempah (lada, pala dan cengkeh) tahun 2016 dan kegiatan pendukung lainnya adalah : 1. Meningkatkan produksi dan produktivitas

tanaman rempah melalui penerapan teknologi budidaya dan perluasan areal.

2. Meningkatkan pendapatan petani tanaman rempah di lokasi kegiatan.

3. Mendukung pengembangan kawasan tanaman rempah.

4. Melakukan sosialisasi, dan Memfasilitasi proses sertifikasi Indikasi Geografis (IG) komoditas tanaman rempah.

Page 11: Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Rempah Tahun 2016 1

Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Rempah Tahun 2016 6

II. PENDEKATAN PELAKSANAAN KEGIATAN

A. Prinsip Pendekatan Pelaksanaan Kegiatan

Pelaksanaan kegiatan pengembangan tanaman rempah dilakukan melalui pendekatan teknis seperti yang dilakukan selama ini dan pendekatan sosial budaya yang mampu merangsang perubahan sikap, perilaku dan peran serta petani yang disinergiskan dengan program pembangunan dan pengembangan pertanian di kabupaten/ kota.

Paket bantuan merupakan hibah yang pelaksanaan pengadaannya dilakukan dengan kontraktual dan mengacu pada Perpres 54 tahun 2010 serta Pedoman Pengadaan dan Pengelolaan Barang dan Jasa lingkup Satker Direktorat Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian.

Kegiatan Indikasi Geografis (IG) difokuskan pada komoditi tanaman rempah yang memiliki potensi indikasi geografis, merupakan daerah sentra produksi tanaman rempah atau secara teknis dan agroklimat layak untuk pengembangan budidaya tanaman rempah. Menghasilkan produk yang mempunyai karakteristik, citarasa dan aroma yang spesifik diminati oleh konsumen dalam maupun luar negeri.

Page 12: Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Rempah Tahun 2016 1

Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Rempah Tahun 2016 7

Relatif berada dalam satu kesatuan ekonomi, wilayah/hamparan, status lahan sebagai hak milik, dukungan infrastruktur dan terdapat kelembagaan petani aktif.

Pelaksanaan kegiatan dapat diatur lebih rinci dalam Petunjuk Pelaksanaan (Juklak) yang disusun oleh provinsi sesuai dengan kondisi wilayah yang ada. Selanjutnya secara spesifik dijabarkan dalam Petunjuk Teknis (Juknis) oleh kabupaten/kota sesuai dengan kondisi petani dan budaya setempat.

1) Lokasi Kegiatan

Lokasi kegiatan ditetapkan dengan kriteria sebagai berikut: a) Merupakan daerah sentra produksi

tanaman rempah (lada, pala dan cengkeh), dan secara teknis memenuhi persyaratan agroklimat untuk pengembangan budidaya tanaman lada, pala dan cengkeh.

b) Lahan milik petani, berada dalam satu wilayah atau hamparan serta tidak dalam sengketa dan tidak melanggar peraturan yang berlaku.

Page 13: Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Rempah Tahun 2016 1

Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Rempah Tahun 2016 8

2) Petani Sasaran

Calon Petani (CP) sasaran sebagai penerima bantuan adalah anggota kelompok tani yang telah diseleksi dan selanjutnya ditetapkan sebagai petani peserta penerima bantuan dengan surat keputusan bupati/ walikota atau kepala dinas kabupaten/kota setempat yang membidangi perkebunan, dengan ketentuan sebagai berikut : - Berdomisili di wilayah kegiatan atau

mempunyai/menguasai lahan di lokasi kegiatan yang dibuktikan dengan identitas seperti KTP/Kartu Keluarga (KK) dan atau identitas/keterangan lainnya.

- Bersedia melaksanakan kegiatan dan mengikuti ketentuan sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan, merawat kebun dengan baik

- Tergabung dalam kelompok tani sasaran yang sudah ada dan aktif, jumlah anggota 20 - 25 orang petani atau disesuaikan dengan kondisi lingkungan dan usahataninya.

- Kebun yang diikut sertakan dalam kegiatan maksimal 2 (dua) hektar untuk setiap petani.

Page 14: Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Rempah Tahun 2016 1

Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Rempah Tahun 2016 9

Untuk kegiatan yang dananya ditampung pada DIPA provinsi, maka penetapan petani peserta penerima bantuan dilaksanakan oleh kepala dinas yang membidangi perkebunan provinsi setempat atas usulan kepala dinas kabupaten/kota yang membidangi perkebunan.

3) StandarTeknis

PengembanganTanaman Lada

a) Intensifikasi tanaman lada adalah upaya perbaikan kondisi kebun yang dilakukan pada kebun dengan jumlah populasi lebih dari 70% populasi anjuran, dan produktivitas rendah yang masih memungkinkan untuk ditingkatkan atau tanaman yang membutuhkan pemeliharaan intensif (tanaman belum menghasilkan).

PengembanganTanaman Pala

a) Rehabilitasi tanaman pala adalah upaya perbaikan kondisi kebun yang dilakukan pada kebun pala yang masih produktif dengan dengan jumlah populasi lebih dari ± 50% dari populasi dan produktivitas rendah yang masih memungkinkan untuk ditingkatkan.

Page 15: Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Rempah Tahun 2016 1

Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Rempah Tahun 2016 10

b) Intensifikasi tanaman pala adalah upaya perbaikan kondisi kebun yang dilakukan pada kebun dengan jumlah populasi lebih dari 80% dari populasi dan produktivitas rendah yang masih memungkinkan untuk ditingkatkan atau tanaman yang membutuhkan pemeliharaan intensif (tanaman belum menghasilkan).

Pengembangan Tanaman Cengkeh

a) Rehabilitasi tanaman cengkeh adalah upaya perbaikan kondisi kebun yang dilakukan pada kebun cengkeh yang masih produktif dengan dengan jumlah populasi lebih dari ± 50% dari populasi dan produktivitas rendah yang masih memungkinkan untuk ditingkatkan.

b) Intensifikasi tanaman cengkeh adalah upaya perbaikan kondisi kebun yang dilakukan pada kebun dengan jumlah populasi lebih dari 80% dari populasi dan produktivitas rendah yang masih memungkinkan untuk ditingkatkan atau tanaman yang membutuhkan pemeliharaan intensif (tanaman belum menghasilkan).

Page 16: Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Rempah Tahun 2016 1

Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Rempah Tahun 2016 11

B. Spesifikasi Teknis

B.1 Tanaman Lada

Kegiatan Intensifikasi Tanaman Lada

a. Pupuk yang digunakan adalah pupuk organik.

b. Pestisida yang digunakan adalah pestisida yang efektif, terdaftar dan mendapat izin dari Menteri Pertanian.

c. Gunting stek yang digunakan untuk memangkas tanaman lada.

B.2 Pengembangan Tanaman Pala

Kegiatan Rehabilitasi Tanaman Pala

a. Benih

Benih yang digunakan adalah benih unggul/benih unggul lokal dan sesuai dengan dengan peraturan Peraturan Menteri Pertanian yang berlaku. Benih yang siap tanam sebelum disalurkan kepada petani harus dilakukan pengujian sertifikasi benih (pengujian mutu benih)

b. Pupuk yang digunakan adalah pupuk NPK yang efektif, terdaftar dan mendapat izin dari Menteri Pertanian.

Page 17: Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Rempah Tahun 2016 1

Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Rempah Tahun 2016 12

c. Alat pertanian kecil yang digunakan adalah cangkul.

Kegiatan Intensifikasi Tanaman Pala

a. Pupuk yang digunakan adalah pupuk organik.

b. Alat pertanian kecil yang digunakan adalah parang dan cangkul.

1. Tanaman Cengkeh

Kegiatan Rehabilitasi Tanaman Cengkeh

a. Benih

Benih yang digunakan adalah benih unggul atau unggul lokal dan spesifikasi teknis sesuai sesuai dengan dengan peraturan Peraturan Menteri Pertanian yang berlaku. Benih yang siap tanam sebelum disalurkan kepada petani harus dilakukan pengujian sertifikasi benih (pengujian mutu benih)

b. Pupuk yang digunakan adalah NPK yang efektif, terdaftar dan mendapat izin dari Menteri Pertanian.

c. Pestisida yang digunakan adalah pestisida yang efektif, terdaftar dan mendapat izin dari Menteri Pertanian.

Page 18: Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Rempah Tahun 2016 1

Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Rempah Tahun 2016 13

Kegiatan Intensifikasi Tanaman Cengkeh

a. Pupuk yang digunakan adalah pupuk NPK yang efektif, terdaftar dan mendapat izin dari Menteri Pertanian.

b. Pestisida yang digunakan adalah pestisida yang efektif, terdaftar dan mendapat izin dari Menteri Pertanian.

c. Alat pertanian kecil yang digunakan adalah cangkul.

2. Indikasi Geografis

Kegiatan Indikasi Geografis (IG) Tanaman Rempah pengutuhan/ lanjutan.

Untuk provinsi yang mendapatkan fasilitasi kegiatan IG lanjutan rangkaian kegiatannya meliputi : rapat persiapan, pertemuan dalam rangka penyerahan sertifikat, pembahasan dan penyusunan laporan.

Page 19: Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Rempah Tahun 2016 1

Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Rempah Tahun 2016 14

III. PELAKSANAAN KEGIATAN

3.1. Pelaksanaan Fisik

A. Ruang Lingkup

Ruang lingkup kegiatan pengembangan tanaman rempah (lada, pala dan cengkeh) meliputi persiapan, identifikasi dan seleksi CP/CL serta penetapan kelompok sasaran; pengadaan benih dan sarana produksi; pemberdayaan petani; pembinaan, pengendalian, pengawalan dan pendampingan; monitoring, evaluasi dan pelaporan.

1) Persiapan

a. Sosialisasi

Sosialisasi dilakukan dalam rangka menyamakan persepsi, membangun komitmen, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan kegiatan, sosialisasi dilakukan kepada petugas dan petani/kelompok tani.

b. Penyusunan Petunjuk Pelaksanaan (Juklak) dan Petunjuk Teknis (Juknis)

Berdasarkan Pedoman Teknis yang disusun oleh Pusat, maka dinas yang membidangi perkebunan provinsi menyusun Juklak kegiatan pengembangan tanaman Penyegar.

Page 20: Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Rempah Tahun 2016 1

Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Rempah Tahun 2016 15

Dinas yang membidangi perkebunan kabupaten menyusun Juknis kegiatan pengembangan tanaman Penyegar.

c. Pembentukan Tim Teknis tingkat Provinsi dan Kabupaten/kota

Dalam melaksanakan kegiatan pengembangan tanaman kakao, dinas yang membidangi perkebunan provinsi membentuk tim teknis dan dinas yang membidangi perkebunan kabupaten/kota membentuk tim teknis.

d. Penyusunan Petunjuk Pelaksanaan (Juklak) dan Petunjuk Teknis (Juknis)

Berdasarkan pedoman teknis yang disusun oleh pusat, maka dinas yang membidangi perkebunan provinsi menyusun Juklak kegiatan pengembangan tanaman rempah (lada, pala dan cengkeh).

Dinas yang membidangi perkebunan kabupaten menyusun Juknis kegiatan pengembangan tanaman rempah (lada, pala dan cengkeh).

d. Pembentukan Tim Teknis Provinsi dan Kabupaten (disesuaikan dengan penyegar)

Page 21: Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Rempah Tahun 2016 1

Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Rempah Tahun 2016 16

Dalam melaksanakan kegiatan pengembangan tanaman rempah (lada, pala dan cengkeh), dinas yang membidangi perkebunan provinsi membentuk tim pembina dan dinas yang membidangi perkebunan kabupaten membentuk tim teknis.

2) Identifikasi dan Seleksi CP/CL serta Penetapan Kelompok Sasaran

Dinas kabupaten/kota yang membidangi perkebunan bersama- sama dengan dinas perkebunan provinsi melakukan identifikasi, inventarisasi CP/CL dan penetapan kelompok sasaran. Untuk kegiatan yang dananya pada DIPA Provinsi, maka penetapan petani peserta/kelompok sasaran oleh kepala dinas Provinsi yang membidangi perkebunan atas usulan kepala dinas kabupaten/kota yang membidangi perkebunan.

3) Proses Pengadaan

Pengadaan paket bantuan dilaksanakan berdasarkan Perpres 54 Tahun 2010 berikut perubahannya (Perpres 70 Tahun 2012) yang terakhir dirubah dengan Peraturan Presiden Nomor 4 Tahun 2015 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah serta Pedoman Pengadaan. Khusus untuk Papua dan Papua Barat

Page 22: Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Rempah Tahun 2016 1

Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Rempah Tahun 2016 17

mengacu pada Perpres No. 84 Tahun 2012. Disamping itu juga mengacu pada pedoman Pengadaan dan Penatausahaan Barang lingkup Satker Direktorat Jenderal Perkebunan;

4) Pembinaan, Pengendalian, Pengawalan dan Pendampingan

Pembinaan, pengendalian, pengawalan dan pendampingan kegiatan dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal Perkebunan dan dinas yang membidangi perkebunan di tingkat provinsi/ kabupaten / kota.

5) Pelaporan

Pelaporan kegiatan dilaksanakan secara berjenjang oleh dinas yang membidangi perkebunan di tingkat kabupaten ke dinas yang membidangi perkebunan di tingkat provinsi, selanjutnya dari provinsi dilaporkan ke tingkat pusat (Direktorat Jenderal Perkebunan).

B. Pelaksana Kegiatan

1. Kegiatan Pusat

Pelaksanaan kegiatan pengembangan tanaman rempah di pusat (Direktorat Jenderal Perkebunan) meliputi :

a. Menyiapkan pedoman teknis pengembangan tanaman rempah.

Page 23: Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Rempah Tahun 2016 1

Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Rempah Tahun 2016 18

b. Melakukan sosialisasi kegiatan bersama dinas provinsi dan dinas kabupaten yang membidangi perkebunan.

c. Melakukan konsultasi dan koordinasi perencanaan pelaksanaan kegiatan.

d. Melakukan pemantauan, monitoring, evaluasi dan pengendalian kegiatan.

e. Menyusun laporan akhir kegiatan.

2. Kegiatan Provinsi

a. Menetapkan tim teknis provinsi, melalui surat keputusan kepala dinas yang membidangi perkebunan.

b. Menyusun Petunjuk Pelaksanaan (Juklak) sesuai kondisi daerah.

c. Melakukan sosialisasi, identifikasi, seleksi CP/CL dan penetapan kelompok sasaran berdasarkan usulan dari dinas kabupaten/kota yang membidangi perkebunan.

d. Melakukan konsultasi dan koordinasi kepada instansi terkait.

e. Melaksanakan pengadaan benih dan sarana produksi untuk kegiatan pengembangan tanaman rempah.

f. Melakukan bimbingan, pembinaan, pengawalan dan pengendalian pelaksanaan kegiatan.

Page 24: Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Rempah Tahun 2016 1

Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Rempah Tahun 2016 19

g. Melakukan monitoring dan evaluasi kegiatan.

h. Membuat Surat Pernyataan bersedia menerima Barang Pengadaan Dana Tugas Pembantuan (TP) (format terlampir)

i. Menyiapkan dan menyampaikan laporan perkembangan kegiatan pengembangan tanaman rempah secara berkala (triwulan) yang ditujukan kepada Direktur Jenderal Perkebunan cq Direktur Tanaman Semusim dan Rempah.

3. Kegiatan Kabupaten/Kota

a. Menetapkan tim teknis kabupaten, melalui surat keputusan kepala dinas yang membidangi perkebunan.

b. Menyusun Petunjuk Teknis (Juknis) sesuai kondisi daerah.

c. Melakukan sosialisasi, identifikasi, seleksi CP/CL dan penetapan kelompok sasaran oleh pemerintah daerah kabupaten atau dinas kabupaten yang membidangi perkebunan. Jika kegiatan merupakan TP provinsi maka penetapan kelompok sasaran oleh pemerintah daerah provinsi atau dinas provinsi yang membidangi perkebunan atas

Page 25: Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Rempah Tahun 2016 1

Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Rempah Tahun 2016 20

usulan dinas kabupaten yang membidangi perkebunan.

d. Apabila satker mandiri membuat Surat Pernyataan bersedia menerima Barang Pengadaan Dana Tugas Pembantuan (TP) (format terlampir)

e. Melakukan konsultasi dan koordinasi kepada instansi terkait.

f. Melaksanakan pengadaan benih dan sarana produksi kegiatan pengembangan tanaman rempah untuk kabupaten/kota satker mandiri.

g. Melakukan bimbingan, pembinaan, pengawalan dan pengendalian pelaksanaan kegiatan.

h. Melakukan monitoring dan evaluasi kegiatan.

i. Menyiapkan dan menyampaikan laporan perkembangan kegiatan pengembangan tanaman rempah secara berkala (triwulan) yang ditujukan kepada dinas provinsi yang membidangi perkebunan cq Direktur Jenderal Perkebunan cq Direktur Tanaman Semusim dan Rempah.

Page 26: Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Rempah Tahun 2016 1

Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Rempah Tahun 2016 21

4. Kelompok Tani

a. Menyusun dan mengusulkan Rencana Usaha Kelompok (RUK).

b. Penetapan jadwal pelaksanaan kegiatan yang disesuaikan dengan keadaan masing-masing daerah.

c. Melaksanakan kegiatan sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan.

d. Memanfaatkan paket bantuan secara benar dan tepat.

e. Menyusun dan menyampaikan laporan pelaksanaan kegiatan kelompok kepada dinas kabupaten/kota yang membidangi perkebunan.

f. Kelompok tani calon penerima bantuan berperan aktif untuk mengawasi pelaksanaan kegiatan.

C. Lokasi dan Jenis Bantuan

Pengembangan Tanaman Lada

1. Lokasi

Lokasi kegiatan pengembangan tanaman lada tahun 2016 tersebar pada daerah sentra pengembangan tanaman lada (Lampiran 1).

Page 27: Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Rempah Tahun 2016 1

Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Rempah Tahun 2016 22

2. Jenis Bantuan

Jenis bantuan yang diberikan kepada petani per hektar pada kegiatan intensifikasi tanaman lada meliputi pupuk organik, pestisida dan gunting stek.

Pengembangan Tanaman Pala

1. Lokasi

Lokasi kegiatan pengembangan tanaman pala tahun 2016 tersebar pada daerah sentra pengembangan tanaman pala (Lampiran 2).

2. Jenis Bantuan

Jenis bantuan yang diberikan kepada petani per hektar sebagai berikut:

Pada kegiatan rehabilitasi tanaman pala bantuan yang diberikan meliputi benih, pupuk NPK dan cangkul.

Pada kegiatan intensifikasi tanaman pala bantuan yang diberikan meliputi pupuk organik, parang dan cangkul.

Pengembangan Tanaman Cengkeh

3. Lokasi

Lokasi kegiatan pengembangan tanaman cengkeh tahun 2016 tersebar pada

Page 28: Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Rempah Tahun 2016 1

Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Rempah Tahun 2016 23

daerah sentra pengembangan tanaman cengkeh (Lampiran 3).

4. Jenis Bantuan

Jenis bantuan yang diberikan kepada petani per hektar sebagai berikut:

Pada kegiatan rehabilitasi tanaman cengkeh bantuan yang diberikan meliputi benih, pupuk NPK dan pestisida.

Pada kegiatan intensifikasi tanaman cengkeh bantuan yang diberikan meliputi pupuk NPK, pestisida dan cangkul.

D. Simpul Kritis

Dalam rangka pelaksanaan kegiatan pengembangan tanaman rempah, diprediksi adanya simpul kritis sebagai berikut:

1. Tahap sosialisasi yang dilakukan oleh tim pengarah/pembina di pusat/provinsi dan tim teknis dari kabupaten/kota sering kali kurang tertib, kurang efektif dan kurang optimal;

2. Identifikasi CP/CL sering kali tidak tepat sasaran, baik persyaratan petani maupun persyaratan lahan;

3. Proses pengadaan melalui kontraktual (lelang) kemungkinan terjadinya sanggah

Page 29: Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Rempah Tahun 2016 1

Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Rempah Tahun 2016 24

yang akan mengakibatkan proses pengadaan mundur/terlambat sehingga berpengaruh terhadap realisasi fisik dan keuangan;

4. Musim hujan (waktu tanam) yang tidak menentu seringkali menjadi penghambat waktu penanaman di lokasi kegiatan.

5. Penyediaan benih tidak tepat jumlah dan tepat waktu, sehingga terjadi kekurangan dan keterlambatan dalam penyaluran.

3.2. Koordinasi Pelaksanaan Kegiatan Tanaman Rempah (Indikasi Geografis)

A. Ruang Lingkup

1) Kegiatan fasilitasi indikasi geografis ini difokuskan pada komoditi tanaman rempah yang memiliki potensi indikasi geografis yaitu komoditas pala, cengkeh, gambir, dan kayu manis.

2) Wilayah provinsi/kabupaten yang memiliki potensi indikasi geografis tanaman rempah.

3) Cakupan kegiatan fasilitasi IG ini meliputi: 1) persiapan, 2) Pendaftaran ke Ditjen HaKI Kementerian Hukum dan HAM, 3) pemeriksaan substansi dan cetak sertifikat,4) pengambilan

Page 30: Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Rempah Tahun 2016 1

Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Rempah Tahun 2016 25

sertifikat), 5) pertemuan penyerahan sertifikat, 6) pembahasan dan penyusunan laporan.

B. Pelaksana Kegiatan

Secara umum organisasi pelaksanaan kegiatan dengan uraian tugasnya adalah sebagai berikut : 1) Pusat

Ditjen Perkebunan bekerjasama dengan instansi terkait dengan tugas : a) Menyusun Pedoman Teknis

b) Melakukan konsultasi, koordinasi dan pelaksanaan kegiatan dengan pihak terkait;

c) Melakukan sosialisasi kegiatan;

d) Melakukan pembinaan, pengawalan Monev, konsultasi dan koordinasi, Indikasi Geografis (IG) tanaman rempah ke Provinsi/Kab./Kota.

2) Provinsi/Kabupaten/Kota

a) Menyusun Petunjuk Pelaksanaan (Juklak/Juknis).

b) Melakukan sosialisasi/ pembentukan kelembagaan indikasi geografis.

c) Melakukan koordinasi penyusunan buku persyaratan dan peta,

Page 31: Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Rempah Tahun 2016 1

Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Rempah Tahun 2016 26

pengumpulan data primer/ sekunder.

d) Fasilitasi analisis tanah dan kualitas produk.

e) Melakukan pembahasan buku persyaratan IG.

f) Melakukan pendaftaran IG ke Ditjen HaKI Kementerian Hukum dan HAM.

g) Fasilitasi pertemuan dalam rangka penyerahan sertifikat IG.

h) Melakukan penyusunan laporan.

C. Lokasi, Jenis dan Volume

Lokasi, jenis dan volume kegiatan indikasi geografis (IG) tanaman penyegar TA. 2016 dapat dilihat pada Lampiran 7.

D. Simpul Kritis

Dalam rangka pelaksanaan kegiatan indikasi geografis tanaman rempah, terdapat simpul-simpul kritis sebagai berikut:

1) Kurangnya sosialisasi dan koordinasi antar stakeholders.

2) Tidak lengkapnya dokumen (data, peta, dll) dalam pengusulan Indikasi Geografis.

Page 32: Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Rempah Tahun 2016 1

Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Rempah Tahun 2016 27

IV. PROSES PENGADAAN DAN PENYALURAN BANTUAN KEPADA PETANI

Proses pengadaan dan penyaluran kegiatan pengembangan tanaman rempah (lada, pala dan cengkeh) dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut :

1. Penetapan kelompok sasaran berdasarkan

Keputusan Kepala Dinas Propinsi (TP Propinsi) atas usulan Kepala Dinas Kabupaten yang membidangi perkebunan atau Bupati/Walikota/ Kepala Dinas Kabupaten yang membidangi perkebunan (TP Kabupaten)

2. Prosedur pengadaan dan penyaluran mengacu pada Perpres No. 54 Tahun 2010 beserta perubahannya yang terakhir dirubah dengan Peraturan Presiden Nomor 4 Tahun 2015 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah serta Pedoman Pengadaan. Khusus untuk Papua dan Papua Barat mengacu pada Perpres No. 84 Tahun 2012. Disamping itu juga mengacu pada pedoman Pengadaan dan Penatausahaan Barang lingkup Satker Direktorat Jenderal Perkebunan;

3. Pelaksanaan Lelang/Pengadaan barang dan jasa harus selesai pada bulan Februari 2016.

Page 33: Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Rempah Tahun 2016 1

Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Rempah Tahun 2016 28

4. Penyaluran paket bantuan kepada petani diupayakan pada awal tahun 2016 untuk daerah yang memungkinkan dan atau menjelang awal musim penghujan tahun 2016 dengan berita acara serah terima barang sebagaimana format yang telah ditetapkan.

Page 34: Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Rempah Tahun 2016 1

Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Rempah Tahun 2016 29

V. PEMBINAAN, PENGENDALIAN, PENGAWALAN DAN PENDAMPINGAN

A. Pembinaan

Pembinaan kelompok dilakukan secara berkesinambungan, sehingga mampu mengembangkan usahanya secara mandiri. Untuk itu diperlukan dukungan pembinaan lanjutan yang bersumber dari dana APBD dan atau masyarakat.

Agar pelaksanaan kegiatan ini memenuhi kaedah pengelolaan sesuai prinsip pelaksanaan pemerintahan yang baik dan bersih, maka pelaksanaan kegiatan harus mematuhi prinsip-prinsip :

1. Mentaati ketentuan peraturan dan

perundangan; 2. Membebaskan diri dari praktek korupsi,

kolusi dan nepotisme (KKN); 3. Menjunjung tinggi keterbukaan

informasi, transformasi dan demokratisasi;

4. Memenuhi asas akuntabilitas.

B. Pengendalian

Pengendalian kegiatan pengembangan tanaman tahunan dilakukan dengan tujuan untuk mencegah terjadinya penyimpangan dalam pelaksanaan. Oleh karena itu pengendalian dilakukan sejak dari perencanaan hingga pelaksanaan kegiatan.

Page 35: Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Rempah Tahun 2016 1

Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Rempah Tahun 2016 30

C. Pengawalan dan Pendampingan

Pengawalan dan pendampingan perlu dilakukan untuk menjamin bantuan diterima oleh petani/kelompok tani dan kegiatan dilaksanakan sesuai jadwal yang telah ditetapkan, sehingga bantuan benar- benar dapat dirasakan oleh masyarakat dalam meningkatkan kesejahteraannya.

Pengawalan dan pendampingan dilakukan oleh Direktorat Jenderal Perkebunan dan Dinas Propinsi/Kabupaten/Kota yang membidangi perkebunan dan instansi terkait.

Page 36: Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Rempah Tahun 2016 1

Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Rempah Tahun 2016 31

VI. MONITORING, EVALUASI DAN PELAPORAN

Monitoring, evaluasi dan pelaporan mengacu kepada Keputusan Menteri Pertanian Nomor: 61/Permentan/OT.140/10/2012, tanggal 3 Oktober 2012 tentang Pedoman Sistem Pemantauan, Evaluasi dan Pelaporan Pembangunan Pertanian.

Dinas yang membidangi perkebunan kabupaten dan provinsi wajib melakukan monitoring, evaluasi dan pelaporan secara berjenjang dilaporkan kepada Direktorat Jenderal Perkebunan, dengan ketentuan:

1. Pelaporan Laporan berisi tentang :

Rencana kerja dana tugas pembantuan (form terlampir);

Kemajuan pelaksanaan kegiatan sesuai indikator kinerja;

Perkembangan kelompok sasaran dalam pengelolaan kegiatan lapangan berikut realisasi fisik dan keuangan;

Permasalahan yang dihadapi dan upaya penyelesaian di tingkat provinsi dan kabupaten;

Format laporan menggunakan format yang telah ditentukan (form terlampir).

Laporan perkembangan fisik yang sesuai tahapan pelaksanaan kegiatan dengan materi meliputi: nama petani/kelompok tani, desa/kecamatan/kabupaten, luas areal

Page 37: Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Rempah Tahun 2016 1

Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Rempah Tahun 2016 32

(target dan realisasi), waktu pelaksanaan, perkembangan, permasalahan dan upaya pemecahan masalah. Laporan Akhir Kegiatan yang menyangkut seluruh pelaksanaan kegiatan ini.

2. Waktu penyampaian laporan:

a. Laporan Monev dibuat per bulan dengan ketentuan:

Pelaporan dinas yang membidangi perkebunan kabupaten ditujukan kepada provinsi, disampaikan paling lambat setiap tanggal 5 bulan laporan.

Pelaporan dinas yang membidangi perkebunan provinsi ditujukan kepada Direktorat Tanaman Semusim dan Rempah Direktorat Jenderal Perkebunan, disampaikan paling lambat setiap tanggal 7 bulan laporan.

b. Laporan Perkembangan Fisik dibuat per triwulan, ditujukan kepada Direktorat Tanaman Semusim dan Rempah Direktorat Jenderal Perkebunan, disampaikan paling lambat setiap tanggal 5 bulan laporan.

c. Laporan Akhir ditujukan kepada Direktorat Tanaman Semusim dan Rempah Direktorat Jenderal Perkebunan, disampaikan paling lambat tanggal 31 Desember 2016.

Page 38: Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Rempah Tahun 2016 1

Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Rempah Tahun 2016 33

VII. PEMBIAYAAN

Pembiayaan Pengembangan Tanaman Rempah Tahun 2016 bersumber dari dana APBN yang dialokasikan pada DIPA Provinsi/Kabupaten sebagai dana Tugas Pembantuan (TP).

Page 39: Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Rempah Tahun 2016 1

Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Rempah Tahun 2016 34

VIII. PENUTUP

Penyusunan Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Rempah Tahun 2016 dimaksudkan sebagai acuan bagi semua pihak yang terkait dalam kegiatan pengembangan tanaman rempah.

Pedoman Teknis ini akan ditindaklanjuti dengan Petunjuk Pelaksanaan (Juklak) oleh Provinsi dan Petunjuk Teknis (Juknis) oleh Kabupaten. Diharapkan dengan adanya Pedoman Teknis ini, kegiatan pengembangan tanaman rempah tahun 2016 dapat terlaksana dengan baik sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Page 40: Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Rempah Tahun 2016 1

Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Rempah Tahun 2016 35

Lampiran 1: Pengembangan Tanaman Lada Tahun 2016

NO PROVINSI KABUPATEN LUAS

(HA)

IntensifikasiTanamanLada 1,850

1 BABEL 1 Bangka Selatan 500

2 Bangka 200

3 Belitung 100

4 Bangka Barat 100

2 LAMPUNG 5 Lampung Timur 550

3 KALBAR 6 Sambas 100

7 Sanggau 100

4 KALTIM 8 Kutaikertanegara 150

9 Penajam Paser Utara 50

Page 41: Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Rempah Tahun 2016 1

Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Rempah Tahun 2016 36

Lampiran 2 : Pengembangan Tanaman Cengkeh Tahun 2016

NO PROVINSI KABUPATEN LUAS

(HA)

Pengembangan Tanaman Cengkeh 2.665

RehabilitasiTanamanCengkeh 500

1 JAWA BARAT 1 Garut 200

2 JAWA TIMUR 2 Ponorogo 500

3 ACEH

3 Sabang

100

4 SULUT 4 Minahasa 565

5 Minahasa Selatan

300

IntensifikasiTanamanCengkeh 300

1 SULAWESI TENGAH

1 Morowali 700

2 MALUT

2 Halmahera Utara

100

3 Halmahera Barat

100

4 Kota Tidore Kepulauan

100

Page 42: Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Rempah Tahun 2016 1

Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Rempah Tahun 2016 37

Lampiran 3: Pengembangan Tanaman Pala Tahun 2016

NO PROVINSI KABUPATEN LUAS

(HA)

Pengembangan Tanaman Pala 1.420

IntensifikasiTanaman Pala 920

1 SULUT 1 SiauTagulandangBiaro 100

2 MALUKU 2 SeramBagianTimur 100

3 MALUKU UTARA

3 Halmahera Tengah 200

4 Halmahera Selatan 200

5 Halmahera Utara 320

4 SULAWESI TENGAH

6 Morowali 300

RehabilitasiTanaman Pala 200

1 PAPUA BARAT 1 Fak-fak 200

Lampiran 4: IndikasiGeografis (IG) Tanaman Pala Tahun 2016

NO PROVINSI KABUPATEN VOLUME

1 Aceh 1 Aceh Selatan 1 keg

2 Maluku Utara 2 Provinsi 1 keg

3 Halmahera Barat 1 keg

3 Papua Barat 4 Provinsi 1 keg

5 FakFak 1 keg

Page 43: Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Rempah Tahun 2016 1

Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Rempah Tahun 2016 38

Lampiran 5: Standar Mutu Benih Pala Siap Tanam (Berdasarkan Pedoman Teknis Pembangunan Kebun Induk Pala)

No Kriteria Standar Mutu Benih

Benih dalam polibeg

1. Asal Benih Berasal dari pohon induk varietas pala yang sudah dilepas

2. Umur Benih 6 sd 20 bulan

3. Tinggi Benih 30 sd 60 cm

4. Diameter Batang

Minimal 0,30 cm

5. Jumlah Daun Minimal 5 lembar

6. Warna Daun Hijau sampai hijau tua

7. Kesehatan Bebas dari hama dan penyakit

Lampiran 6

Spesifikasi TeknisBenih Cengkeh

NO URAIAN STANDAR MUTU BENIH

1 Benih Menggunakan benih unggul/unggul lokalsepertiZanzibar,Siputih, Sikotok dan AVO

2 Tingkat Kemurnian Minimal 95%

3 Buah Panen Masak Panen (9 bulan setelah inisiasi bunga/90 hari setelah antesis/penyerbukan.

4 Berat Buah Minimal 2,20 gram

Page 44: Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Rempah Tahun 2016 1

Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Rempah Tahun 2016 39

NO URAIAN STANDAR MUTU BENIH

5 Berat Biji 0,8 sd 1 gram

6 Penampilan Kulit Buah Segar mengkilat, tidak keriput

7 Warna Kulit Buah Merah kelam sampai ungu kehitaman

8 Kesehatan Benih Bebas hama dan penyakit

9 Daya Kecambah 95%

10 Waktu Kecambah 3 Minggu

Lampiran 7: Spesifikasi TeknisBenih Cengkeh

Siap Salur

NO URAIAN STANDAR MUTU BENIH

1 Benih Menggunakan benih unggul/unggul lokalsepertiZanzibar,Siputih, Sikotok dan AVO

2 Umur Benih Minimal 6 bulan

3 Tinggi Minimal 50 cm

4 Kesehatan - Bebas dari hama dan penyakit antara lain bercak daun

- Tumbuh subur/vigor, daun rindang dan percabangan rampak

5 Sertifikasi Dilakukan pengujian sertifikasi benih (pengujian mutu benih) oleh institusi yang berwenang (UPTD Perbenihan atau IP2MB)

Page 45: Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Rempah Tahun 2016 1

Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Rempah Tahun 2016 40

Lampiran 8: Form – 01 Ditjen Perkebunan

RENCANA KERJA DANA TUGAS PEMBANTUAN

DITJEN PERKEBUNAN TA2016 KABUPATEN .............................

DATA UMUM :

Nomor Satker :

Satker :

Nama KPA :

Bendaharawan :

Alamat Kantor :

Telp. Kantor :

Fax Kantor :

Nama / No. HP ContactPerson

:

DATA RENCANA KINERJA

No. KEGIATAN INPUT OUTPUT OUTCOME BENEFIT

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

Page 46: Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Rempah Tahun 2016 1

Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Rempah Tahun 2016 41

Lampiran 9: Form – 02 Ditjen Perkebunan

LAPORAN REALISASI FISIK DAN KEUANGAN

DANA TUGAS PEMBANTUAN TA 2016 DI KABUPATEN ..............

NAMA SATKER : ................ LAPORAN BULAN : ................

KODE KEGIATAN

PAGU DIPA REALISASI S/D BULAN INI

Kendala Utama

(Masalah)

Solusi

Fisik Anggaran Keuangan Fisik

Satuan (Ribu Rp.)

(Ribu Rp.)

% Satuan %

Catatan: Dilaporkan per tiga bulan, paling lambat pada

tanggal 5 bulan April, Juli, dan Oktober serta pada akhir Desember 2016

Page 47: Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Rempah Tahun 2016 1

Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Rempah Tahun 2016 42

Lampiran 10 :

SURAT PERNYATAAN

Nomor :

Saya yang bertandatangandibawahini : Nama : ...................... NIP : ...................... Pangkat/ Gol : ...................... Jabatan : KepalaDinas ........Selaku Kuasa

Pengguna Barang Direktorat Jenderal Perkebunan Kode Satker 018.

Atas nama Pemerintah Daerah ......... dengan ini menyatakan bahwa saya bersedia menerima barang yang diperoleh dari Belanja Tanah Untuk diserahkan Kepada Masyarakat/Pemda (526111), Belanja Peralatan dan Mesin Untuk Diserahkan Kepada Masyarakat/Pemda (526112), Belanja Gedungdan Bangunan Untuk Diserahkan Kepada Masyarakat (526113), Belanja Jalan Irigasi Jembatan (JIJ) Untuk Diserahkan Kepada Masyarakat/Pemda (526114), Belanja Fisik Lainnya Untuk Diserahkan Kepada Masyarakat/Pemda (526115), Belanja Barang Penunjang Kegiatan DK dan TP Untuk Diserahkan Kepada Pemda (526211), Belanja Barang Penunjang TP Untuk Diserahkan Kepada Pemda (526212), Belanja Barang Lainnya Untuk Diserahkan Kepada Masyarakat/Pemda (526311) sesuai daftar terlampir untuk selanjutnya akan diserahkan kepada Masyarakat/Pemerintah Daerah. Demikian surat pernyataan ini dibuat untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.

............, ................. 2016 a.n Gubernur ...................... Kepala Dinas ...................... Nama Pangkat/ NIP. ...................................