PEDOMAN TEKNIS PENANGGULANGAN KEKERINGAN PADA ...

6
F I \ r I WARTA PPKS 1995. Vol.3(1): 9-13 PEDOMAN TEKNIS PENDAHULUAN Kekeringan akibat musim kemarau panjang merupakan salah satu faktor yang nyata mempengaruhi pertumbuhan dan produksi kelapa sawit. Areal perkebunan kelapa sawit yang sering mengalami keke- ringan di Indonesia terdapat di Lampung, Sumatera Selatan, Jawa Barat, Kalimantan dan Kawasan Timur Indonesia lainnya. Kekeringan di areal tersebut hampir ter- jadi secara periodik 3-5 tahun sekali, seperti terjadi pada tahun 1982, 1987, 1991 dan L994. Dalam menghadapi kekeringan, para pengusaha perkebunan kelapa sawit dengan luas areal ribuan hektar masih belum dapat berbuat banyak. Tindakan yang umum dilakukan masih terbatas pada penjagaan areal dari kemungkinan terjadi- nya kebakaran. Kekeringan seperti beberapa waktu yang lalu diperkirakan masih akan terjadi pada masa mendatang. Karena itu upaya penanggulangan kekeringan yang lebih baik selalu diperlukan, sehingga dampak negatif yang terjadi dapat dikurangi semi- nimal mungkin. Makalah ini mengemukakan upaya serta tindakan penanggulangan kekeringan pada tanaman kelapa sawit. PENANGGULANGAN KEKERINGAN PADA TANAMAN KBLAPA SAWIT Hasril H. Siregar, Amir Purba, Endang Syamsuddin dan Z.Poeloengan ( l- I \ 7 I i t \ i I t I I ) i T t- 7 I r I f" KRITERIA KEKERINGAN Kekeringan pada tanaman kelapa sawit mulai terjadi bila defisit air mencapai 200 mm, sedangkan kekeringan akan berakhir bila defisit air kembali men- jadi 0 mm. Kriteria defisit air yang dihubung- kan dengan pertumbuhan tanaman belum menghasilkan (TBM) maupun tanaman menghasilkan (TM) serta produksi kelapa sawit dapat dilihat pada Tabel l-. DAMPAK KEKERINGAN Dampak kekeringan terhadap per- tumbuhan dan produksi tanaman kelapa sawit bergantung pada tingkat kekeringan yang terjadi. Dampak terhadap pertum- buhan tanaman ditandai dengan daun muda tidak membuka, pelepah daun tua patah (sengkleh) sampai pupus patah. Penurunan produksi dapat mencapai 10 - 40Vo di bawah potensi produksi normal (2). Sebagai gambaran terjadinya penu- runan adalah fluktuasi produksi tandan buah segar (TBS) kelapa sawit di kebun Bekri PT. Perkebunan X, propinsi Lam- pung (Tabel2).

Transcript of PEDOMAN TEKNIS PENANGGULANGAN KEKERINGAN PADA ...

Page 1: PEDOMAN TEKNIS PENANGGULANGAN KEKERINGAN PADA ...

F

I

\r

I

WARTA PPKS 1995. Vol.3(1): 9-13

PEDOMAN TEKNIS

PENDAHULUAN

Kekeringan akibat musim kemaraupanjang merupakan salah satu faktor yang

nyata mempengaruhi pertumbuhan danproduksi kelapa sawit. Areal perkebunankelapa sawit yang sering mengalami keke-ringan di Indonesia terdapat di Lampung,Sumatera Selatan, Jawa Barat, Kalimantandan Kawasan Timur Indonesia lainnya.Kekeringan di areal tersebut hampir ter-jadi secara periodik 3-5 tahun sekali,seperti terjadi pada tahun 1982, 1987,1991 dan L994.

Dalam menghadapi kekeringan,para pengusaha perkebunan kelapa sawitdengan luas areal ribuan hektar masihbelum dapat berbuat banyak. Tindakanyang umum dilakukan masih terbatas padapenjagaan areal dari kemungkinan terjadi-nya kebakaran.

Kekeringan seperti beberapa waktuyang lalu diperkirakan masih akan terjadipada masa mendatang. Karena itu upayapenanggulangan kekeringan yang lebihbaik selalu diperlukan, sehingga dampaknegatif yang terjadi dapat dikurangi semi-nimal mungkin.

Makalah ini mengemukakan upayaserta tindakan penanggulangan kekeringanpada tanaman kelapa sawit.

PENANGGULANGAN KEKERINGAN PADATANAMAN KBLAPA SAWIT

Hasril H. Siregar, Amir Purba,Endang Syamsuddin dan Z.Poeloengan

(l-

I\7

I

it\i

I

t

II)

iTt-

7I

rI

f"

KRITERIA KEKERINGAN

Kekeringan pada tanaman kelapasawit mulai terjadi bila defisit air mencapai200 mm, sedangkan kekeringan akanberakhir bila defisit air kembali men-jadi 0 mm.

Kriteria defisit air yang dihubung-kan dengan pertumbuhan tanaman belummenghasilkan (TBM) maupun tanamanmenghasilkan (TM) serta produksi kelapasawit dapat dilihat pada Tabel l-.

DAMPAK KEKERINGAN

Dampak kekeringan terhadap per-tumbuhan dan produksi tanaman kelapasawit bergantung pada tingkat kekeringanyang terjadi. Dampak terhadap pertum-buhan tanaman ditandai dengan daunmuda tidak membuka, pelepah daun tuapatah (sengkleh) sampai pupus patah.Penurunan produksi dapat mencapai 10 -

40Vo di bawah potensi produksi normal(2). Sebagai gambaran terjadinya penu-runan adalah fluktuasi produksi tandanbuah segar (TBS) kelapa sawit di kebunBekri PT. Perkebunan X, propinsi Lam-pung (Tabel2).

Page 2: PEDOMAN TEKNIS PENANGGULANGAN KEKERINGAN PADA ...

SIREGA& dHL

Tabel l. Kriteria delisit air dan dampaknya pada tanaman kelapa sawit

StadiaDefisit

air(mm/th)

Gejala pada tanaman kelapa sawit Penurunanproduksi

(%)Pertumbuhan vegetatif

Pertama

Kedua

<2W

200 - 300

Belum begitu berpengaruh 0-10

Ketiga 300 - 400

Keempat lm0 - 500

Kelima > 500

Pada TBM dan TM, 3-4 daun muda 10 - 20mengumpul dan tidak membukaPada TM, L-4 pelepah daun tuapatah (sengkleh)

- Pada TBM dan TM, 4-5 daun muda Z0 - 30tidak membuka

- Pada TM,8-12 pelepah daun tuapatah dan mengering

- Pada TBM dan TM, 4-5 daun muda 30 - 40mengumpul dan tidak membuka

- Pada TM, 12-L6 pelepah daun tuapatah dan mengering

- Pada TBM dan TM, daun muda dan > 40tua seperti stadia keempat

- Pada TM dan TBM, pupus bengkokdan akhirnya dapat patah

Tabel 2. Keadaan defisit air dan rerataproduksi TBS tahun tanam1973 di kebun Bekri

Tahun Defisit air Produksi TBS(-*) (ton/halth)

,F

t9841985

1986 *L987

1988

L989

L990*.

L99T

t992

*) Tuhur, 1984, 1987 dan 199Lmengalami kekeringan.

10

Pergerakan membuka dan menu-tupnya stomata sangat sensitif terhadapdefisit air. Stomata akan menutup untukmengurangi transpirasi bila terjadi kehi-langan air yang berlebihan dari permukaandaun atau kekurangan air pada daerahperakaran (1). Keadaan ini menjadi suatufaktor pembatas terhadap difusi karbon-dioksida ke dalam daun sebanding denganair yang keluar dari permukaan daun.Dengan demikian defisit air akan mem-pengaruhi pertumbuhan tanaman yangsangat ditentukan oleh tingkat kekeringan.Sedangkan dampak kekeringan terhadapkomponen produksi meliputi pemben-tukan bunga betina berkurang, aborsibunga betina meningkat serta kualitastandan menurun.

,,1

{

i!

I

lI

l_1,!

lI

?n9

L4

0

381

r43153

191"

2430

16,L

14,1

24,2

B1218,6

17,9

L6,lL4,2

17,0

Page 3: PEDOMAN TEKNIS PENANGGULANGAN KEKERINGAN PADA ...

Pffi KEKERINGAN PADA TAT.IAMAN KEIAPA SAWIT

tt

I(\

Dampak kekeringan terhadap per-tumbuhan akan mulai tampak bila defisitair mencapai 200 mm, namun penurunanproduksi akan tampak bila defisit airmendekati 200 mm. Dampak tersebutdapat dilihat pada saat terjadi kekeringansampai dua tahun kemudian (2,3).

Dampak ikutan dari kekeringanpada perkebunan kelapa sawit meliputigangguan hama, kebakaran dan berku-rangnya penggunaan tenaga kerja sertamempengaruhi aspek pembiayaan.

ANTISIPASI DAN TINDAKANPENANGGIJI,ANGAN DAMPAK

KEKERINGAN

Antisipasi dan penanggulangandampak kekeringan yang diperlukanterhadap tanaman kelapa sawit meliputiTBM, TM dan dampak ikutannya.Tindakan penanggulangan kekeringanyang dapat dilakukan terdiri dari 3 tahapyang saling terkait, yaitu a) pencegahansebelum kekeringan, b) tindakan selamakekeringan dan c) tindakan pemulihansetelah kekeringan.

Tanaman belum menghasilkan

Antisipasi dan penanggulangandampak kekeringan pada tanaman belummenghasilkan (TBM) diupayakan untukmengatasi terhambatnya pertumbuhantanaman.

a. Sebelum kekeringan

Pemanfaatan tandan kosong yangberfungsi sebagai mulsa dapat mengurangikehilangan air, di samping itu dapatmemperbaiki sifat fisik dan kimia tanah.Aplikasi di lapangan dengan menebar satulapis tandan kosong di dalam piringan.

Pengendalian gulma pada piringansebaiknya dilakukan secara khemis satubulan sebelum kekeringan. Pemangkasanpenutup tanah kacangan maupun gulmalainnya sebaiknya segera dilakukan padasaat mulai defisit air untuk mengurangikehilangan air.

Pemupukan TBM berdasarkanrekomendasi harus segera diselesaikan,begitu juga pekerjaan lainnya sepertipenyisipan tanaman sebaiknya segera di-selesaikan.

b. Selama kekeringan

Pemeliharaan tanaman sebaiknyadioptimalkan sesuai keadaan, namunpengendalian lalang (wiping) sebaiknyaditingkatkan. Pemupukan, penyisipantanaman sebaiknya tidak dilakukan,namun perawatan jalan dapat dilakukanbahkan ditingkatkan.

c. Sesudah kekeringan

Setelah defisit air kembali 0 mmdan curah hujan 150 mm/bulan sebaiknyasegera melakukan pemupukan TBMsesuai rekomendasi terutama pupuk N danP serta diberi ekstra 25-50Vo dari dosisstandar.

Pemulihan penutup tanah kacanganpada areal TBM < 2 tahun sebaiknyadengan pemupukan N dan P secukupnyaatau masing-masing sekitar 50 kg/ha.

Tanaman menghasilkan

Antisipasi dan penanggulangandampak kekeringan pada tanaman meng-hasilkan (TM) diupayakan untuk meng-atasi terjadinya penurunan produksi.

11

Page 4: PEDOMAN TEKNIS PENANGGULANGAN KEKERINGAN PADA ...

SIRE|GA& dlf,.

a, Sebelum kekeringan

Pemanfaatan tandan kosong seba-gai mulsa melalui aplikasi di lapangandengan menebar satu lapis di gawangan.Pengendalian gulma pada seluruh arealsebaiknya dilakukan secara khemis satubulan sebelum kekeringan.

Pemanfaatan limbah cair pabrikkelapa sawit sebagai air irigasi melaluiparit-parit pada areal pertanaman sebaik-nya dimulai.

Penunasan pelepah sebaiknya dila-kukan dengan sistem pelepah penyangga("songgo") sesuai umur tanaman. Pelepahpenyangga satu untuk tanaman berumur> L0 tahun dan pelepah penyangga duauntuk tanaman berumur < 10 tahun.

Pemupukan satu semester sebaik-nya sudah selesai dilaksanakan. Pelaksa-naan pemupukan K ekstra 25 - 50Vo dalidosis standar sebaiknya dilakukan L - L,5bulan sebelum kekeringan.

b. Selama kekeringan

Pemeliharaan tanaman sebaiknyadioptimalkan sesuai keadaan, pemu-pukan tidak dilakukan, namun perawatanjalan sebaiknya ditingkatkan. Sedangkanpenunasan ditunda atau dapat dilakukanbila sangat perlu seperti pelepah yangmenghalangi panen.

Rotasi panen sebaiknya disesuaikandengan kematangan dan kerapatan buah.Rotasi panen yang biasanya dalamkeadaan normal 5/7 sebaiknya disesuaikanmenjadr 4/7.

c. Sesudah kekeringan

Setelah defisit air kembali 0 mmdan curah hujan 150 mm/bulan sebaiknyasegera dilakukan pemupukan N dan pdengan dosis L25 - L5AVo dari standar.

t2

Semua pelepah yang sengkleh dankering perlu segera dipangkas, sertapemeliharaan sebaiknya mulai dinormal-kan kembali. Begitu j,rga rotasi panensecara bertahap dinormalkan kembali.

findakan pengamanan selamakekeringan

Dampak ikutan utamanya gangguanhama dan kebakaran juga perlu dianti-sipasi dan diupayakan penanggulangannya.Di samping itu pengelolaan tenaga kerjajuga perlu disesuaikan dengan keadaan.

Tim pencegahan kebakaran (Bakor-tiba) dan peralatannya sebaiknya diper-siapkan. Tim terdiri dari koordinatortingkat kebun, pengawas tingkat afdetingdan para pelaksana yang akan menempati4 pos penjagaan setiap afdeling atau 1 pospenjagaan setiap 200-300 ha. Pada arealyang berbatasan dengan perladangan danperkampungan perlu dibuat zona isolasiberupa pembersihan perbatasan.

Sejalan dengan upaya pencegahanini, penyuluhan mengenai pencegahan danpenanggulangan kebakaran kepada masya-rakat juga perlu dilakukan.

Monitoring dan pengendalian hamakhususnya ulat api dan tikus sebaiknyadisiagakan.

Pengelolaan tenaga kerja sebaiknyadisesuaikan dengan kapasitas setiap ke-giatan. Pengalihan tenaga kerja untukpencegahan kebakaran sebaiknya di-lakukan.

KESIMPULAI{

Kekeringan dapat mengakibatkanterhambatnya pertumbuhan dan penu-runan produksi tanaman kelapa sawit,serta dapat menimbulkan dampak ikutanutamanya gangguan hama dan kebakaran.

lI\

Page 5: PEDOMAN TEKNIS PENANGGULANGAN KEKERINGAN PADA ...

PEI{ANGGUIANGAN KEKERINGAN PADA TAIIIAMAN KEIAPA SAWTT

)

:

Penanggulangan kekeringan pada

tanaman kelapa sawit perlu diupayakanlebih baik agar dampaknya dapat diku-rangi seminimal mungkin. Tindakankultur teknis dan sistem panen untukpenanggulangan yang dapat dilakukan ter-diri dari 3 tahap yang saling terkait, yaitutahap sebelum, selama dan setelah ke-keringan.

DAFTAR PUSTAKA

1. COOPER, J.P. 1975. Control of photosynthesis

and production in terrestrial system. In

Photosynthesis and productivity indifferent environments (ed J.P.COOPER). Cambridge UniversityPress. Cambridge. p. 593 - 621..

LUBIS, A.U., E. SYAMSUDDIN and K.PAMIN. 1993. Effect of long dryseason on oil palm yield at some planta-tions in Indonesia. PORIM Interna-tional Palm Oil Congress. KualaLumpur - Malaysia.

OCHS, R. and B. LIACOPOULUS. 1983. Effectof drought on the yield and profitabili-ty of oil palm in Lampung province.IRHO. Document No. 1801. Paris. 1.5 p.

t

I

I

Page 6: PEDOMAN TEKNIS PENANGGULANGAN KEKERINGAN PADA ...

il

I

)

iII

i

I

ll

)\