Pedoman Teknis Budidaya Belut Dan

of 23 /23
Pedoman Teknis Budidaya Belut dan Pernak- perniknya Juli 7, 2008 oleh sutanmuda Perlu diketahui bahwa kolam budidaya ikan belut harus dibedakan antara lain: kolam induk/kolam pemijahan, kolam pendederan (untuk benih belut berukuran 1 – 2 cm), kolam belut emaja (untuk belut ukuran 3 – 5 cm) dan kolam pemeliharaan belut konsumsi (terbagi menjadi 2 tahapan yang masing-masing dibutuhkan waktu 2 bulan) yaitu untuk pemeliharaan belut kurang 5 – 8 cm sampai menjadi ukuran 15-20 cm, dan untuk pemeliharan belut dengan ukuran 15 – 20 cm sampai menjadi ukuran 30 – 40 cm. Ukuran kolam induk kapasitasnya 6 ekor/m2. Untuk kolam pendederan (ukuran belut 1 – 2 cm) daya tampungnya 500 ekor/m2. Untuk kolam belut remaja (ukuran 2 – 5 cm) daya tampungnya 250 ekor/m2. Dan untuk kolam belut konsumsi tahap pertama (ukuran 5 – 8 cm) daya tampungnya 100 ekor/m2. Serta kolam belut konsumsi tahap kedua (ukuran 15 – 20cm) daya tampungnya 50 ekor/m2, hingga panjang belut pemanenan kelak berukuran 3 – 50 cm. Anak belut yang sudah siap dipelihara secara intensif adalah yang berukuran 5- 8 cm. Dipelihara selama 4 bulan dalam 2 tahapan dengan masing-masing tahapannya selama 2 bulan. Bibit bisa diperoleh dari bak/kolam pembibitan atau bisa juga bibit diperoleh dari sarang-sarang bibit yang ada di alam. Pemilihan bibit bisa diperoleh dari kolam peternakan atau pemijahan. Biasanya belut yang dipijahkan adalah belut betina berukuran 30 cm dan belut jantan berukuran 40 cm. Pemijahan dilakukan di kolam pemijahan dengan kapasitas satu ekor pejantan dengan dua ekor betina untuk kolam seluas 1 m2. Waktu pemijahan kira-kira berlangsung 10 hari untuk bertelur. Setelah telur menetas dan berumur 5 – 8 hari, ukuran anak belut berkisar 1,5 – 2,5 cm. Anak belut dengan ukuran sedemikian tersebut diatas segera ditempatkan di kolam pendederan calon bibit selama 1 (satu) bulan sampai berukuran 5 – 8 cm. Dengan ukuran ini anak belut sudah bisa diperlihara dalam kolam belut untuk konsumsi selama dua bulan atau empat bulan. Perlakuan dan perawatan bibit dari hasil pemijahan anak belut ditampung di kolam pendederan calon benih selama 1 bulan. Dalam hal ini benih diperlakukan secermat mungkin agar tidak banyak yang hilang. Dengan perairan yang bersih dan lebih baik lagi apabila di air yang mengalir. Pemupukan jerami yang sudah lapuk diperlukan untuk membentuk pelumpuran dan pupuk kandang sebagai bahan organik utama. Bila diperlukan bisa diberi makanan tambahan berupa cacing, kecoa, ulat besar (belatung) setiap 10 hari sekali.

Embed Size (px)

Transcript of Pedoman Teknis Budidaya Belut Dan

Page 1: Pedoman Teknis Budidaya Belut Dan

Pedoman Teknis Budidaya Belut dan Pernak-perniknya

Juli 7, 2008 oleh sutanmuda

Perlu diketahui bahwa kolam budidaya ikan belut harus dibedakan antara lain: kolam induk/kolam pemijahan, kolam pendederan (untuk benih belut berukuran 1 – 2 cm), kolam belut emaja (untuk belut ukuran 3 – 5 cm) dan kolam pemeliharaan belut konsumsi (terbagi menjadi 2 tahapan yang masing-masing dibutuhkan waktu 2 bulan) yaitu untuk pemeliharaan belut kurang 5 – 8 cm sampai menjadi ukuran 15-20 cm, dan untuk pemeliharan belut dengan ukuran 15 – 20 cm sampai menjadi ukuran 30 – 40 cm.

Ukuran kolam induk kapasitasnya 6 ekor/m2. Untuk kolam pendederan (ukuran belut 1 – 2 cm) daya tampungnya 500 ekor/m2. Untuk kolam belut remaja (ukuran 2 – 5 cm) daya tampungnya 250 ekor/m2. Dan untuk kolam belut konsumsi tahap pertama (ukuran 5 – 8 cm) daya tampungnya 100 ekor/m2. Serta kolam belut konsumsi tahap kedua (ukuran 15 – 20cm) daya tampungnya 50 ekor/m2, hingga panjang belut pemanenan kelak berukuran 3 – 50 cm.

Anak belut yang sudah siap dipelihara secara intensif adalah yang berukuran 5-8 cm. Dipelihara selama 4 bulan dalam 2 tahapan dengan masing-masing tahapannya selama 2 bulan. Bibit bisa diperoleh dari bak/kolam pembibitan atau bisa juga bibit diperoleh dari sarang-sarang bibit yang ada di alam. Pemilihan bibit bisa diperoleh dari kolam peternakan atau pemijahan. Biasanya belut yang dipijahkan adalah belut betina berukuran 30 cm dan belut jantan berukuran 40 cm.

Pemijahan dilakukan di kolam pemijahan dengan kapasitas satu ekor pejantan dengan dua ekor betina untuk kolam seluas 1 m2. Waktu pemijahan kira-kira berlangsung 10 hari untuk bertelur. Setelah telur menetas dan berumur 5 – 8 hari, ukuran anak belut berkisar 1,5 – 2,5 cm. Anak belut dengan ukuran sedemikian tersebut diatas segera ditempatkan di kolam pendederan calon bibit selama 1 (satu) bulan sampai berukuran 5 – 8 cm. Dengan ukuran ini anak belut sudah bisa diperlihara dalam kolam belut untuk konsumsi selama dua bulan atau empat bulan.

Perlakuan dan perawatan bibit dari hasil pemijahan anak belut ditampung di kolam pendederan calon benih selama 1 bulan. Dalam hal ini benih diperlakukan secermat mungkin agar tidak banyak yang hilang. Dengan perairan yang bersih dan lebih baik lagi apabila di air yang mengalir.

Pemupukan jerami yang sudah lapuk diperlukan untuk membentuk pelumpuran dan pupuk kandang sebagai bahan organik utama. Bila diperlukan bisa diberi makanan tambahan berupa cacing, kecoa, ulat besar (belatung) setiap 10 hari sekali. Pemeliharaan kolam dan tambak yang perlu diperhatikan adalah gangguan dari luar dan dalam kolam agar tidak beracun.

Pemanenan belut dapat berupa benih/bibit yang dijual untuk diternak/dibudidayakan. Atau juga berupa hasil akhir pemeliharaan belut yang siap dijual untuk konsumsi (besar/panjang sesuai dengan permintaan pasar/konsumen). Cara penangkapan belut sama seperti menangkap ikan lainnya dengan peralatan antara lain: bubu/posong, jaring/jala bermata lembut, dengan pancing/kail dan pengeringan air kolam sehingga belut tinggal diambil saja.

Sumber : Majalah Demersal

Media beluttOleh ardyantDisamping ukuran dan persyaratan lahan juga dilengkapi dengan media pemeliharaan dengan urutan dan ukuran antara lain sebagai berikut :1. Jerami setinggi 30 cm.

Page 2: Pedoman Teknis Budidaya Belut Dan

2. Pupuk Urea 5 kg dan NPK 5 kg (kolam berukuran 500 cm X 500 cm atau perbandingannya).3. Lumpur/tanah setinggi 5 cm.4. Pupuk Kandang setinggi 5 cm.5. Pupuk kompos setinggi 5 cm.6. Lumpur/tanah setinggi 5 cm.7. Cincangan Batang Pisang setinggi 10 cm.8. Lumpur/tanah setinggi 15 cm.9. Air setinggi 3-4 cm.

Untuk Kolam barudari semen.

Media pemeliharaan ini didiamkan agar terjadi proses permentasi selama kurang lebih dua minggu, sehingga siap untuk ditaburi bibit/benih belut yang akan dibudidayakan

kolam semen yang baru.. kl udah kering di rendam pake air selama 1 hari, kemudian air di kuras dan di gosok pake pelepah pisang sampe berbuih..kemudian diamkan sampe kering,kemudian bilas pake air bilas sampe bersih, kemudian isi dengan kompos dan isi pake air diamkan selama 1 minggu…pastee beresss. kana cepet berlumut dan Muantaab kaleee

Salam kenal buat kita semua. Saya lokasinya dimedan tepatnya di pinggiran kota (Tanjung Morawa) pengen coba untuk membudidayakan belut. Gimana saya bisa dapat pasokan bibit unggul yah untuk daerah medan? ada gak yang supply bibit belut didaerah sumatera utara? Jika tdk ada, gimana caranya supaya bisa dapaetin bibit ini via Bapak Ardy? mohon saran donk bagi yang tau, Please email di: welson8 [email protected] atau di welson @welsindo.com

Pelatihan Budidaya Belut Tanpa Lumpur I

Meneruskan topik pelatihan budidaya belut, saya akan coba ceritakan runtutan acara dan hasil pelatihan budidaya belut yang diadakan oleh BKM Pandawa Winong kec. winong kabupaten Pati, dengan nara sumber Bapak Ahmad Sarkan SE, M.ag.Acara ini termasuk sepektakuler, karena jumlah peserta yang sangat banyak ada lebih dari 300 orang peserta. Pelatihan yang berlokasi di ruang pertemuan balai desa winong ini penuh sesak, sebagian besar peserta berasal dari kec Winong terutama warga desa winong sendiri, dan beberapa peserta dari luar kota. Acara ini dihadiri oleh Bapak camat Winong mewakili ibu wakil Bupati yang sedianya akan membuka pelatihan ini, pejabat dari dinas perikanan dan para pamong praja. acara baru dimulai pukul 10.00 mundur satu jam dari jadwal yang direncanakan,karena masih menunggu beberapa peserta yang dari luar kota, termasuk rombongan saya beserta teman-teman beluter dari Kendal. walaupun waktu untuk menyiapkan acara tersebut sangat terbatas, hanya 3 minggu (penuturan dari bapak ketua panitia) namun karena kepanitian tersusun dengan rapi, kerja sama dan kerja keras menghasilkan lingkungan pelatihan yang rapi dan teratur.Acara dimulai dengan sambutan-sambutan dari bapak ketua panitia, bapak wakil dari dinas perikanan dan sambutan dari bapak camat. Harapan yang disampaikan dari bapak camat sebagai

Page 3: Pedoman Teknis Budidaya Belut Dan

wakil dari ibu wakil bupati mengharapkan kepada perserta untuk benar-benar memperhatikan materi yang akan disampaikan oleh bapak nara sumber, yang nantinya akan sangat bermanfaat setelah menekuni budidaya belut nantinya. Harapan berikutnya beliau mengharapkan Pati sebagai sentra budidaya Belut, yang nantinya dapat meningkatkan perekonomian masyarakat pati. Beliau juga memberikan angin segar bagi para kelompok tani yang kekurangan modal agar jangan kwatir, pemerintah akan memberikan kucuran dana jika memang kelompok tani tersebut mempunyai prospek kedepan yang bagus.Setelah acara seremonial dan lomba pidato dilanjutkan dengan paparan budidaya belut oleh narasumber bapak Ahmad Sarkan. Paparan dimulai dengan sejarah perbelutan nasional, ada empat orang narasumber yang sampai sekarang dijadikan acuan bagi para beluter. Dimulai dari Bapak Roy, Bapak Son son, Bapak Ardiyant dan yang baru naik daun Bapak Sarkan. Kemudian dilanjutkan dengan paparan prospek budidaya belut ini, masalah bibit dan hasil panen akan ditangani oleh Bapak Sarkan, diharapkan petani yang sudah membudidayakan tidak akan kebigungan untuk mendapatkan bibit dan kemana akan memasarkan hasil panen. Beliau mampu untuk menyediakan bibit dalam jumlah besar, karena sudah banyak daerah-daerah yang mengambil bibit dari Bapak Sarkan. Untuk pengambilan bibit akan diberikan garansi kematian, dan bibit yang dihasilkan merupakan bibit hasil pemijahan, demikian garansi yang diberikan oleh bapak Sarkan kepada para peserta pelatihan.Membahas masalah teknik budidaya diawali dengan menguraikan jenis-jenis belut yang bisa dibudidayakan, dilanjutkan dengan hal yang perlu diperhatikan dalam budidaya belut.Beberapa hal Yang perlu diperhatikan :

1. Pakan Awal2. Pakan Lanjutan3. Kolam4. Media5. Air6. Tanaman Air

Pakan ditekankan sekali, karena budidaya belut tanpa pemberian pakan yang bagus belut tidak akan berkembang baik. Sebelum memulai budidaya belut pakan berupa cacing perlu kita siapkan dulu minimal 14 hari sebelum tebar , karena jenis cacing tersebut akan berkembang setelah 14 hari. Tidak ada pemberitahuan jenis cacing yang disediakan oleh Bapak Sarkan. Pemberian pakan minimal 5 % pada bulan pertama 10% pada bulan kedua, 15 % pada bulan ke tiga, untuk bulan ke empat perlu ditambahkan makanan lain selain cacing, karena kebutuhan pakan semakin besar. Makanan tambahan ini dapat berupa belatung, yuyu, keong dan banyak macamnya.

Menginjak kemasalah Kolam, dijelaskan ada empat tipe kolam:

1. Kolam Sawah2. Kolam Pemanen/Tembok3. Kolam Jaring4. Kolam Terpal

Page 4: Pedoman Teknis Budidaya Belut Dan

Dari beberapa tipe kolam tersebut mempunyai kelebihan dan kekurangan sendiri, yang umum dipakai adalah kolam permanen dan kolam terpal. Kelebihan dari kolam permanen adalah memudahkan dalam merawat belut, tahan lama yang menjadi kendala adalah biaya pembuatan yang butuh dana cukup besar. sebagi alternatif dapat digunakan

Kolam Terpal, yang mempunyai kelebihan harga pembuatan yang cukup murah.Media hidup belut sangat memegang peranan dalam budidaya belut ini karena sebgai rumah dari belut, yang namanya rumah haruslah nyaman untuk tempat tinggal, sehingga kita harus membuat media ini cocok dengan belut. Media dibuat semaksimal mungkin mendekati media asli dialam. Ada empat jenis media yang direkomendasikan Oleh Bapak Sarkan :

1. Murni 100% Tanah (sebaiknya tanah sawah)2. Campuran 80% tanah, 10% gedebog pisang busuk dan 10% jerami3. Campuran 80% tanah dan 20% Gedebog pisang busuk4. Murni 100% gedebog busuk

Dari keempat media tersebut semuanya telah dicoba oleh bapak Sarkan dan sudah cocok untuk budidaya belut, semua dikondisikan sesuai dengan keadaan lingkungan masing-masing.Air tidak boleh lepas dari pantaun, Air yang bersih sanagt dibutuhkan dalam budidaya belut ini, karena banyak sisa hasil metabolisme, atau kotoran belut yang harus dikeluarkan. Kondisi air mengalir sangat di rekomendasikan, minimal 2 hari sekali ada sirkulai air.Yang disebut sebagai Budidaya belut tanpa media Lumpur adalah point ke empat, media 100% gedebog pisang yang busuk, namun amat disayangkan ulasan tentang media tanpa lumpur ini sangat terbatas.Ulasan tentang cara panen masih belum lengkap, bagaimana cara penanganan hasil panen, cara mengangkat belut dari lumpur, pengangkutan. Yang masih belum dibahas adalah masalah penyakit.Setelah paparan disampaikan oleh bapak Sarkan dilanjutkan dengan sesion tanya jawab.Saya akan coba tuliskan apa saja yang banyak ditanyakan oleh peserta dan kebetulan ada sedikit gambar yang bisa memberikan gambaran pada kita. To be continue

Melajutkan topik pelatihan belut yang diadakan di pati, setelah sesion paparan yang disampaikan oleh bapak Sarkan dilanjutkan dengan sesion tanya jawab. Dalam kesempatan ini peserta bisa menyampaikan langsung pertanyaan seputar budidaya belut, dalam sesion ini pertanyaan dari peserta akan langsung dijawab oleh Bapak Sarkan. Tapi mohon maaf mungkin tidak semua pertanyaan dari peserta dapat saya tangkap, maklum sambil ngelamun soalnya. Berikut beberapa pertanyaan dan jawaban yang masuk dalam pantauan saya:

Q : Jenis Kolam yang tepat untuk budidaya BelutA : kolam terpal lebih murah namun tidak awet dibanding kolam permanen, namun membutuhkan banyak biaya

Q : Bagaimana cara menghilangkan bau semen pada kolam permanenA : biasanya di gosok-gosok dengan gedebog pisang dan direndam dengan air gedebog yang coklat itu.

Page 5: Pedoman Teknis Budidaya Belut Dan

(pengalaman saya pernah mencoba dengan menggunakan larutan PK, jadi kolam dipenuhi air kemudian dimasukkan larutan PK secukupnya, sampai berwarna ungu tua)

Q : Jenis media apa yang paling bagusA : media yang pernah dicoba oleh bapak Sarkan adalah media dengan lumpur dan media tanpa lumpur, atau gedebog pisang busuk, semuanya bagusmedia diusakan ada yang kering, artinya tidak semua tergenang sama air, dengan tujuan jika nantinya pas memberikan pakan cacing jika ada cacing yang tidak termakan bisa hidup di tempat yang kering tadi.

Q : Kreteria gedebog pisang yang dibuat mediaA : Gedebog pisang busuk tersebut bukan dibusukkan di dalam kolam, namun dibusukkan diluar kolam. Gedebog yang bagus adalah gedebog yang berasal dari batang pisang yang sudah tua, setelah panen batang pisang dipotong kira-kira 30-50 cm, kemudian disimpan sampai busuk, kemudian baru bisa digunakan untuk media. setelah masuk ke kolam tambahkan air, namun media tidak bisa langsung dimasukki bibit. Ganti air 3-4 kali sampai tidak ada bau dan air lebih jernih. Hal ini difungsikan untuk mengurangi getah dalam batang.

Q : Karena daerah pati terutama winong kurang air dalam musim kemarau, bagaimana cara mengatasinyaA : Air harus ada, tidak bisa di toleransi, cara agar kebutuhan belut akan air terpenuhi maka minimal 2 hari sekali air diganti, atau dialirkan.(saya ada ide bagaimana kalau air tersebut disirkulasi seperti di aquarium, jadi nantinya setelah sirkulasi terbentuk dengan baik kita tidak usah menambahkan air banyak-banyak, hanya menambahkan sedikit air yang menguap)

Q : Apakah bibit yang dari Bapak Sarkan ada garansinyaA : pembelian bibit dari bapak sarkan diberikan garansi selama 1 bulan jika ada kematian akan diganti, untuk daerah pati dan sekitarnya pembelian bibit dikoordinasi oleh BKM Pandawa. Minimal penggantian jika membeli bibit 25 kg.

Q : Pertanyaan dari rekan beluter Kendal yang mempunyai kendala banyak bibit belutnya yang mati setelah 1 bulan.

A : dimungkinkan karena media yang belum matang dan kondisi air

Q : masih dari rekan dari kendal,kematian belut ini ditandai dengan bercak-bercak putih pada tubuh belutA : bapak Sarkan belum memberikan jawaban yang cukup memmuaskan penanya, karena kebetulan beliau belum pernah mengalami penyakit tersebut. di perkirakan karena tergores oleh media yang belum matang.

Q : Kenapa kalau ada hujan dimalam hari banyak belut mati di pagi harinya, tapi kalau hujan tersebut siang hari tidak ada masalah dengan belut.A : Bapak Sarkan memberikan jawaban, biasanya belut malah lebih suka dengan air hujan.(menurut saya, jenis hujan sekarang khan banyak kandungan kimianya atau lebih asam karena

Page 6: Pedoman Teknis Budidaya Belut Dan

banyak pencemaran dimana-mana, apalagi pada daerah tertentu yang banyak pabrik, artinya air hujannya sudah tidak sehat lagi)

Q : Jenis pakan apakah yang cocok selain Cacing? apakah ikan rucah bisa?A : karena belut tidak suka dengan asin, maka untuk jenis ikan rucah yang berasal dari laut kurang cocok bagi belut.

Demikian sedikit tangkapan dari sesion tanya jawab yang sempat saya ingat-ingat, semoga bisa memberikan informasi tambahan bagi para Beluter.

Sumber : http://mutiarasani.blogspot.com

Budi Daya Pembesaran BelutKolam

Pembuatan kolam pembesaran belut diawali dengan perencanaan konstruksi kolam apakah berupa kolam bawah tanah ( kolam gali ) atau kolam di atas tanah ( kolam tembok ), lalu pemilihan lahan yang tepat untuk kolam. Kemudian dilanjutkan dengan penggalian tanah atau pembuatan bak diatas tanah. Kolam-kolam pembesaran belut dengan menggunakan kolam permanen ( tembok ) memiliki ukuran maksimal 500 cm X 500 cm kedalaman 120 cm.

Namun demikian anda juga bisa menggunakan kolam terpal dengan ukuran 400 cm X 200 cm dengan kedalaman 100 cm. Menggunakan kolam terpal memang lebih efisien dan mudah dipindahkan apabila ingin dipindahkan ke tempat lain.

MITRA BELUT menyediakan Kolam Terpal beserta medianya bila anda menjadi Plasma MITRA BELUT Media Pemeliharaan

Setelah anda menyiapkan kolam tersebut di atas, langkah selanjutnya adalah mengisi kolam dengan media pemeliharaan dengan urutan dan ukuran sebagai berikut :1. Jerami setinggi 25 – 40 cm.2. Pupuk Urea 5 kg dan NPK 5 kg (kolam berukuran 500 cm X 500 cm atau perbandingannya).3. Lumpur/tanah setinggi 5 cm.4. Pupuk Kandang setinggi 5 cm.5. Pupuk kompos setinggi 5 cm.6. Lumpur/tanah setinggi 5 cm.7. Cincangan Batang Pisang setinggi 10 cm.8. Lumpur/tanah setinggi 15 cm.9. Air setinggi 5 cm. Media pemeliharaan ini didiamkan agar terjadi proses permentasi selama kurang lebih dua minggu, atau paling lama 1 bulan sehingga siap untuk ditaburi bibit/benih belut yang akan dibudidayakan.Pelaksanaan Pemeliharaan

Pelaksanaan pembesaran dapat dimulai setelah kolam dan media pemeliharaan siap. Langkah berikutnya adalah memilih bibit belut yang baik agar hasilnya dapat masimal. Bibit belut ini harus dipilih yang sempurna atau normal dan singkirkan yang tidak normal. Belut yang berkualitas ini akan menghasilkan hasil yang baik, sehingga akan berkembang dengan baik pula.Belut berkualitas memenuhi persyaratan sebagai berikut :1. Anggota tubuh utuh dan mulus yaitu tidak ada luka gigitan atau goresan.2. Gerakan lincah dan agresif.3. Penampilan sehat yang dicirikan tubuh yang keras dan tidak lemas manakala dipegang.4. Tubuh berukuran kecil dan berwarna kuning kecoklatan.

Page 7: Pedoman Teknis Budidaya Belut Dan

5. Umur antara 2-4 bulan.Belut ini mudah berkembangbiak dialam terbuka dan tidak sulit dibudidayakan dikolam yang menyerupai habitatnya serta memberikan penghasilan yang cukup menjanjikan. Pemasaran belut budidaya

ini akan dijamin oleh MITRA BELUT.Secara alami belut memakan binatang lain yang lemah, karena itu mereka harus membuat lubang perangkap yang menyerupai terowongan yang berkelok agar mangsanya tidak mudah lepas. Belut ini dapat dipanen setelah tiga bulan penaburan untuk pasar lokal, namun pasar ekspor minimal enam bulan. Kolam setelah panen diperbaiki dan diganti media pemeliharaannya agar zat renik yang diperlukan pemeliharaan berikutnya dapat tersedia cukup.

 

Cara Praktis Budidaya Belut    

PENGENALAN BELUT

Belut adalah jenis ikan darat yang tidak bersisik dan mampu hidup di air keruh. Hewan ini merupakan ikan darat yang tidak bersirip dan banyak dijumpai didaerah persawahan dan di rawa-rawa. Pada musim kemarau, belut membuat lubang didalam tanah yang lembab sebagai upaya untuk mempertahankan hidup. Di Negara kita, daerah penyebarannya, ada di daerah Jawa, Madura, Bali, NTB, Flores, Sumatera, Kalimantan, hingga Sulawaesi.

Sebagian besar belut dipasaran masih merupakan hasil tangkapan dari alam. Sedangkan budidayanya sangat sedikit dan nyaris terseok-seok.

Belut termasuk komoditas perikanan yang membutuhkan perlakuan berbeda dari ikan lain pada umumnya, sebab karakter hidupnya di lumpur yang menjadikannya berbeda.

Jenis Belut

Terdapat tiga (3) jenis belut yang dikenal selama ini kita kenal, yaitu :

Belut Sawah (Monopterus albus), Belut Rawa (Synbrancus bengalensis) dan Belut laut (Macrotema caligans).

Belut sawah memiliki ukuran panjang tubuh 20 kali dari lebar badannya, serta memiliki tiga lengkung insang.Sedangkan belut rawa memiliki ukuran panjang tubuh 30 kali dari lebar badannya, serta memiliki 4 lengkung insang. Sedangkan belut laut memiliki mata yang sangat kecil dan 4 lengkung insang.

Belut sawah memiliki ukurang panjang rata-rata antara 25-40 cm dengan

  Nirhono 

45 years oldMaleJakarta, Indonesia

Last Login: 2/12/2010

Purchase Nirhono

View My: Blog | Pictures

  SUBSCRIBE

  USER OPTIONS

  RECENT BLOG ENTRIES

Mungkinkah Tiap Orang Punya Satu Nomor Telepon Permanen?$ 500 Untuk Membaca 1 email

Page 8: Pedoman Teknis Budidaya Belut Dan

diameter sekitar 1,5 cm.

Habiat

Habitat belut tersebar luas di perairan air tawar, baik perairan dangkal berlumpur, tepian sungai, kanal, danau dan kolam dengan dengan kedalaman kurang dari 1 meter.

Pada habitat aslinya, media hidup belut berupa 80 % Lumpur dan 20 % air.

Mengapa lumpur ? Karena belut memiliki alat Bantu pernapasan berupa kulit tipis berlendir yang terletak pada rongga mulutnya. Belut juga sangat toleran terhadap daerah bertemperatur dingin. Pada habitatnya, belut biasa memakan cacing, katak dan anak ikan.

Belut merupakan ikan yang dapat beradaptasi dengan baik, selama tempat tersebut mengandung air, jadi tidak membutuhkan iklim dan geografis spesifik.

Perilaku (Kebiasaan)

Belut sangat menyukai perairan yang bersih dan kaya oksigen. Selama masa pertumbuhan, perubahan air menjadi basa, sering terjadi pada kolam pemeliharaan. Hal ini disebabkan antara lain tingginya kadar ammonia, seiring dengan bertumpuknya sisa-sisa pakan dan dekomposisi hasil metabolisme (pambusukan). Air basa akan tampak merah kecokelatan. Untuk mengatasinya diperlukan pergantian / sirkulasi air yang baik.

Hama (Penyakit)

Belut sering dianggap sebagai hama oleh petani karena gemar memakan daging sebangsa ikan. Belut, dapat memakan ikan tawes, mujair dan ikan lainnya. Juga memangsa cacing, keong dan anak katak.

Dalam menangkap hewan yang akan dimangsanya, belut akan melakukan tipudaya dengan cara memasang perangkap berupa lubang tanah berlumpur yang digali ditepi perairan ataupun dipinggir sawah. Lubang ini berdiameter sekitar 5 cm. Awalnya lubang ini tegak lurus, lalu membelok datar. Dari sinilah belut menangkap mangsanya yang lewat.

Penyakit pada belut biasanya terjangkiti oleh bakteri dan jamur. Penyakit

Bahaya Soft Drink bagi kesehatanMembuat Wanita (Pasangan) Multi OrgasmeBudidaya Rumput Laut

  BLOG ARCHIVES

2009August September OctoberDecember

New Free Social Network.Get paid to socialize & promote your opportunity's!

Earn and Save!Top ranked home biz gives you savings at over 175,000 stores?

Guaranteed Referrals!Earn money and referrals while promoting your own websites!

Earn $4,732 In One DayBe The First In Your Area, Make Money From Home, Proven Business

See your link here

Page 9: Pedoman Teknis Budidaya Belut Dan

ini menyerang belut adalah lebih disebabkan oleh keadaan kolam yang kurang baik sirkulasi airnya dan terlalu subur media tanamnya. Untuk mengatasinya, diperlukan penambahan media tanah agar lebih liat, dan pergantian air lebih lama dari biasanya.

Makanan dan Kebiasaannya

Secara alamiah, belut memakan makanan yang lebih kecil, seperti serangga, cacing, anak kodok, siput atau keong dan anak ikan. Pemberian pakan perlu diperhatikan, karena sifat belut yang karnivora (pemakan daging), untuk mencegah kanibalisme belut, pemberian pakan perlu diperhatikan dengan baik, yaitu pakan yang mengandung protein tinggi,seperti keong mas (yang telah di rebus dan dicacah) bisa juga ayam yang telah mati namun harus dibakar lebih dahulu hingga matang (bulu-bulunya habis terbakar).

Standar pakan belut adalah 5% dari berat belut ditebar. Pemberian pakan belut dengan menggunakan ayam, untuk 1 paket adalah 1 ekor setiap minggunya. Benamkan pakan yang ada kedalam lumpur lalu ditimbun dengan media tanam dari sekelilingnya. Lakukan kontrol kondisi pakannya setiap 5 hari.

Pergantian air tetap dilakukan hingga belut panen. Kebiasaan makan bagi belut pada umumnya dilakukan pada sore hingga malam hari. Bila anda ingin menikmati suara belut berburu makan, berilah ikan – ikan kecil (cecere).

Perkembangbiakan (reproduksi)

Karena belut bersifat hermaprodit protogini, yaitu berganti kelamin dari betina ke jantan, maka tidaklah terlalu sulit untuk mencari pasangan-pasangannya untuk berpijah.

Belut mampu berkembang biak tiap tahun. Masa perkawinannya sangat panjang, yaitu mulai musim hujan sampai permulaan musim kemarau (sekitar 4 s/d 5 bulan).

Induk belut betina, umumnya berwarna cerah (coklat muda). Dengan ukuran panjang tubuh 20 – 30 cm, Bentuk kepala meruncing (kecil), berusia di bawah 9 bulan sejak menetas, sisi perutnya halus dan bening

Page 10: Pedoman Teknis Budidaya Belut Dan

serta bila telah kawin, perutnya tampak membesar.

Induk belut jantan, berwarna gelap (agak kehitaman). Dengan ukuran panjang tubuh lebih dari 40 cm, Bentuk kepala tumpul, berusia 9 bulan sejak menetas.

PERSIAPAN BUDIDAYA BELUT

Di luar negeri, pembudidayaan belut sudah banyak dilakukan, diantaranya : Korea, Taiwan, China dan Jepang. Budidaya ini dilakukan karena permintaan untuk belut semakin meningkat. Di Indonesia budidaya belut juga dilakukan, tetapi produksinya masih jauh dari yang dibutuhkan.

Untuk menunjang keberhasilan budidaya, ada beberapa hal yang harus dipersiapkan terlebih dahulu.

Pemilihan tempat

Pemilihan lokasi budidaya merupakan hal yang paling awal yang harus dilakukan. Lokasi yang cocok untuk pembuatan tempat budidaya belut adalah kondisi lahan yang tanahnya keras untuk mencegah terjadi keretakan/pergeseran tanah.

Pembuatan kolam

Dalam pembuatan kolam, luas lahan yang akan digunakan harus diukur terlebih dahulu, dan juga letak kemiringan lahannya. Setelah itu tinggal kita tentukan bagaimana model kolam yang kita inginkan.

Dalam membuat kolam, kita harus menentukan jenis kolam yang akan dibangun. Namun syarat utama dalam pembuatan kolam adalah memiliki luang pembuangan air utama, lubang pembuangan air lebih dan lubang untuk memasukkan air.

Kolam budidaya belut ada dalam berbagai bentuk dan macam, diantaranya kolam permanen dan kolam dengan drum bekas.

Kolam dengan drum bekas

Drum bekas di isi dengan media penanaman belut, dan diisi air setinggi 5 – 10 cm, lalu diendapkan selama 1 minggu agar terjadi proses fermentasi

Page 11: Pedoman Teknis Budidaya Belut Dan

untuk penumbuhan cacing dan plankton di dalam media belut. Setelah itu buang air genangan yang diatas lumpur dengan cara memasukan air baru pada pagi hari dan sore hari. Yang perlu diperhatikan adalah pembuatan saluran pembuangan air, agar memudahkan pemasukan dan pengeluaran air dalam kondisi permukaan air diatas lumpur tetap 5 cm. Buatlah lubang cadangan pada ketinggian 10 cm untuk membuang air lebih, bila terjadi hujan lebat.

Kolam permanen (tembok)

Kolam permanent dalam hal ini adalah kolam yang terbuat dari tembok dengan bahan dasar berupa bata merah, pasir, semen dan batu kali. Pada umumnya kolam berada diatas permukaan tanah dan ukuran yang ideal untuk pembudidayaan belut adalah 3 x 5 meter, tinggi kolam 60 – 70 cm. Lubang pembuangan air di kolam tembok adalah 10 cm di dasar kolam dengan memasang paralon 2/4 inch. Selain lubang pembuangan, lubang kelebihan air menjadi syarat mutlak untuk menjaga agar debit air tetap stabil, bila dilakukan pergantian air dan bila turun hujan lebat (buat lubang pembuangan bertingkat, yakni 5 cm dan 10 cm diatas permukaan lumpur).

Penggunaan tembok memang lebih tahan lama dari berbagai model kolam budidaya lainnya, dan dapat digunakan 5 – 10 tahun. Itu berarti, investasi cukup dikeluarkan pada tahap awal pembuatan kolam, tetapi memudahkan pada waktu pemanenan karena tidak perlu mengeluarkan lumpur sebagai media tanam belut, hanya cukup menggeser lumpur kesalah satu sisi kolam.

Media pembudidayaan

Pada umumnya yang membuat ketidak berhasilan budidaya belut adalah media tanam. Untuk budidaya belut, komponen utama ini sangat menentukan dan untuk menjaga stabilitas media tanam perlu diperhatikan dengan teliti.

Banyak petani yang mencoba mengadu nasib dengan membudidayakan belut, gulung tikar dan menjadi momok tersendiri bagi pelaku belut. Tak urung keinginan untuk melakoni budidaya belut harus ditunda dahulu sebelum menemukan media yang tepat dan ideal.

Idealnya, media tanam belut adalah sesuai dengan habitatnya di alam persawahan, karena pada keadaan ekstreem pun belut masih dapat hidup

Page 12: Pedoman Teknis Budidaya Belut Dan

dan berkembang biak.

Belut memang berbeda dengan ikan budidaya lainnya. Sehingga diperlukan perhatian yang khusus. Pengalaman Penulis, dalam budidaya belut (pernah menjadi contoh bagi peternak lain 8 tahun lalu), dan sampai sekarang masih tetap diterapkan, adalah dengan memberikan sirkulasi air pagi dan sore hari, hal ini dimaksudkan untuk memberikan kesan pada belut agar merasa seperti hidup di alamnya sendiri.

Sebelum kolam digunakan, isilah dengan air hingga penuh, gosok dan bersihkan tembok kolam agar bau semennya hilang, masukkan daun pisang dan ampas kelapa. Ganti dan gosok kembali setelah 5 hari direndam air. Ulangi lagi hingga bersih, baik jika ditambahkan kapur pada air rendaman tersebut, diamkan selama 1 minggu,

Paling sederhana dan mudah untuk pembuatan media tanam belut, adalah dengan memberikan tanah/lumpur, pupuk kandang (kotoran Kambing tidak dianjurkan), jerami padi, gedebog pisang, SUPERNASA dan TON.

Sebaiknya, tanah dan pupuk kandang diaduk diluar kolam hinga merata, lalu siram dengan SUPERNASA sepertiga (1/3) botol yang telah dicairkan, biarkan 2 hari agar kering. Selanjutnya, masukan sepertiga bagian adukan tadi kedalam kolam, taburkan jerami padi dan gedebog pisang, lalu taburkan TON seperempat (1/4) botol secara merata.

Sisa tanah adukan dengan pupuk kandang yang masih diluar kolam tadi dimasukkan kedalam kolam dengan maksud menutup jerami padi dan gedebog pisang agar terjadi proses pembusukan didalam kolam budidaya. Setelah semua media telah dimasukkan kedalam kolam, isilah dengan air sampai dengan ketinggian air 5 – 10 cm, taburkan kembali TON  3 – 4 sendok makan secara merata lalu dibiarkan selama 1 minggu.

Setelah 1 minggu air dibiarkan dikolam, alirkan keluar secara perlahan dengan memasukan air baru pada pagi hari dan sore hari selama minimal 15 menit, maksudnya adalah membuang gas dan limbah hasil proses fermentasi. Setelah 2 – 3 hari dilakukan pergantian air, periksalah media tanam tersebut dengan cara sederhana adalah memasukkan tangan kedalam media, bila tidak terasa panas maka bibit sudah siap dimasukkan dalam kolam.

Page 13: Pedoman Teknis Budidaya Belut Dan

Catatan :

SUPERNASA  adalah pupuk organik yang mempunyai sifat cepat menumbuhkan  cacing pada media tanah dan menyuburkan/menggemburkan tanah, Walaupun menggunakan tanah merah yang padat. Lain halnya dengan TON, lebih berfungsi sebagai pengikat kandungan logam dan senyawa yang berbahaya bagi pertumbuhan belut juga, berfungsi menimbulkan dan menghidupkan plankton serta mikro biologi lainnya sebagai salah satu bagian pakan belut.

Pembesaran

Pada prinsipnya belut yang di budidayakan sampai mencapai ukuran yang ideal, memerlukan pemeliharaan selama minimal 4 bulan. Jumlah benih yang ditebar, untuk luas lahan 3 x 5 meter dapat diisi belut sebanyak 20 Kg (2 paket). Pakan belut seperti serangga, cacing, anak kodok, siput atau keong dan anak ikan. Pemberian pakan perlu diperhatikan, karena sifat belut yang karnivora (pemakan daging), untuk mencegah kanibalisme belut, pemberian pakan yang mengandung protein tinggi, seperti keong mas (yang telah di rebus dan dicacah) bisa juga ayam yang telah mati namun harus dibakar lebih dahulu hingga matang (bulu-bulunya habis terbakar).

Standar pakan belut yang baik adalah 5% dari berat belut ditebar. Pemberian pakan belut dengan menggunakan ayam, untuk 1 paket adalah 1 ekor setiap minggunya. Benamkan pakan yang ada kedalam lumpur lalu ditimbun dengan media tanam dari sekelilingnya. Lakukan kontrol kondisi pakannya setiap 5 hari.

Pergantian air tetap dilakukan hingga belut panen. Berilah pergantian air pada pagi dan sore hari selama minimal 15 menit. Air yang digunakan sebaiknya air tanah dari sumur, yang dipompa. Air buangan dari kolam dibuatkan saluran kembali kedalam tanah, untuk menjaga debit air tanah yang secara umum terjaga. Kebiasaan makan bagi belut pada umumnya dilakukan pada sore hingga malam hari. Bila anda ingin menikmati suara belut berburu makan, berilah ikan – ikan kecil (cecere).

PEMANENAN

Panen

Page 14: Pedoman Teknis Budidaya Belut Dan

Dalam memanen belut, diperlakukan usaha pemanenan secara tepat. Wadah pemanenan juga amat diperlukan untuk mengumpulkan belut yang telah dipanen, dan untuk dibawa ke pengepul (Belut MooRing 11-12). Cara memanennya, adalah dengan membuka lubang air utama yang terletak didasar kolam, berilah saringan agar belut tidak ikut terbawa keluar melalui saluran air. Setelah air dikeringkan pindahkan sebagian lumpur kesalah satu sisi. Setelah lumpur dipindahkan, maka secara otomatis, belut akan berpindah tempat menuju tumpukan Lumpur yang masih mengandung air. Siapkan wadah tempat belut di dalam kolam. Tarik dan pindahkan kembali Lumpur tersebut sedikit demi sedikit ke ruang yang kosong tadi. Antara Lumpur satu dan lainnya berilah ruang sekitar 30 cm, tanpa Lumpur, hal ini untuk mencegah belut berpindah tempat lagi. Hasil tangkapan belut letakkan di wadah penampungan yang telah disiapkan, berilah sedikit air agar belut tidak loyo dan rusak kulitnya.

Perlakuan pada kolam

Perlakuan yang harus diperhatikan pada kolam setelah panen, adalah memeriksa apakah ada bak yang bocor dan saluran air tersumbat. Setelah itu rapihkan Lumpur yang ada, dengan menaburkan Media Tanam belut, ditengah-tengah, diantara lapisan Lumpur.

 

*******Media tanam belut bisa anda dapatkan dengan menghubungi MooRing 11-12.*******

Pengangkutan belut

Belut yang telah di panen, dimasukkan kedalam kantong Plastik, tambahkan air, Beri tambahan oksigen dan ikatlah dengan rapat. Pengangkutan dengan tambahan oksigen dapat bertahan 6 jam perjalanan. Setelah itu tambahkan oksigen kembali sampai tiba ditempat tujuan.

Pengangkutan dengan drum atau jerigen yang diisi air juga bisa dilakukan, tetapi hindari terik matahari langsung. Gantilah dengan air baru setelah 3-4 jam perjalanan agar belut tetap sehat dan tidak lemas.

ANALISIS USAHA BUDIDAYA BELUT

Page 15: Pedoman Teknis Budidaya Belut Dan

Kolam Pembesaran

Uraian Kuantitas Satuan ( Rp. ) Jumlah ( Rp. )Batu bata 1000 buah 250 250.000

Pasir 4 m 3 210.000 840.000Semen 8 sak 42.000 336.000

Batu Split ¼ m3 150.000 37.500Pipa PVC 2 inci 1 batang 40.000 40.000

Besi     60.000Biaya Pembuatan Kolam     1.563.500

Peralatan

Uraian Kuantitas Satuan ( Rp. ) Jumlah ( Rp. )Ember 2 buah 7.500 15.000Jerigen 3 buah 35.000 105.000

Biaya Peralatan     120.000Total Investasi     1.803.500

Biaya Tidak tetap

Uraian Kuantitas Satuan ( Rp. ) Jumlah ( Rp. )1. Media      -        Jerami 5 ikat 5.000 25.000-        Kedebong Pisang 3 batang 5.000 15.000-        Tanah/Lumpur Sawah 4,5 m 3 20.000 90.0002. Benih 50 Kg 25.000 1.250.0003. Pakan     500.0004. Tenaga Kerja Pembuatan Kolam

2 orang

3 Hari OK

100.000 600.000

Total Biaya Tidak Tetap     2.480.000Total Modal Usaha       =          Total Biaya Tetap Total Biaya Tidak Tetap

=          Rp. 1.803.500,-   Rp. 2.480.000,-

=          Rp. 4.283.500,-.

Pendapatan

Page 16: Pedoman Teknis Budidaya Belut Dan

-        Produktivitas di asumsikan sekitar 600 %

-        Harga Jual belut Rp. 25.000,- / Kg.

Total pendapatan Anda untuk periode pertama produksi sebagai berikut ;

300 Kg belut @ Rp.25.000,-   =          Rp. 7.500.000,-.

Margin Keuntungan

Keuntungan = Pendapatan – Modal Usaha   =

Rp. 7.500.000,-  –  Rp. 4.283.500,-  =     Rp. 3.216.500,-.

Keuntungan  =  Rp. 7.500.000,-  –  Rp. 1.880.000,-  =  Rp. 5.620.000,-.

Keuntungan  =   Rp. 7.500.000,-  –  Rp. 1.880.000,-  =  Rp. 5.620.000,-.

MAU MENCOBA ? ? ?

 Posted: Thursday, 17 September, 2009 at 16:11

Read 492 times | 0 comments | Leave Comment 

HOME | PRIVACY POLICY | TERMS OF SERVICE | REPORT CONTENT | CONTACT YUWIE | SPAM©2007-2010 Yuwie.co