Pedoman Rekruitmen Dan an Tenaga Kerja Kesehatan Indonesia

63
KATA PENGANTAR Puji dan syukur kami panjat ke khadirat Tuhan YME, karena berkat rakhmat dan hidayahNya penyusunan Pedoman Rekrutmen, Penempatan dan Perlindungan TKKI tahun 2007 ini telah selesai dilaksanakan. Sebagaimana diketahui bahwa penyusunan pedoman ini adalah merupakan yang pertama kali sejak berdirinya Puspronakes tahun 2002, sehingga didalam proses penyusunan pedoman ini ada keterbatasan-keterbatasan yang kami miliki, serta banyak hal yang menjadi kendala dan hambatan yang dihadapi. Namun demikian walaupun mengalami keterlambatan, pada akhirnya penyusunan pedoman ini dapat terselesaikan juga dengan baik. Hal ini antara lain berkat adanya kerjasama yang baik dari berbagai pihak, khususnya di lingkungan intern Puspronakes, serta pihak-pihak lain di luar Puspronakes (Biro Kepegawaian Depkes, Ditjen Yanmed Depkes RI, Depnakertrans, BNP2TKI, DEPKUM & HAM, Deplu, BKN, Dinas Kesehatan Propinsi, Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Propinsi DKI, Rumah Sakit dan Poltekes). Sesuai dengan kebijakan Depnakertrans tentang three in one (pelatihan, sertifikasi dan penempatan) maka untuk mendapatkan TKKI yang kompeten dan dapat bekerja secara baik di luar negeri perlu adanya penyiapan dengan baik pula, mulai dari rekrutmen, seleksi, pendidikan, pelatihan dan sertifikasi sampai penempatan serta perlindungan di luar negeri. 1

Transcript of Pedoman Rekruitmen Dan an Tenaga Kerja Kesehatan Indonesia

Page 1: Pedoman Rekruitmen Dan an Tenaga Kerja Kesehatan Indonesia

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjat ke khadirat Tuhan YME, karena berkat

rakhmat dan hidayahNya penyusunan Pedoman Rekrutmen, Penempatan dan

Perlindungan TKKI tahun 2007 ini telah selesai dilaksanakan. Sebagaimana

diketahui bahwa penyusunan pedoman ini adalah merupakan yang pertama kali

sejak berdirinya Puspronakes tahun 2002, sehingga didalam proses

penyusunan pedoman ini ada keterbatasan-keterbatasan yang kami miliki, serta

banyak hal yang menjadi kendala dan hambatan yang dihadapi. Namun

demikian walaupun mengalami keterlambatan, pada akhirnya penyusunan

pedoman ini dapat terselesaikan juga dengan baik. Hal ini antara lain berkat

adanya kerjasama yang baik dari berbagai pihak, khususnya di lingkungan

intern Puspronakes, serta pihak-pihak lain di luar Puspronakes (Biro

Kepegawaian Depkes, Ditjen Yanmed Depkes RI, Depnakertrans, BNP2TKI,

DEPKUM & HAM, Deplu, BKN, Dinas Kesehatan Propinsi, Dinas Tenaga Kerja

dan Transmigrasi Propinsi DKI, Rumah Sakit dan Poltekes).

Sesuai dengan kebijakan Depnakertrans tentang three in one (pelatihan,

sertifikasi dan penempatan) maka untuk mendapatkan TKKI yang kompeten

dan dapat bekerja secara baik di luar negeri perlu adanya penyiapan dengan

baik pula, mulai dari rekrutmen, seleksi, pendidikan, pelatihan dan sertifikasi

sampai penempatan serta perlindungan di luar negeri.

Adanya beberapa kasus pemulangan TKKI yang bekerja di luar negeri

sebagian besar disebabkan oleh mekanisme rekrutmen, penempatan dan

perlindungan TKKI di luar negeri yang belum baik. Belum adanya pedoman

yang jelas dalam mengatur proses rekruitmen TKKI selama di Indonesia

maupun proses penempatan dan perlindungan di luar negeri.

Agar mekanisme rekrutmen dan penempatan tenaga kerja kesehatan

Indonesia di luar negeri lebih baik lagi, maka perlu adanya pedoman rekrutmen,

penempatan dan perlindungan TKKI di Luar Negeri.

Maksud dan tujuan penyusunan pedoman ini adalah untuk memberikan

acuan dalam pelaksanaan rekrutmen, penempatan dan perlindungan tenaga

1

Page 2: Pedoman Rekruitmen Dan an Tenaga Kerja Kesehatan Indonesia

kerja kesehatan Indonesia yang akan, sedang bekerja dan kembali dari luar

negeri

Kami menyadari bahwa pedoman ini ini masih banyak kekurangannya,

oleh karena itu kritik dan saran dari berbagai pihak sangat kami harapkan bagi

penyempurnaannya, baik mengenai kualitas data dan informasi yang disajikan,

ataupun penampilannya yang semakin menarik sehingga pedoman ini nantinya

dapat menjadi acuan rekrutmen, penempatan dan perlindungan TKKI.

Semoga pedoman ini bermanfaat bagi para penggunanya.

Jakarta, Juli 2007Kepala Pusat Pemberdayaan profesi

dan Tenaga Kesehatan -LNBadan PPSDM Kesehatan Depkes RI

DR. ASJIKIN IMAN H. DACHLAN, MHA.

NIP 140 174 584

2

Page 3: Pedoman Rekruitmen Dan an Tenaga Kerja Kesehatan Indonesia

TIM PENYUSUN

1. DR. ASJIKIN IMAN H. D. MHA PUSPRONAKES-LN

2. IR. HERWANTI BAHAR, MSC PUSPRONAKES-LN

3. SIDIN HARIYANTO, SKM, MPD PUSPRONAKES-LN

4. DRG. DIONO SUSILO, MPH PUSPRONAKES-LN

5. DRG. RICARDO MANGUNSONG PUSPRONAKES-LN

6. AULIA PASANDE, SKM, MN PUSPRONAKES-LN

7. FX. SRI KIRLAN DEPNAKER-TRANS

8. IWAN RIDWAN DEPNAKER-TRANS

9. NOOR E. SYAHLANI DEPLU

10. RIYADI ASIRDIN DEPLU

11. DRS. TAMSIL YACOB DEP HUM & HAM RI

12. TRIYADI BNP2TKI

13. DRG. SRI SAPTARINI, MARS DITJEN YANMED DEPKES RI

14. HARYO DANARGONO BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA

15. PRAMONO WIDYOUTOMO BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA

16. ABIDINSYAH SIREGAR KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA

17. YAHYA FAUZI PT.AMRI MARGATAMA

18. DRG. YENI MULYAWATI, MS BIRO KEPEGAWAIAN DEPKES

19. SUJAN SPD BIRO KEPEGAWAIAN DEPKES

20. YAYAT ROHAYATI, SH, MM BIRO KEPEGAWAIAN DEPKES RI

21. SUGIHARTO, SH BIRO KEPEGAWAIN DEPKES-RI

22. SRINING RAHAYU, SKM. MKES POLTEKES JAKARTA I

23. AVIP SEKAR APINI, S.SOS RSUP PERSAHABATAN

24. LILA MIRYAM, S.PSI RSU PASAR REBO

25. MARULI TS, SH DINKES DKI JAKARTA

26. IR. DWI UNTORO, MA DISNAKER-TRANS DKI. JAKARTA

27. DRG. HERYATI MUNIR DINKES PROP. DKI JAKARTA

28. DRG. MUNDI SRI PANGESTUTI DINKES PROP. JAWA TIMUR

29. DIARSIH, S.Sos DINKES PROP. KALIMANTAN BARAT

3

Page 4: Pedoman Rekruitmen Dan an Tenaga Kerja Kesehatan Indonesia

30. I.M. LUBIS DINKES PROP. SUMATERA UTARA

31. DRG. HJ. SUKMAWATI, MM DINKES PROP. SULAWESI SELATAN

32. DONNA F. PANDIANGAN, SKM PUSPRONAKES-LN

4

Page 5: Pedoman Rekruitmen Dan an Tenaga Kerja Kesehatan Indonesia

DAFTAR ISI

KATA PENGATAR……………………………………………………………..... iTIM PENYUSUN .......................................................................................... iiDAFTAR ISI ……………………………………………………....……………... iiiBAB. I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang………………………………………………………... 1B. Maksud dan Tujuan ........................................................................ 2C. Landasan Hukum ........................................................................... 3D. Definisi ...................................................................................... 4E. Jenis Tenaga Kesehatan................................................................ 6

BAB. II. PENGORGANISASIANA. Lembaga Tingkat Pusat .................................................................. 7B. Lembaga Tingkat Propinsi .............................................................. 12

BAB. III. MEKANISME REKRUITMEN TKKIA. Rekruitmen calon TKKI bagi PNS ................................................... 16B. Rekrutmen calon TKKI Non PNS ................................................... 18C. Tahapan Seleksi ............................................................................ 19D. Pengumuman Seleksi...................................................................... 20E. Kualifikasi Kelulusan Seleksi........................................................... 20F. Ketentuan Pelaksanaan .................................................................. 20

BAB. IV. MEKANISME PENEMPATANA. Pola Penempatan Secara G To G .................................................. 26B. Pola Penempatan Secara G To P................................................... 28

BAB. V. PEMBINAAN DAN PERLINDUNGAN TKKIA. Pembinaan TKKI ................................................................................... 31B. Perlindungan TKKI ................................................................................. 33

BAB. VI. PEMBIAYAAN A. Pembiayaan rekrutmen dan Penempatan bagi PNS ................................. 34B. Pembiayaan rekrutmen dan penempatan untuk non PNS ..................... 34

BAB VII. PEMANTAUAN ........................................................................................ 35

BAB. VII. PENUTUP ............................................................................................... 36

5

Page 6: Pedoman Rekruitmen Dan an Tenaga Kerja Kesehatan Indonesia

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi dalam segala bidang

termasuk bidang kesehatan memacu setiap negara mempersiapkan diri dalam

menghadapi era globalisasi yang semakin mendekat tidak terkecuali negara

Indonesia, dimana adanya keterbukaan pasar bebas dan menjadikan dunia

tanpa batas. Pasar bebas bukan hanya berupa produk barang tetapi juga

produk jasa, salah satunya adalah jasa pelayanan kesehatan.

Keterbukaan pasar bebas pada kenyatannya juga menciptakan persaingan

pelayanan kesehatan bukan hanya secara kuantitas tetapi juga kualitas. Salah

satunya adalah Sumber Daya Manusia (SDM) tenaga kesehatan yang mampu

bersaing di era globalisasi baik di dalam maupun di luar negeri.

Kesepakatan dalam bentuk kerjasama antara negara yang satu dengan

yang lain telah dilaksanakan termasuk juga kesepakatan dalam bidang

kesehatan sebagai contoh 10 negara ASEAN termasuk didalamnya Indonesia

telah melaksanakan Mutual Recognition Agreement (MRA) yang selanjutnya

MRA ini nantinya akan berpotensi menjadi Movement Natural Person (MNP)

yang hal ini berarti tenaga kerja dari negara ASEAN termasuk Indonesia dengan

bebas akan dapat bekerja di negara – negara ASEAN.

Peluang pasar tenaga kerja kesehatan Indonesia untuk bekerja di luar

negeri semakin besar terbukti dengan banyaknya tawaran untuk bekerja

sebagai tenaga kesehatan di luar negeri. Menurut Data Pusat Pemberdayaan

Profesi dan Tenaga Kesehatan Luar Negeri (Puspronakes-LN) sampai tahun

2006 tercatat jumlah TKKI yang dibutuhkan ± 14.000 orang. Beberapa negara

yang memberikan tawaran peluang bekerja bagi tenaga kesehatan Indonesia

diantaranya adalah Saudi Arabia (1000 perawat, 100 dokter spesialis dan dokter

umum, tenaga rontgen dan laboratorium), Uni Emirat Arab (600 perawat),

Kuwait (200-300 perawat), Inggris (30 perawat), Belanda (600 perawat),

Singapura (300 perawat), Norwegia (4000 perawat), Jepang (10.000 perawat

dan caregiver) dan Malaysia (sejumlah perawat dan 350 dokter, 75 dokter gigi,

6

Page 7: Pedoman Rekruitmen Dan an Tenaga Kerja Kesehatan Indonesia

100 dokter spesialis). Beberapa Negara yang juga membutuhkan sejumlah

perawat dan dokter adalah Amerika Serikat, Australia dan Italia.

Peluang tersebut harus kita manfaatkan dengan mempersiapkan TKKI

yang kompeten sehingga mampu bersaing dan bekerja secara baik di luar

negeri.

Penempatan tenaga kesehatan Indonesia di Luar negeri selain merupakan

salah satu upaya peningkatan pemanfaatan tenaga kesehatan di Indonesia

yang belum terserap dan juga dapat meningkatkan devisa Negara serta alih

teknologi. Peningkatan Kualitas SDM Tenaga Kesehatan Indonesia yang

bekerja di Luar negeri diharapkan dapat meningkatkan citra bangsa Indonesia.

Sesuai dengan kebijakan Depnakertrans tentang three in one (pelatihan,

sertifikasi dan penempatan) maka untuk mendapatkan TKKI yang kompeten

dan dapat bekerja secara baik di luar negeri perlu adanya penyiapan dengan

baik pula, mulai dari rekruitmen, seleksi, pendidikan, pelatihan dan sertifikasi

sampai penempatan serta perlindungan di luar negeri.

Adanya beberapa kasus pemulangan TKKI yang bekerja di luar negeri

sebagian besar disebabkan oleh mekanisme rekruitmen, penempatan dan

perlindungan TKKI di luar negeri yang belum baik. Belum adanya pedoman

yang jelas dalam mengatur proses rekruitmen TKKI selama di Indonesia

maupun proses penempatan dan perlindungan di luar negeri.

Agar mekanisme rekruitmen dan penempatan tenaga kerja kesehatan

Indonesia di luar negeri lebih baik lagi, maka perlu adanya pedoman rekruitmen,

penempatan dan perlindungan TKKI di Luar Negeri.

B. MAKSUD DAN TUJUAN

1. Maksud

Memberikan acuan dalam pelaksanaan rekruitmen, penempatan dan

perlindungan TKKI yang akan, sedang bekerja dan kembali dari luar

negeri.

7

Page 8: Pedoman Rekruitmen Dan an Tenaga Kerja Kesehatan Indonesia

2. Tujuan

a. Terlaksananya kegiatan rekruitmen, penempatan dan perlindungan

tenaga kerja kesehatan Indonesia di luar negeri dengan baik sesuai

dengan peraturan perundangan yang berlaku sehingga TKKI dapat

bekerja secara aman dan professional.

b. Sebagai percepatan alih pengetahuan dan alih teknologi khususnya

bidang kesehatan di Indonesia

c. Meningkatkan kompetensi calon TKKI

d. Meningkatkan kesejahteraan TKKI

e. Meningkatkan devisa negara

C. LANDASAN HUKUM

Landasan yuridis dalam penyusunan pedoman ini adalah:

1. Undang-undang Nomor 8 tahun 1974 Tentang pokok-pokok

Kepegawaian sebagaimana diubah Undang-Undang 43 Tahun 1999

2. Undang-undang Nomor 9 Tahun1992 tentang Keimigrasian

3. Undang-undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan

4. Undang-undang Nomor 37 tahun 1999 tentang hubungan Luar Negeri

5. Undang-undang Nomor 24 Tahun 2000 tentang Perjanjian

Internasional

6. Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan

7. Undang-undang No. 29 tahun 2004 tentang praktik Kedokteran

8. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan

Daerah,

9. Undang-Undang no. 39 Tahun 2004 tentang Penempatan dan

Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia di Luar Negeri

10.Peraturan Pemerintah Nomor 99 tahun 2000 tentang Kenaikan

Pangkat PNS jo PP Nomor 12 Tahun 2002 .

8

Page 9: Pedoman Rekruitmen Dan an Tenaga Kerja Kesehatan Indonesia

11.Peraturan Pemerintah Nomor 9 tahun 2003 tentang Wewenang,

Pengangkatan, Pemindahan dan Pemberhentian Pegawai Negeri

Sipil.

12.PP Nomor 23 tahun 2004 tentang Badan Nasional Sertifikasi Profesi

(BNSP)

13.Keputusan Presiden RI Nomor 36 tahun 2002 tentang pengesahan

konvensi Organisasi Perburuhan Internasional atau International

Labour Organization (ILO) nomor 88 tahun 1948 mengenai Lembaga

Pelayanan Penempatan Tenaga Kerja (The Organization of the

Employment Service)

14. Instruksi Presiden RI Nomor 6 tahun 2006 tentang Kebijakan

Reformasi Sistem Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja

Indonesia

15.Peraturan Presiden RI Nomor 81 tahun 2006 tentang Badan Nasional

Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI).

16.Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI Nomor PER –

23/MEN/V/2006 tentang Asuransi Tenaga Kerja Indonesia.

17.Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI Nomor

PER.19/MEN/V/2006 tentang Pelaksanaan Penempatan dan

Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia di Luar Negeri.

D. DEFINISI OPERASIONAL

1. Tenaga Kerja kesehatan Indonesia yang selanjutnya disebut TKKI

adalah setiap warga negara Indonesia yang bekerja diluar negeri

dalam hubungan kerja untuk jangka waktu tertentu dengan menerima

upah sesuai dengan kontrak.

2. TKKI Pegawai Negeri Sipil (PNS) adalah TKKI yang berstatus

Pegawai negeri sipil yang diperbantukan ke negara sahabat untuk

bekerja di luar negeri dalam hubungan kerja untuk jangka waktu

tertentu dengan menerima upah sesuai dengan kontrak.

9

Page 10: Pedoman Rekruitmen Dan an Tenaga Kerja Kesehatan Indonesia

3. TKKI non PNS adalah TKKI selain PNS dan memenuhi syarat yang

bekerja di luar negeri dalam hubungan kerja untuk jangka waktu

tertentu dengan menerima upah sesuai dengan kontrak.

4. Calon TKKI adalah setiap warga negara Indonesia yang mempunyai

profesi dibidang kesehatan dan memenuhi syarat sebagai pencari

kerja yang akan bekerja di luar negeri dan terdaftar di Dinas yang

bertanggung jawab di bidang ketenagakerjaan Kabupaten/Kota.

5. Rekrutmen TKKI adalah kegiatan penerimaan calon TKKI yang

meliputi kegiatan penyuluhan, pendataan, pendaftaran, wawancara

(minat dan bakat) dan seleksi (administratif dan kompetensi) calon

TKKI.

6. Seleksi TKKI adalah kegiatan penyeleksian calon TKKI yang meliputi

seleksi administratif yang dilakukan oleh Dinas kesehatan

Kabupaten/Kota dan seleksi kompetensi oleh Dinas Kesehatan

Propinsi.

7. Psykotes adalah kegiatan interview yang dilakukan oleh user yang

difasilitasi oleh Puspronakes-LN.

8. Penempatan TKKI adalah kegiatan pelayanan untuk mempertemukan

TKKI sesuai bakat, minat, dan kemampuannya dengan pemberi kerja

di luar negeri yang meliputi keseluruhan proses pengurusan

dokumen, pendidikan dan pelatihan, penampungan, persiapan

pemberangkatan, pemberangkatan sampai ke negara tujuan, dan

pemulangan dari negara tujuan.

9. Perlindungan TKKI adalah seluruh upaya untuk melindungi

kepentingan calon TKKI / TKKI dalam mewujudkan terjaminnya

pemenuhan hak-haknya sesuai dengan peraturan perundang-

undangan, baik sebelum, selama, maupun sesudah bekerja.

10.Mitra usaha adalah instansi atau badan usaha berbentuk badan

hukum dan terdaftar pada perwakilan Republik Indonesia di negara

tujuan penempatan.

10

Page 11: Pedoman Rekruitmen Dan an Tenaga Kerja Kesehatan Indonesia

11.Pengguna Jasa TKKI yang selanjutnya disebut Pengguna adalah

Instansi Pemerintah, Badan Hukum Pemerintah dan Badan Hukum

Swasta di negara tujuan penempatan.

12.Organisasi Profesi kesehatan adalah organisasi atau asosiasi profesi

tenaga kesehatan yang telah berbadan hukum.

13.Pembekalan Akhir Pemberangkatan (PAP) adalah kegiatan

pemberian pembekalan atau informasi kepada calon TKKI yang akan

berangkat bekerja ke luar negeri agar calon TKKI mempunyai

kesiapan mental dan pengetahuan untuk bekerja di luar negeri,

memahami hak dan kewajibannya serta dapat mengatasi masalah

yang akan dihadapi.

14.Perjanjian Penempatan TKKI adalah perjanjian tertulis antara PPTKIS

dengan calon TKKI yang memuat hak dan kewajiban masing-masing

pihak dalam rangka penempatan TKKI di luar negeri dengan diketahui

Dinas yang membidangi ketenagakerjaan di Kabupaten/Kota.

15.Perjanjian kerja adalah perjanjian tertulis antara TKKI dengan

pengguna yang memuat syarat-syarat kerja, hak dan kewajiban

masing-masing pihak dan diketahui oleh pejabat Depnakertrans/

BNP2TKI dan pejabat Departemen Kesehatan.

16.Kartu Tenaga Kerja Luar Negeri yang selanjutnya disebut dengan

KTKLN adalah kartu identitas bagi TKKI yang memenuhi persyaratan

dan prosedur untuk bekerja di luar negeri.

E. JENIS TENAGA KESEHATAN

Tenaga Kesehatan calon TKKI meliputi:

1. Tenaga medis yaitu dokter dan dokter gigi

2. Tenaga Keperawatan yaitu Perawat dan Bidan

3. Tenaga kefarmasian yaitu apoteker, analis farmasi dan asisten

apoteker.

11

Page 12: Pedoman Rekruitmen Dan an Tenaga Kerja Kesehatan Indonesia

4. Tenaga Kesehatan Masyarakat yaitu epidemolog, entomolog,

mikrobiolog, penyuluh kesehatan, administrator kesehatan dan

sanitarian.

5. Tenaga Gizi yaitu nutrisionis dan dietisien.

6. Tenaga keterapian fisik yaitu fisioterapis, okupasi terapis dan terapis

wicara.

7. Tenaga keteknisian Medis yaitu radiografer, radioterapis, teknisi gigi,

teknisi elektromedis, analis kesehatan, refraksionis optisien, ortotik

prostetik, teknisi transfusi dan perekam medis.

8. Tenaga kesehatan lainnya yang ditetapkan oleh Menteri Kesehatan.

12

Page 13: Pedoman Rekruitmen Dan an Tenaga Kerja Kesehatan Indonesia

BAB II PENGORGANISASIAN

Dalam pelaksanaan rekruitmen, penempatan dan perlindungan TKKI

yang akan bekerja di luar negeri dibutuhkan koordinasi lintas sektor yang

dilaksanakan baik di tingkat pusat maupun di tingkat daerah. Lembaga tingkat

Pusat berkoordinasi dalam hal pengaturan norma, standar dan prosedur

rekruitmen, penempatan dan perlindungan TKKI yang akan bekerja di luar

negeri. Lembaga tingkat daerah berperan dalam hal pelaksanaan rekrutmen,

penempatan dan perlindungan TKKI.

A. LEMBAGA TINGKAT PUSAT

1. Departemen Kesehatan

Departemen Kesehatan c/q Puspronakes-LN Kesehatan melaksanakan

kegiatan sebagai berikut:

a. Merumuskan standar, pedoman, norma, kriteria, prosedur rekruitmen

dan peningkatan kompetensi

b. Bersama Organisasi Profesi melaksanakan kegiatan sebagai berikut:

1) Mempersiapkan kurikulum dan materi pelatihan sesuai kompetensi

yang dibutuhkan.

2) Mempersiapkan materi seleksi uji tulis calon peserta yang akan

mengikuti pelatihan.

3) Menjalin kerja sama dengan asosiasi profesi bidang kesehatan di

negara tempat TKKI bekerja.

4) Melakukan pelatihan penyiapan TKKI sesuai dengan kebutuhan.

c. Berkoordinasi dengan instansi terkait dalam mengembangkan data

center TKKI, negosiasi, monitoring dan evaluasi TKKI di luar negeri.

d. Mengusulkan kepada Pimpinan Instansi Pusat/Daerah untuk

memperbantukan PNS Pusat/Daerah yang telah dinyatakan lulus

seleksi pada Departemen Kesehatan yang selanjutnya diperbantukan

untuk bekerja di negara tujuan.

13

Page 14: Pedoman Rekruitmen Dan an Tenaga Kerja Kesehatan Indonesia

e. Mengembalikan status perbantuan PNS ke instansi induk, setelah yang

bersangkutan berakhir masa perbantuannya.

f. Menyediakan calon TKKI yang kompeten.

g. Berkoordinasi dengan instansi terkait (Depnakertrans/BNP2TKI, Deplu,

KBRI / Konjen RI di negara tujuan) dalam pelaksanaan penempatan

dan perlindungan TKKI yang bekerja di Luar Negeri, baik dalam

program Goverment to Goverment (G to G) maupun antara Goverment

to Private (G to P)

Departemen Kesehatan c.q. Biro Kepegawaian melaksanakan kegiatan

sebagai berikut:

a. Menerima usulan dari Badan PPSDM Kesehatan (Puspronakes melalui

Sekretariat Badan) untuk perbantuan PNS Pusat/Daerah sebagai

Tenaga Kerja Kesehatan Indonesia.

b. Meminta Surat Pernyataan Persetujuan dari Unit Utama Depkes/

Pemda Tingkat I, berdasarkan Surat Pernyataan persetujuan tersebut

mengusulkan nota usul penetapan perbantuan ke BKN.

c. Berdasarkan Nota Persetujuan Perbantuan menerbitkan SK Menteri

Kesehatan tentang perbantuan PNS Pusat/Daerah sebagai TKKI pada

Negara sahabat.

d. Mengusulkan Nota persetujuan Penarikan Perbantuan kepada Kepala

BKN setelah PNS Pusat/Daerah yang telah selesai bertugas sebagai

TKKI untuk selanjutnya dikembangkan ke unit kerja asal PNS

Pusat/Daerah tersebut.

14

Page 15: Pedoman Rekruitmen Dan an Tenaga Kerja Kesehatan Indonesia

Bagan 1

ALUR PENETAPAN PERBANTUAN PNS PUSAT

SEBAGAI TKKI KE NEGARA SAHABAT

15

BKN

1 2

3

4

5

6

Page 16: Pedoman Rekruitmen Dan an Tenaga Kerja Kesehatan Indonesia

BADAN PPSDM KES

PUSPRONAKES LN

SET BADAN PPSDM KES

SETJEN DEPKES

ROPEG

DEPLU

KONJEN/

PERWAKILAN RI

DI LUAR NEGERI

16

PNSPUSAT

UNIT UTAMA

ASAL PNS

PUSAT

INSTANSI

PENGGUNA TKKI

DI NEGARA

SAHABAT

1. PERMINTAAN PERSETUJUAN2. PERSETUJUAN DARI UNIT UTAMA PNS

PUSAT3. NOTA USUL PENETAPAN PERBANTUAN 4. NOTA PERSETUJUAN PERBANTUAN5. SK PERBANTUAN KE NEGARA

SAHABAT6. MELAPOR KEDATANGAN7. MELAPOR SELESAI8. USUL PENARIKAN PERBANTUAN9. PENGEMBALIAN KE UNIT ASAL KERJA

Page 17: Pedoman Rekruitmen Dan an Tenaga Kerja Kesehatan Indonesia

Bagan 2

ALUR PENETAPAN PERBANTUAN PNS DAERAH

SEBAGAI TKKI KE NEGARA SAHABAT

7

17

Page 18: Pedoman Rekruitmen Dan an Tenaga Kerja Kesehatan Indonesia

BADAN PPSDM KES

PUSPRONAKES LN

SET BADAN PPSDM KES

SETJEN DEPKES

ROPEG

DEPLU

KONJEN/

PERWAKILAN RI

DI LUAR NEGERI

1 2

18

PNSDAERAH

PEMDA TK I

ASAL PNS D

1. PERMINTAAN PERSETUJUAN PINDAH 2. PERSETUJUAN PINDAH/ANTAR

INSTANSI3. NOTA USUL PENETAPAN PERBANTUAN 4. NOTA PERSETUJUAN PERBANTUAN5. SK PERBANTUAN KE NEGARA

SAHABAT6. MELAPOR KEDATANGAN7. MELAPOR SELESAI8. USUL PENARIKAN PERBANTUAN9. PENGEMBALIAN KE UNIT ASAL KERJA

Page 19: Pedoman Rekruitmen Dan an Tenaga Kerja Kesehatan Indonesia

2. DEPNAKERTRANS

Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi memiliki peranan dalam hal:

BKN

7

6

5

4

3

INSTANSI

PENGGUNA TKKI

DI NEGARA

SAHABAT

19

Page 20: Pedoman Rekruitmen Dan an Tenaga Kerja Kesehatan Indonesia

a. Bersama dengan Departemen Kesehatan melakukan kerjasama

dengan Pemerintah dan lembaga berbadan hukum di negara-negara

sahabat.

b. Melaksanakan pembinaan penempatan TKI bidang kesehatan ke luar

negeri.

c. Bersama dengan BNP2TKI dan Departemen Kesehatan melakukan

koordinasi dengan pemerintah negara penempatan calon TKKI (G to

G).

3. BNP2TKI

Sesuai dengan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 81 tahun

2006 tentang Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan TKI

(BNP2TKI) mempunyai fungsi pelaksanaan kebijakan di bidang

penempatan dan perlindungan tenaga kerja Indonesia di luar negeri secara

terkoordinasi dan terintegrasi, dengan tugas sebagai berikut:

a. Melakukan penempatan atas dasar perjanjian secara tertulis antara

Pemerintah dengan Pemerintah negara Pengguna TKKI atau Pengguna

berbadan hukum di negara tujuan penempatan;

b. Memberikan pelayanan, mengkoordinasikan, dan melakukan

pengawasan mengenai:

1. Dokumen;

2. Pembekalan Akhir Pemberangkatan (PAP);

3. Penyelesaian masalah;

4. Sumber-sumber pembiayaan;

5. Pemberangkatan sampai pemulangan;

6. Peningkatan kualitas calon TKKI;

7. Informasi;

8. Kualitas pelaksana penempatan TKKI; dan

9. Peningkatan kesejahteraan TKKI dan keluarganya.

4. Badan Kepegawaian Negara (BKN)

BKN memiliki peranan dalam hal:

20

Page 21: Pedoman Rekruitmen Dan an Tenaga Kerja Kesehatan Indonesia

a. Mengatur mekanisme kepegawaian PNS yang menjadi TKKI.

b. Mengendalikan formasi dan status kepegawaian PNS yang akan

ditempatkan.

c. Memberikan persetujuan teknis bagi PNS yang akan bekerja ke Luar

Negeri dan persetujuan penarikan kembali dari perbantuan.

d. Berkoordinasi dengan Departemen Kesehatan dan instansi terkait

lainnya dalam hal penempatan PNS.

5. Departemen Luar Negeri (DEPLU)

Departemen Luar Negeri memiliki peranan dalam hal:

d. Mencari dan memberikan informasi tentang peluang kerja TKKI dan

standar mutu tenaga kesehatan di Luar Negeri.

e. Memfasilitasi pihak Depkes dalam rangka penempatan TKKI yang

dilaksanakan melalui mekanisme G to G.

f. Memberikan perlindungan dan pembelaan terhadap TKKI melalui

Perwakilan RI.

g. Melalui perwakilan RI setempat melakukan pembinaan kepada TKKI

agar tetap dapat bekerja secara profesional guna menjaga citra

Indonesia khususnya citra TKKI.

h. Melalui perwakilan RI setempat melakukan pemeriksaan serta

memberikan ‘endorsement’ bagi pengguna jasa di luar negeri yang

memerlukan TKKI serta melakukan pengesahan kontrak kerja antara

TKKI dengan pengguna jasa.

i. Melalui perwakilan RI setempat melakukan pengumpulan/penyiapan

bahan-bahan untuk penyusunan Daftar Penilaian Pelaksanaan

Pekerjaan (DP 3) bagi PNS yang ditempatkan (Penilaian disesuaikan

dengan ketaatan dalam melaksanakan tugas sesuai kontrak yang telah

dilakukan oleh user).

6. DEPARTEMEN HUKUM DAN HAM RI c.q .DIREKTORAT JENDERAL

IMIGRASI

21

Page 22: Pedoman Rekruitmen Dan an Tenaga Kerja Kesehatan Indonesia

Direktorat Jenderal Imigrasi mempunyai fungsi:

a. Melakukan pembinaan dan pengawasan dalam pemberian pelayanan

terhadap TKKI yang dilaksanakan oleh Kantor imigrasi;

b. Mengarahkan Bidang Imigrasi pada perwakilan RI dalam melaksanakan

kewajiban pendaftaran dan penyelesaian permasalahan yang berkaitan

dengan keimigrasian terhadap TKKI.

B. LEMBAGA TINGKAT PROVINSI

a. Dinas Kesehatan Provinsi

Dinas kesehatan Provinsi mempunyai peranan dalam hal:

1. Menerima daftar nominasi calon TKKI yang telah lulus administratif dari

tingkat kabupaten/kota.

2. Bersama Dinas Tenaga Kerja Provinsi, PPTKIS, Organisasi Profesi dan

Asosiasi Institusi Pendidikan membentuk panitia seleksi tingkat

Provinsi, menyusun jadwal acara, dan menetapkan tempat dan

melaksanakan uji kompetensi.

3. Menyampaikan hasil seleksi kepada Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota

untuk diumumkan dengan tembusan kepada Menteri Kesehatan cq.

Puspronakes-LN.

b. Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota

Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota memiliki peranan dalam hal:

1. Melakukan sosialisasi

kebutuhan pasar kerja calon TKKI yang akan bekerja ke luar negeri.

2. Menerima pendaftaran calon

TKKI

3. Menyusun daftar nama calon

TKKI berdasarkan peminatan negara tujuan.

22

Page 23: Pedoman Rekruitmen Dan an Tenaga Kerja Kesehatan Indonesia

4. Melakukan seleksi

administrasi dan menyusun daftar nominasi serta mengumumkan

hasilnya.

5. Mengirimkan hasil seleksi

administrasi dilengkapi dengan berkas lamaran ke Dinas Kesehatan

Propinsi.

6. Mengumumkan hasil seleksi

kompetensi yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan Propinsi.

7. Membangun jejaring dengan

instansi terkait dalam penempatan TKKI.

c. Badan Kepegawaian Daerah (BKD)

BKD berperan dalam:

1. Memfasilitasi Pegawai Negeri Sipil (PNS) Daerah yang akan

ditempatkan pada negara tujuan penempatan.

2. Menyiapkan surat penyataan bersedia menerima kembali PNS yang

telah selesai sebagai tenaga perbantuan di negara tujuan penempatan.

3. Memfasilitasi penempatan kembali PNS yang telah selesai dari

perbantuan.

d. Kantor Imigrasi

Seluruh Kantor Imigrasi di wilayah RI berfungsi :

a. Memberikan pelayanan permintaan penerbitan paspor bagi calon TKKI

yang akan bekerja ke luar negeri atas rekomendasi Instansi

Kabupaten/Kota terkait.

b. Meneliti kelengkapan persyaratan penerbitan paspor calon TKKI.

c. Menerbitkan paspor bagi calon TKKI yang akan bekerja ke luar negeri.

d. Memberikan pelayanan pada saat TKKI akan berangkat ke luar negeri

dan saat kepulangan TKKI dari luar negeri di tempat pemeriksaan

imigrasi.

23

Page 24: Pedoman Rekruitmen Dan an Tenaga Kerja Kesehatan Indonesia

e. Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) tingkat Provinsi/BP2TKI/Balai Pelayanan Penempatan dan Perlindungan TKI.

Disnakertrans tingkat Provinsi/BP2TKI/BP3TKI berperan:

a. Bersama Dinas Kesehatan Propinsi dan PPTKIS membentuk panitia

seleksi tingkat propinsi, menyusun jadwal acara, menetapkan tempat

dan melaksanakan uji kompetensi.

b. Melaporkan hasil seleksi kepada Menteri Tenaga Kerja/Kepala

BNP2TKI dan Gubernur setempat dengan tembusan kepada Menteri

Kesehatan.

f. Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) tingkat Kabupaten/Kota

Disnakertrans tingkat Kabupaten/ Kota berperan :

1. Berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dalam seleksi

adminitrasi baik kelengkapan dokumen dan persyaratan yang

diperlukan.

2. Mengirimkan berkas lamaran serta Ikhtisar klasifikasinya ke Kantor

Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Propinsi.

3. Setelah menerima umpan balik dari Dinas Tenaga Kerja dan

Transmigrasi Propinsi, Dinas Kesehatan Propinsi, Dinas Tenaga Kerja

dan Transmigrasi Kabupaten/Kota mengumumkan hasil seleksi

masing-masing sesuai kualifikasinya.

4. Bersama Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota melakukan seleksi

administrasi calon TKI.

5. Mengesahkan perjanjian kerja yang telah ditandatangani para pihak.

6. Menerbitkan rekomendasi pembuatan paspos yang ditujukan kepada

Kantor Imigrasi.

7. Mengesahkan perjanjian penempatan yang telah ditandatangani para

pihak.

24

Page 25: Pedoman Rekruitmen Dan an Tenaga Kerja Kesehatan Indonesia

8. Membuat nominasi calon TKKI kedalam daftar hasil seleksi yang

dilaporkan ke Dinas Propinsi.

BAB IIIPERSYARATAN DAN MEKANISME REKRUITMEN TKKI

A. PERSYARATAN

Persyaratan bagi calon TKKI

a. Persyaratan Umum.

1. Pendidikan sekurang-kurangnya D-III bidang kesehatan.

2. Memiliki pengalaman bekerja sebagai tenaga kesehatan minimal 2

(dua) tahun di Rumah Sakit/unit pelayanan kesehatan di seluruh

Indonesia.

3. Berusia sekurang-kurangnya 23 tahun dan setinggi-tingginya 40 tahun.

4. Surat ijin tertulis dengan dibubuhi meterai cukup dari suami/isteri bagi

yang berkeluarga atau dari orangtua/wali yang sah bagi yang belum

berkeluarga.

5. Bagi yang masih bekerja, mendapatkan izin tertulis dari pimpinan

instansi yang berwenang.

6. Berbadan sehat yang dinyatakan dengan surat keterangan dokter yang

ditunjuk dan tidak dalam keadaan hamil bagi calon TKKI perempuan.

7. Memenuhi persyaratan administrasi yang ditetapkan, yaitu:

a. Daftar Riwayat Hidup

b. Fotocopy KK dan KTP

c. Fotocopy ijazah terakhir dan transkrip yang telah dilegalisir.

d. Fotocopy Sertifikat uji kompetensi yang telah dilegalisir.

e. Surat izin sesuai dengan profesi.

f. Surat keterangan pengalaman kerja sebagai tenaga kesehatan.

g. Pas photo berwarna dengan latar belakang warna putih ukuran 4 x 6

cm sebanyak 6 lembar

h. Mengisi formulir yang dipersyaratkan negara tujuan penempatan.

25

Page 26: Pedoman Rekruitmen Dan an Tenaga Kerja Kesehatan Indonesia

b. Persyaratan khusus (hanya bagi PNS)

1. Berkedudukan sebagai PNS dengan pengalaman bekerja minimal 5

tahun.

2. Tidak terikat dengan perjanjian dari tempat kerja dan tidak dalam ikatan

dinas.

3. Memiliki rekomendasi dari pimpinan instansi untuk mengikuti seleksi.

4. Menandatangani pernyataan bersedia melaksanakan pekerjaan sesuai

dengan kontrak.

5. Mendapat ijin dari Pejabat Pembina kepegawaian Daerah Propinsi /

Kabupaten / Kota (Gubernur /Bupati/ Walikota) bagi PNS daerah,

sedangkan di tingkat Pusat harus mendapatkan ijin dari Pejabat

pembina kepegawaian Pusat (Menteri).

6. Adanya persetujuan teknis dari BKN.

7. PNS yang ditempatkan ke LN dibatasi paling lama 3 tahun.

8. Setelah kembali bekerja ditempat asal minimal 3 tahun baru dapat

ditempatkan kembali ke LN.

c. Persyaratan bagi user /Pelaksana Penempatan Tenaga Kerja Asing Swasta (PPTKAS) di negara tujuan penempatan

1. Terdaftar pada perwakilan RI di negara tujuan penempatan.

2. Mempunyai MOU dengan unit pelayanan kesehatan dimana calon TKKI

akan di tempatkan.

3. Mempunyai perjanjian kerjasama dengan PPTKIS dan atau

Departemen Kesehatan yang diketehui oleh Perwakilan RI di negara

tujuan.

26

Page 27: Pedoman Rekruitmen Dan an Tenaga Kerja Kesehatan Indonesia

B. MEKANISME REKRUTMEN CALON TKKI

Mekanisme rekruitmen calon TKKI adalah sebagai berikut:

a) Adanya MoU (perjanjian kerjasama penempatan TKKI) antara

Departemen Kesehatan atau PPTKIS dengan Ministry of Health /User/

PPTKAS di luar Negeri dengan persetujuan Perwakilan RI (KBRI/KJRI).

b) Adanya Surat Permintaan TKKI / Job order dari Negara pengguna /

User ke Depertemen Kesehatan RI / Depnakertrans RI /Deplu RI/

PPTKIS.

c) Puspronakes-LN bersama dengan Dinas Kesehatan dan

Disnakertrans/BP3TKI melakukan sosialisasi/penyuluhan kepada calon

TKKI (PNS dan Non PNS) dengan materi :

1. Lowongan, jenis dan uraian pekerjaan yang tersedia beserta

syarat jabatan

2. Lokasi dan lingkungan kerja

3. Persyaratan calon TKKI

4. Kondisi dan syarat-syarat kerja meliputi gaji, waktu kerja, waktu

istrahat/cuti, lembur, jaminan perlindungan, fasilitas lain yang

diperoleh.

5. Peraturan perundang-undangan, sosial budaya, situasi dan kondisi

negara tujuan.

6. Tata cara dan porosedur perekrutan

7. Kelengkapan dokumen penempatan TKKI

8. Biaya – biaya yang dibebankan kepada calon TKKI dan

mekanisme pembayaran.

9. Hak dan kewajiban calon TKKI

10. Tatacara perlindungan dan resiko yang mungkin dihadapi

11. Waktu, tempat dan syarat pendaftaran.

d) Seleksi administrasi dan seleksi kompetensi calon TKKI

27

Page 28: Pedoman Rekruitmen Dan an Tenaga Kerja Kesehatan Indonesia

1. Mendaftar ke Dinas Ketenagakerjaan / Dinas Kesehatan

Kabupaten/Kota.

2. Lulus seleksi administras.

3. Lulus seleksi kompetensi dan keterampilan bahasa yang

dilaksanakan di Dinas Kesehatan Propinsi.

4. Lulus psikotes oleh Puspronakes –LN

5. Lulus interview oleh pengguna yang difasilitasi oleh Puspronakes-

LN.

6. Pengumuman hasil seleksi oleh Puspronakes-LN dan telah

diketahui oleh Dinas yang membidangi ketenagakerjaan

Kabupaten/Kota.

e) Bagi PNS Daerah yang telah dinyatakan lulus seleksi maka status

kepegawaiannya dialihkan menjadi PNS pusat pada Departemen

Kesehatan.

f) Departemen Kesehatan menugaskan TKKI PNS bersangkutan ke

negara tujuan setelah mendapat persetujuan teknis dari BKN.

g) BNP2TKI (untuk permintaan antar pemerintah) memfasilitasi

keberangkatan TKKI ke luar negeri.

h) Bagi PNS Departemen Kesehatan dapat menggunakan paspor dinas.

28

Page 29: Pedoman Rekruitmen Dan an Tenaga Kerja Kesehatan Indonesia

ALUR REKRUITMEN TKKI

sE

Bagi calon TKKI berstatus PNS, pengurusan usul persetujuan perbantuan ke negara sahabat dilakukan sejak pendaftaran.

29

CALON TKKI

DINKES KAB/KOTA

DINKES PROPINSI

PUSPRONAKES-LN

BNP2TKI

Page 30: Pedoman Rekruitmen Dan an Tenaga Kerja Kesehatan Indonesia

BAB IV MEKANISME PENEMPATAN

Penempatan TKKI dalam pelaksanaannya dilakukan oleh BNP2TKI dan atau

Departemen Kesehatan berkoordinasi dengan BNP2TKI, Depnakertrans dan

Departemen Luar Negeri dan instansi terkait.

A. POLA PENEMPATAN SECARA GOVERMENT to GOVERMENT

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2004 tentang

Penempatan dan perlindungan tenaga kerja Indonesia di luar negeri, pelaksana

penempatan TKI di luar negeri terdiri dari Pemerintah atau Pelaksana

penempatan TKI swasta (pasal 10) dan Penempatan TKI di luar negeri oleh

Pemerintah hanya dapat dilakukan atas dasar perjanjian secara tertulis antara

Pemerintah dengan Pemerintah negara Pengguna TKI atau Pengguna

berbadan hukum di negara tujuan (pasal 11). Selanjutnya Sesuai dengan

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 81 Tahun 2006 tentang Badan

Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI)

disebutkan bahwa ” BNP2TKI adalah Lembaga Pemerintah Non Departemen

yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Presiden dalam

melakukan penempatan dan perlindungan Tenaga Kerja Indonesia khususnya

G to G.

Selanjutnya di bawah koordinasi Depnakertrans/BNP2TKI, mekanisme

penempatan secara G to G adalah sebagai berikut:

30

Page 31: Pedoman Rekruitmen Dan an Tenaga Kerja Kesehatan Indonesia

1. Adanya Informasi/ Permintaan dari User / Negara Pengguna yang dilaporkan

Depnakertrans/BNP2TKI/Deplu tentang kebutuhan TKKI kepada

Departemen Kesehatan cq. Puspronakes-LN.

2. Puspronakes-LN bersama dengan Dinas Kesehatan dan

Disnakertrans/BP2TKI melakukan Sosialisasi dan Rekruitmen serta seleksi

calon TKKI.

3. Puspronakes-LN melakukan pengumpulan data calon TKKI yang lulus

seleksi.

4. Puspronakes-LN melakukan pelatihan peningkatan kompetensi bagi calon

TKKI yang lulus seleksi sesuai dengan profesinya.

5. Puspronakes-LN dan atau BP3TKI menyampaikan Data calon TKKI yang

telah lulus seleksi kepada BNP2TKI untuk melakukan Promosi ke User /

negara pengguna.

6. Puspronakes-LN memfasilitasi user/negara pengguna untuk melakukan

Interview terhadap TKKI yang telah lulus seleksi.

7. Setelah User/Negara pengguna menerima data calon TKKI yang telah lulus

seleksi, User/negara pengguna menyiapkan naskah Kontrak kerja.

8. Depkes (Puspronakes-LN) memeriksa dan menyetujui Kontrak kerja calon

TKKI dengan User/Negara pengguna.

9. Selanjutnya Puspronakes-LN menyerahkan kepada Depnakertrans/

BNP2TKI untuk diberikan pembekalan dan melakukan Pengurusan

Dokumen pemberangkatan calon TKKI.

10.Setelah pembekalan, kontrak diberikan kepada calon TKKI, kemudian

Pengiriman Calon TKKI dilakukan oleh BNP2TKI.

11.Setelah calon TKKI tiba di negara user, nama calon TKKI didaftarkan

sebagai TKKI pada perwakilan RI oleh user/Negara pengguna.

31

Page 32: Pedoman Rekruitmen Dan an Tenaga Kerja Kesehatan Indonesia

Sumber : Diolah dari Depnakertrans tahun 2006

B. POLA PENEMPATAN SECARA GOVERMENT TO PRIVATE

32

Page 33: Pedoman Rekruitmen Dan an Tenaga Kerja Kesehatan Indonesia

Secara umum proses penempatan TKKI di Luar Negeri dapat dijabarkan

sebagai berikut :

1. Calon TKKI yang lulus seleksi wajib menanda tangani perjanjian

penempatan TKKI dengan PPTKIS, diketahui oleh Dinas Kesehatan

Kabupaten/Kota/Propinsi.

2. PPTKIS wajib mengikutsertakan calon TKKI dalam program asuransi.

3. Calon TKKI mengikuti Pelatihan Kerja, Pemeriksaan Kesehatan dan

Psikologi dan Pengurusan dokumen di Tempat Penampungan yang

sudah sesuai standar (sesuai dengan ketentuan Peraturan Menteri).

4. Pemeriksaan Kesehatan dan Psikologi diselenggarakan oleh sarana

kesehatan dan lembaga yang menyelenggarakan pemeriksaan

psikologi yang telah terakreditasi dan ditunjuk oleh Menteri Kesehatan.

5. Calon TKKI yang akan diberangkatkan ke luar negeri wajib mengikuti

Pembekalan Akhir Pemberangkatan (PAP) dengan melampirkan

Paspor (Penerbitan Paspor oleh Departemen Hukum dan HAM) dan

Visa Kerja di Balai Pelayanan dan Penempatan dan Perlindungan TKI

(BP3TKI) melibatkan Departemen Kesehatan (Puspronakes-LN)

6. Materi yang diberikan dalam PAP meliputi :

a.Materi wajib ( Perundang-undangan di negara tujuan dan Perjanjian

Kerja)

b. Materi penunjang (adat istiadat, budaya negara user dan

lain-lain).

7. Calon TKKI wajib mengurus Kartu Tenaga Kerja Luar Negeri (KTKLN)

sebagai Tanda Pengenal bagi TKKI yang telah dinyatakan memenuhi

persyaratan untuk bekerja ke luar negeri dan berfungsi sebagai

keterangan bebas fiskal luar negeri (BFLN) yang diterbitkan oleh

BP3TKI.

8. PPTKIS hanya dapat membebankan biaya kepada calon TKKI antara

lain meliputi biaya:

a. Pengurusan dokumen jati diri

33

Page 34: Pedoman Rekruitmen Dan an Tenaga Kerja Kesehatan Indonesia

b. Pemeriksaan kesehatan dan psikologi

c. Pelatihan kerja dan sertifikat kompetensi

d. Pengurusan dokumen perjalanan/paspor Republik Indonesia

e. Visa kerja

f. Akomodasi dan komsumsi selama masa penampungan.

g. Tiket pemberangkatan dan retribusi jasa pelayanan bandara.

h. Transportasi lokal.

i. Jasa perusahaan.

j. Komponen (d ) s/d (h) tidak berlaku bagi penempatan TKKI di

negara-negara tujuan penempatan yang memberikan biaya

perekrutan dari Pengguna.

k. Menteri menetapkan besarnya biaya penempatan sesuai dengan

negara tujuan penempatan. Dana Pembinaan, penempatan dan

perlindungan TKI (PP 92/2000): 15 USD (PNBP) oleh Depkeu dan

PPTKIS

l. Calon TKKI dan PPTKIS dapat memanfaatkan fasilitas kredit yang

disediakan oleh lembaga keuangan / perbankan guna memenuhi

kebutuhan biaya penempatan.

9. Keberangkatan TKKI ditangani oleh PPTKIS,

DEPNAKERTRANS/BNP2TKI, DEPHUB, DEPKUMHAM (Kantor

Imigrasi yang membawahi Tempat Pemeriksaan Imigrasi), DEPKEU,

POLRI

10.TTKI tiba di negara penempatan ditangani oleh PPTKIS/Agency,

KBRI/KJRI serta User

11.Saat penempatan TKKI di luar negeri, PPTKIS/agency tenaga kerja dan

user memiliki kewenangan/kewajiban :

a. Melakukan kunjungan/pemantauan di tempat kerja TKKI 3 bulan

sekali

b. Memberikan laporan kunjungan lepada KBRI/KJRI dan

Depnakertrans/Depkes RI

c. Mengurus kepulangan TKKI dari negara penempatan ke Indonesia.

34

Page 35: Pedoman Rekruitmen Dan an Tenaga Kerja Kesehatan Indonesia

12.Pelayanan kepulangan TKKI dari Debarkasi ke daerah asal juga

merupakan tanggung jawab dari berbagai departemen dan PPTKIS.

Proses Kepulangan TKKI merupakan salahsatu upaya pemerintah

untuk melindungi TKKI. Proses tersebut meliputi:

a. Pendataan TKKI

b. Penanganan TKKI bermasalah/sakit

c. Pengaturan transportasi kepulangan

d. Menyediakan pos kepulangan dan mengatur kepulangan TKKI

sampai daerah asal.

e. Pengamanan dalam perjalanan ke daerah asal.

13.Pembinaan Pemberdayaan TKKI Purna

a. Pendataan TKKI purna di masing-masing daerah

b. Pembinaan Wirausaha

c. Bantuan modal usaha kecil dan menegah

d. Bantuan manajemen usaha termasuk pemasaran

e. Menfasilitasi asosiasi TKKI Purna

Pengaturan proses penempatan dan perlindungan TKKI secara G To P di Luar

Negeri dapat tergambar di bagan 3 berikut.

35

Page 36: Pedoman Rekruitmen Dan an Tenaga Kerja Kesehatan Indonesia

BAGAN 3. ALUR PELAYANAN PENEMPATAN DAN PERLINDUNGAN TKKIBAGAN 3. ALUR PELAYANAN PENEMPATAN DAN PERLINDUNGAN TKKI DI LUAR NEGERI SECARA GOVERMENT TO PRIVATE DI LUAR NEGERI SECARA GOVERMENT TO PRIVATE

36

Recruitment Agreement Job Order / Visa Wakalah/

Demand Letter Draft

Perjanjian Kerja

Surat Ijin Pengerahan (SIP) Informasi/pengantar rekrut ke Prov/Kab/Kota

Sosialisasi/penyuluhan Pendaftaran CTKKI di Dinas

TK Pemda Prov/Kab/Kota Seleksi CTKKI Perjanjian Penempatan

33

Pemeriksaan Kesehatan dan Psikologi

44

Pelatihan Uji Kompetensi Asuransi Penampungan 55

Penerbitan Paspor

Dana Pembinaan, Penempatan &

Perlindungan TKI (PP 92/2000) :

15 USD (PNBP)

77

VISA KERJA Dari Perwakilan Negara

Penempatan

Pembekalan Akhir

Pemberangkatan Perjanjian

Kerja Kartu TKI

991111

99

66

DEPNAKERTRANSDEPNAKERTRANS

DINKESDINKES/DISNAKER/DISNAKER

- DEPKES –- DEPKES –BNP2TKIBNP2TKI- PPTKIS- PPTKIS

PPTKIS - DEPKESPPTKIS - DEPKES

DISETUJUI OLEH KBRI/KJRIDISETUJUI OLEH KBRI/KJRI

11

DEP HUKUM & DEP HUKUM & HAMHAM

DEPKEU - PPTKISDEPKEU - PPTKISPPTKISPPTKIS- BNP2TKI- BNP2TKI

DEPNAKERTRANSDEPNAKERTRANS

1010

KEBERANGKATAN TKIKEBERANGKATAN TKI

PPTKIS-BNP2TKI-DEPHUB- DEPHUKUM&HAM-DEPKEU-POLRI

(ONE ROOF SERVICES)

22

10

DEPKES- BNP2TKIDEPKES- BNP2TKI

Pembekalan Akhir Pemberangkatan

Perjanjian kerja Kartu TKI

DEPKES - DEPKES - BNP2TKI BNP2TKI

1100

TKI TIBA DI NEGARA TKI TIBA DI NEGARA PENMPATAN PENMPATAN

MASA PENEMPATAN TKI DI LUAR NEGERI MASA PENEMPATAN TKI DI LUAR NEGERI Kunjungan / pemantauan di tempat kerja TKI/

majikan 3 bulan sekali Laporan poin (1) kepada KBRI/KJRI dan Depna-

kertrans/Disnaker Pemda Penanganan, penyelesaian dan penampungan

TKI yang bermasalah Pengurusan kepulangan TKI dari Negara penem-

patan ke Indonesia

PPTKISPPTKIS / AGENCY-KBRI/KJRI- / AGENCY-KBRI/KJRI-PENGGUNAPENGGUNA

PEMBINAAN PEMBERDAYAAN TKI PURNA PEMBINAAN PEMBERDAYAAN TKI PURNA Pendataan TKI Purna di

masing-masing daerah Pembinaan wirausaha Bantuan modal usaha kecil

dan menengah Bantuan manajemen usaha

termasuk pemasaran Menfasilitasi asosiasi TKI

Purna

1414

PPTKIS/AGENCY PPTKIS/AGENCY ––KBRI/KJRI KBRI/KJRI –– PENGGUNA PENGGUNA

PELAYANAN KEPULANGAN TKI DARI PELAYANAN KEPULANGAN TKI DARI DEBARKASI KE DAERAH ASAL DEBARKASI KE DAERAH ASAL

Pendataan TKI Penanganan TKI bermasalah /sakit/punyak

anak di luar nikah

Pengaturan transportasi kepulangan Pemerintah menyediakan pos kepulangan dan

mengatur kepulangan TKI PPTKIS bertanggung jawab atas kepulangan

TKI sampai daerah asal Pengamanan dalam perjalanan ke daerah asal Bagi PNS melapor ke DEPKES c.q Biro

KepegawaianPPTKIS PPTKIS –– BNP2TKIBNP2TKI –– DEPHUB DEPHUB ––POLRI POLRI –– BIN BIN –– DEPKES - DEPKES -

DEPDAGRIDEPDAGRI

1133

11

1122

88

Page 37: Pedoman Rekruitmen Dan an Tenaga Kerja Kesehatan Indonesia

C. SANKSI

Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 39 tahun 2004 tentang Penempatan

dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia di Luar Negeri Bab XIII mengenai

Ketentuan Pidana pasal 102, 103 dan 104, maka bagi yang melakukan

pelanggaran terhadap ketentuan penempatan dan perlindungan tenaga kerja

Indonesia di luar negeri dikenakan sanksi sebagai berikut:

1. Dipidana dengan pidana penjara paling singkat 2 (dua) tahun dan paling

lama 10 (sepuluh) tahun dan/atau denda paling sedikit Rp.

2.000.000.000,00 (dua miliar rupiah) dan paling banyak Rp.

15.000.000.000,00 (lima belas miliar rupiah), setiap orang yang :

a. Menempatkan warga negara Indonesia untuk bekerja di luar negeri

secara individu (perseorangan).

b. Menempatkan TKI tanpa izin tertulis (Surat Izin Pelaksana

Penempatan TKI/SIPPTKI) dari Menteri tenaga kerja dan

transmigrasi.

c. Menempatkan calon TKI pada jabatan atau tempat pekerjaan yang

bertentangan dengan nilai-nilai kemanusiaan dan norma kesusilaan

serta peraturan perundang-undangan, baik di Indonesia maupun di

negara tujuan atau negara tujuan yang telah dinyatakan tertutup bagi

penempatan TKI oleh Pemerintah.

2. Dipidana dengan pidana penjara paling singkat 1 (satu) tahun dan paling

lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling sedikit Rp. 1.000.000.000,00

(satu miliar rupiah) dan paling banyak Rp. 5.000.000.000,00 (lima miliar

rupiah), setiap orang yang:

a. Mengalihkan atau memindahtangankan SIPPTKI kepada pihak lain.

b. Mengalihkan atau memindahtangankan SIP kepada pihak lain untuk

melakukan perekrutan calon TKI.

37

BNP2TKIBNP2TKI –– MENEGKOP&UKM MENEGKOP&UKM ––JAMSOSTEK JAMSOSTEK –– DEPERIND DEPERIND ––

PERBANKAN PERBANKAN –– DEPKES-BKN-DEPKES-BKN-PEMDAPEMDA

Page 38: Pedoman Rekruitmen Dan an Tenaga Kerja Kesehatan Indonesia

c. Melakukan perekrutan calon TKI yang tidak memenuhi persyaratan

antara lain : tidak sehat jasmani dan rohani, dalam keadaan hamil

bagi calon TKI perempuan.

d. Menempatkan TKI yang tidak lulus dalam ui kompetensi kerja.

e. Menempatkan TKI yang tidak memenuhi persyaratan kesehatan dan

psikologi.

f. Menempatkan calon TKI / TKI yang tidak memiliki dokumen.

g. Menempatkan TKI di luar negeri tanpa perlindungan program

asuransi.

h. Memperlakukan calon TKI secara tidak wajar dan tidak manusiawi

selama masa penampungan.

3. Dipidana dengan pidana penjara paling singkat 1 (satu) bulan dan paling

lama 1 (satu) tahun dan/atau denda paling sedikit Rp. 100.000.000,00

(seratus juta rupiah) dan paling banyak Rp. 1.000.000.000,00 (satu miliar

rupiah), setiap orang yang:

a. Menempatkan TKI tidak melalui Mitra Usaha sebagaimana

dipersyaratkan.

b. Menempatkan TKI di luar negeri untuk kepentingan perusahaan

sendiri tanpa izin tertulis dari Menteri tenaga kerja dan transmigrasi.

c. Mempekerjakan calon TKKI yang seddang mengikuti pendidikan dan

pelatihan.

d. Menempatkan TKI di luar negeri yang tidak memiliki KTKLN.

e. Tidak menempatkan TKI ke luar negeri yang telah memenuhi

persyaratan kelengkapan dokumen.

4. Menteri tenaga kerja dan transmigrasi menjatuhkan sanksi administratif

berupa peringatan tertulis; penghentian sementara sebagian atau seluruh

kegiatan usaha penempatan TKI; pencabutan izin; pembatalan

keberangkatan calon TKI; dan atau pemulangan TKI dari luar negeri

dengan biaya sendiri atas pelanggaran terhadap :

38

Page 39: Pedoman Rekruitmen Dan an Tenaga Kerja Kesehatan Indonesia

a. PPTKIS tidak menambah biaya keperluan penyelesaian perselisihan

atau sengketa calon TKI/TKI dalam keadaan deposito yang digunakan

tidak mencukupi.

b. PPTKIS tidak memiliki perwakilan yang berbadan hukum di negara

TKI ditempatkan.

c. PPTKIS tidak memiliki SIP dari Menteri tenaga kerja dan transmigrasi.

d. Proses perekrutan dan seleksi tidak mendapat persetujuan dari

instansi yang bertanggungjawab di bidang ketenagakerjaan / Dinas

Kesehatan.

e. Perjanjian penempatan dengan calon TKI tidak diketahui oleh Instansi

yang bertanggung jawab di bidang ketenagakerjaan / Dinas

kesehatan Kab/Kota.

f. TKI yang diberangkatkan ke luar negeri tetapi tidak menandatangani

perjanjian kerja dihadapan pejabat instansi yang bertanggungjawab di

bidang ketenagakerjaan.

g. PPTKIS tidak memberikan pembekalan akhir pemberangkatan

kepada TKI yang akan diberangkatkan ke luar negeri.

h. TKI melalui PPTKIS tidak melaporkan kedatangannya dan

kepulangan nya kepada Perwakilan RI di negara tujuan

i. PPTKIS menempatkan TKI tidak sesuai dengan pekerjaan

sebagaimana dimaksud dalam ketentuan perjanjian kerja yang

disepakati dan ditandatangani TKI yang bersangkutan.

j. PPTKIS tidak megurus keperluan TKI yang meninggal dunia di negara

tujuan.

k. PPTKIS tidak memberikan perlindungan kepada calon TKI/TKI sesuai

dengan perjanjian penempatan.

l. TKI tidak mengikuti program pembinaan dan perlindungan TKI.

39

Page 40: Pedoman Rekruitmen Dan an Tenaga Kerja Kesehatan Indonesia

BAB VPEMBINAAN DAN PERLINDUNGAN TKKI

A. PEMBINAAN TKKI

1. Pembinaan TKKI secara Umum

Pemerintah melakukan pembinaan terhadap segala kegiatan yang

berkenaan dengan penyelenggaraan Penempatan dan perlindungan

TKKI yang meliputi bidang :

a. Bidang informasi,

b. Sumberdaya manusia,

c. Perlindungan TKKI

Pembinaan oleh Pemerintah dalam bidang informasi dilakukan

dengan :

a. membentuk sistem dan jejaring informasi terpadu mengenai pasar

kerja luar negeri yang dapat diakses secara luas oleh masyarakat.

b. Memberikan informasi keseluruhan proses dan prosedur

mengenai penempatan TKKI di luar negeri termasuk resiko

bahaya yang mungkin terjadi selama masa penempatan TKKI di

luar negeri.

Pembinaan oleh Pemerintah dalam bidang sumber daya manusia

dilakukan dengan :

40

Page 41: Pedoman Rekruitmen Dan an Tenaga Kerja Kesehatan Indonesia

a. meningkatkan kualitas keahlian dan/atau keterampilan kerja calon

TKKI / TKKI yang akan ditempatkan di luar negeri termasuk

kualitas kemampuan berkomunikasi dalam bahasa asing.

b. Membentuk dan mengembangkan pelatihan kerja yang sesuai

dengan standar dan persyaratan yang ditetapkan.

Pembinaan oleh Pemerintah dalam bidang perlindungan TKKI

dilakukan dengan :

a. memberikan bimbingan dan advokasi bagi TKKI mulai dari pra

penempatan, masa penempatan dan purna penempatan.

b. memfasilitasi penyelesaian perselisihan atau sengketa calon

TKKI/TKKI dengan Pengguna dan/atau pelaksana penempatan

TKKI.

c. menyusun dan mengumumkan daftar Mitra Usaha dan Pengguna

bermasalah secara berkala sesuai dengan peraturan perundang-

undangan.

d. melakukan kerjasama internasional dalam rangka perlindungan

TKKI sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pengawasan terhadap penyelenggaraan penempatan dan

perlindungan TKKI di luar negeri dilaksanakan oleh Departemen

Kesehatan (Puspronakes-LN) dan Perwakilan Republik Indonesia di

negara tujuan. Pelaksanaan pengawasan terhadap penyelenggaraan

penempatan dan perlindungan TKKI di luar negeri diatur lebih lanjut

dengan Peraturan Pemerintah.

2. Pembinaan TKKI PNS

a. Pembinaan PNS selama ditempatkan di negara tujuan

41

Page 42: Pedoman Rekruitmen Dan an Tenaga Kerja Kesehatan Indonesia

PNS yang bekerja di luar negeri merupakan bentuk penugasan PNS

dengan menggunakan pola ditempatkan di luar instansi induknya. Lama

penugasan PNS paling lama 3 (tiga) tahun.

Pembinaan kepegawaian selama ditempatkan di negara tujuan

sesuai dengan PP Nomor 99 Tahun 2000 dan PP Nomor 12 Tahun 2002,

adalah sebagai berikut :

1. PNS yang ditempatkan tidak menjabat dalam jabatan struktural atau

fungsional tertentu, dapat diberikan kenaikan pangkat reguler sesuai

dengan peraturan yang berlaku atas usulan instansi induknya setelah

mendapat persetujuan dari kepala BKN.

2. Formasi PNS ditempat asal tidak boleh diisi sehingga apabila ybs telah

berakhir dari perbantuannya dapat ditempatkan kembali. Oleh karena itu

pejabat pembina kepegawaian daerah Prop/Kab/Kota pada saat PNS

akan ditempatkan harus membuat Surat pernyataan Bersedia Menerima

kembali setelah berakhir dari perbantuannya.

3. PNS yang ditempatkan yang diangkat dalam jabatan fungsional tertentu

yang disyaratkan dengan angka kredit, kenaikan pangkatnya

dipertimbangkan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang

berlaku.

4. Selama ditempatkan PNS tidak berhak mendapatkan penghasilan dari

Instansi induk.

5. PNS yang diperbantukan sebagai TKKI dapat diberikan kenaikan pangkat

sesuai dengan ketentuan yang berlaku atas usulan dari Departemen Luar

Negeri dalam hal ini KBRI/KJRI ke Departemen Kesehatan.

6. PNS yang memangku jabatan fungsional tertentu dapat dinaikkan

pengkatnya sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku,

dengan menggunakan angka kredit yang diajukan DUPAKnya oleh

KBRI/KJRI .

b. Penarikan PNS dari Perbantuan

42

Page 43: Pedoman Rekruitmen Dan an Tenaga Kerja Kesehatan Indonesia

PNS yang telah selesai bekerja di Luar Negeri, diajukan kembali oleh

instansi induknya kepada kepala BKN untuk mendapatkan persetujuan

penarikan kembali dari perbantuan, dengan melampirkan persyaratan

sebagai berikut:

a. Salinan sah Surat Keputusan Pengangkatan dalam pangkat terakhir

b. Salinan sah Surat Keputusan penarikan dari instansi induknya.

c. Salinan sah surat Keputusan tentang pemberhentian/berakhirnya

tenaga perbantuan di Luar Negeri.

B. PERLINDUNGAN TKKI

Pemerintah RI/ Perwakilan RI memberikan perlindungan TKKI di luar

negeri sesuai dengan peraturan perundang-undangan serta hukum dan

kebiasaan internasional. Setiap calon TKKI/TKKI mempunyai hak untuk

memperoleh perlindungan sesuai dengan peraturan perundan-undangan yang

berlaku yang meliputi perlindungan pada masa pra penempatan, masa

penempatan dan purna penempatan.

Dalam rangka pemberian perlindungan selama masa penempatan TKKI di

luar negeri, Perwakilan Republik Indonesia melakukan pembinaan dan

pengawasan terhadap perwakilan pelaksana penempatan TKKI swasta dan

TKKI yang ditempatkan di luar negeri.

Perlindungan selama masa penempatan TKKI di luar negeri dilaksanakan

antara lain :

a. Pemberian bantuan hukum sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan di negara tujuan serta hukum dan kebiasaan

internasional.

b. Pembelaan atas pemenuhan hak-hak sesuai dengan perjanjian kerja

dan/atau peraturan perundang-unadangan di negara TKKI ditempatkan.

Jenis perlindungan meliputi:

a. Perlindungan pra penempatan, yaitu perlindungan sebelum

keberangkatan.

43

Page 44: Pedoman Rekruitmen Dan an Tenaga Kerja Kesehatan Indonesia

b. Perlindungan masa penempatan, yaitu perlindungan saat bekerja di

negara penempatan.

c. Perlindungan purna penempatan, yaitu perlindungan setelah selesai

masa kontrak dan perlindungan karena ada masalah sebelum selesai

masa kontrak.

Perangkat perlindungan:

a. Perjanjian penempatan, yaitu perjanjian antara lembaga penempatan

dengan TKKI.

b. Perjanjian kerja, yaitu perjanjian antara user dengan TKKI

c. Asuransi (pra, masa, purna penempatan).

BAB VIPEMBIAYAAN

Pembiayaan dalam kegiatan rekruitmen dan penempatan TKKI yang akan

bekerja di luar negeri, tidak sepenuhnya dibebankan pada pemerintah.

A. Pembiayaan rekruitmen dan penempatan bagi TKKI status PNS

Semua pembiayaan yang berkaitan dengan penempatan TKKI ke luar

negeri mulai dari rekruitmen sampai dengan penempatan dibebankan

kepada calon TKKI yang bersangkutan.

B. Pembiayaan rekruitmen dan penempatan untuk Non PNS

(sesuai pola cost structure depnakertrans)

1. Pendaftaran dan seleksi dipungut biaya dari calon TKKI yang besarnya

disesuaikan dengan kebutuhan.

2. Biaya ongkos perjalanan, makan dan akomodasi sampai di tempat

seleksi dibebankan pada pelamar/calon.

3. Biaya pendaftaran dan seleksi dibebankan kepada PPTKIS.

4. Biaya persiapan dan PPLN tersebut dipungut kembali oleh PPTKIS dari

mereka yang berhasil diberangkatkan dengan perjanjian sebelumnya.

5. Bagi TKKI yang sudah lulus dan memperoleh sertifikat tetapi tidak

berhasil ditempatkan di Luar negeri tidak dapat menuntut untuk

44

Page 45: Pedoman Rekruitmen Dan an Tenaga Kerja Kesehatan Indonesia

diberangkatkan dan sekaligus tidak dibebani untuk menggati biaya

latihan.

BAB VIIPEMANTAUAN

Kegiatan Pemantauan meliputi:

1. Pemantauan pelaksanaan rekruitmen calon TKKI sehingga diperoleh Calon

TKKI yang kompeten dilakukan oleh Puspronakes-LN.

2. Pemantauan pengaturan pemberangkatan, penempatan dan kinerja TKKI

dilakukan oleh Depnakertrans.

3. Pemantauan pengaturan perlindungan dan pembinaan TKKI dilakukan oleh

Deplu.

4. Pemantauan pengaturan kepegawaian PNS calon TKKI/TKKI dilakukan oleh

BKN

5. PPTKIS berperan dalam memantau tenaga kesehatan yang dikerahkan dan

menyampaikan laporan kepada Menteri Kesehatan cq. Pusat Pronakes

secara periodik setiap tahun

6. Tiga bulan sebelum masa kontrak berakhir, PPTKIS yang bersangkutan

memberi informasi tentang pengembalian TKKI kepada Menteri Kesehatan

cq. Pusat Pronakes.

7. Bagi Tenaga Kesehatan yang berstatus sebagai PNS yang akan kembali

bertugas di dalam negeri supaya dilaporkan kepada Biro Kepegawaian

Departemen Kesehatan.

45

Page 46: Pedoman Rekruitmen Dan an Tenaga Kerja Kesehatan Indonesia

BAB VIIIPENUTUP

Pedoman ini dapat dijadikan sebagai acuan dalam rangka :

1. Pelaksanaan rekruitmen calon TKKI yang akan bekerja di luar negeri

2. Penempatan calon TKKI di Luar Negeri

3. Pembinaan dan Perlindungan TKKI di Luar Negeri.

Ketentuan-ketentuan teknis yang belum diatur dalam pedoman ini akan diatur

kemudian oleh Kepala Badan PPSDM kesehatan cq: Kepala Pusat Pronakes-

LN, sedangkan ketentuan pelaksanaan kepegawaian diatur oleh Biro

kepegawaian Departemen Kesehatan.

46

Page 47: Pedoman Rekruitmen Dan an Tenaga Kerja Kesehatan Indonesia

47