Pedoman profil kes kab kota

37
PEDOMAN PENYUSUNAN PROFIL KESEHATAN KABUPATEN/KOTA

description

 

Transcript of Pedoman profil kes kab kota

Page 1: Pedoman profil kes kab kota

PEDOMAN PENYUSUNAN PROFIL KESEHATAN KABUPATEN/KOTA

Page 2: Pedoman profil kes kab kota

Pendahuluan Pembangunan kesehatan telah berhasil meningkatkan derajat kesehatan, namun bila

dibandingkan dengan negara-negara di kawasan Asia Tenggara kondisi derajat kesehatan Indonesia masih relatif tertinggal

Dalam rangka pencapaian Indonesia Sehat (IS) 2010 serta kebijakan desentralisasi bidang kesehatan telah disusun Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 574/ Menkes/SK/IV/2000 tentang Kebijakan Pembangunan Kesehatan Menuju IS

2010 Nomor 1202/Menkes/SK/VII/2003 tentang Indikator IS 2010 dan Pedoman Penetapan

Indikator Propinsi Sehat dan Kabupaten Sehat Nomor 1457/Menkes/SK/X/2003 tentang SPM Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota

Untuk mengukur keberhasilan pembangunan kesehatan tersebut diperlukan indikator, antara lain Indikator IS, dan Indikator Kinerja dari SPM bidang Kesehatan

Indikator IS terdiri atas 50 indikator yang dapat digolongkan ke dalam: Indikator Derajat Kesehatan sebagai Hasil Akhir, yang terdiri atas indikator-indikator

untuk Mortalitas, Morbiditas, dan Status Gizi Indikator Hasil Antara, yang terdiri atas indikator-indikator untuk Keadaan Lingkungan,

Perilaku Hidup, Akses dan Mutu Pelayanan Kesehatan Indikator Proses dan Masukan, yang terdiri atas indikator-indikator untuk Pelayanan

Kesehatan, Sumber Daya Kesehatan, Manajemen Kesehatan, dan Kontribusi Sektor Terkait

Indikator Kinerja SPM bidang kesehatan di Kabupaten/Kota terdiri atas 47 indikator kinerja dari 26 pelayanan bidang kesehatan yang diselenggarakan oleh Kabupaten/Kota, serta indikator kinerja lainnya yang pelayanannya ada pada kabupaten/kota tertentu

Page 3: Pedoman profil kes kab kota

Pendahuluan

Salah satu sarana yang dapat digunakan untuk melaporkan hasil pemantauan terhadap pencapaian Kabupaten/Kota Sehat dan hasil kinerja dari penyelenggaraan pelayanan minimal adalah Profil Kesehatan Kabupaten/Kota

Profil Kesehatan Kabupaten/Kota berisi berbagai data/informasi yang menggambarkan tingkat pencapaian Kabupaten/Kota Sehat dan Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan sesuai dengan SPM bidang Kesehatan

Buku ini sebagai pedoman penyusunan Profil Kesehatan Kabupaten/Kota, berisi indikator cara pengumpulan, pengolahan dan analisis serta penyajian mekanisme, penjadwalan, format data.

sehingga isi dan bentuk Profil Kesehatan Kabupaten/Kota menjadi selaras dengan Profil Kesehatan Provinsi dan Profil Kesehatan Indonesia serta mudah dikompilasi dan dikomparasikan

Page 4: Pedoman profil kes kab kota

Tujuan

Tujuan umum Pedoman Penyusunan Profil Kesehatan Kabupaten/Kota ini adalah sebagai acuan bagi Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota untuk menyusun Profil Kesehatan Kabupaten/Kota

Tujuan khusus yang ingin dicapai adalah: Tersedianya acuan mekanisme kerja pengumpulan,

pengolahan untuk penyusunan Profil Kesehatan Kabupaten/Kota

Tersedianya acuan untuk analisis dan penyajian data Profil Kesehatan Kabupaten/Kota

Tersedianya acuan tabel-tabel yang diperlukan untuk Penyusunan Profil Kesehatan Kabupaten/Kota

Tersedianya acuan penjadwalan kegiatan penyusunan Profil Kesehatan Kabupaten/Kota

Page 5: Pedoman profil kes kab kota

Ruang Lingkup

Jenis Data/Informasi Data Umum meliputi data geografi, kependudukan dan sosial

ekonomi Data Derajat Kesehatan yang meliputi data kematian, data

kesakitan dan data status gizi Data Kesehatan Lingkungan dan Perilaku Hidup Sehat

Masyarakat, meliputi data air bersih, data rumah sehat, data tempat-tempat umum, dan data perilaku hidup sehat

Data Pelayanan Kesehatan, antara lain data pemanfatan Rumah Sakit, pemanfaatan Puskesmas, data pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak, data Pemberantasan Penyakit, data Pelayanan Kesehatan Gakin, data Penanggulangan KLB, dan data Pelayanan Kesehatan lainnya

Data Sumber Daya Kesehatan yang meliputi data Sarana Kesehatan, data Tenaga Kesehatan, data Obat dan Perbekalan Kesehatan, serta data Pembiayaan Kesehatan

Data dari Sektor terkait lainnya

Page 6: Pedoman profil kes kab kota

Ruang Lingkup

Sumber data Catatan Kegiatan Puskesmas baik kegiatan dalam gedung

maupun luar gedung Catatan kegiatan rumah sakit yang berada di wilayah

Kabupaten/Kota tersebut Catatan kegiatan yang dilaksanakan langsung oleh Dinas

Kesehatan termasuk UPT kesehatan di wilayah Kabupaten/Kota tersebut termasuk GFK

Dokumen Kantor Statistik Kabupaten/Kota, Kantor BKKBN Kabupaten/Kota, Bappeda Kabupaten/Kota, Dinas Pendidikan, dan Kantor Pengolahan Data Elektronik Kabupaten/Kota

Dokumen hasil survei di Kabupaten/Kota, Survei Provinsi, atau Survei Nasional

Page 7: Pedoman profil kes kab kota

Ruang Lingkup

Periode Data dan Jadwal Penyusunan Periode data yang disajikan dalam Profil Kesehatan

Kabupaten/Kota adalah periode Januari s.d Desember tahun Profil Profil Kesehatan Kabupaten/Kota X Tahun 2004 berisi

data/informasi tahun 2004 Profil Kesehatan Kabupaten/Kota merupakan sarana

menyusun rencana tahunan Kesehatan Kabupaten/Kota tahun berikutnya, dan untuk memantau, mengevaluasi pencapaian Kabupaten/Kota Sehat dan Pelaksanaan SPM bidang Kesehatan Diharapkan Profil Kesehatan Kabupaten/Kota telah

selesai disusun bulan April Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Tahun 2004

diharapkan telah selesai disusun pada bulan April 2005

Page 8: Pedoman profil kes kab kota

Jadwal Penyusunan

KegiatanKegiatan JanJan FebFeb MarMar AprApr MeiMei

Pengumpulan data dari Puskesmas Pengumpulan data dari Puskesmas dan Rumah Sakit dan Instansi dan Rumah Sakit dan Instansi terkaitterkait

Kompilasi/konfirmasi dan entry Kompilasi/konfirmasi dan entry data serta pemutakhiran datadata serta pemutakhiran data

Pengolahan, analisis, dan Pengolahan, analisis, dan penulisan, serta pembahasan draft penulisan, serta pembahasan draft awalawal

Finalisasi, Finalisasi, Penggandaan/PencetakanPenggandaan/Pencetakan

Distribusi ke Bupati, DPRD, Kantor-Distribusi ke Bupati, DPRD, Kantor-kantor Dinas Kab/Kota, RS, kantor Dinas Kab/Kota, RS, Puskesmas, Dinkes Prov, DepkesPuskesmas, Dinkes Prov, Depkes

Page 9: Pedoman profil kes kab kota

Pengumpulan data

Data untuk penyusunan Profil Kesehatan Kabupaten/Kota ini dapat dikumpulkan secara pasif dan secara aktif Secara pasif: petugas pengelola data di Dinas Kesehatan

Kabupaten/Kota menunggu laporan yang berasal dari Puskesmas, dari seksi-seksi di Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang merupakan laporan hasil kegiatan Program/ Proyek dan dari Rumah Sakit serta UPT di wilayah kerja Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota tersebut

Secara aktif: petugas pengelola data di Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota berupaya aktif mengumpulkan data ke Puskesmas, ke Rumah Sakit, ke Instansi Dinas Kabupaten/Kota terkait

Tingkat keberhasilan pengumpulan data secara aktif jauh lebih besar dibandingkan dengan pengumpulan data secara pasif

Ditinjau dari metode pengumpulan data, terdapat dua metode yaitu:(a) metode rutin(b) metode non-rutin

Page 10: Pedoman profil kes kab kota

Pengumpulan data

Pengumpulan data metode rutin Dilakukan secara terus menerus yang merupakan kegiatan pengelolaan

data harian Dikumpulkan dari catatan kegiatan harian atau rekam medik pasien baik

yang berkunjung ke Puskesmas maupun Rumah Sakit serta catatan kegiatan pelayanan kesehatan di luar gedung Puskesmas

Umumnya dilakukan oleh petugas unit kesehatan, namun demikian juga dapat dilakukan oleh kader kesehatan yang melakukan pencatatan kegiatan di Posyandu atau lainnya

Dapat dilakukan dengan periode waktu mingguan, bulanan, triwulan, semester atau tahunan

Pengumpulan data metode non rutin Adalah pengumpulan data sewaktu Dilakukan melalui survei, dengan lingkup Kabupaten/Kota, Propinsi atau

Nasional yang periodenya bisa tahunan, tiga tahunan atau lima tahunan

Page 11: Pedoman profil kes kab kota

Pengumpulan data

Masing-masing metode ini mempunyai kelebihan dan kekurangan Survei misalnya, membutuhkan biaya yang besar dan tidak

diulang dalam periode yang pendek sehingga sulit untuk menggambarkan tren

Sebaliknya catatan kegiatan rutin mampu menggambarkan tren dengan periode pendek misalnya bulanan, namun karena kualitas datanya sangat tergantung pelaksanaan pencatatan di masing-masing unit kerja maka gambaran tren tidak terpola dengan benar

Idealnya data rutin merupakan tulang punggung sumber data Di negara maju misalnya, vital registration merupakan catatan

yang sangat diandalkan untuk menghitung angka kelahiran, angka kematian dan angka harapan hidup, sedangkan medical record diandalkan untuk menghitung angka kesakitan

Dengan demikian perlu upaya mengembangkan vital registration dan medical record

Page 12: Pedoman profil kes kab kota

Pengolahan dan analisis data Data yang telah dikumpulkan terebut, kemudian dientri ke dalam format tabel

profil yang telah disediakan Data pada tabel-tabel kemudian dilakukan analisis

Analisis Deskriptif adalah upaya menggambarkan/menjelaskan data yang terdapat dalam tabel sesuai karakteristik data yang ditampilkan, termasuk angka rata-rata, angka minimum dan maksimum, misalnya nilai rata-rata cakupan imunisasi bayi, kisaran cakupan imunisasi bayi

Analisis Komparatif adalah upaya menjelaskan data dengan membandingkan karakteristik data wilayah yang satu dengan wilayah lainnya atau perbandingan data antar waktu, antar jenis kelamin, antar kelompok umur, misalnya perbandingan cakupan K4 antara Puskesmas A dengan Puskesmas B

Analisis Kecenderungan adalah upaya untuk menjelaskan data dengan membandingkan data antar waktu dalam periode yang relatif panjang, misalnya kecenderungan jumlah penderita DBD selama lima tahun terakhir

Analisis Hubungan adalah upaya untuk menjelaskan hubungan/pengaruh antara variabel yang satu dengan variabel lainnya perlu suatu uji statistik

Untuk mendapatkan hasil analisis data yang baik diperlukan pengetahuan tentang kesehatan, khususnya epidemiologi

Bentuk sajian informasi, antara lain dalam bentuk teks, tabel, grafik, map atau kombinasinya

Page 13: Pedoman profil kes kab kota

Contoh penyajian Bar Chart, yaitu sajian distribusi frekuensi yang

digambarkan dalam bentuk bar (balok)

JUMLAH PUSKESMAS, PUSKESMAS PEMBANTU DAN PUSKESMAS KELILING

DI KABUPATEN X TAHUN 2001 - 2004

35 36 36 37

9299 102 105

32 3036 36

0

20

40

60

80

100

120

2001 2002 2003 2004

Puskesmas Pustu Pusling

Sumber: …………..

Page 14: Pedoman profil kes kab kota

Contoh penyajian Line Diagram, yaitu grafik yang berbentuk garis untuk

menggambarkan perkembangan atau perbandingan dua atau lebih hal/keadaan

JUMLAH PENDERITA TERSANGKA DBD PER BULAN DI KABUPATEN X TAHUN 2004

5

8

12

2120

12

6

89

7

32

0

5

10

15

20

25

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des

Sumber: …………..

Page 15: Pedoman profil kes kab kota

Contoh penyajian Pie Diagram, yaitu grafik berbentuk lingkaran yang terbagi

ke dalam beberapa bagian untuk menggambarkan besarnya proporsi dari setiap bagian dari suatu keseluruhan

PROPORSI TENAGA KESEHATAN MENURUT JENISDI KABUAPTEN X TAHUN 2004

11%

53%

6% 10%

1%

13%

6%

Medis

Perawat & Bidan

Farmasi

Gizi

Teknis Medis

Sanitasi

Kesmas

Sumber: …………..

Page 16: Pedoman profil kes kab kota

Contoh penyajian Scatter Diagram, yaitu grafik yang berupa kumpulan titik-

titik yang berserak yang menyajikan sepasang pengamatan (data) dari suatu hal/keadaan untuk memperlihatkan ada/tidaknya hubungan antara keduanya

Berat badan dalam kg

80706050

Tin

gg

i ba

da

n d

ala

m c

m

190

180

170

160

150

140

HUBUNGAN ANTARA TINGGI BADAN DAN BERAT BADANPENDUDUK DI KABUPATEN X TAHUN 2004

Page 17: Pedoman profil kes kab kota

Contoh penyajian Pictogram, yaitu grafik yang berupa gambar bentuk-

bentuk nyata seperti gambar orang, gambar tempat tidur, dan lain-lain

Jumlah penduduk

1995

1990

1980

1971

Tahun

118,367 Juta

146,776 Juta

179,247 Juta

194,754 Juta

JUMLAH PENDUDUK INDONESIATAHUN 1971, 1980, 1990, DAN 1995

Page 18: Pedoman profil kes kab kota

Contoh penyajian

Peta, yaitu grafik yang diwujudkan dalam bentuk peta suatu wilayah di mana bagian-bagiannya menunjukkan distribusi frekuensi

PERSENTASE RUMAH TANGGA MEMPUNYAI AKSES AIR BERSIHPROVINSI BALI, TAHUN 1999

Sumber: Kantor Statistik Provinsi Bali

Page 19: Pedoman profil kes kab kota

Sistematika penyajian

Bab-1 : Pendahuluan Bab ini berisi penjelasan tentang maksud dan tujuan Profil

Kesehatan dan sistematika dari penyajiannya.Bab-2 : Gambaran Umum Bab ini menyajikan tentang gambaran umum Kabupaten/Kota.

Selain uraian tentang letak geografis, administratif dan informasi umum lainnya, bab ini juga mengulas faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kesehatan dan faktor-faktor lainnya misal kependudukan, ekonomi, pendidikan

Bab-3 : Program Kesehatan Kabupaten/Kota Bab ini berisi uraian tentang program pokok yang

direncanakan oleh Kabupaten/Kota untuk menuju Kabupaten/Kota Sehat. Untuk masing-masing program dijelaskan tujuan, sasaran, dan target yang hendak dicapai di tahun yang bersangkutan. Pada bab ini dibahas pula uraian upaya/kegiatan yang dilakukan di tahun tersebut untuk mencapai target

Page 20: Pedoman profil kes kab kota

Sistematika penyajian

Bab-4 : Pencapaian Program Kesehatan menuju Kabupaten/Kota Sehat

Bab ini menguraikan tentang apa saja yang telah dicapai selama satu tahun, kemudian dibandingkan dengan target indikator yang telah ditetapkan baik dalam indikator Kabupaten/Kota Sehat maupun indikator kinerja SPM bidang kesehatan. Maka sajian bab ini mencakup informasi tentang pencapaian kabupaten kota sehat serta hasil pelaksanaan standar pelayanan minimal bidang kesehatan, antara lain meliputi gambaran tentang derajat kesehatan, keadaan lingkungan, keadaan perilaku masyarakat, upaya kesehatan dan manajemen kesehatan

Bab-5 : Kesimpulan Bab ini diisi dengan sajian tentang hal-hal penting yang perlu disimak

dan ditelaah lebih lanjut dari Profil Kesehatan Kabupaten/Kota di tahun yang bersangkutan. Selain keberhasilan-keberhasilan yang perlu dicatat, bab ini juga mengemukakan hal-hal yang dianggap masih kurang dalam rangka upaya menuju Kabupaten/Kota Sehat

Page 21: Pedoman profil kes kab kota

Sistematika penyajian

Lampiran Pada lampiran ini berisi tabel data bagian I dan II berisi

Tabel Indikator Kabupaten sehat dan Indikator pencapaian kinerja Stnadar Pelayanan Minimal bidang Kesehatan

Penyajian Profil Kesehatan dapat disajikan dalam bentuk tercetak

(berupa buku) atau dalam bentuk lain (disket, cd-rom, tampilan di situs internet, dan lain-lain

Page 22: Pedoman profil kes kab kota

Distribusi profil kesehatan

Bupati/Walikota DPRD Kabupaten/Kota Instansi tingkat Kabupaten/Kota termasuk

Bappeda Puskesmas, dan UPT Kesehatan lainnya termasuk

GFK Rumah Sakit Pemerintah dan Swasta Dinas Kesehatan Propinsi Departemen Kesehatan c.q Pusat Data dan

Informasi LSM Kesehatan di Kabupaten/Kota

Page 23: Pedoman profil kes kab kota

Pengertian kabupaten/kota sehat Sejalan dengan pengertian Indonesia Sehat, Kabupaten/Kota

Sehat adalah Kabupaten/Kota yang penduduknya hidup dalam lingkungan yang sehat, mempraktekkan perilaku hidup bersih dan sehat, mampu menyediakan, memilih, mendapatkan dan memanfaatkan pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata, sehingga memiliki derajat kesehatan yang tinggi

Selaras dengan Misi Pembangunan Nasional di bidang Kesehatan, maka Kabupaten/kota perlu menetapkan Misi Pembangunan Kesehatan Kabupaten/Kota yang dg. upaya: Menggerakkan Pembangunan Daerah Kabupaten/Kota yang

berwawasan kesehatan Mendorong kemandirian masyarakat Kabupaten/Kota untuk

hidup sehat Memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan yang

bermutu, merata dan terjangkau oleh seluruh masyarakat Kabupaten/Kota

Meningkatkan kesehatan lingkungan dalam Kabupaten/Kota

Page 24: Pedoman profil kes kab kota

Indikator IS 2010

MORTALITAS Angka Kematian Bayi per-1.000 Kelahiran Hidup Angka Kematian Balita per-1.000 Kelahiran HidupMORBIDITAS Angka Kesakitan Malaria per-1.000 Penduduk Angka Kesembuhan Penderita TB Paru BTA+ Prevalensi HIV (Persentase Kasus Terhadap

Penduduk Berisiko) Angka “Acute Flaccid Paralysis” (AFP) Pada Anak

Usia <15 Tahun per-100.000 Anak Angka Kesakitan Demam Berdarah Dengue (DBD)

per-100.000 Penduduk

Page 25: Pedoman profil kes kab kota

Indikator IS 2010

STATUS GIZI Persentase Balita Dengan Gizi Buruk Persentase Kecamatan Bebas Rawan GiziKEADAAN LINGKUNGAN Persentase Rumah Sehat Persentase Tempat-tempat Umum SehatPERILAKU HIDUP MASYARAKAT Persentase Rumah Tangga Ber-PHBS Persentase Posyandu Purnama & Mandiri

Page 26: Pedoman profil kes kab kota

Indikator IS 2010

AKSES & MUTU PELAYANAN KESEHATAN Persentase Penduduk Memanfaatkan Puskesmas Persentase Penduduk Memanfaatkan Rumah

Sakit Persentase Sarana Kesehatan Dengan

Kemampuan Laboratorium Kesehatan Persentase Rumah Sakit Yang Menyelenggarakan

4 Pelayanan Kesehatan Spesialis Dasar Persentase Obat Generik Berlogo Dalam

Persediaan

Page 27: Pedoman profil kes kab kota

Indikator IS 2010

PELAYANAN KESEHATAN Persentase Persalinan Oleh Tenaga Kesehatan Persentase Desa Yang Mencapai “Universal Child

Immunization” (UCI) Persentase Desa Terkena Kejadian Luar Biasa

(KLB) Yang Ditangani <24 jam Persentase Ibu Hamil Yang Mendapat Tablet Fe Persentase Bayi Yang Mendapat ASI Eksklusif Persentase Murid Sekolah Dasar/ Madrasah

Ibtidaiyah Yang Mendapat Pemeriksaan Gigi dan Mulut

Persentase Pekerja Yang Mendapat Pelayanan Kesehatan Kerja

Persentase Keluarga Miskin Yang Mendapat Pelayanan Kesehatan

Page 28: Pedoman profil kes kab kota

Indikator IS 2010

SUMBERDAYA KESEHATAN Rasio Dokter Per-100.000 Penduduk Rasio Dokter Spesialis Per-100.000 Penduduk Rasio Dokter Keluarga 1.000 Keluarga Rasio Dokter Gigi Per-100.000 Penduduk Rasio Apoteker Per-100.000 Penduduk Rasio Bidan Per-100.000 Penduduk Rasio Perawat Per-100.000 Penduduk Rasio Ahli Gizi Per-100.000 Penduduk Rasio Ahli Sanitasi Per-100.000 Penduduk Rasio Ahli Kesehatan Masyarakat Per-100.000 Penduduk Persentase Penduduk Yang Menjadi Peserta Jaminan

Pemeliharaan Kesehatan (JPKM) Persentase Anggaran Kesehatan Dalam APBD Kabupaten/Kota Alokasi Anggaran Kesehatan Pemerintah per-Kapita per-tahun

(ribuan rupiah)

Page 29: Pedoman profil kes kab kota

Indikator IS 2010

LINTAS SEKTOR Persentase Keluarga Yang Memiliki Akses Terhadap Air

Bersih Persentase Pasangan Usia Subur Yang Menjadi Akseptor

Keluarga Berencana Angka Kecelakaan Lalu-lintas per-100.000 penduduk Persentase Penduduk Yang Melek Huruf

Page 30: Pedoman profil kes kab kota

Indikator Kinerja SPM Kab/Kotaa. Pelayanan Kesehatan Ibu dan Bayi Cakupan kunjungan bumil K4 Cakupan pertolongan oleh tenaga kesehatan Cakupan bumil risti dirujuk Cakupan kunjungan neonatus Cakupan kunjungan bayi Cakupan penanganan BBLR

b. Pelayanan Kesehatan Anak Pra Sekolah dan Usia Sekolah Cakupan tumbang anak balita & anak prasekolah Cakupan pemeriksaan siswa SD Cakupan pelayanan kesehatan remaja

c. Pelayanan Keluarga Berencana Cakupan peserta KB aktif

Page 31: Pedoman profil kes kab kota

Indikator Kinerja SPM Kab/Kotad. Pelayanan Imunisasi Desa/kelurahan UCI

e. Pelayanan Pengobatan/Perawatan Cakupan rawat jalan Cakupan rawat inap

f. Pelayanan Kesehatan Jiwa Pelayanan gangguan jiwa

g. Pemantauan pertumbuhan balita Balita yang naik berat badannya (N/D) Balita Bawah Garis Merah

h. Pelayanan gizi Cakupan balita mendapat Vit A 2 kali per tahun Cakupan ibu hamil dapat 90 tablet Fe Cakupan pemberian makanan pendamping ASI pada Gakin Balita gizi buruk mendapat perawatan

Page 32: Pedoman profil kes kab kota

Indikator Kinerja SPM Kab/Kotai. Pelayanan Obstetrik dan Neonatal Emergensi Dasar dan Komprehensif Akses ketersediaan darah untuk menangani rujukan bumil dan

neonatal Ibu hamil risti/komplikasi tertangani Neonatal risti/komplikasi tertangani

j. Pelayanan gawat darurat Sarana kesehatan dengan kemampuan gawat darurat

k. Penyelenggaraan penyelidikan epidemiologi dan penangg. KLB Desa/kelurahan mengalami KLB diatasi <24jam Kecamatan bebas rawan gizi

l. Pencegahan dan Pemberantasan Polio AFP Rate per 100.000 penduduk < 15 tahun

m. Pencegahan dan Pemberantasan TB Paru Kesembuhan penderita TBC BTA+

Page 33: Pedoman profil kes kab kota

Indikator Kinerja SPM Kab/Kotan. Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit ISPA Cakupan balita dengan pneumonia ditangani

o. Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit HIV-AIDS Klien mendapat penanganan HIV-AID Infeksi Menular Seksual ditemukan dan diobati

p. Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit DBD Penderita DBD yang ditangani

q. Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Diare Balita dengan diare yang ditangani

r. Pelayanan Kesehatan Lingkungan Institusi yang dibina kesehatan lingkungannya

s. Pelayanan Pengendalian vektor Rumah/bangunan bebas jentik nyamuk aedes

Page 34: Pedoman profil kes kab kota

Indikator Kinerja SPM Kab/Kotat. Pelayanan hygiene sanitasi di tempat umum Tempat Umum yang memenuhi syarat

u. Penyuluhan perilaku sehat Rumah tangga sehat (PHBS) Bayi yang mendapat ASI Eksklusif Desa dengan garam beryodium baik Posyandu purnama

v. Penyuluhan P3 Napza Upaya penyuluhan P3Napza oleh petugas kesehatan

w. Pelayanan Penyediaan obat dan perbekalan kesehatan Ketersediaan obat sesuai kebutuhan Pengadaan obat esensial Pengadaan obat generic

Page 35: Pedoman profil kes kab kota

Indikator Kinerja SPM Kab/Kotax. Pelayanan penggunaan obat generik Penulisan resep obat generik

y. Penyelenggaraan pembiayaan untuk pelayanan kesehatan perorangan

Cakupan jaminan pemeliharaan kesehatan pra bayar

z. Penyelenggaraan pembiayaan untuk Gakin dan masyarakat rentan

Cakupan jaminan pemeliharaan kesehatan keluarga miskin dan masy. Rentan

Page 36: Pedoman profil kes kab kota

Indikator Kinerja SPM Kab/KotaPelayanan wajib lainnya Cakupan pelayanaan kesehatan kerja pada pekerja formal Cakupan pelayanan kesehatan pra usia lanjut dan usia

lanjut Cakupan wanita usia subur yang mendapatkan kapsul

yodium Darah donor diskrining terhadap HIV-AIDS Penderita malaria diobati Penderita kusta yang selesai berobat (RFT rate) Kasus filariasis ditangani

Page 37: Pedoman profil kes kab kota

Catatan

Apabila diperhatikan, dari kedua indikator tersebut di atas terdapat 15 indikator yang redundant satu dengan lainnya (dicetak tebal miring)

Namun demikian agar Kabupaten/Kota memiliki dataset indikator yang sesuai dengan Indonesia Sehat dan memiliki dataset Indikator Kinerja SPM bidang Kesehatan, maka dalam Format Tabel Terlampir dibuat 2 (dua) Kelompok Tabel

Kelompok pertama adalah kelompok Tabel yang mengacu pada indikator Indonesia sehat, sedangkan kelompok kedua mengacu pada indikator kinerja Standar Pelayanan minimal bidang kesehatan Kabupaten/Kota

Namun demikian Dinas Kabupaten/Kota dapat menambahkan indikator lain yang sesuai dengan kebutuhan daerah