Pedoman Penulisan Tesi

download Pedoman Penulisan Tesi

If you can't read please download the document

Transcript of Pedoman Penulisan Tesi

PEDOMAN PENELITIAN DAN PENULISAN TESIS

PROGRAM STUDI ILMU HUKUMPROGRAM PASCASARJANAUNIVERSITAS ANDALAS2008PEDOMAN PENELITIAN DAN PENULISAN TESIS

PROGRAM STUDI ILMU HUKUMPROGRAM PASCASARJANAUNIVERSITAS ANDALAS2008I. Proposal PenelitianSetiap mahasiswa Program Pascasarjana Universitas Andalas (PPS UNAND) yang telah memenuhi syarat dapat mengajukan usulan penelitian sesuai dengan peraturan akademik kepada Ketua Program Studi Ilmu Hukum. Untuk pengusulan judul penelitian dimaksud, setiap mahasiswa dapat mengajukan tiga alternatif judul dengan tiga alternatif Komisi Pembimbing (Pembimbing I dan Pembimbing II).Ketua Program Studi Ilmu Hukum akan memeriksa usulan judul dimaksud dan selanjutnya mengusulkan perubahan-perubahan tertentu serta menetapkan judul penelitian dan komisi pembimbing berdasarkan pada kompetensi ilmu dan/atau kemampuan dosen tersedia dari disiplin ilmu hukum yang sama. Persetujuan Ketua Program Studi Ilmu Hukum harus mendapat pengesahan Direktur PPS UNAND dengan mengeluarkan Surat Keputusan Direktur PPS UNAND tentang Komisi Pembimbing.Usulan judul penelitian dan Komisi Pembimbing yang telah disetujui oleh Direktur PPS UNAND harus disampaikan oleh mahasiswa yang bersangkutan kepada Pembimbing n untuk mendapat persetujuan. Setelah itu, usulan judul penelitian harus diteruskan oleh mahasiswa kepada Pembimbing I untuk mendapatkan persetujuan dan menetapkan judul penelitian.Kemudian mahasiswa dapat menulis Proposal Penelitian yang sesuai dengan judul penelitian yang disetujui oleh Komisi Pembimbing. Format ProposalPenelitian tergantung pada tipe atau pendekatan penelitian hukum yang dilakukan mahasiswa. Pendekatan penelitian hukum dapat berupa penelitian hukum normatif (normative-legal research) dan penelitian hukum sosiologis (socio-legal research).Format Proposal Penelitian Tesis dapat disusun menurut sistematika sebagai berikut.A.Format Proposal Penelitian Hukum Normatif1.Latar Belakang Masalah

2.Rumusan Masalah

3.Tujuan Penelitian

4.Manfaat Penelitian

5.Kerangka Teoritis dan Konseptual

6.Metode Penelitian

a.Pendekatan dan Sif at Penelitianb.Teknik Dokumentasi Bahan Hukumc.Alat Pengumpulan Bahan Hukumd.Pengolahan dan Analisis Bahan Hukum7.Jadual Rencana Penelitian dan Penulisan tesis

8.Daftar Pustaka

B.Format Proposal Penelitian Hukum Empiris1.Latar Belakang Masalah

2.Rumusan Masalah

3.Tujuan Penelitian

4.Manfaat Penelitian

5.Kerangka Teoritis dan Konseptual

6.Hipotesis (jika ada)

7.Metode Penelitian

a.Pendekatan dan Sifat Penelitianb.Teknik Sampling (populasi, sampel dan jenissampel)c.Alat Pengumpulan Datad.Pengolahan dan Analisis Data (Kuantitatifatau Kualitatif)Catatan: Analisis Kuantitatif adalah analisis memakai parameter statistika, misalnya Chi Square, Mean, Median dan Standar Deviasi. Data dianalisis memakai persentase tabulasi masih tergolong ke dalam analisis kualitatif.8.Jadual Rencana Penelitian dan Penulisan Tesis

9.Daftar Pustaka

Proposal Penelitian yang selesai dibuat mahasiswa dikonsultasikan dengan Komisi Pembimbing untuk memperoleh masukan dan saran. Masukan dan saran dari Komisi Pembimbing dijadikan sebagai bahan perbaikan proposal penelitian. Kemudian, Proposal Penelitian harus mendapatkan persetujuan dari Komisi Pembimbing untuk dibawa ke Seminar Proposal Penelitian (Kolokium).ILSeminar Proposal Penelitian (Kolokium)Mahasiswa dapat segera mengajukan permohonan Seminar Proposal Penelitian (kolokium) apabila ProposalPenelitian yang bersangkutan telah memperoleh persetujuan tertulis dari Komisi Pembimbing. Permohonan dimaksud disampaikan kepada Direktur PPS UNAND melalui Ketua Program Studi Ilmu Hukum.Komisi Pembimbing mengusulkan Tim Penguji sebanyak 3 (tiga) orang dengan persetujuan Ketua Program Studi Ilmu Hukum. Kemudian, Tim Penguji bersama Komisi Pembimbing ini segera disahkan oleh Direktur PPS UNAND melalui Ketua Program Studi Ilmu Hukum.Seminar Proposal Penelitian (kolokium) haras dihadiri oleh Komisi Pembimbing dan Tim Penguji minimal 3 (tiga) orang yang terdiri atas Pembimbing I dan/atau Pembimbing II dengan dua orang penguji. Seminar Proposal Penelitian (kolokium) bertujuan untuk dapat menguji hal-hal sebagai berikut:1.Apakah judul penelitian telah mencerminkan atau menggambarkan isi penelitian ilmu hukum?

2.Apakah latar belakang masalah telah memenuhi standar penulisan ilmiah hukum, artinya memuat isu hukum dan fakta hukum sebagai suatu perbuatan hukum telah cukup memadai?

3.Apakah latar belakang masalah sesuai dengan rumusan masalah yang ditampilkan atau sebaliknya?

4.Apakah tujuan penelitian sejalan dengan perumusan masalah dan latar belakang masalah?

5.Apakah kerangka teoretis sudah cukup tepat untuk menopang latar belakang masalah dan permasalahan yang dikemukakan?

6.Apakah kerangka konseptual telah diformulasikan secara tepat dan akurat serta memenuhi maksud judul dan isi proposal?

7.Apakah metode penelitian yang dipakai sesuai dengan pendekatan dan sifat penelitian yang dilakukan?

8.Apakah perancangan teknik sampling atau bahan hukum telah memenuhi standar penelitian yang berlaku?

9.Apakah teknik analisis data atau pengolahan bahan hukum telah memenuhi standar analisis data dan analisis bahan hukum dalam penelitian hukum yang dilakukan?

10.Apakah jumlah minimal 20 judul buku dan jurnal (tidak termasuk undang-undang dan websites) sudah terpenuhi dalam penulisan proposal penelitian?

11.Hal-hal lain yang relevan dengan upaya peningkatan kualitas proposal penelitian.

IILPenelitianApabila Proposal Penehtian dalam ujian kolokium dinyatakan lulus oleh Tim Penguji, maka mahasiswa dapat mulai melakukan penehtian tesis. Untuk penehtian hukum sosiologis dan penehtian hukum normatif yang membutuhkan data primer atau bahan hukum primer ke lapangan, maka mahasiswa harus mengurus izin penehtian dari Direktur PPS UNAND untuk melakukan penelitian ke lokasi penehtian atau instansi terkait.Sebelum melakukan penelitian lapangan (field research), mahasiswa harus berkonsultasi terlebih dahulu dengan Komisi Pembimbing. Konsultasi ini bertujuan untuk penyusunan instrumen pengumpulan data: kuesioner, pedoman wawancara, pedoman observasi atau format dokumentasi, yang dibutuhkan dalam penulisan tesis. Semua ini harus disesuaikan dengan tipe atau pendekatan penelitian hukum yang dipilih oleh mahasiswa dan disetujui dalam kolokium.Agar penelitian tesis lebib? efektif dan efisien serta berhasil guna dan berdaya guna, maka setiap mahasiswa yang melakukan penelitian harus melakukan langkah-langkah sebagai berikut:1.Membuat rencana penelitian dalam bentuk matriks secara lengkap dan berusaha untuk melaksanakannya sesuai dengan jadual waktu yang telah ditetapkan.

2.Melakukan penelitianAajian pustaka

Hal ini dimaksudkan agar peneliti memiliki basis ilmu dan pengetahuan yang tepat tentang bidang hukum yang diteliti/dikaji. Dalam hal ini, peneliti mengkaji konsep, teori, tesis, hasil penelitian orang lain dan sebagainya. Semua ini dilakukan untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan tulisan sejenis sebelumnya agar peneliti mengetahui posisi penelitian dilakukan. Kelemahan-kelemahan dari tulisan sebelumnya dapat disempurnakan oleh peneliti.3.Mengumpulkan data sekunderPenelitian normatif umumnya sangat bergantung pada data sekunder yang diperoleh dari bahan hukum, baik bahanhukum primer, sekunder maupun tersier. Pengumpulan data sekunder ini bertujuan untuk melengkapi dan menyempurnakan kajian pustaka. Sekaligus data sekunder ini bertujuan untuk membuktikan kesahihan konsep, teori dan tesis yang ditampilkan pada bagian tinjauan pustaka.4.Pengumpulan data primerData primer adalah data diperoleh sendiri secara langsung dari sumber data (responden) di lapangan atau dari hasil observasi, kemudian diolah sendiri oleh peneliti. Pengumpulan data primer diperlukan untuk penelitian hukum empiris guna membuktikan kesahihan konsep, teori dan tesis yang ditampilkan pada bagian tinjauan pustaka.Pada penelitian hukum normatif, peneliti juga dapat melakukan pengumpulan data primer atau bahan hukum berupa dokumen ke lapangan. Hal ini dilakukan peneliti sebagai informasi pendukung (second line information) guna aktualisasi bahan hukum yang diperlukan. Jadi pengumpulan data primer atau bahan hukum berupa dokumen dalam konteks penelitian hukum normatif bertujuan sebagai bahan pelengkap (suplement) bagi data sekunder atau dokumen hukum.5.Pengolahan dataPengolahan data baik yang diperoleh di lapangan maupun dari bahan hukum yang dimaksud di sini rkaitan erat dengan sistematika penulisan. Meskipun sistimatika penulisan dapat berubah tetapi ia sangatmembantu dalam pengelolaan data yang dikumpulkan. Setiap data yang diperoleh dipilah dan disusun sesuai kategorinya masing-masing. Peneliti menjelaskan cara mengolah data masing-masing dalam metode penelitiannya. Kemudian data tersebut segera dimasukkan ke dalam map. Map-map dimaksud terbagi ke dalam bab-bab dan sub bab untuk mempermudah peneliti mengolahnya.6. Analisis dataData yang diperoleh, baik primer maupun sekunder dapat diolah peneliti secara kuantitatif dan/atau kualitatif. Analisis kuantitatif adalah suatu cara analisis data dalam penelitian hukum sosiologis dengan mempergunakan parameter statistika misalnya Chi Square, Mean, Median, dan Standar Deviasi. Analisis kualitatif adalah cara menganalisis data atau bahan hukum berdasarkan kepada konsep, teori, tesis, peraturan perundang-undangan, doktrin, prinsip hukum, pendapat pakar atau pandangan peneliti sendiri. Sementara data yang dianalisis dengan menggunakan tabel frekuensi atau persentase masih tergolong ke dalam analisis deskriptif kualitatif.Pada penelitian hukum seyogianya dapat menyelesaikan masalah sesuai dengan preskriptif ilmu hukum, yaitu memberikan penilaian, saran dan penyelesaian isu (masalah) hukum dari fakta hukum sebagai peristiwa hukum benar-benar terjadi dalam kehidupan masyarakat, bangsa dan negara.IY.Penulisan Laporan PenelitianSetelah semua data yang dibutuhkan penelitian dikumpulkan, diolah dan dianalisis, maka peneliti menyiapkan laporan hasil penelitian dengan format berikut:A. Format Laporan Penelitian Hukum NormatifI.Pendahuluan1.Latar Belakang Masalah

2.Rumusan Masalah

3.Tujuan Penelitian

4.Manfaat Penelitian

5.Kerangka Teoretis dan Konseptual

6.Metode Penelitian

7.Sistematika Penulisan

II.Tinjauan Pustaka

III.Hasil Penelitian dan Pembahasan (masalah pertama, diberi judul)

IV.Hasil Penelitian dan Pembahasan (masalah kedua, diberi judul)

V.Hasil Penelitian dan Pembahasan (masalah ketiga, diberi judul), dan seterusnya sesuai dengan rumusan masalah

VI.Kesimpulan dan Saran

-Daftar Pustaka

-Lampiran

B. Format Laporan Penelitian Hukum EmpirisI.Pendahuluan1.Latar Belakang Masalah

2.Rumusan Masalah

3.Tujuan Penelitian

4.Manfaat Penelitian

5.Kerangka Teoretis dan Konseptual

6.Hipotesis (jika ada)

7.Metode Penelitian

8.Sistematika Penulisan

II.Tinjauan Pustaka

III.Hasil Penelitian dan Pembahasan (masalah pertama, diberi judul)

IV.Hasil Penelitian dan pembahasan (masalah kedua, diberi judul)

V.Hasil Penelitian dan Pembahasan (masalah ketiga, diberi judul), dan seterusnya sesuai dengan rumusan masalah

VI.Kesimpulan dan Saran

-Daftar Pustaka

-Lampiran

Laporan hasil penelitian tesis harus dikonsultasikan dengan Komisi Pembimbing untuk mendapatkan perbaikan dan saran-saran yang diperlukan. Laporan hasil penelitian harus mendapatkan persetujuan tertulis dari Komisi Pembimbing untuk dapat mengikuti Seminar Hasil Penelitian.Kemudian mahasiswa dapat mengajukan permohonan Seminar Hasil.V.Seminar Hasil PenelitianPermohonan Seminar Hasil Penelitian diajukan mahasiswa kepada Direktur PPS UNAND melalui Ketua Program Studi Ilmu Hukum. Tim Penguji pada Seminar Hasil Penelitian ini haras sama dengan Tim Penguji Seminar Proposal Penelitian (Kolokium) terdahulu guna memperoleh hasil dan kualitas tesis yang baik. Seandainya ada dari penguji berhalangan hadir pada Seminar Hasil, maka Komisi Pembimbing dapat mengganti penguji yang berhalangan tersebut dengan penguji baru setelah mendapatkan persetujuan Ketua Program Studi Ilmu Hukum. Selanjutnya Ketua Program Studi Ilmu Hukum dapat menunjuk sendiri penguji pengganti sesuai kompetensi keilmuannya.Seminar Hasil Penelitian haras dihadiri oleh Komisi Pembimbing dan Tim Penguji. Seminar penelitian ini dinyatakan sah apabila minimal dihadiri oleh 1 (satu) orang Komisi Pembimbing dan 2 (dua) orang Tim Penguji. Setiap mahasiswa yang akan mengikuti seminar hasil penelitian berkewajiban untuk menyerahkan laporan hasil penelitian yang akan diuji kepada Komisi Pembimbing dan Tim Penguji paling lambat 3 (tiga) hari sebelum Seminar Hasil untuk dapat dipelajari.Untuk membedakan kolokium dengan seminar hasil penelitian, materi yang akan diuji pada ujian atau seminar hasil penelitian ditujukan untuk:1.menguji apakah pertanyaan-pertanyaan dalam rumusan masalah telah terjawab pada bagian atau bab hasil penelitian;

2.menguji apakah data yang dikemukakan untuk menjawab pertanyaan dalam rumusan masalah cukup akurat dan tepat;

3.menguji keakuratan dan ketepatan data atau informasi dikumpulkan dalam bab Tinjauan Pustaka (penelitian hukum sosiologis) dan hasil penelitian dan pembahasan (penelitian hukum normatif);

4.menguji ketepatan dan ketelitian alur informasi yang disajikan pada bab Tinjauan Pustaka (penelitian hukum sosiologis) dan Hasil Penelitian dan Pembahasan (penelitian hukum normatif);

5.menguji keterbaruan data atau bahan hukum yang diperoleh dalam tinjauan pustaka;

6.menguji hipotesis (khusus untuk penelitian hukum yang bersifat eksplanatoris jika peneliti menggunakannya);

7.menguji apakah kesimpulan yang dibuat sesuai dengan pertanyaan-pertanyaan dalam rumusan masalah telah terjawab pada bagian pembahasan atau bab hasil penelitian;

8.menguji apakah saran atau rekomendasi yang dikemukakan telah sesuai dengan kesimpulan dari hasil penelitian.

Bila mahasiswa dinyatakan lulus dalam Seminar Hasil Penelitian ini, maka diperbolehkan segera melakukan penulisan tesis dengan memasukan saran dari para penguji. Sebaliknya, apabila mahasiswa dinyatakan gagal, mahasiswa bersangkutan baru dapat meminta dan/at au mengajukan ujian ulangan paling cepat 2 (dua) minggu terhitung dari tanggal mahasiswa tersebut dinyatakan tidak lulus dalam Seminar Hasil Penelitian.Vl.Penulisan TesisSetelah dinyatakan lulus dalam ujian atau seminar hasil penelitian, maka mahasiswa dapat memulai untuk melakukan penulisan tesis sebagai karya ilmiah hukum. Tesis diketik spasi dua dengan memakai huruf Time New Roman font 12. Penulisan tesis hams disesuaikan pendekatan penelitian hukum yang dipilih oleh mahasiswa dengan cara mempedomani format penulisan tesis di bawah ini.A. Format Tesis Penelitian Hukum Normatif-Sampul Luar Tesis

-Kulit Bagian Dalam

-Lembaran Pengesahan

-Lembaran Pernyataan Keaslian Tesis

-Kata Pengantar

-Daftar Isi

-Daftar Tabel

-Daftar Gambar

-Abstrak

Bab I : Pendahuluan1.Latar Belakang Masalah

2.Rumusan Masalah

3.Tujuan Penelitian

4.Manfaat Penelitian

5.Kerangka Teoretis dan Konseptual

6.Metode Penelitian

a.Pendekatan dan Sifat Penelitianb.Teknik Dokumentasi Bahan Hukumc.Alat Pengumpulan Bahan Hukumd.Pengolahan Bahan Hukume.Analisis Bahan Hukum (Kuantitatif atauKualitatif)7.Sistematika PenulisanBab II: Tinjauan Pustaka (diberi judul)Bab III : Hasil Penelitian dan Pembahasan (masalah pertama, diberi judul)Bab IV : Hasil Penelitian dan Pembahasan (masalah kedua, diberi judul)Bab V: Hasil Penelitian dan Pembahasan (masalah ketiga,diberi judul)Bab VI : Kesimpulan dan Saran-Daftar Pustaka

-Lampiran

-Riwayat Hidup

B. Format Tesis Penelitian Hukum Sosiologis (Empiris)

-Sampul Luar Tesis

-Kulit Bagian Dalam

-Lembaran Pengesahan

-Lembaran Pernyataan Keaslian Tesis

-Kata Pengantar

-Daftar Isi

-Daftar Tabel

-Daftar Gambar

-Abstrak

Bab I : Pendahuluan1.Latar Belakang Masalah

2.Rumusan Masalah

3.Tujuan Penelitian

4.Manfaat Penelitian

5.Kerangka Teoretis dan Konseptual

6.Hipotesis (jika ada)

7.Metode Penelitian

a.Pendekatan dan Sifat Penelitianb.Teknik Pengumpulan Data danSamplingc.Alat Pengumpulan Datad.Pengolahan Datae.Analisis Data (Kuantitatif atauKualitatif)8. Sistematika PenulisanBab II : Tinjauan Pustaka (diberi judul)Bab III : Hasil Penelitian dan Pembahasan (masalah pertama, diberi judul)Bab IV : Hasil Penelitian dan Pembahasan (masalah Kedua, diberi judul)Bab V : Hasil Penelitian dan Pembahasan (masalah ketiga, diberi judul)Bab VI : Kesimpulan dan Saran-Daftar Pustaka

-Lampiran

-Riwayat Hidup

Catatan: Jumlah halaman tesis minimal sebanyak 80 halaman, dan tidak termasuk lampiran, halaman pengesahan, kata pengantar, daftar isi, daftar tabel dan abstrak.Pedoman Penulisan Sumber Rujukan (Referensi)Penulisan sumber rujukan dalam penulisan proposal dan tesis harus menggunakan catatan kaki (footnotes), yaitu penulisan sumber rujukan di bagian bawah setiap halaman dengan diberikan nomor urut dan diketik satu spasi dengan huruf Time New Roman font 10. Penggunaan catatan kaki ini untuk mempermudah merujuk langsung sumber tulisan yang dipakai dalam penulisan tesis dibandingkan jika memakai catatan pinggang (waist notes) atau catatan akhir (end notes).Cara-cara penulisan sumber rajukan pada catatan kaki tesis harus mengikuti ketentuan sebagai berikut ini.1. Untuk Rujukan BukuDalam hal merujuk buku yang dikutip, setiap informasi yang harus dicantumkan pada catatan kaki meliputi (1) nama penulis (tanpa gelar kesarjanaan); (2) judul buku (harus dicetak miring atau italic); (3) nama penerbit buku; (3) tempat atau kota penerbitan; (4) tahun penerbitan; dan (5) nomor halaman yang dikutip,Pembuatan rujukan buku dapat dibedakan dalam beberapa bentuk tergantung pada sifat dan jumlah penulisnya sebagaimana dideskripsikan pada contoh-contoh di bawah ini.a. Buku yang ditulis oleh seorang pengarang-Andi Hamzah, Pengantar Hukum AcaraPidana Indonesia, Ghalia Indonesia, Jakarta, 1985, hal. 33.-Jutta Brunnee, Acid Rain and Ozone LayerDepletion: International Law and Regulation, Transnational Publishers, Inc., New York, 1988, hal. 122.-O. Yoshida, The International Legal Regimefor the Protection of the Stratospheric Ozone Layer, Kluwer Law International, the Hague, 2001, hal. 93 - 99.b. Buku yang ditulis oleh dua orang atau tiga orang paling banyak-Sebastian Oberthur dan Herman E. Ott, The KyotoProtocol: International Climate Policy for the 21st Century, Springer, Berlin, 1999, hal. 89.-Ben Boer, Ross Ramsay dan Donald R. Rothwell,International Environmental Law in the Asia Pacific, Kluwer Law International, London, 1998, hal. 224.b. Buku yang ditulis oleh lebih dari tiga orang-C.P.F. Luhulima, et. al, Seperempat Abad ASEAN,Proyek Kerjasama Antara Negara ASEAN Secretariat Nasional ASEAN Departemen Luar Negeri, Jakarta: 1994, hal. 22.-Hugh M. Kindred, et. al., International Law:Chiefly as Interpreted and Applied in Canada, Fourth Edition, Emond Montgomery Publications Limited, Canada: 1987, hal. 143.c. Buku yang berbentuk terjemahan atau alih bahasa- J. J. H. Bruggink, Refleksi Tentang Hukum, (Terjemahan Arief Sidharta), Citra Aditya Bakti, Bandung, 1996, hal. 57.-J. G. Starke, Pengantar Hukum Intemasional,(Terjemahan Sumitro LS. Danuredjo), Jilid 1, Edisi Kesembilan, Aksara Persada Indonesia, Jakarta: 1995, hal. 153.d. Buku yang diedit seorang editor-Lynton K. Caldwell, "Concepts inDevelopmentofInternationalEnvironmental Policies," dalam Ludwik A. Teclaff and Albert Utton, (Eds.), International Environmental Law, Praeger Publishers, New York: 1974, hal. 46.-Lyuba Zarsky, dan Simon S.C. Tay, "CivilSociety and the Future of Environmental Governance in Asia," dalam David. P. Angel dan Michael T. Rock, Asia's Clean Revolution: Industry, Growth and the Environment, Greenleaf Publishing Limited, Sheffield, UK: 2000, hal. 131.2. Rujukan Jumal dan Majalah-Sukanda Husin, "Hukum Intemasional TentangPembahan Iklim Dunia," (2002) 1:1, Jurnal Hukum Intemasional UNPAD 57, hal. 62.-George Kent, "Harmonizing Extended ZoneLegislation in Souteast Asia," (1983) 13:2 Ocean Development and International Law Journal 247, hal. 55.-Teguh Sulistia dan Wahyu Wijaya, Batas-batas HukumPertahanan dan Keamanan Negara (Pendalaman Pemahaman Hankamneg), Warta Departemen Pertahanan Republik Indonesia, Vol. 17 No. 1, Mei -Juni, 2005, Dephan RI, Jakarta, hal. 9.3.Rujukan Surat Kabar-Eko Prasojo, "Kampanye dan Perjuangan Kukuasaan,"Kompas, 3 Februari 2004, Hal. 4.-"Flu Burung, Revolusi Peternakan, dan KualitasKebijakan Ekonomi," Kompas, 2 Februari 2004, Hal. 1.4.Rujukan Peraturan Perundang-Undangan-"Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 30 Tahun2002 Tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi," Lembaran Negara R.I. Tahun 2002 Nomor 137 dan Tambahan Lembaran Negara R.I. Nomor 4250, Pasal5.-"Peraturan Pemerintah R.I. No. 25 Tahun 2000 TentangKewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi Sebagai Daerah Otonom," Lembaran Negara R.L Tahun 2000 Nomor 54, Pasal 2 ayat (3) Butir 18.5.Untuk Rujukan internet/Website-Website ASEAN; http://www.aseansec.org (terakhir kalidikunjungi pa-da tanggal 6 Juli 2000 Jam 17.35).- Website Ministry of the Environment of Republic of Singapore;(http://www.env.gov.sg/con/pcd3/Highlights.ht ml (terakhir kali dikunjungi tanggal 25 Agustus 2000).VIII. Mempersingkat Catatan Kaki (Footnote)Penulisan sumber referensi pada footnote secara lengkap seperti yang telah diuraikan di atas hanya berlaku untuk satu kali yakni waktu pertama kali disebutkan. Apabila sumber yang sama disebutkan untuk kedua kali atau ketiga kali atau seterusnya, maka sumber referensi tersebut tidak perlu dituliskan secara lengkap melainkan hanya menggunakan singkatan seperti, ibid., op. cit., loc. cit. atau supra dan sebagainya.Cara mengutip catatan kaki dengan memakai singkatan tersebut dapat dilihat contoh di bawah ini.1. Penggunaan ibid, (ibidem)Ibid, dipakai untuk menunjukkan sumber yang sama dengan telah disebutkan sebelumnya tanpa diantarai sumber lain. Kalau halaman juga sama maka ibid, tidak perlu diikuti nomor halaman. Sumber dikutip dari halaman yang berbeda maka ibid, hams diikuti dengan nomor halaman.Contoh:1. C.P.F. Luhulima, et. al., Seperempat Abad ASEAN, Proyek Kerjasama Antara Negara21

ASEAN Sekretariat Nasional ASEAN Departemen Luar Negeri, Jakarta: 1994, hal. 22.2.Ibid.3.Ibid, hal. 24.2.Penggunaan op. cit. (operate citato)

Op. cit. dipakai untuk merujuk kepada sumber yang telah pernah disebutkan sebelumnya dengan halaman berbeda tapi sudah diselingi oleh satu atau beberapa sumber lain. Contoh:1.C.P.F. Luhulima, et. al, Seperempat Abad ASEAN,Proyek Kerjasama Antara Negara ASEAN Sekretariat Nasional ASEAN Departemen Luar Negeri, Jakarta, 1994, hal. 22.2.Andi Hamzah, Pengantar Hukum Acara PidanaIndonesia, Ghalia Indonesia, Jakarta: 1985, hal.33.3.C.P.F. Luhulima, et. al., op. cit. hal 40.5.Jutta Brunnee, Acid Rain and Ozone Layer Depletion: International Law and Regulation, Transnational Publishers, Inc., New York: 1988, hal. 122.

6.C.P.F. Luhulima, et. al., op. cit. hal. 27.

3.Penggunaan loc. cit. (loco citato)Loc. cit. dipakai untuk merujuk sumber sama dan nomor halaman yang sama dengan sumber rujukan pernahdisebutkan secara lengkap sebelumnya tetapi sudah diselingi satu atau beberapa sumber lain. Oleh karena itu loc. cit. tidak diikuti dengan penyebutan nomor halaman.Contoh:1.C.P.F. Luhulima, et. al., Seperempat Abad ASEAN, Proyek Kerjasama Antara Negara ASEAN Sekretariat , Nasional ASEAN Departemen Luar Negeri, Jakarta: 1994, hal. 22.

2.Jutta Brunnee, Acid Rain and Ozone Layer Depletion: International Law and Regulation, Transnational Publishers, Inc., New York: 1988, hal. 122.

3.Andi Hamzah, Pengantar Hukum Acara Pidana Indonesia, Ghalia Indonesia, Jakarta: 1985, hal. 33.

4.J. J. H. Bruggink, Refleksi Tentang Hukum, (Terjemahan Arief Sidharta), Citra Aditya Bakti, Bandung: 1996, hal. 57.

5.C.P.F. Luhulima, et. al., loc. cit.

6.Jutta Brunnee, op. cit. hal. 127.

Penggunaan supraSupra atau di atas digunakan untuk merujuk satu sumber yang pernah disebutkan sebelumnya. Apabila penulis dari sumber itu memiliki beberapa tulisan yang dikutip sebelumnya maka mempermudah pemahaman sumber yang dikutip dipakai supra dan diikuti dengan nomor footnote dan nomor halaman yang dikutip.Contoh:1.C.P.F. Luhulima, et. al., Seperempat Abad ASEAN,Proyek Kerjasama Antara Negara ASEAN Secretariat Nasional ASEAN Departemen Luar Negeri, Jakarta, 1994, hal. 22.2.Philippe Sands, "Compliance with InternationalEnviron-mentalObligations:ExistingInternational Legal Arrangements," in JamesCameron Jacob Werksman and Peter Roderick.Eds., Improving Compliance with InternationalEnvironmental Law, Earthscan Publications Ltd.,London, 1996, hal. 78.3.Philippe Sands, Principles of InternationalEnvironmental Law, Vol. I: Frameworks.Standards and Implementation, ManchesterUniversity Press, Manchester, 1995, hal. 256.4.Jutta Brunnee, Acid Rain and Ozone Layer Depletion: International Law and Regulation, Transnational Publishers, Inc., New York, 1988, hal. 122.

5.Andi Hamzah, Pengantar Hukum Acara Pidana Indonesia, Ghalia Indonesia, Jakarta, 1985, hal. 33.

6.J. J. H. Bruggink, Refleksi Tentang Hukum,(Terjemahan Arief Sidharta), Citra AdityaBakti, Bandung, 1996, hal. 57.7.Philippe Sands, supra (lihat catatan kakinomor 2), hal. 135.IX. DaftarPustakaPenulisan daftar pustaka sebagai sumber rujukan tulisan dari bagian akhir tesis memiliki bentuk yang hampir sama dengan catatan kaki. Perbedaannya sebagai berikut.1.Nama pengarang mulai diketik pada garis margin sedangkan baris kedua dan seterusnya dimulai setelah empat pukulan ketik dari garis margin.

2.Nomor halamannya dihilangkan.

3.Nama pengarang atau penulis disusun menurut abjad tanpa nomor urut dengan mendahulukan nama keluarga (jika memiliki nama keluarga). Kesulitannya adalah menentukan nama keluarga Indonesia karena tidak semua etnik memakai nama keluarga atau marga kecuali Batak, Nias, Ambon, Manado dan Mentawai. Bagi etnik Minangkabau, nama suku seperti Koto, Piliang, Chaniago dan Jambak dapat disamakan dengan nama keluarga. Dalam hal ini dijadikan patokan adalah huruf pertama dari nama yang paling dikenal, misal Mochtar Kusumaatmadja lebih dikenal dengan nama Mochtar, jadi masuk kelompok huruf abjad M.

Contoh lain:Fuller, Lon L, Jurisprudence, The Foundation Press, Minnesota, 1982.Gautama, Sudargo, Hukum Agraria Antar Golongan, Alumni, Bandung, 1973.Kuntjoro Purbopranoto, Beberapa Catatan Hukum Tata Pemerintahan dan Peradilan Administrasi Negara, Alumni, Bandung, 1978.4.Kalau karya ilmiah ditulis oleh dua atau tiga orang, maka hanya nama pengarang pertama yang disusun seperti uraian di atas. Nama penulis kedua dan ketiga ditulis biasa seperti catatan kaki. Jika penulis berjumlah lebih dari tiga orang, maka hanya penulis pertama yang disusun seperti di atas ditambah et.al seperti pada footnote.

5.Apabila dalam daftar pustaka terdapat dua karya atau lebih yang ditulis oleh seorang ahli hukum, maka untuk karya kedua dan seterusnya sebagai pengganti nama penulis dicantumkan garis sepanjang tujuh pukulan ketik. Artinya, nama penulis tidak perlu diulang.

6.Jika sumber bacaan dalam daftar pustaka banyak dan bermacam-macam (jurnal, majalah, surat kabar, brosur, undang-undang, website dan Iain-lain), maka sumber tersebut hams dikelompokkan dan tiap-tiap kelompok disusun menurut abjad.

X. Penggunaan Gelar Akademis, Pangkat dan sebagainyaGelar akademis, adat, pangkat dan sebagainya seperti Prof., Mr., S.H., Dr., Datuk, Kolonel, Komisaris Besar dan atribut lain semacam itu dalam catatan kaki, isi tesisdan daftar pustaka tidak perlu dicantumkan. Pengecualian dari ketentuan tersebut hanya dalam Kata Pengantar yang berisi pernyataan terimakasih (acknowledgment) kepada pihak-pihak yang ikut membantu dan alasan tertentu dalam teks.XL Petunjuk Tambahan Penulisan Tesis1.Perhatikan dengan cermat Jijaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan (EYD), kata bam, istilah asing dan padanan dalam Bahasa Indonesia serta konsistensi penulisan berdasarkan SPOK (subyek, predikat, obyek dan keterangan);

2.Untuk Kata Pengantar boleh menggunakan kata ganti "penulis", tetapi untuk isi tesis hindarkan penggunakan kata ganti "penulis".

3.Kata pengantar mengenai substansi tesis tidak perlu merendahkan diri secara berlebihan supaya tidak timbul kesan pada pembaca bahwa tesis "tidak ada apa-apanya".

4.Hindarkan penggunakan kalimat-kalimat yang

panjang dan kata-kata : "yang mana ..., di manasejauh mana ...," dan kata lain semacam itu.5.Alinea baru dimulai setelah tujuh pukulan ketik dari margin kiri.

6.Buku atau sumber rujukan yang dikutip tidak boleh lebih dari lima baris agar tidak timbul kesan menjiplak atau plagiat, kecuali isi undang-undang.

7.Kutipan tiga baris atau lebih diketik dengan satu spasi.

8.Perhatikan perimbangan jumlah halaman dalam tiap-tiap bab, kecuali bab yang berisikan kesimpulan, saran atau abstrak. Halaman hasil penelitian dan pembahasan harus lebih banyak dibandingkan halaman dalam Bab Tinjauan Pustaka.

XI. Ujian TesisSetelah tesis selesai ditulis dan disetujui secara tertulis oleh Komisi Pembimbing, maka mahasiswa dapat mengajukan permohonan Ujian Tesis sebagai ujian komprehensif kepada Ketua Program Studi Ilmu Hukum. Kemudian Ketua Program Studi Ilmu Hukum segera menetapkan Tim Penguji, yaitu sebanyak 5 (lima) orang termasuk Komisi Pembimbing dan Ketua Program dan/atau Sekretaris Program. Pada ujian tesis harus dihadiri oleh semua penguji atau paling sedikit oleh (3) tiga orang penguji dengan rincian 1 (satu) orang Komisi Pembimbing dan 2 (dua) orang penguji. Kemudian, Ketua Program Studi Ilmu Hukum meneruskan permohonan tersebut kepada Direktur PPS UNAND.Ujian tesis dipimpin oleh Ketua Program dan/atau Sekretaris Program Studi Ilmu Hukum pada waktu yang ditetapkan. Keputusan tentang kelulusan mahasiswa yang bersangkutan diputuskan melalui musyawarah mufakat. Jika musyawarah mufakat tidak dapat dicapai maka keputusan tentang kelulusan tersebut diambil berdasarkan suara terbanyak dari penguji yang hadir. Dalam hal Ketua Program dan/atau Sekretaris Program Studi Ilmu Hukum berhalanganhadir mengikuti ujian, maka pimpinan Ujian Tesis tersebut dapat dikuasakan atau diwakilkan kepada Ketua Komisi Pembimbing atau Anggota Komisi Pembimbing.Untuk membedakan Ujian Tesis sebagai ujian komprehensif dengan ujian atau Seminar Hasil penelitian, materi yang akan diuji oleh penguji pada ujian tesis harus memberikan penekanan untuk:1.menguji penguasaan mahasiswa terhadap materi penelitian yang ditulis dalam tesisnya;

2.menguji kemampuan ilmiah mahasiswa terhadap materi hukum yang terkait dengan judul tesis;

3.menguji kemampuan ilmu hukum mahasiswa;

4.menguji kemampuan oral (lisan) mahasiswa dalam menjawab persoalan yang dipertanyakan oleh Tim Penguji;

5.menguji ketajaman analisis hukum mahasiswa terhadap permasalahan yang diangkat dalam tesis.

Komponen penilaian dalam ujian komprehensif meliputi:I. Penilaian TesisA.Penulisan Tesis1.sistematika penulisan

2.ketepatan penggunaan bahasa dan istilah

3.kerapian penulisan.

B.Isi Tesis1.kesesuain judul dan isi tesis

2.penulisan masalah penelitian

3.kemampuan merumuskan masalah penelitian

4.penggunaan kepustakaan

5.tujuan dan manfaat penelitian

6.perumusan hipotesis

7.penggunaan metode penelitian yang tepat

8.kemampuan mengolah dan menganalisis data

9.pembahasan hasil penelitian

10.kemampuan menarik kesimpulan dan saran

11.kemampuan membuat abstrak penelitian. II. Penyajian Tesis

A.Kemampuan Penyajian1.kemampuan mengemukakan konsep dan teori

2.kemampuan berbicara dengan jelas

3.kemampuan mengajukan materi secara sistematis

4.kemampuan menekankan pelbagai hal penting

5.kemampuan teknik penyajian secara keseluruhan

B.Kemampuan Menjawab Pertanyaan1.kemampuan memahami maksud pertanyaan

2.kemampuan menjawab dengan tepat

3.kemampuan menerima fakta baru secara terbuka

4.kemampuan menerima pendapat lain secara kritis

5.kemampuan memgendalikan emosi

6.kemampuan mengemukakan pendapat.

7.XII. Perbaikan Tesis

8.Apabila mahasiswa dinyatakan lulus dalam ujian tesis tanpa ada perbaikan dan/atau perubahan, maka mahasiswa dapat meminta persetujuan Komisi Pembimbing, Tim Penguji, Ketua Program dan/atau Sekretaris Program Studi Ilmu Hukum, dan Direktur PPS UNAND sebagai salah satu persyaratan untuk mengikuti wisuda.

9.Mahasiswa yang dinyatakan lulus dalam ujian tesis dengan keharusan untuk melakukan perbaikan materi tesis yang disarankan, harus melakukan perbaikan dimaksud paling lama 1 (satu) bulan terhitung dari tanggal ujian tesis tersebut dilaksanakan. Perbaikan tesis yang dikerjakan oleh mahasiswa untuk mengikuti wisuda harus memperoleh persetujuan Komisi Pembimbing, Tim Penguji dan Ketua Program dan/atau Sekretaris Program Studi Ilmu Hukum. Pendaftaran untuk mengikuti wisuda hanya bisa diterima apabila mahasiswa tersebut telah memperoleh persetujuan tertulis dari Komisi Pembimbing, Tim Penguji, Ketua Program dan/atau Sekretaris Program Studi Ilmu Hukum, dan Direktur PPS UNAND.

10.Bila mahasiswa tidak melakukan perbaikan dalam waktu satu bulan, dengan alasan tidak bisa diterima oleh PPS UNAND, maka ujian tersebut dianggap tidak ada dan dinyatakan batal. Konsekuensinya, mahasiswa yang bersangkutan tidak dibolehkan atau tidak diizinkan untuk mengikuti wisuda yang diselenggarakan oleh Universitas Andalas.

30